Dokumen tersebut membahas tentang tuberkulosis paru pada dewasa, termasuk gejala, diagnosis, penatalaksanaan, komplikasi, pencegahan, dan prognosis penyakit ini. Penyakit ini disebabkan oleh bakteri Mycobacterium tuberculosis dan dapat menimbulkan berbagai gejala seperti batuk, sesak napas, dan penurunan berat badan. Diagnosis didasarkan pada riwayat medis, pemeriksaan fisik, dan tes laboratorium. Pengobatan bertujuan men
2. ANAMNESIS
Identitas Lengkap
Keluhan utama
Keluhan tambahan
Riwayat penyakit sekarang
Riwayat penyakit dahulu
Riwayat penyakit keluarga
Pola hidup
Keadaan sosial ekonomi
9. PATOFISIOLOGI
Kebanyakan partikel ini akan mati atau dibersihkan oleh
makrofag keluar dari percabangan trakeobronkial bersama
gerakan silia dengan sekretnya.
Bila kuman menetap di jaringan paru, berkembang biak
dalam sitoplasma makrofag. Kuman yang bersarang di
jaringan paru akan ber-bentuk sarang tuberkulosis
pneumonia kecil dan disebut sarang primer atau afek
primer atau sarang Ghon. Sarang primer ini dapat terjadi di
setiap bagian jaringan paru. Bila menjalar sampai ke
pleura, maka terjadilah efusi pleura. Kuman dapat juga
masuk melaui saluran gastrointestinal, jaringan limfe,
orofaring, dan kulit, terjadi limfadenopati regional kemudian
bakteri masuk ke dalam vena dan menjalar keseluruh organ
seperti paru, otak, ginjla, tulang. Bila masuk ke arteri
pulmonalis maka terjadi penjalaran ke seluruh bagian paru
menjadi TB milier.
10. PATOFISIOLOGI
Direabsorpsi kembali dan sembuh tanpa meninggalkan
cacat.
Sarang yang mula meluas, tetapi segera menyembuh
dengan serbukan jaringan fibrosis. Ada yang membungkus
diri menjadi keras, menimbulkan perkapuran. Sarang dini
yang meluas sebagai granuloma berkembang
menghancurkan jaringan ikat sekitarnya dan bagian
tengahnya mengalami nekrosis, menjadi lembek
membentuk jaringan keju. Bila jaringan keju dibatukkan
keluar akan terjadilah kavitas. Kavitas ini mula-mula
berdinding tipis, lama-lama dindingnya menebal karena
infiltrasi jaringan fibroblas dalam jumlah besar, sehingga
menjadi kavitas sklerotik (kronik). Terjadinya perkijuan dan
kavitas adalah karena hidrolisis protein lipid dan asam
nukleat oleh ensim yang diproduksi oleh makrofag, dan
proses yang berlebihan sitokin dengan TNF-nya. Bentuk
perkijuan lain yang jarang adalah cryptic disseminate TB
yang terjadi pada imunodefisiensi dan usia lanjut
11. EPIDEMIOLOGI
Sebagian besar dari kasus TB ini (95%) dan
kematiannya (98%) terjadi di negara-negara yang
sedang berkembang. Di antara mereka 75% berada
pada usia produktif yaitu 20-49 tahun.
Indonesia adalah negara dengan prevalensi TB ke-3
tertinggi di dunia setelah China dan India.
14. PENATALAKSANAAN
Nama Obat Dosis yang direkomendasikan
Etionamide 250 mg 2-4 kali sehari
Sikloserin 250-100 mg/hari dosis terbagi
PAS 12-16 gram/hari dosis terbagi
Amikasin 15 mg/kgBB/hari, 5 hari/minggu IV atau IM
Kanamisin 15 mg/kgBB/hari, 5 hari/minggu IM
Kapreomisin 15 mg/kgBB/hari, 5 hari/minggu IM
Siprofloksasin 500-750 mg, 2x sehari
Ofloksasin 400 mg, 2x sehari
Klofazimin 200-300 mg/hari
Rifabutin 150-300 mg/hari
15. KOMPLIKASI
Komplikasi dini : pleuritis, efusi pleura, empiema,
laringitis, usus, Poncet’s arthropathy.
Komplikasi lanjut : obstruksi jalan napas, SOPT
(Sindrom Obstruksi Pasca Tuberkulosis), kerusakan
parenkim berat, SOPT/fibrosis paru, cor pulmonal,
amiloidosis, ca paru, sindrom gagal napas dewasa
(ARDS), sering terjadi pada TB milier dan kavitas TB
16. PENCEGAHAN
Status sosial ekonomi rendah yang merupakan faktor
menjadi sakit, seperti kepadatan hunian, dengan
meningkatkan pendidikan kesehatan.
Tersedia sarana-sarana kedokteran, pemeriksaan
penderita, kontak atau suspect gambas, sering
dilaporkan, pemeriksaan dan pengobatan dini bagi
penderita, kontak, suspect, perawatan.
Pengobatan preventif, diartikan sebagai tindakan
keperawatan terhadap penyakit inaktif dengan
pemberian pengobatan INH sebagai pencegahan.
BCG, vaksinasi, diberikan pertama-tama kepada bayi
dengan perlindungan bagi ibunya dan keluarhanya.
Diulang 5 tahun kemudian pada 12 tahun ditingkat
tersebut berupa tempat pencegahan.
17. PENCEGAHAN
Memberantas penyakti TBC pada pemerah air susu dan
tukang potong sapi, dan pasteurisasi air susu sapi.
Tindakan mencegah bahaya penyakit paru kronis karena
menghirup udara yang tercemar debu para pekerja
tambang, pekerja semen dan sebagainya.
Pemeriksaan bakteriologis dahak pada orang dengan
gejala tbc paru.
Pemeriksaan screening dengan tubercullin test pada
kelompok beresiko tinggi, seperti para emigrant, orang-
orang kontak dengan penderita, petugas dirumah sakit,
petugas foto rontgen.
Pemeriksaan foto rontgen pada orang-orang yang positif
dari hasil pemeriksaan tuberculin test
18. PROGNOSIS
Baik jika infeksi terbatas di paru, kecuali jika disebabkan
oleh strain resisten obat atau terjadi pada pasien berusia
lanjut, dengan debilita, atau mengalami gangguan
kekebalan yang berisiko tinggi menderita tuberkulosis
milier
19. KESIMPULAN
Penyakit TB paru tidak selalu didahului dengan gejala
tapi bisa juga hanya infeksi dan yang akhirnya dapat
menimbulkan gejala lanjut yang lebih parah.
Pencegahan dan penanganan penyakit ini dapat
mengeradikasi kuman Mycobacterium tuberculosis.