Penelitian ini bertujuan untuk memurnikan minyak nilam dengan proses adsorpsi menggunakan alumina sebagai adsorben untuk meningkatkan kadar patchouli alkohol. Minyak nilam diadsorpsi secara kontinyu menggunakan kolom kromatografi. Hasilnya dianalisis dengan GC dan GC-MS untuk membandingkan kadar patchouli alkohol sebelum dan sesudah adsorpsi. Penelitian ini diharapkan dapat menghasilkan minyak
MA Kelas XII Bab 1 materi musik mkontemnporerFase F.pdf
Presentasi proposal skripsweet
1. PEMURNIAN MINYAK NILAM DENGAN
ADSORPSI ALUMINA MENGGUNAKAN
SISTEM KONTINYU
Oleh :
Nur Fitria Nella Wati
(10612024)
2. Pendahuluan
Indonesia sebagai negara pengekspor
minyak atsiri yang penting di dunia harus
mengupayakan pengembangan, kualitas dan
nilai minyak atsiri dan produk turunannya.
Produksi minyak atsiri merupakan proses yang
kompleks.
3. Minyak
hasil
penyulingan
masih
mengandung persenyawaan kompleks yang
terbentuk dalam tumbuhan karena pengaruh air
atau uap panas. Kandungan yang terdapat
dalam minyak nilam meliputi, patchouli
alkhohol, eugenol, benzaldehyde, cinamic
aldehyde, dan cadinene. Namun komponen yang
paling menentukan mutu minyak nilam adalah
patchouli alkhohol karena merupakan penciri
utama (Santoso, 1990).
4. Selama ini petani nilam hanya mampu
menghasilkan minyak nilam dengan kandungan
patchouli alcohol 26–28%, sedangkan pabrik
penyulingan dengan peralatan suling bahan baja
anti karat mampu menghasilkan minyak nilam
dengan kandungan patchouli alcohol 31–35%.
Hasil minyak nilam ini diekspor dengan harga
murah, padahal kandungan patchouli alcohol
dalam minyak nilam dapat dimaksimalkan
sampai 40–50% (Santoso, 1990).
5. Minyak nilam hasil produksi industri masih
banyak
mengandung
senyawa-senyawa
pengotor seperti kandungan logam Fe, warna
minyak nilam yang masih coklat keruh dan
sebagainya. Sehingga diperlukan suatu proses
pemurnian untuk meningkatkan kadar patchouli
alkohol dalam minyak nilam tersebut.
6. Dalam penelitian ini, pemurnian akan
dilakukan melalui proses adsorpsi menggunakan
aluminium oksida (alumina). Hal ini dikarenakan
adsorpsi merupakan langkah yang cukup efektif
untuk pemurnian melalui penyerapan senyawasenyawa pengotor dalam minyak nilam ke dalam
alumina yang bertindak sebagai adsorben.
7. Proses adsorpsi yang akan dilakukan untuk
memurnikan minyak nilam adalah dengan
sistem kontinyu (flow) menggunakan metode
kromatografi kolom. Sistem ini dipilih untuk
digunakan
karena
memiliki
beberapa
keunggulan yaitu dapat digunakan untuk analisis
dan aplikasi preparative, untuk menentukan
jumlah komponen campuran, dan untuk
memisahkan dan purifikasi substansi.
8. Perumusan Masalah
• Apakah proses adsorpsi alumina dapat
meningkatkan kemurnian minyak nilam?
• Apakah metode sistem kontinyu efektif dalam
proses
pemurnian
minyak
nilam
menggunakan adsorben alumina?
9. Tujuan Penelitian
• Memurnikan minyak nilam sehingga diperoleh
minyak nilam berkualitas lebih baik.
• Mengetahui efektivitas dari alumina sebagai
adsorben dan metode kontinyu yang
digunakan.
10. Manfaat penelitian
• Diperolehnya minyak nilam dengan kandungan
patchouli alcohol yang lebih tinggi dan murni sehingga
dapat meningkatkan harga jual minyak nilam.
• Diharapkan dari hasil penelitian ini akan diperoleh
suatu teknologi pemurnian minyak nilam yang bisa
dikembangkan lebih lanjut sehingga menghasilkan
minyak nilam yang bermutu lebih baik.
• Memperkaya dan meningkatkan perkembangan ilmu
pengetahuan dan teknologi di bidang pemurnian
minyak nilam di Indonesia.
11. Tinjauan Pustaka
Komponen-komponen penyusun minyak
nilam adalah benzaldehid, kariofiln, αpatchoulena, bulnesen, dan patchouli alkohol.
Patchouli alkohol merupakan seskuiterpen
alkohol yang dapat diisolasi dari minyak nilam,
tidak larut dalam air, larut dalam alkohol, eter
atau pelarut organik yang lain, mempunyai titik
didih 1400C/8 mmHg, kristal berwarna putih
dengan titik lebur 560C.
12. Menurut SNI No 06-2385-2006 tentang
Minyak Nilam, menyebutkan bahwa persyaratan
mutu minyak nilam di Indonesia seperti
terlampir pada tabel berikut :
13. No
Jenis Uji
Satuan
Persyaratan
1
Warna
-
Kuning muda – coklat kemerahan
2
Bobot Jenis 250C/250C
-
0,950 – 0,975
3
Indeks bias (nD20)
-
1,507 – 1,515
4
Kelarutan dalam etanol 90% pada suhu
200C ±30C
-
Larutan jernih atau opalesensi
5
Bilangan asam
-
Maks. 8
6
Bilangan ester
-
Maks. 20
7
Putaran optic
-
(-)480 – (-)650
8
Patchouli alcohol (C15H26O)
%
Min. 30
9
Alpha copaene (C15H24)
%
Maks. 0,5
10
Kandungan besi (Fe)
mg/kg
Maks. 25
14. Dasar Teori
Minyak atsiri adalah minyak yang bersifat
mudah menguap, berbau, wangi dan tidak
mudah terdekomposisi pada suhu kamar,
terdapat pada berbagai bagian tumbuhtumbuhan.
15. Nama Minyak
Tanaman Penghasil
Bagian Tanaman
Negara Asal
Sereh wangi
Cymbopogon
nardus R
Daun
Srilanka
Nilam (patchouli)
Pogostemon cablin
Daun
Malaysia,
Indonesia
Daun
Indonesia
Benth
Kayu putih
(cajuput)
Melaleuca
Sereh Dapur
(lemon grass)
Cymbopogon
citrates
Daun
Madagaskar,
Guetemala
Lada (pepper)
Piper nigrum L
Daun/buah
India Timur, Cina,
Srilanka
Kenanga (cananga)
Cananga odorata
Bunga
Indonesia
Bunga
Zanzibar,
Indonesia,
Madagaskar
Leucadenron
Hook
Cengkeh (clove)
Caryophyllus
16. Tanaman Nilam (Pogostemon Cablin Benth
) termasuk tanaman penghasil minyak atsiri
yang memberikan kontribusi penting dalam
dunia flavour dan fragrance terutama untuk
industri parfum dan aroma terapi. Minyak nilam
berwarna kuning jernih dan berbau khas,
mengandung senyawa patchouli alcohol yang
merupakan penyusun utama dalam minyak
nilam, dan kadarnya mencapai 50-60% (Walker,
1968).
17. Patchouli alcohol merupakan senyawa
seskuiterpen alkohol tersier trisiklik, tidak larut
dalam air, larut dalam alkohol, eter atau pelarut
organik
yang lain, mempunyai titik didih
280,37oC dan kristal yang terbentuk memiliki
titik leleh 56oC. Struktur molekul dari senyawa
Patchouli Alkohol dan senyawa asam 2naftalenkarboksilat ditunjukkan pada gambar
berikut :
18.
19. Hipotesis Dasar
Berdasarkan rumusan masalah dan teori
yang ada, maka hipotesis dalam penelitian ini
adalah alumina dapat menjadi adsorben yang
tepat untuk mengadsorpsi minyak nilam dalam
proses pemurnian. Sehingga, akan didapatkan
minyak nilam yang murni dengan kadar
patchouli alcohol yang lebih tinggi.
20. Metode Penelitian
• Alat
• Alat yang digunakan dalam penelitian ini
antara lain : gelas beker 50 mL, gelas beker
100 mL, erlenmeyer, labu ukur 25 mL, labu
ukur 50 mL, neraca analitik, kolom
kromatografi, sendok sungu, pipet ukur 10 mL,
pipet ukur 25 mL, gas chromatography – mass
spectrophotometer
(GC-MS),
dan
gas
chromatography (GC).
21. Bahan
• Bahan yang digunakan dalam penelitian ini
adalah aluminium oksida (Al2O3), minyak
nilam
22. Cara Kerja Penelitian
Dalam penelitian ini terdapat 4 (empat)
cara kerja yang akan dilakukan, yaitu : persiapan
bahan, analisis minyak nilam sebelum di
adsorpsi, adsorpsi minyak nilam menggunakan
alumina (Al2O3) sebagai adsorben dan analisis
minyak nilam yang telah diadsorpsi. Untuk
memahami langkah-langkahnya dengan mudah
maka dapat dijelaskan sebagai berikut :
23. Persiapan Bahan-bahan
Bahan-bahan yang digunakan dalam
penelitian ini adalah minyak nilam dan alumina.
Minyak nilam yang digunakan diperoleh dari
perdagangan yang mempunyai kualitas rendah.
Sedangkan alumina yang akan digunakan adalah
alumina yang diperoleh dari perdangangan yang
telah siap pakai tanpa langkah preparasi.
24. Analisis Minyak Nilam Menggunakan
GC-MS
Analisis dengan GC-MS digunakan untuk
sampel minyak nilam asli yang belum diberi
perlakuan adsorpsi. Tujuan dari analisis ini
adalah untuk mengetahui besarnya kandungan
patchouli alkohol (PA) dalam minyak nilam
sebelum diadsorpsi.
25. Adsorpsi Minyak Nilam dengan
Alumina
Proses adsorpsi minyak nilam dimulai dengan
memasang perangkat kromatografi kolom pada
statif dan memasukkan serbuk alumina yang telah
ditimbang terlebih dahulu ke dalam kolom
kromatografi. Selanjutnya, minyak nilam dialirkan
kedalam kolom kromatografi yang telah berisi
serbuk alumina tersebut. Dibiarkan hingga alumina
menyerap minyak nilam kemudian minyak nilam
dialirkan, ditampung dan disaring. Minyak nilam
yang telah teradsorbsi siap untuk dianalisis.
26. Analisis Minyak Nilam Menggunakan
GC
Analisis menggunakan alat GC ditujukan
untuk sampel minyak nilam yang telah diberi
perlakuan dengan alumina. Tujuan dari analisis
ini adalah untuk mengetahui besarnya
kandungan patchouli alkohol pada minyak nilam
yang telah di adsorpsi, sehingga dapat dilihat
terjadi peningkatan kadar PA atau tidak pada
minyak nilam.