SlideShare une entreprise Scribd logo
1  sur  12
Télécharger pour lire hors ligne
PENDEKATAN INKUIRI DALAM PEMBELAJARAN
                                   Oleh : Saliman*)
    Abstrak:
          Pendekatan inkuiri pada dasarnya adalah menggunakan pendekatan
    konstruktivistik, di mana setiap mahasiswa sebagai subyek belajar, dibebaskan
    untuk menciptakan makna dan pengertian baru berdasarkan interaksi antara apa
    yang telah dimiliki, diketahui, dipercayai, dengan fenomena, ide, atau informasi
    baru yang dipelajari. Dengan demikian, dalam proses belajar mahasiswa telah
    membawa pengertian dan pengetahuan awal yang harus ditambah, dimodifikasi,
    diperbaharui, direvisi, dan diubah oleh informasi baru yang diperoleh dalam
    proses belajar. Mahasiswa dibebaskan untuk mengungkapkan pendapatnya secara
    bebas tanpa ada rasa takut akan terjadi kesalahan. Semakin banyak mahasiswa
    yang berani mengemukakan pendapat, dapat diartikan bahwa pendekatan inkuiri
    dalam proses pembelajaran di kelas dapat meningkatkan partisipasi mahasiswa.
          Proses belajar tidak dapat dipisahkan dari aktivitas dan interaksi, karena
    persepsi dan aktivitas berjalan seiring secara dialogis. Pengetahuan tidak
    dipisahkan dari aktivitas di mana pengetahuan itu dikonstruksikan, dan di mana
    makna diciptakan, serta dari komunitas budaya di mana pengetahuan
    didesiminasikan dan diterapkan. Dalam pembelajaran dengan pendekatan inkuiri
    ini mahasiswa akan dihadapkan pada suatu permasalahan yang harus diamati,
    dipelajari, dan dicermati, yang pada akhirnya dapat meningkatkan pemahaman
    konsep mata kuliah dalam kegiatan pembelajaran. Secara logika apabila
    mahasiswa meningkat partisipasinya dalam kegiatan pembelajaran, maka secara
    otomatis akan meningkatkan pemahaman konsep materi pembelajaran, dan pada
    akhirnya akan dapat meningkatkan prestasi belajar.

A. PENDAHULUAN
     Proses pembelajaran merupakan esensi dari penyelenggaraan pendidikan di
perguruan tinggi. Tuntutan masyarakat terhadap efisiensi, produktivitas, efektivitas
mutu, dan kegunaan hasil dalam penyelenggaraan proses pembelajaran di perguruan
tinggi merupakan hal yang menjadi keharusan. Namun dalam pelaksanaan perkuliahan
di kelas ternyata dihadapkan pada masalah yang menghambat keberhasilan proses
pembelajaran tersebut. Masalah yang terjadi dan sangat merisaukan dosen adalah
rendahnya partisipasi mahasiswa dalam proses kegiatan belajar mengajar di kelas.
Dalam perkuliahan yang berlangsung selama ini, para mahasiswa cenderung hanya
duduk, diam, dan sekedar mendengarkan tanpa memberikan respon yang relevan
dengan materi kuliah. Selama perkuliahan berlangsung tidak pernah muncul pertanyaan
ataupun gagasan yang berkaitan dengan materi perkuliahan. Kecenderungan ini
menjadi kendala bagi dosen pengajar karena menyebabkan ketercapaian penguasaaan
materi kuliah oleh mahasiswa sangat rendah.



                                                                                  1
Fenomena rendahnya partisipasi mahasiswa dalam perkuliahan tersebut perlu
mendapat perhatian, dicari penyebabnya, dan segera diatasi. Upaya meningkatkan
partisipasi mahasiswa dalam perkuliahan merupakan hal yang penting untuk dilakukan,
karena terkait erat dengan keberhasilan pendidikan di perguruan tinggi.
      Faktor-faktor yang mempengaruhi belajar mahasiswa meliputi faktor kebebasan,
tanggungjawab, pengambilan keputusan, pengarahan diri sendiri, psikologis, fisik, daya
ingat, dan motivasi (Paulina Pannen : 2005). Motivasi belajar yang rendah tampaknya
menjadi faktor penyebab utama terhadap rendahnya partisipasi mahasiswa dalam
kuliah. Rendahnya motivasi belajar mahasiswa berhubungan dengan prinsip-prinsip
motivasi dalam belajar, yaitu perhatian, relevansi, percaya diri, dan kepuasan.
Perhatian mahasiswa dalam pembelajaran di kelas dipengaruhi oleh menarik tidaknya
proses perkuliahan tersebut baik dari segi materi kuliah maupun strategi
pembelajarannya. Relevansi menunjukkan keterkaitan antara materi kuliah dengan
pengalaman atau pengetahuan yang telah dimiliki dan kebutuhan mahasiswa. Rasa
percaya diri mahasiswa harus ditumbuhkan dan dikuatkan agar dapat bereksplorasi
dalam memahami pengetahuan. Apabila proses pembelajaran berlangsung sesuai
dengan minat, karakteristik, dan kebutuhan, maka kepuasan belajar mahasiswa dapat
tercapai.
      Untuk menumbuhkan motivasi belajar mahasiswa sehingga diharapkan dapat
meningkatkan partisipasi dalam perkuliahan maka pembelajaran harus dirancang secara
kreatif, yang memungkinkan terjadinya interaksi dan negosiasi untuk penciptaan arti
dan konstruksi makna dalam diri mahasiswa dan tenaga pengajar, sehingga dicapai
pembelajaran yang bermakna.

     Tulisan ini dilatarbelakangi oleh kurangnya partisipasi aktif mahasiswa dalam
setiap kegiatan pembelajaran dalam memahami konsep-konsep materi kuliah, sehingga
mengakibatkan pemahaman konsep materi kuliah masih dirasa kurang optimal, yang
pada gilirannya hasil belajar yang dicapai mahasiswa masih rendah. Agar hal itu tidak
terjadi, perlu dilakukan berbagai upaya salah satunya adalah menentukan metode
pembelajaran yang dapat melibatkan siswa secara aktif dalam kegiatan pembelajaran.
Dalam hal ini penulis mencoba menawarkan dan memaparkan pembelajaran dengan
menggunakan metode inkuiri sebagai upaya untuk meningkatkan kemampuan koneksi
materi kuliah pada mahasiswa.



                                                                                    2
Dipilihnya model inkuiri sebagai salah satu alternatif metode dalam
  pembelajaran, dilandasi oleh dua alasan, yakni: alasan teoretis dan empiris. Alasan
  teoretis ini didukung oleh teori-teori, antara lain: Dimyati, 1999; Towbridge, 1990;
  Welton dan Mallan, 1996; dan Grote, 1998 karena pada dasarnya belajar adalah untuk
  meningkatkan kemampuan berpikir dan bernalar di samping untuk meningkatkan
  keterampilan berbahasa. Alasan empiris berkaitan dengan hasil-hasil penelitian yang
  dilakukan oleh: Lawson, 1992; Renner, 1992; University of Philipine, 1996; Muir,
  1991; McCune, 1992; dan Wartono, 1996. Hasil-hasil penelitian tersebut menunjukkan
  bahwa model pembelajaran inkuiri secara meyakinkan lebih efektif daripada model
  pembelajaran konvensional, baik dalam meningkatkan keterampilan berpikir maupun
  dalam prestasi belajar.

  B. PERMASALAHAN
        Meskipun terdapat banyak masalah yang muncul dalam proses pembelajaran di
  kelas, namun dalam tulisan ini hanya akan mengungkap dan memecahkan masalah
  peningkatan partisipasi mahasiswa dengan menggunakan pendekatan inkuiri. Untuk
  lebih memperjelas masalah yang akan dipaparkan, maka dapat dirumuskan
  masalahnya sebagai berikut :
  1.   Apakah penerapan pendekatan inkuiri dalam proses pembelajaran di kelas dapat
       meningkatkan partisipasi mahasiswa ?
  2.   Bagaimana pengaruh penerapan pendekatan inkuiri dalam proses pembelajaran di
       kelas terhadap penguasaan konsep materi kuliah ?


C. BEBERAPA TEORI BELAJAR
   1. Teori Tingkah Laku
             Menurut aliran teori tingkah laku, belajar adalah perubahan dalam tingkah
       laku sebagai akibat dari interaksi antara stimulus dan respon. Dalam konteks
       belajar di perguruan tinggi, maka dapat dikatakan bahwa belajar merupakan
       perubahan yang dialami mahasiswa dalam hal kemampuannya untuk bertingkah
       laku dengan cara yang baru sebagai hasil interaksi antara stimulus dan respon.
       Thorndike sebagai pendiri aliran ini menegaskan bahwa perubahan tingkah laku
       itu boleh berupa sesuatu yang konkrit atau yang tidak konkrit.
             Teori belajar yang dikemukakan oleh teori tingkah laku ternyata tidak
       mampu menjelaskan situasi belajar yang kompleks, sebab banyak hal di dunia

                                                                                    3
pendidikan yang tidak dapat diubah menjadi sekedar hubungan stimulus dan
respon.
a. Teori Kognitif
          Teori kognitif lebih mengutamakan proses belajar daripada hasil belajar.
  Menurut teori ini, belajar tidak sekedar melibatkan hubungan antara stimulus
  dan respon. Namun belajar mengharuskan terjadinya proses berpikir yang
  sangat kompleks. Lebih jauh dalam teori ini dikatakan bahwa ilmu pengetahuan
  dibangun dalam diri seseorang individu melalui proses interaksi yang
  berkesinambungan dengan lingkungan.
          Jean Peaget, salah seorang pemikir aliran teori kognitif berpendapat
  bahwa proses belajar sebenarnya terdiri dari tiga tahapan, yaitu asimilasi,
  akomodasi, dan equilibrasi. Proses asimilasi adalah proses pengintegrasian
  informasi baru ke dalam struktur kognitif yang sudah ada dalam benak
  mahasiswa. Proses akomodasi menyesuaikan struktur kognitif ke dalam situasi
  yang     baru.    Sedangkan     proses   equilibrasi   adalah     penyesuaian   yang
  berkesinambungan antara asimilasi dan akomodasi.
          Pendapat lain dikemukakan oleh Bruner yang mengusulkan teori free
  discovery learning. Teori ini menganggap bahwa proses belajar akan berjalan
  dengan baik dan kreatif jika dosen memberi kesempatan kepada mahasiswa
  untuk      menemukan     suatu    pengetahuan      melalui      contoh-contoh   yang
  menggambarkan pengetahuan yang menjadi sumbernya.
          Seperti toeri sebelumnya, teori kognitif juga ternyata tidak dapat berlaku
  mutlak dalam setiap kondisi belajar.
b. Teori Humanistik
          Inti dari teori aliran humanistik adalah bahwa teori apapun yang
  digunakan dalam belajar, asalkan bertujuan untuk “memanusiakan manusia”
  maka dapat dipakai. Praktiknya, teori ini terwujud dalam pendekatan yang
  disebut pendekatan “belajar bermakna” atau meaningful learning.
          Meskipun tidak lepas dari kritik, teori humanistik sangat membantu
  pemahaman terhadap proses belajar dalam dimensi yang lebih luas dan
  kontekstual (Suciati : 2001).
c. Teori Konstruktivisme




                                                                                    4
Teori konstruktivisme dikembangkan oleh Vygotsky yang menyimpulkan
       bahwa peserta didik mengkonstruksikan pengetahuan atau menciptakan makna
       sebagai hasil dari pemikiran dan berinteraksi dalam suatu konteks sosial. Teori
       ini sejalan dengan pemikiran Peaget yang menyatakan bahwa setiap individu
       menciptakan makna dan pengertian baru berdasarkan interaksi antara apa yang
       telah dimiliki, diketahui, dipercayai, dengan fenomena, ide, atau informasi baru
       yang dipelajari. Dengan demikian, dalam proses belajar mahasiswa telah
       membawa pengertian dan pengetahuan awal yang harus ditambah, dimodifikasi,
       diperbaharui, direvisi, dan diubah oleh informasi baru yang didapat dalam
       proses belajar.
            Selanjutnya Vygotsky menyatakan bahwa proses belajar tidak dapat
       dipisahkan dari aktivitas dan interaksi, karena persepsi dan aktivitas berjalan
       seiring secara dialogis. Pengetahuan tidak dipisahkan dari aktivitas di mana
       pengetahuan itu dikonstruksikan, dan di mana makna diciptakan, serta dari
       komunitas budaya di mana pengetahuan didesiminasikan dan diterapkan.
            Kerangka pemikiran konstruktivisme menantang tenaga pengajar dan
       perancang    pembelajaran    untuk    mampu     menciptakan,    mengkreasikan
       lingkungan belajar yang memungkinkan tenaga pengajar dan mahasiswa
       berpartisipasi aktif dalam proses berpikir, mencari, menemukan, dan
       menciptakan makna berdasarkan pengalaman dan pengetahuan awal yang
       dimiliki tenaga pengajar maupun mahasiswa dalam suatu komunitas budaya,
       sehingga dapat dicapai pemahaman terpadu (Dikti :2004).
2. Strategi Belajar Mengajar
        Kegiatan belajar mengajar merupakan kegiatan yang dilakukan secara sadar
   dan bertujuan. Oleh karena itu, agar kegiatan tersebut dapat berjalan dengan baik
   dan mencapai tujuan yang diharapkan, maka harus dilakukan dengan strategi atau
   pendekatan belajar yang tepat.
        Terdapat beberapa strategi atau pendakatan belajar yang telah dikembangkan
   selama ini, diantaranya adalah pendekatan proses, CBSA (mastery learning), CTL
   (contekstual teaching and learning), serta pendekatan lain yang dikemas dalam
   bentuk model-model pembelajaran. Model pembelajaran merupakan kerangka
   konseptual yang melukiskan prosedur yang sistematis dalam mengorganisasikan
   pengalaman belajar untuk mencapai tujuan belajar tertentu, dan berfungsi sebagai


                                                                                     5
pedoman bagi para pengajar dalam merencanakan dan melaksanakan aktivitas
pembelajaran.
     Dalam rangka memanfaatkan model yang telah ada, Bruce Joyce dan Marsha
Weil telah menyajikan berbagai model pembelajaran yang telah dikembangkan dan
diuji keterpakaiannya oleh para pakar pendidikan. Model-model tersebut
dikelompokkan menjadi empat kategori, yaitu :
a. Kelompok model pengolahan informasi
        Model ini pada dasarnya menitikberatkan pada cara-cara memperkuat
   dorongan-dorongan internal manusia untuk memahami dunia denagn cara
   menggali dan     mengorganisasikan data,      merasakan ada        masalah dan
   mengupayakan jalan pemecahannya, serta mengembangkan bahasa untuk
   mengungkapkannya. Beberapa model dari kelompok ini memberikan kepada
   mahasiswa sejumlah konsep, sebagian lagi menitikberatkan pada pembentukan
   konsep dan pengetesan hipotesis, dan sebagian lainnya memusatkan perhatian
   pada pengembangan kemampuan kreatif.
b. Kelompok model personal
        Model ini beranjak dari pandangan kedirian atau selfhood dari individu.
   Proses pendidikan sengaja diusahakan untuk memungkinkan dapat memahami
   diri sendiri dengan baik, memikul tangung jawab untuk pendidikan, dan lebih
   kreatif untuk mencapai kualitas hidup yang lebih baik.
        Kelompok model personal memusatkan perhatian pada pandangan
   perseorangan dan berusaha menggalakkan kemandirian yang produktif,
   sehingga manusia menjadi semakin sadar diri dan bertanggung jawab atas
   tujuannya.
c. Kelompok model sosial
        Kelompok model sosial ini dirancang untuk memanfaatkan fenomena
   kerjasama. Penerapan model ini ternyata hasilnya cukup meyakinkan, dimana
   belajar bersama ternyata dapat membantu berbagai proses belajar.
d. Kelompok model sistem perilaku
        Model ini memusatkan perhatian pada perilaku yang terobservasi, metode,
   dan tugas yang diberikan dalam kerangka mengkomunikasikan keberhasilan
   (Udin S Winataputra : 2005).




                                                                               6
Selain strategi dan model-model belajar di atas, masih terdapat strategi
pembelajaran lain yang baru dan sedang dikembangkan oleh dunia pendidikan di
Indonesia yaitu pembelajaran berbasis budaya.
3. Pendekatan Inkuiri
   a. Pengertian Inkuiri
          Model inkuiri didefinisikan oleh Piaget (Sund dan Trowbridge, 1973)
   sebagai: Pembelajaran yang mempersiapkan situasi bagi anak untuk melakukan
   eksperimen sendiri; dalam arti luas ingin melihat apa yang terjadi, ingin melakukan
   sesuatu, ingin menggunakan simbul-simbul dan mencari jawaban atas pertanyaan
   sendiri, menghubungkan penemuan yang satu dengan penemuan yang lain,
   membandingkan apa yang ditemukan dengan yang ditemukan orang lain.
          Kuslan Stone (Dahar,1991) mendefinisikan model inkuiri sebagai
   pengajaran di mana guru dan anak mempelajari peristiwa-peristiwa dan gejala-
   gejala ilmiah dengan pendekatan dan jiwa para ilmuwan. Pengajaran berdasarkan
   inkuiri adalah suatu strategi yang berpusat pada siswa di mana kelompok-kelompok
   siswa dihadapkan pada suatu persoalan atau mencari jawaban terhadap pertanyaan-
   pertanyaan di dalam suatu prosedur dan struktur kelompok yang digariskan secara
   jelas (Hamalik, 1991).
          Wilson    (Trowbridge, 1990) menyatakan bahwa model inkuiri adalah
   sebuah model proses pengajaran yang berdasarkan atas teori belajar dan perilaku.
   Inkuiri merupakan suatu cara mengajar murid-murid bagaimana belajar dengan
   menggunakan keterampilan, proses, sikap, dan pengetahuan berpikir rasional
   (Bruce & Bruce, 1992). Senada dengan pendapat Bruce & Bruce , Cleaf (1991)
   menyatakan bahwa inkuiri adalah salah satu strategi yang digunakan dalam kelas
   yang berorientasi proses. Inkuiri merupakan sebuah strategi pengajaran yang
   berpusat pada siswa, yang mendorong siswa untuk menyelidiki masalah dan
   menemukan informasi. Proses tersebut sama dengan prosedur yang digunakan oleh
   ilmuwan sosial yang menyelidiki masalah-masalah dan menemukan informasi.
          Sementara itu, Trowbridge (1990) menjelaskan model inkuiri sebagai
   proses mendefinisikan dan menyelidiki masalah-masalah, merumuskan hipotesis,
   merancang eksperimen, menemukan data, dan menggambarkan kesimpulan
   masalah-masalah tersebut. Lebih lanjut, Trowbridge mengatakan bahwa esensi dari
   pengajaran inkuiri adalah menata lingkungan/suasana belajar yang berfokus pada


                                                                                    7
siswa dengan memberikan bimbingan secukupnya dalam menemukan konsep-
konsep dan prinsip-prinsip ilmiah.
       Senada dengan pendapat Trowbridge, Amien (1987) dan Roestiyah (1998)
mengatakan bahwa inkuiri adalah suatu perluasan proses discovery yang digunakan
dalam cara yang lebih dewasa. Sebagai tambahan pada proses discovery, inkuiri
mengandung proses mental yang lebih tinggi tingkatannya, misalnya merumuskan
masalah, merancang eksperimen, melakukan eksperimen, mengumpulkan dan
menganalisis data, menarik kesimpulan, menumbuhkan sikap objektif, jujur, hasrat
ingin tahu, terbuka dan sebagainya.
       Berdasarkan definisi-definisi di atas, dapat disimpulkan bahwa inkuiri
merupakan suatu proses yang ditempuh mahasiswa untuk memecahkan masalah,
merencanakan       eksperimen,   melakukan      eksperimen,     mengumpulkan       dan
menganalisis data, dan menarik kesimpulan. Jadi, dalam model inkuiri ini
mahasiswa terlibat secara mental maupun fisik untuk memecahkan suatu
permasalahan yang diberikan dosen. Dengan demikian, siswa akan terbiasa
bersikap seperti para ilmuwan sains, yaitu teliti, tekun/ulet, objektif/jujur, kreatif,
dan menghormati pendapat orang lain.
b. Pembelajaran dengan Pendekatan Inkuiri
       Menemukan merupakan bagian inti dari kegiatan pembelajaran dengan
pendekatan inkuiri. Pengetahuan dan keterampilan yang diperoleh mahasiswa
diharapkan bukan hasil mengingat seperangkat fakta-fakta, tetapi hasil dari
menemukan sendiri. Dosen harus selalu merancang kegiatan yang merujuk pada
kegiatan menemukan, apapun materi yang diajarkannya. Pemahaman konsep-
konsep materi kuliah, sudah seharusnya ditemukan sendiri oleh mahasiswa, bukan
atas dasar "menurut buku".
       Langkah-langkah kegiatan pembelajaran dengan pendekatan inkuiri adalah
sebagai berikut:
1) Merumuskan masalah

2) Mengamati atau observasi

3) Menganalisis dan menyajikan hasil dalam tulisan, gambar, laporan, bagan,

   tabel, dan karya lainnya
4) Mengkomunikasikan atau menyajikan hasil karya pada pembaca, teman

   sekelas, guru, atau audien yang lain


                                                                                     8
D. PENERAPAN PENDEKATAN INKUIRI
         Dalam praktik pembelajaran, pada dasarnya pendekatan inkuiri adalah
   menggunakan pendekatan konstruktivistik, di mana setiap mahasiswa sebagai subyek
   belajar, dibebaskan untuk menciptakan makna dan pengertian baru berdasarkan
   interaksi antara apa yang telah dimiliki, diketahui, dipercayai, dengan fenomena, ide,
   atau informasi baru yang dipelajari. Dengan demikian, dalam proses belajar
   mahasiswa telah membawa pengertian dan pengetahuan awal yang harus ditambah,
   dimodifikasi, diperbaharui, direvisi, dan diubah oleh informasi baru yang diperoleh
   dalam proses belajar.
         Proses belajar tidak dapat dipisahkan dari aktivitas dan interaksi, karena
   persepsi dan aktivitas berjalan seiring secara dialogis. Pengetahuan tidak dipisahkan
   dari aktivitas di mana pengetahuan itu dikonstruksikan, dan di mana makna
   diciptakan, serta dari komunitas budaya di mana pengetahuan didesiminasikan dan
   diterapkan. Dalam pebelajaran dengan pendekatan inkuiri ini mahasiswa akan
   dihadapkan pada suatu permasalahan yang harus diamati, dipelajari, dan dicermati,
   yang pada akhirnya dapat meningkatkan pemahaman konsep mata kuliah dalam
   kegiatan pembelajaran. Secara logika apabila mahasiswa meningkat partisipasinya
   dalam kegiatan pembelajaran, maka secara otomatis akan meningkatkan pemahaman
   konsep materi pembelajaran, dan pada akhirnya akan dapat meningkatkan prestasi
   belajar.
         Untuk mengungkapkan proses pembelajaran tersebut dosen atau guru harus
   mengumpulkan dan menangkap data yang berupa fenomena dan bahasa verbal (kata-
   kata, kalimat, ungkapan) serta sedikit data kuantitatif yang merupakan hasil tes guna,
   mendukung kekuatan yang berupa bahasa verbal (kata, kalimat maupun fenomena).
   Data yang terkumpul dianalisis secara induktif dan kualitatif interpretatif, untuk
   menggambarkan seberapa besar tingkat partisipasi mahasiswa dalam mengikuti
   perkuliahan. Semakin tinggi tingkat partisipasi dalam perkuliahan diasumsikan
   semakin tinggi pula tingkat penguasaan materi dan konsep dari mata kuliah yang
   diajarkan. Supaya lebih menarik dan lebih siap, maka pembelajaran dengan
   pendekatan inkuiri harus dimulai oleh dosen dengan merencanakan pembelajaran;
   menyiapkan media pembelajaran, dan melaksanakan kegiatan pembelajaran secara
   maksimal. Dengan demikian, dosen berperan sebagai instrumen utama dalam


                                                                                       9
pelaksanaan pembelajaran, yang dapat mengukur berhasil atau tidaknya sebuah
   pembelajaran yang telah dirancang sebelumnya dengan pendekatan inkuiri.


E. KESIMPULAN
   1. Dalam praktik pembelajaran, pada dasarnya pendekatan inkuiri adalah
      menggunakan pendekatan konstruktivistik, di mana setiap mahasiswa sebagai
      subyek belajar, dibebaskan untuk menciptakan makna dan pengertian baru
      berdasarkan interaksi antara apa yang telah dimiliki, diketahui, dipercayai, dengan
      fenomena, ide, atau informasi baru yang dipelajari. Dengan demikian, dalam
      proses belajar mahasiswa telah membawa pengertian dan pengetahuan awal yang
      harus ditambah, dimodifikasi, diperbaharui, direvisi, dan diubah oleh informasi
      baru yang diperoleh dalam proses belajar. Dengan demikian mahasiswa
      dibebaskan untuk mengungkapkan pendapatnya secara bebas tanpa ada rasa takut
      akan terjadi kesalahan. Bahkan dapat dikatakan bahwa pada pembelajaran dengan
      pendekatan inkuiri ini, peserta belajar diperbolehkan untuk berbuat salah, dalam
      arti salah memahami konsep secara individual. Selanjutnya pada gilirannya dosen
      harus meluruskan kosnep yang paling benar. Apabila semua mahasiswa
      dibebaskan untuk berpendapat sekalipun belum tepat, pasti angka partisipasi
      dalam perkuliahan akan meningkat secara signifikan. Berdasarkan penjelasan
      tersebut maka dapat disimpulkan bahwa penerapan pendekatan inkuiri dalam
      proses pembelajaran di kelas dapat meningkatkan partisipasi mahasiswa.
   2. Proses belajar tidak dapat dipisahkan dari aktivitas dan interaksi, karena persepsi
      dan aktivitas berjalan seiring secara dialogis. Pengetahuan tidak dipisahkan dari
      aktivitas di mana pengetahuan itu dikonstruksikan, dan di mana makna diciptakan,
      serta dari komunitas budaya di mana pengetahuan didesiminasikan dan
      diterapkan. Dalam pembelajaran dengan pendekatan inkuiri ini mahasiswa akan
      dihadapkan pada suatu permasalahan yang harus diamati, dipelajari, dan
      dicermati, yang pada akhirnya dapat meningkatkan pemahaman konsep mata
      kuliah dalam kegiatan pembelajaran. Secara logika apabila mahasiswa meningkat
      partisipasinya dalam kegiatan pembelajaran, maka secara otomatis akan
      meningkatkan pemahaman konsep materi pembelajaran, dan pada akhirnya akan
      dapat meningkatkan prestasi belajar. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa
      penerapan pendekatan inkuiri dalam proses pembelajaran di kelas dapat


                                                                                      10
meningkatkan penguasaan konsep materi kuliah sekaligus dapat meningkatkan
       prestasi belajar.


DAFTAR PUSTAKA


  Amien, M. 1987. Mengajarkan Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) dengan Menggunakan
         Metode Discovery dan Inkuiry. Jakarta: Depdikbud.

  Bogdan, R.C & Biklen, S.K. 1992. Qualitative Research in Education: An introduction
         to theory and Methods. Second Edition. Allyn and Bacon. Boston
  Bruce, W.C. & J.K. Bruce. 1992. Teaching with Inquiry. Maryland: Alpha Publishing
         Company, Inc.

  Cleaf, D.W.V. 1991. Action in Elementary Social Studies. Singapore: Allyn and Bacon.

  Dahar, R.W. 1991. Teori-teori Belajar. Jakarta: Erlangga.

  Depdikbud. 1993. Kurikulum Pendidikan Dasar GBPP Sekolah Lanjutan Tingkat
         Pertama. Jakarta: Depdikbud.

  Hamalik, O. (1991). Strategi Belajar Mengajar. Bandung: CV Sinar Baru.

  Joyce, B. & M. Weil. (1980). Models of Teaching. Boston-London: Allyn and Bacon.

  Kemmis, Stephen & Mc. Taggart, Robin. 1998. The Action Research Planner. Deaken
         University. Victoria.
  M. Zainudin dan Susy Puspitasari, 2005, Strategi Peningkatan Kualitas Pendidikan
         Tinggi, Edisi Revisi, PAU-PPAI Universitas Terbuka, Jakarta
  Miles, M. B. & Huberman, A. M. 1992. Analisis Data Kualitatif . Terjemahan oleh
         Cecep Rohendi, Rohidi. 1992. Penerbit Unuiversitas Indonesia. Jakarta.
  Moleong, Lexy. 1998. Metode Penelitian Kualiatif. Remaja Rosda karya. Bandung.
  Paulina Pannen, 2005, Pembelajaran Orang Dewasa, Edisi Revisi, PAU-PPAI
         Universitas Terbuka, Jakarta
  R Ibrahim dan Nana Syaodih S., 1996, Perencanaan Pengajaran, Rineka Cipta,
         Jakarta.
  Roestiyah, N.K. (1998). Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: PT Rineka Cipta.

  Sarbiran. Tanpa tahun. Pedoman Penelitian Tindakan Untuk Tenaga Kependidikan.
         Depdikbud. Jakarta.


                                                                                   11
Suciati, 2001, Motivasi dan Teori Belajar, Edisi Revisi, PAU-PPAI Universitas
           Terbuka, Jakarta
   Sund & Trowbridge. (1973). Teaching Science by Inquiry in the Secondary School.
           Columbus: Charles E. Merill Publishing Company.

   Suparno, P. 1997. Fisafat Konstruktivisme dalam Pendidikan. Kanisius.Yogyakarta.
   Trowbridge, L.W. & R.W. Bybee. (1990). Becoming a Secondary School Science
           Teacher. Melbourne: Merill Publishing Company.

   Udin S. Winataputra, 2005, Model-Model Pembelajaran Inovatif, Edisi Revisi, PAU-
           PPAI Universitas Terbuka, Jakarta.




*) Saliman adalah Lektor Kepala pada Fakultas Ilmu Sosial dan Ekonomi, Universitas Negeri
Yogyakarta




                                                                                            12

Contenu connexe

Tendances

Teori belajar behavioristik, kognitif, konstruktivisme
Teori belajar behavioristik, kognitif, konstruktivismeTeori belajar behavioristik, kognitif, konstruktivisme
Teori belajar behavioristik, kognitif, konstruktivismeuniversitas negeri jember
 
Kurikulum & pembelajaran
Kurikulum & pembelajaranKurikulum & pembelajaran
Kurikulum & pembelajaranFadly Pamungkaz
 
Macam macam pendekatan
Macam macam pendekatanMacam macam pendekatan
Macam macam pendekatandgielz31
 
Perbedaan paradigma teori konstruktivistik, behavioristik, dan
Perbedaan paradigma teori konstruktivistik, behavioristik, danPerbedaan paradigma teori konstruktivistik, behavioristik, dan
Perbedaan paradigma teori konstruktivistik, behavioristik, danIka Pratiwi
 
Unit 5 konstruktivisme
Unit 5 konstruktivismeUnit 5 konstruktivisme
Unit 5 konstruktivismeAminah Rahmat
 
Implikasi teori belajar konstruktivisme dalam pembelajaran matematika
Implikasi teori belajar konstruktivisme dalam pembelajaran matematikaImplikasi teori belajar konstruktivisme dalam pembelajaran matematika
Implikasi teori belajar konstruktivisme dalam pembelajaran matematikanurcahyono19
 
SOSIOLOGI PENDIDIKAN; KETERKAITAN ANTARA PEMBELAJARAN DAN KOGNISI, SERTA MOTI...
SOSIOLOGI PENDIDIKAN; KETERKAITAN ANTARA PEMBELAJARAN DAN KOGNISI, SERTA MOTI...SOSIOLOGI PENDIDIKAN; KETERKAITAN ANTARA PEMBELAJARAN DAN KOGNISI, SERTA MOTI...
SOSIOLOGI PENDIDIKAN; KETERKAITAN ANTARA PEMBELAJARAN DAN KOGNISI, SERTA MOTI...Dadang DjokoKaryanto
 
Model pembelajaran generatif
Model pembelajaran generatifModel pembelajaran generatif
Model pembelajaran generatifAchyar Mounthead
 
Teori belajar dan pembelajaran konstruktivisme
Teori belajar dan pembelajaran konstruktivismeTeori belajar dan pembelajaran konstruktivisme
Teori belajar dan pembelajaran konstruktivismeBun Faris
 
Konsep dasar teori konstruktivistik
Konsep dasar teori konstruktivistikKonsep dasar teori konstruktivistik
Konsep dasar teori konstruktivistikKundas Tanma
 
Psikologi Pendidikan-Kontruktivisme
Psikologi Pendidikan-KontruktivismePsikologi Pendidikan-Kontruktivisme
Psikologi Pendidikan-KontruktivismeAnita Rahman
 

Tendances (18)

Prinsip
PrinsipPrinsip
Prinsip
 
PARADIGMA KONSTRUKTIVISME
PARADIGMA KONSTRUKTIVISMEPARADIGMA KONSTRUKTIVISME
PARADIGMA KONSTRUKTIVISME
 
Teori belajar behavioristik, kognitif, konstruktivisme
Teori belajar behavioristik, kognitif, konstruktivismeTeori belajar behavioristik, kognitif, konstruktivisme
Teori belajar behavioristik, kognitif, konstruktivisme
 
Kurikulum & pembelajaran
Kurikulum & pembelajaranKurikulum & pembelajaran
Kurikulum & pembelajaran
 
Macam macam pendekatan
Macam macam pendekatanMacam macam pendekatan
Macam macam pendekatan
 
Perbedaan paradigma teori konstruktivistik, behavioristik, dan
Perbedaan paradigma teori konstruktivistik, behavioristik, danPerbedaan paradigma teori konstruktivistik, behavioristik, dan
Perbedaan paradigma teori konstruktivistik, behavioristik, dan
 
Unit 5 konstruktivisme
Unit 5 konstruktivismeUnit 5 konstruktivisme
Unit 5 konstruktivisme
 
PROFESI KEPENDIDIKAN
PROFESI KEPENDIDIKANPROFESI KEPENDIDIKAN
PROFESI KEPENDIDIKAN
 
Rumpun Teori Belajar
Rumpun Teori BelajarRumpun Teori Belajar
Rumpun Teori Belajar
 
Implikasi teori belajar konstruktivisme dalam pembelajaran matematika
Implikasi teori belajar konstruktivisme dalam pembelajaran matematikaImplikasi teori belajar konstruktivisme dalam pembelajaran matematika
Implikasi teori belajar konstruktivisme dalam pembelajaran matematika
 
SOSIOLOGI PENDIDIKAN; KETERKAITAN ANTARA PEMBELAJARAN DAN KOGNISI, SERTA MOTI...
SOSIOLOGI PENDIDIKAN; KETERKAITAN ANTARA PEMBELAJARAN DAN KOGNISI, SERTA MOTI...SOSIOLOGI PENDIDIKAN; KETERKAITAN ANTARA PEMBELAJARAN DAN KOGNISI, SERTA MOTI...
SOSIOLOGI PENDIDIKAN; KETERKAITAN ANTARA PEMBELAJARAN DAN KOGNISI, SERTA MOTI...
 
Model model pembelajaran
Model model pembelajaranModel model pembelajaran
Model model pembelajaran
 
Model pembelajaran generatif
Model pembelajaran generatifModel pembelajaran generatif
Model pembelajaran generatif
 
Teori belajar dan pembelajaran konstruktivisme
Teori belajar dan pembelajaran konstruktivismeTeori belajar dan pembelajaran konstruktivisme
Teori belajar dan pembelajaran konstruktivisme
 
Konsep dasar teori konstruktivistik
Konsep dasar teori konstruktivistikKonsep dasar teori konstruktivistik
Konsep dasar teori konstruktivistik
 
Teori Konstruktivisme
Teori Konstruktivisme Teori Konstruktivisme
Teori Konstruktivisme
 
Dede gugun
Dede gugunDede gugun
Dede gugun
 
Psikologi Pendidikan-Kontruktivisme
Psikologi Pendidikan-KontruktivismePsikologi Pendidikan-Kontruktivisme
Psikologi Pendidikan-Kontruktivisme
 

En vedette

Resum sbm 2 (Pembelajaran Kooperatif)
Resum sbm 2 (Pembelajaran Kooperatif)Resum sbm 2 (Pembelajaran Kooperatif)
Resum sbm 2 (Pembelajaran Kooperatif)Yunie Octavia
 
Strategi pembelajaran inkuiri
Strategi pembelajaran inkuiriStrategi pembelajaran inkuiri
Strategi pembelajaran inkuiriDiana Dhieant
 
Model pembelajaran kooperatif
Model pembelajaran kooperatifModel pembelajaran kooperatif
Model pembelajaran kooperatifSaleha Salleh
 
Pembelajaran kooperatif
Pembelajaran kooperatifPembelajaran kooperatif
Pembelajaran kooperatifMokhzani Fadir
 
Makalah strategi pembelajaran langsung, inkuiri & spbm
Makalah strategi pembelajaran langsung, inkuiri & spbmMakalah strategi pembelajaran langsung, inkuiri & spbm
Makalah strategi pembelajaran langsung, inkuiri & spbmFeni Prasetiya
 
Model pembelajaran inkuiri
Model pembelajaran inkuiriModel pembelajaran inkuiri
Model pembelajaran inkuiriWafiatulAhdi
 
Strategi Pembelajaran Kooperatif: Flipped Classroom (Nota)
Strategi Pembelajaran Kooperatif: Flipped Classroom (Nota)Strategi Pembelajaran Kooperatif: Flipped Classroom (Nota)
Strategi Pembelajaran Kooperatif: Flipped Classroom (Nota)Mokhzani Fadir
 
Pendekatan inkuiri penemuan
Pendekatan inkuiri penemuanPendekatan inkuiri penemuan
Pendekatan inkuiri penemuanAYU_TEMPOYAK
 
Aplikasi pembelajaran-kooperatif-dalam-pengajaran
Aplikasi pembelajaran-kooperatif-dalam-pengajaranAplikasi pembelajaran-kooperatif-dalam-pengajaran
Aplikasi pembelajaran-kooperatif-dalam-pengajaransk zainab 2
 

En vedette (13)

Resum sbm 2 (Pembelajaran Kooperatif)
Resum sbm 2 (Pembelajaran Kooperatif)Resum sbm 2 (Pembelajaran Kooperatif)
Resum sbm 2 (Pembelajaran Kooperatif)
 
MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI
MODEL PEMBELAJARAN INKUIRIMODEL PEMBELAJARAN INKUIRI
MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI
 
Strategi pembelajaran inkuiri
Strategi pembelajaran inkuiriStrategi pembelajaran inkuiri
Strategi pembelajaran inkuiri
 
Model pembelajaran kooperatif
Model pembelajaran kooperatifModel pembelajaran kooperatif
Model pembelajaran kooperatif
 
Koperatif
KoperatifKoperatif
Koperatif
 
Makalah inkuiri2
Makalah inkuiri2Makalah inkuiri2
Makalah inkuiri2
 
Pembelajaran kooperatif
Pembelajaran kooperatifPembelajaran kooperatif
Pembelajaran kooperatif
 
Makalah strategi pembelajaran langsung, inkuiri & spbm
Makalah strategi pembelajaran langsung, inkuiri & spbmMakalah strategi pembelajaran langsung, inkuiri & spbm
Makalah strategi pembelajaran langsung, inkuiri & spbm
 
Bab II
Bab IIBab II
Bab II
 
Model pembelajaran inkuiri
Model pembelajaran inkuiriModel pembelajaran inkuiri
Model pembelajaran inkuiri
 
Strategi Pembelajaran Kooperatif: Flipped Classroom (Nota)
Strategi Pembelajaran Kooperatif: Flipped Classroom (Nota)Strategi Pembelajaran Kooperatif: Flipped Classroom (Nota)
Strategi Pembelajaran Kooperatif: Flipped Classroom (Nota)
 
Pendekatan inkuiri penemuan
Pendekatan inkuiri penemuanPendekatan inkuiri penemuan
Pendekatan inkuiri penemuan
 
Aplikasi pembelajaran-kooperatif-dalam-pengajaran
Aplikasi pembelajaran-kooperatif-dalam-pengajaranAplikasi pembelajaran-kooperatif-dalam-pengajaran
Aplikasi pembelajaran-kooperatif-dalam-pengajaran
 

Similaire à Pendekatan inkuiri

Pembelajaran kontekstual
Pembelajaran kontekstualPembelajaran kontekstual
Pembelajaran kontekstualputri-uki
 
TUGAS 1 KAJIAN TEORI BELAJAR_AZRI.pptx
TUGAS 1 KAJIAN TEORI BELAJAR_AZRI.pptxTUGAS 1 KAJIAN TEORI BELAJAR_AZRI.pptx
TUGAS 1 KAJIAN TEORI BELAJAR_AZRI.pptxazrirans
 
Grant Theory Pembelajaran-Moh_ Nurhakim.pptx
Grant Theory Pembelajaran-Moh_ Nurhakim.pptxGrant Theory Pembelajaran-Moh_ Nurhakim.pptx
Grant Theory Pembelajaran-Moh_ Nurhakim.pptxLeli85
 
Strategi Pembelajaran Kontextual
Strategi Pembelajaran KontextualStrategi Pembelajaran Kontextual
Strategi Pembelajaran KontextualPratiwiKartikaSari
 
SOSIOLOGI PENDIDIKAN; KETERKAITAN ANTARA PEMBELAJARAN DAN KOGNISI, SERTA MOTI...
SOSIOLOGI PENDIDIKAN; KETERKAITAN ANTARA PEMBELAJARAN DAN KOGNISI, SERTA MOTI...SOSIOLOGI PENDIDIKAN; KETERKAITAN ANTARA PEMBELAJARAN DAN KOGNISI, SERTA MOTI...
SOSIOLOGI PENDIDIKAN; KETERKAITAN ANTARA PEMBELAJARAN DAN KOGNISI, SERTA MOTI...Dadang DjokoKaryanto
 
53662192 konstruktivisme-dalam-p-p-sains
53662192 konstruktivisme-dalam-p-p-sains53662192 konstruktivisme-dalam-p-p-sains
53662192 konstruktivisme-dalam-p-p-sainsNurilza Salleh
 
Tajuk 4; konstruktivisme vs latih tubi
Tajuk 4; konstruktivisme vs latih tubiTajuk 4; konstruktivisme vs latih tubi
Tajuk 4; konstruktivisme vs latih tubiArachnis Flosaeris
 
PPT KONSTRUKTIVISME (SITI MUNAWWARAH HUDA).pptx
PPT KONSTRUKTIVISME (SITI MUNAWWARAH HUDA).pptxPPT KONSTRUKTIVISME (SITI MUNAWWARAH HUDA).pptx
PPT KONSTRUKTIVISME (SITI MUNAWWARAH HUDA).pptxNawazzZz
 
Tugas kurikulum dan pembelajaran
Tugas kurikulum dan pembelajaranTugas kurikulum dan pembelajaran
Tugas kurikulum dan pembelajaranFenny Radinal
 
TEORI BELAJAR BEHAVIORISTIK, HUMANISTIK DAN KOGNITIF
TEORI BELAJAR BEHAVIORISTIK, HUMANISTIK DAN KOGNITIFTEORI BELAJAR BEHAVIORISTIK, HUMANISTIK DAN KOGNITIF
TEORI BELAJAR BEHAVIORISTIK, HUMANISTIK DAN KOGNITIFkhairunnisa mulyana
 
Pengertian model inquiry based learning versi 2
Pengertian model inquiry based learning versi 2Pengertian model inquiry based learning versi 2
Pengertian model inquiry based learning versi 2widi lestari
 
PSIKOLOGI PENDIDIKAN; KETERKAITAN ANTARA PEMBELAJARAN DAN KOGNISI, SERTA MOTI...
PSIKOLOGI PENDIDIKAN; KETERKAITAN ANTARA PEMBELAJARAN DAN KOGNISI, SERTA MOTI...PSIKOLOGI PENDIDIKAN; KETERKAITAN ANTARA PEMBELAJARAN DAN KOGNISI, SERTA MOTI...
PSIKOLOGI PENDIDIKAN; KETERKAITAN ANTARA PEMBELAJARAN DAN KOGNISI, SERTA MOTI...Dadang DjokoKaryanto
 
Teori pembelajaran konsruktivisme
Teori pembelajaran konsruktivismeTeori pembelajaran konsruktivisme
Teori pembelajaran konsruktivismesahronzulkepli
 
Teori pembelajaran konsruktivisme
Teori pembelajaran konsruktivismeTeori pembelajaran konsruktivisme
Teori pembelajaran konsruktivismesahronzulkepli
 
Teori pembelajaran konstruktivisme
Teori pembelajaran konstruktivismeTeori pembelajaran konstruktivisme
Teori pembelajaran konstruktivismesahronzulkepli
 

Similaire à Pendekatan inkuiri (20)

Teori konsruktivis
Teori konsruktivisTeori konsruktivis
Teori konsruktivis
 
Pembelajaran kontekstual
Pembelajaran kontekstualPembelajaran kontekstual
Pembelajaran kontekstual
 
TUGAS 1 KAJIAN TEORI BELAJAR_AZRI.pptx
TUGAS 1 KAJIAN TEORI BELAJAR_AZRI.pptxTUGAS 1 KAJIAN TEORI BELAJAR_AZRI.pptx
TUGAS 1 KAJIAN TEORI BELAJAR_AZRI.pptx
 
Ppt ctl dan paikem
Ppt ctl dan paikemPpt ctl dan paikem
Ppt ctl dan paikem
 
Grant Theory Pembelajaran-Moh_ Nurhakim.pptx
Grant Theory Pembelajaran-Moh_ Nurhakim.pptxGrant Theory Pembelajaran-Moh_ Nurhakim.pptx
Grant Theory Pembelajaran-Moh_ Nurhakim.pptx
 
Ppt
PptPpt
Ppt
 
Strategi Pembelajaran Kontextual
Strategi Pembelajaran KontextualStrategi Pembelajaran Kontextual
Strategi Pembelajaran Kontextual
 
SOSIOLOGI PENDIDIKAN; KETERKAITAN ANTARA PEMBELAJARAN DAN KOGNISI, SERTA MOTI...
SOSIOLOGI PENDIDIKAN; KETERKAITAN ANTARA PEMBELAJARAN DAN KOGNISI, SERTA MOTI...SOSIOLOGI PENDIDIKAN; KETERKAITAN ANTARA PEMBELAJARAN DAN KOGNISI, SERTA MOTI...
SOSIOLOGI PENDIDIKAN; KETERKAITAN ANTARA PEMBELAJARAN DAN KOGNISI, SERTA MOTI...
 
53662192 konstruktivisme-dalam-p-p-sains
53662192 konstruktivisme-dalam-p-p-sains53662192 konstruktivisme-dalam-p-p-sains
53662192 konstruktivisme-dalam-p-p-sains
 
Tajuk 4; konstruktivisme vs latih tubi
Tajuk 4; konstruktivisme vs latih tubiTajuk 4; konstruktivisme vs latih tubi
Tajuk 4; konstruktivisme vs latih tubi
 
PPT KONSTRUKTIVISME (SITI MUNAWWARAH HUDA).pptx
PPT KONSTRUKTIVISME (SITI MUNAWWARAH HUDA).pptxPPT KONSTRUKTIVISME (SITI MUNAWWARAH HUDA).pptx
PPT KONSTRUKTIVISME (SITI MUNAWWARAH HUDA).pptx
 
Tugas kurikulum dan pembelajaran
Tugas kurikulum dan pembelajaranTugas kurikulum dan pembelajaran
Tugas kurikulum dan pembelajaran
 
Pkp ut raha
Pkp ut rahaPkp ut raha
Pkp ut raha
 
TEORI BELAJAR BEHAVIORISTIK, HUMANISTIK DAN KOGNITIF
TEORI BELAJAR BEHAVIORISTIK, HUMANISTIK DAN KOGNITIFTEORI BELAJAR BEHAVIORISTIK, HUMANISTIK DAN KOGNITIF
TEORI BELAJAR BEHAVIORISTIK, HUMANISTIK DAN KOGNITIF
 
Pengertian model inquiry based learning versi 2
Pengertian model inquiry based learning versi 2Pengertian model inquiry based learning versi 2
Pengertian model inquiry based learning versi 2
 
Teori belajar
Teori belajarTeori belajar
Teori belajar
 
PSIKOLOGI PENDIDIKAN; KETERKAITAN ANTARA PEMBELAJARAN DAN KOGNISI, SERTA MOTI...
PSIKOLOGI PENDIDIKAN; KETERKAITAN ANTARA PEMBELAJARAN DAN KOGNISI, SERTA MOTI...PSIKOLOGI PENDIDIKAN; KETERKAITAN ANTARA PEMBELAJARAN DAN KOGNISI, SERTA MOTI...
PSIKOLOGI PENDIDIKAN; KETERKAITAN ANTARA PEMBELAJARAN DAN KOGNISI, SERTA MOTI...
 
Teori pembelajaran konsruktivisme
Teori pembelajaran konsruktivismeTeori pembelajaran konsruktivisme
Teori pembelajaran konsruktivisme
 
Teori pembelajaran konsruktivisme
Teori pembelajaran konsruktivismeTeori pembelajaran konsruktivisme
Teori pembelajaran konsruktivisme
 
Teori pembelajaran konstruktivisme
Teori pembelajaran konstruktivismeTeori pembelajaran konstruktivisme
Teori pembelajaran konstruktivisme
 

Dernier

vIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsx
vIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsxvIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsx
vIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsxsyahrulutama16
 
LATAR BELAKANG JURNAL DIALOGIS REFLEKTIF.ppt
LATAR BELAKANG JURNAL DIALOGIS REFLEKTIF.pptLATAR BELAKANG JURNAL DIALOGIS REFLEKTIF.ppt
LATAR BELAKANG JURNAL DIALOGIS REFLEKTIF.pptPpsSambirejo
 
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7IwanSumantri7
 
Modul Ajar Bahasa Inggris - HOME SWEET HOME (Chapter 3) - Fase D.pdf
Modul Ajar Bahasa Inggris - HOME SWEET HOME (Chapter 3) - Fase D.pdfModul Ajar Bahasa Inggris - HOME SWEET HOME (Chapter 3) - Fase D.pdf
Modul Ajar Bahasa Inggris - HOME SWEET HOME (Chapter 3) - Fase D.pdfKartiniIndasari
 
Pelaksana Lapangan Pekerjaan Jalan .pptx
Pelaksana Lapangan Pekerjaan Jalan .pptxPelaksana Lapangan Pekerjaan Jalan .pptx
Pelaksana Lapangan Pekerjaan Jalan .pptxboynugraha727
 
MODUL AJAR IPAS KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR IPAS KELAS 6 KURIKULUM MERDEKAMODUL AJAR IPAS KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR IPAS KELAS 6 KURIKULUM MERDEKAAndiCoc
 
Regresi Linear Kelompok 1 XI-10 revisi (1).pptx
Regresi Linear Kelompok 1 XI-10 revisi (1).pptxRegresi Linear Kelompok 1 XI-10 revisi (1).pptx
Regresi Linear Kelompok 1 XI-10 revisi (1).pptxRizalAminulloh2
 
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfAndiCoc
 
Sosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi Selatan
Sosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi SelatanSosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi Selatan
Sosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi Selatanssuser963292
 
Prov.Jabar_1504_Pengumuman Seleksi Tahap 2_CGP A11 (2).pdf
Prov.Jabar_1504_Pengumuman Seleksi Tahap 2_CGP A11 (2).pdfProv.Jabar_1504_Pengumuman Seleksi Tahap 2_CGP A11 (2).pdf
Prov.Jabar_1504_Pengumuman Seleksi Tahap 2_CGP A11 (2).pdfIwanSumantri7
 
OPTIMALISASI KOMUNITAS BELAJAR DI SEKOLAH.pptx
OPTIMALISASI KOMUNITAS BELAJAR DI SEKOLAH.pptxOPTIMALISASI KOMUNITAS BELAJAR DI SEKOLAH.pptx
OPTIMALISASI KOMUNITAS BELAJAR DI SEKOLAH.pptxDedeRosza
 
7.PPT TENTANG TUGAS Keseimbangan-AD-AS .pptx
7.PPT TENTANG TUGAS Keseimbangan-AD-AS .pptx7.PPT TENTANG TUGAS Keseimbangan-AD-AS .pptx
7.PPT TENTANG TUGAS Keseimbangan-AD-AS .pptxSusanSanti20
 
SEJARAH PERKEMBANGAN KEPERAWATAN JIWA dan Trend Issue.ppt
SEJARAH PERKEMBANGAN KEPERAWATAN JIWA dan Trend Issue.pptSEJARAH PERKEMBANGAN KEPERAWATAN JIWA dan Trend Issue.ppt
SEJARAH PERKEMBANGAN KEPERAWATAN JIWA dan Trend Issue.pptAlfandoWibowo2
 
Kenakalan Remaja (Penggunaan Narkoba).ppt
Kenakalan Remaja (Penggunaan Narkoba).pptKenakalan Remaja (Penggunaan Narkoba).ppt
Kenakalan Remaja (Penggunaan Narkoba).pptnovibernadina
 
Membaca dengan Metode Fonik - Membuat Rancangan Pembelajaran dengan Metode Fo...
Membaca dengan Metode Fonik - Membuat Rancangan Pembelajaran dengan Metode Fo...Membaca dengan Metode Fonik - Membuat Rancangan Pembelajaran dengan Metode Fo...
Membaca dengan Metode Fonik - Membuat Rancangan Pembelajaran dengan Metode Fo...MuhammadSyamsuryadiS
 
Salinan dari JUrnal Refleksi Mingguan modul 1.3.pdf
Salinan dari JUrnal Refleksi Mingguan modul 1.3.pdfSalinan dari JUrnal Refleksi Mingguan modul 1.3.pdf
Salinan dari JUrnal Refleksi Mingguan modul 1.3.pdfWidyastutyCoyy
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi BimTek _PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) & Perhi...
PELAKSANAAN + Link2 Materi BimTek _PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) & Perhi...PELAKSANAAN + Link2 Materi BimTek _PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) & Perhi...
PELAKSANAAN + Link2 Materi BimTek _PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) & Perhi...Kanaidi ken
 
PPT Mean Median Modus data tunggal .pptx
PPT Mean Median Modus data tunggal .pptxPPT Mean Median Modus data tunggal .pptx
PPT Mean Median Modus data tunggal .pptxDEAAYUANGGREANI
 
RENCANA & Link2 Materi Pelatihan_ "Teknik Perhitungan TKDN, BMP, Preferensi H...
RENCANA & Link2 Materi Pelatihan_ "Teknik Perhitungan TKDN, BMP, Preferensi H...RENCANA & Link2 Materi Pelatihan_ "Teknik Perhitungan TKDN, BMP, Preferensi H...
RENCANA & Link2 Materi Pelatihan_ "Teknik Perhitungan TKDN, BMP, Preferensi H...Kanaidi ken
 

Dernier (20)

vIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsx
vIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsxvIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsx
vIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsx
 
LATAR BELAKANG JURNAL DIALOGIS REFLEKTIF.ppt
LATAR BELAKANG JURNAL DIALOGIS REFLEKTIF.pptLATAR BELAKANG JURNAL DIALOGIS REFLEKTIF.ppt
LATAR BELAKANG JURNAL DIALOGIS REFLEKTIF.ppt
 
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
 
Modul Ajar Bahasa Inggris - HOME SWEET HOME (Chapter 3) - Fase D.pdf
Modul Ajar Bahasa Inggris - HOME SWEET HOME (Chapter 3) - Fase D.pdfModul Ajar Bahasa Inggris - HOME SWEET HOME (Chapter 3) - Fase D.pdf
Modul Ajar Bahasa Inggris - HOME SWEET HOME (Chapter 3) - Fase D.pdf
 
Pelaksana Lapangan Pekerjaan Jalan .pptx
Pelaksana Lapangan Pekerjaan Jalan .pptxPelaksana Lapangan Pekerjaan Jalan .pptx
Pelaksana Lapangan Pekerjaan Jalan .pptx
 
MODUL AJAR IPAS KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR IPAS KELAS 6 KURIKULUM MERDEKAMODUL AJAR IPAS KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR IPAS KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
 
Intellectual Discourse Business in Islamic Perspective - Mej Dr Mohd Adib Abd...
Intellectual Discourse Business in Islamic Perspective - Mej Dr Mohd Adib Abd...Intellectual Discourse Business in Islamic Perspective - Mej Dr Mohd Adib Abd...
Intellectual Discourse Business in Islamic Perspective - Mej Dr Mohd Adib Abd...
 
Regresi Linear Kelompok 1 XI-10 revisi (1).pptx
Regresi Linear Kelompok 1 XI-10 revisi (1).pptxRegresi Linear Kelompok 1 XI-10 revisi (1).pptx
Regresi Linear Kelompok 1 XI-10 revisi (1).pptx
 
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
Sosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi Selatan
Sosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi SelatanSosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi Selatan
Sosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi Selatan
 
Prov.Jabar_1504_Pengumuman Seleksi Tahap 2_CGP A11 (2).pdf
Prov.Jabar_1504_Pengumuman Seleksi Tahap 2_CGP A11 (2).pdfProv.Jabar_1504_Pengumuman Seleksi Tahap 2_CGP A11 (2).pdf
Prov.Jabar_1504_Pengumuman Seleksi Tahap 2_CGP A11 (2).pdf
 
OPTIMALISASI KOMUNITAS BELAJAR DI SEKOLAH.pptx
OPTIMALISASI KOMUNITAS BELAJAR DI SEKOLAH.pptxOPTIMALISASI KOMUNITAS BELAJAR DI SEKOLAH.pptx
OPTIMALISASI KOMUNITAS BELAJAR DI SEKOLAH.pptx
 
7.PPT TENTANG TUGAS Keseimbangan-AD-AS .pptx
7.PPT TENTANG TUGAS Keseimbangan-AD-AS .pptx7.PPT TENTANG TUGAS Keseimbangan-AD-AS .pptx
7.PPT TENTANG TUGAS Keseimbangan-AD-AS .pptx
 
SEJARAH PERKEMBANGAN KEPERAWATAN JIWA dan Trend Issue.ppt
SEJARAH PERKEMBANGAN KEPERAWATAN JIWA dan Trend Issue.pptSEJARAH PERKEMBANGAN KEPERAWATAN JIWA dan Trend Issue.ppt
SEJARAH PERKEMBANGAN KEPERAWATAN JIWA dan Trend Issue.ppt
 
Kenakalan Remaja (Penggunaan Narkoba).ppt
Kenakalan Remaja (Penggunaan Narkoba).pptKenakalan Remaja (Penggunaan Narkoba).ppt
Kenakalan Remaja (Penggunaan Narkoba).ppt
 
Membaca dengan Metode Fonik - Membuat Rancangan Pembelajaran dengan Metode Fo...
Membaca dengan Metode Fonik - Membuat Rancangan Pembelajaran dengan Metode Fo...Membaca dengan Metode Fonik - Membuat Rancangan Pembelajaran dengan Metode Fo...
Membaca dengan Metode Fonik - Membuat Rancangan Pembelajaran dengan Metode Fo...
 
Salinan dari JUrnal Refleksi Mingguan modul 1.3.pdf
Salinan dari JUrnal Refleksi Mingguan modul 1.3.pdfSalinan dari JUrnal Refleksi Mingguan modul 1.3.pdf
Salinan dari JUrnal Refleksi Mingguan modul 1.3.pdf
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi BimTek _PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) & Perhi...
PELAKSANAAN + Link2 Materi BimTek _PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) & Perhi...PELAKSANAAN + Link2 Materi BimTek _PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) & Perhi...
PELAKSANAAN + Link2 Materi BimTek _PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) & Perhi...
 
PPT Mean Median Modus data tunggal .pptx
PPT Mean Median Modus data tunggal .pptxPPT Mean Median Modus data tunggal .pptx
PPT Mean Median Modus data tunggal .pptx
 
RENCANA & Link2 Materi Pelatihan_ "Teknik Perhitungan TKDN, BMP, Preferensi H...
RENCANA & Link2 Materi Pelatihan_ "Teknik Perhitungan TKDN, BMP, Preferensi H...RENCANA & Link2 Materi Pelatihan_ "Teknik Perhitungan TKDN, BMP, Preferensi H...
RENCANA & Link2 Materi Pelatihan_ "Teknik Perhitungan TKDN, BMP, Preferensi H...
 

Pendekatan inkuiri

  • 1. PENDEKATAN INKUIRI DALAM PEMBELAJARAN Oleh : Saliman*) Abstrak: Pendekatan inkuiri pada dasarnya adalah menggunakan pendekatan konstruktivistik, di mana setiap mahasiswa sebagai subyek belajar, dibebaskan untuk menciptakan makna dan pengertian baru berdasarkan interaksi antara apa yang telah dimiliki, diketahui, dipercayai, dengan fenomena, ide, atau informasi baru yang dipelajari. Dengan demikian, dalam proses belajar mahasiswa telah membawa pengertian dan pengetahuan awal yang harus ditambah, dimodifikasi, diperbaharui, direvisi, dan diubah oleh informasi baru yang diperoleh dalam proses belajar. Mahasiswa dibebaskan untuk mengungkapkan pendapatnya secara bebas tanpa ada rasa takut akan terjadi kesalahan. Semakin banyak mahasiswa yang berani mengemukakan pendapat, dapat diartikan bahwa pendekatan inkuiri dalam proses pembelajaran di kelas dapat meningkatkan partisipasi mahasiswa. Proses belajar tidak dapat dipisahkan dari aktivitas dan interaksi, karena persepsi dan aktivitas berjalan seiring secara dialogis. Pengetahuan tidak dipisahkan dari aktivitas di mana pengetahuan itu dikonstruksikan, dan di mana makna diciptakan, serta dari komunitas budaya di mana pengetahuan didesiminasikan dan diterapkan. Dalam pembelajaran dengan pendekatan inkuiri ini mahasiswa akan dihadapkan pada suatu permasalahan yang harus diamati, dipelajari, dan dicermati, yang pada akhirnya dapat meningkatkan pemahaman konsep mata kuliah dalam kegiatan pembelajaran. Secara logika apabila mahasiswa meningkat partisipasinya dalam kegiatan pembelajaran, maka secara otomatis akan meningkatkan pemahaman konsep materi pembelajaran, dan pada akhirnya akan dapat meningkatkan prestasi belajar. A. PENDAHULUAN Proses pembelajaran merupakan esensi dari penyelenggaraan pendidikan di perguruan tinggi. Tuntutan masyarakat terhadap efisiensi, produktivitas, efektivitas mutu, dan kegunaan hasil dalam penyelenggaraan proses pembelajaran di perguruan tinggi merupakan hal yang menjadi keharusan. Namun dalam pelaksanaan perkuliahan di kelas ternyata dihadapkan pada masalah yang menghambat keberhasilan proses pembelajaran tersebut. Masalah yang terjadi dan sangat merisaukan dosen adalah rendahnya partisipasi mahasiswa dalam proses kegiatan belajar mengajar di kelas. Dalam perkuliahan yang berlangsung selama ini, para mahasiswa cenderung hanya duduk, diam, dan sekedar mendengarkan tanpa memberikan respon yang relevan dengan materi kuliah. Selama perkuliahan berlangsung tidak pernah muncul pertanyaan ataupun gagasan yang berkaitan dengan materi perkuliahan. Kecenderungan ini menjadi kendala bagi dosen pengajar karena menyebabkan ketercapaian penguasaaan materi kuliah oleh mahasiswa sangat rendah. 1
  • 2. Fenomena rendahnya partisipasi mahasiswa dalam perkuliahan tersebut perlu mendapat perhatian, dicari penyebabnya, dan segera diatasi. Upaya meningkatkan partisipasi mahasiswa dalam perkuliahan merupakan hal yang penting untuk dilakukan, karena terkait erat dengan keberhasilan pendidikan di perguruan tinggi. Faktor-faktor yang mempengaruhi belajar mahasiswa meliputi faktor kebebasan, tanggungjawab, pengambilan keputusan, pengarahan diri sendiri, psikologis, fisik, daya ingat, dan motivasi (Paulina Pannen : 2005). Motivasi belajar yang rendah tampaknya menjadi faktor penyebab utama terhadap rendahnya partisipasi mahasiswa dalam kuliah. Rendahnya motivasi belajar mahasiswa berhubungan dengan prinsip-prinsip motivasi dalam belajar, yaitu perhatian, relevansi, percaya diri, dan kepuasan. Perhatian mahasiswa dalam pembelajaran di kelas dipengaruhi oleh menarik tidaknya proses perkuliahan tersebut baik dari segi materi kuliah maupun strategi pembelajarannya. Relevansi menunjukkan keterkaitan antara materi kuliah dengan pengalaman atau pengetahuan yang telah dimiliki dan kebutuhan mahasiswa. Rasa percaya diri mahasiswa harus ditumbuhkan dan dikuatkan agar dapat bereksplorasi dalam memahami pengetahuan. Apabila proses pembelajaran berlangsung sesuai dengan minat, karakteristik, dan kebutuhan, maka kepuasan belajar mahasiswa dapat tercapai. Untuk menumbuhkan motivasi belajar mahasiswa sehingga diharapkan dapat meningkatkan partisipasi dalam perkuliahan maka pembelajaran harus dirancang secara kreatif, yang memungkinkan terjadinya interaksi dan negosiasi untuk penciptaan arti dan konstruksi makna dalam diri mahasiswa dan tenaga pengajar, sehingga dicapai pembelajaran yang bermakna. Tulisan ini dilatarbelakangi oleh kurangnya partisipasi aktif mahasiswa dalam setiap kegiatan pembelajaran dalam memahami konsep-konsep materi kuliah, sehingga mengakibatkan pemahaman konsep materi kuliah masih dirasa kurang optimal, yang pada gilirannya hasil belajar yang dicapai mahasiswa masih rendah. Agar hal itu tidak terjadi, perlu dilakukan berbagai upaya salah satunya adalah menentukan metode pembelajaran yang dapat melibatkan siswa secara aktif dalam kegiatan pembelajaran. Dalam hal ini penulis mencoba menawarkan dan memaparkan pembelajaran dengan menggunakan metode inkuiri sebagai upaya untuk meningkatkan kemampuan koneksi materi kuliah pada mahasiswa. 2
  • 3. Dipilihnya model inkuiri sebagai salah satu alternatif metode dalam pembelajaran, dilandasi oleh dua alasan, yakni: alasan teoretis dan empiris. Alasan teoretis ini didukung oleh teori-teori, antara lain: Dimyati, 1999; Towbridge, 1990; Welton dan Mallan, 1996; dan Grote, 1998 karena pada dasarnya belajar adalah untuk meningkatkan kemampuan berpikir dan bernalar di samping untuk meningkatkan keterampilan berbahasa. Alasan empiris berkaitan dengan hasil-hasil penelitian yang dilakukan oleh: Lawson, 1992; Renner, 1992; University of Philipine, 1996; Muir, 1991; McCune, 1992; dan Wartono, 1996. Hasil-hasil penelitian tersebut menunjukkan bahwa model pembelajaran inkuiri secara meyakinkan lebih efektif daripada model pembelajaran konvensional, baik dalam meningkatkan keterampilan berpikir maupun dalam prestasi belajar. B. PERMASALAHAN Meskipun terdapat banyak masalah yang muncul dalam proses pembelajaran di kelas, namun dalam tulisan ini hanya akan mengungkap dan memecahkan masalah peningkatan partisipasi mahasiswa dengan menggunakan pendekatan inkuiri. Untuk lebih memperjelas masalah yang akan dipaparkan, maka dapat dirumuskan masalahnya sebagai berikut : 1. Apakah penerapan pendekatan inkuiri dalam proses pembelajaran di kelas dapat meningkatkan partisipasi mahasiswa ? 2. Bagaimana pengaruh penerapan pendekatan inkuiri dalam proses pembelajaran di kelas terhadap penguasaan konsep materi kuliah ? C. BEBERAPA TEORI BELAJAR 1. Teori Tingkah Laku Menurut aliran teori tingkah laku, belajar adalah perubahan dalam tingkah laku sebagai akibat dari interaksi antara stimulus dan respon. Dalam konteks belajar di perguruan tinggi, maka dapat dikatakan bahwa belajar merupakan perubahan yang dialami mahasiswa dalam hal kemampuannya untuk bertingkah laku dengan cara yang baru sebagai hasil interaksi antara stimulus dan respon. Thorndike sebagai pendiri aliran ini menegaskan bahwa perubahan tingkah laku itu boleh berupa sesuatu yang konkrit atau yang tidak konkrit. Teori belajar yang dikemukakan oleh teori tingkah laku ternyata tidak mampu menjelaskan situasi belajar yang kompleks, sebab banyak hal di dunia 3
  • 4. pendidikan yang tidak dapat diubah menjadi sekedar hubungan stimulus dan respon. a. Teori Kognitif Teori kognitif lebih mengutamakan proses belajar daripada hasil belajar. Menurut teori ini, belajar tidak sekedar melibatkan hubungan antara stimulus dan respon. Namun belajar mengharuskan terjadinya proses berpikir yang sangat kompleks. Lebih jauh dalam teori ini dikatakan bahwa ilmu pengetahuan dibangun dalam diri seseorang individu melalui proses interaksi yang berkesinambungan dengan lingkungan. Jean Peaget, salah seorang pemikir aliran teori kognitif berpendapat bahwa proses belajar sebenarnya terdiri dari tiga tahapan, yaitu asimilasi, akomodasi, dan equilibrasi. Proses asimilasi adalah proses pengintegrasian informasi baru ke dalam struktur kognitif yang sudah ada dalam benak mahasiswa. Proses akomodasi menyesuaikan struktur kognitif ke dalam situasi yang baru. Sedangkan proses equilibrasi adalah penyesuaian yang berkesinambungan antara asimilasi dan akomodasi. Pendapat lain dikemukakan oleh Bruner yang mengusulkan teori free discovery learning. Teori ini menganggap bahwa proses belajar akan berjalan dengan baik dan kreatif jika dosen memberi kesempatan kepada mahasiswa untuk menemukan suatu pengetahuan melalui contoh-contoh yang menggambarkan pengetahuan yang menjadi sumbernya. Seperti toeri sebelumnya, teori kognitif juga ternyata tidak dapat berlaku mutlak dalam setiap kondisi belajar. b. Teori Humanistik Inti dari teori aliran humanistik adalah bahwa teori apapun yang digunakan dalam belajar, asalkan bertujuan untuk “memanusiakan manusia” maka dapat dipakai. Praktiknya, teori ini terwujud dalam pendekatan yang disebut pendekatan “belajar bermakna” atau meaningful learning. Meskipun tidak lepas dari kritik, teori humanistik sangat membantu pemahaman terhadap proses belajar dalam dimensi yang lebih luas dan kontekstual (Suciati : 2001). c. Teori Konstruktivisme 4
  • 5. Teori konstruktivisme dikembangkan oleh Vygotsky yang menyimpulkan bahwa peserta didik mengkonstruksikan pengetahuan atau menciptakan makna sebagai hasil dari pemikiran dan berinteraksi dalam suatu konteks sosial. Teori ini sejalan dengan pemikiran Peaget yang menyatakan bahwa setiap individu menciptakan makna dan pengertian baru berdasarkan interaksi antara apa yang telah dimiliki, diketahui, dipercayai, dengan fenomena, ide, atau informasi baru yang dipelajari. Dengan demikian, dalam proses belajar mahasiswa telah membawa pengertian dan pengetahuan awal yang harus ditambah, dimodifikasi, diperbaharui, direvisi, dan diubah oleh informasi baru yang didapat dalam proses belajar. Selanjutnya Vygotsky menyatakan bahwa proses belajar tidak dapat dipisahkan dari aktivitas dan interaksi, karena persepsi dan aktivitas berjalan seiring secara dialogis. Pengetahuan tidak dipisahkan dari aktivitas di mana pengetahuan itu dikonstruksikan, dan di mana makna diciptakan, serta dari komunitas budaya di mana pengetahuan didesiminasikan dan diterapkan. Kerangka pemikiran konstruktivisme menantang tenaga pengajar dan perancang pembelajaran untuk mampu menciptakan, mengkreasikan lingkungan belajar yang memungkinkan tenaga pengajar dan mahasiswa berpartisipasi aktif dalam proses berpikir, mencari, menemukan, dan menciptakan makna berdasarkan pengalaman dan pengetahuan awal yang dimiliki tenaga pengajar maupun mahasiswa dalam suatu komunitas budaya, sehingga dapat dicapai pemahaman terpadu (Dikti :2004). 2. Strategi Belajar Mengajar Kegiatan belajar mengajar merupakan kegiatan yang dilakukan secara sadar dan bertujuan. Oleh karena itu, agar kegiatan tersebut dapat berjalan dengan baik dan mencapai tujuan yang diharapkan, maka harus dilakukan dengan strategi atau pendekatan belajar yang tepat. Terdapat beberapa strategi atau pendakatan belajar yang telah dikembangkan selama ini, diantaranya adalah pendekatan proses, CBSA (mastery learning), CTL (contekstual teaching and learning), serta pendekatan lain yang dikemas dalam bentuk model-model pembelajaran. Model pembelajaran merupakan kerangka konseptual yang melukiskan prosedur yang sistematis dalam mengorganisasikan pengalaman belajar untuk mencapai tujuan belajar tertentu, dan berfungsi sebagai 5
  • 6. pedoman bagi para pengajar dalam merencanakan dan melaksanakan aktivitas pembelajaran. Dalam rangka memanfaatkan model yang telah ada, Bruce Joyce dan Marsha Weil telah menyajikan berbagai model pembelajaran yang telah dikembangkan dan diuji keterpakaiannya oleh para pakar pendidikan. Model-model tersebut dikelompokkan menjadi empat kategori, yaitu : a. Kelompok model pengolahan informasi Model ini pada dasarnya menitikberatkan pada cara-cara memperkuat dorongan-dorongan internal manusia untuk memahami dunia denagn cara menggali dan mengorganisasikan data, merasakan ada masalah dan mengupayakan jalan pemecahannya, serta mengembangkan bahasa untuk mengungkapkannya. Beberapa model dari kelompok ini memberikan kepada mahasiswa sejumlah konsep, sebagian lagi menitikberatkan pada pembentukan konsep dan pengetesan hipotesis, dan sebagian lainnya memusatkan perhatian pada pengembangan kemampuan kreatif. b. Kelompok model personal Model ini beranjak dari pandangan kedirian atau selfhood dari individu. Proses pendidikan sengaja diusahakan untuk memungkinkan dapat memahami diri sendiri dengan baik, memikul tangung jawab untuk pendidikan, dan lebih kreatif untuk mencapai kualitas hidup yang lebih baik. Kelompok model personal memusatkan perhatian pada pandangan perseorangan dan berusaha menggalakkan kemandirian yang produktif, sehingga manusia menjadi semakin sadar diri dan bertanggung jawab atas tujuannya. c. Kelompok model sosial Kelompok model sosial ini dirancang untuk memanfaatkan fenomena kerjasama. Penerapan model ini ternyata hasilnya cukup meyakinkan, dimana belajar bersama ternyata dapat membantu berbagai proses belajar. d. Kelompok model sistem perilaku Model ini memusatkan perhatian pada perilaku yang terobservasi, metode, dan tugas yang diberikan dalam kerangka mengkomunikasikan keberhasilan (Udin S Winataputra : 2005). 6
  • 7. Selain strategi dan model-model belajar di atas, masih terdapat strategi pembelajaran lain yang baru dan sedang dikembangkan oleh dunia pendidikan di Indonesia yaitu pembelajaran berbasis budaya. 3. Pendekatan Inkuiri a. Pengertian Inkuiri Model inkuiri didefinisikan oleh Piaget (Sund dan Trowbridge, 1973) sebagai: Pembelajaran yang mempersiapkan situasi bagi anak untuk melakukan eksperimen sendiri; dalam arti luas ingin melihat apa yang terjadi, ingin melakukan sesuatu, ingin menggunakan simbul-simbul dan mencari jawaban atas pertanyaan sendiri, menghubungkan penemuan yang satu dengan penemuan yang lain, membandingkan apa yang ditemukan dengan yang ditemukan orang lain. Kuslan Stone (Dahar,1991) mendefinisikan model inkuiri sebagai pengajaran di mana guru dan anak mempelajari peristiwa-peristiwa dan gejala- gejala ilmiah dengan pendekatan dan jiwa para ilmuwan. Pengajaran berdasarkan inkuiri adalah suatu strategi yang berpusat pada siswa di mana kelompok-kelompok siswa dihadapkan pada suatu persoalan atau mencari jawaban terhadap pertanyaan- pertanyaan di dalam suatu prosedur dan struktur kelompok yang digariskan secara jelas (Hamalik, 1991). Wilson (Trowbridge, 1990) menyatakan bahwa model inkuiri adalah sebuah model proses pengajaran yang berdasarkan atas teori belajar dan perilaku. Inkuiri merupakan suatu cara mengajar murid-murid bagaimana belajar dengan menggunakan keterampilan, proses, sikap, dan pengetahuan berpikir rasional (Bruce & Bruce, 1992). Senada dengan pendapat Bruce & Bruce , Cleaf (1991) menyatakan bahwa inkuiri adalah salah satu strategi yang digunakan dalam kelas yang berorientasi proses. Inkuiri merupakan sebuah strategi pengajaran yang berpusat pada siswa, yang mendorong siswa untuk menyelidiki masalah dan menemukan informasi. Proses tersebut sama dengan prosedur yang digunakan oleh ilmuwan sosial yang menyelidiki masalah-masalah dan menemukan informasi. Sementara itu, Trowbridge (1990) menjelaskan model inkuiri sebagai proses mendefinisikan dan menyelidiki masalah-masalah, merumuskan hipotesis, merancang eksperimen, menemukan data, dan menggambarkan kesimpulan masalah-masalah tersebut. Lebih lanjut, Trowbridge mengatakan bahwa esensi dari pengajaran inkuiri adalah menata lingkungan/suasana belajar yang berfokus pada 7
  • 8. siswa dengan memberikan bimbingan secukupnya dalam menemukan konsep- konsep dan prinsip-prinsip ilmiah. Senada dengan pendapat Trowbridge, Amien (1987) dan Roestiyah (1998) mengatakan bahwa inkuiri adalah suatu perluasan proses discovery yang digunakan dalam cara yang lebih dewasa. Sebagai tambahan pada proses discovery, inkuiri mengandung proses mental yang lebih tinggi tingkatannya, misalnya merumuskan masalah, merancang eksperimen, melakukan eksperimen, mengumpulkan dan menganalisis data, menarik kesimpulan, menumbuhkan sikap objektif, jujur, hasrat ingin tahu, terbuka dan sebagainya. Berdasarkan definisi-definisi di atas, dapat disimpulkan bahwa inkuiri merupakan suatu proses yang ditempuh mahasiswa untuk memecahkan masalah, merencanakan eksperimen, melakukan eksperimen, mengumpulkan dan menganalisis data, dan menarik kesimpulan. Jadi, dalam model inkuiri ini mahasiswa terlibat secara mental maupun fisik untuk memecahkan suatu permasalahan yang diberikan dosen. Dengan demikian, siswa akan terbiasa bersikap seperti para ilmuwan sains, yaitu teliti, tekun/ulet, objektif/jujur, kreatif, dan menghormati pendapat orang lain. b. Pembelajaran dengan Pendekatan Inkuiri Menemukan merupakan bagian inti dari kegiatan pembelajaran dengan pendekatan inkuiri. Pengetahuan dan keterampilan yang diperoleh mahasiswa diharapkan bukan hasil mengingat seperangkat fakta-fakta, tetapi hasil dari menemukan sendiri. Dosen harus selalu merancang kegiatan yang merujuk pada kegiatan menemukan, apapun materi yang diajarkannya. Pemahaman konsep- konsep materi kuliah, sudah seharusnya ditemukan sendiri oleh mahasiswa, bukan atas dasar "menurut buku". Langkah-langkah kegiatan pembelajaran dengan pendekatan inkuiri adalah sebagai berikut: 1) Merumuskan masalah 2) Mengamati atau observasi 3) Menganalisis dan menyajikan hasil dalam tulisan, gambar, laporan, bagan, tabel, dan karya lainnya 4) Mengkomunikasikan atau menyajikan hasil karya pada pembaca, teman sekelas, guru, atau audien yang lain 8
  • 9. D. PENERAPAN PENDEKATAN INKUIRI Dalam praktik pembelajaran, pada dasarnya pendekatan inkuiri adalah menggunakan pendekatan konstruktivistik, di mana setiap mahasiswa sebagai subyek belajar, dibebaskan untuk menciptakan makna dan pengertian baru berdasarkan interaksi antara apa yang telah dimiliki, diketahui, dipercayai, dengan fenomena, ide, atau informasi baru yang dipelajari. Dengan demikian, dalam proses belajar mahasiswa telah membawa pengertian dan pengetahuan awal yang harus ditambah, dimodifikasi, diperbaharui, direvisi, dan diubah oleh informasi baru yang diperoleh dalam proses belajar. Proses belajar tidak dapat dipisahkan dari aktivitas dan interaksi, karena persepsi dan aktivitas berjalan seiring secara dialogis. Pengetahuan tidak dipisahkan dari aktivitas di mana pengetahuan itu dikonstruksikan, dan di mana makna diciptakan, serta dari komunitas budaya di mana pengetahuan didesiminasikan dan diterapkan. Dalam pebelajaran dengan pendekatan inkuiri ini mahasiswa akan dihadapkan pada suatu permasalahan yang harus diamati, dipelajari, dan dicermati, yang pada akhirnya dapat meningkatkan pemahaman konsep mata kuliah dalam kegiatan pembelajaran. Secara logika apabila mahasiswa meningkat partisipasinya dalam kegiatan pembelajaran, maka secara otomatis akan meningkatkan pemahaman konsep materi pembelajaran, dan pada akhirnya akan dapat meningkatkan prestasi belajar. Untuk mengungkapkan proses pembelajaran tersebut dosen atau guru harus mengumpulkan dan menangkap data yang berupa fenomena dan bahasa verbal (kata- kata, kalimat, ungkapan) serta sedikit data kuantitatif yang merupakan hasil tes guna, mendukung kekuatan yang berupa bahasa verbal (kata, kalimat maupun fenomena). Data yang terkumpul dianalisis secara induktif dan kualitatif interpretatif, untuk menggambarkan seberapa besar tingkat partisipasi mahasiswa dalam mengikuti perkuliahan. Semakin tinggi tingkat partisipasi dalam perkuliahan diasumsikan semakin tinggi pula tingkat penguasaan materi dan konsep dari mata kuliah yang diajarkan. Supaya lebih menarik dan lebih siap, maka pembelajaran dengan pendekatan inkuiri harus dimulai oleh dosen dengan merencanakan pembelajaran; menyiapkan media pembelajaran, dan melaksanakan kegiatan pembelajaran secara maksimal. Dengan demikian, dosen berperan sebagai instrumen utama dalam 9
  • 10. pelaksanaan pembelajaran, yang dapat mengukur berhasil atau tidaknya sebuah pembelajaran yang telah dirancang sebelumnya dengan pendekatan inkuiri. E. KESIMPULAN 1. Dalam praktik pembelajaran, pada dasarnya pendekatan inkuiri adalah menggunakan pendekatan konstruktivistik, di mana setiap mahasiswa sebagai subyek belajar, dibebaskan untuk menciptakan makna dan pengertian baru berdasarkan interaksi antara apa yang telah dimiliki, diketahui, dipercayai, dengan fenomena, ide, atau informasi baru yang dipelajari. Dengan demikian, dalam proses belajar mahasiswa telah membawa pengertian dan pengetahuan awal yang harus ditambah, dimodifikasi, diperbaharui, direvisi, dan diubah oleh informasi baru yang diperoleh dalam proses belajar. Dengan demikian mahasiswa dibebaskan untuk mengungkapkan pendapatnya secara bebas tanpa ada rasa takut akan terjadi kesalahan. Bahkan dapat dikatakan bahwa pada pembelajaran dengan pendekatan inkuiri ini, peserta belajar diperbolehkan untuk berbuat salah, dalam arti salah memahami konsep secara individual. Selanjutnya pada gilirannya dosen harus meluruskan kosnep yang paling benar. Apabila semua mahasiswa dibebaskan untuk berpendapat sekalipun belum tepat, pasti angka partisipasi dalam perkuliahan akan meningkat secara signifikan. Berdasarkan penjelasan tersebut maka dapat disimpulkan bahwa penerapan pendekatan inkuiri dalam proses pembelajaran di kelas dapat meningkatkan partisipasi mahasiswa. 2. Proses belajar tidak dapat dipisahkan dari aktivitas dan interaksi, karena persepsi dan aktivitas berjalan seiring secara dialogis. Pengetahuan tidak dipisahkan dari aktivitas di mana pengetahuan itu dikonstruksikan, dan di mana makna diciptakan, serta dari komunitas budaya di mana pengetahuan didesiminasikan dan diterapkan. Dalam pembelajaran dengan pendekatan inkuiri ini mahasiswa akan dihadapkan pada suatu permasalahan yang harus diamati, dipelajari, dan dicermati, yang pada akhirnya dapat meningkatkan pemahaman konsep mata kuliah dalam kegiatan pembelajaran. Secara logika apabila mahasiswa meningkat partisipasinya dalam kegiatan pembelajaran, maka secara otomatis akan meningkatkan pemahaman konsep materi pembelajaran, dan pada akhirnya akan dapat meningkatkan prestasi belajar. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa penerapan pendekatan inkuiri dalam proses pembelajaran di kelas dapat 10
  • 11. meningkatkan penguasaan konsep materi kuliah sekaligus dapat meningkatkan prestasi belajar. DAFTAR PUSTAKA Amien, M. 1987. Mengajarkan Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) dengan Menggunakan Metode Discovery dan Inkuiry. Jakarta: Depdikbud. Bogdan, R.C & Biklen, S.K. 1992. Qualitative Research in Education: An introduction to theory and Methods. Second Edition. Allyn and Bacon. Boston Bruce, W.C. & J.K. Bruce. 1992. Teaching with Inquiry. Maryland: Alpha Publishing Company, Inc. Cleaf, D.W.V. 1991. Action in Elementary Social Studies. Singapore: Allyn and Bacon. Dahar, R.W. 1991. Teori-teori Belajar. Jakarta: Erlangga. Depdikbud. 1993. Kurikulum Pendidikan Dasar GBPP Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama. Jakarta: Depdikbud. Hamalik, O. (1991). Strategi Belajar Mengajar. Bandung: CV Sinar Baru. Joyce, B. & M. Weil. (1980). Models of Teaching. Boston-London: Allyn and Bacon. Kemmis, Stephen & Mc. Taggart, Robin. 1998. The Action Research Planner. Deaken University. Victoria. M. Zainudin dan Susy Puspitasari, 2005, Strategi Peningkatan Kualitas Pendidikan Tinggi, Edisi Revisi, PAU-PPAI Universitas Terbuka, Jakarta Miles, M. B. & Huberman, A. M. 1992. Analisis Data Kualitatif . Terjemahan oleh Cecep Rohendi, Rohidi. 1992. Penerbit Unuiversitas Indonesia. Jakarta. Moleong, Lexy. 1998. Metode Penelitian Kualiatif. Remaja Rosda karya. Bandung. Paulina Pannen, 2005, Pembelajaran Orang Dewasa, Edisi Revisi, PAU-PPAI Universitas Terbuka, Jakarta R Ibrahim dan Nana Syaodih S., 1996, Perencanaan Pengajaran, Rineka Cipta, Jakarta. Roestiyah, N.K. (1998). Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: PT Rineka Cipta. Sarbiran. Tanpa tahun. Pedoman Penelitian Tindakan Untuk Tenaga Kependidikan. Depdikbud. Jakarta. 11
  • 12. Suciati, 2001, Motivasi dan Teori Belajar, Edisi Revisi, PAU-PPAI Universitas Terbuka, Jakarta Sund & Trowbridge. (1973). Teaching Science by Inquiry in the Secondary School. Columbus: Charles E. Merill Publishing Company. Suparno, P. 1997. Fisafat Konstruktivisme dalam Pendidikan. Kanisius.Yogyakarta. Trowbridge, L.W. & R.W. Bybee. (1990). Becoming a Secondary School Science Teacher. Melbourne: Merill Publishing Company. Udin S. Winataputra, 2005, Model-Model Pembelajaran Inovatif, Edisi Revisi, PAU- PPAI Universitas Terbuka, Jakarta. *) Saliman adalah Lektor Kepala pada Fakultas Ilmu Sosial dan Ekonomi, Universitas Negeri Yogyakarta 12