SlideShare une entreprise Scribd logo
1  sur  32
LAPORAN PRAKTIKUM
Disusun Guna Memenuhi Tugas Mata Kuliah Konsep Dasar IPA 2
Di ampu Oleh : Dr. Peduk Rintayati, M.Pd
Disusun Oleh :
Nama : Noor Fitriani Jayanti
Kelas : 3 B
NIM : K7111139
PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
2012
1
IDENTIFIKASI BATUAN
A. Tujuan
Mengetahui berbagai jenis batuan
B. Dasar Teori
Batuan merupakan salah satu tenaga pembentuk Litosfer atau lapisan
terluar kulit bumi (kerak bumi) yang memiliki ketebalan ± 1.200 km dan
terdiri dari lapisan Silisium dan Alumunium (SiAl) serta Silisium dan
Magnesium (SiMg).Ada tiga jenis Batuan yaitu, Batuan Beku, Sedimen
dan Metamorf/Malihan.
1. Batuan Beku
Batuan Beku terbentuk karena membekunya magma yang keluar akibat
proses pendinginan di dalam perut bumi.
Jenis jenis Batuan Beku terdiri atas,
1. B. Beku Dalam (abisis, plutonis), pembekuan magma di dalam kulit
bumi. Contohnya, diorit, gabro.
2
2. B. Beku Korok (hypoabisis), pembekuan magma yang berada di
celah - celah atau retakan bumi. Contohnya granit porfirit, seinit
porfirit.
3. B. Beku Luar (effusif), pembekuan magama yang terjadi setelah
mencapa permukaan bumi. Contohnya andesit, basalt, riolit,
obsidian.
2. Batuan Sedimen
Jenis ini terbentuk karena terjadinya suatu pelapukan batuan kemudian
terendapkan hingga membentuk suatu batuan.
Ada 3 Jenis batuan Sedimen yaitu,
1. Berdasarkan tempat terjadinya
oSedimen Klastik/mekanik di angkut tempat asal kemudian di
endapkan tanpa mengalami proses kimiawi. Contohnya, batu
breksi(krikil dengan sudut tajam), konglomerat(kerikil dengan
sudut tumpul) dan pasir.
oSedimen Kimiawi, yaitu endapan hasil pelarutan kimiawi.
Contohnya, gips.
oSedimen Organik terbentuk karena di pengaruhi oleh unsur -
unsur Organik. Contohnya, batu bara, batu gamping.
2. Berdasarkan tenaga pengangkutnya
o Sedimen Equatis, di endapkan oleh air. Misalnya batu pasir,
lumpur
3
o Sedimen Aeolis, di endapkan oleh angin. Misalnya tanah loss,
pasir
o Sedimen Glasial, dengan bantuan tenaga gletser. Misalnya
morena, tanah lim.
o Sedimen Marine, oleh air laut. Misalnya delta.
3. Berdasarkan tempat di endapkannya
o Teritis, berada di darat. Contoh batu tuff
o Fluvial, berada di dasar sungai. Misalkan pasir
o Marine, berada di dasar laut. Contoh batu karang dan batu
garam.
o Palludal/limnis, berad di rawa - rawa atau di danau.
gambuT,n tanah lim.
o Glasial, berada di daerah es. Misal batu morena
o Marginal, berada di pantai
4. Batuan Metamorf/Malihan
Metamorf atau Malihan adalah jenis batuan beku endapan yang telah
berubah sifatnya, pengaruh dari berbagai macam suhu yang tinggi,
tekanan, dan waktu.
Jenis - jenis Batuan Metamorf/Malihan,
4
1. Metamorf/Malihan Kontak
Metamorf/Malihan Kontak Terjadi karena adanya kontak atau
pengaruh suhu yang tinggi serta terlalu dekat dengan magma.
Contohnya, batu pualam (marmer) dari batu kapur.
2. Metamorf/Malihan Dinamo
Metamorf/Malihan Dinamo Terjadi akibat adanya tekanan lapisan
yang berada di atasnya dalam kurun waktu yang lama. Misalnya batu
sabak dari tanah liat antrasit.
3. Metamorf/Malihan Pneumatolistis
Metamorf/Malihan Pneumatolistis Terjadi akibat adanya suatu
pengaruh suhu, tekanan dari benda - benda sekitar, kurun waktu serta
masuknya unsur - unsur lainnya. Misalnya batu permata, intan.
C. Alat dan Bahan
a. Berbagai jenis batuan :
1. Batu apung
2. Batu kapur
3. Batu pualam/ marmer
4. Batu konglomerat
5. Batu basalt
6. Batu granit
7. Batu sabak
8. Batu kuarsit
9. Batu gamping
5
b. Cairan asam dan basa (secukupnya)
c. Pipet tetes
D. Cara Kerja
1. Siapkan semua alat dan bahan yang dibutuhkan.
2. Amati setiap ciri-ciri dari tiap batuan, apakah termasuk batuan beku,
batuan sedimen atau metamorf.
3. Setelah itu, untuk mengetahui batuan bersifat asam atau basa, teteskan
cairan asam dan basa secara bergantian.
4. Amati perubahan yang terjadi.
5. Membuat kesimpulan
E. Hasil Pengamatan
1. Batuan beku
Warnanya hijau
Keras
6
Saat ditetesi cairan asam (H2SO4)menghasilkan gelembung kecil
sedangkan saat ditetesi cairan basa (C2H5OH) tidak bereaksi, batuan
bersifat basa.
2. Batuan metamorf
Warnanya putih kekuningan
Terdapat garis-garis lembut melintang
Mengkilap
Keras
Bila dipukulkan berbunyi nyaring
Saat ditetesi cairan asam (H2SO4) tidak bereaksi sedangkan saat
ditetesi cairan basa (C2H5OH) menghasilkan gelembung, batuan
bersifat asam.
3. Batuan beku
7
Warnanya merah
Keras
Saat ditetesi cairan asam (H2SO4) menghasilkan gelembung kecil
sedangkan saat ditetesi cairan basa (C2H5OH) tidak bereaksi, batuan
bersifat basa.
4. Batuan Metamorf
Warnanya putih kekuningan
Mengkilat dengan garis-garis lembut melintang
Keras
Saat ditetesi cairan asam (H2SO4) menghasilkan gelembung kecil
sedangkan saat ditetesi cairan basa (C2H5OH) tidak bereaksi,
batuan bersifat basa.
5. Batuan apung
8
Warnanya putih
Ringan
Tidak terlalu keras
Berongga
Saat ditetesi cairan asam (H2SO4) menghasilkan gelembung
kecil sedangkan saat ditetesi cairan basa (C2H5OH) tidak bereaksi,
batuan bersifat basa.
6. Batuan Sedimen
Warnanya kuning kecoklatan
Berlapis-lapis
Berpartikel halus
Keras
Saat ditetesi cairan asam (H2SO4) menghasilkan gelembung kecil
sedangkan saat ditetesi cairan basa (C2H5OH) tidak bereaksi, batuan
bersifat basa
7. Batuan beku
9
Warnanya hitam
Bulat lonjong
Keras
Saat ditetesi cairan asam (H2SO4) menghasilkan gelembung kecil
sedangkan saat ditetesi cairan basa (C2H5OH) tidak bereaksi, batuan
bersifat basa.
F. Pembahasan
Percobaan mengidentifikasi berbagai jenis batuan berdasarkan
ciri-cirinya (bentuk, warna) dan sifat fisik lain. Batuan beku, batuan
metamorf, batuan sedimen, batuan apung memiliki ciri-ciri yang berbeda.
Dengan ciri yang ditampilkan oleh masing-masing batuan dalam
percobaan, batuan dapat diidentifikasi jenisnya apa itu masuk dalam
batuan beku, batuan metamorf, batuan sedimen atau batuan apung. Batuan
juga diidentifikasi sifat asam basa dengan meneteskan larutan asam
(H2SO4) dan larutan basa (C2H5OH). Suatu batuan yang ditetesi larutan
asam (H2SO4) menghasilkan reaksi berupa gelembung kecil, batuan
tersebut bersifat basa, sedangkan bila batuan yang ditetesi larutan basa
(C2H5OH) menghasilkan reaksi berupa gelembung kecil, batuan tersebut
bersifat asam.
G. Kesimpulan
1. Jenis batuan beku apabila memiliki ciri-ciri :
10
a. Kebanyakan batuan beku memiliki bentuk bulat dan halus.
b. Apabila berwarna merah berarti mengandung feri oksida.
c. Apabila berwarna hijau berarti mengandung fero sulfat.
d. Bersifat basa
2. Jenis batuan sedimen apabila memiliki ciri-ciri :
a. Struktur batuannya berlapis-lapis.
b. Partikelnya halus.
c. Lapisannya teratur.
d. Bersifat basa.
3. Jenis batuan metamorf apabila memiliki ciri-ciri :
a. Mengkilap dan halus.
b. Terdiri dari silikon dioksida.
c. Bersifat asam.
Keterangan :
1. Batuan bersifat basa apabila memiliki ciri-ciri :
a. Ditetesi asam mengalami reaksi, yaitu adanya gelembung-gelembung
pada bagian batuan yang terkena cairan asam.
b. Ditetesi basa tidak bereaksi.
2. Batuan bersifat asam apabila memiliki ciri-ciri :
a. Ditetesi cairan asam tidak bereaksi.
11
b. Ditetesi cairan basa mengalami reaksi, yaitu adanya gelembung-
gelembung pada bagian batuan yang ditetesi.
Tanggal praktikum: 10 Des. 2012
Surakarta, 02 Januari 2013
Dosen Pembimbing, Praktikan,
Dr. Peduk Rintayati, M.Pd. Noor Fitriani Jayanti
K7111139
12
TATA SURYA
A. Tujuan
Mengetahui terjadinya gerhana matahari dan gerhana bulan
B. Dasar Teori
Gerhana Matahari terjadi ketika posisi bulan terletak di antara
Bumi dan Matahari sehingga menutup sebagian atau seluruh cahaya
Matahari. Walaupun Bulan lebih kecil, bayangan Bulan mampu
melindungi cahaya Matahari sepenuhnya karena Bulan yang berjarak rata-
rata jarak 384.400 kilometer dari Bumi lebih dekat dibandingkan Matahari
yang mempunyai jarak rata-rata 149.680.000 kilometer. Gerhana Matahari
dapat dibagi menjadi tiga jenis yaitu: gerhana Matahari total, gerhana
Matahari sebagian, dan gerhana Matahari cincin.
Gb. Gerhana matahari
13
1. Sebuah gerhana Matahari dikatakan sebagai gerhana total apabila
saat puncak gerhana, piringan Matahari ditutup sepenuhnya oleh
piringan Bulan. Saat itu, piringan Bulan sama besar atau lebih besar
dari piringan Matahari. Ukuran piringan Matahari dan piringan
Bulan sendiri berubah-ubah tergantung pada masing-masing jarak
Bumi-Bulan dan Bumi-Matahari.
2. Gerhana sebagian terjadi apabila piringan Bulan (saat puncak
gerhana) hanya menutup sebagian dari piringan Matahari. Pada
gerhana ini, selalu ada bagian dari piringan Matahari yang tidak
tertutup oleh piringan Bulan.
3. Gerhana cincin terjadi apabila piringan Bulan (saat puncak gerhana)
hanya menutup sebagian dari piringan Matahari. Gerhana jenis ini
terjadi bila ukuran piringan Bulan lebih kecil dari piringan Matahari.
Sehingga ketika piringan Bulan berada di depan piringan Matahari,
tidak seluruh piringan Matahari akan tertutup oleh piringan Bulan.
Bagian piringan Matahari yang tidak tertutup oleh piringan Bulan,
berada di sekeliling piringan Bulan dan terlihat seperti cincin yang
bercahaya.
Gerhana matahari total
Gerhana matahari cincin
gerhana matahari cincin terjai saat bulan berada pada jarak terjauh
14
sehingga yang menutupi bumi adalah perpanjangan umbra bulan.
Gerhana Matahari tidak dapat berlangsung melebihi 7 menit 40
detik. Ketika gerhana Matahari, orang dilarang melihat ke arah Matahari
dengan mata telanjang karena hal ini dapat merusakkan mata secara
permanen dan mengakibatkan kebutaan.
Melihat secara langsung ke fotosfer matahari (bagian cincin terang
dari Matahari) walaupun hanya dalam beberapa detik dapat mengakibatkan
kerusakan permanen retinamata karena radiasi tinggi yang tak terlihat yang
dipancarkan dari fotosfer. Kerusakan yang ditimbulkan dapat
mengakibatkan kebutaan. Mengamati gerhana Matahari membutuhkan
pelindung mata khusus atau dengan menggunakan metode melihat secara
tidak langsung. Kaca mata sunglasses tidak aman untuk digunakan karena
tidak menyaring radiasi inframerah yang dapat merusak retina mata.
Gerhana bulan terjadi saat sebagian atau keseluruhan penampang
bulan tertutup oleh bayangan bumi. Itu terjadi bila bumi berada di antara
matahari dan bulan pada satu garis lurus yang sama, sehingga sinar
Matahari tidak dapat mencapai bulan karena terhalangi oleh bumi.
Gerhana bulan muncul bila bulan sedang beroposisi dengan matahari.
Tetapi karena kemiringan bidang orbit bulan terhadap bidang ekliptika
sebesar 5°, maka tidak setiap oposisi bulan dengan Matahari akan
mengakibatkan terjadinya gerhana bulan. Perpotongan bidang orbit bulan
dengan bidang ekliptika akan memunculkan 2 buah titik potong yang
disebut node, yaitu titik di mana bulan memotong bidang ekliptika.
15
Gerhana bulan ini akan terjadi saat bulan beroposisi pada node tersebut.
Bulan membutuhkan waktu 29,53 hari untuk bergerak dari satu titik
oposisi ke titik oposisi lainnya. Maka seharusnya, jika terjadi gerhana
bulan, akan diikuti dengan gerhana Matahari karena kedua node tersebut
terletak pada garis yang menghubungkan antara Matahari dengan bumi.
Gb. gerhana bulan
Sebenarnya, pada peristiwa gerhana bulan, seringkali bulan masih
dapat terlihat.Ini dikarenakan masih adanya sinar Matahari yang
dibelokkan ke arah bulan oleh atmosfer bumi.Dan kebanyakan sinar yang
dibelokkan ini memiliki spektrum cahaya merah. Itulah sebabnya pada saat
gerhana bulan, bulan akan tampak berwarna gelap, bisa berwarna merah
tembaga, jingga, ataupun coklat.Gerhana bulan dapat diamati dengan mata
telanjang dan tidak berbahaya sama sekali.Jenis-jenis gerhana bulan adalah
sebagai berikut:
1. Gerhana bulan total
Pada gerhana ini, bulan akan tepat berada pada daerah umbra.
2. Gerhana bulan sebagian
Pada gerhana ini, tidak seluruh bagian bulan terhalangi dari Matahari
oleh bumi. Sedangkan sebagian permukaan bulan yang lain berada di
daerah penumbra. Sehingga masih ada sebagian sinar Matahari yang
sampai ke permukaan bulan.
3. Gerhana bulan penumbra
Pada gerhana ini, seluruh bagian bulan berada di bagian
penumbra.Sehingga bulan masih dapat terlihat dengan warna yang
suram.
16
16 Mei 2003 7 November 2003 28 Oktober 2004
14 Maret 2006 3 Maret 2007 21 Februari 2008
C. Alat dan Bahan :
1. Media gerhana matahari dan gerhana bulan
2. Senter
3. stop kontak dan sumber listrik
D. Cara Kerja :
1. Menyiapkan alat dan bahan
2. Menata peralatan
17
3. Menyalakan lampu pada replika matahri dengan cara menyambungkan
alat peraga dengan sumber listrik.
4. Memosisikan cahaya yang berasal dari replika matahri terhalang oleh
replika bulan sehingga sebagian replika bumi menjadi gelap.
5. Memotret alat peraga yang telah dikondisikan.
6. Memosisikan cahaya yang berasal dari replika matahari ke replika
bulan terhalang oleh replika bumi.
E. Hasil Pengamatan
Gerhana Matahari
Keterangan:
posisi matahari, bulan, dan bumi terdapat dalam satu garis dengan bulan
diantara matahari dan bumi.
Gerhana Bulan
18
Keterangan:
Posisi matahari, bumi dan bulan terletak pada satu garis dengan bumi
diantara matahari dan bumi.
F. Pembahasan
a. Gerhana matahari
Gerhana Matahari terjadi ketika Matahari, Bumi dan Bulan terletak pada
satu garis lurus dimana posisi Bulan terletak di antara Bumi dan Matahari
sehingga menutup sebagian atau seluruh cahaya Matahari, akibatnya
sebagian atau seluruh bumi akan gelap karena tidak mendapat cahaya
Matahari. Walaupun Bulan lebih kecil, bayangan Bulan mampu
melindungi cahaya Matahari sepenuhnya karena jarak Bulan lebih dekat
19
dibandingkan Matahari. Berdasarkan menutupnya piringan Matahari oleh
piringan bulan, gerhana Matahari dapat terjadi dalam 3 kategori, yaitu:
1. Gerhana total
Terjadi saat puncak gerhana, piringan Matahari ditutup sepenuhnya
oleh piringan Bulan. Saat itu, piringan Bulan sama besar atau lebih
besar dari piringan Matahari. Ukuran piringan Matahari dan piringan
Bulan sendiri berubah-ubah tergantung pada masing-masing jarak
Bumi-Bulan dan Bumi-Matahari.
2. Gerhana sebagian
Terjadi apabila piringan Bulan (saat puncak gerhana) hanya menutup
sebagian dari piringan Matahari. Pada gerhana ini, selalu ada bagian
dari piringan Matahari yang tidak tertutup oleh piringan Bulan.
3. Gerhana cincin
Terjadi apabila piringan Bulan (saat puncak gerhana) hanya menutup
sebagian dari piringan Matahari. Gerhana jenis ini terjadi bila ukuran
piringan Bulan lebih kecil dari piringan Matahari. Sehingga ketika
piringan Bulan berada di depan piringan Matahari, tidak seluruh
piringan Matahari akan tertutup oleh piringan Bulan. Bagian piringan
Matahari yang tidak tertutup oleh piringan Bulan, berada di sekeliling
piringan Bulan dan terlihat seperti cincin yang bercahaya.
b. Gerhana bulan
Gerhana Bulan terjadi ketika Matahari, Bumi, dan Bulan terletak pada satu
garis lurus dengan Bumi terletak diantara Matahari dan Bulan sehingga
sinar Matahari tidak dapat mencapai bulan karena terhalangi oleh bumi.
Gerhana bulan terjadi saat sebagian atau keseluruhan penampang bulan
tertutup oleh bayangan bumi.Gerhana bulan muncul bila bulan sedang
beroposisi dengan matahari.
Peristiwa gerhana bulanseringkali bulan masih dapat terlihat. Ini
dikarenakan masih adanya sinar Matahari yang dibelokkan ke arah bulan
oleh atmosfer bumi.Dan kebanyakan sinar yang dibelokkan ini memiliki
spektrum cahaya merah. Itulah sebabnya pada saat gerhana bulan, bulan
20
akan tampak berwarna gelap, bisa berwarna merah tembaga, jingga,
ataupun coklat.Gerhana bulan dapat diamati dengan mata telanjang dan
tidak berbahaya sama sekali. Berdasarkan posisi bulan dengan daerah
panumbra, gerhana bulan dapat terbagi menjadi 3 kategori, yaitu:
1. Gerhana bulan total
Pada gerhana ini, bulan akan tepat berada pada daerah umbra. Dalam
kondisi ini, tidak ada cahaya Matahari yang sampai bulan sehingga
bulan tidak terlihat.
2. Gerhana bulan sebagian
Pada gerhana ini, tidak seluruh bagian bulan terhalangi dari Matahari
oleh bumi. Sedangkan sebagian permukaan bulan yang lain berada di
daerah penumbra. Sehingga masih ada sebagian sinar Matahari yang
sampai ke permukaan bulan.
3. Gerhana bulan penumbra
Pada gerhana ini, seluruh bagian bulan berada di bagian
penumbra.Sehingga bulan masih dapat terlihat dengan warna yang
suram.
G. Simpulan
a. Gerhana matahari terjadi ketika posisi Matahari, Bulan dan Bumi
terletak pada satu garis lurus dengan posisi Bulan berada di antara
Matahari dan Bumi sehingga Bulan menghalangi cahaya Matahari
sampai Bumi.
b. Gerhana Bulan terjadi ketika posisi Matahari, Bumi dan Bulan terletak
pada satu garis lurus dengan posisi Bumi berada di antara Matahari dan
Bulan sehingga Bumi menghalangi cahaya Matahari sampai Bulan.
21
Tanggal praktikum: 10 Des. 2012
Surakarta, 02 Januari 2013
Dosen Pembimbing, Praktikan,
Dr. Peduk Rintayati, M.Pd. Noor Fitriani Jayanti
K7111139
22
KERANJANG TAKAKURA
A. Tujuan
Mengetahui cara pemanfaatan sampah organik dengan menggunakan
keranjang takakura untuk menjadi kompos.
B. Dasar Teori
Keranjang takakura adalah alat pengolah sampah organis yang
dapat ditempatkan di dalam rumah.Keranjang takakura juga merupakan
tempat sampah untuk sampah organis, yang sekaligus akan mengolah
sampah organis begitu membuangnya.Keranjang takakura terdiri dari
keranjang yang didalamnya sudah berisi kompos. Kompos inilah yang
akan mengolah sampah organismenjadi kompos baru. Selain kompos,
Keranjang takakura biasanya juga berisi seperangkat komponen
tambahan.Ukuran keranjang relatif kecil tetapi kinerjanya tinggi : mampu
mengkompos dengan cepat dan kecil kemungkinan ter jadi bau. Walaupun
ruang yang disisakan untuk mengkompos hanya 1/3 wadah, tetapi wadah
akan penuh paling cepat 2-3 bulan, untuk masukan 1-2 kg sampah per hari.
Keranjang Takakura merupakan alat pengomposan skala rumah
tangga yang ditemukan Pusdakota bersama Pemerintah Kota Surabaya,
Kitakyusu International Techno-cooperative Association, dan
Pemerintahan Kitakyusu Jepang pada tahun 2005. Keranjang ini dirakit
dari bahan-bahan sederhana di sekitar kita yang mampu mempercepat
proses pembuatan kompos. Satu keranjang standar dengan starter 8 kg
dipakai oleh keluarga dengan jumlah total anggota keluarga sebanyak 7
orang. Sampah rumah tangga yang diolah di keranjang ini maksimal 1,5
kg per hari.
23
C. Alat dan Bahan :
1. Sampah organik
2. Keranjang
3. Kompos
4. EM 4
5. Kertas
6. Kapas
7. Kain
D. Cara Kerja
1. Siapkan semua alat dan bahan
2. Masukan kertas ke bagian dasar keranjang
3. Letakkan kapas di atas kertas kemudian dikasih sedikit air agar lembab
4. Campurkan sampah dengan kompos setelah sampah dipotong halus
5. Letakkan saampah yang telah dicampur dengan kompos pada
keranjang dibagian atas kapas.
6. Lalu tambahkan sedikit air, kemudian aduk lagi.
7. Setelah itu, teteskan 10 ml EM 4
8. Aduk lagi secara perlahan hingga merata
24
9. Kemudian,adonan tersebut ditutup dengan kain dan keranjang ditutup
rapat
10. Diamkan hingga beberapa hari dan setiap dua hari sekali keranjang
tersebut dikocok atau di balik.
E. Hasil Pengamatan
25
Keterangan :
a. Campuran daun, pupuk jadi dan EM4
b. Kapas
c. Kertas HVS
d. Keranjang
e. Kain
f. Tutup keranjang
F. Pembahasan
Keranjang takakura merupakan tempat sampah untuk sampah
organis, yang sekaligus akan mengolah sampah organis begitu
membuangnya. Dalam percobaan ini, praktikan menggunakan sampah
organis berupa berbagai macam daun (sampah tumbuhan).
Proses pengomposan ala keranjang takakura merupakan proses
pengomposan aeraob di mana udara dibutuhkan sebagai asupan penting
dalam proses pertumbuhan mikroorganisme yang menguraikan sampah
menjadi kompos. Media yang dibutuhkan dalam proses pengomposan
yaitu dengan menggunakan keranjang berlubang, diisi dengan bahan-
bahan yang dapat memberikan kenyamanan bagi mikroorganisme. Proses
pengomposan metode ini dilakukan dengan cara memasukkan sampah
organikidealnya sampah organik tercacahke dalam keranjang dan
kemudian dilakukan kontrol suhu dengan cara pengadukan dan
penyiraman air.
Proses pembuatan keranjang kapas dimulai dengan mengubah
sampah (daun) berukuran kecil dengan memotongnya dan meremas-remas
agar sampah daun lembab. Kompos jadi dicampurkan dengan sampah
dengan merata. Pelapisan keranjang dengan kertas HVS dengan tujuan
26
agar kertas HVS mampu menahan pahan serta mencegah kompos keluar
dari wadah. Berbagai alternatif alat pelapis sebenarnya bisa digunakan
seperti kain kasa, kertas kardus, atau kertas lain. Bantalan kapas dilapiskan
di atas kertas HVS dengan memastikan bila terdapat rongga bagi udara.
Bantalan kapas berguna untuk menahan panas, mencegah lalat sekaligus
untuk mengatur kelembaban. Campuran antara sampah dengan kompos
diletakkan di atas bantalan kapas.
EM4 sebagai aktivator dalam pengubahan sampah organis
menjadi kompos jadi diteteskan sebanyak 100 ml secara merata dalam
campuran sampah dan kompos. Aktivator ini mengandung berbagai
macam mikroorganisme/bakteri yang mampu membantu dalam proses
pengomposan. Sebagai pencegah adanya lalat yang bertelur dalam wadah,
selain keranjang ditutup dengan penutup keranjang, di bawah penutup
dilapisi kain.
G. Kesimpulan
Keranjang takakura merupakan alat pengolah sampah organik
menjadi kompos dengan prinsip pengomposan aerob yaitu berupa tempat
sampah untuk sampah organis yang juga mengolahnya menjadi kompos.
Tanggal praktikum: 10 Des. 2012
Surakarta, 02 Januari 2013
Dosen Pembimbing, Praktikan,
27
Dr. Peduk Rintayati, M.Pd. Noor Fitriani Jayanti
K7111139
28
PENCEMARAN LINGKUNGAN
A. Judul
Pencemaran Lingkungan.
B. Tujuan
Mengetahui tingkat pencemaran lingkungan (air).
C. Dasar Teori
Pencemaran air adalah masuk atau dimasukannya makhluk hidup, zat,
energi dan atau komponen lain kedalam air dan atau berubahnya tatanan air oleh
kegiatan manusia atau proses alam sehingga kualitas air turun sampai ketingkat
tertentu yang menyebabkan air kurang atau tidak dapat lagi berfungsi sesuai
dengan peruntukannya. Pelaksanakan penilaian terhadap kualitas air, yaitu
membandingkan beberapa ukuran/parameter kunci dengan bakumutu yang
ditetapkan.Dengan mengetahui beberapa parameter yang ada pada
daerah/kawasan penelitian akan dapat diketahui tingkat pencemaran atau apakah
lingkungan itu sudah terkena pencemaran atau belum.
Limbah rumah tangga juga merupakan salah satu penyumbang penemaran
air, seperti penggunaan sabun (deterjen) untuk mandi dan mencuci., yang dapat
juga mengurangi kandungan oksigen dalam air.(sumber : Wikipedia bahasa
indonesia)
29
Deterjen menjadi bahan pencemar karna Deterjen buatan atau synthetic
detergent adalah campuran sejenis senyawa bahan pembersih yang berkandungan
utama zat surfaktan (surfactant atau surface active agents), dengan bahan-bahan
lain seperti zat pengisi (fillers), pembentuk (builders), serta komponen lain seperti
pewarna, pewangi, boosters dan lain-lain. Surfaktan adalah senyawa kimia yang
mudah larut dalam cairan yang memungkinkannya terserap pada zat lain sehingga
zat tersebut menjadi mudah larut atau memiliki sifat kimia fisika tertentu dalam
suatu cairan. Molekul surfaktan setidaknya berkandungan satu gugus yang
memiliki afinitas pada permukaan cairan polar, yang umumnya dipahami sebagai
tingkat kelarutan dalam air, dan satu gugus lain yang tidak gampang berafinitas
dengan air.
Dampak pencemaran oleh sabun/deterjen karena Deterjen merupakan
bahan pembersih yang terbuat dari bahan kimia sintesis dengan komponen utama
surfaktan.Karna dianggap bukan bahan berbahaya atau toksik maka sebagian
limbah pengggunaan deterjen sering di buang kedalam perairan seingga menjadi
sumber pencemaran yang potensial. Dalam konsentrasi tertentu deterjen dalam air
dapat mengggangu difusi oksigen dari udara kedalam air, selain itu senyawa
Fosfor dan nitrogen yang terandung dalam deterjen dapat menyebabkan
eutrofikasi dalam perairan. Pengaruh lanjut deterjen terhadap organisme perairan
adalah berupa penghambatan pertumbuhan dan menyebabkan degradasi fungsi
pada berbagai organ tubuh dari organisme lain.
D. Alat dan Bahan
1. Gelas Ukur
2. Air selokan
3. Air
4. Ikan
E. Langkah Kerja
Adapun langkah kerja yang dilakukan Praktikan dalam praktikum ini adalah sbb:
30
1. Mempersiapkan alat dan bahan yang diperlukan.
2. Mengisi gelas ukur dengan air.
3. Masukkan air selokan pada salah satu gelas ukur.
4. Memasukkan ikan pada gelas berisi air selokan dan memindahkannya ke
dalam air biasa ketika ikan mulai pingsan.
5. Mengamati apa yang terjadi pada ikan sebelum dimasukkan air selokan,
ketika berada di dalam air selokan, dan setelah berada dalam air biasa.
6. Mencatat dan menganalisis data.
7. Membuat simpulan.
F. Hasil Praktikum
1. Kondisi awal (sebelum dimasukkan air selokan)
- Ikan dalam keadaaan baik (sehat),lincah (gerak kesana kemari).
2. Kondisi saat ikan berada dalam air selokan
- ikan berenang tidak teratur, kelihatan agak kurang sehat/ setengah
pingsan (sekarat).
3. Kondisi akhir (ketika ikan berada dalam air biasa)
- Lemas,diam (tidak bergerak kesana kemari)
Ikan di air biasa Ikan di air selokan
31
G.Simpulan
Perubahan kondisi ikan dengan pengkondisian ikan dalam lingkungan
yang berpolutan dan tidak berpolutan dapat menentukan tingkap pencemaran.
Tanggal praktikum: 10 Des. 2012
Surakarta, 02 Januari 2013
Dosen Pembimbing, Praktikan,
Dr. Peduk Rintayati, M.Pd. Noor Fitriani Jayanti
K7111139
32

Contenu connexe

Tendances

PPT Pengembangan Media Pembelajaran (Perencanaan Pembelajaran)
PPT Pengembangan Media Pembelajaran (Perencanaan Pembelajaran)PPT Pengembangan Media Pembelajaran (Perencanaan Pembelajaran)
PPT Pengembangan Media Pembelajaran (Perencanaan Pembelajaran)Khusnul Kotimah
 
Gelombang Transversal dan Longitudinal
Gelombang Transversal dan LongitudinalGelombang Transversal dan Longitudinal
Gelombang Transversal dan Longitudinalvietry NIC
 
Format penilaian observasi
Format penilaian observasiFormat penilaian observasi
Format penilaian observasiKuntum Yuliana
 
Soal ujian ut pgsd pdgk4201 pembelajaran p kn di sd
Soal ujian ut pgsd pdgk4201 pembelajaran p kn di sdSoal ujian ut pgsd pdgk4201 pembelajaran p kn di sd
Soal ujian ut pgsd pdgk4201 pembelajaran p kn di sdSDN 1 JUGLANGAN
 
Soal ujian ut pgsd pdgk4106 pendidikan ips di sd
Soal ujian ut pgsd pdgk4106 pendidikan ips di sdSoal ujian ut pgsd pdgk4106 pendidikan ips di sd
Soal ujian ut pgsd pdgk4106 pendidikan ips di sdSDN 1 JUGLANGAN
 
Modul 5. Kualitas Alat Ukur (Instrumen)
Modul 5. Kualitas Alat Ukur (Instrumen)Modul 5. Kualitas Alat Ukur (Instrumen)
Modul 5. Kualitas Alat Ukur (Instrumen)Naita Novia Sari
 
Pengajaran Yang Sesuai Dengan Capaian dan Tingkat Kemampuan (1).pdf
Pengajaran Yang Sesuai Dengan Capaian dan Tingkat Kemampuan (1).pdfPengajaran Yang Sesuai Dengan Capaian dan Tingkat Kemampuan (1).pdf
Pengajaran Yang Sesuai Dengan Capaian dan Tingkat Kemampuan (1).pdfBsIsmail1
 
Rumus prosentase ketuntasan belajar
Rumus prosentase ketuntasan belajarRumus prosentase ketuntasan belajar
Rumus prosentase ketuntasan belajarAdelaide Australia
 
Kelompok 5_TBPP_Ruang Kolaborasi (Topik 1) (1).pdf
Kelompok 5_TBPP_Ruang Kolaborasi (Topik 1) (1).pdfKelompok 5_TBPP_Ruang Kolaborasi (Topik 1) (1).pdf
Kelompok 5_TBPP_Ruang Kolaborasi (Topik 1) (1).pdfzhenkekamahendra
 
Kata kerja operasional revisi taksonomi bloom
Kata kerja operasional revisi taksonomi bloomKata kerja operasional revisi taksonomi bloom
Kata kerja operasional revisi taksonomi bloomRiyani Widyaningsih
 
PPT Perspektif Pendidikan SD 1.pptx
PPT Perspektif Pendidikan SD 1.pptxPPT Perspektif Pendidikan SD 1.pptx
PPT Perspektif Pendidikan SD 1.pptxArifAbdurrahman12
 
Contoh RPP menggunakan Framework UbD
Contoh RPP menggunakan Framework UbDContoh RPP menggunakan Framework UbD
Contoh RPP menggunakan Framework UbDUwes Chaeruman
 
Pemikiran ki hajar dewantara tentang pendidikan
Pemikiran ki hajar dewantara tentang pendidikanPemikiran ki hajar dewantara tentang pendidikan
Pemikiran ki hajar dewantara tentang pendidikanwt_19_88
 
Buku petunjuk pemanfaatan media CD interaktif
Buku petunjuk pemanfaatan media CD interaktifBuku petunjuk pemanfaatan media CD interaktif
Buku petunjuk pemanfaatan media CD interaktifNastiti Rahajeng
 

Tendances (20)

PPT Pengembangan Media Pembelajaran (Perencanaan Pembelajaran)
PPT Pengembangan Media Pembelajaran (Perencanaan Pembelajaran)PPT Pengembangan Media Pembelajaran (Perencanaan Pembelajaran)
PPT Pengembangan Media Pembelajaran (Perencanaan Pembelajaran)
 
Gelombang Transversal dan Longitudinal
Gelombang Transversal dan LongitudinalGelombang Transversal dan Longitudinal
Gelombang Transversal dan Longitudinal
 
Format penilaian observasi
Format penilaian observasiFormat penilaian observasi
Format penilaian observasi
 
Soal ujian ut pgsd pdgk4201 pembelajaran p kn di sd
Soal ujian ut pgsd pdgk4201 pembelajaran p kn di sdSoal ujian ut pgsd pdgk4201 pembelajaran p kn di sd
Soal ujian ut pgsd pdgk4201 pembelajaran p kn di sd
 
Test praktik perbuatan
Test praktik perbuatanTest praktik perbuatan
Test praktik perbuatan
 
T ugas tap (kasus)
T ugas tap (kasus)T ugas tap (kasus)
T ugas tap (kasus)
 
Soal ujian ut pgsd pdgk4106 pendidikan ips di sd
Soal ujian ut pgsd pdgk4106 pendidikan ips di sdSoal ujian ut pgsd pdgk4106 pendidikan ips di sd
Soal ujian ut pgsd pdgk4106 pendidikan ips di sd
 
Modul 5. Kualitas Alat Ukur (Instrumen)
Modul 5. Kualitas Alat Ukur (Instrumen)Modul 5. Kualitas Alat Ukur (Instrumen)
Modul 5. Kualitas Alat Ukur (Instrumen)
 
Pengajaran Yang Sesuai Dengan Capaian dan Tingkat Kemampuan (1).pdf
Pengajaran Yang Sesuai Dengan Capaian dan Tingkat Kemampuan (1).pdfPengajaran Yang Sesuai Dengan Capaian dan Tingkat Kemampuan (1).pdf
Pengajaran Yang Sesuai Dengan Capaian dan Tingkat Kemampuan (1).pdf
 
Media grafis
Media grafisMedia grafis
Media grafis
 
Rumus prosentase ketuntasan belajar
Rumus prosentase ketuntasan belajarRumus prosentase ketuntasan belajar
Rumus prosentase ketuntasan belajar
 
Tema 2, kegemaranku (kelas 1)
Tema 2, kegemaranku (kelas 1)Tema 2, kegemaranku (kelas 1)
Tema 2, kegemaranku (kelas 1)
 
Kelompok 5_TBPP_Ruang Kolaborasi (Topik 1) (1).pdf
Kelompok 5_TBPP_Ruang Kolaborasi (Topik 1) (1).pdfKelompok 5_TBPP_Ruang Kolaborasi (Topik 1) (1).pdf
Kelompok 5_TBPP_Ruang Kolaborasi (Topik 1) (1).pdf
 
Kata kerja operasional revisi taksonomi bloom
Kata kerja operasional revisi taksonomi bloomKata kerja operasional revisi taksonomi bloom
Kata kerja operasional revisi taksonomi bloom
 
Kasus pembelajaran tap
Kasus pembelajaran tapKasus pembelajaran tap
Kasus pembelajaran tap
 
PPT Perspektif Pendidikan SD 1.pptx
PPT Perspektif Pendidikan SD 1.pptxPPT Perspektif Pendidikan SD 1.pptx
PPT Perspektif Pendidikan SD 1.pptx
 
Contoh RPP menggunakan Framework UbD
Contoh RPP menggunakan Framework UbDContoh RPP menggunakan Framework UbD
Contoh RPP menggunakan Framework UbD
 
Lembar refleksi pembelajaran terpadu
Lembar refleksi pembelajaran terpaduLembar refleksi pembelajaran terpadu
Lembar refleksi pembelajaran terpadu
 
Pemikiran ki hajar dewantara tentang pendidikan
Pemikiran ki hajar dewantara tentang pendidikanPemikiran ki hajar dewantara tentang pendidikan
Pemikiran ki hajar dewantara tentang pendidikan
 
Buku petunjuk pemanfaatan media CD interaktif
Buku petunjuk pemanfaatan media CD interaktifBuku petunjuk pemanfaatan media CD interaktif
Buku petunjuk pemanfaatan media CD interaktif
 

En vedette

Laporan praktikum ipa modul 2 1
Laporan praktikum ipa modul 2 1Laporan praktikum ipa modul 2 1
Laporan praktikum ipa modul 2 1Lutfy Bharamukty
 
Kegiatan praktikum ipa
Kegiatan praktikum ipaKegiatan praktikum ipa
Kegiatan praktikum ipadhoniyr
 
Putri malu & Kantong Semar
Putri malu & Kantong SemarPutri malu & Kantong Semar
Putri malu & Kantong SemarEga Anistia
 
Laporan ekosistem darat, buatan, perairan
Laporan ekosistem darat, buatan, perairanLaporan ekosistem darat, buatan, perairan
Laporan ekosistem darat, buatan, perairanFirlita Nurul Kharisma
 
Kls 8 buku siswa ipa kurikulum 2013
Kls 8 buku siswa ipa kurikulum 2013Kls 8 buku siswa ipa kurikulum 2013
Kls 8 buku siswa ipa kurikulum 2013Agus Hariyatno
 

En vedette (7)

Laporan praktikum ipa 1
Laporan praktikum ipa 1Laporan praktikum ipa 1
Laporan praktikum ipa 1
 
Laporan praktikum ipa modul 2 1
Laporan praktikum ipa modul 2 1Laporan praktikum ipa modul 2 1
Laporan praktikum ipa modul 2 1
 
Kegiatan praktikum ipa
Kegiatan praktikum ipaKegiatan praktikum ipa
Kegiatan praktikum ipa
 
Putri malu & Kantong Semar
Putri malu & Kantong SemarPutri malu & Kantong Semar
Putri malu & Kantong Semar
 
Laporan ekosistem darat, buatan, perairan
Laporan ekosistem darat, buatan, perairanLaporan ekosistem darat, buatan, perairan
Laporan ekosistem darat, buatan, perairan
 
Kls 8 buku siswa ipa kurikulum 2013
Kls 8 buku siswa ipa kurikulum 2013Kls 8 buku siswa ipa kurikulum 2013
Kls 8 buku siswa ipa kurikulum 2013
 
Build Features, Not Apps
Build Features, Not AppsBuild Features, Not Apps
Build Features, Not Apps
 

Similaire à IDENTIFIKASI BATUAN

Similaire à IDENTIFIKASI BATUAN (20)

Litosfer-Materi kelas X
Litosfer-Materi kelas XLitosfer-Materi kelas X
Litosfer-Materi kelas X
 
LAPISAN_LITOSFER.pptx
LAPISAN_LITOSFER.pptxLAPISAN_LITOSFER.pptx
LAPISAN_LITOSFER.pptx
 
LAPISAN_LITOSFER.pptx
LAPISAN_LITOSFER.pptxLAPISAN_LITOSFER.pptx
LAPISAN_LITOSFER.pptx
 
Lapisan Litosfer
Lapisan LitosferLapisan Litosfer
Lapisan Litosfer
 
Petrologi batuan beku
Petrologi batuan bekuPetrologi batuan beku
Petrologi batuan beku
 
Batuan Beku
Batuan BekuBatuan Beku
Batuan Beku
 
Dinamika_Litosfer.ppt
Dinamika_Litosfer.pptDinamika_Litosfer.ppt
Dinamika_Litosfer.ppt
 
Dinamika_Litosfer.ppt
Dinamika_Litosfer.pptDinamika_Litosfer.ppt
Dinamika_Litosfer.ppt
 
Litsfer
LitsferLitsfer
Litsfer
 
Laporan amali 1 batuan email kelas
Laporan amali 1 batuan email kelasLaporan amali 1 batuan email kelas
Laporan amali 1 batuan email kelas
 
Geologi Rekayasa
Geologi RekayasaGeologi Rekayasa
Geologi Rekayasa
 
Batuan Pembentuk Muka Bumi
Batuan Pembentuk Muka BumiBatuan Pembentuk Muka Bumi
Batuan Pembentuk Muka Bumi
 
lithosfer
lithosferlithosfer
lithosfer
 
PPT MACAM-MACAM BATUAN TGGEOGRAFI KLS 12
PPT MACAM-MACAM BATUAN TGGEOGRAFI KLS 12PPT MACAM-MACAM BATUAN TGGEOGRAFI KLS 12
PPT MACAM-MACAM BATUAN TGGEOGRAFI KLS 12
 
D1cyber
D1cyberD1cyber
D1cyber
 
Presentation geokimia magmatisme
Presentation geokimia magmatismePresentation geokimia magmatisme
Presentation geokimia magmatisme
 
Docslide.net nota geografi-tingkatan-4
Docslide.net nota geografi-tingkatan-4Docslide.net nota geografi-tingkatan-4
Docslide.net nota geografi-tingkatan-4
 
Macam Batuan dan Pemanfaatannya
Macam Batuan dan PemanfaatannyaMacam Batuan dan Pemanfaatannya
Macam Batuan dan Pemanfaatannya
 
Kata pengantar
Kata pengantarKata pengantar
Kata pengantar
 
Batuan beku
Batuan bekuBatuan beku
Batuan beku
 

Plus de Blog Malaikat Iblis di Bulan Maret

MAKALAH MENJELASKAN PENDEKATAN PAIKEM DALAM UPAYA PENINGKATAN MUTU PENDIDIKAN
MAKALAH MENJELASKAN PENDEKATAN PAIKEM DALAM UPAYA PENINGKATAN MUTU PENDIDIKANMAKALAH MENJELASKAN PENDEKATAN PAIKEM DALAM UPAYA PENINGKATAN MUTU PENDIDIKAN
MAKALAH MENJELASKAN PENDEKATAN PAIKEM DALAM UPAYA PENINGKATAN MUTU PENDIDIKANBlog Malaikat Iblis di Bulan Maret
 
MAKALAH PEMBELAJARAN TERPADU PEMBELAJARAN TERPADU MENURUT FORGATY (PENGGALAN ...
MAKALAH PEMBELAJARAN TERPADU PEMBELAJARAN TERPADU MENURUT FORGATY (PENGGALAN ...MAKALAH PEMBELAJARAN TERPADU PEMBELAJARAN TERPADU MENURUT FORGATY (PENGGALAN ...
MAKALAH PEMBELAJARAN TERPADU PEMBELAJARAN TERPADU MENURUT FORGATY (PENGGALAN ...Blog Malaikat Iblis di Bulan Maret
 

Plus de Blog Malaikat Iblis di Bulan Maret (20)

RPP kelas 5 Tema 2 sub 2 pemb 5
RPP kelas 5 Tema 2 sub 2 pemb 5RPP kelas 5 Tema 2 sub 2 pemb 5
RPP kelas 5 Tema 2 sub 2 pemb 5
 
RPP kelas 2 Tema 2 sub2 pemb 4
RPP kelas 2 Tema 2 sub2 pemb 4RPP kelas 2 Tema 2 sub2 pemb 4
RPP kelas 2 Tema 2 sub2 pemb 4
 
Rpp kls1 tema2 sub1 pemb2
Rpp kls1 tema2 sub1 pemb2Rpp kls1 tema2 sub1 pemb2
Rpp kls1 tema2 sub1 pemb2
 
Rpp kelas 6 materi mengisi formulir
Rpp kelas 6 materi mengisi formulirRpp kelas 6 materi mengisi formulir
Rpp kelas 6 materi mengisi formulir
 
Rpp kls 4 tema1 sub3 pemb1
Rpp kls 4 tema1 sub3 pemb1Rpp kls 4 tema1 sub3 pemb1
Rpp kls 4 tema1 sub3 pemb1
 
Rpp kelas 4 tema 2 subtema 1 pembelajaran 4
Rpp kelas 4 tema 2 subtema 1 pembelajaran 4Rpp kelas 4 tema 2 subtema 1 pembelajaran 4
Rpp kelas 4 tema 2 subtema 1 pembelajaran 4
 
Makalah perbedaan penelitian kualitatif dan kuantitatif
Makalah perbedaan penelitian kualitatif dan kuantitatifMakalah perbedaan penelitian kualitatif dan kuantitatif
Makalah perbedaan penelitian kualitatif dan kuantitatif
 
PPT Makna Pancasila
PPT Makna PancasilaPPT Makna Pancasila
PPT Makna Pancasila
 
Makalah penentuan materi pelajaran
Makalah penentuan materi pelajaranMakalah penentuan materi pelajaran
Makalah penentuan materi pelajaran
 
Penentuan Materi Pelajaran
Penentuan Materi PelajaranPenentuan Materi Pelajaran
Penentuan Materi Pelajaran
 
Rencana pelaksanaan pembelajaran pkn kelas empat 2013
Rencana pelaksanaan pembelajaran pkn kelas empat 2013Rencana pelaksanaan pembelajaran pkn kelas empat 2013
Rencana pelaksanaan pembelajaran pkn kelas empat 2013
 
PPT BAB METODE IPS
PPT BAB METODE IPSPPT BAB METODE IPS
PPT BAB METODE IPS
 
Contoh Komponen Sumber Belajar serta Kegiatan Belajar
Contoh Komponen Sumber Belajar serta Kegiatan BelajarContoh Komponen Sumber Belajar serta Kegiatan Belajar
Contoh Komponen Sumber Belajar serta Kegiatan Belajar
 
HAL-HAL POKOK DALAM PROSES BELAJAR-MENGAJAR
HAL-HAL POKOK DALAM PROSES BELAJAR-MENGAJARHAL-HAL POKOK DALAM PROSES BELAJAR-MENGAJAR
HAL-HAL POKOK DALAM PROSES BELAJAR-MENGAJAR
 
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Matematika
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran MatematikaRencana Pelaksanaan Pembelajaran Matematika
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Matematika
 
Contoh silabus model fragmented
Contoh silabus model fragmentedContoh silabus model fragmented
Contoh silabus model fragmented
 
MAKALAH MENJELASKAN PENDEKATAN PAIKEM DALAM UPAYA PENINGKATAN MUTU PENDIDIKAN
MAKALAH MENJELASKAN PENDEKATAN PAIKEM DALAM UPAYA PENINGKATAN MUTU PENDIDIKANMAKALAH MENJELASKAN PENDEKATAN PAIKEM DALAM UPAYA PENINGKATAN MUTU PENDIDIKAN
MAKALAH MENJELASKAN PENDEKATAN PAIKEM DALAM UPAYA PENINGKATAN MUTU PENDIDIKAN
 
MAKALAH PEMBELAJARAN TERPADU PEMBELAJARAN TERPADU MENURUT FORGATY (PENGGALAN ...
MAKALAH PEMBELAJARAN TERPADU PEMBELAJARAN TERPADU MENURUT FORGATY (PENGGALAN ...MAKALAH PEMBELAJARAN TERPADU PEMBELAJARAN TERPADU MENURUT FORGATY (PENGGALAN ...
MAKALAH PEMBELAJARAN TERPADU PEMBELAJARAN TERPADU MENURUT FORGATY (PENGGALAN ...
 
RPP kelas 4 tema 2 subtema 2 pembelajaran 2
RPP kelas 4 tema 2 subtema 2 pembelajaran 2RPP kelas 4 tema 2 subtema 2 pembelajaran 2
RPP kelas 4 tema 2 subtema 2 pembelajaran 2
 
Rpp kelas 1 tema 2 subtema 2 pembelajaran 2
Rpp kelas 1 tema 2 subtema 2 pembelajaran 2Rpp kelas 1 tema 2 subtema 2 pembelajaran 2
Rpp kelas 1 tema 2 subtema 2 pembelajaran 2
 

Dernier

CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7IwanSumantri7
 
Sosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi Selatan
Sosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi SelatanSosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi Selatan
Sosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi Selatanssuser963292
 
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptxBab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptxssuser35630b
 
11 PPT Pancasila sebagai Paradigma Kehidupan dalam Masyarakat.pptx
11 PPT Pancasila sebagai Paradigma Kehidupan dalam Masyarakat.pptx11 PPT Pancasila sebagai Paradigma Kehidupan dalam Masyarakat.pptx
11 PPT Pancasila sebagai Paradigma Kehidupan dalam Masyarakat.pptxMiftahunnajahTVIBS
 
contoh penulisan nomor skl pada surat kelulusan .pptx
contoh penulisan nomor skl pada surat kelulusan  .pptxcontoh penulisan nomor skl pada surat kelulusan  .pptx
contoh penulisan nomor skl pada surat kelulusan .pptxHR MUSLIM
 
tugas karya ilmiah 1 universitas terbuka pembelajaran
tugas karya ilmiah 1 universitas terbuka pembelajarantugas karya ilmiah 1 universitas terbuka pembelajaran
tugas karya ilmiah 1 universitas terbuka pembelajarankeicapmaniez
 
PPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptx
PPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptxPPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptx
PPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptxdpp11tya
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...Kanaidi ken
 
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar mata pelajaranPPKn 2024.pdf
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar  mata pelajaranPPKn 2024.pdf2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar  mata pelajaranPPKn 2024.pdf
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar mata pelajaranPPKn 2024.pdfsdn3jatiblora
 
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptx
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptxPEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptx
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptxsukmakarim1998
 
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdfREFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdfirwanabidin08
 
Keterampilan menyimak kelas bawah tugas UT
Keterampilan menyimak kelas bawah tugas UTKeterampilan menyimak kelas bawah tugas UT
Keterampilan menyimak kelas bawah tugas UTIndraAdm
 
Latihan Soal bahasa Indonesia untuk anak sekolah sekelas SMP atau pun sederajat
Latihan Soal bahasa Indonesia untuk anak sekolah sekelas SMP atau pun sederajatLatihan Soal bahasa Indonesia untuk anak sekolah sekelas SMP atau pun sederajat
Latihan Soal bahasa Indonesia untuk anak sekolah sekelas SMP atau pun sederajatArfiGraphy
 
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATASMATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATASKurniawan Dirham
 
bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ika
bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ikabab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ika
bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ikaAtiAnggiSupriyati
 
Dinamika Hidrosfer geografi kelas X genap
Dinamika Hidrosfer geografi kelas X genapDinamika Hidrosfer geografi kelas X genap
Dinamika Hidrosfer geografi kelas X genapsefrida3
 
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docxtugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docxmawan5982
 
PPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SD
PPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SDPPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SD
PPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SDNurainiNuraini25
 
Kontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptx
Kontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptxKontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptx
Kontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptxssuser50800a
 
Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1
Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1
Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1udin100
 

Dernier (20)

CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
 
Sosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi Selatan
Sosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi SelatanSosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi Selatan
Sosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi Selatan
 
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptxBab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
 
11 PPT Pancasila sebagai Paradigma Kehidupan dalam Masyarakat.pptx
11 PPT Pancasila sebagai Paradigma Kehidupan dalam Masyarakat.pptx11 PPT Pancasila sebagai Paradigma Kehidupan dalam Masyarakat.pptx
11 PPT Pancasila sebagai Paradigma Kehidupan dalam Masyarakat.pptx
 
contoh penulisan nomor skl pada surat kelulusan .pptx
contoh penulisan nomor skl pada surat kelulusan  .pptxcontoh penulisan nomor skl pada surat kelulusan  .pptx
contoh penulisan nomor skl pada surat kelulusan .pptx
 
tugas karya ilmiah 1 universitas terbuka pembelajaran
tugas karya ilmiah 1 universitas terbuka pembelajarantugas karya ilmiah 1 universitas terbuka pembelajaran
tugas karya ilmiah 1 universitas terbuka pembelajaran
 
PPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptx
PPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptxPPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptx
PPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptx
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
 
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar mata pelajaranPPKn 2024.pdf
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar  mata pelajaranPPKn 2024.pdf2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar  mata pelajaranPPKn 2024.pdf
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar mata pelajaranPPKn 2024.pdf
 
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptx
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptxPEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptx
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptx
 
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdfREFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
 
Keterampilan menyimak kelas bawah tugas UT
Keterampilan menyimak kelas bawah tugas UTKeterampilan menyimak kelas bawah tugas UT
Keterampilan menyimak kelas bawah tugas UT
 
Latihan Soal bahasa Indonesia untuk anak sekolah sekelas SMP atau pun sederajat
Latihan Soal bahasa Indonesia untuk anak sekolah sekelas SMP atau pun sederajatLatihan Soal bahasa Indonesia untuk anak sekolah sekelas SMP atau pun sederajat
Latihan Soal bahasa Indonesia untuk anak sekolah sekelas SMP atau pun sederajat
 
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATASMATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
 
bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ika
bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ikabab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ika
bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ika
 
Dinamika Hidrosfer geografi kelas X genap
Dinamika Hidrosfer geografi kelas X genapDinamika Hidrosfer geografi kelas X genap
Dinamika Hidrosfer geografi kelas X genap
 
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docxtugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
 
PPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SD
PPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SDPPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SD
PPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SD
 
Kontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptx
Kontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptxKontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptx
Kontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptx
 
Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1
Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1
Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1
 

IDENTIFIKASI BATUAN

  • 1. LAPORAN PRAKTIKUM Disusun Guna Memenuhi Tugas Mata Kuliah Konsep Dasar IPA 2 Di ampu Oleh : Dr. Peduk Rintayati, M.Pd Disusun Oleh : Nama : Noor Fitriani Jayanti Kelas : 3 B NIM : K7111139 PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2012 1
  • 2. IDENTIFIKASI BATUAN A. Tujuan Mengetahui berbagai jenis batuan B. Dasar Teori Batuan merupakan salah satu tenaga pembentuk Litosfer atau lapisan terluar kulit bumi (kerak bumi) yang memiliki ketebalan ± 1.200 km dan terdiri dari lapisan Silisium dan Alumunium (SiAl) serta Silisium dan Magnesium (SiMg).Ada tiga jenis Batuan yaitu, Batuan Beku, Sedimen dan Metamorf/Malihan. 1. Batuan Beku Batuan Beku terbentuk karena membekunya magma yang keluar akibat proses pendinginan di dalam perut bumi. Jenis jenis Batuan Beku terdiri atas, 1. B. Beku Dalam (abisis, plutonis), pembekuan magma di dalam kulit bumi. Contohnya, diorit, gabro. 2
  • 3. 2. B. Beku Korok (hypoabisis), pembekuan magma yang berada di celah - celah atau retakan bumi. Contohnya granit porfirit, seinit porfirit. 3. B. Beku Luar (effusif), pembekuan magama yang terjadi setelah mencapa permukaan bumi. Contohnya andesit, basalt, riolit, obsidian. 2. Batuan Sedimen Jenis ini terbentuk karena terjadinya suatu pelapukan batuan kemudian terendapkan hingga membentuk suatu batuan. Ada 3 Jenis batuan Sedimen yaitu, 1. Berdasarkan tempat terjadinya oSedimen Klastik/mekanik di angkut tempat asal kemudian di endapkan tanpa mengalami proses kimiawi. Contohnya, batu breksi(krikil dengan sudut tajam), konglomerat(kerikil dengan sudut tumpul) dan pasir. oSedimen Kimiawi, yaitu endapan hasil pelarutan kimiawi. Contohnya, gips. oSedimen Organik terbentuk karena di pengaruhi oleh unsur - unsur Organik. Contohnya, batu bara, batu gamping. 2. Berdasarkan tenaga pengangkutnya o Sedimen Equatis, di endapkan oleh air. Misalnya batu pasir, lumpur 3
  • 4. o Sedimen Aeolis, di endapkan oleh angin. Misalnya tanah loss, pasir o Sedimen Glasial, dengan bantuan tenaga gletser. Misalnya morena, tanah lim. o Sedimen Marine, oleh air laut. Misalnya delta. 3. Berdasarkan tempat di endapkannya o Teritis, berada di darat. Contoh batu tuff o Fluvial, berada di dasar sungai. Misalkan pasir o Marine, berada di dasar laut. Contoh batu karang dan batu garam. o Palludal/limnis, berad di rawa - rawa atau di danau. gambuT,n tanah lim. o Glasial, berada di daerah es. Misal batu morena o Marginal, berada di pantai 4. Batuan Metamorf/Malihan Metamorf atau Malihan adalah jenis batuan beku endapan yang telah berubah sifatnya, pengaruh dari berbagai macam suhu yang tinggi, tekanan, dan waktu. Jenis - jenis Batuan Metamorf/Malihan, 4
  • 5. 1. Metamorf/Malihan Kontak Metamorf/Malihan Kontak Terjadi karena adanya kontak atau pengaruh suhu yang tinggi serta terlalu dekat dengan magma. Contohnya, batu pualam (marmer) dari batu kapur. 2. Metamorf/Malihan Dinamo Metamorf/Malihan Dinamo Terjadi akibat adanya tekanan lapisan yang berada di atasnya dalam kurun waktu yang lama. Misalnya batu sabak dari tanah liat antrasit. 3. Metamorf/Malihan Pneumatolistis Metamorf/Malihan Pneumatolistis Terjadi akibat adanya suatu pengaruh suhu, tekanan dari benda - benda sekitar, kurun waktu serta masuknya unsur - unsur lainnya. Misalnya batu permata, intan. C. Alat dan Bahan a. Berbagai jenis batuan : 1. Batu apung 2. Batu kapur 3. Batu pualam/ marmer 4. Batu konglomerat 5. Batu basalt 6. Batu granit 7. Batu sabak 8. Batu kuarsit 9. Batu gamping 5
  • 6. b. Cairan asam dan basa (secukupnya) c. Pipet tetes D. Cara Kerja 1. Siapkan semua alat dan bahan yang dibutuhkan. 2. Amati setiap ciri-ciri dari tiap batuan, apakah termasuk batuan beku, batuan sedimen atau metamorf. 3. Setelah itu, untuk mengetahui batuan bersifat asam atau basa, teteskan cairan asam dan basa secara bergantian. 4. Amati perubahan yang terjadi. 5. Membuat kesimpulan E. Hasil Pengamatan 1. Batuan beku Warnanya hijau Keras 6
  • 7. Saat ditetesi cairan asam (H2SO4)menghasilkan gelembung kecil sedangkan saat ditetesi cairan basa (C2H5OH) tidak bereaksi, batuan bersifat basa. 2. Batuan metamorf Warnanya putih kekuningan Terdapat garis-garis lembut melintang Mengkilap Keras Bila dipukulkan berbunyi nyaring Saat ditetesi cairan asam (H2SO4) tidak bereaksi sedangkan saat ditetesi cairan basa (C2H5OH) menghasilkan gelembung, batuan bersifat asam. 3. Batuan beku 7
  • 8. Warnanya merah Keras Saat ditetesi cairan asam (H2SO4) menghasilkan gelembung kecil sedangkan saat ditetesi cairan basa (C2H5OH) tidak bereaksi, batuan bersifat basa. 4. Batuan Metamorf Warnanya putih kekuningan Mengkilat dengan garis-garis lembut melintang Keras Saat ditetesi cairan asam (H2SO4) menghasilkan gelembung kecil sedangkan saat ditetesi cairan basa (C2H5OH) tidak bereaksi, batuan bersifat basa. 5. Batuan apung 8
  • 9. Warnanya putih Ringan Tidak terlalu keras Berongga Saat ditetesi cairan asam (H2SO4) menghasilkan gelembung kecil sedangkan saat ditetesi cairan basa (C2H5OH) tidak bereaksi, batuan bersifat basa. 6. Batuan Sedimen Warnanya kuning kecoklatan Berlapis-lapis Berpartikel halus Keras Saat ditetesi cairan asam (H2SO4) menghasilkan gelembung kecil sedangkan saat ditetesi cairan basa (C2H5OH) tidak bereaksi, batuan bersifat basa 7. Batuan beku 9
  • 10. Warnanya hitam Bulat lonjong Keras Saat ditetesi cairan asam (H2SO4) menghasilkan gelembung kecil sedangkan saat ditetesi cairan basa (C2H5OH) tidak bereaksi, batuan bersifat basa. F. Pembahasan Percobaan mengidentifikasi berbagai jenis batuan berdasarkan ciri-cirinya (bentuk, warna) dan sifat fisik lain. Batuan beku, batuan metamorf, batuan sedimen, batuan apung memiliki ciri-ciri yang berbeda. Dengan ciri yang ditampilkan oleh masing-masing batuan dalam percobaan, batuan dapat diidentifikasi jenisnya apa itu masuk dalam batuan beku, batuan metamorf, batuan sedimen atau batuan apung. Batuan juga diidentifikasi sifat asam basa dengan meneteskan larutan asam (H2SO4) dan larutan basa (C2H5OH). Suatu batuan yang ditetesi larutan asam (H2SO4) menghasilkan reaksi berupa gelembung kecil, batuan tersebut bersifat basa, sedangkan bila batuan yang ditetesi larutan basa (C2H5OH) menghasilkan reaksi berupa gelembung kecil, batuan tersebut bersifat asam. G. Kesimpulan 1. Jenis batuan beku apabila memiliki ciri-ciri : 10
  • 11. a. Kebanyakan batuan beku memiliki bentuk bulat dan halus. b. Apabila berwarna merah berarti mengandung feri oksida. c. Apabila berwarna hijau berarti mengandung fero sulfat. d. Bersifat basa 2. Jenis batuan sedimen apabila memiliki ciri-ciri : a. Struktur batuannya berlapis-lapis. b. Partikelnya halus. c. Lapisannya teratur. d. Bersifat basa. 3. Jenis batuan metamorf apabila memiliki ciri-ciri : a. Mengkilap dan halus. b. Terdiri dari silikon dioksida. c. Bersifat asam. Keterangan : 1. Batuan bersifat basa apabila memiliki ciri-ciri : a. Ditetesi asam mengalami reaksi, yaitu adanya gelembung-gelembung pada bagian batuan yang terkena cairan asam. b. Ditetesi basa tidak bereaksi. 2. Batuan bersifat asam apabila memiliki ciri-ciri : a. Ditetesi cairan asam tidak bereaksi. 11
  • 12. b. Ditetesi cairan basa mengalami reaksi, yaitu adanya gelembung- gelembung pada bagian batuan yang ditetesi. Tanggal praktikum: 10 Des. 2012 Surakarta, 02 Januari 2013 Dosen Pembimbing, Praktikan, Dr. Peduk Rintayati, M.Pd. Noor Fitriani Jayanti K7111139 12
  • 13. TATA SURYA A. Tujuan Mengetahui terjadinya gerhana matahari dan gerhana bulan B. Dasar Teori Gerhana Matahari terjadi ketika posisi bulan terletak di antara Bumi dan Matahari sehingga menutup sebagian atau seluruh cahaya Matahari. Walaupun Bulan lebih kecil, bayangan Bulan mampu melindungi cahaya Matahari sepenuhnya karena Bulan yang berjarak rata- rata jarak 384.400 kilometer dari Bumi lebih dekat dibandingkan Matahari yang mempunyai jarak rata-rata 149.680.000 kilometer. Gerhana Matahari dapat dibagi menjadi tiga jenis yaitu: gerhana Matahari total, gerhana Matahari sebagian, dan gerhana Matahari cincin. Gb. Gerhana matahari 13
  • 14. 1. Sebuah gerhana Matahari dikatakan sebagai gerhana total apabila saat puncak gerhana, piringan Matahari ditutup sepenuhnya oleh piringan Bulan. Saat itu, piringan Bulan sama besar atau lebih besar dari piringan Matahari. Ukuran piringan Matahari dan piringan Bulan sendiri berubah-ubah tergantung pada masing-masing jarak Bumi-Bulan dan Bumi-Matahari. 2. Gerhana sebagian terjadi apabila piringan Bulan (saat puncak gerhana) hanya menutup sebagian dari piringan Matahari. Pada gerhana ini, selalu ada bagian dari piringan Matahari yang tidak tertutup oleh piringan Bulan. 3. Gerhana cincin terjadi apabila piringan Bulan (saat puncak gerhana) hanya menutup sebagian dari piringan Matahari. Gerhana jenis ini terjadi bila ukuran piringan Bulan lebih kecil dari piringan Matahari. Sehingga ketika piringan Bulan berada di depan piringan Matahari, tidak seluruh piringan Matahari akan tertutup oleh piringan Bulan. Bagian piringan Matahari yang tidak tertutup oleh piringan Bulan, berada di sekeliling piringan Bulan dan terlihat seperti cincin yang bercahaya. Gerhana matahari total Gerhana matahari cincin gerhana matahari cincin terjai saat bulan berada pada jarak terjauh 14
  • 15. sehingga yang menutupi bumi adalah perpanjangan umbra bulan. Gerhana Matahari tidak dapat berlangsung melebihi 7 menit 40 detik. Ketika gerhana Matahari, orang dilarang melihat ke arah Matahari dengan mata telanjang karena hal ini dapat merusakkan mata secara permanen dan mengakibatkan kebutaan. Melihat secara langsung ke fotosfer matahari (bagian cincin terang dari Matahari) walaupun hanya dalam beberapa detik dapat mengakibatkan kerusakan permanen retinamata karena radiasi tinggi yang tak terlihat yang dipancarkan dari fotosfer. Kerusakan yang ditimbulkan dapat mengakibatkan kebutaan. Mengamati gerhana Matahari membutuhkan pelindung mata khusus atau dengan menggunakan metode melihat secara tidak langsung. Kaca mata sunglasses tidak aman untuk digunakan karena tidak menyaring radiasi inframerah yang dapat merusak retina mata. Gerhana bulan terjadi saat sebagian atau keseluruhan penampang bulan tertutup oleh bayangan bumi. Itu terjadi bila bumi berada di antara matahari dan bulan pada satu garis lurus yang sama, sehingga sinar Matahari tidak dapat mencapai bulan karena terhalangi oleh bumi. Gerhana bulan muncul bila bulan sedang beroposisi dengan matahari. Tetapi karena kemiringan bidang orbit bulan terhadap bidang ekliptika sebesar 5°, maka tidak setiap oposisi bulan dengan Matahari akan mengakibatkan terjadinya gerhana bulan. Perpotongan bidang orbit bulan dengan bidang ekliptika akan memunculkan 2 buah titik potong yang disebut node, yaitu titik di mana bulan memotong bidang ekliptika. 15
  • 16. Gerhana bulan ini akan terjadi saat bulan beroposisi pada node tersebut. Bulan membutuhkan waktu 29,53 hari untuk bergerak dari satu titik oposisi ke titik oposisi lainnya. Maka seharusnya, jika terjadi gerhana bulan, akan diikuti dengan gerhana Matahari karena kedua node tersebut terletak pada garis yang menghubungkan antara Matahari dengan bumi. Gb. gerhana bulan Sebenarnya, pada peristiwa gerhana bulan, seringkali bulan masih dapat terlihat.Ini dikarenakan masih adanya sinar Matahari yang dibelokkan ke arah bulan oleh atmosfer bumi.Dan kebanyakan sinar yang dibelokkan ini memiliki spektrum cahaya merah. Itulah sebabnya pada saat gerhana bulan, bulan akan tampak berwarna gelap, bisa berwarna merah tembaga, jingga, ataupun coklat.Gerhana bulan dapat diamati dengan mata telanjang dan tidak berbahaya sama sekali.Jenis-jenis gerhana bulan adalah sebagai berikut: 1. Gerhana bulan total Pada gerhana ini, bulan akan tepat berada pada daerah umbra. 2. Gerhana bulan sebagian Pada gerhana ini, tidak seluruh bagian bulan terhalangi dari Matahari oleh bumi. Sedangkan sebagian permukaan bulan yang lain berada di daerah penumbra. Sehingga masih ada sebagian sinar Matahari yang sampai ke permukaan bulan. 3. Gerhana bulan penumbra Pada gerhana ini, seluruh bagian bulan berada di bagian penumbra.Sehingga bulan masih dapat terlihat dengan warna yang suram. 16
  • 17. 16 Mei 2003 7 November 2003 28 Oktober 2004 14 Maret 2006 3 Maret 2007 21 Februari 2008 C. Alat dan Bahan : 1. Media gerhana matahari dan gerhana bulan 2. Senter 3. stop kontak dan sumber listrik D. Cara Kerja : 1. Menyiapkan alat dan bahan 2. Menata peralatan 17
  • 18. 3. Menyalakan lampu pada replika matahri dengan cara menyambungkan alat peraga dengan sumber listrik. 4. Memosisikan cahaya yang berasal dari replika matahri terhalang oleh replika bulan sehingga sebagian replika bumi menjadi gelap. 5. Memotret alat peraga yang telah dikondisikan. 6. Memosisikan cahaya yang berasal dari replika matahari ke replika bulan terhalang oleh replika bumi. E. Hasil Pengamatan Gerhana Matahari Keterangan: posisi matahari, bulan, dan bumi terdapat dalam satu garis dengan bulan diantara matahari dan bumi. Gerhana Bulan 18
  • 19. Keterangan: Posisi matahari, bumi dan bulan terletak pada satu garis dengan bumi diantara matahari dan bumi. F. Pembahasan a. Gerhana matahari Gerhana Matahari terjadi ketika Matahari, Bumi dan Bulan terletak pada satu garis lurus dimana posisi Bulan terletak di antara Bumi dan Matahari sehingga menutup sebagian atau seluruh cahaya Matahari, akibatnya sebagian atau seluruh bumi akan gelap karena tidak mendapat cahaya Matahari. Walaupun Bulan lebih kecil, bayangan Bulan mampu melindungi cahaya Matahari sepenuhnya karena jarak Bulan lebih dekat 19
  • 20. dibandingkan Matahari. Berdasarkan menutupnya piringan Matahari oleh piringan bulan, gerhana Matahari dapat terjadi dalam 3 kategori, yaitu: 1. Gerhana total Terjadi saat puncak gerhana, piringan Matahari ditutup sepenuhnya oleh piringan Bulan. Saat itu, piringan Bulan sama besar atau lebih besar dari piringan Matahari. Ukuran piringan Matahari dan piringan Bulan sendiri berubah-ubah tergantung pada masing-masing jarak Bumi-Bulan dan Bumi-Matahari. 2. Gerhana sebagian Terjadi apabila piringan Bulan (saat puncak gerhana) hanya menutup sebagian dari piringan Matahari. Pada gerhana ini, selalu ada bagian dari piringan Matahari yang tidak tertutup oleh piringan Bulan. 3. Gerhana cincin Terjadi apabila piringan Bulan (saat puncak gerhana) hanya menutup sebagian dari piringan Matahari. Gerhana jenis ini terjadi bila ukuran piringan Bulan lebih kecil dari piringan Matahari. Sehingga ketika piringan Bulan berada di depan piringan Matahari, tidak seluruh piringan Matahari akan tertutup oleh piringan Bulan. Bagian piringan Matahari yang tidak tertutup oleh piringan Bulan, berada di sekeliling piringan Bulan dan terlihat seperti cincin yang bercahaya. b. Gerhana bulan Gerhana Bulan terjadi ketika Matahari, Bumi, dan Bulan terletak pada satu garis lurus dengan Bumi terletak diantara Matahari dan Bulan sehingga sinar Matahari tidak dapat mencapai bulan karena terhalangi oleh bumi. Gerhana bulan terjadi saat sebagian atau keseluruhan penampang bulan tertutup oleh bayangan bumi.Gerhana bulan muncul bila bulan sedang beroposisi dengan matahari. Peristiwa gerhana bulanseringkali bulan masih dapat terlihat. Ini dikarenakan masih adanya sinar Matahari yang dibelokkan ke arah bulan oleh atmosfer bumi.Dan kebanyakan sinar yang dibelokkan ini memiliki spektrum cahaya merah. Itulah sebabnya pada saat gerhana bulan, bulan 20
  • 21. akan tampak berwarna gelap, bisa berwarna merah tembaga, jingga, ataupun coklat.Gerhana bulan dapat diamati dengan mata telanjang dan tidak berbahaya sama sekali. Berdasarkan posisi bulan dengan daerah panumbra, gerhana bulan dapat terbagi menjadi 3 kategori, yaitu: 1. Gerhana bulan total Pada gerhana ini, bulan akan tepat berada pada daerah umbra. Dalam kondisi ini, tidak ada cahaya Matahari yang sampai bulan sehingga bulan tidak terlihat. 2. Gerhana bulan sebagian Pada gerhana ini, tidak seluruh bagian bulan terhalangi dari Matahari oleh bumi. Sedangkan sebagian permukaan bulan yang lain berada di daerah penumbra. Sehingga masih ada sebagian sinar Matahari yang sampai ke permukaan bulan. 3. Gerhana bulan penumbra Pada gerhana ini, seluruh bagian bulan berada di bagian penumbra.Sehingga bulan masih dapat terlihat dengan warna yang suram. G. Simpulan a. Gerhana matahari terjadi ketika posisi Matahari, Bulan dan Bumi terletak pada satu garis lurus dengan posisi Bulan berada di antara Matahari dan Bumi sehingga Bulan menghalangi cahaya Matahari sampai Bumi. b. Gerhana Bulan terjadi ketika posisi Matahari, Bumi dan Bulan terletak pada satu garis lurus dengan posisi Bumi berada di antara Matahari dan Bulan sehingga Bumi menghalangi cahaya Matahari sampai Bulan. 21
  • 22. Tanggal praktikum: 10 Des. 2012 Surakarta, 02 Januari 2013 Dosen Pembimbing, Praktikan, Dr. Peduk Rintayati, M.Pd. Noor Fitriani Jayanti K7111139 22
  • 23. KERANJANG TAKAKURA A. Tujuan Mengetahui cara pemanfaatan sampah organik dengan menggunakan keranjang takakura untuk menjadi kompos. B. Dasar Teori Keranjang takakura adalah alat pengolah sampah organis yang dapat ditempatkan di dalam rumah.Keranjang takakura juga merupakan tempat sampah untuk sampah organis, yang sekaligus akan mengolah sampah organis begitu membuangnya.Keranjang takakura terdiri dari keranjang yang didalamnya sudah berisi kompos. Kompos inilah yang akan mengolah sampah organismenjadi kompos baru. Selain kompos, Keranjang takakura biasanya juga berisi seperangkat komponen tambahan.Ukuran keranjang relatif kecil tetapi kinerjanya tinggi : mampu mengkompos dengan cepat dan kecil kemungkinan ter jadi bau. Walaupun ruang yang disisakan untuk mengkompos hanya 1/3 wadah, tetapi wadah akan penuh paling cepat 2-3 bulan, untuk masukan 1-2 kg sampah per hari. Keranjang Takakura merupakan alat pengomposan skala rumah tangga yang ditemukan Pusdakota bersama Pemerintah Kota Surabaya, Kitakyusu International Techno-cooperative Association, dan Pemerintahan Kitakyusu Jepang pada tahun 2005. Keranjang ini dirakit dari bahan-bahan sederhana di sekitar kita yang mampu mempercepat proses pembuatan kompos. Satu keranjang standar dengan starter 8 kg dipakai oleh keluarga dengan jumlah total anggota keluarga sebanyak 7 orang. Sampah rumah tangga yang diolah di keranjang ini maksimal 1,5 kg per hari. 23
  • 24. C. Alat dan Bahan : 1. Sampah organik 2. Keranjang 3. Kompos 4. EM 4 5. Kertas 6. Kapas 7. Kain D. Cara Kerja 1. Siapkan semua alat dan bahan 2. Masukan kertas ke bagian dasar keranjang 3. Letakkan kapas di atas kertas kemudian dikasih sedikit air agar lembab 4. Campurkan sampah dengan kompos setelah sampah dipotong halus 5. Letakkan saampah yang telah dicampur dengan kompos pada keranjang dibagian atas kapas. 6. Lalu tambahkan sedikit air, kemudian aduk lagi. 7. Setelah itu, teteskan 10 ml EM 4 8. Aduk lagi secara perlahan hingga merata 24
  • 25. 9. Kemudian,adonan tersebut ditutup dengan kain dan keranjang ditutup rapat 10. Diamkan hingga beberapa hari dan setiap dua hari sekali keranjang tersebut dikocok atau di balik. E. Hasil Pengamatan 25
  • 26. Keterangan : a. Campuran daun, pupuk jadi dan EM4 b. Kapas c. Kertas HVS d. Keranjang e. Kain f. Tutup keranjang F. Pembahasan Keranjang takakura merupakan tempat sampah untuk sampah organis, yang sekaligus akan mengolah sampah organis begitu membuangnya. Dalam percobaan ini, praktikan menggunakan sampah organis berupa berbagai macam daun (sampah tumbuhan). Proses pengomposan ala keranjang takakura merupakan proses pengomposan aeraob di mana udara dibutuhkan sebagai asupan penting dalam proses pertumbuhan mikroorganisme yang menguraikan sampah menjadi kompos. Media yang dibutuhkan dalam proses pengomposan yaitu dengan menggunakan keranjang berlubang, diisi dengan bahan- bahan yang dapat memberikan kenyamanan bagi mikroorganisme. Proses pengomposan metode ini dilakukan dengan cara memasukkan sampah organikidealnya sampah organik tercacahke dalam keranjang dan kemudian dilakukan kontrol suhu dengan cara pengadukan dan penyiraman air. Proses pembuatan keranjang kapas dimulai dengan mengubah sampah (daun) berukuran kecil dengan memotongnya dan meremas-remas agar sampah daun lembab. Kompos jadi dicampurkan dengan sampah dengan merata. Pelapisan keranjang dengan kertas HVS dengan tujuan 26
  • 27. agar kertas HVS mampu menahan pahan serta mencegah kompos keluar dari wadah. Berbagai alternatif alat pelapis sebenarnya bisa digunakan seperti kain kasa, kertas kardus, atau kertas lain. Bantalan kapas dilapiskan di atas kertas HVS dengan memastikan bila terdapat rongga bagi udara. Bantalan kapas berguna untuk menahan panas, mencegah lalat sekaligus untuk mengatur kelembaban. Campuran antara sampah dengan kompos diletakkan di atas bantalan kapas. EM4 sebagai aktivator dalam pengubahan sampah organis menjadi kompos jadi diteteskan sebanyak 100 ml secara merata dalam campuran sampah dan kompos. Aktivator ini mengandung berbagai macam mikroorganisme/bakteri yang mampu membantu dalam proses pengomposan. Sebagai pencegah adanya lalat yang bertelur dalam wadah, selain keranjang ditutup dengan penutup keranjang, di bawah penutup dilapisi kain. G. Kesimpulan Keranjang takakura merupakan alat pengolah sampah organik menjadi kompos dengan prinsip pengomposan aerob yaitu berupa tempat sampah untuk sampah organis yang juga mengolahnya menjadi kompos. Tanggal praktikum: 10 Des. 2012 Surakarta, 02 Januari 2013 Dosen Pembimbing, Praktikan, 27
  • 28. Dr. Peduk Rintayati, M.Pd. Noor Fitriani Jayanti K7111139 28
  • 29. PENCEMARAN LINGKUNGAN A. Judul Pencemaran Lingkungan. B. Tujuan Mengetahui tingkat pencemaran lingkungan (air). C. Dasar Teori Pencemaran air adalah masuk atau dimasukannya makhluk hidup, zat, energi dan atau komponen lain kedalam air dan atau berubahnya tatanan air oleh kegiatan manusia atau proses alam sehingga kualitas air turun sampai ketingkat tertentu yang menyebabkan air kurang atau tidak dapat lagi berfungsi sesuai dengan peruntukannya. Pelaksanakan penilaian terhadap kualitas air, yaitu membandingkan beberapa ukuran/parameter kunci dengan bakumutu yang ditetapkan.Dengan mengetahui beberapa parameter yang ada pada daerah/kawasan penelitian akan dapat diketahui tingkat pencemaran atau apakah lingkungan itu sudah terkena pencemaran atau belum. Limbah rumah tangga juga merupakan salah satu penyumbang penemaran air, seperti penggunaan sabun (deterjen) untuk mandi dan mencuci., yang dapat juga mengurangi kandungan oksigen dalam air.(sumber : Wikipedia bahasa indonesia) 29
  • 30. Deterjen menjadi bahan pencemar karna Deterjen buatan atau synthetic detergent adalah campuran sejenis senyawa bahan pembersih yang berkandungan utama zat surfaktan (surfactant atau surface active agents), dengan bahan-bahan lain seperti zat pengisi (fillers), pembentuk (builders), serta komponen lain seperti pewarna, pewangi, boosters dan lain-lain. Surfaktan adalah senyawa kimia yang mudah larut dalam cairan yang memungkinkannya terserap pada zat lain sehingga zat tersebut menjadi mudah larut atau memiliki sifat kimia fisika tertentu dalam suatu cairan. Molekul surfaktan setidaknya berkandungan satu gugus yang memiliki afinitas pada permukaan cairan polar, yang umumnya dipahami sebagai tingkat kelarutan dalam air, dan satu gugus lain yang tidak gampang berafinitas dengan air. Dampak pencemaran oleh sabun/deterjen karena Deterjen merupakan bahan pembersih yang terbuat dari bahan kimia sintesis dengan komponen utama surfaktan.Karna dianggap bukan bahan berbahaya atau toksik maka sebagian limbah pengggunaan deterjen sering di buang kedalam perairan seingga menjadi sumber pencemaran yang potensial. Dalam konsentrasi tertentu deterjen dalam air dapat mengggangu difusi oksigen dari udara kedalam air, selain itu senyawa Fosfor dan nitrogen yang terandung dalam deterjen dapat menyebabkan eutrofikasi dalam perairan. Pengaruh lanjut deterjen terhadap organisme perairan adalah berupa penghambatan pertumbuhan dan menyebabkan degradasi fungsi pada berbagai organ tubuh dari organisme lain. D. Alat dan Bahan 1. Gelas Ukur 2. Air selokan 3. Air 4. Ikan E. Langkah Kerja Adapun langkah kerja yang dilakukan Praktikan dalam praktikum ini adalah sbb: 30
  • 31. 1. Mempersiapkan alat dan bahan yang diperlukan. 2. Mengisi gelas ukur dengan air. 3. Masukkan air selokan pada salah satu gelas ukur. 4. Memasukkan ikan pada gelas berisi air selokan dan memindahkannya ke dalam air biasa ketika ikan mulai pingsan. 5. Mengamati apa yang terjadi pada ikan sebelum dimasukkan air selokan, ketika berada di dalam air selokan, dan setelah berada dalam air biasa. 6. Mencatat dan menganalisis data. 7. Membuat simpulan. F. Hasil Praktikum 1. Kondisi awal (sebelum dimasukkan air selokan) - Ikan dalam keadaaan baik (sehat),lincah (gerak kesana kemari). 2. Kondisi saat ikan berada dalam air selokan - ikan berenang tidak teratur, kelihatan agak kurang sehat/ setengah pingsan (sekarat). 3. Kondisi akhir (ketika ikan berada dalam air biasa) - Lemas,diam (tidak bergerak kesana kemari) Ikan di air biasa Ikan di air selokan 31
  • 32. G.Simpulan Perubahan kondisi ikan dengan pengkondisian ikan dalam lingkungan yang berpolutan dan tidak berpolutan dapat menentukan tingkap pencemaran. Tanggal praktikum: 10 Des. 2012 Surakarta, 02 Januari 2013 Dosen Pembimbing, Praktikan, Dr. Peduk Rintayati, M.Pd. Noor Fitriani Jayanti K7111139 32