1. MATA KULIAH
: MGT. PRODUKSI & OPERASI 2
PROGRAM
: OFFICE MANAGEMENT
SKS / SEMESTER : 2 / V
PERTEMUAN KE 4
Dosen : Mr. Wicaksono suprojo ST, MM.
2. Bab. 4. Desain Barang dan Jasa
1. Seleksi Barang dan Jasa
2. Pengembangan produk
3. Nilai suatu produk
4. Disain produk jasa
5. Keandalan produk
3. 1. Seleksi Barang dan Jasa
Dalam menentukan barang atau jasa yang kita pilih dalam usaha kita nanti maka kita perlu
melakukan proses pengembangan produk baru. Langkah-langkah berikut ini biasanya digunakan dalam
mengembangkan produk baru, yang terdiri dari 6 langkah seperti Gambar 4.2. dibawah ini. Adapun
uraian 6 langkah adalah sbb:
1.
Pengembangan ide : Ide dapat dikembangkan dari pasar atau dari teknologi. Ide pasar diperoleh
dari kebutuhan pelanggan. Contoh : mungkin terdapat kebutuhan sarapan pagi baru yang bergizai
dan masih enak dimakan pada siang hari atau mungkin ada cat baru yang tidak mengelupas saat
kena air hujan.Identifikasi dari kebutuhan pasar ini akan menghasilkan pengembangan teknologi
dan produk baru untuk memenuhi kebutuhan pelanggan.
2.
Pemilihan produk : Tidak semua ide baru harus dikembangkan menjadi produk baru. Ide produk
baru paling tidak memenuhi 3 pengujian : (1) potensi pasar, (2) kelayakan dari segi keuangan, dan
(3) kesesuaian operasi. Sebelum ide produk baru dibuat menjadi desain pendahuluan, harus
dilkukan analisis yang terorganisasi terhadap ketiga pengujian tersebut. Untuk membantu
menganalisis produk diperlukan metode daftar penilaian yang berkaitan dengan pengembangan
suatu daftar faktor-faktor dengan bobot masing-masing. Contoh jenis penilaian ini diberikan dalam
tabel 4.1
4. Gambar 4.1 Proses Pengembangan produk baru.
Pelanggan
Pengembangan
ide
Litbang
Teknologi
Pemilihan
produk
Desain produk
awal
Rancangan
proses awal
Pembuatan
prototipe
Pengujian
Desain produk
akhir
Memproduksi
produk baru
(barang/jasa)
Desain proses
akhir
5. Tabel 4.1 Pemilihan produk dengan daftar ( Checklist )
Masing-masing penilaian dalam tabel adalah sbb : Jelek=1;Cukup=2;Baik=3;Sangat baik=4;
Istimewa=5. Jumlah nilai perkalian tertimbang dihitung sebagai berikut: Jumlah nilai = 0,15(2) +
0,10(4) + 0.2(3) + 0,1(1) + 0,1(4) + 0,15(2) + 0,2(4) = 2,9. Dalam rumus ini bobot dikalikan nilai
karakteristik dan ditambahkan.
6. 4.
5.
6.
7.
Rancangan produk pendahuluan : Proses rancangan produk pada tahap ini berkaitan dengan
pengembangan rancangan terbaik dari ide produk baru. Jika rancangan pendahuluan ini disetujui, dapat
dibuat sebuah atau beberapa prototype untuk pengujian dan analisis lebih lanjut. Dalam rancangan
pendahuluan ini hal-hal yang perlu dipertimbangkan akan untung ruginya (tradeoffs) antara biaya,
kualitas dan penampilan (performance) produk. Hasilnya merupakan suatu rancangan produk yang
memiliki daya saing dalam pasar dan dapat diproduksi.
Pembuatan prototype: Pembuatan prototype dapat memiliki banyak bentuk yang berbeda. Pertama-tama,
dibuat prototype yang menyerupai produk akhir dengan tangan. Misal : Perumahan dibuat dulu maket
berisi bentuk perumahan dan rumah menyerupai bentuk aslinya. Barang dari logam dibuat dulu protipe
dari kayu atau tanah, mobil dengan mobil konsep dll.
Pengujian : Pengujian prototype bertujuan untuk mengesahkan penampilan pemasaran dan teknis. Salah
satu cara untuk menilai penampilan pasar adalah dengan menguji prototype tadi ke pasar selalam
beberapa waktu untuk mendapatkan data kuantitatif dari tanggapan pelanggan mengenai produk tsd.
Prototipe juga diuji untuk mengetahui performance teknis produk yang bersangkutan, misalnya, pesawat
terbang militer yang baru, diuji dengan menggunakan prototype. Hingga enam buah prototype pesawat
terbang mungkin dibuat dan diuji secara ekstensif sebelum manajemen menyetujui rancangan akhir
produksi.
Rancangan produk akhir : Selama tahap rancangan akhir, gambar dan spesifikasi produk dikembangkan.
Sesuai dengan hasil pengujian prototype, perubahan-perubahan tertentu dapat digabungkan menjadi
rancangan akhir. Jika terdapat perubahan, produk dapat diuji lebih lanjut untuk memastikan penampilan
produk akhir. Perhatian kemudian difokuskan pada penyelesaian spesifikasi rancangan sehingga
produksi dapat dilaksanakan.
7. 2. Pengembangan produk
Proses pengembangan produk baru yang telah diuraikan sejauh ini dapat dianggap sebagai suatu
corong atau saringan. Pada mulanya banyak sekali ide-ide orisinil, tetapi hanya beberapa yang berhsil
diperkenalkan pada pasar sebagai produk, lihat Gambar 4.3. Proses penyaringan produk baru
Pengembangan ide
Rancangan
pendahuluan
Rancangan
akhir
Produk dan
jasa baru
8. Gambart 4.4 Mortalitas ide-ide produk baru
Y-Values
Penyaringan
16
J
u
m
l
a
h
14
i
d
e
8
12
Analisis bisnis
10
Y-Values
Pengembangan
6
Pengujian
4
Komersialisasi
2
Satu produk yg
sukses
0
0
0.2
0.4
0.6
0.8
Waktu kumulatif
1
1.2
9. 3. Nilai suatu produk
Analisis nilai suatu produk adalah suatu filosofi menghilangkan segala sesuatu yang menimbulkan
biaya tetapi memberikan sumbangan pada nilai fungsi dari produk atau jasa. Tujuannya adalah
mempertemukan persyaratan prestasi produk dan kebutuhan pelanggan pada biaya terendah yang
memungkinkan. Analisis nilai merupakan suatu pendekatan yang terorganisasi untuk menganalisis
beberapa cara dan teknik yang secara rutin digunakan pada produk dan jasa.
Dalam analisis nilai digunakan istilah pada nilai :
• Sasaran/tujuan : Tujuan atau alasan keberadaan produk atau jasa.
• Fungsi dasar : Suatu fungsi dasar, jika dihilangkan, akan membuat produk tsb tak berguna dalam
kaitannya dengan sasaran.
• Fungsi tambahan: Adanya fungsi tambahan untuk mendukung fungsi dasar sebab merupakan cara
untuk merancang produk khusus.
Sebagai contoh, dalam membuka kaleng, kita memiliki hal-hal sbb:
- Sasaran/Tujuan : Memindahkan isi
- Fungsi dasar : Membuka kaleng
- Fungsi tambahan : Memotong penutup
10. 4. Disain produk jasa
Perancangan produk dan perancangan jasa tidak mempunyai perbedaan secara mendasar,
hanya dalam suatu organisasi jasa, pelayanan yang diberikan merupakan “produk”_nya. Organisasi
jasa biasanya lebih fleksibel dan dapat merubah kegiatannya lebih cepat daripada perusahaan
manufaktur yang biasanya mempunyai investasi lebih besar dalam pabrik dan peralatan. Tetapi
perusahaan jasa juga punya investasi peralatan yang besar seperti pesawat dan Rumah Sakit.
Faktor-faktor keputusan yang perlu dipertimbangkan dalam perancangan Jasa
1.
Lini pelayanan yang ditawarkan. Organisasi jasa harus memutuskan seberapa luas lini
pelayanan yang akan ditawarkan. Sebagai contoh, perusahaan asuransi harus memutuskan
apakah menawarkan asuransi kehidupan, atau kekayaan, atau keduanya.
2.
Ketersediaan pelayanan. Kapan harus disediakan ( 8 jam sehari ?, 24 jam sehari ?, 5 hari
seminggu, atau 7 hari seminggu ?). Perusahaan harus menentukan lokasi fasilitas-fasilitas untuk
memberikan pelayanan yang baik, apakah satu lokasi fasilitas terpusat atau beberapa lokasi
tersebar di berbagai daerah pemasaran yang didesentralisasi.
3.
Tingkat pelayanan. Organisasi harus menyeimbangkan antara tingkat pelayanan yang diberikan
kepada para langganannya dengan kebutuhan untuk beroperasi secara ekonomik pada saat
ayang sama. Dalam hal ini, pengelola menghadapi “tradeoffs” antara biaya penyediaan fasilitas
tingkat pelayanan dan biaya konsumen menunggu.
4.
Garis tunggu dan kapasitas pelayanan.
11. 4. Garis tunggu dan kapasitas pelayanan. Salah satu pertimbangan paling penting dalam disain jasa adalah
keputusan-keputusan yang menyangkut “tradeoffs” antara biaya waktu yang hrus dikeluarakan konsumen
untuk menunggu dan dilayani dengan biaya penyediaan kapasitas pelayanan yang lebih besar untuk
mengurangi waktu menunggu. Metodologi umum yang digunakan dalam analisis seperti ini disebut “analisis
garis-tunggu” atau “ model-model antrian”, sbb :
Model-model antrian memerlukan paling tidak 3 jenis data : (a) tingkat kedatangan rata-rata langganan,
(b) tingkat pelayanan rata-rata, (c) jumlah fasilitas pelayanan. Variability pola kedatangan dan pola pelayanan
biasanya tidask diperlukan rumusan-rumusan antrian dasar telah mencakup asumsi bahwa faktor-faktor itu
akan mengikuti distribusi probabilitas “Poisson”.
Dengan menggunakan informasi ini, rumusan-rumusan antrian akan memberikan estimasi terhadap
pertanyaan-pertanyaan seperti : Berapa waktu menunggu rata-rata para langganan dalam antrian maupun
dalam system ?. Berapa jumlah orang rata-rata akan menunggu ?. Berapa waktu menganggur fasilitas-fasilitas
pelayanan seperti ( mekanik, tempat tidur RS, orang, kasir, dsb ) ?.
Contoh 2-1. Model antrian paling sederhana, yang kita sebut Model 1, dapat digambarkan dengan contoh
masalah Bank HH yang sedang membuka cabang baru di kota RR. Atas dasar riset pendahuluan, dapat
dianggap bahwa tingkat kedatangan langganan adalah mengikuti distribusi Poisson, dengan tingakat
kedatangan rata-rata 10 langganan/jam. Bank merencanakan hanya mempekerjakan 1 kasir, dengan anggapan
bahwa kasir tsb dapat melayani rata-rata 12 langganan/jam. Tugas kita adalah menganalisa system antrian
dengan distribusi Poisson.
12. Kita mengetahui dari deskripsi masalah bahwa :
1. Tingkat kedatangan rata-rata = λ = 10 per jam
1
λ
Sehingga ,
1 jam
= waktu kedatangan rata-rata =
2. Tingkat pelayanan rata-rata = µ = 12 per jam
1
µ
Sehingga,
10
= 6 menit
1 jam
= waktu pelayanan rata-rata =
= 5 menit
12
3. Proporsi waktu rata-rata yang diperlukan kasir untuk melayani langganan atau faktor (tingkat )
kegunaan ( disebut P ):
λ
µ
P=
=
10
12
= 0,8333
Ini berarti kasir sibur 83,33% dari waktunya; atau kasir menganggur 16,67% dari waktunya,
yaitu : I = 1 – P = 1 – 0,8333 = 0,1667.
4. Jumlah rata-rata langganan menunggu dalam antrian, Lq :
λ²
Lq =
=
µ(µ-λ)
100
12 (12 – 10 )
= 4, 167 langganan
13. 5. Jumlah rata-rata langganan berada di dalam system keseluruhan ( menunggu plus yang sedang
dilayani ), Ls :
Ls =
λ
µ-λ
10
=
12 - 10
= 5 langganan
6. Waktu rata-rata langganan menunggu dalam antrian . Wq :
λ
Wq =
=
µ (µ - λ)
10
12(12 – 10)
=
5
12
jam
7. Walau rata-rata setiap langganan berada di dalam system keseluruhan ( waktu menunggu plus
waktu pelayanan, Ws :
Ws =
1
µ-λ
=
1
= ½ jam = 30 menit
12 - 10
8. Probabilitas tidak ada langganan dalam system keseluruhan, Po :
Po = 1 -
λ
µ
=1-
10
12
= 0, 1667
14. 5. Keandalan produk
Lama kehidupan suatu produk tergantung pada disainnya, derajat kesempurnaan proses
produksi, kondisi dimana produk tersebut digunakan dan faktor “kebetulan”. Biasanya semakin lama
produk diharapkan tetap berfungsi, semakin mahal untuk membuatnya.
Reliabilitas (keandalan) adalah probabilitas bahwa suatu komponen atau produk akan aus pada
lama waktu tertentu di bawah kondisi penggunaan normal.
Jadi aspek pertama, reliabilitas adalah lama atau umur kehidupan yang diperkirakan. Misal lampu tahan
2000 jam.
Kedua, reliabilitas adalah kondisi penggunaan. Sebuah produk yang dirancang untuk digunakan
dibawah kondisi normal tentu akan cepat aus jika digunakan di kondisi ekstrim. Misal, truk dengan
batas tonase 5 ton dimuati 10 ton.
Ketiga , reliabilitas bertalian dengan komponen-komponen individual dan produk-produk keseluruhan.
Produk akan rusak bila sesuatu komponen kritikal rusak, sehingga reliabilitas produk keseluruhan
adalah jauh lebih kecil daripada reliabilitas komponen-komponen individual.
Keempat, adalah seberapa serius kerusakan ?. Kerusakan plastic pegangan telepun jatuh akibat
seseorang menjatuhkannya tidak akan membuat telepun tidak berfungasi, tetapi kerusakan yang tejadi
pada ban pesawat DC-9 akan menyebabkan pesawat tidak akan bisa tinggal landas.
15. Kelima, akibat logic aspek keempat. Seberapa cepat suatu komponen yang rusak dapat diganti atau
diperbaiki. Contoh mudah cari sparepar Toyota disbanding Mitsubishi.
Keenam, bahwa reliabilitas system-system biasanya dapat diperbaiki melalui pembuatan produk
dengan komponen-komponen yang lebih sempurna, komponen-komponen dibuat lebih tepat atau
dibuat dari bahan-bahan khusus, tetapi hampir pasti semakin besar biayanya. Biasanya perbaikan
rumah.
Ketujuh, yaitu derajat kerusakan. Bila gambar pada TV kadang-kadang kabur tidak jelas, apakah
televise tersebut telah rusak ?. Persoalan ini merupakan persoalan derajat kerusakan, dengan
kerusakan mutlak sebagai tahap akhir.
Kedelapan, bahwa reliabilitas berkaitan erat dengan pemeliharaan, terutama pemeliharaan
pencegahan (preventif)..
16. Pertanyaan :
1.
Mengapa terdapat suatu peningkatan variasi produk dalam ekonomi kita ?
2.
Lakukan analisis pada hal-hal berikut :
a. Fast food
b. Mobil murah