SlideShare une entreprise Scribd logo
1  sur  18
Makalah


           Tuning The Magnetic Behavior and Transport Property of
                       Graphene by Introducing Dopant and Defect:
                                          A First-principles Study


    Yong-Hui Zhang a,b,*, Li-Juan Yue a,b, Li-Feng Han a,b, Jun-Li Chen a,b, Shao-Ming Fang a, Dian-Zeng Jia c,Feng Li a,b,*
a
    College of Materials and Chemical Engineering, Zhengzhou University of Light Industry, Zhengzhou 450002, Henan, PR
China
b
    State Laboratory of Surface & Interface Science (SLSIST), Zhengzhou 450002, Henan, PR China
c
    College of Chemistry and Chemical Engineering, Xinjiang University, Urumqi, 830046 Xinjiang, PR China



    Dipublikasi pada jurnal Computational and Theoretical Chemistry 972 (2011) 63–67


        Dibuat untuk memenuhi syarat mata kuliah MT 3207 Keramik Mutakhir oleh:
                                   Gilang Permata Khusuma ( 13708050 )




                                PROGRAM STUDI TEKNIK MATERIAL
                        FAKULTAS TEKNIK MESIN DAN DIRGANTARA
                                   INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG
                                                            2012
Abstrak


Dengan menggunakan density functional theory and nonequilibrium Green’s function
(NEGF), kita mendapatkan kajian secara teoritis sifat magnetik and transport dari
graphene dengan menambahkan dopant dan cacat. Graphene dengan tipe p and n
dapat dirangasang melalui doping atom B and N. Hal ini menunjukan bahwa vakansi
atau metal doping dapat mempengaruhi magnetisasi secara spontan. Simulasi arus
dan beda potensial menyatakan perlengkapan dengan N-doped graphene mempunyai
konduktansi yang lebih tinggi dibanding dengan B-doped graphene.




                                        i
Daftar Isi



Abstrak .......................................................................................................... i
Daftar Isi........................................................................................................ ii
Daftar Gambar ............................................................................................... iii
Bab I Pendahuluan...................................................................................... 1
1.1 Latar Belakang ........................................................................................ 1
1.2 Tujuan ..................................................................................................... 1
Bab II Dasar Teori ...................................................................................... 2
Bab III Metode Komputasi ........................................................................ 3
3.1 Density Functional Theory...................................................................... 3
3.2 Density of State ....................................................................................... 4
3.3 Electrons Transport ................................................................................. 4
Bab IV Hasil dan Diskusi ........................................................................... 4
Bab V Kesimpulan ...................................................................................... 8




                                                                ii
Daftar Gambar



Gambar 1 ....................................................................................................... 3
Gambar 2 ....................................................................................................... 7
Gambar 3 ....................................................................................................... 10
Gambar 4 ....................................................................................................... 13




                                                              iii
Bab I Pendahuluan




1.1 Latar Belakang

Graphene, sebuah atom yang single-layer dari graphite dan nanomaterial dalam 2
dimensi (2D), telah menarik perhatian yang besar sejak ditemukan pada tahun 2004.
Sebagai bagian baru dari material berbasiskan karbon, struktur sarang lebah dari
graphene dengan ikatan orbital sp2 dan π diantara orbital pz yang tegak lurus
mendasari sifat fisik yang beragam, seperti 2D Dirac Fermion, efek kuatum Hall yang
unik, dan charge carriers dengan mobilitas yang besar. Semua sifat spesial dan
menonjol tersebut membuat graphene menjadi salah satu kandidat penting dalam
aplikasi yang potensial, seperti gas sensor sampai elektroda tranparan untuk diode
pemancar cahaya, photovoltaics dan alat spintronic.




Kemungkinan untuk penyelarasan sifat elektronik dari graphene penting tidak hanya
sebagai pembelajaran dasar tetapi juga untuk aplikasi masa depan. Banyak metode
telah diajukan untuk merekayasa struktur dari graphene dan yang sebagian besar
digunakan sekarang adalah doping dan adsorbsi. Walaupun demikan, sebagian besar
teori penelitian dari graphene didasarkan pada analisa Densitiy of States (DOSs) dan
jarang ditemukan analisa kuantitatif dari efek dopant dan cacat, yang dapat mengubah
sifat transport material.




1.2 Tujuan

Medapatkan wawasan dari efek dopant dan cacat terhadap sifat magnetik dan
elekronik dari material graphene .


                                                                             1
Bab II Dasar Teori




Penyelidikan awal graphene difokuskan pada fungsionalitas graphene telah
memprediksikan bahwa beberapa atom (Li,Na,K,Fe,Co,Mn, dll) dapat keluar dari
batas di sisi cekungnya. Aktrȕ k dan kawan-kawan melakukan adsorbsi Si dan Ge,
unsur golongan IV seperti C, di graphene pada tingkat cakupan yang berbeda dan
pengujian sifat elektronik dan magnetik. Golongan Solange B. Fagan juga
menunjukan bahwa Fe dan Ti diserap dalam permukaan graphene pada konfigurasi
secara atomik, wires, dan decorating dapat mengubah secara signifikan struktur
elektronik dari graphene.




Efek dari cacat dan pengotor di struktur elektronik dari graphene telah dikaji dalam
beberapa tahun terakhir, dan kebanyakan penelitian berpusat pada adsorbsi dan
doping oleh atom logam, molekul kecil, dan atom hidrogen. Beberapa golongan lain
melaporkan hydrogen storage dari atom logam yang di doping sistem graphene,
graphene yang didoping dengan atom non-metal, dan hidrogenasi dari bilayer
graphene.




Penambahan dopant pada permukaan graphene, seperti Al, B, dan N dapat
meningkatkan interaksi antara molekul dengan graphene yang dapat digunakan
sebagai medan sensor potensial. Hal ini telah dilaporkan bahwa molekul organik atau
fragmen DNA dapat merangsang perubahan signifikan struktur elektronik dari
graphene.




                                                                             2
Bab III Metode Komputasi




3.1 Density Functional Theory (DFT)

Perhitungan density functional theory (DFT) ditunjukan dengan CASTEP
mengunakan ultrasoft pseudopotential, berbasis plane-wave, dan kondisi batas
periodik.

1. Local density approximation (LDA) dan batas energi 240 eV untuk set basis
   plane-wave digunakan pada semua proses relaksasi.
2. Setiap sistem graphene yang didoping berisi 12.30 x 12.30 x 10.00 Å graphene
   super cell (50 C atom) dan satu atom doping (Gambar. 1).
3. Titik k diatur ke 3 x 3 x 1 untuk zona integrasi Brillouin.
4. Relaksasi geometri ditunjukan dengan kriteria dimana gaya ionic lebih kecil
   dibanding 0.01 eV/Å.
5. Energi adsorbs dari molekul organik graphene dihitung dengan:
   Ead = E(metal-graphene) – E(graphene) – E(metal)                          (1)
   dimana E(metal+graphene), E(graphene) dan E(metal) energi total dari sistem
   relaksi metal + graphene, graphene dan atom metal.




                                                                         3
Gambar. 1. (a) Pandangan skematis dari graphene terhadap dopant dan cacat, (b) ilustrasi dari alat
                                          graphene-based.




3.2 Density of State (DOS)

Untuk perhitungan density of state (DOS), titik k diatur sampai 7 x 7 x 1 untuk
mendapatkan keakurasian yang tinggi. Pengujian perhitungan menggunakan supercell
yang luas (14.76 x 14.76 x 12.00 Å, 72 C atoms), energi cut-off yang tinggi (400 eV)
atau jarak vakum tertinggi (12 Å) antar lapisan graphene, yang ditunjukan kurang dari
2% untuk perbaikan pada simulasi energi.




Oleh karena itu, metode perhitungan ini diyakini akurat. Dalam literatur, GGA dan
LDA adalah dua metode umum yang digunakan untuk menginvestigasi nanomaterial.
Sebagaimana ditunjukan dalam perhitungan teoritis yang telah lalu, metode GGA
cenderung mengabaikan energi adsorbsi. Sebagai contoh, GGA menunjukan bahwa
hamper tidak ada interaksi antara dua lapisan graphene. Sebaliknya, LDA
menunjukan pendekatan studi interaksi sistem susunan seperti penumpukan p yang
berinteraksi dengan lapisan graphene dalam 3D graphite, dan memberikan hasil
energi adsorbsi yang nilainya mendekati. Banyak penelitian menunjukan LDA
menggambarkan sifat dari nanomaterial berbasis karbon dengan akurat.




3.3 Electron Transport

Perhitungan electron transport ditunjukan dengan menggunakan ATK package, yang
mengimplementasi nonequilibrium Green‟s function (NEGF).




                                                                                               4
1. Pemilihan pembentukan elemen cut-off pada 200 Ry digunakan untuk mencapai
   keseimbangan antara perhitungan efisiensi dan akurasi.
2. Arus dihitung dengan formula Landauer–Büttiker:

      a.                                                                      (2)

   dimana T(E, Vb) menunjukan probabiltas electronic transport, lR and lL adalah
   potensial kimia dari elektroda di kanan dan kiri, dan Vb adalah tegangan bias
   yang diterapkan pada elektroda.




                                                                          5
Bab IV Hasil dan Diskusi




Untuk memamahi akibat dari dopant dan cacat pada struktur elektronik graphene,
evaluasi pada dopan seperti boron, nitrogen, dan cacat lainnya ditunjukan pada
Gambar. 1a. Ketika satu atom karbon digantikan oleh atom B di super cell, secara
praktek tidak ada deformasi di struktur geometri dari struktur graphene dan tetap
planar. Doping B adalah hasil dari elongasi dari panjang ikatan (l) di sisi doping dari
lC–C = 1.420 Å sampai lB–N = 1.481 Å. Sebagai perbandingan,ketika atom karbon
diganti oleh atom N dalam supercell, didapatkan juga bahwa struktur geometri 2D
dari graphene juga planar. Tiga ikatan N–C adalah 1.408 Å. Tetapi bagaimanapun
juga, sesudah menghasilkan kekosongan dengan menghapus satu C dari permukaan
lembaran, geometri dari cacat graphene berubah drastis. Panjang ikatan C–C bond
mengelilingi cacat pada 1.387 Å atau 1.415 Å. Panjang ikatan dari 1.387 Å pada
faktanya mendekati panjang ikatan ganda C–C, yang mana mengindikasikan aktivitas
kimia yang lebih.




Selanjutnya sifat-sifat transport electron dari graphene yang berbeda dihasilkan dari
simulasi menggunakan metode NEGF dengan menampilkan dopant. Jenis paling
sederhana dari transduser adalah sensor resistance, dimana hambatan dari perubahan
akan sesuai dengan dopant yang beragam, graphene berbasis resistensi disimulasikan
dengan menggunakan model yang terdiri dari lembaran graphene yang dihubungkan
dengan dua elektroda graphene (Gambar. 1b). Perhitungan rangkaian kurva arus dan
tegangan untuk sambungan graphene seperti dengan atau tanpa dopant. Hasil struktur
geometri, struktur elektronik, dan sifat magnetic disajikan dalam bahasan selanjutnya.




                                                                                6
Sifat elekteronik dan magnetic dari sistem graphene yang berbeda dianalisa dari
putaran spectrum densities of states (DOSs). Perhitungan mayoritas dan minoritas
dari DOSs untuk graphene murni (a), B-graphene, N-graphene, (b) BN-graphene,
graphene yang cacat ditunjukan pada Gambar. 2.




 Gambar. 2. Perhitungan mayoritas dan minoritas DOS dari: (a) graphene murni (hitam), B-graphene
(merah), N-graphene (hijau), (b) pristine graphene (hitam), BN graphene (merah), graphene yang cacat
                              (hijau). Fermi level diseting sampai nol.



                                                                                            7
Graphene sempurna adalah semimetal non magnetik dengan ikatan π- and π*- yang
segaris menyilang dalam Fermi level, indikasi graphene murni menutup peluang
semikonduktor dengan Fermi level-nya yang menyilang pada titik Dirac seperti
ditunjukan Gambar. 2a. Perbandingan untuk graphene murni, dapat dipahami bahwa
dopant B membuat lubang elektronik pada graphene, yang mana disebut sebagai p-
type semiconductor. Untuk B-graphene, baik saluran spin up dan spin down bergerak
kearah direksi energi yang lebih tinggi, tetapi terlihat tidak adanya pergantian pada
spin DOSs. Gambar. 2a mengungkapan bahwa ketidakadaan momen magnetik
dideteksi setelah atom B mendoping graphene. Ketika atom Nitrogen didoping dalam
graphene, terjadi hibridisasi sp2 dan menampilkan tiga ikatan d dengan tiga atom
tetangga atom terdekat dari C. Baik saluran spin up and spin down dalam doping N
bergerak menuju energi direksi terendah, dan menunjukan pergantian pada spin
DOSs. Sehingga N-graphene termasuk juga planar dan non-magnetic. Sesudah
doping atom B and N atom kepada graphene, spin up and spin down dari BN doped-
graphene mendekati graphene murni, yang mana bergerak ke titik Dirac. Baik doping
atom B atau doping atom N kedalam graphene, tidak momen magnetik moment yang
terdeteksi.




Dalam gambar. 2b, ditunjukan spin up and spin down densities of states (DOS) dari
graphene yang cacat. Dalam kasus cacat (vakansi atom C), dapat dilihat bahwa
mayoritas DOS melampaui minoritas DOS dengan okupasi peak hanya pada Fermi
level, yang mengkontribusikan momen magnetik dalam range antara 0.0 and 0.5 eV,
dan peak 0.1 eV. Sementara itu, minoritas DOS melampaui mayoritas DOS dengan
mengokupasi peak dibawah Fermi level, yang mengkontribusikan momen magnetik
pada range antara -0.8 and 0.0 eV, dan peak is -0.2 eV. Momen magnetiknya sebesar
0.43 µB. Hasil ini mengindikasikan bahwa material mempunyai kemungkian sifat
setengah metallic melihat polarisasi spin yang lengkap dari konduksi elektron.


                                                                              8
Pemodelan adsorbsi atom metal pada pemukaan graphene (lihat Gambar. 1a), yang
secara efektif mengubah sifat magnetik and transport dari graphene.




Beberapa atom metal (Li, Co and Fe) didoping dalam struktur graphene untuk
mengeksplorasi kemungkinan perubahan sifat magnetik dari graphene (Lihat Gambar.
1a). Tempat adsorpsi dijelaskan dengan penempatan atom tambahan pada tempat
yang berbeda diatas graphene, seperti di atas (atas dari atom Karbon), dinding
(disekitar ikatan karbon–karbon), di lubang (disekitar pusat dari hexagons), dan
subsequen dari optimalisasi struktur untuk mendapatkan energi minimum dan gaya
atomik. Sebagai contoh, untuk membuat Fe teradsorbsi dalam graphene, atom Fe
ditempatkan pada posisi yang berbeda. Sesudah merelakasasi struktur, struktur
dengan atom Fe masuk dalam hollow site. Energi adsorbs yang tinggi dan jarak yang
pendek mengindikasikan bahwa interaksi antara graphene dan Fe kuat. Plot electronic
charge dari Fe dan graphene yang sangat kuat, menunjukan terjadinya percampuran
orbital dan charge transfer yang lebih luas. Analisa populer Mulliken menyatakan, Fe
(pembebanan +1.33|e|) dapat menghasilkan ion positif charged dalam adsorpsi
adduct. Perubahan yang besar (1.33|e|) ditransferkan dari Fe ke graphene.




Mengingat sifat magnet yang kuat dari atom Fe, Fe-graphene diharapkan menjadi
bersifat magnetik (Gambar. 3a). Saluran spin up dari Fe-graphene menunjukan dua
bagian baru, satu didekat -1.0 eV dalam ikatan valensi dan yang didekat 1.0 eV dalam
ikatan konduksi. Kesenjangan sifat semikonduktor dari graphene dilakukan dalam
saluran spin up dari Fe-graphene, tetapi saluran spin down menunjukan bagian
ketidakpadatan disekitar Fermi level, yang juga diyakini bahwa Fe-graphene adalah
sebagai setengah metal. Hal ini telah diamati sebagai interaksi antara graphene dan Fe
menginduksikan perubahan antara up dan down spin DOSs secara signifikan, yang


                                                                               9
menghasilkan dalam momen magnetik yang tinggi. Momen magnetik dari Fe-
graphene dikalkulasikan sebesar 2.28 µB.




 Gambar. 3. Perhitungan mayoritas dan minoritas DOS dari: (a) graphene murni (hitam), Fe-graphene
 (merah), Perhitungan mayoritas dan minoritas DOS dari (b) Fe dalam Fegraphene. Orbital s, p dan d
  orbitals ditunjukan dalam warna masing-masing hitam, merah dan hijau. Titik nol berkorespodensi
                                       dengan energi Fermi.




Seperti pembelahan dalam orbital d, pemahaman dapat dilakukan dengan
menggunakan Ligdan Field Theory (LTF). Menurut LFT, interaksi antara logam
transisi dan ligdan muncul dari atraksi logam kation yang bermuatan positif dan
muatan negatif dari ligdan yang tidak berikatan elektronnya. Sebagai materi yang
mendekati ion metal, elektron dari lidgan akan mendekati beberapa orbital d dan lebih
jauh lagi menyebakan hilangnya degenerasi. Pemisahan tingkat energi („„Ligdan field
splitting‟‟) terjadi karena orientasi funsgi gelombang orbital d (dxy, dzx, dyz, dx2-y2 dan
dz2) meningkatkan energi elektron ketika orbital ditempatkan dalam daerah dengan
kepadatan elektron yang tinggi, dan menurunkannya ketika kebalikan dari proses
tersebut. Perbedaan energi antara orbital yang membelah mengacu pada parameter
Ligdan Field Splitting (D). Konfigurasi elektronik dari senyawa kompleks tersebut
dijelaskan dengan nilai relatif D dan Spin-Pairing Energi (SPE).



                                                                                            10
Hasil perhitungan muatan jumlah mengindikasikan bahwa atom Co dan Fe membawa
dua muatan positif dalam logam-graphene yang kompleks, maka mereka memiliki 7
dan 6 elektron d. menurut teori dan eksperimen, SPE dari d7 kation logam transisi
berkisar antara 1.71 eV, sedangkan SPE dari d6 kation logam transisi berkisar antara
1.49 eV. Seperti yang disarankan dalam nilai pembelahan ikatan orbital d dalam
perhitungan PDOS, nilai D dalam sistem Co-graphene dan Fe-Graphene sangat kecil.
Oleh karena itu, sangat mudah untuk mengambil elektron d kedalam pengaturan
energi yang lebih tinggi dibandingkan mengambil keduanya kedalam energy orbital
yang sama rendahnya. Maka, satu elektron yang masuk kedalam tiap orbital d yang
ada sebelum terjadi pemasangan akan mengikuti aturan Hund dan “high spin” yang
kompleks terjadi. Lalu, baik Co-graphene dan Fe-graphene mucul sifat magnetic. Jika
sistem metal-graphene diardsorb oleh senyawa lain, nilai D akan melebihi SPE dan
sistem akan berganti menjadi “low spin” yang kompleks. Oleh karena itu, energy
orbital terendah diisi secara penuh sebelum jumlah dari set atas dimulai dengan
prinsip Aufbau, sehingga terjadi pasangan electron yang menghasilkan tidak adanya
momen magnetik.




Parsial DOSs (PDOS) dari Fe di Fe-graphene ditunjukan pada Gambar. 3b. Orbital s
dari Fe in Fe-graphene berkontribusi pada bagaian disekitar 1.0 eV dan 1.8 eV.
Orbital p dari Fe di Fe-graphene berkontribusi pada bagian disekitar 1.0 eV dan 2.0
eV diatas Fermi level dan 0.5 eV dibawah Fermi level, sedangkan orbital d
berkontribusi pada range -1.0 sampau 1.0 eV. PDOSs berbeda dengan saluran spin-
up dan spin-down yang mengindikasikan terjadinya momen magnetik. Cacat dan
dopant logam membuat graphene dari tidak semikonduktor menjadi metallic material.
sementara, tuning graphene pada ikatan gap yang terbatas sanagt penting untuk
aplikasi   elektronik   kedepannya.    Leenaerts   dan   kawan-kawan    melaporkan
fungsionalitas kimia dari graphenedengan hidrogen dan fluoride. Ikatan gap yang
terbatas dihasilkan sesudah modifikasi kimia terjadi.
                                                                             11
Penyelidikan kualitatif terhadap efek dopant pada sifat transport dari graphene
bebasis perangkat listrik telah dilakukan. Jenis paling sederhana dari transduser
penginderaan kimia adalah sensor resistance, dimana hambatan dari bahan
pengindera pada dopant atau cacat terdeteksi. Graphene berbasis sensor resistance
disimulasikan menggunakan model yang terdiri dari lembaran graphene yang
dihubungkan oleh dua elektroda graphene. Sistem periodik digunakan sebagai
hamburan yang mencakup 50 atom karbon untuk graphene murni, 49 atom karbon
dengan satu dopant, dan 50 atom karbon dengan satu atom metal. Daerah hamburan
telah dipelajari dalam CASTEP. Setelah merelaksasi dareah hamburan, model
simulasi yang dibuat oleh Virtual Nanolab telah ditampilkan, dan model teoritis yang
simple dapat dilihat pada Gambar. 1b untuk lebih mudahnya. Sepuluh atom karbon
yang serupa dengan struktur graphene digunakan sebagai elektroda di kiri dan kanan.
Kurva I–V dari graphene yang dimodifikasi oleh doping B dan N dihitung
menggunakan metode NEGF, yang secara efektif memberikan perubahan tipe
konduktansi dari sensing transducers pada saat dopant dimasukan (lihat Gambar. 1b).
Kurva I–V dari graphene murni menunjukan perilaku non-linearyang konsisten
dengan tidak adanya sifat semikonduktor. Konduktivitas dari B-graphene tiga kali
lebih tingi disbanding dengan graphene murni karena peningkatan jenis lubang
pembawa ikatan, yang menegaskan penemuan sebelumnya dalam analisa DOS
(Gambar. 2a). Sebaliknya, peningkatan dramatis dari arus diamati untuk N-graphene,
yang mengindikasikan sensitivitas yang lebih tinggi. Hasil I–V yang sesuai dengan
tranmisi spectrum ditunjukan Gambar. 4b.Hasil ini berbeda dari doping B atau N
pada graphene yang nanoribbons. Graphene pada jurnal ini adalah sistem periodic,
yang berbeda dengan nanoribbon graphene yang mempunyai ukuran spesifik untuk
pita zigzag.




                                                                             12
Gambar. 4. (a) Kurva I–V dari dua elektroda yang berbasiskan pada graphene murni (hitam), B-
  graphene (merah), N-graphene (hijau), and Fe-graphene (biru). (b) Transmisi dari persimpangan
 tegangan bias sebesar 2.0 V. Perlu dilihat kembali bahwa transmisi diatur 0.03 dari satu sama lain.




Transmisi pada graphene murni mendekati sekitar nol pada Fermi level, hal ini
mengindikasikan saluran transport elekron yang rendah. Sebaliknya, B-graphene
mempunyai peak diatas Fermi level mendekati skitar 0.87 eV, dan the Fe-graphene
mempunyai dua peak, satu pada -0.26 eV dibawah Fermi level dan satu lagi diatas
Fermi level mendekati 0.70 eV. N-graphene mempunyai dua peak yang tinggi diatas
Fermi level sekitar 0.45 eV dan 0.73 eV. Hal ini mengindikasikan bahwa N-graphene
menghasilkan saluran transport elektron yang lebih baik, oleh karena itu
konduktansinya baik.




                                                                                              13
Bab V Kesimpulan




Secara umum, analisa ini telah berhasil menunjukan perhitungan first-principles
pseudopotential dengan double-zeta ditambah polarisasi pengaturanan berbasis
atomic-orbital untuk mempelajari sifat elektronik, magnetik dan transport dari of
doping dan single vakansi dalam graphene. Penelitian ini juga menemukan bahwa
vakansi dan doping metal dapat menimbulkan magnetisasi secara spontan, sedangkan
B-graphene dan N-graphene tidak dapat mencapai momen magnetik. Lebih menarik
lagi, sifat transport dari N-graphene lebih sensitif dibandingkan dengan graphene
murni atau B-graphene. Hasil ini mengindikasikan bahwa tipe dopant n dari graphene
mennampilkan kemudahan konduksi elektron, yang dapat membantu perancangan
perangkat sensor magnetik.




                                                                           14

Contenu connexe

Similaire à Makalah keramik mutakhir

Modul_Pelatihan_Geolistrik_dan_Tutorial.pdf
Modul_Pelatihan_Geolistrik_dan_Tutorial.pdfModul_Pelatihan_Geolistrik_dan_Tutorial.pdf
Modul_Pelatihan_Geolistrik_dan_Tutorial.pdfayu rizki ananda
 
PPT KAPSEL_A. AINUR FADILLA.pptx
PPT KAPSEL_A. AINUR FADILLA.pptxPPT KAPSEL_A. AINUR FADILLA.pptx
PPT KAPSEL_A. AINUR FADILLA.pptxAAinurFadilla
 
Analisis kristal tugas pak ong
Analisis kristal tugas pak ongAnalisis kristal tugas pak ong
Analisis kristal tugas pak ongEva Musifa
 
Laporan praktikum Fislab Serat Fiber Optik
Laporan praktikum Fislab Serat Fiber OptikLaporan praktikum Fislab Serat Fiber Optik
Laporan praktikum Fislab Serat Fiber OptikBogiva Mirdyanto
 
Makalah t ermodinamika
Makalah t ermodinamikaMakalah t ermodinamika
Makalah t ermodinamikaKira R. Yamato
 
Eksperimen v serapan sinar radioaktif
Eksperimen v   serapan sinar radioaktifEksperimen v   serapan sinar radioaktif
Eksperimen v serapan sinar radioaktifAkbar Muhammad
 
Laporan lengakap percobaan karakteristik piranti cahaya
Laporan lengakap percobaan karakteristik piranti cahayaLaporan lengakap percobaan karakteristik piranti cahaya
Laporan lengakap percobaan karakteristik piranti cahayafikar zul
 
Molekular dinamika
Molekular dinamikaMolekular dinamika
Molekular dinamikaRizal Sinaga
 
Laporan Praktikum LR03
Laporan Praktikum LR03Laporan Praktikum LR03
Laporan Praktikum LR03userindo
 
PRESENTASI - TEKNIK TEGANGAN TINGGI - KABEL TENAGA LISTRIK - RAFI REZA & GAL...
PRESENTASI - TEKNIK TEGANGAN TINGGI - KABEL TENAGA LISTRIK -  RAFI REZA & GAL...PRESENTASI - TEKNIK TEGANGAN TINGGI - KABEL TENAGA LISTRIK -  RAFI REZA & GAL...
PRESENTASI - TEKNIK TEGANGAN TINGGI - KABEL TENAGA LISTRIK - RAFI REZA & GAL...RafiReza4
 
4 kunci dan_pembahasan_tukpd_2_smp-m_ts_ipa
4 kunci dan_pembahasan_tukpd_2_smp-m_ts_ipa4 kunci dan_pembahasan_tukpd_2_smp-m_ts_ipa
4 kunci dan_pembahasan_tukpd_2_smp-m_ts_ipaEzra Syamir
 
Makalah difraksi elektron
Makalah difraksi elektronMakalah difraksi elektron
Makalah difraksi elektronAldiRijaldi
 
Handout listrik-magnet-i
Handout listrik-magnet-iHandout listrik-magnet-i
Handout listrik-magnet-irina mirda
 
Bab ii atom hidrogen
Bab ii atom hidrogenBab ii atom hidrogen
Bab ii atom hidrogenDwi Karyani
 
0 introd. of electromagnetic
0 introd. of electromagnetic0 introd. of electromagnetic
0 introd. of electromagneticMarwan Setiawan
 
Ppt cu dan nikel fix
Ppt cu dan nikel fixPpt cu dan nikel fix
Ppt cu dan nikel fixIsponi Umayah
 

Similaire à Makalah keramik mutakhir (20)

Modul_Pelatihan_Geolistrik_dan_Tutorial.pdf
Modul_Pelatihan_Geolistrik_dan_Tutorial.pdfModul_Pelatihan_Geolistrik_dan_Tutorial.pdf
Modul_Pelatihan_Geolistrik_dan_Tutorial.pdf
 
Keramik
KeramikKeramik
Keramik
 
Band offsets
Band offsetsBand offsets
Band offsets
 
PPT KAPSEL_A. AINUR FADILLA.pptx
PPT KAPSEL_A. AINUR FADILLA.pptxPPT KAPSEL_A. AINUR FADILLA.pptx
PPT KAPSEL_A. AINUR FADILLA.pptx
 
Analisis kristal tugas pak ong
Analisis kristal tugas pak ongAnalisis kristal tugas pak ong
Analisis kristal tugas pak ong
 
Laporan praktikum Fislab Serat Fiber Optik
Laporan praktikum Fislab Serat Fiber OptikLaporan praktikum Fislab Serat Fiber Optik
Laporan praktikum Fislab Serat Fiber Optik
 
Makalah t ermodinamika
Makalah t ermodinamikaMakalah t ermodinamika
Makalah t ermodinamika
 
Quantum dot
Quantum dotQuantum dot
Quantum dot
 
Eksperimen v serapan sinar radioaktif
Eksperimen v   serapan sinar radioaktifEksperimen v   serapan sinar radioaktif
Eksperimen v serapan sinar radioaktif
 
Laporan lengakap percobaan karakteristik piranti cahaya
Laporan lengakap percobaan karakteristik piranti cahayaLaporan lengakap percobaan karakteristik piranti cahaya
Laporan lengakap percobaan karakteristik piranti cahaya
 
Molekular dinamika
Molekular dinamikaMolekular dinamika
Molekular dinamika
 
Laporan Praktikum LR03
Laporan Praktikum LR03Laporan Praktikum LR03
Laporan Praktikum LR03
 
PRESENTASI - TEKNIK TEGANGAN TINGGI - KABEL TENAGA LISTRIK - RAFI REZA & GAL...
PRESENTASI - TEKNIK TEGANGAN TINGGI - KABEL TENAGA LISTRIK -  RAFI REZA & GAL...PRESENTASI - TEKNIK TEGANGAN TINGGI - KABEL TENAGA LISTRIK -  RAFI REZA & GAL...
PRESENTASI - TEKNIK TEGANGAN TINGGI - KABEL TENAGA LISTRIK - RAFI REZA & GAL...
 
4 kunci dan_pembahasan_tukpd_2_smp-m_ts_ipa
4 kunci dan_pembahasan_tukpd_2_smp-m_ts_ipa4 kunci dan_pembahasan_tukpd_2_smp-m_ts_ipa
4 kunci dan_pembahasan_tukpd_2_smp-m_ts_ipa
 
Makalah difraksi elektron
Makalah difraksi elektronMakalah difraksi elektron
Makalah difraksi elektron
 
Handout listrik-magnet-i
Handout listrik-magnet-iHandout listrik-magnet-i
Handout listrik-magnet-i
 
Bab ii atom hidrogen
Bab ii atom hidrogenBab ii atom hidrogen
Bab ii atom hidrogen
 
Fisika atom bab 8
Fisika atom bab 8Fisika atom bab 8
Fisika atom bab 8
 
0 introd. of electromagnetic
0 introd. of electromagnetic0 introd. of electromagnetic
0 introd. of electromagnetic
 
Ppt cu dan nikel fix
Ppt cu dan nikel fixPpt cu dan nikel fix
Ppt cu dan nikel fix
 

Dernier

rpp bangun-ruang-sisi-datar kelas 8 smp.pdf
rpp bangun-ruang-sisi-datar kelas 8 smp.pdfrpp bangun-ruang-sisi-datar kelas 8 smp.pdf
rpp bangun-ruang-sisi-datar kelas 8 smp.pdfGugunGunawan93
 
Asi Eksklusif Dong - buku untuk para ayah - Robin Lim
Asi Eksklusif Dong - buku untuk para ayah - Robin LimAsi Eksklusif Dong - buku untuk para ayah - Robin Lim
Asi Eksklusif Dong - buku untuk para ayah - Robin LimNodd Nittong
 
PPT PERLINDUNGAN KONSUMEN .Pengertian Transaksi Online
PPT PERLINDUNGAN KONSUMEN .Pengertian Transaksi OnlinePPT PERLINDUNGAN KONSUMEN .Pengertian Transaksi Online
PPT PERLINDUNGAN KONSUMEN .Pengertian Transaksi OnlineMMario4
 
5. HAK DAN KEWAJIBAN JEMAAH indonesia.pdf
5. HAK DAN KEWAJIBAN JEMAAH indonesia.pdf5. HAK DAN KEWAJIBAN JEMAAH indonesia.pdf
5. HAK DAN KEWAJIBAN JEMAAH indonesia.pdfWahyudinST
 
ppt MTeaching Pertidaksamaan Linier.pptx
ppt MTeaching Pertidaksamaan Linier.pptxppt MTeaching Pertidaksamaan Linier.pptx
ppt MTeaching Pertidaksamaan Linier.pptxUlyaSaadah
 
slide presentation bab 2 sain form 2.pdf
slide presentation bab 2 sain form 2.pdfslide presentation bab 2 sain form 2.pdf
slide presentation bab 2 sain form 2.pdfNURAFIFAHBINTIJAMALU
 
AKSI NYATA MODUL 1.3 VISI GURU PENGGERAK.pdf
AKSI NYATA MODUL 1.3 VISI GURU PENGGERAK.pdfAKSI NYATA MODUL 1.3 VISI GURU PENGGERAK.pdf
AKSI NYATA MODUL 1.3 VISI GURU PENGGERAK.pdfHeriyantoHeriyanto44
 
Teks ucapan Majlis Perpisahan Lambaian Kasih
Teks ucapan Majlis Perpisahan Lambaian KasihTeks ucapan Majlis Perpisahan Lambaian Kasih
Teks ucapan Majlis Perpisahan Lambaian Kasihssuserfcb9e3
 
Jaringan VOIP Ringkasan PTT Pertemuan Ke-1.pdf
Jaringan VOIP Ringkasan PTT Pertemuan Ke-1.pdfJaringan VOIP Ringkasan PTT Pertemuan Ke-1.pdf
Jaringan VOIP Ringkasan PTT Pertemuan Ke-1.pdfHendroGunawan8
 
Diagram Fryer Pembelajaran Berdifferensiasi
Diagram Fryer Pembelajaran BerdifferensiasiDiagram Fryer Pembelajaran Berdifferensiasi
Diagram Fryer Pembelajaran BerdifferensiasiOviLarassaty1
 
Keberagaman-Peserta-Didik-dalam-Psikologi-Pendidikan.pptx
Keberagaman-Peserta-Didik-dalam-Psikologi-Pendidikan.pptxKeberagaman-Peserta-Didik-dalam-Psikologi-Pendidikan.pptx
Keberagaman-Peserta-Didik-dalam-Psikologi-Pendidikan.pptxLeniMawarti1
 
RPP PERBAIKAN UNTUK SIMULASI (Recovered).docx
RPP PERBAIKAN UNTUK SIMULASI (Recovered).docxRPP PERBAIKAN UNTUK SIMULASI (Recovered).docx
RPP PERBAIKAN UNTUK SIMULASI (Recovered).docxSyifaDzikron
 
SKPM Kualiti @ Sekolah 23 Feb 22222023.pptx
SKPM Kualiti @ Sekolah 23 Feb 22222023.pptxSKPM Kualiti @ Sekolah 23 Feb 22222023.pptx
SKPM Kualiti @ Sekolah 23 Feb 22222023.pptxg66527130
 
PPT TEKS TANGGAPAN KELAS 7 KURIKUKULM MERDEKA
PPT TEKS TANGGAPAN KELAS 7 KURIKUKULM MERDEKAPPT TEKS TANGGAPAN KELAS 7 KURIKUKULM MERDEKA
PPT TEKS TANGGAPAN KELAS 7 KURIKUKULM MERDEKARenoMardhatillahS
 
materi pembelajaran tentang INTERNET.ppt
materi pembelajaran tentang INTERNET.pptmateri pembelajaran tentang INTERNET.ppt
materi pembelajaran tentang INTERNET.pptTaufikFadhilah
 
Panduan Mengisi Dokumen Tindak Lanjut.pdf
Panduan Mengisi Dokumen Tindak Lanjut.pdfPanduan Mengisi Dokumen Tindak Lanjut.pdf
Panduan Mengisi Dokumen Tindak Lanjut.pdfandriasyulianto57
 
Silabus Mata Pelajaran Biologi SMA Kelas X.doc
Silabus Mata Pelajaran Biologi SMA Kelas X.docSilabus Mata Pelajaran Biologi SMA Kelas X.doc
Silabus Mata Pelajaran Biologi SMA Kelas X.docNurulAiniFirdasari1
 
AKSI NYATA MODUL 1.3 VISI GURU PENGGERAK.pptx
AKSI NYATA MODUL 1.3 VISI GURU PENGGERAK.pptxAKSI NYATA MODUL 1.3 VISI GURU PENGGERAK.pptx
AKSI NYATA MODUL 1.3 VISI GURU PENGGERAK.pptxHeriyantoHeriyanto44
 
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 1 Fase A - [abdiera.com]
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 1 Fase A - [abdiera.com]Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 1 Fase A - [abdiera.com]
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 1 Fase A - [abdiera.com]Abdiera
 
Sejarah Perkembangan Teori Manajemen.ppt
Sejarah Perkembangan Teori Manajemen.pptSejarah Perkembangan Teori Manajemen.ppt
Sejarah Perkembangan Teori Manajemen.pptssuser940815
 

Dernier (20)

rpp bangun-ruang-sisi-datar kelas 8 smp.pdf
rpp bangun-ruang-sisi-datar kelas 8 smp.pdfrpp bangun-ruang-sisi-datar kelas 8 smp.pdf
rpp bangun-ruang-sisi-datar kelas 8 smp.pdf
 
Asi Eksklusif Dong - buku untuk para ayah - Robin Lim
Asi Eksklusif Dong - buku untuk para ayah - Robin LimAsi Eksklusif Dong - buku untuk para ayah - Robin Lim
Asi Eksklusif Dong - buku untuk para ayah - Robin Lim
 
PPT PERLINDUNGAN KONSUMEN .Pengertian Transaksi Online
PPT PERLINDUNGAN KONSUMEN .Pengertian Transaksi OnlinePPT PERLINDUNGAN KONSUMEN .Pengertian Transaksi Online
PPT PERLINDUNGAN KONSUMEN .Pengertian Transaksi Online
 
5. HAK DAN KEWAJIBAN JEMAAH indonesia.pdf
5. HAK DAN KEWAJIBAN JEMAAH indonesia.pdf5. HAK DAN KEWAJIBAN JEMAAH indonesia.pdf
5. HAK DAN KEWAJIBAN JEMAAH indonesia.pdf
 
ppt MTeaching Pertidaksamaan Linier.pptx
ppt MTeaching Pertidaksamaan Linier.pptxppt MTeaching Pertidaksamaan Linier.pptx
ppt MTeaching Pertidaksamaan Linier.pptx
 
slide presentation bab 2 sain form 2.pdf
slide presentation bab 2 sain form 2.pdfslide presentation bab 2 sain form 2.pdf
slide presentation bab 2 sain form 2.pdf
 
AKSI NYATA MODUL 1.3 VISI GURU PENGGERAK.pdf
AKSI NYATA MODUL 1.3 VISI GURU PENGGERAK.pdfAKSI NYATA MODUL 1.3 VISI GURU PENGGERAK.pdf
AKSI NYATA MODUL 1.3 VISI GURU PENGGERAK.pdf
 
Teks ucapan Majlis Perpisahan Lambaian Kasih
Teks ucapan Majlis Perpisahan Lambaian KasihTeks ucapan Majlis Perpisahan Lambaian Kasih
Teks ucapan Majlis Perpisahan Lambaian Kasih
 
Jaringan VOIP Ringkasan PTT Pertemuan Ke-1.pdf
Jaringan VOIP Ringkasan PTT Pertemuan Ke-1.pdfJaringan VOIP Ringkasan PTT Pertemuan Ke-1.pdf
Jaringan VOIP Ringkasan PTT Pertemuan Ke-1.pdf
 
Diagram Fryer Pembelajaran Berdifferensiasi
Diagram Fryer Pembelajaran BerdifferensiasiDiagram Fryer Pembelajaran Berdifferensiasi
Diagram Fryer Pembelajaran Berdifferensiasi
 
Keberagaman-Peserta-Didik-dalam-Psikologi-Pendidikan.pptx
Keberagaman-Peserta-Didik-dalam-Psikologi-Pendidikan.pptxKeberagaman-Peserta-Didik-dalam-Psikologi-Pendidikan.pptx
Keberagaman-Peserta-Didik-dalam-Psikologi-Pendidikan.pptx
 
RPP PERBAIKAN UNTUK SIMULASI (Recovered).docx
RPP PERBAIKAN UNTUK SIMULASI (Recovered).docxRPP PERBAIKAN UNTUK SIMULASI (Recovered).docx
RPP PERBAIKAN UNTUK SIMULASI (Recovered).docx
 
SKPM Kualiti @ Sekolah 23 Feb 22222023.pptx
SKPM Kualiti @ Sekolah 23 Feb 22222023.pptxSKPM Kualiti @ Sekolah 23 Feb 22222023.pptx
SKPM Kualiti @ Sekolah 23 Feb 22222023.pptx
 
PPT TEKS TANGGAPAN KELAS 7 KURIKUKULM MERDEKA
PPT TEKS TANGGAPAN KELAS 7 KURIKUKULM MERDEKAPPT TEKS TANGGAPAN KELAS 7 KURIKUKULM MERDEKA
PPT TEKS TANGGAPAN KELAS 7 KURIKUKULM MERDEKA
 
materi pembelajaran tentang INTERNET.ppt
materi pembelajaran tentang INTERNET.pptmateri pembelajaran tentang INTERNET.ppt
materi pembelajaran tentang INTERNET.ppt
 
Panduan Mengisi Dokumen Tindak Lanjut.pdf
Panduan Mengisi Dokumen Tindak Lanjut.pdfPanduan Mengisi Dokumen Tindak Lanjut.pdf
Panduan Mengisi Dokumen Tindak Lanjut.pdf
 
Silabus Mata Pelajaran Biologi SMA Kelas X.doc
Silabus Mata Pelajaran Biologi SMA Kelas X.docSilabus Mata Pelajaran Biologi SMA Kelas X.doc
Silabus Mata Pelajaran Biologi SMA Kelas X.doc
 
AKSI NYATA MODUL 1.3 VISI GURU PENGGERAK.pptx
AKSI NYATA MODUL 1.3 VISI GURU PENGGERAK.pptxAKSI NYATA MODUL 1.3 VISI GURU PENGGERAK.pptx
AKSI NYATA MODUL 1.3 VISI GURU PENGGERAK.pptx
 
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 1 Fase A - [abdiera.com]
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 1 Fase A - [abdiera.com]Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 1 Fase A - [abdiera.com]
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 1 Fase A - [abdiera.com]
 
Sejarah Perkembangan Teori Manajemen.ppt
Sejarah Perkembangan Teori Manajemen.pptSejarah Perkembangan Teori Manajemen.ppt
Sejarah Perkembangan Teori Manajemen.ppt
 

Makalah keramik mutakhir

  • 1. Makalah Tuning The Magnetic Behavior and Transport Property of Graphene by Introducing Dopant and Defect: A First-principles Study Yong-Hui Zhang a,b,*, Li-Juan Yue a,b, Li-Feng Han a,b, Jun-Li Chen a,b, Shao-Ming Fang a, Dian-Zeng Jia c,Feng Li a,b,* a College of Materials and Chemical Engineering, Zhengzhou University of Light Industry, Zhengzhou 450002, Henan, PR China b State Laboratory of Surface & Interface Science (SLSIST), Zhengzhou 450002, Henan, PR China c College of Chemistry and Chemical Engineering, Xinjiang University, Urumqi, 830046 Xinjiang, PR China Dipublikasi pada jurnal Computational and Theoretical Chemistry 972 (2011) 63–67 Dibuat untuk memenuhi syarat mata kuliah MT 3207 Keramik Mutakhir oleh: Gilang Permata Khusuma ( 13708050 ) PROGRAM STUDI TEKNIK MATERIAL FAKULTAS TEKNIK MESIN DAN DIRGANTARA INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG 2012
  • 2. Abstrak Dengan menggunakan density functional theory and nonequilibrium Green’s function (NEGF), kita mendapatkan kajian secara teoritis sifat magnetik and transport dari graphene dengan menambahkan dopant dan cacat. Graphene dengan tipe p and n dapat dirangasang melalui doping atom B and N. Hal ini menunjukan bahwa vakansi atau metal doping dapat mempengaruhi magnetisasi secara spontan. Simulasi arus dan beda potensial menyatakan perlengkapan dengan N-doped graphene mempunyai konduktansi yang lebih tinggi dibanding dengan B-doped graphene. i
  • 3. Daftar Isi Abstrak .......................................................................................................... i Daftar Isi........................................................................................................ ii Daftar Gambar ............................................................................................... iii Bab I Pendahuluan...................................................................................... 1 1.1 Latar Belakang ........................................................................................ 1 1.2 Tujuan ..................................................................................................... 1 Bab II Dasar Teori ...................................................................................... 2 Bab III Metode Komputasi ........................................................................ 3 3.1 Density Functional Theory...................................................................... 3 3.2 Density of State ....................................................................................... 4 3.3 Electrons Transport ................................................................................. 4 Bab IV Hasil dan Diskusi ........................................................................... 4 Bab V Kesimpulan ...................................................................................... 8 ii
  • 4. Daftar Gambar Gambar 1 ....................................................................................................... 3 Gambar 2 ....................................................................................................... 7 Gambar 3 ....................................................................................................... 10 Gambar 4 ....................................................................................................... 13 iii
  • 5. Bab I Pendahuluan 1.1 Latar Belakang Graphene, sebuah atom yang single-layer dari graphite dan nanomaterial dalam 2 dimensi (2D), telah menarik perhatian yang besar sejak ditemukan pada tahun 2004. Sebagai bagian baru dari material berbasiskan karbon, struktur sarang lebah dari graphene dengan ikatan orbital sp2 dan π diantara orbital pz yang tegak lurus mendasari sifat fisik yang beragam, seperti 2D Dirac Fermion, efek kuatum Hall yang unik, dan charge carriers dengan mobilitas yang besar. Semua sifat spesial dan menonjol tersebut membuat graphene menjadi salah satu kandidat penting dalam aplikasi yang potensial, seperti gas sensor sampai elektroda tranparan untuk diode pemancar cahaya, photovoltaics dan alat spintronic. Kemungkinan untuk penyelarasan sifat elektronik dari graphene penting tidak hanya sebagai pembelajaran dasar tetapi juga untuk aplikasi masa depan. Banyak metode telah diajukan untuk merekayasa struktur dari graphene dan yang sebagian besar digunakan sekarang adalah doping dan adsorbsi. Walaupun demikan, sebagian besar teori penelitian dari graphene didasarkan pada analisa Densitiy of States (DOSs) dan jarang ditemukan analisa kuantitatif dari efek dopant dan cacat, yang dapat mengubah sifat transport material. 1.2 Tujuan Medapatkan wawasan dari efek dopant dan cacat terhadap sifat magnetik dan elekronik dari material graphene . 1
  • 6. Bab II Dasar Teori Penyelidikan awal graphene difokuskan pada fungsionalitas graphene telah memprediksikan bahwa beberapa atom (Li,Na,K,Fe,Co,Mn, dll) dapat keluar dari batas di sisi cekungnya. Aktrȕ k dan kawan-kawan melakukan adsorbsi Si dan Ge, unsur golongan IV seperti C, di graphene pada tingkat cakupan yang berbeda dan pengujian sifat elektronik dan magnetik. Golongan Solange B. Fagan juga menunjukan bahwa Fe dan Ti diserap dalam permukaan graphene pada konfigurasi secara atomik, wires, dan decorating dapat mengubah secara signifikan struktur elektronik dari graphene. Efek dari cacat dan pengotor di struktur elektronik dari graphene telah dikaji dalam beberapa tahun terakhir, dan kebanyakan penelitian berpusat pada adsorbsi dan doping oleh atom logam, molekul kecil, dan atom hidrogen. Beberapa golongan lain melaporkan hydrogen storage dari atom logam yang di doping sistem graphene, graphene yang didoping dengan atom non-metal, dan hidrogenasi dari bilayer graphene. Penambahan dopant pada permukaan graphene, seperti Al, B, dan N dapat meningkatkan interaksi antara molekul dengan graphene yang dapat digunakan sebagai medan sensor potensial. Hal ini telah dilaporkan bahwa molekul organik atau fragmen DNA dapat merangsang perubahan signifikan struktur elektronik dari graphene. 2
  • 7. Bab III Metode Komputasi 3.1 Density Functional Theory (DFT) Perhitungan density functional theory (DFT) ditunjukan dengan CASTEP mengunakan ultrasoft pseudopotential, berbasis plane-wave, dan kondisi batas periodik. 1. Local density approximation (LDA) dan batas energi 240 eV untuk set basis plane-wave digunakan pada semua proses relaksasi. 2. Setiap sistem graphene yang didoping berisi 12.30 x 12.30 x 10.00 Å graphene super cell (50 C atom) dan satu atom doping (Gambar. 1). 3. Titik k diatur ke 3 x 3 x 1 untuk zona integrasi Brillouin. 4. Relaksasi geometri ditunjukan dengan kriteria dimana gaya ionic lebih kecil dibanding 0.01 eV/Å. 5. Energi adsorbs dari molekul organik graphene dihitung dengan: Ead = E(metal-graphene) – E(graphene) – E(metal) (1) dimana E(metal+graphene), E(graphene) dan E(metal) energi total dari sistem relaksi metal + graphene, graphene dan atom metal. 3
  • 8. Gambar. 1. (a) Pandangan skematis dari graphene terhadap dopant dan cacat, (b) ilustrasi dari alat graphene-based. 3.2 Density of State (DOS) Untuk perhitungan density of state (DOS), titik k diatur sampai 7 x 7 x 1 untuk mendapatkan keakurasian yang tinggi. Pengujian perhitungan menggunakan supercell yang luas (14.76 x 14.76 x 12.00 Å, 72 C atoms), energi cut-off yang tinggi (400 eV) atau jarak vakum tertinggi (12 Å) antar lapisan graphene, yang ditunjukan kurang dari 2% untuk perbaikan pada simulasi energi. Oleh karena itu, metode perhitungan ini diyakini akurat. Dalam literatur, GGA dan LDA adalah dua metode umum yang digunakan untuk menginvestigasi nanomaterial. Sebagaimana ditunjukan dalam perhitungan teoritis yang telah lalu, metode GGA cenderung mengabaikan energi adsorbsi. Sebagai contoh, GGA menunjukan bahwa hamper tidak ada interaksi antara dua lapisan graphene. Sebaliknya, LDA menunjukan pendekatan studi interaksi sistem susunan seperti penumpukan p yang berinteraksi dengan lapisan graphene dalam 3D graphite, dan memberikan hasil energi adsorbsi yang nilainya mendekati. Banyak penelitian menunjukan LDA menggambarkan sifat dari nanomaterial berbasis karbon dengan akurat. 3.3 Electron Transport Perhitungan electron transport ditunjukan dengan menggunakan ATK package, yang mengimplementasi nonequilibrium Green‟s function (NEGF). 4
  • 9. 1. Pemilihan pembentukan elemen cut-off pada 200 Ry digunakan untuk mencapai keseimbangan antara perhitungan efisiensi dan akurasi. 2. Arus dihitung dengan formula Landauer–Büttiker: a. (2) dimana T(E, Vb) menunjukan probabiltas electronic transport, lR and lL adalah potensial kimia dari elektroda di kanan dan kiri, dan Vb adalah tegangan bias yang diterapkan pada elektroda. 5
  • 10. Bab IV Hasil dan Diskusi Untuk memamahi akibat dari dopant dan cacat pada struktur elektronik graphene, evaluasi pada dopan seperti boron, nitrogen, dan cacat lainnya ditunjukan pada Gambar. 1a. Ketika satu atom karbon digantikan oleh atom B di super cell, secara praktek tidak ada deformasi di struktur geometri dari struktur graphene dan tetap planar. Doping B adalah hasil dari elongasi dari panjang ikatan (l) di sisi doping dari lC–C = 1.420 Å sampai lB–N = 1.481 Å. Sebagai perbandingan,ketika atom karbon diganti oleh atom N dalam supercell, didapatkan juga bahwa struktur geometri 2D dari graphene juga planar. Tiga ikatan N–C adalah 1.408 Å. Tetapi bagaimanapun juga, sesudah menghasilkan kekosongan dengan menghapus satu C dari permukaan lembaran, geometri dari cacat graphene berubah drastis. Panjang ikatan C–C bond mengelilingi cacat pada 1.387 Å atau 1.415 Å. Panjang ikatan dari 1.387 Å pada faktanya mendekati panjang ikatan ganda C–C, yang mana mengindikasikan aktivitas kimia yang lebih. Selanjutnya sifat-sifat transport electron dari graphene yang berbeda dihasilkan dari simulasi menggunakan metode NEGF dengan menampilkan dopant. Jenis paling sederhana dari transduser adalah sensor resistance, dimana hambatan dari perubahan akan sesuai dengan dopant yang beragam, graphene berbasis resistensi disimulasikan dengan menggunakan model yang terdiri dari lembaran graphene yang dihubungkan dengan dua elektroda graphene (Gambar. 1b). Perhitungan rangkaian kurva arus dan tegangan untuk sambungan graphene seperti dengan atau tanpa dopant. Hasil struktur geometri, struktur elektronik, dan sifat magnetic disajikan dalam bahasan selanjutnya. 6
  • 11. Sifat elekteronik dan magnetic dari sistem graphene yang berbeda dianalisa dari putaran spectrum densities of states (DOSs). Perhitungan mayoritas dan minoritas dari DOSs untuk graphene murni (a), B-graphene, N-graphene, (b) BN-graphene, graphene yang cacat ditunjukan pada Gambar. 2. Gambar. 2. Perhitungan mayoritas dan minoritas DOS dari: (a) graphene murni (hitam), B-graphene (merah), N-graphene (hijau), (b) pristine graphene (hitam), BN graphene (merah), graphene yang cacat (hijau). Fermi level diseting sampai nol. 7
  • 12. Graphene sempurna adalah semimetal non magnetik dengan ikatan π- and π*- yang segaris menyilang dalam Fermi level, indikasi graphene murni menutup peluang semikonduktor dengan Fermi level-nya yang menyilang pada titik Dirac seperti ditunjukan Gambar. 2a. Perbandingan untuk graphene murni, dapat dipahami bahwa dopant B membuat lubang elektronik pada graphene, yang mana disebut sebagai p- type semiconductor. Untuk B-graphene, baik saluran spin up dan spin down bergerak kearah direksi energi yang lebih tinggi, tetapi terlihat tidak adanya pergantian pada spin DOSs. Gambar. 2a mengungkapan bahwa ketidakadaan momen magnetik dideteksi setelah atom B mendoping graphene. Ketika atom Nitrogen didoping dalam graphene, terjadi hibridisasi sp2 dan menampilkan tiga ikatan d dengan tiga atom tetangga atom terdekat dari C. Baik saluran spin up and spin down dalam doping N bergerak menuju energi direksi terendah, dan menunjukan pergantian pada spin DOSs. Sehingga N-graphene termasuk juga planar dan non-magnetic. Sesudah doping atom B and N atom kepada graphene, spin up and spin down dari BN doped- graphene mendekati graphene murni, yang mana bergerak ke titik Dirac. Baik doping atom B atau doping atom N kedalam graphene, tidak momen magnetik moment yang terdeteksi. Dalam gambar. 2b, ditunjukan spin up and spin down densities of states (DOS) dari graphene yang cacat. Dalam kasus cacat (vakansi atom C), dapat dilihat bahwa mayoritas DOS melampaui minoritas DOS dengan okupasi peak hanya pada Fermi level, yang mengkontribusikan momen magnetik dalam range antara 0.0 and 0.5 eV, dan peak 0.1 eV. Sementara itu, minoritas DOS melampaui mayoritas DOS dengan mengokupasi peak dibawah Fermi level, yang mengkontribusikan momen magnetik pada range antara -0.8 and 0.0 eV, dan peak is -0.2 eV. Momen magnetiknya sebesar 0.43 µB. Hasil ini mengindikasikan bahwa material mempunyai kemungkian sifat setengah metallic melihat polarisasi spin yang lengkap dari konduksi elektron. 8
  • 13. Pemodelan adsorbsi atom metal pada pemukaan graphene (lihat Gambar. 1a), yang secara efektif mengubah sifat magnetik and transport dari graphene. Beberapa atom metal (Li, Co and Fe) didoping dalam struktur graphene untuk mengeksplorasi kemungkinan perubahan sifat magnetik dari graphene (Lihat Gambar. 1a). Tempat adsorpsi dijelaskan dengan penempatan atom tambahan pada tempat yang berbeda diatas graphene, seperti di atas (atas dari atom Karbon), dinding (disekitar ikatan karbon–karbon), di lubang (disekitar pusat dari hexagons), dan subsequen dari optimalisasi struktur untuk mendapatkan energi minimum dan gaya atomik. Sebagai contoh, untuk membuat Fe teradsorbsi dalam graphene, atom Fe ditempatkan pada posisi yang berbeda. Sesudah merelakasasi struktur, struktur dengan atom Fe masuk dalam hollow site. Energi adsorbs yang tinggi dan jarak yang pendek mengindikasikan bahwa interaksi antara graphene dan Fe kuat. Plot electronic charge dari Fe dan graphene yang sangat kuat, menunjukan terjadinya percampuran orbital dan charge transfer yang lebih luas. Analisa populer Mulliken menyatakan, Fe (pembebanan +1.33|e|) dapat menghasilkan ion positif charged dalam adsorpsi adduct. Perubahan yang besar (1.33|e|) ditransferkan dari Fe ke graphene. Mengingat sifat magnet yang kuat dari atom Fe, Fe-graphene diharapkan menjadi bersifat magnetik (Gambar. 3a). Saluran spin up dari Fe-graphene menunjukan dua bagian baru, satu didekat -1.0 eV dalam ikatan valensi dan yang didekat 1.0 eV dalam ikatan konduksi. Kesenjangan sifat semikonduktor dari graphene dilakukan dalam saluran spin up dari Fe-graphene, tetapi saluran spin down menunjukan bagian ketidakpadatan disekitar Fermi level, yang juga diyakini bahwa Fe-graphene adalah sebagai setengah metal. Hal ini telah diamati sebagai interaksi antara graphene dan Fe menginduksikan perubahan antara up dan down spin DOSs secara signifikan, yang 9
  • 14. menghasilkan dalam momen magnetik yang tinggi. Momen magnetik dari Fe- graphene dikalkulasikan sebesar 2.28 µB. Gambar. 3. Perhitungan mayoritas dan minoritas DOS dari: (a) graphene murni (hitam), Fe-graphene (merah), Perhitungan mayoritas dan minoritas DOS dari (b) Fe dalam Fegraphene. Orbital s, p dan d orbitals ditunjukan dalam warna masing-masing hitam, merah dan hijau. Titik nol berkorespodensi dengan energi Fermi. Seperti pembelahan dalam orbital d, pemahaman dapat dilakukan dengan menggunakan Ligdan Field Theory (LTF). Menurut LFT, interaksi antara logam transisi dan ligdan muncul dari atraksi logam kation yang bermuatan positif dan muatan negatif dari ligdan yang tidak berikatan elektronnya. Sebagai materi yang mendekati ion metal, elektron dari lidgan akan mendekati beberapa orbital d dan lebih jauh lagi menyebakan hilangnya degenerasi. Pemisahan tingkat energi („„Ligdan field splitting‟‟) terjadi karena orientasi funsgi gelombang orbital d (dxy, dzx, dyz, dx2-y2 dan dz2) meningkatkan energi elektron ketika orbital ditempatkan dalam daerah dengan kepadatan elektron yang tinggi, dan menurunkannya ketika kebalikan dari proses tersebut. Perbedaan energi antara orbital yang membelah mengacu pada parameter Ligdan Field Splitting (D). Konfigurasi elektronik dari senyawa kompleks tersebut dijelaskan dengan nilai relatif D dan Spin-Pairing Energi (SPE). 10
  • 15. Hasil perhitungan muatan jumlah mengindikasikan bahwa atom Co dan Fe membawa dua muatan positif dalam logam-graphene yang kompleks, maka mereka memiliki 7 dan 6 elektron d. menurut teori dan eksperimen, SPE dari d7 kation logam transisi berkisar antara 1.71 eV, sedangkan SPE dari d6 kation logam transisi berkisar antara 1.49 eV. Seperti yang disarankan dalam nilai pembelahan ikatan orbital d dalam perhitungan PDOS, nilai D dalam sistem Co-graphene dan Fe-Graphene sangat kecil. Oleh karena itu, sangat mudah untuk mengambil elektron d kedalam pengaturan energi yang lebih tinggi dibandingkan mengambil keduanya kedalam energy orbital yang sama rendahnya. Maka, satu elektron yang masuk kedalam tiap orbital d yang ada sebelum terjadi pemasangan akan mengikuti aturan Hund dan “high spin” yang kompleks terjadi. Lalu, baik Co-graphene dan Fe-graphene mucul sifat magnetic. Jika sistem metal-graphene diardsorb oleh senyawa lain, nilai D akan melebihi SPE dan sistem akan berganti menjadi “low spin” yang kompleks. Oleh karena itu, energy orbital terendah diisi secara penuh sebelum jumlah dari set atas dimulai dengan prinsip Aufbau, sehingga terjadi pasangan electron yang menghasilkan tidak adanya momen magnetik. Parsial DOSs (PDOS) dari Fe di Fe-graphene ditunjukan pada Gambar. 3b. Orbital s dari Fe in Fe-graphene berkontribusi pada bagaian disekitar 1.0 eV dan 1.8 eV. Orbital p dari Fe di Fe-graphene berkontribusi pada bagian disekitar 1.0 eV dan 2.0 eV diatas Fermi level dan 0.5 eV dibawah Fermi level, sedangkan orbital d berkontribusi pada range -1.0 sampau 1.0 eV. PDOSs berbeda dengan saluran spin- up dan spin-down yang mengindikasikan terjadinya momen magnetik. Cacat dan dopant logam membuat graphene dari tidak semikonduktor menjadi metallic material. sementara, tuning graphene pada ikatan gap yang terbatas sanagt penting untuk aplikasi elektronik kedepannya. Leenaerts dan kawan-kawan melaporkan fungsionalitas kimia dari graphenedengan hidrogen dan fluoride. Ikatan gap yang terbatas dihasilkan sesudah modifikasi kimia terjadi. 11
  • 16. Penyelidikan kualitatif terhadap efek dopant pada sifat transport dari graphene bebasis perangkat listrik telah dilakukan. Jenis paling sederhana dari transduser penginderaan kimia adalah sensor resistance, dimana hambatan dari bahan pengindera pada dopant atau cacat terdeteksi. Graphene berbasis sensor resistance disimulasikan menggunakan model yang terdiri dari lembaran graphene yang dihubungkan oleh dua elektroda graphene. Sistem periodik digunakan sebagai hamburan yang mencakup 50 atom karbon untuk graphene murni, 49 atom karbon dengan satu dopant, dan 50 atom karbon dengan satu atom metal. Daerah hamburan telah dipelajari dalam CASTEP. Setelah merelaksasi dareah hamburan, model simulasi yang dibuat oleh Virtual Nanolab telah ditampilkan, dan model teoritis yang simple dapat dilihat pada Gambar. 1b untuk lebih mudahnya. Sepuluh atom karbon yang serupa dengan struktur graphene digunakan sebagai elektroda di kiri dan kanan. Kurva I–V dari graphene yang dimodifikasi oleh doping B dan N dihitung menggunakan metode NEGF, yang secara efektif memberikan perubahan tipe konduktansi dari sensing transducers pada saat dopant dimasukan (lihat Gambar. 1b). Kurva I–V dari graphene murni menunjukan perilaku non-linearyang konsisten dengan tidak adanya sifat semikonduktor. Konduktivitas dari B-graphene tiga kali lebih tingi disbanding dengan graphene murni karena peningkatan jenis lubang pembawa ikatan, yang menegaskan penemuan sebelumnya dalam analisa DOS (Gambar. 2a). Sebaliknya, peningkatan dramatis dari arus diamati untuk N-graphene, yang mengindikasikan sensitivitas yang lebih tinggi. Hasil I–V yang sesuai dengan tranmisi spectrum ditunjukan Gambar. 4b.Hasil ini berbeda dari doping B atau N pada graphene yang nanoribbons. Graphene pada jurnal ini adalah sistem periodic, yang berbeda dengan nanoribbon graphene yang mempunyai ukuran spesifik untuk pita zigzag. 12
  • 17. Gambar. 4. (a) Kurva I–V dari dua elektroda yang berbasiskan pada graphene murni (hitam), B- graphene (merah), N-graphene (hijau), and Fe-graphene (biru). (b) Transmisi dari persimpangan tegangan bias sebesar 2.0 V. Perlu dilihat kembali bahwa transmisi diatur 0.03 dari satu sama lain. Transmisi pada graphene murni mendekati sekitar nol pada Fermi level, hal ini mengindikasikan saluran transport elekron yang rendah. Sebaliknya, B-graphene mempunyai peak diatas Fermi level mendekati skitar 0.87 eV, dan the Fe-graphene mempunyai dua peak, satu pada -0.26 eV dibawah Fermi level dan satu lagi diatas Fermi level mendekati 0.70 eV. N-graphene mempunyai dua peak yang tinggi diatas Fermi level sekitar 0.45 eV dan 0.73 eV. Hal ini mengindikasikan bahwa N-graphene menghasilkan saluran transport elektron yang lebih baik, oleh karena itu konduktansinya baik. 13
  • 18. Bab V Kesimpulan Secara umum, analisa ini telah berhasil menunjukan perhitungan first-principles pseudopotential dengan double-zeta ditambah polarisasi pengaturanan berbasis atomic-orbital untuk mempelajari sifat elektronik, magnetik dan transport dari of doping dan single vakansi dalam graphene. Penelitian ini juga menemukan bahwa vakansi dan doping metal dapat menimbulkan magnetisasi secara spontan, sedangkan B-graphene dan N-graphene tidak dapat mencapai momen magnetik. Lebih menarik lagi, sifat transport dari N-graphene lebih sensitif dibandingkan dengan graphene murni atau B-graphene. Hasil ini mengindikasikan bahwa tipe dopant n dari graphene mennampilkan kemudahan konduksi elektron, yang dapat membantu perancangan perangkat sensor magnetik. 14