SlideShare une entreprise Scribd logo
1  sur  10
Télécharger pour lire hors ligne
PERATURAN MENTERI PEKERJAAN UMUM
NOMOR : 07/PRT/M/2011
TENTANG
STANDAR DAN PEDOMAN
PENGADAAN PEKERJAAN KONSTRUKSI DAN JASA KONSULTANSI
DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
MENTERI PEKERJAAN UMUM,
Menimbang
Mengingat
:
:
a. bahwa pengadaan pekerjaan konstruksi dan jasa
konsultansi di bidang pekerjaan umum yang memenuhi
tata nilai pengadaan dan kompetitif sangat diperlukan
bagi ketersediaan infrastruktur yang berkualitas sehingga
akan berdampak pada peningkatan pelayanan publik;
b. bahwa dengan telah diterbitkannya Peraturan Presiden
Republik Indonesia Nomor 54 Tahun 2010 tentang
Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah, perlu pengaturan
mengenai tatacara pengadaan pekerjaan konstruksi dan
jasa konsultansi yang jelas dan komprehensif sehingga
dapat menjadi pengaturan yang efektif dalam pengadaan
barang/jasa pemerintah;
c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud
pada huruf a dan huruf b perlu menetapkan Peraturan
Menteri;
1. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 28
Tahun 2000 tentang Usaha dan Peran Masyarakat Jasa
Konstruksi (Lembaran Negara RI Tahun 2000 Nomor 63,
Tambahan Lembaran Negara Nomor 3955) sebagaimana
telah diubah terakhir dengan Peraturan Pemerintah
Nomor 92 Tahun 2010 (Lembaran Negara RI Tahun 2010
Nomor 157);
2. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 29
Tahun 2000 tentang Penyelenggaraan Jasa Konstruksi
(Lembaran Negara RI Nomor 64 Tahun 2000, Tambahan
Lembaran Negara Nomor 3957) sebagaimana telah diubah
dengan Peraturan Pemerintah Nomor 59 Tahun 2010
(Lembaran Negara RI Nomor 95 Tahun 2010);
3. Peraturan Pemerintah Nomor 30 Tahun 2000 tentang
Penyelenggaraan Pembinaan Jasa Konstruksi (Lembaran
Negara RI Tahun 2000 Nomor 65 Tambahan Lembaran
Negara Nomor 3957);
4. Peraturan Presiden Nomor 47 Tahun 2009 tentang
Pembentukan dan Organisasi Kementerian Negara;
5. Peraturan Presiden Nomor 24 Tahun 2010 tentang
Kedudukan, Tugas dan Fungsi Kementerian Negara serta
Susunan Organisasi, Tugas dan Fungsi Eselon I
Kementerian Negara Republik Indonesia;
6. Peraturan Presiden Nomor 54 Tahun 2010 tentang
Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah;
7. Keputusan Presiden Nomor 42 Tahun 2002 tentang
Pedoman Pelaksanaan Anggaran Pendapatan dan Belanja
Negara sebagaimana telah diubah dengan Peraturan
Presiden Nomor 53 Tahun 2010;
8. Keputusan Presiden Nomor 84/P Tahun 2009;
9. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor
08/PRT/M/2010 tentang Organisasi dan Tata Kerja
Kementerian Pekerjaan Umum;
10. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor
21/PRT/M/2010 tentang Organisasi dan Tata Kerja Unit
Pelaksana Teknis Kementerian Pekerjaan Umum.
11. Peraturan Menteri Perindustrian RI Nomor 15/M-
IND/PER/2/2011 tentang Pedoman Penggunaan Produk
Dalam Negeri Dalam Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah.
MEMUTUSKAN :
Menetapkan : PERATURAN MENTERI PEKERJAAN UMUM TENTANG
STANDAR DAN PEDOMAN PENGADAAN PEKERJAAN
KONSTRUKSI DAN JASA KONSULTANSI.
Pasal 1
Dalam Peraturan Menteri ini, yang dimaksud dengan :
1. Pengguna Anggaran yang selanjutnya disebut PA adalah Pejabat
pemegang kewenangan penggunaan anggaran pemerintah.
2. Kuasa Pengguna Anggaran yang selanjutnya disebut KPA adalah pejabat
yang ditetapkan oleh PA untuk menggunakan APBN atau ditetapkan oleh
Kepala Daerah untuk menggunakan APBD.
3. Satuan Kerja yang selanjutnya disebut Satker adalah Satuan Kerja yang
menyelenggarakan kegiatan yang dibiayai dari dana anggaran
pemerintah.
4. Kepala Satuan Kerja yang selanjutnya disebut Kasatker adalah Kuasa
Pengguna Anggaran dan/atau Barang.
5. Pejabat Pembuat Komitmen yang selanjutnya disebut PPK adalah pejabat
yang bertanggung jawab atas pelaksanaan Pengadaan Barang/Jasa.
6. Unit Layanan Pengadaan yang selanjutnya disebut ULP adalah unit
organisasi yang berfungsi melaksanakan Pengadaan Barang/Jasa yang
ditetapkan oleh Menteri dan bersifat permanen.
7. Pejabat Pengadaan adalah personil yang memiliki Sertifikat Keahlian
Pengadaan Barang/Jasa yang melaksanakan Pengadaan Barang/Jasa.
8. Panitia/Pejabat Penerima Hasil Pekerjaan adalah panitia/pejabat yang
ditetapkan oleh PA/KPA yang bertugas memeriksa dan menerima hasil
pekerjaan.
9. Penyedia Barang/Jasa adalah badan usaha atau orang perseorangan
yang menyediakan Pekerjaan Konstruksi/Jasa Konsultansi.
10. Pekerjaan Konstruksi adalah seluruh pekerjaan yang berhubungan
dengan pelaksanaan konstruksi bangunan atau pembuatan wujud fisik
lainnya.
11. Jasa Konsultansi adalah jasa layanan profesional yang membutuhkan
keahlian tertentu diberbagai bidang keilmuan yang mengutamakan
adanya olah pikir (brainware).
12. Pekerjaan Kompleks adalah pekerjaan yang memerlukan teknologi tinggi,
mempunyai risiko tinggi, menggunakan peralatan yang didesain khusus
dan/atau pekerjaan yang bernilai diatas Rp100.000.000.000,00 (seratus
miliar rupiah).
13. Kontrak kerja konstruksi adalah keseluruhan dokumen yang mengatur
hubungan hukum antara Pejabat Pembuat Komitmen dengan Penyedia
Barang/Jasa dalam pelaksanaan pengadaan barang/jasa.
14. Ahli Hukum Kontrak adalah seorang/pejabat ahli yang dapat memberikan
pendapat terhadap Kontrak untuk pekerjaan konstruksi dan jasa
konsultansi yang bernilai di atas Rp 100.000.000.000 (seratus milyar
rupiah) dan/atau yang bersifat kompleks sebelum di tandatangani oleh
para pihak.
15. Pemerintah Pusat, selanjutnya disebut Pemerintah, adalah Presiden
Republik Indonesia yang memegang kekuasaan pemerintahan negara
Republik Indonesia sebagaimana dimaksud dalam Undang-Undang Dasar
Negara Republik Indonesia Tahun 1945.
16. Pejabat Eselon I atau Pimpinan Unit Kerja setara Eselon I adalah
Sekretaris Jenderal/Sekretaris Menteri/Sekretaris Utama/Sekretaris
Daerah, Inspektur Jenderal, Kepala Badan, dan Direktur
Jenderal/Deputi.
Pasal 2
(1) Peraturan Menteri ini dimaksudkan untuk digunakan sebagai acuan
dalam pelaksanaan pengadaan pekerjaan konstruksi dan jasa
konsultansi dalam penyelenggaraan jasa konstruksi.
(2) Peraturan Menteri ini bertujuan agar pelaksanaan pengadaan pekerjaan
konstruksi dan jasa konsultansi dalam penyelenggaraan jasa konstruksi
lebih operasional dan efektif.
Pasal 3
Ruang lingkup berlakunya Peraturan Menteri ini adalah untuk:
a. Pengadaan pekerjaan konstruksi dan jasa konsultansi dalam
penyelenggaraan jasa konstruksi yang pembiayaannya baik sebagian atau
seluruhnya bersumber dari anggaran pembangunan pemerintah
(pusat/daerah).
b. Pengadaan pekerjaan konstruksi dan jasa konsultansi yang dananya
bersumber dari pemerintah sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
mencakup Pengadaan pekerjaan konstruksi dan jasa konsultansi yang
sebagian atau seluruh dananya bersumber dari pinjaman atau hibah
dalam negeri.
Pasal 4
Para pihak yang terkait dalam pelaksanaan Pengadaan Barang/Jasa harus
mematuhi ketentuan sebagai berikut:
a. Melaksanakan tugas secara tertib, disertai rasa tanggung jawab untuk
mencapai sasaran, kelancaran dan ketepatan tercapainya tujuan
Pengadaan Barang/Jasa;
b. Bekerja secara profesional dan mandiri, serta menjaga kerahasiaan
Dokumen Pengadaan Barang/Jasa yang menurut sifatnya harus
dirahasiakan untuk mencegah terjadinya penyimpangan dalam
Pengadaan Barang/Jasa;
c. Tidak saling mempengaruhi baik langsung maupun tidak langsung yang
berakibat terjadinya persaingan tidak sehat;
d. Menerima dan bertanggung jawab atas segala keputusan yang ditetapkan
sesuai dengan kesepakatan tertulis para pihak;
e. Menghindari dan mencegah terjadinya pertentangan kepentingan para
pihak yang terkait, baik secara langsung maupun tidak langsung dalam
proses Pengadaan Barang/Jasa;
f. Menghindari dan mencegah terjadinya pemborosan dan kebocoran
keuangan negara dalam Pengadaan Barang/Jasa;
g. Menghindari dan mencegah penyalahgunaan wewenang dan/atau kolusi
dengan tujuan untuk keuntungan pribadi, golongan atau pihak lain yang
secara langsung atau tidak langsung merugikan negara; dan
h. Tidak menerima, tidak menawarkan atau tidak menjanjikan untuk
memberi atau menerima hadiah, imbalan, komisi, rabat dan berupa apa
saja dari atau kepada siapapun yang diketahui atau patut diduga
berkaitan dengan Pengadaan Barang/Jasa.
i. Proses pelaksanaan pelelangan/seleksi harus segera dimulai setelah
rencana kerja dan anggaran K/L/D/I disetujui DPR/DPRD sampai
dengan penetapan pemenang, penandatanganan kontrak dilakukan
setelah Dokumen Anggaran disahkan.
Pasal 5
Untuk pekerjaan konstruksi yang bernilai diatas Rp 100.000.000.000
(seratus milyar rupiah) dan jasa konsultansi yang bernilai diatas Rp
10.000.000.000 (sepuluh milyar rupiah), Pejabat Pembuat Komitmen (PPK)
menetapkan Harga Perkiraan Sendiri (HPS) setelah Rencana Perkiraan Biaya
yang disusun mendapat persetujuan dari Pejabat Eselon I.
Pasal 6
(1) Dalam rangka menyusun Harga Perkiraan Sendiri (HPS) dilakukan
berdasarkan metode pelaksanaan/kerja dan spesifikasi teknis dengan
memperhatikan data harga pasar setempat, yang diperoleh berdasarkan
hasil survey menjelang dilaksanakannya pengadaan dengan
mempertimbangkan informasi yang meliputi:
a. informasi biaya satuan yang dipublikasikan secara resmi oleh Badan
Pusat Statistik (BPS);
b. informasi biaya satuan yang dipublikasikan secara resmi oleh asosiasi
terkait dan sumber data lain yang dapat dipertanggungjawabkan;
c. daftar biaya/tarif Barang/Jasa yang dikeluarkan oleh
pabrikan/distributor tunggal;
d. biaya Kontrak sebelumnya atau yang sedang berjalan dengan
mempertimbangkan faktor perubahan biaya;
e. inflasi tahun sebelumnya, suku bunga berjalan dan/atau kurs tengah
Bank Indonesia;
f. hasil perbandingan dengan Kontrak sejenis, baik yang dilakukan
dengan instansi lain maupun pihak lain;
g. perkiraan perhitungan biaya yang dilakukan oleh konsultan
perencana (engineer’s estimate);
h. norma indeks yaitu tentang nilai harga terendah dan harga tertinggi
dari suatu barang/jasa yang diterbitkan oleh instansi teknis terkait
atau Pemerintah Daerah setempat; dan/atau
i. informasi lain yang dapat dipertanggungjawabkan.
(2) Dalam melakukan evaluasi penawaran harus berpedoman pada
tatacara/kriteria yang ditetapkan dalam Dokumen Pengadaan, khusus
untuk harga penawaran peserta lelang/seleksi di bawah 80% HPS wajib
dilakukan evaluasi kewajaran harga dengan meneliti dan menilai
konsistensi rincian/uraian Analisa Harga Satuan Pekerjaan Utama
terhadap syarat teknis/spesifikasi sehingga tidak terjadi penyimpangan
yang mempengaruhi lingkup, kualitas, dan hasil/kinerja serta diyakini
dapat menyelesaikan pekerjaan sesuai dengan persyaratan yang
ditetapkan.
Pasal 7
Kontrak untuk pekerjaan konstruksi dan jasa konsultansi yang bernilai di
atas Rp 100.000.000.000 (seratus milyar rupiah) dan/atau yang bersifat
kompleks sebelum di tandatangani oleh para pihak, terlebih dahulu harus
memperoleh pendapat Ahli Hukum Kontrak.
Pasal 8
(1) Ahli Hukum Kontrak sebagaimana dimaksud dalam Pasal 7 yang
ditunjuk untuk memberikan pendapat hukum, harus berdasarkan
persetujuan para pihak.
(2) Dalam hal tidak diperoleh Ahli Hukum Kontrak sebagaimana dimaksud
pada ayat (1), maka pendapat hukum dapat diperoleh dari Tim
Pendapat/Opini Hukum Kontrak.
Pasal 9
(1) Standar dan Pedoman Pengadaan Pekerjaan Konstruksi dan Jasa
Konsultansi meliputi :
a. Standar dan Pedoman Pengadaan Pekerjaan Konstruksi, terdiri atas:
1. Buku PK 01 A
Standar Dokumen Pengadaan Pekerjaan Konstruksi (Pelelangan
Umum/Pemilihan Langsung) Pascakualifikasi Metode Satu
Sampul dan Evaluasi Sistem Gugur Kontrak Harga Satuan.
2. Buku PK 01 B
Pedoman Tata Cara Pengadaan dan Evaluasi Penawaran
Pengadaan Pekerjaan Konstruksi Pascakualifikasi Metode Satu
Sampul dan Evaluasi Sistem Gugur Kontrak Harga Satuan.
3. Buku PK 02 A
Standar Dokumen Pengadaan Pekerjaan Konstruksi (Pelelangan
Umum/Pemilihan Langsung) Pascakualifikasi Metode Satu
Sampul dan Evaluasi Sistem Gugur Kontrak Lump Sum.
4. Buku PK 02 B
Pedoman Tata Cara Pengadaan dan Evaluasi Penawaran
Pengadaan Pekerjaan Konstruksi Pascakualifikasi Metode Satu
Sampul dan Evaluasi Sistem Gugur Kontrak Lump Sum.
5. Buku PK 03 A
Standar Dokumen Pengadaan Pekerjaan Konstruksi (Pelelangan
Umum/Pemilihan Langsung) Pascakualifikasi Metode Satu
Sampul dan Evaluasi Sistem Gugur Kontrak Gabungan Lump
Sum dan Harga Satuan.
6. Buku PK 03 B
Pedoman Tata Cara Pengadaan dan Evaluasi Penawaran
Pengadaan Pekerjaan Konstruksi Pascakualifikasi Metode Satu
Sampul dan Evaluasi Sistem Gugur Kontrak Gabungan Lump
Sum dan Harga Satuan.
7. Buku PK 04 A
Standar Dokumen Pemilihan Pekerjaan Konstruksi (Pelelangan
Umum/Pelelangan Terbatas) Prakualifikasi Metode Satu Sampul
dan Evaluasi Sistem Gugur Kontrak Harga Satuan.
8. Buku PK 04 B
Pedoman Tata Cara Pengadaan dan Evaluasi Penawaran
Pengadaan Pekerjaan Konstruksi Prakualifikasi Metode Satu
Sampul dan Evaluasi Sistem Gugur Kontrak Harga Satuan.
9. Buku PK 05 A
Standar Dokumen Pemilihan Pekerjaan Konstruksi (Pelelangan
Umum/Pelelangan Terbatas) Prakualifikasi Metode Dua Tahap
dan Evaluasi Sistem Nilai Kontrak Lump Sum.
10. Buku PK 05 B
Pedoman Tata Cara Pengadaan dan Evaluasi Penawaran
Pengadaan Pekerjaan Konstruksi Prakualifikasi Metode Dua
Tahap dan Evaluasi Sistem Nilai Kontrak Lump Sum.
11. Buku PK 06 A
Standar Dokumen Pemilihan Pekerjaan Konstruksi (Pelelangan
Umum/Pelelangan Terbatas) Prakualifikasi Metode Satu Sampul
dan Evaluasi Sistem Gugur (Ambang Batas) Kontrak Harga
Satuan.
12. Buku PK 06 B
Pedoman Tata Cara Pengadaan dan Evaluasi Penawaran
Pengadaan Pekerjaan Konstruksi Prakualifikasi Metode Satu
Sampul dan Evaluasi Sistem Gugur (Ambang Batas) Kontrak
Harga Satuan.
13. Buku PK 07 A
Standar Dokumen Kualifikasi Pekerjaan Konstruksi.
14. Buku PK 07 B
Pedoman Evaluasi Kualifikasi.
15. Buku PK 08
Pedoman Penyusunan Dokumen Pelelangan.
b. Standar dan Pedoman Pengadaan Jasa Konsultansi, terdiri atas :
1. Buku JK 09 A
Standar Dokumen Pengadaan Jasa Konsultansi (Badan Usaha)
Prakualifikasi Metode Dua Sampul dan Evaluasi Kualitas Kontrak
Harga Satuan.
2. Buku JK 09 B
Pedoman Tata Cara Seleksi dan Evaluasi Penawaran Jasa
Konsultansi (Badan Usaha) Prakualifikasi Metode Dua Sampul
dan Evaluasi Kualitas dengan Kontrak Harga Satuan.
3. Buku JK 10 A
Standar Dokumen Pengadaan Jasa Konsultansi (Badan Usaha)
Prakualifikasi Metode Dua Sampul dan Evaluasi Kualitas Kontrak
Lump Sum.
4. Buku JK 10 B
Pedoman Tata Cara Seleksi dan Evaluasi Penawaran Jasa
Konsultansi (Badan Usaha) Prakualifikasi Metode Dua Sampul
dan Evaluasi Kualitas Kontrak Lump Sum.
5. Buku JK 11 A
Standar Dokumen Pengadaan Jasa Konsultansi (Badan Usaha)
Prakualifikasi Metode Dua Sampul dan Evaluasi Kualitas dan
Biaya Kontrak Harga Satuan.
6. Buku JK 11 B
Pedoman Tata Cara Seleksi dan Evaluasi Penawaran Jasa
Konsultansi (Badan Usaha) Prakualifikasi Metode Dua Sampul
dan Evaluasi Kualitas dan Biaya Kontrak Harga Satuan.
7. Buku JK 12 A
Standar Dokumen Pengadaan Jasa Konsultansi (Badan Usaha)
Prakualifikasi Metode Dua Sampul dan Evaluasi Kualitas dan
Biaya Kontrak Lump Sum.
8. Buku JK 12 B
Pedoman Tata Cara Seleksi dan Evaluasi Penawaran Jasa
Konsultansi (Badan Usaha) Prakualifikasi Metode Dua Sampul
dan Evaluasi Kualitas dan Biaya Kontrak Lump Sum.
9. Buku JK 13 A
Standar Dokumen Pengadaan Jasa Konsultansi (Badan Usaha)
Prakualifikasi Metode Satu Sampul dan Evaluasi Pagu Anggaran
Kontrak Harga Satuan.
10. Buku JK 13 B
Pedoman Tata Cara Seleksi dan Evaluasi Penawaran Jasa
Konsultansi (Badan Usaha) Prakualifikasi Metode Satu Sampul
dan Evaluasi Pagu Anggaran Kontrak Harga Satuan.
11. Buku JK 14 A
Standar Dokumen Pengadaan Jasa Konsultansi (Badan Usaha)
Prakualifikasi Metode Satu Sampul dan Evaluasi Pagu Anggaran
Kontrak Lump Sum.
12. Buku JK 14 B
Pedoman Tata Cara Seleksi dan Evaluasi Penawaran Jasa
Konsultansi (Badan Usaha) Prakualifikasi Metode Satu Sampul
dan Evaluasi Pagu Anggaran Kontrak Lump Sum.
13. Buku JK 15 A
Standar Dokumen Pengadaan Jasa Konsultansi (Badan Usaha)
Prakualifikasi Metode Satu Sampul dan Evaluasi Biaya Terendah
Kontrak Harga Satuan.
14. Buku JK 15 B
Pedoman Tata Cara Seleksi dan Evaluasi Penawaran Jasa
Konsultansi (Badan Usaha) Prakualifikasi Metode Satu Sampul
dan Evaluasi Biaya Terendah Kontrak Harga Satuan.
15. Buku JK 16 A
Standar Dokumen Pengadaan Jasa Konsultansi (Badan Usaha)
Prakualifikasi Metode Satu Sampul dan Evaluasi Biaya Terendah
Kontrak Lump Sum.
16. Buku JK 16 B
Pedoman Tata Cara Seleksi dan Evaluasi Penawaran Jasa
Konsultansi (Badan Usaha) Prakualifikasi Metode Satu Sampul
dan Evaluasi Biaya Terendah Kontrak Lump Sum.
17. Buku JK 17 A
Standar Dokumen Pengadaan Jasa Konsultansi Perseorangan.
18. Buku JK 17 B
Pedoman Tata Cara Seleksi dan Evaluasi Penawaran Jasa
Konsultansi Perseorangan.
19. Buku JK 18 A
Standar Dokumen Kualifikasi Jasa Konsultansi.
20. Buku JK 18 B
Pedoman Evaluasi Kualifikasi Jasa Konsultansi.
21. Buku JK 19
Pedoman Penyusunan Dokumen Seleksi.
(2) Pengadaan Pekerjaan Konstruksi dan Jasa Konsultansi di bidang
pekerjaan umum dilaksanakan sesuai dengan Standar dan Pedoman
Pengadaan Pekerjaan Konstruksi dan Jasa Konsultansi yang ditetapkan
berdasarkan Peraturan Menteri ini.
(3) Kontrak pekerjaan konstruksi dan jasa konsultansi dapat menggunakan:
a. kontrak Lump Sum, Harga Satuan, Gabungan Lump Sum dan Harga
Satuan untuk pekerjaan tunggal atau terintegrasi.
b. kontrak Lump Sum Jasa Konsultansi didasarkan atas
produk/keluaran (Output based) yang harus dihasilkan konsultan
sesuai dengan Kerangka Acuan Kerja/TOR. Jenis pekerjaan pada
kelompok ini yaitu feasibility study, design, study, evaluasi, kajian,
telaah, pedoman, petunjuk, produk hukum, sertifikasi, dan lainnya.
Kontrak Harga Satuan Jasa Konsultansi didasarkan atas input (tenaga
ahli dan biaya-biaya langsung terkait termasuk perjalanan dinas) yang
harus disediakan konsultan (Input based) untuk melaksanakan
pekerjaan sesuai dengan Kerangka Acuan Kerja/TOR. Jenis pekerjaan
pada kelompok ini yaitu supervisi/pengawasan pekerjaan fisik,
monitoring dan evaluasi, manajemen kontrak, survey, dan lainnya.
(4) Standar dan Pedoman Pengadaan Pekerjaan Konstruksi dan Jasa
Konsultansi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) secara rinci tercantum
dalam lampiran yang merupakan satu kesatuan dan bagian yang tidak
terpisahkan dengan Peraturan Menteri ini.
Pasal 10
Dengan ditetapkannya peraturan ini, maka Peraturan Menteri Pekerjaan
Umum Nomor: 43/PRT/M/2007 tentang Standar dan Pedoman Pengadaan
Jasa Konstruksi dan Jasa Konsultansi dicabut dan dinyatakan tidak berlaku.
Pasal 11
Dengan berlakunya peraturan ini, apabila masih ada proses pengadaan
barang/jasa yang menggunakan Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor:
43/PRT/M/2007 tentang Standar dan Pedoman Pengadaan Jasa Konstruksi
dan Jasa Konsultansi dapat dilanjutkan sampai dengan berakhirnya proses
pengadaan tersebut.
Pasal 12
Peraturan ini mulai berlaku sejak tanggal ditetapkan.
Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengundangan Peraturan
Menteri ini dengan penempatannya dalam Berita Negara Republik Indonesia.
Ditetapkan di : Jakarta
Pada tanggal : 31 Mei 2011
MENTERI PEKERJAAN
UMUM,
ttd.
DJOKO KIRMANTO
Diundangkan di : Jakarta
Pada tanggal : 15 Juni 2011
MENTERI HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA
ttd.
PATRIALIS AKBAR
BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA TAHUN 2011 NOMOR 347
Salinan sesuai dengan aslinya
KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM
Kepala Biro Hukum,
Ismono
NIP. 195309251982031001

Contenu connexe

Tendances

Metode pelaksanaan pekerjaan
Metode pelaksanaan pekerjaanMetode pelaksanaan pekerjaan
Metode pelaksanaan pekerjaanMOSES HADUN
 
Bab 4-tanggapan-terhadap-kak
Bab 4-tanggapan-terhadap-kakBab 4-tanggapan-terhadap-kak
Bab 4-tanggapan-terhadap-kakDALVY DALVY
 
Sni 7394-2008-tata cara perhitungan harga satuan pekerjaan beton untuk konstr...
Sni 7394-2008-tata cara perhitungan harga satuan pekerjaan beton untuk konstr...Sni 7394-2008-tata cara perhitungan harga satuan pekerjaan beton untuk konstr...
Sni 7394-2008-tata cara perhitungan harga satuan pekerjaan beton untuk konstr...Ellan Syahnoorizal Siregar
 
Peraturan Beton Bertulang Indonesia PBI 1971
Peraturan Beton Bertulang Indonesia PBI 1971Peraturan Beton Bertulang Indonesia PBI 1971
Peraturan Beton Bertulang Indonesia PBI 1971Yusrizal Mahendra
 
Soal Uji Sertifikat LSP Maret 31 Maret 2023.pdf
Soal Uji Sertifikat LSP Maret 31 Maret 2023.pdfSoal Uji Sertifikat LSP Maret 31 Maret 2023.pdf
Soal Uji Sertifikat LSP Maret 31 Maret 2023.pdfSipri Gamur
 
Prosedur pelaporan (laporan harian, mingguan, bulanan) kon-19
Prosedur pelaporan (laporan harian, mingguan, bulanan) kon-19Prosedur pelaporan (laporan harian, mingguan, bulanan) kon-19
Prosedur pelaporan (laporan harian, mingguan, bulanan) kon-19Claudius Herry
 
Struktur Beton Bertulang
Struktur Beton BertulangStruktur Beton Bertulang
Struktur Beton BertulangMira Pemayun
 
METODE pelaksanaan gedung bertingkat diklat
METODE  pelaksanaan gedung bertingkat diklatMETODE  pelaksanaan gedung bertingkat diklat
METODE pelaksanaan gedung bertingkat diklatAlif Mahardika
 
Pedoman Pelaksanaan Konstruksi Sistem Penyediaan Air Minum
Pedoman Pelaksanaan Konstruksi Sistem Penyediaan Air MinumPedoman Pelaksanaan Konstruksi Sistem Penyediaan Air Minum
Pedoman Pelaksanaan Konstruksi Sistem Penyediaan Air Minuminfosanitasi
 
Presentasi kerja praktek
Presentasi kerja praktekPresentasi kerja praktek
Presentasi kerja praktekAffbarry Ocey
 
E. pendekatan, metodologi dan program kerja1
E. pendekatan, metodologi dan program kerja1E. pendekatan, metodologi dan program kerja1
E. pendekatan, metodologi dan program kerja1yudiarimbawa
 
Analisa harga pekerjaan bronjong
Analisa harga pekerjaan bronjongAnalisa harga pekerjaan bronjong
Analisa harga pekerjaan bronjongroxzjack
 
Spesifikasi teknis kontruksi jembatan
Spesifikasi teknis kontruksi jembatanSpesifikasi teknis kontruksi jembatan
Spesifikasi teknis kontruksi jembatanade_dudi
 
2.kontrak konsultan pengawas
2.kontrak konsultan pengawas2.kontrak konsultan pengawas
2.kontrak konsultan pengawasLeo Agus
 
Analisa pekerjaan bongkaran
Analisa pekerjaan bongkaranAnalisa pekerjaan bongkaran
Analisa pekerjaan bongkaranSaeful Fajri
 
Setting Out Construction
Setting Out ConstructionSetting Out Construction
Setting Out ConstructionShopyan Sauri
 
Sni 03-2834-1993-tata-cara-pembuatan-rencana-campuran-beton-normal
Sni 03-2834-1993-tata-cara-pembuatan-rencana-campuran-beton-normalSni 03-2834-1993-tata-cara-pembuatan-rencana-campuran-beton-normal
Sni 03-2834-1993-tata-cara-pembuatan-rencana-campuran-beton-normalMira Pemayun
 
Metoda pelaksanaan Sheet Pile
Metoda pelaksanaan Sheet PileMetoda pelaksanaan Sheet Pile
Metoda pelaksanaan Sheet PileIMRA MORALDY
 
(MKJI) manual kapasitas jalan indonesia
(MKJI) manual kapasitas jalan indonesia(MKJI) manual kapasitas jalan indonesia
(MKJI) manual kapasitas jalan indonesiaMira Pemayun
 
Konstruksi Jalan Komposit
Konstruksi Jalan KompositKonstruksi Jalan Komposit
Konstruksi Jalan KompositBudi Suryanto
 

Tendances (20)

Metode pelaksanaan pekerjaan
Metode pelaksanaan pekerjaanMetode pelaksanaan pekerjaan
Metode pelaksanaan pekerjaan
 
Bab 4-tanggapan-terhadap-kak
Bab 4-tanggapan-terhadap-kakBab 4-tanggapan-terhadap-kak
Bab 4-tanggapan-terhadap-kak
 
Sni 7394-2008-tata cara perhitungan harga satuan pekerjaan beton untuk konstr...
Sni 7394-2008-tata cara perhitungan harga satuan pekerjaan beton untuk konstr...Sni 7394-2008-tata cara perhitungan harga satuan pekerjaan beton untuk konstr...
Sni 7394-2008-tata cara perhitungan harga satuan pekerjaan beton untuk konstr...
 
Peraturan Beton Bertulang Indonesia PBI 1971
Peraturan Beton Bertulang Indonesia PBI 1971Peraturan Beton Bertulang Indonesia PBI 1971
Peraturan Beton Bertulang Indonesia PBI 1971
 
Soal Uji Sertifikat LSP Maret 31 Maret 2023.pdf
Soal Uji Sertifikat LSP Maret 31 Maret 2023.pdfSoal Uji Sertifikat LSP Maret 31 Maret 2023.pdf
Soal Uji Sertifikat LSP Maret 31 Maret 2023.pdf
 
Prosedur pelaporan (laporan harian, mingguan, bulanan) kon-19
Prosedur pelaporan (laporan harian, mingguan, bulanan) kon-19Prosedur pelaporan (laporan harian, mingguan, bulanan) kon-19
Prosedur pelaporan (laporan harian, mingguan, bulanan) kon-19
 
Struktur Beton Bertulang
Struktur Beton BertulangStruktur Beton Bertulang
Struktur Beton Bertulang
 
METODE pelaksanaan gedung bertingkat diklat
METODE  pelaksanaan gedung bertingkat diklatMETODE  pelaksanaan gedung bertingkat diklat
METODE pelaksanaan gedung bertingkat diklat
 
Pedoman Pelaksanaan Konstruksi Sistem Penyediaan Air Minum
Pedoman Pelaksanaan Konstruksi Sistem Penyediaan Air MinumPedoman Pelaksanaan Konstruksi Sistem Penyediaan Air Minum
Pedoman Pelaksanaan Konstruksi Sistem Penyediaan Air Minum
 
Presentasi kerja praktek
Presentasi kerja praktekPresentasi kerja praktek
Presentasi kerja praktek
 
E. pendekatan, metodologi dan program kerja1
E. pendekatan, metodologi dan program kerja1E. pendekatan, metodologi dan program kerja1
E. pendekatan, metodologi dan program kerja1
 
Analisa harga pekerjaan bronjong
Analisa harga pekerjaan bronjongAnalisa harga pekerjaan bronjong
Analisa harga pekerjaan bronjong
 
Spesifikasi teknis kontruksi jembatan
Spesifikasi teknis kontruksi jembatanSpesifikasi teknis kontruksi jembatan
Spesifikasi teknis kontruksi jembatan
 
2.kontrak konsultan pengawas
2.kontrak konsultan pengawas2.kontrak konsultan pengawas
2.kontrak konsultan pengawas
 
Analisa pekerjaan bongkaran
Analisa pekerjaan bongkaranAnalisa pekerjaan bongkaran
Analisa pekerjaan bongkaran
 
Setting Out Construction
Setting Out ConstructionSetting Out Construction
Setting Out Construction
 
Sni 03-2834-1993-tata-cara-pembuatan-rencana-campuran-beton-normal
Sni 03-2834-1993-tata-cara-pembuatan-rencana-campuran-beton-normalSni 03-2834-1993-tata-cara-pembuatan-rencana-campuran-beton-normal
Sni 03-2834-1993-tata-cara-pembuatan-rencana-campuran-beton-normal
 
Metoda pelaksanaan Sheet Pile
Metoda pelaksanaan Sheet PileMetoda pelaksanaan Sheet Pile
Metoda pelaksanaan Sheet Pile
 
(MKJI) manual kapasitas jalan indonesia
(MKJI) manual kapasitas jalan indonesia(MKJI) manual kapasitas jalan indonesia
(MKJI) manual kapasitas jalan indonesia
 
Konstruksi Jalan Komposit
Konstruksi Jalan KompositKonstruksi Jalan Komposit
Konstruksi Jalan Komposit
 

Similaire à Permen PU Nomor 7 Tahun 2011 tentang Standar Dan Pedoman Pengadaan Pekerjaan Konstruksi Dan Jasa Konsultansi

Konsolidasi Permen PU No 07 Tahun 2011 dan Perubahannya tentang Standar dan P...
Konsolidasi Permen PU No 07 Tahun 2011 dan Perubahannya tentang Standar dan P...Konsolidasi Permen PU No 07 Tahun 2011 dan Perubahannya tentang Standar dan P...
Konsolidasi Permen PU No 07 Tahun 2011 dan Perubahannya tentang Standar dan P...Agus Nurwahyudi
 
Konsilidasi Permen PU 07 Tahun 2011 dan Perubahannya [Perubahan Ketiga]
Konsilidasi Permen PU 07 Tahun 2011 dan Perubahannya [Perubahan Ketiga]Konsilidasi Permen PU 07 Tahun 2011 dan Perubahannya [Perubahan Ketiga]
Konsilidasi Permen PU 07 Tahun 2011 dan Perubahannya [Perubahan Ketiga]Agus Nurwahyudi
 
Keputusan presiden no.80 tahun 2003 1
Keputusan presiden no.80 tahun 2003 1Keputusan presiden no.80 tahun 2003 1
Keputusan presiden no.80 tahun 2003 1Henni Gusnia
 
Permen pupr14 2020
Permen pupr14 2020Permen pupr14 2020
Permen pupr14 2020Yuni
 
Permen pupr14 2020
Permen pupr14 2020Permen pupr14 2020
Permen pupr14 2020azarashwad
 
Keputusan presiden no_80_th_2003
Keputusan presiden no_80_th_2003Keputusan presiden no_80_th_2003
Keputusan presiden no_80_th_2003runad
 
Permen PU 04 2011
Permen PU 04 2011Permen PU 04 2011
Permen PU 04 2011Abdul Aziz
 
Perpres no 70 th 2012 new
Perpres  no 70 th 2012 newPerpres  no 70 th 2012 new
Perpres no 70 th 2012 newbiancamulus
 
Kepmen kimpraswil no 339 2003
Kepmen kimpraswil no 339 2003Kepmen kimpraswil no 339 2003
Kepmen kimpraswil no 339 2003Muhammad Amry
 
03311940000011_Sasfina Aditiya_Tugas 4_Pengadaan Barang dan Jasa.pptx
03311940000011_Sasfina Aditiya_Tugas 4_Pengadaan Barang dan Jasa.pptx03311940000011_Sasfina Aditiya_Tugas 4_Pengadaan Barang dan Jasa.pptx
03311940000011_Sasfina Aditiya_Tugas 4_Pengadaan Barang dan Jasa.pptxKurohilost
 
Sharing Knowledge - Hukum Kontrak Konstruksi - KJF-TSJ.REV.IVN
Sharing Knowledge - Hukum Kontrak Konstruksi - KJF-TSJ.REV.IVNSharing Knowledge - Hukum Kontrak Konstruksi - KJF-TSJ.REV.IVN
Sharing Knowledge - Hukum Kontrak Konstruksi - KJF-TSJ.REV.IVNBunga Steviane,S.H
 
Permen PU Nomor 14 Tahun 2013
Permen PU Nomor 14 Tahun 2013Permen PU Nomor 14 Tahun 2013
Permen PU Nomor 14 Tahun 2013Khalid Mustafa
 
Permen PU Nomor 8 Tahun 2011 tentang Pembagian Subklasifikasi Dan Subkualifik...
Permen PU Nomor 8 Tahun 2011 tentang Pembagian Subklasifikasi Dan Subkualifik...Permen PU Nomor 8 Tahun 2011 tentang Pembagian Subklasifikasi Dan Subkualifik...
Permen PU Nomor 8 Tahun 2011 tentang Pembagian Subklasifikasi Dan Subkualifik...Penataan Ruang
 
program mutu dari konsultan perencanaan konstruksi final-1.pptx
program mutu dari konsultan perencanaan konstruksi final-1.pptxprogram mutu dari konsultan perencanaan konstruksi final-1.pptx
program mutu dari konsultan perencanaan konstruksi final-1.pptxindrapermana38936
 
Add 1 rks pka p-09 kab kebumen
Add 1 rks pka p-09 kab kebumenAdd 1 rks pka p-09 kab kebumen
Add 1 rks pka p-09 kab kebumenHeru Kurniawan
 
01. Kebijakan dan Landasan DB.pdf
01. Kebijakan dan Landasan DB.pdf01. Kebijakan dan Landasan DB.pdf
01. Kebijakan dan Landasan DB.pdfGunturYanP
 

Similaire à Permen PU Nomor 7 Tahun 2011 tentang Standar Dan Pedoman Pengadaan Pekerjaan Konstruksi Dan Jasa Konsultansi (20)

2 pk 05b
2 pk 05b2 pk 05b
2 pk 05b
 
Konsolidasi Permen PU No 07 Tahun 2011 dan Perubahannya tentang Standar dan P...
Konsolidasi Permen PU No 07 Tahun 2011 dan Perubahannya tentang Standar dan P...Konsolidasi Permen PU No 07 Tahun 2011 dan Perubahannya tentang Standar dan P...
Konsolidasi Permen PU No 07 Tahun 2011 dan Perubahannya tentang Standar dan P...
 
Konsilidasi Permen PU 07 Tahun 2011 dan Perubahannya [Perubahan Ketiga]
Konsilidasi Permen PU 07 Tahun 2011 dan Perubahannya [Perubahan Ketiga]Konsilidasi Permen PU 07 Tahun 2011 dan Perubahannya [Perubahan Ketiga]
Konsilidasi Permen PU 07 Tahun 2011 dan Perubahannya [Perubahan Ketiga]
 
Keputusan presiden no.80 tahun 2003 1
Keputusan presiden no.80 tahun 2003 1Keputusan presiden no.80 tahun 2003 1
Keputusan presiden no.80 tahun 2003 1
 
Permen pupr14 2020
Permen pupr14 2020Permen pupr14 2020
Permen pupr14 2020
 
Permen pupr14 2020
Permen pupr14 2020Permen pupr14 2020
Permen pupr14 2020
 
PermenPUPR14-2020.pdf
PermenPUPR14-2020.pdfPermenPUPR14-2020.pdf
PermenPUPR14-2020.pdf
 
Keputusan presiden no_80_th_2003
Keputusan presiden no_80_th_2003Keputusan presiden no_80_th_2003
Keputusan presiden no_80_th_2003
 
Permen PU 04 2011
Permen PU 04 2011Permen PU 04 2011
Permen PU 04 2011
 
Perpres no 70 th 2012 new
Perpres  no 70 th 2012 newPerpres  no 70 th 2012 new
Perpres no 70 th 2012 new
 
Kepmen kimpraswil no 339 2003
Kepmen kimpraswil no 339 2003Kepmen kimpraswil no 339 2003
Kepmen kimpraswil no 339 2003
 
03311940000011_Sasfina Aditiya_Tugas 4_Pengadaan Barang dan Jasa.pptx
03311940000011_Sasfina Aditiya_Tugas 4_Pengadaan Barang dan Jasa.pptx03311940000011_Sasfina Aditiya_Tugas 4_Pengadaan Barang dan Jasa.pptx
03311940000011_Sasfina Aditiya_Tugas 4_Pengadaan Barang dan Jasa.pptx
 
Sharing Knowledge - Hukum Kontrak Konstruksi - KJF-TSJ.REV.IVN
Sharing Knowledge - Hukum Kontrak Konstruksi - KJF-TSJ.REV.IVNSharing Knowledge - Hukum Kontrak Konstruksi - KJF-TSJ.REV.IVN
Sharing Knowledge - Hukum Kontrak Konstruksi - KJF-TSJ.REV.IVN
 
Permen PU Nomor 14 Tahun 2013
Permen PU Nomor 14 Tahun 2013Permen PU Nomor 14 Tahun 2013
Permen PU Nomor 14 Tahun 2013
 
Permen PU Nomor 8 Tahun 2011 tentang Pembagian Subklasifikasi Dan Subkualifik...
Permen PU Nomor 8 Tahun 2011 tentang Pembagian Subklasifikasi Dan Subkualifik...Permen PU Nomor 8 Tahun 2011 tentang Pembagian Subklasifikasi Dan Subkualifik...
Permen PU Nomor 8 Tahun 2011 tentang Pembagian Subklasifikasi Dan Subkualifik...
 
Permenpu 8 prt_m_2011
Permenpu 8 prt_m_2011Permenpu 8 prt_m_2011
Permenpu 8 prt_m_2011
 
program mutu dari konsultan perencanaan konstruksi final-1.pptx
program mutu dari konsultan perencanaan konstruksi final-1.pptxprogram mutu dari konsultan perencanaan konstruksi final-1.pptx
program mutu dari konsultan perencanaan konstruksi final-1.pptx
 
Add 1 rks pka p-09 kab kebumen
Add 1 rks pka p-09 kab kebumenAdd 1 rks pka p-09 kab kebumen
Add 1 rks pka p-09 kab kebumen
 
01. Kebijakan dan Landasan DB.pdf
01. Kebijakan dan Landasan DB.pdf01. Kebijakan dan Landasan DB.pdf
01. Kebijakan dan Landasan DB.pdf
 
Permen pu 7 2011
Permen pu 7 2011Permen pu 7 2011
Permen pu 7 2011
 

Plus de Penataan Ruang

Pelimpahan Kewenangan Pemberian Persetujuan Substansi dalam Penetapan Rancang...
Pelimpahan Kewenangan Pemberian Persetujuan Substansi dalam Penetapan Rancang...Pelimpahan Kewenangan Pemberian Persetujuan Substansi dalam Penetapan Rancang...
Pelimpahan Kewenangan Pemberian Persetujuan Substansi dalam Penetapan Rancang...Penataan Ruang
 
Pedoman Penyusunan Rencana Detail Tata Ruang dan Peraturan Zonasi Kabupaten/K...
Pedoman Penyusunan Rencana Detail Tata Ruang dan Peraturan Zonasi Kabupaten/K...Pedoman Penyusunan Rencana Detail Tata Ruang dan Peraturan Zonasi Kabupaten/K...
Pedoman Penyusunan Rencana Detail Tata Ruang dan Peraturan Zonasi Kabupaten/K...Penataan Ruang
 
Pedoman Penyusunan Rencana Detail Tata Ruang dan Peraturan Zonasi Kabupaten/K...
Pedoman Penyusunan Rencana Detail Tata Ruang dan Peraturan Zonasi Kabupaten/K...Pedoman Penyusunan Rencana Detail Tata Ruang dan Peraturan Zonasi Kabupaten/K...
Pedoman Penyusunan Rencana Detail Tata Ruang dan Peraturan Zonasi Kabupaten/K...Penataan Ruang
 
Pedoman Penyusunan Rencana Detail Tata Ruang dan Peraturan Zonasi Kabupaten/K...
Pedoman Penyusunan Rencana Detail Tata Ruang dan Peraturan Zonasi Kabupaten/K...Pedoman Penyusunan Rencana Detail Tata Ruang dan Peraturan Zonasi Kabupaten/K...
Pedoman Penyusunan Rencana Detail Tata Ruang dan Peraturan Zonasi Kabupaten/K...Penataan Ruang
 
Pedoman Penyusunan Rencana Detail Tata Ruang dan Peraturan Zonasi Kabupaten/K...
Pedoman Penyusunan Rencana Detail Tata Ruang dan Peraturan Zonasi Kabupaten/K...Pedoman Penyusunan Rencana Detail Tata Ruang dan Peraturan Zonasi Kabupaten/K...
Pedoman Penyusunan Rencana Detail Tata Ruang dan Peraturan Zonasi Kabupaten/K...Penataan Ruang
 
Pedoman Penyusunan Rencana Detail Tata Ruang dan Peraturan Zonasi Kabupaten/K...
Pedoman Penyusunan Rencana Detail Tata Ruang dan Peraturan Zonasi Kabupaten/K...Pedoman Penyusunan Rencana Detail Tata Ruang dan Peraturan Zonasi Kabupaten/K...
Pedoman Penyusunan Rencana Detail Tata Ruang dan Peraturan Zonasi Kabupaten/K...Penataan Ruang
 
Pedoman Penyusunan Rencana Detail Tata Ruang dan Peraturan Zonasi Kabupaten/K...
Pedoman Penyusunan Rencana Detail Tata Ruang dan Peraturan Zonasi Kabupaten/K...Pedoman Penyusunan Rencana Detail Tata Ruang dan Peraturan Zonasi Kabupaten/K...
Pedoman Penyusunan Rencana Detail Tata Ruang dan Peraturan Zonasi Kabupaten/K...Penataan Ruang
 
Pedoman Penyusunan Rencana Detail Tata Ruang dan Peraturan Zonasi Kabupaten/K...
Pedoman Penyusunan Rencana Detail Tata Ruang dan Peraturan Zonasi Kabupaten/K...Pedoman Penyusunan Rencana Detail Tata Ruang dan Peraturan Zonasi Kabupaten/K...
Pedoman Penyusunan Rencana Detail Tata Ruang dan Peraturan Zonasi Kabupaten/K...Penataan Ruang
 
Pedoman Penyusunan Rencana Detail Tata Ruang dan Peraturan Zonasi Kabupaten/K...
Pedoman Penyusunan Rencana Detail Tata Ruang dan Peraturan Zonasi Kabupaten/K...Pedoman Penyusunan Rencana Detail Tata Ruang dan Peraturan Zonasi Kabupaten/K...
Pedoman Penyusunan Rencana Detail Tata Ruang dan Peraturan Zonasi Kabupaten/K...Penataan Ruang
 
Pedoman Penyusunan Rencana Detail Tata Ruang dan Peraturan Zonasi Kabupaten/K...
Pedoman Penyusunan Rencana Detail Tata Ruang dan Peraturan Zonasi Kabupaten/K...Pedoman Penyusunan Rencana Detail Tata Ruang dan Peraturan Zonasi Kabupaten/K...
Pedoman Penyusunan Rencana Detail Tata Ruang dan Peraturan Zonasi Kabupaten/K...Penataan Ruang
 
Pedoman Penyusunan Rencana Detail Tata Ruang dan Peraturan Zonasi Kabupaten/K...
Pedoman Penyusunan Rencana Detail Tata Ruang dan Peraturan Zonasi Kabupaten/K...Pedoman Penyusunan Rencana Detail Tata Ruang dan Peraturan Zonasi Kabupaten/K...
Pedoman Penyusunan Rencana Detail Tata Ruang dan Peraturan Zonasi Kabupaten/K...Penataan Ruang
 
Pedoman Penyusunan Rencana Detail Tata Ruang dan Peraturan Zonasi Kabupaten/K...
Pedoman Penyusunan Rencana Detail Tata Ruang dan Peraturan Zonasi Kabupaten/K...Pedoman Penyusunan Rencana Detail Tata Ruang dan Peraturan Zonasi Kabupaten/K...
Pedoman Penyusunan Rencana Detail Tata Ruang dan Peraturan Zonasi Kabupaten/K...Penataan Ruang
 
Pedoman Penyusunan Rencana Detail Tata Ruang dan Peraturan Zonasi Kabupaten/K...
Pedoman Penyusunan Rencana Detail Tata Ruang dan Peraturan Zonasi Kabupaten/K...Pedoman Penyusunan Rencana Detail Tata Ruang dan Peraturan Zonasi Kabupaten/K...
Pedoman Penyusunan Rencana Detail Tata Ruang dan Peraturan Zonasi Kabupaten/K...Penataan Ruang
 
Pedoman Penyusunan Rencana Detail Tata Ruang dan Peraturan Zonasi Kabupaten/Kota
Pedoman Penyusunan Rencana Detail Tata Ruang dan Peraturan Zonasi Kabupaten/KotaPedoman Penyusunan Rencana Detail Tata Ruang dan Peraturan Zonasi Kabupaten/Kota
Pedoman Penyusunan Rencana Detail Tata Ruang dan Peraturan Zonasi Kabupaten/KotaPenataan Ruang
 
Pedoman Penyusunan Rencana Detail Tata Ruang dan Peraturan Zonasi Kabupaten/Kota
Pedoman Penyusunan Rencana Detail Tata Ruang dan Peraturan Zonasi Kabupaten/KotaPedoman Penyusunan Rencana Detail Tata Ruang dan Peraturan Zonasi Kabupaten/Kota
Pedoman Penyusunan Rencana Detail Tata Ruang dan Peraturan Zonasi Kabupaten/KotaPenataan Ruang
 
Permen PU Nomor 12 Tahun 2009 tentang Pedoman Penyediaan Dan Pemanfaatan Ruan...
Permen PU Nomor 12 Tahun 2009 tentang Pedoman Penyediaan Dan Pemanfaatan Ruan...Permen PU Nomor 12 Tahun 2009 tentang Pedoman Penyediaan Dan Pemanfaatan Ruan...
Permen PU Nomor 12 Tahun 2009 tentang Pedoman Penyediaan Dan Pemanfaatan Ruan...Penataan Ruang
 
Permen PU Nomor 4 Tahun 2009 tentang Sistem Manajemen Mutu (SMM) Departemen P...
Permen PU Nomor 4 Tahun 2009 tentang Sistem Manajemen Mutu (SMM) Departemen P...Permen PU Nomor 4 Tahun 2009 tentang Sistem Manajemen Mutu (SMM) Departemen P...
Permen PU Nomor 4 Tahun 2009 tentang Sistem Manajemen Mutu (SMM) Departemen P...Penataan Ruang
 
Permen PU Nomor 3 Tahun 2009 tentang Pedoman Rekayasa Sosial Pembangunan Bend...
Permen PU Nomor 3 Tahun 2009 tentang Pedoman Rekayasa Sosial Pembangunan Bend...Permen PU Nomor 3 Tahun 2009 tentang Pedoman Rekayasa Sosial Pembangunan Bend...
Permen PU Nomor 3 Tahun 2009 tentang Pedoman Rekayasa Sosial Pembangunan Bend...Penataan Ruang
 
Permen PU Nomor 3 Tahun 2009 tentang Pedoman Rekayasa Sosial Pembangunan Bend...
Permen PU Nomor 3 Tahun 2009 tentang Pedoman Rekayasa Sosial Pembangunan Bend...Permen PU Nomor 3 Tahun 2009 tentang Pedoman Rekayasa Sosial Pembangunan Bend...
Permen PU Nomor 3 Tahun 2009 tentang Pedoman Rekayasa Sosial Pembangunan Bend...Penataan Ruang
 
Permen PU Nomor 5 Tahun 2009 tentang Pedoman Tata Cara Pembangunan Pos Duga A...
Permen PU Nomor 5 Tahun 2009 tentang Pedoman Tata Cara Pembangunan Pos Duga A...Permen PU Nomor 5 Tahun 2009 tentang Pedoman Tata Cara Pembangunan Pos Duga A...
Permen PU Nomor 5 Tahun 2009 tentang Pedoman Tata Cara Pembangunan Pos Duga A...Penataan Ruang
 

Plus de Penataan Ruang (20)

Pelimpahan Kewenangan Pemberian Persetujuan Substansi dalam Penetapan Rancang...
Pelimpahan Kewenangan Pemberian Persetujuan Substansi dalam Penetapan Rancang...Pelimpahan Kewenangan Pemberian Persetujuan Substansi dalam Penetapan Rancang...
Pelimpahan Kewenangan Pemberian Persetujuan Substansi dalam Penetapan Rancang...
 
Pedoman Penyusunan Rencana Detail Tata Ruang dan Peraturan Zonasi Kabupaten/K...
Pedoman Penyusunan Rencana Detail Tata Ruang dan Peraturan Zonasi Kabupaten/K...Pedoman Penyusunan Rencana Detail Tata Ruang dan Peraturan Zonasi Kabupaten/K...
Pedoman Penyusunan Rencana Detail Tata Ruang dan Peraturan Zonasi Kabupaten/K...
 
Pedoman Penyusunan Rencana Detail Tata Ruang dan Peraturan Zonasi Kabupaten/K...
Pedoman Penyusunan Rencana Detail Tata Ruang dan Peraturan Zonasi Kabupaten/K...Pedoman Penyusunan Rencana Detail Tata Ruang dan Peraturan Zonasi Kabupaten/K...
Pedoman Penyusunan Rencana Detail Tata Ruang dan Peraturan Zonasi Kabupaten/K...
 
Pedoman Penyusunan Rencana Detail Tata Ruang dan Peraturan Zonasi Kabupaten/K...
Pedoman Penyusunan Rencana Detail Tata Ruang dan Peraturan Zonasi Kabupaten/K...Pedoman Penyusunan Rencana Detail Tata Ruang dan Peraturan Zonasi Kabupaten/K...
Pedoman Penyusunan Rencana Detail Tata Ruang dan Peraturan Zonasi Kabupaten/K...
 
Pedoman Penyusunan Rencana Detail Tata Ruang dan Peraturan Zonasi Kabupaten/K...
Pedoman Penyusunan Rencana Detail Tata Ruang dan Peraturan Zonasi Kabupaten/K...Pedoman Penyusunan Rencana Detail Tata Ruang dan Peraturan Zonasi Kabupaten/K...
Pedoman Penyusunan Rencana Detail Tata Ruang dan Peraturan Zonasi Kabupaten/K...
 
Pedoman Penyusunan Rencana Detail Tata Ruang dan Peraturan Zonasi Kabupaten/K...
Pedoman Penyusunan Rencana Detail Tata Ruang dan Peraturan Zonasi Kabupaten/K...Pedoman Penyusunan Rencana Detail Tata Ruang dan Peraturan Zonasi Kabupaten/K...
Pedoman Penyusunan Rencana Detail Tata Ruang dan Peraturan Zonasi Kabupaten/K...
 
Pedoman Penyusunan Rencana Detail Tata Ruang dan Peraturan Zonasi Kabupaten/K...
Pedoman Penyusunan Rencana Detail Tata Ruang dan Peraturan Zonasi Kabupaten/K...Pedoman Penyusunan Rencana Detail Tata Ruang dan Peraturan Zonasi Kabupaten/K...
Pedoman Penyusunan Rencana Detail Tata Ruang dan Peraturan Zonasi Kabupaten/K...
 
Pedoman Penyusunan Rencana Detail Tata Ruang dan Peraturan Zonasi Kabupaten/K...
Pedoman Penyusunan Rencana Detail Tata Ruang dan Peraturan Zonasi Kabupaten/K...Pedoman Penyusunan Rencana Detail Tata Ruang dan Peraturan Zonasi Kabupaten/K...
Pedoman Penyusunan Rencana Detail Tata Ruang dan Peraturan Zonasi Kabupaten/K...
 
Pedoman Penyusunan Rencana Detail Tata Ruang dan Peraturan Zonasi Kabupaten/K...
Pedoman Penyusunan Rencana Detail Tata Ruang dan Peraturan Zonasi Kabupaten/K...Pedoman Penyusunan Rencana Detail Tata Ruang dan Peraturan Zonasi Kabupaten/K...
Pedoman Penyusunan Rencana Detail Tata Ruang dan Peraturan Zonasi Kabupaten/K...
 
Pedoman Penyusunan Rencana Detail Tata Ruang dan Peraturan Zonasi Kabupaten/K...
Pedoman Penyusunan Rencana Detail Tata Ruang dan Peraturan Zonasi Kabupaten/K...Pedoman Penyusunan Rencana Detail Tata Ruang dan Peraturan Zonasi Kabupaten/K...
Pedoman Penyusunan Rencana Detail Tata Ruang dan Peraturan Zonasi Kabupaten/K...
 
Pedoman Penyusunan Rencana Detail Tata Ruang dan Peraturan Zonasi Kabupaten/K...
Pedoman Penyusunan Rencana Detail Tata Ruang dan Peraturan Zonasi Kabupaten/K...Pedoman Penyusunan Rencana Detail Tata Ruang dan Peraturan Zonasi Kabupaten/K...
Pedoman Penyusunan Rencana Detail Tata Ruang dan Peraturan Zonasi Kabupaten/K...
 
Pedoman Penyusunan Rencana Detail Tata Ruang dan Peraturan Zonasi Kabupaten/K...
Pedoman Penyusunan Rencana Detail Tata Ruang dan Peraturan Zonasi Kabupaten/K...Pedoman Penyusunan Rencana Detail Tata Ruang dan Peraturan Zonasi Kabupaten/K...
Pedoman Penyusunan Rencana Detail Tata Ruang dan Peraturan Zonasi Kabupaten/K...
 
Pedoman Penyusunan Rencana Detail Tata Ruang dan Peraturan Zonasi Kabupaten/K...
Pedoman Penyusunan Rencana Detail Tata Ruang dan Peraturan Zonasi Kabupaten/K...Pedoman Penyusunan Rencana Detail Tata Ruang dan Peraturan Zonasi Kabupaten/K...
Pedoman Penyusunan Rencana Detail Tata Ruang dan Peraturan Zonasi Kabupaten/K...
 
Pedoman Penyusunan Rencana Detail Tata Ruang dan Peraturan Zonasi Kabupaten/Kota
Pedoman Penyusunan Rencana Detail Tata Ruang dan Peraturan Zonasi Kabupaten/KotaPedoman Penyusunan Rencana Detail Tata Ruang dan Peraturan Zonasi Kabupaten/Kota
Pedoman Penyusunan Rencana Detail Tata Ruang dan Peraturan Zonasi Kabupaten/Kota
 
Pedoman Penyusunan Rencana Detail Tata Ruang dan Peraturan Zonasi Kabupaten/Kota
Pedoman Penyusunan Rencana Detail Tata Ruang dan Peraturan Zonasi Kabupaten/KotaPedoman Penyusunan Rencana Detail Tata Ruang dan Peraturan Zonasi Kabupaten/Kota
Pedoman Penyusunan Rencana Detail Tata Ruang dan Peraturan Zonasi Kabupaten/Kota
 
Permen PU Nomor 12 Tahun 2009 tentang Pedoman Penyediaan Dan Pemanfaatan Ruan...
Permen PU Nomor 12 Tahun 2009 tentang Pedoman Penyediaan Dan Pemanfaatan Ruan...Permen PU Nomor 12 Tahun 2009 tentang Pedoman Penyediaan Dan Pemanfaatan Ruan...
Permen PU Nomor 12 Tahun 2009 tentang Pedoman Penyediaan Dan Pemanfaatan Ruan...
 
Permen PU Nomor 4 Tahun 2009 tentang Sistem Manajemen Mutu (SMM) Departemen P...
Permen PU Nomor 4 Tahun 2009 tentang Sistem Manajemen Mutu (SMM) Departemen P...Permen PU Nomor 4 Tahun 2009 tentang Sistem Manajemen Mutu (SMM) Departemen P...
Permen PU Nomor 4 Tahun 2009 tentang Sistem Manajemen Mutu (SMM) Departemen P...
 
Permen PU Nomor 3 Tahun 2009 tentang Pedoman Rekayasa Sosial Pembangunan Bend...
Permen PU Nomor 3 Tahun 2009 tentang Pedoman Rekayasa Sosial Pembangunan Bend...Permen PU Nomor 3 Tahun 2009 tentang Pedoman Rekayasa Sosial Pembangunan Bend...
Permen PU Nomor 3 Tahun 2009 tentang Pedoman Rekayasa Sosial Pembangunan Bend...
 
Permen PU Nomor 3 Tahun 2009 tentang Pedoman Rekayasa Sosial Pembangunan Bend...
Permen PU Nomor 3 Tahun 2009 tentang Pedoman Rekayasa Sosial Pembangunan Bend...Permen PU Nomor 3 Tahun 2009 tentang Pedoman Rekayasa Sosial Pembangunan Bend...
Permen PU Nomor 3 Tahun 2009 tentang Pedoman Rekayasa Sosial Pembangunan Bend...
 
Permen PU Nomor 5 Tahun 2009 tentang Pedoman Tata Cara Pembangunan Pos Duga A...
Permen PU Nomor 5 Tahun 2009 tentang Pedoman Tata Cara Pembangunan Pos Duga A...Permen PU Nomor 5 Tahun 2009 tentang Pedoman Tata Cara Pembangunan Pos Duga A...
Permen PU Nomor 5 Tahun 2009 tentang Pedoman Tata Cara Pembangunan Pos Duga A...
 

Permen PU Nomor 7 Tahun 2011 tentang Standar Dan Pedoman Pengadaan Pekerjaan Konstruksi Dan Jasa Konsultansi

  • 1. PERATURAN MENTERI PEKERJAAN UMUM NOMOR : 07/PRT/M/2011 TENTANG STANDAR DAN PEDOMAN PENGADAAN PEKERJAAN KONSTRUKSI DAN JASA KONSULTANSI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PEKERJAAN UMUM, Menimbang Mengingat : : a. bahwa pengadaan pekerjaan konstruksi dan jasa konsultansi di bidang pekerjaan umum yang memenuhi tata nilai pengadaan dan kompetitif sangat diperlukan bagi ketersediaan infrastruktur yang berkualitas sehingga akan berdampak pada peningkatan pelayanan publik; b. bahwa dengan telah diterbitkannya Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 54 Tahun 2010 tentang Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah, perlu pengaturan mengenai tatacara pengadaan pekerjaan konstruksi dan jasa konsultansi yang jelas dan komprehensif sehingga dapat menjadi pengaturan yang efektif dalam pengadaan barang/jasa pemerintah; c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud pada huruf a dan huruf b perlu menetapkan Peraturan Menteri; 1. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 28 Tahun 2000 tentang Usaha dan Peran Masyarakat Jasa Konstruksi (Lembaran Negara RI Tahun 2000 Nomor 63, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3955) sebagaimana telah diubah terakhir dengan Peraturan Pemerintah Nomor 92 Tahun 2010 (Lembaran Negara RI Tahun 2010 Nomor 157); 2. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 29 Tahun 2000 tentang Penyelenggaraan Jasa Konstruksi (Lembaran Negara RI Nomor 64 Tahun 2000, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3957) sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Pemerintah Nomor 59 Tahun 2010 (Lembaran Negara RI Nomor 95 Tahun 2010); 3. Peraturan Pemerintah Nomor 30 Tahun 2000 tentang Penyelenggaraan Pembinaan Jasa Konstruksi (Lembaran Negara RI Tahun 2000 Nomor 65 Tambahan Lembaran Negara Nomor 3957); 4. Peraturan Presiden Nomor 47 Tahun 2009 tentang
  • 2. Pembentukan dan Organisasi Kementerian Negara; 5. Peraturan Presiden Nomor 24 Tahun 2010 tentang Kedudukan, Tugas dan Fungsi Kementerian Negara serta Susunan Organisasi, Tugas dan Fungsi Eselon I Kementerian Negara Republik Indonesia; 6. Peraturan Presiden Nomor 54 Tahun 2010 tentang Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah; 7. Keputusan Presiden Nomor 42 Tahun 2002 tentang Pedoman Pelaksanaan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Presiden Nomor 53 Tahun 2010; 8. Keputusan Presiden Nomor 84/P Tahun 2009; 9. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 08/PRT/M/2010 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Pekerjaan Umum; 10. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 21/PRT/M/2010 tentang Organisasi dan Tata Kerja Unit Pelaksana Teknis Kementerian Pekerjaan Umum. 11. Peraturan Menteri Perindustrian RI Nomor 15/M- IND/PER/2/2011 tentang Pedoman Penggunaan Produk Dalam Negeri Dalam Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah. MEMUTUSKAN : Menetapkan : PERATURAN MENTERI PEKERJAAN UMUM TENTANG STANDAR DAN PEDOMAN PENGADAAN PEKERJAAN KONSTRUKSI DAN JASA KONSULTANSI. Pasal 1 Dalam Peraturan Menteri ini, yang dimaksud dengan : 1. Pengguna Anggaran yang selanjutnya disebut PA adalah Pejabat pemegang kewenangan penggunaan anggaran pemerintah. 2. Kuasa Pengguna Anggaran yang selanjutnya disebut KPA adalah pejabat yang ditetapkan oleh PA untuk menggunakan APBN atau ditetapkan oleh Kepala Daerah untuk menggunakan APBD. 3. Satuan Kerja yang selanjutnya disebut Satker adalah Satuan Kerja yang menyelenggarakan kegiatan yang dibiayai dari dana anggaran pemerintah. 4. Kepala Satuan Kerja yang selanjutnya disebut Kasatker adalah Kuasa Pengguna Anggaran dan/atau Barang. 5. Pejabat Pembuat Komitmen yang selanjutnya disebut PPK adalah pejabat yang bertanggung jawab atas pelaksanaan Pengadaan Barang/Jasa. 6. Unit Layanan Pengadaan yang selanjutnya disebut ULP adalah unit organisasi yang berfungsi melaksanakan Pengadaan Barang/Jasa yang ditetapkan oleh Menteri dan bersifat permanen. 7. Pejabat Pengadaan adalah personil yang memiliki Sertifikat Keahlian Pengadaan Barang/Jasa yang melaksanakan Pengadaan Barang/Jasa. 8. Panitia/Pejabat Penerima Hasil Pekerjaan adalah panitia/pejabat yang
  • 3. ditetapkan oleh PA/KPA yang bertugas memeriksa dan menerima hasil pekerjaan. 9. Penyedia Barang/Jasa adalah badan usaha atau orang perseorangan yang menyediakan Pekerjaan Konstruksi/Jasa Konsultansi. 10. Pekerjaan Konstruksi adalah seluruh pekerjaan yang berhubungan dengan pelaksanaan konstruksi bangunan atau pembuatan wujud fisik lainnya. 11. Jasa Konsultansi adalah jasa layanan profesional yang membutuhkan keahlian tertentu diberbagai bidang keilmuan yang mengutamakan adanya olah pikir (brainware). 12. Pekerjaan Kompleks adalah pekerjaan yang memerlukan teknologi tinggi, mempunyai risiko tinggi, menggunakan peralatan yang didesain khusus dan/atau pekerjaan yang bernilai diatas Rp100.000.000.000,00 (seratus miliar rupiah). 13. Kontrak kerja konstruksi adalah keseluruhan dokumen yang mengatur hubungan hukum antara Pejabat Pembuat Komitmen dengan Penyedia Barang/Jasa dalam pelaksanaan pengadaan barang/jasa. 14. Ahli Hukum Kontrak adalah seorang/pejabat ahli yang dapat memberikan pendapat terhadap Kontrak untuk pekerjaan konstruksi dan jasa konsultansi yang bernilai di atas Rp 100.000.000.000 (seratus milyar rupiah) dan/atau yang bersifat kompleks sebelum di tandatangani oleh para pihak. 15. Pemerintah Pusat, selanjutnya disebut Pemerintah, adalah Presiden Republik Indonesia yang memegang kekuasaan pemerintahan negara Republik Indonesia sebagaimana dimaksud dalam Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945. 16. Pejabat Eselon I atau Pimpinan Unit Kerja setara Eselon I adalah Sekretaris Jenderal/Sekretaris Menteri/Sekretaris Utama/Sekretaris Daerah, Inspektur Jenderal, Kepala Badan, dan Direktur Jenderal/Deputi. Pasal 2 (1) Peraturan Menteri ini dimaksudkan untuk digunakan sebagai acuan dalam pelaksanaan pengadaan pekerjaan konstruksi dan jasa konsultansi dalam penyelenggaraan jasa konstruksi. (2) Peraturan Menteri ini bertujuan agar pelaksanaan pengadaan pekerjaan konstruksi dan jasa konsultansi dalam penyelenggaraan jasa konstruksi lebih operasional dan efektif. Pasal 3 Ruang lingkup berlakunya Peraturan Menteri ini adalah untuk: a. Pengadaan pekerjaan konstruksi dan jasa konsultansi dalam penyelenggaraan jasa konstruksi yang pembiayaannya baik sebagian atau seluruhnya bersumber dari anggaran pembangunan pemerintah (pusat/daerah). b. Pengadaan pekerjaan konstruksi dan jasa konsultansi yang dananya bersumber dari pemerintah sebagaimana dimaksud pada ayat (1) mencakup Pengadaan pekerjaan konstruksi dan jasa konsultansi yang
  • 4. sebagian atau seluruh dananya bersumber dari pinjaman atau hibah dalam negeri. Pasal 4 Para pihak yang terkait dalam pelaksanaan Pengadaan Barang/Jasa harus mematuhi ketentuan sebagai berikut: a. Melaksanakan tugas secara tertib, disertai rasa tanggung jawab untuk mencapai sasaran, kelancaran dan ketepatan tercapainya tujuan Pengadaan Barang/Jasa; b. Bekerja secara profesional dan mandiri, serta menjaga kerahasiaan Dokumen Pengadaan Barang/Jasa yang menurut sifatnya harus dirahasiakan untuk mencegah terjadinya penyimpangan dalam Pengadaan Barang/Jasa; c. Tidak saling mempengaruhi baik langsung maupun tidak langsung yang berakibat terjadinya persaingan tidak sehat; d. Menerima dan bertanggung jawab atas segala keputusan yang ditetapkan sesuai dengan kesepakatan tertulis para pihak; e. Menghindari dan mencegah terjadinya pertentangan kepentingan para pihak yang terkait, baik secara langsung maupun tidak langsung dalam proses Pengadaan Barang/Jasa; f. Menghindari dan mencegah terjadinya pemborosan dan kebocoran keuangan negara dalam Pengadaan Barang/Jasa; g. Menghindari dan mencegah penyalahgunaan wewenang dan/atau kolusi dengan tujuan untuk keuntungan pribadi, golongan atau pihak lain yang secara langsung atau tidak langsung merugikan negara; dan h. Tidak menerima, tidak menawarkan atau tidak menjanjikan untuk memberi atau menerima hadiah, imbalan, komisi, rabat dan berupa apa saja dari atau kepada siapapun yang diketahui atau patut diduga berkaitan dengan Pengadaan Barang/Jasa. i. Proses pelaksanaan pelelangan/seleksi harus segera dimulai setelah rencana kerja dan anggaran K/L/D/I disetujui DPR/DPRD sampai dengan penetapan pemenang, penandatanganan kontrak dilakukan setelah Dokumen Anggaran disahkan. Pasal 5 Untuk pekerjaan konstruksi yang bernilai diatas Rp 100.000.000.000 (seratus milyar rupiah) dan jasa konsultansi yang bernilai diatas Rp 10.000.000.000 (sepuluh milyar rupiah), Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) menetapkan Harga Perkiraan Sendiri (HPS) setelah Rencana Perkiraan Biaya yang disusun mendapat persetujuan dari Pejabat Eselon I. Pasal 6 (1) Dalam rangka menyusun Harga Perkiraan Sendiri (HPS) dilakukan berdasarkan metode pelaksanaan/kerja dan spesifikasi teknis dengan memperhatikan data harga pasar setempat, yang diperoleh berdasarkan hasil survey menjelang dilaksanakannya pengadaan dengan mempertimbangkan informasi yang meliputi: a. informasi biaya satuan yang dipublikasikan secara resmi oleh Badan Pusat Statistik (BPS);
  • 5. b. informasi biaya satuan yang dipublikasikan secara resmi oleh asosiasi terkait dan sumber data lain yang dapat dipertanggungjawabkan; c. daftar biaya/tarif Barang/Jasa yang dikeluarkan oleh pabrikan/distributor tunggal; d. biaya Kontrak sebelumnya atau yang sedang berjalan dengan mempertimbangkan faktor perubahan biaya; e. inflasi tahun sebelumnya, suku bunga berjalan dan/atau kurs tengah Bank Indonesia; f. hasil perbandingan dengan Kontrak sejenis, baik yang dilakukan dengan instansi lain maupun pihak lain; g. perkiraan perhitungan biaya yang dilakukan oleh konsultan perencana (engineer’s estimate); h. norma indeks yaitu tentang nilai harga terendah dan harga tertinggi dari suatu barang/jasa yang diterbitkan oleh instansi teknis terkait atau Pemerintah Daerah setempat; dan/atau i. informasi lain yang dapat dipertanggungjawabkan. (2) Dalam melakukan evaluasi penawaran harus berpedoman pada tatacara/kriteria yang ditetapkan dalam Dokumen Pengadaan, khusus untuk harga penawaran peserta lelang/seleksi di bawah 80% HPS wajib dilakukan evaluasi kewajaran harga dengan meneliti dan menilai konsistensi rincian/uraian Analisa Harga Satuan Pekerjaan Utama terhadap syarat teknis/spesifikasi sehingga tidak terjadi penyimpangan yang mempengaruhi lingkup, kualitas, dan hasil/kinerja serta diyakini dapat menyelesaikan pekerjaan sesuai dengan persyaratan yang ditetapkan. Pasal 7 Kontrak untuk pekerjaan konstruksi dan jasa konsultansi yang bernilai di atas Rp 100.000.000.000 (seratus milyar rupiah) dan/atau yang bersifat kompleks sebelum di tandatangani oleh para pihak, terlebih dahulu harus memperoleh pendapat Ahli Hukum Kontrak. Pasal 8 (1) Ahli Hukum Kontrak sebagaimana dimaksud dalam Pasal 7 yang ditunjuk untuk memberikan pendapat hukum, harus berdasarkan persetujuan para pihak. (2) Dalam hal tidak diperoleh Ahli Hukum Kontrak sebagaimana dimaksud pada ayat (1), maka pendapat hukum dapat diperoleh dari Tim Pendapat/Opini Hukum Kontrak. Pasal 9 (1) Standar dan Pedoman Pengadaan Pekerjaan Konstruksi dan Jasa Konsultansi meliputi : a. Standar dan Pedoman Pengadaan Pekerjaan Konstruksi, terdiri atas: 1. Buku PK 01 A Standar Dokumen Pengadaan Pekerjaan Konstruksi (Pelelangan Umum/Pemilihan Langsung) Pascakualifikasi Metode Satu Sampul dan Evaluasi Sistem Gugur Kontrak Harga Satuan.
  • 6. 2. Buku PK 01 B Pedoman Tata Cara Pengadaan dan Evaluasi Penawaran Pengadaan Pekerjaan Konstruksi Pascakualifikasi Metode Satu Sampul dan Evaluasi Sistem Gugur Kontrak Harga Satuan. 3. Buku PK 02 A Standar Dokumen Pengadaan Pekerjaan Konstruksi (Pelelangan Umum/Pemilihan Langsung) Pascakualifikasi Metode Satu Sampul dan Evaluasi Sistem Gugur Kontrak Lump Sum. 4. Buku PK 02 B Pedoman Tata Cara Pengadaan dan Evaluasi Penawaran Pengadaan Pekerjaan Konstruksi Pascakualifikasi Metode Satu Sampul dan Evaluasi Sistem Gugur Kontrak Lump Sum. 5. Buku PK 03 A Standar Dokumen Pengadaan Pekerjaan Konstruksi (Pelelangan Umum/Pemilihan Langsung) Pascakualifikasi Metode Satu Sampul dan Evaluasi Sistem Gugur Kontrak Gabungan Lump Sum dan Harga Satuan. 6. Buku PK 03 B Pedoman Tata Cara Pengadaan dan Evaluasi Penawaran Pengadaan Pekerjaan Konstruksi Pascakualifikasi Metode Satu Sampul dan Evaluasi Sistem Gugur Kontrak Gabungan Lump Sum dan Harga Satuan. 7. Buku PK 04 A Standar Dokumen Pemilihan Pekerjaan Konstruksi (Pelelangan Umum/Pelelangan Terbatas) Prakualifikasi Metode Satu Sampul dan Evaluasi Sistem Gugur Kontrak Harga Satuan. 8. Buku PK 04 B Pedoman Tata Cara Pengadaan dan Evaluasi Penawaran Pengadaan Pekerjaan Konstruksi Prakualifikasi Metode Satu Sampul dan Evaluasi Sistem Gugur Kontrak Harga Satuan. 9. Buku PK 05 A Standar Dokumen Pemilihan Pekerjaan Konstruksi (Pelelangan Umum/Pelelangan Terbatas) Prakualifikasi Metode Dua Tahap dan Evaluasi Sistem Nilai Kontrak Lump Sum. 10. Buku PK 05 B Pedoman Tata Cara Pengadaan dan Evaluasi Penawaran Pengadaan Pekerjaan Konstruksi Prakualifikasi Metode Dua Tahap dan Evaluasi Sistem Nilai Kontrak Lump Sum. 11. Buku PK 06 A Standar Dokumen Pemilihan Pekerjaan Konstruksi (Pelelangan Umum/Pelelangan Terbatas) Prakualifikasi Metode Satu Sampul dan Evaluasi Sistem Gugur (Ambang Batas) Kontrak Harga Satuan. 12. Buku PK 06 B Pedoman Tata Cara Pengadaan dan Evaluasi Penawaran Pengadaan Pekerjaan Konstruksi Prakualifikasi Metode Satu Sampul dan Evaluasi Sistem Gugur (Ambang Batas) Kontrak
  • 7. Harga Satuan. 13. Buku PK 07 A Standar Dokumen Kualifikasi Pekerjaan Konstruksi. 14. Buku PK 07 B Pedoman Evaluasi Kualifikasi. 15. Buku PK 08 Pedoman Penyusunan Dokumen Pelelangan. b. Standar dan Pedoman Pengadaan Jasa Konsultansi, terdiri atas : 1. Buku JK 09 A Standar Dokumen Pengadaan Jasa Konsultansi (Badan Usaha) Prakualifikasi Metode Dua Sampul dan Evaluasi Kualitas Kontrak Harga Satuan. 2. Buku JK 09 B Pedoman Tata Cara Seleksi dan Evaluasi Penawaran Jasa Konsultansi (Badan Usaha) Prakualifikasi Metode Dua Sampul dan Evaluasi Kualitas dengan Kontrak Harga Satuan. 3. Buku JK 10 A Standar Dokumen Pengadaan Jasa Konsultansi (Badan Usaha) Prakualifikasi Metode Dua Sampul dan Evaluasi Kualitas Kontrak Lump Sum. 4. Buku JK 10 B Pedoman Tata Cara Seleksi dan Evaluasi Penawaran Jasa Konsultansi (Badan Usaha) Prakualifikasi Metode Dua Sampul dan Evaluasi Kualitas Kontrak Lump Sum. 5. Buku JK 11 A Standar Dokumen Pengadaan Jasa Konsultansi (Badan Usaha) Prakualifikasi Metode Dua Sampul dan Evaluasi Kualitas dan Biaya Kontrak Harga Satuan. 6. Buku JK 11 B Pedoman Tata Cara Seleksi dan Evaluasi Penawaran Jasa Konsultansi (Badan Usaha) Prakualifikasi Metode Dua Sampul dan Evaluasi Kualitas dan Biaya Kontrak Harga Satuan. 7. Buku JK 12 A Standar Dokumen Pengadaan Jasa Konsultansi (Badan Usaha) Prakualifikasi Metode Dua Sampul dan Evaluasi Kualitas dan Biaya Kontrak Lump Sum. 8. Buku JK 12 B Pedoman Tata Cara Seleksi dan Evaluasi Penawaran Jasa Konsultansi (Badan Usaha) Prakualifikasi Metode Dua Sampul dan Evaluasi Kualitas dan Biaya Kontrak Lump Sum. 9. Buku JK 13 A Standar Dokumen Pengadaan Jasa Konsultansi (Badan Usaha) Prakualifikasi Metode Satu Sampul dan Evaluasi Pagu Anggaran Kontrak Harga Satuan.
  • 8. 10. Buku JK 13 B Pedoman Tata Cara Seleksi dan Evaluasi Penawaran Jasa Konsultansi (Badan Usaha) Prakualifikasi Metode Satu Sampul dan Evaluasi Pagu Anggaran Kontrak Harga Satuan. 11. Buku JK 14 A Standar Dokumen Pengadaan Jasa Konsultansi (Badan Usaha) Prakualifikasi Metode Satu Sampul dan Evaluasi Pagu Anggaran Kontrak Lump Sum. 12. Buku JK 14 B Pedoman Tata Cara Seleksi dan Evaluasi Penawaran Jasa Konsultansi (Badan Usaha) Prakualifikasi Metode Satu Sampul dan Evaluasi Pagu Anggaran Kontrak Lump Sum. 13. Buku JK 15 A Standar Dokumen Pengadaan Jasa Konsultansi (Badan Usaha) Prakualifikasi Metode Satu Sampul dan Evaluasi Biaya Terendah Kontrak Harga Satuan. 14. Buku JK 15 B Pedoman Tata Cara Seleksi dan Evaluasi Penawaran Jasa Konsultansi (Badan Usaha) Prakualifikasi Metode Satu Sampul dan Evaluasi Biaya Terendah Kontrak Harga Satuan. 15. Buku JK 16 A Standar Dokumen Pengadaan Jasa Konsultansi (Badan Usaha) Prakualifikasi Metode Satu Sampul dan Evaluasi Biaya Terendah Kontrak Lump Sum. 16. Buku JK 16 B Pedoman Tata Cara Seleksi dan Evaluasi Penawaran Jasa Konsultansi (Badan Usaha) Prakualifikasi Metode Satu Sampul dan Evaluasi Biaya Terendah Kontrak Lump Sum. 17. Buku JK 17 A Standar Dokumen Pengadaan Jasa Konsultansi Perseorangan. 18. Buku JK 17 B Pedoman Tata Cara Seleksi dan Evaluasi Penawaran Jasa Konsultansi Perseorangan. 19. Buku JK 18 A Standar Dokumen Kualifikasi Jasa Konsultansi. 20. Buku JK 18 B Pedoman Evaluasi Kualifikasi Jasa Konsultansi. 21. Buku JK 19 Pedoman Penyusunan Dokumen Seleksi. (2) Pengadaan Pekerjaan Konstruksi dan Jasa Konsultansi di bidang pekerjaan umum dilaksanakan sesuai dengan Standar dan Pedoman Pengadaan Pekerjaan Konstruksi dan Jasa Konsultansi yang ditetapkan berdasarkan Peraturan Menteri ini.
  • 9. (3) Kontrak pekerjaan konstruksi dan jasa konsultansi dapat menggunakan: a. kontrak Lump Sum, Harga Satuan, Gabungan Lump Sum dan Harga Satuan untuk pekerjaan tunggal atau terintegrasi. b. kontrak Lump Sum Jasa Konsultansi didasarkan atas produk/keluaran (Output based) yang harus dihasilkan konsultan sesuai dengan Kerangka Acuan Kerja/TOR. Jenis pekerjaan pada kelompok ini yaitu feasibility study, design, study, evaluasi, kajian, telaah, pedoman, petunjuk, produk hukum, sertifikasi, dan lainnya. Kontrak Harga Satuan Jasa Konsultansi didasarkan atas input (tenaga ahli dan biaya-biaya langsung terkait termasuk perjalanan dinas) yang harus disediakan konsultan (Input based) untuk melaksanakan pekerjaan sesuai dengan Kerangka Acuan Kerja/TOR. Jenis pekerjaan pada kelompok ini yaitu supervisi/pengawasan pekerjaan fisik, monitoring dan evaluasi, manajemen kontrak, survey, dan lainnya. (4) Standar dan Pedoman Pengadaan Pekerjaan Konstruksi dan Jasa Konsultansi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) secara rinci tercantum dalam lampiran yang merupakan satu kesatuan dan bagian yang tidak terpisahkan dengan Peraturan Menteri ini. Pasal 10 Dengan ditetapkannya peraturan ini, maka Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor: 43/PRT/M/2007 tentang Standar dan Pedoman Pengadaan Jasa Konstruksi dan Jasa Konsultansi dicabut dan dinyatakan tidak berlaku. Pasal 11 Dengan berlakunya peraturan ini, apabila masih ada proses pengadaan barang/jasa yang menggunakan Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor: 43/PRT/M/2007 tentang Standar dan Pedoman Pengadaan Jasa Konstruksi dan Jasa Konsultansi dapat dilanjutkan sampai dengan berakhirnya proses pengadaan tersebut. Pasal 12 Peraturan ini mulai berlaku sejak tanggal ditetapkan. Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengundangan Peraturan Menteri ini dengan penempatannya dalam Berita Negara Republik Indonesia.
  • 10. Ditetapkan di : Jakarta Pada tanggal : 31 Mei 2011 MENTERI PEKERJAAN UMUM, ttd. DJOKO KIRMANTO Diundangkan di : Jakarta Pada tanggal : 15 Juni 2011 MENTERI HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA ttd. PATRIALIS AKBAR BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA TAHUN 2011 NOMOR 347 Salinan sesuai dengan aslinya KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM Kepala Biro Hukum, Ismono NIP. 195309251982031001