SlideShare une entreprise Scribd logo
1  sur  18
MODUL II:GOLONGAN ORGANISME PENGGANGGU TUMBUHANKegiatan Belajar 2:OPT Golongan Tumbuhan (Gulma) I W. Mudita Prodi IHPT Faperta Undana http://iwayanmudita.blogspot.com http://citrusbiosecurity.blogspot.com http://perlintanfapertaundana.blogspot.com
ALUR URAIAN 6.2.1. Cara Organisme Penggaggu Golongan Tumbuhan Menimbulkan Kerusakan dan Kerugian 6.2.2. Faktor-Faktor yang Menyebabkan Organisme Pengganggu Golongan Tumbuhan Menjadi Gulma yang Merusak dan Merugikan 6.2.3. Pengelompokan dan Identifikasi Organisme Pengganggu Golongan Tumbuhan
KONSEP Organisme tumbuhan yang dapat mengganggu dan merugikan budidaya tanaman disebut gulma. Dengan kata lain, gulma adalah OPT golongan tumbuhan. Status tumbuhan sebagai gulma bersifat relatif, tergantung pada tempat dan waktu. Hal ini terjadi karena selain berpotensi mengganggu dan merugikan, jenis-jenis gulma tertentu juga dapat memberikan manfaat khusus Bahkan tanaman sekalipun dapat berstatus sebagai gulma manakala tanaman tersebut tumbuh pada tempat dan waktu yang tidak tepat
CARA GULMA MENIMBULKAN KERUSAKAN DAN KERUGIAN Gulma menimbulkan kerusakan dan kerugian secara langsung maupun tidak langsung Gulma menimbulkan kerugian secara langsung dengan cara menurunkan kuantitas dan kualitas hasil Gulma menimbulkan kerusakan dan kerugian secara tidak langsung dengan banyak cara selain menurunkan hasil
KERUSAKAN DAN KERUGIAN SECARA LANGSUNG Gulma menimbulkan kerusakan dan kerugian karena keunggulannya dalam bersaing untuk memperoleh air, unsur hara, sinar matahari, dan ruang tumbuh.  Persaingan oleh gulma menyebabkan produksi tanaman menjadi berkurang, baik secara kuantitas maupun kualitas. Besarnya penutunan produksi yang terjadi tergantung pada waktu perkecambahan gulma dan periode gulma tumbuh bersaing dengan tanaman.  Bagi gulma yang berkecambah cepat, semakin awal gulma kerkecambah dan semakin lama dibiarkan bersaing dengan tanaman maka semakin besar penurunan produksi yang terjadi.  Bagi gulma yang berkecambah lambat, semakin lama dibiarkan bersaing dengan tanaman maka semakin besar peluang bijinya mengkontaminasi hasil sehingga kualitas hasil menjadi menurun.
KERUSAKAN DAN KERUGIAN SECARA TIDAK LANGSUNG Menimbulkan gangguan terhadap pekerja sehingga pekerjaan menjadi lebih lambat.  Menghambat aliran air pada saluran irigasi dan meningkatkan kehilangan air melalui transpirasi.  Menjadi inang, tempat berlindung, atau tempat bertahan bagi organisme pengganggu golongan binatang dan golongan parasit dan patogen.  Meningkatkan biaya produksi, panen, dan pengolahan hasil.  Menyebabkan lahan menjadi kurang produktif dan nilainya turun.  Menimbulkan kebakaran.
STATUS SEBAGAI GULMA Organisme pengganggu golongan tumbuhan dapat menjadi gulma yang merusak dan merugikan karena pengaruh faktor karakteristik jenis tumbuhan itu sendiri, pengaruh faktor lingkungan, dan pengaruh praktik pengelolaan lahan yang dilakukan oleh manusia.  Ketiga faktor ini berpengaruh secara saling terkait satu sama lain, baik terhadap jenis-jenis gulma yang sudah ada maupun yang berasal dari luar.  Dalam memahami faktor-faktor yang menyebabkan organisme pengganggu golongan gulma dapat berkembang menjadi gulma yang merugikan, perlu dicatat bahwa organisme pengganggu golongan tumbuhan ini bukan hanya dipengaruhi, tetapi juga sebaliknya mempangaruhi faktor-faktor tersebut.
KARAKETRISTIK INTRINSIK TUMBUHAN Kemampuan berkembang biak tinggi dengan cara membentuk organ perkembangbiakan: (a) biji dalam jumlah banyak, (b) biji dengan alat melekat atau menempel, (c) organ perkembangbiakan vegetatif khusus, dan (d) organ perkembangbiakan yang mengalami dormansi. Kemampuan bersaing yang tinggi dengan cara: (a) pertumbuhan yang cepat dan rindang untuk menimbulkan naungan, (b) tumbuh dengan pola khusus (melilit, memanjat), (c) menghasilkan senyawa kimia metabolit sekunder (allelopaty), dan (d) mengembangkan organ khusus untuk mengatasi teekanan lingkungan yang berat (kekeringan, kebakaran, banjir). Kemampuan menghindarkan diri dari herbivor dengan cara: (a) menghasilkan senyawa kimia sehingga tidak disukai atau beracun bagi herbivor, (b) mengembangkan adaptasi morfologi khusus sehingga dihindari oleh herbivor (berduri kasar atau halus, menjadi tempat semut bersarang).
SEJARAH KEHIDUPAN Karakteristik intrinsik tumbuhan memungkinkan tumbuhan mengembangkan sejarah kehidupan (life history). Seleksi r versus K oleh MacArthur (1972): (1) seleksi untuk meningkatkan populasi secara cepat melalui proses perkembangbiakan (reproduction) atau (2) seleksi untuk daya dukung tinggi melalui optimalisasi pertumbuhan (growth) individu. Seleksi R, C, atau S oleh Grime (1977): (1) habitat sementara dengan sumberdaya berlimpah untuk mendukung proses perkembangbiakan (reproduction) guna dapat melakukan kolonisasi secara cepat oleh spesies ‘ruderal’ (disebut seleksi R), (2) habitat menetap dengan sumberdaya melimpah untuk mendukung pertumbuhan (growth) yang menguntungkan spesies dengan daya saing tinggi (disebut seleksi C), atau (3) habitat miskin sumberdaya yang hanya cukup untuk melakukan pemeliharaan diri (maintenance) guna dapat mendukung kehidupan spesies-spesies yang dapat menghadapi tekanan berat (disebut seleksi S) Tumbuhan yang berpotensi menjadi gulma pada umumnya adalah tumbuhan dengan sejarah kehidupan r menurut MacArthur atau R menurut Grime.
FAKTOR LINGKUNGAN Kejadian ekstrik: Kekeringan berkepanjangan: biji masuk ke dalam rekahan tanah atau tertimbun debu, biji masuk bersama pakan dari luar, tanaman menjadi lemah Kebakaran dan pembakaran mendorong suksesi sekunder ke arah jenis-jenis gulma yang tahan api Banjir membawa biji gulma dari hulu ke hilir, dari lereng ke tempat datar di kaki lereng Pemanasan global: Iklim menjadi lebih sesuai sehingga tumbuhan yang sebelumnya bukan gulma menjadi berstatus sebagai gulma Memperluas sebaran geografis gulma dari tropika ke sub-tropika, dari dataran rendah ke dataran tinggi Menyebabkan tanaman menjadi kurang mampu untuk bersaing dengan gulma
PENGELOLAAN LAHAN Pengelolaan lahan yang dilakukan secara kurang tepat akan menguntungkan perkembangan gulma karena:  menyediakan tempat kosong (vacant site) untuk berlangsungnya proses invasi dan  mengurangi kemampuan spesies tumbuhan lokal untuk bersaing dan mengalahkan spesies tumbuhan yang menginvasi. Invasi merupakan proses masuknya spesies tumbuhan baru dari luar untuk kemudian berkembang menjadi gulma melalui proses introduksi, kolonisasi, dan naturalisasi  Invasi terjadi bukan hanya oleh spesies asing (alien species), tetapi juga oleh spesies tumbuhan bukan gulma atau spesies gulma setempat.  dari seluruh spesies yang menginvasi, 10% di antaranya berpotensi menjadi gulma.  spesies tumbuhan memerlukan waktu senjang (lag time) yang cukup lama sebelum dapat berkembang menjadi menggulma.
PENGGOLONGAN GULMA Berdasarkan morfologi daun: (1) Golongan rumput, (2) Golongan teki, dan (3) Golongan berdaun lebar Berdasarkan umur pertumbuhan: (1) Gulma semusim dan Gulma tahunan Berdasarkan bentuk pertumbuhan: (1) Golongan rumput, (2) Golongan herba, (3) Golongan perdu, (4) golongan pemanjat, (5) golongan pohon Berdasarkan habitat: (1) Gulma badan perairan, (2) Gulma sawah, (3) Gulma tanaman semusim, (4) Gulma tanaman tahunan, (5) Gulma padang rumput, (6) Gulma kawasan hutan Berdasarkan sektor pembangunan: (1) Gulma pertanian, (2) Gulma peternakan, (3) Gulma fasilitas umum, (4) Gulma kehutanan dan lingkungan hidup
IDENTIFIKASI GULMA Setiap golongan gulma terdiri atas banyak spesies gulma yang masing-masing perlu diidentifikasi  Untuk mengidentifikasi perlu dilakukan langkah-langkah determinasi dan klasifikasi.  Determinasi gulma dilakukan dengan menggunakan ciri-ciri morfologi, terutama morfologi bunga dan buah sebagai penciri utama dan ciri-ciri morfologi lainnya sebagai penciri tambahan.  Perlu dipelajari struktur morfologi tumbuhan, khususnya bunga dan buah.  Bunga terdiri atas bagian-bagian yang berbeda antara tumbuhan monokotil dan dikotil, dapat bersifat tunggal atau majemuk.  Buah dapat berupa buah berdaging atau buah kering (Gambar 6.3). Selain itu juga perlu dipelajari morfologi daun, cabang, batang, dan seterusnya.  Dewasa ini terdapat bermacam-macam sistem klasifikasi tumbuhan berbunga, di antaranya adalah sistem APG-II, Cronquist, Dahlgren, Reveal, Stevens, Takhtajan, dan Thorne.
BUNGA MONOKOTIL VS DIKOTIL
BUNGA MAJEMUK
MORFOLOGI BUAH
SISTEM KLASIFIKASI TUMBUHAN BERBUNGA
FASILITAS IDENTIFIKASI GULMA Identifikasi gulma dilakukan harus dengan merujuk kepada salah satu sistem klasifikasi yang ada.  Seiring dengan perkembangan teknologi komunikasi, di Internet sekarang terdapat banyak situs yang memberikan panduan untuk mempelajari morfologi tumbuhan maupun panduan untuk melakukan identifikasi.  Untuk organisme pengganggu golongan tumbuhan tertentu bahkan tersedia perangkat lunak aplikasi untuk melakukan identifikasi, misalnya WeedID untuk mengidentifikasi gulma pada budidaya padi sawah

Contenu connexe

Tendances

Pengendalian gulma
Pengendalian gulmaPengendalian gulma
Pengendalian gulmaDina akib
 
Laporan Praktikum Kultur Jaringan Tumbuhan: Aklimatisasi Anggrek Dendrobium s...
Laporan Praktikum Kultur Jaringan Tumbuhan: Aklimatisasi Anggrek Dendrobium s...Laporan Praktikum Kultur Jaringan Tumbuhan: Aklimatisasi Anggrek Dendrobium s...
Laporan Praktikum Kultur Jaringan Tumbuhan: Aklimatisasi Anggrek Dendrobium s...UNESA
 
Faktor biotik biotik dan abiotik dg biotik yg
Faktor biotik biotik dan abiotik dg biotik ygFaktor biotik biotik dan abiotik dg biotik yg
Faktor biotik biotik dan abiotik dg biotik ygzahrahoca
 
Media dan jenis tanaman hidroponik
Media dan jenis tanaman hidroponikMedia dan jenis tanaman hidroponik
Media dan jenis tanaman hidroponikJennie Ong
 
Laporan pengendalian gulma
Laporan pengendalian gulmaLaporan pengendalian gulma
Laporan pengendalian gulmaTidar University
 
Pengendalian gulma terpadu
Pengendalian gulma terpaduPengendalian gulma terpadu
Pengendalian gulma terpaduEla Afellay
 
Makalah pengendalian gulma dengan pemanfaatannya
Makalah pengendalian gulma dengan pemanfaatannyaMakalah pengendalian gulma dengan pemanfaatannya
Makalah pengendalian gulma dengan pemanfaatannyaOperator Warnet Vast Raha
 
Pengendalian gulma secara hayati
Pengendalian gulma secara hayatiPengendalian gulma secara hayati
Pengendalian gulma secara hayatiDesti Diana Putri
 
Kaedah Penanaman Sayur
Kaedah Penanaman SayurKaedah Penanaman Sayur
Kaedah Penanaman SayurJuradi Durjari
 
73991624 pengendalian-hayati-gulma
73991624 pengendalian-hayati-gulma73991624 pengendalian-hayati-gulma
73991624 pengendalian-hayati-gulmaEfri Yadi
 
Hama dan Penyakit Tanaman Kacang Panjang
Hama dan Penyakit Tanaman Kacang PanjangHama dan Penyakit Tanaman Kacang Panjang
Hama dan Penyakit Tanaman Kacang PanjangIda Haerani
 

Tendances (19)

Pengendalian gulma
Pengendalian gulmaPengendalian gulma
Pengendalian gulma
 
Arti penting gulma
Arti penting gulmaArti penting gulma
Arti penting gulma
 
Slide 2 kapita hortikultuta
Slide 2 kapita hortikultutaSlide 2 kapita hortikultuta
Slide 2 kapita hortikultuta
 
Laporan Praktikum Kultur Jaringan Tumbuhan: Aklimatisasi Anggrek Dendrobium s...
Laporan Praktikum Kultur Jaringan Tumbuhan: Aklimatisasi Anggrek Dendrobium s...Laporan Praktikum Kultur Jaringan Tumbuhan: Aklimatisasi Anggrek Dendrobium s...
Laporan Praktikum Kultur Jaringan Tumbuhan: Aklimatisasi Anggrek Dendrobium s...
 
Faktor biotik biotik dan abiotik dg biotik yg
Faktor biotik biotik dan abiotik dg biotik ygFaktor biotik biotik dan abiotik dg biotik yg
Faktor biotik biotik dan abiotik dg biotik yg
 
Media dan jenis tanaman hidroponik
Media dan jenis tanaman hidroponikMedia dan jenis tanaman hidroponik
Media dan jenis tanaman hidroponik
 
Laporan pengendalian gulma
Laporan pengendalian gulmaLaporan pengendalian gulma
Laporan pengendalian gulma
 
Tugas makalah
Tugas makalahTugas makalah
Tugas makalah
 
Hama jahe-dan-pengendaliannya
Hama jahe-dan-pengendaliannyaHama jahe-dan-pengendaliannya
Hama jahe-dan-pengendaliannya
 
Pengendalian gulma terpadu
Pengendalian gulma terpaduPengendalian gulma terpadu
Pengendalian gulma terpadu
 
Laporan praktikum
Laporan praktikumLaporan praktikum
Laporan praktikum
 
Proposal mentimun
Proposal mentimunProposal mentimun
Proposal mentimun
 
Makalah gulma secara hayati
Makalah gulma secara hayatiMakalah gulma secara hayati
Makalah gulma secara hayati
 
Makalah pengendalian gulma dengan pemanfaatannya
Makalah pengendalian gulma dengan pemanfaatannyaMakalah pengendalian gulma dengan pemanfaatannya
Makalah pengendalian gulma dengan pemanfaatannya
 
Pengendalian gulma secara hayati
Pengendalian gulma secara hayatiPengendalian gulma secara hayati
Pengendalian gulma secara hayati
 
Kaedah Penanaman Sayur
Kaedah Penanaman SayurKaedah Penanaman Sayur
Kaedah Penanaman Sayur
 
Makalah_70 pengolahan benih terung dan mentimun
Makalah_70 pengolahan benih terung dan mentimunMakalah_70 pengolahan benih terung dan mentimun
Makalah_70 pengolahan benih terung dan mentimun
 
73991624 pengendalian-hayati-gulma
73991624 pengendalian-hayati-gulma73991624 pengendalian-hayati-gulma
73991624 pengendalian-hayati-gulma
 
Hama dan Penyakit Tanaman Kacang Panjang
Hama dan Penyakit Tanaman Kacang PanjangHama dan Penyakit Tanaman Kacang Panjang
Hama dan Penyakit Tanaman Kacang Panjang
 

Similaire à Modul2 kb3, tumbuhan hama_(gulma)

Laporan praktikum dormansi
Laporan praktikum dormansiLaporan praktikum dormansi
Laporan praktikum dormansiTidar University
 
Berikut ini nama tumbuhan monokotil beserta nama latinnnya
Berikut ini nama tumbuhan monokotil  beserta nama latinnnyaBerikut ini nama tumbuhan monokotil  beserta nama latinnnya
Berikut ini nama tumbuhan monokotil beserta nama latinnnyaOperator Warnet Vast Raha
 
Berikut ini nama tumbuhan monokotil beserta nama latinnnya
Berikut ini nama tumbuhan monokotil  beserta nama latinnnyaBerikut ini nama tumbuhan monokotil  beserta nama latinnnya
Berikut ini nama tumbuhan monokotil beserta nama latinnnyaOperator Warnet Vast Raha
 
PENGARUH FAKTOR BIOLOGI DAN GEOGRAFI BAHAN ALAM FARMASI TERHADAP KUALITAS BAH...
PENGARUH FAKTOR BIOLOGI DAN GEOGRAFI BAHAN ALAM FARMASI TERHADAP KUALITAS BAH...PENGARUH FAKTOR BIOLOGI DAN GEOGRAFI BAHAN ALAM FARMASI TERHADAP KUALITAS BAH...
PENGARUH FAKTOR BIOLOGI DAN GEOGRAFI BAHAN ALAM FARMASI TERHADAP KUALITAS BAH...HotnaDoharniSiregar
 
Papaer agt tan pangan ii
Papaer agt tan pangan iiPapaer agt tan pangan ii
Papaer agt tan pangan iiFebrina Tentaka
 
Modul2 kb1, binatanghama
Modul2 kb1, binatanghamaModul2 kb1, binatanghama
Modul2 kb1, binatanghamamuditateach
 
Mata Kuliah 8: Dasar-Dasar Agronomi.pptx
Mata Kuliah 8: Dasar-Dasar Agronomi.pptxMata Kuliah 8: Dasar-Dasar Agronomi.pptx
Mata Kuliah 8: Dasar-Dasar Agronomi.pptxENTRYLEVEL
 
MAKALAH PEMULIAAN TANAMAN MEMBIAK VEGETATIF
MAKALAH PEMULIAAN TANAMAN MEMBIAK VEGETATIFMAKALAH PEMULIAAN TANAMAN MEMBIAK VEGETATIF
MAKALAH PEMULIAAN TANAMAN MEMBIAK VEGETATIFHasanuddin University
 
PENGENALAN GEJALA KERUSAKAN TANAMAN dede
PENGENALAN GEJALA KERUSAKAN TANAMAN dedePENGENALAN GEJALA KERUSAKAN TANAMAN dede
PENGENALAN GEJALA KERUSAKAN TANAMAN dedediana novitasari
 
6 suharsono-kepakaan galur kedelai
6 suharsono-kepakaan galur kedelai6 suharsono-kepakaan galur kedelai
6 suharsono-kepakaan galur kedelaixie_yeuw_jack
 
Faktor biotik biotik dan abiotik dg biotik yg
Faktor biotik biotik dan abiotik dg biotik ygFaktor biotik biotik dan abiotik dg biotik yg
Faktor biotik biotik dan abiotik dg biotik ygMuflih Nazuaf
 
Praktikum pencemaran udara asli
Praktikum pencemaran udara asli  Praktikum pencemaran udara asli
Praktikum pencemaran udara asli Furqaan Hamsyani
 
Faktor biotik biotik dan abiotik dg biotik yg
Faktor biotik biotik dan abiotik dg biotik ygFaktor biotik biotik dan abiotik dg biotik yg
Faktor biotik biotik dan abiotik dg biotik ygMuflih Nazuaf
 

Similaire à Modul2 kb3, tumbuhan hama_(gulma) (20)

Ilmu Gulma kelompok 2.pptx
Ilmu Gulma kelompok 2.pptxIlmu Gulma kelompok 2.pptx
Ilmu Gulma kelompok 2.pptx
 
Dormansi biji gulma
Dormansi biji gulmaDormansi biji gulma
Dormansi biji gulma
 
Tugas makalah
Tugas makalahTugas makalah
Tugas makalah
 
Laporan praktikum dormansi
Laporan praktikum dormansiLaporan praktikum dormansi
Laporan praktikum dormansi
 
Berikut ini nama tumbuhan monokotil beserta nama latinnnya
Berikut ini nama tumbuhan monokotil  beserta nama latinnnyaBerikut ini nama tumbuhan monokotil  beserta nama latinnnya
Berikut ini nama tumbuhan monokotil beserta nama latinnnya
 
Berikut ini nama tumbuhan monokotil beserta nama latinnnya
Berikut ini nama tumbuhan monokotil  beserta nama latinnnyaBerikut ini nama tumbuhan monokotil  beserta nama latinnnya
Berikut ini nama tumbuhan monokotil beserta nama latinnnya
 
PENGARUH FAKTOR BIOLOGI DAN GEOGRAFI BAHAN ALAM FARMASI TERHADAP KUALITAS BAH...
PENGARUH FAKTOR BIOLOGI DAN GEOGRAFI BAHAN ALAM FARMASI TERHADAP KUALITAS BAH...PENGARUH FAKTOR BIOLOGI DAN GEOGRAFI BAHAN ALAM FARMASI TERHADAP KUALITAS BAH...
PENGARUH FAKTOR BIOLOGI DAN GEOGRAFI BAHAN ALAM FARMASI TERHADAP KUALITAS BAH...
 
Papaer agt tan pangan ii
Papaer agt tan pangan iiPapaer agt tan pangan ii
Papaer agt tan pangan ii
 
dormansi biji
dormansi bijidormansi biji
dormansi biji
 
Modul2 kb1, binatanghama
Modul2 kb1, binatanghamaModul2 kb1, binatanghama
Modul2 kb1, binatanghama
 
01 faktor genetik 01
01 faktor genetik 0101 faktor genetik 01
01 faktor genetik 01
 
Praktikum 1 hujan asam
Praktikum 1 hujan asamPraktikum 1 hujan asam
Praktikum 1 hujan asam
 
Mata Kuliah 8: Dasar-Dasar Agronomi.pptx
Mata Kuliah 8: Dasar-Dasar Agronomi.pptxMata Kuliah 8: Dasar-Dasar Agronomi.pptx
Mata Kuliah 8: Dasar-Dasar Agronomi.pptx
 
MAKALAH PEMULIAAN TANAMAN MEMBIAK VEGETATIF
MAKALAH PEMULIAAN TANAMAN MEMBIAK VEGETATIFMAKALAH PEMULIAAN TANAMAN MEMBIAK VEGETATIF
MAKALAH PEMULIAAN TANAMAN MEMBIAK VEGETATIF
 
PENGENALAN GEJALA KERUSAKAN TANAMAN dede
PENGENALAN GEJALA KERUSAKAN TANAMAN dedePENGENALAN GEJALA KERUSAKAN TANAMAN dede
PENGENALAN GEJALA KERUSAKAN TANAMAN dede
 
6 suharsono-kepakaan galur kedelai
6 suharsono-kepakaan galur kedelai6 suharsono-kepakaan galur kedelai
6 suharsono-kepakaan galur kedelai
 
Rpp ujian
Rpp ujian Rpp ujian
Rpp ujian
 
Faktor biotik biotik dan abiotik dg biotik yg
Faktor biotik biotik dan abiotik dg biotik ygFaktor biotik biotik dan abiotik dg biotik yg
Faktor biotik biotik dan abiotik dg biotik yg
 
Praktikum pencemaran udara asli
Praktikum pencemaran udara asli  Praktikum pencemaran udara asli
Praktikum pencemaran udara asli
 
Faktor biotik biotik dan abiotik dg biotik yg
Faktor biotik biotik dan abiotik dg biotik ygFaktor biotik biotik dan abiotik dg biotik yg
Faktor biotik biotik dan abiotik dg biotik yg
 

Plus de muditateach

Identifikasi musuh alami
Identifikasi musuh alamiIdentifikasi musuh alami
Identifikasi musuh alamimuditateach
 
Analisis agroekosistem
Analisis agroekosistemAnalisis agroekosistem
Analisis agroekosistemmuditateach
 
Pengambilan keputusan
Pengambilan keputusanPengambilan keputusan
Pengambilan keputusanmuditateach
 
Modul2 kb2, parasit patogen
Modul2 kb2, parasit patogenModul2 kb2, parasit patogen
Modul2 kb2, parasit patogenmuditateach
 
Modul1 kb2, konsep perlintan_opt
Modul1 kb2, konsep perlintan_optModul1 kb2, konsep perlintan_opt
Modul1 kb2, konsep perlintan_optmuditateach
 
Modul1 kb1, permasalahan artipenting_perlintan
Modul1 kb1, permasalahan artipenting_perlintanModul1 kb1, permasalahan artipenting_perlintan
Modul1 kb1, permasalahan artipenting_perlintanmuditateach
 

Plus de muditateach (7)

Identifikasi musuh alami
Identifikasi musuh alamiIdentifikasi musuh alami
Identifikasi musuh alami
 
Dasar dasar pht
Dasar dasar phtDasar dasar pht
Dasar dasar pht
 
Analisis agroekosistem
Analisis agroekosistemAnalisis agroekosistem
Analisis agroekosistem
 
Pengambilan keputusan
Pengambilan keputusanPengambilan keputusan
Pengambilan keputusan
 
Modul2 kb2, parasit patogen
Modul2 kb2, parasit patogenModul2 kb2, parasit patogen
Modul2 kb2, parasit patogen
 
Modul1 kb2, konsep perlintan_opt
Modul1 kb2, konsep perlintan_optModul1 kb2, konsep perlintan_opt
Modul1 kb2, konsep perlintan_opt
 
Modul1 kb1, permasalahan artipenting_perlintan
Modul1 kb1, permasalahan artipenting_perlintanModul1 kb1, permasalahan artipenting_perlintan
Modul1 kb1, permasalahan artipenting_perlintan
 

Dernier

BAB 5 KERJASAMA DALAM BERBAGAI BIDANG KEHIDUPAN.pptx
BAB 5 KERJASAMA DALAM BERBAGAI BIDANG KEHIDUPAN.pptxBAB 5 KERJASAMA DALAM BERBAGAI BIDANG KEHIDUPAN.pptx
BAB 5 KERJASAMA DALAM BERBAGAI BIDANG KEHIDUPAN.pptxJuliBriana2
 
MODUL P5 KEWIRAUSAHAAN SMAN 2 SLAWI 2023.pptx
MODUL P5 KEWIRAUSAHAAN SMAN 2 SLAWI 2023.pptxMODUL P5 KEWIRAUSAHAAN SMAN 2 SLAWI 2023.pptx
MODUL P5 KEWIRAUSAHAAN SMAN 2 SLAWI 2023.pptxSlasiWidasmara1
 
Modul 2 - Bagaimana membangun lingkungan belajar yang mendukung transisi PAUD...
Modul 2 - Bagaimana membangun lingkungan belajar yang mendukung transisi PAUD...Modul 2 - Bagaimana membangun lingkungan belajar yang mendukung transisi PAUD...
Modul 2 - Bagaimana membangun lingkungan belajar yang mendukung transisi PAUD...pipinafindraputri1
 
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdfContoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdfCandraMegawati
 
Bab 4 Persatuan dan Kesatuan di Lingkup Wilayah Kabupaten dan Kota.pptx
Bab 4 Persatuan dan Kesatuan di Lingkup Wilayah Kabupaten dan Kota.pptxBab 4 Persatuan dan Kesatuan di Lingkup Wilayah Kabupaten dan Kota.pptx
Bab 4 Persatuan dan Kesatuan di Lingkup Wilayah Kabupaten dan Kota.pptxrizalhabib4
 
MAKALAH KELOMPOK 7 ADMINISTRASI LAYANAN KHUSUS.pdf
MAKALAH KELOMPOK 7 ADMINISTRASI LAYANAN KHUSUS.pdfMAKALAH KELOMPOK 7 ADMINISTRASI LAYANAN KHUSUS.pdf
MAKALAH KELOMPOK 7 ADMINISTRASI LAYANAN KHUSUS.pdfChananMfd
 
Stoikiometri kelas 10 kurikulum Merdeka.ppt
Stoikiometri kelas 10 kurikulum Merdeka.pptStoikiometri kelas 10 kurikulum Merdeka.ppt
Stoikiometri kelas 10 kurikulum Merdeka.pptannanurkhasanah2
 
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfAndiCoc
 
Sosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi Selatan
Sosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi SelatanSosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi Selatan
Sosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi Selatanssuser963292
 
Salinan dari JUrnal Refleksi Mingguan modul 1.3.pdf
Salinan dari JUrnal Refleksi Mingguan modul 1.3.pdfSalinan dari JUrnal Refleksi Mingguan modul 1.3.pdf
Salinan dari JUrnal Refleksi Mingguan modul 1.3.pdfWidyastutyCoyy
 
Membaca dengan Metode Fonik - Membuat Rancangan Pembelajaran dengan Metode Fo...
Membaca dengan Metode Fonik - Membuat Rancangan Pembelajaran dengan Metode Fo...Membaca dengan Metode Fonik - Membuat Rancangan Pembelajaran dengan Metode Fo...
Membaca dengan Metode Fonik - Membuat Rancangan Pembelajaran dengan Metode Fo...MuhammadSyamsuryadiS
 
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptxBab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptxssuser35630b
 
mengapa penguatan transisi PAUD SD penting.pdf
mengapa penguatan transisi PAUD SD penting.pdfmengapa penguatan transisi PAUD SD penting.pdf
mengapa penguatan transisi PAUD SD penting.pdfsaptari3
 
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7IwanSumantri7
 
7.PPT TENTANG TUGAS Keseimbangan-AD-AS .pptx
7.PPT TENTANG TUGAS Keseimbangan-AD-AS .pptx7.PPT TENTANG TUGAS Keseimbangan-AD-AS .pptx
7.PPT TENTANG TUGAS Keseimbangan-AD-AS .pptxSusanSanti20
 
MATEMATIKA EKONOMI MATERI ANUITAS DAN NILAI ANUITAS
MATEMATIKA EKONOMI MATERI ANUITAS DAN NILAI ANUITASMATEMATIKA EKONOMI MATERI ANUITAS DAN NILAI ANUITAS
MATEMATIKA EKONOMI MATERI ANUITAS DAN NILAI ANUITASbilqisizzati
 
Integrasi nasional dalam bingkai bhinneka tunggal ika
Integrasi nasional dalam bingkai bhinneka tunggal ikaIntegrasi nasional dalam bingkai bhinneka tunggal ika
Integrasi nasional dalam bingkai bhinneka tunggal ikaAtiAnggiSupriyati
 
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptx
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptxPEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptx
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptxsukmakarim1998
 
Modul Ajar Bahasa Inggris - HOME SWEET HOME (Chapter 3) - Fase D.pdf
Modul Ajar Bahasa Inggris - HOME SWEET HOME (Chapter 3) - Fase D.pdfModul Ajar Bahasa Inggris - HOME SWEET HOME (Chapter 3) - Fase D.pdf
Modul Ajar Bahasa Inggris - HOME SWEET HOME (Chapter 3) - Fase D.pdfKartiniIndasari
 

Dernier (20)

BAB 5 KERJASAMA DALAM BERBAGAI BIDANG KEHIDUPAN.pptx
BAB 5 KERJASAMA DALAM BERBAGAI BIDANG KEHIDUPAN.pptxBAB 5 KERJASAMA DALAM BERBAGAI BIDANG KEHIDUPAN.pptx
BAB 5 KERJASAMA DALAM BERBAGAI BIDANG KEHIDUPAN.pptx
 
Intellectual Discourse Business in Islamic Perspective - Mej Dr Mohd Adib Abd...
Intellectual Discourse Business in Islamic Perspective - Mej Dr Mohd Adib Abd...Intellectual Discourse Business in Islamic Perspective - Mej Dr Mohd Adib Abd...
Intellectual Discourse Business in Islamic Perspective - Mej Dr Mohd Adib Abd...
 
MODUL P5 KEWIRAUSAHAAN SMAN 2 SLAWI 2023.pptx
MODUL P5 KEWIRAUSAHAAN SMAN 2 SLAWI 2023.pptxMODUL P5 KEWIRAUSAHAAN SMAN 2 SLAWI 2023.pptx
MODUL P5 KEWIRAUSAHAAN SMAN 2 SLAWI 2023.pptx
 
Modul 2 - Bagaimana membangun lingkungan belajar yang mendukung transisi PAUD...
Modul 2 - Bagaimana membangun lingkungan belajar yang mendukung transisi PAUD...Modul 2 - Bagaimana membangun lingkungan belajar yang mendukung transisi PAUD...
Modul 2 - Bagaimana membangun lingkungan belajar yang mendukung transisi PAUD...
 
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdfContoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
 
Bab 4 Persatuan dan Kesatuan di Lingkup Wilayah Kabupaten dan Kota.pptx
Bab 4 Persatuan dan Kesatuan di Lingkup Wilayah Kabupaten dan Kota.pptxBab 4 Persatuan dan Kesatuan di Lingkup Wilayah Kabupaten dan Kota.pptx
Bab 4 Persatuan dan Kesatuan di Lingkup Wilayah Kabupaten dan Kota.pptx
 
MAKALAH KELOMPOK 7 ADMINISTRASI LAYANAN KHUSUS.pdf
MAKALAH KELOMPOK 7 ADMINISTRASI LAYANAN KHUSUS.pdfMAKALAH KELOMPOK 7 ADMINISTRASI LAYANAN KHUSUS.pdf
MAKALAH KELOMPOK 7 ADMINISTRASI LAYANAN KHUSUS.pdf
 
Stoikiometri kelas 10 kurikulum Merdeka.ppt
Stoikiometri kelas 10 kurikulum Merdeka.pptStoikiometri kelas 10 kurikulum Merdeka.ppt
Stoikiometri kelas 10 kurikulum Merdeka.ppt
 
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
Sosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi Selatan
Sosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi SelatanSosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi Selatan
Sosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi Selatan
 
Salinan dari JUrnal Refleksi Mingguan modul 1.3.pdf
Salinan dari JUrnal Refleksi Mingguan modul 1.3.pdfSalinan dari JUrnal Refleksi Mingguan modul 1.3.pdf
Salinan dari JUrnal Refleksi Mingguan modul 1.3.pdf
 
Membaca dengan Metode Fonik - Membuat Rancangan Pembelajaran dengan Metode Fo...
Membaca dengan Metode Fonik - Membuat Rancangan Pembelajaran dengan Metode Fo...Membaca dengan Metode Fonik - Membuat Rancangan Pembelajaran dengan Metode Fo...
Membaca dengan Metode Fonik - Membuat Rancangan Pembelajaran dengan Metode Fo...
 
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptxBab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
 
mengapa penguatan transisi PAUD SD penting.pdf
mengapa penguatan transisi PAUD SD penting.pdfmengapa penguatan transisi PAUD SD penting.pdf
mengapa penguatan transisi PAUD SD penting.pdf
 
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
 
7.PPT TENTANG TUGAS Keseimbangan-AD-AS .pptx
7.PPT TENTANG TUGAS Keseimbangan-AD-AS .pptx7.PPT TENTANG TUGAS Keseimbangan-AD-AS .pptx
7.PPT TENTANG TUGAS Keseimbangan-AD-AS .pptx
 
MATEMATIKA EKONOMI MATERI ANUITAS DAN NILAI ANUITAS
MATEMATIKA EKONOMI MATERI ANUITAS DAN NILAI ANUITASMATEMATIKA EKONOMI MATERI ANUITAS DAN NILAI ANUITAS
MATEMATIKA EKONOMI MATERI ANUITAS DAN NILAI ANUITAS
 
Integrasi nasional dalam bingkai bhinneka tunggal ika
Integrasi nasional dalam bingkai bhinneka tunggal ikaIntegrasi nasional dalam bingkai bhinneka tunggal ika
Integrasi nasional dalam bingkai bhinneka tunggal ika
 
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptx
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptxPEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptx
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptx
 
Modul Ajar Bahasa Inggris - HOME SWEET HOME (Chapter 3) - Fase D.pdf
Modul Ajar Bahasa Inggris - HOME SWEET HOME (Chapter 3) - Fase D.pdfModul Ajar Bahasa Inggris - HOME SWEET HOME (Chapter 3) - Fase D.pdf
Modul Ajar Bahasa Inggris - HOME SWEET HOME (Chapter 3) - Fase D.pdf
 

Modul2 kb3, tumbuhan hama_(gulma)

  • 1. MODUL II:GOLONGAN ORGANISME PENGGANGGU TUMBUHANKegiatan Belajar 2:OPT Golongan Tumbuhan (Gulma) I W. Mudita Prodi IHPT Faperta Undana http://iwayanmudita.blogspot.com http://citrusbiosecurity.blogspot.com http://perlintanfapertaundana.blogspot.com
  • 2. ALUR URAIAN 6.2.1. Cara Organisme Penggaggu Golongan Tumbuhan Menimbulkan Kerusakan dan Kerugian 6.2.2. Faktor-Faktor yang Menyebabkan Organisme Pengganggu Golongan Tumbuhan Menjadi Gulma yang Merusak dan Merugikan 6.2.3. Pengelompokan dan Identifikasi Organisme Pengganggu Golongan Tumbuhan
  • 3. KONSEP Organisme tumbuhan yang dapat mengganggu dan merugikan budidaya tanaman disebut gulma. Dengan kata lain, gulma adalah OPT golongan tumbuhan. Status tumbuhan sebagai gulma bersifat relatif, tergantung pada tempat dan waktu. Hal ini terjadi karena selain berpotensi mengganggu dan merugikan, jenis-jenis gulma tertentu juga dapat memberikan manfaat khusus Bahkan tanaman sekalipun dapat berstatus sebagai gulma manakala tanaman tersebut tumbuh pada tempat dan waktu yang tidak tepat
  • 4. CARA GULMA MENIMBULKAN KERUSAKAN DAN KERUGIAN Gulma menimbulkan kerusakan dan kerugian secara langsung maupun tidak langsung Gulma menimbulkan kerugian secara langsung dengan cara menurunkan kuantitas dan kualitas hasil Gulma menimbulkan kerusakan dan kerugian secara tidak langsung dengan banyak cara selain menurunkan hasil
  • 5. KERUSAKAN DAN KERUGIAN SECARA LANGSUNG Gulma menimbulkan kerusakan dan kerugian karena keunggulannya dalam bersaing untuk memperoleh air, unsur hara, sinar matahari, dan ruang tumbuh. Persaingan oleh gulma menyebabkan produksi tanaman menjadi berkurang, baik secara kuantitas maupun kualitas. Besarnya penutunan produksi yang terjadi tergantung pada waktu perkecambahan gulma dan periode gulma tumbuh bersaing dengan tanaman. Bagi gulma yang berkecambah cepat, semakin awal gulma kerkecambah dan semakin lama dibiarkan bersaing dengan tanaman maka semakin besar penurunan produksi yang terjadi. Bagi gulma yang berkecambah lambat, semakin lama dibiarkan bersaing dengan tanaman maka semakin besar peluang bijinya mengkontaminasi hasil sehingga kualitas hasil menjadi menurun.
  • 6. KERUSAKAN DAN KERUGIAN SECARA TIDAK LANGSUNG Menimbulkan gangguan terhadap pekerja sehingga pekerjaan menjadi lebih lambat. Menghambat aliran air pada saluran irigasi dan meningkatkan kehilangan air melalui transpirasi. Menjadi inang, tempat berlindung, atau tempat bertahan bagi organisme pengganggu golongan binatang dan golongan parasit dan patogen. Meningkatkan biaya produksi, panen, dan pengolahan hasil. Menyebabkan lahan menjadi kurang produktif dan nilainya turun. Menimbulkan kebakaran.
  • 7. STATUS SEBAGAI GULMA Organisme pengganggu golongan tumbuhan dapat menjadi gulma yang merusak dan merugikan karena pengaruh faktor karakteristik jenis tumbuhan itu sendiri, pengaruh faktor lingkungan, dan pengaruh praktik pengelolaan lahan yang dilakukan oleh manusia. Ketiga faktor ini berpengaruh secara saling terkait satu sama lain, baik terhadap jenis-jenis gulma yang sudah ada maupun yang berasal dari luar. Dalam memahami faktor-faktor yang menyebabkan organisme pengganggu golongan gulma dapat berkembang menjadi gulma yang merugikan, perlu dicatat bahwa organisme pengganggu golongan tumbuhan ini bukan hanya dipengaruhi, tetapi juga sebaliknya mempangaruhi faktor-faktor tersebut.
  • 8. KARAKETRISTIK INTRINSIK TUMBUHAN Kemampuan berkembang biak tinggi dengan cara membentuk organ perkembangbiakan: (a) biji dalam jumlah banyak, (b) biji dengan alat melekat atau menempel, (c) organ perkembangbiakan vegetatif khusus, dan (d) organ perkembangbiakan yang mengalami dormansi. Kemampuan bersaing yang tinggi dengan cara: (a) pertumbuhan yang cepat dan rindang untuk menimbulkan naungan, (b) tumbuh dengan pola khusus (melilit, memanjat), (c) menghasilkan senyawa kimia metabolit sekunder (allelopaty), dan (d) mengembangkan organ khusus untuk mengatasi teekanan lingkungan yang berat (kekeringan, kebakaran, banjir). Kemampuan menghindarkan diri dari herbivor dengan cara: (a) menghasilkan senyawa kimia sehingga tidak disukai atau beracun bagi herbivor, (b) mengembangkan adaptasi morfologi khusus sehingga dihindari oleh herbivor (berduri kasar atau halus, menjadi tempat semut bersarang).
  • 9. SEJARAH KEHIDUPAN Karakteristik intrinsik tumbuhan memungkinkan tumbuhan mengembangkan sejarah kehidupan (life history). Seleksi r versus K oleh MacArthur (1972): (1) seleksi untuk meningkatkan populasi secara cepat melalui proses perkembangbiakan (reproduction) atau (2) seleksi untuk daya dukung tinggi melalui optimalisasi pertumbuhan (growth) individu. Seleksi R, C, atau S oleh Grime (1977): (1) habitat sementara dengan sumberdaya berlimpah untuk mendukung proses perkembangbiakan (reproduction) guna dapat melakukan kolonisasi secara cepat oleh spesies ‘ruderal’ (disebut seleksi R), (2) habitat menetap dengan sumberdaya melimpah untuk mendukung pertumbuhan (growth) yang menguntungkan spesies dengan daya saing tinggi (disebut seleksi C), atau (3) habitat miskin sumberdaya yang hanya cukup untuk melakukan pemeliharaan diri (maintenance) guna dapat mendukung kehidupan spesies-spesies yang dapat menghadapi tekanan berat (disebut seleksi S) Tumbuhan yang berpotensi menjadi gulma pada umumnya adalah tumbuhan dengan sejarah kehidupan r menurut MacArthur atau R menurut Grime.
  • 10. FAKTOR LINGKUNGAN Kejadian ekstrik: Kekeringan berkepanjangan: biji masuk ke dalam rekahan tanah atau tertimbun debu, biji masuk bersama pakan dari luar, tanaman menjadi lemah Kebakaran dan pembakaran mendorong suksesi sekunder ke arah jenis-jenis gulma yang tahan api Banjir membawa biji gulma dari hulu ke hilir, dari lereng ke tempat datar di kaki lereng Pemanasan global: Iklim menjadi lebih sesuai sehingga tumbuhan yang sebelumnya bukan gulma menjadi berstatus sebagai gulma Memperluas sebaran geografis gulma dari tropika ke sub-tropika, dari dataran rendah ke dataran tinggi Menyebabkan tanaman menjadi kurang mampu untuk bersaing dengan gulma
  • 11. PENGELOLAAN LAHAN Pengelolaan lahan yang dilakukan secara kurang tepat akan menguntungkan perkembangan gulma karena: menyediakan tempat kosong (vacant site) untuk berlangsungnya proses invasi dan mengurangi kemampuan spesies tumbuhan lokal untuk bersaing dan mengalahkan spesies tumbuhan yang menginvasi. Invasi merupakan proses masuknya spesies tumbuhan baru dari luar untuk kemudian berkembang menjadi gulma melalui proses introduksi, kolonisasi, dan naturalisasi Invasi terjadi bukan hanya oleh spesies asing (alien species), tetapi juga oleh spesies tumbuhan bukan gulma atau spesies gulma setempat. dari seluruh spesies yang menginvasi, 10% di antaranya berpotensi menjadi gulma. spesies tumbuhan memerlukan waktu senjang (lag time) yang cukup lama sebelum dapat berkembang menjadi menggulma.
  • 12. PENGGOLONGAN GULMA Berdasarkan morfologi daun: (1) Golongan rumput, (2) Golongan teki, dan (3) Golongan berdaun lebar Berdasarkan umur pertumbuhan: (1) Gulma semusim dan Gulma tahunan Berdasarkan bentuk pertumbuhan: (1) Golongan rumput, (2) Golongan herba, (3) Golongan perdu, (4) golongan pemanjat, (5) golongan pohon Berdasarkan habitat: (1) Gulma badan perairan, (2) Gulma sawah, (3) Gulma tanaman semusim, (4) Gulma tanaman tahunan, (5) Gulma padang rumput, (6) Gulma kawasan hutan Berdasarkan sektor pembangunan: (1) Gulma pertanian, (2) Gulma peternakan, (3) Gulma fasilitas umum, (4) Gulma kehutanan dan lingkungan hidup
  • 13. IDENTIFIKASI GULMA Setiap golongan gulma terdiri atas banyak spesies gulma yang masing-masing perlu diidentifikasi Untuk mengidentifikasi perlu dilakukan langkah-langkah determinasi dan klasifikasi. Determinasi gulma dilakukan dengan menggunakan ciri-ciri morfologi, terutama morfologi bunga dan buah sebagai penciri utama dan ciri-ciri morfologi lainnya sebagai penciri tambahan. Perlu dipelajari struktur morfologi tumbuhan, khususnya bunga dan buah. Bunga terdiri atas bagian-bagian yang berbeda antara tumbuhan monokotil dan dikotil, dapat bersifat tunggal atau majemuk. Buah dapat berupa buah berdaging atau buah kering (Gambar 6.3). Selain itu juga perlu dipelajari morfologi daun, cabang, batang, dan seterusnya. Dewasa ini terdapat bermacam-macam sistem klasifikasi tumbuhan berbunga, di antaranya adalah sistem APG-II, Cronquist, Dahlgren, Reveal, Stevens, Takhtajan, dan Thorne.
  • 18. FASILITAS IDENTIFIKASI GULMA Identifikasi gulma dilakukan harus dengan merujuk kepada salah satu sistem klasifikasi yang ada. Seiring dengan perkembangan teknologi komunikasi, di Internet sekarang terdapat banyak situs yang memberikan panduan untuk mempelajari morfologi tumbuhan maupun panduan untuk melakukan identifikasi. Untuk organisme pengganggu golongan tumbuhan tertentu bahkan tersedia perangkat lunak aplikasi untuk melakukan identifikasi, misalnya WeedID untuk mengidentifikasi gulma pada budidaya padi sawah