1. Dokumen tersebut membahas tentang wakaf uang (an-nuqud) dalam perspektif fiqh, termasuk pengertian, pendapat ulama tentang boleh dan tidaknya mewakafkan uang, serta aplikasinya di Indonesia.
2. Terdapat dua pendapat utama di antara ulama tentang hukum wakaf uang, yakni yang memperbolehkan dengan alasan uang dapat dimanfaatkan tanpa menghilangkan wujudnya, dan yang mel
2. PENGERTIAN WAKAF
Jika peran wakaf begitu besar dalam masyarakat Islam,
maka apakah hakikat wakaf ?
Para ahli fiqh mengungkapkan hakikat wakaf melalui
definisi wakaf.
1. Pengertian wakaf dalam bahasa Arab
Kata (Al Waqf), dalam bahasa Arab, ialah penahanan
3. 2. Pengertian wakaf dalam Syariat Islam
Para ahli fiqh meneliti pengertian wakaf dalam Syariat Islam dalam
sumber Syariat Islam, yaitu Al‐Quran dan Sunnah. Mereka berbeda
dalam merumuskan definisinya.
Di antara definisi wakaf yang populer ialah yang dikemukakan Asy‐
Syarbini, seorang ahli fiqh, pendukung mazhab Syafii. Ia
menyebutkan definisi wakaf sbb. sbb. :
“Penahanan / harta / yang mungkin dimanfaatkan / bendanya
(asset‐nya) tetap ada (tidak lenyap), dengan cara tidak melakukan
tinda‐kan pada bendanya (asetnya), disalurkan (hasilnya) kepada
yang mubah (tidak terlarang) yang benar‐benar ada”.
4. Untuk memahami definisi wakaf tadi, perlu mempelajari
unsur‐unsur asasi wakaf yang disebutkan dalam definisinya,
yaitu :
a. Penahanan.
Maksud penahanan ialah : perlindungan atas harta (a‐
set) wakaf, (baik benda seperti tanah atau uang atau la‐
innya). Demikian prinsipnya. Dilindungi dari apa ? Dilin‐
dungi :
‐ dari pindah kepemilikan,
‐ dari hak invidu untuk memilikinya, dan
‐ dari tindakan dan upaya memilikinya, baik dengan
pembelian atau warisan.
Namun pindah kepemilikan mungkin saja terjadi, tetapi
sangat sempit, seperti rusak berat, sehingga sukar di‐
manfaatkan lagi kecuali dijual. Hasil penjualannya harus
dibelikan buat harta wakaf atas nama Wakif lagi.
5. b. Harta.
Maksudnya, aset yang diwakafkan harus harta.
c. Yang bisa dimanfaatkan, dimana bendanya (asetnya) tetap ada (tidak hilang).
Maksudnya, pemanfaatannya tidak menyebabkan lenyapnya asetnya. Syarat inilah
yang menjadi sumber perbedaan pendapat tentang wakaf uang. Karena pemanfaatan
uang berarti perpindahan uang ketika dibayarkan pembeli dari tangan pembeli ke
tangan penjual. Artinya hilangnya uang dari tangan pembeli. Tapi ada ulama yg
mengatakan uangnya tetap utuh, tidak hilang, dengan dijadikan modal usaha.
Uangnya tidak hilang, tetapi berubah menjadi barang.
d. Dengan cara tidak melakukan tindakan pada bendanya (asetnya). Maksudnya, harta
wakaf tidak boleh dijual, dihibahkan dan dimasukkan dalam daftar harta warisan
kepada ahli waris Wakif (pemberi wakaf).
e. Disalurkan kepada yang mubah dan ada.
Maksudnya, ialah aset wakaf itu sendiri tidak boleh disalurkan kepada yg diberi wakaf.
Yang disalurkan adalah hasil wakaf (aset). Contohnya :
‐
‐
‐
wakaf pohon kelapa. Pohon kelapanya tidak boleh disedekahkan. Yang di‐ sedekahkan
dan disalurkan adalah buah kelapa.
wakaf domba. Dombanya tidak boleh disedekahkan. Yang disedekahkan ialah bulu
domba.
wakaf sapi. Sapinya tidak boleh disedekahkan. Yang disedekahkan ialah susu sapi
6. AN‐NUQUD / UANG
1. Mauquf (yang boleh diwakafkan)
Apakah yang sah diwakafkan ? Banyak yang sah diwakafkan.
Dasarnya ialah hadis, di antaranya sabda Rasulullah Muhammad
Saw. kepada Umar bin Al‐Khoththob r.a. :
7. "Rasulullah bersabda : Umar, kalau kamu mau menyedekahkannya
(mewakafkannya), maka caranya sbb. : Tahan pokoknya/asetnya
(yaitu tanahnya) dan kamu sedekahkan buahnya".
"Umar menyedekahkannya. Tanah wakaf itu tidak boleh dijual,
dihibahkan dan dibagikan dalam harta warisan kepada ahli waris).
Tapi kamu sedekahkan buah pohon kurmanya. Lalu Umar menye‐
dekahkannya (mewakafkannya) kepada orang‐orang fakir, ahli
familinya, pembebasan budak, fi sabilillah, tamu, dan orang yang
dalam perjalanan", (R. Bukhory).
8. Rasulullah Saw. menjelaskan dalam hadis tadi : Tahan pokoknya/
asetnya (yaitu tanahnya) dan kamu sedekahkan buahnya“.
Jadi wakaf Umar terdiri dari sebidang tanah. Di tanahnya itu tumbuh
pohon kurma yang sudah berbuah.
Rasulullah Saw. menyuruh Umar menahan tanah dan pohon kurma‐
nya. Artinya, melarang Umar menyedekahkan tanah dan pohon
kurmanya. Tetapi Rasulullah Saw. mengizinkan Umar menyedekahkan
buah kurmanya saja.
9. Wakaf Umar tadi menunjukkan bahwa mauquf (yang diwakafkan) itu
adalah harta dan benda yang tahan lama. Sehingga dapat
bermanfaat berkali‐kali dan dalam waktu yang lama.
Contoh lain wakaf dimasa Rasulullah Saw. ialah :
‐ Masjid
‐ Kuda.
‐ Baju besi
10. Bolehkah uang diwakafkan ?
Kita belum menemukan dalam Al‐Quran dan Sunnah keterangan
tentang hukum wakaf uang, apakah boleh atau tidak boleh.
Ternyata, para ulama ahli fiqh tidak segan‐segan menganalisa
hukum menjadikan uang sebagai mauquf (harta yang diwakafkan).
Sebelum menganalisa pendapat ahli fiqh tentang hukum
menjadikan uang sebagai mauquf (harta yang diwakafkan), perlu
kita ketahui lebih dahulu bahwa para ulama ahli fiqh menyebut
uang yang digunakan sebagai alat bayar (An‐Nuqud).
11. Pengertian (An‐Nuqud)
Kata adalah kata bahasa Arab, yaitu bentuk jamak dari kata
(An‐Naqd). Kata (An‐Naqd) dalam bahasa Arab mempunyai
banyak arti, di antaranya :
(sebalik dari pertangguhan waktu pembayaran, yaitu
tunai).
Mata uang yang terbuat dari emas atau perak
Kritik sastra
12. Arti An‐Nuqud dalam wakaf
An‐Nuqud yang dimaksud dalam pembahasan wakaf ialah
mata uang yang terbuat dari emas dan perak, begitu pula
yang terbuat dari kertas.
Di antara buktinya ialah :
Mawardi, Hakim Agung di Baghdad (wafat tahun 450 H.), menulis
dalam bukunya (Al‐Hawi Al‐Kabir) tentang wakaf uang,
dibawah judul : Wakaf Dinar dan Dirham.
Nawawi juga menyebutkan maksudnya adalah wakaf dinar dan
dirham.
13. HUKUM WAQF AN‐NUQUD
Ada dua pendapat ahli fiqh tentang hukum wakaf nuqud.
Karena itu pembahasan tentang hukum wakaf nuqud kami bagi
kepada dua bagian, yaitu :
1. Pendapat yang memperbolehkan wakaf nuqud.
2. Pendapat yang tidak memperbolehkan wakaf nuqud.
14. 1. Pendapat yang memperbolehkan wakaf nuqud
Di antara ahli fiqh yang memperbolehkan wakaf nuqud, ialah :
A. Az Zuhri (wafat tahun 124 H)
“Bab tentang wakaf hewan, kura’ (kuda meliputi semua je‐nisnya), ‘urudh
(harta selain emas dan perak) dan ash‐shomit (uang emas dan perak). Az‐
Zuhri berkata tentang orang yang menetapkan uangnya sebanyak 1000
dinar fi sabilillah (untuk wakaf). Ia berikan 1000 dinar tersebut kepada
ghulamnya (pembantunya/ orang yang diupahnya/budaknya) yang bekerja
sebagai pedagang. Ghulamnya tersebut mengelolannya. Pemberi wakaf
tersebut menetapkan keuntungannya sebagai sedekahnya kepada orang‐
orang miskin dan familinya. Apakah orang mewakafkan uangnya sebanyak
seribu dinar fi Sabilillah tidak boleh makan keuntungannya, meskipun orang
tersebut tidak menjadikan keuntungannya sebagai sedekah kepada orang‐
orang miskin ? Az‐Zuhri mengatakan : Ia tidak boleh makan sedikitpun dari
keuntungannya".
15. B. Mazhab Hanafi
Mazhab Hanafi memperbolehkan wakaf uang dinar dan dirham,
sebagai pengecualian. Dasarnya menjadikan 'urf sebagai sumber
hukum ialah hadis Abdullah bin Mas’ud. Ia meriwayatkan bahwa
Rasulullah Saw bersabda :
“Apa yang dipandang kaum muslimin itu baik, dipandang Allah
baik juga”.
Cara mewakafkan uang, menurut mazhab Hanafi, ialah
menjadikan uang yang diwakafkan sebagai modal usaha dengan
cara mudharabah. Keuntungannya diberikan kepada mauquf
'alaihi (yang diberi wakaf) sebagai sedekah.
16. C. Mazhab Maliki
Mazhab Maliki menyebutkan dengan jelas tentang bolehnya
mewakafkan nuqud.
D. Mazhab Syafii
Abu Tsaur meriwayatkan dari Syafii bahwa Syafii memperbolehkan
wakaf dirham dan dinar (uang).
Akan tetapi Mawardi yang wafat pada tahun 450 H. Berupaya
menafsirkan riwayat dari Syafii tersebut dengan pendapat yang
berkembang luas dikalangan ahli fiqh mazhab Syafii tentang wakaf
uang dinar dan dirham, yaitu tidak boleh.
17. D. Mazhab Syafii (lanjutan)
Mawardi mengatakan mewakafkannya untuk disewakan dan untuk
diperoleh manfaatnya, maka ada dua pendapat dikalangan ahli fiqh
mazhab Syafii.”
1) Ada yang berpendapat sah, karena dapat diperoleh manfaat,
sementara bendanya tetap utuh.
2) Ada pula yang berpendapat tidak sah, karena jarang terjadi.
18. E. Pendapat masa kini
Menurut Dr. Hasan Abdullah Al‐Amin, wakaf uang banyak
diterapkan pada masa sekarang.
Dr. Muhammad Abdu Ar‐Razzaq Ath‐Thobthobai, Dekan Fakultas
Syariah dan Studi Islam pada Studi Islam Univ. Al Kuwait mendu‐
kung wakaf uang pada masa sekarang. Bahkan ia mengembangkan
wakaf uang dengan memperluas penerapannya sampai mencakup
wakaf uang kertas.
Dasar yang ia gunakan dalam pengembangan wakaf dirham dan
dinar kepada wakaf uang kertas ialah qiyas (penyamaan hukum
wakaf uang kertas dengan wakaf uang logam).
Dengan pengembangan tersebut, ia tidak membatasi penerapan
wakaf uang pada mata uang yang terbuat dari emas yaitu dinar dan
terbuat dari perak yaitu dirham saja
19. 2. Pendapat yang tidak memperbolehkan wakaf an‐nuqud
A. Mazhab Syafii
Banyak ahli fiqh mazhab Syafii yang dengan tegas menolak wakaf
an‐nuqud (dirham dan dinar). Di antaranya Mawardi yang
mengatakan:
“Wakaf dirham dan dinar tidak boleh, karena wujud dirham dan
dinar menjadi lenyap ketika digunakan. Jadi sama dengan wujud
makanan menjadi lenyap ketika digunakan (dikonsumsi)”.
Al Bakri, mengemukakan pendapat mazhab Syafii tentang wakaf
dinar dan dirham ialah tidak boleh. Alasan Al Bakri, sama dengan
alasan Mawardi di atas.
20. B. Mazhab Hanbali.
Mazhab Hanbali juga berpendapat tidak boleh mewakafkan dirham
dan dinar. Tetapi Ibnu Taimiyyah menjelaskan bahwa mayoritas ahli
fiqh mazhab Hanbali melarang wakaf dirham dan dinar.
Ini berarti masih ada peluang dikalangan pendukung mazhab
Hanbali untuk mengkaji hukum wakaf dirham dan dinar, bahkan
wakaf uang secara umum.
21. TARJIH
Dari uraian di atas dapat diambil kesimpulan :
a.Banyak ahli fiqh yang memandang hukum wakaf dirham dan dinar
ada‐lah boleh. Pada masa sekarang pendukung pendapat ini telah
menerap‐kan wakaf nuqud, dan mengembangkan wakaf dirham dan
dinar tersebut lebih luas hingga mencakup wakaf uang kertas.
Setelah mempelajari dasar kedua pendapat tentang hukum wakaf
uang tersebut, kami cenderung mendukung pendapat yang
mengatakan hukum wakaf uang adalah boleh.
Karena dasar kedua pendapat berkisar pada kemungkinan
memanfaat‐kan uang, tanpa mengganggu wujud bendanya. Kami
cenderung tidak melihat uang dari segi bendanya, tetapi fungsinya
sebagai alat bayar dan modal usaha. Dari segi wujudnya dapat
terpelihara, seperti benda.
22. APLIKASI WAKAF UANG
Apliksi wakaf uang di Indonesia telah diatur dalam Undang‐Undang Wakaf dan
peraturan pemerintah.
Ada yang menyarankan aplikasi wakaf uang dibagi kepada dua bagian, yaitu wakaf uang secara
pribadi dan secara gabungan.
A. Wakaf uang secara pribadi
Aplikasinya adalah sbb. :
1.
2.
3.
Wakif mewakafkan sejumlah uang yang disebutnya dalam ikrar wakaf‐nya.
Uang tersebut ditabungnya pada bank Islam.
Bank Islam mengelolanya, baik dengan mudharabah atau lainnya.
4. Bank Islam menyalurkan keuntungannya kepada mauquf ‘alaihi (pihak yang diberi wakaf)
sebagaimana yang ditentukan Wakif dalam Ikrar wakafnya.[1]
B Wakaf uang secara gabungan
Aplikasinya ialah sbb. :
Perbedaannya dengan wakaf uang secara pribadi ialah :
1. Bank Islam membuka rekening khusus untuk wakaf uang secara gabu‐ngan.
2. Bank Islam menawarkan kepada masyarakat proyek yang akan diba‐ngun dengan uang
wakaf.
23. V. RISIKO WAKAF UANG
Banyak risiko yang mengancam keselamatan wakaf uang. Di antaranya :
Perubahan nilai uang. Perubahan ini tentu berpengaruh pada wakaf uang.
Di antara saran untuk mengatasi kemungkinan berkurangnya nilai modal,
perlu memotong 2,5,% untuk menyimpan tabungan yang tumbuh., p
Karena itu Bank perlu menyiapkan langkah‐langkah yang perlu dilakukan
untuk menanggulaninya. Misalnya, ada yang menyarankan agar bank
mengambil 2.5 % dari keuntungan. Dana tersebut digabung dengan modal
yang sudah ada, untuk menutupi perubahan nilai modal.
Untuk melakukan pemotongan tersebut, bank memerlukan fatwa dari
pihak berwenang, mengingat tindakan bank adalah tindakan hukum.
24. KEUNGGULAN WAKAF NUQUD
Wakaf nuqud, mempunyai keunggulan dari wakaf benda bergerak
lain‐nya, seperti hewan, baik sapi, kambing, kuda dan lain‐lain,
apalagi dari benda tidak bergerak seperti tanah, rumah, toko, dll.
Karena, wakaf benda bergerak atau tidak bergerak, nilainya lebih
mahal dari wakaf uang, sehingga wakaf benda bergerak atau tidak
bergerak, hanya dapat dilakukan orang yang punya saja, khususnya
tanah, bangunan dan kebun.
Karena itu, kekayaan wakaf di Indonesia masih sedikit. Disamping
jumlahnya yang sedikit, pengelolaannya masih jauh dari yang
diharapkan, karena tidak mempunyai Nazir yang mempunyai
kemampuan yang tinggi dalam pengelolaan keuangannya. Akibatnya,
sebagian besar wakaf benda di Indonesia tidak produktif alias wakaf
mati.
25. PROSPEK WAKAF UANG DI INDONESIA
1.Launching Wakaf Uang
Pada tahun 2010 Bapak Presiden SBY telah melaunching Wakaf
Uang di Istana Negara. Diharapkan, launching tersebut mendapat
respon hangat dari masyarakat. Namun tidak terbukti.
Bapak Menteri Agama juga telah menetapkan beberapa buah Bank
Syariah sebagai penerima Wakaf Uang. Meskipun demikian hasilnya
masih jauh dari harapan.
26. 2. HAMBATAN‐HAMBATAN
Lemahnya keperayaan kepada peran wakaf.
Kekhawatiran kepada potensi wakaf uang dan manfaatnya dibidang
perekonomian.
Mazhab atau organisasi
27. 3. MENGATASI HAMBATAN
Di antara hal yang perlu segera dilakukan ialah memberikan
perhatian yang sungguh‐sungguh terhadap penggalian dan
penerapan ajaran‐ajaran Islam tentang sumber dana, terutama
sedekah, wakaf, zakat dan sumber dana yang lain. Untuk
mencapainya, perlu penyiapan tenaga ahli.
Pembaruan metode pelajarannya memerlukan pembaruan tenaga
pengajarnya. Kita memerlukan guru/dosen yang tidak saja pandai
membaca, tetapi mempraktikkan teori‐teori sumber dana dalam
Islam.
‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐