SlideShare une entreprise Scribd logo
1  sur  30
BAB

                                           1

                      LINTAS BUDAYA LOMBOK (SASAK)

1. PENDAHULUAN

       Ditinjau dari sudut social budaya, penduduk Nusa Tenggara Barat masih
tergolong tradisional yang bersumber pada kebudayaan suku asli masyarakat yaitu suku
Sasak di pulau Lombok, Suku Mbojo di Kabupaten Bima dan Kabupaten Dompo serta
suku samawa di Kabupaten Sumbawa dan sumbawa Barat. Dua kebudayaan besar yang
pernah mempengaruhi perkembangan sejarah di Indonesia yaitu kebudayaan hindu dan
kebudayaan Islam masih berkembang dan berakar pada masyarakat NTB, diantaranya
Sasak, Sumbawa dan Mbojo dan bahasa daerah yang di gunakan yaitu bahasa Sasak,
Bahasa Sumbawa dan Bahasa Mbojo.

        Pembangunan bidang kebudayaan dalam tahun 2005 diarahkan untuk
mendukung pembinaan dan peningkatan pelayanan social. Sasaran pembangunan
kebudayaan pada tahun 2005 adalah terwujudnya struktur sosical, kreativitas budaya
dan daya dukung lingkungan yang kondusif bagi pembentukan jati diri bangsa, tersebar
luasnya perkembangan modal budaya pembelajaran yang berorintasi iptek dan kesenian,
terkelolanya aset budaya yang dapat dijangkau secara adil bagi masyarakat luas, serta
terselenggaranya upaya dan kebijakan pengelolaan keragaman budaya yang
komprenhensif, sistematik dan berkelanjutan untuk memperkokoh integritas bangsa.

        Era Pra Sejarah tanah Lombok tidak jelas sampai saat ini belum ada data-data
dari para ahli serta bukti yang dapat menunjang tentang masa Pra Sejarah tanah
Lombok. Suku sasak termasuk dalam ras tipe melayu yang konon telah tinggal di
Lombok selama 2.000 tahun yang lalu dan diperkirakan telah menduduki daerah pesisir
pantai sejak 4.000 tahun yang lalu, dengan demikian perdagangan antar pula sudah aktif
terjadi sejak zaman tersebut dan bersamaan dengan itu saling mempengaruhi antar
budaya juga telah menyebar.

        Lombok Mirah Sasak Adi merupakan salah satu kutipan dari kitab
Negarakertagama, sebuah kitab yang memuat tentang kekuasaan dan pemerintahan
Kerajaan Majapahit. Kata Lombok dalam bahasa kawi berarti Lurus atau juju, kata
mirah berarti permata, kata sasak berarti kenyataan, dan kata adi artinya yang baik atau
yang utama maka arti keseluruhannya yaitu “kejujuran adalah permata kenyataan
yang baik atau utama”. Maka filosofi itulah mungkin yang selalu diidamkan leluhur
penghuni tanah Lombok yang tercipta sebagai bentuk kearifan local yang harus dijaga
dan dilestarikan oleh anak cucunya.

     Dalam kitab-kitab lama, nama Lombok dijumpai sebagai Lombok mirah dan
Lombok adi beberapa lontar Lombok juga menyebut Lombok dengan bumi selaparang
atau selapawis. Asal-usul penduduk pulau Lombok terdapat beberapa versi salah
satunya yaitu kata Sasak secara etimilogis menurut Dr.. Goris.s berasal dari kata sah
yang berarti pergi dan shaka yang berarti leluhur, berarti pergi ke tanah leluhur orang
sasak (Lombok). Dari etimologis ini diduga leluhur orang sasak adalah orang jawa,
terbukti bila dari tulisan sasak yang oleh penduduk Lombok disebut Jawa, yakni aksara
Jawa selengkapnya diresepsi oleh kesusastraan sasak.
BAB
                                      11
                                  PEMBAHASAN

   1. Sejarah Kebudayaan Masyarakat Sasak

        Era Pra Sejarah tanah Lombok tidak jelas karena sampai saat ini belum ada data-
data dari para ahli serta bukti yang dapat menunjang tentang masa pra sejarah tanah
lombok.Suku Sasak temasuk dalam ras tipe melayu yang konon telah tinggal di Lombok
selama 2.000 tahun yang lalu dan diperkirakan telah menduduki daerah pesisir pantai
sejak 4.000 tahun yang lalu, dengan demikian perdagangn antar pulau sudah aktif terjadi
sejak zaman tesebut dan bersamaan dengan itu saling mempengaruhi antar budaya juga
telah menyebar.

        LOMBOK MIRAH SASAK ADI merupakan salah satu kutipan dari kitab
Negarakertagama, sebuah kitab yang memuat tentang kekuasaan dan pemerintahaan
kerajaan Majapahit. Kata Lomboq dalam bahasa kawi berarti lurus atau jujur, kata mirah
berarti permata, kata sasak berarti kenyataan, dan kata adi artinya yang baik atau yang
utama maka arti keseluruhan yaitu kejujuran adalah permata kenyataan yang baik
atau utama. Makna filosofi itulah mungkin yang selalu di idamkan leluhur penghuni
tanah lombok yang tercipta sebagai bentuk kearifan lokal yang harus dijaga dan
dilestariakan oleh anak cucunya.

        Dalam kitab – kitab lama, nama Lomboq dijumpai disebut Lomboq mirah dan
Lomboq adi beberapa lontar Lomboq juga menyebut Lomboq dengan gumi selaparang
atau selapawis.

       Asal-usul penduduk pulau Lombok terdapat beberapa Versi salah satunya yaitu
Kata sasak secara etimilogis menurut Dr. Goris. s. berasal dari kata sah yang berarti
pergi dan shaka yang berarti leluhur. Berarti pergi ke tanah leluhur orang sasak (
Lomboq ). Dari etimologis ini diduga leluhur orang sasak adalah orang Jawa, terbukti
pula dari tulisan sasak yang oleh penduduk Lomboq disebut Jejawan, yakni aksara Jawa
yang selengkapnya diresepsi oleh kesusastraan sasak.

       Etnis Sasak merupakan etnis mayoritas penghuni pulau Lomboq, suku sasak
merupakan etnis utama meliputi hampir 95% penduduk seluruhnya. Bukti lain juga
menyatakan bahwa berdasarkan prasasti tong – tong yang ditemukan di Pujungan, Bali,
Suku sasak sudah menghuni pulau Lomboq sejak abad IX sampai XI masehi, Kata
sasak pada prasasti tersebut mengacu pada tempat suku bangsa atau penduduk seperti
kebiasaan orang Bali sampai saat ini sering menyebut pulau Lomboq dengan gumi
sasak yang berarti tanah, bumi atau pulau tempat bermukimnya orang sasak.
Sejarah Lomboq tidak lepas dari silih bergantinya penguasaan dan peperangan
yang terjadi di dalamnya baik konflik internal, yaitu peperangan antar kerjaan di
lombok maupun ekternal yaitu penguasaan dari kerajaan dari luar pulau Lombok.
Perkembangan era Hindu, Budha, memunculkan beberapa kerajaan seperti selaparang
Hindu, Bayan. Kereajaan-kerajaan tersebut dalam perjalannya di tundukan oleh
penguasaan kerajaan Majapahit dari ekspedisi Gajah Mada pada abad XIII – XIV dan
penguasaan kerajaan Gel – Gel dari Bali pada abad VI. Antara Jawa, Bali dan Lomboq
mempunyai beberapa kesamaan budaya seperti dalam bahasa dan tulisan jika di telusuri
asal – usul mereka banyak berakar dari Hindu Jawa hal itu tidak lepas dari pengaruh
penguasaan kerajaan Majapahit yang kemungkinan mengirimkan anggota keluarganya
untuk memerintah atau membangun kerajaan di Lomboq.

        Pengaruh Bali memang sangat kental dalam kebudayaan Lomboq hal tersebut
tidak lepas dari ekspansi yang dilakukan kerajaan Bali sekitar tahun 1740 di bagian
barat pulau Lomboq dalam waktu yang cukup lama. Sehingga banyak terjadi akulturasi
antara budaya lokal dengan kebudayaan kaum pendatang hal tersebut dapat dilihat dari
terjelmanya genre – genre campuran dalam kesenian. Banyak genre seni pertunjukan
tradisional berasal atau diambil dari tradisi seni pertunjukan dari kedua etnik. Sasak dan
Bali saling mengambil dan meminjam dan terciptalah genre kesenian baru yang menarik
dan saling melengkapi

        Gumi sasak silih berganti mengalami peralihan kekuasaan hingga ke era Islam
yang melahirkan kerajaan Islam Selaparang dan Pejanggik. Islam masuk ke Lomboq
sepanjang abad XVI ada beberapa versi masuknya Islam ke Lomboq yang pertama
berasal dari Jawa masuk lewat Lomboq timur. Yang kedua pengIslaman berasal dari
Makassar dan Sumbawa ketika ajaran tersebut diterima oleh kaum bangsawan ajaran
tersebut dengan cepat menyebar ke kerajaan – kerajaan di Lomboq timur dan Lomboq
tengah.

        Mayoritas etnis sasak beragama Islam, namun demikian dalam kenyataanya
pengaruh Islam juga berakulturasi dengan kepercayaan lokal sehingga terbentuk aliran
seperti waktu telu, jika dianalogikan seperti abangan di Jawa. Pada saat ini keberadaan
waktu telu sudah tidak kurang mendapat tempat karena tidak sesuai dengan syariat
Islam. Pengaruh Islam yang kuat menggeser kekuasaan Hindu di pulau Lomboq, hingga
saat ini dapat dilihat keberadaannya hanya di bagian barat pulau Lomboq saja
khususnya di kota Mataram.

    Silih bergantinya penguasaan di Pulau Lomboq dan masuknya pengaruh budaya lain
membawa dampak semakin kaya dan beragamnya khasanah kebudayaan sasak. Sebagai
bentuk dari Pertemuan(difusi, akulturasi, inkulturasi) kebudayaan. Seperti dalam hal
Kesenian, bentuk kesenian di lombok sangat beragam.Kesenian asli dan pendatang
saling melengakapi sehingga tercipta genre-genre baru. Pengaruh yang paling terasa
berakulturasi dengan kesenian lokal yaitu kesenian bali dan pengaruh kebudayaan
islam. Keduanya membawa Kontribusi yang besar terhadap perkembangan ksenian-
kesenian yang ada di Lombok hingga saat ini. Implementasi dari pertemuan kebudayaan
dalam bidang kesenian yaitu, Yang merupakan pengaruh Bali ; Kesenian Cepung, cupak
gerantang, Tari jangger, Gamelan Thokol, dan yang merupakan pengaru Islam yaitu
Kesenian Rudad, Cilokaq, Wayang Sasak, Gamelan

   2. Aspek Budaya Yang Berkaitan Dengan Keagamaan

1. Perayaan Lebaran Topat

    Tradisi Lebaran Topat berlangsung turun-temurun sejak ratusan tahun lalu. Selain
merupakan rangkaian kegiatan untuk merayakan Idul Fitri, acara itu memiliki misi
mempertahankan tradisi leluhur. Banyak nilai-nilai yang terkandung dalam tradisi
perayaaan Lebaran topat ini. Mulai dari nilai budaya, agama, hingga pesta rakyat.
Dari aspek agama, masyarakat Sasak melaksanakan Lebaran Topat dengan melakukan
kegiatan-kegiatan ritual. Salah satunya, ziarah kubur ke makam para alim ulama
terkenal yang telah berjasa menyebarkan agama Islam di Pulau Lombok. Di Kota
Mataram, masyarakat biasanya datang ke tiga tempat, yaitu Makam Bintaro, M akam
batu layar dan Makam Loang Baloq. ketiga makam itu dipandang cukup keramat.
Dalam ziarah kubur, warga sejatinya tidak hanya memanjatkan doa, tapi juga
melakukan beragam ritual keagamaan dan atraksi simbolik. Misalnya, di dua makam
yang dianggap keramat tadi, pengunjung menyempatkan mencukur rambut bayinya
(ngurisan). Bayi yang dicukur rambutnya di tempat tersebut diyakini akan menjadi anak
yang saleh dan sukses di masa yang akan datang. Tidak hanya itu, acara tersebut juga
menjadi haul bagi mereka yang sukses dalam hidupnya. Untuk melambangkannya,
mereka datang dengan membawa perbekalan berupa makanan. Misalnya, ketupat,
pelalah ayam, daging, opor telur, pakis, paku, urap-urap, dan pelecing kangkung. Semua
makanan itu kemudian dimakan bersama-sama di halaman makam.

    B. Aspek budaya yang berkaitan dengan perkawinan
I. Adat perkawinan suku sasak
Dalam adat perkawinan suku sasak terdapat beberapa tahapan atau proses, yakni sebagai
berikut:
    1. Merangkat
    2. Sejati
    3. Selabar
    4. Nuntut Wali
    5. Rebaq Pucuk, Bait Janji, Nunas Panutan
    6. Sedawuh
    7. Sorong Serah
    8. Napak Tilas (Balas Ones Nae)
1. Merangkat
    Merangkat yaitu suatu acara makan berdua sebagian awal dari sebuah proses
perkawinan, acara merangkat ini, dilakukan pada malam pertama calon pengantin
wanita datang di gubug atau di kampung calon pengantin laki. Pada malam itulah kedua
calon pengantin makan bersama (makan berdua) dan ditemani oleh satu orang
perempuan tua atau salah seorang keluarga dekat dari calon pengantin laki (dulu disebut
Inaq Umbaq). Dikatakan merangkat karena makanan yang disajikan dengan
menggunakan satu buah wadah yang berisi satu butir telur ayam kampung, satu satu
piring nasi, satu satu ekor ayam bakar panggangan lengkap dengan bumbunya (dulu
wadahnya memakai dulang janggal dan ditutup dengan tembolaq daun duntal warna
merah. Pada saat makan kedua calon pengantin, mereka duduk berhadapan dan calon
pengantin laki sebaiknya bercerita tentang situasi keluarga, keadaan kampungnya,
keadaan masyarakat kampungnya dan lain lain, artinya supaya calon pengantin wanita
mengetahuinya untuk menjaga ketersinggungan dirinya. Pada malam datangnya calon
pengantin ini, kaum muda-mudi juga datang meramaikan acara serta menyaksikan calon
pengantin wanita sambil membawa rokok, ayam, telur, gula, kopi, teh dan lain-lain
untuk sama – sama membalas jasa atau juga menanam jasa kepada kedua calon
pengantin.
    Menanam jasa artinya memberikan kepada kedua calon pengantin, sebab dikala
nanti mereka pasti akan kawin akan dibalas juga dengan seperti itu, akan tetapi tidak
tercatat sebagai hutang. Kalau terjadi tidak diberikan tidak menjadi permasalahan.
Membalas jasa artinya membalas kebaikan calon pengantin bahwa pada saat belum
kawin pernah membantunya, (pertolongan jasa dibalas dengan jasa disebut Besiruan).
Pada malam itu juga semua pemuda pemudi ikut makan bersama – sama sambil
membuat pinje – panje (teka teki) yang sifatnya Humoris.
    2. Sejati
Sejati artinya sungguh atau sesungguhnya. Sejati merupakan proses informasi yang
ditujukan kepada pemerintah desa (desa asal calon pengantin wanita) untuk
memberitahukan kepada kepala desa (Pengamong Krame) kemudian dilanjutkan
informasi     tersebut    kepala dusun       atau  keliang (Pengemban Krame).
Isi informasi (sejati) yang diucapkan di kepala desa yaitu : “ada salah seorang warga
desa ini yang bernama Ayu anaknya Bpk. Rahman berasal dari dusun Memelaq, bahwa
Ayu (warga desa) telah meninggalkan desa ini sudah 3 hari yang lalu dengan tujuan
kawin dengan warga dari desa Langko.
        Isi informasi (sejati) yang diucapkan di kepala Dusun (Keliang) yaitu : “ada
salah seorang warga Dusun ini yang bernama Ayu anaknya Bpk. Rahman berasal dari
dusun ini, bahwa Ayu telah meninggalkan desa ini sudah 3 hari yang lalu dengan tujuan
kawin dengan warga dari desa Langko, dusun Mareje.
Sejati dapat dilakukan setelah 3 atau selampatnya 5 hari setelah keluar dari desa atau
setelah diambil oleh calon suaminya. Dalam pelaksanaan sejati boleh berhubungan
dengan pemerintah desa saja, kalau terjadi antar kecamatan maka dapat berhubungan
dengan kepala desa dan kepala dusun (Keliang), akan tetapi kalau terjadi satu desa tapi
lain keliang maka pelasanaan sejati dapat memnghubungi keliang, namun kalau terjadi
satu dusun maka sejati dapat dilakukan sebagai permakluman dan dapat dilakukan ke
proses selabar.
3. Selabar
        Selabar artinya sebar kabar. Selabar ini dilakukan setelah proses sejati selesai
dijalankan dan diterima dengan baik oleh pihak pemerintah desa atau Keliang, dan
prosese selabar ini dapat dilaksanakan kepada orang tua dan sanak saudara calon
pengantin wanita melalui keliang selaku pendamping keluarga selaku penanggung
jawab     secara     pemerintah      yang     ada    di    dusun     atau    kampung.
Isi informasi (selabar) yang diucapkan di keluarga besar calon pengantin wanita yaitu :
“ada anak, adik, kakak, saudara yang bernama Ayu anaknya Bpk. Rahman berasal dari
dusun ini, bahwa Ayu telah meninggalkan rumah, ibu, bapak serta saudaranya semua
sudah 3 hari yang lalu dengan tujuan mau kawin dengan anaknya Bpk Sahdan warga
dari desa Langko, dusun Mareje.
4. Nuntut Wali
        Nuntut wali artinya : menjemput wali, didalam pelaksanaan nuntut wali ini,
apabila hal-hal yang penting didalam adat proses adatnya sudah semua selesai
dibicarakan maka wali sudah bisa diambil untuk mengawinkan kedua calon pengantin
tentu dengan hasil musyawarah dari kedua belah pihak keluarga calon pengantin wanita
dan keluarga calon pengantin laki. Wali di jemput oleh beberapa orang dari pihak
pengantin laki dan memawa seorang pemuka agama, Kyai, Ustad, atau Tuan Guru.
5. Rebaq Pucuk, Bait Janji, Nunas Panutan
Rebaq Pucuk, Bait Janji, Nunas Panutan artinya meminta kepatutan atau kewajaran
untuk dibebankan.
        Proses ini adalah suatu bentuk proses untuk mengambil hasil musyawarah pihak
keluarga pengantin wanita tentang pinansial yang sepantasnya. Ini dapat dilaksanakan
kapanpun setelah ada kesiapan dari pihak pengantin laki, sebab ini adalah sifatnya
khusus karena membicarakan tentang materi. Rebaq Pucuk, Bait Janji, Nunas Panutan
ini dilaksanakan oleh pihak pengantin laki yang benar – benar dekat serta berani
bertanggung jawab atas keputusan yang disepakatinya. Didalam proses ini yang dapat
dibicarakan tentang sbb :

• Materi atau Bande
• Penentuan hari gawe
Lambang adat aji krame serta aturan diluar aji krame dan Sistim penyongkolan.

6. Sedawuh
    Sedawuh berasal dari kata Dawuh yang artinya : Aba – Aba atau Perintah.
Sedawuh ini dilakukan 7 hari sebelum hari Gawenya. Proses Sedawuh ini dilaksanakan
oleh pihak pengantin laki yang mengutuskan 1 atau 2 orang memberitahukan tentang
perkembangan atau kesiapan untuk menjalani karya adat dan yang paling utama yang
dibicarakan adalah tentang ketetapan hari ( H ) bahwa hari gawe, lambang adat aji
krame atau aturan diluar aji krame dan sistim penyongkolan yang ketiga item itu tidak
ada perubahannya.
   7. Sorong Serah
Sorong arinya Dorongan, Serah artinya Penyerahan.
Sorong Serah artinya suatu dorongan kepada kedua orang tua pengantin untuk
menyerahkan atau melepaskan (Serah Terima) anak mereka untuk hidup berumah
tangga sehingga kedua pengantin tidak terikat pada orang tua mereka masing – masing.
Didalam proses inilah nampak bahwa proses serah terima tanggung jawab kedua orang
tua dan sanak saudara masing – masing dalam hal pemiharaan atau (pengasuh),
disamping itu juga dalam proses sorong serah inilah merupakan puncak sidang krame
adat perkawinan untuk bangse sasak, karena pada proses ini harus dihadiri oleh para
sesepuh, para penglingsir, kepala desa, dan kepala kampung (keliang) dari kedua
pengantin, proses sidang adat tersebut ditegaskan bahwa kedua pengantin dinyatakan
Syah bersuami Istri dan disaksikan oleh seluruh masyarakat kampung bahkan diluar
kampung (para tamu undangan
    8. balik lampak
    Balik lampak artinya Kembali untuk Bersilaturrahmi.
Balik lampak ini merupakan suatu proses silaturrahmi antara ke dua orang tua serta
sanak saudara dari kedua belah pihak dengan tujuan untuk saling kenal lebih dekat, dan
proses ini sangat perlu dilaksanakan sebab selama proses demi proses dilakukan oleh
utusan saja, sehingga tidak tau mungkinkah utusan itu pernah membuat tersinggung
antara kedua belah pihak, maka dalam balik lampak inilah tempat saling memaafkan
sehingga untuk selanjutnya dapat menjalin hubungan keluarga ini dengan baik.

        3, BAHASA
        Disamping bahasa indonesia sebagian bahasa nasional penduduk pulau Lombok
(terutama suku sasak), menggunakan bahasa sasak sebagai bahasa utama dalam
percakapan sehari-hari. Di seluruh Pulau Lombok sendiri bahasa sasak dapat dijumpai
dalam empat dialek yang berbeda yakni dialek Lombok Utara, Lombok Tengah,
Lombok Timur laut dan Tenggara. Selain itu dengan banyaknya penduduk suku Bali
yang berdiam di Lombok (sebagaian besar berasal dari eks Kerajaan Karangasem), di
beberapa tempat terutama di Lombok Barat dan kotamadya Mataram dapat dijumpai
perkembangan yang menggunakan bahasa Bali sebagai bahasa percakapan sehari-hari.

       Usaha menumbuhkan rasa bangga menggunakan bahasa sasak merupakan salah
satu usaha yang sangat tepat untuk memepertahankan nilai-nilai budaya sasak. Bangga
dengan bahasa sasak haruslah menjadi sikap yang terus menerus ditanamkan dan
dikembangkan, terutama pada generasi-generasi penerus kita.

        Hal tersebut dingkapkan oleh Muhyuni, salah seorang dosen Fakultas Ilmu
Keguruan dan Pendidikan (FKIP) Universitas Mataram beberapa waktu yang lalu, ia
juga menjelaskan bahwa setiap nilai budaya yang tumbuh dan berkembang di
masyarakat secara tidak langsung terlihat dari bahasanya. Oleh sebab itu, di pandang
perlu bila semua pembinaan ragam bahasa dan budaya harus memiliki landasan hukum
yang pasti seperti peraturan daerah (Perda).

        Perda dalam rangka revitalisasi budaya dan bahasa sasak merupakan agenda
mendadak, sebab politik will pemerintah daerah untuk mendukung hal tersebut benar-
benar sangat di butuhkan. Untuk mempertahankan bahasa dan budaya diperlukan
analisis kebutuhan dari masyarakat sebagai pemakai bahasa itu sendiri, namun hal
tersebut menurut Mahyuni sangat sulit dilakukan karena pemahaman masyarakat
tentang budaya dan bahasa yang dimilikinya sangat minim.
Oleh karena itu kepada masyarakat juga sangat diperlukan, disamping itu
diperlukan juga rumusan langkah-langkah kongkrit agar masyarakat kita bangga
menggunakan bahsa sasak.

   4. SILSILAH

       Dalam masyarakat sasak terdapat beberapa silsilah ditinjau dari sistem
kekerabatan antara lain :

Golongan Ningrat

   Golongan ini dapat diketahui dari sebutan kebangsawanannya. Sebutan keningratan
   ini merupakan nama depan dari seseorang dari golongan ini. Nama depan
   keningratan ini adalah “lalu” untuk orang-orang ningrat pria yang belum menikah,
   sedangkan apabila yang sudah menikah maka nama keningratannya adalah
   “mamiq”. Untuk wanita nama depannya adalah “lale” bagi mereka yang belum
   menikah, sedangkan yang sudah menikah disebut “mamiq lale”.
1. Golongan Pruangse

   Kreteria khusus yang dimiliki oleh golongan ini adalah sebutan “bape” untuk kaum
   laki-laki pruangse yang belum menikah. Sedangkan untuk kamu pruangse yang
   belum menikah tak memiliki sebutan lain kecuali nama mereka, misalnya seorang
   dari golongan ini lahir dengan nama si “A” maka ayah dari golongan pruangse ini di
   panggil “Bape A”, sedangkan ibunya dipanggil “inaq A”. Disinilah perbedaaan
   ningrat dan pruangse.

2. Golongan jajar karang/Bulu ketujur (Masyarakat Biasa)
   Golongan ini adalah masyarakat biasa yang konon dahulu adalah hulubalang sang
   raja yang pernah berkuasa di Lombok. Kreteria khusus golongan ini adalah sebutan
   “amaq” bagi kaum laki-laki yang menikah, sedangkan perempuan adalah “inaq”.

       Di Lombok nama kecil akan hilang atau tidak dipakai sebagai panggilan kalau
mereka telah berketurunan. Nama mereka selanjutnya adalah tergantung pada anak
sulungnya. Seperti contoh di atas lrbih jelasnya adalah bila si B lahir sebagai cucu,
maka mamiq A dan Inaq A akan dipanggil papuk B. Panggilan ini berlaku untuk
golongan pruangse dan Bulu ketujur. Mereka dari golongan Ningrat Mamiq A dan
Mamiq lale A akan di panggil Niniq A.

Sistem kekerabatan/silsilah di Lombok pada umumnya adalah berdasarkan prinsip
Bilateral yaitu menghitung hubungan kekerabatan melalui pria dan wanita. Kelompok
terkecil adalah keluarga batih yang terdiri dari Ayah, Ibu, dan Anak. Pada masyarakat
Lombok Selatan ada beberapa istilah antara lain:
a.   Inaq adalah panggilan ego kepada Ibu
   b.   Amaq adalah panggilan ego kepada Bapak
   c.   Ari adalah panggilan ego kepada adik perempuan atau adik laki-laki
   d.   Kakak adalah panggilan ego kepada adik perempuan atau laki-laki dari ibu atau
        bapak
   e.   Oaq adalah panggilan ego kepada adik perempuan atau laki-laki dari ibu atau
        bapak
   f.   Saiq adalah panggilan ego kepada adik perempuan atau laki-laki dari ibu atau
        bapak
   g.   Tuaq adalah panggilan ego kepada adik laki-laki dari ayah atau ibu
   h.   Pisaq adalah panggilan ego kepada anak dari adik atau kakak dari ibu
   i.   Pusaq adalah panggilan ego kepada anak dari adik atau kakak dari ayah

       Untuk masyarakat kaum kerabat di tolot-tolot pada khususnya dari Lombok
Selatan, lombok Timur pada umumnya mencakup 10 Generasi ke bawah dan 10
generasi ke atas sebagai berikut :

Generasi ke bawah antara lain :

   1. Inaq/amaq
   2. Papuq
   3. Baloq
   4. Tate
   5. Toker
   6. Keletuk
   7. Keletak
   8. Ebit
   9. Mbak
   10. Gantung siyur

Generasi ke atas antara lain :

   1. Anak
   2. Bai
   3. Balok
   4. Tate
   5. Toker
   6. Keletuk
   7. Keletak
   8. Embit
   9. Ebak
   10. Gantung Siur
5. ADAT ISTIADAT
   a. Kelahiran

        Upacara kegiatan ini berkaitan dengan lingkungan (daur) hidup manusia yang
perlu diupacarakan agar mendatangkan berbagai keberkahan dalam menjalankan
kehidupan. Sebagaimana adat Jawa, Bali Lombok pun mempunyai adat pada waktu
kelahiran bayi. Bagi keluarga yang mempunyai keturunan atau kelahiran baru akan
melewati proases adat kelahiran yang biasa di Lombok seperti upacara :

    Bretes
     Upacara bretes dilakukan setelah usia tujuh bulan dengan maksud memberikan
     keselamtan kepada calon ibu dan bayinya. Setelah bayi lahir, ari-arinya
     diperlakuakn sama dengan sang bayi, karena menurut mereka ari-ari adalah
     saudara sang bayi yang oleh orang sasak disebut adik-kakak, berarti bayi dan
     ari-arinya adalah adik-kakak. Setelah ari-ari di bersihkan kemudian dimasukkan
     kedalam periuk atau tempurung kelapa setengah tua yang sudah dibuang airnya
     kemudian ditanam di wilayah penirisan yang diberi tanda dengan gundukan
     tanah seperti kuburan. Sebagai batu nisannya dipergunakan bambu kecil
     berlubang yang diletakkan berdampingan dengan lekesan daun sirih yang sudah
     digulung dan diikat dengan benang putih, pinang, kapur sirih dan rokok
     tradisional. Semua kelengkapan tadi ditata dalam rondon. Rondon tersebut dari
     daun pisang yang berbentuk segi empat menyerupai kotak.
    Melahirkan anak
     Setelah itu mengadakan sesaji atau selametan melalui upacara tertentu yang
     berkaitan dengan aktivitas kehidupan mereka sehari-hari, sebagaimanan halnya
     yang dilakukan wanita sasak apabila melahirkan, maka suaminya segera mencari
     belian (dukun beranak) yang mengetahui seluk-beluk melahirkan tersebut.
     Dalam melahirkan, apabila calon ibu kesulitan dalam melahirkan maka belian
     atau dukun beranak menafsirkan bahwa tingkah laku sang ibu sebelum hamil,
     misalnya kasar terhadap suami atau ibunya, untuk itu diadakan upacara seperti
     menginjak ubun-ubun, meminum bekas cuci tangan yang disertai denagn mantra
     dan sebaginya agar mempercepat kelahiran sang bayi.
    Molang Malik
     Pada saat bayi umur tujuh hari diadakan upacara molang malik (membuang sial).
     Diperkirakan dalam usia tersebut pusar bayi telah gugur. Pada kesempatan itulah
     sang bayi diberi nama dan diperolehkan keluar rumah. Beliau (dukun beranak)
     mengoleskan sepah sirih di atas dada dan dahi sang bayi maupun ibunya. Di
     beberapa tempat di Lombok selain upacara molang malik dikenal juga upacara
     “Pera’ Api” yang pada hakekatnya bertujuan sama.prosesi pelaksanaan Pera’
     Api adalah :
     a. Mem-boreh sang ibu dengan boreh yang sudah diramu atau dihaluskan dan
         diberi doa oleh dukun beranak
b. Setelah selesai memboreh lalu dukun menyiapkan bara api yang terbuat dari
        sabut kelapa yang ditaburi dengan kemenyan dari daun lemundi (sejenis
        tumbuhan perdu).
     c. Ibu bayi menggunakan kain secara bekemben (kain sampai batas dada)
        sambil menggendong bayinya dan berdiri di atas bara api dan kemudian
        dukun memberinya do’a/mantra.
     d. Setelah dukun beranak atau belain selesai berdo’a bara api disiram dengan
        air bunga rampe (medak api).
     e. Kemudian sang ibu menyembe’ dan menjam-jam (mendo’akan si bayi
        menurut kehendak sang ibu). Hal ini dilakukan apabila tali pusat sang bayi
        sudah kering dan terlepas dari pusarnya.
    Ngurisang

       Upacara ini sangat penting artinya bagi sebuah keluarga, rambut yang dibawa
dari dalam kandungan disebut bulu panas, maka harus dihilangkan. Untuk itu
masyarakat sasak melakukan selametan, do’a atau upacara sederhana yang disebut
ngurisang. Pada upacara ini pihak keluarga mengundang para tokoh agama, tokoh
masyarakat dan tokoh adat untuk membacakan selakaran yang terdiri dari untaian do’a
dan shalawat Nabi.

        Biasanya seorang laki-laki atau ayahnya menggendong bayi tersebut sambil
berjalan berkeliling di hadapan orang-orang yang sedang membacakan selakaran serta
masing-masing yang hadir memotong sedikit rambut sang bayi dengan guntingan yang
direndam dalam air bunga. Pada upacara ini dikenakan sabuk pemalik yakni alat yang
dipergunakan untuk menggendong si bayi. Sabuk pemaliq dianggap keramat karena
proses pembuatan dan penyimpanannyaberdo’a.

        Upacara ngurisan biasanya diadakan secara besar-besaran dan diikuti dengan
upacara bekekah yaitu memotong hewan qurban disebut begawe kekah. Sering kali
terkadang pelaksanaan berkuris agak mundur karena terkait dengan finansial. Namun
jika tidak mampu cukup pergi ke dukun beranak yang telah membantu kelahirannya.
Dalam hal ini cukup mengantar sesaji (andang-andang) dan sabuk katiq (sejenis umbaq
tepi berukuran kecil dengan bentuk masih bersambung). Sabuk ketiq disembalun
disebut lempot puset sedangkan di Getap disebut sabuk kuning.
 Nyunatang

       Nyunatan (khitanan) selain merupakan acara adat, juga merupakan acara
keagamaan dalam hal ini terkenal dengan nama “nyunatang”. Pada umumnya suku
sasak memeluk agama islam yang dalam ajarannya diperintahkan bagi anak laki-laki
untuk dikhitan (nyunatang). Dalam nyunatang terjadi pertalian antara nilai-nilai agama
islam dengan tradisi lama yang berkembang dalam suku sasak. Dalam upacara
nyunatang ada beberapa hal yang harus dilakukan :

        Menjelang nyunatang
         Upaca adat nyunatang adalah salah satu upacara yang sangat penting bagi
         masyarakat sasak yang selalu dipestakan disebut begawe.
        Pelaksanaan Penyunatan
         Sehari sebelum pelaksanaan nyunatang terlebih dahulu diambilkan air
         kemaliq untuk disiramkan ke ujung kemaluan yang akan dipotong, biasanya
         diiringi dengan bunyi-bunyian. Proses penyiraman dan pemandian
         dilangsungkan pada tengah malam. Pada keesok harinya untuk
         menyenangkan anak yang akan disunat maka anak tersebut diarak dengan
         praja (kuda/singa kayu)yang diiringi dengan musik dan rombongan yang
         berpakaian adat.

b.Perkawinan

        Adat perkawinan pada masyarakat Lombok dikaitkan dengan upacara sorong
serah aji krame. Seorang pemuda (terune) dapat memperoleh seorang istri berdasarkan
adat dengan dua cara yaitu: Pertama dengan soloh (meminang kepada keluarga si
gadis), kedua dengan cara merarik (melarikan si gadis). Setelah salah satu cara sudah
dilakukan, maka keluaraga pria akan melakukan tata cara perkawinan sesuai dengan
adat sasak sebagaimana yang di papar di bawah ini.

Titi Tata Adat Perkawinan Sasak

Latar Belakang

       Manusia menurut kodratnya adalah mahluk yang memiliki naluri alamiah yaitu
naluri sekual, termasuk kepada lawan jenisnya. Naluri mana kemudian mendorong
manusia untuk saling berkomunikasi, saling mencintai, dan membina hidup bersama.

       Aktualisasi naluri tersebut tidak dapat dilakukan secara sembrono, karena
berpotensi menimbulkan ekses-ekses negative dalam tata pergaualan antar manusia
yang pada titik yang paling ideal dapat merendahkan kemartabatan kemanusiaannya.
Atas dasar inilah perkawinan kemudian diciptakan menjadi sebuah pranata yang
memungkinkan aktualisasi tersebut berjalan dalam koridor yang benar, baik dalam
pandangan budaya maupun agama.
Masyarakat sasak sebagai bangsa yang berbudaya telah memiliki titi tata dalam
melaksanakan perkawinan, semenjak kaum lelaki menyatakan hasratnya untuk
mencintai kaum hawa pilihannya hingga berakhirnya prosesi upacara yang menandai
dimulainya sebuah babak baru dalam kehidupan dua insan tersebut dalam satu mahligai
rumah tangga. Secara normative, titi tata adat perkawinan bangsa sasak berusaha
menspiritkan norma-norma kesusilaan, kesopanan, hukum, dan agama. Bahkan seiring
perkembangan zaman beberapa hal yang pernah diberlakukan didalam titi tata,
dilakukan peninjauan ulang dengan alasan normative tersebut.

Menguntai Benang Kasih

        Proses perkawinan sebagaimana lazimnya dalam tata pergaulan antar manusia,
dimulai dengan pengungkapan hasrat cinta dari seorang laki-laki kepada seorang
perempuan. Dalam adat sasak, sarana pengungkapan dan pelestarian hasrat pra
perkawinan itu dilakukan dalam bentuk yang disebut midang, yaitu seorang laki-laki
bertandang ke rumah perempuan untuk bertamu. Suatu yang sangat mungkin, midang
itu dilakukan berkali-kali hingga keduanya saling mengenal jati dirinya masing-masing.
Namun demikian, status perempuan dalam konteks ini adalah pribadi yang masih bebas,
yang memungkinkannya menerima tamu lebih dari satu laki-laki.

       Agar midang ini dapat berlangsung secara bermartabat dan senantiasa
mengindahkan norma-norma kesusilaan, kesopanan, hokum dan agama, ditetapkan
sejumlah aturan-aturan normative oleh krama adat. Aturan-aturan tersebut dalam bahasa
yang luas disebut awig-awig, yang mengatur tentang orang, cara, waktu dan tempat
midang.

        Orang yang boleh datang midang adalah setiap laki-laki bukan muhrim dari
gadis atau janda yang dikunjungi. Pengertian laki-laki ini bersifat umum, sehingga
terdapat kemungkinan yang datang berkunjung lebih dari seorang laki-laki. Hal ini
dimungkinkan, karena dalam pandangan adat, gadis atau janda itu masih bersifat bebas
dari komitmen-komitmen yang mengikatnya. Karena yang kemungkinan datang
berkunjung itu lebih dari satu orang, maka awig-awig mengatur agar para lelaki itu tidak
saling mencemburui dan saling menyuguhkan sesuatu yang diberikan tuan rumah,
karena secara logika penyuguhan itu dimaknai sebagai pelayanan tuan rumah. Selama
midang laki-laki harus duduk yang sopan dan menjaga jarak dengan dengan perempuan,
dan perempuan berkewajiban melayani pembicaraan laki-laki itu. Selain itu, sebaiknya
jika terdapat beberapa orang laki-laki, yang datang terlebih dahulu segera berpamitan
untuk memberikan kesempatan kepada yang lain. laki-laki itupun setelah berpamitan
dapat midang ke gadis atau janda lain.
Midang dilakukan dirumah gadis atau janda antara pukul 20.00 sampai dengan
pukul 22.00. midang disiang hari dipandang kurang patut, karena dapat mengganggu
aktifitas keseharian seorang gadis atau janda. Dan karena dilakukan malam hari,
seyogyanya dilakukan ditempat yang terang benderang dan dilarang keras jika tidak ada
sarana penerangan.

        Khususnya di Desa Padamara, tradisi midang ini bukanlah merupakan hal yang
umum dilakukan oleh masyarakat pada lingkungan itu, terlebih lagi pada kalangan
tertentu midang tersebut adalah hal yang sangat tabu. Pandangan semacam ini berkaitan
erat dengan aspek keagamaan dimana seorang perempuan bertemu dengan laki-laki
yang bukan termasuk muhrimnya adalah hal yang sangat terlarang, sehingga
berdasarkan pandangan tersebut, maka midang tidak lumrah dilakukan di Desa
Padamara.

       Tidak menutup kemungkinan bahwa komunikasi antara seorang lelaki dan
perempuan dapat terjadi hanyalah melalui seorang perantara, yang lazim disebut dengan
“subandar”, dimana subandar ini biasanya adalah serang perempuan. Dalam tradisi
midang, terdapat kemungkinan seorang laki-laki menggunakan orang lain sebagai
perantara atau pendamping berkomunikasi. Orang ini disebut subandar, yang oleh
banyak orang berasal dari kata syahbandar di pelabuhan. Dalam perdagangan antar
pulau, syahbandar menjadi perantara antara pedagang yang datang berjualan dengan
calon pembeli yang bermaksud membeli barang atau sekedar melihat komoditi
dagangnya.

       Dengan demikian, dapat dipahami bahwa tahapan ini sebenarnya merupakan
babak pembuka hubungan dan memulai pengungkapan perasaan dari seseorang dengan
lawan jenisnya.

Menuju Mahligai Rumah Tangga

       Jika midang merupakan babak awal dimulainya pengungkapan rasa cinta
seorang pria terhadap seorang wanita, maka untuk melembagakan perasaan tersebut
dalam sebuah perkawinan, pertama-tama seorang laki-laki akan melakukan apa yang
populer disebut merari’. Menurut sebagian orang, kata merari’ berasal dari “lari”.
Merarik berarti mengambil perempuan secara diam-diam untuk tujuan perkawinan.
Sejumlah kecil kalangan menyebutkan bahwa merari itu mengambil perempuan dengan
memalingkan dari pandangan orang tuanya. Atas dasar ini, disebutkan bahwa arti
merarik itu memalingkan gadis dari hadapan orang tuanya. Kendati diambil secara
diam-diam ataupun dipalingkan dari hadapan orang tuanya, ini tidak berarti bahwa
orang tua tidak mengetahui hal tersebut. Karena sebelumnya telah berlangsung
pembicaraan rahasia antara orang tua laki-laki dan orang tua perempuan yang
memberitahukan orang tua perempuan bahwa kedua anak mereka telah saling menyukai
sembari meminta agar merestui pernikahan anak mereka. Disamping diketahui oleh
orang tua, gadis yang akan diambil itupun telah mengetahui, sehingga proses ini pada
galibnya merupakan kesepakatan diantara mereka.

       Untuk menjaga kepatutan dalam pelaksanaan merari’ krama adat juga
menetapkan awig-awig yang mengatur titi tata merarik, antara lain : perempuan itu
harus diambil dari rumah orang tua atau walinya dan melarang ditempat bekerja, lelaki
yang diambilnya adalah memang yang dicintai oleh perempuan, diambil pada malam
hari, namun tidak boleh lewat dari jam 22.00, perempuan itu didampingi oleh
perempuan lain, setelah diambil ditempatkan dirumah orang lain atau sanak saudara,
bukan dirumah lelaki yang diambilnya, dan segera melakukan besejati dan selabar.

        Setelah merarik dilaksanakan maka kewajiban adat yang harus dilaksanakan
adalah besejati dan selabar. Besejati berasal dari kata jati, yang artinya benar atau
yakin, yaitu proses melapor kepada kepala lingkungan (keliang, bahasa sasak) tempat
laki-laki dan perempuan berdomisili oleh pihak laki-laki, bahwa pihak laki-laki telah
membawa lari anak perempuan, serta menjelaskan nama dan alamat orang tua
perempuan, dengan tujuan apabila orang tua perempuan melapor kepada kepala
lingkungan, ia kehilangan anak perempuan, maka kepala lingkungan dapat menjelaskn
perihal kejadian sehingga tidak menimbulkan permasalahan. Begitu pula kepala
lingkungan tempat berdomisili laki-laki tidak curiga apabila ada perempuan tidak
dikenal didaerahnya, hal ini untuk menjaga fitnah.

       Sedangkan selabar berasal dari kata abar (bahasa kawi artinya bersinar-sinar,
terang) yaitu proses mengabari keluarga perempuan oleh pihak laki-laki didampingi
oleh kepala lingkungan, bahwa anak perempuan mereka telah dibawa oleh laki-laki
yang mencintai anak perempuan mereka. Dalam adat perkawinan sasak bila tidak
melakukan besejati dan selabar akan mengalami kesulitan untuk menuntut wali, karena
orang tua perempuan menganggap anaknya diculik.

        Nuntut wali adalah proses berikutnya yang harus dilalui, yaitu proses mencari
wali, yaitu pihak yang akan menikahkan perempuan sesuai dengan ketentuan syariat
islam. Pernikahan secara agama berlangsung dalam proses ini. Proses adat berikutnya
setelah menuntut wali adalah melakukan bait janji. yang dimaksud dengan bait janji
adalah proses musyawarah utusan dari kedua belah pihak untuk membicarakan
bagaimana penyelesaian masalah adat untuk prosesi sorong serah, aji krama yang
dipergunakn untuk acara sorong serah, sekaligus membahas besarnya arta gegawean,
yaitu harta atau uang yang akan dibawa untuk diserahkan kepada pihak perempuan
sebagai penunjang jalannya acara adat. Dalam proses ini terjadi pula prosesi pisuka lan
gantiran, yaitu proses menimbang kesepakatan antara kedua belah pihak laki-laki dan
perempuan sebagai ganti atas kehilangan anak perempuan. Selain itu dalam proses bait
janji juga dibicarakan soal hari dan tanggal pelaksanaan sorong serah dan begawe (pesta
atau kenduri).
Karena pembicaraan ini menyangkut persoalan yang sangat penting dalam
proses menuju sorong serah dan dilakukan oleh utusan, awig-awig adat menentukan
persyaratan-persyaratan orang yang layak dijadikan sebagai utusan. Persyaratan
utamanya adalah bertanggung jawab atas ucapan dan tingkah lakunya. Dan syarat-syarat
lainya antara lain mengerti hukum dan adat, mengerti tata krama, mampu bicara dengan
artikulasi yang fasih, mantap dalam mengambil keputusan agar tidak plin plan, berfikir
jernih, dan mengerti tata krama berbicara. Secara lebih ringkas, seorang utusan itu harus
silat hukum agama / adat, silat tata krame, silat fikir, dan silat lidah.

      Dengan demikian dengan proses bait janji, keluarga pihak laki-laki akan
mengetahui besarnya pisuka ,arta gegawan, waktu pelaksanaan sorong serah dan
begawe, sehingga keluarga pihak laki-laki dapat mempersiapkannya.

        Sorong serah aji krame menjadi proses berikutnya dan merupakan inti dari
perkawinan adat sasak. Bagi masyarakat sasak, sebesar apapun sebuah resepsi digelar,
tetapi tanpa melakukan upacara adat sorong serah, maka perkawinan tersebut belum
dianggap sah secara adat, bahkan lebih jauh berakibat hilangnya hak waris bagi anak-
anak hasil perkawinan tersebut.

Akhir dari Upacara

       Dengan selesainya pelaksanaan sorong serah aji krama, maka sahlah kedua insan
yang saling mencintai itu sebagai pasangan suami istri. Kesuka-citaan atas perkawinan
itu kemudian dirayakan dalam sebuah acara yang disebut begawe. Secara harfiah
begawe itu berarti kenduri, pesta, perhelatan, dan selamatan yang merupakan bagian
dari begawe urip (upacara yang berkaitan dengan hidup manusia) dalam adat
sasak.sebesar apa kenduri yang dilaksanakan tidak ada ketentuan secara adat, dan lebih
disesuaikan dengan kemampuan dan kesenangan pihak-pihak yang melaksanakannya.

        Perkembangan belakangan dalam tradisi masyarakat sasak , begawe merari’ itu
dilanjutkan dengan resepsi adat. Resepsi ini merupakan tambahan dan pelaksanaannya
diserahkan kepada keluarga yang menyelenggarakan. Acara resepsi ini biasanya berisi
sambutan atas nama keluarga, nasihat perkawinan, doa, dan ucapan selamat.

       Dua proses pamungkas dari proses perkawinan sasak ini adalah nyongkol yaitu
prosesi untuk mempublikasikan bahwa kedua insane telah menikah, biasanya dalam
bentuk arak-arakan dan bales ones nae (napak tilas) yaitu kembali kerumah pengantin
perempuan, biasanya pada malam hari.

       Berakhirlah kemudian rangkain panjang adat perkawianan dan kedua mempelai
memulai hidup yang baru dalam jalinan pranata keluarga. Dua keluarga besar
merekapun bersatu menjadi keluarga yang baru, menjalin hubungan keakraban dan
kekeluargaan sebagai buah dari perkawinan.
Makna Titi Tata Adat Perkawinan Sasak

      Rangkaian panjang proses perkawinan adat sasak beserta simbol-simbol yang
menyertai proses tersebut mengandung penuh makna dan pesan-pesan moral. Untaian
makna dan pesan moral itu setidaknya mengambarkan bagaimana masyarakat sasak
menghargai sebuah perkawinan sebagai sebuah proses dalam hidup dan kehidupan
mereka.

      Jika dilihat dari proses, maka akan dapat dihimpun serangkaian makna dibalik
proses yang dijalani oleh kedua insan yang saling mencintai itu. Midang
mengisyaratkan makna kebebasan dalam menentukan calon pasangan yang di
kehendaki sebagai pendamping hidup kelak. Orang tua yang berada di belakang
mendorong dan mengarahkan agar anak-anaknya dapat memilih yang terbaik baginya.

       Kebebasan memilih calon pasangan dinikmati oleh kedua belah pihak, baik laki-
laki maupun perempuan. Dengan begitu, pasangan suami atau isterinya kelak memang
adalah pilihan yang ditentukannya sendiri.

        Merarik atau membawa perempuan dari hadapan orang tuanya untuk dijadikan
pasangan hidup mengandung makna filosofis bila anak perempuan diminta dengan terus
terang, orang tua perempuan akan tersinggung karena anak perempuannya disamakan
dengan benda atau barang lainnya. Selain itu, sebagai bentuk laki-laki dan perempuan
yang merari’ telah mampu memegang tanggung jawab untuk mandiri menjalanjakan
kehidupan bersama. Makna lainnya adalah orang tua laki-laki berarti berari sudah
berang, maksudnya siap mengambil resiko atas perbuatan anak laki-lakinya.

        Besejati dan selabar mengisyaratkan kepatutan dan perhargaan terhadap
eksistensi pemimpin yang memimpin suatu wilayah, dimana seseorang dalam tata
pergaulannya sehari-hari tidak terlepas dari pimpinannya. Ini juga selanjutnya
membedakan secara signifikan antara merari’ dan penculikan. Merarik disertai dengan
susulan pemberitahuan kepada aparat atau perangkat penguasa wilayah sedangkan
penculikan tidak disertai dengan susulan pemberitahuan dan lebih merupakan tindakan
kriminal.

       Penghormatan terhadap aturan agama yang menentukan sahnya sebuah
perkawinan nampak jelas terlihat dalam proses nuntut wali, dimana perkawinan itu
dipandang sah secara hukum agama jika orang tua atau wali dari pihak perempuan
menikahkan mereka secara hukum syara’

       Prinsip-prinsip permufakatan dan musyawarah menyemangati proses bait janji.
Pertemuan utusan-utusan keluarga untuk membicarakan proses kelanjutan upacara
perkawinan mengisyaratkan bahwa perkawinan itu tidak sekedar bersatunya dua insan
dalam satu mahligai rumah tangga, tetapi lebih jauh adalah berhimpunnya dua keluarga
dalam satu keluarga yang lebih besar.
Akan halnya begawe merarik setidak-tidaknya memiliki tiga makna penting.
Pertama, makna silaturrahmi dan persaudaraan, dimana seluruh anggota keluarga yang
tinggalnya berpisah-pisah bertemu selama beberapa hari dalam satu tempat. Ini
setidaknya dapat mengeratkan tali persaudaraan dalam hubungan kekeluargaan. Kedua,
masih dalam makna silaturrahmi dan persaudaraan, tetapi dalam lingkup yang lebih
luas, tetangga ataupun anggota masyarakat dalam satu-satuan wilayah, tanpa
membedakan status sosial mereka bersama-sama mengikuti perjamuan yang diadakan
oleh kedua mempelai. Ketiga, makna tolong-menolong. biasanya dalam tradisi
masyarakat sasak, ketika mengadakan kenduri, mereka menyumbang untuk kesuksesan
acara sesuai dengan kemampuannya. Yang kaya memberi barang atau materi dan yang
tidak berpunya menyumbangkan tenaga.

       Selain itu sebenarnya begawe merarik juga menjadi wahana untuk
mempublikasikan pasangan yang baru melangsungkan pernikahan, namun publikasi
yang lebih luas terlihat pada acara arak-arakan yang disebut nyongkol, masyarakat
dengan jelas mengetahui kedua insan telah terikat dalam satu jalinan perkawinan.

        Sedangkan bales ones nae (napak tilas) mengandung makna silahturrahmi
keluarga lebih jauh, saling mengenali satu persatu anggota keluarga yang baru, selain itu
proses ini dijadikan sebagai wahana saling memaafkan sesama aggota keluarga yang
baru atas segala kekhilafan selama proses perkawinan semenjak merarik sampai dengan
nyongkol.

       Selain itu nampak jelas titi tata adat perkawinan sasak masyarakat kepatutan,
kesopanan dan kesusilaan dalam berbagai proses. Sejumlah besar awig-awig ditetapkan
untuk memandu agar segala proses dapat terlaksana dengan memperhatikan nilai-nilai
tersebut. Bahkan atas dasar kepatutan kesopanan, kesusilaan dan norma agama,
sejumlah hal dilarang dan dianjurkan untuk mempertimbangkan yang lebih baik.

       Diantara yang dilarang misalnya hubungan suami isteri sebelum berlangsungnya
akad secara syara’. Atas dasar itu dalam proses merari’ perempuan harus didampingi
dan ditempatkan dirumah orang lain. Kedua hal ini setidaknya menutup jalan bagi
kemungkinan mereka melakukan hubungan suami istri.

       Dan termasuk hal yang dianjurkan untuk dipertimbangkan kembali adalah
proses merari’ atau membawa perempuan secara diam-diam. Alasannya, sekalipun adat
membolehkan merarik, tetapi adat memberikan dedosan (denda adat) apabila itu
dilakukan. Sesuatu yang dikenai denda adalah sesuatu yang sebenarnya dipersalahkan.
dengan demikian, menganggap denda adat hanya sebagai pelengkap upacara, dipandang
sebagai meremehkan adat. Disamping itu, pertimbangan antara maslahat (kebaikan) dan
mudharat (keburukan) menjadi alasan yang lain, terutama dalam kerangka hubungan
antar keluarga. Jika kemudian dibelakang hari merari menimbulkan mudharat yang
lebih besar, alangkah baiknya adat belako’ (meminta kepada orang tua perempuan)
dilakukan. Tidak terlupakan juga pergeseran-pergeseran dalam cara pandang
masyarakat yang semakin terbuka bagi berlakunya adat belakoq.

Makna Simbolik Arta Gegawan dalam Adat Perkawinan Sasak

       Selain makna proses yang diuraikan selintas kilas diatas, terdapat makna-makna
lain yang diinspirasikan dari simbol-simbol yang ada dalam proses perkawinan sasak.
Salah satunya terlihat pada arta gegawan yang dibawa dalam prosesi sorong serah aji
kerame. Arta gegawan adalah uang dengan segala harta benda yang diserahkan untuk
memantapkan orang yang akan bersuami istri.

Arta gegawan ini terdiri atas :

   1. Sesirah (otak bebeli )
   2. Aji krame
      - Napak lemah
      - Olen-olen
   3. Sasmitaning hurip
      - Salin dede
      - Penjaruman
      - Tedung pengarat
      - Pemecat sengkang
   4. Pikolihing sanak/warga
      - Pelengkak
      - Kao tindo
   5. Pikolihing dese-
      - Pembabas kuta/pelengkak koko
      - Krama dese
      - Kor jiwa
   6. Dedosan (denda-denda), misalnya:
      - Denda memaling
      - Pelebur basa
      - Nunang wangsa
      - Salin panji
      - Gila bibir
      - Ngapesaken
      - Balegandang
      - Salin gama dan lain-lain
   7. Pemegat (pamungkas wicara)


       Sesirah berarti kepala. Ini merupakan perlambang adanya perkawinan antara
seorang laki-laki dan perempuan. Sesirah ini berbentuk kain putih – hitam yang
diikatkan dengan benang. Kain putih melambangkan laki-laki dan kain hitam
melambangkan perempuan, benang merupakan simbol perkawinan.

        Tapak lemah secara harfiah berarti menginjak tanah. Secara simbolik bermakna
diturunkannya manusia kebumi oleh Allah SWT. Aji krame tapak lemah merupakan
simbolisasi hak dan kewajiban manusia yang akan menginjakkan kakinya dibumi.
Besarnya ditentukan berbeda-beda sesuai dengan stratifikasi sosial manusia ditengah
masyarakat. Sebagai contoh yang aji kramenya bernilai ¾ (dibaca tiga empat ratus).
Tiga itu bermakna hakekat dan empat ratus itu bermakna syari’at. Ketiga hakekat itu
adalah berbakti kepada Allah SWT, dan utusannya, berbakti kepada ibu dan ayah dan
setingkatnya, dan berbakti kepada raja atau pemerintah. Sedangkan syari’at yang
bernilai empat ratus itu merupakan perwujudan dari tiga hakekat tersebut, baik dalam
tingkah laku dan perkataan. Aji krame tapak lemah ini bernilai uang.

       Berbeda dengan aji krame tapak lemah, aji krame olen-olen berupa kain tenunan
daerah. Olen-olen ini merupakan bagian dari harta perolehan manusia dalam
kehidupannya yang berupa sandang dan pangan, yang dalam bahasa sasak disebut
kepeng benang (uang dan benang)

        Salin dede disebut juga penggenti ai’ susun ina’ (pengganti air susu ibu) secara
filosofis arta gegawan ini merupakan simbolisasi kejadian manusia, mulai masa
pembuatan hingga pengasuhan dan pendidikan oleh ibunya. Salin dede merupakan
simbol pengembanan amanat Allah. Penyerahan salin dede berarti pengalihan tanggung
jawab ke suami dan keluarga suaminya. Arta gegawan saling dede berbentuk kotak khas
Lombok, pembuluh bambu angkin, kain panjang, kain putih dan benang.

        Pemecat sengkang merupakan arta gegawan yang mensimbolisasikan seorang
perempuan yang sudah menikah tetapi masih tetap perawan. biasanya berupa perhiasan,
tetapi terkadang dengan pertimbangan praktis orang menggunakan uang. Karena
sifatnya agak khusus maka arta gegawan ini diberikan manakala perempuan itu
memenuhi kriteria yang dimaksudkan makna simboliknya. Termasuk arta gegawan
yang khusus adalah pelengkak, yaitu arta geawan yang diserahkan apabila perempuan
yang dinikahi itu mendahului kakaknya. Sebagai pembayar rasa malu, maka ia
diberikan arta gegawan berupa pelengkak.

        Adapun kao tindo’ secara harfiah berarti kerbau jinak. Arta gegawan ini
berbentuk keris, sebagai isyarat permohonan keamanan. Terdapat artagegawan yan g
mengandung unsur kewilayahan, yaitu pelengkak koko’ yaitu arta gegawan yang
dikeluarkan sebagai penebus kerusakan alam semesta akibat sebuah acara perkawinan,
seperti rusaknya tanaman karena diinjak-injak, keruhnya air sungai karena dilewati oleh
rombongan penganten, dan lain-lain. Krame dese yaitu uang administrasi karena
berlangsungnya musyawarah desa. Dan kor jiwa yaitu berkurangnya penduduk apabila
perempuan itu dinikahi oleh seorang laki-laki yang berasal dari daerah lain.
Dua arta gegawan yang tidak bisa ditinggalkan dalam adat perkawinan sasak
adalah pebayaran denda-denda sebagai konsekuensi dari pelanggaran adat, seperti
merari, serta pemutus wicara yang merupakan uang persaksian yang diberikan kepada
saksi-saksi dalam pernikahan. Tetapi uang persaksian itu bukan uang yang merupakan
alat tukar bila dilihat secara kekinian, tetapi benda logam.

   c. Kematian

       Dalam siklus kehidupan manusia, peristiwa kematian merupakan akhir
kehidupan seseorang di dunia. Mayarakat meyakini kehidupan lain setelah kematian. Di
beberapa kelompok masyarakat dilakukan persiapan bagi si mati. Salah satu peristiwa
yang harus dilakukan adalah penguburan. Penguburan meliputi perawatan mayat
termasuk membersihkan, merapikan atau mengawetkan mayat.

       Upacara adat nyiwak yang dilaksanakan sebelum acara penguburan meliputi
beberapa tahapan yaitu :

       1. Belangar
          Masyarakat sasak Lombok pada umumnya menganut agama islam sehingga
          setiap ada yang meninggal maka proses awal yang dilakukan adalah
          memukul beduk dengan irama pukulan yang panjang sebagai pemberitahuan
          kepada masyarakat bahwa ada salah seorang warga meninggal, setelah itu
          maka masyarakat berdatangan baik dari desa setempat atau desa-desa yang
          lain yang masih dinyatakan ada hubungan famili, kerabat persahabatan dan
          handai taulan. Tradisi belangar bertujuan untuk menghibur teman, sahabat
          yang ditinggalkan mati oleh keluarganya dengan membawa beras seadanya
          guna membantu meringankan beban si dapat musibah.
       2. Memandikan
          Dalam pelaksanannya apabila yang meninggal laki-laki maka yang
          memandikannya adalah laki-laki demikian sebaliknya apabila yang
          meninggal perempuan maka yang memandikannya adalah perempuan.
          Perlakuan pada orang yang meninggal tidak dibedakan meskipun dari segi
          usia yang meninggal itu baru berumur sehari. Adapun yang memandikan itu
          biasanya tokoh agama setempat karena ada kaitannya dengan niat dan tata
          krama kemudian dilanjutkan dengan membungkus jenazah dengan kain
          putih yang tidak dijahit yang dirangkaikan dengan cara perpisahan dengan
          keluarga, kerabat dan handai taulan yang dipandu oleh keluarga yang
          meninggal selanjutnya ke masjid untuk disholatkan, dari masjid
          diberangkatkan kekuburan.
       3. Betukaq (penguburan)
          Adapun upacara-upacara yang dilaksanakan sebelum penguburan meliputi
          beberapa persiapan yaitu :
a. Setelah seseorang dinyatakan meninggal maka orang tersebut
             dihadapkan ke kiblat. Diruang tempat orang yang meninggal dibakar
             kemenyan dan dipasangi langit-langit dengan menggunakan kain putih
             (selempuri) dan kain tersebut baru boleh dibuka setelah hari kesembilan
             meninggalnya orang tersebut.
         b. Pada hari tersebut (jelo mate) diadakan unjuran sebagai penyusuran
             bumi (penghormatan bagi yang meninggal dan akan dimasukkan ke
             dalam kubur), untuk itu perlu penyemblihan hewan sebagai tumbal.
      4. Nelung dan Mitu’
         Upacara ini dilakukan keluarga untuk do’a keselamatan arwah meninggal
         dengan harapan dapat diterima disisi Allah Yang Maha Esa dan keluarga
         yang ditinggalkan tabah menerima kenyataan dan cobaan. Selajutnya
         dilanjutkan dengan upacara nyiwaq dan begawe dengan persiapan sebagai
         berikut :
         a. Mengumpulkan kayu bakar
         b. Pembuatan tetaring
         c. Penyerahan bahan-bahan begawe
         d. Dulang inggas dingari, disajikan kepada penghulu atau kyai yang
             menyatakan orang tersebut meninggal dunia.
         e. Dulang penamat, adapun maksudnya simbol hak milik dari orang yang
             meninggal semasa hidupnya harus diserahkan secara sukarela kepada
             orang yang berhak mendapatkannya
         f. Dulang Talet Mesan (Penempatan Batu Nisan) dimaksudkan sebagai
             dulang yang diisi dengan nasi putih, lauk berupa burung merpati dan
             beberapa jenis jajan untuk dipergunakan sebelum nisan dipasang oleh
             kyai yang memimpin do’a kemudian dulang ini dibagikan kepada orang
             yang ikut serta pada saat itu.

   6. MATA PENCAHARIAN

        Alam sebagai tempat hidup manusia menyediakan berbagai sumber daya untuk
menopang hidup dan kehidupan umat manusia. Masyarakat sasak yang telah
berkembang dan sampai saat ini masih sering dijumapi mata pencahariannya adalah
pertanian sebelum mengenal tehnologi untuk memenuhi kebutuhan masyarakat sasak
melakukan kegiatan antara lain :

      a. Nyeran (berburu), khususnya untuk menangkap hewan liar, biasanya
         dilakukan ke hutan secara berkelompok.
      b. Ngunuh (memungut), yaitu mengambil hasil tanaman tampa budidaya
         terlebih dahulu, tetapi mengambil apa yang disediakan oleh alam. Aktifitas
         ini masih sering dilakukan oleh masyarakat terutama mengumpulkan padi
         pada sisa hasil panen orang lain, dengan mencari/memungut sisa-sisa padi
         pada tumpukan jerami
Masyarakat Lombok sejak dahulu kala bermata pencaharian dari bercocok
tanam (petani). Dalam budaya sasak sebelum menanam padi di sawah sebagai bahan
makanan pokok

        Dalam bidang ekonomi, sering kita kenal dengan istilah “bedea” yaitu
menukarkan hasil seperti masyarakat pesisir menukarkan ikan atau garam dengan bahan
pangan lainnya seperti beras dan umbi-umbian. Sedangkan dalam bidang sosial dapat
dilihat dengan sikap saling tolong-menolong dalam menghadapi musibah atau upacara
tertentu. Beberapa istilah yang sering kita dengan.

       a. Saling “Ayo” yaitu kegiatan saling kunjung-mengunjungi sebagai bentuk
          silaturrahim baik dengan tetangga maupun keluarga.
       b. Saling “Jot” yaitu bentuk saling memberikan sesuatu biasanya dalam bentuk
          makanan terutama jika ada pihak atau warga yang melakuakn hajatan.

   7. KASUS INTEREN DAN EXSTEREN

        Konflik yaitu terjadinya pertentangan atau perbedaan antara dua orang atau
lebih, yang jika dibiarkan akan mengakibatkan kedua belah pihak akan kehilangan
material, spritual atau bahkan nyawa. Sejak konflik umat manusia sudah lama terjadi,
baik jenis maupun intensitasnya dengan berbagai latar belakang sebagai penyebabnya,
termasuk pada masyarakat Lombok catatan konflik sudah dikenal sejak zaman kerajaan.
Persaingan antara kerajaan cukup tinggi, dan puncaknya adalah konflik antara kerajaan-
kerajaan Lombok dan Bali. Selanjutnya konflik dapat diklasifikasikan menjadi :

       a. Konflik sumber daya alam, konflik ini berlatar belakang perebutan
          sumberdaya alam, seperti perebutan lahan air, tambang dan sebagainya.
          Konflik ini terjadi karena semakin berkurangnya sumberdaya alam,
          sementara kebutuhan hidup manusia meningkat, persaingan juga semakin
          meningkat karena pertumbuhan jumlah penduduk.
       b. Konflik budaya, perbedaan latar belakang kebudayaan, kebiasaan, tradisi
          juga sering sekali menyebabkan gesekan, misalnya sutau kelompok ingin
          diakui eksistensinya oleh kelompok lain, atau terjadi eksklusifisme
          komunitas. Penyebab konflikini misalnya karena perkawinan
       c. Konfliks agama dan keyakinan, catatan konfilk antar agama dan antar
          keyakinan masyarakat misalnya, pembakaran tempat ibadah umat kristiani
          tahun 2000, pengusiran jamaat Ahmadiyah, konflik antar organisasi
          keagamaan, serta tekanan terhadap kelompok aliran lain
       d. Konflik politik, konflik berupa pilitik biasanya terjadi pada sat menjelang
          atau setelah peristiwa politik terjadi dan masalah banyak lagi konflik yang
          sering terjadi di Lombok yaitu masih tingginya konflik antar komunitas
          seperti tauran antar kampung atau antar kelompok masyarakat tertentu.
KATA PENGANTAR

        Puji syukur kepada Allah S.W.T yang telah memberikan kita rahmat dan
hidayah-Nya dan tidak lupa juga kami haturkan kepada junjungan kita Nabi Besar
Muhammad S.A.W yang telah membawa kita dari alam yang gelap gulita ke alam yang
terang benderang.

       Dalam rangka menyusun makalah konseling lintas budaya ini kelompok kami
telah memperoleh bantuan dari berbagi pihak secara langsung. Maka melalui
kesempatan ini kelompok kami ingin menyampaikan ucapan terima kasih yang sebesar-
besarnya terutama kepada :

      1. Ibu Suhartiwi Wiriawati M.Pd Kons selaku dosen Konseling Lintas Budaya
         yang sudah memberikan kami tugas sehingga makalah ini dapat
         terselesaikan dengan baik


       Para pembaca yang budiman, tulisan ini masih jauh daripada sempurna,
sehingga diperlukan penyempurnaan-penyempurnaan dan masukan-masukan ataupun
saran-saran dari berbagai pihak, semoga ada manfaatnya bagi para pembaca.
DAFTAR PUSTAKA

H. Sudirman, S.Pd, Gumi Sasak Dalam Sejarah

Buku : Lombok mirah sasak adi, sejarah social,islam,budaya,politik dan ekonomi
Lombok. Imsak press
DAFTAR ISI



KATA PENGANTAR ...............................................................................................              i


DAFTAR ISI..............................................................................................................   ii


PENDAHULUAN .....................................................................................................           1


     1. BAHASA ......................................................................................................       1

     2. SILSILAH ....................................................................................................       1

     3. ADAT ISTIADAT .......................................................................................               6

           A. Kelahiran ...............................................................................................     6

           B. Perkawinan ...........................................................................................        7

           C. Kematian ...............................................................................................     17

     4. MATA PENCAHARIAN ...........................................................................                       19

     5. KASUS INTEREN DAN EXSTEREN ......................................................                                  20

     6. DAFATAR PUSTAKA ...............................................................................                    22
MAKALAH
 KONSELING LINTAS BUDAYA




                    OLEH

                  KELOMPOK I

                NAJAMUDDIN

               YULI IDAYANI

              TRI WULANDARI


SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
         (STKIP) HAMZANWADI-SELONG
  PROGRAM STUDY BIMBINGAN DAN KONSELING
                     2011
BAB

                                        111

                                   PENUTUP

Keaimpulan

 Lombok merupakan salah satu pulau yang termasuk dalam program politik gajah mada
(patih amangkubumi) yang ingin mexatukan nusantara.

Gajah mada diangkat menjadi patih amangkubumi pada tahun 1334. Untuk menjalankan
program politiknya,gajah mada menyingkirkan pembesar-pembesar majpahit yang tidak
menyetujuinya.

Sejarah suku sasak Lombok ditandai dengan silih bergantinya berbagai dominasi
kekuasaan dpulau Lombok dan masuknya pengaruh budaya lain membawa dampak
semakin kaya dan beragam khazanah kebudayaan sasak . hal ini sebagai bentuk dari
pertemuankebudayaan. Oleh kerenanya tidak berlebihan, jika Lombok dikatakan
sebagai potret sebuah mozaik. Ada banyak warna budaya dan nilai menyeruak di
masyarakat. Mozaik ini terjadi antara lain karena Lombok masa lalu adalah merupakan
objek perbuatan dominasi berbagai budaya dan nilai.
Adat perkawinan sasak

Contenu connexe

Tendances

Rumusan (sub topik asas kaunseling)
Rumusan (sub topik asas kaunseling)Rumusan (sub topik asas kaunseling)
Rumusan (sub topik asas kaunseling)Durratun Dian
 
MEDIA PEMBELAJARAN PERTEMUAN 1 unsur aljabar.pptx
MEDIA PEMBELAJARAN PERTEMUAN 1 unsur aljabar.pptxMEDIA PEMBELAJARAN PERTEMUAN 1 unsur aljabar.pptx
MEDIA PEMBELAJARAN PERTEMUAN 1 unsur aljabar.pptxSriWahyuniMamonto1
 
Rpp sma matematika kurikulum 2013
Rpp sma matematika kurikulum 2013Rpp sma matematika kurikulum 2013
Rpp sma matematika kurikulum 2013Helmy's Oellweis
 
Bab iii 5. memahami cara menyederhanakan bentuk aljabar
Bab iii   5. memahami cara menyederhanakan bentuk aljabarBab iii   5. memahami cara menyederhanakan bentuk aljabar
Bab iii 5. memahami cara menyederhanakan bentuk aljabarMuhammad Alfiansyah Alfi
 
Penilaian kognitif
Penilaian kognitifPenilaian kognitif
Penilaian kognitifnooraisy22
 
Konseling Transaksional Analisis
Konseling Transaksional Analisis Konseling Transaksional Analisis
Konseling Transaksional Analisis Bahiyah MaHiz
 
problem posing
problem posingproblem posing
problem posingadi wibawa
 
4 ciriciri kaunselor yang efektif(1)
4 ciriciri kaunselor yang efektif(1)4 ciriciri kaunselor yang efektif(1)
4 ciriciri kaunselor yang efektif(1)Herney Aqilah Kay
 
Fasa Sesi Kaunseling Individu
Fasa Sesi Kaunseling IndividuFasa Sesi Kaunseling Individu
Fasa Sesi Kaunseling IndividuJessika Denis
 
Maklumat kerjaya
Maklumat kerjayaMaklumat kerjaya
Maklumat kerjayaridzuangrik
 
Strategi Belajar Mengajar (Pendekatan STM)
Strategi Belajar Mengajar (Pendekatan STM)Strategi Belajar Mengajar (Pendekatan STM)
Strategi Belajar Mengajar (Pendekatan STM)UNM
 

Tendances (20)

Teori kaunseling
Teori kaunselingTeori kaunseling
Teori kaunseling
 
Rumusan (sub topik asas kaunseling)
Rumusan (sub topik asas kaunseling)Rumusan (sub topik asas kaunseling)
Rumusan (sub topik asas kaunseling)
 
Etika konseling
Etika konselingEtika konseling
Etika konseling
 
MEDIA PEMBELAJARAN PERTEMUAN 1 unsur aljabar.pptx
MEDIA PEMBELAJARAN PERTEMUAN 1 unsur aljabar.pptxMEDIA PEMBELAJARAN PERTEMUAN 1 unsur aljabar.pptx
MEDIA PEMBELAJARAN PERTEMUAN 1 unsur aljabar.pptx
 
BK KELOMPOK
BK KELOMPOKBK KELOMPOK
BK KELOMPOK
 
Rpp sma matematika kurikulum 2013
Rpp sma matematika kurikulum 2013Rpp sma matematika kurikulum 2013
Rpp sma matematika kurikulum 2013
 
Bab iii 5. memahami cara menyederhanakan bentuk aljabar
Bab iii   5. memahami cara menyederhanakan bentuk aljabarBab iii   5. memahami cara menyederhanakan bentuk aljabar
Bab iii 5. memahami cara menyederhanakan bentuk aljabar
 
Kelompok 8
Kelompok 8Kelompok 8
Kelompok 8
 
Rpp tahfidz kls 9
Rpp tahfidz kls 9Rpp tahfidz kls 9
Rpp tahfidz kls 9
 
Pertanyaan terbuka
Pertanyaan terbukaPertanyaan terbuka
Pertanyaan terbuka
 
Penilaian kognitif
Penilaian kognitifPenilaian kognitif
Penilaian kognitif
 
9 bimbingan dan kaunseling
9 bimbingan dan kaunseling9 bimbingan dan kaunseling
9 bimbingan dan kaunseling
 
Konseling Transaksional Analisis
Konseling Transaksional Analisis Konseling Transaksional Analisis
Konseling Transaksional Analisis
 
problem posing
problem posingproblem posing
problem posing
 
4 ciriciri kaunselor yang efektif(1)
4 ciriciri kaunselor yang efektif(1)4 ciriciri kaunselor yang efektif(1)
4 ciriciri kaunselor yang efektif(1)
 
Fasa Sesi Kaunseling Individu
Fasa Sesi Kaunseling IndividuFasa Sesi Kaunseling Individu
Fasa Sesi Kaunseling Individu
 
Etika kaunselor
Etika kaunselorEtika kaunselor
Etika kaunselor
 
Maklumat kerjaya
Maklumat kerjayaMaklumat kerjaya
Maklumat kerjaya
 
Penstrukturan
PenstrukturanPenstrukturan
Penstrukturan
 
Strategi Belajar Mengajar (Pendekatan STM)
Strategi Belajar Mengajar (Pendekatan STM)Strategi Belajar Mengajar (Pendekatan STM)
Strategi Belajar Mengajar (Pendekatan STM)
 

Similaire à Adat perkawinan sasak

Kata penganta1 sumbawas
Kata penganta1 sumbawasKata penganta1 sumbawas
Kata penganta1 sumbawasBagas Doni
 
THONGIN FANGIN THJITJHONG UNGKAPAN PEMERSATU TIONGHOA DAN MELAYU BANGKA.docx
THONGIN FANGIN THJITJHONG UNGKAPAN PEMERSATU TIONGHOA DAN MELAYU BANGKA.docxTHONGIN FANGIN THJITJHONG UNGKAPAN PEMERSATU TIONGHOA DAN MELAYU BANGKA.docx
THONGIN FANGIN THJITJHONG UNGKAPAN PEMERSATU TIONGHOA DAN MELAYU BANGKA.docxrigoibnhamzah
 
MAKALAH DINDA ZENY PUTRI.docx
MAKALAH DINDA ZENY PUTRI.docxMAKALAH DINDA ZENY PUTRI.docx
MAKALAH DINDA ZENY PUTRI.docxSariCahyati
 
Naskah Melayu Kepulauan Riau.pdf
Naskah Melayu Kepulauan Riau.pdfNaskah Melayu Kepulauan Riau.pdf
Naskah Melayu Kepulauan Riau.pdfKamranAsatIrsyady1
 
makalah sejarah "kerajaan islam di Nusa Tenggara"
makalah sejarah "kerajaan islam di Nusa Tenggara"makalah sejarah "kerajaan islam di Nusa Tenggara"
makalah sejarah "kerajaan islam di Nusa Tenggara"fenty_febriani
 
Asal usul bahasa dan bangsa melayu (artikel)
Asal usul bahasa dan bangsa melayu (artikel)Asal usul bahasa dan bangsa melayu (artikel)
Asal usul bahasa dan bangsa melayu (artikel)ShirleyEu1
 
Eksplorasi Keragaman seni budaya lampung
Eksplorasi Keragaman seni budaya lampungEksplorasi Keragaman seni budaya lampung
Eksplorasi Keragaman seni budaya lampungRiyan Hidayatullah
 
BUDAYA NUSANTARA 4 ETNIS KEBUDAYAAN BUGIS, MAKASSAR, MANDAR, DAN TORAJA
BUDAYA NUSANTARA 4 ETNIS KEBUDAYAAN BUGIS, MAKASSAR, MANDAR, DAN TORAJABUDAYA NUSANTARA 4 ETNIS KEBUDAYAAN BUGIS, MAKASSAR, MANDAR, DAN TORAJA
BUDAYA NUSANTARA 4 ETNIS KEBUDAYAAN BUGIS, MAKASSAR, MANDAR, DAN TORAJAMuhammad Rafi Kambara
 
Syarifudin, mozaik peradaban islam maluku
Syarifudin, mozaik peradaban islam malukuSyarifudin, mozaik peradaban islam maluku
Syarifudin, mozaik peradaban islam malukuSyarifudin Amq
 
ambon Syarifudin, mozaik peradaban islam maluku
ambon Syarifudin, mozaik peradaban islam malukuambon Syarifudin, mozaik peradaban islam maluku
ambon Syarifudin, mozaik peradaban islam malukuSyarifudin Amq
 
Makna Simbol DAN NILAI-NILAI RELIGIUS.pptx
Makna Simbol DAN NILAI-NILAI RELIGIUS.pptxMakna Simbol DAN NILAI-NILAI RELIGIUS.pptx
Makna Simbol DAN NILAI-NILAI RELIGIUS.pptxMunawirSyahputra
 
Kebudayaan Bali dan Nusa Tenggara
Kebudayaan Bali dan Nusa TenggaraKebudayaan Bali dan Nusa Tenggara
Kebudayaan Bali dan Nusa Tenggarawahyu candika
 
Kerajaan tulang bawang
Kerajaan tulang bawangKerajaan tulang bawang
Kerajaan tulang bawangAkbarul Umam
 
'islam dan proses integrasi'
'islam dan proses integrasi''islam dan proses integrasi'
'islam dan proses integrasi'Diennisa Thahira
 
Menelusuri jejak sejarah kebesaran kerajaan wuna
Menelusuri jejak sejarah kebesaran kerajaan wunaMenelusuri jejak sejarah kebesaran kerajaan wuna
Menelusuri jejak sejarah kebesaran kerajaan wunaMieno Wuna
 
Rangkuman x semester ii
Rangkuman x semester iiRangkuman x semester ii
Rangkuman x semester iilisna nurmala
 
Syarifudin, mozaik peradaban islam maluku
Syarifudin, mozaik peradaban islam malukuSyarifudin, mozaik peradaban islam maluku
Syarifudin, mozaik peradaban islam malukuSyarifudin Amq
 

Similaire à Adat perkawinan sasak (20)

Kata penganta1 sumbawas
Kata penganta1 sumbawasKata penganta1 sumbawas
Kata penganta1 sumbawas
 
Makalah sosiologi "KEBUDAYAAN NUSA TENGGARA"
Makalah sosiologi "KEBUDAYAAN NUSA TENGGARA"Makalah sosiologi "KEBUDAYAAN NUSA TENGGARA"
Makalah sosiologi "KEBUDAYAAN NUSA TENGGARA"
 
THONGIN FANGIN THJITJHONG UNGKAPAN PEMERSATU TIONGHOA DAN MELAYU BANGKA.docx
THONGIN FANGIN THJITJHONG UNGKAPAN PEMERSATU TIONGHOA DAN MELAYU BANGKA.docxTHONGIN FANGIN THJITJHONG UNGKAPAN PEMERSATU TIONGHOA DAN MELAYU BANGKA.docx
THONGIN FANGIN THJITJHONG UNGKAPAN PEMERSATU TIONGHOA DAN MELAYU BANGKA.docx
 
MAKALAH DINDA ZENY PUTRI.docx
MAKALAH DINDA ZENY PUTRI.docxMAKALAH DINDA ZENY PUTRI.docx
MAKALAH DINDA ZENY PUTRI.docx
 
Naskah Melayu Kepulauan Riau.pdf
Naskah Melayu Kepulauan Riau.pdfNaskah Melayu Kepulauan Riau.pdf
Naskah Melayu Kepulauan Riau.pdf
 
makalah sejarah "kerajaan islam di Nusa Tenggara"
makalah sejarah "kerajaan islam di Nusa Tenggara"makalah sejarah "kerajaan islam di Nusa Tenggara"
makalah sejarah "kerajaan islam di Nusa Tenggara"
 
Asal usul bahasa dan bangsa melayu (artikel)
Asal usul bahasa dan bangsa melayu (artikel)Asal usul bahasa dan bangsa melayu (artikel)
Asal usul bahasa dan bangsa melayu (artikel)
 
Eksplorasi Keragaman seni budaya lampung
Eksplorasi Keragaman seni budaya lampungEksplorasi Keragaman seni budaya lampung
Eksplorasi Keragaman seni budaya lampung
 
BUDAYA NUSANTARA 4 ETNIS KEBUDAYAAN BUGIS, MAKASSAR, MANDAR, DAN TORAJA
BUDAYA NUSANTARA 4 ETNIS KEBUDAYAAN BUGIS, MAKASSAR, MANDAR, DAN TORAJABUDAYA NUSANTARA 4 ETNIS KEBUDAYAAN BUGIS, MAKASSAR, MANDAR, DAN TORAJA
BUDAYA NUSANTARA 4 ETNIS KEBUDAYAAN BUGIS, MAKASSAR, MANDAR, DAN TORAJA
 
Syarifudin, mozaik peradaban islam maluku
Syarifudin, mozaik peradaban islam malukuSyarifudin, mozaik peradaban islam maluku
Syarifudin, mozaik peradaban islam maluku
 
ambon Syarifudin, mozaik peradaban islam maluku
ambon Syarifudin, mozaik peradaban islam malukuambon Syarifudin, mozaik peradaban islam maluku
ambon Syarifudin, mozaik peradaban islam maluku
 
Makna Simbol DAN NILAI-NILAI RELIGIUS.pptx
Makna Simbol DAN NILAI-NILAI RELIGIUS.pptxMakna Simbol DAN NILAI-NILAI RELIGIUS.pptx
Makna Simbol DAN NILAI-NILAI RELIGIUS.pptx
 
Bb
BbBb
Bb
 
Kebudayaan Bali dan Nusa Tenggara
Kebudayaan Bali dan Nusa TenggaraKebudayaan Bali dan Nusa Tenggara
Kebudayaan Bali dan Nusa Tenggara
 
Kerajaan tulang bawang
Kerajaan tulang bawangKerajaan tulang bawang
Kerajaan tulang bawang
 
'islam dan proses integrasi'
'islam dan proses integrasi''islam dan proses integrasi'
'islam dan proses integrasi'
 
Islam kejawen
Islam kejawenIslam kejawen
Islam kejawen
 
Menelusuri jejak sejarah kebesaran kerajaan wuna
Menelusuri jejak sejarah kebesaran kerajaan wunaMenelusuri jejak sejarah kebesaran kerajaan wuna
Menelusuri jejak sejarah kebesaran kerajaan wuna
 
Rangkuman x semester ii
Rangkuman x semester iiRangkuman x semester ii
Rangkuman x semester ii
 
Syarifudin, mozaik peradaban islam maluku
Syarifudin, mozaik peradaban islam malukuSyarifudin, mozaik peradaban islam maluku
Syarifudin, mozaik peradaban islam maluku
 

Dernier

Teknik pembuatan gambar ragam hias seni rupa kelas 7
Teknik pembuatan gambar ragam hias seni rupa kelas 7Teknik pembuatan gambar ragam hias seni rupa kelas 7
Teknik pembuatan gambar ragam hias seni rupa kelas 7AthikTzulatzah
 
IDMPO Link Slot Online Terbaru 2024 kamboja
IDMPO Link Slot Online Terbaru 2024 kambojaIDMPO Link Slot Online Terbaru 2024 kamboja
IDMPO Link Slot Online Terbaru 2024 kambojaidmpo grup
 
BAB 2 BARISAN DAN DERET kelas x kurikulum merdeka
BAB 2 BARISAN DAN DERET kelas x kurikulum merdekaBAB 2 BARISAN DAN DERET kelas x kurikulum merdeka
BAB 2 BARISAN DAN DERET kelas x kurikulum merdekachairilhidayat
 
IDMPO Link slot online kamboja terbaru 2024
IDMPO Link slot online  kamboja terbaru 2024IDMPO Link slot online  kamboja terbaru 2024
IDMPO Link slot online kamboja terbaru 2024idmpo grup
 
IDMPO : SITUS TARUHAN BOLA ONLINE TERPERCAYA & BANYAK BONUS KEMENANGAN DI BAY...
IDMPO : SITUS TARUHAN BOLA ONLINE TERPERCAYA & BANYAK BONUS KEMENANGAN DI BAY...IDMPO : SITUS TARUHAN BOLA ONLINE TERPERCAYA & BANYAK BONUS KEMENANGAN DI BAY...
IDMPO : SITUS TARUHAN BOLA ONLINE TERPERCAYA & BANYAK BONUS KEMENANGAN DI BAY...Neta
 
Ryu4D : Daftar Situs Judi Slot Gacor Terbaik & Slot Gampang Menang
Ryu4D : Daftar Situs Judi Slot Gacor Terbaik & Slot Gampang MenangRyu4D : Daftar Situs Judi Slot Gacor Terbaik & Slot Gampang Menang
Ryu4D : Daftar Situs Judi Slot Gacor Terbaik & Slot Gampang MenangRyu4D
 
PPT SLIDE Kelompok 2 Pembelajaran Kelas Rangkap (4).pptx
PPT SLIDE Kelompok 2 Pembelajaran Kelas Rangkap (4).pptxPPT SLIDE Kelompok 2 Pembelajaran Kelas Rangkap (4).pptx
PPT SLIDE Kelompok 2 Pembelajaran Kelas Rangkap (4).pptxMegaFebryanika
 
Wa + 62 82211599998, TERLARIS, souvenir dompet unik bandung
Wa + 62 82211599998, TERLARIS, souvenir dompet unik bandungWa + 62 82211599998, TERLARIS, souvenir dompet unik bandung
Wa + 62 82211599998, TERLARIS, souvenir dompet unik bandungnicksbag
 
Bento88slot Situs Judi Slot Terbaik & Daftar Slot Gacor Mudah Maxwin
Bento88slot Situs Judi Slot Terbaik & Daftar Slot Gacor Mudah MaxwinBento88slot Situs Judi Slot Terbaik & Daftar Slot Gacor Mudah Maxwin
Bento88slot Situs Judi Slot Terbaik & Daftar Slot Gacor Mudah MaxwinBento88slot
 
IDMPO Link Slot Online Terbaru Kamboja 2024
IDMPO Link Slot Online Terbaru Kamboja 2024IDMPO Link Slot Online Terbaru Kamboja 2024
IDMPO Link Slot Online Terbaru Kamboja 2024idmpo grup
 
IDMPO : GAME SLOT SPACEMAN PRAGMATIC PLAY MUDAH JACKPOT
IDMPO : GAME SLOT SPACEMAN PRAGMATIC PLAY MUDAH JACKPOTIDMPO : GAME SLOT SPACEMAN PRAGMATIC PLAY MUDAH JACKPOT
IDMPO : GAME SLOT SPACEMAN PRAGMATIC PLAY MUDAH JACKPOTNeta
 
Lim4D Link Daftar Situs Slot Gacor Hari Ini Terpercaya Gampang Maxwin
Lim4D Link Daftar Situs Slot Gacor Hari Ini Terpercaya Gampang MaxwinLim4D Link Daftar Situs Slot Gacor Hari Ini Terpercaya Gampang Maxwin
Lim4D Link Daftar Situs Slot Gacor Hari Ini Terpercaya Gampang MaxwinLim4D
 
KERTAS KERJA MINGGU BAHASA MELAYU SEKOLAH RENDAH.doc
KERTAS KERJA MINGGU BAHASA MELAYU SEKOLAH RENDAH.docKERTAS KERJA MINGGU BAHASA MELAYU SEKOLAH RENDAH.doc
KERTAS KERJA MINGGU BAHASA MELAYU SEKOLAH RENDAH.docEnaNorazlina
 
Babahhsjdkdjdudhhndjdjdfjdjjdjdjfjdjjdjdjdjjf
BabahhsjdkdjdudhhndjdjdfjdjjdjdjfjdjjdjdjdjjfBabahhsjdkdjdudhhndjdjdfjdjjdjdjfjdjjdjdjdjjf
BabahhsjdkdjdudhhndjdjdfjdjjdjdjfjdjjdjdjdjjfDannahadiantyaflah
 
Wen4D Situs Judi Slot Gacor Server Thailand Hari Ini Gampang Jackpot
Wen4D Situs Judi Slot Gacor Server Thailand Hari Ini Gampang JackpotWen4D Situs Judi Slot Gacor Server Thailand Hari Ini Gampang Jackpot
Wen4D Situs Judi Slot Gacor Server Thailand Hari Ini Gampang JackpotWen4D
 
STD BAB 6 STATISTIKA kelas x kurikulum merdeka
STD BAB 6 STATISTIKA kelas x kurikulum merdekaSTD BAB 6 STATISTIKA kelas x kurikulum merdeka
STD BAB 6 STATISTIKA kelas x kurikulum merdekachairilhidayat
 

Dernier (16)

Teknik pembuatan gambar ragam hias seni rupa kelas 7
Teknik pembuatan gambar ragam hias seni rupa kelas 7Teknik pembuatan gambar ragam hias seni rupa kelas 7
Teknik pembuatan gambar ragam hias seni rupa kelas 7
 
IDMPO Link Slot Online Terbaru 2024 kamboja
IDMPO Link Slot Online Terbaru 2024 kambojaIDMPO Link Slot Online Terbaru 2024 kamboja
IDMPO Link Slot Online Terbaru 2024 kamboja
 
BAB 2 BARISAN DAN DERET kelas x kurikulum merdeka
BAB 2 BARISAN DAN DERET kelas x kurikulum merdekaBAB 2 BARISAN DAN DERET kelas x kurikulum merdeka
BAB 2 BARISAN DAN DERET kelas x kurikulum merdeka
 
IDMPO Link slot online kamboja terbaru 2024
IDMPO Link slot online  kamboja terbaru 2024IDMPO Link slot online  kamboja terbaru 2024
IDMPO Link slot online kamboja terbaru 2024
 
IDMPO : SITUS TARUHAN BOLA ONLINE TERPERCAYA & BANYAK BONUS KEMENANGAN DI BAY...
IDMPO : SITUS TARUHAN BOLA ONLINE TERPERCAYA & BANYAK BONUS KEMENANGAN DI BAY...IDMPO : SITUS TARUHAN BOLA ONLINE TERPERCAYA & BANYAK BONUS KEMENANGAN DI BAY...
IDMPO : SITUS TARUHAN BOLA ONLINE TERPERCAYA & BANYAK BONUS KEMENANGAN DI BAY...
 
Ryu4D : Daftar Situs Judi Slot Gacor Terbaik & Slot Gampang Menang
Ryu4D : Daftar Situs Judi Slot Gacor Terbaik & Slot Gampang MenangRyu4D : Daftar Situs Judi Slot Gacor Terbaik & Slot Gampang Menang
Ryu4D : Daftar Situs Judi Slot Gacor Terbaik & Slot Gampang Menang
 
PPT SLIDE Kelompok 2 Pembelajaran Kelas Rangkap (4).pptx
PPT SLIDE Kelompok 2 Pembelajaran Kelas Rangkap (4).pptxPPT SLIDE Kelompok 2 Pembelajaran Kelas Rangkap (4).pptx
PPT SLIDE Kelompok 2 Pembelajaran Kelas Rangkap (4).pptx
 
Wa + 62 82211599998, TERLARIS, souvenir dompet unik bandung
Wa + 62 82211599998, TERLARIS, souvenir dompet unik bandungWa + 62 82211599998, TERLARIS, souvenir dompet unik bandung
Wa + 62 82211599998, TERLARIS, souvenir dompet unik bandung
 
Bento88slot Situs Judi Slot Terbaik & Daftar Slot Gacor Mudah Maxwin
Bento88slot Situs Judi Slot Terbaik & Daftar Slot Gacor Mudah MaxwinBento88slot Situs Judi Slot Terbaik & Daftar Slot Gacor Mudah Maxwin
Bento88slot Situs Judi Slot Terbaik & Daftar Slot Gacor Mudah Maxwin
 
IDMPO Link Slot Online Terbaru Kamboja 2024
IDMPO Link Slot Online Terbaru Kamboja 2024IDMPO Link Slot Online Terbaru Kamboja 2024
IDMPO Link Slot Online Terbaru Kamboja 2024
 
IDMPO : GAME SLOT SPACEMAN PRAGMATIC PLAY MUDAH JACKPOT
IDMPO : GAME SLOT SPACEMAN PRAGMATIC PLAY MUDAH JACKPOTIDMPO : GAME SLOT SPACEMAN PRAGMATIC PLAY MUDAH JACKPOT
IDMPO : GAME SLOT SPACEMAN PRAGMATIC PLAY MUDAH JACKPOT
 
Lim4D Link Daftar Situs Slot Gacor Hari Ini Terpercaya Gampang Maxwin
Lim4D Link Daftar Situs Slot Gacor Hari Ini Terpercaya Gampang MaxwinLim4D Link Daftar Situs Slot Gacor Hari Ini Terpercaya Gampang Maxwin
Lim4D Link Daftar Situs Slot Gacor Hari Ini Terpercaya Gampang Maxwin
 
KERTAS KERJA MINGGU BAHASA MELAYU SEKOLAH RENDAH.doc
KERTAS KERJA MINGGU BAHASA MELAYU SEKOLAH RENDAH.docKERTAS KERJA MINGGU BAHASA MELAYU SEKOLAH RENDAH.doc
KERTAS KERJA MINGGU BAHASA MELAYU SEKOLAH RENDAH.doc
 
Babahhsjdkdjdudhhndjdjdfjdjjdjdjfjdjjdjdjdjjf
BabahhsjdkdjdudhhndjdjdfjdjjdjdjfjdjjdjdjdjjfBabahhsjdkdjdudhhndjdjdfjdjjdjdjfjdjjdjdjdjjf
Babahhsjdkdjdudhhndjdjdfjdjjdjdjfjdjjdjdjdjjf
 
Wen4D Situs Judi Slot Gacor Server Thailand Hari Ini Gampang Jackpot
Wen4D Situs Judi Slot Gacor Server Thailand Hari Ini Gampang JackpotWen4D Situs Judi Slot Gacor Server Thailand Hari Ini Gampang Jackpot
Wen4D Situs Judi Slot Gacor Server Thailand Hari Ini Gampang Jackpot
 
STD BAB 6 STATISTIKA kelas x kurikulum merdeka
STD BAB 6 STATISTIKA kelas x kurikulum merdekaSTD BAB 6 STATISTIKA kelas x kurikulum merdeka
STD BAB 6 STATISTIKA kelas x kurikulum merdeka
 

Adat perkawinan sasak

  • 1. BAB 1 LINTAS BUDAYA LOMBOK (SASAK) 1. PENDAHULUAN Ditinjau dari sudut social budaya, penduduk Nusa Tenggara Barat masih tergolong tradisional yang bersumber pada kebudayaan suku asli masyarakat yaitu suku Sasak di pulau Lombok, Suku Mbojo di Kabupaten Bima dan Kabupaten Dompo serta suku samawa di Kabupaten Sumbawa dan sumbawa Barat. Dua kebudayaan besar yang pernah mempengaruhi perkembangan sejarah di Indonesia yaitu kebudayaan hindu dan kebudayaan Islam masih berkembang dan berakar pada masyarakat NTB, diantaranya Sasak, Sumbawa dan Mbojo dan bahasa daerah yang di gunakan yaitu bahasa Sasak, Bahasa Sumbawa dan Bahasa Mbojo. Pembangunan bidang kebudayaan dalam tahun 2005 diarahkan untuk mendukung pembinaan dan peningkatan pelayanan social. Sasaran pembangunan kebudayaan pada tahun 2005 adalah terwujudnya struktur sosical, kreativitas budaya dan daya dukung lingkungan yang kondusif bagi pembentukan jati diri bangsa, tersebar luasnya perkembangan modal budaya pembelajaran yang berorintasi iptek dan kesenian, terkelolanya aset budaya yang dapat dijangkau secara adil bagi masyarakat luas, serta terselenggaranya upaya dan kebijakan pengelolaan keragaman budaya yang komprenhensif, sistematik dan berkelanjutan untuk memperkokoh integritas bangsa. Era Pra Sejarah tanah Lombok tidak jelas sampai saat ini belum ada data-data dari para ahli serta bukti yang dapat menunjang tentang masa Pra Sejarah tanah Lombok. Suku sasak termasuk dalam ras tipe melayu yang konon telah tinggal di Lombok selama 2.000 tahun yang lalu dan diperkirakan telah menduduki daerah pesisir pantai sejak 4.000 tahun yang lalu, dengan demikian perdagangan antar pula sudah aktif terjadi sejak zaman tersebut dan bersamaan dengan itu saling mempengaruhi antar budaya juga telah menyebar. Lombok Mirah Sasak Adi merupakan salah satu kutipan dari kitab Negarakertagama, sebuah kitab yang memuat tentang kekuasaan dan pemerintahan Kerajaan Majapahit. Kata Lombok dalam bahasa kawi berarti Lurus atau juju, kata mirah berarti permata, kata sasak berarti kenyataan, dan kata adi artinya yang baik atau yang utama maka arti keseluruhannya yaitu “kejujuran adalah permata kenyataan yang baik atau utama”. Maka filosofi itulah mungkin yang selalu diidamkan leluhur penghuni tanah Lombok yang tercipta sebagai bentuk kearifan local yang harus dijaga dan dilestarikan oleh anak cucunya. Dalam kitab-kitab lama, nama Lombok dijumpai sebagai Lombok mirah dan Lombok adi beberapa lontar Lombok juga menyebut Lombok dengan bumi selaparang
  • 2. atau selapawis. Asal-usul penduduk pulau Lombok terdapat beberapa versi salah satunya yaitu kata Sasak secara etimilogis menurut Dr.. Goris.s berasal dari kata sah yang berarti pergi dan shaka yang berarti leluhur, berarti pergi ke tanah leluhur orang sasak (Lombok). Dari etimologis ini diduga leluhur orang sasak adalah orang jawa, terbukti bila dari tulisan sasak yang oleh penduduk Lombok disebut Jawa, yakni aksara Jawa selengkapnya diresepsi oleh kesusastraan sasak.
  • 3. BAB 11 PEMBAHASAN 1. Sejarah Kebudayaan Masyarakat Sasak Era Pra Sejarah tanah Lombok tidak jelas karena sampai saat ini belum ada data- data dari para ahli serta bukti yang dapat menunjang tentang masa pra sejarah tanah lombok.Suku Sasak temasuk dalam ras tipe melayu yang konon telah tinggal di Lombok selama 2.000 tahun yang lalu dan diperkirakan telah menduduki daerah pesisir pantai sejak 4.000 tahun yang lalu, dengan demikian perdagangn antar pulau sudah aktif terjadi sejak zaman tesebut dan bersamaan dengan itu saling mempengaruhi antar budaya juga telah menyebar. LOMBOK MIRAH SASAK ADI merupakan salah satu kutipan dari kitab Negarakertagama, sebuah kitab yang memuat tentang kekuasaan dan pemerintahaan kerajaan Majapahit. Kata Lomboq dalam bahasa kawi berarti lurus atau jujur, kata mirah berarti permata, kata sasak berarti kenyataan, dan kata adi artinya yang baik atau yang utama maka arti keseluruhan yaitu kejujuran adalah permata kenyataan yang baik atau utama. Makna filosofi itulah mungkin yang selalu di idamkan leluhur penghuni tanah lombok yang tercipta sebagai bentuk kearifan lokal yang harus dijaga dan dilestariakan oleh anak cucunya. Dalam kitab – kitab lama, nama Lomboq dijumpai disebut Lomboq mirah dan Lomboq adi beberapa lontar Lomboq juga menyebut Lomboq dengan gumi selaparang atau selapawis. Asal-usul penduduk pulau Lombok terdapat beberapa Versi salah satunya yaitu Kata sasak secara etimilogis menurut Dr. Goris. s. berasal dari kata sah yang berarti pergi dan shaka yang berarti leluhur. Berarti pergi ke tanah leluhur orang sasak ( Lomboq ). Dari etimologis ini diduga leluhur orang sasak adalah orang Jawa, terbukti pula dari tulisan sasak yang oleh penduduk Lomboq disebut Jejawan, yakni aksara Jawa yang selengkapnya diresepsi oleh kesusastraan sasak. Etnis Sasak merupakan etnis mayoritas penghuni pulau Lomboq, suku sasak merupakan etnis utama meliputi hampir 95% penduduk seluruhnya. Bukti lain juga menyatakan bahwa berdasarkan prasasti tong – tong yang ditemukan di Pujungan, Bali, Suku sasak sudah menghuni pulau Lomboq sejak abad IX sampai XI masehi, Kata sasak pada prasasti tersebut mengacu pada tempat suku bangsa atau penduduk seperti kebiasaan orang Bali sampai saat ini sering menyebut pulau Lomboq dengan gumi sasak yang berarti tanah, bumi atau pulau tempat bermukimnya orang sasak.
  • 4. Sejarah Lomboq tidak lepas dari silih bergantinya penguasaan dan peperangan yang terjadi di dalamnya baik konflik internal, yaitu peperangan antar kerjaan di lombok maupun ekternal yaitu penguasaan dari kerajaan dari luar pulau Lombok. Perkembangan era Hindu, Budha, memunculkan beberapa kerajaan seperti selaparang Hindu, Bayan. Kereajaan-kerajaan tersebut dalam perjalannya di tundukan oleh penguasaan kerajaan Majapahit dari ekspedisi Gajah Mada pada abad XIII – XIV dan penguasaan kerajaan Gel – Gel dari Bali pada abad VI. Antara Jawa, Bali dan Lomboq mempunyai beberapa kesamaan budaya seperti dalam bahasa dan tulisan jika di telusuri asal – usul mereka banyak berakar dari Hindu Jawa hal itu tidak lepas dari pengaruh penguasaan kerajaan Majapahit yang kemungkinan mengirimkan anggota keluarganya untuk memerintah atau membangun kerajaan di Lomboq. Pengaruh Bali memang sangat kental dalam kebudayaan Lomboq hal tersebut tidak lepas dari ekspansi yang dilakukan kerajaan Bali sekitar tahun 1740 di bagian barat pulau Lomboq dalam waktu yang cukup lama. Sehingga banyak terjadi akulturasi antara budaya lokal dengan kebudayaan kaum pendatang hal tersebut dapat dilihat dari terjelmanya genre – genre campuran dalam kesenian. Banyak genre seni pertunjukan tradisional berasal atau diambil dari tradisi seni pertunjukan dari kedua etnik. Sasak dan Bali saling mengambil dan meminjam dan terciptalah genre kesenian baru yang menarik dan saling melengkapi Gumi sasak silih berganti mengalami peralihan kekuasaan hingga ke era Islam yang melahirkan kerajaan Islam Selaparang dan Pejanggik. Islam masuk ke Lomboq sepanjang abad XVI ada beberapa versi masuknya Islam ke Lomboq yang pertama berasal dari Jawa masuk lewat Lomboq timur. Yang kedua pengIslaman berasal dari Makassar dan Sumbawa ketika ajaran tersebut diterima oleh kaum bangsawan ajaran tersebut dengan cepat menyebar ke kerajaan – kerajaan di Lomboq timur dan Lomboq tengah. Mayoritas etnis sasak beragama Islam, namun demikian dalam kenyataanya pengaruh Islam juga berakulturasi dengan kepercayaan lokal sehingga terbentuk aliran seperti waktu telu, jika dianalogikan seperti abangan di Jawa. Pada saat ini keberadaan waktu telu sudah tidak kurang mendapat tempat karena tidak sesuai dengan syariat Islam. Pengaruh Islam yang kuat menggeser kekuasaan Hindu di pulau Lomboq, hingga saat ini dapat dilihat keberadaannya hanya di bagian barat pulau Lomboq saja khususnya di kota Mataram. Silih bergantinya penguasaan di Pulau Lomboq dan masuknya pengaruh budaya lain membawa dampak semakin kaya dan beragamnya khasanah kebudayaan sasak. Sebagai bentuk dari Pertemuan(difusi, akulturasi, inkulturasi) kebudayaan. Seperti dalam hal Kesenian, bentuk kesenian di lombok sangat beragam.Kesenian asli dan pendatang saling melengakapi sehingga tercipta genre-genre baru. Pengaruh yang paling terasa
  • 5. berakulturasi dengan kesenian lokal yaitu kesenian bali dan pengaruh kebudayaan islam. Keduanya membawa Kontribusi yang besar terhadap perkembangan ksenian- kesenian yang ada di Lombok hingga saat ini. Implementasi dari pertemuan kebudayaan dalam bidang kesenian yaitu, Yang merupakan pengaruh Bali ; Kesenian Cepung, cupak gerantang, Tari jangger, Gamelan Thokol, dan yang merupakan pengaru Islam yaitu Kesenian Rudad, Cilokaq, Wayang Sasak, Gamelan 2. Aspek Budaya Yang Berkaitan Dengan Keagamaan 1. Perayaan Lebaran Topat Tradisi Lebaran Topat berlangsung turun-temurun sejak ratusan tahun lalu. Selain merupakan rangkaian kegiatan untuk merayakan Idul Fitri, acara itu memiliki misi mempertahankan tradisi leluhur. Banyak nilai-nilai yang terkandung dalam tradisi perayaaan Lebaran topat ini. Mulai dari nilai budaya, agama, hingga pesta rakyat. Dari aspek agama, masyarakat Sasak melaksanakan Lebaran Topat dengan melakukan kegiatan-kegiatan ritual. Salah satunya, ziarah kubur ke makam para alim ulama terkenal yang telah berjasa menyebarkan agama Islam di Pulau Lombok. Di Kota Mataram, masyarakat biasanya datang ke tiga tempat, yaitu Makam Bintaro, M akam batu layar dan Makam Loang Baloq. ketiga makam itu dipandang cukup keramat. Dalam ziarah kubur, warga sejatinya tidak hanya memanjatkan doa, tapi juga melakukan beragam ritual keagamaan dan atraksi simbolik. Misalnya, di dua makam yang dianggap keramat tadi, pengunjung menyempatkan mencukur rambut bayinya (ngurisan). Bayi yang dicukur rambutnya di tempat tersebut diyakini akan menjadi anak yang saleh dan sukses di masa yang akan datang. Tidak hanya itu, acara tersebut juga menjadi haul bagi mereka yang sukses dalam hidupnya. Untuk melambangkannya, mereka datang dengan membawa perbekalan berupa makanan. Misalnya, ketupat, pelalah ayam, daging, opor telur, pakis, paku, urap-urap, dan pelecing kangkung. Semua makanan itu kemudian dimakan bersama-sama di halaman makam. B. Aspek budaya yang berkaitan dengan perkawinan I. Adat perkawinan suku sasak Dalam adat perkawinan suku sasak terdapat beberapa tahapan atau proses, yakni sebagai berikut: 1. Merangkat 2. Sejati 3. Selabar 4. Nuntut Wali 5. Rebaq Pucuk, Bait Janji, Nunas Panutan 6. Sedawuh 7. Sorong Serah 8. Napak Tilas (Balas Ones Nae)
  • 6. 1. Merangkat Merangkat yaitu suatu acara makan berdua sebagian awal dari sebuah proses perkawinan, acara merangkat ini, dilakukan pada malam pertama calon pengantin wanita datang di gubug atau di kampung calon pengantin laki. Pada malam itulah kedua calon pengantin makan bersama (makan berdua) dan ditemani oleh satu orang perempuan tua atau salah seorang keluarga dekat dari calon pengantin laki (dulu disebut Inaq Umbaq). Dikatakan merangkat karena makanan yang disajikan dengan menggunakan satu buah wadah yang berisi satu butir telur ayam kampung, satu satu piring nasi, satu satu ekor ayam bakar panggangan lengkap dengan bumbunya (dulu wadahnya memakai dulang janggal dan ditutup dengan tembolaq daun duntal warna merah. Pada saat makan kedua calon pengantin, mereka duduk berhadapan dan calon pengantin laki sebaiknya bercerita tentang situasi keluarga, keadaan kampungnya, keadaan masyarakat kampungnya dan lain lain, artinya supaya calon pengantin wanita mengetahuinya untuk menjaga ketersinggungan dirinya. Pada malam datangnya calon pengantin ini, kaum muda-mudi juga datang meramaikan acara serta menyaksikan calon pengantin wanita sambil membawa rokok, ayam, telur, gula, kopi, teh dan lain-lain untuk sama – sama membalas jasa atau juga menanam jasa kepada kedua calon pengantin. Menanam jasa artinya memberikan kepada kedua calon pengantin, sebab dikala nanti mereka pasti akan kawin akan dibalas juga dengan seperti itu, akan tetapi tidak tercatat sebagai hutang. Kalau terjadi tidak diberikan tidak menjadi permasalahan. Membalas jasa artinya membalas kebaikan calon pengantin bahwa pada saat belum kawin pernah membantunya, (pertolongan jasa dibalas dengan jasa disebut Besiruan). Pada malam itu juga semua pemuda pemudi ikut makan bersama – sama sambil membuat pinje – panje (teka teki) yang sifatnya Humoris. 2. Sejati Sejati artinya sungguh atau sesungguhnya. Sejati merupakan proses informasi yang ditujukan kepada pemerintah desa (desa asal calon pengantin wanita) untuk memberitahukan kepada kepala desa (Pengamong Krame) kemudian dilanjutkan informasi tersebut kepala dusun atau keliang (Pengemban Krame). Isi informasi (sejati) yang diucapkan di kepala desa yaitu : “ada salah seorang warga desa ini yang bernama Ayu anaknya Bpk. Rahman berasal dari dusun Memelaq, bahwa Ayu (warga desa) telah meninggalkan desa ini sudah 3 hari yang lalu dengan tujuan kawin dengan warga dari desa Langko. Isi informasi (sejati) yang diucapkan di kepala Dusun (Keliang) yaitu : “ada salah seorang warga Dusun ini yang bernama Ayu anaknya Bpk. Rahman berasal dari dusun ini, bahwa Ayu telah meninggalkan desa ini sudah 3 hari yang lalu dengan tujuan kawin dengan warga dari desa Langko, dusun Mareje. Sejati dapat dilakukan setelah 3 atau selampatnya 5 hari setelah keluar dari desa atau setelah diambil oleh calon suaminya. Dalam pelaksanaan sejati boleh berhubungan dengan pemerintah desa saja, kalau terjadi antar kecamatan maka dapat berhubungan dengan kepala desa dan kepala dusun (Keliang), akan tetapi kalau terjadi satu desa tapi lain keliang maka pelasanaan sejati dapat memnghubungi keliang, namun kalau terjadi satu dusun maka sejati dapat dilakukan sebagai permakluman dan dapat dilakukan ke proses selabar.
  • 7. 3. Selabar Selabar artinya sebar kabar. Selabar ini dilakukan setelah proses sejati selesai dijalankan dan diterima dengan baik oleh pihak pemerintah desa atau Keliang, dan prosese selabar ini dapat dilaksanakan kepada orang tua dan sanak saudara calon pengantin wanita melalui keliang selaku pendamping keluarga selaku penanggung jawab secara pemerintah yang ada di dusun atau kampung. Isi informasi (selabar) yang diucapkan di keluarga besar calon pengantin wanita yaitu : “ada anak, adik, kakak, saudara yang bernama Ayu anaknya Bpk. Rahman berasal dari dusun ini, bahwa Ayu telah meninggalkan rumah, ibu, bapak serta saudaranya semua sudah 3 hari yang lalu dengan tujuan mau kawin dengan anaknya Bpk Sahdan warga dari desa Langko, dusun Mareje. 4. Nuntut Wali Nuntut wali artinya : menjemput wali, didalam pelaksanaan nuntut wali ini, apabila hal-hal yang penting didalam adat proses adatnya sudah semua selesai dibicarakan maka wali sudah bisa diambil untuk mengawinkan kedua calon pengantin tentu dengan hasil musyawarah dari kedua belah pihak keluarga calon pengantin wanita dan keluarga calon pengantin laki. Wali di jemput oleh beberapa orang dari pihak pengantin laki dan memawa seorang pemuka agama, Kyai, Ustad, atau Tuan Guru. 5. Rebaq Pucuk, Bait Janji, Nunas Panutan Rebaq Pucuk, Bait Janji, Nunas Panutan artinya meminta kepatutan atau kewajaran untuk dibebankan. Proses ini adalah suatu bentuk proses untuk mengambil hasil musyawarah pihak keluarga pengantin wanita tentang pinansial yang sepantasnya. Ini dapat dilaksanakan kapanpun setelah ada kesiapan dari pihak pengantin laki, sebab ini adalah sifatnya khusus karena membicarakan tentang materi. Rebaq Pucuk, Bait Janji, Nunas Panutan ini dilaksanakan oleh pihak pengantin laki yang benar – benar dekat serta berani bertanggung jawab atas keputusan yang disepakatinya. Didalam proses ini yang dapat dibicarakan tentang sbb : • Materi atau Bande • Penentuan hari gawe Lambang adat aji krame serta aturan diluar aji krame dan Sistim penyongkolan. 6. Sedawuh Sedawuh berasal dari kata Dawuh yang artinya : Aba – Aba atau Perintah. Sedawuh ini dilakukan 7 hari sebelum hari Gawenya. Proses Sedawuh ini dilaksanakan oleh pihak pengantin laki yang mengutuskan 1 atau 2 orang memberitahukan tentang perkembangan atau kesiapan untuk menjalani karya adat dan yang paling utama yang dibicarakan adalah tentang ketetapan hari ( H ) bahwa hari gawe, lambang adat aji krame atau aturan diluar aji krame dan sistim penyongkolan yang ketiga item itu tidak ada perubahannya. 7. Sorong Serah Sorong arinya Dorongan, Serah artinya Penyerahan. Sorong Serah artinya suatu dorongan kepada kedua orang tua pengantin untuk menyerahkan atau melepaskan (Serah Terima) anak mereka untuk hidup berumah tangga sehingga kedua pengantin tidak terikat pada orang tua mereka masing – masing. Didalam proses inilah nampak bahwa proses serah terima tanggung jawab kedua orang tua dan sanak saudara masing – masing dalam hal pemiharaan atau (pengasuh),
  • 8. disamping itu juga dalam proses sorong serah inilah merupakan puncak sidang krame adat perkawinan untuk bangse sasak, karena pada proses ini harus dihadiri oleh para sesepuh, para penglingsir, kepala desa, dan kepala kampung (keliang) dari kedua pengantin, proses sidang adat tersebut ditegaskan bahwa kedua pengantin dinyatakan Syah bersuami Istri dan disaksikan oleh seluruh masyarakat kampung bahkan diluar kampung (para tamu undangan 8. balik lampak Balik lampak artinya Kembali untuk Bersilaturrahmi. Balik lampak ini merupakan suatu proses silaturrahmi antara ke dua orang tua serta sanak saudara dari kedua belah pihak dengan tujuan untuk saling kenal lebih dekat, dan proses ini sangat perlu dilaksanakan sebab selama proses demi proses dilakukan oleh utusan saja, sehingga tidak tau mungkinkah utusan itu pernah membuat tersinggung antara kedua belah pihak, maka dalam balik lampak inilah tempat saling memaafkan sehingga untuk selanjutnya dapat menjalin hubungan keluarga ini dengan baik. 3, BAHASA Disamping bahasa indonesia sebagian bahasa nasional penduduk pulau Lombok (terutama suku sasak), menggunakan bahasa sasak sebagai bahasa utama dalam percakapan sehari-hari. Di seluruh Pulau Lombok sendiri bahasa sasak dapat dijumpai dalam empat dialek yang berbeda yakni dialek Lombok Utara, Lombok Tengah, Lombok Timur laut dan Tenggara. Selain itu dengan banyaknya penduduk suku Bali yang berdiam di Lombok (sebagaian besar berasal dari eks Kerajaan Karangasem), di beberapa tempat terutama di Lombok Barat dan kotamadya Mataram dapat dijumpai perkembangan yang menggunakan bahasa Bali sebagai bahasa percakapan sehari-hari. Usaha menumbuhkan rasa bangga menggunakan bahasa sasak merupakan salah satu usaha yang sangat tepat untuk memepertahankan nilai-nilai budaya sasak. Bangga dengan bahasa sasak haruslah menjadi sikap yang terus menerus ditanamkan dan dikembangkan, terutama pada generasi-generasi penerus kita. Hal tersebut dingkapkan oleh Muhyuni, salah seorang dosen Fakultas Ilmu Keguruan dan Pendidikan (FKIP) Universitas Mataram beberapa waktu yang lalu, ia juga menjelaskan bahwa setiap nilai budaya yang tumbuh dan berkembang di masyarakat secara tidak langsung terlihat dari bahasanya. Oleh sebab itu, di pandang perlu bila semua pembinaan ragam bahasa dan budaya harus memiliki landasan hukum yang pasti seperti peraturan daerah (Perda). Perda dalam rangka revitalisasi budaya dan bahasa sasak merupakan agenda mendadak, sebab politik will pemerintah daerah untuk mendukung hal tersebut benar- benar sangat di butuhkan. Untuk mempertahankan bahasa dan budaya diperlukan analisis kebutuhan dari masyarakat sebagai pemakai bahasa itu sendiri, namun hal tersebut menurut Mahyuni sangat sulit dilakukan karena pemahaman masyarakat tentang budaya dan bahasa yang dimilikinya sangat minim.
  • 9. Oleh karena itu kepada masyarakat juga sangat diperlukan, disamping itu diperlukan juga rumusan langkah-langkah kongkrit agar masyarakat kita bangga menggunakan bahsa sasak. 4. SILSILAH Dalam masyarakat sasak terdapat beberapa silsilah ditinjau dari sistem kekerabatan antara lain : Golongan Ningrat Golongan ini dapat diketahui dari sebutan kebangsawanannya. Sebutan keningratan ini merupakan nama depan dari seseorang dari golongan ini. Nama depan keningratan ini adalah “lalu” untuk orang-orang ningrat pria yang belum menikah, sedangkan apabila yang sudah menikah maka nama keningratannya adalah “mamiq”. Untuk wanita nama depannya adalah “lale” bagi mereka yang belum menikah, sedangkan yang sudah menikah disebut “mamiq lale”. 1. Golongan Pruangse Kreteria khusus yang dimiliki oleh golongan ini adalah sebutan “bape” untuk kaum laki-laki pruangse yang belum menikah. Sedangkan untuk kamu pruangse yang belum menikah tak memiliki sebutan lain kecuali nama mereka, misalnya seorang dari golongan ini lahir dengan nama si “A” maka ayah dari golongan pruangse ini di panggil “Bape A”, sedangkan ibunya dipanggil “inaq A”. Disinilah perbedaaan ningrat dan pruangse. 2. Golongan jajar karang/Bulu ketujur (Masyarakat Biasa) Golongan ini adalah masyarakat biasa yang konon dahulu adalah hulubalang sang raja yang pernah berkuasa di Lombok. Kreteria khusus golongan ini adalah sebutan “amaq” bagi kaum laki-laki yang menikah, sedangkan perempuan adalah “inaq”. Di Lombok nama kecil akan hilang atau tidak dipakai sebagai panggilan kalau mereka telah berketurunan. Nama mereka selanjutnya adalah tergantung pada anak sulungnya. Seperti contoh di atas lrbih jelasnya adalah bila si B lahir sebagai cucu, maka mamiq A dan Inaq A akan dipanggil papuk B. Panggilan ini berlaku untuk golongan pruangse dan Bulu ketujur. Mereka dari golongan Ningrat Mamiq A dan Mamiq lale A akan di panggil Niniq A. Sistem kekerabatan/silsilah di Lombok pada umumnya adalah berdasarkan prinsip Bilateral yaitu menghitung hubungan kekerabatan melalui pria dan wanita. Kelompok terkecil adalah keluarga batih yang terdiri dari Ayah, Ibu, dan Anak. Pada masyarakat Lombok Selatan ada beberapa istilah antara lain:
  • 10. a. Inaq adalah panggilan ego kepada Ibu b. Amaq adalah panggilan ego kepada Bapak c. Ari adalah panggilan ego kepada adik perempuan atau adik laki-laki d. Kakak adalah panggilan ego kepada adik perempuan atau laki-laki dari ibu atau bapak e. Oaq adalah panggilan ego kepada adik perempuan atau laki-laki dari ibu atau bapak f. Saiq adalah panggilan ego kepada adik perempuan atau laki-laki dari ibu atau bapak g. Tuaq adalah panggilan ego kepada adik laki-laki dari ayah atau ibu h. Pisaq adalah panggilan ego kepada anak dari adik atau kakak dari ibu i. Pusaq adalah panggilan ego kepada anak dari adik atau kakak dari ayah Untuk masyarakat kaum kerabat di tolot-tolot pada khususnya dari Lombok Selatan, lombok Timur pada umumnya mencakup 10 Generasi ke bawah dan 10 generasi ke atas sebagai berikut : Generasi ke bawah antara lain : 1. Inaq/amaq 2. Papuq 3. Baloq 4. Tate 5. Toker 6. Keletuk 7. Keletak 8. Ebit 9. Mbak 10. Gantung siyur Generasi ke atas antara lain : 1. Anak 2. Bai 3. Balok 4. Tate 5. Toker 6. Keletuk 7. Keletak 8. Embit 9. Ebak 10. Gantung Siur
  • 11. 5. ADAT ISTIADAT a. Kelahiran Upacara kegiatan ini berkaitan dengan lingkungan (daur) hidup manusia yang perlu diupacarakan agar mendatangkan berbagai keberkahan dalam menjalankan kehidupan. Sebagaimana adat Jawa, Bali Lombok pun mempunyai adat pada waktu kelahiran bayi. Bagi keluarga yang mempunyai keturunan atau kelahiran baru akan melewati proases adat kelahiran yang biasa di Lombok seperti upacara :  Bretes Upacara bretes dilakukan setelah usia tujuh bulan dengan maksud memberikan keselamtan kepada calon ibu dan bayinya. Setelah bayi lahir, ari-arinya diperlakuakn sama dengan sang bayi, karena menurut mereka ari-ari adalah saudara sang bayi yang oleh orang sasak disebut adik-kakak, berarti bayi dan ari-arinya adalah adik-kakak. Setelah ari-ari di bersihkan kemudian dimasukkan kedalam periuk atau tempurung kelapa setengah tua yang sudah dibuang airnya kemudian ditanam di wilayah penirisan yang diberi tanda dengan gundukan tanah seperti kuburan. Sebagai batu nisannya dipergunakan bambu kecil berlubang yang diletakkan berdampingan dengan lekesan daun sirih yang sudah digulung dan diikat dengan benang putih, pinang, kapur sirih dan rokok tradisional. Semua kelengkapan tadi ditata dalam rondon. Rondon tersebut dari daun pisang yang berbentuk segi empat menyerupai kotak.  Melahirkan anak Setelah itu mengadakan sesaji atau selametan melalui upacara tertentu yang berkaitan dengan aktivitas kehidupan mereka sehari-hari, sebagaimanan halnya yang dilakukan wanita sasak apabila melahirkan, maka suaminya segera mencari belian (dukun beranak) yang mengetahui seluk-beluk melahirkan tersebut. Dalam melahirkan, apabila calon ibu kesulitan dalam melahirkan maka belian atau dukun beranak menafsirkan bahwa tingkah laku sang ibu sebelum hamil, misalnya kasar terhadap suami atau ibunya, untuk itu diadakan upacara seperti menginjak ubun-ubun, meminum bekas cuci tangan yang disertai denagn mantra dan sebaginya agar mempercepat kelahiran sang bayi.  Molang Malik Pada saat bayi umur tujuh hari diadakan upacara molang malik (membuang sial). Diperkirakan dalam usia tersebut pusar bayi telah gugur. Pada kesempatan itulah sang bayi diberi nama dan diperolehkan keluar rumah. Beliau (dukun beranak) mengoleskan sepah sirih di atas dada dan dahi sang bayi maupun ibunya. Di beberapa tempat di Lombok selain upacara molang malik dikenal juga upacara “Pera’ Api” yang pada hakekatnya bertujuan sama.prosesi pelaksanaan Pera’ Api adalah : a. Mem-boreh sang ibu dengan boreh yang sudah diramu atau dihaluskan dan diberi doa oleh dukun beranak
  • 12. b. Setelah selesai memboreh lalu dukun menyiapkan bara api yang terbuat dari sabut kelapa yang ditaburi dengan kemenyan dari daun lemundi (sejenis tumbuhan perdu). c. Ibu bayi menggunakan kain secara bekemben (kain sampai batas dada) sambil menggendong bayinya dan berdiri di atas bara api dan kemudian dukun memberinya do’a/mantra. d. Setelah dukun beranak atau belain selesai berdo’a bara api disiram dengan air bunga rampe (medak api). e. Kemudian sang ibu menyembe’ dan menjam-jam (mendo’akan si bayi menurut kehendak sang ibu). Hal ini dilakukan apabila tali pusat sang bayi sudah kering dan terlepas dari pusarnya.  Ngurisang Upacara ini sangat penting artinya bagi sebuah keluarga, rambut yang dibawa dari dalam kandungan disebut bulu panas, maka harus dihilangkan. Untuk itu masyarakat sasak melakukan selametan, do’a atau upacara sederhana yang disebut ngurisang. Pada upacara ini pihak keluarga mengundang para tokoh agama, tokoh masyarakat dan tokoh adat untuk membacakan selakaran yang terdiri dari untaian do’a dan shalawat Nabi. Biasanya seorang laki-laki atau ayahnya menggendong bayi tersebut sambil berjalan berkeliling di hadapan orang-orang yang sedang membacakan selakaran serta masing-masing yang hadir memotong sedikit rambut sang bayi dengan guntingan yang direndam dalam air bunga. Pada upacara ini dikenakan sabuk pemalik yakni alat yang dipergunakan untuk menggendong si bayi. Sabuk pemaliq dianggap keramat karena proses pembuatan dan penyimpanannyaberdo’a. Upacara ngurisan biasanya diadakan secara besar-besaran dan diikuti dengan upacara bekekah yaitu memotong hewan qurban disebut begawe kekah. Sering kali terkadang pelaksanaan berkuris agak mundur karena terkait dengan finansial. Namun jika tidak mampu cukup pergi ke dukun beranak yang telah membantu kelahirannya. Dalam hal ini cukup mengantar sesaji (andang-andang) dan sabuk katiq (sejenis umbaq tepi berukuran kecil dengan bentuk masih bersambung). Sabuk ketiq disembalun disebut lempot puset sedangkan di Getap disebut sabuk kuning.
  • 13.  Nyunatang Nyunatan (khitanan) selain merupakan acara adat, juga merupakan acara keagamaan dalam hal ini terkenal dengan nama “nyunatang”. Pada umumnya suku sasak memeluk agama islam yang dalam ajarannya diperintahkan bagi anak laki-laki untuk dikhitan (nyunatang). Dalam nyunatang terjadi pertalian antara nilai-nilai agama islam dengan tradisi lama yang berkembang dalam suku sasak. Dalam upacara nyunatang ada beberapa hal yang harus dilakukan :  Menjelang nyunatang Upaca adat nyunatang adalah salah satu upacara yang sangat penting bagi masyarakat sasak yang selalu dipestakan disebut begawe.  Pelaksanaan Penyunatan Sehari sebelum pelaksanaan nyunatang terlebih dahulu diambilkan air kemaliq untuk disiramkan ke ujung kemaluan yang akan dipotong, biasanya diiringi dengan bunyi-bunyian. Proses penyiraman dan pemandian dilangsungkan pada tengah malam. Pada keesok harinya untuk menyenangkan anak yang akan disunat maka anak tersebut diarak dengan praja (kuda/singa kayu)yang diiringi dengan musik dan rombongan yang berpakaian adat. b.Perkawinan Adat perkawinan pada masyarakat Lombok dikaitkan dengan upacara sorong serah aji krame. Seorang pemuda (terune) dapat memperoleh seorang istri berdasarkan adat dengan dua cara yaitu: Pertama dengan soloh (meminang kepada keluarga si gadis), kedua dengan cara merarik (melarikan si gadis). Setelah salah satu cara sudah dilakukan, maka keluaraga pria akan melakukan tata cara perkawinan sesuai dengan adat sasak sebagaimana yang di papar di bawah ini. Titi Tata Adat Perkawinan Sasak Latar Belakang Manusia menurut kodratnya adalah mahluk yang memiliki naluri alamiah yaitu naluri sekual, termasuk kepada lawan jenisnya. Naluri mana kemudian mendorong manusia untuk saling berkomunikasi, saling mencintai, dan membina hidup bersama. Aktualisasi naluri tersebut tidak dapat dilakukan secara sembrono, karena berpotensi menimbulkan ekses-ekses negative dalam tata pergaualan antar manusia yang pada titik yang paling ideal dapat merendahkan kemartabatan kemanusiaannya. Atas dasar inilah perkawinan kemudian diciptakan menjadi sebuah pranata yang memungkinkan aktualisasi tersebut berjalan dalam koridor yang benar, baik dalam pandangan budaya maupun agama.
  • 14. Masyarakat sasak sebagai bangsa yang berbudaya telah memiliki titi tata dalam melaksanakan perkawinan, semenjak kaum lelaki menyatakan hasratnya untuk mencintai kaum hawa pilihannya hingga berakhirnya prosesi upacara yang menandai dimulainya sebuah babak baru dalam kehidupan dua insan tersebut dalam satu mahligai rumah tangga. Secara normative, titi tata adat perkawinan bangsa sasak berusaha menspiritkan norma-norma kesusilaan, kesopanan, hukum, dan agama. Bahkan seiring perkembangan zaman beberapa hal yang pernah diberlakukan didalam titi tata, dilakukan peninjauan ulang dengan alasan normative tersebut. Menguntai Benang Kasih Proses perkawinan sebagaimana lazimnya dalam tata pergaulan antar manusia, dimulai dengan pengungkapan hasrat cinta dari seorang laki-laki kepada seorang perempuan. Dalam adat sasak, sarana pengungkapan dan pelestarian hasrat pra perkawinan itu dilakukan dalam bentuk yang disebut midang, yaitu seorang laki-laki bertandang ke rumah perempuan untuk bertamu. Suatu yang sangat mungkin, midang itu dilakukan berkali-kali hingga keduanya saling mengenal jati dirinya masing-masing. Namun demikian, status perempuan dalam konteks ini adalah pribadi yang masih bebas, yang memungkinkannya menerima tamu lebih dari satu laki-laki. Agar midang ini dapat berlangsung secara bermartabat dan senantiasa mengindahkan norma-norma kesusilaan, kesopanan, hokum dan agama, ditetapkan sejumlah aturan-aturan normative oleh krama adat. Aturan-aturan tersebut dalam bahasa yang luas disebut awig-awig, yang mengatur tentang orang, cara, waktu dan tempat midang. Orang yang boleh datang midang adalah setiap laki-laki bukan muhrim dari gadis atau janda yang dikunjungi. Pengertian laki-laki ini bersifat umum, sehingga terdapat kemungkinan yang datang berkunjung lebih dari seorang laki-laki. Hal ini dimungkinkan, karena dalam pandangan adat, gadis atau janda itu masih bersifat bebas dari komitmen-komitmen yang mengikatnya. Karena yang kemungkinan datang berkunjung itu lebih dari satu orang, maka awig-awig mengatur agar para lelaki itu tidak saling mencemburui dan saling menyuguhkan sesuatu yang diberikan tuan rumah, karena secara logika penyuguhan itu dimaknai sebagai pelayanan tuan rumah. Selama midang laki-laki harus duduk yang sopan dan menjaga jarak dengan dengan perempuan, dan perempuan berkewajiban melayani pembicaraan laki-laki itu. Selain itu, sebaiknya jika terdapat beberapa orang laki-laki, yang datang terlebih dahulu segera berpamitan untuk memberikan kesempatan kepada yang lain. laki-laki itupun setelah berpamitan dapat midang ke gadis atau janda lain.
  • 15. Midang dilakukan dirumah gadis atau janda antara pukul 20.00 sampai dengan pukul 22.00. midang disiang hari dipandang kurang patut, karena dapat mengganggu aktifitas keseharian seorang gadis atau janda. Dan karena dilakukan malam hari, seyogyanya dilakukan ditempat yang terang benderang dan dilarang keras jika tidak ada sarana penerangan. Khususnya di Desa Padamara, tradisi midang ini bukanlah merupakan hal yang umum dilakukan oleh masyarakat pada lingkungan itu, terlebih lagi pada kalangan tertentu midang tersebut adalah hal yang sangat tabu. Pandangan semacam ini berkaitan erat dengan aspek keagamaan dimana seorang perempuan bertemu dengan laki-laki yang bukan termasuk muhrimnya adalah hal yang sangat terlarang, sehingga berdasarkan pandangan tersebut, maka midang tidak lumrah dilakukan di Desa Padamara. Tidak menutup kemungkinan bahwa komunikasi antara seorang lelaki dan perempuan dapat terjadi hanyalah melalui seorang perantara, yang lazim disebut dengan “subandar”, dimana subandar ini biasanya adalah serang perempuan. Dalam tradisi midang, terdapat kemungkinan seorang laki-laki menggunakan orang lain sebagai perantara atau pendamping berkomunikasi. Orang ini disebut subandar, yang oleh banyak orang berasal dari kata syahbandar di pelabuhan. Dalam perdagangan antar pulau, syahbandar menjadi perantara antara pedagang yang datang berjualan dengan calon pembeli yang bermaksud membeli barang atau sekedar melihat komoditi dagangnya. Dengan demikian, dapat dipahami bahwa tahapan ini sebenarnya merupakan babak pembuka hubungan dan memulai pengungkapan perasaan dari seseorang dengan lawan jenisnya. Menuju Mahligai Rumah Tangga Jika midang merupakan babak awal dimulainya pengungkapan rasa cinta seorang pria terhadap seorang wanita, maka untuk melembagakan perasaan tersebut dalam sebuah perkawinan, pertama-tama seorang laki-laki akan melakukan apa yang populer disebut merari’. Menurut sebagian orang, kata merari’ berasal dari “lari”. Merarik berarti mengambil perempuan secara diam-diam untuk tujuan perkawinan. Sejumlah kecil kalangan menyebutkan bahwa merari itu mengambil perempuan dengan memalingkan dari pandangan orang tuanya. Atas dasar ini, disebutkan bahwa arti merarik itu memalingkan gadis dari hadapan orang tuanya. Kendati diambil secara diam-diam ataupun dipalingkan dari hadapan orang tuanya, ini tidak berarti bahwa orang tua tidak mengetahui hal tersebut. Karena sebelumnya telah berlangsung pembicaraan rahasia antara orang tua laki-laki dan orang tua perempuan yang memberitahukan orang tua perempuan bahwa kedua anak mereka telah saling menyukai sembari meminta agar merestui pernikahan anak mereka. Disamping diketahui oleh
  • 16. orang tua, gadis yang akan diambil itupun telah mengetahui, sehingga proses ini pada galibnya merupakan kesepakatan diantara mereka. Untuk menjaga kepatutan dalam pelaksanaan merari’ krama adat juga menetapkan awig-awig yang mengatur titi tata merarik, antara lain : perempuan itu harus diambil dari rumah orang tua atau walinya dan melarang ditempat bekerja, lelaki yang diambilnya adalah memang yang dicintai oleh perempuan, diambil pada malam hari, namun tidak boleh lewat dari jam 22.00, perempuan itu didampingi oleh perempuan lain, setelah diambil ditempatkan dirumah orang lain atau sanak saudara, bukan dirumah lelaki yang diambilnya, dan segera melakukan besejati dan selabar. Setelah merarik dilaksanakan maka kewajiban adat yang harus dilaksanakan adalah besejati dan selabar. Besejati berasal dari kata jati, yang artinya benar atau yakin, yaitu proses melapor kepada kepala lingkungan (keliang, bahasa sasak) tempat laki-laki dan perempuan berdomisili oleh pihak laki-laki, bahwa pihak laki-laki telah membawa lari anak perempuan, serta menjelaskan nama dan alamat orang tua perempuan, dengan tujuan apabila orang tua perempuan melapor kepada kepala lingkungan, ia kehilangan anak perempuan, maka kepala lingkungan dapat menjelaskn perihal kejadian sehingga tidak menimbulkan permasalahan. Begitu pula kepala lingkungan tempat berdomisili laki-laki tidak curiga apabila ada perempuan tidak dikenal didaerahnya, hal ini untuk menjaga fitnah. Sedangkan selabar berasal dari kata abar (bahasa kawi artinya bersinar-sinar, terang) yaitu proses mengabari keluarga perempuan oleh pihak laki-laki didampingi oleh kepala lingkungan, bahwa anak perempuan mereka telah dibawa oleh laki-laki yang mencintai anak perempuan mereka. Dalam adat perkawinan sasak bila tidak melakukan besejati dan selabar akan mengalami kesulitan untuk menuntut wali, karena orang tua perempuan menganggap anaknya diculik. Nuntut wali adalah proses berikutnya yang harus dilalui, yaitu proses mencari wali, yaitu pihak yang akan menikahkan perempuan sesuai dengan ketentuan syariat islam. Pernikahan secara agama berlangsung dalam proses ini. Proses adat berikutnya setelah menuntut wali adalah melakukan bait janji. yang dimaksud dengan bait janji adalah proses musyawarah utusan dari kedua belah pihak untuk membicarakan bagaimana penyelesaian masalah adat untuk prosesi sorong serah, aji krama yang dipergunakn untuk acara sorong serah, sekaligus membahas besarnya arta gegawean, yaitu harta atau uang yang akan dibawa untuk diserahkan kepada pihak perempuan sebagai penunjang jalannya acara adat. Dalam proses ini terjadi pula prosesi pisuka lan gantiran, yaitu proses menimbang kesepakatan antara kedua belah pihak laki-laki dan perempuan sebagai ganti atas kehilangan anak perempuan. Selain itu dalam proses bait janji juga dibicarakan soal hari dan tanggal pelaksanaan sorong serah dan begawe (pesta atau kenduri).
  • 17. Karena pembicaraan ini menyangkut persoalan yang sangat penting dalam proses menuju sorong serah dan dilakukan oleh utusan, awig-awig adat menentukan persyaratan-persyaratan orang yang layak dijadikan sebagai utusan. Persyaratan utamanya adalah bertanggung jawab atas ucapan dan tingkah lakunya. Dan syarat-syarat lainya antara lain mengerti hukum dan adat, mengerti tata krama, mampu bicara dengan artikulasi yang fasih, mantap dalam mengambil keputusan agar tidak plin plan, berfikir jernih, dan mengerti tata krama berbicara. Secara lebih ringkas, seorang utusan itu harus silat hukum agama / adat, silat tata krame, silat fikir, dan silat lidah. Dengan demikian dengan proses bait janji, keluarga pihak laki-laki akan mengetahui besarnya pisuka ,arta gegawan, waktu pelaksanaan sorong serah dan begawe, sehingga keluarga pihak laki-laki dapat mempersiapkannya. Sorong serah aji krame menjadi proses berikutnya dan merupakan inti dari perkawinan adat sasak. Bagi masyarakat sasak, sebesar apapun sebuah resepsi digelar, tetapi tanpa melakukan upacara adat sorong serah, maka perkawinan tersebut belum dianggap sah secara adat, bahkan lebih jauh berakibat hilangnya hak waris bagi anak- anak hasil perkawinan tersebut. Akhir dari Upacara Dengan selesainya pelaksanaan sorong serah aji krama, maka sahlah kedua insan yang saling mencintai itu sebagai pasangan suami istri. Kesuka-citaan atas perkawinan itu kemudian dirayakan dalam sebuah acara yang disebut begawe. Secara harfiah begawe itu berarti kenduri, pesta, perhelatan, dan selamatan yang merupakan bagian dari begawe urip (upacara yang berkaitan dengan hidup manusia) dalam adat sasak.sebesar apa kenduri yang dilaksanakan tidak ada ketentuan secara adat, dan lebih disesuaikan dengan kemampuan dan kesenangan pihak-pihak yang melaksanakannya. Perkembangan belakangan dalam tradisi masyarakat sasak , begawe merari’ itu dilanjutkan dengan resepsi adat. Resepsi ini merupakan tambahan dan pelaksanaannya diserahkan kepada keluarga yang menyelenggarakan. Acara resepsi ini biasanya berisi sambutan atas nama keluarga, nasihat perkawinan, doa, dan ucapan selamat. Dua proses pamungkas dari proses perkawinan sasak ini adalah nyongkol yaitu prosesi untuk mempublikasikan bahwa kedua insane telah menikah, biasanya dalam bentuk arak-arakan dan bales ones nae (napak tilas) yaitu kembali kerumah pengantin perempuan, biasanya pada malam hari. Berakhirlah kemudian rangkain panjang adat perkawianan dan kedua mempelai memulai hidup yang baru dalam jalinan pranata keluarga. Dua keluarga besar merekapun bersatu menjadi keluarga yang baru, menjalin hubungan keakraban dan kekeluargaan sebagai buah dari perkawinan.
  • 18. Makna Titi Tata Adat Perkawinan Sasak Rangkaian panjang proses perkawinan adat sasak beserta simbol-simbol yang menyertai proses tersebut mengandung penuh makna dan pesan-pesan moral. Untaian makna dan pesan moral itu setidaknya mengambarkan bagaimana masyarakat sasak menghargai sebuah perkawinan sebagai sebuah proses dalam hidup dan kehidupan mereka. Jika dilihat dari proses, maka akan dapat dihimpun serangkaian makna dibalik proses yang dijalani oleh kedua insan yang saling mencintai itu. Midang mengisyaratkan makna kebebasan dalam menentukan calon pasangan yang di kehendaki sebagai pendamping hidup kelak. Orang tua yang berada di belakang mendorong dan mengarahkan agar anak-anaknya dapat memilih yang terbaik baginya. Kebebasan memilih calon pasangan dinikmati oleh kedua belah pihak, baik laki- laki maupun perempuan. Dengan begitu, pasangan suami atau isterinya kelak memang adalah pilihan yang ditentukannya sendiri. Merarik atau membawa perempuan dari hadapan orang tuanya untuk dijadikan pasangan hidup mengandung makna filosofis bila anak perempuan diminta dengan terus terang, orang tua perempuan akan tersinggung karena anak perempuannya disamakan dengan benda atau barang lainnya. Selain itu, sebagai bentuk laki-laki dan perempuan yang merari’ telah mampu memegang tanggung jawab untuk mandiri menjalanjakan kehidupan bersama. Makna lainnya adalah orang tua laki-laki berarti berari sudah berang, maksudnya siap mengambil resiko atas perbuatan anak laki-lakinya. Besejati dan selabar mengisyaratkan kepatutan dan perhargaan terhadap eksistensi pemimpin yang memimpin suatu wilayah, dimana seseorang dalam tata pergaulannya sehari-hari tidak terlepas dari pimpinannya. Ini juga selanjutnya membedakan secara signifikan antara merari’ dan penculikan. Merarik disertai dengan susulan pemberitahuan kepada aparat atau perangkat penguasa wilayah sedangkan penculikan tidak disertai dengan susulan pemberitahuan dan lebih merupakan tindakan kriminal. Penghormatan terhadap aturan agama yang menentukan sahnya sebuah perkawinan nampak jelas terlihat dalam proses nuntut wali, dimana perkawinan itu dipandang sah secara hukum agama jika orang tua atau wali dari pihak perempuan menikahkan mereka secara hukum syara’ Prinsip-prinsip permufakatan dan musyawarah menyemangati proses bait janji. Pertemuan utusan-utusan keluarga untuk membicarakan proses kelanjutan upacara perkawinan mengisyaratkan bahwa perkawinan itu tidak sekedar bersatunya dua insan dalam satu mahligai rumah tangga, tetapi lebih jauh adalah berhimpunnya dua keluarga dalam satu keluarga yang lebih besar.
  • 19. Akan halnya begawe merarik setidak-tidaknya memiliki tiga makna penting. Pertama, makna silaturrahmi dan persaudaraan, dimana seluruh anggota keluarga yang tinggalnya berpisah-pisah bertemu selama beberapa hari dalam satu tempat. Ini setidaknya dapat mengeratkan tali persaudaraan dalam hubungan kekeluargaan. Kedua, masih dalam makna silaturrahmi dan persaudaraan, tetapi dalam lingkup yang lebih luas, tetangga ataupun anggota masyarakat dalam satu-satuan wilayah, tanpa membedakan status sosial mereka bersama-sama mengikuti perjamuan yang diadakan oleh kedua mempelai. Ketiga, makna tolong-menolong. biasanya dalam tradisi masyarakat sasak, ketika mengadakan kenduri, mereka menyumbang untuk kesuksesan acara sesuai dengan kemampuannya. Yang kaya memberi barang atau materi dan yang tidak berpunya menyumbangkan tenaga. Selain itu sebenarnya begawe merarik juga menjadi wahana untuk mempublikasikan pasangan yang baru melangsungkan pernikahan, namun publikasi yang lebih luas terlihat pada acara arak-arakan yang disebut nyongkol, masyarakat dengan jelas mengetahui kedua insan telah terikat dalam satu jalinan perkawinan. Sedangkan bales ones nae (napak tilas) mengandung makna silahturrahmi keluarga lebih jauh, saling mengenali satu persatu anggota keluarga yang baru, selain itu proses ini dijadikan sebagai wahana saling memaafkan sesama aggota keluarga yang baru atas segala kekhilafan selama proses perkawinan semenjak merarik sampai dengan nyongkol. Selain itu nampak jelas titi tata adat perkawinan sasak masyarakat kepatutan, kesopanan dan kesusilaan dalam berbagai proses. Sejumlah besar awig-awig ditetapkan untuk memandu agar segala proses dapat terlaksana dengan memperhatikan nilai-nilai tersebut. Bahkan atas dasar kepatutan kesopanan, kesusilaan dan norma agama, sejumlah hal dilarang dan dianjurkan untuk mempertimbangkan yang lebih baik. Diantara yang dilarang misalnya hubungan suami isteri sebelum berlangsungnya akad secara syara’. Atas dasar itu dalam proses merari’ perempuan harus didampingi dan ditempatkan dirumah orang lain. Kedua hal ini setidaknya menutup jalan bagi kemungkinan mereka melakukan hubungan suami istri. Dan termasuk hal yang dianjurkan untuk dipertimbangkan kembali adalah proses merari’ atau membawa perempuan secara diam-diam. Alasannya, sekalipun adat membolehkan merarik, tetapi adat memberikan dedosan (denda adat) apabila itu dilakukan. Sesuatu yang dikenai denda adalah sesuatu yang sebenarnya dipersalahkan. dengan demikian, menganggap denda adat hanya sebagai pelengkap upacara, dipandang sebagai meremehkan adat. Disamping itu, pertimbangan antara maslahat (kebaikan) dan mudharat (keburukan) menjadi alasan yang lain, terutama dalam kerangka hubungan antar keluarga. Jika kemudian dibelakang hari merari menimbulkan mudharat yang lebih besar, alangkah baiknya adat belako’ (meminta kepada orang tua perempuan)
  • 20. dilakukan. Tidak terlupakan juga pergeseran-pergeseran dalam cara pandang masyarakat yang semakin terbuka bagi berlakunya adat belakoq. Makna Simbolik Arta Gegawan dalam Adat Perkawinan Sasak Selain makna proses yang diuraikan selintas kilas diatas, terdapat makna-makna lain yang diinspirasikan dari simbol-simbol yang ada dalam proses perkawinan sasak. Salah satunya terlihat pada arta gegawan yang dibawa dalam prosesi sorong serah aji kerame. Arta gegawan adalah uang dengan segala harta benda yang diserahkan untuk memantapkan orang yang akan bersuami istri. Arta gegawan ini terdiri atas : 1. Sesirah (otak bebeli ) 2. Aji krame - Napak lemah - Olen-olen 3. Sasmitaning hurip - Salin dede - Penjaruman - Tedung pengarat - Pemecat sengkang 4. Pikolihing sanak/warga - Pelengkak - Kao tindo 5. Pikolihing dese- - Pembabas kuta/pelengkak koko - Krama dese - Kor jiwa 6. Dedosan (denda-denda), misalnya: - Denda memaling - Pelebur basa - Nunang wangsa - Salin panji - Gila bibir - Ngapesaken - Balegandang - Salin gama dan lain-lain 7. Pemegat (pamungkas wicara) Sesirah berarti kepala. Ini merupakan perlambang adanya perkawinan antara seorang laki-laki dan perempuan. Sesirah ini berbentuk kain putih – hitam yang
  • 21. diikatkan dengan benang. Kain putih melambangkan laki-laki dan kain hitam melambangkan perempuan, benang merupakan simbol perkawinan. Tapak lemah secara harfiah berarti menginjak tanah. Secara simbolik bermakna diturunkannya manusia kebumi oleh Allah SWT. Aji krame tapak lemah merupakan simbolisasi hak dan kewajiban manusia yang akan menginjakkan kakinya dibumi. Besarnya ditentukan berbeda-beda sesuai dengan stratifikasi sosial manusia ditengah masyarakat. Sebagai contoh yang aji kramenya bernilai ¾ (dibaca tiga empat ratus). Tiga itu bermakna hakekat dan empat ratus itu bermakna syari’at. Ketiga hakekat itu adalah berbakti kepada Allah SWT, dan utusannya, berbakti kepada ibu dan ayah dan setingkatnya, dan berbakti kepada raja atau pemerintah. Sedangkan syari’at yang bernilai empat ratus itu merupakan perwujudan dari tiga hakekat tersebut, baik dalam tingkah laku dan perkataan. Aji krame tapak lemah ini bernilai uang. Berbeda dengan aji krame tapak lemah, aji krame olen-olen berupa kain tenunan daerah. Olen-olen ini merupakan bagian dari harta perolehan manusia dalam kehidupannya yang berupa sandang dan pangan, yang dalam bahasa sasak disebut kepeng benang (uang dan benang) Salin dede disebut juga penggenti ai’ susun ina’ (pengganti air susu ibu) secara filosofis arta gegawan ini merupakan simbolisasi kejadian manusia, mulai masa pembuatan hingga pengasuhan dan pendidikan oleh ibunya. Salin dede merupakan simbol pengembanan amanat Allah. Penyerahan salin dede berarti pengalihan tanggung jawab ke suami dan keluarga suaminya. Arta gegawan saling dede berbentuk kotak khas Lombok, pembuluh bambu angkin, kain panjang, kain putih dan benang. Pemecat sengkang merupakan arta gegawan yang mensimbolisasikan seorang perempuan yang sudah menikah tetapi masih tetap perawan. biasanya berupa perhiasan, tetapi terkadang dengan pertimbangan praktis orang menggunakan uang. Karena sifatnya agak khusus maka arta gegawan ini diberikan manakala perempuan itu memenuhi kriteria yang dimaksudkan makna simboliknya. Termasuk arta gegawan yang khusus adalah pelengkak, yaitu arta geawan yang diserahkan apabila perempuan yang dinikahi itu mendahului kakaknya. Sebagai pembayar rasa malu, maka ia diberikan arta gegawan berupa pelengkak. Adapun kao tindo’ secara harfiah berarti kerbau jinak. Arta gegawan ini berbentuk keris, sebagai isyarat permohonan keamanan. Terdapat artagegawan yan g mengandung unsur kewilayahan, yaitu pelengkak koko’ yaitu arta gegawan yang dikeluarkan sebagai penebus kerusakan alam semesta akibat sebuah acara perkawinan, seperti rusaknya tanaman karena diinjak-injak, keruhnya air sungai karena dilewati oleh rombongan penganten, dan lain-lain. Krame dese yaitu uang administrasi karena berlangsungnya musyawarah desa. Dan kor jiwa yaitu berkurangnya penduduk apabila perempuan itu dinikahi oleh seorang laki-laki yang berasal dari daerah lain.
  • 22. Dua arta gegawan yang tidak bisa ditinggalkan dalam adat perkawinan sasak adalah pebayaran denda-denda sebagai konsekuensi dari pelanggaran adat, seperti merari, serta pemutus wicara yang merupakan uang persaksian yang diberikan kepada saksi-saksi dalam pernikahan. Tetapi uang persaksian itu bukan uang yang merupakan alat tukar bila dilihat secara kekinian, tetapi benda logam. c. Kematian Dalam siklus kehidupan manusia, peristiwa kematian merupakan akhir kehidupan seseorang di dunia. Mayarakat meyakini kehidupan lain setelah kematian. Di beberapa kelompok masyarakat dilakukan persiapan bagi si mati. Salah satu peristiwa yang harus dilakukan adalah penguburan. Penguburan meliputi perawatan mayat termasuk membersihkan, merapikan atau mengawetkan mayat. Upacara adat nyiwak yang dilaksanakan sebelum acara penguburan meliputi beberapa tahapan yaitu : 1. Belangar Masyarakat sasak Lombok pada umumnya menganut agama islam sehingga setiap ada yang meninggal maka proses awal yang dilakukan adalah memukul beduk dengan irama pukulan yang panjang sebagai pemberitahuan kepada masyarakat bahwa ada salah seorang warga meninggal, setelah itu maka masyarakat berdatangan baik dari desa setempat atau desa-desa yang lain yang masih dinyatakan ada hubungan famili, kerabat persahabatan dan handai taulan. Tradisi belangar bertujuan untuk menghibur teman, sahabat yang ditinggalkan mati oleh keluarganya dengan membawa beras seadanya guna membantu meringankan beban si dapat musibah. 2. Memandikan Dalam pelaksanannya apabila yang meninggal laki-laki maka yang memandikannya adalah laki-laki demikian sebaliknya apabila yang meninggal perempuan maka yang memandikannya adalah perempuan. Perlakuan pada orang yang meninggal tidak dibedakan meskipun dari segi usia yang meninggal itu baru berumur sehari. Adapun yang memandikan itu biasanya tokoh agama setempat karena ada kaitannya dengan niat dan tata krama kemudian dilanjutkan dengan membungkus jenazah dengan kain putih yang tidak dijahit yang dirangkaikan dengan cara perpisahan dengan keluarga, kerabat dan handai taulan yang dipandu oleh keluarga yang meninggal selanjutnya ke masjid untuk disholatkan, dari masjid diberangkatkan kekuburan. 3. Betukaq (penguburan) Adapun upacara-upacara yang dilaksanakan sebelum penguburan meliputi beberapa persiapan yaitu :
  • 23. a. Setelah seseorang dinyatakan meninggal maka orang tersebut dihadapkan ke kiblat. Diruang tempat orang yang meninggal dibakar kemenyan dan dipasangi langit-langit dengan menggunakan kain putih (selempuri) dan kain tersebut baru boleh dibuka setelah hari kesembilan meninggalnya orang tersebut. b. Pada hari tersebut (jelo mate) diadakan unjuran sebagai penyusuran bumi (penghormatan bagi yang meninggal dan akan dimasukkan ke dalam kubur), untuk itu perlu penyemblihan hewan sebagai tumbal. 4. Nelung dan Mitu’ Upacara ini dilakukan keluarga untuk do’a keselamatan arwah meninggal dengan harapan dapat diterima disisi Allah Yang Maha Esa dan keluarga yang ditinggalkan tabah menerima kenyataan dan cobaan. Selajutnya dilanjutkan dengan upacara nyiwaq dan begawe dengan persiapan sebagai berikut : a. Mengumpulkan kayu bakar b. Pembuatan tetaring c. Penyerahan bahan-bahan begawe d. Dulang inggas dingari, disajikan kepada penghulu atau kyai yang menyatakan orang tersebut meninggal dunia. e. Dulang penamat, adapun maksudnya simbol hak milik dari orang yang meninggal semasa hidupnya harus diserahkan secara sukarela kepada orang yang berhak mendapatkannya f. Dulang Talet Mesan (Penempatan Batu Nisan) dimaksudkan sebagai dulang yang diisi dengan nasi putih, lauk berupa burung merpati dan beberapa jenis jajan untuk dipergunakan sebelum nisan dipasang oleh kyai yang memimpin do’a kemudian dulang ini dibagikan kepada orang yang ikut serta pada saat itu. 6. MATA PENCAHARIAN Alam sebagai tempat hidup manusia menyediakan berbagai sumber daya untuk menopang hidup dan kehidupan umat manusia. Masyarakat sasak yang telah berkembang dan sampai saat ini masih sering dijumapi mata pencahariannya adalah pertanian sebelum mengenal tehnologi untuk memenuhi kebutuhan masyarakat sasak melakukan kegiatan antara lain : a. Nyeran (berburu), khususnya untuk menangkap hewan liar, biasanya dilakukan ke hutan secara berkelompok. b. Ngunuh (memungut), yaitu mengambil hasil tanaman tampa budidaya terlebih dahulu, tetapi mengambil apa yang disediakan oleh alam. Aktifitas ini masih sering dilakukan oleh masyarakat terutama mengumpulkan padi pada sisa hasil panen orang lain, dengan mencari/memungut sisa-sisa padi pada tumpukan jerami
  • 24. Masyarakat Lombok sejak dahulu kala bermata pencaharian dari bercocok tanam (petani). Dalam budaya sasak sebelum menanam padi di sawah sebagai bahan makanan pokok Dalam bidang ekonomi, sering kita kenal dengan istilah “bedea” yaitu menukarkan hasil seperti masyarakat pesisir menukarkan ikan atau garam dengan bahan pangan lainnya seperti beras dan umbi-umbian. Sedangkan dalam bidang sosial dapat dilihat dengan sikap saling tolong-menolong dalam menghadapi musibah atau upacara tertentu. Beberapa istilah yang sering kita dengan. a. Saling “Ayo” yaitu kegiatan saling kunjung-mengunjungi sebagai bentuk silaturrahim baik dengan tetangga maupun keluarga. b. Saling “Jot” yaitu bentuk saling memberikan sesuatu biasanya dalam bentuk makanan terutama jika ada pihak atau warga yang melakuakn hajatan. 7. KASUS INTEREN DAN EXSTEREN Konflik yaitu terjadinya pertentangan atau perbedaan antara dua orang atau lebih, yang jika dibiarkan akan mengakibatkan kedua belah pihak akan kehilangan material, spritual atau bahkan nyawa. Sejak konflik umat manusia sudah lama terjadi, baik jenis maupun intensitasnya dengan berbagai latar belakang sebagai penyebabnya, termasuk pada masyarakat Lombok catatan konflik sudah dikenal sejak zaman kerajaan. Persaingan antara kerajaan cukup tinggi, dan puncaknya adalah konflik antara kerajaan- kerajaan Lombok dan Bali. Selanjutnya konflik dapat diklasifikasikan menjadi : a. Konflik sumber daya alam, konflik ini berlatar belakang perebutan sumberdaya alam, seperti perebutan lahan air, tambang dan sebagainya. Konflik ini terjadi karena semakin berkurangnya sumberdaya alam, sementara kebutuhan hidup manusia meningkat, persaingan juga semakin meningkat karena pertumbuhan jumlah penduduk. b. Konflik budaya, perbedaan latar belakang kebudayaan, kebiasaan, tradisi juga sering sekali menyebabkan gesekan, misalnya sutau kelompok ingin diakui eksistensinya oleh kelompok lain, atau terjadi eksklusifisme komunitas. Penyebab konflikini misalnya karena perkawinan c. Konfliks agama dan keyakinan, catatan konfilk antar agama dan antar keyakinan masyarakat misalnya, pembakaran tempat ibadah umat kristiani tahun 2000, pengusiran jamaat Ahmadiyah, konflik antar organisasi keagamaan, serta tekanan terhadap kelompok aliran lain d. Konflik politik, konflik berupa pilitik biasanya terjadi pada sat menjelang atau setelah peristiwa politik terjadi dan masalah banyak lagi konflik yang sering terjadi di Lombok yaitu masih tingginya konflik antar komunitas seperti tauran antar kampung atau antar kelompok masyarakat tertentu.
  • 25. KATA PENGANTAR Puji syukur kepada Allah S.W.T yang telah memberikan kita rahmat dan hidayah-Nya dan tidak lupa juga kami haturkan kepada junjungan kita Nabi Besar Muhammad S.A.W yang telah membawa kita dari alam yang gelap gulita ke alam yang terang benderang. Dalam rangka menyusun makalah konseling lintas budaya ini kelompok kami telah memperoleh bantuan dari berbagi pihak secara langsung. Maka melalui kesempatan ini kelompok kami ingin menyampaikan ucapan terima kasih yang sebesar- besarnya terutama kepada : 1. Ibu Suhartiwi Wiriawati M.Pd Kons selaku dosen Konseling Lintas Budaya yang sudah memberikan kami tugas sehingga makalah ini dapat terselesaikan dengan baik Para pembaca yang budiman, tulisan ini masih jauh daripada sempurna, sehingga diperlukan penyempurnaan-penyempurnaan dan masukan-masukan ataupun saran-saran dari berbagai pihak, semoga ada manfaatnya bagi para pembaca.
  • 26. DAFTAR PUSTAKA H. Sudirman, S.Pd, Gumi Sasak Dalam Sejarah Buku : Lombok mirah sasak adi, sejarah social,islam,budaya,politik dan ekonomi Lombok. Imsak press
  • 27. DAFTAR ISI KATA PENGANTAR ............................................................................................... i DAFTAR ISI.............................................................................................................. ii PENDAHULUAN ..................................................................................................... 1 1. BAHASA ...................................................................................................... 1 2. SILSILAH .................................................................................................... 1 3. ADAT ISTIADAT ....................................................................................... 6 A. Kelahiran ............................................................................................... 6 B. Perkawinan ........................................................................................... 7 C. Kematian ............................................................................................... 17 4. MATA PENCAHARIAN ........................................................................... 19 5. KASUS INTEREN DAN EXSTEREN ...................................................... 20 6. DAFATAR PUSTAKA ............................................................................... 22
  • 28. MAKALAH KONSELING LINTAS BUDAYA OLEH KELOMPOK I NAJAMUDDIN YULI IDAYANI TRI WULANDARI SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN (STKIP) HAMZANWADI-SELONG PROGRAM STUDY BIMBINGAN DAN KONSELING 2011
  • 29. BAB 111 PENUTUP Keaimpulan Lombok merupakan salah satu pulau yang termasuk dalam program politik gajah mada (patih amangkubumi) yang ingin mexatukan nusantara. Gajah mada diangkat menjadi patih amangkubumi pada tahun 1334. Untuk menjalankan program politiknya,gajah mada menyingkirkan pembesar-pembesar majpahit yang tidak menyetujuinya. Sejarah suku sasak Lombok ditandai dengan silih bergantinya berbagai dominasi kekuasaan dpulau Lombok dan masuknya pengaruh budaya lain membawa dampak semakin kaya dan beragam khazanah kebudayaan sasak . hal ini sebagai bentuk dari pertemuankebudayaan. Oleh kerenanya tidak berlebihan, jika Lombok dikatakan sebagai potret sebuah mozaik. Ada banyak warna budaya dan nilai menyeruak di masyarakat. Mozaik ini terjadi antara lain karena Lombok masa lalu adalah merupakan objek perbuatan dominasi berbagai budaya dan nilai.