2. No. Kode: Keperawatan/4.06/I/2013
MATA KULIAH : KEBUTUHAN DASAR MANUSIA 1
BEBAN STUDI : 4 SKS (T: 2 SKS, P: 2 SKS)
MODUL 3
Asuhan Keperawatan Pasien Dengan Gangguan Pemenuhan Kebutuhan
Aktifitas dan Personal Hygiene
Penulis:
Ns. Kasiati, S. Kep., M. Kep.
Ni Wayan Dwi Rosmalawati, A. Per., Pen., M. Kes.
3. Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan Prodi Keperawatan
i
Tentang Penulis
Kasiati lahir di Biltar, 16 Agustus 1966.
Penulis adalah Dosen Jurusan Keperawatan Poltekkes
Kemenkes Malang. Pendidikan penulis diperoleh mulai
dari SPKCelaket Malang,(1987), DIII Keperawatan di
AKPER (Program Keguruan) Soetopo,Surabaya, (1995), S I
Keperawatan dan program Ners di Universitas Brawijaya
Malang (2002) dan S 2 Keperawatan Universitas Airlangga
Surabaya ( 2012). penulis juga aktif melakukan penelitian di
bidang keperawatan maternitas.
Ni Wayan Dwi Rosmalawati, A. Per. Pen., M. Kes.
Lahir di Gianyar, Bali, 15 Nopember 1966. Penulis menyelesaikan pendidikan
dimulai dari SPK Celaket Malang (1985), SGP/B;PKM Surabaya (1988), D III
Keperawatan Soetopo Surabaya (1992), Diploma IV Keperawatan Maternitas
Universitas Airlangga (1999), S-2 KIA-Kespro Universitas Gadjah Mada (2007). Saat
ini bekerja sebagai dosen di Poltekkes Kemenkes Malang, Jurusan Keperawatan,
Program Studi Diploma III Keperawatan Lawang. Mata kuliah yang diampu
adalah Kebutuhan Dasar Manusia, Keperawatan Maternitas, Promosi Kesehatan,
Manajemen Penanggulangan Bencana. Selain itu penulis juga aktif melakukan
penelitian di bidang keperawatan dan kebidanan.
4. Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan Prodi Keperawatan
ii
Hal.
COVER................................................................................................................................
TENTANG PENULIS..................... ..................................................................................
DAFTAR ISI .....................................................................................................................
PENDAHULUAN ............................................................................................................
KEGIATAN BELAJAR 1 : Asuhan Keperawatan Pasien Dengan Gangguan
Pemenuhan Kebutuhan Aktifitas
Tujuan Pembelajaran Umum.............................................................................
Tujuan Pembelajaran Khusus............................................................................
Pokok – Pokok Materi ........................................................................................
Uraian Materi ........................................................................................................
Rangkuman............................................................................................................
Tes Formatif...........................................................................................................
Tugas Mandiri......................................................................................................
KEGIATAN BELAJAR 2 : Asuhan Keperawatan Pasien Dengan Gangguan
Pemenuhan Kebutuhan Personal Hygiene
Tujuan Pembelajaran Umum.............................................................................
Tujuan Pembelajaran Khusus.............................................................................
Pokok – Pokok Materi ..........................................................................................
Uraian Materi .........................................................................................................
Rangkuman ............................................................................................................
Tes Formatif.............................................................................................................
KUNCI JAWABAN..........................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA.........................................................................................................
i
ii
iii
1-14
1
1
2
3
10
11
14
15-29
15
15
16
17
26
27
30
31
Daftar Isi
5. Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan Prodi Keperawatan
iii
Aktifitas adalah suatu keadaan bergerak dimana manusia memerlukan
untuk dapat memenuhi kebutuhan kehidupan. Tiap individu mempunyai pola
atau irama dalam menjalani aktifitas. Salah satu tanda seseorang dikatakan sehat
adalah adanya kemampuan orang tersebut melakukan aktifitas seperti bekerja,
makan dan minum, personal hygiene, rekreasi dll. Dengan beraktifitas selain tubuh
menjadi sehat, juga dapat mempengaruhi harga diri dan citra tubuh seseorang
Jika seseorang sakit atau terjadi kelemahan fisik sehingga kemampuan
aktifitas menurun. Seseorang tersebut biasanya terjadi masalah personal
hygiene kurang mendapatkan perhatian, hal ini bisa berpengaruh pada masalah
kesehatan seseorang. Akibat yang dapat di timbulkan jika personal hygiene tidak
terpenuhi diantaranya adalah gangguan membrane mukosa mulut, integritas
kulit, rabut, mata, kuku dan kelamin. Selain menimbulkan dampak fisik, gangguan
personal hygiene dapat pula berdampak pada gangguan pemenuhan kebutuhan
psikososial dan nyaman yang sudah dibahas pada modul 1.
Modul ini terutama ditujukan untuk pendidikan jarak jauh pendidikan
tinggi kesehatan perawat. Modul pembelajaran ini merupakan tutuntunan dan
landasan bagi peserta didik berfungsi sebagai pengantar untuk dapat mencapai
kopetensi pada mata ajar kebutuhan dasar manusia I. Dengan harapan peserta
didik sebagai perawat harus mampu memberikan asuhan keperawatan untuk
mengatasi masalah gangguan pemenuhan kebutuhan aktifitas dan gangguan
personal hygiene. Tujuan pembelajaran pada modul 2 ini meliputi, pertama
mencengah terjadinya gangguan mekanik tubuh terutama pada klien yang
mengalami tirah baring lama atau cedera, hal ini berdampak pada gangguan
intelorasi aktifitas mobilisasi fisik. Dengan demikian perawat harus bisa melatih
mekanik tubuh dengan benar, sehingga mencengah klien jatuh, tekanan fisik dan
cedera. , kedua mempertahankan kebersihan klien dan mencengah timbulnya
masalah seperti kerusakan membrane mukosa mulut, integritas kulit, rabut, mata,
kuku dan kelamin.
Modul ini dikemas dalam dua kegiatan belajar yang besifat hard skill tetapi juga
soft skill dan seluruhnya diberikan alokasi waktu minimal 2 minggu, dengan
rincian 128 jam untuk pemahaman konsep, 32 jam untuk demontrasi dan 64 jam
untuk pembelajaran mandiri, Dua kegiatan belajar tersebut yang disusun dalam
Pendahuluan
6. iv
Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan Prodi Keperawatan
urutan sebagai berikut:
Kegiatan Belajar 1 : Asuhan Keperawatan Pasien Dengan Gangguan
Pemenuhan Kebutuhan Aktifitas
Kegiatan Belajar 2 : Asuhan Keperawatan Pasien Dengan Gangguan
Pemenuhan Kebutuhan Personal Hygiene
Setelah mempelajari modul ini, diharapkan peserta didik akan dapat,
1) Menjelaskan konsep dasar, 2) menjelaskan faktor- faktor mempengaruhi, 3)
Mengidentifikasi masalah-masalah gangguan aktifitas, 4) Melakukan pengkajian,
5) Menuliskan diagnosa, 6) Menyusun intervensi, 7) Melaksanakan prosedur
pemenuhan kebutuhan aktifitas dan personal hygiene, 8) Menyusun evaluasi .
Pendekatan yang diterapkan dalam pembelajaran modul ini yang didesain
dengan pendekatan belajar mandiri dengan berbagai metode, dimana saudara
dituntut secara aktif dalam proses pembelajaran untuk mencapai kompetensi yang
ditetapkan, sedangkan dosen sebagai fasilitator. Materi-materi yang memerlukan
ketrampilan, metode yang akan di lakukan dengan simulasi dan demonstrasi.
Oleh karena itu secara bertahap saudara untuk melakukan evaluasi diri
sendiri, supaya bisa diketahui kemajuan dalam proses belajar , kalau perlu
evaluasi diri anda tunjukkan pada fasilitator yang ada di dekat anda.
Untuk memudahkan proses pembelajaran pada modul 2 ini, peserta
didik dapat berjalan dengan lancar dan sesuai dengan kompetensi yang dicapai,
saudara harus mengikuti langkah-langkah pembelajaran sebagai berikut:
1) Belajarlah dengan tekun diharapkan saudara akan mampu nantinya
dalam memberikan asuhan keperawatan kepada klien dengan gangguan
pemenuhan kebutuhan aktifitas dan personal hygiene
2) Mulailah belajar dari hati dan semangat untuk ingin tahu isi dari modul ini
,meskipun saudara tidak didampingi oleh dosen di dekat anda, bertindaklah
saudara seakan-akan anda sebagai mahasiswa sekaligus dosen yang akan
memantau kegiatan belajar anda.
3) Lakukan diskusi kelompok dengan teman sejawat dan konsultasi pada
instruktur atau fasilitator bila anda tidak memahami isi modul
7. v
Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan Prodi Keperawatan
4) Untuk mempelajari prosedur tindakan mintalah pendampingan kepada
fasilitator dan selanjutnya lakukan latihan secara mandiri dan berulang-
ulang
5) Apabila anda menemui kesulitan, silakan hubungi pembimbing/instruktur/
fasilitator/ tutor yang ada di dekat anda atau hubungi fasilitator yang
tertulis di modul ini.
6) Melakukan pengkajian klien dengan gangguan pemenuhan kebutuhan
aktifitas pada dan personal hygiene klien secara nyata di lapangan
Petunjuk untuk dosen atau fasilitator dalam proses pembelajaran pada peserta
didik :
1) Dosen atau fasilitator dipersilahkan menambah materi yang ada dalam
modul sebagai informasi dari sumber lain atau hanya mengikuti uraian
yang berada pada modul ini.
2) Sebelum memulai proses pembelajaran dosen atau fasilitator
mempersiapkan diri dengan membaca modul 2 dan referensi yang
berkaitan.
3) Kajilahpengetahuanpesertadidikpadaawalpertemuandenganmelakukan
pre-test dan post test dengan contoh soal dalam setiap modul, bila tidak
mungkin ingatkan pada peserta didik untuk evaluasi secara mandiri dengan
jujur tanpa terlebih dahulu melihat kunci jawaban.
4) Berilah kesempatan peserta didik untuk menyampaikan pengetahuan dan
ketrampilan yang berkaitan dengan topik pada modul ini
Baiklah saudara peserta pendidikan tinggi jarak jauh kementerian kesehatan,
selamat belajar, semoga anda sukses memahami materi yang diuraikan dalam
modul ini, untuk bekal saudara bila anda ingin tetap disebut sebagai tenaga
kesehatan, dan semoga semakin profesional. Amin
8. Tujuan Pembelajaran Umum
Tujuan Pembelajaran Khusus
Kegiatan Belajar
1
I
Setelah mempelajari modul ini saudara diharapkan
mampu melaksanakan asuhan keperawatan pasien
dengan gangguan pemenuhan aktifitas
TUJUANPembelajaran Umum
TUJUANPembelajaran Khusus
Setelah mempelajari secara teliti
modul ini saudara diharapkan
dapat:
1. Menjelaskan konsep dasar
aktifitas.
2. Menjelaskan faktor-faktor
yang memengaruhi gangguan
pemenuhan aktifitas.
3. Mengidentifikasi pengkajian
pada pasien dengan gangguan
pemenuhan kebutuhan
aktifitas.
4. Menuliskan diagnosa
keperawatan yang muncul
pada pasien dengan gangguan
pemenuhan kebutuhan
aktifitas.
5. Menyusun intervensi
keperawatan pada pasien
dengan gangguan pemenuhan
kebutuhan aktifitas.
6. Melaksanakan prosedur
pemenuhan kebutuhan aktifitas
(berada pada modul 5)
7. Menyusun kreteria evaluasi
Asuhan Keperawatan Pasien dengan Gangguan Pemenuhan
Kebutuhan Aktifitas
9. Tujuan Pembelajaran Umum
Tujuan Pembelajaran Khusus
Kegiatan Belajar
2
I
Asuhan Keperawatan Pasien dengan Gangguan Pemenuhan
Kebutuhan Aktifitas
POKOKMateri
1. Konsep dasar aktifitas.
2. Faktor-faktor yang
mempengaruhi aktifitas
3. Pengkajian pada pasien
dengan gangguan
kebutuhan aktifitas.
4. Diagnosa Keperawatan
pada pasien dengan
gangguan aktifitas.
5. Perencanaan keperawatan
pada pasien dengan
gangguan aktifitas.
6. Prosedur pemenuhan
kebutuhan aktifitas
(berada pada modul 6)
7. Evaluasi
10. Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan Prodi Keperawatan
3
Uraian Materi
Konsep Dasar Aktifitas
Kebanyakan orang menilai tingkat kesehatan seseorang berdasarkan
kemampuan untuk melakukan aktifitas sehari-hari. Kemampuan beraktifitas
merupakan kebutuahan dasar yang mutlak diharapkan oleh manusia. Kemampuan
aktifitas seseorang tidak terlepas dari keadekuatan system persarafan dan
musculoskeletal
Pergerakan atau mekanik tubuh pada dasarnya adalah baimana menggunakan
secara efektif , terkoordinasi,dan aman, sehingga menghasilkan gerakan yang
baik dan keseimbangan selama beraktifitas.
Peran perawat sangat penting untuk mencengah terjadinya gangguan mekanik
tubuh terutama pada klien yang mengalami tirah baring lama dan cedera dll, hal
ini dapat menyebabkan terjadinya penurunan kemampuan tonus otot. Sehingga
berdampakpadagangguanintoleransiaktifitas,immobilisasidandeficitperawatan
diri. Dengan demikian perawat harus bisa melatih mekanik tubuh dengan benar,
sehingga mencengah klien jatuh, tekanan fisik dan cedera.
Sehingga saudara harus mengetahui, 1) konsep pergerakan, 2) faktor-faktor
yang mempengaruh pergerakan tubuh, 3) melakukan asuhan keperawatan pada
klien gangguan gangguan pemenuhan kebutuhan aktifitas.
Koordinasi Mekanik Tubuh
Mekanika tubuh ( body mechanic) adalah penggunaan organ secara efisien
dan efektif sesuai dengan fungsinya. Pergerakan merupakan rangkaian aktifitas
yang terintegrasi antara system musculoskeletal dan system persarafan didalam
tubuh. Komponen system musculoskeletal melibatkan tulang, otot, tendon,
ligamen, kartilago, dan sendi.
Manfaat dari gerakan tubuh antara lain, tubuh menjadi segar,
memperbaiki tonus otot, mengontrol berat badan, merangsang
peredaran darah, mengurangi stres , meningkatkan relaksasi, sedang
untuk anak merangsang pertumbuhan
11. 4
Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan Prodi Keperawatan
Tulang adalah jaringan dinamis, salah satu fungsinya menunjang jaringan tubuh
dan membantu pergerakan. Sedang otot berfungsi untuk kontraksi dan membantu
menghasilkan gerakan, mempertahankan postur tubuh, dan menghasilkan panas.
Otot dipersarafi oleh saraf yang terdiri atas serabut motoris dari medulla spinal.
Medula otak seperti korteks cerebri kanan mengatur otot-otot anggota gerak kiri
dan sebaliknya.
Bagaimana anda bisa bergerak, berikut ini mekanisme kontraksi otot :
Membranototmengandungmyofibril, kemudian pelepasanasetikolin.Akibatnya,
pintu kalsium diretikulum sarkoplasma membuka dan melepaskan ion kalsium ke
sitoplasma sel otot, lalu berikatan dengan troposin, kemudian membuka binding
sites, terjadilah jembatan silang (Cross briges), antara filamin aktin dan myosin.
Selajutnya dengan katalis enzim myosin-ATP ase terjadi hidrolikis ATP menjadi
ADP + P + energy, sehingga terjadilah kontraksi
Gambar 1.2 Mekanisme kontraksi otot
Contoh Kasus : Apabila seseorang terjadi patah tulang, menderita penyakit atau
cacat dll. seseorang tersebut akan mengalami masalah gangguan pergerakan
(immobilisasi), apa lagi sampai klien tersebut selalu bedrest dalam waktu lama, hal
ini bisa menyebabkan : 1) Klien mengalami atropi otot, dimana keadaan otot
menjadi mengecil karena tidak tepakai dan pada akhirnya serabut otot diinfiltrasi
dan diganti jaringan fibrosa dan lemak. Maka sebelum perawat membantu klien
memenuhi kebutuhan aktifitas seperti ganti posisi atau berjalan, perawat harus
mengkaji kekuatan otot. Langkah ini diambil untuk menurunkan resiko cedera
Sorkolema ( membran serabut
otot)
Beribu-ribu myofibril
Filamin aktin Filamin miosin
Saling berikatan
Cross bridges
Kontraksi otot
12. 5
Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan Prodi Keperawatan
tubuh, 2) Nekrosis (jaringan mati), terjadi trauma atau iskemia di mana proses
regenerasi otot sangat minim, 3) Kontraktur sehingga body mechanic terganggu.
Dari berbagai faktor sebagaimana diuraikan diatas, ada beberapa faktor lain
yang dapat mempengaruhi mekanika tubuh atau pergerakan yang harus
saudara ketahui antara lain :
Tingkat perkembangan tubuh: Usia seseorang mempengaruhi system
muskuloskeletal dan persarafan, Untuk itu, dalam melakukan tindakan
keperawatan untuk membantu memenuhi kebutuhan aktifitas, perawat harus
memperhatikan aspek tumbuh kembang klien sesuai kebutuhan.
1. Kesehatan fisik : Seseorang dengan penyakit ( gangguan musculoskeletal,
gangguan kardiovaskuler, gangguan sistem respirasi), cacat tubuh dan
imobilisasi akan dapat menggangu pergerakan tubuh.
2. Keadaan nutrisi : Seseorang dengan nutrisi kurang , hal ini menyebabkan
kelemahan dan kelelahan otot yang berdampak pada penurunan aktifitas
dan pergerakan. Sebaliknya, hal yang sama terjadi pada kondisi nutrisi
lebih ( obesitas)
3. Status mental : Seseorang mengalami gangguan mental cenderung
tidak antusias dalam mengikuti aktifitas , bahkan kehilangan energi untuk
memenuhi kebutuhan personal hygiene
4. Gaya hidup : Seseorang dalam melalukan pola aktifitas sehari-hari dengan
baik tidak akan mengalami hambatan dalam pergerakan, demikian juga
sebaliknya.
Immobilisasi adalah ketidakmampuan klien bergerak bebas yang disebabkan
konsisi tertentu atau dibatasi secara terapeutik (Potter dan Perry 2006).
Dampak immobilisasi pada klien adalah, 1) pada fisik seperti kerusakan
integritas kulit, system kardiovaskuler, system eliminasi, musculoskeletal
dan system pencernaan, 2) psikologis seperti depresi dan istirahat tidur, 3)
tumbuh kembang
Untuk mencengah dampak buruk dari immobilisasi, maka perlu dilakukan
latihan rentang gerak (range of mation-ROM )secara aktif maupun pasif dan
ambulasi ( kegiatan berjalan (Kozier dkk. 1995)
13. 6
Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan Prodi Keperawatan
Jika saudara sudah mengetahui proses mekanik tubuh dan faktor-faktor yang
mempengaruhinya, serta dampak yang terjadi, maka saudara pasti tidak kesulitan
untuk melakukan asuhan keperawatan pada klien dengan gangguan aktifitas
dengan tahap-tahap sebagai berikut : 1) pengkajian, 2) merumuskan diagnosa, 3)
menyusun rencana , 4) melakukan tindakan untuk memenuhi kebutuhan aktifitas
( akan dipelajari pada modul 4 ), menyusun kreteria evaluasi
PROSES KEPERAWATAN
I. Pengkajian
Saudara dalam melakukan pengkajian harus menggerakan semua indra dan
tenaga untuk melakukan pengkajian secara cermat baik melalui wawancara,
observasi, pemeriksaan fisik untuk menggali data yang akurat yang meliputi :
1. Saudara harus menanyakan tingkat aktifitas klien, hal ini untuk
mengidentifikasi mobilisasi dan resiko cedera yang meliputi pola aktifitas,
jenis, frekuensi, dan lamanya.
Selain itu perawat juga perlu mengkaji kecepatan aktifitas.
2. Tanyakan tingkat kelelahan meliputi aktifitas yang membuat lelah dan
gangguan pergerakan meliputi penyebab , gejala dan efek dari gangguan
pergerakan
3. Saudara mengkaji tingkat aktifitas klien meliputi, 1) tingkat 0 : klien
mampu merawat diri sendiri secara penuh, 2) tingkat 1 : Klien memerlukan
penggunaan alat, 3) tingkat 2 : klien perlu bantuan atau pengawasan orang
lain, 4) tingkat 3: memerlukan bantuan, pengawasan orang lain dan peralatan,
5) tingkat 4 : Sangat tergantung dan tidak dapat melakukan atau berpartisipasi
dalam perawatan
4. Pemeriksaan fisik , pemeriksaan ini bertujuan untuk mendapatkan data adanya
indikasi rintangan dan keterbatasan sehingga klien perlu bantuan perawat
meliputi 1) tingkat kesadaran dan postur/bentuk tubuh, 2) skoliosis, kiposis,
lordosis dan cara berjalan, 3) Ekstremitas: kelemahan, gangguan sensorik,
tonus otot, atropi, tremor, gerakan tak terkendali, kekuatan otot, kemampuan
jalan, kemampuan duduk, kemampuan berdiri, 4) pergerakan, kemerahan,
deformitas, nyeri sendi dan kripitasi, suhu sekitar sendi .
14. 7
Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan Prodi Keperawatan
2. Diagnosa Keperawatan
Menurut NANDA (2003), diagnosa keperawatan yang terkait dengan aktifitas,
yang perlu peserta didik ketahui antara lain : Intoleransi aktifitas, resiko
intoleransi aktifitas, hambatan mobilisasi fisik, sedang diagnosa keperawatan lain
yang terkait dengan aktifitas adalah, intoleransi aktifitas, kelelahan, dll.
1) Intoleran aktifitas
Definisi: Kondisi di mana seseorang mengalami penurunan energi fisiologis
dan psikologis untuk melakukan aktifitas sehari-hari ( intoleransi aktifitas ),
kemungkinan berhubungan (etiologi/penyebab) antara lain : kelemahan ,
bedrest lama/ imobilisasi, motivasi yang kurang, pembatasan pergerakan, nyeri,
kemungkinan data yang ditemukan pada klien: Verbal / adanya kelemahan,
sesak nafas/pucat, kesulitan dalam pergerakan, abnormal nadi, tekanan darah
terhadap respons aktifitas
Kondisi klinis klien kemungkinan terjadi : anemia, gagal ginjal kronis, ganguan
jantung, kardiak aritmia, COPD, gangguan metabolism, gangguan musculoskeletal
Tujuan yang diharapkan setelah dilakukan tindakan : 1) kelemahan
klien berkurang, 2) klien berpartisipasi dalam perawatan diri, 3) klien
mempertahankan kemampuan aktifitas seoptimal mungkin
15. 8
Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan Prodi Keperawatan
Intervensi
INTERVENSI RASIONAL
1. Monitor keterbatasan aktifitas,
kelemahan saat aktifitas
2. Catat tanda vital sebelum dan
sesudah aktifitas
3. Kolaborasi dengan dokter dan
fisioterapi dalam latihan aktifitas
4. Lakukan istirahat yang adekuat
setelah latihan dan aktifitas
5. Berikan diet yang adekuat
dengan kolaborasi ahli diet
6. Berikan pendidikan kesehatan
tentang:
• Perubahan gaya hidup untuk
menyimpan energi
• Penggunaan alat bantu
pergerakan
1. Merencanakan intervensi dengan
tepat
2. Mengkaji sejauh mana perbedaan
peningkatan selama aktifitas
3. Meningkatkan kerjasama tim dan
perawatan holistic
4. Membantu mengembalikan
energy
5. Metabolisme membutuhkan
energi
6. Meningkatkan pengetahuan
dalam perawatan diri
2) Keletihan
Definisi: Kondisi di mana seseorang mengalami perasaan letih yang berlebihan
secara terus-menerus dan penurunan kapasitas kerja fisik dan mental yang tidak
dapat hilang dengan istirahat ( keletihan ) .
Kemungkinan berhubungan (etiologi / penyebab) antara lain : menurunnya
produksi metabolisme, pembatasan diet, anemia, ketidakseimbangan glukosa
dan elektrolit. Kemungkinan data yang ditemukan pada klien: Kekurangan
energi, ketidakmampuan melakukan aktifitas, menurunnya penampilan, Lethargy.
Kondisi klinis kemungkinan terjadi : anemia, kanker, depresi, diabetes mellitus.
Tujuan yang diharapkan: 1) Pasien mengatakan keletihan berkurang, 2)
Meningkatnya tingkat energi, 3) Pasien dapat melakukan aktifitas sesuai
16. 9
Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan Prodi Keperawatan
kemampuannya secara bertahap
Intervensi
INTERVENSI RASIONAL
1. Monitor keterbatasan aktifitas,
kelemahan saat aktifitas
2. Bantu pasien dalam melakukan
aktifitas sendiri
3. Catat tanda vital sebelum dan
sesudah aktifitas
4. Kolaborasi dengan dokter
dan fisioterapi dalam latihan
aktifitas
5. Lakukan istirahat yang adekuat
setelah latihan dan aktifitas
6. Berikan diet yang adekuat
dengan kolaborasi ahli diet
7. Berikan pendidikan kesehatan
tentang:
• Perubahan gaya hidup untuk
menyimpan energi
• Penggunaan alat bantu
pergerakan
1. Merencanakan intervensi dengan
tepat
2. Pasien dapat memilih dan
merencanakannya sendiri
3. Mengkaji sejauh mana perbedaan
peningkatan selama aktifitas
4. Meningkatkan kerjasama tim dan
perawatan holistic
5. Membantu mengembalikan energi
6. Metabolisme membutuhkan
energi
7. Meningkatkan pengetahuan
dalam perawatan diri
17. Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan Prodi Keperawatan
10 10
Selamat, saudara telah mempelajari modul tentang asuhan keperawatan
pada klien dengan gangguan pemenuhan kebutuhan aktifitas. Dengan demikian
saudara sebagai perawat diharapkan telah menguasai kompetensi untuk
membantu klien dalam memenuhi kebutuhan aktifitasnya. Hal-hal yang penting
yang sudah saudara pelajari dalam modul ini adalah sebagai berikut .
Dalam menggunakan mekanika tubuh yang tepat perawat perlu mengerti
pengetahuan tentang pergerakan, termasuk bagaimana mengkordinasikan
gerakan tubuh klien yang meliputi fungsi integrasi dari system skeletal, otot
skelet, dan system saraf. Mekanika tubuh merupakan cara menggunakan tubuh
secara efisien yaitu tidak banyak mengeluarkan tenaga, terkoordinasi serta aman
dalam menggerakkan dan mempertahankan keseimbangan selama aktivitas
klien, sehingga mencengah klien jatuh, tekanan fisik dan cedera. Sedangkan hal-
hal yang menpengaruhi klien melakukan aktifitasnya adalah keadaan penyakit,
tingkat perkembangan, kesehatan fisik, keadaan nutrisi, status mental, dan gaya
hidup,
Dengan demikian saudara sebagai perawat, harus mampu dalam
memberikan asuhan keperawatan pada klien yang mengalami gangguan
pemenuhan kebutuhan aktifitas dengan benar, sehingg tidak berdampak pada
system fisik yang lain, psikologis dan tumbuh-kembang dengan langkah-langkah
sebagai berikut, 1) melakukan pengkajian, 2) merumuskan diagnosa, 3) melakukan
perencanaan, 4) melakukan tindakan ( di pelajari pada modul 4), 5) evaluasi.
Rangkuman
18. Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan Prodi Keperawatan
11
Tes Formatif
1. Latihan Soal
Petunjuk :
1. Peserta didik dalam melakukan latihan soal ini minimal 2 kali, pertama
sebelum memulai proses pembelajaran pada modul 3 ini, kedua setelah
pembelajaran pada modul ini
2. Peserta didik dalam menyawab latihan soal ini jujurlah pada diri anda, tidak
langsung melihat kunci jawabannya .
3. Pilihlah jawaban yang paling benar yaitu A, B, C dan D
Kasus 1:
Seseorang klien laki-laki, berumur 35 tahun, dirawat di ruang perawatan interne
karena menderita sirosis. Kondisi klien yang bedrest terus- menerus, sehingga
klien mengalami kesulitan dalam pergerakan apalagi aktifitas.
1. Kemampuan kontraksi otot dikenal dengan istilah ...
A. Kontraktur C. Orthopedik
B. Body mekanik D. Atropi otot
2. Faktor yang mempengaruhi kurangnya pengerakan pada klien adalah ...
A. Osteoporosis C. Atropi otot
B. Body mekanik D Sirosis
3. Akibat klien yang betrest dalam waktu lama bisa menyebabkan ...
A. Osteoporosis C. Nekrosis
B. Hipertropi otot D Atropi otot
19. 12
Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan Prodi Keperawatan
4. Data yang mungkin ditemukan pada klien dengan masalah intoleransi aktifitas
adalah ...
A. Menderita serosis C. Kesulitan dalam pergerakan
B. Bedrest yang lama D. Hipertropi otot
5. Kemungkinan penyebab pada klien dengan intoleransi aktifitas adalah ...
A. Immobilisasi C. Usia
C. Pekerjaan D. Hipertropi otot
6. Intervensi keperawatan pada klien dengan intoransi aktifitas adalah ...
A. Berikan aktifitas sesuai kebiasaan sebelum sakit
B. Catat intake-output
C. Bantu klien melakukan aktifitas secara bertahap
D. Bantu klien melakukan aktifitas sesuai keinginannya
7. Tujuan perawat melakukan istirahat yang adekuat setelah melakukan aktifitas
pada klien dengan intoleransi aktifitas adalah ....
A. Membantu mengembalikan energi klien
B. Memberikan semangat pada klien
C. Meningkatkan kerja sama
D. Mempertahankan tonus otot
8. Kreteria hasil pada yang diharapkan setelah perawat membantu klien dengan
intolerasi aktifitas adalah. ...
A. Klien menunjukan peningkat kelemahan
20. 13
Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan Prodi Keperawatan
B. Klien menunjukan menunjukan peningkatan immobilisasi
C. Klien menunjukan penurunan aktifitas
D. Klien menunjukan peningkatan aktifitas
9. Immobilisasi dikenal dengan istilah ...
A. Peningkatan kemampuan melakukan pergerakan secara mandiri
B. Ketidak mampuan melakukan pergerakan secara mandiri
C. Ketidak mampuan mengembalikan pergerakan secara mandiri
D. Peningkatan energi untuk melakukan pergerakan secara mandiri
10.Tujuan perawat melakukan lahihan aktif maupun pasif pada klien dengan
immobilisasi adalah ...
A. Membantu mengembalikan energi
B. Membantu meningkatkan metabolesme
C. Meningkatkan siskulasi dalam tubuh
D. Meningkat
21. Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan Prodi Keperawatan
14
Kasus 1
Seseorang klien laki-laki, berumur 30 tahun, dirawat di ruang perawatan bedah
karena menderita fraktur femur karena kecelakaan sepeda motor 1 bulan
yang lalu. Klien tersebut dilakukan tindakan dengan memberikan traksi untuk
perbaikan frakturnya. Traksi tersebut terpasang secara terus menerus sehingga
klien mengalami gangguan pergerakan apalagi aktifitas..
Petunjuk :
1. Pelajarilah kasus dibawah ini dengan cermat.
2. Susunlah dasar teori yang mendasari kasus tersebut
3. Susunlah asuhan keperawatan yang sesuai kasus tersebut dengan langkah-
langkah sebagai berikut, 1) Lengkapi data pengkajian yang dibutuhkan,
2) tentukan diagnosa keperawatan sesuai prioritas, 3) Susun rencana
keperawatan dan rasionalnya, 4) Susun kreteria evaluasi
4. Kerjakan tugas ini setelah proses pembelajaran pada modul 2 ini selesai,
kemudian peserta didik melakukan konsultasi 1 kali kepada dosen atau
fasilitator
5. Dosen atau fasilitator untuk memberikan umpan balik kepada peserta
didik
Penilaian :
Aspek Bobot
1. Dasar teori terjadinya masalah 15 %
2. Pengajian secara relewan dan akurat 20 %
3. Merumuskan diagnosa (prioritas sesuai dan unsur diagnosa) 20 %
4. Perencanaan tindakan ( tujuan, rencana dan rasional) 30 %
Tugas Mandiri
22. Tujuan Pembelajaran Umum
Tujuan Pembelajaran Khusus
Kegiatan Belajar
15
II
Setelahmempelajarimodulinisaudaradiharapkan
mampu melaksanakan asuhan keperawatan
pasien dengan gangguan pemenuhan personal
hygiene
TUJUANPembelajaran Umum
TUJUANPembelajaran Khusus
Setelah mempelajari secara teliti
modul ini saudara diharapkan
dapat:
1. Menjelaskan konsep dasar
personal hygiene.
2. Menjelaskan faktor- faktor
yang mempengaruhi
personal hygiene
3. Menjelaskan macam-macam
dan prinsip personal hygiene
4. Mengidentifikasi pengkajian
pada pasien dengan
gangguan pemenuhan
kebutuhan personal hygiene.
5. Menuliskan diagnosa
keperawatan yang muncul
pada pasien dengan
gangguan pemenuhan
kebutuhan personal hygiene.
6. Menyusun intervensi
keperawatan pada pasien
dengan gangguan
pemenuhan kebutuhan
personal hygiene.
7. Melaksanakan prosedur
pemenuhan kebutuhan
personal hygiene (modul 6)
8. Menyusun kreteria evaluasi
Asuhan Keperawatan Pasien dengan Gangguan
Pemenuhan Personal Hygiene
23. Tujuan Pembelajaran Umum
Tujuan Pembelajaran Khusus
Kegiatan Belajar
16
II
1. Konsep dasar personal
hygine.
2. Faktor-faktor yang
mempengaruhi personal
hygiene
3. Macam-macam dan prinsip
personal hygiene
4. Pengkajian pada pasien
dengan gangguan
pemenuhan kebutuhan
personal hygiene.
5. Diagnosa pada pasien
terjadi pada pasien dengan
gangguan pemenuhan
kebutuhan personal hygiene.
6. Perencanaan keperawatan
pada pasien dengan
gangguan pemenuhan
kebutuhan personal hygiene.
7. Tindakan berhubungan
dengan pemenuhan
kebutuhan personal hygiene
8. Evaluasi
Asuhan Keperawatan Pasien dengan Gangguan
Pemenuhan Personal Hygiene
POKOKMateri
24. Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan Prodi Keperawatan
17
Pendahuluan
Seseorang dalam kehidupan sehari- hari kebersihan merupakan hal yang
sangat penting dan harus terpenuhi karena kebersihan akan mempengaruhi
kesehatan dan psikologis. Aktifitas pemenuhan kebersihan sangat dipengaruhi
budaya, social-ekonomi, status kesehatan, pengetahuan dll.
Jika seseorang sakit, biasanya masalah kebersihan kurang mendapatkan
perhatian. Hal ini bisa terjadi karena kita menganggap masalah kebersihan adalah
masalah yang tidak penting, padahal masalah kebersihan apabila dibiarkan dapat
mempengaruhi kesehatan secara umum.
Peran perawat sangat penting untuk mencengah terjadinya masalah yang
terjadi pada klien dengan kebersihan yang tidak terpenuhi seperti kerusakan
integritas kulit atau mukosa dll. Klien tersebut dapat menimbulkan berbagai
gangguan fisik dan psikologis. Sedangkan gangguan fisik dan psikologis
mengurangi keindahan penampilan dan reaksi emosional Dengan demikian
peran perawat sangat dibutuhkan dalam melakukan asuhan keperawatan untuk
memenuhi kebutuhan personal hygiene terutama pada klien yang tidak mampu
untuk memenuhi dan meningkatkan pengetahuannya.
Sehingga peserta didik harus mengetahui, 1) konsep dasar personal
hygiene , 2) faktor-faktor yang mempengaruh personal hygiene, 3) prinsip-
prinsip personal hygine, 4) asuhan keperawatan pada klien gangguan kerusakan
membrane mukosa mulut, integritas kulit, rabut, mata, kuku dan kelamin.
Personal Hygiene
Pengertian : Personal hygiene berasal dari bahasa Yunani yang berarti personal
yang artinya perorangan dan higene berarti sehat, jadi personal hygiene adalah
suatu tindakan untukmemelihara kebersihan dan kesehatan seseorang untuk
kesejahteraan fisik dan psikis.
Personal hygiene atau kebersihan diri adalah upaya seseorang dalam
memelihara kebersihan dan kesehatan untuk memperoleh kesejahteraan fisik dan
psikologis
Uraian Materi
25. 18
Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan Prodi Keperawatan
Faktor-faktor yang pempengaruhi personal hygiene klien meliputi :
1. Status kesehatan
Seseorang dalam kondisi sakit atau cedera, sehingga memerlukan bedrest,
apalagi dalam waktu lama, hal ini akan mempengaruhi kemampuan seseorang
memenuhi kebutuhan personal hygiene dan tingkat kesehatan klien. Di
sinilah peran perawatan untuk memenuhi kebutuhan personal hygiene dan
mencengah gangguan seperti kerusakan membrane mukosa, kulit dll.
2. Budaya :
Sejumlah mitos berkembang dimasyarakat menjelaskan bahwa seseorang
yang dalam keadaan sakit tidak dimandikan , hal ini dikarenakan nanti
penyakitnya tambah parah.
3. Status sosial-ekonami
Seseorang dalam kegiatan pemenuhan personal hygiene yang baik
memerlukan sarana dan prasarana, seperti kamar mandi, air cukup dan
bersih, peralatan ( misalnya sabun, sampo, dll) (Nancy Roper, 2002). Hal ini
membutuhkan biaya dan akan berpengaruh seseorang dalam memenuhi dan
mempertahankan personal hygiene dengan baik
4. Tingkat pengetahuan dan perkembangan
Kedewasaan seseorang berpengaruh pada kualitas hidup, salah satunya
pengetahuan yang lebih baik. Pengetahuan itu penting untuk meningkatkan
status kesehatan seseorang. Sebagai contoh, agar seseorang terhindar dari
penyakit kulit, maka seseorang tersebut harus selalu menjaga kulit agar tetap
bersih dengan mandi secara teratur dan mengunakan sabun dan air bersih.
5. Cacat jasmani atau mental
Tujuan seseorang dalam melakukan perawatan personal hygiene meliputi:
1) meningkatkan derajat kesehatan, 2) rasa nyaman dan menciptakan
keindahan, 3) mencengah penyakit pada diri sendiri maupun pada orang
lain, 4) meningkatkan percaya diri
26. 19
Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan Prodi Keperawatan
Seseorang dalam kondisi cacat jasmani atau mental akan menghambat
kemampuan individu untuk melakukan perawatan pemenuhan kebutuhan diri
sendiri.
Agar lebih jelas bagi peserta didik, berikut ini penjelasan tentang macam-
macam dan prinsip personal hygiene sebagai berikut :
1. Perawatan kulit.
Seseorang harus menjaga kebersihan kulit karena sangatlah penting, kulit
sebagai pintu masuk utama kuman pathogen ke dalam tubuh. Sedangkan
cara merawat kulit dengan melakukan mandi minimal 2 kali sehari setelah
melakukan aktifitas, keadaan kulit kotor, menjalani operasi dan sebaiknya
mengunakan sabun yang tidak iritatif atau sesuai kebiasaan.
2. Perawatan Kuku
Kuku merupakan pelengkap kulit, tetapi bila tidak mendapatkan perawatan
yang baik maka kuku bisa sebagai sarang penyakit. Sedangkan cara
merawat kuku dengan menjaga kebersihan kotoran dibalik kuku dan
memotongnya sesuai kebutuhan.
3. Perawatan rambut.
Rambut merupakan struktur kulit, rambut sehat terlihat mengkilat, tidak
berminyak dan tidak kering atau tidak mudah patah, kondisi panas dan
malnutrisi akan mengganggu pertumbuhan rambut. Bila rambut kontor dan
tidak dibersihkan bisa menyebabkan ketombe dan sarang kutu. Sedangkan
cara merawat rambut antara lain, cuci rambut 1-2 kali seminggu( sesuai
keadaan klien ), dengan memakai sampo yang cocok, gunakan sisir besar
untuk rambut keriting dan tidak bergigi tajam.
4. Perawatan gigi dan mulut
Mulut merupakan rongga, merupakan sistem pencernaan dan bagian
tambahan system pernafasan sehingga tidak bersih dan penuh dengan
bakteri, maka harus dibersihkan. Sedangkan cara membersihkannya
dengan menyikat gigi sesudah makan dan sebelum tidur, atau sesuai
kebutuhan, dengan mengunakan sikat yang halus dan bulu banyak.
5. Perawatan mata.
27. 20
Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan Prodi Keperawatan
Kotoran mata dapat menempel pada sudut mata dan bulu mata, sehingga
perlu menjaga kebersihan untuk mempertahankan kesehatan mata dan
mencengah infeksi.
6. Perawatan hidung
Hidung terdiri dari mukosa hidung, maka harus dijaga agar tidak terjadi
iritasi.
7. Perawatan telinga :
Teliga harus dibersihkan bila ada kotoran yang menyumbat telinga, dengan
mengeluarkan secara pelan.
8. Perawatan genetalia
Perawatan genetalia untuk mencengah dan mengontrol infeksi, mencengah
kerusakan kulit dan meningkatkan kenyamanan, serta mepertahankan
kebersihan diri ( Poter & Perry, 2000). Perawatan dilakukan minimal dua kali
sehari, lebih sering klien dengan infeksi genetalia atau wanita menstruasi.
Ada beberapa faktor-faktor yang mempengaruhi personal hygiene,
yaitu status kesehatan, budaya, social-ekonomi, pengetahuan /
perkembangan dan cacat atau gangguan mental.
Sehingga seseorang tidak mempu untuk pemenuhan keperawatan
kebersihan dirinya yang meliputi kulit, mata, hidung, genetalian, dll .
Bila pemenuhan kebersihan diri klien tidak terpenuhi akan
menimbulkan masalah seperti, 1) gangguan fisik yaitu mucosa
mulut, integritas kulit dll, 2) dan psikologis
Peran perawat untuk memenuhi kebutuhan perawatan klien seperti,
perawatan mandi, cuci rambut, gosok gigi, genetalia, mata, hidung,
telinga
28. 21
Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan Prodi Keperawatan
Jika saudara sudah mengetahui konsep personal hygiene dan faktor-faktor
yang mempengaruhinya, serta macam dan prinsip perawatan personal hygiene,
maka saudara pasti tidak kesulitan untuk melakukan asuhan keperawatan pada
klien dengan gangguan pemenuhan personal hygiene dengan tahap-tahap
sebagai berikut : 1) pengkajian, 2) merumuskan diagnosa, 3) menyusun rencana
, 4) mencengah dan memperbaiki struktur tubuh ( dipelajari pada modul 4 ),
menyusun kreteria evaluasi
PROSES KEPERAWATAN
I. Pengkajian
Saudara dalam melakukan pengkajian harus menggerakan semua indra dan
tenaga untuk melakukan pengkajian secara cermat baik melalui wawancara,
observasi, pemeriksaan fisik untuk menggali data yang akurat meliputi :
Riwayat keperawatan
Tanyakan tentang pola kebersihan individu sehari-hari, sarana dan prasarana
yang dimiliki, serta faktor-faktor yang mempengaruhi hygiene personal individu
baik faktor pendukung maupun faktor pencetus.
Pemeriksaan fisik
Pada pemeriksaan fisik, kaji hygiene personal individu, mulai dari ekstremitas atas
sampai bawah.
1. Rambut. Amati kondisi rambut (warna, tekstur, kuantitas), apakah tampak
kusam? Apakah ditemukan kerontokan?
2. Kepala. Amati dengan seksama kebersihan kulit kepala. Perhatikan adanya
ketombe, kebotakan, atau tanda-tanda kemerahan.
3. Mata. Amati adanya tanda-tanda ikterus, konjungtiva pucat, secret pada
kelopak mata, kemerahan atau gatal-gatal pada mata.
4. Hidung. Amati kondisi kebersihan hidung, kaji adanya sinusitis, pendarahan
29. 22
Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan Prodi Keperawatan
hidung, tanda-tanda pilek yang tidak kunjung sembuh, tanda-tanda alergi
atau perubahan pada daya penciuman.
5. Mulut. Amati kondisi mukosa mulut dan kaji kelembabannya. Perhatikan
adanya lesi, tanda-tanda radang gusi/sariawan, kekeringan, atau pecah-
pecah.
6. Gigi. Amati kondisi dan kebersihan gigi. Perhatikan adanya tanda-tanda
karang gigi, karies, gigi pecah-pecah, tidak lengkap, atau gigi palsu.
7. Telinga. Amati kondisi dan kebersihan telinga. Perhatikan adanya serumen
atau kotoran pada telinga, lesi, infeksi, atau perubahan daya pendengaran.
8. Kulit. Amati kondisi kulit (tekstur, turgor, kelembaban) dan kebersihannya.
Perhatikan adanya perubahan warna kulit, stria, kulit keriput, lesi, atau
pruritus.
9. Kuku tangan dan kaki. Amati bentuk dan kebersihan kuku. Perhatikan
adanya kelainan atau luka.
10. Genetalia. Amati kondisi dan kebersihan genetalia berikut area perineum.
Perhatikan pola pertumbuhan rambut pubis. Pada laki-laki, perhatikan
kondisi skrotum dan testisnya.
11. Higiene personal secara umum. Amati kondisi dan kebersihan kulit
secara umum. Perhatikan adanya kelainan pada kulit dan bentuk tubuh.
Penetapan diagnosis
Menurut NANDA (2003), diagnosis keperawatan umum untuk klien dengan
masalah perawatan higiene adalah pada Defisit Perawatan Diri. Lebih lanjut,
diagnosis tersebut terbagi menjadi empat (Kozier, 2004), yaitu: 1) Defisit perawatan
diri: makan, 2) Defisit perawatan diri: mandi/hygiene, 3) Defisit perawatan diri:
berpakaian/berhias, 4) Defisit perawatan diri: eliminasi. Sedang masalah secara
umum pada klien dengan gangguan pemenuhan kebutuhan kebersihan diri
adalah sebagai berikut :
30. 23
Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan Prodi Keperawatan
1. Gangguan integritas kulit
Definisi: keadaan di mana kulit seorang tidak utuh, kemungkinan
berhubungan dengan: bagian tubuh yang lama tertekan, imobilisasi, terpapar zat
kimia, kemungkinan data yang ditemukan: kerusakan jaringan kulit, gangren,
dekubitus, kelemahan fisik.
Kondisi klinis kemungkinan terjadi : stroke, fraktur femur, koma, trauma medulla
spinalis.
Tujuan yang diharapkan: 1) Pola kebersihan diri pasien normal, 2) Keadaan
kulit, rambut kepala bersih, 3) Klien dapat mandiri dalam kebersihan diri sendiri
Intervensi
INTERVENSI RASIONAL
1. Kaji kembali pola kebutuhan personal
hygiene pasien
2. Kaji keadaan luka pasien
3. Jaga kulit agar tetap utuh dan
kebersihan kulit pasien dengan cara
membantu mandi pasien
4. Jaga kebersihan tempat tidur, selimut
bersih dan kencang
5. Lakukan perawatan luka dengan teknik
steril sesuai program
6. Observasi tanda-tanda infeksi
7. Lakukan pijat pada kulit dan lakukan
perubahan posisi setiap 2 jam
1. Data dasar dalam melakukan
intervensi
2. Menentukan intervensi lebih
lanjut
3. Menghindari risiko infeksi kulit
4. Mengurangi tekanan dan
menghindari luka dekubitus
5. Penyembuhan luka
6. Mencegah infeksi secara dini
7.Mencegah dekubitus
2. Gangguan membrane mukosa mulut
Definisi: kondisi dimana mukosa mulut pasien mengalami luka,
kemungkinan berhubungan dengan: trauma oral, pembatasan intake cairan,
pemberian kemoterapi dan radiasi pada kepala dan leher, kemungkinan data
yang ditemukan: iritasi/luka pada mukosa mulut, peradangan/infeksi, kesulitan
31. 24
Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan Prodi Keperawatan
dalam makan dan menelan, keadaan mulut yang kotor.
Kondisi klinis kemungkinan terjadi : stroke, stomatitis, koma
Tujuan yang diharapkan: 1) Keadaan mukosa mulut, lidah dalam keadaan
utuh, warna merah muda, 2) Inflamasi tidak terjadi, 3) Klien mengatakan rasa
nyaman, 4) Keadaan mulut bersih.
INTERVENSI RASIONAL
1. Kaji kembali pola kebersihan
mulut
2. Lakukan kebersihan mulut
sesudah makan dan sebelum
tidur
3. Gunakan sikat gigi yang lembut
4. Gunakan larutan garam/baking
soda dan kemudian bilas dengan
air bersih
5. Lakukan pendidikan kesehatan
tentang kebersihan mulut
6. Laksanakan program terapi medis
1. Data dasar dalam melakukan
intervensi
2. Membersihkan kotoran dan
mencegah karang gigi
3. Mencegah pendarahan
4. Larutan garam/soda membantu
melembabkan mukosa,
meningkatkan granulasi, dan
menekan bakteri.
5. Mencegah gangguan mukosa
6. Membantu menyembuhkan luka/
infeksi
3. Defisit perawatan diri/kebersihan diri
Definisi: kondisi dimana seseorang tidak mampu melakukan perawatan
kebersihan untuk dirinya, kemungkinan berhubungan dengan: kelelahan fisik,
penurunan kesadaran, kemungkinan data yang ditemukan: badan kotor dan
berbau, rambut kotor, kuku panjang dan kotor, bau mulut dan kotor.
Kondisi klinis kemungkinan terjadi : stroke, fraktur, koma.
Tujuan yang diharapkan: 1) Kebersihan diri sesuai pola, 2) Keadaan badan,
mulut, rambut, dan kuku bersih, 3) Pasien merasa nyaman.
32. 25
Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan Prodi Keperawatan
Intervensi
INTERVENSI RASIONAL
1. Kaji kembali pola kebersihan diri
2. Bantu klien dalam membersihkan
badan, mulut, rambut, dan kuku
3. Lakukan pendidikan kesehatan:
• Pentingnya kebersihan diri
• Pola kebersihan diri
• Cara kebersihan
1. Data dasar dalam melakukan
intervensi
2. Mempertahankan rasa nyaman
3. Meningkatkan pengetahuan
dan membuat klien lebih
kooperatif
33. Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan Prodi Keperawatan
26
Personal Hygiene adalah suatu tindakan untukmemelihara kebersihan dan
kesehatan seseorang untuk kesejahteraan fisik dan psikis. Personal hygiene
meliputi kebersihan tubuh seseorang secara menyeluruh yaitu personal hygiene
rambut, mulut, kulit, mata, hidung, telinga, dan genitalia. Personal hygiene,
sangat berpengaruh terhadap kesehatan seseorang. Jika sesesorang sakit,
biasanya masalah kebersihan kurang diperhatikan. Akibatnya yang dapat timbul
jika personal hygiene tidak teratasi diantaranya adalah gangguan membrane
mukosa mulut, gatal‑gatal, dan infeksi di beberapa bagian tubuh, serta gangguan
integritas kulit dan gangguan fisik pada kuku. Selain dapat menimbulkan
dampak fisik yang sudah disebut di atas, gangguan personal hygiene dapat pula
menimbulkan dampak psikososial. Diantaranya adalah gangguan kebutuhan rasa
nyaman kebutuhan harga diri.
Peran perawat dalam mengatasi kurangnya pemenuhan kebutuhan personal
hygiene pada klien diantaranya adalah mempertahankan kebersihan klien dalam
hal membersihkan bagian‑bagian tubuhnya mencegah komplikasi atau timbulnya
masalah lain akibat gangguan personal hygiene klien, memberi dukungan.
Rangkuman
34. Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan Prodi Keperawatan
27
1. Latihan Soal
Petunjuk :
1. Peserta didik dalam melakukan latihan soal ini minimal 2 kali, pertama
sebelum memulai proses pembelajaran pada modul 3 ini, kedua setelah
pembelajaran pada modul ini
2. Peserta didik dalam menyawab latihan soal ini jujurlah pada diri anda, tidak
langsung melihat kunci jawabannya .
3. Pilihlah jawaban yang paling benar yaitu A, B, C dan D
Kasus 2 :
Seorang perempuan, berumur 50 tahun dirawat di ruang perawatan penyakit
dalam sudah 1 bulan , karena menderita perdarahan otak ( stroke) . Perempuan
tersebut tidak sadar diri ( coma). Karena kondisinya segala aktifitas laki-laki
tersebut seperti perawatan mandi dibantu perawat
1. Tujuan utama perawat membantu perawatan mandi pada klien adalah
A. Memelihara kebersihan klien C. Meningkatkan percaya diri klien
B. Memberikan rasa aman D. Meningkatkan psikologis klien
2. Penyebab perempuan tersebut tidak mampu melakukan personal hygiene
adalah
A. Sosial-ekonomi klien C. Budaya klien
B. Status kesehatan klien D. Pengetahuan klien
Tes Formatif
35. 28
Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan Prodi Keperawatan
3. Pengkajian kulit yang harus diperhatikan saat perawat membantu klien mandi
adalah.
A. Botak, ketombe, berkutu C. Keadaan mukosa. getah, ikterik
B. Tekstur, turgor, kelembapan D. Bentuk, ikterik, mukosa
4. Masalah yang kemungkinan terjadi bila pemenuhan kebutuhan mandi klien
tidak dilakukan secara baik oleh perawat adalah.
A. Gangguan rasa aman C. Gangguan membran mukosa mulut
B. Kurangnya perawatan diri D. Gangguan integritas kulit
5. Kondisi klinis klien stroke terjadinya gangguan integritas kulit pada klien
tersebut adalah
A. Koma C. Fraktur
B. Cancer D. Atropi
6. Tanda-tanda terjadinya gangguan integritas kulit pada klien tersebut adalah
A. Pruritus B. Atropi
B. Keadaan kotor D. Kontraktur
7. Intervensi keperawatan pada klien dengan gangguan integritas kulit adalah
A. Lakukan perawatan luka C. Lakukan perbaikan nutrisi
B. Monitor tanda-tanda vital D. Jaga intake- output
8. Melakukan perubahan posisi setiap 2 jam pada klien dengan gangguan
integritas kulit, rasionalnya adalah
A. Memberikan rasa nyaman C. Memperlamabat peredaran darah
36. 29
Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan Prodi Keperawatan
B. Menghindari hipoksia jaringan D. Mencengah terjadinya infeksi
9. Immobilisasi yang lama pada klien dapat mengakibatkan kerusakan integritas
pada kulit sepertu
A. Dekubitus B. Atropi
B. Kontraktur C. Infeksi
10. Setelah perawat melakukan perawatan luka pada klien dengan dekubitus,
kreteria hasil yang harus dievaluasi adalah
A. Keadaan luka kulit bersih B. Kebersihan diri klien normal
B. Mencengah infeksi C. Mencengah komplikasi
37. Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan Prodi Keperawatan
30
Kebutuhan aktifitas Persobal hygiene
1. B 1. A
2. C 2. B
3. D 3. B
4. C 4. D
5. A 5. A
6. C 6. A
7. A 7. A
8. D 8. B
9. B 9. A
10. C 10. A .
Kunci Jawaban
38. Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan Prodi Keperawatan
31
Alman. 2000, Fundamental & Advanced Nursing Skill ,Canada, Delmar Thompson,
Learning Publisher.
Asmadi. 2008, Teknik prosedural keperawatan,konsep dan aplikasi kebutuhan dasar
klien, Salemba Medika, Jakarta
Azis Alimun .2006, Kebutuahan dasar manusia I , Salemba Medika, Jakarta
Elkin, et al .2000., Nursing Intervention and Clinical Skills, Aecond edt.
Kozier, B. 1995, Fundamental of Nursing: Concept Process and Practice, Ethics and
Values, California, Addison Wesley
Perry,at al. 2005, Ketrampilan dan prosedur dasar,Kedokteran, EGC, Jakarta
Potter,P.1998, Fundamental of Nursing, Philadelphia, Lippincott
Tarwoto Wartonah.2006, Kebutuhan dasar manusia dan proses keperawatan edisi
3, Salemba Medika, Jakarta
Tim Poltekkes Depkes Jakarta III .2009, Panduan Praktek KDM, Salemba Medika,
Jakarta
10. Tim Politeknik Kesehatan Kemenkes Malang, 2012, Modul pembelajaran KDM,
Malang
11. Wahid,IM dan Nuruk, C. 2008, Kebutuhan dasar Manusia, teori dan aplikasi
dalam praktek, Salemba Medika, Jakarta
Daftar Pustaka
39. Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan Prodi Keperawatan
32
Tes Sumatif
Petunjuk :
1. Peserta didik dalam menjawab latihan soal ini jujurlah pada diri anda, tidak
langsung melihat kunci jawabannya .
2. Pilihlah jawaban yang paling benar yaitu A, B, C dan D
Kasus 1:
Seseorang klien perempuan, berumur 50 tahun, dirawat di ruang perawatan
bedah karena menderita cedera. Karena cedera tersebut klien bedrest terus-
menerus, sehingga klien mengalami kesulitan dalam pergerakan apalagi aktifitas.
Pemeriksaan fisik kesadaran compos metis, keadaan umum lemah. Diagnosa
medis fraktur femur dextra. Terapi : Traksi
1. Faktor yang mempengaruhi kurangnya pergerakan pada klien adalah ...
A. Keadaan umum lemah C. Patah tulang tibia (terapi Traksi)
B. Kesadaran compos metis D Keadaan umum lemah
2. Akibat fraktur femur, pasien mengalami betrest dalam waktu lama, hal ini bisa
menyebabkan ...
A. Osteoporosis C. Nekrosis
B. Hipertropi otot D Kontraktur persendian
3. Masalah yang mungkin terjadi pada klien dengan faktur femur adalah ...
A. Gangguan mobilisasi C. Gangguan kesadaran
C. Gangguan nutrisi D. Gangguan cairan
40. 33
Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan Prodi Keperawatan
4. Hal-hal yang perlu dikaji, sebelum saudara melatih range of movement pada
pasien dengan kasus diatas adalah ...
A. Tingkat kesadaran pasien menurun C. Kelumpuhan atau paralisis
B. Kekuatan otot dan sendi D. Cedera pada tangan pasien
5. Tujuan saudara melatih ROM baik aktif maupun pasif pada pasien dengan
fraktur femur adalah...
A. Menurunkan kenyamanan C. Meningkatkan komplikasi vaskuler
B. Menurunkan sirkulasi darah D. Mencengah kontraktur persendian
6. Posisi yang saudara berikan pada latihan ROM pasien dengan fraktur femur
adalah ...
A. Terlentang C. Litotomi
B. Sim D. Dorsal recumbent
7. Saudara dalam melatih ROM pada klien dengan fraktur femur dextra sebelum
dilakukan operasi tidak boleh melatih pada bagian ...
A. Pergelangan tangan dan siku dextra C. Bagian leher dan bahu
B. Pangkal paha dan paha dextra D. Pergelangan kaki dan jari kaki
8. Intervensi keperawatan pada klien dengan intoransi aktifitas adalah ...
A. Berikan aktifitas sesuai kebiasaan sebelum sakit
B. Catat intake-output
C. Bantu klien melakukan aktifitas secara bertahap
D. Bantu klien melakukan aktifitas sesuai keinginannya
41. 34
Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan Prodi Keperawatan
9. Indikasi pada pasien untuk dilakukan latihan jalan yang harus diketahui perawat
adalah ...
A. Pasien post cedera C. Kesadaran menurun
B. Mobilisasi pasien meningkat D. Nyeri
10. Perubahan respon pasien yang perlu saudara observasi dan dicatat setelah
melatih klien dengan aktifitas jalan adalah ...
A. Klien menunjukan peningkatan kelemahan
B. Klien menunjukan peningkatan immobilisasi
C. Klien menunjukan penurunan aktifitas
D. Klien menunjukan peningkatan aktifitas
Kasus 2 :
Seorang perempuan, berumur 40 tahun dirawat di ruang perawatan penyakit
dalam sudah 1 bulan , karena menderita perdarahan otak ( stroke) . Perempuan
tersebut tidak sadar diri (coma). Karena kondisinya segala pemenuhan personal
hygiene untuk pasien tersebut dibantu perawat dan bekerja sama dengan
keluarga.
1. Tujuan utama perawat membantu perawatan mandi pada klien adalah ...
A. Memenuhi personal hygiene C. Meningkatkan percaya diri klien
B. Memberikan rasa aman D. Meningkatkan psikologis klien
2. Alasan perempuan tersebut tidak mampu melakukan personal hygiene
secara mandiri adalah ...
A. Sosial-ekonomi pasien C. Status kesehatan pasien
B. Ketidaktahuan pasien D. Pengetahuan Pasien
42. 35
Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan Prodi Keperawatan
3. Pengkajian kulit yang harus diperhatikan saat perawat membantu klien mandi
dan perlu di catat adalah..
A. Botak, ketombe, berkutu C. Keadaan mukosa. getah, ikterik
B. Tekstur, turgor, kelembaban D. Bentuk, ikterik, mukosa
4. Indikasi saudara membantu pasien dalam pemenuhan kebutuhan kebersihan
mulut pada perempuan yang mengalami stroke adalah ...
A. Pasien dalam keadaan koma C. Pengetahuan pasien kurang
B. Mobilisasi pasien D. Gangguan pergerakan
5. Pada pasien dengan keadaan koma , sebaiknya setelah perawat dalam merawat
mulut sebaiknya bibir pasien di berikan borak gliserin dengan tujuan ...
A. Memberikan rasa nyaman C. Supaya kelihatan cantik
B. Mencengah bibir kering dan pecah D. Mencengah infeksi
6. Pada pasien dengan keadaan koma, sebaiknya perawat dalam memenuhi
kebersihan mulut dan gigi pasien dengan cara ...
A. Menyikat dengan bulu halus
B. Mulut dan gigi pasien tidak perlu dibersihkan
C. Menyikat dengan bulu kasar
D. Membersihkannya cukup dengan kassa lembab
7. Setelah perawat melakukan perawatan mulut dan gigi pada perempuan
stroke ( koma), hasil yang harus dievaluasi adalah ....
A. Respon pasien merasa nyaman C. Gigi dan mulut bersih
B. Pasien percaya diri D. Infeksi tidak terjadi
43. 36
Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan Prodi Keperawatan
8. Sebelum saudara memotong kuku pada perempuan stroke (koma ) dengan
kondisi kuku kotor dan tebal, sebaiknya kuku harus di rendah selama ...
A. ± 1 menit C. ± 2 menit
B. ± 3 menit D. Tidak perlu direndam dengan air hangat
9. Perawat dalam membantu membersihkan daerah genetalia pada pasien
perempuan, posisi yang baik adalah ...
A. Terlentang C. Litotomi
B. Sim D. Dorsal recumbent
!0. Perawat saat membersihkan daerah genetalia wanita, langkah pertama yang
harus dilakukan adalah ...
A. Membersihkan daerah labia mayora C. Membersihkan daerah rektum
B. Membersihkan daeran labio minora D. Membersihkan daerah uretra
44. Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan Prodi Keperawatan
37
Kasus 1 Kasus 2
1. C 1. A
2. D 2. C
3. A 3. B
4. B 4. A
5. D 5. B
6. A 6. D
7. C 7. C
8. C 8. B
9. A 9. D
10. D 10. A .
Kunci Jawaban Tes Sumatif