2. Nama anggota kelompok :
Samrotul Mufida
Evi Puji Lestari
Nana Nafisah
Sefi Puspita Dwi Y.
Siti Indah Rahayu
Nursan Gozalba
3. Sejarah Ayat Muhkam dan
Mutasyabih
Secara tegas dapat dikatakan bahwa
asal mula adanya ayat-ayat
muhkamah dan mutasyabihat ialah
dari Allah SWT. Allah SWT
memisahkan atau membedakan ayat-
ayat yang muhkam dari yang
mutasyabih, dan menjadikan ayat
muhkam sebagai bandingan ayat
yang mutasyabihat
4. Pengertian dari al muhkam dan
al mutasyabih
Muhkam dan Mutasyabih dalam
Arti Umum
Kata al-hukm berarti
memutuskan dua hal atau perkara.
Maka hakim adalah orang yang
mencegah yang zalim dan
memutuskan antara dua pihak
yang bersengketa, serta
memisahkan antara yang hak
daan yang baatil dan antara
kebenaran dan kebohongan.
Muhkam berarti
(sesuatu) yaang dikokohkan.
Ihkam al-kalam berati
mengokohkan perkataan dengan
memisahkan berita yang benar
dari yang salah, dan urusan yang
lurus dari yang sesat.
Jadi, kalam muhkam adalah
perkataaan yang seperti
sifatnya.
Mutasyabih secara
bahasa berarti tasyabuh, yakin
bahwa salah satu dari dua hal
seruap dengan yang lain. Dan
syubhah ialah keadaan salah satu
dari dua hal itu tidak dapat
dibedakan dari yang lain karena
adanya kemiripan diantara
keduanya secara konkrit maupun
abstrak. Jadi, tasyabuh al-kalam
adalah kesamaan dan kesesuaian
perkataan, karea sebagiannya
membetulkan sebagian yang lain.
5. Mengenai pengertian muhkam dan mutasyabih terdapat
banyak perbedaan pendapat. Yang terpenting adalah sebagai
berikut:
1. Muhkan adalah ayat yang mudah diketahui maksudnya, sedang
mutasyabih hanyalah diketahui maksudnya oleh Allah sendiri.
2. Muhkam adalah ayat yang hanya mengandung satu wajah, sedang
mutasyabih mengandung banyak wajah
3. Muhkan adalaah yang maksudnya dapat diketahui secara langsung,
tanpa memerlukan keterangan lain, sedang mutasyabih tidak
demikian; ia memerlukan penjelasan dengan merujuk ayat lain.
6. PERBEDAAN AL MUHKAM DAN AL MUTASABIH
MUHKAM :
-Muhkam adalah ayat yang
maksudnya dapat diketahui
secara langsung, tanpa
memperlukan keterangan
lain, sedangkan
–Muhkam adalah ayat yang
hanya mengandung satu
sisi makna saja(wajha
wahidan) , sedangkan
–Muhkam adalah ayat yang
mudah diketahui
maksudnya, seangkan
MUTASYABIH :
-Mutasyabih tidak demikian, ia
memerlukan penjelasan dengan
merujuk ke pada ayat ayat lain
-Mutasyabih mengandug banyak
makna(awjuh)
-Mutasyabih hanya di ketahui
maksudnya oleh allah sendiri.
7. Macam – Macam Ayat Muhkam
dan Mutasyabih
Sesuai dengan sebab-sebab adanya ayat mutasyabihat
dalam Alquran dengan adanya kesamaran maksud syarak
dalam ayat-ayat-Nya sehingga sulit dipahami umat, tanpa
dikatakan arti yang lain, disebabkan karena bisa dita’wilkan
dengan bermacam-macamayat mutasyabihat itu ada 3
macam, sebagai berikut:
1. Ayat-ayat mutasyabihat yang tidak dapat diketahui oleh
seluruh umat manuia, kecuali Allah SWT.
2. Ayat-ayat mutasyabihat yang dapat diketahui oleh
semua orang dengan jalan pembahasan dan pengkajian
yang mendalam.
3. Ayat-ayat mutasyabihat yang hanya dapat diketahui
oleh para pakar ilmu dan sain, bukan oleh semua orang,
apalagi orang awam
8. . Hikmah dan Nilai- Nilai Pendidikan
dalam Ayat- Ayat Muhkam dan Mutasyabih
Al-Qur’an yang berisi ayat-ayat muhkamat dan ayat-
ayat mutasyabihat, menjadi motivasi bagi umat Islam
untuk terus menerus menggali berbagai kandungannya
sehingga kita akan terhindar dari taklid, membaca Al-
Qur’an dengan khusyu’ sambil merenung dan berpikir.
Ayat-ayat Mutasyabihat ini mengharuskan upaya yang
lebih banyak untuk mengungkap maksudnya, sehingga
menambah pahala bagi orang yang mengkajinya. Jika
Al-Quran mengandung ayat-ayat mutasyabihat, maka
untuk memahaminya diperlukan cara penafsiran dan
tarjih antara satu dengan yang lainnya. Hal ini
memerlukan berbagai ilmu, seperti ilmu bahasa,
gramatika, ma’ani, ilmu bayan, ushul fiqh dan
sebagainya. Apabila ayat-ayat mutasyabihat itu tidak
ada niscaya tidak akan ada ilmu-ilmu tidak akan
muncul.
9. Pandangan Para Ulama Menyikapi Ayat-
ayat Mutasyabih
Subhi Al-Shalih membedakan pendapat para
ulama ke dalam dua mazhab, yaitu:
1. Mazhab Salaf
Yaitu orang-orang yang mempercayai dan
mengimani sifat-sifat mutasyabihat ini dan
menyerahkan hakikatnya kepada Allah sendiri.
2. Mazhab Khalaf
Yaitu orang-orang yang mentakwilkan
(mempertangguhkan) lafal yang mustahil dzahirnya
kepada makna yang layak dengan zat Allah.
10. KESIMPULAN
Muhkam adalah ayat yang memberikan makna yang
jelas dan dapat dijangkau oleh pemahaman akal.
Sedangkan mutasyabih adalah ayat yang memberikan
makna yang tidak jelas, tidak dapat berdiri sendiri dan
membutuhkan keterangan yang lain.
Para ulama berbeda terhadap adanya ayat-ayat
muhkam dan mutasyabih. Sebagian ulama
berpendapat bahwa ayat mutasyabih tidak dapat
diketahui kecuali hanya oleh Allah. Mereka mencoba
mengembalikan ayat mutasyabih kepada ayat muhkam.
Hikmah adanya ayat-ayat mutasyabihat adalah dengan
adanya ayat-ayat mutasyabihat, membuktikan
kelemahan dan kebodohan manusia. Sebesar apapun
usaha dan persiapan manusia, masih ada kekurangan
dan kelemahannya. Hal tersebut menunjukkan betapa
besar kekuasaan Allah SWT, dan kekuasaan ilmu-Nya
yang Maha Mengetahui segala sesuatu.