2. Arti Iman Kepada Allah
Rukun Iman yang pertama adalah iman kepada Allah
SWT yang merupakan dasar dari seluruh ajaran Islam.
Orang yang akan memeluk agama Islam terlebih
dahulu harus mengucapkan kalimat syahadat. Pada
hakekatnya kepercayaan kepada Allah SWT sudah
dimiliki manusia sejak ia lahir.
. Firman Allah SWT :
“Dan ingatlah, ketika TuhanMu mengeluarkan keturunan
anak-anak Adam dari sulbi mereka dan Allah mengambil
kesaksian terhadap jiwa mereka (seraya berfirman) :
“Bukankah Aku ini Tuhanmu?” Mereka menjawab : “Betul
Engkau Tuhan kami, kami bersaksi.” (QS. Al-A’raf : 172)
3. Iman kepada Allah SWT merupakan pokok dari seluruh
iman yang tergabung dalam rukun iman. Karena iman
kepada Allah SWT merupakan pokok dari keimanan
yang lain, maka keimanan kepada Allah SWT harus
tertanam dengan benar kepada diri seseorang. Sebab
jika iman kepada Allah SWT tidak tertanam dengan
benar, maka ketidak-benaran ini akan berlanjut kepada
keimanan yang lain, seperti iman kepada malaikat-
malaikat Nya, kitab-kitab Nya, rasul-rasul Nya, hari
kiamat, serta qadha dan qadar Nya. Dan pada akhirnya
akan merusak ibadah seseorang secara keseluruhan.
4. Dasar Beriman Kepada Allah
Kecenderungan dan pengakuan
hati
Wahyu Allah atau Al-Qur’an
Petunjuk Rasulullah atau Hadits
5. Setiap manusia secara fitrah, ada kecenderungan
hatinya untuk percaya kepada kekuatan ghaib yang
bersifat Maha Kuasa. Tetapi dengan rasa
kecenderungan hati secara fitrah itu tidak cukup.
Pengakuan hati merupakan dasar iman. Namun
dengan pengakuan hati tidak akan ada artinya, tanpa
ucapan lisan dan pengalaman anggota tubuh. Sebab
antara pengakuan hati, pengucapan lisan, dan
pengalaman anggota tubuh merupakan satu kesatuan
yang tak dapat dipisahkan. Untuk mencapai keimanan
yang benar tidak hanya berdasarkan fitrah
pengakuan hati nurani saja, tetapi harus dipadukan
dengan Al-Qur’an dan Hadits.
6. CaraBeriman KepadaAllahSWT
Ditinjau dari segi yang umum dan yang
khusus ada dua cara beriman kepada Allah
SWT :
a. Bersifat Ijmali
Cara beriman kepada Allah SWT yang
bersifat ijmali maksudnya adalah, bahwa kita
mepercayai Allah SWT secara umum atau
secara garis besar. Al-Qur’an sebagai suber
ajaran pokok Islam telah memberikan
pedoman kepada kita dalam mengenal Allah
SWT. Diterangkan, bahwa Allah adalah dzat
yang Maha Esa, Maha Suci. Dia Maha
Pencipta, Maha Mendengar, Maha Kuasa, dan
Maha Sempurna.
.
7. b. Bersifat Tafshili
Cara beriman kepada Allah SWT yang
bersifat tafsili, maksudnya adalah
mempercayai Allah secara rinci. Kita wajib
percaya dengan sepenuh hati bahwa Allah
SWT memiliki sifat-sifat yang berbeda
dengan sifat-sifat makhluk Nya. Sebagai
bukti adalah adanya “Asmaul Husna” yang
kita dianjurkan untuk berdoa dengan
Asmaul Husna serta menghafal dan juga
meresapi dalam hati dengan menghayati
makna yang terkandung di dalamnya
8. Iman kepada Allah SWT merupakan fitrah
manusia. Artinya, pada hakikatnya seluruh umat manusia
mempercayai adanya Allah SWT dan mengakui-Nya
sebagai Tuhan .
Dengan demikian, manusia akan menemukan
bahwa Allah-lah Sang Pencipta dan Pengatur alam
semesta. Dia pula yang berhak disembah dan dimintai
pertolongan. Dia bisa dikenali dengan pemahaman sifat-
sifat-Nya dan ciptaan-Nya. Manusia dilarang memikirkan
tentang hakikat Dzat Tuhan, karena akal manusia tidak
mungkin menjangkau-Nya. Allah adalah Dzat Yang
Mahagaib.
“Pikirkanlah tentang ciptaan Allah dan jangan kamu
berpikir tentang Dzat-Nya...”