2. Pembelajaran dengan pendekatan saintifik
adalah pembelajaran yang terdiri atas
kegiatan mengamati (untuk mengidentifikasi
hal-hal yang ingin diketahui), merumuskan
pertanyaan, mencoba/mengumpulkan data
(informasi) dan menarik kesimpulan serta
mengkomunikasikan hasil yang terdiri
kesimpulan untuk memperoleh
pengetahuan, keterampilan sikap.
3. Esensi Pendekatan Ilmiah
• Pendekatan ilmiah diyakini sebagai titian emas
perkembangan dan pengembangan sikap,
keterampilan, dan pengetahuan peserta didik
• Pendekatan ini mengedepankan penalaran
induktif (inductive reasoning)
• Metode ilmiah merujuk pada teknik-teknik
investigasi atas suatu atau beberapa fenomena,
memperoleh pengetahuan baru, atau
mengoreksi dan memadukan pengetahuan
sebelumnya
4. Pendekatan Ilmiah dan
Nonilmiah dalam Pembelajaran
• Pembelajaran berbasis pendekatan ilmiah
itu lebih efektif hasilnya dibandingkan
dengan pembelajaran tradisional
• Pendekatan ini bercirikan penonjolan
dimensi pengamatan, penalaran,
penemuan, pengabsahan, dan penjelasan
tentang suatu kebenaran
5. Proses pembelajaran disebut ilmiah jika
memenuhi kriteria seperti berikut ini:
1.Substansi atau materipembelajaran berbasis pada fakta
atau fenomena yang dapat dijelaskan dengan logika atau
penalaran tertentu.
2.Penjelasan guru, respon peserta didik, dan interaksi
edukatif guru-peserta didik terbebas dari prasangka yang
serta-merta, pemikiran subjektif, atau penalaran yang
menyimpang dari alur berpikir logis.
3.Mendorong dan menginspirasi peserta didik berpikir
secara kritis, analitis, dan tepat dalam mengidentifikasi,
memahami, memecahkan masalah, dan mengaplikasikan
substansi atau materi pembelajaran.
6. 4. Mendorong dan menginspirasi peserta didik
mampu berpikir hipotetik dalam melihat perbedaan,
kesamaan, dan tautan satu dengan yang lain dari
substansi atau materi pembelajaran.
5. Mendorong dan menginspirasi peserta didik
mampu memahami, menerapkan, dan
mengembangkan pola berpikir yang rasional dan
objektif dalam merespon substansi atau materi
pembelajaran.
6. Berbasis pada konsep, teori, dan fakta empiris
yang dapatdipertanggung-jawabkan.
7. Tujuan pembelajaran dirumuskan secara
sederhana, jelas, dan menarik sistem
penyajiannya.
7. Proses pembelajaran harus terhindar dari
sifat-sifat atau nilai-nilai nonilmiah yang
meliputi intuisi, akal sehat, prasangka,
penemuan melalui coba-coba, dan asal
berpikir kritis.
8. Langkah-langkah Pembelajaran
dengan Pendekatan Ilmiah
• Proses pembelajaran menyentuh tiga ranah,
yaitu sikap, pengetahuan, dan keterampilan.
Sehingga hasil belajar menghasilkan peserta
didik yang produktif, kreatif, inovatif, dan afektif.
• Hasil akhirnya adalah peningkatan dan
keseimbangan antara kemampuan untuk
menjadi manusia yang baik(soft skills) dan
manusia yang memiliki kecakapan dan
pengetahuan untuk hidup secara layak (hard
skills).
10. Mengamati
• Kegiatan mengamati dalam pembelajaran dilakukan
dengan menempuh langkah-langkah seperti berikut ini.
1. Menentukan objek apa yang akan diobservasi
2. Membuat pedoman observasi sesuai dengan lingkup objek
yang akan diobservasi
3. Menentukan secara jelas data-data apa yang perlu
diobservasi, baik primer maupun sekunder
4. Menentukan di mana tempat objek yang akan diobservasi
5. Menentukan secara jelas bagaimana observasi akan dilakukan
untuk mengumpulkan data agar berjalan mudah dan lancar
6. Menentukan cara dan melakukan pencatatan atas hasil
observasi , seperti menggunakan buku catatan, kamera, tape
recorder, video perekam, dan alat-alat tulis lainnya.
11. • Keterlibatan peserta didik dalam observasi.
1. Observasi biasa (common observation).
2. Observasi terkendali (controlled
observation).
3. Observasi partisipatif (participant
observation).
• Cara pelibatan diri dalam melakukan observasi
1. Observasi Berstruktur
2. Observasitidak Berstruktur
12. • Prinsip-rinsip yang harus diperhatikan oleh guru dan
peserta didik selama observasi pembelajaran disajikan
berikut ini.
1. Cermat, objektif, dan jujur serta terfokus pada objek yang
diobservasi untuk kepentingan pembelajaran.
2. Banyak atau sedikit serta homogenitas atau hiterogenitas
subjek, objek, atau situasi yang diobservasi. Makin
banyak dan hiterogensubjek, objek, atau situasi yang
diobservasi, makin sulit kegiatan obervasi itu dilakukan.
Sebelum obsevasi dilaksanakan, guru dan peserta didik
sebaiknya menentukan dan menyepakati cara dan
prosedur pengamatan.
3. Guru dan peserta didik perlu memahami apa yang
hendak dicatat, direkam, dan sejenisnya, serta
bagaimana membuat catatan atas perolehan observasi.
13. Menanya
• Fungsi Bertanya, diantaranya:
1. Membangkitkan rasa ingin tahu, minat, dan perhatian peserta
didik tentang suatu tema atau topik pembelajaran.
2. Mendorong dan menginspirasi peserta didik untuk aktif belajar,
serta mengembangkan pertanyaan dari dan untuk dirinya
sendiri.
3. Mendiagnosis kesulitan belajar peserta didik sekaligus
menyampaikan ancangan untuk mencari solusinya.
4. Menstrukturkan tugas-tugas dan memberikan kesempatan
kepada peserta didik untuk menunjukkan sikap, keterampilan,
dan pemahamannya atas substansi pembelajaran yang
diberikan.
14. • Kriteria pertanyaan yang baik
1. Singkat dan Jelas
2. Menginspirasi Jawaban
3. Memiliki Fokus
4. Bersifat Probing atau Divergen
5. Bersifat Validatif atau Penguatan
6. Memberi Kesempatan Peserta Didik untuk Berpikir Ulang
7. Merangsang Peningkatan Tuntutan Kemampuan Kognitif
8. Merangsang Proses Interaksi
• Tingkatan Pertanyaan
1. Kognitif yang lebih rendah
– Pengetahuan (knowledge)
– Pemahaman (comprehension)
– Penerapan (application
1. Kognitif yang lebih tinggi
– Analisis (analysis)
– Sintesis (synthesis)
– Evaluasi (evaluation)
15. Menalar
• Penalaran adalah proses berfikir yang
logis dan sistematis atas fakta-kata
empiris yang dapat diobservasi untuk
memperoleh simpulan berupa
pengetahuan.
• Terdapat dua cara menalar, yaitu
penalaran induktif dan penalaran deduktif
16. • Analogi dalam Pembelajaran
– Analogi adalah suatu proses penalaran dalam
pembelajaran dengan cara membandingkan sifat
esensial yang mempunyai kesamaan atau
persamaan.
– Analogi terdiri dari dua jenis, yaitu analogi induktif dan
analogi deduktif.
• Hubungan Antarfenomena
– Guru dan peserta didik dituntut mampu memaknai
hubungan antarfenonena atau gejala, khususnya
hubungan sebab-akibat.
• Hubungan sebab–akibat
• Hubungan akibat–sebab
• Hubungan sebab–akibat 1 – akibat 2.
17. Mencoba
• Aplikasi metode eksperimen atau
mencoba dimaksudkan untuk
mengembangkan berbagai ranah tujuan
belajar, yaitu sikap, keterampilan, dan
pengetahuan.
• Tiga tahapan eksperimen:
1. Persiapan
2. Pelaksanaan
3. Tindak lanjut
18. Membentuk Jejaring Pembelajaran
(Pembelajaran Kolaboratif)
• Pada pembelajaran kolaboratif
kewenangan guru dan fungsi guru lebih
bersifat direktif atau manajer belajar.
Sebaliknya, peserta didiklah yang harus
lebih aktif.
19. • Macam-macam Pembelajaran Kolaboratif:
1. JP = Jigsaw Proscedure
2. STAD = Student Team Achievement Divisions
3. CI = Complex Instruction
4. TAI = Team Accelerated Instruction
5. CLS = Cooperative Learning Stuctures.
6. LT = Learning Together
7. TGT = Teams-Games-Tournament
8. GI = Group Investigation
9. AC = Academic-Constructive Controversy
10. CIRC = Cooperative Integrated Reading and Composition
21. Mengamati
• Dalam proses pembelajaran ini, kegiatan mengamati
dapat dilakukan dengan mengikuti langkah-langkah
sebagai berikut:
1. Menentukan objek yang akan diobservasi misalnya teks tulis hasil
observasi.
2. Membuat pedoman observasi sesuai dengan lingkup objek yang akan
diobservasi.
3. Menentukan secara jelas data-data apa saja yang perlu diobservasi,
baik data primer maupun data sekunder.
4. Menentukan di mana tempat melakukan observasi.
5. Menentukan secara jelas bagaimana observasi akan dilakukan untuk
mengumpulkan data agar berjalan mudah dan lancar.
6. Menentukan cara dan melakukan pencatatan hasil observasi seperti
menggunakan buku catatan, tape recorder, dan alat tulis lainnya.
22. Menanya
• Dalam proses berpikir ilmiah bertanya berfungsi
membangkitkan rasa ingin tahu, minat, dan perhatian
peserta didik yang berkaitan dengan topic pembelajaran.
• Contoh topic pada KD “Memahami teks hasil observasi,
tanggapan deskriptif, eksposisi, eksplanasi, dan cerita
pendek baik melalui lisan maupun tulisan” . Untuk
proses bertanya yangtidak harus selalu menggunakan
kalimat Tanya seperti bagaimana isi teks hasil
observasi?, tetapi bisa juga menggunakan pernyataan
misalnya sebutkan bagian-bagian teks hasil informasi.
23. Menalar
• Dalam penerapan pembelajaran dalam KD “Memahami
teks hasil observasi, tanggapan deskriptif, eksposisi,
eksplanasi, dan cerita pendek baik melalui lisan maupun
tulisan” proses pembelajaran scientific dalam menalar
dapat dilakukan dengan cara berikut:
1. Menyusun bahan pembelajaran yang berkaitan dengan teks
hasil observasi.
2. Berdasarkan teks yang sudah disiapkan, guru tidak
menerapkan metode ceramah dalam menjelaskan teks
yang merupakan hasil observasi tersebut, tetapi dengan
memberi intsruksi yang jelas berkaitan dengan cirri-ciri teks
hasil observasi, penggunaan kalimat, kalimat utama dalam
paragraf.
24. 3. Selanjutnya, guru menyiapkan bahan atau materi yang akan
disampaikan secara hirarkis
4. Rangkaian kegiatan yang disusun oleh guru tersebut
berorientasi pada hasil yang dapat diukur dan diamati,
sebagai contoh tingkat keapikan kalimat yang dibuat oleh
peserta didik.
5. Apabila peserta didik membuat kesalahan guru harus sering
mengoreksi dan memperbaiki kesalahan siswa.
6. Perlu dilakukan pengulangan dan latihan agar siswa
terampil menulis, dan menjadi pembiasaan atau pelaziman.
7. Evaluasi atau penilaian didasarkan pada yang nyata atau
otentik, yang dilengkapi dengan lembar penilaian observasi
perilaku.
8. Guru mencatat semua kemajuan peserta didik untuk
kemungkinan memberikan tindakan perbaikan
pembelajaran.
25. Mencoba
• Aktivitas pembelajaran yang nyata untuk
metode ini sebagai berikut:
1. Menentukan tema atau topik yang sesuai dengan
KD yang terdapat dalam kurikulum, misalnya KD
“Memahami teks hasil observasi, tanggapan
deskriptif, eksposisi, eksplanasi, dan cerita pendek
baik melalui lisan maupun tulisan”.
2. Mencari objek berupa tulisan hasil observasi untuk
dianalisis dan ditemukan data-data yang berkaitan
dengan teks observasi.
26. 3. Mencari dasar teori yang berkaitan dengan teks
observasi, baik dari buku teori maupun dari sumber
lain.
4. Melakukan analisis dengan membedah wacana
yang dijadikan objek materi pembelajaran.
5. Mencatat data-data yang ditemuka berkaian dengan
susunan teks, kalimat yang digunakan dalam teks.
Selanjutnya menyusun analisis dan membuat sajian
analisi datanya.
6. Menarik simpulan terhadap analisi yang dilakukan
7. Melaporkan atau mengomunikasikan hasil analisis
pada teman lain.
27. Jejaring Pembelajaran
• Contoh penerapan pembelajaran
kolaboratif dalam KD “Memahami teks
hasil observasi, tanggapan deskriptif,
eksposisi, eksplanasi, dan cerita pendek
baik melalui lisan maupun tulisan”.
• Media yang dapat digunakan dalam
pembelajaran ini misalnya kartu sortir
yang berisi fakta atau opini.
28. • Prosedurnya dapat dilakukan berikut ini:
1. Pada peserta didik dapat dibagikan kartu kalimat
yang memuat informasi atau contoh yang cocok
dengan satu atau lebih kategori.
2. Peserta didik diminta untuk mencari temannya yang
mendapatkan kartu dengan kategori yang sama.
3. Beri kesempatan kepada peserta didik untuk
menyajikan kartu kategorinya yang sama dengan
temannya.
4. Selama masing-masing kategori dipresentasikan
oleh siswa buatlah catatan dengan kata kunci
pembelajaran yang dirasa penting untuk nanti diberi
penguatan.