Rasul Paulus mendesak gereja di Efesus untuk memelihara kesatuan dengan sikap rendah hati, lemah lembut, sabar, dan kasih. Kesatuan ini dibangun melalui ikatan damai sejahtera yang dibawa oleh Roh Kudus. Untuk memelihara kesatuan ini, diperlukan upaya dengan segala cara seperti berpikir menang-menang, berusaha mengerti orang lain sebelum dimengerti, dan bersinergi.
2. EFESUS 4;1-6
“Sebab itu aku menasihatkan kamu, aku, orang yang
dipenjarakan karena Tuhan, supaya hidupmu sebagai
orang-orang yang telah dipanggil berpadanan dengan
panggilan itu. Hendaklah kamu selalu rendah hati,
lemah lembut, dan sabar. Tunjukkanlah kasihmu dalam
hal saling membantu. Dan berusahalah memelihara
kesatuan Roh oleh ikatan damai sejahtera: satu tubuh,
dan satu Roh, sebagaimana kamu telah dipanggil
kepada satu pengharapan yang terkandung dalam
panggilanmu, satu Tuhan, satu iman, satu baptisan,
satu Allah dan Bapa dari semua, Allah yang di atas
semua dan oleh semua dan di dalam semua.” (Ef 4:1-6)
3. KERAGAMAN ADALAH KEHENDAK ALLAH
Keragaman manusia adalah kehendak Allah. Allah
menciptakan manusia dengan keunikannya
masing-masing.
Setiap orang yang bekerja di ladang Tuhan memiliki
sifat, talenta dan karakter yang berbeda-beda.
Perbedaan itu bisa menjadi kelemahan tetapi bisa
juga menjadi kekuatan.
Keragaman dan atau perbedaan sesungguhnya
bukan merupakan permasalahan di sini.
Permasalahan justru terletak pada penanganan
terhadap keragaman itu.
4. DESAKAN PAULUS
Rasul Paulus kepada mendesak gereja agar bersatu,
dan menjaga keutuhan dirinya.
“Sebab itu aku menasihatkan kamu, aku, orang yang
dipenjarakan karena Tuhan, supaya hidupmu sebagai
orang-orang yang telah dipanggil berpadanan dengan
panggilan itu.” (4:1)
Menasihati=parakaleo. Artinya “mendesak dengan
sangat.”
Orang-orang Efesus itu diminta untuk mengendalikan
hidupnya dengan cara yang “pantas dan bersesuaian,
yang dapat dibenarkan dan cocok” dengan
panggilannya sebagai orang-orang Kristen.
[KEMENANGAN PRIBADI (Stephen Covey)
5. SIKAP ORANG KRISTEN
Lemah Lembut (Yun. prautes).
Lexicographer mendefinisikan sebagai, “kualitas yang tidak terlalu
berlebihan dalam memandang penting diri sendiri.”
Orang yang tidak lemah lembut adalah orang yang memberi kesan
akrab, tetapi tetap menonjolkan dirinya.
Yesus menampilkan kelemahlembutan dan keterbukaan yang
menarik bagi orang-orang d isekitarnya. Berbeda dengan sikap keras
orang-orang Parisi, Yesus membuka diri dengan tulus.
“Marilah kepada-Ku, semua yang letih lesu dan berbeban berat, Aku
akan memberi kelegaan kepadamu. Pikullah kuk yang Kupasang
dan belajarlah pada-Ku, karena Aku lemah lembut (praus) dan
rendah hati (tapeinos) dan jiwamu akan mendapat ketenangan.
Sebab kuk yang Kupasang itu enak dan beban-Ku pun ringan. (Mat.
11:28-30).
Kelemahlembutan dan kerendahanhati semacam ini merupakan hal
esensial bagi kesatuan orang Kristen di dalam Kristus. Jauh dari
sikap tidak bersahabat dari orang-orang Parisi yang menyebabkan
orang saling terpisah.
6. SIKAP ORANG KRISTEN
Rendah hati (Yun. tapeinophrosune).
Orang yang memiliki kelebihan/keunggulan
biasanya akan merasa bangga dan memandang
rendah orang lain.
Menurut Paulus, sikap rendah hati menjadi salah
satu syarat untuk memelihara kesatuan orang
Kristen dalam Kristus.
Hanya orang yang rendah hati yang mau membuka
hati dan menerima orang lain dalam kondisi yang
setara.
7. SIKAP ORANG KRISTEN
Sabar (Yun. makrothumia): “kemampuan untuk bersikap tenang dibawah
provokasi, pengendalian diri, dan kesabaran terhadap orang lain.”
Manusia cenderung menolak perubahan. Perubahan itu sukar dan untuk
membiasakan dengan keadaan yang baru yang terjadi akibat perubahan orang
memerlukan waktu. Kita ingin agar orang lain bersegera dalam menerima sudut
pandang kita, namun ketika tiba giliran kita untuk berubah – kita ternyata
memerlukan waktu yang lebih lama.
Kita harus memperlakukan orang lain dengan kesabaran, sesuai dengan harapan
kita kepada orang lain itu agar bersikap sabar terhadap kita. Kesabaran menjadi
salah satu inti dari sikap yang diutamakan dalam kekristenan dan merupakan
unsur yang penting dalam memelihara kesatuan.
Paulus meminta agar gereja saling mendukung, memikul, dan menopang.
Mungkin tidak seratus persen jemaat merasa nyaman dengan saudaranya, tetapi
tugas jemaat adalah „saling membantu.‟
Lihatlah bagaimana Yesus bersabar dalam menghadapi ketidaksabaran Petrus,
kebanggaan Yakobus dan Yohanes, serta ketidakpercayaan Tomas. Menahan diri,
bersikap terbuka dan toleran sangat diperlukan dalam memelihara kesatuan tubuh
Kristus.
8. SIKAP ORANG KRISTEN
Kasih (agape), dijelaskan sebagai “kualitas relasional
yang hangat dan perhatian terhadap yang lain, percaya,
afeksi, mengakui, dan mengasihi.”
Istilah agape memang tidak begitu lazim dalam bahasa
Yunani klasik maupun sehari-hari (koine). Akan tetapi Paulus
dan orang-orang Kristen yang lain memilih perkataan itu
dengan tujuan untuk menggambarkan kualitas yang unik yang
menyerupai Kristus, kasih yang tidak mengutamakan diri
sendiri tetapi yang mencari apa yang diperlukan oleh orang
lain.
Sebagai sebuah kualitas yang paling mencakup beragam
aspek, oleh Paulus, kasih diletakkan pada urutan terakhir
dalam daftar sikap-sikap esensial yang diperlukan untuk
memelihara kesatuan.
9. KESATUAN ROH
Kesatuan dimaksud, “kesatuan
Roh,” yakni kesatuan yang dibawa
atau yang diakibatkan oleh
pekerjaan Roh
Kesatuan itu ada karena Roh
Tuhan. Berdosa terhadap
kesatuan berarti mendukakan Roh
Kudus yang membawa kesatuan
itu.
11. APLIKASI PRAKTIS SALING
MELENGKAPI
Pikirkan Menang-Menang (Win-Win Solution)
Lihatlah masalah dari titik pandang lain, dalam hal ini
adalah kebutuhan dan minat orang lain.
Kenali pokok persoalan dan kepentingan orang lain
(bukan posisi).
Tentukan hasil apa yang akan membuat solusi diterima
penuh oleh kedua belah pihak.
Kenali pilihan baru untuk meraih hasil tersebut.
12. DENGAN SEGALA CARA
Memelihara kesatuan itu tidak
mudah. Itu sebabnya, Paulus
memberi perintah:
“Dan berusahalah memelihara
kesatuan Roh oleh ikatan damai
sejahtera” (4:3)
Dalam terjemahan yang lain
dikatakan “Upayakan dengan segala
cara” (“Making every effort” - NRSV,
NIV)
13. IKATAN DAMAI SEJAHTERA
“Ikatan” = Sundesmos
Desmos = “persendian tulang (dalam
tubuh manusia) atau belenggu (dari
seorang yang ditahan atau
dipenjarakan).”
Sun = “bersama (dengan).
Sundesmos= “Ikatan yang
merangkum berbagai entitas ke
dalam sebuah kebersamaan.”
14. APLIKASI PRAKTIS SALING
MELENGKAPI
Pikirkan Menang-Menang (Win-Win Solution)
Lihatlah masalah dari titik pandang lain, dalam hal ini
adalah kebutuhan dan minat orang lain.
Kenali pokok persoalan dan kepentingan orang lain
(bukan posisi).
Tentukan hasil apa yang akan membuat solusi diterima
penuh oleh kedua belah pihak.
Kenali pilihan baru untuk meraih hasil tersebut.