Tiga poin utama dari dokumen tersebut adalah:
1. Pentingnya membaca Al-Quran dan wahyu Allah serta petunjuk untuk melakukannya dengan benar.
2. Hakikat Tuhan yang benar adalah Zat yang menciptakan manusia.
3. Asal usul manusia yang lemah serta derajatnya yang ditinggikan oleh ilmu dari Allah.
2. Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu Yang telah
menciptakan; Dia telah menciptakan manusia dari segumpal
darah. Bacalah dan Tuhanmulah Yang Maha Pemurah; Yang
mengajar (manusia) dengan perantaraan kalam. Dia mengajari
manusia apa yang tidak dia ketahui (QS al-‘Alaq [96]: 1-5).
3. • Lima ayat ini adalah wahyu yang pertama kali diturunkan. Di antara
yang berpendapat demikian adalah „Aisyah, Ibnu „Abbas, Abu Musa
al-Asy‟ari, Atha‟ bin Yasar, dan Mujahid.
5. • merupakan fi‟l al-amr (kata perintah) dari al-qirâ‟ah
• Menurut al-Qurthubi, an-Nasafi, al-Khazin, al-Baidhawi, as-Samarqandi,
dan lain-lain obyek yang diperintahkan untuk dibaca adalah al-Quran.
• As-Syaukani juga menafsirkannya: apa yang diturunkan kepadamu, apa
yang diwahyukan kepadamu, dan apa yang diperintahkan kepadamu
untuk dibaca.
6. • (Bacalah al-Quran atau apa yang diturunkan
kepadamu) yang diawali, dibuka, dan diiringi dengan menyebut
nama Tuhanmu
• Tidak disebutkan maf’ûl bih (objek) pada
kata khalaqa memberikan makna mutlak sehingga mencakup
segala makhluk
• Ayat ini juga mengingatkan manusia terhadap nikmat Allah SWT,
yakni nikmat penciptaan
7. • merujuk kepada semua keturunan Adam
• al-„alaqah berarti ad-dam al-jâmid (darah
yang menggumpal), fase tersebut
terjadi setelah nuthfah (lihat QS al-Hajj [22]: 4, al-Mukmin
[40]: 67)
8. • Kata untuk kedua kalinya berguna
sebagai ta‟kîd (penegasan) dari perintah sebelumnya
• Kemuliaan-Nya melebihi semua mulia.
Dengan demikian, tidak ada satu pun dari makhluk yang mulia
setara dengan Dia.
9. • sifat bagi pada ayat sebelumnya
• pengertian al-qalam, menurut an-Nasafi dan al-
Biqa‟I, adalah al-kitâbah (tulisan)
• Pengkhususan tulisan dengan pena di antara berbagai
pengajaran yang lain karena di dalam tulisan terdapat
pengekalan ilmu dan kemaslahatan agama dan dunia
10. • Abdurahman as-Sa‟di mengatakan, “Sesungguhnya Allah SWT
telah mengeluarkan manusia dari perut ibunya dalam keadaan
tidak mengetahui apa-apa. Allah menjadikan dia memiliki
pendengaran, penglihatan dan hati serta memudahkan baginya
sebab-sebab mendapatkan ilmu”.
12. Pertama, pentingnya membaca beserta
obyek yang dibaca dan panduan
melakukannya.
Obyek yang diperintahkan untuk dibaca adalah al-
Quran dan wahyu yang diturunkan Allah SWT
13. • Dengan membaca al-Quran dan wahyu yang Dia
turunkan , manusia akan dapat mengetahui iman dan
kufur, yang haq dan yang batil, yang halal dan yang
haram; juga mengetahui petunjuk hidup yang benar
untuk kehidupan pribadi, keluarga, masyarakat, dan
negara.
14. Kedua: hakikat ar-Rabb.
Tuhan yang benar dan patut disembah oleh seluruh
manusia adalah Zat yang memiliki kekuasaan
menciptakan, termasuk menciptakan manusia.
16. Ketiga: asal-usul manusia dan
derajatnya.
Dalam ayat ini, manusia diingatkan asal-usulnya. Makhluk
yang terlihat paling sempurna di muka bumi sesungguhnya
berasal dari sesuatu yang rendah dan lemah, yakni‘alaq.
17. • Bahkan dalam QS al-Mursalat [77]: 29 disebut
sebagai mâ`[in] mahîn[in] (air yang hina). Inilah asal-usul
semua manusia.
• Lantas atas dasar apa mereka bisa berlaku sombong?
• Allah-lah yg menjadikannya mulia, yaitu dgn ilmu yg Dia
beri.
• Ketinggian ilmu seseorang turut menjadi penentu bagi
ketinggian kemuliaan seseorang (lihat QS al-Mujadilah
[58]: 11, al-Zumar [39]: 9).
18. Keempat: keutamaan ilmu tulisan.
Beberapa mufassir berkata, “Allah SWT mengingatkan keutamaan ilmu
tulisan. Sebab, di dalamnya terdapat berbagai manfaat besar yang
tidak tertampung kecuali olehnya. Tidak ada ilmu yang tercatat, hikmah
yang diikat, informasi orang terdahulu terjaga, dan kitab-kitab Allah
yang diturunkan kecuali dengan tulisan. Seandainya tidak ada
tulisan, tidak akan tegak urusan agama dan dunia.