SlideShare une entreprise Scribd logo
1  sur  35
ASUHAN KEPERAWATAN PADA
KLIEN DG ANSIETAS
Pengertian Ansietas
   Ketakutan/kekuatiran pada sesuatu yang tdk
    jelas dan berhubungan dengan perasaan
    tidak menentu dan tak berdaya
    (helplessness).
   Perasaan isolasi, terasing, dan terancam
    mungkin dialami.
   Individu mempersepsikan kepribadiannya
    terancam.
   Manusia muali merasakan sejak bayi
   Berhenti kalau mati.
Karakteristik Ansietas
   Mpk emosi dan bersifat subyektif.
   Sumber tdk jelas (takut ~ sumber
    jelas).
   Bisa ditularkan
   Terjadi akibat adanya ancaman pada
    harga diri, identitas diri.
   Perlu adanya keseimbangan antara
    keberanian dan kecemasan
Tingkat Ansietas
n   Ansietas ringan: pd kehidupan sehari-hari.
    Individu sadar. Lahan persepsi meningkat
    (mendengar, melihat, meraba lebih dari
    sebelumnya). Perlu untuk memotivasi
    belajar, pertumbuhan, dan kreativitas.
n   Ansietas sedang: lahan persepsi menyempit
    (melihat, mendengar, meraba menurun dpd
    sblmnya). Fokus pd perhatian segera.
Tingkat Ansietas
n   Ansietas berat: lahan persepsi sangat
    sempit, hanya bisa memusatkan
    perhatian pd yg detil, tdk yg lain.
    Semua perilaku ditujukan untuk
    menurunkan ansietas.
n   Panik: hilang kontrol, hanya bisa
    menurut perintah
Panik
   Hilang kontrol
   Tak bisa melakukan sesuatu tanpa perintah
    atau arahan.
   Disorganisasi kepribadian.
   Meningkatnya aktivitas motorik
   Menurunnya kemampuan menghubung-
    hubungkan.
   Hilangnya pikiran rasional
   Hilangnya komunikasi dan fungsi efektif.
Rentang Respon Ansietas

Adaptif                             Maladap
                                    tif

 Antisi   Ringan   Sedang   Berat    Panik
  pasi
Pengkajian
   Faktor Predisposisi
   Faktor Presipitasi
   Mekanisme Koping
   Perilaku
Faktor Predisposisi
n   Teori Psikoanalisa: ansietas mpk konflik
    elemen kepribadian id dan super ego
    (dorongan insting dan hati nurani). Ansietas
    mengingatkan ego akan adanya bahaya yg
    perlu diatasi.
n   Teori interpersonal: ansietas terjadi krn
    ketakutan penolakan dlm hub interpersonal.
    Dihubungkan dg trauma masa pertumbuhan
    (kehilangan, perpisahan) yg menyebabkan
    ketdkberdayaan). Idv yg harga diri rendah
    mudah mengalami ansietas.
Faktor Predisposisi
   Teori perilaku; ansitas timbul sbg akibat
    frustrasi yg disebabkan oleh sesutu yg
    mengganggu pencapaian tujuan. Mrpk
    dorongan yg dipelajari utk menghindari rasa
    sakit/nyeri. Ansietas meningkat jika ada
    konflik (konflik ~ ansietas ~ helplessness)
   Kondisi keluarga: ansietas dpt timbul secara
    nyata dlm keluarga. Ada overlaps gg ansietas
    dan depresi.
Faktor Predisposisi
   Keadaan biologis: dpt dipengaruhi dan
    mempengaruhi ansietas. Kelelahan
    mengakibatkan idv mudah terangsang
    dan merasa ansietas.
Faktor Presipitasi
   Ancaman integritas fisik: ketidakmampuan
    fisiologis dan menurunnya kemampuan
    melaksanakan ADL.
   Ancaman thd sistem “diri”; mengancam
    identitas, harga diri, integrasi sosial. Mis: phk,
    kesulitan peran baru.
   Gabungan: penyebab timbulnya ansietas
    gabungan dr genetik, perkembangan, stresor
    fisik, stresor psikososial.
Perilaku
   Ansietas dpt diekspresikan lgs melalui
    perubahan fisiologis dan perilaku scr tdk lgs
    melalui timbulnya gejala/mekanisme koping
    utk mempertahankan diri dari ansietas.
   Respon fisiologis dpt terjadi pd sistem
    kardiovaskuler, pernafasan, neuromuskuler,
    GI, perkemihan, dan kulit
   Perilaku: motorik, afektif, kognitif
Efek fisiologis ansietas
   Kardiovaskuler: palpitasi, berdebar-debar,
    TD↑, pinsan, TD↓, N ↓.
   Pernafasan: ↑P, nafas pendek, dada sesak,
    nafas dangkal, rasa tercekik, terengah-engah.
   Neuromuskuler: ↑ refeks, terkejut, mata
    berkedip-kedip, insomnia, tremor, kaku-kaku,
    gelisah, wajah tegang, kelemahan umum,
    gerakan lambat, kaki goyah.
Efek fisiologis ansietas
   Gastrointestinal: hilang nafsu makan,
    menolak makan, abdomen tdk nyaman,
    nyeri abdomen, mual, perih, diare.
   Sistem perkemihan: tekanan utk b.a.k.,
    sering b.a.k.
   Kulit: wajah kemerahan, keringat lokal,
    gatal-gatal, rasa panas dingin, wajah
    pucat, berkeringat seluruh tubuh.
Respon Perilaku
   Motorik: gelisah, ketegangan fisik, tremor,
    sering kaget, bicara cepat, kurang koordinasi,
    menarik diri, menghindar, menahan diri.
   Kognitif: gg perhatian, tak bisa konsentrasi,
    pelupa, salah tafsir, pikiran blocking,
    menurunnya lahan persepsi, bingung,,
    waspada berlebihan, hilangnya obyektivitas,
    takut hilang kontrol.
Respon Perilaku
   Afektif: tdk sabar, tegang, nervous,
    takut berlebihan, teror, gugup, sangat
    gelisah.
Mekanisme Koping
n       Task Oriented (orientasi pd tugas)
         Dipirkan utk memecahkan masalah, konflik,
          memenuhi kebutuhan.
         Realistis memenuhi tuntutan situasi stres
         Disadari dan berorientasi pd tindakan
         Berupa reaksi: melawan (mengatasi rintangan
          utk memuaskan kebutuhan), menarik diri
          (menghilangkan sumber ancaman fisik atau
          psikologis), kompromi (mengubah cara, tujuan
          utk memuaskan kebutuhan)
Mekanisme Koping
n       Ego oriented:
         Task oriented tdk selalu berhasil
         Melindungi “self”
         Berguna pd ansietas ringan ~ sedang
         Melindungi dr perasaan inadequacy dan
          buruk
         Berupa penggunaan mekanisme
          pertahanan diri (defens mechanism)
Mekanisme Pertahanan Ego

                                                
            Mekanisme                       Definisi
                                                
            Pertahanan
                   

1. compensation                Menutupi kekurangan di bidang
                               yang lain

                               Menyatakan ketidaksetujuan
2.Penyangkalan (Denial)
                               terhadap realitas tersebut.
                               Mekanisme pertahanan ini adalah
                               paling sederhana dan primitif.

                               Pengalihan emosi yang semula
3. Pemindahan (Displacement)   ditunjukkan pada seseorang/benda
                               tertentu.
                               Ex : seorang siswa yang dihukum
                               oleh       gurunya       kemudian
                               melampiaskan    keinginan    untuk
                               melakukan    pembalasan    dengan
                               merusak    perabotan   sekolahnya.
4. Sublimasi                        Contohnya seorang yang pemuda
                                    yang mengalami kecemasan
                                    sehubungan dengan hasrat
                                    seksualnya yang besar, kemudia
                                    bergiat dibidang olahraga.

5. Identifikasi (Identification)    Proses dimana seseorang mencoba
                                    menjadi orang yang dia kagumi
                                    dcngan          mengambil/menirukan
                                    pikiran-pikiran, prilaku dan selera
                                    orang tersebut.
                                    Ex : mengikuti tren u/ menaikan
                                    harga diri


6.1ntelektualisasi(Intelectualiza   Penggunaan logika dan alasan
tion)                               yang berlebihan untuk
                                    menghindari pengalaman yang
                                    mengganggu perasaannya.
                              Suatu tindakan meniru tindakan
7.Introjeksi (Introjection)   yang ada disekitarnya
                              Ex : apa yang dilakukan ayahnya
                              maka ia lakukan

8. Proyeksi                   Pengalihan buah pikiran atau impuls
                              pada diri sendiri kepada orang lain
                              terutama       keinginan,    perasaan
                              emosional dan motivasi yang tidak
                              dapat ditoleransi.
                              Ex : jojo tidak menyukai pacarnya lagi
                              tapi dia mengatakan pacarnya tidak
                              menyukainya lagi.




                              Mengemukakan alasan yang tampak
9. Rasionalisasi
                              logis dan dapat diterima masyarakat
                              untuk                   membenarkan
                              impuls.perasaaan, perilaku dan motif
                              yang tidak dapat diterima.
                              seorang pemuda berniat mendekati
                              seorang gadis cantik yang menarik
                              hatinya. Tetapi karena takut ditolak,
                              si pemuda memberikan alasan bahwa
                              gadis tersebut sesungguhnya tidak
                              menarik.
                    Pengembangan sikap dan pola
l0.Reaksi Formasi   perilaku yang disadari,
                    yang bertentangan dengan apa
                    yang sebenarya ia rasakan atau
                    yang ingin ia lakukan
                    Ex : seorang ibu membenci
                    anaknya, tetapi karena kebencian
                    terhadap anak itu merupakan
                    suatu sikap yang tercela dan
                    karenanya      membuat   si  ibu
                    mengalami rasa berdosa dan
                    kecemasan, maka si ibu kemudian
                    mengungkapkan sikap sebaliknya,
                    yakni menyayangi anaknya secara
                    berlebihan.



11. Regresi         Menghindari kegagalan
                    Contoh seorang anak yang merasa
                    cemas kasih sayang orang tuanya
                    direbut oleh adiknya yang baru
                    lahir, menjadi sering ngopol
                    ketika    dia    masih     bayi.
Diagnosis Keperawatan
Menurut NANDA:
     Ansietas
     Koping individu tidak efektif
     Takut
Tujuan
            Menurunkan tingkat
             kecemasan klien.
            Mendukung dan
             melindungi klien
Tindakan Keperawatan pd
Ansietas Berat - Panik
Tujuan: memberi dukungan, melindungi,
  dan menurunkan tingkat ansietas pada
  tkt sedang atau ringan.
 Bina hubungan saling percaya dan

  terbuka: dengarkan keluhan, dukung
  utk menceritakan perasaan, jawab
  pertanyaan scr lags, menerima tanpa
  pamrih, hargai pribadi klien.
Tindakan Keperawatan pd
Ansietas Berat - Panik
   Sadari dan kontrol perasaan diri
    perawat: bersikap terbuka sesuai
    perasaan, terima perasaan positif
    maupun negatif termasuk
    perkembangan ansietas, menggali
    penyebab ansietas, pahami perasaan
    diri secara terapeutik.
Tindakan Keperawatan pd
Ansietas Berat - Panik
   Yakinkan klien ttg manfaat mekanisme koping
    yg bersifat melindungi dan tdk memfokuskan
    diri pd perilaku maladaptif: terima dan
    dukung klien; tdk menentang klien; nyatakan
    perawat bisa memahami rasa sakit tetapi tdk
    memfokuskan pada rasa tersebut; beri
    umpan balik thd perilaku, stresor, dampak
    stresor dan sumber koping; batasi perilaku
    maladaptif dg cara suportif.
Tindakan Keperawatan pd
Ansietas Berat - Panik
   Identifikasi dan mencoba menurunkan situasi
    yg menimbulkan ansietas: sikap tenang;
    lingkungan tenang; batasi kontak dg klien
    lain; identifikasi dan modifikasi hal yg
    menimbulkan cemas; terapi fisik: mandi air
    hangat, pijat
   Anjurkan melakukan aktivitas di luar yg
    menarik; share aktivitas yg sering dilakukan;
    latihan fisik; buat rencana harian; libatkan
    keluarga dan support system.
Tindakan Keperawatan pd
Ansietas Berat - Panik
   Tingkatkan kesehatan fisik: beri obat-
    obatan yg meningkatkan rasa nyaman;
    observasi efek samping obat dan beri
    pendidikan kesehatan yang sesuai.
Tindakan Keperawatan pd
Ansietas Sedang
1.       Bina hubungan saling percaya:
          Dengar dengan hangat dan responsif
          Beri waktu kepada klien untuk berespon
          Beri dukungan utk ekspresi diri.
2.       Perawat menyadari dan mengenal
         ansietasnya sendiri:
          Kenali perasaan diri
          Kenali sikap dan perilaku perawat yg berdampak negatif
           pd klien
          Bersama klien menggali perilaku dan respon shg dapt
           belajar dan berkembang
Tindakan Keperawatan pd
    Ansietas Sedang
n       Bantu klien mengenal ansietasnya:
         Bantu klien mengekspresikan perasaan.
         Bantu klien menghubungkan perilaku dg perasaan klien.
         Memvalidasi kesimpulan dan asumsi.
         Pertanyaan terbuka.
n       Memperluas kesadaran berkembangnya
        ansietas:
         Bantu klien menhubungkan situasi dan interaksi yg
          menimbulkan ansietas.
         Bantu klien meninjau kembali penilaian klien thd stresor
          yg dirasa mengancam dan menimbulkan konflik.
         Mengaitkan pengalaman saat ini dg pengalaman masa lalu
Tindakan Keperawatan pd
Ansietas Sedang
1.       Bantu klien mempelajari koping yg baru
          Menggali pengalaman klien menghadapi ansietas
           sebelumnya.
          Tunjukkan akibat negatif koping yg saat ini.
          Dorong klien untuk mencoba koping adaptif yg lalu
          Memusatkan tanggung jawab perubahan pada klien
          Terima peran aktif klien. Mengaitkan hubungan sebab-
           akibat keadaan ansietasnya.
          Bantu klien menyusun kembali tujuan memodifikasi
           perilaku
          Anjurkan penggunaan koping yg baru
   Didik klien untuk memakai ansietas ringan untuk
    pertumbuhan diri.
   Dorong aktivitas fisik untuk menyalurkan energi
   Mengerahkan dukungan sosial ~ koping adaptif
    diterapkan oleh klien.
SEO_ANXIETY

Contenu connexe

Similaire à SEO_ANXIETY

Istilah spikologi
Istilah spikologiIstilah spikologi
Istilah spikologiMar Toro
 
Empati sebagai salah satu aspek pengendalian emosi
Empati sebagai salah satu aspek pengendalian emosiEmpati sebagai salah satu aspek pengendalian emosi
Empati sebagai salah satu aspek pengendalian emositarmizitaher
 
Kesehatan Mental - mekanisme pertahanan diri
Kesehatan Mental - mekanisme pertahanan diriKesehatan Mental - mekanisme pertahanan diri
Kesehatan Mental - mekanisme pertahanan diriReyvaa Novella
 
Teori Psikoanalisa islam
Teori Psikoanalisa islamTeori Psikoanalisa islam
Teori Psikoanalisa islamRatih Aini
 
Kp 3.1.23 terminologi psikopati
Kp 3.1.23 terminologi psikopatiKp 3.1.23 terminologi psikopati
Kp 3.1.23 terminologi psikopatiAhmad Muhtar
 
Aji setiawan (2010 31 014)
Aji setiawan (2010 31 014)Aji setiawan (2010 31 014)
Aji setiawan (2010 31 014)Aji Returned
 
psikiatri pengantar 2
psikiatri pengantar 2psikiatri pengantar 2
psikiatri pengantar 2fikri asyura
 
puteri,+yessss_p170-181,oleh+Rini+Susanti,+Perkembangan+Emosi+Manusia.pdf
puteri,+yessss_p170-181,oleh+Rini+Susanti,+Perkembangan+Emosi+Manusia.pdfputeri,+yessss_p170-181,oleh+Rini+Susanti,+Perkembangan+Emosi+Manusia.pdf
puteri,+yessss_p170-181,oleh+Rini+Susanti,+Perkembangan+Emosi+Manusia.pdfghinaabbad2
 
Pendekatan psikoanalisa
Pendekatan psikoanalisaPendekatan psikoanalisa
Pendekatan psikoanalisafaisunufir
 
9. psikologi individual
9. psikologi individual9. psikologi individual
9. psikologi individualonnel_91
 
Gangguan Konsep Diri
Gangguan Konsep DiriGangguan Konsep Diri
Gangguan Konsep DiriSiti Maemunah
 
Psikoanalisis sigmund freud-psikologi kepribadian
Psikoanalisis sigmund freud-psikologi kepribadianPsikoanalisis sigmund freud-psikologi kepribadian
Psikoanalisis sigmund freud-psikologi kepribadianAfra Balqis
 
Kesmen F.Psikologis.pptx
Kesmen F.Psikologis.pptxKesmen F.Psikologis.pptx
Kesmen F.Psikologis.pptxssuser6f9c79
 

Similaire à SEO_ANXIETY (20)

Istilah spikologi
Istilah spikologiIstilah spikologi
Istilah spikologi
 
Empati sebagai salah satu aspek pengendalian emosi
Empati sebagai salah satu aspek pengendalian emosiEmpati sebagai salah satu aspek pengendalian emosi
Empati sebagai salah satu aspek pengendalian emosi
 
ansietas atau kecemasan 2017
ansietas atau kecemasan 2017ansietas atau kecemasan 2017
ansietas atau kecemasan 2017
 
Kesehatan Mental - mekanisme pertahanan diri
Kesehatan Mental - mekanisme pertahanan diriKesehatan Mental - mekanisme pertahanan diri
Kesehatan Mental - mekanisme pertahanan diri
 
Askep ansietas
Askep ansietasAskep ansietas
Askep ansietas
 
Teori Psikoanalisa islam
Teori Psikoanalisa islamTeori Psikoanalisa islam
Teori Psikoanalisa islam
 
Kp 3.1.23 terminologi psikopati
Kp 3.1.23 terminologi psikopatiKp 3.1.23 terminologi psikopati
Kp 3.1.23 terminologi psikopati
 
Aji setiawan (2010 31 014)
Aji setiawan (2010 31 014)Aji setiawan (2010 31 014)
Aji setiawan (2010 31 014)
 
Emosional psikologi
Emosional psikologiEmosional psikologi
Emosional psikologi
 
psikiatri pengantar 2
psikiatri pengantar 2psikiatri pengantar 2
psikiatri pengantar 2
 
puteri,+yessss_p170-181,oleh+Rini+Susanti,+Perkembangan+Emosi+Manusia.pdf
puteri,+yessss_p170-181,oleh+Rini+Susanti,+Perkembangan+Emosi+Manusia.pdfputeri,+yessss_p170-181,oleh+Rini+Susanti,+Perkembangan+Emosi+Manusia.pdf
puteri,+yessss_p170-181,oleh+Rini+Susanti,+Perkembangan+Emosi+Manusia.pdf
 
Teori Konseling PPK
Teori Konseling PPKTeori Konseling PPK
Teori Konseling PPK
 
Nama
NamaNama
Nama
 
Psikoanalisis
PsikoanalisisPsikoanalisis
Psikoanalisis
 
Mekanisme pertahanan ego
Mekanisme pertahanan egoMekanisme pertahanan ego
Mekanisme pertahanan ego
 
Pendekatan psikoanalisa
Pendekatan psikoanalisaPendekatan psikoanalisa
Pendekatan psikoanalisa
 
9. psikologi individual
9. psikologi individual9. psikologi individual
9. psikologi individual
 
Gangguan Konsep Diri
Gangguan Konsep DiriGangguan Konsep Diri
Gangguan Konsep Diri
 
Psikoanalisis sigmund freud-psikologi kepribadian
Psikoanalisis sigmund freud-psikologi kepribadianPsikoanalisis sigmund freud-psikologi kepribadian
Psikoanalisis sigmund freud-psikologi kepribadian
 
Kesmen F.Psikologis.pptx
Kesmen F.Psikologis.pptxKesmen F.Psikologis.pptx
Kesmen F.Psikologis.pptx
 

SEO_ANXIETY

  • 2. Pengertian Ansietas  Ketakutan/kekuatiran pada sesuatu yang tdk jelas dan berhubungan dengan perasaan tidak menentu dan tak berdaya (helplessness).  Perasaan isolasi, terasing, dan terancam mungkin dialami.  Individu mempersepsikan kepribadiannya terancam.  Manusia muali merasakan sejak bayi  Berhenti kalau mati.
  • 3. Karakteristik Ansietas  Mpk emosi dan bersifat subyektif.  Sumber tdk jelas (takut ~ sumber jelas).  Bisa ditularkan  Terjadi akibat adanya ancaman pada harga diri, identitas diri.  Perlu adanya keseimbangan antara keberanian dan kecemasan
  • 4. Tingkat Ansietas n Ansietas ringan: pd kehidupan sehari-hari. Individu sadar. Lahan persepsi meningkat (mendengar, melihat, meraba lebih dari sebelumnya). Perlu untuk memotivasi belajar, pertumbuhan, dan kreativitas. n Ansietas sedang: lahan persepsi menyempit (melihat, mendengar, meraba menurun dpd sblmnya). Fokus pd perhatian segera.
  • 5. Tingkat Ansietas n Ansietas berat: lahan persepsi sangat sempit, hanya bisa memusatkan perhatian pd yg detil, tdk yg lain. Semua perilaku ditujukan untuk menurunkan ansietas. n Panik: hilang kontrol, hanya bisa menurut perintah
  • 6. Panik  Hilang kontrol  Tak bisa melakukan sesuatu tanpa perintah atau arahan.  Disorganisasi kepribadian.  Meningkatnya aktivitas motorik  Menurunnya kemampuan menghubung- hubungkan.  Hilangnya pikiran rasional  Hilangnya komunikasi dan fungsi efektif.
  • 7. Rentang Respon Ansietas Adaptif Maladap tif Antisi Ringan Sedang Berat Panik pasi
  • 8. Pengkajian  Faktor Predisposisi  Faktor Presipitasi  Mekanisme Koping  Perilaku
  • 9. Faktor Predisposisi n Teori Psikoanalisa: ansietas mpk konflik elemen kepribadian id dan super ego (dorongan insting dan hati nurani). Ansietas mengingatkan ego akan adanya bahaya yg perlu diatasi. n Teori interpersonal: ansietas terjadi krn ketakutan penolakan dlm hub interpersonal. Dihubungkan dg trauma masa pertumbuhan (kehilangan, perpisahan) yg menyebabkan ketdkberdayaan). Idv yg harga diri rendah mudah mengalami ansietas.
  • 10. Faktor Predisposisi  Teori perilaku; ansitas timbul sbg akibat frustrasi yg disebabkan oleh sesutu yg mengganggu pencapaian tujuan. Mrpk dorongan yg dipelajari utk menghindari rasa sakit/nyeri. Ansietas meningkat jika ada konflik (konflik ~ ansietas ~ helplessness)  Kondisi keluarga: ansietas dpt timbul secara nyata dlm keluarga. Ada overlaps gg ansietas dan depresi.
  • 11. Faktor Predisposisi  Keadaan biologis: dpt dipengaruhi dan mempengaruhi ansietas. Kelelahan mengakibatkan idv mudah terangsang dan merasa ansietas.
  • 12. Faktor Presipitasi  Ancaman integritas fisik: ketidakmampuan fisiologis dan menurunnya kemampuan melaksanakan ADL.  Ancaman thd sistem “diri”; mengancam identitas, harga diri, integrasi sosial. Mis: phk, kesulitan peran baru.  Gabungan: penyebab timbulnya ansietas gabungan dr genetik, perkembangan, stresor fisik, stresor psikososial.
  • 13. Perilaku  Ansietas dpt diekspresikan lgs melalui perubahan fisiologis dan perilaku scr tdk lgs melalui timbulnya gejala/mekanisme koping utk mempertahankan diri dari ansietas.  Respon fisiologis dpt terjadi pd sistem kardiovaskuler, pernafasan, neuromuskuler, GI, perkemihan, dan kulit  Perilaku: motorik, afektif, kognitif
  • 14. Efek fisiologis ansietas  Kardiovaskuler: palpitasi, berdebar-debar, TD↑, pinsan, TD↓, N ↓.  Pernafasan: ↑P, nafas pendek, dada sesak, nafas dangkal, rasa tercekik, terengah-engah.  Neuromuskuler: ↑ refeks, terkejut, mata berkedip-kedip, insomnia, tremor, kaku-kaku, gelisah, wajah tegang, kelemahan umum, gerakan lambat, kaki goyah.
  • 15. Efek fisiologis ansietas  Gastrointestinal: hilang nafsu makan, menolak makan, abdomen tdk nyaman, nyeri abdomen, mual, perih, diare.  Sistem perkemihan: tekanan utk b.a.k., sering b.a.k.  Kulit: wajah kemerahan, keringat lokal, gatal-gatal, rasa panas dingin, wajah pucat, berkeringat seluruh tubuh.
  • 16. Respon Perilaku  Motorik: gelisah, ketegangan fisik, tremor, sering kaget, bicara cepat, kurang koordinasi, menarik diri, menghindar, menahan diri.  Kognitif: gg perhatian, tak bisa konsentrasi, pelupa, salah tafsir, pikiran blocking, menurunnya lahan persepsi, bingung,, waspada berlebihan, hilangnya obyektivitas, takut hilang kontrol.
  • 17. Respon Perilaku  Afektif: tdk sabar, tegang, nervous, takut berlebihan, teror, gugup, sangat gelisah.
  • 18. Mekanisme Koping n Task Oriented (orientasi pd tugas)  Dipirkan utk memecahkan masalah, konflik, memenuhi kebutuhan.  Realistis memenuhi tuntutan situasi stres  Disadari dan berorientasi pd tindakan  Berupa reaksi: melawan (mengatasi rintangan utk memuaskan kebutuhan), menarik diri (menghilangkan sumber ancaman fisik atau psikologis), kompromi (mengubah cara, tujuan utk memuaskan kebutuhan)
  • 19. Mekanisme Koping n Ego oriented:  Task oriented tdk selalu berhasil  Melindungi “self”  Berguna pd ansietas ringan ~ sedang  Melindungi dr perasaan inadequacy dan buruk  Berupa penggunaan mekanisme pertahanan diri (defens mechanism)
  • 20. Mekanisme Pertahanan Ego     Mekanisme Definisi   Pertahanan   1. compensation Menutupi kekurangan di bidang yang lain Menyatakan ketidaksetujuan 2.Penyangkalan (Denial) terhadap realitas tersebut. Mekanisme pertahanan ini adalah paling sederhana dan primitif. Pengalihan emosi yang semula 3. Pemindahan (Displacement) ditunjukkan pada seseorang/benda tertentu. Ex : seorang siswa yang dihukum oleh gurunya kemudian melampiaskan keinginan untuk melakukan pembalasan dengan merusak perabotan sekolahnya.
  • 21. 4. Sublimasi Contohnya seorang yang pemuda yang mengalami kecemasan sehubungan dengan hasrat seksualnya yang besar, kemudia bergiat dibidang olahraga. 5. Identifikasi (Identification) Proses dimana seseorang mencoba menjadi orang yang dia kagumi dcngan mengambil/menirukan pikiran-pikiran, prilaku dan selera orang tersebut. Ex : mengikuti tren u/ menaikan harga diri 6.1ntelektualisasi(Intelectualiza Penggunaan logika dan alasan tion) yang berlebihan untuk menghindari pengalaman yang mengganggu perasaannya.
  • 22.   Suatu tindakan meniru tindakan 7.Introjeksi (Introjection) yang ada disekitarnya Ex : apa yang dilakukan ayahnya maka ia lakukan 8. Proyeksi Pengalihan buah pikiran atau impuls pada diri sendiri kepada orang lain terutama keinginan, perasaan emosional dan motivasi yang tidak dapat ditoleransi.   Ex : jojo tidak menyukai pacarnya lagi tapi dia mengatakan pacarnya tidak menyukainya lagi. Mengemukakan alasan yang tampak 9. Rasionalisasi   logis dan dapat diterima masyarakat untuk membenarkan impuls.perasaaan, perilaku dan motif yang tidak dapat diterima. seorang pemuda berniat mendekati seorang gadis cantik yang menarik hatinya. Tetapi karena takut ditolak, si pemuda memberikan alasan bahwa gadis tersebut sesungguhnya tidak menarik.
  • 23.   Pengembangan sikap dan pola l0.Reaksi Formasi perilaku yang disadari, yang bertentangan dengan apa yang sebenarya ia rasakan atau yang ingin ia lakukan Ex : seorang ibu membenci anaknya, tetapi karena kebencian terhadap anak itu merupakan suatu sikap yang tercela dan karenanya membuat si ibu mengalami rasa berdosa dan kecemasan, maka si ibu kemudian mengungkapkan sikap sebaliknya, yakni menyayangi anaknya secara berlebihan. 11. Regresi Menghindari kegagalan Contoh seorang anak yang merasa cemas kasih sayang orang tuanya direbut oleh adiknya yang baru lahir, menjadi sering ngopol ketika dia masih bayi.
  • 24. Diagnosis Keperawatan Menurut NANDA:  Ansietas  Koping individu tidak efektif  Takut
  • 25. Tujuan  Menurunkan tingkat kecemasan klien.  Mendukung dan melindungi klien
  • 26. Tindakan Keperawatan pd Ansietas Berat - Panik Tujuan: memberi dukungan, melindungi, dan menurunkan tingkat ansietas pada tkt sedang atau ringan.  Bina hubungan saling percaya dan terbuka: dengarkan keluhan, dukung utk menceritakan perasaan, jawab pertanyaan scr lags, menerima tanpa pamrih, hargai pribadi klien.
  • 27. Tindakan Keperawatan pd Ansietas Berat - Panik  Sadari dan kontrol perasaan diri perawat: bersikap terbuka sesuai perasaan, terima perasaan positif maupun negatif termasuk perkembangan ansietas, menggali penyebab ansietas, pahami perasaan diri secara terapeutik.
  • 28. Tindakan Keperawatan pd Ansietas Berat - Panik  Yakinkan klien ttg manfaat mekanisme koping yg bersifat melindungi dan tdk memfokuskan diri pd perilaku maladaptif: terima dan dukung klien; tdk menentang klien; nyatakan perawat bisa memahami rasa sakit tetapi tdk memfokuskan pada rasa tersebut; beri umpan balik thd perilaku, stresor, dampak stresor dan sumber koping; batasi perilaku maladaptif dg cara suportif.
  • 29. Tindakan Keperawatan pd Ansietas Berat - Panik  Identifikasi dan mencoba menurunkan situasi yg menimbulkan ansietas: sikap tenang; lingkungan tenang; batasi kontak dg klien lain; identifikasi dan modifikasi hal yg menimbulkan cemas; terapi fisik: mandi air hangat, pijat  Anjurkan melakukan aktivitas di luar yg menarik; share aktivitas yg sering dilakukan; latihan fisik; buat rencana harian; libatkan keluarga dan support system.
  • 30. Tindakan Keperawatan pd Ansietas Berat - Panik  Tingkatkan kesehatan fisik: beri obat- obatan yg meningkatkan rasa nyaman; observasi efek samping obat dan beri pendidikan kesehatan yang sesuai.
  • 31. Tindakan Keperawatan pd Ansietas Sedang 1. Bina hubungan saling percaya:  Dengar dengan hangat dan responsif  Beri waktu kepada klien untuk berespon  Beri dukungan utk ekspresi diri. 2. Perawat menyadari dan mengenal ansietasnya sendiri:  Kenali perasaan diri  Kenali sikap dan perilaku perawat yg berdampak negatif pd klien  Bersama klien menggali perilaku dan respon shg dapt belajar dan berkembang
  • 32. Tindakan Keperawatan pd Ansietas Sedang n Bantu klien mengenal ansietasnya:  Bantu klien mengekspresikan perasaan.  Bantu klien menghubungkan perilaku dg perasaan klien.  Memvalidasi kesimpulan dan asumsi.  Pertanyaan terbuka. n Memperluas kesadaran berkembangnya ansietas:  Bantu klien menhubungkan situasi dan interaksi yg menimbulkan ansietas.  Bantu klien meninjau kembali penilaian klien thd stresor yg dirasa mengancam dan menimbulkan konflik.  Mengaitkan pengalaman saat ini dg pengalaman masa lalu
  • 33. Tindakan Keperawatan pd Ansietas Sedang 1. Bantu klien mempelajari koping yg baru  Menggali pengalaman klien menghadapi ansietas sebelumnya.  Tunjukkan akibat negatif koping yg saat ini.  Dorong klien untuk mencoba koping adaptif yg lalu  Memusatkan tanggung jawab perubahan pada klien  Terima peran aktif klien. Mengaitkan hubungan sebab- akibat keadaan ansietasnya.  Bantu klien menyusun kembali tujuan memodifikasi perilaku  Anjurkan penggunaan koping yg baru
  • 34. Didik klien untuk memakai ansietas ringan untuk pertumbuhan diri.  Dorong aktivitas fisik untuk menyalurkan energi  Mengerahkan dukungan sosial ~ koping adaptif diterapkan oleh klien.