SlideShare une entreprise Scribd logo
1  sur  29
METODE PENELITIAN KUALITATIF
                  Dosen : Prof. Dr. Hartati Muchtar.
                 Mata Kuliah : Metodologi Penelitian




Disusun                                                Oleh :
                                                       Dwina
                                                       Widati
          7116090014
            Fikri Hasaniah                    7116090018
           Juita Siringo-ringo               7116090025
            Kunto Imbar N.                    7116090027
            Noor Indra                         7116090040
            Ratna Dumasari                    7116090046




       UNIVERSITAS NEGERI JAKARTA
        PROGRAM PASCASARJANA
     JURUSAN TEKNOLOGI PENDIDIKAN
                  2009
              METODE PENELITIAN KUALITATIF
PENDAHULUAN
   A. Latar Belakang
      Secara umum metode penelitian diartikan sebagai cara ilmiah untuk mendapatkan
data dengan tujuan dan kegunaan tertentu. Terdapat 4 kata kunci yang perlu
diperhatikan dalam metode penelitian: (1) cara ilmiah berarti kegiatan penelitian
didasarkan pada ciri-ciri keilmuan yaitu rasional, empiris, dan sistematis, (2) data yang
diperoleh melalui penelitian adalah data empiris yang menunjukan derajat ketepatan
(valid) antara data yang sesungguhnya terjadi pada objek dengan data yang dapat
dikumpulkan oleh peneliti, (3 & 4) tujuan dan kegunaan dimana secara umum tujuan
penelitian bersifat penemuan, pembuktian dan pengembangan.
      Penemuan berarti data yang diperoleh dari penelitian adalah data yang betul-betul
baru yang belum diketahui sebelumnya. Pembuktian berarti data yang diperoleh dapat
digunakan untuk membuktikan adanya keragu-raguan terhadap informasi atau
pengetahuan tertentu. Dan pengembangan berarti memperdalam dan memperluas
pengetahuan yang telah ada. Secara umum hasil akhir dari penelitian dapat digunakan
untuk memahami, memecahkan dan mengantisipasi masalah.
      Makalah ini mencoba untuk membahas beberapa pokok permasalahan dalam
penelitian kualitatif yang menjadi salah satu penelitian yang menggunakan metode
kualitatif dalam menjawab permasalahan-permasalahan ilmu sosial.


   B. Perumusan Masalah Penelitian
Langkah 1 : Tentukan fokus penelitian.
Langkah 2 : Cari berbagai kemungkinan faktor yang ada kaitan dengan fokus tersebut
            (subfokus)
Langkah 3    : Dari antara faktor-faktor yang terkait adakan pengkajian mana yang
            sangat menarik untuk ditelaah, kemudian tetapkan mana yang dipilih.
Langkah 4 : Kaitan secara logis faktor-faktor subfokus yang dipilih dengan fokus
            penelitian.
      Selain itu, dalam penelitian-penelitian yang umum digunakan pertanyaan-
pertanyaan: apakah, bagaimana, dan mengapa. Rumusan masalah merupakan kaitan
dua buah faktor yaitu antara fokus dengan kemungkinan-kemungkinan penyebabnya.
Jadi, perumusan masalah dalam penelitian kualitatif merupakan hal yang penting.
Perumusan masalah penelitian melalui fokus. Masalah penelitian dirumuskan dalam
bentuk fokus yang dalam penelitian membatasi studi itu sendiri, sifat perumusan
masalah sebelum penelitian akhirnya masih tentatif, yang berarti masih dapat
berkembang sekaligus disempurnakan sewaktu peneliti berada di lapangan.


    C. Identifikasi Masalah
        Berdasarkan rumusan masalah di atas, berikut beberapa permasalahan yang
akan dikaji dalam makalah ini:
    1. Apa paradigma yang menjadi falsafah penelitian kualitatif dan apa pengertian
        penelitian kualitatif ?
    2. Apa ciri-ciri penelitian kualitatif ?
    3. Bagaimana tahap-tahap penelitian kualitatif ?
    4. Bagaimana perumusan masalah dalam penelitian kualitatif ?
    5. Bagaimana populasi dan teknik pengambilan sampel dalam penelitian kualitatif ?
    6. Apa instrumen dan data dalam penelitian kualitatif ?
    7. Apa perbedaan penelitian kualitatif dengan kuantitatif ?


    D. Pembatasan Masalah
        Dalam ilmu sosial khususnya bidang pendidikan terdapat dua kelompok metode
penelitian yakni metode penelitian kuantitatif dan metode penelitian kualitatif. Pada
makalah ini kelompok kami membatasi pembahasan masalah hanya pada peneltian
kualitatif.


PEMBAHASAN
A. Paradigma, Konsep Dasar Dan Pengertian Penelitian Kualitatif
        Setiap penelitian berpegang pada paradigma tertentu. Dalam rangka melakukan
pengumpulan fakta-fakta dan menentukan arah penelitian, para peneliti terlebih dahulu
akan menentukan landasan atau fondasi bagi langkah-langkah penelitiannya. Landasan
atau fondasi tersebut akan dijadikan sebagai prinsip-prinsip atau asumsi maupun
aksioma yang dalam bahasanya Moleong disebut paradigma. Masing-masing paradigma
memiliki keunggulan dan kelemahan oleh karena itu peneliti harus mempunyai
pemahaman yang cukup terhadap dasar pemikiran paradigma dalam jenis penelitian
yang dipilihnya sebelum melakukan kegiatan penelitian.
        Paradigma yang melandasi penelitian kualitatif adalah paradigma post-positivisme
yang menganggap kebenaran tidak hanya satu atau tunggal tetapi lebih kompleks
sehingga tidak dapat diikat pada satu teori saja. Paradigma ini mengembangkan metode
penelitian kualitatif yang menggunakan data-data untuk menerangkan gejala atau
fenomena secara menyeluruh (holistik). Penelitian dilakukan pada objek yang alamiah
yaitu objek yang berkembang apa adanya, tidak dimanipulasi oleh peneliti dan kehadiran
peneliti tidak begitu mempengaruhi kehadiran pada objek tersebut (Sugiyono: 2008).
      Dasar teoritis dalam pendekatan kualitatif adalah:
   1. Pendekatan fenomenologis. Dalam pandangan fenomenologis, peneliti berusaha
      memahami arti peristiwa dan kaitan-kaitannya terhadap orang-orang biasa dalam
      situasi-situasi tertentu.
   2. Pendekatan interaksi simbolik. Dalam pendekatan interaksi simbolik diasumsikan
      bahwa objek orang, situasi dan peristiwa tidak memiliki pengertian sendiri,
      sebaliknya pengertian itu diberikan kepada mereka. Pengertian yang dlberikan
      orang pada pengalaman dan proses penafsirannya bersifat esensial serta
      menentukan.
   3. Pendekatan kebudayaan. Untuk menggambarkan kebudayaan menurut perspektif
      ini seorang peneliti mungkin dapat memikirkan suatu peristiwa di mana manusia
      diharapkan berperilaku secara baik. Peneliti dengan pendekatan ini mengatakan
      bahwa     bagaimana     sebaiknya    diharapkan   berperilaku   dalam     suatu     latar
      kebudayaan.
   4. Pendekatan      etnometodologi.     Etnometodologi   berupaya     untuk   memahami
      bagaimana masyarakat memandang, menjelaskan dan menggambarkan tata
      hidup mereka sendiri. Etnometodologi berusaha memahami bagaimana orang-
      orang mulai melihat, menerangkan, dan menguraikan keteraturan dunia tempat
      mereka hidup. Seorang peneliti kualitatif yang menerapkan sudut pandang ini
      berusaha menginterpretasikan kejadian dan peristiwa sosial sesuai dengan sudut
      pandang dari objek penelitiannya.
      Dalam penelitian kualitatif, peneliti itu sendiri bertindak sebagai instrumen
penelitiannya; yang mana sebagai instrumen penelitian peneliti harus memiliki bekal teori
dan wawasan yang luas, sehingga mampu bertanya, menganalisis, memotret dan
mengkonstruksi situasi sosial yang diteliti menjadi lebih jelas dan bermakna (Sugiono:
2008). Hal ini juga diperkuat oleh Margono (2004) yang menyatakan bahwa dengan
karakteristik penelitiannya yang holistik (menyeluruh), peneliti dalam penelitian kualitatif
memerlukan ketajaman analis (bersifat deskriptif analitik), objektifitas, sistematik dan
sistemik sehingga diperoleh ketepatan dalam interpretasi. Sebab, hakikat dari suatu
fenomena atau gejala bagi penganut penelitian kualitatif adalah totalitas atau gestalt.
Sugiyono (2008) kembali memperjelas dengan menyatakan bahwa dengan
analisis datanya yang bersifat deskriptif analitik, metode kualitatif digunakan untuk
mendapatkan data yang mendalam, suatu data yang mengandung makna. Makna
adalah data yang sebenarnya, data yang pasti yang merupakan suatu nilai di balik data
yang tampak. Analisis data dalam penelitian kualitatif juga bersifat induktif, yakni
berdasarkan fakta-fakta yang ditemukan di lapangan dan kemudian dikonstruksikan
menjadi hipotesis dan teori. Oleh karena itu dalam penelitian kualitatif tidak menekankan
pada generalisasi, tetapi lebih menekankan pada makna.
       Dari penjabaran di atas maka penelitian kualitatif dapat didefinisikan sebagai
prosedur penelitan yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan
dari orang-orang dan perilaku yang dapat diamati. Pendekatan ini diarahkan pada latar
dan individu tersebut secara holistic atau utuh sehingga dalam hal ini tidak boleh
mengisolasikan individu atau organisasi ke dalam varibel atau hipotesis, tetapi perlu
memandangnya sebagai bagian dari suatu keutuhan (Bogdan dan Tylor dalam Moleong,
1998:3).


B. Karakteristik Penelitian Kualitatif
       Menurut Bogdan dan Biklen dalam Sugiyono (2008) mengemukakan karakteristik
penelitian kualitatif sebagai berikut: (1) Qualitative research has the natural setting as the
direct source of data and the researcher is the key instrument. (2) Qualitative research is
descriptive. The data collected is in form of words of pictures rather than number. (3)
Qualitative research is concerned with process rather than simply with outcomes or
products. (4) Qualitative research tends to analyze its data inductively. (5) “Meaning” is
of essential to the qualitative approach. Dengan kata lain, karakteristik penelitian
kualitatif antara lain adalah penelitian yang dilakukan pada kondisi alamiah, langsung ke
sumber data dan instrument kunci penelitian adalah peneliti.
       Penelitian kualitatif bersifat deskriptif, yang mana data yang terkumpul berbentuk
kata-kata atau gambar, tidak menekankan pada angka. Penelitian kualitatif menekankan
pada proses daripada produk atau outcome. Penelitian kualitatif melakukan analisis data
secara induktif dan lebih menekankan makna (data dibalik yang teramati).
       Selanjutnya Erickson dalam Susan Stainback (2003) dan dalam Sugiyono (2008)
mengemukakan bahwa penelitian kualitatif dilakukan secara intensif dan peneliti ikut
berpartisipasi lama di lapangan, melakukan pencatatan secara hati-hati fakta atau gejala
terjadi di lapangan, melakukan analisis reflektif terhadap berbagai dokumen di lapangan,
dan membuat laporan penelitian secara mendetail.
      Dari penjabaran diatas maka dapat di jabarkan beberapa ciri khas penelitian
kualitatif dilihat dari aspek-aspek sebagai berikut, seperti dikemukakan oleh Moleong
(1998):
   1. Latar alamiah
    Dalam penelitian kualitatif, data dikumpulkan dalam kondisi yang asli atau alamiah
    (natural setting). Suatu fenomena harus diteliti dalam keseluruhan pengaruh
    lapangan. Hal ini dilakukan agar fakta – fakta yang ada di lapangan tidak
    dipisahkan dari konteksnya.
    Misalnya, peneliti yang mengadakan penelitian terhadap mahasiswa kedokteran,
    maka ia akan mengikuti mahasiswa sebagai subjek penelitiannya tersebut ke dalam
    ruang kuliah, laboratorium, rumah sakit, bahkan tempat berkumpul mahasiswa
    tersebut, seperti kafe, asrama, dan sebagainya.
   2. Peneliti sebagai alat/instrumen penelitian
    Peneliti merupakan alat utama pengumpul data (atau dengan bantuan orang lain)
    dengan metode pengumpulan data berdasarkan pengamatan dan wawancara.
    Dengan     peneliti   sendiri   sebagai   alat,   memungkinkan   untuk   mengadakan
    penyesuaian terhadap fakta-fakta yang terjadi di lapangan dan yang dapat
    berhubungan secara langsung dengan responden atau objek lainnya.
   3. Metode Kualitatif
    Penelitian kualitatif menggunakan metode kualitatif, yaitu pengamatan, wawancara,
    atau penelaahan dokumen. Metode ini digunakan dengan pertimbangan karena
    lebih mudah disesuaikan apabila berhadapan dengan fakta-fakta yang kompleks.
   4. Analisis Data secara Induktif
    Penelitian kualitatif menggunakan analisis data secara induktif dikarenakan
    beberapa alasan sebagai berikut:
               a. proses induktif lebih dapat menemukan fakta-fakta kompleks yang
                   terdapat dalam data.
               b. Analisis induktif lebih dapat membuat hubungan peneliti-responden
                   menjadi lebih eksplisit dan akuntabel.
               c. Dapat menguraikan latar secara penuh
               d. Dapat memperhitungkan nilai-nilai secara eksplisit sebagai bagian
                   dari struktur analitik.
   5. Teori bersifat dari dasar (grounded theory)
Upaya pencarian data bukan dimaksudkan untuk membuktikan hipotesis yang telah
   dirumuskan      sebelum   penelitian   diadakan,    melainkan    untuk   merumuskan
   kesimpulan/hipotesis atau teori. Penyusunan teori berasal dari bawah ke atas, yaitu
   dari sejumlah data yang telah dikumpulkan kemudian yang saling berhubungan
   dikelompokkan. Arah penyusunan teori tersebut akan menjadi jelas sesudah data
   dikumpulkan.
  6. Deskriptif
   Dalam penelitian kualitatif dilakukan pengumpulan data secara deskriptif, di mana
   data-data yang dikumpulkan adalah yang berupa kata-kata dan gambar, bukan
   angka-angka. Data tersebut mungkin berasal dari naskah wawancara, catatan
   lapangan, foto, video rekaman, dokumen pribadi, maupun dokumen resmi lainnya.
   Dengan demikian, laporan penelitian akan berisi kutipan-kutipan data untuk
   memberikan gambaran penyajian laporan tersebut.
  7. Lebih Mementingkan Proses daripada Hasil
   Penelitian kualitatif lebih banyak mementingkan proses daripada hasil, karena
   hubungan bagian-bagian yang sedang diteliti akan jauh lebih jelas apabila diamati
   dalam proses.
  8. Adanya Batas yang ditentukan oleh Fokus
   Penelitian kualitatif menghendaki ditetapkan adanya batas dalam penelitian atas
   dasar fokus yang timbul sebagai masalah dalam penelitian.
  9. Adanya Kriteria Khusus untuk Keabsahan Data
   Penelitian kualitatif meredefinisikan validitas reabilitas dan objektifitas dalam versi
   lain sebagai teknik pemeriksaan keabsahan data. Kriteria yang digunakan yaitu
   kredibilitas (derajat kepercayaan), transferabilitas (keteralihan) dependapibilitas
   (kebergantungan) dan konfirmabilitas (kepastian).
  10. Desain yang Bersifat Sementara, Fleksibel, & Berkembang
   Penelitian kualitatif menyusun desain yang secara terus menerus disesuaikan
   dengan kenyataan dilapangan. Jadi tidak menggunakan desain yang telah disusun
   secara ketat & kaku. Hal ini disebabkan oleh fakta-fakta kompleks dilapangan yang
   tidak dapat diramalkan perubahannya. Dengan demikian, desain khusus masalah
   yang telah ditetapkan terlebih dahulu dapat saja diubah menyesuaikan kondisi yang
   ada di lapangan.


TAHAP-TAHAP PENELITIAN
1. Tahap Pra-Lapangan
Ada enam tahap kegiatan yang harus dilakukan oleh peneliti dalam tahapan ini
ditambah dengan satu pertimbangan yang perlu dipahami, yaitu etika penelitian
lapangan.
            1) Menyusun Rancangan Penelitian
            2) Memilih Lapangan Penelitian
   Baik dipahami apabila peneliti tidak berpegang teguh pada acuan teori, tetapi
   biarlah hati itu dikembangkan pada pengumpulan data. Dengan demikian,
   pemilihan lapangan penelitian diarahkan oleh teori substantif yang dirumuskan
   dalam bentuk hipotesis kerja walaupun masih tentative sifatnya. Hipotesis kerja
   akan dirumuskan secara tetap setelah dikonfirmasikan dengan data yang muncul
   ketika peneliti sudah memasuki latar penelitian.
            3) Mengurus Perizinan
   Peneliti hendaknya mengetahui siapa saja yang berwenang memberikan izin bagi
   pelaksanaan penelitian baik tokoh formal seperti gubernur/kepala daerah maupun
   jalur informal seperti kepala/pemimpin adat agar pengumpulan data tidak
   mengalami gangguan.
            4) Menjajaki dan Menilai Lapangan
   Penjajakan dan penilaian lapangan akan terlaksana dengan baik apabila peneliti
   membaca terlebih dahulu dari kepustakaan atau mengetahui melalui orang dalam
   tentang situasi dan kondisi daerah tempat penelitian dilakukan.
            5) Memilih dan Memanfaatkan Informan
            6) Menyiapkan Perlengkapan Penelitian
   Alat tulis, kertas, buku catatan perlu disediakan. Baik jika tersedia juga alat
   perekam seperti tape recorder, handycam dan kamera. Persiapan penelitian
   lainnya yang perlu dipersiapkan ialah jadwal yang mencangkup waktu, kegiatan
   yang dijabarkan secara rinci.
            7) Persoalan Etika Penelitian
   Etika memberikan pegangan bagi para peneliti agar menghormati seluruh nilai
   yang ada pada masyarakat.




2. Tahap Pekerjaan Lapangan
Terbagi atas tiga bagian, yaitu:
          1) Memahami Latar Penelitian dan Persiapan Diri
    a. Pembatasan latar dan peneliti
       Peneliti   perlu   memahami     latar   penelitian   terlebih   dahulu.   Ia   harus
       mempersiapkan dirinya, baik secara fisik maupun mental. Peneliti hendaknya
       mengenal adanya latar terbuka dan latar tertutup. Pada latar tertutup peneliti
       barangkali hanya mengandalkan wawancara dan hubungan peneliti dengan
       subjek kurang akrab. Sebaliknya, pada latar tertutup hubungan peneliti dengan
       subjek menjadi akrab karena latar demikian bercirikan orang-orang sebagai
       subjek yang perlu diamati secar teliti dan wawancara secara mendalam.
    b. Penampilan
       Peneliti hendaknya menyesuaikan diri dengan kebiasaan, adat, tat cara dan
       kultur latar penelitian. Penampilan fisik tidak mencolok; jika mungkin
       hendaknya berpakaian seperti yang digunakan orang-orang yang menjadi
       subjek penelitian, hal tersebut kadang mempermudah pegumpulan data. Cara
       bertingkah laku seperti tata cara, tindakan, lenggak-lenggok, cara menegur,
       dan semacamnya juga diperhatikan.
   c. Pengenalan hubungan penelitian di lapangan
       Hendaknya hubungan akrab antara subjek dan peneliti dapat dibina, dapat
       bekerjasama dengan saling bertukar informasi. Peneliti hendaknya netral di
       tengah anggota masyarakat. Peneliti tidak diharapkan mengubah situasi yang
       menjadi latar penelitian. Peneliti aktif dalam mengumpulkan data namun pasif
       dalam pengertian tidak boleh mengintervensi perisrtiwa. Peneliti hendaknya
       selektif, artinya tahu membedakan mana informasi yang diperlukan dan tahu
       menghindari sesuatu yang dapat mempengaruhi data. Tugas peneliti ialah
       mengumpulkan informasi yang relevan sebanyak mungkin dari sudut pandang
       subjek tanpa mempengaruhi mereka.
    d. Jumlah waktu studi
       Faktor waktu dalam penelitian cukup menentukan. Pembatasan waktu pada
       dasarnya peneliti sendirilah yang perlu menentukan pembagian waktu agar
       waktu yang digunakan di lapangan dimanfaatkan seefisien dan seefektif
       mungkin. Peneliti hendaknya senantiasa berpegan pada tujuan, masalah, dan
       jadwal yang telah disusun sebelumnya. Jika studi menjadi bekepanjangan,
       kerugian akan menjadi tanggungan peneliti berupa penambahan biaya.
2) Memasuki Lapangan
a. Keakraban hubungan
  Sikap peneliti hendaknya pasif, hubungan yang dibina berupa rapport yaitu
  hubungan antara peneliti dan subjek yang sudah melebur sehingga seolah-
  olah tidak ada lagi dinding pemisah di antara keduanya. Dengan demikian
  subjek sukarela menjawab pertanyaan dan memberikan informasi yang
  diperlukan oleh peneliti.
b. Mempelajari bahasa
  Baik apabila peneliti mempelajari bahasa yang digunakan oleh orang-orang
  yang berada pada latar penelitiannya. Peneliti juga diharapkan mempelajari
  simbol-simbol yang digunakan.
c. Peranan peneliti
  Besarnya peranan: Sewaktu berada pada lapangan penelitian, mau tidak mau
  peneliti terjun langsung ke dalamnya dan akan ikut berperanserta di dalamnya.
  Dipaksa berperan: Kadang terdapat situasi dimana subjek peneliti tidak
  mengerti dan tidak mau mengerti, menghadapi situasi demikian hendaknya
  peneliti sabar dan peneliti hendaknya mendekati subjek dengan jalan memakai
  salah satu anggotanya sebagai perantara.
  Jadilah anggota komunitas: Jika peneliti dipandang perlu terjun dan membaur
  sebagai anggota komunitas, usahakan peneliti tidak terbawa arus subjek.
     3) Berperan-serta Sambil Mengumpulkan Data
         a. Pengarahan batas studi
  Pada waktu menyusun usulan penelitian, batas studi telah ditetapkan bersama
  masalah dan tujuan penelitian. Peneliti hendaknya menjadawalkan topik
  kegiatan apa saja yang dapat diikuti. Jika hal itu dilakukan, peneliti dapat
  melakukan pengendalian dirinya sendiri pada seluruh lingkungan latar
  penelitian.
         b. Mencatat data
  Alat penelitian penting yang biasanya digunakan ialah catatan lapangan.
  Catatan lapangan tidak lain adalah catatan yang dibuat oleh peneliti sewaktu
  mengadakan pengamatan, wawancara, atau menyaksikan suatu kejadian
  tertentu. Biasanya catatan lapangan itu dibuat dalam bentuk kata-kata kunci,
  singkatan, pokok-pokok utama saja. Data lain seperti dokumen, laporan,
  gambar, dan foto jangan dilupakan.
c. Cara mengingat data
          Peneliti tidak dapat melakukan pengamatan sambil membuat catatan yang
          baik, tidak dapat membuat catatan yang baik sambil mengadakan wawancara
          secara mendalam dengan seseorang. Alat perekam seperti perekam kaset
          dan perekam video kaset akan besar manfaatnya jika tersedia dan subjek
          tidak keberatan.
                 d. Kejenuhan, keletihan, dan istirahat
                 e. Analisis di lapangan
          Penelitian kualitatif mengenal adanya analisis data di lapangan walaupun data
          secara intensif barulah dilakukan sesudah peneliti sampai di rumah. Dengan
          bimbingan dan arahan masalah penelitian, peneliti di bawa ke arah acuan
          tertentu yang mungkin cocok atau tidak cocok dengan data yang dicatat.


TEKNIK PENGAMBILAN DATA
      Dalam penelitian kualitatif, pengumpulan data dilakukan pada kondisi alamiah
(natural setting), sumber data primer, dan teknik pengumpulan data lebih banyak
observasi berperan serta (participation observation), wawancara mendalam dan
dokumentasi. Seperti yang dikemukakan oleh Marshal dan Rossman dalam Sugiyono
(2008:3009): ”the fundamental methods relied on by qualitative researchers for gathering
information are, participation in the setting direct observation, in-depth interviewing,
document review”.
1. Observasi
   Nasution dalam Sugiyono (2008:310) menyatakan bahwa, observasi merupakan
   dasar dari ilmu pengetahuan. Para ilmuwan hanya dapat bekerja berdasarkan data,
   yakni fakta mngenai dunia kenyataan yang diperoleh melalui observasi. Observasi
   memungkinkan peneliti untuk mempelajari perilaku dan makna dari perilaku tersebut
   (Marshal    dalam    Sugiyono,     2008:310).    Secara   umum,    Moleong      (2004)
   mengklasifikasikan pengamatan/observasi atas (1) pengamatan melalui cara
   berperanserta dan (2) pengamatan yang tidak berperanserta. Pengamat berperan
   serta melakukan dua peranan sekaligus, yaitu sebagai pengamat dan sekaligus
   menjadi anggota resmi dari kelompok yang diamatinya. Pada pengamatan tanpa
   peranserta pengamat hanya melakukan satu fungsi, yaitu mengadakan pengamatan.
   Sanafiah Faisal dalam Sugiyono (2008:310) lebih mengkhususkan macam-macam
   observasi dalam penelitian kualitatif sebagai berikut:
a. Observasi Partisipatif, yaitu suatu observasi dimana peneliti terlibat
          dengan kegiatan sehari-hari informan/sumber data yang sedang
          diamati/digunakan. Observasi partisipan memungkinkan diperoleh data
          yang lengkap, tajam, dan sampai mengetahui pada tingkat makna dari
          setiap perilaku yang tampak. Ditinjau dari derajat partisipasi peneliti,
          maka observasi ini dapat digolongkan lagi menjadi empat. Pertama
          partisipasi pasif (passive participation), yaitu dalam observasi peneliti
          hanya hadir di lokasi kegiatan orang yang diamati tetapi tidak ikut
          terlibat dalam proses kegiatan di dalamnya. Kedua, partispasi moderat
          (moderate participation), yaitu peneliti dalam observasi menjaga
          keseimbangan antara menjadi orang dalam dengan orang luar atau lain
          kata peneliti berpartisipasi dalam sebagian kegiatan. Ketiga, partisipasi
          aktif (active participation) yaitu peneliti dalam observasi berpartisipasi
          aktif dalam mayoritas kegiatan yang dilakukan nara sumber, walaupun
          belum sepenuhnya lengkap. Keempat, partisipasi lengkap (complete
          participation),   yaitu    dalam   pengumpulan   data,   peneliti   terlibat
          sepenuhnya dalam kegiatan yang dilakukan oleh nara sumber. Hal ini
          merupakan keterlibatan peneliti yang tertinggi terhadap aktivitas
          kehidupan yang diteliti.
      b. Observasi Terus Terang atau Tersamar
Dalam observasi terus terang, peneliti berterus terang kepada sumber data bahwa
peneliti sedang melakukan pengumpulan data untuk sebuah penelitian.
Sementara dalam suatu waktu peneliti melakukan observasi tersamar dimana
peneliti tidak berterusterang kepada nara sumber . Hal ini dilakukan untuk
menghindari jikalau suatu data ynag dicari merupakan data yang masih
dirahasiakan.
      c. Observasi Tak Berstruktur
Dalam penelitian kualitatif, observasi dilakukan secara tidak berstruktur. Hal ini
dikarenakan pengumpulan data dilakukan pada kondisi yang alamiah (natural
setting) sehingga fokus dan masalah penelitian akan berkembang seiring dengan
berljalannya penelitian. Observasi ini tidaklah dipersiapkan secara sistematis dan
tidak menggunkan instrumen yang telah baku, tetapi hanya berupa rambu-rambu
pengamatan. Oleh karena itu, peneliti dapat melakukan pengamatan bebas,
mencatat apa yang ditarik, melakukan analisis dan kemudian membuat
kesimpulan.
         Observasi dalam penelitian kualitatif memiliki beberapa tahapan (Spradley
     dalam Sugiyono, (2008:315), yaitu:
               a. Observasi Deskriptif, dilakukan peneliti pada saat memasuki situasi
                   soaial tertentu sebagai objek penelitian. Peneliti pada tahap
                   observasi ini melakukan penjelajahan umum dan menyeluruh,
                   melakukan deskripsi terhadap semua yang dilihat, didengar, dan
                   dirasakan (analisis domain). Tahap observasi ini disebut juga
                   sebagai grand tour observation.
               b. Observasi Terfokus
        Pada tahap observasi ini, peneliti melakukan observasi yang telah dipersempit
        untuk difokuskan pada aspek tertentu (mini tour observation). Pada tahap ini
        juga peneliti pengamatan terfokus dengan melakukan pengkategorian
        terhadap data terkumpul (analisis taksonomi).
               c. Observasi Terseleksi
        Pada tahap observasi ini, peneliti menguraikan fokus yang ditemukan
        sehingga didapat data yang lebih rinci. Peneliti berusaha menemukan
        karakteristik, kontras-kontras/perbedaan dan kesamaan antar kategori, serta
        menemukan hubungan antara satu kategori yang lain (analisis komponensial).
        Pada tahap ini diharapkan peneliti telah dapat menemukan pemahaman yang
        mendalam atau hipotesis.
2. Wawancara
  Menurut Moleong (2004) Wawancara adalah percakapan yang dilakukan dengan
  maksud tertentu oleh pewawancara (interviewer) yang mengajukan pertanyaan dan
  terwawancara (interviewee) yang memberikan jawaban atas pertanyaan itu. Secara
  garis besar, Esterberg dalam Sugiyono (2008:319) mengemukakan beberapa macam
  wawancara, sebagai berikut:
           a. Wawancara terstruktur
     Wawancara terstruktur digunakan sebagai teknik pengumpulan data, bila peneliti
     telah mengetahui dengan pasti tentang informasi apa yang akan diperoleh. Dalam
     hal ini, peneliti telah menyiapkan instrumen penelitian berupa pertanyaan-
     pertanyaan tertulis yang alternatif jawabannya pun telah dipersiapkan. Dalam
     wawancara     terstruktur,   pengumpulan    data   dapat   dilakukan   beberapa
     pewawancara sebagai pengumpul data, yang mana Guba dan Lincoln dalam
Moleong (2004:188) menyebutnya dengan istilah wawancara tim atau panel.
   Selain mempersiapkan instrumen sebagai pedoman wawancara, peneliti dalam
   wawancara terstruktur mempersiapkan dan menggunakan alat bantu seperti tape
   recorder, gambar, brosur dan material lainnya yang dapat membantu pelaksanaan
   wawancara berjalan lancar.
         b. Wawancara Semistruktur
   Sifat wawancara semistruktur lebih beas jika dibandingkan wawancara terstruktur.
   Tujuan dari wawancara jenis ini adalah untuk menemukan permasalahan secara
   lebih terbuka, dimana pihak terwawancaradiminta pendapat, dan ide-idenya.
         c. Wawancara tak berstruktur
   Wawancara ini adalah wawancara bersifat bebas dimana peneliti tidak
   menggunakan pedoman wawancara yang telah tersusun secara sistematis dan
   lengkap untuk pengumpulan datanya. Pedoman wawancara yang digunakan
   hanya berupa garis-garis besar permasalahan yang akan ditanyakan. Wawancara
   tak berstruktur yang disebut juga wawancara terbuka, digunakan dalam penelitian
   pendahuluan atau untuk penelitian yang lebih mendalam tentang subjek yang
   diteliti. Pada penelitian pendahuluan, peneliti berusaha mendapatkan informasi
   awal tentang berbagai isu atau permasalahan yang ada pada objek, sehingga
   peneliti dapat menemukan secara pasti permasalahan apa yang harus diteliti.
   Dalam wawancara tak berstruktur, peneliti belum mengetahui secara pasti data
   apa yang akan diperoleh, sehingga peneliti lebih banyak mendengarkan apa yang
   diceritakan oleh nara sumber. Berdasarkan analisis terhadap setiap jawaban dari
   nara sumber, maka peneliti dapat mengajukan berbagai pertanyaan berikutnya
   yang lebih terarah pada suatu tujuan.
Langkah-Langkah dalam Wawancara
      Pengumpulan data dengan wawancara dalam penelitian kualitatif memiliki
beberapa langkah-langkah, seperti yang dikemukakan oleh Lincoln dan Guba dalam
Sugiyono (2008:322) yaitu: (a)menetapkan kepada siapa wawancara akan dilakukan,
(b) menyiapkan pokok-pokok masalah yang akan menjadi bahan pembicaraan, (c)
mengawali atau membuka alur wawancara, (d) melangsungkan alur wawancara, (e)
mengkonfirmasikan ikhtisar hasil wawancara dan mengakhirinya, (f) menuliskan hasil
wawancara ke dalam catatan lapangan, (7) mengidentifikasi tidak lanjut hasil
wawancara yang telah diperoleh.
Jenis Pertanyaan dalam Wawancara
       Salah satu hal yang pokok dalam mempersiapkan suatu wawancara adalah
berkenaan dengan pertanyaan apa yang perlu ditanyakan kepada nara sumber.
Patton dalam Moleong (2004:192) mengemukakan enam jenis pertanyaan sebagai
berikut:
           a. Pertanyaan yang berkaitan dengan pengalaman atau perilaku
   Pertanyaan ini berkaitan dengan apa yang dibuat dan telah diperbuat seseorang.
   Pertanyaan demikian diajukan bertujuan untuk mendeskripsikan pengalaman,
   perilaku, tindakan, dan kegiatan yang dapat diamati pada waktu kehadiran
   pewawancara.
           b. Pertanyaan yang berkaitan dengan pendapat atau nilai
   Pertanyaan jenis ini ditujukan untuk memahami proses kognitif dan interpretatif
   dari subjek. Jawaban terhadap pertanyaan ini memberikan gambaran kepada
   peneliti mengenai apa yang dipikirkan tentang dunia atau tentang suatu program
   khusus. Pertanyaan itu menceriterakan tujuan, keinginan, harapan, dan nilai.
           c. Pertanyaan yang berkaitan dengan perasaan
   Pertanyaan demikian ditujukan untuk dapat memahami respons emosional
   seseorang berhubungan dengan pengalaman dan pemikirannya.
           d. Pertanyaan tentang pengetahuan
   Pertanyaan tentang pengetahuan diajukan untuk memperoleh pengetahuan
   faktual yang dimiliki responden dengan asumsi bahwa suatu hal dipandang dapat
   diketahui.
           e. Pertanyaan yang berkaitan dengan indera
   Pertanyaan ini berkenaan dengan apa yang dilihat, didengar, diraba, dirasakan,
   dan dicium. Maksud pertanyaan ini adalah memberikan kesempatan kepada
   pewawancara untuk memasuki perangkat indera nara sumber.
           f. Pertanyaan yang berkaitan dengan latar belakang atau demografi
   Pertanyaan ini berusaha menemukan ciri-ciri pribadi orang yang diwawancarai.
   Jawaban      terhadap     pertanyaan-pertanyaan   itu   membantu   pewawancara
   menemukan hubungan nara sumber dengan orang lain. Pertanyaan-pertanyaan
   baku berkaitan dengan usia, pendidikan, pekerjaan, tempat tinggal atau mobilitas.
Pengklasifikasian macam pertanyaan lain dikemukakan oleh Guba dan Lincoln dalam
Moleong (2004:194), yaitu:
           a. Pertanyaan hipotesis atau pertanyaan bilamana
b. Pertanyaan yang mempersoalkan sesuatu yang ideal dan nara sumber
             ditanya agar memberikan respons tentang hipotesis alternatif mengenai
             masa yang lalu, sekarang, atau yang akan datang
          c. Pertanyaan yang menantang nara sumber untuk merespons dengan
             cara memberikan hipotesis alternatif atau penjelasan
          d. Pertanyaan interpretatif yang menyarankan kepada nara sumber agar
             memberikan interpretasinya tentang kejadian atau peristiwa
          e. Pertanyaan yang memberikan saran
          f. Pertanyaan tentang alasan mengapa yang akan mengarahkan agar
             responden memberikan penjelasan tentang kejadian atau perasaan
          g. Pertanyaan tipe argumen yang berusaha mendapatkan argumentasi
          h. Pertanyaan tentang sumber yang berusaha mengungkapkan sumber
             tambahan, informasiasli, dan data atau dokumen tambahan
          i. Pertanyaan ya-tidak
          j. Pertanyaan yang mengarahkan, dalam hal ini nara sumber diminta
             untuk    memberikan    keterangan   tambahan     pada   informasi    yang
             disediakan.
Mencatat Hasil Observasi dan Wawancara
      Peneliti   Kualitatif   mengandalkan    observasi   dan    wawancara       dalam
pengumpulan data di lapangan. Pada waktu di lapangan peneiti membuat catatan
yang segera setalah itu akan disusun menjadi sebuah catatan lapangan. Catatan
yang dibuat di lapangan sangat berbeda dengan catatan lapangan. Catatan yang
dibuat saat peneliti di lapangan dapat berupa coretan seperlunya yang sangat
dipersingkat yang berisi kata-kata kunci, frasa, pokok-pokok isi pembicaraan atau
pengamatan, gambar, sketsa, diagram, dan lain-lain. Catatan itu berguna hanya
sebagai alat perantara yaitu antara apa yang dilihat, didengar, dirasakan, dicium, dan
diraba dengan catatan sebenarnya dalam bentuk catatan lapangan. Catatan
”sederhana” di lapangan diubah ke dalam catatan yang lengkap dan dinamakan
catatan lapangan. Bogdan dan Biklen dalam Moleong (2004:209) mengemukakan
bahwa catatan lapangan adalah catatan tertulis tentang apa yang didengar, dilihat,
dialami, dan dipikirkan dalam rangka pengumpulan data dan refleksi terhadap data
dalam penelitian kualitatif. Pada dasarnya catatan lapangan berisi dua bagian yaitu
(1) bagian deskriptif yang berisi gambaran tentang latar pengamatan, orang,
tindakan, dan pembicaraan, (2) bagian reflektif yang berisi kerangka berpikir dan
pendapat peneliti, gagasan, dan kepeduliannya. Proses pencatatan lapangan
   dilakukan setiap kali peneliti selesai mengadakan observasi atau wawancara.
3. Dokumentasi
   Studi dokumen merupakan pelengkap dari penggunaan metode observasi dan
   wawancara dalam penelitian kualitatif. Hasil penelitian dari observasi dan wawancara,
   akan lebih kredibel/dapat dipercaya apabila didukung oleh dokumen-dokumen yang
   kredibel yang dapat berupa dokumen pribadi seperti buku harian, surat pribadi,
   autobiorafi ataupun dokumen resmi berupa dokumen internal seperti memo,
   pengumuman, instruksi, aturan suatu lembaga masyarakat tertentu, laporan rapat,
   surat keputusan dan dokumen eksternal yang berisi bahan-bahan informasi yang
   dihasilkan oleh suatu lembaga sosial, misalnya majalah, buletin, dan berita media
   massa.


                        1. Populasi dan Sampel
      Lain halnya dengan populasi dalam penelitian kuantitatif yang dianggap sebagai
objek/subjek dengan kualitas dan karakteristik tertentu yang akan dipelajari dan ditarik
kesimpulannya, populasi, dalam penelitian kualitatif, dinamakan ”social situation” atau
situasi sosial yang terdiri dari elemen tempat (place), pelaku (actors), dan aktifitas
(activity). Ketiga elemen ini berinteraksi secara sinergis. Dapat digambarkan bahwa
situasi sosial tersebut dapat mengambil setting alamiah di keluarga, sekolah, atau
tempat kerja beserta orang-orang yang melakukan sekumpulan aktivitas di dalamnya.
Sehingga, situasi sosial tersebut dianggap sebagai objek penelitian yang aktivitas
(activity) orang-orang (actors) pada tempat (place) tertentu yang berusaha dipahami oleh
peneliti secara mendalam.
      Demikian halnya dengan sampel dalam penelitian kualitatif, juga bukanlah disebut
sampel statistik, tetapi merupakan sampel teoritis atau sampel konstruktif yang mana
sumber data dari sampel tersebut dikonstruksikan fenomena yang menyeluruh. Hal ini
juga disebabkan karena tujuan penelitian adalah untuk menghasilkan atau menemukan
teori. Sampel dalam penelitian kualitatif adalah kecil atau sedikit dan tidak representatif
karena sejalan dengan tujuan penelitian yang menginginkan perolehan informasi yang
luas dan mendalam dari suatu sampel, bukan untuk mendapatkan generalisasi. Namun
demikian, seiring dengan proses penelitian yang dilakukan peneliti, sampel dapat
berkembang menjadi besar. Hal ini mungkin terjadi karena perolehan informasi yang
belum lengkap dari suatu sumber data, sehingga dicari sumber data lainnya.
2. Teknik Pengambilan Sampel (Sampling)
       Terdapat dua macam teknik pengambilan sampel yang biasa dilakukan dalam
penelitian kualitatif, yaitu purpossive sampling dan snowball sampling. Sugiono (2008)
mengemukakan bahwa purpossive sampling adalah teknik pengambilan sampel sumber
data dengan pertimbangan tertentu. Pertimbangan dilakukan adalah bertujuan untuk
memperoleh data atau informasi yang luas, rinci, dan mendalam sehingga didapat suatu
kebenaran yang bermakna dan menyeluruh. Misalnya, menetapkan seseorang sebagai
sampel yang dianggap memiliki pengetahuan yang luas tentang apa yang kita harapkan,
atau mungkin dia sebagai penguasa sehingga dapat memudahkan peneliti menjelajahi
objek/situasi   sosial   yang   diteliti. Sementara   snowball    sampling    adalah   teknik
pengambilan sampel sumber data yang pada awalnya berjumlah sedikit, lama-lama
menjadi besar. Hal ini dilakukan karena dari jumlah data yang sedikit tersebut belum
didapat data yang lengkap, sehingga dicari sumber data lain. Dengan demikian jumlah
sampel sumber data menjadi besar atau bertambah, seperti bola salju yang
menggelinding (snowball).
       Sehingga dapat disimpulkan bahwa penentuan sampel dalam penelitian kualitatif
dilakukan selama penelitian berlangsung. Oleh karena itu pengambilan sampel bersifat
sementara dimana jumlah sampel dapat berkembang dalam penelitian, disesuaikan
dengan kebutuhan penelitian yang sejalan dengan makin terarahnya fokus penelitian
dan dipilih sampai kepada taraf jenuh (redundancy), yaitu pada saat ditambah sampel
lagi tidak memberikan informasi baru yang berarti.
       Demi mendukung kegiatan penelitian, maka sebaiknya ditentukan sampel sebagai
sumber data atau informan yang memiliki kriteria sebagai berikut, (Sugiyono, 2008:303):
(1) Menguasai atau memahami sesuatu melalui proses enkulturasi, sehingga sesuatu itu
bukan sekedar diketahui, tetapi juga dihayatinya, (2) Tergolong masih berkecimpung
atau terlibat pada kegiatan yang tengah ditelliti, (3) Mempunyai waktu yang memadai
untuk dimintai informasi, (4)       Tidak   cenderung menyampaikan informasi             hasil
”kemasannya” sendiri, (5) Tergolong ”cukup asing” dengan peneliti sehingga lebih
menggairahkan untuk dijadikan semacam guru atau narasumber.
                         3. Instrumen dan Data
       Instrumen atau alat penelitian dalam penelitian kualitatif adalah peneliti itu sendiri.
Peneliti kualitatif sebagai human instrumen berperan dalam menetapkan fokus
penelitian, memilih informan sebagai sumber data, melakukan pengumpulan data,
menilai kualitas data, analisis data, menafsirkan data dan membuat kesimpulan atas
temuannya. Peneliti juga dianggap sebagai instrumen kunci dalam penelitian kualitatif
dikarenakan oleh beberapa karakteristik yang melingkupi penelitian kualitatif itu sendiri,
yaitu: (1) segala sesuatu yang akan dicari dari objek penelitian belum jelas dan pasti
masalahnya, sumber datanya, dan hasil yang ditetapkan. Lalu (2) rancangan penelitian
masih bersifat sementara dan akan berkembang setelah peneliti memasuki objek
penelitian. Selain itu (3) realitas dalam penelitian kualitatif diasumsikan sebagai sesuatu
yang bersifat holistik, dinamis, tidak dapat dipisah-pisahkan ke dalam variabel-variabel
penelitian. Oleh karena itu instrumen penelitian dalam penelitian kualitatif belum dapat
dikembangkan sebelum masalah penelitian jelas. Setelah fokus penelitian menjadi jelas,
kemungkinan akan dikembangkan instrumen penelitian sederhana guna melengkapi
data dan membandingkan data yang telah ditemukan melalui observasi dan wawancara.
Peneliti akan terjun sendiri, mengumpulkan data, menganalisis dan membuat
kesimpulan.
      Dengan demikian, sebagai ”the key instrument” peneliti harus memiliki
pemahaman metode penelitian kualitatif itu sendiri secara mendalam, penguasaan
wawasan terhadap bidang yang diteliti, kesiapan untuk memasuki objek penelitian baik
secara akademik maupun logistik. Validasi terhadap terhadap kriteria tersebut dilakukan
oleh peneliti sendiri dengan mengevaluasi diri.
      Menurut Lofland dalam Moleong (2004:157) sumber data utama dalam penelitian
kualitatif adalah kata-kata, dan tindakan. Terdapat pula data tambahan berupa dokumen
dan lain-lain. Berkaitan dengan hal itu, jenis data dalam penelitian kualitatif di bagi ke
dalam kata-kata dan tindakan, sumber data terulis, foto, dan statistik.
1. Kata-kata dan Tindakan
   kata-kata dan tindaka orang-orang yang diamati atau diwawancarai merupakan
   sumber data utama. Sumber data utama dicatat melalu catatan tertulis atau melalui
   perekaman video/audio tapes, pengambilan foto, atau film. Pencatatan sumber data
   utama melalui wawancara atau pengamatan berperan serta merupakan hasil usaha
   gabungan dari kegiatan melihat, mendengar, dan bertanya.
2. Sumber tertulis
   Bahan tambahan yang berasal dari sumber tertulis dapat dibagi atas sumber buku
   dan majalah ilmiah (disertasi, tesis, buku terbitan pemerintah, jurnal, dan karya ilmiah
   lainnya), sumber dari arsip (riwayat hidup tokoh terkenal, sumber-sumber tertulis dari
   Lembaga Arsip Nasional atau tempat-tempat arsip peting lainnya) dokumen pribadi
   (surat, buku harian, anggaran penerimaan lagu daerah, dan dokumen lainnya yang
merupakan tulisan tentang diri dan pengalaman sendiri seseorang), dan dokumen
   resmi (laporan rapat, daftar siswa dan pegawai tata usaha, dan data lainnya yang
   dapat diperole dari instansi-instansi pemerintahan).
3. Foto
   Foto dapat menjadi sumber tambahan dalam penelitian kualitatif yang dapat
   menghasilkan data deskriptif yang cukup berharga dan dapat digunakan untuk
   menelaah segi-segi subjektif dan dianalisis secara induktif. Menurut Bogdan dan
   Biklen dalam Moleong (2004:160), terdapat dua kategori foto yang dapat digunakan
   dalam penelitian kualitatif, yaitu foto yang dihasilkan orang dan foto yang dihasilkan
   oleh peneliti sendiri.
4. Data Statistik
   Data statistik dapat pula menjadi sumber data tambahan. Misalnya, data statistik
   dapat membantu peneliti dalam mempelajari komposisi distribusi penduduk dilihat
   dari segi usia, jenis kelamin, agama, mata pencaharia, dan lain sebagainya. Namun
   demikian, perlu diingat bahwa peneliti kualitatif hendaknya jangan terlalu banyak
   mendasarkan diri pada data statistik dikarenakan data statistik pada umumnya
   merupakan bentuk generalisasi sehingga dapat mengurangi makna subjek secara
   subjek   secara    perorangan.   Data   statistik   dalam   penelitian   kualitatif   dapat
   dimanfaatkan hanya sebagai cara yang mengantar dan mengarahkan pada kejadian
   dan peristiwa yang ditemukan dan dicari sendiri sesuai dengan masalah dan tujuan
   penelitiannya.


TAHAP ANALISIS DATA
      Analisis data kualitatif (Bogdan & Biklen, 1982) adalah upaya yang dilakukan
dengan jalan bekerja dengan data, mengorganisasikan data, memilah-milahnya menjadi
satuan yang dapat dikelola, mensisntesiskannya, mencari dan menemukan pola,
menemukan apa yang penting dan apa yang dipelajari, dan memutuskan apa yang dapat
diceriterakan kepada orang lain. Proses analisis data kualitatif (Seiddel, 1988) berjalan
sebagai berikut:
   a. mencatat yang menghasilkan catatan lapangan, dengan hal itu diberi kode agar
      sumber datanya tetap dapat ditelusuri,
   b. mengumpulkan, memilah-milah, mengklasifikasikan, mensintesiskan, membuat
      ikhtisar dan membuat indeksnya,
   c. berpikir, dengan jalan membuat agar kategori data itu memiliki makna, mencari
dan menemukan pola dan hubungan-hubungan, dan membuat temuan-temuan
      umum.
      Selanjutnya, menurut Janice McDrury (Coolaborative Group Analisys of Data,
1999) tahapan analisis data kualitatif adalah sebagai berikut:
   a. membaca/mempelajari data, menandai kata-kata kunci dan gagasan yang ada
      dalam data,
   b. mempelajari kata-kata kunci itu, berupaya menemukan tema-tema yang berasal
      dari data,
   c. menuliskan model yang ditemukan,
   d. koding yang telah dilakukan.
Dari definisi-definisi tersebut dapat kita pahami bahwa ada yang mengemukakan proses,
ada pula yang menjelaskan tentang komponen-komponen yang perlu ada dalam suatu
analisis data. Dalam hal ini analisa meliputi kegiatan mengerjakan data, menatanya,
membaginya menjadi satuan-satuan yang dapat dikelola, mensintesanya, mencari pola,
menemukan apa yang penting dan apa yang akan dipelajari, dan memutuskan apa yang
akan Anda laporkan.
                        1. Tahap Analisis Data Secara Umum
      Pada bagian ini akan diuraikan tiga pokok persoalan, yaitu 1) konsep dasar, 2)
menemukan tema dan merumuskan hipotesis kerja, dan 3) bekerja dengan hipotesis
kerja. Analisis data menurut Patton (1980), adalah proses mengatur urusan data,
mengorganisasikannya ke dalam suatu pola, kategori, dan satuan uraian dasar. Ia
membedakannya dengan penafsiran, yaitu memberikan arti yang signifikan terhadap
hasil analisis, menjelaskan pola uraian, dan mencari hubungan diantara dimensi-dimensi
uraian. Bogdan&Taylor (1975) mendefinisikan analisis data sebagai proses yang merinci
usaha secara formal untuk menemukan tema dan merumuskan hipotesis kerja (ide). Jika
dikaji, pada dasarnya definisi pertama lebih menitikberatkan pengorganisasian data
sedangkan yang kedua lebh menekankan maksud dan tujuan analisis data. Dengan
demikian definisi tersebut dapat disintesiskan menjadi: Analisis data adalah proses
mengorganisasikan dan mengurutkan data ke dalam pola, kategori, dan satuan uraian
dasar sehingga dapat ditemukan tema dan dapat dirumuskan hipotesis kerja.
      Dari rumusan di atas dapatlah kita menarik garis bahwa analisis data bermaksud
pertama-tama mengorganisasikan data. Data yang terkumpul banyak sekali yang terdiri
dari catatan lapangan dan tanggapan peneliti, gambar, foto, dokumen berupa laporan,
biografi, artikel, dan sebagainya. Pekerjaan analisis data dalam hal ini adalah mengatur,
mengurutkan, mengelomokkan, memberikan kode, dan mengkategorisasikannya.
Pengorganisasian dan pengelolaan data tersebut bertujuan menemukan tema dan
hipotesis kerja yang akhirnya diangkat menjadi teori substansif.
      Uraian di atas memberikan gambaran tentang betapa pentingnya kedudukan
analisis data ini dilihat dari segi tujuan penelitian. Prinsip pokok penelitian kualitatif
adalah menemukan teori dari data. Akhirnya perlu dikemukakan bahwa analisis data itu
dilakukan dalam suatu proses. Proses berarti pelaksanaannya sudah mulai dilakukan
sejak pengumpulan data dilakukan dan dikerjakan secara intensif sesudah meninggalkan
lapangan penelitian. Dalam hal ini dianjurkan agar analisis data dan penafsirannya
secepatnya dilakukan oleh peneliti, jangan menunggu sampai data itu menjadi dingin
bahkan membeku atau malah menjadi kadaluarsa. Pekerjaan menganalisis data
memerlukan usaha pemusatan perhatian pengerahan tenaga fisik dan pikiran
peneliti.selain menganalisis data, peneliti juga perlu dan masih perlu mendalami
kepustakaan guna mengonfirmasikan teori atau menjastifikasikan adanya teori baru yang
barangkali ditemukan.
                        2. Menemukan Tema Dan Merumuskan Hipotesis Kerja
      Sejak menganalisis data di lapangan, peneliti sudah mulai menemukan tema dan
hipotesis kerja. Pada analisis yang dilakukan secara lebih intensif, tema dan hipotesis
kerja lebih diperkaya, diperdalam, dan lebih ditelaah lagi dengan menggabungkan data
dari sumber-sumber lainnya. Bogdan&Taylor (1975) menganjurkan beberapa petunjuk
untuk diikuti seperti yang dikemukakan berikut ini:
                               a. Bacalah dengan teliti catatan lapangan anda
                               b. Berilah kode pada beberapa judul pembicaraan
                                  tertentu
                               c. Susunlah menurut tipologi
                               d. Bacalah kepustakaan yang ada dengan masalah dan
                                  latar penelitian.
                        3. Menganalisis berdasarkan Hipotesis Kerja
      Sesudah memformulasikan hipotesis kerja, selanjutnya peneliti mencari apakah
hipotesis kerja itu didukung atau ditunjang oleh data dan apakah hal itu benar. Dalam hal
demikian peneliti barangkali akan mengubah, menggabungkan atau membuang
beberapa hipotesis kerja. Apabila peneliti telah menemukan seperangkat hipotesis kerja
dasar, maka selanjutnya peneliti menyusun kode tersendiri atas dasar hipotesis kerja
dasar tersebut. Data yang telah tersusun dikelompokkan lagi berdasarkan hipotesis kerja
tersebut. Data yang dikode tidak perlu secara ketat menunjang hanya satu hipotesis
kerja, artinya satu data barangkali menunjang dua atau lebih hipotesis kerja.
       Pekerjaan mencari dan menentukan data yang menunjang hipotesis kerja atau
tidak pada dasarnya memerlukan seperangkat kriteria tertentu. Kriteria ini didasarkan
atas pengalaman, pengetahuan, atau teori tertentu yang mendukung. Kriteria itu dapat
ditetapkan secara kasar, sementara data sudah mulai masuk dan ditetapkan pada saat
mengadakan pemberian kode pada data. Usaha untuk meningkatkan kemampuan
menganalisis dan meningkatkan pengertian tentang data, seperti dikemukakan oleh
Bogdan&Taylor (1975) adalah sebagai berikut:
                                                         a. Apakah data menunjang hipotesis
                                                               kerja?
                                                         b. Apakah        data     yang      benar
                                                               dikumpulkan atau bukan?
                                                         c. Apakah       ada    pengaruh    peneliti
                                                               terhadap latar penelitian?
                                                         d. Adakah orang lain yang hadir?
                                                         e. Pertanyaan         langsung     ataukah
                                                               kesimpulan tidak langsung?
                                                         f. Siapa yang mengatakan dan siap
                                                               yang melakukan apa?
                                                         g. Apakah subjek mengatakan yang
                                                               benar?
                           4. Teknik Pemeriksaan Keabsahan Data
       Keabsahan        data   adalah     bahwa    setiap      keadaan    harus    memenuhi:     1)
mendemonstrasikan nilai yang benar, 2) Menyediakan dasar agar hal itu dapat
diterapkan, 3) memperbolehkan keputusan luar yang dapat dibuat tentang konsistensi
dari prosedurnya dan kenetralan dari temuan dan keputusan-keputusannya. Isu dasar
dari hubungan keabsahan data pada dasarnya adalah sederhana. Di bawah ini
dikemukakan perbandingan antara penelitian kuantitatif dengan penelitian kualitatif
dilihat dari segi konstruknya.
  Konstruk           Kuantitatif                  Kualitatif
 ‘Nilai Benar”   Validitas Internal    Kredibilitas
 Aplikabilitas   Validitas Eksternal   Transferabilitas (keteralihan)
 Konsistensi     Reliabilitas          Dependabilitas (kebergantungan)
 Netralitas      Objektivitas          Konfirmabilitas (kepastian)
Sama dengan penelitian kuantitatif bahwa suatu studi tidak akan valid jika tidak
reliabel, maka penelitian kualitatif tidak akan bisa transferabel jika tidak kredibel, dan
tidak akan kredibel jika tidak memenuhi kebergantungan.
Kriteria Keabsahan Data
       Untuk    menetapkan          keabsahan   (truthworthiness)     data   diperlukan   teknik
pemeriksaan. Pelaksanaan teknik pemeriksaan didasarkan atas sejumlah kriteria
tertentu. Ada empat kriteria yang digunakan, yaitu derajat kepercayaan (credibility),
keteralihan     (tranferability),     kebergantungan     (dependability),     dan    kepastian
(confirmability).
Teknik Pemeriksaan Keabsahan Data
              KRITERIA                    TEKNIK PEMERIKSAAN
 Kredibilitas (derajat kepercayaan)                   (1) Perpanj
                                                            angan
                                                            Keikut-
                                                            sertaan
                                                         (2) Ketekun
                                                            an
                                                            Pengam
                                                            atan
                                                         (3) Triangul
                                                            asi
                                                         (4) Pengece
                                                            kan
                                                            Sejawat
                                                         (5) Kecukup
                                                            an
                                                            Referen
                                                            sial
                                                         (6) Kajian
                                                            Kasus
                                                            Negatif
                                      Pengecekan Anggota
 Kepastian                            (8) Uraian Rinci
 Kebergantungan                       (9) Audit Kebergantungan
 Kepastian                            (10) Audit Kepastian


                          a) Perpanjangan Keikutsertaan
Keikutsertaan   peneliti   sangat   menentukan   dalam    pengumpulan   data.
Keikutsertaan tersebut tidak hanya dilakukan dalam waktu singkat, tetapi memerlukan
perpanjangan keikutsertaan pada latar penelitian. Perpanjangan keikutsertaan berarti
peneliti tinggal di lapangan penelitian sampai kejenuhan pengumpulan data tercapai.
Jika hal itu dilakukan maka akan membatasi:
    -    membatasi gangguan dari dampak peneliti pada konteks,
    -    membatasi kekeliruan (biases) peneliti,
    -    mengkonpensasikan pengaruh dari kejadian-kejadian yang tidak biasa atau
         pengaruh sesaat.
         Perpanjangan keikutsertaan peneliti akan memungkinkan peningkatan derajat
kepercayaan data yang dikumpulkan, alasannya: 1) peneliti dengan perpanjangan
keikutsertaannya akan banyak mempelajari ‘kebudayaan’, dapat menguji ketidakbenaran
informasi yang diperkenalkan oleh distorsi, baik yang berasal dari diri sendiri maupun
dari responden, dan membangun kepercayaan subjek, dan 2) menuntut peneliti agar
terjun ke lokasi dan dalam waktu yang cukup panjang guna mendeteksi dan
memperhitungkan distorsi yang mungkin mengotori data.




                         b) Ketekunan/Keajegan Pengamatan
         Keajegan pengamatan berarti mecari secara konsisten interpretasi dengan
berbagai cara dalam kaitan dengan proses analisis yang konstan atau tentatif. Mencari
suatu usaha membatasi berbagai pengaruh. Mencari apa yang dapat diperhitungkan dan
apa yang tidak dapat. Maksud dari keajegan pengamatan yakni menemukan ciri-ciri dan
unsur-unsur dalam situasi yang sangat relevan dengan persoalan yang sedang dicari
dan kemudian memusatkan diri pada hal-hal tersebut secara rinci.
                         c) Triangulasi
         Triangulasi dalah teknik pemeriksaan keabsahan data yang memanfaatkan
sesuatu yang lain di luar data itu untuk keperluan pengecekan atau sebagai pembanding
terhadap data itu. Teknik triangulasi yang paling banyak digunakan ialah pemeriksaan
melalui sumber lainnya. Denzin (1978) membedakan empat macam triangulasi sebagai
teknik pemeriksaan yang memanfaatkan penggunaan sumber, metode, penyidik, dan
teori.
         Triangulasi merupakan cara terbaik untuk menghilangkan perbedaan-perbedaan
konstrksi kenyataan yang ada dalam konteks suatu studi sewaktu mengumpulkan data
tentang berbagai kejadian dan hubungan dari berbagai penadangan. Dengan kata lain
bahwa dengan trangulasi, peneliti dapat me-recheck temuannya dengan jalan
membandingkannya dengan berbagai sumber, metode, atau teori. Untuk itu maka
peneliti dapat melakukannya dengan cara: a) mengajukan berbagai macam variasi
pertanyaan, b) mengeceknya dengan berbagai sumber data, dan c) memanfaatkan
berbagai metode agar pengecekan kepercayaan data dapat dilakukan.
                      d) Pemeriksaan Sejawat Dengan Diskusi
       Teknik ini dilakukan dengan cara mengekspos hasil sementara atau hasil akhir
yang diperoleh dalam bentuk diskusi dengan rekan-rekan sejawat. Teknik ini memiliki
maksud:
   -   Untuk membuat agar peneliti tetap mempertahankan sikap terbuka dan kejujuran.
   -   Diskusi dengan teman sejawat memberikan suatu kesempatan awal yang baik
       untuk mulai menjajaki dan menguji hipotesis kerja yang muncul dari pemikiran
       peneliti.
   -   Dapat me-review persepsi, pandangan dan analisis yang sedang dilakukan.
       Hasil dari teknik pemeriksaan dengan teman sejawat ini adalah 1) menyediakan
pendangan kritis, 2) mengetes hipotesis kerja (temuan teori substansif), 3) membantu
mengembangkan langkah berikutnya, dan 4) melayani sebagai pembanding.
                      e) Analisis Kasus Negatif
       Teknik ini dilakukan dengan jalan mengumpulkan contoh dan kasus yang tidak
sesuai dengan pola dan kecenderungan informasi yang telah dikumpulkan dan
digunakan sebagai bahan pembanding.
                      f) Pengecekan Anggota
       Pengecekan dengan anggota yang terlibat dalam proses pengumpulan data
sangat penting dalam pemeriksaan derajat kepercayaan. Yang dicek dengan anggota
yang terlibat meliputi data, kategori analitis, penfsiran, dan kesimpulan. Pengecekan
anggota dilakukan baik secara formal maupun tidak formal.
                      g) Uraian Rinci (Thick Description)
       Teknik ini menuntut peneliti agar melaporkan hasil penelitiannya sehingga
uraiannya itu dilakukan seteliti dan secermat mungkin yang menggambarkan konteks
tempat penelitian diselenggarakan. Jelas laporan itu harus mengacu pada fokus
penelitian. Uraiannya harus mengungkapkan secara khusus sekali segala sesuatu yang
dibutuhkan oleh pembaca agar ia dapat memahami temuah-temuan yang diperoleh.
                         h) Auditing
       Auditing adalah konsep bisnis, khususnya di bidang fiskal yang dimanfaatkan
untuk memeriksa kebergantungan dan kepastian data. Hal itu dilakukan baik terhadap
proses maupun hasil atau keluaran. Proses auditing dapat mengikuti langkah-langkah
seperti yang disarankan oleh Halpern, yaitu: pra-entri, penetapan hal-hal yang dapat
diaudit, kesepakatan formal, dan terakhir penentuan keabsahan data.




  6    Desain           desain dibuat fleksibel / luwes, memahami fenomena yang
                        dikembangkan, bersifat umum, kompleks dengan jalan
                        dan dikhususkan hanya dalam menganalisis bagian-bagian
                        istilah umum.                         komponen (disebut variabel).
   7    Hipotesis       mencari dan menemukan dan Rumusan hipotesis bersifat
                        menyimpulkan              hipotesis. korelasional, menunjukkan
                        Hipotesis dilihat sebagai suatu perbandingan, kausalitas, dan
                        yang tentatif, berkembang, dan eksperimen.
                        didasarkan pada suatu studi
                        tertentu.
   8    Teknik          jumlah subjek penelitian kecil, subjek penelitian berjumlah besar
        Sampling        dan dilakukan teknik sampling dan dilakukan pemilihan sampel
                        bertujuan (purposive sampling) secara acak/random sampling.
   No      Perbedaan
                        dan snowball sampling
                                      Kualitatif                            Kuantitatif
PERBEDAAN
   9    Data dan PENELITIAN            KUALITATIF          DENGAN       PENELITIAN
                        data penelitian yang pengertian mengumpulkan data berupa angka
                                                     berupa membuat deskripsi objektif tentang
    1    Maksud          mengembangkan
        Strategi
KUANTITATIF             kata-kata individu maupun suatu -angka (numerik), peneliti
                                        dan         gambar fenomena terbatas dan menentukan
                         tentang
        Pengumpulan dikumpulkan dari dokumen- mengoperasionalkan variabel,
                         kejadian atau peristiwa dengan apakah fenomena dapat dikontrol
Perbedaan penelitian Kualitatif dengan penelitian kuantitatif ditinjau dari berbagai aspek:
        Data            dokumen,
                         memperhitungkan pengamatan, mengadakan penghitungan dan
                                              konteks yang melalui beberapa entervensi.
                        wawancara. Peneliti mencatat pengukuran secara statistikal.
                         relevan.
    2    Tujuan         data dalam catatan lapangan menjelaskan, meramalkan, dan
                         memahami fenomena sosial
                        secara intensif.
                         melalui gambaran holistik dan atau mengontrol fenomena melalui
CONTOH JUDUL PENELITIAN KUALITATIF secara dilakukan secara deduktif, dari
  10 Analisis Data       memperbanyak
                        analisis data dilakukan pemahaman pengumpulan data terfokus
                         mendalam.                             data numerik.
                        induktif, model-model, teori- menghasilkan data numerik yang
Contoh 1
    3    Sampel         teori, konsep, tidak dianalisis dianalisis secara statistik. Data
                         sampel            yang        harus sampling sejauh mungkin dikontrol
 PENERAPAN PETA KONSEP DALAM MENINGKATKAN KETERAMPILAN MERUMUSKAN
                        secara deskriptif, dimaksudkan terdirisampel harus representatif.
                         representatif dan di mana dan dari bilangan – bilangan,
        KESIMPULAN SISTEM GERAK PADA MANUSIA DIdan analisis dilakukan pada akhir
                        sebagian mengarah berasal SMP NEGERI 2 KENDARI
                         untuk      besar data kepada
                        dariMuhammad Ali (Gurucatatan2 Kendari)
                         pemahaman secara mendalam. penelitian.
                               wawancara dan SMPN
    4    Hubungan       pengamatan.
                         peneliti mencari keteraturan peneliti secara aktif berinteraksi
Abstrak: Peneliti dan kelas VIIIsampel Negeri 2terbatas dalam merumuskan Penelitiobjektivitas,
         Sulitnya siswa tujuan H SMP individu;Kendari Tujuan pribadi. kesimpulan untuk
  11 Review              dalam pengukuran            analisis secara pengukuran bebas
menguasai konsep sistem gerak acuan manausia merupakan masalah yangintuisi dan dapat
         Subjek
        Kepustakaan     sebagai pada teorimenyatakan memberi makna pada skoring, dan
                         statistik               dan tidak menggunakan mendesak untuk
dipecahkan melalui strategi organisasi peta konsep.tentang yang digunakan bagaimana
                        mempengaruhi studi. Penelitian pengumpulan dalam penelitian tidak
                         kecenderungan                Metode memutuskan            data         ini
adalah desain penelitianperilaku kelas melalui tahapan siklus: perencanaan, implementasi,
                           tindakan danbukan
                        dilakukan           kecenderungan dipengaruhi oleh nilai-nilaiatau
                                                      untuk merumuskan pertanyaan peneliti,
observasi, dan refleksi. Objek penelitian adalah siswa kelas VIII H semester ganjil tahun
                        mengkaji sudah cukup tetapi ’bias’, dan persepsi.
                         tersebut        teori,         kuat bagaimana melakukan
pelajaran 2006/2007 yang terdiri atas 18 pria dan 22 wanita. Hasil penelitian ini menunjukkan
                        menemukan teori dari data.
                         untuk memperoleh nilai praktis. pengamatan. Individu yang diteliti
bahwa Keabsahan strategi organisasi peta konsep dapat meningkatkan keterampilan siswa
  12 penggunaan         diuji melalui kredibilitas (derajat melalui diberi kesempatan secara
                                                               dapat validitas internal, validitas
merumusakan kesimpulan dan meningkatkan hasil belajar siswa pada pokok bahasan sistem
        Data            kepercayaan), transferabilitas eksternal, untuk mengajukan
                                                               sukarela reliabilitas, dan
                        (keteralihan),      dependabilitas objektivitas. persepsi.
                                                               gagasan dan
    5    Pendekatan     (kebergantungan),
                         menjelaskan              penyebab berisi nilai-nilai (subjektif), holistik
                                                        dan
                        konfirmabilitas (kepastian).
                         fenomena         sosial      melalui dan berorientasi proses.
                         pengukuran         objektif     dan
                         analisis numerikal.
gerak pada manusia serta meningkatkan aktifitas belajar siswa jika guru efektif dalam
membimbing diskusi kelompok dan buku cukup untuk setiap peserta didik.

Kata Kunci: Keterampilan Merumuskan Kesimpulan, Penerapan Peta Konsep, Sistem Gerak
pada Manusia.




Contoh 2
   EFEKTIVITAS KEBIJAKAN IMPLEMENTASI KURIKULUM TINGKAT SATUAN
  PENDIDIKAN (KTSP) DI SEKOLAH DASAR (SD) PERKOTAAN DAN PEDESAAN
    (Studi Deskriptif Kualitatif di SD Perkotaan dan Pedesaan di Provinsi Bengkulu)

                        Oleh:Prof. Dr. Rambat Nur Sasongko
      (Program Studi Magister Manajemen Pendidikan Universitas Bengkulu, 2007)

Sungguh pun pergantian kurikulum merupakan jawaban terhadap kebutuhan masyarakat dan
perkembangan ilmu pengetahuan teknologi dan seni, namun hal tersebut menimbulkan sejumlah
permasalahan. Kondisi ini terlihat ketika penerapan Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK)
belum seluruh sekolah di Indonesia tuntas menerapkannya, pada tahun 2006 sudah harus
menggantinya dengan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). Kondisi ini amat
membingungkan bagi guru utamanya guru Sekolah Dasar (SD). Permasalahannya apakah
kebijakan implementasi KTSP efektif bagi SD di perkotaan dan pedesaan? Penelitian ini
bertujuan untuk menganalisis tentang efektivitas kebijakan implementasi KTSP di SD perkotaan
dan pedesaan. Untuk mencapai tujuan tersebut digunakan metode deskriptif kualitatif. Subyek
penelitian yaitu kepala dan guru SD di perkotaan dan pedesaan provinsi Bengkulu. Data
dikumpulkan dengan teknik wawancara, observasi, dan studi dokumentasi. Data dianalisis
dengan teknik induktif secara flow analysis. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kebijakan
implementasi KTSP di SD perkotaan dan pedesaan belum efektif. Kepala dan guru SD baik di
perkotaan dan pedesaan belum seluruhnya memahami makna KTSP, masih banyak dijumpai
kesalahan penyusunan KTSP dan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), dan penerapan
di kelas yang belum sesuai dengan asas-asas KTSP. Efektivitas implementasi bersifat
kontekstual, tergantung dari kelincahan kepala dan guru di sekolah serta fasilitas yang
dimilikinya (dana dan internet). Berdasarkan hasil penelitian ini disarankan kepada Dinas Diknas
dan LPMP untuk terus membina kepala dan guru dalam memahami, mendeskripsikan, dan
menerapkan KTSP. Demikian pula bagi kepala sekolah dan guru yang telah memahami dan
mengimplementasikan KTSP untuk experience sharing dengan getok tular kepada SD yang
lainnya.

Kata kunci: kebijakan, KTSP, SD perkotaan, SD pedesaan


KESIMPULAN
Berdasarkan penjelasan di atas, maka dapat disimpulkan bahwa penelitian kualitatif
adalah penelitian yang berfalsafahkan paradigma postpositivisme yang memandang
realitas sosial sebagai sesuatu yang holistik/utuh, kompleks, dinamis, penuh maknadan
hubungan gejala yang interaktif, digunakan untuk meneliti pada kondisi objek yang
alamiah, dimana peneliti berperan sebagai instrumen kunci, pengambilan sampel
sumber data dilakukan secara purposive dan snowball, teknik pengumpulan data dengan
gabungan antara observasi, wawancara, dan analisis dokumentasi, analisis data bersifat
indukif yang berusaha menyusun fakta-fakta di lapangan menjadi suatu hipotesis, dan
hasil penelitian kualitatif lebih menekankan pada proses daripada hasil.



DAFTAR PUSTAKA
Bogdan, Robert. C. & Sari Knop Biklen, alih bahasa Munandir (1990). Riset Kualitatif
        Untuk Pendidikan: Pengantar Ke Teori Dan Metode. Jakarta: PAU-PPAI
        Universitas Terbuka.
Denzin, Norman & Lincoln, Yvonna (2009). Handbook of Qualitative Research.
        Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Margono, Drs. (2004). Metode Penelitian Pendidikan. Jakarta : PT Rineke Cipta
Moleong, Dr. Lexy J. (1990). Metode Penelitian Kualitatif. Jakarta: PT Remaja
      Rosdakarya.
Moleong, Dr. Lexy J. (2006). Metode Penelitian Kualitatif Edisi Revisi. Jakarta: PT
      Remaja Rosdakarya.
Sugiyono, Prof.Dr. (2008). Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: AlfaBeta.

Contenu connexe

Tendances

PPT SEMPRO ELENA.pptx
PPT SEMPRO ELENA.pptxPPT SEMPRO ELENA.pptx
PPT SEMPRO ELENA.pptxLediselpiani
 
Contoh tabel data interval, data nominal, data ordinal, data distribusi freku...
Contoh tabel data interval, data nominal, data ordinal, data distribusi freku...Contoh tabel data interval, data nominal, data ordinal, data distribusi freku...
Contoh tabel data interval, data nominal, data ordinal, data distribusi freku...Sylvester Saragih
 
Beberapa pertanyaan dalam metode kuantitatif
Beberapa pertanyaan dalam metode kuantitatifBeberapa pertanyaan dalam metode kuantitatif
Beberapa pertanyaan dalam metode kuantitatifYuca Siahaan
 
PPT Metode penelitian kuantitatif
PPT Metode penelitian kuantitatifPPT Metode penelitian kuantitatif
PPT Metode penelitian kuantitatifNona Zesifa
 
Power point sidang skripsi
Power point sidang skripsiPower point sidang skripsi
Power point sidang skripsiYunitha Rahmah
 
Paradigma penelitian
Paradigma penelitianParadigma penelitian
Paradigma penelitianIsti Isti
 
PPT Kerangka konsep dan kerangka teori
PPT Kerangka konsep dan kerangka teoriPPT Kerangka konsep dan kerangka teori
PPT Kerangka konsep dan kerangka teoriNona Zesifa
 
Bahan ajar-mata-kuliah-metodologi-penelitian
Bahan ajar-mata-kuliah-metodologi-penelitianBahan ajar-mata-kuliah-metodologi-penelitian
Bahan ajar-mata-kuliah-metodologi-penelitianJey Queenn
 
PPT Langkah - langkah Penelitian
PPT Langkah - langkah PenelitianPPT Langkah - langkah Penelitian
PPT Langkah - langkah PenelitianNona Zesifa
 
Perbedaan Penelitian Kualitatif dengan Penelitian Kuantitatif
Perbedaan Penelitian Kualitatif dengan Penelitian KuantitatifPerbedaan Penelitian Kualitatif dengan Penelitian Kuantitatif
Perbedaan Penelitian Kualitatif dengan Penelitian KuantitatifMila Ismiyanti
 
Metode Penelitian Kuantitatif
Metode Penelitian KuantitatifMetode Penelitian Kuantitatif
Metode Penelitian KuantitatifSiti Sahati
 
Teknik analisis data kuantitatif dan kualitatif
Teknik analisis data kuantitatif dan kualitatifTeknik analisis data kuantitatif dan kualitatif
Teknik analisis data kuantitatif dan kualitatifNastiti Rahajeng
 
Presentasi Sidang skripsi
Presentasi Sidang skripsi Presentasi Sidang skripsi
Presentasi Sidang skripsi Slamet Riyadi
 
Teknik pengumpulan data penelitian eksperimen
Teknik pengumpulan data penelitian eksperimenTeknik pengumpulan data penelitian eksperimen
Teknik pengumpulan data penelitian eksperimenMuel DJaja
 

Tendances (20)

PPT SEMPRO ELENA.pptx
PPT SEMPRO ELENA.pptxPPT SEMPRO ELENA.pptx
PPT SEMPRO ELENA.pptx
 
Contoh tabel data interval, data nominal, data ordinal, data distribusi freku...
Contoh tabel data interval, data nominal, data ordinal, data distribusi freku...Contoh tabel data interval, data nominal, data ordinal, data distribusi freku...
Contoh tabel data interval, data nominal, data ordinal, data distribusi freku...
 
Beberapa pertanyaan dalam metode kuantitatif
Beberapa pertanyaan dalam metode kuantitatifBeberapa pertanyaan dalam metode kuantitatif
Beberapa pertanyaan dalam metode kuantitatif
 
Hipotesis nol
Hipotesis nolHipotesis nol
Hipotesis nol
 
PPT Metode penelitian kuantitatif
PPT Metode penelitian kuantitatifPPT Metode penelitian kuantitatif
PPT Metode penelitian kuantitatif
 
Power point sidang skripsi
Power point sidang skripsiPower point sidang skripsi
Power point sidang skripsi
 
Contoh proposal skripsi
Contoh proposal skripsiContoh proposal skripsi
Contoh proposal skripsi
 
Paradigma penelitian
Paradigma penelitianParadigma penelitian
Paradigma penelitian
 
Tanya jawab mpp
Tanya jawab mppTanya jawab mpp
Tanya jawab mpp
 
PPT Kerangka konsep dan kerangka teori
PPT Kerangka konsep dan kerangka teoriPPT Kerangka konsep dan kerangka teori
PPT Kerangka konsep dan kerangka teori
 
Sidang skripsi ppt asli
Sidang skripsi ppt asliSidang skripsi ppt asli
Sidang skripsi ppt asli
 
Bahan ajar-mata-kuliah-metodologi-penelitian
Bahan ajar-mata-kuliah-metodologi-penelitianBahan ajar-mata-kuliah-metodologi-penelitian
Bahan ajar-mata-kuliah-metodologi-penelitian
 
PPT Langkah - langkah Penelitian
PPT Langkah - langkah PenelitianPPT Langkah - langkah Penelitian
PPT Langkah - langkah Penelitian
 
Perbedaan Penelitian Kualitatif dengan Penelitian Kuantitatif
Perbedaan Penelitian Kualitatif dengan Penelitian KuantitatifPerbedaan Penelitian Kualitatif dengan Penelitian Kuantitatif
Perbedaan Penelitian Kualitatif dengan Penelitian Kuantitatif
 
Metode Penelitian Kuantitatif
Metode Penelitian KuantitatifMetode Penelitian Kuantitatif
Metode Penelitian Kuantitatif
 
Konsep dan variabel
Konsep dan variabelKonsep dan variabel
Konsep dan variabel
 
Teknik analisis data kuantitatif dan kualitatif
Teknik analisis data kuantitatif dan kualitatifTeknik analisis data kuantitatif dan kualitatif
Teknik analisis data kuantitatif dan kualitatif
 
Pengantar Statistika Inferensial
Pengantar Statistika InferensialPengantar Statistika Inferensial
Pengantar Statistika Inferensial
 
Presentasi Sidang skripsi
Presentasi Sidang skripsi Presentasi Sidang skripsi
Presentasi Sidang skripsi
 
Teknik pengumpulan data penelitian eksperimen
Teknik pengumpulan data penelitian eksperimenTeknik pengumpulan data penelitian eksperimen
Teknik pengumpulan data penelitian eksperimen
 

Similaire à Penelitian kualitatif

FUNDASI PENELITIAN KUALITATIF_tugas kelompok.pptx
FUNDASI PENELITIAN KUALITATIF_tugas kelompok.pptxFUNDASI PENELITIAN KUALITATIF_tugas kelompok.pptx
FUNDASI PENELITIAN KUALITATIF_tugas kelompok.pptxMARSIH4
 
Pengertian metode penelitian kualitatif
Pengertian metode penelitian kualitatifPengertian metode penelitian kualitatif
Pengertian metode penelitian kualitatifsuryadi man ic
 
Dasar - dasar penelitian, variabel dan hipotesis
Dasar - dasar penelitian, variabel dan hipotesisDasar - dasar penelitian, variabel dan hipotesis
Dasar - dasar penelitian, variabel dan hipotesisSri Handayani
 
PENDEKATAN KUALITATIF.pptx
PENDEKATAN KUALITATIF.pptxPENDEKATAN KUALITATIF.pptx
PENDEKATAN KUALITATIF.pptxHafizElmi1
 
Penelitian kualitatif bidang kesehatan masyarakat
Penelitian kualitatif bidang kesehatan masyarakatPenelitian kualitatif bidang kesehatan masyarakat
Penelitian kualitatif bidang kesehatan masyarakatasih gahayu
 
Kelompok 1 Presentasi.pdf
Kelompok 1 Presentasi.pdfKelompok 1 Presentasi.pdf
Kelompok 1 Presentasi.pdfMuhamadSoleh33
 
Metodologi penelitian kualitatif (mirza shahreza) final
Metodologi penelitian kualitatif (mirza shahreza) finalMetodologi penelitian kualitatif (mirza shahreza) final
Metodologi penelitian kualitatif (mirza shahreza) finalMirza Shahreza
 
Makalah penelitian kualitatif
Makalah penelitian kualitatifMakalah penelitian kualitatif
Makalah penelitian kualitatifNora Indrasari
 
Penelitian kuantitatif dan kualitatif
Penelitian kuantitatif dan kualitatifPenelitian kuantitatif dan kualitatif
Penelitian kuantitatif dan kualitatiftegarputra15
 
1. Metode Penelitian Kualitatif.pptx
1. Metode Penelitian Kualitatif.pptx1. Metode Penelitian Kualitatif.pptx
1. Metode Penelitian Kualitatif.pptxsosialisman
 
Ppt Metodologi Penelitian: 1. Pengantar Metodologi Penelitian | Kelas: 6A | D...
Ppt Metodologi Penelitian: 1. Pengantar Metodologi Penelitian | Kelas: 6A | D...Ppt Metodologi Penelitian: 1. Pengantar Metodologi Penelitian | Kelas: 6A | D...
Ppt Metodologi Penelitian: 1. Pengantar Metodologi Penelitian | Kelas: 6A | D...Universitas Muslim Nusantara Al-Washliyah
 
Penelitian kuantitatif dan kualitatif
Penelitian kuantitatif dan kualitatifPenelitian kuantitatif dan kualitatif
Penelitian kuantitatif dan kualitatifputralaksana
 
jenis-jenis dan desain penelitian. .pptx
jenis-jenis dan desain penelitian. .pptxjenis-jenis dan desain penelitian. .pptx
jenis-jenis dan desain penelitian. .pptxsarahadawiyah011990
 
Makalah pendidikan metodologi
Makalah pendidikan metodologiMakalah pendidikan metodologi
Makalah pendidikan metodologiFrendiUtama
 
74464229 perbedaan-karakteristik-metode-penelitian-kualitatif-dan-kuantitatif
74464229 perbedaan-karakteristik-metode-penelitian-kualitatif-dan-kuantitatif74464229 perbedaan-karakteristik-metode-penelitian-kualitatif-dan-kuantitatif
74464229 perbedaan-karakteristik-metode-penelitian-kualitatif-dan-kuantitatifWarnet Raha
 

Similaire à Penelitian kualitatif (20)

Makalah perbedaan penelitian kualitatif dan kuantitatif
Makalah perbedaan penelitian kualitatif dan kuantitatifMakalah perbedaan penelitian kualitatif dan kuantitatif
Makalah perbedaan penelitian kualitatif dan kuantitatif
 
FUNDASI PENELITIAN KUALITATIF_tugas kelompok.pptx
FUNDASI PENELITIAN KUALITATIF_tugas kelompok.pptxFUNDASI PENELITIAN KUALITATIF_tugas kelompok.pptx
FUNDASI PENELITIAN KUALITATIF_tugas kelompok.pptx
 
Pengertian metode penelitian kualitatif
Pengertian metode penelitian kualitatifPengertian metode penelitian kualitatif
Pengertian metode penelitian kualitatif
 
Dasar - dasar penelitian, variabel dan hipotesis
Dasar - dasar penelitian, variabel dan hipotesisDasar - dasar penelitian, variabel dan hipotesis
Dasar - dasar penelitian, variabel dan hipotesis
 
PENDEKATAN KUALITATIF.pptx
PENDEKATAN KUALITATIF.pptxPENDEKATAN KUALITATIF.pptx
PENDEKATAN KUALITATIF.pptx
 
bahagian b
bahagian bbahagian b
bahagian b
 
Penelitian kualitatif bidang kesehatan masyarakat
Penelitian kualitatif bidang kesehatan masyarakatPenelitian kualitatif bidang kesehatan masyarakat
Penelitian kualitatif bidang kesehatan masyarakat
 
Kelompok 1 Presentasi.pdf
Kelompok 1 Presentasi.pdfKelompok 1 Presentasi.pdf
Kelompok 1 Presentasi.pdf
 
Metodologi penelitian kualitatif (mirza shahreza) final
Metodologi penelitian kualitatif (mirza shahreza) finalMetodologi penelitian kualitatif (mirza shahreza) final
Metodologi penelitian kualitatif (mirza shahreza) final
 
Makalah penelitian kualitatif
Makalah penelitian kualitatifMakalah penelitian kualitatif
Makalah penelitian kualitatif
 
Penelitian kuantitatif dan kualitatif
Penelitian kuantitatif dan kualitatifPenelitian kuantitatif dan kualitatif
Penelitian kuantitatif dan kualitatif
 
1. Metode Penelitian Kualitatif.pptx
1. Metode Penelitian Kualitatif.pptx1. Metode Penelitian Kualitatif.pptx
1. Metode Penelitian Kualitatif.pptx
 
Bahagian a
Bahagian aBahagian a
Bahagian a
 
Penelitian Sosial
Penelitian SosialPenelitian Sosial
Penelitian Sosial
 
Ppt Metodologi Penelitian: 1. Pengantar Metodologi Penelitian | Kelas: 6A | D...
Ppt Metodologi Penelitian: 1. Pengantar Metodologi Penelitian | Kelas: 6A | D...Ppt Metodologi Penelitian: 1. Pengantar Metodologi Penelitian | Kelas: 6A | D...
Ppt Metodologi Penelitian: 1. Pengantar Metodologi Penelitian | Kelas: 6A | D...
 
Penelitian kuantitatif dan kualitatif
Penelitian kuantitatif dan kualitatifPenelitian kuantitatif dan kualitatif
Penelitian kuantitatif dan kualitatif
 
jenis-jenis dan desain penelitian. .pptx
jenis-jenis dan desain penelitian. .pptxjenis-jenis dan desain penelitian. .pptx
jenis-jenis dan desain penelitian. .pptx
 
Makalah pendidikan metodologi
Makalah pendidikan metodologiMakalah pendidikan metodologi
Makalah pendidikan metodologi
 
Mak 1
Mak 1Mak 1
Mak 1
 
74464229 perbedaan-karakteristik-metode-penelitian-kualitatif-dan-kuantitatif
74464229 perbedaan-karakteristik-metode-penelitian-kualitatif-dan-kuantitatif74464229 perbedaan-karakteristik-metode-penelitian-kualitatif-dan-kuantitatif
74464229 perbedaan-karakteristik-metode-penelitian-kualitatif-dan-kuantitatif
 

Penelitian kualitatif

  • 1. METODE PENELITIAN KUALITATIF Dosen : Prof. Dr. Hartati Muchtar. Mata Kuliah : Metodologi Penelitian Disusun Oleh : Dwina Widati 7116090014 Fikri Hasaniah 7116090018 Juita Siringo-ringo 7116090025 Kunto Imbar N. 7116090027 Noor Indra 7116090040 Ratna Dumasari 7116090046 UNIVERSITAS NEGERI JAKARTA PROGRAM PASCASARJANA JURUSAN TEKNOLOGI PENDIDIKAN 2009 METODE PENELITIAN KUALITATIF
  • 2. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Secara umum metode penelitian diartikan sebagai cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu. Terdapat 4 kata kunci yang perlu diperhatikan dalam metode penelitian: (1) cara ilmiah berarti kegiatan penelitian didasarkan pada ciri-ciri keilmuan yaitu rasional, empiris, dan sistematis, (2) data yang diperoleh melalui penelitian adalah data empiris yang menunjukan derajat ketepatan (valid) antara data yang sesungguhnya terjadi pada objek dengan data yang dapat dikumpulkan oleh peneliti, (3 & 4) tujuan dan kegunaan dimana secara umum tujuan penelitian bersifat penemuan, pembuktian dan pengembangan. Penemuan berarti data yang diperoleh dari penelitian adalah data yang betul-betul baru yang belum diketahui sebelumnya. Pembuktian berarti data yang diperoleh dapat digunakan untuk membuktikan adanya keragu-raguan terhadap informasi atau pengetahuan tertentu. Dan pengembangan berarti memperdalam dan memperluas pengetahuan yang telah ada. Secara umum hasil akhir dari penelitian dapat digunakan untuk memahami, memecahkan dan mengantisipasi masalah. Makalah ini mencoba untuk membahas beberapa pokok permasalahan dalam penelitian kualitatif yang menjadi salah satu penelitian yang menggunakan metode kualitatif dalam menjawab permasalahan-permasalahan ilmu sosial. B. Perumusan Masalah Penelitian Langkah 1 : Tentukan fokus penelitian. Langkah 2 : Cari berbagai kemungkinan faktor yang ada kaitan dengan fokus tersebut (subfokus) Langkah 3 : Dari antara faktor-faktor yang terkait adakan pengkajian mana yang sangat menarik untuk ditelaah, kemudian tetapkan mana yang dipilih. Langkah 4 : Kaitan secara logis faktor-faktor subfokus yang dipilih dengan fokus penelitian. Selain itu, dalam penelitian-penelitian yang umum digunakan pertanyaan- pertanyaan: apakah, bagaimana, dan mengapa. Rumusan masalah merupakan kaitan dua buah faktor yaitu antara fokus dengan kemungkinan-kemungkinan penyebabnya. Jadi, perumusan masalah dalam penelitian kualitatif merupakan hal yang penting. Perumusan masalah penelitian melalui fokus. Masalah penelitian dirumuskan dalam bentuk fokus yang dalam penelitian membatasi studi itu sendiri, sifat perumusan
  • 3. masalah sebelum penelitian akhirnya masih tentatif, yang berarti masih dapat berkembang sekaligus disempurnakan sewaktu peneliti berada di lapangan. C. Identifikasi Masalah Berdasarkan rumusan masalah di atas, berikut beberapa permasalahan yang akan dikaji dalam makalah ini: 1. Apa paradigma yang menjadi falsafah penelitian kualitatif dan apa pengertian penelitian kualitatif ? 2. Apa ciri-ciri penelitian kualitatif ? 3. Bagaimana tahap-tahap penelitian kualitatif ? 4. Bagaimana perumusan masalah dalam penelitian kualitatif ? 5. Bagaimana populasi dan teknik pengambilan sampel dalam penelitian kualitatif ? 6. Apa instrumen dan data dalam penelitian kualitatif ? 7. Apa perbedaan penelitian kualitatif dengan kuantitatif ? D. Pembatasan Masalah Dalam ilmu sosial khususnya bidang pendidikan terdapat dua kelompok metode penelitian yakni metode penelitian kuantitatif dan metode penelitian kualitatif. Pada makalah ini kelompok kami membatasi pembahasan masalah hanya pada peneltian kualitatif. PEMBAHASAN A. Paradigma, Konsep Dasar Dan Pengertian Penelitian Kualitatif Setiap penelitian berpegang pada paradigma tertentu. Dalam rangka melakukan pengumpulan fakta-fakta dan menentukan arah penelitian, para peneliti terlebih dahulu akan menentukan landasan atau fondasi bagi langkah-langkah penelitiannya. Landasan atau fondasi tersebut akan dijadikan sebagai prinsip-prinsip atau asumsi maupun aksioma yang dalam bahasanya Moleong disebut paradigma. Masing-masing paradigma memiliki keunggulan dan kelemahan oleh karena itu peneliti harus mempunyai pemahaman yang cukup terhadap dasar pemikiran paradigma dalam jenis penelitian yang dipilihnya sebelum melakukan kegiatan penelitian. Paradigma yang melandasi penelitian kualitatif adalah paradigma post-positivisme yang menganggap kebenaran tidak hanya satu atau tunggal tetapi lebih kompleks sehingga tidak dapat diikat pada satu teori saja. Paradigma ini mengembangkan metode
  • 4. penelitian kualitatif yang menggunakan data-data untuk menerangkan gejala atau fenomena secara menyeluruh (holistik). Penelitian dilakukan pada objek yang alamiah yaitu objek yang berkembang apa adanya, tidak dimanipulasi oleh peneliti dan kehadiran peneliti tidak begitu mempengaruhi kehadiran pada objek tersebut (Sugiyono: 2008). Dasar teoritis dalam pendekatan kualitatif adalah: 1. Pendekatan fenomenologis. Dalam pandangan fenomenologis, peneliti berusaha memahami arti peristiwa dan kaitan-kaitannya terhadap orang-orang biasa dalam situasi-situasi tertentu. 2. Pendekatan interaksi simbolik. Dalam pendekatan interaksi simbolik diasumsikan bahwa objek orang, situasi dan peristiwa tidak memiliki pengertian sendiri, sebaliknya pengertian itu diberikan kepada mereka. Pengertian yang dlberikan orang pada pengalaman dan proses penafsirannya bersifat esensial serta menentukan. 3. Pendekatan kebudayaan. Untuk menggambarkan kebudayaan menurut perspektif ini seorang peneliti mungkin dapat memikirkan suatu peristiwa di mana manusia diharapkan berperilaku secara baik. Peneliti dengan pendekatan ini mengatakan bahwa bagaimana sebaiknya diharapkan berperilaku dalam suatu latar kebudayaan. 4. Pendekatan etnometodologi. Etnometodologi berupaya untuk memahami bagaimana masyarakat memandang, menjelaskan dan menggambarkan tata hidup mereka sendiri. Etnometodologi berusaha memahami bagaimana orang- orang mulai melihat, menerangkan, dan menguraikan keteraturan dunia tempat mereka hidup. Seorang peneliti kualitatif yang menerapkan sudut pandang ini berusaha menginterpretasikan kejadian dan peristiwa sosial sesuai dengan sudut pandang dari objek penelitiannya. Dalam penelitian kualitatif, peneliti itu sendiri bertindak sebagai instrumen penelitiannya; yang mana sebagai instrumen penelitian peneliti harus memiliki bekal teori dan wawasan yang luas, sehingga mampu bertanya, menganalisis, memotret dan mengkonstruksi situasi sosial yang diteliti menjadi lebih jelas dan bermakna (Sugiono: 2008). Hal ini juga diperkuat oleh Margono (2004) yang menyatakan bahwa dengan karakteristik penelitiannya yang holistik (menyeluruh), peneliti dalam penelitian kualitatif memerlukan ketajaman analis (bersifat deskriptif analitik), objektifitas, sistematik dan sistemik sehingga diperoleh ketepatan dalam interpretasi. Sebab, hakikat dari suatu fenomena atau gejala bagi penganut penelitian kualitatif adalah totalitas atau gestalt.
  • 5. Sugiyono (2008) kembali memperjelas dengan menyatakan bahwa dengan analisis datanya yang bersifat deskriptif analitik, metode kualitatif digunakan untuk mendapatkan data yang mendalam, suatu data yang mengandung makna. Makna adalah data yang sebenarnya, data yang pasti yang merupakan suatu nilai di balik data yang tampak. Analisis data dalam penelitian kualitatif juga bersifat induktif, yakni berdasarkan fakta-fakta yang ditemukan di lapangan dan kemudian dikonstruksikan menjadi hipotesis dan teori. Oleh karena itu dalam penelitian kualitatif tidak menekankan pada generalisasi, tetapi lebih menekankan pada makna. Dari penjabaran di atas maka penelitian kualitatif dapat didefinisikan sebagai prosedur penelitan yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang dapat diamati. Pendekatan ini diarahkan pada latar dan individu tersebut secara holistic atau utuh sehingga dalam hal ini tidak boleh mengisolasikan individu atau organisasi ke dalam varibel atau hipotesis, tetapi perlu memandangnya sebagai bagian dari suatu keutuhan (Bogdan dan Tylor dalam Moleong, 1998:3). B. Karakteristik Penelitian Kualitatif Menurut Bogdan dan Biklen dalam Sugiyono (2008) mengemukakan karakteristik penelitian kualitatif sebagai berikut: (1) Qualitative research has the natural setting as the direct source of data and the researcher is the key instrument. (2) Qualitative research is descriptive. The data collected is in form of words of pictures rather than number. (3) Qualitative research is concerned with process rather than simply with outcomes or products. (4) Qualitative research tends to analyze its data inductively. (5) “Meaning” is of essential to the qualitative approach. Dengan kata lain, karakteristik penelitian kualitatif antara lain adalah penelitian yang dilakukan pada kondisi alamiah, langsung ke sumber data dan instrument kunci penelitian adalah peneliti. Penelitian kualitatif bersifat deskriptif, yang mana data yang terkumpul berbentuk kata-kata atau gambar, tidak menekankan pada angka. Penelitian kualitatif menekankan pada proses daripada produk atau outcome. Penelitian kualitatif melakukan analisis data secara induktif dan lebih menekankan makna (data dibalik yang teramati). Selanjutnya Erickson dalam Susan Stainback (2003) dan dalam Sugiyono (2008) mengemukakan bahwa penelitian kualitatif dilakukan secara intensif dan peneliti ikut berpartisipasi lama di lapangan, melakukan pencatatan secara hati-hati fakta atau gejala terjadi di lapangan, melakukan analisis reflektif terhadap berbagai dokumen di lapangan,
  • 6. dan membuat laporan penelitian secara mendetail. Dari penjabaran diatas maka dapat di jabarkan beberapa ciri khas penelitian kualitatif dilihat dari aspek-aspek sebagai berikut, seperti dikemukakan oleh Moleong (1998): 1. Latar alamiah Dalam penelitian kualitatif, data dikumpulkan dalam kondisi yang asli atau alamiah (natural setting). Suatu fenomena harus diteliti dalam keseluruhan pengaruh lapangan. Hal ini dilakukan agar fakta – fakta yang ada di lapangan tidak dipisahkan dari konteksnya. Misalnya, peneliti yang mengadakan penelitian terhadap mahasiswa kedokteran, maka ia akan mengikuti mahasiswa sebagai subjek penelitiannya tersebut ke dalam ruang kuliah, laboratorium, rumah sakit, bahkan tempat berkumpul mahasiswa tersebut, seperti kafe, asrama, dan sebagainya. 2. Peneliti sebagai alat/instrumen penelitian Peneliti merupakan alat utama pengumpul data (atau dengan bantuan orang lain) dengan metode pengumpulan data berdasarkan pengamatan dan wawancara. Dengan peneliti sendiri sebagai alat, memungkinkan untuk mengadakan penyesuaian terhadap fakta-fakta yang terjadi di lapangan dan yang dapat berhubungan secara langsung dengan responden atau objek lainnya. 3. Metode Kualitatif Penelitian kualitatif menggunakan metode kualitatif, yaitu pengamatan, wawancara, atau penelaahan dokumen. Metode ini digunakan dengan pertimbangan karena lebih mudah disesuaikan apabila berhadapan dengan fakta-fakta yang kompleks. 4. Analisis Data secara Induktif Penelitian kualitatif menggunakan analisis data secara induktif dikarenakan beberapa alasan sebagai berikut: a. proses induktif lebih dapat menemukan fakta-fakta kompleks yang terdapat dalam data. b. Analisis induktif lebih dapat membuat hubungan peneliti-responden menjadi lebih eksplisit dan akuntabel. c. Dapat menguraikan latar secara penuh d. Dapat memperhitungkan nilai-nilai secara eksplisit sebagai bagian dari struktur analitik. 5. Teori bersifat dari dasar (grounded theory)
  • 7. Upaya pencarian data bukan dimaksudkan untuk membuktikan hipotesis yang telah dirumuskan sebelum penelitian diadakan, melainkan untuk merumuskan kesimpulan/hipotesis atau teori. Penyusunan teori berasal dari bawah ke atas, yaitu dari sejumlah data yang telah dikumpulkan kemudian yang saling berhubungan dikelompokkan. Arah penyusunan teori tersebut akan menjadi jelas sesudah data dikumpulkan. 6. Deskriptif Dalam penelitian kualitatif dilakukan pengumpulan data secara deskriptif, di mana data-data yang dikumpulkan adalah yang berupa kata-kata dan gambar, bukan angka-angka. Data tersebut mungkin berasal dari naskah wawancara, catatan lapangan, foto, video rekaman, dokumen pribadi, maupun dokumen resmi lainnya. Dengan demikian, laporan penelitian akan berisi kutipan-kutipan data untuk memberikan gambaran penyajian laporan tersebut. 7. Lebih Mementingkan Proses daripada Hasil Penelitian kualitatif lebih banyak mementingkan proses daripada hasil, karena hubungan bagian-bagian yang sedang diteliti akan jauh lebih jelas apabila diamati dalam proses. 8. Adanya Batas yang ditentukan oleh Fokus Penelitian kualitatif menghendaki ditetapkan adanya batas dalam penelitian atas dasar fokus yang timbul sebagai masalah dalam penelitian. 9. Adanya Kriteria Khusus untuk Keabsahan Data Penelitian kualitatif meredefinisikan validitas reabilitas dan objektifitas dalam versi lain sebagai teknik pemeriksaan keabsahan data. Kriteria yang digunakan yaitu kredibilitas (derajat kepercayaan), transferabilitas (keteralihan) dependapibilitas (kebergantungan) dan konfirmabilitas (kepastian). 10. Desain yang Bersifat Sementara, Fleksibel, & Berkembang Penelitian kualitatif menyusun desain yang secara terus menerus disesuaikan dengan kenyataan dilapangan. Jadi tidak menggunakan desain yang telah disusun secara ketat & kaku. Hal ini disebabkan oleh fakta-fakta kompleks dilapangan yang tidak dapat diramalkan perubahannya. Dengan demikian, desain khusus masalah yang telah ditetapkan terlebih dahulu dapat saja diubah menyesuaikan kondisi yang ada di lapangan. TAHAP-TAHAP PENELITIAN
  • 8. 1. Tahap Pra-Lapangan Ada enam tahap kegiatan yang harus dilakukan oleh peneliti dalam tahapan ini ditambah dengan satu pertimbangan yang perlu dipahami, yaitu etika penelitian lapangan. 1) Menyusun Rancangan Penelitian 2) Memilih Lapangan Penelitian Baik dipahami apabila peneliti tidak berpegang teguh pada acuan teori, tetapi biarlah hati itu dikembangkan pada pengumpulan data. Dengan demikian, pemilihan lapangan penelitian diarahkan oleh teori substantif yang dirumuskan dalam bentuk hipotesis kerja walaupun masih tentative sifatnya. Hipotesis kerja akan dirumuskan secara tetap setelah dikonfirmasikan dengan data yang muncul ketika peneliti sudah memasuki latar penelitian. 3) Mengurus Perizinan Peneliti hendaknya mengetahui siapa saja yang berwenang memberikan izin bagi pelaksanaan penelitian baik tokoh formal seperti gubernur/kepala daerah maupun jalur informal seperti kepala/pemimpin adat agar pengumpulan data tidak mengalami gangguan. 4) Menjajaki dan Menilai Lapangan Penjajakan dan penilaian lapangan akan terlaksana dengan baik apabila peneliti membaca terlebih dahulu dari kepustakaan atau mengetahui melalui orang dalam tentang situasi dan kondisi daerah tempat penelitian dilakukan. 5) Memilih dan Memanfaatkan Informan 6) Menyiapkan Perlengkapan Penelitian Alat tulis, kertas, buku catatan perlu disediakan. Baik jika tersedia juga alat perekam seperti tape recorder, handycam dan kamera. Persiapan penelitian lainnya yang perlu dipersiapkan ialah jadwal yang mencangkup waktu, kegiatan yang dijabarkan secara rinci. 7) Persoalan Etika Penelitian Etika memberikan pegangan bagi para peneliti agar menghormati seluruh nilai yang ada pada masyarakat. 2. Tahap Pekerjaan Lapangan
  • 9. Terbagi atas tiga bagian, yaitu: 1) Memahami Latar Penelitian dan Persiapan Diri a. Pembatasan latar dan peneliti Peneliti perlu memahami latar penelitian terlebih dahulu. Ia harus mempersiapkan dirinya, baik secara fisik maupun mental. Peneliti hendaknya mengenal adanya latar terbuka dan latar tertutup. Pada latar tertutup peneliti barangkali hanya mengandalkan wawancara dan hubungan peneliti dengan subjek kurang akrab. Sebaliknya, pada latar tertutup hubungan peneliti dengan subjek menjadi akrab karena latar demikian bercirikan orang-orang sebagai subjek yang perlu diamati secar teliti dan wawancara secara mendalam. b. Penampilan Peneliti hendaknya menyesuaikan diri dengan kebiasaan, adat, tat cara dan kultur latar penelitian. Penampilan fisik tidak mencolok; jika mungkin hendaknya berpakaian seperti yang digunakan orang-orang yang menjadi subjek penelitian, hal tersebut kadang mempermudah pegumpulan data. Cara bertingkah laku seperti tata cara, tindakan, lenggak-lenggok, cara menegur, dan semacamnya juga diperhatikan. c. Pengenalan hubungan penelitian di lapangan Hendaknya hubungan akrab antara subjek dan peneliti dapat dibina, dapat bekerjasama dengan saling bertukar informasi. Peneliti hendaknya netral di tengah anggota masyarakat. Peneliti tidak diharapkan mengubah situasi yang menjadi latar penelitian. Peneliti aktif dalam mengumpulkan data namun pasif dalam pengertian tidak boleh mengintervensi perisrtiwa. Peneliti hendaknya selektif, artinya tahu membedakan mana informasi yang diperlukan dan tahu menghindari sesuatu yang dapat mempengaruhi data. Tugas peneliti ialah mengumpulkan informasi yang relevan sebanyak mungkin dari sudut pandang subjek tanpa mempengaruhi mereka. d. Jumlah waktu studi Faktor waktu dalam penelitian cukup menentukan. Pembatasan waktu pada dasarnya peneliti sendirilah yang perlu menentukan pembagian waktu agar waktu yang digunakan di lapangan dimanfaatkan seefisien dan seefektif mungkin. Peneliti hendaknya senantiasa berpegan pada tujuan, masalah, dan jadwal yang telah disusun sebelumnya. Jika studi menjadi bekepanjangan, kerugian akan menjadi tanggungan peneliti berupa penambahan biaya.
  • 10. 2) Memasuki Lapangan a. Keakraban hubungan Sikap peneliti hendaknya pasif, hubungan yang dibina berupa rapport yaitu hubungan antara peneliti dan subjek yang sudah melebur sehingga seolah- olah tidak ada lagi dinding pemisah di antara keduanya. Dengan demikian subjek sukarela menjawab pertanyaan dan memberikan informasi yang diperlukan oleh peneliti. b. Mempelajari bahasa Baik apabila peneliti mempelajari bahasa yang digunakan oleh orang-orang yang berada pada latar penelitiannya. Peneliti juga diharapkan mempelajari simbol-simbol yang digunakan. c. Peranan peneliti Besarnya peranan: Sewaktu berada pada lapangan penelitian, mau tidak mau peneliti terjun langsung ke dalamnya dan akan ikut berperanserta di dalamnya. Dipaksa berperan: Kadang terdapat situasi dimana subjek peneliti tidak mengerti dan tidak mau mengerti, menghadapi situasi demikian hendaknya peneliti sabar dan peneliti hendaknya mendekati subjek dengan jalan memakai salah satu anggotanya sebagai perantara. Jadilah anggota komunitas: Jika peneliti dipandang perlu terjun dan membaur sebagai anggota komunitas, usahakan peneliti tidak terbawa arus subjek. 3) Berperan-serta Sambil Mengumpulkan Data a. Pengarahan batas studi Pada waktu menyusun usulan penelitian, batas studi telah ditetapkan bersama masalah dan tujuan penelitian. Peneliti hendaknya menjadawalkan topik kegiatan apa saja yang dapat diikuti. Jika hal itu dilakukan, peneliti dapat melakukan pengendalian dirinya sendiri pada seluruh lingkungan latar penelitian. b. Mencatat data Alat penelitian penting yang biasanya digunakan ialah catatan lapangan. Catatan lapangan tidak lain adalah catatan yang dibuat oleh peneliti sewaktu mengadakan pengamatan, wawancara, atau menyaksikan suatu kejadian tertentu. Biasanya catatan lapangan itu dibuat dalam bentuk kata-kata kunci, singkatan, pokok-pokok utama saja. Data lain seperti dokumen, laporan, gambar, dan foto jangan dilupakan.
  • 11. c. Cara mengingat data Peneliti tidak dapat melakukan pengamatan sambil membuat catatan yang baik, tidak dapat membuat catatan yang baik sambil mengadakan wawancara secara mendalam dengan seseorang. Alat perekam seperti perekam kaset dan perekam video kaset akan besar manfaatnya jika tersedia dan subjek tidak keberatan. d. Kejenuhan, keletihan, dan istirahat e. Analisis di lapangan Penelitian kualitatif mengenal adanya analisis data di lapangan walaupun data secara intensif barulah dilakukan sesudah peneliti sampai di rumah. Dengan bimbingan dan arahan masalah penelitian, peneliti di bawa ke arah acuan tertentu yang mungkin cocok atau tidak cocok dengan data yang dicatat. TEKNIK PENGAMBILAN DATA Dalam penelitian kualitatif, pengumpulan data dilakukan pada kondisi alamiah (natural setting), sumber data primer, dan teknik pengumpulan data lebih banyak observasi berperan serta (participation observation), wawancara mendalam dan dokumentasi. Seperti yang dikemukakan oleh Marshal dan Rossman dalam Sugiyono (2008:3009): ”the fundamental methods relied on by qualitative researchers for gathering information are, participation in the setting direct observation, in-depth interviewing, document review”. 1. Observasi Nasution dalam Sugiyono (2008:310) menyatakan bahwa, observasi merupakan dasar dari ilmu pengetahuan. Para ilmuwan hanya dapat bekerja berdasarkan data, yakni fakta mngenai dunia kenyataan yang diperoleh melalui observasi. Observasi memungkinkan peneliti untuk mempelajari perilaku dan makna dari perilaku tersebut (Marshal dalam Sugiyono, 2008:310). Secara umum, Moleong (2004) mengklasifikasikan pengamatan/observasi atas (1) pengamatan melalui cara berperanserta dan (2) pengamatan yang tidak berperanserta. Pengamat berperan serta melakukan dua peranan sekaligus, yaitu sebagai pengamat dan sekaligus menjadi anggota resmi dari kelompok yang diamatinya. Pada pengamatan tanpa peranserta pengamat hanya melakukan satu fungsi, yaitu mengadakan pengamatan. Sanafiah Faisal dalam Sugiyono (2008:310) lebih mengkhususkan macam-macam observasi dalam penelitian kualitatif sebagai berikut:
  • 12. a. Observasi Partisipatif, yaitu suatu observasi dimana peneliti terlibat dengan kegiatan sehari-hari informan/sumber data yang sedang diamati/digunakan. Observasi partisipan memungkinkan diperoleh data yang lengkap, tajam, dan sampai mengetahui pada tingkat makna dari setiap perilaku yang tampak. Ditinjau dari derajat partisipasi peneliti, maka observasi ini dapat digolongkan lagi menjadi empat. Pertama partisipasi pasif (passive participation), yaitu dalam observasi peneliti hanya hadir di lokasi kegiatan orang yang diamati tetapi tidak ikut terlibat dalam proses kegiatan di dalamnya. Kedua, partispasi moderat (moderate participation), yaitu peneliti dalam observasi menjaga keseimbangan antara menjadi orang dalam dengan orang luar atau lain kata peneliti berpartisipasi dalam sebagian kegiatan. Ketiga, partisipasi aktif (active participation) yaitu peneliti dalam observasi berpartisipasi aktif dalam mayoritas kegiatan yang dilakukan nara sumber, walaupun belum sepenuhnya lengkap. Keempat, partisipasi lengkap (complete participation), yaitu dalam pengumpulan data, peneliti terlibat sepenuhnya dalam kegiatan yang dilakukan oleh nara sumber. Hal ini merupakan keterlibatan peneliti yang tertinggi terhadap aktivitas kehidupan yang diteliti. b. Observasi Terus Terang atau Tersamar Dalam observasi terus terang, peneliti berterus terang kepada sumber data bahwa peneliti sedang melakukan pengumpulan data untuk sebuah penelitian. Sementara dalam suatu waktu peneliti melakukan observasi tersamar dimana peneliti tidak berterusterang kepada nara sumber . Hal ini dilakukan untuk menghindari jikalau suatu data ynag dicari merupakan data yang masih dirahasiakan. c. Observasi Tak Berstruktur Dalam penelitian kualitatif, observasi dilakukan secara tidak berstruktur. Hal ini dikarenakan pengumpulan data dilakukan pada kondisi yang alamiah (natural setting) sehingga fokus dan masalah penelitian akan berkembang seiring dengan berljalannya penelitian. Observasi ini tidaklah dipersiapkan secara sistematis dan tidak menggunkan instrumen yang telah baku, tetapi hanya berupa rambu-rambu pengamatan. Oleh karena itu, peneliti dapat melakukan pengamatan bebas, mencatat apa yang ditarik, melakukan analisis dan kemudian membuat
  • 13. kesimpulan. Observasi dalam penelitian kualitatif memiliki beberapa tahapan (Spradley dalam Sugiyono, (2008:315), yaitu: a. Observasi Deskriptif, dilakukan peneliti pada saat memasuki situasi soaial tertentu sebagai objek penelitian. Peneliti pada tahap observasi ini melakukan penjelajahan umum dan menyeluruh, melakukan deskripsi terhadap semua yang dilihat, didengar, dan dirasakan (analisis domain). Tahap observasi ini disebut juga sebagai grand tour observation. b. Observasi Terfokus Pada tahap observasi ini, peneliti melakukan observasi yang telah dipersempit untuk difokuskan pada aspek tertentu (mini tour observation). Pada tahap ini juga peneliti pengamatan terfokus dengan melakukan pengkategorian terhadap data terkumpul (analisis taksonomi). c. Observasi Terseleksi Pada tahap observasi ini, peneliti menguraikan fokus yang ditemukan sehingga didapat data yang lebih rinci. Peneliti berusaha menemukan karakteristik, kontras-kontras/perbedaan dan kesamaan antar kategori, serta menemukan hubungan antara satu kategori yang lain (analisis komponensial). Pada tahap ini diharapkan peneliti telah dapat menemukan pemahaman yang mendalam atau hipotesis. 2. Wawancara Menurut Moleong (2004) Wawancara adalah percakapan yang dilakukan dengan maksud tertentu oleh pewawancara (interviewer) yang mengajukan pertanyaan dan terwawancara (interviewee) yang memberikan jawaban atas pertanyaan itu. Secara garis besar, Esterberg dalam Sugiyono (2008:319) mengemukakan beberapa macam wawancara, sebagai berikut: a. Wawancara terstruktur Wawancara terstruktur digunakan sebagai teknik pengumpulan data, bila peneliti telah mengetahui dengan pasti tentang informasi apa yang akan diperoleh. Dalam hal ini, peneliti telah menyiapkan instrumen penelitian berupa pertanyaan- pertanyaan tertulis yang alternatif jawabannya pun telah dipersiapkan. Dalam wawancara terstruktur, pengumpulan data dapat dilakukan beberapa pewawancara sebagai pengumpul data, yang mana Guba dan Lincoln dalam
  • 14. Moleong (2004:188) menyebutnya dengan istilah wawancara tim atau panel. Selain mempersiapkan instrumen sebagai pedoman wawancara, peneliti dalam wawancara terstruktur mempersiapkan dan menggunakan alat bantu seperti tape recorder, gambar, brosur dan material lainnya yang dapat membantu pelaksanaan wawancara berjalan lancar. b. Wawancara Semistruktur Sifat wawancara semistruktur lebih beas jika dibandingkan wawancara terstruktur. Tujuan dari wawancara jenis ini adalah untuk menemukan permasalahan secara lebih terbuka, dimana pihak terwawancaradiminta pendapat, dan ide-idenya. c. Wawancara tak berstruktur Wawancara ini adalah wawancara bersifat bebas dimana peneliti tidak menggunakan pedoman wawancara yang telah tersusun secara sistematis dan lengkap untuk pengumpulan datanya. Pedoman wawancara yang digunakan hanya berupa garis-garis besar permasalahan yang akan ditanyakan. Wawancara tak berstruktur yang disebut juga wawancara terbuka, digunakan dalam penelitian pendahuluan atau untuk penelitian yang lebih mendalam tentang subjek yang diteliti. Pada penelitian pendahuluan, peneliti berusaha mendapatkan informasi awal tentang berbagai isu atau permasalahan yang ada pada objek, sehingga peneliti dapat menemukan secara pasti permasalahan apa yang harus diteliti. Dalam wawancara tak berstruktur, peneliti belum mengetahui secara pasti data apa yang akan diperoleh, sehingga peneliti lebih banyak mendengarkan apa yang diceritakan oleh nara sumber. Berdasarkan analisis terhadap setiap jawaban dari nara sumber, maka peneliti dapat mengajukan berbagai pertanyaan berikutnya yang lebih terarah pada suatu tujuan. Langkah-Langkah dalam Wawancara Pengumpulan data dengan wawancara dalam penelitian kualitatif memiliki beberapa langkah-langkah, seperti yang dikemukakan oleh Lincoln dan Guba dalam Sugiyono (2008:322) yaitu: (a)menetapkan kepada siapa wawancara akan dilakukan, (b) menyiapkan pokok-pokok masalah yang akan menjadi bahan pembicaraan, (c) mengawali atau membuka alur wawancara, (d) melangsungkan alur wawancara, (e) mengkonfirmasikan ikhtisar hasil wawancara dan mengakhirinya, (f) menuliskan hasil wawancara ke dalam catatan lapangan, (7) mengidentifikasi tidak lanjut hasil wawancara yang telah diperoleh.
  • 15. Jenis Pertanyaan dalam Wawancara Salah satu hal yang pokok dalam mempersiapkan suatu wawancara adalah berkenaan dengan pertanyaan apa yang perlu ditanyakan kepada nara sumber. Patton dalam Moleong (2004:192) mengemukakan enam jenis pertanyaan sebagai berikut: a. Pertanyaan yang berkaitan dengan pengalaman atau perilaku Pertanyaan ini berkaitan dengan apa yang dibuat dan telah diperbuat seseorang. Pertanyaan demikian diajukan bertujuan untuk mendeskripsikan pengalaman, perilaku, tindakan, dan kegiatan yang dapat diamati pada waktu kehadiran pewawancara. b. Pertanyaan yang berkaitan dengan pendapat atau nilai Pertanyaan jenis ini ditujukan untuk memahami proses kognitif dan interpretatif dari subjek. Jawaban terhadap pertanyaan ini memberikan gambaran kepada peneliti mengenai apa yang dipikirkan tentang dunia atau tentang suatu program khusus. Pertanyaan itu menceriterakan tujuan, keinginan, harapan, dan nilai. c. Pertanyaan yang berkaitan dengan perasaan Pertanyaan demikian ditujukan untuk dapat memahami respons emosional seseorang berhubungan dengan pengalaman dan pemikirannya. d. Pertanyaan tentang pengetahuan Pertanyaan tentang pengetahuan diajukan untuk memperoleh pengetahuan faktual yang dimiliki responden dengan asumsi bahwa suatu hal dipandang dapat diketahui. e. Pertanyaan yang berkaitan dengan indera Pertanyaan ini berkenaan dengan apa yang dilihat, didengar, diraba, dirasakan, dan dicium. Maksud pertanyaan ini adalah memberikan kesempatan kepada pewawancara untuk memasuki perangkat indera nara sumber. f. Pertanyaan yang berkaitan dengan latar belakang atau demografi Pertanyaan ini berusaha menemukan ciri-ciri pribadi orang yang diwawancarai. Jawaban terhadap pertanyaan-pertanyaan itu membantu pewawancara menemukan hubungan nara sumber dengan orang lain. Pertanyaan-pertanyaan baku berkaitan dengan usia, pendidikan, pekerjaan, tempat tinggal atau mobilitas. Pengklasifikasian macam pertanyaan lain dikemukakan oleh Guba dan Lincoln dalam Moleong (2004:194), yaitu: a. Pertanyaan hipotesis atau pertanyaan bilamana
  • 16. b. Pertanyaan yang mempersoalkan sesuatu yang ideal dan nara sumber ditanya agar memberikan respons tentang hipotesis alternatif mengenai masa yang lalu, sekarang, atau yang akan datang c. Pertanyaan yang menantang nara sumber untuk merespons dengan cara memberikan hipotesis alternatif atau penjelasan d. Pertanyaan interpretatif yang menyarankan kepada nara sumber agar memberikan interpretasinya tentang kejadian atau peristiwa e. Pertanyaan yang memberikan saran f. Pertanyaan tentang alasan mengapa yang akan mengarahkan agar responden memberikan penjelasan tentang kejadian atau perasaan g. Pertanyaan tipe argumen yang berusaha mendapatkan argumentasi h. Pertanyaan tentang sumber yang berusaha mengungkapkan sumber tambahan, informasiasli, dan data atau dokumen tambahan i. Pertanyaan ya-tidak j. Pertanyaan yang mengarahkan, dalam hal ini nara sumber diminta untuk memberikan keterangan tambahan pada informasi yang disediakan. Mencatat Hasil Observasi dan Wawancara Peneliti Kualitatif mengandalkan observasi dan wawancara dalam pengumpulan data di lapangan. Pada waktu di lapangan peneiti membuat catatan yang segera setalah itu akan disusun menjadi sebuah catatan lapangan. Catatan yang dibuat di lapangan sangat berbeda dengan catatan lapangan. Catatan yang dibuat saat peneliti di lapangan dapat berupa coretan seperlunya yang sangat dipersingkat yang berisi kata-kata kunci, frasa, pokok-pokok isi pembicaraan atau pengamatan, gambar, sketsa, diagram, dan lain-lain. Catatan itu berguna hanya sebagai alat perantara yaitu antara apa yang dilihat, didengar, dirasakan, dicium, dan diraba dengan catatan sebenarnya dalam bentuk catatan lapangan. Catatan ”sederhana” di lapangan diubah ke dalam catatan yang lengkap dan dinamakan catatan lapangan. Bogdan dan Biklen dalam Moleong (2004:209) mengemukakan bahwa catatan lapangan adalah catatan tertulis tentang apa yang didengar, dilihat, dialami, dan dipikirkan dalam rangka pengumpulan data dan refleksi terhadap data dalam penelitian kualitatif. Pada dasarnya catatan lapangan berisi dua bagian yaitu (1) bagian deskriptif yang berisi gambaran tentang latar pengamatan, orang, tindakan, dan pembicaraan, (2) bagian reflektif yang berisi kerangka berpikir dan
  • 17. pendapat peneliti, gagasan, dan kepeduliannya. Proses pencatatan lapangan dilakukan setiap kali peneliti selesai mengadakan observasi atau wawancara. 3. Dokumentasi Studi dokumen merupakan pelengkap dari penggunaan metode observasi dan wawancara dalam penelitian kualitatif. Hasil penelitian dari observasi dan wawancara, akan lebih kredibel/dapat dipercaya apabila didukung oleh dokumen-dokumen yang kredibel yang dapat berupa dokumen pribadi seperti buku harian, surat pribadi, autobiorafi ataupun dokumen resmi berupa dokumen internal seperti memo, pengumuman, instruksi, aturan suatu lembaga masyarakat tertentu, laporan rapat, surat keputusan dan dokumen eksternal yang berisi bahan-bahan informasi yang dihasilkan oleh suatu lembaga sosial, misalnya majalah, buletin, dan berita media massa. 1. Populasi dan Sampel Lain halnya dengan populasi dalam penelitian kuantitatif yang dianggap sebagai objek/subjek dengan kualitas dan karakteristik tertentu yang akan dipelajari dan ditarik kesimpulannya, populasi, dalam penelitian kualitatif, dinamakan ”social situation” atau situasi sosial yang terdiri dari elemen tempat (place), pelaku (actors), dan aktifitas (activity). Ketiga elemen ini berinteraksi secara sinergis. Dapat digambarkan bahwa situasi sosial tersebut dapat mengambil setting alamiah di keluarga, sekolah, atau tempat kerja beserta orang-orang yang melakukan sekumpulan aktivitas di dalamnya. Sehingga, situasi sosial tersebut dianggap sebagai objek penelitian yang aktivitas (activity) orang-orang (actors) pada tempat (place) tertentu yang berusaha dipahami oleh peneliti secara mendalam. Demikian halnya dengan sampel dalam penelitian kualitatif, juga bukanlah disebut sampel statistik, tetapi merupakan sampel teoritis atau sampel konstruktif yang mana sumber data dari sampel tersebut dikonstruksikan fenomena yang menyeluruh. Hal ini juga disebabkan karena tujuan penelitian adalah untuk menghasilkan atau menemukan teori. Sampel dalam penelitian kualitatif adalah kecil atau sedikit dan tidak representatif karena sejalan dengan tujuan penelitian yang menginginkan perolehan informasi yang luas dan mendalam dari suatu sampel, bukan untuk mendapatkan generalisasi. Namun demikian, seiring dengan proses penelitian yang dilakukan peneliti, sampel dapat berkembang menjadi besar. Hal ini mungkin terjadi karena perolehan informasi yang belum lengkap dari suatu sumber data, sehingga dicari sumber data lainnya.
  • 18. 2. Teknik Pengambilan Sampel (Sampling) Terdapat dua macam teknik pengambilan sampel yang biasa dilakukan dalam penelitian kualitatif, yaitu purpossive sampling dan snowball sampling. Sugiono (2008) mengemukakan bahwa purpossive sampling adalah teknik pengambilan sampel sumber data dengan pertimbangan tertentu. Pertimbangan dilakukan adalah bertujuan untuk memperoleh data atau informasi yang luas, rinci, dan mendalam sehingga didapat suatu kebenaran yang bermakna dan menyeluruh. Misalnya, menetapkan seseorang sebagai sampel yang dianggap memiliki pengetahuan yang luas tentang apa yang kita harapkan, atau mungkin dia sebagai penguasa sehingga dapat memudahkan peneliti menjelajahi objek/situasi sosial yang diteliti. Sementara snowball sampling adalah teknik pengambilan sampel sumber data yang pada awalnya berjumlah sedikit, lama-lama menjadi besar. Hal ini dilakukan karena dari jumlah data yang sedikit tersebut belum didapat data yang lengkap, sehingga dicari sumber data lain. Dengan demikian jumlah sampel sumber data menjadi besar atau bertambah, seperti bola salju yang menggelinding (snowball). Sehingga dapat disimpulkan bahwa penentuan sampel dalam penelitian kualitatif dilakukan selama penelitian berlangsung. Oleh karena itu pengambilan sampel bersifat sementara dimana jumlah sampel dapat berkembang dalam penelitian, disesuaikan dengan kebutuhan penelitian yang sejalan dengan makin terarahnya fokus penelitian dan dipilih sampai kepada taraf jenuh (redundancy), yaitu pada saat ditambah sampel lagi tidak memberikan informasi baru yang berarti. Demi mendukung kegiatan penelitian, maka sebaiknya ditentukan sampel sebagai sumber data atau informan yang memiliki kriteria sebagai berikut, (Sugiyono, 2008:303): (1) Menguasai atau memahami sesuatu melalui proses enkulturasi, sehingga sesuatu itu bukan sekedar diketahui, tetapi juga dihayatinya, (2) Tergolong masih berkecimpung atau terlibat pada kegiatan yang tengah ditelliti, (3) Mempunyai waktu yang memadai untuk dimintai informasi, (4) Tidak cenderung menyampaikan informasi hasil ”kemasannya” sendiri, (5) Tergolong ”cukup asing” dengan peneliti sehingga lebih menggairahkan untuk dijadikan semacam guru atau narasumber. 3. Instrumen dan Data Instrumen atau alat penelitian dalam penelitian kualitatif adalah peneliti itu sendiri. Peneliti kualitatif sebagai human instrumen berperan dalam menetapkan fokus penelitian, memilih informan sebagai sumber data, melakukan pengumpulan data, menilai kualitas data, analisis data, menafsirkan data dan membuat kesimpulan atas
  • 19. temuannya. Peneliti juga dianggap sebagai instrumen kunci dalam penelitian kualitatif dikarenakan oleh beberapa karakteristik yang melingkupi penelitian kualitatif itu sendiri, yaitu: (1) segala sesuatu yang akan dicari dari objek penelitian belum jelas dan pasti masalahnya, sumber datanya, dan hasil yang ditetapkan. Lalu (2) rancangan penelitian masih bersifat sementara dan akan berkembang setelah peneliti memasuki objek penelitian. Selain itu (3) realitas dalam penelitian kualitatif diasumsikan sebagai sesuatu yang bersifat holistik, dinamis, tidak dapat dipisah-pisahkan ke dalam variabel-variabel penelitian. Oleh karena itu instrumen penelitian dalam penelitian kualitatif belum dapat dikembangkan sebelum masalah penelitian jelas. Setelah fokus penelitian menjadi jelas, kemungkinan akan dikembangkan instrumen penelitian sederhana guna melengkapi data dan membandingkan data yang telah ditemukan melalui observasi dan wawancara. Peneliti akan terjun sendiri, mengumpulkan data, menganalisis dan membuat kesimpulan. Dengan demikian, sebagai ”the key instrument” peneliti harus memiliki pemahaman metode penelitian kualitatif itu sendiri secara mendalam, penguasaan wawasan terhadap bidang yang diteliti, kesiapan untuk memasuki objek penelitian baik secara akademik maupun logistik. Validasi terhadap terhadap kriteria tersebut dilakukan oleh peneliti sendiri dengan mengevaluasi diri. Menurut Lofland dalam Moleong (2004:157) sumber data utama dalam penelitian kualitatif adalah kata-kata, dan tindakan. Terdapat pula data tambahan berupa dokumen dan lain-lain. Berkaitan dengan hal itu, jenis data dalam penelitian kualitatif di bagi ke dalam kata-kata dan tindakan, sumber data terulis, foto, dan statistik. 1. Kata-kata dan Tindakan kata-kata dan tindaka orang-orang yang diamati atau diwawancarai merupakan sumber data utama. Sumber data utama dicatat melalu catatan tertulis atau melalui perekaman video/audio tapes, pengambilan foto, atau film. Pencatatan sumber data utama melalui wawancara atau pengamatan berperan serta merupakan hasil usaha gabungan dari kegiatan melihat, mendengar, dan bertanya. 2. Sumber tertulis Bahan tambahan yang berasal dari sumber tertulis dapat dibagi atas sumber buku dan majalah ilmiah (disertasi, tesis, buku terbitan pemerintah, jurnal, dan karya ilmiah lainnya), sumber dari arsip (riwayat hidup tokoh terkenal, sumber-sumber tertulis dari Lembaga Arsip Nasional atau tempat-tempat arsip peting lainnya) dokumen pribadi (surat, buku harian, anggaran penerimaan lagu daerah, dan dokumen lainnya yang
  • 20. merupakan tulisan tentang diri dan pengalaman sendiri seseorang), dan dokumen resmi (laporan rapat, daftar siswa dan pegawai tata usaha, dan data lainnya yang dapat diperole dari instansi-instansi pemerintahan). 3. Foto Foto dapat menjadi sumber tambahan dalam penelitian kualitatif yang dapat menghasilkan data deskriptif yang cukup berharga dan dapat digunakan untuk menelaah segi-segi subjektif dan dianalisis secara induktif. Menurut Bogdan dan Biklen dalam Moleong (2004:160), terdapat dua kategori foto yang dapat digunakan dalam penelitian kualitatif, yaitu foto yang dihasilkan orang dan foto yang dihasilkan oleh peneliti sendiri. 4. Data Statistik Data statistik dapat pula menjadi sumber data tambahan. Misalnya, data statistik dapat membantu peneliti dalam mempelajari komposisi distribusi penduduk dilihat dari segi usia, jenis kelamin, agama, mata pencaharia, dan lain sebagainya. Namun demikian, perlu diingat bahwa peneliti kualitatif hendaknya jangan terlalu banyak mendasarkan diri pada data statistik dikarenakan data statistik pada umumnya merupakan bentuk generalisasi sehingga dapat mengurangi makna subjek secara subjek secara perorangan. Data statistik dalam penelitian kualitatif dapat dimanfaatkan hanya sebagai cara yang mengantar dan mengarahkan pada kejadian dan peristiwa yang ditemukan dan dicari sendiri sesuai dengan masalah dan tujuan penelitiannya. TAHAP ANALISIS DATA Analisis data kualitatif (Bogdan & Biklen, 1982) adalah upaya yang dilakukan dengan jalan bekerja dengan data, mengorganisasikan data, memilah-milahnya menjadi satuan yang dapat dikelola, mensisntesiskannya, mencari dan menemukan pola, menemukan apa yang penting dan apa yang dipelajari, dan memutuskan apa yang dapat diceriterakan kepada orang lain. Proses analisis data kualitatif (Seiddel, 1988) berjalan sebagai berikut: a. mencatat yang menghasilkan catatan lapangan, dengan hal itu diberi kode agar sumber datanya tetap dapat ditelusuri, b. mengumpulkan, memilah-milah, mengklasifikasikan, mensintesiskan, membuat ikhtisar dan membuat indeksnya, c. berpikir, dengan jalan membuat agar kategori data itu memiliki makna, mencari
  • 21. dan menemukan pola dan hubungan-hubungan, dan membuat temuan-temuan umum. Selanjutnya, menurut Janice McDrury (Coolaborative Group Analisys of Data, 1999) tahapan analisis data kualitatif adalah sebagai berikut: a. membaca/mempelajari data, menandai kata-kata kunci dan gagasan yang ada dalam data, b. mempelajari kata-kata kunci itu, berupaya menemukan tema-tema yang berasal dari data, c. menuliskan model yang ditemukan, d. koding yang telah dilakukan. Dari definisi-definisi tersebut dapat kita pahami bahwa ada yang mengemukakan proses, ada pula yang menjelaskan tentang komponen-komponen yang perlu ada dalam suatu analisis data. Dalam hal ini analisa meliputi kegiatan mengerjakan data, menatanya, membaginya menjadi satuan-satuan yang dapat dikelola, mensintesanya, mencari pola, menemukan apa yang penting dan apa yang akan dipelajari, dan memutuskan apa yang akan Anda laporkan. 1. Tahap Analisis Data Secara Umum Pada bagian ini akan diuraikan tiga pokok persoalan, yaitu 1) konsep dasar, 2) menemukan tema dan merumuskan hipotesis kerja, dan 3) bekerja dengan hipotesis kerja. Analisis data menurut Patton (1980), adalah proses mengatur urusan data, mengorganisasikannya ke dalam suatu pola, kategori, dan satuan uraian dasar. Ia membedakannya dengan penafsiran, yaitu memberikan arti yang signifikan terhadap hasil analisis, menjelaskan pola uraian, dan mencari hubungan diantara dimensi-dimensi uraian. Bogdan&Taylor (1975) mendefinisikan analisis data sebagai proses yang merinci usaha secara formal untuk menemukan tema dan merumuskan hipotesis kerja (ide). Jika dikaji, pada dasarnya definisi pertama lebih menitikberatkan pengorganisasian data sedangkan yang kedua lebh menekankan maksud dan tujuan analisis data. Dengan demikian definisi tersebut dapat disintesiskan menjadi: Analisis data adalah proses mengorganisasikan dan mengurutkan data ke dalam pola, kategori, dan satuan uraian dasar sehingga dapat ditemukan tema dan dapat dirumuskan hipotesis kerja. Dari rumusan di atas dapatlah kita menarik garis bahwa analisis data bermaksud pertama-tama mengorganisasikan data. Data yang terkumpul banyak sekali yang terdiri dari catatan lapangan dan tanggapan peneliti, gambar, foto, dokumen berupa laporan, biografi, artikel, dan sebagainya. Pekerjaan analisis data dalam hal ini adalah mengatur,
  • 22. mengurutkan, mengelomokkan, memberikan kode, dan mengkategorisasikannya. Pengorganisasian dan pengelolaan data tersebut bertujuan menemukan tema dan hipotesis kerja yang akhirnya diangkat menjadi teori substansif. Uraian di atas memberikan gambaran tentang betapa pentingnya kedudukan analisis data ini dilihat dari segi tujuan penelitian. Prinsip pokok penelitian kualitatif adalah menemukan teori dari data. Akhirnya perlu dikemukakan bahwa analisis data itu dilakukan dalam suatu proses. Proses berarti pelaksanaannya sudah mulai dilakukan sejak pengumpulan data dilakukan dan dikerjakan secara intensif sesudah meninggalkan lapangan penelitian. Dalam hal ini dianjurkan agar analisis data dan penafsirannya secepatnya dilakukan oleh peneliti, jangan menunggu sampai data itu menjadi dingin bahkan membeku atau malah menjadi kadaluarsa. Pekerjaan menganalisis data memerlukan usaha pemusatan perhatian pengerahan tenaga fisik dan pikiran peneliti.selain menganalisis data, peneliti juga perlu dan masih perlu mendalami kepustakaan guna mengonfirmasikan teori atau menjastifikasikan adanya teori baru yang barangkali ditemukan. 2. Menemukan Tema Dan Merumuskan Hipotesis Kerja Sejak menganalisis data di lapangan, peneliti sudah mulai menemukan tema dan hipotesis kerja. Pada analisis yang dilakukan secara lebih intensif, tema dan hipotesis kerja lebih diperkaya, diperdalam, dan lebih ditelaah lagi dengan menggabungkan data dari sumber-sumber lainnya. Bogdan&Taylor (1975) menganjurkan beberapa petunjuk untuk diikuti seperti yang dikemukakan berikut ini: a. Bacalah dengan teliti catatan lapangan anda b. Berilah kode pada beberapa judul pembicaraan tertentu c. Susunlah menurut tipologi d. Bacalah kepustakaan yang ada dengan masalah dan latar penelitian. 3. Menganalisis berdasarkan Hipotesis Kerja Sesudah memformulasikan hipotesis kerja, selanjutnya peneliti mencari apakah hipotesis kerja itu didukung atau ditunjang oleh data dan apakah hal itu benar. Dalam hal demikian peneliti barangkali akan mengubah, menggabungkan atau membuang beberapa hipotesis kerja. Apabila peneliti telah menemukan seperangkat hipotesis kerja dasar, maka selanjutnya peneliti menyusun kode tersendiri atas dasar hipotesis kerja dasar tersebut. Data yang telah tersusun dikelompokkan lagi berdasarkan hipotesis kerja
  • 23. tersebut. Data yang dikode tidak perlu secara ketat menunjang hanya satu hipotesis kerja, artinya satu data barangkali menunjang dua atau lebih hipotesis kerja. Pekerjaan mencari dan menentukan data yang menunjang hipotesis kerja atau tidak pada dasarnya memerlukan seperangkat kriteria tertentu. Kriteria ini didasarkan atas pengalaman, pengetahuan, atau teori tertentu yang mendukung. Kriteria itu dapat ditetapkan secara kasar, sementara data sudah mulai masuk dan ditetapkan pada saat mengadakan pemberian kode pada data. Usaha untuk meningkatkan kemampuan menganalisis dan meningkatkan pengertian tentang data, seperti dikemukakan oleh Bogdan&Taylor (1975) adalah sebagai berikut: a. Apakah data menunjang hipotesis kerja? b. Apakah data yang benar dikumpulkan atau bukan? c. Apakah ada pengaruh peneliti terhadap latar penelitian? d. Adakah orang lain yang hadir? e. Pertanyaan langsung ataukah kesimpulan tidak langsung? f. Siapa yang mengatakan dan siap yang melakukan apa? g. Apakah subjek mengatakan yang benar? 4. Teknik Pemeriksaan Keabsahan Data Keabsahan data adalah bahwa setiap keadaan harus memenuhi: 1) mendemonstrasikan nilai yang benar, 2) Menyediakan dasar agar hal itu dapat diterapkan, 3) memperbolehkan keputusan luar yang dapat dibuat tentang konsistensi dari prosedurnya dan kenetralan dari temuan dan keputusan-keputusannya. Isu dasar dari hubungan keabsahan data pada dasarnya adalah sederhana. Di bawah ini dikemukakan perbandingan antara penelitian kuantitatif dengan penelitian kualitatif dilihat dari segi konstruknya. Konstruk Kuantitatif Kualitatif ‘Nilai Benar” Validitas Internal Kredibilitas Aplikabilitas Validitas Eksternal Transferabilitas (keteralihan) Konsistensi Reliabilitas Dependabilitas (kebergantungan) Netralitas Objektivitas Konfirmabilitas (kepastian)
  • 24. Sama dengan penelitian kuantitatif bahwa suatu studi tidak akan valid jika tidak reliabel, maka penelitian kualitatif tidak akan bisa transferabel jika tidak kredibel, dan tidak akan kredibel jika tidak memenuhi kebergantungan. Kriteria Keabsahan Data Untuk menetapkan keabsahan (truthworthiness) data diperlukan teknik pemeriksaan. Pelaksanaan teknik pemeriksaan didasarkan atas sejumlah kriteria tertentu. Ada empat kriteria yang digunakan, yaitu derajat kepercayaan (credibility), keteralihan (tranferability), kebergantungan (dependability), dan kepastian (confirmability). Teknik Pemeriksaan Keabsahan Data KRITERIA TEKNIK PEMERIKSAAN Kredibilitas (derajat kepercayaan) (1) Perpanj angan Keikut- sertaan (2) Ketekun an Pengam atan (3) Triangul asi (4) Pengece kan Sejawat (5) Kecukup an Referen sial (6) Kajian Kasus Negatif Pengecekan Anggota Kepastian (8) Uraian Rinci Kebergantungan (9) Audit Kebergantungan Kepastian (10) Audit Kepastian a) Perpanjangan Keikutsertaan
  • 25. Keikutsertaan peneliti sangat menentukan dalam pengumpulan data. Keikutsertaan tersebut tidak hanya dilakukan dalam waktu singkat, tetapi memerlukan perpanjangan keikutsertaan pada latar penelitian. Perpanjangan keikutsertaan berarti peneliti tinggal di lapangan penelitian sampai kejenuhan pengumpulan data tercapai. Jika hal itu dilakukan maka akan membatasi: - membatasi gangguan dari dampak peneliti pada konteks, - membatasi kekeliruan (biases) peneliti, - mengkonpensasikan pengaruh dari kejadian-kejadian yang tidak biasa atau pengaruh sesaat. Perpanjangan keikutsertaan peneliti akan memungkinkan peningkatan derajat kepercayaan data yang dikumpulkan, alasannya: 1) peneliti dengan perpanjangan keikutsertaannya akan banyak mempelajari ‘kebudayaan’, dapat menguji ketidakbenaran informasi yang diperkenalkan oleh distorsi, baik yang berasal dari diri sendiri maupun dari responden, dan membangun kepercayaan subjek, dan 2) menuntut peneliti agar terjun ke lokasi dan dalam waktu yang cukup panjang guna mendeteksi dan memperhitungkan distorsi yang mungkin mengotori data. b) Ketekunan/Keajegan Pengamatan Keajegan pengamatan berarti mecari secara konsisten interpretasi dengan berbagai cara dalam kaitan dengan proses analisis yang konstan atau tentatif. Mencari suatu usaha membatasi berbagai pengaruh. Mencari apa yang dapat diperhitungkan dan apa yang tidak dapat. Maksud dari keajegan pengamatan yakni menemukan ciri-ciri dan unsur-unsur dalam situasi yang sangat relevan dengan persoalan yang sedang dicari dan kemudian memusatkan diri pada hal-hal tersebut secara rinci. c) Triangulasi Triangulasi dalah teknik pemeriksaan keabsahan data yang memanfaatkan sesuatu yang lain di luar data itu untuk keperluan pengecekan atau sebagai pembanding terhadap data itu. Teknik triangulasi yang paling banyak digunakan ialah pemeriksaan melalui sumber lainnya. Denzin (1978) membedakan empat macam triangulasi sebagai teknik pemeriksaan yang memanfaatkan penggunaan sumber, metode, penyidik, dan teori. Triangulasi merupakan cara terbaik untuk menghilangkan perbedaan-perbedaan
  • 26. konstrksi kenyataan yang ada dalam konteks suatu studi sewaktu mengumpulkan data tentang berbagai kejadian dan hubungan dari berbagai penadangan. Dengan kata lain bahwa dengan trangulasi, peneliti dapat me-recheck temuannya dengan jalan membandingkannya dengan berbagai sumber, metode, atau teori. Untuk itu maka peneliti dapat melakukannya dengan cara: a) mengajukan berbagai macam variasi pertanyaan, b) mengeceknya dengan berbagai sumber data, dan c) memanfaatkan berbagai metode agar pengecekan kepercayaan data dapat dilakukan. d) Pemeriksaan Sejawat Dengan Diskusi Teknik ini dilakukan dengan cara mengekspos hasil sementara atau hasil akhir yang diperoleh dalam bentuk diskusi dengan rekan-rekan sejawat. Teknik ini memiliki maksud: - Untuk membuat agar peneliti tetap mempertahankan sikap terbuka dan kejujuran. - Diskusi dengan teman sejawat memberikan suatu kesempatan awal yang baik untuk mulai menjajaki dan menguji hipotesis kerja yang muncul dari pemikiran peneliti. - Dapat me-review persepsi, pandangan dan analisis yang sedang dilakukan. Hasil dari teknik pemeriksaan dengan teman sejawat ini adalah 1) menyediakan pendangan kritis, 2) mengetes hipotesis kerja (temuan teori substansif), 3) membantu mengembangkan langkah berikutnya, dan 4) melayani sebagai pembanding. e) Analisis Kasus Negatif Teknik ini dilakukan dengan jalan mengumpulkan contoh dan kasus yang tidak sesuai dengan pola dan kecenderungan informasi yang telah dikumpulkan dan digunakan sebagai bahan pembanding. f) Pengecekan Anggota Pengecekan dengan anggota yang terlibat dalam proses pengumpulan data sangat penting dalam pemeriksaan derajat kepercayaan. Yang dicek dengan anggota yang terlibat meliputi data, kategori analitis, penfsiran, dan kesimpulan. Pengecekan anggota dilakukan baik secara formal maupun tidak formal. g) Uraian Rinci (Thick Description) Teknik ini menuntut peneliti agar melaporkan hasil penelitiannya sehingga uraiannya itu dilakukan seteliti dan secermat mungkin yang menggambarkan konteks tempat penelitian diselenggarakan. Jelas laporan itu harus mengacu pada fokus penelitian. Uraiannya harus mengungkapkan secara khusus sekali segala sesuatu yang
  • 27. dibutuhkan oleh pembaca agar ia dapat memahami temuah-temuan yang diperoleh. h) Auditing Auditing adalah konsep bisnis, khususnya di bidang fiskal yang dimanfaatkan untuk memeriksa kebergantungan dan kepastian data. Hal itu dilakukan baik terhadap proses maupun hasil atau keluaran. Proses auditing dapat mengikuti langkah-langkah seperti yang disarankan oleh Halpern, yaitu: pra-entri, penetapan hal-hal yang dapat diaudit, kesepakatan formal, dan terakhir penentuan keabsahan data. 6 Desain desain dibuat fleksibel / luwes, memahami fenomena yang dikembangkan, bersifat umum, kompleks dengan jalan dan dikhususkan hanya dalam menganalisis bagian-bagian istilah umum. komponen (disebut variabel). 7 Hipotesis mencari dan menemukan dan Rumusan hipotesis bersifat menyimpulkan hipotesis. korelasional, menunjukkan Hipotesis dilihat sebagai suatu perbandingan, kausalitas, dan yang tentatif, berkembang, dan eksperimen. didasarkan pada suatu studi tertentu. 8 Teknik jumlah subjek penelitian kecil, subjek penelitian berjumlah besar Sampling dan dilakukan teknik sampling dan dilakukan pemilihan sampel bertujuan (purposive sampling) secara acak/random sampling. No Perbedaan dan snowball sampling Kualitatif Kuantitatif PERBEDAAN 9 Data dan PENELITIAN KUALITATIF DENGAN PENELITIAN data penelitian yang pengertian mengumpulkan data berupa angka berupa membuat deskripsi objektif tentang 1 Maksud mengembangkan Strategi KUANTITATIF kata-kata individu maupun suatu -angka (numerik), peneliti dan gambar fenomena terbatas dan menentukan tentang Pengumpulan dikumpulkan dari dokumen- mengoperasionalkan variabel, kejadian atau peristiwa dengan apakah fenomena dapat dikontrol Perbedaan penelitian Kualitatif dengan penelitian kuantitatif ditinjau dari berbagai aspek: Data dokumen, memperhitungkan pengamatan, mengadakan penghitungan dan konteks yang melalui beberapa entervensi. wawancara. Peneliti mencatat pengukuran secara statistikal. relevan. 2 Tujuan data dalam catatan lapangan menjelaskan, meramalkan, dan memahami fenomena sosial secara intensif. melalui gambaran holistik dan atau mengontrol fenomena melalui CONTOH JUDUL PENELITIAN KUALITATIF secara dilakukan secara deduktif, dari 10 Analisis Data memperbanyak analisis data dilakukan pemahaman pengumpulan data terfokus mendalam. data numerik. induktif, model-model, teori- menghasilkan data numerik yang Contoh 1 3 Sampel teori, konsep, tidak dianalisis dianalisis secara statistik. Data sampel yang harus sampling sejauh mungkin dikontrol PENERAPAN PETA KONSEP DALAM MENINGKATKAN KETERAMPILAN MERUMUSKAN secara deskriptif, dimaksudkan terdirisampel harus representatif. representatif dan di mana dan dari bilangan – bilangan, KESIMPULAN SISTEM GERAK PADA MANUSIA DIdan analisis dilakukan pada akhir sebagian mengarah berasal SMP NEGERI 2 KENDARI untuk besar data kepada dariMuhammad Ali (Gurucatatan2 Kendari) pemahaman secara mendalam. penelitian. wawancara dan SMPN 4 Hubungan pengamatan. peneliti mencari keteraturan peneliti secara aktif berinteraksi Abstrak: Peneliti dan kelas VIIIsampel Negeri 2terbatas dalam merumuskan Penelitiobjektivitas, Sulitnya siswa tujuan H SMP individu;Kendari Tujuan pribadi. kesimpulan untuk 11 Review dalam pengukuran analisis secara pengukuran bebas menguasai konsep sistem gerak acuan manausia merupakan masalah yangintuisi dan dapat Subjek Kepustakaan sebagai pada teorimenyatakan memberi makna pada skoring, dan statistik dan tidak menggunakan mendesak untuk dipecahkan melalui strategi organisasi peta konsep.tentang yang digunakan bagaimana mempengaruhi studi. Penelitian pengumpulan dalam penelitian tidak kecenderungan Metode memutuskan data ini adalah desain penelitianperilaku kelas melalui tahapan siklus: perencanaan, implementasi, tindakan danbukan dilakukan kecenderungan dipengaruhi oleh nilai-nilaiatau untuk merumuskan pertanyaan peneliti, observasi, dan refleksi. Objek penelitian adalah siswa kelas VIII H semester ganjil tahun mengkaji sudah cukup tetapi ’bias’, dan persepsi. tersebut teori, kuat bagaimana melakukan pelajaran 2006/2007 yang terdiri atas 18 pria dan 22 wanita. Hasil penelitian ini menunjukkan menemukan teori dari data. untuk memperoleh nilai praktis. pengamatan. Individu yang diteliti bahwa Keabsahan strategi organisasi peta konsep dapat meningkatkan keterampilan siswa 12 penggunaan diuji melalui kredibilitas (derajat melalui diberi kesempatan secara dapat validitas internal, validitas merumusakan kesimpulan dan meningkatkan hasil belajar siswa pada pokok bahasan sistem Data kepercayaan), transferabilitas eksternal, untuk mengajukan sukarela reliabilitas, dan (keteralihan), dependabilitas objektivitas. persepsi. gagasan dan 5 Pendekatan (kebergantungan), menjelaskan penyebab berisi nilai-nilai (subjektif), holistik dan konfirmabilitas (kepastian). fenomena sosial melalui dan berorientasi proses. pengukuran objektif dan analisis numerikal.
  • 28. gerak pada manusia serta meningkatkan aktifitas belajar siswa jika guru efektif dalam membimbing diskusi kelompok dan buku cukup untuk setiap peserta didik. Kata Kunci: Keterampilan Merumuskan Kesimpulan, Penerapan Peta Konsep, Sistem Gerak pada Manusia. Contoh 2 EFEKTIVITAS KEBIJAKAN IMPLEMENTASI KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN (KTSP) DI SEKOLAH DASAR (SD) PERKOTAAN DAN PEDESAAN (Studi Deskriptif Kualitatif di SD Perkotaan dan Pedesaan di Provinsi Bengkulu) Oleh:Prof. Dr. Rambat Nur Sasongko (Program Studi Magister Manajemen Pendidikan Universitas Bengkulu, 2007) Sungguh pun pergantian kurikulum merupakan jawaban terhadap kebutuhan masyarakat dan perkembangan ilmu pengetahuan teknologi dan seni, namun hal tersebut menimbulkan sejumlah permasalahan. Kondisi ini terlihat ketika penerapan Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK) belum seluruh sekolah di Indonesia tuntas menerapkannya, pada tahun 2006 sudah harus menggantinya dengan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). Kondisi ini amat membingungkan bagi guru utamanya guru Sekolah Dasar (SD). Permasalahannya apakah kebijakan implementasi KTSP efektif bagi SD di perkotaan dan pedesaan? Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis tentang efektivitas kebijakan implementasi KTSP di SD perkotaan dan pedesaan. Untuk mencapai tujuan tersebut digunakan metode deskriptif kualitatif. Subyek penelitian yaitu kepala dan guru SD di perkotaan dan pedesaan provinsi Bengkulu. Data dikumpulkan dengan teknik wawancara, observasi, dan studi dokumentasi. Data dianalisis dengan teknik induktif secara flow analysis. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kebijakan implementasi KTSP di SD perkotaan dan pedesaan belum efektif. Kepala dan guru SD baik di perkotaan dan pedesaan belum seluruhnya memahami makna KTSP, masih banyak dijumpai kesalahan penyusunan KTSP dan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), dan penerapan di kelas yang belum sesuai dengan asas-asas KTSP. Efektivitas implementasi bersifat kontekstual, tergantung dari kelincahan kepala dan guru di sekolah serta fasilitas yang dimilikinya (dana dan internet). Berdasarkan hasil penelitian ini disarankan kepada Dinas Diknas dan LPMP untuk terus membina kepala dan guru dalam memahami, mendeskripsikan, dan menerapkan KTSP. Demikian pula bagi kepala sekolah dan guru yang telah memahami dan mengimplementasikan KTSP untuk experience sharing dengan getok tular kepada SD yang lainnya. Kata kunci: kebijakan, KTSP, SD perkotaan, SD pedesaan KESIMPULAN Berdasarkan penjelasan di atas, maka dapat disimpulkan bahwa penelitian kualitatif adalah penelitian yang berfalsafahkan paradigma postpositivisme yang memandang realitas sosial sebagai sesuatu yang holistik/utuh, kompleks, dinamis, penuh maknadan hubungan gejala yang interaktif, digunakan untuk meneliti pada kondisi objek yang alamiah, dimana peneliti berperan sebagai instrumen kunci, pengambilan sampel
  • 29. sumber data dilakukan secara purposive dan snowball, teknik pengumpulan data dengan gabungan antara observasi, wawancara, dan analisis dokumentasi, analisis data bersifat indukif yang berusaha menyusun fakta-fakta di lapangan menjadi suatu hipotesis, dan hasil penelitian kualitatif lebih menekankan pada proses daripada hasil. DAFTAR PUSTAKA Bogdan, Robert. C. & Sari Knop Biklen, alih bahasa Munandir (1990). Riset Kualitatif Untuk Pendidikan: Pengantar Ke Teori Dan Metode. Jakarta: PAU-PPAI Universitas Terbuka. Denzin, Norman & Lincoln, Yvonna (2009). Handbook of Qualitative Research. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Margono, Drs. (2004). Metode Penelitian Pendidikan. Jakarta : PT Rineke Cipta Moleong, Dr. Lexy J. (1990). Metode Penelitian Kualitatif. Jakarta: PT Remaja Rosdakarya. Moleong, Dr. Lexy J. (2006). Metode Penelitian Kualitatif Edisi Revisi. Jakarta: PT Remaja Rosdakarya. Sugiyono, Prof.Dr. (2008). Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: AlfaBeta.