SlideShare une entreprise Scribd logo
1  sur  6
Télécharger pour lire hors ligne
METODE PEMBELAJARAN BERDASARKAN MASALAH
UNTUK MENINGKATKAN KOMPETENSI PESERTA
DIKLAT GURU MATA PELAJARAN AQIDAH
AKHLAK KEMENTERIAN AGAMA
SE-PROVINSI SUMATERA UTARA DAN ACEH

Oleh: Salmiah,S.Ag, M.Pd Widyaiswara BDK Medan
ABSTRAKSI
Salmiah, Penerapan Metode Pembelajaran Berdasarkan Masalah Bagi
Peserta Diklat Guru Mata Pelajaran Aqidah Akhlak Kementerian Agama Se-
Provinsi Sumatera Utara Dan Aceh. Naskah ini disusun dilatar belakangi adanya
asumsi bahwa guru mata pelajaran Aqidah Akhlak belum profesional dalam
menerapkan metode pembelajaran berdasarkan masalah.
Yang dimaksud dengan metode pembelajaran berdasarkan masalah adalah
suatu proses kegiatan pembelajaran dimulai dengan pencarian/ penemuan masalah
dari indikator, pengorganisasian dan upaya penemuan materi pemecahan masalah,
sesuai dengan fungsi dan tugas masing-masing.
Pengimplementasian metode ini dapat dilakukan dengan penugasan baik
secara kelompok maupun secara individu, mulai dari kegiatan exsplorasi,
elaborasi, dan komfirmasi. Strategi penerapan metode ini diawali dengan kegiatan
pengungkapan masalah dari materi indikator, lalu pembagian tugas, baik secara
individu maupun kelompok, dari masing-masing kelompok/ individu mencari
pemecahan masalahnya melalui sumber belajar dan bimbingan fasilitator, kegiatan
inilah yang disebut dengan Exspolasi.
Dari masing-masing kelompok/ individu telah memiliki/ menemukan
jawaban/pemecahan masalah, yang merukan hasil dari kegiatan exspolasi, hasil ini
didiskusikan sesama peserta didik untuk ditanggapi dari masing-masing temuan
kelompok/individu. Hasil diskusi ini dirumuskan sebagaimana mestinya. Kegiatan
inilah yang dikenal dengan elaborasi.
Hasil rumusan diskusi dilaporkan kepada guru, untuk mendapatkan
tanggapan dan bimbingan seperlunya dari guru. Manakala hasil laporan benar
maka fasilitator memberikan penguatan dan reward (penghargaan) seperlunya,
dan bila belum benar, fasilitator memberikan arahan dan bimbingan sehingga
pemecahan masalah ditemukan dan tuntas. Kegiatan ini lah yang disebut dengan
komfirmasi.
METODE PEMBELAJARAN BERDASARKAN MASALAH
I. Pendahuluan
Motif yang mendorong penulis untuk menulis judul ini adalah
adanya asumsi yang kuat bahwa dalam proses kegiatan pembelajaran
mata diklat Model dan Strategi Pembelajaran, hanya merupakan kajian
lebih umum dan tidak mendalam. Hal ini terjadi karena kurikulum
menuntut demikian sementara waktu yang tersedia sangat terbatas
sehingga tidak memungkinkan membicarakannya secara detail,
sementara metode ini merupakan kebutuhan para dewan guru umumnya
dan guru mata pelajaran Aqidah Akhlak khususnya.
Masalah kompetensi peserta diklat tentang penerapan metode
pembelajaran berdasarkan masalah merupakan hal yang orisinal, yakni
hal yang baru dan penting karena selama ini belum terjamah secara baik
dan benar oleh peserta diklat, Oleh karena itu, hal ini merupakan sesuatu
yang perlu untuk dikaji sebab kompetensi ini dapat dijadikan salah satu
data keberhasilan atau ketidak berhasilan suatu diklat. Dan lebih jauh dari
itu bila hal ini dapat diinformasikan sebagai mana mestinya, tentu akan
ditemukan kebermaknaannya. Belajar dari kebermaknaan ini akan
menemukan sesuatu pengalaman yang berharga bagi peserta diklat
dalam pengelolaan pembelajaran.,
Kespesifikasian topik yang dikaji ini adalah memberikan informasi
kepada peserta diklat melalui media cetak tentang bagaimana mendesain
kegiatan pembelajaran dengan memakai metode pembelajaran
berdasarkan masalah, metode ini mulai berangkat dari pencarian masalah
sampai kepada strategi pemecahan masalah. Lebih dari itu hal ini dapat
dijadikan modal dasar untuk pengembangan metode pembelajaran yang
lebih kaya dan bermakna.
Kerangka berpikir penulis bahwa dengan pengkajian dan
pemaparan penerapan metode pembelajaran berdasarkan masalah,
melalui media cetak, peserta diklat menemukan kompetensi pengetahuan,
keahlian, keterampilan dan sikap, sebagai pengembangan wawasan yang
lebih luas dan mendalam. Tujuannya untuk menjadi bekal ketika kembali
ke tempat tugasnya dalam rangka penajaman dan pengembangan
pengalaman, dalam rangka meningkatkan hasil kinerja yang lebih baik.
Sehubungan dengan hal tersebut di atas, penulis berasumsi bahwa
melalui bahasan dan kajian ini akan melahirkan kompetensi alumni diklat
guru mata pelajaran Aqidah Akhlak dalam menerapkan model dan
strategi pembelajaran. Lalu penulis memberikan saran dan rekomendasi
kepada pihak yang terkait untuk memberikan bantuan seperlunya dalam
proses penerapan model dan strategi pembelajaran di lapangan.
II. Metode Pembelajaran Berdasarkan Masalah
1. Landasan Yuridis
Teori pendukung dalam kajian ini adalah peraturan Menteri
Pendidikan Nasional No.41 Tahun 2007, tentang standar proses kegiatan.
Dalam Peraturan menteri ini ditemukan bahwa dalam proses kegiatan
pembelajaran adanya tiga tahapan pembelajaran, yakni kegiatan
pembelajaran pendahuluan, kegiatan pembelajaran inti, dan kegiatan
pembelajaran penutup. Dalam kegiatan inti ditemukan adanya tiga proses
tahapan kegiatan pembelajaran, yakni proses kegiatan pembelajaran
eksplorasi, elaborasi dan komfirmasi. Proses ini dilakukan model dengan
pendekatan metode pembelajaran berdasarkan masalah.

2. Pengertian metode pembelajaran berdasarkan masalah
Metode pembelajaran berdasarkan masalah dikenal dengan istilah
“metode problem solving”, dan metode ini telah lahir sejak manusia
memanfaatkan akal pikirannya dalam kehidupannya sehari-hari, karena
masalah lahir dari adanya pertanyaan, otak manusia selalu bertanya
tentang segala sesuatu yang belum diketahuinya. Manusia mengenal
masalah dalam kondisi ini belum tersusun dan terstruktur secara ilmiah.
Dewasa ini banyak para ahli mengemukakan tentang pengertian metode
pembelajaran berdasarkan masalah,
S. Nasution mengemukakan dalam bukunya Berbagai Pendekatan
dalam Proses belajar dan mengajar, bahwa memecahkan masalah
merupakan metode belajar yang mengharuskan pelajar untuk menemukan
jawabannya tanpa ada bantuan khusus. Syaiful Bahri Djamarah dalam
bukunya Strategi Belajar Mengajar, mengomentari bahwa metode
pemecahan masalah bukan hanya sekedar metode mengajar, tetapi juga
merupakan suatu metode berpikir, sebab dalam problem solving dapat
menggunakan metode-metode lainnya yang dimulai dengan mencari data
sampai kepada menarik kesimpulan.
Dalam buku Profesionalisasi Guru Dan Implementasi KTSP oleh
Martinus Yamin, memberi pandangan dengan istilah metode pemecahan
masalah dan metode studi kasus. Ia mengatakan bahwa metode
pemecahan masalah dikenal metode Brainstorming, ia merupakan metode
yang merangsang berpikir dan menggunakan wawasan tanpa melihat
kualitas pendapat yang disampaikan oleh siswa. Sementara metode studi
kasus ia mengemukakan bahwa metode ini berbentuk penjelasan tentang
masalah, kejadian, atau situasi tertentu, kemudian siswa ditugasi mencari
alternatif pemecahannya. Abdullah Majid dalam bukunya Perencanaan
Pembelajaran mengemukakan bahwa metode pemecahan masalah
merupakan cara memberikan pengertian dengan menstimulasi anak didik
untuk memperhatikan, menelaah dan berpikir tentang suatu masalah
untuk selanjutnya menganalisis masalah tersebut sebagai upaya untuk
memecahkan masalah.
3. Ruang lingkup metode pembelajaran berdasarkan masalah
Ruang lingkup metode pembelajaran berdasarkan masalah
mencakup seluruh materi mata pembelajaran tanpa kecuali, baik yang
abstrak maupun yang kongkret, baik masalah dunia maupun masalah
akhirat, mencakup seluruh proses dalam kehidupan manusia. Kontek ini
diilhami oleh pemikiran Abdul Majid yang mengatakan bahwa hakyikat dari
metode pemecahan masalah adalah untuk memperhatikan, menelaah dan
berpikir terhadap suatu masalah.
4. Prinsip penggunaan metode pembelajaran berdasarkan
masalah
Dalam metode pembelajaran berdasarkan masalah ditemukan
beberapa prinsip. Martinus Yamin mengisyaratkan bahwa siswa telah
berada pada tingkat yang lebih tinggi dengan prestasi yang lebih tinggi
pula dan memiliki pengetahuan awal tentang masalah itu. S. Nasution
menambahkan siswa harus mengetahui dan memahami aturan-aturan
dalam pemecahan masalah.. .
5. Kelebihan dan kekurangan metode pembelajaran berdasarkan
masalah
Syaiful Bahri Djamarah mengemukakan bahwa metode problem
solving ada kelebihannya dan ada kekurangannya. Ia mengemukakan
sebagai berikut:
Kelebihan metode pembelajaran berdasarkan masalah:
a. Metode ini dapat membuat pendidikan di sekolah menjadi lebih
relevan dengan kehidupan, khususnya dengan dunia kerja.
b. Proses belajar mengajar melalui pemecahan masalah dapat
membiasakan para siswa menghadapi dan memecahkan
masalah secara terampil.
c. Metode ini merangsang pengembangan kemampuan berpikir
siswa secara kreatif dan menyeluruh, karena dalam proses
belajarnya, siswa banyak melakukan mental dengan menyoroti
permasalahan dari berbagai segi dalam rangka mencari
pemecahannya.
Kekurangan metode pembelajaran berdasarkan masalah
a. Menentukan suatu masalah yang tingkat kesulitannya sesuai
dengan tingkat berpikir siswa, tingkat sekolah dan kelasnya
serta pengetahuan dan pengalaman yang telah dimiliki siswa,
sangat memerlukan keterampilan dan kemampuan guru.
b. Proses belajar mengajar dengan menggunakan metode ini
sering memerlukan waktu yang cukup banyak dan sering
terpaksa mengambil waktu pelajaran lain.
c. Mengubah kebiasaan siswa belajar dengan mendengarkan dan
menerima informasi dari guru menjadi belajar dengan banyak
berpikir memecahkan masalah sendiri atau kelompok yang
kadang-kadang memerlukan berbagai sumber belajar
merupakan kesulitsn sendiri bagi siswa.
6. Langkah-langkah penerapan metode pembelajaran berdasarkan
masalah
Saiful Bahri Djamarah dalam bukunya Strategi Belajar Mengajar
mengemukakan bahwa dalam menerapkan metode pembelajaran
berdasarkan masalah mempunyai langkah-langkah sebagai berikut:
a. Adanya masalah yang jelas untuk dipecahkan, masalah ini
harus tumbuh dari siswa sesuai dengan tarap kemampuannya.
b. Mencari data atau keterangan yang dapat digunakan untuk
memecahkan masalah tersebut.
c. Menetapkan jawaban sementara dari masalah tersebut.
d. Menguji kebenaran jawaban sementara tersebut.
e. Menarik kesimpulan. Artinya siswa harus sampai kepada
kesimpulan terakhir tentang jawaban dari masalah tadi.
S. Nasution mengemukakan bahwa langkah-langkah yang harus
ditempuh dalam penerapan metode pembelajaran berdasarkan masalah
adalah sebagai berikut: (1) Pelajar dihadapkan dengan masalah. (2)
Pelajar merumuskan masalah itu. (3) Ia merumuskan hepotesis.d. Ia
menguji hepotesis itu.
Apa yang telah dikemukakan oleh para ahli diatas, dikembangkan/
disingklutkan kedalam tiga tahapan, yakni tahapan eksploraso. Elaborasi,
dan komfirmasi. Tahapan eksplorasi adalah tahapan kesibukan peserta
didik mencari materi dari sumber pembelajaran. Pada tahapan ini guru
mempersiapkan bersama-sama dengan peserta didik, apa msalah yang
mau dipecahkan, apa yang menjadi sumber belajarnya, siapa yang
memecahkan, bagaimana memecahkan.
Untuk menentukan apa masalah yang akan dipecahkan, berangkat
mulai dari analisis SK, KD, dan Indikator, melalui penelusuran dengan
pertanyaan: Kompetensi apa yang hendak dicapai, materi apa yang harus
diraih. Berbicara tentang kompetensi, ada kompetensi kognitif,
psikomotorik, dan kompetensi afektif. Berbicara tentang materi ada materi
fakta, materi konsep, materi prinsip, dan ada materi prosedur. Kejelasan
unsur-unsur ini memudahkan peserta didik untuk mengenali masalah.
Pengenalan masalah perlu bagi peserta didik, sebab dengan kejelasan
masalah memberi petunjuk tentang sikap dan upaya apa yang harus
dilakukan oleh peserta didik, supaya tidak salah dalam pengambilan
keputusan.
Setelah peserta didik mengetahui dan mengenali masalah
(kompetensi apa dan materi apa), maka peserta didik menentukan sumber
belajar, artinya apa yang menjadi sumber materi pembelajaran.
Maksudnya dimana ada materi yang dijadikan pemecahan masalah itu.
Apakah sumber belajar dalam bentuk media cetak, elektronik,
laboratorium, mesium, kebun binatang dan lain-lain sebagainya yang ada
dialam semesta ini.
Setelah jelas sumber belajar, dilanjutkan dengan pengorganisasian,
yakni menentukan siapa melakukan apa, apakah secara individual atau
kelompok, yang jelas setiap peserta didik telah mengetahui fungsi dan
tugasnya. Setelah jelas masalah, apa yang menjadi sumber belajarnya,
siapa yang melakukannya, maka ditindak lanjuti dengan bagaimana
melakukannya, artinya langkah-langkah apa yang harus ditempuh secara
sistemaist, efesien dan efektif, sehingga dalam waktu tertentu, materi yang
dicari ketemu dan terkumpul, sesuai dengan tugas masing-masing.
Tahapan elaborasi adalah pengumpulan materi dari hasil
eksplorasi, untuk didiskusikan, dikaji untuk menguji kebenaran data,
melalui penyiangan, yaitu membuang data yang tidak benar dan
menyusun data yang benar. Setelah terbukti kebenaran data, disusun
dalam sebuah format, yang dijadikan pelaporan sebagai wujud
pemecahan masalah oleh peserta didik.
Tahapan berikutnya adalah komfirmasi, yaitu tanggapan guru
terhadap hasil pemecahan masalah oleh peserta didik, untuk
menunjukkan benar atau salah,memadai atau belum memadai. Bila hasil
pemecahan masalah oleh peserta didik benar dan memadai, maka guru
harus memberikan penguatan dan reward atau penghargaan. Dan bila
ternyata salah/ belum benar, guru menunjukkan kesalahannya dan
memberikan bimbingan dan pengawasan kepada peserta didik, supaya ia
dapat melakukan kembali upaya-upaya pencarian dan penemuan materi,
sehingga tuntas.
III. Penutup
1. Kesimpulan
Metode pembelajaran berdasarkan masalah adalah cara guru
menyampaikan materi kepada peserta didik dengan terlebih dahulu
mencari atau mengemukakan masalah yang ada dalam indikator
pembelajaran, lalu diorganisasikan, yakni siapa melakukan apa. Setelah
jelas pengorganisasian ini barulah melakukan pencarian materi
pemecahan masalah. Materi pemecahan masalah ini dirumuskan
sedemikian rupa secara sistematis, lalu diuji kebenarannya dengan
memberikan laporan kepada guru dan guru memberikan komfirmasi.
Penerapan metode pembelajaran berdasarkan masalah diawali
dengan persiapan awal, yakni persiapan yang dilakukan berkaitan dengan
persiapan materi, alat bantu, waktu dan penyusunan perencanaan
pembelajaran.Langkah-langakah kegiatan metode pembelajaran
berdasarkan masalah terdiri dari kegiatan eksplorasi, elaborasi, dan
komfirmasi,
2. Saran-Saran
Untuk terwujudnya apa yang telah disimpulkan di atas, penulis
menyarankan sebagai berikut:
1. Kepada Kepala Balai Diklat kiranya dapat memfasilitasi kajian tulisan ini
bagi setiap peserta diklat umumnya dan peserta diklat guru mata
pelajaran Aqidah Akhlak khususnya.
2. Kepada Ketua Perpustakaan Balai Diklat Keagamaan Medan kiranya
dapat menginventarisasi tulisan ini, agar dapat dibaca oleh semua
kalangan peserta diklat umumnya dan peserta diklat guru mata
pelajaran Aqidah Akhlak khususnya..
3. Kepada Ketua Panitia Penyelenggara diklat, kiranya menyarankan
kepada peserta diklat supaya membaca kajian tulisan ini
diperpustakaan.
4. Kepada Fasilitator penyampai materi diklat model dan strategi
pembelajaran supaya memberi tugas kepada peserta diklat yang
berkenaan dengan kajian metode pembelajaran berdasarkan masalah.
DAFTAR PUSTAKA
Arief Rahman, Guru Powerful Guru Masa depan,Cet.3, Bandung: Kalbu,
2009
Didang Stiawan dkk, (2005), Modul Diklat Rumpun Bidang Pendidikan dan
akademis: Model Intraksi Pembelajaran kurikulum 2004
Sekolah/ Madrasah,Jakarta:Departemen Agama RI Badan
Litbang Agama dan Diklat Keagamaan Pusdiklat Tenaga teknis
Keagamaan
......................, (2006), Modul Diklat Rumpun Bidang Pendidikan dan
Akademis, Model-Model Pembelajaran, Jakarta: Badan Litbang
dan Diklat.
Dede Rosyada, Paradigma Pendidikan demokratis, Cet.1, Jakarta:
Kencana, 2002
Departemen P&K, Kamus Besar Bahasa Indonesia,Cet.1, Jakarta: Balai
Pustaka, 1975
Fakhruddin Saudagar dan Ali Idrus, Pengembangan Profesionalitas Guru,,
Cet.1, Jakarta: Gaung Persada Press, 2009
Martinis Yamin, Profesionalisasi Guru & Implementasi KTSP,Cet.6,
Jakarta: Gaung Persada Press, 2009
Martinis Yamin dan Maisah, Standarisasi Kinerja Guru,Cet. 1, Jakarta:
Gaung Persada Press, 2010
Tim Redaksi Fokus Media, ( 2006 ), Undang-Undang RI Nomor 14 Tahun
2005,Cet.1, Bandung: Fokus Media
Tim Redaksi Fokus Media, Undang-Undang RI Nomor 20 Tahun
2003,Cet.1, Bandung: Fokus Media, 2003
Tim Redaksi Fokus Media, Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun
2005,Cet.1, Bandung: Fokus Media, 2005

Contenu connexe

Tendances

Kepentingan strategi pj
Kepentingan strategi pj Kepentingan strategi pj
Kepentingan strategi pj fitri norlida
 
Pengaruh metode pembelajaran dan karakter dosen terhadap motivasi new
Pengaruh metode pembelajaran dan karakter dosen terhadap motivasi newPengaruh metode pembelajaran dan karakter dosen terhadap motivasi new
Pengaruh metode pembelajaran dan karakter dosen terhadap motivasi newSubur Hidayatullah
 
Makalah metode pembelajaran
Makalah metode pembelajaranMakalah metode pembelajaran
Makalah metode pembelajaranAli Akbar TA
 
Strategi Belajar Mengajar - Mulyana Sumantri
Strategi Belajar Mengajar - Mulyana SumantriStrategi Belajar Mengajar - Mulyana Sumantri
Strategi Belajar Mengajar - Mulyana SumantriHariyatunnisa Ahmad
 
Revisi MAKALAH penggunaan metode dalam pembelajaran dan strategi pembelajaran...
Revisi MAKALAH penggunaan metode dalam pembelajaran dan strategi pembelajaran...Revisi MAKALAH penggunaan metode dalam pembelajaran dan strategi pembelajaran...
Revisi MAKALAH penggunaan metode dalam pembelajaran dan strategi pembelajaran...Khusnul Kotimah
 
Tugas 5 proposal penelitian tindakan kelas
Tugas 5 proposal penelitian tindakan kelasTugas 5 proposal penelitian tindakan kelas
Tugas 5 proposal penelitian tindakan kelasRendy Pangestu
 
Laporan kajian tindakan pen. moral
Laporan kajian tindakan pen. moralLaporan kajian tindakan pen. moral
Laporan kajian tindakan pen. moralPuvaneswari Punis
 
Metode dan tekhnik pembelajaran dan konsep dasar pembelajaran
Metode dan tekhnik pembelajaran dan konsep dasar pembelajaranMetode dan tekhnik pembelajaran dan konsep dasar pembelajaran
Metode dan tekhnik pembelajaran dan konsep dasar pembelajaranLutfy Nikmah
 
Bab. ii metode pembelajaran
Bab. ii metode pembelajaranBab. ii metode pembelajaran
Bab. ii metode pembelajaranDiniWati1
 
Model Pembelajaran Langsung
Model Pembelajaran LangsungModel Pembelajaran Langsung
Model Pembelajaran LangsungRose Lind
 
Pengertian strategi pembelajaran
Pengertian strategi pembelajaranPengertian strategi pembelajaran
Pengertian strategi pembelajaranTandrian
 
PENERAPAN PARTISIPASI PADA METODE DISKUSI DALAM PEMBELAJARAN CONTEXTUAL TEACH...
PENERAPAN PARTISIPASI PADA METODE DISKUSI DALAM PEMBELAJARAN CONTEXTUAL TEACH...PENERAPAN PARTISIPASI PADA METODE DISKUSI DALAM PEMBELAJARAN CONTEXTUAL TEACH...
PENERAPAN PARTISIPASI PADA METODE DISKUSI DALAM PEMBELAJARAN CONTEXTUAL TEACH...Anggi Saputra
 
PENGARUH PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN LANGSUNG DENGAN MENGGUNAKAN MEDIA FILM...
PENGARUH PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN LANGSUNG DENGAN MENGGUNAKAN MEDIA FILM...PENGARUH PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN LANGSUNG DENGAN MENGGUNAKAN MEDIA FILM...
PENGARUH PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN LANGSUNG DENGAN MENGGUNAKAN MEDIA FILM...endik baulu
 
Skripsi hasriyanti
Skripsi hasriyantiSkripsi hasriyanti
Skripsi hasriyantiAdhy Samin
 
Proposal PTK Dina Amalia
Proposal PTK Dina AmaliaProposal PTK Dina Amalia
Proposal PTK Dina Amaliarichimaryadi
 
Strategi belajar mengajar
Strategi belajar mengajarStrategi belajar mengajar
Strategi belajar mengajarlaila zulfa
 

Tendances (20)

Kepentingan strategi pj
Kepentingan strategi pj Kepentingan strategi pj
Kepentingan strategi pj
 
Bab%201 08513245010
Bab%201 08513245010Bab%201 08513245010
Bab%201 08513245010
 
Pengaruh metode pembelajaran dan karakter dosen terhadap motivasi new
Pengaruh metode pembelajaran dan karakter dosen terhadap motivasi newPengaruh metode pembelajaran dan karakter dosen terhadap motivasi new
Pengaruh metode pembelajaran dan karakter dosen terhadap motivasi new
 
Makalah metode pembelajaran
Makalah metode pembelajaranMakalah metode pembelajaran
Makalah metode pembelajaran
 
Strategi Belajar Mengajar - Mulyana Sumantri
Strategi Belajar Mengajar - Mulyana SumantriStrategi Belajar Mengajar - Mulyana Sumantri
Strategi Belajar Mengajar - Mulyana Sumantri
 
Tugasan 2 ---
Tugasan 2 ---Tugasan 2 ---
Tugasan 2 ---
 
Revisi MAKALAH penggunaan metode dalam pembelajaran dan strategi pembelajaran...
Revisi MAKALAH penggunaan metode dalam pembelajaran dan strategi pembelajaran...Revisi MAKALAH penggunaan metode dalam pembelajaran dan strategi pembelajaran...
Revisi MAKALAH penggunaan metode dalam pembelajaran dan strategi pembelajaran...
 
Tugas 5 proposal penelitian tindakan kelas
Tugas 5 proposal penelitian tindakan kelasTugas 5 proposal penelitian tindakan kelas
Tugas 5 proposal penelitian tindakan kelas
 
Laporan kajian tindakan pen. moral
Laporan kajian tindakan pen. moralLaporan kajian tindakan pen. moral
Laporan kajian tindakan pen. moral
 
Metode dan tekhnik pembelajaran dan konsep dasar pembelajaran
Metode dan tekhnik pembelajaran dan konsep dasar pembelajaranMetode dan tekhnik pembelajaran dan konsep dasar pembelajaran
Metode dan tekhnik pembelajaran dan konsep dasar pembelajaran
 
Bab. ii metode pembelajaran
Bab. ii metode pembelajaranBab. ii metode pembelajaran
Bab. ii metode pembelajaran
 
Model Pembelajaran Langsung
Model Pembelajaran LangsungModel Pembelajaran Langsung
Model Pembelajaran Langsung
 
Pengertian strategi pembelajaran
Pengertian strategi pembelajaranPengertian strategi pembelajaran
Pengertian strategi pembelajaran
 
PENERAPAN PARTISIPASI PADA METODE DISKUSI DALAM PEMBELAJARAN CONTEXTUAL TEACH...
PENERAPAN PARTISIPASI PADA METODE DISKUSI DALAM PEMBELAJARAN CONTEXTUAL TEACH...PENERAPAN PARTISIPASI PADA METODE DISKUSI DALAM PEMBELAJARAN CONTEXTUAL TEACH...
PENERAPAN PARTISIPASI PADA METODE DISKUSI DALAM PEMBELAJARAN CONTEXTUAL TEACH...
 
3. bab i
3. bab i3. bab i
3. bab i
 
PENGARUH PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN LANGSUNG DENGAN MENGGUNAKAN MEDIA FILM...
PENGARUH PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN LANGSUNG DENGAN MENGGUNAKAN MEDIA FILM...PENGARUH PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN LANGSUNG DENGAN MENGGUNAKAN MEDIA FILM...
PENGARUH PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN LANGSUNG DENGAN MENGGUNAKAN MEDIA FILM...
 
Kajian tindakan
Kajian tindakanKajian tindakan
Kajian tindakan
 
Skripsi hasriyanti
Skripsi hasriyantiSkripsi hasriyanti
Skripsi hasriyanti
 
Proposal PTK Dina Amalia
Proposal PTK Dina AmaliaProposal PTK Dina Amalia
Proposal PTK Dina Amalia
 
Strategi belajar mengajar
Strategi belajar mengajarStrategi belajar mengajar
Strategi belajar mengajar
 

En vedette

Surat menyurat
Surat   menyuratSurat   menyurat
Surat menyuratitamaniies
 
หมวย
หมวยหมวย
หมวยsirinet
 
Inbjudan mobelriksdagen
Inbjudan mobelriksdagen Inbjudan mobelriksdagen
Inbjudan mobelriksdagen Anders Wisth
 
Administrador 10112012
Administrador 10112012Administrador 10112012
Administrador 10112012damianemo
 
Bài 13 kieu ban_ghi
Bài 13  kieu ban_ghiBài 13  kieu ban_ghi
Bài 13 kieu ban_ghiLy Phan
 
Apimec Agosto De 2007
Apimec Agosto De 2007Apimec Agosto De 2007
Apimec Agosto De 2007Profarma
 
Teleconferência 2T10
Teleconferência 2T10Teleconferência 2T10
Teleconferência 2T10Profarma
 

En vedette (8)

Surat menyurat
Surat   menyuratSurat   menyurat
Surat menyurat
 
หมวย
หมวยหมวย
หมวย
 
Inbjudan mobelriksdagen
Inbjudan mobelriksdagen Inbjudan mobelriksdagen
Inbjudan mobelriksdagen
 
Administrador 10112012
Administrador 10112012Administrador 10112012
Administrador 10112012
 
Bài 13 kieu ban_ghi
Bài 13  kieu ban_ghiBài 13  kieu ban_ghi
Bài 13 kieu ban_ghi
 
Apimec Agosto De 2007
Apimec Agosto De 2007Apimec Agosto De 2007
Apimec Agosto De 2007
 
Teleconferência 2T10
Teleconferência 2T10Teleconferência 2T10
Teleconferência 2T10
 
Śniadanie Daje Moc
Śniadanie Daje MocŚniadanie Daje Moc
Śniadanie Daje Moc
 

Similaire à METODE PEMBELAJARAN MASALAH

PTK_tanya_Jawab_Kesulitan_Belajar.doc
PTK_tanya_Jawab_Kesulitan_Belajar.docPTK_tanya_Jawab_Kesulitan_Belajar.doc
PTK_tanya_Jawab_Kesulitan_Belajar.docnuunaberry
 
Model discovery learning
Model discovery learningModel discovery learning
Model discovery learningMuhammad Fikri
 
2.2.3 discovery learning
2.2.3 discovery learning2.2.3 discovery learning
2.2.3 discovery learningMas Yudi
 
Ppt Strategi Belajar Kel.1.pptx
Ppt Strategi Belajar Kel.1.pptxPpt Strategi Belajar Kel.1.pptx
Ppt Strategi Belajar Kel.1.pptxHerdiNanda
 
discovery learning (DL) pembelajaran penemuan
discovery learning (DL) pembelajaran penemuandiscovery learning (DL) pembelajaran penemuan
discovery learning (DL) pembelajaran penemuanDesy Aryanti
 
Bab ii
Bab iiBab ii
Bab ii33335
 
Makalah metode pembelajaran pkn sd
                Makalah metode pembelajaran pkn sd                Makalah metode pembelajaran pkn sd
Makalah metode pembelajaran pkn sdetto kono
 
Makalah METODE POKOK MENGAJAR
Makalah METODE POKOK MENGAJARMakalah METODE POKOK MENGAJAR
Makalah METODE POKOK MENGAJARSri Wiji Lestari
 
Merencanakan Metode Pembelajaran
Merencanakan Metode PembelajaranMerencanakan Metode Pembelajaran
Merencanakan Metode PembelajaranNini Ibrahim01
 
PPT Metode Pembelajaran.pdf
PPT Metode Pembelajaran.pdfPPT Metode Pembelajaran.pdf
PPT Metode Pembelajaran.pdfAdeKusnawan
 
Pembelajaran era 4
Pembelajaran era 4Pembelajaran era 4
Pembelajaran era 4doni harapan
 
Bab ii 10401241010
Bab ii 10401241010Bab ii 10401241010
Bab ii 10401241010AnandaOktari
 
Best Practice_Andrian.pdf
Best Practice_Andrian.pdfBest Practice_Andrian.pdf
Best Practice_Andrian.pdfandriansuhaimi
 
1.3b 3.1.2b discovery learning fis
1.3b 3.1.2b discovery learning  fis1.3b 3.1.2b discovery learning  fis
1.3b 3.1.2b discovery learning fisPPKHBFISIKAPATI
 
Miftahus Surur LK. 2.2 Menentukan Solusi.pdf
Miftahus Surur LK. 2.2 Menentukan Solusi.pdfMiftahus Surur LK. 2.2 Menentukan Solusi.pdf
Miftahus Surur LK. 2.2 Menentukan Solusi.pdfMiftahusSurur19
 

Similaire à METODE PEMBELAJARAN MASALAH (20)

Artikel karya-ilmiah
Artikel karya-ilmiahArtikel karya-ilmiah
Artikel karya-ilmiah
 
Artikel karya-ilmiah
Artikel karya-ilmiahArtikel karya-ilmiah
Artikel karya-ilmiah
 
PTK_tanya_Jawab_Kesulitan_Belajar.doc
PTK_tanya_Jawab_Kesulitan_Belajar.docPTK_tanya_Jawab_Kesulitan_Belajar.doc
PTK_tanya_Jawab_Kesulitan_Belajar.doc
 
Model discovery learning
Model discovery learningModel discovery learning
Model discovery learning
 
2.2.3 discovery learning
2.2.3 discovery learning2.2.3 discovery learning
2.2.3 discovery learning
 
Ppt Strategi Belajar Kel.1.pptx
Ppt Strategi Belajar Kel.1.pptxPpt Strategi Belajar Kel.1.pptx
Ppt Strategi Belajar Kel.1.pptx
 
Ptk pai sma
Ptk pai smaPtk pai sma
Ptk pai sma
 
discovery learning (DL) pembelajaran penemuan
discovery learning (DL) pembelajaran penemuandiscovery learning (DL) pembelajaran penemuan
discovery learning (DL) pembelajaran penemuan
 
Bab ii
Bab iiBab ii
Bab ii
 
Makalah metode pembelajaran pkn sd
                Makalah metode pembelajaran pkn sd                Makalah metode pembelajaran pkn sd
Makalah metode pembelajaran pkn sd
 
Makalah METODE POKOK MENGAJAR
Makalah METODE POKOK MENGAJARMakalah METODE POKOK MENGAJAR
Makalah METODE POKOK MENGAJAR
 
Merencanakan Metode Pembelajaran
Merencanakan Metode PembelajaranMerencanakan Metode Pembelajaran
Merencanakan Metode Pembelajaran
 
PPT Metode Pembelajaran.pdf
PPT Metode Pembelajaran.pdfPPT Metode Pembelajaran.pdf
PPT Metode Pembelajaran.pdf
 
Pembelajaran era 4
Pembelajaran era 4Pembelajaran era 4
Pembelajaran era 4
 
model pembelajaran berbasis masalah
model pembelajaran berbasis masalahmodel pembelajaran berbasis masalah
model pembelajaran berbasis masalah
 
Bab ii 10401241010
Bab ii 10401241010Bab ii 10401241010
Bab ii 10401241010
 
Best Practice_Andrian.pdf
Best Practice_Andrian.pdfBest Practice_Andrian.pdf
Best Practice_Andrian.pdf
 
Makalah inkuiri2
Makalah inkuiri2Makalah inkuiri2
Makalah inkuiri2
 
1.3b 3.1.2b discovery learning fis
1.3b 3.1.2b discovery learning  fis1.3b 3.1.2b discovery learning  fis
1.3b 3.1.2b discovery learning fis
 
Miftahus Surur LK. 2.2 Menentukan Solusi.pdf
Miftahus Surur LK. 2.2 Menentukan Solusi.pdfMiftahus Surur LK. 2.2 Menentukan Solusi.pdf
Miftahus Surur LK. 2.2 Menentukan Solusi.pdf
 

METODE PEMBELAJARAN MASALAH

  • 1. METODE PEMBELAJARAN BERDASARKAN MASALAH UNTUK MENINGKATKAN KOMPETENSI PESERTA DIKLAT GURU MATA PELAJARAN AQIDAH AKHLAK KEMENTERIAN AGAMA SE-PROVINSI SUMATERA UTARA DAN ACEH Oleh: Salmiah,S.Ag, M.Pd Widyaiswara BDK Medan ABSTRAKSI Salmiah, Penerapan Metode Pembelajaran Berdasarkan Masalah Bagi Peserta Diklat Guru Mata Pelajaran Aqidah Akhlak Kementerian Agama Se- Provinsi Sumatera Utara Dan Aceh. Naskah ini disusun dilatar belakangi adanya asumsi bahwa guru mata pelajaran Aqidah Akhlak belum profesional dalam menerapkan metode pembelajaran berdasarkan masalah. Yang dimaksud dengan metode pembelajaran berdasarkan masalah adalah suatu proses kegiatan pembelajaran dimulai dengan pencarian/ penemuan masalah dari indikator, pengorganisasian dan upaya penemuan materi pemecahan masalah, sesuai dengan fungsi dan tugas masing-masing. Pengimplementasian metode ini dapat dilakukan dengan penugasan baik secara kelompok maupun secara individu, mulai dari kegiatan exsplorasi, elaborasi, dan komfirmasi. Strategi penerapan metode ini diawali dengan kegiatan pengungkapan masalah dari materi indikator, lalu pembagian tugas, baik secara individu maupun kelompok, dari masing-masing kelompok/ individu mencari pemecahan masalahnya melalui sumber belajar dan bimbingan fasilitator, kegiatan inilah yang disebut dengan Exspolasi. Dari masing-masing kelompok/ individu telah memiliki/ menemukan jawaban/pemecahan masalah, yang merukan hasil dari kegiatan exspolasi, hasil ini didiskusikan sesama peserta didik untuk ditanggapi dari masing-masing temuan kelompok/individu. Hasil diskusi ini dirumuskan sebagaimana mestinya. Kegiatan inilah yang dikenal dengan elaborasi. Hasil rumusan diskusi dilaporkan kepada guru, untuk mendapatkan tanggapan dan bimbingan seperlunya dari guru. Manakala hasil laporan benar maka fasilitator memberikan penguatan dan reward (penghargaan) seperlunya, dan bila belum benar, fasilitator memberikan arahan dan bimbingan sehingga pemecahan masalah ditemukan dan tuntas. Kegiatan ini lah yang disebut dengan komfirmasi. METODE PEMBELAJARAN BERDASARKAN MASALAH I. Pendahuluan Motif yang mendorong penulis untuk menulis judul ini adalah adanya asumsi yang kuat bahwa dalam proses kegiatan pembelajaran mata diklat Model dan Strategi Pembelajaran, hanya merupakan kajian lebih umum dan tidak mendalam. Hal ini terjadi karena kurikulum menuntut demikian sementara waktu yang tersedia sangat terbatas sehingga tidak memungkinkan membicarakannya secara detail, sementara metode ini merupakan kebutuhan para dewan guru umumnya dan guru mata pelajaran Aqidah Akhlak khususnya. Masalah kompetensi peserta diklat tentang penerapan metode pembelajaran berdasarkan masalah merupakan hal yang orisinal, yakni hal yang baru dan penting karena selama ini belum terjamah secara baik dan benar oleh peserta diklat, Oleh karena itu, hal ini merupakan sesuatu
  • 2. yang perlu untuk dikaji sebab kompetensi ini dapat dijadikan salah satu data keberhasilan atau ketidak berhasilan suatu diklat. Dan lebih jauh dari itu bila hal ini dapat diinformasikan sebagai mana mestinya, tentu akan ditemukan kebermaknaannya. Belajar dari kebermaknaan ini akan menemukan sesuatu pengalaman yang berharga bagi peserta diklat dalam pengelolaan pembelajaran., Kespesifikasian topik yang dikaji ini adalah memberikan informasi kepada peserta diklat melalui media cetak tentang bagaimana mendesain kegiatan pembelajaran dengan memakai metode pembelajaran berdasarkan masalah, metode ini mulai berangkat dari pencarian masalah sampai kepada strategi pemecahan masalah. Lebih dari itu hal ini dapat dijadikan modal dasar untuk pengembangan metode pembelajaran yang lebih kaya dan bermakna. Kerangka berpikir penulis bahwa dengan pengkajian dan pemaparan penerapan metode pembelajaran berdasarkan masalah, melalui media cetak, peserta diklat menemukan kompetensi pengetahuan, keahlian, keterampilan dan sikap, sebagai pengembangan wawasan yang lebih luas dan mendalam. Tujuannya untuk menjadi bekal ketika kembali ke tempat tugasnya dalam rangka penajaman dan pengembangan pengalaman, dalam rangka meningkatkan hasil kinerja yang lebih baik. Sehubungan dengan hal tersebut di atas, penulis berasumsi bahwa melalui bahasan dan kajian ini akan melahirkan kompetensi alumni diklat guru mata pelajaran Aqidah Akhlak dalam menerapkan model dan strategi pembelajaran. Lalu penulis memberikan saran dan rekomendasi kepada pihak yang terkait untuk memberikan bantuan seperlunya dalam proses penerapan model dan strategi pembelajaran di lapangan. II. Metode Pembelajaran Berdasarkan Masalah 1. Landasan Yuridis Teori pendukung dalam kajian ini adalah peraturan Menteri Pendidikan Nasional No.41 Tahun 2007, tentang standar proses kegiatan. Dalam Peraturan menteri ini ditemukan bahwa dalam proses kegiatan pembelajaran adanya tiga tahapan pembelajaran, yakni kegiatan pembelajaran pendahuluan, kegiatan pembelajaran inti, dan kegiatan pembelajaran penutup. Dalam kegiatan inti ditemukan adanya tiga proses tahapan kegiatan pembelajaran, yakni proses kegiatan pembelajaran eksplorasi, elaborasi dan komfirmasi. Proses ini dilakukan model dengan pendekatan metode pembelajaran berdasarkan masalah. 2. Pengertian metode pembelajaran berdasarkan masalah Metode pembelajaran berdasarkan masalah dikenal dengan istilah “metode problem solving”, dan metode ini telah lahir sejak manusia memanfaatkan akal pikirannya dalam kehidupannya sehari-hari, karena masalah lahir dari adanya pertanyaan, otak manusia selalu bertanya tentang segala sesuatu yang belum diketahuinya. Manusia mengenal masalah dalam kondisi ini belum tersusun dan terstruktur secara ilmiah. Dewasa ini banyak para ahli mengemukakan tentang pengertian metode pembelajaran berdasarkan masalah, S. Nasution mengemukakan dalam bukunya Berbagai Pendekatan dalam Proses belajar dan mengajar, bahwa memecahkan masalah merupakan metode belajar yang mengharuskan pelajar untuk menemukan
  • 3. jawabannya tanpa ada bantuan khusus. Syaiful Bahri Djamarah dalam bukunya Strategi Belajar Mengajar, mengomentari bahwa metode pemecahan masalah bukan hanya sekedar metode mengajar, tetapi juga merupakan suatu metode berpikir, sebab dalam problem solving dapat menggunakan metode-metode lainnya yang dimulai dengan mencari data sampai kepada menarik kesimpulan. Dalam buku Profesionalisasi Guru Dan Implementasi KTSP oleh Martinus Yamin, memberi pandangan dengan istilah metode pemecahan masalah dan metode studi kasus. Ia mengatakan bahwa metode pemecahan masalah dikenal metode Brainstorming, ia merupakan metode yang merangsang berpikir dan menggunakan wawasan tanpa melihat kualitas pendapat yang disampaikan oleh siswa. Sementara metode studi kasus ia mengemukakan bahwa metode ini berbentuk penjelasan tentang masalah, kejadian, atau situasi tertentu, kemudian siswa ditugasi mencari alternatif pemecahannya. Abdullah Majid dalam bukunya Perencanaan Pembelajaran mengemukakan bahwa metode pemecahan masalah merupakan cara memberikan pengertian dengan menstimulasi anak didik untuk memperhatikan, menelaah dan berpikir tentang suatu masalah untuk selanjutnya menganalisis masalah tersebut sebagai upaya untuk memecahkan masalah. 3. Ruang lingkup metode pembelajaran berdasarkan masalah Ruang lingkup metode pembelajaran berdasarkan masalah mencakup seluruh materi mata pembelajaran tanpa kecuali, baik yang abstrak maupun yang kongkret, baik masalah dunia maupun masalah akhirat, mencakup seluruh proses dalam kehidupan manusia. Kontek ini diilhami oleh pemikiran Abdul Majid yang mengatakan bahwa hakyikat dari metode pemecahan masalah adalah untuk memperhatikan, menelaah dan berpikir terhadap suatu masalah. 4. Prinsip penggunaan metode pembelajaran berdasarkan masalah Dalam metode pembelajaran berdasarkan masalah ditemukan beberapa prinsip. Martinus Yamin mengisyaratkan bahwa siswa telah berada pada tingkat yang lebih tinggi dengan prestasi yang lebih tinggi pula dan memiliki pengetahuan awal tentang masalah itu. S. Nasution menambahkan siswa harus mengetahui dan memahami aturan-aturan dalam pemecahan masalah.. . 5. Kelebihan dan kekurangan metode pembelajaran berdasarkan masalah Syaiful Bahri Djamarah mengemukakan bahwa metode problem solving ada kelebihannya dan ada kekurangannya. Ia mengemukakan sebagai berikut: Kelebihan metode pembelajaran berdasarkan masalah: a. Metode ini dapat membuat pendidikan di sekolah menjadi lebih relevan dengan kehidupan, khususnya dengan dunia kerja. b. Proses belajar mengajar melalui pemecahan masalah dapat membiasakan para siswa menghadapi dan memecahkan masalah secara terampil. c. Metode ini merangsang pengembangan kemampuan berpikir siswa secara kreatif dan menyeluruh, karena dalam proses belajarnya, siswa banyak melakukan mental dengan menyoroti
  • 4. permasalahan dari berbagai segi dalam rangka mencari pemecahannya. Kekurangan metode pembelajaran berdasarkan masalah a. Menentukan suatu masalah yang tingkat kesulitannya sesuai dengan tingkat berpikir siswa, tingkat sekolah dan kelasnya serta pengetahuan dan pengalaman yang telah dimiliki siswa, sangat memerlukan keterampilan dan kemampuan guru. b. Proses belajar mengajar dengan menggunakan metode ini sering memerlukan waktu yang cukup banyak dan sering terpaksa mengambil waktu pelajaran lain. c. Mengubah kebiasaan siswa belajar dengan mendengarkan dan menerima informasi dari guru menjadi belajar dengan banyak berpikir memecahkan masalah sendiri atau kelompok yang kadang-kadang memerlukan berbagai sumber belajar merupakan kesulitsn sendiri bagi siswa. 6. Langkah-langkah penerapan metode pembelajaran berdasarkan masalah Saiful Bahri Djamarah dalam bukunya Strategi Belajar Mengajar mengemukakan bahwa dalam menerapkan metode pembelajaran berdasarkan masalah mempunyai langkah-langkah sebagai berikut: a. Adanya masalah yang jelas untuk dipecahkan, masalah ini harus tumbuh dari siswa sesuai dengan tarap kemampuannya. b. Mencari data atau keterangan yang dapat digunakan untuk memecahkan masalah tersebut. c. Menetapkan jawaban sementara dari masalah tersebut. d. Menguji kebenaran jawaban sementara tersebut. e. Menarik kesimpulan. Artinya siswa harus sampai kepada kesimpulan terakhir tentang jawaban dari masalah tadi. S. Nasution mengemukakan bahwa langkah-langkah yang harus ditempuh dalam penerapan metode pembelajaran berdasarkan masalah adalah sebagai berikut: (1) Pelajar dihadapkan dengan masalah. (2) Pelajar merumuskan masalah itu. (3) Ia merumuskan hepotesis.d. Ia menguji hepotesis itu. Apa yang telah dikemukakan oleh para ahli diatas, dikembangkan/ disingklutkan kedalam tiga tahapan, yakni tahapan eksploraso. Elaborasi, dan komfirmasi. Tahapan eksplorasi adalah tahapan kesibukan peserta didik mencari materi dari sumber pembelajaran. Pada tahapan ini guru mempersiapkan bersama-sama dengan peserta didik, apa msalah yang mau dipecahkan, apa yang menjadi sumber belajarnya, siapa yang memecahkan, bagaimana memecahkan. Untuk menentukan apa masalah yang akan dipecahkan, berangkat mulai dari analisis SK, KD, dan Indikator, melalui penelusuran dengan pertanyaan: Kompetensi apa yang hendak dicapai, materi apa yang harus diraih. Berbicara tentang kompetensi, ada kompetensi kognitif, psikomotorik, dan kompetensi afektif. Berbicara tentang materi ada materi fakta, materi konsep, materi prinsip, dan ada materi prosedur. Kejelasan unsur-unsur ini memudahkan peserta didik untuk mengenali masalah. Pengenalan masalah perlu bagi peserta didik, sebab dengan kejelasan masalah memberi petunjuk tentang sikap dan upaya apa yang harus dilakukan oleh peserta didik, supaya tidak salah dalam pengambilan
  • 5. keputusan. Setelah peserta didik mengetahui dan mengenali masalah (kompetensi apa dan materi apa), maka peserta didik menentukan sumber belajar, artinya apa yang menjadi sumber materi pembelajaran. Maksudnya dimana ada materi yang dijadikan pemecahan masalah itu. Apakah sumber belajar dalam bentuk media cetak, elektronik, laboratorium, mesium, kebun binatang dan lain-lain sebagainya yang ada dialam semesta ini. Setelah jelas sumber belajar, dilanjutkan dengan pengorganisasian, yakni menentukan siapa melakukan apa, apakah secara individual atau kelompok, yang jelas setiap peserta didik telah mengetahui fungsi dan tugasnya. Setelah jelas masalah, apa yang menjadi sumber belajarnya, siapa yang melakukannya, maka ditindak lanjuti dengan bagaimana melakukannya, artinya langkah-langkah apa yang harus ditempuh secara sistemaist, efesien dan efektif, sehingga dalam waktu tertentu, materi yang dicari ketemu dan terkumpul, sesuai dengan tugas masing-masing. Tahapan elaborasi adalah pengumpulan materi dari hasil eksplorasi, untuk didiskusikan, dikaji untuk menguji kebenaran data, melalui penyiangan, yaitu membuang data yang tidak benar dan menyusun data yang benar. Setelah terbukti kebenaran data, disusun dalam sebuah format, yang dijadikan pelaporan sebagai wujud pemecahan masalah oleh peserta didik. Tahapan berikutnya adalah komfirmasi, yaitu tanggapan guru terhadap hasil pemecahan masalah oleh peserta didik, untuk menunjukkan benar atau salah,memadai atau belum memadai. Bila hasil pemecahan masalah oleh peserta didik benar dan memadai, maka guru harus memberikan penguatan dan reward atau penghargaan. Dan bila ternyata salah/ belum benar, guru menunjukkan kesalahannya dan memberikan bimbingan dan pengawasan kepada peserta didik, supaya ia dapat melakukan kembali upaya-upaya pencarian dan penemuan materi, sehingga tuntas. III. Penutup 1. Kesimpulan Metode pembelajaran berdasarkan masalah adalah cara guru menyampaikan materi kepada peserta didik dengan terlebih dahulu mencari atau mengemukakan masalah yang ada dalam indikator pembelajaran, lalu diorganisasikan, yakni siapa melakukan apa. Setelah jelas pengorganisasian ini barulah melakukan pencarian materi pemecahan masalah. Materi pemecahan masalah ini dirumuskan sedemikian rupa secara sistematis, lalu diuji kebenarannya dengan memberikan laporan kepada guru dan guru memberikan komfirmasi. Penerapan metode pembelajaran berdasarkan masalah diawali dengan persiapan awal, yakni persiapan yang dilakukan berkaitan dengan persiapan materi, alat bantu, waktu dan penyusunan perencanaan pembelajaran.Langkah-langakah kegiatan metode pembelajaran berdasarkan masalah terdiri dari kegiatan eksplorasi, elaborasi, dan komfirmasi, 2. Saran-Saran Untuk terwujudnya apa yang telah disimpulkan di atas, penulis menyarankan sebagai berikut:
  • 6. 1. Kepada Kepala Balai Diklat kiranya dapat memfasilitasi kajian tulisan ini bagi setiap peserta diklat umumnya dan peserta diklat guru mata pelajaran Aqidah Akhlak khususnya. 2. Kepada Ketua Perpustakaan Balai Diklat Keagamaan Medan kiranya dapat menginventarisasi tulisan ini, agar dapat dibaca oleh semua kalangan peserta diklat umumnya dan peserta diklat guru mata pelajaran Aqidah Akhlak khususnya.. 3. Kepada Ketua Panitia Penyelenggara diklat, kiranya menyarankan kepada peserta diklat supaya membaca kajian tulisan ini diperpustakaan. 4. Kepada Fasilitator penyampai materi diklat model dan strategi pembelajaran supaya memberi tugas kepada peserta diklat yang berkenaan dengan kajian metode pembelajaran berdasarkan masalah. DAFTAR PUSTAKA Arief Rahman, Guru Powerful Guru Masa depan,Cet.3, Bandung: Kalbu, 2009 Didang Stiawan dkk, (2005), Modul Diklat Rumpun Bidang Pendidikan dan akademis: Model Intraksi Pembelajaran kurikulum 2004 Sekolah/ Madrasah,Jakarta:Departemen Agama RI Badan Litbang Agama dan Diklat Keagamaan Pusdiklat Tenaga teknis Keagamaan ......................, (2006), Modul Diklat Rumpun Bidang Pendidikan dan Akademis, Model-Model Pembelajaran, Jakarta: Badan Litbang dan Diklat. Dede Rosyada, Paradigma Pendidikan demokratis, Cet.1, Jakarta: Kencana, 2002 Departemen P&K, Kamus Besar Bahasa Indonesia,Cet.1, Jakarta: Balai Pustaka, 1975 Fakhruddin Saudagar dan Ali Idrus, Pengembangan Profesionalitas Guru,, Cet.1, Jakarta: Gaung Persada Press, 2009 Martinis Yamin, Profesionalisasi Guru & Implementasi KTSP,Cet.6, Jakarta: Gaung Persada Press, 2009 Martinis Yamin dan Maisah, Standarisasi Kinerja Guru,Cet. 1, Jakarta: Gaung Persada Press, 2010 Tim Redaksi Fokus Media, ( 2006 ), Undang-Undang RI Nomor 14 Tahun 2005,Cet.1, Bandung: Fokus Media Tim Redaksi Fokus Media, Undang-Undang RI Nomor 20 Tahun 2003,Cet.1, Bandung: Fokus Media, 2003 Tim Redaksi Fokus Media, Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005,Cet.1, Bandung: Fokus Media, 2005