2. MODUL DIKLAT
RUMPUN BIDANG PENDIDIKAN DAN AKADEMIK
PENGEMBANGAN SILABUS DAN RPP
KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN
DEPARTEMEN AGAMA RI
BADAN LITBANG DAN DIKLAT
PUSDIKLAT TENAGA TEKNIS KEAGAMAAN
JAKARTA, 2006
3. DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR .......................................................................................
DAFTAR ISI ......................................................................................................
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ............................................................................
B. Deskripsi Singkat ........................................................................
C. Relevansi / Manfaat ....................................................................
D. Tujuan Pembelajaran ..................................................................
E. Petunjuk Pembelajaran Modul ...................................................
BAB II PRINSIP DASAR PENGEMBANGAN SILABUS
A. Pengertian ....................................................................................
B. Prinsip Dasar Pengembangan Silabus .........................................
C. Unit Waktu Silabus .....................................................................
D. Pengembangan Silabus ................................................................
E. Mekanisme Penyusunan KTSP ..................................................
F. Rangkuman .................................................................................
G. Latihan ........................................................................................
H. Tes Formatif ...............................................................................
BAB III LANGKAH-LANGKAH PENGEMBANGAN SILABUS DAN RPP
A. Langkah-langkah Pengembangan Silabus ...................................
B. Contoh Format Silabus ...............................................................
C. Pengembangan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)........
D. Format RPP ................................................................................
E. Rangkuman .................................................................................
F. Latihan ........................................................................................
G. Tes Formatif ...............................................................................
BAB IV PENGEMBANGAN SILABUS IPA TERPADU
A. Latar Belakang.............................................................................
B. Tujuan Pembelajaran IPA Terpadu ............................................
C. Langkah-langkah Pengembangan Silabus IPA Terpadu .............
D. Model RPP IPA Terpadu ............................................................
E. Rangkuman .................................................................................
F. Latihan .........................................................................................
G. Tes Formatif ...............................................................................
i
4. BAB V PENGEMBANGAN SILABUS IPS TERPADU
A. Latar Belakang ..............................................................................
B. Tujuan Pembelajaran IPS Terpadu ...............................................
C. Langkah-langkah Pengembangan IPS Terpadu ...........................
D. Model RPP IPS Terpadu ..............................................................
E. Rangkuman ...................................................................................
F. Latihan ..........................................................................................
G. Tes Formatif .................................................................................
BAB VI PENGEMBANGAN SILABUS TEMATIK
A. Latar Belakang.............................................................................
B. Tujuan Pembelajaran Tematik .....................................................
C. Langkah-langkah Pengembangan Silabus Tematik.....................
D. Model RPP Tematik ...................................................................
E. Rangkuman .................................................................................
F. Latihan ........................................................................................
G. Tes Formatif ...............................................................................
DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................
KUNCI JAWABAN .........................................................................................
ii
5. BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pemberlakuan Undang-Undang No. 22 Tahun 1996 tentang
Pemerintahan Daerah menuntuk pelaksanaan otonomi daerah dan wawasan
demokrasi yang lebih menyeluruh, tentunya hal ini tidak hanya menyentuh
aspek-aspek pengelolaan sumber daya alam tetapi juga menyangkut
pengelolaan sumber daya manusia.
Salah satu upaya untuk mengelola dan meningkatkan sumber daya
manusia, pemerintah harus memiliki kepedulian untuk memperbaiki
perencanaan, pengeloalaan, dan penyelenggaraaan pendidikan di wilayahnya
masing-masing. Selain itu tuntutan globalisasi dalam bidan gpendidikan juga
perlu dipertimbangkan agar hasil pendidikan nasional dapat bersaing dengan
hasil pendidikan negara-negara maju. Upaya ke arah ini kini sudah mulai
diwujudkan dengan diperkenalkannya konsep pengelolaan dan
penyelenggaraan pendidikan dari sentralistik ke desentralistik.
Desantralisasi pengelolaan pendidikan ini diarahkan oleh Undang-
undang No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, dan
Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No. 19 Tahun 2005 tentang Standar
Nasional Pendidikan. Landasan hukum tersebut mengamanatkan agar
kurikulum pendidikan bagi pendidikan tingkat dasar dan tingkat menengah
disusun oleh satuan pendidikan dengan mengacu kepada Standar Isi (SI) dan
Standar Kompetensi Lulusan (SKL) serta berpedoman pada panduan yang
disusun oleh Badan Standar Nasional Pendidikan (BSNP).
Hal ini harus diwujudkan dalam pengembangan silabus dan
pelaksanaannya yang disesuaikan dengan tuntutan kebutuhan siswa, keadaan
sekolah dan kondisi daerah. Dengan demikian, daerah atau sekolah memiliki
kewenangan untuk merancang dan menentukan hal-hal yang akan diajarkan,
pengeloalaan dan pengalaman belajar, cara mengajar dan menilai
keberhasilan suatu proses belajar dan mengajar. Seiring dengan adanya upaya
untuk memberdayakan peran serta daerah dan masyarakat dalam
1
6. pengeloalaan pendidikan, pemerintah telah memberlakukan otonomi dalam
bidang pendidikan yang diwujudkan dalam PP No. 25 Tahun 2000 pasal 2
ayat 2 yang menyatakan bahwa pemerintah (Pusat) memilikikewenangan
dalam menyusun kurikulum dan penilaian hasil belajar secara nasional, hal-
hal yang berhubungan dengan implementasinya dikembangkan dan dikelola
oleh pelaksana di daerah terutama di daerah tingkat II dan sekolah.
Pemerintah Pusat mengembangkan antara lain (1) Kompetensi dasar dan
materi pelajaran pokok, (2) kalender pendidikan danjumlah jam belajar
efektif setiap tahun dan pedoman-pedoman pelaksanaannya. Sementara para
pengelola dan pengembang di daerah diharapkan dapat (1) mengembangkan
menjabarkan kompetensi dan materi pelajaran pokok mengacu pada standar
nasional, menyusun kurikulum muatan lokal (2) menyusun dan menetapkan
petunjuk pelaksanaan kalender pendidikan danjam belajar (3) menyusun dan
menetapkan petunjuk pelaksanaan penilaian hasil belajar yang didasarkan
pada ketetapan pemerintah secara nasional. Berdasarkan ketentuan di atas,
daerah atau sekolah memiliki ruang gerak yang luas untuk melakukan
modifikasi dan mengembangkan variasi penyelenggaraan pendidikan sesuai
dengan keadaan, potensi, dan kebutuhan daerah serta kondisi siswa.
Kebijakan di atas juga diharapkan dapat memenuhi tuntutan masyarakat
melalui program reformasi yang menginginkan adanya perubahan mendasar
dalam sistem pendidikan, baik secara konseptual maupun aturan-aturan
pelaksanaannya.
Kebijakan di atas kini telah diperbarui dengan Peraturan Pemerintah
yang terbaru diana dari aspek kurikulum, banyak hal yang perlu dipersiapkan
oleh daerah, karena sebagianbesar kebijakan yang berkaitan dengan
implementasi kurikulum dilakukan oleh daerah sebagaimana tercantum dalam
landasan yuridis berikut ini:
PP No. 19 Tahun 2005 pasal 17 ayat (2); sekolah dan komite sekolah,
atau madrasah dan komite madrasah, mengembangkan kurikulum tingkat
satuan pendidikan dan silabusnya berdasarkan kerangka dasar kurikulum dan
standar kompetensi lulusan, di bawah supervisi dinas kabupaten/kota yang
bertanggung jawab di bidang pendidikan untuk SD, SMP, SMA, dan SMK,
2
7. dan departemen yang menangani urusan pemerintah di bidang agama untuk
MI, MTs, MA dan MAK.
PP No. 19 Tahun 2005 pasal 20; rencana pelaksanaan pembelajaran
(RPP) adalah rencana yang menggambarkan prosedur dan pengorganisasian
pembelajaran untuk mencapai satu kompetensi dasar yang ditetapkan dalam
Standar Isi dan dijabarkan dalam silabus. Lingkup rencana pembelajaran
paling luas mencakup 1 (satu) kompetensi dasar yang terdiri atas 1 (satu)
indikator atau beberapa indikator untuk 1 (satu) kali pertemuan atau lebih.
Hal in iberarti daerah perlu menyusun silabus dengan cara melakukan
penjabaran terhadap standar kompetensi dan kompetensi dasar ke dalam
bentuk silabus dan rencana pelaksanaan pembelajaran, yang memuat materi
setempat yang relevan, serta penyusunan kurikulum daerah yang sesuai
dengan kondisi, kebutuhan serta potensi setempat, yang kemudian dikenal
dengan istilah Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP).
B. Deskripsi Singkat
Modul ini merupakan panduan bagi Saudara para peserta diklat untuk
membantu meningkatkan pengetahuan dan pemahaman tentang
pengembangan silabus dan rencana pelaksanaan pembelajaran guna
penyelenggaraan proses pembelajaran dengan menerapkan Kurikulum
Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). Modul ini membahas tentang apa dan
mengapa silabus perlu dikembangkan, bagaimana mekanisme pengembangan
silabus, apa komponen dan format silabus, bagaimana menyusun pengalaman
belajar, dan mengembangkan silabus berkelanjutan berupa rencana
pelaksanaan pembelajaran (RPP).
C. Relevansi/Manfaat
Materi modul ini secara umum sangat bermanfaat bagi para peserta
diklat untuk menambah wawasan, pengetahuan, dan keterampilan dalam
merencanakan mengimplementasi kurikulum tingkat satuan pendidikan
sebagaimana yang dikehendaki oleh landasan yuridis baik UU Nomor 20
Tahun 2005 maupun Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2006. Modul ini
3
8. diharapkan dapat memberikan penjelasan tentang prosedur dan cara
menjabarkan Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar yang terdapat dalam
Standar Isi, menjadi materi pokok, kegiatan pembelajaran, indikator, dan
penilaian, serta menentukan sumber-sumber bahan pembelajaran.
D. Tujuan Pembelajaran
Setelah selesai pembelajaran modul ini, diharapkan dapat :
1. menjelaskan apa dan mengapa silabus harus dikembangkan
2. menjelaskan bagaimana langkah-langkah pengembangan silabus
3. menjelaskan ragam komponen dan format silabus meliputi silabus IPA
terpadu dan IPS terpadu serta Tematik.
4. menjelaskan bagaimana menyusun silabus berkelanjutan/rencana
pelaksanaan pembelajaran.
E. Petunjuk Pembelajaran Modul
Sebagai prasayarat pengetahuan untuk memahami materi modul ini, sebelum
mempelajari modul ini peserta diklat diharapkan sudah mempelajari modul
"Konsep Dasar Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan". Modul ini terdiri dari
lima bab;
Bab I Pendahuluan, berisi tentang latar belakang tentang mengapa silabus
perlu dikembangkan sesuai dengan paradigma pendidikan baru
sesuai dengan landasan yuridis terkini.
Bab II Prinsip Dasar Pengembangan Silabus, berisi tentang pengertian
silabus, bagaimana prinsipprinsip pengembangan silabus, apa peran
dan tanggung jawab lembaga kependidikan, bagaimana membentuk
tim pengembang silabus, dan bagaimana tahapan pengembangan
silabus.
Bab III Langkah-langkah Pengembangan Silabus dan Rencana,
Pelaksanaan Pembelajaran, berisi tentang langkah-langkah
pengembangan silabus dan rencana pelaksanaan
pembelajaran.berisi penjelasan tentang komponen dan format
silabus.
4
9. Bab IV Silabus IPA Terpadu, berisi konsep penyusunan silabus dan
pengembangan rencana pelaksanaan pembelajaran kurikulum
tingkat satuan pendidikan sesuai dengan konsep pembelajaran IPA
terpadu.
Bab V Silabus IPS terpadu, berisi konsep penyusunan silabus dan
pengembangan rencana pelaksanaan pembelajaran kurikulum
tingkat satuan pendidikan sesuai dengan konsep pembelajaran IPS
terpadu.
Bab VI Silabus Pembelajaran Tematik berisi konsep penyusunan silabus
dan pengembangan rencana pelaksanaan pembelajaran kurikulum
tingkat satuan pendidikan sesuai dengan konsep pembelajaran
Tematik yang diberikan kepada siswa Sekolah Dasar kelas I, II, dan
III.
5
10. BAB II
PRINSIP DASAR PENGEMBANGAN SILABUS
Kompetensi : Setelah selesai mempelajari modul ini, peserta mampu
menjelaskan tentang prinsip dasar pengembangan silabus, waktu
penyusunan silabus, serta tanggung jawab pengembang silabus
A. Pengembangan Silabus
Silabus adalah rencana pembelajaran pada suatu dan/atau kelompok
mata pelajaran/tema tertentu yang mencakup standar kompetensi, kompetensi
dasar, materi pokok/pembelajaran, kegiatan pembelajaran, indikator,
penilaian, alokasi waktu, dan sumber/bahan/alat belajar. Silabus merupakan
penjabaran standar kompetensi dan kompetensi dasar ke dalam materi
pokok/pembelajaran, kegiatan pembelajaran dan indikator pencapaian
kompetensi untuk penilaian.
Silabus merupakan seperangkat rencana dan pengaturan tentang
kegiatan pembelajaran, pengelolaan kelas, dan penilaian hasil belajar.
Silabus berisikan komponen pokok yang dapat menjawab pertanyaan
berikut:
(1) Kompetensi apa yang akan dikembangkan siswa?
(2) Bagaimana cara mengembangkannya?
(3) Bagaimana cara mengetahui bahwa kompetensi tersebut sudah dicapai
siswa?
B. Prinsip Pengembangan Silabus
1. Ilmiah. Keseluruhan materi dan kegiatan yang menjadi muatan dalam
silabus harus benar dan dapat dipertanggungjawabkan secara keilmuan
2. Relevan. Cakupan, kedalaman, tingkat kesukaran dan urutan penyajian
materi dalam silabus sesuai dengan tingkat perkembangan fisik,
intelektual, sosial, emosional, dan spiritual peserta didik.
3. Sistematis. Komponen-komponen silabus saling berhubungan secara
fungsional dalam mencapai kompetensi.
6
11. 4. Konsisten. Adanya hubungan yang konsisten (ajeg, taat asas) antara
kompetensi dasar, indikator, mateir pokok, pengalaman belajar, sumber
belajar, dan sistem penilaian.
5. Memadai. Cakupan indikator, materi pokok, pengalaman belajar, sumber
belajar dan sistem penilaian cukup untuk menunjang pencapaian
kompetensi dasar.
6. Aktual dan Kontekstual. Cakupan indikator, materi pokok, pengalaman
belajar, sumber belajar dan sistem penilaian memperhatikan
perkembangan ilmu, teknologi, dan seni mutakhir dalam kehidupan nyata,
dan peristiwa yang terjadi.
7. Fleksibel. Keseluruhan komponen silabus dapat mengakomodasi
keragaman peserta didik, pendidik serta dinamika perubahan yang terjadi
di sekolah dan tuntutan masyarakat.
8. Menyeluruh. Komponen silabus mencakup keseluruhan ranah kompetensi
(kognitif, afektif, psikomotor)
C. Unit Waktu Silabus
1. Silabus mata pelajaran disusun berdasarkan seluruh alokasi waktu yang
disediakan untuk mata pelajaran selama penyelenggaraan pendidikan di
tingkat satuan pendidikan.
2. Penyusunan silabus memperhatikan alokasi waktu yang disediakan per
semester, per tahun, dan alokasi waktu mata pelajaran lain yang
sekelompok
3. Implementasi pembelajaran per semester menggunakan penggalan silabus
sesuai dengan Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar untuk mata
pelajaran dengan alokasi waktu yang tersedia pada struktur kurikulum.
Khusus untuk SMK/MAK menggunakan penggalan silabus berdasarkan
satuan kompetensi.
D. Pengembang Silabus
Pengembangan silabus dapat dilakukan oleh para guru secara mandiri atau
berkelompok dalam sebuah sekolah atau beberapa sekolah, Kelompok
7
12. Musyawarah Guru Mata Pelajaran (MGMP) pada atau Pusat Kegiatan Guru
(PKG), dan Dinas Pendidikan.
1. Disusun secara mandiri oleh guru apabila guru yang bersangkutan mampu
mengenali karakteristik siswa, kondisi sekolah dan lingkungannya.
2. Apabila guru mata pelajaran karena sesuatu hal belum dapat melaksanakan
pengembagnan silabus secara mandiri, maka pihak sekolah dapat
mengusahakan untuk membentuk kelompok guru mata pelajaran untuk
mengembangkan silabus yang akan digunakan oleh sekolah tersebut.
3. Di SD/MI semua guru kelas, dari kelas I sampai dengan kelas VI,
menyusun silabus secara bersama. Di SMP/MTs untuk mata pelajaran IPA
dan IPS Terpadu disusun secara bersama oleh guru yang terkait.
4. Sekolah yang belum mampu mengembangkan silabus secara mandiri,
sebaiknya bergabung dengan sekolah-sekolah lain melalui forum
MGMP/KKG untuk bersama-sama mengembangkan silabus yang akan
digunakan oleh sekolah-sekolah dalam lingkup MGMP/PKG setempat
5. Dinas Pendidikan setempat dapat memfasilitasi penyusunan silabus
dengan membentuk sebuah tim yang terdiri dari para guru berpengalaman
di bidangnya masing-masing.
E. Mekanisme Penyusunan KTSP
1. Tim Penyusun. Tim penyusun KTSP pada SD, SMP, SMA dan SMK
terdiri atas guru, konselor dan kepala sekolah sebagai ketua merangkap
anggota. Di dalam kegiatan tim penyusun melibatkan komite sekolah, dan
nara sumber, serta pihak lain yang terkait. Supervisi dilakukan oleh dinas
yang bertanggung jawab di bidang pendidikan tingkat kabupaten/ kota
untuk SD dan SMP dan tingkat provinsi untuk SMA dan SMK.
Tim Penyusun KTSP pada MI, MTs, MA dan MAK terdiri atas guru,
konselor dan kepala madrasah sebagai ketua merangkap anggota. Di dalam
kegiatan tim penyusun melibatkan komite sekolah, dan nara sumber, serta
pihak lain yang terkait. Supervisi dilakukan oleh departemen yang
menangani urusan pemerintahan di bidang agama.
8
13. Tim penyusun KTSP khusus (SDLB, SMPLB, dan SMALB) terdiri atas
guru, konselor dan kepala sekolah sebagai ketua merangkap anggota. Di
dalam kegiatan tim penyusun melibatkan komite sekolah, dan nara
sumber, serta pihak lain yang terkait. Supervisi dilakukan oleh dinas
provinsi yang bertanggung jawab di bidang pendidikan.
2. Kegiatan. Penyusunan KTSP merupakan bagian kegiatan perencanaan
sekolah/madrasah. Kegiatan ini dapat berbentuk rapat kerja dan/atau
lokakarya sekolah/madrasah dan/atau kelompok sekolah/madrasah yang
diselenggarakan dalam jangka waktu sebelum tahun pelajaran baru.
Tahap kegiatan penyusunan KTSP secara garis besar meliputi: penyiapan
dan penyusunan draf, review dan revisi, serta finalisasi, pemantapan dan
penilaian.
Langkah yang lebih rinci dari masing-masing kegiatan diatur dan
diselenggarakan oleh tim penyusun.
3. Pemberlakuan. Dokumen KTSP pada SD, SMP, SMA dan SMK
dinyatakan berlaku oleh kepala sekolah setelah mendapat pertimbangan
dari komite sekolah dan diketahui oleh dinas tingkat kabupaten/kota yang
bertanggung jawab di bidang pendidikan untuk SD dan SMP, dan tingkat
provinsi untuk SMA dan SMK.
Dokumen KTSP pada MI, MTs, MA dan MAK dinyatakan berlaku oleh
kepala madrasah setelah mendapat pertimbangan dari komite madrasah
dan diketahui oleh departemen yang menangani urusan pemerintahan di
bidang agama.
Dokumen KTSP pada SDLB, SMPLB, dan SMALB dinyatakan berlaku
oleh kepala sekolah setelah mendapat pertimbangan dari komite sekolah
dan diketahui oleh dinas provinsi yang bertanggung jawab di bidang
pendidikan.
F. Rangkuman
Silabus merupakan seperangkat rencana dan pengaturan tentan
gkegiatan pembelajaran, pengelolaan kelas, dan penilaian hasil belajar. Pihak-
pihak yang berperan dalam pengembangan silabus adalah sekolah, dinas
9
14. pendidikan kabupaten/kota, dinas pendidikan provinsi, tingkat Pusat. Masing-
masing mempunyai peran dan tanggung jawab sendiri. Pengembangan silabus
tersebut dilakukan dengan tahapan perencanaan, pelaksanaan, perbaikan,
pemantapan dan penilaian silabus.
G. Latihan
Isilah titik berikut dengan jawaban yang tepat.
1. Silabus adalah ….
2. Badan yang akan menggunakan silabus adalah ….
3. Tim pengembang silabus bertanggung jawab kepada ….
4. Badan yang bertugas mendistribusikan silabus ke sekolah-sekolah yang
tidak menyusun silabus adalah ….
5. Proses pengkajian ulang silabus terdapat pada tahapan ….
H. Tes Formatif
Pilihlah satu jawaban yang paling tepat.
1. Yang bukan anggota pengembang silabus adalah …
a. ahli mata pelajaran
b. psikolog
c. guru/instruktur
d. perwakilan siswa
2. Badan yang bertugas memberikan dukungan sumber-sumber daya
pendidikan yang diperlukan bagi penyusunan silabus adalah …
a. dinas pendidikan kabupaten/kota
b. sekolah
c. dinas pendidikan provinsi
d. pusat
3. Badan yang bertugas menyusun silabus sendiri, atau menggunakan model
silabus yang disusun oleh sekolah lain atau berkoordinasi dengan Dinas
Kabupaten/Kota untuk menyusun silabus adalah …
a. dinas pendidikan kabupaten/kota
b. sekolah
10
15. c. dinas pendidikan provinsi
d. pusat
4. Tahap pengembangan silabus yang benar adalah …
(1) pelaksanaan
(2) pemantapan
(3) perbaikan
(4) perencanaan
(5) penilaian
a. 1-3-2-4-5
b. 2-3-5-4-1
c. 3-4-5-2-1
d. 4-1-3-2-5
5. Pihak yang harus secara terus menerus mengkaji silabus adalah …
a. dinas pendidikan kabupaten/kota
b. sekolah
c. guru
d. pusat
Jawablah dengan tepat.
1. Mengapa dikatakan bahwa peran guru sangat penting dalam penysuunan
silabus ?
2. Jelaskan tahapan pengembangan silabus!
3. Jelaskan peranan tingkat Pusat dalam Penyusunan silabus!
4. Jelaskan pada tahap ke berapa menentukan cara dan alat penilaian
menggunakan perangkan Penilaian Berbasis Kelas!
5. Apa badan yang menjadi fasilitator pembentukan, pelatihan, dan
pembinaan Tim Pengembang Silabus?
11
16. BAB III
LANGKAH-LANGKAH PENGEMBANGAN SILABUS DAN RENCANA
PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
Kompetensi : Setelah mempelajari materi ini, peserta diklat diharapkan mampu
memahami langkah-langkah pengembangan silabus dan rencana
pelaksanaan pembelajaran.
A. Langkah-langkah Pengembangan Silabus
Sebagaimana telah dikemukakan dalam uraian sebelumnya, silabus
adalah rencana pembelajaran pada suatu dan/atau kelompok mata
pelajaran/tema tertentu yang mencakup standar kompetensi, kompetensi dasar,
materi pokok/pembelajaran, kegiatan pembelajaran, indikator, penilaian,
alokasi waktu, dan sumber/bahan/alat belajar. Silabus merupakan penjabaran
standar kompetensi dan kompetensi dasar ke dalam materi
pokok/pembelajaran, kegiatan pembelajaran dan indikator pencapaian
kompetensi untuk penilaian. Mengembangkan silabus dilakukan melalui
langkah-langkah sebagai berikut:
1. Mengkaji Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar
Mengkaji standar kompetensi dan kompetensi dasar mata pelajaran
sebagaiana tercantum pada Standar Isi, dengan memperhatikan hal-hal
berikut:
a. urutan berdasarkan hierarki konsep disiplin ilmu dan/atau tingkat
kesulitan materi, tidak harus selalui sesuai dengan urutan yang ada di
Standar Isi;
b. keterkaitan antara standar kompetensi dan kompetensi dasar dalam
mata pelajaran;
c. keterkaitan antara standar kompetensi dan kompetensi dasar antar mata
pelajaran.
2. Mengidentifikasi Materi Pokok/Pembelajaran
Mengidentifikasi materi pokok/pembelajaran yang menunjang pencapaian
kompetensi dasar dengan mempertimbangkan:
a. potensi peserta didik
12
17. b. relevansi dengan karakteristik daerah
c. tingkat perkembangan fisik, intelektual, emosional, social dan spiritual
peserta didik
d. kebermanfaatan bagi peserta didik
e. struktur keilmuan
f. aktualisasi, kedalaman dan keluasan materi pembelajaran
g. relevansi dengan kebutuhan peserta didik dan tuntutan lingkungan dan
h. alokasi waktu
3. Mengembangkan Kegiatan Pembelajaran
Kegiatan pembelajaran dirancang untuk memberikan pengalaman belajar
yang melibatkan proses mental dan fisik melalui interaksi antar peserta
didik, peserta didik dengan guru, lingkunagn, dan sumber belajar lainnya
dalam rangka pencapaian kompetensi dasar. Pengalaman belajar yang
dimaksud dapat terwujud melalui penggunaan pendekatan pembelajaran
yang bervariasi dan berpusat pada peserat didik. Pengalaman belajar
memuat kecakapan hidup yang perlu dikuasai peserta didik. Hal-hal yang
harus diperhatikan dalam mengembangkan kegiatan pembelajaran adalah
sebagai berikut:
a. kegiatan pembelajaran disusun untuk memberikan bantuan kepada para
pendidik, khususnya guru, aar dapat melaksanakan proses
pembelajaran secara professional
b. kegiatan pembelajaran memuat rangkaian kegiatan yang harus
dilakukan oleh peserta didik secara berurutan untuk mencapai
kompetensi dasar
c. penentuan urutan kegiatan pembelajaran harus sesuai dengan hierarki
konsep materi pembelajaran
d. rumusan pernyataan dalam kegaitan pembelajran minimal
mengandung dua unsure perinci yang mencerminkan pengelolaan
pengalaman belajar siswa, yaitu kegiatan siswa dan materi.
13
18. 4. Merumuskan Indikator Pencapaian Kompetensi
Indikator merupakan penanda pencapaian kompetensi dasar yang ditandai
oleh perubahan perilaku yang dapat diukur yang mencakup sikap,
pengetahuan, dan keterampilan
Indikator dikembangkan sesuai dengan karakteristik peserta didik, mata
pelajaran, satuan pendidikan, potensi daerah dan dirumuskan dalam kata
kerja operasional yang terukur dan/atau dapat diobservasi. Indikator
digunakan sebagai dasar untuk menyusun alat penilaian.
5. Penentuan Jenis Penilaian
Panilaian pencapaian komptensi dasar peserta didik dilakukan berdasarkan
indikator. Penilaian dilakukan dengan menggunakan tes dan non tes dalam
bentuk tertulis maupun lisan, pengamatan kinerja, pengukuran sikap,
penilaian hasil karya berupa tugas, proyek dan/atau produk, penggunakaan
portofolio, dan penilaian diri.
Penilaian merupakan serangkaian kegiatan untuk memperoleh,
mengalaisis, dan menafsirkan data tentang proses dan hasil belajar peserta
didik yang dilakukan secara sistematis dan berkesinambungan, sehingga
menjadi informasi yang bermakna dalam pengambilan keputusan. Hal-hal
yang perlu diperhatikan dalam penilaian.
a. penialaian diarahkan untuk mengukur pencapaian kompetensi
b. penilaian menggunakan acuan criteria; yaitu berdasarkan apa yang bias
dilakukan peserta didik setelah mengikuti proses pembelajaran, dan
bukan untuk menentukan posisi seseorang terhadap kelompoknya.
c. sistem yang direncanakan adalah sistem penilaian yang berkelanjutan.
Berkelanjutan dalam arti semua indikator ditagih, kemudian hasilnya
dianalisis untuk menentukan kompetensi dasar yang telah dimiliki dan
yang belum, serta untuk mengetahui kesulitan siswa
d. hasil penilaian dianalisis untuk menentukan tindak lanjut. Tindak
lanjut berupa perbaikan proses pembelajaran berikutnya, program
remedi bagi peserta didik yang pencapaian kompetensinya di bawah
criteria ketuntasan, dan program pengayaan bagi peserta didik yang
telah memenuhi kriteria ketuntasan.
14
19. e. sistem penilaian harus disesuaikan dengan pengalaman belajar yang
ditempuh dalam proses pembelajaran. Misalnya, jika pembelajaran
menggunakan pendekatan tugas observasi lapangan maka evaluasi
harus diberikan baik pada proses (ketermpilan proses) misalnya teknik
wawancara, maupun produk/hasil melakukan observasi lapangan yang
berupa informasi yang dibutuhkan
6. Menentukan Alokasi Waktu
Penentuan alokasi waktu pada setiap kompetensi dasar didasarkan pada
jumlah minggu efektif dan alokasi waktu mata pelajaran per minggu
dengan mempertimbangkan jumlah kompetensi dasar, keluasan,
kedalaman, tingkat kesulitan, dan tingkat kepentingan kompetensi dasar.
Alokasi waktu yang dicantumkan dalam silabus merupakan perkiraan
waktu rerata untuk menguasai kompetensi dasar yang dibutuhkan oleh
pesrta didik yang beragam.
7. Menentukan Sumber Belajar
Sumber belajar adalah rujukan, objek dan/atau bahan yang digunakan
untuk kegiatan pembelajaran, yan gberupa media cetak dan elektronik,
narasumber, serta lingkungan fisik, alam, seosial, dan budaya.
Penentuan sumber belajar didasarkan pada standar kompetensi dan
kompetensi dasar serta materi pokok/pembelajaran, kegiatan
pembelajaran, dan indikator pencapaian kompetensi.
B. Contoh Format Silabus
Dalam menyusun silabus dapat memilih salah satu format yang ada di
antara dua format di bawah.
Format 1
SILABUS
Nama Sekolah : SD … Kediri, Jawa Timur
Mata Pelajaran : Ilmu Pengetahuan Sosial
Kelas/Semester : IV/2
15
20. Standar Kompetensi : 2. Mengenal sumber daya alam, kegiatan ekonomi
dan kemajuan teknologi di lingkunga kabupaten/kota
dan provinsi
Kompetensi Dasar : 2.3 Mengenal perkembangan teknologi produksi,
komunikasi, dan transportasi serta pengalaman
menggunakannya
Alokasi Waktu : 12 x 35 menit
Materi Pokok/ Kegiatan Alokasi Sumber
Indikator Penialain
Pembelajaran Pembelajaran waktu belajar
Perkembangan Mencari Membandingk Tes 4 x 35 Gambar
teknologi hubungan cara an jenis-jenis tertulis: menit alat
produksi memproduksi teknologi uraian produksi
komunikasi dan tentang
“tahu” Kediri untuk “tahu”
transportasi perkemban
pada produksi yang gan Pabrik
masyarakat digunakan teknologi tahu
masa lalu dan oleh produksi Buku
masa kini masyarakat IPS
pada masa lalu kelas IV
Membuat dan dan masa semester
membaca sekarang 2
diagram/grafik Membuat Majalah/
tentan gproses diagram alur Koran/k
memproduksi tentang proses media
“tahu” Kediri produksi dari elektroni
dari kekayaan kekayaan alam k
alam yang yang tersedia
tersedia
Menganalisis Menganalisis Non tes: 3 x 35 Gambar
bahan baku bahan baku lembar menit alat
yang dapat untuk pengamata produksi
diolah produksi n “tahu”
menjadi barang Pabrik
beberapa tahu
jensis “tahu” Buku
Kediri IPS
Melakukan Membandingk kelas IV
pengamatan an alat-alat semester
alat-alat teknologi 2
teknologi komunikasi Majalah/
komunikasi yang Koran/k
yang digunakan media
digunakan masyarakat elektroni
masyarakat pada masa lalu k
Kediri pada dan masa kini
masa lalu dan
masa kini
Memberikan Menunjukkan Tes 5 x 35 Gambar
contoh/mende cara tertulis: menit alat
16
21. montrasikan penggunaan bentuk produksi
cara-cara alat teknologi uraian “tahu”
penggunaan komunikasi tentang Pabrik
alat teknologi pada masa lalu teknologi
tahu
transportas
komunikasi dan masa kini
i Buku
pada masa lalu IPS
dan masa kini kelas IV
Memberikan Membandingk semester
contoh jenis- an jenis 2
jenis teknologi teknologi Majalah/
transportasi transportasi Koran/k
pada masa lalu pada masa lalu media
dan masa kini dan masa elektroni
Melakukan sekarang k
pengamatan Menceriteraka
jenis-jenis n pengalaman
teknologi menggunakan
transportasi di teknologi
Kediri pada transportasi
masa lalu dan
masa kini
Mendiskusika
n perbedaan
jenis-jenis
teknologi
transportasi
pada masa lalu
danmasa kini
Bercerita
tentang
pengalaman
menggunakan
teknologi
transportasi
Catatan: Pengambilan karakteristik daerah Kediri pada kegiatan pembelajaran
di atas hanya sebagai contoh. Sekolah pada daerah lain harus
menyesuaikan dengan karakteristik daerah masing-masing.
Format 2
SILABUS
Nama Sekolah : SMP ... Padang, Sumatera Barest
Mesta Pelajaran : Pendidikan Kewarganegaraan
17
22. Kelas/Semester : VII/1
I. Standar Kompetensi : Menunjukkan sikap positif terhadap norma-norma
yang berlaku dalam kehidupan bermasyarakat,
berbangsa, dan bernegara
II. Kompetensi Dasar :1.1 Mendeskripsikan hakikat norma-
norma, kebiasaan, adat istiadat, peraturan, yang
berlaku dalam masyarakat
III. Materi Pokok/Pembelajaran : Sikap positif terhadap norma-norma,
kebiasaan,adat istiadat, peraturan yang berlaku di
masyarakat
IV. Kegiatan Pembelajaran:
Mencari informasi dari berbagai sumber tentang norma-norma yang
berlaku dalam masyarakat Minang Kabau
Mencari informasi dari berbagai sumber tentang kebiasaan yang
berlaku dalam masyarakat Minang Kabau
Mencari informasi dari berbagai sumber tentang adatistiadat yang
berlaku dalam masyarakat Minang Kabau
Mencari informasi dari berbagai sumber tentang peraturan yang
berlaku dalam masyarakat Minang Kabau
Mendiskusikan perbedaan macam-macam norma yang berlaku di
masyarakat Minang Kabau
Mencari informasi akibat dari tidak mematuhi normanorma, kebiasaan,
adat istiadat, peraturan yang berlaku dimasyarakat Minang Kabau
Membuat laporan
V. Indikator :
Menjelaskan pengertian norma-norma dan peraturan yang berlaku
dalam masyarakat
Menjelaskan pengertian kebiasaan dan adat istiadat yang berlaku
dalam masyarakat
Memberi contoh norma-norma, kebiasaan, adat istiadat, peraturan,
yang berlaku dalam masyarakat
18
23. Menunjukkan sikap mematuhi norma, kebiasaan, adat
istiadat, peraturan yang berlaku dalam masyarakat
VI. Penilaian : Tes tertulis dalam bentuk uraian Per i l aku
si swa dalam bent uk laporan
VII. Alokasi Waktu : 4 x 40 menit
VIII. Sumber Belajar :- Buku Teks PKn Kelas VII
Perpustakaan
Narasumber
C. Pengembangan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)
Dalam implementasinya, silabus dijabarkan dalam rencana pelaksanaan
pembelajaran, dilaksanakan, dievaluasi, dan ditindaklanjuti oleh messing-
messing guru. Silabus harus dikaji dan dikembangkan secara berkelanjutan
dengan memperhatikan masukan hasil evaluasi hasil belajar, evaluasi
proses (pelaksanaan pembelajaran),dan evaluasi rencana pembelajaran.
Landasan penyusunan rencana pelaksanaan pembelajaran terdapat pada: PP
NO 19 TAHUN 2005 Pasal 20 Perencanaan proses pembelajaran meliputi
silabus dan rencana pelaksanaan pembelajaran yang memuat sekurang-
kurangnya tujuan pembelajaran, materi ajar, metode pengajaran, sumber
belajar, dan penilaian hasil belajar.
Rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) adalah rencana yang
menggambarkan prosedur dan pengorganisasian pembelajaran untuk mencapai
satu kompetensi dasar yang ditetapkan dalam Standar Isi dan dijabarkan dalam
silabus. Lingkup Rencana Pembelajaran paling lugs mencakup 1 (satu)
kompetensi dasar yang terdiri atas 1 (satu) indikator atau beberapa indikator
untuk 1 (satu) kali pertemuan atau lebih.
Penyusunan rencana pelaksanaan pembelajaran terdiri dari langkah-
langkah sebagai berikut:
1. Mengisi kolom identitas
2. Menentukan alokasi waktu yang dibutuhkan untuk pertemuan yang
telah ditetapkan
19
24. 3. Menentukan SK, KD, dan Indikator yang akan digunakan yang terdapat
pada silabus yang telah disusun
4. Merumuskan tujuan pembelajaran berdasarkan SK, KD, dan Indikator
yang telah ditentukan Mengidentifikasi materi ajar berdasarkan
materi pokok/ pembelajaran yang terdapat dalam silabus. Materi
ajar merupakan uraian dari materi pokok/pembelajaran
5. Menentukan metode pembela -jaran yang akan digunakan
6. Merumuskan langkah-langkah pembelajaran yang terdiri dari kegiatan
awal, inti, dan akhir.
7. Menentukan alat/bahan/ sumber belajar yang digunakan
8. Menyusun kriteria penilaian, lembar pengamatan, contoh soal, teknik
penskoran, dil
D. Format Renacana pelaksanaan Pembelajaran (RPP)
Adapun format dan komponen yang terdapat pada rencana pelaksanaan
pembelajaran atau RPP dapat dilihat uaraian berikut:
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
Mata Pelajaran : ....................................................................
Kelas/Semester : ....................................................................
Pertemuan Ke- : ....................................................................
Alokasi Waktu : ....................................................................
Standar Kompetensi : ....................................................................
Kompetensi Dasar : .....................................................................
Indikator : .....................................................................
Tujuan Pembelajaran Materi Ajar : ....................................................................
Metode Pembelajaran : ....................................................................
Langkah-langkah Pembelajaran :
Kegiatan awal
Kegiatan Inti
Kegiatan Penutup
20
25. Sumber Belajar : ....................................................................
Penilaian Hasil Belajar : ....................................................................
E. Rangkuman
Silabus harus disusun secara sistematis dan berisikan komponen-
komponen yang saling berkaitan unjuk memenuhi target pencapaian
kompetensi dasar. Bentuk silabus sebenarnya dapat bervariasi dan dapat
dikembangkan sendiri oleh sekolah. Komponen yang minimal harus terdapat
dalam sebuah silabus ialah kompetensi dasar, hasil belajar, indikator, materi
pokok, pengalaman belajar, alokasi waktu, sumber/alat/bahan, dan penilaian.
Format silabus dapat dibuat dalam bentuk narasi maupun
kolom/matriks
F. Latihan
Isilah titik berikut dengan jawaban yang tepat.
1. Silabus harus disusun secara sistematis karena ....
2. Sahih/valid, tingkat kepentingan, dan kebermanfaatan ialah hal-hal yang
harus diperhatikan ketika menseleksi ... yang harus ada di silabus.
3. Penentuan besarnya alokasi waktu ini bergantung kepada....
4. Menarik perhatian dan minat siswa, merangsang tumbuhnya pengertian
dan atau usaha pengembangan niiai-nilai, berguna dan berfungsi
ganda adalah syarat-syarat ....
5. Menggunakan berbagai cara penilaian pada waktu kegiatan belajar
sedang berlangsung, misalnya: mendengarkan, observasi,
mengajukan pertanyaan, mengamati hasil kerja siswa, memberikan tes
merupakan salah satu syarat ....
G. Tes Formatif
Pilihlah satu jawaban yang paling tepat.
1. Yang bukan komponen penilaian ialah...
21
26. a. penilaian harus mencakup, pengetahuan, keterampilan, dan sikap
b. menggunakan berbagai cara penilaian
c. merangsang tumbuhnya pengertian dan atau usaha pengembangan
nilai-nilai
d. mengacu kepada tujuan dan fungsi penilaian,
2. Berikut adalah hal-hal yang harus diperhatikan dalam penyusunan silabus
kecuali ....
a. keterbacaan
b. kejelasan arti
c. keterkaitan antarkomponen
d. kepraktisan penggunaan
3. Dua unsur penilaian dalam penyusunan silabus ialah ....
a. tertulis dan ujuk kerja
b. unjuk kerja dan praktek
c. tertulis dan wawancara
d. unjuk kerja dan wawancara
4. Berikut ini adalah unsur lain yang mungkin terdapat pada kolom penilaian
dalam silabus kecuali . ...
a. jenis tagihan,
b. bentuk tagihan
c. wawancara
d. nomor tagihan
5. Komponen silabus yang hurus diisi oleh tim pengembang silabus ialah ....
a. indikator, alat, hasil belajar
b. materi pokok, indikator, hasil belajar
c. penilaian, alat, alokasi waktu
d. alokasi waktu, indikator, penilaian
22
27. BAB IV
SILABUS IPA TERPADU
Kompetensi : Setelah selesai mempelajari materi ini peserta mampu menjelaskan
konsep penyusunan silabus dan pengembangan rencana
pelaksanaan pembelajaran IPA terpadu sesuai dengan tatanan
kurikulum tingkat satuan pendidikan.
A. Latar Belakang
Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar merupakan kurikulum hasil
refleksi, pemikiran, dan pengkajian ulang dari kurikulum yang telah berlaku
sebelumnya. Kurikulum ini diharapkan dapat membantu mempersiapkan
peserta didik menghadapi tantangan di masa depan. Standar kompetensi dan
kompetensi dasar diarahkan untuk memberikan keterampilan dan keahlian
bertahan hidup dalam kondisi yang penuh dengan berbagai perubahan,
persaingan, ketidakpastian, dan kerumitan dalam kehidupan. Kurikulum ini
disusun untuk menciptakan tamatan yang kompeten, cerdas dalam
membangun integritas sosial, serta mewujudkan karakter nasional.
Dalam implementasi Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar, telah
dilakukan berbagai studi yang mengarah pada peningkatan efisiensi dan
efektivitas layanan dan pengembangan sebagai konsekuensi dari suatu inovasi
pendidikan. Sebagai salah satu bentuk efisiensi dan efektivitas implementasi
kurikulum dikembangkan berbagai model implementasi kurikulum.
Model pembelajaran terpadu merupakan salah satu model implementasi
kurikulum yang dianjurkan untuk diaplikasikan pada semua jenjang
pendidikan, mulai dari tingkat Sekolah Dasar/Madrasah lbtidaiyah (SD/MI)
sampai dengan Sekolah Menengah Atas/Madrasah Aliyah (SMA/MA). Model
pembelajaran ini pada hakikatnya merupakan suatu pendekatan pembelajaran
yang memungkinkan peserta didik baik secara individual maupun kelompok
aktif mencari, menggali, dan menemukan konsep serta prinsip secara holistik
dan otentik (Depdikbud, 1996:3). Pembelajaran ini merupakan model yang
mencoba memadukan beberapa pokok bahasan (Beane, 1995:615).
23
28. Melalui pembelajaran IPA terpadu, peserta didik dapat memperoleh
pengalaman langsung, sehingga dapat menambah kekuatan untuk menerima,
menyimpan, dan memproduksi kesan-kesan tentang hal-hal yang
dipelajarinya. Dengan demikian, peserta didik terlatih untuk dapat
menemukan sendiri berbagai konsep yang dipelajari secara menyeluruh
(holistik), bermakna, otentik dan aktif. Cara pengemasan pengalaman belajar
yang dirancang guru sangat berpengaruh terhadap kebermaknaan pengalaman
bagi pare peserta didik. Pengalaman belajar yang lebih menunjukkan kaitan
unsur-unsur konseptual akan menjadikan proses belajar lebih efektif. Kaitan
konseptual yang dipelajari dengan sisi mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam
(IPA) yang relevan akan membentuk skema kognitif, sehingga anak
memperoleh keutuhan dan kebulatan pengetahuan. Perolehan keutuhan belajar
IPA, serta kebulatan pandangan tentang kehiclupan, dunia nyata dan fenomena
alam hanya dapat direfleksikan melalui pembelajaran terpadu.
Pembelajaran terpadu dalam IPA dapat dikemas dengan TEMA atau
TOPIK tentang suatu wacana yang dibahas dari berbagai suclut pandang atau
disiplin keilmuan yang muclah dipahami dan dikenal peserta didik. Dalam
pembelajaran IPA terpadu, suatu konsep atau tema dibahas dari berbagai
aspek mata pelajaran dalam bidang kajian IPA. Misalnya tema lingkungan
dapat dibahas dari suclut biologi, fisika, dan kimia. Pernbahasan tema juga
dimungkinkan hanya dari aspek biologi dan fisika, atau kimia dan biologi,
atau fisika dan kimia saja. Dengan demikian melalui pembelajaran terpadu ini
beberapa konsep yang relevan untuk dijadikan tema tidak perlu dibahas
berulang kali dalam mata pelajaran yang berbeda, sehingga penggunaan waktu
untuk pembahasannya lebih efisien dan pencapaian tujuan pembelajaran juga
diharapkan akan Iebih efektif.
B. Tujuan Pembelajaran IPA Terpadu
Tujuan pembelajaran IPA Terpadu adalah sebagai berikut.
1. Meningkatkan efisiensi dan efektivitas pembelajaran
Dalam Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar yang harus dicapai
peserta didik masih dalam lingkup disiplin ilmu fisika, kimia, dan biologi.
24
29. Banyak ahli yang menyatakan pembelajaran IPA yang disajikan secara
disiplin keilmuan dianggap terlalu dini bagi anak usia 7-14 tahun, karena anak
pada usia ini masih dalam transisi dari tingkat berpikir operasional konkret ke
berpikir abstrak. Lagi pule, anak melihat dunia sekitarnya masih secara
holistik. Atas dasar itu, pembelajaran IPA hendaknya disajikan dalam bentuk
yang utuh dan tidak parsial. Di samping itu pembelajaran yang disajikan
terpisah-pisah dalam fisika, biologi, kimia, dan bumialam semesta
memungkinkan adanya tumpang tindih dan pengulangan, sehingga
membutuhkan waktu dan energi yang lebih banyak, serta membosankan bagi
peserta didik. Bile konsep yang tumpang tindih dan pengulangan dapat
dipadukan, make pembelajaran akan lebih efisien dan efektif.
Keterpaduan mata pelajaran dapat mendorong guru untuk
mengembangkan kreativitas tinggi karena adanya tuntutan untuk memahami
keterkaitan antara satu materi dengan materi yang lain. Guru dituntut memiliki
kecermatan, kemampuan analitik, dan kemampuan kategorik agar dapat
memahami keterkaitan atau kesamaan materi maupun metodologi.
C. Langkah-Langkah Pengembangan Silabus IPA Terpadu
Keberhasilan pembelajaran terpadu akan lebih optimal jika perencanaan
mempertimbangkan kondisi dan potensi peserta didik (minat, bakat,
kebutuhan, dan kemampuan). Standar kompetensi dan kompetensi dasar yang
harus dimiliki peserta didik sudah tercantum dalam Standar Kompetensi dan
Kompetensi Dasar per submata pelajaran IPA.
Ada berbagai model dalam mengembangkan pembelajaran IPA Terpadu
yang dapat dilihat pada alur penyusunan perencanaan pembelajaran terpadu
berikut ini:
25
30. Membuat matriks atau bagan
hubungan kompetensi dasar dan
Menetapkan mata pelajaran
tema atau topic pemersatu
yang akan dipadukan
Merumuskan indikator
pembelajaran terpadu
Mempelajari standar
kompetensi dan kompetensi
dasar mata pelajaran yang Menyusun silabus pembelajaran
akan dipadukan terpadu
Menyusun desain
Memilih/menetapkan tema pembelajaran/rencana
atau topik pemersatu pelaksanaan pembelajaran
terpadu
Gambar 3.1 Alur Penyusunan Perencanaan Pembelajaran Terpadu
Langkah (1):
Menetapkan mata pelajaran yang akan dipadukan. Pada saat menetapkan
beberapa mata pelajaran yang akan dipadukan sebaiknya sudah disertai
dengan alasan atau rasional yang berkaitan dengan pencapaian standar
kompetensi dan kompetensi dasar oleh peserta didik dan kebermaknaan
belajar. Contoh lihat lampiran.
Langkah (2):
Mempelajari standar kompetensi dan kompetensi dasar dari mata
pelajaran yang akan dipadukan. Pada tahap ini dilakukan pengkajian atas
kompetensi dasar pada semester dan kelas yang sama, antar semester pada
kelas yang sama, antarsemester dan kelas yang berbeda dari beberapa submata
pelajaran IPA yang memungkinkan untuk diajarkan secara terpadu. Contoh
lihat lampiran.
Langkah (3):
Memilih dan menetapkan terra atau topik pemersatu. Dalam memilih
tema/topik dapat dirumuskan dengan melihat isu-isu yang terkini, misalnya
penyakit demam berdarah, HIV/AIDS, dan lainnya, kemudian baru dilihat
26
31. koneksitasnya dengan kompetensi dasar dari berbagai sub mata pelajaran IPA.
Contoh lihat lampiran.
Langkah (4):
Membuat matriks keterhubungan kompetensi dasar dan tema/topik
pemersatu. Tujuannya adalah untuk menunjukkan kaitan antara tema/topik
dengan kompetensi dasar yang dapat dipadukan. Contoh lihat lampiran.
Langkah (5):
Menyusun dan merumuskan indikator pencapaian hasil belajar untuk
setiap kompetensi dasar dari sub mata pelajaran yang dipadukan. Contoh lihat
lampiran.
Langkah (6):
Menyusun silabus pembelajaran IPA terpadu, dikembangkan dari
berbagai indikator submata pelajaran IPA menjadi beberapa pengalaman
belajar yang konsep keterpaduan atau keterkaitan menyatu antara beberapa
submata pelajaran IPA. Contoh lihat lampiran.
Langkah (7):
Menjabarkan silabus menjadi desain pembelajaran atau rencana
pelaksanaan pembelajaran untuk setiap pertemuan. Contoh format penyusunan
silabus pembelajaran IPA terpadu adalah sebagai berikut
27
32. CONTOH FORMAT SILABUS DAN SISTEM PENILAIAN IPA TERPADU
SATUAN PENDIDIKAN : .....................................................................................................................................................
MATA PELAJARAN :......................................................................................................................................................
KELAS :......................................................................................................................................................
TOPIK :......................................................................................................................................................
Penilaian
Bidang Kompetensi Pengalaman Alokasi
Indikator Jenis
Studi Dasar Belajar Waktu Teknik Instrumen Contoh Soal
Tagihan
Contoh lengkap silabus sesuai tema-tema, lihat pada lampiran
28
33. D. Model Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)
Model pembelajaran dalam hal ini adalah menjabarkan silabus menjadi
desain pembelajaran/rencana pelaksanaan pembelajaran terpadu, dikemas
dalam kegiatan pendahuluan, kegiatan inti, dan kegiatan penutup/tindak lanjut.
1. Kegiatan Awal/Pendahuluan
Kegiatan pendahuluan merupakan kegiatan awal yang harus
ditempuh guru dan peserta didik pada setiap kali pelaksanaan
pembelajaran terpadu. Fungsinya untuk menciptakan suasana awal
pembelajaran yang efektif, yang memungkinkan peserta didik dapat
mengikuti proses pembelajaran dengan baik. Efisiensi waktu dalam
kegiatan awal ini perlu diperhatikan, karena waktu yang tersedia relatif
singkat yaitu antara 5-10 menit. Dengan waktu yang relatif singkat
tersebut, diharapkan guru dapat menciptakan kondisi awal pembelajaran
dengan baik sehingga peserta didik siap mengikuti pembelajaran dengan
seksama.
Langkah-langkah dalam kegiatan pendahuluan ini terdiri atas
beberapa tahap yaitu:
a. menarik perhatian peserta didik untuk menumbuhkan kesiapan belajar;
b. memotivasi peserta didik: membangkitkan semangat dan minat peserta
didik untuk siap menerima pelajaran;
c. memberikan acuan topik yang akan dibahas;
d. mengaitkan topik yang akan dipelajari dengan topik yang telah
dipelajari yang dapat dilakukan dengan mengajukan pertanyaan
tentang topik yang sudah dipelajari sebelumnya dan memberikan
komentar atas jawaban peserta didik
Dalam kegiatan pendahuluan ini guru dapat pula melakukan
penilaian awal peserta didik (tes awal) yang dapat diberikan secara lisan
maupun tertulis
2. Kegiatan Inti
Kegiatan inti merupakan kegiatan pelaksanaan pembelajaran
29
34. terpadu yang menekankan pada proses pembentukan pengalaman belajar
peserta didik (learning experience). Pengalaman belajar dapat terjadi
melalui kegiatan tatap muka dan kegiatan nontatap muka. Kegiatan tatap
muka dimaksudkan sebagai kegiatan pembelajaran yang peserta didik
dapat berinteraksi langsung dengan guru maupun dengan peserta didik
lainnya. Kegiatan nontatap muka dimaksudkan sebagai kegiatan
pembelajaran yang dilakukan peserta didik dengan sumber belajar lain di
luar kelas atau di luar sekolah.
Kegiatan inti pembelajaran terpadu bersifat situasional, yakni
disesuaikan dengan situasi dan kondisi setempat. Terdapat beberapa
kegiatan yang dapat dilakukan dalam kegiatan inti pembelajaran terpadu,
di antaranya adalah sebagai berikut ini.
a. Kegiatan yang paling awal: Guru memberitahukan tujuan atau
kompetensi dasar yang harus dicapai oleh peserta didik beserta garis
besar mated yang akan disampaikan. Cara yang paling praktis adalah
menuliskannya di papan tulis dengan penjelasan secara lisan mengenai
pentingnya kompetensi tersebut yang akan dikuasai oleh peserta didik.
b. Alternatif kegiatan belajar yang akan dialami peserta didik. Guru
menyampaikan kepada peserta didik kegiatan belajar yang harus
ditempuh peserta didik dalam mempelajari terra atau topik yang telah
ditentukan. Kegiatan belajar hendaknya lebih mengutamakan aktivitas
peserta didik, atau berorientasi pada aktivitas peserta didik. Guru
hanya sebagai fasilitator yng memberikan kemudahan kepada peserta
didik untuk belajar. Peserta didik diarahkan untuk menemukan sendiri
apa yang dipelajarinya. Prinsip belajar sesuai dengan
'konstruktivisme' hendaknya dilaksanakan dalam pembelajaran terpadu
Dalam membahas dan menyajikan materi/bahan ajar terpadu harus
diarahkan pada suatu proses perubahan tingkah laku peserta didik,
penyajian harus dilakukan secara terpadu melalui penghubungan
konsep di mata pelajaran yang satu dengan konsep di mata pelajaran
lainnya. Guru harus berupaya untuk menyajikan bahan ajar dengan
strategi mengajar yang bervariasi, yang mendorong peserta didik pada
30
35. upaya penemuan pengetahuan barn, melalui pembelajaran yang
bersifat klasikal, kelompok, dan perorangan.
3. Kegiatan Akhir/Penutup dan tindak lanjut
Waktu yang tersedia untuk kegiatan penutup atau kegiatan akhir
pembelajaran terpadu ini cukup singkat. Oleh karena itu guru perlu
mengatur dan memanfaatkan waktu seefisien mungkin. Secara umum
kegiatan penutup ini terdiri atas hal-hal sebagai berikut ini.
a. Mengajak peserta didik untuk menyimpulkan materi yang telah
diajarkan.
b. Melaksanakan tindak lanjut pembelajaran dengan pemberian tugas atau
latihan yang harus dikerjakan di rumah, menjelaskan kembali bahan
yang dianggap sulit oleh peserta didik, membaca materi pelajaran
tertentu, memberikan motivasi atau bimbingan belajar.
c. Mengemukakan topik yang akan dibahas pada pertemuan selanjutnya.
d. Memberikan evaluasi lisan atau tertulis.
E. Rangkuman
Salah satu unsur penting dalam komponen silabus ialah pengalaman
belajar. Pengalaman belajar dikembangkan dengan memperhatikan
Kompetensi Dasar yang akan dijabarkan. Ada tiga tahap pengembangan
Standar Kompetensi suatu mata pelajaran ke dalam silabus, yaitu
pengembangan Program Semester, pengembangan Silabus, pengembangan
Rencana Pembelajaran.
Setelah tersusun silabus, disusunlah Rencana Pembelajaran.
Isi dari RP ialah identitas RPP, kompetensi dasar/hasil belajar/indikator,
langkah pembelajaran, sumber/media/bahan, penilaian, dan identitas
penyusun.
F. Latihan
Isilah titik berikut dengan jawaban yang tepat.
1. Pembelajaran IPA terpadu ditujukan untuk ….
31
36. 2. Untuk mengetahui keluasan atau kedalaman cakupan Kompetensi Dasar
dapat dijabarkan ke dalam ….
3. Acuan dalam pengembangan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran IPA
terpadu menggunakan tahapan ....
4. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran IPA terpadu berperan sebagai ….
5. Tujuan kegiatan awal dalam proses pembelajaran ialah ....
6. Tiga contoh kegiatan akhir ialah ....
G. Tes Formatif
Pilihlah satu jawaban yang paling tepat.
1. Cara yang disarankan dalam menjabarkan Kompetensi Dasar menjadi
pengalaman belajar ialah ...
a. pengalaman belajar mencakup pengetahuan, keterampilan,
dan sikap
b. pengalaman belajar disusun berdasarkan atas satu tuntutan kompetensi
secara utuh
c. pengalaman belajar merangsang tumbuhnya pengertian dan atau usaha
pengembangan nilai-nilai
d. pengalaman belajar mengacu kepada tujuan dan fungsi penilaian
2. Yang bukan tahap pengembangan standar kompetensi suatu mata pelajaran
ke dalam silabus ialah ....
a. pengembangan program semester
b. pengembangan silabus
c. pengembangan rencana pembelajaran
d. pengembangan satuan pembelajaran
3. Mengidentifikasi kompetensi dasar pada kelas dan semester yang sama
dari setiap mata pelajaran, mentukan tema yang dapat mempersatukan
kompetensi-kompetensi tersebut untuk setiap kelas dan semester, dan
membuat "matriks hubungan kompetensi dasar dan tema adalah langkah -
langkah ....
32
37. a. pengembangan program semester
b. pengembangan silabus tematik
c. pengembangan rencana pembelajaran
d. pengembangan satuan pembelajaran
4. Kegiatan yang bertujuan untuk menutup suatu pelajaran dan sekaligus
memantapkan kompetensi dasar yang telah dipelajari siswa....
a. kegiatan awal
b. kegiatan evaluasi
c. kegiatan akhir
d. kegiatan inti
5. Berikut adalah contoh kegiatan inti kecuali ....
a. percobaan
b. melodrama
c. diskusi
d. tes tertulis
Jawablah dengan tepat !
1. Jelaskan mengapa sebuah Rencana Pelaksanaan Pembelajaran dapat berisi
beberapa pertemuan!
2. Jelaskan komponen yang terdapat dalam Rencana Pelaksanaan
Pembelajaran!
3. Jelaskan perbedaan identitas Silabus dan identitas RPP!
4. Untuk kepentingan penyusunan RPP, kapan dan di mans penilaian dapat
dicantumkan?
5. Mengapa media pembelajaran yang dicantumkan dalam RPP merupakan
unsur yang harus tercantum dalam RPP?
33
38. BAB V
SILABUS IPS TERPADU
Kompetensi : Setelah selesai mempelajari materi ini peserta mampu menjelaskan
konsep penyusunan silabus dan pengembangan rencana
pelaksanaan pembelajaran IPS terpadu sesuai dengan tatanan
kurikulum tingkat satuan pendidikan.
A. Latar Belakang
Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar Ilmu Ilmu Sosial di tingkat
Sekolah Menengah Pertama (SMP), meliputi bahan kajian: sosiologi, sejarah,
geografi, ekonomi, politik, antropologi, filsafat, psikologi sosial. Bahan kajian
itu menjadi mats pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS). Mata pelajaran IPS
bertujuan mengembangkan potensi peserta didik agar peka terhadap masalah
sosial yang terjadi di masyarakat, memiliki sikap mental positif terhadap
perbaikan segala ketimpangan yang terjadi, dan terampil mengatasi setiap
masalah yang terjadi sehari-hari baik yang menimpa dirinya sendiri maupun
yang menimpa kehidupan masyarakat (Nursid Sumaatmaja, 1980;20)
Dalam implementasinya, perlu dilakukan berbagai studi yang
mengarah pada peningkatan efisiensi dan efektivitas layanan dan
pengembangan sebagai konsekuensi dari suatu inovasi pendidikan. Salah satu
bentuk efisiensi dan efektivitas implementasi kurikulum, perlu dikembangkan
berbagai model pembelajaran kurikulum.
Model pembelajaran terpadu merupakan salah satu model
implementasi kurikulum yang dianjurkan untuk diaplikasikan pada semua
jenjang pendidikan, mulai dari tingkat Sekolah Dasar (SD/MI) sampai dengan
Sekolah Menengah Atas (SMA/MA). Model pembelajaran terpadu pada
hakikatnya merupakan suatu pendekatan pembelajaran yang memungkinkan
siswa baik secara individual maupun kelompok aktif mencari, menggali, dan
menemukan konsep serta prinsip secara holistik dan otentik (Depdikbud,
1996:3). Pembelajaran ini merupakan model yang mencoba memadukan
beberapa pokok bahasan (Beane, 1995:615).
34
39. B. Tujuan Pembelajaran IPS Terpadu
Pendekatan pembelajaran terpadu dalam IPS sering disebut dengan
pendekatan interdisipliner. Model pembelajaran terpadu pada hakikatnya
merupakan suatu sistem pembelajaran yang memungkinkan siswa baik secara
individual maupun kelompok aktif mencari, menggali, dan menemukan
konsep serta prinsip-prinsip secara holistik dan otentik (Depdikbud, 1996:3).
Salah satu di antaranya adalah memadukan Kompetensi Dasar melalui
pembelajaran terpadu siswa dapat memperoleh pengalaman langsung,
sehingga dapat menambah kekuatan untuk menerima, menyimpan, dan
memproduksi kesan-kesan tentang hal-hal yang dipelajarinya. Dengan
demikian, siswa terlatih untuk dapat menemukan sendiri berbagai konsep yang
dipelajari.
Pada pendekatan pembelajaran terpadu, program pembelajaran disusun
dari berbagai cabang ilmu dalam rumpun ilmu sosial. Pengembangan
pembelajaran terpadu, dalam hal ini, dapat mengambil suatu topik dari suatu
cabang ilmu tertentu, kemudian dilengkapi, dibahas, diperluas, dan diperdalam
dengan cabang-cabang ilmu yang lain. Topik/tema dapat dikembangkan dari
isu, peristiwa, dan permasalahan yang berkembang. Bisa membentuk
permasalahan yang dapat dilihat dan dipecahkan dari berbagai disiplin atau
sudut pandang, contohnya banjir, pemukiman kumuh, potensi pariwisata,
IPTEK, mobilitas sosial, modernisasi, revolusi yang dibahas dari berbagai
disiplin ilmu-ilmu sosial.
C. Langkah-langkah Pengembangan Silabus IPS terpadu
Keberhasilan pelaksanaan pembelajaran terpadu bergantung pada
kesesuaian rencana yang dibuat dengan kondisi dan potensi siswa (minat,
bakat, kebutuhan, dan kemampuan). Untuk menyusun perencanaan
pembelajaran terpadu perlu dilakukan langkah-langkah berikut ini.
1. Pemetaan Kompetensi Dasar
2. Penentuan Topik/tema
3. Penjabaran (perumusan) Kompetensi Dasar ke dalam indikator sesuai
topik/tema
35
40. 4. Pengembangan Silabus
5. Penyusunan Desain/Rencana Pelaksanaan Pembelajaran
Langkah-langkah tersebut secara rinci dijelaslan sebagai berikut ini.
1. Pemetaan Kompetensi Dasar
Langkah pertama dalam pengembangan model pembelajaran
terpadu adalah melakukan pemetaan pada semua Standar Kompetensi dan
Kompetensi Dasar mata pelajaran IPS per kelas yang dapat dipadukan.
Kegiatan pemetaan ini dilakukan untuk memperoleh gambaran secara
menyeluruh dan utuh.
Kegiatan yang dapat dilakukan pada pemetaan ini antara lain
dengan:
a. mengidentifikasi Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar pada mata
pelajaran IPS yang dapat dipadukan dalam satu tingkat kelas yang
sama; dan
b. menemukan tema/topik pengikat antar-Standar Kompetensi dan
Kompetensi Dasar.
Beberapa ketentuan dalam pemetaan Kompetensi Dasar dalam
pengembangan model pembelajaran terpadu Ilmu Pengetahuan Sosial
adalah sebagai berikut.
a. Mengidentifikasikan beberapa Kompetensi Dasar dalam berbagai
Standar Kompetensi yang memiliki potensi untuk dipadukan.
b. Beberapa Kompetensi Dasar yang tidak berpotensi dipadukan, jangan
dipaksakan untuk dipadukan dalam pembelajaran. Kompetensi Dasar
yang tidak diintegrasikan dibelajarkan/disajikan secara tersendiri.
c. Kompetensi Dasar dipetakan tidak harus berasal dari semua Standar
Kompetensi yang ada pada mata Mata pelajaran IPS pada kelas yang
sama, melainkan memungkinkan hanya dua atau tiga Kompetensi Dasar
saja.
Berikut ini contoh pemetaan Kompetensi Dasar pada mata pelajaran
IPS yang dapat diintegrasikan/dipadukan.
36
41. Peta Kompetensi Dasar yang Berpotensi IPS Terpadu
Kelas VII
NO Geografi Sosiologi Ekonomi Sejarah Tema
1 Semester 2 Semester 1 Semester 2 Semester 2 Kegiatan
6.1 Mendeskripsikan pola 2.1 Mendeskripsikan 6.2 Mendeskripsikan kegiatan 5.1 Mendeskripsikan ekonomi
kegiatan ekonomi penduduk, interaksi sebagai proses pokok ekonomi yang meliputi perkembangan masyarakat, penduduk
penggunaan lahan dan pola sosial. kegiatan konsumsi, produksi, kebudayaan dan
pemukiman berdasarkan dan distribusi barang/jasa pemerintahan pada masa
kondisi fisik permukaan bumi. Islam diIndonesia, serta
peninggalannya
2 Semester 2 Semester 2 Semester 1 Semester 2 Kelangkaan
4.3 Mendeskripsikan kondisi 2.1 Mendeskripsikan 3.1 Mendeskripsikan manusia 5.3 Mendeskripsikan sumber daya
geografis dan penduduk interkasi sebagai proses sebagai makhluk sosial dan perkembangan masyarakat,
sosial. ekonomi yang bermoral dalam kebudayaan, dan
6.1 Mendeskripsikan pola kaitannya dengan usaha pemerintahan pada masa
kegiatan ekonomi penduduk, 2.3 Mengiden tifikasi memenuhi kebutuhan dan Kolonial Eropa
penggunaan lahan dan pola bentuk-bentuk interaksi pemanfaatan sumber daya yang
pemukiman berdasarkan sosial tersedia.
kondisi fisik permukaan bumi.
2.4 Menguraikan proses
interaksi sosial
3. Semester 2 Semester 2 Semester 1 Pemanfaa
4.1 Menggunakan peta, atlas 6.2 Mendeskripsikan kegiatan 5.1 Mendeskripsikan tan Peta
dan globe untuk mendapatkan pokok ekonomi yang meliputi perkembangan masyarakat,
informasi keruangan. kegiatan konsumsi, produksi kebudayaan, dan
dan distribusi barang/jasa. pemerintahan pada mass
Hindu-Buddha, serta
peningalannya
37
42. 5.2 Mendeskripsikan
perkembangan masyarakat,
kebudayaan, dan
pemerintahan pada masa
Islam di Indonesia, serta
peninggalannya
5.3 Mendeskripsikan
perkembangan masyarakat,
kebudayaan, dan
pemerintahan pada masa
Kolonial Eropa
Peta Kompetensi Dasar yang Berpotensi IPS Terpadu
Kelas VIII
NO Geografi Sosiologi Ekonomi Sejarah Tema
1 Semester 1 Semester 2 Semester 1 Semester 1 Globalisasi
1.1 Mendeskripsikan kondisi 6.1 Mendeskripsikan 4.3 Mengidentifikasi bentuk 2.1 Menjelaskan proses
fisik wilayah dan penduduk. bentuk-bentuk hubungan pasar dalam kegiatan ekonomi perkembangan kolonialisme
sosial masyarakat. dan imperialism Barat, serta
pengaruh yang
6.2 Mendeskripsikan ditimbulkannya di berbagai
pranata sosial dalam daerah di Indonesia
kehidupan masyarakat
6.3 Mendeskripsikan upaya
38
43. pengendalian
penyimpangan sosial
2 Semester 1 Semester 1 Semester 2 Peran Indonesia
1.1 Mendeskripsikan kondisi 6.2 Mendeskripsikan 7.2 Mendeskripsikan pelaku- dalam
fisik wilayah dan penduduk. pranata sistem dalam pelaku ekonomi dalam sistem Pergaulan
kehidupan masyarakat perekonomian Indonesia. Antarbang
sa
3 Semester 1 Semester 2 Semester 2 Semester 1 Otonomi
1.1 Mendeskripsikan kondisi 6.2 Mendeskripsikan 7.1 Mendeskripsikan 2.2 Menguraikan proses Daerah
fisik wilayah dan penduduk. pranata sistem dalam permasalahan angkatan kerja terbentuknya kesadaran
kehidupan masyarakat dan tenaga kerja sebagai nasional, identitas
sumber daya dalam kegiatan Indonesia, dan
ekonomi, serta peran perkembangan pergerakan
pemerintah dalam upaya kebangsaan Indonesia.
penanggulangannya.
7.2 Mendeskripsikan
pelaku-pelaku
ekonomi dalam
sistem
perekonomian
Indonesia.
7.3
4 Semester 2 Semester 2 Semester 2 2.1 Menjelaskan proses Pelestarian
1.3 Mendeskripsikan 6.1 Mendeskripsikan 4.1 Mendeskripsikan perkembangan lingkungan
permasalahan lingkungan hidup bentuk-bentuk hubungan hubungan antara kelangkaan kolonialisme dan
dan upaya penanggulangannya sosial sumber daya dengan imperialism Barat, serta
dalam pembangunan kebutuhan manusia yang tidak pengaruh yang
berkelanjutan 6.2 Mendeskripsikan terbatas ditimbulkannya di berbagai
pranata sistem dalam daerah di Indonesia
kehidupan masyarakat
39
44. 6.3 Mendeskripsikan upaya
pengendalian
penyimpangan sosial
Peta Kompetensi Dasar yang Berpotensi IPS Terpadu
Kelas IX
NO Geografi Sosiologi Ekonomi Sejarah Tema
1 Semester 2 Semester 1 Semester 1 Semester 2 Pengembangan
5.1 Menginterpretasikan peta 3.1 Mendeskripsikan 7.1 Mendeskripsikan uang dan 7.2 Menguraikan pariwisata
tentang bentuk dan pola muka perubahan sosial budaya lembaga keuangan. perkembangan lemabga-
bumi. pada masyarakat lembaga internasinal dan
peran Indonesia dalam
3.2 Menguraikan tipe-tipe kerjasama internasional
perilaku masyarakat dalam
menyikapi perubahan
2 Semester 2 Semester 1 Semester 2 Semester 2 Moderniasasi
5.2 Mendeskripsikan keterkaitan 7.3 Menguraikan perilaku 7.4 Mendeskripsikan kerjasama 7.2 Menguraikan
unsure-unsur geografis dan masyarakat dalam antar negara di bidang ekonomi perkembangan lemabga-
penduduk di kawasan Asia perubahan sosial budaya di lembaga internasinal dan
Tenggara. era global peran Indonesia dalam
kerjasama internasional
3 Semester 2 Semester 2 Semester 2 Semester 2 Kerjasama
5.2 Mendeskripsikan keterkaitan 7.3 Menguraikan perilaku 7.4 Mendeskripsikan kerjasama 7.2 Menguraikan internasional
unsure-unsur geografis dan masyarakat dalam antar negara di bidang ekonomi perkembangan lemabga-
40
45. penduduk di kawasan Asia perubahan sosial budaya di lembaga internasinal dan
Tenggara. era global 7.5 Mengidentifikasikan peran Indonesia dalam
dampak kerjasama antar negara kerjasama internasional
Semester 1 terhadap perekonomian
1.1 Mengidentifikasikan cirri-ciri Indonesia
negara berkembang
41
46. 2. Penentuan Topik/Tema
Setelah pemetaan Kompetensi Dasar selesai, langkah selanjutnya
dilakukan penentuan topik/tema. Topik/tema yang ditentukan harus relevan
dengan Kompetensi Dasar yang telah dipetakan. Dengan demikian, dalam
satu mata pelajaran IPS pada satu tingkatan kelas terdapat beberapa topik
yang akan dibahas.
Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam penentuan topik/tema
pada pembelajaran IPS Terpadu antara lain meliputi hal-hal berikut.
a. Topik, dalam pembelajaran IPS Terpadu, merupakan perekat antar-
Kompetensi Dasar yang terdapat dalam satu rumpun mata pelajaran
IPS.
b. Topik yang ditentukan selain relevan dengan Kompetensi-kompetensi
Dasar yang terdapat dalam satu tingkatan kelas, juga sebaiknya relevan
dengan pengalaman pribadi siswa, dalam arti sesuai dengan keaclaan
lingkungan setempat. Hal ini agar pembelajaran yang dilakukan dapat
lebih bermakna bagi siswa; contohnya, untuk kelas VII ada 3 (tiga)
topik/tema yaitu: aktivitas ekonomi penclucluk, kelangkaan sumber
days alam, dan pemanfaatan pets.
c. Dalam menentukan topik, isu sentral yang seclang berkembang saat
ini, dapat menjadi prioritas yang dipilih dengan tidak mengabaikan
keterkaitan antarKompetensi Dasar pada satu rumpun yang telah
dipetakan. contohnya, Pemberlakuan Otonomi Daerah, Pertumbuhan
Industri, Pemilihan Kepala Daerah Secara Langsung, Pasca Gempa
Bumi dan Tsunami, Penyakit Folio, Penyakit Busung Lapar.
Berikut ini beberapa contoh Topik yang relatif relevan dengan
pemetaan Kompetensi Dasar
42
47. Kelas VII SMP
1. Topik: Kegiatan Ekonomi Penduduk
No Geografi Sosiologi Ekonomi Sejarah
1 SemesterI2 Geografi
No Semester 1 Semester 2 Semester 2
6.1 Mendeskripskan pola 2.1 Mendeskripsikan interaksi 6.2 5.2
kegiatan ekonomi penduduk, sebagai proses sosial. Mendeskrip Mendeskripsika
penggunaan sikan kegiatan n perkembangan
lahan, dan pola pemukiman pokok ekonomi masyarakat,
berdasarkan kondisi fisik yang meliputi kebudayaan, dan
permukaan bumi. kegiatan pemerintahan pada
konsumsi, mass Islam di
produksi, dan Indonesia, serta
distribusi peninggalan-
barang/jasa. peninggalannya
Kelas VIII SMP
2. Topik: Kegiatan Pelestarian Lingkungan
No Geografi Sosiologi Ekonomi Sejarah
1 Semester 2 Semester 2 Semester 2 2.1 Menjelaskan proses
1.3 Mendeskripskan 6.1 Mendeskripsikan bentuk- 4.1 Mendeskripsikan hubungan perkembangan kolonialisme dan
permasalahan lingkungan hidup bentuk hubungan sosial antara kelangkaan sumber daya imperialisme Barat, serta
dan upaya penanggulangannya dengankebutuhan manusia yang pengaruh yang ditimbulkannya di
dalam pembangunan 6.2 Mendeskripsikan pranata tidak terbatas berbagai daerah di Indonesia
berkelanjutan sosial dalam kehidupan
masyarakat
43
48. 6.3 Mendeskripsikan upaya
pengendalian penyumpangan
sosial
Kelas IX SMP
3. Topik: Pengembangan Pariwisata
No Geografi Sosiologi Ekonomi Sejarah
1 Semester 2 Semester 1 Semester 1 Semester 2
5.1 Menginterpretasikan peta 3.1 Mendeskripsikan perubahan 7.1 Mendeskripsikan uang dan 7.2 Menguraikan perkembangan
tentang bentuk dan pola muka sosial budaya pada masyarakat lembaga keuangan. lemabga-lembaga internasinal dan
bumi. peran Indonesia dalam kerjasama
3.2 Menguraikan tipe-tipe internasional
perilaku masyarakat dalam
menyikapi perubahan
44
49. 3. Penjabaran Kompetensi Dasar ke dalam Indikator
Setelah melakukan langkah Pemetaan Kompetensi Dasar dan
Penentuan Topik/Tema sebagai pengikat keterpaduan, maka Kom petensi-
kom petensi Dasar tersebut dijabarkan ke dalam indikator pencapaian hasil
belajar yang nantinya digunakan untuk penyusunan silabus.
Contoh perumusan Kompetensi Dasar ke dalam berbagai indikator
pencapaian
Kompetensi Dasar Geografi:
Mendeskripsikan pola kegiatan ekonomi penduduk, pengunaan
lahan, dan pola pemukiman berdasarkan kondisi fisik permukaan bumi.
Perumusan indikatornya:
Mengidentifikasikan mata pencaharian penduduk (pertanian,
nonpertanian).
Mendeskripsikan bentuk penggunaan lahan di pedesaan dan perkotaan.
Mendiskripsikan persebaran permukiman penduduk di berbagai
bentang lahan dan mengungkapkan alasan penduduk memilih
bermukim di lokasi tersebut.
Kompetensi Dasar Sosiologi:
Mendeskripsikan interaksi sebagai proses sosial. Perumusan
indikatornya:
Mengidentifikasi pola-pola keselarasan sosial dalam keluarga dan
masyarakat.
Menentukan sikap dalam keragaman sosial untuk mewujudkan
keselarasan sosial.
Kompetensi Dasar Ekonomi:
Mendeksripsikan kegiatan pokok ekonomi yang meliputi kegiatan
konsumsi, produksi, dan distribusi barang/jasa. Perumusan indikatornya:
Menguraikan kegiatan konsumsi barang dan jasa.
45
50. Menguraikan kegiatan produksi barang dan jasa.
Menguraikan kegiatan distribusi barang dan jasa.
Kompetensi Dasar Sejarah:
Mendeksripsikan perkembangan masyarakat, kebudayaan, dan
pemerintahan pada masa Islam di Indonesia, serta peninggalan-
peninggalannya. Perumusan indikatornya:
Menyusun kronologis proses masuk berkembangnya Islam di
Indonesia dengan menggunakan ensiklopedi dan referensi relevan
lainnya.
Menjelaskan peranan pedagang dan ulama dalarn proses awal
perkembangan Islam di Indonesia.
4. Penyusunan Silabus
Hasil seluruh proses yang telah dilakukan pada langkah-langkah
sebelumnya dijadikan sebagai dasar dalam penyusunan silabus
pembelajaran terpadu. Komponen penyusunan silabus terdiri dari Standar
Kompetensi IPS (Sosiologi, Sejarah, Geografi, dan Ekonomi), Kompetensi
Dasar, Indikator, Pengalaman belajar, alokasi waktu, dan penilaian. Contoh
format penyusunan silabus pembelajaran IPS terpadu adalah sebagai
berikut.
46
51. CONTOH FORMAT SILABUS DAN SISTEM PENILAIAN IPS TERPADU
SATUAN PENDIDIKAN : .....................................................................................................................................................
MATA PELAJARAN :......................................................................................................................................................
KELAS :......................................................................................................................................................
TOPIK :......................................................................................................................................................
Penilaian
Bidang Kompetensi Pengalaman Alokasi
Indikator Jenis
Studi Dasar Belajar Waktu Teknik Instrumen Contoh Soal
Tagihan
Contoh lengkap silabus sesuai tema-tema, lihat pada lampiran
47
52. 5. Penyusunan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)/Skenario
Pembelajaran
Setelah teridentifikasi peta Kompetensi Dasar dan topik yang
terpadu, selanjutnya adalah menyusun desain/rencana pelaksanaan
pembelajaran. Pada pembelajaran IPS Terpadu, sesuai dengan Standar Isi,
keterpaduan terletak pada strategi pembelajaran. Hal ini disebabkan
Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar telah ditentukan dalam Standar
Isi.
Rencana pelaksanaan pembelajaran tersebut merupakan realisasi
dari pengalaman belajar siswa yang telah ditentukan pada silabus
pembelajaran terpadu. Komponennya terdiri atas: identitas mats pelajaran,
Kompetensi Dasar yang henclak dicapai, materi pokok beserta uraiannya,
langkah pembelajaran, alat media yang digunakan, penilaian dan tindak
lanjut, serta sumber bahan yang digunakan. Contoh format desain/rencana
pembelajaran terpadu adalah sebagai berikut.
Contoh Rencana Pelaksanaan Pembelajaran/ Skenario Pembelajaran
Terpadu IPS lihat Lampiran.
CONTOH FORMAT DESAIN PEMBELAJARAN TERPADU
Mata Pelajaran : ...............................................
Satuan Pendidikan : ...............................................
Kelas/Semester : ...............................................
Topik : ...............................................
Alokasi Waktu : ...............................................
A. Kompetensi Dasar dan Indikator
......................................................................................................................
B. Materi Pokok dan Uraian Materi
......................................................................................................................
C. Sumber, Alat dan Media Pembelajaran
......................................................................................................................
48
53. D. Langkah Pembelajaran
Pertemuan 1
Tahapan Kegiatan Alokasi Waktu
Kegiatan Awal
Kegiatan Inti
Penutup
Pertemuan 2
Tahapan Kegiatan Alokasi Waktu
Kegiatan Awal
Kegiatan Inti
Penutup
Pertemuan 3
Tahapan Kegiatan Alokasi Waktu
Kegiatan Awal
Kegiatan Inti
Penutup
E. Penilaian:
Jenis Tagihan:
Jakarta, ……………………
Mengetahui, Kepala Sekolah Guru Mata Pelajaran …….,
NIP………………………… NIP…………………………
49