SlideShare une entreprise Scribd logo
1  sur  70
Tugas : Individu 
Mata Kuliah : Strategi Pembelajaran Matematika 
MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH 
PROBLEM BASED LEARNING 
MUSDALIFAH YUSUF 11 24 130 
JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA 
SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN (STKIP) 
YAYASAN PENDIDKAN UJUNG PANDANG ( YPUP ) 
2014
KATA PENGANTAR 
Assalamualaikum wr.wb.!!! 
Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Allah SWT, dengan rahmat serta 
kasih sayang-Nya telah memberi kesempatan dan kemudahan kepada kami dalam 
mewujudkan sebuah makalah Strategi Pembelajaran Matematika yang membahas 
mengenai Problem Based Learning (PBL) atau Model Pembelajaran Berbasis 
Masalah (PBM). 
Makalah ini di harapkan dapat bermanfaat dan di gunakan oleh kita semua, 
terkait dengan materi Pembelajaran Berbasis Masalah (PBM). 
Kami menyadari bahwa makalah ini masih belum sempurna dan 
mempunyai banyak sekali kekurangan, untuk itu dengan segala kerendahan hati 
kami mohon agar para pembaca dapat memberikan kritik dan saran yang 
membangun demi kesempurnaan makalah ini. 
Mudah-mudahan makalah ini bermanfaat bagi kita semua. 
Wassalamualaikum wr.wb. 
Makassar, 17 Mei 2013 
Penulis 
i
DAFTAR ISI 
Halaman 
Halaman Judul 
Kata Pengantar …………………………………………………………... i 
Daftar Isi ……………………………………………………………….... ii 
BAB 1 Pendahuluan 
1. Latar Belakang ………………………………………………….. 1 
2. Rumusan Masalah ……………………………………………… 2 
3. Tujuan Pembahasan ……………………………………………. 3 
4. Manfaat Pembahasan ………………………………………….. 3 
BAB 2 Kajian Pustaka 
A. Konsep Dasar Problem-Based Learning ……………………... 4 
B. Pengertian Problem-Based Learning ……………………......... 5 
C. Karakteristik Problem-Based Learning ……………………..... 7 
D. Ciri-ciri Problem-Based Learning ……………………............. 9 
E. Tujuan Problem-Based Learning ? ……………………............ 12 
F. Unsur-unsur yang terdapat dalam Problem-Based Learning ? ….. 12 
G. Teori Belajar Yang Mendukung Pembelajaran Berbasis Masalah ?. 13 
H. Keunggulan dan kelemahan Problem-Based Learning ? ………… 15 
I. Peranan Guru Dalam Problem-Based Learning ?............................. 17 
ii
J. Kriteria pemilihan bahan pelajaran untuk Problem-Based Learning 21 
K. Tahapan pemecahan masalah dalam Problem-Based Learning?...... 21 
L. Sintaks pada Problem-Based Learning ? …………………………. 25 
M. Evaluasi pada Problem-Based Learning ?....................................... 26 
N. Penilaian Dalam Problem-Based Learning ? ……………………….. 27 
O. Keterkaitan Materi Bidang Datar dengan Problem-Based Learning ?32 
BAB 3 Penutup 
A. Kesimpulan …………………………………………………….. 45 
B. Saran ……………………………………………………………. 45 
Daftar Pustaka …………………………………………………............. 46 
Lampiran Lampiran 
1. Lampiran 1 Perangkat Pembelajaran 
 RPP Pertemuan 1 ……………………………………… 48 
 RPP Pertemuan 2 ………………………………………. 53 
 LKS pertemuan 1………………………………………... 58 
 LKS Pertemuan 2 ………………………………………. 61 
2. Lampiran 2 
 Instrumen ……………………………………………….. 64 
 Kisi – Kisi Instrumen …………………………………… 65 
 Kunci jawaban dan Pedoman Penskoran ……………… 66 
iii
BAB I 
PENDAHULUAN 
A. LATAR BELAKANG 
Perubahan cara pandang terhadap siswa sebagai objek menjadi subjek 
dalam proses pembelajaran menjadi titik tolak banyak ditemukannya berbagai 
pendekatan pembelajaran inovatif. Ivor K. Davis dalam rusman (2013:229) 
mengemukakan bahwa ‘’salah satu kecenderungan yang sering dilupakan adalah 
melupakan bahwa hakikat pembelajaran adalah belajarnya siswa bukan 
mengajarnya guru. 
Guru dituntut untuk dapat memilih model pembelajaran yang dapat 
memacuh semangat siswa untuk secara aktif ikut terlibat dalam pengalaman 
belajarnya. Salah satu alternatif model pembelajaran yang memungkinkan 
dikembangkannya keterampilan berfikir siswa ( penalaran, komunikasi, dan 
koneksi ) dalam pemecahan masalah adalah pembelajaran berbasis masalah ( 
PBM ) 
Menurut Tan dalam rusman (2013: 229) pembelajaran berbasis masalah 
merupakan inovasi dalam pembelajaran karena dalam PBM kemampuan berfikir 
siswa betul-betul dioptimalisasikan melalui proses kelompok atau tim yang 
sistematis, sehingga siswa dapat memberdayakan, mengasah, menguji dan 
mengembangkan kemampuan berpikirnya secara berkesinambungan. 
1
Pada kenyataannya, tidak semua guru memahami konsep PBM tersebut, 
baik disebabkan oleh kurangnya keinginan dan motivasi untuk meningkatkan 
kualitas keilmuan maupun kurangnya dukungan sistem untuk meningkatkan 
kualitas keilmuan tenaga pendidik. 
Berdasarkan hal tersebut, maka kami menyusun makalah tentang apa dan 
bagaimana Pembelajaran Berbasis Masalah ini untuk selanjutnya diterapkan 
dalam sebuah proses pembelajaran, sehingga dapat memberi masukan, khususnya 
kepada Guru maupun mahasiswa tentang pembelajaran berbasis masalah. Yang 
menurut tan dalam Rusman ( 2013 : 230 ) merupakan pendekatan pembelajaran 
yang relevan dengan tuntutan abad ke-21 dan umumnya kepada para ahli dan 
praktisi pendidikan yang memusatkan perhatiannya pada pengembangan dan 
inovasi sistem pembelajaran. 
B. RUMUSAN MASALAH 
1. Apa Konsep Dasar Problem-Based Learning ? 
2. Apa pengertian Problem-Based Learning ? 
3. Bagaimanaq Karakteristik Problem-Based Learning ? 
4. Apa ciri-ciri Problem-Based Learning ? 
5. Apa tujuan Problem-Based Learning ? 
6. Apa unsur-unsur yang terdapat dalam Problem-Based Learning ? 
7. Teori Belajar Yang Mendukung Pembelajaran Berbasis Masalah ? 
8. Apa keunggulan dan kelemahan Problem-Based Learning ? 
9. Apa Peranan Guru Dalam Problem-Based Learning ?
10. Bagaimana kriteria pemilihan bahan pelajaran untuk Problem-Based 
Learning 
11. Bagaimana tahapan pemecahan masalah dalam Problem-Based Learning? 
12. Bagaimana sintaks pada Problem-Based Learning ? 
13. Bagaimana evaluasi pada Problem-Based Learning ? 
14. Penilaian Dalam Problem-Based Learning ? 
15. Keterkaitan Materi Bidang Datar dengan Problem-Based Learning ? 
C. TUJUAN PENULISAN 
Makalah ini disusun dengan maksud untuk : 
a. Menambah wawasan pembaca mengenai Model Pembelajaran 
Berbasis Masalah 
b. Pembaca ( guru maupun mahasiswa) dapat memahami dan mendesain 
sendiri model Pembelajaran Berbasis masalah 
c. Memenuhi salah satu tugas kelompok mata kuliah Strategi 
Pembelajaran Matematika
BAB II 
KAJIAN PUSTAKA 
A. KONSEP DASAR PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH 
Pendekatan Pembelajaran Berbasis Masalah berkaitan dengan 
pengunaan intelegensi dari dalam diri individu yang berada dalam sebuah 
kelompok orang, atau lingkungan untuk memecahkan masalah yang 
bermakna, relevan, dan kontekstual. Boud dan Feletti dalam Rusman (2011: 
230) mengemukakan bahwa pembelajaran berbasis masalah adalah inovasi 
yang paling signifikan dalam pendidikan. Dimana kurikulum Pembelajaran 
Berbasis Masalah sangat membantu untuk meningkatkan perkembangan 
ketrampilan belajar sepanjang hayat dalam pola pikir yang terbuka, reflektif, 
kritis, dan belajar aktif. 
1. Masalah, pedagogi, dan Pembelajaran Berbasis Masalah 
Kekuatan masalah 
Masalah dapat mendorong keseriusan, inquiry, dan berpikir dengan cara yang 
bermakna dan sanggat kuat (powerful). Pendidikan memerlukan perespektif 
baru dalam menemukan berbagai permasalahan dan cara memandang suatu 
masalah. 
Berbagai trobosan dalam ilmu pengetahuan dan teknologi merupakan hasil 
dari adanya ketertarikan terhadap masalah. Pada umumnya pendidikan dimulai 
4
dari ketertarikan masalah, dilanjutkan dengan menentukan masalah, dan 
penggunaan berbagai dimensi berpikir. 
Masalah dan pedagogi 
Menurut Shulman dalam Rusman (2013: 231) Pendidikan merupakan proses 
membantu orang mengembangkan kapasitas untuk belajar bagaimana 
menghubungkan kesulitan mereka dengan teka-teki yang berguna untuk 
membentuk masalah. 
Dari segi paedagogis, pembelajaran berbasis masalah didasarkan pada 
teori belajar konstruktvisme dengan ciri: 
 Pemahaman diperoleh dari interaksi dengan scenario permasalahan dan 
linkungan belajar. 
 Pergulatan dengan masalah dan proses inquiry masalah menciptakan 
disonansi kognitif yang menstimulasi belajar. 
 Pengetahuan terjadi melalui proses kolaborasi negosiasi social dan 
evaluasi terhadapa keberadaan sebuah sudut pandang. 
B. PENGERTIAN MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH 
Berikut ini kami menyajikan beberapa pendapat tentang Model 
Pembelajan Berbasis Masalah: Model pembelajaran berbasis masalah 
(Problem-Based Learning) adalah suatu pembelajaran yang di awali dengan
menghadapkan siswa pada suatu masalah. (Roh,2003:1; James Rhem,1998:1 
dalam http://jurnal.upi.edu 2011). 
Menurut Richrad I Arends dalam jurnal (http://risqi.blog.com), 
Pembelajaran Berbasis Masalah merupakan metode pembelajaran aktif yang 
digunakan untuk masalah terstruktur yang merupakan tanggapan dari hasil 
pembelajaran. Pada model pengajaran ini, digunakan untuk menyelesaikan 
masalah mempunyai struktur yang kompleks yang tidak cukup bila dikerjakan 
dengan algoritma yang sederhana. Pada Pembelajaran Berbasis Masalah ini, 
siswa diberi kesempatan untuk mengembangkan kemampuannya sendiri. 
Pembelajaran Berbasis Masalah dirancang terutama untuk membantu siswa 
mengembangkan ketrampilan berfikir, ketrampilan menyelesaikan masalah, 
dan ketrampilan intelektualnya, mempelajari peran-peran orang dewasa 
dengan mengalaminya melalui berbagai situasi riil atau situasi yang 
disimulasikan dan menjadi pelajar mandiri dan otonom 
Sedangkan Menurut Arends (http://jurnal.upi.edu, 2011) pembelajaran 
berbasis masalah (PBM) merupakan suatu pendekatan pembelajaran di mana 
siswa mengerjakan permasalahan yang autentik dengan maksud untuk 
menyusun pengetahuan mereka sendiri, mengembangkan inkuiri dan 
keterampilan berpikir, mengembangkan kemandirian, dan percaya diri. 
Arens dalam (http://sharingkuliahku.wordpress.com) menyatakan 
bahwa model pembelajaran berdasarkan masalah adalah model pembelajaran 
dengan pendekatan pembelajaran siswa pada masalah autentik, sehingga siswa 
dapat menyusun pengetahuannya sendiri, menumbuhkembangkan
keterampilan yang lebih tinggi dan inquiri, memandirikan siswa, dan 
meningkatkan kepercayaan diri sendiri. Model ini bercirikan penggunaan 
masalah kehidupan nyata sebagai sesuatu yang harus dipelajari siswa untuk 
melatih dan meningkatkan keterampilan berpikir kritis dan menyelesaikan 
masalah, serta mendapatkan pengetahuan konsep-konsep penting. Pendekatan 
pembelajaran ini mengutamakan proses belajar dimana tugas guru harus 
memfokuskan diri untuk membantu siswa mencapai keterampilan 
mengarahkan diri. Pembelajaran berdasarkan masalah penggunaannya di 
dalam tingkat berpikir lebih tinggi, dalam situasi berorientasi pada masalah, 
termasuk bagaimana belajar. 
C. KARAKTERISTIK PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH 
Menurut Slavin (http://jurnal.upi.edu, 2011) karakteristik lain dari 
PBM meliputi pengajuan pertanyaan terhadap masalah, fokus pada keterkaitan 
antar disiplin, penyelidikan authentik, kerja sama, dan menghasilkan produk 
atau karya yang harus dipamerkan. Pembelajaran berbasis masalah merupakan 
penggunaan berbagai macam kecerdasan yang diperlukan untuk melakukan 
konfrontasi terhadap tantangan dunia nyata, kemampuan untuk menghadapi 
segala sesuatu yang baru dan kompleksitas yang ada. Tan dalam 
Rusman(2011: 232). 
Karakterisktik pembelajaran berbasis masalah adalah sebagai berikut: 
a. Pembelajaran menjadi strating point dalam belajar
b. Permasalahan yang diangkat adalah permasalahan yang ada di dunia 
nyata yang tidak terstruktur. 
c. Permasalahan memebutuhkan persepektif ganda (multiple perspective), 
d. Permasalahan, menantang pengetahuan yang dimiliki oleh siswa, sikap, 
dan kompetensi yang kemudian membutuhakn identifikasi kebutuhan 
belajar dan bidang baru dalam belajar, 
e. Belajar pengarahan diri menjadi hal yang utama, 
f. Pemanfaatan sumber pengetahuan yang beragam, pengunaannya, dan 
evaluasi sumber informasi merupakan proses yang esensial dalam 
Pembelajaran Berbasis Masalah. 
g. Belajar adalah kolaborasi, komunikasi dan kooperatif. 
h. Pengembangan ketrampilan inquiry dan pemecahan masalah sama 
pentingnya dengan penguasaan isi pengetahuan untuk mencari solusi dari 
sebuah permasalahan 
i. Keterbukaan proses dalam Pembelajaran Berbasis Masalah meliputi 
sintesis dan integrasi dari sebuah proses belajar, dan 
j. Pembelajran Berbasis Masalah meliputi evaluasi dan review pengalaman 
siswa dan proses belajar. 
Pembelajaran Berbasis Masalah tergantung dari tujuan yang ingin dicapai 
apakah berkaitan dengan: 1) penguasaan isi pengetahuan yang bersifat 
multidiscipline, 2) penguasaan ketrampilan proses dan disiplin heuristic, 3)
belajar ketrampilan pemecahan masalah, 4) belajar ketrampilan kolaboratif, 5) 
belajar ketrampilan kehidupan yang lebih luas. 
D. CIRI- CIRI PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH 
Ciri-ciri utama Problem-Based Learning adalah sebagai berikut. 
1. Strategi pembelajaran berbasis masalah merupakan rangkaian aktivitas 
pembelajaran artinya dalam pembelajaran ini tidak mengharapkan siswa 
hanya sekedar mendengarkan, mencatat kemudian menghafal materi 
pelajaran, akan tetapi melalui strategi pembelajaran berbasis masalah 
siswa aktif berpikir, berkomunikasi, mencari dan mengolah data dan 
akhirnya menyimpulkannya. 
2. Aktivitas pembelajaran diarahkan untuk menyelesaikan masalah. Strategi 
pembelajaran berbasis masalah menempatkan masalah sebagai kata kunci 
dari proses pembelajaran. Artinya, tanpa masalah tidak mungkin ada 
proses pembelajaran. 
3. Pemecahan masalah dilakukan dengan menggunakan pendekatan berpikir 
secara ilmiah. Berpikir dengan menggunakan metode ilmiah adalah proses 
berpikir deduktif dan induktif. Proses berpikir ini dilakukan secara 
sistematis dan empiris, sistematis artinya berpikir ilmiah dilakukan melalui 
tahapan-tahapan tertentu, sedangkan empiris artinya proses penyelesaian 
masalah didasarkan pada data dan fakta yang jelas.
Ciri-ciri khusus Problem-Based Learning adalah sebagai berikut. 
1. Pengajuan Masalah atau Pertanyaan 
Pengaturan pembelajaran masalah berkisar pada masalah atau 
pertanyaan yang penting bagi siswa maupun masyarakat. Pertanyaan dan 
masalah yang diajukan itu haruslah memenuhi kriteria sebagai berikut: 
a. Autentik. Yaitu masalah harus lebih berakar pada kehidupan dunia 
nyata dari pada berakar pada prinsip-prinsip disiplin ilmu tertentu. 
b. Jelas. Yaitu masalah dirumuskan dengan jelas, dalam arti tidak 
menimbulkan masalah baru bagi siswa yang pada akhirnya 
menyulitkan penyelesaian siswa. 
c. Mudah dipahami. Yaitu masalah yang diberikan hendaknya mudah 
dipahami siswa. Selain itu, masalah disusun dan dibuat sesuai dengan 
tingkat perkembangan siswa. 
d. Luas dan sesuai dengan tujuan pembelajaran. Yaitu masalah yang 
disusun dan dirumuskan hendaknya bersifat luas, artinya masalah 
tersebut mencakup seluruh materi pelajaran yang akan diajarkan sesuai 
dengan waktu, ruang dan sumber yang tersedia. Selain itu, masalah 
yang telah disusun tersebut harus didasarkan pada tujuan pembelajaran 
yang telah ditetapkan. 
e. Bermanfaat. Yaitu masalah yang disusun dan dirumuskan haruslah 
bermanfaat, baik bagi siswa sebagai pemecah masalah maupun guru 
sebagai pembuat masalah. Masalah yang bermanfaat adalah masalah
yang dapat meningkatkan kemampuan berfikir dan memecahkan 
masalah siswa serta membangkitkan motivasi belajar siswa. 
2. Keterkaitan dengan Berbagai Masalah Disiplin Ilmu 
Masalah yang diajukan dalam pembelajaran berbasis masalah 
hendaknya mengaitkan atau melibatkan berbagai disiplin ilmu. 
3. Penyelidikan yang Autentik 
Penyelidikan yang diperlukan dalam pembelajaran berbasis 
masalah bersifat autentik. Selain itu penyelidikan diperlukan untuk 
mencari penyelesaian masalah yang bersifat nyata. Siswa menganalisis dan 
merumuskan masalah, mengembangkan dan meramalkan hipotesis, 
mengumpulkan dan menganalisis informasi, melaksanakan eksperimen, 
menarik kesimpulan dan menggambarkan hasil akhir. 
4. Menghasilkan dan Memamerkan Hasil/Karya 
Pada pembelajaran berbasis masalah, siswa bertugas menyusun 
hasil penelitiannya dalam bentuk karya dan memamerkan hasil karyanya. 
Artinya hasil penyelesaian masalah siswa ditampilkan atau dibuatkan 
laporannya. 
5. Kolaborasi 
Pada pembelajaran masalah, tugas-tugas belajar berupa masalah 
harus diselesaikan bersama-sama antar siswa dengan siswa , baik dalam 
kelompok kecil maupun besar, dan bersama-sama antar siswa dengan 
guru.
E. TUJUAN PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH 
Adapun tujuan yang ingin dicapai dalam penggunaan Problem-Based 
Learning adalah 
1. Membantu siswa mengembangkan keterampilan berpikir dan 
keterampilan pemecahan masalah. 
2. Belajar peranan orang dewasa yang autentik. 
3. Menjadikan siswa berusaha berpikir kritis dan mampu 
mengembangkan kemampuan analisisnya serta menjadi pembelajar 
yang mandiri. 
4. Memberikan dorongan kepada peserta didik untuk tidak hanya sekedar 
berpikir sesuai yang bersifat konkret tetapi lebih dari itu berpikir 
terhadap ide-ide yang abstrak dan kompleks. 
F. UNSUR-UNSUR PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH 
Problem-Based Learning mempunyai beberapa unsur-unsur yang 
mendasar pada pendidikan, yaitu: 
1. Integrated Learning, pembelajaran mengintegrasikan seluruh bidang 
pelajaran. Pembelajaran bersifat menyeluruh melibatkan aspek-aspek 
perkembangan anak. Anak membangun pemikiran melalui pengalaman 
langsung.
2. Contextual Learning, yaitu anak belajar sesuatu yang nyata, terjadi, dan 
dialami dalam kehidupannya. Anak merasakan langsung manfaat belajar 
untuk kehidupannya. 
3. Constructivist Learning, yaitu anak membangun pemikirannya melalui 
pengalaman langsung (hand on experience). 
4. Active Learning, yaitu anak sebagai subyek belajar yang aktif menentukan, 
melakukan dan mengevaluasi. 
5. Learning Interesting, yaitu bahwa pembelajaran lebih menarik dan 
menyenangkan bagi anak karena anak terlibat langsung dalam 
menentukan masalah. 
G. TEORI BELAJAR YANG MENDUKUNG PEMBELAJARAN 
BERBASIS MASALAH 
Teori belajar yang melandasi pendekatan pembelajaran berbasis masalah 
Selain teori belajar konstruktivisme, ada beberapa teori belajar lainnya yang 
melandasi pendekatan PBM, yaitu 
i. Teori Belajar Bermakna Dari David Ausubel 
Ausubel (Rusman,2010) membedakan antara belajar bermakna ( 
meaningfull learning) dengan belajar menghafal ( rote learning ). Belajar 
bermakna merupakan proses belajar diman ainformasi baru dihubungkan
dengan struktur pengertian yang sudah dimiliki seseorang yang sedang belajar. 
Belajar menghafal diperlukan bila seseorang memperoleh informasi baru 
dalam pengetahuan yang sama sekali tidak berhubungan dengan yang telah 
diketahuinya. Kaitannya dengan PBM dalam hal mengaitkan informasi baru 
dengan stuktur kognitif yang telah dimiliki oleh siswa. 
ii. Teori Belajar Vigostsky 
Perkembangan intelektual terjadi pada saat individu berhadapan dengan 
pengalaman baru dan menentang serta ketika berusaha untuk memecahkan 
masalah yang berikan. Dalam upaya menempatkan pemahaman, individu 
berusaha mengaitkan pengetahuan baru dengan pengetahuan awal yang telah 
dimilikinya kemuadian membangun pengetahuan baru. Rusman ( 2006:244) 
vigostsky meyakini bahwa interaksi sosial dengan teman lain memacuh 
terbentuknya ide baru dan memperkaya perkembangan intelektual siswa. 
Kaitannya dengan PBM dalm hal mengaitkan informasi baru dengan stuktur 
kognitif yang telah dimiliki oleh siswa melalui kegiatan belajar dalam 
interaksi sosial dengan teman lain. 
iii. Teori belajar jerome S. Brunner 
Metode penemuan merupakan metode dimana siswa menemukan kembali, 
bukan menemukan yang sama sekali yang benar-benar baru. Belajar
penemuan sesuai dengan pencarian pengetahuan secara aktif oleh manusia 
dengan sendirinya memberikan hasil yang lebih kuat, berusaha sendiri 
memberikan hasil yang lebih baik, berusaha sendiri mencari pemecahan 
masalah serta disukung oleh pengetahuan yang menyertainya, serta 
menghasilkan pengetahuan yang benar-benar bermakna 
H. KEUNGGULAN DAN KELEMAHAN PEMBELAJARAN BERBASIS 
MASALAH 
1. Keunggulan Problem-Based Learning 
Sebagai suatu strategi pembelajaran, strategi Problem-Based Learning 
memiliki beberapa keunggulan, di antaranya: 
a. Pemecahan masalah merupakan teknik yang cukup bagus untuk lebih 
memahami isi pelajaran. 
b. Pemecahan masalah dapat menantang kemampuan siswa serta 
memberikan kepuasan untuk menentukan pengetahuan baru bagi 
siswa. 
c. Pemecahan masalah dapat meningkatkan aktivitas pembelajaran siswa. 
d. Pemecahan masalah dapat membantu siswa bagaimana mentrasfer 
pengetahuan mereka untuk memahami masalah dalam kehidupan 
nyata.
e. Pemecahan masalah dapat membantu siswa untuk mengembangkan 
pengetahuan barunya dan bertanggungjawab dalam pembelajaran yang 
mereka lakukan. 
f. Melalui pemecahan masalah dianggap lebih menyenangkan dan 
disukai siswa. 
g. Pemecahan masalah dapat mengembangkan kemampuan siswa untuk 
berpikir kritis dan mengembangkan kemampuan mereka untuk 
menyesuaikan dengan pengetahuan baru. 
h. Pemecahan masalah dapat memberikan kesempatan pada siswa untuk 
mengaplikasikan pengetahuan yang mereka miliki dalam dunia nyata. 
i. Pemecahan masalah dapat mengembangkan minat siswa untuk secara 
terus menerus belajar. 
Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa strategi pembelajaran 
berbasis masalah harus dimulai dengan kesadaran adanya masalah yang 
harus dipecahkan. Pada tahapan ini guru membimbing siswa pada 
kesadaran adanya kesenjangan atau gap yang dirasakan oleh manusia atau 
lingkungan sosial. Kemampuan yang harus dicapai oleh siswa, pada 
tahapan ini adalah siswa dapat menentukan atau menangkap kesenjangan 
yang terjadi dari berbagai fenomena yang ada.
2. Kelemahan Problem-Based Learning 
Di samping memiliki keunggulan, strategi pembelajaran berbasis 
masalah juga memiliki beberapa kelemahan diantaranya: 
a. Manakala siswa tidak memiliki minat atau tidak mempunyai kepercayaan 
bahwa masalah yang dipelajari sulit untuk dipecahkan, maka mereka akan 
merasa enggan untuk mencoba. 
b. Keberhasilan strategi pembelajaran melalui problem solving 
membutuhkan cukup waktu untuk persiapan. 
c. Tanpa pemahaman mengapa mereka berusaha untuk memecahkan masalah 
yang sedang dipelajari, maka mereka tidak akan belajar apa yang mereka 
ingin pelajari. 
I. PERAN GURU DALAM PROBLEM-BASED LEARNING 
Guru harus menggunakan proses yang pembelajaran yang akan 
mengerakkan siswa menuju kemandirian, kehidupan yag lebih luas, dan belajar 
sepanjang hayat. Lingkungan belajar yang dibangun guru harus mendorong cara 
berpikir reflektif, evaluasi kritis, dan cara pikir yang berdayaguna. Peran guru 
dalam PBM berbeda dengan peran guru di dalam kelas. Guru dalam PBM terus 
berpikir tentang beberapa hal yaitu: 
a. Bagaimana dapat merancang dan menggunakan permasalahan yang ada di dunia 
nyata, sehingga siswa dapat menguasai hasil belajar?
b. Bagaimana bisa menjadi pelatih siswa dalam proses pemecahan masalah, 
pengarahan diri, dan belajar dengan teman sebaya? 
c. Dan bagaiaman siswa memandang diri mereka sendiri sebagai pemecahan 
masalah yang aktif? 
Guru dalam Pembelajaran Berbasis Masalah juga memusatkan 
perhatiannya pada: 1) menfasilitasi proses PBM, mengubah cara berfikir, 
mengembangkan ketrampilan inquiry, menggunakan pembelajaran kooperatif; 2) 
melatih siswa tentang strategi pemecahan masalah; pemberian alas an yang 
mendalam, metakognisi, berpikir kritis, dan berpikir secara system; dan 3) 
menjadi perantara proses penguasaan informasi; meneliti lingkungan informasi, 
mengakses sumbe informasi yang beragam, dan mengadakan koneksi. 
1. Menyiapkan Perangkat Berpikir Siswa 
Bebrapa hal yang dapat dilakukan guru untuk menyiapkan siswa dalam PBM 
adalah: 1) membantu siswa mengubah cara berpikir; 2) menjelaskan apakah PBM 
itu? Pola apa yang dialami oleh siswa?; 3) memberi siswa ikhtisar siklus PBM, 
struktur, dan batasan waktu; 4) mengomunikasikan tujuan, hasil dan harapan; 5) 
menyiapkan siswa untuk pembaruan dan kesulitan yang akan menghadang; dan 6) 
membantu siswa merasa memiliki masalah. 
2. Menekankan Belajar Kooperatif 
PBM menyediakan cara untuk inqury yang bersifat kolaborasi dan belajar 
Bray,dkk dalam Rusman (2011;235) mengambarkan inquiry kolaboratif sebagai
proses di mana orang melakukan refleksi dan kegiatan secara berulang-ulang, 
mereka bekerja dalam tim untuk menjawab pertanyaan penting. Dari pendapat 
diatas dapat disimpulkan bahwa pada Pembelajaran Berbasis Masalah lebih 
menekankan pembelajaran inquiry kolaboratif yang di kerjakan dengan tim secara 
berkelompok. 
3. Memfasilitasi Pembelajaran Kelompok Kecil dalam Pembelajaran Berbasis 
Masalah 
Belajar dalam kelompok kecil lebih mudah dilakukan apabila anggota berkisar 
antara 1 sampai 10 siswa atau bahkan lebih sedikit dengan satu orang guru. Guru 
dapat menggunakan berbagai teknik belajar kooperatif untuk mengabungkan 
kelompok-kelompok tersebut dalam langkah-langkah yang beragam dalam siklus 
PBM untuk menyatukan ide, berbagai hasil belajar, dan penyajian ide. 
4. Melaksanakan Pembelajaran Berbasis Masalah 
Guru mengatur lingkungan belajar untuk mendorong penyatuan dan pelibatan 
siswa dalam masalah. Guru juga memaikan peran aktif dalam memfasilitasi 
inquiry kolaboratif dan proses belajar siswa. 
Dalam Pembelajaran Berbasis Masalah guru mempunyai peranan tertentu 
sebagaimana telah diuraikan di atas, berikut ini kami menyajikan 3 fase 
Pembelajaran Berbasis Masalah menurut Tsuruda (http://pasca.undiksha.ac.id) 
Fase sebelum pembelajaran. 
 memastikan bahwa siswa-siswa memahami masalah yang diberikan 
 menjelaskan hal-hal yang diharapkan dari siswa
 menyiapkan mental para siswa untuk menyelesaikan masalah dan pengetahuan 
yang telah siswa miliki yang akan berguna untuk membantu dalam memecahkan 
Fase selama pembelajaran. 
 memberikan siswa kesempatan untuk bekerja tanpa petunjuk dari guru atau 
hindari memberikan bantuan di awal kerja siswa 
 menggunakan waktu untuk mendeteksi perbedaan –perbedaan siswa berfikir, ide-ide 
yg digunakan dlm memecahkan masalah 
Fase sesudah pembelajaran. 
 siswa-siswa akan bekerja sebagai komunitas belajar, berdiskusi, menguji dan 
menghadapi berbagai macam penyelesaian yang diperoleh siswa 
 menggunakan kesempatan ini untuk mengetahui cara siswa berfikir dan cara 
mereka mendekati permasalahan 
 membuat ringkasan ide-ide pokok dan mengidentifikasi masalah-masalah untuk 
kegiatan selanjutnya 
J. KRITERIA PEMILIHAN BAHAN PELAJARAN UNTUK PROBLEM-BASED 
LEARNING 
Kriteria pemilihan bahan pelajaran untuk Problem-Based Learning adalah 
sebagai berikut.: 
a. Bahan pelajaran mengandung isu-isu konflik (conflict issue) bersumber dari 
berita, rekaman, dan video.
b. Bahan yang dipilih bersifat familiar dengan siswa. 
c. Bahan yang dipilih yang berhubungan dengan orang banyak (universal). 
d. Bahan yang dipilih yang mendukung tujuan atau kompetensi yang dimiliki 
oleh siswa sesuai dengan kurikulum yang berlaku. 
e. Bahan yang dipilih sesuai dengan minat siswa sehingga siswa merasa perlu 
untuk mempelajarinya. 
K. TAHAPAN PEMECAHAN MASALAH DALAM PROBLEM-BASED 
LEARNING 
Tahapan pemecahan masalah sangat bergantung pada kompleksitas 
masalahnya. Untuk masalah yang kompleks karena cakupan dan dimensinya 
sangat luas, maka langkah-langkah pemecahan masalah dengan pendekatan 
akademik dapat dilakukan. Permasalahan yang sederhana dengan cakupan dan 
dimensi yang rela sempit dan praktis dapat dipecahkan dengan tahapan-tahapan 
yang sederhana dan praktis pula. Kedua jenis tahapan tersebut adalah 
sebagai berikut ini. 
1) Tahapan pemecahan masalah secara akademik 
Secara akademik tahapan pemecahan masalah yang kompleks adalah 
sebagai berikut: 
a. Kesadaran akan adanya masalah
b. Merumuskan masalah 
c. Membuat jawaban sementara atas masalah atau hipotesis 
d. Mengumpulkan data atau fakta-fakta 
e. Menganalisis data atau fakta-fakta sebagai pengujian hipotesa 
f. Membuat kesimpulan berdasarkan hasil pengujian hipotesa  
g. Membuat alternatif pemecahan masalah 
h. Menetapkan pilihan diantara alternatif pemecahan masalah 
i. Menyusun rencana upaya pemecahan masalah 
j. Melaksanakan upaya pemecahan masalah 
k. Mengevaluasi hasil pemecahan masalah 
2) Tahapan pemecahan masalah secara praktis 
Tahapan pemecahan masalah yang lebih praktis adalah sebagai berikut: 
a. Kesadaran akan adanya masalah 
b. Merumuskan masalah 
c. Mencari alternatif pemecahan masalah 
d. Menetapkan pilihan diantara alternatif pemecahan masalah 
e. Melaksanakan pemecahan masalah 
f. Evaluasi hasil pemecahan masalah 
Mencermati tahapan-tahapan pemecahan masalah baik yang bersifat 
akademik maupun yang bersifat lebih praktis, ada dua langkah atau tahapan yang 
ada dikedua pendekatan tersebut yaitu, perumusan masalah dan pemilihan
alternatif pemecahan masalah. Ada dua hal yang perlu yang dikemukakan terkait 
dengan keterkaitan antara rumusan masalah dan penetapan pilihan pemecahan 
masalah pendekatan pengambilan Keputusan sebagaimana diuraikan berikut ini. 
1) Keterkaitan rumusan masalah dan pemecahan masalah 
Ada empat kemungkinan hubungan antara rumusan masalah dan keputusan 
atau solusinya yakni: 
a. Kemungkinan 1: rumusan masalah benar dan pemecahan yang benar. 
b. Kemungkinan 2: rumusan masalah benar tetapi pemecahannya salah. 
c. Kemungkinan 3: rumusan masalah salah tetapi pemecahannya benar. 
d. Kemungkinan 4: rumusan masalah salah dan pemecahannya salah. 
Mencermati keempat kemungkinan hubungan antara rumusan masalah 
berikut solusinya, maka dapat dipahami mengapa perumusan masalah sangat 
penting dalam proses pembuatan keputusan dalam proses pemecahan atau solusi 
pemecahan dan sebuah masalah. 
2) Jenis-jenis pendekatan pengambilan keputusan 
Pendekatan yang digunakan dalam pengambilan Keputusan akan 
mempengaruhi langkah-langkah dan informasi yang diperlukan. Ada empat 
kemungkinan pendekatan yang digunakan dalam pengambilan keputusan 
(Diajeng, 2002 halaman:81-83), yaitu: 
a. Keputusan yang didasarkan pada intuisi 
b. Keputusan yang didasarkan pada pengalaman 
c. Keputusan yang didasarkan pada kekuasaan
d. Keputusan yang didasarkan pada fakta 
Dari keempat pendekatan tersebut, hanya keputusan yang berdasarkan fakta 
yang merupakan keputusan bersifat akademik karena menggunakan fakta 
sehingga obyektif dan dapat dipertanggungjawabkan alasannya secara obyektif. 
Ketiga pendekatan lainnya lebih bersifat subyektif sekalipun dalam prosesnya 
dimungkinkan menggunakan fakta tadi dalam skala yang terbatas sekali. 
L. SINTAKS PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH 
Sintaks atau langkah-langkah pada Problem-Based Learning dapat dilihat 
pada tabel 1. berikut. 
Fase Aktivitas Guru Aktivitas Siswa 
Fase 1 
Orientasi siswa 
terhadap masalah 
autentik 
Guru mrnyampaikan tujuan 
belajar, menjelaskan logistik 
yang diperlukan, dan 
memotivasi menggunakan 
kemampuannya memecahkan 
maslah. 
Siswa mendengarkan 
tujuan belajar yang 
disampaikan oleh guru 
dan mempersiapkan 
logistik yang diperlukan.
Fase 2 
Mengorganisasi 
siswa dalam 
belajar 
Guru membantu siswa 
mendefinisikan dan 
mengorganisasikan tugas 
belajar yang diangkat. 
Siswa mendefinisikan 
dan mengorganisasikan 
tugas belajar yang di 
angkat. 
Fase 3 
Membantu siswa 
secara individual 
atau kelompok 
dalam 
melaksanakan 
penelitian 
Guru mendorong siswa untuk 
mengumpulkan informasi 
yang sesuai, melaksanakan 
eksperimen, untuk 
memperoleh jawaban yang 
sesuai atas masalah. 
Siswa mengumpulkan 
informasi yang sesuai, 
melaksanakan 
eksperimen, dan 
berusaha menemukan 
jawaban atas masalah 
yang di angkat. 
Fase 4 
Mengembangkan 
dan menyajikan 
hasil karya 
Guru membantu siswa dalam 
merencanakan dan 
menyiapkan karya seperti 
laporan, video, model-model 
dan membantunya untuk 
menyampaikan kepada teman 
lain. 
Siswa merencanakan dan 
menyiapkan karya,video, 
dan menyampaikannya 
pada teman lain.
Fase 5 
Analisis dan 
evaluasi proses 
pemecahan 
masalah. 
Guru membantu siswa 
melakukan refleksi kegiatan 
penyelidikannya dan proses 
yang telah dilakukan 
Siswa melakukan refleksi 
kegiatan penyelidikannya 
dan proses yang 
dilakukan. 
M. EVALUASI PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH 
Seperti yang telah disebutkan bahwa model Problem-Based Learning tidak 
dirancang untuk membantu guru memberikan informasi sebanyak-banyaknya 
kepada siswa. Dalam Problem-Based Learning, perhatian pembelajaran tidak 
hanya pada perolehan pengetahuan deklaratif, tetapi juga perolehan pengetahuan 
prosedural. Oleh karena itu, penilaian tidak cukup hanya dengan tes. Penilaian dan 
evaluasi yang sesuai dengan model Problem-Based Learning adalah menilai 
pekerjaan yang dihasilkan oleh siswa sebagai hasil penyelidikan mereka. 
Penilaian proses dapat digunakan untuk menilai pekerjaan siswa tersebut, 
penilaian itu antara lain asesmen kenerja, asesmen autentik dan portofolio. 
Penilaian proses bertujuan agar guru dapat melihat bagaimana siswa 
merencanakan pemecahan masalah melihat bagaimana siswa menunjukkan 
pengetahuan dan keterampilan. Karena kebanyakkan problema dalam kehidupan
nyata bersifat dinamis sesuai perkembangan zaman dan konteks lingkungannya, 
maka perlu dikembangkan model pembelajaran yang memungkinkan siswa secara 
aktif mengembangkan kemampuannya untuk belajar (Learning how to learn). 
Dengan kemampuan atau kecakapan tersebut diharapkan siswa akan mudah 
beradaptasi. 
N. PENILAIAN DALAM PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH 
a. Aspek Penilaian 
Penilaian dalam Pembelajaran Berbasis Masalah (PBM) atau Problem 
Based Learning (PBL) dilakukan dengan memadukan tiga aspek pengetahuan 
(knowledge), kecakapan (skill), dan sikap (attitude). Penilaian terhadap 
penguasaan pengetahuan yang mencakup seluruh kegiatan pembelajaran yang 
dilakukan dengan ujian akhir semester (UAS), ujian tengah semester (UTS), 
kuis, PR, dokumen, dan laporan. 
Penilaian terhadap kecakapan dapat diukur dari penguasaan alat bantu 
pembelajaran, baik software, hardware, maupun kemampuan perancangan dan 
pengujian. Sedangkan penilaian terhadap sikap dititikberatkan pada 
penguasaan soft skill, yaitu keaktifan dan partisipasi dalam diskusi, 
kemampuan bekerjasama dalam tim, dan kehadiran dalam pembelajaran. 
Bobot penilaian untuk ketiga aspek tersebut ditentukan oleh guru mata 
pelajaran yang bersangkutan.
b. Teknik Penilaian 
Penilaian Pembelajaran Berbasis Masalah (PBM) atau Problem Based 
Learning (PBL) dilakukan dengan authentic assesment. Penilaian dapat 
dilakukan dengan portfolio yang merupakan kumpulan yang sistematis 
pekerjaan-pekerjaan peserta didik yang dianalisis untuk melihat kemajuan 
belajar dalam kurun waktu tertentu dalam kerangka pencapaian tujuan 
pembelajaran. 
Penilaian dalam Pembelajaran Berbasis Masalah (PBM) atau Problem 
Based Learning (PBL) dilakukan dengan cara evaluasi diri (self-assessment) 
dan peer-assessment. 
 Self-assessment. Penilaian yang dilakukan oleh pebelajar itu sendiri 
terhadap usaha-usahanya dan hasil pekerjaannya dengan merujuk pada 
tujuan yang ingin dicapai (standard) oleh pebelajar itu sendiri dalam 
belajar. 
 Peer-assessment. Penilaian di mana pebelajar berdiskusi untuk 
memberikan penilaian terhadap upaya dan hasil penyelesaian tugas-tugas 
yang telah dilakukannya sendiri maupun oleh teman dalam kelompoknya. 
Penilaian yang relevan dalam Pembelajaran Berbasis Masalah (PBM) 
atau Problem Based Learning (PBL) antara lain berikut ini. 
1. Penilaian kinerja peserta didik. Pada penilaian kinerja ini, peserta didik 
diminta untuk unjuk kerja atau mendemonstrasikan kemampuan
melakukan tugas-tugas tertentu, seperti menulis karangan, melakukan 
suatu eksperimen, menginterpretasikan jawaban pada suatu masalah, 
memainkan suatu lagu, atau melukis suatu gambar. 
2. Penilaian portofolio peserta didik. Penilaian portofolio adalah penilaian 
berkelanjutan yang didasarkan pada kumpulan informasi yang 
menunjukkan perkembangan kemampuan peserta didik dalam suatu 
periode tertentu. Informasi perkembangan peserta didik dapat berupa hasil 
karya terbaik peserta didik selama proses belajar, pekerjaan hasil tes, 
piagam penghargaan, atau bentuk informasi lain yang terkait kompetensi 
tertentu dalam suatu mata pelajaran. Dari informasi perkembangan itu 
peserta didik dan guru dapat menilai kemajuan belajar yang dicapai dan 
peserta didik terus berusaha memperbaiki diri. Penilain dengan portofolio 
dapat dipakai untuk penilaian pembelajaran yang dilakukan secara 
kolaboratif. Penilaian kolaboratif dalam PBL dilakukan dengan cara 
evaluasi diri (self assesment) dan peer assesment. Self assessment adalah 
penilaian yang dilakukan oleh peserta didik itu sendiri terhadap usaha-usahanya 
dan hasil pekerjaannya dengan merujuk pada tujuan yang ingin 
dicapai oleh peserta didik itu sendiri dalam belajar. Peer assessment adalah 
penilian dimana peserta didik berdiskusi untuk memberikan penilaian 
upaya dan hasil penyelesaian tugas-tugas yang diselesaikan sendiri 
maupun teman dalam kelompoknya. 
3. Penilaian Potensi Belajar. Penilaian yang diarahkan untuk mengukur 
potensi belajar peserta didik yaitu mengukur kemampuan yang dapat
ditingkatkan dengan bantuan guru atau teman-temannya yang lebih maju. 
PBL yang memberi tugas-tugas pemecahan masalah memungkinkan 
peserta didik untuk mengembangkan dan mengenali potensi kesiapan 
belajarnya. 
4. Penilaian Usaha Kelompok. Menilai usaha kelompok seperti yang 
dlakukan pada pembelajaran kooperatif dapat dilakukan pada PBL. 
Penilaian usaha kelompok mengurangi kompetisi merugikan yang sering 
terjadi, misalnya membandingkan peserta didik dengan temannya. 
Penilaian dan evaluasi yang sesuai dengan model pembelajaran berbasis 
masalah adalah menilai pekerjaan yang dihasilkan oleh peserta didik 
sebagai hasil pekerjaan mereka dan mendiskusikan hasil pekerjaan secara 
bersama-sama. 
5. Penilaian proses dapat digunakan untuk menilai pekerjaan peserta didik 
tersebut, penilaian ini antara lain: 1).assesment kerja, 2). assesment 
autentik dan 3). portofolio. Penilaian proses bertujuan agar guru dapat 
melihat bagaimana peserta didik merencanakan pemecahan masalah, 
melihat bagaimana peserta didik menunjukkan pengetahuan dan 
keterampilannya. 
6. Penilaian kinerja memungkinkan peserta didik menunjukkan apa yang 
dapat mereka lakukan dalam situasi yang sebenarnya. Sebagian masalah 
dalam kehidupan nyata bersifat dinamis sesuai dengan perkembangan 
zaman dan konteks atau lingkungannya, maka di samping pengembangan 
kurikulum juga perlu dikembangkan model pembelajaran yang sesuai
tujuan kurikulum yang memungkinkan peserta didik dapat secara aktif 
mengembangkan kerangka berpikir dalam memecahkan masalah serta 
kemampuannya untuk bagaimana belajar (learning how to learn). Dengan 
kemampuan atau kecakapan tersebut diharapkan peserta didik akan mudah 
beradaptasi. Dasar pemikiran pengembangan strategi pembelajaran 
tersebut sesuai dengan pandangan kontruktivis yang menekankan 
kebutuhan peserta didik untuk menyelidiki lingkungannya dan 
membangun pengetahuan secara pribadi pengetahuan bermakna. 
c. Tahap Penilaian 
Tahap penilaian pada Pembelajaran Berbasis Masalah (PBM) 
atau Problem Based Learning (PBL) terdiri atas tiga hal : 
 Bagaimana peserta didik dan evaluator menilai produk (hasil akhir) proses 
 Bagaimana mereka menerapkan tahapan PBM untuk bekerja melalui 
masalah 
 Bagaimana peserta didik akan menyampaikan pengetahuan hasil 
pemecahan akan masalah atau sebagai bentuk pertanggungjawaban mereka 
belajar menyampaikan hasil-hasil penilaian atau respon-respon mereka 
dalam berbagai bentuk yang beragam, misalnya secara lisan atau verbal, 
laporan tertulis, atau sebagai suatu bentuk penyajian formal lainnya.
Sebagian dari evaluasi memfokuskan pada pemecahan masalah oleh peserta 
didik maupun dengan cara melakukan proses belajar kolaborasi (bekerja bersama 
pihak lain). 
O. KETERKAITAN MATERI BIDANG DATAR DENGAN PROBLEM-BASED 
LEARNING 
Coba perhatikan sekitar kita, maka pasti kita akan melihat 
bermacam-macam bentuk benda. Adakah diantara benda tersebut yang 
termasuk bangun datar?.untuk memperjelas kita akan membahasnya satu 
persatu. Bangun datar adalah bangun dua demensi yang tidak memiliki 
ruang hanya sebuah bidang datar saja dan dibatasi oleh garis lurus atau 
lengkung. 
Unsur-unsur bangun datar adalah : 
 Sudut 
 Sisi 
 Diagonal 
Sudut 
Sudut dalam geometri adalah besaran rotasi suatu ruas garis dari 
satu titik pangkalnya ke posisi yang lain. Selain itu, dalam bangun dua
dimensi yang beraturan, sudut dapat pula diartikan sebagai ruang antara 
dua buah ruas garis lurus yang saling berpotongan. Besar sudut pada 
lingkaran 360°. Besar sudut pada segitiga siku-siku 180°. Besar sudut pada 
persegi/segi empat 360°. Untuk mengukur sudut dapat digunakan busur 
derajat. 
- Sinar garis BC dan BA membentuk sudut ABC (ABC) atau sudut CBA 
(CBA) 
- B - Sinar garis BC dan BA disebut kaki sudut 
- B merupakan titik sudut 
Macam-macam Sudut 
a. Sudut Lancip 
Sudut yang besarnya lebih kecil dari 900 dan lebih besar dari 00 (00<  
<900) 
b. Sudut Siku-siku 
Sudut yang besarnya 900
c. Sudut Tumpul 
Sudut yang besarnya lebih kecil dari 1800 dan lebih besar dari 900 (900 < 
 <1800 ) 
d. Sudut Lurus 
Sudut yang besarnya 1800 
e. Sudut Lingkaran Penuh 
Sudut yang besarnya 3600
A. BAGIAN-BAGIAN BANGUN DATAR 
1. Titik (.) 
Titik merupakan sebuah noktah, sehingga tidak memiliki panjang. Titik 
adalah bentuk yang paling sederhana dari geometri, ini dikarenakan titik 
hanya digunakan untuk menunjukkan posisi. 
• 
Titik A 
2. Garis. 
Sebuah garis (garis lurus) dapat dibayangkan sebagai kumpulan dari titik 
– titik yang memanjang secara tak terhingga ke kedua arah. 
Apabila 2 titik dihubungkan maka diperoleh suatu garis. 
Garis AB 
3. Bidang 
Sebuah bidang dapat dianggap sebagai kumpulan titik yang jumlahnya 
tak terhingga yang membentuk permukaan rata yang melebar ke segala 
arah sampai tak terhingga.
B. KELILING DAN LUAS BANGUN DATAR 
1. Bujur sangkar (Persegi sama sisi) 
Persegi atau biasa juga disebut bujur sangkar merupakan 
bangun datar yang semua sisinya sama panjang. Secara umum sifat-sifat 
persegi atau bujur sangkar adalah : 
 mempunyai empat sisi yang sama panjang, 
 mempunyai empat sudut siku-siiku 900, 
 mempunyai dua garis diagonal yang sama panjang 
 mempunyai empat simetri lipat dan empat simetri putar. 
Panjang : 
= BC = CD = DA 
s 
s 
Karena panjang sisi-sisinya sama maka keliling persegi dinyatakan 
dengan 
K = AB + BC + CD + DA’ 
Rumus : 
K = 4s 
L = s x s atau L = s 2
Contoh : Tentukan keliling dan luas dari sebuah persegi yang 
mempunyai sisi 5 cm! 
Penyelesaian : 
K = 4s L = s x s 
= 4.5 = 5 x 5 
= 20 cm = 25 cm2 
2. Persegi panjang 
Pengertian Persegi panjang adalah bangun datar yang berbentuk 
bujur sangkar dengan dua sisi yang saling berhadapan sejajar dan sama 
panjang dengan pasangannya masing-masing dimana sisi yang terpanjang 
disebut panjang dan sisi yang lebih pendek disebut lebar. 
Sifat-sifat Persegi panjang adalah 
 sisi yang berhadapan sama panjang, 
 keempat sudutnya sama besar yaitu 900, 
 kedua garis diagonalnya sama panjang, 
 memiliki dua simetri lipat dan dua simetri putar. 
Panjang 
AB = CD (p) 
BC = DA (l) 
l 
p
Rumus : 
K = 2p +2l ATAU K = 2(p + l) 
L= p x l 
Contoh : Tentukan keliling dan luas dari sebuah persegi panjang yang 
mempunyai panjang 8 cm dan lebar 4 cm! 
Penyelesaian : 
K = 2(p + l) L = p x l 
= 2(8 + 4) = 8 x 4 
= 2(12) = 32 cm2 
= 24 cm 
3. Segitiga 
Segitiga adalah suatu bangun datar yang jumlah sudutnya 1800 dan 
dibentuk dengan cara menghubungkan tiga buah titik yang tidak segaris 
dalam satu bidang. 
Jenis-jenis Segitiga : 
a. Segitiga Sama Sisi 
Segitiga sama sisi yaitu segitiga yang ketiga sisinya sama panjang.
Panjang AB = BC =CA 
A = B = C = 600 
A + B + C = 1800 
K = AB + BC + AC 
Rumus : 
K = 3s 
L = 
1 
.(AB) . (CD) atau L = 
2 
1 
.a.t 
2 
b. Segitiga Sama Kaki 
Segitiga sama kaki yaitu segitiga yang mempunyai dua sudut yang 
sama dan dua buah sisi yang sama. 
Panjang AC = CB 
Sudut A = B 
A + B + C = 1800 
K = AB + BC + AC 
s 
s 
s 
t 
D
c. Segitiga Siku-siku 
Segitiga yang salah satu sudutnya 900 
A = 900 
K = AB + BC + AC 
c. Segitiga Sembarang 
- Ketiga sisinya tidak sama panjang ( AB ≠ BC≠ AC ) 
- Ketiga sudutnya tidak sama besar (A ≠B ≠C ) 
- A +B +C = 1800 
K = AB + BC + AC 
Rumus : 
L = 
1 
.(AB) . (CD) atau L = 
2 
1 
.a.t 
2 
Contoh : 1. Tentukan keliling dari sebuah segitiga yang mempunyai sisi 
6 cm! 
a
2. Tentukan luas dari sebuah segitiga yang mempunyai panjang alas 8 cm dan 
tingginya 4cm! 
Penyelesaian : 
1. K = 3s 2. L = 
1 
.a.t 
2 
= 3.6 = 
1 
.8.4 
2 
= 18 cm =16 cm2 
4. Jajaran Genjang 
Pengertian Jajar genjang adalah bangun datar yang diperoleh dari 
segitiga dan bayangannya dengan cara memutar segitiga itu sebesar 
setengah putaran terhadap salah satu titik tengah sisinya. Jajar genjang 
memiliki dua buah sisi yang saling sejajar dengan sisi yang dihapannya. 
Sifat-sifat Jajar genjang adalah 
sisi yang berhadapan sejajar sama panjang, 
sudut-sudut yang berhadapan sama besar, 
jumlah semua sudutnya 3600, 
garis diagonal saling berpotongan ditengah-tengah membagi dua sama 
panjang.
K = AB + BC + CD + DA 
Rumus : 
K = 2(p + l) 
L = a.t 
p 
D C 
l t l 
A B 
p 
E 
Contoh : Tentukan keliling dan luas dari sebuah jajaran genjang yang 
mempunyai panjang alas 6 cm, lebar 4 cm dan tinggi 3 cm! 
Penyelesaian : 
K = 2(p + l) L = a.t 
= 2(6 + 4) = 6 x 3 
= 2(10) = 18 cm2 
= 20 cm 
5. Layang-layang 
Pengertian layang-layang adalah bangun datar yang dibentuk dari 
dua buah segitiga sama sisi dengan saling menghimpitkan alasnya. 
Layang-layang mempunyai sifat-sifat sebagai berikut 
 dua pasang sisi yang masing-masing sama panjang, 
 kedua diagonalnya saling tegak lurus, yang satu membagi dua sama 
panjang diagonal yang lain, salah satu diagonalnya adalah sumbu 
simetri, dan
 sepasang sudut yang berhadapan sama besar. 
Rumus : 
K = AB + BC + CD + DA 
L = 
1 
.l 
2 
l 
Contoh : Tentukan luas dari sebuah layang- layang yang mempunyai 
panjang diagonal 9 cm dan lebar diagonal 8 cm! 
Penyelesaian : 
L = 
1 
.l.p 
2 
= 
1 
. 8 . 9 
2 
= 36 cm2 
6. Trapesium 
Trapesium hanya memiliki sepasang sisi yang sejajar. 
Rumus : 
K = AB + BC + CD + DA 
L = 
1 
.t.(AB + CD) 
2 
D 
C 
B 
A 
p 
D C 
t 
A B
Contoh : Tentukan luas dari sebuah trapesium yang mempunyai P1 = 8 cm, P2 = 
13 cm dan tinggi 6 cm! 
Penyelesaian :L = 
1 
.t.(P1 + P2) 
2 
= 
1 
. 6 . (8 + 13) 
2 
= 63 cm2 
7. Lingkaran 
Bentuk lingkaran diperoleh dengan menentukan tempat kedudukan atau 
himpunan semua titik-titik yang berjarak tetap terhadap sebuah titik. 
Rumus : 
K = 2r 
L = r2 
Contoh : Tentukan keliling dan luas dari sebuah lingkaran yang 
mempunyai diameter 60 cm! 
Penyelesaian : K = 2. .r L = r2 
= 2.  . 30 = .302 
= 60 cm2 = 900cm2 
r
BAB III 
PENUTUP 
A. KESIMPULAN 
Salah satu pembelajaran yang dapat membelajarkan siswa sehingga 
memiliki keterampilan untuk menyelesaikansuatu masalah adalah melalui 
Pembelajaran Berbasis Masalah Atau Problem Based Learning. Dimana 
pembelajaran ini dimulai dengan menghadirkan suatu masalah yang relevan 
dengan kehidupan siswa, selanjutnya melalui peran guru sebagai fasilitator siswa 
dibimbing untuk menyelesaikan permasalahan tersebut. Suatu masalah dapat 
digunakan untuk mengenalkan suatu konsep atau melatih keterampilan, untuk itu 
penting bagi guru untuk dapat menggunakan model PBM dalam mengenalkan 
konsep ataupun melatih keterampilan suatukonsep. 
B. SARAN 
Sebagai calon tenaga pendidik kita seharusnya mengerti dan memahami 
cara dan hal-hal yang berkaitan dengan perkembangan peserta didiknya dalam 
proses belajar dan mengajar, sehingga kita mengetahui dan memahami pula 
strategi apa yang bisa dipakai dalam proses pembelajaran, guna untuk menciptak 
proses pembelajaran yang aktif, inovatif, kreatif, efektif dan menyenangkan untuk 
anak didik, karena berhasil atau tidaknya suatu pembelajaran bukan hanya dinilai 
dari hasil evaluasi tetapi juga dalam proses pembelajaran. 
45
DAFTAR PUSTAKA 
Sanjaya,Wina.2006.Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses 
Pendidikan.Jakarta: Kencana PrenadaMedia Group 
Rusman.2012.Seri Manajemen Sekolah Bermutu: Model-Model Pembelajaran, 
Mengembangkan Profesionalisme Guru.Jakarta:PT RajaGrafindo 
Persada 
Aunurrahman.2012.Belajar dan Pembelajaran.Bandung:Alfabeta 
Sabri,Ahmad.2007. Strategi Belajar Mengajar Micro Teaching.Padang:Quantum 
Teaching 
Muhammad, R., dan Sofan, A.,.2013.Strategi & Desain Pengembangan system 
Pembelajaran. Jakarta : Prestasi Pustakaraya. 
Wena,Made.2013.Strategi Pembelajaran Inovatif Kontemporer: Suatu Tinjauan 
konseptual Operasional. Jakarta :Bumi Aksara 
Arifin,Zainal.2012.Evaluasi Pembelajaran.Bandung: PT Remaja RosdaKarya 
Listiani.2013.Makalah strategi Pembelajaran Berbasis Masalah (PBM) 
http://oetarilistiani.blogspot.com/2013/04/makalah-strategi-pembelajaran-berbasis. 
html. diaskes 17 Mei 2013 
Susento. 2011. Pendekatan Pembelajaran Berbasis Masalah. Tersedia 
warungpendidikan.blogspot.com/.../pendekatan-pembelajaran-berbasis 
diakses pada tanggal 17 Mei 2013.
LAMPIRAN 1 
PERANGKAT PEMBELAJARAN 
SILABUS 
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Pertemuan 1 
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Pertemuan 2
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAAN 
(RPP) 
Nama Sekolah : SMPN 1 Makale 
Mata Pelajaran : Matematika 
Kelas/Semestar : VII –A / Dua 
Pertemuan : 1 
Alokasi Waktu : 2 X 40 Menit 
A. Standar Kompetensi 
Memahami Konsep Segi empat dan segitiga serta menentukan ukurannya 
B. Kompetensi dasar 
Mengidentifikasikan sifat-sifat persegi panjang, persegi, trafesium dan jajar 
genjang 
C. Indicator 
1. Menjelaskan pengertian Persegi, persegi panjang menurut sifatnya 
2. Menjelaskan sifat persegi, persegi panjang di tinjau dari sisi, sudut dan 
diagonalnya. 
D. Tujuan Pembelajaran 
Setelah pembelajaran siswa daiharapkan mampu : 
1. Menjelasakan pengertian persegi, persegi panjang menurut sifatnya 
2. Menjelaskan sifat persegi dan persegi panjang di tinjau dari sisi, sudut 
dan diagonalnya
E. Materi Ajar 
Persegi dan Persegi panjang 
F. Sumber Belajar / Media Pembelajaran 
1. Lembar Kerja siswa 
2. Buku Paket matematika dan buku penunjang yang relevan 
G. Kegiatan Pembelajaran 
1. Model Pembelajaran : Berbasis Masalah 
2. Metode Pembelajaran : Penyajian Masalah, diskusi, Kerja kelompok 
3. Skenario Pembelajaran : 
I. Pendahuluan ( 8 menit ) 
Menyampaikan tujuan pembelajaran dan memotivasi siswa 
a. Memberi salam dan mengabsen siswa 
b. Mempersiapkan siswa belajar 
c. Guru menyampaikan materi yang akan di pelajari dan tujuan yang 
akan di capai setelah pembelajarn berlangsung 
d. Guru memberikan motivasi dengan menjelaskan pentingnya materi 
ini dan mamfaatnya dalam kehidupan sehari-hari 
II. Kegiatan Inti 
Fase 1 : mengorientasikan siswa pada masalah 
a. Menanyakan kepada siswa secara klasikal” pernakah kalian 
mengamati bagian-bagian dari rumah kalian?
b. Menunjuhkan salah seorang siswa yang menjawab perna 
memperhatikan kemudian menanyakan ‘’ apa saja yang menjadi 
bagian dari rumah ?’’ memfokuskan pada jawaban dan jendela 
Fase 2 : mengorganisasi siswa untuk belajar 
a. Mengelompokan siswa berdasarkan kemampuan akademik yang 
telah ditentukan sebelumnya 
b. Membagi LKS dn kertas kemudian menyampaikan kepada siswa 
bahawa semu pertanyaan pada LKS harus di selesaikan 
c. Mengarahkan siswa membagi tugas dalam kelompok, misalnya: 
siapa yang akan mewakilih presentasi, siapa yang menulis sdi LKS 
dan siapa yang menulis resume pada kertas untuk memafarkan 
hasil kelompok 
d. Mengarahkan siswa berdiskusi dengan kelompoknya 
Fase 3 : membimbing penyeledikan individual maupun kelompok 
a. Mengarahkan siswa menyelesaikan pertanyaan-pertanyaan LKS 
dan alasan menjawab demikian 
b. Memberi bimbingan seperlunya kepada siswa/kelompok yang 
mengalami kesulitan dalam menyelesaikan LKS 
c. Guru mengarahkan siswa mengkontruksi pemahamannya untuk 
menuliskan pengertian persegi, persegi panjang dan sifat-sifatnya.
Fase 4 : Mengembangkan dan menyajikan hasil karya 
a. Menunjuk perwakilan kelompok memafarkan hasil pekerjaan 
kelompoknya untuk memimpin didkusi 
b. Meminta kelompok lain member tanggapan berupa pertanyaan, 
komentar atau saran kepada kelompok penyaji untuk memberikan 
tanggapan balik 
c. Guru dapat memotivasi siswa dengan pertanyaan kepada kelompok 
penyaji, apabila diskusi tidak hidup 
Fase 5 : Menganalisa dan mengevaluasi proses pemecahan masalah 
a. Membimbing siswa kembali mengkaji proses pemecahan masalah 
diarahkan untuk menyimpulkan pengertian persegi dan persegi 
panjang serta menjelaskan sifat-sifat persegi dan persegi panjang 
b. Guru mengarahkan siswa menyimpulkan hasil diskusi kelompok 
c. Memberi penghargaan kepada kelompok yang telah 
mempresentasikan hasil karyanya 
d. Mengumpulkan hasil kerja siswa 
III. Kegiatan akhir ( 7 menit ) 
a. Guru bersama-sama merangkum materi pembelajaran 
b. Guru memberikan pekerjaan rumah dengan meminta siswa 
mempelajari dan mencermati kembali LKS
H. Penilaian 
1. Penilaian terhadap hasil kerja LKS 
2. PR 
Makale, 17 Mei 2014 
Guru Mata Pelajaran Mahasiswa 
Ir. Ruslan S.Pd, M.Pd Musdalifah Yusuf 
NIP:……………........ NIM : 11 24 130
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAAN 
(RPP) 
Nama Sekolah : SMPN 1 Makale 
Mata Pelajaran : Matematika 
Kelas/Semestar : VII –A / Dua 
Pertemuan : II 
Alokasi Waktu : 2 X 40 Menit 
A. Standar Kompetensi 
Memahami Konsep Segi empat dan segitiga serta menentukan ukurannya 
B. Kompetensi dasar 
Mengidentifikasikan keliling dan luas bangun segitiga dan segi empat serta 
menggunakannya dalam pemecahan masalah. 
C. Indicator 
1. Menghitung keliling persegi dan persegi panjang dengan 
menggunakan rumus 
2. Menghitung luas persegi dan persegi panjang dengan menggunakan 
rumus 
D. Tujuan Pembelajaran 
Setelah pembelajaran siswa daiharapkan mampu :
1. Menghitung keliling persegi dan dan persegi panjang dengan 
menggunakan rumus 
2. Menghitung luas persegi dan persegi panjang dengan menggunakan 
rumus 
E. Materi Ajar 
Keliling dan luas persegi dan persegi panjang 
F. Sumber Belajar / Media Pembelajaran 
1. Lembar Kerja siswa 
2. Buku Paket matematika dan buku penunjang yang relevan 
G. Kegiatan Pembelajaran 
1. Model Pembelajaran : Berbasis Masalah 
2. Metode Pembelajaran : Penyajian Masalah, diskusi, Kerja 
kelompok 
3. Skenario Pembelajaran : 
I. Pendahuluan ( 8 menit ) 
Menyampaikan tujuan pembelajaran dan memotivasi siswa 
a. Memberi salam dan mengabsen siswa 
b. Mempersiapkan siswa belajar dengan meminta siswa menyiapkan 
perangkat pembelajaran yang sudah dibagikan 
c. Menyampaikan prosedur pembelajaran berbasis masalah 
d. Guru menyampaikan materi yang akan di pelajari dan tujuan yang 
akan di capai setelah pembelajarn berlangsung
e. Guru memberikan motivasi dengan menjelaskan pentingnya materi ini 
dan mamfaatnya dalam kehidupan sehari-hari 
II. Kegiatan Inti 
Fase 1 : mengorientasikan siswa pada masalah 
a. Mengajukan masalah yang terdapat pada buku paket matematika dan 
member kesempatan kepada siswa memikirkan pemecahan masalah 
secara mandiri. 
b. Menanyakan pada siswa jika masih ada hal-hal yang kurang jelas dan 
pelum dipahami 
Fase 2 : mengorganisasi siswa untuk belajar 
a. Mengelompokan siswa berdasarkan kemampuan akademik yang telah 
ditentukan sebelumnya 
b. Membagi LKS dan kertas kemudian menyampaikan kepada siswa 
bahwa semua pertanyaan pada LKS harus di selesaikan 
c. Mengarahkan siswa membagi tugas dalam kelompok, misalnya: siapa 
yang akan mewakilih presentasi, siapa yang menulis sdi LKS dan siapa 
yang menulis resume pada kertas untuk memafarkan hasil kelompok 
d. Mengarahkan siswa berdiskusi dengan kelompoknya
Fase 3 : membimbing penyeledikan individual maupun kelompok 
a. Mengarahkan siswa menyelesaikan pertanyaan-pertanyaan LKS dan 
alasan-alasan mengapa menjawab demikian 
b. Memberi bimbingan seperlunya kepada siswa/kelompok yang 
mengalami kesulitan dalam menyelesaikan LKS 
Fase 4 : Mengembangkan dan menyajikan hasil karya 
a. Menunjuk perwakilan kelompok memafarkan hasil pekerjaan 
kelompoknya untuk memimpin diskusi 
b. Meminta kelompok lain memberi tanggapan berupa pertanyaan, 
komentar atau saran kepada kelompok penyaji untuk memberikan 
tanggapan balik 
c. Guru dapat memotivasi siswa dengan pertanyaan kepada kelompok 
penyaji, apabila diskusi tidak hidup 
Fase 5 : Menganalisa dan mengevaluasi proses pemecahan masalah 
a. Membimbing siswa mengkaji kembali proses pemecahan masalah 
diarahkan untuk memahami kembali cara menentukan rumus keliling 
dan luas persegi dan persegi panjang. 
b. Guru mengarahkan siswa menyimpulkan hasil diskusi kelompok 
c. Memberi penghargaan kepada kelompok yang telah 
mempresentasikan hasil karyanya 
d. Mengumpulkan hasil kerja siswa
III. Kegiatan akhir ( 7 menit ) 
a. Guru bersama-sama merangkum materi pembelajaran 
b. Guru memberikan pekerjaan rumah dengan meminta siswa 
mempelajari dan mencermati kembali LKS 
H. Penilaian 
a. Penilaian terhadap hasilkerja LKS 
b. PR 
Makale, 17 Mei 2014 
Guru Mata Pelajaran Mahasiswa 
Ir. Ruslan S.Pd, M.Pd Musdalifah Yusuf 
NIP:……………........ NIM : 11 24 130
LEMBAR KEGIATAN SISWA 
Anggota Kelompok : 1. …………………………… Waktu :…… 
2……………………………. Tangga l : 
……….. 
3……………………………. Kelompok 
:………... 
Alokasi Waktu : 30 Menit 
Indikator : 
1. Menghitung keliling persegi dan persegi panjang dengan 
menggunakan rumus 
2. Menghitung luas persegi dan persegi panjang dengan menggunakan 
rumus 
Petunjuk : 
Baca dan pahami soal-soal berikut, kemudian selesaikan bersama teman 
kelompokmu masing-masing pada tmpat yang disediakan di LKS ini . 
SOAL : 
1. Keliling sebuah kebun yang bentuknya seperti gambar dibawah, yang 
kelilingnya 76m. berapakah panjang kebun tersebut ? 
Diketahui : AD = …. 
Keliling (k) = …………… 
Ditanyakan :………………….? 
Pemecahan : 
AD = ……… = ………
AB = ……… = ……… 
Berarti k = AB + ……+ …….+……. 
Karena AB = …..=…… dan AD = ………= …….. 
Keliling (k) = 2p + ……. 
76 = …… + …… 
…… - ….. = 2 …… 
……….. = ……… 
……...... = 
………… 
2 
P = …….. 
Berdasarkan jawaban tersebut diatas apa yang dapat kamu simpulkan ? 
Keliling persegi panjang adalah (k) = …….. + ………. 
2. Sebuah halaman rumah uang bentuknya seperti gambar berikut, dengan luas 
120 cm. 
Berapahkah panjang BC ? 
Jawab : 
Diketahui : Luas (L) = 120 cm 
AB = 40 cm 
Ditanyakan :……………….? 
Pemecahan : 
AB = …….= ……. Dan AD = ……… = ……… 
Maka Luas (L) =……… x ………. 
120 = ………x……….. 
……… = 
…………….. 
…………….. 
Jadi panjang BC adalah ……………………….. 
Berdasarkan jawaban tersebut apa yang dapat kamu simpulkan ? 
Luas persegi panjang = ……………………..x…………………..
3. Sebuah papan bentuknya seperti gambar berikut, memiliki luas 144 cm 
Berapahkah panjang PQ ? 
Jawab : 
Diketahui Luas (L) = ……………. 
Ditanyakan = …………………..? 
Pemecahan 
Misalnya PQ = s 
PQ = QR = ………..=………=………. 
Luas = PQ x …… 
L = s x…….. 
144 = ……. 
s = √… … … 
s = ………. 
Berdasarkan jawaban tersebut apa yang dapat kamu simpulkan ? 
Luas persegi = ………………x …………….. 
L = ………………………………..
LEMBAR KEGIATAN SISWA 
Anggota Kelompok : 1. …………………………… Waktu : 
……….. 
2……………………………. Tangga l : 
……….. 
3……………………………. Kelompok 
:………... 
Alokasi Waktu : 30 Menit 
Indikator : 
1. Menjelaskan pengertian Persegi, persegi panjang menurut sifatnya 
2. Menjelaskan sifat persegi, persegi panjang di tinjau dari sisi, sudut 
dan diagonalnya. 
Petunjuk : 
Baca dan pahami soal-soal berikut, kemudian selesaikan bersama teman 
kelompokmu masing-masing pada tmpat yang disediakan di LKS ini . 
SOAL : 
1.Gambar disamping adalah persegi 
panjang ABCD 
a. Jika panjang AB = 4 cm, tentukan panjang DC 
b. Jika panjang AD = 2 cm, tentukan panjang BC 
c. Apa yang dapat kamu simpulkan dari sisi-sisi yang berhadapan ? 
d. Tuliskan 4 sudut yang siku-siku 
Jawab : 
a. Panjang DC adalah ………………… 
b. Panjang BC adalah ………………… 
c. Yang dapat saya simpulkan dari sisi-sisi yang berhadapan adalah 
……………………………………………………………………………… 
……………………………………………………………………………… 
……
d. 4 sudut yang siku-siku adalah . 1……………………………………… 
2……………………………………… 
3. ……………………………………… 
4………………………………………. 
2. Perhatikan gambar persegi ABCD disamping , Tentukan : 
a. Empat ruas yang sama panjang dan merupakan sisi-sisinya 
b. Empat ruas yang sama panjang dari kedua diagonalnya 
c. Empat sudut siku-siku pada titik-titik sudutnya 
d. Empat sudut siku-siku pada perpotongan kedua diagonalnya 
Jawab : 
a. 1………………………………… c.1…………………………………… 
2………………………………… 2…………………………………… 
3………………………………… 3…………………………………... 
4………………………………… 4…………………………………… 
1………………………………… . d.1………………………………. 
2………………………………….. 2………………………………. 
3………………………………….. 3……………………………… 
4………………………………….. 4…………………………….. 
3.Berdasarkan jawaban anda dari soal nomor 1, Tuliskan pengertian Persegi 
panjang menurut anda ! 
Jawab: 
Menurut saya persegi panjang adalah ………………………………………… 
………………………………………………………………………………… 
........................................................................................................................... 
4. Berdasarkan jawaban anda dari soal nomor 2, tuliskan pengertian persegi 
menurut anda ! 
Jawab : 
Menurut Saya persegi adalah ………………………………………………... 
……………………………………………………………………………….. 
.........................................................................................................................
LAMPIRAN 2 
 INSTRUMEN 
 KISI – KISI INSTRUMEN 
 KUNCI JAWABAN DAN PEDOMAN 
PENSKORAN
INSTRUMEN 
MATA PELAJARAN : MATEMATIKA 
KELAS/SEMESTER : VII / 2 
WAKTU : 70 MENIT 
PETUNJUK : 
1. Sebelum menjawab soal, terlebih dahulu tulis nama, kelas pada lembar 
jawaban 
2. Perhatikan baik-baik soal tersebut sebelum menjawab pertanyaannya 
3. Jawablah soal dibawah ini mulai dari soal yang dianggap mudah 
4. Buku dan catatan dalam keadaan tertutup 
5. Tidak diperkanankan kerja sama dalam bentuk apapun 
6. Periksa jawaban anda sebelum dikumpul. 
SOAL : 
1. Perhatikan persegi panjang tentukan? 
a. Ruas garisnya yang sama panjang 
b. Sudutnya yang sama besar dan 
merupakan sudut siku-siku 
c. Sudut-sudut yang saling bertolak 
belakang dari perpotongan kedua 
diagonalnya 
2. 
Perhatikan gambar diatas, keliling persegi panjang ABCD tersebut adalah 
80 cm. tentukan panjang AB ? 
3. 
Gambar disamping adalah persegi PQRS , hitunglah 
luas persegi tersebut !
KISI–KISI INSTRUMEN 
Kompetensi Dasar Indikator Nomor 
soal 
Jenis 
soal 
Bobot 
1. Mengidentifikasikan 
sifat-sifat persegi 
panjang, persegi, 
trafesiun dan jajar 
genjang 
1.1 
menjelaskan sifat persegi dan 
persegi panjang di tinjau dari 
sudut dan diagonalnya 
1 Essai 40 
2. Menghitung keliling 
dan luas bangun 
segitiga dan segiempat 
serta menggunakan 
dalam pemecahan 
masalah 
2.1 
Menghitung keliling dan 
persegi dan persegi panjang 
dengan menggunakan rumus 
2.2 
Menghitung luas persegi dan 
persegi panjang dengan 
menggunakan rumus 
2 
3 
Essai 
Essai 
40 
20
KUNCI JAWABAN DAN PEDOMAN PENSKORAN 
TES HASIL BELAJAR PERSEGI DAN PERSEGI PANJANG 
N 
O 
JAWABAN 
SKO 
R 
BOBO 
T 
1 a. Ruas-ruas garis yang sama panjang 
1. PQ=SR 
2. PS =QR 
3. PT= TR=ST=TQ 
b. Sudut-sudut yang siku-siku 
∠푃, ∠푄, ∠푅, ∠푆 
c. Sudut-sudut yang saling bertolak belakang 
 ∠푃푇푄 푏푒푟푡표푙푎푘 푏푒푙푎푘푎푛푔 푑푒푛푔푎푛 ∠푅푇푆 
 ∠푃푇푆 푏푒푡표푙푎푘 푏푒푙푎푘푎푛푔 푑푒푛푔푎푛 ∠푄푇푅 
40 
2 Dik K =80 
BC = l =15 cm 
Dit AB = P = …..? 
Jawab : 
K = 2p + 2l 
80= 2p + 2(15) 
80 =2p + 30 
80-30 = 2p 
50 = 2p 
p = 
50 
2 
p =25 
jadi panjang AB = p = 25 cm 
40 
3. Dik RQ = s =15 cm 
Dit L =….? 
Penyelesaian : 
L= s x s 
= 15 x 15 
= 225 
Jadi luas persegi PQRS tersebut adalah 225 cm2 
20

Contenu connexe

Tendances

konsep dasar pengelolaan kelas
konsep dasar pengelolaan kelaskonsep dasar pengelolaan kelas
konsep dasar pengelolaan kelas
Nia Far
 
Modul 1.1. Angkatan 5 Reguler. Refleksi Filosofis Pendidikan Nasional - Final...
Modul 1.1. Angkatan 5 Reguler. Refleksi Filosofis Pendidikan Nasional - Final...Modul 1.1. Angkatan 5 Reguler. Refleksi Filosofis Pendidikan Nasional - Final...
Modul 1.1. Angkatan 5 Reguler. Refleksi Filosofis Pendidikan Nasional - Final...
Irman Ramly
 
LK 1.3 Penentuan Penyebab Masalah dan Masalah Terpilih yang akan diselesaikan...
LK 1.3 Penentuan Penyebab Masalah dan Masalah Terpilih yang akan diselesaikan...LK 1.3 Penentuan Penyebab Masalah dan Masalah Terpilih yang akan diselesaikan...
LK 1.3 Penentuan Penyebab Masalah dan Masalah Terpilih yang akan diselesaikan...
IrmadaBoheaIR
 

Tendances (20)

Ppt konsep dasar strategi pembelajaran dan teori belajar dalam
Ppt konsep dasar strategi pembelajaran dan teori belajar dalamPpt konsep dasar strategi pembelajaran dan teori belajar dalam
Ppt konsep dasar strategi pembelajaran dan teori belajar dalam
 
Makalah metode pembelajaran
Makalah metode pembelajaranMakalah metode pembelajaran
Makalah metode pembelajaran
 
Oliva
OlivaOliva
Oliva
 
konsep dasar pengelolaan kelas
konsep dasar pengelolaan kelaskonsep dasar pengelolaan kelas
konsep dasar pengelolaan kelas
 
Model-model Pengembangan Kurikulum
Model-model Pengembangan KurikulumModel-model Pengembangan Kurikulum
Model-model Pengembangan Kurikulum
 
Modul 1.1. Angkatan 5 Reguler. Refleksi Filosofis Pendidikan Nasional - Final...
Modul 1.1. Angkatan 5 Reguler. Refleksi Filosofis Pendidikan Nasional - Final...Modul 1.1. Angkatan 5 Reguler. Refleksi Filosofis Pendidikan Nasional - Final...
Modul 1.1. Angkatan 5 Reguler. Refleksi Filosofis Pendidikan Nasional - Final...
 
Kurikulum Hilda Taba, Olivia Beauchamp dan Rogers, .pdf
Kurikulum Hilda Taba, Olivia Beauchamp dan Rogers, .pdfKurikulum Hilda Taba, Olivia Beauchamp dan Rogers, .pdf
Kurikulum Hilda Taba, Olivia Beauchamp dan Rogers, .pdf
 
Soal perkembangan kognitif peserta didik
Soal perkembangan kognitif peserta didikSoal perkembangan kognitif peserta didik
Soal perkembangan kognitif peserta didik
 
Pengertian dan Tujuan Perencanaan Pembelajaran
Pengertian dan Tujuan Perencanaan PembelajaranPengertian dan Tujuan Perencanaan Pembelajaran
Pengertian dan Tujuan Perencanaan Pembelajaran
 
Langkah langkah pengemb kurikulum (Oleh Dr. Sukiman, M.Pd.)
Langkah langkah pengemb kurikulum (Oleh Dr. Sukiman, M.Pd.)Langkah langkah pengemb kurikulum (Oleh Dr. Sukiman, M.Pd.)
Langkah langkah pengemb kurikulum (Oleh Dr. Sukiman, M.Pd.)
 
Modul 3. pengembangan asesmen alternatif
Modul 3. pengembangan asesmen alternatifModul 3. pengembangan asesmen alternatif
Modul 3. pengembangan asesmen alternatif
 
4. teori-belajar
4. teori-belajar4. teori-belajar
4. teori-belajar
 
LK 1.3 Penentuan Penyebab Masalah dan Masalah Terpilih yang akan diselesaikan...
LK 1.3 Penentuan Penyebab Masalah dan Masalah Terpilih yang akan diselesaikan...LK 1.3 Penentuan Penyebab Masalah dan Masalah Terpilih yang akan diselesaikan...
LK 1.3 Penentuan Penyebab Masalah dan Masalah Terpilih yang akan diselesaikan...
 
AKSI NYATA_TOPIK 4 Satrio Fajar Prianto.docx
AKSI NYATA_TOPIK 4 Satrio Fajar Prianto.docxAKSI NYATA_TOPIK 4 Satrio Fajar Prianto.docx
AKSI NYATA_TOPIK 4 Satrio Fajar Prianto.docx
 
Bab 2. Lingkungan Belajar Abad 21.pptx
Bab 2. Lingkungan Belajar Abad 21.pptxBab 2. Lingkungan Belajar Abad 21.pptx
Bab 2. Lingkungan Belajar Abad 21.pptx
 
Model-model pengembangan kurikulum
Model-model pengembangan kurikulumModel-model pengembangan kurikulum
Model-model pengembangan kurikulum
 
Powerpoint presentasi ptk-cetak
Powerpoint presentasi ptk-cetakPowerpoint presentasi ptk-cetak
Powerpoint presentasi ptk-cetak
 
Analisis Materi Pembelajaran
Analisis Materi Pembelajaran Analisis Materi Pembelajaran
Analisis Materi Pembelajaran
 
Prinsip prinsip pengembangan kurikulum
Prinsip prinsip pengembangan kurikulumPrinsip prinsip pengembangan kurikulum
Prinsip prinsip pengembangan kurikulum
 
PPT KONSEP DASAR PTK (PENELITIAN TINDAKAN KELAS)
PPT KONSEP DASAR PTK (PENELITIAN TINDAKAN KELAS)PPT KONSEP DASAR PTK (PENELITIAN TINDAKAN KELAS)
PPT KONSEP DASAR PTK (PENELITIAN TINDAKAN KELAS)
 

En vedette (10)

Lembar Kerja Peserta Didik ( LKPD )
Lembar Kerja Peserta Didik ( LKPD )Lembar Kerja Peserta Didik ( LKPD )
Lembar Kerja Peserta Didik ( LKPD )
 
discovery learning (DL) pembelajaran penemuan
discovery learning (DL) pembelajaran penemuandiscovery learning (DL) pembelajaran penemuan
discovery learning (DL) pembelajaran penemuan
 
Lembar kerja siswa study tour
Lembar kerja siswa study tourLembar kerja siswa study tour
Lembar kerja siswa study tour
 
LKS VOLUME LIMAS DAN PRISMA, YANG BAIK DAN BENAR
LKS VOLUME LIMAS DAN PRISMA, YANG BAIK DAN BENARLKS VOLUME LIMAS DAN PRISMA, YANG BAIK DAN BENAR
LKS VOLUME LIMAS DAN PRISMA, YANG BAIK DAN BENAR
 
Lembar kerja siswa 1 dan 2
Lembar kerja siswa 1 dan 2Lembar kerja siswa 1 dan 2
Lembar kerja siswa 1 dan 2
 
Lembar kerja siswa
Lembar kerja siswaLembar kerja siswa
Lembar kerja siswa
 
Persegi Panjang
Persegi PanjangPersegi Panjang
Persegi Panjang
 
Tema 4, berbagai pekerjaan kurikulum 2013-bse kelas 4 sd
Tema 4, berbagai pekerjaan kurikulum 2013-bse kelas 4 sdTema 4, berbagai pekerjaan kurikulum 2013-bse kelas 4 sd
Tema 4, berbagai pekerjaan kurikulum 2013-bse kelas 4 sd
 
Powerpoint Matematika Bangun Datar
Powerpoint Matematika Bangun DatarPowerpoint Matematika Bangun Datar
Powerpoint Matematika Bangun Datar
 
Lembar kerja siswa i
Lembar kerja siswa iLembar kerja siswa i
Lembar kerja siswa i
 

Similaire à MAKALAH MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH ( PROBLEM BASED LEARNING ) TERLENGKAP

LK 3.1 Menyusun Best Practices - Siswati.pdf
LK 3.1 Menyusun Best Practices - Siswati.pdfLK 3.1 Menyusun Best Practices - Siswati.pdf
LK 3.1 Menyusun Best Practices - Siswati.pdf
SiswatiSiswati5
 
PPT-EFEKTIVITAS MODEL KOOPERATIF TIPE NHT.pptx
PPT-EFEKTIVITAS MODEL KOOPERATIF TIPE NHT.pptxPPT-EFEKTIVITAS MODEL KOOPERATIF TIPE NHT.pptx
PPT-EFEKTIVITAS MODEL KOOPERATIF TIPE NHT.pptx
RuthSerepVinneSihite
 
Pembelajaran berbasis masalah
Pembelajaran berbasis masalahPembelajaran berbasis masalah
Pembelajaran berbasis masalah
Ig Fandy Jayanto
 

Similaire à MAKALAH MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH ( PROBLEM BASED LEARNING ) TERLENGKAP (20)

Problem based learning
Problem based learningProblem based learning
Problem based learning
 
model pembelajaran TAI
model pembelajaran TAImodel pembelajaran TAI
model pembelajaran TAI
 
model pembelajaran berbasis masalah
model pembelajaran berbasis masalahmodel pembelajaran berbasis masalah
model pembelajaran berbasis masalah
 
14. bab i
14. bab i14. bab i
14. bab i
 
Best Practice_Andrian.pdf
Best Practice_Andrian.pdfBest Practice_Andrian.pdf
Best Practice_Andrian.pdf
 
Makalah dppm
Makalah dppmMakalah dppm
Makalah dppm
 
Makalah dppm
Makalah dppmMakalah dppm
Makalah dppm
 
PPT KELOMPOK 1_KONTEMPORER_PSPM A 2018.pptx
PPT KELOMPOK 1_KONTEMPORER_PSPM A 2018.pptxPPT KELOMPOK 1_KONTEMPORER_PSPM A 2018.pptx
PPT KELOMPOK 1_KONTEMPORER_PSPM A 2018.pptx
 
Makalah Pendekatan Pembelajaran dan RPP
Makalah Pendekatan Pembelajaran dan RPPMakalah Pendekatan Pembelajaran dan RPP
Makalah Pendekatan Pembelajaran dan RPP
 
LK. 2.2 Menentukan Solusi.pdf
LK. 2.2 Menentukan Solusi.pdfLK. 2.2 Menentukan Solusi.pdf
LK. 2.2 Menentukan Solusi.pdf
 
LK 3.1 Menyusun Best Practices - Siswati.pdf
LK 3.1 Menyusun Best Practices - Siswati.pdfLK 3.1 Menyusun Best Practices - Siswati.pdf
LK 3.1 Menyusun Best Practices - Siswati.pdf
 
Model Pembelajaran Berbasis Masalah (PBL)
Model Pembelajaran Berbasis Masalah (PBL)Model Pembelajaran Berbasis Masalah (PBL)
Model Pembelajaran Berbasis Masalah (PBL)
 
Makalah model pembelajaran nht
Makalah model pembelajaran nhtMakalah model pembelajaran nht
Makalah model pembelajaran nht
 
PBL fix.pptx
PBL fix.pptxPBL fix.pptx
PBL fix.pptx
 
Penerapan model pembelajaran kooperatif tipe talking stick pada pembelajaran ...
Penerapan model pembelajaran kooperatif tipe talking stick pada pembelajaran ...Penerapan model pembelajaran kooperatif tipe talking stick pada pembelajaran ...
Penerapan model pembelajaran kooperatif tipe talking stick pada pembelajaran ...
 
PPT-EFEKTIVITAS MODEL KOOPERATIF TIPE NHT.pptx
PPT-EFEKTIVITAS MODEL KOOPERATIF TIPE NHT.pptxPPT-EFEKTIVITAS MODEL KOOPERATIF TIPE NHT.pptx
PPT-EFEKTIVITAS MODEL KOOPERATIF TIPE NHT.pptx
 
Ptk eci heliza sma n 13 tebo
Ptk eci heliza sma n 13 teboPtk eci heliza sma n 13 tebo
Ptk eci heliza sma n 13 tebo
 
1 Membangun kombel dalam sekolah (1).pptx
1 Membangun kombel dalam sekolah (1).pptx1 Membangun kombel dalam sekolah (1).pptx
1 Membangun kombel dalam sekolah (1).pptx
 
Pembelajaran berbasis masalah
Pembelajaran berbasis masalahPembelajaran berbasis masalah
Pembelajaran berbasis masalah
 
2 Membangun kombel dalam sekolah (1).pptx
2 Membangun kombel dalam sekolah (1).pptx2 Membangun kombel dalam sekolah (1).pptx
2 Membangun kombel dalam sekolah (1).pptx
 

Plus de Musdalifah yusuf

Rpp logaritma dan eksponen kurikulum 2013 1
Rpp logaritma dan eksponen kurikulum 2013 1Rpp logaritma dan eksponen kurikulum 2013 1
Rpp logaritma dan eksponen kurikulum 2013 1
Musdalifah yusuf
 

Plus de Musdalifah yusuf (18)

Kemampuan disposisi matematis
Kemampuan disposisi matematisKemampuan disposisi matematis
Kemampuan disposisi matematis
 
laporan pelaksanaan KKLP STKIP YPUP MAKASSAR 2015
laporan pelaksanaan KKLP STKIP YPUP MAKASSAR 2015laporan pelaksanaan KKLP STKIP YPUP MAKASSAR 2015
laporan pelaksanaan KKLP STKIP YPUP MAKASSAR 2015
 
Laporan ppl 2 (repaired)
Laporan ppl 2 (repaired)Laporan ppl 2 (repaired)
Laporan ppl 2 (repaired)
 
Rpp logaritma
Rpp logaritmaRpp logaritma
Rpp logaritma
 
FASE – FASE KOOPERATIF TIPE STAT ( STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISION )
FASE – FASE KOOPERATIF TIPE STAT   ( STUDENT  TEAMS ACHIEVEMENT DIVISION )FASE – FASE KOOPERATIF TIPE STAT   ( STUDENT  TEAMS ACHIEVEMENT DIVISION )
FASE – FASE KOOPERATIF TIPE STAT ( STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISION )
 
Fase pembelajaran kooperatif tipe numbered head together
Fase pembelajaran kooperatif tipe numbered head togetherFase pembelajaran kooperatif tipe numbered head together
Fase pembelajaran kooperatif tipe numbered head together
 
Format latihan_menyusun_pra_usulan_ptk LENGKAP
Format  latihan_menyusun_pra_usulan_ptk LENGKAPFormat  latihan_menyusun_pra_usulan_ptk LENGKAP
Format latihan_menyusun_pra_usulan_ptk LENGKAP
 
Rpp Menentukan Akar Persamaan Kuadrat (Persamaan dan Fungsi kuadrat)
Rpp  Menentukan Akar Persamaan Kuadrat (Persamaan dan Fungsi kuadrat)Rpp  Menentukan Akar Persamaan Kuadrat (Persamaan dan Fungsi kuadrat)
Rpp Menentukan Akar Persamaan Kuadrat (Persamaan dan Fungsi kuadrat)
 
Rpp menentukan nilai logaritma menggunakan tabel logaritma ( RPP eksponen dan...
Rpp menentukan nilai logaritma menggunakan tabel logaritma ( RPP eksponen dan...Rpp menentukan nilai logaritma menggunakan tabel logaritma ( RPP eksponen dan...
Rpp menentukan nilai logaritma menggunakan tabel logaritma ( RPP eksponen dan...
 
rpp sifat-sifat logaritma kurikulum 2013 ( RPP eksponen dan logaritma )
rpp sifat-sifat logaritma kurikulum 2013 ( RPP eksponen dan logaritma )rpp sifat-sifat logaritma kurikulum 2013 ( RPP eksponen dan logaritma )
rpp sifat-sifat logaritma kurikulum 2013 ( RPP eksponen dan logaritma )
 
Retorika dan publik speaking
Retorika dan publik speakingRetorika dan publik speaking
Retorika dan publik speaking
 
Kepemimpinan dan pemimpin membentuk pemimpin yang visioner
Kepemimpinan dan pemimpin membentuk pemimpin yang visionerKepemimpinan dan pemimpin membentuk pemimpin yang visioner
Kepemimpinan dan pemimpin membentuk pemimpin yang visioner
 
Resensi film black jack 21
Resensi film black jack 21Resensi film black jack 21
Resensi film black jack 21
 
realita penjual koran dikota makassar
realita penjual koran dikota makassarrealita penjual koran dikota makassar
realita penjual koran dikota makassar
 
Rpp logaritma dan eksponen kurikulum 2013 1
Rpp logaritma dan eksponen kurikulum 2013 1Rpp logaritma dan eksponen kurikulum 2013 1
Rpp logaritma dan eksponen kurikulum 2013 1
 
Rpp logaritma 1
Rpp logaritma 1Rpp logaritma 1
Rpp logaritma 1
 
Aktualisasi peran mahasiswa sebagai solusi terhadap kondisi bangsa
Aktualisasi peran mahasiswa sebagai solusi terhadap kondisi bangsaAktualisasi peran mahasiswa sebagai solusi terhadap kondisi bangsa
Aktualisasi peran mahasiswa sebagai solusi terhadap kondisi bangsa
 
Rpp pertemuan 1
Rpp pertemuan 1Rpp pertemuan 1
Rpp pertemuan 1
 

Dernier

Modul 2 - Bagaimana membangun lingkungan belajar yang mendukung transisi PAUD...
Modul 2 - Bagaimana membangun lingkungan belajar yang mendukung transisi PAUD...Modul 2 - Bagaimana membangun lingkungan belajar yang mendukung transisi PAUD...
Modul 2 - Bagaimana membangun lingkungan belajar yang mendukung transisi PAUD...
pipinafindraputri1
 

Dernier (20)

vIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsx
vIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsxvIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsx
vIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsx
 
Tim Yang Lolos Pendanaan Hibah Kepedulian pada Masyarakat UI 2024
Tim Yang Lolos Pendanaan Hibah Kepedulian pada Masyarakat  UI 2024Tim Yang Lolos Pendanaan Hibah Kepedulian pada Masyarakat  UI 2024
Tim Yang Lolos Pendanaan Hibah Kepedulian pada Masyarakat UI 2024
 
PELAKSANAAN (dgn PT SBI) + Link2 Materi Pelatihan _"Teknik Perhitungan TKDN, ...
PELAKSANAAN (dgn PT SBI) + Link2 Materi Pelatihan _"Teknik Perhitungan TKDN, ...PELAKSANAAN (dgn PT SBI) + Link2 Materi Pelatihan _"Teknik Perhitungan TKDN, ...
PELAKSANAAN (dgn PT SBI) + Link2 Materi Pelatihan _"Teknik Perhitungan TKDN, ...
 
Regresi Linear Kelompok 1 XI-10 revisi (1).pptx
Regresi Linear Kelompok 1 XI-10 revisi (1).pptxRegresi Linear Kelompok 1 XI-10 revisi (1).pptx
Regresi Linear Kelompok 1 XI-10 revisi (1).pptx
 
Prov.Jabar_1504_Pengumuman Seleksi Tahap 2_CGP A11 (2).pdf
Prov.Jabar_1504_Pengumuman Seleksi Tahap 2_CGP A11 (2).pdfProv.Jabar_1504_Pengumuman Seleksi Tahap 2_CGP A11 (2).pdf
Prov.Jabar_1504_Pengumuman Seleksi Tahap 2_CGP A11 (2).pdf
 
Aksi Nyata PMM Topik Refleksi Diri (1).pdf
Aksi Nyata PMM Topik Refleksi Diri (1).pdfAksi Nyata PMM Topik Refleksi Diri (1).pdf
Aksi Nyata PMM Topik Refleksi Diri (1).pdf
 
Membaca dengan Metode Fonik - Membuat Rancangan Pembelajaran dengan Metode Fo...
Membaca dengan Metode Fonik - Membuat Rancangan Pembelajaran dengan Metode Fo...Membaca dengan Metode Fonik - Membuat Rancangan Pembelajaran dengan Metode Fo...
Membaca dengan Metode Fonik - Membuat Rancangan Pembelajaran dengan Metode Fo...
 
Modul 2 - Bagaimana membangun lingkungan belajar yang mendukung transisi PAUD...
Modul 2 - Bagaimana membangun lingkungan belajar yang mendukung transisi PAUD...Modul 2 - Bagaimana membangun lingkungan belajar yang mendukung transisi PAUD...
Modul 2 - Bagaimana membangun lingkungan belajar yang mendukung transisi PAUD...
 
MODUL AJAR IPAS KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR IPAS KELAS 6 KURIKULUM MERDEKAMODUL AJAR IPAS KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR IPAS KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
 
Materi Sosialisasi US 2024 Sekolah Dasar pptx
Materi Sosialisasi US 2024 Sekolah Dasar pptxMateri Sosialisasi US 2024 Sekolah Dasar pptx
Materi Sosialisasi US 2024 Sekolah Dasar pptx
 
Intellectual Discourse Business in Islamic Perspective - Mej Dr Mohd Adib Abd...
Intellectual Discourse Business in Islamic Perspective - Mej Dr Mohd Adib Abd...Intellectual Discourse Business in Islamic Perspective - Mej Dr Mohd Adib Abd...
Intellectual Discourse Business in Islamic Perspective - Mej Dr Mohd Adib Abd...
 
AKSI NYATA TOPIK 1 MERDEKA BELAJAR. PPTX
AKSI NYATA TOPIK 1 MERDEKA BELAJAR. PPTXAKSI NYATA TOPIK 1 MERDEKA BELAJAR. PPTX
AKSI NYATA TOPIK 1 MERDEKA BELAJAR. PPTX
 
Bab 4 Persatuan dan Kesatuan di Lingkup Wilayah Kabupaten dan Kota.pptx
Bab 4 Persatuan dan Kesatuan di Lingkup Wilayah Kabupaten dan Kota.pptxBab 4 Persatuan dan Kesatuan di Lingkup Wilayah Kabupaten dan Kota.pptx
Bab 4 Persatuan dan Kesatuan di Lingkup Wilayah Kabupaten dan Kota.pptx
 
Program Kerja Public Relations - Perencanaan
Program Kerja Public Relations - PerencanaanProgram Kerja Public Relations - Perencanaan
Program Kerja Public Relations - Perencanaan
 
AKSI NYATA Numerasi Meningkatkan Kompetensi Murid_compressed (1) (1).pptx
AKSI NYATA  Numerasi  Meningkatkan Kompetensi Murid_compressed (1) (1).pptxAKSI NYATA  Numerasi  Meningkatkan Kompetensi Murid_compressed (1) (1).pptx
AKSI NYATA Numerasi Meningkatkan Kompetensi Murid_compressed (1) (1).pptx
 
MODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
BAHAN PAPARAN UU DESA NOMOR 3 TAHUN 2024
BAHAN PAPARAN UU DESA NOMOR 3 TAHUN 2024BAHAN PAPARAN UU DESA NOMOR 3 TAHUN 2024
BAHAN PAPARAN UU DESA NOMOR 3 TAHUN 2024
 
Pendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptx
Pendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptxPendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptx
Pendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptx
 
Kanvas BAGJA prakarsa perubahan Ahyar.pdf
Kanvas BAGJA prakarsa perubahan Ahyar.pdfKanvas BAGJA prakarsa perubahan Ahyar.pdf
Kanvas BAGJA prakarsa perubahan Ahyar.pdf
 
Modul Ajar Bahasa Inggris - HOME SWEET HOME (Chapter 3) - Fase D.pdf
Modul Ajar Bahasa Inggris - HOME SWEET HOME (Chapter 3) - Fase D.pdfModul Ajar Bahasa Inggris - HOME SWEET HOME (Chapter 3) - Fase D.pdf
Modul Ajar Bahasa Inggris - HOME SWEET HOME (Chapter 3) - Fase D.pdf
 

MAKALAH MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH ( PROBLEM BASED LEARNING ) TERLENGKAP

  • 1. Tugas : Individu Mata Kuliah : Strategi Pembelajaran Matematika MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH PROBLEM BASED LEARNING MUSDALIFAH YUSUF 11 24 130 JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN (STKIP) YAYASAN PENDIDKAN UJUNG PANDANG ( YPUP ) 2014
  • 2. KATA PENGANTAR Assalamualaikum wr.wb.!!! Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Allah SWT, dengan rahmat serta kasih sayang-Nya telah memberi kesempatan dan kemudahan kepada kami dalam mewujudkan sebuah makalah Strategi Pembelajaran Matematika yang membahas mengenai Problem Based Learning (PBL) atau Model Pembelajaran Berbasis Masalah (PBM). Makalah ini di harapkan dapat bermanfaat dan di gunakan oleh kita semua, terkait dengan materi Pembelajaran Berbasis Masalah (PBM). Kami menyadari bahwa makalah ini masih belum sempurna dan mempunyai banyak sekali kekurangan, untuk itu dengan segala kerendahan hati kami mohon agar para pembaca dapat memberikan kritik dan saran yang membangun demi kesempurnaan makalah ini. Mudah-mudahan makalah ini bermanfaat bagi kita semua. Wassalamualaikum wr.wb. Makassar, 17 Mei 2013 Penulis i
  • 3. DAFTAR ISI Halaman Halaman Judul Kata Pengantar …………………………………………………………... i Daftar Isi ……………………………………………………………….... ii BAB 1 Pendahuluan 1. Latar Belakang ………………………………………………….. 1 2. Rumusan Masalah ……………………………………………… 2 3. Tujuan Pembahasan ……………………………………………. 3 4. Manfaat Pembahasan ………………………………………….. 3 BAB 2 Kajian Pustaka A. Konsep Dasar Problem-Based Learning ……………………... 4 B. Pengertian Problem-Based Learning ……………………......... 5 C. Karakteristik Problem-Based Learning ……………………..... 7 D. Ciri-ciri Problem-Based Learning ……………………............. 9 E. Tujuan Problem-Based Learning ? ……………………............ 12 F. Unsur-unsur yang terdapat dalam Problem-Based Learning ? ….. 12 G. Teori Belajar Yang Mendukung Pembelajaran Berbasis Masalah ?. 13 H. Keunggulan dan kelemahan Problem-Based Learning ? ………… 15 I. Peranan Guru Dalam Problem-Based Learning ?............................. 17 ii
  • 4. J. Kriteria pemilihan bahan pelajaran untuk Problem-Based Learning 21 K. Tahapan pemecahan masalah dalam Problem-Based Learning?...... 21 L. Sintaks pada Problem-Based Learning ? …………………………. 25 M. Evaluasi pada Problem-Based Learning ?....................................... 26 N. Penilaian Dalam Problem-Based Learning ? ……………………….. 27 O. Keterkaitan Materi Bidang Datar dengan Problem-Based Learning ?32 BAB 3 Penutup A. Kesimpulan …………………………………………………….. 45 B. Saran ……………………………………………………………. 45 Daftar Pustaka …………………………………………………............. 46 Lampiran Lampiran 1. Lampiran 1 Perangkat Pembelajaran  RPP Pertemuan 1 ……………………………………… 48  RPP Pertemuan 2 ………………………………………. 53  LKS pertemuan 1………………………………………... 58  LKS Pertemuan 2 ………………………………………. 61 2. Lampiran 2  Instrumen ……………………………………………….. 64  Kisi – Kisi Instrumen …………………………………… 65  Kunci jawaban dan Pedoman Penskoran ……………… 66 iii
  • 5. BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Perubahan cara pandang terhadap siswa sebagai objek menjadi subjek dalam proses pembelajaran menjadi titik tolak banyak ditemukannya berbagai pendekatan pembelajaran inovatif. Ivor K. Davis dalam rusman (2013:229) mengemukakan bahwa ‘’salah satu kecenderungan yang sering dilupakan adalah melupakan bahwa hakikat pembelajaran adalah belajarnya siswa bukan mengajarnya guru. Guru dituntut untuk dapat memilih model pembelajaran yang dapat memacuh semangat siswa untuk secara aktif ikut terlibat dalam pengalaman belajarnya. Salah satu alternatif model pembelajaran yang memungkinkan dikembangkannya keterampilan berfikir siswa ( penalaran, komunikasi, dan koneksi ) dalam pemecahan masalah adalah pembelajaran berbasis masalah ( PBM ) Menurut Tan dalam rusman (2013: 229) pembelajaran berbasis masalah merupakan inovasi dalam pembelajaran karena dalam PBM kemampuan berfikir siswa betul-betul dioptimalisasikan melalui proses kelompok atau tim yang sistematis, sehingga siswa dapat memberdayakan, mengasah, menguji dan mengembangkan kemampuan berpikirnya secara berkesinambungan. 1
  • 6. Pada kenyataannya, tidak semua guru memahami konsep PBM tersebut, baik disebabkan oleh kurangnya keinginan dan motivasi untuk meningkatkan kualitas keilmuan maupun kurangnya dukungan sistem untuk meningkatkan kualitas keilmuan tenaga pendidik. Berdasarkan hal tersebut, maka kami menyusun makalah tentang apa dan bagaimana Pembelajaran Berbasis Masalah ini untuk selanjutnya diterapkan dalam sebuah proses pembelajaran, sehingga dapat memberi masukan, khususnya kepada Guru maupun mahasiswa tentang pembelajaran berbasis masalah. Yang menurut tan dalam Rusman ( 2013 : 230 ) merupakan pendekatan pembelajaran yang relevan dengan tuntutan abad ke-21 dan umumnya kepada para ahli dan praktisi pendidikan yang memusatkan perhatiannya pada pengembangan dan inovasi sistem pembelajaran. B. RUMUSAN MASALAH 1. Apa Konsep Dasar Problem-Based Learning ? 2. Apa pengertian Problem-Based Learning ? 3. Bagaimanaq Karakteristik Problem-Based Learning ? 4. Apa ciri-ciri Problem-Based Learning ? 5. Apa tujuan Problem-Based Learning ? 6. Apa unsur-unsur yang terdapat dalam Problem-Based Learning ? 7. Teori Belajar Yang Mendukung Pembelajaran Berbasis Masalah ? 8. Apa keunggulan dan kelemahan Problem-Based Learning ? 9. Apa Peranan Guru Dalam Problem-Based Learning ?
  • 7. 10. Bagaimana kriteria pemilihan bahan pelajaran untuk Problem-Based Learning 11. Bagaimana tahapan pemecahan masalah dalam Problem-Based Learning? 12. Bagaimana sintaks pada Problem-Based Learning ? 13. Bagaimana evaluasi pada Problem-Based Learning ? 14. Penilaian Dalam Problem-Based Learning ? 15. Keterkaitan Materi Bidang Datar dengan Problem-Based Learning ? C. TUJUAN PENULISAN Makalah ini disusun dengan maksud untuk : a. Menambah wawasan pembaca mengenai Model Pembelajaran Berbasis Masalah b. Pembaca ( guru maupun mahasiswa) dapat memahami dan mendesain sendiri model Pembelajaran Berbasis masalah c. Memenuhi salah satu tugas kelompok mata kuliah Strategi Pembelajaran Matematika
  • 8. BAB II KAJIAN PUSTAKA A. KONSEP DASAR PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH Pendekatan Pembelajaran Berbasis Masalah berkaitan dengan pengunaan intelegensi dari dalam diri individu yang berada dalam sebuah kelompok orang, atau lingkungan untuk memecahkan masalah yang bermakna, relevan, dan kontekstual. Boud dan Feletti dalam Rusman (2011: 230) mengemukakan bahwa pembelajaran berbasis masalah adalah inovasi yang paling signifikan dalam pendidikan. Dimana kurikulum Pembelajaran Berbasis Masalah sangat membantu untuk meningkatkan perkembangan ketrampilan belajar sepanjang hayat dalam pola pikir yang terbuka, reflektif, kritis, dan belajar aktif. 1. Masalah, pedagogi, dan Pembelajaran Berbasis Masalah Kekuatan masalah Masalah dapat mendorong keseriusan, inquiry, dan berpikir dengan cara yang bermakna dan sanggat kuat (powerful). Pendidikan memerlukan perespektif baru dalam menemukan berbagai permasalahan dan cara memandang suatu masalah. Berbagai trobosan dalam ilmu pengetahuan dan teknologi merupakan hasil dari adanya ketertarikan terhadap masalah. Pada umumnya pendidikan dimulai 4
  • 9. dari ketertarikan masalah, dilanjutkan dengan menentukan masalah, dan penggunaan berbagai dimensi berpikir. Masalah dan pedagogi Menurut Shulman dalam Rusman (2013: 231) Pendidikan merupakan proses membantu orang mengembangkan kapasitas untuk belajar bagaimana menghubungkan kesulitan mereka dengan teka-teki yang berguna untuk membentuk masalah. Dari segi paedagogis, pembelajaran berbasis masalah didasarkan pada teori belajar konstruktvisme dengan ciri:  Pemahaman diperoleh dari interaksi dengan scenario permasalahan dan linkungan belajar.  Pergulatan dengan masalah dan proses inquiry masalah menciptakan disonansi kognitif yang menstimulasi belajar.  Pengetahuan terjadi melalui proses kolaborasi negosiasi social dan evaluasi terhadapa keberadaan sebuah sudut pandang. B. PENGERTIAN MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH Berikut ini kami menyajikan beberapa pendapat tentang Model Pembelajan Berbasis Masalah: Model pembelajaran berbasis masalah (Problem-Based Learning) adalah suatu pembelajaran yang di awali dengan
  • 10. menghadapkan siswa pada suatu masalah. (Roh,2003:1; James Rhem,1998:1 dalam http://jurnal.upi.edu 2011). Menurut Richrad I Arends dalam jurnal (http://risqi.blog.com), Pembelajaran Berbasis Masalah merupakan metode pembelajaran aktif yang digunakan untuk masalah terstruktur yang merupakan tanggapan dari hasil pembelajaran. Pada model pengajaran ini, digunakan untuk menyelesaikan masalah mempunyai struktur yang kompleks yang tidak cukup bila dikerjakan dengan algoritma yang sederhana. Pada Pembelajaran Berbasis Masalah ini, siswa diberi kesempatan untuk mengembangkan kemampuannya sendiri. Pembelajaran Berbasis Masalah dirancang terutama untuk membantu siswa mengembangkan ketrampilan berfikir, ketrampilan menyelesaikan masalah, dan ketrampilan intelektualnya, mempelajari peran-peran orang dewasa dengan mengalaminya melalui berbagai situasi riil atau situasi yang disimulasikan dan menjadi pelajar mandiri dan otonom Sedangkan Menurut Arends (http://jurnal.upi.edu, 2011) pembelajaran berbasis masalah (PBM) merupakan suatu pendekatan pembelajaran di mana siswa mengerjakan permasalahan yang autentik dengan maksud untuk menyusun pengetahuan mereka sendiri, mengembangkan inkuiri dan keterampilan berpikir, mengembangkan kemandirian, dan percaya diri. Arens dalam (http://sharingkuliahku.wordpress.com) menyatakan bahwa model pembelajaran berdasarkan masalah adalah model pembelajaran dengan pendekatan pembelajaran siswa pada masalah autentik, sehingga siswa dapat menyusun pengetahuannya sendiri, menumbuhkembangkan
  • 11. keterampilan yang lebih tinggi dan inquiri, memandirikan siswa, dan meningkatkan kepercayaan diri sendiri. Model ini bercirikan penggunaan masalah kehidupan nyata sebagai sesuatu yang harus dipelajari siswa untuk melatih dan meningkatkan keterampilan berpikir kritis dan menyelesaikan masalah, serta mendapatkan pengetahuan konsep-konsep penting. Pendekatan pembelajaran ini mengutamakan proses belajar dimana tugas guru harus memfokuskan diri untuk membantu siswa mencapai keterampilan mengarahkan diri. Pembelajaran berdasarkan masalah penggunaannya di dalam tingkat berpikir lebih tinggi, dalam situasi berorientasi pada masalah, termasuk bagaimana belajar. C. KARAKTERISTIK PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH Menurut Slavin (http://jurnal.upi.edu, 2011) karakteristik lain dari PBM meliputi pengajuan pertanyaan terhadap masalah, fokus pada keterkaitan antar disiplin, penyelidikan authentik, kerja sama, dan menghasilkan produk atau karya yang harus dipamerkan. Pembelajaran berbasis masalah merupakan penggunaan berbagai macam kecerdasan yang diperlukan untuk melakukan konfrontasi terhadap tantangan dunia nyata, kemampuan untuk menghadapi segala sesuatu yang baru dan kompleksitas yang ada. Tan dalam Rusman(2011: 232). Karakterisktik pembelajaran berbasis masalah adalah sebagai berikut: a. Pembelajaran menjadi strating point dalam belajar
  • 12. b. Permasalahan yang diangkat adalah permasalahan yang ada di dunia nyata yang tidak terstruktur. c. Permasalahan memebutuhkan persepektif ganda (multiple perspective), d. Permasalahan, menantang pengetahuan yang dimiliki oleh siswa, sikap, dan kompetensi yang kemudian membutuhakn identifikasi kebutuhan belajar dan bidang baru dalam belajar, e. Belajar pengarahan diri menjadi hal yang utama, f. Pemanfaatan sumber pengetahuan yang beragam, pengunaannya, dan evaluasi sumber informasi merupakan proses yang esensial dalam Pembelajaran Berbasis Masalah. g. Belajar adalah kolaborasi, komunikasi dan kooperatif. h. Pengembangan ketrampilan inquiry dan pemecahan masalah sama pentingnya dengan penguasaan isi pengetahuan untuk mencari solusi dari sebuah permasalahan i. Keterbukaan proses dalam Pembelajaran Berbasis Masalah meliputi sintesis dan integrasi dari sebuah proses belajar, dan j. Pembelajran Berbasis Masalah meliputi evaluasi dan review pengalaman siswa dan proses belajar. Pembelajaran Berbasis Masalah tergantung dari tujuan yang ingin dicapai apakah berkaitan dengan: 1) penguasaan isi pengetahuan yang bersifat multidiscipline, 2) penguasaan ketrampilan proses dan disiplin heuristic, 3)
  • 13. belajar ketrampilan pemecahan masalah, 4) belajar ketrampilan kolaboratif, 5) belajar ketrampilan kehidupan yang lebih luas. D. CIRI- CIRI PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH Ciri-ciri utama Problem-Based Learning adalah sebagai berikut. 1. Strategi pembelajaran berbasis masalah merupakan rangkaian aktivitas pembelajaran artinya dalam pembelajaran ini tidak mengharapkan siswa hanya sekedar mendengarkan, mencatat kemudian menghafal materi pelajaran, akan tetapi melalui strategi pembelajaran berbasis masalah siswa aktif berpikir, berkomunikasi, mencari dan mengolah data dan akhirnya menyimpulkannya. 2. Aktivitas pembelajaran diarahkan untuk menyelesaikan masalah. Strategi pembelajaran berbasis masalah menempatkan masalah sebagai kata kunci dari proses pembelajaran. Artinya, tanpa masalah tidak mungkin ada proses pembelajaran. 3. Pemecahan masalah dilakukan dengan menggunakan pendekatan berpikir secara ilmiah. Berpikir dengan menggunakan metode ilmiah adalah proses berpikir deduktif dan induktif. Proses berpikir ini dilakukan secara sistematis dan empiris, sistematis artinya berpikir ilmiah dilakukan melalui tahapan-tahapan tertentu, sedangkan empiris artinya proses penyelesaian masalah didasarkan pada data dan fakta yang jelas.
  • 14. Ciri-ciri khusus Problem-Based Learning adalah sebagai berikut. 1. Pengajuan Masalah atau Pertanyaan Pengaturan pembelajaran masalah berkisar pada masalah atau pertanyaan yang penting bagi siswa maupun masyarakat. Pertanyaan dan masalah yang diajukan itu haruslah memenuhi kriteria sebagai berikut: a. Autentik. Yaitu masalah harus lebih berakar pada kehidupan dunia nyata dari pada berakar pada prinsip-prinsip disiplin ilmu tertentu. b. Jelas. Yaitu masalah dirumuskan dengan jelas, dalam arti tidak menimbulkan masalah baru bagi siswa yang pada akhirnya menyulitkan penyelesaian siswa. c. Mudah dipahami. Yaitu masalah yang diberikan hendaknya mudah dipahami siswa. Selain itu, masalah disusun dan dibuat sesuai dengan tingkat perkembangan siswa. d. Luas dan sesuai dengan tujuan pembelajaran. Yaitu masalah yang disusun dan dirumuskan hendaknya bersifat luas, artinya masalah tersebut mencakup seluruh materi pelajaran yang akan diajarkan sesuai dengan waktu, ruang dan sumber yang tersedia. Selain itu, masalah yang telah disusun tersebut harus didasarkan pada tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan. e. Bermanfaat. Yaitu masalah yang disusun dan dirumuskan haruslah bermanfaat, baik bagi siswa sebagai pemecah masalah maupun guru sebagai pembuat masalah. Masalah yang bermanfaat adalah masalah
  • 15. yang dapat meningkatkan kemampuan berfikir dan memecahkan masalah siswa serta membangkitkan motivasi belajar siswa. 2. Keterkaitan dengan Berbagai Masalah Disiplin Ilmu Masalah yang diajukan dalam pembelajaran berbasis masalah hendaknya mengaitkan atau melibatkan berbagai disiplin ilmu. 3. Penyelidikan yang Autentik Penyelidikan yang diperlukan dalam pembelajaran berbasis masalah bersifat autentik. Selain itu penyelidikan diperlukan untuk mencari penyelesaian masalah yang bersifat nyata. Siswa menganalisis dan merumuskan masalah, mengembangkan dan meramalkan hipotesis, mengumpulkan dan menganalisis informasi, melaksanakan eksperimen, menarik kesimpulan dan menggambarkan hasil akhir. 4. Menghasilkan dan Memamerkan Hasil/Karya Pada pembelajaran berbasis masalah, siswa bertugas menyusun hasil penelitiannya dalam bentuk karya dan memamerkan hasil karyanya. Artinya hasil penyelesaian masalah siswa ditampilkan atau dibuatkan laporannya. 5. Kolaborasi Pada pembelajaran masalah, tugas-tugas belajar berupa masalah harus diselesaikan bersama-sama antar siswa dengan siswa , baik dalam kelompok kecil maupun besar, dan bersama-sama antar siswa dengan guru.
  • 16. E. TUJUAN PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH Adapun tujuan yang ingin dicapai dalam penggunaan Problem-Based Learning adalah 1. Membantu siswa mengembangkan keterampilan berpikir dan keterampilan pemecahan masalah. 2. Belajar peranan orang dewasa yang autentik. 3. Menjadikan siswa berusaha berpikir kritis dan mampu mengembangkan kemampuan analisisnya serta menjadi pembelajar yang mandiri. 4. Memberikan dorongan kepada peserta didik untuk tidak hanya sekedar berpikir sesuai yang bersifat konkret tetapi lebih dari itu berpikir terhadap ide-ide yang abstrak dan kompleks. F. UNSUR-UNSUR PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH Problem-Based Learning mempunyai beberapa unsur-unsur yang mendasar pada pendidikan, yaitu: 1. Integrated Learning, pembelajaran mengintegrasikan seluruh bidang pelajaran. Pembelajaran bersifat menyeluruh melibatkan aspek-aspek perkembangan anak. Anak membangun pemikiran melalui pengalaman langsung.
  • 17. 2. Contextual Learning, yaitu anak belajar sesuatu yang nyata, terjadi, dan dialami dalam kehidupannya. Anak merasakan langsung manfaat belajar untuk kehidupannya. 3. Constructivist Learning, yaitu anak membangun pemikirannya melalui pengalaman langsung (hand on experience). 4. Active Learning, yaitu anak sebagai subyek belajar yang aktif menentukan, melakukan dan mengevaluasi. 5. Learning Interesting, yaitu bahwa pembelajaran lebih menarik dan menyenangkan bagi anak karena anak terlibat langsung dalam menentukan masalah. G. TEORI BELAJAR YANG MENDUKUNG PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH Teori belajar yang melandasi pendekatan pembelajaran berbasis masalah Selain teori belajar konstruktivisme, ada beberapa teori belajar lainnya yang melandasi pendekatan PBM, yaitu i. Teori Belajar Bermakna Dari David Ausubel Ausubel (Rusman,2010) membedakan antara belajar bermakna ( meaningfull learning) dengan belajar menghafal ( rote learning ). Belajar bermakna merupakan proses belajar diman ainformasi baru dihubungkan
  • 18. dengan struktur pengertian yang sudah dimiliki seseorang yang sedang belajar. Belajar menghafal diperlukan bila seseorang memperoleh informasi baru dalam pengetahuan yang sama sekali tidak berhubungan dengan yang telah diketahuinya. Kaitannya dengan PBM dalam hal mengaitkan informasi baru dengan stuktur kognitif yang telah dimiliki oleh siswa. ii. Teori Belajar Vigostsky Perkembangan intelektual terjadi pada saat individu berhadapan dengan pengalaman baru dan menentang serta ketika berusaha untuk memecahkan masalah yang berikan. Dalam upaya menempatkan pemahaman, individu berusaha mengaitkan pengetahuan baru dengan pengetahuan awal yang telah dimilikinya kemuadian membangun pengetahuan baru. Rusman ( 2006:244) vigostsky meyakini bahwa interaksi sosial dengan teman lain memacuh terbentuknya ide baru dan memperkaya perkembangan intelektual siswa. Kaitannya dengan PBM dalm hal mengaitkan informasi baru dengan stuktur kognitif yang telah dimiliki oleh siswa melalui kegiatan belajar dalam interaksi sosial dengan teman lain. iii. Teori belajar jerome S. Brunner Metode penemuan merupakan metode dimana siswa menemukan kembali, bukan menemukan yang sama sekali yang benar-benar baru. Belajar
  • 19. penemuan sesuai dengan pencarian pengetahuan secara aktif oleh manusia dengan sendirinya memberikan hasil yang lebih kuat, berusaha sendiri memberikan hasil yang lebih baik, berusaha sendiri mencari pemecahan masalah serta disukung oleh pengetahuan yang menyertainya, serta menghasilkan pengetahuan yang benar-benar bermakna H. KEUNGGULAN DAN KELEMAHAN PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH 1. Keunggulan Problem-Based Learning Sebagai suatu strategi pembelajaran, strategi Problem-Based Learning memiliki beberapa keunggulan, di antaranya: a. Pemecahan masalah merupakan teknik yang cukup bagus untuk lebih memahami isi pelajaran. b. Pemecahan masalah dapat menantang kemampuan siswa serta memberikan kepuasan untuk menentukan pengetahuan baru bagi siswa. c. Pemecahan masalah dapat meningkatkan aktivitas pembelajaran siswa. d. Pemecahan masalah dapat membantu siswa bagaimana mentrasfer pengetahuan mereka untuk memahami masalah dalam kehidupan nyata.
  • 20. e. Pemecahan masalah dapat membantu siswa untuk mengembangkan pengetahuan barunya dan bertanggungjawab dalam pembelajaran yang mereka lakukan. f. Melalui pemecahan masalah dianggap lebih menyenangkan dan disukai siswa. g. Pemecahan masalah dapat mengembangkan kemampuan siswa untuk berpikir kritis dan mengembangkan kemampuan mereka untuk menyesuaikan dengan pengetahuan baru. h. Pemecahan masalah dapat memberikan kesempatan pada siswa untuk mengaplikasikan pengetahuan yang mereka miliki dalam dunia nyata. i. Pemecahan masalah dapat mengembangkan minat siswa untuk secara terus menerus belajar. Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa strategi pembelajaran berbasis masalah harus dimulai dengan kesadaran adanya masalah yang harus dipecahkan. Pada tahapan ini guru membimbing siswa pada kesadaran adanya kesenjangan atau gap yang dirasakan oleh manusia atau lingkungan sosial. Kemampuan yang harus dicapai oleh siswa, pada tahapan ini adalah siswa dapat menentukan atau menangkap kesenjangan yang terjadi dari berbagai fenomena yang ada.
  • 21. 2. Kelemahan Problem-Based Learning Di samping memiliki keunggulan, strategi pembelajaran berbasis masalah juga memiliki beberapa kelemahan diantaranya: a. Manakala siswa tidak memiliki minat atau tidak mempunyai kepercayaan bahwa masalah yang dipelajari sulit untuk dipecahkan, maka mereka akan merasa enggan untuk mencoba. b. Keberhasilan strategi pembelajaran melalui problem solving membutuhkan cukup waktu untuk persiapan. c. Tanpa pemahaman mengapa mereka berusaha untuk memecahkan masalah yang sedang dipelajari, maka mereka tidak akan belajar apa yang mereka ingin pelajari. I. PERAN GURU DALAM PROBLEM-BASED LEARNING Guru harus menggunakan proses yang pembelajaran yang akan mengerakkan siswa menuju kemandirian, kehidupan yag lebih luas, dan belajar sepanjang hayat. Lingkungan belajar yang dibangun guru harus mendorong cara berpikir reflektif, evaluasi kritis, dan cara pikir yang berdayaguna. Peran guru dalam PBM berbeda dengan peran guru di dalam kelas. Guru dalam PBM terus berpikir tentang beberapa hal yaitu: a. Bagaimana dapat merancang dan menggunakan permasalahan yang ada di dunia nyata, sehingga siswa dapat menguasai hasil belajar?
  • 22. b. Bagaimana bisa menjadi pelatih siswa dalam proses pemecahan masalah, pengarahan diri, dan belajar dengan teman sebaya? c. Dan bagaiaman siswa memandang diri mereka sendiri sebagai pemecahan masalah yang aktif? Guru dalam Pembelajaran Berbasis Masalah juga memusatkan perhatiannya pada: 1) menfasilitasi proses PBM, mengubah cara berfikir, mengembangkan ketrampilan inquiry, menggunakan pembelajaran kooperatif; 2) melatih siswa tentang strategi pemecahan masalah; pemberian alas an yang mendalam, metakognisi, berpikir kritis, dan berpikir secara system; dan 3) menjadi perantara proses penguasaan informasi; meneliti lingkungan informasi, mengakses sumbe informasi yang beragam, dan mengadakan koneksi. 1. Menyiapkan Perangkat Berpikir Siswa Bebrapa hal yang dapat dilakukan guru untuk menyiapkan siswa dalam PBM adalah: 1) membantu siswa mengubah cara berpikir; 2) menjelaskan apakah PBM itu? Pola apa yang dialami oleh siswa?; 3) memberi siswa ikhtisar siklus PBM, struktur, dan batasan waktu; 4) mengomunikasikan tujuan, hasil dan harapan; 5) menyiapkan siswa untuk pembaruan dan kesulitan yang akan menghadang; dan 6) membantu siswa merasa memiliki masalah. 2. Menekankan Belajar Kooperatif PBM menyediakan cara untuk inqury yang bersifat kolaborasi dan belajar Bray,dkk dalam Rusman (2011;235) mengambarkan inquiry kolaboratif sebagai
  • 23. proses di mana orang melakukan refleksi dan kegiatan secara berulang-ulang, mereka bekerja dalam tim untuk menjawab pertanyaan penting. Dari pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa pada Pembelajaran Berbasis Masalah lebih menekankan pembelajaran inquiry kolaboratif yang di kerjakan dengan tim secara berkelompok. 3. Memfasilitasi Pembelajaran Kelompok Kecil dalam Pembelajaran Berbasis Masalah Belajar dalam kelompok kecil lebih mudah dilakukan apabila anggota berkisar antara 1 sampai 10 siswa atau bahkan lebih sedikit dengan satu orang guru. Guru dapat menggunakan berbagai teknik belajar kooperatif untuk mengabungkan kelompok-kelompok tersebut dalam langkah-langkah yang beragam dalam siklus PBM untuk menyatukan ide, berbagai hasil belajar, dan penyajian ide. 4. Melaksanakan Pembelajaran Berbasis Masalah Guru mengatur lingkungan belajar untuk mendorong penyatuan dan pelibatan siswa dalam masalah. Guru juga memaikan peran aktif dalam memfasilitasi inquiry kolaboratif dan proses belajar siswa. Dalam Pembelajaran Berbasis Masalah guru mempunyai peranan tertentu sebagaimana telah diuraikan di atas, berikut ini kami menyajikan 3 fase Pembelajaran Berbasis Masalah menurut Tsuruda (http://pasca.undiksha.ac.id) Fase sebelum pembelajaran.  memastikan bahwa siswa-siswa memahami masalah yang diberikan  menjelaskan hal-hal yang diharapkan dari siswa
  • 24.  menyiapkan mental para siswa untuk menyelesaikan masalah dan pengetahuan yang telah siswa miliki yang akan berguna untuk membantu dalam memecahkan Fase selama pembelajaran.  memberikan siswa kesempatan untuk bekerja tanpa petunjuk dari guru atau hindari memberikan bantuan di awal kerja siswa  menggunakan waktu untuk mendeteksi perbedaan –perbedaan siswa berfikir, ide-ide yg digunakan dlm memecahkan masalah Fase sesudah pembelajaran.  siswa-siswa akan bekerja sebagai komunitas belajar, berdiskusi, menguji dan menghadapi berbagai macam penyelesaian yang diperoleh siswa  menggunakan kesempatan ini untuk mengetahui cara siswa berfikir dan cara mereka mendekati permasalahan  membuat ringkasan ide-ide pokok dan mengidentifikasi masalah-masalah untuk kegiatan selanjutnya J. KRITERIA PEMILIHAN BAHAN PELAJARAN UNTUK PROBLEM-BASED LEARNING Kriteria pemilihan bahan pelajaran untuk Problem-Based Learning adalah sebagai berikut.: a. Bahan pelajaran mengandung isu-isu konflik (conflict issue) bersumber dari berita, rekaman, dan video.
  • 25. b. Bahan yang dipilih bersifat familiar dengan siswa. c. Bahan yang dipilih yang berhubungan dengan orang banyak (universal). d. Bahan yang dipilih yang mendukung tujuan atau kompetensi yang dimiliki oleh siswa sesuai dengan kurikulum yang berlaku. e. Bahan yang dipilih sesuai dengan minat siswa sehingga siswa merasa perlu untuk mempelajarinya. K. TAHAPAN PEMECAHAN MASALAH DALAM PROBLEM-BASED LEARNING Tahapan pemecahan masalah sangat bergantung pada kompleksitas masalahnya. Untuk masalah yang kompleks karena cakupan dan dimensinya sangat luas, maka langkah-langkah pemecahan masalah dengan pendekatan akademik dapat dilakukan. Permasalahan yang sederhana dengan cakupan dan dimensi yang rela sempit dan praktis dapat dipecahkan dengan tahapan-tahapan yang sederhana dan praktis pula. Kedua jenis tahapan tersebut adalah sebagai berikut ini. 1) Tahapan pemecahan masalah secara akademik Secara akademik tahapan pemecahan masalah yang kompleks adalah sebagai berikut: a. Kesadaran akan adanya masalah
  • 26. b. Merumuskan masalah c. Membuat jawaban sementara atas masalah atau hipotesis d. Mengumpulkan data atau fakta-fakta e. Menganalisis data atau fakta-fakta sebagai pengujian hipotesa f. Membuat kesimpulan berdasarkan hasil pengujian hipotesa g. Membuat alternatif pemecahan masalah h. Menetapkan pilihan diantara alternatif pemecahan masalah i. Menyusun rencana upaya pemecahan masalah j. Melaksanakan upaya pemecahan masalah k. Mengevaluasi hasil pemecahan masalah 2) Tahapan pemecahan masalah secara praktis Tahapan pemecahan masalah yang lebih praktis adalah sebagai berikut: a. Kesadaran akan adanya masalah b. Merumuskan masalah c. Mencari alternatif pemecahan masalah d. Menetapkan pilihan diantara alternatif pemecahan masalah e. Melaksanakan pemecahan masalah f. Evaluasi hasil pemecahan masalah Mencermati tahapan-tahapan pemecahan masalah baik yang bersifat akademik maupun yang bersifat lebih praktis, ada dua langkah atau tahapan yang ada dikedua pendekatan tersebut yaitu, perumusan masalah dan pemilihan
  • 27. alternatif pemecahan masalah. Ada dua hal yang perlu yang dikemukakan terkait dengan keterkaitan antara rumusan masalah dan penetapan pilihan pemecahan masalah pendekatan pengambilan Keputusan sebagaimana diuraikan berikut ini. 1) Keterkaitan rumusan masalah dan pemecahan masalah Ada empat kemungkinan hubungan antara rumusan masalah dan keputusan atau solusinya yakni: a. Kemungkinan 1: rumusan masalah benar dan pemecahan yang benar. b. Kemungkinan 2: rumusan masalah benar tetapi pemecahannya salah. c. Kemungkinan 3: rumusan masalah salah tetapi pemecahannya benar. d. Kemungkinan 4: rumusan masalah salah dan pemecahannya salah. Mencermati keempat kemungkinan hubungan antara rumusan masalah berikut solusinya, maka dapat dipahami mengapa perumusan masalah sangat penting dalam proses pembuatan keputusan dalam proses pemecahan atau solusi pemecahan dan sebuah masalah. 2) Jenis-jenis pendekatan pengambilan keputusan Pendekatan yang digunakan dalam pengambilan Keputusan akan mempengaruhi langkah-langkah dan informasi yang diperlukan. Ada empat kemungkinan pendekatan yang digunakan dalam pengambilan keputusan (Diajeng, 2002 halaman:81-83), yaitu: a. Keputusan yang didasarkan pada intuisi b. Keputusan yang didasarkan pada pengalaman c. Keputusan yang didasarkan pada kekuasaan
  • 28. d. Keputusan yang didasarkan pada fakta Dari keempat pendekatan tersebut, hanya keputusan yang berdasarkan fakta yang merupakan keputusan bersifat akademik karena menggunakan fakta sehingga obyektif dan dapat dipertanggungjawabkan alasannya secara obyektif. Ketiga pendekatan lainnya lebih bersifat subyektif sekalipun dalam prosesnya dimungkinkan menggunakan fakta tadi dalam skala yang terbatas sekali. L. SINTAKS PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH Sintaks atau langkah-langkah pada Problem-Based Learning dapat dilihat pada tabel 1. berikut. Fase Aktivitas Guru Aktivitas Siswa Fase 1 Orientasi siswa terhadap masalah autentik Guru mrnyampaikan tujuan belajar, menjelaskan logistik yang diperlukan, dan memotivasi menggunakan kemampuannya memecahkan maslah. Siswa mendengarkan tujuan belajar yang disampaikan oleh guru dan mempersiapkan logistik yang diperlukan.
  • 29. Fase 2 Mengorganisasi siswa dalam belajar Guru membantu siswa mendefinisikan dan mengorganisasikan tugas belajar yang diangkat. Siswa mendefinisikan dan mengorganisasikan tugas belajar yang di angkat. Fase 3 Membantu siswa secara individual atau kelompok dalam melaksanakan penelitian Guru mendorong siswa untuk mengumpulkan informasi yang sesuai, melaksanakan eksperimen, untuk memperoleh jawaban yang sesuai atas masalah. Siswa mengumpulkan informasi yang sesuai, melaksanakan eksperimen, dan berusaha menemukan jawaban atas masalah yang di angkat. Fase 4 Mengembangkan dan menyajikan hasil karya Guru membantu siswa dalam merencanakan dan menyiapkan karya seperti laporan, video, model-model dan membantunya untuk menyampaikan kepada teman lain. Siswa merencanakan dan menyiapkan karya,video, dan menyampaikannya pada teman lain.
  • 30. Fase 5 Analisis dan evaluasi proses pemecahan masalah. Guru membantu siswa melakukan refleksi kegiatan penyelidikannya dan proses yang telah dilakukan Siswa melakukan refleksi kegiatan penyelidikannya dan proses yang dilakukan. M. EVALUASI PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH Seperti yang telah disebutkan bahwa model Problem-Based Learning tidak dirancang untuk membantu guru memberikan informasi sebanyak-banyaknya kepada siswa. Dalam Problem-Based Learning, perhatian pembelajaran tidak hanya pada perolehan pengetahuan deklaratif, tetapi juga perolehan pengetahuan prosedural. Oleh karena itu, penilaian tidak cukup hanya dengan tes. Penilaian dan evaluasi yang sesuai dengan model Problem-Based Learning adalah menilai pekerjaan yang dihasilkan oleh siswa sebagai hasil penyelidikan mereka. Penilaian proses dapat digunakan untuk menilai pekerjaan siswa tersebut, penilaian itu antara lain asesmen kenerja, asesmen autentik dan portofolio. Penilaian proses bertujuan agar guru dapat melihat bagaimana siswa merencanakan pemecahan masalah melihat bagaimana siswa menunjukkan pengetahuan dan keterampilan. Karena kebanyakkan problema dalam kehidupan
  • 31. nyata bersifat dinamis sesuai perkembangan zaman dan konteks lingkungannya, maka perlu dikembangkan model pembelajaran yang memungkinkan siswa secara aktif mengembangkan kemampuannya untuk belajar (Learning how to learn). Dengan kemampuan atau kecakapan tersebut diharapkan siswa akan mudah beradaptasi. N. PENILAIAN DALAM PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH a. Aspek Penilaian Penilaian dalam Pembelajaran Berbasis Masalah (PBM) atau Problem Based Learning (PBL) dilakukan dengan memadukan tiga aspek pengetahuan (knowledge), kecakapan (skill), dan sikap (attitude). Penilaian terhadap penguasaan pengetahuan yang mencakup seluruh kegiatan pembelajaran yang dilakukan dengan ujian akhir semester (UAS), ujian tengah semester (UTS), kuis, PR, dokumen, dan laporan. Penilaian terhadap kecakapan dapat diukur dari penguasaan alat bantu pembelajaran, baik software, hardware, maupun kemampuan perancangan dan pengujian. Sedangkan penilaian terhadap sikap dititikberatkan pada penguasaan soft skill, yaitu keaktifan dan partisipasi dalam diskusi, kemampuan bekerjasama dalam tim, dan kehadiran dalam pembelajaran. Bobot penilaian untuk ketiga aspek tersebut ditentukan oleh guru mata pelajaran yang bersangkutan.
  • 32. b. Teknik Penilaian Penilaian Pembelajaran Berbasis Masalah (PBM) atau Problem Based Learning (PBL) dilakukan dengan authentic assesment. Penilaian dapat dilakukan dengan portfolio yang merupakan kumpulan yang sistematis pekerjaan-pekerjaan peserta didik yang dianalisis untuk melihat kemajuan belajar dalam kurun waktu tertentu dalam kerangka pencapaian tujuan pembelajaran. Penilaian dalam Pembelajaran Berbasis Masalah (PBM) atau Problem Based Learning (PBL) dilakukan dengan cara evaluasi diri (self-assessment) dan peer-assessment.  Self-assessment. Penilaian yang dilakukan oleh pebelajar itu sendiri terhadap usaha-usahanya dan hasil pekerjaannya dengan merujuk pada tujuan yang ingin dicapai (standard) oleh pebelajar itu sendiri dalam belajar.  Peer-assessment. Penilaian di mana pebelajar berdiskusi untuk memberikan penilaian terhadap upaya dan hasil penyelesaian tugas-tugas yang telah dilakukannya sendiri maupun oleh teman dalam kelompoknya. Penilaian yang relevan dalam Pembelajaran Berbasis Masalah (PBM) atau Problem Based Learning (PBL) antara lain berikut ini. 1. Penilaian kinerja peserta didik. Pada penilaian kinerja ini, peserta didik diminta untuk unjuk kerja atau mendemonstrasikan kemampuan
  • 33. melakukan tugas-tugas tertentu, seperti menulis karangan, melakukan suatu eksperimen, menginterpretasikan jawaban pada suatu masalah, memainkan suatu lagu, atau melukis suatu gambar. 2. Penilaian portofolio peserta didik. Penilaian portofolio adalah penilaian berkelanjutan yang didasarkan pada kumpulan informasi yang menunjukkan perkembangan kemampuan peserta didik dalam suatu periode tertentu. Informasi perkembangan peserta didik dapat berupa hasil karya terbaik peserta didik selama proses belajar, pekerjaan hasil tes, piagam penghargaan, atau bentuk informasi lain yang terkait kompetensi tertentu dalam suatu mata pelajaran. Dari informasi perkembangan itu peserta didik dan guru dapat menilai kemajuan belajar yang dicapai dan peserta didik terus berusaha memperbaiki diri. Penilain dengan portofolio dapat dipakai untuk penilaian pembelajaran yang dilakukan secara kolaboratif. Penilaian kolaboratif dalam PBL dilakukan dengan cara evaluasi diri (self assesment) dan peer assesment. Self assessment adalah penilaian yang dilakukan oleh peserta didik itu sendiri terhadap usaha-usahanya dan hasil pekerjaannya dengan merujuk pada tujuan yang ingin dicapai oleh peserta didik itu sendiri dalam belajar. Peer assessment adalah penilian dimana peserta didik berdiskusi untuk memberikan penilaian upaya dan hasil penyelesaian tugas-tugas yang diselesaikan sendiri maupun teman dalam kelompoknya. 3. Penilaian Potensi Belajar. Penilaian yang diarahkan untuk mengukur potensi belajar peserta didik yaitu mengukur kemampuan yang dapat
  • 34. ditingkatkan dengan bantuan guru atau teman-temannya yang lebih maju. PBL yang memberi tugas-tugas pemecahan masalah memungkinkan peserta didik untuk mengembangkan dan mengenali potensi kesiapan belajarnya. 4. Penilaian Usaha Kelompok. Menilai usaha kelompok seperti yang dlakukan pada pembelajaran kooperatif dapat dilakukan pada PBL. Penilaian usaha kelompok mengurangi kompetisi merugikan yang sering terjadi, misalnya membandingkan peserta didik dengan temannya. Penilaian dan evaluasi yang sesuai dengan model pembelajaran berbasis masalah adalah menilai pekerjaan yang dihasilkan oleh peserta didik sebagai hasil pekerjaan mereka dan mendiskusikan hasil pekerjaan secara bersama-sama. 5. Penilaian proses dapat digunakan untuk menilai pekerjaan peserta didik tersebut, penilaian ini antara lain: 1).assesment kerja, 2). assesment autentik dan 3). portofolio. Penilaian proses bertujuan agar guru dapat melihat bagaimana peserta didik merencanakan pemecahan masalah, melihat bagaimana peserta didik menunjukkan pengetahuan dan keterampilannya. 6. Penilaian kinerja memungkinkan peserta didik menunjukkan apa yang dapat mereka lakukan dalam situasi yang sebenarnya. Sebagian masalah dalam kehidupan nyata bersifat dinamis sesuai dengan perkembangan zaman dan konteks atau lingkungannya, maka di samping pengembangan kurikulum juga perlu dikembangkan model pembelajaran yang sesuai
  • 35. tujuan kurikulum yang memungkinkan peserta didik dapat secara aktif mengembangkan kerangka berpikir dalam memecahkan masalah serta kemampuannya untuk bagaimana belajar (learning how to learn). Dengan kemampuan atau kecakapan tersebut diharapkan peserta didik akan mudah beradaptasi. Dasar pemikiran pengembangan strategi pembelajaran tersebut sesuai dengan pandangan kontruktivis yang menekankan kebutuhan peserta didik untuk menyelidiki lingkungannya dan membangun pengetahuan secara pribadi pengetahuan bermakna. c. Tahap Penilaian Tahap penilaian pada Pembelajaran Berbasis Masalah (PBM) atau Problem Based Learning (PBL) terdiri atas tiga hal :  Bagaimana peserta didik dan evaluator menilai produk (hasil akhir) proses  Bagaimana mereka menerapkan tahapan PBM untuk bekerja melalui masalah  Bagaimana peserta didik akan menyampaikan pengetahuan hasil pemecahan akan masalah atau sebagai bentuk pertanggungjawaban mereka belajar menyampaikan hasil-hasil penilaian atau respon-respon mereka dalam berbagai bentuk yang beragam, misalnya secara lisan atau verbal, laporan tertulis, atau sebagai suatu bentuk penyajian formal lainnya.
  • 36. Sebagian dari evaluasi memfokuskan pada pemecahan masalah oleh peserta didik maupun dengan cara melakukan proses belajar kolaborasi (bekerja bersama pihak lain). O. KETERKAITAN MATERI BIDANG DATAR DENGAN PROBLEM-BASED LEARNING Coba perhatikan sekitar kita, maka pasti kita akan melihat bermacam-macam bentuk benda. Adakah diantara benda tersebut yang termasuk bangun datar?.untuk memperjelas kita akan membahasnya satu persatu. Bangun datar adalah bangun dua demensi yang tidak memiliki ruang hanya sebuah bidang datar saja dan dibatasi oleh garis lurus atau lengkung. Unsur-unsur bangun datar adalah :  Sudut  Sisi  Diagonal Sudut Sudut dalam geometri adalah besaran rotasi suatu ruas garis dari satu titik pangkalnya ke posisi yang lain. Selain itu, dalam bangun dua
  • 37. dimensi yang beraturan, sudut dapat pula diartikan sebagai ruang antara dua buah ruas garis lurus yang saling berpotongan. Besar sudut pada lingkaran 360°. Besar sudut pada segitiga siku-siku 180°. Besar sudut pada persegi/segi empat 360°. Untuk mengukur sudut dapat digunakan busur derajat. - Sinar garis BC dan BA membentuk sudut ABC (ABC) atau sudut CBA (CBA) - B - Sinar garis BC dan BA disebut kaki sudut - B merupakan titik sudut Macam-macam Sudut a. Sudut Lancip Sudut yang besarnya lebih kecil dari 900 dan lebih besar dari 00 (00<  <900) b. Sudut Siku-siku Sudut yang besarnya 900
  • 38. c. Sudut Tumpul Sudut yang besarnya lebih kecil dari 1800 dan lebih besar dari 900 (900 <  <1800 ) d. Sudut Lurus Sudut yang besarnya 1800 e. Sudut Lingkaran Penuh Sudut yang besarnya 3600
  • 39. A. BAGIAN-BAGIAN BANGUN DATAR 1. Titik (.) Titik merupakan sebuah noktah, sehingga tidak memiliki panjang. Titik adalah bentuk yang paling sederhana dari geometri, ini dikarenakan titik hanya digunakan untuk menunjukkan posisi. • Titik A 2. Garis. Sebuah garis (garis lurus) dapat dibayangkan sebagai kumpulan dari titik – titik yang memanjang secara tak terhingga ke kedua arah. Apabila 2 titik dihubungkan maka diperoleh suatu garis. Garis AB 3. Bidang Sebuah bidang dapat dianggap sebagai kumpulan titik yang jumlahnya tak terhingga yang membentuk permukaan rata yang melebar ke segala arah sampai tak terhingga.
  • 40. B. KELILING DAN LUAS BANGUN DATAR 1. Bujur sangkar (Persegi sama sisi) Persegi atau biasa juga disebut bujur sangkar merupakan bangun datar yang semua sisinya sama panjang. Secara umum sifat-sifat persegi atau bujur sangkar adalah :  mempunyai empat sisi yang sama panjang,  mempunyai empat sudut siku-siiku 900,  mempunyai dua garis diagonal yang sama panjang  mempunyai empat simetri lipat dan empat simetri putar. Panjang : = BC = CD = DA s s Karena panjang sisi-sisinya sama maka keliling persegi dinyatakan dengan K = AB + BC + CD + DA’ Rumus : K = 4s L = s x s atau L = s 2
  • 41. Contoh : Tentukan keliling dan luas dari sebuah persegi yang mempunyai sisi 5 cm! Penyelesaian : K = 4s L = s x s = 4.5 = 5 x 5 = 20 cm = 25 cm2 2. Persegi panjang Pengertian Persegi panjang adalah bangun datar yang berbentuk bujur sangkar dengan dua sisi yang saling berhadapan sejajar dan sama panjang dengan pasangannya masing-masing dimana sisi yang terpanjang disebut panjang dan sisi yang lebih pendek disebut lebar. Sifat-sifat Persegi panjang adalah  sisi yang berhadapan sama panjang,  keempat sudutnya sama besar yaitu 900,  kedua garis diagonalnya sama panjang,  memiliki dua simetri lipat dan dua simetri putar. Panjang AB = CD (p) BC = DA (l) l p
  • 42. Rumus : K = 2p +2l ATAU K = 2(p + l) L= p x l Contoh : Tentukan keliling dan luas dari sebuah persegi panjang yang mempunyai panjang 8 cm dan lebar 4 cm! Penyelesaian : K = 2(p + l) L = p x l = 2(8 + 4) = 8 x 4 = 2(12) = 32 cm2 = 24 cm 3. Segitiga Segitiga adalah suatu bangun datar yang jumlah sudutnya 1800 dan dibentuk dengan cara menghubungkan tiga buah titik yang tidak segaris dalam satu bidang. Jenis-jenis Segitiga : a. Segitiga Sama Sisi Segitiga sama sisi yaitu segitiga yang ketiga sisinya sama panjang.
  • 43. Panjang AB = BC =CA A = B = C = 600 A + B + C = 1800 K = AB + BC + AC Rumus : K = 3s L = 1 .(AB) . (CD) atau L = 2 1 .a.t 2 b. Segitiga Sama Kaki Segitiga sama kaki yaitu segitiga yang mempunyai dua sudut yang sama dan dua buah sisi yang sama. Panjang AC = CB Sudut A = B A + B + C = 1800 K = AB + BC + AC s s s t D
  • 44. c. Segitiga Siku-siku Segitiga yang salah satu sudutnya 900 A = 900 K = AB + BC + AC c. Segitiga Sembarang - Ketiga sisinya tidak sama panjang ( AB ≠ BC≠ AC ) - Ketiga sudutnya tidak sama besar (A ≠B ≠C ) - A +B +C = 1800 K = AB + BC + AC Rumus : L = 1 .(AB) . (CD) atau L = 2 1 .a.t 2 Contoh : 1. Tentukan keliling dari sebuah segitiga yang mempunyai sisi 6 cm! a
  • 45. 2. Tentukan luas dari sebuah segitiga yang mempunyai panjang alas 8 cm dan tingginya 4cm! Penyelesaian : 1. K = 3s 2. L = 1 .a.t 2 = 3.6 = 1 .8.4 2 = 18 cm =16 cm2 4. Jajaran Genjang Pengertian Jajar genjang adalah bangun datar yang diperoleh dari segitiga dan bayangannya dengan cara memutar segitiga itu sebesar setengah putaran terhadap salah satu titik tengah sisinya. Jajar genjang memiliki dua buah sisi yang saling sejajar dengan sisi yang dihapannya. Sifat-sifat Jajar genjang adalah sisi yang berhadapan sejajar sama panjang, sudut-sudut yang berhadapan sama besar, jumlah semua sudutnya 3600, garis diagonal saling berpotongan ditengah-tengah membagi dua sama panjang.
  • 46. K = AB + BC + CD + DA Rumus : K = 2(p + l) L = a.t p D C l t l A B p E Contoh : Tentukan keliling dan luas dari sebuah jajaran genjang yang mempunyai panjang alas 6 cm, lebar 4 cm dan tinggi 3 cm! Penyelesaian : K = 2(p + l) L = a.t = 2(6 + 4) = 6 x 3 = 2(10) = 18 cm2 = 20 cm 5. Layang-layang Pengertian layang-layang adalah bangun datar yang dibentuk dari dua buah segitiga sama sisi dengan saling menghimpitkan alasnya. Layang-layang mempunyai sifat-sifat sebagai berikut  dua pasang sisi yang masing-masing sama panjang,  kedua diagonalnya saling tegak lurus, yang satu membagi dua sama panjang diagonal yang lain, salah satu diagonalnya adalah sumbu simetri, dan
  • 47.  sepasang sudut yang berhadapan sama besar. Rumus : K = AB + BC + CD + DA L = 1 .l 2 l Contoh : Tentukan luas dari sebuah layang- layang yang mempunyai panjang diagonal 9 cm dan lebar diagonal 8 cm! Penyelesaian : L = 1 .l.p 2 = 1 . 8 . 9 2 = 36 cm2 6. Trapesium Trapesium hanya memiliki sepasang sisi yang sejajar. Rumus : K = AB + BC + CD + DA L = 1 .t.(AB + CD) 2 D C B A p D C t A B
  • 48. Contoh : Tentukan luas dari sebuah trapesium yang mempunyai P1 = 8 cm, P2 = 13 cm dan tinggi 6 cm! Penyelesaian :L = 1 .t.(P1 + P2) 2 = 1 . 6 . (8 + 13) 2 = 63 cm2 7. Lingkaran Bentuk lingkaran diperoleh dengan menentukan tempat kedudukan atau himpunan semua titik-titik yang berjarak tetap terhadap sebuah titik. Rumus : K = 2r L = r2 Contoh : Tentukan keliling dan luas dari sebuah lingkaran yang mempunyai diameter 60 cm! Penyelesaian : K = 2. .r L = r2 = 2.  . 30 = .302 = 60 cm2 = 900cm2 r
  • 49. BAB III PENUTUP A. KESIMPULAN Salah satu pembelajaran yang dapat membelajarkan siswa sehingga memiliki keterampilan untuk menyelesaikansuatu masalah adalah melalui Pembelajaran Berbasis Masalah Atau Problem Based Learning. Dimana pembelajaran ini dimulai dengan menghadirkan suatu masalah yang relevan dengan kehidupan siswa, selanjutnya melalui peran guru sebagai fasilitator siswa dibimbing untuk menyelesaikan permasalahan tersebut. Suatu masalah dapat digunakan untuk mengenalkan suatu konsep atau melatih keterampilan, untuk itu penting bagi guru untuk dapat menggunakan model PBM dalam mengenalkan konsep ataupun melatih keterampilan suatukonsep. B. SARAN Sebagai calon tenaga pendidik kita seharusnya mengerti dan memahami cara dan hal-hal yang berkaitan dengan perkembangan peserta didiknya dalam proses belajar dan mengajar, sehingga kita mengetahui dan memahami pula strategi apa yang bisa dipakai dalam proses pembelajaran, guna untuk menciptak proses pembelajaran yang aktif, inovatif, kreatif, efektif dan menyenangkan untuk anak didik, karena berhasil atau tidaknya suatu pembelajaran bukan hanya dinilai dari hasil evaluasi tetapi juga dalam proses pembelajaran. 45
  • 50. DAFTAR PUSTAKA Sanjaya,Wina.2006.Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan.Jakarta: Kencana PrenadaMedia Group Rusman.2012.Seri Manajemen Sekolah Bermutu: Model-Model Pembelajaran, Mengembangkan Profesionalisme Guru.Jakarta:PT RajaGrafindo Persada Aunurrahman.2012.Belajar dan Pembelajaran.Bandung:Alfabeta Sabri,Ahmad.2007. Strategi Belajar Mengajar Micro Teaching.Padang:Quantum Teaching Muhammad, R., dan Sofan, A.,.2013.Strategi & Desain Pengembangan system Pembelajaran. Jakarta : Prestasi Pustakaraya. Wena,Made.2013.Strategi Pembelajaran Inovatif Kontemporer: Suatu Tinjauan konseptual Operasional. Jakarta :Bumi Aksara Arifin,Zainal.2012.Evaluasi Pembelajaran.Bandung: PT Remaja RosdaKarya Listiani.2013.Makalah strategi Pembelajaran Berbasis Masalah (PBM) http://oetarilistiani.blogspot.com/2013/04/makalah-strategi-pembelajaran-berbasis. html. diaskes 17 Mei 2013 Susento. 2011. Pendekatan Pembelajaran Berbasis Masalah. Tersedia warungpendidikan.blogspot.com/.../pendekatan-pembelajaran-berbasis diakses pada tanggal 17 Mei 2013.
  • 51. LAMPIRAN 1 PERANGKAT PEMBELAJARAN SILABUS Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Pertemuan 1 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Pertemuan 2
  • 52. RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAAN (RPP) Nama Sekolah : SMPN 1 Makale Mata Pelajaran : Matematika Kelas/Semestar : VII –A / Dua Pertemuan : 1 Alokasi Waktu : 2 X 40 Menit A. Standar Kompetensi Memahami Konsep Segi empat dan segitiga serta menentukan ukurannya B. Kompetensi dasar Mengidentifikasikan sifat-sifat persegi panjang, persegi, trafesium dan jajar genjang C. Indicator 1. Menjelaskan pengertian Persegi, persegi panjang menurut sifatnya 2. Menjelaskan sifat persegi, persegi panjang di tinjau dari sisi, sudut dan diagonalnya. D. Tujuan Pembelajaran Setelah pembelajaran siswa daiharapkan mampu : 1. Menjelasakan pengertian persegi, persegi panjang menurut sifatnya 2. Menjelaskan sifat persegi dan persegi panjang di tinjau dari sisi, sudut dan diagonalnya
  • 53. E. Materi Ajar Persegi dan Persegi panjang F. Sumber Belajar / Media Pembelajaran 1. Lembar Kerja siswa 2. Buku Paket matematika dan buku penunjang yang relevan G. Kegiatan Pembelajaran 1. Model Pembelajaran : Berbasis Masalah 2. Metode Pembelajaran : Penyajian Masalah, diskusi, Kerja kelompok 3. Skenario Pembelajaran : I. Pendahuluan ( 8 menit ) Menyampaikan tujuan pembelajaran dan memotivasi siswa a. Memberi salam dan mengabsen siswa b. Mempersiapkan siswa belajar c. Guru menyampaikan materi yang akan di pelajari dan tujuan yang akan di capai setelah pembelajarn berlangsung d. Guru memberikan motivasi dengan menjelaskan pentingnya materi ini dan mamfaatnya dalam kehidupan sehari-hari II. Kegiatan Inti Fase 1 : mengorientasikan siswa pada masalah a. Menanyakan kepada siswa secara klasikal” pernakah kalian mengamati bagian-bagian dari rumah kalian?
  • 54. b. Menunjuhkan salah seorang siswa yang menjawab perna memperhatikan kemudian menanyakan ‘’ apa saja yang menjadi bagian dari rumah ?’’ memfokuskan pada jawaban dan jendela Fase 2 : mengorganisasi siswa untuk belajar a. Mengelompokan siswa berdasarkan kemampuan akademik yang telah ditentukan sebelumnya b. Membagi LKS dn kertas kemudian menyampaikan kepada siswa bahawa semu pertanyaan pada LKS harus di selesaikan c. Mengarahkan siswa membagi tugas dalam kelompok, misalnya: siapa yang akan mewakilih presentasi, siapa yang menulis sdi LKS dan siapa yang menulis resume pada kertas untuk memafarkan hasil kelompok d. Mengarahkan siswa berdiskusi dengan kelompoknya Fase 3 : membimbing penyeledikan individual maupun kelompok a. Mengarahkan siswa menyelesaikan pertanyaan-pertanyaan LKS dan alasan menjawab demikian b. Memberi bimbingan seperlunya kepada siswa/kelompok yang mengalami kesulitan dalam menyelesaikan LKS c. Guru mengarahkan siswa mengkontruksi pemahamannya untuk menuliskan pengertian persegi, persegi panjang dan sifat-sifatnya.
  • 55. Fase 4 : Mengembangkan dan menyajikan hasil karya a. Menunjuk perwakilan kelompok memafarkan hasil pekerjaan kelompoknya untuk memimpin didkusi b. Meminta kelompok lain member tanggapan berupa pertanyaan, komentar atau saran kepada kelompok penyaji untuk memberikan tanggapan balik c. Guru dapat memotivasi siswa dengan pertanyaan kepada kelompok penyaji, apabila diskusi tidak hidup Fase 5 : Menganalisa dan mengevaluasi proses pemecahan masalah a. Membimbing siswa kembali mengkaji proses pemecahan masalah diarahkan untuk menyimpulkan pengertian persegi dan persegi panjang serta menjelaskan sifat-sifat persegi dan persegi panjang b. Guru mengarahkan siswa menyimpulkan hasil diskusi kelompok c. Memberi penghargaan kepada kelompok yang telah mempresentasikan hasil karyanya d. Mengumpulkan hasil kerja siswa III. Kegiatan akhir ( 7 menit ) a. Guru bersama-sama merangkum materi pembelajaran b. Guru memberikan pekerjaan rumah dengan meminta siswa mempelajari dan mencermati kembali LKS
  • 56. H. Penilaian 1. Penilaian terhadap hasil kerja LKS 2. PR Makale, 17 Mei 2014 Guru Mata Pelajaran Mahasiswa Ir. Ruslan S.Pd, M.Pd Musdalifah Yusuf NIP:……………........ NIM : 11 24 130
  • 57. RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAAN (RPP) Nama Sekolah : SMPN 1 Makale Mata Pelajaran : Matematika Kelas/Semestar : VII –A / Dua Pertemuan : II Alokasi Waktu : 2 X 40 Menit A. Standar Kompetensi Memahami Konsep Segi empat dan segitiga serta menentukan ukurannya B. Kompetensi dasar Mengidentifikasikan keliling dan luas bangun segitiga dan segi empat serta menggunakannya dalam pemecahan masalah. C. Indicator 1. Menghitung keliling persegi dan persegi panjang dengan menggunakan rumus 2. Menghitung luas persegi dan persegi panjang dengan menggunakan rumus D. Tujuan Pembelajaran Setelah pembelajaran siswa daiharapkan mampu :
  • 58. 1. Menghitung keliling persegi dan dan persegi panjang dengan menggunakan rumus 2. Menghitung luas persegi dan persegi panjang dengan menggunakan rumus E. Materi Ajar Keliling dan luas persegi dan persegi panjang F. Sumber Belajar / Media Pembelajaran 1. Lembar Kerja siswa 2. Buku Paket matematika dan buku penunjang yang relevan G. Kegiatan Pembelajaran 1. Model Pembelajaran : Berbasis Masalah 2. Metode Pembelajaran : Penyajian Masalah, diskusi, Kerja kelompok 3. Skenario Pembelajaran : I. Pendahuluan ( 8 menit ) Menyampaikan tujuan pembelajaran dan memotivasi siswa a. Memberi salam dan mengabsen siswa b. Mempersiapkan siswa belajar dengan meminta siswa menyiapkan perangkat pembelajaran yang sudah dibagikan c. Menyampaikan prosedur pembelajaran berbasis masalah d. Guru menyampaikan materi yang akan di pelajari dan tujuan yang akan di capai setelah pembelajarn berlangsung
  • 59. e. Guru memberikan motivasi dengan menjelaskan pentingnya materi ini dan mamfaatnya dalam kehidupan sehari-hari II. Kegiatan Inti Fase 1 : mengorientasikan siswa pada masalah a. Mengajukan masalah yang terdapat pada buku paket matematika dan member kesempatan kepada siswa memikirkan pemecahan masalah secara mandiri. b. Menanyakan pada siswa jika masih ada hal-hal yang kurang jelas dan pelum dipahami Fase 2 : mengorganisasi siswa untuk belajar a. Mengelompokan siswa berdasarkan kemampuan akademik yang telah ditentukan sebelumnya b. Membagi LKS dan kertas kemudian menyampaikan kepada siswa bahwa semua pertanyaan pada LKS harus di selesaikan c. Mengarahkan siswa membagi tugas dalam kelompok, misalnya: siapa yang akan mewakilih presentasi, siapa yang menulis sdi LKS dan siapa yang menulis resume pada kertas untuk memafarkan hasil kelompok d. Mengarahkan siswa berdiskusi dengan kelompoknya
  • 60. Fase 3 : membimbing penyeledikan individual maupun kelompok a. Mengarahkan siswa menyelesaikan pertanyaan-pertanyaan LKS dan alasan-alasan mengapa menjawab demikian b. Memberi bimbingan seperlunya kepada siswa/kelompok yang mengalami kesulitan dalam menyelesaikan LKS Fase 4 : Mengembangkan dan menyajikan hasil karya a. Menunjuk perwakilan kelompok memafarkan hasil pekerjaan kelompoknya untuk memimpin diskusi b. Meminta kelompok lain memberi tanggapan berupa pertanyaan, komentar atau saran kepada kelompok penyaji untuk memberikan tanggapan balik c. Guru dapat memotivasi siswa dengan pertanyaan kepada kelompok penyaji, apabila diskusi tidak hidup Fase 5 : Menganalisa dan mengevaluasi proses pemecahan masalah a. Membimbing siswa mengkaji kembali proses pemecahan masalah diarahkan untuk memahami kembali cara menentukan rumus keliling dan luas persegi dan persegi panjang. b. Guru mengarahkan siswa menyimpulkan hasil diskusi kelompok c. Memberi penghargaan kepada kelompok yang telah mempresentasikan hasil karyanya d. Mengumpulkan hasil kerja siswa
  • 61. III. Kegiatan akhir ( 7 menit ) a. Guru bersama-sama merangkum materi pembelajaran b. Guru memberikan pekerjaan rumah dengan meminta siswa mempelajari dan mencermati kembali LKS H. Penilaian a. Penilaian terhadap hasilkerja LKS b. PR Makale, 17 Mei 2014 Guru Mata Pelajaran Mahasiswa Ir. Ruslan S.Pd, M.Pd Musdalifah Yusuf NIP:……………........ NIM : 11 24 130
  • 62. LEMBAR KEGIATAN SISWA Anggota Kelompok : 1. …………………………… Waktu :…… 2……………………………. Tangga l : ……….. 3……………………………. Kelompok :………... Alokasi Waktu : 30 Menit Indikator : 1. Menghitung keliling persegi dan persegi panjang dengan menggunakan rumus 2. Menghitung luas persegi dan persegi panjang dengan menggunakan rumus Petunjuk : Baca dan pahami soal-soal berikut, kemudian selesaikan bersama teman kelompokmu masing-masing pada tmpat yang disediakan di LKS ini . SOAL : 1. Keliling sebuah kebun yang bentuknya seperti gambar dibawah, yang kelilingnya 76m. berapakah panjang kebun tersebut ? Diketahui : AD = …. Keliling (k) = …………… Ditanyakan :………………….? Pemecahan : AD = ……… = ………
  • 63. AB = ……… = ……… Berarti k = AB + ……+ …….+……. Karena AB = …..=…… dan AD = ………= …….. Keliling (k) = 2p + ……. 76 = …… + …… …… - ….. = 2 …… ……….. = ……… ……...... = ………… 2 P = …….. Berdasarkan jawaban tersebut diatas apa yang dapat kamu simpulkan ? Keliling persegi panjang adalah (k) = …….. + ………. 2. Sebuah halaman rumah uang bentuknya seperti gambar berikut, dengan luas 120 cm. Berapahkah panjang BC ? Jawab : Diketahui : Luas (L) = 120 cm AB = 40 cm Ditanyakan :……………….? Pemecahan : AB = …….= ……. Dan AD = ……… = ……… Maka Luas (L) =……… x ………. 120 = ………x……….. ……… = …………….. …………….. Jadi panjang BC adalah ……………………….. Berdasarkan jawaban tersebut apa yang dapat kamu simpulkan ? Luas persegi panjang = ……………………..x…………………..
  • 64. 3. Sebuah papan bentuknya seperti gambar berikut, memiliki luas 144 cm Berapahkah panjang PQ ? Jawab : Diketahui Luas (L) = ……………. Ditanyakan = …………………..? Pemecahan Misalnya PQ = s PQ = QR = ………..=………=………. Luas = PQ x …… L = s x…….. 144 = ……. s = √… … … s = ………. Berdasarkan jawaban tersebut apa yang dapat kamu simpulkan ? Luas persegi = ………………x …………….. L = ………………………………..
  • 65. LEMBAR KEGIATAN SISWA Anggota Kelompok : 1. …………………………… Waktu : ……….. 2……………………………. Tangga l : ……….. 3……………………………. Kelompok :………... Alokasi Waktu : 30 Menit Indikator : 1. Menjelaskan pengertian Persegi, persegi panjang menurut sifatnya 2. Menjelaskan sifat persegi, persegi panjang di tinjau dari sisi, sudut dan diagonalnya. Petunjuk : Baca dan pahami soal-soal berikut, kemudian selesaikan bersama teman kelompokmu masing-masing pada tmpat yang disediakan di LKS ini . SOAL : 1.Gambar disamping adalah persegi panjang ABCD a. Jika panjang AB = 4 cm, tentukan panjang DC b. Jika panjang AD = 2 cm, tentukan panjang BC c. Apa yang dapat kamu simpulkan dari sisi-sisi yang berhadapan ? d. Tuliskan 4 sudut yang siku-siku Jawab : a. Panjang DC adalah ………………… b. Panjang BC adalah ………………… c. Yang dapat saya simpulkan dari sisi-sisi yang berhadapan adalah ……………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………… ……
  • 66. d. 4 sudut yang siku-siku adalah . 1……………………………………… 2……………………………………… 3. ……………………………………… 4………………………………………. 2. Perhatikan gambar persegi ABCD disamping , Tentukan : a. Empat ruas yang sama panjang dan merupakan sisi-sisinya b. Empat ruas yang sama panjang dari kedua diagonalnya c. Empat sudut siku-siku pada titik-titik sudutnya d. Empat sudut siku-siku pada perpotongan kedua diagonalnya Jawab : a. 1………………………………… c.1…………………………………… 2………………………………… 2…………………………………… 3………………………………… 3…………………………………... 4………………………………… 4…………………………………… 1………………………………… . d.1………………………………. 2………………………………….. 2………………………………. 3………………………………….. 3……………………………… 4………………………………….. 4…………………………….. 3.Berdasarkan jawaban anda dari soal nomor 1, Tuliskan pengertian Persegi panjang menurut anda ! Jawab: Menurut saya persegi panjang adalah ………………………………………… ………………………………………………………………………………… ........................................................................................................................... 4. Berdasarkan jawaban anda dari soal nomor 2, tuliskan pengertian persegi menurut anda ! Jawab : Menurut Saya persegi adalah ………………………………………………... ……………………………………………………………………………….. .........................................................................................................................
  • 67. LAMPIRAN 2  INSTRUMEN  KISI – KISI INSTRUMEN  KUNCI JAWABAN DAN PEDOMAN PENSKORAN
  • 68. INSTRUMEN MATA PELAJARAN : MATEMATIKA KELAS/SEMESTER : VII / 2 WAKTU : 70 MENIT PETUNJUK : 1. Sebelum menjawab soal, terlebih dahulu tulis nama, kelas pada lembar jawaban 2. Perhatikan baik-baik soal tersebut sebelum menjawab pertanyaannya 3. Jawablah soal dibawah ini mulai dari soal yang dianggap mudah 4. Buku dan catatan dalam keadaan tertutup 5. Tidak diperkanankan kerja sama dalam bentuk apapun 6. Periksa jawaban anda sebelum dikumpul. SOAL : 1. Perhatikan persegi panjang tentukan? a. Ruas garisnya yang sama panjang b. Sudutnya yang sama besar dan merupakan sudut siku-siku c. Sudut-sudut yang saling bertolak belakang dari perpotongan kedua diagonalnya 2. Perhatikan gambar diatas, keliling persegi panjang ABCD tersebut adalah 80 cm. tentukan panjang AB ? 3. Gambar disamping adalah persegi PQRS , hitunglah luas persegi tersebut !
  • 69. KISI–KISI INSTRUMEN Kompetensi Dasar Indikator Nomor soal Jenis soal Bobot 1. Mengidentifikasikan sifat-sifat persegi panjang, persegi, trafesiun dan jajar genjang 1.1 menjelaskan sifat persegi dan persegi panjang di tinjau dari sudut dan diagonalnya 1 Essai 40 2. Menghitung keliling dan luas bangun segitiga dan segiempat serta menggunakan dalam pemecahan masalah 2.1 Menghitung keliling dan persegi dan persegi panjang dengan menggunakan rumus 2.2 Menghitung luas persegi dan persegi panjang dengan menggunakan rumus 2 3 Essai Essai 40 20
  • 70. KUNCI JAWABAN DAN PEDOMAN PENSKORAN TES HASIL BELAJAR PERSEGI DAN PERSEGI PANJANG N O JAWABAN SKO R BOBO T 1 a. Ruas-ruas garis yang sama panjang 1. PQ=SR 2. PS =QR 3. PT= TR=ST=TQ b. Sudut-sudut yang siku-siku ∠푃, ∠푄, ∠푅, ∠푆 c. Sudut-sudut yang saling bertolak belakang  ∠푃푇푄 푏푒푟푡표푙푎푘 푏푒푙푎푘푎푛푔 푑푒푛푔푎푛 ∠푅푇푆  ∠푃푇푆 푏푒푡표푙푎푘 푏푒푙푎푘푎푛푔 푑푒푛푔푎푛 ∠푄푇푅 40 2 Dik K =80 BC = l =15 cm Dit AB = P = …..? Jawab : K = 2p + 2l 80= 2p + 2(15) 80 =2p + 30 80-30 = 2p 50 = 2p p = 50 2 p =25 jadi panjang AB = p = 25 cm 40 3. Dik RQ = s =15 cm Dit L =….? Penyelesaian : L= s x s = 15 x 15 = 225 Jadi luas persegi PQRS tersebut adalah 225 cm2 20