1. Pulau Padang akan Tenggelam
dalam Waktu 60 tahun
Mungkinkah??
Oleh: Raflis
www.raflis.wordpress.com Tahun
Kenaikan Permukaan laut
4mm/tahun 6 mm/tahun 8 mm/tahun
1 0.004 0.006 0.008
10 0.04 0.06 0.08
20 0.08 0.12 0.16
30 0.12 0.18 0.24
40 0.16 0.24 0.32
50 0.2 0.3 0.4
60 0.24 0.36 0.48
70 0.28 0.42 0.56
80 0.32 0.48 0.64
90 0.36 0.54 0.72
100 0.4 0.6 0.8
Disampaikan Pada: Diskusi Panel "Klarifikasi
Kerentanan Lahan Gambut Pulau Padang
Untuk Pengembangan Hutan Tanaman Lestari"
Menara Peninsula Hotel, Jakarta Senin 12 Nov 2012
2. Dasar Pertemuan ini
Menhut
Tuntutan Tim Tim Kerentanan
Masyarakat Mediasi Lingkungan dan Gambut
Amar ke 2 SK 118/Menhut-VI/2012
Apakah Pengukuran , Pelaporan dan Verifikasi
Kerentanan Lingkungan dan gambut
Menjawab
Substansi Diskusi Panel Klarifikasi Kerentanan Lahan
Tuntutan Gambut Pulau Padang untuk Pengembangan
Masyarakat Hutan Tanaman Lestari
???
Hipotesa Awal Tenggelamnya Sebuah Pulau
3. Beberapa Masukan yang sudah diberikan,
apakah sudah dianalisis?
Permohonan Persyaratan
Admin&Teknis (Proptek)
Mentri Kehutanan
Kelengkapan Administrasi
Persyaratan Adminsitrasi Terhadap RTRWP Dirjen BPK
Rekomendasi Gubernur
Terhadap RTRWK Konfirmasi Areal
Rekomendasi Bupati
Terhadap TGHK 2
Baplan
Analisis Fungsi Kawasan Dishut/BKPH 1
Dokumen Amdal
Komisi Amdal
Pembayaran IUPHH Penyusunan Amdal
Izin Lingkungan
Baplan Peta Areal Kerja
3
Mentri Kehutanan
Sekjen
SK IUPHHK-HT
UU 26 / 2007 dan PP 26/2008
Aspek Hukum UU 27/ 2007
Tindak Pidana Tata Ruang
4
4. Konteks Pertemuan
Jika kita berbicara tentang
dampak bencana kenapa
yang diundang hanya:
Kementrian Kehutanan, Pemerintah
Bagaimana dengan :
Kabupaten, Tim Verifikasi BNPB, LIPI, Kementrian
Kerentanan Lingkungan dan Lingkungan Hidup,
Gambut, Tim Pemantau Tata Batas, Kementrian Kelautan,
Himpunan Ahli Gambut Indonesia, Bappenas, Ahli Geologi, Ahli
Himpunan Ilmu Tanah Indonesia,
DPR RI, Pemerintah Kabupaten,
Hidrologi, Masyarakat
Pengusaha (APHI, APKI, GAPKI, PT penerima dampak
RAPP)
Apakah dalam forum ini debat ilmiah atau
debat opini (menggiring opini publik?)
5. Fenomena ini tidak hanya di Pulau Padang
tapi juga Pulau Lainnya
P Rupat P Tebing Tinggi
P Padang
P Bengkalis
P Rangsang
P Bakung
6. Fenomena Tenggelamnya Pulau
(Dampak Bencana)
• Mulai Tenggelam jika:
Tinggi Daratan = Tinggi Permukaan Laut
• Tinggi daratan:
Mengalami penurunan karena Subsidence
• Tinggi Permukaan laut:
Mengalami kenaikan karena Pemanasan Global
7. Dampak Bencana
(Hipotesa Awal Tenggelamnya Pulau)
• Penurunan relatif daratan terhadap permukaan
laut sekitar 7 sampai 8 cm/tahun.
• Beda elevasi antara darat dan laut rata rata 5
meter
• Perkiraan waktu pulau tenggelam 60 - 70
tahun.
http://raflis.wordpress.com/2010/12/20/hipotesa-awal-tenggelamnya-sebuah-pulau/
8. Dampak Pemanasan Global
• 94.000 orang yang tinggal di Pulau Kiribati yang ada di daratan rendah harus memindahkan rumah mereka. Presiden Kiribati,
Anote Tong telah menyampaikan ucapan terima kasihnya atas bantuan Selandia Baru yang mengizinkan keluarga Kiribati
yang terkena dampak ini untuk berimigrasi dan berharap agar negara lain akan bertindak sama. Selandia Baru dan Kiribati
juga telah menandatangani deklarasi bersama yang akan menyediakan Kiribati US$30 juta dalam pendanaan untuk upaya
seperti proyek kota yang berkelanjutan.
• Laporan baru dari pemerintah federal Kanada mengatakan bahwa kenaikan permukaan laut satu meter dapat memberi
dampak kepada 220.000 orang yang hidup di area pantai Vancouver. Permukaan air laut telah naik 4 sampai 5 mm setiap
tahunnya. Laporan juga menyatakan bahwa jika air laut terus naik, maka 4600 hektar lahan pertanian dan 15.000 hektar area
pemukiman di Kolumbia akan terkena banjir. Lois Jackson, walikota dari Delta, Kolombia, berkata: “Fenomena ini sekarang
telah terjadi, dan bukan teori lagi.”
• Setengah dari penduduk kepulauan Torres Strait 18 Australia mengalami banjir dalam dua tahun terakhir sebagai akibat dari
air pasang yang terus-menerus. Penduduk lokal percaya bahwa peningkatan banjir yang terus-menerus ini disebabkan oleh
pemanasan global. Dr. Donna Green, seorang ilmuwan di Universitas New South Wales Australia, telah memulai bantuan
secara pribadi kepada penduduk dengan mengatur lokakarya dan pertemuan untuk membantu mereka beradaptasi
terhadap pengaruh perubahan iklim. Saat ini ada diskusi tentang berpindah ke area yang lebih tinggi sebagai satu-satunya
cara melindungi mereka dari naiknya permukaan air laut.
• Kenaikan permukaan air laut sehubungan dengan perubahan iklim telah mengakibatkan lebih dari 100 keluarga dari Desa
Satabhaya dan Kanhupur mencari tempat penampungan di pedalaman. Air diperkirakan telah naik paling sedikit 9 meter ke
arah Desa Kanhupur hanya tahun ini saja dan telah membanjiri rumah-rumah, lahan pertanian, sekolah dasar, dan sumur
yang digunakan oleh penduduk setempat. Di Satabhaya, sebuah kuil berusia 800 tahun yang berdiri dua kilometer dari laut
10 tahun yang lalu, sekarang berdiri di atas air pada waktu pasang.
• Ilmuwan University of Colorado AS mengatakan peningkatan permukaan air laut dunia mencapai satu meter pada 2100 atau
lebih dari dua kali lipat dibanding perkiraan Badan Antarpemerintah tentang Perubahan Iklim (IPCC). Pada 2007, IPCC
menyebut permukaan air laut akan naik antara 0,2 hingga 0,5 meter pada 2011 akibat pemanasan global.
9. Kenaikan Permukaan Air Laut
• Ahli Klimatolog Laut Dr. Ibnu Sofyan, yang menjadi Peneliti
pada Badan Koordinasi Survei dan Pemetaan Nasional,
menjelaskan bahwa di Lombok bagian Utara kenaikan
permukaan air laut sekitar 6 mm per tahun, sedangkan di
selatan 4 mm per tahun. pada 2030, tinggi permukaan air
laut di pantau utara dan selatan Pulau Lombok mencapai
10,5-24 sentimeter dan akan meningkat menjadi 28-55
sentimeter pada 2080
• Kepala Pusat Data Statistik dan Informasi Departemen
Kelautan dan Perikanan, Saut Hutagalung mengatakan
pulau yang akan hilang paling banyak terjadi di Provinsi
Riau dan Kepulauan Riau. Pemanasan global telah
mengakibatkan kenaikan air laut. Di Jakarta saja 5 hinga 8
milimeter tiap tahunnya.
11. Subsidence
• Belum ada kajian tentang Subsidence di Pulau
Padang (Amdal 2004 dan 2006 tidak
menjelaskan dengan baik tentang subsidence)
• Empat tahun pertama diprediksi subsidence
sebesar 128 cm (Amdal 2004 dan 2006)
• Prediksi kumulatif subsidence Y = 0,612 ln (X)
+ 0,380 (Jika terjadi kebakaran 20%) dan y =
0,51ln(x) + 0,317 (0% kebakaran) (Kalsim
2012)
12. Amdal 2004 dan 2006
Kedalaman Gambut
• Pengamatan Tanah (III-9): Pengamatan ketebalan gambut dilakukan dengan menggunakan bor
gambut pada jenis tanah organosol; Tidak ada penjelasan berapa sampling yang diambil.
• Cadangan Air Tanah (V-16) dalam penghitungan air tanah , ketebalan gambut dirata ratakan sebesar
3 meter. Tingkat kematangan fibrik dengan asumsi total porositas 90% , dengan luas 64.870 ha
mampu menyimpan air sebesar 1.751.490.000 m3
• Jenis Tanah (V-20) Ketebalan gambut 0,5-2m
• Ketebalan gambut (V-31) Secara umum kurang dari 2,5 m namun sebagian kecil ada yang 2,5-5 m
(Sumber: Peta satuan lahan dan tanah lembar siak sri indrapura dan tanjungpinang skala 1:250.000)
• Kedalaman gambut (V-36) Tanah organosol yang ada pada daerah studi memiliki kedalaman yang
relatif dalam (sebagian besar lebih dari 250 cm)
• Subsidensi tanah (VI-11) dengan perhitungan bahwa kedalaman drainase 3m, kedalaman gambut 3
m serta porositas tanah 15%, maka subsidensi tanah total yang mungkin terjadi mencapai 38 cm
Porositas
• Cadangan Air Tanah (V-16) dalam penghitungan air tanah , ketebalan gambut dirata ratakan sebesar
3 meter. Tingkat kematangan fibrik dengan asumsi total porositas 90% , dengan luas 64.870 ha
mampu menyimpan air sebesar 1.751.490.000 m3
• Porositas (V-36) porositas tanah gambut sulit diukur dengan pasti, karena persentasenya besar
sekali dan hampir selalu dalam keadaan jenuh.
• Subsidensi tanah (VI-11) dengan perhitungan bahwa kedalaman drainase 3m, kedalaman gambut 3
m serta porositas tanah 15%, maka subsidensi tanah total yang mungkin terjadi mencapai 38 cm
13. Amdal 2004 dan 2006(lanjutan)
Subsidensi
• Potensi Subsidensi Tanah (III-9) diamati berdasarkan parameter parameter yang berpengaruh
terhadap subsidensi tanah, yaitu ketebalan gambut dan porositas tanah;
• Subsidensi Tanah (III-13) perkiraan potensi subsidensi digunakan persamaan:
S=DT(exp)0.707(0.05+1/(100-P); S=permukaan tanah (cm); T= ketebalan lapisan gambut;
D=kedalaman saluran drainase; P=Nilai Porositas Total
• Potensi Subsidensi tanah (V-41) gejala subsidensi tanah organik sulit untuk dapat diamati di
lapangan
• Subsidensi tanah (VI-11) dengan perhitungan bahwa kedalaman drainase 3m, kedalaman gambut 3
m serta porositas tanah 15%, maka subsidensi tanah total yang mungkin terjadi mencapai 38 cm
– Referensi lain: Untuk HTI laju subsidensi tahun pertama 55 cm dan pada tahun berikutnya menurun setinggi
33 cm , 25 cm dan 15 cm/tahun; Untuk sawit pada tahun pertama 50 cm, dan 8 tahun berikutnya rata rata
12 cm.
– Dampak subsidensi bersifat kumulatif dan tidak dapat berbalik, dalam keadaan tak terkendali permukaannya
dapat menyamai atau lebih rendah dari permukaan sungai sehingga areal tersebut rawan banjir. Dengan
demikian dampak subsidence dinilai sebagai dampak negatif penting.
Topografi
• Fisiografi (V-5) seluruh areal merupakan dataran rendah dengan topografi datar (kemiringan lereng
0-8%)
• Hidro Oseanografi (V-21) Pengaruh pasang surut terjadi secara langsung, pada sungai besar dapat
mencapai 8 km.
14. Point Penting dari Amdal 2004
• Tidak ada kejelasan data tentang kedalaman
gambut
• Porositas tidak dihitung
• Belum dapat memprediksi subsidence (ada 3
asumsi yang berbeda)
Subsidence Subsidence HTI (4 tahun) Subsidence Sawit (9
tahun)
38 cm 128 cm 146 cm
20. Topografi
• Data yang digunakan
(Bakosurtanal 1975)
• Elevasi yang digunakan 5 m
• Tinggi Relatif terhadap
permukaan laut saat ini
(2012) adalah: Elevasi 5m-
(2012-1975)X laju kenaikan
permukaan laut
• Jika skenario terendah 4mm
dan tertinggi 8 mm maka
terjadi kenaikan permukaan
laut sebesar 0.148m -0.296m
dan elevasi saat ini adalah
sampai 4.852m- 4.704m
• Dalam penghitungan
selanjutnya T(nol) ditetapkan
tahun 2012
21. Perkiraan Tenggelam
Elevasi 5 m dan kenaikan permukaan laut 4 mm/tahun
5
4.5 20% Kebakaran
4
3.5 Tanpa Kebakaran
3
2.5
Kenaikan Permukaan
laut 4mm/tahun
2
1.5
1
0.5
0
1 2 3 4 5 14 24 34 44 54 64 74 84 94 104 114 124 134 144 154 164 174
-0.5
22. Perkiraan Tenggelam
Elevasi 5 m dan kenaikan permukaan laut 8 mm/tahun
4.5
20% Kebakaran
4
3.5 Tanpa Kebakaran
3
Kenaikan Permukaan
2.5
Laut 8 mm/tahun
2
1.5
1
B
0.5
A
0
1 2 3 4 5 14 24 34 44 54 64 74 84 94 104 114 124 134 144 154 164 174
-0.5
84 tahun dari sekarang 2096
60 tahun dari sekarang (2072)
25. Perbedaan Kalsim dan Raflis
Penggunaan data Topografi
Sumber Data tidak dijelaskan Sumber Data Peta Topografi Bakosurtanal
Elevasi minimum 47,5 m Elevasi sampel yang diambil 5 m
Pada elevasi 48,8 pulau akan mulai Pada elevasi 5 m pulau akan mulai
tenggelam setelah 1100 tahun tenggelam setelah 60 tahun
30. Mungkinkah di pinggir laut
elevasinya lebih dari 40 m?
Menurut Amdal 2004 dan 2006
Pasang Surut air laut terjadi pada
sungai sungai yang ada sampai 8 km kearah darat
Garis kontur yang rapat biasanya menunjukkan kemiringan yang tinggi
Mungkinkah itu terjadi pada lahan gambut?
31. Mungkinkah di pinggir laut
elevasinya lebih dari 40 m?
Menurut Amdal 2004 dan 2006
Pasang Surut air laut terjadi pada
sungai sungai yang ada sampai 8 km kearah darat
Garis kontur yang rapat biasanya menunjukkan kemiringan yang tinggi
Mungkinkah itu terjadi pada lahan gambut?
32. Mungkinkah di pinggir laut
elevasinya lebih dari 40 m?
Menurut Amdal 2004 dan 2006
Pasang Surut air laut terjadi pada
sungai sungai yang ada sampai 8 km kearah darat
Garis kontur yang rapat biasanya menunjukkan kemiringan yang tinggi
Mungkinkah itu terjadi pada lahan gambut?
33. Mungkinkah di pinggir laut
elevasinya lebih dari 40 m?
Menurut Amdal 2004 dan 2006
Pasang Surut air laut terjadi pada
sungai sungai yang ada sampai 8 km kearah darat
Garis kontur yang rapat biasanya menunjukkan kemiringan yang tinggi
Mungkinkah itu terjadi pada lahan gambut?
34. Sungai Dedap
Menurut Amdal 2004 dan 2006
Pasang Surut air laut terjadi pada
sungai sungai yang ada sampai 8 km kearah darat
Sungai Melintasi garis kontur 43 m
Mungkinkah ??
35. Banjir di Pulau Padang
Bagan Melibur
Bagan Melibur
Teluk Belitung
Bagan Melibur Bagan Melibur
36. Pernyataan Masyarakat Kepulauan
Meranti
– “HTI mengakibatkan saat ini dan yang akan
datang terjadi pasang air asin, abrasi pada pulau
pulau secara besar besaran dalam wilayah
kabupaten kepulauan meranti”
– ” Izin IUPHHK pada HTI yang dikeluarkan oleh
menhut RI berada pada tanah gambut yang
melebihi kedalaman 3 meter, yang menurut
aturan tidak diperbolehkan”
Sumber: Surat Permohonan Dukungan Penolakan IUPHHK pada HTI PT SRL, PT LUM & PT RAPP di kab kepulauan
Meranti dari Forum Masyarakat Peduli Lingkungan Kabupaten Kepualauan Meranti
37. Fakta awal: Banjir di Selat Panjang
• Banjir sering terjadi pada setiap
kali musim hujan bersamaan
dengan pasang air laut.
• Kejadian ini sudah terjadi selama
10 tahun terakhir
• Waktunya terjadi setiap akhir
tahun tepatnya pada Desember.
• Kita hanya berupaya menunggu
air surut atau turun, baru
setelahnya kita membersihkan
rumah masing-masing.
Di Pelabuhan Tanjung Harapan, Selatpanjang, tepatnya sekitar pukul 11.00 WIB, Ahad (25/12), para penumpang kapal yang hendak
berangkat ataupun datang ke selatpanjang, terpaksa harus menyingsingkan celana sampai ke lutut dan menenteng sepatu ataupun
sendal yang dipakai, agar tidak basah, karena air pasang laut naik dan menggenangi seluruh lahan parkir di pelabuhan internasional
itu.
Semua lahan di lahan parkir, kecuali ruang tunggu, rata dengan air laut akibat pasang,’’ ujar Emit ibu satu anak yang hendak ke
Pekanbaru itu kepada Riau Pos saat ditemui di Pelabuhan Tanjung Harapan.(jrr)
http://www.riaupos.co/berita.php?act=full&id=7179&kat=3
38. Fakta awal: Banjir di Selat Panjang
http://pamlalang.wordpress.com/2011/02/18/banjir-di-kepulauan-meranti/
http://selatpanjanghariini.blogspot.com/2011/12/selat-panjang-kepulauan-meranti-banjir.html
39. Apakah yang terjadi Banjir Rob??
• APBD Provinsi Riau: Pembuatan Bangunan
Pengendali Banjir di Kota Selat Panjang
Kabupaten Kepulauan Meranti (Lanjutan), dengan
nilai investasi Rp. 900.000.000,-
• Untuk mengatasi hal itu, warga hanya berharap
Pemkab bisa memasang tanggul atau pintu klip di
muara sungai Mat Tahir Desa Alahair, sehingga
dapat menjadi penghalang air laut hingga tidak
sampai merendam pemukiman warga, paling
tidak menghambat rob tidak semakin parah.
40. Fakta Lain (Indragiri Hilir)
• Selama ini terkesan Pemerintah Kabupaten Indragiri Hilir tidak peduli terhadap nasib petani kelapa
di Inhil, terutama di kawasan pesisir yang banyak areal kebun kelapa petani yang terendam banjir
pasang, akibat rusaknya tanggul pengaman perkebunan kelapa.
• Desa Sungai Undan Kecamatan Reteh sangat mengharapkan pembangunan tanggul untuk
pengaman kebun kelapa. kini, hampir seluruh Kebun di Desa Sungai Undan tenggelam oleh aliran
air ketika pasang tinggi, terutama disaat akhir tahun.
• jebolnya tanggul pengaman kebun, akibatnya air asin masuk dan merendam kebun masyarakat
• Tembilahan, Ibukota Kabupaten Indragiri Hilir kembali digenangi banjir rob, banjir air pasang.
Hampir semua jalanan di pusat kota terendam banjir hingga 40 sentimeter
• Meski sudah 3 bulan, banjir pasang akibat luapan sungai Indragiri belum menunjukkan tanda-tanda
surut
• Hampir setiap tahun wilayah Indragiri selalu digenangi air pasang ini, khususnya di akhir tahun
sampai awal tahun.
• Dinas Perkebunan mengusulkan sekitar Rp5 miliar untuk pembangunan tanggul
• http://video.tvonenews.tv/video/47561
• http://www.youtube.com/watch?v=UNBWzHcDcPc
• banjir akibat pasang air laut ini sudah rutin terjadi setiap tahun di Tembilahan
• Intrusi air laut di Inhil kian ganas. 300 hektar kebun kelapa warga Desa Sungai Terap, Tanah Merah
rusak dan tak bisa lagi menghasilkan buah untuk kopra.
41. Kesimpulan
• Dibutuhkan Pembuktian Ilmiah Lebih Lanjut
• Lebih baik berhati hati dengan mengambil
skenario terburuk
• Jadikanlah Sebagai Perdebatan Ilmiah, dan
hindari politisasi apalagi melegalkan kesalahan
masa lalu dengan justifikasi ilmiah.