SlideShare a Scribd company logo
1 of 64
Download to read offline
Jurnal Kimia Klinik II

Estimating Baseline Kidney Function in
Hospitalized Patients with Impaired Kidney
Function
Edward D. Siew, T. Alp Ikizler, Michael E. Matheny, Yaping Shi,at al

dr. Henny Elfira Yanti
Prof. Dr. SP. Edijanto, dr, SpPk (K)
16 September 2013

1
Pendahuluan
Acute Kidney
Injury (AKI)

Morbiditas

Mortalitas

2
Beberapa Kriteria diagnostik untuk AKI
didasarkan pada perubahan serum kreatinin
Penelitian sebelumnya menggunakan nilai
serum kreatinin pasien rawat inap atau
perkiraan tunggal nilai serum kreatinin
sebagai standard untuk baseline kidney
function
kesalahan dalam klasifikasi insiden AKI dan
tingkat keparahannya
3

3
Tujuan Penelitian
Menilai metode yang sering digunakan untuk
memperkirakan baseline kidney function yang
paling mendekati opini nefrologist .

Menilai kesesuaian antara masing-masing
algoritma yang digunakan untuk menentukan
acuan standar kadar serum kreatinin baseline
yang ditentukan oleh nefrologist tersertifikasi.
4

4
Menilai kinerja dari tiap algoritma yang
bervariasi dengan waktu interval hingga 2
tahun sebelum dirawat

5

5
Bahan dan Metode
Populasi Penelitian
 379 pasien berisiko tinggi yang datang ke pusat
layanan kesehatan akademik tersier (Rumah
Sakit Universitas Vanderbilt )
 Pasien dewasa ( ≥ 18 thn )
 Dirawat selama ≥ 24 jam antara 1 oktober
2007 dan 1 oktober 2008

6

6
Kriteria Inklusi
Pasien memiliki sekurang-kurangnya dua
nilai kreatinin tercatat dalam rekam
medis dalam waktu 24 bulan sebelum
rawat inap
GFR estimasi < 60 ml/menit per 1,73 m2
Serum kreatinin meningkat 0,3 mg/dl
atau 50% dari baseline dalam waktu 48
jam  kriteria AKI menurut AKIN
7

7V
Kriteria Ekslusi
•Pasien dengan CKD stage 5
• ESRD

8
8
Pengumpulan Data
Catatan rekam medis pasien rawat inap dan
rawat jalan di VUMC.
Data serum kreatinin diambil sejak 2 tahun
sebelum dirawat

9
9
Keputusan Baseline Kidney Function

Dua nephrologist tersertifikasi

Memiliki akses
keseluruh
catatan medis

menentukan nilai serum kreatinin
sebelum dirawat yang paling
mencerminkan baseline kidney
function setiap pasien.
10

10
Untuk menentukan kreatinin baseline, peneliti
membandingkan algoritme berikut :
Nilai kreatinin rawat jalan rata-rata
2) Nilai kreatinin rawat jalan terbaru
3) Nilai kreatinin rawat jalan nadir, dan
4) Nilai kreatinin rawat inap atau rawat jalan
terbaru
1)

11
11
7-365 hari
Dipilih 3
periode
waktu

7-730 hari

Sebelum
dirawat

1-730 hari

12
12
Analisis Statistik
Cohort
 Kategori dan Variabel
median dan
interkuartil range (IQR)
 Koefisien korelasi intra kelas (ICC) dengan
confidence interval (CI) 95% .
 Bland-Altman Plots
kesepakatan antara
metode estimasi dan standar referensi di
seluruh rentang nilai kreatinin serum.


13
13


Analisis dilakukan dengan menggunakan
R 2.13.0 dan perangkat lunak SAS, versi 9.2 .



Nilai P ˂ 0,05

hasil signifikan

14
14
Hasil
13.781 pasien dgn AKI atau
ggn GFR yang dirawat
21 pasien
dikeluarkan

400 pasien

379 pasien

15
15
16
16
17
17
18
9
3
0
Figure 1 : Preadmission
creatinine value availability

8
3
1

8
3

18

18
19

19
Figure 2. | Bland-Altman plots comparing selected approaches for estimating
baseline kidney function with expert adjudication during the
7- to 365-day time interval

+ 0.3
- 0.3

Most recent out patient

20
20
Mean outpatient

21
21
Nadir outpatient

22
22
Most recent inpatient or outpatient

23
23
24
24
Diskusi
Pasien dengan nilai serum kreatinin rata-rata
rawat jalan antara 7 dan 365 hari sebelum
dirawat
nilai yang paling mendekati
pendapat nefrologist

Nilai ICCs yang tinggi
penurunan
potensi kesalahan klasifikasi AKI

25
25
Dengan memperpanjang interval deteksi akan
meningkatkan jumlah pasien
informasi yang
cukup untuk menetapkan data dasar namun
dapat menurunkan akurasi.

26
26
Kesimpulan
Menggunakan marker fungsional untuk
mendefinisikan
dan
mempelajari
AKI
memerlukan perhitungan yang akurat dari nilai
baseline
Penggunaan nilai rata-rata rawat jalan antara
7-365 hari sebelum dirawat dapat diandalkan
untuk memperkirakan baseline kidney function
pada pasien berisiko tinggi
27
27
Diperlukan penelitian lebih lanjut untuk
memvalidasi metode ini,
serta untuk
memudahkan penentuan baseline kidney
function bila data sebelum dirawat tidak
tersedia

28
28
THANK YOU

29


Dalam statistik, korelasi intra kelas (atau
koefisien korelasi intra kelas, disingkat ICC)
adalah statistik deskriptif yang dapat digunakan
saat pengukuran kuantitatif yang dibuat pada
unit yang diatur dalam kelompok-kelompok. Ini
menggambarkan seberapa kuat unit dalam
kelompok yang sama mirip satu sama lain..

30
31


Kuartil
epidemiologi data grup menjadi empat
bagian yang sama, atau kuartil. Setiap kuartil
mencakup 25% dari data. Cut-off untuk
kuartil pertama adalah persentil 25. The cutoff untuk kuartil kedua adalah persentil ke50, yang merupakan median. The cut-off
untuk kuartil ketiga adalah persentil ke-75.
Dan cut-off untuk kuartil keempat adalah
persentil ke-100, yang merupakan jumlah
maksimum.

32


Kisaran interkuartil
Rentang interkuartil adalah ukuran
penyebaran paling sering digunakan
dengan median. Ini merupakan bagian
tengah dari distribusi, dari persentil 25 ke
persentil ke-75. Dengan kata lain, rentang
interkuartil meliputi kuartil kedua dan
ketiga dari suatu distribusi.

33


Rumus MDRD:
GFR =
= 175 x 7.93 -1.154 x 72 -0.203
= 7 ml/min/1.73 m2  CKD St.V



Rumus Cockroft-Gault:
GFR =
= [140-72] x 75
[0.815 x
= 8.9 ml/min/1.73 m2
34
Cockcroft-Gault :
(140 – umur ) x berat badan
LFG (ml/mnt/1,73m2 ) =

72 x kreatinin plasma (mg/dl)

*)

*) pada perempuan dikalikan 0,85%
GFR = (140 – 40) x 75 = 7550
72 x 26.8
1929,6

= 3.89 ml/m

35
GAGAL GINJAL AKUT

-

Keadaan klinik ok GFR turun mendadak oleh
sebab2 prerenal, renal,postrenal, klinis ditandai
produksi urin turun mendadak <500 cc/24 jam
disertai tanda2 uremia yg lain
dpt disebabkan faktor2 prerenal, renal, post renal

36
Klasifikasi AKIN.

KLASIFIKASI

37
Klasifikasi RIFLE.

38
KDIGO
( Kidney disease Improving Global Outcomes)
AKI is defined as any of following (not graded) :
• Increase in SCr by > 0.3 mg/dl (>26.5 µmol/L) within 48
hour; or
• Increase in SCr to 1.5 times baseline, which is known
or presumed to have occurred within the prrior days,
or
• Urine volume < 0,5 ml/kg/h for 6 hours

39
KDIGO
( Kidney disease Improving Global Outcomes)

40
41
Picture of function kidney

42
PROTEINURIA
Adanya protein dalam urine
orang sehat : ekskresi protein
proteinuria : ekskresi

>

< 50 mg /24 jam
200 mg / 24 jam

" mikroalbuminuria "
jam

ekskresi protein antara 50 - 200 per 24

43
GLOMERULAR PROTEINURUA
- Ada kelainan glomerulus ginjal
- Permeabilitas terhadap protein ↑
contoh : glomerulonephritis
sindroma nefrotik

44
Anemia


Decreasing of renal function



Decreasing production of eritropoetin



Stimulation of eritroid in bone marrow decrease



Maturation of RBC decrease



Blood production decrease



RBC and Hb decrease



Anemia
45
MICROALBUMINURIA


Microalbuminuria is the presence of albumin in urine above the normal level
but below the detectable range of conventional urine dipstick methods.



Several authors have suggested that these lower albumin levels ranging
from 20 – 200 mg/L (or an approximate rate of excretion of 20 – 200 µg/min)
are an indicator of early and possibly reversible glomerular damage.
CLASSIFICATION OF ALBUMINURIA
24-hour collection (mg/24
hours)

Adjusted for U Cr (mg/g
creatinine)

NORMAL

< 30

< 30

MICROALBUMINURIA

30 - 300

30 – 300

ALBUMINURIA

> 300

> 300

46
Acute vs Chronic Renal Failure
Kidney
size

Bone x-ray

Hb

Broad casts

Duration

ARF

normal

normal

normal

Absent

acute

CRF

small

Osteorenal
dystrophy

↓

present

> 3 months

Akut bila penyebab dihilangkan fungsi ginjal bisa kembali normal.

47
Gagal ginjal akut prerenal

Etiologi :
1.
Hipovol.: - kehilangan darah/plasma
-. Kehilangan cairan :GIT,ginjal
- redistribusi intraekstravask.:
hipoalb.,peritonitis, resp.distres
syndr., kerusakan otot yg luas
- kekurangan asupan cairan.
2.
Vasodilatasi sistemik: sepsis, sirosis, anafilaksis
vasodilatasi ok.obat, blokade ganglion
3.
Penurunan CO: shock, infark, dekomp.,aritmia,
tamponade jantung, emboli paru.
4.
Kegagalan autoregulasi: vasokonstriksi preglom. atau
vasodilatasi postglom.karena obat

48
Patogenesis
turunnya perfusi aktifasi barorec. aktifa
si sistim neurohumoral  RAA system 
vasokonstriksi sistemik, retensi garam &air,
shg. tekanan& vol.darah dpt.dipertahankan;
bila gagal LFG menurun  azotemi
- Obat2 yg.dapat menimbulkan GGA
prerenal OAINS, ACE inhibitor(reversibel).
- Terapi dg. mengobati penyebabnya
-

49
GGA renal
A.
B.
C.

Peny.ginjal primer: GNA, nefrosklerosis,
hipertensi maligna.
Nefritis interstitialis akut o.k alergi obat:
ampisilin, NSAID, furosemid dsb.
Nekrosis tubuler akut (NTA)/ nefropati
vasomotor akut o.k:
1. Tipe iskemik: lanjutan GGA prerenal
2. Tipe toksik: ok bahan nefrotoksik,
aminoglikosid, merkuri, dsb.
3. Kombinasi: ok mioglobinuria, hemolisis
intravaskuler,pigmen, malaria, sepsis,abortus.
50
GGA postrenal
-

terjadi ok.obstr.aliran urin ggn.filtrasi
Kerusakan permanen tgt. Berat&lama
obstr.
> 72 jam : kehilangan nefron permanen
< 7 hari: laju filtr.masih dpt.normal kembali
Ok.: urolitiasis, kel.prostat( BPH, tumor ),
fibrosis retroperitonial, pendesakan tumor

51
Diagnosis GGA
1.

2.

3.
4.

Anamnesa: mencari etiologi pre& post ren. Spt.
Kehilangan cairan/darah, tanda2 PJK, hipotensi,
pemakaian obat2, penyakit sistemik ( DM, SLE,
vaskulitis),adanya obstruksi
(batu,prostat,tumor)
Fisik: status vol.sirkulasi (tek.V.Jugular rendah,
hipotensi, vena perifer kolaps ), tanda2
obstruksi tanda2 peny.sistemik
Urinalisis : membedakan prerenal& renal
Penunjang: USG, Retr.pielografi, biopsi
52
Pengelolaan
1.
2.
3.
4.
5.

Mengatasi edema paru: 02,
morfin,diuretik
Mengatasi hiperkalemi
Diuretik
Diet
Dialisis : peritoneal/hemodialisis

53
Gambaran Klinis GGA
HB normal
 Oliguric type
 Non oliguric type (30-60%) – prognosis
lebih baik – causa AB / nephrotoxic agent
 Umumnya “reversible”
 Mortalitas tinggi: 40-60%
 Frekuensi : 5-15% pasien rawat


HM.Bambang Purwanto,dr,SpPD-KGH

Gagal Ginjal Akut dan Kronik

54
Penyebab GGA
Pre-renal : Hypovolemic, hypotensi,
dehydrasi, syok
 Renal (Intrinsic renal failure) – ATN
(acute tubular nephrosis) or VMN
(vascular membrane nephrosis)
 Post-renal : obstruksi, batu, prostat,
trauma, keganasan.


HM.Bambang Purwanto,dr,SpPD-KGH

Gagal Ginjal Akut dan Kronik

55
Anamnesis
Gastro Enteritis akut
 Riwayat tindakan / operasi
 Hipotensi  shock
 Hipertensi (accelerated / malignant)
 Drugs
 Renal disease
 Acute on chronic


HM.Bambang Purwanto,dr,SpPD-KGH

Gagal Ginjal Akut dan Kronik

56
Acute uremic syndrome
CVS : hipertensi, arythmia, CHF,
pericarditis
 Gastroinstestinal : anorexia, nausea,
vomithing, diarhea, bleeding, pancreatitis
 CNS : cunfussion, twitching, asterixis,
soporosus  coma
 Hemopoetic system : bleeding, anemia


HM.Bambang Purwanto,dr,SpPD-KGH

Gagal Ginjal Akut dan Kronik

57
Defenisi CKD
⇒ Ketidakmampuan

ginjal mempertahankan keseimbangan
internal tubuh karena penurunan fungsi ginjal bertahap
diikuti penumpukan sisa metabolisme protein dan
ketidakseimbangan cairan elektrolit.
⇒ Gagal Ginjal Kronik (CKD) atau penyakit ginjal tahap akhir
adalah gangguan fungsi ginjal yang menahun bersifat
progresif dan irreversibel.
⇒ Gagal ginjal kronis merupakan kegagalan fungsi ginjal (unit
nefron) yang berlangsung pelahan-lahan karena penyebab
berlangsung lama dan menetap yang mengakibatkan
penumpukan sisa metabolit (toksik uremik) sehingga ginjal
tidak dapat memenuhi kebutuhan biasa lagi dan
menimbulkan gejala sakit (Hudak & Gallo, 1996).
58
59
MULTIPLE RISK FACTORS FOR CKD








Diabetes
Hypertension
Autoimmune disease
Systemic infections
Exposure to drugs
associated with acute
decline in kidney function
Recovery from acute kidney
failure



Older age
Family history of kidney
disease
Reduced kidney mass
Racial/ethnic background



Smoking





NKF. Am J Kidney Dis. 2002;39:S46
Pinto-Sietsma. Ann Intern Med. 2000;133:585
60
Hipocalcemia


Damage progressive nefron



Decreasing the formation of 1,25 (OH)2 D3



Decreasing absorption Ca 2+ in gut



Decreasing concentration of serum



Hipocalsemia
61
Stadium Gagal Ginjal Kronik
Penurunan cadangan ginjal (GFR
turun 50 %)
2. Insufisiensi
ginjal (GFR turun
20-35 %)
3. Gagal ginjal (20 % normal)
4. Penyakit ginjal stadium akhir (5 %
dari normal)
1.

62
63
Indikasi HD
GGT ( klirens kreatinin < 5 ml/m)
2. GGA berkepanjangan ( > 5 hari)
3. GGA dg. : a. k.u buruk
b. K serum > 6 mEq/L
c. BUN > 200 mg%
d. pH darah < 7,1
e. Fluid overload
1.

4. Intoksikasi obat yg gagal dg terapi konservatif

64

More Related Content

What's hot

Manajemen obat di rumah sakit
Manajemen obat di rumah sakitManajemen obat di rumah sakit
Manajemen obat di rumah sakit
KANDA IZUL
 
Farmasi praktis - Anak-farmasi.com
Farmasi praktis - Anak-farmasi.comFarmasi praktis - Anak-farmasi.com
Farmasi praktis - Anak-farmasi.com
Cholid Maradanger
 
Bab iii laporan granul paracetamol
Bab iii  laporan granul paracetamolBab iii  laporan granul paracetamol
Bab iii laporan granul paracetamol
Yudia Susilowati
 

What's hot (20)

Evaluasi Tablet
Evaluasi TabletEvaluasi Tablet
Evaluasi Tablet
 
Metode soap
Metode soapMetode soap
Metode soap
 
Manajemen obat di rumah sakit
Manajemen obat di rumah sakitManajemen obat di rumah sakit
Manajemen obat di rumah sakit
 
Antihistamin
AntihistaminAntihistamin
Antihistamin
 
Farmakokinetik Teofilin
Farmakokinetik TeofilinFarmakokinetik Teofilin
Farmakokinetik Teofilin
 
Aki
AkiAki
Aki
 
Pengantar farmakokinetika klinik-TDM
Pengantar farmakokinetika klinik-TDMPengantar farmakokinetika klinik-TDM
Pengantar farmakokinetika klinik-TDM
 
Demam tifoid anak
Demam tifoid anakDemam tifoid anak
Demam tifoid anak
 
Perhitungan dosis
Perhitungan dosisPerhitungan dosis
Perhitungan dosis
 
Pedoman farmakoekonomi
Pedoman farmakoekonomiPedoman farmakoekonomi
Pedoman farmakoekonomi
 
Sistem komplemen
Sistem komplemenSistem komplemen
Sistem komplemen
 
Evaluasi Granul
Evaluasi GranulEvaluasi Granul
Evaluasi Granul
 
Faktor-Faktor yang Berpengaruh Terhadap Proses Pelepasan, Pelarutan dan Abso...
Faktor-Faktor yang Berpengaruh Terhadap  Proses Pelepasan, Pelarutan dan Abso...Faktor-Faktor yang Berpengaruh Terhadap  Proses Pelepasan, Pelarutan dan Abso...
Faktor-Faktor yang Berpengaruh Terhadap Proses Pelepasan, Pelarutan dan Abso...
 
Perkeni dm 2019
Perkeni dm 2019Perkeni dm 2019
Perkeni dm 2019
 
Farmasi praktis - Anak-farmasi.com
Farmasi praktis - Anak-farmasi.comFarmasi praktis - Anak-farmasi.com
Farmasi praktis - Anak-farmasi.com
 
Tatalaksana Klinis Infeksi HIV dan Terapi Antiretroviral
Tatalaksana Klinis Infeksi HIV dan Terapi AntiretroviralTatalaksana Klinis Infeksi HIV dan Terapi Antiretroviral
Tatalaksana Klinis Infeksi HIV dan Terapi Antiretroviral
 
Analisis resep
Analisis resepAnalisis resep
Analisis resep
 
Bab iii laporan granul paracetamol
Bab iii  laporan granul paracetamolBab iii  laporan granul paracetamol
Bab iii laporan granul paracetamol
 
Ulkus peptikum
Ulkus peptikum Ulkus peptikum
Ulkus peptikum
 
keuntungan kerugian sediaan farmasi
keuntungan kerugian sediaan farmasikeuntungan kerugian sediaan farmasi
keuntungan kerugian sediaan farmasi
 

Similar to Kimia klinik jurnal 1

2.+Malfica,+et+al.+Hubungan+Ureum+dan+Krea... (1).pdf
2.+Malfica,+et+al.+Hubungan+Ureum+dan+Krea... (1).pdf2.+Malfica,+et+al.+Hubungan+Ureum+dan+Krea... (1).pdf
2.+Malfica,+et+al.+Hubungan+Ureum+dan+Krea... (1).pdf
wibowo36
 
49185581 gagal-ginjal-akut
49185581 gagal-ginjal-akut49185581 gagal-ginjal-akut
49185581 gagal-ginjal-akut
Brama S Perkasa
 
Hasil pemeriksaan penunjang
Hasil pemeriksaan penunjangHasil pemeriksaan penunjang
Hasil pemeriksaan penunjang
Richard Leonardo
 
------------Acute Kidney Injury---------------
------------Acute Kidney Injury---------------------------Acute Kidney Injury---------------
------------Acute Kidney Injury---------------
nurulamelya2
 
dr singgih CHOLANGIO CA FIX untuk maju.pptx
dr singgih CHOLANGIO CA FIX untuk maju.pptxdr singgih CHOLANGIO CA FIX untuk maju.pptx
dr singgih CHOLANGIO CA FIX untuk maju.pptx
pudjo3
 
Surya Dharma,* zesfin BP**, Nasrul Zubir***, Irsan Ryanto* Universitas Andal...
Surya Dharma,* zesfin BP**, Nasrul Zubir***, Irsan Ryanto*  Universitas Andal...Surya Dharma,* zesfin BP**, Nasrul Zubir***, Irsan Ryanto*  Universitas Andal...
Surya Dharma,* zesfin BP**, Nasrul Zubir***, Irsan Ryanto* Universitas Andal...
Windy Wulandari
 

Similar to Kimia klinik jurnal 1 (20)

Rochmatun annisa 06211540000052
Rochmatun annisa 06211540000052Rochmatun annisa 06211540000052
Rochmatun annisa 06211540000052
 
Farmakokinetika Aminoglikosida
Farmakokinetika AminoglikosidaFarmakokinetika Aminoglikosida
Farmakokinetika Aminoglikosida
 
CAPD.ppt
CAPD.pptCAPD.ppt
CAPD.ppt
 
2.+Malfica,+et+al.+Hubungan+Ureum+dan+Krea... (1).pdf
2.+Malfica,+et+al.+Hubungan+Ureum+dan+Krea... (1).pdf2.+Malfica,+et+al.+Hubungan+Ureum+dan+Krea... (1).pdf
2.+Malfica,+et+al.+Hubungan+Ureum+dan+Krea... (1).pdf
 
Jkk1
Jkk1Jkk1
Jkk1
 
64 193-1-pb
64 193-1-pb64 193-1-pb
64 193-1-pb
 
Aspek laboratorium dan klinis Ret he & IPF
Aspek laboratorium dan klinis Ret he & IPFAspek laboratorium dan klinis Ret he & IPF
Aspek laboratorium dan klinis Ret he & IPF
 
49185581 gagal-ginjal-akut
49185581 gagal-ginjal-akut49185581 gagal-ginjal-akut
49185581 gagal-ginjal-akut
 
Rkik3
Rkik3Rkik3
Rkik3
 
Hasil pemeriksaan penunjang
Hasil pemeriksaan penunjangHasil pemeriksaan penunjang
Hasil pemeriksaan penunjang
 
Catheter Ablation vs MRC.ppt
Catheter Ablation vs MRC.pptCatheter Ablation vs MRC.ppt
Catheter Ablation vs MRC.ppt
 
------------Acute Kidney Injury---------------
------------Acute Kidney Injury---------------------------Acute Kidney Injury---------------
------------Acute Kidney Injury---------------
 
PPT PKL studi kasus STIKES NASional 1.ppt
PPT PKL studi kasus STIKES NASional 1.pptPPT PKL studi kasus STIKES NASional 1.ppt
PPT PKL studi kasus STIKES NASional 1.ppt
 
dr singgih CHOLANGIO CA FIX untuk maju.pptx
dr singgih CHOLANGIO CA FIX untuk maju.pptxdr singgih CHOLANGIO CA FIX untuk maju.pptx
dr singgih CHOLANGIO CA FIX untuk maju.pptx
 
Gastritis erosiva
Gastritis erosivaGastritis erosiva
Gastritis erosiva
 
Superovulation
SuperovulationSuperovulation
Superovulation
 
Pedoman Diagnosis dan Pengelolaan Gout.pptx
Pedoman Diagnosis dan Pengelolaan Gout.pptxPedoman Diagnosis dan Pengelolaan Gout.pptx
Pedoman Diagnosis dan Pengelolaan Gout.pptx
 
Manajemen pankreatitis akut
Manajemen pankreatitis akutManajemen pankreatitis akut
Manajemen pankreatitis akut
 
Rkk25
Rkk25Rkk25
Rkk25
 
Surya Dharma,* zesfin BP**, Nasrul Zubir***, Irsan Ryanto* Universitas Andal...
Surya Dharma,* zesfin BP**, Nasrul Zubir***, Irsan Ryanto*  Universitas Andal...Surya Dharma,* zesfin BP**, Nasrul Zubir***, Irsan Ryanto*  Universitas Andal...
Surya Dharma,* zesfin BP**, Nasrul Zubir***, Irsan Ryanto* Universitas Andal...
 

More from pdspatologikliniksby

Deteksi mikobakterium menggunakan manual mgit dan bactectm mgittm 960 system
Deteksi mikobakterium menggunakan manual mgit dan bactectm mgittm 960 systemDeteksi mikobakterium menggunakan manual mgit dan bactectm mgittm 960 system
Deteksi mikobakterium menggunakan manual mgit dan bactectm mgittm 960 system
pdspatologikliniksby
 

More from pdspatologikliniksby (13)

Deteksi mikobakterium menggunakan manual mgit dan bactectm mgittm 960 system
Deteksi mikobakterium menggunakan manual mgit dan bactectm mgittm 960 systemDeteksi mikobakterium menggunakan manual mgit dan bactectm mgittm 960 system
Deteksi mikobakterium menggunakan manual mgit dan bactectm mgittm 960 system
 
Tutor anthrax
Tutor anthraxTutor anthrax
Tutor anthrax
 
Kimia klinik tutor 1
Kimia klinik tutor 1Kimia klinik tutor 1
Kimia klinik tutor 1
 
Kimia klinik tutor 2
Kimia klinik tutor 2Kimia klinik tutor 2
Kimia klinik tutor 2
 
Kimia klinik referat 2
Kimia klinik referat 2Kimia klinik referat 2
Kimia klinik referat 2
 
Kimia klinik referat 1
Kimia klinik referat 1Kimia klinik referat 1
Kimia klinik referat 1
 
Kimia klinik jurnal 2
Kimia klinik jurnal 2Kimia klinik jurnal 2
Kimia klinik jurnal 2
 
Tutor 1
Tutor 1Tutor 1
Tutor 1
 
Tutor 2
Tutor 2Tutor 2
Tutor 2
 
Referat 2
Referat 2Referat 2
Referat 2
 
Referat 1
Referat 1Referat 1
Referat 1
 
Jurnal 2
Jurnal 2Jurnal 2
Jurnal 2
 
Simplified flow cytometric
Simplified flow cytometricSimplified flow cytometric
Simplified flow cytometric
 

Recently uploaded

FARMAKOLOGI HORMONAL obat hormonal Diabetes
FARMAKOLOGI HORMONAL obat hormonal DiabetesFARMAKOLOGI HORMONAL obat hormonal Diabetes
FARMAKOLOGI HORMONAL obat hormonal Diabetes
NadrohSitepu1
 
1 FEB_KEBIJAKAN DAN SITUASI SURV PD3I_AK I CIKARANG.pptx
1 FEB_KEBIJAKAN DAN SITUASI SURV PD3I_AK I CIKARANG.pptx1 FEB_KEBIJAKAN DAN SITUASI SURV PD3I_AK I CIKARANG.pptx
1 FEB_KEBIJAKAN DAN SITUASI SURV PD3I_AK I CIKARANG.pptx
NezaPurna
 
Anatomi Fisiologi Sistem Muskuloskeletal.ppt
Anatomi Fisiologi Sistem Muskuloskeletal.pptAnatomi Fisiologi Sistem Muskuloskeletal.ppt
Anatomi Fisiologi Sistem Muskuloskeletal.ppt
Acephasan2
 
kel 8 TB PARU.pptxyahahbhbbsnncndncndncndncbdncbdncdn
kel 8 TB PARU.pptxyahahbhbbsnncndncndncndncbdncbdncdnkel 8 TB PARU.pptxyahahbhbbsnncndncndncndncbdncbdncdn
kel 8 TB PARU.pptxyahahbhbbsnncndncndncndncbdncbdncdn
cindyrenatasaleleuba
 
Materi 5.1 ASKEP pada pasien dengan HEPATITIS.pptx
Materi 5.1 ASKEP pada pasien dengan HEPATITIS.pptxMateri 5.1 ASKEP pada pasien dengan HEPATITIS.pptx
Materi 5.1 ASKEP pada pasien dengan HEPATITIS.pptx
Yudiatma1
 
BLC PD3I, Surveilans Penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi
BLC PD3I, Surveilans Penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasiBLC PD3I, Surveilans Penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi
BLC PD3I, Surveilans Penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi
NezaPurna
 
PPT-UEU-Keperawatan-Kesehatan-Jiwa-I-Pertemuan-13.ppt
PPT-UEU-Keperawatan-Kesehatan-Jiwa-I-Pertemuan-13.pptPPT-UEU-Keperawatan-Kesehatan-Jiwa-I-Pertemuan-13.ppt
PPT-UEU-Keperawatan-Kesehatan-Jiwa-I-Pertemuan-13.ppt
khalid1276
 
Anatomi pada perineum serta anorektal.pdf
Anatomi pada perineum serta anorektal.pdfAnatomi pada perineum serta anorektal.pdf
Anatomi pada perineum serta anorektal.pdf
srirezeki99
 
pengertian mengenai BAKTERI dan segala bentuk bakteri.ppt
pengertian mengenai BAKTERI dan segala bentuk bakteri.pptpengertian mengenai BAKTERI dan segala bentuk bakteri.ppt
pengertian mengenai BAKTERI dan segala bentuk bakteri.ppt
RekhaDP2
 

Recently uploaded (20)

FRAKTUR CALVARIA FOTO WATERS PERBEDAAN OA RA.pptx
FRAKTUR CALVARIA FOTO WATERS PERBEDAAN OA RA.pptxFRAKTUR CALVARIA FOTO WATERS PERBEDAAN OA RA.pptx
FRAKTUR CALVARIA FOTO WATERS PERBEDAAN OA RA.pptx
 
Dbd analisis SOAP, tugas Farmakoterapi klinis dan komunitas
Dbd analisis SOAP, tugas Farmakoterapi klinis dan komunitasDbd analisis SOAP, tugas Farmakoterapi klinis dan komunitas
Dbd analisis SOAP, tugas Farmakoterapi klinis dan komunitas
 
FARMAKOLOGI HORMONAL obat hormonal Diabetes
FARMAKOLOGI HORMONAL obat hormonal DiabetesFARMAKOLOGI HORMONAL obat hormonal Diabetes
FARMAKOLOGI HORMONAL obat hormonal Diabetes
 
Ppt Inflamasi, mekanisme, obat, penyebab, pdf
Ppt Inflamasi, mekanisme, obat, penyebab, pdfPpt Inflamasi, mekanisme, obat, penyebab, pdf
Ppt Inflamasi, mekanisme, obat, penyebab, pdf
 
1 FEB_KEBIJAKAN DAN SITUASI SURV PD3I_AK I CIKARANG.pptx
1 FEB_KEBIJAKAN DAN SITUASI SURV PD3I_AK I CIKARANG.pptx1 FEB_KEBIJAKAN DAN SITUASI SURV PD3I_AK I CIKARANG.pptx
1 FEB_KEBIJAKAN DAN SITUASI SURV PD3I_AK I CIKARANG.pptx
 
Anatomi Fisiologi Sistem Muskuloskeletal.ppt
Anatomi Fisiologi Sistem Muskuloskeletal.pptAnatomi Fisiologi Sistem Muskuloskeletal.ppt
Anatomi Fisiologi Sistem Muskuloskeletal.ppt
 
Farmakologi_Pengelolaan Obat pd Lansia.pptx
Farmakologi_Pengelolaan Obat pd Lansia.pptxFarmakologi_Pengelolaan Obat pd Lansia.pptx
Farmakologi_Pengelolaan Obat pd Lansia.pptx
 
MEMBERIKAN OBAT INJEKSI (KEPERAWATAN DASAR).ppt
MEMBERIKAN OBAT INJEKSI (KEPERAWATAN DASAR).pptMEMBERIKAN OBAT INJEKSI (KEPERAWATAN DASAR).ppt
MEMBERIKAN OBAT INJEKSI (KEPERAWATAN DASAR).ppt
 
kel 8 TB PARU.pptxyahahbhbbsnncndncndncndncbdncbdncdn
kel 8 TB PARU.pptxyahahbhbbsnncndncndncndncbdncbdncdnkel 8 TB PARU.pptxyahahbhbbsnncndncndncndncbdncbdncdn
kel 8 TB PARU.pptxyahahbhbbsnncndncndncndncbdncbdncdn
 
Materi 5.1 ASKEP pada pasien dengan HEPATITIS.pptx
Materi 5.1 ASKEP pada pasien dengan HEPATITIS.pptxMateri 5.1 ASKEP pada pasien dengan HEPATITIS.pptx
Materi 5.1 ASKEP pada pasien dengan HEPATITIS.pptx
 
BLC PD3I, Surveilans Penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi
BLC PD3I, Surveilans Penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasiBLC PD3I, Surveilans Penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi
BLC PD3I, Surveilans Penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi
 
Presentasi materi antibiotik kemoterapeutika
Presentasi materi antibiotik kemoterapeutikaPresentasi materi antibiotik kemoterapeutika
Presentasi materi antibiotik kemoterapeutika
 
PPT-UEU-Keperawatan-Kesehatan-Jiwa-I-Pertemuan-13.ppt
PPT-UEU-Keperawatan-Kesehatan-Jiwa-I-Pertemuan-13.pptPPT-UEU-Keperawatan-Kesehatan-Jiwa-I-Pertemuan-13.ppt
PPT-UEU-Keperawatan-Kesehatan-Jiwa-I-Pertemuan-13.ppt
 
Anatomi pada perineum serta anorektal.pdf
Anatomi pada perineum serta anorektal.pdfAnatomi pada perineum serta anorektal.pdf
Anatomi pada perineum serta anorektal.pdf
 
#3Sosialisasi Penggunaan e-renggar Monev DAKNF 2024.pdf
#3Sosialisasi Penggunaan e-renggar Monev DAKNF 2024.pdf#3Sosialisasi Penggunaan e-renggar Monev DAKNF 2024.pdf
#3Sosialisasi Penggunaan e-renggar Monev DAKNF 2024.pdf
 
PAPARAN TENTANG PENYAKIT TUBERKULOSIS.ppt
PAPARAN TENTANG PENYAKIT TUBERKULOSIS.pptPAPARAN TENTANG PENYAKIT TUBERKULOSIS.ppt
PAPARAN TENTANG PENYAKIT TUBERKULOSIS.ppt
 
konsep komunikasi terapeutik dalam keperawatan.ppt
konsep komunikasi terapeutik dalam keperawatan.pptkonsep komunikasi terapeutik dalam keperawatan.ppt
konsep komunikasi terapeutik dalam keperawatan.ppt
 
MODUL Keperawatan Keluarga pny riyani.pdf
MODUL Keperawatan Keluarga pny riyani.pdfMODUL Keperawatan Keluarga pny riyani.pdf
MODUL Keperawatan Keluarga pny riyani.pdf
 
KONSEP DASAR KEGAWATDARURATAN MATERNAL NEONATAL.pptx
KONSEP DASAR KEGAWATDARURATAN MATERNAL NEONATAL.pptxKONSEP DASAR KEGAWATDARURATAN MATERNAL NEONATAL.pptx
KONSEP DASAR KEGAWATDARURATAN MATERNAL NEONATAL.pptx
 
pengertian mengenai BAKTERI dan segala bentuk bakteri.ppt
pengertian mengenai BAKTERI dan segala bentuk bakteri.pptpengertian mengenai BAKTERI dan segala bentuk bakteri.ppt
pengertian mengenai BAKTERI dan segala bentuk bakteri.ppt
 

Kimia klinik jurnal 1

  • 1. Jurnal Kimia Klinik II Estimating Baseline Kidney Function in Hospitalized Patients with Impaired Kidney Function Edward D. Siew, T. Alp Ikizler, Michael E. Matheny, Yaping Shi,at al dr. Henny Elfira Yanti Prof. Dr. SP. Edijanto, dr, SpPk (K) 16 September 2013 1
  • 3. Beberapa Kriteria diagnostik untuk AKI didasarkan pada perubahan serum kreatinin Penelitian sebelumnya menggunakan nilai serum kreatinin pasien rawat inap atau perkiraan tunggal nilai serum kreatinin sebagai standard untuk baseline kidney function kesalahan dalam klasifikasi insiden AKI dan tingkat keparahannya 3 3
  • 4. Tujuan Penelitian Menilai metode yang sering digunakan untuk memperkirakan baseline kidney function yang paling mendekati opini nefrologist . Menilai kesesuaian antara masing-masing algoritma yang digunakan untuk menentukan acuan standar kadar serum kreatinin baseline yang ditentukan oleh nefrologist tersertifikasi. 4 4
  • 5. Menilai kinerja dari tiap algoritma yang bervariasi dengan waktu interval hingga 2 tahun sebelum dirawat 5 5
  • 6. Bahan dan Metode Populasi Penelitian  379 pasien berisiko tinggi yang datang ke pusat layanan kesehatan akademik tersier (Rumah Sakit Universitas Vanderbilt )  Pasien dewasa ( ≥ 18 thn )  Dirawat selama ≥ 24 jam antara 1 oktober 2007 dan 1 oktober 2008 6 6
  • 7. Kriteria Inklusi Pasien memiliki sekurang-kurangnya dua nilai kreatinin tercatat dalam rekam medis dalam waktu 24 bulan sebelum rawat inap GFR estimasi < 60 ml/menit per 1,73 m2 Serum kreatinin meningkat 0,3 mg/dl atau 50% dari baseline dalam waktu 48 jam  kriteria AKI menurut AKIN 7 7V
  • 8. Kriteria Ekslusi •Pasien dengan CKD stage 5 • ESRD 8 8
  • 9. Pengumpulan Data Catatan rekam medis pasien rawat inap dan rawat jalan di VUMC. Data serum kreatinin diambil sejak 2 tahun sebelum dirawat 9 9
  • 10. Keputusan Baseline Kidney Function Dua nephrologist tersertifikasi Memiliki akses keseluruh catatan medis menentukan nilai serum kreatinin sebelum dirawat yang paling mencerminkan baseline kidney function setiap pasien. 10 10
  • 11. Untuk menentukan kreatinin baseline, peneliti membandingkan algoritme berikut : Nilai kreatinin rawat jalan rata-rata 2) Nilai kreatinin rawat jalan terbaru 3) Nilai kreatinin rawat jalan nadir, dan 4) Nilai kreatinin rawat inap atau rawat jalan terbaru 1) 11 11
  • 12. 7-365 hari Dipilih 3 periode waktu 7-730 hari Sebelum dirawat 1-730 hari 12 12
  • 13. Analisis Statistik Cohort  Kategori dan Variabel median dan interkuartil range (IQR)  Koefisien korelasi intra kelas (ICC) dengan confidence interval (CI) 95% .  Bland-Altman Plots kesepakatan antara metode estimasi dan standar referensi di seluruh rentang nilai kreatinin serum.  13 13
  • 14.  Analisis dilakukan dengan menggunakan R 2.13.0 dan perangkat lunak SAS, versi 9.2 .  Nilai P ˂ 0,05 hasil signifikan 14 14
  • 15. Hasil 13.781 pasien dgn AKI atau ggn GFR yang dirawat 21 pasien dikeluarkan 400 pasien 379 pasien 15 15
  • 16. 16 16
  • 17. 17 17
  • 18. 18 9 3 0 Figure 1 : Preadmission creatinine value availability 8 3 1 8 3 18 18
  • 19. 19 19
  • 20. Figure 2. | Bland-Altman plots comparing selected approaches for estimating baseline kidney function with expert adjudication during the 7- to 365-day time interval + 0.3 - 0.3 Most recent out patient 20 20
  • 23. Most recent inpatient or outpatient 23 23
  • 24. 24 24
  • 25. Diskusi Pasien dengan nilai serum kreatinin rata-rata rawat jalan antara 7 dan 365 hari sebelum dirawat nilai yang paling mendekati pendapat nefrologist Nilai ICCs yang tinggi penurunan potensi kesalahan klasifikasi AKI 25 25
  • 26. Dengan memperpanjang interval deteksi akan meningkatkan jumlah pasien informasi yang cukup untuk menetapkan data dasar namun dapat menurunkan akurasi. 26 26
  • 27. Kesimpulan Menggunakan marker fungsional untuk mendefinisikan dan mempelajari AKI memerlukan perhitungan yang akurat dari nilai baseline Penggunaan nilai rata-rata rawat jalan antara 7-365 hari sebelum dirawat dapat diandalkan untuk memperkirakan baseline kidney function pada pasien berisiko tinggi 27 27
  • 28. Diperlukan penelitian lebih lanjut untuk memvalidasi metode ini, serta untuk memudahkan penentuan baseline kidney function bila data sebelum dirawat tidak tersedia 28 28
  • 30.  Dalam statistik, korelasi intra kelas (atau koefisien korelasi intra kelas, disingkat ICC) adalah statistik deskriptif yang dapat digunakan saat pengukuran kuantitatif yang dibuat pada unit yang diatur dalam kelompok-kelompok. Ini menggambarkan seberapa kuat unit dalam kelompok yang sama mirip satu sama lain.. 30
  • 31. 31
  • 32.  Kuartil epidemiologi data grup menjadi empat bagian yang sama, atau kuartil. Setiap kuartil mencakup 25% dari data. Cut-off untuk kuartil pertama adalah persentil 25. The cutoff untuk kuartil kedua adalah persentil ke50, yang merupakan median. The cut-off untuk kuartil ketiga adalah persentil ke-75. Dan cut-off untuk kuartil keempat adalah persentil ke-100, yang merupakan jumlah maksimum. 32
  • 33.  Kisaran interkuartil Rentang interkuartil adalah ukuran penyebaran paling sering digunakan dengan median. Ini merupakan bagian tengah dari distribusi, dari persentil 25 ke persentil ke-75. Dengan kata lain, rentang interkuartil meliputi kuartil kedua dan ketiga dari suatu distribusi. 33
  • 34.  Rumus MDRD: GFR = = 175 x 7.93 -1.154 x 72 -0.203 = 7 ml/min/1.73 m2  CKD St.V  Rumus Cockroft-Gault: GFR = = [140-72] x 75 [0.815 x = 8.9 ml/min/1.73 m2 34
  • 35. Cockcroft-Gault : (140 – umur ) x berat badan LFG (ml/mnt/1,73m2 ) = 72 x kreatinin plasma (mg/dl) *) *) pada perempuan dikalikan 0,85% GFR = (140 – 40) x 75 = 7550 72 x 26.8 1929,6 = 3.89 ml/m 35
  • 36. GAGAL GINJAL AKUT - Keadaan klinik ok GFR turun mendadak oleh sebab2 prerenal, renal,postrenal, klinis ditandai produksi urin turun mendadak <500 cc/24 jam disertai tanda2 uremia yg lain dpt disebabkan faktor2 prerenal, renal, post renal 36
  • 39. KDIGO ( Kidney disease Improving Global Outcomes) AKI is defined as any of following (not graded) : • Increase in SCr by > 0.3 mg/dl (>26.5 µmol/L) within 48 hour; or • Increase in SCr to 1.5 times baseline, which is known or presumed to have occurred within the prrior days, or • Urine volume < 0,5 ml/kg/h for 6 hours 39
  • 40. KDIGO ( Kidney disease Improving Global Outcomes) 40
  • 41. 41
  • 42. Picture of function kidney 42
  • 43. PROTEINURIA Adanya protein dalam urine orang sehat : ekskresi protein proteinuria : ekskresi > < 50 mg /24 jam 200 mg / 24 jam " mikroalbuminuria " jam ekskresi protein antara 50 - 200 per 24 43
  • 44. GLOMERULAR PROTEINURUA - Ada kelainan glomerulus ginjal - Permeabilitas terhadap protein ↑ contoh : glomerulonephritis sindroma nefrotik 44
  • 45. Anemia  Decreasing of renal function  Decreasing production of eritropoetin  Stimulation of eritroid in bone marrow decrease  Maturation of RBC decrease  Blood production decrease  RBC and Hb decrease  Anemia 45
  • 46. MICROALBUMINURIA  Microalbuminuria is the presence of albumin in urine above the normal level but below the detectable range of conventional urine dipstick methods.  Several authors have suggested that these lower albumin levels ranging from 20 – 200 mg/L (or an approximate rate of excretion of 20 – 200 µg/min) are an indicator of early and possibly reversible glomerular damage. CLASSIFICATION OF ALBUMINURIA 24-hour collection (mg/24 hours) Adjusted for U Cr (mg/g creatinine) NORMAL < 30 < 30 MICROALBUMINURIA 30 - 300 30 – 300 ALBUMINURIA > 300 > 300 46
  • 47. Acute vs Chronic Renal Failure Kidney size Bone x-ray Hb Broad casts Duration ARF normal normal normal Absent acute CRF small Osteorenal dystrophy ↓ present > 3 months Akut bila penyebab dihilangkan fungsi ginjal bisa kembali normal. 47
  • 48. Gagal ginjal akut prerenal Etiologi : 1. Hipovol.: - kehilangan darah/plasma -. Kehilangan cairan :GIT,ginjal - redistribusi intraekstravask.: hipoalb.,peritonitis, resp.distres syndr., kerusakan otot yg luas - kekurangan asupan cairan. 2. Vasodilatasi sistemik: sepsis, sirosis, anafilaksis vasodilatasi ok.obat, blokade ganglion 3. Penurunan CO: shock, infark, dekomp.,aritmia, tamponade jantung, emboli paru. 4. Kegagalan autoregulasi: vasokonstriksi preglom. atau vasodilatasi postglom.karena obat 48
  • 49. Patogenesis turunnya perfusi aktifasi barorec. aktifa si sistim neurohumoral  RAA system  vasokonstriksi sistemik, retensi garam &air, shg. tekanan& vol.darah dpt.dipertahankan; bila gagal LFG menurun  azotemi - Obat2 yg.dapat menimbulkan GGA prerenal OAINS, ACE inhibitor(reversibel). - Terapi dg. mengobati penyebabnya - 49
  • 50. GGA renal A. B. C. Peny.ginjal primer: GNA, nefrosklerosis, hipertensi maligna. Nefritis interstitialis akut o.k alergi obat: ampisilin, NSAID, furosemid dsb. Nekrosis tubuler akut (NTA)/ nefropati vasomotor akut o.k: 1. Tipe iskemik: lanjutan GGA prerenal 2. Tipe toksik: ok bahan nefrotoksik, aminoglikosid, merkuri, dsb. 3. Kombinasi: ok mioglobinuria, hemolisis intravaskuler,pigmen, malaria, sepsis,abortus. 50
  • 51. GGA postrenal - terjadi ok.obstr.aliran urin ggn.filtrasi Kerusakan permanen tgt. Berat&lama obstr. > 72 jam : kehilangan nefron permanen < 7 hari: laju filtr.masih dpt.normal kembali Ok.: urolitiasis, kel.prostat( BPH, tumor ), fibrosis retroperitonial, pendesakan tumor 51
  • 52. Diagnosis GGA 1. 2. 3. 4. Anamnesa: mencari etiologi pre& post ren. Spt. Kehilangan cairan/darah, tanda2 PJK, hipotensi, pemakaian obat2, penyakit sistemik ( DM, SLE, vaskulitis),adanya obstruksi (batu,prostat,tumor) Fisik: status vol.sirkulasi (tek.V.Jugular rendah, hipotensi, vena perifer kolaps ), tanda2 obstruksi tanda2 peny.sistemik Urinalisis : membedakan prerenal& renal Penunjang: USG, Retr.pielografi, biopsi 52
  • 53. Pengelolaan 1. 2. 3. 4. 5. Mengatasi edema paru: 02, morfin,diuretik Mengatasi hiperkalemi Diuretik Diet Dialisis : peritoneal/hemodialisis 53
  • 54. Gambaran Klinis GGA HB normal  Oliguric type  Non oliguric type (30-60%) – prognosis lebih baik – causa AB / nephrotoxic agent  Umumnya “reversible”  Mortalitas tinggi: 40-60%  Frekuensi : 5-15% pasien rawat  HM.Bambang Purwanto,dr,SpPD-KGH Gagal Ginjal Akut dan Kronik 54
  • 55. Penyebab GGA Pre-renal : Hypovolemic, hypotensi, dehydrasi, syok  Renal (Intrinsic renal failure) – ATN (acute tubular nephrosis) or VMN (vascular membrane nephrosis)  Post-renal : obstruksi, batu, prostat, trauma, keganasan.  HM.Bambang Purwanto,dr,SpPD-KGH Gagal Ginjal Akut dan Kronik 55
  • 56. Anamnesis Gastro Enteritis akut  Riwayat tindakan / operasi  Hipotensi  shock  Hipertensi (accelerated / malignant)  Drugs  Renal disease  Acute on chronic  HM.Bambang Purwanto,dr,SpPD-KGH Gagal Ginjal Akut dan Kronik 56
  • 57. Acute uremic syndrome CVS : hipertensi, arythmia, CHF, pericarditis  Gastroinstestinal : anorexia, nausea, vomithing, diarhea, bleeding, pancreatitis  CNS : cunfussion, twitching, asterixis, soporosus  coma  Hemopoetic system : bleeding, anemia  HM.Bambang Purwanto,dr,SpPD-KGH Gagal Ginjal Akut dan Kronik 57
  • 58. Defenisi CKD ⇒ Ketidakmampuan ginjal mempertahankan keseimbangan internal tubuh karena penurunan fungsi ginjal bertahap diikuti penumpukan sisa metabolisme protein dan ketidakseimbangan cairan elektrolit. ⇒ Gagal Ginjal Kronik (CKD) atau penyakit ginjal tahap akhir adalah gangguan fungsi ginjal yang menahun bersifat progresif dan irreversibel. ⇒ Gagal ginjal kronis merupakan kegagalan fungsi ginjal (unit nefron) yang berlangsung pelahan-lahan karena penyebab berlangsung lama dan menetap yang mengakibatkan penumpukan sisa metabolit (toksik uremik) sehingga ginjal tidak dapat memenuhi kebutuhan biasa lagi dan menimbulkan gejala sakit (Hudak & Gallo, 1996). 58
  • 59. 59
  • 60. MULTIPLE RISK FACTORS FOR CKD       Diabetes Hypertension Autoimmune disease Systemic infections Exposure to drugs associated with acute decline in kidney function Recovery from acute kidney failure  Older age Family history of kidney disease Reduced kidney mass Racial/ethnic background  Smoking    NKF. Am J Kidney Dis. 2002;39:S46 Pinto-Sietsma. Ann Intern Med. 2000;133:585 60
  • 61. Hipocalcemia  Damage progressive nefron  Decreasing the formation of 1,25 (OH)2 D3  Decreasing absorption Ca 2+ in gut  Decreasing concentration of serum  Hipocalsemia 61
  • 62. Stadium Gagal Ginjal Kronik Penurunan cadangan ginjal (GFR turun 50 %) 2. Insufisiensi ginjal (GFR turun 20-35 %) 3. Gagal ginjal (20 % normal) 4. Penyakit ginjal stadium akhir (5 % dari normal) 1. 62
  • 63. 63
  • 64. Indikasi HD GGT ( klirens kreatinin < 5 ml/m) 2. GGA berkepanjangan ( > 5 hari) 3. GGA dg. : a. k.u buruk b. K serum > 6 mEq/L c. BUN > 200 mg% d. pH darah < 7,1 e. Fluid overload 1. 4. Intoksikasi obat yg gagal dg terapi konservatif 64