Dokumen tersebut membahas tentang konsep dasar matriks invers, pangkat matriks, ekspresi polynomial pada matriks, transpose matriks, dan matriks dasar. Secara ringkas, dokumen tersebut menjelaskan cara menentukan matriks invers, operasi pangkat dan transpose pada matriks, serta penggunaan matriks dasar untuk menyederhanakan bentuk matriks.
2. A. Matriks Invers
Jika A matriks bujur sangkar, dan B matriks sejenis
yang mempunyai ukuran sama, maka dapat
ditunjukkan bahwa AB = BA = I, maka A dikatakan
dapat diinvers, dan B disebut invers dari A. Jika B
tidak dapat dicari maka A disebut matriks singular.
⇔ Contoh :
B = , A =
⇒ AB = = = I
21
53
−
−
31
52
21
53
−
−
31
52
10
01
4. Diketahui matriks :
A =
Dapat di invers jika (ad – bc) ≠ 0, dalam kasus ini dapat
dirumuskan sebagai berikut :
A-1
= =
AA-1
= A-1
A = I ⇔ = …
dc
ba
−
−
− ac
bd
bcad
1
−−
−
−
−
−
bcad
a
bcad
c
bcad
b
bcad
d
dc
ba
−−
−
−
−
−
bcad
a
bcad
c
bcad
b
bcad
d
6. B. Pangkat Matriks
Jika A adalah matriks bujur sangkar, maka
dapat didefinisikan pangkat Matriks A
sebagai berikut :
- A0
= I,
- An
= ( n > 0)
- Jika A dapat diinvers, maka berlaku,
A-n
= (A-1
)n
=
faktorn
AAA
faktorn
111
AAA −−−
7. - Aturan pangkat pada matriks bujursangkar,
jika matriks A, dengan r dan s adalah bilangan
asli, maka berlaku
Ar
As
= Ar+s,
dan (Ar
)s
= Ars
- Jika A adalah matriks yang dapat diinvers,
maka berlaku :
(a). (A-1
)-1
= A
(b). (An
)-1
= (A-1
)n
(c). Untuk k skalar, matriks kA dapat diinvers
(kA)-1
= A-1
k
1
10. D. Bentuk – bentuk Transpose
Jika suatu matriks mempunyai ukuran sama
sehingga suatu operasi dapat dilakukan, maka,
(a). (AT
)T
= A.
(b). (A+B)T
= AT
+ BT
dan (A - B)T
= AT
- BT
(c). (kA)T
= kAT
,dengan k skalar
(d). (AB)T
= BT
AT
11. (e). Jika A adalah matriks yang dapat di invers,
maka AT
juga dapat di invers, sehingga
(AT
)-1
= (A-1
)T
Contoh :
A = , AT
=
A-1
= , (A-1
)T
= , (AT
)-1
=
∴ berlaku rumus bahwa (AT
)-1
= (A-1
)T
−−
12
35
−
−
13
25
−− 52
31
−
−
53
21
−
−
53
21
12. E. Matriks Dasar (Elementary Matrices)
Suatu matriks beerukuran nxn disebut matriks
dasar (elementary matrices), jika matriks itu
mengalami satu kali pengolahan dasar baris (Operasi
Baris Elementer) menjadi matriks Identitas (In),
Contoh :
, , ,
Matriks – matriks ini adalah matriks dasar, yang
dapat diubah kebentuk matriks identitas.
− 30
01
0010
0100
1000
0001
100
010
301
100
010
001
13. Ada 3 tipe Notasi Operasi Baris Elementer (OBE) :
1. Eij, (i ≠ j), notasi ini menunjukkan jika terjadi satu kali
operasi baris elementer dengan menukar baris i
dengan j, maka matriksnya menjadi matriks identitas
(In).
2. Ei(t), (t ≠ 0), notasi ini menunjukkan OBE, jika
dilakukan perkalian baris ke-i dengan t, maka
matriksnya menjadi matriks identitas (In).
3. Eij(t), (i ≠ j), notasi ini menunjukkan OBE, jika
penjumlahan baris ke-j dikali t dengan baris ke-i pada
matriks maka matriksnya menjadi matriks identitas (In).
14. Contoh 1 :
E23 = , matriks elementer ini akan menjadi
matriks Identitas (In) jika dipertukarkan baris ke–3
dengan baris ke–2.
E2(-1) = , matriks ini akan menjadi matriks
identitas jika baris ke–2 dikali
dengan (-1)
E23(-1) = , matriks ini akan menjadi matriks
identitas jika baris ke–3 dikali
dengan (-1) dijumlahkan dengan
baris ke–2 .
010
100
001
−
100
010
001
−
100
110
001
Angka 2, menunjukkan
baris ke–2 yang berubah
20. F. Metode Invers Matriks dengan OBE
Misalkan matriks Anxn non singular , maka,
(a). A ekuivalent baris dengan In
(b). A merupakan hasil perkalian matrik baris
elementer.
Contoh :
Tunjukkan bahwa A = merupakan matriks
non singular, Carilah A-1
dan uraikan bahwa A
adalah hasil perkalian matriks baris elementer.
Penyelesaian :
11
21
23. G. Penyelesaian Sistem Persamaan Linier (SPL)
dengan Metode Invers
Jika A adalah matriks yang dapat diinvers dan
berukuran nxn, maka matriks b berukuran nx1,
suatu sistem persamaan Ax = b mempunyai tepat
satu penyelesaian, katakanlah, x = A-1
b.
Contoh :
x1 + 2x2 + 3x3 = 5
2x1+ 5x2 + 3x3 = 3
x1 + 8x3 = 10
Sehingga,
24. Bentuk matriks dari SPL diatas ditulis Ax = b, adalah :
dengan bentuk invers :
−−
−−
−
=−
125
3513
91640
1
A
=
81
352
321
0
A
=
3
2
1
x
x
x
x,
=
17
3
5
b,
=⇔
100
010
001
801
352
321
IA ][
27. H. Penyelesaian Kuadrat Terkecil dari suatu
Persamaan
Andaikan bahwa sistem persamaan AX = B, tidak
konsisten,
Misalnya :
x = 1
y = 2
x + y = 3, 001
hal ini, dpat dibuat konsisten dengan mengubah ke
dalam bentuk persamaan,
At
AX = At
B
28. Sehingga bentuk persamaan diatas menjadi :
dengan persamaan At
AX = At
B,
dan persamaan normalnya menjadi,
2x + y = 4, 001
x + 2y = 5, 001
dengan x = 1, 001 dan y = 2. 001
=
11
10
01
A
=
y
x
X,
=
001,3
2
1
B,
110
101
y
x
=
001,3
2
1
110
101
11
10
01
y
x
=
001,5
001,4
21
12