SlideShare une entreprise Scribd logo
1  sur  107
SISTEM TRANSPORTASI
PENDAHULUAN
Transportasi yang menyangkut pergerakan orang dan barang
pada hakekatnya sudah dikenal secara alamiah semenjak manusia
ada di bumi, meskipun pergerakan atau perpindahan itu dilakukan
dengan sederhana. Sepanjang sejarah transportasi baik volume
maupun teknologinya berkembang dengan pesat. Sebagai akibat dari
kebutuhan akan transportasi, maka timbulah tuntutan untuk
menyediakan sarana dan prasarana agar pergerakan tersebut dapat
berlangsung dengan aman, nyaman dan lancar serta ekonomis dari
segi waktu dan biaya. Pejalan kaki adalah perpindahan orang tanpa
alat angkut (alat angkutnya adalah kaki)
Dalam penyediaan prasarana transportasi yakni bangunan-
bangunan yang diperlukan tentunya disesuaikan dengan jenis
sarana atau alat angkut yang digunakan. Penyediaan tersebut
dipengaruhi beberapa faktor, a.l. kondisi alam, kehidupan manusia
serta teknologi bahan dan bangunan.
Definisi ;
Sistem adalah suatu bentuk keterkaitan antar variable /
komponen dalam tatanan yang terstruktur, sehingga berkelakuan
sebagai suatu keseluruhan dalam menghadapi rangsangan yang
diterima dibagian manapun.
Jika satu komponen dalam sistem berubah, akan berpengaruh
terhadap komponen yang lain / keseluruhan.
Sistem transportasi adalah suatu bentuk keterkaitan dan keterikatan
antara penumpang, barang, sarana dan prasarana yang berinteraksi
dalam rangka perpindahan orang atau barang yang tercakup dalam
tatanan baik secara alami maupun buatan.
Maksud ;
1
Sistem transportasi diselenggarakan dengan maksud untuk
mengkoordinasikan proses pergerakan penumpang dan barang
dengan cara mengatur komponen-komponennya yaitu prasarana
sebagai media dan sarana sebagai alat yang digunakan dalam proses
transportasi.
Tujuan ;
Sistem transportasi diselenggarakan dengan tujuan agar proses
transportasi penumpang dan barang dapat dicapai secara optimum
dalam ruang dan waktu tertentu dengan pertimbangan factor
keamanan, kenyamanan, kelancaran dan efisiensi atas waktu dan
biaya.
Sistem transportasi ini merupakan bagian integrasi dan fungsi
aktifitas masyarakat dan perkembangan teknologi. Secara garis besar
transportasi ini dapat dibagi menjadi :
1. Transportasi Udara
2. Transportasi Laut
3. Transportasi Darat
 Jalan raya
 Jalan rel
 ASDP
 Lain-lain ; pipa, belt conveyer dsb.
Perkembangan transportasi yang pesat merupakan sumbangan
bagi kualitas kehidupan manusia di masyarakat. Hal ini karena
transportasi telah ikut meratakan hasil-hasil pembangunan dan
memberikan pelayanan pergerakan orang dan barang hampir
keseluruh penjuru negeri sehingga memberi andil bagi
pengembangan serta kemajuan daerah dan membuka isolasi daerah
terpencil.
Transportasi darat lebih dominan di daerah Sumatra dan
Jawa, sedang daerah timur atau lainnya menggunakan moda yang
lain (laut dan udara) hal ini karena Indonesia adalah negara
kepulauan sehingga moda laut dan udara menjadi hal yang penting
bagi pengembangan dan kemajuan wilayah karena ada daerah-
2
daerah yang hanya dapat dicapai dengan transportasi udara maupun
laut saja.
Pada daerah tambang dan industri , sebagai alternatif
digunakan angkutan pipa (minyak dll), belt conveyer (untuk bijih
besi dll) atau angkutan kabel. Transportasi sendiri terjadi karena
tidak selamanya aktifitas dapat dilakukan di tempat
tinggalnya.
HAL YANG MEMPENGARUHI
SISTEM TRANSPORTASI
1. TATA GUNA TANAH (Land use).
a. lokasi perumahan
b. daerah industri
c. pusat bisnis (CBD)
d. contoh; adanya “mall” akan membangkitkan arus
lalulintas; sehingga jalan jadi padat.
2. SISTEM JARINGAN JALAN
a. grid
b. radial
c. adanya jalan-jalan kolektor
d. lain-lain
3. SISTEM MODA ANGKUTAN
a. angkutan umum (public transport)
b. angkutan cepat / lambat
c. taksi
4. SISTEM PARKIR
a. on street
b. off street
5. SISTEM TERMINAL
a. halte
b. teluk bus
c. lain-lain
6. SISTEM TANDA LALULINTAS
a. rambu-rambu
3
b. marka dll
7. SOSIAL BUDAYA
8. LAIN-LAIN
Dari beberapa hal yang mempengaruhi system transportasi di
atas, tata guna lahan (land use) merupakan yang terpenting. Hal ini
dikarenakan tata guna lahan memacu bangkitnya arus lalulintas,
lebih jelasnya dapat dilihat pada gambar di bawah ini.
THE LAND USE TRANSPORTATION CYCLE
Perubahan fungsi dari lahan akan menaikkan/membangkitkan
perjalanan ke tempat tersebut, dampaknya akan menaikkan
kebutuhan akan transportasi/lalulintas. Untuk itu perlu
penambahan fasilitas transportasi (angkutan umum dsb),
selanjutnya dengan adanya penambahan fasilitas transportasi akan
memberikan kemudahan asesbilitas ke tempat tersebut. Dengan
fasilitas dan kemudahan akses yang ada nilai tanah tersebut jadi
4
Changed
land use
Increase trip
generation
Increase land
value
Greater traffic
need
Increase
accesibility
Added transportation
facilities
tinggi, tanah jadi mahal. Dengan makin mahalnya tanah yang ada,
maka akan terjadi perubahan fungsi lahan dst akan berulang lagi
siklusnya seperti di atas.
Tata guna lahan ini sangat dominan pada pergerakan yang
sifatnya Spasial (ruang terbatas). Pergerakan yang spasial sangat
ditentukan oleh letak :
1. daerah pemukiman
2. daerah industri
3. daerah pertanian
Transportasi (pergerakan orang dan barang) akan berkisar
pada tiga daerah tersebut. Orang bekerja ke daerah industri dan sore
hari pulang ke rumah, demikian juga barang / hasil pertanian dll
dibawa ke pabrik untuk diolah dan hasilnya dipasarkan ke daerah
pemukiman sebagai konsumennya.
Para pekerja akan cenderung bertempat tinggal mendekati
tempat kerjanya untuk mengurangi biaya transportasi karena makin
jauh jarak kerjanya makin besar biaya transportasi yang harus
dikeluarkan. Dengan demikian terjadi urbanisasi. Sebaliknya tanah
di kota semakin mahal orang mencari lahan untuk kantor / pabrik
cenderung keluar kota, sehingga terjadi juga des-urbanisasi.
Selain pergerakan spasial ada juga pergerakan yang tidak
dibatasi ruang yaitu pergerakan yang didasari sebab terjadinya
pergerakan antara lain ; maksud, sosial budaya dll. Pergerakan ini
5
Tp. tinggal Tp. kerja
Tp. kerja baru
disebut pergerakan Non Spasial, contohnya adalah orang mau
silaturahmi ke saudaranya, lebih jelas dapat dilihat pada uraian di
bawah ini.
A. SEBAB TERJADINYA PERGERAKAN
Sebab terjadinya pergerakan dikelompokkan sesuai
karakteristik dasarnya antara lain ;
1. ekonomi
 mencari nafkah
 belanja
2. sosial
 menjalankan hubungan pribadi
 mengunjungi famili
 menengok orang sakit
3. pendidikan
 ke sekolah
 kursus
4. rekreasi dan hiburan
 ke puncak
 nonton bioskop
 kafe
5. kebudayaan (nyadran, mudik lebaran dll)
6. lain-lain
B. WAKTU TERJADINYA PERGERAKAN
Waktu terjadinya pergerakan ini juga tergantung jenis kegiatan
yang dilakukan. Biasanya orang memulai kegiatannya pada pagi
hari, baik ke sekolah, kerja maupun kegiatan lainnnya dan pulang
pada siang atau sore hari. Pada saat orang bersamaan melakukan
kegiatan pergerakan, maka pada jam tertentu di jalan akan terjadi
6
penumpukan arus lalulintas. Pada kondisi seperti itu disebut “jam
puncak” atau peak hours. Dalam satu hari biasanya terjadi tiga kali
jam puncak, yaitu pagi hari (saat orang berangkat kerja), siang hari
(jam istirahat/ pulang sekolah) dan sore hari (saat pulang kerja dll).
Dari pengamatan, jam puncak yang terjadi seperti di bawah ini :
1. puncak pagi : 06.00 – 08.00
2. puncak siang : 12.00 – 14.00
3. puncak sore : 16.00 – 18.00
Pola variasi harian jam puncak tiap daerah berbeda,
tergantung karakteristik daerah masing-masing (daerah industry
berbeda dengan CBD berbeda pula dengan daerah pariwisata) .
Informasi ini sangat penting bagi seorang perencana tranposrtasi
untuk mengetahui beban puncak yang diterima oleh prasarana jalan
raya.
Jumlahkendaraan
0 7 .0 0 1 3 .0 0 1 7 .0 0 j a m
Dengan mengetahui jam puncak yang terjadi, akan sangat
membantu dalam menata arus lalulintas sehingga tidak terjadi
kemacetan dan lalulintas berjalan lancar, nyaman dan aman.
7
C. JENIS SARANA ANGKUTAN YANG DIGUNAKAN
Moda angkutan yang digunakan sangat variatif dengan
karakteristik yang berbeda-beda;
 bus, taksi, angkot
 kereta api
 kapal, ferri
 kendaraan pribadi
 jalan kaki
Pemilihan jenis moda ini sangat tergantung dengan tujuan dan
sifat perjalanan yang akan dilakukan (lih.modal split), contohnya ;
 untuk bekerja → menggunakan kendaraan umum / pribadi
 antar pulau → pesawat atau kapal
 ke pasar → becak
 perjalanan < 1 km → jalan kaki
 membawa orang sakit / meninggal → ambulans
Pada anak-anak sekolah karena mereka masih muda/remaja dan
kebanyakan belum punya kendaraan maka kebanyakan dari mereka
ke sekolah dengan jalan kaki atau naik angkutan umum. Sedangkan
untuk mereka yang sudah bekerja, rata-rata berangkat kerja dengan
kendaraan pribadi.
Semua issu yang ada dalam transportasi akan selalu berkaitan
dengan ;
 barang dan orang
 publik dan private
Karena sifat / karakteristik transportasi masing-masing daerah
berbeda, untuk mengembangkan jaringan transportasi yang bersifat
nasional perlu adanya satu acuan. Pemerintah telah memberikan
pedoman untuk pengembangan transportasi yang sifatnya nasional
8
yaitu Sistem Transportasi Nasional (SISTRANNAS) yang tertuang
dalam GBHN 93 – 98. Semua pembangunan jaringan transportasi di
daerah harus mengacu pada Sistranas, supaya jasa transportasi
menjadi handal dan berkemampuan tinggi dan mampu menyajikan
kinerja secara efektif dan efisien.
SISTRANNAS
Sistrannas berfungsi ganda yaitu sebagai unsur penunjang
(ship follows the trade) dalam arti transportasi untuk menunjang
pertumbuhan ekonomi, politik, sosial budaya, pertanahan dan
keamanan serta sebagai unsur perangsang (ship promotes the trade)
dalam arti sistem transportasi ditujukan untuk membuka daerah
terisolir / terpencil dan daerah perbatasan yang belum berkembang
atau daerah lain dengan alasan hankam perlu dilayani transportasi
teratur dalam rangka untuk mewujudkan Wawasan Nusantara dan
Katahanan Nasional serta supaya daerah yang terpencil berkembang
sejajar dengan daerah lain.
MISI SISTRANNAS
Misi sistrannas yaitu menyelenggarakan transportasi guna
memperlancar arus penumpang dan barang dari satu tempat ke
tempat lain diseluruh wilayah tanah air dan untuk pelayanan
internasional.
MAKSUD DAN TUJUAN SISTRANNAS
Sesuai dengan misi sistrannas, maka sistrannas ditata dengan
maksud untuk mewujudkan jasa transportasi yang handal dan
berkemampuan tinggi dalam perannya sebagian bagian dari
pembangunan nasional.
9
Tujuannya adalah untuk dapat terselenggaranya jasa
transportasi yang terpadu, tertib, lancar, aman, nyaman dan efisien
serta terjangkau oleh kemampuan masyarakat dalam rangka
mencapai jasa transportasi yang andal dan berkemampuan tinggi.
PENGERTIAN SISTRANAS
SISTRANNAS sebagai suatu tatanan yang terorganisasi terdiri
atas komponen-komponen pelayanan jasa transportasi secara
nasional dan merupakan bagian sistem pembangunan nasional dari
seluruh kegiatan yang meliputi kumpulan perangkat lunak,
perangkat keras dan perangkat pikir sistem transportasi darat, laut,
dan udara serta penunjangnya dengan proses saling memperkuat
(sinergetik) dalam tatanan yang membentuk satu kesatuan
pelayanan jasa transportasi secara nasional yang berhasil guna
berdaya guna.
Dalam rangka mewujudkan SISTRANAS yang sekaligus
merupakan sasaran utama dalam penyelenggaraan jaringan
prasarana yang meliputi simpul, ruang lalulintas transportasi dan
jaringan pelayanan, perlu diketahui 7 (tujuh) pilar kebijakan umum,
yaitu :
1. meningkatnya pelayanan transportasi nasional
2. meningkatnya keselamatan dan keamanan transportasi
3. meningkatnya pembinaan pengusahaan transportasi
4. meningkatnya kualitas sumber daya manusia, serta ilmu
pengetahuan dan teknologi
5. meningkatnya pemeliharaan dan kualitas lingkungan hidup
serta penghematan penggunaan energy
6. meningkatnya penyediaan dana pembangunan transportasi
7. meningkatnya kualitas administrasi Negara di sector
transportasi.
10
Lebih jauh mengenai sistrannas dapat dibaca pada buku
Sistrannas yang dikeluarkan oleh Badan Penelitian dan
Pengembangan Departemen Perhubungan.
PROBLEM TRANSPORTASI
Problem transportasi timbul apabila sarana dan prasarana
yang ada tidak dapat melayani pergerakan arus penumpang dan
barang dengan lancar, aman, nyaman. Ada 2 (dua) problem utama
dalam angkutan darat yaitu :
-Problem yang kelihatan (manifestation problem)
-Akar penyebab problem (root problem)
Pada transportasi darat problem yang kelihatan (manifestation
problem) adalah seperti berikut :
 Kemacetan → BOK jadi naik
 Kecelakaan → jumlahnya meningkat
 Kebisingan → naik
 Polusi udara → lebih dari 50%
Tidak ada yang berani menjamin bahwa dengan berkembangnya
suatu kota / daerah maka tidak akan terjadi kemacetan, dari hasil
pengamatan kemacetan selalu mengiringi berkembangnya suatu
daerah. Hal ini dapat dimaklumi karena suatu daerah yang
berkembang, ekonomi meningkat, aktivitas meningkat sehingga
kegiatan di jalan juga meningkat. Untuk itu sejak awal harus
dipikirkan pengembangan sistem transportasinya supaya problem
yang timbul dapat diminimalkan. Kerugian yang timbul akibat
kemacetan di Jakarta thn 2007 bahkan mencapai lebih dari 40 T,
11
suatu angka yang fantastis. Belum lagi kerugian akibat kecelakaan,
baik fatal maupun tidak.
Selain itu, polusi udara yang terjadi sekarang ini ternyata sebagian
besar, yaitu lebih dari separo (50%) berasal dari knalpot
kendaraan. Belum lagi kalau dihitung kerugian materi karena bahan
bakar terbuang percuma gara-gara jalanan macet. Waktu yang
terbuang, stres yang timbul juga merupakan dampak dari problem
transportasi, bahkan puncak dari semua ini adalah terjadinya
kecelakaan sebagai akibat dari semrawutnya lalulintas yang ada di
jalan raya.
Problem yang ada di atas sebetulnya terjadi karena ada akar
permasalahan (root problem) yang terjadi di masyarakat. Akar
permasalahan tersebut antara lain :
 Naiknya pendapatan (income)
 Naiknya jumlah kepemilikan kendaraan
 Lain-lain
Untuk mengatasi hal tersebut di atas maka perlu diselesaikan
dulu akar permasalahannya baru kemudian masalah yang tampak di
lapangan diselesaikan. Perlu aturan-aturan terkait transportasi ini
dan pengendalian atau pengawasan yang ketat, karena kerugian
yang ditimbulkan akibat macet dsb sangat besar. Dengan demikian
baru akan tercipta transportasi yang andal dan berkelanjutan
(suistainable transportation) sesuai tujuan dari Sistranas.
RUANG GERAK / BATAS TRASPORTASI
Transportasi merupakan pendukung utama perkembangan
suatu daerah dan penunjang perkembangan ekonomi, oleh karena
12
itu sering disebut juga bahwa transportasi merupakan turunan
pertama dari ekonomi.
Lebih dari 50% komponen harga jual suatu produk adalah
biaya transportasi, sehingga jika biaya transportasi ini dapat ditekan
maka harga jual produk akan turun.
Dengan demikian batas gerak yang baik bagi transportasi
adalah Satuan Wilayah Ekonomi (SWE), misal wilayah urban, bukan
Satuan Wilayah Administrasi (SWA). Hal ini untuk menghindari
biaya transportasi yang tinggi karena harus berganti moda setiap
memasuki wilayah lain (batas SWA).
Oleh karena itu sistem transpotasi yang efisien dan menejemen
yang baik membuat pengiriman barang sampai di lokasi tepat waktu
sesuai pesanan, sehingga mengurangi kebutuhan gudang yang
disiapkan jika barang harus menginap karena waktu pengiriman
yang tidak pas dengan pesanan, dengan demikian biaya transportasi
dapat ditekan dan harga barang menjadi lebih murah. Dulu gudang
merupakan asset perusahaan, sekarang merupakan pemborosan.
Sistem ini dikenal dengan istilah Just in Time (JIT) , yang awalnya
dikembangkan oleh perusahaan-perusahaan Jepang.
Dari penjelasan di atas jelas bahwa transportasi memegang
peran penting bagi perkembangan suatu Negara. Menurut
Schummer (1974) ada tiga hal yang membuat Negara jadi besar dan
makmur yaitu :
-tanah yang subur
-kerja keras dan
-kelancaran transportasi
13
KETERKAITAN TRANSPORTASI
DENGAN ILMU LAINNYA
Masalah transportasi akan selalu terkait dengan masalah yang
ada di masyarakat karena transportasi berkembang sejalan dengan
perkembangan masyarakat, baik itu masalah sosial, ekonomi,
budaya maupun politik.
Oleh karena itu transportasi sangat terkait dengan disiplin
ilmu lainnya, keterkaitan itu dapat digambarkan sebagai berikut :
T e k n i k
E k o n o m i
P l a n o l o g i
H u k u m
S o s i a l
B u d a y a
G e o g r a f i
W i l a y a h
T t . r u a n g
T r a n s -
p o r t a s i
L i n g -
k u n g a n
Transportasi dalam kehidupan masyarakat modern
merupakan kesatuan mata rantai kehidupan yang berpengaruh
besar dalam perkembangan dan pembangunan masyarakat bagi segi
ekonomi, sosial budaya maupun sosial politik. Oleh karena dalam
menata transportasi perlu memperhatikan budaya, ekonomi dan
lingkungan, contohnya banyak jembatan penyeberangan yang tidak
berfungsi karena masyarakat masih senang menyeberang di bawah,
kadang sambil berlari. Ada pula angkutan penumpang yang
bercampur dengan hewan piaraan dan lain-lain.Sosialisasi tentang
14
peraturan-peraturan kepada masyarakat dan para pemangku
kepentingan serta penegakan hukum perlu dilakukan secara terus
menerus agar tercipta transportasi yang handal, yang dapat
menunjang perkembangan ekonomi Negara.
PERANAN
TRANSPORTASI
Transportasi memiliki banyak peran di masyarakat, baik
ekonomi, social, politik maupun dalam menjaga pertahanan
keamanan serta mempertahankan negara kesatuan. Secara rinci
peranan transportasi tersebut seperti di bawah ini.
1. Peranan Ekonomi
Dalam pertumbuhan ekonomi, kebutuhan akan transportasi
pasti meningkat pula, secara umum dapat dilihat dari 3 faktor.
a. Produksi meningkat → bahan baku yang diangkut dari
lokasi bahan / pertanian meningkat, demikian juga hasil
produksi yang diangkut ke konsumen meningkat pula.
b. Peningkatan volume produksi → berarti perluasan wilayah
eksploitasi sumber bahan baku dan wilayah pemasaran
c. Peningkatan kegiatan ekonomi → meningkatkan mobilitas
Pada prinsipnya jika sistem transportasi dapat diselenggarakan
secara optimum, maka nilai tambah ekonomis dapat diperbesar.
Selain itu penyediaan sarana transportasi tidak sama dengan barang
yang lain, dimana sarana ini dapat disimpan untuk dilayankan pada
waktu dan tempat lain. Jika kelebihan mubazir dan hilang begitu
saja
2. Peranan Sosial
15
Manusia sebagai makhluk sosial butuh interaksi dengan
sesama dalam memenuhi kebutuhan sosialnya, misal berkunjung ke
sanak saudara/teman, menengok orang sakit, menghindari
undangan pesta dan lain-lain. Dalam hal ini transportasi
menyediakan berbagai kemudahan yaitu :
 memperpendek jarak antara rumah dan pusat kegiatan
lainnya
 menyediakan berbagai sarana dan prasarana
 perluasan wilayah kota ke daerah pinggiran
 pelayanan untuk perorangan atau kelompok
 perjalanan rekreatif
 perluasan jangkauan perjalanan social
3. Peranan Politik
Indonesia sebagai negara kepulauan, secara politis rentan
terhadap masalah kesatuan dan persatuan bangsa. Oleh karena itu
dibutuhkan peranan politik untuk mengembangkan sistem
transportasi yang handal dalam rangka meningkatkan persatuan
dan kesatuan bangsa. Beberapa peranan transportasi secara politik
antara lain :
 meningkatkan kualitas persatuan dan kesatuan dengan
meniadakan daerah isolasi
 meratakan hasil-hasil pembangunan
 memudahkan mobilitas dalam pertahanan dan
keamanan
 untuk memudahkan mobilitas jika terjadi bencana alam
4. Peranan lingkungan
Penyelenggarakan transportasi saat ini masih terfokuskan pada
bidang teknologi, ekonomi, dan pelayanan atas jasa transportasi.
Seperti halnya jasa pelayanan lainnya, penyediaan transportasi
16
membawa sejumlah dampak sampingan yang tidak dikehendaki
seperti, kecelakaan, polusi udara, kebisingan, getaran, debu yang
melampaui batas. Pertumbuhan ekonomi yang menuntut
pertambahan transportasi ternyata membawa dampak yang tidak
diinginkan. Oleh karena itu diharapkan sistem transportasi selain
dapat melayani pengguna sistem secara optimal, juga tidak merusak
lingkungan. Sangat diharapkan sistem transportasi dapat
memperbaiki kualitas lingkungan hidup mesyarakat.
Selain peranan tersebut di atas transportasi juga berperan
dalam bidang hukum,perkembangan wilayah dan peranan geografi
serta dalam pertahanan keamanan.
TEKNOLOGI TRANSPORTASI
Prinsip dasar dari pengembangan teknologi transportasi adalah
usaha peningkatan kinerja pergerakan penumpang dan barang
dengan berpatokan pada indicator jenis dan karakteristik teknologi
transportasi dalam hal ini tingkat pelayanan dan operasi sistem dan
kompleksnya permasalahan. Hal ini tercermin dari keterbatasan
kapasitas, jarak tempuh dan kecepatan pergerakan serta
kenyamanannya. Kemudian disusun konsep perbaikan dan
pengembangan teknologi transportasi.
Dalam perkembangannya selain untuk mengatasi masalah si
atas, teknologi transportasi dituntut untuk dapat meningkatkan
kinerja nya sehingga dapat menekan biaya transportasi. Kinerja
transportasi ini tercermin dalam biaya per ton-km atau orang/km
dari masing-masing alat angkut.
Sampai saat ini belum dihasilkan suatu bentuk teknologi
transportasi yang benar-benar mampu memenuhi setiap aspek
17
tuntutan kapasitas dukung, jarak tempuh, kecepatan pergerakan,
kenyamanan dan keringanan biaya secara sempurna.
Sebagai gambaran perkembangan teknologi transportasi secara
singkat seperti berikut :
a. transportasi darat
Awalnya manusia memindahkan barang dengan tangan dan
punggungnya, tapi kemampuannya sangat terbatas. Kemudian
mulai menggunakan hewan (kuda, keledai, unta dll) sehingga
produktivitas, jarak tempuh, kecepatan perpindahan
meningkat,
Sejalan dengan kemajuan teknologi, mulai dikembangkan
kereta kuda / pedati, selanjutnya perkembangan teknologi
otomotif, metal dan elektronika membuat orang dapat
memanfaatkan sumber daya alam untuk membuat bermacam-
macam kendaraan bermotor dan lokomotif yang cukup
berhasil memenuhi kebutuhan pergerakan penumpang dan
barang.
b. transportasi laut
Sebelum dapat memanfaatkan tenaga angin, manusia
menggunakan rakit dan sampan sebagai sarana penangkut
penumpang dan barang melalui laut. Dengan dukungan
perkembangan teknologi dapat dibuat perahu motor, kapal
laut berbagai jenis ukuran dan fungsi sehingga keterbatasan
kapasitas, jarak tempuh, kecepatan dan lain-lain dapat diatasi.
c. transportasi udara
Seperti moda yang lain, transportasi udara juga berkembang.
Pemanfaatan burung merpati untuk sarana transportasi
informasi memiliki keterbatasan daya angkut. Perkembangan
teknologi yang ada sudah dapat menciptakan pesawat terbang,
18
helicopter, hidrofoil dan jenis-jenis angkutan udara lainnya
bukti kerja keras manusia dalam rangka melawan
keterbatasan angkutan udara, sehingga sekarang transportasi
udara mampu mengangkut penumpang dan barang dalam
jumlah yang lebih banyak dengan aman, cepat, nyaman ke
tempat-tempat yang jauh.
Pengembangan teknologi masa mendatang diarahkan kepada
kemampuan mengatasi keterbatasan kapasitas angkut, jarak
tempuh, kecepatan pergerakan, kenyamanan, keselamatan, biaya
ringan dan tidak merusak lingkungan. Dengan kata lain perbaikan
sistem transportasi diharapkan mampu mengurangi total biaya
transportasi serta mampu mengurangi kerusakan lingkungan.
KARAKTERISTIK TRANSPORTASI
Transportasi merupakan jasa (industri jasa) yang mempunyai
karakteristik khusus, antara lain :
a. Intangible : dpt dirasakan, tapi tidak dapat dipegang seperti
material
b. Perishable : sekali digunakan maka selesai, konsumen /
penumpang hanya dapat membawa pulang kesan
c. Immediate : kebutuhan akan jasa transportasi tidak dapat
ditangguhkan
d. Complex : transportasi melibatkan banyak orang, sarana dan
prasarana (lihat penjelasan di muka)
e. Amorphous : penilaian mutu pelayanan transportasi bervariasi
tergantung pendapat perseorangan.
19
TATA GUNA TANAH
DAN TRANSPORTASI
Dalam sistem transportasi, tata guna lahan merupakan salah
satu hal yang mempunyai pengaruh besar. Letak daerah
pemukiman, pertanian, industri dll yang berbeda tiap daerah
mnghasilkan pola dan karateristik pergerakan/transportasi yang
berbeda pula masing-masing daerah. Perubahan dan perkembangan
daerah baru akan menimbulkan arus pergerakan orang dan barang,
artinya timbul transportasi baru untuk melayani daerah
tersebut.Termasuk dalam hal ini adalah pemekaran kota sebagai
akibat bertambahnya jumlah penduduk dan aktifitas manusia.
Guna lahan Guna lahan
1 transportasi 2
Konsep ;
Konsep yang digunakan dalam interaksi antara guna lahan dan
transportasi adalah seperti berikut.
A. → guna lahan dan fasilitas transportasi merupakan sistem
tertutup
→ kegiatan guna lahan memerlukan pengadaan
prasarana transportasi
→ sedang pengadaan prasarana transportasi mendorong
timbulnya kegiatan guna lahan.
B. → besarnya lalu lintas yang terjadi tergantung tingkat
kegiatan guna lahan dan karakteristik fisik fasilitas
transportasi.
20
Dengan demikian seorang Land Use Planner dapat
menghidupkan dan mematikan suatu daerah dengan mengubah
tata guna lahannya. Pengadaan prasarana dan sarana transportasi
memacu timbulnya kegiatan guna lahan tampak pada daerah yang
baru dibuka, keramaian / perkembangan terjadi di sekitar jalan
baru. Pembuatan jalan baru dapat memacu perkembangan daerah,
demikian juga sebaliknya keramian suatu daerah atau
pembangunan fasilitas umum baru (mall, pasar, kampus dll) akan
menyebabkan dibukanya jalan baru. Oleh karena itu pembangunan
fasilitas umum yang baru pada daerah yang sudah padat perlu hati-
hati. Sebab akan membangkitkan arus lalulintas. Lebih jauh dapat
dilihat lagi pada “land use transportation cycle’.
Tujuan :
Perencanaan sistem interaksi land use dan transportasi ini
adalah untuk mencapai keseimbangan yang efisien antara kegiatan
guna lahan dan kemampuan transportasi.Dengan kata lain, tidak
bisa merencanakan suatu tata guna lahan tanpa sekaligus
merencanakan system transportasinya.
Contoh Ploting tata guna lahan ;
1. EXPLISIT
Pada sistem ini tiap jenis peruntukan / kegiatan dibedakan
lokasinya ;
 pemukiman
 industri
 pertokoan
21
P e m u k i m a n
I n d u s t r i
P e r t o k o a n
Keuntungan ;- kegiatan tersentralisir
- rumah tidak terganggu polusi
- arah yang dituju lebih jelas
Kerugian ; - lalulintas searah
- kalau siang ramai, kalau malam sepi
- terjadi “lonely street”
2. MIX LAND USE
Pada sistem ini tiap kegiatan tidak dibedakan lokasinya, jadi
lokasi perumahan, pertokoan dan bahkan industri bisa jadi
ada di lokasi yang sama. Konsep dasar yang digunakan adalah
orang bekerja sedekat mungkin dengan rumah. Sehingga
banyak perumahan pegawai yang satu lokasi dengan kantor
tempatnya bekerja. Bahkan secara ekstreem ada bangunan
bertingkat dimana lantai teratas untuk perumahan, lantai
bawahnya untuk kantor dan lantai dasar untuk super market
sedang basement untuk parkir. Kondisi seperti ini banyak
terjadi pada daerah-daerah pusat perdagangan, perkantoran
dimana sering terjadi kemacetan lalulintas dan harga tanah
yang sangat mahal sehingga orang memanfaatkan tanah
seefisien mungkin (sistim Blok / super blok). Pada skala kecil
dikenal istilah rumah-toko (ruko) atau rumah kantor (rukan)
yang banyak dijumpai di daerah urban.
22
Ditinjau dari segi transportasi sistem mix-land-use
menguntungkan karena akan mengurangi jumlah pergerakan
kendaraan di jalan raya yang pada akhirnya mengurangi
kemacetan lalulintas.
3. GUNA LAHAN DOMINASI
Merupakan gabungan dari sistem 1 dan 2.
Misalnya suatu lokasi dengan dominasi perumahan, tetapi ada
juga pertokoan, bengkel, kantor dll, atau sebaliknya suatu
lokasi perkantoran tapi ada toko, bengkel dan pemukiman.
Ditinjau dari sisi transportasi hal ini tidak baik, karena
misalnya bengkel berkembang maka trotoar akan dipakai
untuk kegiatan bengkel dan ini akan mengganggu fungsi dari
trotoar sebagai fasilitas pejalan kaki.
Konsep ini menjadi dasar berkembangnya kota mandiri,
dengan harapan semua kegiatan yang ada ( bekerja, belanja,
bertempat tinggal, belajar dll. ) difasilitasi di kota mandiri
sehingga tidak menjadi beban kota yang sudah ada.
Berkembangnya juga kota-kota satelit di daerah urban yang
diharapkan nantinya berkembang sebagai kota sendiri.
K o t a i n d u k
M a n -
d i r i
23
Tetapi kota mandiri yang direncanakan banyak yang belum
sepenuhnya berhasil karena ternyata orang-orang yang tinggal
di kota mandiri, bekerjanya masih di Jakarta ( kota induk )
sehingga jalan-jalan ke Jakarta tetap saja macet.
P u s a t k o t a I
P u s a t k o t a I I ( k o t a b a r u )
J a r a k
Cost/biaya
G b r . G r a f i k h u b u n g a n B i a y a d a n ja r a k
Pada pusat kota, harga tanah untuk perkantoran sangat
mahal, semakin jauh daripusat kota harga tanah semakin
murah, hal ini akan berbeda jika di luar kota ada daerah/kota
satelit atau kota mandiri. Sebaliknya biaya untuk transportasi
semakin dekat dengan tempat bekerja, biaya makin murah.
Dengan demikian perlu pertimbangan yang matang bagi
pemerintah untuk memberikan izin peruntukan suatu lahan.
Sebagai contoh adalah pembangunan fasilitas umum (mall) dll.
1). Pembangunan Mall
membangkitkan perjalanan fasilitas jalan, parkir
lingkungan ?
24
2). Penyebaran lokasi “kampus” di sekitar kota / di luar kota
akan banyak mengurangi kepadatan kota.
3). Munculnya lokasi-lokasi perumahan yang lagi marak akan
membangkitkan perjalanan.
Penentuan zona-zona dalam tata guna tanah ( zona industri, jasa
perumahan dsb ) sebetulnya merupakan “transport demand” yang
perlu dilayani ( lihat “land use transportation cycle” ).
FOUR STEPS MODEL
Dalam transportasi, untuk memprediksi, menganalisis dan
merencanakan suatu transportasi dikenal istilah “four steps model
(model 4 langkah) yaitu :
1. perjalanan yang dibangkitkan ( trip generatiton )
2. distribusinya ( trip distribution )
3. moda yang dipakai ( modal split )
4. rute yang dilalui ( trip assignment )
Dalam hal ini, misalnya jika suatu lokasi dibangun mall,
kampus atau perumahan, maka perlu diperkirakan :
Trip generation.
Perjalanan yang dibangkitkan adalah jumlah perjalanan yang
dibangkitkan oleh suatu pusat kegiatan. Jumlah yang
dibangkitkan ini dapat dibagi menjadi dua;
 berapa banyakkah perjalanan yang akan tertarik ke lokasi
tersebut (trip attraction ) dan
 berapakah yang meninggalkan (trip production).
25
Jumlah yang dibangkitkan dan meninggalkan dihitung dalam
jumlah orang atau kendaraan / jam (persatuan waktu).
Bangkitan lalulintas tergantung dari 2 aspek tataguna tanah.
 tipe tata guna lahan
 jumlah aktifitas dari tanah tersebut.
Perbedaan tipe guna lahan akan menghasilkan tipe lalulintas yang
berbeda (pejalan kaki, truk, mobil). Selain itu tipe tipe guna lahan
yang berbeda pula (kawasan perkantoran akan menghasilkan
lalulintas pada pagi dan sore teratur, sedangkan toko menghasilkan
lalulintas yang berfluktuasi sepanjang hari).
Trip distribution
Tujuan permodelan distribusi perjalanan ini adalah untuk
mengkalibrasi persamaan-persamaan yang akan menghasilkan hasil
observasi lapangan pola pergerakan asal tujuan perjalanan seakurat
mungkin.
a) Data yang dibutuhkan ;
 data matrik asal tujuan
 data matrik hambatan (impedansi), matrik antar zona
(jarak, waktu, biaya)
 distribusi frekuensi pergerakan untuk setiap impedensi
transportasi.
 Beberapa permodelan dapat digunakan a.l :
b) Model faktor pertumbuhan
Model ini didasarkan asumsi bahwa pola pergerakan saat
ini dapat diproyeksikan ke masa yang akan datang dengan
menggunakan tingkat pertumbuhan zona.
Ada 5 model factor pertumbuhan : model Unifrom, Average,
Fratar, Detroit, dan model Furness.
26
Keuntungan model ini adalah mudah dimengerti dan
diaplikasikan. Kerugiannya tidak sesuai untuk daerah
dengan perkembangan pesat dan tidak pas untuk prediksi
waktu yang panjang.
c) Model gravitasi.
Model ini berdasarkan prinsip fisika bahwa daya tarik antar
2 buah tata guna tanah sama dengan gaya pada model
gravitasi. Ada 4 model ; Unconstrained, Production
constrained, Double constrained. Model production dan
Attraction juga disebut model single constrained.
Modal Split
Model pemilihan moda untuk mengetahui jenis kendaraan (moda)
yang diperkirakan akan digunakan, apakah mereka memakai
kendaraan pribadi atau kendaraan umum. Hal ini dipakai untuk
mendapatkan prediksi pemilihan moda dengan menggunakan
beberapa variable, misal karakteristik perjalanan (jarak, waktu,
tujuan), karakteristik sistem transportasi (biaya, waktu, frekuensi bus,
kenyamanan, pelayanan,dll), karakteristik kota atau zona.
Dalam permodelan split perlu diperhatikan adanya biaya actual dan
biaya dipersepsi dalam mengambil keputusan serta adanya pemakai
angkutan umum captive (captive user) yang tidak mempunyai
kebebasan dalam memilih moda.Lawan dari captive user adalah
choice user yaitu pemakai angkutan yang karena punya kemampuan
lebih sehingga dapat memilih kendaraan yang akan dipakai.
Trip assignment
Pelimpahan rute adalah suatu proses dimana pergerakan antara 2
zona untuk suatu moda tertentu dibebankan atau dilimpahkan ke
suatu rute yang terdiri dari ruas-ruas jalan tertentu.
Analisis pelimpahan rute ini terdiri dari dua bagian utama;
27
 Alasan pemakai jalan memilih rute tertentu
 Pengembangan model yang menggabungkan sistem
transportasi dengan alasan pemilihan rute.
Pada alasan pemilihan rute ada 3 hipotesa yang menghasilkan model
yang berbeda yaitu ;
 All or nothing assigment
Pemakai jalan secara rasional memilih rute terpendek yang
meminimkan impedence (jarak, waktu, biaya), semua
lalulintas antara zona akan menggunakan satu rute yang
sama.
Multipath assigment
Disasumsikan pengendara tidak tahu informasi rute
tercepat. Pengendara akan mengambil rute yang dipikirkan
tercepat, persepsi yang berbeda mengakibatkan bermacam-
macam rute yang dipilih antara zona tertentu.
Probabilistic assigment
Pemakai jalan menggunakan factor-factor selain transport
impedence, misal factor kualitatif seperti pemandangan
yang indah, aman.
Capacity restraint
Adanya pembatasan kapasitas jalan untuk lalulintas
tertentu.
Jadi model pelimpahan rute yang disesuaikan dengan hipotesa di
atas adalah :
- All or nothing asignment,
- Multipath assignment,
- Probabilistic assignment, dan
- Capacity restraint
28
Sehingga jika suatu daerah dibuka suatu kegiatan yang
tentunya akan menarik lalulintas ke lokasi tersebut, maka
akan dapat diperkirakan fasilitas apa saja yang perlu
disiapkan untuk mengantisipasi arus lalulintas yang
meningkat.
- berapa area parkir yang perlu dibangun?
- apakah lebar/kapasitas jalan sudah mencukupi ?
- apakah lebar trotoar mencukupi?
- apakah simpangnya perlu trafic light?
- marka jalan ?
- apakah sudah ada angkutan umum kesana?
Dan lain-lain.
Dengan demikian hubungan interaksi antara guna lahan dan
transportasi dapat berjalan dengan baik.
Selain hal tersebut di atas, dalam merencanakan transportasi perlu
dipertimbangkan adanya regulasi kebijakan daerah masing-masing.
Hal ini dapat mempengaruhi teknik-teknik pembangkitan, distribusi
perjalanan atau bahkan perubahan moda dan pelimpahan rute.
Misalnya regulasi 3-in-1 akan mempengaruhi prediksi jumlah
lalulintas, meskipun jumlah perjalanannya bisa tetap.
Kota-kota tua bahkan memiliki program konservasi bangunan
yang tentunya akan membatasi lalulintas yang lewat karena
dikuatirkan getaran dari kendaraan berat akan memperpendek usia
bangunan bersejarah tersebut. Hal ini akan berdampak juga
terhadap prediksi perjalanan angkutan barang.
Oleh karena itu, perencaan transportasi perlu dilaksanakan
secara komprehensip dengan selalu melihat keterkaitan dengan
aspek-aspek kebijakan dan regulasi yang sangat mungkin
mempengaruhi teknik 4 steps model ini.
29
JARINGAN TRANSPORTASI
Sistem transportasi adalah interaksi komponen-komponen
transportasi untuk menggerakan lalulintas dari satu tempat ke
tempat yang lain. Karakteristik lokasi prasarana yang tetap seperti
terminal, ruas jalan dan persimpangan jalan harus diikut sertakan
dalam analisis karena pelayanan transportasi tidak ada di setiap
tempat dan dari jenis dan kualitas yang sama. Ini terutama
dilakukan dengan menggunakan konsep jaringan jalan ( lihat di
depan )
MACAM-MACAM JARINGAN JALAN
Seperti yang sudah dijelaskan di depan, perencanaan
transportasi/ infra struktur jaringan jalan tidak bias lepas dari
perencanaan tataguna lahan, karena jaringan jalan yang
direncanakan akan memperlancar aktifitas yang ada. Bentuk
jaringan jalan yang sesuai untuk memenuhi kebutuhan perjalanan
adalah yang berhubungan erat dengan pola perjalanan terpencar.
Berbagai bentuk ideal jaringan transportasi seperti di bawah ini;
a) Jaringan jalan Grid
Bentuk ini yang paling umum di daerah metropolitan, yang
merupakan bentuk jaringan jalan yang telah direncanakan.
Bentuknya lurus, rute pararel dengan jarak antara yang
seragam dan berpotongan dengan kelompok lain jenis. Banyak
kota-kota di Amerika memiliki jaringan jalan bentuk ini. Cocok
untuk kota dengan pusat kegiatan yang tersebar, karena orang
dapat langsung ke tujuan akhir tanpa harus melalui titik
pusat. Selain itu sistem menjadi sederhana dan dapat
dikombinasikan dengan pola lain.
30
b) Jaringan jalan Radial
Bentuk ini bertujuan untuk memfokuskan kepada daerah inti
tertentu, misalnya pusat perdagangan (Central Bussines
District, CBD). Sangat cocok untuk kota dengan konsentrasi
kegiatan di pusat kota. Masalah akan timbul jika terjadi
pergeseran aktivitas komersial (shopping, pabrik, dll) yang
direlokasikan keluar kota. Kota-kota di Eropa banyak
menggunakan bentuk ini.
c) Jaringan jalan Cincin Radial
Jaringan jalan radial yang digabung dengan kisi-kisi plan-plan
ekspress yang menunjukkan pentingnya CBD dibandingkan
dengan berbagai pusat kegiatan lainnya.
d) Jaringan jalan
Jaringan ini sering terdapat pada jaringan transportasi antar
kota pada banyak koridor perkotaan yang telah berkembang
pesat.
e) Jaringan Heksogonal
Jaringan jalan ini jarang dipakai tetapi mempunyai
keuntungan dengan adanya persimpangan-persimpangan jalan
yang berpencar dan mengumpul tetapi tanpa melintas satu
dengan lainnya secara langsung.
f) Jaringan jalan Delta
Jaringan jalan ini hampir sama dengan jaringan jalan
heksoganal dengan perbedaan pada bentuknya
Jaringan transportasi terutama terdiri dari simpul (node) dan
ruas (link). Simpul mewakili suatu titik tertentu dalam ruang
(dinyatakan dalam bentuk titik), sedang ruas jalan dalam
31
bentuk garis antara 2 titik. Pemilihan bentuk jaringan jalan ini
disesuaikan dengan kondisi dan situasi daerah yang
direncanakan. Bentuk dari jaringan jalan tersebut di atas
dapat dilihat pada gambar berikut ini.
a) Grid
b) Radial
c) cincin radial
32
d) jaringan jalan
e) heksagonal
f) delta
33
1 JAKARTA 2 CIREBON
5 BANDUNG
4 BOGOR
3 SUBANG
6 CIANJUR
7 SUKABUMI
Sedangkan simpul dan ruas seperti berikut ini :
Simpul : 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7
Ruas : 1 – 2 , 1 – 3
1 – 4 , 3 – 5
3 – 5 , 4 – 7
5 – 6 , 6 – 7
TERMINAL DAN TEMPAT HENTI
Salah satu sistem yang perannya dalam sistem transportasi
adalah terminal dan tempat henti dan merupakan fasilitas umum
dalam menunjang terselenggaranya angkutan umum yang handal.
Kualitas layanan angkutan umum sering dinilai dari 2 aspek yaitu :
1. layanan di atas bus (on board service quality)
2. layanan di luar bus (off board service quality)
Untuk layanan luar bus, peranan fasilitas sangatlah mendukung
dalam rangka mewujudkan citra berperjalanan dengan bus
(angkutan umum). Fasilitas angkutan umum secara umum
dipisahkan atas terminal dan tempat henti. Peranan fasilitas ini
sangat vital dalam mendukung keselamatan dan kelancaran
operasional bus.
34
TERMINAL
DEFINISI :
Terminal adalah suatu titik dimana penumpang dan angkutan
barang memasuki dan meninggalkan sistem trasportasi.
Terminal selain merupakan komponen fungsional utama dari
suatu sistem transportasi juga merupakan prasarana yang mahal
yang jika tidak direncanakan dengan baik bisa mengurangi efisiensi
suatu sistem transportasi, misalnya menjadi kurang berfungsi atau
malah menjadi titik rawan kemacetan.
Fungsi utama dari terminal adalah menyediakan fasilitas
untuk masuk dan keluarnya orang/barang yang akan diangkut
menuju dan meninggalkan sistem trasportasi.
Secara umum fungsi terminal adalah :
a. memuat dan membongkar barang dan penumpang
b. menyediakan fasilitas menunggu sementara penumpang
dan barang dari waktu kedatangan hingga waktu
keberangkatan. Termasuk pengepakan barang dan fasilitas
kenyamanan penumpang (kedai makan dll).
c. Dokumen pencatatan pergerakan, termasuk penghitungan
penumpang, pembagian barang, pemilihan trayek,
penjualan tiket, pengecekan pemesanan dan sebagainya.
d. Tempat menunggu sementara, pemeliharaan singkat serta
persiapan pemberangkatan dari kendaraan-kendaraan
angkut.
e. Tempat penumpang dan barang mengumpul dan
berkelompok, dalam ukuran yang ekonomis untuk suatu
perjalanan serta sebagai tempat menyebar penumpang yang
datang atau mengakhiri perjalanan.
35
TEMPAT HENTI
Pada prinsipnya, penumpang angkutan kota berada tersebar di
sepanjang jalan / rute bus. Beberapa kawasan padat
membangkitkan penumpang lebih banyak dibanding kawasan yang
longgar. Tempat-tempat tertentu secara tipikal membangkitkan arus
penumpang yang tinggi, misal jalan masuk pemukiman,
persimpangan atau tempat publik yang lain seperti pertokoan,
perkantoran, pasar, rumah sakit.
Untuk itu perlu direncanakan tempat henti dengan maksud
agar keselamatan pengguna angkutan umum bus terjamin, baik saat
naik turun bus maupun dari pergrakkan lalulintas. Konflik antara
bus dengan arus lalulintas perlu diminimalkan supaya lalulintas
lancar. Hal ini penting pada tempat-tempat tertentu yang jumlah
penumpangnya tinggi.
Kurang sempurnanya perencanaan tempat henti ini
menyebabkan munculnya tempat henti tidak resmi yang bersifat
sementara maupun tetap. Hal ini menunjukkan adanya permintaan
untuk itu dan disisi lain menunjukkan lokasi yang enak/mudah bagi
pengguna bus. Dapat menimbulkan dampak yang tidak baik bagi
kelancaran lalulintas dan keselamatan penumpang.
PERENCANAAN TERMINAL
Kegiatan angkutan umum selalu diawali dan diakhiri di
terminal melibatkan banyak factor seperti manusia, barang,
kendaraan, pola pergerakan dan lain-lain. Banyaknya kegiatan yang
harus diwadahi menyebabkan kebutuhan akan ruang yang cukup
luas serta pengaturan pola kegiatan atau pergerakan yang efisien.
Untuk itu perlu diciptakan kondisi terminal yang aman, nyaman,
36
teratur dan mudah dicapai dan sebagainya, perlu langkah
perencanaan yang komprehensif, mengenai :
a. Penentuan lokasi
b. Penentuan luas area
c. Tata letak bangunan
d. Pola pergerakan kendaraan, orang dan barang
e. Pengelola terminal
a). Penentuan lokasi
Penentuan lokasi terminal dilakukan dengan
mempertimbangkan ;
- terminal mempunyai sifat melayani penduduk, sehingga
letak terminal harus dekat dengan pemukiman penduduk.
- Pergerakan yang terbanyak adalah pergerakan menuju ke
tempat-tempat dengan daya tarik tinggi, misalnya pusat
pertokoan,pusat perkantoran. Oleh katena itu terminal
sebaiknya di dekat tempat-tempat tersebut.
- Luas terminal harus dipertimbangkan dengan seksama agar
tidak hanya dapat melayani kebutuhan sekarang, tapi juga
kebutuhan di masa mendatang.
b). Penentuan Luas Area yang dibutuhkan
Luas area yang dibutuhkan dalam pembuatan terminal
dipengaruhi beberapa factor :
- Sifat terminal ; misalnya sebagai sub terminal, terminal
AKAP, terminal terpadu dan sebagainya
- Jumlah penumpang dan barang yang dilayani
- Jumlah armada / frekuensi perjalanan yang dijadwalkan
- Jenis angkutan yang melayani
- Kebutuhan fasilitas penunjang
- Kemungkinan penegmbangan di masa yang akan datang
37
c). Tata Letak Bangunan di Terminal
Kondisi terminal yang nyaman, bersih, indah merupakan
gambaran ideal suatu bangunan terminal. Kondisi tersebut
bisa diwujudkan dengan mengupayakan penataan bangunan-
bangunan di terminal sebaik mungkin. Penataan ini harus
memungkinkan terjadinya :
- Pola pergerakan yang efisien, aman dan nyaman
- Hubungan yang efisien antara bangunan satu dengan
lainnya yang memiliki fungsi berbeda
- Tingkat keamanan dan keselamatan secara umum
- Pengoperasian yang baik
- Kemudahan memanfaatkan fasilitas yang ada.
d). Pola Pergerakan
Di dalam terminal terdapat 3 macam pergerakan orang, barang
dan kendaraan. Ketiga jenis pergerakan ini harus diatur agar
tidak memberi gangguan pada masing-masing pergerakan dan
untuk memudahkan proses pergerakan.
Perencanaan awal pergerakan kendaran terkait dengan tata
letak bangunan, demikian juga untuk pergerakan orang dan
barang. Pola pergerakan harus menjamin kelancaran,
keamanan dan kenyamanan pergerakan. Untuk itu perlu
rambu-rambu lalulintas untuk pergerakan kendaraan, fasilitas
dan disiplin pengemudi, sedang untuk orang dan barang perlu
informasi yang jelas, fasilitas penunjang yang cukup dan
kemudahan pergerakan.
Adanya pemisahan yang jelas dari masing-masing kegiatan,
misal ; keluar masuk orang/barang dan kendaraan, ruang
tunggu, naik-turun kendaraan dan lain-lain akan memberikan
tingkat kemudahan, keteraturan dan kenyamanan yang baik.
38
e). Pengelolaan Terminal
Terminal sebagai tempat awal dan akhir kegiatan
perjalanan serta tempat pergantian moda transportasi
menuntut adanya sistem pengelolaan yang terpadu.
Keterpaduan berbagai aspek administrasi, moda angkutan,
kegiatan, dan fungsi akan menghasilkan suatu sistem
pergerakan yang teratur dan pasti.
Penanganan penumpang jarak jauh (> 100 km)
mempunyai cara berbeda dengan penumpang urban dan
regional. Penumpang jarak jauh biasanya membawa barang
bawaan banyak, sehingga butuh tempat dan akomodasi yang
baik selama perjalanan. Mereka ini diatur menurut jadwal
perjalanan dengan tenggang waktu jam-jaman atau harian.
Sedang penumpang urban regional jarang membawa banyak
barang dan perjalanannya relatif singkat, kepentingan
penumpang ini adalah ketepatan waktu dalam mencapai
stasiun tujuan yang diinginkan, frekuensi angkutan lebih
sering dengan ongkos yang rendah.
Perbedaan jenis penumpang untuk kelompok pertama
akan menimbulkan keadaan pada saat-saat tertentu sepanjang
hari, membengkaknya kebutuhan angkutan umum, taksi dan
kendaraan pribadi untuk mencapai dan meninggalkan
terminal. Kalau jadwal kedatangan dan keberangkatan kedua
kelompok ini bersamaan, maka kebutuhan tempat parkir dan
penunjang lainnya akan semakin besar.
Oleh karena itu perlu adanya sistem pengelolaan untuk
bidang-bidang berikut ini :
- Administrasi keuangan dan personil
- Moda angkutan yang dibutuhkan
- Keamanan dan keselamatan
- Kebersihan dan keindahan lingkungan
- Pengembangan.
39
PERENCANAAN TEMPAT HENTI
Lokasi dan rancangan tempat henti angkutan umum akan
mempengaruhi efisiensi (kecepatan, keandalan pelayanan) angkutan
yang sedang beroperasi serta kenyamanan penumpang yang
berorientasi pada jangkauan pelayanan dan kecepatan perjalanan
yang ditempuh.
Perencanaan tempat perhentian angkutan umum menurut
Vuchric (1981) menyangkut tiga aspek utama yaitu :
a). Spasi
b). Lokasi
c). Rancangan tempat perhentian.
a). Spasi
Spasi atau jarak rata-rata antar tempat perhentian angkutan
umum disarankan oleh Vuchic sebesar 400 hingga 600 meter,
namun masih dimungkinkan pada jarak 300 meter. Penggunaan
spasi yang kurang dari 300 meter pada jalur bus reguler
mengakibatkan penurunan kualitas pelayanan dan berpengaruh
terhadap kelancaran lalulintas.
Confederation of British Road Passenger Transport (1981),
memberikan batasan perhentian angkutan umum, 2 – 3 tempat per
km. Kriteria yang sama juga diberikan oleh The Instute of Highways
and Transportation with Departement of Transport. Sebenarnya jarak
optimumnya tergantung pada kondisi kegiatan sepanjang jalan
tersebut. Pada daerah dengan kegiatan rendah, jarak dapat dibuat
lebih berjauhan, demikian pula sebaliknya. Dengan demikian spasi
dapat diatur sesuai kebutuhan.
Institute of Transpotation Engineering (1984) memberikan
standar spasi tempat perhentian bus seperti berikut :
40
Tabel. Standar Spasi Tempat Pemberhentian Bus
Tipe bus
Spasi (m)
CBD
Non CBD
lama Baru
Lokal 120 – 240 150 – 240 300 – 450
Limited stop 120 – 240 360 – 900 600 – 1.500
Ekspres 120 – 300 1.200 – 9.000 1 – 3 mil
b). Lokasi
Menurut Vuchic (1981), lokasi terpat perhentian umum di
jalan raya diklasifikasikan menjadi 3 macam, yaitu :
-Near Side (NS)
-Far Side (FS)
-Mid Block (MB)
1 2 3
Gambar tempat perhentian
1. (NS) : pada persimpangan jalan sebelum memotong jalan
simpang
2. (FS) : pada persimpangan jalan setelah melewati jalan
simpang
3. (MB) : pada tempat yang cukup jauh dari persimpangan
atau pada ruas jalan tertentu.
Lokasi near side sangat cocok dipakai bila terdapat tempat
parkir di dekat persimpangan jalan. Sedangkan lokasi far side akan
meningkatkan jarak pandang pengemudi yang akan memasuki
41
persimpangan jalan, meskipun demikian lebih baik lagi bila
menggunakan lokasi mid block yang relatif jauh dari persimpangan
jalan.
Berdasarkan tipe area, lokasi tempat perhentian bus
dibedakan oleh Confederation of British Road Passenger Transport
(1981) menjadi :
1. daerah pemukiman
2. daerah industri
3. pusat kegiatan bisnis
4. fasilitas pendidikan dan kesehatan
5. kegiatan hiburan
Kriteria untuk masing-masing lokasi di atas berbeda-beda
disesuaikan dengan karakteristik daerah yang bersangkutan. Secara
umum penentuan lokasi harus memperhatikan berbagai factor yang
mempengaruhinya, misal :
- koordinasi lampu pengatur lalulintas,
- akses bagi penumpang
- kondisi lalulintas dan pejalan kaki
- geometri perhentian kota
- dan gerakan membelok bus kota
RANCANGAN TEMPAT PERHENTIAN
Beberapa bentuk fasilitas bus kota yang sering dijumpai
adalah :
- kerb side
- bus shelter
- lay-bus
42
a). Kerb Side
Bentuk ini memanfaatkan trotoar untuk menampung
penumpang yang akan naik dan turun bus. Bentuk ini
digunakan pada trotoar dan jalan sempit yang tidak
memungkinkan bus kota berhenti terlalu lama, karena akan
mengganggu arus lalulintas. Sebagai tanda, diberikan rambu
perhentian bus kota.
b). Lay-bys
Bentuk ini digunakan pada trotoar yang cukup lebar sehingga
dapat dibuat lekukan yang memungkinkan bus berhenti di
dalam lekukan tersebut di luar badan jalan. Keuntungan
bentuk ini adalah mengurangi ganggungan terhadap lalulintas
pada saat menaikkan bus berhenti lebih lama.
20 m 20 m
TROTOAR
2,75 m
Gmb. Standart Single bus-lay-by
c). Bus Shelter
Padabentuk ini, calon penumpang yang menunggu bus kota
mendapat fasilitas tempat menunggu yang beratap yang
memungkinkan terhindar dari sengatan matahari dan tempat
hujan. Sedangkan perhentian bus kotanya sendiri dapat
berupa kerb side atau lay-bus
43
Bahkan pada lokasi tertentu, idealnya bus shelter ada jadwal
kedatangan dan keberangkatan bus kota, nomer bus, kode
jalur dan rute yang dilalui, sehingga calon penumpang dapat
mengetahui jam berapa dia harus berangkat dari rumah ke
bus shelter supaya mendapat bus kota yang diinginkan.
SISTEM PARKIR
Salah satu yang ikut mempengaruhi sistem transportasi
aadalah sistem parkir. Dari hasil penelitian dalam waktu 24 jam,
kendaraan parkir 21,5 jam. Dengan demikian terlihat bahwa
penyediaan lahan parkir meruapakan hal yang penting. Selain itu
pada jam sibuk terlihat kendaraan parkir di tepi jalan sehingga
mengurangi lebar manfaat jalan. Secara garis besar parkir ini
dibedakan menjadi 2 yaitu :
1. Parkir di jalan ( On Street parking)
2. Parkir di luar jalan / di taman parkir (Off Street parking)
Dalam perkembangannya, persoalan parkir ini menjadi satu
hal yang cukup penting. Setiap bangunan umum (mal, hotel, super
market dll) diharuskan mempunyai fasilitas parkir, sehingga
mengurangi parkir di jalan yang akhirnya akan mengurangi
gangguan lalulintas. Bahkan parkir berkembang menjadi bisnis yang
menguntungkan, banyak dibangun area-area parkir di daerah pusat
kegiatan.
Lebih jauh tentang parkir akan dibahas pada mata kuliah
Rekayasa lalulintas.
SISTEM BUDAYA
44
Yang tidak kalah pentingnya adalah kondisi social budaya
yang ada. Hal ini banyak berpengaruh dalam hal kebiasaan
masyarakat. Negara kita adalah negara agraris yang sedang bergerak
menuju industrialisasi, sehingga kebiasaan masyarakat agraris
masih melekat kuat. Contohnya adalah, masih banyak jalan raya
terutama pada daerah urban yang digunakan untuk menjemur hasil
panen (padi), bahkan pada sore hari badan jalan seringkali dipakai
untuk duduk-duduk, ngobrol, dll yang dapat membahayakan jika
ada kendaraan yang lewat.
Kebiasaan menyeberang jalan yang seenaknya tanpa
mempedulikan lalulintas juga menjadi hal yang perlu mendapat
perhatian. Banyak jembatan penyeberangan yang dibangun tidak
difungsikan sehingga dibongkar lagi. Selain itu tempat
penyeberangan sebidang yang berupa zebra cross banyak yang tidak
dimanfaatkan, orang menyeberang semaunya sehingga mengganggu
kelancaran lalulintas. Masih banyak hal-hal yang berkaitan dengan
kebiasaan masyarakat yang belum pas dengan sistem transportasi
yang diharapkan. Kedisiplinan berlalulintas masih perlu
disosialisasikan dan dikembangkan untuk menuju transportasi yang
andal, aman dan nyaman.
MODA TRASPORTASI
Penyelenggaraan transportasi bisa berbagai macam, namun
hakekatnya adalah perpindahan barang dan orang dari tempat asal
ke tempat tujuan. Karena kondisi geografis yang beragram dan
perkembangan teknologi transportasi yang terus berkembang maka
jenis-jenis sarana dan prasarana tertentu akan sesuai dengan
kondisi geografi tertentu pula.
Secara garis besar, dengan melihat mediumnya, transportasi
ini dapat dibedakan menjadi moda darat, air dan udara. Lebih jauh
moda darat dapat dibedakan moda jalan dan kereta api.
45
Pengembangan teknologi masing-masing moda mendorong
perkembangan moda tersebut yang akhirnya akan memacu
perkembangan transportasi.
MODA DARAT
Moda ini menggunakan medium yang terletak di daratan, baik
bawah tanah maupun melayang. Moda ini dapat dipisahkan :
a. transportasi jalan raya
b. transportasi rel
c. transportasi pipa
d. trasnportasi gantung (angkutan melalui kabel)
e. transportasi sungai, danau dan penyeberangan.
a). Transportasi jalan raya
Sifatnya-sifatnya :
- door to door service
- memberi kebebasan pengendara dalam ruang dan waktu
- mudah dikembangkan
- biaya operasi lebih murah.
Keburukannya :
- tidak efisien
- pemborosan energi
- keselamatan rendah
- menimbulkan polusi, terutama di perkotaan
- membutuhkan tempat parkir yang makin sulit disediakan
di perkotaan
Lain-lain :
- dapat membuka, membangkitkan, mengembangkan wilayah
- menaikkan nilai jalan
46
- melindungi kawasan/kota, contoh : jalan arteri, by pass.
Moda ini sangat didukung adanya jaringan jalan yang memiliki
sifat dan karakteristik yang berbeda-beda. Jalan itu sendiri
dapat diklasifikasikan atas beberapa hal berikut (HIRARKI
JALAN) :
1. Menurut system jaringan jalan
-Primer
-Sekunder
2. Menurut peran/fungsinya,
- Arteri
- Kolektor
- Lokal
- Lingkungan
SISTEM JARINGAN
DAN FUNGSI JALAN SESUAI UNDANG –
UNDANG
47
Fungsi jalan Kecp. min,
km/jam
Lebar
min, m
Akses ke
jalan
Volume,
smp
Arteri
Primer 60 11 Terbatas Lalulintas jarak jauh tdk boleh te
Sekunder 30 9 Terbatas >20.000 Lalulintas cepat dan lambat terp
Kolektor
Primer 40 9 Terbatas >10.000 Jalan tidak terputus
Sekunder 20 9 Terbatas >6.000 Lalulintas cepat dan lambat terp
Lokal
Primer 20 7,5
tidak
dibatasi >2.000 Jalan tidak boleh terputus
Sekunder 10 7,5
tidak
dibatasi > 500
Lingkungan
Primer 15
6,5 atau
3,5
tidak
dibatasi
Sekunder 10
6,5 atau
3,5
tidak
dibatasi
Sumber : UU no: 38 tahun 2004 dan PP no: 34 tahun 2006
tentang jalan
: Standar Perencanaan Geometrik Jalan Perkotaan
1988
Sesuai dengan peran dan fungsinya dalam sistem jaringan jalan (UU
no 38 th 2004 dan PP no 34 th 2006 tentang jalan), jalan dibedakan :
-Arteri Primer , yaitu jalan yang menghubungkan kota jenjang kesatu
yang berdampingan atau menghubungkan kota jenjang kesatu
dengan kota jenjang kedua
-Arteri sekunder, yaitu jalan yang menghubungkan kws primer
dengan kws sekunder kesatu, atau menghubungkan kws sekunder
kesatu dengan kws sekunder kesatu lainnya atau kws sekunder
kesatu dengan kws sekunder kedua
-Kolektor Primer, yaitu jalan yang menghubungkan antar kota
jenjang kedua atau kota jenjang kedua dengan ketiga
-Kolektor sekunder, yaitu jalan yang menghubungkan antara pusat
jenjang kedua atau antara pusat jenjang kedua dengan ketiga
-Lokal Primer, yaitu jalan yang menghubungkan persil dengan kota
pada semua jenjang.
-Lokal Sekunder, yaitu jalan yang menghubungkan pemukiman
dengan semua kawasan sekunder
48
-Lingkungan Primer, yaitu jalan yang menghubungkan antar pusat
kegiatan dalam kws perdesaan dan jalan di dalam lingkungan kws
perdesaan
-Lingkungan sekunder, menghubungkan antarpersil dalam kws
perkotaan.
3. Berdasar daya dukungnya
-Jalan kelas I, yaitu jalan arteri yang dapat dilalui
kendaraan bermotor termasuk muatannya dengan
lebar tidak lebih dari 2.500 mm, panjang 18.000 mm
dan muatan sumbu terberat lebih besar dari 10 ton,
atau LHR > 20.000 smp
-Jalan kelas II, yaitu jalan arteri yang dapat dilalui
kendaraan dengan lebar tidak melebihi 2.500 mm,
panjang 18.000 mm dan muatan sumbu terberat
yang diijinkan 10 ton, atau LHR < 20.000 smp
-Jalan Kelas IIIA, yaitu jalan arteri atau kol,ektor yang
dapat dilalui kendaraan bersama muatannya dengan
ukuran tidak lebih dari 2.500 mm, panjang 18.000
mm dan muatan sumbu yang diijinkan 8 ton.
-Jalan Kelas IIIB, yaitu jalan kolektor yang dapat
dilalui kendaraan dengan muatannya dengan ukuran
lebar tidak lebih dari 2.500 mm, panjang 12.000 dan
muatan sumbu terberat yang diizinkan 8 ton
-Jalan Kelas IIIC, yaitu jalan local yang dapat dilalui
kendaraan dengan muatannya, dengan lebar tidak
lebih dari 2.100 mm, panjang 9.000 mm sumbu
terberat yang diizinkan 8 ton
4. Menurut pungutan
49
- Tol
- Non Tol
5. Menurut hambatan
- Bebas hambatan, ditandai simpang tidak sebidang
- Biasa, ditandai simpang sebidang
6. Menurut pengelolaan
- Jalan Nasional, yaitu jalan yang dibina pemerintah
pusat
- Jalan Propinsi, jalan yang dibina oleh pemerintah
daerah propinsi
- Jalan Daerah (kabupaten, kota), yaitu jalan yang
dibina oleh pemerintah daerah (kabupaten/kota)
- Jalan desa, yaitu jalan yang dibina oleh
pemerintah desa
Dalam perencanaan jalan, karena kendaraan yang ada sangat
beragam maka perlu diseragamkan dengan konsep satuan mobil
penumpang (smp), artinya berbagai jenis kendaraan yang ada
tersebut dibandingan dengan mobil penumpang dengan suatu nilai
EMP (ekivalensi mobil penumpang) untuk masing-masing jenis
kendaraan.
Selain itu dikenal juga istilah LHR (lalulintas harian rata-rata)
yang menggambarkan beban lalulintas ruas jalan dalam satu hari.
Penghitungan LHR dilakukan seperti di bawah ini.
365
)24(1 JAMTHNLALULINTAS
LHR =
Selain itu dalam perencanaan dikenal istilah VJP (volume jam
perencanaan) yang besarnya 15 % LHR.untuk daerah urban dan
13% untuk rural.
50
Selain itu dikenal pula istilah Volume jam puncak (peak hours)
Volume jam puncak ini = volume terbesar 4 x 15 menit berurutan.
Untuk ketertiban lalulintas, jalan perlu dilengkapi dengan rambu-
rambu lalulintas, marka jalan, traffic light, pagar pengamanan,
median pemisah jalur dan lain-lain.
b). Transportasi Kereta Rel
Transportasi ini lebih dikenal dengan istilah kareta api karena
dulunya digerakkan dengan batu bara yang cerobong asapnya
mengeluarkan percikan api. Pengelolaannya sekarang pada PT.
KAI di bawah koordinasi Departemen Perhubungan.
- Kelebihannya : efisien dan ekonomis
- Kekurangan : padat modal, banyak dipengaruhi oleh
regulasi politik, tidak door to door sevice
- Sebagai angkutan jarak menengah, urban dan sub urban,
untuk DIY sedang diusahakan untuk dijadikan angkutan
‘komuter’(1 rangkaian kereta komuter terdiri dari 1
lokomotif dan 4 gerbong penumpang).
- Lebih ramah lingkungan jika digerakkan dengan listrik
- Kecepatannya antara 60 km/jam sampai 160 km/jam.
Kereta rel cepat mempunyai kecepatan antara 200 – 400
km/jam.
- Perlu dipertimbangkan perlintasan sebidang dengan jalan
raya, terkait dengan frekuensi gangguan yang
ditimbulkannya.
Dilihat dari lokomotif sebagai penggeraknya, dapat dibedakan
menurut jenisnya : listrik, diesel, uap.
Listrik :
• mahal investasi
51
• polusi rendah
• tidak bising
• perlu tambahan ekstra clearence
Diesel :
• praktis
• tidak perlu ekstra clearence
• bising
• kotor
Uap :
• bising
• kotor
• tidak dipakai secara komersial
Lokomotif jenis yang banyak dipakai di Indonesia adalah jenis
diesel, umur konstruksinya 15 – 25 tahun dan pemakaian
100.000 – 480.000 km/thn. Bahan bakarnya 5.000 – 15.000
ltr/km.
Sistem kontrolnya antara lain dengan : jadwal (lalulintas
rendah), Automatic Block System (ABS), Sinyal (yang memandu
saat memasuki blok) dan yang paling mutakhir dengan Traffic
Control System yaitu pengontrolan pusat, gerakan kereta
tertayang pada layar dan pertemuan dapat diatur effisien.
c). Transportasi pipa
Transportasi jenis ini banyak digunakan antara lain ;
- Untuk mengangkut barang cair, gas, benda padat seperti
batu bara, kapur, biji-bijian
- Sarana-sarana pipa biasanya ditanam di dalam tanah
52
- Jaringan pipa biasanya mengikuti jaringan jalan raya, air
minum dan gas
- Penempatannya pada Ruang Milik Jalan (RUMIJA)
Keunggulan ;
- Barang cair melalui pipa lebih murah danmudah
- Mengurangi beban jaringan jalan atau KA
Contohnya, pengangkutan BBM dari Cilacap ke Bandung dan
dari Cilacap ke Yogyakarta.
Daya penggerak barang tersebut dapat melalui ;
- Pompa tekan
- Daya gravitasi
d). Trasportasi gantung
Transportasi gantung (melalui kabel) ini biasanya digunakan
untuk keperluan khusus, misalnya untuk wisata bukan
untuk keperluan sehari-hari.
Sarana yang dibutuhkan adalah :
- Gerbong pengangkut
- rel untuk merentangkan kabel baja yang dikontrol dari
terminal.
Sebagai contohnya adalah kereta gantung pada daerah wisata
atau pada daerah bersalju untuk berolah raga (membawa olah
ragawan ke tempat peluncuran).
MODA LAUT
53
Instansi yang berwenang pada moda laut adalah Departemen
Perhubungan Direktorat Jenderal Perhubungan Laut. Termasuk
dalam mode ini adalah pelayaran rakyat, pelayaran antar pulau,
pelayaran samudra baik domestik maupun internasional. Beberapa
perusahaan yang besar antara lain PT. Pelni, PT. Djakarta Lloyd, PT.
Samudra Indonesia.
Sarana kapal ini dapat dibagi menurut :
a) Jenis umum;
- tanker
- kapal curah
- kapal cargo umum
- kapal penumpang
- kapal penolong
b) Berat
- Berat kosong
• Loaded (penuh)
• Light (kosong) sama dengan berat air yang
dipindahkan
- Dead weight Ton (DWT) sama dengan selisih berat penuh
dengan berat kosong.
c) Jenis menurut bongkar muat yaitu :
- Lolo (lift on – lift off / vertikal) : dengan kereta derek
(gantry)
• Kapal konvensional
• Kapal peti kemas
Kedua contoh di atas efisien, tetapi lamban dan investasi
mahal.
54
- Roro (roll on – off / horizontal)
• Vessel jarak pendek termasuk feri
• Vessel jarak menengah / jauh
Kedua contoh di atas kurang efisien, tetapi cepat dan
investasi lebih murah.
Ini semua adalah gambaran secara garis besar mengenai
moda angkutan laut yang penting untuk negara
Indonesia yang terdiri dari banyak pulau-pulau.
MODA UDARA
Instansi yang berwenang membina moda ini adalah Direktorat
Jenderal Perhubungan udara, Departemen Perhubungan.
Perusahaan penerbangan seperti Garuda, Sempati, Bourag, Lion,
Merpati dan yang lain merupakan perusahaan / operator penyedia
jasa angkutan udara.
Pengangkutan udara dilaksanakan dengan menggunakan
pesawat terbang baik untuk orang maupun barang. Sifat yang
menonjol adalah cepat dan relatif aman. Bandara memerlukan lahan
yang cukup luas sehingga biasanya tidak dapat dekat dengan kota.
Jenis penerbangan dapat dibagi menurut :
1. Umum (General Aviation)
- Pribadi, perusahaan
- Sekolah penerbangan, SAR, pertanian.
2. Komersial : oleh Maskapai Penerbangan
• Organisasi : ICAO (International Civil Aviation
Oraganisation), FAA (Federation Aviation Agency
America), dan IATA (International Association of Travel
Agency).
55
• Sifat-sifat pesawat dan dibagi menurut ;
- Berat : berat kosong, berat lepas landas, berat
muatan
- Ukuran : bentang pesawat, panjang badan
Sifat-sifat ini dipakai untuk merancang, apron,
konfigurasi terminal, lebar runway dan taxi way.
• Kapasitas ; jumlah maksimum pesawat dan penumpang
yang dapat dilayani.
• Panjang landasan
• Sifat-sifat lainnya.
• Operasi pesawat dan panjang landasan
Fator-faktor yang mempengaruhi panjang landasan secara garis
besar ada tiga yaitu :
1. syarat operasi (lepas landas dan mendarat)
2. keadaan lingkungan bandara
3. berat pesawat lepas landas dan mendarat
Pada keadaan lingkungan bandara dikenal istilah angin depan (head
wind) yang akan memperpendek landasan, dan Angin Belakang (tail
wind) yang akan memperpanjang kebutuhan landasan. Demikian
juga dengan ketinggian tanah, makin tinggi tanah makin panjang
landasan diperlukan. Tiap 1000 fit membutuhkan 7 % lebih panjang
landasan. Sama halnya ketinggian maka tiap 1 % tanjakan
diperlukan 7 – 10 % tambahan landasan.
PERENCANAAN TERMINAL MODA UDARA
Pada perencanaan terminal angkutan udara, secara konsepsual
dipisahkan atas dua bagian yaitu :
- sisi darat (Land Side)
- sisi udara (Air Side)
Sedangkan penanganan penumpangnya dibagi seperti di bawah ini :
56
- Askes dari luar
• kendaraan datang pergi (antar jemput)
• parkir
• sirkulasi
• bongkar atau muat barang bawaan
• rel, stasiun, bus stop dll
- Prose persiapan
• Fasilitas untuk tiket
• Fasilitas untuk check ini
• Fasilitas untuk klaim bagasi
• Keamanan, kesehatan, pabean, imigrasi
• Ruang tunggu, fasilitas umum.
- Persiapan terbang
• Ruang tunggu
• Fasilitas naik pesawat
• Fasilitas transportasi antar pesawat
Lebih jauh mengenai moda udara ini akan dibahas pada mata kuliah
Lapangan Terbang
KONSEP INTERMODA
Suatu kebutuhan perjalanan mungkin akan dipenuhi melalui
satu atau lebih moda angkutan, contohnya adalah seperti berikut,
dari rumah jalan kaki ke tempat perhentian bus, kemudian naik bus
kota ke stasiun kereta api dan berganti moda kereta api, turun dari
kereta api naik ojek ke tempat tujuan. Bagi pengguna yang penting
57
adalah keamanan, kelancaran,kecepatan dan kenyamanan dalam
perjalanan.
Seperti telah diterangkan dimuka dasar pemilihan moda
antara lain adalah :
1. Dasar pemilihan
a. Ciri perjalanan yang dilakukan berdasarkan atas :
waktu, tujuan
b. Orangnya sendiri selaku pelaku perjalanan, misalnya
memiliki mobil, tingkat penghasilan, status social
c. Sistem pengangkutannya, contoh lama perjalanan, biaya
dan nyamanan
d. Efisiensi
2. Faktor yang mempengaruhi
a. Kecepatan perjalanan
b. Jarak perjalanan
c. Kenyamanan
d. Biaya
e. Kesenangan
f. Jenis kelamin
g. Sistem social dan ekonomi
h. Komposisi
Sumber dari lalulintas adalah pergerakan manusia dari satu
tempat ke tempat yang lain, pergerakan ini yang menimbulkan arus
lalulintas. Maka salah satu cara untuk meningkatkan efisiensi
adalah dengan mengurangi pergerakan lalulintas tanpa
mengurangi mobilitas individu. Oleh karena itu perlu efisiensi
pelayanan yang tinggi, untuk itu perlu pengembangan pola
prasarana transportasi terpadu, yaitu selain melayani angkutan
jalan raya juga mendukung moda angkutan yang lain.
58
Keterpaduan antar moda ini dapat ditinjau dari 2 hal yaitu ;
a. Keterpaduan secara sistem
b. Keterpaduan secara fisik
Pada keterpaduan secara sistem, yang diutamakan adalah
adanya kemungkinan bagi seseorang yang menggunakan suatu
moda angkutan untuk berpindah ke moda yang lain.
Sedangkan pada keterpaduan secara fisik, terminal bus dan
stasiun kereta api menjadi satu atap. Bahkan kalau mungkin
dijadikan satu dengan Bandar udara atau Pelabuhan laut.
Keterpaduan secara fisik selain memungkinkan perpindahan moda,
juga meningkatkan kemudahan dan kecepatan perpindahan moda.
Keterpaduan secara sistem tidak mensyaratkan adanya
kesatuan antara terminal bus, kereta api, pelabuhan laut/udara.
Yang dipentingkan adanya jaringan trasportasi antar terminal,
stasiun dan pelabuhan tersebut. Oleh karena itu efisiensi pergerkan
belum dikatakan maksimal. Terlebih bila jarak antar terminal
/stasiun / pelabuhan itu jauh. Efisiensi ini dapat ditingkatkan jika
menggunakan trasportasi khusus, misalnya menggunakan kereta
bawah tanah atau kereta layang, tetapi jika trasportasi antar
terminal/stasiun/ pelabuhan tersebut menggunakan jalan raya,
maka tetap akan mengganggu arus lalulintas jalan raya.
Oleh karena itu, dari dua pilihandi atas, keterpaduan secara
fisik tetap pilihan utama. Dengan keterpaduan secara fisik, maka
efisiensi pergerakan lalulintas menjadi maksimal, perpindahan moda
dari bus ke kereta api dapat dilakukan dengan berjalan kaki. Suatu
terminal dianggap terpadu secara fisik jika terminal itu ada 2 moda
angkutan yang dilayani misalnya bus dan kereta api.
59
Jika keterpaduan secara fisik dapat direalisir, maka
keterpaduan layanan juga akan mudah dilakukan. Beberapa
kemungkinan yang dipadukan adalah :
a. Sistem informasi, cukup satu informasi untuk layanan yang
ada
b. Sistem karcis lapangan
c. Pelayanan kepada masyarakat semakin baik
d. Layanan jam puncak
e. Layanan pemeliharaan kendaraan
f. Menciptakan kebersamaan buka persaingan.
DEMAND TRANSPORTASI
Transportasi bukanlah suatu tujuan, tetapi sarana untuk
mencapai tujuan tertentu, misalnya orang hendak bepergian dari
satu tempat ke tempat yang lain atau orang mau mengirim barang ke
tujuan tertentu, butuh jasa trasportasi untuk mencapai tujuannya.
Beberapa sifat-sifat terkait permintaan akan jasa transportasi yang
berbeda dengan dengan permintaan akan barang-barang lainnya,
antara lain :
1. Derived demand : permintaan akan jasa transportasi
merupakan suatu permintaan yang bersifat turunan
(disebutkan bahwa transportasi adalah turunan
pertama dari ekonomi)
2. Pemintaan akan jasa transportasi tidak dapat
ditunda, sangat dipengaruhi oleh waktu yang bersifat
harian, mingguan (utk rekreasi) bulanan atau
tahunan (liburan sekolah, lebaran, natalan).
3. Permintaan akan jasa transportasi sangat
dipengaruhi elastisitas pendapatan.
60
4. Permintaan akan jasa transportasi penumpang
bersifat in elastic, sedangkan permintaan angkutan
barang bersifat elastic.
5. Permintaan akan jasa transportasi adalah kompleks
karena jasa transportasi adalah campuran (product
mixed), permintaan akan jasa transportasi tidak
hanya karena keinginan utk berpindah tempat, tetapi
banyak variable-variabel lain yang mempengaruhi,
mis. Kecepatan, keamanan dll.
Dengan kata lain, permintaan/kebutuhan akan transportasi
ini dipengaruhi banyak hal, terutama hal-hal di bawah ini :
• Ekonomi, Sosial Budaya, Hankam.
Contohnya adalah, dengan naiknya perekonomian
masyarakat, maka permintaan akan jasa trasportasi
akan naik pula
• Moda → dalam hal ini adalah keterpaduan antar moda,
seperti yang telah diuraikan di depan
• Jaringan jalan (pemekaran kota), jalan-jalan yang baru
akan menarik perjalanan dan akan meningkatkan
permintaan akan jasa trasportasi
• Fasilitas terminal (tingkat kemudahan dan pelayanan)
• Tata guna tanah, dll
Selain hal tersebut di atas, pada angkutan umum faktor yang
mempengaruhi permintaan akan transportasi ini perlu ditambah
faktor-faktor ;
• Income (pendapatan), →
• Tingkat kepemilikan kendaraan (jika kepemilikan
kendaraan naik → demand terhadap angkutan umum
akan turun, demikian pula sebaliknya)
• Price (generalized price) → makin tinggi ongkosnya,
demand akan turun
61
• Level of service → layanan yang baik akan meningkatkan
demand trasportasi
• Sifat dan jarak perjalanan
• Populasi dll
Tolok ukur bagi keberhasilan angkutan publik bukan
keuntungan semata, tetapi kemampuannya dalam memenuhi
tujuan-tujuan kemasyarakatan yang terkadang komplek dan saling
konflik. Oleh karena itu pada angkutan umum tidak sepenuhnya
dilepaskan pada kekuatan “pasar”, tetapi harus dikombinasikan (dari
komersial menuju layanan social kemasyarakatan) agar tercapai
penyebaran manfaat.
Selain permintaan transportasi penumpang timbul juga
permintaan akan jasa trasportasi muatan (barang). Hal ini
berkaitan dengan angkutan truk antar kota maupun lewat kereta api
(biasanya semen atau pupuk dari Cilacap ke Yogyakarta) yang ditarik
ke berbagai daerahindustri.
Dalam suatu studi mengenai gerakan truk pada 240 industri
di Toronto, Kardosh dan Hutchinson telah mengembangkan
persamaan-persamaan untuk pengadaan perjalanan truk sebagai
berikut :
Y” = 11,4 + 1,53t1 r2
= 0,807
Y” = 1,25 - 0,86t1 r2
= 0,532
Dengan Y” = perjalanan truk yang berasal dari
perusahaan i perhari
Y” =perjalanan truk yang berakhir di perusahaan i
perhari
t1 =jumlah truk pribadi yang dimiliki perusahaan I
62
Meskipun penelitian ini dilakukan di Toronto dimana
perusahaan yang ada kebanyakan mempunyai armada sendiri, tetapi
paling tidak dapat memberi gambaran mengenai perjalanan yang
dihasilkan dari industri yang ada yang merupakan permintaan akan
jasa angkutan barang.
Moda yang dipilih dalam angkutan barang ini juga
mempertimbangkan beberapa hal, antara lain :
- waktu perjalanan
- keandalan (variasi dalam waktu perjalanan)
- harga
- kemungkinan hilang atau rusak
- kebutuhan pengepakan khusus
- kenyamanan (door to door)
- tersedianya pelayanan khusus yang diperlukan (mis :
pendingin)
- dan lain-lain.
Permintaan jasa transportasi ini baik penumpang maupun
barang memang agak sulit diperkirakan. Sudah banyak model yang
ditemukan, tetapi model yang paling gampang dalam memperkirakan
besarnya permintaan pada tahun mendatang adalah dengan
memproyeksikan kebutuhan yang akan datang melihat tahun-tahun
sebelumnya dan dilihat kecenderungannya dalam grafik yang dibuat.
Kelemahan dari model proyeksi ini adalah bahwa perkembangan
situasi yang akan datang dianggap sama dengan perkembangan
situasi dimana data grafik itu diambil.
Selain itu, dari uraian di muka, angkutan barang ini dapat
juga dibedakan atas :
- bentuk barang : 1. padat (general & bulk cargo)
2. cair
3. gas
63
- cara pengepakan : 1.Un Packed (bulk good)
2. Packed (general cargo)
Beberapa pengertian / istilah yangberkaitan dengan
pergerakan barang / cargo, seperti di bawah ini :
1. “On Line Movement” → jika pengiriman barang dilakukan
oleh 1 (satu) transporter
2. “Inter Line Movement” → jika pengiriman barang
dilakukan oleh lebih dari 1 (satu) transporter
3. “Single Modal” → pengiriman menggunakan 1 moda
4. “Multi Modal” → pengiriman menggunakan > 1 moda
PENAWARAN
JASA TRANSPORTASI
Seperti halnya permintaan jasa transportasi, penawaran akan
jasa transportasi inipun banyak ditinjau dari sisi teori ekonomi
dimana adanya permintaan (demand) yang tinggi akan
membangkitkan penawaran (supply). Harga yang tinggi )karena
permintaan yang banyak) menjadi salah satu daya tarik dari
timbulnya penawaran ini.
Pada angkutan penumpang, muncul angkutan umum, baik
yang dikelola oleh negara ataupun swasta. Tingkat pelayanan
menjadi salah satu daya tarik dalam orang memilih moda yang akan
digunakannya. Kereta api menjadi salah satu pilihan yang
ditawarkan untuk angkutan yang bersifat masal, dengan
pertimbangan bahwa kereta api punya jalan sendiri dan dapat
mengangkut penumpang/barang dalam jumlah besar sehingga
ongkosnya dapat lebih murah.
Sedangkan angkutan umum yang tersedia selama 24 jam yang
ditawarkan adalah taksi. Pelayanan ini lebih bersifat pribadi dan
64
door to door service (rute bebas, terserah penumpang), hanya saja
harga yang ditawarkan relatif tinggi.
Untuk angkutan barang sementara ini masih didominasi oleh
truk, karena sifatnya yang luwes. Hanya saja jika armada yang
diperlukan makin banyak maka perlu dibangun terminal khusus
angkutan barang.
Pada prinsipnya angkutan umum adalah untuk memberikan
pelayanan yang baik kepada masyarakat/ konsumen. Indikator
kualitas layanan angkutan umum (penumpang) khususnya di kota
telah diberikan oleh Dephub. Di kota Yogyakarta sendiri sudah ada
angkutan umum Trans Jogja yang memakai system ‘buy the service”
dengan harapan akan dapat memberikan pelayanan terbaik bagi
penumpang/konsumen.
Standar kinerja Angkutan umum Bus Kota
No Aspek Parameter Standar
1 Tingkat operasi
/ketersediaan
kendaraan
Rasio jumlah kendaraan yang beroperasi
dengan jumlah kendaraan yang
direncanakan (dlm %)
80 - 90
2 Utilitas kendaraan Rata-rata perjalanan yang ditempuh
(km/hr)
230 - 260
3 Jumlah penumpang Jumlah penumpang yang diangkut
perbus perhari (orang/bus/hari)
300 – 400
4 Produktivitas
pegawai
Jumlah staf administrasi/bus
Jumlah pegawai bengkel/bus
Jumlah pegawai total/bus
0,3 – 0,4
0,5 – 1,5
3 – 8
5 Tingkat kecelakaan Jumlah kecelakaan per 100.000 km
perjalanan (ACC/100.000 bis-km)
1,5 – 3
6 Tingkat kerusakan Prosentase jumlah bus dalam
pemeliharaan terhadap total bus yang
dioperasikan (dalam %)
8 – 10
7 Konsumsi bahan
bakar
Volume bahan bakar per bus per 100 km
perjalanan (liter/bus-100 km)
30 – 50
8 Operating ratio Rasio antara pendapatan dengan biaya
operasi (termasuk depresiasi)
1,05 – 1,08
9 Load factor Perbaqndingan jumlah penumpang
dengan kapasitas tempat duduk
70
65
persatuan waktu tertentu (dalam %).
10 Jumlah penumpang
transfer
Tidak transfer per transit
Tranfer dua kali
>50%
<10%
Sumber : Dept. HubDar.
ELASTISITAS (E)
Elastisitas adalah : setiap perubahan factor-factor yang
berpengaruh terhadap harga akan mempengaruhi demand.
Elastisitas silang adalah : perubahan harga pada sector lain,
berpengaruh terhadap sector lainnya.
Rumus umum Elastisitas / demand :
D = F (Price, Income, P1, P2 .....)
D = demand
Price = general cost
P1, P2 ...... = kompetitornya
Elastisitas bisa ( + ) atau ( - )
Bila nilai elastisitas < 1 → disebut in elastis
> 1 → elastis
Contoh :
Sebuah angkutan jumlah penumpangnya 10.000 org perhari, dengan
tarif Rp. 400,- / perjalanan. Pemilik akan menaikkan ongkos menjadi
Rp. 450,- / perjalanan, Elastisitas E = -3, Berapa jumlah
penumpang yang akan naik angkutan dengan adanya harga baru
tersebut.
66
Hitungan :
Jawaban (a).
Naiknya tarif : Rp. 450 – Rp. 400,- = Rp. 50,-
: 50/400 x 100 % = 12,50 %
E = - 3
(artinya setiap kenaikan harga 1 % akan mengurangi penumpang
sebanyak 3 %)
Jadi penurunan penumpang : 3 x 12,50 % = 37,50 %
Jumlah penumpang sekarang = (100 – 37,50) % x 10.000 pmp
= 6.250 pmp/hari
Jawaban (b).
Rumus Q = ∀ ( P )e
Dengan
Q = penumpang
P = ongkos
∀ = konstanta
Cari dulu nilai ∀
10.000 = ∀ ( 400 )-3
∀ = 10.000 / (400)-3
∀ = 6,4 . 1010
Penumpang sekarang :
Q = ∀ ( P’ )e
Q = 6,4 . 1010
( 450 )-3
Q = 7.023 pmp/hari
67
Jawaban (a) dan (b) berbeda karena anggapan yang berbeda. Pada
(a) garis ‘demand’ dianggap linier, sedangkan pada (b) garis ‘demand’
dianggap lengkung dan elastisitas merupakan ‘slope’ dari garis
singgungnya. Grafik ‘demand’ (hubungan ‘cost’ dan volume)seperti
gambar di bawah ini.
Gb. Grafik ‘demand’
Keterangan :
Hubungan antara ‘cost’ dan volume sebenarnya tidak linier tapi
lengkung, karena untuk memudahkan hitungan dapat dianggap
linier.
MANAJEMEN LALULINTAS
Dalam menangani problem lalulintas yang timbul seperti :
waktu tundaan, kemacetan, kecelakaan lalulintas, tingkat pelayanan
yang rendah, pencemaran lingkungan dsb. Perlu diadakan suatu
tindakan untuk mengatasi hal tersebut. Tindakan yang digunakan
untuk menata arus lalulintas di jalan dikenal dengan istilah
Manajemen lalulintas, atau secara lebih detail sebetulnya cara yang
dipakai dapat dibagi menjadi 2 yaitu :
68
Cost
Volume
1. Manajemen lalulintas
( mengoptimalkan kondisi yang ada )
2. Perbaikan / pembangunan sarana fisik jalan
( dilakukan jika kondisi sudah tidak terkendali )
PRINSIP
MANAJEMEN LALULINTAS
Prinsip yang dipakai adalah mengoptimalkan / mengefisienkan
kondisi yang ada, tanpa perubahan fisik jalan.
STRATEGI
Ada beberapa strategi yang dipakai dalam rangka pelaksanaan
manajemen lalulintas, antara lain :
a. Kontrol lalulintas
- optimalisasi lampu lalulintas
- koordinasi lampu
- sistem 3 in 1
- jalur khusus angkutan umum, dll.
b. Informasi kepada pemakai jalan
- pendidikan tib-lantas
- informasi sebelum perjalanan : kondisi lalulintas, jadwal
& jalur angkutan umum dll
- informasi saat melakukan perjalanan ; kecepatan yang
disarankan, rute yang disarankan, dsb.
c. road pricing
Memberi beban biaya kepada pemakai jalan, seperti;
- tarif tol
69
- pajak kendaraan → memberi beban biaya kepada
pemakai fasilitas parkir, tarif parkir berdasar waktu
parkir, tarif parkir berdasar daerah-daerah arus
lalulintas tinggi.
- tarif angkutan umum → meningkatkan daya tarik
angkutan : umum, pengurangan tarif
- perbedaan tarif pada jam puncak
- karcis langganan
d. perbaikan angkutan umum
- modifikasi jalur bis kota, jadwal
- efisiensi jumlah penumpang
- efisiensi pembayaran karcis
- integrasi antar moda
- fasilitas park and ride
- letak halte
- kenyamanan dan keamanan
e. modifikasi pemakai jalan
- supaya penggunaan jalan merata danefisien
- modifikasi distribusi pemakaian jalan → penggeseran
jam kerja, dsb.
- Modifikasi frekuensi pemakai jalan (perluasan jaringan
telpon, pengantaran barang pesanan ke rumah, dsb)
- Modifikasi tata ruang → rumah dekat kantor
Semua ini meruapakan strategi yang diterapkan untuk
mengatasi persoalan-persoalan yang timbul di lapangan, selain itu
operator angkutan umum harus meningkatkan LOS nya tapi juga
harus dapat keuntungan untuk mengembangkan usahanya.
70
PARKIR
Salah satu permasalahan pokok pada transportasi perkotaan
adalah masalah parkir. Pada setiap kegiatan yang membangkitkan
arus lalulintas (fasilitas umum seperti ; super market, mall, gedung
pertunjukkan, hotel, kantor dll). Selalu butuh ruang bebas untuk
parkir kendaraan. Pada kota-kota besar parkir menjadi bisnis yang
cukup menjanjikan, karena lahan di kota yang terbatas, tidak jarang
terjadi perebutan lahan parkir. Uang yang diperoleh dari parker pada
kota-kota besar dapat mencapai miliaran rupiah dalam 1 hari.
Hasil penelitian di Jerman menunjukkan bahwa dalam satu
hari (24 jam) kendaraan bergerak selama 2,5 jam sedangkan yang
21,5 jam berhenti (parkir). Hal seperti ini dapat kita pahami karena
orang menggunakan kendaraan hanya sebagai alat untuk mencapai
tujuan ke tempat dia beraktifitas / kerja. Setelah selesai bekerja
kendaran dipakai lagi untuk mengantar pulang ke tempat semula
(rumah). Dengan demikian lahan untuk parkir menjadi hal yang
penting.
Secara garis besar, parkir dapat dibedakan atas :
1. Parkir di badan jalan ( On street parking )
2. parkir di luar badan jalan ( Off Street parking )
Contoh parkir di badan jalan adalah parkir di sepanjang Urip
Sumoharjo atau di Jalan Malioboro (on street parking).
Contoh parkir di luar badan jalan di taman parkir utara Hotel
Garuda atau basement Malioboro Mall, Ramai super market
(off street parking) dll.
GANGGUAN AKIBAT PARKIR
71
Parkir juga dapat menimbulkan gangguan terhadap arus lalulintas
yaitu antara lain :
- mengurangi lebar manfaat jalan ( karena sebagian
dipakai untuk parkir ).
- Pada saat kendaraan mau parkir
- Pada saat kendaraan mau keluar
- Pada off street parking → antrian yang terjadi pada saat
masuk dan keluar dari tempat parkir dapat mengganggu
arus lalulintas.
- Dan lain-lain
Dari kedua jenis parkir tersebut di atas, yang paling bagus
adalah parkir di tempat parkir, sehingga tidak mengurangi lebar
manfaat jalan dan sedikit mengganggu arus lalulintas, hanya saja
parkir off street membutuhkan investasi yang tidak sedikit untuk
tanah dan bangunan parkir.
Pada pembangunan parkir off street perlu dipikirkan beberapa
hal penting, dari hasil penelitian hal tersebut antara lain :
*sedekat mungkin dengan tempat tujuan
(kantor, pertokoan, super market dan lain-lain)
*banyak pintu masuk / keluar
(supaya tidak mengganggu lalulintas karena antrian)
*melalui tempat-tempat yang menarik
(sehingga tidak membosankan bagi pengendara kendaraan)
*dan lain-lain.
72
Pada kota-kota besar parkir off street telah berkembang
menjadi bisnis yang menguntungkan. Banyak perusahaan yang
bergerak/mengelola parkir. Bagi pemerintah daerah ini merupakan
pemasukan yang cukup besar.
Untuk memprediksi kebutuhan tempat parkir cukup sulit,
banyak variabel yangt mempengaruhinya. Volume parkir tergantung
hal-hal di bawah ini.
*jenis kegiatan
(Hotel, Rumah sakit, Mall dll masing-masing kegiatan ini
mempunyai variabel yang berbeda dalam menentukan
kebutuhan parkirnya. Misal untuk hotel ditentukan oleh ;
banyaknya kamar, tarif kamar, jumlah karyawan)
*Luas areal kegiatan total
*Perkembangan ekonomi daerah
(pada daerah yang ekonominya maju, berbeda dengan yang
masih belum mapan karena jumlah kendaraan yang ada masih
sedikit)
*Jumlah penduduk
(semakin banyak penduduknya,semakin besar kebutuhan
parkirnya)
*Angkutan umum
(Angkutan umum yang baik, akan mengurangi pemakaian
kendaraan pribadi tentunya akan mengurangi kebutuhan
tempat parkir).
*Lain-lain
73
PENGATURAN PARKIR
Jika karena sesuatu hal lahan pakir tidak mencukupi
(biasanya di daerah kota harga tanah sangat mahal) maka perlu
strategi pengaturan parkir antara lain :
*pembatasan waktu parkir
*tarif parkir ganda
(ongkos parkir bertambah bila waktu parkirnya bertambah
lama / melebihi batas ketentuan, biasanya batas waktunya 1
jam)
*jam belanja dibuat tidak sama dengan jam sibuk kantor
(toko buka lebih lama)
*parkir bertingkat
KEBUTUHAN RUANG PARKIR (KRP)
Besarnya luasan parkir untuk tiap negara berbeda, tetapi berkisar
antara 15 – 22,50 m2 (termasuk jarak antar kendaraan) untuk
setiap kendaraan. SRP = Satuan Ruang parkir untuk mobil buatan
Asia dan Amerika berbeda, jelasnya dapat dilihat di bawah ini.
Tabel 1. Besaran ruang Parkir (SRP) mobil Penumpang
Negara SRP (m) Keterangan
Belanda 2.25 x 5.00
2.50 x 5.00
Australia 2.40 x 5.40
2.50 x 5.40
2.60 x 5.40
74
Inggris
1. J.Brickly
2. Chesire Lountry Planing
3. Huosing Development
Nete
2.40 x 4.75
2.50 x 5.50
2.40 x 4.80
Perancis 2.40 x 5.00
2.50 x 5.00
Belgia 2.40 x 5.00
2.50 x 5.00
Jerman 2.30 x (5.00 – 5.50)
2.40 x (5.00 – 5.00)
Indonesia 2.30 x 5.00
2.50 x 5.00
3.00 x 5.00
Golongan I
Golongan II
Golongan III
Sumber : Direktorat Jendral Perhubungan Darat, 1996
Tabel 2. Ukuran Kendaraan Standar Mobil Penumpang
Standar
Panjan
g (m)
Lebar
(m)
Tinggi
(m)
Depan
tergantu
ng (m)
Belakang
tergantu
ng (m)
Jarak
gender
(m)
Radius
putar min
(m)
AASHTO
JEPANG
Bina marga
NAASRA
5.80
4.70
4.70
4.74
2.14
1.70
1.70
1.80
1.30
2.00
2.00
-
0.90
0.80
0.80
0.813
1.50
1.20
1.20
1.10
3.35
2.70
2.70
-
7.30
6.00
6.00
-
Sumber : Direktorat Jendral Perhubungan Darat, 1996.
Untuk memperkirakan kebutuhan ruang parkir dapat
diperkirakan melalui formula di bawah ini.
KRP = F1 x F2 x VPH
Dengan :
KRP : Kebutuhan Ruang parkir
75
F1 : Faktor akumulasi parkir (0,15 – 0,4)
F2 : Faktor fluktuasi (1,10)
VPH : Volume Parkir Harian
Beberapa standar KRP sesuai dengan jenis kegiatannya
menurut DitJen Perhubungan, seperti dalam table di bawah ini.
Tabel .1. Ukuran kebutuhan ruang parkir pusat perdagangan
Luas area total (x 100
m2
)
10 20 50 100 500 1000 1500 2000
Kebutuhan (SRP) 59 67 88 125 415 777 1140 1502
Sumber : Hasil studi Direktorat Jenderal Perhubungan Darat ( 1996 )
Tabel .2. Ukuran kebutuhan ruang parkir pusat perkantoran
Jumlah Karyawan
100
0
125
0
150
0
175
0
200
0
250
0
300
0
400
0
500
0
Kebutuha
n (SRP)
Administra
si
Pelayanan
Umum
235 236 237 238 239 240 242 246 249
288 289 290 291 291 293 295 298 302
Sumber : Hasil studi Direktorat Jenderal Perhubungan Darat ( 1996 )
Tabel .3. Ukuran kebutuhan ruang parkir swalayan
Luas area total (x
100 m2
)
50 75 100 150 200 300 400
500
1000
Kebutuhan (SRP) 225 250 270 310 350 440 520 600 1050
Sumber : Hasil studi Direktorat Jenderal Perhubungan Darat ( 1996 )
Tabel .4. Ukuran kebutuhan ruang parkir pasar
Luas area total (x
100 m2
)
40 50 75 100 200 300 400
500
1000
Kebutuhan (SRP) 160 185 240 300 520 750 970 1200 2300
Sumber : Hasil studi Direktorat Jenderal Perhubungan Darat ( 1996 )
Tabel .5. Ukuran kebutuhan ruang parkir sekolah / perguruan tinggi
Jumlah Mahasiswa (x 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
76
1000)
Kebutuhan (SRP) 60 80 100 120 140 160 180 200 220 240
Sumber : Hasil studi Direktorat Jenderal Perhubungan Darat ( 1996 )
Tabel .6. Ukuran kebutuhan ruang parkir tempat rekreasi
Luas area total (x 100
m2
)
50 100 150 200 400 800 1600
3200
6400
Kebutuhan (SRP) 103 109 115 122 146 196 295 494 829
Sumber : Hasil studi Direktorat Jenderal Perhubungan Darat ( 1996 )
Tabel .7. Uk. kebutuhan ruang parkir hotel dan tempat penginapan
Jumlah kamar
(buah)
100 150 200 250 350 400 550 600 650
Tarif
Baku
($)
< 100 154 155 156 158 161 162 165 166 167
100 –
150
300 450 476 477 480 481 484 485 487
150 –
200
300 450 600 796 799 800 803 804 806
200 –
250
300 450 600 900 1050 1119 1122 1124 1425
Sumber : Hasil studi Direktorat Jenderal Perhubungan Darat ( 1996 )
Tabel .8. Ukuran kebutuhan ruang parkir rumah sakit
Jumlah Tempat
Tidur
50 75 100 150 200 300 400
500
1000
Kebutuhan (SRP) 97 100 104 111 118 132 146 160 230
Sumber : Hasil studi Direktorat Jenderal Perhubungan Darat ( 1996 )
Tabel .9. Ukuran kebutuhan ruang parkir bioskop
Jumlah Tempat
Duduk
300 400 500 600 700 800 900
1000
Kebutuhan (SRP) 198 202 206 210 214 218 222 227
Sumber : Hasil studi Direktorat Jenderal Perhubungan Darat ( 1996 )
Tabel 10. Ukuran kebutuhan ruang parkir gelanggang olah raga
Jumlah Tempat
Penonton
100
0
400
0
500
0
600
0
700
0
800
0
900
0
1000
0
1500
0
Kebutuhan (SRP) 230 235 290 340 390 440 490 540 790
Sumber : Hasil studi Direktorat Jenderal Perhubungan Darat ( 1996 )
77
Contoh cara menentukan SRP:
Satuan Ruang Parkir ( SRP ) untuk mobil penumpang:
Gambar 2.2. Satuan Ruang Parkir ( SRP ) untuk mobil penumpang
Sumber : Dirjen Perhubungan Darat, 1996
Keterangan :
B = Lebar kendaraan Bp = Lebar SRP
O = Lebar bukaan pintu Lp = Panjang SRP
R = Jarak bebas lateral L = Panjang kendaraan
a1,a2 = Jarak bebas longitudinal
POSISI PARKIR
Posisi parkir mobil bermacam-macam, tapi secara garis besar
dapat dibagi menjadi tiga.
- sejajar jalan
- tegak lurus jalan
- miring ( bersudut 30,45 atau 60 )
Masing-masing bisa tunggal (satu sisi) atau ganda (dua sisi).
Jika posisi parkir ada di dua sisi :
78
Sejajar jalan.(jika jalan relative sempit)
5.00
6.50
5.00
Tegak lurus jalan
5.48
4.50
5.48
Parkir miring (bersudut 60)
5.17
79
3.50
5.17
Parkir miring bersudut 45
Pemilihan cara parkir ini tergantung situasi dan lebar
jalan/tempat parkir yang tersedia. Pada parkir on street biasanya
bersudut karena akan mengurangi gangguan arus lalulintas pada
saat masuk dan keluar parkir, sedang pada off street (pada taman
parkir) biasanya diambil tegak lurus
( lihat Galeria, Malioboro mall, Ramai super market ) atau juga dapat
juga campuran dari yang ada.
ANALISIS PARKIR
Pada lokasi parkir ada beberapa hal yang perlu di analisis agar
diketahui apakah lahan yang disiapkan cukup atau tidak
menampung kendaraan yang parkir, sehingga dapat diambil
tindakan untuk mengatasi /mengantisipasinya. Hal-hal yang perlu
dianalisa adalah :
*akumulasi parkir
(rata-rata, mode dan akumulasi maksimal)
80
adalah jumlah kendaraan yang ada di tempat parkir jam
tertentu.
*parking indek ( P I )
merupakan perbandingan antara akumulasi parkir dengan
jumlah ruang parkir yang tersedia, parking indek ini
menunjukkan apakah ruang parkir yang disediakan sudah
dipakai semua atau belum. Nilai maksimum adalah 1 atau
100% yang berarti semua ruang parker telah terpakai.
%100
.
x
tersediaparkirr
arkirakumulasip
PI =
*turn over’
merupakan perbandingan antara jumlah kendaraan yang
parkir dengan ruang parkir yang tersedia, nilai ini
menunjukkan berapa kali suatu lahan parkir dipakai oleh
kendaraan untuk parkir. Semakin besar nilainya semakin
menguntungkan bagi pengelola parkir.
tersediaparkirr
parkirkendaraanjml
TO
.
.
=
*lama parkir
(rata-rata, mode parkir)
*space hours occupancy’
perbandingan antara total vechicle hours dengan SRP x jam
buka tempat parkir.
hoursxspace
hoursvechicletotal
SHO =
81
*total vechicle hours’
jumlah jam dari lamanya masing-masing kendaraan yang
parkir
Contoh Hitungan I
Sebagai contoh dari analisis parkir adalah seperti berikut ini.
Pada suatu tempat parkir yang dibuka mulai jam 08.00 sampai jam
14.00. dengan ruang parkir yang tersedia sebanyak 400 SRP.
Kendaraan yang masuk dan keluar tempat parkir seperti pada tabel.
Bagaimana pendapat saudara tentang tempat parker ini ?
Jawab :
PERIODE WAKTU
Jumlah Kendaraan
Datang Pergi
08.00 – 09.00 70 -
09.00 – 10.00 140 10
10.00 – 11.00 160 40
11.00 – 12.00 90 140
12.00 – 13.00 40 170
13.00 – 14.00 - 140
Dari data (tabel) di atas kemudian dianalisis sebagai berikut.
1. Akumulasi Parkir dan Parking indek
Jam akumulasi Parking indek
%
09.00 70 17
10.00 200 50
11.00 320 80
12.00 270 67
13.00 140 35
14.00 0 0
82
25,1
400
500
==
=
tersediayangparkirRuang
parkirkendaraanJumlah
Kesimpulan :
- kendaraan parkir terbanyak pada jam 11.00 yaitu
sebanyak 320 kendaraan.
- Parking indek 80% berarti ruang parkir belum terpakai
semuanya.
2. ‘Turn Over’
Besarnya nilai Turn Over
Artinya satu SRP dipakai oleh 1,25 kendaraan selama tempat
parkir dibuka dan nilai ini makin besar makin bagus.
Contoh Hitungan 2
Dari data di tempat parkir tersebut, diketahui pula lamanya
parkir masing-masing kendaraan seperti berikut :
Jml. Kendaraan Durasi,
jam
170 1
200 2
100 3
20 4
10 5
Dengan demikian
Mode Parkir = 2 jam
Artinya kendaraan parkir paling banyak selama 2 jam
Total Vechicle Hours = ( 1 x 170 ) + ( 2 x 200 ) + ( 3 x
100 ) + ( 4 x 20 ) +
83
( 5 x 10 )
=1000 kend. Jam
Durasi rata-rata jam
VechicleTotal
HoursVechicleTotal
2
500
1000
===
Space Hours Occupancy HoursxSpace
HoursVechicleTotal
=
%7,41417,0
6400
1000
===
x
POLUSI
Salah satu dampak dari transportasi adalah polusi atau
pencemaran dan degradasi lingkungan, baik polusi udara maupun
polusi suara. Hal ini tidak terasa tetapi besar akibatnya bagi
kesehatan dan kehidupan manusia, hewan dan tumbuhan. Oleh
karena itu perlu antisipasi supaya kelestarian lingkungan terjaga
untuk anak cucu.
POLUSI UDARA
Dari hasil penelitian asap yang dihasilkan knalpot kendaraan
merupakan penyumbang terbesar dari polusi udara, oleh karena itu
pengendalian asap knalpot menjadi sangat penting, baik dari segi
jumlah maupun kualitasnya.
a. Penyebaran Polutan
Polutan yang berasal dari kendaraan terkonsentrasi di sekitar
kendaraan. Penyebarannya sesuai dengan jaraknya.
Konsentrasi
84
CO
Jarak dari pusat jalan
Keterangan :
- Polutan tersebut menyebar ke Atmosfer
- Polutan tersebut secara kimiawi mungkin dapat berubah
- Polutan tersebut mungkin tinggal di udara
Polutan tersebut mungkin tinggal di tanah, organisme dan
secara kimiawi berubah
- Polutan tersebut mungkin masuk ke perairan → laut
b. Sumber Polutan (dari kendaraan)
- gas buangan
- evaporasi bensin / solar dari karburator
- pembakaran tak sempurna bensin / solar
- debu yang berasal dari ban, rem dan permukaan jalan
- industri, kendaraan.
c. Polutan yang dihasilkan Kendaraan
Jenis polutan yang dihasilkan adalah CO2, H2O, CO, NOx,
debu, partikel.
d. Baku Mutu (Standar) Udara
( Kep-02 / MENKLH / I / 1998 )
Persayaratan standar yang ditetapkan oleh kementrian
Lingkungan Hidup adalah sebagai berikut :
Parameter Waktu
Pengukuran
Batas mutu
CO 8 jam 20 ppm ( 2260 :g / m3
)
NOx 24 jam 0,05 ppm ( 92,5 :g / m3
)
Debu 24 jam 0,26 mg/m3
85
HC 3 jam 0,24 ppm (160 :g / m3
)
e. Pengaruh Polusi Udara
- terhadap kesehatan
- terhadap bau, kenampakan, kebersihan
- ketakutan terhadap pengaruh yang tidak terasa
e1. CO
Salah satu yang berbahaya adalah Carbon monoxide ( CO ),
racun ini mempunyai daya ikat terhadap Hb, jauh lebih tinggi
dari O2. Kadar CO dalam darah akan menyebabkan
terganggunya kesehatan.
% CO dlm darah Pengaruh
5 – 10 Fungsi penglihatan, reaksi dan
kewaspadaan berkurang.
10 – 30 Fungsi rasa berkurang, sakit
kepala dan mengurangi kinerja
saat latihan
30 – 60 Tak sadarkan diri
> 60 Menyebabkan kematian
Bagi orang yang mempunyai penyakit paru-paru
2,5 – 3 - sakit di dada secara tiba-tiba
10 % - mempengaruhi bayi dalam kandungan.
Besarnya pengaruh ini pada umumnya tergantung pada :
- volume, komposisi kualitas (untuk kendaraan)
- cuaca (kelembaban, arah dan kecepatan angin)
- lay-out.
e.2. Hidro carbon & Aldehyde
86
merupakan unsur kimia organik
e.3. NOx
- terbentuk di ruang pembakaran di mesin (NO)
- di udara, NO berubah jadi → NO2 yang lebih beracun dari
pada NO, karena
 merusak paru-paru
 mengurangi daya tahan infeksi
 susah bernafas % ISPA
*Pada konsentrasi rendah tidak berbau, tetapi bila > 0,10 ppm
berbau
PENGARUH JARAK TERHADAP BESARAN POLUSI
Jarak sangat berpengaruh terhadap efek polusi. Semakin jauh dari
sumber polusi pengaruh polusi semakin kecil
- CO berkurang 2/3 pada jarak 50 m
- HC berkurang 2/3 pada jarak 50 m
- NOx berkurang 1/3 pada jarak 50 m
- Partikel debu berkurang 2/3 pada jarak 50 m
- Asap berkurang ½ pada jarak 20 m
- Debu berkurang menjadi 0 pada jarak 60 m
Sampai saat ini kesadaran akan bahaya polusi ini masih belum baik,
terbukti masih sedikitnya penerapan uji kendaraan umum yang
mensyaratkannya bebas polusi / masih dalam batas standar baku
mutu yang diminta.
87
POLUSI SUARA
Polusi suara ini merupakan kebisingan yang disbebebabkan oleh
arus lalulintas kendaraan. Kebisingan ini dipengaruhi beberapa hal
antara lain adalah ;
a. Jenis kendaraan
- tipe jenis kendaraan
- knalpot dan klakson
- sistem pendingin
- jenis ban
b. Kecepatan kendaraan
Pada kecepatan lebih besar dari 70 km/jam pada jalan datar →
kebisingan yang terjadi akibat ban sangat dominan.
c. Jenis perkerasan jalan
Semakin kasar permukaan jalan akan semakin keras bunyi
gesekan yang dihasilkan.
d. Geometric jalan (tanjakan, turunan, tikungan)
e. Arah dan kecepatan angin
f. Kondisi medan antara sumber dan penerima (media)
PENANGANAN KEBISINGAN
Ada tiga cara untuk menangani kebisingan, yaitu :
88
1. Pada sumbernya
2. Arus pancaran kebisingan (media)
3. Pada obyek yang terkena dampak (gedung, rumah dll).
- Pada sumbernya
Penanganan pada sumbernya berarti treatment pada asal bunyi,
sebagai contoh adalah knalpot kendaraan diusahakan supaya
bunyinya sehalus mungkin, ini menjadi tugas para teknisi dan
pabrik pembuat kendaraan. Contoh yang lain adalah bunyi mesin,
bunyi ban di aspal dan lain-lain. Dengan teknologi yang semakin
maju, bunyi mesin dan bunyi knalpot semakin halus.
- Pada pancaran kebisingan (media)
Bunyi merambat dari asal bunyi menuju penerima. Selain karena
jaraknya, keras atau tidaknya bunyi yang diterima dipengaruhi oleh
benda-benda yang ada diantara sumber bunyi dan penerima bunyi.
Jika terdapat benda-benda yang dapat menyerap bunyi atau
penghalang, maka bunyi yang diterima akan melemah. Benda-benda
yang menyerap bunyi ini antara lain;
- rumput
- pohon-pohonan
- gundukan tanah
- atau sengaja dibuat tembok
Pada rumah sakit biasanya, dibuat barier yang berupa gundukan
tanah dengan ditanami rumput dan juga tanaman perdu agar pasien
tidak terganggu oleh kebisingan yang ada.
- Pada penerima bunyi
Penanganan yang ketiga adalah penanganan pada penerima bunyi.
Pada penerima bunyi dibuat sedemikian rupa supaya bunyi yang
diterima melemah. Sebagai contoh untuk menerima bunyi yang di
rumah, daun jendela dapat dibuat dobel sehingga bunyi yang
89
diterima melemah demikian juga pada pintu. Dapat juga dinding
dibuat kedap suara dan lain-lain.
dB (A)
140
120 ← batas sakit
100 ← pesawat jet, jarak 250 m
← bor mesin jarak 7 m
← batas kerusakan telinga jika menerus
80 ← truk diesel berat, V = 40 km/jam, jarak 7 m
← mobil penumpang V = 60 km/jam, jarak 7 m
60 ← kantor yang sibuk
← komunikasi mulai tergganggu
40
← kamar tidur yang tenang
20
V : kecepatan rata-rata km/jam
P : prosentase kendaraan berat
(b). Terhadap gradient : C2
90
Sistem transportasi
Sistem transportasi
Sistem transportasi
Sistem transportasi
Sistem transportasi
Sistem transportasi
Sistem transportasi
Sistem transportasi
Sistem transportasi
Sistem transportasi
Sistem transportasi
Sistem transportasi
Sistem transportasi
Sistem transportasi
Sistem transportasi
Sistem transportasi
Sistem transportasi

Contenu connexe

Tendances

Analisis sistem transportasi
Analisis sistem transportasiAnalisis sistem transportasi
Analisis sistem transportasitafqr
 
Pihak pihak yang terlibat dalam proyek konstruksi
Pihak pihak yang terlibat dalam proyek konstruksiPihak pihak yang terlibat dalam proyek konstruksi
Pihak pihak yang terlibat dalam proyek konstruksiNurul Angreliany
 
Sistem Jaringan Jalan
Sistem Jaringan JalanSistem Jaringan Jalan
Sistem Jaringan Jalanindra aprian
 
1. sejarah dan pengertian sistem transportasi
1. sejarah dan pengertian sistem transportasi1. sejarah dan pengertian sistem transportasi
1. sejarah dan pengertian sistem transportasiMiftachul Huda
 
Batas-Batas Atterberg
Batas-Batas AtterbergBatas-Batas Atterberg
Batas-Batas AtterbergIwan Sutriono
 
Kelembagaan sistem transportasi
Kelembagaan sistem transportasiKelembagaan sistem transportasi
Kelembagaan sistem transportasiMuhammad Dakka
 
3.8 perhitungan debit rencana
3.8 perhitungan debit rencana3.8 perhitungan debit rencana
3.8 perhitungan debit rencanavieta_ressang
 
Konsep dasar perencanaan terminal
Konsep dasar perencanaan terminalKonsep dasar perencanaan terminal
Konsep dasar perencanaan terminalJuleha Usmad
 
Tingkat Pelayanan Jalan (Level of Service)
Tingkat Pelayanan Jalan (Level of Service)Tingkat Pelayanan Jalan (Level of Service)
Tingkat Pelayanan Jalan (Level of Service)Dokter Kota
 
Makalah transportasi darat
Makalah transportasi daratMakalah transportasi darat
Makalah transportasi daratFaiz Isma
 
LAPORAN PRAKTIKUM HIDROLIKA PINTU AIR BAB 1-4
LAPORAN PRAKTIKUM HIDROLIKA PINTU AIR BAB 1-4LAPORAN PRAKTIKUM HIDROLIKA PINTU AIR BAB 1-4
LAPORAN PRAKTIKUM HIDROLIKA PINTU AIR BAB 1-4MOSES HADUN
 
Geometrik Jalan Raya (Perencanaan)
Geometrik Jalan Raya (Perencanaan)Geometrik Jalan Raya (Perencanaan)
Geometrik Jalan Raya (Perencanaan)andribacotid
 
Manajemen transportasi
Manajemen transportasiManajemen transportasi
Manajemen transportasimuhammad hasan
 
Peraturan perencanaan geometrik jalan antar kota no.38 tbm 1997 (2)
Peraturan perencanaan geometrik jalan antar kota no.38 tbm 1997 (2)Peraturan perencanaan geometrik jalan antar kota no.38 tbm 1997 (2)
Peraturan perencanaan geometrik jalan antar kota no.38 tbm 1997 (2)Harsanty Seran
 
Permen PU No 12 Tahun 2014 tentang Drainase Perkotaan - Lampiran 3
Permen PU No 12 Tahun 2014 tentang Drainase Perkotaan - Lampiran 3Permen PU No 12 Tahun 2014 tentang Drainase Perkotaan - Lampiran 3
Permen PU No 12 Tahun 2014 tentang Drainase Perkotaan - Lampiran 3infosanitasi
 
Tugas-Tugas Beton 1-10
Tugas-Tugas Beton 1-10Tugas-Tugas Beton 1-10
Tugas-Tugas Beton 1-10noussevarenna
 
Cara menghitung alinyemen horizontal
Cara menghitung alinyemen horizontalCara menghitung alinyemen horizontal
Cara menghitung alinyemen horizontalJulia Maidar
 
TUGAS BESAR GEOMETRIK JALAN RAYA
TUGAS BESAR GEOMETRIK JALAN RAYATUGAS BESAR GEOMETRIK JALAN RAYA
TUGAS BESAR GEOMETRIK JALAN RAYAAristo Amir
 
Perencanaan bendung
Perencanaan bendungPerencanaan bendung
Perencanaan bendungironsand2009
 

Tendances (20)

Analisis sistem transportasi
Analisis sistem transportasiAnalisis sistem transportasi
Analisis sistem transportasi
 
Pihak pihak yang terlibat dalam proyek konstruksi
Pihak pihak yang terlibat dalam proyek konstruksiPihak pihak yang terlibat dalam proyek konstruksi
Pihak pihak yang terlibat dalam proyek konstruksi
 
Sistem Jaringan Jalan
Sistem Jaringan JalanSistem Jaringan Jalan
Sistem Jaringan Jalan
 
1. sejarah dan pengertian sistem transportasi
1. sejarah dan pengertian sistem transportasi1. sejarah dan pengertian sistem transportasi
1. sejarah dan pengertian sistem transportasi
 
Batas-Batas Atterberg
Batas-Batas AtterbergBatas-Batas Atterberg
Batas-Batas Atterberg
 
Kelembagaan sistem transportasi
Kelembagaan sistem transportasiKelembagaan sistem transportasi
Kelembagaan sistem transportasi
 
3.8 perhitungan debit rencana
3.8 perhitungan debit rencana3.8 perhitungan debit rencana
3.8 perhitungan debit rencana
 
Konsep dasar perencanaan terminal
Konsep dasar perencanaan terminalKonsep dasar perencanaan terminal
Konsep dasar perencanaan terminal
 
Tingkat Pelayanan Jalan (Level of Service)
Tingkat Pelayanan Jalan (Level of Service)Tingkat Pelayanan Jalan (Level of Service)
Tingkat Pelayanan Jalan (Level of Service)
 
Makalah transportasi darat
Makalah transportasi daratMakalah transportasi darat
Makalah transportasi darat
 
LAPORAN PRAKTIKUM HIDROLIKA PINTU AIR BAB 1-4
LAPORAN PRAKTIKUM HIDROLIKA PINTU AIR BAB 1-4LAPORAN PRAKTIKUM HIDROLIKA PINTU AIR BAB 1-4
LAPORAN PRAKTIKUM HIDROLIKA PINTU AIR BAB 1-4
 
Geometrik Jalan Raya (Perencanaan)
Geometrik Jalan Raya (Perencanaan)Geometrik Jalan Raya (Perencanaan)
Geometrik Jalan Raya (Perencanaan)
 
Manajemen transportasi
Manajemen transportasiManajemen transportasi
Manajemen transportasi
 
Peraturan perencanaan geometrik jalan antar kota no.38 tbm 1997 (2)
Peraturan perencanaan geometrik jalan antar kota no.38 tbm 1997 (2)Peraturan perencanaan geometrik jalan antar kota no.38 tbm 1997 (2)
Peraturan perencanaan geometrik jalan antar kota no.38 tbm 1997 (2)
 
Pemadatan tanah
Pemadatan tanahPemadatan tanah
Pemadatan tanah
 
Permen PU No 12 Tahun 2014 tentang Drainase Perkotaan - Lampiran 3
Permen PU No 12 Tahun 2014 tentang Drainase Perkotaan - Lampiran 3Permen PU No 12 Tahun 2014 tentang Drainase Perkotaan - Lampiran 3
Permen PU No 12 Tahun 2014 tentang Drainase Perkotaan - Lampiran 3
 
Tugas-Tugas Beton 1-10
Tugas-Tugas Beton 1-10Tugas-Tugas Beton 1-10
Tugas-Tugas Beton 1-10
 
Cara menghitung alinyemen horizontal
Cara menghitung alinyemen horizontalCara menghitung alinyemen horizontal
Cara menghitung alinyemen horizontal
 
TUGAS BESAR GEOMETRIK JALAN RAYA
TUGAS BESAR GEOMETRIK JALAN RAYATUGAS BESAR GEOMETRIK JALAN RAYA
TUGAS BESAR GEOMETRIK JALAN RAYA
 
Perencanaan bendung
Perencanaan bendungPerencanaan bendung
Perencanaan bendung
 

Similaire à Sistem transportasi

Dasar tek trans.2
Dasar tek trans.2Dasar tek trans.2
Dasar tek trans.2Dangzt Iman
 
Dasar tek trans 1
Dasar tek trans 1Dasar tek trans 1
Dasar tek trans 1Dangzt Iman
 
BAB II TINJAUAN PUSTAKA - TRANSPORTASI LAUT
BAB II TINJAUAN PUSTAKA - TRANSPORTASI LAUTBAB II TINJAUAN PUSTAKA - TRANSPORTASI LAUT
BAB II TINJAUAN PUSTAKA - TRANSPORTASI LAUTYogga Haw
 
IPS _ TRANSPORTASI DAN NEGARA MAJU
IPS _ TRANSPORTASI DAN NEGARA MAJUIPS _ TRANSPORTASI DAN NEGARA MAJU
IPS _ TRANSPORTASI DAN NEGARA MAJUShafa Fatin
 
Disertasi ugm hasil 1
Disertasi ugm hasil 1Disertasi ugm hasil 1
Disertasi ugm hasil 1abadi1982
 
Filsafat ilmu transportasi dan integasinya dalam pengembangan wilayah
Filsafat ilmu transportasi dan integasinya dalam pengembangan wilayahFilsafat ilmu transportasi dan integasinya dalam pengembangan wilayah
Filsafat ilmu transportasi dan integasinya dalam pengembangan wilayahMuhammad Giri Saptono
 
P. Rekayasa Transportasi - Pertemuan 3
P. Rekayasa Transportasi - Pertemuan 3P. Rekayasa Transportasi - Pertemuan 3
P. Rekayasa Transportasi - Pertemuan 3FeraLestari3
 
3. Sistem Informasi Transportasi Pariwisata - Land Transportation
3. Sistem Informasi Transportasi Pariwisata - Land Transportation3. Sistem Informasi Transportasi Pariwisata - Land Transportation
3. Sistem Informasi Transportasi Pariwisata - Land TransportationIrwan Haribudiman
 
Prt pertemuan 1-pengantar
Prt pertemuan 1-pengantarPrt pertemuan 1-pengantar
Prt pertemuan 1-pengantarFeraLestari3
 
Pengembangan transportasi multimoda pada negara berkembang
Pengembangan transportasi multimoda pada negara berkembangPengembangan transportasi multimoda pada negara berkembang
Pengembangan transportasi multimoda pada negara berkembangOki Endrata Wijaya
 
Transportasi Perjalanan Wisata (Tourism Module)
Transportasi Perjalanan Wisata (Tourism Module)Transportasi Perjalanan Wisata (Tourism Module)
Transportasi Perjalanan Wisata (Tourism Module)risyaop
 
Pendahuluan-Pentingnya-Sistem-Transportasi.pptx
Pendahuluan-Pentingnya-Sistem-Transportasi.pptxPendahuluan-Pentingnya-Sistem-Transportasi.pptx
Pendahuluan-Pentingnya-Sistem-Transportasi.pptxNorafnisofia
 
Manajemen Transportasi Materi 5
Manajemen Transportasi Materi 5Manajemen Transportasi Materi 5
Manajemen Transportasi Materi 5Arjuna Ahmadi
 
EKONOMI TRANSPORTASI(1).pptx
EKONOMI TRANSPORTASI(1).pptxEKONOMI TRANSPORTASI(1).pptx
EKONOMI TRANSPORTASI(1).pptxAndikaWijaya26
 
angkutan barang
angkutan barangangkutan barang
angkutan barangdansar26
 

Similaire à Sistem transportasi (20)

Dasar tek trans.2
Dasar tek trans.2Dasar tek trans.2
Dasar tek trans.2
 
Dasar tek trans 1
Dasar tek trans 1Dasar tek trans 1
Dasar tek trans 1
 
BAB II TINJAUAN PUSTAKA - TRANSPORTASI LAUT
BAB II TINJAUAN PUSTAKA - TRANSPORTASI LAUTBAB II TINJAUAN PUSTAKA - TRANSPORTASI LAUT
BAB II TINJAUAN PUSTAKA - TRANSPORTASI LAUT
 
Print
PrintPrint
Print
 
IPS _ TRANSPORTASI DAN NEGARA MAJU
IPS _ TRANSPORTASI DAN NEGARA MAJUIPS _ TRANSPORTASI DAN NEGARA MAJU
IPS _ TRANSPORTASI DAN NEGARA MAJU
 
sistrans.pptx
sistrans.pptxsistrans.pptx
sistrans.pptx
 
Disertasi ugm hasil 1
Disertasi ugm hasil 1Disertasi ugm hasil 1
Disertasi ugm hasil 1
 
Filsafat ilmu transportasi dan integasinya dalam pengembangan wilayah
Filsafat ilmu transportasi dan integasinya dalam pengembangan wilayahFilsafat ilmu transportasi dan integasinya dalam pengembangan wilayah
Filsafat ilmu transportasi dan integasinya dalam pengembangan wilayah
 
P. Rekayasa Transportasi - Pertemuan 3
P. Rekayasa Transportasi - Pertemuan 3P. Rekayasa Transportasi - Pertemuan 3
P. Rekayasa Transportasi - Pertemuan 3
 
3. Sistem Informasi Transportasi Pariwisata - Land Transportation
3. Sistem Informasi Transportasi Pariwisata - Land Transportation3. Sistem Informasi Transportasi Pariwisata - Land Transportation
3. Sistem Informasi Transportasi Pariwisata - Land Transportation
 
Prt pertemuan 1-pengantar
Prt pertemuan 1-pengantarPrt pertemuan 1-pengantar
Prt pertemuan 1-pengantar
 
303641790 makalah-angkutan-umum
303641790 makalah-angkutan-umum303641790 makalah-angkutan-umum
303641790 makalah-angkutan-umum
 
Pengembangan transportasi multimoda pada negara berkembang
Pengembangan transportasi multimoda pada negara berkembangPengembangan transportasi multimoda pada negara berkembang
Pengembangan transportasi multimoda pada negara berkembang
 
Transportasi Perjalanan Wisata (Tourism Module)
Transportasi Perjalanan Wisata (Tourism Module)Transportasi Perjalanan Wisata (Tourism Module)
Transportasi Perjalanan Wisata (Tourism Module)
 
Pendahuluan-Pentingnya-Sistem-Transportasi.pptx
Pendahuluan-Pentingnya-Sistem-Transportasi.pptxPendahuluan-Pentingnya-Sistem-Transportasi.pptx
Pendahuluan-Pentingnya-Sistem-Transportasi.pptx
 
Tda 4
Tda 4Tda 4
Tda 4
 
Manajemen Transportasi Materi 5
Manajemen Transportasi Materi 5Manajemen Transportasi Materi 5
Manajemen Transportasi Materi 5
 
Survey lalu lintas kelompok 6
Survey lalu lintas kelompok 6Survey lalu lintas kelompok 6
Survey lalu lintas kelompok 6
 
EKONOMI TRANSPORTASI(1).pptx
EKONOMI TRANSPORTASI(1).pptxEKONOMI TRANSPORTASI(1).pptx
EKONOMI TRANSPORTASI(1).pptx
 
angkutan barang
angkutan barangangkutan barang
angkutan barang
 

Dernier

1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdfShintaNovianti1
 
1.2.a.6 Dekon modul 1.2. DINI FITRIANI.pdf
1.2.a.6 Dekon modul 1.2. DINI FITRIANI.pdf1.2.a.6 Dekon modul 1.2. DINI FITRIANI.pdf
1.2.a.6 Dekon modul 1.2. DINI FITRIANI.pdfsandi625870
 
materi pembelajaran tentang INTERNET.ppt
materi pembelajaran tentang INTERNET.pptmateri pembelajaran tentang INTERNET.ppt
materi pembelajaran tentang INTERNET.pptTaufikFadhilah
 
Program Roots Indonesia/Aksi Nyata AAP.pdf
Program Roots Indonesia/Aksi Nyata AAP.pdfProgram Roots Indonesia/Aksi Nyata AAP.pdf
Program Roots Indonesia/Aksi Nyata AAP.pdfwaktinisayunw93
 
Sejarah Perkembangan Teori Manajemen.ppt
Sejarah Perkembangan Teori Manajemen.pptSejarah Perkembangan Teori Manajemen.ppt
Sejarah Perkembangan Teori Manajemen.pptssuser940815
 
Workshop penulisan buku (Buku referensi, monograf, BUKU...
Workshop penulisan buku                       (Buku referensi, monograf, BUKU...Workshop penulisan buku                       (Buku referensi, monograf, BUKU...
Workshop penulisan buku (Buku referensi, monograf, BUKU...Riyan Hidayatullah
 
MATERI 1_ Modul 1 dan 2 Konsep Dasar IPA SD jadi.pptx
MATERI 1_ Modul 1 dan 2 Konsep Dasar IPA SD jadi.pptxMATERI 1_ Modul 1 dan 2 Konsep Dasar IPA SD jadi.pptx
MATERI 1_ Modul 1 dan 2 Konsep Dasar IPA SD jadi.pptxrofikpriyanto2
 
Panduan Mengisi Dokumen Tindak Lanjut.pdf
Panduan Mengisi Dokumen Tindak Lanjut.pdfPanduan Mengisi Dokumen Tindak Lanjut.pdf
Panduan Mengisi Dokumen Tindak Lanjut.pdfandriasyulianto57
 
5. HAK DAN KEWAJIBAN JEMAAH indonesia.pdf
5. HAK DAN KEWAJIBAN JEMAAH indonesia.pdf5. HAK DAN KEWAJIBAN JEMAAH indonesia.pdf
5. HAK DAN KEWAJIBAN JEMAAH indonesia.pdfWahyudinST
 
PUEBI.bahasa Indonesia/pedoman umum ejaan bahasa Indonesia pptx.
PUEBI.bahasa Indonesia/pedoman umum ejaan bahasa Indonesia pptx.PUEBI.bahasa Indonesia/pedoman umum ejaan bahasa Indonesia pptx.
PUEBI.bahasa Indonesia/pedoman umum ejaan bahasa Indonesia pptx.aechacha366
 
SBM_Kelompok-7_Alat dan Media Pembelajaran.pptx
SBM_Kelompok-7_Alat dan Media Pembelajaran.pptxSBM_Kelompok-7_Alat dan Media Pembelajaran.pptx
SBM_Kelompok-7_Alat dan Media Pembelajaran.pptxFardanassegaf
 
PLaN & INTERVENSI untuk sekolah yang memerlukan
PLaN & INTERVENSI untuk sekolah yang memerlukanPLaN & INTERVENSI untuk sekolah yang memerlukan
PLaN & INTERVENSI untuk sekolah yang memerlukanssuserc81826
 
modul 1.2 guru penggerak angkatan x Bintan
modul 1.2 guru penggerak angkatan x Bintanmodul 1.2 guru penggerak angkatan x Bintan
modul 1.2 guru penggerak angkatan x BintanVenyHandayani2
 
Teks ucapan Majlis Perpisahan Lambaian Kasih
Teks ucapan Majlis Perpisahan Lambaian KasihTeks ucapan Majlis Perpisahan Lambaian Kasih
Teks ucapan Majlis Perpisahan Lambaian Kasihssuserfcb9e3
 
Topik 1 - Pengenalan Penghayatan Etika dan Peradaban Acuan Malaysia.pptx
Topik 1 - Pengenalan Penghayatan Etika dan Peradaban Acuan Malaysia.pptxTopik 1 - Pengenalan Penghayatan Etika dan Peradaban Acuan Malaysia.pptx
Topik 1 - Pengenalan Penghayatan Etika dan Peradaban Acuan Malaysia.pptxsyafnasir
 
PERTEMUAN 9 KESEIM 3 SEKTOR.............
PERTEMUAN 9 KESEIM 3 SEKTOR.............PERTEMUAN 9 KESEIM 3 SEKTOR.............
PERTEMUAN 9 KESEIM 3 SEKTOR.............SenLord
 
Buku Saku Layanan Haji Ramah Lansia 2.pdf
Buku Saku Layanan Haji Ramah Lansia 2.pdfBuku Saku Layanan Haji Ramah Lansia 2.pdf
Buku Saku Layanan Haji Ramah Lansia 2.pdfWahyudinST
 
PPT PERLINDUNGAN KONSUMEN .Pengertian Transaksi Online
PPT PERLINDUNGAN KONSUMEN .Pengertian Transaksi OnlinePPT PERLINDUNGAN KONSUMEN .Pengertian Transaksi Online
PPT PERLINDUNGAN KONSUMEN .Pengertian Transaksi OnlineMMario4
 
rpp bangun-ruang-sisi-datar kelas 8 smp.pdf
rpp bangun-ruang-sisi-datar kelas 8 smp.pdfrpp bangun-ruang-sisi-datar kelas 8 smp.pdf
rpp bangun-ruang-sisi-datar kelas 8 smp.pdfGugunGunawan93
 
PPT IPS Geografi SMA Kelas X_Bab 5_Atmosfer.pptx_20240214_193530_0000.pdf
PPT IPS Geografi SMA Kelas X_Bab 5_Atmosfer.pptx_20240214_193530_0000.pdfPPT IPS Geografi SMA Kelas X_Bab 5_Atmosfer.pptx_20240214_193530_0000.pdf
PPT IPS Geografi SMA Kelas X_Bab 5_Atmosfer.pptx_20240214_193530_0000.pdfNatasyaA11
 

Dernier (20)

1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf
 
1.2.a.6 Dekon modul 1.2. DINI FITRIANI.pdf
1.2.a.6 Dekon modul 1.2. DINI FITRIANI.pdf1.2.a.6 Dekon modul 1.2. DINI FITRIANI.pdf
1.2.a.6 Dekon modul 1.2. DINI FITRIANI.pdf
 
materi pembelajaran tentang INTERNET.ppt
materi pembelajaran tentang INTERNET.pptmateri pembelajaran tentang INTERNET.ppt
materi pembelajaran tentang INTERNET.ppt
 
Program Roots Indonesia/Aksi Nyata AAP.pdf
Program Roots Indonesia/Aksi Nyata AAP.pdfProgram Roots Indonesia/Aksi Nyata AAP.pdf
Program Roots Indonesia/Aksi Nyata AAP.pdf
 
Sejarah Perkembangan Teori Manajemen.ppt
Sejarah Perkembangan Teori Manajemen.pptSejarah Perkembangan Teori Manajemen.ppt
Sejarah Perkembangan Teori Manajemen.ppt
 
Workshop penulisan buku (Buku referensi, monograf, BUKU...
Workshop penulisan buku                       (Buku referensi, monograf, BUKU...Workshop penulisan buku                       (Buku referensi, monograf, BUKU...
Workshop penulisan buku (Buku referensi, monograf, BUKU...
 
MATERI 1_ Modul 1 dan 2 Konsep Dasar IPA SD jadi.pptx
MATERI 1_ Modul 1 dan 2 Konsep Dasar IPA SD jadi.pptxMATERI 1_ Modul 1 dan 2 Konsep Dasar IPA SD jadi.pptx
MATERI 1_ Modul 1 dan 2 Konsep Dasar IPA SD jadi.pptx
 
Panduan Mengisi Dokumen Tindak Lanjut.pdf
Panduan Mengisi Dokumen Tindak Lanjut.pdfPanduan Mengisi Dokumen Tindak Lanjut.pdf
Panduan Mengisi Dokumen Tindak Lanjut.pdf
 
5. HAK DAN KEWAJIBAN JEMAAH indonesia.pdf
5. HAK DAN KEWAJIBAN JEMAAH indonesia.pdf5. HAK DAN KEWAJIBAN JEMAAH indonesia.pdf
5. HAK DAN KEWAJIBAN JEMAAH indonesia.pdf
 
PUEBI.bahasa Indonesia/pedoman umum ejaan bahasa Indonesia pptx.
PUEBI.bahasa Indonesia/pedoman umum ejaan bahasa Indonesia pptx.PUEBI.bahasa Indonesia/pedoman umum ejaan bahasa Indonesia pptx.
PUEBI.bahasa Indonesia/pedoman umum ejaan bahasa Indonesia pptx.
 
SBM_Kelompok-7_Alat dan Media Pembelajaran.pptx
SBM_Kelompok-7_Alat dan Media Pembelajaran.pptxSBM_Kelompok-7_Alat dan Media Pembelajaran.pptx
SBM_Kelompok-7_Alat dan Media Pembelajaran.pptx
 
PLaN & INTERVENSI untuk sekolah yang memerlukan
PLaN & INTERVENSI untuk sekolah yang memerlukanPLaN & INTERVENSI untuk sekolah yang memerlukan
PLaN & INTERVENSI untuk sekolah yang memerlukan
 
modul 1.2 guru penggerak angkatan x Bintan
modul 1.2 guru penggerak angkatan x Bintanmodul 1.2 guru penggerak angkatan x Bintan
modul 1.2 guru penggerak angkatan x Bintan
 
Teks ucapan Majlis Perpisahan Lambaian Kasih
Teks ucapan Majlis Perpisahan Lambaian KasihTeks ucapan Majlis Perpisahan Lambaian Kasih
Teks ucapan Majlis Perpisahan Lambaian Kasih
 
Topik 1 - Pengenalan Penghayatan Etika dan Peradaban Acuan Malaysia.pptx
Topik 1 - Pengenalan Penghayatan Etika dan Peradaban Acuan Malaysia.pptxTopik 1 - Pengenalan Penghayatan Etika dan Peradaban Acuan Malaysia.pptx
Topik 1 - Pengenalan Penghayatan Etika dan Peradaban Acuan Malaysia.pptx
 
PERTEMUAN 9 KESEIM 3 SEKTOR.............
PERTEMUAN 9 KESEIM 3 SEKTOR.............PERTEMUAN 9 KESEIM 3 SEKTOR.............
PERTEMUAN 9 KESEIM 3 SEKTOR.............
 
Buku Saku Layanan Haji Ramah Lansia 2.pdf
Buku Saku Layanan Haji Ramah Lansia 2.pdfBuku Saku Layanan Haji Ramah Lansia 2.pdf
Buku Saku Layanan Haji Ramah Lansia 2.pdf
 
PPT PERLINDUNGAN KONSUMEN .Pengertian Transaksi Online
PPT PERLINDUNGAN KONSUMEN .Pengertian Transaksi OnlinePPT PERLINDUNGAN KONSUMEN .Pengertian Transaksi Online
PPT PERLINDUNGAN KONSUMEN .Pengertian Transaksi Online
 
rpp bangun-ruang-sisi-datar kelas 8 smp.pdf
rpp bangun-ruang-sisi-datar kelas 8 smp.pdfrpp bangun-ruang-sisi-datar kelas 8 smp.pdf
rpp bangun-ruang-sisi-datar kelas 8 smp.pdf
 
PPT IPS Geografi SMA Kelas X_Bab 5_Atmosfer.pptx_20240214_193530_0000.pdf
PPT IPS Geografi SMA Kelas X_Bab 5_Atmosfer.pptx_20240214_193530_0000.pdfPPT IPS Geografi SMA Kelas X_Bab 5_Atmosfer.pptx_20240214_193530_0000.pdf
PPT IPS Geografi SMA Kelas X_Bab 5_Atmosfer.pptx_20240214_193530_0000.pdf
 

Sistem transportasi

  • 1. SISTEM TRANSPORTASI PENDAHULUAN Transportasi yang menyangkut pergerakan orang dan barang pada hakekatnya sudah dikenal secara alamiah semenjak manusia ada di bumi, meskipun pergerakan atau perpindahan itu dilakukan dengan sederhana. Sepanjang sejarah transportasi baik volume maupun teknologinya berkembang dengan pesat. Sebagai akibat dari kebutuhan akan transportasi, maka timbulah tuntutan untuk menyediakan sarana dan prasarana agar pergerakan tersebut dapat berlangsung dengan aman, nyaman dan lancar serta ekonomis dari segi waktu dan biaya. Pejalan kaki adalah perpindahan orang tanpa alat angkut (alat angkutnya adalah kaki) Dalam penyediaan prasarana transportasi yakni bangunan- bangunan yang diperlukan tentunya disesuaikan dengan jenis sarana atau alat angkut yang digunakan. Penyediaan tersebut dipengaruhi beberapa faktor, a.l. kondisi alam, kehidupan manusia serta teknologi bahan dan bangunan. Definisi ; Sistem adalah suatu bentuk keterkaitan antar variable / komponen dalam tatanan yang terstruktur, sehingga berkelakuan sebagai suatu keseluruhan dalam menghadapi rangsangan yang diterima dibagian manapun. Jika satu komponen dalam sistem berubah, akan berpengaruh terhadap komponen yang lain / keseluruhan. Sistem transportasi adalah suatu bentuk keterkaitan dan keterikatan antara penumpang, barang, sarana dan prasarana yang berinteraksi dalam rangka perpindahan orang atau barang yang tercakup dalam tatanan baik secara alami maupun buatan. Maksud ; 1
  • 2. Sistem transportasi diselenggarakan dengan maksud untuk mengkoordinasikan proses pergerakan penumpang dan barang dengan cara mengatur komponen-komponennya yaitu prasarana sebagai media dan sarana sebagai alat yang digunakan dalam proses transportasi. Tujuan ; Sistem transportasi diselenggarakan dengan tujuan agar proses transportasi penumpang dan barang dapat dicapai secara optimum dalam ruang dan waktu tertentu dengan pertimbangan factor keamanan, kenyamanan, kelancaran dan efisiensi atas waktu dan biaya. Sistem transportasi ini merupakan bagian integrasi dan fungsi aktifitas masyarakat dan perkembangan teknologi. Secara garis besar transportasi ini dapat dibagi menjadi : 1. Transportasi Udara 2. Transportasi Laut 3. Transportasi Darat  Jalan raya  Jalan rel  ASDP  Lain-lain ; pipa, belt conveyer dsb. Perkembangan transportasi yang pesat merupakan sumbangan bagi kualitas kehidupan manusia di masyarakat. Hal ini karena transportasi telah ikut meratakan hasil-hasil pembangunan dan memberikan pelayanan pergerakan orang dan barang hampir keseluruh penjuru negeri sehingga memberi andil bagi pengembangan serta kemajuan daerah dan membuka isolasi daerah terpencil. Transportasi darat lebih dominan di daerah Sumatra dan Jawa, sedang daerah timur atau lainnya menggunakan moda yang lain (laut dan udara) hal ini karena Indonesia adalah negara kepulauan sehingga moda laut dan udara menjadi hal yang penting bagi pengembangan dan kemajuan wilayah karena ada daerah- 2
  • 3. daerah yang hanya dapat dicapai dengan transportasi udara maupun laut saja. Pada daerah tambang dan industri , sebagai alternatif digunakan angkutan pipa (minyak dll), belt conveyer (untuk bijih besi dll) atau angkutan kabel. Transportasi sendiri terjadi karena tidak selamanya aktifitas dapat dilakukan di tempat tinggalnya. HAL YANG MEMPENGARUHI SISTEM TRANSPORTASI 1. TATA GUNA TANAH (Land use). a. lokasi perumahan b. daerah industri c. pusat bisnis (CBD) d. contoh; adanya “mall” akan membangkitkan arus lalulintas; sehingga jalan jadi padat. 2. SISTEM JARINGAN JALAN a. grid b. radial c. adanya jalan-jalan kolektor d. lain-lain 3. SISTEM MODA ANGKUTAN a. angkutan umum (public transport) b. angkutan cepat / lambat c. taksi 4. SISTEM PARKIR a. on street b. off street 5. SISTEM TERMINAL a. halte b. teluk bus c. lain-lain 6. SISTEM TANDA LALULINTAS a. rambu-rambu 3
  • 4. b. marka dll 7. SOSIAL BUDAYA 8. LAIN-LAIN Dari beberapa hal yang mempengaruhi system transportasi di atas, tata guna lahan (land use) merupakan yang terpenting. Hal ini dikarenakan tata guna lahan memacu bangkitnya arus lalulintas, lebih jelasnya dapat dilihat pada gambar di bawah ini. THE LAND USE TRANSPORTATION CYCLE Perubahan fungsi dari lahan akan menaikkan/membangkitkan perjalanan ke tempat tersebut, dampaknya akan menaikkan kebutuhan akan transportasi/lalulintas. Untuk itu perlu penambahan fasilitas transportasi (angkutan umum dsb), selanjutnya dengan adanya penambahan fasilitas transportasi akan memberikan kemudahan asesbilitas ke tempat tersebut. Dengan fasilitas dan kemudahan akses yang ada nilai tanah tersebut jadi 4 Changed land use Increase trip generation Increase land value Greater traffic need Increase accesibility Added transportation facilities
  • 5. tinggi, tanah jadi mahal. Dengan makin mahalnya tanah yang ada, maka akan terjadi perubahan fungsi lahan dst akan berulang lagi siklusnya seperti di atas. Tata guna lahan ini sangat dominan pada pergerakan yang sifatnya Spasial (ruang terbatas). Pergerakan yang spasial sangat ditentukan oleh letak : 1. daerah pemukiman 2. daerah industri 3. daerah pertanian Transportasi (pergerakan orang dan barang) akan berkisar pada tiga daerah tersebut. Orang bekerja ke daerah industri dan sore hari pulang ke rumah, demikian juga barang / hasil pertanian dll dibawa ke pabrik untuk diolah dan hasilnya dipasarkan ke daerah pemukiman sebagai konsumennya. Para pekerja akan cenderung bertempat tinggal mendekati tempat kerjanya untuk mengurangi biaya transportasi karena makin jauh jarak kerjanya makin besar biaya transportasi yang harus dikeluarkan. Dengan demikian terjadi urbanisasi. Sebaliknya tanah di kota semakin mahal orang mencari lahan untuk kantor / pabrik cenderung keluar kota, sehingga terjadi juga des-urbanisasi. Selain pergerakan spasial ada juga pergerakan yang tidak dibatasi ruang yaitu pergerakan yang didasari sebab terjadinya pergerakan antara lain ; maksud, sosial budaya dll. Pergerakan ini 5 Tp. tinggal Tp. kerja Tp. kerja baru
  • 6. disebut pergerakan Non Spasial, contohnya adalah orang mau silaturahmi ke saudaranya, lebih jelas dapat dilihat pada uraian di bawah ini. A. SEBAB TERJADINYA PERGERAKAN Sebab terjadinya pergerakan dikelompokkan sesuai karakteristik dasarnya antara lain ; 1. ekonomi  mencari nafkah  belanja 2. sosial  menjalankan hubungan pribadi  mengunjungi famili  menengok orang sakit 3. pendidikan  ke sekolah  kursus 4. rekreasi dan hiburan  ke puncak  nonton bioskop  kafe 5. kebudayaan (nyadran, mudik lebaran dll) 6. lain-lain B. WAKTU TERJADINYA PERGERAKAN Waktu terjadinya pergerakan ini juga tergantung jenis kegiatan yang dilakukan. Biasanya orang memulai kegiatannya pada pagi hari, baik ke sekolah, kerja maupun kegiatan lainnnya dan pulang pada siang atau sore hari. Pada saat orang bersamaan melakukan kegiatan pergerakan, maka pada jam tertentu di jalan akan terjadi 6
  • 7. penumpukan arus lalulintas. Pada kondisi seperti itu disebut “jam puncak” atau peak hours. Dalam satu hari biasanya terjadi tiga kali jam puncak, yaitu pagi hari (saat orang berangkat kerja), siang hari (jam istirahat/ pulang sekolah) dan sore hari (saat pulang kerja dll). Dari pengamatan, jam puncak yang terjadi seperti di bawah ini : 1. puncak pagi : 06.00 – 08.00 2. puncak siang : 12.00 – 14.00 3. puncak sore : 16.00 – 18.00 Pola variasi harian jam puncak tiap daerah berbeda, tergantung karakteristik daerah masing-masing (daerah industry berbeda dengan CBD berbeda pula dengan daerah pariwisata) . Informasi ini sangat penting bagi seorang perencana tranposrtasi untuk mengetahui beban puncak yang diterima oleh prasarana jalan raya. Jumlahkendaraan 0 7 .0 0 1 3 .0 0 1 7 .0 0 j a m Dengan mengetahui jam puncak yang terjadi, akan sangat membantu dalam menata arus lalulintas sehingga tidak terjadi kemacetan dan lalulintas berjalan lancar, nyaman dan aman. 7
  • 8. C. JENIS SARANA ANGKUTAN YANG DIGUNAKAN Moda angkutan yang digunakan sangat variatif dengan karakteristik yang berbeda-beda;  bus, taksi, angkot  kereta api  kapal, ferri  kendaraan pribadi  jalan kaki Pemilihan jenis moda ini sangat tergantung dengan tujuan dan sifat perjalanan yang akan dilakukan (lih.modal split), contohnya ;  untuk bekerja → menggunakan kendaraan umum / pribadi  antar pulau → pesawat atau kapal  ke pasar → becak  perjalanan < 1 km → jalan kaki  membawa orang sakit / meninggal → ambulans Pada anak-anak sekolah karena mereka masih muda/remaja dan kebanyakan belum punya kendaraan maka kebanyakan dari mereka ke sekolah dengan jalan kaki atau naik angkutan umum. Sedangkan untuk mereka yang sudah bekerja, rata-rata berangkat kerja dengan kendaraan pribadi. Semua issu yang ada dalam transportasi akan selalu berkaitan dengan ;  barang dan orang  publik dan private Karena sifat / karakteristik transportasi masing-masing daerah berbeda, untuk mengembangkan jaringan transportasi yang bersifat nasional perlu adanya satu acuan. Pemerintah telah memberikan pedoman untuk pengembangan transportasi yang sifatnya nasional 8
  • 9. yaitu Sistem Transportasi Nasional (SISTRANNAS) yang tertuang dalam GBHN 93 – 98. Semua pembangunan jaringan transportasi di daerah harus mengacu pada Sistranas, supaya jasa transportasi menjadi handal dan berkemampuan tinggi dan mampu menyajikan kinerja secara efektif dan efisien. SISTRANNAS Sistrannas berfungsi ganda yaitu sebagai unsur penunjang (ship follows the trade) dalam arti transportasi untuk menunjang pertumbuhan ekonomi, politik, sosial budaya, pertanahan dan keamanan serta sebagai unsur perangsang (ship promotes the trade) dalam arti sistem transportasi ditujukan untuk membuka daerah terisolir / terpencil dan daerah perbatasan yang belum berkembang atau daerah lain dengan alasan hankam perlu dilayani transportasi teratur dalam rangka untuk mewujudkan Wawasan Nusantara dan Katahanan Nasional serta supaya daerah yang terpencil berkembang sejajar dengan daerah lain. MISI SISTRANNAS Misi sistrannas yaitu menyelenggarakan transportasi guna memperlancar arus penumpang dan barang dari satu tempat ke tempat lain diseluruh wilayah tanah air dan untuk pelayanan internasional. MAKSUD DAN TUJUAN SISTRANNAS Sesuai dengan misi sistrannas, maka sistrannas ditata dengan maksud untuk mewujudkan jasa transportasi yang handal dan berkemampuan tinggi dalam perannya sebagian bagian dari pembangunan nasional. 9
  • 10. Tujuannya adalah untuk dapat terselenggaranya jasa transportasi yang terpadu, tertib, lancar, aman, nyaman dan efisien serta terjangkau oleh kemampuan masyarakat dalam rangka mencapai jasa transportasi yang andal dan berkemampuan tinggi. PENGERTIAN SISTRANAS SISTRANNAS sebagai suatu tatanan yang terorganisasi terdiri atas komponen-komponen pelayanan jasa transportasi secara nasional dan merupakan bagian sistem pembangunan nasional dari seluruh kegiatan yang meliputi kumpulan perangkat lunak, perangkat keras dan perangkat pikir sistem transportasi darat, laut, dan udara serta penunjangnya dengan proses saling memperkuat (sinergetik) dalam tatanan yang membentuk satu kesatuan pelayanan jasa transportasi secara nasional yang berhasil guna berdaya guna. Dalam rangka mewujudkan SISTRANAS yang sekaligus merupakan sasaran utama dalam penyelenggaraan jaringan prasarana yang meliputi simpul, ruang lalulintas transportasi dan jaringan pelayanan, perlu diketahui 7 (tujuh) pilar kebijakan umum, yaitu : 1. meningkatnya pelayanan transportasi nasional 2. meningkatnya keselamatan dan keamanan transportasi 3. meningkatnya pembinaan pengusahaan transportasi 4. meningkatnya kualitas sumber daya manusia, serta ilmu pengetahuan dan teknologi 5. meningkatnya pemeliharaan dan kualitas lingkungan hidup serta penghematan penggunaan energy 6. meningkatnya penyediaan dana pembangunan transportasi 7. meningkatnya kualitas administrasi Negara di sector transportasi. 10
  • 11. Lebih jauh mengenai sistrannas dapat dibaca pada buku Sistrannas yang dikeluarkan oleh Badan Penelitian dan Pengembangan Departemen Perhubungan. PROBLEM TRANSPORTASI Problem transportasi timbul apabila sarana dan prasarana yang ada tidak dapat melayani pergerakan arus penumpang dan barang dengan lancar, aman, nyaman. Ada 2 (dua) problem utama dalam angkutan darat yaitu : -Problem yang kelihatan (manifestation problem) -Akar penyebab problem (root problem) Pada transportasi darat problem yang kelihatan (manifestation problem) adalah seperti berikut :  Kemacetan → BOK jadi naik  Kecelakaan → jumlahnya meningkat  Kebisingan → naik  Polusi udara → lebih dari 50% Tidak ada yang berani menjamin bahwa dengan berkembangnya suatu kota / daerah maka tidak akan terjadi kemacetan, dari hasil pengamatan kemacetan selalu mengiringi berkembangnya suatu daerah. Hal ini dapat dimaklumi karena suatu daerah yang berkembang, ekonomi meningkat, aktivitas meningkat sehingga kegiatan di jalan juga meningkat. Untuk itu sejak awal harus dipikirkan pengembangan sistem transportasinya supaya problem yang timbul dapat diminimalkan. Kerugian yang timbul akibat kemacetan di Jakarta thn 2007 bahkan mencapai lebih dari 40 T, 11
  • 12. suatu angka yang fantastis. Belum lagi kerugian akibat kecelakaan, baik fatal maupun tidak. Selain itu, polusi udara yang terjadi sekarang ini ternyata sebagian besar, yaitu lebih dari separo (50%) berasal dari knalpot kendaraan. Belum lagi kalau dihitung kerugian materi karena bahan bakar terbuang percuma gara-gara jalanan macet. Waktu yang terbuang, stres yang timbul juga merupakan dampak dari problem transportasi, bahkan puncak dari semua ini adalah terjadinya kecelakaan sebagai akibat dari semrawutnya lalulintas yang ada di jalan raya. Problem yang ada di atas sebetulnya terjadi karena ada akar permasalahan (root problem) yang terjadi di masyarakat. Akar permasalahan tersebut antara lain :  Naiknya pendapatan (income)  Naiknya jumlah kepemilikan kendaraan  Lain-lain Untuk mengatasi hal tersebut di atas maka perlu diselesaikan dulu akar permasalahannya baru kemudian masalah yang tampak di lapangan diselesaikan. Perlu aturan-aturan terkait transportasi ini dan pengendalian atau pengawasan yang ketat, karena kerugian yang ditimbulkan akibat macet dsb sangat besar. Dengan demikian baru akan tercipta transportasi yang andal dan berkelanjutan (suistainable transportation) sesuai tujuan dari Sistranas. RUANG GERAK / BATAS TRASPORTASI Transportasi merupakan pendukung utama perkembangan suatu daerah dan penunjang perkembangan ekonomi, oleh karena 12
  • 13. itu sering disebut juga bahwa transportasi merupakan turunan pertama dari ekonomi. Lebih dari 50% komponen harga jual suatu produk adalah biaya transportasi, sehingga jika biaya transportasi ini dapat ditekan maka harga jual produk akan turun. Dengan demikian batas gerak yang baik bagi transportasi adalah Satuan Wilayah Ekonomi (SWE), misal wilayah urban, bukan Satuan Wilayah Administrasi (SWA). Hal ini untuk menghindari biaya transportasi yang tinggi karena harus berganti moda setiap memasuki wilayah lain (batas SWA). Oleh karena itu sistem transpotasi yang efisien dan menejemen yang baik membuat pengiriman barang sampai di lokasi tepat waktu sesuai pesanan, sehingga mengurangi kebutuhan gudang yang disiapkan jika barang harus menginap karena waktu pengiriman yang tidak pas dengan pesanan, dengan demikian biaya transportasi dapat ditekan dan harga barang menjadi lebih murah. Dulu gudang merupakan asset perusahaan, sekarang merupakan pemborosan. Sistem ini dikenal dengan istilah Just in Time (JIT) , yang awalnya dikembangkan oleh perusahaan-perusahaan Jepang. Dari penjelasan di atas jelas bahwa transportasi memegang peran penting bagi perkembangan suatu Negara. Menurut Schummer (1974) ada tiga hal yang membuat Negara jadi besar dan makmur yaitu : -tanah yang subur -kerja keras dan -kelancaran transportasi 13
  • 14. KETERKAITAN TRANSPORTASI DENGAN ILMU LAINNYA Masalah transportasi akan selalu terkait dengan masalah yang ada di masyarakat karena transportasi berkembang sejalan dengan perkembangan masyarakat, baik itu masalah sosial, ekonomi, budaya maupun politik. Oleh karena itu transportasi sangat terkait dengan disiplin ilmu lainnya, keterkaitan itu dapat digambarkan sebagai berikut : T e k n i k E k o n o m i P l a n o l o g i H u k u m S o s i a l B u d a y a G e o g r a f i W i l a y a h T t . r u a n g T r a n s - p o r t a s i L i n g - k u n g a n Transportasi dalam kehidupan masyarakat modern merupakan kesatuan mata rantai kehidupan yang berpengaruh besar dalam perkembangan dan pembangunan masyarakat bagi segi ekonomi, sosial budaya maupun sosial politik. Oleh karena dalam menata transportasi perlu memperhatikan budaya, ekonomi dan lingkungan, contohnya banyak jembatan penyeberangan yang tidak berfungsi karena masyarakat masih senang menyeberang di bawah, kadang sambil berlari. Ada pula angkutan penumpang yang bercampur dengan hewan piaraan dan lain-lain.Sosialisasi tentang 14
  • 15. peraturan-peraturan kepada masyarakat dan para pemangku kepentingan serta penegakan hukum perlu dilakukan secara terus menerus agar tercipta transportasi yang handal, yang dapat menunjang perkembangan ekonomi Negara. PERANAN TRANSPORTASI Transportasi memiliki banyak peran di masyarakat, baik ekonomi, social, politik maupun dalam menjaga pertahanan keamanan serta mempertahankan negara kesatuan. Secara rinci peranan transportasi tersebut seperti di bawah ini. 1. Peranan Ekonomi Dalam pertumbuhan ekonomi, kebutuhan akan transportasi pasti meningkat pula, secara umum dapat dilihat dari 3 faktor. a. Produksi meningkat → bahan baku yang diangkut dari lokasi bahan / pertanian meningkat, demikian juga hasil produksi yang diangkut ke konsumen meningkat pula. b. Peningkatan volume produksi → berarti perluasan wilayah eksploitasi sumber bahan baku dan wilayah pemasaran c. Peningkatan kegiatan ekonomi → meningkatkan mobilitas Pada prinsipnya jika sistem transportasi dapat diselenggarakan secara optimum, maka nilai tambah ekonomis dapat diperbesar. Selain itu penyediaan sarana transportasi tidak sama dengan barang yang lain, dimana sarana ini dapat disimpan untuk dilayankan pada waktu dan tempat lain. Jika kelebihan mubazir dan hilang begitu saja 2. Peranan Sosial 15
  • 16. Manusia sebagai makhluk sosial butuh interaksi dengan sesama dalam memenuhi kebutuhan sosialnya, misal berkunjung ke sanak saudara/teman, menengok orang sakit, menghindari undangan pesta dan lain-lain. Dalam hal ini transportasi menyediakan berbagai kemudahan yaitu :  memperpendek jarak antara rumah dan pusat kegiatan lainnya  menyediakan berbagai sarana dan prasarana  perluasan wilayah kota ke daerah pinggiran  pelayanan untuk perorangan atau kelompok  perjalanan rekreatif  perluasan jangkauan perjalanan social 3. Peranan Politik Indonesia sebagai negara kepulauan, secara politis rentan terhadap masalah kesatuan dan persatuan bangsa. Oleh karena itu dibutuhkan peranan politik untuk mengembangkan sistem transportasi yang handal dalam rangka meningkatkan persatuan dan kesatuan bangsa. Beberapa peranan transportasi secara politik antara lain :  meningkatkan kualitas persatuan dan kesatuan dengan meniadakan daerah isolasi  meratakan hasil-hasil pembangunan  memudahkan mobilitas dalam pertahanan dan keamanan  untuk memudahkan mobilitas jika terjadi bencana alam 4. Peranan lingkungan Penyelenggarakan transportasi saat ini masih terfokuskan pada bidang teknologi, ekonomi, dan pelayanan atas jasa transportasi. Seperti halnya jasa pelayanan lainnya, penyediaan transportasi 16
  • 17. membawa sejumlah dampak sampingan yang tidak dikehendaki seperti, kecelakaan, polusi udara, kebisingan, getaran, debu yang melampaui batas. Pertumbuhan ekonomi yang menuntut pertambahan transportasi ternyata membawa dampak yang tidak diinginkan. Oleh karena itu diharapkan sistem transportasi selain dapat melayani pengguna sistem secara optimal, juga tidak merusak lingkungan. Sangat diharapkan sistem transportasi dapat memperbaiki kualitas lingkungan hidup mesyarakat. Selain peranan tersebut di atas transportasi juga berperan dalam bidang hukum,perkembangan wilayah dan peranan geografi serta dalam pertahanan keamanan. TEKNOLOGI TRANSPORTASI Prinsip dasar dari pengembangan teknologi transportasi adalah usaha peningkatan kinerja pergerakan penumpang dan barang dengan berpatokan pada indicator jenis dan karakteristik teknologi transportasi dalam hal ini tingkat pelayanan dan operasi sistem dan kompleksnya permasalahan. Hal ini tercermin dari keterbatasan kapasitas, jarak tempuh dan kecepatan pergerakan serta kenyamanannya. Kemudian disusun konsep perbaikan dan pengembangan teknologi transportasi. Dalam perkembangannya selain untuk mengatasi masalah si atas, teknologi transportasi dituntut untuk dapat meningkatkan kinerja nya sehingga dapat menekan biaya transportasi. Kinerja transportasi ini tercermin dalam biaya per ton-km atau orang/km dari masing-masing alat angkut. Sampai saat ini belum dihasilkan suatu bentuk teknologi transportasi yang benar-benar mampu memenuhi setiap aspek 17
  • 18. tuntutan kapasitas dukung, jarak tempuh, kecepatan pergerakan, kenyamanan dan keringanan biaya secara sempurna. Sebagai gambaran perkembangan teknologi transportasi secara singkat seperti berikut : a. transportasi darat Awalnya manusia memindahkan barang dengan tangan dan punggungnya, tapi kemampuannya sangat terbatas. Kemudian mulai menggunakan hewan (kuda, keledai, unta dll) sehingga produktivitas, jarak tempuh, kecepatan perpindahan meningkat, Sejalan dengan kemajuan teknologi, mulai dikembangkan kereta kuda / pedati, selanjutnya perkembangan teknologi otomotif, metal dan elektronika membuat orang dapat memanfaatkan sumber daya alam untuk membuat bermacam- macam kendaraan bermotor dan lokomotif yang cukup berhasil memenuhi kebutuhan pergerakan penumpang dan barang. b. transportasi laut Sebelum dapat memanfaatkan tenaga angin, manusia menggunakan rakit dan sampan sebagai sarana penangkut penumpang dan barang melalui laut. Dengan dukungan perkembangan teknologi dapat dibuat perahu motor, kapal laut berbagai jenis ukuran dan fungsi sehingga keterbatasan kapasitas, jarak tempuh, kecepatan dan lain-lain dapat diatasi. c. transportasi udara Seperti moda yang lain, transportasi udara juga berkembang. Pemanfaatan burung merpati untuk sarana transportasi informasi memiliki keterbatasan daya angkut. Perkembangan teknologi yang ada sudah dapat menciptakan pesawat terbang, 18
  • 19. helicopter, hidrofoil dan jenis-jenis angkutan udara lainnya bukti kerja keras manusia dalam rangka melawan keterbatasan angkutan udara, sehingga sekarang transportasi udara mampu mengangkut penumpang dan barang dalam jumlah yang lebih banyak dengan aman, cepat, nyaman ke tempat-tempat yang jauh. Pengembangan teknologi masa mendatang diarahkan kepada kemampuan mengatasi keterbatasan kapasitas angkut, jarak tempuh, kecepatan pergerakan, kenyamanan, keselamatan, biaya ringan dan tidak merusak lingkungan. Dengan kata lain perbaikan sistem transportasi diharapkan mampu mengurangi total biaya transportasi serta mampu mengurangi kerusakan lingkungan. KARAKTERISTIK TRANSPORTASI Transportasi merupakan jasa (industri jasa) yang mempunyai karakteristik khusus, antara lain : a. Intangible : dpt dirasakan, tapi tidak dapat dipegang seperti material b. Perishable : sekali digunakan maka selesai, konsumen / penumpang hanya dapat membawa pulang kesan c. Immediate : kebutuhan akan jasa transportasi tidak dapat ditangguhkan d. Complex : transportasi melibatkan banyak orang, sarana dan prasarana (lihat penjelasan di muka) e. Amorphous : penilaian mutu pelayanan transportasi bervariasi tergantung pendapat perseorangan. 19
  • 20. TATA GUNA TANAH DAN TRANSPORTASI Dalam sistem transportasi, tata guna lahan merupakan salah satu hal yang mempunyai pengaruh besar. Letak daerah pemukiman, pertanian, industri dll yang berbeda tiap daerah mnghasilkan pola dan karateristik pergerakan/transportasi yang berbeda pula masing-masing daerah. Perubahan dan perkembangan daerah baru akan menimbulkan arus pergerakan orang dan barang, artinya timbul transportasi baru untuk melayani daerah tersebut.Termasuk dalam hal ini adalah pemekaran kota sebagai akibat bertambahnya jumlah penduduk dan aktifitas manusia. Guna lahan Guna lahan 1 transportasi 2 Konsep ; Konsep yang digunakan dalam interaksi antara guna lahan dan transportasi adalah seperti berikut. A. → guna lahan dan fasilitas transportasi merupakan sistem tertutup → kegiatan guna lahan memerlukan pengadaan prasarana transportasi → sedang pengadaan prasarana transportasi mendorong timbulnya kegiatan guna lahan. B. → besarnya lalu lintas yang terjadi tergantung tingkat kegiatan guna lahan dan karakteristik fisik fasilitas transportasi. 20
  • 21. Dengan demikian seorang Land Use Planner dapat menghidupkan dan mematikan suatu daerah dengan mengubah tata guna lahannya. Pengadaan prasarana dan sarana transportasi memacu timbulnya kegiatan guna lahan tampak pada daerah yang baru dibuka, keramaian / perkembangan terjadi di sekitar jalan baru. Pembuatan jalan baru dapat memacu perkembangan daerah, demikian juga sebaliknya keramian suatu daerah atau pembangunan fasilitas umum baru (mall, pasar, kampus dll) akan menyebabkan dibukanya jalan baru. Oleh karena itu pembangunan fasilitas umum yang baru pada daerah yang sudah padat perlu hati- hati. Sebab akan membangkitkan arus lalulintas. Lebih jauh dapat dilihat lagi pada “land use transportation cycle’. Tujuan : Perencanaan sistem interaksi land use dan transportasi ini adalah untuk mencapai keseimbangan yang efisien antara kegiatan guna lahan dan kemampuan transportasi.Dengan kata lain, tidak bisa merencanakan suatu tata guna lahan tanpa sekaligus merencanakan system transportasinya. Contoh Ploting tata guna lahan ; 1. EXPLISIT Pada sistem ini tiap jenis peruntukan / kegiatan dibedakan lokasinya ;  pemukiman  industri  pertokoan 21
  • 22. P e m u k i m a n I n d u s t r i P e r t o k o a n Keuntungan ;- kegiatan tersentralisir - rumah tidak terganggu polusi - arah yang dituju lebih jelas Kerugian ; - lalulintas searah - kalau siang ramai, kalau malam sepi - terjadi “lonely street” 2. MIX LAND USE Pada sistem ini tiap kegiatan tidak dibedakan lokasinya, jadi lokasi perumahan, pertokoan dan bahkan industri bisa jadi ada di lokasi yang sama. Konsep dasar yang digunakan adalah orang bekerja sedekat mungkin dengan rumah. Sehingga banyak perumahan pegawai yang satu lokasi dengan kantor tempatnya bekerja. Bahkan secara ekstreem ada bangunan bertingkat dimana lantai teratas untuk perumahan, lantai bawahnya untuk kantor dan lantai dasar untuk super market sedang basement untuk parkir. Kondisi seperti ini banyak terjadi pada daerah-daerah pusat perdagangan, perkantoran dimana sering terjadi kemacetan lalulintas dan harga tanah yang sangat mahal sehingga orang memanfaatkan tanah seefisien mungkin (sistim Blok / super blok). Pada skala kecil dikenal istilah rumah-toko (ruko) atau rumah kantor (rukan) yang banyak dijumpai di daerah urban. 22
  • 23. Ditinjau dari segi transportasi sistem mix-land-use menguntungkan karena akan mengurangi jumlah pergerakan kendaraan di jalan raya yang pada akhirnya mengurangi kemacetan lalulintas. 3. GUNA LAHAN DOMINASI Merupakan gabungan dari sistem 1 dan 2. Misalnya suatu lokasi dengan dominasi perumahan, tetapi ada juga pertokoan, bengkel, kantor dll, atau sebaliknya suatu lokasi perkantoran tapi ada toko, bengkel dan pemukiman. Ditinjau dari sisi transportasi hal ini tidak baik, karena misalnya bengkel berkembang maka trotoar akan dipakai untuk kegiatan bengkel dan ini akan mengganggu fungsi dari trotoar sebagai fasilitas pejalan kaki. Konsep ini menjadi dasar berkembangnya kota mandiri, dengan harapan semua kegiatan yang ada ( bekerja, belanja, bertempat tinggal, belajar dll. ) difasilitasi di kota mandiri sehingga tidak menjadi beban kota yang sudah ada. Berkembangnya juga kota-kota satelit di daerah urban yang diharapkan nantinya berkembang sebagai kota sendiri. K o t a i n d u k M a n - d i r i 23
  • 24. Tetapi kota mandiri yang direncanakan banyak yang belum sepenuhnya berhasil karena ternyata orang-orang yang tinggal di kota mandiri, bekerjanya masih di Jakarta ( kota induk ) sehingga jalan-jalan ke Jakarta tetap saja macet. P u s a t k o t a I P u s a t k o t a I I ( k o t a b a r u ) J a r a k Cost/biaya G b r . G r a f i k h u b u n g a n B i a y a d a n ja r a k Pada pusat kota, harga tanah untuk perkantoran sangat mahal, semakin jauh daripusat kota harga tanah semakin murah, hal ini akan berbeda jika di luar kota ada daerah/kota satelit atau kota mandiri. Sebaliknya biaya untuk transportasi semakin dekat dengan tempat bekerja, biaya makin murah. Dengan demikian perlu pertimbangan yang matang bagi pemerintah untuk memberikan izin peruntukan suatu lahan. Sebagai contoh adalah pembangunan fasilitas umum (mall) dll. 1). Pembangunan Mall membangkitkan perjalanan fasilitas jalan, parkir lingkungan ? 24
  • 25. 2). Penyebaran lokasi “kampus” di sekitar kota / di luar kota akan banyak mengurangi kepadatan kota. 3). Munculnya lokasi-lokasi perumahan yang lagi marak akan membangkitkan perjalanan. Penentuan zona-zona dalam tata guna tanah ( zona industri, jasa perumahan dsb ) sebetulnya merupakan “transport demand” yang perlu dilayani ( lihat “land use transportation cycle” ). FOUR STEPS MODEL Dalam transportasi, untuk memprediksi, menganalisis dan merencanakan suatu transportasi dikenal istilah “four steps model (model 4 langkah) yaitu : 1. perjalanan yang dibangkitkan ( trip generatiton ) 2. distribusinya ( trip distribution ) 3. moda yang dipakai ( modal split ) 4. rute yang dilalui ( trip assignment ) Dalam hal ini, misalnya jika suatu lokasi dibangun mall, kampus atau perumahan, maka perlu diperkirakan : Trip generation. Perjalanan yang dibangkitkan adalah jumlah perjalanan yang dibangkitkan oleh suatu pusat kegiatan. Jumlah yang dibangkitkan ini dapat dibagi menjadi dua;  berapa banyakkah perjalanan yang akan tertarik ke lokasi tersebut (trip attraction ) dan  berapakah yang meninggalkan (trip production). 25
  • 26. Jumlah yang dibangkitkan dan meninggalkan dihitung dalam jumlah orang atau kendaraan / jam (persatuan waktu). Bangkitan lalulintas tergantung dari 2 aspek tataguna tanah.  tipe tata guna lahan  jumlah aktifitas dari tanah tersebut. Perbedaan tipe guna lahan akan menghasilkan tipe lalulintas yang berbeda (pejalan kaki, truk, mobil). Selain itu tipe tipe guna lahan yang berbeda pula (kawasan perkantoran akan menghasilkan lalulintas pada pagi dan sore teratur, sedangkan toko menghasilkan lalulintas yang berfluktuasi sepanjang hari). Trip distribution Tujuan permodelan distribusi perjalanan ini adalah untuk mengkalibrasi persamaan-persamaan yang akan menghasilkan hasil observasi lapangan pola pergerakan asal tujuan perjalanan seakurat mungkin. a) Data yang dibutuhkan ;  data matrik asal tujuan  data matrik hambatan (impedansi), matrik antar zona (jarak, waktu, biaya)  distribusi frekuensi pergerakan untuk setiap impedensi transportasi.  Beberapa permodelan dapat digunakan a.l : b) Model faktor pertumbuhan Model ini didasarkan asumsi bahwa pola pergerakan saat ini dapat diproyeksikan ke masa yang akan datang dengan menggunakan tingkat pertumbuhan zona. Ada 5 model factor pertumbuhan : model Unifrom, Average, Fratar, Detroit, dan model Furness. 26
  • 27. Keuntungan model ini adalah mudah dimengerti dan diaplikasikan. Kerugiannya tidak sesuai untuk daerah dengan perkembangan pesat dan tidak pas untuk prediksi waktu yang panjang. c) Model gravitasi. Model ini berdasarkan prinsip fisika bahwa daya tarik antar 2 buah tata guna tanah sama dengan gaya pada model gravitasi. Ada 4 model ; Unconstrained, Production constrained, Double constrained. Model production dan Attraction juga disebut model single constrained. Modal Split Model pemilihan moda untuk mengetahui jenis kendaraan (moda) yang diperkirakan akan digunakan, apakah mereka memakai kendaraan pribadi atau kendaraan umum. Hal ini dipakai untuk mendapatkan prediksi pemilihan moda dengan menggunakan beberapa variable, misal karakteristik perjalanan (jarak, waktu, tujuan), karakteristik sistem transportasi (biaya, waktu, frekuensi bus, kenyamanan, pelayanan,dll), karakteristik kota atau zona. Dalam permodelan split perlu diperhatikan adanya biaya actual dan biaya dipersepsi dalam mengambil keputusan serta adanya pemakai angkutan umum captive (captive user) yang tidak mempunyai kebebasan dalam memilih moda.Lawan dari captive user adalah choice user yaitu pemakai angkutan yang karena punya kemampuan lebih sehingga dapat memilih kendaraan yang akan dipakai. Trip assignment Pelimpahan rute adalah suatu proses dimana pergerakan antara 2 zona untuk suatu moda tertentu dibebankan atau dilimpahkan ke suatu rute yang terdiri dari ruas-ruas jalan tertentu. Analisis pelimpahan rute ini terdiri dari dua bagian utama; 27
  • 28.  Alasan pemakai jalan memilih rute tertentu  Pengembangan model yang menggabungkan sistem transportasi dengan alasan pemilihan rute. Pada alasan pemilihan rute ada 3 hipotesa yang menghasilkan model yang berbeda yaitu ;  All or nothing assigment Pemakai jalan secara rasional memilih rute terpendek yang meminimkan impedence (jarak, waktu, biaya), semua lalulintas antara zona akan menggunakan satu rute yang sama. Multipath assigment Disasumsikan pengendara tidak tahu informasi rute tercepat. Pengendara akan mengambil rute yang dipikirkan tercepat, persepsi yang berbeda mengakibatkan bermacam- macam rute yang dipilih antara zona tertentu. Probabilistic assigment Pemakai jalan menggunakan factor-factor selain transport impedence, misal factor kualitatif seperti pemandangan yang indah, aman. Capacity restraint Adanya pembatasan kapasitas jalan untuk lalulintas tertentu. Jadi model pelimpahan rute yang disesuaikan dengan hipotesa di atas adalah : - All or nothing asignment, - Multipath assignment, - Probabilistic assignment, dan - Capacity restraint 28
  • 29. Sehingga jika suatu daerah dibuka suatu kegiatan yang tentunya akan menarik lalulintas ke lokasi tersebut, maka akan dapat diperkirakan fasilitas apa saja yang perlu disiapkan untuk mengantisipasi arus lalulintas yang meningkat. - berapa area parkir yang perlu dibangun? - apakah lebar/kapasitas jalan sudah mencukupi ? - apakah lebar trotoar mencukupi? - apakah simpangnya perlu trafic light? - marka jalan ? - apakah sudah ada angkutan umum kesana? Dan lain-lain. Dengan demikian hubungan interaksi antara guna lahan dan transportasi dapat berjalan dengan baik. Selain hal tersebut di atas, dalam merencanakan transportasi perlu dipertimbangkan adanya regulasi kebijakan daerah masing-masing. Hal ini dapat mempengaruhi teknik-teknik pembangkitan, distribusi perjalanan atau bahkan perubahan moda dan pelimpahan rute. Misalnya regulasi 3-in-1 akan mempengaruhi prediksi jumlah lalulintas, meskipun jumlah perjalanannya bisa tetap. Kota-kota tua bahkan memiliki program konservasi bangunan yang tentunya akan membatasi lalulintas yang lewat karena dikuatirkan getaran dari kendaraan berat akan memperpendek usia bangunan bersejarah tersebut. Hal ini akan berdampak juga terhadap prediksi perjalanan angkutan barang. Oleh karena itu, perencaan transportasi perlu dilaksanakan secara komprehensip dengan selalu melihat keterkaitan dengan aspek-aspek kebijakan dan regulasi yang sangat mungkin mempengaruhi teknik 4 steps model ini. 29
  • 30. JARINGAN TRANSPORTASI Sistem transportasi adalah interaksi komponen-komponen transportasi untuk menggerakan lalulintas dari satu tempat ke tempat yang lain. Karakteristik lokasi prasarana yang tetap seperti terminal, ruas jalan dan persimpangan jalan harus diikut sertakan dalam analisis karena pelayanan transportasi tidak ada di setiap tempat dan dari jenis dan kualitas yang sama. Ini terutama dilakukan dengan menggunakan konsep jaringan jalan ( lihat di depan ) MACAM-MACAM JARINGAN JALAN Seperti yang sudah dijelaskan di depan, perencanaan transportasi/ infra struktur jaringan jalan tidak bias lepas dari perencanaan tataguna lahan, karena jaringan jalan yang direncanakan akan memperlancar aktifitas yang ada. Bentuk jaringan jalan yang sesuai untuk memenuhi kebutuhan perjalanan adalah yang berhubungan erat dengan pola perjalanan terpencar. Berbagai bentuk ideal jaringan transportasi seperti di bawah ini; a) Jaringan jalan Grid Bentuk ini yang paling umum di daerah metropolitan, yang merupakan bentuk jaringan jalan yang telah direncanakan. Bentuknya lurus, rute pararel dengan jarak antara yang seragam dan berpotongan dengan kelompok lain jenis. Banyak kota-kota di Amerika memiliki jaringan jalan bentuk ini. Cocok untuk kota dengan pusat kegiatan yang tersebar, karena orang dapat langsung ke tujuan akhir tanpa harus melalui titik pusat. Selain itu sistem menjadi sederhana dan dapat dikombinasikan dengan pola lain. 30
  • 31. b) Jaringan jalan Radial Bentuk ini bertujuan untuk memfokuskan kepada daerah inti tertentu, misalnya pusat perdagangan (Central Bussines District, CBD). Sangat cocok untuk kota dengan konsentrasi kegiatan di pusat kota. Masalah akan timbul jika terjadi pergeseran aktivitas komersial (shopping, pabrik, dll) yang direlokasikan keluar kota. Kota-kota di Eropa banyak menggunakan bentuk ini. c) Jaringan jalan Cincin Radial Jaringan jalan radial yang digabung dengan kisi-kisi plan-plan ekspress yang menunjukkan pentingnya CBD dibandingkan dengan berbagai pusat kegiatan lainnya. d) Jaringan jalan Jaringan ini sering terdapat pada jaringan transportasi antar kota pada banyak koridor perkotaan yang telah berkembang pesat. e) Jaringan Heksogonal Jaringan jalan ini jarang dipakai tetapi mempunyai keuntungan dengan adanya persimpangan-persimpangan jalan yang berpencar dan mengumpul tetapi tanpa melintas satu dengan lainnya secara langsung. f) Jaringan jalan Delta Jaringan jalan ini hampir sama dengan jaringan jalan heksoganal dengan perbedaan pada bentuknya Jaringan transportasi terutama terdiri dari simpul (node) dan ruas (link). Simpul mewakili suatu titik tertentu dalam ruang (dinyatakan dalam bentuk titik), sedang ruas jalan dalam 31
  • 32. bentuk garis antara 2 titik. Pemilihan bentuk jaringan jalan ini disesuaikan dengan kondisi dan situasi daerah yang direncanakan. Bentuk dari jaringan jalan tersebut di atas dapat dilihat pada gambar berikut ini. a) Grid b) Radial c) cincin radial 32
  • 33. d) jaringan jalan e) heksagonal f) delta 33
  • 34. 1 JAKARTA 2 CIREBON 5 BANDUNG 4 BOGOR 3 SUBANG 6 CIANJUR 7 SUKABUMI Sedangkan simpul dan ruas seperti berikut ini : Simpul : 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7 Ruas : 1 – 2 , 1 – 3 1 – 4 , 3 – 5 3 – 5 , 4 – 7 5 – 6 , 6 – 7 TERMINAL DAN TEMPAT HENTI Salah satu sistem yang perannya dalam sistem transportasi adalah terminal dan tempat henti dan merupakan fasilitas umum dalam menunjang terselenggaranya angkutan umum yang handal. Kualitas layanan angkutan umum sering dinilai dari 2 aspek yaitu : 1. layanan di atas bus (on board service quality) 2. layanan di luar bus (off board service quality) Untuk layanan luar bus, peranan fasilitas sangatlah mendukung dalam rangka mewujudkan citra berperjalanan dengan bus (angkutan umum). Fasilitas angkutan umum secara umum dipisahkan atas terminal dan tempat henti. Peranan fasilitas ini sangat vital dalam mendukung keselamatan dan kelancaran operasional bus. 34
  • 35. TERMINAL DEFINISI : Terminal adalah suatu titik dimana penumpang dan angkutan barang memasuki dan meninggalkan sistem trasportasi. Terminal selain merupakan komponen fungsional utama dari suatu sistem transportasi juga merupakan prasarana yang mahal yang jika tidak direncanakan dengan baik bisa mengurangi efisiensi suatu sistem transportasi, misalnya menjadi kurang berfungsi atau malah menjadi titik rawan kemacetan. Fungsi utama dari terminal adalah menyediakan fasilitas untuk masuk dan keluarnya orang/barang yang akan diangkut menuju dan meninggalkan sistem trasportasi. Secara umum fungsi terminal adalah : a. memuat dan membongkar barang dan penumpang b. menyediakan fasilitas menunggu sementara penumpang dan barang dari waktu kedatangan hingga waktu keberangkatan. Termasuk pengepakan barang dan fasilitas kenyamanan penumpang (kedai makan dll). c. Dokumen pencatatan pergerakan, termasuk penghitungan penumpang, pembagian barang, pemilihan trayek, penjualan tiket, pengecekan pemesanan dan sebagainya. d. Tempat menunggu sementara, pemeliharaan singkat serta persiapan pemberangkatan dari kendaraan-kendaraan angkut. e. Tempat penumpang dan barang mengumpul dan berkelompok, dalam ukuran yang ekonomis untuk suatu perjalanan serta sebagai tempat menyebar penumpang yang datang atau mengakhiri perjalanan. 35
  • 36. TEMPAT HENTI Pada prinsipnya, penumpang angkutan kota berada tersebar di sepanjang jalan / rute bus. Beberapa kawasan padat membangkitkan penumpang lebih banyak dibanding kawasan yang longgar. Tempat-tempat tertentu secara tipikal membangkitkan arus penumpang yang tinggi, misal jalan masuk pemukiman, persimpangan atau tempat publik yang lain seperti pertokoan, perkantoran, pasar, rumah sakit. Untuk itu perlu direncanakan tempat henti dengan maksud agar keselamatan pengguna angkutan umum bus terjamin, baik saat naik turun bus maupun dari pergrakkan lalulintas. Konflik antara bus dengan arus lalulintas perlu diminimalkan supaya lalulintas lancar. Hal ini penting pada tempat-tempat tertentu yang jumlah penumpangnya tinggi. Kurang sempurnanya perencanaan tempat henti ini menyebabkan munculnya tempat henti tidak resmi yang bersifat sementara maupun tetap. Hal ini menunjukkan adanya permintaan untuk itu dan disisi lain menunjukkan lokasi yang enak/mudah bagi pengguna bus. Dapat menimbulkan dampak yang tidak baik bagi kelancaran lalulintas dan keselamatan penumpang. PERENCANAAN TERMINAL Kegiatan angkutan umum selalu diawali dan diakhiri di terminal melibatkan banyak factor seperti manusia, barang, kendaraan, pola pergerakan dan lain-lain. Banyaknya kegiatan yang harus diwadahi menyebabkan kebutuhan akan ruang yang cukup luas serta pengaturan pola kegiatan atau pergerakan yang efisien. Untuk itu perlu diciptakan kondisi terminal yang aman, nyaman, 36
  • 37. teratur dan mudah dicapai dan sebagainya, perlu langkah perencanaan yang komprehensif, mengenai : a. Penentuan lokasi b. Penentuan luas area c. Tata letak bangunan d. Pola pergerakan kendaraan, orang dan barang e. Pengelola terminal a). Penentuan lokasi Penentuan lokasi terminal dilakukan dengan mempertimbangkan ; - terminal mempunyai sifat melayani penduduk, sehingga letak terminal harus dekat dengan pemukiman penduduk. - Pergerakan yang terbanyak adalah pergerakan menuju ke tempat-tempat dengan daya tarik tinggi, misalnya pusat pertokoan,pusat perkantoran. Oleh katena itu terminal sebaiknya di dekat tempat-tempat tersebut. - Luas terminal harus dipertimbangkan dengan seksama agar tidak hanya dapat melayani kebutuhan sekarang, tapi juga kebutuhan di masa mendatang. b). Penentuan Luas Area yang dibutuhkan Luas area yang dibutuhkan dalam pembuatan terminal dipengaruhi beberapa factor : - Sifat terminal ; misalnya sebagai sub terminal, terminal AKAP, terminal terpadu dan sebagainya - Jumlah penumpang dan barang yang dilayani - Jumlah armada / frekuensi perjalanan yang dijadwalkan - Jenis angkutan yang melayani - Kebutuhan fasilitas penunjang - Kemungkinan penegmbangan di masa yang akan datang 37
  • 38. c). Tata Letak Bangunan di Terminal Kondisi terminal yang nyaman, bersih, indah merupakan gambaran ideal suatu bangunan terminal. Kondisi tersebut bisa diwujudkan dengan mengupayakan penataan bangunan- bangunan di terminal sebaik mungkin. Penataan ini harus memungkinkan terjadinya : - Pola pergerakan yang efisien, aman dan nyaman - Hubungan yang efisien antara bangunan satu dengan lainnya yang memiliki fungsi berbeda - Tingkat keamanan dan keselamatan secara umum - Pengoperasian yang baik - Kemudahan memanfaatkan fasilitas yang ada. d). Pola Pergerakan Di dalam terminal terdapat 3 macam pergerakan orang, barang dan kendaraan. Ketiga jenis pergerakan ini harus diatur agar tidak memberi gangguan pada masing-masing pergerakan dan untuk memudahkan proses pergerakan. Perencanaan awal pergerakan kendaran terkait dengan tata letak bangunan, demikian juga untuk pergerakan orang dan barang. Pola pergerakan harus menjamin kelancaran, keamanan dan kenyamanan pergerakan. Untuk itu perlu rambu-rambu lalulintas untuk pergerakan kendaraan, fasilitas dan disiplin pengemudi, sedang untuk orang dan barang perlu informasi yang jelas, fasilitas penunjang yang cukup dan kemudahan pergerakan. Adanya pemisahan yang jelas dari masing-masing kegiatan, misal ; keluar masuk orang/barang dan kendaraan, ruang tunggu, naik-turun kendaraan dan lain-lain akan memberikan tingkat kemudahan, keteraturan dan kenyamanan yang baik. 38
  • 39. e). Pengelolaan Terminal Terminal sebagai tempat awal dan akhir kegiatan perjalanan serta tempat pergantian moda transportasi menuntut adanya sistem pengelolaan yang terpadu. Keterpaduan berbagai aspek administrasi, moda angkutan, kegiatan, dan fungsi akan menghasilkan suatu sistem pergerakan yang teratur dan pasti. Penanganan penumpang jarak jauh (> 100 km) mempunyai cara berbeda dengan penumpang urban dan regional. Penumpang jarak jauh biasanya membawa barang bawaan banyak, sehingga butuh tempat dan akomodasi yang baik selama perjalanan. Mereka ini diatur menurut jadwal perjalanan dengan tenggang waktu jam-jaman atau harian. Sedang penumpang urban regional jarang membawa banyak barang dan perjalanannya relatif singkat, kepentingan penumpang ini adalah ketepatan waktu dalam mencapai stasiun tujuan yang diinginkan, frekuensi angkutan lebih sering dengan ongkos yang rendah. Perbedaan jenis penumpang untuk kelompok pertama akan menimbulkan keadaan pada saat-saat tertentu sepanjang hari, membengkaknya kebutuhan angkutan umum, taksi dan kendaraan pribadi untuk mencapai dan meninggalkan terminal. Kalau jadwal kedatangan dan keberangkatan kedua kelompok ini bersamaan, maka kebutuhan tempat parkir dan penunjang lainnya akan semakin besar. Oleh karena itu perlu adanya sistem pengelolaan untuk bidang-bidang berikut ini : - Administrasi keuangan dan personil - Moda angkutan yang dibutuhkan - Keamanan dan keselamatan - Kebersihan dan keindahan lingkungan - Pengembangan. 39
  • 40. PERENCANAAN TEMPAT HENTI Lokasi dan rancangan tempat henti angkutan umum akan mempengaruhi efisiensi (kecepatan, keandalan pelayanan) angkutan yang sedang beroperasi serta kenyamanan penumpang yang berorientasi pada jangkauan pelayanan dan kecepatan perjalanan yang ditempuh. Perencanaan tempat perhentian angkutan umum menurut Vuchric (1981) menyangkut tiga aspek utama yaitu : a). Spasi b). Lokasi c). Rancangan tempat perhentian. a). Spasi Spasi atau jarak rata-rata antar tempat perhentian angkutan umum disarankan oleh Vuchic sebesar 400 hingga 600 meter, namun masih dimungkinkan pada jarak 300 meter. Penggunaan spasi yang kurang dari 300 meter pada jalur bus reguler mengakibatkan penurunan kualitas pelayanan dan berpengaruh terhadap kelancaran lalulintas. Confederation of British Road Passenger Transport (1981), memberikan batasan perhentian angkutan umum, 2 – 3 tempat per km. Kriteria yang sama juga diberikan oleh The Instute of Highways and Transportation with Departement of Transport. Sebenarnya jarak optimumnya tergantung pada kondisi kegiatan sepanjang jalan tersebut. Pada daerah dengan kegiatan rendah, jarak dapat dibuat lebih berjauhan, demikian pula sebaliknya. Dengan demikian spasi dapat diatur sesuai kebutuhan. Institute of Transpotation Engineering (1984) memberikan standar spasi tempat perhentian bus seperti berikut : 40
  • 41. Tabel. Standar Spasi Tempat Pemberhentian Bus Tipe bus Spasi (m) CBD Non CBD lama Baru Lokal 120 – 240 150 – 240 300 – 450 Limited stop 120 – 240 360 – 900 600 – 1.500 Ekspres 120 – 300 1.200 – 9.000 1 – 3 mil b). Lokasi Menurut Vuchic (1981), lokasi terpat perhentian umum di jalan raya diklasifikasikan menjadi 3 macam, yaitu : -Near Side (NS) -Far Side (FS) -Mid Block (MB) 1 2 3 Gambar tempat perhentian 1. (NS) : pada persimpangan jalan sebelum memotong jalan simpang 2. (FS) : pada persimpangan jalan setelah melewati jalan simpang 3. (MB) : pada tempat yang cukup jauh dari persimpangan atau pada ruas jalan tertentu. Lokasi near side sangat cocok dipakai bila terdapat tempat parkir di dekat persimpangan jalan. Sedangkan lokasi far side akan meningkatkan jarak pandang pengemudi yang akan memasuki 41
  • 42. persimpangan jalan, meskipun demikian lebih baik lagi bila menggunakan lokasi mid block yang relatif jauh dari persimpangan jalan. Berdasarkan tipe area, lokasi tempat perhentian bus dibedakan oleh Confederation of British Road Passenger Transport (1981) menjadi : 1. daerah pemukiman 2. daerah industri 3. pusat kegiatan bisnis 4. fasilitas pendidikan dan kesehatan 5. kegiatan hiburan Kriteria untuk masing-masing lokasi di atas berbeda-beda disesuaikan dengan karakteristik daerah yang bersangkutan. Secara umum penentuan lokasi harus memperhatikan berbagai factor yang mempengaruhinya, misal : - koordinasi lampu pengatur lalulintas, - akses bagi penumpang - kondisi lalulintas dan pejalan kaki - geometri perhentian kota - dan gerakan membelok bus kota RANCANGAN TEMPAT PERHENTIAN Beberapa bentuk fasilitas bus kota yang sering dijumpai adalah : - kerb side - bus shelter - lay-bus 42
  • 43. a). Kerb Side Bentuk ini memanfaatkan trotoar untuk menampung penumpang yang akan naik dan turun bus. Bentuk ini digunakan pada trotoar dan jalan sempit yang tidak memungkinkan bus kota berhenti terlalu lama, karena akan mengganggu arus lalulintas. Sebagai tanda, diberikan rambu perhentian bus kota. b). Lay-bys Bentuk ini digunakan pada trotoar yang cukup lebar sehingga dapat dibuat lekukan yang memungkinkan bus berhenti di dalam lekukan tersebut di luar badan jalan. Keuntungan bentuk ini adalah mengurangi ganggungan terhadap lalulintas pada saat menaikkan bus berhenti lebih lama. 20 m 20 m TROTOAR 2,75 m Gmb. Standart Single bus-lay-by c). Bus Shelter Padabentuk ini, calon penumpang yang menunggu bus kota mendapat fasilitas tempat menunggu yang beratap yang memungkinkan terhindar dari sengatan matahari dan tempat hujan. Sedangkan perhentian bus kotanya sendiri dapat berupa kerb side atau lay-bus 43
  • 44. Bahkan pada lokasi tertentu, idealnya bus shelter ada jadwal kedatangan dan keberangkatan bus kota, nomer bus, kode jalur dan rute yang dilalui, sehingga calon penumpang dapat mengetahui jam berapa dia harus berangkat dari rumah ke bus shelter supaya mendapat bus kota yang diinginkan. SISTEM PARKIR Salah satu yang ikut mempengaruhi sistem transportasi aadalah sistem parkir. Dari hasil penelitian dalam waktu 24 jam, kendaraan parkir 21,5 jam. Dengan demikian terlihat bahwa penyediaan lahan parkir meruapakan hal yang penting. Selain itu pada jam sibuk terlihat kendaraan parkir di tepi jalan sehingga mengurangi lebar manfaat jalan. Secara garis besar parkir ini dibedakan menjadi 2 yaitu : 1. Parkir di jalan ( On Street parking) 2. Parkir di luar jalan / di taman parkir (Off Street parking) Dalam perkembangannya, persoalan parkir ini menjadi satu hal yang cukup penting. Setiap bangunan umum (mal, hotel, super market dll) diharuskan mempunyai fasilitas parkir, sehingga mengurangi parkir di jalan yang akhirnya akan mengurangi gangguan lalulintas. Bahkan parkir berkembang menjadi bisnis yang menguntungkan, banyak dibangun area-area parkir di daerah pusat kegiatan. Lebih jauh tentang parkir akan dibahas pada mata kuliah Rekayasa lalulintas. SISTEM BUDAYA 44
  • 45. Yang tidak kalah pentingnya adalah kondisi social budaya yang ada. Hal ini banyak berpengaruh dalam hal kebiasaan masyarakat. Negara kita adalah negara agraris yang sedang bergerak menuju industrialisasi, sehingga kebiasaan masyarakat agraris masih melekat kuat. Contohnya adalah, masih banyak jalan raya terutama pada daerah urban yang digunakan untuk menjemur hasil panen (padi), bahkan pada sore hari badan jalan seringkali dipakai untuk duduk-duduk, ngobrol, dll yang dapat membahayakan jika ada kendaraan yang lewat. Kebiasaan menyeberang jalan yang seenaknya tanpa mempedulikan lalulintas juga menjadi hal yang perlu mendapat perhatian. Banyak jembatan penyeberangan yang dibangun tidak difungsikan sehingga dibongkar lagi. Selain itu tempat penyeberangan sebidang yang berupa zebra cross banyak yang tidak dimanfaatkan, orang menyeberang semaunya sehingga mengganggu kelancaran lalulintas. Masih banyak hal-hal yang berkaitan dengan kebiasaan masyarakat yang belum pas dengan sistem transportasi yang diharapkan. Kedisiplinan berlalulintas masih perlu disosialisasikan dan dikembangkan untuk menuju transportasi yang andal, aman dan nyaman. MODA TRASPORTASI Penyelenggaraan transportasi bisa berbagai macam, namun hakekatnya adalah perpindahan barang dan orang dari tempat asal ke tempat tujuan. Karena kondisi geografis yang beragram dan perkembangan teknologi transportasi yang terus berkembang maka jenis-jenis sarana dan prasarana tertentu akan sesuai dengan kondisi geografi tertentu pula. Secara garis besar, dengan melihat mediumnya, transportasi ini dapat dibedakan menjadi moda darat, air dan udara. Lebih jauh moda darat dapat dibedakan moda jalan dan kereta api. 45
  • 46. Pengembangan teknologi masing-masing moda mendorong perkembangan moda tersebut yang akhirnya akan memacu perkembangan transportasi. MODA DARAT Moda ini menggunakan medium yang terletak di daratan, baik bawah tanah maupun melayang. Moda ini dapat dipisahkan : a. transportasi jalan raya b. transportasi rel c. transportasi pipa d. trasnportasi gantung (angkutan melalui kabel) e. transportasi sungai, danau dan penyeberangan. a). Transportasi jalan raya Sifatnya-sifatnya : - door to door service - memberi kebebasan pengendara dalam ruang dan waktu - mudah dikembangkan - biaya operasi lebih murah. Keburukannya : - tidak efisien - pemborosan energi - keselamatan rendah - menimbulkan polusi, terutama di perkotaan - membutuhkan tempat parkir yang makin sulit disediakan di perkotaan Lain-lain : - dapat membuka, membangkitkan, mengembangkan wilayah - menaikkan nilai jalan 46
  • 47. - melindungi kawasan/kota, contoh : jalan arteri, by pass. Moda ini sangat didukung adanya jaringan jalan yang memiliki sifat dan karakteristik yang berbeda-beda. Jalan itu sendiri dapat diklasifikasikan atas beberapa hal berikut (HIRARKI JALAN) : 1. Menurut system jaringan jalan -Primer -Sekunder 2. Menurut peran/fungsinya, - Arteri - Kolektor - Lokal - Lingkungan SISTEM JARINGAN DAN FUNGSI JALAN SESUAI UNDANG – UNDANG 47
  • 48. Fungsi jalan Kecp. min, km/jam Lebar min, m Akses ke jalan Volume, smp Arteri Primer 60 11 Terbatas Lalulintas jarak jauh tdk boleh te Sekunder 30 9 Terbatas >20.000 Lalulintas cepat dan lambat terp Kolektor Primer 40 9 Terbatas >10.000 Jalan tidak terputus Sekunder 20 9 Terbatas >6.000 Lalulintas cepat dan lambat terp Lokal Primer 20 7,5 tidak dibatasi >2.000 Jalan tidak boleh terputus Sekunder 10 7,5 tidak dibatasi > 500 Lingkungan Primer 15 6,5 atau 3,5 tidak dibatasi Sekunder 10 6,5 atau 3,5 tidak dibatasi Sumber : UU no: 38 tahun 2004 dan PP no: 34 tahun 2006 tentang jalan : Standar Perencanaan Geometrik Jalan Perkotaan 1988 Sesuai dengan peran dan fungsinya dalam sistem jaringan jalan (UU no 38 th 2004 dan PP no 34 th 2006 tentang jalan), jalan dibedakan : -Arteri Primer , yaitu jalan yang menghubungkan kota jenjang kesatu yang berdampingan atau menghubungkan kota jenjang kesatu dengan kota jenjang kedua -Arteri sekunder, yaitu jalan yang menghubungkan kws primer dengan kws sekunder kesatu, atau menghubungkan kws sekunder kesatu dengan kws sekunder kesatu lainnya atau kws sekunder kesatu dengan kws sekunder kedua -Kolektor Primer, yaitu jalan yang menghubungkan antar kota jenjang kedua atau kota jenjang kedua dengan ketiga -Kolektor sekunder, yaitu jalan yang menghubungkan antara pusat jenjang kedua atau antara pusat jenjang kedua dengan ketiga -Lokal Primer, yaitu jalan yang menghubungkan persil dengan kota pada semua jenjang. -Lokal Sekunder, yaitu jalan yang menghubungkan pemukiman dengan semua kawasan sekunder 48
  • 49. -Lingkungan Primer, yaitu jalan yang menghubungkan antar pusat kegiatan dalam kws perdesaan dan jalan di dalam lingkungan kws perdesaan -Lingkungan sekunder, menghubungkan antarpersil dalam kws perkotaan. 3. Berdasar daya dukungnya -Jalan kelas I, yaitu jalan arteri yang dapat dilalui kendaraan bermotor termasuk muatannya dengan lebar tidak lebih dari 2.500 mm, panjang 18.000 mm dan muatan sumbu terberat lebih besar dari 10 ton, atau LHR > 20.000 smp -Jalan kelas II, yaitu jalan arteri yang dapat dilalui kendaraan dengan lebar tidak melebihi 2.500 mm, panjang 18.000 mm dan muatan sumbu terberat yang diijinkan 10 ton, atau LHR < 20.000 smp -Jalan Kelas IIIA, yaitu jalan arteri atau kol,ektor yang dapat dilalui kendaraan bersama muatannya dengan ukuran tidak lebih dari 2.500 mm, panjang 18.000 mm dan muatan sumbu yang diijinkan 8 ton. -Jalan Kelas IIIB, yaitu jalan kolektor yang dapat dilalui kendaraan dengan muatannya dengan ukuran lebar tidak lebih dari 2.500 mm, panjang 12.000 dan muatan sumbu terberat yang diizinkan 8 ton -Jalan Kelas IIIC, yaitu jalan local yang dapat dilalui kendaraan dengan muatannya, dengan lebar tidak lebih dari 2.100 mm, panjang 9.000 mm sumbu terberat yang diizinkan 8 ton 4. Menurut pungutan 49
  • 50. - Tol - Non Tol 5. Menurut hambatan - Bebas hambatan, ditandai simpang tidak sebidang - Biasa, ditandai simpang sebidang 6. Menurut pengelolaan - Jalan Nasional, yaitu jalan yang dibina pemerintah pusat - Jalan Propinsi, jalan yang dibina oleh pemerintah daerah propinsi - Jalan Daerah (kabupaten, kota), yaitu jalan yang dibina oleh pemerintah daerah (kabupaten/kota) - Jalan desa, yaitu jalan yang dibina oleh pemerintah desa Dalam perencanaan jalan, karena kendaraan yang ada sangat beragam maka perlu diseragamkan dengan konsep satuan mobil penumpang (smp), artinya berbagai jenis kendaraan yang ada tersebut dibandingan dengan mobil penumpang dengan suatu nilai EMP (ekivalensi mobil penumpang) untuk masing-masing jenis kendaraan. Selain itu dikenal juga istilah LHR (lalulintas harian rata-rata) yang menggambarkan beban lalulintas ruas jalan dalam satu hari. Penghitungan LHR dilakukan seperti di bawah ini. 365 )24(1 JAMTHNLALULINTAS LHR = Selain itu dalam perencanaan dikenal istilah VJP (volume jam perencanaan) yang besarnya 15 % LHR.untuk daerah urban dan 13% untuk rural. 50
  • 51. Selain itu dikenal pula istilah Volume jam puncak (peak hours) Volume jam puncak ini = volume terbesar 4 x 15 menit berurutan. Untuk ketertiban lalulintas, jalan perlu dilengkapi dengan rambu- rambu lalulintas, marka jalan, traffic light, pagar pengamanan, median pemisah jalur dan lain-lain. b). Transportasi Kereta Rel Transportasi ini lebih dikenal dengan istilah kareta api karena dulunya digerakkan dengan batu bara yang cerobong asapnya mengeluarkan percikan api. Pengelolaannya sekarang pada PT. KAI di bawah koordinasi Departemen Perhubungan. - Kelebihannya : efisien dan ekonomis - Kekurangan : padat modal, banyak dipengaruhi oleh regulasi politik, tidak door to door sevice - Sebagai angkutan jarak menengah, urban dan sub urban, untuk DIY sedang diusahakan untuk dijadikan angkutan ‘komuter’(1 rangkaian kereta komuter terdiri dari 1 lokomotif dan 4 gerbong penumpang). - Lebih ramah lingkungan jika digerakkan dengan listrik - Kecepatannya antara 60 km/jam sampai 160 km/jam. Kereta rel cepat mempunyai kecepatan antara 200 – 400 km/jam. - Perlu dipertimbangkan perlintasan sebidang dengan jalan raya, terkait dengan frekuensi gangguan yang ditimbulkannya. Dilihat dari lokomotif sebagai penggeraknya, dapat dibedakan menurut jenisnya : listrik, diesel, uap. Listrik : • mahal investasi 51
  • 52. • polusi rendah • tidak bising • perlu tambahan ekstra clearence Diesel : • praktis • tidak perlu ekstra clearence • bising • kotor Uap : • bising • kotor • tidak dipakai secara komersial Lokomotif jenis yang banyak dipakai di Indonesia adalah jenis diesel, umur konstruksinya 15 – 25 tahun dan pemakaian 100.000 – 480.000 km/thn. Bahan bakarnya 5.000 – 15.000 ltr/km. Sistem kontrolnya antara lain dengan : jadwal (lalulintas rendah), Automatic Block System (ABS), Sinyal (yang memandu saat memasuki blok) dan yang paling mutakhir dengan Traffic Control System yaitu pengontrolan pusat, gerakan kereta tertayang pada layar dan pertemuan dapat diatur effisien. c). Transportasi pipa Transportasi jenis ini banyak digunakan antara lain ; - Untuk mengangkut barang cair, gas, benda padat seperti batu bara, kapur, biji-bijian - Sarana-sarana pipa biasanya ditanam di dalam tanah 52
  • 53. - Jaringan pipa biasanya mengikuti jaringan jalan raya, air minum dan gas - Penempatannya pada Ruang Milik Jalan (RUMIJA) Keunggulan ; - Barang cair melalui pipa lebih murah danmudah - Mengurangi beban jaringan jalan atau KA Contohnya, pengangkutan BBM dari Cilacap ke Bandung dan dari Cilacap ke Yogyakarta. Daya penggerak barang tersebut dapat melalui ; - Pompa tekan - Daya gravitasi d). Trasportasi gantung Transportasi gantung (melalui kabel) ini biasanya digunakan untuk keperluan khusus, misalnya untuk wisata bukan untuk keperluan sehari-hari. Sarana yang dibutuhkan adalah : - Gerbong pengangkut - rel untuk merentangkan kabel baja yang dikontrol dari terminal. Sebagai contohnya adalah kereta gantung pada daerah wisata atau pada daerah bersalju untuk berolah raga (membawa olah ragawan ke tempat peluncuran). MODA LAUT 53
  • 54. Instansi yang berwenang pada moda laut adalah Departemen Perhubungan Direktorat Jenderal Perhubungan Laut. Termasuk dalam mode ini adalah pelayaran rakyat, pelayaran antar pulau, pelayaran samudra baik domestik maupun internasional. Beberapa perusahaan yang besar antara lain PT. Pelni, PT. Djakarta Lloyd, PT. Samudra Indonesia. Sarana kapal ini dapat dibagi menurut : a) Jenis umum; - tanker - kapal curah - kapal cargo umum - kapal penumpang - kapal penolong b) Berat - Berat kosong • Loaded (penuh) • Light (kosong) sama dengan berat air yang dipindahkan - Dead weight Ton (DWT) sama dengan selisih berat penuh dengan berat kosong. c) Jenis menurut bongkar muat yaitu : - Lolo (lift on – lift off / vertikal) : dengan kereta derek (gantry) • Kapal konvensional • Kapal peti kemas Kedua contoh di atas efisien, tetapi lamban dan investasi mahal. 54
  • 55. - Roro (roll on – off / horizontal) • Vessel jarak pendek termasuk feri • Vessel jarak menengah / jauh Kedua contoh di atas kurang efisien, tetapi cepat dan investasi lebih murah. Ini semua adalah gambaran secara garis besar mengenai moda angkutan laut yang penting untuk negara Indonesia yang terdiri dari banyak pulau-pulau. MODA UDARA Instansi yang berwenang membina moda ini adalah Direktorat Jenderal Perhubungan udara, Departemen Perhubungan. Perusahaan penerbangan seperti Garuda, Sempati, Bourag, Lion, Merpati dan yang lain merupakan perusahaan / operator penyedia jasa angkutan udara. Pengangkutan udara dilaksanakan dengan menggunakan pesawat terbang baik untuk orang maupun barang. Sifat yang menonjol adalah cepat dan relatif aman. Bandara memerlukan lahan yang cukup luas sehingga biasanya tidak dapat dekat dengan kota. Jenis penerbangan dapat dibagi menurut : 1. Umum (General Aviation) - Pribadi, perusahaan - Sekolah penerbangan, SAR, pertanian. 2. Komersial : oleh Maskapai Penerbangan • Organisasi : ICAO (International Civil Aviation Oraganisation), FAA (Federation Aviation Agency America), dan IATA (International Association of Travel Agency). 55
  • 56. • Sifat-sifat pesawat dan dibagi menurut ; - Berat : berat kosong, berat lepas landas, berat muatan - Ukuran : bentang pesawat, panjang badan Sifat-sifat ini dipakai untuk merancang, apron, konfigurasi terminal, lebar runway dan taxi way. • Kapasitas ; jumlah maksimum pesawat dan penumpang yang dapat dilayani. • Panjang landasan • Sifat-sifat lainnya. • Operasi pesawat dan panjang landasan Fator-faktor yang mempengaruhi panjang landasan secara garis besar ada tiga yaitu : 1. syarat operasi (lepas landas dan mendarat) 2. keadaan lingkungan bandara 3. berat pesawat lepas landas dan mendarat Pada keadaan lingkungan bandara dikenal istilah angin depan (head wind) yang akan memperpendek landasan, dan Angin Belakang (tail wind) yang akan memperpanjang kebutuhan landasan. Demikian juga dengan ketinggian tanah, makin tinggi tanah makin panjang landasan diperlukan. Tiap 1000 fit membutuhkan 7 % lebih panjang landasan. Sama halnya ketinggian maka tiap 1 % tanjakan diperlukan 7 – 10 % tambahan landasan. PERENCANAAN TERMINAL MODA UDARA Pada perencanaan terminal angkutan udara, secara konsepsual dipisahkan atas dua bagian yaitu : - sisi darat (Land Side) - sisi udara (Air Side) Sedangkan penanganan penumpangnya dibagi seperti di bawah ini : 56
  • 57. - Askes dari luar • kendaraan datang pergi (antar jemput) • parkir • sirkulasi • bongkar atau muat barang bawaan • rel, stasiun, bus stop dll - Prose persiapan • Fasilitas untuk tiket • Fasilitas untuk check ini • Fasilitas untuk klaim bagasi • Keamanan, kesehatan, pabean, imigrasi • Ruang tunggu, fasilitas umum. - Persiapan terbang • Ruang tunggu • Fasilitas naik pesawat • Fasilitas transportasi antar pesawat Lebih jauh mengenai moda udara ini akan dibahas pada mata kuliah Lapangan Terbang KONSEP INTERMODA Suatu kebutuhan perjalanan mungkin akan dipenuhi melalui satu atau lebih moda angkutan, contohnya adalah seperti berikut, dari rumah jalan kaki ke tempat perhentian bus, kemudian naik bus kota ke stasiun kereta api dan berganti moda kereta api, turun dari kereta api naik ojek ke tempat tujuan. Bagi pengguna yang penting 57
  • 58. adalah keamanan, kelancaran,kecepatan dan kenyamanan dalam perjalanan. Seperti telah diterangkan dimuka dasar pemilihan moda antara lain adalah : 1. Dasar pemilihan a. Ciri perjalanan yang dilakukan berdasarkan atas : waktu, tujuan b. Orangnya sendiri selaku pelaku perjalanan, misalnya memiliki mobil, tingkat penghasilan, status social c. Sistem pengangkutannya, contoh lama perjalanan, biaya dan nyamanan d. Efisiensi 2. Faktor yang mempengaruhi a. Kecepatan perjalanan b. Jarak perjalanan c. Kenyamanan d. Biaya e. Kesenangan f. Jenis kelamin g. Sistem social dan ekonomi h. Komposisi Sumber dari lalulintas adalah pergerakan manusia dari satu tempat ke tempat yang lain, pergerakan ini yang menimbulkan arus lalulintas. Maka salah satu cara untuk meningkatkan efisiensi adalah dengan mengurangi pergerakan lalulintas tanpa mengurangi mobilitas individu. Oleh karena itu perlu efisiensi pelayanan yang tinggi, untuk itu perlu pengembangan pola prasarana transportasi terpadu, yaitu selain melayani angkutan jalan raya juga mendukung moda angkutan yang lain. 58
  • 59. Keterpaduan antar moda ini dapat ditinjau dari 2 hal yaitu ; a. Keterpaduan secara sistem b. Keterpaduan secara fisik Pada keterpaduan secara sistem, yang diutamakan adalah adanya kemungkinan bagi seseorang yang menggunakan suatu moda angkutan untuk berpindah ke moda yang lain. Sedangkan pada keterpaduan secara fisik, terminal bus dan stasiun kereta api menjadi satu atap. Bahkan kalau mungkin dijadikan satu dengan Bandar udara atau Pelabuhan laut. Keterpaduan secara fisik selain memungkinkan perpindahan moda, juga meningkatkan kemudahan dan kecepatan perpindahan moda. Keterpaduan secara sistem tidak mensyaratkan adanya kesatuan antara terminal bus, kereta api, pelabuhan laut/udara. Yang dipentingkan adanya jaringan trasportasi antar terminal, stasiun dan pelabuhan tersebut. Oleh karena itu efisiensi pergerkan belum dikatakan maksimal. Terlebih bila jarak antar terminal /stasiun / pelabuhan itu jauh. Efisiensi ini dapat ditingkatkan jika menggunakan trasportasi khusus, misalnya menggunakan kereta bawah tanah atau kereta layang, tetapi jika trasportasi antar terminal/stasiun/ pelabuhan tersebut menggunakan jalan raya, maka tetap akan mengganggu arus lalulintas jalan raya. Oleh karena itu, dari dua pilihandi atas, keterpaduan secara fisik tetap pilihan utama. Dengan keterpaduan secara fisik, maka efisiensi pergerakan lalulintas menjadi maksimal, perpindahan moda dari bus ke kereta api dapat dilakukan dengan berjalan kaki. Suatu terminal dianggap terpadu secara fisik jika terminal itu ada 2 moda angkutan yang dilayani misalnya bus dan kereta api. 59
  • 60. Jika keterpaduan secara fisik dapat direalisir, maka keterpaduan layanan juga akan mudah dilakukan. Beberapa kemungkinan yang dipadukan adalah : a. Sistem informasi, cukup satu informasi untuk layanan yang ada b. Sistem karcis lapangan c. Pelayanan kepada masyarakat semakin baik d. Layanan jam puncak e. Layanan pemeliharaan kendaraan f. Menciptakan kebersamaan buka persaingan. DEMAND TRANSPORTASI Transportasi bukanlah suatu tujuan, tetapi sarana untuk mencapai tujuan tertentu, misalnya orang hendak bepergian dari satu tempat ke tempat yang lain atau orang mau mengirim barang ke tujuan tertentu, butuh jasa trasportasi untuk mencapai tujuannya. Beberapa sifat-sifat terkait permintaan akan jasa transportasi yang berbeda dengan dengan permintaan akan barang-barang lainnya, antara lain : 1. Derived demand : permintaan akan jasa transportasi merupakan suatu permintaan yang bersifat turunan (disebutkan bahwa transportasi adalah turunan pertama dari ekonomi) 2. Pemintaan akan jasa transportasi tidak dapat ditunda, sangat dipengaruhi oleh waktu yang bersifat harian, mingguan (utk rekreasi) bulanan atau tahunan (liburan sekolah, lebaran, natalan). 3. Permintaan akan jasa transportasi sangat dipengaruhi elastisitas pendapatan. 60
  • 61. 4. Permintaan akan jasa transportasi penumpang bersifat in elastic, sedangkan permintaan angkutan barang bersifat elastic. 5. Permintaan akan jasa transportasi adalah kompleks karena jasa transportasi adalah campuran (product mixed), permintaan akan jasa transportasi tidak hanya karena keinginan utk berpindah tempat, tetapi banyak variable-variabel lain yang mempengaruhi, mis. Kecepatan, keamanan dll. Dengan kata lain, permintaan/kebutuhan akan transportasi ini dipengaruhi banyak hal, terutama hal-hal di bawah ini : • Ekonomi, Sosial Budaya, Hankam. Contohnya adalah, dengan naiknya perekonomian masyarakat, maka permintaan akan jasa trasportasi akan naik pula • Moda → dalam hal ini adalah keterpaduan antar moda, seperti yang telah diuraikan di depan • Jaringan jalan (pemekaran kota), jalan-jalan yang baru akan menarik perjalanan dan akan meningkatkan permintaan akan jasa trasportasi • Fasilitas terminal (tingkat kemudahan dan pelayanan) • Tata guna tanah, dll Selain hal tersebut di atas, pada angkutan umum faktor yang mempengaruhi permintaan akan transportasi ini perlu ditambah faktor-faktor ; • Income (pendapatan), → • Tingkat kepemilikan kendaraan (jika kepemilikan kendaraan naik → demand terhadap angkutan umum akan turun, demikian pula sebaliknya) • Price (generalized price) → makin tinggi ongkosnya, demand akan turun 61
  • 62. • Level of service → layanan yang baik akan meningkatkan demand trasportasi • Sifat dan jarak perjalanan • Populasi dll Tolok ukur bagi keberhasilan angkutan publik bukan keuntungan semata, tetapi kemampuannya dalam memenuhi tujuan-tujuan kemasyarakatan yang terkadang komplek dan saling konflik. Oleh karena itu pada angkutan umum tidak sepenuhnya dilepaskan pada kekuatan “pasar”, tetapi harus dikombinasikan (dari komersial menuju layanan social kemasyarakatan) agar tercapai penyebaran manfaat. Selain permintaan transportasi penumpang timbul juga permintaan akan jasa trasportasi muatan (barang). Hal ini berkaitan dengan angkutan truk antar kota maupun lewat kereta api (biasanya semen atau pupuk dari Cilacap ke Yogyakarta) yang ditarik ke berbagai daerahindustri. Dalam suatu studi mengenai gerakan truk pada 240 industri di Toronto, Kardosh dan Hutchinson telah mengembangkan persamaan-persamaan untuk pengadaan perjalanan truk sebagai berikut : Y” = 11,4 + 1,53t1 r2 = 0,807 Y” = 1,25 - 0,86t1 r2 = 0,532 Dengan Y” = perjalanan truk yang berasal dari perusahaan i perhari Y” =perjalanan truk yang berakhir di perusahaan i perhari t1 =jumlah truk pribadi yang dimiliki perusahaan I 62
  • 63. Meskipun penelitian ini dilakukan di Toronto dimana perusahaan yang ada kebanyakan mempunyai armada sendiri, tetapi paling tidak dapat memberi gambaran mengenai perjalanan yang dihasilkan dari industri yang ada yang merupakan permintaan akan jasa angkutan barang. Moda yang dipilih dalam angkutan barang ini juga mempertimbangkan beberapa hal, antara lain : - waktu perjalanan - keandalan (variasi dalam waktu perjalanan) - harga - kemungkinan hilang atau rusak - kebutuhan pengepakan khusus - kenyamanan (door to door) - tersedianya pelayanan khusus yang diperlukan (mis : pendingin) - dan lain-lain. Permintaan jasa transportasi ini baik penumpang maupun barang memang agak sulit diperkirakan. Sudah banyak model yang ditemukan, tetapi model yang paling gampang dalam memperkirakan besarnya permintaan pada tahun mendatang adalah dengan memproyeksikan kebutuhan yang akan datang melihat tahun-tahun sebelumnya dan dilihat kecenderungannya dalam grafik yang dibuat. Kelemahan dari model proyeksi ini adalah bahwa perkembangan situasi yang akan datang dianggap sama dengan perkembangan situasi dimana data grafik itu diambil. Selain itu, dari uraian di muka, angkutan barang ini dapat juga dibedakan atas : - bentuk barang : 1. padat (general & bulk cargo) 2. cair 3. gas 63
  • 64. - cara pengepakan : 1.Un Packed (bulk good) 2. Packed (general cargo) Beberapa pengertian / istilah yangberkaitan dengan pergerakan barang / cargo, seperti di bawah ini : 1. “On Line Movement” → jika pengiriman barang dilakukan oleh 1 (satu) transporter 2. “Inter Line Movement” → jika pengiriman barang dilakukan oleh lebih dari 1 (satu) transporter 3. “Single Modal” → pengiriman menggunakan 1 moda 4. “Multi Modal” → pengiriman menggunakan > 1 moda PENAWARAN JASA TRANSPORTASI Seperti halnya permintaan jasa transportasi, penawaran akan jasa transportasi inipun banyak ditinjau dari sisi teori ekonomi dimana adanya permintaan (demand) yang tinggi akan membangkitkan penawaran (supply). Harga yang tinggi )karena permintaan yang banyak) menjadi salah satu daya tarik dari timbulnya penawaran ini. Pada angkutan penumpang, muncul angkutan umum, baik yang dikelola oleh negara ataupun swasta. Tingkat pelayanan menjadi salah satu daya tarik dalam orang memilih moda yang akan digunakannya. Kereta api menjadi salah satu pilihan yang ditawarkan untuk angkutan yang bersifat masal, dengan pertimbangan bahwa kereta api punya jalan sendiri dan dapat mengangkut penumpang/barang dalam jumlah besar sehingga ongkosnya dapat lebih murah. Sedangkan angkutan umum yang tersedia selama 24 jam yang ditawarkan adalah taksi. Pelayanan ini lebih bersifat pribadi dan 64
  • 65. door to door service (rute bebas, terserah penumpang), hanya saja harga yang ditawarkan relatif tinggi. Untuk angkutan barang sementara ini masih didominasi oleh truk, karena sifatnya yang luwes. Hanya saja jika armada yang diperlukan makin banyak maka perlu dibangun terminal khusus angkutan barang. Pada prinsipnya angkutan umum adalah untuk memberikan pelayanan yang baik kepada masyarakat/ konsumen. Indikator kualitas layanan angkutan umum (penumpang) khususnya di kota telah diberikan oleh Dephub. Di kota Yogyakarta sendiri sudah ada angkutan umum Trans Jogja yang memakai system ‘buy the service” dengan harapan akan dapat memberikan pelayanan terbaik bagi penumpang/konsumen. Standar kinerja Angkutan umum Bus Kota No Aspek Parameter Standar 1 Tingkat operasi /ketersediaan kendaraan Rasio jumlah kendaraan yang beroperasi dengan jumlah kendaraan yang direncanakan (dlm %) 80 - 90 2 Utilitas kendaraan Rata-rata perjalanan yang ditempuh (km/hr) 230 - 260 3 Jumlah penumpang Jumlah penumpang yang diangkut perbus perhari (orang/bus/hari) 300 – 400 4 Produktivitas pegawai Jumlah staf administrasi/bus Jumlah pegawai bengkel/bus Jumlah pegawai total/bus 0,3 – 0,4 0,5 – 1,5 3 – 8 5 Tingkat kecelakaan Jumlah kecelakaan per 100.000 km perjalanan (ACC/100.000 bis-km) 1,5 – 3 6 Tingkat kerusakan Prosentase jumlah bus dalam pemeliharaan terhadap total bus yang dioperasikan (dalam %) 8 – 10 7 Konsumsi bahan bakar Volume bahan bakar per bus per 100 km perjalanan (liter/bus-100 km) 30 – 50 8 Operating ratio Rasio antara pendapatan dengan biaya operasi (termasuk depresiasi) 1,05 – 1,08 9 Load factor Perbaqndingan jumlah penumpang dengan kapasitas tempat duduk 70 65
  • 66. persatuan waktu tertentu (dalam %). 10 Jumlah penumpang transfer Tidak transfer per transit Tranfer dua kali >50% <10% Sumber : Dept. HubDar. ELASTISITAS (E) Elastisitas adalah : setiap perubahan factor-factor yang berpengaruh terhadap harga akan mempengaruhi demand. Elastisitas silang adalah : perubahan harga pada sector lain, berpengaruh terhadap sector lainnya. Rumus umum Elastisitas / demand : D = F (Price, Income, P1, P2 .....) D = demand Price = general cost P1, P2 ...... = kompetitornya Elastisitas bisa ( + ) atau ( - ) Bila nilai elastisitas < 1 → disebut in elastis > 1 → elastis Contoh : Sebuah angkutan jumlah penumpangnya 10.000 org perhari, dengan tarif Rp. 400,- / perjalanan. Pemilik akan menaikkan ongkos menjadi Rp. 450,- / perjalanan, Elastisitas E = -3, Berapa jumlah penumpang yang akan naik angkutan dengan adanya harga baru tersebut. 66
  • 67. Hitungan : Jawaban (a). Naiknya tarif : Rp. 450 – Rp. 400,- = Rp. 50,- : 50/400 x 100 % = 12,50 % E = - 3 (artinya setiap kenaikan harga 1 % akan mengurangi penumpang sebanyak 3 %) Jadi penurunan penumpang : 3 x 12,50 % = 37,50 % Jumlah penumpang sekarang = (100 – 37,50) % x 10.000 pmp = 6.250 pmp/hari Jawaban (b). Rumus Q = ∀ ( P )e Dengan Q = penumpang P = ongkos ∀ = konstanta Cari dulu nilai ∀ 10.000 = ∀ ( 400 )-3 ∀ = 10.000 / (400)-3 ∀ = 6,4 . 1010 Penumpang sekarang : Q = ∀ ( P’ )e Q = 6,4 . 1010 ( 450 )-3 Q = 7.023 pmp/hari 67
  • 68. Jawaban (a) dan (b) berbeda karena anggapan yang berbeda. Pada (a) garis ‘demand’ dianggap linier, sedangkan pada (b) garis ‘demand’ dianggap lengkung dan elastisitas merupakan ‘slope’ dari garis singgungnya. Grafik ‘demand’ (hubungan ‘cost’ dan volume)seperti gambar di bawah ini. Gb. Grafik ‘demand’ Keterangan : Hubungan antara ‘cost’ dan volume sebenarnya tidak linier tapi lengkung, karena untuk memudahkan hitungan dapat dianggap linier. MANAJEMEN LALULINTAS Dalam menangani problem lalulintas yang timbul seperti : waktu tundaan, kemacetan, kecelakaan lalulintas, tingkat pelayanan yang rendah, pencemaran lingkungan dsb. Perlu diadakan suatu tindakan untuk mengatasi hal tersebut. Tindakan yang digunakan untuk menata arus lalulintas di jalan dikenal dengan istilah Manajemen lalulintas, atau secara lebih detail sebetulnya cara yang dipakai dapat dibagi menjadi 2 yaitu : 68 Cost Volume
  • 69. 1. Manajemen lalulintas ( mengoptimalkan kondisi yang ada ) 2. Perbaikan / pembangunan sarana fisik jalan ( dilakukan jika kondisi sudah tidak terkendali ) PRINSIP MANAJEMEN LALULINTAS Prinsip yang dipakai adalah mengoptimalkan / mengefisienkan kondisi yang ada, tanpa perubahan fisik jalan. STRATEGI Ada beberapa strategi yang dipakai dalam rangka pelaksanaan manajemen lalulintas, antara lain : a. Kontrol lalulintas - optimalisasi lampu lalulintas - koordinasi lampu - sistem 3 in 1 - jalur khusus angkutan umum, dll. b. Informasi kepada pemakai jalan - pendidikan tib-lantas - informasi sebelum perjalanan : kondisi lalulintas, jadwal & jalur angkutan umum dll - informasi saat melakukan perjalanan ; kecepatan yang disarankan, rute yang disarankan, dsb. c. road pricing Memberi beban biaya kepada pemakai jalan, seperti; - tarif tol 69
  • 70. - pajak kendaraan → memberi beban biaya kepada pemakai fasilitas parkir, tarif parkir berdasar waktu parkir, tarif parkir berdasar daerah-daerah arus lalulintas tinggi. - tarif angkutan umum → meningkatkan daya tarik angkutan : umum, pengurangan tarif - perbedaan tarif pada jam puncak - karcis langganan d. perbaikan angkutan umum - modifikasi jalur bis kota, jadwal - efisiensi jumlah penumpang - efisiensi pembayaran karcis - integrasi antar moda - fasilitas park and ride - letak halte - kenyamanan dan keamanan e. modifikasi pemakai jalan - supaya penggunaan jalan merata danefisien - modifikasi distribusi pemakaian jalan → penggeseran jam kerja, dsb. - Modifikasi frekuensi pemakai jalan (perluasan jaringan telpon, pengantaran barang pesanan ke rumah, dsb) - Modifikasi tata ruang → rumah dekat kantor Semua ini meruapakan strategi yang diterapkan untuk mengatasi persoalan-persoalan yang timbul di lapangan, selain itu operator angkutan umum harus meningkatkan LOS nya tapi juga harus dapat keuntungan untuk mengembangkan usahanya. 70
  • 71. PARKIR Salah satu permasalahan pokok pada transportasi perkotaan adalah masalah parkir. Pada setiap kegiatan yang membangkitkan arus lalulintas (fasilitas umum seperti ; super market, mall, gedung pertunjukkan, hotel, kantor dll). Selalu butuh ruang bebas untuk parkir kendaraan. Pada kota-kota besar parkir menjadi bisnis yang cukup menjanjikan, karena lahan di kota yang terbatas, tidak jarang terjadi perebutan lahan parkir. Uang yang diperoleh dari parker pada kota-kota besar dapat mencapai miliaran rupiah dalam 1 hari. Hasil penelitian di Jerman menunjukkan bahwa dalam satu hari (24 jam) kendaraan bergerak selama 2,5 jam sedangkan yang 21,5 jam berhenti (parkir). Hal seperti ini dapat kita pahami karena orang menggunakan kendaraan hanya sebagai alat untuk mencapai tujuan ke tempat dia beraktifitas / kerja. Setelah selesai bekerja kendaran dipakai lagi untuk mengantar pulang ke tempat semula (rumah). Dengan demikian lahan untuk parkir menjadi hal yang penting. Secara garis besar, parkir dapat dibedakan atas : 1. Parkir di badan jalan ( On street parking ) 2. parkir di luar badan jalan ( Off Street parking ) Contoh parkir di badan jalan adalah parkir di sepanjang Urip Sumoharjo atau di Jalan Malioboro (on street parking). Contoh parkir di luar badan jalan di taman parkir utara Hotel Garuda atau basement Malioboro Mall, Ramai super market (off street parking) dll. GANGGUAN AKIBAT PARKIR 71
  • 72. Parkir juga dapat menimbulkan gangguan terhadap arus lalulintas yaitu antara lain : - mengurangi lebar manfaat jalan ( karena sebagian dipakai untuk parkir ). - Pada saat kendaraan mau parkir - Pada saat kendaraan mau keluar - Pada off street parking → antrian yang terjadi pada saat masuk dan keluar dari tempat parkir dapat mengganggu arus lalulintas. - Dan lain-lain Dari kedua jenis parkir tersebut di atas, yang paling bagus adalah parkir di tempat parkir, sehingga tidak mengurangi lebar manfaat jalan dan sedikit mengganggu arus lalulintas, hanya saja parkir off street membutuhkan investasi yang tidak sedikit untuk tanah dan bangunan parkir. Pada pembangunan parkir off street perlu dipikirkan beberapa hal penting, dari hasil penelitian hal tersebut antara lain : *sedekat mungkin dengan tempat tujuan (kantor, pertokoan, super market dan lain-lain) *banyak pintu masuk / keluar (supaya tidak mengganggu lalulintas karena antrian) *melalui tempat-tempat yang menarik (sehingga tidak membosankan bagi pengendara kendaraan) *dan lain-lain. 72
  • 73. Pada kota-kota besar parkir off street telah berkembang menjadi bisnis yang menguntungkan. Banyak perusahaan yang bergerak/mengelola parkir. Bagi pemerintah daerah ini merupakan pemasukan yang cukup besar. Untuk memprediksi kebutuhan tempat parkir cukup sulit, banyak variabel yangt mempengaruhinya. Volume parkir tergantung hal-hal di bawah ini. *jenis kegiatan (Hotel, Rumah sakit, Mall dll masing-masing kegiatan ini mempunyai variabel yang berbeda dalam menentukan kebutuhan parkirnya. Misal untuk hotel ditentukan oleh ; banyaknya kamar, tarif kamar, jumlah karyawan) *Luas areal kegiatan total *Perkembangan ekonomi daerah (pada daerah yang ekonominya maju, berbeda dengan yang masih belum mapan karena jumlah kendaraan yang ada masih sedikit) *Jumlah penduduk (semakin banyak penduduknya,semakin besar kebutuhan parkirnya) *Angkutan umum (Angkutan umum yang baik, akan mengurangi pemakaian kendaraan pribadi tentunya akan mengurangi kebutuhan tempat parkir). *Lain-lain 73
  • 74. PENGATURAN PARKIR Jika karena sesuatu hal lahan pakir tidak mencukupi (biasanya di daerah kota harga tanah sangat mahal) maka perlu strategi pengaturan parkir antara lain : *pembatasan waktu parkir *tarif parkir ganda (ongkos parkir bertambah bila waktu parkirnya bertambah lama / melebihi batas ketentuan, biasanya batas waktunya 1 jam) *jam belanja dibuat tidak sama dengan jam sibuk kantor (toko buka lebih lama) *parkir bertingkat KEBUTUHAN RUANG PARKIR (KRP) Besarnya luasan parkir untuk tiap negara berbeda, tetapi berkisar antara 15 – 22,50 m2 (termasuk jarak antar kendaraan) untuk setiap kendaraan. SRP = Satuan Ruang parkir untuk mobil buatan Asia dan Amerika berbeda, jelasnya dapat dilihat di bawah ini. Tabel 1. Besaran ruang Parkir (SRP) mobil Penumpang Negara SRP (m) Keterangan Belanda 2.25 x 5.00 2.50 x 5.00 Australia 2.40 x 5.40 2.50 x 5.40 2.60 x 5.40 74
  • 75. Inggris 1. J.Brickly 2. Chesire Lountry Planing 3. Huosing Development Nete 2.40 x 4.75 2.50 x 5.50 2.40 x 4.80 Perancis 2.40 x 5.00 2.50 x 5.00 Belgia 2.40 x 5.00 2.50 x 5.00 Jerman 2.30 x (5.00 – 5.50) 2.40 x (5.00 – 5.00) Indonesia 2.30 x 5.00 2.50 x 5.00 3.00 x 5.00 Golongan I Golongan II Golongan III Sumber : Direktorat Jendral Perhubungan Darat, 1996 Tabel 2. Ukuran Kendaraan Standar Mobil Penumpang Standar Panjan g (m) Lebar (m) Tinggi (m) Depan tergantu ng (m) Belakang tergantu ng (m) Jarak gender (m) Radius putar min (m) AASHTO JEPANG Bina marga NAASRA 5.80 4.70 4.70 4.74 2.14 1.70 1.70 1.80 1.30 2.00 2.00 - 0.90 0.80 0.80 0.813 1.50 1.20 1.20 1.10 3.35 2.70 2.70 - 7.30 6.00 6.00 - Sumber : Direktorat Jendral Perhubungan Darat, 1996. Untuk memperkirakan kebutuhan ruang parkir dapat diperkirakan melalui formula di bawah ini. KRP = F1 x F2 x VPH Dengan : KRP : Kebutuhan Ruang parkir 75
  • 76. F1 : Faktor akumulasi parkir (0,15 – 0,4) F2 : Faktor fluktuasi (1,10) VPH : Volume Parkir Harian Beberapa standar KRP sesuai dengan jenis kegiatannya menurut DitJen Perhubungan, seperti dalam table di bawah ini. Tabel .1. Ukuran kebutuhan ruang parkir pusat perdagangan Luas area total (x 100 m2 ) 10 20 50 100 500 1000 1500 2000 Kebutuhan (SRP) 59 67 88 125 415 777 1140 1502 Sumber : Hasil studi Direktorat Jenderal Perhubungan Darat ( 1996 ) Tabel .2. Ukuran kebutuhan ruang parkir pusat perkantoran Jumlah Karyawan 100 0 125 0 150 0 175 0 200 0 250 0 300 0 400 0 500 0 Kebutuha n (SRP) Administra si Pelayanan Umum 235 236 237 238 239 240 242 246 249 288 289 290 291 291 293 295 298 302 Sumber : Hasil studi Direktorat Jenderal Perhubungan Darat ( 1996 ) Tabel .3. Ukuran kebutuhan ruang parkir swalayan Luas area total (x 100 m2 ) 50 75 100 150 200 300 400 500 1000 Kebutuhan (SRP) 225 250 270 310 350 440 520 600 1050 Sumber : Hasil studi Direktorat Jenderal Perhubungan Darat ( 1996 ) Tabel .4. Ukuran kebutuhan ruang parkir pasar Luas area total (x 100 m2 ) 40 50 75 100 200 300 400 500 1000 Kebutuhan (SRP) 160 185 240 300 520 750 970 1200 2300 Sumber : Hasil studi Direktorat Jenderal Perhubungan Darat ( 1996 ) Tabel .5. Ukuran kebutuhan ruang parkir sekolah / perguruan tinggi Jumlah Mahasiswa (x 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 76
  • 77. 1000) Kebutuhan (SRP) 60 80 100 120 140 160 180 200 220 240 Sumber : Hasil studi Direktorat Jenderal Perhubungan Darat ( 1996 ) Tabel .6. Ukuran kebutuhan ruang parkir tempat rekreasi Luas area total (x 100 m2 ) 50 100 150 200 400 800 1600 3200 6400 Kebutuhan (SRP) 103 109 115 122 146 196 295 494 829 Sumber : Hasil studi Direktorat Jenderal Perhubungan Darat ( 1996 ) Tabel .7. Uk. kebutuhan ruang parkir hotel dan tempat penginapan Jumlah kamar (buah) 100 150 200 250 350 400 550 600 650 Tarif Baku ($) < 100 154 155 156 158 161 162 165 166 167 100 – 150 300 450 476 477 480 481 484 485 487 150 – 200 300 450 600 796 799 800 803 804 806 200 – 250 300 450 600 900 1050 1119 1122 1124 1425 Sumber : Hasil studi Direktorat Jenderal Perhubungan Darat ( 1996 ) Tabel .8. Ukuran kebutuhan ruang parkir rumah sakit Jumlah Tempat Tidur 50 75 100 150 200 300 400 500 1000 Kebutuhan (SRP) 97 100 104 111 118 132 146 160 230 Sumber : Hasil studi Direktorat Jenderal Perhubungan Darat ( 1996 ) Tabel .9. Ukuran kebutuhan ruang parkir bioskop Jumlah Tempat Duduk 300 400 500 600 700 800 900 1000 Kebutuhan (SRP) 198 202 206 210 214 218 222 227 Sumber : Hasil studi Direktorat Jenderal Perhubungan Darat ( 1996 ) Tabel 10. Ukuran kebutuhan ruang parkir gelanggang olah raga Jumlah Tempat Penonton 100 0 400 0 500 0 600 0 700 0 800 0 900 0 1000 0 1500 0 Kebutuhan (SRP) 230 235 290 340 390 440 490 540 790 Sumber : Hasil studi Direktorat Jenderal Perhubungan Darat ( 1996 ) 77
  • 78. Contoh cara menentukan SRP: Satuan Ruang Parkir ( SRP ) untuk mobil penumpang: Gambar 2.2. Satuan Ruang Parkir ( SRP ) untuk mobil penumpang Sumber : Dirjen Perhubungan Darat, 1996 Keterangan : B = Lebar kendaraan Bp = Lebar SRP O = Lebar bukaan pintu Lp = Panjang SRP R = Jarak bebas lateral L = Panjang kendaraan a1,a2 = Jarak bebas longitudinal POSISI PARKIR Posisi parkir mobil bermacam-macam, tapi secara garis besar dapat dibagi menjadi tiga. - sejajar jalan - tegak lurus jalan - miring ( bersudut 30,45 atau 60 ) Masing-masing bisa tunggal (satu sisi) atau ganda (dua sisi). Jika posisi parkir ada di dua sisi : 78
  • 79. Sejajar jalan.(jika jalan relative sempit) 5.00 6.50 5.00 Tegak lurus jalan 5.48 4.50 5.48 Parkir miring (bersudut 60) 5.17 79
  • 80. 3.50 5.17 Parkir miring bersudut 45 Pemilihan cara parkir ini tergantung situasi dan lebar jalan/tempat parkir yang tersedia. Pada parkir on street biasanya bersudut karena akan mengurangi gangguan arus lalulintas pada saat masuk dan keluar parkir, sedang pada off street (pada taman parkir) biasanya diambil tegak lurus ( lihat Galeria, Malioboro mall, Ramai super market ) atau juga dapat juga campuran dari yang ada. ANALISIS PARKIR Pada lokasi parkir ada beberapa hal yang perlu di analisis agar diketahui apakah lahan yang disiapkan cukup atau tidak menampung kendaraan yang parkir, sehingga dapat diambil tindakan untuk mengatasi /mengantisipasinya. Hal-hal yang perlu dianalisa adalah : *akumulasi parkir (rata-rata, mode dan akumulasi maksimal) 80
  • 81. adalah jumlah kendaraan yang ada di tempat parkir jam tertentu. *parking indek ( P I ) merupakan perbandingan antara akumulasi parkir dengan jumlah ruang parkir yang tersedia, parking indek ini menunjukkan apakah ruang parkir yang disediakan sudah dipakai semua atau belum. Nilai maksimum adalah 1 atau 100% yang berarti semua ruang parker telah terpakai. %100 . x tersediaparkirr arkirakumulasip PI = *turn over’ merupakan perbandingan antara jumlah kendaraan yang parkir dengan ruang parkir yang tersedia, nilai ini menunjukkan berapa kali suatu lahan parkir dipakai oleh kendaraan untuk parkir. Semakin besar nilainya semakin menguntungkan bagi pengelola parkir. tersediaparkirr parkirkendaraanjml TO . . = *lama parkir (rata-rata, mode parkir) *space hours occupancy’ perbandingan antara total vechicle hours dengan SRP x jam buka tempat parkir. hoursxspace hoursvechicletotal SHO = 81
  • 82. *total vechicle hours’ jumlah jam dari lamanya masing-masing kendaraan yang parkir Contoh Hitungan I Sebagai contoh dari analisis parkir adalah seperti berikut ini. Pada suatu tempat parkir yang dibuka mulai jam 08.00 sampai jam 14.00. dengan ruang parkir yang tersedia sebanyak 400 SRP. Kendaraan yang masuk dan keluar tempat parkir seperti pada tabel. Bagaimana pendapat saudara tentang tempat parker ini ? Jawab : PERIODE WAKTU Jumlah Kendaraan Datang Pergi 08.00 – 09.00 70 - 09.00 – 10.00 140 10 10.00 – 11.00 160 40 11.00 – 12.00 90 140 12.00 – 13.00 40 170 13.00 – 14.00 - 140 Dari data (tabel) di atas kemudian dianalisis sebagai berikut. 1. Akumulasi Parkir dan Parking indek Jam akumulasi Parking indek % 09.00 70 17 10.00 200 50 11.00 320 80 12.00 270 67 13.00 140 35 14.00 0 0 82
  • 83. 25,1 400 500 == = tersediayangparkirRuang parkirkendaraanJumlah Kesimpulan : - kendaraan parkir terbanyak pada jam 11.00 yaitu sebanyak 320 kendaraan. - Parking indek 80% berarti ruang parkir belum terpakai semuanya. 2. ‘Turn Over’ Besarnya nilai Turn Over Artinya satu SRP dipakai oleh 1,25 kendaraan selama tempat parkir dibuka dan nilai ini makin besar makin bagus. Contoh Hitungan 2 Dari data di tempat parkir tersebut, diketahui pula lamanya parkir masing-masing kendaraan seperti berikut : Jml. Kendaraan Durasi, jam 170 1 200 2 100 3 20 4 10 5 Dengan demikian Mode Parkir = 2 jam Artinya kendaraan parkir paling banyak selama 2 jam Total Vechicle Hours = ( 1 x 170 ) + ( 2 x 200 ) + ( 3 x 100 ) + ( 4 x 20 ) + 83
  • 84. ( 5 x 10 ) =1000 kend. Jam Durasi rata-rata jam VechicleTotal HoursVechicleTotal 2 500 1000 === Space Hours Occupancy HoursxSpace HoursVechicleTotal = %7,41417,0 6400 1000 === x POLUSI Salah satu dampak dari transportasi adalah polusi atau pencemaran dan degradasi lingkungan, baik polusi udara maupun polusi suara. Hal ini tidak terasa tetapi besar akibatnya bagi kesehatan dan kehidupan manusia, hewan dan tumbuhan. Oleh karena itu perlu antisipasi supaya kelestarian lingkungan terjaga untuk anak cucu. POLUSI UDARA Dari hasil penelitian asap yang dihasilkan knalpot kendaraan merupakan penyumbang terbesar dari polusi udara, oleh karena itu pengendalian asap knalpot menjadi sangat penting, baik dari segi jumlah maupun kualitasnya. a. Penyebaran Polutan Polutan yang berasal dari kendaraan terkonsentrasi di sekitar kendaraan. Penyebarannya sesuai dengan jaraknya. Konsentrasi 84
  • 85. CO Jarak dari pusat jalan Keterangan : - Polutan tersebut menyebar ke Atmosfer - Polutan tersebut secara kimiawi mungkin dapat berubah - Polutan tersebut mungkin tinggal di udara Polutan tersebut mungkin tinggal di tanah, organisme dan secara kimiawi berubah - Polutan tersebut mungkin masuk ke perairan → laut b. Sumber Polutan (dari kendaraan) - gas buangan - evaporasi bensin / solar dari karburator - pembakaran tak sempurna bensin / solar - debu yang berasal dari ban, rem dan permukaan jalan - industri, kendaraan. c. Polutan yang dihasilkan Kendaraan Jenis polutan yang dihasilkan adalah CO2, H2O, CO, NOx, debu, partikel. d. Baku Mutu (Standar) Udara ( Kep-02 / MENKLH / I / 1998 ) Persayaratan standar yang ditetapkan oleh kementrian Lingkungan Hidup adalah sebagai berikut : Parameter Waktu Pengukuran Batas mutu CO 8 jam 20 ppm ( 2260 :g / m3 ) NOx 24 jam 0,05 ppm ( 92,5 :g / m3 ) Debu 24 jam 0,26 mg/m3 85
  • 86. HC 3 jam 0,24 ppm (160 :g / m3 ) e. Pengaruh Polusi Udara - terhadap kesehatan - terhadap bau, kenampakan, kebersihan - ketakutan terhadap pengaruh yang tidak terasa e1. CO Salah satu yang berbahaya adalah Carbon monoxide ( CO ), racun ini mempunyai daya ikat terhadap Hb, jauh lebih tinggi dari O2. Kadar CO dalam darah akan menyebabkan terganggunya kesehatan. % CO dlm darah Pengaruh 5 – 10 Fungsi penglihatan, reaksi dan kewaspadaan berkurang. 10 – 30 Fungsi rasa berkurang, sakit kepala dan mengurangi kinerja saat latihan 30 – 60 Tak sadarkan diri > 60 Menyebabkan kematian Bagi orang yang mempunyai penyakit paru-paru 2,5 – 3 - sakit di dada secara tiba-tiba 10 % - mempengaruhi bayi dalam kandungan. Besarnya pengaruh ini pada umumnya tergantung pada : - volume, komposisi kualitas (untuk kendaraan) - cuaca (kelembaban, arah dan kecepatan angin) - lay-out. e.2. Hidro carbon & Aldehyde 86
  • 87. merupakan unsur kimia organik e.3. NOx - terbentuk di ruang pembakaran di mesin (NO) - di udara, NO berubah jadi → NO2 yang lebih beracun dari pada NO, karena  merusak paru-paru  mengurangi daya tahan infeksi  susah bernafas % ISPA *Pada konsentrasi rendah tidak berbau, tetapi bila > 0,10 ppm berbau PENGARUH JARAK TERHADAP BESARAN POLUSI Jarak sangat berpengaruh terhadap efek polusi. Semakin jauh dari sumber polusi pengaruh polusi semakin kecil - CO berkurang 2/3 pada jarak 50 m - HC berkurang 2/3 pada jarak 50 m - NOx berkurang 1/3 pada jarak 50 m - Partikel debu berkurang 2/3 pada jarak 50 m - Asap berkurang ½ pada jarak 20 m - Debu berkurang menjadi 0 pada jarak 60 m Sampai saat ini kesadaran akan bahaya polusi ini masih belum baik, terbukti masih sedikitnya penerapan uji kendaraan umum yang mensyaratkannya bebas polusi / masih dalam batas standar baku mutu yang diminta. 87
  • 88. POLUSI SUARA Polusi suara ini merupakan kebisingan yang disbebebabkan oleh arus lalulintas kendaraan. Kebisingan ini dipengaruhi beberapa hal antara lain adalah ; a. Jenis kendaraan - tipe jenis kendaraan - knalpot dan klakson - sistem pendingin - jenis ban b. Kecepatan kendaraan Pada kecepatan lebih besar dari 70 km/jam pada jalan datar → kebisingan yang terjadi akibat ban sangat dominan. c. Jenis perkerasan jalan Semakin kasar permukaan jalan akan semakin keras bunyi gesekan yang dihasilkan. d. Geometric jalan (tanjakan, turunan, tikungan) e. Arah dan kecepatan angin f. Kondisi medan antara sumber dan penerima (media) PENANGANAN KEBISINGAN Ada tiga cara untuk menangani kebisingan, yaitu : 88
  • 89. 1. Pada sumbernya 2. Arus pancaran kebisingan (media) 3. Pada obyek yang terkena dampak (gedung, rumah dll). - Pada sumbernya Penanganan pada sumbernya berarti treatment pada asal bunyi, sebagai contoh adalah knalpot kendaraan diusahakan supaya bunyinya sehalus mungkin, ini menjadi tugas para teknisi dan pabrik pembuat kendaraan. Contoh yang lain adalah bunyi mesin, bunyi ban di aspal dan lain-lain. Dengan teknologi yang semakin maju, bunyi mesin dan bunyi knalpot semakin halus. - Pada pancaran kebisingan (media) Bunyi merambat dari asal bunyi menuju penerima. Selain karena jaraknya, keras atau tidaknya bunyi yang diterima dipengaruhi oleh benda-benda yang ada diantara sumber bunyi dan penerima bunyi. Jika terdapat benda-benda yang dapat menyerap bunyi atau penghalang, maka bunyi yang diterima akan melemah. Benda-benda yang menyerap bunyi ini antara lain; - rumput - pohon-pohonan - gundukan tanah - atau sengaja dibuat tembok Pada rumah sakit biasanya, dibuat barier yang berupa gundukan tanah dengan ditanami rumput dan juga tanaman perdu agar pasien tidak terganggu oleh kebisingan yang ada. - Pada penerima bunyi Penanganan yang ketiga adalah penanganan pada penerima bunyi. Pada penerima bunyi dibuat sedemikian rupa supaya bunyi yang diterima melemah. Sebagai contoh untuk menerima bunyi yang di rumah, daun jendela dapat dibuat dobel sehingga bunyi yang 89
  • 90. diterima melemah demikian juga pada pintu. Dapat juga dinding dibuat kedap suara dan lain-lain. dB (A) 140 120 ← batas sakit 100 ← pesawat jet, jarak 250 m ← bor mesin jarak 7 m ← batas kerusakan telinga jika menerus 80 ← truk diesel berat, V = 40 km/jam, jarak 7 m ← mobil penumpang V = 60 km/jam, jarak 7 m 60 ← kantor yang sibuk ← komunikasi mulai tergganggu 40 ← kamar tidur yang tenang 20 V : kecepatan rata-rata km/jam P : prosentase kendaraan berat (b). Terhadap gradient : C2 90