2. Mengaktifkan fitur forwarding
# nano /etc/sysctl.conf
Temukan parameter "net.ipv4.ip_forward“ , dan lakukan
pengaturan nilai parameter tersebut dengan nilai 1 (enable)
untuk mengaktifkan fitur forwarding, sebaliknya nilai 0
(disable) untuk menonaktifkan fitur forwarding.
net.ipv4.ip_forward = 1
Simpan perubahan konfigurasi yang dilakukan pada file
tersebut dengan menekan: CTRL-O > Enter.
Untuk keluar dari editor nano, gunakan: CTRL-X
3. 3 Cara Konfigurasi Routing Statik
1.
2.
3.
Terdapat 3 cara untuk mengkonfigurasi routing
statik di Linux CentOS yaitu:
Format Perintah Route (sementara)
Format Argumen Perintah IP (permanen).
Format Argumen Network/Netmask (permanen).
4. Format Perintah Route (Sementara)
Sintak penulisan:
route add -net alamat-network-yg-tidak-dikenali
netmask alamat-subnetmask-dari-network-yg-tidakdikenali gw alamat-ip-dari-router-lawan-yg-bisadigunakan-untuk-menjangkau-network-yg-tidakdikenali dev interface-diri-sendiri-yg-menghubungkanke-router-lawan
Konfigurasi routik statik dengan cara ini bersifat
sementara karena hanya tersimpan di memori
komputer, dan akan hilang ketika komputer di-restart
atau service network di-restart.
6. Solusi Studi Kasus 1: Format Perintah
Route
Konfigurasi di Router R1
# route add –net 11.0.0.0 netmask 255.0.0.0 gw
10.0.0.1 dev eth0
Untuk menjangkau Network C: 11.0.0.0/8
# route add –net 12.0.0.0 netmask 255.0.0.0 gw
10.0.0.1 dev eth0
Untuk menjangkau Network D: 12.0.0.0/8
7. Solusi Studi Kasus 1: Format Perintah
Route
Konfigurasi di Router R2
# route add –net 9.0.0.0 netmask 255.0.0.0 gw
10.0.0.2 dev eth0
Untuk menjangkau Network A: 9.0.0.0/8
# route add –net 12.0.0.0 netmask 255.0.0.0 gw
11.0.0.2 dev eth1
Untuk menjangkau Network D: 12.0.0.0/8
8. Solusi Studi Kasus 1: Format Perintah
Route
Konfigurasi di Router R3
# route add –net 9.0.0.0 netmask 255.0.0.0 gw
11.0.0.1 dev eth0
Untuk menjangkau Network A: 9.0.0.0/8
# route add –net 11.0.0.0 netmask 255.0.0.0 gw
11.0.0.1 dev eth0
Untuk menjangkau Network B: 11.0.0.0/8
9. Format Argumen Perintah IP (Permanen)
Membuat file konfigurasi routing dengan format
penamaan “route-namainterface” di direktori
“/etc/sysconfig/network-scripts”, sebagai contoh untuk
interface “eth0” nama file yang dibuat adalah “routeeth0”, sedangkan untuk interface “eth1” nama file yang
dibuat adalah “route-eth1”.
Sintak penulisan parameter pada file “routenamainterface” adalah sebagai berikut:
alamat-network-yg-tidak-dikenali/alamat-subnetmaskdalam-format-bit-count-dari-network-yg-tidak-dikenali
via alamat-ip-dari-router-lawan-yg-bisa-digunakanuntuk-menjangkau-network-yg-tidak-dikenali dev
interface-diri-sendiri-yg-menghubungkan-ke-router-lawan
11. Solusi Studi Kasus 2: Format Argumen
Perintah IP
Konfigurasi di Router R1
# nano /etc/sysconfig/network-scripts/route-eth0
11.0.0.0/8 via 10.0.0.1 dev eth0
Untuk menjangkau Network C: 11.0.0.0/8
12.0.0.0/8 via 10.0.0.1 dev eth0
Untuk menjangkau Network D: 12.0.0.0/8
Me-restart service network menggunakan perintah “service
network restart”.
12. Solusi Studi Kasus 2: Format Argumen
Perintah IP
Konfigurasi di Router R2
# nano /etc/sysconfig/network-scripts/route-eth0
9.0.0.0/8 via 10.0.0.2 dev eth0
Untuk menjangkau Network A: 9.0.0.0/8
# nano /etc/sysconfig/network-scripts/route-eth1
12.0.0.0/8 via 11.0.0.2 dev eth1
Untuk menjangkau Network D: 12.0.0.0/8
Me-restart service network menggunakan perintah “service
network restart”.
13. Solusi Studi Kasus 2: Format Argumen
Perintah IP
Konfigurasi di Router R3
# nano /etc/sysconfig/network-scripts/route-eth0
9.0.0.0/8 via 11.0.0.1 dev eth0
Untuk menjangkau Network A: 9.0.0.0/8
11.0.0.0/8 via 11.0.0.1 dev eth0
Untuk menjangkau Network B: 11.0.0.0/8
Me-restart service network menggunakan perintah “service
network restart”.
14. Format Directive Network/Netmask
(Permanen)
Membuat file konfigurasi routing dengan format
penamaan “route-namainterface” di direktori
“/etc/sysconfig/network-scripts”, sebagai contoh untuk
interface “eth0” nama file yang dibuat adalah “routeeth0”, sedangkan untuk interface “eth1” nama file
yang dibuat adalah “route-eth1”.
Sintak penulisan parameter pada file “routenamainterface” adalah sebagai berikut:
ADDRESS?=alamat-network-yg-tidak-dikenali
NETMASK?=alamat-subnetmask-dari-network-yg-tidakdikenali
GATEWAY?= alamat-ip-dari-router-lawan-yg-bisadigunakan-untuk-menjangkau-network-ygtidak-dikenali
17. Solusi Studi Kasus 3: Format Directive
Network/Netmask
Konfigurasi di Router R1
# nano /etc/sysconfig/network-scripts/route-eth0
ADDRESS0=11.0.0.0
Untuk menjangkau
NETMASK0=255.0.0.0
Network C: 11.0.0.0/8
GATEWAY0=10.0.0.1
ADDRESS1=12.0.0.0
Untuk menjangkau
NETMASK1=255.0.0.0
Network D: 12.0.0.0/8
GATEWAY1=10.0.0.1
Me-restart service network menggunakan perintah
“service network restart”.
18. Solusi Studi Kasus 3: Format Directive
Network/Netmask
Konfigurasi di Router R2
# nano /etc/sysconfig/network-scripts/route-eth0
ADDRESS0=9.0.0.0
Untuk menjangkau
NETMASK0=255.0.0.0
Network A: 9.0.0.0/8
GATEWAY0=10.0.0.2
# nano /etc/sysconfig/network-scripts/route-eth1
ADDRESS0=12.0.0.0
Untuk menjangkau
NETMASK0=255.0.0.0
Network D: 12.0.0.0/8
GATEWAY0=11.0.0.2
Me-restart service network menggunakan perintah
“service network restart”.
19. Solusi Studi Kasus 3: Format Directive
Network/Netmask
Konfigurasi di Router R3
# nano /etc/sysconfig/network-scripts/route-eth0
ADDRESS0=9.0.0.0
Untuk menjangkau
NETMASK0=255.0.0.0
Network A: 9.0.0.0/8
GATEWAY0=11.0.0.1
ADDRESS1=10.0.0.0
Untuk menjangkau
NETMASK1=255.0.0.0
Network B: 10.0.0.0/8
GATEWAY1=11.0.0.1
Me-restart service network menggunakan perintah
“service network restart”.
20. Tabel Routing
1.
2.
3.
4.
Untuk menampilkan informasi tabel routing digunakan
perintah “route –n”.
Terdapat beberapa kolom/field pada output dari
perintah “route –n”, yaitu:
Destination: alamat jaringan tujuan.
Gateway: alamat ip router lawan yang digunakan
untuk menjangkau jaringan tujuan tersebut.
Genmask: alamat subnetmask dari jaringan tujuan.
Iface: interface yang digunakan untuk menjangkau
gateway atau router lawan.
21. Ping & Traceroute
Untuk memverifikasi komunikasi antar host
digunakan perintah “ping”. Sintak penulisan:
ping alamat-ip-host
Untuk menampilkan informasi rute yang dilalui
(router-router yang dilalui) sepanjang jalur dari host
sumber ke host tujuan digunakan perintah “tracert”
di sistem operasi windows atau “traceroute” di
sistem operasi Linux. Sintak penulisan:
C:> tracert alamat-ip-host-tujuan Windows
# traceroute alamat-ip-host-tujuan Linux