Dokumen tersebut membahas rencana tata ruang dan degradasi lahan di Kabupaten Purbalingga. Dokumen ini menjelaskan tentang lahan, rencana tata ruang, pola hubungan penduduk dengan degradasi lahan, dampak degradasi lahan, upaya penanggulangannya seperti reboisasi.
2. ANGGOTA KELOMPOK :
• Ardini Dwi Saputri ( 02 )
• Arinil Ishaqiyyah ( 03 )
• Dewi Nandra Rahmana ( 07 )
• Intan Kusuma Wardani ( 17 )
• Nafi’ah ( 21 )
X ak 1
3. Lahan
Rencana
Tata Ruang
Pola Hubungan Spasial antara
Penduduk dan Degradasi Lahan
Dampak
Degradasi Lahan
Upaya Penanggulangan
Degradasi Lahan Reboisasi
4. LAHAN
• Lahan adalah suatu wilayah daratan yang ciri-cirinya merangkum
semua tanda pengenal biosfer, atmosfer, tanah, geologi, timbulan
(relief), hidrologi, populasi tumbuhan, dan hewan, serta hasil
kegiatan manusia masa lalu dan masa kini, yang bersifat mantap
dan mendaur.
• Contoh : lahan persawahan, lahan pertanian, lahan perkebunan,
dll.
5. RENCANA TATA RUANG
• Rencanaan Tata Ruang merupakan metode-metode yang
digunakan oleh sektor publik untuk mengatur penyebaran
penduduk dan aktivitas dalam ruang yang skalanya bervariasi.
• Dengan adanya rencana tata ruang maka peruntukan bidang -
bidang tanah harus disesuaikan degnan rencana tata ruang
tersebut. Untuk itu diperlukan perencanaan yang menyerasikan
rencana tata ruang dengan kondisi bidang - bidang tanah dari
aspek fisik, ekonomi, status kepemilikan tanah, kelestarian
lingkungan, pembangunan berkelanjutan dan sebagainya.
6. • Pemanfaatan tanah dimulai dengan kegiatan pengembangan
potensi atau sifat - sifat tanah (land improvement), misalnya
dengan penyediaan prasarana jalan, pembebasan dari banjir dan
genangan air hujan, pengeringan, pengurugan dan sebagainya.
Setelah tanah matang kemudian dilakukan pembangunan sesuai
dengan peruntukannya.
• Pengendalian Pemanfaatan Lahan sesuai Rencana Tata Ruang.
Pengendalian pemanfaatan tanah mencakup kegiatan pengawasan
dan penertiban. Di dalam kegiatan penertiban digunakan pula alat
perijinan yang berkaitan dengan pemanfaatan tanah / ruang.
7. MASALAH PENGELOLAAN TANAH YANG MENONJOL DALAM
PERENCANAAN TATA RUANG ANTARA LAIN ADALAH SEBAGAI BERIKUT :
1. Penyusunan rencana tidak atau kurang mempertimbangkan status kepemilikan tanah
masyarakat sehingga perencanaan tidak mudah diaplikasikan;
2. Rencana tata ruang tidak diikuti oleh rencana pembangunan dan pengembangan tanah yang
sesuai sehingga kegiatan pengembangan tanah sering berjalan sendiri atau berjalan lebih
dahulu. Akibatnya terjadi penyimpangan rencana atau rencana tata ruang dipaksa menyesuaikan
dengan keadaan yang terlanjur berkembang;
3. Hambatan penyediaan tanah yang sesuai dengan kebutuhan rencana kegiatan dapat
menyebabkan pemindahan lokasi yang dapat menyimpang dari rencana tata ruang. Hambatan
tersebut antara lain karena tidak tersedia tanah yang secara fisik sesuai, harga yang terlalu
tinggi, tanah dikuasai spekulan dan sebagainya;
4. Belum terbentuknya Bank Tanah yang diharapkan dapat membantu penyediaan tanah,
mengendalikan harga tanah, dan menghindari spekulan tanah;
5. Sistem pengendalian pemanfaatan tanah yang belum terkoordinasi antar sektor atau instansi;
6. Informasi mengenai sumber daya tanah yang terbatas dan tersedia secara terpencar di berbagai
instansi.
8. RENCANA POLA RUANG DIKABUPATEN PURB
ALINGGA
• Rencana Pola Ruang Yang Ditetapkan Dalam Peraturan
Daerah Kabupaten PurbalinggaNomor 5 Tahun 2011 Tentang Rencana Tata Ruang Wilayah
Kabupaten Purbalingga Tahun 2011 – 2031 Adalah Sebagai Berikut :
Next
9. No Rencana Pola Ruang Luas (Ha)
1 Kawasan Lindung
a)
Kawasan hutan lindung 9.236
b)
kawasan resapan air 34.869
c)
sempadan sungai besar 959
d) Sempadan bendung 85
e) RTH 4.994
f) Kawasan rawan bencana 107.34
2
Kawasan Budidaya
a) Hutan produksi 629
b)
Hutan produksi terbatas 4.727
c)
Kawasan hutan rakyat 30.536
d) Pertanian tanaman pangan 25.207
e) Pertanian hortikultura 172.887
f)
Kawasan budidaya perikanan darat 300
g) Kawasan peruntukan industri 298
12. • Kabupaten Purbalingga terdiri atas 18 kecamatan, yaitu
Kemangkon, Bukateja, Kejobong, Pengadegan,
Kaligondang, Purbalingga, Kalimanah, Padamara,
Kutasari, Bojongsari, Mrebet, Bobotsari, Karangreja,
Karangjambu, Karanganyar, Kertanegara, Karangmoncol
dan Rembang.
• Sebanyak 18 kecamatan itu dibagi lagi atas 224 desa dan
15 kelurahan.
• Pusat pemerintahan berada di Kecamatan Kota
Purbalingga.
13. POLA HUBUNGAN SPASIALANTARA
PENDUDUK DAN DEGRADASI LAHAN
• Pemanfaatan ruang Kabupaten Purbalingga adalah salah satu kegiatan penataan
ruang wilayah yang saat inimasih bersifat tekstual, belum mampu memberikan
informasi secara spasial atau keruangan.
• Badan Koordinasi Penataan Ruang Daerah (BKPRD)sebagai
badan koordinasi yangbertanggung jawab dalam penataan ruang termasuk kegi
atan pemanfaatan ruang di Kabupaten Purbalingga dalammemberikan
informasi kepada masyarakat dan mengoptimalkan peran masyarakat dalam
pemanfaatan ruang.
• Sistem informasi spasial yang dihasilkan mampumemberikan
informasi pemanfaatan ruang dan rencana ruang Kabupaten Purbalingga secara
visual peta yanginteraktif dengan menyediakan beberapa layer dan
tema peta, fasilitas pengaduan serta informasi berita tentangpenataan ruang
bagi masyarakat.
14. DEGRADASI LAHAN
• Degradasi Lahan adalah hasil satu atau lebih proses terjadinya penurunan
kemampuan tanah secara aktual maupun potensial untuk memproduksi barang dan
jasa.
• Faktor-faktor utama penyebab degradasi lahan adalah:
1. Erosi
2. Pestisida
3. Bahan radioaktif
4. Pupuk kimia
5. Deterjen
6. Sampah organik (terutama dari daerah perkotaan)
7. Wabah dan penyakit (baik bagi manusia, hewan maupun tumbuhan) dan penyebaran
organisme yang menyebabkan infeksi
8. Limbah industri anorganik (berbentuk gas, cair dan padat)
9. Semakin menurunnya tingkat kesuburan tanah/ lahan untuk budidaya pertanian karena siklus
pemanfaatan lahan yang terlalu intensif tanpa upaya penyuburan kembali (refertilization)
10. Semakin banyaknya areal semak-semak belukar dan tanah gundul bekas penebangan hutan
ilegal dan peladangan bakar yang tidak dihijaukan kembali
11. Semakin banyaknya lubang-lubang bekas galian mineral tambang/ bekas galian tanah untuk
pembuatan bata dan genting yang dibiarkan tanpa upaya reklamasi.
15. DAMPAK DARI DEGRADASI LAHAN
Perubahan kondisi iklim
Hilangnya spesies
Kerugian ekonomi
Banjir
Berkembangnya masalah kemiskinan di kalangan petani
Terjadinya erosi
Hilangnya nilai estetika
Berkurangnya hasil-hasil hutan yang bernilai
16. Hilangnya lapisan permukaan tanah yang subur, sehingga
penjangkaran (pencengkraman) akar tanaman tidak ada lagi.
Produksi pertanian menurun.
Jika biaya produksi pertanian menjadi tinggi, maka menjadikan
kemiskinan bagi para petani.
Semakin berkurangnya alternatif pengusahaan lahan, sebab jenis
tanaman yang dapat tumbuh semakin terbatas.
Karena lahan garapannya sudah tidak subur, maka petani akan
membuka hutan untuk dijadikan sebagai lahan garapan baru.
Hutan semakin gundul dan erosi terus terjadi, akibatnya sumber
air tanah semakin berkurang karena infiltrasi air tidak terjadi
lagi.
17. UPAYA PENANGGULANGAN DEGRADASI
LAHAN
Lahan-lahan yang tidak cocok untuk pertanian sebaiknya
dijadikan sebagai hutan.
Lahan-lahan yang kering sebaiknya dibuat teras agar
dapat mengurangi aliran permukaan.hindari penyiangan
yang bersih di antara tanaman keras.
Melakukan reboisasi terhadap lahan yang sudah kritis.
Tidak membakar hutan pada musim kemarau.
18. REBOISASI
• REBOISASI adalah salah satu kegiatan penting yang harus
dilaksanakan secara konseptual dalam menangani krisis
lingkungan yaitu dengan kembali menanam pohon di kawasan
hutan yang rusak.
19. FUNGSI REBOISASI
Sebagai paru-paru kota. Tanaman sebagai elemen hijau, pada
pertumbuhannya menghasilkan zat asam (O2) yang sangat diperlukan
bagi makhluk hidup untuk pernapasan;
Sebagai pengatur lingkungan (mikro), vegetasi akan menimbulkan hawa
lingkungan setempat menjadi sejuk, nyaman dan segar;
Pencipta lingkungan hidup (ekologis);
Penyeimbangan alam (adaphis) merupakan pembentukan tempat-tempat
hidup alam bagi satwa yang hidup di sekitarnya;
Perlindungan (protektif), terhadap kondisi fisik alami sekitarnya (angin
kencang, terik matahari, gas atau debu-debu);
Keindahan (estetika);
Kesehatan (hygiene);
Rekreasi dan pendidikan (edukatif);
Sosial politik ekonomi.
21. SKEMA RTRW KOTA SURABAYA SECARA IDEAL
• RTRW Kota Surabaya 2009-2029
Next
22.
23. CENTRAL BUSINESS DISTRICT DI
SURABAYA
• Kawasan Industri dan Pergudangan
Ditinjau dari aksesbilitas karena letaknya berdekatan dengan
pelabuhan Tanjung Perak dan Jalan Tol Sidoarjo – Surabaya –
Gresik, Kawasan industri dan pergudangan Margomulyo
merupakan kawasan strategis untuk dioptimalisasi dan
dikembangkan dengan orientasi pada industry smart and
clean dengan didukung oleh infrastruktur yang memadai.
• Kawasan Segi Empat Emas Tunjungan dan sekitarnya
Sebagai kawasan pusat perdagangan dan perkantoran, kawasan
Segi Empat Emas Tunjungan memerlukan penanganan dan
pengelolaan yang optimal untuk mendukung percepatan
pertumbuhan ekonomi Kota Surabaya.
24. • Kawasan Kaki Jembatan Wilayah Suramadu – Pantai
Kenjeran
Merupakan kawasan strategis ditinjau dari lokasinya yang
berada di persimpangan kaki jembatan dan rencana jalan lingkar
luar timur. Disamping itu, kawasan ini memiliki potensi sebagai
kawasan perdagangan dan jasa skala regional. Keberadaan
Jembatan Suramadu memberikan peningkatan potensi dan
peran Kota Surabaya, sebagai pusat kegiatan regional, tidak
hanya dalam lingkup Kawasan Gerbangkertosusila (Kabupaten
Gresik, Kabupaten Bangkalan, kabupaten dan Kota Mojokerto,
Kota Surabaya, Kabupaten Sidoarjo dan Kabupaten Lamongan),
namun juga hingga kawasan kepulauan madura secara
keseluruhan (Kabupaten Bangkalan, Kabupaten Sampang,
Kabupaten Pamekasan dan Kabupaten Sumenep).
25. • Kawasan Waterfront City yang terintegrasi dengan rencana
pengembangan Pelabuhan Teluk Lamong
Kawasan ini akan dikembangkan dengan konsep mixed
use antara hunian dan komersial yang didukung oleh rancang
kota yang baik yang terintegrasi dengan rencana
pengembangan Pelabuhan Teluk Lamong. Kedepannya
kawasan pelabuhan dan waterfront city dapat terintegrasi dalam
konteks sebuah kesatuan kawasan strategis
• Kawasan Terpadu Surabaya Barat
Kawasan ini akan dikembangkan menjadi kawasan terpadu
yang pusatnya akan dikembangkan di Stadion Bung Tomo
sebagaikawasan pusat olahraga berskala nasional yang akan
terintegrasi dengan pengembangan kawasan perdagangan dan
jasa di sekitarnya.
26.
27. PUSAT KEGIATAN
• Pusat kegiatan yang berorientasikan kegiatan perdagangan dan
jasa, diantaranya yaitu TP, JMP, BG Junction, Pasar Turi, PGS,
Galaxy Mall, PTC, Ciputra World, SUTOS.
• Pusat kegiatan yang berorientasikan kegiatan industry yaitu
Kawasan Industri SIER.
• Pusat kegiatan yang berorientasikan kegiatan pergudangan,
diantaranya yaitu Pergudangan Margomulyo, Pergudagan Banyu
Urip, dan Pergudangan Mastrip.
• Pusat Kegiatan yang berorientasikan kegiatan fasilitas umum,
diantaranya yaitu RS Dr.Soetomo, RS BDH, Kampus ITS,
Kampus Unair, Kampus UNESA, dan Gelora Bung Tomo.