SlideShare a Scribd company logo
1 of 72
Download to read offline
Denpasar
                                                              Denpasar
                                                               Denpasa                    IIIS S N
                                                                                             SSN
                                                                                             SSN
               V o lllu m e 0 3
               Vo ume 03
               Vo ume 03           H a llla m a n 1 --- 6 5
                                   Ha aman 1 65
                                   Ha aman 1 65               A p rriiilll 2 0 1 2
                                                              A p r 2 0 12
                                                              Ap 20 2                2 2 5 2 ---3 8 0 X
                                                                                     2252 380 X
                                                                                     2252 380 X




KERTHA PERTIWI
  RT   PE TI
J U R N A L IIL M IIA H M A G IIS T E R K E N O T A R IIA T A N U N IIV E R S IIT A S U D A Y A N A
JURNAL ILMIAH MAGISTER KENOTARIATAN UNIVERSITAS UDAYANA
JURNAL LM A MAG STER KENOTAR ATAN UN ERS TAS UDAYANA
                    AH




           PROGRAM STUDI MAGISTER KENOTARIATAN
           PROG AM STUDI MAGISTER KENOTARIATAN
              GR
                                  UNIVERSITAS UDAYANA
                                  UN VERSITAS UDAYANA
                                   NI
                                                      2012
                                                      2012
KERTHA PERTIWI
                                  Jurnal Ilmiah Magister Kenotariatan
                              (Scientific Journals of The Master of Notary)
Volume 03                                                                                                    Periode April 2012


                                         Susunan Organisasi Pengelola


                                                   Ketua Penyunting
                                Prof. Dr. I Made Arya Utama, SH.,M.Hum.


                                             Wakil Ketua Penyunting
                                           I Made Tjatra Yasa, SH.,MH.


                                                Penyunting Pelaksana
                              I Gusti Ngurah Alit Widana Putra, ST.,M.Eng.
                                              I Putu Artha Kesumajaya
                                                 I Gde Chandra A. W.


                                                Petugas Administrasi
                                                      I Made Suparsa
                                                       I Ketut Wirasa


                                                     Alamat Redaksi
                    Program Studi Magister Kenotariatan Universitas Udayana
                                    Jl. Pulau Bali No. 1 Sanglah Denpasar
                                  Telp. : (0361)264812. Fax (0361)264812
                                      E-mail : notariat_unud@yahoo.com
                                Website : http://www.fl.unud.ac.id/notariat/

                               Gambar Cover : Keindahan Alam Indonesia


     K e r t h a P e r ti wi m e r u p a k a n j u r n a l i l m i a h ya n g d i t e r b i t k a n d u a k a l i s e t a h u n
     ( A p r i l d a n O k t o b e r ) ya n g m e m u a t i n f o r m a s i t e n t a n g b e r b a g a i a s p e k h u k u m
     Kenotariatan dari : (1) hasil penelitian, (2) naskah konseptual/opini, (3)
     r e s e n s i b u k u , d a n i n f o K e n o t a r i a t a n a c t u a l l a i n n ya




                                                                                                                                  i
PENGANTAR REDAKSI


       Om, Swastyastu,
       Puji syukur kami panjatkan kehadapan Ida Sang Hyang Widhi Wasa/Tuhan Yang
Maha Esa oleh karena atas perkenan dan rahkmat-Nyalah Jurnal Ilmiah Program Studi
Magister Kenotariatan Program Pascasarjana Universitas Udayana Tahun 2012 dapat
diselesaikan. Disusunnya Jurnal Ilmiah Prodi M.Kn Unud ini dimaksudkan untuk dapat
sebagai referensi dan informasi terkait dengan berbagai persoalan dalam bidang Hukum
Kenotariatan bagi mahasiswa dan dosen dalam proses belajar mengajar pada Program Studi
Magister Kenotariatan Universitas Udayana.
       Jurnal Ilmiah ini memuat beberapa artikel pilihan dari Mahasiswa Program Magister
Kenotariatan Universitas Udayana seperti terkait dengan persoalan Perlindungan Hukum
terhadap Notaris dalam melaksanakan kewajiban rahasia jabatan di daerah hukumnya,
Pelaksanaan Perjanjian Kredit dengan jaminan fudisia, Analisis kewenangan dan Tanggung
Jawab Notaris dalam Pembuatan Akta Keterangan Waris untuk golongan Tionghoa dan
artikel lainnya. Artikel tersebut merupakan ringkasan hasil penelitian tesis mahasiswa yang
sudah diuji dan dapat dipertahankan oleh mahasiswa dalam sidang ujian dihadapan dewan
penguji dan Guru Besar.
       Dengan diterbitkannya Jurnal Ilmiah 2012 ini diharapkan        dapat sebagai bahan
evaluasi penyelenggaraan pendidikan didalam mewujudkan visi dan misi serta tujuan
pendidikan pada Program Studi Magister Kenotariatan Universitas Udayana. Kami juga
memberikan kesempatan kepada para pengajar, pengelola, mahasiswa dan alumni Program
Studi Magister Kenotariatan untuk berpartisipasi dalam menulis artikel ilmiah dengan tetap
mentaati semua aturan atau ketentuan yang tercantum dalam Jurnal Ilmiah ini. Akhirnya,
semoga Jurnal Ilmiah ini bermanfaat untuk semua pihak.
Om, Santih, Santih, Santih, Om.




                                                                      April 2012


                                                                      Redaksi




                                                                                         ii
DAFTAR ISI


                                                                                                                                                        Hlm
Susunan Organisasi Pengelola ………………………………………………………………                                                                                                     i

Pengantar Redaksi …………………………………………………………………………..                                                                                                         ii

Daftar isi ………………………………………………………………................................                                                                                      iii

Perlindungan Hukum Terhadap Notaris Dalam Melaksanakan Kewajiban Rahasia
Jabatan Di Daerah Hukumnya
Eleanora M Pangkahila...............................................................................................................................     1

Kajian Yuridis Terhadap Akta Otentik Berdasarkan Pasal 77 Ayat (1) Undang-
Undang Nomor 40 Tahun 2007 Tentang Perseroan Terbatas Dalam Kaitannya Dengan
Pasal 16 Ayat (1) Huruf L Undang-Undang Nomor 30 Tahun 2004 Tentang Jabatan
Notaris
I Gusti Ngurah Agung Sutejo Wiradinata Kepakisan…………………………………………………….                                                                                    12

Pelaksanaan Ketentuan Pasal 157 Ayat (3) Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2007
Tentang Perseroan Terbatas Terhadap Perseroan Yang Telah Memperoleh Status
Badan Hukum
(Studi Di Kabupaten Badung)
Ni Kade Ayu Budhiartini…………………………………………………………………………………                                                                                                   23

Pelaksanaan Perjanjian Kredit Dengan Jaminan Fidusia
Pada Lembaga Perkriditan Desa (Lpd) “Desa Pakraman Sesetan”
Kecamatan Denpasar Selatan
Eddy Yunianto Sarim..................................................................................................................................    48

Analisis Kewenangan Dan Tanggung Jawab Notaris Dalam Pembuatan Akta
Keterangan Waris Untuk Golongan Tionghoa
I Dewa Gede Wirasatya Purnama………………………………………………………………………...                                                                                              55




Petunjuk Penulisan Artikel




                                                                                                                                                               iii
PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP NOTARIS DALAM MELAKSANAKAN KEWAJIBAN
                                RAHASIA JABATAN DI DAERAH HUKUMNYA

                                                   Eleanora M Pangkahila
                                          Magister Kenotariatan Universitas Udayana
                                                         E-Mail : -

                                                     Supervisors/Co-Supervisors
                                                    Dr. Jazim Hamidi, SH.,MH.
                                                         Purwati, SH.,MH.


                                                               ABSTRACT


         Eleanora Maria Pangkahila, SH, student of Notary Magister Program 2007, “The Legal Protection for
Notarian in Practicing Profesional Obligation of Confidential Secret in their Law Area, First Consultant Mr. Dr.
Jazim Hamidi,SH.,MH, Second Consultant : Mrs. Purwari,SH.,MH.


         Notary is a trusted profession and for public benefit, that a client will rely to trust them. Forward action of
Notarian Job have law impact, it means in any Notaric certificate can be used as a tool of proof, when an event of
litigation or disputes between the parties in the future. This caused profesional confidential secret of notary can kept
provided according to their roles in law proceses. Based on background mentioned above, there are 3 issues which
discussed in this theses, namely (1) Law meaning of Notary obligation to keep confidential secretes, (2) Obligation
to provide confidential secret of Notary, (3) The legal protection to Notarian in profesional obligation to keep
confidential secret in their law area.
         The research was be classified into normative legal research with appproached by conceptual and statute
appproach. The legal materials of this research were based on primary, secondary and tertiary legal materials. The
legal materials was be descripted henceforth to be interpreted, systematization, analysed, evaluated and also given
argument to get conclusion of the problems.
         Result of the research indicate that (1) The law meaning of Notary obligation to keep confidential secretes
is to obey the profesional oath of Notary in providing law protection to all parties which promised by them. The
certificate that made upon the presence of Notary as an implementation of the provision of Article 16, Verse
(1)UUJN jo. Article 332 verse (1) of the KUHAP (2) Obligation to provide confidential secret of Notary has
tendency of crossing it due to criminal sanction fines are very low according to article 332, program 1 mentioned
that fine maximum Rp 600,- (six hundreds rupiah) (3) legal protection to Notarian in profesional obligation to keep
confidential secret in their law area, type of legal protection one among others is being accepted the right of
deniying to what ever written in the certificate they made, as organized in aerticle 1909 verse 2, KUHP civil jo.
Article 170 KUHP There is protection MPD through agreement by reason from MPD in the case where Notary is
called as a witness, determination of Notaric Certificate as a written proof according to arcticle 164 HIR and 1866
KUH Civil


Key Words : Confidential official, Notary, Legal protection.




                    J u r na l I l mi a h P r o d i M ag i ster K e n o tar i at a n, 2 01 2 - 2 01 3           Page 1 
PENDAHULUAN                                           Pasal 54, menyatakan bahwa :

1.1. Latar Belakang Masalah                                             “Notaris hanya dapat memberikan, memperlihatkan,
                                                                        atau memberitahukan isi akta, groose akta, salinan akta
        Dengan berlakunya Undang-Undang No 30                           atau kutipan akta kepada orang yang berkepentingan
Tahun 2004 tentang Jabatan Notaris, diharapkan dapat                    langsung pada akta, ahli waris, atau orang yng
memberikan perlindungan hukum baik kepada                               memperoleh hak, kecuali ditentukan lain oleh peraturan
masyarakat maupun terhadap Notaris itu sendiri.                         perundang-undang.”

         Di dalam Pasal 1 ayat (1) Undang-Undang No.                             Akhir-akhir ini banyak berita di masa media
30 Tahun 2004 tentang Jabatan Notaris disebutkan                        cetak dan elektronik bahwa seorang Notaris diajukan ke
bahwa Notaris adalah pejabat umum yang berwenang                        pengadilan sebagai tergugat atau saksi, baik dalam
untuk membuat akta otentik dan kewenangan lainnya                       perkara perdata maupun pidana. Penyimpangan-
sebagaimana dimaksud dalam Undang-Undang.                               penyimpangan terhadap kewenangan dan kewajiban
Kemudian berkaitan dengan kewenangan pembuatan                          yang dilakukan Notaris, memungkinkan              Notaris
akta otentik Pasal 15 ayat (1) Undang-Undang Jabatan                    berurusan dengan pertanggungjawaban secara hukum.
Notaris menyebutkan;                                                    Pertanggungjawaban tersebut dapat berupa pidana,
                                                                        perdata maupun administratif.
”Notaris berwenang membuat akta otentik mengenai                                  Fakta menunjukkan bahwa Notaris di dalam
semua perbuatan, perjanjian, dan ketetapan yang                         melakukan jual beli hak atas tanah, Notaris yang tidak
diharuskan oleh peraturan perundang-undangan                            merangkap PPAT mengambil pekerjaan PPAT dengan
dan/atau yang dikehendaki oleh yang berkepentingan                      meminta penomoran pada PPAT lain. Banyak terjadi
untuk dinyatakan dalam akta otentik, menjamin                           juga pembuatan akta jual beli dibawa keluar oleh
kepastian tanggal pembuatan akta, menyimpan akta,                       pegawainya bukan ditandatangai di hadapan notaris, dan
memberikan grosse, salinan dan kutipan akta, semuanya                   masih banyak lagi perbuatan Notaris tidak sesuai
itu sepanjang pembuatan akta-akta itu juga ditugaskan                   dengan etika seorang notaris.
atau dikecualikan kepada pejabat lain yang ditetapkan                            Penyimpangan secara administratif umumnya
oleh Undang-Undang.”                                                    dilakukan Notaris dengan tanpa mengindahkan
                                                                        ketentuan prosedur dalam pembuatan akta seperti yang
          Disamping membuat akta otentik, Notaris juga                  tertuang dalam UUJN maupun perilaku yang melanggar
mempunyai wewenang untuk pencatatan/(waarmeking)                        Kode Etik Profesi. Hal tersebut sering dirasakan
terhadap perjanjian. Sesuai dengan pasal 15 ayat 2                      merugikan para pihak yang minta bantuan dalam
UUJN menyatakan Notaris berwenang:                                      pembuatan akta. Di samping itu adanya upaya-upaya
 a. Mengesahkan tanda tangan dan menetapkan                             dari pihak tertentu yang ingin memanfaatkan kelemahan
      kepastian tanggal surat di bawah tangan dengan                    seorang Notaris, baik dari sisi personalitas maupun
      mendaftar dalam buku khusus.                                      profesionalitas.
 b. Membukukan surat-surat di bawah tangan dengan                                Oleh karena itu, ketelitian sangat mutlak
      mendaftar dalam buku khusus.                                      dimiliki oleh seorang Notaris dalam melaksanakan tugas
 c. Membuat kopi dari asli surat-surat di bawah                         sebagai Pejabat Umum. Tindak lanjut dari tugas yang
      tangan berupa salinan yang memuat uraian                          diemban oleh Notaris mempunyai dampak secara
      sebagaimana ditulis dan digambarkan dalam surat                   hukum. Dampak hukum artinya; Bahwa                  setiap
      yang bersangkutan.                                                pembuatan akta otentik yang dilakukan oleh Notaris
 d. Melakukan pengesahan kecocokan fotokopi                             dapat dijadikan sebagai alat pembuktian di muka sidang
      dengan surat aslinya.                                             pengadilan apabila terjadi sengketa di antara para pihak.
 e. Memberikan penyuluhan hukum berhubungan                                      Persengketaan      tersebut    tidak    menutup
      dengan pembuatan akta.                                            kemungkinan melibatkan Notaris dan atas keterlibatan
 f. Membuat akta yang berkaitan dengan pertanahan                       itu Notaris harus bertanggung jawab atas apa yang telah
      atau,                                                             dilakukannya, Oleh karena itu, terhadap tanggung jawab
 g. Membuat akta risalah lelang.                                        profesi Notaris dalam melaksanakan kewajiban rahasia
            Selain kewenangan Notaris tersebut di atas,                 jabatan diperlukan suatu ruang lingkup peraturan yang
di dalam UUJN No. 30 Tahun 2004, pasal 16 ayat (1)                      jelas.
huruf e dan pasal 45 menjelaskan kewajiban yang harus                            Sehingga Notaris yang telah melaksanakan
dijalankan oleh seorang Notaris. Penjelasannya sebagai                  tugas dan kewajibannya sesuai kerangka hukum dapat
berikut;                                                                terlindungi. Notaris menurut ketentuan hukum tidak
Pasal 16 ayat (1) huruf e berbunyi :                                    boleh memihak. Ini berarti Notaris dalam membantu
                                                                        para pihak yang merumuskan dalam akta, harus
“Merahasiakan segala sesuatu mengenai akta yang                         memperhatikan kepentingan kedua belah pihak dan
dibuatnya dan segala keterangan yang diperoleh guna                     harus merahasiakan yang berhubungan dengan isi akta
pembuatan akta sesuai dengan sumpah/janji jabatan,                      yang dibuatnya. Tertutama apabila terjadi sengketa
kecuali Undang-Undang menentukan lain.”                                 antara kedua belah pihak yang mengakibatkan adanya
                                                                        peyidikan terhadapap akta Notaris. Tujuan penyidikan
                                                                        adalah mencari dan mengumpulkan bahan–bahan
                                                                        pembuktian.

                  J u r na l I l mi a h P r o d i M ag i ster K e n o tar i at a n, 2 01 2 - 2 01 3                       Page 2 
Sanksi terhadap pelanggaran yang dilakukan                     1.4. Tujuan Penelitian
Notaris terhadap rahasia jabatan ini merupakan
pelanggaran rahasia negara. Di dalam UUJN sendiri                        1. Tujuan Umum
juga diatur mengenai sanksi tersebut yakni berupa                            Makna hukum dari kewajiban melaksanakan rahasia
teguran lisan, teguran tertulis, pemberitahuan sementara,                    jabatan notaris.
pemberhentian dengan hormat atau pemberhentian                               Kewajiban melakukan rahasia jabatan notaris ada
dengan tidak hormat (Pasal 85 UUJN). Selain diatur                           kecenderugan dilanggar.
dalam UUJN, sanksi pelanggaran mengenai rahasia                              Bentuk perlindungan hukum terhadap notaris dalam
jabatan ini juga diatur dalam Pasal 322 Kitab undang-                        melakukan kewajiban merahasiakan jabatan di
Undangn Hukum Pidana (KUHP) tentang Membuka                                  daerah hukumnya.
Rahasia. Kewajiban ini mendapat pengecualian                             2. Tujuan Khusus
sebagaimana tercantum dalam Pasal 66 ayat (1) UUJN.                          Untuk mengetahui makna hukum dari kewajiban
Ketentuan Pasal 66 ayat (1) UUJN tersebut hingga saat                        melaksanakan rahasia jabatan notaris itu.
ini masih menjadi kendala bagi para Notaris, terutama                        Untuk mengetahui kewajiban melakukan rahasia
bagi Majelis Pengawas Daerah (MPD) dalam                                     jabatan notaries ada kecenderungan dilanggar.
memberikan suatu tolok ukur persetujuan terhadap                             Untuk mengetahui bentuk perlindungan hukum
Notaris yang diapanggil sebagai saksi oleh penyidik,                         terhadap notaris dalam melakukan kewajiban
penuntut umum maupun hakim. Hal ini disebabkan                               merahasiakan jabatan di daerah hukumnya.
karena di satu sisi Notaris harus menjalankan
kewajibannya yaitu melaksanakan rahasia jabatan dan                      1.5. Manfaat Penelitian
wajib ingkar terhadap akta yang dibuatnya. Di sisi lain
Notaris sebagai Pejabat Umum juga harus                                  Melalui penelitian ini, diharapkan dapat memberikan
mengutamakan kepentingan umum.                                           manfaat baik secara teoritis maupun praktis sebagai
          Hal lain yang masih menjadi kendala adalah                     berikut;
kapasitas dan fungsi dari organisasi Notaris, dalam hal                  1. Secara Teoritis
ini Ikatan Notaris Indonesia (INI) yang akan semakin                               Diharapkan hasil penelitian ini dapat berguna
sulit bertindak secara obyektif. Hal ini disebabkan                      utnuk menambah dan melengkapi khasanah               ilmu
karena salah satu unsur Majelis Pengawas diambil dari                    hukum dalam hal ini khusunya bidang hukum tentang
praktisi. INI yang merupakan organisasi Independent                      Jabatan Notaris.
dan terbebas dari campur tangan pemerintah                               2. Secara Praktis
mempunyai hak untuk melindungi para anggotanya.                                    Diharapakan dengan hasil-hasil penelitian
          Berdasar pada penjelasan dari latar belakang                   dapat mejadi masukan bagi para      pelaksana hukum di
masalah, kemudian penulis tertarik untuk melakukan                       lapangan terutama yang menjadi subyek         penelitian.
penelitian mengenai perlindungan hukum terhadap                          serta     menjadi bahan penelitian lebih lanjut, berkaitan
jabatan Notaris dengan mengangkatnya ke dalam                            dengan rahasia abatan      Notaris dan bermanfaat bagi
sebuah tesis berjudul : “ PERLINDUNGAN HUKUM                             pihak-pihak yang terkait dengan pelaksanaan kewajiban
TERHADAP NOTARIS DALAM MELAKSANAKAN                                      rahasia jabatan Notaris dan bagi masyarakat.
KEWAJIBAN RAHASIA JABATAN DI DAERAH
HUKUMNYA ”                                                                                    TINJAUAN PUSTAKA

1.2. Batasan Masalah                                                     2.1. Tinjauan Umum Tentang Notaris

1. Permasalahan pertama mengenai makna hukum dari                        2.1.1. Sejarah Perkembangan Notaris
   kewajiban            melaksanakan         rahasia                            Sejarah Notaris di Indonesia pada hakekatnya
   jabatan Notaris,                                                      tidak dapat dipisahkan dari sejarah lembaga di Negara
2. Permasalahan kedua mengenai kewajiban melakukan                       pada umumnya, khususnya di negeri Belanda. Hal
   rahasia jabatan      Notaris yang cenderung                           tersebut disebabkan karena perundang-undangan di
   dilanggar,                                                            Indonesia di bidang Notariat berakar dari Notariswet,
3. Permasalahan ketiga mengenai bentuk perlindungan                      dari negeri Belanda tanggal 9 Juli 1842 (Ned. Stbl. No.
   hukum terhadap       Notaris dalam melaksanakan                       20). Dengan demikian, lembaga kenotariatan baru
   kewajiban merahasiakan jabatan di daerah                              dikenal di Indonesia sejak hukum Belanda masuk ke
   hukumnya.                                                             Indonesia. Semula lembaga ini diperuntukan bagi
                                                                         golongan Eropa terutama dalam bidang hukum perdata
1.3. Rumusan Masalah                                                     yaitu Burgelijk Wetboek. Notariat berasal dari kata
                                                                         Latijne Notariaat, sedangkan Notaris dari Notarius
1. Apa makna hukum dari kewajiban melaksanakan                           (Notarui), adalah orang menjalankan pekerjaan
   rahasia jabatan notaris?                                              menulis…..
2. Mengapa kewajiban melakukan rahasia jabatan
   notaris ada kecenderungan       dilanggar?                            2.2.2. Pengertian dan Peranan Notaris bagi
3. Bagaimanakah bentuk perlindungan hukum terhadap                       Masyarakat
   Notaris dalam            melakukan        kewajiban                           Notaris yang dalam profesinya sesungguhnya
   merahasiakan jabatan di daerah hukumnya?                              merupakan instansi yang dengan akta-aktanya
                                                                         menimbulkan alat-alat pembuktian tertulis dan
                                                                         mempunyai sifat otentik, menurut pendapat kami dapat
                   J u r na l I l mi a h P r o d i M ag i ster K e n o tar i at a n, 2 01 2 - 2 01 3                       Page 3 
berbuat banyak untuk mendorong masyarakat guna alat-                           b) Notaris dalam menjalankan tugasnya tidak
alat pembuktian.                                                                  boleh mencemarkan nama baik dari korps
                                                                                  pengemban profesi hukum.
2.2.Tugas dan Wewenang Notaris                                                 c) Notarisdalam menjalankan tugasnya tidak
         Wewenang utama yang dimiliki oleh Notaris                                boleh mencemarkan nama baik dari lembaga
adalah membuat suatu akta otentik sehingga                                        notaris.
keotentikannya suatu akta Notaris bersumber dari Pasal                         d) Karena notaris bekerja dengan menerapkan
15 Undang-Undang jabatan Noptaris dan juga Pasal                                  hukum di dalam produk yang dihasilkan, Kode
1868 KUHPerdata. Suatu akta otentik yang disebut telah                            Etik ini diharapkan senantiasa meningkatkan
memenuhi otensitas suatu akta, apabila telah memenuhi                             jabatannya untuk senantiasa menjunjung tinggi
3 unsur, yaitu:                                                                   keluhuran dari martabat dan tugas jabatannya,
    a) Akta itu dibuat dalam bentuk yang ditentukan                               sertya menjalankan tugas dengan memenuhi
         oleh Undang-Undang.                                                      persyaratan yang ditentukan oleh perundang-
    b) Akata itu harus dibuat oleh (door) atau di                                 undangan.
         hadapan (ten overstaan) seorang pejabat
         umum.                                                           2.4. Konsep Negara Hukum
    c) Pejabat Umum itu mempunyai kewenangan
         untuk membuat akta.                                                      Suatu Negara dapat dikatakan Negara hukum
                                                                         “rechstaat” menurut Burkens, (dalam kutipan Yohanes
2.3. Tinjauan Yuridis Akta Notaris                                       Usfan) apabila memenuhi syarat-sayarat29:
                                                                              1. Azas legalitas. Setiap pihak pemerintahan
2.3.1. Akta Notaris sebagai Alat Bukti                                            harus didsarkan atas peraturan perundang-
          Berdasarkan Pasal 1 ayat (7) Undang-Undang                              undangan (wettelijke gronslag). Dengan
Jabatan Notaris, yang dimaksud dengan definisi akta                               landasan ini, undang-undang dalam arti formil
Notaris adalah akta otentik yang dibuat oleh atau di                              dan undang-undang sendiri merupakan temuan
hadapan Notaris menurut bentuk dan tata cara yang                                 dasar tindak pemerintahan. Dalam hubungan
ditetapkan dalam Undang-Undang ini. Akta otentik atau                             ini pembentukan undang-undang merupakan
akta yang dibuat oleh atau di hadapan Notaris                                     bagian penting Negara hukum.
merupakan suatu alat bukti sempurna. Alat bukti yang                          2. Pembagian kekuasaan. Syarat ini mengandung
sah atau diterima dalam suatu perkara, pada dasarnya                              makna bahwa kekuasaan Negara tidak boleh
terdiri dari ucapan dalam bentuk keterangan saksi-saksi,                          hanya bertumpu pada satu tangan.
pengakuan, sumpah, dan tertulis dapat berupa tulisan-                         3. Hak-hak dasar (grondrechten), merupakan
tulisan yang mempunyai nilia pembuktian. Dalam                                    sasaran perlindungan diri pemerintahan
perkembangan alat bukti sekarang ini (untuk perkara                               terhadap rakyat dan sekaligus membatasi
pidana maupun perkara perdata) telah pula diterima alat                           kekuasaan pembentuk undang-undang.
bukti elektronik atau yang disimpan secara elektronik                         4. Pengawasan pengadilan bagi rakyat tersedia.
sebagai alat bukti yang sah dalam persidangan di                                  .
pengadilan.                                                              2.5. Konsep Kewenangan
2.3.2. Syarat Akta Notaris sebagai Alat Bukti.                                    Dalam beberapa sumber menerangkan bahwa
          Akta yang dibuat olehg atau di hadapan                         istilah kewenangan (wewenang) disejajarkan dengan
notaries berkeduidukan sebagai akta otentik menurut                      bevoegheid dalam istilah Belanda, menurut Phillipus M.
bentuk dan tata cara yang ditetapkan dalm Undang-                        Hadjon salah seorang guru besar Fakultas Hukum Unair
Undang Jabatan Notaris. Menurut Irawan Soerodjo, ada                     mengatakan bahwa “wewenang terdiri atas sekurang-
3 (tiga) unsur esensialia agar terpenuhinya syarat formal                kurangnya mempunyai 3 komponen, yaitu: pengaruh,
suatu akta otentik, yaitu:                                               dasar hukum dan komformitas hukum”.
     a) Di dalam bentuk yang telah ditentukan oleh                                Komponen pengaruh bahwa penggunaan
          Undang-Undang.                                                 wewenang dimaksudkan untuk mengendalikan prilaku
     b) Dibuat oleh atau di hadapan pejabat umum.                        subyek hukum; dasar hukum dimaksudkan, bahwa
     c) Akta yang dibuat oleh atau di hadapan pejabat                    wewenang itu haruslah mempunyai dasar hukum;
          umum yang berwenang untuk itu dan di tempat                    sedangkan komponen komformitas hukum dimaksud
          di mana akta itu dibuat.                                       bahwa wewenang itu haruslah mempunyai standar.
                                                                                  Kewenangan secara teoritik dapat diperoleh
3.1. Kode Etik Notaris
                                                                         melalui 3 cara, yaitu atribusi, delelgasi, dan mandate.
         Dalam melaksanakan tugasnya, seorang notaris
                                                                         Atribut (atribusi) adalah pemberian wewenang
harus menerapkan disiplin ilmu hukum di dalam
                                                                         pemerintah oleh pembuat undang-undang kepada
masyarakat. Pelaksanaan jabatan Notaris harus dikontrol
                                                                         organpemerintah;      delegasi    adalah     pelimpahan
dengan Kode Etik Notaris. Sebagaimana dikatakan oleh
                                                                         wewenang pemerintah dari satu organ pemerintah
Frans Hendra Winata, ada beberapa pertimbangan
                                                                         kepada pemerintahan yang lain; sedangkan mandate
yuridis yang harus kita perhatikan, antara lain:
                                                                         mandate terjadi ketika organ pemerintahan mengizinkan
     a) Notarisadalah pejabat public yang bertugas
                                                                         kewenangannya dijalankan oleh organ lain atas
         untuk melaksanakan jabatan public.
                                                                         namanya.


                   J u r na l I l mi a h P r o d i M ag i ster K e n o tar i at a n, 2 01 2 - 2 01 3                    Page 4 
2.6. Teori Perlindungan Hukum                                             bagaimana penerapannya/pelaksanannya melalui suatu
                                                                          penelitian lapangan yang dilakukan dengan wawancara,
        Pengertian perlindungan hokum, seperti yang                       sehingga diperoleh kejelasan tentang hal yang diteliti.
apa yang tertulis di dalam kamus bahasa Indonesia                         Peda penelitan ini yang diteliti pada awalnya adalah
Kontemporer bahwa “suatu upaya yang menjamin                              data sekunder, kemudian dilanjutkan dengan penelitian
adanya    kepastian    hokum    untuk  memperoleh                         terhadap data primer di lapangan.
perlindungan berdasarkan peraturan-peraturan atau
undang-undang”. Sedangkan menurut Kamus Hukum                             3.2. Spesifikasi Penelitian
Perlindungan Hukum adalah:
                                                                                   Spesifikasi penelitian dalam penulisan tesis ini
“suatu upaya kepastian hukum untuk mendapatkan                            adalah deskriptif analitis. Deskriptif penelitian ini,
perlindungan berdasarkan peraturan-peraturan yang                         terbatas pada usaha mengungkapkan suatu masalah atau
dibuat oelh suatu kekuasaan Negara dan sebagainya                         keadaan atau perisitwa sebagaimana adanya, sehingga
atau dapat yang berlaku bagi semua orang di suatu                         bersifat sekedar untuk mengungkpakan fakta. Hasil
masyarakat atau Negara”.                                                  penelitian ditekankan pada memberikan gambaran
                                                                          secara obyektif, tentang keadaan sebenarnya dari obyek
Hadjon menyebutkan, ada 2 macam perlindungan                              yang diselidiki. Sedangkan istilah analisis mengandung
hukum bagi rakyat, yaitu;                                                 pengertian      mengelompokkan,        menghubungkan,
 1. Perlindungan Hukum Prefentif                                          membandingkan data-data yang diperoleh baik dari segi
      Kepada rakyat diberi kesempatan untuk                               teori maupun dari segi praktek.
      mengajukan keberatan atau pendapatnya sebelum
      suatu keputusan pemerintah mendapat bentuk                          3.3. Metode Pengumpulan Data
      yang definitive bertujuan mencegah sengketa.
 2. Perlindungan Hukum Represif : bertujuan                                        Secara umum, dalam penelitian biasanya
      menyelesaikan sengketa.                                             dibedakan antara data yang diperoleh secara langsung
      Perlindungan hukum preventif sangat besar                           dari masyarakat dan data dari bahan pustaka. Yang
      artinya bagi pemerintah yang didasarkan                             diperoleh langsung dari masyarakat dinamakan data
      kebebasan bertindak karena dengan adanya                            primer atau data dasar dan data yang kedua disebut data
      perlindungan hukum preventif, pemerintah                            sekunder. Data primer dan data sekunder yang dapat
      terdorong untuk bersifat hati-hati dalm                             dipaparkan sebagai berikut;
      mengambil keputusan yang didasarkan pada                            1. Data primer dalam penelitian ini objek penelitian
      diskresi.    Dengan      pengertian   demikian,                          itu sendiri yang dikaitkan dengan teori-teori
      penanganan perlindungan hukum bagi rakyat                                tertulis yang ada di data sekunder.
      oleh peradilan umum di Indonesia termasuk                           2. Data sekunder, merupakan data yang diperlukan
      kategori perlindungan hukum represif.                                    untuk melengkapi data primer. Selain berupa
                                                                               peraturan perundang-undangan, data sekunder juga
              METODE PENELITIAN                                                dapat berupa pendapat pakar yang ahli mengenai
         .                                                                     masalah ini, yang disampaikan melalui berbagai
Penelitian hukum pada dasarnya dibagi dua (2) jenis,                           macam bentuk buku, karya ilmiah, laporn
yakni :                                                                        penelitian,media massa, dan lain-lain.
         1. Penelitian normatif merupakan penelitian
            deng menggunakan data sekunder sehingga                       Berikut ini beberapa sumber yang akan dijadikan
            disebut pula dengan penelitian kepustakaan,                   sebagai data sekunder;
         2. Penelitian empiris adalah penelitian                            a. Undang-Undang Nomor 30 tahun 2004 tentang
            langsung di masyarakat ada yang melalui                             jabatan Notaris.
            kuisioner ataupun wawancara secara                              b. Kitab       Undang-undang    Hukum    Perdata
            langsung.                                                           (KUHPerdata).
                                                                            c. Kitab Undang-Undang Hukum Pidana (KUHP).
         Metode penelitian yang digunakan dalam                             d. Kita Undang-Undang Hukum Acara Pidana
penulisan ini adalah menggunakan kedua metode baik                              (KUHAP).
metode penelitian normative     (metode penelitian                          e. Peraturan Menteri Hukum dan HAM, Nomor :
Kualitatif)                                                                     M.02.PR.08.10 tahun 2004 tentang Tata Cara
.                                                                               Pengangkatan Anggota, Pemberhentian Anggota,
3.1. Metode Pendekatan                                                          Susunan Organisasi dan Tata Cara Pemeriksaan
                                                                                majelis Pengawas Notaris.
       Dalam penelitian ini, metode pendekatan yang                         f. Peraturan Menteri Hukum dan HAM RI. Nomor
digunakan termasuk pada penelitian hukum yuridis                                :    M.03HT.03.10     Tahun   2007    tentang
empiris, yang terdiri dari penelitian terhadap identifikasi                     Pengambilan Minuta Akta dan Pemanggilan
hukum dan penelitian terhadap efektifitas hukum45.                              Notaris.
Permasalah yang diteliti mencakup bidang yuridis                            g. Nota Kesepahaman No.Pol. B/1056/V/2006
mengatur tentang rahasia jabatan notaris dan sanksinya.                         Nomor : 01/MoU/PP-INI/V/2006 tentang
       Metode ini merupakan sautu pendekatan yang                               Pembinaan dan Peningkatan Profesionalisme di
mengacu pada peraturan tertulis atau bahan-bahan                                Bidang Penegakan Hukum.
hukum lainnya yang bersifat sekunder, untuk melihat                         h. Kamus hukum dan kamus bahasa Indonesia.
                    J u r na l I l mi a h P r o d i M ag i ster K e n o tar i at a n, 2 01 2 - 2 01 3                      Page 5 
i.       Serta buku-buku teori            pendukung          yang             f. Menjilid akta yang dibuatnya dalam 1 (satu)
           menyangkut hukum.                                                       bulan menjadi buku yang memuat tidak lebih
                                                                                   dari 50 (lima puluh) akta, dan jika jumlah akta
3.4. Metode Analisa Data                                                           tidak dapat dimuat dalam 1 (satu) buku, akta
                                                                                   tersebut dapat dijilid menjadi lebih dari 1 (satu)
         Penelitian ini menggunakan metode analisis                                buku, dan mencatat jumlah Minuta Akta,
data kualitatif. Metode ini memusatkan perhatiannya                                bulan, dan tahun pembuatannya pada sampul
pada prinsip-prinsip umum yang mendasari perwujudan                                setiap buku.
satuan-satuan gejala yang ada dalm kehidupan manusia,                           g. Membuat daftar dari akta protes terhadap tidak
atau pola-pola yang dianalisis gejala-gejala social                                dibayar atau tidak diterimanya surat berharga.
budaya, dengan menggunakan kebudayaan dari                                      h. Membuat daftar akta yang berkenaan dengan
masyarakat yang bersangkutan, untuk memperoleh                                     wasiat menurut urutan waktu pembuatan akta
gambaran mengenai pola-pola yang berlaku. Alasan                                   setiap bulan.
kenapa penelitian ini menggunakan metode anlisis                                i. Mengirimkan daftar akta sebagaimana
deskriptif kualitatif adalah data yang dikumpul adalah                             dimaksud dalam huruf h atau daftar nihil yang
data yang berupa kata-kata, kalimat, gambar, catatan,                              berkenaan dengan wasiat ke daftar Pusat
dokumen pribadi atau resmi, videotape, dan data-data                               Wasiat Departemen yang tugas dan
tersebut bukan berupa kumpulan angka-angka.                                        tanggungjawabnya di bidang kenotariatan
                                                                                   dalam waktu 5 (lima) hari pada minggu
       HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN                                             pertama setiap bulan berikutnya.
                                                                                j.  Mencatat      dalam     repertorium      tanggal
       Di dalam BAB IV, ada 3 (tiga) pokok                                         pengiriman daftar wasiat pada setiap akhir
permasalahan yang akan dibahas. Dari ketiga pokok                                  bulan.
bahasan tersebut adalah (1) Makna Hukum dari                                    k. Mempunyi cap stempel yang memuat lambang
Kewajiban Melaksanakan Rahasia Jabatan Notaris, (2)                                Negara Republik Indonesia dan pada ruang
Kewajiban Melakukan Rahasia Jabatan Notaris Ada                                    yang melingkarinya dituliskan nama, jabatan,
Kecenderungan Dilanggar, (3) Bentuk Perlindungan                                   dan tempat kedudukan yang bersangkutan.
Hukum Terhadap Notaris Dalam Melakukan Kewajiban                                l. Membacakan akta di hadapan penghadap
Merahasiakan Jabatan di daerah Hukumnya. Berikut ini                               dihadiri oleh paling sedikit 2 (dua orang saksi
adalah pembahasannya.                                                              dan ditandatangani pada saat itu juga oleh
                                                                                   penghadap, saksi, dan notaris.
4.1. Makna Hukum dari Kewajiban Melaksanakan                                    m. Menerima magang calon notaris.
Rahasia Jabatan Notaris.                                                         
                                                                          4.1.2. Kewenangan Notaris selaku Pejabat Umum
        Penafsiran makna hukum dari kewajiban                                    
melaksanakan rahasia jabatan notaris pembahasannya                        Kewenangan notaris berdasarkan ketentuan Pasal 15
dibagi menjadi dalam 3 (tiga) aspek, yaitu; (1)                           ayat (1) Undang-Undang Jabatan Notaris yaitu:
Kewajiban notaris selaku pejabat umum, (2)                                       
Kewenangan notaris selaku pejabat umum, (3)                               “Notaris berwenang membuat akta otentik mengenaii
Tanggung jawab notaris dan kekuatan pembuatan akta.                       semua perbuatan, perjanjian, dan ketetapan yang
Pembahasannya sebagai berikut;                                            diharuskan oleh peraturan perundang-undangan
                                                                          dan/atau yang dikehendaki oleh yang berkepentingan
4.1.1. Kewajiban Notaris selaku Pejabat Umum                              untuk dinyatakan dalam akta otentik, menjamin
                                                                          kepastian tanggal pembuatan akta, menyimpan akta,
         Sesuai dengan Pasal 16 ayat (1) Undang-
                                                                          memberikan grosse, salinan dan kutipan akta, semuanya
Undang Jabatan Notaris menjalankan jabatannya,
                                                                          itu sepanjang pembuatan akta-akta itu juga ditugaskan
notaris berkewajiban sebagai berikut;
                                                                          atau dikecualikan kepada pejabat lain yang ditetapkan
    a. Bertindak jujur, seksama, mandiri, tidak
                                                                          oleh Undang-Undang”
         berpihak, dan menjaga kepentingan pihak yang
         terkait dalam pembuatan hukum.
                                                                          4.1.3. Tanggung Jawab Notaris dan Kekuatan
    b. Membuat akta dalam bentuk Minuta Akta dan
                                                                          Pembuatan Akta
         menyimpannya sebagai bagian dari Protokol
         Notaris.                                                               Akta otentik yang dibuat oleh notaris
    c. Mengeluarkan Grosse Akta, Salinan Akta, atau                       mengandung arti bahwa akta otentik merupakan bukti
         Kutipan Akta berdasarkan Minuta Akta.                            yang sempurna tentang apa yang dibuat di dalamnya.
    d. Memberikan        pelayanan     sesuai  dengan                     Akta otentik mempunyai 3 (tiga) macam kekuatan
         ketentuan dalam Undang-Undang, kecuali ada                       pembuktian, antara lain;
         alasan yang menolaknya.                                            a. Kekuatan Pembuktian lahiriah, yaitu kemampuan
    e. Merahasiakan segala sesuatu mengenai akta                                dari akta itu sendiri untuk membuktikan dirinya
         yang dibuatnya dan segala keterangan yang                              sebagai akta otentik. Jika dilihat dari luar
         diperoleh guna pembuatan akta sesuai dengan                            (lahirnya) sebagai akta otentik serta sesuai
         jumlah/janji jabatan, kecuali Undang-Undang                            dengan aturan hukum yang sudah ditentukan
         yang menentukan lain.

                    J u r na l I l mi a h P r o d i M ag i ster K e n o tar i at a n, 2 01 2 - 2 01 3                        Page 6 
mengenai syarat akta otentik, sampai terbutki                               merasa dirugikan atas akta yang dibuat oleh atau
     sebaliknya,                                                                 di hadapan notaris. Pengingkaran atau
     artinya sampai ada yang membuktikan bahwa                                   penyangkalan tersebut harus dilakukan dengan
     akta tersebut bukan akta otentik secara lahiriah.                           suatu gugatan ke pengadilan umum, dan
     Dalam ha ini, beban pembuktian ada pada pihak                               penggugat harus dapat membuktikan bahwa ada
     yang menyangkal keotentikan akta notaris.                                   aspek formal yang dilanggar atau tidak sesuai
     Parameter untuk menentukan akta notaris                                     dalam akta yang bersangkutan.
     sebagai akta otentik, yaitu tanda tangan dari
     notaris yang bersangkutan, baik yang ada pada                            Kekuatan Pembuktian materiil, kepastian tentang
     Minuta dan Salinan serta adanya awal akta                         suatu akta sangat penting, bahwa apa yang tersebut
     sampai akhir akta. Nilai pembuktian akta notaris                  dalam akta merupakan pembuktian yang sah terhadap
     dari aspek lahiriah, akta tersebut harus dilihat ada              pihak yang membuat akta atau mereka yang mendapat
     apanya, bukan dilihat ada apa. Secara lahiriah                    hak dan berlaku untuk umum, kecuali ada pembuktian
     tidak perlu dipertentangkan dengan alat bukti                     sebaliknya. Keterangan atau pernyataan yang
     yang lainnya. Jika ada yang menilik bahwa suatu                   dituangkan/dimuat dalam akta pejabat, atau keterangan
     akta notaris tidak memenuhi syarat sebagai akta,                  para pihak yang diberikan/disampaikan di hadapan
     maka yang bersangkutan wajib membuktikan                          notaris dan para pihak harus dinilai benar. Perkataan
     bahwa akta tersebut secara lahiriah bukan akta                    yang kemudian dituangkan/dimuat dalam akta berlaku
     otentik. Penyangkalan atau pengingkaran bahwa                     sebagai yang benar atau setiap orang yang dating
     secara lahiriah akta notaris sebagai akta otentik                 menghadap notaris yang kemudian kemudian
     atau bukan akata otentik, maka penilaian                          keterangannya dituangkan/dimuat dalam akta harus
     pembuktiannya harus didasarkan kepada syarat-                     dinilai telah benar berkata demikian. Jika ternyata
     syarat akta notaris sebagai akta otentik.                         pernyataan/keterangan para penghadap tersebut menjadi
     Pembuktian semacam ini harus dilakukan                            tidak benar, maka hal teresbut menjadi tanggung jawab
     melalui upaya gugatan ke pengadilan. Penggugat                    para pihak sendiri. Dengan demikian, isi akta notaris
     harus dapat membuktikan bahwa secara lahiriah                     mempunyai kepastian sebagai yang sebenarnya, menjadi
     akta yang menjadi objek gugatan bukan kata                        butki yang sah untuk di antara para pihak dan para ahli
     notaris.                                                          waris dan para penerima hak mereka. Jika akan
b.   Kekuatan Pembuktian Formil, akata notaris harus                   membuktikan aspek materiil dari akta, maka yang
     memberikan kepastian bahwa suatu kejadian dan                     bersangkutan harus dapat membuktikan bahwa notaris
     fakta tersebut dalam akta betul-betul dilakukan                   tidak menerangkan atau menyatakan yang sebenarnya
     oleh notaris atau diterangkan oelh pihak-pihak                    dalam akta, atau para pihak yang telah benar berkata (di
     yang menghadap pada saat yang tercantum                           hadapan notaris) menjadi tidak benar berkata, dan harus
     dalam akta sesuai dengan prosedur yang sudah                      dilakukan pembuktian terbalik untuk menyangkal aspek
     ditentukan dalam pembuatan kata. Secara formal                    materiil dari akta notaris
     untuk membuktikan kebenaran dan kepastian
     tentang hari, tanggal, bulan, tahun, pukul (waktu)                4.2. Kewajiban Melakukan Rahasia Jabatan Notaris
     menghadap, dan para pihak yang menghadap,                         Ada Kecenderungan Dilanggar.
     paraf dan tanda tangan para pihak/penghadap,                             
     saksi dan notaris, serta serta membuktikan apa                    4.2.1 Rahasia Jabatan
     yang dilihat, disaksikan, didengar oleh notaris                          
     (pada akta pejabat/berita acara), dan mencatatkan                 Sesuai dengan isi dari Pasal 4 ayat (1) Undang-Undang
     keterangan atau pernyataan para pihak                             Jabatan Notaris yang berbunyi, bahwa notaris sebelum
     /penghadap (pada akta pihak). Jika aspek formal                   menjalankan     jabatannya,      wajib    mengucapkan
     dipermasalahkan oleh para pihak, maka harus                       sumpah/janji menurut agamanya di hadapan Menteri
     dapat membuktikan ketidakbenaran hari, tanggal,                   dan Pejabat yang ditunjuk. Sedangkan pada ayat (2)
     bulan, tahun, dan pukul (waktu) menghadap,                        menyatakan :
     membuktikan ketidakbenaran mereka yang                            ”Saya bersumpah/berjanji :
     menghadap, membuktikan ketidakbenaran apa                                Bahwa saya akan patuh dan setia kepada Negara
     yang dilihat, disaksikan, dan didengar oleh                       Republik Indonesia, Pancasila dan Undang-Undang
     notaris. Selain itu juga harus dapat membuktikan                  Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945. Undang-
     ketidakbenaran pernyataan atau keterangan para                    Undang tentang Jabatan Notaris serta peraturan
     pihak yang diberikan/disampaikan di hadapan                       perundang-undangan lainnya,
     notaris, dan ketidakbenaran tanda tangan para                            Bahwa saya akan menjalankan jabatan saya
     pihak, saksi, dan notaris atau pun ada prosedur                   dengan amanah, jujur, seksama, mandiri, dan tidak
     pembuatan akta yang tidak dilakukan. Dengan                       berpihak.
     kata lain, pihak yang mempermasalahkan akta                              Bahwa saya akan menjaga sikap, tingkah laku
     tersebut harus melakukan pembuktian terbalik                      saya, dan menjalankan kewajiban saya sesuai dengan
     untuk menyangkal aspek formal dari akta notaris.                  Kode Etik Profesi, kehormatan martabat, dan tanggung
     Jika tidak mampu membuktikan ketidakbenaran                       jawab saya sebagai notaris.
     tersebut, maka akta tersebut harus diterima oleh                         Bahwa saya akan merahasiakan isi akta dan
     siapapun.      Siapapun       boleh     melakukan                 keterangan yang diperoleh dalam pelaksanaan jabatan
     pengingkaran atau penyangkalan atas aspek                         saya.
     formal akta notaris, jika yang bersangkutan
                 J u r na l I l mi a h P r o d i M ag i ster K e n o tar i at a n, 2 01 2 - 2 01 3                       Page 7 
Bahwa saya untuk dapat diangkat dalam jabatan                    tersebut tidak berlaku terhadap mereka, yang
ini, baik secara langsung, dengan nama atau dalih                       berdasarkan ketentuan perundang-undangan tidak
apapun, tidak pernah dan tidak akan memberikan atau                     diperbolehkan berbicara, demikian juga tidak berlaku
menjajikan sesuatu kepada siapapun”                                     terhadap mereka yang berdasarkan Pasal 1909 ayat (2)
                                                                        KUHPerdata, dan Pasal 145 HIR, dan Pasal 170 KUHP
4.2.2. Ancaman Pelanggarannya                                           dapat menentukan haknya untuk mengundurkan diri
                                                                        sebagai saksi dengan cara menuntut penggunaan hak
4.2.2.1. Ancaman Pidana                                                 ingkarnya.

         Apabila seorang notaris membuka rahasia                        4.3.2. Syarat dan Pemanggilan Notaris
jabatan yang diamanatkan padanya, maka kepadanya
diancam dengan pidana berdasarkan:                                             Syarat dan tata cara pemanggilan notaris yang
         Pasal 322 Kitab Undang-Undang Hukum                            diatur dalam Pasal 14 Peraturan Menteri Hukum dan
Pidana :                                                                HAM Republik Indonesia nomor : M.03.HT.03.10
         a.1. Barangsiapa dengan sengaja membuka                        Tahun 2007 menyatakan bahwa : Penyidik, Penuntut
               rahasia yang wajib disimpannya karena                    Umum, , maupun Hakim untuk kepentingan dan
               jabatan atau pencariannya, baik yang                     kelancaran proses peradilan dapat memanggil notaris
               sekarang, maupun yang dahulu,                            sebagai saksi, tersangka, atau pun terdakwa. Untuk
               diancam dengan penjara paling lama 9                     selanjutnya Majelis Pengawas Daerah memberikan
               (sembilan) bulan atau denda paling                       persetujuan pemanggillan notaris apabila ada dugaan
               banyak Rp. 600,- (enam ratus).                           tindak pidana berkaitan Minuta Akta dan/atau surat-
                                                                        surat yang dilekatkan pada Minuta Akta maupun
        a.2. Jika kejahatan dilakukan terhadap seorang                  Protokol Notaris dalam penyimpanan notaris, serta
                tertentu, maka perbuatan itu hanya dapat                belum gugur hak
                dituntut atas pengaduan orang lain.                     menuntut berdasarkan ketentuan tentang daluwarsa
                                                                        dalam peraturan perundang-
4.2.2.2. Ancaman Perdata                                                undangan di bidang hukum pidana. Untuk persetujuan
                                                                        tersebut diberikan setelah mendengar segala keterangan
         Apabila akibat dibukanya rahasia seseorang                     dari notaris yang bersangkutan. Jika Majelis Pengawas
oleh notaris atau karyawan notaris, sehingga diketahui                  Daerah tidak memberikan persetujuannya kepada
oleh masyarakat dan mengakibatkan kerugian bagi                         Penyidik, Penuntut Umum, maupun Hakim untuk
orang yang bersangkutan, maka notaris tersebut dapat                    pemanggilan notaris sebagai saksi, tersangka, atau pun
digugat secara perdata berdasarkan :                                    terdakwa apabila tidak memenuhi ketentuan tersebut.
         Pasal 1365 Kitab Undang-Undang Hukum                           Dalam hal kewenangan Majelis Pengawas daerah wajib
Perdata menyatakan bahwa : tiap perbuatan melanggar                     memberikan persetujuan atau tidak memberikan
hukum, yang membawa kerugian pada orang lain,                           persetujuan secara tertulis dalam jangka waktu paling
mewajibkan orang yang karena salahnya menerbitkan                       lama 14 (empat belas) terhitung sejak diterimanya surat
kerugian itu, mengganti kerugian tersebut.                              permohonan pemanggilan notaris. Apa bila jangka
                                                                        waktu tersebut terlampaui, maka Majelis Pengawas
4.2.3. Sanksi menurut Undang-Undang Jabatan                             Daerah dianggap telah menyetujui pemanggilan
Notaris                                                                 tersebut.

         Merahasiakan segala sesuatu mengenai akta                      4.3.3. Pembuktian Perkara
yang dibuat dan segala keterangan yang diperoleh guna
pembuatan akta merupakan salah satu kewajiban                           4.3.3.1. Pembuktian dalam Perkara Perdata
notaris. Pelanggaran terhadap kewajiban menjaga                                Pasal 164 HIR dan pasal 1866 KUHPerdata
kerahasiaan jabatan dapat mengakibatkan notaris                         menyatakan bahwa alat-alat bukti terdiri atas:
dikenakan sanksi oleh Majelis Pengawas Daerah, hal ini                       a. Bukti tulisan.
sesuai dengna Pasal 85 Undang-Undang Jabatan Notaris                         b. Bukti dengan saksi-saksi.
antara lain:                                                                 c. Persangkaan.
    a. Teguran lisan.                                                        d. Pengakuan
    b. Teguran tertulis.                                                     e. Sumpah
    c. Pemberhentian sementara.                                              f. Segala sesuatunya dengan mengindahkan
    d. Pemberhentian dengan hormat.                                              aturan-aturan yang ditetapkan dalam bab
    e. Pemberhentian dengan tidak hormat oleh                                    berikut.
          Menteri atas usul Majelis Pengawas Pusat.
                                                                         4.3.3.2. Pembuktian dalam Perkata Pidana
4.3. Bentuk Perlindungan Hukum Terhadap Notaris                                 Alat-alat bukti dan kekuatan pembuktian dalam
       dalam    Melakukan              Kewajiban                        Kitab Undang-Undang Hukum Acara Pidana (KUHAP)
       Merahasiakan Jabatan di Daerah Hukumnya.                         tidak terlalu berbeda dengan yang tercantum dalam
4.3.1. Hak Ingkar Notaris.                                              HIR. Pasal 184 KUHAP menyatakan bahwa alat bukti
       Pasal 1909 KUHPerdata mewajibkan setiap                          yang adalah:
orang yang cakap untuk menjadi saksi, untuk                                  1. Keterangan saksi
memberikan kesaksian di muka pengadilan. Ketentuan                           2. Keterangan ahli.
                  J u r na l I l mi a h P r o d i M ag i ster K e n o tar i at a n, 2 01 2 - 2 01 3                    Page 8 
3.   Surat.                                                                 menentukan       lain.    Kewenangan        notaris
    4.   Petunjuk.                                                              berdasarkan ketentuan Pasal 15 ayat (1) Undang-
    5.   Keterangan terdakwa.                                                   Undang Jabatan Notaris yaitu: Notaris
                                                                                berwenang membuat akta otentik mengenaii
         Suatu pembuktian haruslah dianggap tidak                               semua perbuatan, perjanjian, dan ketetapan yang
lengkap, jika keyakinan hakim didasarkan atas alat-alat                         diharuskan oleh peraturan perundang-undangan
bukti yang tidak mencukupi, umpamanya dengan                                    dan/atau yang dikehendaki oleh yang
keterangan hanya dari seorang saksi saja, ataupun                               berkepentingan untuk dinyatakan dalam akta
karena keyakinan tentang itu sendiri tidak ada.                                 otentik, menjamin kepastian tanggal pembuatan
                                                                                akta, menyimpan akta, memberikan grosse,
4.3.4. Kedudukan Notaris sebagai Saksi                                          salinan dan kutipan akta, semuanya itu sepanjang
       Kehadiran notaris yang membuat akta yang                                 pembuatan akta-akta itu juga ditugaskan atau
dijadikan alat bukti dalam suatu perkara bukan sebagai                          dikecualikan kepada pejabat lain yang ditetapkan
saksi biasa melainkan sebagai saksi ahli. yang akan                             oleh Undang-Undang.
menerangkan tentang apa yang saksi ketahui menurut                       5.1.2 Berdasarkan ketentuan yang diatur dalam Pasal 4
keahlian saksi, berkaitan dengan prosedur baku                                  ayat (1) dan ayat (2) tersebut menyatakan bahwa
terbitnya sebuah akta notaris.                                                  notaris yang diangkat itu sebelum mengangkat
       Menurut peraturan perundang-undangan, saksi                              sumpah tidak diperkenankan untuk melakukan
ahli dikenal dengan istilah keterangan ahli. Sesuai                             suatu pekerjaan yang termasuk dalam bidang
dengan Pasal 186 KUHP yang menyatakan bahwa                                     Jabatan Notaris . sebelum diadakan sumpah
keterangan ahli adalah apa yang seorang ahli                                    jabatan bagi seorang notaris, notaris tidak berhak
menyatakan di siding pengadilan. Penjelasan pasal                               membuat akta otentik. Apabila seorang notaris
tersebut menjelaskan keterangan ahli ini dapat diberikan                        melanggar ketentuan tersebut, maka selain
pada waktu pemeriksaan oleh penyidik atau penuntut                              dikenakan sanksi, akta yang dibuat oleh notaris
umum yang dituangkan dalam satu bentuk laporan dan                              tersebut tidak akan mempunyai sifat otentik
dibuat dengan mengikat sumpah di waktu seorang                                  melainkan hanya berlaku sebagai akta di bawah
notaris menerima jabatan atau pekerjaan. Setiap orang                           tangan, apabila ditandatangani oleh para pihak.
menurut hukum acara pidana dapat diangkat sebagai                               Apabila seorang notaris membuka rahasia
saksi ahli, yaitu mempunyai pengetahuan dan                                     jabatan yang diamanatkan padanya, maka
pengalaman soal tersebut.                                                       kepadanya diancam dengan pidana berdasarkan
       Seorang notaris adalah pejabat yang berwenang                            Pasal 322 Kitab Undang-Undang Hukum Pidana.
menurut ketentuan peraturan perundang-undangan                                  Pasal 1365 Kitab Undang-Undang Hukum
untuk membuat suatu akta yang mencatat segala sesuatu                           Perdata menyatakan bahwa tiap perbuatan
yang disaksikan dan dimintakan untuk dapat dimuat di                            melanggar hukum, yang membawa kerugian
dalamnya oleh para pihak yang berkepentingan,                                   pada orang lain, mewajibkan orang yang karena
sehingga kesaksian notaris tentang apa yang dilihat dan                         salahnya menerbitkan kerugian itu, mengganti
apa yang disaksikan oleh notaris dituangkan dalam akta                          kerugian tersebut.
tersebut.                                                                5.1.3. Notaris merupakan pejabat umum yang telah
       Jadi seorang notaris sebenarnya tidak perlu lagi                         diberikan sebuah perlindungan hukum oleh
dipanggil sebagai saksi dalam suatu persidangan untuk                           Undang-Undang dalam rangka memberikan
menerangkan apa yang disaksikan dan apa yang                                    kesaksian di muka pengadilan. Perlindungan
disampaikan kepadanya pada saat pembuatan akta yang                             hukum yang diberikan Undang-Undang itu
bersangkutan.                                                                   adalah dengan adanya hak ingkar. Hak ingkar,
                                                                                atau juga disebut dengan hak tolak atau hak
                   KESIMPULAN                                                   untuk minta dibebaskan menjadi saksi, ada pada
                                                                                beberapa jabatan, yang oleh undang-undang
     Berdasar pada hasil penelitian dan pembahasan                              diberikan. Penolakan itu tidak hanya sebatas
pada BAB IV, maka dapat disimpulkan bahwa :                                     pada apa yang tercantum dalam akta yang
                                                                                dibuatnya, akan tetapi keseluruhan fakta yang
5.1.1. Di dalam Undang-Undang Jabatan Notaris dan                               terkait dengan akta tersebut. Hak ingkar adalah
       Kode Etik Organisasi Notaris, maka Notaris                               merupakan konsekuensi dari adanya kewajiban
       sebagai pejabat umum mempunyai kewajiban                                 merahasiakan sesuatu yang diketahui.
       dan kewenangan yang berkaitan dengan
       pembuatan       akta.    Setelah     pengucapan                                                   SARAN
       sumpah/janji pengangkatan jabatan notaris,
       sesuai Pasal 16 ayat (1) Undang-Undang Jabatan                           Setelah menyimpulkan dari hasil penelitian dan
       Notaris menjalankan jabatannya, notaris                           pembahasan yang dikemukakan di BAB IV, maka ada 2
       berkewajiban : bertindak jujur, seksama, mandiri,                 (dua) saran yang perlu disampaikan bagi profesi notaris,
       tidak berpihak, dan menjaga kepentingan pihak                     yaitu;
       yang terkait dalam pembuatan hukum.                               5.2.1. Untuk menjadi notaris yang professional dan
       Merahasiakan segala sesuatu mengenai akta yang                           bermartabat menjunjung tinggi penegakan
       dibuatnya dan segala keterangan yang diperoleh                           hukum, maka setelah mengucapkan sumpah/janji
       guna pembuatan akta sesuai dengan jumlah/janji                           pengangkatan jabatan notaris, diharapkan setiap
       jabatan,    kecuali     Undang-Undang      yang                          notaris mampu mengaplikasikan nilai-nilai yang
                   J u r na l I l mi a h P r o d i M ag i ster K e n o tar i at a n, 2 01 2 - 2 01 3                       Page 9 
terkandung dalam Undang-Undang Jabatan                                     yang dibuat oleh seorang notaris, diharapkan bisa
      Notaris dan Kode Etik Profesi untuk menjaga                                bekerja sama di depan persidangan dalam
      kerahasiaan setiap akta otentik yang dibuatnya.                            menyelesaikan        perkara/sengketa       demi
5.2.2 Hak Ingkar yang merupakan bentuk perlindungan                              terwujudnya      penegakan       hukum      yang
      hukum bagi profesi notaris, apabila ada                                    bermartabat.
      perkara/sengketa yang berkaitan dengan akta

                                                      DAFTAR PUSTAKA

Ajie, Habib., Sanksi Perdata dan Administratif Terhadap Notaris Sebagai Pejabat Publik, bandung : Pt. Refika
         Aditama, 2008.
-----------, Majelis Pengawas Notaris, Sebagai Pejabat Tata Usaha Negara, Refika Aditama, Bandung, 2011.
Ali, Muhmmad, Kamus Lengkap Bahasa Indonesia Moderen, Jakarta : Pustaka Amani, 1995.
Andasasmita, Komar., Notaris Selayang Pandang, Bandung : Alumni, 1983.
Ashshofa , Burhan., Metode Penelitian Hukum, Jakarta, Rineka Cipta, 2007.
Asshiddiqie, Jimly, Pergeseran-pergeseran Kekuasaan Legislatif & Eksekutif, Universitas Indonesia, Jakarta, 2000.
Apeldoorn, Van, Pengantar Ilmu Hukum, Pradnya Paramita, Jakarta, 2000
Hadjon, Philipus M., dkk., Pengantar Hukum Administratif Indonesia (Introduction to The Indonesia Adinistrative
         law), Yogyakarta : Gadjah Mada University Press, 2002.
Philipus M. Hadjon, Perlindungan Hukum Bagi Rakyat di Indonesia, Sebuah Studi tentang Prinsip-prinsipnya,
         Penanganannya oleh Pengadilan dalam Lingkungan Peradilan Umum dan Pembentukan Peradilan
         Administrasi, Peradaban, Surabaya, 2007
Hartono, C.F.G. Sunaryati, Penelitian Hukum di Indonesia Pada Akhir Abad Ke-20, Alumni, Bandung, 1994.
Koeswadji, Hermien Hadiati., Hak Ingkar dari Notaris dan Hubungannya dengan KUHP, Surabaya : Media Notaris
         Ikatan Indonesia, 1988.
Kohar, A., Notaris Dalam Praktek Hukum, Bandung : Alumni, 1983.
-----------, Notaris Berkomunikasi, Bandung : Alumni, 1984
Kusumaantmadja, Mochtar dan Arief Sidharta, 2000, Pengantar Ilmu Hukum, Buku 1, Alumni, Bandung
Peter Mahmud Marzuki, Penelitian Hukum, Kencana Prenada Media Group, Jakarta, 2005
Ridwan, HR., Hukum Administration Negara, UII-Press, Yogyakarta, 2002.
Machmudin, Dudu Duswara, Pengantar Ilmu Hukum, sebuah Sketsa, Refika Aditama, Bandung, 2003.
Manan, Bagir, Dasar-Dasar Sistem Ketatanegaraan Indonesia Menurut UUD 1945, Unpad, Bandung, 1995
Moleong, Lexy J. 2002. Metode Penilitian Kualitatif. Bandung: PT. Remaja Rosda Karya.
Nawawi, H. hadari., Metode Penelitian Bidang Sosial, Yogyakarta : gadjah mada University Press, 1996.
Notodisoerjo, R. Soegondo., Hukum Notariat di Indonesia, Jakarta : PT. Raja Grafindo, 1982.
Prakoso, Djoko, Alat Bukti dan Kekuatan Pembuktian di dalam Proses Pidana, Yogyakarta, Liberty, 1988
Priyono, Ery Agus., Pengantar Penelitian Hukum, Semarang : Program Magister Kenotariatan UNDIP, 2005.
Prodjohamidjojo, Martiman., Penyelidikan dan Penyidikan, Jakarta : Ganesa Indonesia, 1985.
Riyanto, Astim, Teori Konstitusi, Penerbit Yapemdo, Bandung, 2006.
Sathoni, Abdurrahmat., Metode Penelitian dan Teknik Penyusunan Skripsi, Jakarta : Rineka Cipta, 2005.
Soerdjo, Irawan., Kepastian Hukum hak Atas Tanah di Indonesia, Surabaya : Arkola, 2003.
Sjaifurrachman dan Habib Adjie, Aspek Pertanggungjawaban Notaris Dalam Pembuatan Akta, Mandar Maju,
         Bandung, 2011.
Soekanto, Soejono dan Sri Mamudji., Penelitian Hukum Normatif Suatu Tinjauan Singkat, Jakarta : CV. Rajawali,
         1985.
Soemitro, Ronny Hanitijo., Metode Penelitian Hukum dan Jurimetri, cet. 3., Jakarta : Ghalia Indonesia, 1990.
Soepomo, R., Hukum Acara Perdata Pengadilan Negeri, Cetakan V, Penerbit Pradnya Paramita, Jakarta, 1980
Sunggono, Bambang, Metodologi Penelitian Hukum, PT RajaGrafindo Persada, Jakarta, 1997.
Surakhmad, Winarno, Pengantar Penelitian Ilmiah, Dasar Metode & Teknik, Tarsito, Bandung, 1972.
Sutantio, Retnowulan dan Iskandar Oeripkartawinata., Hukum Acara Perdata dalam Teori dan Praktek, Bandung :
         CV. Mandar Maju, 2005.
Syahrani, Rinduan., Hukum Acara Perdata dalam Lingkungan Peradilan Umum, Jakarta : Pustaka Kartini, 1988.
Tedjosaputro, Liliana., Etika Profesi Notaris (dalam Penegakan Hukum Pidana), Yogyakarta : Biografi Publishing,
         1995.
Thong Kie, Tan., Buku I Studi Notariat Serba-Serbi Praktek Notaris, cet. 2, Jakarta : PT. Ichtiar Baru Van Hoeve,
         2000.
Tobing, G.H.S. Lumban., Peraturan Jabatan Notaris, Jakarta : Erlangga, 1996.

Peraturan perundang-undangan :
Undang-Undang No 30 Tahun 2004 tentang Jabatan Notaris (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004
       Nomor 117, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4432).
Kitab Undang-Undang Hukum Perdata.
Kitab Undang-Undang Hukum Pidana.
Undang-Undang No. 8 Tahun 1981 tentang Hukum Acara Pidana.
                  J u r na l I l mi a h P r o d i M ag i ster K e n o tar i at a n, 2 01 2 - 2 01 3                      P a g e 10  
Peraturan Menteri dan HAM RI. Nomor : M.02.PR.08.10 Tahun 2004.,
       Pelaksanaan Tugas Majelis Pengawas Notaris dan tat cara Pengnkatan Anggota, Pemberhentian Anggota,
Susunan Organisasi, Tata Kerja dan Tata Cara Pemeriksaan Majelis Pengawas Notaris, Jakarta : Dep Hukum dan
HAM RI, 2004.
Peraturan Menteri dan HAM RI. Nomor : M.03.HT.03.10 tahun 2007.,
       Penambilan Minuta Akta dan Pemanggilan Notaris, Jakarta : Dep. Hukum dan HAM RI, 2007.
Nota Kesepakatan No.Pol. : B/1056/V/2006 Nomor : 01?MoU/PP-INI/V/2006.,
       Pembinaan dan peningkatan Profesionalisme di Bidang Penegakan Hukum, Jakarta : Kepolisian Negara
Republik Indonesia dengan Ikatan Notaris Indonesia, 2006.

Makalah :
Skisno, Joko., Mengkritisi Undang-Undang Jabatan Notaris, Simposium Sosialisasi dan Diskusi UU No. 30 Tahun
         2004, Yogyakrta , 5 Maret 2005.

Majalah :
Majelis Pengawas Pusat Notaris Departemen Hukum dan HAM Republik Indonesia, Pemberian atau Penolakan
        Persetujuan Pemanggilan Notaris, Renvoi (Oktober 2005) : 63.
Winata, Frans Hendra, Persepsi masyarakat Terhadap Profesi Hukum di Indonesia, Renvoi (desember 2005) : 12.




                 J u r na l I l mi a h P r o d i M ag i ster K e n o tar i at a n, 2 01 2 - 2 01 3     P a g e 11  
KAJIAN YURIDIS TERHADAP AKTA OTENTIK BERDASARKAN PASAL 77 AYAT (1)
UNDANG-UNDANG NOMOR 40 TAHUN 2007 TENTANG PERSEROAN TERBATAS DALAM
    KAITANNYA DENGAN PASAL 16 AYAT (1) HURUF L UNDANG-UNDANG NOMOR 30
                                TAHUN 2004 TENTANG JABATAN NOTARIS


                                 I Gusti Ngurah Agung Sutejo Wiradinata Kepakisan
                                      Magister Kenotariatan Universitas Udayana
                                                     E-Mail : -

                                               Supervisors/Co-Supervisors
                                              Setyo Widagdo, SH.,M.Hum.
                                         Putu Gede Arya Sumerta Yasa, SH.,MH.


                                                             AB STR ACT


          Law Number 40 of 2007 concerning Limited Liability Company (hereinafter referred to as UUPT)
regulating a new thing in convening a General Assembly of Shareholders through teleconference media as
regulated in Article 77 paragraph (1) of UUPT. The provision of Article 77 paragraph (1) of UUPT uses as a high
technology that enables Shareholders to convene a General Assembly of Shareholders without having direct eye
contact or physical presence in a vanue. However, they can still see and listen to one another and participate
actively in an assembly through a teleconference media. This is certainly an encouraging movement that facilitates
easier for shareholders to convene a general assembly where in the past they used to physically attend an assembly.
Meanwhile, the party who is absent can be represented through a power of attorney by another person nominated
by the relevant party. The technology has made things simpler and more efficient because the parties participating
in a General Assembly of Shareholders (hereinafter referred to as RUPS) do not need to attend physically in an
assembly venue. However, they can still see and listen to one another as if they physically attended the assembly.
          Based on the provision of Article 77 paragraph (1) of UUPT above, a General Assembly of Shareholders
through teleconference media brings about problems and questions of how about the status of authentic deed
concerning the minutes of General Assembly of Shareholders and how about the validity of authentic deed of
General Assembly of Shareholders through teleconference media. To answer the said questions, two (2) theories
have been used, namely legal certainty theory and validity theory. This research is normative law research, it means
that the case that is studied in the research will always be based at the general observation, it will be normatively or
based on the law expert opinion.
          Minutes of the RUPS as a result of the RUPS is held by the Limited Liability Companies are not required to
be poured in the form of authentic deed, means the Limited Liability Companies can choose in accordance with the
agreement of the shareholders, will be poured into the authentic deed or by deed under hand, but there are
exceptions if the result of the RUPS concerning amendment of the consideration base must be poured into an
authentic deed, it is stipulated in Article 21 paragraph (4) UUPT, because the amendment of the consideration base
must receive the approval or informed by, and to the Minister. Minutes of the RUPS through a media teleconference
that is poured into a deed authenticated by a notary is not valid as an authentic deed, because the notary violates
the provisions of Article 16 paragraph (1) letter l UUJN requiring physical presence of the parties in the process of
making an authentic deed, thus causing an authentic deed it will have the strength of evidence as a deed under the
hand as a result of a violation of Article 16 paragraph (1) letter l is.

Keyword : General Assembly of Shareholders through teleconference media, Authentic Deed, Legal Validity.




                   J u r na l I l mi a h P r o d i M ag i ster K e n o tar i at a n, 2 01 2 - 2 01 3          P a g e 12  
PENDAHULUAN                                            teknologi sebagai akibat dari adanya perkembangan
                                                                         teknologi yang semakin cepat, dimana kecanggihan
1.1 . Latar Belakang Masalah                                             teknologi tersebut memungkinkan para pemegang
                                                                         saham dalam melakukan atau melaksanakan RUPS
     Perkembangan dunia telekomunikasi mengalami                         tanpa harus bertatap muka secara langsung atau secara
perluasan wilayah dengan ditemukannya teknologi                          fisik yang berada dalam satu tempat, melainkan dapat
Interconnection Network (internet) sebagai sarana                        dilakukan melalui media telekonferensi yang
komunikasi. internet dapat digunakan dalam berbagai                      memungkinkan para pemegang saham saling melihat
bidang kehidupan, sehingga dengan hadirnya internet                      dan mendengar, serta berpartisipasi aktif dalam rapat.
sebagai teknologi informasi membawa 2 (dua)                              Hal ini merupakan suatu langkah maju yang dapat
implikasi, yaitu pada sektor ekonomi dan pada sektor                     mempermudah pelaksanaan RUPS dimana pada
hukum. Pada sektor ekonomi kehadiran internet                            umumnya RUPS selalu dilaksanakan dengan secara
cenderung membawa iklim yang semakin transparan,                         berhadapan langsung secara fisik diantara para peserta
efektif dan efisien. Sedangkan pada sektor hukum                         rapat. Pihak yang tidak hadir dapat diwakili atau
kehadiran       internet     menimbulkan        berbagai                 dikuasakan oleh pihak lain yang ditunjuk pihak yang
permasalahan, salah satunya yaitu masalah yang                           bersangkutan. Hal ini dirasakan lebih simpel dan efisien
berkaitan dengan hukum kontrak, dimana hukum                             karena para pihak yang mengikuti RUPS tidak perlu
kontrak sebelum adanya internet dilakukan secara                         datang ke lokasi rapat, karena para pihak dapat saling
konvensional, artinya bahwa dalam pembuatan suatu                        melihat satu sama lain seakan-akan benar-benar hadir
kontrak, para pihak harus saling bertemu dan bertatap                    dalam rapat yang dihadiri secara fisik.
muka dalam pembuatan suatu kontrak, sedangkan                                 Ketentuan yang terdapat dalam Pasal 77 ayat (1)
dengan adanya perkembangan teknologi digital yang                        UUPT tersebut, tentunya akan bertentangan atau konflik
semakin pesat, membuat tidak sepantasnya lagi                            norma dengan peraturan yang terdapat dalam Undang-
dipersyaratkan suatu tatap muka di antara pihak yang                     Undang Nomor 30 tahun 2004 tentang Jabatan Notaris
melakukan kontrak, tetapi cukup memakai internet.                        (selanjutnya disebut UUJN), apabila risalah RUPS
Hingga saat ini aturan hukum kontrak konvensional                        melalui media telekonferensi tersebut akan dituangkan
belum mampu menjangkau sepenuhnya terhadap model                         ke dalam sebuah akta otentik. Konflik norma tersebut
kontrak yang dilakukan secara elektronik (electronic                     dapat dilihat pada Pasal 16 ayat (1) huruf l UUJN yang
contract).                                                               menyatakan kewajiban Notaris adalah : “Membacakan
     Guna mengatasi permasalahan tersebut, maka                          akta di hadapan penghadap dengan dihadiri oleh paling
lahirlah suatu tatanan hukum/persesuaian hukum sesuai                    sedikit 2 (dua) orang saksi dan ditandatangani pada saat
dengan kemajuan jaman (era globalisasi) sebagai wujud                    itu juga oleh penghadap, saksi, dan Notaris”.
pembaharuan hukum yaitu dengan dikeluarkan dan                                Dalam penjelasannya ditegaskan bahwa : “Notaris
disahkannya Undang-Undang Republik Indonesia                             harus hadir secara fisik dan menandatangani akta di
Nomor 11 Tahun 2008 tentang Informasi dan Transaksi                      hadapan penghadap dan saksi”. substansi pasal tersebut
Elektronik (selanjutnya disebut UU ITE).                                 harus dikaitkan dengan pasal 39 ayat (2) yang
     Sebelum UU ITE lahir dan disahkan, terdapat salah                   menyebutkan bahwa :
satu       peraturan/undang-undang      yang       telah                         Penghadap harus dikenal oleh Notaris atau
mengakomodir kebutuhan masyarakat sesuai dengan                          diperkenalkan kepadanya oleh 2 (dua) orang saksi
kemajuan jaman yang disesuaikan dengan kemajuan                          pengenal yang berumur paling sedikit 18 (delapan
teknologi yaitu Undang-Undang No 40 Tahun 2007                           belas) tahun atau telah menikah dan cakap melakukan
tentang Perseroan Terbatas (yang selanjutnya disebut                     perbuatan hukum atau diperkenalkan oleh 2 (dua)
dengan UU PT).                                                           penghadap lainnya.
     Dalam UU PT tersebut terdapat berbagai hal baru,                         Serta dikaitkan juga dengan ayat (3) yang
salah satunya adalah penyelengaraan RUPS melalui                         menyatakan bahwa : “pengenalan sebagaimana
media telekonferensi Menurut pasal 77 ayat 1 UU PT                       dimaksud pada ayat (2) dinyatakan secara tegas dalam
menyatakan bahwa :                                                       akta”.
      Selain penyelengaraan RUPS sebagaimana                                  Dengan melihat ketentuan tersebut, dapat dilihat
dimaksud dalam Pasal 76, RUPS dapat juga dilakukan                       bahwa Notaris harus mengenal para penghadap dan
melalui media telekonferensi, video konferensi, atau                     pengenalan tersebut harus dinyatakan secara tegas
sarana media elektronik lainnya yang memungkinkan                        dalam akta, dan untuk saksi pun disebutkan dalam pasal
semua peserta RUPS saling melihat dan mendengar                          40 ayat (3) yang menyatakan bahwa : “saksi
secara langsung dan berpartisipasi dalam rapat.                          sebagaimana dimaksud pada ayat (1) harus dikenal oleh
     Dapat dilihat dalam ketentuan Pasal 77 ayat (1)                     Notaris atau diperkenalkan kepada Notaris atau
UUPT tersebut, menggunakan pemanfaatan sebuah                            diterangkan tentang identitas dan kewenangannya

                   J u r na l I l mi a h P r o d i M ag i ster K e n o tar i at a n, 2 01 2 - 2 01 3                    P a g e 13  
kepada Notaris oleh penghadap”, dan juga pada ayat (4)                     risalah Rapat Umum Pemegang Saham pada
yang menyatakan : “pengenalan atau pernyataan tentang                      Perseroan Terbatas dan juga untuk untuk dapat
identitas dan kewenangan saksi dinyatakan secara tegas                     mengetahui keabsahan akta otentik tentang risalah
dalam akta”.                                                               Rapat Umum Pemegang Saham melalui media
     Substansi yang terkandung dalam pasal-pasal                           telekonferensi pada Perseroan Terbatas.
tersebut adalah bahwa baik para penghadap, para saksi,                  b. Manfaat Praktis
maupun Notaris harus dikenal berdasarkan identitasnya                               Hasil penelitian ini diharapkan dapat
yang diperlihatkan kepada Notaris dan berada pada                          digunakan sebagai acuan ataupun pedoman bagi
tempat yang sama pada saat itu juga, serta hadir secara                    para Notaris dan PPAT, yaitu dalam membuat akta
fisik, baik para penghadap, para saksi, maupun Notaris.                    yang didasarkan pada pasal 77 ayat (1) Undang-
     Dengan perbandingan kedua pasal tersebut dapat                        Undang Nomor 40 tahun 2007 tentang Perseroan
dilihat, bahwa dalam Pasal 77 ayat (1) UUPT yang                           Terbatas.
mengatur tentang risalah RUPS, yang dapat dilakukan
melalui media telekonferensi bertentangan atau konflik                  1.5. Kerangka Teoritis
norma dengan ketentuan yang tertuang dalam pasal 16                          Untuk dapat melakukan kajian terhadap
ayat (1) huruf l UUJN.                                                  permasalahan dalam tesis ini, penulis berpijak pada
     Hal inilah yang melatarbelakangi penulis untuk                     beberapa teori hukum, konsep-konsep, dan asas-asas
menulis tesis dengan judul : “Kajian Yuridis Terhadap                   hukum, serta peraturan perundang-undangan yang
Akta Otentik Berdasarkan Pasal 77 ayat (1) Undang-                      berlaku, diantaranya sebagai berikut :
Undang Nomor 40 Tahun 2007 tentang Perseroan                            1.5.1.        Teori Kepastian Hukum
Terbatas Dalam Kaitannya Dengan Pasal 16 ayat (1)
huruf l Undang-Undang Nomor 30 Tahun 2004 tentang                            Menurut Radbruch dalam Theo Huijbers :
Jabatan Notaris”                                                                 Hubungan antara keadilan dan kepastian
                                                                        hukum perlu diperhatikan. Oleh sebab kepastian hukum
1.2 Rumusan Masalah                                                     harus dijaga demi keamanan dalam negara, maka
    Dari uraian latar belakang tersebut dapat                           hukum positif selalu harus ditaati, pun pula kalau isinya
dirumuskan permasalahan sebagai berikut :                               kurang adil, atau juga kurang sesuai dengan tujuan
   1. Bagaimanakah kedudukan akta otentik tentang                       hukum. Tetapi terdapat kekecualian, yakni bilamana
      risalah Rapat Umum Pemegang Saham pada                            pertentangan antara isi tata hukum dan keadilan menjadi
      Perseroan Terbatas?                                               begitu besar, sehingga tata hukum itu nampak tidak adil
   2. Bagaimanakah keabsahan akta otentik tentang                       pada saat itu tata hukum itu boleh dilepaskan.
      risalah Rapat Umum Pemegang Saham melalui
      media telekonferensi pada Perseroan Terbatas?                          Kepastian hukum merupakan perlindungan
                                                                        yustiabel terhadap tindakan sewenang-wenang, yang
1.3. Tujuan Penelitian                                                  berarti seseorang akan dapat memperoleh sesuatu yang
                                                                        diharapkan dalam keadaan tertentu. Masyarakat
a. Tujuan Umum                                                          mengaharapkan adanya kepastian hukum, karena
   1. Untuk dapat mengetahui kedudukan akta Notaris                     dengan adanya kepastian hukum masyarakat akan lebih
      tentang risalah Rapat Umum Pemegang Saham                         tertib. Hukum bertugas menciptakan kepastian hukum
      pada Peseroan Terbatas.                                           karena bertujuan ketertiban masyarakat.
   2. Untuk dapat mengetahui keabsahan akta otentik                          Teori ini dikemukakan dengan tujuan untuk
      tentang risalah Rapat Umum Pemegang Saham                         membahas dan menganalisis tentang kedudukan akta
      melalui media telekonferensi pada Perseroan                       otentik mengenai risalah Rapat Umum Pemegang
      Terbatas.                                                         Saham pada Perseroan Terbatas.
b. Tujuan Khusus
         Untuk     melengkapi    persyaratan   guna                     1.5.2.            Teori Keabsahan Hukum
memperoleh gelar Magister Kenotariatan pada Program
                                                                             Dasar dari teori ini adalah pendekatan pemikiran
Magister Ilmu Hukum Kenotariatan Fakultas Hukum
                                                                        Hans Kelsen yang disebut The Pure Theory of Law
Universitas Brawijaya – Udayana.
                                                                        (Teori Hukum Murni). Teori hukum ini melepaskan
                                                                        hukum dari anasir-anasir non-yuridis, seperti unsur
1.4. Manfaat Penelitian
                                                                        sosiologis, politis, historis bahkan etis. Jadi hukum
a. Manfaat Teoritis
                                                                        adalah suatu keharusan yang mengatur tingkah laku
           Dapat memberikan sumbangan penelitian
                                                                        manusia sebagai makhluk rasional. Dalam hal ini tidak
    dalam mengembangkan ilmu hukum terutama untuk
                                                                        mempersoalkan “bagaimana hukum itu seharusnya”
    dapat mengetahui kedudukan akta Notaris tentang
                                                                        tetapi “apa hukumnya”. Dengan demikian, walaupun

                  J u r na l I l mi a h P r o d i M ag i ster K e n o tar i at a n, 2 01 2 - 2 01 3                     P a g e 14  
Jurnal Ilmiah MKn Unud April 2012
Jurnal Ilmiah MKn Unud April 2012
Jurnal Ilmiah MKn Unud April 2012
Jurnal Ilmiah MKn Unud April 2012
Jurnal Ilmiah MKn Unud April 2012
Jurnal Ilmiah MKn Unud April 2012
Jurnal Ilmiah MKn Unud April 2012
Jurnal Ilmiah MKn Unud April 2012
Jurnal Ilmiah MKn Unud April 2012
Jurnal Ilmiah MKn Unud April 2012
Jurnal Ilmiah MKn Unud April 2012
Jurnal Ilmiah MKn Unud April 2012
Jurnal Ilmiah MKn Unud April 2012
Jurnal Ilmiah MKn Unud April 2012
Jurnal Ilmiah MKn Unud April 2012
Jurnal Ilmiah MKn Unud April 2012
Jurnal Ilmiah MKn Unud April 2012
Jurnal Ilmiah MKn Unud April 2012
Jurnal Ilmiah MKn Unud April 2012
Jurnal Ilmiah MKn Unud April 2012
Jurnal Ilmiah MKn Unud April 2012
Jurnal Ilmiah MKn Unud April 2012
Jurnal Ilmiah MKn Unud April 2012
Jurnal Ilmiah MKn Unud April 2012
Jurnal Ilmiah MKn Unud April 2012
Jurnal Ilmiah MKn Unud April 2012
Jurnal Ilmiah MKn Unud April 2012
Jurnal Ilmiah MKn Unud April 2012
Jurnal Ilmiah MKn Unud April 2012
Jurnal Ilmiah MKn Unud April 2012
Jurnal Ilmiah MKn Unud April 2012
Jurnal Ilmiah MKn Unud April 2012
Jurnal Ilmiah MKn Unud April 2012
Jurnal Ilmiah MKn Unud April 2012
Jurnal Ilmiah MKn Unud April 2012
Jurnal Ilmiah MKn Unud April 2012
Jurnal Ilmiah MKn Unud April 2012
Jurnal Ilmiah MKn Unud April 2012
Jurnal Ilmiah MKn Unud April 2012
Jurnal Ilmiah MKn Unud April 2012
Jurnal Ilmiah MKn Unud April 2012
Jurnal Ilmiah MKn Unud April 2012
Jurnal Ilmiah MKn Unud April 2012
Jurnal Ilmiah MKn Unud April 2012
Jurnal Ilmiah MKn Unud April 2012
Jurnal Ilmiah MKn Unud April 2012
Jurnal Ilmiah MKn Unud April 2012
Jurnal Ilmiah MKn Unud April 2012
Jurnal Ilmiah MKn Unud April 2012
Jurnal Ilmiah MKn Unud April 2012
Jurnal Ilmiah MKn Unud April 2012
Jurnal Ilmiah MKn Unud April 2012
Jurnal Ilmiah MKn Unud April 2012

More Related Content

What's hot

Pembangunan Perumahan dan Permukiman di Indonesia.
Pembangunan Perumahan dan Permukiman di Indonesia.Pembangunan Perumahan dan Permukiman di Indonesia.
Pembangunan Perumahan dan Permukiman di Indonesia.Oswar Mungkasa
 
Buku Saku. Pembangunan Perumahan dan Kawasan Permukiman. Kementerian Perumaha...
Buku Saku. Pembangunan Perumahan dan Kawasan Permukiman. Kementerian Perumaha...Buku Saku. Pembangunan Perumahan dan Kawasan Permukiman. Kementerian Perumaha...
Buku Saku. Pembangunan Perumahan dan Kawasan Permukiman. Kementerian Perumaha...Oswar Mungkasa
 
Salinan pedoman umum pengelolaan komunikasi krisis 29-2011
Salinan pedoman umum pengelolaan komunikasi krisis 29-2011Salinan pedoman umum pengelolaan komunikasi krisis 29-2011
Salinan pedoman umum pengelolaan komunikasi krisis 29-2011Rizki Malinda
 
Laporan Kinerja Kementerian Perumahan Rakyat Tahun 2010
Laporan Kinerja Kementerian Perumahan Rakyat Tahun 2010Laporan Kinerja Kementerian Perumahan Rakyat Tahun 2010
Laporan Kinerja Kementerian Perumahan Rakyat Tahun 2010Oswar Mungkasa
 
Salinan pedoman umum audit komunikasi 27-2011
Salinan pedoman umum audit komunikasi 27-2011Salinan pedoman umum audit komunikasi 27-2011
Salinan pedoman umum audit komunikasi 27-2011Rizki Malinda
 
Kemampuan keuangan otda
Kemampuan keuangan otdaKemampuan keuangan otda
Kemampuan keuangan otdayogieardhensa
 
Tugas Akhir Kependudukan - Kabupaten Temanggung
Tugas Akhir Kependudukan - Kabupaten TemanggungTugas Akhir Kependudukan - Kabupaten Temanggung
Tugas Akhir Kependudukan - Kabupaten TemanggungYogan Daru Prabowo
 
Salinan pedoman umum infrastruktur hubungan masyarakat 31-2011
Salinan pedoman umum infrastruktur hubungan masyarakat 31-2011Salinan pedoman umum infrastruktur hubungan masyarakat 31-2011
Salinan pedoman umum infrastruktur hubungan masyarakat 31-2011Rizki Malinda
 
Pengaruh R Egormasi Pajak Thd Penerimaan Daerah Dki Jakarta
Pengaruh R Egormasi Pajak Thd Penerimaan Daerah Dki JakartaPengaruh R Egormasi Pajak Thd Penerimaan Daerah Dki Jakarta
Pengaruh R Egormasi Pajak Thd Penerimaan Daerah Dki Jakartajanstenly
 
IDENTIFIKASI KESESUAIAN LAHAN PERMUKIMAN DI KECAMATAN KASIHAN KAB. BANTULN
IDENTIFIKASI KESESUAIAN LAHAN PERMUKIMAN DI KECAMATAN KASIHAN KAB. BANTULNIDENTIFIKASI KESESUAIAN LAHAN PERMUKIMAN DI KECAMATAN KASIHAN KAB. BANTULN
IDENTIFIKASI KESESUAIAN LAHAN PERMUKIMAN DI KECAMATAN KASIHAN KAB. BANTULNDede Saputra
 
Tugas besar budget travelling
Tugas besar budget travellingTugas besar budget travelling
Tugas besar budget travellingTri Hermawan
 
Edisi 20 Nov Aceh
Edisi 20 Nov AcehEdisi 20 Nov Aceh
Edisi 20 Nov Acehepaper
 
Edisi 20 Nov Nas
Edisi 20 Nov NasEdisi 20 Nov Nas
Edisi 20 Nov Nasepaper
 
Faktor faktor yang mempengaruhi terciptanya kawasan permukiman kumuh di kawas...
Faktor faktor yang mempengaruhi terciptanya kawasan permukiman kumuh di kawas...Faktor faktor yang mempengaruhi terciptanya kawasan permukiman kumuh di kawas...
Faktor faktor yang mempengaruhi terciptanya kawasan permukiman kumuh di kawas...Amanda Hurin
 
RKPD Kota Palangka Raya Tahun 2012
RKPD Kota Palangka Raya Tahun 2012RKPD Kota Palangka Raya Tahun 2012
RKPD Kota Palangka Raya Tahun 2012Mellianae Merkusi
 
Laporan Akhir EKPD 2010 - Sultra - Unhal
Laporan Akhir EKPD 2010 - Sultra - UnhalLaporan Akhir EKPD 2010 - Sultra - Unhal
Laporan Akhir EKPD 2010 - Sultra - UnhalEKPD
 
Panduan teknis akreditasi 2013
Panduan teknis akreditasi 2013Panduan teknis akreditasi 2013
Panduan teknis akreditasi 2013Dewi Kartika
 
Cover investasi-pmd-a4-aslie
Cover investasi-pmd-a4-aslieCover investasi-pmd-a4-aslie
Cover investasi-pmd-a4-aslieAji Uhfatun M
 

What's hot (18)

Pembangunan Perumahan dan Permukiman di Indonesia.
Pembangunan Perumahan dan Permukiman di Indonesia.Pembangunan Perumahan dan Permukiman di Indonesia.
Pembangunan Perumahan dan Permukiman di Indonesia.
 
Buku Saku. Pembangunan Perumahan dan Kawasan Permukiman. Kementerian Perumaha...
Buku Saku. Pembangunan Perumahan dan Kawasan Permukiman. Kementerian Perumaha...Buku Saku. Pembangunan Perumahan dan Kawasan Permukiman. Kementerian Perumaha...
Buku Saku. Pembangunan Perumahan dan Kawasan Permukiman. Kementerian Perumaha...
 
Salinan pedoman umum pengelolaan komunikasi krisis 29-2011
Salinan pedoman umum pengelolaan komunikasi krisis 29-2011Salinan pedoman umum pengelolaan komunikasi krisis 29-2011
Salinan pedoman umum pengelolaan komunikasi krisis 29-2011
 
Laporan Kinerja Kementerian Perumahan Rakyat Tahun 2010
Laporan Kinerja Kementerian Perumahan Rakyat Tahun 2010Laporan Kinerja Kementerian Perumahan Rakyat Tahun 2010
Laporan Kinerja Kementerian Perumahan Rakyat Tahun 2010
 
Salinan pedoman umum audit komunikasi 27-2011
Salinan pedoman umum audit komunikasi 27-2011Salinan pedoman umum audit komunikasi 27-2011
Salinan pedoman umum audit komunikasi 27-2011
 
Kemampuan keuangan otda
Kemampuan keuangan otdaKemampuan keuangan otda
Kemampuan keuangan otda
 
Tugas Akhir Kependudukan - Kabupaten Temanggung
Tugas Akhir Kependudukan - Kabupaten TemanggungTugas Akhir Kependudukan - Kabupaten Temanggung
Tugas Akhir Kependudukan - Kabupaten Temanggung
 
Salinan pedoman umum infrastruktur hubungan masyarakat 31-2011
Salinan pedoman umum infrastruktur hubungan masyarakat 31-2011Salinan pedoman umum infrastruktur hubungan masyarakat 31-2011
Salinan pedoman umum infrastruktur hubungan masyarakat 31-2011
 
Pengaruh R Egormasi Pajak Thd Penerimaan Daerah Dki Jakarta
Pengaruh R Egormasi Pajak Thd Penerimaan Daerah Dki JakartaPengaruh R Egormasi Pajak Thd Penerimaan Daerah Dki Jakarta
Pengaruh R Egormasi Pajak Thd Penerimaan Daerah Dki Jakarta
 
IDENTIFIKASI KESESUAIAN LAHAN PERMUKIMAN DI KECAMATAN KASIHAN KAB. BANTULN
IDENTIFIKASI KESESUAIAN LAHAN PERMUKIMAN DI KECAMATAN KASIHAN KAB. BANTULNIDENTIFIKASI KESESUAIAN LAHAN PERMUKIMAN DI KECAMATAN KASIHAN KAB. BANTULN
IDENTIFIKASI KESESUAIAN LAHAN PERMUKIMAN DI KECAMATAN KASIHAN KAB. BANTULN
 
Tugas besar budget travelling
Tugas besar budget travellingTugas besar budget travelling
Tugas besar budget travelling
 
Edisi 20 Nov Aceh
Edisi 20 Nov AcehEdisi 20 Nov Aceh
Edisi 20 Nov Aceh
 
Edisi 20 Nov Nas
Edisi 20 Nov NasEdisi 20 Nov Nas
Edisi 20 Nov Nas
 
Faktor faktor yang mempengaruhi terciptanya kawasan permukiman kumuh di kawas...
Faktor faktor yang mempengaruhi terciptanya kawasan permukiman kumuh di kawas...Faktor faktor yang mempengaruhi terciptanya kawasan permukiman kumuh di kawas...
Faktor faktor yang mempengaruhi terciptanya kawasan permukiman kumuh di kawas...
 
RKPD Kota Palangka Raya Tahun 2012
RKPD Kota Palangka Raya Tahun 2012RKPD Kota Palangka Raya Tahun 2012
RKPD Kota Palangka Raya Tahun 2012
 
Laporan Akhir EKPD 2010 - Sultra - Unhal
Laporan Akhir EKPD 2010 - Sultra - UnhalLaporan Akhir EKPD 2010 - Sultra - Unhal
Laporan Akhir EKPD 2010 - Sultra - Unhal
 
Panduan teknis akreditasi 2013
Panduan teknis akreditasi 2013Panduan teknis akreditasi 2013
Panduan teknis akreditasi 2013
 
Cover investasi-pmd-a4-aslie
Cover investasi-pmd-a4-aslieCover investasi-pmd-a4-aslie
Cover investasi-pmd-a4-aslie
 

Viewers also liked

Akte Notaris CV MAFAZA JAYA
Akte Notaris CV MAFAZA JAYAAkte Notaris CV MAFAZA JAYA
Akte Notaris CV MAFAZA JAYABudi Rahardjo
 
eksepsi jawaban
eksepsi jawabaneksepsi jawaban
eksepsi jawabanNakano
 
Akta jual beli kg ke jm
Akta jual beli kg ke jmAkta jual beli kg ke jm
Akta jual beli kg ke jmAgus Satria
 
4 draf perjanjian kerja sama apa pma 111211
4 draf perjanjian kerja sama apa pma 1112114 draf perjanjian kerja sama apa pma 111211
4 draf perjanjian kerja sama apa pma 111211Idil Akbar
 
Contoh akta pendirian dan anggaran dasar pt
Contoh akta pendirian dan anggaran dasar ptContoh akta pendirian dan anggaran dasar pt
Contoh akta pendirian dan anggaran dasar ptManunggal Amethyst
 
Kebatalan dan degradasi akta notaris
Kebatalan dan degradasi akta notarisKebatalan dan degradasi akta notaris
Kebatalan dan degradasi akta notarisManunggal Amethyst
 
Contoh Berita Acara Serah Terima Tanah
Contoh Berita Acara Serah Terima TanahContoh Berita Acara Serah Terima Tanah
Contoh Berita Acara Serah Terima Tanahgatothp
 
Contoh Akte Pendirian PT, Bantu Urus Pendirian PT dan Izin Usaha - Sumatera U...
Contoh Akte Pendirian PT, Bantu Urus Pendirian PT dan Izin Usaha - Sumatera U...Contoh Akte Pendirian PT, Bantu Urus Pendirian PT dan Izin Usaha - Sumatera U...
Contoh Akte Pendirian PT, Bantu Urus Pendirian PT dan Izin Usaha - Sumatera U...Samosir Johor
 

Viewers also liked (13)

Akte Notaris CV MAFAZA JAYA
Akte Notaris CV MAFAZA JAYAAkte Notaris CV MAFAZA JAYA
Akte Notaris CV MAFAZA JAYA
 
AKTA JUAL BELI ( CONTOH )
AKTA JUAL BELI  ( CONTOH )AKTA JUAL BELI  ( CONTOH )
AKTA JUAL BELI ( CONTOH )
 
Akta perjanjian sewa mobil
Akta perjanjian sewa mobilAkta perjanjian sewa mobil
Akta perjanjian sewa mobil
 
eksepsi jawaban
eksepsi jawabaneksepsi jawaban
eksepsi jawaban
 
Contoh ajb
Contoh ajbContoh ajb
Contoh ajb
 
Jurnal Ilmiah MKn Unud Oktober 2012
Jurnal Ilmiah MKn Unud Oktober 2012Jurnal Ilmiah MKn Unud Oktober 2012
Jurnal Ilmiah MKn Unud Oktober 2012
 
Akta jual beli kg ke jm
Akta jual beli kg ke jmAkta jual beli kg ke jm
Akta jual beli kg ke jm
 
4 draf perjanjian kerja sama apa pma 111211
4 draf perjanjian kerja sama apa pma 1112114 draf perjanjian kerja sama apa pma 111211
4 draf perjanjian kerja sama apa pma 111211
 
Contoh akta pendirian dan anggaran dasar pt
Contoh akta pendirian dan anggaran dasar ptContoh akta pendirian dan anggaran dasar pt
Contoh akta pendirian dan anggaran dasar pt
 
Kebatalan dan degradasi akta notaris
Kebatalan dan degradasi akta notarisKebatalan dan degradasi akta notaris
Kebatalan dan degradasi akta notaris
 
Contoh Berita Acara Serah Terima Tanah
Contoh Berita Acara Serah Terima TanahContoh Berita Acara Serah Terima Tanah
Contoh Berita Acara Serah Terima Tanah
 
Contoh Akte Pendirian PT, Bantu Urus Pendirian PT dan Izin Usaha - Sumatera U...
Contoh Akte Pendirian PT, Bantu Urus Pendirian PT dan Izin Usaha - Sumatera U...Contoh Akte Pendirian PT, Bantu Urus Pendirian PT dan Izin Usaha - Sumatera U...
Contoh Akte Pendirian PT, Bantu Urus Pendirian PT dan Izin Usaha - Sumatera U...
 
SlideShare 101
SlideShare 101SlideShare 101
SlideShare 101
 

Similar to Jurnal Ilmiah MKn Unud April 2012

Jurnal oktober 2011
Jurnal oktober 2011Jurnal oktober 2011
Jurnal oktober 2011Alit Widana
 
Jurnal ilmiah MKn unud april 2011
Jurnal ilmiah MKn unud april 2011Jurnal ilmiah MKn unud april 2011
Jurnal ilmiah MKn unud april 2011Alit Widana
 
Analisis pendapatan industri ayam potong
Analisis pendapatan industri ayam potongAnalisis pendapatan industri ayam potong
Analisis pendapatan industri ayam potongyogieardhensa
 
PENGARUH KESADARAN WAJIB PAJAK, SANKSI PERPAJAKAN, DAN PEMAHAMAN PERPAJAKAN T...
PENGARUH KESADARAN WAJIB PAJAK, SANKSI PERPAJAKAN, DAN PEMAHAMAN PERPAJAKAN T...PENGARUH KESADARAN WAJIB PAJAK, SANKSI PERPAJAKAN, DAN PEMAHAMAN PERPAJAKAN T...
PENGARUH KESADARAN WAJIB PAJAK, SANKSI PERPAJAKAN, DAN PEMAHAMAN PERPAJAKAN T...Uofa_Unsada
 
PENGARUH INDEPENDENSI AUDITOR, PROFESIONALISME, DAN ETIKA PROFESI TERHADAP KI...
PENGARUH INDEPENDENSI AUDITOR, PROFESIONALISME, DAN ETIKA PROFESI TERHADAP KI...PENGARUH INDEPENDENSI AUDITOR, PROFESIONALISME, DAN ETIKA PROFESI TERHADAP KI...
PENGARUH INDEPENDENSI AUDITOR, PROFESIONALISME, DAN ETIKA PROFESI TERHADAP KI...Uofa_Unsada
 
Analisis hubungan set kesempatan investasi
Analisis hubungan set kesempatan investasiAnalisis hubungan set kesempatan investasi
Analisis hubungan set kesempatan investasiyogieardhensa
 
Skripsi%20 andi%20jayanti.
Skripsi%20 andi%20jayanti.Skripsi%20 andi%20jayanti.
Skripsi%20 andi%20jayanti.radikalzen
 
Unud 945-264823204-tesis pemungutan pajak hotel dengan sistem online stlh uji...
Unud 945-264823204-tesis pemungutan pajak hotel dengan sistem online stlh uji...Unud 945-264823204-tesis pemungutan pajak hotel dengan sistem online stlh uji...
Unud 945-264823204-tesis pemungutan pajak hotel dengan sistem online stlh uji...kerong
 
Skripsi kenerja pt pura kudus
Skripsi kenerja pt pura kudusSkripsi kenerja pt pura kudus
Skripsi kenerja pt pura kudusDeny Sulistio
 
PENGARUH KEPEMIMPINAN DAN PENERAPAN K3 (KESELAMATAN, KESEHATAN, KECELAKAAN KE...
PENGARUH KEPEMIMPINAN DAN PENERAPAN K3 (KESELAMATAN, KESEHATAN, KECELAKAAN KE...PENGARUH KEPEMIMPINAN DAN PENERAPAN K3 (KESELAMATAN, KESEHATAN, KECELAKAAN KE...
PENGARUH KEPEMIMPINAN DAN PENERAPAN K3 (KESELAMATAN, KESEHATAN, KECELAKAAN KE...Uofa_Unsada
 
Pengaruh modal sendiri terhadap perolehan sisa hasil usaha (shu) pada kpri di...
Pengaruh modal sendiri terhadap perolehan sisa hasil usaha (shu) pada kpri di...Pengaruh modal sendiri terhadap perolehan sisa hasil usaha (shu) pada kpri di...
Pengaruh modal sendiri terhadap perolehan sisa hasil usaha (shu) pada kpri di...yogieardhensa
 
Asuhan keperawatan ante partum pada ny t bab 1 5,kehamilan
Asuhan keperawatan ante partum pada ny t bab 1 5,kehamilanAsuhan keperawatan ante partum pada ny t bab 1 5,kehamilan
Asuhan keperawatan ante partum pada ny t bab 1 5,kehamilanheri damanik
 

Similar to Jurnal Ilmiah MKn Unud April 2012 (20)

Jurnal oktober 2011
Jurnal oktober 2011Jurnal oktober 2011
Jurnal oktober 2011
 
Jurnal Ilmiah MKn Unud oktober 2011
Jurnal Ilmiah MKn Unud oktober 2011Jurnal Ilmiah MKn Unud oktober 2011
Jurnal Ilmiah MKn Unud oktober 2011
 
Jurnal ilmiah MKn unud april 2011
Jurnal ilmiah MKn unud april 2011Jurnal ilmiah MKn unud april 2011
Jurnal ilmiah MKn unud april 2011
 
Jurnal ilmiah MKn unud april 2011
Jurnal ilmiah MKn unud april 2011Jurnal ilmiah MKn unud april 2011
Jurnal ilmiah MKn unud april 2011
 
Analisis pendapatan industri ayam potong
Analisis pendapatan industri ayam potongAnalisis pendapatan industri ayam potong
Analisis pendapatan industri ayam potong
 
PENGARUH KESADARAN WAJIB PAJAK, SANKSI PERPAJAKAN, DAN PEMAHAMAN PERPAJAKAN T...
PENGARUH KESADARAN WAJIB PAJAK, SANKSI PERPAJAKAN, DAN PEMAHAMAN PERPAJAKAN T...PENGARUH KESADARAN WAJIB PAJAK, SANKSI PERPAJAKAN, DAN PEMAHAMAN PERPAJAKAN T...
PENGARUH KESADARAN WAJIB PAJAK, SANKSI PERPAJAKAN, DAN PEMAHAMAN PERPAJAKAN T...
 
PENGARUH INDEPENDENSI AUDITOR, PROFESIONALISME, DAN ETIKA PROFESI TERHADAP KI...
PENGARUH INDEPENDENSI AUDITOR, PROFESIONALISME, DAN ETIKA PROFESI TERHADAP KI...PENGARUH INDEPENDENSI AUDITOR, PROFESIONALISME, DAN ETIKA PROFESI TERHADAP KI...
PENGARUH INDEPENDENSI AUDITOR, PROFESIONALISME, DAN ETIKA PROFESI TERHADAP KI...
 
Going concern
Going concernGoing concern
Going concern
 
Analisis hubungan set kesempatan investasi
Analisis hubungan set kesempatan investasiAnalisis hubungan set kesempatan investasi
Analisis hubungan set kesempatan investasi
 
Skripsi
SkripsiSkripsi
Skripsi
 
Skripsi%20 andi%20jayanti.
Skripsi%20 andi%20jayanti.Skripsi%20 andi%20jayanti.
Skripsi%20 andi%20jayanti.
 
Unud 945-264823204-tesis pemungutan pajak hotel dengan sistem online stlh uji...
Unud 945-264823204-tesis pemungutan pajak hotel dengan sistem online stlh uji...Unud 945-264823204-tesis pemungutan pajak hotel dengan sistem online stlh uji...
Unud 945-264823204-tesis pemungutan pajak hotel dengan sistem online stlh uji...
 
1
11
1
 
Skripsi kenerja pt pura kudus
Skripsi kenerja pt pura kudusSkripsi kenerja pt pura kudus
Skripsi kenerja pt pura kudus
 
PENGARUH KEPEMIMPINAN DAN PENERAPAN K3 (KESELAMATAN, KESEHATAN, KECELAKAAN KE...
PENGARUH KEPEMIMPINAN DAN PENERAPAN K3 (KESELAMATAN, KESEHATAN, KECELAKAAN KE...PENGARUH KEPEMIMPINAN DAN PENERAPAN K3 (KESELAMATAN, KESEHATAN, KECELAKAAN KE...
PENGARUH KEPEMIMPINAN DAN PENERAPAN K3 (KESELAMATAN, KESEHATAN, KECELAKAAN KE...
 
16507994
1650799416507994
16507994
 
Pengaruh modal sendiri terhadap perolehan sisa hasil usaha (shu) pada kpri di...
Pengaruh modal sendiri terhadap perolehan sisa hasil usaha (shu) pada kpri di...Pengaruh modal sendiri terhadap perolehan sisa hasil usaha (shu) pada kpri di...
Pengaruh modal sendiri terhadap perolehan sisa hasil usaha (shu) pada kpri di...
 
Asuhan keperawatan ante partum pada ny t bab 1 5,kehamilan
Asuhan keperawatan ante partum pada ny t bab 1 5,kehamilanAsuhan keperawatan ante partum pada ny t bab 1 5,kehamilan
Asuhan keperawatan ante partum pada ny t bab 1 5,kehamilan
 
amdal
amdalamdal
amdal
 
Laporan kkn kelompok 2 rw 2
Laporan kkn kelompok 2 rw 2Laporan kkn kelompok 2 rw 2
Laporan kkn kelompok 2 rw 2
 

Recently uploaded

Demonstrasi Kontekstual Modul 1.2. pdf
Demonstrasi Kontekstual  Modul 1.2.  pdfDemonstrasi Kontekstual  Modul 1.2.  pdf
Demonstrasi Kontekstual Modul 1.2. pdfvebronialite32
 
Topik 1 - Pengenalan Penghayatan Etika dan Peradaban Acuan Malaysia.pptx
Topik 1 - Pengenalan Penghayatan Etika dan Peradaban Acuan Malaysia.pptxTopik 1 - Pengenalan Penghayatan Etika dan Peradaban Acuan Malaysia.pptx
Topik 1 - Pengenalan Penghayatan Etika dan Peradaban Acuan Malaysia.pptxsyafnasir
 
MODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptx
MODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptxMODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptx
MODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptxarnisariningsih98
 
Panduan Mengisi Dokumen Tindak Lanjut.pdf
Panduan Mengisi Dokumen Tindak Lanjut.pdfPanduan Mengisi Dokumen Tindak Lanjut.pdf
Panduan Mengisi Dokumen Tindak Lanjut.pdfandriasyulianto57
 
PRESENTASI PEMBELAJARAN IPA PGSD UT MODUL 2
PRESENTASI PEMBELAJARAN IPA PGSD UT MODUL 2PRESENTASI PEMBELAJARAN IPA PGSD UT MODUL 2
PRESENTASI PEMBELAJARAN IPA PGSD UT MODUL 2noviamaiyanti
 
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptx
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptxadap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptx
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptxmtsmampunbarub4
 
TPPK_panduan pembentukan tim TPPK di satuan pendidikan
TPPK_panduan pembentukan tim TPPK di satuan pendidikanTPPK_panduan pembentukan tim TPPK di satuan pendidikan
TPPK_panduan pembentukan tim TPPK di satuan pendidikanNiKomangRaiVerawati
 
Membuat Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di dalam Kelas
Membuat Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di dalam KelasMembuat Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di dalam Kelas
Membuat Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di dalam KelasHardaminOde2
 
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptxAKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptxWirionSembiring2
 
Catatan di setiap Indikator Fokus Perilaku
Catatan di setiap Indikator Fokus PerilakuCatatan di setiap Indikator Fokus Perilaku
Catatan di setiap Indikator Fokus PerilakuHANHAN164733
 
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdfShintaNovianti1
 
PUEBI.bahasa Indonesia/pedoman umum ejaan bahasa Indonesia pptx.
PUEBI.bahasa Indonesia/pedoman umum ejaan bahasa Indonesia pptx.PUEBI.bahasa Indonesia/pedoman umum ejaan bahasa Indonesia pptx.
PUEBI.bahasa Indonesia/pedoman umum ejaan bahasa Indonesia pptx.aechacha366
 
MATERI 1_ Modul 1 dan 2 Konsep Dasar IPA SD jadi.pptx
MATERI 1_ Modul 1 dan 2 Konsep Dasar IPA SD jadi.pptxMATERI 1_ Modul 1 dan 2 Konsep Dasar IPA SD jadi.pptx
MATERI 1_ Modul 1 dan 2 Konsep Dasar IPA SD jadi.pptxrofikpriyanto2
 
Pertemuan 3-bioavailabilitas-dan-bioekivalensi.ppt
Pertemuan 3-bioavailabilitas-dan-bioekivalensi.pptPertemuan 3-bioavailabilitas-dan-bioekivalensi.ppt
Pertemuan 3-bioavailabilitas-dan-bioekivalensi.pptNabilahKhairunnisa6
 
Wawasan Nusantara sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...
Wawasan Nusantara  sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...Wawasan Nusantara  sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...
Wawasan Nusantara sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...MarwanAnugrah
 
alat-alat liturgi dalam Gereja Katolik.pptx
alat-alat liturgi dalam Gereja Katolik.pptxalat-alat liturgi dalam Gereja Katolik.pptx
alat-alat liturgi dalam Gereja Katolik.pptxRioNahak1
 
5. HAK DAN KEWAJIBAN JEMAAH indonesia.pdf
5. HAK DAN KEWAJIBAN JEMAAH indonesia.pdf5. HAK DAN KEWAJIBAN JEMAAH indonesia.pdf
5. HAK DAN KEWAJIBAN JEMAAH indonesia.pdfWahyudinST
 
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptxDESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptxFuzaAnggriana
 
PPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptx
PPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptxPPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptx
PPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptxHeruFebrianto3
 
1.2.a.6 Dekon modul 1.2. DINI FITRIANI.pdf
1.2.a.6 Dekon modul 1.2. DINI FITRIANI.pdf1.2.a.6 Dekon modul 1.2. DINI FITRIANI.pdf
1.2.a.6 Dekon modul 1.2. DINI FITRIANI.pdfsandi625870
 

Recently uploaded (20)

Demonstrasi Kontekstual Modul 1.2. pdf
Demonstrasi Kontekstual  Modul 1.2.  pdfDemonstrasi Kontekstual  Modul 1.2.  pdf
Demonstrasi Kontekstual Modul 1.2. pdf
 
Topik 1 - Pengenalan Penghayatan Etika dan Peradaban Acuan Malaysia.pptx
Topik 1 - Pengenalan Penghayatan Etika dan Peradaban Acuan Malaysia.pptxTopik 1 - Pengenalan Penghayatan Etika dan Peradaban Acuan Malaysia.pptx
Topik 1 - Pengenalan Penghayatan Etika dan Peradaban Acuan Malaysia.pptx
 
MODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptx
MODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptxMODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptx
MODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptx
 
Panduan Mengisi Dokumen Tindak Lanjut.pdf
Panduan Mengisi Dokumen Tindak Lanjut.pdfPanduan Mengisi Dokumen Tindak Lanjut.pdf
Panduan Mengisi Dokumen Tindak Lanjut.pdf
 
PRESENTASI PEMBELAJARAN IPA PGSD UT MODUL 2
PRESENTASI PEMBELAJARAN IPA PGSD UT MODUL 2PRESENTASI PEMBELAJARAN IPA PGSD UT MODUL 2
PRESENTASI PEMBELAJARAN IPA PGSD UT MODUL 2
 
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptx
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptxadap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptx
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptx
 
TPPK_panduan pembentukan tim TPPK di satuan pendidikan
TPPK_panduan pembentukan tim TPPK di satuan pendidikanTPPK_panduan pembentukan tim TPPK di satuan pendidikan
TPPK_panduan pembentukan tim TPPK di satuan pendidikan
 
Membuat Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di dalam Kelas
Membuat Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di dalam KelasMembuat Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di dalam Kelas
Membuat Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di dalam Kelas
 
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptxAKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
 
Catatan di setiap Indikator Fokus Perilaku
Catatan di setiap Indikator Fokus PerilakuCatatan di setiap Indikator Fokus Perilaku
Catatan di setiap Indikator Fokus Perilaku
 
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf
 
PUEBI.bahasa Indonesia/pedoman umum ejaan bahasa Indonesia pptx.
PUEBI.bahasa Indonesia/pedoman umum ejaan bahasa Indonesia pptx.PUEBI.bahasa Indonesia/pedoman umum ejaan bahasa Indonesia pptx.
PUEBI.bahasa Indonesia/pedoman umum ejaan bahasa Indonesia pptx.
 
MATERI 1_ Modul 1 dan 2 Konsep Dasar IPA SD jadi.pptx
MATERI 1_ Modul 1 dan 2 Konsep Dasar IPA SD jadi.pptxMATERI 1_ Modul 1 dan 2 Konsep Dasar IPA SD jadi.pptx
MATERI 1_ Modul 1 dan 2 Konsep Dasar IPA SD jadi.pptx
 
Pertemuan 3-bioavailabilitas-dan-bioekivalensi.ppt
Pertemuan 3-bioavailabilitas-dan-bioekivalensi.pptPertemuan 3-bioavailabilitas-dan-bioekivalensi.ppt
Pertemuan 3-bioavailabilitas-dan-bioekivalensi.ppt
 
Wawasan Nusantara sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...
Wawasan Nusantara  sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...Wawasan Nusantara  sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...
Wawasan Nusantara sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...
 
alat-alat liturgi dalam Gereja Katolik.pptx
alat-alat liturgi dalam Gereja Katolik.pptxalat-alat liturgi dalam Gereja Katolik.pptx
alat-alat liturgi dalam Gereja Katolik.pptx
 
5. HAK DAN KEWAJIBAN JEMAAH indonesia.pdf
5. HAK DAN KEWAJIBAN JEMAAH indonesia.pdf5. HAK DAN KEWAJIBAN JEMAAH indonesia.pdf
5. HAK DAN KEWAJIBAN JEMAAH indonesia.pdf
 
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptxDESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
 
PPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptx
PPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptxPPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptx
PPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptx
 
1.2.a.6 Dekon modul 1.2. DINI FITRIANI.pdf
1.2.a.6 Dekon modul 1.2. DINI FITRIANI.pdf1.2.a.6 Dekon modul 1.2. DINI FITRIANI.pdf
1.2.a.6 Dekon modul 1.2. DINI FITRIANI.pdf
 

Jurnal Ilmiah MKn Unud April 2012

  • 1. Denpasar Denpasar Denpasa IIIS S N SSN SSN V o lllu m e 0 3 Vo ume 03 Vo ume 03 H a llla m a n 1 --- 6 5 Ha aman 1 65 Ha aman 1 65 A p rriiilll 2 0 1 2 A p r 2 0 12 Ap 20 2 2 2 5 2 ---3 8 0 X 2252 380 X 2252 380 X KERTHA PERTIWI RT PE TI J U R N A L IIL M IIA H M A G IIS T E R K E N O T A R IIA T A N U N IIV E R S IIT A S U D A Y A N A JURNAL ILMIAH MAGISTER KENOTARIATAN UNIVERSITAS UDAYANA JURNAL LM A MAG STER KENOTAR ATAN UN ERS TAS UDAYANA AH PROGRAM STUDI MAGISTER KENOTARIATAN PROG AM STUDI MAGISTER KENOTARIATAN GR UNIVERSITAS UDAYANA UN VERSITAS UDAYANA NI 2012 2012
  • 2.
  • 3. KERTHA PERTIWI Jurnal Ilmiah Magister Kenotariatan (Scientific Journals of The Master of Notary) Volume 03 Periode April 2012 Susunan Organisasi Pengelola Ketua Penyunting Prof. Dr. I Made Arya Utama, SH.,M.Hum. Wakil Ketua Penyunting I Made Tjatra Yasa, SH.,MH. Penyunting Pelaksana I Gusti Ngurah Alit Widana Putra, ST.,M.Eng. I Putu Artha Kesumajaya I Gde Chandra A. W. Petugas Administrasi I Made Suparsa I Ketut Wirasa Alamat Redaksi Program Studi Magister Kenotariatan Universitas Udayana Jl. Pulau Bali No. 1 Sanglah Denpasar Telp. : (0361)264812. Fax (0361)264812 E-mail : notariat_unud@yahoo.com Website : http://www.fl.unud.ac.id/notariat/ Gambar Cover : Keindahan Alam Indonesia K e r t h a P e r ti wi m e r u p a k a n j u r n a l i l m i a h ya n g d i t e r b i t k a n d u a k a l i s e t a h u n ( A p r i l d a n O k t o b e r ) ya n g m e m u a t i n f o r m a s i t e n t a n g b e r b a g a i a s p e k h u k u m Kenotariatan dari : (1) hasil penelitian, (2) naskah konseptual/opini, (3) r e s e n s i b u k u , d a n i n f o K e n o t a r i a t a n a c t u a l l a i n n ya i
  • 4. PENGANTAR REDAKSI Om, Swastyastu, Puji syukur kami panjatkan kehadapan Ida Sang Hyang Widhi Wasa/Tuhan Yang Maha Esa oleh karena atas perkenan dan rahkmat-Nyalah Jurnal Ilmiah Program Studi Magister Kenotariatan Program Pascasarjana Universitas Udayana Tahun 2012 dapat diselesaikan. Disusunnya Jurnal Ilmiah Prodi M.Kn Unud ini dimaksudkan untuk dapat sebagai referensi dan informasi terkait dengan berbagai persoalan dalam bidang Hukum Kenotariatan bagi mahasiswa dan dosen dalam proses belajar mengajar pada Program Studi Magister Kenotariatan Universitas Udayana. Jurnal Ilmiah ini memuat beberapa artikel pilihan dari Mahasiswa Program Magister Kenotariatan Universitas Udayana seperti terkait dengan persoalan Perlindungan Hukum terhadap Notaris dalam melaksanakan kewajiban rahasia jabatan di daerah hukumnya, Pelaksanaan Perjanjian Kredit dengan jaminan fudisia, Analisis kewenangan dan Tanggung Jawab Notaris dalam Pembuatan Akta Keterangan Waris untuk golongan Tionghoa dan artikel lainnya. Artikel tersebut merupakan ringkasan hasil penelitian tesis mahasiswa yang sudah diuji dan dapat dipertahankan oleh mahasiswa dalam sidang ujian dihadapan dewan penguji dan Guru Besar. Dengan diterbitkannya Jurnal Ilmiah 2012 ini diharapkan dapat sebagai bahan evaluasi penyelenggaraan pendidikan didalam mewujudkan visi dan misi serta tujuan pendidikan pada Program Studi Magister Kenotariatan Universitas Udayana. Kami juga memberikan kesempatan kepada para pengajar, pengelola, mahasiswa dan alumni Program Studi Magister Kenotariatan untuk berpartisipasi dalam menulis artikel ilmiah dengan tetap mentaati semua aturan atau ketentuan yang tercantum dalam Jurnal Ilmiah ini. Akhirnya, semoga Jurnal Ilmiah ini bermanfaat untuk semua pihak. Om, Santih, Santih, Santih, Om. April 2012 Redaksi ii
  • 5. DAFTAR ISI Hlm Susunan Organisasi Pengelola ……………………………………………………………… i Pengantar Redaksi ………………………………………………………………………….. ii Daftar isi ………………………………………………………………................................ iii Perlindungan Hukum Terhadap Notaris Dalam Melaksanakan Kewajiban Rahasia Jabatan Di Daerah Hukumnya Eleanora M Pangkahila............................................................................................................................... 1 Kajian Yuridis Terhadap Akta Otentik Berdasarkan Pasal 77 Ayat (1) Undang- Undang Nomor 40 Tahun 2007 Tentang Perseroan Terbatas Dalam Kaitannya Dengan Pasal 16 Ayat (1) Huruf L Undang-Undang Nomor 30 Tahun 2004 Tentang Jabatan Notaris I Gusti Ngurah Agung Sutejo Wiradinata Kepakisan……………………………………………………. 12 Pelaksanaan Ketentuan Pasal 157 Ayat (3) Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2007 Tentang Perseroan Terbatas Terhadap Perseroan Yang Telah Memperoleh Status Badan Hukum (Studi Di Kabupaten Badung) Ni Kade Ayu Budhiartini………………………………………………………………………………… 23 Pelaksanaan Perjanjian Kredit Dengan Jaminan Fidusia Pada Lembaga Perkriditan Desa (Lpd) “Desa Pakraman Sesetan” Kecamatan Denpasar Selatan Eddy Yunianto Sarim.................................................................................................................................. 48 Analisis Kewenangan Dan Tanggung Jawab Notaris Dalam Pembuatan Akta Keterangan Waris Untuk Golongan Tionghoa I Dewa Gede Wirasatya Purnama………………………………………………………………………... 55 Petunjuk Penulisan Artikel iii
  • 6. PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP NOTARIS DALAM MELAKSANAKAN KEWAJIBAN RAHASIA JABATAN DI DAERAH HUKUMNYA Eleanora M Pangkahila Magister Kenotariatan Universitas Udayana E-Mail : - Supervisors/Co-Supervisors Dr. Jazim Hamidi, SH.,MH. Purwati, SH.,MH. ABSTRACT Eleanora Maria Pangkahila, SH, student of Notary Magister Program 2007, “The Legal Protection for Notarian in Practicing Profesional Obligation of Confidential Secret in their Law Area, First Consultant Mr. Dr. Jazim Hamidi,SH.,MH, Second Consultant : Mrs. Purwari,SH.,MH. Notary is a trusted profession and for public benefit, that a client will rely to trust them. Forward action of Notarian Job have law impact, it means in any Notaric certificate can be used as a tool of proof, when an event of litigation or disputes between the parties in the future. This caused profesional confidential secret of notary can kept provided according to their roles in law proceses. Based on background mentioned above, there are 3 issues which discussed in this theses, namely (1) Law meaning of Notary obligation to keep confidential secretes, (2) Obligation to provide confidential secret of Notary, (3) The legal protection to Notarian in profesional obligation to keep confidential secret in their law area. The research was be classified into normative legal research with appproached by conceptual and statute appproach. The legal materials of this research were based on primary, secondary and tertiary legal materials. The legal materials was be descripted henceforth to be interpreted, systematization, analysed, evaluated and also given argument to get conclusion of the problems. Result of the research indicate that (1) The law meaning of Notary obligation to keep confidential secretes is to obey the profesional oath of Notary in providing law protection to all parties which promised by them. The certificate that made upon the presence of Notary as an implementation of the provision of Article 16, Verse (1)UUJN jo. Article 332 verse (1) of the KUHAP (2) Obligation to provide confidential secret of Notary has tendency of crossing it due to criminal sanction fines are very low according to article 332, program 1 mentioned that fine maximum Rp 600,- (six hundreds rupiah) (3) legal protection to Notarian in profesional obligation to keep confidential secret in their law area, type of legal protection one among others is being accepted the right of deniying to what ever written in the certificate they made, as organized in aerticle 1909 verse 2, KUHP civil jo. Article 170 KUHP There is protection MPD through agreement by reason from MPD in the case where Notary is called as a witness, determination of Notaric Certificate as a written proof according to arcticle 164 HIR and 1866 KUH Civil Key Words : Confidential official, Notary, Legal protection. J u r na l I l mi a h P r o d i M ag i ster K e n o tar i at a n, 2 01 2 - 2 01 3   Page 1 
  • 7. PENDAHULUAN Pasal 54, menyatakan bahwa : 1.1. Latar Belakang Masalah “Notaris hanya dapat memberikan, memperlihatkan, atau memberitahukan isi akta, groose akta, salinan akta Dengan berlakunya Undang-Undang No 30 atau kutipan akta kepada orang yang berkepentingan Tahun 2004 tentang Jabatan Notaris, diharapkan dapat langsung pada akta, ahli waris, atau orang yng memberikan perlindungan hukum baik kepada memperoleh hak, kecuali ditentukan lain oleh peraturan masyarakat maupun terhadap Notaris itu sendiri. perundang-undang.” Di dalam Pasal 1 ayat (1) Undang-Undang No. Akhir-akhir ini banyak berita di masa media 30 Tahun 2004 tentang Jabatan Notaris disebutkan cetak dan elektronik bahwa seorang Notaris diajukan ke bahwa Notaris adalah pejabat umum yang berwenang pengadilan sebagai tergugat atau saksi, baik dalam untuk membuat akta otentik dan kewenangan lainnya perkara perdata maupun pidana. Penyimpangan- sebagaimana dimaksud dalam Undang-Undang. penyimpangan terhadap kewenangan dan kewajiban Kemudian berkaitan dengan kewenangan pembuatan yang dilakukan Notaris, memungkinkan Notaris akta otentik Pasal 15 ayat (1) Undang-Undang Jabatan berurusan dengan pertanggungjawaban secara hukum. Notaris menyebutkan; Pertanggungjawaban tersebut dapat berupa pidana, perdata maupun administratif. ”Notaris berwenang membuat akta otentik mengenai Fakta menunjukkan bahwa Notaris di dalam semua perbuatan, perjanjian, dan ketetapan yang melakukan jual beli hak atas tanah, Notaris yang tidak diharuskan oleh peraturan perundang-undangan merangkap PPAT mengambil pekerjaan PPAT dengan dan/atau yang dikehendaki oleh yang berkepentingan meminta penomoran pada PPAT lain. Banyak terjadi untuk dinyatakan dalam akta otentik, menjamin juga pembuatan akta jual beli dibawa keluar oleh kepastian tanggal pembuatan akta, menyimpan akta, pegawainya bukan ditandatangai di hadapan notaris, dan memberikan grosse, salinan dan kutipan akta, semuanya masih banyak lagi perbuatan Notaris tidak sesuai itu sepanjang pembuatan akta-akta itu juga ditugaskan dengan etika seorang notaris. atau dikecualikan kepada pejabat lain yang ditetapkan Penyimpangan secara administratif umumnya oleh Undang-Undang.” dilakukan Notaris dengan tanpa mengindahkan ketentuan prosedur dalam pembuatan akta seperti yang Disamping membuat akta otentik, Notaris juga tertuang dalam UUJN maupun perilaku yang melanggar mempunyai wewenang untuk pencatatan/(waarmeking) Kode Etik Profesi. Hal tersebut sering dirasakan terhadap perjanjian. Sesuai dengan pasal 15 ayat 2 merugikan para pihak yang minta bantuan dalam UUJN menyatakan Notaris berwenang: pembuatan akta. Di samping itu adanya upaya-upaya a. Mengesahkan tanda tangan dan menetapkan dari pihak tertentu yang ingin memanfaatkan kelemahan kepastian tanggal surat di bawah tangan dengan seorang Notaris, baik dari sisi personalitas maupun mendaftar dalam buku khusus. profesionalitas. b. Membukukan surat-surat di bawah tangan dengan Oleh karena itu, ketelitian sangat mutlak mendaftar dalam buku khusus. dimiliki oleh seorang Notaris dalam melaksanakan tugas c. Membuat kopi dari asli surat-surat di bawah sebagai Pejabat Umum. Tindak lanjut dari tugas yang tangan berupa salinan yang memuat uraian diemban oleh Notaris mempunyai dampak secara sebagaimana ditulis dan digambarkan dalam surat hukum. Dampak hukum artinya; Bahwa setiap yang bersangkutan. pembuatan akta otentik yang dilakukan oleh Notaris d. Melakukan pengesahan kecocokan fotokopi dapat dijadikan sebagai alat pembuktian di muka sidang dengan surat aslinya. pengadilan apabila terjadi sengketa di antara para pihak. e. Memberikan penyuluhan hukum berhubungan Persengketaan tersebut tidak menutup dengan pembuatan akta. kemungkinan melibatkan Notaris dan atas keterlibatan f. Membuat akta yang berkaitan dengan pertanahan itu Notaris harus bertanggung jawab atas apa yang telah atau, dilakukannya, Oleh karena itu, terhadap tanggung jawab g. Membuat akta risalah lelang. profesi Notaris dalam melaksanakan kewajiban rahasia Selain kewenangan Notaris tersebut di atas, jabatan diperlukan suatu ruang lingkup peraturan yang di dalam UUJN No. 30 Tahun 2004, pasal 16 ayat (1) jelas. huruf e dan pasal 45 menjelaskan kewajiban yang harus Sehingga Notaris yang telah melaksanakan dijalankan oleh seorang Notaris. Penjelasannya sebagai tugas dan kewajibannya sesuai kerangka hukum dapat berikut; terlindungi. Notaris menurut ketentuan hukum tidak Pasal 16 ayat (1) huruf e berbunyi : boleh memihak. Ini berarti Notaris dalam membantu para pihak yang merumuskan dalam akta, harus “Merahasiakan segala sesuatu mengenai akta yang memperhatikan kepentingan kedua belah pihak dan dibuatnya dan segala keterangan yang diperoleh guna harus merahasiakan yang berhubungan dengan isi akta pembuatan akta sesuai dengan sumpah/janji jabatan, yang dibuatnya. Tertutama apabila terjadi sengketa kecuali Undang-Undang menentukan lain.” antara kedua belah pihak yang mengakibatkan adanya peyidikan terhadapap akta Notaris. Tujuan penyidikan adalah mencari dan mengumpulkan bahan–bahan pembuktian. J u r na l I l mi a h P r o d i M ag i ster K e n o tar i at a n, 2 01 2 - 2 01 3   Page 2 
  • 8. Sanksi terhadap pelanggaran yang dilakukan 1.4. Tujuan Penelitian Notaris terhadap rahasia jabatan ini merupakan pelanggaran rahasia negara. Di dalam UUJN sendiri 1. Tujuan Umum juga diatur mengenai sanksi tersebut yakni berupa Makna hukum dari kewajiban melaksanakan rahasia teguran lisan, teguran tertulis, pemberitahuan sementara, jabatan notaris. pemberhentian dengan hormat atau pemberhentian Kewajiban melakukan rahasia jabatan notaris ada dengan tidak hormat (Pasal 85 UUJN). Selain diatur kecenderugan dilanggar. dalam UUJN, sanksi pelanggaran mengenai rahasia Bentuk perlindungan hukum terhadap notaris dalam jabatan ini juga diatur dalam Pasal 322 Kitab undang- melakukan kewajiban merahasiakan jabatan di Undangn Hukum Pidana (KUHP) tentang Membuka daerah hukumnya. Rahasia. Kewajiban ini mendapat pengecualian 2. Tujuan Khusus sebagaimana tercantum dalam Pasal 66 ayat (1) UUJN. Untuk mengetahui makna hukum dari kewajiban Ketentuan Pasal 66 ayat (1) UUJN tersebut hingga saat melaksanakan rahasia jabatan notaris itu. ini masih menjadi kendala bagi para Notaris, terutama Untuk mengetahui kewajiban melakukan rahasia bagi Majelis Pengawas Daerah (MPD) dalam jabatan notaries ada kecenderungan dilanggar. memberikan suatu tolok ukur persetujuan terhadap Untuk mengetahui bentuk perlindungan hukum Notaris yang diapanggil sebagai saksi oleh penyidik, terhadap notaris dalam melakukan kewajiban penuntut umum maupun hakim. Hal ini disebabkan merahasiakan jabatan di daerah hukumnya. karena di satu sisi Notaris harus menjalankan kewajibannya yaitu melaksanakan rahasia jabatan dan 1.5. Manfaat Penelitian wajib ingkar terhadap akta yang dibuatnya. Di sisi lain Notaris sebagai Pejabat Umum juga harus Melalui penelitian ini, diharapkan dapat memberikan mengutamakan kepentingan umum. manfaat baik secara teoritis maupun praktis sebagai Hal lain yang masih menjadi kendala adalah berikut; kapasitas dan fungsi dari organisasi Notaris, dalam hal 1. Secara Teoritis ini Ikatan Notaris Indonesia (INI) yang akan semakin Diharapkan hasil penelitian ini dapat berguna sulit bertindak secara obyektif. Hal ini disebabkan utnuk menambah dan melengkapi khasanah ilmu karena salah satu unsur Majelis Pengawas diambil dari hukum dalam hal ini khusunya bidang hukum tentang praktisi. INI yang merupakan organisasi Independent Jabatan Notaris. dan terbebas dari campur tangan pemerintah 2. Secara Praktis mempunyai hak untuk melindungi para anggotanya. Diharapakan dengan hasil-hasil penelitian Berdasar pada penjelasan dari latar belakang dapat mejadi masukan bagi para pelaksana hukum di masalah, kemudian penulis tertarik untuk melakukan lapangan terutama yang menjadi subyek penelitian. penelitian mengenai perlindungan hukum terhadap serta menjadi bahan penelitian lebih lanjut, berkaitan jabatan Notaris dengan mengangkatnya ke dalam dengan rahasia abatan Notaris dan bermanfaat bagi sebuah tesis berjudul : “ PERLINDUNGAN HUKUM pihak-pihak yang terkait dengan pelaksanaan kewajiban TERHADAP NOTARIS DALAM MELAKSANAKAN rahasia jabatan Notaris dan bagi masyarakat. KEWAJIBAN RAHASIA JABATAN DI DAERAH HUKUMNYA ” TINJAUAN PUSTAKA 1.2. Batasan Masalah 2.1. Tinjauan Umum Tentang Notaris 1. Permasalahan pertama mengenai makna hukum dari 2.1.1. Sejarah Perkembangan Notaris kewajiban melaksanakan rahasia Sejarah Notaris di Indonesia pada hakekatnya jabatan Notaris, tidak dapat dipisahkan dari sejarah lembaga di Negara 2. Permasalahan kedua mengenai kewajiban melakukan pada umumnya, khususnya di negeri Belanda. Hal rahasia jabatan Notaris yang cenderung tersebut disebabkan karena perundang-undangan di dilanggar, Indonesia di bidang Notariat berakar dari Notariswet, 3. Permasalahan ketiga mengenai bentuk perlindungan dari negeri Belanda tanggal 9 Juli 1842 (Ned. Stbl. No. hukum terhadap Notaris dalam melaksanakan 20). Dengan demikian, lembaga kenotariatan baru kewajiban merahasiakan jabatan di daerah dikenal di Indonesia sejak hukum Belanda masuk ke hukumnya. Indonesia. Semula lembaga ini diperuntukan bagi golongan Eropa terutama dalam bidang hukum perdata 1.3. Rumusan Masalah yaitu Burgelijk Wetboek. Notariat berasal dari kata Latijne Notariaat, sedangkan Notaris dari Notarius 1. Apa makna hukum dari kewajiban melaksanakan (Notarui), adalah orang menjalankan pekerjaan rahasia jabatan notaris? menulis….. 2. Mengapa kewajiban melakukan rahasia jabatan notaris ada kecenderungan dilanggar? 2.2.2. Pengertian dan Peranan Notaris bagi 3. Bagaimanakah bentuk perlindungan hukum terhadap Masyarakat Notaris dalam melakukan kewajiban Notaris yang dalam profesinya sesungguhnya merahasiakan jabatan di daerah hukumnya? merupakan instansi yang dengan akta-aktanya menimbulkan alat-alat pembuktian tertulis dan mempunyai sifat otentik, menurut pendapat kami dapat J u r na l I l mi a h P r o d i M ag i ster K e n o tar i at a n, 2 01 2 - 2 01 3   Page 3 
  • 9. berbuat banyak untuk mendorong masyarakat guna alat- b) Notaris dalam menjalankan tugasnya tidak alat pembuktian. boleh mencemarkan nama baik dari korps pengemban profesi hukum. 2.2.Tugas dan Wewenang Notaris c) Notarisdalam menjalankan tugasnya tidak Wewenang utama yang dimiliki oleh Notaris boleh mencemarkan nama baik dari lembaga adalah membuat suatu akta otentik sehingga notaris. keotentikannya suatu akta Notaris bersumber dari Pasal d) Karena notaris bekerja dengan menerapkan 15 Undang-Undang jabatan Noptaris dan juga Pasal hukum di dalam produk yang dihasilkan, Kode 1868 KUHPerdata. Suatu akta otentik yang disebut telah Etik ini diharapkan senantiasa meningkatkan memenuhi otensitas suatu akta, apabila telah memenuhi jabatannya untuk senantiasa menjunjung tinggi 3 unsur, yaitu: keluhuran dari martabat dan tugas jabatannya, a) Akta itu dibuat dalam bentuk yang ditentukan sertya menjalankan tugas dengan memenuhi oleh Undang-Undang. persyaratan yang ditentukan oleh perundang- b) Akata itu harus dibuat oleh (door) atau di undangan. hadapan (ten overstaan) seorang pejabat umum. 2.4. Konsep Negara Hukum c) Pejabat Umum itu mempunyai kewenangan untuk membuat akta. Suatu Negara dapat dikatakan Negara hukum “rechstaat” menurut Burkens, (dalam kutipan Yohanes 2.3. Tinjauan Yuridis Akta Notaris Usfan) apabila memenuhi syarat-sayarat29: 1. Azas legalitas. Setiap pihak pemerintahan 2.3.1. Akta Notaris sebagai Alat Bukti harus didsarkan atas peraturan perundang- Berdasarkan Pasal 1 ayat (7) Undang-Undang undangan (wettelijke gronslag). Dengan Jabatan Notaris, yang dimaksud dengan definisi akta landasan ini, undang-undang dalam arti formil Notaris adalah akta otentik yang dibuat oleh atau di dan undang-undang sendiri merupakan temuan hadapan Notaris menurut bentuk dan tata cara yang dasar tindak pemerintahan. Dalam hubungan ditetapkan dalam Undang-Undang ini. Akta otentik atau ini pembentukan undang-undang merupakan akta yang dibuat oleh atau di hadapan Notaris bagian penting Negara hukum. merupakan suatu alat bukti sempurna. Alat bukti yang 2. Pembagian kekuasaan. Syarat ini mengandung sah atau diterima dalam suatu perkara, pada dasarnya makna bahwa kekuasaan Negara tidak boleh terdiri dari ucapan dalam bentuk keterangan saksi-saksi, hanya bertumpu pada satu tangan. pengakuan, sumpah, dan tertulis dapat berupa tulisan- 3. Hak-hak dasar (grondrechten), merupakan tulisan yang mempunyai nilia pembuktian. Dalam sasaran perlindungan diri pemerintahan perkembangan alat bukti sekarang ini (untuk perkara terhadap rakyat dan sekaligus membatasi pidana maupun perkara perdata) telah pula diterima alat kekuasaan pembentuk undang-undang. bukti elektronik atau yang disimpan secara elektronik 4. Pengawasan pengadilan bagi rakyat tersedia. sebagai alat bukti yang sah dalam persidangan di . pengadilan. 2.5. Konsep Kewenangan 2.3.2. Syarat Akta Notaris sebagai Alat Bukti. Dalam beberapa sumber menerangkan bahwa Akta yang dibuat olehg atau di hadapan istilah kewenangan (wewenang) disejajarkan dengan notaries berkeduidukan sebagai akta otentik menurut bevoegheid dalam istilah Belanda, menurut Phillipus M. bentuk dan tata cara yang ditetapkan dalm Undang- Hadjon salah seorang guru besar Fakultas Hukum Unair Undang Jabatan Notaris. Menurut Irawan Soerodjo, ada mengatakan bahwa “wewenang terdiri atas sekurang- 3 (tiga) unsur esensialia agar terpenuhinya syarat formal kurangnya mempunyai 3 komponen, yaitu: pengaruh, suatu akta otentik, yaitu: dasar hukum dan komformitas hukum”. a) Di dalam bentuk yang telah ditentukan oleh Komponen pengaruh bahwa penggunaan Undang-Undang. wewenang dimaksudkan untuk mengendalikan prilaku b) Dibuat oleh atau di hadapan pejabat umum. subyek hukum; dasar hukum dimaksudkan, bahwa c) Akta yang dibuat oleh atau di hadapan pejabat wewenang itu haruslah mempunyai dasar hukum; umum yang berwenang untuk itu dan di tempat sedangkan komponen komformitas hukum dimaksud di mana akta itu dibuat. bahwa wewenang itu haruslah mempunyai standar. Kewenangan secara teoritik dapat diperoleh 3.1. Kode Etik Notaris melalui 3 cara, yaitu atribusi, delelgasi, dan mandate. Dalam melaksanakan tugasnya, seorang notaris Atribut (atribusi) adalah pemberian wewenang harus menerapkan disiplin ilmu hukum di dalam pemerintah oleh pembuat undang-undang kepada masyarakat. Pelaksanaan jabatan Notaris harus dikontrol organpemerintah; delegasi adalah pelimpahan dengan Kode Etik Notaris. Sebagaimana dikatakan oleh wewenang pemerintah dari satu organ pemerintah Frans Hendra Winata, ada beberapa pertimbangan kepada pemerintahan yang lain; sedangkan mandate yuridis yang harus kita perhatikan, antara lain: mandate terjadi ketika organ pemerintahan mengizinkan a) Notarisadalah pejabat public yang bertugas kewenangannya dijalankan oleh organ lain atas untuk melaksanakan jabatan public. namanya. J u r na l I l mi a h P r o d i M ag i ster K e n o tar i at a n, 2 01 2 - 2 01 3   Page 4 
  • 10. 2.6. Teori Perlindungan Hukum bagaimana penerapannya/pelaksanannya melalui suatu penelitian lapangan yang dilakukan dengan wawancara, Pengertian perlindungan hokum, seperti yang sehingga diperoleh kejelasan tentang hal yang diteliti. apa yang tertulis di dalam kamus bahasa Indonesia Peda penelitan ini yang diteliti pada awalnya adalah Kontemporer bahwa “suatu upaya yang menjamin data sekunder, kemudian dilanjutkan dengan penelitian adanya kepastian hokum untuk memperoleh terhadap data primer di lapangan. perlindungan berdasarkan peraturan-peraturan atau undang-undang”. Sedangkan menurut Kamus Hukum 3.2. Spesifikasi Penelitian Perlindungan Hukum adalah: Spesifikasi penelitian dalam penulisan tesis ini “suatu upaya kepastian hukum untuk mendapatkan adalah deskriptif analitis. Deskriptif penelitian ini, perlindungan berdasarkan peraturan-peraturan yang terbatas pada usaha mengungkapkan suatu masalah atau dibuat oelh suatu kekuasaan Negara dan sebagainya keadaan atau perisitwa sebagaimana adanya, sehingga atau dapat yang berlaku bagi semua orang di suatu bersifat sekedar untuk mengungkpakan fakta. Hasil masyarakat atau Negara”. penelitian ditekankan pada memberikan gambaran secara obyektif, tentang keadaan sebenarnya dari obyek Hadjon menyebutkan, ada 2 macam perlindungan yang diselidiki. Sedangkan istilah analisis mengandung hukum bagi rakyat, yaitu; pengertian mengelompokkan, menghubungkan, 1. Perlindungan Hukum Prefentif membandingkan data-data yang diperoleh baik dari segi Kepada rakyat diberi kesempatan untuk teori maupun dari segi praktek. mengajukan keberatan atau pendapatnya sebelum suatu keputusan pemerintah mendapat bentuk 3.3. Metode Pengumpulan Data yang definitive bertujuan mencegah sengketa. 2. Perlindungan Hukum Represif : bertujuan Secara umum, dalam penelitian biasanya menyelesaikan sengketa. dibedakan antara data yang diperoleh secara langsung Perlindungan hukum preventif sangat besar dari masyarakat dan data dari bahan pustaka. Yang artinya bagi pemerintah yang didasarkan diperoleh langsung dari masyarakat dinamakan data kebebasan bertindak karena dengan adanya primer atau data dasar dan data yang kedua disebut data perlindungan hukum preventif, pemerintah sekunder. Data primer dan data sekunder yang dapat terdorong untuk bersifat hati-hati dalm dipaparkan sebagai berikut; mengambil keputusan yang didasarkan pada 1. Data primer dalam penelitian ini objek penelitian diskresi. Dengan pengertian demikian, itu sendiri yang dikaitkan dengan teori-teori penanganan perlindungan hukum bagi rakyat tertulis yang ada di data sekunder. oleh peradilan umum di Indonesia termasuk 2. Data sekunder, merupakan data yang diperlukan kategori perlindungan hukum represif. untuk melengkapi data primer. Selain berupa peraturan perundang-undangan, data sekunder juga METODE PENELITIAN dapat berupa pendapat pakar yang ahli mengenai . masalah ini, yang disampaikan melalui berbagai Penelitian hukum pada dasarnya dibagi dua (2) jenis, macam bentuk buku, karya ilmiah, laporn yakni : penelitian,media massa, dan lain-lain. 1. Penelitian normatif merupakan penelitian deng menggunakan data sekunder sehingga Berikut ini beberapa sumber yang akan dijadikan disebut pula dengan penelitian kepustakaan, sebagai data sekunder; 2. Penelitian empiris adalah penelitian a. Undang-Undang Nomor 30 tahun 2004 tentang langsung di masyarakat ada yang melalui jabatan Notaris. kuisioner ataupun wawancara secara b. Kitab Undang-undang Hukum Perdata langsung. (KUHPerdata). c. Kitab Undang-Undang Hukum Pidana (KUHP). Metode penelitian yang digunakan dalam d. Kita Undang-Undang Hukum Acara Pidana penulisan ini adalah menggunakan kedua metode baik (KUHAP). metode penelitian normative (metode penelitian e. Peraturan Menteri Hukum dan HAM, Nomor : Kualitatif) M.02.PR.08.10 tahun 2004 tentang Tata Cara . Pengangkatan Anggota, Pemberhentian Anggota, 3.1. Metode Pendekatan Susunan Organisasi dan Tata Cara Pemeriksaan majelis Pengawas Notaris. Dalam penelitian ini, metode pendekatan yang f. Peraturan Menteri Hukum dan HAM RI. Nomor digunakan termasuk pada penelitian hukum yuridis : M.03HT.03.10 Tahun 2007 tentang empiris, yang terdiri dari penelitian terhadap identifikasi Pengambilan Minuta Akta dan Pemanggilan hukum dan penelitian terhadap efektifitas hukum45. Notaris. Permasalah yang diteliti mencakup bidang yuridis g. Nota Kesepahaman No.Pol. B/1056/V/2006 mengatur tentang rahasia jabatan notaris dan sanksinya. Nomor : 01/MoU/PP-INI/V/2006 tentang Metode ini merupakan sautu pendekatan yang Pembinaan dan Peningkatan Profesionalisme di mengacu pada peraturan tertulis atau bahan-bahan Bidang Penegakan Hukum. hukum lainnya yang bersifat sekunder, untuk melihat h. Kamus hukum dan kamus bahasa Indonesia. J u r na l I l mi a h P r o d i M ag i ster K e n o tar i at a n, 2 01 2 - 2 01 3   Page 5 
  • 11. i. Serta buku-buku teori pendukung yang f. Menjilid akta yang dibuatnya dalam 1 (satu) menyangkut hukum. bulan menjadi buku yang memuat tidak lebih dari 50 (lima puluh) akta, dan jika jumlah akta 3.4. Metode Analisa Data tidak dapat dimuat dalam 1 (satu) buku, akta tersebut dapat dijilid menjadi lebih dari 1 (satu) Penelitian ini menggunakan metode analisis buku, dan mencatat jumlah Minuta Akta, data kualitatif. Metode ini memusatkan perhatiannya bulan, dan tahun pembuatannya pada sampul pada prinsip-prinsip umum yang mendasari perwujudan setiap buku. satuan-satuan gejala yang ada dalm kehidupan manusia, g. Membuat daftar dari akta protes terhadap tidak atau pola-pola yang dianalisis gejala-gejala social dibayar atau tidak diterimanya surat berharga. budaya, dengan menggunakan kebudayaan dari h. Membuat daftar akta yang berkenaan dengan masyarakat yang bersangkutan, untuk memperoleh wasiat menurut urutan waktu pembuatan akta gambaran mengenai pola-pola yang berlaku. Alasan setiap bulan. kenapa penelitian ini menggunakan metode anlisis i. Mengirimkan daftar akta sebagaimana deskriptif kualitatif adalah data yang dikumpul adalah dimaksud dalam huruf h atau daftar nihil yang data yang berupa kata-kata, kalimat, gambar, catatan, berkenaan dengan wasiat ke daftar Pusat dokumen pribadi atau resmi, videotape, dan data-data Wasiat Departemen yang tugas dan tersebut bukan berupa kumpulan angka-angka. tanggungjawabnya di bidang kenotariatan dalam waktu 5 (lima) hari pada minggu HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN pertama setiap bulan berikutnya. j. Mencatat dalam repertorium tanggal Di dalam BAB IV, ada 3 (tiga) pokok pengiriman daftar wasiat pada setiap akhir permasalahan yang akan dibahas. Dari ketiga pokok bulan. bahasan tersebut adalah (1) Makna Hukum dari k. Mempunyi cap stempel yang memuat lambang Kewajiban Melaksanakan Rahasia Jabatan Notaris, (2) Negara Republik Indonesia dan pada ruang Kewajiban Melakukan Rahasia Jabatan Notaris Ada yang melingkarinya dituliskan nama, jabatan, Kecenderungan Dilanggar, (3) Bentuk Perlindungan dan tempat kedudukan yang bersangkutan. Hukum Terhadap Notaris Dalam Melakukan Kewajiban l. Membacakan akta di hadapan penghadap Merahasiakan Jabatan di daerah Hukumnya. Berikut ini dihadiri oleh paling sedikit 2 (dua orang saksi adalah pembahasannya. dan ditandatangani pada saat itu juga oleh penghadap, saksi, dan notaris. 4.1. Makna Hukum dari Kewajiban Melaksanakan m. Menerima magang calon notaris. Rahasia Jabatan Notaris.     4.1.2. Kewenangan Notaris selaku Pejabat Umum Penafsiran makna hukum dari kewajiban   melaksanakan rahasia jabatan notaris pembahasannya Kewenangan notaris berdasarkan ketentuan Pasal 15 dibagi menjadi dalam 3 (tiga) aspek, yaitu; (1) ayat (1) Undang-Undang Jabatan Notaris yaitu: Kewajiban notaris selaku pejabat umum, (2)   Kewenangan notaris selaku pejabat umum, (3) “Notaris berwenang membuat akta otentik mengenaii Tanggung jawab notaris dan kekuatan pembuatan akta. semua perbuatan, perjanjian, dan ketetapan yang Pembahasannya sebagai berikut; diharuskan oleh peraturan perundang-undangan dan/atau yang dikehendaki oleh yang berkepentingan 4.1.1. Kewajiban Notaris selaku Pejabat Umum untuk dinyatakan dalam akta otentik, menjamin kepastian tanggal pembuatan akta, menyimpan akta, Sesuai dengan Pasal 16 ayat (1) Undang- memberikan grosse, salinan dan kutipan akta, semuanya Undang Jabatan Notaris menjalankan jabatannya, itu sepanjang pembuatan akta-akta itu juga ditugaskan notaris berkewajiban sebagai berikut; atau dikecualikan kepada pejabat lain yang ditetapkan a. Bertindak jujur, seksama, mandiri, tidak oleh Undang-Undang” berpihak, dan menjaga kepentingan pihak yang terkait dalam pembuatan hukum. 4.1.3. Tanggung Jawab Notaris dan Kekuatan b. Membuat akta dalam bentuk Minuta Akta dan Pembuatan Akta menyimpannya sebagai bagian dari Protokol Notaris. Akta otentik yang dibuat oleh notaris c. Mengeluarkan Grosse Akta, Salinan Akta, atau mengandung arti bahwa akta otentik merupakan bukti Kutipan Akta berdasarkan Minuta Akta. yang sempurna tentang apa yang dibuat di dalamnya. d. Memberikan pelayanan sesuai dengan Akta otentik mempunyai 3 (tiga) macam kekuatan ketentuan dalam Undang-Undang, kecuali ada pembuktian, antara lain; alasan yang menolaknya. a. Kekuatan Pembuktian lahiriah, yaitu kemampuan e. Merahasiakan segala sesuatu mengenai akta dari akta itu sendiri untuk membuktikan dirinya yang dibuatnya dan segala keterangan yang sebagai akta otentik. Jika dilihat dari luar diperoleh guna pembuatan akta sesuai dengan (lahirnya) sebagai akta otentik serta sesuai jumlah/janji jabatan, kecuali Undang-Undang dengan aturan hukum yang sudah ditentukan yang menentukan lain. J u r na l I l mi a h P r o d i M ag i ster K e n o tar i at a n, 2 01 2 - 2 01 3   Page 6 
  • 12. mengenai syarat akta otentik, sampai terbutki merasa dirugikan atas akta yang dibuat oleh atau sebaliknya, di hadapan notaris. Pengingkaran atau artinya sampai ada yang membuktikan bahwa penyangkalan tersebut harus dilakukan dengan akta tersebut bukan akta otentik secara lahiriah. suatu gugatan ke pengadilan umum, dan Dalam ha ini, beban pembuktian ada pada pihak penggugat harus dapat membuktikan bahwa ada yang menyangkal keotentikan akta notaris. aspek formal yang dilanggar atau tidak sesuai Parameter untuk menentukan akta notaris dalam akta yang bersangkutan. sebagai akta otentik, yaitu tanda tangan dari notaris yang bersangkutan, baik yang ada pada Kekuatan Pembuktian materiil, kepastian tentang Minuta dan Salinan serta adanya awal akta suatu akta sangat penting, bahwa apa yang tersebut sampai akhir akta. Nilai pembuktian akta notaris dalam akta merupakan pembuktian yang sah terhadap dari aspek lahiriah, akta tersebut harus dilihat ada pihak yang membuat akta atau mereka yang mendapat apanya, bukan dilihat ada apa. Secara lahiriah hak dan berlaku untuk umum, kecuali ada pembuktian tidak perlu dipertentangkan dengan alat bukti sebaliknya. Keterangan atau pernyataan yang yang lainnya. Jika ada yang menilik bahwa suatu dituangkan/dimuat dalam akta pejabat, atau keterangan akta notaris tidak memenuhi syarat sebagai akta, para pihak yang diberikan/disampaikan di hadapan maka yang bersangkutan wajib membuktikan notaris dan para pihak harus dinilai benar. Perkataan bahwa akta tersebut secara lahiriah bukan akta yang kemudian dituangkan/dimuat dalam akta berlaku otentik. Penyangkalan atau pengingkaran bahwa sebagai yang benar atau setiap orang yang dating secara lahiriah akta notaris sebagai akta otentik menghadap notaris yang kemudian kemudian atau bukan akata otentik, maka penilaian keterangannya dituangkan/dimuat dalam akta harus pembuktiannya harus didasarkan kepada syarat- dinilai telah benar berkata demikian. Jika ternyata syarat akta notaris sebagai akta otentik. pernyataan/keterangan para penghadap tersebut menjadi Pembuktian semacam ini harus dilakukan tidak benar, maka hal teresbut menjadi tanggung jawab melalui upaya gugatan ke pengadilan. Penggugat para pihak sendiri. Dengan demikian, isi akta notaris harus dapat membuktikan bahwa secara lahiriah mempunyai kepastian sebagai yang sebenarnya, menjadi akta yang menjadi objek gugatan bukan kata butki yang sah untuk di antara para pihak dan para ahli notaris. waris dan para penerima hak mereka. Jika akan b. Kekuatan Pembuktian Formil, akata notaris harus membuktikan aspek materiil dari akta, maka yang memberikan kepastian bahwa suatu kejadian dan bersangkutan harus dapat membuktikan bahwa notaris fakta tersebut dalam akta betul-betul dilakukan tidak menerangkan atau menyatakan yang sebenarnya oleh notaris atau diterangkan oelh pihak-pihak dalam akta, atau para pihak yang telah benar berkata (di yang menghadap pada saat yang tercantum hadapan notaris) menjadi tidak benar berkata, dan harus dalam akta sesuai dengan prosedur yang sudah dilakukan pembuktian terbalik untuk menyangkal aspek ditentukan dalam pembuatan kata. Secara formal materiil dari akta notaris untuk membuktikan kebenaran dan kepastian tentang hari, tanggal, bulan, tahun, pukul (waktu) 4.2. Kewajiban Melakukan Rahasia Jabatan Notaris menghadap, dan para pihak yang menghadap, Ada Kecenderungan Dilanggar. paraf dan tanda tangan para pihak/penghadap,   saksi dan notaris, serta serta membuktikan apa 4.2.1 Rahasia Jabatan yang dilihat, disaksikan, didengar oleh notaris   (pada akta pejabat/berita acara), dan mencatatkan Sesuai dengan isi dari Pasal 4 ayat (1) Undang-Undang keterangan atau pernyataan para pihak Jabatan Notaris yang berbunyi, bahwa notaris sebelum /penghadap (pada akta pihak). Jika aspek formal menjalankan jabatannya, wajib mengucapkan dipermasalahkan oleh para pihak, maka harus sumpah/janji menurut agamanya di hadapan Menteri dapat membuktikan ketidakbenaran hari, tanggal, dan Pejabat yang ditunjuk. Sedangkan pada ayat (2) bulan, tahun, dan pukul (waktu) menghadap, menyatakan : membuktikan ketidakbenaran mereka yang ”Saya bersumpah/berjanji : menghadap, membuktikan ketidakbenaran apa Bahwa saya akan patuh dan setia kepada Negara yang dilihat, disaksikan, dan didengar oleh Republik Indonesia, Pancasila dan Undang-Undang notaris. Selain itu juga harus dapat membuktikan Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945. Undang- ketidakbenaran pernyataan atau keterangan para Undang tentang Jabatan Notaris serta peraturan pihak yang diberikan/disampaikan di hadapan perundang-undangan lainnya, notaris, dan ketidakbenaran tanda tangan para Bahwa saya akan menjalankan jabatan saya pihak, saksi, dan notaris atau pun ada prosedur dengan amanah, jujur, seksama, mandiri, dan tidak pembuatan akta yang tidak dilakukan. Dengan berpihak. kata lain, pihak yang mempermasalahkan akta Bahwa saya akan menjaga sikap, tingkah laku tersebut harus melakukan pembuktian terbalik saya, dan menjalankan kewajiban saya sesuai dengan untuk menyangkal aspek formal dari akta notaris. Kode Etik Profesi, kehormatan martabat, dan tanggung Jika tidak mampu membuktikan ketidakbenaran jawab saya sebagai notaris. tersebut, maka akta tersebut harus diterima oleh Bahwa saya akan merahasiakan isi akta dan siapapun. Siapapun boleh melakukan keterangan yang diperoleh dalam pelaksanaan jabatan pengingkaran atau penyangkalan atas aspek saya. formal akta notaris, jika yang bersangkutan J u r na l I l mi a h P r o d i M ag i ster K e n o tar i at a n, 2 01 2 - 2 01 3   Page 7 
  • 13. Bahwa saya untuk dapat diangkat dalam jabatan tersebut tidak berlaku terhadap mereka, yang ini, baik secara langsung, dengan nama atau dalih berdasarkan ketentuan perundang-undangan tidak apapun, tidak pernah dan tidak akan memberikan atau diperbolehkan berbicara, demikian juga tidak berlaku menjajikan sesuatu kepada siapapun” terhadap mereka yang berdasarkan Pasal 1909 ayat (2)   KUHPerdata, dan Pasal 145 HIR, dan Pasal 170 KUHP 4.2.2. Ancaman Pelanggarannya dapat menentukan haknya untuk mengundurkan diri   sebagai saksi dengan cara menuntut penggunaan hak 4.2.2.1. Ancaman Pidana ingkarnya. Apabila seorang notaris membuka rahasia 4.3.2. Syarat dan Pemanggilan Notaris jabatan yang diamanatkan padanya, maka kepadanya diancam dengan pidana berdasarkan: Syarat dan tata cara pemanggilan notaris yang Pasal 322 Kitab Undang-Undang Hukum diatur dalam Pasal 14 Peraturan Menteri Hukum dan Pidana : HAM Republik Indonesia nomor : M.03.HT.03.10 a.1. Barangsiapa dengan sengaja membuka Tahun 2007 menyatakan bahwa : Penyidik, Penuntut rahasia yang wajib disimpannya karena Umum, , maupun Hakim untuk kepentingan dan jabatan atau pencariannya, baik yang kelancaran proses peradilan dapat memanggil notaris sekarang, maupun yang dahulu, sebagai saksi, tersangka, atau pun terdakwa. Untuk diancam dengan penjara paling lama 9 selanjutnya Majelis Pengawas Daerah memberikan (sembilan) bulan atau denda paling persetujuan pemanggillan notaris apabila ada dugaan banyak Rp. 600,- (enam ratus). tindak pidana berkaitan Minuta Akta dan/atau surat- surat yang dilekatkan pada Minuta Akta maupun a.2. Jika kejahatan dilakukan terhadap seorang Protokol Notaris dalam penyimpanan notaris, serta tertentu, maka perbuatan itu hanya dapat belum gugur hak dituntut atas pengaduan orang lain. menuntut berdasarkan ketentuan tentang daluwarsa dalam peraturan perundang- 4.2.2.2. Ancaman Perdata undangan di bidang hukum pidana. Untuk persetujuan tersebut diberikan setelah mendengar segala keterangan Apabila akibat dibukanya rahasia seseorang dari notaris yang bersangkutan. Jika Majelis Pengawas oleh notaris atau karyawan notaris, sehingga diketahui Daerah tidak memberikan persetujuannya kepada oleh masyarakat dan mengakibatkan kerugian bagi Penyidik, Penuntut Umum, maupun Hakim untuk orang yang bersangkutan, maka notaris tersebut dapat pemanggilan notaris sebagai saksi, tersangka, atau pun digugat secara perdata berdasarkan : terdakwa apabila tidak memenuhi ketentuan tersebut. Pasal 1365 Kitab Undang-Undang Hukum Dalam hal kewenangan Majelis Pengawas daerah wajib Perdata menyatakan bahwa : tiap perbuatan melanggar memberikan persetujuan atau tidak memberikan hukum, yang membawa kerugian pada orang lain, persetujuan secara tertulis dalam jangka waktu paling mewajibkan orang yang karena salahnya menerbitkan lama 14 (empat belas) terhitung sejak diterimanya surat kerugian itu, mengganti kerugian tersebut. permohonan pemanggilan notaris. Apa bila jangka waktu tersebut terlampaui, maka Majelis Pengawas 4.2.3. Sanksi menurut Undang-Undang Jabatan Daerah dianggap telah menyetujui pemanggilan Notaris tersebut. Merahasiakan segala sesuatu mengenai akta 4.3.3. Pembuktian Perkara yang dibuat dan segala keterangan yang diperoleh guna pembuatan akta merupakan salah satu kewajiban 4.3.3.1. Pembuktian dalam Perkara Perdata notaris. Pelanggaran terhadap kewajiban menjaga Pasal 164 HIR dan pasal 1866 KUHPerdata kerahasiaan jabatan dapat mengakibatkan notaris menyatakan bahwa alat-alat bukti terdiri atas: dikenakan sanksi oleh Majelis Pengawas Daerah, hal ini a. Bukti tulisan. sesuai dengna Pasal 85 Undang-Undang Jabatan Notaris b. Bukti dengan saksi-saksi. antara lain: c. Persangkaan. a. Teguran lisan. d. Pengakuan b. Teguran tertulis. e. Sumpah c. Pemberhentian sementara. f. Segala sesuatunya dengan mengindahkan d. Pemberhentian dengan hormat. aturan-aturan yang ditetapkan dalam bab e. Pemberhentian dengan tidak hormat oleh berikut. Menteri atas usul Majelis Pengawas Pusat. 4.3.3.2. Pembuktian dalam Perkata Pidana 4.3. Bentuk Perlindungan Hukum Terhadap Notaris Alat-alat bukti dan kekuatan pembuktian dalam dalam Melakukan Kewajiban Kitab Undang-Undang Hukum Acara Pidana (KUHAP) Merahasiakan Jabatan di Daerah Hukumnya. tidak terlalu berbeda dengan yang tercantum dalam 4.3.1. Hak Ingkar Notaris. HIR. Pasal 184 KUHAP menyatakan bahwa alat bukti Pasal 1909 KUHPerdata mewajibkan setiap yang adalah: orang yang cakap untuk menjadi saksi, untuk 1. Keterangan saksi memberikan kesaksian di muka pengadilan. Ketentuan 2. Keterangan ahli. J u r na l I l mi a h P r o d i M ag i ster K e n o tar i at a n, 2 01 2 - 2 01 3   Page 8 
  • 14. 3. Surat. menentukan lain. Kewenangan notaris 4. Petunjuk. berdasarkan ketentuan Pasal 15 ayat (1) Undang- 5. Keterangan terdakwa. Undang Jabatan Notaris yaitu: Notaris berwenang membuat akta otentik mengenaii Suatu pembuktian haruslah dianggap tidak semua perbuatan, perjanjian, dan ketetapan yang lengkap, jika keyakinan hakim didasarkan atas alat-alat diharuskan oleh peraturan perundang-undangan bukti yang tidak mencukupi, umpamanya dengan dan/atau yang dikehendaki oleh yang keterangan hanya dari seorang saksi saja, ataupun berkepentingan untuk dinyatakan dalam akta karena keyakinan tentang itu sendiri tidak ada. otentik, menjamin kepastian tanggal pembuatan akta, menyimpan akta, memberikan grosse, 4.3.4. Kedudukan Notaris sebagai Saksi salinan dan kutipan akta, semuanya itu sepanjang Kehadiran notaris yang membuat akta yang pembuatan akta-akta itu juga ditugaskan atau dijadikan alat bukti dalam suatu perkara bukan sebagai dikecualikan kepada pejabat lain yang ditetapkan saksi biasa melainkan sebagai saksi ahli. yang akan oleh Undang-Undang. menerangkan tentang apa yang saksi ketahui menurut 5.1.2 Berdasarkan ketentuan yang diatur dalam Pasal 4 keahlian saksi, berkaitan dengan prosedur baku ayat (1) dan ayat (2) tersebut menyatakan bahwa terbitnya sebuah akta notaris. notaris yang diangkat itu sebelum mengangkat Menurut peraturan perundang-undangan, saksi sumpah tidak diperkenankan untuk melakukan ahli dikenal dengan istilah keterangan ahli. Sesuai suatu pekerjaan yang termasuk dalam bidang dengan Pasal 186 KUHP yang menyatakan bahwa Jabatan Notaris . sebelum diadakan sumpah keterangan ahli adalah apa yang seorang ahli jabatan bagi seorang notaris, notaris tidak berhak menyatakan di siding pengadilan. Penjelasan pasal membuat akta otentik. Apabila seorang notaris tersebut menjelaskan keterangan ahli ini dapat diberikan melanggar ketentuan tersebut, maka selain pada waktu pemeriksaan oleh penyidik atau penuntut dikenakan sanksi, akta yang dibuat oleh notaris umum yang dituangkan dalam satu bentuk laporan dan tersebut tidak akan mempunyai sifat otentik dibuat dengan mengikat sumpah di waktu seorang melainkan hanya berlaku sebagai akta di bawah notaris menerima jabatan atau pekerjaan. Setiap orang tangan, apabila ditandatangani oleh para pihak. menurut hukum acara pidana dapat diangkat sebagai Apabila seorang notaris membuka rahasia saksi ahli, yaitu mempunyai pengetahuan dan jabatan yang diamanatkan padanya, maka pengalaman soal tersebut. kepadanya diancam dengan pidana berdasarkan Seorang notaris adalah pejabat yang berwenang Pasal 322 Kitab Undang-Undang Hukum Pidana. menurut ketentuan peraturan perundang-undangan Pasal 1365 Kitab Undang-Undang Hukum untuk membuat suatu akta yang mencatat segala sesuatu Perdata menyatakan bahwa tiap perbuatan yang disaksikan dan dimintakan untuk dapat dimuat di melanggar hukum, yang membawa kerugian dalamnya oleh para pihak yang berkepentingan, pada orang lain, mewajibkan orang yang karena sehingga kesaksian notaris tentang apa yang dilihat dan salahnya menerbitkan kerugian itu, mengganti apa yang disaksikan oleh notaris dituangkan dalam akta kerugian tersebut. tersebut. 5.1.3. Notaris merupakan pejabat umum yang telah Jadi seorang notaris sebenarnya tidak perlu lagi diberikan sebuah perlindungan hukum oleh dipanggil sebagai saksi dalam suatu persidangan untuk Undang-Undang dalam rangka memberikan menerangkan apa yang disaksikan dan apa yang kesaksian di muka pengadilan. Perlindungan disampaikan kepadanya pada saat pembuatan akta yang hukum yang diberikan Undang-Undang itu bersangkutan. adalah dengan adanya hak ingkar. Hak ingkar, atau juga disebut dengan hak tolak atau hak KESIMPULAN untuk minta dibebaskan menjadi saksi, ada pada beberapa jabatan, yang oleh undang-undang Berdasar pada hasil penelitian dan pembahasan diberikan. Penolakan itu tidak hanya sebatas pada BAB IV, maka dapat disimpulkan bahwa : pada apa yang tercantum dalam akta yang   dibuatnya, akan tetapi keseluruhan fakta yang 5.1.1. Di dalam Undang-Undang Jabatan Notaris dan terkait dengan akta tersebut. Hak ingkar adalah Kode Etik Organisasi Notaris, maka Notaris merupakan konsekuensi dari adanya kewajiban sebagai pejabat umum mempunyai kewajiban merahasiakan sesuatu yang diketahui. dan kewenangan yang berkaitan dengan pembuatan akta. Setelah pengucapan SARAN sumpah/janji pengangkatan jabatan notaris, sesuai Pasal 16 ayat (1) Undang-Undang Jabatan Setelah menyimpulkan dari hasil penelitian dan Notaris menjalankan jabatannya, notaris pembahasan yang dikemukakan di BAB IV, maka ada 2 berkewajiban : bertindak jujur, seksama, mandiri, (dua) saran yang perlu disampaikan bagi profesi notaris, tidak berpihak, dan menjaga kepentingan pihak yaitu; yang terkait dalam pembuatan hukum. 5.2.1. Untuk menjadi notaris yang professional dan Merahasiakan segala sesuatu mengenai akta yang bermartabat menjunjung tinggi penegakan dibuatnya dan segala keterangan yang diperoleh hukum, maka setelah mengucapkan sumpah/janji guna pembuatan akta sesuai dengan jumlah/janji pengangkatan jabatan notaris, diharapkan setiap jabatan, kecuali Undang-Undang yang notaris mampu mengaplikasikan nilai-nilai yang J u r na l I l mi a h P r o d i M ag i ster K e n o tar i at a n, 2 01 2 - 2 01 3   Page 9 
  • 15. terkandung dalam Undang-Undang Jabatan yang dibuat oleh seorang notaris, diharapkan bisa Notaris dan Kode Etik Profesi untuk menjaga bekerja sama di depan persidangan dalam kerahasiaan setiap akta otentik yang dibuatnya. menyelesaikan perkara/sengketa demi 5.2.2 Hak Ingkar yang merupakan bentuk perlindungan terwujudnya penegakan hukum yang hukum bagi profesi notaris, apabila ada bermartabat. perkara/sengketa yang berkaitan dengan akta DAFTAR PUSTAKA Ajie, Habib., Sanksi Perdata dan Administratif Terhadap Notaris Sebagai Pejabat Publik, bandung : Pt. Refika Aditama, 2008. -----------, Majelis Pengawas Notaris, Sebagai Pejabat Tata Usaha Negara, Refika Aditama, Bandung, 2011. Ali, Muhmmad, Kamus Lengkap Bahasa Indonesia Moderen, Jakarta : Pustaka Amani, 1995. Andasasmita, Komar., Notaris Selayang Pandang, Bandung : Alumni, 1983. Ashshofa , Burhan., Metode Penelitian Hukum, Jakarta, Rineka Cipta, 2007. Asshiddiqie, Jimly, Pergeseran-pergeseran Kekuasaan Legislatif & Eksekutif, Universitas Indonesia, Jakarta, 2000. Apeldoorn, Van, Pengantar Ilmu Hukum, Pradnya Paramita, Jakarta, 2000 Hadjon, Philipus M., dkk., Pengantar Hukum Administratif Indonesia (Introduction to The Indonesia Adinistrative law), Yogyakarta : Gadjah Mada University Press, 2002. Philipus M. Hadjon, Perlindungan Hukum Bagi Rakyat di Indonesia, Sebuah Studi tentang Prinsip-prinsipnya, Penanganannya oleh Pengadilan dalam Lingkungan Peradilan Umum dan Pembentukan Peradilan Administrasi, Peradaban, Surabaya, 2007 Hartono, C.F.G. Sunaryati, Penelitian Hukum di Indonesia Pada Akhir Abad Ke-20, Alumni, Bandung, 1994. Koeswadji, Hermien Hadiati., Hak Ingkar dari Notaris dan Hubungannya dengan KUHP, Surabaya : Media Notaris Ikatan Indonesia, 1988. Kohar, A., Notaris Dalam Praktek Hukum, Bandung : Alumni, 1983. -----------, Notaris Berkomunikasi, Bandung : Alumni, 1984 Kusumaantmadja, Mochtar dan Arief Sidharta, 2000, Pengantar Ilmu Hukum, Buku 1, Alumni, Bandung Peter Mahmud Marzuki, Penelitian Hukum, Kencana Prenada Media Group, Jakarta, 2005 Ridwan, HR., Hukum Administration Negara, UII-Press, Yogyakarta, 2002. Machmudin, Dudu Duswara, Pengantar Ilmu Hukum, sebuah Sketsa, Refika Aditama, Bandung, 2003. Manan, Bagir, Dasar-Dasar Sistem Ketatanegaraan Indonesia Menurut UUD 1945, Unpad, Bandung, 1995 Moleong, Lexy J. 2002. Metode Penilitian Kualitatif. Bandung: PT. Remaja Rosda Karya. Nawawi, H. hadari., Metode Penelitian Bidang Sosial, Yogyakarta : gadjah mada University Press, 1996. Notodisoerjo, R. Soegondo., Hukum Notariat di Indonesia, Jakarta : PT. Raja Grafindo, 1982. Prakoso, Djoko, Alat Bukti dan Kekuatan Pembuktian di dalam Proses Pidana, Yogyakarta, Liberty, 1988 Priyono, Ery Agus., Pengantar Penelitian Hukum, Semarang : Program Magister Kenotariatan UNDIP, 2005. Prodjohamidjojo, Martiman., Penyelidikan dan Penyidikan, Jakarta : Ganesa Indonesia, 1985. Riyanto, Astim, Teori Konstitusi, Penerbit Yapemdo, Bandung, 2006. Sathoni, Abdurrahmat., Metode Penelitian dan Teknik Penyusunan Skripsi, Jakarta : Rineka Cipta, 2005. Soerdjo, Irawan., Kepastian Hukum hak Atas Tanah di Indonesia, Surabaya : Arkola, 2003. Sjaifurrachman dan Habib Adjie, Aspek Pertanggungjawaban Notaris Dalam Pembuatan Akta, Mandar Maju, Bandung, 2011. Soekanto, Soejono dan Sri Mamudji., Penelitian Hukum Normatif Suatu Tinjauan Singkat, Jakarta : CV. Rajawali, 1985. Soemitro, Ronny Hanitijo., Metode Penelitian Hukum dan Jurimetri, cet. 3., Jakarta : Ghalia Indonesia, 1990. Soepomo, R., Hukum Acara Perdata Pengadilan Negeri, Cetakan V, Penerbit Pradnya Paramita, Jakarta, 1980 Sunggono, Bambang, Metodologi Penelitian Hukum, PT RajaGrafindo Persada, Jakarta, 1997. Surakhmad, Winarno, Pengantar Penelitian Ilmiah, Dasar Metode & Teknik, Tarsito, Bandung, 1972. Sutantio, Retnowulan dan Iskandar Oeripkartawinata., Hukum Acara Perdata dalam Teori dan Praktek, Bandung : CV. Mandar Maju, 2005. Syahrani, Rinduan., Hukum Acara Perdata dalam Lingkungan Peradilan Umum, Jakarta : Pustaka Kartini, 1988. Tedjosaputro, Liliana., Etika Profesi Notaris (dalam Penegakan Hukum Pidana), Yogyakarta : Biografi Publishing, 1995. Thong Kie, Tan., Buku I Studi Notariat Serba-Serbi Praktek Notaris, cet. 2, Jakarta : PT. Ichtiar Baru Van Hoeve, 2000. Tobing, G.H.S. Lumban., Peraturan Jabatan Notaris, Jakarta : Erlangga, 1996. Peraturan perundang-undangan : Undang-Undang No 30 Tahun 2004 tentang Jabatan Notaris (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 117, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4432). Kitab Undang-Undang Hukum Perdata. Kitab Undang-Undang Hukum Pidana. Undang-Undang No. 8 Tahun 1981 tentang Hukum Acara Pidana. J u r na l I l mi a h P r o d i M ag i ster K e n o tar i at a n, 2 01 2 - 2 01 3   P a g e 10  
  • 16. Peraturan Menteri dan HAM RI. Nomor : M.02.PR.08.10 Tahun 2004., Pelaksanaan Tugas Majelis Pengawas Notaris dan tat cara Pengnkatan Anggota, Pemberhentian Anggota, Susunan Organisasi, Tata Kerja dan Tata Cara Pemeriksaan Majelis Pengawas Notaris, Jakarta : Dep Hukum dan HAM RI, 2004. Peraturan Menteri dan HAM RI. Nomor : M.03.HT.03.10 tahun 2007., Penambilan Minuta Akta dan Pemanggilan Notaris, Jakarta : Dep. Hukum dan HAM RI, 2007. Nota Kesepakatan No.Pol. : B/1056/V/2006 Nomor : 01?MoU/PP-INI/V/2006., Pembinaan dan peningkatan Profesionalisme di Bidang Penegakan Hukum, Jakarta : Kepolisian Negara Republik Indonesia dengan Ikatan Notaris Indonesia, 2006. Makalah : Skisno, Joko., Mengkritisi Undang-Undang Jabatan Notaris, Simposium Sosialisasi dan Diskusi UU No. 30 Tahun 2004, Yogyakrta , 5 Maret 2005. Majalah : Majelis Pengawas Pusat Notaris Departemen Hukum dan HAM Republik Indonesia, Pemberian atau Penolakan Persetujuan Pemanggilan Notaris, Renvoi (Oktober 2005) : 63. Winata, Frans Hendra, Persepsi masyarakat Terhadap Profesi Hukum di Indonesia, Renvoi (desember 2005) : 12. J u r na l I l mi a h P r o d i M ag i ster K e n o tar i at a n, 2 01 2 - 2 01 3   P a g e 11  
  • 17. KAJIAN YURIDIS TERHADAP AKTA OTENTIK BERDASARKAN PASAL 77 AYAT (1) UNDANG-UNDANG NOMOR 40 TAHUN 2007 TENTANG PERSEROAN TERBATAS DALAM KAITANNYA DENGAN PASAL 16 AYAT (1) HURUF L UNDANG-UNDANG NOMOR 30 TAHUN 2004 TENTANG JABATAN NOTARIS I Gusti Ngurah Agung Sutejo Wiradinata Kepakisan Magister Kenotariatan Universitas Udayana E-Mail : - Supervisors/Co-Supervisors Setyo Widagdo, SH.,M.Hum. Putu Gede Arya Sumerta Yasa, SH.,MH. AB STR ACT Law Number 40 of 2007 concerning Limited Liability Company (hereinafter referred to as UUPT) regulating a new thing in convening a General Assembly of Shareholders through teleconference media as regulated in Article 77 paragraph (1) of UUPT. The provision of Article 77 paragraph (1) of UUPT uses as a high technology that enables Shareholders to convene a General Assembly of Shareholders without having direct eye contact or physical presence in a vanue. However, they can still see and listen to one another and participate actively in an assembly through a teleconference media. This is certainly an encouraging movement that facilitates easier for shareholders to convene a general assembly where in the past they used to physically attend an assembly. Meanwhile, the party who is absent can be represented through a power of attorney by another person nominated by the relevant party. The technology has made things simpler and more efficient because the parties participating in a General Assembly of Shareholders (hereinafter referred to as RUPS) do not need to attend physically in an assembly venue. However, they can still see and listen to one another as if they physically attended the assembly. Based on the provision of Article 77 paragraph (1) of UUPT above, a General Assembly of Shareholders through teleconference media brings about problems and questions of how about the status of authentic deed concerning the minutes of General Assembly of Shareholders and how about the validity of authentic deed of General Assembly of Shareholders through teleconference media. To answer the said questions, two (2) theories have been used, namely legal certainty theory and validity theory. This research is normative law research, it means that the case that is studied in the research will always be based at the general observation, it will be normatively or based on the law expert opinion. Minutes of the RUPS as a result of the RUPS is held by the Limited Liability Companies are not required to be poured in the form of authentic deed, means the Limited Liability Companies can choose in accordance with the agreement of the shareholders, will be poured into the authentic deed or by deed under hand, but there are exceptions if the result of the RUPS concerning amendment of the consideration base must be poured into an authentic deed, it is stipulated in Article 21 paragraph (4) UUPT, because the amendment of the consideration base must receive the approval or informed by, and to the Minister. Minutes of the RUPS through a media teleconference that is poured into a deed authenticated by a notary is not valid as an authentic deed, because the notary violates the provisions of Article 16 paragraph (1) letter l UUJN requiring physical presence of the parties in the process of making an authentic deed, thus causing an authentic deed it will have the strength of evidence as a deed under the hand as a result of a violation of Article 16 paragraph (1) letter l is. Keyword : General Assembly of Shareholders through teleconference media, Authentic Deed, Legal Validity. J u r na l I l mi a h P r o d i M ag i ster K e n o tar i at a n, 2 01 2 - 2 01 3   P a g e 12  
  • 18. PENDAHULUAN teknologi sebagai akibat dari adanya perkembangan teknologi yang semakin cepat, dimana kecanggihan 1.1 . Latar Belakang Masalah teknologi tersebut memungkinkan para pemegang saham dalam melakukan atau melaksanakan RUPS Perkembangan dunia telekomunikasi mengalami tanpa harus bertatap muka secara langsung atau secara perluasan wilayah dengan ditemukannya teknologi fisik yang berada dalam satu tempat, melainkan dapat Interconnection Network (internet) sebagai sarana dilakukan melalui media telekonferensi yang komunikasi. internet dapat digunakan dalam berbagai memungkinkan para pemegang saham saling melihat bidang kehidupan, sehingga dengan hadirnya internet dan mendengar, serta berpartisipasi aktif dalam rapat. sebagai teknologi informasi membawa 2 (dua) Hal ini merupakan suatu langkah maju yang dapat implikasi, yaitu pada sektor ekonomi dan pada sektor mempermudah pelaksanaan RUPS dimana pada hukum. Pada sektor ekonomi kehadiran internet umumnya RUPS selalu dilaksanakan dengan secara cenderung membawa iklim yang semakin transparan, berhadapan langsung secara fisik diantara para peserta efektif dan efisien. Sedangkan pada sektor hukum rapat. Pihak yang tidak hadir dapat diwakili atau kehadiran internet menimbulkan berbagai dikuasakan oleh pihak lain yang ditunjuk pihak yang permasalahan, salah satunya yaitu masalah yang bersangkutan. Hal ini dirasakan lebih simpel dan efisien berkaitan dengan hukum kontrak, dimana hukum karena para pihak yang mengikuti RUPS tidak perlu kontrak sebelum adanya internet dilakukan secara datang ke lokasi rapat, karena para pihak dapat saling konvensional, artinya bahwa dalam pembuatan suatu melihat satu sama lain seakan-akan benar-benar hadir kontrak, para pihak harus saling bertemu dan bertatap dalam rapat yang dihadiri secara fisik. muka dalam pembuatan suatu kontrak, sedangkan Ketentuan yang terdapat dalam Pasal 77 ayat (1) dengan adanya perkembangan teknologi digital yang UUPT tersebut, tentunya akan bertentangan atau konflik semakin pesat, membuat tidak sepantasnya lagi norma dengan peraturan yang terdapat dalam Undang- dipersyaratkan suatu tatap muka di antara pihak yang Undang Nomor 30 tahun 2004 tentang Jabatan Notaris melakukan kontrak, tetapi cukup memakai internet. (selanjutnya disebut UUJN), apabila risalah RUPS Hingga saat ini aturan hukum kontrak konvensional melalui media telekonferensi tersebut akan dituangkan belum mampu menjangkau sepenuhnya terhadap model ke dalam sebuah akta otentik. Konflik norma tersebut kontrak yang dilakukan secara elektronik (electronic dapat dilihat pada Pasal 16 ayat (1) huruf l UUJN yang contract). menyatakan kewajiban Notaris adalah : “Membacakan Guna mengatasi permasalahan tersebut, maka akta di hadapan penghadap dengan dihadiri oleh paling lahirlah suatu tatanan hukum/persesuaian hukum sesuai sedikit 2 (dua) orang saksi dan ditandatangani pada saat dengan kemajuan jaman (era globalisasi) sebagai wujud itu juga oleh penghadap, saksi, dan Notaris”. pembaharuan hukum yaitu dengan dikeluarkan dan Dalam penjelasannya ditegaskan bahwa : “Notaris disahkannya Undang-Undang Republik Indonesia harus hadir secara fisik dan menandatangani akta di Nomor 11 Tahun 2008 tentang Informasi dan Transaksi hadapan penghadap dan saksi”. substansi pasal tersebut Elektronik (selanjutnya disebut UU ITE). harus dikaitkan dengan pasal 39 ayat (2) yang Sebelum UU ITE lahir dan disahkan, terdapat salah menyebutkan bahwa : satu peraturan/undang-undang yang telah Penghadap harus dikenal oleh Notaris atau mengakomodir kebutuhan masyarakat sesuai dengan diperkenalkan kepadanya oleh 2 (dua) orang saksi kemajuan jaman yang disesuaikan dengan kemajuan pengenal yang berumur paling sedikit 18 (delapan teknologi yaitu Undang-Undang No 40 Tahun 2007 belas) tahun atau telah menikah dan cakap melakukan tentang Perseroan Terbatas (yang selanjutnya disebut perbuatan hukum atau diperkenalkan oleh 2 (dua) dengan UU PT). penghadap lainnya. Dalam UU PT tersebut terdapat berbagai hal baru, Serta dikaitkan juga dengan ayat (3) yang salah satunya adalah penyelengaraan RUPS melalui menyatakan bahwa : “pengenalan sebagaimana media telekonferensi Menurut pasal 77 ayat 1 UU PT dimaksud pada ayat (2) dinyatakan secara tegas dalam menyatakan bahwa : akta”. Selain penyelengaraan RUPS sebagaimana Dengan melihat ketentuan tersebut, dapat dilihat dimaksud dalam Pasal 76, RUPS dapat juga dilakukan bahwa Notaris harus mengenal para penghadap dan melalui media telekonferensi, video konferensi, atau pengenalan tersebut harus dinyatakan secara tegas sarana media elektronik lainnya yang memungkinkan dalam akta, dan untuk saksi pun disebutkan dalam pasal semua peserta RUPS saling melihat dan mendengar 40 ayat (3) yang menyatakan bahwa : “saksi secara langsung dan berpartisipasi dalam rapat. sebagaimana dimaksud pada ayat (1) harus dikenal oleh Dapat dilihat dalam ketentuan Pasal 77 ayat (1) Notaris atau diperkenalkan kepada Notaris atau UUPT tersebut, menggunakan pemanfaatan sebuah diterangkan tentang identitas dan kewenangannya J u r na l I l mi a h P r o d i M ag i ster K e n o tar i at a n, 2 01 2 - 2 01 3   P a g e 13  
  • 19. kepada Notaris oleh penghadap”, dan juga pada ayat (4) risalah Rapat Umum Pemegang Saham pada yang menyatakan : “pengenalan atau pernyataan tentang Perseroan Terbatas dan juga untuk untuk dapat identitas dan kewenangan saksi dinyatakan secara tegas mengetahui keabsahan akta otentik tentang risalah dalam akta”. Rapat Umum Pemegang Saham melalui media Substansi yang terkandung dalam pasal-pasal telekonferensi pada Perseroan Terbatas. tersebut adalah bahwa baik para penghadap, para saksi, b. Manfaat Praktis maupun Notaris harus dikenal berdasarkan identitasnya Hasil penelitian ini diharapkan dapat yang diperlihatkan kepada Notaris dan berada pada digunakan sebagai acuan ataupun pedoman bagi tempat yang sama pada saat itu juga, serta hadir secara para Notaris dan PPAT, yaitu dalam membuat akta fisik, baik para penghadap, para saksi, maupun Notaris. yang didasarkan pada pasal 77 ayat (1) Undang- Dengan perbandingan kedua pasal tersebut dapat Undang Nomor 40 tahun 2007 tentang Perseroan dilihat, bahwa dalam Pasal 77 ayat (1) UUPT yang Terbatas. mengatur tentang risalah RUPS, yang dapat dilakukan melalui media telekonferensi bertentangan atau konflik 1.5. Kerangka Teoritis norma dengan ketentuan yang tertuang dalam pasal 16 Untuk dapat melakukan kajian terhadap ayat (1) huruf l UUJN. permasalahan dalam tesis ini, penulis berpijak pada Hal inilah yang melatarbelakangi penulis untuk beberapa teori hukum, konsep-konsep, dan asas-asas menulis tesis dengan judul : “Kajian Yuridis Terhadap hukum, serta peraturan perundang-undangan yang Akta Otentik Berdasarkan Pasal 77 ayat (1) Undang- berlaku, diantaranya sebagai berikut : Undang Nomor 40 Tahun 2007 tentang Perseroan 1.5.1. Teori Kepastian Hukum Terbatas Dalam Kaitannya Dengan Pasal 16 ayat (1) huruf l Undang-Undang Nomor 30 Tahun 2004 tentang Menurut Radbruch dalam Theo Huijbers : Jabatan Notaris” Hubungan antara keadilan dan kepastian hukum perlu diperhatikan. Oleh sebab kepastian hukum 1.2 Rumusan Masalah harus dijaga demi keamanan dalam negara, maka Dari uraian latar belakang tersebut dapat hukum positif selalu harus ditaati, pun pula kalau isinya dirumuskan permasalahan sebagai berikut : kurang adil, atau juga kurang sesuai dengan tujuan 1. Bagaimanakah kedudukan akta otentik tentang hukum. Tetapi terdapat kekecualian, yakni bilamana risalah Rapat Umum Pemegang Saham pada pertentangan antara isi tata hukum dan keadilan menjadi Perseroan Terbatas? begitu besar, sehingga tata hukum itu nampak tidak adil 2. Bagaimanakah keabsahan akta otentik tentang pada saat itu tata hukum itu boleh dilepaskan. risalah Rapat Umum Pemegang Saham melalui media telekonferensi pada Perseroan Terbatas? Kepastian hukum merupakan perlindungan yustiabel terhadap tindakan sewenang-wenang, yang 1.3. Tujuan Penelitian berarti seseorang akan dapat memperoleh sesuatu yang diharapkan dalam keadaan tertentu. Masyarakat a. Tujuan Umum mengaharapkan adanya kepastian hukum, karena 1. Untuk dapat mengetahui kedudukan akta Notaris dengan adanya kepastian hukum masyarakat akan lebih tentang risalah Rapat Umum Pemegang Saham tertib. Hukum bertugas menciptakan kepastian hukum pada Peseroan Terbatas. karena bertujuan ketertiban masyarakat. 2. Untuk dapat mengetahui keabsahan akta otentik Teori ini dikemukakan dengan tujuan untuk tentang risalah Rapat Umum Pemegang Saham membahas dan menganalisis tentang kedudukan akta melalui media telekonferensi pada Perseroan otentik mengenai risalah Rapat Umum Pemegang Terbatas. Saham pada Perseroan Terbatas. b. Tujuan Khusus Untuk melengkapi persyaratan guna 1.5.2. Teori Keabsahan Hukum memperoleh gelar Magister Kenotariatan pada Program Dasar dari teori ini adalah pendekatan pemikiran Magister Ilmu Hukum Kenotariatan Fakultas Hukum Hans Kelsen yang disebut The Pure Theory of Law Universitas Brawijaya – Udayana. (Teori Hukum Murni). Teori hukum ini melepaskan hukum dari anasir-anasir non-yuridis, seperti unsur 1.4. Manfaat Penelitian sosiologis, politis, historis bahkan etis. Jadi hukum a. Manfaat Teoritis adalah suatu keharusan yang mengatur tingkah laku Dapat memberikan sumbangan penelitian manusia sebagai makhluk rasional. Dalam hal ini tidak dalam mengembangkan ilmu hukum terutama untuk mempersoalkan “bagaimana hukum itu seharusnya” dapat mengetahui kedudukan akta Notaris tentang tetapi “apa hukumnya”. Dengan demikian, walaupun J u r na l I l mi a h P r o d i M ag i ster K e n o tar i at a n, 2 01 2 - 2 01 3   P a g e 14