SlideShare une entreprise Scribd logo
1  sur  22
Télécharger pour lire hors ligne
Analisis Strategi dan Capaian Kinerja Ditjen Perhubungan Udara
1
Manajemen Strategi Sektor Pemerintah
Analisis Strategi dan Capaian Kinerja
Ditjen Perhubungan Udara
Kementerian Perhubungan
Disusun Oleh:
Septian Wildan Mujaddid (25)
Tien Saputri Kusuma Aditya(27)
Sekolah Tinggi Akuntansi Negara
Diploma IV – Kelas 8B BPKP
Desember 2013
Analisis Strategi dan Capaian Kinerja Ditjen Perhubungan Udara
2
BAB I
PENDAHULUAN
Direktorat Jenderal Perhubungan Udara adalah unit eselon I di bawah Kementerian
Perhubungan yang telah berdiri sejak tahun 1952. Pada awal pendiriannya disebut sebagai
Djawatan Penerbangan Sipil, selanjutnya pada 1963 mengalami perubahan nama menjadi
Direktorat Penerbangan Sipil dan sejak 1969 resmi berubah menjadi Direktorat Jenderal
Perhubungan Udara hingga saat ini. Dalam Peraturan Menteri Perhubungan No: KM 60
Tahun 2010 Tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Perhubungan, Direktorat
Jenderal Perhubungan Udara menyelenggarakan tugas pokok dan fungsi sebagai berikut:
1. Perumusan kebijakan di bidang perhubungan udara;
2. Pelaksanaan kebijakan di bidang perhubungan udara;
3. Penyusunan norma, standar, prosedur dan kriteria di bidang perhubungan udara;
4. Pelaksanaan pemberian bimbingan teknis dan evaluasi di bidang perhubungan
udara; dan
5. Pelaksanaan administrasi Direktorat Jenderal Perhubungan Udara.
Struktur Organisasi Kementerian Perhubungan sesuai dengan Permenhub No. KM 60 Tahun
2010 adalah sbb:
Analisis Strategi dan Capaian Kinerja Ditjen Perhubungan Udara
3
Sementara struktur organisasi Ditjen Perhubungan Udara sebagai berikut:
Atas kompleksitas yang dihadapi Ditjen Perhubungan Udara, kelompok kami mencoba
menganalisis tentang kinerja Ditjen Perhubungan. Paper kami antara lain menganalisis
bagaimana Ditjen Perhubungan Udara melaksanakan tugas sesuai dengan target
perencanaannya, juga tentang bagaimana kinerja Ditjen Perhubungan Udara dalam
menyukseskan rencana kerja yang telah disusun.
Analisis Strategi dan Capaian Kinerja Ditjen Perhubungan Udara
4
BAB II
ANALISIS VISI, MISI, TUJUAN DAN STRATEGI
A. VISI
Visi Direktorat Jenderal Perhubungan Udara adalah : “Terwujudnya Penyelenggaraan
Transportasi Udara yang Andal, Berdaya Saing dan Memberikan Nilai Tambah.”
Penjelasan Visi Direktorat Jenderal Perhubungan Udara secara garis besar adalah :
Penyelenggaraan transportasi udara yang andal diindikasikan oleh penyelenggaraan
transportasi udara yang mempunyai keunggulan dan memenuhi aspek ketersediaan,
ketepatan waktu, kelaikan, keselamatan dan keamanan dalam menyelenggarakan
transportasi udara.
Penyelenggaraan transportasi udara yang berdaya saing diindikasikan
penyelenggaraan transportasi udara yang harus dilakukan secara efektif, efisien, berkualitas,
ramah lingkungan, berkelanjutan, SDM yang profesional, mandiri dan produktif.
Penyelenggaraan transportasi udara yang memberikan nilai tambah diindikasikan oleh
penyelenggaraan transportasi udara yang mampu memberikan nilai tambah bagi
masyarakat baik secara langsung maupun tidak langsung.
Visi Ditjen Perhubungan Udara telah selaras denga Visi Kemenhub, hanya saja pada
visi tersebut telah dijelaskan secara spesifik bahwa core business Ditjen Perhubungan Udara
adalah transportasi udara.
Mengacu pada visi Negara Indonesia yaitu “Terwujudnya Indonesia yang Sejahtera,
Demokratis, dan Berkeadilan”, penyelenggaraan transportasi udara yang menjadi kegiatan
utama dalam visi Direktorat Jenderal Perhubungan Udara secara langsung telah mendukung
upaya pemerintah dalam memajukan kesejahteraan negara ini sehingga apabila peran
dalam penyelenggaraan transportasi tersebut benar-benar dapat dilaksanakan secara efektif
dan berkelanjutan maka salah satu bagian dari visi Negara Indonesia dapat terwujud.
Menurut kelompok kami, visi dari Direktorat Jenderal Perhubungan Udara telah sesuai
dengan teori Mc Kinsey dan Fred R. David karena telah menunjukkan pandangan yang
mencerminkan harapan dan cita-cita masa depan serta telah memenuhi karakteristik visi
yang efektif yaitu: dapat dibayangkan, diinginkan oleh pihak yang terkait, realistis dan
terjangkau, fleksibel dan mudah dikomunikasikan.
Analisis Strategi dan Capaian Kinerja Ditjen Perhubungan Udara
5
B. MISI
Untuk mencapai visi di atas, Direktorat Perhubungan Udara telah merumuskan misi
yaitu sebagai berikut:
1) Memenuhi standar keamanan, keselamatan penerbangan dan pelayanan
2) Menyediakan sarana, prasarana dan jaringan transportasi udara yang andal, optimal
dan terintegrasi
3) Mewujudkan iklim usaha jasa transportasi udara yang kompetitif dan berkelanjutan
(sustainable)
4) Mewujudkan kelembagaan yang efektif, efisien didukung oleh SDM yang profesional
dan peraturan perundang-undangan yang komprehensif serta menjamin kepastian
hukum.
Misi dari Direktorat Jenderal Perhubungan Udara di atas telah sejalan dengan misi
dari Kementerian Perhubungan yang meliputi:
1. Meningkatkan keselamatan dan keamanan transportasi dalam upaya
peningkatan pelayanan jasa transportasi;
2. Meningkatkan aksesibilitas masyarakat terhadap pelayanan jasa transportasi
untuk mendukung pengembangan konektivitas antar wilayah;
3. Meningkatkan kinerja pelayanan jasa transportasi.
4. Melanjutkan konsolidasi melalui restrukturisasi dan reformasi di bidang
peraturan, kelembagaan, sumber daya manusia (SDM), dan penegakan hukum
secara konsisten.
5. Mewujudkan pengembangan teknologi transportasi yang ramah lingkungan untuk
mengantisipasi perubahan iklim
Namun misi Ditjen Perhubungan Udara tersebut belum mencakup mengenai
mewujudkan transportasi yang ramah lingkungan dalam rangka mengantisipasi perubahan
iklim.
Misi Direktorat Jenderal Perhubungan Udara telah mendukung beberapa prioritas
pembangunan nasional antara lain:
- Prioritas Pertama yaitu reformasi birokrasi dan tata kelola yang sejalan dengan misi
keempat yaitu mewujudkan kelembagaan yang efektif, efisien didukung oleh SDM
yang profesional dan peraturan perundang-undangan yang komprehensif serta
menjamin kepastian hukum.
Analisis Strategi dan Capaian Kinerja Ditjen Perhubungan Udara
6
- Prioritas keenam (infrastruktur) dan prioritas kesepuluh (daerah tertinggal,
terdepan, terluar, dan pascakonflik) yang sejalan dengan misi pertama dan kedua,
yaitu memenuhi standar keamanan, keselamatan penerbangan dan pelayanan serta
menyediakan sarana, prasarana dan jaringan transportasi udara yang andal, optimal
dan terintegrasi.
- Prioritas ketujuh yaitu iklim investasi dan usaha dimana Direktorat Jenderal
Perhubungan Udara mendukung melalui misi keempat yaitu mewujudkan iklim
usaha jasa transportasi udara yang kompetitif dan berkelanjutan (sustainable).
Menurut McKinsey, misi merupakan sebuah pernyataan keinginan yang mendalam dari
pendiri perusahaan tentang Organisasi (Bisnis)-nya bagi Masyarakat sekitar, baik pasar atau
sosial ekonomi lainnya. Sehingga pengertian misi dideskripsikan sebagai pertanyaan yang
dapat menjawab pertanyaan sebagai berikut:
1. Mengapa sebuah perusahaan/instansi (harus) ada?
Pertanyaan ini terjawab melalui misi pertama dan kedua, yaitu mengenai
urgensi adanya Ditjen Perhubungan Udara sebagai penyedia sarana, prasarana
dan jaringan transportasi udara yang memenuhi standar standar keamanan,
keselamatan penerbangan dan pelayanan.
2. Alasan keberadaan sebuah perusahaan/instansi?
Pertanyaan ini terjawab di misi ketiga, alasan keberadaan Direktorat Jenderal
Perhubungan Udara adalah mewujudkan iklim usaha jasa transportasi udara
yang kompetitif dan berkelanjutan.
3. Bisnis yang tengah Dijalankan sebuah Perusahaan/Instansi?
Core business di Direktorat Perhubungan Udara adalah menyediakan sarana,
prasarana dan jaringan transportasi (misi kedua)
Sementara menurut Fred R. David dalam buku Konsep Manajemen Strategi, Misi yang
baik seharusnya memasukkan 9 komponen penting dibawah ini:
1. Konsumen
2. Produk atau Jasa
3. Pasar
4. Teknologi
5. Fokus pada kelangsungan hidup, keuntungan dan pertumbuhan
6. Filosofi
Analisis Strategi dan Capaian Kinerja Ditjen Perhubungan Udara
7
Konsep Diri
8. Fokus pada Citra Publik
9. Fokus pada karyawan
Menurut Kelompok kami, pernyataan misi dari Direktorat Jenderal Perhubungan
Udara telah memenuhi tiga pertanyaan dasar sesuai teori dari McKinsey, namun belum
memenuhi seluruh komponen misi menurut Fred R. David. Komponen yang dipenuhi adalah
komponen produk dan atau jasa (sarana dan prasarana transportasi udara) serta komponen
fokus pada citra publik dan fokus pada karyawan (tertuang dalam misi keempat). Sedangkan
komponen-komponen lainnya masih belum tercermin dalam pernyataan misi dari Direktorat
Jenderal Perhubungan Udara Kementerian Perhubungan.
C. TUJUAN
Dalam rangka penentuan arah pembangunan transportasi udara, maka tujuan yang
ingin dicapai dalam jangka panjang adalah sebagai berikut:
1. Terjaminnya kualitas pelayanan, kenyamanan, keselamatan, keamanan, dan
kepastian hukum dalam penyelenggaraan transportasi udara;
2. Terwujudnya pertumbuhan Sub Sektor Transportasi udara yang stabil sehingga dapat
memberikan sumbangan yang berarti bagi pertumbuhan ekonomi nasional yang
berkelanjutan (sustainable growth);
3. Terwujudnya peningkatan perolehan devisa dari penyelenggaraan jasa transportasi
udara, sehingga dapat ikut memberikan kontribusi terhadap pemantapan neraca
pembayaran nasional;
4. Terwujudnya kontinuitas pelayanan jasa transportasi udara yang terjangkau ke
seluruh pelosok tanah air, sehingga dapat ikut mendorong pemerataan
pembangunan, kelancaran distribusi, stabilitas harga barang dan jasa, serta menjaga
keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia ;
5. Meningkatnya kualitas dan profesionalisme SDM Ditjen Perhubungan Udara bertaraf
internasional dan terbentuknya kelembagaan yang optimal dan efektif sehingga
dapat mendukung terwujudnya penyelenggaraan transportasi udara yang andal dan
berdaya saing;
6. Sarana pendidikan bagi masyarakat untuk menghargai profesionalisme dan
peningkatan kualitas hidup manusia.
Sebagian besar tujuan tersebut telah sesuai dengan Misi yang ada, kecuali pada
tujuan nomor 3 mengenai “Terwujudnya peningkatan perolehan devisa dari
penyelenggaraan jasa transportasi udara, sehingga dapat ikut memberikan kontribusi
terhadap pemantapan neraca pembayaran nasional”. Mungkin tujuan tersebut memiliki
korelasi secara tidak langsung dengan visi ‘memberi nilai tambah’. Namun, menurut kami
tujuan tersebut kurang memiliki korelasi yang kuat dengan misi yang telah ditetapkan.
Analisis Strategi dan Capaian Kinerja Ditjen Perhubungan Udara
8
D. STRATEGI
1. Meningkatkan pembinaan, pengawasan dan penegakan hukum serta
menyempurnakan dan atau melengkapi peraturan per undang-undangan dalam
penyelenggaraan jasa transportasi udara;
2. Meningkatkan kualitas dan produktifitas pelayanan jasa transportasi udara melalui
penerapan manajemen mutu dalam rangka memenuhi kebutuhan (demand) jasa
transportasi udara;
3. Menciptakan iklim usaha jasa angkutan udara dalam persaingan sehat dan kondusif
dalam rangka menciptakan industri penerbangan yang efisien, efektif dan kompetitif
dalam pasar global serta mempunyai kelangsungan hidup jangka panjang;
4. Meningkatkan efisiensi nasional bidang jasa transportasi udara dan mendorong
minat investor untuk berinvestasi di bidang industri penerbangan;
5. Memperluas jangkauan jaringan pelayanan jasa transportasi udara sampai ke daerah
terpencil, terisolasi, daerah perbatasan negara dan luar negeri.
Analisis Strategi dan Capaian Kinerja Ditjen Perhubungan Udara
9
BAB III
ANALISIS KESELARASAN DOKUMEN PERENCANAAN (RENSTRA), INDIKATOR KINERJA
UTAMA (IKU) SERTA PENGUKURAN CAPAIAN KINERJA (LAKIP)
A. Kesesuaian Renstra Ditjen Perhubungan Udara dengan Kementerian Perhubungan
No. Sasaran Strategis Pembangunan
Transportasi Nasional
Sasaran Pembangunan Transportasi Udara
1 Meningkatnya keselamatan,
keamanan, dan pelayanan
sarana dan prasarana
transportasi sesuai Standar
Pelayanan Minimal
Tersedianya pelayanan jasa transportasi
udara yang berkualitas, selamat, aman dan
nyaman
Terwujudnya peningkatan kelaikan armada
dan instrumen keselamatan penerbangan
serta penurunan tingkat kecelakaan dan
musibah penerbangan
Terwujudnya peningkatan kelaikan armada
dan instrumen keselamatan penerbangan
serta penurunan tingkat kecelakaan dan
musibah penerbangan
2 Meningkatnya aksesibilitas
masyarakat terhadap pelayanan
sarana dan prasarana
transportasi guna mendorong
pengembangan konektivitas
antar wilayah
Tersedianya aksesibilitas pelayanan jasa
transportasi udara di daerah perbatasan,
terpencil dan rawan bencana
Terwujudnya peningkatan pelayanan
komersial atau charter sebagai pengganti
30% pelayanan keperintisan
3 Meningkatnya kapasitas sarana
dan prasarana transportasi
untuk mengurangi backlog dan
bottleneck kapasitas infrastruktur
transportasi
Terwujudnya multi operator
kebandarudaraan
4 Peningkatan kualitas SDM dan
melanjutkan restrukturisasi
kelembagaan dan reformasi
regulasi
Terciptanya kualitas dan profesionalisme
SDM Ditjen Perhubungan Udara bertaraf
internasional dan terbentuknya
kelembagaan yang optimal dan efektif
sehingga dapat mendukung terwujudnya
penyelenggaraan transportasi udara yang
andal dan berdaya saing
Terwujudnya restrukturisasi kelembagaan
dan reformasi peraturan pelaksanaan di
bidang transportasi udara sebagai
perwujudan amanah Undang-Undang No. 1
Tahun 2009 tentang Penerbangan sehingga
memberikan peluang yang adil bagi
masyarakat dan swasta untuk ikut
berperan dalam penyelenggaraan
transportasi udara sesuai dengan
Analisis Strategi dan Capaian Kinerja Ditjen Perhubungan Udara
10
prinsipprinsip good governance
Terwujudnya fungsi sarana dan prasarana
transportasi udara sesuai ketentuan
sehingga dapat memberikan dukungan
yang maksimal bagi perekonomian nasional
yang berkelanjutan (sustainable growth)
Terwujudnya persaingan usaha yang
kompetitif didalam industry penerbangan
nasional, yang menjamin kelangsungan
usaha
Terwujudnya flag carrier yang tangguh dan
mampu bersaing di pasar internasional
5 Meningkatkan pengembangan
teknologi transportasi yang
efisien dan ramah lingkungan
sebagai antisipasi terhadap
perubahan iklim
Belum tercermin pada sasaran
pembangunan Perhubungan Udara
Dari uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa Renstra Ditjen Perhubungan Udara
telah sesuai dengan Renstra Kementrian Perhubungan secara global. Terkait masalah
pengembangan teknologi transportasi yang efisien dan ramah lingkungan sebagai
antisipasi terhadap perubahan iklim tidak muncul secara spesifik dalam sasaran
strategis Ditjen Perhubungan Udara. Masalah perubahan iklim dan penggunaan
teknologi ramah lingkungan dibahas dalam satu bab tersendiri di dalam renstra
beserta alternatif strategi mitigasi risikonya.
Dalam bab tersebut dijelaskan mengenai Perubahan ikim yang membawa cuaca yang
tidak menentu, arus udara yang makin kencang dan tipis, kenaikan permukaan laut
yang cukup signifikan, potensi terjadi banjir yang meningkat, penurunan debit air
bersih, potensi terjadinya badai/angin kencang dan kekeringan serta potensi asap
karena kebakaran hutan. Kemenhub sepenuhnya menyadari bahwa perubahan iklim
akan berdampak pada operasional transportasi udara pada kegiatan sebagai berikut:
a. Ambang batas kapasitas terminal yang semakin menurun karena kapasitas udara
yang cenderung akan semakin panas;
b. Peningkatan pemakaian energi di terminal bandar udara, karena untuk
mengantisipasi udara panas dalam rangka menjamin kenyamanan pengguna jasa
bandar udara;
c. Potensi kerusakan permukaan runway, hambatan operasional bandar udara
serta potensi kerusakan prasarana karena potensi terjadinya terendam banjir;
d. Gangguan sistem informasi karena terjadinya asap kebakaran hutan serta, badai
kencang;
e. Langkanya persediaan air bersih untuk penyegaran tanaman dan keperluan
antisipasi kejadian kebakaran;
Analisis Strategi dan Capaian Kinerja Ditjen Perhubungan Udara
11
f. Penundaan jadwal penerbangan karena penurunan jarak pandang dan rusaknya
fasilitas karena tebalnya awan dan terjadinya badai, termasuk akibat kebakaran
hutan.
Untuk itu, Kemenhub telah menyusun konsep kebijakan dampak perubahan iklim
pada sektor transportasi udara antara lain melalui regulasi/standar terkait (1)
Penggunaan komponen pesawat yang lebih handal; (2) Penerapan program RVSM,
RNP-10, PRNav, Non Precision Approach dan ADS-B untuk mempersingkat navigasi
penerbangan; (3) Melakukan penyesuaian kebutuhan panjang Runway pesawat; (4)
Perlu dilakukan penyusunan standar disain bandar udara; (5) Penggunaan
perkerasan landasan agar lebih tahan terhadap suhu yang tinggi; (6) Pengembangan
jalan alternatif; (7) Penentuan zoning di lingkungan bandar udara yang disesuaikan
dengan Rencana Tata Ruang Wilayah setempat; (8) Desain dan pembangunan
bandar udara melalui kajian lingkungan secara komprehensif.
B. Analisis Kesesuaian Renstra dengan IKU (Indikator Kinerja Utama) Ditjen
Perhubungan Udara
TARGET INDIKATOR KINERJA UTAMA (IKU)
DIREKTORAT JENDRAL PERHUBUNGAN UDARA
NO
SASARAN
SATUAN
TARGET
URAIAN INDIKATOR 2011 2012
1 Tersedianya kualitas dan
profesionalisme Sumber
Daya Manusia (SDM) Ditjen
Perhubungan Udara dalam
mendukung terwujudnya
penyelenggaraan
transportasi udara yang
andal dan berdaya saing
a) Jumlah personil/SDM
Ditjen Perhubungan Udara
memiliki kompetensi
tertentu
Personil 1.293 20
b) Jumlah personil yang
mempunyai lisensi
Personil 12.581 13.272
2 Terwujudnya peluang yang
adil bagi masyarakat dan
swasta untuk ikut berperan
dalam penyelenggaraan
transportasi udara
c) Persentase pengajuan
partisipasi
masyarakat/swasta dalam
usaha penyelenggaraan
transportasi udara
berdasarkan NSPK (Norma,
Standar, Pedoman, Kriteria)
Persentase 85% 90%
3 Terwujudnya penyediaan
sarana dan prasarana
transportasi udara sesuai
ketentuan sehingga dapat
memberikan dukungan bagi
perekonomian yang
berkelanjutan (sustainable
growth)
d) Tersedianya bandar
udara dengan kapasitas
sesuai kebutuhan jaringan
dan kategori
Bandara 163 115
e) Jumlah Sertifikat Bandar
Udara yang diterbitkan
SBU 85 100
Analisis Strategi dan Capaian Kinerja Ditjen Perhubungan Udara
12
4 Tersedianya kapasitas dan
aksesibilitas pelayanan jasa
transportasi udara
f) Jumlah rute pelayanan
komersial
Rute 369 388
g) Jumlah rute pelayanan
perintis
Rute 132 115
h) Jumlah bandara yang
terhubungi rute komersil
dan perintis
Bandara 159 160
i) Jumlah rute perintis yang
menjadi rute komersial
Rute 3 8
j) Risiko Kapasitas
dibandingkan demand
minimum 1:1 per penggal
rute
Rasio 122 0
5 Terjaminnya jasa
transportasi udara yang
berkualitas, selamat, aman,
dan nyaman
k) Prosentase pemenuhan
pedoman dan standar
pengoprasian bandar udara
Prosentase 75% 95%
l) Tingkat kejadian
kecelakaan transportasi
udara
Injured/
1 juta pnp
0,27 0,21
m) Tingkat fatalitas
kecelakaan transportasi
udara
Fatal/
1 Juta pnp
0,15 0,57
n) Jumlah Airtraffic Incident Incident 65 40
o) Jumlah kejadian/
gangguan keamanan di
bandara per tahun
Kejadian/
gangguan
10 10
p) Jumlah komplain/
keluhan pengguna jasa
transportasi udara per
tahun
Komplain/
Keluhan
50 50
Catatan
a. Yang dimaksud dengan jumlah personil/ SDM Ditjen Perhubungan Udara memiliki
kompetensi tertentu adalah jumlah tenaga fungsional
b. Yang dimaksud dengan jumlah personil yang mempunyai lisensi adalah jumlah
Inspektur Penerbangan ditambah jumlah teknisi penerbangan
c. Yang dimaksud dengan jumlah sertifikat Bandar Udara adalah jumlah Sertifikat
Bandar Udara ditambah jumlah Register Bandar Udara Umum yang diterbitkan
d. Yang dimaksud dengan jumlah rute pelayanan komersial adalah jumlah rute
pelayanan dalam negeri ditambah dengan jumlah rute pelayanan luar negeri
Dalam penetapan IKU tersebut kelompok kami berpendapat bahwa terdapat beberapa
target yang kurang relevan. Target jumlah personil yang memiliki kompetensi tertentu pada
tahun 2012 menurun drastis dari target tahun 2011. Menurut kami angka penurunan ini
begitu signifikan. Penetapan target tersedianya bandar udara dengan kapasitas sesuai
kebutuhan jaringan dan kategori yang mengalami penurunan juga menimbulkan pertanyaan
bagi kami. Sementara penurunan jumlah rute pelayanan perintis, menurut analisis kami rute
Analisis Strategi dan Capaian Kinerja Ditjen Perhubungan Udara
13
tersebut meningkat menjadi rute komersial seiring dengan peningkatan fasilitas bandara
dan lalu lintas penerbangan pada rute tersebut. Penetapan tingkat fatalitas tersebut juga
seharusnya menurun, bukan mengalami kenaikan target.
C. Kesesuaian Renstra Ditjen Perhubungan Udara dengan IKU
No Renstra Ditjen Perhubungan Udara Indikator Kinerja Utama
1 Terciptanya kualitas dan profesionalisme
SDM Ditjen Perhubungan Udara bertaraf
internasional dan terbentuknya
kelembagaan yang optimal dan efektif
sehingga dapat mendukung terwujudnya
penyelenggaraan transportasi udara yang
andal dan berdaya saing
Jumlah personil/SDM Ditjen
Perhubungan Udara memiliki
kompetensi tertentu
Jumlah personil yang mempunyai
lisensi
2 Terwujudnya restrukturisasi kelembagaan
dan reformasi peraturan pelaksanaan di
bidang transportasi udara sebagai
perwujudan amanah Undang-Undang No.
1 Tahun 2009 tentang Penerbangan
sehingga memberikan peluang yang adil
bagi masyarakat dan swasta untuk ikut
berperan dalam penyelenggaraan
transportasi udara sesuai dengan
prinsipprinsip good governance
Persentase pengajuan partisipasi
masyarakat/swasta dalam usaha
penyelenggaraan transportasi udara
berdasarkan NSPK (Norma, Standar,
Pedoman, Kriteria)
3 Terwujudnya fungsi sarana dan
prasarana transportasi udara sesuai
ketentuan sehingga dapat memberikan
dukungan yang maksimal bagi
perekonomian nasional yang berkelanjutan
(sustainable growth)
Tersedianya bandar udara dengan
kapasitas sesuai kebutuhan jaringan
dan kategori
Jumlah Sertifikat Bandar Udara yang
diterbitkan
4 Tersedianya aksesibilitas pelayanan jasa
transportasi udara di daerah perbatasan,
terpencil dan rawan bencana
Jumlah rute pelayanan komersial
Jumlah rute pelayanan perintis
Jumlah bandara yang terhubungi rute
komersil dan perintis
Jumlah rute perintis yang menjadi
rute komersial
Risiko Kapasitas dibandingkan
demand minimum 1:1 per penggal
rute
Prosentase pemenuhan pedoman
dan standar pengoprasian bandar
udara
5 Tersedianya pelayanan jasa transportasi
udara yang berkualitas, selamat, aman
dan nyaman
Tingkat kejadian kecelakaan
transportasi udara
Tingkat fatalitas kecelakaan
transportasi udara
Jumlah Airtraffic Incident
Analisis Strategi dan Capaian Kinerja Ditjen Perhubungan Udara
14
Jumlah kejadian/gangguan
keamanan di bandara per tahun
Jumlah komplain/ keluhan pengguna
jasa transportasi udara per tahun
6 Terwujudnya multi operator
kebandarudaraan
Belum tercermin
7 Terwujudnya flag carrier yang tangguh
dan mampu bersaing di pasar
internasional
Jumlah personil/SDM Ditjen
Perhubungan Udara memiliki
kompetensi tertentu
Jumlah personil yang mempunyai
lisensi
8 Terwujudnya peningkatan pelayanan
komersial atau charter sebagai pengganti
30 % pelayanan keperintisan
Jumlah rute perintis yang menjadi
rute komersial
9 Terwujudnya peningkatan kelaikan
armada dan instrumen keselamatan
penerbangan serta penurunan tingkat
kecelakaan dan musibah penerbangan
Tingkat kejadian kecelakaan
transportasi udara
Tingkat fatalitas kecelakaan
transportasi udara
Jumlah Airtraffic Incident
Jumlah kejadian/gangguan
keamanan di bandara per tahun
Jumlah komplain/ keluhan pengguna
jasa transportasi udara per tahun
10 Terwujudnya persaingan usaha yang
kompetitif didalam industry penerbangan
nasional, yang menjamin kelangsungan
usaha
Tersedianya bandar udara dengan
kapasitas sesuai kebutuhan jaringan
dan kategori
IKU yang ditetapkan Ditjen Perhubungan Udara telah sesuai dengan renstra. Hanya saja
terdapat sebuah renstra yang tidak tercermin dalam IKU yaitu “terwujudnya multi operator
kebandarudaraan.”
D. Alokasi Pendanaan APBN untuk Sektor Transportasi tahun 2010-2014
No Kementerian/Sektor (Rp, Triliun)
1 Transportasi Darat 11,8510
2 Perkeretaapian 33,7925
3 Transportasi Laut 33,0447
4 Transportasi Udara 19,5356
5 Badan Penelitian dan Pengembangan 0,623
6 Badan Pendidika dan Pelatihan 15,938
7 Sekretariat Jendral (+KNKT) 2,521
8 Inspektorat Jendral 0,459
Total 117,7638
Analisis Strategi dan Capaian Kinerja Ditjen Perhubungan Udara
15
Melihat komposisi pembagian anggaran tersebut, kelompok kami berpendapat
bahwa pembagian tersebut sudah cukup sesuai. Ditjen Perhubungan Udara yang
memiliki peran cukup penting dalam sistem transportasi nasional mendapatkan
anggaran terbesar ketiga setelah Ditjen Perkeretaapian dan Ditjen Transportasi Laut.
Mengingat Ditjen Perkeretaapian perlu menambah jumlah lokomotif untuk mencukupi
kebutuhan moda transportasi perkeretaapian. Sedangkat Ditjen Transportasi
lautsedang melaksanakan pembangunan beberapa pelabuhan di berbagai tempat.
E. Keterkaitan Indikator Kinerja Utama (IKU) dengan LAKIP
Pada dasarnya Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Kemenhub
mengkomunikasikan pencapaian kinerja Kementerian Perhubungan selama tahun 2011
dan 2012. Capaian kinerja (performance results) tahun 2011 dan 2012 tersebut
dibandingkan dengan Penetapan Kinerja (performance agreement) 2011 sebagai tolok
ukur keberhasilan tahunan organisasi. Analisis atas capaian kinerja terhadap rencana
kinerja ini akan memungkinkan diidentifikasikannya sejumlah celah kinerja (performance
gap) bagi perbaikan kinerja di masa datang.
Dari sistematika penyajian LAKIP tersebut, dapat dilihat keterkaitan antara IKU Ditjen
Perhubungan Udara yang telah ditetapkan melalui SKEP Dirjen Perhubungan Udara
Nomor SKEP/317/VI/2011 tanggal 6 Juni 2011, dibandingkan dengan capaian kinerja yang
disajikan dalam LAKIP dan menilai keselarasan di antara keduanya.
Dalam Renstra Kementerian Perhubungan disebutkan bahwa program pembangunan
transportasi udara tahun 2010-2014 bertujuan untuk mendukung transportasi udara
yang lancar, terpadu dan nyaman, sehingga mampu meningkatkan efisiensi pergerakan
orang dan barang, memperkecil kesenjangan pelayanan angkutan udara antar wilayah
serta mendorong pertumbuhan ekonomi nasional. Pembangunan Transportasi Udara
juga bertujuan melanjutkan kebijakan peningkatan kualitas pelayanan transportasi udara
melalui penerapan pelayanan dasar sesuai dengan standar pelayanan minimal,
peningkatan dukungan terhadap daya saing sektor riil serta peningkatan investasi proyek-
proyek infrastruktur yang dilakukan oleh swasta melalui berbagai skema kerjasama
antara pemerintah dan swasta dengan prioritas menunjang pertumbuhan, pengentasan
kemiskinan, dan membuka lapangan kerja.
Analisis Strategi dan Capaian Kinerja Ditjen Perhubungan Udara
16
Dalam membandingkan keselarasan antara Indikator Kinerja Utama yang ditetapkan oleh Dirjen Perhubungan Udara dan LAKIP Kementerian
Perhubungan 2011 dan 2012 dapat disajikan dalam matriks berikut ini:
NO SASARAN SATUAN TARGET REALISASI TARGET REALISASI KOMENTAR
URAIAN INDIKATOR 2011 2011 2012 2012
1 Tersedianya kualitas dan
profesionalisme Sumber Daya
Manusia (SDM) Ditjen
Perhubungan Udara dalam
mendukung terwujudnya
penyelenggaraan transportasi
udara yang andal dan berdaya
saing
a) Jumlah personil/SDM Ditjen
Perhubungan Udara memiliki
kompetensi tertentu
Personil 1.293 N/A 20 N/A “kompetensi tertentu” dalam
IKU tidak disebutkan secara
spesifik, sementara di LAKIP
disajikan berdasarkan jumlah
jenis diklat yang
diselenggarakan.
b) Jumlah personil yang
mempunyai lisensi
Personil 12.581 3493 13.272 5986 Dalam LAKIP Kemenhub
disajikan jumlah personel
penerbangan yang memiliki
lisensi (Ref. Tabel III.55 LAKIP
2012), dan tidak spesifik
menyebut aparat Kemenhub.
2 Terwujudnya peluang yang
adil bagi masyarakat dan
swasta untuk ikut berperan
dalam penyelenggaraan
transportasi udara
c) Persentase pengajuan
partisipasi masyarakat/swasta
dalam usaha penyelenggaraan
transportasi udara
berdasarkan NSPK (Norma,
Standar, Pedoman, Kriteria)
Persentase 85% N/A 90% N/A Tidak disajikan di LAKIP
Kemenhub
3 Terwujudnya penyediaan
sarana dan prasarana
transportasi udara sesuai
ketentuan sehingga dapat
memberikan dukungan bagi
perekonomian yang
berkelanjutan (sustainable
growth)
d) Tersedianya bandar udara
dengan kapasitas sesuai
kebutuhan jaringan dan
kategori
Bandara 163 N/A 115 N/A Tidak disajikan dalam LAKIP
e) Jumlah Sertifikat Bandar
Udara yang diterbitkan
SBU 85 20 100 8 Tidak disajikan jumlah agregat,
namun per jumlah sertifikat
bandara yang diterbitkan –
not comparable
4 Tersedianya kapasitas dan
aksesibilitas pelayanan jasa
transportasi udara
f) Jumlah rute pelayanan
komersial
Rute 369 N/A 388 N/A Tidak disajikan dalam LAKIP
g) Jumlah rute pelayanan
perintis
Rute 132 118 115 130 Sesuai antara IKU Ditjen
Hubud dengan LAKIP
Analisis Strategi dan Capaian Kinerja Ditjen Perhubungan Udara
17
h) Jumlah bandara yang
terhubungi rute komersil dan
perintis
Bandara 159 N/A 160 N/A Tidak disajikan dalam LAKIP
i) Jumlah rute perintis yang
menjadi rute komersial
Rute 3 N/A 8 N/A Tidak disajikan dalam LAKIP
j) Risiko Kapasitas
dibandingkan demand
minimum 1:1 per penggal rute
Rasio 122 N/A 0 N/A Tidak disajikan dalam LAKIP
5 Terjaminnya jasa transportasi
udara yang berkualitas,
selamat, aman, dan nyaman
k) Persentase pemenuhan
pedoman dan standar
pengoprasian bandar udara
Persentase 75% N/A 95% N/A Tidak disajikan dalam LAKIP
l) Tingkat kejadian kecelakaan
transportasi udara
Injured/
1 juta pnp
0,27 N/A 0,21 N/A disajikan dalam LAKIP namun
satuan yang digunakan
berbeda, di IKU digunakan
satuan injured/1 juta pnp
sementara di LAKIP satuan
yang digunakan adalah
kejadian/1 juta flight cycle
m) Tingkat fatalitas
kecelakaan transportasi udara
Fatal/
1 Juta pnp
0,15 N/A 0,57 N/A not comparable
n) Jumlah Air traffic Incident Incident 40 19 40 9 Disajikan di LAKIP namun
dengan target sasaran yang
berbeda antara LAKIP dengan
IKU Ditjen Hubud
o) Jumlah kejadian/ gangguan
keamanan di bandara per
tahun
Kejadian/
gangguan
10 9 8 6 Disajikan dalam LAKIP namun
target yang ditetapkan
berbeda
p) Jumlah komplain/ keluhan
pengguna jasa transportasi
udara per tahun
Komplain/
Keluhan
50 N/A 50 N/A Tidak disajikan dalam LAKIP
Analisis Strategi dan Capaian Kinerja Ditjen Perhubungan Udara
18
F. Keterkaitan Rencana Strategis (Renstra) dengan LAKIP
Dalam dokumen Renstra Kemenhub disebutkan sasaran pembangunan transportasi
diwujudkan dalam sasaran sub sektor perhubungan, dalam tabel di bawah ini disajikan 10
sasaran pembangunan transportasi yang menjadi tanggung jawab Ditjen Perhubungan
Udara dibandingkan dengan indikator pencapaian kinerja yang dilaporkan dalam LAKIP.
Pada Tahun 2012, Kementerian Perhubungan melakukan Revisi Rencana Strategis
Kementerian Perhubungan Tahun 2010 - 2014, dengan dikeluarkannya KP No.1134 Tahun
2012 Tentang Perubahan Atas keputusan Menteri Perhubungan Nomor KM.7 Tahun 2010
Tentang Rencana Strategis Kementerian Perhubungan Tahun 2010-2014. Renstra
Kementerian
Perhubungan 2010-2014 kini telah memiliki Indikator Kinerja Utama yang telah
SMART dan telah berbasis outcome dan Impact. Kementerian Perhubungan yang semula
memiliki 5 (lima) sasaran bertambah 1 menjadi 6 sasaran (enam) sasaran yang ingin
dicapai sebagai berikut :
1. Sasaran Kemenhub Pertama adalah Meningkatnya keselamatan, keamanan dan
pelayanan sarana dan prasarana transportasi sesuai Standar Pelayanan Minimal
(SPM), Diukur dengan 5 (lima) Indikator Kinerja Utama
2. Sasaran Kemenhub Kedua adalah Meningkatnya aksesibilitas masyarakat terhadap
pelayanan sarana dan prasarana transportasi guna mendorong pengembangan
konektivitas antar wilayah, Diukur dengan 1 (satu) Indikator Kinerja Utama
3. Sasaran Kemenhub Ketiga adalah Meningkatnya kapasitas sarana dan prasarana
transportasi untuk mengurangi backlog dan bottleneck kapasitas infrastruktur
transportasi, Diukur dengan 3 (tiga) Indikator Kinerja Utama
4. Sasaran Kemenhub Keempat adalah Meningkatkan peran Pemda, BUMN, swasta,
dan masyarakat dalam penyediaan infrastruktur sektor transportasi sebagai upaya
meningkatkan efisiensi dalam penyelenggaraan transportasi, Diukur dengan 1 (satu)
Indikator Kinerja Utama
5. Sasaran Kemenhub Kelima adalah Peningkatan kualitas SDM dan Melanjutkan
Restrukturisasi Kelembagaan dan Reformasi Regulasi, Diukur dengan 7 (tujuh)
Indikator Kinerja Utama
6. Sasaran Kemenhub Keenam, adalah Peningkatan kualitas penelitian dan
pengembangan di bidang transportasi serta teknologi transportasi yang efisiensi,
Analisis Strategi dan Capaian Kinerja Ditjen Perhubungan Udara
19
ramah lingkungan sebagai mengantisipasi perubahan iklim, Diukur dengan 4 (empat)
Indikator Kinerja Utama
Selanjutnya dari 6 Sasaran Strategis Kemenhub tersebut diturunkan menjadi Sasaran
pembangunan transportasi diwujudkan dalam sasaran sub sektor transportasi udara
sebagai berikut
1. Terciptanya kualitas dan profesionalisme SDM Ditjen Perhubungan Udara
bertaraf internasional dan terbentuknya kelembagaan yang optimal dan efektif
sehingga dapat mendukung terwujudnya penyelenggaraan transportasi udara yang
andal dan berdaya saing;
2. Terwujudnya restrukturisasi kelembagaan dan reformasi peraturan pelaksanaan di
bidang transportasi udara sebagai perwujudan amanah Undang-Undang No. 1
Tahun 2009 tentang Penerbangan sehingga memberikan peluang yang adil bagi
masyarakat dan swasta untuk ikut berperan dalam penyelenggaraan transportasi
udara sesuai dengan prinsip-prinsip good governance
3. Terwujudnya fungsi sarana dan prasarana transportasi udara sesuai ketentuan
sehingga dapat memberikan dukungan yang maksimal bagi perekonomian
nasional yang berkelanjutan (sustainable growth)
4. Tersedianya aksesibilitas pelayanan jasa transportasi udara di daerah perbatasan,
terpencil dan rawan bencana
5. Tersedianya pelayanan jasa transportasi udara yang berkualitas, selamat, aman
dan nyaman
6. Terwujudnya multi operator kebandarudaraan
7. Terwujudnya flag carrier yang tangguh dan mampu bersaing di pasar
internasional
8. Terwujudnya peningkatan pelayanan komersial atau charter sebagai pengganti 30%
pelayanan keperintisan
9. Terwujudnya peningkatan kelaikan armada dan instrumen keselamatan
penerbangan serta penurunan tingkat kecelakaan dan musibah penerbangan
10. Terwujudnya persaingan usaha yang kompetitif didalam industry penerbangan
nasional, yang menjamin kelangsungan usaha
Analisis Strategi dan Capaian Kinerja Ditjen Perhubungan Udara
20
Keterkaitan Rencana Strategis (Renstra) Kemenhub dengan LAKIP yang menjadi tanggung jawab Kemenhub dapat dijelaskan dalam tabel
berikut ini:
Sasaran Strategis Kemenhub IKU yang Relevan dengan Ditjen Perhubungan Udara
No Menurut RENSTRA Menurut LAKIP No. LAKIP 2011 LAKIP 2012
1 Meningkatnya keselamatan,
keamanan dan pelayanan sarana
dan prasarana transportasi
sesuai Standar Pelayanan
Minimal
Meningkatnya keselamatan,
keamanan dan pelayanan sarana
dan prasarana transportasi sesuai
Standar Pelayanan Minimal
1 Rasio kecelakaan transportasi
udara pada AOC 121 dan AOC
135 dengan korban jiwa dan
pesawat rusak berat
Jumlah Kejadian Kecelakaan
Transportasi Nasional Yang
Disebabkan Oleh Faktor Yang
Terkait Dengan Kewenangan
Kementerian Perhubungan
2 Rasio kecelakaan transportasi
udara pada AOC 121 dan AOC
135 dengan tidak ada korban
jiwa dan pesawat rusak ringan
Jumlah Gangguan Keamanan
Pada Sektor Transportasi Oleh
Faktor Yang Terkait Dengan
Kewenangan Kementerian
Perhubungan
3 Rasio kecelakaan transportasi
udara pada AOC 121 dan AOC
135 dengan tidak ada korban
jiwa dan pesawat rusak berat
Rata-Rata Prosentase
Pencapaian On-Time
Performance (Otp) Sektor
Transportasi (Selain Transportasi
Darat)
4 Jumlah air traffic Incident dengan
rasio 4:100.000 pergerakan
Jumlah Sarana Transportasi
Yang Sudah Tersertifikasi
5 Prosentase pencapaian On Time
Performance (OTP) Transportasi
Udara
Jumlah Prasarana Transportasi
Yang Sudah Tersertifikasi
2 Meningkatnya aksesibilitas
masyarakat terhadap pelayanan
sarana dan prasarana
transportasi guna mendorong
pengembangan konektivitas
antar wilayah
Meningkatnya aksesibilitas
masyarakat terhadap pelayanan
sarana dan prasarana
transportasi guna mendorong
pengembangan konektivitas antar
wilayah
1 Jumlah rute pelayanan
penerbangan perintis
Jumlah Lintas Pelayanan
Angkutan Perintis dan Subsidi
2 Jumlah Kota/daerah yang
terhubungi oleh transportasi
udara
Analisis Strategi dan Capaian Kinerja Ditjen Perhubungan Udara
21
3 Meningkatnya kapasitas sarana
dan prasarana transportasi untuk
mengurangi backlog dan
bottleneck kapasitas infrastruktur
transportasi
Meningkatnya kapasitas sarana
dan prasarana transportasi untuk
mengurangi backlog dan
bottleneck kapasitas infrastruktur
transportasi
1 Jumlah penumpang Angkutan
udara domestik
Kontribusi sektor transportasi
terhadap pertumbuhan ekonomi
nasional
2 Jumlah penumpang Angkutan
Udara Internasional
Total produksi angkutan
penumpang
3 Jumlah Penumpang Angkutan
Udara Perintis
Total produksi angkutan barang
4 Peningkatan Kualitas SDM dan
melanjutkan restrukturisasi
kelembagaan dan reformasi
regulasi
Peningkatan Kualitas SDM dan
melanjutkan restrukturisasi
kelembagaan dan reformasi
regulasi
1 Jumlah Inspektur Penerbangan Nilai AKIP Kementerian
Perhubungan
2 Jumlah Personil Penerbangan
yang memiliki lisensi
Opini BPK atas laporan
keuangan Kementerian
Perhubungan
Nilai aset negara yang berhasil
diinventarisasi sesuai kaidah
pengelolaan BMN
Jumlah SDM operator prasarana
dan sarana transportasi yang
telah memiliki sertifikat
Jumlah SDM fungsional teknis
Kementerian Perhubungan
Jumlah lulusan diklat SDM
Transportasi Darat, Laut, Udara,
Perkeretaapian dan Aparatur
yang prima, profesional dan
beretika yang dihasilkan setiap
tahun yang sesuai standar
kompetensi/kelulusan;
Jumlah peraturan perundang-
undangan di sektor transportasi
yang ditetapkan
Analisis Strategi dan Capaian Kinerja Ditjen Perhubungan Udara
22
5 Meningkatkan pengembangan
teknologi transportasi yang
efisien dan ramah lingkungan
sebagai antisipasi terhadap
perubahan iklim
Meningkatkan pengembangan
teknologi transportasi yang efisien
dan ramah lingkungan sebagai
antisipasi terhadap perubahan
iklim
1 Jumlah bandar udara yang
memenuhi eco-airport (AMDAL)
Jumlah konsumsi energi tak
terbarukan dari sektor
transportasi nasional
2 Jumlah emisi gas buang (CO2)
dengan kegiatan peremajaan
armada Pesawat
Jumlah emisi gas buang dari
sektor transportasi nasional
Jumlah penerapan teknologi
ramah lingkungan pada sarana
dan prasarana transportasi
Jumlah lokasi simpul transportasi
yang telah menerapkan konsep
ramah lingkungan
6 -belum ada- Meningkatkan peran Pemda,
BUMN, swasta, dan masyarakat
dalam penyediaan infrastruktur
sektor transportasi sebagai upaya
meningkatkan efisiensi dalam
penyelenggaraan transportasi
1 -belum ada- jumlah infrastruktur transportasi
yang siap ditawarkan melalui
Kerjasama Pemerintah Swasta
G. Simpulan
Setelah melakukan analisis kesesuaian Visi, Misi, dan Renstra Ditjen Perhubungan Udara dengan Kementerian Perhubungan, kelompok
kami dapat menarik simpulan bahwa secara garis besar Visi, Misi dan Renstra Ditjen Perhubungan Udara telah selaras dengan Visi, Misi, dan
Renstra Kementerian Perhubungan. Namun demikian, dari sisi keterkaitan antara Indikator Kinerja Utama (IKU) yang telah ditetapkan melalui
SKEP Dirjen Perhubungan Udara Nomor SKEP/317/VI/2011 tanggal 6 Juni 2011 dengan LAKIP kementerian Perhubungan Tahun 2011 dan 2012
terdapat beberapa indikator yang tidak relevan dimana indikator capaian yang disajikan dalam LAKIP tidak mengakomodasi ataupun tidak
dapat diperbandingkan dengan indikator sasaran yang ditetapkan dalam IKU Ditjen Perhubungan Udara. Sementara dari sisi keterkaitan
Renstra Kemenhub dengan LAKIP telah cukup selaras dan indikator pada LAKIP telah mengakomodasi revisi renstra pada Tahun 2012.

Contenu connexe

Similaire à Paper mssp analisis renstra dan capaian kinerja ditjen perhubungan udara

Paper mssp analisis renstra dan capaian kinerja kemenhub (1)
Paper mssp   analisis renstra dan capaian kinerja kemenhub (1)Paper mssp   analisis renstra dan capaian kinerja kemenhub (1)
Paper mssp analisis renstra dan capaian kinerja kemenhub (1)Mulyadi Yusuf
 
MAKALAH ANALISIS KASUS SOUTHWEST AIRLINE CORPORATION
MAKALAH ANALISIS KASUS SOUTHWEST AIRLINE CORPORATIONMAKALAH ANALISIS KASUS SOUTHWEST AIRLINE CORPORATION
MAKALAH ANALISIS KASUS SOUTHWEST AIRLINE CORPORATIONSelfiya_
 
SKKNI 2021-060.pdf
SKKNI 2021-060.pdfSKKNI 2021-060.pdf
SKKNI 2021-060.pdfMuhammadG4
 
Manajemen & transportasi udara
Manajemen & transportasi udaraManajemen & transportasi udara
Manajemen & transportasi udaraDisani Disani
 
Manajemen & transportasi udara
Manajemen & transportasi udaraManajemen & transportasi udara
Manajemen & transportasi udaraDisani Disani
 
Manajemen & Transportasi udara
Manajemen & Transportasi udaraManajemen & Transportasi udara
Manajemen & Transportasi udaraDisani Disani
 
Manajemen Bandar Udara part 1
Manajemen Bandar Udara part 1Manajemen Bandar Udara part 1
Manajemen Bandar Udara part 1Nurcahyani Dewi
 
Manajemen & transportasi udara
Manajemen & transportasi udaraManajemen & transportasi udara
Manajemen & transportasi udaraDisani Disani
 
Renop prodi diii
Renop prodi diiiRenop prodi diii
Renop prodi diiiadeputra93
 
“Penelitian transportasi untuk percepatan konektivitas
“Penelitian transportasi  untuk percepatan  konektivitas“Penelitian transportasi  untuk percepatan  konektivitas
“Penelitian transportasi untuk percepatan konektivitasHerry Wanta
 
Manjemen Transportasi Udara by Susatia Budi Tama ( SCM)
Manjemen Transportasi Udara by Susatia Budi Tama ( SCM)Manjemen Transportasi Udara by Susatia Budi Tama ( SCM)
Manjemen Transportasi Udara by Susatia Budi Tama ( SCM)Susatia
 
Panel iv rakornas 2019 - kementerian perhubungan
Panel iv    rakornas 2019 - kementerian perhubunganPanel iv    rakornas 2019 - kementerian perhubungan
Panel iv rakornas 2019 - kementerian perhubunganJoseph Sitepu
 
Pengelolaan Pembangunan Ruang
Pengelolaan Pembangunan RuangPengelolaan Pembangunan Ruang
Pengelolaan Pembangunan RuangFauzan Barnanda
 
Manajemen Transportasi Materi 12
Manajemen Transportasi Materi 12Manajemen Transportasi Materi 12
Manajemen Transportasi Materi 12Arjuna Ahmadi
 
Sim,putri diana lestari , hapzi ali,implementasikan sistem informasi ii,unive...
Sim,putri diana lestari , hapzi ali,implementasikan sistem informasi ii,unive...Sim,putri diana lestari , hapzi ali,implementasikan sistem informasi ii,unive...
Sim,putri diana lestari , hapzi ali,implementasikan sistem informasi ii,unive...Putri Diana Lestari
 
PRESENTASI STUDI KELAYAKAN INVESTASI JALAN TOL GEMPOL - PASURUAN SADAM 182300...
PRESENTASI STUDI KELAYAKAN INVESTASI JALAN TOL GEMPOL - PASURUAN SADAM 182300...PRESENTASI STUDI KELAYAKAN INVESTASI JALAN TOL GEMPOL - PASURUAN SADAM 182300...
PRESENTASI STUDI KELAYAKAN INVESTASI JALAN TOL GEMPOL - PASURUAN SADAM 182300...SadamPangestu1
 

Similaire à Paper mssp analisis renstra dan capaian kinerja ditjen perhubungan udara (20)

Paparan masukan studi renstra biroren
Paparan masukan studi renstra birorenPaparan masukan studi renstra biroren
Paparan masukan studi renstra biroren
 
Paper mssp analisis renstra dan capaian kinerja kemenhub (1)
Paper mssp   analisis renstra dan capaian kinerja kemenhub (1)Paper mssp   analisis renstra dan capaian kinerja kemenhub (1)
Paper mssp analisis renstra dan capaian kinerja kemenhub (1)
 
MAKALAH ANALISIS KASUS SOUTHWEST AIRLINE CORPORATION
MAKALAH ANALISIS KASUS SOUTHWEST AIRLINE CORPORATIONMAKALAH ANALISIS KASUS SOUTHWEST AIRLINE CORPORATION
MAKALAH ANALISIS KASUS SOUTHWEST AIRLINE CORPORATION
 
SKKNI 2021-060.pdf
SKKNI 2021-060.pdfSKKNI 2021-060.pdf
SKKNI 2021-060.pdf
 
Konsinyering bogor kebijakan dan sasaran kinerja - 8 mei 2014
Konsinyering bogor   kebijakan dan sasaran kinerja - 8 mei 2014Konsinyering bogor   kebijakan dan sasaran kinerja - 8 mei 2014
Konsinyering bogor kebijakan dan sasaran kinerja - 8 mei 2014
 
Manajemen & transportasi udara
Manajemen & transportasi udaraManajemen & transportasi udara
Manajemen & transportasi udara
 
Buletin itjen vol 1 2017
Buletin itjen vol 1  2017Buletin itjen vol 1  2017
Buletin itjen vol 1 2017
 
Manajemen & transportasi udara
Manajemen & transportasi udaraManajemen & transportasi udara
Manajemen & transportasi udara
 
Manajemen & Transportasi udara
Manajemen & Transportasi udaraManajemen & Transportasi udara
Manajemen & Transportasi udara
 
Manajemen Bandar Udara part 1
Manajemen Bandar Udara part 1Manajemen Bandar Udara part 1
Manajemen Bandar Udara part 1
 
Manajemen & transportasi udara
Manajemen & transportasi udaraManajemen & transportasi udara
Manajemen & transportasi udara
 
Renop prodi diii
Renop prodi diiiRenop prodi diii
Renop prodi diii
 
“Penelitian transportasi untuk percepatan konektivitas
“Penelitian transportasi  untuk percepatan  konektivitas“Penelitian transportasi  untuk percepatan  konektivitas
“Penelitian transportasi untuk percepatan konektivitas
 
Manjemen Transportasi Udara by Susatia Budi Tama ( SCM)
Manjemen Transportasi Udara by Susatia Budi Tama ( SCM)Manjemen Transportasi Udara by Susatia Budi Tama ( SCM)
Manjemen Transportasi Udara by Susatia Budi Tama ( SCM)
 
Panel iv rakornas 2019 - kementerian perhubungan
Panel iv    rakornas 2019 - kementerian perhubunganPanel iv    rakornas 2019 - kementerian perhubungan
Panel iv rakornas 2019 - kementerian perhubungan
 
Pengelolaan Pembangunan Ruang
Pengelolaan Pembangunan RuangPengelolaan Pembangunan Ruang
Pengelolaan Pembangunan Ruang
 
Manajemen Transportasi Materi 12
Manajemen Transportasi Materi 12Manajemen Transportasi Materi 12
Manajemen Transportasi Materi 12
 
Sim,putri diana lestari , hapzi ali,implementasikan sistem informasi ii,unive...
Sim,putri diana lestari , hapzi ali,implementasikan sistem informasi ii,unive...Sim,putri diana lestari , hapzi ali,implementasikan sistem informasi ii,unive...
Sim,putri diana lestari , hapzi ali,implementasikan sistem informasi ii,unive...
 
PRESENTASI STUDI KELAYAKAN INVESTASI JALAN TOL GEMPOL - PASURUAN SADAM 182300...
PRESENTASI STUDI KELAYAKAN INVESTASI JALAN TOL GEMPOL - PASURUAN SADAM 182300...PRESENTASI STUDI KELAYAKAN INVESTASI JALAN TOL GEMPOL - PASURUAN SADAM 182300...
PRESENTASI STUDI KELAYAKAN INVESTASI JALAN TOL GEMPOL - PASURUAN SADAM 182300...
 
Sms di area penerbangan
Sms di area penerbanganSms di area penerbangan
Sms di area penerbangan
 

Plus de Mulyadi Yusuf

Paper seminar akuntansi pemerintah kel 1--sap berbasis akrual
Paper seminar akuntansi pemerintah kel 1--sap berbasis akrualPaper seminar akuntansi pemerintah kel 1--sap berbasis akrual
Paper seminar akuntansi pemerintah kel 1--sap berbasis akrualMulyadi Yusuf
 
Paper mssp analisis renstra dan capaian kinerja kemenpan rb
Paper mssp   analisis renstra dan capaian kinerja kemenpan rb Paper mssp   analisis renstra dan capaian kinerja kemenpan rb
Paper mssp analisis renstra dan capaian kinerja kemenpan rb Mulyadi Yusuf
 
Paper menstra kemenkes final-sapce
Paper menstra kemenkes final-sapcePaper menstra kemenkes final-sapce
Paper menstra kemenkes final-sapceMulyadi Yusuf
 
Peta strategi kementan
Peta strategi kementanPeta strategi kementan
Peta strategi kementanMulyadi Yusuf
 
Mssp analisis renstra ditjen ppi
Mssp analisis renstra ditjen ppiMssp analisis renstra ditjen ppi
Mssp analisis renstra ditjen ppiMulyadi Yusuf
 
Manstrapem bina upaya kesehatan final
Manstrapem bina upaya kesehatan finalManstrapem bina upaya kesehatan final
Manstrapem bina upaya kesehatan finalMulyadi Yusuf
 
Balanced scorecard amin subiyakto
Balanced scorecard   amin subiyaktoBalanced scorecard   amin subiyakto
Balanced scorecard amin subiyaktoMulyadi Yusuf
 
10. kertas kerja it audit
10. kertas kerja it audit10. kertas kerja it audit
10. kertas kerja it auditMulyadi Yusuf
 
09.2 audit siklus pembelian dan pembayaran
09.2 audit siklus pembelian dan pembayaran09.2 audit siklus pembelian dan pembayaran
09.2 audit siklus pembelian dan pembayaranMulyadi Yusuf
 
09.1 audit siklus penjualan dan penerimaan
09.1 audit siklus penjualan dan penerimaan09.1 audit siklus penjualan dan penerimaan
09.1 audit siklus penjualan dan penerimaanMulyadi Yusuf
 
05.2 auditing procedure application controls
05.2 auditing procedure   application controls05.2 auditing procedure   application controls
05.2 auditing procedure application controlsMulyadi Yusuf
 
05.1 auditing procedure general controls
05.1 auditing procedure   general controls05.1 auditing procedure   general controls
05.1 auditing procedure general controlsMulyadi Yusuf
 
03.2 application control
03.2 application control03.2 application control
03.2 application controlMulyadi Yusuf
 
03.1 general control
03.1 general control03.1 general control
03.1 general controlMulyadi Yusuf
 
02. cobit5 introduction
02. cobit5 introduction02. cobit5 introduction
02. cobit5 introductionMulyadi Yusuf
 
02. cobit 41 dan iso 17799
02. cobit 41 dan iso 1779902. cobit 41 dan iso 17799
02. cobit 41 dan iso 17799Mulyadi Yusuf
 

Plus de Mulyadi Yusuf (20)

Paper seminar akuntansi pemerintah kel 1--sap berbasis akrual
Paper seminar akuntansi pemerintah kel 1--sap berbasis akrualPaper seminar akuntansi pemerintah kel 1--sap berbasis akrual
Paper seminar akuntansi pemerintah kel 1--sap berbasis akrual
 
Mckinsey kominfo
Mckinsey kominfoMckinsey kominfo
Mckinsey kominfo
 
Paper mssp analisis renstra dan capaian kinerja kemenpan rb
Paper mssp   analisis renstra dan capaian kinerja kemenpan rb Paper mssp   analisis renstra dan capaian kinerja kemenpan rb
Paper mssp analisis renstra dan capaian kinerja kemenpan rb
 
Paper menstra kemenkes final-sapce
Paper menstra kemenkes final-sapcePaper menstra kemenkes final-sapce
Paper menstra kemenkes final-sapce
 
Peta strategi kementan
Peta strategi kementanPeta strategi kementan
Peta strategi kementan
 
Mssp analisis renstra ditjen ppi
Mssp analisis renstra ditjen ppiMssp analisis renstra ditjen ppi
Mssp analisis renstra ditjen ppi
 
Manstrapem bina upaya kesehatan final
Manstrapem bina upaya kesehatan finalManstrapem bina upaya kesehatan final
Manstrapem bina upaya kesehatan final
 
Balanced scorecard amin subiyakto
Balanced scorecard   amin subiyaktoBalanced scorecard   amin subiyakto
Balanced scorecard amin subiyakto
 
10. kertas kerja it audit
10. kertas kerja it audit10. kertas kerja it audit
10. kertas kerja it audit
 
09.2 audit siklus pembelian dan pembayaran
09.2 audit siklus pembelian dan pembayaran09.2 audit siklus pembelian dan pembayaran
09.2 audit siklus pembelian dan pembayaran
 
09.1 audit siklus penjualan dan penerimaan
09.1 audit siklus penjualan dan penerimaan09.1 audit siklus penjualan dan penerimaan
09.1 audit siklus penjualan dan penerimaan
 
05.2 auditing procedure application controls
05.2 auditing procedure   application controls05.2 auditing procedure   application controls
05.2 auditing procedure application controls
 
05.1 auditing procedure general controls
05.1 auditing procedure   general controls05.1 auditing procedure   general controls
05.1 auditing procedure general controls
 
03.2 application control
03.2 application control03.2 application control
03.2 application control
 
03.1 general control
03.1 general control03.1 general control
03.1 general control
 
02. cobit5 introduction
02. cobit5 introduction02. cobit5 introduction
02. cobit5 introduction
 
02. cobit 41 dan iso 17799
02. cobit 41 dan iso 1779902. cobit 41 dan iso 17799
02. cobit 41 dan iso 17799
 
Erm tm 12
Erm tm 12Erm tm 12
Erm tm 12
 
Erm tm 11
Erm tm 11Erm tm 11
Erm tm 11
 
Erm tm 10
Erm tm 10Erm tm 10
Erm tm 10
 

Dernier

Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 2 Fase A [abdiera.com]
Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 2 Fase A [abdiera.com]Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 2 Fase A [abdiera.com]
Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 2 Fase A [abdiera.com]Abdiera
 
AKSI NYATA MODUL 1.3 VISI GURU PENGGERAK.pptx
AKSI NYATA MODUL 1.3 VISI GURU PENGGERAK.pptxAKSI NYATA MODUL 1.3 VISI GURU PENGGERAK.pptx
AKSI NYATA MODUL 1.3 VISI GURU PENGGERAK.pptxHeriyantoHeriyanto44
 
Aksi Nyata PERENCANAAN BERBASIS DATA.pptx
Aksi Nyata PERENCANAAN BERBASIS DATA.pptxAksi Nyata PERENCANAAN BERBASIS DATA.pptx
Aksi Nyata PERENCANAAN BERBASIS DATA.pptxdonny761155
 
SKPM Kualiti @ Sekolah 23 Feb 22222023.pptx
SKPM Kualiti @ Sekolah 23 Feb 22222023.pptxSKPM Kualiti @ Sekolah 23 Feb 22222023.pptx
SKPM Kualiti @ Sekolah 23 Feb 22222023.pptxg66527130
 
Asi Eksklusif Dong - buku untuk para ayah - Robin Lim
Asi Eksklusif Dong - buku untuk para ayah - Robin LimAsi Eksklusif Dong - buku untuk para ayah - Robin Lim
Asi Eksklusif Dong - buku untuk para ayah - Robin LimNodd Nittong
 
Sejarah Perkembangan Teori Manajemen.ppt
Sejarah Perkembangan Teori Manajemen.pptSejarah Perkembangan Teori Manajemen.ppt
Sejarah Perkembangan Teori Manajemen.pptssuser940815
 
PPT Hukum Adat Keberadaan Hukum Adat Di Kehidupan Masyarakat.pdf
PPT Hukum Adat Keberadaan Hukum Adat Di Kehidupan Masyarakat.pdfPPT Hukum Adat Keberadaan Hukum Adat Di Kehidupan Masyarakat.pdf
PPT Hukum Adat Keberadaan Hukum Adat Di Kehidupan Masyarakat.pdfSBMNessyaPutriPaulan
 
Pelatihan Asesor 2024_KEBIJAKAN DAN MEKANISME AKREDITASI PAUD TAHUN 2024 .pdf
Pelatihan Asesor 2024_KEBIJAKAN DAN  MEKANISME AKREDITASI PAUD TAHUN 2024 .pdfPelatihan Asesor 2024_KEBIJAKAN DAN  MEKANISME AKREDITASI PAUD TAHUN 2024 .pdf
Pelatihan Asesor 2024_KEBIJAKAN DAN MEKANISME AKREDITASI PAUD TAHUN 2024 .pdfEmeldaSpd
 
Workshop penulisan buku (Buku referensi, monograf, BUKU...
Workshop penulisan buku                       (Buku referensi, monograf, BUKU...Workshop penulisan buku                       (Buku referensi, monograf, BUKU...
Workshop penulisan buku (Buku referensi, monograf, BUKU...Riyan Hidayatullah
 
Modul persamaan perakaunan prinsip akaun
Modul persamaan perakaunan prinsip akaunModul persamaan perakaunan prinsip akaun
Modul persamaan perakaunan prinsip akaunnhsani2006
 
Adab bjjkkkkkkk gggggggghhhhywq dede dulu ya itu yg kamu
Adab bjjkkkkkkk gggggggghhhhywq dede dulu ya itu yg kamuAdab bjjkkkkkkk gggggggghhhhywq dede dulu ya itu yg kamu
Adab bjjkkkkkkk gggggggghhhhywq dede dulu ya itu yg kamuKarticha
 
materi pembelajaran tentang INTERNET.ppt
materi pembelajaran tentang INTERNET.pptmateri pembelajaran tentang INTERNET.ppt
materi pembelajaran tentang INTERNET.pptTaufikFadhilah
 
KISI-KISI Soal PAS Geografi Kelas XII.docx
KISI-KISI Soal PAS Geografi Kelas XII.docxKISI-KISI Soal PAS Geografi Kelas XII.docx
KISI-KISI Soal PAS Geografi Kelas XII.docxjohan effendi
 
Materi Struktur Jaringan Tumbuhan(1).pdf
Materi Struktur Jaringan Tumbuhan(1).pdfMateri Struktur Jaringan Tumbuhan(1).pdf
Materi Struktur Jaringan Tumbuhan(1).pdfKamboja16
 
POWERPOINT BAHAN AJAR SENYAWA KELAS VIII SMP
POWERPOINT BAHAN AJAR SENYAWA KELAS VIII SMPPOWERPOINT BAHAN AJAR SENYAWA KELAS VIII SMP
POWERPOINT BAHAN AJAR SENYAWA KELAS VIII SMPAnaNoorAfdilla
 
PPT PERLINDUNGAN KONSUMEN .Pengertian Transaksi Online
PPT PERLINDUNGAN KONSUMEN .Pengertian Transaksi OnlinePPT PERLINDUNGAN KONSUMEN .Pengertian Transaksi Online
PPT PERLINDUNGAN KONSUMEN .Pengertian Transaksi OnlineMMario4
 
Jaringan VOIP Ringkasan PTT Pertemuan Ke-1.pdf
Jaringan VOIP Ringkasan PTT Pertemuan Ke-1.pdfJaringan VOIP Ringkasan PTT Pertemuan Ke-1.pdf
Jaringan VOIP Ringkasan PTT Pertemuan Ke-1.pdfHendroGunawan8
 
Estetika Humanisme Diskusi Video Sesi Ke-1.pdf
Estetika Humanisme Diskusi Video Sesi Ke-1.pdfEstetika Humanisme Diskusi Video Sesi Ke-1.pdf
Estetika Humanisme Diskusi Video Sesi Ke-1.pdfHendroGunawan8
 
Perbaikan ekonomi zaman Habibie (Offering A - 4-6) Pertemuan - 10.pdf
Perbaikan ekonomi zaman Habibie (Offering A - 4-6) Pertemuan - 10.pdfPerbaikan ekonomi zaman Habibie (Offering A - 4-6) Pertemuan - 10.pdf
Perbaikan ekonomi zaman Habibie (Offering A - 4-6) Pertemuan - 10.pdfAgungNugroho932694
 
PLaN & INTERVENSI untuk sekolah yang memerlukan
PLaN & INTERVENSI untuk sekolah yang memerlukanPLaN & INTERVENSI untuk sekolah yang memerlukan
PLaN & INTERVENSI untuk sekolah yang memerlukanssuserc81826
 

Dernier (20)

Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 2 Fase A [abdiera.com]
Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 2 Fase A [abdiera.com]Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 2 Fase A [abdiera.com]
Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 2 Fase A [abdiera.com]
 
AKSI NYATA MODUL 1.3 VISI GURU PENGGERAK.pptx
AKSI NYATA MODUL 1.3 VISI GURU PENGGERAK.pptxAKSI NYATA MODUL 1.3 VISI GURU PENGGERAK.pptx
AKSI NYATA MODUL 1.3 VISI GURU PENGGERAK.pptx
 
Aksi Nyata PERENCANAAN BERBASIS DATA.pptx
Aksi Nyata PERENCANAAN BERBASIS DATA.pptxAksi Nyata PERENCANAAN BERBASIS DATA.pptx
Aksi Nyata PERENCANAAN BERBASIS DATA.pptx
 
SKPM Kualiti @ Sekolah 23 Feb 22222023.pptx
SKPM Kualiti @ Sekolah 23 Feb 22222023.pptxSKPM Kualiti @ Sekolah 23 Feb 22222023.pptx
SKPM Kualiti @ Sekolah 23 Feb 22222023.pptx
 
Asi Eksklusif Dong - buku untuk para ayah - Robin Lim
Asi Eksklusif Dong - buku untuk para ayah - Robin LimAsi Eksklusif Dong - buku untuk para ayah - Robin Lim
Asi Eksklusif Dong - buku untuk para ayah - Robin Lim
 
Sejarah Perkembangan Teori Manajemen.ppt
Sejarah Perkembangan Teori Manajemen.pptSejarah Perkembangan Teori Manajemen.ppt
Sejarah Perkembangan Teori Manajemen.ppt
 
PPT Hukum Adat Keberadaan Hukum Adat Di Kehidupan Masyarakat.pdf
PPT Hukum Adat Keberadaan Hukum Adat Di Kehidupan Masyarakat.pdfPPT Hukum Adat Keberadaan Hukum Adat Di Kehidupan Masyarakat.pdf
PPT Hukum Adat Keberadaan Hukum Adat Di Kehidupan Masyarakat.pdf
 
Pelatihan Asesor 2024_KEBIJAKAN DAN MEKANISME AKREDITASI PAUD TAHUN 2024 .pdf
Pelatihan Asesor 2024_KEBIJAKAN DAN  MEKANISME AKREDITASI PAUD TAHUN 2024 .pdfPelatihan Asesor 2024_KEBIJAKAN DAN  MEKANISME AKREDITASI PAUD TAHUN 2024 .pdf
Pelatihan Asesor 2024_KEBIJAKAN DAN MEKANISME AKREDITASI PAUD TAHUN 2024 .pdf
 
Workshop penulisan buku (Buku referensi, monograf, BUKU...
Workshop penulisan buku                       (Buku referensi, monograf, BUKU...Workshop penulisan buku                       (Buku referensi, monograf, BUKU...
Workshop penulisan buku (Buku referensi, monograf, BUKU...
 
Modul persamaan perakaunan prinsip akaun
Modul persamaan perakaunan prinsip akaunModul persamaan perakaunan prinsip akaun
Modul persamaan perakaunan prinsip akaun
 
Adab bjjkkkkkkk gggggggghhhhywq dede dulu ya itu yg kamu
Adab bjjkkkkkkk gggggggghhhhywq dede dulu ya itu yg kamuAdab bjjkkkkkkk gggggggghhhhywq dede dulu ya itu yg kamu
Adab bjjkkkkkkk gggggggghhhhywq dede dulu ya itu yg kamu
 
materi pembelajaran tentang INTERNET.ppt
materi pembelajaran tentang INTERNET.pptmateri pembelajaran tentang INTERNET.ppt
materi pembelajaran tentang INTERNET.ppt
 
KISI-KISI Soal PAS Geografi Kelas XII.docx
KISI-KISI Soal PAS Geografi Kelas XII.docxKISI-KISI Soal PAS Geografi Kelas XII.docx
KISI-KISI Soal PAS Geografi Kelas XII.docx
 
Materi Struktur Jaringan Tumbuhan(1).pdf
Materi Struktur Jaringan Tumbuhan(1).pdfMateri Struktur Jaringan Tumbuhan(1).pdf
Materi Struktur Jaringan Tumbuhan(1).pdf
 
POWERPOINT BAHAN AJAR SENYAWA KELAS VIII SMP
POWERPOINT BAHAN AJAR SENYAWA KELAS VIII SMPPOWERPOINT BAHAN AJAR SENYAWA KELAS VIII SMP
POWERPOINT BAHAN AJAR SENYAWA KELAS VIII SMP
 
PPT PERLINDUNGAN KONSUMEN .Pengertian Transaksi Online
PPT PERLINDUNGAN KONSUMEN .Pengertian Transaksi OnlinePPT PERLINDUNGAN KONSUMEN .Pengertian Transaksi Online
PPT PERLINDUNGAN KONSUMEN .Pengertian Transaksi Online
 
Jaringan VOIP Ringkasan PTT Pertemuan Ke-1.pdf
Jaringan VOIP Ringkasan PTT Pertemuan Ke-1.pdfJaringan VOIP Ringkasan PTT Pertemuan Ke-1.pdf
Jaringan VOIP Ringkasan PTT Pertemuan Ke-1.pdf
 
Estetika Humanisme Diskusi Video Sesi Ke-1.pdf
Estetika Humanisme Diskusi Video Sesi Ke-1.pdfEstetika Humanisme Diskusi Video Sesi Ke-1.pdf
Estetika Humanisme Diskusi Video Sesi Ke-1.pdf
 
Perbaikan ekonomi zaman Habibie (Offering A - 4-6) Pertemuan - 10.pdf
Perbaikan ekonomi zaman Habibie (Offering A - 4-6) Pertemuan - 10.pdfPerbaikan ekonomi zaman Habibie (Offering A - 4-6) Pertemuan - 10.pdf
Perbaikan ekonomi zaman Habibie (Offering A - 4-6) Pertemuan - 10.pdf
 
PLaN & INTERVENSI untuk sekolah yang memerlukan
PLaN & INTERVENSI untuk sekolah yang memerlukanPLaN & INTERVENSI untuk sekolah yang memerlukan
PLaN & INTERVENSI untuk sekolah yang memerlukan
 

Paper mssp analisis renstra dan capaian kinerja ditjen perhubungan udara

  • 1. Analisis Strategi dan Capaian Kinerja Ditjen Perhubungan Udara 1 Manajemen Strategi Sektor Pemerintah Analisis Strategi dan Capaian Kinerja Ditjen Perhubungan Udara Kementerian Perhubungan Disusun Oleh: Septian Wildan Mujaddid (25) Tien Saputri Kusuma Aditya(27) Sekolah Tinggi Akuntansi Negara Diploma IV – Kelas 8B BPKP Desember 2013
  • 2. Analisis Strategi dan Capaian Kinerja Ditjen Perhubungan Udara 2 BAB I PENDAHULUAN Direktorat Jenderal Perhubungan Udara adalah unit eselon I di bawah Kementerian Perhubungan yang telah berdiri sejak tahun 1952. Pada awal pendiriannya disebut sebagai Djawatan Penerbangan Sipil, selanjutnya pada 1963 mengalami perubahan nama menjadi Direktorat Penerbangan Sipil dan sejak 1969 resmi berubah menjadi Direktorat Jenderal Perhubungan Udara hingga saat ini. Dalam Peraturan Menteri Perhubungan No: KM 60 Tahun 2010 Tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Perhubungan, Direktorat Jenderal Perhubungan Udara menyelenggarakan tugas pokok dan fungsi sebagai berikut: 1. Perumusan kebijakan di bidang perhubungan udara; 2. Pelaksanaan kebijakan di bidang perhubungan udara; 3. Penyusunan norma, standar, prosedur dan kriteria di bidang perhubungan udara; 4. Pelaksanaan pemberian bimbingan teknis dan evaluasi di bidang perhubungan udara; dan 5. Pelaksanaan administrasi Direktorat Jenderal Perhubungan Udara. Struktur Organisasi Kementerian Perhubungan sesuai dengan Permenhub No. KM 60 Tahun 2010 adalah sbb:
  • 3. Analisis Strategi dan Capaian Kinerja Ditjen Perhubungan Udara 3 Sementara struktur organisasi Ditjen Perhubungan Udara sebagai berikut: Atas kompleksitas yang dihadapi Ditjen Perhubungan Udara, kelompok kami mencoba menganalisis tentang kinerja Ditjen Perhubungan. Paper kami antara lain menganalisis bagaimana Ditjen Perhubungan Udara melaksanakan tugas sesuai dengan target perencanaannya, juga tentang bagaimana kinerja Ditjen Perhubungan Udara dalam menyukseskan rencana kerja yang telah disusun.
  • 4. Analisis Strategi dan Capaian Kinerja Ditjen Perhubungan Udara 4 BAB II ANALISIS VISI, MISI, TUJUAN DAN STRATEGI A. VISI Visi Direktorat Jenderal Perhubungan Udara adalah : “Terwujudnya Penyelenggaraan Transportasi Udara yang Andal, Berdaya Saing dan Memberikan Nilai Tambah.” Penjelasan Visi Direktorat Jenderal Perhubungan Udara secara garis besar adalah : Penyelenggaraan transportasi udara yang andal diindikasikan oleh penyelenggaraan transportasi udara yang mempunyai keunggulan dan memenuhi aspek ketersediaan, ketepatan waktu, kelaikan, keselamatan dan keamanan dalam menyelenggarakan transportasi udara. Penyelenggaraan transportasi udara yang berdaya saing diindikasikan penyelenggaraan transportasi udara yang harus dilakukan secara efektif, efisien, berkualitas, ramah lingkungan, berkelanjutan, SDM yang profesional, mandiri dan produktif. Penyelenggaraan transportasi udara yang memberikan nilai tambah diindikasikan oleh penyelenggaraan transportasi udara yang mampu memberikan nilai tambah bagi masyarakat baik secara langsung maupun tidak langsung. Visi Ditjen Perhubungan Udara telah selaras denga Visi Kemenhub, hanya saja pada visi tersebut telah dijelaskan secara spesifik bahwa core business Ditjen Perhubungan Udara adalah transportasi udara. Mengacu pada visi Negara Indonesia yaitu “Terwujudnya Indonesia yang Sejahtera, Demokratis, dan Berkeadilan”, penyelenggaraan transportasi udara yang menjadi kegiatan utama dalam visi Direktorat Jenderal Perhubungan Udara secara langsung telah mendukung upaya pemerintah dalam memajukan kesejahteraan negara ini sehingga apabila peran dalam penyelenggaraan transportasi tersebut benar-benar dapat dilaksanakan secara efektif dan berkelanjutan maka salah satu bagian dari visi Negara Indonesia dapat terwujud. Menurut kelompok kami, visi dari Direktorat Jenderal Perhubungan Udara telah sesuai dengan teori Mc Kinsey dan Fred R. David karena telah menunjukkan pandangan yang mencerminkan harapan dan cita-cita masa depan serta telah memenuhi karakteristik visi yang efektif yaitu: dapat dibayangkan, diinginkan oleh pihak yang terkait, realistis dan terjangkau, fleksibel dan mudah dikomunikasikan.
  • 5. Analisis Strategi dan Capaian Kinerja Ditjen Perhubungan Udara 5 B. MISI Untuk mencapai visi di atas, Direktorat Perhubungan Udara telah merumuskan misi yaitu sebagai berikut: 1) Memenuhi standar keamanan, keselamatan penerbangan dan pelayanan 2) Menyediakan sarana, prasarana dan jaringan transportasi udara yang andal, optimal dan terintegrasi 3) Mewujudkan iklim usaha jasa transportasi udara yang kompetitif dan berkelanjutan (sustainable) 4) Mewujudkan kelembagaan yang efektif, efisien didukung oleh SDM yang profesional dan peraturan perundang-undangan yang komprehensif serta menjamin kepastian hukum. Misi dari Direktorat Jenderal Perhubungan Udara di atas telah sejalan dengan misi dari Kementerian Perhubungan yang meliputi: 1. Meningkatkan keselamatan dan keamanan transportasi dalam upaya peningkatan pelayanan jasa transportasi; 2. Meningkatkan aksesibilitas masyarakat terhadap pelayanan jasa transportasi untuk mendukung pengembangan konektivitas antar wilayah; 3. Meningkatkan kinerja pelayanan jasa transportasi. 4. Melanjutkan konsolidasi melalui restrukturisasi dan reformasi di bidang peraturan, kelembagaan, sumber daya manusia (SDM), dan penegakan hukum secara konsisten. 5. Mewujudkan pengembangan teknologi transportasi yang ramah lingkungan untuk mengantisipasi perubahan iklim Namun misi Ditjen Perhubungan Udara tersebut belum mencakup mengenai mewujudkan transportasi yang ramah lingkungan dalam rangka mengantisipasi perubahan iklim. Misi Direktorat Jenderal Perhubungan Udara telah mendukung beberapa prioritas pembangunan nasional antara lain: - Prioritas Pertama yaitu reformasi birokrasi dan tata kelola yang sejalan dengan misi keempat yaitu mewujudkan kelembagaan yang efektif, efisien didukung oleh SDM yang profesional dan peraturan perundang-undangan yang komprehensif serta menjamin kepastian hukum.
  • 6. Analisis Strategi dan Capaian Kinerja Ditjen Perhubungan Udara 6 - Prioritas keenam (infrastruktur) dan prioritas kesepuluh (daerah tertinggal, terdepan, terluar, dan pascakonflik) yang sejalan dengan misi pertama dan kedua, yaitu memenuhi standar keamanan, keselamatan penerbangan dan pelayanan serta menyediakan sarana, prasarana dan jaringan transportasi udara yang andal, optimal dan terintegrasi. - Prioritas ketujuh yaitu iklim investasi dan usaha dimana Direktorat Jenderal Perhubungan Udara mendukung melalui misi keempat yaitu mewujudkan iklim usaha jasa transportasi udara yang kompetitif dan berkelanjutan (sustainable). Menurut McKinsey, misi merupakan sebuah pernyataan keinginan yang mendalam dari pendiri perusahaan tentang Organisasi (Bisnis)-nya bagi Masyarakat sekitar, baik pasar atau sosial ekonomi lainnya. Sehingga pengertian misi dideskripsikan sebagai pertanyaan yang dapat menjawab pertanyaan sebagai berikut: 1. Mengapa sebuah perusahaan/instansi (harus) ada? Pertanyaan ini terjawab melalui misi pertama dan kedua, yaitu mengenai urgensi adanya Ditjen Perhubungan Udara sebagai penyedia sarana, prasarana dan jaringan transportasi udara yang memenuhi standar standar keamanan, keselamatan penerbangan dan pelayanan. 2. Alasan keberadaan sebuah perusahaan/instansi? Pertanyaan ini terjawab di misi ketiga, alasan keberadaan Direktorat Jenderal Perhubungan Udara adalah mewujudkan iklim usaha jasa transportasi udara yang kompetitif dan berkelanjutan. 3. Bisnis yang tengah Dijalankan sebuah Perusahaan/Instansi? Core business di Direktorat Perhubungan Udara adalah menyediakan sarana, prasarana dan jaringan transportasi (misi kedua) Sementara menurut Fred R. David dalam buku Konsep Manajemen Strategi, Misi yang baik seharusnya memasukkan 9 komponen penting dibawah ini: 1. Konsumen 2. Produk atau Jasa 3. Pasar 4. Teknologi 5. Fokus pada kelangsungan hidup, keuntungan dan pertumbuhan 6. Filosofi
  • 7. Analisis Strategi dan Capaian Kinerja Ditjen Perhubungan Udara 7 Konsep Diri 8. Fokus pada Citra Publik 9. Fokus pada karyawan Menurut Kelompok kami, pernyataan misi dari Direktorat Jenderal Perhubungan Udara telah memenuhi tiga pertanyaan dasar sesuai teori dari McKinsey, namun belum memenuhi seluruh komponen misi menurut Fred R. David. Komponen yang dipenuhi adalah komponen produk dan atau jasa (sarana dan prasarana transportasi udara) serta komponen fokus pada citra publik dan fokus pada karyawan (tertuang dalam misi keempat). Sedangkan komponen-komponen lainnya masih belum tercermin dalam pernyataan misi dari Direktorat Jenderal Perhubungan Udara Kementerian Perhubungan. C. TUJUAN Dalam rangka penentuan arah pembangunan transportasi udara, maka tujuan yang ingin dicapai dalam jangka panjang adalah sebagai berikut: 1. Terjaminnya kualitas pelayanan, kenyamanan, keselamatan, keamanan, dan kepastian hukum dalam penyelenggaraan transportasi udara; 2. Terwujudnya pertumbuhan Sub Sektor Transportasi udara yang stabil sehingga dapat memberikan sumbangan yang berarti bagi pertumbuhan ekonomi nasional yang berkelanjutan (sustainable growth); 3. Terwujudnya peningkatan perolehan devisa dari penyelenggaraan jasa transportasi udara, sehingga dapat ikut memberikan kontribusi terhadap pemantapan neraca pembayaran nasional; 4. Terwujudnya kontinuitas pelayanan jasa transportasi udara yang terjangkau ke seluruh pelosok tanah air, sehingga dapat ikut mendorong pemerataan pembangunan, kelancaran distribusi, stabilitas harga barang dan jasa, serta menjaga keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia ; 5. Meningkatnya kualitas dan profesionalisme SDM Ditjen Perhubungan Udara bertaraf internasional dan terbentuknya kelembagaan yang optimal dan efektif sehingga dapat mendukung terwujudnya penyelenggaraan transportasi udara yang andal dan berdaya saing; 6. Sarana pendidikan bagi masyarakat untuk menghargai profesionalisme dan peningkatan kualitas hidup manusia. Sebagian besar tujuan tersebut telah sesuai dengan Misi yang ada, kecuali pada tujuan nomor 3 mengenai “Terwujudnya peningkatan perolehan devisa dari penyelenggaraan jasa transportasi udara, sehingga dapat ikut memberikan kontribusi terhadap pemantapan neraca pembayaran nasional”. Mungkin tujuan tersebut memiliki korelasi secara tidak langsung dengan visi ‘memberi nilai tambah’. Namun, menurut kami tujuan tersebut kurang memiliki korelasi yang kuat dengan misi yang telah ditetapkan.
  • 8. Analisis Strategi dan Capaian Kinerja Ditjen Perhubungan Udara 8 D. STRATEGI 1. Meningkatkan pembinaan, pengawasan dan penegakan hukum serta menyempurnakan dan atau melengkapi peraturan per undang-undangan dalam penyelenggaraan jasa transportasi udara; 2. Meningkatkan kualitas dan produktifitas pelayanan jasa transportasi udara melalui penerapan manajemen mutu dalam rangka memenuhi kebutuhan (demand) jasa transportasi udara; 3. Menciptakan iklim usaha jasa angkutan udara dalam persaingan sehat dan kondusif dalam rangka menciptakan industri penerbangan yang efisien, efektif dan kompetitif dalam pasar global serta mempunyai kelangsungan hidup jangka panjang; 4. Meningkatkan efisiensi nasional bidang jasa transportasi udara dan mendorong minat investor untuk berinvestasi di bidang industri penerbangan; 5. Memperluas jangkauan jaringan pelayanan jasa transportasi udara sampai ke daerah terpencil, terisolasi, daerah perbatasan negara dan luar negeri.
  • 9. Analisis Strategi dan Capaian Kinerja Ditjen Perhubungan Udara 9 BAB III ANALISIS KESELARASAN DOKUMEN PERENCANAAN (RENSTRA), INDIKATOR KINERJA UTAMA (IKU) SERTA PENGUKURAN CAPAIAN KINERJA (LAKIP) A. Kesesuaian Renstra Ditjen Perhubungan Udara dengan Kementerian Perhubungan No. Sasaran Strategis Pembangunan Transportasi Nasional Sasaran Pembangunan Transportasi Udara 1 Meningkatnya keselamatan, keamanan, dan pelayanan sarana dan prasarana transportasi sesuai Standar Pelayanan Minimal Tersedianya pelayanan jasa transportasi udara yang berkualitas, selamat, aman dan nyaman Terwujudnya peningkatan kelaikan armada dan instrumen keselamatan penerbangan serta penurunan tingkat kecelakaan dan musibah penerbangan Terwujudnya peningkatan kelaikan armada dan instrumen keselamatan penerbangan serta penurunan tingkat kecelakaan dan musibah penerbangan 2 Meningkatnya aksesibilitas masyarakat terhadap pelayanan sarana dan prasarana transportasi guna mendorong pengembangan konektivitas antar wilayah Tersedianya aksesibilitas pelayanan jasa transportasi udara di daerah perbatasan, terpencil dan rawan bencana Terwujudnya peningkatan pelayanan komersial atau charter sebagai pengganti 30% pelayanan keperintisan 3 Meningkatnya kapasitas sarana dan prasarana transportasi untuk mengurangi backlog dan bottleneck kapasitas infrastruktur transportasi Terwujudnya multi operator kebandarudaraan 4 Peningkatan kualitas SDM dan melanjutkan restrukturisasi kelembagaan dan reformasi regulasi Terciptanya kualitas dan profesionalisme SDM Ditjen Perhubungan Udara bertaraf internasional dan terbentuknya kelembagaan yang optimal dan efektif sehingga dapat mendukung terwujudnya penyelenggaraan transportasi udara yang andal dan berdaya saing Terwujudnya restrukturisasi kelembagaan dan reformasi peraturan pelaksanaan di bidang transportasi udara sebagai perwujudan amanah Undang-Undang No. 1 Tahun 2009 tentang Penerbangan sehingga memberikan peluang yang adil bagi masyarakat dan swasta untuk ikut berperan dalam penyelenggaraan transportasi udara sesuai dengan
  • 10. Analisis Strategi dan Capaian Kinerja Ditjen Perhubungan Udara 10 prinsipprinsip good governance Terwujudnya fungsi sarana dan prasarana transportasi udara sesuai ketentuan sehingga dapat memberikan dukungan yang maksimal bagi perekonomian nasional yang berkelanjutan (sustainable growth) Terwujudnya persaingan usaha yang kompetitif didalam industry penerbangan nasional, yang menjamin kelangsungan usaha Terwujudnya flag carrier yang tangguh dan mampu bersaing di pasar internasional 5 Meningkatkan pengembangan teknologi transportasi yang efisien dan ramah lingkungan sebagai antisipasi terhadap perubahan iklim Belum tercermin pada sasaran pembangunan Perhubungan Udara Dari uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa Renstra Ditjen Perhubungan Udara telah sesuai dengan Renstra Kementrian Perhubungan secara global. Terkait masalah pengembangan teknologi transportasi yang efisien dan ramah lingkungan sebagai antisipasi terhadap perubahan iklim tidak muncul secara spesifik dalam sasaran strategis Ditjen Perhubungan Udara. Masalah perubahan iklim dan penggunaan teknologi ramah lingkungan dibahas dalam satu bab tersendiri di dalam renstra beserta alternatif strategi mitigasi risikonya. Dalam bab tersebut dijelaskan mengenai Perubahan ikim yang membawa cuaca yang tidak menentu, arus udara yang makin kencang dan tipis, kenaikan permukaan laut yang cukup signifikan, potensi terjadi banjir yang meningkat, penurunan debit air bersih, potensi terjadinya badai/angin kencang dan kekeringan serta potensi asap karena kebakaran hutan. Kemenhub sepenuhnya menyadari bahwa perubahan iklim akan berdampak pada operasional transportasi udara pada kegiatan sebagai berikut: a. Ambang batas kapasitas terminal yang semakin menurun karena kapasitas udara yang cenderung akan semakin panas; b. Peningkatan pemakaian energi di terminal bandar udara, karena untuk mengantisipasi udara panas dalam rangka menjamin kenyamanan pengguna jasa bandar udara; c. Potensi kerusakan permukaan runway, hambatan operasional bandar udara serta potensi kerusakan prasarana karena potensi terjadinya terendam banjir; d. Gangguan sistem informasi karena terjadinya asap kebakaran hutan serta, badai kencang; e. Langkanya persediaan air bersih untuk penyegaran tanaman dan keperluan antisipasi kejadian kebakaran;
  • 11. Analisis Strategi dan Capaian Kinerja Ditjen Perhubungan Udara 11 f. Penundaan jadwal penerbangan karena penurunan jarak pandang dan rusaknya fasilitas karena tebalnya awan dan terjadinya badai, termasuk akibat kebakaran hutan. Untuk itu, Kemenhub telah menyusun konsep kebijakan dampak perubahan iklim pada sektor transportasi udara antara lain melalui regulasi/standar terkait (1) Penggunaan komponen pesawat yang lebih handal; (2) Penerapan program RVSM, RNP-10, PRNav, Non Precision Approach dan ADS-B untuk mempersingkat navigasi penerbangan; (3) Melakukan penyesuaian kebutuhan panjang Runway pesawat; (4) Perlu dilakukan penyusunan standar disain bandar udara; (5) Penggunaan perkerasan landasan agar lebih tahan terhadap suhu yang tinggi; (6) Pengembangan jalan alternatif; (7) Penentuan zoning di lingkungan bandar udara yang disesuaikan dengan Rencana Tata Ruang Wilayah setempat; (8) Desain dan pembangunan bandar udara melalui kajian lingkungan secara komprehensif. B. Analisis Kesesuaian Renstra dengan IKU (Indikator Kinerja Utama) Ditjen Perhubungan Udara TARGET INDIKATOR KINERJA UTAMA (IKU) DIREKTORAT JENDRAL PERHUBUNGAN UDARA NO SASARAN SATUAN TARGET URAIAN INDIKATOR 2011 2012 1 Tersedianya kualitas dan profesionalisme Sumber Daya Manusia (SDM) Ditjen Perhubungan Udara dalam mendukung terwujudnya penyelenggaraan transportasi udara yang andal dan berdaya saing a) Jumlah personil/SDM Ditjen Perhubungan Udara memiliki kompetensi tertentu Personil 1.293 20 b) Jumlah personil yang mempunyai lisensi Personil 12.581 13.272 2 Terwujudnya peluang yang adil bagi masyarakat dan swasta untuk ikut berperan dalam penyelenggaraan transportasi udara c) Persentase pengajuan partisipasi masyarakat/swasta dalam usaha penyelenggaraan transportasi udara berdasarkan NSPK (Norma, Standar, Pedoman, Kriteria) Persentase 85% 90% 3 Terwujudnya penyediaan sarana dan prasarana transportasi udara sesuai ketentuan sehingga dapat memberikan dukungan bagi perekonomian yang berkelanjutan (sustainable growth) d) Tersedianya bandar udara dengan kapasitas sesuai kebutuhan jaringan dan kategori Bandara 163 115 e) Jumlah Sertifikat Bandar Udara yang diterbitkan SBU 85 100
  • 12. Analisis Strategi dan Capaian Kinerja Ditjen Perhubungan Udara 12 4 Tersedianya kapasitas dan aksesibilitas pelayanan jasa transportasi udara f) Jumlah rute pelayanan komersial Rute 369 388 g) Jumlah rute pelayanan perintis Rute 132 115 h) Jumlah bandara yang terhubungi rute komersil dan perintis Bandara 159 160 i) Jumlah rute perintis yang menjadi rute komersial Rute 3 8 j) Risiko Kapasitas dibandingkan demand minimum 1:1 per penggal rute Rasio 122 0 5 Terjaminnya jasa transportasi udara yang berkualitas, selamat, aman, dan nyaman k) Prosentase pemenuhan pedoman dan standar pengoprasian bandar udara Prosentase 75% 95% l) Tingkat kejadian kecelakaan transportasi udara Injured/ 1 juta pnp 0,27 0,21 m) Tingkat fatalitas kecelakaan transportasi udara Fatal/ 1 Juta pnp 0,15 0,57 n) Jumlah Airtraffic Incident Incident 65 40 o) Jumlah kejadian/ gangguan keamanan di bandara per tahun Kejadian/ gangguan 10 10 p) Jumlah komplain/ keluhan pengguna jasa transportasi udara per tahun Komplain/ Keluhan 50 50 Catatan a. Yang dimaksud dengan jumlah personil/ SDM Ditjen Perhubungan Udara memiliki kompetensi tertentu adalah jumlah tenaga fungsional b. Yang dimaksud dengan jumlah personil yang mempunyai lisensi adalah jumlah Inspektur Penerbangan ditambah jumlah teknisi penerbangan c. Yang dimaksud dengan jumlah sertifikat Bandar Udara adalah jumlah Sertifikat Bandar Udara ditambah jumlah Register Bandar Udara Umum yang diterbitkan d. Yang dimaksud dengan jumlah rute pelayanan komersial adalah jumlah rute pelayanan dalam negeri ditambah dengan jumlah rute pelayanan luar negeri Dalam penetapan IKU tersebut kelompok kami berpendapat bahwa terdapat beberapa target yang kurang relevan. Target jumlah personil yang memiliki kompetensi tertentu pada tahun 2012 menurun drastis dari target tahun 2011. Menurut kami angka penurunan ini begitu signifikan. Penetapan target tersedianya bandar udara dengan kapasitas sesuai kebutuhan jaringan dan kategori yang mengalami penurunan juga menimbulkan pertanyaan bagi kami. Sementara penurunan jumlah rute pelayanan perintis, menurut analisis kami rute
  • 13. Analisis Strategi dan Capaian Kinerja Ditjen Perhubungan Udara 13 tersebut meningkat menjadi rute komersial seiring dengan peningkatan fasilitas bandara dan lalu lintas penerbangan pada rute tersebut. Penetapan tingkat fatalitas tersebut juga seharusnya menurun, bukan mengalami kenaikan target. C. Kesesuaian Renstra Ditjen Perhubungan Udara dengan IKU No Renstra Ditjen Perhubungan Udara Indikator Kinerja Utama 1 Terciptanya kualitas dan profesionalisme SDM Ditjen Perhubungan Udara bertaraf internasional dan terbentuknya kelembagaan yang optimal dan efektif sehingga dapat mendukung terwujudnya penyelenggaraan transportasi udara yang andal dan berdaya saing Jumlah personil/SDM Ditjen Perhubungan Udara memiliki kompetensi tertentu Jumlah personil yang mempunyai lisensi 2 Terwujudnya restrukturisasi kelembagaan dan reformasi peraturan pelaksanaan di bidang transportasi udara sebagai perwujudan amanah Undang-Undang No. 1 Tahun 2009 tentang Penerbangan sehingga memberikan peluang yang adil bagi masyarakat dan swasta untuk ikut berperan dalam penyelenggaraan transportasi udara sesuai dengan prinsipprinsip good governance Persentase pengajuan partisipasi masyarakat/swasta dalam usaha penyelenggaraan transportasi udara berdasarkan NSPK (Norma, Standar, Pedoman, Kriteria) 3 Terwujudnya fungsi sarana dan prasarana transportasi udara sesuai ketentuan sehingga dapat memberikan dukungan yang maksimal bagi perekonomian nasional yang berkelanjutan (sustainable growth) Tersedianya bandar udara dengan kapasitas sesuai kebutuhan jaringan dan kategori Jumlah Sertifikat Bandar Udara yang diterbitkan 4 Tersedianya aksesibilitas pelayanan jasa transportasi udara di daerah perbatasan, terpencil dan rawan bencana Jumlah rute pelayanan komersial Jumlah rute pelayanan perintis Jumlah bandara yang terhubungi rute komersil dan perintis Jumlah rute perintis yang menjadi rute komersial Risiko Kapasitas dibandingkan demand minimum 1:1 per penggal rute Prosentase pemenuhan pedoman dan standar pengoprasian bandar udara 5 Tersedianya pelayanan jasa transportasi udara yang berkualitas, selamat, aman dan nyaman Tingkat kejadian kecelakaan transportasi udara Tingkat fatalitas kecelakaan transportasi udara Jumlah Airtraffic Incident
  • 14. Analisis Strategi dan Capaian Kinerja Ditjen Perhubungan Udara 14 Jumlah kejadian/gangguan keamanan di bandara per tahun Jumlah komplain/ keluhan pengguna jasa transportasi udara per tahun 6 Terwujudnya multi operator kebandarudaraan Belum tercermin 7 Terwujudnya flag carrier yang tangguh dan mampu bersaing di pasar internasional Jumlah personil/SDM Ditjen Perhubungan Udara memiliki kompetensi tertentu Jumlah personil yang mempunyai lisensi 8 Terwujudnya peningkatan pelayanan komersial atau charter sebagai pengganti 30 % pelayanan keperintisan Jumlah rute perintis yang menjadi rute komersial 9 Terwujudnya peningkatan kelaikan armada dan instrumen keselamatan penerbangan serta penurunan tingkat kecelakaan dan musibah penerbangan Tingkat kejadian kecelakaan transportasi udara Tingkat fatalitas kecelakaan transportasi udara Jumlah Airtraffic Incident Jumlah kejadian/gangguan keamanan di bandara per tahun Jumlah komplain/ keluhan pengguna jasa transportasi udara per tahun 10 Terwujudnya persaingan usaha yang kompetitif didalam industry penerbangan nasional, yang menjamin kelangsungan usaha Tersedianya bandar udara dengan kapasitas sesuai kebutuhan jaringan dan kategori IKU yang ditetapkan Ditjen Perhubungan Udara telah sesuai dengan renstra. Hanya saja terdapat sebuah renstra yang tidak tercermin dalam IKU yaitu “terwujudnya multi operator kebandarudaraan.” D. Alokasi Pendanaan APBN untuk Sektor Transportasi tahun 2010-2014 No Kementerian/Sektor (Rp, Triliun) 1 Transportasi Darat 11,8510 2 Perkeretaapian 33,7925 3 Transportasi Laut 33,0447 4 Transportasi Udara 19,5356 5 Badan Penelitian dan Pengembangan 0,623 6 Badan Pendidika dan Pelatihan 15,938 7 Sekretariat Jendral (+KNKT) 2,521 8 Inspektorat Jendral 0,459 Total 117,7638
  • 15. Analisis Strategi dan Capaian Kinerja Ditjen Perhubungan Udara 15 Melihat komposisi pembagian anggaran tersebut, kelompok kami berpendapat bahwa pembagian tersebut sudah cukup sesuai. Ditjen Perhubungan Udara yang memiliki peran cukup penting dalam sistem transportasi nasional mendapatkan anggaran terbesar ketiga setelah Ditjen Perkeretaapian dan Ditjen Transportasi Laut. Mengingat Ditjen Perkeretaapian perlu menambah jumlah lokomotif untuk mencukupi kebutuhan moda transportasi perkeretaapian. Sedangkat Ditjen Transportasi lautsedang melaksanakan pembangunan beberapa pelabuhan di berbagai tempat. E. Keterkaitan Indikator Kinerja Utama (IKU) dengan LAKIP Pada dasarnya Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Kemenhub mengkomunikasikan pencapaian kinerja Kementerian Perhubungan selama tahun 2011 dan 2012. Capaian kinerja (performance results) tahun 2011 dan 2012 tersebut dibandingkan dengan Penetapan Kinerja (performance agreement) 2011 sebagai tolok ukur keberhasilan tahunan organisasi. Analisis atas capaian kinerja terhadap rencana kinerja ini akan memungkinkan diidentifikasikannya sejumlah celah kinerja (performance gap) bagi perbaikan kinerja di masa datang. Dari sistematika penyajian LAKIP tersebut, dapat dilihat keterkaitan antara IKU Ditjen Perhubungan Udara yang telah ditetapkan melalui SKEP Dirjen Perhubungan Udara Nomor SKEP/317/VI/2011 tanggal 6 Juni 2011, dibandingkan dengan capaian kinerja yang disajikan dalam LAKIP dan menilai keselarasan di antara keduanya. Dalam Renstra Kementerian Perhubungan disebutkan bahwa program pembangunan transportasi udara tahun 2010-2014 bertujuan untuk mendukung transportasi udara yang lancar, terpadu dan nyaman, sehingga mampu meningkatkan efisiensi pergerakan orang dan barang, memperkecil kesenjangan pelayanan angkutan udara antar wilayah serta mendorong pertumbuhan ekonomi nasional. Pembangunan Transportasi Udara juga bertujuan melanjutkan kebijakan peningkatan kualitas pelayanan transportasi udara melalui penerapan pelayanan dasar sesuai dengan standar pelayanan minimal, peningkatan dukungan terhadap daya saing sektor riil serta peningkatan investasi proyek- proyek infrastruktur yang dilakukan oleh swasta melalui berbagai skema kerjasama antara pemerintah dan swasta dengan prioritas menunjang pertumbuhan, pengentasan kemiskinan, dan membuka lapangan kerja.
  • 16. Analisis Strategi dan Capaian Kinerja Ditjen Perhubungan Udara 16 Dalam membandingkan keselarasan antara Indikator Kinerja Utama yang ditetapkan oleh Dirjen Perhubungan Udara dan LAKIP Kementerian Perhubungan 2011 dan 2012 dapat disajikan dalam matriks berikut ini: NO SASARAN SATUAN TARGET REALISASI TARGET REALISASI KOMENTAR URAIAN INDIKATOR 2011 2011 2012 2012 1 Tersedianya kualitas dan profesionalisme Sumber Daya Manusia (SDM) Ditjen Perhubungan Udara dalam mendukung terwujudnya penyelenggaraan transportasi udara yang andal dan berdaya saing a) Jumlah personil/SDM Ditjen Perhubungan Udara memiliki kompetensi tertentu Personil 1.293 N/A 20 N/A “kompetensi tertentu” dalam IKU tidak disebutkan secara spesifik, sementara di LAKIP disajikan berdasarkan jumlah jenis diklat yang diselenggarakan. b) Jumlah personil yang mempunyai lisensi Personil 12.581 3493 13.272 5986 Dalam LAKIP Kemenhub disajikan jumlah personel penerbangan yang memiliki lisensi (Ref. Tabel III.55 LAKIP 2012), dan tidak spesifik menyebut aparat Kemenhub. 2 Terwujudnya peluang yang adil bagi masyarakat dan swasta untuk ikut berperan dalam penyelenggaraan transportasi udara c) Persentase pengajuan partisipasi masyarakat/swasta dalam usaha penyelenggaraan transportasi udara berdasarkan NSPK (Norma, Standar, Pedoman, Kriteria) Persentase 85% N/A 90% N/A Tidak disajikan di LAKIP Kemenhub 3 Terwujudnya penyediaan sarana dan prasarana transportasi udara sesuai ketentuan sehingga dapat memberikan dukungan bagi perekonomian yang berkelanjutan (sustainable growth) d) Tersedianya bandar udara dengan kapasitas sesuai kebutuhan jaringan dan kategori Bandara 163 N/A 115 N/A Tidak disajikan dalam LAKIP e) Jumlah Sertifikat Bandar Udara yang diterbitkan SBU 85 20 100 8 Tidak disajikan jumlah agregat, namun per jumlah sertifikat bandara yang diterbitkan – not comparable 4 Tersedianya kapasitas dan aksesibilitas pelayanan jasa transportasi udara f) Jumlah rute pelayanan komersial Rute 369 N/A 388 N/A Tidak disajikan dalam LAKIP g) Jumlah rute pelayanan perintis Rute 132 118 115 130 Sesuai antara IKU Ditjen Hubud dengan LAKIP
  • 17. Analisis Strategi dan Capaian Kinerja Ditjen Perhubungan Udara 17 h) Jumlah bandara yang terhubungi rute komersil dan perintis Bandara 159 N/A 160 N/A Tidak disajikan dalam LAKIP i) Jumlah rute perintis yang menjadi rute komersial Rute 3 N/A 8 N/A Tidak disajikan dalam LAKIP j) Risiko Kapasitas dibandingkan demand minimum 1:1 per penggal rute Rasio 122 N/A 0 N/A Tidak disajikan dalam LAKIP 5 Terjaminnya jasa transportasi udara yang berkualitas, selamat, aman, dan nyaman k) Persentase pemenuhan pedoman dan standar pengoprasian bandar udara Persentase 75% N/A 95% N/A Tidak disajikan dalam LAKIP l) Tingkat kejadian kecelakaan transportasi udara Injured/ 1 juta pnp 0,27 N/A 0,21 N/A disajikan dalam LAKIP namun satuan yang digunakan berbeda, di IKU digunakan satuan injured/1 juta pnp sementara di LAKIP satuan yang digunakan adalah kejadian/1 juta flight cycle m) Tingkat fatalitas kecelakaan transportasi udara Fatal/ 1 Juta pnp 0,15 N/A 0,57 N/A not comparable n) Jumlah Air traffic Incident Incident 40 19 40 9 Disajikan di LAKIP namun dengan target sasaran yang berbeda antara LAKIP dengan IKU Ditjen Hubud o) Jumlah kejadian/ gangguan keamanan di bandara per tahun Kejadian/ gangguan 10 9 8 6 Disajikan dalam LAKIP namun target yang ditetapkan berbeda p) Jumlah komplain/ keluhan pengguna jasa transportasi udara per tahun Komplain/ Keluhan 50 N/A 50 N/A Tidak disajikan dalam LAKIP
  • 18. Analisis Strategi dan Capaian Kinerja Ditjen Perhubungan Udara 18 F. Keterkaitan Rencana Strategis (Renstra) dengan LAKIP Dalam dokumen Renstra Kemenhub disebutkan sasaran pembangunan transportasi diwujudkan dalam sasaran sub sektor perhubungan, dalam tabel di bawah ini disajikan 10 sasaran pembangunan transportasi yang menjadi tanggung jawab Ditjen Perhubungan Udara dibandingkan dengan indikator pencapaian kinerja yang dilaporkan dalam LAKIP. Pada Tahun 2012, Kementerian Perhubungan melakukan Revisi Rencana Strategis Kementerian Perhubungan Tahun 2010 - 2014, dengan dikeluarkannya KP No.1134 Tahun 2012 Tentang Perubahan Atas keputusan Menteri Perhubungan Nomor KM.7 Tahun 2010 Tentang Rencana Strategis Kementerian Perhubungan Tahun 2010-2014. Renstra Kementerian Perhubungan 2010-2014 kini telah memiliki Indikator Kinerja Utama yang telah SMART dan telah berbasis outcome dan Impact. Kementerian Perhubungan yang semula memiliki 5 (lima) sasaran bertambah 1 menjadi 6 sasaran (enam) sasaran yang ingin dicapai sebagai berikut : 1. Sasaran Kemenhub Pertama adalah Meningkatnya keselamatan, keamanan dan pelayanan sarana dan prasarana transportasi sesuai Standar Pelayanan Minimal (SPM), Diukur dengan 5 (lima) Indikator Kinerja Utama 2. Sasaran Kemenhub Kedua adalah Meningkatnya aksesibilitas masyarakat terhadap pelayanan sarana dan prasarana transportasi guna mendorong pengembangan konektivitas antar wilayah, Diukur dengan 1 (satu) Indikator Kinerja Utama 3. Sasaran Kemenhub Ketiga adalah Meningkatnya kapasitas sarana dan prasarana transportasi untuk mengurangi backlog dan bottleneck kapasitas infrastruktur transportasi, Diukur dengan 3 (tiga) Indikator Kinerja Utama 4. Sasaran Kemenhub Keempat adalah Meningkatkan peran Pemda, BUMN, swasta, dan masyarakat dalam penyediaan infrastruktur sektor transportasi sebagai upaya meningkatkan efisiensi dalam penyelenggaraan transportasi, Diukur dengan 1 (satu) Indikator Kinerja Utama 5. Sasaran Kemenhub Kelima adalah Peningkatan kualitas SDM dan Melanjutkan Restrukturisasi Kelembagaan dan Reformasi Regulasi, Diukur dengan 7 (tujuh) Indikator Kinerja Utama 6. Sasaran Kemenhub Keenam, adalah Peningkatan kualitas penelitian dan pengembangan di bidang transportasi serta teknologi transportasi yang efisiensi,
  • 19. Analisis Strategi dan Capaian Kinerja Ditjen Perhubungan Udara 19 ramah lingkungan sebagai mengantisipasi perubahan iklim, Diukur dengan 4 (empat) Indikator Kinerja Utama Selanjutnya dari 6 Sasaran Strategis Kemenhub tersebut diturunkan menjadi Sasaran pembangunan transportasi diwujudkan dalam sasaran sub sektor transportasi udara sebagai berikut 1. Terciptanya kualitas dan profesionalisme SDM Ditjen Perhubungan Udara bertaraf internasional dan terbentuknya kelembagaan yang optimal dan efektif sehingga dapat mendukung terwujudnya penyelenggaraan transportasi udara yang andal dan berdaya saing; 2. Terwujudnya restrukturisasi kelembagaan dan reformasi peraturan pelaksanaan di bidang transportasi udara sebagai perwujudan amanah Undang-Undang No. 1 Tahun 2009 tentang Penerbangan sehingga memberikan peluang yang adil bagi masyarakat dan swasta untuk ikut berperan dalam penyelenggaraan transportasi udara sesuai dengan prinsip-prinsip good governance 3. Terwujudnya fungsi sarana dan prasarana transportasi udara sesuai ketentuan sehingga dapat memberikan dukungan yang maksimal bagi perekonomian nasional yang berkelanjutan (sustainable growth) 4. Tersedianya aksesibilitas pelayanan jasa transportasi udara di daerah perbatasan, terpencil dan rawan bencana 5. Tersedianya pelayanan jasa transportasi udara yang berkualitas, selamat, aman dan nyaman 6. Terwujudnya multi operator kebandarudaraan 7. Terwujudnya flag carrier yang tangguh dan mampu bersaing di pasar internasional 8. Terwujudnya peningkatan pelayanan komersial atau charter sebagai pengganti 30% pelayanan keperintisan 9. Terwujudnya peningkatan kelaikan armada dan instrumen keselamatan penerbangan serta penurunan tingkat kecelakaan dan musibah penerbangan 10. Terwujudnya persaingan usaha yang kompetitif didalam industry penerbangan nasional, yang menjamin kelangsungan usaha
  • 20. Analisis Strategi dan Capaian Kinerja Ditjen Perhubungan Udara 20 Keterkaitan Rencana Strategis (Renstra) Kemenhub dengan LAKIP yang menjadi tanggung jawab Kemenhub dapat dijelaskan dalam tabel berikut ini: Sasaran Strategis Kemenhub IKU yang Relevan dengan Ditjen Perhubungan Udara No Menurut RENSTRA Menurut LAKIP No. LAKIP 2011 LAKIP 2012 1 Meningkatnya keselamatan, keamanan dan pelayanan sarana dan prasarana transportasi sesuai Standar Pelayanan Minimal Meningkatnya keselamatan, keamanan dan pelayanan sarana dan prasarana transportasi sesuai Standar Pelayanan Minimal 1 Rasio kecelakaan transportasi udara pada AOC 121 dan AOC 135 dengan korban jiwa dan pesawat rusak berat Jumlah Kejadian Kecelakaan Transportasi Nasional Yang Disebabkan Oleh Faktor Yang Terkait Dengan Kewenangan Kementerian Perhubungan 2 Rasio kecelakaan transportasi udara pada AOC 121 dan AOC 135 dengan tidak ada korban jiwa dan pesawat rusak ringan Jumlah Gangguan Keamanan Pada Sektor Transportasi Oleh Faktor Yang Terkait Dengan Kewenangan Kementerian Perhubungan 3 Rasio kecelakaan transportasi udara pada AOC 121 dan AOC 135 dengan tidak ada korban jiwa dan pesawat rusak berat Rata-Rata Prosentase Pencapaian On-Time Performance (Otp) Sektor Transportasi (Selain Transportasi Darat) 4 Jumlah air traffic Incident dengan rasio 4:100.000 pergerakan Jumlah Sarana Transportasi Yang Sudah Tersertifikasi 5 Prosentase pencapaian On Time Performance (OTP) Transportasi Udara Jumlah Prasarana Transportasi Yang Sudah Tersertifikasi 2 Meningkatnya aksesibilitas masyarakat terhadap pelayanan sarana dan prasarana transportasi guna mendorong pengembangan konektivitas antar wilayah Meningkatnya aksesibilitas masyarakat terhadap pelayanan sarana dan prasarana transportasi guna mendorong pengembangan konektivitas antar wilayah 1 Jumlah rute pelayanan penerbangan perintis Jumlah Lintas Pelayanan Angkutan Perintis dan Subsidi 2 Jumlah Kota/daerah yang terhubungi oleh transportasi udara
  • 21. Analisis Strategi dan Capaian Kinerja Ditjen Perhubungan Udara 21 3 Meningkatnya kapasitas sarana dan prasarana transportasi untuk mengurangi backlog dan bottleneck kapasitas infrastruktur transportasi Meningkatnya kapasitas sarana dan prasarana transportasi untuk mengurangi backlog dan bottleneck kapasitas infrastruktur transportasi 1 Jumlah penumpang Angkutan udara domestik Kontribusi sektor transportasi terhadap pertumbuhan ekonomi nasional 2 Jumlah penumpang Angkutan Udara Internasional Total produksi angkutan penumpang 3 Jumlah Penumpang Angkutan Udara Perintis Total produksi angkutan barang 4 Peningkatan Kualitas SDM dan melanjutkan restrukturisasi kelembagaan dan reformasi regulasi Peningkatan Kualitas SDM dan melanjutkan restrukturisasi kelembagaan dan reformasi regulasi 1 Jumlah Inspektur Penerbangan Nilai AKIP Kementerian Perhubungan 2 Jumlah Personil Penerbangan yang memiliki lisensi Opini BPK atas laporan keuangan Kementerian Perhubungan Nilai aset negara yang berhasil diinventarisasi sesuai kaidah pengelolaan BMN Jumlah SDM operator prasarana dan sarana transportasi yang telah memiliki sertifikat Jumlah SDM fungsional teknis Kementerian Perhubungan Jumlah lulusan diklat SDM Transportasi Darat, Laut, Udara, Perkeretaapian dan Aparatur yang prima, profesional dan beretika yang dihasilkan setiap tahun yang sesuai standar kompetensi/kelulusan; Jumlah peraturan perundang- undangan di sektor transportasi yang ditetapkan
  • 22. Analisis Strategi dan Capaian Kinerja Ditjen Perhubungan Udara 22 5 Meningkatkan pengembangan teknologi transportasi yang efisien dan ramah lingkungan sebagai antisipasi terhadap perubahan iklim Meningkatkan pengembangan teknologi transportasi yang efisien dan ramah lingkungan sebagai antisipasi terhadap perubahan iklim 1 Jumlah bandar udara yang memenuhi eco-airport (AMDAL) Jumlah konsumsi energi tak terbarukan dari sektor transportasi nasional 2 Jumlah emisi gas buang (CO2) dengan kegiatan peremajaan armada Pesawat Jumlah emisi gas buang dari sektor transportasi nasional Jumlah penerapan teknologi ramah lingkungan pada sarana dan prasarana transportasi Jumlah lokasi simpul transportasi yang telah menerapkan konsep ramah lingkungan 6 -belum ada- Meningkatkan peran Pemda, BUMN, swasta, dan masyarakat dalam penyediaan infrastruktur sektor transportasi sebagai upaya meningkatkan efisiensi dalam penyelenggaraan transportasi 1 -belum ada- jumlah infrastruktur transportasi yang siap ditawarkan melalui Kerjasama Pemerintah Swasta G. Simpulan Setelah melakukan analisis kesesuaian Visi, Misi, dan Renstra Ditjen Perhubungan Udara dengan Kementerian Perhubungan, kelompok kami dapat menarik simpulan bahwa secara garis besar Visi, Misi dan Renstra Ditjen Perhubungan Udara telah selaras dengan Visi, Misi, dan Renstra Kementerian Perhubungan. Namun demikian, dari sisi keterkaitan antara Indikator Kinerja Utama (IKU) yang telah ditetapkan melalui SKEP Dirjen Perhubungan Udara Nomor SKEP/317/VI/2011 tanggal 6 Juni 2011 dengan LAKIP kementerian Perhubungan Tahun 2011 dan 2012 terdapat beberapa indikator yang tidak relevan dimana indikator capaian yang disajikan dalam LAKIP tidak mengakomodasi ataupun tidak dapat diperbandingkan dengan indikator sasaran yang ditetapkan dalam IKU Ditjen Perhubungan Udara. Sementara dari sisi keterkaitan Renstra Kemenhub dengan LAKIP telah cukup selaras dan indikator pada LAKIP telah mengakomodasi revisi renstra pada Tahun 2012.