SlideShare une entreprise Scribd logo
1  sur  23
Nindya Harum Solicha
Manajemen
19011033
Kesehatan Lingkungan 2014
Indeks Lalat - Indeks Tungau/Pinjal - Kepadatan Nyamuk
INDEKS LALAT
Alat dan Bahan
1. Block Grill
2. Sarung tangan
3. Masker
4. Counter
5. Alat Tulis
6. Stopwatch
Cara Kerja
1. Menyiapkan alat dan bahan yang akan digunakan.
2. Merangkai block grill yang akan digunakan.
3. Menyiapkan stopwatch.
4. Meletakkan block grill di titik tengah (T1) TPS, kemudian menghitung
lalat yang hinggap setiap 30 detik dan diulangi sebanyak 10 kali. Setiap
pergantian waktu 30 detik tersebut, diuasahanan agar lalat hinggap
sebelumnya pergi.
5. Kemudian memindahkan ke titik yang ke 2 (T2) dan melakukan hal yang
sama seperti titik tengah yaitu menghitung lalat yang hinggap di block
grill setiap 30 detik dan diulangi sebanyak 10 kali begitu juga dengan
Titik yang ke 3 (T3), Titik ke 4 (T4), Titik ke 5 (T5).
6. Kemudian mencatat setiap hasil dari perhitungan lalat di setiap
titiknya.
7. Diletakkan ditempat yang akan diukur kepadatan lalatnya
8. lalu dihitung jumlah lalat yang hinggap diFly-grill dengan
menggunakan alat penghitung selama 30 detik.
9. Sedikitnya pada setiap lokasi dilakukan 10 kali perhitungan (10 kali 30
detik) dan 5 perhitungan lalat yang tertinggi dibuat rata-ratanya dan
dicatat dalam kartu hasil perhitungan. Angka rata-rata itu merupakan
petunjuk (indeks) populasi satu lokasi tertentu.
Interprestasi Hasil Pengukuran Indeks
a. 0 – 2 : Rendah atau tidak menjadi masalah
b. 3 – 5 : Sedang dan perlu dilakukan pengamanan terhadap tempat-
tempat berkembang biakan lalat (tumpukan sampah, kotoran hewan, dll)
c. 6 – 20 : Tinggi/padat dan perlu pengamanan terhadap tempat- tempat
berkembang biakan lalat dan bila mungkin direncanakan upaya
pengendaliannya.
d. > 21 : Sangat tinggi/sangat padat dan perlu dilakukan pengamanan
terhadap tempat–tempat perkembangbiakan lalat dan tindakan
pengendalian lalat.
Alat Mengukur Indeks lalat (fly grill)
Fly-grill dapat dibuat dari bilah-bilah kayu yang lebarnya 2 cm dan
tebalnya 1 cm dengan panjang masing-masing 80 cm sebanyak 16-24
dan dicat warna putih. Fly-grilldipakai untuk mengukur tingkat
kepadatan lalat dengan cara meletakan Fly-grill
Indeks Tungau/pinjal
Cara Menghitung Indeks Pinjal
Alat
1. Life trap (perangkap hidup untuk menangkap tikus dalam keadaan hidup)
2. Kantong kain (untuk menempatkantikus yang tertangkap)
3. Kantong plastik (tempat meletakkan tikus yang mati setelah diidentifikasi)
4. Baskom warna putih (untuk menampung pinjal yang disisir dari tubuh
tikus)
5. Sisir atau sikat kutu (untuk menyisir atau menyikat tubuh tikus untuk
mendapatkan pinjal)
6. Flea Collector (tempat pengumpulan pinjal yang didapatkan pada saat
penyisiran tikus)
7. Timbangan (untuk menimbang berat tubuh tikus pada saat identifikasi
tikus)
8. Penggaris 30 cm dan 60 cm (untuk mengukur Total Length [TL], Tail [T],
Hind Foot [HF], Ear [E], Mammae [M], pada saat identifikasi tikus)
9. Slide dan cover glass (untuk meletakkan spesimen pinjal saat identifikasi
di bawah mikroskop)
10. Mikroskop (untuk mengidentifikasi pinjal dengan perbesaran 100 kali)
11. Alat tulis (untuk menulis hasil identifikasi tikus dan pinjal)
Bahan
1. Kelapa bakar (dipasang sebagai umpan pada perangkap tikus)
2. Label kertas (untuk keterangan lokasi pennagkapan yang ditemukan
tikus yang tertangkap)
3. Chloroform (zat kimia untuk membunuh tikus yang tertangkap)
4. Alkohol 70% (untuk mengawetkan pinjal yang terkumpul)
5. Larutan KOH atau NaOH 10% (untuk melarutkan lapisan kitin pinjal)
6. Formulir data (untuk mencatat hasil identifikasi tikus dan pinjal)
7. Asam asetat (untuk membersihkan kotoran yang menempel pada pinjal)
8. Xylol (untuk memperjelas melihat pinjal dengan perbesaran 100 kali)
9. Larutan kanada balsam atau entelan (sebagai bahan perekat pada
pengawetan pinjal)
10. Minyak cengkeh (untuk pewarnaan pinjal)
Cara Kerja
1. Perangkap yang berisi tikus kemudian dimasukkan kedalam kantong kain
dan diberi label
2. Tikus yang tertangkap dimasukkan ke dalam kantong kain kemudian
dibunuh dengan cara mekanik yaitu dicekik hingga mati ataupun dengan
cara kimia menggunakan chloroform
3. Kemudian tikus disisir dengan sikat atau sisir rapat di atas baskom putih,
dan pinjal yang didapat dikumpulkan ke dalam flea collector yang berisi
alkohol 70%, jumlah pinjal yang dihitung kemudian ditentukan indeks
pinjalnya
4. Setelah itu untuk identifikasi pinjalnya dilakukan pembuatan preparat
dengan cara sebagai berikut:
1) Pinjal dimasukkan ke dalam alkohol 70%
2) Cuci dengan aquade selama 30 menit, kemudian direndam
dalam larutan KOH atau NaOH 10% selama 24 jam.
3) Setelah itu dimasukkan ke dalam aquades selama 30 menit.
4) Dan kemudian dimasukkan ke dalam asam asetat
selama 48 jam.
5) Setelah itu dicuci dan direndam dalam aquades selama 15
menit.
6) Kemudian dimasukkan ke dalam xylol selama 10 menit.
7) Dan dimasukkan ke dalam minyak cengkeh selama 5 menit.
8) Dengan jarum, spesimen diletakkan pada gelas obyek yang
kemudian diberi beberapa tetes kanada balsem, setelah itu ditutup
dengan gelas penutup serta dianginkan sebentar kemudian diberi
label, disebelah kiri beberapa data koleksi dan sebelah kanan data
determinasi.
9) Spesies pinjal ditentukan dengan menggunakan kunci
identifikasi pinjal.
Kepadatan Nyamuk
Cara Mengukur Kepadatan
Nyamuk Aedes Sp
Siklus Lalat
Onchocerca Volvulus
Onchocerca Volvulus
 Penyakit ini disebabkan oleh Cacing Onchocerca Volvulus
 Vektornya adalah lalat penghisap darah (simulum sp)
 Penyakit yang ditimbulkan adalah radang pada tempat gigitan dan
diikuti dengan adanya tonjolan.
 Perkembangan nodula sangat lambat dan dalam waktu 3-4 tahun hanya
mencapai ukuran 2-3 cm. Bila infeksi tonjolan mengenai mata
menyebabkan kebutaan.
 Upaya pendegahan dengan menghindari gigitan, pemberantasan
nyamuk dan pengobatan penderita.
INDEKS LALAT

Contenu connexe

Tendances

sanitasi lingkungan pariwisata
sanitasi lingkungan pariwisatasanitasi lingkungan pariwisata
sanitasi lingkungan pariwisataaprinias
 
Hygiene Sanitasi Makanan
Hygiene Sanitasi MakananHygiene Sanitasi Makanan
Hygiene Sanitasi MakananGilang Rosul
 
Peraturan Pemerintah No. 66 tentang KESEHATAN LINGKUNGAN
Peraturan Pemerintah No. 66 tentang KESEHATAN LINGKUNGANPeraturan Pemerintah No. 66 tentang KESEHATAN LINGKUNGAN
Peraturan Pemerintah No. 66 tentang KESEHATAN LINGKUNGANAdelina Hutauruk
 
Permen lhk no. 56 2015 ttg tatacara dan persyaratan teknis pengelolaan lb3 fa...
Permen lhk no. 56 2015 ttg tatacara dan persyaratan teknis pengelolaan lb3 fa...Permen lhk no. 56 2015 ttg tatacara dan persyaratan teknis pengelolaan lb3 fa...
Permen lhk no. 56 2015 ttg tatacara dan persyaratan teknis pengelolaan lb3 fa...Rizki Darmawan
 
Vii pengendalian vektor
Vii  pengendalian vektorVii  pengendalian vektor
Vii pengendalian vektorAnNo ANdi
 
Kepmen Kesehatan Nomor 942/Menkes/SK/vii/2003 tentang Pedoman Persyaratan Hyg...
Kepmen Kesehatan Nomor 942/Menkes/SK/vii/2003 tentang Pedoman Persyaratan Hyg...Kepmen Kesehatan Nomor 942/Menkes/SK/vii/2003 tentang Pedoman Persyaratan Hyg...
Kepmen Kesehatan Nomor 942/Menkes/SK/vii/2003 tentang Pedoman Persyaratan Hyg...infosanitasi
 
Pmk no _7_th_2019_ttg_kesehatan_lingkungan_rumah_sakit (1)
Pmk no _7_th_2019_ttg_kesehatan_lingkungan_rumah_sakit (1)Pmk no _7_th_2019_ttg_kesehatan_lingkungan_rumah_sakit (1)
Pmk no _7_th_2019_ttg_kesehatan_lingkungan_rumah_sakit (1)Anjas Asmara, S.Si
 
Cara Pengambilan Sampel Sampling Air
Cara Pengambilan Sampel Sampling AirCara Pengambilan Sampel Sampling Air
Cara Pengambilan Sampel Sampling AirSaid Muhammad
 
Epidemiologi kesehatan-lingkungan1
Epidemiologi kesehatan-lingkungan1Epidemiologi kesehatan-lingkungan1
Epidemiologi kesehatan-lingkungan1Thonce Thesia
 
Sistem Pengelolaan Air Limbah (SPAL)
Sistem Pengelolaan Air Limbah (SPAL)Sistem Pengelolaan Air Limbah (SPAL)
Sistem Pengelolaan Air Limbah (SPAL)Dhenok Citra Panyuluh
 
Ppt air & kesehatan
Ppt air & kesehatanPpt air & kesehatan
Ppt air & kesehatanFKMAP13
 
Permenkes No. 32 tahun 2017 _ttg Standar Baku Mutu Kesehatan Kesling dan Per...
Permenkes No. 32 tahun 2017 _ttg Standar Baku Mutu Kesehatan  Kesling dan Per...Permenkes No. 32 tahun 2017 _ttg Standar Baku Mutu Kesehatan  Kesling dan Per...
Permenkes No. 32 tahun 2017 _ttg Standar Baku Mutu Kesehatan Kesling dan Per...Adelina Hutauruk
 
Pedoman Studi EHRA (Environmental Health Risk Assessment) 2014
Pedoman Studi EHRA (Environmental Health Risk Assessment) 2014Pedoman Studi EHRA (Environmental Health Risk Assessment) 2014
Pedoman Studi EHRA (Environmental Health Risk Assessment) 2014infosanitasi
 
Bahan ajar penyakit potensial wabah penyelidikan epidemiologi
Bahan ajar penyakit  potensial wabah  penyelidikan epidemiologiBahan ajar penyakit  potensial wabah  penyelidikan epidemiologi
Bahan ajar penyakit potensial wabah penyelidikan epidemiologiHMRojali
 
Lampiran KTI (Form ceklis pencucian, pengenceran
Lampiran KTI (Form ceklis pencucian, pengenceranLampiran KTI (Form ceklis pencucian, pengenceran
Lampiran KTI (Form ceklis pencucian, pengenceranFeny Kartika
 
PILAR 3. STBM. Pengelolaan Makanan & Minuman Rumah Tangga
PILAR 3. STBM. Pengelolaan Makanan & Minuman Rumah TanggaPILAR 3. STBM. Pengelolaan Makanan & Minuman Rumah Tangga
PILAR 3. STBM. Pengelolaan Makanan & Minuman Rumah TanggaAyok Putra
 
Sop pengelolaan limbah B3
Sop pengelolaan limbah B3Sop pengelolaan limbah B3
Sop pengelolaan limbah B3Sidik Darmanto
 
Sanitasi Total Berbasis Masyarakat (STBM) (bagian 2/5)
Sanitasi Total Berbasis Masyarakat (STBM) (bagian 2/5)Sanitasi Total Berbasis Masyarakat (STBM) (bagian 2/5)
Sanitasi Total Berbasis Masyarakat (STBM) (bagian 2/5)infosanitasi
 

Tendances (20)

sanitasi lingkungan pariwisata
sanitasi lingkungan pariwisatasanitasi lingkungan pariwisata
sanitasi lingkungan pariwisata
 
Hygiene Sanitasi Makanan
Hygiene Sanitasi MakananHygiene Sanitasi Makanan
Hygiene Sanitasi Makanan
 
Peraturan Pemerintah No. 66 tentang KESEHATAN LINGKUNGAN
Peraturan Pemerintah No. 66 tentang KESEHATAN LINGKUNGANPeraturan Pemerintah No. 66 tentang KESEHATAN LINGKUNGAN
Peraturan Pemerintah No. 66 tentang KESEHATAN LINGKUNGAN
 
Permen lhk no. 56 2015 ttg tatacara dan persyaratan teknis pengelolaan lb3 fa...
Permen lhk no. 56 2015 ttg tatacara dan persyaratan teknis pengelolaan lb3 fa...Permen lhk no. 56 2015 ttg tatacara dan persyaratan teknis pengelolaan lb3 fa...
Permen lhk no. 56 2015 ttg tatacara dan persyaratan teknis pengelolaan lb3 fa...
 
Vii pengendalian vektor
Vii  pengendalian vektorVii  pengendalian vektor
Vii pengendalian vektor
 
Kepmen Kesehatan Nomor 942/Menkes/SK/vii/2003 tentang Pedoman Persyaratan Hyg...
Kepmen Kesehatan Nomor 942/Menkes/SK/vii/2003 tentang Pedoman Persyaratan Hyg...Kepmen Kesehatan Nomor 942/Menkes/SK/vii/2003 tentang Pedoman Persyaratan Hyg...
Kepmen Kesehatan Nomor 942/Menkes/SK/vii/2003 tentang Pedoman Persyaratan Hyg...
 
Pmk no _7_th_2019_ttg_kesehatan_lingkungan_rumah_sakit (1)
Pmk no _7_th_2019_ttg_kesehatan_lingkungan_rumah_sakit (1)Pmk no _7_th_2019_ttg_kesehatan_lingkungan_rumah_sakit (1)
Pmk no _7_th_2019_ttg_kesehatan_lingkungan_rumah_sakit (1)
 
Cara Pengambilan Sampel Sampling Air
Cara Pengambilan Sampel Sampling AirCara Pengambilan Sampel Sampling Air
Cara Pengambilan Sampel Sampling Air
 
Epidemiologi kesehatan-lingkungan1
Epidemiologi kesehatan-lingkungan1Epidemiologi kesehatan-lingkungan1
Epidemiologi kesehatan-lingkungan1
 
Sistem Pengelolaan Air Limbah (SPAL)
Sistem Pengelolaan Air Limbah (SPAL)Sistem Pengelolaan Air Limbah (SPAL)
Sistem Pengelolaan Air Limbah (SPAL)
 
Ppt air & kesehatan
Ppt air & kesehatanPpt air & kesehatan
Ppt air & kesehatan
 
Kmk no. 715 ttg persyaratan hygiene sanitasi jasaboga
Kmk no. 715 ttg persyaratan hygiene sanitasi jasabogaKmk no. 715 ttg persyaratan hygiene sanitasi jasaboga
Kmk no. 715 ttg persyaratan hygiene sanitasi jasaboga
 
Permenkes No. 32 tahun 2017 _ttg Standar Baku Mutu Kesehatan Kesling dan Per...
Permenkes No. 32 tahun 2017 _ttg Standar Baku Mutu Kesehatan  Kesling dan Per...Permenkes No. 32 tahun 2017 _ttg Standar Baku Mutu Kesehatan  Kesling dan Per...
Permenkes No. 32 tahun 2017 _ttg Standar Baku Mutu Kesehatan Kesling dan Per...
 
Pedoman Studi EHRA (Environmental Health Risk Assessment) 2014
Pedoman Studi EHRA (Environmental Health Risk Assessment) 2014Pedoman Studi EHRA (Environmental Health Risk Assessment) 2014
Pedoman Studi EHRA (Environmental Health Risk Assessment) 2014
 
Bahan ajar penyakit potensial wabah penyelidikan epidemiologi
Bahan ajar penyakit  potensial wabah  penyelidikan epidemiologiBahan ajar penyakit  potensial wabah  penyelidikan epidemiologi
Bahan ajar penyakit potensial wabah penyelidikan epidemiologi
 
Lampiran KTI (Form ceklis pencucian, pengenceran
Lampiran KTI (Form ceklis pencucian, pengenceranLampiran KTI (Form ceklis pencucian, pengenceran
Lampiran KTI (Form ceklis pencucian, pengenceran
 
Sanitasi tempat
Sanitasi tempatSanitasi tempat
Sanitasi tempat
 
PILAR 3. STBM. Pengelolaan Makanan & Minuman Rumah Tangga
PILAR 3. STBM. Pengelolaan Makanan & Minuman Rumah TanggaPILAR 3. STBM. Pengelolaan Makanan & Minuman Rumah Tangga
PILAR 3. STBM. Pengelolaan Makanan & Minuman Rumah Tangga
 
Sop pengelolaan limbah B3
Sop pengelolaan limbah B3Sop pengelolaan limbah B3
Sop pengelolaan limbah B3
 
Sanitasi Total Berbasis Masyarakat (STBM) (bagian 2/5)
Sanitasi Total Berbasis Masyarakat (STBM) (bagian 2/5)Sanitasi Total Berbasis Masyarakat (STBM) (bagian 2/5)
Sanitasi Total Berbasis Masyarakat (STBM) (bagian 2/5)
 

Similaire à INDEKS LALAT

Prusedur sterilisasi black diki
Prusedur sterilisasi black dikiPrusedur sterilisasi black diki
Prusedur sterilisasi black dikidicky firman
 
Ptpsp kelompok 1
Ptpsp kelompok 1Ptpsp kelompok 1
Ptpsp kelompok 1arimchas
 
Alat instrumen untuk dilatasi kurettage,amniosentensis,douglas punksi
Alat instrumen untuk dilatasi kurettage,amniosentensis,douglas punksiAlat instrumen untuk dilatasi kurettage,amniosentensis,douglas punksi
Alat instrumen untuk dilatasi kurettage,amniosentensis,douglas punksioktaviani elga
 
ITP UNS SEMESTER 2 Mikum acara 1 Pengenalan alat dan teknik aseptis
ITP UNS SEMESTER 2 Mikum acara 1 Pengenalan alat dan teknik aseptisITP UNS SEMESTER 2 Mikum acara 1 Pengenalan alat dan teknik aseptis
ITP UNS SEMESTER 2 Mikum acara 1 Pengenalan alat dan teknik aseptisFransiska Puteri
 
Praktikum whole mount hewan
Praktikum whole mount hewanPraktikum whole mount hewan
Praktikum whole mount hewanNiakhairani
 
TEKNIK PEMBUATAN AWETAN SERANGGA.pptx
TEKNIK PEMBUATAN AWETAN SERANGGA.pptxTEKNIK PEMBUATAN AWETAN SERANGGA.pptx
TEKNIK PEMBUATAN AWETAN SERANGGA.pptxIlhamRosihan1
 
Jobsheet analisis gizi dalam pengolahan (tugas mami)
Jobsheet analisis gizi dalam pengolahan (tugas mami)Jobsheet analisis gizi dalam pengolahan (tugas mami)
Jobsheet analisis gizi dalam pengolahan (tugas mami)Yan Eshad
 
Standart Operating Procedure ( SOP ) Prosedure Perawatan Kateter_Khusus Mahas...
Standart Operating Procedure ( SOP ) Prosedure Perawatan Kateter_Khusus Mahas...Standart Operating Procedure ( SOP ) Prosedure Perawatan Kateter_Khusus Mahas...
Standart Operating Procedure ( SOP ) Prosedure Perawatan Kateter_Khusus Mahas...yohanes meor
 

Similaire à INDEKS LALAT (10)

Prusedur sterilisasi black diki
Prusedur sterilisasi black dikiPrusedur sterilisasi black diki
Prusedur sterilisasi black diki
 
Ptpsp kelompok 1
Ptpsp kelompok 1Ptpsp kelompok 1
Ptpsp kelompok 1
 
Alat instrumen untuk dilatasi kurettage,amniosentensis,douglas punksi
Alat instrumen untuk dilatasi kurettage,amniosentensis,douglas punksiAlat instrumen untuk dilatasi kurettage,amniosentensis,douglas punksi
Alat instrumen untuk dilatasi kurettage,amniosentensis,douglas punksi
 
ITP UNS SEMESTER 2 Mikum acara 1 Pengenalan alat dan teknik aseptis
ITP UNS SEMESTER 2 Mikum acara 1 Pengenalan alat dan teknik aseptisITP UNS SEMESTER 2 Mikum acara 1 Pengenalan alat dan teknik aseptis
ITP UNS SEMESTER 2 Mikum acara 1 Pengenalan alat dan teknik aseptis
 
Praktikum whole mount hewan
Praktikum whole mount hewanPraktikum whole mount hewan
Praktikum whole mount hewan
 
TEKNIK PEMBUATAN AWETAN SERANGGA.pptx
TEKNIK PEMBUATAN AWETAN SERANGGA.pptxTEKNIK PEMBUATAN AWETAN SERANGGA.pptx
TEKNIK PEMBUATAN AWETAN SERANGGA.pptx
 
Sterilisasi AKBID PARAMATA KAB. MUNA
Sterilisasi AKBID PARAMATA KAB. MUNA Sterilisasi AKBID PARAMATA KAB. MUNA
Sterilisasi AKBID PARAMATA KAB. MUNA
 
Jobsheet analisis gizi dalam pengolahan (tugas mami)
Jobsheet analisis gizi dalam pengolahan (tugas mami)Jobsheet analisis gizi dalam pengolahan (tugas mami)
Jobsheet analisis gizi dalam pengolahan (tugas mami)
 
STERILISASI_PPT.pptx
STERILISASI_PPT.pptxSTERILISASI_PPT.pptx
STERILISASI_PPT.pptx
 
Standart Operating Procedure ( SOP ) Prosedure Perawatan Kateter_Khusus Mahas...
Standart Operating Procedure ( SOP ) Prosedure Perawatan Kateter_Khusus Mahas...Standart Operating Procedure ( SOP ) Prosedure Perawatan Kateter_Khusus Mahas...
Standart Operating Procedure ( SOP ) Prosedure Perawatan Kateter_Khusus Mahas...
 

INDEKS LALAT

  • 1. Nindya Harum Solicha Manajemen 19011033 Kesehatan Lingkungan 2014 Indeks Lalat - Indeks Tungau/Pinjal - Kepadatan Nyamuk
  • 3. Alat dan Bahan 1. Block Grill 2. Sarung tangan 3. Masker 4. Counter 5. Alat Tulis 6. Stopwatch
  • 4. Cara Kerja 1. Menyiapkan alat dan bahan yang akan digunakan. 2. Merangkai block grill yang akan digunakan. 3. Menyiapkan stopwatch. 4. Meletakkan block grill di titik tengah (T1) TPS, kemudian menghitung lalat yang hinggap setiap 30 detik dan diulangi sebanyak 10 kali. Setiap pergantian waktu 30 detik tersebut, diuasahanan agar lalat hinggap sebelumnya pergi. 5. Kemudian memindahkan ke titik yang ke 2 (T2) dan melakukan hal yang sama seperti titik tengah yaitu menghitung lalat yang hinggap di block grill setiap 30 detik dan diulangi sebanyak 10 kali begitu juga dengan Titik yang ke 3 (T3), Titik ke 4 (T4), Titik ke 5 (T5).
  • 5. 6. Kemudian mencatat setiap hasil dari perhitungan lalat di setiap titiknya. 7. Diletakkan ditempat yang akan diukur kepadatan lalatnya 8. lalu dihitung jumlah lalat yang hinggap diFly-grill dengan menggunakan alat penghitung selama 30 detik. 9. Sedikitnya pada setiap lokasi dilakukan 10 kali perhitungan (10 kali 30 detik) dan 5 perhitungan lalat yang tertinggi dibuat rata-ratanya dan dicatat dalam kartu hasil perhitungan. Angka rata-rata itu merupakan petunjuk (indeks) populasi satu lokasi tertentu.
  • 6. Interprestasi Hasil Pengukuran Indeks a. 0 – 2 : Rendah atau tidak menjadi masalah b. 3 – 5 : Sedang dan perlu dilakukan pengamanan terhadap tempat- tempat berkembang biakan lalat (tumpukan sampah, kotoran hewan, dll) c. 6 – 20 : Tinggi/padat dan perlu pengamanan terhadap tempat- tempat berkembang biakan lalat dan bila mungkin direncanakan upaya pengendaliannya. d. > 21 : Sangat tinggi/sangat padat dan perlu dilakukan pengamanan terhadap tempat–tempat perkembangbiakan lalat dan tindakan pengendalian lalat.
  • 7. Alat Mengukur Indeks lalat (fly grill) Fly-grill dapat dibuat dari bilah-bilah kayu yang lebarnya 2 cm dan tebalnya 1 cm dengan panjang masing-masing 80 cm sebanyak 16-24 dan dicat warna putih. Fly-grilldipakai untuk mengukur tingkat kepadatan lalat dengan cara meletakan Fly-grill
  • 10. Alat 1. Life trap (perangkap hidup untuk menangkap tikus dalam keadaan hidup) 2. Kantong kain (untuk menempatkantikus yang tertangkap) 3. Kantong plastik (tempat meletakkan tikus yang mati setelah diidentifikasi) 4. Baskom warna putih (untuk menampung pinjal yang disisir dari tubuh tikus) 5. Sisir atau sikat kutu (untuk menyisir atau menyikat tubuh tikus untuk mendapatkan pinjal) 6. Flea Collector (tempat pengumpulan pinjal yang didapatkan pada saat penyisiran tikus)
  • 11. 7. Timbangan (untuk menimbang berat tubuh tikus pada saat identifikasi tikus) 8. Penggaris 30 cm dan 60 cm (untuk mengukur Total Length [TL], Tail [T], Hind Foot [HF], Ear [E], Mammae [M], pada saat identifikasi tikus) 9. Slide dan cover glass (untuk meletakkan spesimen pinjal saat identifikasi di bawah mikroskop) 10. Mikroskop (untuk mengidentifikasi pinjal dengan perbesaran 100 kali) 11. Alat tulis (untuk menulis hasil identifikasi tikus dan pinjal)
  • 12. Bahan 1. Kelapa bakar (dipasang sebagai umpan pada perangkap tikus) 2. Label kertas (untuk keterangan lokasi pennagkapan yang ditemukan tikus yang tertangkap) 3. Chloroform (zat kimia untuk membunuh tikus yang tertangkap) 4. Alkohol 70% (untuk mengawetkan pinjal yang terkumpul) 5. Larutan KOH atau NaOH 10% (untuk melarutkan lapisan kitin pinjal) 6. Formulir data (untuk mencatat hasil identifikasi tikus dan pinjal)
  • 13. 7. Asam asetat (untuk membersihkan kotoran yang menempel pada pinjal) 8. Xylol (untuk memperjelas melihat pinjal dengan perbesaran 100 kali) 9. Larutan kanada balsam atau entelan (sebagai bahan perekat pada pengawetan pinjal) 10. Minyak cengkeh (untuk pewarnaan pinjal)
  • 14. Cara Kerja 1. Perangkap yang berisi tikus kemudian dimasukkan kedalam kantong kain dan diberi label 2. Tikus yang tertangkap dimasukkan ke dalam kantong kain kemudian dibunuh dengan cara mekanik yaitu dicekik hingga mati ataupun dengan cara kimia menggunakan chloroform 3. Kemudian tikus disisir dengan sikat atau sisir rapat di atas baskom putih, dan pinjal yang didapat dikumpulkan ke dalam flea collector yang berisi alkohol 70%, jumlah pinjal yang dihitung kemudian ditentukan indeks pinjalnya
  • 15. 4. Setelah itu untuk identifikasi pinjalnya dilakukan pembuatan preparat dengan cara sebagai berikut: 1) Pinjal dimasukkan ke dalam alkohol 70% 2) Cuci dengan aquade selama 30 menit, kemudian direndam dalam larutan KOH atau NaOH 10% selama 24 jam. 3) Setelah itu dimasukkan ke dalam aquades selama 30 menit. 4) Dan kemudian dimasukkan ke dalam asam asetat selama 48 jam. 5) Setelah itu dicuci dan direndam dalam aquades selama 15 menit.
  • 16. 6) Kemudian dimasukkan ke dalam xylol selama 10 menit. 7) Dan dimasukkan ke dalam minyak cengkeh selama 5 menit. 8) Dengan jarum, spesimen diletakkan pada gelas obyek yang kemudian diberi beberapa tetes kanada balsem, setelah itu ditutup dengan gelas penutup serta dianginkan sebentar kemudian diberi label, disebelah kiri beberapa data koleksi dan sebelah kanan data determinasi. 9) Spesies pinjal ditentukan dengan menggunakan kunci identifikasi pinjal.
  • 19.
  • 20.
  • 22. Onchocerca Volvulus  Penyakit ini disebabkan oleh Cacing Onchocerca Volvulus  Vektornya adalah lalat penghisap darah (simulum sp)  Penyakit yang ditimbulkan adalah radang pada tempat gigitan dan diikuti dengan adanya tonjolan.  Perkembangan nodula sangat lambat dan dalam waktu 3-4 tahun hanya mencapai ukuran 2-3 cm. Bila infeksi tonjolan mengenai mata menyebabkan kebutaan.  Upaya pendegahan dengan menghindari gigitan, pemberantasan nyamuk dan pengobatan penderita.