SlideShare une entreprise Scribd logo
1  sur  54
Télécharger pour lire hors ligne
Kebutuhan
DasarManusia
(KDM I)
Modul7
KonsepKebutuhanFisiologisIII
No. Kode: Keperawatan/4.06/I/2013
	 MATA KULIAH	 : KEBUTUHAN DASAR MANUSIA 1
	 BEBAN STUDI	 : 4 SKS (T: 2 SKS, P: 2 SKS)
MODUL 7
Konsep Kebutuhan Fisiologis III
Penulis:
Ni Wayan Dwi Rosmalawati, A. Per., Pen., M. Kes.
Ns. Kasiati, S. Kep., M. Kep.
PENDIDIKAN JARAK JAUH PENDIDIKAN TINGGI KESEHATAN
Pusdiklatnakes, Badan PPSDM Kesehatan
Kementerian Kesehatan Republik Indonesia
2013
Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan Prodi Keperawatan
i
Tentang Penulis
Ni Wayan Dwi Rosmalawati, A. Per. Pen., M. Kes.
Lahir di Gianyar, Bali, 15 Nopember 1966. Penulis menyelesaikan pendidikan
dimulai dari SPK Celaket Malang (1985), SGP/B;PKM Surabaya (1988), D III
Keperawatan Soetopo Surabaya (1992), Diploma IV Keperawatan Maternitas
Universitas Airlangga (1999), S-2 KIA-Kespro Universitas Gadjah Mada (2007). Saat
ini bekerja sebagai dosen di Poltekkes Kemenkes Malang, Jurusan Keperawatan,
Program Studi Diploma III Keperawatan Lawang. Mata kuliah yang diampu
adalah Kebutuhan Dasar Manusia, Keperawatan Maternitas, Promosi Kesehatan,
Manajemen Penanggulangan Bencana. Selain itu penulis juga aktif melakukan
penelitian di bidang keperawatan dan kebidanan.
Kasiati lahir di Biltar, 16 Agustus 1966.
Penulis adalah Dosen Jurusan Keperawatan Poltekkes
Kemenkes Malang. Pendidikan penulis diperoleh mulai
dari SPKCelaket Malang,(1987), DIII Keperawatan di
AKPER (Program Keguruan) Soetopo,Surabaya, (1995), S I
Keperawatan dan program Ners di Universitas Brawijaya
Malang (2002) dan S 2 Keperawatan Universitas Airlangga
Surabaya ( 2012). penulis juga aktif melakukan penelitian di
bidang keperawatan maternitas.
Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan Prodi Keperawatan
ii
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah melimpahkan karunia-
Nya, sehingga penyusun dapat menyelesaikan Modul 7 Mata Kuliah Kebutuhan
Dasar Manusia (KDM) 1, bagi mahasiswa dan fasilitator atau dosen pada semester
I Program Pendidikan Jarak Jauh D-3 Keperawatan .
Penyusunan modul ini diharapkan dapat menjadi acuan bagi mahasiswa
dan fasilitator atau dosen baik pada saat kuliah maupun praktikum di laboratorium
atau tatanan nyata.
Penyusun menyadari bahwa modul 7 bagi mahasiswa dan fasilitator atau
dosen program jarak jauh D-3 Keperawatan ini masih jauh dari sempurna.
Oleh karena itu, penyusun mengharapkan saran dan kritik yang membangun
dari semua pihak demi kesempurnaan, sehingga bisa memberikan manfaat bagi
mahasiswa dalam proses belajar di laboratorium dan klinik.
Jakarta , Juli 2013
Penyusun
Kata Pengantar
Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan Prodi Keperawatan
iii
Hal.
Kegiatan Belajar 1: Asuhan Keperawatan Kebutuhan Istirahat TIdur
	 Tujuan Pembelajaran Umum . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
Tujuan Pembelajaran Khusus . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
	 Pokok-Pokok Materi . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
	 Uraian Materi . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
	 Rangkuman . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
	 Tes Formatif . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
	 Tugas . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
	 Penutup . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
Kegiatan Belajar 2: Asuhan Keperawatan Kebutuhan Rasa Aman dan
Nyaman
Tujuan Pembelajaran Umum . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
	 Tujuan Pembelajaran Khusus. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
	 Pokok-Pokok Materi . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
	 Uraian Materi . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
	 Rangkuman . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
	 Tes Formatif . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
	 Tugas . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
	 Penutup . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
1
1
1
1
2
12
13
14
17
18
18
18
18
19
34
35
38
39
Daftar Isi
Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan Prodi Keperawatan
iv
A. Rasional dan Deskripsi Singkat
	 Selamat pagi teman-teman...semoga semangatnya masih seperti pagi, dan
selalu dalam lindungan Tuhan Yang Maha Esa. Saudara.. ..Modul 7 ini adalah bagian
akhir materi kebutuhan dasar manusia 1, kita akan mempelajari 2 kegiatan belajar,
yaitu: Kegiatan Belajar 8: Asuhan Keperawatan Pemenuhan Kebutuhan Istirahat
Tidur, dan Kegiatan Belajar 9: Asuhan Keperawatan Pemenuhan Kebutuhan Rasa
Aman dan Nyaman
B. Relevansi
	 Istirahat dan tidur merupakan kebutuhan dasar yang mutlak
harus dipenuhi oleh semua orang. Dengan istirahat dan tidur yang
cukup, tubuh baru dapat berfungsi secara optimal. Istirahat dan tidur
sendiri memiliki makna yang berbeda pada setiap individu. Secara
umum, istirahat berarti suatu keadaan tenang, releks, santai, tanpa tekanan
emosional, dan bebas dari perasaan gelisah.
	 Kebutuhan akan keselamatan atau keamanan adalah kebutuhan untuk
melindungi diri dari bahaya fisik. Ancaman terhadap keselamatan seseorang dapat
dikategorikan sebagai ancaman mekanis, kimiawi, dan bakteriologis. Kebutuhan
akan keamanan terkait dengan konteks fisiologis dan hubungan interpersonal. 
	 Kedua kebutuhan ini juga merupakan kebutuhan manusia yang paling dasar
bila seseorang dikatakan sehat. Tugas kita sebagai seorang perawat, membantu
klien memenuhi kebutuhannya apabila klien mengalami gangguan kebutuhan.
C. Petunjuk Belajar
Setelah mempelajari modul ini, saudara akan dapat: 1) menjelaskan konsep
istirahat dan tidur meliputi, pengertian istirahat tidur, fisiologi tidur, tahap-tahap
tidur, dan macam-macam gangguan tidur 2) memahami konsep keamanan dan
kenyamanan, lingkup kebutuhan keamanan dan kenyamanan, faktor-faktor
yang mempengaruhi keamanan dan kenyamanan, serta 3) memahami konsep
Pendahuluan
v
Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan Prodi Keperawatan
asuhan keperawatan pada gangguan istirahat tidur dan gangguan keamanan
dan kenyamanan. Anda tetap harus mempelajari dengan seksama anda pasti
akan memahami konsep manusia sehingga nanti dalam memberikan asuhan
keperawatan kepada klien anda bisa memperlakukan klien sebagaimana
sepatutnya mereka diperlakukan. Oleh karena itu secara bertahap lakukan evaluasi
diri sendiri supaya bisa diketahui kemajuan belajar anda, kalau perlu evaluasi diri
tersebut anda tunjukkan pada tutor/pembimbing yang ada di dekat anda.
	 Adapun proses pembelajaran untuk modul 7 ini, agar dapat berjalan
dengan lancar dan sesuai dengan kompetensi yang dicapai, masih sama dengan
modul yang lain, saudara harus mengikuti langkah-langkah pembelajaran sebagai
berikut:
-	 Anda harus benar-benar siap belajar (niat dari lubuk hati), walaupun tanpa
kehadiran dosen di dekat anda, andalah bertindak sebagai mahasiswa
sekaligus dosen yang akan memantau kegiatan belajar anda.
-	 Pahami kegiatan belajar 8 terlebih dahulu, sebelum anda memutuskan
untuk mempelajari kegiatan belajar 9.
-	 Keberhasilan proses pembelajaran anda pada modul ini sangat tergantung
pada kesungguhan anda dalam melakukan latihan, untuk itu seringlah
berdiskusi dengan teman sejawat dan untuk hal yang bersifat latihan
silakan berlatih sendiri atau dengan teman-teman secara berkelompok.
Apabila anda menemui kesulitan, silakan hubungi pembimbing/instruktur/
fasilitator/ tutor yang ada di dekat anda
Tujuan Pembelajaran Umum
Tujuan Pembelajaran Khusus
Kegiatan Belajar
1
I
Setelah mempelajari materi ini diharapkan anda mampu
memahami konsep kebutuhan istirahat dan tidur
dengan benar.
TUJUANPembelajaran Umum
TUJUANPembelajaran Khusus
Setelah mempelajari materi ini saudara-saudara diharapkan dapat:
1.	 Mengidentifikasi konsep kebutuhan istirahat tidur dengan
benar
2.	 Mengidentifikasi konsep asuhan keperawatan gangguan
istirahat tidur dengan benar.
Asuhan Keperawatan pada Gangguan Istirahat dan Tidur
POKOKMateri
Di bagian akhir mata kuliah KDM 1 ini, pada modul 7 kegiatan
belajar kita akan mempelajari materi: konsep kebutuhan istirahat
dan tidur serta konsep asuhan keperawatan gangguan istirahat
dan tidur
Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan Prodi Keperawatan
2
Uraian Materi
A.	 KONSEP ISTIRAHAT TIDUR
	 Istirahat dan tidur merupakan kebutuhan dasar yang mutlak
harus dipenuhi oleh semua orang. Dengan istirahat dan tidur yang
cukup, tubuh baru dapat berfungsi secara optimal. Istirahat dan tidur
sendiri memiliki makna yang berbeda pada setiap individu. Secara
umum, istirahat berarti suatu keadaan tenang, releks, santai, tanpa tekanan
emosional, dan bebas dari perasaan gelisah. Jadi, beristirahat bukan berarti
tidak melakukan aktivitas sama sekali. Terkadang, berjalan-jalan di taman juga
bisa dikatakan sebagai suatu bentuk istirahat.
	 Sedangkan tidur adalah status perubahan kesadaran ketika persepsi dan
reaksi individu terhadap lingkungan menurun. Tidur dikarakteristikkan dengan
aktifitas fisik yang minimal, tingkat kesadaran yang bervariasi, perubahan proses
fisiologis tubuh, dan penurunan respons terhadap stimulus eksternal. Tidur dapat
memulihkan atau mengistirahatkan fisik setelah seharian beraktivitas, mengurangi
stress dan kecemasan, serta dapat meningkatkan kemampuan dan konsenterasi
saat hendak melakukan aktivitas sehari-hari. Kesempatan untuk istirahat dan
tidur sama pentingnya dgn kebutuhan makan, aktivitas maupun kebutuhan dasar
lainnya.
A. PENGERTIAN
1.	 Istirahat
Keadaan tenang, relaks, tanpa tekanan emosional dan bebas dari perasaan
gelisah. Istirahat bukan berarti tidak melakukan aktivitas sama sekali. Terkadang,
jalan-jalan di taman, nonton tv, dsb juga dikatakan sebagai bentuk istirahat.
2.	 Tidur
Status perubahan kesadaran ketika persepsi dan reaksi individu terhadap
lingkunan menurun.
Nah.. teman-teman bisa membedakan kan...antara istirahat dan tidur? Bisa
dikatakan kalau orang istirahat itu tidak selalu tidur namun kalau orang tidur pasti
3
Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan Prodi Keperawatan
istirahat. Untuk lebih jelasnya mari kita lanjutkan pembahasan kita ke bagaimana
kita bisa tidur dalam fisiologi tidur.
B.	FISIOLOGI TIDUR
	 Aktivitas tidur diatur dan dikontrol oleh dua system pada batang
otak, yaitu: Reticular Activating System (RAS) dan Bulbar Synchronizing
Region (BSR). RAS di bagian atas batang otak diyakini memiliki sel-sel
khusus yang dapat mempertahankan kewaspadaan dan kesadaran, memberi
stimulus visual, pendengaran, nyeri, dan sensori raba serta emosi dan
proses berfikir. Pada saat sadar, RAS melepaskan katekolamin, sedangkan pada
saat tidur terjadi pelepasan serum serotonin dari BSR. (Hidayat, 2008).
Ritme sirkadian
Setiap makhluk hidup memiliki bioritme (jam biologis) yang berbeda.
Pada manusia, bioritme ini dikontrol oleh tubuh dan disesuaikan
dengan faktor lingkungan (misalnya: cahaya, kegelapan, gravitasi dan
stimulus elektromagnetik). Bentuk bioritme yang paling umum adalah
ritme sirkadian yamg melengkapi siklus selama 24 jam. Dalam hal ini,
fluktuasi denyut jantung, tekanan darah, temperature, sekresi hormon, metabolism
dan penampilan serta perasaan individu bergantung pada ritme sirkadiannya.
Tidur adalah salah satu irama biologis tubuh yang sangat kompleks. Sinkronisasi
sirkadian terjadi jika individu memiliki pola tidur-bangun yang mengikuti jam
biologisnya. Individu akan bangun pada saat ritme fisiologis paling tinggi atau
paling aktif dan akan tidur pada saat ritme tersebut paling rendah.
Begitu saudara-saudara, proses tidur bangun kita sebagai manusia.
C. TAHAPAN TIDUR
Berdasarkanpenelitianyangdilakukandenganbantuanalatelektroensefalogram
(EEG), elektro-okulogram (EOG), dan elektrokiogram (EMG), diketahui ada dua
tahapan tidur, yaitu non-rapid eye movement (NREM) dan rapid eye movement
(REM). (Asmadi, 2008).
4
Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan Prodi Keperawatan
1. Tidur NREM.
Tidur NREM disebut juga sebagai tidur gelombang-pendek karena
gelombang otak yang ditunjukkan oleh orang yang tidur lebih pendek
daripada gelombang alfa dan beta yang ditunjukkan orang yang
sadar. Pada tidur NREM terjadi penurunan sejumlah fungsi fisiologi
tubuh. Di samping itu, semua proses metabolic termasuk tanda-tanda vital,
metabolism, dan kerja otot melambat. Tidur NREM sendiri terbagi atas 4 tahap
(I-IV). Tahap I-II disebut sebagai tidur ringan (light sleep) dan tahap III-IV disebut
sebagai tidur dalam (deep sleep atau delta sleep).
2. Tidur REM.
Tidur REM biasanya terjadi setiap 90 menit dan berlangsung selama
5-30 menit. Tidur REM tidak senyenyak tidur NREM, dan sebagian
besar mimpi terjadi pada tahap ini. Selama tidur REM, otak cenderung
aktif dan metabolismenya meningkat hingga 20%. Pada tahap
individu menjadi sulit untuk dibangunkan atau justru dapat bangun dengan tiba-
tiba, tonus otot terdepresi, sekresi lambung meningkat, dan frekuensi jantung
dan pernapasan sering kali tidak teratur.
Selama tidur, individu melewati tahap tidur NREM dan REM. Siklus tidur yang
komplet normalnya berlangsung selama 1,5 jam, dan setiap orang biasanya
melalui empat hingga lima siklus selama 7-8 jam tidur. Siklus tersebut dimulai
dari tahap NREM yang berlanjut ke tahap REM. Tahap NREM I-III berlangsung
selama 30 menit, kemudian diteruskan ke tahap IV selama ± 20 menit. Setelah
itu, individu kembali melalui tahap III dan II selama 20 menit. Tahap I REM muncul
sesudahnya dan berlangsung selama 10 menit.
D. Faktor yang mempengaruhi kuantitas dan kualitas tidur
Banyak faktor yang mempengaruhi kualitas maupun kuantitas tidur, diantaranya
adalah penyakit, lingkungan, kelelahan, gaya hidup, stress emosional, stimulan
dan alkohol, diet, merokok, dan motivasi.
Mari kita bahas masing-masing .....
5
Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan Prodi Keperawatan
1.	 Penyakit.
Penyakit dapat menyebabkan nyeri atau distress fisik yang dapat menyebabkan
gangguan tidur. Individu yang sakit membutuhkan waktu tidur yang lebih
banyak daripada biasanya di samping itu, siklus bangun-tidur selama sakit
juga dapat mengalami gangguan.
2.	 Lingkungan
Faktor lingkungan dapat membantu sekaligus menghambat proses tidur.
Tidak adanya stimulus tertentu atau adanya stimulus dapat menghambat
upaya tidur. Sebagai contoh, temperatur yang tidak nyaman atau ventilasi
yang buruk dapat mempengaruhi tidur seseorang. Akan tetapi, seiring waktu
individu bisa beradaptasi dan tidak lagi terpengaruh dengan kondisi tersebut.
3.	 Kelelahan
Kondisi tubuh yang lelah dapat mempengaruhi pola tidur seseorang. Semakin
lelah seseorang, semakin pendek siklus tidur REM yang dilaluinya. Setelah
beristirahat biasanya siklus REM akan kembali memanjang.
4.	 Gaya hidup.
Individu yang sering berganti jam kerja harus mengatur aktivitasnya agar bisa
tidur pada waktu yang tepat.
5.	 Stress emosional.
Ansietas dan depresi sering kali mengganggu tidur seseorang. Kondisi ansietas
dapat meningkatkan kadar norepinfrin darah melalui stimulasi system saraf
simapatis. Kondisi ini menyebabkan berkurangnya siklus tidur NREM tahap IV
dan tidur REM serta seringnya terjaga saat tidur.
6.	 Stimulant dan alkohol.
Kafein yang terkandung dalam beberapa minuman dapat merangsang
susunan syaraf pusat (SSP) sehingga dapat mengganggu pola tidur. Sedangkan
konsumsi alkohol yang berlebihan dapat mengganggu siklus tidur REM. Ketika
pengaruh alkohol telah hilang, individu sering kali mengalami mimpi buruk.
6
Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan Prodi Keperawatan
7.	 Diet.
Penurunanberatbadandikaitkan denganpenurunanwaktutidurdanseringnya
terjaga di malam hari. Sebaliknya, penambahan berat badan dikaitkan dengan
peningkatan total tidur dan sedikitnya periode terjaga di malam hari.
8.	 Merokok.
Nikotin yang terkandung dalam rokok memiliki efek stimulasi pada tubuh.
Akibatnya, perokok sering kali kesulitan untuk tidur dan mudah terbangun di
malam hari.
9.	 Medikasi.
Obat-obatan tertentu dapat mempengaruhi kualitas tidur seseorang.
Hipnotik dapat mengganggu tahap III dan IV tidur NREM, metabloker
dapat menyebabkan insomnia dan mimpi buruk, sedangkan narkotik
(misalnya: meperidin hidroklorida dan morfin (yang biasanya di gunakan
dalam pengobatan saat perang)) diketahui dapat menekan tidur REM dan
menyebabkan seringnya terjaga di malam hari.
10.	 Motivasi.
Keinginan untuk tetap terjaga terkadang dapat menutupi perasaan lelah
seseorang. Sebaliknya, perasaan bosan atau tidak adanya motivasi untuk
terjaga sering kali dapat mendatangkan kantuk.
Jadi........ada 10 faktor yang dapat mempengaruhi seseorang dalam proses
tidurnya, bila kita hubungkan dengan klien di masyarakat, disini akan membantu
kita menentukan asuhan keperawatan apabila menemukan klien yang datang
dengan gangguan tidur.
E. Gangguan Tidur Yang Umum Terjadi
1.	Insomnia
Insomnia adalah ketidakmampuan memenuhi kebutuhan tidur, baik
secara kualitas maupun kuantitas. Gangguan tidur ini umumnya ditemui pada
individu dewasa. Penyebabnya bisa karena gangguan fisik atau karena faktor
mental seperti perasaan gundah atau gelisah.
7
Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan Prodi Keperawatan
Ada tiga jenis insomnia:
a.	 Insomnia inisial : Kesulitan untuk memulai tidur.
b.	 Insomnia intermiten : Kesulitan untuk tetap tertidur karena seringnya
terjaga.
c.	 Insomnia terminal : Bangun terlalu dini dan sulit untuk tidur kembali.
Beberapa langkah yang bisa dilakukan untuk mengatasi insomnia
antara lain dengan mengembangkan pola tidur-istirahat yang efektif melalui
olahraga rutin, menghindari rangsangan tidur di sore hari, melakukan
relaksasi sebelum tidur (misalnya: membaca, mendengarkan musik,dan tidur
jika benar-benar mengantuk).
2. Parasomnia
Parasomnia adalah perilaku yang dapat mengganggu tidur atau muncul
saat seseorang tidur. Gangguan ini umum terjadi pada anak-anak. Beberapa
turunan parasomnia antara lain sering terjaga (misalnya: tidur berjalan, night
terror), gangguan transisi bangun-tidur (misalnya: mengigau), parasomnia
yang terkait dengan tidur REM (misalnya: mimpiburuk), dan lainnya (misalnya:
bruksisme).
3. Hipersomnia
Hipersomnia adalah kebalikan dari insomnia, yaitu tidur yang berkelebihan
terutama pada siang hari. Gangguan ini dapat disebabkan oleh kondisi
tertentu, seperti kerusakan system saraf, gangguan pada hati atau ginjal,
atau karena gangguan metabolisme (misalnya: hipertiroidisme). Pada kondisi
tertentu, hipersomnia dapat digunakan sebagai mekanisme koping untuk
menghindari tanggung jawab pada siang hari.
4. Narkolepsi
Narkolepsi adalah gelombang kantuk yang tak tertahankan yang muncul
secara tiba-tiba pada siang hari. Gangguan ini disebut juga sebagai “serangan
tidur” atau sleep attack. Penyebab pastinya belum diketahui. Diduga karena
8
Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan Prodi Keperawatan
kerusakan genetik system saraf pusat yang menyebabkan tidak terkendali
lainnya periode tidur REM. Alternatif pencegahannya adalah dengan obat-
obatan, seperti: amfetamin atau metilpenidase, hidroklorida, atau dengan
antidepresan seperti imipramin hidroklorida.
5. Apnea saat tidur
Apnea saat tidur atau sleep apnea adalah kondisi terhentinya nafas secara
periodik pada saat tidur. Kondisi ini diduga terjadi pada orang yang mengorok
dengan keras, sering terjaga di malam hari, insomnia, mengatup berlebihan
pada siang hari, sakit kepala disiang hari, iritabilitas, atau mengalami
perubahan psikologis seperti hipertensi atau aritmia jantung.
Untuk materi istirahat tidur ini kami uraikan hal yang dasar, untuk memperkaya
silakan anda juga membaca buku-buku bacaan.
Nah....teman-teman kita aplikasikan pembahasan ke asuhan keperawatan.
A. Pengkajian
Aspek yang perlu dikaji pada klien untuk mengidentifikasi mengenai gangguan
kebutuhan istirahat dan tidur meliputi pengkajian mengenal:
1.	 Riwayat tidur
a.	 Pola tidur, seperti jam berapa klien masuk kamar untuk tidur, jam berapa
biasa bangun tidur, dan keteraturan pota tidur klien;
b.	 Kebiasaan yang dilakukan klien menjelang tidur, seperti membaca buku,
buang air kecil, dan lain-lain;
c.	 Gangguan tidur yang sering dialami klien dan cara mengatasinya;
d.	 Kebiasaan tidur siang; apakah klien biasa tidur siang? Jam berapa? Berapa
lama?
e.	Lingkungan tidur klien. Bagaimana kondisi lingkungan tidur apakah
kondisinva bising, gelap, atau suhunya dingin? dan lain lain;
f.	 Peristiwa yang baru dialami klien dalam hidup. Perawat mempelajari
9
Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan Prodi Keperawatan
9
apakah peristiwa, yang dialami klien, yang menyebabkan klien mengalami
gangguan tidur?;
g.	 Status emosi dan mental klien. Status emosi dan mental memengaruhi
terhadap kemampuan klien untuk istirahat dan tidur. Perawat perlu
mengkaji mengenai status emosional dan mental klien, misalnya apakah
klien mengalami stres emosional atau ansietas?, juga dikaji sumber stres
yang dialami klien.
2.	 Perilaku deprivasi tidur yaitu manifestasi fisik dan perilaku yang timbul sebagai
akibat gangguan istirahat tidur, seperti:
a.	 Penampilan wajah, misalnya adakah area gelap di sekitar mata, bengkak di
kelopak mata, konjungtiva kemerahan, atau mata yang terlihat cekung;
b.	 Perilaku yang terkait dengan gangguan istirabat tidur, misalnya apakah
klien mudah tersinggung, selalu menguap, kurang konsentrasi, atau
terlihat bingung;
c.	 Kelelahan, misalnya apakah klien tampak lelah, letih, atau lesu.
B.    Gejala Klinis
Gejala klinis yang mungkin muncul: perasaan lelah, gelisah, emosi, apetis, adanya
kehitaman di daerah sekitar mata bengkak, konjungtiva merah dan mata perih,
perhatian tidak fokus, sakit kepala.
C.    Penyimpangan Tidur
Kaji penyimpangan tidur seperti insomnia, somnambulisme, enuresis, narkolepsi,
night terrors, mendengkur, dll
D.   Pemeriksaan fisik
1.	 Tingkat energy, seperti terlihat kelelahan, kelemahan fisik, terlihat lesu
2.	 Ciri-ciri diwajah, seperti mata sipit, kelopak mata sembab, mata merah,
semangat
10
Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan Prodi Keperawatan
3.	 Ciri-ciri tingkah laku, seperti oleng/ sempoyongan, menggosok-gosok
mata, bicara lambat, sikap loyo
4.	 Data penunjang yang menyebabkan adanya masalah potensial, seperti
obesitas, deviasi septum, TD rendah, RR dangkal dan dalam
Diagnosa keperawatan
Diagnosis keperawatan yang mungkin ditemukan pada klien dengan gangguan
pemenuhan istirabat tidur menurut Asmadi (2008), antara lain:
a.	 Gangguan pola tidur disebabkan karena ansietas yang klien, lingkungan
yang tidak kondusif untuk tidur (misalnya, lingkungan yang bising),
ketidakmampuan mengatasi stres yang dialami, dan nyeri akibat penyakit
yang diderita, Insomnia, hiperinsomnia, kehilangan tidur REM, ketakutan
b.	 Perubaban proses berpikir disebabkan oleh terjadinya deprivasi tidur.
c.	 Gangguan harga diri terutama diatami pada klien yang mengalami enuresis.
d.	 Risiko cedera terutama pada klien yang menderita somnambulisme. Klien
melakukan aktivitas tanpa disadari sehingga berisiko terjadinya kecelakaan,
bisa berupa jatuh dari tempat tidur, turun tangga, atau membentur tembok.
Pemeriksaan diagnostik
a.	 Elektroecepalogram (EEG)
b.	 Elektromipogram (EMG)
c..	 Elektrookulogram (EOG)
Intervensi
1.	 Kaji masalah yang menyebabkan gangguan tidur (Nyeri, takut, stress, ansietas,
imobilitas,sering berkemih, lingkungan yang asing, temperatur)
2. Kurangi atau hilangkan distraksi lingkungan dan gangguan tidur (bising: tutup
pintu kamar, turunkan volume TV)
3. Bantu upaya tidur dengan menggunakan alat bantu tidur (mis., air hangat untuk
11
Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan Prodi Keperawatan
mandi, minum susu sebelum tidur)
4. Memberikan informasi dasar dalam menentukan rencana perawatan.
5. Lingkungan yang tenang dapat mengurangi gangguan tidur
6. Mandi air hangat sebelum tidur dapat meningkatkan relaksasi. Sedangkan
minum susu hangat mengandung L-triptofan (penginduksi tidur)
Evaluasi
S : Pasien mengatakan dapat tidur dalam jangka waktu 20-30 menit, pada
waktu tidur tidak sering terbangun, jika terbangun akan mudah tidur
kembali, meningkatnya waktu tidur sesuai yang diharapkan, mengingat
kembali mimpi yang dialaminya, menyatakan perasaannya tenang sesudah
tidur, bebas dari kecemasan dan depresi, dapat bekerja dengan baik dan
penuh konsentrasi, klien dan keluarga mampu menjelaskan faktor2 yang
dapat meningkatkan tidur
O : klien tampak tenang saat di wawancarai setelah bangun tidur
A : masalah teratasi
P : intervensi dihentikan
Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan Prodi Keperawatan
12
 
	 Secara umum, istirahat berarti suatu keadaan tenang, releks, santai,
tanpa tekanan emosional, dan bebas dari perasaan gelisah. Tidur adalah status
perubahan kesadaran ketika persepsi dan reaksi individu terhadap lingkungan
menurun. Tidur dikarakteristikkan dengan aktifitas fisik yang minimal, tingkat
kesadaran yang bervariasi, perubahan proses fsiologis tubuh, dan penurunan
respons terhadap stimulus eksternal. Aktivitas tidur diatur dan dikontrol oleh
dua system pada batang otak, yaitu Reticular Activating System (RAS) dan Bulbar
Synchronizing Region (BSR). RAS di bagian atas batang otak diyakini memiliki sel-
sel khusus yang dapat mempertahankan kewaspadaan dan kesadaran, memberi
stimulus visual, pendengaran, nyeri, dan sensori raba, serta emosi dan proses
berfikir. Tahapan tidur, yaitu non-rapid eye movement (NREM) dan rapid eye
movement (REM).
	 Faktor yang mempengaruhi kualitas maupun kuantitas tidur,di antaranya
adalah penyakit, lingkungan, kelelahan, gaya hidup, stress emosional, stimulan
dan alkohol, diet, merokok, dan motivasi. Gangguan dalam tidur dapat berupa
insomnia, parasomnia, hipersomnia, narkolepsi dan apnea.
Rangkuman
Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan Prodi Keperawatan
13
Sama dengan materi-materi sebelumnya, disini kami juga menyertakan beberapa
soal tes formatif, silakan anda pelajari sbagai bentuk evaluasi diri dalam memahami
konsep belajar 8 modul 7 ini.
1. Status perubahan kesadaran ketika persepsi dan reaksi individu terhadap
lingkungan menurun adalah arti dari .. .
a.	 istirahat
b.	tidur
c.	 santai
d.	rekreasi
2. Bp. U. 50 tahun, datang ke tempat anda mengeluh beberapa hari terakhir
ini tidak bisa tidur, sering terbangun dan susah untuk tidur kembali. Bila
melihat keluhan Bp. U, beliau mengalami gangguan tidur .. .
a.	 insomnia
b.	 parasomnia
c.	 narkolepsi
d.	 somnambulisme
3. Tn. I, umur 60 tahun datang ke tempat anda karena merasa sakit di daerah
kelamin, beliau seorang perokok, setelah diperiksa ternyata beliau juga
mengalami BPH (benigne prostat hipertrophy). Beliau bertanya bagaimana
caranya supaya bisa tidur nyenyak, karena beberapa hari tidak bisa tidur.
Tindakan keperawatan yang anda lakukan .. .
a.	 menjelaskan bahwa keadaannya yang menyebabkaan gangguan tidur
b.	mengajari klien supaya pada sore hari tidak usah tidur
c.	 memberikan obat peangsang tidur
d.	menganjurkan untuk segera operasi
Tes Formatif
14
Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan Prodi Keperawatan
4. Seorang perokok biasanya mengalami gangguan tidur .. .
a.	 somnambulisme
b.	narkolepsi
c.	 apnea tidur
d.	insomnia
5. Seorang ibu datang ke tempat anda mengeluh anaknya tidak bisa tidur,
hal apa yang akan anda kaji....
a.	 kebiasaan tidur sama siapa?
b.	lingkungan mendukung/tidak?
c.	 mainannya/boneka ada/hilang?
d.	ada gangguan kondisi tubuh?
Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan Prodi Keperawatan
15
Kunci Jawaban
1.	 B
2.	 A
3.	 B
4.	 C
5.	 C
Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan Prodi Keperawatan
16
Tugas
Teman-teman, untuk memperdalam materi istirahat tidur anda kami silakan untuk
mengamati klien yang anda asuh, kemudian dibuat sebagai suatu lembar kerja
tentang gangguan tidur dan bagaimana anda mengatasinya.
Good luck.....sukses selalu....
Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan Prodi Keperawatan
17
	 Demikian teman-teman yang kami banggakan, materi yang telah kita
bahas di kegiatan belajar 1 ini, semoga bisa membantu teman-teman memahami
konsep kebutuhan istirahat tidur, anda bisa membedakan kapan klien mengatakan
dirinya mengalami gangguan tidur dan tahu bagaimana mengatasinya, semoga
pelayanan yang anda berikan kepada masyarakat jadi semakin baik dan
masyarakat juga puas atas pelayanan yang anda berikan. Untuk selanjutnya mari
kita pelajari berikutnya di kegiatan belajar 2 dengan materi asuhan keperawatan
pada gangguan keamanan dan kenyamanan.
Sukses selalu......
Penutup
Tujuan Pembelajaran Umum
Tujuan Pembelajaran Khusus
Kegiatan Belajar
18
II
Setelah mempelajari materi ini saudara diharapkan
mampu memahami konsep asuhan keperawatan
pada gangguan keamanan dan kenyamanan dengan
benar.
TUJUANPembelajaran Umum
TUJUANPembelajaran Khusus
Setelah mempelajari materi ini anda harus dapat:
1.	 Menjelaskan konsep kebutuhan keamanan dan
kenyamanan dengan benar
2.	 Mengidentifikasi asuhan keperawatan
gangguan keamanan dan kenyamanan dengan
benar.
Adapun pokok-pokok materi yang dipelajari adalah
mengenai konsep keamanan kenyamanan dan asuhan
keperawatan gangguan kebutuhan keamanan dan
kenyamanan
Asuhan Keperawatan dengan Gangguan Keamanan dan
Kenyamanan
POKOKMateri
Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan Prodi Keperawatan
19
Uraian Materi
Sebelum membahas materi asuhan keperawatan, mari kita awali dengan konsep
keamanan dan kenyamanan mulai dari pengertian, klasifikasi keamanan atau
keselamatan, dst... .
A.	Keamanan atau Keselamatan
Keamanan adalah keadaan bebas dari cedera fisik dan psikologis atau bisa
juga keadaan  aman dan tentram (Potter& Perry, 2006).
Perubahan kenyamanan adalah keadaan dimana individu mengalami sensasi
yang tidak menyenangkan dan berespons terhadap suatu rangsangan yang
berbahaya (Carpenito, Linda Jual, 2000).
Kebutuhan akan keselamatan atau keamanan adalah kebutuhan untuk
melindungi diri dari bahaya fisik. Ancaman terhadap keselamatan seseorang
dapat dikategorikan sebagai ancaman mekanis,, kimiawi, retmal dan bakteriologis.
Kebutuhan akan keaman terkait dengan konteks fisiologis dan hubungan
interpersonal. Keamanan fisiologis berkaitan dengan sesuatu yang mengancam
tubuh dan kehidupan seseorang. Ancaman itu bisa nyata atau hanya imajinasi (mis,
penyakit, nyeri, cemas, dan sebaginya). Dalam konteks hubungan interpersonal
bergantung pada banyak faktor, seperti kemampuan berkomunikasi, kemampuan
mengontrol masalah, kemampuan memahami, tingkah laku yang konsisten
dengan orang lain, serta kemampuan memahami orang-orang di sekitarnya dan
lingkungannya. Ketidaktahuan akan sesuatu kadang membuat perasaan cemas
dan tidak aman. (Asmadi, 2005)
B.	Klasifikasi Kebutuhan Keselamatan atau Keamanan
1.	 Keselamatan Fisik
Mempertahankan keselamatan fisik melibatkan keadaan mengurangi
atau mengelurkan ancaman pada tubuh atau kehidupan. Ancaman tersebut
mungkin penyakit, kecelakaan,bahaya,atau pemajanan pada lingkungan. Pada
saat sakit, seorang klien mungkin rentan terhadap komplikasi seperti infiksi,
20
Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan Prodi Keperawatan
olehkarena itu bergantung pada profesional dalam sistem pelayann kesehatan
untuk perlindungan.
Memenuhi kebutuhan keselamatan fisik kadang mengambil prioritas lebih
dahulu di atas pemenuhan kebutuhan fisiologis.. Misalnya,seorang perawat perlu
melindungi klien dari kemungkinan jatuh dari tempat tidur sebelum memberikan
perawatan untuk memenuhi kebutuhan nutrisi. (Potter&Perry, 2005), disini
perawat memasang pelindung klien.
2.	 Keselamatan Psikologis
Untuk selamat dan aman secara psikologi, seorang manusia harus
memahami apa yang diharapkan dari orang lain, termasuk anggota keluarga dan
profesionl pemberi perawatan kesehatan. Seseorang harus mengethuai apa yang
diharapkan dari prosedur, pengalaman yang baru, dan hal-hal yang dijumpai dalam
lingkungan. Setiap orang merasakan beberapa ancaman keselamatan psikologis
pada pengalaman yang baru dan yang tidak dikenal.(Potter&Perry,2005).
Orang dewasa yang sehat secara umum mampu
memenuhi  kebutuhan keselamatan  fisik  dan psikologis merekat tanpa bantuan
dari profsional pemberi perawatan kesehatan. Bagaimanapun, orang yang sakit
atau acat lebih renta untuk terancam kesejahteraan fisik dan emosinya, sehingga
intervensi   yang dilakukan perawat adalah untuk membantu melindungi mereka
dari bahaya. (Potter&Perry, 2005). Keselamatan psikologis justru lebih penting
dilakukan oleh seoorang perawat karena tidak tampak nyata namun memberi
dampak yang kurang baik bila tidak diperhatikan.
3.	 Lingkup Kebutuhan Keamanan atau keselamatan
Lingkungan Klien mencakup semua faktor fisik dan psikososial yang
mempengaruhi atau berakibat terhadap kehidupan dan kelangsungan hidup
klien. Disini menyangkut kebutuhan fisiologis juga. Teman-teman pasti masih
ingat kebutuhan fisiologis kita, itu lho.. yang terdiri dari kebutuhan terhadap
oksigen, kelembaban yang optimum, nutrisi, dan suhu yang optimum akan
mempengaruhi kemampuan seseorang.
21
Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan Prodi Keperawatan
4. Macam-macam bahaya/kecelakaan:
a. Di rumah
b. Di RS : Mikroorganisme
c.   Cahaya
d.   Kebisingan
e.   Cedera
f.   Kesalahan prosedur
g.   Peralatan medik, dll
5. Cara  Meningkatkan keamanan:
a. Mengkaji tingkat kemampuan pasien untuk melindungi diri
b.   Menjaga keselamatan pasien yang gelisah
c.   Mengunci roda kereta dorong saat berhenti
d.   Penghalang sisi tempat tidur
e.   Bel yang mudah dijangkau
f.   Meja yang mudah dijangkau
g.   Kereta dorong ada penghalangnya
h.   Kebersihan lantau
i.   Prosedur tindakan.
B. Definisi Kenyamanan
Kolcaba (1992, dalam Potter & Perry, 2005) megungkapkan kenyamanan/
rasa nyaman adalah suatu keadaan telah terpenuhinya kebutuhan dasar manusia
yaitu kebutuhan akan ketentraman (suatu kepuasan yang meningkatkan
penampilan sehari-hari), kelegaan (kebutuhan telah terpenuhi), dan transenden
(keadaan tentang sesuatu yang melebihi masalah dan nyeri). Kenyamanan mesti
22
Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan Prodi Keperawatan
dipandang secara holistik yang mencakup empat aspek yaitu:
a.	 Fisik, berhubungan dengan sensasi tubuh.
b.	 Sosial, berhubungan dengan hubungan interpersonal, keluarga, dan sosial.
c.	 Psikospiritual, berhubungan dengan kewaspadaan internal dalam diri sendiri
yang meliputi harga diri, seksualitas, dan makna kehidupan).
d.	Lingkungan, berhubungan dengan latar belakang pengalaman eksternal
manusia  seperti cahaya, bunyi, temperatur, warna, dan unsur alamiah lainnya.
	 Meningkatkan kebutuhan rasa nyaman diartikan perawat telah memberikan
kekuatan, harapan, hiburan, dukungan, dorongan, dan bantuan. Secara umum
dalam aplikasinya pemenuhan kebutuhan rasa nyaman adalah kebutuhan rasa
nyaman bebas dari rasa nyeri, dan hipo/hipertermia. Hal ini disebabkan karena
kondisi nyeri dan hipo/hipertermia merupakan kondisi yang mempengaruhi
perasaan tidak nyaman pasien yang ditunjukan dengan timbulnya gejala dan
tanda pada pasien.
1. Faktor – faktor yang Mempengaruhi Keamanan dan Kenyamanan
a.	Emosi
Kecemasan, depresi, dan marah akan mudah terjadi dan mempengaruhi
keamanan dan kenyamanan
b.	 Status Mobilisasi
Keterbatasan aktivitas, paralisis, kelemahan otot, dan kesadaran menurun
memudahkan terjadinya resiko injury
c.	 Gangguan Persepsi Sensory
Mempengaruhi adaptasi terhadap rangsangan yang berbahaya seperti
gangguan penciuman dan penglihatan
d.	 Keadaan Imunitas
Gangguan ini akan menimbulkan daya tahan tubuh kurang sehingga mudah
terserang penyakit
23
Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan Prodi Keperawatan
e.	 Tingkat Kesadaran
	 Pada pasien koma, respon akan menurun terhadap rangsangan, paralisis,
disorientasi, dan kurang tidur.
f.	 Informasi atau Komunikasi
	 Gangguan komunikasi seperti aphasia atau tidak dapat membaca dapat
menimbulkan kecelakaan.
g.	 Gangguan Tingkat Pengetahuan
	 Kesadaran akan terjadi gangguan keselamatan dan keamanan dapat diprediksi
sebelumnya.
h.	 Penggunaan antibiotik yang tidak rasional
	 Antibiotik dapat menimbulkan resisten dan anafilaktik syok
i.	 Status nutrisi
	 Keadaan kurang nutrisi dapat menimbulkan kelemahan dan mudah
menimbulkan penyakit, demikian sebaliknya dapat beresiko terhadap penyakit
tertentu.           
j.	 Usia
	 Pembedaan perkembangan yang ditemukan diantara kelompok usia anak-
anak dan lansia mempengaruhi reaksi terhadap nyeri
k.	lJenis Kelamin
	 Secara umum pria dan wanita tidak berbeda secara bermakna dalam merespon
nyeri dan tingkat kenyamanannya.
l.	 Kebudayaan
	 Keyakinan dan nilai-nilai kebudayaan mempengaruhi cara individu mengatasi
nyeri dan tingkat kenyaman yang mereka punyai.
24
Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan Prodi Keperawatan
Jenis dasar resiko terhadap keamanan klien di dalam lingkungan pelayanan
kesehatan adalah jatuh, kecelakaan yang disebabkan oleh klien, kecelakaan yang
disebabkan oleh prosedur, dan kecelakaan yang disebabkan oleh penggunaan
alat. (Potter&Perry, 2005).
1.	 Jatuh
	 Jatuh merupakan 90% jenis kecelakaan yang dilaporkan dari seluruh
kecelakaan yang terjadi di rumah sakit. Resiko jatuh lebih besar dialami
oleh klien lansia. Selain usia, riwayat jatuh terdahulu, masalah pasa sikap
berjalan dan mobilisasi, hipotensi postural, perubahan sensorik, disfungsi
saluran dan kandung kemih, dan beberapa kategori diagnose tertentu
seperti kanker, penyakit kardiovaskuler, neurologi, dan penggunaan obat-
obatan dan interaksi obat juga dapat menyebabkan jatuh modifikasi
dalam lingkungan pelayanan kesehatan dengan mudah mengurangi resiko
jatuh. Oleh karena itu semua hal yang berhubungan dengan klien harus
diperhatikan, seperti ; pegangan yang aman ditoilet, kunci pada tempat
tidur, pagar tempat tidur dan bel pemanggil beberapa bentuk keamanan
yang ditemukan dalam pelayanan kesehatan
	 Tindakan yang dapat dilakukan untuk mencegah jatuh :
•	 Orientasikan klien terhadap lingkungan fisik sekitarnya
•	 Jelaskan penggunaan system bel pemanggil
•	 Kaji resiko klien untuk jatuh
•	 Tempatkan klien yang beresiko jatuh dekat dengan ruangan perawat
•	 Ingatkan seluruh petugas terhadap resiko klien jatuh
•	  Instruksikan klien dan keluarga untuk mencari bantuan bila klien
bangun dari tempat tidur
•	 Jawablah panggilan bel klien dengan cepat
•	 Jaga agar tempat tidur klien tetap berada pada posisi rendah dengan
sisi pembatas tempat tidur yang terpasang jika diperlukan
•	 Jaga barang-barang pribasi tetap berada dalam jangkuan klien
•	 Kurangi keributan
25
Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan Prodi Keperawatan
•	 Kunci seluruh temapt tidur, kursi roda atau brankar
•	 Observasi klien secara teratur
•	 Anjurkan keluarga untuk berpartisipasi dalam perawatan klien
	 (Potter&Perry, 2005).
2.   Oksigen
	 Kebutuhan fisiologis yang terdiri dari kebutuhan terhadap oksigen akan
mempengaruhi keamanan pasien. Namun bila tidak digunakan secara
benar oksigen juga bisa menimbulkan ketidakanaman, oleh karena itu
system gas medic harus diatur seperti berikut :
•	 gas medik disimpan dengan benar dan dipasang dalam area berventilasi
cukup area penyimpanan dengan kompartemen.
•	 lokasi yang benar dan aman untuk penyimpanan gas medik.
•	 untuk penggunaan di rumah sakit gas medik harus dalam pipa,
minimum penyimpanan selama minimum 7 (tujuh) hari.
•	 untuk rumah sakit yang menggunakan silinder individual, penyimpanan
minimum untuk 3 (tiga) hari.
•	 tangki mempunyai segel (seal) utuh dan aman dari pemasok.
•	 pipa gas medik yang dipasang di dinding dilengkapi dengan penyangga
pipa.
•	 angkur dilengkapi untuk tangki, silinder, dan peralatan terkait.
•	 keselamatan sistem distribusi gas medik (katup, pipa dan sambungan)
terjamin.
•	 alat ukur fungsional dan fiting.
•	 menggunakan pipa standar (kedap api, kedap air)
•	 sambungan pipa tidak boleh dipertukarkan.
•	 melakukan prosedur pengujian secara regular.
26
Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan Prodi Keperawatan
•	 dengan katup penutup zona dalam kasus kebocoran (contoh di dalam
kasus kebakaran pada kompleks ruang operasi, katup zona dapat
menutup).
•	 tangki cadangan oksigen tersedia dalam kasus evakuasi pasien darurat.
•	 gas industri diletakkan di luar bangunan dan dilengkapi dengan
pengaman penutup otomatis (contoh LPG).
•	 apabila aktifitas atau mungkin penyimpanan melibatkan bahaya
ledakan, ventilasi ledakan ke luar bangunan harus dilengkapi dengan
kaca tipis atau ventilasi lain yang disetujui.
•	 semua konstruksi yang secara aktif terlibat pengoperasian yang
berbahaya harus mempunyai tingkat ketahanan api 1 (satu) jam dan
bukaan antara setiap bangunan dan ruangan-ruangan atau ruang
tertutup untuk pengoperasian yang berbahaya harus diproteksi dengan
pintu kebakaran yang menutup sendiri atau otomatik.
3.      Pencahayaan
Rumah sakit merupakan sarana pelayanan public yang penting. Tata
pencahayaan dalam ruang rawat inap dapat mempengaruh kenyamanan
pasien selama menjalani rawat inap, disamping juga berpengaruh bagi
kelancaran paramedis dalam menjalankan aktivitasnya untuk melayani
pasien.(Adi Santosa)
Depkes RI (1992) mendefinisikan pencahayaan sebagai jumlah
penyinaran pada suatu bidang kerja yang diperlukan untuk melaksanakan
kegiatan secara efektif. Pada rumah sakit intensitas pencahayaan antara lain
sebagai berikut:
•	 untuk ruang pasien saat tidak tidur sebesar 100-200 lux dengan warna
cahaya sedang,
•	 pada saat tidur maksimum 50 lux,
•	 koridor minimal 60 lux,
•	 tangga minimal 100 lux, dan
27
Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan Prodi Keperawatan
•	 toilet minimal 100 lux.
Pencahayaan alam maupun buatan diupayakan agar tidak menimbulkan
silau dan intensitasnya sesuai dengan peruntukannya.
4.	 Kecelakaan yang disebabkan oleh prosedur
	 Kecelakaan yang disebabkan oleh prodesur terjadi selama terapi. Hal
ini meliputi kesalahan pemberian medikasi dan cairan. Perawat dapat
melaksanakan sesuai prosedur agar tidak terjadi kecelakaan, ada enam (6)
benar cara pemberian obat yang harus ditaati, antara lain :
	 Enam benar pemberian obat :
a.	Tepat obat: mengecek program terapi pengobatan dari dokter,
menanyakan ada tidaknya alergi obat, menanyakan keluhan pasien
sebelum dan setelah memberikan obat, mengecek label obat,
mengetahui reaksi obat, mengetahui efek samping obat, hanya
memberikan obat yang didiapkan diri sendiri.
b.	Tepat dosis: mengecek program terapi pengobatan dari dokter,
mengecek hasil hitungan dosis dengan dengan perawat lain,
mencampur/mengoplos obat.
c.	 Tepat waktu: mengecek program terapi pengobatan dari dokter,
mengecek tanggal kadarluarsa obat, memberikan obat dalam rentang
30 menit.
d.	Tepat pasien: mengecek program terapi pengobatan dari dokter,
memanggil nama pasien yang akan diberikan obat, mengecek identitas
pasien pada papan/kardeks di tempat tidur pasien
e.	 Tepat cara pemberian: mengecek program terapi pengobatan dari
dokter, mengecek cara pemberian pada label/kemasan obat.
f.	 Tepat dokumentasi: mengecek program terapi pengobatan dari dokter,
mencatat nama pasien, nama obat, dosis, cara, dan waktu pemberian
obat
28
Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan Prodi Keperawatan
	 Potensial terjadinya infeksi akan berkurang bila ternik septik aseptic tidak
ditaati. Salah satu nya adalah dengan cuci tangan yang benar.
	 Menurut DEPKES 2007, mencuci tangan adalah proses yang secara
mekanismelepaskan kotoran dan debris dari kulit tangan dengan
menggunakan sabun biasa dan air. Tujuan mencuci tangan menurut
DEPKES 2007 adalah merupakan salah satu unsur pencegahan penularan
infeksi.
	 Adapun teknik cuci tangan yang efektif sesuai prosedur cuci tangan
menurut WHO (2007) yaitu sebagai berikut ;
a.	 Dimulai cuci tangan dengan menggunakan air mengalir dan bersih.
b.	 Menggunakan sabun cair atau sabun batangan, menggosokan sabun
tersebut sampai berbusa banyak.
c.	 Menggosokan ke bagian punggung tangan dengan jari tangan menjalin
secara bergantian, sebanyak 3 (tiga) kali.
d.	Mengepalkan salah satu tangan dan menggosokan ke permukaan
tangan lainnya dimulai dengan menggosokan buku-buku jari tangan,
kuku tangan, dan ujung-ujung jari tangan secara bergantian, sebanyak
3 (tiga) kali
e.	Memutar-mutar ibu jari tangan dengan salah satu tangan yang
dilakukan secara bergantian, sebanyak 3 (tiga) kali.
f.	 Membilas tangan dengan air mengalir mulai dari permukaan tangan
sampai dengan sikut tangan.
g.	 Mengeringkan tangan.
5.	 Kecelakaan yang disebabkan peralatan
	 Kecelakaan yang disebabkan peralatan terjadi karena alat yang digunakan
tidak berfungsi, rusak atau salah digunakan. Hal-hal yang dapat terjadi
antara lain kebakaran. Kebakaran dapat terjadi karena listrik atau anestetik.
	 Menurut kemenkes Pedoman Teknis Bangunan Rumah Sakit yang aman
dalam situasi darurat dan bencana dalam hal system listrik adalah sebagai
29
Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan Prodi Keperawatan
berikut :
1.  Sistem kelistrikan:
a.	 Generator darurat mempunyai kapasitas memenuhi kebutuhan prioritas
rumah sakit(ketentuan untuk sistem cadangan kelistrikan, termasuk
untuk ruang operasi,perawatan intensif dan lorong).
b.	 Voltase distribusi yang lebih tinggi, seperti sistem 380/220V-3 phase,
4 kawatdipertimbangkan terhadap biaya awal rendah dan nilai tambah
yang lebih besar untuk effisiensi jangka panjang.
c.	 Rumah generator atau rumah sumber daya (Power House) di proteksi
dari bencana alam dan bencana yang dibuat manusia; dibuat dari beton
yang diperkuat; ketinggian lantainya lebih tinggi dari tanah.
d.	Generator dan peralatan lainnya yang bergetar harus dipasang
dengan pengikat(bracket) khusus yang memungkinkan gerakan tetapi
mencegahnya dari terjungkir.
e.	 mempunyai generator yang tidak berisik dan tidak bergetar; sistem
buangan harusdibuat dalam bentuk silencer jenis kritis, atau kualitas
rumah sakit dan unit dilengkapi dengan isolator getaran jika generator
berada di dalam bangunan.
f.	 generator dilengkapi dengan sakelar pemindah otomatis.
g.	menggunakan sistem pendingin transformer yang tidak mudah
terbakar (yaitu jeniskering, resin epoxy atau minyak silikon atau minyak
temperatur tinggi)
h.	 menggunakan sistem proteksi bio (BPS), kawat mempunyai sertifikat
standar, lebih disukai dengan insulasi thermoplastik nilon tahan panas
tinggi dan kabel dipasang erat dan dikencangkan pada pemutus arus
(CB) atau sakelar atau pengaman kawat.
i.	 Pemutus beban, kontaktor magnetic, pengaman lebur, atau sakelar
tanpa pengaman lebur yang terpasang dalam panel control harus
terproteksi.
j.	 Dalam kamar mandi dan dalam area basah atau lembab, kotak kontak
harusdilengkapi dengan pemutus kegagalan sirkit pembumian (GPAS
30
Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan Prodi Keperawatan
= Gawai Proteksi Arus Sisa).
k.	 Kotakkontak(stopkontak,outlet)dilengkapidengankutuppembumian.
l.	 Bagian-bagian metalik dari sistem elektrikal yang bukan konduit arus,
dibumikandengan benar, termasuk penutup elektrikal, kotak, selokan,
duct dan tray.
m.	Panel kontrol diproteksi, sakelar pemutus arus dan kabel mengikuti
standar SNI 0225-2000, Persyaratan Umum Instalasi Listrik dan
diproteksi dengan electrical surge suppressor.
n.	 Semua sistem elektrikal dan ruangan-ruangan diproteksi dengan unit
pemadam api kimia ringan.
o.	 Sistem ducting - polyvinyl chloride (PVC) untuk daya dan pencahayaan;
konduit baja kaku atau konduit metal menengah untuk sistem deteksi
dan alarm; PVC untuk telepon, intekom, CCTV, kabel TV, jaringan data
komputer.
p.	 Menggunakan pencahayaan fluorecent kompak hemat energi dan
tabung merkuritanpa merkuri.
q.	 Pencahayaan yang cukup dalam seluruh area rumah sakit, termasuk
halaman.
r.	 Sistem listrik ekterior dipasang dibawah tanah.
s.	 Listrik fungsional dan lampu darurat dengan batere cadangan dalam
seluruh area ktiris.
t.	 Luminus (armatur) lampu eksit dengan batere cadangan.
	 Intervensi yang dapat dilakukan adalah dengan melengkapi system
alarm. Menurut kemenkesPedoman Teknis Bangunan Rumah Sakit yang
aman dalam situasi darurat dan bencana dalam hal system pemadam
kebakaran adalah :
31
Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan Prodi Keperawatan
2.  Sistem Pemadam Kebakaran
a.	 Sistem alarm, deteksi dan pemadaman harus dihubungkan dengan
sistem alarm kebakaran otomatis, sistem deteksi panas dan/atau sistem
pemadam kebakaran otomatik.
b.	 Sistem alarm kebakaran dapat dioperasikan secara manual dan otomatis.
c.	 Sistem alarm kebakaran di monitor oleh pos pemadam kebakaran atau
agen monitor yang terakreditasi.
d.	 Deteksi panas dan asap dipasang di koridor rumah sakit, panti jompo,
dan fasilitas penyandang cacat.
e.	 Detektor asap harus tidak dipasang terlalu jauh dari 9 (sembilan) meter
dari titik pusatnya dan lebih dari 4 (empat) dan 6 (enam) sampai 10
meter dari setiap dinding.
f.	 Menggunakan zat pemadaman yang ramah lingkungan, effektif dan
kerusakan yang diakibatkannya kecil.
g.	 Setiap ruangan dilengkapi dengan alat pemadam api ringan.
h.	 Direkomendasikan alat pemadam api ringan; untuk peralatan elektrikal
dan elektronik menggunakan carbon dioksida, untuk layanan umum
menggunakan alat pemadam api ringan jenis ABC.
i.	 Dengan pipa tegak basah lengkap dengan perlengkapannya.
j.	Mempunyai program keselamatan terhadap kebakaran dengan
mengutamakan sebagai berikut :
1).	Di organisasi oleh dinas kebakaran yang melakukan seminar,
pelatihan pemadaman api, pelatihan evakuasi dalam situasi
kebakaran, pelatihan pada saat terjadinya gempa bumi,
2).	Melakukan pelatihan pemadaman api dan evakuasi pada situasi
kebakaran
3).	Melakukan penanggulangan kebakaran, latihan pencegahan dan
pemadaman kebakaran.
4).	 Tersedia peralatan pemadam kebakaran.
32
Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan Prodi Keperawatan
5).	 Pemeliharaan pencegahan dari peralatan pemadam kebakaran.
6).		Tersedia gambar eksit kebakaran dan gambar ketentuan evakuasi
melalui eksit kebakaran di tempat yang menyolok pada setiap tingkat
lantai.
3.   Sistem Eksit Darurat
a.	 Lantai balok dari jalan keluar diterangi pada semua titik termasuk sudut
dan persimpangan dari koridor dan lorong, bordes tangga dan pintu
eksit dengan lampu yang mempunyai lumen minimal 0,001 lumen per
cm2
b.	 Sumber pencahayaan mudah diakses dan andal, seperti layanan listrik
PLN.
c.	 Fasilitas pencahayaan darurat dijaga dengan tingkat iluminasi tertentu
pada kejadian kegagalan pencahayaan normal untuk jangka waktu
sekurang-kurangnya 1 jam.
d.	 Tanda arah “EXIT”/KELUAR diterangi, dengan warna khusus, dengan
sumber yang andal, 0,005 lumen per cm2.
e.	 Tinggi huruf dari tanda arah 15 cm dengan huruf yang menonjol
dengan lebar tidak kurang dari 19 mm.
f.	 Lengkapi luminous (armature) penunjuk arah eksit pada dinding dan
diletakkan 30 cm atau lebih lebih rendah dari permukaan lantai.
Jika terjadi kebakaran, maka perawat harus melindungi klien dari
cedera, melaporkan lokasi kebakaran, dan membatasi lokasi penyebaran
api. Salah satu tingkatan yang sangat membantu untuk membuat
prioritas saat terjadi kebakaran adalah RACE: Rescue, Alarm, Confine, dan
Extinguish. Penyelamatan dan pemindahan seluruh klien dari berbahaya
yang mengancam. Dengan menggunakan prosedur peringatan berbahaya
untuk melaporkan lokasi kebakaran, maka petugas harus mengambil
tindakan untuk membatasi penyebaran atau memadamkan kbakaran
(misalnya menutup pintu dan jendela, mematikan oksigen dan alat-alat
33
Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan Prodi Keperawatan
listrik dan menggunakan alat pemadan kebakaran).
Klienyangterjebakdalamkebakaran,berapapunbesarnyakebakaran
tersebut, berada dalam resiko dan haruus dipindahkan ke area lain.
•	 Jika klien menggunakan oksigen tetapi tidak menjadi pendukung
kehidupannya, maka perawat dapat melepaskan oksigen tersebut
•	  Jika klien menggunakan oksigen sebagai pendukung kehidupannya
maka perawat harus mempertahannkan status pernapasan klien secara
manual dengan menggunakan ambubag sampai klien terlepas dari
ancaman kebakaran.
•	 Klien yang bisa berjalan dapat diarahakan untuk berjalan sendiri
kearah yang aman dan pada beberapa kasus mungkin dapat dibantu
denga  kursi roda
•	 Klien yang berbaring di tempat tidur umunya dipindahkan dengan
menggunakan brankar, temapat tidur atau kursi roda
•	 Jika tidak ada satupun metode yang dapat digunakan, maka klien harus
diangkat dari ares tersebut.
Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan Prodi Keperawatan
34
	 Kebutuhan akan keselamatan atau keamanan adalah kebutuhan untuk
melindungi diri dari bahaya fisik. Ancaman terhadap keselamatan seseorang
dapat dikategorikan sebagai ancaman mekanis, kimiawi, retmal dan bakteriologis.
Kebutuhan akan keamanan terkait dengan konteks fisiologis dan hubungan
interpersonal. Keamanan fisiologis berkaitan dengan sesuatu yang mengancam
tubuh dan kehidupan seseorang. Ancaman itu bisa nyata atau hanya imajinasi (mis,
penyakit, nyeri, cemas, dan sebaginya). Dalam konteks hubungan interpersonal
bergantung pada banyak faktor, seperti kemampuan berkomunikasi, kemampuan
mengontrol masalah, kemampuan memahami, tingkah laku yang konsisten
dengan orang lain, serta kemampuan memahami orang-orang di sekitarnya dan
lingkungannya.
	 Sebagai seorang perawat harus menjaga keamanan dan kenyamanan klien
harus kita jaga disamping tetap menjaga keamanan dan kenyamanan perawat
itu sendiri, terlebih di era sekarang ini perkembangan penyakit juga semakin
memprihatinkan, jadi kita sebagai perawat harus bisa menjaga diri dengan selalu
mentaati waktu cuci tangan dan menggunakan alat pelindung diri (APD) yang
baik dan benar.
Rangkuman
Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan Prodi Keperawatan
35
Jangan bosan ya teman-teman...selalu di bagian akhir kegiatan belajar anda
mengerjakan beberapa soal tes formatif.
1. Anda didatangi seorang klien yang baru saja jatuh naik sepeda motor
dengan berdarah-darah minta diobati, sesuai prinsip keamanan
kenyamanan, tindakan yang anda lakukan .. .
a.	 Membersihkan darahnya segera dan memberi obat
b.	 Mencuci tangan dan mempersilakan klien membersihkan sendiri
c.	 Mencuci tangan, memakai sarung tangan dan merawat lukanya
d.	 Memberi obat antibiotika dan mempersilakan segera pulang
2. Untuk mencegah kesalahan memberikan obat kepada klien, kita harus
memperhatikan 6 benar cara pemberian obat. Salah satunya benar cara,
maksudnya .. .
a.	 Obat diberikan sesuai dengan bentuk obat, misal injeksi, oral
b.	 Obat diberikan dengan cara yang sopan kepada klien
c.	 Obat diberikan dengan cara memaksa klien mentaati aturannya
d.	 Obat diberikan dengan cara yang biasa dikerjakan oleh klien
3. Klien mau diantar ke ruang operasi untuk dilakukan operasi, tindakan
penyelamatan yang anda lakukan .. .
a.	 Memasang pelindung pada kereta dorong
b.	 Memasang mitela pada kepala klien
c.	 Memberikan suntikan antibiotika
d.	 Memakai sarung tangan
Tes Formatif
36
Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan Prodi Keperawatan
4. Bila mau melakukan injeksi, hal yang dikaji sehubungan dengan keamanan
dan kenyamanan klien .. .
a.	 Sudah berapa lama dirawat di rumah sakit
b.	 Harus selalu memakai sarung tangan steril
c.	 Apakah klien pernah disuntik
d.	 Apakah ada riwayat alergi obat
5 Sebagai seorang perawat, kita juga wajib menjaga diri supaya selalu berada
di keadaan aman dan nyaman, maka bila merawat klien dan memegang
cairan tubuh klien yang dilakukan sebelumnya adalah .. .
a.	 Mencuci tangan
b.	 Memakai sarung tangan
c.	 Memakai schort tertutup
d.	 Memakai masker
Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan Prodi Keperawatan
37
1.	 C
2.	 A
3.	 A
4.	 D
5.	 B
Kunci Jawaban
Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan Prodi Keperawatan
38
Untuk mengakhiri materi ini anda kami berikan tugas untuk menerapkan standar
keamanan dan kenyamanan klien yang anda asuh dan membiasakan diri selalu
melakukan hal yang menjaga keamanan kenyamanan klien dan diri sendiri.
Tugas
Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan Prodi Keperawatan
39
Penutup
	 Demikian teman-teman yang kami banggakan, materi yang telah kita
bahas di kegiatan belajar 2 ini, semoga bisa membantu teman-teman memahami
konsep kebutuhan keamanan dan kenyamanan, semoga pelayanan yang anda
berikan kepada masyarakat jadi semakin baik dengan tetap memperhatikan
keamanan dan kenyamanan klien dan diri sendiri, dan masyarakat juga puas
atas pelayanan yang anda berikan. Kami mau mendengar dan membantu
mengobarkan semangat belajar anda.
Sukses selalu......
Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan Prodi Keperawatan
40
1. Status perubahan kesadaran ketika persepsi dan reaksi individu terhadap
lingkungan menurun adalah arti dari .. .
a.	 istirahat
b.	 tidur
c.	 santai
d.	 rekreasi
2. Bp. S. 45 tahun, datang ke tempat anda mengeluh beberapa hari terakhir
ini terasa mengantuk setiap saat, sering tertidur kadang saat berkendaraan
dan susah untuk bangun kembali. Bila melihat keluhan Bp. S, beliau
mengalami gangguan tidur .. .
a.	 insomnia
b.	 parasomnia
c.	 narkolepsi
d.	 somnambulisme
3. Tn. I, umur 60 tahun datang ke tempat anda karena merasa sakit di daerah
kelamin, beliau seorang perokok, setelah diperiksa ternyata beliau juga
mengalami BPH (benigne prostat hipertrophy). Beliau bertanya bagaimana
caranya supaya bisa tidur nyenyak, karena beberapa hari tidak bisa tidur.
Tindakan keperawatan yang anda lakukan .. .
a.	 menjelaskan bahwa keadaannya yang menyebabkaan gangguan
tidur
b.	 mengajari klien supaya pada sore hari tidak usah tidur
c.	 memberikan obat peangsang tidur
d.	 menganjurkan untuk segera operasi
Tes Sumatif
41
Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan Prodi Keperawatan
4. Seorang perokok biasanya mengalami gangguan tidur .. .
a.	 somnambulisme
b.	 narkolepsi
c.	 apnea tidur
d.	 insomnia
5. Seorang ibu datang ke tempat anda mengeluh anaknya tidak bisa tidur,
hal apa yang akan anda kaji....
a.	 kebiasaan tidur sama siapa?
b.	 lingkungan mendukung/tidak?
c.	 mainannya/boneka ada/hilang?
d.	 ada gangguan kondisi tubuh?
6. Anda didatangi seorang klien yang baru saja jatuh naik sepeda motor
dengan berdarah-darah minta diobati, sesuai prinsip keamanan
kenyamanan, tindakan yang anda lakukan .. .
a.	 Membersihkan darahnya segera dan memberi obat
b.	 Mencuci tangan dan mempersilakan klien membersihkan sendiri
c.	 Mencuci tangan, memakai sarung tangan dan merawat lukanya
d.	 Memberi obat antibiotika dan mempersilakan segera pulang
7. Untuk mencegah kesalahan memberikan obat kepada klien, kita harus
memperhatikan 6 benar cara pemberian obat. Salah satunya benar cara,
maksudnya .. .
a.	 Obat diberikan sesuai dengan bentuk obat, misal injeksi, oral
b.	 Obat diberikan dengan cara yang sopan kepada klien
c.	 Obat diberikan dengan cara memaksa klien mentaati aturannya
d.	 Obat diberikan dengan cara yang biasa dikerjakan oleh klien
42
Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan Prodi Keperawatan
8. Klien mau diantar ke ruang operasi untuk dilakukan operasi, tindakan
penyelamatan yang anda lakukan .. .
a.	 Memasang pelindung pada kereta dorong
b.	 Memasang mitela pada kepala klien
c.	 Memberikan suntikan antibiotika
d.	 Memakai sarung tangan
9. Bila mau melakukan injeksi, hal yang dikaji sehubungan dengan keamanan
dan kenyamanan klien .. .
a.	 Sudah berapa lama dirawat di rumah sakit
b.	 Harus selalu memakai sarung tangan steril
c.	 Apakah klien pernah disuntik
d.	 Apakah ada riwayat alergi obat
10. Sebagai seorang perawat, kita juga wajib menjaga diri supaya selalu berada
di keadaan aman dan nyaman, maka bila merawat klien dan memegang
cairan tubuh klien yang dilakukan sebelumnya adalah .. .
a.	 Mencuci tangan
b.	 Memakai sarung tangan
c.	 Memakai schort tertutup
d.	 Memakai masker
Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan Prodi Keperawatan
43
Alman. 2000, Fundamental & Advanced Nursing Skill ,Canada, Delmar Thompson,
Learning Publisher.
Asmadi. 2008, Teknik prosedural keperawatan,konsep dan aplikasi kebutuhan dasar
klien, Salemba Medika, Jakarta
Azis Alimun .2006, Kebutuahan dasar manusia I , Salemba Medika, Jakarta
Elkin, et al .2000., Nursing Intervention and Clinical Skills, Aecond edt.
Kozier, B. 1995, Fundamental of Nursing: Concept Process and Practice, Ethics and
Values, California, Addison Wesley
Perry,at al. 2005, Ketrampilan dan prosedur dasar,Kedokteran, EGC, Jakarta
Potter,P.1998, Fundamental of Nursing, Philadelphia, Lippincott
Tarwoto Wartonah.2006, Kebutuhan dasar manusia dan proses keperawatan edisi
3, Salemba Medika, Jakarta
Tim Poltekkes Depkes Jakarta III .2009, Panduan Praktek KDM, Salemba Medika,
Jakarta
Tim Politeknik Kesehatan Kemenkes Malang, 2012, Modul pembelajaran KDM,
Malang
Tim Politeknik Kesehatan Kemenkes Malang, 2012, Modul Pemeriksaan Fisik dan
Implikasinya dalam Keperawatan , Malang
Wahid,IM dan Nuruk, C. 2008, Kebutuhan dasar Manusia, teori dan aplikasi dalam
praktek, Salemba Medika, Jakarta
Daftar Pustaka
Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan Prodi Keperawatan
44
Tes Sumatif
1. Status perubahan kesadaran ketika persepsi dan reaksi individu terhadap
lingkungan menurun adalah arti dari .. .
a.	 istirahat
b.	tidur
c.	 santai
d.	rekreasi
2. Bp. U. 50 tahun, datang ke tempat anda mengeluh beberapa hari terakhir
ini tidak bisa tidur, sering terbangun dan susah untuk tidur kembali. Bila
melihat keluhan Bp. U, beliau mengalami gangguan tidur .. .
a.	 insomnia
b.	 parasomnia
c.	 narkolepsi
d.	 somnambulisme
3. Tn. I, umur 60 tahun datang ke tempat anda karena merasa sakit di daerah
kelamin, beliau seorang perokok, setelah diperiksa ternyata beliau juga
mengalami BPH (benigne prostat hipertrophy). Beliau bertanya bagaimana
caranya supaya bisa tidur nyenyak, karena beberapa hari tidak bisa tidur.
Tindakan keperawatan yang anda lakukan .. .
a.	 menjelaskan bahwa keadaannya yang menyebabkaan gangguan tidur
b.	mengajari klien supaya pada sore hari tidak usah tidur
c.	 memberikan obat peangsang tidur
d.	menganjurkan untuk segera operasi
45
Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan Prodi Keperawatan
4. Seorang perokok biasanya mengalami gangguan tidur .. .
a.	 somnambulisme
b.	narkolepsi
c.	 apnea tidur
d.	insomnia
5. Seorang ibu datang ke tempat anda mengeluh anaknya tidak bisa tidur, hal
apa yang akan anda kaji....
a.	 kebiasaan tidur sama siapa?
b.	lingkungan mendukung/tidak?
c.	 mainannya/boneka ada/hilang?
d.	ada gangguan kondisi tubuh?
6. Anda didatangi seorang klien yang baru saja jatuh naik sepeda motor
dengan berdarah-darah minta diobati, sesuai prinsip keamanan
kenyamanan, tindakan yang anda lakukan .. .
a.	 Membersihkan darahnya segera dan memberi obat
b.	 Mencuci tangan dan mempersilakan klien membersihkan sendiri
c.	 Mencuci tangan, memakai sarung tangan dan merawat lukanya
d.	 Memberi obat antibiotika dan mempersilakan segera pulang
7. Untuk mencegah kesalahan memberikan obat kepada klien, kita harus
memperhatikan 6 benar cara pemberian obat. Salah satunya benar cara,
maksudnya .. .
a.	 Obat diberikan sesuai dengan bentuk obat, misal injeksi, oral
b.	 Obat diberikan dengan cara yang sopan kepada klien
c.	 Obat diberikan dengan cara memaksa klien mentaati aturannya
d.	 Obat diberikan dengan cara yang biasa dikerjakan oleh klien
46
Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan Prodi Keperawatan
8. Klien mau diantar ke ruang operasi untuk dilakukan operasi, tindakan
penyelamatan yang anda lakukan .. .
a.	 Memasang pelindung pada kereta dorong
b.	 Memasang mitela pada kepala klien
c.	 Memberikan suntikan antibiotika
d.	 Memakai sarung tangan
9. Bila mau melakukan injeksi, hal yang dikaji sehubungan dengan keamanan
dan kenyamanan klien .. .
a.	 Sudah berapa lama dirawat di rumah sakit
b.	 Harus selalu memakai sarung tangan steril
c.	 Apakah klien pernah disuntik
d.	 Apakah ada riwayat alergi obat
10 Sebagai seorang perawat, kita juga wajib menjaga diri supaya selalu berada
di keadaan aman dan nyaman, maka bila merawat klien dan memegang
cairan tubuh klien yang dilakukan sebelumnya adalah .. .
a.	 Mencuci tangan
b.	 Memakai sarung tangan
c.	 Memakai schort tertutup
d.	 Memakai masker
Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan Prodi Keperawatan
47
1.	B
2.	A
3.	B
4.	C
5.	C
6.	C
7.	A
8.	A
9.	D
10.	B
Kunci Jawaban Tes Sumatif

Contenu connexe

Tendances

Modul 7 Praktik Kebid III
Modul 7 Praktik Kebid IIIModul 7 Praktik Kebid III
Modul 7 Praktik Kebid IIIpjj_kemenkes
 
Modul 2 pedoman praktek laboratorium
Modul 2   pedoman praktek laboratoriumModul 2   pedoman praktek laboratorium
Modul 2 pedoman praktek laboratoriumpjj_kemenkes
 
Modul 4 pedoman praktek
Modul 4   pedoman praktekModul 4   pedoman praktek
Modul 4 pedoman praktekpjj_kemenkes
 
Keperawatan kegawat daruratan iii
Keperawatan kegawat daruratan iiiKeperawatan kegawat daruratan iii
Keperawatan kegawat daruratan iiipjj_kemenkes
 
Acuan Praktik Laboratorium Klinik
Acuan Praktik Laboratorium Klinik Acuan Praktik Laboratorium Klinik
Acuan Praktik Laboratorium Klinik pjj_kemenkes
 
M5 panduan 1 pembelajaran praktik klinik kdk ii
M5 panduan 1 pembelajaran praktik klinik kdk iiM5 panduan 1 pembelajaran praktik klinik kdk ii
M5 panduan 1 pembelajaran praktik klinik kdk iipjj_kemenkes
 
Manajemen dan Kepemimpinan Dalam Keperawatan
 Manajemen dan Kepemimpinan Dalam Keperawatan Manajemen dan Kepemimpinan Dalam Keperawatan
Manajemen dan Kepemimpinan Dalam Keperawatanpjj_kemenkes
 
Modul 9 Praktik Kebid III
Modul 9 Praktik Kebid IIIModul 9 Praktik Kebid III
Modul 9 Praktik Kebid IIIpjj_kemenkes
 
Modul 1 dokumen keperawatan
Modul 1 dokumen keperawatanModul 1 dokumen keperawatan
Modul 1 dokumen keperawatanpjj_kemenkes
 
M6 panduan 2 pembelajaran praktik klinik kdk ii
M6 panduan 2 pembelajaran praktik klinik kdk iiM6 panduan 2 pembelajaran praktik klinik kdk ii
M6 panduan 2 pembelajaran praktik klinik kdk iipjj_kemenkes
 
Petunjuk Pelaksanaan Praktika
Petunjuk Pelaksanaan Praktika  Petunjuk Pelaksanaan Praktika
Petunjuk Pelaksanaan Praktika pjj_kemenkes
 

Tendances (20)

Modul 3 kdk ii
Modul 3 kdk iiModul 3 kdk ii
Modul 3 kdk ii
 
Modul 7 Praktik Kebid III
Modul 7 Praktik Kebid IIIModul 7 Praktik Kebid III
Modul 7 Praktik Kebid III
 
Modul 8 cetak
Modul 8 cetakModul 8 cetak
Modul 8 cetak
 
Modul 2 cetak
Modul 2 cetakModul 2 cetak
Modul 2 cetak
 
Modul 1 kdk ii
Modul 1 kdk iiModul 1 kdk ii
Modul 1 kdk ii
 
Modul 1 cetak
Modul 1 cetakModul 1 cetak
Modul 1 cetak
 
Modul 2 cetak
Modul 2 cetakModul 2 cetak
Modul 2 cetak
 
Modul 2 pedoman praktek laboratorium
Modul 2   pedoman praktek laboratoriumModul 2   pedoman praktek laboratorium
Modul 2 pedoman praktek laboratorium
 
Modul 4 pedoman praktek
Modul 4   pedoman praktekModul 4   pedoman praktek
Modul 4 pedoman praktek
 
Keperawatan kegawat daruratan iii
Keperawatan kegawat daruratan iiiKeperawatan kegawat daruratan iii
Keperawatan kegawat daruratan iii
 
Modul 3 praktikum
Modul 3   praktikumModul 3   praktikum
Modul 3 praktikum
 
Modul 1 cetak
Modul 1 cetakModul 1 cetak
Modul 1 cetak
 
Acuan Praktik Laboratorium Klinik
Acuan Praktik Laboratorium Klinik Acuan Praktik Laboratorium Klinik
Acuan Praktik Laboratorium Klinik
 
Modul 3 MTBS
Modul 3 MTBSModul 3 MTBS
Modul 3 MTBS
 
M5 panduan 1 pembelajaran praktik klinik kdk ii
M5 panduan 1 pembelajaran praktik klinik kdk iiM5 panduan 1 pembelajaran praktik klinik kdk ii
M5 panduan 1 pembelajaran praktik klinik kdk ii
 
Manajemen dan Kepemimpinan Dalam Keperawatan
 Manajemen dan Kepemimpinan Dalam Keperawatan Manajemen dan Kepemimpinan Dalam Keperawatan
Manajemen dan Kepemimpinan Dalam Keperawatan
 
Modul 9 Praktik Kebid III
Modul 9 Praktik Kebid IIIModul 9 Praktik Kebid III
Modul 9 Praktik Kebid III
 
Modul 1 dokumen keperawatan
Modul 1 dokumen keperawatanModul 1 dokumen keperawatan
Modul 1 dokumen keperawatan
 
M6 panduan 2 pembelajaran praktik klinik kdk ii
M6 panduan 2 pembelajaran praktik klinik kdk iiM6 panduan 2 pembelajaran praktik klinik kdk ii
M6 panduan 2 pembelajaran praktik klinik kdk ii
 
Petunjuk Pelaksanaan Praktika
Petunjuk Pelaksanaan Praktika  Petunjuk Pelaksanaan Praktika
Petunjuk Pelaksanaan Praktika
 

Similaire à Modul 7 cetak

Praktika ansietas, citra tubuh, kehilangan
Praktika   ansietas, citra tubuh, kehilanganPraktika   ansietas, citra tubuh, kehilangan
Praktika ansietas, citra tubuh, kehilanganpjj_kemenkes
 
Modul praktikum jiwa
Modul praktikum jiwaModul praktikum jiwa
Modul praktikum jiwaBICARAJIWA
 
Modul 4 komunikasi pasien kebutuhan khusus
Modul 4 komunikasi pasien kebutuhan khususModul 4 komunikasi pasien kebutuhan khusus
Modul 4 komunikasi pasien kebutuhan khususpjj_kemenkes
 
Modul 3 penerapan komunikasi dalam asuhan keperawatan
Modul 3 penerapan komunikasi dalam asuhan keperawatanModul 3 penerapan komunikasi dalam asuhan keperawatan
Modul 3 penerapan komunikasi dalam asuhan keperawatanpjj_kemenkes
 
Patogenesis dan patofisiologi kelainan struktur dan fungsi
Patogenesis dan patofisiologi kelainan struktur dan fungsiPatogenesis dan patofisiologi kelainan struktur dan fungsi
Patogenesis dan patofisiologi kelainan struktur dan fungsipjj_kemenkes
 
Kb 1 patogenesis&patofisiologikelainanstruktur&fungsi
Kb 1 patogenesis&patofisiologikelainanstruktur&fungsiKb 1 patogenesis&patofisiologikelainanstruktur&fungsi
Kb 1 patogenesis&patofisiologikelainanstruktur&fungsipjj_kemenkes
 
Kb 3 penerapan komunikasi terapeutik pada pasien dengan gangguan
Kb 3 penerapan komunikasi terapeutik pada pasien dengan gangguanKb 3 penerapan komunikasi terapeutik pada pasien dengan gangguan
Kb 3 penerapan komunikasi terapeutik pada pasien dengan gangguanpjj_kemenkes
 
Kb 1 konsep komunikasi terapeutik pada pasien dengan kebutuhan khusus
Kb 1 konsep komunikasi terapeutik pada pasien dengan kebutuhan khususKb 1 konsep komunikasi terapeutik pada pasien dengan kebutuhan khusus
Kb 1 konsep komunikasi terapeutik pada pasien dengan kebutuhan khususpjj_kemenkes
 
Praktikum 3 halusinasi dan perilaku kekerasan
Praktikum 3   halusinasi dan perilaku kekerasanPraktikum 3   halusinasi dan perilaku kekerasan
Praktikum 3 halusinasi dan perilaku kekerasanpjj_kemenkes
 
Kb 3 persiapan pre dan postoperasi pada anak
Kb 3 persiapan pre dan postoperasi pada anakKb 3 persiapan pre dan postoperasi pada anak
Kb 3 persiapan pre dan postoperasi pada anakpjj_kemenkes
 
Kb 2 penerapan komunikasi terapeutik pada pasien dengan gangguan
Kb 2 penerapan komunikasi terapeutik pada pasien dengan gangguanKb 2 penerapan komunikasi terapeutik pada pasien dengan gangguan
Kb 2 penerapan komunikasi terapeutik pada pasien dengan gangguanpjj_kemenkes
 
Modul 5 pedoman praktek lab. anak sehat
Modul 5 pedoman praktek lab. anak sehatModul 5 pedoman praktek lab. anak sehat
Modul 5 pedoman praktek lab. anak sehatpjj_kemenkes
 
Kb 2 pesiapan akan dilakukan
Kb 2 pesiapan akan dilakukanKb 2 pesiapan akan dilakukan
Kb 2 pesiapan akan dilakukanpjj_kemenkes
 
Kb2 penerapan komunikasi terapeutik pada pasien dengan gangguan kebutuhan das...
Kb2 penerapan komunikasi terapeutik pada pasien dengan gangguan kebutuhan das...Kb2 penerapan komunikasi terapeutik pada pasien dengan gangguan kebutuhan das...
Kb2 penerapan komunikasi terapeutik pada pasien dengan gangguan kebutuhan das...pjj_kemenkes
 
MODUL AJAR GIZI DAN DIET.pdf
MODUL AJAR GIZI DAN DIET.pdfMODUL AJAR GIZI DAN DIET.pdf
MODUL AJAR GIZI DAN DIET.pdfYaNa79201
 

Similaire à Modul 7 cetak (20)

Praktika ansietas, citra tubuh, kehilangan
Praktika   ansietas, citra tubuh, kehilanganPraktika   ansietas, citra tubuh, kehilangan
Praktika ansietas, citra tubuh, kehilangan
 
Modul praktikum jiwa
Modul praktikum jiwaModul praktikum jiwa
Modul praktikum jiwa
 
Modul 4 komunikasi pasien kebutuhan khusus
Modul 4 komunikasi pasien kebutuhan khususModul 4 komunikasi pasien kebutuhan khusus
Modul 4 komunikasi pasien kebutuhan khusus
 
Adaptasi Sel
Adaptasi SelAdaptasi Sel
Adaptasi Sel
 
Kb 2 adaptasisel
Kb 2 adaptasiselKb 2 adaptasisel
Kb 2 adaptasisel
 
Modul 3 penerapan komunikasi dalam asuhan keperawatan
Modul 3 penerapan komunikasi dalam asuhan keperawatanModul 3 penerapan komunikasi dalam asuhan keperawatan
Modul 3 penerapan komunikasi dalam asuhan keperawatan
 
Patogenesis dan patofisiologi kelainan struktur dan fungsi
Patogenesis dan patofisiologi kelainan struktur dan fungsiPatogenesis dan patofisiologi kelainan struktur dan fungsi
Patogenesis dan patofisiologi kelainan struktur dan fungsi
 
Kb 1 patogenesis&patofisiologikelainanstruktur&fungsi
Kb 1 patogenesis&patofisiologikelainanstruktur&fungsiKb 1 patogenesis&patofisiologikelainanstruktur&fungsi
Kb 1 patogenesis&patofisiologikelainanstruktur&fungsi
 
Modul 2
Modul 2Modul 2
Modul 2
 
Kb 3 penerapan komunikasi terapeutik pada pasien dengan gangguan
Kb 3 penerapan komunikasi terapeutik pada pasien dengan gangguanKb 3 penerapan komunikasi terapeutik pada pasien dengan gangguan
Kb 3 penerapan komunikasi terapeutik pada pasien dengan gangguan
 
Kb 1 konsep komunikasi terapeutik pada pasien dengan kebutuhan khusus
Kb 1 konsep komunikasi terapeutik pada pasien dengan kebutuhan khususKb 1 konsep komunikasi terapeutik pada pasien dengan kebutuhan khusus
Kb 1 konsep komunikasi terapeutik pada pasien dengan kebutuhan khusus
 
Modul 1 kb 1
Modul 1 kb 1Modul 1 kb 1
Modul 1 kb 1
 
Praktikum 3 halusinasi dan perilaku kekerasan
Praktikum 3   halusinasi dan perilaku kekerasanPraktikum 3   halusinasi dan perilaku kekerasan
Praktikum 3 halusinasi dan perilaku kekerasan
 
Kb 3 persiapan pre dan postoperasi pada anak
Kb 3 persiapan pre dan postoperasi pada anakKb 3 persiapan pre dan postoperasi pada anak
Kb 3 persiapan pre dan postoperasi pada anak
 
Kb 2 penerapan komunikasi terapeutik pada pasien dengan gangguan
Kb 2 penerapan komunikasi terapeutik pada pasien dengan gangguanKb 2 penerapan komunikasi terapeutik pada pasien dengan gangguan
Kb 2 penerapan komunikasi terapeutik pada pasien dengan gangguan
 
Modul 3 kb 2
Modul 3   kb 2Modul 3   kb 2
Modul 3 kb 2
 
Modul 5 pedoman praktek lab. anak sehat
Modul 5 pedoman praktek lab. anak sehatModul 5 pedoman praktek lab. anak sehat
Modul 5 pedoman praktek lab. anak sehat
 
Kb 2 pesiapan akan dilakukan
Kb 2 pesiapan akan dilakukanKb 2 pesiapan akan dilakukan
Kb 2 pesiapan akan dilakukan
 
Kb2 penerapan komunikasi terapeutik pada pasien dengan gangguan kebutuhan das...
Kb2 penerapan komunikasi terapeutik pada pasien dengan gangguan kebutuhan das...Kb2 penerapan komunikasi terapeutik pada pasien dengan gangguan kebutuhan das...
Kb2 penerapan komunikasi terapeutik pada pasien dengan gangguan kebutuhan das...
 
MODUL AJAR GIZI DAN DIET.pdf
MODUL AJAR GIZI DAN DIET.pdfMODUL AJAR GIZI DAN DIET.pdf
MODUL AJAR GIZI DAN DIET.pdf
 

Plus de pjj_kemenkes

Modul 10 Praktik Kebid III
Modul 10 Praktik Kebid IIIModul 10 Praktik Kebid III
Modul 10 Praktik Kebid IIIpjj_kemenkes
 
Modul 8 Praktik Kebid III
Modul 8 Praktik Kebid IIIModul 8 Praktik Kebid III
Modul 8 Praktik Kebid IIIpjj_kemenkes
 
Modul 6 Praktik Kebid III
Modul 6 Praktik Kebid IIIModul 6 Praktik Kebid III
Modul 6 Praktik Kebid IIIpjj_kemenkes
 
Modul 5 Praktik Kebid III
Modul 5 Praktik Kebid IIIModul 5 Praktik Kebid III
Modul 5 Praktik Kebid IIIpjj_kemenkes
 
Modul 3 Praktik Kebid III
Modul 3 Praktik Kebid IIIModul 3 Praktik Kebid III
Modul 3 Praktik Kebid IIIpjj_kemenkes
 
Modul 2 Praktik Kebid III
Modul 2 Praktik Kebid IIIModul 2 Praktik Kebid III
Modul 2 Praktik Kebid IIIpjj_kemenkes
 
Modul 1 Praktik Kebid III
Modul 1 Praktik Kebid IIIModul 1 Praktik Kebid III
Modul 1 Praktik Kebid IIIpjj_kemenkes
 
PPT 2 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 1
PPT 2 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 1PPT 2 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 1
PPT 2 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 1pjj_kemenkes
 
PPT 1 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 4
PPT 1 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 4PPT 1 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 4
PPT 1 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 4pjj_kemenkes
 
PPT 1 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 3
PPT 1 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 3PPT 1 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 3
PPT 1 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 3pjj_kemenkes
 
PPT 1 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 2
PPT 1 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 2PPT 1 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 2
PPT 1 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 2pjj_kemenkes
 
PPT 1 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 1
PPT 1 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 1PPT 1 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 1
PPT 1 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 1pjj_kemenkes
 
Modul 4 dokumen keperawatan
Modul 4 dokumen keperawatanModul 4 dokumen keperawatan
Modul 4 dokumen keperawatanpjj_kemenkes
 
Modul 3 dokumen keperawatan
Modul 3 dokumen keperawatanModul 3 dokumen keperawatan
Modul 3 dokumen keperawatanpjj_kemenkes
 
Modul 2 dokumen keperawatan cetak
Modul 2 dokumen keperawatan cetakModul 2 dokumen keperawatan cetak
Modul 2 dokumen keperawatan cetakpjj_kemenkes
 
Keperawatan kegawat daruratan ii
Keperawatan kegawat daruratan iiKeperawatan kegawat daruratan ii
Keperawatan kegawat daruratan iipjj_kemenkes
 
Keperawatan kegawat daruratan iv
Keperawatan kegawat daruratan ivKeperawatan kegawat daruratan iv
Keperawatan kegawat daruratan ivpjj_kemenkes
 

Plus de pjj_kemenkes (20)

Modul 4 MTBS
Modul 4 MTBSModul 4 MTBS
Modul 4 MTBS
 
Modul 2 MTBS
Modul 2 MTBSModul 2 MTBS
Modul 2 MTBS
 
Modul 1 MTBS
Modul 1 MTBSModul 1 MTBS
Modul 1 MTBS
 
Modul 10 Praktik Kebid III
Modul 10 Praktik Kebid IIIModul 10 Praktik Kebid III
Modul 10 Praktik Kebid III
 
Modul 8 Praktik Kebid III
Modul 8 Praktik Kebid IIIModul 8 Praktik Kebid III
Modul 8 Praktik Kebid III
 
Modul 6 Praktik Kebid III
Modul 6 Praktik Kebid IIIModul 6 Praktik Kebid III
Modul 6 Praktik Kebid III
 
Modul 5 Praktik Kebid III
Modul 5 Praktik Kebid IIIModul 5 Praktik Kebid III
Modul 5 Praktik Kebid III
 
Modul 3 Praktik Kebid III
Modul 3 Praktik Kebid IIIModul 3 Praktik Kebid III
Modul 3 Praktik Kebid III
 
Modul 2 Praktik Kebid III
Modul 2 Praktik Kebid IIIModul 2 Praktik Kebid III
Modul 2 Praktik Kebid III
 
Modul 1 Praktik Kebid III
Modul 1 Praktik Kebid IIIModul 1 Praktik Kebid III
Modul 1 Praktik Kebid III
 
PPT 2 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 1
PPT 2 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 1PPT 2 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 1
PPT 2 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 1
 
PPT 1 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 4
PPT 1 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 4PPT 1 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 4
PPT 1 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 4
 
PPT 1 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 3
PPT 1 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 3PPT 1 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 3
PPT 1 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 3
 
PPT 1 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 2
PPT 1 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 2PPT 1 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 2
PPT 1 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 2
 
PPT 1 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 1
PPT 1 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 1PPT 1 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 1
PPT 1 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 1
 
Modul 4 dokumen keperawatan
Modul 4 dokumen keperawatanModul 4 dokumen keperawatan
Modul 4 dokumen keperawatan
 
Modul 3 dokumen keperawatan
Modul 3 dokumen keperawatanModul 3 dokumen keperawatan
Modul 3 dokumen keperawatan
 
Modul 2 dokumen keperawatan cetak
Modul 2 dokumen keperawatan cetakModul 2 dokumen keperawatan cetak
Modul 2 dokumen keperawatan cetak
 
Keperawatan kegawat daruratan ii
Keperawatan kegawat daruratan iiKeperawatan kegawat daruratan ii
Keperawatan kegawat daruratan ii
 
Keperawatan kegawat daruratan iv
Keperawatan kegawat daruratan ivKeperawatan kegawat daruratan iv
Keperawatan kegawat daruratan iv
 

Dernier

RENCANA PEMASARAN untuk bidang rumah sakit.pptx
RENCANA PEMASARAN untuk bidang rumah sakit.pptxRENCANA PEMASARAN untuk bidang rumah sakit.pptx
RENCANA PEMASARAN untuk bidang rumah sakit.pptxrobert531746
 
oscillometry for assessing lung function
oscillometry for assessing lung functionoscillometry for assessing lung function
oscillometry for assessing lung functionolivia371624
 
ALAT KONTRASEPSI DAN MACAM-MACAM IMPLANT.ppt
ALAT KONTRASEPSI DAN MACAM-MACAM IMPLANT.pptALAT KONTRASEPSI DAN MACAM-MACAM IMPLANT.ppt
ALAT KONTRASEPSI DAN MACAM-MACAM IMPLANT.pptRaniNarti
 
ilide.info-infanticide-ampamp-aborsi-biko-pr_35775a8caae77ecbd6b2ac17ada4ce15...
ilide.info-infanticide-ampamp-aborsi-biko-pr_35775a8caae77ecbd6b2ac17ada4ce15...ilide.info-infanticide-ampamp-aborsi-biko-pr_35775a8caae77ecbd6b2ac17ada4ce15...
ilide.info-infanticide-ampamp-aborsi-biko-pr_35775a8caae77ecbd6b2ac17ada4ce15...WulanNovianti7
 
Gizi-dalam-Daur-Kehidupan-Pertemuan-3.ppt
Gizi-dalam-Daur-Kehidupan-Pertemuan-3.pptGizi-dalam-Daur-Kehidupan-Pertemuan-3.ppt
Gizi-dalam-Daur-Kehidupan-Pertemuan-3.pptAyuMustika17
 
HIV/ AIDS PENYULUHAN untuk awam [1].pptx
HIV/ AIDS PENYULUHAN untuk awam [1].pptxHIV/ AIDS PENYULUHAN untuk awam [1].pptx
HIV/ AIDS PENYULUHAN untuk awam [1].pptxgastroupdate
 
Abses paru - Diagnosis, tatalaksana, prognosis
Abses paru - Diagnosis, tatalaksana, prognosisAbses paru - Diagnosis, tatalaksana, prognosis
Abses paru - Diagnosis, tatalaksana, prognosisRachmandiarRaras
 
B-01 Cushing's Syndrome Cushing's Syndrome..pptx
B-01 Cushing's Syndrome Cushing's Syndrome..pptxB-01 Cushing's Syndrome Cushing's Syndrome..pptx
B-01 Cushing's Syndrome Cushing's Syndrome..pptxUswaTulFajri
 
obat sistem saraf pusat analgesik antipiretik
obat sistem saraf pusat analgesik antipiretikobat sistem saraf pusat analgesik antipiretik
obat sistem saraf pusat analgesik antipiretikSyarifahNurulMaulida1
 
BIOLOGI RADIAsi, biologi radiasi, biologi
BIOLOGI RADIAsi, biologi radiasi, biologiBIOLOGI RADIAsi, biologi radiasi, biologi
BIOLOGI RADIAsi, biologi radiasi, biologiAviyudaPrabowo1
 
polimeric micelles for drug delivery system.pptx
polimeric micelles for drug delivery system.pptxpolimeric micelles for drug delivery system.pptx
polimeric micelles for drug delivery system.pptxLinaWinarti1
 
presentasi mola hidatidosa pada kehamilan
presentasi mola hidatidosa pada kehamilanpresentasi mola hidatidosa pada kehamilan
presentasi mola hidatidosa pada kehamilancahyadewi17
 
Keperawatan dasar KEBUTUHAN SUHU TUBUH MANUSIA.pptx
Keperawatan dasar KEBUTUHAN SUHU TUBUH MANUSIA.pptxKeperawatan dasar KEBUTUHAN SUHU TUBUH MANUSIA.pptx
Keperawatan dasar KEBUTUHAN SUHU TUBUH MANUSIA.pptxnadiasariamd
 
PENYULUHAN TENTANG KANKER LEHER RAHIM PADA USIA PRODUKTIF
PENYULUHAN TENTANG KANKER LEHER RAHIM PADA USIA PRODUKTIFPENYULUHAN TENTANG KANKER LEHER RAHIM PADA USIA PRODUKTIF
PENYULUHAN TENTANG KANKER LEHER RAHIM PADA USIA PRODUKTIFRisaFatmasari
 
D3_FITKES_FAKTOR KHASIAT OBAT Dalam Penggunaan Obat.pdf
D3_FITKES_FAKTOR KHASIAT OBAT Dalam Penggunaan Obat.pdfD3_FITKES_FAKTOR KHASIAT OBAT Dalam Penggunaan Obat.pdf
D3_FITKES_FAKTOR KHASIAT OBAT Dalam Penggunaan Obat.pdfSuryani549935
 
KDM NUTRISI, AKTUALISASI, REWARD DAN PUNISHMENT.pptx
KDM NUTRISI, AKTUALISASI, REWARD DAN PUNISHMENT.pptxKDM NUTRISI, AKTUALISASI, REWARD DAN PUNISHMENT.pptx
KDM NUTRISI, AKTUALISASI, REWARD DAN PUNISHMENT.pptxawaldarmawan3
 
Materi Layanan Kesehatan Berbasis Homecare ppt
Materi Layanan Kesehatan Berbasis Homecare pptMateri Layanan Kesehatan Berbasis Homecare ppt
Materi Layanan Kesehatan Berbasis Homecare ppticha582186
 

Dernier (17)

RENCANA PEMASARAN untuk bidang rumah sakit.pptx
RENCANA PEMASARAN untuk bidang rumah sakit.pptxRENCANA PEMASARAN untuk bidang rumah sakit.pptx
RENCANA PEMASARAN untuk bidang rumah sakit.pptx
 
oscillometry for assessing lung function
oscillometry for assessing lung functionoscillometry for assessing lung function
oscillometry for assessing lung function
 
ALAT KONTRASEPSI DAN MACAM-MACAM IMPLANT.ppt
ALAT KONTRASEPSI DAN MACAM-MACAM IMPLANT.pptALAT KONTRASEPSI DAN MACAM-MACAM IMPLANT.ppt
ALAT KONTRASEPSI DAN MACAM-MACAM IMPLANT.ppt
 
ilide.info-infanticide-ampamp-aborsi-biko-pr_35775a8caae77ecbd6b2ac17ada4ce15...
ilide.info-infanticide-ampamp-aborsi-biko-pr_35775a8caae77ecbd6b2ac17ada4ce15...ilide.info-infanticide-ampamp-aborsi-biko-pr_35775a8caae77ecbd6b2ac17ada4ce15...
ilide.info-infanticide-ampamp-aborsi-biko-pr_35775a8caae77ecbd6b2ac17ada4ce15...
 
Gizi-dalam-Daur-Kehidupan-Pertemuan-3.ppt
Gizi-dalam-Daur-Kehidupan-Pertemuan-3.pptGizi-dalam-Daur-Kehidupan-Pertemuan-3.ppt
Gizi-dalam-Daur-Kehidupan-Pertemuan-3.ppt
 
HIV/ AIDS PENYULUHAN untuk awam [1].pptx
HIV/ AIDS PENYULUHAN untuk awam [1].pptxHIV/ AIDS PENYULUHAN untuk awam [1].pptx
HIV/ AIDS PENYULUHAN untuk awam [1].pptx
 
Abses paru - Diagnosis, tatalaksana, prognosis
Abses paru - Diagnosis, tatalaksana, prognosisAbses paru - Diagnosis, tatalaksana, prognosis
Abses paru - Diagnosis, tatalaksana, prognosis
 
B-01 Cushing's Syndrome Cushing's Syndrome..pptx
B-01 Cushing's Syndrome Cushing's Syndrome..pptxB-01 Cushing's Syndrome Cushing's Syndrome..pptx
B-01 Cushing's Syndrome Cushing's Syndrome..pptx
 
obat sistem saraf pusat analgesik antipiretik
obat sistem saraf pusat analgesik antipiretikobat sistem saraf pusat analgesik antipiretik
obat sistem saraf pusat analgesik antipiretik
 
BIOLOGI RADIAsi, biologi radiasi, biologi
BIOLOGI RADIAsi, biologi radiasi, biologiBIOLOGI RADIAsi, biologi radiasi, biologi
BIOLOGI RADIAsi, biologi radiasi, biologi
 
polimeric micelles for drug delivery system.pptx
polimeric micelles for drug delivery system.pptxpolimeric micelles for drug delivery system.pptx
polimeric micelles for drug delivery system.pptx
 
presentasi mola hidatidosa pada kehamilan
presentasi mola hidatidosa pada kehamilanpresentasi mola hidatidosa pada kehamilan
presentasi mola hidatidosa pada kehamilan
 
Keperawatan dasar KEBUTUHAN SUHU TUBUH MANUSIA.pptx
Keperawatan dasar KEBUTUHAN SUHU TUBUH MANUSIA.pptxKeperawatan dasar KEBUTUHAN SUHU TUBUH MANUSIA.pptx
Keperawatan dasar KEBUTUHAN SUHU TUBUH MANUSIA.pptx
 
PENYULUHAN TENTANG KANKER LEHER RAHIM PADA USIA PRODUKTIF
PENYULUHAN TENTANG KANKER LEHER RAHIM PADA USIA PRODUKTIFPENYULUHAN TENTANG KANKER LEHER RAHIM PADA USIA PRODUKTIF
PENYULUHAN TENTANG KANKER LEHER RAHIM PADA USIA PRODUKTIF
 
D3_FITKES_FAKTOR KHASIAT OBAT Dalam Penggunaan Obat.pdf
D3_FITKES_FAKTOR KHASIAT OBAT Dalam Penggunaan Obat.pdfD3_FITKES_FAKTOR KHASIAT OBAT Dalam Penggunaan Obat.pdf
D3_FITKES_FAKTOR KHASIAT OBAT Dalam Penggunaan Obat.pdf
 
KDM NUTRISI, AKTUALISASI, REWARD DAN PUNISHMENT.pptx
KDM NUTRISI, AKTUALISASI, REWARD DAN PUNISHMENT.pptxKDM NUTRISI, AKTUALISASI, REWARD DAN PUNISHMENT.pptx
KDM NUTRISI, AKTUALISASI, REWARD DAN PUNISHMENT.pptx
 
Materi Layanan Kesehatan Berbasis Homecare ppt
Materi Layanan Kesehatan Berbasis Homecare pptMateri Layanan Kesehatan Berbasis Homecare ppt
Materi Layanan Kesehatan Berbasis Homecare ppt
 

Modul 7 cetak

  • 2. No. Kode: Keperawatan/4.06/I/2013 MATA KULIAH : KEBUTUHAN DASAR MANUSIA 1 BEBAN STUDI : 4 SKS (T: 2 SKS, P: 2 SKS) MODUL 7 Konsep Kebutuhan Fisiologis III Penulis: Ni Wayan Dwi Rosmalawati, A. Per., Pen., M. Kes. Ns. Kasiati, S. Kep., M. Kep. PENDIDIKAN JARAK JAUH PENDIDIKAN TINGGI KESEHATAN Pusdiklatnakes, Badan PPSDM Kesehatan Kementerian Kesehatan Republik Indonesia 2013
  • 3. Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan Prodi Keperawatan i Tentang Penulis Ni Wayan Dwi Rosmalawati, A. Per. Pen., M. Kes. Lahir di Gianyar, Bali, 15 Nopember 1966. Penulis menyelesaikan pendidikan dimulai dari SPK Celaket Malang (1985), SGP/B;PKM Surabaya (1988), D III Keperawatan Soetopo Surabaya (1992), Diploma IV Keperawatan Maternitas Universitas Airlangga (1999), S-2 KIA-Kespro Universitas Gadjah Mada (2007). Saat ini bekerja sebagai dosen di Poltekkes Kemenkes Malang, Jurusan Keperawatan, Program Studi Diploma III Keperawatan Lawang. Mata kuliah yang diampu adalah Kebutuhan Dasar Manusia, Keperawatan Maternitas, Promosi Kesehatan, Manajemen Penanggulangan Bencana. Selain itu penulis juga aktif melakukan penelitian di bidang keperawatan dan kebidanan. Kasiati lahir di Biltar, 16 Agustus 1966. Penulis adalah Dosen Jurusan Keperawatan Poltekkes Kemenkes Malang. Pendidikan penulis diperoleh mulai dari SPKCelaket Malang,(1987), DIII Keperawatan di AKPER (Program Keguruan) Soetopo,Surabaya, (1995), S I Keperawatan dan program Ners di Universitas Brawijaya Malang (2002) dan S 2 Keperawatan Universitas Airlangga Surabaya ( 2012). penulis juga aktif melakukan penelitian di bidang keperawatan maternitas.
  • 4. Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan Prodi Keperawatan ii Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah melimpahkan karunia- Nya, sehingga penyusun dapat menyelesaikan Modul 7 Mata Kuliah Kebutuhan Dasar Manusia (KDM) 1, bagi mahasiswa dan fasilitator atau dosen pada semester I Program Pendidikan Jarak Jauh D-3 Keperawatan . Penyusunan modul ini diharapkan dapat menjadi acuan bagi mahasiswa dan fasilitator atau dosen baik pada saat kuliah maupun praktikum di laboratorium atau tatanan nyata. Penyusun menyadari bahwa modul 7 bagi mahasiswa dan fasilitator atau dosen program jarak jauh D-3 Keperawatan ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu, penyusun mengharapkan saran dan kritik yang membangun dari semua pihak demi kesempurnaan, sehingga bisa memberikan manfaat bagi mahasiswa dalam proses belajar di laboratorium dan klinik. Jakarta , Juli 2013 Penyusun Kata Pengantar
  • 5. Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan Prodi Keperawatan iii Hal. Kegiatan Belajar 1: Asuhan Keperawatan Kebutuhan Istirahat TIdur Tujuan Pembelajaran Umum . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . Tujuan Pembelajaran Khusus . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . Pokok-Pokok Materi . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . Uraian Materi . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . Rangkuman . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . Tes Formatif . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . Tugas . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . Penutup . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . Kegiatan Belajar 2: Asuhan Keperawatan Kebutuhan Rasa Aman dan Nyaman Tujuan Pembelajaran Umum . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . Tujuan Pembelajaran Khusus. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . Pokok-Pokok Materi . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . Uraian Materi . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . Rangkuman . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . Tes Formatif . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . Tugas . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . Penutup . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 1 1 1 1 2 12 13 14 17 18 18 18 18 19 34 35 38 39 Daftar Isi
  • 6. Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan Prodi Keperawatan iv A. Rasional dan Deskripsi Singkat Selamat pagi teman-teman...semoga semangatnya masih seperti pagi, dan selalu dalam lindungan Tuhan Yang Maha Esa. Saudara.. ..Modul 7 ini adalah bagian akhir materi kebutuhan dasar manusia 1, kita akan mempelajari 2 kegiatan belajar, yaitu: Kegiatan Belajar 8: Asuhan Keperawatan Pemenuhan Kebutuhan Istirahat Tidur, dan Kegiatan Belajar 9: Asuhan Keperawatan Pemenuhan Kebutuhan Rasa Aman dan Nyaman B. Relevansi Istirahat dan tidur merupakan kebutuhan dasar yang mutlak harus dipenuhi oleh semua orang. Dengan istirahat dan tidur yang cukup, tubuh baru dapat berfungsi secara optimal. Istirahat dan tidur sendiri memiliki makna yang berbeda pada setiap individu. Secara umum, istirahat berarti suatu keadaan tenang, releks, santai, tanpa tekanan emosional, dan bebas dari perasaan gelisah. Kebutuhan akan keselamatan atau keamanan adalah kebutuhan untuk melindungi diri dari bahaya fisik. Ancaman terhadap keselamatan seseorang dapat dikategorikan sebagai ancaman mekanis, kimiawi, dan bakteriologis. Kebutuhan akan keamanan terkait dengan konteks fisiologis dan hubungan interpersonal.  Kedua kebutuhan ini juga merupakan kebutuhan manusia yang paling dasar bila seseorang dikatakan sehat. Tugas kita sebagai seorang perawat, membantu klien memenuhi kebutuhannya apabila klien mengalami gangguan kebutuhan. C. Petunjuk Belajar Setelah mempelajari modul ini, saudara akan dapat: 1) menjelaskan konsep istirahat dan tidur meliputi, pengertian istirahat tidur, fisiologi tidur, tahap-tahap tidur, dan macam-macam gangguan tidur 2) memahami konsep keamanan dan kenyamanan, lingkup kebutuhan keamanan dan kenyamanan, faktor-faktor yang mempengaruhi keamanan dan kenyamanan, serta 3) memahami konsep Pendahuluan
  • 7. v Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan Prodi Keperawatan asuhan keperawatan pada gangguan istirahat tidur dan gangguan keamanan dan kenyamanan. Anda tetap harus mempelajari dengan seksama anda pasti akan memahami konsep manusia sehingga nanti dalam memberikan asuhan keperawatan kepada klien anda bisa memperlakukan klien sebagaimana sepatutnya mereka diperlakukan. Oleh karena itu secara bertahap lakukan evaluasi diri sendiri supaya bisa diketahui kemajuan belajar anda, kalau perlu evaluasi diri tersebut anda tunjukkan pada tutor/pembimbing yang ada di dekat anda. Adapun proses pembelajaran untuk modul 7 ini, agar dapat berjalan dengan lancar dan sesuai dengan kompetensi yang dicapai, masih sama dengan modul yang lain, saudara harus mengikuti langkah-langkah pembelajaran sebagai berikut: - Anda harus benar-benar siap belajar (niat dari lubuk hati), walaupun tanpa kehadiran dosen di dekat anda, andalah bertindak sebagai mahasiswa sekaligus dosen yang akan memantau kegiatan belajar anda. - Pahami kegiatan belajar 8 terlebih dahulu, sebelum anda memutuskan untuk mempelajari kegiatan belajar 9. - Keberhasilan proses pembelajaran anda pada modul ini sangat tergantung pada kesungguhan anda dalam melakukan latihan, untuk itu seringlah berdiskusi dengan teman sejawat dan untuk hal yang bersifat latihan silakan berlatih sendiri atau dengan teman-teman secara berkelompok. Apabila anda menemui kesulitan, silakan hubungi pembimbing/instruktur/ fasilitator/ tutor yang ada di dekat anda
  • 8. Tujuan Pembelajaran Umum Tujuan Pembelajaran Khusus Kegiatan Belajar 1 I Setelah mempelajari materi ini diharapkan anda mampu memahami konsep kebutuhan istirahat dan tidur dengan benar. TUJUANPembelajaran Umum TUJUANPembelajaran Khusus Setelah mempelajari materi ini saudara-saudara diharapkan dapat: 1. Mengidentifikasi konsep kebutuhan istirahat tidur dengan benar 2. Mengidentifikasi konsep asuhan keperawatan gangguan istirahat tidur dengan benar. Asuhan Keperawatan pada Gangguan Istirahat dan Tidur POKOKMateri Di bagian akhir mata kuliah KDM 1 ini, pada modul 7 kegiatan belajar kita akan mempelajari materi: konsep kebutuhan istirahat dan tidur serta konsep asuhan keperawatan gangguan istirahat dan tidur
  • 9. Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan Prodi Keperawatan 2 Uraian Materi A. KONSEP ISTIRAHAT TIDUR Istirahat dan tidur merupakan kebutuhan dasar yang mutlak harus dipenuhi oleh semua orang. Dengan istirahat dan tidur yang cukup, tubuh baru dapat berfungsi secara optimal. Istirahat dan tidur sendiri memiliki makna yang berbeda pada setiap individu. Secara umum, istirahat berarti suatu keadaan tenang, releks, santai, tanpa tekanan emosional, dan bebas dari perasaan gelisah. Jadi, beristirahat bukan berarti tidak melakukan aktivitas sama sekali. Terkadang, berjalan-jalan di taman juga bisa dikatakan sebagai suatu bentuk istirahat. Sedangkan tidur adalah status perubahan kesadaran ketika persepsi dan reaksi individu terhadap lingkungan menurun. Tidur dikarakteristikkan dengan aktifitas fisik yang minimal, tingkat kesadaran yang bervariasi, perubahan proses fisiologis tubuh, dan penurunan respons terhadap stimulus eksternal. Tidur dapat memulihkan atau mengistirahatkan fisik setelah seharian beraktivitas, mengurangi stress dan kecemasan, serta dapat meningkatkan kemampuan dan konsenterasi saat hendak melakukan aktivitas sehari-hari. Kesempatan untuk istirahat dan tidur sama pentingnya dgn kebutuhan makan, aktivitas maupun kebutuhan dasar lainnya. A. PENGERTIAN 1. Istirahat Keadaan tenang, relaks, tanpa tekanan emosional dan bebas dari perasaan gelisah. Istirahat bukan berarti tidak melakukan aktivitas sama sekali. Terkadang, jalan-jalan di taman, nonton tv, dsb juga dikatakan sebagai bentuk istirahat. 2. Tidur Status perubahan kesadaran ketika persepsi dan reaksi individu terhadap lingkunan menurun. Nah.. teman-teman bisa membedakan kan...antara istirahat dan tidur? Bisa dikatakan kalau orang istirahat itu tidak selalu tidur namun kalau orang tidur pasti
  • 10. 3 Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan Prodi Keperawatan istirahat. Untuk lebih jelasnya mari kita lanjutkan pembahasan kita ke bagaimana kita bisa tidur dalam fisiologi tidur. B. FISIOLOGI TIDUR Aktivitas tidur diatur dan dikontrol oleh dua system pada batang otak, yaitu: Reticular Activating System (RAS) dan Bulbar Synchronizing Region (BSR). RAS di bagian atas batang otak diyakini memiliki sel-sel khusus yang dapat mempertahankan kewaspadaan dan kesadaran, memberi stimulus visual, pendengaran, nyeri, dan sensori raba serta emosi dan proses berfikir. Pada saat sadar, RAS melepaskan katekolamin, sedangkan pada saat tidur terjadi pelepasan serum serotonin dari BSR. (Hidayat, 2008). Ritme sirkadian Setiap makhluk hidup memiliki bioritme (jam biologis) yang berbeda. Pada manusia, bioritme ini dikontrol oleh tubuh dan disesuaikan dengan faktor lingkungan (misalnya: cahaya, kegelapan, gravitasi dan stimulus elektromagnetik). Bentuk bioritme yang paling umum adalah ritme sirkadian yamg melengkapi siklus selama 24 jam. Dalam hal ini, fluktuasi denyut jantung, tekanan darah, temperature, sekresi hormon, metabolism dan penampilan serta perasaan individu bergantung pada ritme sirkadiannya. Tidur adalah salah satu irama biologis tubuh yang sangat kompleks. Sinkronisasi sirkadian terjadi jika individu memiliki pola tidur-bangun yang mengikuti jam biologisnya. Individu akan bangun pada saat ritme fisiologis paling tinggi atau paling aktif dan akan tidur pada saat ritme tersebut paling rendah. Begitu saudara-saudara, proses tidur bangun kita sebagai manusia. C. TAHAPAN TIDUR Berdasarkanpenelitianyangdilakukandenganbantuanalatelektroensefalogram (EEG), elektro-okulogram (EOG), dan elektrokiogram (EMG), diketahui ada dua tahapan tidur, yaitu non-rapid eye movement (NREM) dan rapid eye movement (REM). (Asmadi, 2008).
  • 11. 4 Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan Prodi Keperawatan 1. Tidur NREM. Tidur NREM disebut juga sebagai tidur gelombang-pendek karena gelombang otak yang ditunjukkan oleh orang yang tidur lebih pendek daripada gelombang alfa dan beta yang ditunjukkan orang yang sadar. Pada tidur NREM terjadi penurunan sejumlah fungsi fisiologi tubuh. Di samping itu, semua proses metabolic termasuk tanda-tanda vital, metabolism, dan kerja otot melambat. Tidur NREM sendiri terbagi atas 4 tahap (I-IV). Tahap I-II disebut sebagai tidur ringan (light sleep) dan tahap III-IV disebut sebagai tidur dalam (deep sleep atau delta sleep). 2. Tidur REM. Tidur REM biasanya terjadi setiap 90 menit dan berlangsung selama 5-30 menit. Tidur REM tidak senyenyak tidur NREM, dan sebagian besar mimpi terjadi pada tahap ini. Selama tidur REM, otak cenderung aktif dan metabolismenya meningkat hingga 20%. Pada tahap individu menjadi sulit untuk dibangunkan atau justru dapat bangun dengan tiba- tiba, tonus otot terdepresi, sekresi lambung meningkat, dan frekuensi jantung dan pernapasan sering kali tidak teratur. Selama tidur, individu melewati tahap tidur NREM dan REM. Siklus tidur yang komplet normalnya berlangsung selama 1,5 jam, dan setiap orang biasanya melalui empat hingga lima siklus selama 7-8 jam tidur. Siklus tersebut dimulai dari tahap NREM yang berlanjut ke tahap REM. Tahap NREM I-III berlangsung selama 30 menit, kemudian diteruskan ke tahap IV selama ± 20 menit. Setelah itu, individu kembali melalui tahap III dan II selama 20 menit. Tahap I REM muncul sesudahnya dan berlangsung selama 10 menit. D. Faktor yang mempengaruhi kuantitas dan kualitas tidur Banyak faktor yang mempengaruhi kualitas maupun kuantitas tidur, diantaranya adalah penyakit, lingkungan, kelelahan, gaya hidup, stress emosional, stimulan dan alkohol, diet, merokok, dan motivasi. Mari kita bahas masing-masing .....
  • 12. 5 Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan Prodi Keperawatan 1. Penyakit. Penyakit dapat menyebabkan nyeri atau distress fisik yang dapat menyebabkan gangguan tidur. Individu yang sakit membutuhkan waktu tidur yang lebih banyak daripada biasanya di samping itu, siklus bangun-tidur selama sakit juga dapat mengalami gangguan. 2. Lingkungan Faktor lingkungan dapat membantu sekaligus menghambat proses tidur. Tidak adanya stimulus tertentu atau adanya stimulus dapat menghambat upaya tidur. Sebagai contoh, temperatur yang tidak nyaman atau ventilasi yang buruk dapat mempengaruhi tidur seseorang. Akan tetapi, seiring waktu individu bisa beradaptasi dan tidak lagi terpengaruh dengan kondisi tersebut. 3. Kelelahan Kondisi tubuh yang lelah dapat mempengaruhi pola tidur seseorang. Semakin lelah seseorang, semakin pendek siklus tidur REM yang dilaluinya. Setelah beristirahat biasanya siklus REM akan kembali memanjang. 4. Gaya hidup. Individu yang sering berganti jam kerja harus mengatur aktivitasnya agar bisa tidur pada waktu yang tepat. 5. Stress emosional. Ansietas dan depresi sering kali mengganggu tidur seseorang. Kondisi ansietas dapat meningkatkan kadar norepinfrin darah melalui stimulasi system saraf simapatis. Kondisi ini menyebabkan berkurangnya siklus tidur NREM tahap IV dan tidur REM serta seringnya terjaga saat tidur. 6. Stimulant dan alkohol. Kafein yang terkandung dalam beberapa minuman dapat merangsang susunan syaraf pusat (SSP) sehingga dapat mengganggu pola tidur. Sedangkan konsumsi alkohol yang berlebihan dapat mengganggu siklus tidur REM. Ketika pengaruh alkohol telah hilang, individu sering kali mengalami mimpi buruk.
  • 13. 6 Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan Prodi Keperawatan 7. Diet. Penurunanberatbadandikaitkan denganpenurunanwaktutidurdanseringnya terjaga di malam hari. Sebaliknya, penambahan berat badan dikaitkan dengan peningkatan total tidur dan sedikitnya periode terjaga di malam hari. 8. Merokok. Nikotin yang terkandung dalam rokok memiliki efek stimulasi pada tubuh. Akibatnya, perokok sering kali kesulitan untuk tidur dan mudah terbangun di malam hari. 9. Medikasi. Obat-obatan tertentu dapat mempengaruhi kualitas tidur seseorang. Hipnotik dapat mengganggu tahap III dan IV tidur NREM, metabloker dapat menyebabkan insomnia dan mimpi buruk, sedangkan narkotik (misalnya: meperidin hidroklorida dan morfin (yang biasanya di gunakan dalam pengobatan saat perang)) diketahui dapat menekan tidur REM dan menyebabkan seringnya terjaga di malam hari. 10. Motivasi. Keinginan untuk tetap terjaga terkadang dapat menutupi perasaan lelah seseorang. Sebaliknya, perasaan bosan atau tidak adanya motivasi untuk terjaga sering kali dapat mendatangkan kantuk. Jadi........ada 10 faktor yang dapat mempengaruhi seseorang dalam proses tidurnya, bila kita hubungkan dengan klien di masyarakat, disini akan membantu kita menentukan asuhan keperawatan apabila menemukan klien yang datang dengan gangguan tidur. E. Gangguan Tidur Yang Umum Terjadi 1. Insomnia Insomnia adalah ketidakmampuan memenuhi kebutuhan tidur, baik secara kualitas maupun kuantitas. Gangguan tidur ini umumnya ditemui pada individu dewasa. Penyebabnya bisa karena gangguan fisik atau karena faktor mental seperti perasaan gundah atau gelisah.
  • 14. 7 Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan Prodi Keperawatan Ada tiga jenis insomnia: a. Insomnia inisial : Kesulitan untuk memulai tidur. b. Insomnia intermiten : Kesulitan untuk tetap tertidur karena seringnya terjaga. c. Insomnia terminal : Bangun terlalu dini dan sulit untuk tidur kembali. Beberapa langkah yang bisa dilakukan untuk mengatasi insomnia antara lain dengan mengembangkan pola tidur-istirahat yang efektif melalui olahraga rutin, menghindari rangsangan tidur di sore hari, melakukan relaksasi sebelum tidur (misalnya: membaca, mendengarkan musik,dan tidur jika benar-benar mengantuk). 2. Parasomnia Parasomnia adalah perilaku yang dapat mengganggu tidur atau muncul saat seseorang tidur. Gangguan ini umum terjadi pada anak-anak. Beberapa turunan parasomnia antara lain sering terjaga (misalnya: tidur berjalan, night terror), gangguan transisi bangun-tidur (misalnya: mengigau), parasomnia yang terkait dengan tidur REM (misalnya: mimpiburuk), dan lainnya (misalnya: bruksisme). 3. Hipersomnia Hipersomnia adalah kebalikan dari insomnia, yaitu tidur yang berkelebihan terutama pada siang hari. Gangguan ini dapat disebabkan oleh kondisi tertentu, seperti kerusakan system saraf, gangguan pada hati atau ginjal, atau karena gangguan metabolisme (misalnya: hipertiroidisme). Pada kondisi tertentu, hipersomnia dapat digunakan sebagai mekanisme koping untuk menghindari tanggung jawab pada siang hari. 4. Narkolepsi Narkolepsi adalah gelombang kantuk yang tak tertahankan yang muncul secara tiba-tiba pada siang hari. Gangguan ini disebut juga sebagai “serangan tidur” atau sleep attack. Penyebab pastinya belum diketahui. Diduga karena
  • 15. 8 Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan Prodi Keperawatan kerusakan genetik system saraf pusat yang menyebabkan tidak terkendali lainnya periode tidur REM. Alternatif pencegahannya adalah dengan obat- obatan, seperti: amfetamin atau metilpenidase, hidroklorida, atau dengan antidepresan seperti imipramin hidroklorida. 5. Apnea saat tidur Apnea saat tidur atau sleep apnea adalah kondisi terhentinya nafas secara periodik pada saat tidur. Kondisi ini diduga terjadi pada orang yang mengorok dengan keras, sering terjaga di malam hari, insomnia, mengatup berlebihan pada siang hari, sakit kepala disiang hari, iritabilitas, atau mengalami perubahan psikologis seperti hipertensi atau aritmia jantung. Untuk materi istirahat tidur ini kami uraikan hal yang dasar, untuk memperkaya silakan anda juga membaca buku-buku bacaan. Nah....teman-teman kita aplikasikan pembahasan ke asuhan keperawatan. A. Pengkajian Aspek yang perlu dikaji pada klien untuk mengidentifikasi mengenai gangguan kebutuhan istirahat dan tidur meliputi pengkajian mengenal: 1. Riwayat tidur a. Pola tidur, seperti jam berapa klien masuk kamar untuk tidur, jam berapa biasa bangun tidur, dan keteraturan pota tidur klien; b. Kebiasaan yang dilakukan klien menjelang tidur, seperti membaca buku, buang air kecil, dan lain-lain; c. Gangguan tidur yang sering dialami klien dan cara mengatasinya; d. Kebiasaan tidur siang; apakah klien biasa tidur siang? Jam berapa? Berapa lama? e. Lingkungan tidur klien. Bagaimana kondisi lingkungan tidur apakah kondisinva bising, gelap, atau suhunya dingin? dan lain lain; f. Peristiwa yang baru dialami klien dalam hidup. Perawat mempelajari
  • 16. 9 Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan Prodi Keperawatan 9 apakah peristiwa, yang dialami klien, yang menyebabkan klien mengalami gangguan tidur?; g. Status emosi dan mental klien. Status emosi dan mental memengaruhi terhadap kemampuan klien untuk istirahat dan tidur. Perawat perlu mengkaji mengenai status emosional dan mental klien, misalnya apakah klien mengalami stres emosional atau ansietas?, juga dikaji sumber stres yang dialami klien. 2. Perilaku deprivasi tidur yaitu manifestasi fisik dan perilaku yang timbul sebagai akibat gangguan istirahat tidur, seperti: a. Penampilan wajah, misalnya adakah area gelap di sekitar mata, bengkak di kelopak mata, konjungtiva kemerahan, atau mata yang terlihat cekung; b. Perilaku yang terkait dengan gangguan istirabat tidur, misalnya apakah klien mudah tersinggung, selalu menguap, kurang konsentrasi, atau terlihat bingung; c. Kelelahan, misalnya apakah klien tampak lelah, letih, atau lesu. B.    Gejala Klinis Gejala klinis yang mungkin muncul: perasaan lelah, gelisah, emosi, apetis, adanya kehitaman di daerah sekitar mata bengkak, konjungtiva merah dan mata perih, perhatian tidak fokus, sakit kepala. C.    Penyimpangan Tidur Kaji penyimpangan tidur seperti insomnia, somnambulisme, enuresis, narkolepsi, night terrors, mendengkur, dll D.   Pemeriksaan fisik 1. Tingkat energy, seperti terlihat kelelahan, kelemahan fisik, terlihat lesu 2. Ciri-ciri diwajah, seperti mata sipit, kelopak mata sembab, mata merah, semangat
  • 17. 10 Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan Prodi Keperawatan 3. Ciri-ciri tingkah laku, seperti oleng/ sempoyongan, menggosok-gosok mata, bicara lambat, sikap loyo 4. Data penunjang yang menyebabkan adanya masalah potensial, seperti obesitas, deviasi septum, TD rendah, RR dangkal dan dalam Diagnosa keperawatan Diagnosis keperawatan yang mungkin ditemukan pada klien dengan gangguan pemenuhan istirabat tidur menurut Asmadi (2008), antara lain: a. Gangguan pola tidur disebabkan karena ansietas yang klien, lingkungan yang tidak kondusif untuk tidur (misalnya, lingkungan yang bising), ketidakmampuan mengatasi stres yang dialami, dan nyeri akibat penyakit yang diderita, Insomnia, hiperinsomnia, kehilangan tidur REM, ketakutan b. Perubaban proses berpikir disebabkan oleh terjadinya deprivasi tidur. c. Gangguan harga diri terutama diatami pada klien yang mengalami enuresis. d. Risiko cedera terutama pada klien yang menderita somnambulisme. Klien melakukan aktivitas tanpa disadari sehingga berisiko terjadinya kecelakaan, bisa berupa jatuh dari tempat tidur, turun tangga, atau membentur tembok. Pemeriksaan diagnostik a. Elektroecepalogram (EEG) b. Elektromipogram (EMG) c.. Elektrookulogram (EOG) Intervensi 1. Kaji masalah yang menyebabkan gangguan tidur (Nyeri, takut, stress, ansietas, imobilitas,sering berkemih, lingkungan yang asing, temperatur) 2. Kurangi atau hilangkan distraksi lingkungan dan gangguan tidur (bising: tutup pintu kamar, turunkan volume TV) 3. Bantu upaya tidur dengan menggunakan alat bantu tidur (mis., air hangat untuk
  • 18. 11 Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan Prodi Keperawatan mandi, minum susu sebelum tidur) 4. Memberikan informasi dasar dalam menentukan rencana perawatan. 5. Lingkungan yang tenang dapat mengurangi gangguan tidur 6. Mandi air hangat sebelum tidur dapat meningkatkan relaksasi. Sedangkan minum susu hangat mengandung L-triptofan (penginduksi tidur) Evaluasi S : Pasien mengatakan dapat tidur dalam jangka waktu 20-30 menit, pada waktu tidur tidak sering terbangun, jika terbangun akan mudah tidur kembali, meningkatnya waktu tidur sesuai yang diharapkan, mengingat kembali mimpi yang dialaminya, menyatakan perasaannya tenang sesudah tidur, bebas dari kecemasan dan depresi, dapat bekerja dengan baik dan penuh konsentrasi, klien dan keluarga mampu menjelaskan faktor2 yang dapat meningkatkan tidur O : klien tampak tenang saat di wawancarai setelah bangun tidur A : masalah teratasi P : intervensi dihentikan
  • 19. Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan Prodi Keperawatan 12   Secara umum, istirahat berarti suatu keadaan tenang, releks, santai, tanpa tekanan emosional, dan bebas dari perasaan gelisah. Tidur adalah status perubahan kesadaran ketika persepsi dan reaksi individu terhadap lingkungan menurun. Tidur dikarakteristikkan dengan aktifitas fisik yang minimal, tingkat kesadaran yang bervariasi, perubahan proses fsiologis tubuh, dan penurunan respons terhadap stimulus eksternal. Aktivitas tidur diatur dan dikontrol oleh dua system pada batang otak, yaitu Reticular Activating System (RAS) dan Bulbar Synchronizing Region (BSR). RAS di bagian atas batang otak diyakini memiliki sel- sel khusus yang dapat mempertahankan kewaspadaan dan kesadaran, memberi stimulus visual, pendengaran, nyeri, dan sensori raba, serta emosi dan proses berfikir. Tahapan tidur, yaitu non-rapid eye movement (NREM) dan rapid eye movement (REM). Faktor yang mempengaruhi kualitas maupun kuantitas tidur,di antaranya adalah penyakit, lingkungan, kelelahan, gaya hidup, stress emosional, stimulan dan alkohol, diet, merokok, dan motivasi. Gangguan dalam tidur dapat berupa insomnia, parasomnia, hipersomnia, narkolepsi dan apnea. Rangkuman
  • 20. Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan Prodi Keperawatan 13 Sama dengan materi-materi sebelumnya, disini kami juga menyertakan beberapa soal tes formatif, silakan anda pelajari sbagai bentuk evaluasi diri dalam memahami konsep belajar 8 modul 7 ini. 1. Status perubahan kesadaran ketika persepsi dan reaksi individu terhadap lingkungan menurun adalah arti dari .. . a. istirahat b. tidur c. santai d. rekreasi 2. Bp. U. 50 tahun, datang ke tempat anda mengeluh beberapa hari terakhir ini tidak bisa tidur, sering terbangun dan susah untuk tidur kembali. Bila melihat keluhan Bp. U, beliau mengalami gangguan tidur .. . a. insomnia b. parasomnia c. narkolepsi d. somnambulisme 3. Tn. I, umur 60 tahun datang ke tempat anda karena merasa sakit di daerah kelamin, beliau seorang perokok, setelah diperiksa ternyata beliau juga mengalami BPH (benigne prostat hipertrophy). Beliau bertanya bagaimana caranya supaya bisa tidur nyenyak, karena beberapa hari tidak bisa tidur. Tindakan keperawatan yang anda lakukan .. . a. menjelaskan bahwa keadaannya yang menyebabkaan gangguan tidur b. mengajari klien supaya pada sore hari tidak usah tidur c. memberikan obat peangsang tidur d. menganjurkan untuk segera operasi Tes Formatif
  • 21. 14 Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan Prodi Keperawatan 4. Seorang perokok biasanya mengalami gangguan tidur .. . a. somnambulisme b. narkolepsi c. apnea tidur d. insomnia 5. Seorang ibu datang ke tempat anda mengeluh anaknya tidak bisa tidur, hal apa yang akan anda kaji.... a. kebiasaan tidur sama siapa? b. lingkungan mendukung/tidak? c. mainannya/boneka ada/hilang? d. ada gangguan kondisi tubuh?
  • 22. Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan Prodi Keperawatan 15 Kunci Jawaban 1. B 2. A 3. B 4. C 5. C
  • 23. Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan Prodi Keperawatan 16 Tugas Teman-teman, untuk memperdalam materi istirahat tidur anda kami silakan untuk mengamati klien yang anda asuh, kemudian dibuat sebagai suatu lembar kerja tentang gangguan tidur dan bagaimana anda mengatasinya. Good luck.....sukses selalu....
  • 24. Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan Prodi Keperawatan 17 Demikian teman-teman yang kami banggakan, materi yang telah kita bahas di kegiatan belajar 1 ini, semoga bisa membantu teman-teman memahami konsep kebutuhan istirahat tidur, anda bisa membedakan kapan klien mengatakan dirinya mengalami gangguan tidur dan tahu bagaimana mengatasinya, semoga pelayanan yang anda berikan kepada masyarakat jadi semakin baik dan masyarakat juga puas atas pelayanan yang anda berikan. Untuk selanjutnya mari kita pelajari berikutnya di kegiatan belajar 2 dengan materi asuhan keperawatan pada gangguan keamanan dan kenyamanan. Sukses selalu...... Penutup
  • 25. Tujuan Pembelajaran Umum Tujuan Pembelajaran Khusus Kegiatan Belajar 18 II Setelah mempelajari materi ini saudara diharapkan mampu memahami konsep asuhan keperawatan pada gangguan keamanan dan kenyamanan dengan benar. TUJUANPembelajaran Umum TUJUANPembelajaran Khusus Setelah mempelajari materi ini anda harus dapat: 1. Menjelaskan konsep kebutuhan keamanan dan kenyamanan dengan benar 2. Mengidentifikasi asuhan keperawatan gangguan keamanan dan kenyamanan dengan benar. Adapun pokok-pokok materi yang dipelajari adalah mengenai konsep keamanan kenyamanan dan asuhan keperawatan gangguan kebutuhan keamanan dan kenyamanan Asuhan Keperawatan dengan Gangguan Keamanan dan Kenyamanan POKOKMateri
  • 26. Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan Prodi Keperawatan 19 Uraian Materi Sebelum membahas materi asuhan keperawatan, mari kita awali dengan konsep keamanan dan kenyamanan mulai dari pengertian, klasifikasi keamanan atau keselamatan, dst... . A. Keamanan atau Keselamatan Keamanan adalah keadaan bebas dari cedera fisik dan psikologis atau bisa juga keadaan  aman dan tentram (Potter& Perry, 2006). Perubahan kenyamanan adalah keadaan dimana individu mengalami sensasi yang tidak menyenangkan dan berespons terhadap suatu rangsangan yang berbahaya (Carpenito, Linda Jual, 2000). Kebutuhan akan keselamatan atau keamanan adalah kebutuhan untuk melindungi diri dari bahaya fisik. Ancaman terhadap keselamatan seseorang dapat dikategorikan sebagai ancaman mekanis,, kimiawi, retmal dan bakteriologis. Kebutuhan akan keaman terkait dengan konteks fisiologis dan hubungan interpersonal. Keamanan fisiologis berkaitan dengan sesuatu yang mengancam tubuh dan kehidupan seseorang. Ancaman itu bisa nyata atau hanya imajinasi (mis, penyakit, nyeri, cemas, dan sebaginya). Dalam konteks hubungan interpersonal bergantung pada banyak faktor, seperti kemampuan berkomunikasi, kemampuan mengontrol masalah, kemampuan memahami, tingkah laku yang konsisten dengan orang lain, serta kemampuan memahami orang-orang di sekitarnya dan lingkungannya. Ketidaktahuan akan sesuatu kadang membuat perasaan cemas dan tidak aman. (Asmadi, 2005) B. Klasifikasi Kebutuhan Keselamatan atau Keamanan 1. Keselamatan Fisik Mempertahankan keselamatan fisik melibatkan keadaan mengurangi atau mengelurkan ancaman pada tubuh atau kehidupan. Ancaman tersebut mungkin penyakit, kecelakaan,bahaya,atau pemajanan pada lingkungan. Pada saat sakit, seorang klien mungkin rentan terhadap komplikasi seperti infiksi,
  • 27. 20 Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan Prodi Keperawatan olehkarena itu bergantung pada profesional dalam sistem pelayann kesehatan untuk perlindungan. Memenuhi kebutuhan keselamatan fisik kadang mengambil prioritas lebih dahulu di atas pemenuhan kebutuhan fisiologis.. Misalnya,seorang perawat perlu melindungi klien dari kemungkinan jatuh dari tempat tidur sebelum memberikan perawatan untuk memenuhi kebutuhan nutrisi. (Potter&Perry, 2005), disini perawat memasang pelindung klien. 2. Keselamatan Psikologis Untuk selamat dan aman secara psikologi, seorang manusia harus memahami apa yang diharapkan dari orang lain, termasuk anggota keluarga dan profesionl pemberi perawatan kesehatan. Seseorang harus mengethuai apa yang diharapkan dari prosedur, pengalaman yang baru, dan hal-hal yang dijumpai dalam lingkungan. Setiap orang merasakan beberapa ancaman keselamatan psikologis pada pengalaman yang baru dan yang tidak dikenal.(Potter&Perry,2005). Orang dewasa yang sehat secara umum mampu memenuhi  kebutuhan keselamatan  fisik  dan psikologis merekat tanpa bantuan dari profsional pemberi perawatan kesehatan. Bagaimanapun, orang yang sakit atau acat lebih renta untuk terancam kesejahteraan fisik dan emosinya, sehingga intervensi   yang dilakukan perawat adalah untuk membantu melindungi mereka dari bahaya. (Potter&Perry, 2005). Keselamatan psikologis justru lebih penting dilakukan oleh seoorang perawat karena tidak tampak nyata namun memberi dampak yang kurang baik bila tidak diperhatikan. 3. Lingkup Kebutuhan Keamanan atau keselamatan Lingkungan Klien mencakup semua faktor fisik dan psikososial yang mempengaruhi atau berakibat terhadap kehidupan dan kelangsungan hidup klien. Disini menyangkut kebutuhan fisiologis juga. Teman-teman pasti masih ingat kebutuhan fisiologis kita, itu lho.. yang terdiri dari kebutuhan terhadap oksigen, kelembaban yang optimum, nutrisi, dan suhu yang optimum akan mempengaruhi kemampuan seseorang.
  • 28. 21 Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan Prodi Keperawatan 4. Macam-macam bahaya/kecelakaan: a. Di rumah b. Di RS : Mikroorganisme c.   Cahaya d.   Kebisingan e.   Cedera f.   Kesalahan prosedur g.   Peralatan medik, dll 5. Cara  Meningkatkan keamanan: a. Mengkaji tingkat kemampuan pasien untuk melindungi diri b.   Menjaga keselamatan pasien yang gelisah c.   Mengunci roda kereta dorong saat berhenti d.   Penghalang sisi tempat tidur e.   Bel yang mudah dijangkau f.   Meja yang mudah dijangkau g.   Kereta dorong ada penghalangnya h.   Kebersihan lantau i.   Prosedur tindakan. B. Definisi Kenyamanan Kolcaba (1992, dalam Potter & Perry, 2005) megungkapkan kenyamanan/ rasa nyaman adalah suatu keadaan telah terpenuhinya kebutuhan dasar manusia yaitu kebutuhan akan ketentraman (suatu kepuasan yang meningkatkan penampilan sehari-hari), kelegaan (kebutuhan telah terpenuhi), dan transenden (keadaan tentang sesuatu yang melebihi masalah dan nyeri). Kenyamanan mesti
  • 29. 22 Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan Prodi Keperawatan dipandang secara holistik yang mencakup empat aspek yaitu: a. Fisik, berhubungan dengan sensasi tubuh. b. Sosial, berhubungan dengan hubungan interpersonal, keluarga, dan sosial. c. Psikospiritual, berhubungan dengan kewaspadaan internal dalam diri sendiri yang meliputi harga diri, seksualitas, dan makna kehidupan). d. Lingkungan, berhubungan dengan latar belakang pengalaman eksternal manusia  seperti cahaya, bunyi, temperatur, warna, dan unsur alamiah lainnya. Meningkatkan kebutuhan rasa nyaman diartikan perawat telah memberikan kekuatan, harapan, hiburan, dukungan, dorongan, dan bantuan. Secara umum dalam aplikasinya pemenuhan kebutuhan rasa nyaman adalah kebutuhan rasa nyaman bebas dari rasa nyeri, dan hipo/hipertermia. Hal ini disebabkan karena kondisi nyeri dan hipo/hipertermia merupakan kondisi yang mempengaruhi perasaan tidak nyaman pasien yang ditunjukan dengan timbulnya gejala dan tanda pada pasien. 1. Faktor – faktor yang Mempengaruhi Keamanan dan Kenyamanan a. Emosi Kecemasan, depresi, dan marah akan mudah terjadi dan mempengaruhi keamanan dan kenyamanan b. Status Mobilisasi Keterbatasan aktivitas, paralisis, kelemahan otot, dan kesadaran menurun memudahkan terjadinya resiko injury c. Gangguan Persepsi Sensory Mempengaruhi adaptasi terhadap rangsangan yang berbahaya seperti gangguan penciuman dan penglihatan d. Keadaan Imunitas Gangguan ini akan menimbulkan daya tahan tubuh kurang sehingga mudah terserang penyakit
  • 30. 23 Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan Prodi Keperawatan e. Tingkat Kesadaran Pada pasien koma, respon akan menurun terhadap rangsangan, paralisis, disorientasi, dan kurang tidur. f. Informasi atau Komunikasi Gangguan komunikasi seperti aphasia atau tidak dapat membaca dapat menimbulkan kecelakaan. g. Gangguan Tingkat Pengetahuan Kesadaran akan terjadi gangguan keselamatan dan keamanan dapat diprediksi sebelumnya. h. Penggunaan antibiotik yang tidak rasional Antibiotik dapat menimbulkan resisten dan anafilaktik syok i. Status nutrisi Keadaan kurang nutrisi dapat menimbulkan kelemahan dan mudah menimbulkan penyakit, demikian sebaliknya dapat beresiko terhadap penyakit tertentu.            j. Usia Pembedaan perkembangan yang ditemukan diantara kelompok usia anak- anak dan lansia mempengaruhi reaksi terhadap nyeri k. lJenis Kelamin Secara umum pria dan wanita tidak berbeda secara bermakna dalam merespon nyeri dan tingkat kenyamanannya. l. Kebudayaan Keyakinan dan nilai-nilai kebudayaan mempengaruhi cara individu mengatasi nyeri dan tingkat kenyaman yang mereka punyai.
  • 31. 24 Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan Prodi Keperawatan Jenis dasar resiko terhadap keamanan klien di dalam lingkungan pelayanan kesehatan adalah jatuh, kecelakaan yang disebabkan oleh klien, kecelakaan yang disebabkan oleh prosedur, dan kecelakaan yang disebabkan oleh penggunaan alat. (Potter&Perry, 2005). 1. Jatuh Jatuh merupakan 90% jenis kecelakaan yang dilaporkan dari seluruh kecelakaan yang terjadi di rumah sakit. Resiko jatuh lebih besar dialami oleh klien lansia. Selain usia, riwayat jatuh terdahulu, masalah pasa sikap berjalan dan mobilisasi, hipotensi postural, perubahan sensorik, disfungsi saluran dan kandung kemih, dan beberapa kategori diagnose tertentu seperti kanker, penyakit kardiovaskuler, neurologi, dan penggunaan obat- obatan dan interaksi obat juga dapat menyebabkan jatuh modifikasi dalam lingkungan pelayanan kesehatan dengan mudah mengurangi resiko jatuh. Oleh karena itu semua hal yang berhubungan dengan klien harus diperhatikan, seperti ; pegangan yang aman ditoilet, kunci pada tempat tidur, pagar tempat tidur dan bel pemanggil beberapa bentuk keamanan yang ditemukan dalam pelayanan kesehatan Tindakan yang dapat dilakukan untuk mencegah jatuh : • Orientasikan klien terhadap lingkungan fisik sekitarnya • Jelaskan penggunaan system bel pemanggil • Kaji resiko klien untuk jatuh • Tempatkan klien yang beresiko jatuh dekat dengan ruangan perawat • Ingatkan seluruh petugas terhadap resiko klien jatuh •  Instruksikan klien dan keluarga untuk mencari bantuan bila klien bangun dari tempat tidur • Jawablah panggilan bel klien dengan cepat • Jaga agar tempat tidur klien tetap berada pada posisi rendah dengan sisi pembatas tempat tidur yang terpasang jika diperlukan • Jaga barang-barang pribasi tetap berada dalam jangkuan klien • Kurangi keributan
  • 32. 25 Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan Prodi Keperawatan • Kunci seluruh temapt tidur, kursi roda atau brankar • Observasi klien secara teratur • Anjurkan keluarga untuk berpartisipasi dalam perawatan klien (Potter&Perry, 2005). 2.   Oksigen Kebutuhan fisiologis yang terdiri dari kebutuhan terhadap oksigen akan mempengaruhi keamanan pasien. Namun bila tidak digunakan secara benar oksigen juga bisa menimbulkan ketidakanaman, oleh karena itu system gas medic harus diatur seperti berikut : • gas medik disimpan dengan benar dan dipasang dalam area berventilasi cukup area penyimpanan dengan kompartemen. • lokasi yang benar dan aman untuk penyimpanan gas medik. • untuk penggunaan di rumah sakit gas medik harus dalam pipa, minimum penyimpanan selama minimum 7 (tujuh) hari. • untuk rumah sakit yang menggunakan silinder individual, penyimpanan minimum untuk 3 (tiga) hari. • tangki mempunyai segel (seal) utuh dan aman dari pemasok. • pipa gas medik yang dipasang di dinding dilengkapi dengan penyangga pipa. • angkur dilengkapi untuk tangki, silinder, dan peralatan terkait. • keselamatan sistem distribusi gas medik (katup, pipa dan sambungan) terjamin. • alat ukur fungsional dan fiting. • menggunakan pipa standar (kedap api, kedap air) • sambungan pipa tidak boleh dipertukarkan. • melakukan prosedur pengujian secara regular.
  • 33. 26 Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan Prodi Keperawatan • dengan katup penutup zona dalam kasus kebocoran (contoh di dalam kasus kebakaran pada kompleks ruang operasi, katup zona dapat menutup). • tangki cadangan oksigen tersedia dalam kasus evakuasi pasien darurat. • gas industri diletakkan di luar bangunan dan dilengkapi dengan pengaman penutup otomatis (contoh LPG). • apabila aktifitas atau mungkin penyimpanan melibatkan bahaya ledakan, ventilasi ledakan ke luar bangunan harus dilengkapi dengan kaca tipis atau ventilasi lain yang disetujui. • semua konstruksi yang secara aktif terlibat pengoperasian yang berbahaya harus mempunyai tingkat ketahanan api 1 (satu) jam dan bukaan antara setiap bangunan dan ruangan-ruangan atau ruang tertutup untuk pengoperasian yang berbahaya harus diproteksi dengan pintu kebakaran yang menutup sendiri atau otomatik. 3.      Pencahayaan Rumah sakit merupakan sarana pelayanan public yang penting. Tata pencahayaan dalam ruang rawat inap dapat mempengaruh kenyamanan pasien selama menjalani rawat inap, disamping juga berpengaruh bagi kelancaran paramedis dalam menjalankan aktivitasnya untuk melayani pasien.(Adi Santosa) Depkes RI (1992) mendefinisikan pencahayaan sebagai jumlah penyinaran pada suatu bidang kerja yang diperlukan untuk melaksanakan kegiatan secara efektif. Pada rumah sakit intensitas pencahayaan antara lain sebagai berikut: • untuk ruang pasien saat tidak tidur sebesar 100-200 lux dengan warna cahaya sedang, • pada saat tidur maksimum 50 lux, • koridor minimal 60 lux, • tangga minimal 100 lux, dan
  • 34. 27 Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan Prodi Keperawatan • toilet minimal 100 lux. Pencahayaan alam maupun buatan diupayakan agar tidak menimbulkan silau dan intensitasnya sesuai dengan peruntukannya. 4. Kecelakaan yang disebabkan oleh prosedur Kecelakaan yang disebabkan oleh prodesur terjadi selama terapi. Hal ini meliputi kesalahan pemberian medikasi dan cairan. Perawat dapat melaksanakan sesuai prosedur agar tidak terjadi kecelakaan, ada enam (6) benar cara pemberian obat yang harus ditaati, antara lain : Enam benar pemberian obat : a. Tepat obat: mengecek program terapi pengobatan dari dokter, menanyakan ada tidaknya alergi obat, menanyakan keluhan pasien sebelum dan setelah memberikan obat, mengecek label obat, mengetahui reaksi obat, mengetahui efek samping obat, hanya memberikan obat yang didiapkan diri sendiri. b. Tepat dosis: mengecek program terapi pengobatan dari dokter, mengecek hasil hitungan dosis dengan dengan perawat lain, mencampur/mengoplos obat. c. Tepat waktu: mengecek program terapi pengobatan dari dokter, mengecek tanggal kadarluarsa obat, memberikan obat dalam rentang 30 menit. d. Tepat pasien: mengecek program terapi pengobatan dari dokter, memanggil nama pasien yang akan diberikan obat, mengecek identitas pasien pada papan/kardeks di tempat tidur pasien e. Tepat cara pemberian: mengecek program terapi pengobatan dari dokter, mengecek cara pemberian pada label/kemasan obat. f. Tepat dokumentasi: mengecek program terapi pengobatan dari dokter, mencatat nama pasien, nama obat, dosis, cara, dan waktu pemberian obat
  • 35. 28 Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan Prodi Keperawatan Potensial terjadinya infeksi akan berkurang bila ternik septik aseptic tidak ditaati. Salah satu nya adalah dengan cuci tangan yang benar. Menurut DEPKES 2007, mencuci tangan adalah proses yang secara mekanismelepaskan kotoran dan debris dari kulit tangan dengan menggunakan sabun biasa dan air. Tujuan mencuci tangan menurut DEPKES 2007 adalah merupakan salah satu unsur pencegahan penularan infeksi. Adapun teknik cuci tangan yang efektif sesuai prosedur cuci tangan menurut WHO (2007) yaitu sebagai berikut ; a. Dimulai cuci tangan dengan menggunakan air mengalir dan bersih. b. Menggunakan sabun cair atau sabun batangan, menggosokan sabun tersebut sampai berbusa banyak. c. Menggosokan ke bagian punggung tangan dengan jari tangan menjalin secara bergantian, sebanyak 3 (tiga) kali. d. Mengepalkan salah satu tangan dan menggosokan ke permukaan tangan lainnya dimulai dengan menggosokan buku-buku jari tangan, kuku tangan, dan ujung-ujung jari tangan secara bergantian, sebanyak 3 (tiga) kali e. Memutar-mutar ibu jari tangan dengan salah satu tangan yang dilakukan secara bergantian, sebanyak 3 (tiga) kali. f. Membilas tangan dengan air mengalir mulai dari permukaan tangan sampai dengan sikut tangan. g. Mengeringkan tangan. 5. Kecelakaan yang disebabkan peralatan Kecelakaan yang disebabkan peralatan terjadi karena alat yang digunakan tidak berfungsi, rusak atau salah digunakan. Hal-hal yang dapat terjadi antara lain kebakaran. Kebakaran dapat terjadi karena listrik atau anestetik. Menurut kemenkes Pedoman Teknis Bangunan Rumah Sakit yang aman dalam situasi darurat dan bencana dalam hal system listrik adalah sebagai
  • 36. 29 Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan Prodi Keperawatan berikut : 1.  Sistem kelistrikan: a. Generator darurat mempunyai kapasitas memenuhi kebutuhan prioritas rumah sakit(ketentuan untuk sistem cadangan kelistrikan, termasuk untuk ruang operasi,perawatan intensif dan lorong). b. Voltase distribusi yang lebih tinggi, seperti sistem 380/220V-3 phase, 4 kawatdipertimbangkan terhadap biaya awal rendah dan nilai tambah yang lebih besar untuk effisiensi jangka panjang. c. Rumah generator atau rumah sumber daya (Power House) di proteksi dari bencana alam dan bencana yang dibuat manusia; dibuat dari beton yang diperkuat; ketinggian lantainya lebih tinggi dari tanah. d. Generator dan peralatan lainnya yang bergetar harus dipasang dengan pengikat(bracket) khusus yang memungkinkan gerakan tetapi mencegahnya dari terjungkir. e. mempunyai generator yang tidak berisik dan tidak bergetar; sistem buangan harusdibuat dalam bentuk silencer jenis kritis, atau kualitas rumah sakit dan unit dilengkapi dengan isolator getaran jika generator berada di dalam bangunan. f. generator dilengkapi dengan sakelar pemindah otomatis. g. menggunakan sistem pendingin transformer yang tidak mudah terbakar (yaitu jeniskering, resin epoxy atau minyak silikon atau minyak temperatur tinggi) h. menggunakan sistem proteksi bio (BPS), kawat mempunyai sertifikat standar, lebih disukai dengan insulasi thermoplastik nilon tahan panas tinggi dan kabel dipasang erat dan dikencangkan pada pemutus arus (CB) atau sakelar atau pengaman kawat. i. Pemutus beban, kontaktor magnetic, pengaman lebur, atau sakelar tanpa pengaman lebur yang terpasang dalam panel control harus terproteksi. j. Dalam kamar mandi dan dalam area basah atau lembab, kotak kontak harusdilengkapi dengan pemutus kegagalan sirkit pembumian (GPAS
  • 37. 30 Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan Prodi Keperawatan = Gawai Proteksi Arus Sisa). k. Kotakkontak(stopkontak,outlet)dilengkapidengankutuppembumian. l. Bagian-bagian metalik dari sistem elektrikal yang bukan konduit arus, dibumikandengan benar, termasuk penutup elektrikal, kotak, selokan, duct dan tray. m. Panel kontrol diproteksi, sakelar pemutus arus dan kabel mengikuti standar SNI 0225-2000, Persyaratan Umum Instalasi Listrik dan diproteksi dengan electrical surge suppressor. n. Semua sistem elektrikal dan ruangan-ruangan diproteksi dengan unit pemadam api kimia ringan. o. Sistem ducting - polyvinyl chloride (PVC) untuk daya dan pencahayaan; konduit baja kaku atau konduit metal menengah untuk sistem deteksi dan alarm; PVC untuk telepon, intekom, CCTV, kabel TV, jaringan data komputer. p. Menggunakan pencahayaan fluorecent kompak hemat energi dan tabung merkuritanpa merkuri. q. Pencahayaan yang cukup dalam seluruh area rumah sakit, termasuk halaman. r. Sistem listrik ekterior dipasang dibawah tanah. s. Listrik fungsional dan lampu darurat dengan batere cadangan dalam seluruh area ktiris. t.  Luminus (armatur) lampu eksit dengan batere cadangan. Intervensi yang dapat dilakukan adalah dengan melengkapi system alarm. Menurut kemenkesPedoman Teknis Bangunan Rumah Sakit yang aman dalam situasi darurat dan bencana dalam hal system pemadam kebakaran adalah :
  • 38. 31 Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan Prodi Keperawatan 2.  Sistem Pemadam Kebakaran a. Sistem alarm, deteksi dan pemadaman harus dihubungkan dengan sistem alarm kebakaran otomatis, sistem deteksi panas dan/atau sistem pemadam kebakaran otomatik. b. Sistem alarm kebakaran dapat dioperasikan secara manual dan otomatis. c. Sistem alarm kebakaran di monitor oleh pos pemadam kebakaran atau agen monitor yang terakreditasi. d. Deteksi panas dan asap dipasang di koridor rumah sakit, panti jompo, dan fasilitas penyandang cacat. e. Detektor asap harus tidak dipasang terlalu jauh dari 9 (sembilan) meter dari titik pusatnya dan lebih dari 4 (empat) dan 6 (enam) sampai 10 meter dari setiap dinding. f. Menggunakan zat pemadaman yang ramah lingkungan, effektif dan kerusakan yang diakibatkannya kecil. g. Setiap ruangan dilengkapi dengan alat pemadam api ringan. h. Direkomendasikan alat pemadam api ringan; untuk peralatan elektrikal dan elektronik menggunakan carbon dioksida, untuk layanan umum menggunakan alat pemadam api ringan jenis ABC. i. Dengan pipa tegak basah lengkap dengan perlengkapannya. j. Mempunyai program keselamatan terhadap kebakaran dengan mengutamakan sebagai berikut : 1). Di organisasi oleh dinas kebakaran yang melakukan seminar, pelatihan pemadaman api, pelatihan evakuasi dalam situasi kebakaran, pelatihan pada saat terjadinya gempa bumi, 2). Melakukan pelatihan pemadaman api dan evakuasi pada situasi kebakaran 3). Melakukan penanggulangan kebakaran, latihan pencegahan dan pemadaman kebakaran. 4). Tersedia peralatan pemadam kebakaran.
  • 39. 32 Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan Prodi Keperawatan 5). Pemeliharaan pencegahan dari peralatan pemadam kebakaran. 6). Tersedia gambar eksit kebakaran dan gambar ketentuan evakuasi melalui eksit kebakaran di tempat yang menyolok pada setiap tingkat lantai. 3.   Sistem Eksit Darurat a. Lantai balok dari jalan keluar diterangi pada semua titik termasuk sudut dan persimpangan dari koridor dan lorong, bordes tangga dan pintu eksit dengan lampu yang mempunyai lumen minimal 0,001 lumen per cm2 b. Sumber pencahayaan mudah diakses dan andal, seperti layanan listrik PLN. c. Fasilitas pencahayaan darurat dijaga dengan tingkat iluminasi tertentu pada kejadian kegagalan pencahayaan normal untuk jangka waktu sekurang-kurangnya 1 jam. d. Tanda arah “EXIT”/KELUAR diterangi, dengan warna khusus, dengan sumber yang andal, 0,005 lumen per cm2. e. Tinggi huruf dari tanda arah 15 cm dengan huruf yang menonjol dengan lebar tidak kurang dari 19 mm. f. Lengkapi luminous (armature) penunjuk arah eksit pada dinding dan diletakkan 30 cm atau lebih lebih rendah dari permukaan lantai. Jika terjadi kebakaran, maka perawat harus melindungi klien dari cedera, melaporkan lokasi kebakaran, dan membatasi lokasi penyebaran api. Salah satu tingkatan yang sangat membantu untuk membuat prioritas saat terjadi kebakaran adalah RACE: Rescue, Alarm, Confine, dan Extinguish. Penyelamatan dan pemindahan seluruh klien dari berbahaya yang mengancam. Dengan menggunakan prosedur peringatan berbahaya untuk melaporkan lokasi kebakaran, maka petugas harus mengambil tindakan untuk membatasi penyebaran atau memadamkan kbakaran (misalnya menutup pintu dan jendela, mematikan oksigen dan alat-alat
  • 40. 33 Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan Prodi Keperawatan listrik dan menggunakan alat pemadan kebakaran). Klienyangterjebakdalamkebakaran,berapapunbesarnyakebakaran tersebut, berada dalam resiko dan haruus dipindahkan ke area lain. • Jika klien menggunakan oksigen tetapi tidak menjadi pendukung kehidupannya, maka perawat dapat melepaskan oksigen tersebut •  Jika klien menggunakan oksigen sebagai pendukung kehidupannya maka perawat harus mempertahannkan status pernapasan klien secara manual dengan menggunakan ambubag sampai klien terlepas dari ancaman kebakaran. • Klien yang bisa berjalan dapat diarahakan untuk berjalan sendiri kearah yang aman dan pada beberapa kasus mungkin dapat dibantu denga  kursi roda • Klien yang berbaring di tempat tidur umunya dipindahkan dengan menggunakan brankar, temapat tidur atau kursi roda • Jika tidak ada satupun metode yang dapat digunakan, maka klien harus diangkat dari ares tersebut.
  • 41. Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan Prodi Keperawatan 34 Kebutuhan akan keselamatan atau keamanan adalah kebutuhan untuk melindungi diri dari bahaya fisik. Ancaman terhadap keselamatan seseorang dapat dikategorikan sebagai ancaman mekanis, kimiawi, retmal dan bakteriologis. Kebutuhan akan keamanan terkait dengan konteks fisiologis dan hubungan interpersonal. Keamanan fisiologis berkaitan dengan sesuatu yang mengancam tubuh dan kehidupan seseorang. Ancaman itu bisa nyata atau hanya imajinasi (mis, penyakit, nyeri, cemas, dan sebaginya). Dalam konteks hubungan interpersonal bergantung pada banyak faktor, seperti kemampuan berkomunikasi, kemampuan mengontrol masalah, kemampuan memahami, tingkah laku yang konsisten dengan orang lain, serta kemampuan memahami orang-orang di sekitarnya dan lingkungannya. Sebagai seorang perawat harus menjaga keamanan dan kenyamanan klien harus kita jaga disamping tetap menjaga keamanan dan kenyamanan perawat itu sendiri, terlebih di era sekarang ini perkembangan penyakit juga semakin memprihatinkan, jadi kita sebagai perawat harus bisa menjaga diri dengan selalu mentaati waktu cuci tangan dan menggunakan alat pelindung diri (APD) yang baik dan benar. Rangkuman
  • 42. Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan Prodi Keperawatan 35 Jangan bosan ya teman-teman...selalu di bagian akhir kegiatan belajar anda mengerjakan beberapa soal tes formatif. 1. Anda didatangi seorang klien yang baru saja jatuh naik sepeda motor dengan berdarah-darah minta diobati, sesuai prinsip keamanan kenyamanan, tindakan yang anda lakukan .. . a. Membersihkan darahnya segera dan memberi obat b. Mencuci tangan dan mempersilakan klien membersihkan sendiri c. Mencuci tangan, memakai sarung tangan dan merawat lukanya d. Memberi obat antibiotika dan mempersilakan segera pulang 2. Untuk mencegah kesalahan memberikan obat kepada klien, kita harus memperhatikan 6 benar cara pemberian obat. Salah satunya benar cara, maksudnya .. . a. Obat diberikan sesuai dengan bentuk obat, misal injeksi, oral b. Obat diberikan dengan cara yang sopan kepada klien c. Obat diberikan dengan cara memaksa klien mentaati aturannya d. Obat diberikan dengan cara yang biasa dikerjakan oleh klien 3. Klien mau diantar ke ruang operasi untuk dilakukan operasi, tindakan penyelamatan yang anda lakukan .. . a. Memasang pelindung pada kereta dorong b. Memasang mitela pada kepala klien c. Memberikan suntikan antibiotika d. Memakai sarung tangan Tes Formatif
  • 43. 36 Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan Prodi Keperawatan 4. Bila mau melakukan injeksi, hal yang dikaji sehubungan dengan keamanan dan kenyamanan klien .. . a. Sudah berapa lama dirawat di rumah sakit b. Harus selalu memakai sarung tangan steril c. Apakah klien pernah disuntik d. Apakah ada riwayat alergi obat 5 Sebagai seorang perawat, kita juga wajib menjaga diri supaya selalu berada di keadaan aman dan nyaman, maka bila merawat klien dan memegang cairan tubuh klien yang dilakukan sebelumnya adalah .. . a. Mencuci tangan b. Memakai sarung tangan c. Memakai schort tertutup d. Memakai masker
  • 44. Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan Prodi Keperawatan 37 1. C 2. A 3. A 4. D 5. B Kunci Jawaban
  • 45. Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan Prodi Keperawatan 38 Untuk mengakhiri materi ini anda kami berikan tugas untuk menerapkan standar keamanan dan kenyamanan klien yang anda asuh dan membiasakan diri selalu melakukan hal yang menjaga keamanan kenyamanan klien dan diri sendiri. Tugas
  • 46. Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan Prodi Keperawatan 39 Penutup Demikian teman-teman yang kami banggakan, materi yang telah kita bahas di kegiatan belajar 2 ini, semoga bisa membantu teman-teman memahami konsep kebutuhan keamanan dan kenyamanan, semoga pelayanan yang anda berikan kepada masyarakat jadi semakin baik dengan tetap memperhatikan keamanan dan kenyamanan klien dan diri sendiri, dan masyarakat juga puas atas pelayanan yang anda berikan. Kami mau mendengar dan membantu mengobarkan semangat belajar anda. Sukses selalu......
  • 47. Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan Prodi Keperawatan 40 1. Status perubahan kesadaran ketika persepsi dan reaksi individu terhadap lingkungan menurun adalah arti dari .. . a. istirahat b. tidur c. santai d. rekreasi 2. Bp. S. 45 tahun, datang ke tempat anda mengeluh beberapa hari terakhir ini terasa mengantuk setiap saat, sering tertidur kadang saat berkendaraan dan susah untuk bangun kembali. Bila melihat keluhan Bp. S, beliau mengalami gangguan tidur .. . a. insomnia b. parasomnia c. narkolepsi d. somnambulisme 3. Tn. I, umur 60 tahun datang ke tempat anda karena merasa sakit di daerah kelamin, beliau seorang perokok, setelah diperiksa ternyata beliau juga mengalami BPH (benigne prostat hipertrophy). Beliau bertanya bagaimana caranya supaya bisa tidur nyenyak, karena beberapa hari tidak bisa tidur. Tindakan keperawatan yang anda lakukan .. . a. menjelaskan bahwa keadaannya yang menyebabkaan gangguan tidur b. mengajari klien supaya pada sore hari tidak usah tidur c. memberikan obat peangsang tidur d. menganjurkan untuk segera operasi Tes Sumatif
  • 48. 41 Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan Prodi Keperawatan 4. Seorang perokok biasanya mengalami gangguan tidur .. . a. somnambulisme b. narkolepsi c. apnea tidur d. insomnia 5. Seorang ibu datang ke tempat anda mengeluh anaknya tidak bisa tidur, hal apa yang akan anda kaji.... a. kebiasaan tidur sama siapa? b. lingkungan mendukung/tidak? c. mainannya/boneka ada/hilang? d. ada gangguan kondisi tubuh? 6. Anda didatangi seorang klien yang baru saja jatuh naik sepeda motor dengan berdarah-darah minta diobati, sesuai prinsip keamanan kenyamanan, tindakan yang anda lakukan .. . a. Membersihkan darahnya segera dan memberi obat b. Mencuci tangan dan mempersilakan klien membersihkan sendiri c. Mencuci tangan, memakai sarung tangan dan merawat lukanya d. Memberi obat antibiotika dan mempersilakan segera pulang 7. Untuk mencegah kesalahan memberikan obat kepada klien, kita harus memperhatikan 6 benar cara pemberian obat. Salah satunya benar cara, maksudnya .. . a. Obat diberikan sesuai dengan bentuk obat, misal injeksi, oral b. Obat diberikan dengan cara yang sopan kepada klien c. Obat diberikan dengan cara memaksa klien mentaati aturannya d. Obat diberikan dengan cara yang biasa dikerjakan oleh klien
  • 49. 42 Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan Prodi Keperawatan 8. Klien mau diantar ke ruang operasi untuk dilakukan operasi, tindakan penyelamatan yang anda lakukan .. . a. Memasang pelindung pada kereta dorong b. Memasang mitela pada kepala klien c. Memberikan suntikan antibiotika d. Memakai sarung tangan 9. Bila mau melakukan injeksi, hal yang dikaji sehubungan dengan keamanan dan kenyamanan klien .. . a. Sudah berapa lama dirawat di rumah sakit b. Harus selalu memakai sarung tangan steril c. Apakah klien pernah disuntik d. Apakah ada riwayat alergi obat 10. Sebagai seorang perawat, kita juga wajib menjaga diri supaya selalu berada di keadaan aman dan nyaman, maka bila merawat klien dan memegang cairan tubuh klien yang dilakukan sebelumnya adalah .. . a. Mencuci tangan b. Memakai sarung tangan c. Memakai schort tertutup d. Memakai masker
  • 50. Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan Prodi Keperawatan 43 Alman. 2000, Fundamental & Advanced Nursing Skill ,Canada, Delmar Thompson, Learning Publisher. Asmadi. 2008, Teknik prosedural keperawatan,konsep dan aplikasi kebutuhan dasar klien, Salemba Medika, Jakarta Azis Alimun .2006, Kebutuahan dasar manusia I , Salemba Medika, Jakarta Elkin, et al .2000., Nursing Intervention and Clinical Skills, Aecond edt. Kozier, B. 1995, Fundamental of Nursing: Concept Process and Practice, Ethics and Values, California, Addison Wesley Perry,at al. 2005, Ketrampilan dan prosedur dasar,Kedokteran, EGC, Jakarta Potter,P.1998, Fundamental of Nursing, Philadelphia, Lippincott Tarwoto Wartonah.2006, Kebutuhan dasar manusia dan proses keperawatan edisi 3, Salemba Medika, Jakarta Tim Poltekkes Depkes Jakarta III .2009, Panduan Praktek KDM, Salemba Medika, Jakarta Tim Politeknik Kesehatan Kemenkes Malang, 2012, Modul pembelajaran KDM, Malang Tim Politeknik Kesehatan Kemenkes Malang, 2012, Modul Pemeriksaan Fisik dan Implikasinya dalam Keperawatan , Malang Wahid,IM dan Nuruk, C. 2008, Kebutuhan dasar Manusia, teori dan aplikasi dalam praktek, Salemba Medika, Jakarta Daftar Pustaka
  • 51. Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan Prodi Keperawatan 44 Tes Sumatif 1. Status perubahan kesadaran ketika persepsi dan reaksi individu terhadap lingkungan menurun adalah arti dari .. . a. istirahat b. tidur c. santai d. rekreasi 2. Bp. U. 50 tahun, datang ke tempat anda mengeluh beberapa hari terakhir ini tidak bisa tidur, sering terbangun dan susah untuk tidur kembali. Bila melihat keluhan Bp. U, beliau mengalami gangguan tidur .. . a. insomnia b. parasomnia c. narkolepsi d. somnambulisme 3. Tn. I, umur 60 tahun datang ke tempat anda karena merasa sakit di daerah kelamin, beliau seorang perokok, setelah diperiksa ternyata beliau juga mengalami BPH (benigne prostat hipertrophy). Beliau bertanya bagaimana caranya supaya bisa tidur nyenyak, karena beberapa hari tidak bisa tidur. Tindakan keperawatan yang anda lakukan .. . a. menjelaskan bahwa keadaannya yang menyebabkaan gangguan tidur b. mengajari klien supaya pada sore hari tidak usah tidur c. memberikan obat peangsang tidur d. menganjurkan untuk segera operasi
  • 52. 45 Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan Prodi Keperawatan 4. Seorang perokok biasanya mengalami gangguan tidur .. . a. somnambulisme b. narkolepsi c. apnea tidur d. insomnia 5. Seorang ibu datang ke tempat anda mengeluh anaknya tidak bisa tidur, hal apa yang akan anda kaji.... a. kebiasaan tidur sama siapa? b. lingkungan mendukung/tidak? c. mainannya/boneka ada/hilang? d. ada gangguan kondisi tubuh? 6. Anda didatangi seorang klien yang baru saja jatuh naik sepeda motor dengan berdarah-darah minta diobati, sesuai prinsip keamanan kenyamanan, tindakan yang anda lakukan .. . a. Membersihkan darahnya segera dan memberi obat b. Mencuci tangan dan mempersilakan klien membersihkan sendiri c. Mencuci tangan, memakai sarung tangan dan merawat lukanya d. Memberi obat antibiotika dan mempersilakan segera pulang 7. Untuk mencegah kesalahan memberikan obat kepada klien, kita harus memperhatikan 6 benar cara pemberian obat. Salah satunya benar cara, maksudnya .. . a. Obat diberikan sesuai dengan bentuk obat, misal injeksi, oral b. Obat diberikan dengan cara yang sopan kepada klien c. Obat diberikan dengan cara memaksa klien mentaati aturannya d. Obat diberikan dengan cara yang biasa dikerjakan oleh klien
  • 53. 46 Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan Prodi Keperawatan 8. Klien mau diantar ke ruang operasi untuk dilakukan operasi, tindakan penyelamatan yang anda lakukan .. . a. Memasang pelindung pada kereta dorong b. Memasang mitela pada kepala klien c. Memberikan suntikan antibiotika d. Memakai sarung tangan 9. Bila mau melakukan injeksi, hal yang dikaji sehubungan dengan keamanan dan kenyamanan klien .. . a. Sudah berapa lama dirawat di rumah sakit b. Harus selalu memakai sarung tangan steril c. Apakah klien pernah disuntik d. Apakah ada riwayat alergi obat 10 Sebagai seorang perawat, kita juga wajib menjaga diri supaya selalu berada di keadaan aman dan nyaman, maka bila merawat klien dan memegang cairan tubuh klien yang dilakukan sebelumnya adalah .. . a. Mencuci tangan b. Memakai sarung tangan c. Memakai schort tertutup d. Memakai masker
  • 54. Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan Prodi Keperawatan 47 1. B 2. A 3. B 4. C 5. C 6. C 7. A 8. A 9. D 10. B Kunci Jawaban Tes Sumatif