SlideShare une entreprise Scribd logo
1  sur  2
Télécharger pour lire hors ligne
DIGITAL NEWSPAPER

Menjelang Pemilu
2014, Pengguran
Mengancam
hal

Spirit Baru Jawa Timur
surabaya.tribunnews.com

surya.co.id

2
| KAMIS, 19 DESEMBER 2013 | Terbit 2 halaman

edisi pagi

CENTURY dan HARI IBU

SURYA Online - Wakil Presiden Boediono ternyata lebih memilih menghadiri
acara puncak peringatan Hari Ibu ke85 dan menerima Ketua Parlemen
Myanmar Thura U Shwe Mann, dari
pada harus menghadiri undangan Tim
Pengawas Century, Rabu (18/12/2013),
di Gedung DPR RI.
Sesuai agenda di Sekretariat Wapres,
Boediono, jam 10.00 WIB bersama
Ibu Herawati Boediono mendampingi
Presiden Susilo Bambang Yudhoyono ke
Taman Mini Indonesia Indah (TMII) untuk
menghadiri acara puncak peringatan
Hari Ibu ke-85.
Agenda selanjutnya, pukul 14.00 WIB,
di Kantor Wapres Jalan Medan Merdeka
Utara, Boediono menerima Thura U
Shwe Mann, untuk melakukan pembicaraan dan tukar pikiran mengenai
peningkatan hubungan kedua negara
yang selama ini telah berjalan baik.
Soal ketidakhadiran Boediono
memenuhi undangan Tim Pengawas
(Timwas) Century sebenarnya sudah
ada sinyal sejak 4 Desember 2013. Saat
itu Juru Bicara Wapres Yopie Hidayat
mengatakan, Wakil Presiden Boediono
tidak akan hadir memenuhi panggilan
Tim Pengawas (Timwas) Masalah Century DPR RI karena dapat mengganggu
jalannya proses penegakan hukum yang
kini sedang berlangsung di KPK.
“Pak Boediono berkomitmen
membantu KPK menuntaskan masalah
Century dan tidak ingin proses penegakan hukum yang sedang berlangsung
terganggu oleh intervensi politik
apapun,” kata Yopie dalam keterangan
pers di Jakarta.
Dikatakan Yopie, proses politik di DPR
sudah selesai dengan keputusan menyerahkan masalah ini kepada penegak
hukum. Tugas Timwas, sesuai keputusan
Paripurna DPR adalah mengawasi para
penegak hukum.
Pemanggilan kepada pihak-pihak
lain, apalagi yang sudah memberikan
keterangan kepada KPK adalah tindakan
yang tidak sejalan dengan keputusan
Paripurna DPR dan berada di luar
kewenangan Timwas.
Pernyataan Yopie itu disampaikan
menanggapi kesepakatan Tim Pengawas
DPR RI untuk kasus Bank Century
memanggil Wakil Presiden Bediono
menghadiri rapat Timwas, 18 Desember
2013.
Pramono Anung, Wakil Ketua DPRD
RI menyampaikan, Wapres Boediono
dihadirkan pada rapat Timwas Century
agar para anggota Timwas dapat mengklarifikasi tindakan Boediono terkait
putusan mengeluarkan dana talangan
Bank Century ketika menjabat sebagai

join facebook.com/suryaonline

Gubernur Bank Indonesia.
Kirim surat

Sehari sebelum tanggal 18 Desember
2013, Wakil Presiden Boediono menyampaikan surat ke Wakil Ketua DPR RI
Pramono Anung yang isinya tidak dapat
memenuhi undangan rapat dengar pendapat umum dengan Tim Pengawas Century
yang dijadwalkan 18 Desember 2013.
Surat yang ditandatangani Boediono,
17 Desember 2013, menyebutkan bahwa
Boediono sebagai Wapres memahami
sepenuhnya dan menghormati tugas
dan kewajiban DPR, termasuk Timwas
Century terhadap tindaklanjut rekomendasi Panitia Angket DPR RI tentang
pengusutan Kasus Bank Century.
Dalam surat dengan tulisan Boediono
pada sudut kiri atas itu, Wapres
menyampaikan bahwa dirinya telah
menghadiri undangan Rapat Pansus Hak
Angket Century, 22 Desember 2009 dan
12 Januari 2010.
“Pada rapat tersebut saya menyampaikan keterangan, data dan informasi
yang saya ketahui terkait Bank Century
kepada Pansus Century,” kata Boediono
dalam surat yang terdiri dari delapan
butir itu.
Menurut pengetahuan Boediono,
salah satu rekomendasi Pansus Century

adalah agar seluruh penyimpangan
dan penyalahgunaan wewenang yang
berindikasi perbuatan melawan hukum
yang merupakan tindak pidana korupsi,
tindak pidana perbankan dan tindak
pidana umum berikut pihak-pihak diduga bertanggungjawab agar diserahkan
kepada lembaga penegak hukum, yaitu
Kepolisian RI, Kejaksaan Agung dan KPK.
Rekomendasi lain dari Pansus Century
adalah membentuk Tim Pengawas tindak
lanjut rekomendasi Panitia Angket Bank
Century yang bertugas mengawasi pelaksanaan rekomendasi dan proses penelusuran aliran dana serta pemulihan aset
dengan kewenangan sesuai peraturan.
“Menurut pengetahuan saya,
Kepolisian RI, Kejaksaan Agung dan
KPK telah dan sedang menindaklanjuti
rekomendasi Pansus tersebut,” kata
Boediono yang suratnya ditembuskan ke
Presiden RI dan pimpinan DPR RI.
Sebagai mantan Gubernur Bank Indonesia dan saat menjadi Wakil Presiden,
Boediono mengaku telah bersikap
kooperatif menjalani dua kali permintaan keterangan sebagai saksi oleh KPK,
baik pada tingkat penyelidikan maupun
penyidikan.
“Semua fakta, data, informasi
dan dokumen yang terkait dengan
permintaan keterangan sebagai saksi

telah disampaikan kepada KPK,” tulis
Boediono.
Sikap tersebut, kata Boediono, pada
dasarnya merupakan rasa hormat dan
patuh kepada ketentuan hukum dan
perundang-undangan yang berlaku dan
proses hukum yang berjalan serta institusi penegak hukum yang menjalankan
tugas dan wewenang sesuai ketentuan
hukum berlaku.
“Terkait dengan pentingnya kemandirian kekuasaan kehakiman, proses
hukum yang sedang ditangani KPK juga
perlu dijaga kemandiriannya,” kata
Boediono dalam suratnya.
Sebagai seorang yang diberi tugas
sebagai pejabat negara, apalagi sebagai
Wakil Presiden RI, maupun sebagai warga negara biasa, Boediono menegaskan,
tidak ada sikap lain yang bisa diambil
kecuali mematuhi prinsip kemandirian
kekuasaan kehakiman dan kemandirian KPK sesuai perundang-undangan,
dengan tidak mengambil langkah yang
mengganggu jalannya proses hukum
yang berlangsung.
“Juga sudah menjadi sikap pemerintahan di bawah kepemimpinan Presiden
Susilo Bambang Yudhoyono untuk tidak
akan mencampuri atau melakukan
intervensi atas proses hukum yang
berlangsung,” kata Boediono. (antara)
follow @portalsurya
2

KAMIS 19 DESEMBER 2013 | surya.co.id | surabaya.tribunnews.com

Menjelang Pemilu 2014

PENGANGGURAN MENGANCAM

SURYA Online - Kamar
Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia khawatir
menghadapi pemberlakuan sejumlah regulasi
yang bakal diterapkan
Tahun 2014 bersamaan
dengan pelaksanaan
Pemilu Legislatif dan
Presiden.
Misalnya, Kadin
menyoroti dampak
pengangguran yang
dapat timbul setelah
pemberlakuan UndangUndang No 4 Tahun 2009
tentang Mineral dan
Batu Bara (Minerba)
terkait larangan ekspor
biji mineral mentah
yang mulai diberlakukan
2014.
“Kami berharap DPR
bersama dengan Pemerintah dan pengusaha
Minerba perlu mencari
solusi akibat pemberlakuan UU Minerba,
yang terpenting adalah
bagaimana menahan tenaga kerja
yang menganggur, baik yang terlibat
langsung maupun tidak langsung dalam
bisnis pertambangan,” kata Wakil Ketua
Umum Kadin Bidang Pemberdayaan
Daerah Natsir Mansyur di Jakarta, Senin
(16/12/2013).
Menurut Natsir, pertumbuhan
ekonomi daerah diperkirakan bakal
mengalami perlambatan akibat penerapan UU Minerba. Pasalnya, selama
ini pergerakan ekonomi daerah masih
dipengaruhi bisnis tambang mineral
karena pemegang izin, kontrak karya
(KK), Izin Usaha Pertambangan (IUP)
hingga Izin Pertambangan Rakyat (IPR),
ada di daerah.
Karena itu, lanjutnya, perlu kebijakan tepat untuk membenahi permasalahan yang akan dihadapi, karena selain
pekerja, yang akan menerima imbas
dari pemberlakuan UU Minerba 2009
adalah kontraktor, pemasok hingga
warga di sekitar tambang.
“Kami khawatirkan pula ada kebangkrutan pengusaha tambang yang
tidak bisa mengembalikan pinjaman di
bank serta setoran pajak nasional dan
daerah akan terhenti untuk mendukung
pertumbuhan ekonomi,” ujar Natsir.
Untuk itu, ia menegaskan, program
hilirisasi mineral dan batu bara yang
sedang digaungkan Pemerintah membutuhkan perencanaan yang matang agar
tidak merugikan sejumlah pihak.
Ia menyadari Tahun 2014 merupakan
tahun dengan iklim politik yang tinggi
sehingga hal tersebut dinilai juga bisa
memengaruhi berbagai kebijakan yang
diambil Pemerintah.
“Kami berharap agar Kementerian
ESDM, DPR Komisi VI,VII dan XI serta

join facebook.com/suryaonline

pengusaha tambang Minerba dapat
duduk bersama mencarikan solusi dengan tidak menekankan pada egoisme
institusi masing-masing,” ujarnya.
Wakil Ketum Kadin itu berpendapat, DPR dan Pemerintah Pusat bisa
melakukan intervensi namun yang
bersinggungan langsung pada kebijakan
tersebut adalah Pemerintah Daerah.
Menurut dia, egoisme DPR dan Pemerintah dapat membawa dampak pada
politik ekonomi, kesejahteraan rakyat
dan program hilirisasi Minerba yang
sebenarnya sama pentingnya dengan
tujuan negara. “Urusan kebijakan kita
serahkan ke DPR dan Pemerintah, hanya

saja jangan sampai pengusaha yang
memiliki niat baik untuk membangun
smelter terabaikan,” ucapnya.
Natsir yang juga Dirut PT Indosmelt
mengingatkan, program hilirisasi mineral dapat menciptakan nilai tambah
yang tinggi dan memiliki efek ganda
yang luar biasa terhadap Indonesia.
Selama ini potensi mineral sangat
besar namun belum diolah dengan baik
sehingga program hilirisasi mineral
dinilai sangat strategis untuk kepentingan bangsa dan negara.
Pembangunan smelter oleh pengusaha, menurut dia, merupakan wujud
kongkrit pengusaha untuk membangun
Indonesia sebagai negara
industri dan hal tersebut
perlu dipahami oleh bangsa
yang kaya akan sumber
daya mineral ini. “Ini untuk
kepentingan bangsa yang
efek ke bawahnya juga
akan dinikmati oleh bangsa
Indonesia, Kadin berharap
pembangunan smelter ini
perlu dipercepat,” pungkasnya.
Kecemasan BPJS

Selain larangan ekspor
mineral mentah, regulasi
lainnya yang juga dicemaskan Kadin adalah UndangUndang Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS)
yang mulai diterapkan Tahun
2014.
“Dalam implementasi UU
BPJS mendatang diperkirakan dapat menimbulkan
permasalahan,” kata Ketua

Komite Tetap Hubungan
Industrial Kadin,
Hasanuddin Rachman.
Menurut Hasanuddin
Rachman, permasalahan
tersebut terutama
terkait pembayaran
iuran untuk masingmasing program, baik
itu dalam hal ketenagakerjaan maupun
kesehatan karena dalam
BPJS Ketenagakerjaan,
pengusaha akan menjadi
objek dari program ini
sehingga ada tambahan
beban keuangan.
Sedangkan untuk BPJS
Kesehatan, lanjutnya,
pengusaha dinilai
akan menjadi objek
dan sekaligus subjek,
khususnya untuk rumah
sakit swasta. Karena
itu, ujar dia, sosialisasi
mengenai besaran iuran,
baik itu dari pemberi
kerja maupun dari
penerima upah harus
lebih diperjelas.
Sebagaimana diberitakan, 4 Juli 2013,
lembaga tripartit telah menyepakati
mulai 1 Januari 2014 sampai dengan
30 Juni 2015, iuran jaminan kesehatan
ditanggung oleh pemberi kerja sebesar
tiga persen.
Sedangkan mulai 1 Juli 2015 sampai
dengan seterusnya, jaminan kesehatan
sebesar tiga persen akan ditanggung
bersama oleh pemberi kerja dan
pekerja, karena pokok-pokok sistem
jaminan sosial nasional dilaksanakan
dalam skema asuransi sosial yang
sifatnya wajib.
Berbeda dengan Jaminan Kesehatan,
Kadin menilai, jaminan ketenagakerjaan masih belum ada gambaran yang
jelas terkait besaran dana pensiun yang
akan dikelola oleh PT Jamsostek.
Menurut Hasanuddin, pengusaha
perlu memahami BPJS, terutama terkait
dengan peran, hak dan kewajiban dunia
usaha yang berhubungan dengan implementasi BPJS. “Pasalnya menjelang
implementasi Undang-undang tersebut,
terdapat banyak hal yang dinilai belum
jelas,” katanya.
Berdasar Undang-undang Nomor 24
Tahun 2011, akan terdapat dua jenis
BPJS, yaitu BPJS Ketenagakerjaan dan
BPJS Kesehatan. Untuk bidang tenaga
kerja, PT Jamsostek akan bertransformasi menjadi BPJS Ketenagakerjaan
yang akan menangani program kecelakaan kerja, jaminan hari tua, pensiun
dan kematian.
Sementara untuk bidang kesehatan,
PT Askes akan ditingkatkan fungsinya
menjadi BPJS Kesehatan yang menangani program Jaminan Kesehatan.
(antara)
follow @portalsurya

Contenu connexe

Tendances

Apakah lelang jabatan sesuai peraturan kepegawaian cara indonesia bangkit
Apakah lelang jabatan sesuai peraturan kepegawaian   cara indonesia bangkitApakah lelang jabatan sesuai peraturan kepegawaian   cara indonesia bangkit
Apakah lelang jabatan sesuai peraturan kepegawaian cara indonesia bangkitCszoel Aschool
 
Pemilihan presiden indonesia & arus demokratisasi dunia harian pelita halama...
Pemilihan presiden indonesia & arus demokratisasi dunia  harian pelita halama...Pemilihan presiden indonesia & arus demokratisasi dunia  harian pelita halama...
Pemilihan presiden indonesia & arus demokratisasi dunia harian pelita halama...Taruna Ikrar
 
Diskresi dan Konflik Kepentingan
Diskresi dan Konflik KepentinganDiskresi dan Konflik Kepentingan
Diskresi dan Konflik KepentinganTri Widodo W. UTOMO
 
Aspek perpajakan pada kawasan primary market dengan peruntukan perniagaan dal...
Aspek perpajakan pada kawasan primary market dengan peruntukan perniagaan dal...Aspek perpajakan pada kawasan primary market dengan peruntukan perniagaan dal...
Aspek perpajakan pada kawasan primary market dengan peruntukan perniagaan dal...PT. CAKRAWALA INTI SEJAHTERA
 
Kedaulatan Rakyat 29 Maret 2014
Kedaulatan Rakyat 29 Maret 2014Kedaulatan Rakyat 29 Maret 2014
Kedaulatan Rakyat 29 Maret 2014hastapurnama
 
Presentasi hambalang fix1
Presentasi hambalang fix1Presentasi hambalang fix1
Presentasi hambalang fix1chindysarah
 

Tendances (18)

Makalah pelayanan publik STIP WUNA
Makalah pelayanan publik STIP WUNA Makalah pelayanan publik STIP WUNA
Makalah pelayanan publik STIP WUNA
 
Apakah lelang jabatan sesuai peraturan kepegawaian cara indonesia bangkit
Apakah lelang jabatan sesuai peraturan kepegawaian   cara indonesia bangkitApakah lelang jabatan sesuai peraturan kepegawaian   cara indonesia bangkit
Apakah lelang jabatan sesuai peraturan kepegawaian cara indonesia bangkit
 
Pemilihan presiden indonesia & arus demokratisasi dunia harian pelita halama...
Pemilihan presiden indonesia & arus demokratisasi dunia  harian pelita halama...Pemilihan presiden indonesia & arus demokratisasi dunia  harian pelita halama...
Pemilihan presiden indonesia & arus demokratisasi dunia harian pelita halama...
 
Kediri
KediriKediri
Kediri
 
HARIAN WARTA NASIONAL
HARIAN WARTA NASIONALHARIAN WARTA NASIONAL
HARIAN WARTA NASIONAL
 
Newsletter - Open Contracting - Juli 2020
Newsletter - Open Contracting - Juli 2020Newsletter - Open Contracting - Juli 2020
Newsletter - Open Contracting - Juli 2020
 
Kediri
KediriKediri
Kediri
 
Standar pelayanan publik
Standar pelayanan publikStandar pelayanan publik
Standar pelayanan publik
 
Uu 25 2009
Uu 25 2009Uu 25 2009
Uu 25 2009
 
Diskresi dan Konflik Kepentingan
Diskresi dan Konflik KepentinganDiskresi dan Konflik Kepentingan
Diskresi dan Konflik Kepentingan
 
Makalah Pelayanan publik
Makalah Pelayanan publikMakalah Pelayanan publik
Makalah Pelayanan publik
 
Aspek perpajakan pada kawasan primary market dengan peruntukan perniagaan dal...
Aspek perpajakan pada kawasan primary market dengan peruntukan perniagaan dal...Aspek perpajakan pada kawasan primary market dengan peruntukan perniagaan dal...
Aspek perpajakan pada kawasan primary market dengan peruntukan perniagaan dal...
 
Kedaulatan Rakyat 29 Maret 2014
Kedaulatan Rakyat 29 Maret 2014Kedaulatan Rakyat 29 Maret 2014
Kedaulatan Rakyat 29 Maret 2014
 
HARIAN WARTA NASIONAL
HARIAN WARTA NASIONALHARIAN WARTA NASIONAL
HARIAN WARTA NASIONAL
 
Prinsip prinsip-pelayanan-publik2
Prinsip prinsip-pelayanan-publik2Prinsip prinsip-pelayanan-publik2
Prinsip prinsip-pelayanan-publik2
 
Presentasi hambalang fix1
Presentasi hambalang fix1Presentasi hambalang fix1
Presentasi hambalang fix1
 
Paper apem (kelompok)
Paper apem (kelompok)Paper apem (kelompok)
Paper apem (kelompok)
 
Tabloid SKOR Edisi 28
Tabloid SKOR Edisi 28Tabloid SKOR Edisi 28
Tabloid SKOR Edisi 28
 

Similaire à Digital surya 19 desember 2013

Tabloid bnn Edisi 72 | Agustus - September 2014
Tabloid bnn Edisi 72 | Agustus - September 2014Tabloid bnn Edisi 72 | Agustus - September 2014
Tabloid bnn Edisi 72 | Agustus - September 2014Tabloid Bnn
 
Waspada 8 Ags Ach
Waspada 8 Ags AchWaspada 8 Ags Ach
Waspada 8 Ags Achepaper
 
Waspada 8 Ags Nas
Waspada 8 Ags NasWaspada 8 Ags Nas
Waspada 8 Ags Nasepaper
 
Suara Merdeka 24 Februari 2014
Suara Merdeka 24 Februari 2014Suara Merdeka 24 Februari 2014
Suara Merdeka 24 Februari 2014hastapurnama
 
Victor Silaen: Surat Terbuka Untuk Presiden dan Kapolri
Victor Silaen: Surat Terbuka Untuk Presiden dan Kapolri Victor Silaen: Surat Terbuka Untuk Presiden dan Kapolri
Victor Silaen: Surat Terbuka Untuk Presiden dan Kapolri TimMediaYasmin
 
Media Indonesia 13 Februari 2014
Media Indonesia 13 Februari 2014Media Indonesia 13 Februari 2014
Media Indonesia 13 Februari 2014hastapurnama
 
E magz september Kemenkop 2019
E magz september Kemenkop 2019 E magz september Kemenkop 2019
E magz september Kemenkop 2019 kemenkop
 
Laporan Kunjungan Kerja ke Daerah Pemilihan B.12 (Juli - Agus 2012)
Laporan Kunjungan Kerja ke Daerah Pemilihan B.12 (Juli - Agus 2012)Laporan Kunjungan Kerja ke Daerah Pemilihan B.12 (Juli - Agus 2012)
Laporan Kunjungan Kerja ke Daerah Pemilihan B.12 (Juli - Agus 2012)M. Adli
 
Tabloid Publica Pos Edisi 4
Tabloid Publica Pos Edisi 4Tabloid Publica Pos Edisi 4
Tabloid Publica Pos Edisi 4Publica Pos
 
Tugas bahasa indonesia
Tugas bahasa indonesiaTugas bahasa indonesia
Tugas bahasa indonesiaSeputarIlmuku
 
CATATAN DAN PROYEKSI POLITIK ISLAM 2023_FULL POLITIK.pdf
CATATAN DAN PROYEKSI POLITIK ISLAM 2023_FULL POLITIK.pdfCATATAN DAN PROYEKSI POLITIK ISLAM 2023_FULL POLITIK.pdf
CATATAN DAN PROYEKSI POLITIK ISLAM 2023_FULL POLITIK.pdfDjula1
 
PEMERINTAH MEMPERKAYA DIRI
PEMERINTAH MEMPERKAYA DIRIPEMERINTAH MEMPERKAYA DIRI
PEMERINTAH MEMPERKAYA DIRIronaldonatus
 
Makalah fix kasus hambalang
Makalah fix kasus hambalangMakalah fix kasus hambalang
Makalah fix kasus hambalangGerlan Hahanusa
 
Tabloid reformata edisi 171 januari 2014
Tabloid reformata edisi 171 januari 2014Tabloid reformata edisi 171 januari 2014
Tabloid reformata edisi 171 januari 2014Reformata.com
 
Selasa, 28 April 2015
Selasa, 28 April 2015Selasa, 28 April 2015
Selasa, 28 April 2015suarakarya
 

Similaire à Digital surya 19 desember 2013 (20)

Tabloid bnn Edisi 72 | Agustus - September 2014
Tabloid bnn Edisi 72 | Agustus - September 2014Tabloid bnn Edisi 72 | Agustus - September 2014
Tabloid bnn Edisi 72 | Agustus - September 2014
 
Edisi 2 news7
Edisi 2 news7Edisi 2 news7
Edisi 2 news7
 
Waspada 8 Ags Ach
Waspada 8 Ags AchWaspada 8 Ags Ach
Waspada 8 Ags Ach
 
Waspada 8 Ags Nas
Waspada 8 Ags NasWaspada 8 Ags Nas
Waspada 8 Ags Nas
 
Suara Merdeka 24 Februari 2014
Suara Merdeka 24 Februari 2014Suara Merdeka 24 Februari 2014
Suara Merdeka 24 Februari 2014
 
Victor Silaen: Surat Terbuka Untuk Presiden dan Kapolri
Victor Silaen: Surat Terbuka Untuk Presiden dan Kapolri Victor Silaen: Surat Terbuka Untuk Presiden dan Kapolri
Victor Silaen: Surat Terbuka Untuk Presiden dan Kapolri
 
Media Indonesia 13 Februari 2014
Media Indonesia 13 Februari 2014Media Indonesia 13 Februari 2014
Media Indonesia 13 Februari 2014
 
E magz september Kemenkop 2019
E magz september Kemenkop 2019 E magz september Kemenkop 2019
E magz september Kemenkop 2019
 
HARIAN WARTA NASIONAL
HARIAN WARTA NASIONALHARIAN WARTA NASIONAL
HARIAN WARTA NASIONAL
 
harian warta nasional
harian warta nasionalharian warta nasional
harian warta nasional
 
Laporan Kunjungan Kerja ke Daerah Pemilihan B.12 (Juli - Agus 2012)
Laporan Kunjungan Kerja ke Daerah Pemilihan B.12 (Juli - Agus 2012)Laporan Kunjungan Kerja ke Daerah Pemilihan B.12 (Juli - Agus 2012)
Laporan Kunjungan Kerja ke Daerah Pemilihan B.12 (Juli - Agus 2012)
 
Tabloid Publica Pos Edisi 4
Tabloid Publica Pos Edisi 4Tabloid Publica Pos Edisi 4
Tabloid Publica Pos Edisi 4
 
Pkl bab 2
Pkl bab 2Pkl bab 2
Pkl bab 2
 
Tugas bahasa indonesia
Tugas bahasa indonesiaTugas bahasa indonesia
Tugas bahasa indonesia
 
CATATAN DAN PROYEKSI POLITIK ISLAM 2023_FULL POLITIK.pdf
CATATAN DAN PROYEKSI POLITIK ISLAM 2023_FULL POLITIK.pdfCATATAN DAN PROYEKSI POLITIK ISLAM 2023_FULL POLITIK.pdf
CATATAN DAN PROYEKSI POLITIK ISLAM 2023_FULL POLITIK.pdf
 
PEMERINTAH MEMPERKAYA DIRI
PEMERINTAH MEMPERKAYA DIRIPEMERINTAH MEMPERKAYA DIRI
PEMERINTAH MEMPERKAYA DIRI
 
Makalah fix kasus hambalang
Makalah fix kasus hambalangMakalah fix kasus hambalang
Makalah fix kasus hambalang
 
HARIAN WARTA NASIONAL
HARIAN WARTA NASIONALHARIAN WARTA NASIONAL
HARIAN WARTA NASIONAL
 
Tabloid reformata edisi 171 januari 2014
Tabloid reformata edisi 171 januari 2014Tabloid reformata edisi 171 januari 2014
Tabloid reformata edisi 171 januari 2014
 
Selasa, 28 April 2015
Selasa, 28 April 2015Selasa, 28 April 2015
Selasa, 28 April 2015
 

Plus de Portal Surya

Epaper Surya 31 Januari 2014
Epaper Surya 31 Januari 2014Epaper Surya 31 Januari 2014
Epaper Surya 31 Januari 2014Portal Surya
 
Epaper Surya 30 januari 2014
Epaper Surya 30 januari 2014Epaper Surya 30 januari 2014
Epaper Surya 30 januari 2014Portal Surya
 
Epaper surya 1 januari 2014
Epaper surya 1 januari 2014Epaper surya 1 januari 2014
Epaper surya 1 januari 2014Portal Surya
 
Epaper surya 27 desember 2013
Epaper surya 27 desember 2013Epaper surya 27 desember 2013
Epaper surya 27 desember 2013Portal Surya
 
Digital surya 27 desember 2013
Digital surya 27 desember 2013Digital surya 27 desember 2013
Digital surya 27 desember 2013Portal Surya
 
Surya epaper 26 desember 2013
Surya epaper 26 desember 2013Surya epaper 26 desember 2013
Surya epaper 26 desember 2013Portal Surya
 
Digital surya 26 desember 2013
Digital surya 26 desember 2013Digital surya 26 desember 2013
Digital surya 26 desember 2013Portal Surya
 
Surya epaper 24 desember 2013
Surya epaper 24 desember 2013Surya epaper 24 desember 2013
Surya epaper 24 desember 2013Portal Surya
 
Surya epaper 23 desember 2013
Surya epaper 23 desember 2013Surya epaper 23 desember 2013
Surya epaper 23 desember 2013Portal Surya
 
Digital surya 23 desember 2013
Digital surya 23 desember 2013Digital surya 23 desember 2013
Digital surya 23 desember 2013Portal Surya
 
Surya epaper 22 desember 2013
Surya epaper 22 desember 2013Surya epaper 22 desember 2013
Surya epaper 22 desember 2013Portal Surya
 
Epaper surya 21 desember 2013
Epaper surya 21 desember 2013Epaper surya 21 desember 2013
Epaper surya 21 desember 2013Portal Surya
 
Surya epaper 20 desember 2013
Surya epaper 20 desember 2013Surya epaper 20 desember 2013
Surya epaper 20 desember 2013Portal Surya
 
Digital surya 20 desember 2013
Digital surya 20 desember 2013Digital surya 20 desember 2013
Digital surya 20 desember 2013Portal Surya
 
Surya epaper 19 desember 2013
Surya epaper 19 desember 2013Surya epaper 19 desember 2013
Surya epaper 19 desember 2013Portal Surya
 
Epaper surya 18 desember 2013
Epaper surya 18 desember 2013Epaper surya 18 desember 2013
Epaper surya 18 desember 2013Portal Surya
 
Surya Epaper 17 Desember 2013
Surya Epaper 17 Desember 2013Surya Epaper 17 Desember 2013
Surya Epaper 17 Desember 2013Portal Surya
 
Digital surya 17 desember 2013
Digital surya 17 desember 2013Digital surya 17 desember 2013
Digital surya 17 desember 2013Portal Surya
 
Epaper surya 16 desember 2013
Epaper surya 16 desember 2013Epaper surya 16 desember 2013
Epaper surya 16 desember 2013Portal Surya
 
Digital surya 16 desember 2013
Digital surya 16 desember 2013Digital surya 16 desember 2013
Digital surya 16 desember 2013Portal Surya
 

Plus de Portal Surya (20)

Epaper Surya 31 Januari 2014
Epaper Surya 31 Januari 2014Epaper Surya 31 Januari 2014
Epaper Surya 31 Januari 2014
 
Epaper Surya 30 januari 2014
Epaper Surya 30 januari 2014Epaper Surya 30 januari 2014
Epaper Surya 30 januari 2014
 
Epaper surya 1 januari 2014
Epaper surya 1 januari 2014Epaper surya 1 januari 2014
Epaper surya 1 januari 2014
 
Epaper surya 27 desember 2013
Epaper surya 27 desember 2013Epaper surya 27 desember 2013
Epaper surya 27 desember 2013
 
Digital surya 27 desember 2013
Digital surya 27 desember 2013Digital surya 27 desember 2013
Digital surya 27 desember 2013
 
Surya epaper 26 desember 2013
Surya epaper 26 desember 2013Surya epaper 26 desember 2013
Surya epaper 26 desember 2013
 
Digital surya 26 desember 2013
Digital surya 26 desember 2013Digital surya 26 desember 2013
Digital surya 26 desember 2013
 
Surya epaper 24 desember 2013
Surya epaper 24 desember 2013Surya epaper 24 desember 2013
Surya epaper 24 desember 2013
 
Surya epaper 23 desember 2013
Surya epaper 23 desember 2013Surya epaper 23 desember 2013
Surya epaper 23 desember 2013
 
Digital surya 23 desember 2013
Digital surya 23 desember 2013Digital surya 23 desember 2013
Digital surya 23 desember 2013
 
Surya epaper 22 desember 2013
Surya epaper 22 desember 2013Surya epaper 22 desember 2013
Surya epaper 22 desember 2013
 
Epaper surya 21 desember 2013
Epaper surya 21 desember 2013Epaper surya 21 desember 2013
Epaper surya 21 desember 2013
 
Surya epaper 20 desember 2013
Surya epaper 20 desember 2013Surya epaper 20 desember 2013
Surya epaper 20 desember 2013
 
Digital surya 20 desember 2013
Digital surya 20 desember 2013Digital surya 20 desember 2013
Digital surya 20 desember 2013
 
Surya epaper 19 desember 2013
Surya epaper 19 desember 2013Surya epaper 19 desember 2013
Surya epaper 19 desember 2013
 
Epaper surya 18 desember 2013
Epaper surya 18 desember 2013Epaper surya 18 desember 2013
Epaper surya 18 desember 2013
 
Surya Epaper 17 Desember 2013
Surya Epaper 17 Desember 2013Surya Epaper 17 Desember 2013
Surya Epaper 17 Desember 2013
 
Digital surya 17 desember 2013
Digital surya 17 desember 2013Digital surya 17 desember 2013
Digital surya 17 desember 2013
 
Epaper surya 16 desember 2013
Epaper surya 16 desember 2013Epaper surya 16 desember 2013
Epaper surya 16 desember 2013
 
Digital surya 16 desember 2013
Digital surya 16 desember 2013Digital surya 16 desember 2013
Digital surya 16 desember 2013
 

Digital surya 19 desember 2013

  • 1. DIGITAL NEWSPAPER Menjelang Pemilu 2014, Pengguran Mengancam hal Spirit Baru Jawa Timur surabaya.tribunnews.com surya.co.id 2 | KAMIS, 19 DESEMBER 2013 | Terbit 2 halaman edisi pagi CENTURY dan HARI IBU SURYA Online - Wakil Presiden Boediono ternyata lebih memilih menghadiri acara puncak peringatan Hari Ibu ke85 dan menerima Ketua Parlemen Myanmar Thura U Shwe Mann, dari pada harus menghadiri undangan Tim Pengawas Century, Rabu (18/12/2013), di Gedung DPR RI. Sesuai agenda di Sekretariat Wapres, Boediono, jam 10.00 WIB bersama Ibu Herawati Boediono mendampingi Presiden Susilo Bambang Yudhoyono ke Taman Mini Indonesia Indah (TMII) untuk menghadiri acara puncak peringatan Hari Ibu ke-85. Agenda selanjutnya, pukul 14.00 WIB, di Kantor Wapres Jalan Medan Merdeka Utara, Boediono menerima Thura U Shwe Mann, untuk melakukan pembicaraan dan tukar pikiran mengenai peningkatan hubungan kedua negara yang selama ini telah berjalan baik. Soal ketidakhadiran Boediono memenuhi undangan Tim Pengawas (Timwas) Century sebenarnya sudah ada sinyal sejak 4 Desember 2013. Saat itu Juru Bicara Wapres Yopie Hidayat mengatakan, Wakil Presiden Boediono tidak akan hadir memenuhi panggilan Tim Pengawas (Timwas) Masalah Century DPR RI karena dapat mengganggu jalannya proses penegakan hukum yang kini sedang berlangsung di KPK. “Pak Boediono berkomitmen membantu KPK menuntaskan masalah Century dan tidak ingin proses penegakan hukum yang sedang berlangsung terganggu oleh intervensi politik apapun,” kata Yopie dalam keterangan pers di Jakarta. Dikatakan Yopie, proses politik di DPR sudah selesai dengan keputusan menyerahkan masalah ini kepada penegak hukum. Tugas Timwas, sesuai keputusan Paripurna DPR adalah mengawasi para penegak hukum. Pemanggilan kepada pihak-pihak lain, apalagi yang sudah memberikan keterangan kepada KPK adalah tindakan yang tidak sejalan dengan keputusan Paripurna DPR dan berada di luar kewenangan Timwas. Pernyataan Yopie itu disampaikan menanggapi kesepakatan Tim Pengawas DPR RI untuk kasus Bank Century memanggil Wakil Presiden Bediono menghadiri rapat Timwas, 18 Desember 2013. Pramono Anung, Wakil Ketua DPRD RI menyampaikan, Wapres Boediono dihadirkan pada rapat Timwas Century agar para anggota Timwas dapat mengklarifikasi tindakan Boediono terkait putusan mengeluarkan dana talangan Bank Century ketika menjabat sebagai join facebook.com/suryaonline Gubernur Bank Indonesia. Kirim surat Sehari sebelum tanggal 18 Desember 2013, Wakil Presiden Boediono menyampaikan surat ke Wakil Ketua DPR RI Pramono Anung yang isinya tidak dapat memenuhi undangan rapat dengar pendapat umum dengan Tim Pengawas Century yang dijadwalkan 18 Desember 2013. Surat yang ditandatangani Boediono, 17 Desember 2013, menyebutkan bahwa Boediono sebagai Wapres memahami sepenuhnya dan menghormati tugas dan kewajiban DPR, termasuk Timwas Century terhadap tindaklanjut rekomendasi Panitia Angket DPR RI tentang pengusutan Kasus Bank Century. Dalam surat dengan tulisan Boediono pada sudut kiri atas itu, Wapres menyampaikan bahwa dirinya telah menghadiri undangan Rapat Pansus Hak Angket Century, 22 Desember 2009 dan 12 Januari 2010. “Pada rapat tersebut saya menyampaikan keterangan, data dan informasi yang saya ketahui terkait Bank Century kepada Pansus Century,” kata Boediono dalam surat yang terdiri dari delapan butir itu. Menurut pengetahuan Boediono, salah satu rekomendasi Pansus Century adalah agar seluruh penyimpangan dan penyalahgunaan wewenang yang berindikasi perbuatan melawan hukum yang merupakan tindak pidana korupsi, tindak pidana perbankan dan tindak pidana umum berikut pihak-pihak diduga bertanggungjawab agar diserahkan kepada lembaga penegak hukum, yaitu Kepolisian RI, Kejaksaan Agung dan KPK. Rekomendasi lain dari Pansus Century adalah membentuk Tim Pengawas tindak lanjut rekomendasi Panitia Angket Bank Century yang bertugas mengawasi pelaksanaan rekomendasi dan proses penelusuran aliran dana serta pemulihan aset dengan kewenangan sesuai peraturan. “Menurut pengetahuan saya, Kepolisian RI, Kejaksaan Agung dan KPK telah dan sedang menindaklanjuti rekomendasi Pansus tersebut,” kata Boediono yang suratnya ditembuskan ke Presiden RI dan pimpinan DPR RI. Sebagai mantan Gubernur Bank Indonesia dan saat menjadi Wakil Presiden, Boediono mengaku telah bersikap kooperatif menjalani dua kali permintaan keterangan sebagai saksi oleh KPK, baik pada tingkat penyelidikan maupun penyidikan. “Semua fakta, data, informasi dan dokumen yang terkait dengan permintaan keterangan sebagai saksi telah disampaikan kepada KPK,” tulis Boediono. Sikap tersebut, kata Boediono, pada dasarnya merupakan rasa hormat dan patuh kepada ketentuan hukum dan perundang-undangan yang berlaku dan proses hukum yang berjalan serta institusi penegak hukum yang menjalankan tugas dan wewenang sesuai ketentuan hukum berlaku. “Terkait dengan pentingnya kemandirian kekuasaan kehakiman, proses hukum yang sedang ditangani KPK juga perlu dijaga kemandiriannya,” kata Boediono dalam suratnya. Sebagai seorang yang diberi tugas sebagai pejabat negara, apalagi sebagai Wakil Presiden RI, maupun sebagai warga negara biasa, Boediono menegaskan, tidak ada sikap lain yang bisa diambil kecuali mematuhi prinsip kemandirian kekuasaan kehakiman dan kemandirian KPK sesuai perundang-undangan, dengan tidak mengambil langkah yang mengganggu jalannya proses hukum yang berlangsung. “Juga sudah menjadi sikap pemerintahan di bawah kepemimpinan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono untuk tidak akan mencampuri atau melakukan intervensi atas proses hukum yang berlangsung,” kata Boediono. (antara) follow @portalsurya
  • 2. 2 KAMIS 19 DESEMBER 2013 | surya.co.id | surabaya.tribunnews.com Menjelang Pemilu 2014 PENGANGGURAN MENGANCAM SURYA Online - Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia khawatir menghadapi pemberlakuan sejumlah regulasi yang bakal diterapkan Tahun 2014 bersamaan dengan pelaksanaan Pemilu Legislatif dan Presiden. Misalnya, Kadin menyoroti dampak pengangguran yang dapat timbul setelah pemberlakuan UndangUndang No 4 Tahun 2009 tentang Mineral dan Batu Bara (Minerba) terkait larangan ekspor biji mineral mentah yang mulai diberlakukan 2014. “Kami berharap DPR bersama dengan Pemerintah dan pengusaha Minerba perlu mencari solusi akibat pemberlakuan UU Minerba, yang terpenting adalah bagaimana menahan tenaga kerja yang menganggur, baik yang terlibat langsung maupun tidak langsung dalam bisnis pertambangan,” kata Wakil Ketua Umum Kadin Bidang Pemberdayaan Daerah Natsir Mansyur di Jakarta, Senin (16/12/2013). Menurut Natsir, pertumbuhan ekonomi daerah diperkirakan bakal mengalami perlambatan akibat penerapan UU Minerba. Pasalnya, selama ini pergerakan ekonomi daerah masih dipengaruhi bisnis tambang mineral karena pemegang izin, kontrak karya (KK), Izin Usaha Pertambangan (IUP) hingga Izin Pertambangan Rakyat (IPR), ada di daerah. Karena itu, lanjutnya, perlu kebijakan tepat untuk membenahi permasalahan yang akan dihadapi, karena selain pekerja, yang akan menerima imbas dari pemberlakuan UU Minerba 2009 adalah kontraktor, pemasok hingga warga di sekitar tambang. “Kami khawatirkan pula ada kebangkrutan pengusaha tambang yang tidak bisa mengembalikan pinjaman di bank serta setoran pajak nasional dan daerah akan terhenti untuk mendukung pertumbuhan ekonomi,” ujar Natsir. Untuk itu, ia menegaskan, program hilirisasi mineral dan batu bara yang sedang digaungkan Pemerintah membutuhkan perencanaan yang matang agar tidak merugikan sejumlah pihak. Ia menyadari Tahun 2014 merupakan tahun dengan iklim politik yang tinggi sehingga hal tersebut dinilai juga bisa memengaruhi berbagai kebijakan yang diambil Pemerintah. “Kami berharap agar Kementerian ESDM, DPR Komisi VI,VII dan XI serta join facebook.com/suryaonline pengusaha tambang Minerba dapat duduk bersama mencarikan solusi dengan tidak menekankan pada egoisme institusi masing-masing,” ujarnya. Wakil Ketum Kadin itu berpendapat, DPR dan Pemerintah Pusat bisa melakukan intervensi namun yang bersinggungan langsung pada kebijakan tersebut adalah Pemerintah Daerah. Menurut dia, egoisme DPR dan Pemerintah dapat membawa dampak pada politik ekonomi, kesejahteraan rakyat dan program hilirisasi Minerba yang sebenarnya sama pentingnya dengan tujuan negara. “Urusan kebijakan kita serahkan ke DPR dan Pemerintah, hanya saja jangan sampai pengusaha yang memiliki niat baik untuk membangun smelter terabaikan,” ucapnya. Natsir yang juga Dirut PT Indosmelt mengingatkan, program hilirisasi mineral dapat menciptakan nilai tambah yang tinggi dan memiliki efek ganda yang luar biasa terhadap Indonesia. Selama ini potensi mineral sangat besar namun belum diolah dengan baik sehingga program hilirisasi mineral dinilai sangat strategis untuk kepentingan bangsa dan negara. Pembangunan smelter oleh pengusaha, menurut dia, merupakan wujud kongkrit pengusaha untuk membangun Indonesia sebagai negara industri dan hal tersebut perlu dipahami oleh bangsa yang kaya akan sumber daya mineral ini. “Ini untuk kepentingan bangsa yang efek ke bawahnya juga akan dinikmati oleh bangsa Indonesia, Kadin berharap pembangunan smelter ini perlu dipercepat,” pungkasnya. Kecemasan BPJS Selain larangan ekspor mineral mentah, regulasi lainnya yang juga dicemaskan Kadin adalah UndangUndang Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) yang mulai diterapkan Tahun 2014. “Dalam implementasi UU BPJS mendatang diperkirakan dapat menimbulkan permasalahan,” kata Ketua Komite Tetap Hubungan Industrial Kadin, Hasanuddin Rachman. Menurut Hasanuddin Rachman, permasalahan tersebut terutama terkait pembayaran iuran untuk masingmasing program, baik itu dalam hal ketenagakerjaan maupun kesehatan karena dalam BPJS Ketenagakerjaan, pengusaha akan menjadi objek dari program ini sehingga ada tambahan beban keuangan. Sedangkan untuk BPJS Kesehatan, lanjutnya, pengusaha dinilai akan menjadi objek dan sekaligus subjek, khususnya untuk rumah sakit swasta. Karena itu, ujar dia, sosialisasi mengenai besaran iuran, baik itu dari pemberi kerja maupun dari penerima upah harus lebih diperjelas. Sebagaimana diberitakan, 4 Juli 2013, lembaga tripartit telah menyepakati mulai 1 Januari 2014 sampai dengan 30 Juni 2015, iuran jaminan kesehatan ditanggung oleh pemberi kerja sebesar tiga persen. Sedangkan mulai 1 Juli 2015 sampai dengan seterusnya, jaminan kesehatan sebesar tiga persen akan ditanggung bersama oleh pemberi kerja dan pekerja, karena pokok-pokok sistem jaminan sosial nasional dilaksanakan dalam skema asuransi sosial yang sifatnya wajib. Berbeda dengan Jaminan Kesehatan, Kadin menilai, jaminan ketenagakerjaan masih belum ada gambaran yang jelas terkait besaran dana pensiun yang akan dikelola oleh PT Jamsostek. Menurut Hasanuddin, pengusaha perlu memahami BPJS, terutama terkait dengan peran, hak dan kewajiban dunia usaha yang berhubungan dengan implementasi BPJS. “Pasalnya menjelang implementasi Undang-undang tersebut, terdapat banyak hal yang dinilai belum jelas,” katanya. Berdasar Undang-undang Nomor 24 Tahun 2011, akan terdapat dua jenis BPJS, yaitu BPJS Ketenagakerjaan dan BPJS Kesehatan. Untuk bidang tenaga kerja, PT Jamsostek akan bertransformasi menjadi BPJS Ketenagakerjaan yang akan menangani program kecelakaan kerja, jaminan hari tua, pensiun dan kematian. Sementara untuk bidang kesehatan, PT Askes akan ditingkatkan fungsinya menjadi BPJS Kesehatan yang menangani program Jaminan Kesehatan. (antara) follow @portalsurya