Buku ini membahas tentang analisis makroekonomi, termasuk hubungan antara pasar barang dan pasar uang, permintaan agregat, penawaran agregat, dan inflasi. Bab-babnya menjelaskan tentang bagaimana tingkat suku bunga mempengaruhi investasi dan output agregat, serta kurva permintaan agregat dan penawaran agregat dalam menentukan tingkat harga ekuilibrium."
1. CASE
edisi 8
jilid 2
Prinsip-prinsip Ekonomi
FAIR Penerbit Erlangga
2. CASE FAIR Prinsip-prinsip Ekonomi edisi 8 jilid 2
BAGIAN VI
ANALISIS MAKROEKONOMI
1. Uang, Tingkat Suku Bunga, dan Output: Analisis
dan Kebijakan
2. Permintaan Agregat, Penawaran Agregat, dan
Inflasi
3. Pasar Tenaga Kerja, Pengangguran, dan Inflasi
4. Permasalahan dan Kebijaksanaan Makroekonomi
5. Pasar Saham dan Perekonomian
6. Perilaku Rumah Tangga dan Perusahaan dalam
Makroekonomi: Tinjauan Lebih Lanjut
7. Pertumbuhan Jangka Panjang
8. Debat Makroekonomi
Penerbit Erlangga
3. BAGIAN VI Analisis Makroekonomi
25
Uang, Tingkat Suku Bunga,
dan Output:
Analisis dan Kebijakan
Penerbit Erlangga
4. BAB 25 Uang, Tingkat Suku Bunga, dan Output: Analisis dan Kebijakan
HUBUNGAN ANTARA PASAR
BARANG DAN PASAR UANG
• Hubungan 1: Permintaan uang bergantung pada
pemasukan
• Hubungan 2: Pengeluaran investasi terencana (I)
bergantung pada tingkat suku bunga (r)
Penerbit Erlangga
5. BAB 25 Uang, Tingkat Suku Bunga, dan Output: Analisis dan Kebijakan
HUBUNGAN ANTARA TINGKAT
SUKU BUNGA DAN INVESTASI
• Turunnya tingkat suku bunga akan meningkatkan
investasi terencana
• Naiknya tingkat suku bunga akan menurunkan
investasi terencana
Penerbit Erlangga
6. BAB 25 Uang, Tingkat Suku Bunga, dan Output: Analisis dan Kebijakan
EFEK DARI PERUBAHAN
TINGKAT SUKU BUNGA
• Tingkat suku bunga (r) tinggi akan menurunkan investasi
terencana (I)
• I termasuk dalam pengeluaran agregat terencana (AE –
planned aggregate expenditure)
• Naiknya tingkat suku bunga menurunkan AE di setiap
tingkat pemasukan
• Turunnya AE menurunkan output ekuilibrium
(pemasukan) Y menurut kelipatan penurunan awal dari
investasi terencana
Penerbit Erlangga
7. BAB 25 Uang, Tingkat Suku Bunga, dan Output: Analisis dan Kebijakan
TINGKAT EKUILIBRIUM
SUKU BUNGA
• Tingkat ekuilibrium dari suku bunga tidak hanya
ditentukan di pasar uang
• Perubahan output agregat (pemasukan) Y, di pasar
barang, menggeser kurva permintaan uang dan
mengubah tingkat suku bunga
• Pada jumlah penawaran uang tertentu, kenaikan
tingkat Y menaikkan tingkat ekuilibrium r, dan
demikian juga sebaliknya
Penerbit Erlangga
8. BAB 25 Uang, Tingkat Suku Bunga, dan Output: Analisis dan Kebijakan
KEBIJAKAN EKSPANSIONER
• Kebijakan fiskal ekspansioner: Peningkatan
pengeluaran pemerintah atau penurunan pajak bersih,
bertujuan menaikkan output agregat (pemasukan) Y
• Kebijakan moneter ekspansioner: Peningkatan
penawaran uang yang bertujuan menaikkan output
agregat (pemasukan) Y
Penerbit Erlangga
9. BAB 25 Uang, Tingkat Suku Bunga, dan Output: Analisis dan Kebijakan
CROWDING-OUT DAN
SENSITIVITAS/INSENSITIVITAS
• Efek crowding-out: Kecenderungan turunnya
pengeluaran investasi privat akibat naiknya
pengeluaran pemerintah
• Sensitivitas/insensitivitas suku bunga dari
investasi terencana: Sifat responsif dari pengeluaran
investasi terencana terhadap perubahan tingkat suku
bunga. Sensitivitas berarti banyak berubah,
insensitivitas berarti sedikit atau tidak berubah sama
sekali
Penerbit Erlangga
10. BAB 25 Uang, Tingkat Suku Bunga, dan Output: Analisis dan Kebijakan
KEBIJAKAN KONTRAKSIONER
• Kebijakan fiskal kontraksioner: Penurunan
pengeluaran pemerintah atau peningkatan pajak
bersih, bertujuan menurunkan output agregat
(pemasukan) Y
• Kebijakan moneter kontraksioner: Penurunan
penawaran uang yang bertujuan menurunkan output
agregat (pemasukan) Y
Penerbit Erlangga
11. BAB 25 Uang, Tingkat Suku Bunga, dan Output: Analisis dan Kebijakan
BAURAN KEBIJAKAN
• Bauran kebijakan: Kombinasi kebijakan moneter
dan fiskal yang dijalankan pada waktu tertentu
Penerbit Erlangga
12. BAB 25 Uang, Tingkat Suku Bunga, dan Output: Analisis dan Kebijakan
PENENTU INVESTASI TERENCANA
• Tingkat suku bunga
• Ekspektasi penjualan masa datang
• Tingkat utilisasi modal
• Biaya modal dan tenaga kerja relatif
Penerbit Erlangga
13. BAB 25 Uang, Tingkat Suku Bunga, dan Output: Analisis dan Kebijakan
APENDIKS:
KURVA IS DAN KURVA LM
• Kurva IS: Kurva yang menunjukkan hubungan
negatif antara nilai ekuilibrium dari output agregat
(pemasukan) dan tingkat suku bunga di pasar barang
• Kurva LM: Kurva yang menunjukkan hubungan
positif antara nilai ekuilibrium dari tingkat suku
bunga dan output agregat (pemasukan) di pasar uang
Penerbit Erlangga
14. BAB 25 Uang, Tingkat Suku Bunga, dan Output: Analisis dan Kebijakan
APENDIKS:
KURVA LM
• Kurva IS: Kurva yang
menunjukkan hubungan
negatif antara nilai
ekuilibrium dari output
agregat (pemasukan)
dan tingkat suku bunga
di pasar barang
Penerbit Erlangga
15. BAB 25 Uang, Tingkat Suku Bunga, dan Output: Analisis dan Kebijakan
APENDIKS:
KURVA IS
• Kurva LM: Kurva
yang menunjukkan
hubungan positif antara
nilai ekuilibrium dari
tingkat suku bunga dan
output agregat
(pemasukan) di pasar
uang
Penerbit Erlangga
16. BAB 25 Uang, Tingkat Suku Bunga, dan Output: Analisis dan Kebijakan
APENDIKS:
DIAGRAM IS-LM
• Titik perpotongan antara
kurva IS dan kurva LM
adalah titik di mana
ekuilibrium terjadi di
pasar barang dan di
pasar uang
Penerbit Erlangga
17. BAGIAN VI Analisis Makroekonomi
26
Permintaan Agregat,
Penawaran Agregat,
dan Inflasi
Penerbit Erlangga
18. BAB 26 Permintaan Agregat, Penawaran Agregat, dan Inflasi
PERMINTAAN UANG
• Permintaan uang adalah fungsi dengan tiga variabel:
– Tingkat suku bunga r
– Tingkat pemasukan real Y
– Tingkat harga P
Penerbit Erlangga
19. BAB 26 Permintaan Agregat, Penawaran Agregat, dan Inflasi
NAIKNYA PERMINTAAN UANG
• Permintaan uang akan meningkat jika:
– Tingkat real dari output (pemasukan) naik
– Tingkat harga naik
– Tingkat suku bunga turun
Penerbit Erlangga
20. BAB 26 Permintaan Agregat, Penawaran Agregat, dan Inflasi
PERMINTAAN AGREGAT
• Permintaan agregat: Permintaan total terhadap
barang dan jasa dalam perekonomian
Penerbit Erlangga
21. BAB 26 Permintaan Agregat, Penawaran Agregat, dan Inflasi
HUBUNGAN TINGKAT HARGA
DAN OUTPUT AGREGAT
• Naiknya tingkat harga akan menurunkan tingkat
output (pemasukan) agregat
• Turunnya tingkat harga akan menaikkan tingkat
output (pemasukan) agregat
Penerbit Erlangga
22. BAB 26 Permintaan Agregat, Penawaran Agregat, dan Inflasi
KURVA PERMINTAAN AGREGAT
• Kurva permintaan
agregat (AD –
aggregate demand)
menunjukkan hubungan
negatif antara output
agregat (pemasukan)
dan tingkat harga
• Setiap titik di kurva AD
adalah ekuilibrium
Penerbit Erlangga
23. BAB 26 Permintaan Agregat, Penawaran Agregat, dan Inflasi
PENYEBAB PENURUNAN
PERMINTAAN AGREGAT
• Permintaan agregat turun saat tingkat harga turun,
karena tingkat harga tinggi meningkatkan permintaan
uang (Md)
• Karena penawaran uang konstan, tingkat suku bunga
akan naik agar tercapai ekuilibrium di pasar uang
• Tingkat suku bunga yang tinggi itulah yang
menurunkan output agregat
Penerbit Erlangga
24. BAB 26 Permintaan Agregat, Penawaran Agregat, dan Inflasi
KURVA AD DAN
KURVA PERMINTAAN PASAR
• Kurva AD bukanlah jumlah semua kurva permintaan
pasar dalam perekonomian
• Kurva AD bukanlah kurva permintaan pasar
Penerbit Erlangga
25. BAB 26 Permintaan Agregat, Penawaran Agregat, dan Inflasi
TINGKAT SUKU BUNGA TINGGI
DAN OUTPUT AGREGAT RENDAH
• Investasi terencana tidak menjadi satu-satunya
penghubung antara tingkat suku bunga tinggi dan
tingkat output agregat rendah
• Turunnya konsumsi akibat tingginya tingkat suku
bunga juga ikut berperan sebagai penghubung
Penerbit Erlangga
26. BAB 26 Permintaan Agregat, Penawaran Agregat, dan Inflasi
NILAI REAL DARI KEKAYAAN
• Naiknya tingkat harga menurunkan nilai real dari
beberapa jenis kekayaan
• Kekayaan real atau efek neraca real: Perubahan
konsumsi, akibat berubahnya kekayaan real yang
disebabkan oleh perubahan tingkat harga
Penerbit Erlangga
27. BAB 26 Permintaan Agregat, Penawaran Agregat, dan Inflasi
PERMINTAAN AGREGAT DAN
PENGELUARAN AGREGAT
• Di setiap titik di sepanjang kurva AD, kuantitas
agregat yang diminta sama persis dengan pengeluaran
agregat terencana (C + I + G)
Penerbit Erlangga
28. BAB 26 Permintaan Agregat, Penawaran Agregat, dan Inflasi
BERGESERNYA
KURVA PERMINTAAN AGREGAT
• Naiknya kuantitas uang yang ditawarkan, pada
tingkat harga tertentu, menggeser kurva AD ke kanan
• Naiknya belanja pemerintah atau turunnya pajak
bersih, menggeser kurva AD ke kanan
Penerbit Erlangga
29. BAB 26 Permintaan Agregat, Penawaran Agregat, dan Inflasi
PENAWARAN AGREGAT
• Penawaran agregat: Penawaran total dari semua
barang dan jasa dalam perekonomian
• Kurva penawaran agregat (AS – aggregate supply):
Menunjukkan keterhubungan antara kuantitas agregat
dari output yang ditawarkan oleh semua perusahaan
dalam perekonomian dan tingkat harga keseluruhan
Penerbit Erlangga
30. BAB 26 Permintaan Agregat, Penawaran Agregat, dan Inflasi
KURVA PENAWARAN AGREGAT
JANGKA PENDEK
• Pada jangka pendek,
kurva AS (kurva respons
harga/output) berslope
positif
• Di tingkat rendah,
kurvanya relatif datar
• Di tingkat kapasitas,
kurvanya vertikal
Penerbit Erlangga
31. BAB 26 Permintaan Agregat, Penawaran Agregat, dan Inflasi
KURVA PENAWARAN AGREGAT:
RESPONS HARGA/OUTPUT
• Naiknya permintaan agregat saat perekonomian
beroperasi di tingkat output rendah, cenderung
meningkatkan output dengan tingkat harga yang
sedikit atau tidak naik sama sekali, maka di sini kurva
AS cenderung datar
• Beroperasinya perekonomian pada tingkat output
maksimum (pada kapasitas) menyebabkan kurva AS
menjadi vertikal
Penerbit Erlangga
32. BAB 26 Permintaan Agregat, Penawaran Agregat, dan Inflasi
BATASAN KAPASITAS:
PENGANGGURAN SIKLIS
• Meskipun perusahaan tidak memiliki tenaga kerja dan
modal yang berlebih, perekonomian mungkin
beroperasi di bawah kapasitasnya akibat
pengangguran siklis
Penerbit Erlangga
33. BAB 26 Permintaan Agregat, Penawaran Agregat, dan Inflasi
PENYEBAB BERGESERNYA
KURVA PENAWARAN AGREGAT
• Kejutan biaya (cost shock) atau kejutan penawaran
(supply shock): Perubahan biaya yang menggeser
kurva penawaran agregat AS
• Pertumbuhan ekonomi
• Stagnasi dan kekurangan investasi
• Kebijakan publik
• Cuaca, perang, dan bencana alam
Penerbit Erlangga
34. BAB 26 Permintaan Agregat, Penawaran Agregat, dan Inflasi
TINGKAT HARGA EKUILIBRIUM
• Tingkat harga
ekuilibrium adalah
tingkat harga di mana
kurva AS berpotongan
dengan kurva AD
Penerbit Erlangga
35. BAB 26 Permintaan Agregat, Penawaran Agregat, dan Inflasi
ARTI DARI
TINGKAT HARGA EKUILIBRIUM
• Titik perpotongan kurva AS dan AD ini terkait
dengan:
– Ekuilibrium di pasar barang dan pasar uang
– Sekumpulan keputusan harga/output yang diambil pada
setiap perusahaan di perekonomian
Penerbit Erlangga
36. BAB 26 Permintaan Agregat, Penawaran Agregat, dan Inflasi
TINGKAT HARGA EKUILIBRIUM
JANGKA PANJANG
• Penyesuaian tingkat
upah dan biaya lainnya
terhadap perubahan
harga pada jangka
panjang menghasilkan
kurva AS vertikal
Penerbit Erlangga
37. BAB 26 Permintaan Agregat, Penawaran Agregat, dan Inflasi
OUTPUT ATAU GDP POTENSIAL
• Output potensial atau GDP potensial: Tingkat
output agregat yang mungkin dijaga pada jangka
panjang tanpa inflasi
Penerbit Erlangga
38. BAB 26 Permintaan Agregat, Penawaran Agregat, dan Inflasi
KURVA AS VERTIKAL
• Jika kurva AS vertikal dalam jangka panjang, baik
kebijakan moneter maupun fiskal tidak akan
mempengaruhi output agregat dalam jangka panjang
Penerbit Erlangga
39. BAB 26 Permintaan Agregat, Penawaran Agregat, dan Inflasi
INFLASI
• Inflasi: Naiknya tingkat harga menyeluruh
• Inflasi berkepanjangan (sustained inflation):
Tingkat harga menyeluruh terus naik sepanjang
jangka waktu yang cukup panjang
Penerbit Erlangga
40. BAB 26 Permintaan Agregat, Penawaran Agregat, dan Inflasi
INFLASI DAN PENYEBABNYA
• Inflasi demand-pull: Inflasi yang disebabkan oleh
naiknya permintaan agregat
• Inflasi cost-push atau inflasi suplly-side: Inflasi
yang disebabkan oleh naiknya biaya
Penerbit Erlangga
41. BAB 26 Permintaan Agregat, Penawaran Agregat, dan Inflasi
STAGFLASI
• Stagflasi: Turunnya output bersamaan dengan
naiknya harga
Penerbit Erlangga
42. BAB 26 Permintaan Agregat, Penawaran Agregat, dan Inflasi
KEJUTAN BIAYA
• Kejutan biaya (cost shock) menjadi berita buruk bagi
para pembuat kebijakan
• Satu-satunya cara mengatasi kerugian output akibat
kejutan biaya adalah menaikkan harga jauh di atas
tingkat yang mungkin dicapai tanpa adanya
penetapan kebijakan
Penerbit Erlangga
43. BAB 26 Permintaan Agregat, Penawaran Agregat, dan Inflasi
HIPERINFLASI
• Hiperinflasi: Periode kenaikan tingkat harga yang
sangat cepat
Penerbit Erlangga
44. BAGIAN VI Analisis Makroekonomi
27
Pasar Tenaga Kerja,
Pengangguran, dan Inflasi
Penerbit Erlangga
45. BAB 27 Pasar Tenaga Kerja, Pengangguran, dan Inflasi
PENGANGGURAN
• Tingkat pengangguran: Jumlah orang yang
menganggur dalam persentase dari tenaga kerja
Penerbit Erlangga
46. BAB 27 Pasar Tenaga Kerja, Pengangguran, dan Inflasi
PENGANGGURAN DAN
PENYEBABNYA
• Pengangguran friksional: Pengangguran yang
disebabkan fungsi normal dari pasar tenaga kerja,
biasanya menunjukkan masalah kecocokan kerja/keahlian
dalam jangka pendek
• Pengangguran struktural: Pengangguran yang
disebabkan perubahan struktur perekonomian yang
mengakibatkan banyak kehilangan pekerjaan dalam
industri tertentu
• Pengangguran siklis: Peningkatan pengangguran selama
resesi dan depresi
Penerbit Erlangga
47. BAB 27 Pasar Tenaga Kerja, Pengangguran, dan Inflasi
PENGANGGURAN DAN
OUTPUT AGREGAT
• Pengangguran cenderung turun bersama dengan
turunnya output agregat, dan demikian juga
sebaliknya
Penerbit Erlangga
48. BAB 27 Pasar Tenaga Kerja, Pengangguran, dan Inflasi
PASAR TENAGA KERJA KLASIK
• Kurva penawaran
tenaga kerja
menunjukkan jumlah
yang akan ditawarkan
oleh rumah tangga, kurva
permintaan tenaga kerja
menunjukkan jumlah
yang akan diminta oleh
perusahaan, pada tingkat
upah tertentu
Penerbit Erlangga
49. BAB 27 Pasar Tenaga Kerja, Pengangguran, dan Inflasi
STICKY WAGE
• Sticky wage: Rigiditas mengarah ke bawah dari upah
sebagai penjelasan keberadaan pengangguran
• Penjelasan upah-relatif atas pengangguran:
Penjelasan atas sticky wage di mana pekerja akan
menolak pemotongan upah jika pekerja di perusahaan
lain tidak dianggap mengalami pemotongan yang
serupa
Penerbit Erlangga
50. BAB 27 Pasar Tenaga Kerja, Pengangguran, dan Inflasi
PERJANJIAN MENGENAI UPAH
• Kontrak sosial/implisit: Perjanjian tak terucap antara
pekerja dan perusahaan bahwa perusahaan tidak akan
memotong upah
• Kontrak eksplisit: Perjanjian kerja yang menetapkan
upah pekerja, biasanya untuk periode 1 sampai 3 tahun
• COLA (cost-of-living-adjustment): Pasal kontrak yang
mengaitkan antara upah dan biaya hidup, semakin tinggi
inflasi maka semakin tinggi kenaikan upah
Penerbit Erlangga
51. BAB 27 Pasar Tenaga Kerja, Pengangguran, dan Inflasi
TEORI UPAH EFISIENSI
• Teori upah efisiensi: Penjelasan mengenai
pengangguran di mana produktivitas pekerja
meningkat sesuai tingkat upah, sehingga perusahaan
melihat insentif untuk memberi upah di atas tingkat
upah pasar
Penerbit Erlangga
52. BAB 27 Pasar Tenaga Kerja, Pengangguran, dan Inflasi
HUKUM UPAH MINIMUM
• Hukum upah minimum: Hukum yang menetapkan
tingkat upah terendah, yaitu tingkat minimum per jam
dalam pekerjaan apapun
Penerbit Erlangga
53. BAB 27 Pasar Tenaga Kerja, Pengangguran, dan Inflasi
TINGKAT PENGANGGURAN
DAN INFLASI
• Naiknya output (pemasukan) agregat menurunkan
tingkat pengangguran, dan demikian sebaliknya
• Keterhubungan negatif antara tingkat pengangguran
dan tingkat harga: Turunnya tingkat pengangguran,
seiring pencapaian output kapasitas, menaikkan
tingkat harga menyeluruh.
• Tingkat inflasi: Perubahan persentase tingkat harga
Penerbit Erlangga
54. BAB 27 Pasar Tenaga Kerja, Pengangguran, dan Inflasi
KURVA PHILLIPS
• Kurva Phillips:
Menunjukkan
keterhubungan antara
tingkat inflasi dan
tingkat pengangguran
Penerbit Erlangga
55. BAB 27 Pasar Tenaga Kerja, Pengangguran, dan Inflasi
TRADE OFF ANTARA
PENGANGGURAN DAN INFLASI
• Ada trade-off jangka pendek antara inflasi dan
pengangguran, namun ada faktor selain pengangguran
yang juga mempengaruhi inflasi
• Membuat kebijakan jauh lebih rumit dari sekedar
memilih satu titik di sepanjang kurva yang jelas dan
mulus
Penerbit Erlangga
56. BAB 27 Pasar Tenaga Kerja, Pengangguran, dan Inflasi
TINGKAT ALAMI PENGANGGURAN
DAN NAIRU
• Tingkat alami dari pengangguran: Pengangguran
yang terjadi sebagai bagian normal dari fungsi
perekonomian
• NAIRU (nonaccelerating inflation rate of
unemployment): tingkat inflasi, yang tidak bertambah
cepat, dari pengangguran
Penerbit Erlangga
57. BAGIAN VI Analisis Makroekonomi
28
Permasalahan Makroekonomi
dan Kebijakan
Penerbit Erlangga
58. BAB 28 Permasalahan Makroekonomi dan Kebijakan
KEBIJAKAN STABILISASI
• Kebijakan stabilisasi: Mencakup kebijakan moneter
dan fiskal, bertujuan memperhalus fluktuasi output
dan pengangguran serta menjaga kestabilan harga
sejauh mungkin
• Time lag: Jangka waktu antara respons perekonomian
dan kebijakan stabilisasi
Penerbit Erlangga
59. BAB 28 Permasalahan Makroekonomi dan Kebijakan
TIME LAG
• Recognition lag: Waktu yang diperlukan oleh pembuat
kebijakan untuk menyadari adanya peningkatan atau
penurunan
• Implementation lag: Waktu yang diperlukan oleh
kebijakan untuk memberi efek setelah ekonom dan
pembuat kebijkan menyadari peningkatan ataupun
penurunan perekonomian
• Response lag: Waktu yang diperlukan oleh
perekonomian menyesuaikan kondisi baru setelah
penerapan kebijakan baru
Penerbit Erlangga
60. BAB 28 Permasalahan Makroekonomi dan Kebijakan
INFLATION TARGETING
• Inflation targeting: Penentuan nilai tingkat suku
bunga oleh otoritas moneter, bertujuan menjaga
tingkat inflasi dalam rentang dan batas tertentu
Penerbit Erlangga
61. BAB 28 Permasalahan Makroekonomi dan Kebijakan
DEFICIT TARGETING
• Gramm-Rudman-Hollings Act (GRH): Peraturan
pada tahun 1986, bertujuan mengurangi defisit
federal sebesar $36 miliar per tahun, dengan defisit
nol ditentukan untuk tahun 1991
• Deficit Response Index (DRI): Jumlah di mana
defisit berubah bersamaan dengan perubahan $1 dari
GDP
Penerbit Erlangga
62. BAB 28 Permasalahan Makroekonomi dan Kebijakan
KEJUTAN PERMINTAAN NEGATIF
• Kejutan permintaan negatif: Menyebabkan
pergeseran negatif dari konsumsi atau skedul
investasi atau penurunan ekspor A.S.
Penerbit Erlangga
63. BAB 28 Permasalahan Makroekonomi dan Kebijakan
STABILISATOR DAN
DESTABILISATOR OTOMATIS
• Stabilisator otomatis: Bagian dari pendapatan dan
pengeluaran dalam anggaran federal yang secara
otomatis berubah bersamaan dengan perekonomian,
sedemikian sehingga menstabilisasi GDP
• Destabilisator otomatis: Bagian dari pendapatan dan
pengeluaran dalam anggaran federal yang secara
otomatis berubah bersamaan dengan perekonomian,
sedemikian sehingga mendestabilisasi GDP
Penerbit Erlangga
64. BAGIAN VI Analisis Makroekonomi
29
Pasar Saham dan
Perekonomian
Penerbit Erlangga
65. BAB 29 Pasar Saham dan Perekonomian
BOND DAN SAHAM
• Bond: Dokumen yang memberi janji formal
mengenai pembayaran pinjaman menurut persyaratan
tertentu, biasanya menurut periode waktu tertentu
• Saham (stock): Sertifikat mengenai kepemilikan atas
bagian tertentu dari perusahaan
Penerbit Erlangga
66. BAB 29 Pasar Saham dan Perekonomian
PENDAPATAN MODAL
• Pendapatan modal (capital gain): Peningkatan nilai
dari aset
• Pendapatan modal terealisasi: Pendapatan dari
penjualan aset oleh pemilik dengan harga di atas
harga belinya terdahulu
Penerbit Erlangga
67. BAB 29 Pasar Saham dan Perekonomian
INDEKS PASAR SAHAM
• Dow Jones Industrial Average: Indeks harga saham
dari 30 perusahaan besar yang aktif diperdagangkan,
merupakan indeks kinerja tertua dan paling diikuti
• NASDAQ Composite: Indeks harga saham lebih dari
5.000 perusahaan yang diperdagangkan di NASDAQ
• Standard and Poor’s (S&P) 500: Indeks harga
saham dari 500 perusahaan terbesar yang
diperdagangkan di NYSE, NASDAQ, dan American
Stock Exchange
Penerbit Erlangga
68. BAGIAN VI Analisis Makroekonomi
30
Perilaku Rumah Tangga
dan Perusahaan
dalam Makroekonomi:
Tinjauan Lebih Jauh
Penerbit Erlangga
69. BAB 30 Perilaku Rumah Tangga dan Perusahaan dalam Makroekonomi
APC
• Average propensity to consume (APC): Bagian dari
pemasukan rumah tangga yang dikeluarkan untuk
konsumsi
• APC dihitung dengan membagi konsumsi C dengan
pemasukan Y
Penerbit Erlangga
70. BAB 30 Perilaku Rumah Tangga dan Perusahaan dalam Makroekonomi
TEORI SIKLUS-HIDUP KONSUMSI
• Teori siklus-hidup konsumsi: Teori mengenai
konsumsi rumah tangga, bahwa rumah tangga
membuat keputusan konsumsi semasa-hidup
berdasarkan ekspektasinya mengenai pemasukan
semasa-hidup
Penerbit Erlangga
71. BAB 30 Perilaku Rumah Tangga dan Perusahaan dalam Makroekonomi
PEMASUKAN
• Pemasukan permanen: Tingkat pemasukan masa-
datang rata-rata
• Pemasukan nonlabor/nonwage: Pemasukan yang
berasal selain dari bekerja, antara lain:
– Warisan
– Bunga
– Dividen
– Pembayaran transfer
Penerbit Erlangga
72. BAB 30 Perilaku Rumah Tangga dan Perusahaan dalam Makroekonomi
TINGKAT UPAH
• Tingkat upah nominal: Tingkat upah dalam tingkat
mata uang terkini
• Tingkat upah real: Jumlah barang dan jasa yang
bisa dibeli dengan tingkat upah nominal
Penerbit Erlangga
73. BAB 30 Perilaku Rumah Tangga dan Perusahaan dalam Makroekonomi
PENAWARAN TENAGA KERJA
• Penawaran tenaga kerja unconstrained: Jumlah
pekerjaan yang diinginkan oleh rumah tangga, dalam
periode tertentu sesuai tingkat upah saat-ini, jikalau
pekerjaan itu bisa tersedia
• Penawaran tenaga kerja constrained: Jumlah
pekerjaan yang dikerjakan oleh rumah tangga, dalam
periode tertentu sesuai tingkat upah saat-ini
Penerbit Erlangga
74. BAB 30 Perilaku Rumah Tangga dan Perusahaan dalam Makroekonomi
PERUSAHAAN
• Input: Barang dan jasa yang harus dibeli oleh
perusahaan yang lalu diolah menjadi output
Penerbit Erlangga
75. BAB 30 Perilaku Rumah Tangga dan Perusahaan dalam Makroekonomi
INVESTASI
• Investasi pabrik-dan-peralatan: Pembelian mesin,
pabrik, atau bangunan tambahan, oleh perusahaan dan
dalam periode tertentu
• Investasi inventaris: Perusahaan memproduksi lebih
banyak output daripada yang dijualnya, dalam
periode tertentu
Penerbit Erlangga
76. BAB 30 Perilaku Rumah Tangga dan Perusahaan dalam Makroekonomi
TEKNIK PRODUKSI
• Teknologi intensif-tenaga-kerja: Teknik produksi
yang memakai jumlah tenaga kerja relatif lebih
banyak daripada modal
• Teknologi intensif-modal: Teknik produksi yang
memakai jumlah modal relatif lebih banyak daripada
tenaga kerja
Penerbit Erlangga
77. BAB 30 Perilaku Rumah Tangga dan Perusahaan dalam Makroekonomi
WIRAUSAHAWAN
• Jiwa kebinatangan dari wirausahawan: Frase yang
diucapkan oleh Keynes untuk mendeskripsikan cara
berpikir dari wirausahawan
Penerbit Erlangga
78. BAB 30 Perilaku Rumah Tangga dan Perusahaan dalam Makroekonomi
AKSELERATOR
• Efek akselerator: Kecenderungan investasi untuk
menurun ketika output agregat meningkat, dan
demikian sebaliknya, yang mengakselerasi
pertumbuhan atau penurunan output
Penerbit Erlangga
79. BAB 30 Perilaku Rumah Tangga dan Perusahaan dalam Makroekonomi
EFEK DARI KONDISI BERLEBIH
• Tenaga kerja berlebih, modal berlebih: Tenaga
kerja dan modal yang tidak diperlukan untuk
memproduksi tingkat output saat-ini dari perusahaan
• Biaya penyesuaian: Biaya yang terjadi ketika
perusahaan mengubah tingkat produksinya, misalnya
biaya administrasi dari pemutusan hubungan kerja
atau biaya pelatihan dari pekerja baru
Penerbit Erlangga
80. BAB 30 Perilaku Rumah Tangga dan Perusahaan dalam Makroekonomi
TINGKAT INVENTARIS
• Tingkat inventaris optimal/diinginkan: Tingkat
inventaris di mana biaya ekstra (dalam bentuk
kehilangan penjualan) akibat pengurangan sejumlah
kecil inventaris nilainya sama dengan pendapatan
ekstra (dalam bentuk penghasilan bunga dan
penurunan biaya penyimpanan)
Penerbit Erlangga
81. BAB 30 Perilaku Rumah Tangga dan Perusahaan dalam Makroekonomi
PRODUKTIVITAS
• Produktivitas atau produktivitas tenaga kerja:
Output per pekerja per jam, jumlah output yang
diproduksi oleh pekerja biasa dalam 1 jam
Penerbit Erlangga
82. BAB 30 Perilaku Rumah Tangga dan Perusahaan dalam Makroekonomi
KETERHUBUNGAN ANTARA
OUTPUT DAN PENGANGGURAN
• Hukum Okun: Teori, oleh Arthur Okun, bahwa
tingkat pengangguran turun sekitar 1 persen untuk
setiap 3 persen kenaikan GDP real
• Efek discouraged-worker: Turunnya tingkat
pengangguran terukur, ketika para pencari kerja
kehilangan semangat dan berhenti mencari kerja,
sehingga tidak lagi termasuk sebagai penganggur
ataupun tenaga kerja
Penerbit Erlangga
83. BAGIAN VI Analisis Makroekonomi
31
Pertumbuhan Jangka Panjang
Penerbit Erlangga
84. BAB 30 Perilaku Rumah Tangga dan Perusahaan dalam Makroekonomi
PERTUMBUHAN EKONOMI
• Pertumbuhan ekonomi: Naiknya output total
perekonomian, terkadang didefinisikan sebagai
naiknya GDP real per kapita
• Pertumbuhan ekonomi modern: Periode
peningkatan yang pesat dan terjaga dari output real
per kapita, diawali oleh Revolusi Industri
Penerbit Erlangga
85. BAB 30 Perilaku Rumah Tangga dan Perusahaan dalam Makroekonomi
FUNGSI PRODUKSI AGREGAT
• Fungsi produksi agregat: Representasi matematis
dari keterhubungan antara input dan output nasional
atau GDP
Penerbit Erlangga
86. BAB 30 Perilaku Rumah Tangga dan Perusahaan dalam Makroekonomi
NAIKNYA GDP
• Naiknya GDP dapat terjadi melalui:
– Naiknya penawaran tenaga kerja
– Naiknya modal fisik atau manusia
– Naiknya produktivitas
Penerbit Erlangga
87. BAB 30 Perilaku Rumah Tangga dan Perusahaan dalam Makroekonomi
KENAIKAN PRODUKTIVITAS
• Produktivitas input: Jumlah output yang diproduksi
per unit input
• Penemuan: Perkembangan pengetahuan
• Inovasi: Pemakaian penemuan baru untuk produk
baru atau efisiensi produksi dari produk lama
Penerbit Erlangga
88. BAB 30 Perilaku Rumah Tangga dan Perusahaan dalam Makroekonomi
KEBIJAKAN PUBLIK
• Kebijakan perbaikan kualitas pendidikan
• Kebijakan peningkatan tingkat tabungan
• Kebijakan stimulasi investasi
• Kebijakan peningkatan riset dan pengembangan
• Pengurangan peraturan
• Kebijakan industri: Keterlibatan pemerintah dalam
alokasi modal di seluruh sektor manufaktur
Penerbit Erlangga
89. BAB 30 Perilaku Rumah Tangga dan Perusahaan dalam Makroekonomi
ARGUMEN ANTI-PERTUMBUHAN
• Pertumbuhan berefek negatif bagi kualitas hidup
• Pertumbuhan mendorong kebutuhan sampingan
• Pertumbuhan makin mengurangi sumber daya alam
• Pertumbuhan mensyaratkan distribusi pemasukan
yang tidak adil dan menjaganya tetap demikian
Penerbit Erlangga
90. BAGIAN VI Analisis Makroekonomi
32
Debat Makroekonomi:
Monetarisme,
Teori Neo Klasik,
dan Ekonomi Supply-Side
Penerbit Erlangga
91. BAB 32 Debat Makroekonomi: Monetarisme, Teori Neo Klasik, dan Ekonomi Supply Side
MONETARISME
• Kecepatan uang: Seringnya selembar uang
berpindah tangan, rata-rata, selama setahun (rasio
GDP nominal terhadap stok uang)
• Teori kuantitas uang: Teori yang berdasarkan
identitas dan asumsi bahwa kecepatan uang bernilai
konstan
Penerbit Erlangga
92. BAB 32 Debat Makroekonomi: Monetarisme, Teori Neo Klasik, dan Ekonomi Supply Side
MAKROEKONOMI NEO KLASIK
• Hipotesis ekspektasi-rasional: Hipotesis bahwa
masyarakat mengetahui “model sejati” ekonomi dan
memakainya untuk membentuk ekspektasi mengenai
masa-datang
Penerbit Erlangga
93. BAB 32 Debat Makroekonomi: Monetarisme, Teori Neo Klasik, dan Ekonomi Supply Side
FUNGSI PENAWARAN LUCAS
• Fungsi penawaran Lucas: Fungsi penawaran yang
berdasarkan ide bahwa output bergantung pada
perbedaan antara tingkat harga aktual dan tingkat
harga ekspektasi
• Kejutan harga: Tingkat harga aktual minus tingkat
harga ekspektasi
Penerbit Erlangga
94. BAB 32 Debat Makroekonomi: Monetarisme, Teori Neo Klasik, dan Ekonomi Supply Side
TEORI SIKLUS BISNIS REAL
• Teori siklus bisnis real: Usaha menjelaskan
fluktuasi siklus bisnis, berdasarkan asumsi
fleksibilitas yang lengkap dari harga dan upah serta
ekspektasi rasional
Penerbit Erlangga
95. BAB 32 Debat Makroekonomi: Monetarisme, Teori Neo Klasik, dan Ekonomi Supply Side
EKONOMI SUPPLY-SIDE
• Kurva Laffer:
Menunjukkan adanya
tingkat pajak di mana
respons penawaran
bernilai cukup besar, yang
menghasilkan penurunan
penerimaan pajak karena
kenaikan tingkat pajak
lebih lanjut
Penerbit Erlangga
96. CASE FAIR Prinsip-prinsip Ekonomi edisi 8 jilid 2
BAGIAN VII
PEREKONOMIAN DUNIA
1. Perdagangan Internasional, Keuntungan
Komparatif, dan Proteksionisme
2. Makroekonomi Ekonomi-Terbuka: Neraca
Pembayaran dan Nilai Tukar
3. Globalisasi
4. Pertumbuhan Ekonomi dalam Perekonomian
Berkembang dan Transisional
Penerbit Erlangga
97. BAGIAN VI Perekonomian Dunia
33
Perdagangan Internasional,
Keuntungan Komparatif, dan
Proteksionisme
Penerbit Erlangga
98. BAB 33 Perdagangan Internasional, Keuntungan Komparatif, dan Proteksionisme
SURPLUS DAN DEFISIT DAGANG
• Surplus dagang: Terjadi ketika negara lebih banyak
mengekspor daripada mengimpor
• Defisit dagang: Terjadi ketika negara lebih banyak
mengimpor daripada mengekspor
Penerbit Erlangga
99. BAB 33 Perdagangan Internasional, Keuntungan Komparatif, dan Proteksionisme
KEUNTUNGAN
• Keuntungan absolut: Keuntungan produksi yang
dinikmati oleh satu negara atas negara lain, karena
pemakaian lebih sedikit sumber daya untuk produksi
• Keuntungan komparatif: Keuntungan produksi
yang dinikmati oleh satu negara atas negara lain,
karena biaya produksi yang lebih rendah
dibandingkan dengan produk lainnya
Penerbit Erlangga
100. BAB 33 Perdagangan Internasional, Keuntungan Komparatif, dan Proteksionisme
TEORI KEUNTUNGAN KOMPARATIF
• Teori keuntungan komparatif: Teori Ricardo
bahwa spesialisasi dan perdagangan bebas akan
menguntungkan semua partner dagang (upah real
akan naik), bahkan bagi pihak yang merupakan
produsen yang kurang efisien secara absolut
Penerbit Erlangga
101. BAB 33 Perdagangan Internasional, Keuntungan Komparatif, dan Proteksionisme
TERM OF TRADE
• Term of trade: Rasio di mana satu negara boleh
menukarkan produk domestiknya dengan produk
impornya
Penerbit Erlangga
102. BAB 33 Perdagangan Internasional, Keuntungan Komparatif, dan Proteksionisme
NILAI TUKAR
• Nilai tukar (exchange rate): Rasio di mana dua mata
uang diperdagangkan, di mana harga mata uang
saling diperbandingkan
Penerbit Erlangga
103. BAB 33 Perdagangan Internasional, Keuntungan Komparatif, dan Proteksionisme
KARUNIA FAKTOR
• Karunia faktor (factor endowment): Kuantitas dan
kualitas tenaga kerja, tanah, dan sumber daya alam
dari negara tertentu
• Teorema Heckscher-Ohlin: Teori yang menjelaskan
adanya keuntungan komparatif dari negara tertentu
karena karunia faktornya
Penerbit Erlangga
104. BAB 33 Perdagangan Internasional, Keuntungan Komparatif, dan Proteksionisme
PEMBATAS PERDAGANGAN
• Proteksi: Praktik melindungi sektor perekonomian
dari kompetisi luar negeri
• Tarif: Pajak terhadap impor
• Subsidi ekspor: Pemerintah membayarkan insentif
bagi perusahaan dalam negeri yang mengekspor
• Dumping: Penjualan produk di pasar dunia dengan
harga di bawah biaya produksinya
• Kuota: Batas kuantitas impor
Penerbit Erlangga
105. BAB 33 Perdagangan Internasional, Keuntungan Komparatif, dan Proteksionisme
GATT
• GATT (General Agreement on Tariff and Trade):
Perjanjian internasional antar 23 negara pada tahun
1947, bertujuan mempromosikan liberalisasi
perdagangan luar negeri
Penerbit Erlangga
106. BAB 33 Perdagangan Internasional, Keuntungan Komparatif, dan Proteksionisme
INTEGRASI EKONOMI
• Integrasi ekonomi: Terjadi ketika dua atau lebih
negara bergabung dalam zone perdagangan bebas
• EU (European Union): Blok dagang Eropa, terdiri
dari 25 negara
• NAFTA (North American Free Trade Agreement):
Kesepakatan antara Amerika Serikat, Meksiko, dan
Kanada, membentuk Amerika Utara sebagai zone
perdagangan bebas
Penerbit Erlangga
107. BAB 33 Perdagangan Internasional, Keuntungan Komparatif, dan Proteksionisme
DUKUNGAN TERHADAP PROTEKSI
• Proteksi melindungi pekerjaan
• Beberapa negara menjalankan praktik dagang tak adil
• Tenaga kerja luar negeri yang murah membuat
kompetisi menjadi tidak adil
• Proteksi melindungi keamanan nasional
• Proteksi mencegah ketergantungan
• Proteksi melindungi industri yang baru dibentuk
Penerbit Erlangga
108. BAGIAN VI Perekonomian Dunia
34
Makroekonomi
Perekonomian-Terbuka:
Neraca Pembayaran
dan Nilai Tukar
Penerbit Erlangga
109. BAB 34 Makroekonomi Perekonomian-Terbuka: Neraca Pembayaran dan Nilai Tukar
EXCHANGE
• Nilai tukar (exchange rate): Rasio di mana dua mata
uang diperdagangkan, di mana harga mata uang
saling diperbandingkan
• Alat tukar luar negeri (foreign exchange): Semua
mata uang selain mata uang domestik negara tertentu
Penerbit Erlangga
110. BAB 34 Makroekonomi Perekonomian-Terbuka: Neraca Pembayaran dan Nilai Tukar
NERACA 1
• Neraca pembayaran: Catatan transaksi negara
dalam barang, jasa, dan aset dengan bagian dunia
lain, juga sumber (penawaran) dan pemakaian
(permintaan) alat tukar luar negeri
• Neraca perdagangan: Ekspor barang dan jasa
negara minus impor barang dan jasanya
Penerbit Erlangga
111. BAB 34 Makroekonomi Perekonomian-Terbuka: Neraca Pembayaran dan Nilai Tukar
NERACA 2
• Neraca lancar: Ekspor bersih barang plus ekspor bersih
jasa plus pemasukan bersih investasi plus pembayaran
transfer bersih
• Neraca modal: Di Amerika Serikat, diukur dalam
periode tertentu, penjumlahan dari perubahan aset privat
A.S. di luar negeri, perubahan aset privat luar negeri di
A.S., perubahan aset pemerintah A.S di luar negeri, dan
perubahan aset pemerintah asing di A.S.
Penerbit Erlangga
112. BAB 34 Makroekonomi Perekonomian-Terbuka: Neraca Pembayaran dan Nilai Tukar
KURVA J
• Menunjukkan, setelah
depresiasi mata uang, efek
di mana neraca
perdagangan negara
mungkin bertambah buruk
terlebih dahulu sebelum
kemudian menjadi
bertambah baik, dalam
kurva yang membentuk
huruf J
Penerbit Erlangga