SlideShare une entreprise Scribd logo
1  sur  173
UNIVERSITAS INDONESIA


PERANCANGAN INFRASTRUKTUR TEKNOLOGI
       INFORMASI ADAPTIF PADA
 BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN
              PERTANIAN




             ERWIN BUDIARTO

                 0706194204




PROGRAM STUDI MAGISTER TEKNOLOGI INFORMASI
         FAKULTAS ILMU KOMPUTER
          UNIVERSITAS INDONESIA
                   2010
UNIVERSITAS INDONESIA


PERANCANGAN INFRASTRUKTUR TEKNOLOGI
       INFORMASI ADAPTIF PADA
 BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN
             PERTANIAN




         Tesis diajukan sebagai salah satu syarat
  untuk memperoleh gelar Magister Teknologi Informasi




                      Oleh:
                 ERWIN BUDIARTO

                      0706194204




PROGRAM STUDI MAGISTER TEKNOLOGI INFORMASI
         FAKULTAS ILMU KOMPUTER
          UNIVERSITAS INDONESIA
                   2010
PERNYATAAN ORISINALITAS




Tesis ini adalah hasil karya saya sendiri, dan semua sumber baik yang dikutip
             maupun dirujuk telah saya nyatakan dengan benar


      Nama                 : Erwin Budiarto
      NPM                  : 0706194204
      Tanda tangan         :
      Tanggal              :




                                     ii                   Universitas Indonesia
HALAMAN PENGESAHAN


Karya ini diajukan oleh       :
Nama                          : Erwin Budiarto
NPM                           : 0706194204
Program Studi                 : Magister Teknologi Informasi
Judul                         : Perancangan Infrastruktur Teknologi Informasi
                                   Adaptif pada Badan Penelitian dan
                                   Pengembangan Pertanian


Telah berhasil dipertahankan di depan Dewan Penguji dan diterima sebagai
bagian persyaratan yang diperlukan untuk memperoleh gelar Magister Teknologi
Informasi pada Program Studi Magister Teknologi Informasi Fakultas Ilmu
Komputer Universitas Indonesia.


                             DEWAN PENGUJI

Pembimbing      : Budi Yuwono, Ph.D                   1.

Penguji         : Wahyu Catur Wibowo, Ph.D                        2.

Penguji         : Ir. Benny Nugroho B.P, M.Kom        3.



Ditetapkan di   : Jakarta
Tanggal         : 7 Januari 2010




                                         iii                Universitas Indonesia
HALAMAN PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI
            KARYA AKHIR UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS



Sebagai Sivitas akademika Universitas Indonesia, saya yang bertanda tangan di
bawah ini :


Nama              : Erwin Budiarto
NPM               : 0706194204
Program Studi     : Magister Teknologi Informasi
Fakultas          : Ilmu Komputer
Jenis Karya       : Tesis


Demi pengembangan ilmu pengetahuan, menyetujui untuk memberikan kepada
Universitas Indonesia Hak Bebas Royalti Nonekslusif (Non-exclusive Royalty-
Free Right) atas karya ilmiah saya yang berjudul :
    Perancangan Infrastruktur Teknologi Informasi Adaptif pada Badan
                      Penelitian dan Pengembangan Pertanian
Berserta perangkat yang ada (jika diperlukan). Dengan Hak Bebas Royalti Non-
ekskutif ini Universitas Indonesia berhak menyimpan, mengalihmedia/formatkan,
mengelola     dalam     bentuk    pangkalan    data     (database),   merawat,   dan
mempublikasikan karya akhir saya tanpa meminta izin dari saya selama tetap
mencantumkan saya sebagai penulis/pencipta dan sebagai pemilik Hak Cipta.


Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya.
                                  Dibuat di : Jakarta
                            Pada tanggal : 12 Januari 2010
                                  Yang menyatakan




                                  (Erwin Budiarto)




                                          iv                    Universitas Indonesia
KATA PENGANTAR


          Segala Puji bagi Alloh SWT yang telah melimpahkan Rahmat dan Kasih
Sayang-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan Tesis yang berjudul
“PERANCANGAN INFRASTRUKTUR TEKNOLOGI INFORMASI ADAPTIF
PADA BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERTANIAN” sesuai
dengan yang telah direncanakan.
          Selanjutnya penulis menyampaikan ucapan terima kasih yang sedalam-
dalamnya kepada :
1. Bapak Budi Yuwono, Ph.D yang telah memberikan segenap waktu dan tenaga
    untuk memberikan bimbingan dan arahan kepada penulis selama mengerjakan
    Tesis ini.
2. Bapak Sekretaris Badan Litbang Pertanian; Ibu Kapus Pustaka; Bapak
    Bambang S Sankarto, MIM; Ibu Siti Nurjayanti, MSc, yang telah memberikan
    ijin penelitian di unit kerja Badan Litbang Pertanian.
3. Rekan-rekan Tim Teknologi Informasi di seluruh unit kerja Badan Litbang
    Pertanian yang telah membantu dalam pengumpulan data untuk Tesis ini.
4. Pimpinan, staf akademik, pengajar, serta karyawan pada Program Magister
    Teknologi Informasi, Fakultas Ilmu Komputer Universitas Indonesia, telah
    memberikan bantuan kepada penulis untuk menyelesaikan tesis ini.
5. Kedua Orang Tua, Ibu dan Bapak Mertua, Istriku tersayang dan anak-anakku
    yang telah memberikan bantuan dan dukungan sehingga penulis dapat
    menyelesaikan tesis ini.
6. Rekan-rekan MTI angkatan 2007 yang telah membantu penulis selama
    perkuliahan.
          Penulis menyadari bahwa penulisan tesis ini masih jauh dari sempurna.
Oleh karena itu, segala saran dan kritik yang bersifat membangun guna
penyempurnaan tesis ini akan diterima dengan senang hati. Akhir kata, semoga
tesis ini dapat bermanfaat bagi para pembaca serta semua pihak yang
memerlukannya.


                                           Jakarta, Januari 2010


                                           Penulis




                                      v                    Universitas Indonesia
ABSTRACT

       Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian or Badan Litbang
Pertanian or Indonesian Agency for Agricultural Research and Development is
research body under Agriculture Ministry that especially carried out the research
of the agricultural field from the upstream to lower in supporting the development
of the Indonesian agricultural field that was known as the agricultural nation, the
aim of the development of Science And Technology, and the dynamics of the
strategic environment domestic and global, as well as the requirement for the
community.
       This final assignment provides analysis and design of adaptive
infrastructure architecture to support and fasten the integration between
applications and services. The approach of architecture design is by using an
Enterprise Architecture Model that is decomposed from The Open Group
Architecture Framework (TOGAF). The architecture will use Service-Oriented
Infrastructure (SOI) as the main technology framework. Moreover, the network
topology design will use an approach called three-layer hierarchical network
model, which give some benefits related to scalability, availability, performance,
security, manageability, and maintainability issues.


Keywords : Indonesian Agency for Agricultural Research and Development,
Agriculture Research Institution, Adaptive, Infrastructure Architecture


       Bla-bla-bla




                                         vi                  Universitas Indonesia
ABSTRAK

     Penerapan Teknologi Informasi (TI) dalam sebuah organisasi membantu
dalam mencapai tujuan bisnis organisasi.            Pengembangan dan penerapan
teknologi informasi disesuaikan dengan jenis organisasi dalam menjalankan
kegiatan untuk mencapai tujuan bisnisnya. Penerapan yang sesuai dan selaras
dengan kegiatan organisasi dalam mencapai tujuannya memberi manfaat yang
signifikan dalam perkembangan organisasi tersebut.
     Badan Litbang Pertanian          merupakan lembaga penelitian di bawah
Departemen Pertanian RI yang khusus melakukan riset bidang pertanian dari hulu
hingga hilir dalam mendukung pembangunan bidang pertanian Indonesia yang
dikenal sebagai negara agraris, tujuan pembangunan IPTEK, dan dinamika
lingkungan strategis domestik dan global, serta kebutuhan masyarakat.

     Untuk mencapai visi dan misinya, Badan Penelitian dan Pengembangan
Pertanian mengerahkan seluruh sumberdaya yang dimilikinya termasuk di
dalamnya       teknologi   informasi. Secara     bertahap, Badan Penelitian     dan
Pengembangan Pertanian berusaha agar teknologi informasi tidak hanya sekedar
tools untuk memudahkan pekerjaan semata tetapi sebagai enabler. Atas dasar
tersebut Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian berusaha untuk menyusun
IT Masterplan yang di dalamnya termasuk merancang bangun serta mengevaluasi
infrastruktur yang ada.
     Perencanaan infrastruktur TI adaptif yang akan dibuat menggunakan turunan
dari kerangka kerja The Open Group Architecture Framework (TOGAF). Model
TOGAF merupakan kerangka kerja (framework) untuk mengembangkan
arsitektur enterprise (EA). Teknologi yang digunakan adalah infrastruktur
berorientasi     layanan     (Service-Oriented    Infrastructure,   SOI).   Dengan
menggunakan pendekatan kerangka TOGAF dengan teknologi SOI diharapkan
dapat membuat model arsitektur infrastruktur TI adaptif yang menjadi acuan
dalam mengembangkan dan mengimplementasikan infrastruktur TI di Badan
Penelitian dan Pengembangan Pertanian.
Kata Kunci : Infrastruktur Teknologi Informasi, Infrastruktur Adaptif, Badan
Litbang Pertanian.




                                         vii                   Universitas Indonesia
DAFTAR ISI


PERNYATAAN ORISINALITAS...............................................................................................III
HALAMAN PENGESAHAN........................................................................................................IV
KATA PENGANTAR....................................................................................................................VI
ABSTRACT..................................................................................................................................VII
ABSTRAK...................................................................................................................................VIII
DAFTAR ISI...................................................................................................................................IX
DAFTAR TABEL.........................................................................................................................XII
DAFTAR GAMBAR...................................................................................................................XIII
DAFTAR LAMPIRAN.................................................................................................................XV
BAB I.................................................................................................................................................1
PENDAHULUAN.............................................................................................................................1
    1.1 LATAR BELAKANG....................................................................................................................... 1
    1.2 PERMASALAHAN...........................................................................................................................2
    1.3 PEMBATASAN MASALAH................................................................................................................5
    1.4 TUJUAN...................................................................................................................................... 5
    1.6 SISTEMATIKA PENULISAN...............................................................................................................5
BAB II................................................................................................................................................7
LANDASAN TEORI........................................................................................................................7
    2.1 DEFINISI UMUM INFRASTRUKTUR ...................................................................................................7
    2.2 INFRASTRUKTUR YANG ADAPTIF...................................................................................................... 8
    2.3 METODOLOGI PENDUKUNG...........................................................................................................10
       2.3.1 TOGAF..........................................................................................................................11
             2.3.1.1 Architecture Development Method (ADM)......................................................................... 12
       2.3.2 Enterprise Architecture Model......................................................................................16
    2.4 TEKNOLOGI PENDUKUNG.............................................................................................................17
       2.4.1. Layanan (services)........................................................................................................17
       2.4.2 Service Oriented Infrastructure.....................................................................................21
       2.4.3 Enterprise Service Bus (ESB)........................................................................................24
       2.4.4 Service Oriented Network Architecture.........................................................................26
       2.4.5 Business Grid.................................................................................................................31
    2.5 PERMASALAHAN IMPLEMENTASI....................................................................................................33
BAB III............................................................................................................................................35
METODOLOGI PENELITIAN....................................................................................................35
    3.1 TINJAUAN LITERATUR.................................................................................................................35
    3.2 ALUR PIKIR...............................................................................................................................36
    3.3 POLA PIKIR...............................................................................................................................37
BAB IV............................................................................................................................................ 39
PROFIL BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERTANIAN...........................39
    4. 1 PROFIL ORGANISASI...................................................................................................................39
       4.1.1 Sejarah...........................................................................................................................39
       4.1.2 Visi dan Misi..................................................................................................................40
       4.1.3 Kondisi Umum...............................................................................................................40




                                                                        viii                                   Universitas Indonesia
STRUKTUR ORGANISASI....................................................................................................................41
       4.2.1 Sekretariat Badan Litbang.............................................................................................41
       4.2.2 Pusat Perpustakaan dan Penyebaran Teknologi Pertanian..........................................43
       4.2.3 Pusat Penelitian dan Pengembangan Tanaman Pangan..............................................45
       4.2.4 Pusat Penelitian dan Pengembangan Peternakan........................................................ 46
       4.2.5 Pusat Penelitian dan Pengembangan Perkebunan........................................................48
       4.2.6 Pusat Penelitian dan Pengembangan Hortikultura.......................................................50
       4.2.7 Pusat Analisis Sosial Ekonomi dan Kebijakan Pertanian.............................................52
       4.2.8 Balai Besar Bioteknologi dan Sumberdaya Genetik Pertanian.................................... 54
       4.2.9 Balai Besar Sumberdaya Lahan Pertanian...................................................................56
       4.2.10 Balai Besar Pengembangan dan Pengkajian Teknologi Pertanian............................58
       4.2.11 Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Pascapanen Pertanian.......................... 60
       4.2.12 Balai Besar Mekanisasi Pertanian..............................................................................62
BAB V..............................................................................................................................................65
ARSITEKTUR TI BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERTANIAN...........65
    5.1 ARSITEKTUR PROSES BISNIS........................................................................................................ 65
       5.1.1 Managemen Kepegawaian............................................................................................65
             5.1.1.1 Umum.................................................................................................................................. 65
             5.1.1.2 Pegawai Fungsional............................................................................................................. 67
             5.1.1.3 Penggajian........................................................................................................................... 68
         5.1.2 Managemen Fasilitas....................................................................................................68
         5.13 Managemen Keproyekan................................................................................................70
             5.1.3.1 Usulan kegiatan................................................................................................................... 70
             5.1.3.2 Pelaksanaan kegiatan........................................................................................................... 71
             5.1.3.3 Pelaporan hasil akhir kegiatan............................................................................................. 71
         5.1.4 Managemen Pelayanan................................................................................................. 72
             5.1.4.1 Perpustakaan........................................................................................................................ 72
             5.1.4.2 Penelitian............................................................................................................................. 73
             5.1.4.3 Hasil penelitian dan pengkajian........................................................................................... 74
         5.1.5 Managemen Perkantoran .............................................................................................75
             5.1.5.1 Korespondensi..................................................................................................................... 75
             5.1.5.2 Otomasi............................................................................................................................... 76
         5.1.6 Skenario bisnis...............................................................................................................76
             5.1.6.1 Enterprise............................................................................................................................. 78
             5.1.6.2 Hierarchical enterprise......................................................................................................... 79
             5.1.6.3 Hosting................................................................................................................................ 79
             5.1.6.4 Extended enterprise.............................................................................................................. 79
             5.1.6.5 Dynamic Outsourcing.......................................................................................................... 80
             5.1.6.6 Mergers & acquisitions........................................................................................................ 80
             5.1.6.7 Virtual organisations............................................................................................................ 81
             5.1.6.8 Value networks.................................................................................................................... 81
             5.1.6.9 Mega Services...................................................................................................................... 81
    5.2 PORTOFOLIO APLIKASI BADAN LITBANG PERTANIAN.......................................................................82
       5.2.1 Layanan e-mail..............................................................................................................82
       5.2.2 Aplikasi e-produk...........................................................................................................83
       5.2.3 Aplikasi e-layanan.........................................................................................................84
       5.2.4 Aplikasi Perpustakaan...................................................................................................85
             5.2.4.1 Katalog................................................................................................................................ 85
             5.2.4.2 ISIS Olah............................................................................................................................. 86
         5.2.5 Aplikasi web service...................................................................................................... 87
         5.2.6 Aplikasi Sistem Otomasi................................................................................................88
         5.2.7 Aplikasi SIMPEG...........................................................................................................89
         5.2.8 Aplikasi SIM Peneliti.....................................................................................................90
         5.2.9 Aplikasi SIM Gaji.......................................................................................................... 91
         5.2.10 Aplikasi SIM Presensi..................................................................................................92
         5.2.11 Aplikasi SIMFAS..........................................................................................................92
         5.2.12 Aplikasi SIMKEU........................................................................................................93
         5.2.13 Aplikasi SIMPROG......................................................................................................94




                                                                            ix                                       Universitas Indonesia
5.2.14 Aplikasi SIMONEV......................................................................................................95
       5.2.15 Aplikasi RKAKL...........................................................................................................95
       5.2.16 Aplikasi Dupak/TP2I................................................................................................... 96
       5.2.17 Aplikasi SIM Mail........................................................................................................97
    5.3 INFRASTRUKTUR DAN ARSITEKTUR TI BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERTANIAN...............98
       5.3.1 Visi Arsitektur Teknologi Informasi Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian 98
       5.3.2 Prinsip Perancangan Arsitektur....................................................................................98
             5.3.2.1 Prinsip Bisnis....................................................................................................................... 98
             5.3.2.2 Prinsip Data....................................................................................................................... 101
             5.3.2.3 Prinsip Aplikasi................................................................................................................. 103
             5.3.2.4 Prinsip Teknologi............................................................................................................... 104
        5.3.3 Rancangan Arsitektur..................................................................................................107
             5.3.3.1 Arsitektur Bisnis................................................................................................................ 108
             5.3.3.2 Arsitektur Sistem Informasi............................................................................................... 109
                5.3.3.2.1 Interoperabilitas antar aplikasi................................................................................... 109
                5.3.3.2.2 Taktik Aliran Sistem Informasi.................................................................................. 111
                5.3.3.2.3 Portofolio Solusi Sistem Informasi............................................................................ 112
                5.3.3.2.4 Model Arsitektur Integrasi Sistem Informasi............................................................. 114
                    5.3.3.2.4.1 Skenario aliran informasi pada proses keproyekan............................................ 114
                    5.3.3.2.4.2 Skenario Aliran Informasi pada Proses Kepegawaian........................................ 116
                    5.3.3.2.4.3 Skenario Aliran Informasi pada Proses Layanan Publik.................................... 117
             5.3.3.3 Arsitektur Teknologi.......................................................................................................... 118
                5.3.3.3.1 Prinsip-prinsip Perancangan Infrastruktur.................................................................. 118
                    5.3.3.3.1.1 Platform............................................................................................................ 119
                    5.3.3.3.1.2 Pattern.............................................................................................................. 122
                5.3.3.3.2 Rancangan Arsitektur Infrastruktur Aplikasi............................................................. 124
                5.3.3.3.3 Rancangan Arsitektur Infrastruktur Komunikasi Data dan Jaringan.......................... 127
                5.3.3.3.4 Standar Teknologi...................................................................................................... 131
                    5.3.3.3.4.1 Teknologi Jaringan dan Komunikasi................................................................. 131
                    5.3.3.3.4.2 Teknologi Keamanan Data dan Jaringan ........................................................... 134
                5.3.3.3.5 Perencanaan Kapasitas............................................................................................... 137
                    5.3.3.3.5.1 Model Perencanaan Kapasitas........................................................................... 137
                    5.3.3.3.5.2 Perkiraan Kebutuhan Bandwidth....................................................................... 140
                5.3.3.3.6 Managemen Perubahan.............................................................................................. 140
             5.3.3.4 Kajian SOI dan implementasinya....................................................................................... 141
                5.3.3.4.1 Elemen SOI............................................................................................................... 141
                    5.3.3.4.1.1 Data store.......................................................................................................... 141
                    5.3.3.4.1.2 Computing Resources........................................................................................ 142
                    5.3.3.4.1.3 Network............................................................................................................ 142
                    5.3.3.4.1.4 Infraware........................................................................................................... 143
                5.3.3.4.2 Layer SOI.................................................................................................................. 143
                    5.3.3.4.2.1 Scheduling and load balancing.......................................................................... 143
                    5.3.3.4.2.2 Capacity On Demand (COD)............................................................................. 143
                    5.3.3.4.2.3 Workload management...................................................................................... 143
                    5.3.3.4.2.4 Monitoring dan management............................................................................. 144
                    5.3.3.4.2.5 Heterogeneous Policy Management................................................................... 144
                5.3.3.4.3 Timeline..................................................................................................................... 144
BAB VI.......................................................................................................................................... 145
PENUTUP.....................................................................................................................................145
    6.1 KESIMPULAN........................................................................................................................... 145
    6.2 SARAN....................................................................................................................................146
DAFTAR PUSTAKA...................................................................................................................147
DAFTAR SINGKATAN..............................................................................................................149
LAMPIRAN .................................................................................................................................152




                                                                            x                                      Universitas Indonesia
DAFTAR TABEL


TABEL 5.1 RANGKUMAN DESKRIPSI LAYANAN E-MAIL...............................................83
TABEL 5.2 RANGKUMAN DESKRIPSI E-PRODUK.............................................................84
TABEL 5.3 RANGKUMAN DESKRIPSI APLIKASI E-LAYANAN......................................85
TABEL 5.4 RANGKUMAN DESKRIPSI APLIKASI KATALOG..........................................86
TABEL 5.5 RANGKUMAN DESKRIPSII APLIKASI ISIS-OLAH........................................87
TABEL 5.6 RANGKUMAN DESKRIPSI APLIKASI WEB SERVER....................................88
TABEL 5.7 RANGKUMAN DESKRIPSI SIM OTO.................................................................89
TABEL 5.8 RANGKUMAN DESKRIPSI APLIKASI KEPEGAWAIAN...............................90
TABEL 5.9 RANGKUMAN DESKRIPSI APLIKASI SIM-PENELITI..................................90
TABEL 5.10 RANGKUMAN DESKRIPSI APLIKASI SIM GAJI..........................................91
TABEL 5.11 RANGKUMAN DESKRIPSI APLIKASI PRESENSI.........................................92
TABEL 5.12 RANGKUMAN DESKRIPSI APLIKASI SIMFAS.............................................93
TABEL 5.13 RANGKUMAN DESKRIPSI APLIKASI SIMKEU............................................93
TABEL 5.14 RANGKUMAN DESKRIPSI APLIKASI SIMPROG.........................................94
TABEL 5.15 RANGKUMAN DESKRIPSI APLIKASI SIMONEV.........................................95
TABEL 5.16 RANGKUMAN DESKRIPSI APLIKASI RKAKL..............................................96
TABEL 5.17 RANGKUMAN DESKRIPSI APLIKASI DUPAK..............................................97
TABEL 5.18 RANGKUMAN DESKRIPSI APLIKASI SIM MAIL.........................................97
TABEL 5.19 TABEL PORTOFOLIO SOLUSI SISTEM INFORMASI................................112
TABEL 5.20 ESTIMASI UKURAN DATA SISTEM INFORMASI.......................................138
TABEL 5.21 ASUMSI PERTUMBUHAN DATA DALAM 5 TAHUN..................................139
TABEL 5.22 TIMELINE IMPLEMENTASI............................................................................144




                                                      xi                          Universitas Indonesia
DAFTAR GAMBAR

GAMBAR 1 LAYER INFRASTRUKTUR TI...............................................................................8
GAMBAR 2 ENTERPRISE ARCHITECTURE MODEL.........................................................16
GAMBAR 3 APLIKASI BERORIENTASI LAYANAN............................................................19
GAMBAR 4 FUNGSI-FUNGSI SEBELUM REFACTORING.................................................20
GAMBAR 5 FUNGSI-FUNGSI SESUDAH PENERAPAN SERVICE....................................20
GAMBAR 6 ELEMEN SOI...........................................................................................................21
GAMBAR 7 LAYER SOI..............................................................................................................22
GAMBAR 8 HUBUNGAN SOA DAN SOI..................................................................................23
GAMBAR 9 KEUNTUNGAN GANDA IMPLEMENTASI SOA DAN SOI............................23
GAMBAR 10 TAHAPAN SOI......................................................................................................24
GAMBAR 11 ARSITEKTUR DASAR ESB................................................................................25
GAMBAR 12 ESB SEBAGAI PONDASI SOA...........................................................................26
GAMBAR 13 FRAMEWORK SONA..........................................................................................28
GAMBAR 14 HUBUNGAN SONA DALAM ARSITEKTUR TI..............................................28
GAMBAR 15 SONA SEBAGAI KOMPONEN PEDUKUNG PADA TOGAF ADM.............29
GAMBAR 16 HUBUNGAN SONA DENGAN TOGAF TRM...................................................30
GAMBAR 17 HUBUNGAN SONA DAN TOGAF SECARA DETAIL....................................31
GAMBAR 18 KONSEP BISNIS GRID........................................................................................32
GAMBAR 19 ALUR PIKIR PENYUSUNAN TESIS.................................................................36
GAMBAR 20 KERANGKA PIKIR PENYUSUNAN TESIS.....................................................38
GAMBAR 21 STRUKTUR ORGANISASI BADAN LITBANG PERTANIAN......................41
GAMBAR 22 STRUKTUR ORGANISASI SEKRETARIAT...................................................42
GAMBAR 23 STRUKTUR ORGANISASI PUSTAKA.............................................................44
GAMBAR 24 STRUKTUR ORGANISASI PUSLITBANG TANAMAN PANGAN..............46
GAMBAR 25 STRUKTUR ORGANISASI PUSLITBANGNAK.............................................47
GAMBAR 26 STRUKTUR ORGANISASI PUSLITBANGBUN..............................................49
GAMBAR 27 STRUKTUR ORGANISASI PUSLITBANGHOR.............................................51
GAMBAR 28 STRUKTUR ORGANISASI PSEKP...................................................................53
GAMBAR 29 STRUKTUR ORGANISASI BB BIOGEN..........................................................55
GAMBAR 30 STRUKTUR ORGANISASI BBSDLP.................................................................57
GAMBAR 31 STRUKTUR ORGANISASI BBP2TP.................................................................59
GAMBAR 32 STRUKTUR ORGANISASI BB PASCAPANEN...............................................61
GAMBAR 33 STRUKTUR ORGANISASI BB MEKTAN........................................................63
GAMBAR 34 PROSES BISNIS DI BADAN LITBANG PERTANIAN...................................65
GAMBAR 35 BISNIS PROSES KEPEGAWAIAN....................................................................66




                                                              xii                               Universitas Indonesia
GAMBAR 36 BISNIS PROSES KEPAGAWAIAN (LANJUTAN)..........................................66
GAMBAR 37 PROSES BISNIS DUPAK.....................................................................................68
GAMBAR 38 PROSES BISNIS FASILITAS..............................................................................69
GAMBAR 39 PROSES BISNIS FASILITAS (LANJUTAN).....................................................69
GAMBAR 40 PROSES BISNIS MANAGEMEN KEPROYEKAN..........................................72
GAMBAR 41 PROSES BISNIS KEPUSTAKAAN.....................................................................73
GAMBAR 42 PROSES BISNIS LAYANAN PENELITIAN.....................................................74
GAMBAR 43 PROSES BISNIS WEB SERVER.........................................................................75
GAMBAR 44 PROSES BISNIS KORESPONDENSI.................................................................76
GAMBAR 45 STAKEHOLDER BADAN LITBANG PERTANIAN.....................................108
GAMBAR 46 INTEROPERABILITAS SIMPEG....................................................................110
GAMBAR 47 INTEROPERABILITAS SIMFAS.....................................................................110
GAMBAR 48 INTEROPERABILITAS SIMKEU DENGAN SIM PENGELOLAAN
PROYEK.......................................................................................................................................111
GAMBAR 49 USULAN MODEL ARSITEKTUR INTEGRASI SISTEM INFORMASI....114
GAMBAR 50 SKENARIO ALIRAN INFORMASI PADA KEPROYEKAN........................115
GAMBAR 51 SKENARIO ALIRAN INFORMASI PROSES KEPEGAWAIAN.................116
GAMBAR 52 SKENARIO ALIRAN INFORMASI PADA LAYANAN PUBLIK................117
GAMBAR 53 INTEGRASI SISTEM INFORMASI MEMANFAATKAN SERVICE BUS125
GAMBAR 54 ARSITEKTUR INFRASTRUKTUR APLIKASI.............................................126
GAMBAR 55 JABARAN ARSITEKTUR GABUNGAN.........................................................127
GAMBAR 56 USULAN TOPOLOGI INFRASTRUKTUR JARINGAN BADAN LITBANG
DI TIAP MAN...............................................................................................................................131




                                                                     xiii                                 Universitas Indonesia
DAFTAR LAMPIRAN

LAMPIRAN 1 RANGKUMAN SISTEM INFORMASI YANG ADA DI BADAN LITBANG
PERTANIAN ...............................................................................................................................152
LAMPIRAN 2 OFFICE NETWORK SERVICE......................................................................152
LAMPIRAN 3 DATABASE SERVICE.....................................................................................152
LAMPIRAN 4 WEB SERVICE..................................................................................................152
LAMPIRAN 5 DATA CENTER SERVICE..............................................................................153
LAMPIRAN 6 OFFICE DATA SERVICE................................................................................153
LAMPIRAN 7 GAP ANALISIS OFFICE NETWORK SERVICE........................................153
LAMPIRAN 8 GAP ANALISIS DATABASE SERVICE........................................................154
LAMPIRAN 9 GAP ANALISIS WEB SERVICE.....................................................................154
LAMPIRAN 10 GAP ANALISIS DATA CENTER SERVICE...............................................154
LAMPIRAN 11 GAP ANALISIS OFFICE DATA SERVICE................................................155
LAMPIRAN 12 INTEROPERABILITAS ARSITEKTUR TEKNOLOGI............................156
LAMPIRAN 13 JABARAN ARSITEKTUR GABUNGAN ....................................................156
LAMPIRAN 14 PERSPEKTIF ARSITEKTUR........................................................................157
LAMPIRAN 15 REKOMENDASI NETWORK JAKARTA...................................................157
LAMPIRAN 16 REKOMENDASI NETWORK BOGOR.......................................................158
LAMPIRAN 17 REKOMENDASI NETWORK CIMANGGU CYBER................................158




                                                                   xiv                                 Universitas Indonesia
BAB I
                            PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
         Adaptasi sebuah perusahaan terhadap perubahan iklim ekonomi sangat
dipengaruhi oleh efisiensi dan kemampuannya untuk fleksibel. Efisiensi dalam
memanfaatkan sumber daya-sumber daya yang dimilikinya untuk dimanfaatkan
secara optimal meraih keuntungan setinggi-tingginya. Prinsip ini juga berlaku
bagi institusi pemerintahan namun bukan keuntungan yang akan dicapai tetapi
pencapaian target sesuai dengan Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran (DIPA).
         Krisis ekonomi yang terjadi di awal era reformasi disinyalir akibat
corporate governance yang diterapkan secara buruk. Bahkan kondisi resesi
ekonomi tahun 2008 di Amerika yang merambah ke seluruh dunia ditengarai
karena tidak diterapkannya prinsip-prinsip Good Corporate Governance,
beberapa kasus skandal keuangan seperti Enron Corp., Worldcom, Xerox dan
lainnya melibatkan top eksekutif perusahaan tersebut menggambarkan tidak
diterapkannya prinsip-prinsip GCG.
         Salah satu unsur sumberdaya bagi perusahaan adalah infrastruktur
termasuk di dalamnya adalah infrastruktur TI. Untuk menghadapi tantangan iklim
ekonomi, infrastruktur TI haruslah adaptif karena menurut Bruce Robertson dan
Valentin Sribar :
         •   Perubahan strategi bisnis lebih dinamis daripada perubahan dunia TI
             itu sendiri. Dunia bisnis tidak mentolelir infrastruktur TI yang kaku
             karena banyaknya kemungkinan perkembangan yang tidak terlihat
             dan kebutuhan bisnis yang kompetitif.
         •   Infrastruktur yang bersifat adaptif memungkinkan perusahaan
             beradaptasi dengan perubahan kebutuhan strategis organisasi yang
             mungkin terjadi, sehingga risiko infrastruktur tidak terpakai atau
             harus diganti karena tidak adaptif terhadap perubahan dapat
             diminimalisir atau bahkan dihindari.
         Selain itu, perancangan infrastruktur yang bersifat adaptif tersebut
memungkinkan organisasi dapat lebih memperkirakan peningkatan penggunaan


                                        1
2



(scale), beradaptasi (adapt), mengikuti perubahaan (change), dan berkembang
(grow) dalam menghadapi perubahaan kebutuhan strategis perusahaan dimasa
yang akan datang. Organisasi juga lebih memiliki kecepatan implementasi
layanan    baru,   kemudahan      menambah   komponen     baru,    serta     mampu
mengakomodasi       peningkatan     penggunaan/beban.    Hal      tersebut    dapat
meningkatkan efisiensi dalam pemanfaatan komponen oleh aplikasi secara
bersama, efektivitas pada interoperbilitas dan pengintegrasian komponen, dan
feksibilitas pada saat terjadi perubahan pada komponen-komponen sistem aplikasi
yang dapat mengurangi kompleksitas.
          Salah satu pendekatan yang diambil adalah infrastruktur yang
berorientasi layanan atau Service-Oriented Infrastructure (SOI), di mana terdapat
suatu sistem virtualisasi yang nantinya berguna dalam deployment teknologi,
konsolidasi hardware penghematan sumberdaya keuangan, bandwidth dan
kelistrikan, dan meningkatkan kemampuan pemulihan bencana (disaster
recovery). Pendekatan tersebut dikembangkan pertama kali oleh Cisco System,
yang fokus utamanya pada prinsip-prinsip rancangan sejumlah aplikasi terpusat
yang menggambarkan dan menggolongkan suatu lingkungan jaringan yang
fleksibel, yang pada dasarnya menyediakan suatu platform yang terintegrasi untuk
layanan bisnis.
1.2 Permasalahan
          Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian atau lebih sering disebut
Badan Litbang Pertanian adalah lembaga penelitian dan pengembangan di bawah
Departemen Pertanian RI yang khusus melakukan riset dan pengembangan bidang
pertanian dari hulu hingga hilir dalam mendukung pembangunan bidang pertanian
Indonesia yang dikenal sebagai negara agraris, tujuan pembangunan IPTEK, dan
dinamika lingkungan strategis domestik dan global, serta kebutuhan masyarakat.
          Berdiri tahun 1974 berdasarkan Kepres no 44 dan 45 tahun 1974. Seiring
waktu Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian mengalami evolusi
organisasi dan kelembagaan hingga tahun 2005 melalui Keputusan Mentri
Pertanian no 299/Kpts/OT.140/7/2005, Badan Penelitian dan Pengembangan
Pertanian terdiri dari satu Sekretariat Badan dan empat Pusat Penelitian dan
Pengembangan (Puslitbang) dan dengan Kepmentan no 328/Kpts/OT.220/6/2005


                                                         Universitas Indonesia
3



dibentuk Pusat Analisis Sosial Ekonomi dan Kebijakan Pertanian serta
Kepmentan no 329/Kpts/OT.220/6/2005, Pusat Perpustakaan dan Penyebaran
Teknologi Pertanian dibina sepenuhnya oleh Badan Penelitian dan Pengembangan
Pertanian.   Selanjutnya berdasarkan Permentan No. 300/Kpts/OT.140/7/2005
telah dibentuk Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Sumberdaya Lahan
Pertanian (BBSDLP) sebagai perubahan dari Puslitbang Tanah dan Agroklimat,
sedangkan Balai Pengkajian dan Pengembangan Teknologi Pertanian berubah
menjadi Balai Besar Pengkajian dan Pengembangan Teknologi Pertanian
(BBP2TP) berdasarkan Permentan No. 301/Kpts/OT.140/7/2005. BBSDLP
mengkoordinasikan kegiatan penelitian dan pengembangan yang bersifat lintas
sumberdaya di bidang tanah, agroklimat dan hidrologi, lahan rawa, serta
pencemaran lingkungan. Sedangkan BBP2TP mengkoordinasikan kegiatan
pengkajian dan pengembangan teknologi pertanian yang bersifat spesifik lokasi di
28 BPTP. Perkembangan organisasi ini hingga tahun 2008 Badan Penelitian dan
Pengembangan Pertanian terdapat penambahan dua UPT eselon III yaitu Balai
Pengelola Alih Teknologi Pertanian (BPATP) dan BPTP Papua Barat sehingga
pada tahun 2008 Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian terdiri atas
Sekretariat Badan, 4 Puslitbang, 2 Pusat, 1 Lembaga Penelitian, 7 Balai Besar, 15
Balai Penelitian, 1 Balai PATP, 31 Balai Pengkajian, dan 3 Loka Penelitian yang
tersebar di seluruh Indonesia.
         Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian mempunyai visi menjadi
lembaga penelitian dan pengembangan pertanian terunggul di Asia Tenggara
dalam menghasilkan inovasi mendukung pertanian tangguh, sesuai dinamika
kebutuhan pengguna. Untuk mencapai visi dan misi tersebut, Badan Penelitian
dan Pengembangan Pertanian mengerahkan seluruh sumberdaya yang dimilikinya
termasuk di dalamnya teknologi informasi. Secara bertahap, Badan Penelitian dan
Pengembangan Pertanian berusaha agar teknologi informasi tidak hanya sekedar
tools untuk memudahkan pekerjaan semata tetapi sebagai enabler. Atas dasar
tersebut Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian berusaha untuk menyusun
IT Masterplan yang di dalamnya termasuk merancang bangun serta mengevaluasi
infrastruktur yang ada. Komunikasi dan interaksi antara Badan Penelitian dan
Pengembangan Pertanian dengan instansi di bawahnya dilakukan melalui manual


                                                         Universitas Indonesia
4



dan beberapa sudah berbasis internet walau masih terkendala dengan jaringan
yang belum terintegrasi. Aplikasi-aplikasi yang ada di Badan Penelitian dan
Pengembangan Pertanian masih standalone dan belum saling terintegrasi secara
penuh meski ada interaksi antara satu aplikasi dengan aplikasi lainnya. Di sisi
lain, kendala pemahaman dari unit bisnis khususnya dalam penyusunan anggaran
belanja yang belum seragam antar instansi mengakibatkan beragamnya platform,
spesifikasi dan teknologi yang digunakan. Karena itu Badan Penelitian dan
Pengembangan Pertanian merasa perlu untuk menyusun dan merancang suatu
layanan berbasis infrastruktur yang adaptif terhadap kemajuan dan perubahan
serta saling terintegrasi.
          Infrastruktur yang bersifat adaptif tersebut memungkinkan organisasi
beradaptasi dengan perubahaan kebutuhan strategis organisasi yang mungkin
terjadi, sehingga risiko infrastruktur tidak terpakai atau harus diganti karena tidak
adaptif terhadap perubahan dapat diminimalisir atau bahkan dihindari. Selain itu,
perancangan Infrastruktur yang bersifat adaptif tersebut memungkinkan organisasi
dapat lebih memperkirakan peningkatan penggunaan (scale), beradaptasi (adapt),
mengikuti perubahan (change), dan berkembang (grow) dalam menghadapi
perubahaan kebutuhan strategis perusahaan dimasa yang akan datang. Organisasi
juga lebih memiliki kecepatan implementasi layanan baru, kemudahan menambah
komponen baru, serta mampu mengakomodasi peningkatan penggunaan/beban .[12]
Hal tersebut dapat meningkatkan efisiensi dalam pemanfaatan komponen oleh
aplikasi secara bersama, efektivitas pada interoperbilitas dan pengintegrasian
komponen, dan feksibilitas pada saat terjadi perubahan pada komponen-
komponen sistem aplikasi yang dapat mengurangi kompleksitas.
          Salah satu pendekatan yang berkaitan dengan infrastruktur adalah
arsitektur infrastruktur yang berorientasi layanan atau            Service-Oriented
Infrastructure (SOI), di mana sumberdaya-sumberdaya infrastruktur dapat di-
configure untuk mendukung jalannya aplikasi-aplikasi. terdapat suatu system bus
(middleware) yang nantinya berfungsi sebagai container bagi layanan-layanan
yang akan digunakan aplikasi-aplikasi secara bersama-sama dan bersifat reusable.
Selain itu, terdapat suatu model rancangan topologi jaringan yang disebut dengan
three-layer hierarchical network model (model jaringan hirarkis yang terdiri dari


                                                            Universitas Indonesia
5



3 layer).     Topologi rancangan tersebut memiliki manfaat terkait dengan isu
skalabilitas, ketersediaan, kinerja, keamanan, kemudahan pengelolaan, dan
kemudahan perawatan.

1.3 Pembatasan Masalah
         Lingkup masalah pada penelitian ini adalah perancangan infrastruktur
teknologi informasi pada Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian.
Pembahasan penelitian dibatasi pada proses-proses bisnis inti Badan Penelitian
dan Pengembangan Pertanian.
         Keluaran rancangan meliputi arsitektur bisnis, arsitektur sistem informasi
dan arsitektur teknologi sesuai dengan kerangka kerja perancangan arsitektur yang
diturunkan dari kerangka kerja TOGAF.

1.4 Tujuan
            Tujuan dari penyusunan tesis ini adalah untuk merancang model
infrastruktur TI yang adaptif untuk Badan Penelitian dan Pengembangan
Pertanian dengan menerapkan teknologi pendukung berbasis service.
            Manfaat rancangan model ini adalah :
            1. Keluaran dari rancangan ini dapat digunakan sebagai acuan untuk
               pengembangan        infrastruktur   TI   di    Badan   Penelitian       dan
               Pengembangan Pertanian
            2. Secara umum, rancangan ini dapat digunakan pada instansi atau
               lembaga penelitian dan pengembangan sebagai dasar pengembangan
               infrastruktur TI.
1.6 Sistematika Penulisan
Sistematika penulisan tesis ini dibagi menjadi lima bab, yang terdiri dari:
BAB I        : PENDAHULUAN
               Berisi tentang latar belakang masalah, perumusan masalah,
               pembatasan masalah, tujuan penelitian, manfaat dan manfaat
               penelitian, dan sistematika penulisan tesis.
BAB II       : LANDASAN TEORI
               Menguraikan dan menjelaskan mengenai landasan teori yang
               digunakan yang berhubungan erat dengan dengan pokok-pokok

                                                               Universitas Indonesia
6



           landasan berpikir, yaitu yang relevan dengan topik penyusunan tesis
           ini, seperti pengertian infrastruktur teknologi informasi, hal-hal
           terkait   dengan konsep    service-oriented infrastructure    (SOI),
           metodologi pendukung.
BAB III   : METODOLOGI PENELITIAN
           Berisi uraian mengenai metodologi penelitian yang digunakan pada
           penelitian ini, termasuk di dalamnya alur pikir penelitian dan
           kerangka berpikir yang digunakan pada penyusunan tesis ini.
BAB IV    : ANALISIS PROSES BISNIS DAN PROFIL PERUSAHAAN
           Berisi uraian singkat mengenai profil perusahaan serta proses bisnis
           perusahaan saat penelitian dilakukan.
BAB V      PERANCANGAN ARSITEKTUR INFRASTRUKTUR
           Berisi uraian dan analisis perancangan arsitektur infrastruktur
           teknologi informasi.    Bab ini akan menghasilkan menghasilkan
           usulan portofolio model infrastruktur teknologi pendukung sistem
           informasi masa depan di Badan Penelitian dan Pengembangan
           Pertanian.
BAB VI    : PENUTUP
           Bab ini merupakan penutup dimana penulis berusaha menyimpulkan
           temuan-temuan    dari pembahasan pada bab-bab sebelumnya.
           Selanjutnya penulis mencoba memberikan saran-saran yang kiranya
           dapat berguna untuk perkembangan kegiatan perusahaan yang
           bersangkutan maupun perbaikan untuk penelitian selanjutnya.

          Sistematika Pembahasan




                                                       Universitas Indonesia
BAB II
                           LANDASAN TEORI

2.1 Definisi Umum Infrastruktur
           Infrastruktur asal kata dari “infra” yang berarti bawah dan “struktur”
yang berarti bangun (teoritis) yang terdiri atas unsur-unsur yang berhubungan satu
sama lain dalam satu kesatuan.
           Secara umum terminologi infrastruktur merujuk pada kebutuhan dasar
publik, seperti air, listrik, gas, pembuangan air, transportasi, dan layanan
telekomunikasi. Dalam sistem informasi dan komunikasi terdapat 3 layer yaitu
layer infrastruktur, layer layanan dan layer regulasi. Pada layer infrastruktur
mempunyai karakteristik yang khas yaitu :
•   Pemakaiannya lebih luas dibanding struktur di atasnya.
•   Lebih permanen/statis dibanding struktur di atasnya.
•   Terhubung secara fisik dengan struktur di atasnya.
•   Sering diperhitungkan sebagai service/layanan pendukung.
•   Terpisah (distinct) dari struktur-struktur yang didukungnya dalam hal
    lifecycle-nya (plan, build, run change, exit).
•   Terpisah (distinct) dari struktur-struktur yang didukungnya dalam hal
    kepemilikannya dan orang-orang yang mengeksekusinya lifecycle-nya.
•   Dimiliki dan dikelola oleh pihak yang berbeda dari struktur yang
    didukungnya.




                                          7
8




                          Gambar 1 Layer Infrastruktur TI
Pada Gambar 1 Layer Infrastruktur TI dapat dijelaskan bahwa infrastruktur
sebagai struktur yang memberi layanan terhadap lapisan atasnya yaitu aplikasi.

2.2 Infrastruktur yang adaptif
       Adaptif berarti mampu mengadaptasikan diri terhadap perubahan.
Kebutuhan infrastuktur yang adaptif yaitu bagaimana infrastuktur dapat mengikuti
perubahan dalam dunia bisnis. Perubahan yang terjadi di dunia bisnis sangat cepat
namun perubahan dunia TI tidak secepat dunia bisnis oleh karena itu perlu
dipersiapkan infrastruktur TI yang mampu mengantisipasi perubahan dalam
jangka waktu yang lama.
      Manifestasi dari infrastruktur TI yang adaptif, adalah :
•   Efficiency, dengan tersedianya komponen-komponen yang dapat dimanfaatkan
    bersama oleh berbagai sistem aplikasi (lama & baru).
•   Effectiveness,   dengan   komponen-komponen         yang     mudah   dipadukan
    (interoperable) dan diintegrasikan.
•   Agility, dengan komponen-komponen yang mudah dirombak, di-upgrade, atau
    diganti.


                                                            Universitas Indonesia
9



        Sedangkan tolok ukur dari adaptiveness infrastruktur, adalah :
•   Time to market, kecepatan implementasi layanan baru.
•   Scalability, mampu mengakomodasi peningkatan penggunaan/beban.
•   Extensibility, kemudahan menambah komponen baru.
•   Complexity Partitioning, partisi arsitektur aplikasi kedalam komponen-
    komponen yang dapat dikelola secara terpisah (modular).
•   Reusability, pemanfaatan ulang/silang komponen-komponen infrastruktur oleh
    berbagai layanan TI perusahaan.
•   Integration, pemanfaatan teknologi open standard yang memungkinkan
    integrasi antar komponen-komponen infrastruktur.
           Permasalahan umum yang sering timbul adalah penerapan infrastruktur
tidak terencana dengan baik serta tidak terkoordinasinya perencanaan infrastruktur
dengan strategi bisnis dan pengembangan sistem informasi.                Sering kali,
pengembangan infrastruktur dilakukan dengan cara ad-hoc, yaitu menyesuaikan
dengan kebutuhan-kebutuhan aplikasi-aplikasi baru tanpa adanya standarisasi.
Ketidak selarasan antara perencanaan infrastruktur dan strategi bisnis perusahaan
dapat berakibat pada terciptanya infrastruktur dengan kompleksitas yang tinggi,
tidak terfokus, serta biaya operasi dan pemeliharaan yang tinggi.
           Penyelesaian dari permasalahan di atas, adalah dengan mengembangkan
infrastruktur teknologi informasi yang adaptif.          Pengembangan teknologi
informasi yang adaptif dapat dilakukan dengan berbagai cara, antara lain:
    •    Merencanakan infrastruktur secara menyeluruh, mencakup seluruh
         institusi dengan berbagai tingkatan struktur yang ada.
    •    Mempertimbangkan kebutuhan infrastruktur di masa depan dengan
         mengakomodasi perubahan dan pertumbuhan.
    •    Memaksimalkan penggunaan ulang dan silang (reuse) komponen
         infrastruktur, termasuk di dalamnya infrastruktur sumber daya manusia.
    •    Memilih    teknologi    yang    tepat.      Dengan       mempertimbangkan
         perkembangan teknologi di masa depan, penerapan teknologi open
         standard dapat lebih efisien untuk menjamin interoperabilitas dan
         kebebasan dari ketergantungan pada vendor tertentu. Selain itu, harus


                                                            Universitas Indonesia
10



       dilihat juga kesesuaian dengan kebutuhan bisnis, kesiapan, serta
       kemampuan institusi untuk mengadopsinya.
   •   Menerapkan prosedur standar dalam perencanaan dan pengelolaan
       infrastruktur.

2.3 Metodologi pendukung
       Perancangan infrastruktur ini akan menggunakan pendekatan Enterprise
Architecture Model yang diturunkan dari kerangka kerja The Open Group
Architecture Framework (TOGAF) versi 8.1.1 sebagai kerangka kerja penyusunan
rancangan.    TOGAF sebagai kerangka kerja perancangan arsitektur memiliki
beberapa karakteristik, antara lain :
   •   Termasuk dalam 3 kerangka kerja perancangan arsitektur yang paling
       sering digunakan.
   •   Merupakan kerangka kerja yang bersifat open-standard.
   •   Fokus pada siklus implementasi (ADM) dan proses.
   •   Bersifat netral.
   •   Diterima oleh masyarakat internasional secara luas.
   •   Pendekatannya bersifat menyeluruh (holistic).
   •   Memiliki alat-alat bantu (tools) untuk perencanaan dan proses yang
       lengkap.
Kerangka kerja penyusunan tesis ini diturunkan dari kerangka kerja TOGAF
dengan pertimbangan bahwa :
   •   Dibutuhkan metode yang fleksibel untuk mengintegrasikan unit-unit
       informasi dan juga sistem informasi dengan platform dan standar yang
       berbeda-beda. TOGAF mampu untuk melakukan integrasi untuk berbagai
       sistem yang berbeda-beda.
   •   TOGAF cenderung bersifat generik dan fleksibel.               TOGAF dapat
       mengantisipasi segala macam artefak yang mungkin muncul dalam proses
       perancangan (karena Resource base TOGAF menyediakan banyak
       material referensi), standarnya diterima secara luas, dan mampu mengatasi
       perubahan.


                                                             Universitas Indonesia
11



   •    TOGAF relatif mudah diimplementasikan.
   •    TOGAF bersifat open source, sehingga bersifat netral terhadap teknologi
        dari vendor tertentu.

2.3.1 TOGAF
            TOGAF merupakan sebuah framework untuk mengembangkan
arsitektur perusahaan. TOGAF memiliki metode yang detail sekaligus tools
pendukung untuk mengimplementasikannya. Framework ini dikeluarkan oleh The
Open Group’s Architecture Framework pada tahun 1995. Pada awalnya TOGAF
digunakan untuk Departemen Pertahanan Amerika Serikat. Selanjutnya TOGAF
telah diimplementasikan pada berbagai bidang seperti :
   •    Manufaktur
   •    Perbankan
   •    Departemen Negara
            Perancangan infrastruktur dalam thesis ini akan menggunakan
pendekatan The Open Group Architecture Framework (TOGAF) versi 8.1.1
sebagai framework.
       TOGAF terdiri dari 4 domain arsitektur, antara lain :
1. Arsitektur bisnis (business process architecture) yang mendefinisikan strategi
   bisnis, tata kelola, organisasi, dan bisnis proses kunci dari organisasi.
2. Arsitektur aplikasi (applications architecture) yang merupakan blueprint bagi
   sistem aplikasi secara individu yang di-deploy, interaksi antar aplikasi, dan
   hubungan aplikasi dengan bisnis proses organisasi.
3. Arsitektur data (data architecture) yang menggambarkan struktur data
   organisasi secara fisik maupun logik, serta sumber-sumber manajemen data
   yang berhubungan.
4. Arsitektur teknologi (technical architecture/technology architecture) yang
   menggambarkan hardware, software dan infrastruktur jaringan yang
   diperlukan guna mendukung aplikasi-aplikasi SI.

       Struktur dan komponen dari TOGAF, antara lain:




                                                               Universitas Indonesia
12



2.3.1.1 Architecture Development Method (ADM)
        Architecture Development Method (ADM) merupakan inti dari TOGAF
sebagai hasil kontribusi dari banyak praktisi arsitektur teknologi informasi di
dunia. Secara spesifik ADM dirancang untuk memenuhi kebutuhan bisnis dan
teknologi informasi berskala enterprise. ADM dilengkapi dengan banyak alat
bantu (tools) baik dalam perencanaan maupun prosesnya, antara lain:
•   Satu set arsitektur view yang mencakup view bisnis, data, aplikasi, dan
    teknologi.
•   Satu set deliverables yang direkomendasikan.
•   Linkages dengan banyak studi kasus yang nyata.
•   Metode untuk mengelola requirement.

        Dalam memandu proses perancangan, ADM memiliki 8 fase utama. Untuk
lebih jelasnya, tahapan-tahapan pada ADM, adalah sebagai berikut:
1. Visi Arsitektur (Architecture Vision)
    Tahap ini menggambarkan batasan-batasan dari rancangan arsitektur. Pada
    tahap ini dilakukan pendefinisian ruang lingkup, batasan-batasan dan
    ekspektasi dari rancangan arsitektur, untuk kemudian menetapkan visi
    arsitektur yang diusulkan.         Konteks bisnis divalidasi untuk menyusun
    statement of architecture work.
2. Arsitektur Bisnis (Business Architecture)
    Pengembangan arsitektur bisnis ini dilakukan melalui 3 tahap, yaitu
    identifikasi arsitektur baseline (as is), menetukan target (to be) arsitektur, dan
    melakukan gap analysis antara baseline dengan target.
           Input yang dibutuhkan, antara lain:
    •    Statement of architecture work yang sudah disetujui.
    •    Prinsip-prinsip arsitektur.
    •    Visi arsitektur.
           Output yang dihasilkan:
    •    Update dari statement of architecture work.
    •    Prinsip-prinsip bisnis, goal dan strategic drivers yang divalidasi.
    •    Target arsitektur bisnis.

                                                              Universitas Indonesia
13



3. Arsitektur Sistem Informasi (Information Systems Architectures)
   Pengembangan arsitektur Sistem Informasi ini dilakukan melalui 3 tahap,
   yaitu identifikasi arsitektur baseline (as is), menetukan target (to be)
   arsitektur, dan melakukan gap analysis antara baseline dengan target. Tahap
   ini terbagi menjadi 2, yaitu:
   •   Arsitektur Data (Data Architecture)
       Arsitektur data melakukan indentifikasi entitas data, serta menggambarkan
       asosiasi data dengan proses dan skema data. Indentifikasi entitas data
       dilakukan berdasarkan arsitektur bisnis yang ada. Aliran informasi antar
       sistem didekomposisikan sebagai entitas data.
   •   Arsitektur Aplikasi (Applications Architecture))
       Sebagai bagian dari tahap Arsitektur Sistem Informasi, pada tahap ini
       arsitektur dari aplikasi-aplikasi yang tersedia dan relevan dalam
       Enterprise Continuum diidentifikasi dan dipertimbangkan. Pada tahap ini,
       arsitektur aplikasi diusulkan sesuai dengan kebutuhan.

         Input yang dibutuhkan, antara lain:
   •   Prinsip-prinsip aplikasi (jika ada).
   •   Prinsip-prinsip data (jika ada).
   •   Statement of architecture work.
   •   Visi arsitektur.
   •   Baseline arsitektur bisnis.
   •   Target arsitektur bisnis.
   •   Gap analysis dari arsitektur bisnis
         Output yang dihasilkan:
   •   Statement of architecture work yang sudah di-update.
   •   Baseline arsitektur data.
   •   Target arsitektur data.
   •   Baseline arsitektur aplikasi.
   •   Target arsitektur aplikasi.
   •   Gap analysis.


                                                          Universitas Indonesia
14



   •   Impact analysis.
4. Arsitektur Teknologi (Technology Architecture)
   Sasaran dari tahapan ini adalah untuk membangun arsitektur teknologi yang
   akan dijadikan dasar pada saat implementasi.        Pengembangan arsitektur
   Teknologi ini dilakukan melalui 3 tahap, yaitu identifikasi arsitektur baseline
   (as is), menetukan target (to be) arsitektur, dan melakukan gap analysis antara
   baseline dengan target.
         Input yang dibutuhkan, antara lain:
   •   Prinsip-prinsip teknologi (jika ada).
   •   Statement of architecture work.
   •   Visi arsitektur.
   •   Output dari gap analysis pada tahap sebelumnya.
   •   Target arsitektur bisnis.
   •   Target arsitektur data.
   •   Target arsitektur aplikasi.
         Output yang dihasilkan:
   •   Statement of architecture work yang sudah di-update.
   •   Baseline arsitektur teknologi.
   •   Target arsitektur teknologi.
   •   Gap report dari arsitektur teknologi.
5. Peluang dan solusi (Opportunities and Solutions)
   Pada tahap ini peluang-peluang bisnis baru dari arsitektur pada tahap-tahap
   sebelumnya yang mungkin muncul diidentifikasi.             Hasil dari fase ini
   merupakan dasar dari rencana implementasi yang diperlukan untuk mencapai
   sasaran rancangan arsitektur.
6. Rencana Migrasi (Migration Planning)
   Tahap ini bertujuan untuk membuat suatu rencana migrasi, termasuk prioritas
   pekerjaan. Sasaran dari tahap ini adalah, memilah beberapa proyek-proyek
   implementasi berdasarkan prioritas utama.      Pada tahap ini roadmap dari
   keseluruhan implementasi disusun.
7. Tata Laksana Implementasi (Implementation Governance)

                                                          Universitas Indonesia
15



   Tahap ini bertujuan untuk menyusun suatu tata laksana implementasi,
   termasuk menyusun dan memformalisasi tim, menyusun manajemen proyek,
   membuat suatu manajemen komunikasi dari proyek tersebut, dll.
8. Manajemen        Perubahan     terhadap   Arsitektur   (Architecture   Change
   Management)
   Sasaran dari tahapan ini adalah membangun suatu proses manajemen
   perubahan bagi dasar arsitektur yang baru untuk memastikan bahwa arsitektur
   yang dikembangkan responsif dan adaptif terhadap perubahan-perubahan yang
   akan terjadi sesuai dengan perkembangan kebutuhan bisnis.
      Kedelapan tahapan utama tersebut didukung oleh suatu tahapan persiapan
dan tahapan manajemen prasyarat (requirement menagement) di akhir proses.
Pada tahapan persiapan, dibentuk organisasi proyek yang akan bertanggung jawab
dan berkoordinasi demi kesuksesan proyek.        Sedangkan tahapan manajemen
prasyarat adalah untuk memeastikan bahwa setiap tahapan tervalidasi dan
berdasar pada kebutuhan bisnis.
      ADM merupakan rangkaian proses yang berulang, baik di dalam
keseluruhan rangkaian proses, di antara tahapan tertentu, atau di dalam suatu
tahapan tertentu.     Dalam setiap perulangan prosesnya, disarankan untuk
mempertimbangkan ruang lingkup, detail, jadwal, dan milestone yang akan
dicapai. Selain itu, setiap perulangan proses harus memperhatikan aset yang
dihasilkan pada proses perulangan sebelumnya dan juga kondisi pasar.              Hal
tersebut untuk menyesuaikan dengan kesiapan infrastruktur, sumber daya
manusia, dan value dari model sistem dan model bisnis yang ada.
      Dari semua tahapan ADM, terdapat banyak deriverables yang bisa
dihasilkan, baik sebagai input maupun output. Namun demikian, deliverables
tersebut adalah rekomendasi, bukan dimaksudkan untuk diikuti secara lengkap.
Jumlah deliverables tersebut bisa disesuaikan dengan ruang lingkup yang sudah
didefinisikan.   Melakukan dokumentasi yang lengkap berikut versinya adalah
sangat dianjurkan, sehingga bisa diketahui perubahan-perubahan yang sudah
dilakukan.




                                                          Universitas Indonesia
16



2.3.2 Enterprise Architecture Model
       Tesis ini disusun menggunakan suatu model arsitektur enterprise
(Enterprise Architecture Model) yang didefinisikan seperti pada Gambar 2
Enterprise Architecture Model.       Dekomposisi arsitektur perusahaan tersebut
diturunkan dari kerangka kerja TOGAF, sebagai berikut :




                       Gambar 2 Enterprise Architecture Model



•   Business Function: Merupakan deskripsi dari semua elemen dan struktur
    bisnis yang meliputi perusahaan atau organisasi.
•   Business Architecture: Suatu formulasi aristektur dari fungsi bisnis.
•   Information Function: Merupakan indentifikasi komprehensif dari data, aliran
    data, dan hubungan antar data yang mendukung fungsi bisnis. Identifikasi,
    sistemasasi, kategorisasi, dan informasi persediaan selalu diperlukan untuk
    menjalankan bisnis, namun hal tersebut menjadi suatu yang mendasar bila
    fungsi penanganan data telah terotomatisasi.
•   Information Architecture: Suatu formulasi dari fungsi informasi (Information
    Function) melalui suatu model data.



                                                            Universitas Indonesia
17



•   Solution Function (Systems/Application): Merupakan fungsi yang bertujuan
    mensuplai/menyampailkan komputerisasi sistem TI yang dibutuhkan untuk
    menunjang fungsi-fungsi tertentu yang diperlukan oleh fungsi bisnis.
•   Solution Architecture (Systems/Application): Suatu definisi arsitektur dari
    fungsi solusi.
•   Technology Infrastructure Function: Lingkungan teknologi menyeluruh yang
    diperlukan untuk menunjang fungsi informasi dan fungsi solusi.
•   Technology Infrastructure Architecture: Suatu formulasi (deskripsi) dari
    fungsi infrastruktur teknologi.
2.4 Teknologi Pendukung
      Perancangan arsitektur pada tesis ini menggunakan teknologi arsitektur
infrastruktur berorientasi layanan (service-oriented architecture). Pertimbangan
pemilihan teknologi SOI (service-oriented infrastructure) didasarkan pada
pertimbangan sebagai berikut :
•   SOI merupakan framework teknologi yang bersifat open standard.                Hal
    tersebut dapat mendorong perluasan serta pengembangan layanan yang
    melibatkan pihak-pihak lain melalui kolaborasi.
•   Layanan dapat di-align sedekat mungkin dengan strategi dan aktivitas bisnis.
•   Sifat reusable dari layanan dapat menghemat biaya dan usaha pengembangan.
•   Kebebasan dan keluwesan dalam implementasi layanan masih dapat
    dipertahankan.
•   SOI memungkinkan penerapan multiple access channel lebih mudah
    dilakukan.   Dengan menerapkan konsep SOI, masing-masing access-point
    dapat diintegrasikan dengan lebih baik dengan menggunakan service bus
    maupun web service.
2.4.1. Layanan (services)
     Sebelum kita lebih jauh membahas tentang SOI, sebaiknya kita memahami
terlebih dahulu apa yang dimaksud dengan service. Service (layanan) merupakan
bagian yang fundamental dari konsep rancangan infrastruktur berbasis layanan.
Service merupakan komponen umum yang digunakan oleh beberapa sistem
aplikasi (reusable). Service dapat berupa modul program, aplikasi, atau gabungan


                                                          Universitas Indonesia
18



dari beberapa aplikasi yang berhubungan.         Service direalisasikan dengan
menambahkan interface (wrapper) pada satu atau sekelompok sistem aplikasi.
Sistem aplikasi berkomunikasi dengan service interface melalui API (application
programmer interface).
     Secara umum, service maupun web service memiliki karakteristik dan
kemampuan, sebagai berikut :
1. Granularity. Implementasi penggunaan service secara umum meliputi banyak
   fungsi dan bekerja pada sejumlah data yang besar, dibandingkan dengan
   rancangan component-interface.
2. Interface-based definition. Service menggunakan interface yang terpisah satu
   sama lain.    Keuntungan dari hal tersebut adalah, multiple service dapat
   menggunakan common interface (antarmuka umum) dan suatu service dapat
   menggunakan beberapa interface.
3. Discoverability. Service harus ditemukan baik pada design time maupun pada
   saat runtime, tidak hanya dengan suatu identitas yang unik tetapi juga melalui
   identitas interface dan jenis dari service.
4. Single-instance nature. Tidak seperti pengembangan berbasis komponen, yang
   menginisiasi komponen yang diperlukan, setiap service adalah satu, obyek
   yang selalu bekerja dan berkomunikasi dengan client.
5. Loosely coupled nature. SOI merupakan arsitektur yang secara logis terpisah
   antara masing-masing interface dan implementasi.         Selain itu, runtime
   discovery mengurangi ketergantungan antara pengguna dan penyedia layanan
   dan memubat SOI semakin terpisah secara logis.         Masing-masing service
   terhubung dengan client dan service lainnya menggunakan metode-metode
   pertukaran pesan yang baku, tak bergantung, terpisah seperti pertukaran
   dokumen berbasis XML.
6. Asynchronous nature. Secara umum, service menggunakan perndekatan
   pengiriman pesan secara asynchronous, namun hal tersebut bukan suatu
   keharusan.    Kenyataannya banyak service yang menggunakan pendekatan
   pengiriman pesan secara synchronous sampai beberapa kali.




                                                          Universitas Indonesia
19



7. Reusability. Service merupakan aset yang dapat digunakan kembali secara
    berulang dalam konteks yang berbeda-beda, tanpa memperhatikan komponen
    arsitekturnya.




                         Gambar 3 Aplikasi Berorientasi Layanan

       Menurut Bruce Robertson dan Valentin Sribar, keuntungan menyediakan
layanan (service) adalah :
•               Dapat memanfaatkan ulang keahlian
•               Meningkatkan kecepatan(agility) pengembangan sistem aplikasi.
•               Menurunkan kompleksitas pengembangan sistem aplikasi
•               Memudahkan penjaminan keandalan dan kinerja semua sistem
    aplikasi yang menggunakannya.
Masih menurut Bruce Robertson dan Valentin Sribar, layanan yang ideal
mempunyai kriteria sebagai berikut :
•               Decoupled (terpisah secara logis) dari aplikasi penggunanya.
•               Terpisah secara fisik dari aplikasi penggunanya (hubungan melalui
    network).
•               Menggunakan teknologi interface standar netral (open standard)
    yang dapat berjalan pada platform yang berbeda, dibangun dengan bahasa
    pemrograman yang berbeda, serta bukan proprietary dari vendor tertentu.


                                                              Universitas Indonesia
20



      Untuk dapat menerapkan dan mengembangkan service, terdapat beberapa
langkah.
•   Melakukan identifikasi semua fungsi yang ada pada system aplikasi. Untuk
    itu dibutuhkan dokumentasi yang lengkap berupa DFD, flow chart, dll.
•   Memetakan fungsi-fungsi umum yang sama (refactoring).
•   Memindahkan fungsi-fungsi tersebut dari layer aplikasi ke layer infrastruktur.
    Pengelolaan service-service tersebut dilimpahkan ke bagian infrastruktur
    berikut dengan pengaturan service level-nya.
      Ilustrasi tersebut dapat dilihat pada gambar berikut:




                      Gambar 4 Fungsi-fungsi sebelum refactoring




                   Gambar 5 Fungsi-fungsi sesudah penerapan service
           Setelah berada di layer infrastruktur, barulah dilakukan perancangan
terhadap service-service tersebut dengan melakukan generalisasi, yang meliputi
nama service, nama fungsi (method), struktur serta format parameter fungsi, kode
status, dan pesan error (exception).         Langkah terakhir adalah melakukan


                                                              Universitas Indonesia
21



dokumentasi terhadap service. Dokumentasi merupakan hal yang penting karena
akan mengawal proses implementasi secara lebih baik dan terorganisir dengan
tersedianya dokumen acuan yang lengkap
2.4.2 Service Oriented Infrastructure
       Service Oriented Infrastructure (SOI) adalah suatu cara mengorganisir
perangkat keras dalam sebuah organisasi. Secara garis besar mainstream SOI ada
dua yaitu GRID Technology dan Virtualisasi. Kedua mainstream tersebut
mempunyai tujuan yang sama yaitu mengkonsolidasi hardware, penghematan
biaya power supply dan pendingin serta meningkatkan kemampuan disaster
recovery. Disamping itu untuk memastikan standar mutu dan konsistensi behavior
dari layanan infrastruktur. Hal ini berlaku pada server, storage, dan network. SOI
mempresentasikan suatu model dimana fungsi-fungsi dari unit-unit yang terpisah
dengan service yang sama dibangun dan dikonsolidasikan menjadi satu dalam
penggunaan bersama-sama suatu perangkat keras.




                              Gambar 6 Elemen SOI


                                                          Universitas Indonesia
22



       Awalnya Intel mengembangkan konsep pada tiga domain yaitu Enterprise,
Infrastruktur dan Arsitektur aplikasi. Aspek penting dalam SOI termasuk di
dalamnya yaitu virtualisasi dan industrialisasi. Komponen-komponen ini
menyediakan infrastruktur TI melalui suatu pool sumberdaya. SOA lebih banyak
diadopsi secara luas oleh industri TI sedangkan SOI lebih lembat dalam
pengadopsiannya. Namun dengan berkembangnya solusi yang lebih luas dari SOI
seperti GRID database, penyimpanan secara virtual (virtualized storage) dan
aplikasi GRID server dan virtualized server. Mengikuti jejak Intel, muncul
pemain baru seperti Capgemini, HP dan Cisco yang mendefinisikan ulang SOI
sebagai virtualisasi infrastruktur TI yang terdiri dari komponen-komponen yang
umumnya diatur dalam industrialized fashion yang terdiri atas SOA Aplication
support dan mengatur untuk expose service catalog.
       SOI terdiri dari beberapa layer yang juga mencerminkan enterprise TI.




                              Gambar 7 Layer SOI

       Ungkapan SOI dipakai lebih luas yang memasukkan sumberdaya
infrastruktur yang configurable termasuk di dalamnya storage, computing,
networking software dan hardware yang secara efektif mendukung aplikasi yang
dijalankan. SOI secara konsisten mendukung sepenuhnya aplikasi SOA. SOI
bekerja untuk memudahkan penggunaan kembali (reuse) dan mengalokasi sumber
daya infrastruktur.




                                                         Universitas Indonesia
23




                       Gambar 8 Hubungan SOA dan SOI

      SOA dan SOI dapat dilakukan dan bekerja secara terpisah, namun
kombinasi kedua strategi menghasilkan keuntungan yang lebih. Gambar 9
Keuntungan ganda implementasi SOA dan SOI menjelaskan pernyataan tersebut.




              Gambar 9 Keuntungan ganda implementasi SOA dan SOI

      Dalam implementasinya SOI melalui beberapa tahapan berjenjang sesuai
dengan skala kemampuan baik SDM maupun finansial yang akan diterapkan.
Tahapan ini masing-masing terdapat fitur implementasi, keuntungan dan hasil
yang didapat. Gambar 6 merupakan tahapan implementasi SOI.




                                                        Universitas Indonesia
24




                               Gambar 10 Tahapan SOI

2.4.3 Enterprise Service Bus (ESB)
      Enterprise Service Bus (ESB) merupakan salah satu dari beberapa
pendekatan untuk membangun suatu infrastruktur aplikasi berbasis service-
oriented infrastructure (SOI), di samping web service melalui protokol SOAP
atau POX (plain old XML) melalui protokol HTTP. ESB sendiri dapat diartikan
sebagai middleware yang menyediakan interoperabilitas dan layanan pengiriman
pesan yang aman pada infrastruktur berbasis SOI. Suatu ESB menggunakan
XML, web service interface, penerima pesan, dan rules-based routing untuk
menghasilkan layanan-layanan bisnis yang dapat bekerjasama satu sama lain dan
terpisah secara logis yang dapat secara mudah digunakan bersama-sama di dalam
dan di antara institusi/enterprise.
      ESB dianjurkan untuk infrastruktur yang:
•   Besar, memiliki service yang relatif banyak (misalnya, lebih dari 20 service).
•   Dinamis, seringkali terjadi perubahan atau penambahan service.
•   Kompleks, pengiriman dan pengaturan pesan yang berpengaruh besar untuk
    mendukung workflow dan menghasilkan layanan dari komponen-komponen
    yang sederhana.




                                                           Universitas Indonesia
25



                               SOAP Service
                 Portal            Request                  B2B
                 Service      (e.g. J2EE, .NET)         Interactions




                                                                              Common
                       Enterprise Service Bus                                  Runtime
                                                                             Environment




             Service        Data          Existing          New Service
              Flow                       Applications         Logic


                           Gambar 11 Arsitektur Dasar ESB

      Enterprise Service Bus (ESB) merupakan meta-data yang mendeskripsikan
penyedia (provider) dan pengguna (requestor) layanan, mediasi dan operasinya
pada informasi yang mengalir antara penyedia dan pengguna layanan, dan
discovery, routing, dan penyesuai yang menghasilkan suatu lingkungan SOI yang
dinamis dan autonomis.
      ESB menyediakan tools dan infrastruktur runtime untuk menghasilkan
formulasi SOI dalam ikon segitiga “publish-find-bind” (Gambar 12 ESB sebagai
pondasi SOA), yang popular pada awal kemuculan konsep SOA dengan
menggunakan Web Service. ESB mengelola dan mengeksploitasi meta-data yang
mendekripsikan endpoint interaksi sebagaimana model domain yang digunakan
untuk mendeskripsikan kemampuan dari end point-end point tersebut.                         ESB
mendukung konfigurasi dari jalur yang menghubungkan layanan yang diminta
oleh pengguna dan yang ditawarkan oleh penyedia, secara dinamis mecocokkan
pengguna dengan penyedia dan pada proses pembuatan kontrak prosedur antara
interaksi tersebut.




                                                                       Universitas Indonesia
26




                      Gambar 12 ESB sebagai pondasi SOA

2.4.4 Service Oriented Network Architecture
     SONA mengadopsi suatu pendekatan arsitektural yang menghubungkan
jaringan berbasis layanan dengan aplikasi untuk menghasilkan solusi bisnis.
Pendekatan ini fokus terutama pada pembangunan prinsip-prinsip perancangan
aplikasi terpusat yang menggambarkan dan menggolongkan suatu lingkungan
networking yang fleksibel, yang pada dasarnya untuk menyediakan suatu
platform yang terintegrasi. Menggunakan elemen-elemen SONA bersama dengan
Cisco Validated Design (CVDs), dapat menghasilkan infrastruktur di mana
layanan dapat berkomunikasi satu sama lain, yang dapat diandalkan, memiliki
skalabilitas yang tinggi, aman, mudah diprediksi, dan dapat direplikasi dengan
mudah sehingga memudahkan pada saat implementasi.
     SONA terdiri tiga layer teknologi (Gambar 7), yaitu:
1. Network Systems Layer, adalah desain dasar jaringan dan layanan-layanan
   penting yang saling berhubungan yang merupakan dasar blok untuk
   infrastruktur jaringan. Layer ini menyediakan suatu blueprint bagi rancangan
   modul-modul jaringan yang fleksibel, aman, dan memiliki skalabilitas serta
   performa yang tinggi.
2. Integrated   Network    Services   Layer,   merupakan        guidelines    untuk
   mempercepat, dan mengoptimalkan deployment aplikasi. Integrated Network
   Services Layer digolongkan ke dalam dua jenis:


                                                            Universitas Indonesia
27



   •          Transparent service, di mana layanan-layana beroperasi dengan
       cara yang transparan bagi sistem dan fungsi pada tingkat aplikasi.
       Beberapa contoh dari jasa yang transparan meliputi:
       -   Dynamic routing
       -   Switching dan VLANs
       -   Server load balancing
       -   MPLS dan MPLS VPNs
       -   Firewall jaringan
       -   Intrusion Detection System (IDS) dan Intrusion Prevention System
           (IPS)
       -   Wide    Area      Application   Services   (WAAS),      seperti   Payload
           Compression
       -   XML Firewall dan Content-based Routing
       -   Email Spam dan Virus Protection
   •          Exposed service, berupa layanan yang dirancang untuk saling
       berhubungan dengan sistem dalam tingkatan aplikasi dengan menyediakan
       interface yang dapat diakses dalam wujud API dan protokol umum.
       Beberapa contoh dari exposed service adalah:
       -   Wireless/mobility location services (menggunakan APIs)
       -   Integrated services router IVR scripting (menggunakan TCL)
       -   Network admission control (menggunakan EAP, API, HCAP)
       -   Authentication,     authorization,   dan   accounting       (menggunakan
           RADIUS, HCAP, XML)
3. Application Layer, yaitu layer yang merepresentasikan sistem-sistem aplikasi
   yang operasi sebagai entitas yang terhubungan, baik secara fisik maupun
   logik, ke infrastruktur jaringan. Aplikasi ini bertindak sebagai pengguna dari
   layanan jaringan, baik secara transparan dan terekspos. Beberapa contoh dari
   layanan tingkat aplikasi meliputi:
   •          Unified        Communications       Directory       Access      (dengan
       AXL/XML/SOAP)
   •          Unified Communications Click-to-Dial
   •          IP Phone Web Services (menggunakan XML/HTTP)

                                                              Universitas Indonesia
28




                          Gambar 13 Framework SONA

     SONA menggambarkan bagaimana suatu komunikasi jaringan berorientasi
layanan yang fleksibel, dibangun, dan mengidentifikasi hubungan yang tingkat
tinggi dan interface antar jaringan dan sistem setingkat aplikasi secara umum.
Sehingga, SONA framework bukan ditujukan sebagai kerangka arsitektur IT
perusahaan secara keseluruhan dan bukan sebagai pengganti enterprise
architecture tingkat tinggi, seperti The Open Group Architecture Framework
(TOGAF).




                 Gambar 14 Hubungan SONA dalam arsitektur TI


                                                       Universitas Indonesia
29



      SONA framework dapat diterapkan sebagai komponen dari siklus TOGAF
Architecture Development Method (ADM) untuk menghasilkan dasar struktur
proses perancangan pada fase Technology Architecture (Gambar 14). Dalam hal
ini, TOGAF tidak menetapkan metodologi desain secara spesifik untuk
infrastruktur komunikasi, tetapi lebih mengacu kepada arsitektur yang ada seperti
SONA Places in the Network (PINs) dan Cisco Validated Designs (CVDs). Selain
itu, kerangka arsitektur berputar menghasilkan sistem yang dapat direplikasi
dengan mudah. TOGAF merekomendasikan pendekatan ini dengan menyediakan
petunjuk pengembangan pendekatan pembangunan disesuaikan untuk replikasi.
PINS adalah bersifat modular dan menyediakan rincian terstruktur, teruji, desain
jaringan yang dapat diprediksi. TOGAF ADM juga tidak menguraikan rincian
spesifik interaksi atau interface antar sistim informasi dan infrastruktur
komunikasi, yang digambarkan pada tingkat atas.




          Gambar 15 SONA sebagai Komponen Pedukung pada TOGAF ADM
      Ketika prinsip desain dan kemampuan SONA seharusnya dipertimbangkan
sepanjang tahap Architecture Vision pada model TOGAF, CVDs dan SONA PINS
dapat digunakan sebagai sebagai titik awal penerapan TOGAF Technical
Reference Model (TRM), yaitu model terperinci yang memusatkan pada perangkat
lunak aplikasi, platform aplikasi, dan infrastruktur komunikasi (Gambar 15).


                                                          Universitas Indonesia
30




                  Gambar 16 Hubungan SONA dengan TOGAF TRM
       PINS fokus pada layer jaringan dan layanan jaringan selaras dengan model
tingkat atas TOGAF TRM yang merepresentasikan "infrastruktur komunikasi"
dengan layanannya, interface layanan, dan API sebagai subset yang berperan bagi
pengembangan dari platform aplikasi, yangdalam hal ini secara parsial berada di
dalam jaringan dalam bentuk layanan.
       Secara detail, SONA CVDs dapat menyediakan detil terstruktur untuk
solusi bagi sub seksi layanan jaringan TRM, interface infrastruktur komunikasi,
dan infrastruktur komunikasi (Gambar 17 Hubungan SONA dan TOGAF secara
detail).




                                                        Universitas Indonesia
31




                Gambar 17 Hubungan SONA dan TOGAF secara detail

2.4.5 Business Grid
       Grid Service merupakan representasi dari sintesis servis jaringan dengan
paradigma grid computing. Network service jaringan menyediakan sarana kepada
modularisasi perangkat lunak, memungkinkan sintesis yang bergandeng secara
longgar dan baru. Grid komputing menyingkirkan batasan antara komponen
fungsional software dan specific hosting hardware, memungkinkan perangkat
lunak disebarkan secara dinamis pada jaringan (misal, intra-, ekstra- atau inter-
net). Penggunaan gagasan grid computing pada enterprise software yang service
oriented akan membolehkan business service network untuk menggunakan lebih
banyak service yang khusus. Ontologi service di atas memungkinkan business
grid berhubungan grid hosting platform. Diperlukan pengetahuan untuk enterprise
software, hosting server dan domain yang dapat digunakan baik SLA maupun
reservation system.
       Kemunculan      paradigma    grid   bisa   digambarkan     seperti   yang
"mengkoordinasikan sumber daya yang dapat dibagi pakai dan pemecahan
masalah secara dinamis, virtual organisasi yang multi-institusional". Desain grid
sebaiknya menjamin interoperabilitas cross platform, discovery, re-usability dan
integrasi sistem pada konteks heterogen; sebagai syarat pokok business process.


                                                         Universitas Indonesia
32



Business process pada sistem enterprise yang besar berinteraksi dengan bermacam
stakeholder seperti mitra bisnis dan pelanggan untuk mengintegrasikan service
yang heterogen terdistribusi. Teknologi grid computing membantu memecahkan
permasalahan kapasitas yang kurang dipakai dan menerapkan sebagai pemecah
masalah bisnis dan menyediakan IT level infrastruktur untuk mendukung aplikasi
bisnis. Business grid akan menyediakan infrastruktur tervirtual untuk mendukung
penggunaan secara transparan dan berbagi pakai fungsi dari bisnis secara
orkestrasi. Hal ini juga harus dapat membangun solusi bisnis dari multi grid
service dan sumberdaya IT.
       Jangkauan Business Process Grids meliputi penyediaan business process
dan outsourcing, integrasi, kolaborasi, monitoring dan pengelolaan infrastruktur.
Grid teknologi membutuhkan minimum set dari basic service untuk berfungsi
dengan semestinya dan dapat dibedakan dari bentuk komputasi terdistribusi.




                           Gambar 18 Konsep Bisnis Grid

         Susskind 2000 mendeskripsikan tentang Business Grid sebagai konsep
horizontal dan vertikal. Konsep horizontal merupakan deskripsi antara teknologi,
informasi dan pengetahuan (knowledge). Sedangkan garis atas – bawah
menunjukkan konsep external dan internal dimana organisasi mengatur. Bagian
atas menunjukkan eksternal client dan bagian bawah menunjukkan organisasi.
Pada kuadran kiri bawah dimana organisasi dan teknologi berinteraksi, kita akan
menemukan dukungan teknologi terhadap organisasi sedangkan pada kuadran kiri
atas akan ditemukan sistem dukungan pelanggan yang berbeda. Dukungan

                                                           Universitas Indonesia
33



teknologi mewakili infrastruktur TI dasar seperti hardware, operating systems,
network. Hal terpenting dalam kuadran ini adalah managemen dokumen yang
memudahkan mengolah, attachment dan penyimpanan bermacam-macam
dokumentasi yang masuk ke organisasi. Research management penting untuk
mengikuti proses penelitian dari awal hingga akhir. Human resources
management digunakan untuk mengelola data pegawai. Sistem di atas berbeda-
beda database namun sebaiknya bekerja sebagai satu sistem yang koheren dan
interoperabel. Pada kuadran kiri atas menggambarkan bagaimana client organisasi
menggunakan teknologi. Organisasi harus memberikan layanan internet yang
berguna. Klien banyak tertarik pada pelacakan hasil penelitian, mengumpulkan
data dan mendapatkan data dari dokumen yang terarsip. Profesional klien seperti
peneliti akan lebih suka menyimpan dokumen penelitian dalam bentuk elektronik.
Bergerak ke arah kanan, online research service pada sisi kanan atas dari grid,
data akan menjadi lebih aplikabel, lebih user friendly.

2.5 Permasalahan Implementasi
       Terdapat beberapa permasalahan yang sering kali muncul dalam
pengembangan infrastruktur aplikasi berbasis SOA, antara lain :
•   Kurangnya pemahaman (lack of understanding).
    Permasalahan umum yang dihadapi pada implemetasi adalah menghubungkan
    beberapa aplikasi dengan menggunakan web service.                Baik melalui
    pendekatan langsung maupun secara bertahap, keberhasilan dari implementasi
    SOA bergantung pada fundamental perubahan pada bisnis itu sendiri dan
    bukan pada teknologinya.      Arsitektur yang dihasilkan harus menyediakan
    suatu platform untuk membangun layanan-layanan di masa mendatang yang
    mungkin diperlukan disamping yang telah ada.
•   Interoprabilitas perangkat lunak (software interoperability)
    Implementasi SOA umumnya menggunakan web service untuk melakukan
    pertukaran pesan SOAP dengan protokol HTTP yang meng-enkapsulasi XML
    data.   Permasalahan sering kali timbul ketika mengintegrasikan layanan-
    layanan yang heterogen tersebut. Sebagai contoh, perbedaan antara format
    koding SOAP pada teknologi Java Enterprise Edition dan (document/literal



                                                            Universitas Indonesia
34



    encoding) dan Microsoft .NET (RPC/literal encoding) dapat menyebabkan
    timbulnya masalah.
•   Keterbatasan dan kinerja (limitations and performance)
    Serializing pada memory data object ke dokumen XML dapat menjadi mahal
    karena obyek tersebut harus dikonversi ke bentuk representasi ASCII-based
    XML. Tergantung pada ukuran obyek tersebut, besarnya dokumen XML
    mungkin perlu untuk ditransfer antar jaringan perusahaan dan internet.
    Pertukaran dokumen XML melalui HTTP dapat menjadi lambat dan
    berpotensi menjadi tidak dapat diandalkan (unreliable) pada situasi-situasi
    tertentu.   Akibatnya, hal tersebut dapat menyebabkan permasalahan yang
    terkait dengan waktu maupun misi proses bisnis yang penting, terutama ketika
    tingkat aktifitas dari layanan-layanan meningkat.




                                                         Universitas Indonesia
Thesis erwin budiarto
Thesis erwin budiarto
Thesis erwin budiarto
Thesis erwin budiarto
Thesis erwin budiarto
Thesis erwin budiarto
Thesis erwin budiarto
Thesis erwin budiarto
Thesis erwin budiarto
Thesis erwin budiarto
Thesis erwin budiarto
Thesis erwin budiarto
Thesis erwin budiarto
Thesis erwin budiarto
Thesis erwin budiarto
Thesis erwin budiarto
Thesis erwin budiarto
Thesis erwin budiarto
Thesis erwin budiarto
Thesis erwin budiarto
Thesis erwin budiarto
Thesis erwin budiarto
Thesis erwin budiarto
Thesis erwin budiarto
Thesis erwin budiarto
Thesis erwin budiarto
Thesis erwin budiarto
Thesis erwin budiarto
Thesis erwin budiarto
Thesis erwin budiarto
Thesis erwin budiarto
Thesis erwin budiarto
Thesis erwin budiarto
Thesis erwin budiarto
Thesis erwin budiarto
Thesis erwin budiarto
Thesis erwin budiarto
Thesis erwin budiarto
Thesis erwin budiarto
Thesis erwin budiarto
Thesis erwin budiarto
Thesis erwin budiarto
Thesis erwin budiarto
Thesis erwin budiarto
Thesis erwin budiarto
Thesis erwin budiarto
Thesis erwin budiarto
Thesis erwin budiarto
Thesis erwin budiarto
Thesis erwin budiarto
Thesis erwin budiarto
Thesis erwin budiarto
Thesis erwin budiarto
Thesis erwin budiarto
Thesis erwin budiarto
Thesis erwin budiarto
Thesis erwin budiarto
Thesis erwin budiarto
Thesis erwin budiarto
Thesis erwin budiarto
Thesis erwin budiarto
Thesis erwin budiarto
Thesis erwin budiarto
Thesis erwin budiarto
Thesis erwin budiarto
Thesis erwin budiarto
Thesis erwin budiarto
Thesis erwin budiarto
Thesis erwin budiarto
Thesis erwin budiarto
Thesis erwin budiarto
Thesis erwin budiarto
Thesis erwin budiarto
Thesis erwin budiarto
Thesis erwin budiarto
Thesis erwin budiarto
Thesis erwin budiarto
Thesis erwin budiarto
Thesis erwin budiarto
Thesis erwin budiarto
Thesis erwin budiarto
Thesis erwin budiarto
Thesis erwin budiarto
Thesis erwin budiarto
Thesis erwin budiarto
Thesis erwin budiarto
Thesis erwin budiarto
Thesis erwin budiarto
Thesis erwin budiarto
Thesis erwin budiarto
Thesis erwin budiarto
Thesis erwin budiarto
Thesis erwin budiarto
Thesis erwin budiarto
Thesis erwin budiarto
Thesis erwin budiarto
Thesis erwin budiarto
Thesis erwin budiarto
Thesis erwin budiarto
Thesis erwin budiarto
Thesis erwin budiarto
Thesis erwin budiarto
Thesis erwin budiarto
Thesis erwin budiarto
Thesis erwin budiarto
Thesis erwin budiarto
Thesis erwin budiarto
Thesis erwin budiarto
Thesis erwin budiarto
Thesis erwin budiarto
Thesis erwin budiarto
Thesis erwin budiarto
Thesis erwin budiarto
Thesis erwin budiarto
Thesis erwin budiarto
Thesis erwin budiarto
Thesis erwin budiarto
Thesis erwin budiarto
Thesis erwin budiarto
Thesis erwin budiarto
Thesis erwin budiarto
Thesis erwin budiarto
Thesis erwin budiarto
Thesis erwin budiarto

Contenu connexe

Similaire à Thesis erwin budiarto

Digital 20288881 s1134-hidayat jati
Digital 20288881 s1134-hidayat jatiDigital 20288881 s1134-hidayat jati
Digital 20288881 s1134-hidayat jatiEdy Nugroho
 
Matakuliah PG & E Nurhaliza
Matakuliah PG & E NurhalizaMatakuliah PG & E Nurhaliza
Matakuliah PG & E NurhalizaNurHaliza21
 
Pengantar TIK 6 (presentasi kelompok)
Pengantar TIK 6 (presentasi kelompok)Pengantar TIK 6 (presentasi kelompok)
Pengantar TIK 6 (presentasi kelompok)jayamartha
 
Teknisi Sumber Belajar (Word 97-2003).doc
Teknisi Sumber Belajar (Word 97-2003).docTeknisi Sumber Belajar (Word 97-2003).doc
Teknisi Sumber Belajar (Word 97-2003).docanisa321586
 
Slide Ujian Skripsi / Munaqashah / Kompre PTIK
Slide Ujian Skripsi / Munaqashah / Kompre PTIKSlide Ujian Skripsi / Munaqashah / Kompre PTIK
Slide Ujian Skripsi / Munaqashah / Kompre PTIKSari Azhariyah
 
Tesis deal print ok 1
Tesis deal print ok 1Tesis deal print ok 1
Tesis deal print ok 1ym.ygrex@comp
 
Sistem Keamanan dan Optimalisasi Bandwidth menggunakan MikroTik RB750
Sistem Keamanan dan Optimalisasi Bandwidth menggunakan MikroTik RB750 Sistem Keamanan dan Optimalisasi Bandwidth menggunakan MikroTik RB750
Sistem Keamanan dan Optimalisasi Bandwidth menggunakan MikroTik RB750 Arif Wahyudi
 
Perpustakaan Sekolah di Era Disrupsi
Perpustakaan Sekolah di Era DisrupsiPerpustakaan Sekolah di Era Disrupsi
Perpustakaan Sekolah di Era DisrupsiIsmail Fahmi
 
LAPORAN TUGAS AKHIR PERANCANGAN APLIKASI KNOWLEDGE BASE SYSTEM UNTUK INSTRUKS...
LAPORAN TUGAS AKHIR PERANCANGAN APLIKASI KNOWLEDGE BASE SYSTEM UNTUK INSTRUKS...LAPORAN TUGAS AKHIR PERANCANGAN APLIKASI KNOWLEDGE BASE SYSTEM UNTUK INSTRUKS...
LAPORAN TUGAS AKHIR PERANCANGAN APLIKASI KNOWLEDGE BASE SYSTEM UNTUK INSTRUKS...Uofa_Unsada
 
Standar operasional prosedur muthmainnah 1102194
Standar operasional prosedur muthmainnah 1102194Standar operasional prosedur muthmainnah 1102194
Standar operasional prosedur muthmainnah 1102194Muthi Zahra
 
Kurikulum if-2017update
Kurikulum if-2017updateKurikulum if-2017update
Kurikulum if-2017updateResty annisa
 
Panduan Akses E-Resources Kemenristekdikti Tahun 2017
Panduan Akses E-Resources Kemenristekdikti Tahun 2017Panduan Akses E-Resources Kemenristekdikti Tahun 2017
Panduan Akses E-Resources Kemenristekdikti Tahun 2017Dripa Sjabana
 

Similaire à Thesis erwin budiarto (20)

Digital 20288881 s1134-hidayat jati
Digital 20288881 s1134-hidayat jatiDigital 20288881 s1134-hidayat jati
Digital 20288881 s1134-hidayat jati
 
Buku Panduan Mahasiswa
Buku Panduan MahasiswaBuku Panduan Mahasiswa
Buku Panduan Mahasiswa
 
Matakuliah PG & E Nurhaliza
Matakuliah PG & E NurhalizaMatakuliah PG & E Nurhaliza
Matakuliah PG & E Nurhaliza
 
Pengantar TIK 6 (presentasi kelompok)
Pengantar TIK 6 (presentasi kelompok)Pengantar TIK 6 (presentasi kelompok)
Pengantar TIK 6 (presentasi kelompok)
 
It indonesia 1100631021
It indonesia 1100631021It indonesia 1100631021
It indonesia 1100631021
 
Teknisi Sumber Belajar (Word 97-2003).doc
Teknisi Sumber Belajar (Word 97-2003).docTeknisi Sumber Belajar (Word 97-2003).doc
Teknisi Sumber Belajar (Word 97-2003).doc
 
Slide Ujian Skripsi / Munaqashah / Kompre PTIK
Slide Ujian Skripsi / Munaqashah / Kompre PTIKSlide Ujian Skripsi / Munaqashah / Kompre PTIK
Slide Ujian Skripsi / Munaqashah / Kompre PTIK
 
Unhan membangun kemampuan siber indonesia di era perang informasi
Unhan   membangun kemampuan siber indonesia di era perang informasiUnhan   membangun kemampuan siber indonesia di era perang informasi
Unhan membangun kemampuan siber indonesia di era perang informasi
 
Qr scan
Qr scanQr scan
Qr scan
 
Teknik industri
Teknik industriTeknik industri
Teknik industri
 
Brosur if
Brosur ifBrosur if
Brosur if
 
Tesis deal print ok 1
Tesis deal print ok 1Tesis deal print ok 1
Tesis deal print ok 1
 
Sistem Keamanan dan Optimalisasi Bandwidth menggunakan MikroTik RB750
Sistem Keamanan dan Optimalisasi Bandwidth menggunakan MikroTik RB750 Sistem Keamanan dan Optimalisasi Bandwidth menggunakan MikroTik RB750
Sistem Keamanan dan Optimalisasi Bandwidth menggunakan MikroTik RB750
 
Perpustakaan Sekolah di Era Disrupsi
Perpustakaan Sekolah di Era DisrupsiPerpustakaan Sekolah di Era Disrupsi
Perpustakaan Sekolah di Era Disrupsi
 
LAPORAN TUGAS AKHIR PERANCANGAN APLIKASI KNOWLEDGE BASE SYSTEM UNTUK INSTRUKS...
LAPORAN TUGAS AKHIR PERANCANGAN APLIKASI KNOWLEDGE BASE SYSTEM UNTUK INSTRUKS...LAPORAN TUGAS AKHIR PERANCANGAN APLIKASI KNOWLEDGE BASE SYSTEM UNTUK INSTRUKS...
LAPORAN TUGAS AKHIR PERANCANGAN APLIKASI KNOWLEDGE BASE SYSTEM UNTUK INSTRUKS...
 
Standar operasional prosedur muthmainnah 1102194
Standar operasional prosedur muthmainnah 1102194Standar operasional prosedur muthmainnah 1102194
Standar operasional prosedur muthmainnah 1102194
 
Contoh props l
Contoh props lContoh props l
Contoh props l
 
Kurikulum if-2017update
Kurikulum if-2017updateKurikulum if-2017update
Kurikulum if-2017update
 
Pindad kepedulian keamanan informasi
Pindad   kepedulian keamanan informasiPindad   kepedulian keamanan informasi
Pindad kepedulian keamanan informasi
 
Panduan Akses E-Resources Kemenristekdikti Tahun 2017
Panduan Akses E-Resources Kemenristekdikti Tahun 2017Panduan Akses E-Resources Kemenristekdikti Tahun 2017
Panduan Akses E-Resources Kemenristekdikti Tahun 2017
 

Plus de pustakadeptan

Hanyutnya sekolahkami
Hanyutnya sekolahkamiHanyutnya sekolahkami
Hanyutnya sekolahkamipustakadeptan
 
Pertanian jantung kehidupan
Pertanian jantung kehidupanPertanian jantung kehidupan
Pertanian jantung kehidupanpustakadeptan
 
Senandung rumpun padi
Senandung rumpun padiSenandung rumpun padi
Senandung rumpun padipustakadeptan
 
Aku dan bumiku banjir longsor
Aku dan bumiku banjir longsorAku dan bumiku banjir longsor
Aku dan bumiku banjir longsorpustakadeptan
 
Rumusan workshoprepopubl cisarua20120305
Rumusan workshoprepopubl cisarua20120305Rumusan workshoprepopubl cisarua20120305
Rumusan workshoprepopubl cisarua20120305pustakadeptan
 
Desain teknis iaard bogor cyber
Desain teknis iaard bogor cyberDesain teknis iaard bogor cyber
Desain teknis iaard bogor cyberpustakadeptan
 
Arahan ka pustaka workshop ti 2012 (1)
Arahan ka pustaka workshop ti 2012 (1)Arahan ka pustaka workshop ti 2012 (1)
Arahan ka pustaka workshop ti 2012 (1)pustakadeptan
 

Plus de pustakadeptan (11)

Hanyutnya sekolahkami
Hanyutnya sekolahkamiHanyutnya sekolahkami
Hanyutnya sekolahkami
 
Hijau bumiku
Hijau bumikuHijau bumiku
Hijau bumiku
 
Pertanian jantung kehidupan
Pertanian jantung kehidupanPertanian jantung kehidupan
Pertanian jantung kehidupan
 
Peneliti ramah
Peneliti ramahPeneliti ramah
Peneliti ramah
 
Senandung rumpun padi
Senandung rumpun padiSenandung rumpun padi
Senandung rumpun padi
 
Ternak sahabatku
Ternak sahabatkuTernak sahabatku
Ternak sahabatku
 
Toto traktor cerdas
Toto traktor cerdasToto traktor cerdas
Toto traktor cerdas
 
Aku dan bumiku banjir longsor
Aku dan bumiku banjir longsorAku dan bumiku banjir longsor
Aku dan bumiku banjir longsor
 
Rumusan workshoprepopubl cisarua20120305
Rumusan workshoprepopubl cisarua20120305Rumusan workshoprepopubl cisarua20120305
Rumusan workshoprepopubl cisarua20120305
 
Desain teknis iaard bogor cyber
Desain teknis iaard bogor cyberDesain teknis iaard bogor cyber
Desain teknis iaard bogor cyber
 
Arahan ka pustaka workshop ti 2012 (1)
Arahan ka pustaka workshop ti 2012 (1)Arahan ka pustaka workshop ti 2012 (1)
Arahan ka pustaka workshop ti 2012 (1)
 

Thesis erwin budiarto

  • 1. UNIVERSITAS INDONESIA PERANCANGAN INFRASTRUKTUR TEKNOLOGI INFORMASI ADAPTIF PADA BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERTANIAN ERWIN BUDIARTO 0706194204 PROGRAM STUDI MAGISTER TEKNOLOGI INFORMASI FAKULTAS ILMU KOMPUTER UNIVERSITAS INDONESIA 2010
  • 2. UNIVERSITAS INDONESIA PERANCANGAN INFRASTRUKTUR TEKNOLOGI INFORMASI ADAPTIF PADA BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERTANIAN Tesis diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Magister Teknologi Informasi Oleh: ERWIN BUDIARTO 0706194204 PROGRAM STUDI MAGISTER TEKNOLOGI INFORMASI FAKULTAS ILMU KOMPUTER UNIVERSITAS INDONESIA 2010
  • 3. PERNYATAAN ORISINALITAS Tesis ini adalah hasil karya saya sendiri, dan semua sumber baik yang dikutip maupun dirujuk telah saya nyatakan dengan benar Nama : Erwin Budiarto NPM : 0706194204 Tanda tangan : Tanggal : ii Universitas Indonesia
  • 4. HALAMAN PENGESAHAN Karya ini diajukan oleh : Nama : Erwin Budiarto NPM : 0706194204 Program Studi : Magister Teknologi Informasi Judul : Perancangan Infrastruktur Teknologi Informasi Adaptif pada Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian Telah berhasil dipertahankan di depan Dewan Penguji dan diterima sebagai bagian persyaratan yang diperlukan untuk memperoleh gelar Magister Teknologi Informasi pada Program Studi Magister Teknologi Informasi Fakultas Ilmu Komputer Universitas Indonesia. DEWAN PENGUJI Pembimbing : Budi Yuwono, Ph.D 1. Penguji : Wahyu Catur Wibowo, Ph.D 2. Penguji : Ir. Benny Nugroho B.P, M.Kom 3. Ditetapkan di : Jakarta Tanggal : 7 Januari 2010 iii Universitas Indonesia
  • 5. HALAMAN PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA AKHIR UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS Sebagai Sivitas akademika Universitas Indonesia, saya yang bertanda tangan di bawah ini : Nama : Erwin Budiarto NPM : 0706194204 Program Studi : Magister Teknologi Informasi Fakultas : Ilmu Komputer Jenis Karya : Tesis Demi pengembangan ilmu pengetahuan, menyetujui untuk memberikan kepada Universitas Indonesia Hak Bebas Royalti Nonekslusif (Non-exclusive Royalty- Free Right) atas karya ilmiah saya yang berjudul : Perancangan Infrastruktur Teknologi Informasi Adaptif pada Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian Berserta perangkat yang ada (jika diperlukan). Dengan Hak Bebas Royalti Non- ekskutif ini Universitas Indonesia berhak menyimpan, mengalihmedia/formatkan, mengelola dalam bentuk pangkalan data (database), merawat, dan mempublikasikan karya akhir saya tanpa meminta izin dari saya selama tetap mencantumkan saya sebagai penulis/pencipta dan sebagai pemilik Hak Cipta. Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya. Dibuat di : Jakarta Pada tanggal : 12 Januari 2010 Yang menyatakan (Erwin Budiarto) iv Universitas Indonesia
  • 6. KATA PENGANTAR Segala Puji bagi Alloh SWT yang telah melimpahkan Rahmat dan Kasih Sayang-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan Tesis yang berjudul “PERANCANGAN INFRASTRUKTUR TEKNOLOGI INFORMASI ADAPTIF PADA BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERTANIAN” sesuai dengan yang telah direncanakan. Selanjutnya penulis menyampaikan ucapan terima kasih yang sedalam- dalamnya kepada : 1. Bapak Budi Yuwono, Ph.D yang telah memberikan segenap waktu dan tenaga untuk memberikan bimbingan dan arahan kepada penulis selama mengerjakan Tesis ini. 2. Bapak Sekretaris Badan Litbang Pertanian; Ibu Kapus Pustaka; Bapak Bambang S Sankarto, MIM; Ibu Siti Nurjayanti, MSc, yang telah memberikan ijin penelitian di unit kerja Badan Litbang Pertanian. 3. Rekan-rekan Tim Teknologi Informasi di seluruh unit kerja Badan Litbang Pertanian yang telah membantu dalam pengumpulan data untuk Tesis ini. 4. Pimpinan, staf akademik, pengajar, serta karyawan pada Program Magister Teknologi Informasi, Fakultas Ilmu Komputer Universitas Indonesia, telah memberikan bantuan kepada penulis untuk menyelesaikan tesis ini. 5. Kedua Orang Tua, Ibu dan Bapak Mertua, Istriku tersayang dan anak-anakku yang telah memberikan bantuan dan dukungan sehingga penulis dapat menyelesaikan tesis ini. 6. Rekan-rekan MTI angkatan 2007 yang telah membantu penulis selama perkuliahan. Penulis menyadari bahwa penulisan tesis ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu, segala saran dan kritik yang bersifat membangun guna penyempurnaan tesis ini akan diterima dengan senang hati. Akhir kata, semoga tesis ini dapat bermanfaat bagi para pembaca serta semua pihak yang memerlukannya. Jakarta, Januari 2010 Penulis v Universitas Indonesia
  • 7. ABSTRACT Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian or Badan Litbang Pertanian or Indonesian Agency for Agricultural Research and Development is research body under Agriculture Ministry that especially carried out the research of the agricultural field from the upstream to lower in supporting the development of the Indonesian agricultural field that was known as the agricultural nation, the aim of the development of Science And Technology, and the dynamics of the strategic environment domestic and global, as well as the requirement for the community. This final assignment provides analysis and design of adaptive infrastructure architecture to support and fasten the integration between applications and services. The approach of architecture design is by using an Enterprise Architecture Model that is decomposed from The Open Group Architecture Framework (TOGAF). The architecture will use Service-Oriented Infrastructure (SOI) as the main technology framework. Moreover, the network topology design will use an approach called three-layer hierarchical network model, which give some benefits related to scalability, availability, performance, security, manageability, and maintainability issues. Keywords : Indonesian Agency for Agricultural Research and Development, Agriculture Research Institution, Adaptive, Infrastructure Architecture Bla-bla-bla vi Universitas Indonesia
  • 8. ABSTRAK Penerapan Teknologi Informasi (TI) dalam sebuah organisasi membantu dalam mencapai tujuan bisnis organisasi. Pengembangan dan penerapan teknologi informasi disesuaikan dengan jenis organisasi dalam menjalankan kegiatan untuk mencapai tujuan bisnisnya. Penerapan yang sesuai dan selaras dengan kegiatan organisasi dalam mencapai tujuannya memberi manfaat yang signifikan dalam perkembangan organisasi tersebut. Badan Litbang Pertanian merupakan lembaga penelitian di bawah Departemen Pertanian RI yang khusus melakukan riset bidang pertanian dari hulu hingga hilir dalam mendukung pembangunan bidang pertanian Indonesia yang dikenal sebagai negara agraris, tujuan pembangunan IPTEK, dan dinamika lingkungan strategis domestik dan global, serta kebutuhan masyarakat. Untuk mencapai visi dan misinya, Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian mengerahkan seluruh sumberdaya yang dimilikinya termasuk di dalamnya teknologi informasi. Secara bertahap, Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian berusaha agar teknologi informasi tidak hanya sekedar tools untuk memudahkan pekerjaan semata tetapi sebagai enabler. Atas dasar tersebut Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian berusaha untuk menyusun IT Masterplan yang di dalamnya termasuk merancang bangun serta mengevaluasi infrastruktur yang ada. Perencanaan infrastruktur TI adaptif yang akan dibuat menggunakan turunan dari kerangka kerja The Open Group Architecture Framework (TOGAF). Model TOGAF merupakan kerangka kerja (framework) untuk mengembangkan arsitektur enterprise (EA). Teknologi yang digunakan adalah infrastruktur berorientasi layanan (Service-Oriented Infrastructure, SOI). Dengan menggunakan pendekatan kerangka TOGAF dengan teknologi SOI diharapkan dapat membuat model arsitektur infrastruktur TI adaptif yang menjadi acuan dalam mengembangkan dan mengimplementasikan infrastruktur TI di Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian. Kata Kunci : Infrastruktur Teknologi Informasi, Infrastruktur Adaptif, Badan Litbang Pertanian. vii Universitas Indonesia
  • 9. DAFTAR ISI PERNYATAAN ORISINALITAS...............................................................................................III HALAMAN PENGESAHAN........................................................................................................IV KATA PENGANTAR....................................................................................................................VI ABSTRACT..................................................................................................................................VII ABSTRAK...................................................................................................................................VIII DAFTAR ISI...................................................................................................................................IX DAFTAR TABEL.........................................................................................................................XII DAFTAR GAMBAR...................................................................................................................XIII DAFTAR LAMPIRAN.................................................................................................................XV BAB I.................................................................................................................................................1 PENDAHULUAN.............................................................................................................................1 1.1 LATAR BELAKANG....................................................................................................................... 1 1.2 PERMASALAHAN...........................................................................................................................2 1.3 PEMBATASAN MASALAH................................................................................................................5 1.4 TUJUAN...................................................................................................................................... 5 1.6 SISTEMATIKA PENULISAN...............................................................................................................5 BAB II................................................................................................................................................7 LANDASAN TEORI........................................................................................................................7 2.1 DEFINISI UMUM INFRASTRUKTUR ...................................................................................................7 2.2 INFRASTRUKTUR YANG ADAPTIF...................................................................................................... 8 2.3 METODOLOGI PENDUKUNG...........................................................................................................10 2.3.1 TOGAF..........................................................................................................................11 2.3.1.1 Architecture Development Method (ADM)......................................................................... 12 2.3.2 Enterprise Architecture Model......................................................................................16 2.4 TEKNOLOGI PENDUKUNG.............................................................................................................17 2.4.1. Layanan (services)........................................................................................................17 2.4.2 Service Oriented Infrastructure.....................................................................................21 2.4.3 Enterprise Service Bus (ESB)........................................................................................24 2.4.4 Service Oriented Network Architecture.........................................................................26 2.4.5 Business Grid.................................................................................................................31 2.5 PERMASALAHAN IMPLEMENTASI....................................................................................................33 BAB III............................................................................................................................................35 METODOLOGI PENELITIAN....................................................................................................35 3.1 TINJAUAN LITERATUR.................................................................................................................35 3.2 ALUR PIKIR...............................................................................................................................36 3.3 POLA PIKIR...............................................................................................................................37 BAB IV............................................................................................................................................ 39 PROFIL BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERTANIAN...........................39 4. 1 PROFIL ORGANISASI...................................................................................................................39 4.1.1 Sejarah...........................................................................................................................39 4.1.2 Visi dan Misi..................................................................................................................40 4.1.3 Kondisi Umum...............................................................................................................40 viii Universitas Indonesia
  • 10. STRUKTUR ORGANISASI....................................................................................................................41 4.2.1 Sekretariat Badan Litbang.............................................................................................41 4.2.2 Pusat Perpustakaan dan Penyebaran Teknologi Pertanian..........................................43 4.2.3 Pusat Penelitian dan Pengembangan Tanaman Pangan..............................................45 4.2.4 Pusat Penelitian dan Pengembangan Peternakan........................................................ 46 4.2.5 Pusat Penelitian dan Pengembangan Perkebunan........................................................48 4.2.6 Pusat Penelitian dan Pengembangan Hortikultura.......................................................50 4.2.7 Pusat Analisis Sosial Ekonomi dan Kebijakan Pertanian.............................................52 4.2.8 Balai Besar Bioteknologi dan Sumberdaya Genetik Pertanian.................................... 54 4.2.9 Balai Besar Sumberdaya Lahan Pertanian...................................................................56 4.2.10 Balai Besar Pengembangan dan Pengkajian Teknologi Pertanian............................58 4.2.11 Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Pascapanen Pertanian.......................... 60 4.2.12 Balai Besar Mekanisasi Pertanian..............................................................................62 BAB V..............................................................................................................................................65 ARSITEKTUR TI BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERTANIAN...........65 5.1 ARSITEKTUR PROSES BISNIS........................................................................................................ 65 5.1.1 Managemen Kepegawaian............................................................................................65 5.1.1.1 Umum.................................................................................................................................. 65 5.1.1.2 Pegawai Fungsional............................................................................................................. 67 5.1.1.3 Penggajian........................................................................................................................... 68 5.1.2 Managemen Fasilitas....................................................................................................68 5.13 Managemen Keproyekan................................................................................................70 5.1.3.1 Usulan kegiatan................................................................................................................... 70 5.1.3.2 Pelaksanaan kegiatan........................................................................................................... 71 5.1.3.3 Pelaporan hasil akhir kegiatan............................................................................................. 71 5.1.4 Managemen Pelayanan................................................................................................. 72 5.1.4.1 Perpustakaan........................................................................................................................ 72 5.1.4.2 Penelitian............................................................................................................................. 73 5.1.4.3 Hasil penelitian dan pengkajian........................................................................................... 74 5.1.5 Managemen Perkantoran .............................................................................................75 5.1.5.1 Korespondensi..................................................................................................................... 75 5.1.5.2 Otomasi............................................................................................................................... 76 5.1.6 Skenario bisnis...............................................................................................................76 5.1.6.1 Enterprise............................................................................................................................. 78 5.1.6.2 Hierarchical enterprise......................................................................................................... 79 5.1.6.3 Hosting................................................................................................................................ 79 5.1.6.4 Extended enterprise.............................................................................................................. 79 5.1.6.5 Dynamic Outsourcing.......................................................................................................... 80 5.1.6.6 Mergers & acquisitions........................................................................................................ 80 5.1.6.7 Virtual organisations............................................................................................................ 81 5.1.6.8 Value networks.................................................................................................................... 81 5.1.6.9 Mega Services...................................................................................................................... 81 5.2 PORTOFOLIO APLIKASI BADAN LITBANG PERTANIAN.......................................................................82 5.2.1 Layanan e-mail..............................................................................................................82 5.2.2 Aplikasi e-produk...........................................................................................................83 5.2.3 Aplikasi e-layanan.........................................................................................................84 5.2.4 Aplikasi Perpustakaan...................................................................................................85 5.2.4.1 Katalog................................................................................................................................ 85 5.2.4.2 ISIS Olah............................................................................................................................. 86 5.2.5 Aplikasi web service...................................................................................................... 87 5.2.6 Aplikasi Sistem Otomasi................................................................................................88 5.2.7 Aplikasi SIMPEG...........................................................................................................89 5.2.8 Aplikasi SIM Peneliti.....................................................................................................90 5.2.9 Aplikasi SIM Gaji.......................................................................................................... 91 5.2.10 Aplikasi SIM Presensi..................................................................................................92 5.2.11 Aplikasi SIMFAS..........................................................................................................92 5.2.12 Aplikasi SIMKEU........................................................................................................93 5.2.13 Aplikasi SIMPROG......................................................................................................94 ix Universitas Indonesia
  • 11. 5.2.14 Aplikasi SIMONEV......................................................................................................95 5.2.15 Aplikasi RKAKL...........................................................................................................95 5.2.16 Aplikasi Dupak/TP2I................................................................................................... 96 5.2.17 Aplikasi SIM Mail........................................................................................................97 5.3 INFRASTRUKTUR DAN ARSITEKTUR TI BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERTANIAN...............98 5.3.1 Visi Arsitektur Teknologi Informasi Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian 98 5.3.2 Prinsip Perancangan Arsitektur....................................................................................98 5.3.2.1 Prinsip Bisnis....................................................................................................................... 98 5.3.2.2 Prinsip Data....................................................................................................................... 101 5.3.2.3 Prinsip Aplikasi................................................................................................................. 103 5.3.2.4 Prinsip Teknologi............................................................................................................... 104 5.3.3 Rancangan Arsitektur..................................................................................................107 5.3.3.1 Arsitektur Bisnis................................................................................................................ 108 5.3.3.2 Arsitektur Sistem Informasi............................................................................................... 109 5.3.3.2.1 Interoperabilitas antar aplikasi................................................................................... 109 5.3.3.2.2 Taktik Aliran Sistem Informasi.................................................................................. 111 5.3.3.2.3 Portofolio Solusi Sistem Informasi............................................................................ 112 5.3.3.2.4 Model Arsitektur Integrasi Sistem Informasi............................................................. 114 5.3.3.2.4.1 Skenario aliran informasi pada proses keproyekan............................................ 114 5.3.3.2.4.2 Skenario Aliran Informasi pada Proses Kepegawaian........................................ 116 5.3.3.2.4.3 Skenario Aliran Informasi pada Proses Layanan Publik.................................... 117 5.3.3.3 Arsitektur Teknologi.......................................................................................................... 118 5.3.3.3.1 Prinsip-prinsip Perancangan Infrastruktur.................................................................. 118 5.3.3.3.1.1 Platform............................................................................................................ 119 5.3.3.3.1.2 Pattern.............................................................................................................. 122 5.3.3.3.2 Rancangan Arsitektur Infrastruktur Aplikasi............................................................. 124 5.3.3.3.3 Rancangan Arsitektur Infrastruktur Komunikasi Data dan Jaringan.......................... 127 5.3.3.3.4 Standar Teknologi...................................................................................................... 131 5.3.3.3.4.1 Teknologi Jaringan dan Komunikasi................................................................. 131 5.3.3.3.4.2 Teknologi Keamanan Data dan Jaringan ........................................................... 134 5.3.3.3.5 Perencanaan Kapasitas............................................................................................... 137 5.3.3.3.5.1 Model Perencanaan Kapasitas........................................................................... 137 5.3.3.3.5.2 Perkiraan Kebutuhan Bandwidth....................................................................... 140 5.3.3.3.6 Managemen Perubahan.............................................................................................. 140 5.3.3.4 Kajian SOI dan implementasinya....................................................................................... 141 5.3.3.4.1 Elemen SOI............................................................................................................... 141 5.3.3.4.1.1 Data store.......................................................................................................... 141 5.3.3.4.1.2 Computing Resources........................................................................................ 142 5.3.3.4.1.3 Network............................................................................................................ 142 5.3.3.4.1.4 Infraware........................................................................................................... 143 5.3.3.4.2 Layer SOI.................................................................................................................. 143 5.3.3.4.2.1 Scheduling and load balancing.......................................................................... 143 5.3.3.4.2.2 Capacity On Demand (COD)............................................................................. 143 5.3.3.4.2.3 Workload management...................................................................................... 143 5.3.3.4.2.4 Monitoring dan management............................................................................. 144 5.3.3.4.2.5 Heterogeneous Policy Management................................................................... 144 5.3.3.4.3 Timeline..................................................................................................................... 144 BAB VI.......................................................................................................................................... 145 PENUTUP.....................................................................................................................................145 6.1 KESIMPULAN........................................................................................................................... 145 6.2 SARAN....................................................................................................................................146 DAFTAR PUSTAKA...................................................................................................................147 DAFTAR SINGKATAN..............................................................................................................149 LAMPIRAN .................................................................................................................................152 x Universitas Indonesia
  • 12. DAFTAR TABEL TABEL 5.1 RANGKUMAN DESKRIPSI LAYANAN E-MAIL...............................................83 TABEL 5.2 RANGKUMAN DESKRIPSI E-PRODUK.............................................................84 TABEL 5.3 RANGKUMAN DESKRIPSI APLIKASI E-LAYANAN......................................85 TABEL 5.4 RANGKUMAN DESKRIPSI APLIKASI KATALOG..........................................86 TABEL 5.5 RANGKUMAN DESKRIPSII APLIKASI ISIS-OLAH........................................87 TABEL 5.6 RANGKUMAN DESKRIPSI APLIKASI WEB SERVER....................................88 TABEL 5.7 RANGKUMAN DESKRIPSI SIM OTO.................................................................89 TABEL 5.8 RANGKUMAN DESKRIPSI APLIKASI KEPEGAWAIAN...............................90 TABEL 5.9 RANGKUMAN DESKRIPSI APLIKASI SIM-PENELITI..................................90 TABEL 5.10 RANGKUMAN DESKRIPSI APLIKASI SIM GAJI..........................................91 TABEL 5.11 RANGKUMAN DESKRIPSI APLIKASI PRESENSI.........................................92 TABEL 5.12 RANGKUMAN DESKRIPSI APLIKASI SIMFAS.............................................93 TABEL 5.13 RANGKUMAN DESKRIPSI APLIKASI SIMKEU............................................93 TABEL 5.14 RANGKUMAN DESKRIPSI APLIKASI SIMPROG.........................................94 TABEL 5.15 RANGKUMAN DESKRIPSI APLIKASI SIMONEV.........................................95 TABEL 5.16 RANGKUMAN DESKRIPSI APLIKASI RKAKL..............................................96 TABEL 5.17 RANGKUMAN DESKRIPSI APLIKASI DUPAK..............................................97 TABEL 5.18 RANGKUMAN DESKRIPSI APLIKASI SIM MAIL.........................................97 TABEL 5.19 TABEL PORTOFOLIO SOLUSI SISTEM INFORMASI................................112 TABEL 5.20 ESTIMASI UKURAN DATA SISTEM INFORMASI.......................................138 TABEL 5.21 ASUMSI PERTUMBUHAN DATA DALAM 5 TAHUN..................................139 TABEL 5.22 TIMELINE IMPLEMENTASI............................................................................144 xi Universitas Indonesia
  • 13. DAFTAR GAMBAR GAMBAR 1 LAYER INFRASTRUKTUR TI...............................................................................8 GAMBAR 2 ENTERPRISE ARCHITECTURE MODEL.........................................................16 GAMBAR 3 APLIKASI BERORIENTASI LAYANAN............................................................19 GAMBAR 4 FUNGSI-FUNGSI SEBELUM REFACTORING.................................................20 GAMBAR 5 FUNGSI-FUNGSI SESUDAH PENERAPAN SERVICE....................................20 GAMBAR 6 ELEMEN SOI...........................................................................................................21 GAMBAR 7 LAYER SOI..............................................................................................................22 GAMBAR 8 HUBUNGAN SOA DAN SOI..................................................................................23 GAMBAR 9 KEUNTUNGAN GANDA IMPLEMENTASI SOA DAN SOI............................23 GAMBAR 10 TAHAPAN SOI......................................................................................................24 GAMBAR 11 ARSITEKTUR DASAR ESB................................................................................25 GAMBAR 12 ESB SEBAGAI PONDASI SOA...........................................................................26 GAMBAR 13 FRAMEWORK SONA..........................................................................................28 GAMBAR 14 HUBUNGAN SONA DALAM ARSITEKTUR TI..............................................28 GAMBAR 15 SONA SEBAGAI KOMPONEN PEDUKUNG PADA TOGAF ADM.............29 GAMBAR 16 HUBUNGAN SONA DENGAN TOGAF TRM...................................................30 GAMBAR 17 HUBUNGAN SONA DAN TOGAF SECARA DETAIL....................................31 GAMBAR 18 KONSEP BISNIS GRID........................................................................................32 GAMBAR 19 ALUR PIKIR PENYUSUNAN TESIS.................................................................36 GAMBAR 20 KERANGKA PIKIR PENYUSUNAN TESIS.....................................................38 GAMBAR 21 STRUKTUR ORGANISASI BADAN LITBANG PERTANIAN......................41 GAMBAR 22 STRUKTUR ORGANISASI SEKRETARIAT...................................................42 GAMBAR 23 STRUKTUR ORGANISASI PUSTAKA.............................................................44 GAMBAR 24 STRUKTUR ORGANISASI PUSLITBANG TANAMAN PANGAN..............46 GAMBAR 25 STRUKTUR ORGANISASI PUSLITBANGNAK.............................................47 GAMBAR 26 STRUKTUR ORGANISASI PUSLITBANGBUN..............................................49 GAMBAR 27 STRUKTUR ORGANISASI PUSLITBANGHOR.............................................51 GAMBAR 28 STRUKTUR ORGANISASI PSEKP...................................................................53 GAMBAR 29 STRUKTUR ORGANISASI BB BIOGEN..........................................................55 GAMBAR 30 STRUKTUR ORGANISASI BBSDLP.................................................................57 GAMBAR 31 STRUKTUR ORGANISASI BBP2TP.................................................................59 GAMBAR 32 STRUKTUR ORGANISASI BB PASCAPANEN...............................................61 GAMBAR 33 STRUKTUR ORGANISASI BB MEKTAN........................................................63 GAMBAR 34 PROSES BISNIS DI BADAN LITBANG PERTANIAN...................................65 GAMBAR 35 BISNIS PROSES KEPEGAWAIAN....................................................................66 xii Universitas Indonesia
  • 14. GAMBAR 36 BISNIS PROSES KEPAGAWAIAN (LANJUTAN)..........................................66 GAMBAR 37 PROSES BISNIS DUPAK.....................................................................................68 GAMBAR 38 PROSES BISNIS FASILITAS..............................................................................69 GAMBAR 39 PROSES BISNIS FASILITAS (LANJUTAN).....................................................69 GAMBAR 40 PROSES BISNIS MANAGEMEN KEPROYEKAN..........................................72 GAMBAR 41 PROSES BISNIS KEPUSTAKAAN.....................................................................73 GAMBAR 42 PROSES BISNIS LAYANAN PENELITIAN.....................................................74 GAMBAR 43 PROSES BISNIS WEB SERVER.........................................................................75 GAMBAR 44 PROSES BISNIS KORESPONDENSI.................................................................76 GAMBAR 45 STAKEHOLDER BADAN LITBANG PERTANIAN.....................................108 GAMBAR 46 INTEROPERABILITAS SIMPEG....................................................................110 GAMBAR 47 INTEROPERABILITAS SIMFAS.....................................................................110 GAMBAR 48 INTEROPERABILITAS SIMKEU DENGAN SIM PENGELOLAAN PROYEK.......................................................................................................................................111 GAMBAR 49 USULAN MODEL ARSITEKTUR INTEGRASI SISTEM INFORMASI....114 GAMBAR 50 SKENARIO ALIRAN INFORMASI PADA KEPROYEKAN........................115 GAMBAR 51 SKENARIO ALIRAN INFORMASI PROSES KEPEGAWAIAN.................116 GAMBAR 52 SKENARIO ALIRAN INFORMASI PADA LAYANAN PUBLIK................117 GAMBAR 53 INTEGRASI SISTEM INFORMASI MEMANFAATKAN SERVICE BUS125 GAMBAR 54 ARSITEKTUR INFRASTRUKTUR APLIKASI.............................................126 GAMBAR 55 JABARAN ARSITEKTUR GABUNGAN.........................................................127 GAMBAR 56 USULAN TOPOLOGI INFRASTRUKTUR JARINGAN BADAN LITBANG DI TIAP MAN...............................................................................................................................131 xiii Universitas Indonesia
  • 15. DAFTAR LAMPIRAN LAMPIRAN 1 RANGKUMAN SISTEM INFORMASI YANG ADA DI BADAN LITBANG PERTANIAN ...............................................................................................................................152 LAMPIRAN 2 OFFICE NETWORK SERVICE......................................................................152 LAMPIRAN 3 DATABASE SERVICE.....................................................................................152 LAMPIRAN 4 WEB SERVICE..................................................................................................152 LAMPIRAN 5 DATA CENTER SERVICE..............................................................................153 LAMPIRAN 6 OFFICE DATA SERVICE................................................................................153 LAMPIRAN 7 GAP ANALISIS OFFICE NETWORK SERVICE........................................153 LAMPIRAN 8 GAP ANALISIS DATABASE SERVICE........................................................154 LAMPIRAN 9 GAP ANALISIS WEB SERVICE.....................................................................154 LAMPIRAN 10 GAP ANALISIS DATA CENTER SERVICE...............................................154 LAMPIRAN 11 GAP ANALISIS OFFICE DATA SERVICE................................................155 LAMPIRAN 12 INTEROPERABILITAS ARSITEKTUR TEKNOLOGI............................156 LAMPIRAN 13 JABARAN ARSITEKTUR GABUNGAN ....................................................156 LAMPIRAN 14 PERSPEKTIF ARSITEKTUR........................................................................157 LAMPIRAN 15 REKOMENDASI NETWORK JAKARTA...................................................157 LAMPIRAN 16 REKOMENDASI NETWORK BOGOR.......................................................158 LAMPIRAN 17 REKOMENDASI NETWORK CIMANGGU CYBER................................158 xiv Universitas Indonesia
  • 16. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Adaptasi sebuah perusahaan terhadap perubahan iklim ekonomi sangat dipengaruhi oleh efisiensi dan kemampuannya untuk fleksibel. Efisiensi dalam memanfaatkan sumber daya-sumber daya yang dimilikinya untuk dimanfaatkan secara optimal meraih keuntungan setinggi-tingginya. Prinsip ini juga berlaku bagi institusi pemerintahan namun bukan keuntungan yang akan dicapai tetapi pencapaian target sesuai dengan Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran (DIPA). Krisis ekonomi yang terjadi di awal era reformasi disinyalir akibat corporate governance yang diterapkan secara buruk. Bahkan kondisi resesi ekonomi tahun 2008 di Amerika yang merambah ke seluruh dunia ditengarai karena tidak diterapkannya prinsip-prinsip Good Corporate Governance, beberapa kasus skandal keuangan seperti Enron Corp., Worldcom, Xerox dan lainnya melibatkan top eksekutif perusahaan tersebut menggambarkan tidak diterapkannya prinsip-prinsip GCG. Salah satu unsur sumberdaya bagi perusahaan adalah infrastruktur termasuk di dalamnya adalah infrastruktur TI. Untuk menghadapi tantangan iklim ekonomi, infrastruktur TI haruslah adaptif karena menurut Bruce Robertson dan Valentin Sribar : • Perubahan strategi bisnis lebih dinamis daripada perubahan dunia TI itu sendiri. Dunia bisnis tidak mentolelir infrastruktur TI yang kaku karena banyaknya kemungkinan perkembangan yang tidak terlihat dan kebutuhan bisnis yang kompetitif. • Infrastruktur yang bersifat adaptif memungkinkan perusahaan beradaptasi dengan perubahan kebutuhan strategis organisasi yang mungkin terjadi, sehingga risiko infrastruktur tidak terpakai atau harus diganti karena tidak adaptif terhadap perubahan dapat diminimalisir atau bahkan dihindari. Selain itu, perancangan infrastruktur yang bersifat adaptif tersebut memungkinkan organisasi dapat lebih memperkirakan peningkatan penggunaan 1
  • 17. 2 (scale), beradaptasi (adapt), mengikuti perubahaan (change), dan berkembang (grow) dalam menghadapi perubahaan kebutuhan strategis perusahaan dimasa yang akan datang. Organisasi juga lebih memiliki kecepatan implementasi layanan baru, kemudahan menambah komponen baru, serta mampu mengakomodasi peningkatan penggunaan/beban. Hal tersebut dapat meningkatkan efisiensi dalam pemanfaatan komponen oleh aplikasi secara bersama, efektivitas pada interoperbilitas dan pengintegrasian komponen, dan feksibilitas pada saat terjadi perubahan pada komponen-komponen sistem aplikasi yang dapat mengurangi kompleksitas. Salah satu pendekatan yang diambil adalah infrastruktur yang berorientasi layanan atau Service-Oriented Infrastructure (SOI), di mana terdapat suatu sistem virtualisasi yang nantinya berguna dalam deployment teknologi, konsolidasi hardware penghematan sumberdaya keuangan, bandwidth dan kelistrikan, dan meningkatkan kemampuan pemulihan bencana (disaster recovery). Pendekatan tersebut dikembangkan pertama kali oleh Cisco System, yang fokus utamanya pada prinsip-prinsip rancangan sejumlah aplikasi terpusat yang menggambarkan dan menggolongkan suatu lingkungan jaringan yang fleksibel, yang pada dasarnya menyediakan suatu platform yang terintegrasi untuk layanan bisnis. 1.2 Permasalahan Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian atau lebih sering disebut Badan Litbang Pertanian adalah lembaga penelitian dan pengembangan di bawah Departemen Pertanian RI yang khusus melakukan riset dan pengembangan bidang pertanian dari hulu hingga hilir dalam mendukung pembangunan bidang pertanian Indonesia yang dikenal sebagai negara agraris, tujuan pembangunan IPTEK, dan dinamika lingkungan strategis domestik dan global, serta kebutuhan masyarakat. Berdiri tahun 1974 berdasarkan Kepres no 44 dan 45 tahun 1974. Seiring waktu Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian mengalami evolusi organisasi dan kelembagaan hingga tahun 2005 melalui Keputusan Mentri Pertanian no 299/Kpts/OT.140/7/2005, Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian terdiri dari satu Sekretariat Badan dan empat Pusat Penelitian dan Pengembangan (Puslitbang) dan dengan Kepmentan no 328/Kpts/OT.220/6/2005 Universitas Indonesia
  • 18. 3 dibentuk Pusat Analisis Sosial Ekonomi dan Kebijakan Pertanian serta Kepmentan no 329/Kpts/OT.220/6/2005, Pusat Perpustakaan dan Penyebaran Teknologi Pertanian dibina sepenuhnya oleh Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian. Selanjutnya berdasarkan Permentan No. 300/Kpts/OT.140/7/2005 telah dibentuk Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Sumberdaya Lahan Pertanian (BBSDLP) sebagai perubahan dari Puslitbang Tanah dan Agroklimat, sedangkan Balai Pengkajian dan Pengembangan Teknologi Pertanian berubah menjadi Balai Besar Pengkajian dan Pengembangan Teknologi Pertanian (BBP2TP) berdasarkan Permentan No. 301/Kpts/OT.140/7/2005. BBSDLP mengkoordinasikan kegiatan penelitian dan pengembangan yang bersifat lintas sumberdaya di bidang tanah, agroklimat dan hidrologi, lahan rawa, serta pencemaran lingkungan. Sedangkan BBP2TP mengkoordinasikan kegiatan pengkajian dan pengembangan teknologi pertanian yang bersifat spesifik lokasi di 28 BPTP. Perkembangan organisasi ini hingga tahun 2008 Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian terdapat penambahan dua UPT eselon III yaitu Balai Pengelola Alih Teknologi Pertanian (BPATP) dan BPTP Papua Barat sehingga pada tahun 2008 Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian terdiri atas Sekretariat Badan, 4 Puslitbang, 2 Pusat, 1 Lembaga Penelitian, 7 Balai Besar, 15 Balai Penelitian, 1 Balai PATP, 31 Balai Pengkajian, dan 3 Loka Penelitian yang tersebar di seluruh Indonesia. Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian mempunyai visi menjadi lembaga penelitian dan pengembangan pertanian terunggul di Asia Tenggara dalam menghasilkan inovasi mendukung pertanian tangguh, sesuai dinamika kebutuhan pengguna. Untuk mencapai visi dan misi tersebut, Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian mengerahkan seluruh sumberdaya yang dimilikinya termasuk di dalamnya teknologi informasi. Secara bertahap, Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian berusaha agar teknologi informasi tidak hanya sekedar tools untuk memudahkan pekerjaan semata tetapi sebagai enabler. Atas dasar tersebut Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian berusaha untuk menyusun IT Masterplan yang di dalamnya termasuk merancang bangun serta mengevaluasi infrastruktur yang ada. Komunikasi dan interaksi antara Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian dengan instansi di bawahnya dilakukan melalui manual Universitas Indonesia
  • 19. 4 dan beberapa sudah berbasis internet walau masih terkendala dengan jaringan yang belum terintegrasi. Aplikasi-aplikasi yang ada di Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian masih standalone dan belum saling terintegrasi secara penuh meski ada interaksi antara satu aplikasi dengan aplikasi lainnya. Di sisi lain, kendala pemahaman dari unit bisnis khususnya dalam penyusunan anggaran belanja yang belum seragam antar instansi mengakibatkan beragamnya platform, spesifikasi dan teknologi yang digunakan. Karena itu Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian merasa perlu untuk menyusun dan merancang suatu layanan berbasis infrastruktur yang adaptif terhadap kemajuan dan perubahan serta saling terintegrasi. Infrastruktur yang bersifat adaptif tersebut memungkinkan organisasi beradaptasi dengan perubahaan kebutuhan strategis organisasi yang mungkin terjadi, sehingga risiko infrastruktur tidak terpakai atau harus diganti karena tidak adaptif terhadap perubahan dapat diminimalisir atau bahkan dihindari. Selain itu, perancangan Infrastruktur yang bersifat adaptif tersebut memungkinkan organisasi dapat lebih memperkirakan peningkatan penggunaan (scale), beradaptasi (adapt), mengikuti perubahan (change), dan berkembang (grow) dalam menghadapi perubahaan kebutuhan strategis perusahaan dimasa yang akan datang. Organisasi juga lebih memiliki kecepatan implementasi layanan baru, kemudahan menambah komponen baru, serta mampu mengakomodasi peningkatan penggunaan/beban .[12] Hal tersebut dapat meningkatkan efisiensi dalam pemanfaatan komponen oleh aplikasi secara bersama, efektivitas pada interoperbilitas dan pengintegrasian komponen, dan feksibilitas pada saat terjadi perubahan pada komponen- komponen sistem aplikasi yang dapat mengurangi kompleksitas. Salah satu pendekatan yang berkaitan dengan infrastruktur adalah arsitektur infrastruktur yang berorientasi layanan atau Service-Oriented Infrastructure (SOI), di mana sumberdaya-sumberdaya infrastruktur dapat di- configure untuk mendukung jalannya aplikasi-aplikasi. terdapat suatu system bus (middleware) yang nantinya berfungsi sebagai container bagi layanan-layanan yang akan digunakan aplikasi-aplikasi secara bersama-sama dan bersifat reusable. Selain itu, terdapat suatu model rancangan topologi jaringan yang disebut dengan three-layer hierarchical network model (model jaringan hirarkis yang terdiri dari Universitas Indonesia
  • 20. 5 3 layer). Topologi rancangan tersebut memiliki manfaat terkait dengan isu skalabilitas, ketersediaan, kinerja, keamanan, kemudahan pengelolaan, dan kemudahan perawatan. 1.3 Pembatasan Masalah Lingkup masalah pada penelitian ini adalah perancangan infrastruktur teknologi informasi pada Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian. Pembahasan penelitian dibatasi pada proses-proses bisnis inti Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian. Keluaran rancangan meliputi arsitektur bisnis, arsitektur sistem informasi dan arsitektur teknologi sesuai dengan kerangka kerja perancangan arsitektur yang diturunkan dari kerangka kerja TOGAF. 1.4 Tujuan Tujuan dari penyusunan tesis ini adalah untuk merancang model infrastruktur TI yang adaptif untuk Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian dengan menerapkan teknologi pendukung berbasis service. Manfaat rancangan model ini adalah : 1. Keluaran dari rancangan ini dapat digunakan sebagai acuan untuk pengembangan infrastruktur TI di Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian 2. Secara umum, rancangan ini dapat digunakan pada instansi atau lembaga penelitian dan pengembangan sebagai dasar pengembangan infrastruktur TI. 1.6 Sistematika Penulisan Sistematika penulisan tesis ini dibagi menjadi lima bab, yang terdiri dari: BAB I : PENDAHULUAN Berisi tentang latar belakang masalah, perumusan masalah, pembatasan masalah, tujuan penelitian, manfaat dan manfaat penelitian, dan sistematika penulisan tesis. BAB II : LANDASAN TEORI Menguraikan dan menjelaskan mengenai landasan teori yang digunakan yang berhubungan erat dengan dengan pokok-pokok Universitas Indonesia
  • 21. 6 landasan berpikir, yaitu yang relevan dengan topik penyusunan tesis ini, seperti pengertian infrastruktur teknologi informasi, hal-hal terkait dengan konsep service-oriented infrastructure (SOI), metodologi pendukung. BAB III : METODOLOGI PENELITIAN Berisi uraian mengenai metodologi penelitian yang digunakan pada penelitian ini, termasuk di dalamnya alur pikir penelitian dan kerangka berpikir yang digunakan pada penyusunan tesis ini. BAB IV : ANALISIS PROSES BISNIS DAN PROFIL PERUSAHAAN Berisi uraian singkat mengenai profil perusahaan serta proses bisnis perusahaan saat penelitian dilakukan. BAB V PERANCANGAN ARSITEKTUR INFRASTRUKTUR Berisi uraian dan analisis perancangan arsitektur infrastruktur teknologi informasi. Bab ini akan menghasilkan menghasilkan usulan portofolio model infrastruktur teknologi pendukung sistem informasi masa depan di Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian. BAB VI : PENUTUP Bab ini merupakan penutup dimana penulis berusaha menyimpulkan temuan-temuan dari pembahasan pada bab-bab sebelumnya. Selanjutnya penulis mencoba memberikan saran-saran yang kiranya dapat berguna untuk perkembangan kegiatan perusahaan yang bersangkutan maupun perbaikan untuk penelitian selanjutnya. Sistematika Pembahasan Universitas Indonesia
  • 22. BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Definisi Umum Infrastruktur Infrastruktur asal kata dari “infra” yang berarti bawah dan “struktur” yang berarti bangun (teoritis) yang terdiri atas unsur-unsur yang berhubungan satu sama lain dalam satu kesatuan. Secara umum terminologi infrastruktur merujuk pada kebutuhan dasar publik, seperti air, listrik, gas, pembuangan air, transportasi, dan layanan telekomunikasi. Dalam sistem informasi dan komunikasi terdapat 3 layer yaitu layer infrastruktur, layer layanan dan layer regulasi. Pada layer infrastruktur mempunyai karakteristik yang khas yaitu : • Pemakaiannya lebih luas dibanding struktur di atasnya. • Lebih permanen/statis dibanding struktur di atasnya. • Terhubung secara fisik dengan struktur di atasnya. • Sering diperhitungkan sebagai service/layanan pendukung. • Terpisah (distinct) dari struktur-struktur yang didukungnya dalam hal lifecycle-nya (plan, build, run change, exit). • Terpisah (distinct) dari struktur-struktur yang didukungnya dalam hal kepemilikannya dan orang-orang yang mengeksekusinya lifecycle-nya. • Dimiliki dan dikelola oleh pihak yang berbeda dari struktur yang didukungnya. 7
  • 23. 8 Gambar 1 Layer Infrastruktur TI Pada Gambar 1 Layer Infrastruktur TI dapat dijelaskan bahwa infrastruktur sebagai struktur yang memberi layanan terhadap lapisan atasnya yaitu aplikasi. 2.2 Infrastruktur yang adaptif Adaptif berarti mampu mengadaptasikan diri terhadap perubahan. Kebutuhan infrastuktur yang adaptif yaitu bagaimana infrastuktur dapat mengikuti perubahan dalam dunia bisnis. Perubahan yang terjadi di dunia bisnis sangat cepat namun perubahan dunia TI tidak secepat dunia bisnis oleh karena itu perlu dipersiapkan infrastruktur TI yang mampu mengantisipasi perubahan dalam jangka waktu yang lama. Manifestasi dari infrastruktur TI yang adaptif, adalah : • Efficiency, dengan tersedianya komponen-komponen yang dapat dimanfaatkan bersama oleh berbagai sistem aplikasi (lama & baru). • Effectiveness, dengan komponen-komponen yang mudah dipadukan (interoperable) dan diintegrasikan. • Agility, dengan komponen-komponen yang mudah dirombak, di-upgrade, atau diganti. Universitas Indonesia
  • 24. 9 Sedangkan tolok ukur dari adaptiveness infrastruktur, adalah : • Time to market, kecepatan implementasi layanan baru. • Scalability, mampu mengakomodasi peningkatan penggunaan/beban. • Extensibility, kemudahan menambah komponen baru. • Complexity Partitioning, partisi arsitektur aplikasi kedalam komponen- komponen yang dapat dikelola secara terpisah (modular). • Reusability, pemanfaatan ulang/silang komponen-komponen infrastruktur oleh berbagai layanan TI perusahaan. • Integration, pemanfaatan teknologi open standard yang memungkinkan integrasi antar komponen-komponen infrastruktur. Permasalahan umum yang sering timbul adalah penerapan infrastruktur tidak terencana dengan baik serta tidak terkoordinasinya perencanaan infrastruktur dengan strategi bisnis dan pengembangan sistem informasi. Sering kali, pengembangan infrastruktur dilakukan dengan cara ad-hoc, yaitu menyesuaikan dengan kebutuhan-kebutuhan aplikasi-aplikasi baru tanpa adanya standarisasi. Ketidak selarasan antara perencanaan infrastruktur dan strategi bisnis perusahaan dapat berakibat pada terciptanya infrastruktur dengan kompleksitas yang tinggi, tidak terfokus, serta biaya operasi dan pemeliharaan yang tinggi. Penyelesaian dari permasalahan di atas, adalah dengan mengembangkan infrastruktur teknologi informasi yang adaptif. Pengembangan teknologi informasi yang adaptif dapat dilakukan dengan berbagai cara, antara lain: • Merencanakan infrastruktur secara menyeluruh, mencakup seluruh institusi dengan berbagai tingkatan struktur yang ada. • Mempertimbangkan kebutuhan infrastruktur di masa depan dengan mengakomodasi perubahan dan pertumbuhan. • Memaksimalkan penggunaan ulang dan silang (reuse) komponen infrastruktur, termasuk di dalamnya infrastruktur sumber daya manusia. • Memilih teknologi yang tepat. Dengan mempertimbangkan perkembangan teknologi di masa depan, penerapan teknologi open standard dapat lebih efisien untuk menjamin interoperabilitas dan kebebasan dari ketergantungan pada vendor tertentu. Selain itu, harus Universitas Indonesia
  • 25. 10 dilihat juga kesesuaian dengan kebutuhan bisnis, kesiapan, serta kemampuan institusi untuk mengadopsinya. • Menerapkan prosedur standar dalam perencanaan dan pengelolaan infrastruktur. 2.3 Metodologi pendukung Perancangan infrastruktur ini akan menggunakan pendekatan Enterprise Architecture Model yang diturunkan dari kerangka kerja The Open Group Architecture Framework (TOGAF) versi 8.1.1 sebagai kerangka kerja penyusunan rancangan. TOGAF sebagai kerangka kerja perancangan arsitektur memiliki beberapa karakteristik, antara lain : • Termasuk dalam 3 kerangka kerja perancangan arsitektur yang paling sering digunakan. • Merupakan kerangka kerja yang bersifat open-standard. • Fokus pada siklus implementasi (ADM) dan proses. • Bersifat netral. • Diterima oleh masyarakat internasional secara luas. • Pendekatannya bersifat menyeluruh (holistic). • Memiliki alat-alat bantu (tools) untuk perencanaan dan proses yang lengkap. Kerangka kerja penyusunan tesis ini diturunkan dari kerangka kerja TOGAF dengan pertimbangan bahwa : • Dibutuhkan metode yang fleksibel untuk mengintegrasikan unit-unit informasi dan juga sistem informasi dengan platform dan standar yang berbeda-beda. TOGAF mampu untuk melakukan integrasi untuk berbagai sistem yang berbeda-beda. • TOGAF cenderung bersifat generik dan fleksibel. TOGAF dapat mengantisipasi segala macam artefak yang mungkin muncul dalam proses perancangan (karena Resource base TOGAF menyediakan banyak material referensi), standarnya diterima secara luas, dan mampu mengatasi perubahan. Universitas Indonesia
  • 26. 11 • TOGAF relatif mudah diimplementasikan. • TOGAF bersifat open source, sehingga bersifat netral terhadap teknologi dari vendor tertentu. 2.3.1 TOGAF TOGAF merupakan sebuah framework untuk mengembangkan arsitektur perusahaan. TOGAF memiliki metode yang detail sekaligus tools pendukung untuk mengimplementasikannya. Framework ini dikeluarkan oleh The Open Group’s Architecture Framework pada tahun 1995. Pada awalnya TOGAF digunakan untuk Departemen Pertahanan Amerika Serikat. Selanjutnya TOGAF telah diimplementasikan pada berbagai bidang seperti : • Manufaktur • Perbankan • Departemen Negara Perancangan infrastruktur dalam thesis ini akan menggunakan pendekatan The Open Group Architecture Framework (TOGAF) versi 8.1.1 sebagai framework. TOGAF terdiri dari 4 domain arsitektur, antara lain : 1. Arsitektur bisnis (business process architecture) yang mendefinisikan strategi bisnis, tata kelola, organisasi, dan bisnis proses kunci dari organisasi. 2. Arsitektur aplikasi (applications architecture) yang merupakan blueprint bagi sistem aplikasi secara individu yang di-deploy, interaksi antar aplikasi, dan hubungan aplikasi dengan bisnis proses organisasi. 3. Arsitektur data (data architecture) yang menggambarkan struktur data organisasi secara fisik maupun logik, serta sumber-sumber manajemen data yang berhubungan. 4. Arsitektur teknologi (technical architecture/technology architecture) yang menggambarkan hardware, software dan infrastruktur jaringan yang diperlukan guna mendukung aplikasi-aplikasi SI. Struktur dan komponen dari TOGAF, antara lain: Universitas Indonesia
  • 27. 12 2.3.1.1 Architecture Development Method (ADM) Architecture Development Method (ADM) merupakan inti dari TOGAF sebagai hasil kontribusi dari banyak praktisi arsitektur teknologi informasi di dunia. Secara spesifik ADM dirancang untuk memenuhi kebutuhan bisnis dan teknologi informasi berskala enterprise. ADM dilengkapi dengan banyak alat bantu (tools) baik dalam perencanaan maupun prosesnya, antara lain: • Satu set arsitektur view yang mencakup view bisnis, data, aplikasi, dan teknologi. • Satu set deliverables yang direkomendasikan. • Linkages dengan banyak studi kasus yang nyata. • Metode untuk mengelola requirement. Dalam memandu proses perancangan, ADM memiliki 8 fase utama. Untuk lebih jelasnya, tahapan-tahapan pada ADM, adalah sebagai berikut: 1. Visi Arsitektur (Architecture Vision) Tahap ini menggambarkan batasan-batasan dari rancangan arsitektur. Pada tahap ini dilakukan pendefinisian ruang lingkup, batasan-batasan dan ekspektasi dari rancangan arsitektur, untuk kemudian menetapkan visi arsitektur yang diusulkan. Konteks bisnis divalidasi untuk menyusun statement of architecture work. 2. Arsitektur Bisnis (Business Architecture) Pengembangan arsitektur bisnis ini dilakukan melalui 3 tahap, yaitu identifikasi arsitektur baseline (as is), menetukan target (to be) arsitektur, dan melakukan gap analysis antara baseline dengan target. Input yang dibutuhkan, antara lain: • Statement of architecture work yang sudah disetujui. • Prinsip-prinsip arsitektur. • Visi arsitektur. Output yang dihasilkan: • Update dari statement of architecture work. • Prinsip-prinsip bisnis, goal dan strategic drivers yang divalidasi. • Target arsitektur bisnis. Universitas Indonesia
  • 28. 13 3. Arsitektur Sistem Informasi (Information Systems Architectures) Pengembangan arsitektur Sistem Informasi ini dilakukan melalui 3 tahap, yaitu identifikasi arsitektur baseline (as is), menetukan target (to be) arsitektur, dan melakukan gap analysis antara baseline dengan target. Tahap ini terbagi menjadi 2, yaitu: • Arsitektur Data (Data Architecture) Arsitektur data melakukan indentifikasi entitas data, serta menggambarkan asosiasi data dengan proses dan skema data. Indentifikasi entitas data dilakukan berdasarkan arsitektur bisnis yang ada. Aliran informasi antar sistem didekomposisikan sebagai entitas data. • Arsitektur Aplikasi (Applications Architecture)) Sebagai bagian dari tahap Arsitektur Sistem Informasi, pada tahap ini arsitektur dari aplikasi-aplikasi yang tersedia dan relevan dalam Enterprise Continuum diidentifikasi dan dipertimbangkan. Pada tahap ini, arsitektur aplikasi diusulkan sesuai dengan kebutuhan. Input yang dibutuhkan, antara lain: • Prinsip-prinsip aplikasi (jika ada). • Prinsip-prinsip data (jika ada). • Statement of architecture work. • Visi arsitektur. • Baseline arsitektur bisnis. • Target arsitektur bisnis. • Gap analysis dari arsitektur bisnis Output yang dihasilkan: • Statement of architecture work yang sudah di-update. • Baseline arsitektur data. • Target arsitektur data. • Baseline arsitektur aplikasi. • Target arsitektur aplikasi. • Gap analysis. Universitas Indonesia
  • 29. 14 • Impact analysis. 4. Arsitektur Teknologi (Technology Architecture) Sasaran dari tahapan ini adalah untuk membangun arsitektur teknologi yang akan dijadikan dasar pada saat implementasi. Pengembangan arsitektur Teknologi ini dilakukan melalui 3 tahap, yaitu identifikasi arsitektur baseline (as is), menetukan target (to be) arsitektur, dan melakukan gap analysis antara baseline dengan target. Input yang dibutuhkan, antara lain: • Prinsip-prinsip teknologi (jika ada). • Statement of architecture work. • Visi arsitektur. • Output dari gap analysis pada tahap sebelumnya. • Target arsitektur bisnis. • Target arsitektur data. • Target arsitektur aplikasi. Output yang dihasilkan: • Statement of architecture work yang sudah di-update. • Baseline arsitektur teknologi. • Target arsitektur teknologi. • Gap report dari arsitektur teknologi. 5. Peluang dan solusi (Opportunities and Solutions) Pada tahap ini peluang-peluang bisnis baru dari arsitektur pada tahap-tahap sebelumnya yang mungkin muncul diidentifikasi. Hasil dari fase ini merupakan dasar dari rencana implementasi yang diperlukan untuk mencapai sasaran rancangan arsitektur. 6. Rencana Migrasi (Migration Planning) Tahap ini bertujuan untuk membuat suatu rencana migrasi, termasuk prioritas pekerjaan. Sasaran dari tahap ini adalah, memilah beberapa proyek-proyek implementasi berdasarkan prioritas utama. Pada tahap ini roadmap dari keseluruhan implementasi disusun. 7. Tata Laksana Implementasi (Implementation Governance) Universitas Indonesia
  • 30. 15 Tahap ini bertujuan untuk menyusun suatu tata laksana implementasi, termasuk menyusun dan memformalisasi tim, menyusun manajemen proyek, membuat suatu manajemen komunikasi dari proyek tersebut, dll. 8. Manajemen Perubahan terhadap Arsitektur (Architecture Change Management) Sasaran dari tahapan ini adalah membangun suatu proses manajemen perubahan bagi dasar arsitektur yang baru untuk memastikan bahwa arsitektur yang dikembangkan responsif dan adaptif terhadap perubahan-perubahan yang akan terjadi sesuai dengan perkembangan kebutuhan bisnis. Kedelapan tahapan utama tersebut didukung oleh suatu tahapan persiapan dan tahapan manajemen prasyarat (requirement menagement) di akhir proses. Pada tahapan persiapan, dibentuk organisasi proyek yang akan bertanggung jawab dan berkoordinasi demi kesuksesan proyek. Sedangkan tahapan manajemen prasyarat adalah untuk memeastikan bahwa setiap tahapan tervalidasi dan berdasar pada kebutuhan bisnis. ADM merupakan rangkaian proses yang berulang, baik di dalam keseluruhan rangkaian proses, di antara tahapan tertentu, atau di dalam suatu tahapan tertentu. Dalam setiap perulangan prosesnya, disarankan untuk mempertimbangkan ruang lingkup, detail, jadwal, dan milestone yang akan dicapai. Selain itu, setiap perulangan proses harus memperhatikan aset yang dihasilkan pada proses perulangan sebelumnya dan juga kondisi pasar. Hal tersebut untuk menyesuaikan dengan kesiapan infrastruktur, sumber daya manusia, dan value dari model sistem dan model bisnis yang ada. Dari semua tahapan ADM, terdapat banyak deriverables yang bisa dihasilkan, baik sebagai input maupun output. Namun demikian, deliverables tersebut adalah rekomendasi, bukan dimaksudkan untuk diikuti secara lengkap. Jumlah deliverables tersebut bisa disesuaikan dengan ruang lingkup yang sudah didefinisikan. Melakukan dokumentasi yang lengkap berikut versinya adalah sangat dianjurkan, sehingga bisa diketahui perubahan-perubahan yang sudah dilakukan. Universitas Indonesia
  • 31. 16 2.3.2 Enterprise Architecture Model Tesis ini disusun menggunakan suatu model arsitektur enterprise (Enterprise Architecture Model) yang didefinisikan seperti pada Gambar 2 Enterprise Architecture Model. Dekomposisi arsitektur perusahaan tersebut diturunkan dari kerangka kerja TOGAF, sebagai berikut : Gambar 2 Enterprise Architecture Model • Business Function: Merupakan deskripsi dari semua elemen dan struktur bisnis yang meliputi perusahaan atau organisasi. • Business Architecture: Suatu formulasi aristektur dari fungsi bisnis. • Information Function: Merupakan indentifikasi komprehensif dari data, aliran data, dan hubungan antar data yang mendukung fungsi bisnis. Identifikasi, sistemasasi, kategorisasi, dan informasi persediaan selalu diperlukan untuk menjalankan bisnis, namun hal tersebut menjadi suatu yang mendasar bila fungsi penanganan data telah terotomatisasi. • Information Architecture: Suatu formulasi dari fungsi informasi (Information Function) melalui suatu model data. Universitas Indonesia
  • 32. 17 • Solution Function (Systems/Application): Merupakan fungsi yang bertujuan mensuplai/menyampailkan komputerisasi sistem TI yang dibutuhkan untuk menunjang fungsi-fungsi tertentu yang diperlukan oleh fungsi bisnis. • Solution Architecture (Systems/Application): Suatu definisi arsitektur dari fungsi solusi. • Technology Infrastructure Function: Lingkungan teknologi menyeluruh yang diperlukan untuk menunjang fungsi informasi dan fungsi solusi. • Technology Infrastructure Architecture: Suatu formulasi (deskripsi) dari fungsi infrastruktur teknologi. 2.4 Teknologi Pendukung Perancangan arsitektur pada tesis ini menggunakan teknologi arsitektur infrastruktur berorientasi layanan (service-oriented architecture). Pertimbangan pemilihan teknologi SOI (service-oriented infrastructure) didasarkan pada pertimbangan sebagai berikut : • SOI merupakan framework teknologi yang bersifat open standard. Hal tersebut dapat mendorong perluasan serta pengembangan layanan yang melibatkan pihak-pihak lain melalui kolaborasi. • Layanan dapat di-align sedekat mungkin dengan strategi dan aktivitas bisnis. • Sifat reusable dari layanan dapat menghemat biaya dan usaha pengembangan. • Kebebasan dan keluwesan dalam implementasi layanan masih dapat dipertahankan. • SOI memungkinkan penerapan multiple access channel lebih mudah dilakukan. Dengan menerapkan konsep SOI, masing-masing access-point dapat diintegrasikan dengan lebih baik dengan menggunakan service bus maupun web service. 2.4.1. Layanan (services) Sebelum kita lebih jauh membahas tentang SOI, sebaiknya kita memahami terlebih dahulu apa yang dimaksud dengan service. Service (layanan) merupakan bagian yang fundamental dari konsep rancangan infrastruktur berbasis layanan. Service merupakan komponen umum yang digunakan oleh beberapa sistem aplikasi (reusable). Service dapat berupa modul program, aplikasi, atau gabungan Universitas Indonesia
  • 33. 18 dari beberapa aplikasi yang berhubungan. Service direalisasikan dengan menambahkan interface (wrapper) pada satu atau sekelompok sistem aplikasi. Sistem aplikasi berkomunikasi dengan service interface melalui API (application programmer interface). Secara umum, service maupun web service memiliki karakteristik dan kemampuan, sebagai berikut : 1. Granularity. Implementasi penggunaan service secara umum meliputi banyak fungsi dan bekerja pada sejumlah data yang besar, dibandingkan dengan rancangan component-interface. 2. Interface-based definition. Service menggunakan interface yang terpisah satu sama lain. Keuntungan dari hal tersebut adalah, multiple service dapat menggunakan common interface (antarmuka umum) dan suatu service dapat menggunakan beberapa interface. 3. Discoverability. Service harus ditemukan baik pada design time maupun pada saat runtime, tidak hanya dengan suatu identitas yang unik tetapi juga melalui identitas interface dan jenis dari service. 4. Single-instance nature. Tidak seperti pengembangan berbasis komponen, yang menginisiasi komponen yang diperlukan, setiap service adalah satu, obyek yang selalu bekerja dan berkomunikasi dengan client. 5. Loosely coupled nature. SOI merupakan arsitektur yang secara logis terpisah antara masing-masing interface dan implementasi. Selain itu, runtime discovery mengurangi ketergantungan antara pengguna dan penyedia layanan dan memubat SOI semakin terpisah secara logis. Masing-masing service terhubung dengan client dan service lainnya menggunakan metode-metode pertukaran pesan yang baku, tak bergantung, terpisah seperti pertukaran dokumen berbasis XML. 6. Asynchronous nature. Secara umum, service menggunakan perndekatan pengiriman pesan secara asynchronous, namun hal tersebut bukan suatu keharusan. Kenyataannya banyak service yang menggunakan pendekatan pengiriman pesan secara synchronous sampai beberapa kali. Universitas Indonesia
  • 34. 19 7. Reusability. Service merupakan aset yang dapat digunakan kembali secara berulang dalam konteks yang berbeda-beda, tanpa memperhatikan komponen arsitekturnya. Gambar 3 Aplikasi Berorientasi Layanan Menurut Bruce Robertson dan Valentin Sribar, keuntungan menyediakan layanan (service) adalah : • Dapat memanfaatkan ulang keahlian • Meningkatkan kecepatan(agility) pengembangan sistem aplikasi. • Menurunkan kompleksitas pengembangan sistem aplikasi • Memudahkan penjaminan keandalan dan kinerja semua sistem aplikasi yang menggunakannya. Masih menurut Bruce Robertson dan Valentin Sribar, layanan yang ideal mempunyai kriteria sebagai berikut : • Decoupled (terpisah secara logis) dari aplikasi penggunanya. • Terpisah secara fisik dari aplikasi penggunanya (hubungan melalui network). • Menggunakan teknologi interface standar netral (open standard) yang dapat berjalan pada platform yang berbeda, dibangun dengan bahasa pemrograman yang berbeda, serta bukan proprietary dari vendor tertentu. Universitas Indonesia
  • 35. 20 Untuk dapat menerapkan dan mengembangkan service, terdapat beberapa langkah. • Melakukan identifikasi semua fungsi yang ada pada system aplikasi. Untuk itu dibutuhkan dokumentasi yang lengkap berupa DFD, flow chart, dll. • Memetakan fungsi-fungsi umum yang sama (refactoring). • Memindahkan fungsi-fungsi tersebut dari layer aplikasi ke layer infrastruktur. Pengelolaan service-service tersebut dilimpahkan ke bagian infrastruktur berikut dengan pengaturan service level-nya. Ilustrasi tersebut dapat dilihat pada gambar berikut: Gambar 4 Fungsi-fungsi sebelum refactoring Gambar 5 Fungsi-fungsi sesudah penerapan service Setelah berada di layer infrastruktur, barulah dilakukan perancangan terhadap service-service tersebut dengan melakukan generalisasi, yang meliputi nama service, nama fungsi (method), struktur serta format parameter fungsi, kode status, dan pesan error (exception). Langkah terakhir adalah melakukan Universitas Indonesia
  • 36. 21 dokumentasi terhadap service. Dokumentasi merupakan hal yang penting karena akan mengawal proses implementasi secara lebih baik dan terorganisir dengan tersedianya dokumen acuan yang lengkap 2.4.2 Service Oriented Infrastructure Service Oriented Infrastructure (SOI) adalah suatu cara mengorganisir perangkat keras dalam sebuah organisasi. Secara garis besar mainstream SOI ada dua yaitu GRID Technology dan Virtualisasi. Kedua mainstream tersebut mempunyai tujuan yang sama yaitu mengkonsolidasi hardware, penghematan biaya power supply dan pendingin serta meningkatkan kemampuan disaster recovery. Disamping itu untuk memastikan standar mutu dan konsistensi behavior dari layanan infrastruktur. Hal ini berlaku pada server, storage, dan network. SOI mempresentasikan suatu model dimana fungsi-fungsi dari unit-unit yang terpisah dengan service yang sama dibangun dan dikonsolidasikan menjadi satu dalam penggunaan bersama-sama suatu perangkat keras. Gambar 6 Elemen SOI Universitas Indonesia
  • 37. 22 Awalnya Intel mengembangkan konsep pada tiga domain yaitu Enterprise, Infrastruktur dan Arsitektur aplikasi. Aspek penting dalam SOI termasuk di dalamnya yaitu virtualisasi dan industrialisasi. Komponen-komponen ini menyediakan infrastruktur TI melalui suatu pool sumberdaya. SOA lebih banyak diadopsi secara luas oleh industri TI sedangkan SOI lebih lembat dalam pengadopsiannya. Namun dengan berkembangnya solusi yang lebih luas dari SOI seperti GRID database, penyimpanan secara virtual (virtualized storage) dan aplikasi GRID server dan virtualized server. Mengikuti jejak Intel, muncul pemain baru seperti Capgemini, HP dan Cisco yang mendefinisikan ulang SOI sebagai virtualisasi infrastruktur TI yang terdiri dari komponen-komponen yang umumnya diatur dalam industrialized fashion yang terdiri atas SOA Aplication support dan mengatur untuk expose service catalog. SOI terdiri dari beberapa layer yang juga mencerminkan enterprise TI. Gambar 7 Layer SOI Ungkapan SOI dipakai lebih luas yang memasukkan sumberdaya infrastruktur yang configurable termasuk di dalamnya storage, computing, networking software dan hardware yang secara efektif mendukung aplikasi yang dijalankan. SOI secara konsisten mendukung sepenuhnya aplikasi SOA. SOI bekerja untuk memudahkan penggunaan kembali (reuse) dan mengalokasi sumber daya infrastruktur. Universitas Indonesia
  • 38. 23 Gambar 8 Hubungan SOA dan SOI SOA dan SOI dapat dilakukan dan bekerja secara terpisah, namun kombinasi kedua strategi menghasilkan keuntungan yang lebih. Gambar 9 Keuntungan ganda implementasi SOA dan SOI menjelaskan pernyataan tersebut. Gambar 9 Keuntungan ganda implementasi SOA dan SOI Dalam implementasinya SOI melalui beberapa tahapan berjenjang sesuai dengan skala kemampuan baik SDM maupun finansial yang akan diterapkan. Tahapan ini masing-masing terdapat fitur implementasi, keuntungan dan hasil yang didapat. Gambar 6 merupakan tahapan implementasi SOI. Universitas Indonesia
  • 39. 24 Gambar 10 Tahapan SOI 2.4.3 Enterprise Service Bus (ESB) Enterprise Service Bus (ESB) merupakan salah satu dari beberapa pendekatan untuk membangun suatu infrastruktur aplikasi berbasis service- oriented infrastructure (SOI), di samping web service melalui protokol SOAP atau POX (plain old XML) melalui protokol HTTP. ESB sendiri dapat diartikan sebagai middleware yang menyediakan interoperabilitas dan layanan pengiriman pesan yang aman pada infrastruktur berbasis SOI. Suatu ESB menggunakan XML, web service interface, penerima pesan, dan rules-based routing untuk menghasilkan layanan-layanan bisnis yang dapat bekerjasama satu sama lain dan terpisah secara logis yang dapat secara mudah digunakan bersama-sama di dalam dan di antara institusi/enterprise. ESB dianjurkan untuk infrastruktur yang: • Besar, memiliki service yang relatif banyak (misalnya, lebih dari 20 service). • Dinamis, seringkali terjadi perubahan atau penambahan service. • Kompleks, pengiriman dan pengaturan pesan yang berpengaruh besar untuk mendukung workflow dan menghasilkan layanan dari komponen-komponen yang sederhana. Universitas Indonesia
  • 40. 25 SOAP Service Portal Request B2B Service (e.g. J2EE, .NET) Interactions Common Enterprise Service Bus Runtime Environment Service Data Existing New Service Flow Applications Logic Gambar 11 Arsitektur Dasar ESB Enterprise Service Bus (ESB) merupakan meta-data yang mendeskripsikan penyedia (provider) dan pengguna (requestor) layanan, mediasi dan operasinya pada informasi yang mengalir antara penyedia dan pengguna layanan, dan discovery, routing, dan penyesuai yang menghasilkan suatu lingkungan SOI yang dinamis dan autonomis. ESB menyediakan tools dan infrastruktur runtime untuk menghasilkan formulasi SOI dalam ikon segitiga “publish-find-bind” (Gambar 12 ESB sebagai pondasi SOA), yang popular pada awal kemuculan konsep SOA dengan menggunakan Web Service. ESB mengelola dan mengeksploitasi meta-data yang mendekripsikan endpoint interaksi sebagaimana model domain yang digunakan untuk mendeskripsikan kemampuan dari end point-end point tersebut. ESB mendukung konfigurasi dari jalur yang menghubungkan layanan yang diminta oleh pengguna dan yang ditawarkan oleh penyedia, secara dinamis mecocokkan pengguna dengan penyedia dan pada proses pembuatan kontrak prosedur antara interaksi tersebut. Universitas Indonesia
  • 41. 26 Gambar 12 ESB sebagai pondasi SOA 2.4.4 Service Oriented Network Architecture SONA mengadopsi suatu pendekatan arsitektural yang menghubungkan jaringan berbasis layanan dengan aplikasi untuk menghasilkan solusi bisnis. Pendekatan ini fokus terutama pada pembangunan prinsip-prinsip perancangan aplikasi terpusat yang menggambarkan dan menggolongkan suatu lingkungan networking yang fleksibel, yang pada dasarnya untuk menyediakan suatu platform yang terintegrasi. Menggunakan elemen-elemen SONA bersama dengan Cisco Validated Design (CVDs), dapat menghasilkan infrastruktur di mana layanan dapat berkomunikasi satu sama lain, yang dapat diandalkan, memiliki skalabilitas yang tinggi, aman, mudah diprediksi, dan dapat direplikasi dengan mudah sehingga memudahkan pada saat implementasi. SONA terdiri tiga layer teknologi (Gambar 7), yaitu: 1. Network Systems Layer, adalah desain dasar jaringan dan layanan-layanan penting yang saling berhubungan yang merupakan dasar blok untuk infrastruktur jaringan. Layer ini menyediakan suatu blueprint bagi rancangan modul-modul jaringan yang fleksibel, aman, dan memiliki skalabilitas serta performa yang tinggi. 2. Integrated Network Services Layer, merupakan guidelines untuk mempercepat, dan mengoptimalkan deployment aplikasi. Integrated Network Services Layer digolongkan ke dalam dua jenis: Universitas Indonesia
  • 42. 27 • Transparent service, di mana layanan-layana beroperasi dengan cara yang transparan bagi sistem dan fungsi pada tingkat aplikasi. Beberapa contoh dari jasa yang transparan meliputi: - Dynamic routing - Switching dan VLANs - Server load balancing - MPLS dan MPLS VPNs - Firewall jaringan - Intrusion Detection System (IDS) dan Intrusion Prevention System (IPS) - Wide Area Application Services (WAAS), seperti Payload Compression - XML Firewall dan Content-based Routing - Email Spam dan Virus Protection • Exposed service, berupa layanan yang dirancang untuk saling berhubungan dengan sistem dalam tingkatan aplikasi dengan menyediakan interface yang dapat diakses dalam wujud API dan protokol umum. Beberapa contoh dari exposed service adalah: - Wireless/mobility location services (menggunakan APIs) - Integrated services router IVR scripting (menggunakan TCL) - Network admission control (menggunakan EAP, API, HCAP) - Authentication, authorization, dan accounting (menggunakan RADIUS, HCAP, XML) 3. Application Layer, yaitu layer yang merepresentasikan sistem-sistem aplikasi yang operasi sebagai entitas yang terhubungan, baik secara fisik maupun logik, ke infrastruktur jaringan. Aplikasi ini bertindak sebagai pengguna dari layanan jaringan, baik secara transparan dan terekspos. Beberapa contoh dari layanan tingkat aplikasi meliputi: • Unified Communications Directory Access (dengan AXL/XML/SOAP) • Unified Communications Click-to-Dial • IP Phone Web Services (menggunakan XML/HTTP) Universitas Indonesia
  • 43. 28 Gambar 13 Framework SONA SONA menggambarkan bagaimana suatu komunikasi jaringan berorientasi layanan yang fleksibel, dibangun, dan mengidentifikasi hubungan yang tingkat tinggi dan interface antar jaringan dan sistem setingkat aplikasi secara umum. Sehingga, SONA framework bukan ditujukan sebagai kerangka arsitektur IT perusahaan secara keseluruhan dan bukan sebagai pengganti enterprise architecture tingkat tinggi, seperti The Open Group Architecture Framework (TOGAF). Gambar 14 Hubungan SONA dalam arsitektur TI Universitas Indonesia
  • 44. 29 SONA framework dapat diterapkan sebagai komponen dari siklus TOGAF Architecture Development Method (ADM) untuk menghasilkan dasar struktur proses perancangan pada fase Technology Architecture (Gambar 14). Dalam hal ini, TOGAF tidak menetapkan metodologi desain secara spesifik untuk infrastruktur komunikasi, tetapi lebih mengacu kepada arsitektur yang ada seperti SONA Places in the Network (PINs) dan Cisco Validated Designs (CVDs). Selain itu, kerangka arsitektur berputar menghasilkan sistem yang dapat direplikasi dengan mudah. TOGAF merekomendasikan pendekatan ini dengan menyediakan petunjuk pengembangan pendekatan pembangunan disesuaikan untuk replikasi. PINS adalah bersifat modular dan menyediakan rincian terstruktur, teruji, desain jaringan yang dapat diprediksi. TOGAF ADM juga tidak menguraikan rincian spesifik interaksi atau interface antar sistim informasi dan infrastruktur komunikasi, yang digambarkan pada tingkat atas. Gambar 15 SONA sebagai Komponen Pedukung pada TOGAF ADM Ketika prinsip desain dan kemampuan SONA seharusnya dipertimbangkan sepanjang tahap Architecture Vision pada model TOGAF, CVDs dan SONA PINS dapat digunakan sebagai sebagai titik awal penerapan TOGAF Technical Reference Model (TRM), yaitu model terperinci yang memusatkan pada perangkat lunak aplikasi, platform aplikasi, dan infrastruktur komunikasi (Gambar 15). Universitas Indonesia
  • 45. 30 Gambar 16 Hubungan SONA dengan TOGAF TRM PINS fokus pada layer jaringan dan layanan jaringan selaras dengan model tingkat atas TOGAF TRM yang merepresentasikan "infrastruktur komunikasi" dengan layanannya, interface layanan, dan API sebagai subset yang berperan bagi pengembangan dari platform aplikasi, yangdalam hal ini secara parsial berada di dalam jaringan dalam bentuk layanan. Secara detail, SONA CVDs dapat menyediakan detil terstruktur untuk solusi bagi sub seksi layanan jaringan TRM, interface infrastruktur komunikasi, dan infrastruktur komunikasi (Gambar 17 Hubungan SONA dan TOGAF secara detail). Universitas Indonesia
  • 46. 31 Gambar 17 Hubungan SONA dan TOGAF secara detail 2.4.5 Business Grid Grid Service merupakan representasi dari sintesis servis jaringan dengan paradigma grid computing. Network service jaringan menyediakan sarana kepada modularisasi perangkat lunak, memungkinkan sintesis yang bergandeng secara longgar dan baru. Grid komputing menyingkirkan batasan antara komponen fungsional software dan specific hosting hardware, memungkinkan perangkat lunak disebarkan secara dinamis pada jaringan (misal, intra-, ekstra- atau inter- net). Penggunaan gagasan grid computing pada enterprise software yang service oriented akan membolehkan business service network untuk menggunakan lebih banyak service yang khusus. Ontologi service di atas memungkinkan business grid berhubungan grid hosting platform. Diperlukan pengetahuan untuk enterprise software, hosting server dan domain yang dapat digunakan baik SLA maupun reservation system. Kemunculan paradigma grid bisa digambarkan seperti yang "mengkoordinasikan sumber daya yang dapat dibagi pakai dan pemecahan masalah secara dinamis, virtual organisasi yang multi-institusional". Desain grid sebaiknya menjamin interoperabilitas cross platform, discovery, re-usability dan integrasi sistem pada konteks heterogen; sebagai syarat pokok business process. Universitas Indonesia
  • 47. 32 Business process pada sistem enterprise yang besar berinteraksi dengan bermacam stakeholder seperti mitra bisnis dan pelanggan untuk mengintegrasikan service yang heterogen terdistribusi. Teknologi grid computing membantu memecahkan permasalahan kapasitas yang kurang dipakai dan menerapkan sebagai pemecah masalah bisnis dan menyediakan IT level infrastruktur untuk mendukung aplikasi bisnis. Business grid akan menyediakan infrastruktur tervirtual untuk mendukung penggunaan secara transparan dan berbagi pakai fungsi dari bisnis secara orkestrasi. Hal ini juga harus dapat membangun solusi bisnis dari multi grid service dan sumberdaya IT. Jangkauan Business Process Grids meliputi penyediaan business process dan outsourcing, integrasi, kolaborasi, monitoring dan pengelolaan infrastruktur. Grid teknologi membutuhkan minimum set dari basic service untuk berfungsi dengan semestinya dan dapat dibedakan dari bentuk komputasi terdistribusi. Gambar 18 Konsep Bisnis Grid Susskind 2000 mendeskripsikan tentang Business Grid sebagai konsep horizontal dan vertikal. Konsep horizontal merupakan deskripsi antara teknologi, informasi dan pengetahuan (knowledge). Sedangkan garis atas – bawah menunjukkan konsep external dan internal dimana organisasi mengatur. Bagian atas menunjukkan eksternal client dan bagian bawah menunjukkan organisasi. Pada kuadran kiri bawah dimana organisasi dan teknologi berinteraksi, kita akan menemukan dukungan teknologi terhadap organisasi sedangkan pada kuadran kiri atas akan ditemukan sistem dukungan pelanggan yang berbeda. Dukungan Universitas Indonesia
  • 48. 33 teknologi mewakili infrastruktur TI dasar seperti hardware, operating systems, network. Hal terpenting dalam kuadran ini adalah managemen dokumen yang memudahkan mengolah, attachment dan penyimpanan bermacam-macam dokumentasi yang masuk ke organisasi. Research management penting untuk mengikuti proses penelitian dari awal hingga akhir. Human resources management digunakan untuk mengelola data pegawai. Sistem di atas berbeda- beda database namun sebaiknya bekerja sebagai satu sistem yang koheren dan interoperabel. Pada kuadran kiri atas menggambarkan bagaimana client organisasi menggunakan teknologi. Organisasi harus memberikan layanan internet yang berguna. Klien banyak tertarik pada pelacakan hasil penelitian, mengumpulkan data dan mendapatkan data dari dokumen yang terarsip. Profesional klien seperti peneliti akan lebih suka menyimpan dokumen penelitian dalam bentuk elektronik. Bergerak ke arah kanan, online research service pada sisi kanan atas dari grid, data akan menjadi lebih aplikabel, lebih user friendly. 2.5 Permasalahan Implementasi Terdapat beberapa permasalahan yang sering kali muncul dalam pengembangan infrastruktur aplikasi berbasis SOA, antara lain : • Kurangnya pemahaman (lack of understanding). Permasalahan umum yang dihadapi pada implemetasi adalah menghubungkan beberapa aplikasi dengan menggunakan web service. Baik melalui pendekatan langsung maupun secara bertahap, keberhasilan dari implementasi SOA bergantung pada fundamental perubahan pada bisnis itu sendiri dan bukan pada teknologinya. Arsitektur yang dihasilkan harus menyediakan suatu platform untuk membangun layanan-layanan di masa mendatang yang mungkin diperlukan disamping yang telah ada. • Interoprabilitas perangkat lunak (software interoperability) Implementasi SOA umumnya menggunakan web service untuk melakukan pertukaran pesan SOAP dengan protokol HTTP yang meng-enkapsulasi XML data. Permasalahan sering kali timbul ketika mengintegrasikan layanan- layanan yang heterogen tersebut. Sebagai contoh, perbedaan antara format koding SOAP pada teknologi Java Enterprise Edition dan (document/literal Universitas Indonesia
  • 49. 34 encoding) dan Microsoft .NET (RPC/literal encoding) dapat menyebabkan timbulnya masalah. • Keterbatasan dan kinerja (limitations and performance) Serializing pada memory data object ke dokumen XML dapat menjadi mahal karena obyek tersebut harus dikonversi ke bentuk representasi ASCII-based XML. Tergantung pada ukuran obyek tersebut, besarnya dokumen XML mungkin perlu untuk ditransfer antar jaringan perusahaan dan internet. Pertukaran dokumen XML melalui HTTP dapat menjadi lambat dan berpotensi menjadi tidak dapat diandalkan (unreliable) pada situasi-situasi tertentu. Akibatnya, hal tersebut dapat menyebabkan permasalahan yang terkait dengan waktu maupun misi proses bisnis yang penting, terutama ketika tingkat aktifitas dari layanan-layanan meningkat. Universitas Indonesia