SlideShare a Scribd company logo
1 of 8
ILMU BUDAYA DASAR
PERAN AGAMA DALAM PENGEMBANGAN BUDAYA LOKAL
1KA07
DISUSUN OLEH:
VITA DWI PUTRI
19113173
FAKULTAS ILMU KOMPUTER DAN TEKNOLOGI INFORMASI
JURUSAN SISTEM INFORMASI
UNIVERSITAS GUNADARMA
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberkati saya sehingga
makalah ini dapat diselesaikan. Saya juga ingin mengucapkan terima kasih bagi seluruh pihak yang
telah membantu saya dalam pembuatan makalah ini dan berbagai sumber yang telah saya pakai
sebagai data dan fakta pada makalah ini.
Saya mengakui bahwa saya adalah manusia yang mempunyai keterbatasan dalam berbagai
hal. Oleh karena itu, tidak ada hal yang dapat diselesaikan dengan sangat sempurna. Begitu pula
dengan makalah ini yang telah saya selesaikan. Tidak semua hal dapat saya deskripsikan dengan
sempurna dalam makalah ini. Saya melakukannya semaksimal mungkin dengan kemampuan yang
saya miliki.
Maka dari itu, seperti yang telah dijelaskan bahwa saya memiliki keterbatasan dan juga
kekurangan, saya bersedia menerima kritik dan saran dari pembaca yang budiman sebagai batu
loncatan yang dapat memperbaiki makalah saya dimasa datang. Dengan menyelesaikan makalah ini
saya mengharapkan banyak manfaat yang dapat dipetik dan diambil dari makalah ini.
Depok, April 2014
Vita Dwi Putri
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR...................................................................................................... 2
DAFTAR ISI .................................................................................................................... 3
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah ............................................................................... 4
1.2 Rumusan Masalah......................................................................................... 4
1.3 Tujuan........................................................................................................... 4
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Perkembangan Peradaban Islam Klasik........................................................ 5
2.2 Faktor-Faktor Pembentuk Keragaman Kebudayaan..................................... 5
2.3 Apresiasi Islam Terhadap Kebudayaan Lokal.............................................. 6
BAB III PENUTUP
3.1 Kesimpulan................................................................................................... 7
DAFTAR PUSTAKA....................................................................................................... 8
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Penyajian Ilmu Budaya Dasar merupakan usaha yang diharapkan dapat memberikan pengetahuan
dasar tentang konsep yang dikembangkan untuk mengkaji masalah kebudayaan dan manusia, salah
satunya mahasiswa. Mahasiswa adalah orang muda yang sedang mempelajari cara memberikan
tanggapan dan penilaian terhadap apa saja yang terjadi atas dirinya sendiri dan masyarakat
sekitarnya. Sudah tentu mahasiswa perlu dibimbing untuk menemukan cara terbaik yang sesuai
dengan dirinya sendiri tanpa harus mengorbankan masyarakat dan alam sekitarnya. Secara tidak
langsung, Ilmu Budaya Dasar membantu para mahasiswa untuk mencapai tujuan tersebut.
1.2 Rumusan Masalah
Terhadap makalah ini yang menjadi persoalan adalah apakah kebudayaan yang dibentuk Islam itu
merupakan kebudayaan tunggal atau kebudayaan beragam. Makalah ini mencoba menjawab
masalah dengan menggunakan perndekatan historis yang bersumber dari peradaban Islam. Berawal
dari perkembangan peradaban Islam klasik, kemudian dilanjutkan dengan faktor-faktor pembentuk
keragaman kebudayaan dan apresiasi Islam terhadap kebudayaan lokal.
1.3 Tujuan Penulisan
Makalah ini dibuat dengan tujuan utama untuk memenuhi tugas mata kuliah Ilmu Budaya Dasar
yang diberikan oleh dosen Bapak Novianto, SAg.. Dan tujuan berikutnya dimaksudkan agar
mahasiswa lebih mudah mengidentifikasi dirinya dengan masalah yang dibahas dan untuk
menunjukkan bahwa hal-hal yang didiskusikan sesuai dengan pengalaman hidup manusia.
BAB II PEMBAHASAN
Salah satu syarat dalam kehidupan manusia yang teramat penting adalah keyakinan, yang oleh
sebagian orang dianggap menjelma sebagai agama. Agama bertujuan untuk mencapai kedamaian
rohani dan kesejahteraan jasmani. Untuk mencapai kedamaian ini harus diikuti dengan syarat, yaitu
percaya dengan adanya Tuhan Yang Maha Esa, yang menciptakan dan memelihara semua yang ada
di dunia ini. Agama Islam diturunkan Tuhan untuk manusia, sementara manusia memikul amanat
untuk menjalankannya. Islam merupakan agama sekaligus kebudayaan atau peradaban. Dalam
perspektif Islam terkait erat dengan kebudayaan. Agama menjadi unsur objektif pembentukan
peradaban atau kebudayaan.
2.1 Perkembangan Peradaban Islam Klasik
Pada periode kekhalifahan tinggi (692-945), masayarakat Muslim membentuk sebuah
Negara dan kebudayaan tunggal yang sangat luas wilayahnya dengan sebuah bahasa tunggal ilmu
pengetahuan dan kebudayaan yang semakin dominan sebagai faktor pembentuk utama kebudayaan.
Pada periode pertengahan awal (945-1258), peradaban Islam berkembang menjadi
peradaban internasional yang menyebar ke luar batar wilayah Irano-Semitik. Integrasi umat
dipertahankan melalui lembaga sosial otonom yang melampaui batas kekhalifahan dan mendorong
terbangunnya kecanggihan kultural. Dengan kata lain, peradaban Islam memasuki babak baru:
peradaban dengan keragaman kebudayaan.
2.2 Faktor Pembentuk Keragaman Kebudayaan
Faktor pertama adalah otoritas kekuasaan dalam kerangka persaingan dan perebutan
hegemoni dan dominasi kebudayaan sebagai ekspresi politik. Faktor kedua adalah faham
keagamaan, baik dalam bentuk mazhab fikih maupun orde sufi (tarekat). Faktor ketiga adalah ciri-
ciri etnis rasial pemeluk Islam. Ciri-ciri ini telah mempengaruhi bahasa dan kesusasteraan segala
bentuk seni termasuk musik, variasi kaligrafi, ornament dan arsitektur, bahkan pakaian dan
perhiasan.
Faktor keempat adalah sejarah. Kesamaan pengalaman sejarah dan jenis kesadaran yang
dimiliki sebuah masyarakat tertentu di masa lampau tidak saja berpengaruh kuat dalam membentuk
identitas kebudayaan tetapi juga dalam menetapkan pola kebudayaan lokal.
Faktor kelima yang tidak kalah pentingnya adalah ciri-ciri demografis dan geografis.
Kawasan-kawasan yang dihuni masyarakat agraris yang menetap secara penuh. Segi-segi geografis
yang telah menyebabkan sebagian masyarakat Muslim terisolasi dalam jangka waktu lama atau
menyerah pada kondisi alamiah tertentu, telah cukup berperan dalam menjadikan mereka bagian
dari salah satu tipe kebudayaan Islam tertentu.
2.3 Apresiasi Islam Terhadap Keragaman Kebudayaan Lokal
Dialektika antara agama dan budaya (pra-Islam) terjadi antara agama dan budaya lokal. Di
kawasan Arab dapat dijumpai wilayah kebudayaan lokal, baik atas dasar etnik, bahasa dan faham
keagamaan yang mempunyai sifat khusus maupun atas dasar ciri geografis yang terisolir. Selain itu
ada masyarakat kebudayaan Alawiyah dan Nuasairi di Syria yang secara geografis telah lama
terisolasis, serta Druze yang membentuk wilayah kebudayaan sendiri bukan hanya karena alasan
keagamaan tetapi bahkan karena alasan etnik.
Islam ketika harus diaktualisasikan dalam kebudayaan telah menampilkan wajahnya yang
beragam, dan dalam keragaman kebudayaan Islam yang bersifat regional itu masih tersedia tempat
bagi kebudayaan Islam lokal.
Dari keanekaragaman kebudayaan, terimplisitkan beberapa pengembangan kebudayaan
Islam. Pertama, prinsip keterbukaan. Islam datang pada sebuah kebudayaan dengan berbagai faktor
yang melekat pada dirinya untuk kemudian memberikannya sebuah visi keagamaan sesuai dengan
faham hasil internalisasi masyarakat pendukungnya.
Kedua, prinsip toleransi. Keterbukaan membutuhkan toleransi sebagai konsekuensi dari
prinsip yang pertama. Ketiga, prinsip kebebasan. Aktualisasi dari pemberian visi keagamaan
menuntut kebebasan untuk mengembangkan kebudayaan sebagai proses eksistensi kreatif. Dan
yang keempat adalah prinsip otentisitas yang tersirat dari visi keagamaan yang melandasi
bekerjanya prinsip kebebasan.
BAB III PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Agama Islam dan kebudayaan yang memberi tempat pada keragaman kebudayaan Islam tidak saja
regional, bahkan lokal, merupakan aktualisasi dari empat prinsip dengan tidak mengabaikan lima
faktor pembentuk keragaman. Faktor pembentuk keragaman dalam pengalaman historisnya tidak
bekerja sendirian, kombinasi antar faktor biasanya bertanggung jawab atas penciptaan keragaman
kebudayaan dalam peradaban Islam. Keragaman yang lahir dari aktualisasi tiga prinsip pertama
terintegrasikan dalam kesatuan spiritualitas melalui prinsip otentisitas ini.
DAFTAR PUSTAKA
Baidhawy, Zakiyuddin (2003). Agama dan Pluralitas Budaya Lokal. Surakarta. Pusat Studi Budaya
dan Perubahan Sosial.

More Related Content

What's hot

Rpp (farihun )
Rpp (farihun )Rpp (farihun )
Rpp (farihun )Nisrokhah6
 
Sejarah pendidikan islam 8
Sejarah pendidikan islam 8Sejarah pendidikan islam 8
Sejarah pendidikan islam 8trisvo
 
Kebudayaan islam
Kebudayaan islamKebudayaan islam
Kebudayaan islammuhfachrul3
 
[1] skl sk kd ski vii
[1] skl sk kd ski vii[1] skl sk kd ski vii
[1] skl sk kd ski viiikomurrukibah
 
[8] kkm ski viii 1 & 2
[8] kkm ski viii 1 & 2[8] kkm ski viii 1 & 2
[8] kkm ski viii 1 & 2selikurfa
 
Lembaga pendidikan islam
Lembaga pendidikan islamLembaga pendidikan islam
Lembaga pendidikan islamOgi Satriawan
 
Rpp ski kurikulum 2013 kelas viii
Rpp ski kurikulum 2013 kelas viii Rpp ski kurikulum 2013 kelas viii
Rpp ski kurikulum 2013 kelas viii miftah1984
 
Implementasi pancasila di era milenial
Implementasi pancasila di era milenialImplementasi pancasila di era milenial
Implementasi pancasila di era milenialEranioMuktiLazuardi
 
Kertas kerja tamadun islam
Kertas kerja tamadun islamKertas kerja tamadun islam
Kertas kerja tamadun islamMiji Mina
 
Rpp 1 kisah keteladanan sahabat Umar dan sayyidah Aisyah
Rpp 1 kisah keteladanan sahabat Umar dan sayyidah AisyahRpp 1 kisah keteladanan sahabat Umar dan sayyidah Aisyah
Rpp 1 kisah keteladanan sahabat Umar dan sayyidah Aisyahvictoria nurhasanudin
 
Modul lengkap titas ppg ambilan jun 2011 edit
Modul lengkap titas ppg ambilan jun 2011 editModul lengkap titas ppg ambilan jun 2011 edit
Modul lengkap titas ppg ambilan jun 2011 editSK Batu Sembilan
 
Sejarah pendidikan islam di indonesia
Sejarah pendidikan islam di indonesiaSejarah pendidikan islam di indonesia
Sejarah pendidikan islam di indonesiaMAN Sumpiuh
 
Tokoh-Tokoh Pendidikan Islam
Tokoh-Tokoh Pendidikan IslamTokoh-Tokoh Pendidikan Islam
Tokoh-Tokoh Pendidikan IslamLevina Lme
 
Intro, bab 1 bab 2
Intro, bab 1 bab 2Intro, bab 1 bab 2
Intro, bab 1 bab 2Est
 
Model-model penanaman nilai-nilai pancasila
Model-model penanaman nilai-nilai pancasilaModel-model penanaman nilai-nilai pancasila
Model-model penanaman nilai-nilai pancasilamajidatul himmah
 

What's hot (20)

Rpp (farihun )
Rpp (farihun )Rpp (farihun )
Rpp (farihun )
 
Rpp
RppRpp
Rpp
 
Titas
TitasTitas
Titas
 
Sejarah pendidikan islam 8
Sejarah pendidikan islam 8Sejarah pendidikan islam 8
Sejarah pendidikan islam 8
 
Kebudayaan islam
Kebudayaan islamKebudayaan islam
Kebudayaan islam
 
[1] skl sk kd ski vii
[1] skl sk kd ski vii[1] skl sk kd ski vii
[1] skl sk kd ski vii
 
[8] kkm ski viii 1 & 2
[8] kkm ski viii 1 & 2[8] kkm ski viii 1 & 2
[8] kkm ski viii 1 & 2
 
Soal tes tertulis
Soal tes tertulisSoal tes tertulis
Soal tes tertulis
 
Ipi2.rtf
Ipi2.rtfIpi2.rtf
Ipi2.rtf
 
Cp pp kn
Cp pp knCp pp kn
Cp pp kn
 
Lembaga pendidikan islam
Lembaga pendidikan islamLembaga pendidikan islam
Lembaga pendidikan islam
 
Rpp ski kurikulum 2013 kelas viii
Rpp ski kurikulum 2013 kelas viii Rpp ski kurikulum 2013 kelas viii
Rpp ski kurikulum 2013 kelas viii
 
Implementasi pancasila di era milenial
Implementasi pancasila di era milenialImplementasi pancasila di era milenial
Implementasi pancasila di era milenial
 
Kertas kerja tamadun islam
Kertas kerja tamadun islamKertas kerja tamadun islam
Kertas kerja tamadun islam
 
Rpp 1 kisah keteladanan sahabat Umar dan sayyidah Aisyah
Rpp 1 kisah keteladanan sahabat Umar dan sayyidah AisyahRpp 1 kisah keteladanan sahabat Umar dan sayyidah Aisyah
Rpp 1 kisah keteladanan sahabat Umar dan sayyidah Aisyah
 
Modul lengkap titas ppg ambilan jun 2011 edit
Modul lengkap titas ppg ambilan jun 2011 editModul lengkap titas ppg ambilan jun 2011 edit
Modul lengkap titas ppg ambilan jun 2011 edit
 
Sejarah pendidikan islam di indonesia
Sejarah pendidikan islam di indonesiaSejarah pendidikan islam di indonesia
Sejarah pendidikan islam di indonesia
 
Tokoh-Tokoh Pendidikan Islam
Tokoh-Tokoh Pendidikan IslamTokoh-Tokoh Pendidikan Islam
Tokoh-Tokoh Pendidikan Islam
 
Intro, bab 1 bab 2
Intro, bab 1 bab 2Intro, bab 1 bab 2
Intro, bab 1 bab 2
 
Model-model penanaman nilai-nilai pancasila
Model-model penanaman nilai-nilai pancasilaModel-model penanaman nilai-nilai pancasila
Model-model penanaman nilai-nilai pancasila
 

Similar to Agama dan Budaya

Pendidikan agama islam sebagai sub sistem pendidikan nasional
Pendidikan agama islam sebagai sub sistem pendidikan nasionalPendidikan agama islam sebagai sub sistem pendidikan nasional
Pendidikan agama islam sebagai sub sistem pendidikan nasionalNeng Pupu Rohilah
 
tantangan islam menurut filsafat islam
tantangan islam menurut filsafat islamtantangan islam menurut filsafat islam
tantangan islam menurut filsafat islamInggrid Cliquers
 
kelompok 6 agama.pptx
kelompok 6 agama.pptxkelompok 6 agama.pptx
kelompok 6 agama.pptxFauziahPane
 
Paradigma Alquran
Paradigma AlquranParadigma Alquran
Paradigma AlquranNevandraFp1
 
metodologi studi islam
metodologi studi islammetodologi studi islam
metodologi studi islamDevi Risnawati
 
pendidikan Agama islam
 pendidikan Agama islam pendidikan Agama islam
pendidikan Agama islamSafitrisymsr
 
PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
PENDIDIKAN AGAMA ISLAM PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
PENDIDIKAN AGAMA ISLAM Safitrisymsr
 
Pengertian Psi ( pengantar studi islam )
Pengertian Psi ( pengantar studi islam )Pengertian Psi ( pengantar studi islam )
Pengertian Psi ( pengantar studi islam )Maulana Arief
 
UTS_PENDIDIKAN AGAMA_HENDRO GUNAWAN_200401072103_IT-301.pdf
UTS_PENDIDIKAN AGAMA_HENDRO GUNAWAN_200401072103_IT-301.pdfUTS_PENDIDIKAN AGAMA_HENDRO GUNAWAN_200401072103_IT-301.pdf
UTS_PENDIDIKAN AGAMA_HENDRO GUNAWAN_200401072103_IT-301.pdfHendroGunawan8
 
Ilmu dan kebudayaan
Ilmu dan kebudayaanIlmu dan kebudayaan
Ilmu dan kebudayaanAdy Setiawan
 

Similar to Agama dan Budaya (20)

Pendidikan agama islam sebagai sub sistem pendidikan nasional
Pendidikan agama islam sebagai sub sistem pendidikan nasionalPendidikan agama islam sebagai sub sistem pendidikan nasional
Pendidikan agama islam sebagai sub sistem pendidikan nasional
 
Makalah pendidikan agama plural
Makalah pendidikan agama pluralMakalah pendidikan agama plural
Makalah pendidikan agama plural
 
Antara Pendidikan Barat & Islam
Antara Pendidikan Barat & IslamAntara Pendidikan Barat & Islam
Antara Pendidikan Barat & Islam
 
tantangan islam menurut filsafat islam
tantangan islam menurut filsafat islamtantangan islam menurut filsafat islam
tantangan islam menurut filsafat islam
 
Makalah pancasila
Makalah pancasilaMakalah pancasila
Makalah pancasila
 
Bab i
Bab iBab i
Bab i
 
kelompok 6 agama.pptx
kelompok 6 agama.pptxkelompok 6 agama.pptx
kelompok 6 agama.pptx
 
Paradigma Alquran
Paradigma AlquranParadigma Alquran
Paradigma Alquran
 
Budaya Organisasi
Budaya OrganisasiBudaya Organisasi
Budaya Organisasi
 
metodologi studi islam
metodologi studi islammetodologi studi islam
metodologi studi islam
 
Ppt agama islam
Ppt agama islamPpt agama islam
Ppt agama islam
 
Tugas 5 tik
Tugas 5 tikTugas 5 tik
Tugas 5 tik
 
Agama Islam
Agama IslamAgama Islam
Agama Islam
 
Agama
AgamaAgama
Agama
 
pendidikan Agama islam
 pendidikan Agama islam pendidikan Agama islam
pendidikan Agama islam
 
Agama
AgamaAgama
Agama
 
PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
PENDIDIKAN AGAMA ISLAM PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
 
Pengertian Psi ( pengantar studi islam )
Pengertian Psi ( pengantar studi islam )Pengertian Psi ( pengantar studi islam )
Pengertian Psi ( pengantar studi islam )
 
UTS_PENDIDIKAN AGAMA_HENDRO GUNAWAN_200401072103_IT-301.pdf
UTS_PENDIDIKAN AGAMA_HENDRO GUNAWAN_200401072103_IT-301.pdfUTS_PENDIDIKAN AGAMA_HENDRO GUNAWAN_200401072103_IT-301.pdf
UTS_PENDIDIKAN AGAMA_HENDRO GUNAWAN_200401072103_IT-301.pdf
 
Ilmu dan kebudayaan
Ilmu dan kebudayaanIlmu dan kebudayaan
Ilmu dan kebudayaan
 

Agama dan Budaya

  • 1. ILMU BUDAYA DASAR PERAN AGAMA DALAM PENGEMBANGAN BUDAYA LOKAL 1KA07 DISUSUN OLEH: VITA DWI PUTRI 19113173 FAKULTAS ILMU KOMPUTER DAN TEKNOLOGI INFORMASI JURUSAN SISTEM INFORMASI UNIVERSITAS GUNADARMA
  • 2. KATA PENGANTAR Puji dan syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberkati saya sehingga makalah ini dapat diselesaikan. Saya juga ingin mengucapkan terima kasih bagi seluruh pihak yang telah membantu saya dalam pembuatan makalah ini dan berbagai sumber yang telah saya pakai sebagai data dan fakta pada makalah ini. Saya mengakui bahwa saya adalah manusia yang mempunyai keterbatasan dalam berbagai hal. Oleh karena itu, tidak ada hal yang dapat diselesaikan dengan sangat sempurna. Begitu pula dengan makalah ini yang telah saya selesaikan. Tidak semua hal dapat saya deskripsikan dengan sempurna dalam makalah ini. Saya melakukannya semaksimal mungkin dengan kemampuan yang saya miliki. Maka dari itu, seperti yang telah dijelaskan bahwa saya memiliki keterbatasan dan juga kekurangan, saya bersedia menerima kritik dan saran dari pembaca yang budiman sebagai batu loncatan yang dapat memperbaiki makalah saya dimasa datang. Dengan menyelesaikan makalah ini saya mengharapkan banyak manfaat yang dapat dipetik dan diambil dari makalah ini. Depok, April 2014 Vita Dwi Putri
  • 3. DAFTAR ISI KATA PENGANTAR...................................................................................................... 2 DAFTAR ISI .................................................................................................................... 3 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah ............................................................................... 4 1.2 Rumusan Masalah......................................................................................... 4 1.3 Tujuan........................................................................................................... 4 BAB II PEMBAHASAN 2.1 Perkembangan Peradaban Islam Klasik........................................................ 5 2.2 Faktor-Faktor Pembentuk Keragaman Kebudayaan..................................... 5 2.3 Apresiasi Islam Terhadap Kebudayaan Lokal.............................................. 6 BAB III PENUTUP 3.1 Kesimpulan................................................................................................... 7 DAFTAR PUSTAKA....................................................................................................... 8
  • 4. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Penyajian Ilmu Budaya Dasar merupakan usaha yang diharapkan dapat memberikan pengetahuan dasar tentang konsep yang dikembangkan untuk mengkaji masalah kebudayaan dan manusia, salah satunya mahasiswa. Mahasiswa adalah orang muda yang sedang mempelajari cara memberikan tanggapan dan penilaian terhadap apa saja yang terjadi atas dirinya sendiri dan masyarakat sekitarnya. Sudah tentu mahasiswa perlu dibimbing untuk menemukan cara terbaik yang sesuai dengan dirinya sendiri tanpa harus mengorbankan masyarakat dan alam sekitarnya. Secara tidak langsung, Ilmu Budaya Dasar membantu para mahasiswa untuk mencapai tujuan tersebut. 1.2 Rumusan Masalah Terhadap makalah ini yang menjadi persoalan adalah apakah kebudayaan yang dibentuk Islam itu merupakan kebudayaan tunggal atau kebudayaan beragam. Makalah ini mencoba menjawab masalah dengan menggunakan perndekatan historis yang bersumber dari peradaban Islam. Berawal dari perkembangan peradaban Islam klasik, kemudian dilanjutkan dengan faktor-faktor pembentuk keragaman kebudayaan dan apresiasi Islam terhadap kebudayaan lokal. 1.3 Tujuan Penulisan Makalah ini dibuat dengan tujuan utama untuk memenuhi tugas mata kuliah Ilmu Budaya Dasar yang diberikan oleh dosen Bapak Novianto, SAg.. Dan tujuan berikutnya dimaksudkan agar mahasiswa lebih mudah mengidentifikasi dirinya dengan masalah yang dibahas dan untuk menunjukkan bahwa hal-hal yang didiskusikan sesuai dengan pengalaman hidup manusia.
  • 5. BAB II PEMBAHASAN Salah satu syarat dalam kehidupan manusia yang teramat penting adalah keyakinan, yang oleh sebagian orang dianggap menjelma sebagai agama. Agama bertujuan untuk mencapai kedamaian rohani dan kesejahteraan jasmani. Untuk mencapai kedamaian ini harus diikuti dengan syarat, yaitu percaya dengan adanya Tuhan Yang Maha Esa, yang menciptakan dan memelihara semua yang ada di dunia ini. Agama Islam diturunkan Tuhan untuk manusia, sementara manusia memikul amanat untuk menjalankannya. Islam merupakan agama sekaligus kebudayaan atau peradaban. Dalam perspektif Islam terkait erat dengan kebudayaan. Agama menjadi unsur objektif pembentukan peradaban atau kebudayaan. 2.1 Perkembangan Peradaban Islam Klasik Pada periode kekhalifahan tinggi (692-945), masayarakat Muslim membentuk sebuah Negara dan kebudayaan tunggal yang sangat luas wilayahnya dengan sebuah bahasa tunggal ilmu pengetahuan dan kebudayaan yang semakin dominan sebagai faktor pembentuk utama kebudayaan. Pada periode pertengahan awal (945-1258), peradaban Islam berkembang menjadi peradaban internasional yang menyebar ke luar batar wilayah Irano-Semitik. Integrasi umat dipertahankan melalui lembaga sosial otonom yang melampaui batas kekhalifahan dan mendorong terbangunnya kecanggihan kultural. Dengan kata lain, peradaban Islam memasuki babak baru: peradaban dengan keragaman kebudayaan. 2.2 Faktor Pembentuk Keragaman Kebudayaan Faktor pertama adalah otoritas kekuasaan dalam kerangka persaingan dan perebutan hegemoni dan dominasi kebudayaan sebagai ekspresi politik. Faktor kedua adalah faham keagamaan, baik dalam bentuk mazhab fikih maupun orde sufi (tarekat). Faktor ketiga adalah ciri- ciri etnis rasial pemeluk Islam. Ciri-ciri ini telah mempengaruhi bahasa dan kesusasteraan segala bentuk seni termasuk musik, variasi kaligrafi, ornament dan arsitektur, bahkan pakaian dan perhiasan.
  • 6. Faktor keempat adalah sejarah. Kesamaan pengalaman sejarah dan jenis kesadaran yang dimiliki sebuah masyarakat tertentu di masa lampau tidak saja berpengaruh kuat dalam membentuk identitas kebudayaan tetapi juga dalam menetapkan pola kebudayaan lokal. Faktor kelima yang tidak kalah pentingnya adalah ciri-ciri demografis dan geografis. Kawasan-kawasan yang dihuni masyarakat agraris yang menetap secara penuh. Segi-segi geografis yang telah menyebabkan sebagian masyarakat Muslim terisolasi dalam jangka waktu lama atau menyerah pada kondisi alamiah tertentu, telah cukup berperan dalam menjadikan mereka bagian dari salah satu tipe kebudayaan Islam tertentu. 2.3 Apresiasi Islam Terhadap Keragaman Kebudayaan Lokal Dialektika antara agama dan budaya (pra-Islam) terjadi antara agama dan budaya lokal. Di kawasan Arab dapat dijumpai wilayah kebudayaan lokal, baik atas dasar etnik, bahasa dan faham keagamaan yang mempunyai sifat khusus maupun atas dasar ciri geografis yang terisolir. Selain itu ada masyarakat kebudayaan Alawiyah dan Nuasairi di Syria yang secara geografis telah lama terisolasis, serta Druze yang membentuk wilayah kebudayaan sendiri bukan hanya karena alasan keagamaan tetapi bahkan karena alasan etnik. Islam ketika harus diaktualisasikan dalam kebudayaan telah menampilkan wajahnya yang beragam, dan dalam keragaman kebudayaan Islam yang bersifat regional itu masih tersedia tempat bagi kebudayaan Islam lokal. Dari keanekaragaman kebudayaan, terimplisitkan beberapa pengembangan kebudayaan Islam. Pertama, prinsip keterbukaan. Islam datang pada sebuah kebudayaan dengan berbagai faktor yang melekat pada dirinya untuk kemudian memberikannya sebuah visi keagamaan sesuai dengan faham hasil internalisasi masyarakat pendukungnya. Kedua, prinsip toleransi. Keterbukaan membutuhkan toleransi sebagai konsekuensi dari prinsip yang pertama. Ketiga, prinsip kebebasan. Aktualisasi dari pemberian visi keagamaan menuntut kebebasan untuk mengembangkan kebudayaan sebagai proses eksistensi kreatif. Dan yang keempat adalah prinsip otentisitas yang tersirat dari visi keagamaan yang melandasi bekerjanya prinsip kebebasan.
  • 7. BAB III PENUTUP 3.1 Kesimpulan Agama Islam dan kebudayaan yang memberi tempat pada keragaman kebudayaan Islam tidak saja regional, bahkan lokal, merupakan aktualisasi dari empat prinsip dengan tidak mengabaikan lima faktor pembentuk keragaman. Faktor pembentuk keragaman dalam pengalaman historisnya tidak bekerja sendirian, kombinasi antar faktor biasanya bertanggung jawab atas penciptaan keragaman kebudayaan dalam peradaban Islam. Keragaman yang lahir dari aktualisasi tiga prinsip pertama terintegrasikan dalam kesatuan spiritualitas melalui prinsip otentisitas ini.
  • 8. DAFTAR PUSTAKA Baidhawy, Zakiyuddin (2003). Agama dan Pluralitas Budaya Lokal. Surakarta. Pusat Studi Budaya dan Perubahan Sosial.