Mengapa Raksasa Elektronik Jepang Roboh? 3 Faktor Penyebab Utama Kegagalan Mereka
1. The Death of Samurai : Robohnya Sony,
Panasonic, Sharp, Toshiba dan Sanyo
Bulan lalu, Sony diikuti Panasonic dan Sharp mengumumkan angka kerugian trilyunan
rupiah. Harga-harga saham mereka roboh berkeping-keping. Sanyo bahkan harus rela
menjual dirinya lantaran sudah hampir kolaps. Sharp berencana menutup divisi AC dan TV
Aquos-nya. Sony dan Panasonic akan mem-PHK ribuan karyawan mereka. Dan Toshiba?
Sebentar lagi divisi notebook-nya mungkin akan bangkrut (setelah produk televisi mereka
juga mati).
Adakah ini pertanda salam sayonara harus dikumandangkan? Mengapa kegagalan demi
kegagalan terus menghujam industri elektronika raksasa Jepang itu? Di Senin pagi ini, kita
akan coba menelisiknya.
Serbuan Samsung dan LG itu mungkin terasa begitu telak. Di mata orang Jepang, kedua
produk Korea itu tampak seperti predator yang telah meremuk-redamkan mereka di manamana. Di sisi lain, produk-produk elektronika dari China dan produk domestik dengan harga
yang amat murah juga terus menggerus pasar produk Jepang. Lalu, dalam kategori digital
gadgets, Apple telah membuat Sony tampak seperti robot yang bodoh dan tolol.
What went wrong? Kenapa perusahaan-perusahaan top Jepang itu jadi seperti pecundang?
Ada tiga faktor penyebab fundamental yang bisa kita petik sebagai pelajaran.
Faktor 1 : Harmony Culture Error. Dalam era digital seperti saat ini, kecepatan adalah
kunci. Speed in decision making. Speed in product development. Speed in product launch.
Dan persis di titik vital ini, perusahaan Jepang termehek-mehek lantaran budaya mereka yang
mengangungkan harmoni dan konsensus.
Datanglah ke perusahaan Jepang, dan Anda pasti akan melihat kultur kerja yang sangat
mementingkan konsensus. Top manajemen Jepang bisa rapat berminggu-minggu sekedar
untuk menemukan konsensus mengenai produk apa yang akan diluncurkan. Dan begitu rapat
mereka selesai, Samsung atau LG sudah keluar dengan produk baru, dan para senior manajer
Jepang itu hanya bisa melongo.
Budaya yang mementingkan konsensus membuat perusahaan-perusahaan Jepang lamban
mengambil keputusan (dan dalam era digital ini artinya tragedi).
Budaya yang menjaga harmoni juga membuat ide-ide kreatif yang radikal nyaris tidak pernah
bisa mekar. Sebab mereka keburu mati : dijadikan tumbal demi menjaga ―keindahan budaya
harmoni‖. Ouch.
Faktor 2 : Seniority Error. Dalam era digital, inovasi adalah oksigen. Inovasi adalah nafas
yang terus mengalir. Sayangnya, budaya inovasi ini tidak kompatibel dengan budaya kerja
yang mementingkan senioritas serta budaya sungkan pada atasan.
Sialnya, nyaris semua perusahaan-perusahaan Jepang memelihara budaya senioritas.
Datanglah ke perusahaan Jepang, dan hampir pasti Anda tidak akan menemukan Senior
2. Managers dalam usia 30-an tahun. Never. Istilah Rising Stars dan Young Creative Guy
adalah keanehan.
Promosi di hampir semua perusahaan Jepang menggunakan metode urut kacang. Yang tua
pasti didahulukan, no matter what. Dan ini dia : di perusahaan Jepang, loyalitas pasti akan
sampai pensiun. Jadi terus bekerja di satu tempat sampai pensiun adalah kelaziman.
Lalu apa artinya semua itu bagi inovasi ? Kematian dini. Ya, dalam budaya senioritas dan
loyalitas permanen, benih-benih inovasi akan mudah layu, dan kemudian semaput. Masuk
ICU lalu mati.
Faktor 3 : Old Nation Error. Faktor terakhir ini mungkin ada kaitannya dengan faktor
kedua. Dan juga dengan aspek demografi. Jepang adalah negeri yang menua. Maksudnya,
lebih dari separo penduduk Jepang berusia diatas 50 tahun.
Implikasinya : mayoritas Senior Manager di beragam perusahaan Jepang masuk dalam
kategori itu. Kategori karyawan yang sudah menua.
Disini hukum alam berlaku. Karyawan yang sudah menua, dan bertahun-tahun bekerja pada
lingkungan yang sama, biasanya kurang peka dengan perubahan yang berlangsung cepat. Ada
comfort zone yang bersemayam dalam raga manajer-manajer senior dan tua itu.
Dan sekali lagi, apa artinya itu bagi nafas inovasi? Sama : nafas inovasi akan selalu berjalan
dengan tersengal-sengal.
Demikianlah, tiga faktor fundamental yang menjadi penyebab utama mengapa raksasaraksasa elektronika Jepang limbung. Tanpa ada perubahan radikal pada tiga elemen diatas,
masa depan Japan Co mungkin akan selalu berada dalam bayang-bayang kematian.
1. Luar biasa, di dunia ini memang tidak ada kejayaan abadi, perusahaan2 besar yang
dulu sering membuat kita silau, kini diambang bencana. Kesuksesan korea tentu
menjadi pelajaran berharga dan optimisme bagi kita bangsa indonesia. Kita pasti bisa,
mengalahkan mereka juga. #optimist
2. sektor otomotifpun menuntut product development yang mumpuni.Salah satu
metodologi product development yang menarik diaplikasikan adalah stage-gate-plan
yang dikembangkan oleh Ulrich. Metodologi ini mengaplikasikan feedcabk
improvement dalam beberapa tahapan prosesnya sebelum produk dilaunch. sehingga
perubahan dilakukan pada saat fase desain. Kelebihaanya fast improvement dan
minimum cost.
3. Naik turun dalam kegiatan ekonomi itu hal yang biasa, tidak semuanya buruk dalam
konteks kerja gaya Jepang. Yang penting kemampuan manusia untuk berubah dan
menyesuaikan diri dengan keadaan terkini. Dalam bahasa lain disebut dengan
organisasi pembelajar. Saya yakin dengan resources yang ada Jepang akan kembali
menjadi kekuatan ekonomi dunia.
4. Barangkali merekrut karyawan dg kontrak merupakan salah satu jawaban, namun hal
tsb terus ditentang seolah olah tidak manusiawi. Lebih jauh Bang Yodhia kita semua
sedang berjuang/ sedang membudidayakan orang 2 untuk berada pada kotak nyaman,
kalau begitu secara nasional kita sedang menuju lorong gelap juga ya Pak
5. Daripada merubah budaya kerja, perusahaan elektro jepang mungkin lebih memilih
merubah arah industrinya. Langkah IBM layak ditiru.
3. 6. Roda pasti berputar, hanya yang tanggap situasi lah yang bisa cepat cepat merangkak
naik ke atas disaat jatuh kebawah, mengenai budaya senioritas di indonesiapun masih
banyak perusahaan baik swasta maupun bumn yang seperti itu, sebetulnya sih gak
masalah asal lebih bijak dan lebih mampu.
7. kebetulan saya bekerja cukup lama di LG dan saya lihat memang kalah bersaingnya
perusahaan Jepang dari Korea karena faktor kurangnya inovasi (selain faktor-faktor
yang pak Yodhia sebutkan diatas).
Saat pabrik Tabung televisi Toshiba di Cikarang hampir tutup, saya dan beberapa
rekan kerja datang kesana untuk membeli parts, machine dan instruments yang masih
dalam kondisi bagus karena memang perusahaan kita sejenis.
Kami kaget melihat kondisi pabrik tersebut yang sangat lambat dan kurang inovasi.
Disaat harga tabung televisi semakin murah karena mulai masuknya teknologi LCD
pada saat itu perusahaan kami membuat strategi Process Innovation di hampir semua
lini tetapi saya melihat itu kurang dilakukan dipabrik tersebut.
Salah satu contohnya adalah melihat Index Time proses produksinya, saya hitung
produksinya tidak sampai 8,000 pcs/line/day dan disaat yang sama perusahaan kami
sudah bisa mencapai output 11,000 pcs/line/day untuk model produksi yang sama
dengan yang mereka produksi.
Intinya adalah setuju dengan pak Yodhia bahwa inovasi sangat penting agar terus
dapat survive dan memenangkan kompetisi. Terima kasih pak Yodhia untuk sharing
ilmu dan wawasannya. Sukses terus
8. Elektronika adalah industri yang sarat dengan imajinasi dan inovasi serta cepat
perkembangannya. Hanya manufaktur yang menggunakan teknologi tinggi dan bisa
memendek kan lead time yang Insya Allah bisa survive.Begitu juga otomotif.
9. Industri elektronik sangat rentan thd perubahan teknologi,krn masyarakat disuguhi
banyak pilihan produk yg inovatif dan bervariasi.
sebenarnya untuk bisa mengikuti keinginan pasar, pabrik elektronik tsb tidak perlu
melakukaan totally different, tp cukup dengan inovasi yg cepat dan minimal ikut trend
pasar, jika tdk bisa menjadi market leader
10. Bukik :
Menariknya dari analisis sebab akibat ini adalah
Faktor yang sama bisa disimpulkan sebagai sebuah keberhasilan sekaligus kegagalan
Faktor budaya, dulu ketika perusahaan jepang jaya, dianggap sebagai faktor
keberhasilan
Tapi faktor yang sama pula yang kini dinilai sebagai faktor kegagalan
Lalu mana yang benar?
11. Ferox :
Tepat sekali analisa anda bro….
4. saya adalah mantan karyawan perusahaan jepang, dan dah 5 tahun ini berpindah ke
perusahaan korea, saya amati pertama kali masuk kerja sangat jauh berbeda sekali :
-Speed : kalau dulu perumpamannya saya bisa naik becak, kalo sekarang saya harus
naik motor untuk mengejar goal dari perusahaan, jalan sempit, jalan berliku, jalan
berbatu, harus tambah terus speednya, bukan malah di turunkan
-Budaya kerja : kalau dulu plan dulu baru kerja, kalau sekarang kerja dulu baru plan,
memang terkesan aneh & semrawut, tetapi budaya ini ternyata sangat jitu untuk
menjatuhkan lawan, jadi benar seperi ulasan diatas, mereka baru mikir dalam rapat,
kita sudah launch
-Price : dulu quality nomor 1 harga mengikuti level quality, sekarang peraslah
keringat di handuk yang kering –> ibaratnya dengan kulitas yang sama tapi harga
harus murah, maka senantiasa akan timbul ide-ide creative
12. Tiffany :
Kalau persoalannya adalah budaya senioritas, setahu saya, Korea juga mempunyai
budaya yang mirip.
Hobi saya adalah mengikuti trend budaya Kpop dan Kdrama yang kini sedang trend
dikalangan remaja dan dewasa muda.
Di Korea, bahkan kepada yang lebih tua, harus berbicara dengan formal dan ada
batasan-batasan yang tidak boleh disanggah dalam berhubungan secara sosial. Dalam
boyband maupun girlband, yang menjadi leader biasanya adalah yang paling tua.
Dalam pergaulan sosial, yang tua biasanya yang membayarkan makanan, dan yang
lebih kecil harus mau disuruh-suruh dan lazim saja kalau dihardik-hardik kalau salah.
Saya tidak tahu persis, tapi kebiasaan sosial sederhana ini, saya ragu kalau tidak
berdampak pada budaya perusahaan juga.
Pada intinya, yang ingin saya tanyakan, apa kelebihan yang signifikan dari Samsung
atau LG sehingga perusahaan ini bisa meraksasa ? Bagaimana budaya kerja dan
inovasi mereka?
Salah satu kunci kesuksesan Samsung adalah karena strategi promosinya, saya pikir.
Korea sangat bangga kepada produk buatan dalam negerinya.
Dalam drama korea, mereka secara tidak langsung mempromosikan tempat-tempat
wisata yang ada di Korea, mempromosikan makanan khas Korea, dan
memprromosikan gadget yang dipakai, diantaranya Samsung Android.
Dengan ketenaran kpop sekarang, ditambah dengan produk Android yang memang
unggul dan harga terjangkau, makin banyak orang yang menggilai Android.
Ktika saya akan membeli smartphone, saya berpikir sangat keras sebelum
memutuskan akan membeli blackberry atau Samsung android.
5. Meski pada akhirnya saya memilih Android karena fitur2 n aplikasinya, drama Korea
adalah salah satu yg mempengaruhi saya. Daan banyak anak muda seusia saya yang
berperilaku sama.
13. hadie :
Bagaimana dengan Industri Game dan Anime nya Pa?disisi ini mungkin mereka
masih unggul, cara mereka mendisplay produk dan membuat slide presentasi,menurut
saya lebih enak dan informatif serta kadang lucu juga, kedepan nya mungkin industri
kreatif yang akan memutar industri lainnya sehingga terbuka lagi medan pertempuran
yang baru lagi
14. Ferox :
Tiffany, memang benar seperti yang anda katakan, di perusahaan koreapun menganut
senioritas, tp untuk ide inovasi, pintu sangat terbuka lebar sekali sehingga mereka bisa
berpikir out of the box dari dari aturan yang ada, kemudian kalau saya pikir untuk
berpromosi itu bukan merupakan kunci kesuksesan, ajang promosi itu lazim
dilakukan oleh semua brand, bisa jadi di semua lini bisnis, coba lihat film2 buatan
holywood yang sangat kental dengan gaya & produk amriknya, intinya perusahaan
korea ini mereka punya challange & visi hingga tahun 2020, bisa dibayangkan bukan?
berikut ini kutipan tulisan Rhenald Kasali di ―SINDO‖ :
Beberapa menit lalu, saat transit di Bandara Sydney, saya menyaksikan sejumlah
orang memperdebatkan kasus Samsung. Seorang warga Korea menunjukkan tablet
Samsung berlayar kaca antigores yang tak bisa dibuat Apple. Baginya Samsung
pahlawan. Samsung bukanlah plagiator sejati karena juga mengembangkan teknologi
hardware. Dan baginya, konsumen telah diuntungkan. Buktinya produk berteknologi
sama bisa dipasarkan Samsung dengan separuh harga Apple.
15. Vena :
Kecepatan adalah kunci. Kecepatan mengalahkan kekuatan
16. Yodhia Antariksa @ Blog Strategi + Manajemen :
Itulah kenapa top manajemen Toyota pernah bilang : rival yang paling kami takuti
bukan BMW atau Mercedes Benz. Tapi Hyundai.
Petinggi Toyota trauma, dan tak ingin nasib Sony menimpa mereka.
Namun memang, di sektor otomotif, perubahannya tidak secapat dalam industri
elektronika/gadget. Jadi Toyota dan Honda mungkin masih lebih sulit dikalahkan oleh
Hyundai dan yang lainnya.
Tiffany (15) : komentara Anda saya kira sudah terjawab dengan penjelasan Ferox
(yang no 14) dan Ariqsami (10).
Bukik (13) : saya kira dua-duanya benar, hanya konteks sudah berubah. Budaya
jepang itu mungkin cocok dengan era 20 tahun silam ketika belum ada internet.
Sekarang ketika era digital, budaya inovasi mereka terasa amat lamban.
6. Jadi memang : perubahan menuntut adaptasi. Benar kata Darwin : bukan yang kuat
atau yang cerdas yang akan menang. Tapi yang ADAPTIF.
17. Yana Rachmat :
Ada satu lagi yang ingin saya tambahkan, yaitu kurangnya semangat juang anak muda
Jepang dewasa ini dibandingkan generasi seusia pada masa era 70an dan 80an
(zamannya economic buble). Sementara seperti tulisan di atas, generasi mudalah yang
biasanya menjadi tulang punggung inovasi.
Generasi muda Jepang sekarang cenderung lebih manja dan berpikir jangka pendek
untuk menghidupi biaya hidupnya. Ini bisa dilihat dengan meningkatnya angka
pekerja di Jepang yang memasuki sektor ―freelance‖ atau bekerja ―parttime‖.
Konon, salah satu penyebab gejala ini adalah kejenuhan anak muda Jepang dengan
sistem ―one life employment‖ yang kental senioritasnya.
Selain itu pula, munculnya jenis pekerjaan K3 (Kitsui: Berat, Kitanai: Kotor, Kiken:
Berbahaya) sangat dihindari oleh orang Jepang dewasa ini. Ini menunjukkan gejala
manja dan pilih2 kerja.
Terlepas dari semuanya itu, semoga kondisi ini membawa manfaat bagi kita semua
yang berada di Indonesia.
18. Roland :
Sharing menarik, karena memang sesuatu yang tidak bisa berubah adalah perubahan
itu sendiri.
Setiap waktu terjadi kemajuan dan kemunduran. Tinggal kita memilih akan ikut yang
mana.
19. team lowkeruniv :
seperti yang terjadi di perusahaan jepang yang berada di Indonesia, teman kami yang
banyak bekerja di perusahaan jepang itu mengaku bahwa kenaikan karir mereka
melambat, bahkan cenderung lama dan mandeg, sehingga banyak sekali mereka yang
sudah mapan memilih untuk resign dan mencari perusahaan baru yang lebih paham
akan hal kenaikan pangkat dan motivasi karyawan.
20. agung sedayu :
sebetulnya bagus biar loyalitas terbangun tapi kalau di kombinasi sistem buka tutup
buat yg muda kreatif, inovativ, dedikasi, loyal, integritas yg bagus di bukakan pintu
karier biar program development perusahaan berjalan mengikuti perkembangan
zaman
karena inovasi dan kecepatan adalah nafas serta darah dalam organisasi sebuah
perusahaan dan itu dimiliki oleh generasi muda
7. 21. blackmaster :
wow…pantas saja,, harga produk2 LG murah meriaah…kalah dengan produk jepang,
yang notabene, sama2 dalam fitur, bahkan lebih unggul produk2 korea
22. budi :
Saya setuju dengan ulasan Om Yodhia, tp kayaknya belum komplit saya secara
pribadi melihat education terhadap pasar produk2 korea begitu tinggi sehingga
mereka bisa mempromosikan produknya dengan harga yg murah kualitas ok.
Sementara brand2 jepang sangat percaya diri dengan terus menetapkan harga sesuai
ukuran brandnya sendiri tanpa di imbangi oleh inovasi yg mumpuni.
Jadi kesan mahal..dan eklusif tetap melekat.
Sementara sebagian segmen pasar sudah berubah penginnya produk murah, kuat dan
inovatif dan itu ada di produk-produk korea.
BTW thanks sharenya…
23. atma :
Th 1998 - 2000 saya di PMA Jepang di Batam ..
Pernah kita tidak punya stock IC karena sudah diborong oleh Samsung ..waktu itu
heran saja … kok bisa ya Jepang kalah oleh Korea ..
Tapi semangat kerja orang Jepang yg saya suka …
24. Ferox :
Oh ya ada tambahan dari ane nih bung Yodhia,
Ngemeng2 tentang internet…Korsel saat ini adalah negara yang mempunyai koneksi
internet tercepat di dunia,
menurut Akamai adalah 15Mbps, lihat link berikut :
Komitmen pemerintah Korea Selatan untuk memfasilitasi warganya dengan
sambungan internet sangat tinggi, peningkatan ini terjadi karena internet memiliki
pengaruh yang besar terhadap perkembangan dan penyebaran ilmu pengetahuan,
sains, informasi up to date, relasi (situs jejaring), hingga ekonomi, bisnis, politik dan
religi. Jadi memang arus informasi sangat di buka lebar-lebar dengan tarif yang
murah.
25. Adi :
Jadi ingat saat pertama kali Jepang membangun industrinya. Waktu itu Jepang pandai
sekali ―meniru‖ produk-produk barat dengan kualitas yg lebih baik dan harga yang
lebih murah. Langkah ini sekarang sedang ditiru oleh China. China menciptakan
―tiruan-tiruan‖ produk dengan harga yg lebih murah, sayangnya tidak selalu diikuti
kualitas yg baik.
8. Soal Korea, dulu Korea sangat terinspirasi dengan Jepang. Dalam segala hal Korea
pengen jadi seperti Jepang. Sekarang impian mereka untuk semaju Jepang tercapai,
Korea sedang menikmati masa kejayaan. Jadi kuncinya adalah inovasi & speed dalam
pengambilan keputusan. Semoga Jepang segera recovery, cepat belajar dari kesalahan,
dan kembali berjaya seperti dulu.
26. ganis :
menarik, tapi apa tidak terlalu terburu-buru menyimpulkan demikian. Berapa persen
perusahaan jepang yang bangkrut? Lehman bangkrut, ibm bangkrut, general motors
bangkrut, yahoo bangkrut…
banyak yang bangkrut belakangan ini atau memang sengaja dijual seperti sampoerna.
sebentar lagi saya kira nokia juga bernasib sama
saya kira diperlukan data dan studi mendalam tentang ini
27. a_syamsuddin_a :
Tak ada yang abadi di dunia ini. Seleksi alam memang selalu terjadi. Ada yang
tumbuh berkembang menjulang tinggi. Ada yang layu, rusak dan mati. Semua ini
adalah pelajaran berarti. Untuk terus mawas dan introspeksi diri.
28. Simon JS :
Kebetulan saya cukup lama mengenal dan mengikuti perkembangan Jepang, oleh
karena itu saya mencoba ―meluruskan‖ analisis Bung Yodhia.
Benar bahwa industri elektronik Jepang sudah mulai ambruk, dan kini menjadi
―bangkai pabrik‖
Kemudian, apakah industri automotive Jepang juga akan ambruk? jawabannya adalah
tergantung, apakah kondisi yang dialmi oleh industri elektronik dan industri yang
pekerjaannya mengandung 3-K akan menimpa industri automotive atau tidak.
Jepang sendiri sudah menyadari bahkan sudah hopeless untuk melanjutkan industri
consumer product, dan penyebab semua itu bukanlah seperti alasan alasan yang
dikemukakan oleh Bung Yodhia.
Masalah yang dihadapi Jepang sekarang ini, dan memang sudah mulai terlihat
gejalanya sejal era 80-an, yaitu masalah pertumbuhan penduduk yang tidak seimbang
dengan pertumbuhan lapangan kerja, sehiongga dunia usaha mengalami kesulitan
untuk mendapatkan tenaga kerja.
Mungkin kondisi di Jepang inilah yang meng-inspirasi Dave Ulrich dalam
pemikirannya yang terakhir, ―The Future HR‖, yaitu masalah pertumbuhan penduduk.
Saya sendiri, pada akhir tahun 1997, dalam satu rangkaian training, pernah diajak
meninjau 3 kawasan pabrik alat musik elektronic yang cukup luas dengan puluhan
9. bangunan pabrik yang besar besar, kosong melompong, tidak beroperasi dan tidak ada
manusia di dalammnya.
Ketika saya tanya ―mengapa begini?‖, jawabannya adalah, ―tidak ada lagi generasi
muda Jepang yang mau bekerja di pabrik seperti ini. Generasi muda Jepang
beranggapan bahwa bekerja di pabrik seperti itu adalah pekerjaan orang orang bodoh.
Bilamana pun Jepang sibuk merelokasi pabriknya ke luar (ASEAN dll), akan tetapi
mereka tetap mengalami kesulitan untuk mendapatkan tenaga teknisi muda Jepang
yang dapat diharapkan menjadi motor penggerak R&D mereka untuk melakukan
product development.
Sebagaimana salah satu komen diatas, generasi mudah Jepang lebih memilih
pekerjaan pada perusahaan yang cepat cepat menempatkan mereka di luar Jepang, dan
semakin banyak yang memilih buka usaha sendiri (umumnya bidang IT) atau bekerja
secara freelance.
Oleh karena itu, sesungguhnya yang menjadi penyebab ambruknya industri elektonica
Jepang, dan saya perkirakan akan menimpa seluruh industri consumer product, adalah
masalah berkurangnya supply tenaga kerja muda di Jepang.
Mengenai gugatan Bung Yodhia tentang konsep manajemen Jepang, akan saya
tanggapi pada homepage saya di www.yosibara.com
29. Pengusaha :
Kalo dalam konsep UKM, atau memulai bisnis. antara Bodoh dan Pintar.
LG dan Samsung dalam kategory Bodoh. dan Jepang Pintar, lambat tetapi kualitas
dan After sales service
30. Yodhia Antariksa :
Simon JS (38) : saya kira analisa mengenai negeri yang menua, sudah saya address
juga di faktor nomer tiga. Jadi ini problem demografi juga; bahkan mungkin ini
pemicu utama, seperti yang anda sebutkan.
Namun dua faktor pertama tetap relevan juga. Itu yang membikin perusahaan Jepang
agak lamban. Comfort zone. Speti yang disampaikan Ariqsami (komen no 11).
31. Yudas TS :
Saya setuju dengan uraian diatas. Tapi faktor ―harga murah‖ juga mungkin jadi
penyebab keruntuhan produk2 Jepang.
Ketika Jepang bisa merebut dan menghancurkan industri barat dengan harga
murahnya, seharusnya Jepang juga waspada dengan Korea dan China yang akan
menghancurkan Jepang dengan harga yang jauh lebih murah lagi.
Di era digital saat ini perubahan teknologi yang sangat cepat dan dapat ditiru saat itu
juga. Yang tua dan boyot pasti harus minggir.
10. Trims. Pak Yodhya atas pencerahannya.
32. Info Solo :
Penduduk disana sangat bangga dengan produk dalam negeri mereka, bahkan mereka
mau dan tak segan membeli barang Made in Korea yang lebih mahal dibanding
produk sejenis buatan negara lain meskipun lebih murah (dengan alasan yg penting
Korea, lebih mahal karena berkualitas dan masuk ke kantong negara sendiri)
Pemerintah Korea pun melidungi Chaebol (konglomerat) asalkan Chaebol itu taat
pada peraturan yang berlaku. Kenapa? Karena para Chaebol ini yang bisa
mengendalikan ekonomi negeri, dan efek domino kebawah akan sangat luarbiasa jika
para Chaebol ini mati. Mereka saling bekerjasama dengan pemerintah untuk
membangun negeri secara baik dan benar.
Internet di Korea merupakan surga para surfer, lupakan download untuk disimpan.
Mencari file di folder kita bakal lebih lama dari pada search and play langsung dari
sumbernya. Setiap hari melihat mereka tip tap gadget sentuh mereka. Belum lagi
komunikasi menggunakan Kakao talk yang gratis. Berbagai wifi gratis di public area.
Super!
Belum lagi daya listrik yang unlimited, mereka bisa mudah berkreasi dan berinnovasi
lebih bebas. Mereka hanya bayar daya yang mereka pakai saja (lupakan daya 350watt,
1300 watt, 2200 watt x_x), sehingga untuk industri kecil yang membutuhkan daya
besar tidak perlu repot seperti di negara kita tercinta.
Innovasi dan trend saat ini memang dipimpin oleh Korea, mulai dari busana, gadget,
mobil dlsb. Lihat saja kantor KPop yang biasa tapi hasilnya luarbiasa. Itu semua
karena innovasi dan kreativitas. Saya kira Hallyu wave akan dominasi sampai 10
tahun kedepan, entah sampai kapan.
Salam @mintorogo
33. Jefferly Helianthusonfri :
ohh begitu, lumayan memberi inspirasi ini Pak.
saatnya yang muda dan yang berinovasi yang berkarya
34. Ridwan Ogi :
Warning buat Idonesia jg
35. hipnotis surabaya :
entalah indonesia kapan yah bisa bersaing dan jadi penghancur produk luar?
sedangkan diluar negeri trs berinovasi pd banyak hal, kt msh sibuk menangulangi
korupsi
36. younan :
11. Di Perusahaan jepang, ada sebuah kompetisi inovasi ―KAIZEN‖, apakah ini tidak
dianggap sama sekali sama management Jepang?
37. davy aue :
apakah dengan kerugian yg baru terjadi bbrp thn blkgan bs mengakibatkan
kebangkrutan kerajaan merk mereka?
menurut sy mrk akan tetap beradaptasi (yg salah satu caranya adlh menjual merk mrk
ke china) dan cara2 lain pasti akan timbul seiring adanya mslh krn kehebatan manusia
yg terbesar adlh kemampuan beradaptasi dlm sgl situasi dan kondisi, dan akan
semakin menonjol kemampuan tersebutndi kala menghadapi masalah yg smkn besar,
berat, dan dihadapi bersama.
sy yakin merk2 sony, sharp, panasonic, dan toshiba msh akan hidup 1000 thn lg.
trmksh atas kebesaran Tuhan dlm menciptakan manusia dan segala kelebihannya
(serta kekurangannya)
38. Ditter :
Wow… wow… tulisannya menarik, dan diskusi di kolom komentar seru. Keduanya
telah menambah pengetahuan dan wawasan saya. Terima kasih
39. Ribowo :
Apapun yang terjadi dengan perusahaan2 elektronik Jepang, saya tetap salut dengan
budaya Jepang; disiplin, patuh aturan, budaya malu, menghargai budayanya dan
sejenisnya. Norma2 tersebut di atas_lah yg dalam kontek bangsa kita begitu marak
diabaikan dan kita tahu bersama menjadi penyebab ―kebobobrokan‘ dan diambang
kebangkrutan
Terima kasih
40. poni :
keren dan informatif ..
41. Ishaq Rahman :
Saya kira, ada persoalan perspektif yang serius dalam konteks ini…
42. Antonius :
Tidak sepenuhnya tepat. Apa yang Korea sekarang lakukan adalah apa yang Jepang
lakukan 20 tahun lalu. Kita hanya berpikir dengan apa yang kita lihat di sekitar kita
spt. TV, handphone, Laptop dll.
12. Tapi pernahkan kita bertanya, di dalam iPhone atau Samsung Galaxy itu — bahan
semikonduktor siapa yang bikin? Kapasitor miniature sebesar butiran garam yang ada
pada handphone siapa yang bikin? Image processor siapa yang bikin?
Ternyata yang bikin adalah perushaan Jepang, dan mereka memonopoli produksi
bahan2 gadget itu sendiri.
Jepang adalah produser yang memonopoli semiconductor grade silicon (high purity of
silicon), mereka adalah yang memproduksi murata capacitor.
Jepang tidak lagi bermain di industri consumer goods, mereka sudah masuk ke
tahapan high end manufacturing — memproduksi products yang dipakai oleh
consumer products. Satu level di atas tahapan Korea dan bahkan negara lain.
aa
43. Yodhia Antariksa :
Antonius (53) : ya tapi kenapa Sony, Panasonic, Sharp dan Toshiba rugi TRILIUNAN
rupiah? Kenapa harga saham mereka rontoh hingga ke titik terendah? Tanya, Kenapa?
44. yb :
iya semua diatas ada benarnya,
tapi coba bandingkan nasib karyawan yang ada di perusahaan korea dan japan,
terutama karyawan level operator.
mana yang lebih manusiawi? setahu saya adalah perusahaan jepang.
ada info yang lain?
45. evi :
Pelajaran yg sangat berharga untuk pribadi dan perusahaan
46. Nevhie_chan :
Saya rasa dari semua perkiraan penyebab yang telah disebutkan diatas, tetap bermuara
pada satu hal, ―inovasi‖, dimana sudah umum diketahui jika tertinggal dalam
melahirkan inovasi baru, produk ―bentuk lama‖ yang walau dibuat sehebat dan
secanggih apapun, konsumen akan tetap lebih memilih produk ―bentuk baru‖
banyak contoh dalam hal ini, misalnya saja dunia gadget, dimana Nokia yang dulu
begitu memonopoli, akhirnya pasarnya tergerus Blackberry, dan hal yang sama juga
menimpa Blackberry, dimana akhirnya pasarnya tergerus oleh Apple dan Samsung,
karena mereka menawarkan konsep baru dalam sistem operasi handphone dengan iOS
dan Androidnya.
emikian juga konsol game, yang walau dibuat secanggih apapun oleh produsen
lamanya, pasarnya diambil oleh barang baru dalam bentuk tablet.
13. Kita bisa lihat Jepang(juga Nokia kalau dalam dunia gadget) sangat terlambat
mengantisipasi dan ikut berperan dalam hal ini
47. Chandra Iman :
thanks artikelnya, keren!
pembelajaran untuk perusahaan-perusahaan di Indonesia untuk mengedepankan
inovasi dan speed
48. Broto Hariadi :
Wahh… bagus sekali tulisan dan analisanya…. semoga menjadikan inspirasi.. dan
membuka wawasan kita..
dan marilah kita belajar dari pengalaman yang ada di Jepang ini agar kita tidak terlena
di confort zone kita sekarang.
Tks atas artikel ini (Jempol 2 buat Mas Yodhia Antariksa).
49. Mathiyas Thaib :
Cukup Menarik ulasan ulasanya tentang Korea vs Jepang. Tetapi terlalu dini kalau
kita berkesimpulan bahwa Jepang akan tinggal diam dalam situasi seperti ini. Satu hal
perlu dipahami ialah bahwa kedua anak negeri ini adalah bangsa kuning yang terkenal
dengan semangat kerja samanya dan daya juangnya.
Sementara ini saya berpendapat bahwa bangsa jepang tidak akan tinggal diam dengan
situasi ini, pasti mereka sedang mencari jalan untuk bangkit.
Dan ini sudah oleh ditulis oleh Kenichi Ohmae Phd (former Director of Mc Kinsey &
Co) dalam bukunya yang terkenal The MIND of STRATEGIST, bahwa bangsa
jepang adalah bangsa yang sangat cepat beradaptasi dengan keadaan. pantang
menyerah dan dengan semangat komunal ( Gotong Royong).
Sejarah mengungkapkan bahwa bangsa japang adalah bangsa asia yang paling maju
dibidang industri sebelum perang dunia ke 2 (Ingat Toyota sudah membuat mobil
1920 yang sebelumnya membuat mesin tekstil), karenanya mereka berupaya untuk
menaklukkan Asia. setelah perang dunia kedua dan mereka kalah oleh sekutu karena
dikeroyok, semuanya hancur, yang tersisa adalah semangat kebersamaan, para
engineer dan para saudagar akhirnya mereka bersepakat untuk membangun kembali
industri di negerinya.
Tahun i960 mereka sudah bangkit kembali dengan kembali mengexport Mobil,
peralatan electronic ke manca negara, tahun 70 an mereka berjaya sd era 2000 an.
Untuk bangkit mereka memerlukan 15 tahun dan untuk berjaya 25 tahun.
Sekarang bandingkan dengan Korea, Kerea mulai berjaya di era 2000 an, dan industri
sebetulnya sudah dimulai sejak tahun 1960 dengan bantuan teknologi dari orang
orang Rusia, juga persis sama seperti Indonesia.
Sebagai gambaran lengkap industri sebuah negara selalu dimulai dengan industri baja,
dikorea ada POSCO di Indonesia ada KRAKATAU STEEL. Hyundai sudah membuat
14. mobil ditahun 65 an pada zaman Park Chung Hee, baru berjaya mulai tahun 2000an.
mereka butuh waktu 40 tahun untuk mulai berjaya.Jangan tanya Industri baja
Indonesia Bro….sd sekarang Krakatau steel baru bisa bikin BESI SIKU untuk
konstruksi…..
butuh waktu entah sampai kapan untuk bisa bikin PLAT BAJA untuk industri
mobil…….he…he apalagi kalau anak anak mudanya sekarang cuma belajar pasca
sarjana dibidang Communication, Finance dan Marketing kemudian berkarir di politik
untu batu loncatan menjadi Makelar atau koruptor.
INNOVATION hanya muncul kalau anak anak muda sebuah negeri mau belajar
SCIENCE & TECHNOLOGY dan negaranya mau mengapresiasi pembangunan
industri bukan menomer satukan bursa saham seperti sekarang. sehingga anak anak
muda bekerjanya dibidang industri, bukan jualan saham atau bercita cita jadi orang
kaya dengan menjadi Investmen Bankers atau jadi presenter atau motivator didepan
TV bro….
So kembali ke soal KOREA vs JEPANG, Jepang pasti akan recovery karena bangsa
jepang memiliki sifat Rescilient dan Adaptive yang sangat tinggi. Yang jelas kedua
anak negeri ini memang saling bersaing sejak dahulu kala. sehingga tidak heran kalau
seluruh anak negeri bangsa Korea cita cita nya hanya satu KALAHKAN JEPANG,
KALAHKAN JEPANG.
Coba kita bertekad yang sama ya….. KALAHKAN MALAYSIA, KALAHKAN
MALAYSIA….. indah kali ya…… tapi SBY ngerti engga ya soal ini….yang saya
tahu dia cuma gila PENCITRAAN karena PhD dibidang
COMMUNICATION……he…..he…..he….
No Industry without innovation. No innovation without Science and Technology, its
my contribution to you as Senior Strategic Consultant. Thanks
50. adi s :
Suatu pelajaran yg baik. Jaga stabilitas dalam bekerja & Tetap la berkreasi walau
cuma ide kecil. Tq y
51. Daffa Rasyida :
Jazakallah Khair for Sharing,…
52. Victor :
keren article nya.. Kebetulan saya toko elektronik yang sampai awal 2011 sekitar 80%
produk yg kita jual adalah produk merek jepang.. Namun ketika invasi duo korea
mulai terasa agressif hanya dalam waktu kurang dr 1 tahun pasar di toko sy berubah
menjadi duo korea LG dan Samsung. Apa yg mereka lakukan?
1. Merombak display toko secara total dengan rak rak yg lebih bagus dan baru indoor
maupun outdoor
15. 2. Jenis produk yg lebih bervariasi. Contoh: pada kelas 32″ samsung miliki varian yg
sangat byk.. Lcd dan led ada yg hd ready, full hd, 3d, 3d full hd, internet tv, 3d
internet tv. Begitu jg dengan LG. Dr segi harga pun kalau di bilang korea lebih murah
juga tidak loh menurut saya.
3. Menepatkan promotor.promotor dan program2 yg sangat menarik untuk membantu
selling out…. sehingga secara otomatis penjualan kedua merek ini melejit dan dalam
waktu sangat singkat memukul merek jepang seperti sharp panasonic toshiba dll.
Apa yg dilakukan merek jepang?
Ketika merek korea seperti tidak pernah habis dana mereka untuk memperbaiki
kualitas sumber daya baik manusia dan toko toko penjual serta selalu menciptakan
pasar baru untuk produk mereka seperti tv 3d, tv internet..
Merek jepang hanya melongo dan beralasan bahwa harus diajukan dulu untuk rak,
sewa promotor harus menunggu persetujuan, dana periode kni terbatas dll dll. Dr segii
varian produk contoh sharp 32″ hanya memiliki beberapa varian, lcd, led, full hd dan
tidak…
Saya setuju bahwa inovasi dan kecepatan sangat penting
53. ferrytinorossi :
sejak pertamakali saya baca tulisan ini senin lalu, saya sering menjumpai tulisan Bung
Yod di beberapa milis yg saya ikuti, mulai milis SDM, milis komunitas sampai milis
humor…
Analisa Bapak luar biasa memang…
54. Z Sait :
―There is no such thing as a permanently great company, nor a permanently great
industry. But there are permanently great strategic moves.‖ (Kim & Mauborgne).
Ada seorang teman yang mengirimkan artikel ini kepada saya, setelah saya baca
tersontak saya terkejut.
Saya saat ini berkerja di salah satu Perusahaan Elektronik Jepang yang disebutkan
dalam Artikel ini, suatu saat mendapat kesempatan tawaran bekerja di salah satu
Perusahaan korea yang disebutkan juga dalam artikel ini, saya bicara panjang lebar
dengan Manajemen perusahaan Korea tersebut semua mengenai (mulai dr apa yg hrs
saya lakukan dan apa yg dpt saya terima), setelah itu saya memutuskan tidak saya
ambil.
knp? karena disana kerja mostly just doing without planning dan terkesan sembraut.
So, planning itu penting.
Artikel ini tidak sepenuhnya benar.!!!
16. Mohon maaf ada beberapa yang saya koreksi pak Yodia.
Pertama SANYO itu tidak dijual ke perusahaan Cina tapi dibeli oleh Panasonic sejak
tahun 2009.
Tidak sepenuhnya produk elektronik Jepang itu merugi. Mostly kerugian tersebut
memang dari unit bisnis Audio Visual (dalam hal ini TV paling dominan).
Dari 3 faktor yang analisa ada 2 faktor yang saya mesti luruskan berdasarkan kondisi
aktual yang saya alami :
1. Harmony Culture Error
Perusahaan Jepang sebenarnya bukan lamban mengambil keputusan khususnya untuk
Product Development, tetapi sebelum kita launching Product ke pasar, kita
memastikan semua aspek2 terpenuhi.
bahkan kami melakukan berbulan-bulan untuk uji produk. karena Quality is 1st.
daripada sudah direlease dipasar ternyata ada cacat produk. So, itu akan double lost :
branding tidak bagus dan secara finansial akan rugi karena harus di recall.
2. Seniority Error
Ditempat saya Predisen Direktur usianya dibawah 40 tahun, kemudian manajemen
lokal Ass. Man. –up 50% dibawah 35 tahun. Bahkan ada beberapa yang dibawah 30
tahun. Jadi tidak menggunakan metode urut kacang. Yang pasti yang mempunyai
capability itu yang dipilih.
Bisnis vital di Jepang itu ada 2 yaitu : Otomotif dan Elektronik, jadi kalau Korea mau
menandingi Jepang harus bisa mengalahkan keduanya.
Jadi, yang pasti Perusahan Elektronik Jepang termasuk kita orang Indonesia yang
berkarya dan berinovasi disana tidak akan terdiam dan melongo seperti yang
disebutkan.
Beberapa saat lalu Panasonic Corp. dan Sony Corp. sudah membuat gebrakan untuk R
&D Audio Visual khususnya TV untuk melawan serbuan produk Korea.
Next, kita sama-sama lihat dan analisa apa yang akan terjadi berikutnya..
―Pertama SANYO itu tidak dijual ke perusahaan Cina tapi dibeli oleh Panasonic sejak
tahun 2009.‖
Itu cerita lama bro, Memang benar pada 2009 Sanyo di beli oleh Panasonic untuk
menyelamatkan nama besar perusahaan elektronik Jepang. Namun seiring berjalannya
waktu kinerja Panasonic ikut memburuk dan tidak tahan lagi untuk ikut menanggung
kerugian SANYO, oleh karenanya awal 2012 ini SANYO resmi di lepas Panasonic
untuk menutupi kinerja keuangan Panasonic sendiri.
Sedangkan Sanyo sendiri di beli oleh HAIER, Perusahaan China yang notabene
adalah ―murid‖ Sanyo di masa lampau.
17. Di Indonesia sendiri beberapa waktu lalu sudah ada pengumuman di Kompas satu
halaman bahwa Sanyo sudah dimiliki oleh HAIER dan seluruh cabang Sanyo di
Indonesia menjadi cabang Haier dan sudah mulai memasarkan produk HAIER. Hanya
beberapa produk saja yang masih menggunakan brand Sanyo. namun dengar dengar
dalam beberapa waktu kedepan nama Sanyo akan menghilang dari muka bumi,
berganti HAIER.
―1. Harmony Culture Error
Perusahaan Jepang sebenarnya bukan lamban mengambil keputusan khususnya untuk
Product Development, tetapi sebelum kita launching Product ke pasar, kita
memastikan semua aspek2 terpenuhi.
bahkan kami melakukan berbulan-bulan untuk uji produk. karena Quality is 1st.
daripada sudah direlease dipasar ternyata ada cacat produk. So, itu akan double lost :
branding tidak bagus dan secara finansial akan rugi karena harus di recall.‖
>> Mau nunggu berapa lama pak untuk memastikan semua aspek2 terpenuhi??? Betul
produk Jepang mengutamakan kualitas, tapi bukan berarti produk Korea tidak
berkualitas juga Bahkan selain berkualitas teknologinya pun sudah jauh
meninggalkan merek merek Jepang.
―2. Seniority Error
Ditempat saya Predisen Direktur usianya dibawah 40 tahun, kemudian manajemen
lokal Ass. Man. –up 50% dibawah 35 tahun. Bahkan ada beberapa yang dibawah 30
tahun. Jadi tidak menggunakan metode urut kacang. Yang pasti yang mempunyai
capability itu yang dipilih.‖
Untuk pernyataan ini saya bisa saja setuju dengan pernyataan bapak karena saya tidak
bekerja di perusahaan bapak akan tetapi saya mencoba untuk quote pernyataan pak
Yodhia dalam article di atas:
―Disini hukum alam berlaku. Karyawan yang sudah menua, dan bertahun-tahun
bekerja pada lingkungan yang sama, biasanya kurang peka dengan perubahan yang
berlangsung cepat. Ada comfort zone yang bersemayam dalam raga manajer-manajer
senior dan tua itu.‖
Sebelumnya saya minta maaf kalau saya lancang, namun menurut saya bapak
termasuk dalam kategori ini, karena berita mengenai SANYO saja bapak tidak update,
padahal bapak bekerja pada perusahaan Elektronik. Saya orang awam saja
mengetahui berita terakhir melaui koran.
Mohon maaf apabila saya mencoba menyanggah sanggahan bapak atas artikel pak
Yodhi karena menurut saya sanggahan bapak menggunakan data yang sudah
kurang update.
55. Tiffany :
saya mengambil mata kuliah ppic,kanban,manajemen teknologi yg sedikit nyerempet
dengan inovasi, beserta product development.
18. Saya pikir ketika saya masuk dunia kerja nanti, management of change dan
kemampuan adaptasi juga sangat penting, jauh lebih penting, selain kemampuan
problem solving dan kemampuan berpikir kritis…
memang terasa sih. lifecycle product jaman sekarang sangat jauh lebih pendek, karena
sesuatu bernama inovasi ini.
terimakasih pak atas pencerahannya.
56. Z Sait :
Pak Budi terimakasih atas masukannya.
Pernyataan bapak ada benarnya juga tapi ada yang harus diluruskan.
Sanyo memang diakuisisi oleh Haier tapi hanya unit bisnis Home Appliance (TV,
Refrigerator, Freezer, Washing Machine, Air Conditioner) saja itu pun hanya di
wilayah asia, khususnya asia tenggara. Namun secara Corporation masih dalam
subsidary Panasonic Corp. So, silahkan lihat sumber data yang lain atau jangan
dengan metoda dengar2.
1.Harmony Culture Error
Saya akui memang produk korea mempunyai kualias yang cukup baik. Tapi kalau
dari teknologi saya pribadi lebih mengutamakan merek Jepang.
Banyak aspek pak termasuk PATENT RIGHT. Bisa lihat kasusnya Samsung vs
Apple. It‘s a infraction of Intellectual property.
2.Seniority Error
Pertama, Seperti yang saya sampaikan secara Corp. SANYO masih dalam Subsudary
Panasonic Corp.
Kedua, saya bekerja di perusahaan elektronik Jepang sekitar 3 tahun (bahkan skr usia
saya dibawah 30 tahun jadi g terlalu tua juga pak, sebelumnya saya bekerja di
management consulting, dan mengajar di sebuah universitas di Bandung.
So, please don‘t make a statement with accurately and don‘t judge someone without
proof. In here we can talk anything about our mind to analysis but with ethics.
Salam,
57. Djarot Irwanto :
Good info !
58. PoenkQi :
Woooww…. pinter2 ternyata penggemar blog ini. Ayok kita sama sama bikin negara
sendiri menjadi pesaing Korea dan Jepang.
Salam,
19. 59. ISX :
Saya kenal satu teknisi Samsung, ini adalah orang Korea yang bekerja di Samsung
Korea, dia cerita semua perusahaan Korea itu punya mata2 di seluruh penjuru dunia,
mereka akan kirim prototype, segala macam gadget baru yang didapat dari kompetitor
ke pabrik, disana mereka bongkar dan pelajari dan tiru, sehingga keluar produk baru,
begitu selesai ada kiriman yang baru lagi, dst.
sehingga hampir setiap tiga bulan selalu ada model baru.
60. samsoedin :
ikut urun rembug ya,…
kebetulan saya sekarang ini bekerja di japanesse manufacturing company, selama
lebih dari 10 tahun.
saya tertarik dengan 3 point yang di sampaikan pak Yodhia, basically menurut
pengamatan saya, adalah benar adanya tapi sedikit koreksi untuk point no 2 perihal
innovasi.
sepemahaman & pengamatan kami di Japs manufacturing company, proses kaizen
(perbaikan yang berkesinambungan)khususnya di industri automotive parts, adalah
hal yang basic & terus menerus di lakukan bahkan di kompetisikan di antar
perusahaan sebagai benchmark process & proses apresiasi kepada para pelaku kaizen
activity.
terkecuali yang di maksudkan adalah adanya : radical revolution atas suatu produk,
maka benar hal ini sulit sekali dilakukan karena dalam pemahaman kami, memang
mereka {japs management} ―tidak mengenal‖ revolusi, tapi ―evolusi‖ yang datang
dari proses kaizen.
insight dari pak Yodhia bagus sekali untuk menyadarkan para pelaku yg berada di
lingkungan Japs manufacturing coy, agar bisa melakukan perbaikan yg
berkesinambungan di berbagai bidang agar supaya periuk nasi kita tetap terjaga
hehehe,…
61. Jeye :
Saya kira beberapa dari kita terlalu Japan-minded sehingga sedikit tersinggung
dengan tulisan bung Yodhia ini. Maklumlah, kita berpuluh tahun dijejali dengan
betapa ajaibnya konsep manajemen Jepang dan bagaimana mereka berhasil
mengungguli Amerika karenanya.
Begitu Jepang dikatakan ―termehek-mehek‖ (meminjam istilah bung Yodhia), maka
kita tidak terima - berani sekali dia merusak citra ―Jepang sempurna‖ yang sudah
terlanjur melekat di kepala..*-)
40 tahun yg lalu, Korea Selatan adalah negara miskin setara dengan negara2 Afrika.
Sekarang?
20. Mungkin sudah saatnya textbook manajemen berpaling ke cara kerja Korea atau
Cina..
62. ulamorawa :
Ane paling demen ama metode urut kacang,.
ane pernah dengar dari temen yg bekerja di prshaan jepang (perushaan baja). Nah
katanya, manager temen ane nih adalah seorang operator mesin di jepang sono, tidak
punya keahlian manajerial apa2, nah saat perusahaannya ekspansi ke indonesia,
Operator mesin di Jepang ini di jadiiin manajer di Indo…Busyet!!!
Sudah pasti ga bisa apa2, ga bs bhs inggris, en kerjanya cuma keliling pabrik ga jelas,
dan ga bisa memimpin dan mengambil kputusan dgn cepat
Ga heran kalo pabrik trsebut kolaps stelah 5 tahun.
Disatu sisi baik sih si Jepang mau menghormati yg tua dalam artian tidak boleh orang
yg lebih muda memimpin org yg lebih tua, tapi dalam dunia teknoplogi New is
always better….
63. Abu Abdad Ramadhan :
sample yg ekselen untuk bikin ―artikel pilar‖ bagi blogger.
64. Ayu :
Luar biasa sekali…
Memang iklim di perusahaan Jepang begitu.
Namun, dengan berkembangnya segala macam, perubahan harus lah dilakukan.
Bukan berarti hormat pada yang tua dihilangkan, namun perlu adanya menerima
peruabahan dan menyesuaikan dengan perubahan jaman.
65. antonio :
yang jelas sih produk jepang memang bagus, tetapi harganya mahal…. dalam situasi
sulit.. orang pasti cari barang yang harga murah…. fungsinya dan featurnya lebih
bagus.. tentu saingannya yaa korea dan china…
66. Rizal Ziz :
Wah artikel ini sungguh di luar dugaan dan sangat luar biasa.. saya juga sangat kaget
mendengarnya…
tapi kalo boleh tau darimana mendapatkan info/data‖ hingga bisa mengatakan death
of samurai…?? saya sangat senang sekali jika anda bisa sharing dimari…
terima kasih sebelumnya…
67. If.Faruqi :
21. ternyata investasi korea di bidang pendidikan yang sudah sekian lama dilakukan
membuahkan hasil juga
kalau tidak salah jika dilihat dari jumlah Doktor per kapita korea termasuk salah satu
yang tertinggi di dunia. dan sepengetahuan penghargaannya terhadap pendidikan juga
cukup besar misal seorang berumur 28 tahun jika sudah Doktor mungkin gajinya akan
lebih tinggi dari seorang sarjana yang sudah bekerja selama 10-15 tahun. dampaknya
generasi muda korea sangat tertarik untuk melanjutkan pendidikannya sampai dengan
S3. mungkin ini yang menjadikan kemajuan teknologi di Korea sangat pesat.
68. pembaca :
jepang pasti siap dgn counter attacknya, kalo Indonesia sih cuman bisa pasrah doang
(ketergantungan produk asing)
69. Fajar :
Saya pernah bekerja di perusahaan Jepang selama 3 tahun. Dan selama 3 tahun itu
hampir tidak ada perkembangan dari rencana yang mereka jelaskan ketika saya masuk
ke perusahaan tersebut. Persis dengan poin pertama. mereka lamban dalam membuat
keputusan.
70. aryo :
keren mas yodhia, analisa yang lugas sederhana dan tajam….boleh minta alamat fb,
twitter atau yang lainnya mas, thanks
71. Hananto :
Benar Mas Yodhia, saya sudah bekerja di Panasonic 12 tahun . . Insya Allah akhir
bulan depan terkena dampak pengurangan karyawan tetap.
Memang orang Jepang kalau kita kasih masukan, tidak mau terima. Pernah mau
launching product baru, kita sarankan buat website yang semua orang bisa lihat
khususnya untuk orang Indonesia. Jawabnya aturan dari Jepang tidak boleh, hanya
Panasonic Jepang yang membuat web tentunya dengan huruf Kanjinya. Akhirnya
sampai sekarang marketingnya malah jualan door to door & hanya bisa ke perusahaan
Jepang lagi.
72. Reza :
Semua nya berpangkal pada penguasaan SDA, riset dan paten yang berujung di
Universitas-universitas.
Bagaimana profesor-profesor universitas di Korea atau Jepang dibiayai oleh industri
untuk riset.
Untuk saat ini penguasaan ini masih unggul Jepang, betul untuk produk-produk
elektronika dan sebagian gadget leader market adalah brand Korea, tapi beberapa
22. jeroan atau komponen-komponen/blok-blok system di dalamnya paten dipegang oleh
merek Jepang.
Misal SHARP mensuplai komponen utama untuk produk-produk TV LCD seluruh
merek di dunia. Untuk perang mata-mata di industri itu juga banyak, termasuk di
otomotif.
73. Dahlia Pengestu :
Saya pernah dengar Sanyo yang dibeli oleh Panasonic tidak boleh menjual TV jadi,
hanya boleh menjual komponen ke perusahaan TV lain.
74. Yusuf Mitra Motor :
1. Benerkah data kerugian yg disinggung? Alangkah perlunya artikel dengan tema
sedemikian serius, dilengkapi data yang jelas. Berapa? kapan? sumbernya dari mana?
2. Analisisnya ttg 3 perlu di pertajam shg korelasinya dg masalah lebih terasa.
3. Kalau gambaran sederhana diatas benar adanya, semestinya pengaruhnya terhadap
nilai Yen akan dahsyat. Kok gak ya?
Mohon pencerahan
Didot :
saya kira tidak semudah ini untuk menggoyang apalagi mengalahkan Jepang.
dan saya yakin Jepang akan menemukan cara untuk segera bangkit lebih cepat dari
apa yang kita bayangkan.
Banyak sekali aspek yang menyebabkan perekonomian salah satunya industri
elektronika mengalami penurunan.
dan bicara tentang industri ini sangatlah menarik karena mudah sekali mengalami
pasang surut. inovasi dan krisis ekonomi global sangat berpengaruh terhadap bisnis
ini.
untuk industri otomotif Jepang sangat sulit ditandingi, kita harus ingat bagaimana
mereka masuk pasar amerika dan akhirnya mengobrak-abrik pasar amerika bahkan
menanamkan image baru di warga amerika tentang produk2 otomotif jepang. sungguh
luar biasa
75. Komang AKG :
Saya hanya ingin menyampaikan sedikit gambaran masadepan menurut saya.
Yaitu mengenai industri yang dapat menghancurkan semua industri itu. Saat
pertumbuhan penduduk dunia semakin padat dan kemajuan teknologi semakin pesat
ada satu kebutuhan utama yang semakin hari semakin dibutuhkan tetapi akan semakin
sulit didapatkan. Itu adalah kebutuhan primer, kebutuhan makanan.
23. Jadi menurut saya, jika Indonesia ingin mengalahkan negara2 lain di satu saat nanti.
Hanya dengan industri pertanian, perkebunan, peternakan dan perikanan, hanya
dengan itulah Indonesia tercinta ini akan tetap eksis dan dibutuhkan oleh semua
negara2 di dunia.
Terutama sekali harus di perhatikan oleh bangsa ini adalah melestarikan
lingkungannya yang indah. Jangan mudah terpancing dengan industri2 yang merusak
lingkungan. Tanah kita adalah tanah surga, jangan ditanami pabrik2 atau tambang2
kalo tidak ingin berakibat seperti lapindo di jawa timur.
Jangan samakan tanah indonesia dengan tanah kanada, rusia, eropa, jepang atau
amerika.
Laut kita juga berbeda. Kadangkala mereka yang belajar terlalu tinggi, juga harus
berbalik kebelakang dan melihat pelajaran SD tentang keindahan alam indonesia.
Trimakasih.
76. vania :
Sy tertarik dengan point 1, Perusahaan Jepang terlalu banyak meeting, dan
kebanyakan memandang ke depan. Padahal masalah dan tantangan suda ada di depan
mata.
Sementara yg lain sudah bergerak cepat, perusahaan Jepang masih berkutat dengan
meeting. Hasilnya … huppp .. makanan udah dimakan orang lain.
77. Anak Negeri :
saya rasa keberuntungan LG dan Samsung ada pada proses ‗Operasional, transaksi
modal, dan pembiayaannya yang merupakan bagian integral dari pemerintah Korea‘
alias ‗Badan Usaha Milik Negara Korea‘ aka ‗State-owned‘.. CMIIW
inilah yang membuat Produk Korea keluaran ‗LG dan Samsung‘ terhitung sangat
murah ‗Meriah‘ dipasaran.. bahkan sepengetahuan saya Harga Produk Elektronik LG
dan Samsung lebih murah dibanding Produk dalam negeri seperti Produk Elektronik
merek Polytron.. Kok bisa yaa?
Untungnya merek Lokal yang satu ini dipegang ama empunya Djarum Group jadi gak
gampang bangkrut.. CMIIW
Hal yang sama juga terjadi di Amrik Loh.. konon raksasa elektronik sekelas
‗Whirlpool‘ ikut termehek-mehek juga oleh serbuan Duo Korea ini..
Whirlpool yang dulunya menjadi Primadona Elektronik ‗Home Applience‘ di Amrik
jadi ‗Galau Gak Ketulungan‘ gara-gara dikeroyok oleh LG dan Samsung hingga
hampir saja Whirlpool jadi Pecundang di Negeri Sendiri.. Jalan satu-satunya yang
diambil Whirlpool adalah ‗Mengadu‘ kepada Departement Perdagangan Amrik..
Bukan tanpa alasan pastinya, kononnya Whirlpool dipecundangi oleh LG dan
Samsung melalui praktek dumping yang kelewat batas..
24. Padahal di Amrik gak sembarangan main-main Dumping karna sudah ada Undangundang dan aturan mainnya, bahwa ―Dilarang melakukan dumping produk Asing ke
Amerika Serikat dari fasilitas manufaktur apapun dan dimanapun‖.. :O CMIIW
LG dan Samsung terkesan terlalu Agresif dalam memasarkan Produknya, sehingga
mengabaikan ‗Persaingan Sehat‘. Padahal itu ―Sangat penting bagi sistem
perdagangan terbuka global untuk memiliki proses penegakan hukum untuk menjaga
integritas sistem dan menyediakan semua prosedur yang memadai agar produsen
lapangan bisa bersaing secara adil.‖ CMIIW
Ngemeng-ngemeng, soal LG dan Samsung yang mendapat Subsidi dari Pemerintah
Korea itu wajar saja dengan gampangnya memenangkan ‗persaingan harga‘ pasar..
Mereka gak perlu mikirin Untung-rugi [Omzet] dulu.. kan tinggal nerima Suntikan
Dana dari Pak ‗Lee Myung-bak‘..
Yang penting dan paling utama adalah bikin kompetitor kelabakan dari segi harga,
kalo udah begitu produk kompetitor gak bakal laku dan akhirnya bangkrut deh..
Nah,, baru setelah itu mereka berhak Memonopoli Pasar Elektronik Global..
CMIIW
78. Indonesia Bisa Kok :
Jepang Punya Sony, Panasonic dan Sharp.
Korea Punya LG, Samsung dan Daewoo.
China Punya Changhong, Midea dan Haier.
Indonesia Punya Polytron, Sanken dan Maspion.
Indonesia udah punya Modal kok, cuma Pemerintah kita gak mau turun tangan
mendukung kemajuan teknologi buatan Putera-puteri bangsa.. kalo kita pingin
bersaing di pasar elektronik global, kita kudu taklukkan dulu ‗3 Negara - 3 Merek‘
yang ada diatas kita..
79. Anak Negeri :
LG dan Samsung terkenal di hampir seluruh pelosok bumi ini sebagai ‗Merek
Dumping‘ yang bersaing ketat dengan Produk China sebagai ‗Perusak Harga Pasar‘..
Wajar saja tragedi ‗The Dead of Samurai‘ menimpa Brand Jepang secara beruntun..
Kasihan sekali brand Jepang tidak mendapatkan Subsidi dari pemerintah Jepang..
karna Perusahaan Swasta kalee yaa?
80. ulum ekonomika UII :
Luar biasa mas Eric….tulisanmu masih menukik-nukik seperti kita dulu
bercengkrama di LPM Ekonomika. ―Kematian‖ kehidupan juga sama ketika ruh ―the
death of samurai menjadi mind set kita….apa begitu Bang Eric….
25. 81. Yodhia Antariksa :
Halo Ulum….salam sukses mulia. Ya I miss those past years….very remarkable
momment in our life….
82. Yudas TS :
Selamat pak Yodhia, tulisan anda dibahas di Intisari terbitan terakhir. Artinya artikel
di Blog ini jauh mendahului Intisari.
83. Linkarin.com :
bagus banget analisisnya dan semua kuncinya berada pada inovasi
84. Christian :
Artikel yang menarik, tapi hanya terfokus dari sisi budaya organisasi. Pertama-tama,
yang patut diperhatikan adalah Perusahan2 Jepang yang disebut bukannya tidak
menghasilkan inovasi, tetapi tidak menghasilkan profit.
Ini adalah dua hal berbeda yang juga dikenal dengan ‗lembah kematian‘ atau ‗death
valley‘ yaitu jurang antara inovasi dan market. Baca disini:
http://www.ntis.gov/pdf/ValleyofDeathFinal.pdf
Jepang merupakan negara industri yang sangat inovatif, tapi apakah mereka mampu
memasarkan produk mereka ke luar jepang dan mendapatkan keuntungan untuk itu
adalah pertanyaan lain.
Samsung berhasil meraih pasar dengan perencanaan strategi pemasaran yang luar
biasa, yang membangkitkan samsung dari perusahaan nasional menjadi multi nasional
hanya dalam beberapa tahun. Produk-produk samsung sendiri apabila dikatakan juga
tidak begitu inovatif.
Mereka mengambil banyak unsur-unsur dari produk-produk yang telah jadi dan
sukses dipasaran kemudian menciptakan produk baru yang dapat diterima lebih luas..
85. Christian :
Sebagai contoh, saat ipod dikeluarkan, Sony sudah memiliki Mp3 player yang jauh
lebih bagus dibandingkan ipod, tapi ipod lebih disukai oleh market..
86. Anggarizka :
Untuk perusahaan di sektor game juga melorot kok, akibat banyaknya perusahaan
video game baru dari Korea, Negara-negara Eropa dan china yang sekarang bisa
menyaingi perusahaan Video Game jepang .
Sebagai contoh, Nitendo sekarang yang pegang Amerika.
Tecmo bergabung dengan KOEI, menjadi TECMO-KOEI.
26. Namco bergabung dengan Bandai.
Square di akusisi perusahaan korea, ENIX.
Perusahaan-perusahaan di atas sudah tidak seproduktif dulu dalam urusan
memproduksi Video game.
Yang masih mampu Eksis sekarang hanyalah CAPCOM, yang justru masih bisa
berkembang.
87. ikhsan :
artikel cerdas, layak untuk di copy paste, thanks
88. Bain :
artikelnya sangat bermutu, semoga bisa diambil pelajaran dari semua ini, benar kata
pepatah keberuntungan ibarat roda yang berputar terkadang diatas dan terkadang pula
dibawah, ijin share . . .
89. Rudy :
wow pantes aja harga2x barang bermutu pada turun, ternyata opini publik takut ambil
barang jepang ya skrg LOL
kalo ga ada ketakutan produsen jepang jatuh ga akan deh ane bisa beli
Sharp LED X Gen Panel (UV2A) lebih murah dari samsung LOL
padahal samsung nya ga jelas pake panel PVA yg mana xixixixixixixi
selama pembeli cuma liat ―kulit‖ nya seh jadi lebih memilih Samsung,
kesempatan bagi yg mengerti ―quality‖ buat ambil kesempatan mumpung
harga lagi murah xixixixi
bayangkan UV2A nya sharp yg teknologi th 2009-2010 lebih murah dari PVA
nya samsung yg teknologi 2003-2004, samsung mengclaim punya PVA baru th
2007 an tapi PVA baru itu di buat utk menekan cost, buat mencapai
quality warna and gambar lebih baik ;)jadi kl tahu melihat kemana,
banyak harga bargain di electronic
contoh lain Sony Xperia Go, yg IP67 (waterproof & dustproof) lebih
murah di bandingkan Samsung yg blom IP67
barang karena ―model‖ bukan ―teknologi‖
karena banyak or beli
27. happy hunting
90. jono :
yah, selama yang dikejar adalah tampilan fisik semata, produk jepang akan kalah
harga, secara kualitas mereka masih unggul dari korea (sama sama asli buatan negara
masing masing)saya masih punya kulkas Sanyo yang sudah jalan 30 tahun dan ac
national berumur 15 tahun, sampai sekarang masih jalan dengan baik.
91. Tongki :
Saya sangat tertarik dengan topik ini, kebetulan sudah setahun ini saya bekerja di
salah satu perusahaan Jepang yang disebut dalam artikel ini oleh Pak Yodhia, dan
kebetulan pula saya bekerja di sales & operations department untuk produk TV di
Headquarters-nya di Tokyo.
Saya bisa melihat langsung bagaimana hebatnya duo Korea, Samsung & LG. Saat ini
atmosfer lingkungan kerja disini sangat tidak nyaman, dipenuhi dengan stress,
mungkin karena orang-orang pusing memikirkan performa kita disini.
Sejauh yang saya rasakan, saya bisa membenarkan hal-hal yang diutarakan Pak
Yodhia di dalam artikel ini, saya mulai menyadari ada sesuatu yang salah disini,
dibalik dari betapa hebatnya orang Jepang dalam budaya bekerja, dan membangun
negaranya hingga bisa sangat maju seperti sekarang ini.
Sedikit sharing mengenai culture perusahaan Jepang, saya pernah bertanya kepada
seorang profesor dari Hosei University, beliau seorang Jepang yang sudah berkeliling
ke banyak negara dan kebetulan pernah memberikan training tentang cross culture.
Lewat e-Mail saya bertanya tentang apa kira kelemahan dari culture Jepang saat ini
yang menyebabkan banyak perusahaan Jepang, terutama yang bergerak di bidang
elektronik mengalami stagnansi, dan sekarang sudah tersalip jauh oleh Korea.
Berikut adalah jawabannya, sudah saya translate ke dalam Bahasa, tidak ada makna
yang diubah, bisa menghubungi saya langsung jika ingin melihat e-Mailnya yang
dalam bahasa Inggris. menurut saya penjelasannya cukup logis, dan berasal dari orang
Jepang langsung yang cukup berpengalaman.
―I think the strengths of Japanese companies can be weaknesses. I think there are
three main reasons for the current stagnation of Japanese companies.‖
1. Perusahaan-perusahaan Jepang memiliki teknologi yang advance dan mereka tidak
mencari pertolongan atau kerjasama dengan perusahaan lain. Mereka enggan untuk
berbagi dan menerima teknologi dari yang lain.
Meskipun mereka bisa memproduksi produk asli dari teknologi baru, perusahaanperusahaan Korea dengan mudah mampu mengejar. Samsung cenderung untuk
berbagi teknologi dan mengadopsi teknologi milik perusahaan lain, ini
memungkinkan Samsung mampu menggunakan salah satu teknologi yang paling
maju saat ini.
28. 2. Pemasaran / Marketing
Sebelumnya Negara Jepang sendiri adalah pasar yang besar dimana menjadi fokus
bagi perusahaan-perusahaan Jepang dalam memperoleh keuntungan. Mereka masih
menggunakan gaya pemasaran Jepang yang berhasil diterapkan untuk pasar untuk
demand dan konsumen Jepang.
Mereka memproduksi produk yang sangat handal guna mencapai zero-defect, dimana
ini menghabiskan biaya produksi yang sangat besar.
Karena produknya sangat handal, perusahaan-perusahaan Jepang relatif memiliki
sedikit service center di negara-negara berkembang. Jika ada suatu masalah atau
kerusakan pada produk, maka akan sulit mencari service center-nya.
Perusahaan-perusahaan Korea memiliki pasar yang kecil di Negara Korea sendiri.
Dari awal mereka harus mentargetkan pasar luar negeri. Sebagai contoh, Samsung
menghabiskan sejumlah uang yang sangat besar untuk pemasaran di tiap-tiap Negara.
Perusahaan-perusahaan Korea tidak masalah menjual produk yang tidak terlalu handal
guna mengurangi biaya produksi dan menekan harga. Di beberapa Negara
berkembang, harga adalah faktor yang paling penting. Di satu sisi, Samsung memiliki
banyak service center local dimana bisa memperbaiki produk yang rusak secepatnya.
3. Pengambilan keputusan yang lambat dari perusahaan-perusahaan Jepang.
Dulu Jepang memiliki pemimpin-pemimpin yang kuat yang membangun perusahaanperusahaan seperti Sony dan Panasonic. Sekarang perusahaan-perusahaan itu telah
menjadi perusahaan-perusahaan public yang besar dan selalu memikirkan para
pemegang saham. Mereka terlalu besar untuk bergerak cepat.
Kebanyakan perusahaan Korea memiliki pemimpin yang kuat, yang memiliki
kekuasaan penuh untuk memutuskan sesuatu secepatnya. Mereka tidak terlalu
memperdulikan para pemegang saham dari luar, seperti para investor.
Samsung dan LG adalah Zaibatsu (konglomerat) yang bisa berharap pada dukungan
pemerintah seperti mendapat pengurangan pajak.
Tidak ada yang salah di keduanya. Tergantung dari sudut pandang mana jika kita
ingin mengambil sisi positifnya. Karena masing2 pemikiran dilandasi akan dasar yang
beda. Satu berbicara tentang ‗teknis di lapangan‘ yang lain berbicara tentang
‗manajemen‘.
Seperti Tuhan yang menciptakan otak kiri dan kanan. Keduanya sama2 penting dan
harus seiring sejalan. Ada kalanya otak kanan diberi porsi yang lebih tanpa harus
mengesampingkan otak kiri (logic). Dan ada kalanya kita lebih mengoptimalkan otak
kiri untuk kebutuhan jangka panjang.
Karena Tuhan menciptakan keduanya, berarti mereka (otak kiri dan kanan) sama2
penting.
29. Dari keduanya saya mendapat titik poin: ―zero-defect‖ dan ―innovation‖. Suatu dasar
jika ingin membangun bisnis yang fundamental. Jika ingin bermain ‗aman‘,jadilah
seperti Cina yang adaptif. Klo boleh memakai judul posting JEPANG vs KOREA,
maka CINA lah yang akan bertahan karena lebih fleksibel.
Cina tidak memusingkan ‗perseteruan‘ JEPANG vs KOREA. Suatu saat mungkin
salah satunya akan hancur. Tapi CINA akan tetap stabil.
Mereka akan mempelajari segala sesuatu berdasarkan originalitas, detail dan
sempurna. Sedangkan Korea adalah peniru ulung. Mereka akan mencomot semua hal
yang bagus, menggabungkannya menjadi satu, kemudian dijual menjadi brand
mereka. Basically, produk Korea sama dengan wajah mereka, tidak orisinal.
Tidak ada yang salah memang, karena ini adalah dunia bisnis. Bisa dibilang, Korea
merupakan gabungan antara Cina dan Jepang ―Si plagiat dengan kualitas baik‖.
Tapi saya tidak yakin Jepang akan runtuh. Sesuai dengan yang pernah saya dengar
dan berlaku dimanapun bahwa kerja yang baik itu lama di perencanaan, cepat di
pelaksanaan. Kali ini memang Jepang terkesan kalah, karena ada perubahan drastis
yang terlalu tiba-tiba.
Tapi seiring berlalunya waktu, Jepang pastinya akan segera bangkit melakukan
manuver.
Berbeda dengan Korea yang bisa menang dengan mencomot sana sini, Jepang bisa
menang dengan usaha mereka sendiri.
Pencontek selalu berada dibelakang orang yang diconteknya bukan? Kalau negara lain
sudah kehabisan ide, Korea tidak bisa apa-apa. hasan :
saya ikut menambahkan saja. benar bahawa sekarang jepang sedang goncang dengan
ekonominya. selain untuk membiayai bekas kerusakan tsunami beberapa tahun lalu.
terus ekonomi yang terus terpuruk. sebagai contoh di bidang budaya saja sekarang
jepang sudah kelabakan dengan budaya korea yang meledak hampir di penjuru dunia.