SlideShare une entreprise Scribd logo
1  sur  17
MAKALAH

  PERBANDINGAN KEDUDUKAN DAN KEWENANGAN
LEMBAGA LEGISLATIF DAN YUDIKATIF SEBELUM DAN
          SESUDAH AMANDEMEN UUD
      Di buat untuk melengkapi tugas mata kuliah Perbandingan HTN




                     NUGROHO ARIWIBOWO

                             032087163



                  FAKULTAS HUKUM

UNIVERSITAS ISLAM SULTAN AGUNG (UNISSULA)

                                2011
BAB I
                                   PENDAHULUAN




1.1 Latar belakang


      Hukum tata negara pada umumnya dipahami sebagai bidang ilmu hukum tersendiri yang
   membahas mengenai struktur ketatanegaraan dalam keadaan diam atau statis, mekanisme
   hubungan antara kelembagaan negara, dan hubungan antara negara dengan warga negara.
   Dalam studi Hukum Tata Negara itu juga dikenal cabang ilmu khusus yang melakukan
   perbandingan antar berbagai konstitusi, yaitu Hukum Tata Negara Perbandingan atau Ilmu
   Perbandingan Hukum Tata Negara. Secara umum, bidang ilmu hukum ini bertujuan untuk
   membandingkan dua atau lebih konstitusi-konstitusi berbagai negara guna menemukan
   prinsip-prinsip pokok hukum tata Negara.


      Ilmu Perbandingan Hukum Tata Negara juga berfungsi untuk membandingkan suatu
   konstitusi dengan konstitusi lain untuk mendalami lebih mendalam konstitusi yang telah
   ditelaah. Ini menjadi hal menarik karena di Indonesia sendiri telah terjadi beberapa kali
   pergantian konstitusi mulai dari UUD 1945, UUD / Konstitusi RIS, UUDS 1950, dan terakhir
   UUD 1945 yang telah diamandemen yang selanjutnya kita sebut sebagai UUD Negara
   Republik Indonesia 1945. Dari perubahan – perubahan konstitusi yang pernah berlaku di
   Indonesia tersebut, tentu berpengaruh pula pada sistem pemerintahan, kedudukan dan
   kewenangan lembaga negara, serta hubungan diantara lembaga negara tersebut.


      Lembaga negara adalah lembaga pemerintahan (Civilazated Organisation) yang dibuat
   oleh, dari, dan untuk negara. Lembaga negara bertujuan untuk membangun negara itu sendiri.
   Secara umum tugas lembaga negara antara lain menjaga stabilitas keamanan, politik, hukum,
   HAM, dan budaya, menjadi bahan penghubung antara negara dan rakyatnya, serta yang
   paling penting adalah membantu menjalankan roda pemerintahan Dari penjelasan tersebut
   dapat dikatakan bahwa kedudukan dan kewenangan lembaga negara sangat berpengaruh pada
sistem pemerintahan dan konstitusi yang berlaku. Hal inilah yang melatar belakangi penulis
untuk melakukan suatu perbandingan mengenai lembaga legislatif dan yudikatif terkait
dengan konstitusi yang pernah berlaku di Indonesia. Perbandingan yang dimaksud disini
hanya mencakup 2 konstitusi secara umum, yaitu UUD 1945 dan UUD Negara Republik
Indonesia 1945 (setelah amandemen). Hal ini dimaksudkan untuk memberikan penekanan
pada hasil amandemen serta seberapa besar perubahan konstitusi tersebut mempengaruhi
kedudukan dan kewenangan lembaga legislatif dan yudikatif di Indonesia.
BAB II
                                     PERMASALAHAN




       Seperti yang telah dikemukakan dalam halaman latar belakang, ada beberapa masalah
yang akan dibahas pada makalah ini, yaitu:


1. Bagaimana kedudukan dan kewenangan lembaga legislatif sebelum amandemen UUD 1945?


2. Bagaimana perubahan kewenangan lembaga – lembaga legislatif sesudah amandemen UUD
   1945 dan perbandingannya dengan UUD 1945 (sebelum amandemen.)?




3. Bagaimana kedudukan dan kewenangan lembaga yudikatif sebelum amandemen UUD 1945?


4. Bagaimana perbandingan kedudukan dan kewenangan lembaga yudikatif terutama setelah
   dilakukannya amandemen UUD 1945?
BAB III
                                      PEMBAHASAN




3.1 Kedudukan dan Kewenangan Lembaga Legislatif Sebelum Amandemen UUD 1945


       Sebelum membahas mengenai kedudukan lembaga legislatif, ada baiknya diketahui
terlebih dahulu pengertian lembaga legislatif serta lembaga apa saja yang dapat dikatakan
sebagai lembaga legislatif terutama yang tercantum dalam konstitusi negara Republik Indonesia.
Menurut kamus Wikipedia yang penulis akses pada tanggal 24 Oktober 2009, Lembaga legislatif
adalah badan deliberatif pemerintah dengan kuasa untuk membuat hukum yang dalam hal ini
disebut dengan peraturan perundang – undangan, menaikkan pajak, menerapkan budget
(anggaran) pengeluaran keuangan lainnya. Legislatif dikenal dengan beberapa nama, yakni
parlemen, kongres dan asembli nasional. Dalam system parlemen, legislatif sebagai badan
tertinggi dan menunjuk eksekutif. Sedangkan dalam system presidensiil, legislatif sebagai
cabang pemerintahan yang sama dan bebas dari eksekutif.




Kedudukan lembaga legislatif sebelum amandemen UUD 1945


       Seperti telah dijelaskan sebelumnya, dalam susunan ketatanegaraan Republik Indonesia
pernah dikenal istilah lembaga tertinggi negara dan lembaga tinggi negara. Yang dimaksud
lembaga tertinggi negara dan lembaga tinggi negara adalah lembaga tertinggi negara dan
lembaga tinggi negara menurut UUD 1945 (Daliyo, 1992 : 56). Lembaga yang disebut sebagai
lembaga tertinggi negara dan lembaga tinggi negara dalam UUD 1945 adalah :


1. Majelis permusyawaratan Rakyat (MPR)


2. Presiden
3. Dewan Pertimbangan Agung (DPA)


4. Dewan Perwakilan Rakyat (DPR)


5. Badan Pemeriksa Keuangan (BPK)


6. Mahkamah Agung (MA)




       Dari keenam lembaga negara tersebut, MPR merupakan lembaga tertinggi negara. MPR
mendistribusikan kekuasaannya kepada lima lembaga yang lain yang kedudukannya sejajar,
yakni sebagai lembaga tinggi negara. Dalam susunan ketatanegaraan RI pada waktu itu, yang
berperan sebagai lembaga legislatif adalah MPR dan DPR.


Kewenangan lembaga legislatif sebelum UUD 1945


1. Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR)


       Sebelum amandemen UUD 1945, susunan anggota MPR terdiri dari anggota – anggota
DPR ditambah utusan daerah, golongan politik, dan golongan karya (Pasal 1 ayat 1 UU No. 16
Tahun 1969). Terkait dengan kedudukannya sebagai Lembaga Tertinggi Negara, MPR diberi
kekuasaan tak terbatas (super power) karena “kekuasaan ada di tangan rakyat dan dilakukan
sepenuhnya oleh MPR” dan MPR adalah “penjelmaan dari seluruh rakyat Indonesia” yang
berwenang menetapkan UUD, GBHN, mengangkat presiden dan wakil presiden


2. Dewan Perwakilan Rakyat (DPR)


       Keanggotaan DPR sebagai lembaga tinggi negara terdiri dari golongan politik dan
golongan karya yang pengisiannya melalui pemilihan dan pengangkatan. Wewenang DPR
menurut UUD 1945 adalah :
1. Bersama presiden membentuk UU (Pasal 5 ayat 1 jo Pasal 20 ayat (1)) dengan kata lain bahwa
DPR berwenang untuk memberikan persetujuan RUU yang diajukan presiden disamping
mengajukan sendiri RUU tersebut. (Pasal 21 UUD 1945)


2. Bersama presiden menetapkan APBN (Pasal 23 ayat (1))


3. Meminta MPR untuk mengadakan sidang istimewa guna meminta pertanggungjawaban
presiden.




Kedudukan dan Kewenangan Lembaga legislatif Sesudah Amandemen UUD 1945.


       Perubahan Kedudukan dan Kewenangan lembaga legislatif pasca amandemen UUD 1945
Setelah adanya amandemen ke IV UUD 1945, (yang selanjutnya akan disebut UUD NRI 1945),
terdapat suatu perubahan yang cukup mendasar baik dalam sistem ketatanegaraan maupun
kelembagaan negara di Indonesia. Hal tersebut dapat dilihat dari dihapuskannya kedudukan MPR
sebagai lembaga tertinggi negara serta adanya beberapa lembaga negara baru yang dibentuk,
yaitu Dewan Perwakilan Daerah dan Mahkamah Konstitusi. Selain itu, kedudukan seluruh
lembaga negara adalah sejajar sebagai lembaga tinggi negara. Adapun lembaga – lembaga yang
tercantum sebagai lembaga tinggi negara menurut UUD NRI 1945 adalah :


1. Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR)


2. Dewan Perwakilan Rakyat (DPR)


3. Dewan Perwakilan Daerah (DPD)


4. Presiden


5. Mahkamah Agung (MA)


6. Mahkamah Konstitusi (MK)
7. Badan Pemeriksa Keuangan (BPK)


       Adanya amandemen terhadap UUD 1945 telah menciptakan suatu sistem konstitusional
yang berdasarkan perimbangan kekuasaan (check and balances) yaitu setiap kekuasaan dibatasi
oleh Undang-undang berdasarkan fungsi masing-masing. Selain itu penyempurnaan pada sisi
kedudukan dan kewenangan masing-masing lembaga negara disesuaikan dengan perkembangan
negara demokrasi modern, yaitu salah satunya menegaskan sistem pemerintahan presidensial
dengan tetap mengambil unsur – unsur pemerintahan parlementer sebagai upaya untuk menutupi
kekurangan system pemerintahan presidensial.


Dalam hal kewenangan lembaga negara, UUD NRI 1945 menekankan adanya beberapa
perubahan pada kewenangan lembaga legislatif yaitu :


1. Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR)


       Hal yang paling menonjol mengenai MPR setelah adanya amandemen UUD adalah
dihilangkannya kedudukan MPR sebagai lembaga tertinggi negara. Selain itu, perubahan –
perubahan yang terjadi di lembaga MPR baik mengenai susunan, kedudukan, tugas maupun
wewenangnya adalah :


   a. MPR tidak lagi menetapkan GBHN
   b. MPR tidak lagi mengangkat presiden. Hal ini dikarenakan presiden dipilih secara
       langsung oleh rakyat melalui pemilihan umum. (Pasal 6A ayat (1) UUD NRI 1945). MPR
       hanya bertugas untuk melantik presiden terpilih sesuai dengan hasil pemilu. (Pasal 3 ayat
       2 Perubahan III UUD 1945).
   c. Susunan keanggotaan MPR mengalami perubahan yaitu terdiri dari anggota DPR dan
       DPD yang dipilih secara langsung melalui pemilu.
   d. MPR tetap berwenang mengubah dan menetapkan UUD (Pasal 3 ayat (1) UUD NRI
       1945)
   e. Majelis Permusyawaratan Rakyat hanya dapat memberhentikan Presiden dan atau/Wakil
       Presiden dalam masa jabatannya, apabila atas usul DPR yang berpendapat bahwa
Presiden/Wakil Presiden telah melakukan pelanggaran hukum atau tidak lagi memenuhi
       syarat sebagai Presiden/Wakil Presiden.


2. Dewan Perwakilan Rakyat (DPR)


       Adanya amandemen terhadap UUD 1945, sangat mempengaruhi posisi dan kewenangan
DPR sebagai lembaga legislatif. Salah satunya adalah diberikannya kekuasaan kepada DPR
untuk membentuk UU, yang sebelumnya dipegang oleh presiden dan DPR hanya berhak
memberi persetujuaan saja. Perubahan ini juga mempengaruhi hubungan antara DPR sebagai
lembaga legislatif dan presiden sebagai lembaga eksekutif, yaitu dalam proses serta mekanisme
pembentukan UU. Selain itu, amandemen UUD 1945 juga mempertegas fungsi DPR, yaitu:
fungsi legislasi, fungsi anggaran, dan fungsi pengawasan sebagai mekanisme kontrol antar
lembaga negara. (Pasal 20 A ayat (1) UUD NRI 1945)


3. Dewan Perwakilan Daerah (DPD)


       Sebagai lembaga negara yang baru dibentuk setelah amandemen UUD, DPD dibentuk
dengan tujuan untuk mengakomodasi kepentingan daerah sebagai wujud keterwakilan daerah
ditingkat nasional. Hal ini juga merupakan tindak lanjut peniadaan utusan daerah dan utusan
golongan sebagai anggota MPR. Sama halnya seperti anggota DPR, anggota DPD juga dipilih
secara langsung oleh rakyat melalui pemilu. (Pasal 22 C ayat (1) UUD NRI 1945). DPD
mempunyai kewenangan untuk mengajukan dan ikut membahas RUU yang berkaitan dengan
otonomi daerah, hubungan pusat dan daerah, RUU lain yang berkait dengan kepentingan daerah.
(Pasal 22 D ayat (1) dan (2) UUD NRI 1945)
3.2 Kedudukan dan kewenangan lembaga yudikatif sebelum dan sesudah amandemen


        Dalam sistem ketatanegaraan Indonesia, dikenal beberapa istilah kelembagaan yaitu
lembaga eksekutif, legislatif dan yudikatif. Bahkan, dulu sebelum adanya amandemen UUD
dikenal pula istilah lembaga tertingi negara dan lembaga tinggi negara. Semua lembaga tersebut
memiliki tugas dan wewenang masing – masing yang diatur dalam konstitusi kita yaitu UUD
1945.


        Pada pembahasan kali ini, hanya akan dibahas mengenai lembaga yudikatif. Meskipun
demikian, Karena berbicara mengenai kedudukan, maka paling tidak akan disinggung pula
mengenai lembaga – lembaga lain yang memiliki keterkaitan dan hubungan dengan lembaga
yudikatif. Jadi secara umum yang perlu dibahas mengenai lembaga yudikatif baik sebelum
maupun sesudah amandemen adalah kedudukan, kewenangan, serta lembaga apa saja yang
termasuk dalam lembaga yudikatif.


        Seperti telah dikemukakan di atas, sebelum adanya amandemen UUD 1945, sistem
kelembagaan ketatanegaraan kita mengenal istilah lembaga tertinggi negara dan lembaga tinggi
negara. Yang dimaksud lembaga tertinggi negara adalah Majelis Permusyawaratan Rakyat
(MPR), dan yang termasuk sebagai lembaga tinggi negara adalah :


1. Presiden


2. Dewan Pertimbangan Agung (DPA)


3. Dewan Perwakilan Rakyat (DPR)


4. Badan Pemeriksa Keuangan (BPK)


5. Mahkamah Agung (MA)
Berdasarkan kedudukan lembaga tersebut, maka Mahkamah Agung sebagai satu –
satunya lembaga tinggi yudikatif, termasuk dalam lembaga tinggi negara.


       Sebagai lembaga tinggi negara, tugas dan kewenangan Mahkamah Agung sebagai
lembaga yudikatif sebelum amandemen UUD 1945 diatur dalam Pasal 24 UUD 1945.
Mahkamah Agung adalah lembaga tinggi negara yang merupakan lembaga peradilan tertinggi di
Indonesia. Oleh karena itu MA bertugas mengawasi kegiatan – kegiatan lembaga peradilan lain
yang berada di bawahnya. Tugas MA tersebut sesuai dengan ketentuan Pasal 24 ayat (1) UUD
1945 yang menetukan bahwa “kekuasaan kehakiman dilakukan oleh sebuah Mahkamah Agung
dan lain – lain badan kehakiman menurut undang – Undang.”


       Mahkamah Agung dan badan – badan kehakiman lain bertugas menegakkan tertib hukum
yang sudah digariskan oleh rakyat melalui wakil – wakilnya. Maka dalam menjalankan tugasnya,
lembaga – lembga tersebut bebas dari pengaruh lembaga – lembaga lain (termasuk pemerintah).
Dibebaskannya lembaga – lembaga penegak hukum tersebut dari pengaruh lembaga atau
kekuasaan lain adalah untuk menjaga objektivitas dalam menjalankan tugasnya. Dengan
demikian diharapkan agar keputusan yang diambil melalui proses peradilan adalah keputusan
yang adil bagi semua pihak.




Kedudukan dan kewenangan lembaga yudikatif sesudah adanya amandemen UUD 1945.


       Setelah adanya amandemen UUD 1945 terjadi banyak perubahan dalam sistem
ketatanegaraan di Indonesia. Hal yang paling menonjol adalah dihapuskannya kedudukan MPR
sebagai lembaga tertinggi negara serta adanya beberapa lembaga negara baru yang dibentuk,
yaitu Dewan Perwakilan Daerah, Mahkamah Konstitusi dan Komisi Yudisial. Adapun lembaga –
lembaga yang tercantum sebagai lembaga tinggi negara menurut UUD 1945 yang telah
diamandemen adalah :


1. Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR)
2. Presiden


3. Dewan Perwakilan Rakyat (DPR)


4. Dewan Perwakilan Daerah (DPD)


5. Badan Pemeriksa Keuangan (BPK)


6. Mahkamah Agung (MA)


7. Mahkamah Konstitusi (MK)


8. Komisi Yudisial (KY)




          Kedelapan lembaga negara tersebut merupakan lembaga negara yang kedudukannya
sejajar satu sama lain. Dua lembaga yang baru dibentuk yaitu Mahkamah Konstitusi dan Komisi
Yudisial merupakan lembaga yang masuk dalam lingkup lembaga yudikatif. Ini menandakan
bahwa amandemen UUD 1945 memberikan pengaruh besar dalam sistem kelembagaan
ketatanegaraan di Indonesia khususnya terhadap lembaga yudikatif. Selain itu, perubahan yang
dimaksud dan diamanatkan oleh amandemen UUD 1945 juga terjadi pada kewenangan
Mahkamah Agung sebagai lembaga peradilan tertinggi di Indonesia.


    Terkait dengan kewenangan lembaga tinggi negara khususnya lembaga yudikatif, ada
beberapa perubahan pada kewenangan lembaga negara UUD 1945 yang telah di amandemen
yaitu :


    1. Mahkamah Agung (MA)


    Menurut Pasal 24 ayat (2) UUD 1945 yang telah diamandemen, Mahkamah Agung adalah
lembaga       negara   yang   melakukan   kekuasaan   kehakiman,   yaitu   kekuasaan   yang
menyelenggarakan peradilan untuk menegakkan hukum dan keadilan. Hal ini diimplementasikan
dengan kewenangan untuk mengadili pada tingkat kasasi, menguji peraturan perundang-
undangan di bawah Undang-undang dan wewenang lain yang diberikan Undang-undang. (Pasal
24 A ayat (1) Perubahan ke III UUD 1945). Selain itu, menurut Pasal 24 ayat (2) UUD 1945
yang telah diamandemen terdapat beberapa badan peradilan yang berada dibawah lingkup
Mahkamah Agung meliputi :


1. Peradilan umum


2. Peradilan Agama


3. Peradilan Militer


4. Peradilan Tata Usaha Negara (PTUN)


       2. Mahkamah Konstitusi (MK)


Mahkamah konstitusi merupakan lembaga negara yang dibentuk setelah adanya amandemen
UUD 1945. Keberadaanya dimaksudkan sebagai penjaga kemurnian konstitusi (the guardian of
the constitution). (Saiz, 2007) Tugas dan wewenang MK diatur dalam pasal 24 C ayat (1) dan (2)
UUD NRI 1945 yaitu :


   a. Menguji UU terhadap UUD
   b. Memutus sengketa kewenangan antar lembaga negara.
   c. Memutus pembubaran partai politikmemutus sengketa hasil pemilu
   d. Memberi putusan atas pendapat DPR mengenai pelanggaran oleh presiden dan / atau
       Wakil presiden menurut UUD


Hakim Konstitusi terdiri dari 9 orang yang diajukan masing-masing oleh Mahkamah Agung,
DPR dan pemerintah dan ditetapkan oleh Presiden, sehingga mencerminkan perwakilan dari 3
cabang kekuasaan negara yaitu yudikatif, legislatif, dan eksekutif.
2. Komisi Yudisial


   Komisi yudisial yang lahir melalui amandemen ketiga UUD 1945 Pasal 24B, merupakan
lembaga negara yang mandiri serta mempunyai kewenangan untuk mengusulkan pengangkatan
hakim agung dan wewenang lainnya dalam rangka menjaga dan menegakkan kehormatan
keluhuran martabat serta perilaku hakim. Walalupun komisi yudisial bukanlah penyelenggara
kekuasaan kehakiman, namun KY memiliki peranan yang sangat penting dalam mewujudkan
kekuasaan kehakiman yang merdeka dan bebas dari campur tangan penguasa.


Beberapa ketentuan yang menjadi dasar hukum Komisi Yudisial adalah :


       1. Pasal 24A ayat (3) UUD 1945 yang telah diamandemen :


Calon hakim agung diusulkan oleh Komisi Yudisial kepada DPR untuk mendapat persetujuan
dan ditetapkan sebagai hakim agung oleh Presiden.


       2. Pasal 24B UUD 1945 :


(1) Komisi Yudisial bersifat mandiri yang mempunyai kewenangan untuk mengusulkan
pengangkatan hakim agung dan wewenang lainnya dalam rangka menjaga dan menegakkan
kehormatan keluhuran martabat serta perilaku hakim


       3. UU No. 4 Tahun 2004 :


Pasal 34 ayat (1) : Ketentuan mengenai syarat dan tata cara pengangkatan hakim agung
dilakukan oleh Komisi yudisial yang diatur dengan Undang – Undang.


Pasal 34 ayat (3) : Dalam rangka menjaga kehormatan, keluhuran martabat serta perilaku hakim
agung dan hakim, pengawasan dilakukan oleh Komisi Yudisial yang diatur dalam Udang –
Undang.
Berdasarkan dasar hukum tersebut, maka kewenangan Komisi Yudisial meliputi :


1. Mengusulkan pengangkatan hakim agung.


2. Menjaga dan menegakkan kehormatan keluhuran martabat serta perilaku hakim.


3. Memberi penghargaan kepada hakim yang berprestasi
BAB IV

KESIMPULAN
DAFTAR PUSTAKA




Komisi Yudisial Indonesia. 2007, Booklet Komisi Yudisial Indonesia, Jakarta.

Komisi Yudisial Indonesia. 2007, Buku Saku Komisi Yudisial Indonesia, Jakarta.

Prodjohamidjojo, Martiman. 1984, Kekuasaan Kehakiman dan Wewenang untuk Mengadili,
Ghalia Indonesia, Jakarta.

Undang – Undang Dasar Republik Indonesia 1945 dan Perubahannya, Penabur Ilmu, Jakarta.

Konstitusi dan konstitusionalisme Indonesia 2010, Sinar Grafika, Jakarta.

Abdy Yuhana, Sistem Ketatanegaraan Indonesia Pasca Perubahan UUD 1945, Bandung,
Fokusmedia, 2007

Contenu connexe

Tendances

Ppt pancasila dlm konteks ketatanegaraan
Ppt pancasila dlm konteks ketatanegaraanPpt pancasila dlm konteks ketatanegaraan
Ppt pancasila dlm konteks ketatanegaraanrizka_pratiwi
 
3 uud indonesia
3 uud indonesia3 uud indonesia
3 uud indonesiaMystic333
 
Kemajemukan Masyarakat Indonesia
Kemajemukan Masyarakat IndonesiaKemajemukan Masyarakat Indonesia
Kemajemukan Masyarakat IndonesiaLestari Moerdijat
 
8. keputusan tata usaha negara
8. keputusan tata usaha negara8. keputusan tata usaha negara
8. keputusan tata usaha negaranurul khaiva
 
Sumber sumber hukum tata negara
Sumber sumber hukum tata negaraSumber sumber hukum tata negara
Sumber sumber hukum tata negaraUzix Moch
 
Makalah: UUD 1945 Sebagai Konstitusi Negara
Makalah: UUD 1945 Sebagai Konstitusi NegaraMakalah: UUD 1945 Sebagai Konstitusi Negara
Makalah: UUD 1945 Sebagai Konstitusi NegaraAmphie Yuurisman
 
Organisasi Administrasi Negara
Organisasi Administrasi NegaraOrganisasi Administrasi Negara
Organisasi Administrasi NegaraSiti Sahati
 
Asas desentralisasi, dekosentrasi dan tugas pembantuan
Asas desentralisasi, dekosentrasi dan tugas pembantuanAsas desentralisasi, dekosentrasi dan tugas pembantuan
Asas desentralisasi, dekosentrasi dan tugas pembantuanMuhammad Fahri
 
PPT teori dan hukum konstitusi (Hakikat Konstitusi)
PPT teori dan hukum konstitusi (Hakikat Konstitusi)PPT teori dan hukum konstitusi (Hakikat Konstitusi)
PPT teori dan hukum konstitusi (Hakikat Konstitusi)Adinda siti Hapsoh
 
Hierarki peraturan perundang undangan
Hierarki peraturan perundang undanganHierarki peraturan perundang undangan
Hierarki peraturan perundang undanganNailuredha Hermanto
 
Hukum perdata internasional - Kualifikasi dalam hukum perdata internasional (...
Hukum perdata internasional - Kualifikasi dalam hukum perdata internasional (...Hukum perdata internasional - Kualifikasi dalam hukum perdata internasional (...
Hukum perdata internasional - Kualifikasi dalam hukum perdata internasional (...Idik Saeful Bahri
 
Makalah hubungan antar lembaga negara
Makalah hubungan antar lembaga negaraMakalah hubungan antar lembaga negara
Makalah hubungan antar lembaga negaraFenti Anita Sari
 
Soal dan jawaban UTS MK Pancasila Sem. Ganjil Prodi Komunikasi UNSERA
Soal dan jawaban UTS MK Pancasila Sem. Ganjil Prodi Komunikasi UNSERASoal dan jawaban UTS MK Pancasila Sem. Ganjil Prodi Komunikasi UNSERA
Soal dan jawaban UTS MK Pancasila Sem. Ganjil Prodi Komunikasi UNSERAahmad sururi
 
Sumber hukum administrasi negara
Sumber hukum administrasi negaraSumber hukum administrasi negara
Sumber hukum administrasi negaraNakano
 

Tendances (20)

Ppt pancasila dlm konteks ketatanegaraan
Ppt pancasila dlm konteks ketatanegaraanPpt pancasila dlm konteks ketatanegaraan
Ppt pancasila dlm konteks ketatanegaraan
 
3 uud indonesia
3 uud indonesia3 uud indonesia
3 uud indonesia
 
Kemajemukan Masyarakat Indonesia
Kemajemukan Masyarakat IndonesiaKemajemukan Masyarakat Indonesia
Kemajemukan Masyarakat Indonesia
 
8. keputusan tata usaha negara
8. keputusan tata usaha negara8. keputusan tata usaha negara
8. keputusan tata usaha negara
 
Teori Kedaulatan
Teori KedaulatanTeori Kedaulatan
Teori Kedaulatan
 
Sumber sumber hukum tata negara
Sumber sumber hukum tata negaraSumber sumber hukum tata negara
Sumber sumber hukum tata negara
 
Makalah: UUD 1945 Sebagai Konstitusi Negara
Makalah: UUD 1945 Sebagai Konstitusi NegaraMakalah: UUD 1945 Sebagai Konstitusi Negara
Makalah: UUD 1945 Sebagai Konstitusi Negara
 
Organisasi Administrasi Negara
Organisasi Administrasi NegaraOrganisasi Administrasi Negara
Organisasi Administrasi Negara
 
Asas desentralisasi, dekosentrasi dan tugas pembantuan
Asas desentralisasi, dekosentrasi dan tugas pembantuanAsas desentralisasi, dekosentrasi dan tugas pembantuan
Asas desentralisasi, dekosentrasi dan tugas pembantuan
 
PPT teori dan hukum konstitusi (Hakikat Konstitusi)
PPT teori dan hukum konstitusi (Hakikat Konstitusi)PPT teori dan hukum konstitusi (Hakikat Konstitusi)
PPT teori dan hukum konstitusi (Hakikat Konstitusi)
 
Hierarki peraturan perundang undangan
Hierarki peraturan perundang undanganHierarki peraturan perundang undangan
Hierarki peraturan perundang undangan
 
Hukum perdata internasional - Kualifikasi dalam hukum perdata internasional (...
Hukum perdata internasional - Kualifikasi dalam hukum perdata internasional (...Hukum perdata internasional - Kualifikasi dalam hukum perdata internasional (...
Hukum perdata internasional - Kualifikasi dalam hukum perdata internasional (...
 
Ajaran otonomi daerah
Ajaran otonomi daerahAjaran otonomi daerah
Ajaran otonomi daerah
 
SISTEM KETATANEGARAAN INDONESIA
SISTEM KETATANEGARAAN INDONESIASISTEM KETATANEGARAAN INDONESIA
SISTEM KETATANEGARAAN INDONESIA
 
Makalah hubungan antar lembaga negara
Makalah hubungan antar lembaga negaraMakalah hubungan antar lembaga negara
Makalah hubungan antar lembaga negara
 
Negara dan konstitusi
Negara dan konstitusiNegara dan konstitusi
Negara dan konstitusi
 
Arti mahasiswa
Arti mahasiswaArti mahasiswa
Arti mahasiswa
 
Identitas Nasional Indonesia
Identitas Nasional IndonesiaIdentitas Nasional Indonesia
Identitas Nasional Indonesia
 
Soal dan jawaban UTS MK Pancasila Sem. Ganjil Prodi Komunikasi UNSERA
Soal dan jawaban UTS MK Pancasila Sem. Ganjil Prodi Komunikasi UNSERASoal dan jawaban UTS MK Pancasila Sem. Ganjil Prodi Komunikasi UNSERA
Soal dan jawaban UTS MK Pancasila Sem. Ganjil Prodi Komunikasi UNSERA
 
Sumber hukum administrasi negara
Sumber hukum administrasi negaraSumber hukum administrasi negara
Sumber hukum administrasi negara
 

En vedette

Lembaga negara pasca amandemen uud 1945
Lembaga negara pasca amandemen uud 1945Lembaga negara pasca amandemen uud 1945
Lembaga negara pasca amandemen uud 1945Alfian Akatsuki
 
Adapun perbedaan kelembagaan dan tugas kenegaraaan sebelum dan sesudah amande...
Adapun perbedaan kelembagaan dan tugas kenegaraaan sebelum dan sesudah amande...Adapun perbedaan kelembagaan dan tugas kenegaraaan sebelum dan sesudah amande...
Adapun perbedaan kelembagaan dan tugas kenegaraaan sebelum dan sesudah amande...Eva Yusinta
 
HAPUSNYA PERIKATAN & HAK YANG DAPAT MENJADI JAMINAN PIUTANG
HAPUSNYA PERIKATAN & HAK YANG DAPAT MENJADI JAMINAN PIUTANGHAPUSNYA PERIKATAN & HAK YANG DAPAT MENJADI JAMINAN PIUTANG
HAPUSNYA PERIKATAN & HAK YANG DAPAT MENJADI JAMINAN PIUTANGFair Nurfachrizi
 
HUKUM PERIKATAN & PERJANJIAN
HUKUM PERIKATAN & PERJANJIANHUKUM PERIKATAN & PERJANJIAN
HUKUM PERIKATAN & PERJANJIANFair Nurfachrizi
 
Hukum prestasi dan wanprestasi di indonesia
Hukum prestasi dan wanprestasi di indonesiaHukum prestasi dan wanprestasi di indonesia
Hukum prestasi dan wanprestasi di indonesianoviyulia2
 
9 tipe kecerdasan anak
9 tipe kecerdasan anak9 tipe kecerdasan anak
9 tipe kecerdasan anakEva Yusinta
 
Tugas,fungsi dan kedudukan dari mpr,dpr,dpd,presiden,bpk,ma,mk,ky,dan kpu.
Tugas,fungsi dan kedudukan dari mpr,dpr,dpd,presiden,bpk,ma,mk,ky,dan kpu.Tugas,fungsi dan kedudukan dari mpr,dpr,dpd,presiden,bpk,ma,mk,ky,dan kpu.
Tugas,fungsi dan kedudukan dari mpr,dpr,dpd,presiden,bpk,ma,mk,ky,dan kpu.Operator Warnet Vast Raha
 
Makalah sisten pemerintahan
Makalah sisten pemerintahanMakalah sisten pemerintahan
Makalah sisten pemerintahannandasari
 

En vedette (12)

Lembaga negara pasca amandemen uud 1945
Lembaga negara pasca amandemen uud 1945Lembaga negara pasca amandemen uud 1945
Lembaga negara pasca amandemen uud 1945
 
Pkn ~amandemen uud~
Pkn ~amandemen uud~Pkn ~amandemen uud~
Pkn ~amandemen uud~
 
Adapun perbedaan kelembagaan dan tugas kenegaraaan sebelum dan sesudah amande...
Adapun perbedaan kelembagaan dan tugas kenegaraaan sebelum dan sesudah amande...Adapun perbedaan kelembagaan dan tugas kenegaraaan sebelum dan sesudah amande...
Adapun perbedaan kelembagaan dan tugas kenegaraaan sebelum dan sesudah amande...
 
HAPUSNYA PERIKATAN & HAK YANG DAPAT MENJADI JAMINAN PIUTANG
HAPUSNYA PERIKATAN & HAK YANG DAPAT MENJADI JAMINAN PIUTANGHAPUSNYA PERIKATAN & HAK YANG DAPAT MENJADI JAMINAN PIUTANG
HAPUSNYA PERIKATAN & HAK YANG DAPAT MENJADI JAMINAN PIUTANG
 
HUKUM PERIKATAN & PERJANJIAN
HUKUM PERIKATAN & PERJANJIANHUKUM PERIKATAN & PERJANJIAN
HUKUM PERIKATAN & PERJANJIAN
 
Hukum prestasi dan wanprestasi di indonesia
Hukum prestasi dan wanprestasi di indonesiaHukum prestasi dan wanprestasi di indonesia
Hukum prestasi dan wanprestasi di indonesia
 
Makalah aspk hukum
Makalah aspk hukumMakalah aspk hukum
Makalah aspk hukum
 
9 tipe kecerdasan anak
9 tipe kecerdasan anak9 tipe kecerdasan anak
9 tipe kecerdasan anak
 
Perikatan (perjanjian)
Perikatan (perjanjian)Perikatan (perjanjian)
Perikatan (perjanjian)
 
Tugas,fungsi dan kedudukan dari mpr,dpr,dpd,presiden,bpk,ma,mk,ky,dan kpu.
Tugas,fungsi dan kedudukan dari mpr,dpr,dpd,presiden,bpk,ma,mk,ky,dan kpu.Tugas,fungsi dan kedudukan dari mpr,dpr,dpd,presiden,bpk,ma,mk,ky,dan kpu.
Tugas,fungsi dan kedudukan dari mpr,dpr,dpd,presiden,bpk,ma,mk,ky,dan kpu.
 
demokrasi parlementer
demokrasi parlementerdemokrasi parlementer
demokrasi parlementer
 
Makalah sisten pemerintahan
Makalah sisten pemerintahanMakalah sisten pemerintahan
Makalah sisten pemerintahan
 

Similaire à PERBANDINGAN KEWENANGAN LEGISLATIF DAN YUDIKATIF

Tugas dan fungsi mpr serta hubungan antar lembaga negara dalam sistem ketata...
Tugas dan fungsi mpr serta hubungan antar lembaga negara  dalam sistem ketata...Tugas dan fungsi mpr serta hubungan antar lembaga negara  dalam sistem ketata...
Tugas dan fungsi mpr serta hubungan antar lembaga negara dalam sistem ketata...Operator Warnet Vast Raha
 
PPKN Pokok Pokok Pikiran UUD 1945
PPKN Pokok Pokok Pikiran UUD 1945 PPKN Pokok Pokok Pikiran UUD 1945
PPKN Pokok Pokok Pikiran UUD 1945 Fauzan Ardana
 
Filosofis pendidikan
Filosofis pendidikanFilosofis pendidikan
Filosofis pendidikannovianafarida
 
Institusi negara dalam sistem ketatanegaraan indonesia
Institusi negara dalam sistem ketatanegaraan indonesiaInstitusi negara dalam sistem ketatanegaraan indonesia
Institusi negara dalam sistem ketatanegaraan indonesiabiroadm
 
Trias politika atau pembagian kekuasaan
Trias politika atau pembagian kekuasaanTrias politika atau pembagian kekuasaan
Trias politika atau pembagian kekuasaanBambang Setiawan
 
Konstitusi dan Konstitusi Indonesia_PPT KWN Kel. 4.pptx
Konstitusi dan Konstitusi Indonesia_PPT KWN Kel. 4.pptxKonstitusi dan Konstitusi Indonesia_PPT KWN Kel. 4.pptx
Konstitusi dan Konstitusi Indonesia_PPT KWN Kel. 4.pptxMichelleAngely
 
Perbandingan sistem pemerintahan antara negara indonesia dengan australia
Perbandingan sistem pemerintahan antara negara indonesia dengan australiaPerbandingan sistem pemerintahan antara negara indonesia dengan australia
Perbandingan sistem pemerintahan antara negara indonesia dengan australiaChaing Saing
 
DEWAN PERWAKILAN DAERAH (DPD) DALAM KONTRUKSI SISTEM PERWAKILAN DI INDONESIA ...
DEWAN PERWAKILAN DAERAH (DPD) DALAM KONTRUKSI SISTEM PERWAKILAN DI INDONESIA ...DEWAN PERWAKILAN DAERAH (DPD) DALAM KONTRUKSI SISTEM PERWAKILAN DI INDONESIA ...
DEWAN PERWAKILAN DAERAH (DPD) DALAM KONTRUKSI SISTEM PERWAKILAN DI INDONESIA ...Pusat Analisis
 
Sistem Ketatanegaraan Indonesia (Mata Kuliah Pendidikan Pancasila)
Sistem Ketatanegaraan Indonesia (Mata Kuliah Pendidikan Pancasila)Sistem Ketatanegaraan Indonesia (Mata Kuliah Pendidikan Pancasila)
Sistem Ketatanegaraan Indonesia (Mata Kuliah Pendidikan Pancasila)Rajabul Gufron
 

Similaire à PERBANDINGAN KEWENANGAN LEGISLATIF DAN YUDIKATIF (20)

Pkn
PknPkn
Pkn
 
Trikameralisme dpd ex ofacio
Trikameralisme dpd ex ofacioTrikameralisme dpd ex ofacio
Trikameralisme dpd ex ofacio
 
Ilmu Perundang-Undangan, Norma Hukum, dan yang Lainnya
Ilmu Perundang-Undangan, Norma Hukum, dan yang Lainnya Ilmu Perundang-Undangan, Norma Hukum, dan yang Lainnya
Ilmu Perundang-Undangan, Norma Hukum, dan yang Lainnya
 
FORMAT KELEMBAGAAN NEGARA DAN PERGESERAN KEKUASAAN DALAM UUD 1945
FORMAT KELEMBAGAAN NEGARA DAN PERGESERAN KEKUASAAN DALAM UUD 1945FORMAT KELEMBAGAAN NEGARA DAN PERGESERAN KEKUASAAN DALAM UUD 1945
FORMAT KELEMBAGAAN NEGARA DAN PERGESERAN KEKUASAAN DALAM UUD 1945
 
Tugas dan fungsi mpr serta hubungan antar lembaga negara dalam sistem ketata...
Tugas dan fungsi mpr serta hubungan antar lembaga negara  dalam sistem ketata...Tugas dan fungsi mpr serta hubungan antar lembaga negara  dalam sistem ketata...
Tugas dan fungsi mpr serta hubungan antar lembaga negara dalam sistem ketata...
 
Negara dan konstitusi
Negara dan konstitusiNegara dan konstitusi
Negara dan konstitusi
 
PPKN Pokok Pokok Pikiran UUD 1945
PPKN Pokok Pokok Pikiran UUD 1945 PPKN Pokok Pokok Pikiran UUD 1945
PPKN Pokok Pokok Pikiran UUD 1945
 
Filosofis pendidikan
Filosofis pendidikanFilosofis pendidikan
Filosofis pendidikan
 
Institusi negara dalam sistem ketatanegaraan indonesia
Institusi negara dalam sistem ketatanegaraan indonesiaInstitusi negara dalam sistem ketatanegaraan indonesia
Institusi negara dalam sistem ketatanegaraan indonesia
 
Pkn klpk 1,
Pkn klpk 1,Pkn klpk 1,
Pkn klpk 1,
 
Trias politika atau pembagian kekuasaan
Trias politika atau pembagian kekuasaanTrias politika atau pembagian kekuasaan
Trias politika atau pembagian kekuasaan
 
Konstitusi dan Konstitusi Indonesia_PPT KWN Kel. 4.pptx
Konstitusi dan Konstitusi Indonesia_PPT KWN Kel. 4.pptxKonstitusi dan Konstitusi Indonesia_PPT KWN Kel. 4.pptx
Konstitusi dan Konstitusi Indonesia_PPT KWN Kel. 4.pptx
 
Tugas pp cely
Tugas pp celyTugas pp cely
Tugas pp cely
 
Perbandingan sistem pemerintahan antara negara indonesia dengan australia
Perbandingan sistem pemerintahan antara negara indonesia dengan australiaPerbandingan sistem pemerintahan antara negara indonesia dengan australia
Perbandingan sistem pemerintahan antara negara indonesia dengan australia
 
Bab 7 konstitusi
Bab 7 konstitusiBab 7 konstitusi
Bab 7 konstitusi
 
DEWAN PERWAKILAN DAERAH (DPD) DALAM KONTRUKSI SISTEM PERWAKILAN DI INDONESIA ...
DEWAN PERWAKILAN DAERAH (DPD) DALAM KONTRUKSI SISTEM PERWAKILAN DI INDONESIA ...DEWAN PERWAKILAN DAERAH (DPD) DALAM KONTRUKSI SISTEM PERWAKILAN DI INDONESIA ...
DEWAN PERWAKILAN DAERAH (DPD) DALAM KONTRUKSI SISTEM PERWAKILAN DI INDONESIA ...
 
Sistem Ketatanegaraan Indonesia (Mata Kuliah Pendidikan Pancasila)
Sistem Ketatanegaraan Indonesia (Mata Kuliah Pendidikan Pancasila)Sistem Ketatanegaraan Indonesia (Mata Kuliah Pendidikan Pancasila)
Sistem Ketatanegaraan Indonesia (Mata Kuliah Pendidikan Pancasila)
 
LEMBAGA_LEMBAGA_NEGARA.ppt
LEMBAGA_LEMBAGA_NEGARA.pptLEMBAGA_LEMBAGA_NEGARA.ppt
LEMBAGA_LEMBAGA_NEGARA.ppt
 
173889925 sistem-pemerintahan
173889925 sistem-pemerintahan173889925 sistem-pemerintahan
173889925 sistem-pemerintahan
 
Rule of Law
Rule of LawRule of Law
Rule of Law
 

PERBANDINGAN KEWENANGAN LEGISLATIF DAN YUDIKATIF

  • 1. MAKALAH PERBANDINGAN KEDUDUKAN DAN KEWENANGAN LEMBAGA LEGISLATIF DAN YUDIKATIF SEBELUM DAN SESUDAH AMANDEMEN UUD Di buat untuk melengkapi tugas mata kuliah Perbandingan HTN NUGROHO ARIWIBOWO 032087163 FAKULTAS HUKUM UNIVERSITAS ISLAM SULTAN AGUNG (UNISSULA) 2011
  • 2. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Hukum tata negara pada umumnya dipahami sebagai bidang ilmu hukum tersendiri yang membahas mengenai struktur ketatanegaraan dalam keadaan diam atau statis, mekanisme hubungan antara kelembagaan negara, dan hubungan antara negara dengan warga negara. Dalam studi Hukum Tata Negara itu juga dikenal cabang ilmu khusus yang melakukan perbandingan antar berbagai konstitusi, yaitu Hukum Tata Negara Perbandingan atau Ilmu Perbandingan Hukum Tata Negara. Secara umum, bidang ilmu hukum ini bertujuan untuk membandingkan dua atau lebih konstitusi-konstitusi berbagai negara guna menemukan prinsip-prinsip pokok hukum tata Negara. Ilmu Perbandingan Hukum Tata Negara juga berfungsi untuk membandingkan suatu konstitusi dengan konstitusi lain untuk mendalami lebih mendalam konstitusi yang telah ditelaah. Ini menjadi hal menarik karena di Indonesia sendiri telah terjadi beberapa kali pergantian konstitusi mulai dari UUD 1945, UUD / Konstitusi RIS, UUDS 1950, dan terakhir UUD 1945 yang telah diamandemen yang selanjutnya kita sebut sebagai UUD Negara Republik Indonesia 1945. Dari perubahan – perubahan konstitusi yang pernah berlaku di Indonesia tersebut, tentu berpengaruh pula pada sistem pemerintahan, kedudukan dan kewenangan lembaga negara, serta hubungan diantara lembaga negara tersebut. Lembaga negara adalah lembaga pemerintahan (Civilazated Organisation) yang dibuat oleh, dari, dan untuk negara. Lembaga negara bertujuan untuk membangun negara itu sendiri. Secara umum tugas lembaga negara antara lain menjaga stabilitas keamanan, politik, hukum, HAM, dan budaya, menjadi bahan penghubung antara negara dan rakyatnya, serta yang paling penting adalah membantu menjalankan roda pemerintahan Dari penjelasan tersebut dapat dikatakan bahwa kedudukan dan kewenangan lembaga negara sangat berpengaruh pada
  • 3. sistem pemerintahan dan konstitusi yang berlaku. Hal inilah yang melatar belakangi penulis untuk melakukan suatu perbandingan mengenai lembaga legislatif dan yudikatif terkait dengan konstitusi yang pernah berlaku di Indonesia. Perbandingan yang dimaksud disini hanya mencakup 2 konstitusi secara umum, yaitu UUD 1945 dan UUD Negara Republik Indonesia 1945 (setelah amandemen). Hal ini dimaksudkan untuk memberikan penekanan pada hasil amandemen serta seberapa besar perubahan konstitusi tersebut mempengaruhi kedudukan dan kewenangan lembaga legislatif dan yudikatif di Indonesia.
  • 4. BAB II PERMASALAHAN Seperti yang telah dikemukakan dalam halaman latar belakang, ada beberapa masalah yang akan dibahas pada makalah ini, yaitu: 1. Bagaimana kedudukan dan kewenangan lembaga legislatif sebelum amandemen UUD 1945? 2. Bagaimana perubahan kewenangan lembaga – lembaga legislatif sesudah amandemen UUD 1945 dan perbandingannya dengan UUD 1945 (sebelum amandemen.)? 3. Bagaimana kedudukan dan kewenangan lembaga yudikatif sebelum amandemen UUD 1945? 4. Bagaimana perbandingan kedudukan dan kewenangan lembaga yudikatif terutama setelah dilakukannya amandemen UUD 1945?
  • 5. BAB III PEMBAHASAN 3.1 Kedudukan dan Kewenangan Lembaga Legislatif Sebelum Amandemen UUD 1945 Sebelum membahas mengenai kedudukan lembaga legislatif, ada baiknya diketahui terlebih dahulu pengertian lembaga legislatif serta lembaga apa saja yang dapat dikatakan sebagai lembaga legislatif terutama yang tercantum dalam konstitusi negara Republik Indonesia. Menurut kamus Wikipedia yang penulis akses pada tanggal 24 Oktober 2009, Lembaga legislatif adalah badan deliberatif pemerintah dengan kuasa untuk membuat hukum yang dalam hal ini disebut dengan peraturan perundang – undangan, menaikkan pajak, menerapkan budget (anggaran) pengeluaran keuangan lainnya. Legislatif dikenal dengan beberapa nama, yakni parlemen, kongres dan asembli nasional. Dalam system parlemen, legislatif sebagai badan tertinggi dan menunjuk eksekutif. Sedangkan dalam system presidensiil, legislatif sebagai cabang pemerintahan yang sama dan bebas dari eksekutif. Kedudukan lembaga legislatif sebelum amandemen UUD 1945 Seperti telah dijelaskan sebelumnya, dalam susunan ketatanegaraan Republik Indonesia pernah dikenal istilah lembaga tertinggi negara dan lembaga tinggi negara. Yang dimaksud lembaga tertinggi negara dan lembaga tinggi negara adalah lembaga tertinggi negara dan lembaga tinggi negara menurut UUD 1945 (Daliyo, 1992 : 56). Lembaga yang disebut sebagai lembaga tertinggi negara dan lembaga tinggi negara dalam UUD 1945 adalah : 1. Majelis permusyawaratan Rakyat (MPR) 2. Presiden
  • 6. 3. Dewan Pertimbangan Agung (DPA) 4. Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) 5. Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) 6. Mahkamah Agung (MA) Dari keenam lembaga negara tersebut, MPR merupakan lembaga tertinggi negara. MPR mendistribusikan kekuasaannya kepada lima lembaga yang lain yang kedudukannya sejajar, yakni sebagai lembaga tinggi negara. Dalam susunan ketatanegaraan RI pada waktu itu, yang berperan sebagai lembaga legislatif adalah MPR dan DPR. Kewenangan lembaga legislatif sebelum UUD 1945 1. Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR) Sebelum amandemen UUD 1945, susunan anggota MPR terdiri dari anggota – anggota DPR ditambah utusan daerah, golongan politik, dan golongan karya (Pasal 1 ayat 1 UU No. 16 Tahun 1969). Terkait dengan kedudukannya sebagai Lembaga Tertinggi Negara, MPR diberi kekuasaan tak terbatas (super power) karena “kekuasaan ada di tangan rakyat dan dilakukan sepenuhnya oleh MPR” dan MPR adalah “penjelmaan dari seluruh rakyat Indonesia” yang berwenang menetapkan UUD, GBHN, mengangkat presiden dan wakil presiden 2. Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) Keanggotaan DPR sebagai lembaga tinggi negara terdiri dari golongan politik dan golongan karya yang pengisiannya melalui pemilihan dan pengangkatan. Wewenang DPR menurut UUD 1945 adalah :
  • 7. 1. Bersama presiden membentuk UU (Pasal 5 ayat 1 jo Pasal 20 ayat (1)) dengan kata lain bahwa DPR berwenang untuk memberikan persetujuan RUU yang diajukan presiden disamping mengajukan sendiri RUU tersebut. (Pasal 21 UUD 1945) 2. Bersama presiden menetapkan APBN (Pasal 23 ayat (1)) 3. Meminta MPR untuk mengadakan sidang istimewa guna meminta pertanggungjawaban presiden. Kedudukan dan Kewenangan Lembaga legislatif Sesudah Amandemen UUD 1945. Perubahan Kedudukan dan Kewenangan lembaga legislatif pasca amandemen UUD 1945 Setelah adanya amandemen ke IV UUD 1945, (yang selanjutnya akan disebut UUD NRI 1945), terdapat suatu perubahan yang cukup mendasar baik dalam sistem ketatanegaraan maupun kelembagaan negara di Indonesia. Hal tersebut dapat dilihat dari dihapuskannya kedudukan MPR sebagai lembaga tertinggi negara serta adanya beberapa lembaga negara baru yang dibentuk, yaitu Dewan Perwakilan Daerah dan Mahkamah Konstitusi. Selain itu, kedudukan seluruh lembaga negara adalah sejajar sebagai lembaga tinggi negara. Adapun lembaga – lembaga yang tercantum sebagai lembaga tinggi negara menurut UUD NRI 1945 adalah : 1. Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR) 2. Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) 3. Dewan Perwakilan Daerah (DPD) 4. Presiden 5. Mahkamah Agung (MA) 6. Mahkamah Konstitusi (MK)
  • 8. 7. Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) Adanya amandemen terhadap UUD 1945 telah menciptakan suatu sistem konstitusional yang berdasarkan perimbangan kekuasaan (check and balances) yaitu setiap kekuasaan dibatasi oleh Undang-undang berdasarkan fungsi masing-masing. Selain itu penyempurnaan pada sisi kedudukan dan kewenangan masing-masing lembaga negara disesuaikan dengan perkembangan negara demokrasi modern, yaitu salah satunya menegaskan sistem pemerintahan presidensial dengan tetap mengambil unsur – unsur pemerintahan parlementer sebagai upaya untuk menutupi kekurangan system pemerintahan presidensial. Dalam hal kewenangan lembaga negara, UUD NRI 1945 menekankan adanya beberapa perubahan pada kewenangan lembaga legislatif yaitu : 1. Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR) Hal yang paling menonjol mengenai MPR setelah adanya amandemen UUD adalah dihilangkannya kedudukan MPR sebagai lembaga tertinggi negara. Selain itu, perubahan – perubahan yang terjadi di lembaga MPR baik mengenai susunan, kedudukan, tugas maupun wewenangnya adalah : a. MPR tidak lagi menetapkan GBHN b. MPR tidak lagi mengangkat presiden. Hal ini dikarenakan presiden dipilih secara langsung oleh rakyat melalui pemilihan umum. (Pasal 6A ayat (1) UUD NRI 1945). MPR hanya bertugas untuk melantik presiden terpilih sesuai dengan hasil pemilu. (Pasal 3 ayat 2 Perubahan III UUD 1945). c. Susunan keanggotaan MPR mengalami perubahan yaitu terdiri dari anggota DPR dan DPD yang dipilih secara langsung melalui pemilu. d. MPR tetap berwenang mengubah dan menetapkan UUD (Pasal 3 ayat (1) UUD NRI 1945) e. Majelis Permusyawaratan Rakyat hanya dapat memberhentikan Presiden dan atau/Wakil Presiden dalam masa jabatannya, apabila atas usul DPR yang berpendapat bahwa
  • 9. Presiden/Wakil Presiden telah melakukan pelanggaran hukum atau tidak lagi memenuhi syarat sebagai Presiden/Wakil Presiden. 2. Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) Adanya amandemen terhadap UUD 1945, sangat mempengaruhi posisi dan kewenangan DPR sebagai lembaga legislatif. Salah satunya adalah diberikannya kekuasaan kepada DPR untuk membentuk UU, yang sebelumnya dipegang oleh presiden dan DPR hanya berhak memberi persetujuaan saja. Perubahan ini juga mempengaruhi hubungan antara DPR sebagai lembaga legislatif dan presiden sebagai lembaga eksekutif, yaitu dalam proses serta mekanisme pembentukan UU. Selain itu, amandemen UUD 1945 juga mempertegas fungsi DPR, yaitu: fungsi legislasi, fungsi anggaran, dan fungsi pengawasan sebagai mekanisme kontrol antar lembaga negara. (Pasal 20 A ayat (1) UUD NRI 1945) 3. Dewan Perwakilan Daerah (DPD) Sebagai lembaga negara yang baru dibentuk setelah amandemen UUD, DPD dibentuk dengan tujuan untuk mengakomodasi kepentingan daerah sebagai wujud keterwakilan daerah ditingkat nasional. Hal ini juga merupakan tindak lanjut peniadaan utusan daerah dan utusan golongan sebagai anggota MPR. Sama halnya seperti anggota DPR, anggota DPD juga dipilih secara langsung oleh rakyat melalui pemilu. (Pasal 22 C ayat (1) UUD NRI 1945). DPD mempunyai kewenangan untuk mengajukan dan ikut membahas RUU yang berkaitan dengan otonomi daerah, hubungan pusat dan daerah, RUU lain yang berkait dengan kepentingan daerah. (Pasal 22 D ayat (1) dan (2) UUD NRI 1945)
  • 10. 3.2 Kedudukan dan kewenangan lembaga yudikatif sebelum dan sesudah amandemen Dalam sistem ketatanegaraan Indonesia, dikenal beberapa istilah kelembagaan yaitu lembaga eksekutif, legislatif dan yudikatif. Bahkan, dulu sebelum adanya amandemen UUD dikenal pula istilah lembaga tertingi negara dan lembaga tinggi negara. Semua lembaga tersebut memiliki tugas dan wewenang masing – masing yang diatur dalam konstitusi kita yaitu UUD 1945. Pada pembahasan kali ini, hanya akan dibahas mengenai lembaga yudikatif. Meskipun demikian, Karena berbicara mengenai kedudukan, maka paling tidak akan disinggung pula mengenai lembaga – lembaga lain yang memiliki keterkaitan dan hubungan dengan lembaga yudikatif. Jadi secara umum yang perlu dibahas mengenai lembaga yudikatif baik sebelum maupun sesudah amandemen adalah kedudukan, kewenangan, serta lembaga apa saja yang termasuk dalam lembaga yudikatif. Seperti telah dikemukakan di atas, sebelum adanya amandemen UUD 1945, sistem kelembagaan ketatanegaraan kita mengenal istilah lembaga tertinggi negara dan lembaga tinggi negara. Yang dimaksud lembaga tertinggi negara adalah Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR), dan yang termasuk sebagai lembaga tinggi negara adalah : 1. Presiden 2. Dewan Pertimbangan Agung (DPA) 3. Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) 4. Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) 5. Mahkamah Agung (MA)
  • 11. Berdasarkan kedudukan lembaga tersebut, maka Mahkamah Agung sebagai satu – satunya lembaga tinggi yudikatif, termasuk dalam lembaga tinggi negara. Sebagai lembaga tinggi negara, tugas dan kewenangan Mahkamah Agung sebagai lembaga yudikatif sebelum amandemen UUD 1945 diatur dalam Pasal 24 UUD 1945. Mahkamah Agung adalah lembaga tinggi negara yang merupakan lembaga peradilan tertinggi di Indonesia. Oleh karena itu MA bertugas mengawasi kegiatan – kegiatan lembaga peradilan lain yang berada di bawahnya. Tugas MA tersebut sesuai dengan ketentuan Pasal 24 ayat (1) UUD 1945 yang menetukan bahwa “kekuasaan kehakiman dilakukan oleh sebuah Mahkamah Agung dan lain – lain badan kehakiman menurut undang – Undang.” Mahkamah Agung dan badan – badan kehakiman lain bertugas menegakkan tertib hukum yang sudah digariskan oleh rakyat melalui wakil – wakilnya. Maka dalam menjalankan tugasnya, lembaga – lembga tersebut bebas dari pengaruh lembaga – lembaga lain (termasuk pemerintah). Dibebaskannya lembaga – lembaga penegak hukum tersebut dari pengaruh lembaga atau kekuasaan lain adalah untuk menjaga objektivitas dalam menjalankan tugasnya. Dengan demikian diharapkan agar keputusan yang diambil melalui proses peradilan adalah keputusan yang adil bagi semua pihak. Kedudukan dan kewenangan lembaga yudikatif sesudah adanya amandemen UUD 1945. Setelah adanya amandemen UUD 1945 terjadi banyak perubahan dalam sistem ketatanegaraan di Indonesia. Hal yang paling menonjol adalah dihapuskannya kedudukan MPR sebagai lembaga tertinggi negara serta adanya beberapa lembaga negara baru yang dibentuk, yaitu Dewan Perwakilan Daerah, Mahkamah Konstitusi dan Komisi Yudisial. Adapun lembaga – lembaga yang tercantum sebagai lembaga tinggi negara menurut UUD 1945 yang telah diamandemen adalah : 1. Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR)
  • 12. 2. Presiden 3. Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) 4. Dewan Perwakilan Daerah (DPD) 5. Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) 6. Mahkamah Agung (MA) 7. Mahkamah Konstitusi (MK) 8. Komisi Yudisial (KY) Kedelapan lembaga negara tersebut merupakan lembaga negara yang kedudukannya sejajar satu sama lain. Dua lembaga yang baru dibentuk yaitu Mahkamah Konstitusi dan Komisi Yudisial merupakan lembaga yang masuk dalam lingkup lembaga yudikatif. Ini menandakan bahwa amandemen UUD 1945 memberikan pengaruh besar dalam sistem kelembagaan ketatanegaraan di Indonesia khususnya terhadap lembaga yudikatif. Selain itu, perubahan yang dimaksud dan diamanatkan oleh amandemen UUD 1945 juga terjadi pada kewenangan Mahkamah Agung sebagai lembaga peradilan tertinggi di Indonesia. Terkait dengan kewenangan lembaga tinggi negara khususnya lembaga yudikatif, ada beberapa perubahan pada kewenangan lembaga negara UUD 1945 yang telah di amandemen yaitu : 1. Mahkamah Agung (MA) Menurut Pasal 24 ayat (2) UUD 1945 yang telah diamandemen, Mahkamah Agung adalah lembaga negara yang melakukan kekuasaan kehakiman, yaitu kekuasaan yang menyelenggarakan peradilan untuk menegakkan hukum dan keadilan. Hal ini diimplementasikan
  • 13. dengan kewenangan untuk mengadili pada tingkat kasasi, menguji peraturan perundang- undangan di bawah Undang-undang dan wewenang lain yang diberikan Undang-undang. (Pasal 24 A ayat (1) Perubahan ke III UUD 1945). Selain itu, menurut Pasal 24 ayat (2) UUD 1945 yang telah diamandemen terdapat beberapa badan peradilan yang berada dibawah lingkup Mahkamah Agung meliputi : 1. Peradilan umum 2. Peradilan Agama 3. Peradilan Militer 4. Peradilan Tata Usaha Negara (PTUN) 2. Mahkamah Konstitusi (MK) Mahkamah konstitusi merupakan lembaga negara yang dibentuk setelah adanya amandemen UUD 1945. Keberadaanya dimaksudkan sebagai penjaga kemurnian konstitusi (the guardian of the constitution). (Saiz, 2007) Tugas dan wewenang MK diatur dalam pasal 24 C ayat (1) dan (2) UUD NRI 1945 yaitu : a. Menguji UU terhadap UUD b. Memutus sengketa kewenangan antar lembaga negara. c. Memutus pembubaran partai politikmemutus sengketa hasil pemilu d. Memberi putusan atas pendapat DPR mengenai pelanggaran oleh presiden dan / atau Wakil presiden menurut UUD Hakim Konstitusi terdiri dari 9 orang yang diajukan masing-masing oleh Mahkamah Agung, DPR dan pemerintah dan ditetapkan oleh Presiden, sehingga mencerminkan perwakilan dari 3 cabang kekuasaan negara yaitu yudikatif, legislatif, dan eksekutif.
  • 14. 2. Komisi Yudisial Komisi yudisial yang lahir melalui amandemen ketiga UUD 1945 Pasal 24B, merupakan lembaga negara yang mandiri serta mempunyai kewenangan untuk mengusulkan pengangkatan hakim agung dan wewenang lainnya dalam rangka menjaga dan menegakkan kehormatan keluhuran martabat serta perilaku hakim. Walalupun komisi yudisial bukanlah penyelenggara kekuasaan kehakiman, namun KY memiliki peranan yang sangat penting dalam mewujudkan kekuasaan kehakiman yang merdeka dan bebas dari campur tangan penguasa. Beberapa ketentuan yang menjadi dasar hukum Komisi Yudisial adalah : 1. Pasal 24A ayat (3) UUD 1945 yang telah diamandemen : Calon hakim agung diusulkan oleh Komisi Yudisial kepada DPR untuk mendapat persetujuan dan ditetapkan sebagai hakim agung oleh Presiden. 2. Pasal 24B UUD 1945 : (1) Komisi Yudisial bersifat mandiri yang mempunyai kewenangan untuk mengusulkan pengangkatan hakim agung dan wewenang lainnya dalam rangka menjaga dan menegakkan kehormatan keluhuran martabat serta perilaku hakim 3. UU No. 4 Tahun 2004 : Pasal 34 ayat (1) : Ketentuan mengenai syarat dan tata cara pengangkatan hakim agung dilakukan oleh Komisi yudisial yang diatur dengan Undang – Undang. Pasal 34 ayat (3) : Dalam rangka menjaga kehormatan, keluhuran martabat serta perilaku hakim agung dan hakim, pengawasan dilakukan oleh Komisi Yudisial yang diatur dalam Udang – Undang.
  • 15. Berdasarkan dasar hukum tersebut, maka kewenangan Komisi Yudisial meliputi : 1. Mengusulkan pengangkatan hakim agung. 2. Menjaga dan menegakkan kehormatan keluhuran martabat serta perilaku hakim. 3. Memberi penghargaan kepada hakim yang berprestasi
  • 17. DAFTAR PUSTAKA Komisi Yudisial Indonesia. 2007, Booklet Komisi Yudisial Indonesia, Jakarta. Komisi Yudisial Indonesia. 2007, Buku Saku Komisi Yudisial Indonesia, Jakarta. Prodjohamidjojo, Martiman. 1984, Kekuasaan Kehakiman dan Wewenang untuk Mengadili, Ghalia Indonesia, Jakarta. Undang – Undang Dasar Republik Indonesia 1945 dan Perubahannya, Penabur Ilmu, Jakarta. Konstitusi dan konstitusionalisme Indonesia 2010, Sinar Grafika, Jakarta. Abdy Yuhana, Sistem Ketatanegaraan Indonesia Pasca Perubahan UUD 1945, Bandung, Fokusmedia, 2007