SlideShare une entreprise Scribd logo
1  sur  13
TUGAS KE – 1 
JUDUL TUGAS 
LAPORAN PRAKTIKUM EKOLOGI TUMBUHAN 
HALIFAH 
1214040013 
KELAS A 
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI 
JURUSAN BIOLOGI 
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM 
UNIVERSITAS NEGERI MAKASSAR 
2014
BAB I 
PENDAHULUAN 
A. Latar Belakang 
Vegetasi merupakan kumpulan tumbuh-tumbuhan, biasanya terdiri dari 
beberapa jenis yang hidup bersama-sama pada suatu tempat. Dalam 
mekanisme kehidupan bersama tersebut terdapat interaksi yang erat baik 
diantara sesama individu penyusun vegetasi itu sendiri maupun dengan 
organisme lainnya sehingga merupakan suatu sistem yang hidup dan tumbuh 
serta dinamis. 
Analisa vegetasi adalah cara mempelajari susunan (komponen jenis) 
dan bentuk (struktur) vegetasi atau masyarakat tumbuh-tumbuhan. 
Pengamatan parameter vegetasi berdasarkan bentuk hidup pohon, perdu, serta 
herba. Suatu ekosistem alamiah maupun binaan selalu terdiri dari dua 
komponen utama yaitu komponen biotik dan abiotik. Vegetasi atau komunitas 
tumbuhan merupakan salah satu komponen biotik yang menempati habitat 
tertentu seperti hutan, padang ilalang, semak belukar dan lain-lain. Struktur 
dan komposisi vegetasi pada suatu wilayah dipengaruhi oleh komponen 
ekosistem lainnya yang saling berinteraksi, sehingga vegetasi yang tumbuh 
secara alami pada wilayah tersebut sesungguhnya merupakan pencerminan 
hasil interaksi berbagai faktor lingkungan dan dapat mengalami perubahan 
drastis karena pengaruh anthropogenik. 
Dengan demikian pada suatu daerah vegetasi umumnya akan terdapat 
suatu luas tertentu, dan daerah tadi sudah memperlihatkan kekhususan dari 
vegetasi secara keseluruhan.yang disebut luas minimum area. Praktikum 
yang berjudul, “Analisa Vegetasi (Kurva Spesies Area)” ini bertujuan untuk 
mempelajari keragaman jenis tumbuhan dalam suatu lingkungan dan untuk 
menentukan luas peta minimum yang dapat mewakili tipe komunias yang 
sedang dianalisis guna keperluan ekologi.
B. Tujuan Praktikum 
Adapun tujuan praktikum ini adalah untuk menentukan luas petak 
minimum yang dapat mewakili tipe komunitas yang sedang dianalisis 
C. Manfaat Praktikum 
Adapun manfaat praktikum ini adalah agar bisa memahami cara 
menentukan luas petak minimum yang dapat mewakili tipe komunitas yang 
sedang dianalisis
BAB II 
TINJAUAN PUSTAKA 
Keberadaan organisme pada suatu tempat sangat didukung oleh area 
yang ditempati, sehingga apakah suatu oganisme dapat bertahan atau berhasil 
berkembang tergantung pada kondisis lingkungan yang ditempati. Keadaan 
keadaan Lingkungan seperti iklim, keadaan tanah, topografi baik secara 
terpisah maupun secara bersama - sama merupakan factor yang sangat 
menentukan macam ekosistem. 
Plotting merupakan suat cara-cara untuk mengambil sample unit dari 
ekosistem dengan cara membuat dan menentukan daerah pada areal yang 
dipandang sebagai lokasi studi. Plot yang dibuat biasanya berbentuk persegi. 
Kegunaan plot yang dibuat tersebut adalah : 1. Untuk mempelajari struktur 
ekosistem suatu daerah yang didasarkan atas benyaknya plot yang dipelajari. 
2. Untuk mengetahui secara kuantitatif maupun secara kualitatif masing- masing 
individu yang ada didaerah tersebut 3. Untuk mengetahui perkembangan atau 
perubahan kehidupan dari satu tempat ketempat lain atau dari waktu ke waktu. 
Plotting biasanya sangat efektif bila digunakan untuk studi vagetasi, 
Walaupun kadang-kadang juga efektik untuk studi pada hewan. Vegetasi 
merupakan kumpulan tumbuh-tumbuhan, biasanya terdiri dari beberapa jenis yang 
hidup bersama-sama pada suatu tempat. Dalam mekanisme kehidupan bersama 
tersebut terdapat interaksi yang erat, baik diantara sesame individu penyusun 
vegetasi itu sendiri maupun dengan organisme lainnya sehingga merupakan 
suatu sistem yang hidup dan tumbuh serta dinamis (Marsono, 1977). 
Dalam komunitas vegetasi, tumbuhan yang mempunyai hubungan di 
antara mereka, mungkin pohon, semak, rumput, lumut kerak dan Thallophyta, 
tumbuh-tumbuhan ini lebih kurang menempati strata atau lapisan dari atas ke 
bawah secara horizontal, ini disebut stratifikasi. Individu yang menempati lapisan 
yang berlainan menunjukkan perbedaan-perbedaan bentuk pertumbuhan, setiap 
lapisan komunitas kadang-kadang meliputi klas-klas morfologi individu yang 
berbeda seperti, strata yang paling tinggi merupakan kanopi pohon-pohon atau
liana. Untuk tujuan ini, tumbuh-tumbuhan mempunyai klas morfologi yang 
berbeda yang terbentuk dalam “sinusie” misalnya pohon dalam sinusie pohon, 
epifit dalam sinusie epifit dan sebagainya.Metodologi-metodologi yang umum 
dan sangat efektif serta efisien jika digunakan untuk penelitian, yaitu metode 
kuadrat, metode garis, metode tanpa plot dan metode kwarter. Akan tetapi dalam 
praktikum kali ini hanya menitik beratkan pada penggunaan analisis dengan 
metode garis dan metode intersepsi titik (Setiadi, 1984; Sundarapandian dan 
Swamy, 2000). 
Analisis vegetasi adalah suatu cara mempelajari susunan dan atau 
komposisi vegetasi secara bentuk (struktur) vegetasi dari masyarakat tumbuh-tumbuhan. 
Unsur struktur vegetasi adalah bentuk pertumbuhan, stratifikasi dan 
penutupan tajuk. Dengan analisis vegetasi dapat diperoleh informasi kuantitatif 
tentang struktur dan komposisi suatu komunitas tumbuhan. Metode ini harus 
dipilih, sebab meletakkan plot secara sembarang tidak akan mencapai tujuan. 
Letak dan distribusi plot harus diatur sesuai dengan tujuannya, selain itu untuk 
mempermudah analisis/interpretasi data. Cara pengambilan plot harus secara 
random, tersebar dengan jarak yang sama (cara kuadran), mengikuti arah kompas 
yang telah ditentukan (arah transek), transek arahnya alternasi dan berbentuk 
kuadran atau stratified. 
Metode sampling yang dilakukan adalah metode transek garis dan petak 
contoh (Line Transect Plot). Pada masing-masing lokasi penelitian dibuat transek 
garis sebanyak tiga buah pada daerah sampling menggunakan tali rafia. Sepanjang 
garis transek dibuat plot-plot berukuran 10 x 10 m yang ditempatkan secara acak. 
Di dalam plot-plot 10 x 10 m dibuat subplot ukuran 5 x 5 m ilakukan identifikasi 
jenis yang ditemukan pada masing-masing plot. Pada plot 10 x 10 m dilakukan 
penghitungan jumlah spesies yang ditemukan. (Syafei, 1990) 
Variasi struktur dan komposisi tumbuhan dalam suatu komunitas 
dipengaruhi antara lain oleh fenologi, dispersal, dan natalitas. Keberhasilannya 
menjadi individu baru dipengaruhi oleh vertilitas dan ekunditas yang berbeda 
setiap spesies sehingga terdapat perbedaan struktur dan komposisi masing-masing 
spesies (Kimmins.1987).
Nilai frekuensi suatu jenis dipengaruhi secara langsung oleh densitas dan 
pola distribusinya. Nilai distribusi dapat memberikan informasi tentang 
keberadaan tumbuhan tertentu dalam suatu plot dan belum dapat memberikan 
gambaran tentang jumlah individu pada masing-masing plot (Greig-Smith .1983) 
Pola komunitas dianalisis dengan metode ordinasi yang menurut Mueller- 
Dombois dan Ellenberg (1974) pengambilan sampel plot dapat dilakukan dengan 
random, sistematik atau secara subyektif atau faktor gradien lingkungan tertentu. 
Untuk memperoleh informasi vegetasi secara obyektif digunakan metode ordinasi 
dengan menderetkan contoh-contoh (releve) berdasar koefisien ketidaksamaan. 
Variasi dalam releve merupakan dasar untuk mencari pola vegetasinya. 
Mempelajari komposisi vegetasi dapat dilakukan dengan Metode Berpetak 
(Teknik sampling kuadrat : petak tunggal atau ganda, Metode Jalur, Metode Garis 
Berpetak) dan Metode Tanpa Petak (Metode Berpasangan Acak, Titik Pusat 
Kwadran, Metode Titik Sentuh, Metode Garis Sentuh, Metode Bitterlich) 
(Irwanto, 2007). 
Vegetasi, tanah dan iklim berhubungan erat dan pada tiap-tiap tempat 
mempunyai keseimbangan yang spesifik. Vegetasi di suatu tempat akan berbeda 
dengan vegetasi di tempat 1ain karena berbeda pula faktor lingkungannya. 
Vegetasi hutan merupakan sesuatu sistem yang dinamis, selalu berkembang sesuai 
dengan keadaan habitatnya. Analisis vegetasi adalah suatu cara mempelajari 
susunan dan komposisi vegetasi secara bentuk (struktur) vegetasi dari masyarakat 
tumbuh-tumbuhan. Unsur struktur vegetasi adalah bentuk pertumbuhan, 
stratifikasi dan penutupan tajuk. Untuk keperluan analisis vegetasi diperlukan 
data-data jenis, diameter dan tinggi untuk menentukan indeks nilai penting dari 
penvusun komunitas hutan tersebut. (Marsono, 1991) 
Dengan analisis vegetasi dapat diperoleh informasi kuantitatif tentang 
struktur dan komposisi suatu komunitas tumbuhan. Berdasarkan tujuan pendugaan 
kuantitatif komunitas vegetasi dikelompokkan kedalam 3 kategori yaitu (1) 
pendugaan komposisi vegetasi dalam suatu areal dengan batas-batas jenis dan 
membandingkan dengan areal lain atau areal yang sama namun waktu 
pengamatan berbeda; (2) menduga tentang keragaman jenis dalam suatu areal; dan
(3) melakukan korelasi antara perbedaan vegetasi dengan faktor lingkungan 
tertentu atau beberapa faktor lingkungan (Irwanto,2007). 
Mueller-Dombois dan Ellenberg (1974) membagi struktur vegetasi 
menjadi lima berdasarkan tingkatannya, yaitu: fisiogonomi vegetasi, struktur 
biomassa, struktur bentuk hidup, struktur floristik, struktur tegakan. Struktur 
vegetasi terdiri dari 3 komponen, yaitu: 1. Struktur vegetasi berupa vegetasi secara 
vertikal yang merupakan diagram profil yang melukiskan lapisan pohon, tiang, 
sapihan, semai dan herba penyusun vegetasi. 2. Sebaran, horisotal jenis-jenis 
penyusun yang menggambarkan letak dari suatu individu terhadap individu lain.3. 
Kelimpahan (abudance) setiap jenis dalam suatu komunitas. 
Vegetasi merupakan kumpulan tumbuh-tumbuhan, biasanya terdiri dari 
beberapa jenis yang hidup bersama-sama pada suatu tempat. Dalam mekanisme 
kehidupan bersama tersebut terdapat interaksi yang erat, baik diantara sesama 
individu penyusun vegetasi itu sendiri maupun dengan organisme lainnya 
sehingga merupakan suatu sistem yang hidup dan tumbuh serta dinamis (Irwanto, 
2007). 
Setiap orgaisme hidupnya bergantung pada organisme lain. Organisme dan 
spesies yang berbeda saling mempengaruhi macam hubungan yang biasa kita 
kenal adalah hubungan antara organisme yang makan dan organisme yang 
dimakan. Vegetasi (latin:vegetare = menghidupkan, vegetation = dunia tumbuhan) 
yang terdapat didalamnya kebanyakan komunitas hutan, daun–daun, cabang– 
cabang di bagian–bagian lain di beberapa pohon, semak dll tumbuhan membentuk 
beberapa lapisan (Rahardjo,s. 1980)
BAB III 
METODOLOGI PRAKTIKUM 
A. Waktu dan Tempat 
Hari / Tanggal : Sabtu / 27 September 2014 
Waktu : Pukul 08.00 s.d 12.000 WITA 
Tempat : Di sampan Mesjid Ulil Albab Kampus Parangtambung 
UNM 
B. Alat dan Bahan 
1. Alat 
a. Tali Rapiah 
b. Gunting 
c. Meter 
d. Bambu 
e. Kamera 
2. Bahan 
a. Tumbuhan 
C. Prosedur Kerja 
a. Menyediakan alat berupa tali rapiah, gunting bambu, meter dan kamera 
yang nantinya untuk digunakan pada saat praktikum 
b. Melakukan pengukuran mulai dari plot 1 meter sampai tak menemukan 
lagi spesies baru, dengan catatan setiap kali melakukan pengukuran harus 
ditandai dengan bambu 
c. Menghitung jumlah tumbuhan (tanaman) yang ada pada tiap plot 
d. Mendokumentasikan hasil praktikum 
e. Membuat laporan akhir
BAB IV 
HASIL DAN PEMBAHASAN 
A. Hasil Pengamatan 
1. Kegiatan 
Tabel Kurva Spesies Area 
Kode lebar dipanjang Jumlah 
1 0.5 0.5 4 
2 0.5 1 3 
3 1 1 4 
4 1 2 1 
5 2 2 1 
6 2 4 6 
7 4 4 3 
8 4 8 1 
GRAFIK % HASIL KURVA SPESEIS AREA
B. Pembahasan 
Adapun tujuan dari praktikum ini adalah adalah untuk menentukan 
luas petak minimum yang dapat mewakili tipe komunitas yang sedang 
dianalisis. Kemudian dilakukan pengukuran dengan cara mengukur dulu plot 
untuk mengatahui seberapa banyank tumbuhan yang ada didalamnya setelah 
itu terdapat tumbuhan dan kegiatan ini terus berlanjut samapai pada plot ke 8, 
namun tidak terlalu banyak tumbuhan yang ada di dalamnya karena tumbuhan 
yang ada di sana sudah hampir punah, faktor yang utamanya yang menjadi 
penyebab kepunahan itu yaitu musim kemarau dan pembongkaran tanah untuk 
pembangunan 
Menurut Andre (2009), prinsip penentuan ukuran petak adalah petak 
harus cukup besar agar individu jenis yang ada dalam contoh dapat mewakili 
komunitas, tetapi harus cukup kecil agar individu yang ada dapat dipisahkan, 
dihitung dan diukur tanpa duplikasi atau pengabaian. Karena titik berat analisa 
vegetasi terletak pada komposisi jenis dan jika kita tidak bisa menentukan luas 
petak contoh yang kita anggap dapat mewakili komunitas tersebut, maka dapat 
menggunakan teknik Kurva Spesies Area (KSA). Dengan menggunakan 
kurva ini, maka dapat ditetapkan : (1) luas minimum suatu petak yang dapat 
mewakili habitat yang akan diukur, (2) jumlah minimal petak ukur agar 
hasilnya mewakili keadaan tegakan atau panjang jalur yang mewakili jika 
menggunakan metode jalur. 
Kurva spesies area merupakan langkah awal yang digunakan untuk 
menganalisis vegetasi yang menggunakan petak contoh. Luasan petak contoh 
mempunyai hubungan erat dengan keragaman jenis yang terdapat pada areal 
tersebut. Makin beragam jenis yang terdapat pada areal tersebut, makin luas 
kurva spesies areanya. Bentuk luasan kurva spesies area dapat berbentuk bujur 
sangkar, empat persegi panjang dan dapat pula berbentuk lingkaran.
BAB V 
PENUTUP 
A. Kesimpulan 
Adapun kesimpulan dari praktikum ini adalah bahwa vegetasi 
merupakan kumpulan tumbuh-tumbuhan, biasanya terdiri dari beberapa jenis 
yang hidup bersama-sama pada suatu tempat.atau cara mempelajari susunan 
(komponen jenis) dan bentuk (struktur) vegetasi atau masyarakat tumbuh-tumbuhan. 
Sedangkan luasan petak contoh mempunyai hubungan erat dengan 
keragaman jenis yang terdapat pada areal tersebut. Dimana Luasan petak 
contoh pada vegetasi rumput-rumputan berukuran kecil misalnya 0,5 cm2 
B. Saran 
Sebaiknya praktikan lebih teliti dalam melakukan praktikum agar hasil 
yang di peroleh sesuai dengan tujuan yang diharapkan dan meningkatkan 
wawasan pengetahuan khusunya dalam praktikum ekologi tumbuhan ini.
DAFTAR PUSTAKA 
Andre. M. 2009. Apa dan Bagaimana Mempelajari Analisa Vegetasi 
http://boymarpaung.wordpress.com/2009/04/20/apa-dan-bagaimana 
mempelajari analisa-vegetasi/. Diakses pada 16 Oktober 2014. 
Ellenberg . 1974. Quantitatif and Dynamic Plant Ecology. London: Edward 
Arnold Publishers. 
Irwanto, Fatchur dan I Wayan Sumberartha. 2007. Petunjuk Praktikum Ekologi 
Tumbuhan. Malang: JICA 
Kimmins, J.P. 1987. Forest Ecology. New York: Macmillan Publishing 
CoWibosono. 2009. Osmosis. http:// wibosono 1981. blogspot. 
com/osmosis.html. Diakses Pada Tanggal 16 Oktober 2014. 
Lovelles, A.R. 1983. Biologi . Jakarta : Erlangga 
Marsono, D.J. 1991. Potensi dan Kondisi Hutan Hujan Tropika Basah di 
Indonesia Buletin Instiper Volume 2 No.2. Yogyakarta : Institut Pertanian 
Stiper 
Rahardjo,S. 1980. Ekologi Tumbuhan. Surakarta : Tiga Serangkai 
Schaum’s .1999. Quantitative Plant Ecology, Studies in Ecology. Volume 9. 
Oxford:Blackwell Scientific Publications 
Syafei, Eden Surasana. 1990. Pengantar Ekologi Tumbuhan. Bandung : ITB
ANALISIS VEGETASI

Contenu connexe

Tendances

Silabus Biologi Kelas XI Kurikulum 2013
Silabus Biologi Kelas XI Kurikulum 2013Silabus Biologi Kelas XI Kurikulum 2013
Silabus Biologi Kelas XI Kurikulum 2013SMAN 2 Indramayu
 
Aves mempunyai tipe telur megalesital
Aves mempunyai tipe telur megalesitalAves mempunyai tipe telur megalesital
Aves mempunyai tipe telur megalesitaltriaangie
 
Sejarah dan Perkembangan Taksonomi Tumbuhan
Sejarah dan Perkembangan Taksonomi TumbuhanSejarah dan Perkembangan Taksonomi Tumbuhan
Sejarah dan Perkembangan Taksonomi TumbuhanAgustin Dian Kartikasari
 
Laporan Praktikum Pengukuran luas daun
Laporan Praktikum Pengukuran luas daunLaporan Praktikum Pengukuran luas daun
Laporan Praktikum Pengukuran luas daunSandi Purnama Jaya
 
Fortofolio 1 Prinsip dasar Perkembangan
Fortofolio 1 Prinsip dasar PerkembanganFortofolio 1 Prinsip dasar Perkembangan
Fortofolio 1 Prinsip dasar PerkembanganIvho Mamonto
 
sistem respirasi bintang laut
sistem respirasi bintang lautsistem respirasi bintang laut
sistem respirasi bintang lautkrisnasuryanti
 
Produksi Tanaman Kacang Panjang
Produksi Tanaman Kacang PanjangProduksi Tanaman Kacang Panjang
Produksi Tanaman Kacang PanjangRozi Aziz
 
Laporan praktikum fisiologi tanaman respirasi
Laporan praktikum fisiologi tanaman respirasiLaporan praktikum fisiologi tanaman respirasi
Laporan praktikum fisiologi tanaman respirasifahmiganteng
 
Laporan praktikum 4 bentuk batang arah tumbuh permukaan dan modifikasi batang...
Laporan praktikum 4 bentuk batang arah tumbuh permukaan dan modifikasi batang...Laporan praktikum 4 bentuk batang arah tumbuh permukaan dan modifikasi batang...
Laporan praktikum 4 bentuk batang arah tumbuh permukaan dan modifikasi batang...Maedy Ripani
 
Laporan praktikum c3, c4 dan cam
Laporan praktikum c3, c4 dan camLaporan praktikum c3, c4 dan cam
Laporan praktikum c3, c4 dan camfahmiganteng
 
Laporan Praktkum Kultur Jaringan Tumbuhan: Pembuatan Media MS (Murashige & Sk...
Laporan Praktkum Kultur Jaringan Tumbuhan: Pembuatan Media MS (Murashige & Sk...Laporan Praktkum Kultur Jaringan Tumbuhan: Pembuatan Media MS (Murashige & Sk...
Laporan Praktkum Kultur Jaringan Tumbuhan: Pembuatan Media MS (Murashige & Sk...UNESA
 
Manual Lapangan: Pembuatan Spesimen Herbarium
Manual Lapangan: Pembuatan Spesimen HerbariumManual Lapangan: Pembuatan Spesimen Herbarium
Manual Lapangan: Pembuatan Spesimen HerbariumP A Q-ting
 
Mikroteknik BAB 1 Pengertian, Syarat, dan Macam preparat_dewi
Mikroteknik BAB 1 Pengertian, Syarat, dan Macam preparat_dewiMikroteknik BAB 1 Pengertian, Syarat, dan Macam preparat_dewi
Mikroteknik BAB 1 Pengertian, Syarat, dan Macam preparat_dewidewisetiyana52
 

Tendances (20)

Silabus Biologi Kelas XI Kurikulum 2013
Silabus Biologi Kelas XI Kurikulum 2013Silabus Biologi Kelas XI Kurikulum 2013
Silabus Biologi Kelas XI Kurikulum 2013
 
Aves mempunyai tipe telur megalesital
Aves mempunyai tipe telur megalesitalAves mempunyai tipe telur megalesital
Aves mempunyai tipe telur megalesital
 
Sejarah dan Perkembangan Taksonomi Tumbuhan
Sejarah dan Perkembangan Taksonomi TumbuhanSejarah dan Perkembangan Taksonomi Tumbuhan
Sejarah dan Perkembangan Taksonomi Tumbuhan
 
Fisiologi Biji
Fisiologi  BijiFisiologi  Biji
Fisiologi Biji
 
Siklus Nitrogen
Siklus NitrogenSiklus Nitrogen
Siklus Nitrogen
 
Laporan Praktikum Pengukuran luas daun
Laporan Praktikum Pengukuran luas daunLaporan Praktikum Pengukuran luas daun
Laporan Praktikum Pengukuran luas daun
 
Laporan 1 alat ek um
Laporan 1 alat ek umLaporan 1 alat ek um
Laporan 1 alat ek um
 
Makalah tumbuhan paku
Makalah tumbuhan pakuMakalah tumbuhan paku
Makalah tumbuhan paku
 
Fortofolio 1 Prinsip dasar Perkembangan
Fortofolio 1 Prinsip dasar PerkembanganFortofolio 1 Prinsip dasar Perkembangan
Fortofolio 1 Prinsip dasar Perkembangan
 
sistem respirasi bintang laut
sistem respirasi bintang lautsistem respirasi bintang laut
sistem respirasi bintang laut
 
Produksi Tanaman Kacang Panjang
Produksi Tanaman Kacang PanjangProduksi Tanaman Kacang Panjang
Produksi Tanaman Kacang Panjang
 
Laporan praktikum fisiologi tanaman respirasi
Laporan praktikum fisiologi tanaman respirasiLaporan praktikum fisiologi tanaman respirasi
Laporan praktikum fisiologi tanaman respirasi
 
Laporan praktikum 4 bentuk batang arah tumbuh permukaan dan modifikasi batang...
Laporan praktikum 4 bentuk batang arah tumbuh permukaan dan modifikasi batang...Laporan praktikum 4 bentuk batang arah tumbuh permukaan dan modifikasi batang...
Laporan praktikum 4 bentuk batang arah tumbuh permukaan dan modifikasi batang...
 
Laporan resmi(1)
Laporan resmi(1)Laporan resmi(1)
Laporan resmi(1)
 
Laporan praktikum c3, c4 dan cam
Laporan praktikum c3, c4 dan camLaporan praktikum c3, c4 dan cam
Laporan praktikum c3, c4 dan cam
 
Laporan Praktkum Kultur Jaringan Tumbuhan: Pembuatan Media MS (Murashige & Sk...
Laporan Praktkum Kultur Jaringan Tumbuhan: Pembuatan Media MS (Murashige & Sk...Laporan Praktkum Kultur Jaringan Tumbuhan: Pembuatan Media MS (Murashige & Sk...
Laporan Praktkum Kultur Jaringan Tumbuhan: Pembuatan Media MS (Murashige & Sk...
 
Manual Lapangan: Pembuatan Spesimen Herbarium
Manual Lapangan: Pembuatan Spesimen HerbariumManual Lapangan: Pembuatan Spesimen Herbarium
Manual Lapangan: Pembuatan Spesimen Herbarium
 
Mikroteknik BAB 1 Pengertian, Syarat, dan Macam preparat_dewi
Mikroteknik BAB 1 Pengertian, Syarat, dan Macam preparat_dewiMikroteknik BAB 1 Pengertian, Syarat, dan Macam preparat_dewi
Mikroteknik BAB 1 Pengertian, Syarat, dan Macam preparat_dewi
 
Makalah spermatophyta
Makalah spermatophytaMakalah spermatophyta
Makalah spermatophyta
 
Ekskresi
EkskresiEkskresi
Ekskresi
 

Similaire à ANALISIS VEGETASI

LAPORAN_EKOLOGI_ANALISIS_VEGETASI-LAPORAN_EKOLOGI_ANALISIS_VEGETASI.docx
LAPORAN_EKOLOGI_ANALISIS_VEGETASI-LAPORAN_EKOLOGI_ANALISIS_VEGETASI.docxLAPORAN_EKOLOGI_ANALISIS_VEGETASI-LAPORAN_EKOLOGI_ANALISIS_VEGETASI.docx
LAPORAN_EKOLOGI_ANALISIS_VEGETASI-LAPORAN_EKOLOGI_ANALISIS_VEGETASI.docxAgathaHaselvin
 
Laporan praktikum analisis vegetasi
Laporan praktikum analisis vegetasiLaporan praktikum analisis vegetasi
Laporan praktikum analisis vegetasiGoogle
 
Laporan praktikum ekologi tumbuhan "Aplikasi Metode Pengukuran Vegetasi"
Laporan praktikum ekologi tumbuhan "Aplikasi Metode Pengukuran Vegetasi"Laporan praktikum ekologi tumbuhan "Aplikasi Metode Pengukuran Vegetasi"
Laporan praktikum ekologi tumbuhan "Aplikasi Metode Pengukuran Vegetasi"Biology Education
 
5. ANALISIS VEGETASI.pdf
5. ANALISIS VEGETASI.pdf5. ANALISIS VEGETASI.pdf
5. ANALISIS VEGETASI.pdftaufikawaludin3
 
Karakteristik komunitas dalam ekosistem
Karakteristik komunitas dalam ekosistemKarakteristik komunitas dalam ekosistem
Karakteristik komunitas dalam ekosistemJun Mahardika
 
Analisa vegetasi laporan
Analisa vegetasi laporanAnalisa vegetasi laporan
Analisa vegetasi laporanPedi Anyoy
 
7. laporan praktikum biologi analisis vegetasi di hutan wanagama
7. laporan praktikum biologi analisis vegetasi di hutan wanagama7. laporan praktikum biologi analisis vegetasi di hutan wanagama
7. laporan praktikum biologi analisis vegetasi di hutan wanagamaSofyan Dwi Nugroho
 
Rini_laporan pola distribusi.docx
Rini_laporan pola distribusi.docxRini_laporan pola distribusi.docx
Rini_laporan pola distribusi.docxanjar95
 
Pencirian, Konsep Sifat dan Sumber Bukti Taksonomi
Pencirian, Konsep Sifat dan Sumber Bukti TaksonomiPencirian, Konsep Sifat dan Sumber Bukti Taksonomi
Pencirian, Konsep Sifat dan Sumber Bukti TaksonomiAgustin Dian Kartikasari
 
Ektum kel 9 metode analisis vegetasi
Ektum kel 9 metode analisis vegetasiEktum kel 9 metode analisis vegetasi
Ektum kel 9 metode analisis vegetasiasnaini marlis
 
RPP BIOLOGI KELAS X IPA KEANEKARAGAMAN HAYATI
RPP BIOLOGI KELAS X IPA KEANEKARAGAMAN HAYATIRPP BIOLOGI KELAS X IPA KEANEKARAGAMAN HAYATI
RPP BIOLOGI KELAS X IPA KEANEKARAGAMAN HAYATIalmansyahnis .
 
edoc.site_makalah-ekologi-hewan-edoc.site_makalah-ekologi-hewan.pdf.pdf
edoc.site_makalah-ekologi-hewan-edoc.site_makalah-ekologi-hewan.pdf.pdfedoc.site_makalah-ekologi-hewan-edoc.site_makalah-ekologi-hewan.pdf.pdf
edoc.site_makalah-ekologi-hewan-edoc.site_makalah-ekologi-hewan.pdf.pdfAgathaHaselvin
 
08 rpp multimedia klp 3. 7 c
08 rpp multimedia klp 3. 7 c08 rpp multimedia klp 3. 7 c
08 rpp multimedia klp 3. 7 cbinasuci
 
Sistematika dan taksonomi
Sistematika dan taksonomiSistematika dan taksonomi
Sistematika dan taksonomiIma Nurani
 
Laporan Praktikum IDENTIFIKASI & KLASIFIKASI TUMBUHAN || Biologi Tanaman
Laporan Praktikum IDENTIFIKASI & KLASIFIKASI TUMBUHAN || Biologi TanamanLaporan Praktikum IDENTIFIKASI & KLASIFIKASI TUMBUHAN || Biologi Tanaman
Laporan Praktikum IDENTIFIKASI & KLASIFIKASI TUMBUHAN || Biologi Tanamanshafirasalsa11
 
Laporan aplikasi metode pengukuran vegetasi
Laporan aplikasi metode pengukuran vegetasiLaporan aplikasi metode pengukuran vegetasi
Laporan aplikasi metode pengukuran vegetasiFirlita Nurul Kharisma
 
Laporan Praktikum Ekologi Tanaman Sekitar Pantai Pangandaran
Laporan Praktikum Ekologi Tanaman Sekitar Pantai PangandaranLaporan Praktikum Ekologi Tanaman Sekitar Pantai Pangandaran
Laporan Praktikum Ekologi Tanaman Sekitar Pantai PangandaranNurma Fauzaniar
 

Similaire à ANALISIS VEGETASI (20)

LAPORAN_EKOLOGI_ANALISIS_VEGETASI-LAPORAN_EKOLOGI_ANALISIS_VEGETASI.docx
LAPORAN_EKOLOGI_ANALISIS_VEGETASI-LAPORAN_EKOLOGI_ANALISIS_VEGETASI.docxLAPORAN_EKOLOGI_ANALISIS_VEGETASI-LAPORAN_EKOLOGI_ANALISIS_VEGETASI.docx
LAPORAN_EKOLOGI_ANALISIS_VEGETASI-LAPORAN_EKOLOGI_ANALISIS_VEGETASI.docx
 
Laporan praktikum analisis vegetasi
Laporan praktikum analisis vegetasiLaporan praktikum analisis vegetasi
Laporan praktikum analisis vegetasi
 
Laporan praktikum ekologi tumbuhan "Aplikasi Metode Pengukuran Vegetasi"
Laporan praktikum ekologi tumbuhan "Aplikasi Metode Pengukuran Vegetasi"Laporan praktikum ekologi tumbuhan "Aplikasi Metode Pengukuran Vegetasi"
Laporan praktikum ekologi tumbuhan "Aplikasi Metode Pengukuran Vegetasi"
 
5. ANALISIS VEGETASI.pdf
5. ANALISIS VEGETASI.pdf5. ANALISIS VEGETASI.pdf
5. ANALISIS VEGETASI.pdf
 
Karakteristik komunitas dalam ekosistem
Karakteristik komunitas dalam ekosistemKarakteristik komunitas dalam ekosistem
Karakteristik komunitas dalam ekosistem
 
Analisa vegetasi laporan
Analisa vegetasi laporanAnalisa vegetasi laporan
Analisa vegetasi laporan
 
Laporan
LaporanLaporan
Laporan
 
7. laporan praktikum biologi analisis vegetasi di hutan wanagama
7. laporan praktikum biologi analisis vegetasi di hutan wanagama7. laporan praktikum biologi analisis vegetasi di hutan wanagama
7. laporan praktikum biologi analisis vegetasi di hutan wanagama
 
Rini_laporan pola distribusi.docx
Rini_laporan pola distribusi.docxRini_laporan pola distribusi.docx
Rini_laporan pola distribusi.docx
 
RPP SMA K 13
RPP  SMA K 13RPP  SMA K 13
RPP SMA K 13
 
Pencirian, Konsep Sifat dan Sumber Bukti Taksonomi
Pencirian, Konsep Sifat dan Sumber Bukti TaksonomiPencirian, Konsep Sifat dan Sumber Bukti Taksonomi
Pencirian, Konsep Sifat dan Sumber Bukti Taksonomi
 
Ektum kel 9 metode analisis vegetasi
Ektum kel 9 metode analisis vegetasiEktum kel 9 metode analisis vegetasi
Ektum kel 9 metode analisis vegetasi
 
RPP BIOLOGI KELAS X IPA KEANEKARAGAMAN HAYATI
RPP BIOLOGI KELAS X IPA KEANEKARAGAMAN HAYATIRPP BIOLOGI KELAS X IPA KEANEKARAGAMAN HAYATI
RPP BIOLOGI KELAS X IPA KEANEKARAGAMAN HAYATI
 
edoc.site_makalah-ekologi-hewan-edoc.site_makalah-ekologi-hewan.pdf.pdf
edoc.site_makalah-ekologi-hewan-edoc.site_makalah-ekologi-hewan.pdf.pdfedoc.site_makalah-ekologi-hewan-edoc.site_makalah-ekologi-hewan.pdf.pdf
edoc.site_makalah-ekologi-hewan-edoc.site_makalah-ekologi-hewan.pdf.pdf
 
08 rpp multimedia klp 3. 7 c
08 rpp multimedia klp 3. 7 c08 rpp multimedia klp 3. 7 c
08 rpp multimedia klp 3. 7 c
 
Sistematika dan taksonomi
Sistematika dan taksonomiSistematika dan taksonomi
Sistematika dan taksonomi
 
Laporan Praktikum IDENTIFIKASI & KLASIFIKASI TUMBUHAN || Biologi Tanaman
Laporan Praktikum IDENTIFIKASI & KLASIFIKASI TUMBUHAN || Biologi TanamanLaporan Praktikum IDENTIFIKASI & KLASIFIKASI TUMBUHAN || Biologi Tanaman
Laporan Praktikum IDENTIFIKASI & KLASIFIKASI TUMBUHAN || Biologi Tanaman
 
Laporan aplikasi metode pengukuran vegetasi
Laporan aplikasi metode pengukuran vegetasiLaporan aplikasi metode pengukuran vegetasi
Laporan aplikasi metode pengukuran vegetasi
 
Keanekaragaman hewan
Keanekaragaman hewanKeanekaragaman hewan
Keanekaragaman hewan
 
Laporan Praktikum Ekologi Tanaman Sekitar Pantai Pangandaran
Laporan Praktikum Ekologi Tanaman Sekitar Pantai PangandaranLaporan Praktikum Ekologi Tanaman Sekitar Pantai Pangandaran
Laporan Praktikum Ekologi Tanaman Sekitar Pantai Pangandaran
 

Dernier

PPT ANEMIA pada remaja maupun dewasapptx
PPT ANEMIA pada remaja maupun dewasapptxPPT ANEMIA pada remaja maupun dewasapptx
PPT ANEMIA pada remaja maupun dewasapptxsitifaiza3
 
Instrumen Penelitian dalam pengukuran fenomena .pptx
Instrumen Penelitian dalam pengukuran fenomena .pptxInstrumen Penelitian dalam pengukuran fenomena .pptx
Instrumen Penelitian dalam pengukuran fenomena .pptxZhardestiny
 
393479010-POWER-POINT-MODUL-6-ppt.pdf. tugas
393479010-POWER-POINT-MODUL-6-ppt.pdf. tugas393479010-POWER-POINT-MODUL-6-ppt.pdf. tugas
393479010-POWER-POINT-MODUL-6-ppt.pdf. tugaslisapalena
 
UKURAN PENTYEBARAN DATA PPT KELOMPOK 2.pptx
UKURAN PENTYEBARAN DATA PPT KELOMPOK 2.pptxUKURAN PENTYEBARAN DATA PPT KELOMPOK 2.pptx
UKURAN PENTYEBARAN DATA PPT KELOMPOK 2.pptxzidanlbs25
 
Menggunakan Data matematika kelas 7.pptx
Menggunakan Data matematika kelas 7.pptxMenggunakan Data matematika kelas 7.pptx
Menggunakan Data matematika kelas 7.pptxImahMagwa
 
Sistem operasi adalah program yang bertindak sebagai perantara antara user de...
Sistem operasi adalah program yang bertindak sebagai perantara antara user de...Sistem operasi adalah program yang bertindak sebagai perantara antara user de...
Sistem operasi adalah program yang bertindak sebagai perantara antara user de...Shary Armonitha
 
Contoh Algoritma Asosiasi pada data mining
Contoh Algoritma Asosiasi pada data miningContoh Algoritma Asosiasi pada data mining
Contoh Algoritma Asosiasi pada data miningSamFChaerul
 
Geologi Jawa Timur-Madura Kelompok 6.pdf
Geologi Jawa Timur-Madura Kelompok 6.pdfGeologi Jawa Timur-Madura Kelompok 6.pdf
Geologi Jawa Timur-Madura Kelompok 6.pdfAuliaAulia63
 
KISI KISI PSAJ IPS KLS IX 2324.docskskkks
KISI KISI PSAJ IPS KLS IX 2324.docskskkksKISI KISI PSAJ IPS KLS IX 2324.docskskkks
KISI KISI PSAJ IPS KLS IX 2324.docskskkksdanzztzy405
 

Dernier (9)

PPT ANEMIA pada remaja maupun dewasapptx
PPT ANEMIA pada remaja maupun dewasapptxPPT ANEMIA pada remaja maupun dewasapptx
PPT ANEMIA pada remaja maupun dewasapptx
 
Instrumen Penelitian dalam pengukuran fenomena .pptx
Instrumen Penelitian dalam pengukuran fenomena .pptxInstrumen Penelitian dalam pengukuran fenomena .pptx
Instrumen Penelitian dalam pengukuran fenomena .pptx
 
393479010-POWER-POINT-MODUL-6-ppt.pdf. tugas
393479010-POWER-POINT-MODUL-6-ppt.pdf. tugas393479010-POWER-POINT-MODUL-6-ppt.pdf. tugas
393479010-POWER-POINT-MODUL-6-ppt.pdf. tugas
 
UKURAN PENTYEBARAN DATA PPT KELOMPOK 2.pptx
UKURAN PENTYEBARAN DATA PPT KELOMPOK 2.pptxUKURAN PENTYEBARAN DATA PPT KELOMPOK 2.pptx
UKURAN PENTYEBARAN DATA PPT KELOMPOK 2.pptx
 
Menggunakan Data matematika kelas 7.pptx
Menggunakan Data matematika kelas 7.pptxMenggunakan Data matematika kelas 7.pptx
Menggunakan Data matematika kelas 7.pptx
 
Sistem operasi adalah program yang bertindak sebagai perantara antara user de...
Sistem operasi adalah program yang bertindak sebagai perantara antara user de...Sistem operasi adalah program yang bertindak sebagai perantara antara user de...
Sistem operasi adalah program yang bertindak sebagai perantara antara user de...
 
Contoh Algoritma Asosiasi pada data mining
Contoh Algoritma Asosiasi pada data miningContoh Algoritma Asosiasi pada data mining
Contoh Algoritma Asosiasi pada data mining
 
Geologi Jawa Timur-Madura Kelompok 6.pdf
Geologi Jawa Timur-Madura Kelompok 6.pdfGeologi Jawa Timur-Madura Kelompok 6.pdf
Geologi Jawa Timur-Madura Kelompok 6.pdf
 
KISI KISI PSAJ IPS KLS IX 2324.docskskkks
KISI KISI PSAJ IPS KLS IX 2324.docskskkksKISI KISI PSAJ IPS KLS IX 2324.docskskkks
KISI KISI PSAJ IPS KLS IX 2324.docskskkks
 

ANALISIS VEGETASI

  • 1. TUGAS KE – 1 JUDUL TUGAS LAPORAN PRAKTIKUM EKOLOGI TUMBUHAN HALIFAH 1214040013 KELAS A PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI JURUSAN BIOLOGI FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS NEGERI MAKASSAR 2014
  • 2. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Vegetasi merupakan kumpulan tumbuh-tumbuhan, biasanya terdiri dari beberapa jenis yang hidup bersama-sama pada suatu tempat. Dalam mekanisme kehidupan bersama tersebut terdapat interaksi yang erat baik diantara sesama individu penyusun vegetasi itu sendiri maupun dengan organisme lainnya sehingga merupakan suatu sistem yang hidup dan tumbuh serta dinamis. Analisa vegetasi adalah cara mempelajari susunan (komponen jenis) dan bentuk (struktur) vegetasi atau masyarakat tumbuh-tumbuhan. Pengamatan parameter vegetasi berdasarkan bentuk hidup pohon, perdu, serta herba. Suatu ekosistem alamiah maupun binaan selalu terdiri dari dua komponen utama yaitu komponen biotik dan abiotik. Vegetasi atau komunitas tumbuhan merupakan salah satu komponen biotik yang menempati habitat tertentu seperti hutan, padang ilalang, semak belukar dan lain-lain. Struktur dan komposisi vegetasi pada suatu wilayah dipengaruhi oleh komponen ekosistem lainnya yang saling berinteraksi, sehingga vegetasi yang tumbuh secara alami pada wilayah tersebut sesungguhnya merupakan pencerminan hasil interaksi berbagai faktor lingkungan dan dapat mengalami perubahan drastis karena pengaruh anthropogenik. Dengan demikian pada suatu daerah vegetasi umumnya akan terdapat suatu luas tertentu, dan daerah tadi sudah memperlihatkan kekhususan dari vegetasi secara keseluruhan.yang disebut luas minimum area. Praktikum yang berjudul, “Analisa Vegetasi (Kurva Spesies Area)” ini bertujuan untuk mempelajari keragaman jenis tumbuhan dalam suatu lingkungan dan untuk menentukan luas peta minimum yang dapat mewakili tipe komunias yang sedang dianalisis guna keperluan ekologi.
  • 3. B. Tujuan Praktikum Adapun tujuan praktikum ini adalah untuk menentukan luas petak minimum yang dapat mewakili tipe komunitas yang sedang dianalisis C. Manfaat Praktikum Adapun manfaat praktikum ini adalah agar bisa memahami cara menentukan luas petak minimum yang dapat mewakili tipe komunitas yang sedang dianalisis
  • 4. BAB II TINJAUAN PUSTAKA Keberadaan organisme pada suatu tempat sangat didukung oleh area yang ditempati, sehingga apakah suatu oganisme dapat bertahan atau berhasil berkembang tergantung pada kondisis lingkungan yang ditempati. Keadaan keadaan Lingkungan seperti iklim, keadaan tanah, topografi baik secara terpisah maupun secara bersama - sama merupakan factor yang sangat menentukan macam ekosistem. Plotting merupakan suat cara-cara untuk mengambil sample unit dari ekosistem dengan cara membuat dan menentukan daerah pada areal yang dipandang sebagai lokasi studi. Plot yang dibuat biasanya berbentuk persegi. Kegunaan plot yang dibuat tersebut adalah : 1. Untuk mempelajari struktur ekosistem suatu daerah yang didasarkan atas benyaknya plot yang dipelajari. 2. Untuk mengetahui secara kuantitatif maupun secara kualitatif masing- masing individu yang ada didaerah tersebut 3. Untuk mengetahui perkembangan atau perubahan kehidupan dari satu tempat ketempat lain atau dari waktu ke waktu. Plotting biasanya sangat efektif bila digunakan untuk studi vagetasi, Walaupun kadang-kadang juga efektik untuk studi pada hewan. Vegetasi merupakan kumpulan tumbuh-tumbuhan, biasanya terdiri dari beberapa jenis yang hidup bersama-sama pada suatu tempat. Dalam mekanisme kehidupan bersama tersebut terdapat interaksi yang erat, baik diantara sesame individu penyusun vegetasi itu sendiri maupun dengan organisme lainnya sehingga merupakan suatu sistem yang hidup dan tumbuh serta dinamis (Marsono, 1977). Dalam komunitas vegetasi, tumbuhan yang mempunyai hubungan di antara mereka, mungkin pohon, semak, rumput, lumut kerak dan Thallophyta, tumbuh-tumbuhan ini lebih kurang menempati strata atau lapisan dari atas ke bawah secara horizontal, ini disebut stratifikasi. Individu yang menempati lapisan yang berlainan menunjukkan perbedaan-perbedaan bentuk pertumbuhan, setiap lapisan komunitas kadang-kadang meliputi klas-klas morfologi individu yang berbeda seperti, strata yang paling tinggi merupakan kanopi pohon-pohon atau
  • 5. liana. Untuk tujuan ini, tumbuh-tumbuhan mempunyai klas morfologi yang berbeda yang terbentuk dalam “sinusie” misalnya pohon dalam sinusie pohon, epifit dalam sinusie epifit dan sebagainya.Metodologi-metodologi yang umum dan sangat efektif serta efisien jika digunakan untuk penelitian, yaitu metode kuadrat, metode garis, metode tanpa plot dan metode kwarter. Akan tetapi dalam praktikum kali ini hanya menitik beratkan pada penggunaan analisis dengan metode garis dan metode intersepsi titik (Setiadi, 1984; Sundarapandian dan Swamy, 2000). Analisis vegetasi adalah suatu cara mempelajari susunan dan atau komposisi vegetasi secara bentuk (struktur) vegetasi dari masyarakat tumbuh-tumbuhan. Unsur struktur vegetasi adalah bentuk pertumbuhan, stratifikasi dan penutupan tajuk. Dengan analisis vegetasi dapat diperoleh informasi kuantitatif tentang struktur dan komposisi suatu komunitas tumbuhan. Metode ini harus dipilih, sebab meletakkan plot secara sembarang tidak akan mencapai tujuan. Letak dan distribusi plot harus diatur sesuai dengan tujuannya, selain itu untuk mempermudah analisis/interpretasi data. Cara pengambilan plot harus secara random, tersebar dengan jarak yang sama (cara kuadran), mengikuti arah kompas yang telah ditentukan (arah transek), transek arahnya alternasi dan berbentuk kuadran atau stratified. Metode sampling yang dilakukan adalah metode transek garis dan petak contoh (Line Transect Plot). Pada masing-masing lokasi penelitian dibuat transek garis sebanyak tiga buah pada daerah sampling menggunakan tali rafia. Sepanjang garis transek dibuat plot-plot berukuran 10 x 10 m yang ditempatkan secara acak. Di dalam plot-plot 10 x 10 m dibuat subplot ukuran 5 x 5 m ilakukan identifikasi jenis yang ditemukan pada masing-masing plot. Pada plot 10 x 10 m dilakukan penghitungan jumlah spesies yang ditemukan. (Syafei, 1990) Variasi struktur dan komposisi tumbuhan dalam suatu komunitas dipengaruhi antara lain oleh fenologi, dispersal, dan natalitas. Keberhasilannya menjadi individu baru dipengaruhi oleh vertilitas dan ekunditas yang berbeda setiap spesies sehingga terdapat perbedaan struktur dan komposisi masing-masing spesies (Kimmins.1987).
  • 6. Nilai frekuensi suatu jenis dipengaruhi secara langsung oleh densitas dan pola distribusinya. Nilai distribusi dapat memberikan informasi tentang keberadaan tumbuhan tertentu dalam suatu plot dan belum dapat memberikan gambaran tentang jumlah individu pada masing-masing plot (Greig-Smith .1983) Pola komunitas dianalisis dengan metode ordinasi yang menurut Mueller- Dombois dan Ellenberg (1974) pengambilan sampel plot dapat dilakukan dengan random, sistematik atau secara subyektif atau faktor gradien lingkungan tertentu. Untuk memperoleh informasi vegetasi secara obyektif digunakan metode ordinasi dengan menderetkan contoh-contoh (releve) berdasar koefisien ketidaksamaan. Variasi dalam releve merupakan dasar untuk mencari pola vegetasinya. Mempelajari komposisi vegetasi dapat dilakukan dengan Metode Berpetak (Teknik sampling kuadrat : petak tunggal atau ganda, Metode Jalur, Metode Garis Berpetak) dan Metode Tanpa Petak (Metode Berpasangan Acak, Titik Pusat Kwadran, Metode Titik Sentuh, Metode Garis Sentuh, Metode Bitterlich) (Irwanto, 2007). Vegetasi, tanah dan iklim berhubungan erat dan pada tiap-tiap tempat mempunyai keseimbangan yang spesifik. Vegetasi di suatu tempat akan berbeda dengan vegetasi di tempat 1ain karena berbeda pula faktor lingkungannya. Vegetasi hutan merupakan sesuatu sistem yang dinamis, selalu berkembang sesuai dengan keadaan habitatnya. Analisis vegetasi adalah suatu cara mempelajari susunan dan komposisi vegetasi secara bentuk (struktur) vegetasi dari masyarakat tumbuh-tumbuhan. Unsur struktur vegetasi adalah bentuk pertumbuhan, stratifikasi dan penutupan tajuk. Untuk keperluan analisis vegetasi diperlukan data-data jenis, diameter dan tinggi untuk menentukan indeks nilai penting dari penvusun komunitas hutan tersebut. (Marsono, 1991) Dengan analisis vegetasi dapat diperoleh informasi kuantitatif tentang struktur dan komposisi suatu komunitas tumbuhan. Berdasarkan tujuan pendugaan kuantitatif komunitas vegetasi dikelompokkan kedalam 3 kategori yaitu (1) pendugaan komposisi vegetasi dalam suatu areal dengan batas-batas jenis dan membandingkan dengan areal lain atau areal yang sama namun waktu pengamatan berbeda; (2) menduga tentang keragaman jenis dalam suatu areal; dan
  • 7. (3) melakukan korelasi antara perbedaan vegetasi dengan faktor lingkungan tertentu atau beberapa faktor lingkungan (Irwanto,2007). Mueller-Dombois dan Ellenberg (1974) membagi struktur vegetasi menjadi lima berdasarkan tingkatannya, yaitu: fisiogonomi vegetasi, struktur biomassa, struktur bentuk hidup, struktur floristik, struktur tegakan. Struktur vegetasi terdiri dari 3 komponen, yaitu: 1. Struktur vegetasi berupa vegetasi secara vertikal yang merupakan diagram profil yang melukiskan lapisan pohon, tiang, sapihan, semai dan herba penyusun vegetasi. 2. Sebaran, horisotal jenis-jenis penyusun yang menggambarkan letak dari suatu individu terhadap individu lain.3. Kelimpahan (abudance) setiap jenis dalam suatu komunitas. Vegetasi merupakan kumpulan tumbuh-tumbuhan, biasanya terdiri dari beberapa jenis yang hidup bersama-sama pada suatu tempat. Dalam mekanisme kehidupan bersama tersebut terdapat interaksi yang erat, baik diantara sesama individu penyusun vegetasi itu sendiri maupun dengan organisme lainnya sehingga merupakan suatu sistem yang hidup dan tumbuh serta dinamis (Irwanto, 2007). Setiap orgaisme hidupnya bergantung pada organisme lain. Organisme dan spesies yang berbeda saling mempengaruhi macam hubungan yang biasa kita kenal adalah hubungan antara organisme yang makan dan organisme yang dimakan. Vegetasi (latin:vegetare = menghidupkan, vegetation = dunia tumbuhan) yang terdapat didalamnya kebanyakan komunitas hutan, daun–daun, cabang– cabang di bagian–bagian lain di beberapa pohon, semak dll tumbuhan membentuk beberapa lapisan (Rahardjo,s. 1980)
  • 8. BAB III METODOLOGI PRAKTIKUM A. Waktu dan Tempat Hari / Tanggal : Sabtu / 27 September 2014 Waktu : Pukul 08.00 s.d 12.000 WITA Tempat : Di sampan Mesjid Ulil Albab Kampus Parangtambung UNM B. Alat dan Bahan 1. Alat a. Tali Rapiah b. Gunting c. Meter d. Bambu e. Kamera 2. Bahan a. Tumbuhan C. Prosedur Kerja a. Menyediakan alat berupa tali rapiah, gunting bambu, meter dan kamera yang nantinya untuk digunakan pada saat praktikum b. Melakukan pengukuran mulai dari plot 1 meter sampai tak menemukan lagi spesies baru, dengan catatan setiap kali melakukan pengukuran harus ditandai dengan bambu c. Menghitung jumlah tumbuhan (tanaman) yang ada pada tiap plot d. Mendokumentasikan hasil praktikum e. Membuat laporan akhir
  • 9. BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hasil Pengamatan 1. Kegiatan Tabel Kurva Spesies Area Kode lebar dipanjang Jumlah 1 0.5 0.5 4 2 0.5 1 3 3 1 1 4 4 1 2 1 5 2 2 1 6 2 4 6 7 4 4 3 8 4 8 1 GRAFIK % HASIL KURVA SPESEIS AREA
  • 10. B. Pembahasan Adapun tujuan dari praktikum ini adalah adalah untuk menentukan luas petak minimum yang dapat mewakili tipe komunitas yang sedang dianalisis. Kemudian dilakukan pengukuran dengan cara mengukur dulu plot untuk mengatahui seberapa banyank tumbuhan yang ada didalamnya setelah itu terdapat tumbuhan dan kegiatan ini terus berlanjut samapai pada plot ke 8, namun tidak terlalu banyak tumbuhan yang ada di dalamnya karena tumbuhan yang ada di sana sudah hampir punah, faktor yang utamanya yang menjadi penyebab kepunahan itu yaitu musim kemarau dan pembongkaran tanah untuk pembangunan Menurut Andre (2009), prinsip penentuan ukuran petak adalah petak harus cukup besar agar individu jenis yang ada dalam contoh dapat mewakili komunitas, tetapi harus cukup kecil agar individu yang ada dapat dipisahkan, dihitung dan diukur tanpa duplikasi atau pengabaian. Karena titik berat analisa vegetasi terletak pada komposisi jenis dan jika kita tidak bisa menentukan luas petak contoh yang kita anggap dapat mewakili komunitas tersebut, maka dapat menggunakan teknik Kurva Spesies Area (KSA). Dengan menggunakan kurva ini, maka dapat ditetapkan : (1) luas minimum suatu petak yang dapat mewakili habitat yang akan diukur, (2) jumlah minimal petak ukur agar hasilnya mewakili keadaan tegakan atau panjang jalur yang mewakili jika menggunakan metode jalur. Kurva spesies area merupakan langkah awal yang digunakan untuk menganalisis vegetasi yang menggunakan petak contoh. Luasan petak contoh mempunyai hubungan erat dengan keragaman jenis yang terdapat pada areal tersebut. Makin beragam jenis yang terdapat pada areal tersebut, makin luas kurva spesies areanya. Bentuk luasan kurva spesies area dapat berbentuk bujur sangkar, empat persegi panjang dan dapat pula berbentuk lingkaran.
  • 11. BAB V PENUTUP A. Kesimpulan Adapun kesimpulan dari praktikum ini adalah bahwa vegetasi merupakan kumpulan tumbuh-tumbuhan, biasanya terdiri dari beberapa jenis yang hidup bersama-sama pada suatu tempat.atau cara mempelajari susunan (komponen jenis) dan bentuk (struktur) vegetasi atau masyarakat tumbuh-tumbuhan. Sedangkan luasan petak contoh mempunyai hubungan erat dengan keragaman jenis yang terdapat pada areal tersebut. Dimana Luasan petak contoh pada vegetasi rumput-rumputan berukuran kecil misalnya 0,5 cm2 B. Saran Sebaiknya praktikan lebih teliti dalam melakukan praktikum agar hasil yang di peroleh sesuai dengan tujuan yang diharapkan dan meningkatkan wawasan pengetahuan khusunya dalam praktikum ekologi tumbuhan ini.
  • 12. DAFTAR PUSTAKA Andre. M. 2009. Apa dan Bagaimana Mempelajari Analisa Vegetasi http://boymarpaung.wordpress.com/2009/04/20/apa-dan-bagaimana mempelajari analisa-vegetasi/. Diakses pada 16 Oktober 2014. Ellenberg . 1974. Quantitatif and Dynamic Plant Ecology. London: Edward Arnold Publishers. Irwanto, Fatchur dan I Wayan Sumberartha. 2007. Petunjuk Praktikum Ekologi Tumbuhan. Malang: JICA Kimmins, J.P. 1987. Forest Ecology. New York: Macmillan Publishing CoWibosono. 2009. Osmosis. http:// wibosono 1981. blogspot. com/osmosis.html. Diakses Pada Tanggal 16 Oktober 2014. Lovelles, A.R. 1983. Biologi . Jakarta : Erlangga Marsono, D.J. 1991. Potensi dan Kondisi Hutan Hujan Tropika Basah di Indonesia Buletin Instiper Volume 2 No.2. Yogyakarta : Institut Pertanian Stiper Rahardjo,S. 1980. Ekologi Tumbuhan. Surakarta : Tiga Serangkai Schaum’s .1999. Quantitative Plant Ecology, Studies in Ecology. Volume 9. Oxford:Blackwell Scientific Publications Syafei, Eden Surasana. 1990. Pengantar Ekologi Tumbuhan. Bandung : ITB