Dokumen tersebut membahas tentang pengukuran indeks lalat, indeks tungau/pinjal, dan kepadatan nyamuk. Terdapat cara kerja dan alat yang digunakan untuk masing-masing pengukuran serta interpretasi hasilnya. Juga dibahas siklus hidup lalat dan penyakit onchocerciasis yang disebabkan oleh cacing Onchocerca volvulus dan disampaikan melalui gigitan nyamuk.
3. Alat dan Bahan
1. Block Grill
2. Sarung tangan
3. Masker
4. Counter
5. Alat Tulis
6. Stopwatch
4. Cara Kerja
1. Menyiapkan alat dan bahan yang akan digunakan.
2. Merangkai block grill yang akan digunakan.
3. Menyiapkan stopwatch.
4. Meletakkan block grill di titik tengah (T1) TPS, kemudian menghitung
lalat yang hinggap setiap 30 detik dan diulangi sebanyak 10 kali. Setiap
pergantian waktu 30 detik tersebut, diuasahanan agar lalat hinggap
sebelumnya pergi.
5. Kemudian memindahkan ke titik yang ke 2 (T2) dan melakukan hal yang
sama seperti titik tengah yaitu menghitung lalat yang hinggap di block
grill setiap 30 detik dan diulangi sebanyak 10 kali begitu juga dengan
Titik yang ke 3 (T3), Titik ke 4 (T4), Titik ke 5 (T5).
5. 6. Kemudian mencatat setiap hasil dari perhitungan lalat di setiap
titiknya.
7. Diletakkan ditempat yang akan diukur kepadatan lalatnya
8. lalu dihitung jumlah lalat yang hinggap diFly-grill dengan
menggunakan alat penghitung selama 30 detik.
9. Sedikitnya pada setiap lokasi dilakukan 10 kali perhitungan (10 kali 30
detik) dan 5 perhitungan lalat yang tertinggi dibuat rata-ratanya dan
dicatat dalam kartu hasil perhitungan. Angka rata-rata itu merupakan
petunjuk (indeks) populasi satu lokasi tertentu.
6. Interprestasi Hasil Pengukuran Indeks
a. 0 – 2 : Rendah atau tidak menjadi masalah
b. 3 – 5 : Sedang dan perlu dilakukan pengamanan terhadap tempat-
tempat berkembang biakan lalat (tumpukan sampah, kotoran hewan, dll)
c. 6 – 20 : Tinggi/padat dan perlu pengamanan terhadap tempat- tempat
berkembang biakan lalat dan bila mungkin direncanakan upaya
pengendaliannya.
d. > 21 : Sangat tinggi/sangat padat dan perlu dilakukan pengamanan
terhadap tempat–tempat perkembangbiakan lalat dan tindakan
pengendalian lalat.
7. Alat Mengukur Indeks lalat (fly grill)
Fly-grill dapat dibuat dari bilah-bilah kayu yang lebarnya 2 cm dan
tebalnya 1 cm dengan panjang masing-masing 80 cm sebanyak 16-24
dan dicat warna putih. Fly-grilldipakai untuk mengukur tingkat
kepadatan lalat dengan cara meletakan Fly-grill
10. Alat
1. Life trap (perangkap hidup untuk menangkap tikus dalam keadaan hidup)
2. Kantong kain (untuk menempatkantikus yang tertangkap)
3. Kantong plastik (tempat meletakkan tikus yang mati setelah diidentifikasi)
4. Baskom warna putih (untuk menampung pinjal yang disisir dari tubuh
tikus)
5. Sisir atau sikat kutu (untuk menyisir atau menyikat tubuh tikus untuk
mendapatkan pinjal)
6. Flea Collector (tempat pengumpulan pinjal yang didapatkan pada saat
penyisiran tikus)
11. 7. Timbangan (untuk menimbang berat tubuh tikus pada saat identifikasi
tikus)
8. Penggaris 30 cm dan 60 cm (untuk mengukur Total Length [TL], Tail [T],
Hind Foot [HF], Ear [E], Mammae [M], pada saat identifikasi tikus)
9. Slide dan cover glass (untuk meletakkan spesimen pinjal saat identifikasi
di bawah mikroskop)
10. Mikroskop (untuk mengidentifikasi pinjal dengan perbesaran 100 kali)
11. Alat tulis (untuk menulis hasil identifikasi tikus dan pinjal)
12. Bahan
1. Kelapa bakar (dipasang sebagai umpan pada perangkap tikus)
2. Label kertas (untuk keterangan lokasi pennagkapan yang ditemukan
tikus yang tertangkap)
3. Chloroform (zat kimia untuk membunuh tikus yang tertangkap)
4. Alkohol 70% (untuk mengawetkan pinjal yang terkumpul)
5. Larutan KOH atau NaOH 10% (untuk melarutkan lapisan kitin pinjal)
6. Formulir data (untuk mencatat hasil identifikasi tikus dan pinjal)
13. 7. Asam asetat (untuk membersihkan kotoran yang menempel pada pinjal)
8. Xylol (untuk memperjelas melihat pinjal dengan perbesaran 100 kali)
9. Larutan kanada balsam atau entelan (sebagai bahan perekat pada
pengawetan pinjal)
10. Minyak cengkeh (untuk pewarnaan pinjal)
14. Cara Kerja
1. Perangkap yang berisi tikus kemudian dimasukkan kedalam kantong kain
dan diberi label
2. Tikus yang tertangkap dimasukkan ke dalam kantong kain kemudian
dibunuh dengan cara mekanik yaitu dicekik hingga mati ataupun dengan
cara kimia menggunakan chloroform
3. Kemudian tikus disisir dengan sikat atau sisir rapat di atas baskom putih,
dan pinjal yang didapat dikumpulkan ke dalam flea collector yang berisi
alkohol 70%, jumlah pinjal yang dihitung kemudian ditentukan indeks
pinjalnya
15. 4. Setelah itu untuk identifikasi pinjalnya dilakukan pembuatan preparat
dengan cara sebagai berikut:
1) Pinjal dimasukkan ke dalam alkohol 70%
2) Cuci dengan aquade selama 30 menit, kemudian direndam
dalam larutan KOH atau NaOH 10% selama 24 jam.
3) Setelah itu dimasukkan ke dalam aquades selama 30 menit.
4) Dan kemudian dimasukkan ke dalam asam asetat
selama 48 jam.
5) Setelah itu dicuci dan direndam dalam aquades selama 15
menit.
16. 6) Kemudian dimasukkan ke dalam xylol selama 10 menit.
7) Dan dimasukkan ke dalam minyak cengkeh selama 5 menit.
8) Dengan jarum, spesimen diletakkan pada gelas obyek yang
kemudian diberi beberapa tetes kanada balsem, setelah itu ditutup
dengan gelas penutup serta dianginkan sebentar kemudian diberi
label, disebelah kiri beberapa data koleksi dan sebelah kanan data
determinasi.
9) Spesies pinjal ditentukan dengan menggunakan kunci
identifikasi pinjal.
22. Onchocerca Volvulus
Penyakit ini disebabkan oleh Cacing Onchocerca Volvulus
Vektornya adalah lalat penghisap darah (simulum sp)
Penyakit yang ditimbulkan adalah radang pada tempat gigitan dan
diikuti dengan adanya tonjolan.
Perkembangan nodula sangat lambat dan dalam waktu 3-4 tahun hanya
mencapai ukuran 2-3 cm. Bila infeksi tonjolan mengenai mata
menyebabkan kebutaan.
Upaya pendegahan dengan menghindari gigitan, pemberantasan
nyamuk dan pengobatan penderita.