SlideShare une entreprise Scribd logo
1  sur  20
KEBIJAKAN MAKRO
EKONOMI

Diploma IV Kurikulum Khusus BPKP
Kelas 8B
Aditya Wahyu Kusuma Wardana
Daniel Wawone Yunior Basar
Ivan Dwi Jatmiko
Restu Kurnia Natalia
Yusniar Yuliana Wardani
0
KEBIJAKAN MAKRO EKONOMI

MENGAPA KITA MEMPELAJARI KEUANGAN PUBLIK?
Sebelum berbicara lebih lanjut mengenai kebijakan makro ekonomi, ada baiknya jika kita
mengetahui mengapa kita mempelajari keuangan publik terlebih dahulu.
Jika kita berbicara keuangan publik dipandang dari sisi belanja maka pertanyaan yang
sering muncul misalnya adalah: Jenis jasa yang bagaimana dan apa yang harus diberikan
oleh pemerintah kepada masyarakat? Kenapa pemerintah membelanjakan anggarannya
untuk bantuan sosial pendidikan dan asuransi kesehatan kepada mereka yang tidak
mampu? Kenapa pemerintah menjadi penyedia utama barang dan jasa seperti: Jalan,
pendidikan, dan kesehatan, di lain pihak kegiatan pengadaan barang dan jasa seperti:
usaha garmen, bisnis hiburan, dan asuransi untuk properti lebih banyak didominasi oleh
sektor swasta?
Sementara itu, dari sisi pendapatan publik, pertanyaan yang sering muncul misalnya
adalah: Bagaimana pemerintah menetapkan tarif pajak untuk masyarakatnya, dan
bagaimana nilai pajak tersebut saling terkait satu sama lain dengan keadaan ekonomi para
wajib pajak? Kegiatan apa yang seharusnya dikenakan pajak ataupun tidak pada masamasa krisis? Apakah pengaruh pajak terhadap keberlangsungan perekonomian?
A. Empat Pertanyaan Terkait dengan Keuangan Publik
Singkatnya, keuangan publik adalah suatu studi terkait dengan peran pemerintah dalam
perekonomian. Mengenai hal ini, maka keuangan publik akan menjawab empat
pertanyaan:
1. Kapan seharusnya pemerintah mengintervensi perekonomian?
Prinsip dasar dari mikroekonomi adalah “keseimbangan kompetitif pasar akan
menimbulkan efisiensi dan memaksimalkan manfaat yang akan diterima oleh
masyarakat.” Intinya dari prinsip ini adalah, biarkan pasar yang menentukan
nilai/harga dari barang/jasa yang diperdagangan melalui keseimbangan permintaan
dan penawaran, maka akan terciptalah “perdagangan-yang-efisien”.
Namun kondisi ideal tersebut tidak selalu terjadi dalam kenyataan, pemerintah dalam
beberapa hal tertentu masih harus melakukan intervensi dengan alasan:
1
1) Kegagalan pasar
Suatu keadaan yang menyebabkan sistem ekonomi pasar tidak mampu
memberikan manfaat yang maksimal dalam hal efisiensi, disebut kegagalan pasar.
Ada beberapa hal yang dapat menyebabkan kegagalan pasar, semisal ekternalitas
negatif, dimana keputusan yang diambil oleh satu pihak akan mempengaruhi
pengeluaran biaya pihak lainnya.
Jika ternyata keseimbangan kompetitif pasar tidak mampu menciptakan suatu
manfaat berupa pemaksimalan efisiensi, maka ada kemungkinan dengan intervensi
pemerintah hal tersebut dapat diperoleh.
2) Pemerataan sumber daya
Pemerataan sumber daya adalah pendistribusian sumber daya dari kelompok yang
memiliki sumber daya lebih kepada kelompok lainnya yang masih kurang sehingga
kedua kelompok tersebut dapat memiliki sumber daya tersebut dalam proporsi
yang sama.
Dikarenakan adanya kemungkinan penyebaran sumber daya yang tidak merata,
dimana salah satu kelompok berlebih sedangkan kelompok lainnya kurang, maka
diperlukan peran/intervensi pemerintah untuk dapat mendistribusikan sumber
daya tersebut sehingga tercapai keseimbangan pada setiap kelompok.
2. Bagaimana seharusnya pemerintah melakukan intervensi?
Setelah menentukan apakah pemerintah perlu melakukan intervensi ataupun tidak,
langkah

berikutnya

adalah

menentukan

bagaimana

seharusnya

pemerintah

melaksanakannya. Terdapat beberapa pendekatan umum yang dapat dilakukan oleh
pemerintah:
1) Mengenakan pajak atau memberikan subsidi
Salah satu cara bagi pemerintah untuk mengatasi kegagalan pasar adalah dengan
menggunakan mekanisme harga, dimana kebijakan pemerintah digunakan untuk
mempengaruhi harga barang tertentu, yaitu melalui pajak (untuk barang-barang
yang produksinya berlebih) ataupun subsidi (untuk barang-barang yang
produksinya kurang).

2
2) Melarang atau mewajibkan
Pemerintah dapat mengeluarkan kebijakan untuk melarang penjualan/pembelian
barang yang produksinya berlebih, ataupun memerintahkan/mewajibkan agar
masyarakat melakukan penjualan/pembelian barang yang secara produksi kurang.
3) Penyediaan layanan publik
Langkah lainnya dari pemerintah untuk menghadapi kegagalan pasar adalah
dengan menyediakan/memproduksi barang/jasa publik yang memiliki potensi
untuk meningkatkan konsumsi masyarakat yang akhirnya hal ini akan membawa
pengaruh pada kesejahteraan sosial secara keseluruhan.
4) Penyediaan layanan yang dibiayai oleh keuangan publik
Pemerintah mungkin saja ingin mempengaruhi tingkat konsumsi masyarakat
namun tanpa intensi untuk terlibat langsung. Oleh karena itu, pemerintah dapat
membiayai suatu perusahaan swasta agar menyediakan suatu layanan tertentu
kepada masyarakat.
Dari hal tersebut di atas, dapat diketahui bahwa ada banyak pilihan kebijakan yang
dapat diambil oleh pemerintah. Ketika akan memutuskan kebijakan apa yang akan
diambil, setiap pembuat keputusan haruslah mempertimbangkan dengan matang dan
mengevaluasi setiap alternatif pilihan yang ada. Proses mengevaluasi pilihan ini akan
membawa kita pada pertanyaan ketiga.
3. Apakah intervensi yang dilakukan oleh pemerintah akan memberikan manfaat
ekonomi?
Untuk dapat menjawab pertanyaan ini haruslah pembuat kebijakan memahami setiap
implikasi yang akan ditimbulkan oleh masing-masing alternatif. Dalam menilai
pengaruh yang timbulkan dari intervensi pemerintah, pembuat kebijakan haruslah
menyadari bahwa setiap kebijakan memliki pengaruh langsung dan tidak langsung.
1) Pengaruh langsung
Pengaruh langsung adalah efek/pengaruh yang dapat diperkirakan jika masingmasing individu yang ada di dalamnya tidak melakukan perubahan tingkah laku
atas intervensi yang dilakukan oleh pemerintah.
3
2) Pengaruh tidak langsung
Pengaruh tidak langsung terjadi ketika masing-masing individu yang ada di
dalamnya melakukan perubahan tingkah laku sebagai respon terhadap intervensi
pemerintah.
4. Apakah alasan dari pemerintah untuk menggunakan suatu cara/kebijakan
dalam melakukan intervensi?
Haruslah disadari bahwa intervensi yang dilakukan pemerintah tidaklah selalu
berkaitan dengan penyelesaian atas masalah kegagalan pasar atau memastikan
terdistribusikannya sumber-sumber daya secara merata. Pada praktiknya, pemerintah
menghadapi permasalahan yang cukup pelik, pemerintah berusaha menggabungkan
keinginan jutaan warganya menjadi suatu kumpulan kebijakan yang saling terkait satu
sama lain. Hal ini akan membawa kita pada pertanyaan keempat, mengapa seakan
pemerintah membuat kebijakan seenaknya?
Nyatanya kebijakan yang dibuat oleh pemerintah tidaklah semata dipandang dari
sudut pandang ekonomi saja, namun ada banyak pertimbangan yang diambil, misalnya
terkait dengan politik. Sebagaimana “kegagalan pasar” mempengaruhi pemaksimalan
manfaat di ekonomi pasar, begitupun dengan “kegagalan pemerintah” dapat
menyebabkan ketidaktepatan intervensi pemerintah. Oleh karena itu, para politisi
harus mempertimbangkan berbagai kemungkinan terkait dengan cara pandang dan
tekanan dari luar, kedua hal inilah yang mampu mendorong dibentuknya suatu bentuk
kebijakan yang dapat memaksimalkan efisiensi ekonomi dan pemerataan sumber daya
dalam cara-cara yang dapat diterima.
Untuk dapat merekomendasikan apakah diperlukannya intervensi dari pemerintah
(kembali ke pertanyaan pertama), perlulah dipertimbangkan beberapa hal; apakah
dengan adanya intervensi dari pemerintah ini akan mengurangi/mengatasi masalah?
Atau malah akan membuat masalah itu semakin buruk dengan adanya “kegagalan
pemerintah”?

4
B. Mengapa Mempelajari Keuangan Publik? Menilik Dari Fakta-Fakta Yang Ada Di
Pemerintahan
Yang menjadikan keuangan publik menarik adalah, adanya peran dominan dari
pemerintahan di kehidupan sehari-hari kita. Terdapat beberapa indikator yang dapat
digunakan untuk dapat merinci peran pemerintah dalam kehidupan kita, yaitu:
1. Pertumbuhan ekonomi
2. Desentralisasi
3. Pengeluaran, pajak, defisit, dan hutang
4. Distribusi pengeluaran
5. Distribusi sumber-sumber pendapatan
6. Tata peraturan pemerintah
Pemerintahan baik dalam skala nasional maupun lokal memiliki cakupan yang luas dan
akan terus berkembang seiring perubahan zaman. Ciri khas pemerintah dalam hal
belanja dan pendapatan juga akan terus berubah, misalnya dari awalnya penyedia
barang publik tradisional (keamanan) menjadi penyedia asuransi sosial (asuransi
kesehatan). Melalui tata peraturan perundang-undangannya, pemerintah juga telah
memberikan pengaruh pada kehidupan sehari-hari kita.
KEBIJAKAN MAKROEKONOMI
Pengertian Makroekonomi
Ilmu Ekonomi Makro atau Makroekonomi merupakan bagian dari ilmu ekonomi
yang mengkhususkan mempelajari mekanisme bekerjanya perekonomian secara
keseluruhan termasuk pertumbuhan dalam pendapatan, perubahan dalam harga, dan
tingkat pengangguran. Sedangkan tujuan dari macroekonomi adalah untuk memahami
peristiwa ekonomi dan untuk memperbaiki kebijakan ekonomi.
Dalam

perekonomian

mengenal

teori

makroekonomi.

Teori

ini

lebih

memperhatikan aspek-aspek yang menyeluruh dari kegiatan ekonomi. Apabila yang
dibicarakan mengenai produsen, maka yang diperhatikan adalah kegiatan produsen dalam
keseluruhan ekonomi. Begitu pula, apabila yang diperhatikan adalah tingkah laku
konsumen, maka yang dianalisis adalah tingkah laku keseluruhan konsumen dalam
menggunakan pendapatannya untuk membeli barang dan jasa yang dihasilkan dalam
perekonomian. Dalam analisis makro ekonomi juga diperhatikan peranan pemerintahan
dalam mengatur kegiatan sesuatu perekonomian.
5
Ruang Lingkup Analisis Makroekonomi
Ilmu Ekonomi dibedakan menjadi:
Ekonomi deskriptif,
Mengumpulkan keterangan-keterangan faktual yang relevan mengenai sesuatu
masalah ekonomi.
Teori ekonomi,
Teori ekonomi tugas utamanya menyusun model analisis ekonomi untuk
menerangkan secara umum perilaku sistem ekonomi.
Ekonomi terapan,
Menggunakan hasil-hasil pemikiran yang terkumpul dalam teori ekonomi untuk
menerangkan keterangan-keterangan yang dikumpulkan oleh ekonomi deskriptif.
Teori ekonomi dipecah menjadi :
Teori ekonomi Mikro.
Analisis-analisis dalam teori ekonomi mikro pada umumnya meliputi bagian-bagian
kecil dari keseluruhan kegiatan perekonomian, seperti kegiatan seorang konsumen,
suatu perusahaan atau suatu pasar.
Teori Ekonomi Makro.
Analisis-analisis dalam teori ekonomi makro lebih global atau lebih menyeluruh
sifatnya. Dalam ekonomi makro yang diperhatikan adalah tindakan konsumen
secara keseluruhan, kegiatan-kegiatan keseluruhan pengusaha dan perubahanperubahan keseluruhan kegiatan ekonomi.
Perbedaan dalam ruang lingkup dan titikberat (fokus)
Mikro ekonomi lebih menitikberatkan pada analisis membuat pilihan untuk (1)
mewujudkan efisiensi dalam penggunaan sumber-sumber daya (2) mencapai
kepuasan maksimum
Makro ekonomi menerangkan (1) bagaimana segi permintan dan penwaran
menentukan tingkat kegaitan dalam perekonomian (2) Masalah utama yang selalu
dihadapi setiap perekonomian (3) Peranan kebijakan dan campur tangan
pemerintah untuk mentasai masalah ekonomi yang dihadapi

6
Menggunakan Mikroekonomi dalam Makroekonomi
Mikroekonomi adalah studi bagaimana rumah tangga dan Perusahaan membuat
keputusan dan bagaimana pembuat keputusan ini berinteraksi dalam pasar. Dalam
mikroekonomi, individu memilih memaksimalkan tingkat kepuasan (utility) dengan
batasan anggaran.
Peristiwa-peristiwa makroekonomi muncul dari interaksi banyak individu yang
mencoba memaksimalkan kemakmurannya. Karena variabel agregat adalah jumlah
variabel-variabel yang mendeskripsikan keputusan-keputusan individu, studi
makroekonomi didasarkan pada landasan-landasan mikroekonomi.
Isu-Isu Utama dalam analisis Makroekonomi
Makroekonomi membahas isu- isu penting yang selalu dihadapi dalam suatu
perekonomian. Analisis ini berusaha memberikan jawaban kepada pertanyaanpertanyaan yang dikemukakan yaitu :
1.

Faktor- faktor apakah yang menentukan tingkat kegiatan suatu perekonomian ?

2.

Mengapa pertumbuhan ekonomi tidak selalu teguh ?

3.

Mengapa kegiatan ekonomi tidak berkembang dengan stabil ?

4.

Mengapa pengangguran dan kenaikan harga- harga selalu berlaku ?

Analisis mengenai penentuan tingkat kegiatan dalam perekonomian perlu dibedakan
kepada tiga bentuk abstraksi, yaitu:
Analisis penentuan kegiatan perekonomian yang memisalkan bahwa harga tetap
dan suku bunga tetap.
Analisis penentuan kegiatan perekonomian yang memisalkan harga mengalami
perubahan.
Analisis penentuan kegiatan perekonomian yang memisalkan harga dan suku
bunga mengalami perubahan.
Masalah dan Kebijakan Makroekonomi
Salah satu aspek penting dari ciri kegiatan perekonomian yang menjadi titik tolak
analisis dalam teori makroekonomi adalah pandangan bahwa sistem pasar bebas tidak
selalu dapat mewujudkan:
1.

penggunaan tenaga kerja penuh.
7
2.

kestabilan harga- harga.

3.

pertumbuhan ekonomi yang teguh (konsisten).
Masalah-masalah ini mengakibatkan dampak buruk bagi masyarakat dan harus

dihindari atau dapat dikurangi. Aspek-aspek penting yang dapat dipelajari dalam
makroekonomi adalah kebijakan fiscal (kebijakan pemerintah dalam perpajakan dan
penggunaannya), kebijakan

moneter (kebijakan

pemerintah

dalam

mengatur

penawaran uang dan suku bunga), dan kebijakan ekonomi terbuka.
Masalah Utama Dalam Perekonomian
Dari uraian secara ringkas di atas diterangkan masalah makroekonomi utama yang
selalu dihadapi oleh suatu negara dapat dirincikan sebagai berikut :
1.

Masalah Pertumbuhan Ekonomi
Pertumbuhan ekonomi dapat didefinisikan sebagai : perkembangan kegiatan
dalam perekonomian yang menyebabkan barang dan jasa yang diproduksi dalam
masyarakat bertambah. Kemampuan yang meningkat ini disebabkan karena
faktor- faktor produksi akan selalu mengalami pertambahan dalam jumlah dan
kualitasnya. Investasi akan menambah jumlah barang modal, teknologi yang
digunakan, tenaga kerja bertambah akibat perkembangan penduduk dan
perkembangan tingkat pendidikan.

2.

Masalah ketidakstabilan kegiatan ekonomi.
Perekonomian tidak selalu berkembang secara teratur dari satu periode ke
periode lainnya, karena selalu mengalami masa naik turun. Pergerakan naik turun
kegiatan perusahaan- perusahaan di dalam jangka panjang dinamakan konjungtor
atau siklus kegiatan perusahaan. Kemunduran yang serius akan menimbulkan
masalah pengangguran, sedangkan perkembangan ekonomi yang terlalu pesat
akan menimbulkan kenaikan harga- harga atau inflasi.
Ahli- ahli ekonomi berkeyakinan bahwa dalam suatu perekonomian yang
sepenuhnya diatur oleh mekanisme pasar, siklus kegiatan ekonomi sangat labil,
siklus kegiatan ekonomi seperti ini dapat menyebabkan akibat buruk kepada
perekonomian dan masyarakat.

8
3.

Masalah pengangguran.
Pengangguran adalah suatu keadaan dimana seorang yang tergolong dalam
angkatan kerja ingin mendapatkan pekerjaan tetapi belum dapat memperolehnya.
Faktor utama yang menimbulkan pengangguran adalah kekurangan pengeluaran
agregat. Selain itu terdapat faktor-faktor lain yang menimbulkan pengangguran,
antara lain :
Menganggur karena ingin mencari kerja lain yang lebih baik.
Pengusaha menggunakan peralatan produksi modern yang mengurangi
penggunaan tenaga kerja.
Ketidaksesuaian di antara ketrampilan pekerja yang sebenarnya dengan
ketrampilan yang diperlukan dalam industri- industri.
Akibat buruk pengangguran
Tingkat pendapatan merupakan faktor penting yang menentukan kemakmuran
suatu masyarakat. Pendapatan masyarakat mencapai maksimum apabila tingkat
penggunaan tenaga kerja penuh dapat diwujudkan. Pengangguran mengurangi
pendapatan masyarakat sehingga mengurangi tingkat kemakmuran yang mereka
capai.

4.

Masalah kenaikan harga-harga (inflasi).
Inflasi dapat didefisikan sebagai suatu proses kenaikan harga- harga yang berlaku
dalam perekonomian.
Faktor- faktor penyebab Inflasi :
Tingkat pengeluaran agregat yang melebihi kemampuan perusahaanperusahaan untuk menghasilkan barang dan jasa.
Pekerja- pekerja di berbagai kegiatan ekonomi menuntut kenaikan upah.
Akibat buruk Inflasi
Inflasi menimbulkan beberapa akibat buruk bagi individu masyarakat dan
kegiatan perekonomian secara keseluruhan. Inflasi cenderung menurunkan taraf
kemakmuran segolongan besar masyarakat. Bila tidak dikendalikan inflasi akan
bertambah serius dan cenderung untuk mengurangi investasi yang produktif,
mengurangi ekspor dan menaikkan impor. Sehingga akan memperlambat
pertumbuhan ekonomi.

9
5.

Masalah neraca perdagangan dan neraca pembayaran.
Istilah perekonomian terbuka berarti suatu perekonomian dengan menjalankan
kegiatan ekspor dan import dengan negara- negara lain. Ketidakseimbangan
diantara ekspor dan impor dalam aliran keluar/ masuk modal dapat menimbulkan
masalah serius dalam kestabilan suatu perekonomian.

Alat Pengamat Prestasi Kegiatan Ekonomi
Beberapa jenis data makroekonomi dapat digunakan untuk menilai prestasi kegiatan
perekonomian pada suatu tahun tertentu dan perubahannya dari suatu periode ke
periode lainnya. Alat pengamat prestasi perekonomian atau indikator makroekonomi
yang utama adalah:
1.

Pendapatan nasional, pertumbuhan ekonomi dan pendapatan perkapita.
Pendapatan Nasional adalah istilah yang menerangkan tentang nilai barang dan
jasa yang diproduksikan suatu negara dalam suatu tahun tertentu. Produk
Nasional Bruto (PNB) produk nasional yang diwujudkan oleh faktor- faktor
produksi milik warga negara. Produk Domestik Bruto (PDB) diwujudkan oleh
faktor- faktor produksi dalam negeri. PNB dan PDB merupakan ukuran mengenai
besarnya kemampuan sesuatu negara untuk menghasilkan barang dan jasa dalam
suatu tahun tertentu. Data produk nasional dapat digunakan untuk menilai
prestasi pertumbuhan ekonomi dan bisa untuk menentukan tingkat kemakmuran
masyarakat dan perkembangannya.

2.

Penggunaan tenaga kerja dan pengangguran.
Pengangguran dalam suatu negara adalah perbedaan di antara angkatan kerja
dengan penggunaan tenaga kerja yang sebenarnya. Angkatan kerja adalah jumlah
tenaga kerja yang terdapat dalam suatu perekonomian pada suatu waktu tertentu.
Tingkat partisipasi angkatan kerja dapat dihitung menggunakan cara:
Jumlah angkatan kerja : jumlah penduduk usia kerja x 100 %

3.

Tingkat perubahan harga- harga atau inflasi
Untuk mengukur tingkat inflasi, indeks harga yang selalu digunakan adalah indeks
harga konsumen/ Consumer Price Indeks (CPI) yaitu indeks harga dari barangbarang yang selalu digunakan para konsumen.

10
4.

Kedudukan neraca perdagangan dan neraca pembayaran.
Neraca pembayaran merupakan data yang memberi gambaran tentang lalu lintas
perdagangan dan dana dari satu negara ke berbagai negara lain dalam satu tahun
tertentu. Dua komponen penting dari neraca pembayaran yang perlu diperhatikan
adalah neraca perdagangan dan neraca keseluruhan (overall balance).

5.

Kestabilan nilai mata uang domestik.
Perbandingan antara nilai suatu mata uang asing dengan nilai mata uang domestik
disebut kurs valuta asing. Kurs ini akan menunjukkan banyaknya uang dalam
negeri yang diperlukan untuk membeli satu unit valuta asing tertentu.

Kebijakan Makroekonomi.
Kebijakan- kebijakan makroekonomi yang akan dilakukan suatu negara tergantung
kepada

tujuan-

tujuan

yang

ingin

dicapai, tujuan-tujuan

kebijakan

makroekonomi dapat dibedakan kepada lima aspek berikut :
1.

Menstabilkan kegiatan ekonomi
Pengertian kestabilan ekonomi meliputi kewujudan dari 3 hal berikut ini :
 Tingkat penggunaan tenaga kerja adalah tinggi.
 Tingkat harga- harga tidak menunjukkan perubahan yang berarti.
 Terdapat keseimbangan di antara ekspor dan impor dan lalu lintas modal dari
atau ke luar negeri.
Tujuan menstabilkan ekonomi berarti pula keinginan untuk menghindari fluktuasi
yang tajam dalam kegiatan ekonomi dari waktu ke waktu.

2.

Mencapai tingkat penggunaan tenaga kerja (kesempatan kerja) penuh tanpa
inflasi.

3.

Menghindari masalah inflasi.

4.

Menciptakan pertumbuhan yang teguh.
Ada 2 alasan yang menyebabkan suatu negara harus berusaha mencapai
pertumbuhan ekonomi yang teguh dalam jangka panjang, yaitu:
 Untuk menyediakan kesempatan kerja kepada tenaga kerja yang selalu
bertambah.
 Untuk menaikkan tingkat kemakmuran masyarakat.

5.

Mewujudkan kekukuhan neraca pembayaran dan kurs valuta asing.

11
Bentuk-bentuk Kebijakan Ekonomi Makro
Untuk mencapai tujuan dari ekonomi makro diperlukan beberapa bentuk kebijakan yang
harus dijalankan oleh suatu negara dalam sistem perekonomiannya di antaranya sebagai
berikut :
a.

Kebijakan Fiskal
Kebijakan Fiskal meliputi langkah-langkah pemerintah untuk membuat perubahan
dalam pendapatan dan pengeluaran negara dengan maksud untuk mempengaruhi
pengeluaran agregat dalam perekonomian atau mempengaruhi jalannya
perekonomian. Kebijakan ini diambil untuk menstabilkan ekonomi, memperluas
kesempatan kerja, mempertinggi pertumbuhan ekonomi, dan keadilan dalam
pemerataan pendapatan.
Seperti dijelaskan di atas bahwa kebijakan fiskal yang dilakukan pemerintah
dilakukan melalui perubahan di dalam pendapatan dalam hal ini pajak dan dalam
pengeluaran pemerintah dalam hal ini APBN.
Instrumen kebijakan fiskal yang berkaitan erat dengan pendapatan adalah sektor
perpajakan. Pengaruh dari sisi perpajakan akan nampak sangat jelas pada
perekonomian. Jika pajak diturunkan maka kemampuan daya beli masyarakat
akan meningkat sehingga industri dapat meningkatkan jumlah produksi. Dan
sebaliknya kenaikan pajak akan menurunkan daya beli masyarakat serta
menurunkan produksi industri secara umum.
Instrumen kebijakan fiskal lainnya bisa melalui kebijakan anggaran yang terdiri
dari :
Anggaran Defisit (Defisit Budget) / Kebijakan Fiskal Ekspansif
Anggaran defisit adalah kebijakan pemerintah untuk membuat pengeluaran
lebih besar dari pemasukan negara guna memberi stimulus pada
perekonomian. Umumnya sangat baik digunakan jika keaadaan ekonomi
sedang resesif.
Anggaran Surplus (Surplus Budget) / Kebijakan Fiskal Kontraktif
Anggaran

surplus

adalah

kebijakan

pemerintah

untuk

membuat

pemasukannya lebih besar daripada pengeluarannya. Anggaran surplus
biasanya dilaksanakan ketika perekonomian pada kondisi yang ekspansi yang
mulai memanas (overheating) untuk menurunkan tekanan permintaan.
Anggaran Berimbang (Balanced Budget)
12
Anggaran berimbang terjadi ketika pemerintah menetapkan pengeluaran
sama besar dengan pemasukan. Tujuan politik anggaran berimbang yakni
terjadinya kepastian anggaran serta meningkatkan disiplin.
b.

Kebijakan Moneter
Kebijakan moneter meliputi langkah-langkah pemerintahan yang dijalankan oleh
bank sentral (Bank Indonesia) untuk memengaruhi atau mengubah penawaran
uang dalam masyarakat atau mengubah tingkat bunga untuk memengaruhi jumlah
uang yang beredar di masyarakat.
Kebijakan moneter dapat digolongkan menjadi dua, yaitu:
Kebijakan Moneter Ekspansif / Monetary Expansive Policy yaitu kebijakan
dalam rangka menambah jumlah uang yang beredar.
Kebijakan Moneter Kontraktif / Monetary Contractive Policy yaitu kebijakan
dalam rangka mengurangi jumlah uang yang beredar. Disebut juga dengan
kebijakan uang ketat (tight money policy).
Kebijakan moneter dapat dilakukan dengan menjalankan instrumen kebijakan
moneter, yaitu antara lain :
Operasi Pasar Terbuka (Open Market Operation).
Operasi pasar terbuka merupakan salah satu cara mengendalikan uang yang
beredar dengan menjual ataupun membeli kembali surat berharga yang
diterbitkan oleh Pemerintah. Pemerintah akan membeli surat berharga
pemerintah apabila ingin menambah jumlah uang yang beredar. Dan
sebaliknya jika pemerintah meninginkan jumlah uang yang beredar
berkurang, maka pemerintah akan menjual surat berharga pemerintah kepada
masyarakat.
Fasilitas Diskonto (Discount Rate).
Fasilitas diskonto adalah pengaturan jumlah uang yang beredar dengan cara
merubah tingkat bunga bank sentral pada bank umum. Bank umum terkadang
mengalami kekurangan uang sehingga harus meminjam ke bank sentral. Bila
pemerintah akan meningkatkan jumlah uang yang beredar, pemerintah akan
menurunkan tingkat bunga bank sentral. Dan sebaliknya menaikkan tingkat
bunga untuk mengurangi jumlah uang yang beredar.
13
Rasio Cadangan Wajib (Reserve Requirement Ratio).
Rasio cadangan wajib adalah mengatur jumlah uang yang beredar dengan
memainkan jumlah dana cadangan perbankan yang harus disimpan pada
pemerintah. Pemerintah akan menurunkan rasio cadangan wajib apabila
menginginkan jumlah uang yang beredar meningkat. Sedangkan untuk
menurunkan jumlah uang beredar, pemerintah menaikkan rasio cadangan
wajib.
Himbauan Moral (Moral Persuasion).
Himbauan moral adalah kebijakan moneter untuk mengatur jumlah uang
beredar dengan jalan memberi himbauan kepada pelaku ekonomi. Contohnya
seperti menghimbau perbankan pemberi kredit untuk berhati-hati dalam
mengeluarkan

kredit

untuk

mengurangi

jumlah

uang

beredar

dan

menghimbau agar bank meminjam uang lebih ke bank sentral untuk
memperbanyak jumlah uang beredar pada perekonomian.
c.

Kebijakan Segi Penawaran
Kebijakan fiskal dan moneter merupakan kebijakan dari segi permintaan, di
samping melalui permintaan, kegiatan perekonomian juga dapat dipengaruhi dari
segi penawaran. Kebijakan segi penawaran bertujuan untuk mempertinggi
efisiensi kegiatan perusahaan sehingga dapat menawarkan barang dengan harga
yang lebih murah atau dengan mutu yang lebih baik. Kebijakan segi penawaran
lebih menekankan pada peningkatan semangat tenaga kerja untuk bekerja dengan
jalan mengurangi pajak pendapatan rumah tangga dan meningkatkan usaha para
pengusaha untuk mempertinggi efisiensi kegiatan produksi. Cara ini dilakukan
pemerintah dengan memberi insentif kepada perusahaan yang melakukan inovasi,
menggunakan teknologi yang canggih, dan pengembangan mutu barang yang
diproduksikan. Selain itu kebijakan segi penawaran dapat dijalankan dengan cara
mengembangkan infrastruktur dan peningkatan pelayanan pemerintah dalam
mengembangkan kegiatan usaha sektor swasta.

14
MASALAH DAN KEBIJAKAN MAKRO EKONOMI INDONESIA 2013
Permasalahan yang dihadapi dalam ekonomi makro adalah sebagai berikut :
1. Masalah Kemiskinan dan Pemerataan
Pada akhir tahun 1996 jumlah penduduk miskin Indonesia sebesar 22,5 juta jiwa atau
sekitar 11,4% dari jumlah seluruh penduduk Indonesia. Namun, sebagai akibat dari
krisis ekonomi yang berkepanjangan sejak pertengahan tahun 1997, jumlah penduduk
miskin pada akhir tahun itu melonjak menjadi sebesar 47 juta jiwa atau sekitar 23,5%
dari jumlah keseluruhan penduduk Indonesia. Pada akhir tahun 2000, jumlah
penduduk miskin turun sedikit menjadi sebesar 37,3 juta jiwa atau sekitar 19% dari
jumlah seluruh penduduk Indonesia. Dari segi distribusi pendapatan nasional,
penduduk Indonesia berada dalam kemiskinan. Sebagian besar kekayaan banyak
dimiliki kelompok berpenghasilan besar atau kelompok kaya Indonesia.
2. Krisis Nilai Tukar
Krisis mata uang yang telah mengguncang Negara-negara Asia pada awal tahun 1997,
akhirnya menerpa perekonomian Indonesia. Nilai tukar rupiah yang semula dikaitkan
dengan dolar AS secara tetap mulai diguncang spekulan yang menyebabkan
keguncangan pada perekonomian yang juga sangat tergantung pada pinjaman luar
negeri sector swasta. Pemerintah menghadapi krisis nilai tukar ini dengan melakukan
intervensi di pasar untuk menyelamatkan cadangan devisayang semakin menyusut.
Pemerintah menerapkan kebijakan nilai tukar yang mengambang bebas sebagai
pengganti kebijakan nilai tukar yang mengambang terkendali.
3. Masalah Utang Luar Negeri
Kebijakan nilai tukar yang mengambang terkendali pada saat sebelum krisis ternyata
menyimpan kekhawatiran. Depresiasi penurunan nilai tukar rupiah terhadap mata
uang asing terutama dolar ASyang relative tetap dari tahun ke tahun menyebabkan
sebagian besar utang luar negeri tidak dilindungi dengan fasilitas lindung nilai
(hedging) sehingga pada saat krisis nilai tukar terjadi dalam sekejap nilai utang
tersebut membengkak. Pada tahun1997, besarnya utang luar negeri tercatat 63% dari
PDB dan pada tahun 1998 melambung menjadi 152% dari PDB. Untuk mengatasi ini,
pemerintah melakukan penjadwalan ulang utang luar negeri dengan pihak peminjam.

15
Pemerintah juga menggandeng lembaga-lembaga keuangan internasional untuk
membantu menyelesaikan masalah ini.
4. Masalah Perbankan dan Kredit Macet
Besarnya utang luar negeri mengakibatkan permasalahan selanjutnya pada system
perbankan.

Banyak

usaha

yang

macet

karena

meningkatnya

beban

utang

mengakibatkan semakin banyaknya kredit yang macet sehingga beberapa bank
mengalami kesulitan likuiditas. Kesulitan likuiditas makin parah ketika sebagian
masyarakat kehilangan kepercayaannya terhadap sejumlah bank sehingga terjadi
penarikan dana oleh masyarakat secarabesar-besaran (rush).
Goncangan yang terjadi pada system perbankan menimbulkan goncangan yang lebih
besar pada system perbankan secara keseluruhan, sehingga perekonomian juga akan
terseret ke jurang kehancuran. Alasan-alasan di atas menyebabkan pemerintah
memutuskan untuk menyelamatkan bank-bankyang mengalami masalah likuiditas
tersebut dengan memberikan bantuan likuiditas. Namun untuk mengendalikan laju
inflasi, bank sentral harus menarik kembali uang tersebut melalui operasi pasar
terbuka. Hal ini dilakukan dengan meningkatnya suku bunga SBI. Kebijakan ini
kemudian menimbulkan dilema karena peningkatan suku bunga menyebabkan beban
bagi para peminjam (debitor). Akibatnya tingkat kredit macet di system perbankan
meningkat dengan pesat. Dilema semakin kompleks di saat system perbankan mencoba
mempertahankan likuiditasyang mereka miliki dengan meningkatkan suku bungan
simpanan melebihi suku bunga pinjaman sehingga mereka mengalami kerugian yang
berakibat pengikisan modal yang mereka miliki.
5. Masalah Inflasi
Masalah inflasi yang terjadi di Indonesia tidak terlepas kaitannya dengan masalah
krisis nilai tukar rupiah dan krisis perbankan yang selama ini terjadi. Pada tahun 2004
tingkat inflasi Indonesia pernah mencapai angka 10,5%. Ini terjadi karena harga
barang-barang terus naik sebagai akibat dari dorongan permintaan yang tinggi.
Tingginya laju inflasi tersebut jelas melebihi sasaran inflasi BI sehingga BI perlu
melakukan pengetatan di bidang moneter. Pengetatan moneter tidak dapat dilakukan
secara drastic dan berlebihan karena akan mengancam kelangsungan proses
penyehatan perbankan dan program restrukturisasi perusahaan.
16
6. Pertumbuhan Ekonomi dan Pengangguran
Menurunnya kualitas pertumbuhan ekonomi tahun 2005-2006 tercermin dari
anjloknya daya serap pertumbuhan ekonomi terhadap angkatan kerja. Bila di masa lalu
setiap 1% pertumbuhan ekonomi mampu menciptakan lapangan kerja hingga 240 ribu
maka pada 2005-2006 setiap pertumbuhan ekonomi hanya mampu menghasilkan 4050 ribu lapangan kerja. Berkurangnya daya serap lapangan kerja berarti meningkatnya
penduduk miskin dan tingkat pengangguran. Untuk menekan angka pengangguran dan
kemiskinan, pemerintah perlu menyelamatkan industry-industri padat karya dan
perbaikan irigasi bagi pertan
Perekonomian Indonesia saat ini berada dalam critical point. Faktor melemahnya nilai
tukar rupiah, inflasi yang terus naik bahkan mencapai puncak tertinggi sejak Global
Financial Crisis, disertai peningkatan defisit transaksi berjalan dan semakin tergerusnya
cadangan devisa akibat capital outflow serta besarnya utang luar negeri swasta jangka
pendek yang jatuh tempo membuat instabilitas perekonomian Indonesia meningkat.
Memburuknya indikator-indikator makro ekonomi Indonesia sudah berlangsung lebih dari
satu tahun terakhir ini. Selain itu, tekanan yang dihadapi ekonomi nasional disebabkan
juga oleh semakin memburuknya ekonomi emerging economies serta kondisi ekonomi
global yang masih penuh ketidakpastian. Hal ini harus diwaspadai karena bisa berlanjut ke
tahapan yang lebih buruk dan menyebabkan Indonesia masuk ke dalam lubang krisis.
Dalam rangka merespon meningkatnya instabilitas ekonomi makro karena merosotnya
pertumbuhan ekonomi Indonesia, pemerintah mengeluarkan empat paket kebijakan.
1. Paket Pertama
Paket yang dibuat terkait dengan upaya memperbaiki neraca transaksi berjalan dan
menjaga nilai tukar rupiah
a. Pemerintah akan melakukan langkah mendorong ekspor dengan memberikan
deduction tax pada sektor ekspor minimal 30% dari produksi.
b. Menurunkan impor migas.
Dengan meningkatkan porsi penggunaan biodiesel dalam porsi solar sehingga
akan mengurangi konsumsi solar yang berasal dari impor. Kebijakan ini akan
menurunkan impor migas secara signifikan.

17
c. Menetapkan pengenaan pajak Bea Masuk yang berasal dari barang impor
seperti mobil CBU, barang bermerek yang sekarang 75% akan menjadi 125%
sampai 150%.
d. Melakukan langkah memperbaiki ekspor mineral dengan memberikan relaksasi
prosedur terkait kuota.
2. Paket Kedua
Paket ini bertujuan menjaga pertumbuhan ekonomi dan daya beli masyarakat.
Pemerintah akan memberikan insentif dengan tetap memastikan bahwa defisit
fiskal berada pada kisaran 2,38%. Dengan menjaga defisit pada batas aman ini
pemerintah memastikan pembiayaan APBNP 2013 dalam kondisi aman. Adapun
insentif yang diberikan terkait dengan:
a. Tax deduction pada industri padat karya
b. Relaksasi fasilitas kawasan berikat
c. Penghapusan PPN Buku
d. Penghapusan PPN dasar yang sudah tak tergolong barang mewah.
e. Pentingnya menjaga menjaga UMP untuk mencegah terjadi PHK dengan skema
kenaikan UMP yang mengacu pada KHL produktifitas dan pertumbuhan
ekonomi. Dengan membedakan kenaikan upah minimum industri, UMK, industri
padat karya, dan industri padat modal.
f. Insentif dalam jangka menengah addition deduction untuk litbang
g. Mengoptimalkan penggunaan tax allowance untuk insentif investasi
3. Paket Ketiga
Paket ketiga ini tujuannya untuk menjaga daya beli masyarakat dan inflasi.
Pemerintah akan berkoordinasi dengan BI. Dari sisi pemerintah untuk mengatasi
inflasi atau harga yang bergejolak atau volatile food, pemerintah akan ubah tata
niaga daging sapi dan hortikultura dari pembatasan sistem kuota menjadi
mekanisme yang andalkan harga.
4. Paket Keempat
Paket keempat ini terkait dengan mempercepat investasi. Pemerintah akan
mengambil langkah:

18
a. Menyederhanakan perizinan dengan mengefektifkan fungsi pelayanan satu
pintu dan menyederhanakan jenis perizinan yang menyangkut kegiatan
investasi. Sebagai contoh saat ini sudah ada perizinan investasi hulu migas dari
69 jenis menjadi hanya 8 perizinan.
b. Mempercepat dan saat ini sudah dirampungkan adalah revisi PP tentang DNI
(Daftar Negatif Investasi) yang lebih ramah bagi investor.
c. Mempercepat program investasi berbasis agro, CPO, kakao, rotan, mineral,
logam, bauksit, nikel dan tembaga dengan memberikan insentif berupa tax
holiday dan tax allowance serta percepatan renegosiasi kontrak karya dan
PKP2B.

19

Contenu connexe

Tendances

interaksi manusia dengan lingkungan hidup ekonomi
interaksi manusia dengan lingkungan hidup ekonomi interaksi manusia dengan lingkungan hidup ekonomi
interaksi manusia dengan lingkungan hidup ekonomi gabrielpanjaitan
 
Contoh Resume Buku Tugas 1 Tugas Pengantar Ilmu Ekonomi
Contoh Resume Buku Tugas 1  Tugas Pengantar Ilmu Ekonomi Contoh Resume Buku Tugas 1  Tugas Pengantar Ilmu Ekonomi
Contoh Resume Buku Tugas 1 Tugas Pengantar Ilmu Ekonomi Muhammad Yasir Abdad
 
Ppt masalah ekonomi dan sistem pengaturan perekonomian
Ppt masalah ekonomi dan sistem pengaturan perekonomianPpt masalah ekonomi dan sistem pengaturan perekonomian
Ppt masalah ekonomi dan sistem pengaturan perekonomianalexmendrofa
 
Masalah ekonomi dan kebutuhan
Masalah ekonomi dan kebutuhanMasalah ekonomi dan kebutuhan
Masalah ekonomi dan kebutuhanNasruddin Asnah
 
Ekonomi mikro dan makro
Ekonomi mikro dan makroEkonomi mikro dan makro
Ekonomi mikro dan makroMasni Gunawan
 
Sistem Perekonomian dan Analisa Pengaruh Kondisi Perekonomian terhadap Bisnis
Sistem Perekonomian dan Analisa Pengaruh Kondisi Perekonomian terhadap BisnisSistem Perekonomian dan Analisa Pengaruh Kondisi Perekonomian terhadap Bisnis
Sistem Perekonomian dan Analisa Pengaruh Kondisi Perekonomian terhadap BisnisMuhammad Hermawansyah
 
Perbedaan antara teori ekonomi mikro dan teori ekonomi makro
Perbedaan antara teori ekonomi mikro dan teori ekonomi makroPerbedaan antara teori ekonomi mikro dan teori ekonomi makro
Perbedaan antara teori ekonomi mikro dan teori ekonomi makroIrvan Malvinas
 
Makalah sistem perekonomian indonesia
Makalah sistem perekonomian indonesiaMakalah sistem perekonomian indonesia
Makalah sistem perekonomian indonesiaKyuhae Sihanlee
 
Sistem Ekonomi Perancangan Pusat 2009
Sistem Ekonomi Perancangan Pusat 2009Sistem Ekonomi Perancangan Pusat 2009
Sistem Ekonomi Perancangan Pusat 2009Mr. H
 
Masalah pokok ekonomi dan sistem ekonomi
Masalah pokok ekonomi dan sistem ekonomiMasalah pokok ekonomi dan sistem ekonomi
Masalah pokok ekonomi dan sistem ekonomiRiyadi Joe
 

Tendances (18)

interaksi manusia dengan lingkungan hidup ekonomi
interaksi manusia dengan lingkungan hidup ekonomi interaksi manusia dengan lingkungan hidup ekonomi
interaksi manusia dengan lingkungan hidup ekonomi
 
Pembangunan ekonomi
Pembangunan ekonomiPembangunan ekonomi
Pembangunan ekonomi
 
Contoh Resume Buku Tugas 1 Tugas Pengantar Ilmu Ekonomi
Contoh Resume Buku Tugas 1  Tugas Pengantar Ilmu Ekonomi Contoh Resume Buku Tugas 1  Tugas Pengantar Ilmu Ekonomi
Contoh Resume Buku Tugas 1 Tugas Pengantar Ilmu Ekonomi
 
Pertemuan i pendahuluan
Pertemuan i pendahuluanPertemuan i pendahuluan
Pertemuan i pendahuluan
 
Pertemuan i pendahuluan
Pertemuan i pendahuluanPertemuan i pendahuluan
Pertemuan i pendahuluan
 
Eksternalitas
EksternalitasEksternalitas
Eksternalitas
 
Ppt masalah ekonomi dan sistem pengaturan perekonomian
Ppt masalah ekonomi dan sistem pengaturan perekonomianPpt masalah ekonomi dan sistem pengaturan perekonomian
Ppt masalah ekonomi dan sistem pengaturan perekonomian
 
Masalah ekonomi dan kebutuhan
Masalah ekonomi dan kebutuhanMasalah ekonomi dan kebutuhan
Masalah ekonomi dan kebutuhan
 
Ekonomi mikro dan makro
Ekonomi mikro dan makroEkonomi mikro dan makro
Ekonomi mikro dan makro
 
Sistem Perekonomian dan Analisa Pengaruh Kondisi Perekonomian terhadap Bisnis
Sistem Perekonomian dan Analisa Pengaruh Kondisi Perekonomian terhadap BisnisSistem Perekonomian dan Analisa Pengaruh Kondisi Perekonomian terhadap Bisnis
Sistem Perekonomian dan Analisa Pengaruh Kondisi Perekonomian terhadap Bisnis
 
Perbedaan antara teori ekonomi mikro dan teori ekonomi makro
Perbedaan antara teori ekonomi mikro dan teori ekonomi makroPerbedaan antara teori ekonomi mikro dan teori ekonomi makro
Perbedaan antara teori ekonomi mikro dan teori ekonomi makro
 
Pergeseran Paradigma Pembangunan
Pergeseran Paradigma PembangunanPergeseran Paradigma Pembangunan
Pergeseran Paradigma Pembangunan
 
Makalah sistem perekonomian indonesia
Makalah sistem perekonomian indonesiaMakalah sistem perekonomian indonesia
Makalah sistem perekonomian indonesia
 
Pola kegiatan perekonomian
Pola kegiatan perekonomianPola kegiatan perekonomian
Pola kegiatan perekonomian
 
Contoh tulisan resume
Contoh tulisan resumeContoh tulisan resume
Contoh tulisan resume
 
Sistem Ekonomi Perancangan Pusat 2009
Sistem Ekonomi Perancangan Pusat 2009Sistem Ekonomi Perancangan Pusat 2009
Sistem Ekonomi Perancangan Pusat 2009
 
Masalah pokok ekonomi dan sistem ekonomi
Masalah pokok ekonomi dan sistem ekonomiMasalah pokok ekonomi dan sistem ekonomi
Masalah pokok ekonomi dan sistem ekonomi
 
masalah pokok ekonomi
masalah pokok ekonomimasalah pokok ekonomi
masalah pokok ekonomi
 

En vedette

En vedette (6)

kebijakan pemerintah dalam bidang ekonomi
kebijakan pemerintah dalam bidang ekonomikebijakan pemerintah dalam bidang ekonomi
kebijakan pemerintah dalam bidang ekonomi
 
(15hal) kebijakan pemerintah
(15hal) kebijakan pemerintah(15hal) kebijakan pemerintah
(15hal) kebijakan pemerintah
 
Kebijakan pemerintah di bidang ekonomi
Kebijakan pemerintah di bidang ekonomiKebijakan pemerintah di bidang ekonomi
Kebijakan pemerintah di bidang ekonomi
 
Makalah kebijakan moneter
Makalah kebijakan moneterMakalah kebijakan moneter
Makalah kebijakan moneter
 
Pertumbuhan Ekonomi
Pertumbuhan Ekonomi Pertumbuhan Ekonomi
Pertumbuhan Ekonomi
 
Pertumbuhan ekonomi edited
Pertumbuhan ekonomi edited Pertumbuhan ekonomi edited
Pertumbuhan ekonomi edited
 

Similaire à Kebijakan Makro

KEU. PUBLIK 1.ppt
KEU. PUBLIK 1.pptKEU. PUBLIK 1.ppt
KEU. PUBLIK 1.pptanisa560573
 
Resume makro ekonomi (KULIAH)
Resume makro ekonomi (KULIAH)Resume makro ekonomi (KULIAH)
Resume makro ekonomi (KULIAH)Heiha Tambun
 
Ekonomi makro dan mikro
Ekonomi makro dan mikroEkonomi makro dan mikro
Ekonomi makro dan mikroJohanez Diaz
 
Pertemuan makro 1
Pertemuan makro 1Pertemuan makro 1
Pertemuan makro 1aanjbi
 
Pengantar ilmu ekonomi mikro
Pengantar ilmu ekonomi mikroPengantar ilmu ekonomi mikro
Pengantar ilmu ekonomi mikronanang aw aw
 
Ekonomi mikro (smpn 1 Bitar)
Ekonomi mikro (smpn 1 Bitar)Ekonomi mikro (smpn 1 Bitar)
Ekonomi mikro (smpn 1 Bitar)Akbar Sena
 
KAJIAN TEORITIS PENGELUARAN PEMERINTAH MELALUI BELANJA PUBLIK
KAJIAN TEORITIS PENGELUARAN PEMERINTAH MELALUI BELANJA PUBLIKKAJIAN TEORITIS PENGELUARAN PEMERINTAH MELALUI BELANJA PUBLIK
KAJIAN TEORITIS PENGELUARAN PEMERINTAH MELALUI BELANJA PUBLIKAloysius Mandowen
 
Ilmu Ekonomi dan Permasalahannya
Ilmu Ekonomi dan PermasalahannyaIlmu Ekonomi dan Permasalahannya
Ilmu Ekonomi dan PermasalahannyaJiansalsaWidiyasari
 
Pemerintah antisipasif
Pemerintah antisipasifPemerintah antisipasif
Pemerintah antisipasifchynixza
 
Intervensi pemerintah dalam penyediaan barang publik niken dwi dayanti 1150...
Intervensi pemerintah dalam penyediaan barang publik   niken dwi dayanti 1150...Intervensi pemerintah dalam penyediaan barang publik   niken dwi dayanti 1150...
Intervensi pemerintah dalam penyediaan barang publik niken dwi dayanti 1150...Niken Dwi Dayanti
 
Ilmu ekonomi dan pembangunan
Ilmu ekonomi dan pembangunanIlmu ekonomi dan pembangunan
Ilmu ekonomi dan pembangunanDesva Ariasanti
 
Keuangan publik
Keuangan publikKeuangan publik
Keuangan publikAry Efendi
 
Jawaban tugas asp pertemuan 2 ff-kelompok 1
Jawaban tugas asp pertemuan 2 ff-kelompok 1Jawaban tugas asp pertemuan 2 ff-kelompok 1
Jawaban tugas asp pertemuan 2 ff-kelompok 1Rismatriamalia
 
1. KONSEP DASAR EKONOMI PUBLIK (1).ppt
1.  KONSEP DASAR EKONOMI PUBLIK  (1).ppt1.  KONSEP DASAR EKONOMI PUBLIK  (1).ppt
1. KONSEP DASAR EKONOMI PUBLIK (1).pptWulandariSieskawati
 
Compilation micro gabriell elena - 2101636210-la28
Compilation micro   gabriell elena - 2101636210-la28Compilation micro   gabriell elena - 2101636210-la28
Compilation micro gabriell elena - 2101636210-la28GabriellElena
 

Similaire à Kebijakan Makro (20)

KEU. PUBLIK 1.ppt
KEU. PUBLIK 1.pptKEU. PUBLIK 1.ppt
KEU. PUBLIK 1.ppt
 
BMP ESPA4228
BMP ESPA4228BMP ESPA4228
BMP ESPA4228
 
Resume makro ekonomi (KULIAH)
Resume makro ekonomi (KULIAH)Resume makro ekonomi (KULIAH)
Resume makro ekonomi (KULIAH)
 
Ekonomi makro dan mikro
Ekonomi makro dan mikroEkonomi makro dan mikro
Ekonomi makro dan mikro
 
Eko makro dan mikro
Eko makro dan mikroEko makro dan mikro
Eko makro dan mikro
 
Pertemuan makro 1
Pertemuan makro 1Pertemuan makro 1
Pertemuan makro 1
 
Keterbelakangan
KeterbelakanganKeterbelakangan
Keterbelakangan
 
Pengantar ilmu ekonomi mikro
Pengantar ilmu ekonomi mikroPengantar ilmu ekonomi mikro
Pengantar ilmu ekonomi mikro
 
Ekonomi mikro (smpn 1 Bitar)
Ekonomi mikro (smpn 1 Bitar)Ekonomi mikro (smpn 1 Bitar)
Ekonomi mikro (smpn 1 Bitar)
 
KAJIAN TEORITIS PENGELUARAN PEMERINTAH MELALUI BELANJA PUBLIK
KAJIAN TEORITIS PENGELUARAN PEMERINTAH MELALUI BELANJA PUBLIKKAJIAN TEORITIS PENGELUARAN PEMERINTAH MELALUI BELANJA PUBLIK
KAJIAN TEORITIS PENGELUARAN PEMERINTAH MELALUI BELANJA PUBLIK
 
Ilmu Ekonomi dan Permasalahannya
Ilmu Ekonomi dan PermasalahannyaIlmu Ekonomi dan Permasalahannya
Ilmu Ekonomi dan Permasalahannya
 
Pemerintah antisipasif
Pemerintah antisipasifPemerintah antisipasif
Pemerintah antisipasif
 
Intervensi pemerintah dalam penyediaan barang publik niken dwi dayanti 1150...
Intervensi pemerintah dalam penyediaan barang publik   niken dwi dayanti 1150...Intervensi pemerintah dalam penyediaan barang publik   niken dwi dayanti 1150...
Intervensi pemerintah dalam penyediaan barang publik niken dwi dayanti 1150...
 
Ilmu ekonomi dan pembangunan
Ilmu ekonomi dan pembangunanIlmu ekonomi dan pembangunan
Ilmu ekonomi dan pembangunan
 
Keuangan publik
Keuangan publikKeuangan publik
Keuangan publik
 
Jawaban tugas asp pertemuan 2 ff-kelompok 1
Jawaban tugas asp pertemuan 2 ff-kelompok 1Jawaban tugas asp pertemuan 2 ff-kelompok 1
Jawaban tugas asp pertemuan 2 ff-kelompok 1
 
1. KONSEP DASAR EKONOMI PUBLIK (1).ppt
1.  KONSEP DASAR EKONOMI PUBLIK  (1).ppt1.  KONSEP DASAR EKONOMI PUBLIK  (1).ppt
1. KONSEP DASAR EKONOMI PUBLIK (1).ppt
 
Compilation micro gabriell elena - 2101636210-la28
Compilation micro   gabriell elena - 2101636210-la28Compilation micro   gabriell elena - 2101636210-la28
Compilation micro gabriell elena - 2101636210-la28
 
Ekonomi Publik
Ekonomi PublikEkonomi Publik
Ekonomi Publik
 
Ekonomi mikro
Ekonomi mikroEkonomi mikro
Ekonomi mikro
 

Plus de Mulyadi Yusuf

Paper seminar akuntansi pemerintah kel 1--sap berbasis akrual
Paper seminar akuntansi pemerintah kel 1--sap berbasis akrualPaper seminar akuntansi pemerintah kel 1--sap berbasis akrual
Paper seminar akuntansi pemerintah kel 1--sap berbasis akrualMulyadi Yusuf
 
Paper mssp analisis renstra dan capaian kinerja kemenhub (1)
Paper mssp   analisis renstra dan capaian kinerja kemenhub (1)Paper mssp   analisis renstra dan capaian kinerja kemenhub (1)
Paper mssp analisis renstra dan capaian kinerja kemenhub (1)Mulyadi Yusuf
 
Paper mssp analisis renstra dan capaian kinerja kemenpan rb
Paper mssp   analisis renstra dan capaian kinerja kemenpan rb Paper mssp   analisis renstra dan capaian kinerja kemenpan rb
Paper mssp analisis renstra dan capaian kinerja kemenpan rb Mulyadi Yusuf
 
Paper menstra kemenkes final-sapce
Paper menstra kemenkes final-sapcePaper menstra kemenkes final-sapce
Paper menstra kemenkes final-sapceMulyadi Yusuf
 
Peta strategi kementan
Peta strategi kementanPeta strategi kementan
Peta strategi kementanMulyadi Yusuf
 
Mssp analisis renstra ditjen ppi
Mssp analisis renstra ditjen ppiMssp analisis renstra ditjen ppi
Mssp analisis renstra ditjen ppiMulyadi Yusuf
 
Manstrapem bina upaya kesehatan final
Manstrapem bina upaya kesehatan finalManstrapem bina upaya kesehatan final
Manstrapem bina upaya kesehatan finalMulyadi Yusuf
 
Paper mssp analisis renstra dan capaian kinerja ditjen perhubungan udara
Paper mssp   analisis renstra dan capaian kinerja ditjen perhubungan udaraPaper mssp   analisis renstra dan capaian kinerja ditjen perhubungan udara
Paper mssp analisis renstra dan capaian kinerja ditjen perhubungan udaraMulyadi Yusuf
 
Balanced scorecard amin subiyakto
Balanced scorecard   amin subiyaktoBalanced scorecard   amin subiyakto
Balanced scorecard amin subiyaktoMulyadi Yusuf
 
10. kertas kerja it audit
10. kertas kerja it audit10. kertas kerja it audit
10. kertas kerja it auditMulyadi Yusuf
 
09.2 audit siklus pembelian dan pembayaran
09.2 audit siklus pembelian dan pembayaran09.2 audit siklus pembelian dan pembayaran
09.2 audit siklus pembelian dan pembayaranMulyadi Yusuf
 
09.1 audit siklus penjualan dan penerimaan
09.1 audit siklus penjualan dan penerimaan09.1 audit siklus penjualan dan penerimaan
09.1 audit siklus penjualan dan penerimaanMulyadi Yusuf
 
05.2 auditing procedure application controls
05.2 auditing procedure   application controls05.2 auditing procedure   application controls
05.2 auditing procedure application controlsMulyadi Yusuf
 
05.1 auditing procedure general controls
05.1 auditing procedure   general controls05.1 auditing procedure   general controls
05.1 auditing procedure general controlsMulyadi Yusuf
 
03.2 application control
03.2 application control03.2 application control
03.2 application controlMulyadi Yusuf
 
03.1 general control
03.1 general control03.1 general control
03.1 general controlMulyadi Yusuf
 
02. cobit5 introduction
02. cobit5 introduction02. cobit5 introduction
02. cobit5 introductionMulyadi Yusuf
 
02. cobit 41 dan iso 17799
02. cobit 41 dan iso 1779902. cobit 41 dan iso 17799
02. cobit 41 dan iso 17799Mulyadi Yusuf
 

Plus de Mulyadi Yusuf (20)

Paper seminar akuntansi pemerintah kel 1--sap berbasis akrual
Paper seminar akuntansi pemerintah kel 1--sap berbasis akrualPaper seminar akuntansi pemerintah kel 1--sap berbasis akrual
Paper seminar akuntansi pemerintah kel 1--sap berbasis akrual
 
Mckinsey kominfo
Mckinsey kominfoMckinsey kominfo
Mckinsey kominfo
 
Paper mssp analisis renstra dan capaian kinerja kemenhub (1)
Paper mssp   analisis renstra dan capaian kinerja kemenhub (1)Paper mssp   analisis renstra dan capaian kinerja kemenhub (1)
Paper mssp analisis renstra dan capaian kinerja kemenhub (1)
 
Paper mssp analisis renstra dan capaian kinerja kemenpan rb
Paper mssp   analisis renstra dan capaian kinerja kemenpan rb Paper mssp   analisis renstra dan capaian kinerja kemenpan rb
Paper mssp analisis renstra dan capaian kinerja kemenpan rb
 
Paper menstra kemenkes final-sapce
Paper menstra kemenkes final-sapcePaper menstra kemenkes final-sapce
Paper menstra kemenkes final-sapce
 
Peta strategi kementan
Peta strategi kementanPeta strategi kementan
Peta strategi kementan
 
Mssp analisis renstra ditjen ppi
Mssp analisis renstra ditjen ppiMssp analisis renstra ditjen ppi
Mssp analisis renstra ditjen ppi
 
Manstrapem bina upaya kesehatan final
Manstrapem bina upaya kesehatan finalManstrapem bina upaya kesehatan final
Manstrapem bina upaya kesehatan final
 
Paper mssp analisis renstra dan capaian kinerja ditjen perhubungan udara
Paper mssp   analisis renstra dan capaian kinerja ditjen perhubungan udaraPaper mssp   analisis renstra dan capaian kinerja ditjen perhubungan udara
Paper mssp analisis renstra dan capaian kinerja ditjen perhubungan udara
 
Balanced scorecard amin subiyakto
Balanced scorecard   amin subiyaktoBalanced scorecard   amin subiyakto
Balanced scorecard amin subiyakto
 
10. kertas kerja it audit
10. kertas kerja it audit10. kertas kerja it audit
10. kertas kerja it audit
 
09.2 audit siklus pembelian dan pembayaran
09.2 audit siklus pembelian dan pembayaran09.2 audit siklus pembelian dan pembayaran
09.2 audit siklus pembelian dan pembayaran
 
09.1 audit siklus penjualan dan penerimaan
09.1 audit siklus penjualan dan penerimaan09.1 audit siklus penjualan dan penerimaan
09.1 audit siklus penjualan dan penerimaan
 
05.2 auditing procedure application controls
05.2 auditing procedure   application controls05.2 auditing procedure   application controls
05.2 auditing procedure application controls
 
05.1 auditing procedure general controls
05.1 auditing procedure   general controls05.1 auditing procedure   general controls
05.1 auditing procedure general controls
 
03.2 application control
03.2 application control03.2 application control
03.2 application control
 
03.1 general control
03.1 general control03.1 general control
03.1 general control
 
02. cobit5 introduction
02. cobit5 introduction02. cobit5 introduction
02. cobit5 introduction
 
02. cobit 41 dan iso 17799
02. cobit 41 dan iso 1779902. cobit 41 dan iso 17799
02. cobit 41 dan iso 17799
 
Erm tm 12
Erm tm 12Erm tm 12
Erm tm 12
 

Dernier

PEMIKIRAN POLITIK Jean Jacques Rousseau.pdf
PEMIKIRAN POLITIK Jean Jacques  Rousseau.pdfPEMIKIRAN POLITIK Jean Jacques  Rousseau.pdf
PEMIKIRAN POLITIK Jean Jacques Rousseau.pdfMMeizaFachri
 
Kelompok 4 : Karakteristik Negara Inggris
Kelompok 4 : Karakteristik Negara InggrisKelompok 4 : Karakteristik Negara Inggris
Kelompok 4 : Karakteristik Negara InggrisNazla aulia
 
POWERPOINT BAHAN AJAR SENYAWA KELAS VIII SMP
POWERPOINT BAHAN AJAR SENYAWA KELAS VIII SMPPOWERPOINT BAHAN AJAR SENYAWA KELAS VIII SMP
POWERPOINT BAHAN AJAR SENYAWA KELAS VIII SMPAnaNoorAfdilla
 
SILABUS MATEMATIKA SMP kurikulum K13.docx
SILABUS MATEMATIKA SMP kurikulum K13.docxSILABUS MATEMATIKA SMP kurikulum K13.docx
SILABUS MATEMATIKA SMP kurikulum K13.docxrahmaamaw03
 
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptx
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptxJurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptx
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptxBambang440423
 
5. HAK DAN KEWAJIBAN JEMAAH indonesia.pdf
5. HAK DAN KEWAJIBAN JEMAAH indonesia.pdf5. HAK DAN KEWAJIBAN JEMAAH indonesia.pdf
5. HAK DAN KEWAJIBAN JEMAAH indonesia.pdfWahyudinST
 
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdfKelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdftsaniasalftn18
 
MATERI 1_ Modul 1 dan 2 Konsep Dasar IPA SD jadi.pptx
MATERI 1_ Modul 1 dan 2 Konsep Dasar IPA SD jadi.pptxMATERI 1_ Modul 1 dan 2 Konsep Dasar IPA SD jadi.pptx
MATERI 1_ Modul 1 dan 2 Konsep Dasar IPA SD jadi.pptxrofikpriyanto2
 
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptx
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptxadap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptx
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptxmtsmampunbarub4
 
Teknik Menjawab Kertas P.Moral SPM 2024.pptx
Teknik Menjawab Kertas P.Moral SPM  2024.pptxTeknik Menjawab Kertas P.Moral SPM  2024.pptx
Teknik Menjawab Kertas P.Moral SPM 2024.pptxwongcp2
 
RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN...
RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN...RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN...
RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN...Kanaidi ken
 
PRESENTASI PEMBELAJARAN IPA PGSD UT MODUL 2
PRESENTASI PEMBELAJARAN IPA PGSD UT MODUL 2PRESENTASI PEMBELAJARAN IPA PGSD UT MODUL 2
PRESENTASI PEMBELAJARAN IPA PGSD UT MODUL 2noviamaiyanti
 
PUEBI.bahasa Indonesia/pedoman umum ejaan bahasa Indonesia pptx.
PUEBI.bahasa Indonesia/pedoman umum ejaan bahasa Indonesia pptx.PUEBI.bahasa Indonesia/pedoman umum ejaan bahasa Indonesia pptx.
PUEBI.bahasa Indonesia/pedoman umum ejaan bahasa Indonesia pptx.aechacha366
 
alat-alat liturgi dalam Gereja Katolik.pptx
alat-alat liturgi dalam Gereja Katolik.pptxalat-alat liturgi dalam Gereja Katolik.pptx
alat-alat liturgi dalam Gereja Katolik.pptxRioNahak1
 
Membuat Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di dalam Kelas
Membuat Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di dalam KelasMembuat Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di dalam Kelas
Membuat Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di dalam KelasHardaminOde2
 
MTK BAB 5 PENGOLAHAN DATA (Materi 2).pptx
MTK BAB 5 PENGOLAHAN DATA (Materi 2).pptxMTK BAB 5 PENGOLAHAN DATA (Materi 2).pptx
MTK BAB 5 PENGOLAHAN DATA (Materi 2).pptxssuser0239c1
 
MODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptx
MODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptxMODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptx
MODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptxarnisariningsih98
 
SKPM Kualiti @ Sekolah 23 Feb 22222023.pptx
SKPM Kualiti @ Sekolah 23 Feb 22222023.pptxSKPM Kualiti @ Sekolah 23 Feb 22222023.pptx
SKPM Kualiti @ Sekolah 23 Feb 22222023.pptxg66527130
 
SBM_Kelompok-7_Alat dan Media Pembelajaran.pptx
SBM_Kelompok-7_Alat dan Media Pembelajaran.pptxSBM_Kelompok-7_Alat dan Media Pembelajaran.pptx
SBM_Kelompok-7_Alat dan Media Pembelajaran.pptxFardanassegaf
 
Konflik, Kekerasan, dan Perdamaian Bagian 1.pptx
Konflik, Kekerasan, dan Perdamaian Bagian 1.pptxKonflik, Kekerasan, dan Perdamaian Bagian 1.pptx
Konflik, Kekerasan, dan Perdamaian Bagian 1.pptxintansidauruk2
 

Dernier (20)

PEMIKIRAN POLITIK Jean Jacques Rousseau.pdf
PEMIKIRAN POLITIK Jean Jacques  Rousseau.pdfPEMIKIRAN POLITIK Jean Jacques  Rousseau.pdf
PEMIKIRAN POLITIK Jean Jacques Rousseau.pdf
 
Kelompok 4 : Karakteristik Negara Inggris
Kelompok 4 : Karakteristik Negara InggrisKelompok 4 : Karakteristik Negara Inggris
Kelompok 4 : Karakteristik Negara Inggris
 
POWERPOINT BAHAN AJAR SENYAWA KELAS VIII SMP
POWERPOINT BAHAN AJAR SENYAWA KELAS VIII SMPPOWERPOINT BAHAN AJAR SENYAWA KELAS VIII SMP
POWERPOINT BAHAN AJAR SENYAWA KELAS VIII SMP
 
SILABUS MATEMATIKA SMP kurikulum K13.docx
SILABUS MATEMATIKA SMP kurikulum K13.docxSILABUS MATEMATIKA SMP kurikulum K13.docx
SILABUS MATEMATIKA SMP kurikulum K13.docx
 
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptx
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptxJurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptx
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptx
 
5. HAK DAN KEWAJIBAN JEMAAH indonesia.pdf
5. HAK DAN KEWAJIBAN JEMAAH indonesia.pdf5. HAK DAN KEWAJIBAN JEMAAH indonesia.pdf
5. HAK DAN KEWAJIBAN JEMAAH indonesia.pdf
 
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdfKelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
 
MATERI 1_ Modul 1 dan 2 Konsep Dasar IPA SD jadi.pptx
MATERI 1_ Modul 1 dan 2 Konsep Dasar IPA SD jadi.pptxMATERI 1_ Modul 1 dan 2 Konsep Dasar IPA SD jadi.pptx
MATERI 1_ Modul 1 dan 2 Konsep Dasar IPA SD jadi.pptx
 
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptx
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptxadap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptx
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptx
 
Teknik Menjawab Kertas P.Moral SPM 2024.pptx
Teknik Menjawab Kertas P.Moral SPM  2024.pptxTeknik Menjawab Kertas P.Moral SPM  2024.pptx
Teknik Menjawab Kertas P.Moral SPM 2024.pptx
 
RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN...
RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN...RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN...
RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN...
 
PRESENTASI PEMBELAJARAN IPA PGSD UT MODUL 2
PRESENTASI PEMBELAJARAN IPA PGSD UT MODUL 2PRESENTASI PEMBELAJARAN IPA PGSD UT MODUL 2
PRESENTASI PEMBELAJARAN IPA PGSD UT MODUL 2
 
PUEBI.bahasa Indonesia/pedoman umum ejaan bahasa Indonesia pptx.
PUEBI.bahasa Indonesia/pedoman umum ejaan bahasa Indonesia pptx.PUEBI.bahasa Indonesia/pedoman umum ejaan bahasa Indonesia pptx.
PUEBI.bahasa Indonesia/pedoman umum ejaan bahasa Indonesia pptx.
 
alat-alat liturgi dalam Gereja Katolik.pptx
alat-alat liturgi dalam Gereja Katolik.pptxalat-alat liturgi dalam Gereja Katolik.pptx
alat-alat liturgi dalam Gereja Katolik.pptx
 
Membuat Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di dalam Kelas
Membuat Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di dalam KelasMembuat Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di dalam Kelas
Membuat Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di dalam Kelas
 
MTK BAB 5 PENGOLAHAN DATA (Materi 2).pptx
MTK BAB 5 PENGOLAHAN DATA (Materi 2).pptxMTK BAB 5 PENGOLAHAN DATA (Materi 2).pptx
MTK BAB 5 PENGOLAHAN DATA (Materi 2).pptx
 
MODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptx
MODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptxMODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptx
MODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptx
 
SKPM Kualiti @ Sekolah 23 Feb 22222023.pptx
SKPM Kualiti @ Sekolah 23 Feb 22222023.pptxSKPM Kualiti @ Sekolah 23 Feb 22222023.pptx
SKPM Kualiti @ Sekolah 23 Feb 22222023.pptx
 
SBM_Kelompok-7_Alat dan Media Pembelajaran.pptx
SBM_Kelompok-7_Alat dan Media Pembelajaran.pptxSBM_Kelompok-7_Alat dan Media Pembelajaran.pptx
SBM_Kelompok-7_Alat dan Media Pembelajaran.pptx
 
Konflik, Kekerasan, dan Perdamaian Bagian 1.pptx
Konflik, Kekerasan, dan Perdamaian Bagian 1.pptxKonflik, Kekerasan, dan Perdamaian Bagian 1.pptx
Konflik, Kekerasan, dan Perdamaian Bagian 1.pptx
 

Kebijakan Makro

  • 1. KEBIJAKAN MAKRO EKONOMI Diploma IV Kurikulum Khusus BPKP Kelas 8B Aditya Wahyu Kusuma Wardana Daniel Wawone Yunior Basar Ivan Dwi Jatmiko Restu Kurnia Natalia Yusniar Yuliana Wardani 0
  • 2. KEBIJAKAN MAKRO EKONOMI MENGAPA KITA MEMPELAJARI KEUANGAN PUBLIK? Sebelum berbicara lebih lanjut mengenai kebijakan makro ekonomi, ada baiknya jika kita mengetahui mengapa kita mempelajari keuangan publik terlebih dahulu. Jika kita berbicara keuangan publik dipandang dari sisi belanja maka pertanyaan yang sering muncul misalnya adalah: Jenis jasa yang bagaimana dan apa yang harus diberikan oleh pemerintah kepada masyarakat? Kenapa pemerintah membelanjakan anggarannya untuk bantuan sosial pendidikan dan asuransi kesehatan kepada mereka yang tidak mampu? Kenapa pemerintah menjadi penyedia utama barang dan jasa seperti: Jalan, pendidikan, dan kesehatan, di lain pihak kegiatan pengadaan barang dan jasa seperti: usaha garmen, bisnis hiburan, dan asuransi untuk properti lebih banyak didominasi oleh sektor swasta? Sementara itu, dari sisi pendapatan publik, pertanyaan yang sering muncul misalnya adalah: Bagaimana pemerintah menetapkan tarif pajak untuk masyarakatnya, dan bagaimana nilai pajak tersebut saling terkait satu sama lain dengan keadaan ekonomi para wajib pajak? Kegiatan apa yang seharusnya dikenakan pajak ataupun tidak pada masamasa krisis? Apakah pengaruh pajak terhadap keberlangsungan perekonomian? A. Empat Pertanyaan Terkait dengan Keuangan Publik Singkatnya, keuangan publik adalah suatu studi terkait dengan peran pemerintah dalam perekonomian. Mengenai hal ini, maka keuangan publik akan menjawab empat pertanyaan: 1. Kapan seharusnya pemerintah mengintervensi perekonomian? Prinsip dasar dari mikroekonomi adalah “keseimbangan kompetitif pasar akan menimbulkan efisiensi dan memaksimalkan manfaat yang akan diterima oleh masyarakat.” Intinya dari prinsip ini adalah, biarkan pasar yang menentukan nilai/harga dari barang/jasa yang diperdagangan melalui keseimbangan permintaan dan penawaran, maka akan terciptalah “perdagangan-yang-efisien”. Namun kondisi ideal tersebut tidak selalu terjadi dalam kenyataan, pemerintah dalam beberapa hal tertentu masih harus melakukan intervensi dengan alasan: 1
  • 3. 1) Kegagalan pasar Suatu keadaan yang menyebabkan sistem ekonomi pasar tidak mampu memberikan manfaat yang maksimal dalam hal efisiensi, disebut kegagalan pasar. Ada beberapa hal yang dapat menyebabkan kegagalan pasar, semisal ekternalitas negatif, dimana keputusan yang diambil oleh satu pihak akan mempengaruhi pengeluaran biaya pihak lainnya. Jika ternyata keseimbangan kompetitif pasar tidak mampu menciptakan suatu manfaat berupa pemaksimalan efisiensi, maka ada kemungkinan dengan intervensi pemerintah hal tersebut dapat diperoleh. 2) Pemerataan sumber daya Pemerataan sumber daya adalah pendistribusian sumber daya dari kelompok yang memiliki sumber daya lebih kepada kelompok lainnya yang masih kurang sehingga kedua kelompok tersebut dapat memiliki sumber daya tersebut dalam proporsi yang sama. Dikarenakan adanya kemungkinan penyebaran sumber daya yang tidak merata, dimana salah satu kelompok berlebih sedangkan kelompok lainnya kurang, maka diperlukan peran/intervensi pemerintah untuk dapat mendistribusikan sumber daya tersebut sehingga tercapai keseimbangan pada setiap kelompok. 2. Bagaimana seharusnya pemerintah melakukan intervensi? Setelah menentukan apakah pemerintah perlu melakukan intervensi ataupun tidak, langkah berikutnya adalah menentukan bagaimana seharusnya pemerintah melaksanakannya. Terdapat beberapa pendekatan umum yang dapat dilakukan oleh pemerintah: 1) Mengenakan pajak atau memberikan subsidi Salah satu cara bagi pemerintah untuk mengatasi kegagalan pasar adalah dengan menggunakan mekanisme harga, dimana kebijakan pemerintah digunakan untuk mempengaruhi harga barang tertentu, yaitu melalui pajak (untuk barang-barang yang produksinya berlebih) ataupun subsidi (untuk barang-barang yang produksinya kurang). 2
  • 4. 2) Melarang atau mewajibkan Pemerintah dapat mengeluarkan kebijakan untuk melarang penjualan/pembelian barang yang produksinya berlebih, ataupun memerintahkan/mewajibkan agar masyarakat melakukan penjualan/pembelian barang yang secara produksi kurang. 3) Penyediaan layanan publik Langkah lainnya dari pemerintah untuk menghadapi kegagalan pasar adalah dengan menyediakan/memproduksi barang/jasa publik yang memiliki potensi untuk meningkatkan konsumsi masyarakat yang akhirnya hal ini akan membawa pengaruh pada kesejahteraan sosial secara keseluruhan. 4) Penyediaan layanan yang dibiayai oleh keuangan publik Pemerintah mungkin saja ingin mempengaruhi tingkat konsumsi masyarakat namun tanpa intensi untuk terlibat langsung. Oleh karena itu, pemerintah dapat membiayai suatu perusahaan swasta agar menyediakan suatu layanan tertentu kepada masyarakat. Dari hal tersebut di atas, dapat diketahui bahwa ada banyak pilihan kebijakan yang dapat diambil oleh pemerintah. Ketika akan memutuskan kebijakan apa yang akan diambil, setiap pembuat keputusan haruslah mempertimbangkan dengan matang dan mengevaluasi setiap alternatif pilihan yang ada. Proses mengevaluasi pilihan ini akan membawa kita pada pertanyaan ketiga. 3. Apakah intervensi yang dilakukan oleh pemerintah akan memberikan manfaat ekonomi? Untuk dapat menjawab pertanyaan ini haruslah pembuat kebijakan memahami setiap implikasi yang akan ditimbulkan oleh masing-masing alternatif. Dalam menilai pengaruh yang timbulkan dari intervensi pemerintah, pembuat kebijakan haruslah menyadari bahwa setiap kebijakan memliki pengaruh langsung dan tidak langsung. 1) Pengaruh langsung Pengaruh langsung adalah efek/pengaruh yang dapat diperkirakan jika masingmasing individu yang ada di dalamnya tidak melakukan perubahan tingkah laku atas intervensi yang dilakukan oleh pemerintah. 3
  • 5. 2) Pengaruh tidak langsung Pengaruh tidak langsung terjadi ketika masing-masing individu yang ada di dalamnya melakukan perubahan tingkah laku sebagai respon terhadap intervensi pemerintah. 4. Apakah alasan dari pemerintah untuk menggunakan suatu cara/kebijakan dalam melakukan intervensi? Haruslah disadari bahwa intervensi yang dilakukan pemerintah tidaklah selalu berkaitan dengan penyelesaian atas masalah kegagalan pasar atau memastikan terdistribusikannya sumber-sumber daya secara merata. Pada praktiknya, pemerintah menghadapi permasalahan yang cukup pelik, pemerintah berusaha menggabungkan keinginan jutaan warganya menjadi suatu kumpulan kebijakan yang saling terkait satu sama lain. Hal ini akan membawa kita pada pertanyaan keempat, mengapa seakan pemerintah membuat kebijakan seenaknya? Nyatanya kebijakan yang dibuat oleh pemerintah tidaklah semata dipandang dari sudut pandang ekonomi saja, namun ada banyak pertimbangan yang diambil, misalnya terkait dengan politik. Sebagaimana “kegagalan pasar” mempengaruhi pemaksimalan manfaat di ekonomi pasar, begitupun dengan “kegagalan pemerintah” dapat menyebabkan ketidaktepatan intervensi pemerintah. Oleh karena itu, para politisi harus mempertimbangkan berbagai kemungkinan terkait dengan cara pandang dan tekanan dari luar, kedua hal inilah yang mampu mendorong dibentuknya suatu bentuk kebijakan yang dapat memaksimalkan efisiensi ekonomi dan pemerataan sumber daya dalam cara-cara yang dapat diterima. Untuk dapat merekomendasikan apakah diperlukannya intervensi dari pemerintah (kembali ke pertanyaan pertama), perlulah dipertimbangkan beberapa hal; apakah dengan adanya intervensi dari pemerintah ini akan mengurangi/mengatasi masalah? Atau malah akan membuat masalah itu semakin buruk dengan adanya “kegagalan pemerintah”? 4
  • 6. B. Mengapa Mempelajari Keuangan Publik? Menilik Dari Fakta-Fakta Yang Ada Di Pemerintahan Yang menjadikan keuangan publik menarik adalah, adanya peran dominan dari pemerintahan di kehidupan sehari-hari kita. Terdapat beberapa indikator yang dapat digunakan untuk dapat merinci peran pemerintah dalam kehidupan kita, yaitu: 1. Pertumbuhan ekonomi 2. Desentralisasi 3. Pengeluaran, pajak, defisit, dan hutang 4. Distribusi pengeluaran 5. Distribusi sumber-sumber pendapatan 6. Tata peraturan pemerintah Pemerintahan baik dalam skala nasional maupun lokal memiliki cakupan yang luas dan akan terus berkembang seiring perubahan zaman. Ciri khas pemerintah dalam hal belanja dan pendapatan juga akan terus berubah, misalnya dari awalnya penyedia barang publik tradisional (keamanan) menjadi penyedia asuransi sosial (asuransi kesehatan). Melalui tata peraturan perundang-undangannya, pemerintah juga telah memberikan pengaruh pada kehidupan sehari-hari kita. KEBIJAKAN MAKROEKONOMI Pengertian Makroekonomi Ilmu Ekonomi Makro atau Makroekonomi merupakan bagian dari ilmu ekonomi yang mengkhususkan mempelajari mekanisme bekerjanya perekonomian secara keseluruhan termasuk pertumbuhan dalam pendapatan, perubahan dalam harga, dan tingkat pengangguran. Sedangkan tujuan dari macroekonomi adalah untuk memahami peristiwa ekonomi dan untuk memperbaiki kebijakan ekonomi. Dalam perekonomian mengenal teori makroekonomi. Teori ini lebih memperhatikan aspek-aspek yang menyeluruh dari kegiatan ekonomi. Apabila yang dibicarakan mengenai produsen, maka yang diperhatikan adalah kegiatan produsen dalam keseluruhan ekonomi. Begitu pula, apabila yang diperhatikan adalah tingkah laku konsumen, maka yang dianalisis adalah tingkah laku keseluruhan konsumen dalam menggunakan pendapatannya untuk membeli barang dan jasa yang dihasilkan dalam perekonomian. Dalam analisis makro ekonomi juga diperhatikan peranan pemerintahan dalam mengatur kegiatan sesuatu perekonomian. 5
  • 7. Ruang Lingkup Analisis Makroekonomi Ilmu Ekonomi dibedakan menjadi: Ekonomi deskriptif, Mengumpulkan keterangan-keterangan faktual yang relevan mengenai sesuatu masalah ekonomi. Teori ekonomi, Teori ekonomi tugas utamanya menyusun model analisis ekonomi untuk menerangkan secara umum perilaku sistem ekonomi. Ekonomi terapan, Menggunakan hasil-hasil pemikiran yang terkumpul dalam teori ekonomi untuk menerangkan keterangan-keterangan yang dikumpulkan oleh ekonomi deskriptif. Teori ekonomi dipecah menjadi : Teori ekonomi Mikro. Analisis-analisis dalam teori ekonomi mikro pada umumnya meliputi bagian-bagian kecil dari keseluruhan kegiatan perekonomian, seperti kegiatan seorang konsumen, suatu perusahaan atau suatu pasar. Teori Ekonomi Makro. Analisis-analisis dalam teori ekonomi makro lebih global atau lebih menyeluruh sifatnya. Dalam ekonomi makro yang diperhatikan adalah tindakan konsumen secara keseluruhan, kegiatan-kegiatan keseluruhan pengusaha dan perubahanperubahan keseluruhan kegiatan ekonomi. Perbedaan dalam ruang lingkup dan titikberat (fokus) Mikro ekonomi lebih menitikberatkan pada analisis membuat pilihan untuk (1) mewujudkan efisiensi dalam penggunaan sumber-sumber daya (2) mencapai kepuasan maksimum Makro ekonomi menerangkan (1) bagaimana segi permintan dan penwaran menentukan tingkat kegaitan dalam perekonomian (2) Masalah utama yang selalu dihadapi setiap perekonomian (3) Peranan kebijakan dan campur tangan pemerintah untuk mentasai masalah ekonomi yang dihadapi 6
  • 8. Menggunakan Mikroekonomi dalam Makroekonomi Mikroekonomi adalah studi bagaimana rumah tangga dan Perusahaan membuat keputusan dan bagaimana pembuat keputusan ini berinteraksi dalam pasar. Dalam mikroekonomi, individu memilih memaksimalkan tingkat kepuasan (utility) dengan batasan anggaran. Peristiwa-peristiwa makroekonomi muncul dari interaksi banyak individu yang mencoba memaksimalkan kemakmurannya. Karena variabel agregat adalah jumlah variabel-variabel yang mendeskripsikan keputusan-keputusan individu, studi makroekonomi didasarkan pada landasan-landasan mikroekonomi. Isu-Isu Utama dalam analisis Makroekonomi Makroekonomi membahas isu- isu penting yang selalu dihadapi dalam suatu perekonomian. Analisis ini berusaha memberikan jawaban kepada pertanyaanpertanyaan yang dikemukakan yaitu : 1. Faktor- faktor apakah yang menentukan tingkat kegiatan suatu perekonomian ? 2. Mengapa pertumbuhan ekonomi tidak selalu teguh ? 3. Mengapa kegiatan ekonomi tidak berkembang dengan stabil ? 4. Mengapa pengangguran dan kenaikan harga- harga selalu berlaku ? Analisis mengenai penentuan tingkat kegiatan dalam perekonomian perlu dibedakan kepada tiga bentuk abstraksi, yaitu: Analisis penentuan kegiatan perekonomian yang memisalkan bahwa harga tetap dan suku bunga tetap. Analisis penentuan kegiatan perekonomian yang memisalkan harga mengalami perubahan. Analisis penentuan kegiatan perekonomian yang memisalkan harga dan suku bunga mengalami perubahan. Masalah dan Kebijakan Makroekonomi Salah satu aspek penting dari ciri kegiatan perekonomian yang menjadi titik tolak analisis dalam teori makroekonomi adalah pandangan bahwa sistem pasar bebas tidak selalu dapat mewujudkan: 1. penggunaan tenaga kerja penuh. 7
  • 9. 2. kestabilan harga- harga. 3. pertumbuhan ekonomi yang teguh (konsisten). Masalah-masalah ini mengakibatkan dampak buruk bagi masyarakat dan harus dihindari atau dapat dikurangi. Aspek-aspek penting yang dapat dipelajari dalam makroekonomi adalah kebijakan fiscal (kebijakan pemerintah dalam perpajakan dan penggunaannya), kebijakan moneter (kebijakan pemerintah dalam mengatur penawaran uang dan suku bunga), dan kebijakan ekonomi terbuka. Masalah Utama Dalam Perekonomian Dari uraian secara ringkas di atas diterangkan masalah makroekonomi utama yang selalu dihadapi oleh suatu negara dapat dirincikan sebagai berikut : 1. Masalah Pertumbuhan Ekonomi Pertumbuhan ekonomi dapat didefinisikan sebagai : perkembangan kegiatan dalam perekonomian yang menyebabkan barang dan jasa yang diproduksi dalam masyarakat bertambah. Kemampuan yang meningkat ini disebabkan karena faktor- faktor produksi akan selalu mengalami pertambahan dalam jumlah dan kualitasnya. Investasi akan menambah jumlah barang modal, teknologi yang digunakan, tenaga kerja bertambah akibat perkembangan penduduk dan perkembangan tingkat pendidikan. 2. Masalah ketidakstabilan kegiatan ekonomi. Perekonomian tidak selalu berkembang secara teratur dari satu periode ke periode lainnya, karena selalu mengalami masa naik turun. Pergerakan naik turun kegiatan perusahaan- perusahaan di dalam jangka panjang dinamakan konjungtor atau siklus kegiatan perusahaan. Kemunduran yang serius akan menimbulkan masalah pengangguran, sedangkan perkembangan ekonomi yang terlalu pesat akan menimbulkan kenaikan harga- harga atau inflasi. Ahli- ahli ekonomi berkeyakinan bahwa dalam suatu perekonomian yang sepenuhnya diatur oleh mekanisme pasar, siklus kegiatan ekonomi sangat labil, siklus kegiatan ekonomi seperti ini dapat menyebabkan akibat buruk kepada perekonomian dan masyarakat. 8
  • 10. 3. Masalah pengangguran. Pengangguran adalah suatu keadaan dimana seorang yang tergolong dalam angkatan kerja ingin mendapatkan pekerjaan tetapi belum dapat memperolehnya. Faktor utama yang menimbulkan pengangguran adalah kekurangan pengeluaran agregat. Selain itu terdapat faktor-faktor lain yang menimbulkan pengangguran, antara lain : Menganggur karena ingin mencari kerja lain yang lebih baik. Pengusaha menggunakan peralatan produksi modern yang mengurangi penggunaan tenaga kerja. Ketidaksesuaian di antara ketrampilan pekerja yang sebenarnya dengan ketrampilan yang diperlukan dalam industri- industri. Akibat buruk pengangguran Tingkat pendapatan merupakan faktor penting yang menentukan kemakmuran suatu masyarakat. Pendapatan masyarakat mencapai maksimum apabila tingkat penggunaan tenaga kerja penuh dapat diwujudkan. Pengangguran mengurangi pendapatan masyarakat sehingga mengurangi tingkat kemakmuran yang mereka capai. 4. Masalah kenaikan harga-harga (inflasi). Inflasi dapat didefisikan sebagai suatu proses kenaikan harga- harga yang berlaku dalam perekonomian. Faktor- faktor penyebab Inflasi : Tingkat pengeluaran agregat yang melebihi kemampuan perusahaanperusahaan untuk menghasilkan barang dan jasa. Pekerja- pekerja di berbagai kegiatan ekonomi menuntut kenaikan upah. Akibat buruk Inflasi Inflasi menimbulkan beberapa akibat buruk bagi individu masyarakat dan kegiatan perekonomian secara keseluruhan. Inflasi cenderung menurunkan taraf kemakmuran segolongan besar masyarakat. Bila tidak dikendalikan inflasi akan bertambah serius dan cenderung untuk mengurangi investasi yang produktif, mengurangi ekspor dan menaikkan impor. Sehingga akan memperlambat pertumbuhan ekonomi. 9
  • 11. 5. Masalah neraca perdagangan dan neraca pembayaran. Istilah perekonomian terbuka berarti suatu perekonomian dengan menjalankan kegiatan ekspor dan import dengan negara- negara lain. Ketidakseimbangan diantara ekspor dan impor dalam aliran keluar/ masuk modal dapat menimbulkan masalah serius dalam kestabilan suatu perekonomian. Alat Pengamat Prestasi Kegiatan Ekonomi Beberapa jenis data makroekonomi dapat digunakan untuk menilai prestasi kegiatan perekonomian pada suatu tahun tertentu dan perubahannya dari suatu periode ke periode lainnya. Alat pengamat prestasi perekonomian atau indikator makroekonomi yang utama adalah: 1. Pendapatan nasional, pertumbuhan ekonomi dan pendapatan perkapita. Pendapatan Nasional adalah istilah yang menerangkan tentang nilai barang dan jasa yang diproduksikan suatu negara dalam suatu tahun tertentu. Produk Nasional Bruto (PNB) produk nasional yang diwujudkan oleh faktor- faktor produksi milik warga negara. Produk Domestik Bruto (PDB) diwujudkan oleh faktor- faktor produksi dalam negeri. PNB dan PDB merupakan ukuran mengenai besarnya kemampuan sesuatu negara untuk menghasilkan barang dan jasa dalam suatu tahun tertentu. Data produk nasional dapat digunakan untuk menilai prestasi pertumbuhan ekonomi dan bisa untuk menentukan tingkat kemakmuran masyarakat dan perkembangannya. 2. Penggunaan tenaga kerja dan pengangguran. Pengangguran dalam suatu negara adalah perbedaan di antara angkatan kerja dengan penggunaan tenaga kerja yang sebenarnya. Angkatan kerja adalah jumlah tenaga kerja yang terdapat dalam suatu perekonomian pada suatu waktu tertentu. Tingkat partisipasi angkatan kerja dapat dihitung menggunakan cara: Jumlah angkatan kerja : jumlah penduduk usia kerja x 100 % 3. Tingkat perubahan harga- harga atau inflasi Untuk mengukur tingkat inflasi, indeks harga yang selalu digunakan adalah indeks harga konsumen/ Consumer Price Indeks (CPI) yaitu indeks harga dari barangbarang yang selalu digunakan para konsumen. 10
  • 12. 4. Kedudukan neraca perdagangan dan neraca pembayaran. Neraca pembayaran merupakan data yang memberi gambaran tentang lalu lintas perdagangan dan dana dari satu negara ke berbagai negara lain dalam satu tahun tertentu. Dua komponen penting dari neraca pembayaran yang perlu diperhatikan adalah neraca perdagangan dan neraca keseluruhan (overall balance). 5. Kestabilan nilai mata uang domestik. Perbandingan antara nilai suatu mata uang asing dengan nilai mata uang domestik disebut kurs valuta asing. Kurs ini akan menunjukkan banyaknya uang dalam negeri yang diperlukan untuk membeli satu unit valuta asing tertentu. Kebijakan Makroekonomi. Kebijakan- kebijakan makroekonomi yang akan dilakukan suatu negara tergantung kepada tujuan- tujuan yang ingin dicapai, tujuan-tujuan kebijakan makroekonomi dapat dibedakan kepada lima aspek berikut : 1. Menstabilkan kegiatan ekonomi Pengertian kestabilan ekonomi meliputi kewujudan dari 3 hal berikut ini :  Tingkat penggunaan tenaga kerja adalah tinggi.  Tingkat harga- harga tidak menunjukkan perubahan yang berarti.  Terdapat keseimbangan di antara ekspor dan impor dan lalu lintas modal dari atau ke luar negeri. Tujuan menstabilkan ekonomi berarti pula keinginan untuk menghindari fluktuasi yang tajam dalam kegiatan ekonomi dari waktu ke waktu. 2. Mencapai tingkat penggunaan tenaga kerja (kesempatan kerja) penuh tanpa inflasi. 3. Menghindari masalah inflasi. 4. Menciptakan pertumbuhan yang teguh. Ada 2 alasan yang menyebabkan suatu negara harus berusaha mencapai pertumbuhan ekonomi yang teguh dalam jangka panjang, yaitu:  Untuk menyediakan kesempatan kerja kepada tenaga kerja yang selalu bertambah.  Untuk menaikkan tingkat kemakmuran masyarakat. 5. Mewujudkan kekukuhan neraca pembayaran dan kurs valuta asing. 11
  • 13. Bentuk-bentuk Kebijakan Ekonomi Makro Untuk mencapai tujuan dari ekonomi makro diperlukan beberapa bentuk kebijakan yang harus dijalankan oleh suatu negara dalam sistem perekonomiannya di antaranya sebagai berikut : a. Kebijakan Fiskal Kebijakan Fiskal meliputi langkah-langkah pemerintah untuk membuat perubahan dalam pendapatan dan pengeluaran negara dengan maksud untuk mempengaruhi pengeluaran agregat dalam perekonomian atau mempengaruhi jalannya perekonomian. Kebijakan ini diambil untuk menstabilkan ekonomi, memperluas kesempatan kerja, mempertinggi pertumbuhan ekonomi, dan keadilan dalam pemerataan pendapatan. Seperti dijelaskan di atas bahwa kebijakan fiskal yang dilakukan pemerintah dilakukan melalui perubahan di dalam pendapatan dalam hal ini pajak dan dalam pengeluaran pemerintah dalam hal ini APBN. Instrumen kebijakan fiskal yang berkaitan erat dengan pendapatan adalah sektor perpajakan. Pengaruh dari sisi perpajakan akan nampak sangat jelas pada perekonomian. Jika pajak diturunkan maka kemampuan daya beli masyarakat akan meningkat sehingga industri dapat meningkatkan jumlah produksi. Dan sebaliknya kenaikan pajak akan menurunkan daya beli masyarakat serta menurunkan produksi industri secara umum. Instrumen kebijakan fiskal lainnya bisa melalui kebijakan anggaran yang terdiri dari : Anggaran Defisit (Defisit Budget) / Kebijakan Fiskal Ekspansif Anggaran defisit adalah kebijakan pemerintah untuk membuat pengeluaran lebih besar dari pemasukan negara guna memberi stimulus pada perekonomian. Umumnya sangat baik digunakan jika keaadaan ekonomi sedang resesif. Anggaran Surplus (Surplus Budget) / Kebijakan Fiskal Kontraktif Anggaran surplus adalah kebijakan pemerintah untuk membuat pemasukannya lebih besar daripada pengeluarannya. Anggaran surplus biasanya dilaksanakan ketika perekonomian pada kondisi yang ekspansi yang mulai memanas (overheating) untuk menurunkan tekanan permintaan. Anggaran Berimbang (Balanced Budget) 12
  • 14. Anggaran berimbang terjadi ketika pemerintah menetapkan pengeluaran sama besar dengan pemasukan. Tujuan politik anggaran berimbang yakni terjadinya kepastian anggaran serta meningkatkan disiplin. b. Kebijakan Moneter Kebijakan moneter meliputi langkah-langkah pemerintahan yang dijalankan oleh bank sentral (Bank Indonesia) untuk memengaruhi atau mengubah penawaran uang dalam masyarakat atau mengubah tingkat bunga untuk memengaruhi jumlah uang yang beredar di masyarakat. Kebijakan moneter dapat digolongkan menjadi dua, yaitu: Kebijakan Moneter Ekspansif / Monetary Expansive Policy yaitu kebijakan dalam rangka menambah jumlah uang yang beredar. Kebijakan Moneter Kontraktif / Monetary Contractive Policy yaitu kebijakan dalam rangka mengurangi jumlah uang yang beredar. Disebut juga dengan kebijakan uang ketat (tight money policy). Kebijakan moneter dapat dilakukan dengan menjalankan instrumen kebijakan moneter, yaitu antara lain : Operasi Pasar Terbuka (Open Market Operation). Operasi pasar terbuka merupakan salah satu cara mengendalikan uang yang beredar dengan menjual ataupun membeli kembali surat berharga yang diterbitkan oleh Pemerintah. Pemerintah akan membeli surat berharga pemerintah apabila ingin menambah jumlah uang yang beredar. Dan sebaliknya jika pemerintah meninginkan jumlah uang yang beredar berkurang, maka pemerintah akan menjual surat berharga pemerintah kepada masyarakat. Fasilitas Diskonto (Discount Rate). Fasilitas diskonto adalah pengaturan jumlah uang yang beredar dengan cara merubah tingkat bunga bank sentral pada bank umum. Bank umum terkadang mengalami kekurangan uang sehingga harus meminjam ke bank sentral. Bila pemerintah akan meningkatkan jumlah uang yang beredar, pemerintah akan menurunkan tingkat bunga bank sentral. Dan sebaliknya menaikkan tingkat bunga untuk mengurangi jumlah uang yang beredar. 13
  • 15. Rasio Cadangan Wajib (Reserve Requirement Ratio). Rasio cadangan wajib adalah mengatur jumlah uang yang beredar dengan memainkan jumlah dana cadangan perbankan yang harus disimpan pada pemerintah. Pemerintah akan menurunkan rasio cadangan wajib apabila menginginkan jumlah uang yang beredar meningkat. Sedangkan untuk menurunkan jumlah uang beredar, pemerintah menaikkan rasio cadangan wajib. Himbauan Moral (Moral Persuasion). Himbauan moral adalah kebijakan moneter untuk mengatur jumlah uang beredar dengan jalan memberi himbauan kepada pelaku ekonomi. Contohnya seperti menghimbau perbankan pemberi kredit untuk berhati-hati dalam mengeluarkan kredit untuk mengurangi jumlah uang beredar dan menghimbau agar bank meminjam uang lebih ke bank sentral untuk memperbanyak jumlah uang beredar pada perekonomian. c. Kebijakan Segi Penawaran Kebijakan fiskal dan moneter merupakan kebijakan dari segi permintaan, di samping melalui permintaan, kegiatan perekonomian juga dapat dipengaruhi dari segi penawaran. Kebijakan segi penawaran bertujuan untuk mempertinggi efisiensi kegiatan perusahaan sehingga dapat menawarkan barang dengan harga yang lebih murah atau dengan mutu yang lebih baik. Kebijakan segi penawaran lebih menekankan pada peningkatan semangat tenaga kerja untuk bekerja dengan jalan mengurangi pajak pendapatan rumah tangga dan meningkatkan usaha para pengusaha untuk mempertinggi efisiensi kegiatan produksi. Cara ini dilakukan pemerintah dengan memberi insentif kepada perusahaan yang melakukan inovasi, menggunakan teknologi yang canggih, dan pengembangan mutu barang yang diproduksikan. Selain itu kebijakan segi penawaran dapat dijalankan dengan cara mengembangkan infrastruktur dan peningkatan pelayanan pemerintah dalam mengembangkan kegiatan usaha sektor swasta. 14
  • 16. MASALAH DAN KEBIJAKAN MAKRO EKONOMI INDONESIA 2013 Permasalahan yang dihadapi dalam ekonomi makro adalah sebagai berikut : 1. Masalah Kemiskinan dan Pemerataan Pada akhir tahun 1996 jumlah penduduk miskin Indonesia sebesar 22,5 juta jiwa atau sekitar 11,4% dari jumlah seluruh penduduk Indonesia. Namun, sebagai akibat dari krisis ekonomi yang berkepanjangan sejak pertengahan tahun 1997, jumlah penduduk miskin pada akhir tahun itu melonjak menjadi sebesar 47 juta jiwa atau sekitar 23,5% dari jumlah keseluruhan penduduk Indonesia. Pada akhir tahun 2000, jumlah penduduk miskin turun sedikit menjadi sebesar 37,3 juta jiwa atau sekitar 19% dari jumlah seluruh penduduk Indonesia. Dari segi distribusi pendapatan nasional, penduduk Indonesia berada dalam kemiskinan. Sebagian besar kekayaan banyak dimiliki kelompok berpenghasilan besar atau kelompok kaya Indonesia. 2. Krisis Nilai Tukar Krisis mata uang yang telah mengguncang Negara-negara Asia pada awal tahun 1997, akhirnya menerpa perekonomian Indonesia. Nilai tukar rupiah yang semula dikaitkan dengan dolar AS secara tetap mulai diguncang spekulan yang menyebabkan keguncangan pada perekonomian yang juga sangat tergantung pada pinjaman luar negeri sector swasta. Pemerintah menghadapi krisis nilai tukar ini dengan melakukan intervensi di pasar untuk menyelamatkan cadangan devisayang semakin menyusut. Pemerintah menerapkan kebijakan nilai tukar yang mengambang bebas sebagai pengganti kebijakan nilai tukar yang mengambang terkendali. 3. Masalah Utang Luar Negeri Kebijakan nilai tukar yang mengambang terkendali pada saat sebelum krisis ternyata menyimpan kekhawatiran. Depresiasi penurunan nilai tukar rupiah terhadap mata uang asing terutama dolar ASyang relative tetap dari tahun ke tahun menyebabkan sebagian besar utang luar negeri tidak dilindungi dengan fasilitas lindung nilai (hedging) sehingga pada saat krisis nilai tukar terjadi dalam sekejap nilai utang tersebut membengkak. Pada tahun1997, besarnya utang luar negeri tercatat 63% dari PDB dan pada tahun 1998 melambung menjadi 152% dari PDB. Untuk mengatasi ini, pemerintah melakukan penjadwalan ulang utang luar negeri dengan pihak peminjam. 15
  • 17. Pemerintah juga menggandeng lembaga-lembaga keuangan internasional untuk membantu menyelesaikan masalah ini. 4. Masalah Perbankan dan Kredit Macet Besarnya utang luar negeri mengakibatkan permasalahan selanjutnya pada system perbankan. Banyak usaha yang macet karena meningkatnya beban utang mengakibatkan semakin banyaknya kredit yang macet sehingga beberapa bank mengalami kesulitan likuiditas. Kesulitan likuiditas makin parah ketika sebagian masyarakat kehilangan kepercayaannya terhadap sejumlah bank sehingga terjadi penarikan dana oleh masyarakat secarabesar-besaran (rush). Goncangan yang terjadi pada system perbankan menimbulkan goncangan yang lebih besar pada system perbankan secara keseluruhan, sehingga perekonomian juga akan terseret ke jurang kehancuran. Alasan-alasan di atas menyebabkan pemerintah memutuskan untuk menyelamatkan bank-bankyang mengalami masalah likuiditas tersebut dengan memberikan bantuan likuiditas. Namun untuk mengendalikan laju inflasi, bank sentral harus menarik kembali uang tersebut melalui operasi pasar terbuka. Hal ini dilakukan dengan meningkatnya suku bunga SBI. Kebijakan ini kemudian menimbulkan dilema karena peningkatan suku bunga menyebabkan beban bagi para peminjam (debitor). Akibatnya tingkat kredit macet di system perbankan meningkat dengan pesat. Dilema semakin kompleks di saat system perbankan mencoba mempertahankan likuiditasyang mereka miliki dengan meningkatkan suku bungan simpanan melebihi suku bunga pinjaman sehingga mereka mengalami kerugian yang berakibat pengikisan modal yang mereka miliki. 5. Masalah Inflasi Masalah inflasi yang terjadi di Indonesia tidak terlepas kaitannya dengan masalah krisis nilai tukar rupiah dan krisis perbankan yang selama ini terjadi. Pada tahun 2004 tingkat inflasi Indonesia pernah mencapai angka 10,5%. Ini terjadi karena harga barang-barang terus naik sebagai akibat dari dorongan permintaan yang tinggi. Tingginya laju inflasi tersebut jelas melebihi sasaran inflasi BI sehingga BI perlu melakukan pengetatan di bidang moneter. Pengetatan moneter tidak dapat dilakukan secara drastic dan berlebihan karena akan mengancam kelangsungan proses penyehatan perbankan dan program restrukturisasi perusahaan. 16
  • 18. 6. Pertumbuhan Ekonomi dan Pengangguran Menurunnya kualitas pertumbuhan ekonomi tahun 2005-2006 tercermin dari anjloknya daya serap pertumbuhan ekonomi terhadap angkatan kerja. Bila di masa lalu setiap 1% pertumbuhan ekonomi mampu menciptakan lapangan kerja hingga 240 ribu maka pada 2005-2006 setiap pertumbuhan ekonomi hanya mampu menghasilkan 4050 ribu lapangan kerja. Berkurangnya daya serap lapangan kerja berarti meningkatnya penduduk miskin dan tingkat pengangguran. Untuk menekan angka pengangguran dan kemiskinan, pemerintah perlu menyelamatkan industry-industri padat karya dan perbaikan irigasi bagi pertan Perekonomian Indonesia saat ini berada dalam critical point. Faktor melemahnya nilai tukar rupiah, inflasi yang terus naik bahkan mencapai puncak tertinggi sejak Global Financial Crisis, disertai peningkatan defisit transaksi berjalan dan semakin tergerusnya cadangan devisa akibat capital outflow serta besarnya utang luar negeri swasta jangka pendek yang jatuh tempo membuat instabilitas perekonomian Indonesia meningkat. Memburuknya indikator-indikator makro ekonomi Indonesia sudah berlangsung lebih dari satu tahun terakhir ini. Selain itu, tekanan yang dihadapi ekonomi nasional disebabkan juga oleh semakin memburuknya ekonomi emerging economies serta kondisi ekonomi global yang masih penuh ketidakpastian. Hal ini harus diwaspadai karena bisa berlanjut ke tahapan yang lebih buruk dan menyebabkan Indonesia masuk ke dalam lubang krisis. Dalam rangka merespon meningkatnya instabilitas ekonomi makro karena merosotnya pertumbuhan ekonomi Indonesia, pemerintah mengeluarkan empat paket kebijakan. 1. Paket Pertama Paket yang dibuat terkait dengan upaya memperbaiki neraca transaksi berjalan dan menjaga nilai tukar rupiah a. Pemerintah akan melakukan langkah mendorong ekspor dengan memberikan deduction tax pada sektor ekspor minimal 30% dari produksi. b. Menurunkan impor migas. Dengan meningkatkan porsi penggunaan biodiesel dalam porsi solar sehingga akan mengurangi konsumsi solar yang berasal dari impor. Kebijakan ini akan menurunkan impor migas secara signifikan. 17
  • 19. c. Menetapkan pengenaan pajak Bea Masuk yang berasal dari barang impor seperti mobil CBU, barang bermerek yang sekarang 75% akan menjadi 125% sampai 150%. d. Melakukan langkah memperbaiki ekspor mineral dengan memberikan relaksasi prosedur terkait kuota. 2. Paket Kedua Paket ini bertujuan menjaga pertumbuhan ekonomi dan daya beli masyarakat. Pemerintah akan memberikan insentif dengan tetap memastikan bahwa defisit fiskal berada pada kisaran 2,38%. Dengan menjaga defisit pada batas aman ini pemerintah memastikan pembiayaan APBNP 2013 dalam kondisi aman. Adapun insentif yang diberikan terkait dengan: a. Tax deduction pada industri padat karya b. Relaksasi fasilitas kawasan berikat c. Penghapusan PPN Buku d. Penghapusan PPN dasar yang sudah tak tergolong barang mewah. e. Pentingnya menjaga menjaga UMP untuk mencegah terjadi PHK dengan skema kenaikan UMP yang mengacu pada KHL produktifitas dan pertumbuhan ekonomi. Dengan membedakan kenaikan upah minimum industri, UMK, industri padat karya, dan industri padat modal. f. Insentif dalam jangka menengah addition deduction untuk litbang g. Mengoptimalkan penggunaan tax allowance untuk insentif investasi 3. Paket Ketiga Paket ketiga ini tujuannya untuk menjaga daya beli masyarakat dan inflasi. Pemerintah akan berkoordinasi dengan BI. Dari sisi pemerintah untuk mengatasi inflasi atau harga yang bergejolak atau volatile food, pemerintah akan ubah tata niaga daging sapi dan hortikultura dari pembatasan sistem kuota menjadi mekanisme yang andalkan harga. 4. Paket Keempat Paket keempat ini terkait dengan mempercepat investasi. Pemerintah akan mengambil langkah: 18
  • 20. a. Menyederhanakan perizinan dengan mengefektifkan fungsi pelayanan satu pintu dan menyederhanakan jenis perizinan yang menyangkut kegiatan investasi. Sebagai contoh saat ini sudah ada perizinan investasi hulu migas dari 69 jenis menjadi hanya 8 perizinan. b. Mempercepat dan saat ini sudah dirampungkan adalah revisi PP tentang DNI (Daftar Negatif Investasi) yang lebih ramah bagi investor. c. Mempercepat program investasi berbasis agro, CPO, kakao, rotan, mineral, logam, bauksit, nikel dan tembaga dengan memberikan insentif berupa tax holiday dan tax allowance serta percepatan renegosiasi kontrak karya dan PKP2B. 19