2. Secara umum pengertian dari pertanian adalah suatu kegiatan manusia yang
termasuk di dalamnya yaitu bercocok tanam, peternakan, perikanan dan juga kehutanan.
Sebagian besar mata pencaharian masyarakat di Negeri Indonesia adalah sebagai petani,
sehingga sektor pertanian sangat penting untuk dikembangkan di negara kita.
Sektor pertanian yang dimaksudkan dalam konsep pendapatan nasional menurut
lapangan usaha atau sektor produksi ialah pertanian dalam arti luas yang meliputi lima
sub sektor, yaitu :
1) Sub sektor tanaman pangan
Sub sektor tanaman pangan sering disebut sub sektor pertanian rakyat karena
tanaman pangan biasanya diusahakan oleh rakyat.
2) Subsektor perkebunan
Subsektor perkebunan dibedakan atas perkebunan rakyat dan perkebunan besar.
Yang dimaksud dengan perkebunan rakyat ialah : perkebunan yang diusahakan sendiri
oleh rakyat atau masyarakat biasanya dalam skala kecil-kecilan dan dengan teknologi
yang sederhana. Perkebunan besar ialah semua kegiatan perkebunan yang dijalankan oleh
perusahaan-perusahaan perkebunan berbadan hukum.
3. 3) Sub sektor kehutanan
Subsektor kehutanan terdiri atas 3 macam kegiatan
yaitu : penebangan kayu, pengambilan hasil hutan lain, dan
perburuan.
4) Sub sektor peternakan
Subsektor peternakan mencakup kegiatan berternak itu
sendiri dan pengusahaan hasil-hasilnya yang meliputi
produksi ternak-ternak besar dan kecil dan hasil pemotongan
hewan.
5) Sub sektor perikanan
Subsektor perikanan meliputi semua hasil kegiatan
perikanan laut, perairan umum, dan pengolahan sederhana
atas produk-produk perikanan (pengeringan dan pengasinan)
4. Sektor pertanian hingga kini masih menjadi sumber
mata pencaharian utama sebagian besar penduduk
Indonesia, pola perkembangan sektor pertanian Indonesia
ditempuh melalui 3 kemungkinan pola atau jalur :
1. Jalur kapitalistik, yakni melalui pengembangan usaha
tani-usaha tani berskala besar dan melibatkan satuan-satuan
yang berskala kecil.
2. Jalur sosialistik, yakni melalui pembentukan usaha tani
kolektif berskala besar yang diprakarsai oleh Negara.
3. Jalur koprasi semi kapitalistik yakni melalui pembinaan
usaha tani – usaha tani kecil padat modal yang digalang
dalam suatu koperasi nasional di bawah pengelolaan Negara.
5. Peranan penting pertanian antara lain adalah :
1. Menyediakan kebutuhan bahan pangan yang diperlukan
masyarakat untuk menjamin ketahanan pangan.
2. Menyediakan bahan baku industry
3. Sebagai pasar potensial bagi produk-produk yang
dihasilkan industry
4. Sumber tenaga kerja dan pembentukan modal yang
diperlukan bagi pembangunan sektor lain
5. Sumber perolehan devisa (Kuznets,1964)
6. Mengurangi tingkat kemiskinan dan peningkatan
ketahanan pangan
7. Menyumbang pembangunan perdesaan dan pelestarian
lingkungan
6. Sebagian besar petani di Indonesia dikategorikan sebagai petani gurem. Dengan
penguasaan asset produksi minimal dan jauh dari memadai untuk suatu usaha yang layak bagi
pemenuhan pendapatan keluarga. Dari keadaan ini tercermin bahwa peningkatan kesejahteraan
petani tidak akan tercapai apabila hanya mengandalkan pada hasil pertaniannya. Upaya-upaya
peningkatan pendapatan petani dari usaha tani yang diusahakan perlu ditambahkan dengan
pendapatan yang diperoleh dari usaha atau bekerja di luar usaha tani atau di luar sektor
pertanian.
Fenomena ekspansi sektor industry mendorong terjadinya proses transformasi ekonomi
dari sektor pertanian ke sektor industry dan jasa. Proses transformasi ini akan berhenti
manakala tingkat upah di sektor pertanian mendekati tingkat upah di sektor industry.
Fenomena ini menyebabkan luas lahan pertanian produktif relative semakin sempit
karena terjadinya alih fungsi lahan dari lahan pertanian untuk kebutuhan pemukiman industry
infrakstruktur jalan dll. Ledakan jumlah penduduk menyebabkan krisis terhadap tersedianya
lahan pertanian karena terjadinya alih fungsi lahan yang kecendrungan semakin meningkat
dari waktu ke waktu dan menimbulkan persoalaan pengangguran tersembunyi atau
pengangguran tak ketara suatu keadaan yang ditimbulkan karena petani semakin kehilangan
lahan pertanian serta dalam jangka panjang krisis sektor pertanian akan menyebabkan
terjadinya kemiskinan di pedesaan.
7. Namun yang perlu dikritisi adalah bahwa peningkatan produksi pertanian
lebih banyak karena upaya intensifikasi pertanian melalui panen 2 atau 3 kali
setahun dan ekstentifikasi pertanian dengan memperluas lahan pertanian sementara
relative masih sedikit yang yang berkaitan dengan upaya aplikasi teknologi. Hal ini
cukup merisaukan karena tekanan kebutuhan lahan yang cukup tinggi menyebabkan
lahan pertanian semakin termarginalkan dan bergeser ke daerah yang tingkat
produktifitasnya lebih rendah.Implikasi yang ditimbulkan dari fenomena ini adalah
terjadinya penurunan dan perlambatan produksi pertanian khususnya produksi padi.
8. 1. Lemahnya struktur permodalan dan akses terhadap sumber
permodalan.
2. Ketersidiaan lahan dan masalah kesuburan tanah
3. Pengadaan dan penyaluran sarana produksi
4. Terbatasnya kemampuan dalam penguasaan teknologi
5. Lemahnya organisasi dan manajemen usaha tani
9. Masa depresi ekonomi tahun 1930-an merupakan awal kebijakan pengendalian langsung harga beras oleh
pemerintah penjajahan belanda. Awal tahun 1933 pemerintah mengeluarkan kebijakan pembatasan impor
beras melalui cara lesensi dan pengawasan harga secara langsung. Sekitar tahun 1939 dibentuk badan
pemerintah yang bertugas melaksanakan pengawasan terhadap produksi dan pemasaran beras yaitu stiching
het voedingsmidlendsfonts (VMF) pada masas orde lama kebijakan pangan dilakukan pemerintah dalam
bentuk pemberian gaji sebagian berupa beras dengan tujuan mempertahankan pendapatan riil
masyarakat.Pada tahun 1952 dikeluarkan program kesejahteraan kasimo untuk mencapai tujuan
swasembada pangan.Pada tahun 1959 digulirkan program pada sentral untuk mewujudkan sasaran
swasembada pangan namun program ini gagal.Pada tahun 1963 diselenggarakan program penyuluhan
pertanian yaitu BIMAS melalui panca usaha tani yaitu penggunaan dan pengendalian air yang baik.
Penggunaan bibit unggul, penggunaan pupuk dan pestisida yang rasional, cara bercocok tanam yang tepat
dan lembaga koprasi yang kuat.
Pada tahun 1966 pemerintah menggulirkan program KOLOGNAS ( Komando Logistik Nasional ) yaitu
suatu badan yang bertugas untuk menangani masalah distribusi bahan kebutuhan pokok dan diberi
wewenang tambahan yaitu menyalurkan dana kredit pertanian kepada pesertaBIMAS melalu gubernun dan
bupati. Pada tahun 1967 terjadi krisis beras sehingga melahirkan program usaha intensifikasi masalah
(INMAS) yang berhasil mendorong peningkatan produksi beras namun tidak diikuti dengan peningkatan
kesejahteraan petani karena harga gabah lebih rendah dibanding harga saprodi sehingga mengurangi intensif
petani untuk menanam lahan pertanian.
10. Hal ini mendorong munculnya rumus tani yaitu kebijakan pengendalian harga beras harus kurang
lebih sama dengan harga pupuk agar petani dapat terus berproduksi dan meningkatkan taraf
kesejahteraannya. Pada 14 mei 1967 lahirlah badan urusan logistic (bulog) yang berfungsi sebagai
agen pembeli beras tunggal. Berdirinya bulog sejak awal diproyeksikan untuk menjaga ketahanan
pangan Indonesia melalui dua mekanisme yakni stabilisasi harga beras dan pengadaan bulanan untuk
PNS dan militer. Pada repelita 1 dan 2 (1969 – 1979 ). Bulog mendapat tambahan tugas sebagai
pengimpor gula dan gandum. Pada 1973 lahirlah serikat petani Indonesia ( SPI ). Untuk mencapai
swasembada beras pada 1974, dikeluarkanlah revolusi hijau oleh soeharto.Namun revolusi hijau telah
menyebabkan terjadinya kesenjangan ekonomi dan social pedesaan.Sebab ternyata revolusi hijau
hanyalah menguntungkan petani yang memiliki tanah lebih dari setengah hectare.Dan petani kaya di
pedesaan serta penyelenggara Negara di tingkat pedesaan.Pada 1977, bulog mendapat tugas
tambahan kembali, yakni sebagai control impor kedelai.Hingga 1978 ditetapkanlah harga dasar
jagung, kedelai, kacang tanah, dan kacang hijau. Pada repelita 3 dan 4 orde baru kebijakan pangan
dari swasembada beras beralih ke swasembada pangan, pada 1984 indonesia mencapai level
swasembada pangan dan mendapat medali dari food and agriculture organization (FAO). Indonesia
dinyatakan mampu mandiri dalam memnuhi kebutuh beras atau mencapai swasembada pangan. Pada
repelita 5, 6, dab 7 rezim pemerintahan soeharto. Kebijakan pangan kembali ke swasembada beras.
Tahun 1995 para pegawai bulog dianugrahi penghargaan sebagai pegawai negeri sipil ( PNS ). Pada
1997 fungsi bulog ditetapkan hanya untuk mengontrol harga beras dan gula pasir.Penyempitan peran
bulog kembali terjadi pada 1998 yakni hanya berfungsi sebagai pengontrol beras.Masa reformasi
pada rezim pemerintahan habibie tahun 1998/1999, keadaan ekonomi Indonesia memburuk, krisis
moneter terjadi.Utang Negara menggelembung, rakyat miskin membengkak jumlahnya mencapai
lebih dari 30 juta orang.
11. Penjualan pesawat IPTN ( dahulu industry pesawat terbang nurtanio ) dilakukan untuk ditukar dengan beras ketan thailand. Kebijakan
swasembada beras masih berlangsung hingga era pemerintahan gusdur .pada 2000, tugas bulog ditekankan untuk mengatur logistic beras,
mulai dari penyediaan, distribusi, hingga control harga.
Setelah masa transisi usai, bergantilah ke pemerintahan megawati tahun 2000 – 2004.Selama 4 tahun kepemimpinan megawati penjiplakan
kebijakan swasembada pangan terus dilakukan. Statement megawati yang terkenal adalah tidak ada pilihan lain kecuali swasembada.
Fakta menunjukan bahwa produksi pangan Indonesia tahun 2004 mampu memberikan hasil yang menggembirakan, hampir menyamai era
1984. Perbedaannya, keberhasilan swasembada beras tahun 1984 itu mencapai melalui kerja keras bertahun-tahun dengan aneka upaya
pembangunan seperti irigasi, penyuluhan, atau bimbingan masyarakat, pembangunan pabrik pupuk, pemberdayaan petani melalui KUT,
KUD, dan lain sebagainya. Lain halnya dengan keberhasilan swasembada beras di tahun 2004 yang lebih banyak dipicu oleh membaiknya
harga beras di pasar internasional yang melonjak amat drastis, dari 165 dollar AS/ton tahun 1998 menjadi 270 dollar AS /ton tahun 2005.
Pada pemerintahan megawati juga melarang impor beras dengan dikeluarkannya inpres no. 9/2002 yang berlaku sejak januari 2003 hingga
setahun pemerintahan presiden susilo bambang yudhoyono. Efek positifnya, produksi beras mengalami peningkatan.
Saat ini, pemerintahan SBY menetapkan kebijakan revitalisasi pertanian yang dicanangkan juni 2005. Dalam kebijakan itu menetapkan
target swasembada gula tercapai tahun 2008, swasembada daging 2010 dan swasembada kedelai 2015. Revitalisasi pertanian adalah
sebuah komitmen untuk meningkatkan pendapatan pertanian, pembangunan agri bisnis yang mampu menyerap tenaga kerja dan
swasembada beras, jagung, serta palawija. Namun sehubungan dengan melonjaknya harga kebutuhan pokok pada awal 2008 maka
pemerintah akhirnya mengumumkan paket kebijakan pangan untuk komoditi beras, minyak goreng, kedelai dan terigu dalam rangka
menstabilkan gejolak harga ke tingkat wajar. Pemerintah juga memberikan subsidi pangan sebesar Rp 3,6 triliun. Yakni untuk
penambahan anggaran raskin Rp 2,6 triliun dengan volume raskin 5 kg per rumah tangga melanjutkan oprasi pasar minyak goreng Rp 0,5
triliun, serta penyusunan program bantuan langsung kepada perajin tempe tahu sebesar Rp 0,5 triliun. Selanjutnya pelaksanaan dari
kebijakan umum ketahanan pangan (KUKP) 2010 – 2014 yang telah dibuat pemerintah harus dilakukan secara mengikat bila KUKP tidak
diterapkan secara mengikat maka tidak akan terjadi sebuah perubahan yang signifikan dalam mengatasi persoalan kerawanan pangan.
12. Sistem ladang merupakan sistem pertanian yang paling primitif. Suatu sistem peralihan dari tahap
budaya pengumpul ke tahap budaya penanam. Pengolahan tanahnya sangat minimum, produktivitas
bergantung kepada ketersediaan lapisan humus yang ada, yang terjadi karena sistem hutan. Sistem ini pada
umumnya terdapat di daerah yang berpenduduk sedikit dengan ketersediaan lahan tak terbatas. Tanaman
yang diusahakan umumnya tanaman pangan, seperti padi darat, jagung, atau umbi-umbian.
· Sistem tegal pekarangan berkembang di lahan-lahan kering, yang jauh dari sumber-sumber air yang
cukup. Sistem ini diusahakan orang setelah mereka menetap lama di wilayah itu, walupun demikian
tingkatan pengusahaannya rendah. Pengelolaan tegal pada umumnya jarang menggunakan tenaga yang
intensif, jarang ada yang menggunakan tenaga hewan. Tanaman-tanaman yang diusahakan terutama
tanaman tanaman yang tahan kekeringan dan pohon-pohonan.
· Sistem sawah, merupakan teknik budidaya yang tinggi, terutama dalam pengolahan tanah dan
pengelolaan air, sehingga tercapai stabilitas biologi yang tinggi, sehingga kesuburan tanah dapat
dipertahankan. Ini dicapai dengan sistem pengairan yang sinambung dan drainase yang baik. Sistem sawah
merupakan potensi besar untuk produksi pangan, baik padi maupun palawija. Di beberapa daerah,
pertanian tebu dan tembakau menggunakan sistem sawah.
· Sistem perkebunan, baik perkebunan rakyat maupun perkebunan besar (estate) yang dulu milik swasta
asing dan sekarang kebanyakan perusahaan negara, berkembang karena kebutuhan tanaman ekspor. Dimulai
dengan bahan-bahan ekspor seperti karet, kopi, teh dan coklat yang merupakan hasil utama, sampai
sekarang sistem perkebunan berkembang dengan manajemen yang industri pertanian.
13. Di Indonesia, usaha tani bidang pertanian yang mempunyai nilai ekonomis tinggi adalah pada
tanaman hortikultura khususnya tanaman hias, sayuran dan buah-buahan, mulai dari budidaya sampai
penangan pasca panennya. Namun demikian tidak berarti komoditas pertanian yang lainnya tidak
diusahakan. Beberapa teknologi bidang pertanian telah dihasilkan, yaitu;
1. Teknologi Peningkatan Mutu Anggrek
Tanaman anggrek memiliki nilai ekonomi yang cukup tinggi, untuk itu perlu adanya
peningkatan mutu baik kualitas maupun kuantitas anggrek. Salah satu teknologi yang dapat
memperbaiki mutu anggrek adalah dengan penggunaan media dan pupuk alternatif yang
sesuai. Hasil pengkajian menunjukan bahwa aplikasi teknologi budidaya anggrek, yaitu
penggunaan media arang batok kelapa dan pupuk NPK ditambah unsur mikro memberikan
pertumbuhan yang terbaik, diikuti media arang kayu rambutan dan pupuk NPK ditambah unsur
mikro. Perlakuan kedua kombinasi tersebut mempunyai tingkat pengeluaran biaya lebih rendah.
2. Teknologi Penggunaan Minyak Melaleuka Dalam Pengendalian Lalat Buah
Hama yang potensial menimbulkan kerugian pada usaha tani tanaman buah-buahan adalah
alat buah. Tingkat kerugiannya mencapai bisa mencapai 100% bila tidak dilakukan pengendalian
secara terprogam. Para petani buah belimbing manis telah melakukan pengendalian terhadap hama
tersebut dengan sanitasi lingkungan,pengasapan dan pembungkusan buah. Cara ini memeang sangat
efektif namun masih ada kerontokan buah sekitar 30% sehingga perlu diupayakan cara lain untuk
lebih menekan pupulasi alat buah, yaitu denga perangkap yang menggunakan zat penarik serangga
berupa Methyl Eugenol (ME). Dari hasil pengkajian, teryata dengan menggunakan minyakmelaleuk
bracteata yang diestra dari tumbuhan, lalat buah pada belimbing manis berhasil dikendlikan.
14. 3. Teknologi Pemanfaatan Limbah Pertanian Sebagai Pupuk Organik
Berbagai jenis pupuk organik mulai banyak beredar, apalagi sejak digalakan
pemanfaatan limbah pertanian sebagai bahan organik untuk pembuatan pupuk,
bahkan babarapa petani/swasta telah mencanangkan adanya pertanian
organik. Banyak limbah pertanian dapat dijadikan sebagai bahan utama untuk
pembuatan pupuk, seperti; jerami, pupuk kandang, arang sekam, potongan rumput
tanam, limbah organik dari pasar, pupuk hijau, serbuk gergaji, sekam padi,
dll. Dari hasil pengkajian, kompos yang dibuat dengan menggunakan mikroba
decomposer/pengurai dapat dijadikan Bokashi: bokashi jerami, bokashi pupuk
kandang, bokashi ekspres, fien compos dan compos bioaktif.