SlideShare a Scribd company logo
1 of 28
Konsep Pendekatan Scientific 
(Pendekatan Ilmiah) 
oleh: Oki Feri Juniawan
Pembelajaran dengan pendekatan saintifik 
adalah pembelajaran yang terdiri atas 
kegiatan mengamati (untuk mengidentifikasi 
hal-hal yang ingin diketahui), merumuskan 
pertanyaan, mencoba/mengumpulkan data 
(informasi) dan menarik kesimpulan serta 
mengkomunikasikan hasil yang terdiri 
kesimpulan untuk memperoleh 
pengetahuan, keterampilan sikap.
Esensi Pendekatan Ilmiah 
• Pendekatan ilmiah diyakini sebagai titian emas 
perkembangan dan pengembangan sikap, 
keterampilan, dan pengetahuan peserta didik 
• Pendekatan ini mengedepankan penalaran 
induktif (inductive reasoning) 
• Metode ilmiah merujuk pada teknik-teknik 
investigasi atas suatu atau beberapa fenomena, 
memperoleh pengetahuan baru, atau 
mengoreksi dan memadukan pengetahuan 
sebelumnya
Pendekatan Ilmiah dan 
Nonilmiah dalam Pembelajaran 
• Pembelajaran berbasis pendekatan ilmiah 
itu lebih efektif hasilnya dibandingkan 
dengan pembelajaran tradisional 
• Pendekatan ini bercirikan penonjolan 
dimensi pengamatan, penalaran, 
penemuan, pengabsahan, dan penjelasan 
tentang suatu kebenaran
Proses pembelajaran disebut ilmiah jika 
memenuhi kriteria seperti berikut ini: 
1.Substansi atau materipembelajaran berbasis pada fakta 
atau fenomena yang dapat dijelaskan dengan logika atau 
penalaran tertentu. 
2.Penjelasan guru, respon peserta didik, dan interaksi 
edukatif guru-peserta didik terbebas dari prasangka yang 
serta-merta, pemikiran subjektif, atau penalaran yang 
menyimpang dari alur berpikir logis. 
3.Mendorong dan menginspirasi peserta didik berpikir 
secara kritis, analitis, dan tepat dalam mengidentifikasi, 
memahami, memecahkan masalah, dan mengaplikasikan 
substansi atau materi pembelajaran.
4. Mendorong dan menginspirasi peserta didik 
mampu berpikir hipotetik dalam melihat perbedaan, 
kesamaan, dan tautan satu dengan yang lain dari 
substansi atau materi pembelajaran. 
5. Mendorong dan menginspirasi peserta didik 
mampu memahami, menerapkan, dan 
mengembangkan pola berpikir yang rasional dan 
objektif dalam merespon substansi atau materi 
pembelajaran. 
6. Berbasis pada konsep, teori, dan fakta empiris 
yang dapatdipertanggung-jawabkan. 
7. Tujuan pembelajaran dirumuskan secara 
sederhana, jelas, dan menarik sistem 
penyajiannya.
Proses pembelajaran harus terhindar dari 
sifat-sifat atau nilai-nilai nonilmiah yang 
meliputi intuisi, akal sehat, prasangka, 
penemuan melalui coba-coba, dan asal 
berpikir kritis.
Langkah-langkah Pembelajaran 
dengan Pendekatan Ilmiah 
• Proses pembelajaran menyentuh tiga ranah, 
yaitu sikap, pengetahuan, dan keterampilan. 
Sehingga hasil belajar menghasilkan peserta 
didik yang produktif, kreatif, inovatif, dan afektif. 
• Hasil akhirnya adalah peningkatan dan 
keseimbangan antara kemampuan untuk 
menjadi manusia yang baik(soft skills) dan 
manusia yang memiliki kecakapan dan 
pengetahuan untuk hidup secara layak (hard 
skills).
Pendekatan ilmiah pembelajaran disajikan 
sebagai berikut:
Mengamati 
• Kegiatan mengamati dalam pembelajaran dilakukan 
dengan menempuh langkah-langkah seperti berikut ini. 
1. Menentukan objek apa yang akan diobservasi 
2. Membuat pedoman observasi sesuai dengan lingkup objek 
yang akan diobservasi 
3. Menentukan secara jelas data-data apa yang perlu 
diobservasi, baik primer maupun sekunder 
4. Menentukan di mana tempat objek yang akan diobservasi 
5. Menentukan secara jelas bagaimana observasi akan dilakukan 
untuk mengumpulkan data agar berjalan mudah dan lancar 
6. Menentukan cara dan melakukan pencatatan atas hasil 
observasi , seperti menggunakan buku catatan, kamera, tape 
recorder, video perekam, dan alat-alat tulis lainnya.
• Keterlibatan peserta didik dalam observasi. 
1. Observasi biasa (common observation). 
2. Observasi terkendali (controlled 
observation). 
3. Observasi partisipatif (participant 
observation). 
• Cara pelibatan diri dalam melakukan observasi 
1. Observasi Berstruktur 
2. Observasitidak Berstruktur
• Prinsip-rinsip yang harus diperhatikan oleh guru dan 
peserta didik selama observasi pembelajaran disajikan 
berikut ini. 
1. Cermat, objektif, dan jujur serta terfokus pada objek yang 
diobservasi untuk kepentingan pembelajaran. 
2. Banyak atau sedikit serta homogenitas atau hiterogenitas 
subjek, objek, atau situasi yang diobservasi. Makin 
banyak dan hiterogensubjek, objek, atau situasi yang 
diobservasi, makin sulit kegiatan obervasi itu dilakukan. 
Sebelum obsevasi dilaksanakan, guru dan peserta didik 
sebaiknya menentukan dan menyepakati cara dan 
prosedur pengamatan. 
3. Guru dan peserta didik perlu memahami apa yang 
hendak dicatat, direkam, dan sejenisnya, serta 
bagaimana membuat catatan atas perolehan observasi.
Menanya 
• Fungsi Bertanya, diantaranya: 
1. Membangkitkan rasa ingin tahu, minat, dan perhatian peserta 
didik tentang suatu tema atau topik pembelajaran. 
2. Mendorong dan menginspirasi peserta didik untuk aktif belajar, 
serta mengembangkan pertanyaan dari dan untuk dirinya 
sendiri. 
3. Mendiagnosis kesulitan belajar peserta didik sekaligus 
menyampaikan ancangan untuk mencari solusinya. 
4. Menstrukturkan tugas-tugas dan memberikan kesempatan 
kepada peserta didik untuk menunjukkan sikap, keterampilan, 
dan pemahamannya atas substansi pembelajaran yang 
diberikan.
• Kriteria pertanyaan yang baik 
1. Singkat dan Jelas 
2. Menginspirasi Jawaban 
3. Memiliki Fokus 
4. Bersifat Probing atau Divergen 
5. Bersifat Validatif atau Penguatan 
6. Memberi Kesempatan Peserta Didik untuk Berpikir Ulang 
7. Merangsang Peningkatan Tuntutan Kemampuan Kognitif 
8. Merangsang Proses Interaksi 
• Tingkatan Pertanyaan 
1. Kognitif yang lebih rendah 
– Pengetahuan (knowledge) 
– Pemahaman (comprehension) 
– Penerapan (application 
1. Kognitif yang lebih tinggi 
– Analisis (analysis) 
– Sintesis (synthesis) 
– Evaluasi (evaluation)
Menalar 
• Penalaran adalah proses berfikir yang 
logis dan sistematis atas fakta-kata 
empiris yang dapat diobservasi untuk 
memperoleh simpulan berupa 
pengetahuan. 
• Terdapat dua cara menalar, yaitu 
penalaran induktif dan penalaran deduktif
• Analogi dalam Pembelajaran 
– Analogi adalah suatu proses penalaran dalam 
pembelajaran dengan cara membandingkan sifat 
esensial yang mempunyai kesamaan atau 
persamaan. 
– Analogi terdiri dari dua jenis, yaitu analogi induktif dan 
analogi deduktif. 
• Hubungan Antarfenomena 
– Guru dan peserta didik dituntut mampu memaknai 
hubungan antarfenonena atau gejala, khususnya 
hubungan sebab-akibat. 
• Hubungan sebab–akibat 
• Hubungan akibat–sebab 
• Hubungan sebab–akibat 1 – akibat 2.
Mencoba 
• Aplikasi metode eksperimen atau 
mencoba dimaksudkan untuk 
mengembangkan berbagai ranah tujuan 
belajar, yaitu sikap, keterampilan, dan 
pengetahuan. 
• Tiga tahapan eksperimen: 
1. Persiapan 
2. Pelaksanaan 
3. Tindak lanjut
Membentuk Jejaring Pembelajaran 
(Pembelajaran Kolaboratif) 
• Pada pembelajaran kolaboratif 
kewenangan guru dan fungsi guru lebih 
bersifat direktif atau manajer belajar. 
Sebaliknya, peserta didiklah yang harus 
lebih aktif.
• Macam-macam Pembelajaran Kolaboratif: 
1. JP = Jigsaw Proscedure 
2. STAD = Student Team Achievement Divisions 
3. CI = Complex Instruction 
4. TAI = Team Accelerated Instruction 
5. CLS = Cooperative Learning Stuctures. 
6. LT = Learning Together 
7. TGT = Teams-Games-Tournament 
8. GI = Group Investigation 
9. AC = Academic-Constructive Controversy 
10. CIRC = Cooperative Integrated Reading and Composition
PENDEKATAN SCIENTIFIC 
DALAM 
PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA SMP
Mengamati 
• Dalam proses pembelajaran ini, kegiatan mengamati 
dapat dilakukan dengan mengikuti langkah-langkah 
sebagai berikut: 
1. Menentukan objek yang akan diobservasi misalnya teks tulis hasil 
observasi. 
2. Membuat pedoman observasi sesuai dengan lingkup objek yang akan 
diobservasi. 
3. Menentukan secara jelas data-data apa saja yang perlu diobservasi, 
baik data primer maupun data sekunder. 
4. Menentukan di mana tempat melakukan observasi. 
5. Menentukan secara jelas bagaimana observasi akan dilakukan untuk 
mengumpulkan data agar berjalan mudah dan lancar. 
6. Menentukan cara dan melakukan pencatatan hasil observasi seperti 
menggunakan buku catatan, tape recorder, dan alat tulis lainnya.
Menanya 
• Dalam proses berpikir ilmiah bertanya berfungsi 
membangkitkan rasa ingin tahu, minat, dan perhatian 
peserta didik yang berkaitan dengan topic pembelajaran. 
• Contoh topic pada KD “Memahami teks hasil observasi, 
tanggapan deskriptif, eksposisi, eksplanasi, dan cerita 
pendek baik melalui lisan maupun tulisan” . Untuk 
proses bertanya yangtidak harus selalu menggunakan 
kalimat Tanya seperti bagaimana isi teks hasil 
observasi?, tetapi bisa juga menggunakan pernyataan 
misalnya sebutkan bagian-bagian teks hasil informasi.
Menalar 
• Dalam penerapan pembelajaran dalam KD “Memahami 
teks hasil observasi, tanggapan deskriptif, eksposisi, 
eksplanasi, dan cerita pendek baik melalui lisan maupun 
tulisan” proses pembelajaran scientific dalam menalar 
dapat dilakukan dengan cara berikut: 
1. Menyusun bahan pembelajaran yang berkaitan dengan teks 
hasil observasi. 
2. Berdasarkan teks yang sudah disiapkan, guru tidak 
menerapkan metode ceramah dalam menjelaskan teks 
yang merupakan hasil observasi tersebut, tetapi dengan 
memberi intsruksi yang jelas berkaitan dengan cirri-ciri teks 
hasil observasi, penggunaan kalimat, kalimat utama dalam 
paragraf.
3. Selanjutnya, guru menyiapkan bahan atau materi yang akan 
disampaikan secara hirarkis 
4. Rangkaian kegiatan yang disusun oleh guru tersebut 
berorientasi pada hasil yang dapat diukur dan diamati, 
sebagai contoh tingkat keapikan kalimat yang dibuat oleh 
peserta didik. 
5. Apabila peserta didik membuat kesalahan guru harus sering 
mengoreksi dan memperbaiki kesalahan siswa. 
6. Perlu dilakukan pengulangan dan latihan agar siswa 
terampil menulis, dan menjadi pembiasaan atau pelaziman. 
7. Evaluasi atau penilaian didasarkan pada yang nyata atau 
otentik, yang dilengkapi dengan lembar penilaian observasi 
perilaku. 
8. Guru mencatat semua kemajuan peserta didik untuk 
kemungkinan memberikan tindakan perbaikan 
pembelajaran.
Mencoba 
• Aktivitas pembelajaran yang nyata untuk 
metode ini sebagai berikut: 
1. Menentukan tema atau topik yang sesuai dengan 
KD yang terdapat dalam kurikulum, misalnya KD 
“Memahami teks hasil observasi, tanggapan 
deskriptif, eksposisi, eksplanasi, dan cerita pendek 
baik melalui lisan maupun tulisan”. 
2. Mencari objek berupa tulisan hasil observasi untuk 
dianalisis dan ditemukan data-data yang berkaitan 
dengan teks observasi.
3. Mencari dasar teori yang berkaitan dengan teks 
observasi, baik dari buku teori maupun dari sumber 
lain. 
4. Melakukan analisis dengan membedah wacana 
yang dijadikan objek materi pembelajaran. 
5. Mencatat data-data yang ditemuka berkaian dengan 
susunan teks, kalimat yang digunakan dalam teks. 
Selanjutnya menyusun analisis dan membuat sajian 
analisi datanya. 
6. Menarik simpulan terhadap analisi yang dilakukan 
7. Melaporkan atau mengomunikasikan hasil analisis 
pada teman lain.
Jejaring Pembelajaran 
• Contoh penerapan pembelajaran 
kolaboratif dalam KD “Memahami teks 
hasil observasi, tanggapan deskriptif, 
eksposisi, eksplanasi, dan cerita pendek 
baik melalui lisan maupun tulisan”. 
• Media yang dapat digunakan dalam 
pembelajaran ini misalnya kartu sortir 
yang berisi fakta atau opini.
• Prosedurnya dapat dilakukan berikut ini: 
1. Pada peserta didik dapat dibagikan kartu kalimat 
yang memuat informasi atau contoh yang cocok 
dengan satu atau lebih kategori. 
2. Peserta didik diminta untuk mencari temannya yang 
mendapatkan kartu dengan kategori yang sama. 
3. Beri kesempatan kepada peserta didik untuk 
menyajikan kartu kategorinya yang sama dengan 
temannya. 
4. Selama masing-masing kategori dipresentasikan 
oleh siswa buatlah catatan dengan kata kunci 
pembelajaran yang dirasa penting untuk nanti diberi 
penguatan.

More Related Content

What's hot

Desain Pembelajaran Matematika dalam Kerangka Pendekatan Saintifik (Wahidin U...
Desain Pembelajaran Matematika dalam Kerangka Pendekatan Saintifik (Wahidin U...Desain Pembelajaran Matematika dalam Kerangka Pendekatan Saintifik (Wahidin U...
Desain Pembelajaran Matematika dalam Kerangka Pendekatan Saintifik (Wahidin U...Matematika FKIP UHAMKA Jakarta, Indonesia
 
2.2.3 discovery learning
2.2.3 discovery learning2.2.3 discovery learning
2.2.3 discovery learningsadiman dimas
 
Discovery Learning
Discovery LearningDiscovery Learning
Discovery LearningNurrijal Jhi
 
2.2.3 discovery learning
2.2.3 discovery learning2.2.3 discovery learning
2.2.3 discovery learningZo Ri
 
2.2.3 discovery learning
2.2.3 discovery learning2.2.3 discovery learning
2.2.3 discovery learningAndi Johar
 
2.2.3 discovery learning
2.2.3 discovery learning2.2.3 discovery learning
2.2.3 discovery learningmirdaelisa
 
Pendekatan Saintifik (Scientific Approach)
Pendekatan Saintifik (Scientific Approach)Pendekatan Saintifik (Scientific Approach)
Pendekatan Saintifik (Scientific Approach)Guss No
 
Strategi pembelajaran inkuiri
Strategi pembelajaran inkuiriStrategi pembelajaran inkuiri
Strategi pembelajaran inkuiriDiana Dhieant
 
1. pembelajaran saintifik
1. pembelajaran saintifik1. pembelajaran saintifik
1. pembelajaran saintifikKusmiati
 
Pembelajaran dengan pendekatan saintifik dan penyusunan rpp
Pembelajaran dengan pendekatan saintifik dan penyusunan rppPembelajaran dengan pendekatan saintifik dan penyusunan rpp
Pembelajaran dengan pendekatan saintifik dan penyusunan rppAndi Saputro
 
Pendekatan saintifik dalam proses pembelajaran matematika
Pendekatan saintifik dalam proses pembelajaran matematikaPendekatan saintifik dalam proses pembelajaran matematika
Pendekatan saintifik dalam proses pembelajaran matematikayudith tae
 
pendekatan saintifik
pendekatan saintifikpendekatan saintifik
pendekatan saintifikcindrya
 
Bab 3 pendekatan saintifik
Bab 3 pendekatan saintifikBab 3 pendekatan saintifik
Bab 3 pendekatan saintifikanappgsm3T
 
PENDEKATAN SAINTIFIK - Kurikulum 2013
PENDEKATAN SAINTIFIK - Kurikulum 2013PENDEKATAN SAINTIFIK - Kurikulum 2013
PENDEKATAN SAINTIFIK - Kurikulum 2013Ririn Febriyanti
 

What's hot (20)

Desain Pembelajaran Matematika dalam Kerangka Pendekatan Saintifik (Wahidin U...
Desain Pembelajaran Matematika dalam Kerangka Pendekatan Saintifik (Wahidin U...Desain Pembelajaran Matematika dalam Kerangka Pendekatan Saintifik (Wahidin U...
Desain Pembelajaran Matematika dalam Kerangka Pendekatan Saintifik (Wahidin U...
 
2.2.3 discovery learning
2.2.3 discovery learning2.2.3 discovery learning
2.2.3 discovery learning
 
Discovery Learning
Discovery LearningDiscovery Learning
Discovery Learning
 
2.2.3 discovery learning
2.2.3 discovery learning2.2.3 discovery learning
2.2.3 discovery learning
 
2.2.3 discovery learning
2.2.3 discovery learning2.2.3 discovery learning
2.2.3 discovery learning
 
3.8. discovery learning
3.8. discovery learning3.8. discovery learning
3.8. discovery learning
 
2.2.3 discovery learning al kepret
2.2.3 discovery learning al kepret2.2.3 discovery learning al kepret
2.2.3 discovery learning al kepret
 
2.2.3 discovery learning
2.2.3 discovery learning2.2.3 discovery learning
2.2.3 discovery learning
 
2.2.3 discovery learning
2.2.3 discovery learning2.2.3 discovery learning
2.2.3 discovery learning
 
Pendekatan Saintifik (Scientific Approach)
Pendekatan Saintifik (Scientific Approach)Pendekatan Saintifik (Scientific Approach)
Pendekatan Saintifik (Scientific Approach)
 
Strategi Pembelajaran Inkuiri
Strategi Pembelajaran InkuiriStrategi Pembelajaran Inkuiri
Strategi Pembelajaran Inkuiri
 
power poin discovery fitri
power poin discovery fitripower poin discovery fitri
power poin discovery fitri
 
Strategi pembelajaran inkuiri
Strategi pembelajaran inkuiriStrategi pembelajaran inkuiri
Strategi pembelajaran inkuiri
 
1. pembelajaran saintifik
1. pembelajaran saintifik1. pembelajaran saintifik
1. pembelajaran saintifik
 
Pembelajaran dengan pendekatan saintifik dan penyusunan rpp
Pembelajaran dengan pendekatan saintifik dan penyusunan rppPembelajaran dengan pendekatan saintifik dan penyusunan rpp
Pembelajaran dengan pendekatan saintifik dan penyusunan rpp
 
Pendekatan saintifik dalam proses pembelajaran matematika
Pendekatan saintifik dalam proses pembelajaran matematikaPendekatan saintifik dalam proses pembelajaran matematika
Pendekatan saintifik dalam proses pembelajaran matematika
 
pendekatan saintifik
pendekatan saintifikpendekatan saintifik
pendekatan saintifik
 
2.2 2 contoh implementasi pendekatan scientific dlm pemb tematik
2.2 2 contoh implementasi pendekatan scientific dlm pemb tematik2.2 2 contoh implementasi pendekatan scientific dlm pemb tematik
2.2 2 contoh implementasi pendekatan scientific dlm pemb tematik
 
Bab 3 pendekatan saintifik
Bab 3 pendekatan saintifikBab 3 pendekatan saintifik
Bab 3 pendekatan saintifik
 
PENDEKATAN SAINTIFIK - Kurikulum 2013
PENDEKATAN SAINTIFIK - Kurikulum 2013PENDEKATAN SAINTIFIK - Kurikulum 2013
PENDEKATAN SAINTIFIK - Kurikulum 2013
 

Similar to PENGEMBANGAN PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA

Pendekatan scientific des 2016
Pendekatan scientific  des  2016Pendekatan scientific  des  2016
Pendekatan scientific des 2016sadirun
 
konsep pendekatan scientific
konsep pendekatan scientifickonsep pendekatan scientific
konsep pendekatan scientificDesy Aryanti
 
1.3b 3-1.2c discovery learning 1
1.3b 3-1.2c discovery learning  11.3b 3-1.2c discovery learning  1
1.3b 3-1.2c discovery learning 1Mardi Sam
 
2.2.3 Discovery Learning.ppt
2.2.3 Discovery Learning.ppt2.2.3 Discovery Learning.ppt
2.2.3 Discovery Learning.pptMukhsinUchen1
 
4. Model – Model Pembelajarand Saintifik.ppt
4. Model – Model Pembelajarand  Saintifik.ppt4. Model – Model Pembelajarand  Saintifik.ppt
4. Model – Model Pembelajarand Saintifik.pptArinaYusriya1
 
2.2.3 discovery learning
2.2.3 discovery learning2.2.3 discovery learning
2.2.3 discovery learningMJUNAEDI1961
 
Konsep-pendekatan-scientific-rev-final-1
 Konsep-pendekatan-scientific-rev-final-1 Konsep-pendekatan-scientific-rev-final-1
Konsep-pendekatan-scientific-rev-final-1Yosti Saban
 
Konsep pendekatan scientific
Konsep pendekatan scientificKonsep pendekatan scientific
Konsep pendekatan scientificJackson Pendong
 
2.1 konsep pendekatan scientific rev final al kepret
2.1 konsep pendekatan scientific rev final al kepret2.1 konsep pendekatan scientific rev final al kepret
2.1 konsep pendekatan scientific rev final al kepretFahmi Fathurrohman M. Ec
 
2.1 konsep pendekatan scientific rev final 2
2.1 konsep pendekatan scientific rev final 22.1 konsep pendekatan scientific rev final 2
2.1 konsep pendekatan scientific rev final 2Randy Ikas
 
2.1 konsep pendekatan scientific rev final
2.1 konsep pendekatan scientific rev final2.1 konsep pendekatan scientific rev final
2.1 konsep pendekatan scientific rev finalsadiman dimas
 
2.1 konsep pendekatan scientific rev final
2.1 konsep pendekatan scientific rev final2.1 konsep pendekatan scientific rev final
2.1 konsep pendekatan scientific rev finaltono009
 
2.1 Konsep Pendekatan Scientific Rev final.ppt
2.1 Konsep Pendekatan Scientific Rev final.ppt2.1 Konsep Pendekatan Scientific Rev final.ppt
2.1 Konsep Pendekatan Scientific Rev final.pptGanjarPranoto
 
Strategi pengajaran sains kanak kanak secara inkuiri
Strategi pengajaran sains kanak kanak secara inkuiriStrategi pengajaran sains kanak kanak secara inkuiri
Strategi pengajaran sains kanak kanak secara inkuiriIzny Atikah
 
2.1.2 contoh pendekatan scientific sejarah.ppt
2.1.2 contoh pendekatan scientific sejarah.ppt2.1.2 contoh pendekatan scientific sejarah.ppt
2.1.2 contoh pendekatan scientific sejarah.pptMuhamadrahayuSidiq
 

Similar to PENGEMBANGAN PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA (20)

Pendekatan scientific des 2016
Pendekatan scientific  des  2016Pendekatan scientific  des  2016
Pendekatan scientific des 2016
 
Pendekatan Saintifik
Pendekatan SaintifikPendekatan Saintifik
Pendekatan Saintifik
 
konsep pendekatan scientific
konsep pendekatan scientifickonsep pendekatan scientific
konsep pendekatan scientific
 
1.3b 3-1.2c discovery learning 1
1.3b 3-1.2c discovery learning  11.3b 3-1.2c discovery learning  1
1.3b 3-1.2c discovery learning 1
 
2.2.3 Discovery Learning.ppt
2.2.3 Discovery Learning.ppt2.2.3 Discovery Learning.ppt
2.2.3 Discovery Learning.ppt
 
4. Model – Model Pembelajarand Saintifik.ppt
4. Model – Model Pembelajarand  Saintifik.ppt4. Model – Model Pembelajarand  Saintifik.ppt
4. Model – Model Pembelajarand Saintifik.ppt
 
Mdel pembelajaran discovery learning (dl)
Mdel pembelajaran discovery learning (dl)Mdel pembelajaran discovery learning (dl)
Mdel pembelajaran discovery learning (dl)
 
2.2.3 discovery learning
2.2.3 discovery learning2.2.3 discovery learning
2.2.3 discovery learning
 
TEORI BELAJAR
TEORI BELAJARTEORI BELAJAR
TEORI BELAJAR
 
PENDEKATAN SCIENTIFIC
PENDEKATAN SCIENTIFICPENDEKATAN SCIENTIFIC
PENDEKATAN SCIENTIFIC
 
Konsep-pendekatan-scientific-rev-final-1
 Konsep-pendekatan-scientific-rev-final-1 Konsep-pendekatan-scientific-rev-final-1
Konsep-pendekatan-scientific-rev-final-1
 
Konsep pendekatan scientific
Konsep pendekatan scientificKonsep pendekatan scientific
Konsep pendekatan scientific
 
Konsep pendekatan scientific
Konsep pendekatan scientificKonsep pendekatan scientific
Konsep pendekatan scientific
 
2.1 konsep pendekatan scientific rev final al kepret
2.1 konsep pendekatan scientific rev final al kepret2.1 konsep pendekatan scientific rev final al kepret
2.1 konsep pendekatan scientific rev final al kepret
 
2.1 konsep pendekatan scientific rev final 2
2.1 konsep pendekatan scientific rev final 22.1 konsep pendekatan scientific rev final 2
2.1 konsep pendekatan scientific rev final 2
 
2.1 konsep pendekatan scientific rev final
2.1 konsep pendekatan scientific rev final2.1 konsep pendekatan scientific rev final
2.1 konsep pendekatan scientific rev final
 
2.1 konsep pendekatan scientific rev final
2.1 konsep pendekatan scientific rev final2.1 konsep pendekatan scientific rev final
2.1 konsep pendekatan scientific rev final
 
2.1 Konsep Pendekatan Scientific Rev final.ppt
2.1 Konsep Pendekatan Scientific Rev final.ppt2.1 Konsep Pendekatan Scientific Rev final.ppt
2.1 Konsep Pendekatan Scientific Rev final.ppt
 
Strategi pengajaran sains kanak kanak secara inkuiri
Strategi pengajaran sains kanak kanak secara inkuiriStrategi pengajaran sains kanak kanak secara inkuiri
Strategi pengajaran sains kanak kanak secara inkuiri
 
2.1.2 contoh pendekatan scientific sejarah.ppt
2.1.2 contoh pendekatan scientific sejarah.ppt2.1.2 contoh pendekatan scientific sejarah.ppt
2.1.2 contoh pendekatan scientific sejarah.ppt
 

More from Oki Feri Juniawan

Analisis Wacana Iklan TV Pepsodent Versi Ayo Perbaiki
Analisis Wacana Iklan TV Pepsodent Versi Ayo PerbaikiAnalisis Wacana Iklan TV Pepsodent Versi Ayo Perbaiki
Analisis Wacana Iklan TV Pepsodent Versi Ayo PerbaikiOki Feri Juniawan
 
Cerpen Sura & Baya Karya Oki Feri Juniawan (2013)
Cerpen Sura & Baya Karya Oki Feri Juniawan (2013)Cerpen Sura & Baya Karya Oki Feri Juniawan (2013)
Cerpen Sura & Baya Karya Oki Feri Juniawan (2013)Oki Feri Juniawan
 
Analisis tematik cerpen siti mahiya karya Gunawan Maryanto
Analisis tematik cerpen siti mahiya karya Gunawan MaryantoAnalisis tematik cerpen siti mahiya karya Gunawan Maryanto
Analisis tematik cerpen siti mahiya karya Gunawan MaryantoOki Feri Juniawan
 
Apresiasi pementasan Musuh Masyarakat & Laras
Apresiasi pementasan Musuh Masyarakat & LarasApresiasi pementasan Musuh Masyarakat & Laras
Apresiasi pementasan Musuh Masyarakat & LarasOki Feri Juniawan
 
Analisis struktural dalam drama kejahatan membalas dendam karya A. Idrus
Analisis struktural dalam drama kejahatan membalas dendam karya A. IdrusAnalisis struktural dalam drama kejahatan membalas dendam karya A. Idrus
Analisis struktural dalam drama kejahatan membalas dendam karya A. IdrusOki Feri Juniawan
 
Motif Tokoh Dalam Cerita Rakyat Madura "Ke'lesap"
Motif Tokoh Dalam Cerita Rakyat Madura "Ke'lesap"Motif Tokoh Dalam Cerita Rakyat Madura "Ke'lesap"
Motif Tokoh Dalam Cerita Rakyat Madura "Ke'lesap"Oki Feri Juniawan
 
Esay Cerpen Mbak Mendut Karya Gunawan Maryanto
Esay Cerpen Mbak Mendut Karya Gunawan MaryantoEsay Cerpen Mbak Mendut Karya Gunawan Maryanto
Esay Cerpen Mbak Mendut Karya Gunawan MaryantoOki Feri Juniawan
 

More from Oki Feri Juniawan (12)

Analisis Wacana Iklan TV Pepsodent Versi Ayo Perbaiki
Analisis Wacana Iklan TV Pepsodent Versi Ayo PerbaikiAnalisis Wacana Iklan TV Pepsodent Versi Ayo Perbaiki
Analisis Wacana Iklan TV Pepsodent Versi Ayo Perbaiki
 
Outline Cerpen Sura & Baya
Outline Cerpen Sura & BayaOutline Cerpen Sura & Baya
Outline Cerpen Sura & Baya
 
Cerpen Sura & Baya Karya Oki Feri Juniawan (2013)
Cerpen Sura & Baya Karya Oki Feri Juniawan (2013)Cerpen Sura & Baya Karya Oki Feri Juniawan (2013)
Cerpen Sura & Baya Karya Oki Feri Juniawan (2013)
 
Analisis tematik cerpen siti mahiya karya Gunawan Maryanto
Analisis tematik cerpen siti mahiya karya Gunawan MaryantoAnalisis tematik cerpen siti mahiya karya Gunawan Maryanto
Analisis tematik cerpen siti mahiya karya Gunawan Maryanto
 
Apresiasi pementasan Musuh Masyarakat & Laras
Apresiasi pementasan Musuh Masyarakat & LarasApresiasi pementasan Musuh Masyarakat & Laras
Apresiasi pementasan Musuh Masyarakat & Laras
 
Analisis struktural dalam drama kejahatan membalas dendam karya A. Idrus
Analisis struktural dalam drama kejahatan membalas dendam karya A. IdrusAnalisis struktural dalam drama kejahatan membalas dendam karya A. Idrus
Analisis struktural dalam drama kejahatan membalas dendam karya A. Idrus
 
Saintifik
SaintifikSaintifik
Saintifik
 
Motif Tokoh Dalam Cerita Rakyat Madura "Ke'lesap"
Motif Tokoh Dalam Cerita Rakyat Madura "Ke'lesap"Motif Tokoh Dalam Cerita Rakyat Madura "Ke'lesap"
Motif Tokoh Dalam Cerita Rakyat Madura "Ke'lesap"
 
Esay Cerpen Mbak Mendut Karya Gunawan Maryanto
Esay Cerpen Mbak Mendut Karya Gunawan MaryantoEsay Cerpen Mbak Mendut Karya Gunawan Maryanto
Esay Cerpen Mbak Mendut Karya Gunawan Maryanto
 
Tahap persiapan pidato
Tahap persiapan pidatoTahap persiapan pidato
Tahap persiapan pidato
 
Sistem Ketatanegaraan
Sistem KetatanegaraanSistem Ketatanegaraan
Sistem Ketatanegaraan
 
Sistem Ketatanegaraan
Sistem KetatanegaraanSistem Ketatanegaraan
Sistem Ketatanegaraan
 

Recently uploaded

Pembahasan Soal UKOM gerontik persiapan ukomnas
Pembahasan Soal UKOM gerontik persiapan ukomnasPembahasan Soal UKOM gerontik persiapan ukomnas
Pembahasan Soal UKOM gerontik persiapan ukomnasAZakariaAmien1
 
Modul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docx
Modul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docxModul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docx
Modul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docxherisriwahyuni
 
TPPK_panduan pembentukan tim TPPK di satuan pendidikan
TPPK_panduan pembentukan tim TPPK di satuan pendidikanTPPK_panduan pembentukan tim TPPK di satuan pendidikan
TPPK_panduan pembentukan tim TPPK di satuan pendidikanNiKomangRaiVerawati
 
PUEBI.bahasa Indonesia/pedoman umum ejaan bahasa Indonesia pptx.
PUEBI.bahasa Indonesia/pedoman umum ejaan bahasa Indonesia pptx.PUEBI.bahasa Indonesia/pedoman umum ejaan bahasa Indonesia pptx.
PUEBI.bahasa Indonesia/pedoman umum ejaan bahasa Indonesia pptx.aechacha366
 
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdfShintaNovianti1
 
Teknik Menjawab Kertas P.Moral SPM 2024.pptx
Teknik Menjawab Kertas P.Moral SPM  2024.pptxTeknik Menjawab Kertas P.Moral SPM  2024.pptx
Teknik Menjawab Kertas P.Moral SPM 2024.pptxwongcp2
 
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptx
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptxadap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptx
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptxmtsmampunbarub4
 
Panduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptx
Panduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptxPanduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptx
Panduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptxsudianaade137
 
MTK BAB 5 PENGOLAHAN DATA (Materi 2).pptx
MTK BAB 5 PENGOLAHAN DATA (Materi 2).pptxMTK BAB 5 PENGOLAHAN DATA (Materi 2).pptx
MTK BAB 5 PENGOLAHAN DATA (Materi 2).pptxssuser0239c1
 
Catatan di setiap Indikator Fokus Perilaku
Catatan di setiap Indikator Fokus PerilakuCatatan di setiap Indikator Fokus Perilaku
Catatan di setiap Indikator Fokus PerilakuHANHAN164733
 
MODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptx
MODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptxMODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptx
MODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptxarnisariningsih98
 
Kelompok 4 : Karakteristik Negara Inggris
Kelompok 4 : Karakteristik Negara InggrisKelompok 4 : Karakteristik Negara Inggris
Kelompok 4 : Karakteristik Negara InggrisNazla aulia
 
aksi nyata pendidikan inklusif.pelatihan mandiri pmm
aksi nyata pendidikan inklusif.pelatihan mandiri pmmaksi nyata pendidikan inklusif.pelatihan mandiri pmm
aksi nyata pendidikan inklusif.pelatihan mandiri pmmeunikekambe10
 
Wawasan Nusantara sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...
Wawasan Nusantara  sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...Wawasan Nusantara  sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...
Wawasan Nusantara sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...MarwanAnugrah
 
PRESENTASI EEC social mobile, and local marketing.pptx
PRESENTASI EEC social mobile, and local marketing.pptxPRESENTASI EEC social mobile, and local marketing.pptx
PRESENTASI EEC social mobile, and local marketing.pptxPCMBANDUNGANKabSemar
 
Materi power point Kepemimpinan leadership .ppt
Materi power point Kepemimpinan leadership .pptMateri power point Kepemimpinan leadership .ppt
Materi power point Kepemimpinan leadership .pptAcemediadotkoM1
 
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptxDESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptxFuzaAnggriana
 
Pertemuan 3-bioavailabilitas-dan-bioekivalensi.ppt
Pertemuan 3-bioavailabilitas-dan-bioekivalensi.pptPertemuan 3-bioavailabilitas-dan-bioekivalensi.ppt
Pertemuan 3-bioavailabilitas-dan-bioekivalensi.pptNabilahKhairunnisa6
 
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptxAKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptxWirionSembiring2
 
SILABUS MATEMATIKA SMP kurikulum K13.docx
SILABUS MATEMATIKA SMP kurikulum K13.docxSILABUS MATEMATIKA SMP kurikulum K13.docx
SILABUS MATEMATIKA SMP kurikulum K13.docxrahmaamaw03
 

Recently uploaded (20)

Pembahasan Soal UKOM gerontik persiapan ukomnas
Pembahasan Soal UKOM gerontik persiapan ukomnasPembahasan Soal UKOM gerontik persiapan ukomnas
Pembahasan Soal UKOM gerontik persiapan ukomnas
 
Modul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docx
Modul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docxModul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docx
Modul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docx
 
TPPK_panduan pembentukan tim TPPK di satuan pendidikan
TPPK_panduan pembentukan tim TPPK di satuan pendidikanTPPK_panduan pembentukan tim TPPK di satuan pendidikan
TPPK_panduan pembentukan tim TPPK di satuan pendidikan
 
PUEBI.bahasa Indonesia/pedoman umum ejaan bahasa Indonesia pptx.
PUEBI.bahasa Indonesia/pedoman umum ejaan bahasa Indonesia pptx.PUEBI.bahasa Indonesia/pedoman umum ejaan bahasa Indonesia pptx.
PUEBI.bahasa Indonesia/pedoman umum ejaan bahasa Indonesia pptx.
 
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf
 
Teknik Menjawab Kertas P.Moral SPM 2024.pptx
Teknik Menjawab Kertas P.Moral SPM  2024.pptxTeknik Menjawab Kertas P.Moral SPM  2024.pptx
Teknik Menjawab Kertas P.Moral SPM 2024.pptx
 
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptx
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptxadap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptx
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptx
 
Panduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptx
Panduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptxPanduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptx
Panduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptx
 
MTK BAB 5 PENGOLAHAN DATA (Materi 2).pptx
MTK BAB 5 PENGOLAHAN DATA (Materi 2).pptxMTK BAB 5 PENGOLAHAN DATA (Materi 2).pptx
MTK BAB 5 PENGOLAHAN DATA (Materi 2).pptx
 
Catatan di setiap Indikator Fokus Perilaku
Catatan di setiap Indikator Fokus PerilakuCatatan di setiap Indikator Fokus Perilaku
Catatan di setiap Indikator Fokus Perilaku
 
MODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptx
MODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptxMODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptx
MODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptx
 
Kelompok 4 : Karakteristik Negara Inggris
Kelompok 4 : Karakteristik Negara InggrisKelompok 4 : Karakteristik Negara Inggris
Kelompok 4 : Karakteristik Negara Inggris
 
aksi nyata pendidikan inklusif.pelatihan mandiri pmm
aksi nyata pendidikan inklusif.pelatihan mandiri pmmaksi nyata pendidikan inklusif.pelatihan mandiri pmm
aksi nyata pendidikan inklusif.pelatihan mandiri pmm
 
Wawasan Nusantara sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...
Wawasan Nusantara  sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...Wawasan Nusantara  sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...
Wawasan Nusantara sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...
 
PRESENTASI EEC social mobile, and local marketing.pptx
PRESENTASI EEC social mobile, and local marketing.pptxPRESENTASI EEC social mobile, and local marketing.pptx
PRESENTASI EEC social mobile, and local marketing.pptx
 
Materi power point Kepemimpinan leadership .ppt
Materi power point Kepemimpinan leadership .pptMateri power point Kepemimpinan leadership .ppt
Materi power point Kepemimpinan leadership .ppt
 
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptxDESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
 
Pertemuan 3-bioavailabilitas-dan-bioekivalensi.ppt
Pertemuan 3-bioavailabilitas-dan-bioekivalensi.pptPertemuan 3-bioavailabilitas-dan-bioekivalensi.ppt
Pertemuan 3-bioavailabilitas-dan-bioekivalensi.ppt
 
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptxAKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
 
SILABUS MATEMATIKA SMP kurikulum K13.docx
SILABUS MATEMATIKA SMP kurikulum K13.docxSILABUS MATEMATIKA SMP kurikulum K13.docx
SILABUS MATEMATIKA SMP kurikulum K13.docx
 

PENGEMBANGAN PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA

  • 1. Konsep Pendekatan Scientific (Pendekatan Ilmiah) oleh: Oki Feri Juniawan
  • 2. Pembelajaran dengan pendekatan saintifik adalah pembelajaran yang terdiri atas kegiatan mengamati (untuk mengidentifikasi hal-hal yang ingin diketahui), merumuskan pertanyaan, mencoba/mengumpulkan data (informasi) dan menarik kesimpulan serta mengkomunikasikan hasil yang terdiri kesimpulan untuk memperoleh pengetahuan, keterampilan sikap.
  • 3. Esensi Pendekatan Ilmiah • Pendekatan ilmiah diyakini sebagai titian emas perkembangan dan pengembangan sikap, keterampilan, dan pengetahuan peserta didik • Pendekatan ini mengedepankan penalaran induktif (inductive reasoning) • Metode ilmiah merujuk pada teknik-teknik investigasi atas suatu atau beberapa fenomena, memperoleh pengetahuan baru, atau mengoreksi dan memadukan pengetahuan sebelumnya
  • 4. Pendekatan Ilmiah dan Nonilmiah dalam Pembelajaran • Pembelajaran berbasis pendekatan ilmiah itu lebih efektif hasilnya dibandingkan dengan pembelajaran tradisional • Pendekatan ini bercirikan penonjolan dimensi pengamatan, penalaran, penemuan, pengabsahan, dan penjelasan tentang suatu kebenaran
  • 5. Proses pembelajaran disebut ilmiah jika memenuhi kriteria seperti berikut ini: 1.Substansi atau materipembelajaran berbasis pada fakta atau fenomena yang dapat dijelaskan dengan logika atau penalaran tertentu. 2.Penjelasan guru, respon peserta didik, dan interaksi edukatif guru-peserta didik terbebas dari prasangka yang serta-merta, pemikiran subjektif, atau penalaran yang menyimpang dari alur berpikir logis. 3.Mendorong dan menginspirasi peserta didik berpikir secara kritis, analitis, dan tepat dalam mengidentifikasi, memahami, memecahkan masalah, dan mengaplikasikan substansi atau materi pembelajaran.
  • 6. 4. Mendorong dan menginspirasi peserta didik mampu berpikir hipotetik dalam melihat perbedaan, kesamaan, dan tautan satu dengan yang lain dari substansi atau materi pembelajaran. 5. Mendorong dan menginspirasi peserta didik mampu memahami, menerapkan, dan mengembangkan pola berpikir yang rasional dan objektif dalam merespon substansi atau materi pembelajaran. 6. Berbasis pada konsep, teori, dan fakta empiris yang dapatdipertanggung-jawabkan. 7. Tujuan pembelajaran dirumuskan secara sederhana, jelas, dan menarik sistem penyajiannya.
  • 7. Proses pembelajaran harus terhindar dari sifat-sifat atau nilai-nilai nonilmiah yang meliputi intuisi, akal sehat, prasangka, penemuan melalui coba-coba, dan asal berpikir kritis.
  • 8. Langkah-langkah Pembelajaran dengan Pendekatan Ilmiah • Proses pembelajaran menyentuh tiga ranah, yaitu sikap, pengetahuan, dan keterampilan. Sehingga hasil belajar menghasilkan peserta didik yang produktif, kreatif, inovatif, dan afektif. • Hasil akhirnya adalah peningkatan dan keseimbangan antara kemampuan untuk menjadi manusia yang baik(soft skills) dan manusia yang memiliki kecakapan dan pengetahuan untuk hidup secara layak (hard skills).
  • 9. Pendekatan ilmiah pembelajaran disajikan sebagai berikut:
  • 10. Mengamati • Kegiatan mengamati dalam pembelajaran dilakukan dengan menempuh langkah-langkah seperti berikut ini. 1. Menentukan objek apa yang akan diobservasi 2. Membuat pedoman observasi sesuai dengan lingkup objek yang akan diobservasi 3. Menentukan secara jelas data-data apa yang perlu diobservasi, baik primer maupun sekunder 4. Menentukan di mana tempat objek yang akan diobservasi 5. Menentukan secara jelas bagaimana observasi akan dilakukan untuk mengumpulkan data agar berjalan mudah dan lancar 6. Menentukan cara dan melakukan pencatatan atas hasil observasi , seperti menggunakan buku catatan, kamera, tape recorder, video perekam, dan alat-alat tulis lainnya.
  • 11. • Keterlibatan peserta didik dalam observasi. 1. Observasi biasa (common observation). 2. Observasi terkendali (controlled observation). 3. Observasi partisipatif (participant observation). • Cara pelibatan diri dalam melakukan observasi 1. Observasi Berstruktur 2. Observasitidak Berstruktur
  • 12. • Prinsip-rinsip yang harus diperhatikan oleh guru dan peserta didik selama observasi pembelajaran disajikan berikut ini. 1. Cermat, objektif, dan jujur serta terfokus pada objek yang diobservasi untuk kepentingan pembelajaran. 2. Banyak atau sedikit serta homogenitas atau hiterogenitas subjek, objek, atau situasi yang diobservasi. Makin banyak dan hiterogensubjek, objek, atau situasi yang diobservasi, makin sulit kegiatan obervasi itu dilakukan. Sebelum obsevasi dilaksanakan, guru dan peserta didik sebaiknya menentukan dan menyepakati cara dan prosedur pengamatan. 3. Guru dan peserta didik perlu memahami apa yang hendak dicatat, direkam, dan sejenisnya, serta bagaimana membuat catatan atas perolehan observasi.
  • 13. Menanya • Fungsi Bertanya, diantaranya: 1. Membangkitkan rasa ingin tahu, minat, dan perhatian peserta didik tentang suatu tema atau topik pembelajaran. 2. Mendorong dan menginspirasi peserta didik untuk aktif belajar, serta mengembangkan pertanyaan dari dan untuk dirinya sendiri. 3. Mendiagnosis kesulitan belajar peserta didik sekaligus menyampaikan ancangan untuk mencari solusinya. 4. Menstrukturkan tugas-tugas dan memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk menunjukkan sikap, keterampilan, dan pemahamannya atas substansi pembelajaran yang diberikan.
  • 14. • Kriteria pertanyaan yang baik 1. Singkat dan Jelas 2. Menginspirasi Jawaban 3. Memiliki Fokus 4. Bersifat Probing atau Divergen 5. Bersifat Validatif atau Penguatan 6. Memberi Kesempatan Peserta Didik untuk Berpikir Ulang 7. Merangsang Peningkatan Tuntutan Kemampuan Kognitif 8. Merangsang Proses Interaksi • Tingkatan Pertanyaan 1. Kognitif yang lebih rendah – Pengetahuan (knowledge) – Pemahaman (comprehension) – Penerapan (application 1. Kognitif yang lebih tinggi – Analisis (analysis) – Sintesis (synthesis) – Evaluasi (evaluation)
  • 15. Menalar • Penalaran adalah proses berfikir yang logis dan sistematis atas fakta-kata empiris yang dapat diobservasi untuk memperoleh simpulan berupa pengetahuan. • Terdapat dua cara menalar, yaitu penalaran induktif dan penalaran deduktif
  • 16. • Analogi dalam Pembelajaran – Analogi adalah suatu proses penalaran dalam pembelajaran dengan cara membandingkan sifat esensial yang mempunyai kesamaan atau persamaan. – Analogi terdiri dari dua jenis, yaitu analogi induktif dan analogi deduktif. • Hubungan Antarfenomena – Guru dan peserta didik dituntut mampu memaknai hubungan antarfenonena atau gejala, khususnya hubungan sebab-akibat. • Hubungan sebab–akibat • Hubungan akibat–sebab • Hubungan sebab–akibat 1 – akibat 2.
  • 17. Mencoba • Aplikasi metode eksperimen atau mencoba dimaksudkan untuk mengembangkan berbagai ranah tujuan belajar, yaitu sikap, keterampilan, dan pengetahuan. • Tiga tahapan eksperimen: 1. Persiapan 2. Pelaksanaan 3. Tindak lanjut
  • 18. Membentuk Jejaring Pembelajaran (Pembelajaran Kolaboratif) • Pada pembelajaran kolaboratif kewenangan guru dan fungsi guru lebih bersifat direktif atau manajer belajar. Sebaliknya, peserta didiklah yang harus lebih aktif.
  • 19. • Macam-macam Pembelajaran Kolaboratif: 1. JP = Jigsaw Proscedure 2. STAD = Student Team Achievement Divisions 3. CI = Complex Instruction 4. TAI = Team Accelerated Instruction 5. CLS = Cooperative Learning Stuctures. 6. LT = Learning Together 7. TGT = Teams-Games-Tournament 8. GI = Group Investigation 9. AC = Academic-Constructive Controversy 10. CIRC = Cooperative Integrated Reading and Composition
  • 20. PENDEKATAN SCIENTIFIC DALAM PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA SMP
  • 21. Mengamati • Dalam proses pembelajaran ini, kegiatan mengamati dapat dilakukan dengan mengikuti langkah-langkah sebagai berikut: 1. Menentukan objek yang akan diobservasi misalnya teks tulis hasil observasi. 2. Membuat pedoman observasi sesuai dengan lingkup objek yang akan diobservasi. 3. Menentukan secara jelas data-data apa saja yang perlu diobservasi, baik data primer maupun data sekunder. 4. Menentukan di mana tempat melakukan observasi. 5. Menentukan secara jelas bagaimana observasi akan dilakukan untuk mengumpulkan data agar berjalan mudah dan lancar. 6. Menentukan cara dan melakukan pencatatan hasil observasi seperti menggunakan buku catatan, tape recorder, dan alat tulis lainnya.
  • 22. Menanya • Dalam proses berpikir ilmiah bertanya berfungsi membangkitkan rasa ingin tahu, minat, dan perhatian peserta didik yang berkaitan dengan topic pembelajaran. • Contoh topic pada KD “Memahami teks hasil observasi, tanggapan deskriptif, eksposisi, eksplanasi, dan cerita pendek baik melalui lisan maupun tulisan” . Untuk proses bertanya yangtidak harus selalu menggunakan kalimat Tanya seperti bagaimana isi teks hasil observasi?, tetapi bisa juga menggunakan pernyataan misalnya sebutkan bagian-bagian teks hasil informasi.
  • 23. Menalar • Dalam penerapan pembelajaran dalam KD “Memahami teks hasil observasi, tanggapan deskriptif, eksposisi, eksplanasi, dan cerita pendek baik melalui lisan maupun tulisan” proses pembelajaran scientific dalam menalar dapat dilakukan dengan cara berikut: 1. Menyusun bahan pembelajaran yang berkaitan dengan teks hasil observasi. 2. Berdasarkan teks yang sudah disiapkan, guru tidak menerapkan metode ceramah dalam menjelaskan teks yang merupakan hasil observasi tersebut, tetapi dengan memberi intsruksi yang jelas berkaitan dengan cirri-ciri teks hasil observasi, penggunaan kalimat, kalimat utama dalam paragraf.
  • 24. 3. Selanjutnya, guru menyiapkan bahan atau materi yang akan disampaikan secara hirarkis 4. Rangkaian kegiatan yang disusun oleh guru tersebut berorientasi pada hasil yang dapat diukur dan diamati, sebagai contoh tingkat keapikan kalimat yang dibuat oleh peserta didik. 5. Apabila peserta didik membuat kesalahan guru harus sering mengoreksi dan memperbaiki kesalahan siswa. 6. Perlu dilakukan pengulangan dan latihan agar siswa terampil menulis, dan menjadi pembiasaan atau pelaziman. 7. Evaluasi atau penilaian didasarkan pada yang nyata atau otentik, yang dilengkapi dengan lembar penilaian observasi perilaku. 8. Guru mencatat semua kemajuan peserta didik untuk kemungkinan memberikan tindakan perbaikan pembelajaran.
  • 25. Mencoba • Aktivitas pembelajaran yang nyata untuk metode ini sebagai berikut: 1. Menentukan tema atau topik yang sesuai dengan KD yang terdapat dalam kurikulum, misalnya KD “Memahami teks hasil observasi, tanggapan deskriptif, eksposisi, eksplanasi, dan cerita pendek baik melalui lisan maupun tulisan”. 2. Mencari objek berupa tulisan hasil observasi untuk dianalisis dan ditemukan data-data yang berkaitan dengan teks observasi.
  • 26. 3. Mencari dasar teori yang berkaitan dengan teks observasi, baik dari buku teori maupun dari sumber lain. 4. Melakukan analisis dengan membedah wacana yang dijadikan objek materi pembelajaran. 5. Mencatat data-data yang ditemuka berkaian dengan susunan teks, kalimat yang digunakan dalam teks. Selanjutnya menyusun analisis dan membuat sajian analisi datanya. 6. Menarik simpulan terhadap analisi yang dilakukan 7. Melaporkan atau mengomunikasikan hasil analisis pada teman lain.
  • 27. Jejaring Pembelajaran • Contoh penerapan pembelajaran kolaboratif dalam KD “Memahami teks hasil observasi, tanggapan deskriptif, eksposisi, eksplanasi, dan cerita pendek baik melalui lisan maupun tulisan”. • Media yang dapat digunakan dalam pembelajaran ini misalnya kartu sortir yang berisi fakta atau opini.
  • 28. • Prosedurnya dapat dilakukan berikut ini: 1. Pada peserta didik dapat dibagikan kartu kalimat yang memuat informasi atau contoh yang cocok dengan satu atau lebih kategori. 2. Peserta didik diminta untuk mencari temannya yang mendapatkan kartu dengan kategori yang sama. 3. Beri kesempatan kepada peserta didik untuk menyajikan kartu kategorinya yang sama dengan temannya. 4. Selama masing-masing kategori dipresentasikan oleh siswa buatlah catatan dengan kata kunci pembelajaran yang dirasa penting untuk nanti diberi penguatan.