SlideShare une entreprise Scribd logo
1  sur  10
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Peningkatan mutu pendidikan merupakan satu pilar pokok pembangunan
dalam pendidikan di Indonesia. Pendidikan yang bermutu akan menghasilkan
sumber daya manusia (SDM) yang cerdas dan kompetetitif sesuai dengan visi
Kementrian Pendidikan Nasional 2025. Untuk mewujudkan visi tersebut
diperlukan upaya peningkatan mutu pendidikan secara berkelanjutan dari
semua pihak. Berbagai upaya telah dan sedang dilakukan untuk meningkatkan
mutu pendidikan nasional. Salah satunya dengan membuat berbagai langkah
seperti yang dirumuskan berdasarkan Undang-Undang tentang Sistem
Pendidikan Nasional (USPN) Nomor 20 Tahun 2003.
Pada USPN telah dirumuskan bahwa tujuan pendidikan nasional, yaitu
mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa
yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa,
mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan
bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu,
cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta
bertanggung jawab. USPN juga menegaskan bahwa setiap warga negara
mempunyai hak yang sama untuk memperoleh pendidikan yang bermutu.
Sebagai realisasi upaya peningkatan mutu pendidikan pemerintah telah
menetapkan peraturan pemerintah (PP) 19 Tahun 2005 yaitu tentang Standar
Nasional Pendidikan (SNP). SNP ini sangat diperlukan karena akan menjadi
acuan dasar (benchmark) oleh setiap penyelenggara dan satuan pendidikan
1
yang antara lain, meliputi kriteria minimal berbagai aspek yang terkait dengan
penyelenggaraan pendidikan. Acuan dasar tersebut merupakan standar
nasional pendidikan yang dimaksudkan untuk memacu pengelola,
penyelenggara, dan satuan pendidikan agar dapat meningkatkan kinerja dalam
memberikan layanan pendidikan yang bermutu.
PP No 19 Tahun 2005 tentang SNP menegaskan bahwa Standar
Nasional Pendidikan adalah kriteria minimal tentang sistem pendidikan di
seluruh wilayah hukum Indonesia yang berfungsi sebagai dasar bagi
perencanaan, pelaksanaan, dan pengawasan pendidikan pada setiap satuan
pendidikan dalam rangka mewujudkan pendidikan yang bermutu. SNP berisi
ketentuan tentang delapan standar yang dicita-citakan dapat terwujud di
semua satuan pendidikan pada kurun waktu tertentu, meliputi Standar Isi,
Standar Kompetensi Lulusan, Standar Proses, Standar Pendidik dan Tenaga
Kependidikan, Standar Sarana Prasarana, Standar Pengelolaan, Standar
Pembiayaan, dan Standar Penilaian Pendidikan.
Mengingat bahwa kondisi satuan pendidikan pada saat ini masih sangat
beragam, dan sebagian kualitasnya masih berada di bawah SNP, maka perlu
dicari strategi untuk mencapai SNP secara bertahap dengan menetapkan
Standar Pelayanan Minimal (SPM) melalaui Permendiknas Nomor 15 Tahun
2010 yang merupakan tingkat pelayanan minimal yang harus dipenuhi oleh
setiap satuan pendidikan. Apabila SPM pendidikan telah tercapai maka indikator
tingkat (mutu) layanan akan dinaikkan dari waktu ke waktu, hingga pada
akhirnya mencapai tingkatan yang ditetapkan dalam SNP. Oleh karena itu SPM
pendidikan dapat diartikan sebagai strategi untuk mencapai SNP secara
bertahap dan merupakan sasaran antara untuk menuju pemenuhan SNP.
2
Sehubungan dengan hal tersebut, kepala sekolah mempunyai peran
yang sangat strategis dalam mewujudkan tujuan pendidikan nasional tersebut.
Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 13 Tahun 2007 tentang Standar
Kepala Sekolah/Madrasah telah menetapkan bahwa ada 5 (lima) dimensi
kompetensi yang perlu dimiliki kepala sekolah, yaitu: Kepribadian, Manajerial,
Kewirausahaan, Supervisi dan Sosial. Salah satu kompetensi yang sangat
berperan langsung terhadap peningkatan mutu pembelajaran adalah dimensi
kompetensi supervisi. Dengan kompetensi itu dapat menunaikan kewajiban
menumbuhkan motivasi diri serta menguasai prinsip-prinsip supervisi sehingga
memiliki tingkat kesiapan yang baik sebagai insan pembina sekolah. Melalui
kompetensi ini kepala sekolah mempunyai tugas yang sangat penting di dalam
mendorong guru untuk melakukan proses pembelajaran yang berkualitas.
Kepala Sekolah merupakan pembina guru dalam pengelolaan mutu
pendidikan, meningkatkan kinerja guru dan tenaga kependidikan dalam
melaksanakan tugas pokoknya. Secara akademis kepala sekolah dapat
membimbing guru dalam mengembangkan, melaksanakan, dan melakukan
penjaminan mutu KTSP, mengarahkan pengembangan silabus dan rencana
pelaksanaan pembelajaran, meningakatkan kinerja dalam mengevaluasi
pembelajaran sehingga dapat menghasilkan standar lulusan yang bermutu.
Permendiknas nomor 41 tahun 2007 tentang standar proses mengamanatkan
bahwa setiap guru wajib melaksanakan: perencanakan pembelajaran,
melaksanakan pembelajaran, melakukan penilaian dan adanya pengawasan
oleh kepala sekolah.
3
Namun pada kenyataannya penyelenggaraan pendidikan Indonesia
terutama proses pembelajaran di kelas saat ini seolah-olah masih merupakan
otoritas sepenuhnya pada guru. Hampir tidak ada pihak luar yang peduli,
memperhatikan serta mencermati pelaksanaan pembelajaran guru di hadapan
peserta didiknya. Bahkan sering dikatakan bahwa pekerjaan guru adalah
merupakan profesi yang tidak dapat dilihat oleh orang lain, kecuali klien (siswa).
Apabila ada pengawas, kepala sekolah, atau sesama guru yang ingin tahu
bagaimana seorang guru mengajar, hal ini sering dianggap tabu dan dikatakan
tidak percaya pada guru. Kondisi tersebut sering dipengaruhi oleh budaya
tertutup yang melingkupi iklim kerja di sekolah-sekolah selama ini. Oleh karena
itu walau pun kepala sekolah dan pengawas (supervisor) memiliki kewenangan
untuk monitoring dan menilai kinerja guru dalam pembelajaran, namun selama
ini kurang maksimal dilakukan.
Penilaian kinerja guru sering hanya diukur dari administrasi pembelajaran
yang ditulis. Kunjungan kelas seakan masih merupakan formalitas, atau bahkan
hanya dilakukan bila seorang guru dianggap bermasalah. Kondisi demikian tentu
tidak mendukung upaya peningkatan mutu pendidikan, yang ruhnya terletak
pada interaksi antara guru dan siswa di kelas. Akuntabilitas guru menjadi
rendah, dan hanya terfokus pada bagaimana membuat siswa dapat
mengerjakan soal-soal ujian. Pada mata pelajaran tertentu yang tidak termasuk
materi ujian nasional, bahkan dikesankan lebih santai lagi. Pembelajaran yang
aktif, kreatif, efektif, menyenangkan, dan bermakna bagi kehidupan siswa, masih
jauh dari harapan.
4
Akiibat kondisi semacam itu permasalahan rendahnya kualitas
pembelajaran di kelas tidak kunjung usai. Kualitas pembelajaran di kelas sering
bersumber dari beberapa hal pokok berikut: ketidaklengkapan administrasi
pembelajaran guru (pengembangan silabus, RPP, dan administrasi penilaian)
rendahnya kemampuan guru melaksanakan pembelajaran aktif, inovatif, kreatif,
efektif, dan menyenangkan (PAIKEM), rendahnya kemampuan dan motivasi
guru meningkatkan pengetahuannya.
Banyak guru masih menggunakan Silabus dan rencana pelaksanaan
pembelajaran (RPP) hasil copy paste. Hanya beberapa guru yang
mengembangkan silabus dan menyusun RPP sendiri. Administrasi penilaian
masih lemah dalam hal teknik dan instrumen penilaian, kisi-kisi dan analisis
butir soal, serta program remidial dan pengayaan. Daftar nilai masih sebatas
nilai tugas dan ulangan harian dalam bentuk kognitif. Lembar penilaian afektif
(pengamatan) dan psikomotor juga belum nampak. Penentuan KKM belum
mempertimbangkan berbagai aspek. Banyak guru belum paham
komponen/dasar penentuan kriteria ketuntasan minimal (KKM) meski sudah
mempunyai daftar KKM.
Rendahnya kemampuan guru melakukan pembeljaran aktif, inovatif,
kreatif, efektif, menyenangkan, gembira dan berbobot (PAIKEM GEMBROT)
juga masih jauh panggang dari api. Dari hasil pengamatan, observasi dan
diskusi beberapa guru antara lain: banyak guru-guru mengajar masih
menggunakan pola lama dengan mendominasi kelas dengan ceramah, belum
menerapkan pembelajaran inovatif seperti memanfaatkan model-model
pembelajaran kooperatif, CTL atau lainnya.
5
Guru yang sudah secara sadar membawakan pembelajarannya inovatif
merasa kekurangan waktu, karena proses persiapannya terlalu lama dan siswa
juga cenderung lambat dalam hal mengubah posisi tempat duduk. Guru juga
kurang mengeksplorasi siswa untuk mengembangkan keterampilan kooperatif
dan berkolaborasi (eksplorasi, elaborasi dan konfirmasi), meski di dalam RPP
dicantumkan guru jarang yang benar-benar menerapkannya di kelas. Guru
belum sepenuhnya memanfaatkan alat bantu dan media pembelajaran, meski
dari penelusuran RPP yang dibuat memang ada ada rencana guru
memanfaatkan sumber-sumber belajar dan media yang beragam.
Adanya pemahaman yang keliru bahwa pemanfaatan multimedia
pembelajaran semata-mata menggunakan teknologi canggih (komputer)
padahal untuk beberapa mata pelajaran tertentu justru pemanfaatan lingkungan
bisa lebih mengembangkan daya pikir dan nalar siswa, karena siswa
berinteraksi langsung dengan sumber belajar (alam takambang). Selain itu guru
yang telah memanfaatkan multimedia (komputer) hanya sebatas memindahkan
papan tulis dengan menayangkannya dalam bentuk power poin sehingga justru
mematikan kreatifitas siswa (pembisuan siswa) karena siswa hanya melihat,
tidak melakukan aktifitas apapun. Jika berlarut-larut ini akan membuat siswa
cepat bosan.
Beberapa kondisi secara umum di atas juga terjadi di SMP 11
Surakarta, apalagi selama ini guru jarang dipantau lewat program supervisi.
Padahal idealnya, menurut Permendiknas Nomor 15 tahun 2010 tentang
Standar Pelayanan Minimal Pendidikan Dasar, kepala sekolah melakukan
supervisi kelas dan memberikan umpan balik kepada guru dua kali dalam
setiap semester.
6
Dalam kondisi demikian, maka peran kepala sekolah sebagai pembina
guru sangat diharapkan. Kepala sekolah harus berfungsi sebagai kontrol
kualitas dalam proses pendidikan, khususnya pembelajaran/bimbingan.
Kualitas tidak hanya pada dimensi ketercapaian target materi dan nilai ulangan
siswa, namun juga kebermaknaan proses pembelajaran yang dilakukan guru.
Demi mendukung peran kepala sekolah/madrasah dalam meningkatkan mutu
pendidikan di sekolah/madrasah maka dibutuhkan kepala sekolah yang
mempunyai kompetensi kuat dalam kontrol kualitas pembelajaran yang
dilakukan guru. Oleh karena itu kompetensi supervisi kepala sekolah sangat
diperlukan dalam mewujudkan kualitas pembelajaran.
Berdasarkan dasar pemikiran di atas, maka pada kesempatan ini
sebagai tindak lanjut dari kegiatan On the Job Learning (OJL) Diklat Peningkatan
Kompetensi Supervisi Kepala Sekolah tahun 2012, maka kepala sekolah
berusaha melakukan upaya awal dengan malakukan kajian berupa pelaksanaan
Supervisi Akademik sebagai Upaya Meningkatkan Kualitas Pembelajaran di
SMP Negeri 11 Surakarta.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan dasar pemikiran di atas, maka pada kesempatan ini maka
kepala sekolah berusaha melakukan upaya awal dengan melakukan kajian
berupa pelaksanaan Supervisi Akademik. Oleh karena itu rumusan
permasalahan dalam penelitian ini adalah:
Apakah Supervisi Akademik dapat meningkatkan Upaya Meningkatkan
Kualitas Pembelajaran di SMP Negeri 11 Surakarta.
7
C. Tujuan
Kegiatan supervisi akademik ini bertujuan:
1. Meningkatkan kompetensi supervisi akademik kepala sekolah yang meliputi:
konsep supervisi akademik dalam rangka peningkatan profesionalisme guru,
membuat rencana program supervisi akademik dengan pendekatan dan
teknik supervsi yang tepat, dan melaksanakan tindak lanjut supervisi
akademik.
2. Memberikan kesempatan kepada kepala sekolah untuk mendapatkan
pengalaman dan pembelajaran melalui praktik supervisi akademik dengan
paradigma, pendekatan dan teknik-teknik yang telah diperoleh selama
kegiatan diklat In Service Learning.
3. Meningkatkan kepekaan kepala sekolah terhadap pengelolaan proses
pembelajaran yang dilakukan oleh guru sehingga dapat
menumbuhkembangkan keterampilan guru mengelola proses pembelajaran
yang inovatif, kreatif, pemecahan masalah, dan menumbuhkan naluri
kewirausahaan.
4. Membantu guru mengembangkan kemampuan profesionalnya dalam
memahami kegiatan akademik, kegiatan pembelajaran di kelas,
mengembangkan keterampilan mengajarnya dan menggunakan
kemampuannya untuk meningkatkan kualitas pembelajaran.
5. Mendorong guru menerapkan kemampuannya dalam melaksanakan tugas-
tugas mengajarnya, pengembangan kemampuannya sendiri, serta
mendorong guru agar ia memiliki perhatian yang sungguh-sungguh
(komitmen) terhadap tugas dan tanggung jawabnya.
,
8
D. Manfaat
Manfaat kegiatan supervisi akademik adalah:
1. Bagi Kepala sekolah:
a. Sebagai upaya meningkatkan kemampuan kepala sekolah dalam
mempengaruhi, menggerakkan, mengembangkan dan memberdayakan
guru untuk meningkatkan kualitas pembelajaran dengan memanfaatkan
sumber daya yang ada.
b. Sebagai upaya kepala sekolah untuk lebih mendekatkan hubungan kepala
sekolah dengan guru sehingga terjalin hubungan yang harmonis melalui
supervisi akademik dan supervisi klinis sehingga guru mampu
mengembangkan pembelajaran yang kreatif dan inovatif.
2. Bagi guru:
a. Membantu guru dalam meningkatkan kompetensinya khusunya dalam
perencanaan pembelajaran, pelaksanaan pembelajaran, dan penilaian
pembelajaran.
b. Sebagai wahana peningkatan kemampuan guru dalam memanfaatkan
sumber belajar, alat bantu, dan media pembelajaran yang kreati dan
inovatif, sehingga proses pembelajaran dapat efektif.
c. Sebagai upaya meningkatkan komitmen terhadap tugas dan fungsinya
serta pengembangan karakter pribadi lainnya.
3. Bagi Sekolah:
a. Meningkatkan kualitas pembelajaran di sekolah .
b. Meningkatkan kinerja sekolah melalui peningkatan profesionalisme guru.
9
c. Sebagai kontrol kualitas atau penjaminan mutu pembelajaran
4. Bagi Siswa:
a. Sebagai jaminan mendapatkan pelayanan pembelajaran yang optimal
b. Sebagai upaya membina perilaku belajar siswa yang lebih baik.
10

Contenu connexe

Tendances

Laporan kegiatan narsum workshop pkg smk produktif
Laporan kegiatan narsum workshop pkg smk produktifLaporan kegiatan narsum workshop pkg smk produktif
Laporan kegiatan narsum workshop pkg smk produktifPKG Nas Kaisar Jkt
 
juklak pendidikan dan pelatihan calon kepala sekolah madr
juklak pendidikan dan pelatihan calon kepala sekolah madrjuklak pendidikan dan pelatihan calon kepala sekolah madr
juklak pendidikan dan pelatihan calon kepala sekolah madrSuaidin -Dompu
 
2. penyusunan rencana kerja sekolah
2. penyusunan rencana kerja sekolah2. penyusunan rencana kerja sekolah
2. penyusunan rencana kerja sekolahAndi Johar
 
Laporan magang 2 unismuh makassar
Laporan magang 2 unismuh makassarLaporan magang 2 unismuh makassar
Laporan magang 2 unismuh makassarselvi evi
 
Laporan kuliah kerja lapangan PGSD Unnes di SD N Pondok Labu 11 bidang Admini...
Laporan kuliah kerja lapangan PGSD Unnes di SD N Pondok Labu 11 bidang Admini...Laporan kuliah kerja lapangan PGSD Unnes di SD N Pondok Labu 11 bidang Admini...
Laporan kuliah kerja lapangan PGSD Unnes di SD N Pondok Labu 11 bidang Admini...RoHim MohaMad
 
Buku 2 pedoman pk guru
Buku 2 pedoman pk guruBuku 2 pedoman pk guru
Buku 2 pedoman pk guruata bik
 
Pedoman lomba penulisan best practice 2015
Pedoman lomba penulisan best practice 2015Pedoman lomba penulisan best practice 2015
Pedoman lomba penulisan best practice 2015samrin khan
 
Program Kerja Kepala Sekolah
Program Kerja Kepala SekolahProgram Kerja Kepala Sekolah
Program Kerja Kepala SekolahSolikhin Gusoli
 
1516_Dokumen-I Kurikulum 2013_Versi Dinas Propinsi
1516_Dokumen-I Kurikulum 2013_Versi Dinas Propinsi1516_Dokumen-I Kurikulum 2013_Versi Dinas Propinsi
1516_Dokumen-I Kurikulum 2013_Versi Dinas PropinsiSupriyanto Praptoutomo
 
Laporan ojl pengembangan diri dan penjaminan mutu madrasah ibtidaiyah muhamma...
Laporan ojl pengembangan diri dan penjaminan mutu madrasah ibtidaiyah muhamma...Laporan ojl pengembangan diri dan penjaminan mutu madrasah ibtidaiyah muhamma...
Laporan ojl pengembangan diri dan penjaminan mutu madrasah ibtidaiyah muhamma...arif widyatma
 
Evaluasi diri madrasah edm
Evaluasi diri madrasah edmEvaluasi diri madrasah edm
Evaluasi diri madrasah edmAgusMoriyadi1
 
1. daftar isi dokumen i smp
1. daftar isi dokumen i smp1. daftar isi dokumen i smp
1. daftar isi dokumen i smpPendi Taruih
 
1516_Struktur Organisasi dan Jobdiskripsinya
1516_Struktur Organisasi dan Jobdiskripsinya1516_Struktur Organisasi dan Jobdiskripsinya
1516_Struktur Organisasi dan JobdiskripsinyaSupriyanto Praptoutomo
 

Tendances (20)

Laporan kegiatan narsum workshop pkg smk produktif
Laporan kegiatan narsum workshop pkg smk produktifLaporan kegiatan narsum workshop pkg smk produktif
Laporan kegiatan narsum workshop pkg smk produktif
 
juklak pendidikan dan pelatihan calon kepala sekolah madr
juklak pendidikan dan pelatihan calon kepala sekolah madrjuklak pendidikan dan pelatihan calon kepala sekolah madr
juklak pendidikan dan pelatihan calon kepala sekolah madr
 
Persentasi laporan ojl
Persentasi laporan ojlPersentasi laporan ojl
Persentasi laporan ojl
 
2. penyusunan rencana kerja sekolah
2. penyusunan rencana kerja sekolah2. penyusunan rencana kerja sekolah
2. penyusunan rencana kerja sekolah
 
Buku pedomanpkg
Buku pedomanpkgBuku pedomanpkg
Buku pedomanpkg
 
Laporan magang 2 unismuh makassar
Laporan magang 2 unismuh makassarLaporan magang 2 unismuh makassar
Laporan magang 2 unismuh makassar
 
BUKU KERJA PENGAWAS SEKOLAH
BUKU KERJA PENGAWAS SEKOLAHBUKU KERJA PENGAWAS SEKOLAH
BUKU KERJA PENGAWAS SEKOLAH
 
Laporan kuliah kerja lapangan PGSD Unnes di SD N Pondok Labu 11 bidang Admini...
Laporan kuliah kerja lapangan PGSD Unnes di SD N Pondok Labu 11 bidang Admini...Laporan kuliah kerja lapangan PGSD Unnes di SD N Pondok Labu 11 bidang Admini...
Laporan kuliah kerja lapangan PGSD Unnes di SD N Pondok Labu 11 bidang Admini...
 
Buku 2 pedoman pk guru
Buku 2 pedoman pk guruBuku 2 pedoman pk guru
Buku 2 pedoman pk guru
 
Pedoman lomba penulisan best practice 2015
Pedoman lomba penulisan best practice 2015Pedoman lomba penulisan best practice 2015
Pedoman lomba penulisan best practice 2015
 
LAPORAN MAGANG 1
LAPORAN MAGANG 1LAPORAN MAGANG 1
LAPORAN MAGANG 1
 
Program Kerja Kepala Sekolah
Program Kerja Kepala SekolahProgram Kerja Kepala Sekolah
Program Kerja Kepala Sekolah
 
1516_Dokumen-I Kurikulum 2013_Versi Dinas Propinsi
1516_Dokumen-I Kurikulum 2013_Versi Dinas Propinsi1516_Dokumen-I Kurikulum 2013_Versi Dinas Propinsi
1516_Dokumen-I Kurikulum 2013_Versi Dinas Propinsi
 
Administrasi kepala sd
Administrasi kepala sdAdministrasi kepala sd
Administrasi kepala sd
 
Laporan ojl pengembangan diri dan penjaminan mutu madrasah ibtidaiyah muhamma...
Laporan ojl pengembangan diri dan penjaminan mutu madrasah ibtidaiyah muhamma...Laporan ojl pengembangan diri dan penjaminan mutu madrasah ibtidaiyah muhamma...
Laporan ojl pengembangan diri dan penjaminan mutu madrasah ibtidaiyah muhamma...
 
Evaluasi diri madrasah edm
Evaluasi diri madrasah edmEvaluasi diri madrasah edm
Evaluasi diri madrasah edm
 
1. daftar isi dokumen i smp
1. daftar isi dokumen i smp1. daftar isi dokumen i smp
1. daftar isi dokumen i smp
 
1516_Struktur Organisasi dan Jobdiskripsinya
1516_Struktur Organisasi dan Jobdiskripsinya1516_Struktur Organisasi dan Jobdiskripsinya
1516_Struktur Organisasi dan Jobdiskripsinya
 
1516_Peraturan Akademik
1516_Peraturan Akademik1516_Peraturan Akademik
1516_Peraturan Akademik
 
Paparan RKS Bekasi
Paparan RKS BekasiPaparan RKS Bekasi
Paparan RKS Bekasi
 

En vedette

Sinopsis best practice smp n 25 solo
Sinopsis best practice smp n 25 soloSinopsis best practice smp n 25 solo
Sinopsis best practice smp n 25 soloMulyati Rahman
 
Mulyati-Lomba Media 2010
Mulyati-Lomba Media 2010Mulyati-Lomba Media 2010
Mulyati-Lomba Media 2010Mulyati Rahman
 
8. mulyati ojl produksi jasa
8. mulyati ojl  produksi jasa8. mulyati ojl  produksi jasa
8. mulyati ojl produksi jasaMulyati Rahman
 
Lesson study siklus (2)
Lesson study   siklus  (2)Lesson study   siklus  (2)
Lesson study siklus (2)Mulyati Rahman
 
Lesson study siklus (3)
Lesson study   siklus  (3)Lesson study   siklus  (3)
Lesson study siklus (3)Mulyati Rahman
 
Cover Sebangun Kongruen-Mulyati
Cover Sebangun Kongruen-MulyatiCover Sebangun Kongruen-Mulyati
Cover Sebangun Kongruen-MulyatiMulyati Rahman
 
Prediksi US/UN
Prediksi US/UNPrediksi US/UN
Prediksi US/UNSahar Cha
 
Mulyati supervisi awal
Mulyati supervisi awalMulyati supervisi awal
Mulyati supervisi awalMulyati Rahman
 
Artikel mulyati pgri pusat
Artikel mulyati pgri pusatArtikel mulyati pgri pusat
Artikel mulyati pgri pusatMulyati Rahman
 
Master tugas tik ppg mulyati
Master tugas tik ppg mulyatiMaster tugas tik ppg mulyati
Master tugas tik ppg mulyatiMulyati Rahman
 
8a. atik instrumen produksi jasa smp 25
8a. atik instrumen produksi jasa smp 258a. atik instrumen produksi jasa smp 25
8a. atik instrumen produksi jasa smp 25Mulyati Rahman
 
P2 tkdikdas 13 mulyati
P2 tkdikdas 13 mulyatiP2 tkdikdas 13 mulyati
P2 tkdikdas 13 mulyatiMulyati Rahman
 
Lesson study siklus (1)
Lesson study   siklus (1)Lesson study   siklus (1)
Lesson study siklus (1)Mulyati Rahman
 
Pemetaan un 2013
Pemetaan un 2013Pemetaan un 2013
Pemetaan un 2013Sahar Cha
 
Mulyati ojl 4 (RTK Cakep Bab 4)
Mulyati ojl 4 (RTK Cakep Bab 4)Mulyati ojl 4 (RTK Cakep Bab 4)
Mulyati ojl 4 (RTK Cakep Bab 4)Mulyati Rahman
 
Lks 3 pythagoras geogebra
Lks 3 pythagoras geogebraLks 3 pythagoras geogebra
Lks 3 pythagoras geogebraMulyati Rahman
 
Modul Kongruen Mulyati
Modul Kongruen MulyatiModul Kongruen Mulyati
Modul Kongruen MulyatiMulyati Rahman
 
Deskripsi diri mulyati cover
Deskripsi diri mulyati coverDeskripsi diri mulyati cover
Deskripsi diri mulyati coverMulyati Rahman
 
Mulyati ojl 1 (Diklat Cakep Bab 1)
Mulyati ojl 1 (Diklat Cakep Bab 1)Mulyati ojl 1 (Diklat Cakep Bab 1)
Mulyati ojl 1 (Diklat Cakep Bab 1)Mulyati Rahman
 
Pengukuran, penilaian dan assesmen Mulyati
Pengukuran, penilaian dan assesmen MulyatiPengukuran, penilaian dan assesmen Mulyati
Pengukuran, penilaian dan assesmen MulyatiMulyati Rahman
 

En vedette (20)

Sinopsis best practice smp n 25 solo
Sinopsis best practice smp n 25 soloSinopsis best practice smp n 25 solo
Sinopsis best practice smp n 25 solo
 
Mulyati-Lomba Media 2010
Mulyati-Lomba Media 2010Mulyati-Lomba Media 2010
Mulyati-Lomba Media 2010
 
8. mulyati ojl produksi jasa
8. mulyati ojl  produksi jasa8. mulyati ojl  produksi jasa
8. mulyati ojl produksi jasa
 
Lesson study siklus (2)
Lesson study   siklus  (2)Lesson study   siklus  (2)
Lesson study siklus (2)
 
Lesson study siklus (3)
Lesson study   siklus  (3)Lesson study   siklus  (3)
Lesson study siklus (3)
 
Cover Sebangun Kongruen-Mulyati
Cover Sebangun Kongruen-MulyatiCover Sebangun Kongruen-Mulyati
Cover Sebangun Kongruen-Mulyati
 
Prediksi US/UN
Prediksi US/UNPrediksi US/UN
Prediksi US/UN
 
Mulyati supervisi awal
Mulyati supervisi awalMulyati supervisi awal
Mulyati supervisi awal
 
Artikel mulyati pgri pusat
Artikel mulyati pgri pusatArtikel mulyati pgri pusat
Artikel mulyati pgri pusat
 
Master tugas tik ppg mulyati
Master tugas tik ppg mulyatiMaster tugas tik ppg mulyati
Master tugas tik ppg mulyati
 
8a. atik instrumen produksi jasa smp 25
8a. atik instrumen produksi jasa smp 258a. atik instrumen produksi jasa smp 25
8a. atik instrumen produksi jasa smp 25
 
P2 tkdikdas 13 mulyati
P2 tkdikdas 13 mulyatiP2 tkdikdas 13 mulyati
P2 tkdikdas 13 mulyati
 
Lesson study siklus (1)
Lesson study   siklus (1)Lesson study   siklus (1)
Lesson study siklus (1)
 
Pemetaan un 2013
Pemetaan un 2013Pemetaan un 2013
Pemetaan un 2013
 
Mulyati ojl 4 (RTK Cakep Bab 4)
Mulyati ojl 4 (RTK Cakep Bab 4)Mulyati ojl 4 (RTK Cakep Bab 4)
Mulyati ojl 4 (RTK Cakep Bab 4)
 
Lks 3 pythagoras geogebra
Lks 3 pythagoras geogebraLks 3 pythagoras geogebra
Lks 3 pythagoras geogebra
 
Modul Kongruen Mulyati
Modul Kongruen MulyatiModul Kongruen Mulyati
Modul Kongruen Mulyati
 
Deskripsi diri mulyati cover
Deskripsi diri mulyati coverDeskripsi diri mulyati cover
Deskripsi diri mulyati cover
 
Mulyati ojl 1 (Diklat Cakep Bab 1)
Mulyati ojl 1 (Diklat Cakep Bab 1)Mulyati ojl 1 (Diklat Cakep Bab 1)
Mulyati ojl 1 (Diklat Cakep Bab 1)
 
Pengukuran, penilaian dan assesmen Mulyati
Pengukuran, penilaian dan assesmen MulyatiPengukuran, penilaian dan assesmen Mulyati
Pengukuran, penilaian dan assesmen Mulyati
 

Similaire à Mulyati supervisi 1

Tesisbabis d-vdanlampiran1s-d-121113005251-phpapp02
Tesisbabis d-vdanlampiran1s-d-121113005251-phpapp02Tesisbabis d-vdanlampiran1s-d-121113005251-phpapp02
Tesisbabis d-vdanlampiran1s-d-121113005251-phpapp02Slamet Suprihanto
 
Program induksi-guru-pemula.docx
Program induksi-guru-pemula.docxProgram induksi-guru-pemula.docx
Program induksi-guru-pemula.docxwiwik primayanti
 
Evaluasi KTSP
Evaluasi KTSPEvaluasi KTSP
Evaluasi KTSPAnan Nur
 
Paparan-Program-Sekolah-Penggerak (1).pptx
Paparan-Program-Sekolah-Penggerak (1).pptxPaparan-Program-Sekolah-Penggerak (1).pptx
Paparan-Program-Sekolah-Penggerak (1).pptxastriwidya2
 
Tugas kurikulum Pembelajaran
Tugas kurikulum PembelajaranTugas kurikulum Pembelajaran
Tugas kurikulum Pembelajaranpidiani
 
Kurikulum Pembelajaran
Kurikulum PembelajaranKurikulum Pembelajaran
Kurikulum Pembelajaranpidiani
 
Tugas 14 hasil laporan rps suyuti
Tugas 14 hasil laporan rps suyutiTugas 14 hasil laporan rps suyuti
Tugas 14 hasil laporan rps suyutiDanajaya Mahmudz
 
5. mulyati ojl supervisii
5. mulyati ojl supervisii5. mulyati ojl supervisii
5. mulyati ojl supervisiiMulyati Rahman
 
Tesis bab i s.d. v dan lampiran 1 s.d
Tesis bab i s.d. v dan lampiran 1 s.dTesis bab i s.d. v dan lampiran 1 s.d
Tesis bab i s.d. v dan lampiran 1 s.dBang Mohtar
 
Kurikulum smp negeri 1 batang kuis buku 1 (1)
Kurikulum smp negeri 1 batang kuis  buku 1 (1)Kurikulum smp negeri 1 batang kuis  buku 1 (1)
Kurikulum smp negeri 1 batang kuis buku 1 (1)Haris Kul
 
Jurnal Tesis Yuni Iswanti.pdf
Jurnal Tesis Yuni Iswanti.pdfJurnal Tesis Yuni Iswanti.pdf
Jurnal Tesis Yuni Iswanti.pdfYuni Iswanti
 
Jurnal Tesis Yuni Iswanti.pdf
Jurnal Tesis Yuni Iswanti.pdfJurnal Tesis Yuni Iswanti.pdf
Jurnal Tesis Yuni Iswanti.pdfYuni Iswanti
 
PERENCANAAN PEMBELAJARAN
PERENCANAAN PEMBELAJARANPERENCANAAN PEMBELAJARAN
PERENCANAAN PEMBELAJARANFitri Yusmaniah
 
Pentaksiran dalam pendidikan seni
Pentaksiran dalam pendidikan seniPentaksiran dalam pendidikan seni
Pentaksiran dalam pendidikan seniLaila Wati Johari
 
INP082220220711.ppt
INP082220220711.pptINP082220220711.ppt
INP082220220711.pptBulqiaMasud1
 
Tugas mandiri paud berjenjang
Tugas mandiri  paud berjenjangTugas mandiri  paud berjenjang
Tugas mandiri paud berjenjangiwan setiawan
 

Similaire à Mulyati supervisi 1 (20)

Tesisbabis d-vdanlampiran1s-d-121113005251-phpapp02
Tesisbabis d-vdanlampiran1s-d-121113005251-phpapp02Tesisbabis d-vdanlampiran1s-d-121113005251-phpapp02
Tesisbabis d-vdanlampiran1s-d-121113005251-phpapp02
 
Program induksi-guru-pemula.docx
Program induksi-guru-pemula.docxProgram induksi-guru-pemula.docx
Program induksi-guru-pemula.docx
 
Evaluasi KTSP
Evaluasi KTSPEvaluasi KTSP
Evaluasi KTSP
 
Paparan-Program-Sekolah-Penggerak (1).pptx
Paparan-Program-Sekolah-Penggerak (1).pptxPaparan-Program-Sekolah-Penggerak (1).pptx
Paparan-Program-Sekolah-Penggerak (1).pptx
 
Tugas kurikulum Pembelajaran
Tugas kurikulum PembelajaranTugas kurikulum Pembelajaran
Tugas kurikulum Pembelajaran
 
Kurikulum Pembelajaran
Kurikulum PembelajaranKurikulum Pembelajaran
Kurikulum Pembelajaran
 
Tugas 14 hasil laporan rps suyuti
Tugas 14 hasil laporan rps suyutiTugas 14 hasil laporan rps suyuti
Tugas 14 hasil laporan rps suyuti
 
5. mulyati ojl supervisii
5. mulyati ojl supervisii5. mulyati ojl supervisii
5. mulyati ojl supervisii
 
Tesis bab i s.d. v dan lampiran 1 s.d
Tesis bab i s.d. v dan lampiran 1 s.dTesis bab i s.d. v dan lampiran 1 s.d
Tesis bab i s.d. v dan lampiran 1 s.d
 
Kurikulum smp negeri 1 batang kuis buku 1 (1)
Kurikulum smp negeri 1 batang kuis  buku 1 (1)Kurikulum smp negeri 1 batang kuis  buku 1 (1)
Kurikulum smp negeri 1 batang kuis buku 1 (1)
 
Jurnal Tesis Yuni Iswanti.pdf
Jurnal Tesis Yuni Iswanti.pdfJurnal Tesis Yuni Iswanti.pdf
Jurnal Tesis Yuni Iswanti.pdf
 
Jurnal Tesis Yuni Iswanti.pdf
Jurnal Tesis Yuni Iswanti.pdfJurnal Tesis Yuni Iswanti.pdf
Jurnal Tesis Yuni Iswanti.pdf
 
Standar proses
Standar prosesStandar proses
Standar proses
 
1 sm
1 sm1 sm
1 sm
 
PERENCANAAN PEMBELAJARAN
PERENCANAAN PEMBELAJARANPERENCANAAN PEMBELAJARAN
PERENCANAAN PEMBELAJARAN
 
3. bab i
3. bab i3. bab i
3. bab i
 
Pentaksiran dalam pendidikan seni
Pentaksiran dalam pendidikan seniPentaksiran dalam pendidikan seni
Pentaksiran dalam pendidikan seni
 
INP082220220711.ppt
INP082220220711.pptINP082220220711.ppt
INP082220220711.ppt
 
PRESENTASI ON THE JOB LEARNING
PRESENTASI ON THE JOB LEARNINGPRESENTASI ON THE JOB LEARNING
PRESENTASI ON THE JOB LEARNING
 
Tugas mandiri paud berjenjang
Tugas mandiri  paud berjenjangTugas mandiri  paud berjenjang
Tugas mandiri paud berjenjang
 

Plus de Mulyati Rahman

Deskripsi diri mulyati final
Deskripsi diri mulyati finalDeskripsi diri mulyati final
Deskripsi diri mulyati finalMulyati Rahman
 
Profil KS di Media Massa
Profil KS di Media MassaProfil KS di Media Massa
Profil KS di Media MassaMulyati Rahman
 
3. foto supervisi b inggris vivi novianita
3. foto supervisi b inggris vivi novianita3. foto supervisi b inggris vivi novianita
3. foto supervisi b inggris vivi novianitaMulyati Rahman
 
1. foto supervisi b indo ari kristiati
1. foto supervisi b indo ari kristiati1. foto supervisi b indo ari kristiati
1. foto supervisi b indo ari kristiatiMulyati Rahman
 
2. atik instrumen kajian keuangan
2. atik instrumen kajian keuangan2. atik instrumen kajian keuangan
2. atik instrumen kajian keuanganMulyati Rahman
 
Mulyati ojl 3 (RTK Cakep Bab 3)
Mulyati ojl 3  (RTK Cakep Bab 3)Mulyati ojl 3  (RTK Cakep Bab 3)
Mulyati ojl 3 (RTK Cakep Bab 3)Mulyati Rahman
 
Mulyati ojl 2 (RTK Cakep Bab 2)
Mulyati ojl 2 (RTK Cakep Bab 2)Mulyati ojl 2 (RTK Cakep Bab 2)
Mulyati ojl 2 (RTK Cakep Bab 2)Mulyati Rahman
 
9. mulyati oj ll monev
9. mulyati oj ll monev9. mulyati oj ll monev
9. mulyati oj ll monevMulyati Rahman
 
4. mulyati ojl kurikulum
4. mulyati ojl kurikulum4. mulyati ojl kurikulum
4. mulyati ojl kurikulumMulyati Rahman
 
3. ojl pengelolaan peserta didik mulyati
3. ojl pengelolaan peserta didik mulyati3. ojl pengelolaan peserta didik mulyati
3. ojl pengelolaan peserta didik mulyatiMulyati Rahman
 
2. mulyati ojl keuangan
2. mulyati ojl keuangan2. mulyati ojl keuangan
2. mulyati ojl keuanganMulyati Rahman
 
1. mulyati rks rkt rkas
1. mulyati rks rkt rkas1. mulyati rks rkt rkas
1. mulyati rks rkt rkasMulyati Rahman
 
7a. atik instrumen kajian sarana dan prasarana
7a. atik instrumen kajian sarana dan prasarana7a. atik instrumen kajian sarana dan prasarana
7a. atik instrumen kajian sarana dan prasaranaMulyati Rahman
 

Plus de Mulyati Rahman (15)

Deskripsi diri mulyati final
Deskripsi diri mulyati finalDeskripsi diri mulyati final
Deskripsi diri mulyati final
 
Profil KS di Media Massa
Profil KS di Media MassaProfil KS di Media Massa
Profil KS di Media Massa
 
3. foto supervisi b inggris vivi novianita
3. foto supervisi b inggris vivi novianita3. foto supervisi b inggris vivi novianita
3. foto supervisi b inggris vivi novianita
 
1. foto supervisi b indo ari kristiati
1. foto supervisi b indo ari kristiati1. foto supervisi b indo ari kristiati
1. foto supervisi b indo ari kristiati
 
2. atik instrumen kajian keuangan
2. atik instrumen kajian keuangan2. atik instrumen kajian keuangan
2. atik instrumen kajian keuangan
 
Mulyati ojl 3 (RTK Cakep Bab 3)
Mulyati ojl 3  (RTK Cakep Bab 3)Mulyati ojl 3  (RTK Cakep Bab 3)
Mulyati ojl 3 (RTK Cakep Bab 3)
 
Mulyati ojl 2 (RTK Cakep Bab 2)
Mulyati ojl 2 (RTK Cakep Bab 2)Mulyati ojl 2 (RTK Cakep Bab 2)
Mulyati ojl 2 (RTK Cakep Bab 2)
 
9. mulyati oj ll monev
9. mulyati oj ll monev9. mulyati oj ll monev
9. mulyati oj ll monev
 
7. mulyati ojl sarpra
7. mulyati ojl sarpra7. mulyati ojl sarpra
7. mulyati ojl sarpra
 
6. mulyati ojl tas
6. mulyati ojl tas6. mulyati ojl tas
6. mulyati ojl tas
 
4. mulyati ojl kurikulum
4. mulyati ojl kurikulum4. mulyati ojl kurikulum
4. mulyati ojl kurikulum
 
3. ojl pengelolaan peserta didik mulyati
3. ojl pengelolaan peserta didik mulyati3. ojl pengelolaan peserta didik mulyati
3. ojl pengelolaan peserta didik mulyati
 
2. mulyati ojl keuangan
2. mulyati ojl keuangan2. mulyati ojl keuangan
2. mulyati ojl keuangan
 
1. mulyati rks rkt rkas
1. mulyati rks rkt rkas1. mulyati rks rkt rkas
1. mulyati rks rkt rkas
 
7a. atik instrumen kajian sarana dan prasarana
7a. atik instrumen kajian sarana dan prasarana7a. atik instrumen kajian sarana dan prasarana
7a. atik instrumen kajian sarana dan prasarana
 

Mulyati supervisi 1

  • 1. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Peningkatan mutu pendidikan merupakan satu pilar pokok pembangunan dalam pendidikan di Indonesia. Pendidikan yang bermutu akan menghasilkan sumber daya manusia (SDM) yang cerdas dan kompetetitif sesuai dengan visi Kementrian Pendidikan Nasional 2025. Untuk mewujudkan visi tersebut diperlukan upaya peningkatan mutu pendidikan secara berkelanjutan dari semua pihak. Berbagai upaya telah dan sedang dilakukan untuk meningkatkan mutu pendidikan nasional. Salah satunya dengan membuat berbagai langkah seperti yang dirumuskan berdasarkan Undang-Undang tentang Sistem Pendidikan Nasional (USPN) Nomor 20 Tahun 2003. Pada USPN telah dirumuskan bahwa tujuan pendidikan nasional, yaitu mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab. USPN juga menegaskan bahwa setiap warga negara mempunyai hak yang sama untuk memperoleh pendidikan yang bermutu. Sebagai realisasi upaya peningkatan mutu pendidikan pemerintah telah menetapkan peraturan pemerintah (PP) 19 Tahun 2005 yaitu tentang Standar Nasional Pendidikan (SNP). SNP ini sangat diperlukan karena akan menjadi acuan dasar (benchmark) oleh setiap penyelenggara dan satuan pendidikan 1
  • 2. yang antara lain, meliputi kriteria minimal berbagai aspek yang terkait dengan penyelenggaraan pendidikan. Acuan dasar tersebut merupakan standar nasional pendidikan yang dimaksudkan untuk memacu pengelola, penyelenggara, dan satuan pendidikan agar dapat meningkatkan kinerja dalam memberikan layanan pendidikan yang bermutu. PP No 19 Tahun 2005 tentang SNP menegaskan bahwa Standar Nasional Pendidikan adalah kriteria minimal tentang sistem pendidikan di seluruh wilayah hukum Indonesia yang berfungsi sebagai dasar bagi perencanaan, pelaksanaan, dan pengawasan pendidikan pada setiap satuan pendidikan dalam rangka mewujudkan pendidikan yang bermutu. SNP berisi ketentuan tentang delapan standar yang dicita-citakan dapat terwujud di semua satuan pendidikan pada kurun waktu tertentu, meliputi Standar Isi, Standar Kompetensi Lulusan, Standar Proses, Standar Pendidik dan Tenaga Kependidikan, Standar Sarana Prasarana, Standar Pengelolaan, Standar Pembiayaan, dan Standar Penilaian Pendidikan. Mengingat bahwa kondisi satuan pendidikan pada saat ini masih sangat beragam, dan sebagian kualitasnya masih berada di bawah SNP, maka perlu dicari strategi untuk mencapai SNP secara bertahap dengan menetapkan Standar Pelayanan Minimal (SPM) melalaui Permendiknas Nomor 15 Tahun 2010 yang merupakan tingkat pelayanan minimal yang harus dipenuhi oleh setiap satuan pendidikan. Apabila SPM pendidikan telah tercapai maka indikator tingkat (mutu) layanan akan dinaikkan dari waktu ke waktu, hingga pada akhirnya mencapai tingkatan yang ditetapkan dalam SNP. Oleh karena itu SPM pendidikan dapat diartikan sebagai strategi untuk mencapai SNP secara bertahap dan merupakan sasaran antara untuk menuju pemenuhan SNP. 2
  • 3. Sehubungan dengan hal tersebut, kepala sekolah mempunyai peran yang sangat strategis dalam mewujudkan tujuan pendidikan nasional tersebut. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 13 Tahun 2007 tentang Standar Kepala Sekolah/Madrasah telah menetapkan bahwa ada 5 (lima) dimensi kompetensi yang perlu dimiliki kepala sekolah, yaitu: Kepribadian, Manajerial, Kewirausahaan, Supervisi dan Sosial. Salah satu kompetensi yang sangat berperan langsung terhadap peningkatan mutu pembelajaran adalah dimensi kompetensi supervisi. Dengan kompetensi itu dapat menunaikan kewajiban menumbuhkan motivasi diri serta menguasai prinsip-prinsip supervisi sehingga memiliki tingkat kesiapan yang baik sebagai insan pembina sekolah. Melalui kompetensi ini kepala sekolah mempunyai tugas yang sangat penting di dalam mendorong guru untuk melakukan proses pembelajaran yang berkualitas. Kepala Sekolah merupakan pembina guru dalam pengelolaan mutu pendidikan, meningkatkan kinerja guru dan tenaga kependidikan dalam melaksanakan tugas pokoknya. Secara akademis kepala sekolah dapat membimbing guru dalam mengembangkan, melaksanakan, dan melakukan penjaminan mutu KTSP, mengarahkan pengembangan silabus dan rencana pelaksanaan pembelajaran, meningakatkan kinerja dalam mengevaluasi pembelajaran sehingga dapat menghasilkan standar lulusan yang bermutu. Permendiknas nomor 41 tahun 2007 tentang standar proses mengamanatkan bahwa setiap guru wajib melaksanakan: perencanakan pembelajaran, melaksanakan pembelajaran, melakukan penilaian dan adanya pengawasan oleh kepala sekolah. 3
  • 4. Namun pada kenyataannya penyelenggaraan pendidikan Indonesia terutama proses pembelajaran di kelas saat ini seolah-olah masih merupakan otoritas sepenuhnya pada guru. Hampir tidak ada pihak luar yang peduli, memperhatikan serta mencermati pelaksanaan pembelajaran guru di hadapan peserta didiknya. Bahkan sering dikatakan bahwa pekerjaan guru adalah merupakan profesi yang tidak dapat dilihat oleh orang lain, kecuali klien (siswa). Apabila ada pengawas, kepala sekolah, atau sesama guru yang ingin tahu bagaimana seorang guru mengajar, hal ini sering dianggap tabu dan dikatakan tidak percaya pada guru. Kondisi tersebut sering dipengaruhi oleh budaya tertutup yang melingkupi iklim kerja di sekolah-sekolah selama ini. Oleh karena itu walau pun kepala sekolah dan pengawas (supervisor) memiliki kewenangan untuk monitoring dan menilai kinerja guru dalam pembelajaran, namun selama ini kurang maksimal dilakukan. Penilaian kinerja guru sering hanya diukur dari administrasi pembelajaran yang ditulis. Kunjungan kelas seakan masih merupakan formalitas, atau bahkan hanya dilakukan bila seorang guru dianggap bermasalah. Kondisi demikian tentu tidak mendukung upaya peningkatan mutu pendidikan, yang ruhnya terletak pada interaksi antara guru dan siswa di kelas. Akuntabilitas guru menjadi rendah, dan hanya terfokus pada bagaimana membuat siswa dapat mengerjakan soal-soal ujian. Pada mata pelajaran tertentu yang tidak termasuk materi ujian nasional, bahkan dikesankan lebih santai lagi. Pembelajaran yang aktif, kreatif, efektif, menyenangkan, dan bermakna bagi kehidupan siswa, masih jauh dari harapan. 4
  • 5. Akiibat kondisi semacam itu permasalahan rendahnya kualitas pembelajaran di kelas tidak kunjung usai. Kualitas pembelajaran di kelas sering bersumber dari beberapa hal pokok berikut: ketidaklengkapan administrasi pembelajaran guru (pengembangan silabus, RPP, dan administrasi penilaian) rendahnya kemampuan guru melaksanakan pembelajaran aktif, inovatif, kreatif, efektif, dan menyenangkan (PAIKEM), rendahnya kemampuan dan motivasi guru meningkatkan pengetahuannya. Banyak guru masih menggunakan Silabus dan rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) hasil copy paste. Hanya beberapa guru yang mengembangkan silabus dan menyusun RPP sendiri. Administrasi penilaian masih lemah dalam hal teknik dan instrumen penilaian, kisi-kisi dan analisis butir soal, serta program remidial dan pengayaan. Daftar nilai masih sebatas nilai tugas dan ulangan harian dalam bentuk kognitif. Lembar penilaian afektif (pengamatan) dan psikomotor juga belum nampak. Penentuan KKM belum mempertimbangkan berbagai aspek. Banyak guru belum paham komponen/dasar penentuan kriteria ketuntasan minimal (KKM) meski sudah mempunyai daftar KKM. Rendahnya kemampuan guru melakukan pembeljaran aktif, inovatif, kreatif, efektif, menyenangkan, gembira dan berbobot (PAIKEM GEMBROT) juga masih jauh panggang dari api. Dari hasil pengamatan, observasi dan diskusi beberapa guru antara lain: banyak guru-guru mengajar masih menggunakan pola lama dengan mendominasi kelas dengan ceramah, belum menerapkan pembelajaran inovatif seperti memanfaatkan model-model pembelajaran kooperatif, CTL atau lainnya. 5
  • 6. Guru yang sudah secara sadar membawakan pembelajarannya inovatif merasa kekurangan waktu, karena proses persiapannya terlalu lama dan siswa juga cenderung lambat dalam hal mengubah posisi tempat duduk. Guru juga kurang mengeksplorasi siswa untuk mengembangkan keterampilan kooperatif dan berkolaborasi (eksplorasi, elaborasi dan konfirmasi), meski di dalam RPP dicantumkan guru jarang yang benar-benar menerapkannya di kelas. Guru belum sepenuhnya memanfaatkan alat bantu dan media pembelajaran, meski dari penelusuran RPP yang dibuat memang ada ada rencana guru memanfaatkan sumber-sumber belajar dan media yang beragam. Adanya pemahaman yang keliru bahwa pemanfaatan multimedia pembelajaran semata-mata menggunakan teknologi canggih (komputer) padahal untuk beberapa mata pelajaran tertentu justru pemanfaatan lingkungan bisa lebih mengembangkan daya pikir dan nalar siswa, karena siswa berinteraksi langsung dengan sumber belajar (alam takambang). Selain itu guru yang telah memanfaatkan multimedia (komputer) hanya sebatas memindahkan papan tulis dengan menayangkannya dalam bentuk power poin sehingga justru mematikan kreatifitas siswa (pembisuan siswa) karena siswa hanya melihat, tidak melakukan aktifitas apapun. Jika berlarut-larut ini akan membuat siswa cepat bosan. Beberapa kondisi secara umum di atas juga terjadi di SMP 11 Surakarta, apalagi selama ini guru jarang dipantau lewat program supervisi. Padahal idealnya, menurut Permendiknas Nomor 15 tahun 2010 tentang Standar Pelayanan Minimal Pendidikan Dasar, kepala sekolah melakukan supervisi kelas dan memberikan umpan balik kepada guru dua kali dalam setiap semester. 6
  • 7. Dalam kondisi demikian, maka peran kepala sekolah sebagai pembina guru sangat diharapkan. Kepala sekolah harus berfungsi sebagai kontrol kualitas dalam proses pendidikan, khususnya pembelajaran/bimbingan. Kualitas tidak hanya pada dimensi ketercapaian target materi dan nilai ulangan siswa, namun juga kebermaknaan proses pembelajaran yang dilakukan guru. Demi mendukung peran kepala sekolah/madrasah dalam meningkatkan mutu pendidikan di sekolah/madrasah maka dibutuhkan kepala sekolah yang mempunyai kompetensi kuat dalam kontrol kualitas pembelajaran yang dilakukan guru. Oleh karena itu kompetensi supervisi kepala sekolah sangat diperlukan dalam mewujudkan kualitas pembelajaran. Berdasarkan dasar pemikiran di atas, maka pada kesempatan ini sebagai tindak lanjut dari kegiatan On the Job Learning (OJL) Diklat Peningkatan Kompetensi Supervisi Kepala Sekolah tahun 2012, maka kepala sekolah berusaha melakukan upaya awal dengan malakukan kajian berupa pelaksanaan Supervisi Akademik sebagai Upaya Meningkatkan Kualitas Pembelajaran di SMP Negeri 11 Surakarta. B. Rumusan Masalah Berdasarkan dasar pemikiran di atas, maka pada kesempatan ini maka kepala sekolah berusaha melakukan upaya awal dengan melakukan kajian berupa pelaksanaan Supervisi Akademik. Oleh karena itu rumusan permasalahan dalam penelitian ini adalah: Apakah Supervisi Akademik dapat meningkatkan Upaya Meningkatkan Kualitas Pembelajaran di SMP Negeri 11 Surakarta. 7
  • 8. C. Tujuan Kegiatan supervisi akademik ini bertujuan: 1. Meningkatkan kompetensi supervisi akademik kepala sekolah yang meliputi: konsep supervisi akademik dalam rangka peningkatan profesionalisme guru, membuat rencana program supervisi akademik dengan pendekatan dan teknik supervsi yang tepat, dan melaksanakan tindak lanjut supervisi akademik. 2. Memberikan kesempatan kepada kepala sekolah untuk mendapatkan pengalaman dan pembelajaran melalui praktik supervisi akademik dengan paradigma, pendekatan dan teknik-teknik yang telah diperoleh selama kegiatan diklat In Service Learning. 3. Meningkatkan kepekaan kepala sekolah terhadap pengelolaan proses pembelajaran yang dilakukan oleh guru sehingga dapat menumbuhkembangkan keterampilan guru mengelola proses pembelajaran yang inovatif, kreatif, pemecahan masalah, dan menumbuhkan naluri kewirausahaan. 4. Membantu guru mengembangkan kemampuan profesionalnya dalam memahami kegiatan akademik, kegiatan pembelajaran di kelas, mengembangkan keterampilan mengajarnya dan menggunakan kemampuannya untuk meningkatkan kualitas pembelajaran. 5. Mendorong guru menerapkan kemampuannya dalam melaksanakan tugas- tugas mengajarnya, pengembangan kemampuannya sendiri, serta mendorong guru agar ia memiliki perhatian yang sungguh-sungguh (komitmen) terhadap tugas dan tanggung jawabnya. , 8
  • 9. D. Manfaat Manfaat kegiatan supervisi akademik adalah: 1. Bagi Kepala sekolah: a. Sebagai upaya meningkatkan kemampuan kepala sekolah dalam mempengaruhi, menggerakkan, mengembangkan dan memberdayakan guru untuk meningkatkan kualitas pembelajaran dengan memanfaatkan sumber daya yang ada. b. Sebagai upaya kepala sekolah untuk lebih mendekatkan hubungan kepala sekolah dengan guru sehingga terjalin hubungan yang harmonis melalui supervisi akademik dan supervisi klinis sehingga guru mampu mengembangkan pembelajaran yang kreatif dan inovatif. 2. Bagi guru: a. Membantu guru dalam meningkatkan kompetensinya khusunya dalam perencanaan pembelajaran, pelaksanaan pembelajaran, dan penilaian pembelajaran. b. Sebagai wahana peningkatan kemampuan guru dalam memanfaatkan sumber belajar, alat bantu, dan media pembelajaran yang kreati dan inovatif, sehingga proses pembelajaran dapat efektif. c. Sebagai upaya meningkatkan komitmen terhadap tugas dan fungsinya serta pengembangan karakter pribadi lainnya. 3. Bagi Sekolah: a. Meningkatkan kualitas pembelajaran di sekolah . b. Meningkatkan kinerja sekolah melalui peningkatan profesionalisme guru. 9
  • 10. c. Sebagai kontrol kualitas atau penjaminan mutu pembelajaran 4. Bagi Siswa: a. Sebagai jaminan mendapatkan pelayanan pembelajaran yang optimal b. Sebagai upaya membina perilaku belajar siswa yang lebih baik. 10