1. Ceramah Pada Peringatan Isra Mi'raj
Assalamu’alaikum Wr. Wb.
Alhamdulillahirabbil alamin, washolatu wasalamu ala asyrafil anbiya’ wal mursalin, wa’ala
alihi washohbihi ajma’in. Amma ba’du
Yang terhormat ......
Pertama-tama marilah kita panjatkan puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah
melimpahkan rahmat, taufik, hidayah dan inayah-Nya kepada kita semua, sehingga kita bisa
bertemu dengan bulan yang penuh berkah, rahmat dan maghfirah, yaitu bulan Ramadhan.
Shalawat serta salam semoga tetap terlimpahkan atas junjungan kitanabi besar Muhammad
Saw., pada keluarga dan para sahabat beliau serta semua pengikut ajaran ajaran beliau.
Karena lantaran beliaulah sehingga kita mendapat petunjuk melalui ajaran ajaran islam, dan
dengan demikian kita bisa membedakan mana perkara yang haq dan mana perkara yang
bathil.
hadirin yang saya hormati
Pada bulan Rajab kita senantiasa mengingat kembali peristiwa yang sangat besar,
dimana dalam peristiwa isra’ mi’raj itulah Rasululloh Saw menerima perintah sholat lima
waktu yang asal mulanya lima puluh waktu dalam sehari semalam.
Adapun yang dimaksud dengan isra’ dalam arti bahasa adalah perjalanan dimalam
hari. Namun yang dimaksud dalam agama islam adalah perjalanan Rasulullah saw. dimalam
hari dari Masjidil Haram menuju Masjidil Aqsha yang penuh berkah disekelilingnya. Hal
tersebut sudah difirmankan oleh Allah SWT dalam Al-Qur’anul Karrim surat Al Isra’ ayat
satu yang berbunyi :
Artinya : “Maha Suci Allah, yang Telah memperjalankan hamba-Nya pada suatu malam dari
Al Masjidil Haram ke Al Masjidil Aqsha yang Telah kami berkahi sekelilingnya[847] agar
kami perlihatkan kepadanya sebagian dari tanda-tanda (kebesaran) kami. Sesungguhnya dia
adalah Maha mendengar lagi Maha Mengetahui”.
Maksudnya: Al Masjidil Aqsha dan daerah-daerah sekitarnya dapat berkat dari Allah
dengan diturunkan nabi-nabi di negeri itu dan kesuburan tanahnya.
Hadirin sekalian yang berbahagia,
Setelah kita perhatikan sejenak, tentang ayat Al-Qur’an tersebut, maka kita bisa ambil
kesimpulan, bahwa apa yang difirmankan oleh Allah tersebut telah terbukti seperti kita
saksikan pada zaman sekarang ini, yakni disekeliling Masjidil Haram benar-benar diberkati
dengan rizki yang melimpah serta kewibawaan yang luar biasa sehingga setiap tahun
berduyun-duyun orang mengunjungi untuk menunaikan ibadah haji sebagaimana yang kita
saksikan sekarang ini.
Adapun yang dimaksud dengan mi’raj menurut arti bahasa adalah naik keatas dengan
menggunakan tangga, namun yang dimaksud menurut syari’at agama islam adalah Allah
menaikan Rasulullah saw. dari Masjidil Aqsha sampai Sidratil Muntaha, yaitu suatu tempat
2. yang paling tinggi yang tak akan mampu manusia manapun, sekalipun menggunakan alat-alat
canggih dalam kemajuan teknologi yang serba canggih ini, selain Rasulullah saw. yang telah
dikehendaki oleh Allah SWT. Disanalah beliau menerima perintah shalat lima waktu yang
semula lima puluh waktu dalam sehari semalam, namun dengan kemurahan Allah dimohon
keringanannya hingga tinggal lima waktu, yang tidak mengurangi pahalanya lima puluh kali
tersebut, yang wajib dikerjakan oleh beliau beserta segenap umat beliau.
Ma’asyiral Muslimin rahimakumullah,
Tepat peristiwa Isra’ dan Mi’raj nabi besar Muhammad saw. terjadi dengan kehendak
Allah swt. pada malam dua puluh tujuh Rajab tahun 11 Hijriyah (setelah beliau diangkat
menjadi Rasul (utusan Allah).
Adapun hikmah dari peristiwa tersebut adalah menanamkan kekuatan batin beliau
Rasulullah saw. atas cobaan atau musibah yang menimpa pada beliau sepeninggalan paman,
kakek serta istri beliau yang tercinta yang semasa hidup mereka sebagai benteng terhadap
serangan musuh-musuh beliau yang berusaha menghentikan perjuangan beliau.
Selain menanamkan kekuatan batin terhadap beliau, juga memberikan ujian terhadap
segenap umat islam baik dizaman Rasulullah maupun dizaman sekarang. Dengan peristiwa
Isra’ Mi’raj tersebut akan nampak bagi siapa yang beriman secara murni, maka akan lebih
tebal imannya dengan peristiwa tersebut, karena peristiwa yang sehebat bagaimanapun tidak
aka nada kesulitan apabila dikehendaki Allah SWT. Dan bagi orang yang imannya tipis akan
berubah menjadi murtad, karena tidak percaya dengan peristiwa isra’ mi’raj tersebut apabila
dipikir dengan akal.
Dengan demikian marilah kita pandai-pandai mengambil I’tibar (contoh) yang baik,
yaitu mempertebal keimanan kita dengan mengembalikan semua kejadian yang sehebat
manpun akan mudah terjadi dengan kehendak serta kekuasaan Allah SWT. Adapun sebagai
perwujudan bahwa shalat itu merupakan kewajiban pokok bagi umat islam selaku umat
Muhammad, maka bisa kita perhatikan lewat sabda beliau yang artinya :
“Shalat itu merupakan tiang agama (islam), maka barang siapa yang (telah) mendirikan
shalat, maka dia (termasuk orang) yang telah mendirikan (membangun) agama, dan barang
siapa yang meninggalkan shalat, maka dia (termasuk orang) yang sungguh-sungguh
merobohkan agama (islam)”.
Ma’asyiral Muslimin rahimakumullah,
Setelah kita perhatikan isi hadits tersebut, maka kita bisa menyimpulkan bahwa
siapapun orangnya tidak boleh seenaknya meninggalkan kewajiban shalat, karena akibatnya
merugikan diri kita sendiri, yakni akan menjadi orang yang menyesal selama-lamanya
diakhirat kelak jika tidak secepatnya bertaubat (kembali) kepada Allah. Karena dianggap
sebagai orang yang telah merobohkan agama Allah (agama islam). Untuk itu marilah kita
berusaha sebaik mungkin dalam menunaikan kewajiban shalat sehari-hari dengan tulus ikhlas
hanya mengharap keridhoan Allah semata.
Demikian yang dapat saya sampaikan, semoga bermanfaat dan apabila ada kata-kata
yang kurang berkenan, saya mohon maaf.
Wabillahi taufik wal hidayah Wassalamu’alaikum Wr. Wb.