2. Kepemimpinan mempunyai arti yang berbeda pada orang-orang yang
berbeda. Definisi tentang kepemimpinan sangat bervariasi sebanyak
orang yang mencoba mendefinisikan konsep kepemimpinan itu sendiri.
Hal ini disebabkan karena topik tentang
kepemimpinan ini telah diminati oleh banyak
orang selama berabad-abad lamanya. Para
peneliti biasanya mendefinisikan
kepemimpinan sesuai dengan perspektif-
perspektif individual dan aspek dari
fenomena yang paling menarik perhatian
mereka.
Bla. Bla.
Bla
3. John Carrey & Carrey Dimmit (Journal of Leadership : Juli : 2001) yang menjelaskan
bahwa kepemimpinan adalah suatu tindakan yang dilakukan untuk mempengaruhi orang
lain agar berprestasi dalam upaya mencapai tujuan organisasi.
Pendapat lain oleh Kreitner & Kinicki (2007) yang menjelaskan bahwa kepemimpinan
adalah upaya mempengaruhi anggota untuk mencapai tujuan organisasi secara sukarela.
Selanjutnya pengarang terkemuka, Tom Peters dan Nancy Austin juga
menjelaskan pengertian kepemimpinan dalam bentuk yang lebih luas bahwa
kepemimpinan juga mengandung arti visi, antusiasme, kepercayaan, obsesi,
konsistensi, dan pemberian perhatian.
4. Bernard Bass, seorang ahli kepemimpinan menyimpulkan bahwa
“ Mengatur pemimpin dan peranan pemimpin adalah dua kegiatan
yang berbeda”
Namun keduanya, kepemimpinan dan pimpinan merupakan dua
hal yang saling melengkapi, dimana keduanya memiliki kegiatan atau
fungsi yang khas/unik. Para pemimpin mengilhami pemimpin-pemimpin
lainnya, memberikan dukungan emosional, dan mencoba untuk
memperoleh karyawan dalam rangka mencapai tujuan organisasi secara
umum. Pemimpin juga memainkan peranan kunci dalam menciptakan
visi dan perencanaan strategis bagi organisasi.
5. Terdapat banyak literatur yang menjelaskan tentang kepemimpinan,
dan cukup membingungkan jika tidak dipahami dengan baik. Oleh
karena itu, sangat dibutuhkan pemahaman tentang kepemimpinan itu
sendiri dengan berbagai pendekatan.
Berikut ini dijelaskan mengenai teori-teori tentang kepemimpinan
A. Teori Berdasarkan Sifat
B. Teori Berdasarkan Prilaku
6. Teori Berdasarkan Sifat
Teori ini merupakan pendekatan awal dalam menjelaskan tentang teori
kepemimpinan yaitu pendekatan dalam mempelajari kepemimpinan yang dipusatkan pada sifat dan
perilaku pemimpin itu sendiri.Teori ini lebih memfokuskan pada identifikasi sifat seseorang yang
membedakan antara pemimpin dan pengikutnya.
Berdasarkan hasil review-nya, Stogdill dan Mann’s menyatakan bahwa terdapat 5
kecenderungan sifat yang membedakan antara pemimpin dan pengikutnya yaitu :
Sementara itu, Kreitner & Kinicki (2011) menjelaskan tentang profil teori kepemimpinan sifat yang
modern adalah dengan menggunakan Emotional Inteligence yaitu kemampuan untuk memonitor dan
mengontrol emosi dan perilaku yang kompleks dari suatu lingkungan sosial.
• Inteligensia
• Kekuasaan
• Percaya diri
• Tingkat kemampuan dan aktivitas
• Pengetahuan yang relevan
berkaitan dengan tugas
Emotional Intelegence • Kesadaran diri
• Pengaturan diri
• Kesadaran sosial
• Manajemen
hubungan
7. Teori Berdasarkan Prilaku
Beberapa fase penelitian yang telah dilakukan tentang kepemimpinan
Study Ohio University
Para peneliti dalam penelitian ini menyimpulkan bahwa terdapat dua dimensi bebas
perilaku pemimpin, yaitu pertimbangan dan menginisiasi struktur.
Study Michigan University
Kelompok penelitian ini menyebutkan adanya dua dimensi perilaku kepemimpinan yang disebut
berorientasi karyawan dan berorientasi tugas.
Kepemimpinan/Managerial dari Blake dan Mouton
Kisi managerial ini merupakan pandangan grafis dari dua dimensi terhadap perilaku
pemimpin yang berdasarkan pada Kepedulian akan karyawan dan kepedulian akan produksi.
8. Nilai-nilai kepemimpinan adalah sejumlah sifat-sifat utama yang harus dimiliki
seorang pemimpin agar kepemimpinannya dapat efektif dan efisien untuk mencapai tujuan
yang telah ditentukan.
Beberapa nilai kepemimpinan yang perlu dimiliki seorang pemimpin antara lain
9. Integritas menyangkut mutu, sifat dan keadaan
yang menunjukkan kesatuan yang utuh sehingga
memiliki potensi dan kemampuan yang
memancarkan kewibawaan dan kejujuran.
Moralitas menyangkut ahlak, budi pekerti, susila,
ajaran tentang baik dan buruk, segala sesuatu yang
berhubungan dengan etiket, adat sopan santun.
Seorang pemimpin harus memikul tanggung jawab untuk
menjalankan misi dan mandat yang dipercayakan
kepadanya. Pemimpin harus bertanggungjawab atas apa
yang dilakukan dan tidak dilakukannya untuk mencegah
terjadinya penyimpangan-penyimpangan dalam organisasi.
Ia harus memiliki keberanian untuk
mempertanggungjawabkan tindakan yang telah dilakukan
dan mengambil risiko atau pengorbanan untuk kepentingan
organisasi dan orang-orang yang dipimpinnya
Kepemimpinan seorang pemimpin nyaris identik
dengan visi kepemimpinannya. Visi adalah arah ke
mana organisasi dan orang-orang yang dipimpin akan
dibawa oleh seorang pemimpin. Pemimpin ibarat
seorang nakhoda yang harus menentukan ke arah
mana kapal dengan penumpangnya akan di arahkan.
Kebijaksanaan (wisdom) yaitu kearifan seorang pemimpin
dalam memutuskan sesuatu sehingga keputusannya adil dan
bijaksana. Kebijaksanaan memiliki makna lebih dari
kepandaian atau kecerdasan
10. Keteladanan seorang pemimpin adalah sikap dan tingkah laku yang dapat menjadi contoh bagi orang-orang yang
dipimpinnya. Keteladanan berkaitan erat dengan kehormatan, integritas dan moralitas pemimpin. Keteladanan yang
dibuat-buat atau semu dan direkayasa tidak akan langgeng.
Seorang pemimpin harus menjaga kehormatan dengan tidak melakukan perbuatan tercela karena semua perbuatannya
menjadi contoh bagi bawahan dan orang-orang yang dipimpinnya.
Beriman kepada Tuhan Yang Mahaesa sangat penting karena pemimpin adalah manusia biasa dengan semua
keterbatasannya secara fisik, pikiran dan akal budi sehingga banyak masalah yang tidak akan mampu dipecahkan dengan
kemampuannya sendiri.
11. Suatu proses kepemimpinan pada hakikatnya mengandung
beberapa komponen yaitu : pemimpin, yang dipimpin,
komunikasi dan interkasi antara pemimpin dan yang
dipimpin, serta lingkungan dari proses komunikasi tersebut.
Peter Koestenbaum, seorang pakar kepemimpinan,
melalui bukunya berjudul : Leadership, The Inner Side
of Greatness” (1991) mengatakan bahwa :
“Kepemimpinan yang bermoral adalah suatu proses
moralitas untuk mencapai suatu tingkat atau keadaan
dimana para pemimpin mampu mengikat (dalam
arti berkomunikasi dan berinteraksi) dengan yang
dipimpinnya berdasarkan kebersamaan motif, nilai
dan tujuan – yaitu berdasarkan kebutuhan-
kebutuhan hakiki para pengikut maupun pemimpin
itu sendiri.”
Sumber daya manusia (SDM) adalah faktor strategis
dan penentu dalam kemajuan organisasi, dan
pemimpin harus memiliki komitmen kuat untuk
meningkatkan kualitas SDM.
Ada pepatah kuno yang kurang lebih berbunyi
sebagai berikut : “Kalau Anda ingin memetik hasil
jangka pendek, tanamlah jagung atau padi. Kalau
ingin memetik hasil jangka panjang, tanamlah
pohon kelapa. Tetapi kalau ingin memetik hasil
sepanjang masa, didiklah manusia !”
Dari semua sumber daya yang tersedia bagi
manajemen – uang, bahan, peralatan dan manusia
maka sumber terpenting adalah manusia.
12. Budiradjo (1984) memberikan penjelasan tentang kekuasaan memiliki tiga
sumber. Adapun sumber kekuasaan itu berasal dari aktor (orang yang
kerkuasa), karakteristik orang yang dipengaruhi dan situasi organisasi. Dari
ketiga sumber diatas yang kemudian memunculkan seseorang memiliki kuasa.
Kekuasaan yang Bersumber dari Aktor atau
Orang yang Berkuasa
Kekuasaan yang Bersumber dari Karaktersitik Pengikut
atau Bawahan
13. Kekuasaan Penghargaan
(Reward Power)
Kekuasaan penghargaan merupakan
kekuasaan yang berasal dari kemampuan
seorang pemimpin untuk memberikan
penghargaan, yang merupakan sesuatu
yang berarti dan dibutuhkan, kepada
mereka yang membutuhkan
Yulk (2010:178) mengemukakan
salah satu bentuk kekuasaan memberikan
penghargaan terhadap bawahan adalah
wewenang memberikan kenaikan gaji,
bonus atau insentif ekonomi yang pantas
bagi bawahan.
Kekuasaan Paksaan
(Coercive Power)
Luthans (1989:431)
mengemukakan ‘source of coercive
power depends on fear’. Kekuasaan
paksaan merupakan kekuasaan yang
berasal dari ketakutan pihak lain akan
hukuman yang diberikan pimpinan
kepada mereka yang tidak patuh
terhadap apa yang dikehendakinya.
Dengan kata lain, kekuasaan paksaan
merupakan kemampuan pemimpin
untuk memepengaruhi perilaku
bawahan dengan memberikan sanksi
atas tindakan mereka yang tidak
sesuai dengan kehendak pemimpin
Kekuasaan Legitimasi
(Legitimate Power)
Kekuasaan legitimasi adalah
kekuasaan yang lahir dari
kedudukan formal seseorang dalam
organisasi. Dengan jabatan formal
tersebutlah seorang pemimpin
dapat mempengaruhi bawahannya
dan bawahan akan patuh
kepadanya.
14. Kekuasaan Referen (Reverent Power)
French dan Raven (dalam Yulk, 2010:181) menjelaskan kekuasaan berdasarkan referensi diperoleh dari keinginan orang lain
untuk menyenangkan seorang agen yang kepadanya mereka memiliki perasaan kasih, penghormatan, dan kesetiaan yang
kuat.
Kekuasaan referen/referensi merupakan kekuasaan yang lahir karena seseorang memiliki daya tarik atau kharisma tertentu.
Kekuasaan Ahli (Expert Power)
Kekuasaan ahli merupakan kekuasaan yang muncul karena seseorang memiliki keahlian atau kemampuan khusus (Hoy dan
Miskel, 2005:210). Setiap pengikutnya akan patuh pada apa yang dikatakannya karena merasa bahwa ia memiliki
pengetahun dan keterampilan yang lebih dari yang mereka miliki dan bahwa apa yang dimiliki tersebut akan bermakna dan
membantu mereka.
Kekuasaan Informasi (Information Power)
Kekuasaan informasi berkaitan dengan kendali informasi. Tipe kekuasaan ini melibatkan akses terhadap informasi vital dan
kendali atas distribusi informasi kepada orang lain (Pettigrew dalam Yulk, 2010:184). Beberapa akses informasi merupakan
hasil dari kedudukan seseorang dalam jaringan komunikasi dalam organisasi.
Sebagai contoh seorang wakil kepala sekolah bidang sarana dan prasarana mempengaruhi kepala sekolah dalam
pemilihan computer baru dengan memberikan informasi yang mendukung salah satu pilihan dan menganggap yang lain
tidak baik.
15. Kekuasaan Hubungan (Connection Power)
Kekuasaan hubungan merupakan kekuasaan yang muncul karena seseorang
memiliki hubungan yang kuat dengan atasan/pimpinan. Kekuasaan ini dapat muncul
karena adanya kedekatan emosional yang akan memudahkan dalam berkomunikasi
antara bawahan dan atasan. Selanjutnya Hoy dan Miskel (2005:210) dan Robbins
(2005:137) mengelompokkan yang tergolong lima tipe kekuasaan menurut French dan
Raven menjadi dua kategori, yaitu organisasi dan pribadi. Reward,
coercive, dan legitimate power merupakan kategori organisasi,
sedangkan expert dan referent power bergantung pada tingkat kedudukan
personal/pribadi dalam organisasi seperti kepribadian, gaya kepemimpinan, pengetahuan,
dan keterampilan diri individu.
16. Karakteristik bawahan yang menjadi sumber kekuasan dapat dilihat dari tipe
kepribadian, jenis kelamin dan budaya bawahan. Orang yang memiliki kepercayaan diri yang
rendah akan lebih mudah dipengaruhi dari pada orang yang memiliki kepercayaan diri yang
tinggi. Di samping itu, dalam budaya tertentu, pengikut atau bawahan yang adalah kaum wanita
akan lebih mudah dipengaruhi dari pada kaum pria. Dan yang terakhir adalah faktor kebudayaan.
Kebudayaan yang menekankan heterogenitas, individualitas akan lebih sulit dipengaruhi oleh
pemimpin dari pada budaya yang menekankan uniformitas.
17. , artinya seseorang menjadi pemimpin karena warisan
(keturunan), misalnya raja atau ratu Inggris dan Belanda.
, artinya seseorang menjadi pemimpin karena kekuatan
pribadinya, baik karena kecakapannya maupun kekuatan fisiknya.
, artinya seseorang menjadi pemimpin karena diangkat
oleh pihak atasannya.
artinya seseorang menjadi pemimpin berdasarkan hasil
pemilihan anggota. Hal ini didasarkan pada konsep penerimaan atau
acceptance theory, anda menjadi pemimpin dan akan mentaati instruksi dan
pengarahan anda.
18. Kepemimpinan lebih diarahkan kepada kelompok-kelompok kerja yang memiliki tugas atau fungsi masing-
masing, tidak memfokus kepada individu. Hal ini akan berakibat tumbuh berkembangnya kerjasama dalam
kelompok-kelompok. Motivasi individu akan menjadi tugas semua orang dalam kelompok, jadi kelompok
kerja menjadi sumber motivasi bagi setiap ang-gota dalam kelompok. Karena pimpinan selalu menilai kinerja
kelompok, bukan individu, maka ma-sing-masing kelompok akan berusaha memacu kerjasama yang sebaik-
baiknya, kalau perlu dengan menarik-narik teman sekelompoknya yang kurang benar kerjanya.
Kepemimpinan Manajemen tidak selalu membuat keputusan sendiri dalam segala hal, tetapi
hanya melakukannya dalam hal-hal yang akan lebih baik kalau dia yang memutuskannya.
Sisanya diserahkan wewenangnya kepada ke-lompok-kelompok yang ada di bawah
pengawasannya. Hal ini dilakukan terutama untuk hal-hal yang menyangkut cara melaksanakan
pekerjaan secara teknis. Orang-orang yang ada dalam kelompok-kelompok kerja yang sudah
mendapatkan pelatihan dan sehari-hari melakukan pekerjaan itulah yang lebih tahu bagaimana
melakukan pekerjaan dan karenanya menjadi lebih kompeten untuk membuat keputusan dari
pada sang pimpinan.
19. Dalam setiap realitasnya bahwa pemimpin dalam melaksanakan proses
kepemimpinannya terjadi adanya suatu permbedaan antara pemimpin
yang satu dengan yang lainnya, hal sebagaimana menurut G. R.Terry
yang dikutif Maman Ukas, bahwa pendapatnya membagi tipe-tipe
kepemimpinan menjadi 6, yaitu:
Tipe kepemimpinan pribadi
(personal leadership)
Tipe kepemimpinan non pribadi (non
personal leadership)
Tipe kepemimpinan otoriter
(autoritotian leadership)
Tipe kepemimpinan demokratis
(democratis leadership)
Tipe kepemimpinan paternalistis
(paternalistis leadership)
Tipe kepemimpinan menurut bakat
(indogenious leadership).
20. Teori Genetis
Pemimpin itu tidak dibuat, akan
tetapi lahir jadi pemimpin oleh
bakat-bakat alami yang luar biasa
sejak lahirnya.
Dia ditakdirkan lahir menjadi
pemimpin dalam situasi-kondisi
yang bagaimanapun juga, yang
khusus.
Secara filsafi, teori tersebut
menganut pandangan deterministis.
Teori Sosial
Pemimpin itu harus
disiapkan, dididik dan
dibentuk, tidak dilahirkan
begitu saja.
Setiap orang bisa
menjadi pemimpin,
melalui usaha penyiapan
dan pendidikan, serta
didorong oleh kemauan
sendiri.
Teori Ekologis atau Sintetis
Seorang akan sukses menjadi
pemimpin, bila sejak lahirnya dia telah
memiliki bakat-bakat kepemimpinan
dan bakat-bakat ini sempat
dikembangkan melalui pengalaman
dan usaha pendidikan yang sesuai
dengan tuntutan lingkungan atau
ekologisnya.
Hal ini disebabkan karena topik tentang kepemimpinan ini telah diminati oleh banyak orang selama berabad-abad lamanya. Para peneliti biasanya mendefinisikan kepemimpinan sesuai dengan perspektif-perspektif individual dan aspek dari fenomena yang paling menarik perhatian mereka.
Perbedaan pendapat tentang definisi kepemimpinan didasarkan pada kenyataan bahwa kepemimpinan melibatkan interaksi yang kompleks antara pemimpin, pengikut, dan situasi. Kebanyakan definisi mengenai kepemimpinan mencerminkan asumsi bahwa kepemimpinan menyangkut sebuah proses pengaruh sosial yang sengaja dijalankan oleh seseorang terhadap orang lain untuk menstruktur aktivitas-aktivitas serta hubungan-hubungan di dalam sebuah kelompok atau organisasi (Yukl , 2011).
Sebagai contoh, beberapa peneliti mendefinisikan kepemimpinan itu sendiri dalam bentuk hubungan pribadi dan ciri-ciri fisik, sedangkan peneliti yang lain meyakini bahwa kepemimpinan itu digambarkan oleh sekumpulan perilaku yang ditentukan.
Definisi lainnya tentang kepemimpinan juga dikemukakan oleh John Carrey & Carrey Dimmit (Journal of Leadership : Juli : 2001) yang menjelaskan bahwa kepemimpinan adalah suatu tindakan yang dilakukan untuk mempengaruhi orang lain agar berprestasi dalam upaya mencapai tujuan organisasi. Hal ini menjelaskan bahwa seorang pemimpin juga merupakan motivator yang baik bagi pengikutnya untuk terus meningkatkan kinerjanya dalam organisasi.
Pendapat lain oleh Kreitner & Kinicki (2007) menjelaskan bahwa kepemimpinan adalah upaya mempengaruhi anggota untuk mencapai tujuan organisasi secara sukarela. Pengertian ini menekankan pada kemampuan pemimpin yang tidak memaksa dalam menggerakkan anggota organisasi agar melakukan kegiatan yang terarah pada tujuan organisasi.
Selanjutnya pengarang terkemuka, Tom Peters dan Nancy Austin juga menjelaskan pengertian kepemimpinan dalam bentuk yang lebih luas bahwa kepemimpinan juga mengandung arti visi, antusiasme, kepercayaan, obsesi, konsistensi, dan pemberian perhatian. Definisi ini menjelaskan bahwa kepemimpinan memerlukan lebih dari sekedar mempunyai kekuatan dan menggunakan kekuasaan.
Study Ohio University
Para peneliti dalam penelitian ini menyimpulkan bahwa terdapat dua dimensi bebas perilaku pemimpin, yaitu pertimbangan dan menginisiasi struktur.
Pertimbangan digambarkan sejauh mana seseorang berkemungkinan memiliki hubungan pekerjaan yang dicirikan oleh saling percaya, menghargai gagasan bawahan dan memperhatikan perasaan mereka. Pemimpin memperdulikan akan kesejahteraan, status dan kepuasan para pengikutnya. Seorang pemimpin yang memiliki pertimbangan tinggi dapat digambarkan sebagai seorang yang membantu bawahan dalam menyelesaikan masalah pribadi mereka, ramah dan mudah dihampiri.
Sedangkan menginisiasi struktur mengacu pada sejauh mana seorang pemimpin menetapkan dan menstruktur perannya dan peran para bawahannya dalam mengusahakan tercapainya tujuan.
. Study Michigan University
Kelompok penelitian ini menyebutkan adanya dua dimensi perilaku kepemimpinan yang disebut berorientasi karyawan dan berorientasi tugas. Pemimpin yang berorientasi karyawan dideskripsikan menekankan hubungan antar pribadi. Sebaliknya pemimpin yang berorientasi pada tugas cenderung menekankan aspek teknis atau tugas dari pekerjaan.
Hasil ringkas yang diperoleh dari penelitian ini menyimpulkan bahwa kepemimpinan yang efektif adalah :
Cenderung untuk memelihara hubungan dengan karyawan.
Menggunakan metode pengawasan secara kelompok dari pada personal.
Menyusun tujuan kinerja yang tinggi.
Dalam teori grid ini, Blake dan Mouton berhasil memplot adanya lima gaya kepemimpinan berdasarkan pada perhatian pimpinan terhadap orang (people) atau produksi, yaitu :
Impoverished : kepedulian terhadap orang dan produksi rendah.
Country-club : kepedulian terhadap orang tinggi.
Produce or perish : kepedulian terhadap produksi tinggi.
Middle of the road : kepedulian terhadap orang dan produksi sedang.
Team style : kepedulian terhadap orang dan produksi tinggi.