SlideShare une entreprise Scribd logo
1  sur  34
TEORI PERKEMBANGAN BUMI & SUSUNAN BUMI
Teori Perkembangan Muka Bumi
a. Teori Kontraksi (Contraction Theory)

Teori ini dikemukakan kali pertama oleh Descrates (1596–1650).
Ia menyatakan bahwa bumi semakin lama semakin susut dan mengerut disebabkan terjadinya
proses pendinginan sehingga di bagian permukaannya terbentuk relief berupa gunung, lembah,
dan dataran.
Teori Kontraksi didukung pula oleh James Dana (1847) dan Elie de Baumant (1852). Keduanya
berpendapat bahwa bumi mengalami pengerutan karena terjadi proses pendinginan pada bagian
dalam bumi yang mengakibatkan bagian permukaan bumi mengerut membentuk pegunungan
dan lembah-lembah.
b. Teori Pengapungan Benua (Continental Drift Theory)

Teori pengapungan benua dikemukakan oleh Alfred Wegener pada 1912.
Ia menyatakan bahwa pada awalnya di bumi hanya ada satu benua maha besar disebut Pangea.
Menurutnya benua tersebut kemudian terpecah-pecah dan terus mengalami perubahan melalui
pergerakan dasar laut. Gerakan rotasi bumi yang sentripugal, mengakibatkan pecahan benua
tersebut bergerak ke arah barat menuju ekuator. Teori ini didukung oleh bukti-bukti berupa
kesamaan garis pantai Afrika bagian barat dengan Amerika Selatan bagian timur, serta adanya
kesamaan batuan dan fosil di kedua daerah tersebut.

c. Teori Dua Benua (Laurasia-Gondwana Theory)

Teori ini menyatakan bahwa pada awalnya bumi terdiri atas dua benua yang sangat besar, yaitu
Laurasia di sekitar kutub utara dan Gondwana di sekitar kutub selatan bumi. Kedua benua
tersebut kemudian bergerak perlahan ke arah equator bumi sehingga pada akhirnya terpecahpecah menjadi benua-benua yang lebih kecil. Laurasia terpecah menjadi Asia, Eropa, dan
Amerika Utara, sedangkan Gondwana terpecah menjadi Afrika, Australia, dan Amerika Selatan.
Teori Laurasia-Gondwana kali pertama dikemukakan oleh Edward Zuess pada 1884.
d. Teori Konveksi (Convection Theory)

Menurut Teori Konveksi yang dikemukakan oleh Arthur Holmes dan Harry H. Hess dan
dikembangkan lebih lanjut oleh Robert Diesz, dikemukakan bahwa di dalam bumi yang masih
dalam keadaan panas dan berpijar terjadi arus konveksi ke arah lapisan kulit bumi yang berada
di atasnya. Ketika arus konveksi yang membawa materi berupa lava sampai ke permukaan bumi
di mid oceanic ridge (punggung tengah samudra), lava tersebut akan membeku membentuk
lapisan kulit bumi yang baru sehingga menggeser dan menggantikan kulit bumi yang lebih tua.
Bukti dari adanya kebenaran Teori Konveksi yaitu terdapatnya mid oceanic ridge, seperti mid
Atlantic Ridge, dan Pasific-Atlantic Ridge di permukaan bumi.
Bukti lainnya didasarkan pada penelitian umur dasar laut yang membuktikan semakin jauh dari
punggung tengah samudra, umur batuan semakin tua. Artinya, terdapat gerakan yang berasal
dari mid oceanic ridge ke arah yang berlawanan disebabkan oleh adanya arus konveksi dari
lapisan di bawah kulit bumi.

Teori Lempeng Tektonik (Tectonic Plate Theory)

Teori Lempeng Tektonik dikemukakan oleh Tozo Wilson.
Berdasarkan Teori Lempeng Tektonik, kulit bumi terdiri atas beberapa lempeng tektonik yang
berada di atas lapisan astenosfer yang berwujud cair kental. Lempeng-lempeng tektonik
pembentuk kulit bumi selalu bergerak karena adanya pengaruh arus konveksi yang terjadi pada
lapisan astenosfer dengan posisi berada di bawah lempeng tektonik kulit bumi.
Teori lempeng tektonik muncul setelah Alfred Lothar Wagener, seorang ahli meteorologi dan
geologi dari Jerman dalam buku The Origin of Continents an Oceans (1915), mengemukakan
bahwa benua yang padat sebenarnya terapung dan bergerak di atas massa yang relatif lembek
(continental drift). Selain itu, berdasarkan hasil pengamatannya beberapa bagian benua
terdapat kesamaan bentuk pantai antara benua satu dengan lainnya. Ia juga mendapati
kesamaan geologi dan kesamaan makhluk yang hidup di pantai seberang.
Inti dari teori lempeng tektonik adalah kerak Bumi sebetulnya terdiri atas lempenganlempengan besar yang seolah mengapung dan bergerak pada lapisan inti Bumi yang lebih cair.
Teori ini dibuktikan oleh pakar-pakar geologi dengan waktu hampir setengah abad dan diterima
sejak tahun 1960-an. Hingga kini teori ini telah berhasil menjelaskan berbagai peristiwa
geologis, seperti gempa bumi, tsunami, dan meletusnya gunung berapi, serta bagaimana
terbentuknya gunung, benua, dan samudra. Teori ini juga membuktikan bahwa benua-benua
selalu bergeser.
Berdasarkan arahnya, gerakan lempeng-lempeng tektonik dapat dibedakan menjadi tiga jenis,
yaitu sebagai berikut:

a) Konvergen,

yaitu gerakan saling bertumbukan antarlempeng tektonik.
Tumbukan antarlempeng tektonik dapat berupa tumbukan antara lempeng benua dan benua,
atau antara lempeng benua dan lempeng dasar samudra.
Pada bidang batas pertemuan akan terjadi palung laut atau lipatan.
Zona atau tempat terjadinya tumbukan antara lempeng tektonik benua dan benua disebut
zona konvergen. Contohnya tumbukan antara lempeng India dan lempeng benua Eurasia yang
menghasilkan terbentuknya pegunungan lipatan muda Himalaya dan merupakan pegunungan
tertinggi di dunia dengan puncak tertingginya, Mount Everest. Contoh lainnya, tumbukan
lempeng Italia dengan Eropa yang menghasilkan terbentuknya jalur Pegunungan Alpen.
Zona berupa jalur tumbukan antara lempeng benua dan lempeng dasar samudra, disebut zona
subduksi (subduction zone), contohnya, tumbukan antara lempeng benua Amerika dan
lempeng dasar Samudra Pasifik yang menghasilkan terbentuknya Pegunungan Rocky dan Andes.
Di wilayah ini umumnya rawan terhadap gempa bumi dan banyak ditemui gunung api

b) Divergen

Divergen yaitu gerakan saling menjauh antarlempeng tektonik, contohnya gerakan saling
menjauh antara lempeng Afrika dan Amerika bagian selatan.
Zona berupa jalur tempat berpisahnya lempeng-lempeng tektonik disebut zona divergen (zona
sebar pisah).
Lempeng bergerak saling menjauh ( berlawanan ).
Pada batas pergerakan akan terbentuk kerak bumi yang baru karena naiknya materi dari
lapisan mantel ( magma ) ke permukaan bumi dan membeku sehingga membentuk punggung
laut.
c) Sesar Mendatar (Transform),

yaitu gerakan saling bergesekan (berlawanan arah) antarlempeng tektonik. Contohnya gesekan
antara lempeng Samudra Pasifik dan lempeng daratan Amerika Utara yang mengakibatkan
terbentuknya Sesar San Andreas yang membentang sepanjang kurang lebih 1.200 km dari San
Francisco di utara sampai Los Angeles di selatan Amerika Serikat. Zona berupa jalur tempat
bergesekan lempeng-lempeng tektonik disebut Zona Sesar Mendatar (zona transform).
Terjadi pergeseran dua lempeng dengan arah yang berlawanan
Pergersaran tidak menimbulkan penghilang atau pemunculan kerak bumi, tetapi akan terjadi
patahan ( sesar )
Gerakan ini akan menimbulkan terjadi gempa tektonik
Suess dan Wiechert mengadakan pembagian perlapisan bagian dalam Bumi sebagai berikut.

Susunan Bumi
A. Secara struktur bumi tersusun atas tiga lapisan.
Lapisan Bumi mulai dari lapisan terluar sampai terdalam yaitu kerak, selubung, dan inti. Inti
terdiri atas inti luar dan inti dalam.

Gambar : Lapisan-Lapisan Bumi secara umum(kiri); menurut suess &
wiechert(kanan)
a). Kerak Bumi (crust)
1.

Bagian ini memiliki ketebalan 30–70 km, terdiri atas batuan-batuan basa
dan masam yang memiliki berat jenis kira-kira 2,7 gram/cm3.
2. Bagian atas dan bagian tengah kerak Bumi disebut lapisan sial karena
sebagian besar terdiri atas zat-zat silisium dan aluminium, sedangkan
bagian bawah disebut sima karena sebagian besar terdiri atas zat-zat
silisium dan magnesium.
3.

Kerak Bumi dibagi menjadi dua, yaitu kerak benua dan kerak samudra.
Kerak benua memiliki ketebalan lebih besar dibandingkan dengan kerak
samudra.
Kesimpulan
Merupakan lapisan terluar permukaan bumi yang berupa batuan keras dan dingin
setebal 15–60 km. Pada lapisan kerak bagian atas, batuan telah mengalami
pelapukan membentuk tanah. Daratan terbentuk dari kerak benua yang terbentuk
dari granit. Dasar samudra terbentuk dari kerak samudra yang sebagian terbentuk
dari batuan basal

b). Selubung atau Mantel (Pyrosphere)
1.

Lapisan ini memiliki ketebalan kira-kira 1.200 km dan memiliki berat
jenis 3,4–4 gram/cm3.
2. Kerak Bumi dan selubung Bumi ini merupakan lapisan litosfer.
Kesimpulan
Selubung atau mantel Merupakan lapisan di bawah kerak yang tebalnya mencapai
2.900 kilometer. Lapisan mantel merupakan lapisan yang paling tebal. Lapisan ini
terdiri atas magma kental yang bersuhu 1.400°C–2.500°C. Terdiri dari besi dan
mineral SIMA. Density sekitar 3.5 SG. Tekanan dari lapisan diatasnya membuat
lapisan ini selalu dalam kondisi solid, tapi tetap bisa melelehkan batuan. Lapisan
mantle paling luar sekitar 200 km dinamai dengan asthenosphere. Pada lapisan ini
tekanan dan suhu berada pada kondisi berimbang sehingga lapisan ini bersifat
plastis. Asthenosphere merupakan sumber dari aktivitas volkanik dan seismik
(gempa).

c) Lapisan antara atau Chalkosfera

Lapisan ini memiliki ketebalan kira-kira 1.700 km dengan berat jenis
kira-kira 6,4 gram/cm3.

Lapisan ini sebagian besar merupakan sisik oksida dan sulfida.
d) Inti Besi-Nikel atau Barisfera (Core)

Barisfer adalah lapisan inti bumi yang merupakan bagian bumi paling
dalam tersusun atas lapisan Nife (Niccolum atau nikel dan ferrum atau besi).

Lapisan ini dapat pula dibedakan atas dua bagian, yaitu :
1) Lapisan inti luar (Outer Core) adalah inti bumi yang ada di bagian luar.
Tebal lapisan mencapai 2.200 km, tersusun dari besi dan nikel yang bersifat cair,
kental, dan panas yang berpijar dengan suhu sekitar 3.9000
2)
Lapisan inti dalam (Inner Core) adalah inti bumi yang ada di lapisan
dalam dengan ketebalan sekitar 2.500 km. Inti dalam tersusun atas besi dan nikel
pada suhu yang sangat tinggi, yaitu sekitar 4.800° C, akan tetapi tetap dalam
keadaan padat dengan densitas sekitar 10 gram/cm3
B.Komposisi di Permukaan
Berdasarkan susunan kimianya, komposis permukaan dapat dibagi empat, yakni
bagian padat (lithosfer) yang terdiri dari tanah dan batuan; bagian cair (hidrosfer)
yang terdiri dari berbagai bentuk ekosistem perairan seperti laut, danau dan sungai;
bagian udara (atmosfer) yang menyelimuti seluruh permukaan bumi serta bagian
yang ditempati oleh berbagai jenis organisme (biosfer).
 Litosfer
Litosfer: lapisan kulit bumi paling luar berupa batuan padat. Tebal umumnya 20-50
km di bawah benua, 10-12 km di bawah samudra.
Kerak bumi disusun oleh:
 Silikat aluminium (atau si-al)
 Silikat magnesium (atau si-ma)
Lapisan si-al ada di atas kerak bumi, si-ma di bagian bawah kerak bumi.
Lapisan-lapisan bumi dapat dibagi dalam tiga bagian:
 Barisfer (inti bumi), terdiri atas lapisan nikel dan besi.
 Pirosfer (peralihan), disebut juga mantel.
 Litosfer (kulit bumi).
Penampang litosfer dapat digambarkan sebagai berikut:
BATUAN PEMBENTUK LITOSFER
Secara garis besar dapat dibagi 3:
1. BATUAN BEKU
Adalah batuan yang terbentuk dari lapisan magma yang membeku. Ciri umumnya
homogen, kompak, tak ada pelapisan, tidak mengandung fosil.
Berdasarkan tempat pembekuannya batuan beku dibagi 3:
a. Batuan beku dalam: terbentuknya jauh di dalam permukaan bumi, pada kedalaman
15-50 km. Pendinginan yang terjadi sangat lambat, batuannya besar-besar dan
berstruktur holokristalin atau terbentuk dari kristal sempurna (karena dekat
astenosfer). Ciri-cirinya berbutir kasar dibanding batuan beku luar, jarang ada lubang
gas. Contohnya granit.
b. Batuan beku korok/gang: adalah batuan beku yang terbentuk di korok atau celah
kerak bumi sebelum magma sampai ke permukaan bumi. Prosesnya agak cepat,
sehingga struktur kristalnya kurang sempurna. Contohnya granit porfiri.
c. Batuan beku luar: batuan beku yang terbentuk di permukaan bumi. Proses
pembukuan sangat cepat sehingga tidak menghasilkan kristal-kristal batuan.
Contohnya riolit dan basalt.
2. BATUAN SEDIMEN
Adalah batuan yang terbentuk karena adanya proses pengendapan. Butiran batuan
sedimen berasal dari macam-macam batuan lewat proses pelapukan, lewat air
ataupun angin.
Proses terbentunya disebut diagenesis, yang artinya menyatakan terjadinya
perubahan bentuk atau transformasi dari bahan deposit menjadi batuan endapan.
Pengendapan bahan-bahan yang tidak larut air menyebabkan keterikatan butiran
secara bersama-sama karena adanya proses sementasi. Jenis-jenis semen ini
adalah kalsium karbonat dan silikat.
Berdasarkan tenaga yang mengendapkan batuan sedimen dibagi 3:
a· Batuan sedimen akuatis: berasal dari pengendapan butir-butir batuan oleh air sungai,
danau, atau air hujan.
b· Batuan sedimen aeolis (aeris): berasal dari pengendapan butir-butir batuan oleh
angin.
c· Batuan sedimen glasial: berasal dari pengendapan butir-butir batuan oleh gletser.
Berdasarkan tempat pengendapannya batuan sedimen dibagi 5:
1· Batuan sedimen teristris: diendapkan di darat.
2· Batuan sedimen marine: diendapkan di laut.
3· Batuan sedimen limnis: diendapkan di danau.
4· Batuan sedimen fluvial: diendapkan di sungai.
5· Batuan seidmen glasial: diendapkan di daerah es/gletser.
Berdasarkan cara pengendapannya batuan sedimen dibagi 3:
· Batuan sedimen mekanis: diendapkan secara mekanik tanpa mengubah susunan
kimianya. Contohnya batu pasir, tanah liat, konglomerat, breksi.
· Batuan sedimen kimiawi: diendapkan secara kimiawi, artinya terjadi perubahan struktur
kimia. Contohnya batu kapur, gipsum, gamping.
· Batuan sedimen organis: diendapkan lewat kegiatan organik (makhluk hidup).
Contohnya terumbu karang.

3 .BATUAN MALIHAN/METAMORF
Adalah batuan yang telah mengalami perubahan, baik secara fisik maupun kimiawi,
sehingga berbeda dari batuan induknya. Faktor-faktor yang mempengaruhi proses
perubahannya antara lain suhu tinggi, tekanan kuat, dan waktu lama.
Batuan metamorf dapat dibagi tiga:
1. Batuan metamorf kontak (metamorf termal) berubah karena pengaruh suhu
tinggi. Suhu tinggi karena letaknya dekat magma, atau ada di sekitar batuan
intrusi. Contohnya batolit, lakolit, sill. Pada zona ini banyak ditemukan mineralmineral bahan galian yang letaknya relatif teratur, contohnya besi, timah, seng
yang dihasilkan dari limestone dan calcareous shale.
2. Batuan metamorf dinamo (metamorf kinetis) berubah karena tekanan yang
tinggi, dalam waktu yang lama, dan dihasilkan proses pembentukan kulit bumi
oleh tenaga endogen. Adanya tekanan dari arah berlawanan menyebabkan butirbutir mineral menjadi pipih dan ada yang mengkristal kembali. Contohnya batu
lumpur menjadi batu tulis (slate).
3. Batuan metamorf pneumatolitis kontak berubah karena pengaruh gas-gas dari
magma. Contohnya kuarsa dan gas borium berubah menjadi turmalin, dengan
gas florin menjadi topas (permata kuning).
Notes:
 Batuan beku: terjadi karena pembekuan magma
 Batuan sedimen: terjadi karena proses pengendapan
 Batuan metamorf: terjadi karena perubahan perlahan-lahan
TENAGA PEMBENTUK LITOSFER
Permukaan Bumi bukanlah merupakan suatu hamparan yang datar, melainkan
memperlihatkan adanya bentukan-bentukan yang sangat bervariasi. Di wilayah
daratan dapat ditemukan bagian-bagian yang tinggi, seperti perbukitan, dataran
tinggi, dan gunung, serta bagian yang rendah, misalnya lembah dan ngarai.
Demikian pula bentuk muka Bumi di wilayah laut terdapat bentukan-bentukan alam
berupa paparan, tebing dasar laut (continental slope), palung, dan lubuk laut. Tinggi
rendah muka Bumi ini dinamakan relief.
Bentukan-bentukan muka Bumi seperti dijelaskan sebelumnya tidak terjadi dengan
sendirinya, tetapi akibat adanya dinamika litosfer yang mengubah raut muka Bumi.
Secara umum, tenaga pembentuk litosfer dibedakan atas proses endogen dan
eksogen. Proses endogen merupakan tenaga-tenaga yang bekerja di dalam litosfer,
dapat berupa tektonisme, vulkanisme, dan gempa, sedangkan proses eksogen
adalah tenaga-tenaga yang bekerja di atas per mukaan Bumi, berupa pelapukan,
erosi, masswasting, dan sedimen tasi.
a. Tenaga Endogen
Proses endogen merupakan dinamika di dalam litosfer sebagai akibat proses fisika
dan kimia, berupa tekanan terhadap lapisan-lapisan batuan pembentuk litosfer atau
aktivitas magma. Tenaga endogen berupa tekanan yang arahnya vertikal dapat
mengakibatkan tonjolan di permukaan Bumi seperti kubah, sedangkan yang arahnya
mendatar mengakibatkan lipatan-lipatan muka Bumi (jalur pegunungan lipatan),
retakan bahkan pematahan lapisan-lapisan litosfer sehingga terbentuk sesar.
Secara umum, proses endogen dapat dibedakan menjadi tiga, yaitu tektonisme,
vulkanisme, dan gempa. Sebenarnya ketiga tenaga tersebut merupakan rangkaian
proses alamiah yang saling berhubungan satu sama lain, yang dapat dijelaskan oleh
salah satu teori dinamika Bumi yang dikenal dengan Teori Tektonik Lempeng (Plate
Tectonic Theory).
Tektonisme
Tektonisme adalah tenaga yang bekerja di dalam litosfer berupa tekanan dengan
arah vertikal maupun mendatar yang mengakibatkan perubahan letak (dislokasi)
lapisan-lapisan batuan. Dilihat dari bentukan-bentukan yang tampak di muka Bumi,
tenaga tektonik dibedakan atas morfologi lipatan (folded) dan patahan (fault).
a) Morfologi Lipatan
Bentuk muka Bumi lipatan terjadi sebagai akibat dari adanya tenaga endogen
berupa tekanan yang arahnya mendatar dari dua arah yang berhadapan dalam
waktu yang relatif lama, sehingga lapisan-lapisan batuan dalam litosfer mengalami
pelipatan, membentuk puncak dan lembah lipatan. Dalam ilmu kebumian, puncak
sebuah lipatan dinamakan antiklin, sedangkan lembah lipatan disebut sinklin.

Berdasarkan ketegakan posisi sumbu dan bentuk pelipatannya, jenis lipatan
dibedakan atas lipatan tegak, lipatan miring, lipatan meng gantung, lipatan monoklin,
lipatan rebah, yang berubah menjadi sesar sungkup, dan lipatan isoklin.
Teori tektonik lempeng merupakan pengembangan dan penyempurnaan dari teori
pembentukan Bumi sebelumnya, yaitu Teori Pergerakan Benua (Continental Drift
Theory) yang dikembangkan oleh Alfred Wegener. Menurut teori tektonik lempeng,
kulit Bumi atau litosfer dibentuk oleh lempengan-lempengan batuan yang kaku
(solid) dengan bentuk tidak beraturan, dinamakan lempeng tektonik. Ukuran setiap
lempeng litosfer ini berbeda-beda.
Pergerakan Lempeng Dunia Semua permukaan Bumi bergerak baik benua maupun
lantai samudra. Permukaan luar Bumi tersusun atas 20 lempengan yang disebut
lempeng tektonik. Sembilan di antaranya berukuran sangat besar.

Secara umum, lempengan-lempengan litosfer dibedakan menjadi dua jenis, yaitu
sebagai berikut.
1. Lempeng Benua dengan rata-rata ketebalan sekitar 40 km. Kulit benua terdiri
atas batuan granitis dengan berat jenis rata-rata sekitar 2,7 yang meliputi
Eurasia, Afrika, Amerika Utara, Amerika Selatan, dan lempeng-lempeng kecil
di sekitarnya.
2. Lempeng Samudra dengan rata-rata ketebalan antara 5-10 km. Kulit samudra
terdiri atas batuan basaltis dengan berat jenis rata-rata mencapai 3,3. Adapun
yang termasuk lempeng samudra antara lain Pasifik, Atlantik, dan IndoAustralia (Hindia). Lempengan litosfer terletak di atas lapisan astenosfer
(mantel Bumi bagian atas) yang sifatnya cair, bersuhu tinggi, dan senantiasa
bergerak. Akibat gerakan konveksional, astenosfer turut bergerak dengan
arah tidak beraturan. Berdasarkan hasil penelitian geologi, kecepatan gerak
litosfer berkisar antara 1-10 cm/tahun.
Pergerakan litosfer berakibat terhadap fenomena pembentukan muka Bumi yaitu
sebagai berikut.
Jika dua buah lempeng benua dan samudra saling bertubrukan maka
lempeng samudra yang lebih berat akan menunjam (menyusup) ke bawah
benua yang lebih ringan. Pada bidang per temuannya (zone subduksi), terjadi
gejala alam antara lain sebagai berikut.
1. Proses pelipatan dan patahan lempeng benua, mengakibatkan terbentuk jalur
pegunungan lipatan dan patahan, seperti pegunungan Sirkum Mediterania
sebagai akibat pertemuan lempeng Eurasia dan Indo-Australia.
2. Penyusupan lempeng samudra, terbentuk palung laut yang sangat dalam.
3. Sepanjang bidang gesek pertemuan kedua lempeng litosfer tersebut
merupakan jalur pusat gempa (hiposentrum).
4. Penyusupan lempeng samudra ke dalam astenosfer yang bersuhu tinggi
mengakibatkan pencairan massa litosfer yang menimbulkan aktivitas
gunungapi (vulkanisme).
Jika lempeng benua dan benua yang relatif sama berat jenisnya saling
bertubrukan, pada daerah pertemuannya akan terbentuk pelipatan litosfer
arah ke atas sehingga membentuk pegunungan lipatan yang tinggi.
Contohnya adalah rantai Pegu nungan Himalaya sebagai akibat tumbukan
antara lempeng Benua Eurasia dengan Subbenua India.
Jika lempeng samudra dengan samudra saling menjauh pada zone
pemisahannya akan keluar magma basaltis yang kaya akan mineral besi dan
magnesium. Akibat proses pendinginan oleh air laut lava basaltis tersebut
akan membeku membentuk litosfer baru. Wilayah perekahan (zone divergen),
ditandai dengan:

1. pematang tengah samudra (oceanic ridge), seperti pematang tengah
Samudra Pasifik dan Atlantik;
2. lava bantal (pillow lava) yang bersifat basaltis.
Jika dua buah lempeng litosfer saling bergesekan, pada bidang geseknya
akan terbentuk sesar mendatar, misalnya Sesar San Andreas (San Andreas
Fault) di Amerika Serikat.

Pada pembahasan mengenai teori tektonik lempeng telah dijelaskan bahwa salah
satu akibat adanya pertemuan dua buah lempeng litosfer yaitu ditemukannya
pelipatan kulit Bumi yang dikenal dengan jalur pegunungan lipatan. Dikenal tiga jalur
pegunungan lipatan muda yang terdapat di muka Bumi, yaitu sebagai berikut.
(1) Jalur Pegunungan Sirkum Mediteran
Rangkaian pegunungan ini memanjang mulai dari pegunungan Atlas di Maroko
Afrika Utara, bersambung dengan Pegunungan Alpen di Swiss Eropa, kemudian
masuk ke wilayah Asia membentuk jalur pegunungan Asia Sentral seperti Zagros,
Elbruz, Sulaeman, Kunlun, Nan Shan, Altyn Tagh, dan Himalaya. Akhirnya jalur
pegunungan tersebut berbelok ke selatan dan berangkai dengan sistem
pegunungan lipatan di Indonesia.
Di wilayah kepulauan Nusantara, kelanjutan rangkaian Sirkum Mediteran ini terbagi
menjadi dua busur pegunungan, yaitu sebagai berikut.
1. Busur Luar bersifat nonvulkanik artinya tidak menampakkan sifat-sifat
kegunungapian. Jalur pegunungan busur luar berpangkal di Pulau Simeleu,
kemudian bersambung dengan Pulau Nias, Kepulauan Mentawai, dan Pulau
Enggano. Selanjutnya jalur pegunungan nonvulkanik ini tenggelam
membentuk jalur pegunungan dasar laut di sepanjang pantai barat Pulau
Sumatra dan pantai selatan Jawa, kemudian muncul kembali ke wilayah darat
sebagai Pulau Sawu, Rote, Timor, Babar, Kepulauan Kei, Pulau Seram, dan
berakhir di Pulau Buru.
2. Busur Dalam bersifat vulkanik artinya memperlihatkan tanda-tanda
kegunungapian. Rangkaian gunungapi ini membujur sepanjang Bukit Barisan
(Pulau Sumatra), kemudian menyambung dengan jalur gunungapi di Pulau
Jawa, Bali, Lombok, Sumbawa, Flores, Alor, Solor, Wetar, Kepulauan Banda,
dan berakhir di Pulau Saparua.
(2) Jalur Pegunungan Sirkum Pasifik
Rangkaian pegunungan lipatan muda ini dimulai dari Pegunungan Andes di Amerika
Selatan, bersambung dengan Pegunungan Rocky (Rocky Mountains) di Amerika
Utara, kemudian berbelok ke Kepulauan Jepang, dan bersambung dengan
Pegunungan di Filipina. Akhirnya, jalur Sirkum Pasifik ini bercabang dua di wilayah
Indonesia.
1. Cabang pertama dimulai dari Pulau Luzon bersambung dengan pegunungan
di Kalimantan melalui Pulau Pahlawan dan Kepulauan Sulu.
2. Cabang kedua dimulai dari Pulau Luzon, Samar, Mindanao, Kepulauan
Sangihe, dan berakhir di Pulau Sulawesi.
(3) Jalur Pegunungan Lipatan Busur Australia (Busur Papua)
Rangkaian ini dimulai dari Pegunungan Alpen Australia, kemudian menyeberang ke
Papua melalui ekor pulau tersebut (Papua New Guinea), melalui pantai utara Papua
berakhir di Pulau Halmahera, dan pulau-pulau kecil di sekitarnya.
b) Morfologi Patahan
Proses tektonik kedua yang membentuk raut muka Bumi adalah tekanan terhadap
lapisan-lapisan litosfer yang mengakibatkan pematahan dan dislokasi lapisan
batuan. Tenaga tektonik ini dikenal dengan istilah proses patahan (fault process).
Tenaga endogen yang bekerja di sini biasanya relatif cepat sehingga lapisan batuan
yang terkena tekanan tidak sempat melipat, melainkan retak-retak sampai akhirnya
patah. Akibat pematahan massa batuan tersebut, terdapat bagian muka Bumi yang
mengalami penurunan atau pemerosotan membentuk lembah patahan. Bagian yang
mengalami pemerosotan ini dinamakan graben (slenk), sedangkan bagian yang
tidak mengalami penurunan membentuk punggung (puncak) patahan yang disebut
horst.
Berdasarkan arah datangnya tekanan yang bekerja pada lapisan batuan, morfologi
patahan dapat dibedakan menjadi tiga, yaitu sebagai berikut.
1. Patahan akibat dua tekanan yang arahnya bersifat horizontal dan saling
menjauh. Pada kasus ini, dua buah tekanan yang arahnya mendatar dan
menjauh satu sama lain mengakibatkan adanya retakan yang cukup besar
pada lapisan-lapisan batuan. Salah satu massa batuan yang telah retak itu
mengalami pemerosotan membentuk lembah patahan atau graben.
2. Patahan akibat tekanan yang arahnya vertikal. Adakalanya tenaga endogen
yang bekerja pada lapisan litosfer arahnya vertikal dalam waktu yang relatif
cepat. Bagian yang mengalami tekanan akan membumbung disertai dengan
retakan-retakan. Karena adanya gaya berat, salah satu dari massa batuan
akan mengalami penurunan lokasi membentuk graben, sedangkan bagian
lainnyamembentuk horst.
3. Patahan akibat dua tekanan horizontal yang berlawanan arah. Dalam
pembahasan teori tektonik lempeng telah dipelajari bahwa jika terdapat
tenaga endogen yang bekerja pada lapisan litosfer dengan arah mendatar
dan saling berlawanan arah, akan terbentuk sesar mendatar (strike slip fault).
Vulkanisme
Proses endogenik kedua yang dapat mengubah morfologi atau raut muka Bumi adalah
gejala vulkanisme. Vulkanisme terjadi akibat adanya aktivitas magma di dalam litosfer,
sampai keluar permukaan Bumi. Magma adalah bahan silikat cair pijar, terdiri atas bahanbahan padat (batuan dan logam), cairan, dan gas, antara lain uap air (H2O), oksida
belerang (SO2), asam khlorida (HCl), dan asam sulfat (H2SO4). Rata-rata suhu magma
berkisar antara 900°C–1.200°C. Berdasarkan kandungan silikanya, dikenal magma asam
(granitis), intermediet (andesitis), dan basa (basaltis).

Erupsi Gunungapi
Jika tekanan dari berbagai macam gas yang dikandung magma di dalam litosfer sudah
sangat kuat, akan keluar ke permukaan Bumi. Media ke luarnya dapat melalui retakan-
retakan pada tubuh gunungapi, cerobong gunungapi (diatrema) ataupun dengan men desak
tubuh gunungapi sehingga sebagian badan gunungapi tersebut hancur. Proses keluarnya
magma dinamakan erupsi atau letusan gunungapi.
Magma yang keluar melalui letusan dinamakan lava. Selain lava, material gunungapi yang
dimuntahkan saat erupsi berupa eflata atau bahan piroklastik. Bahan piroklastik merupakan
material-material lepas dengan berbagai ukuran, mulai dari bom (bongkah batuan besar),
lapilli, kerikil, pasir vulkanis, sampai ukuran yang sangat halus yaitu debu vulkanis. Istilah
lain yang juga berhubungan dengan material gunungapi adalah lahar. Secara umum, lahar
dapat diartikan sebagai campuran lava atau eflata dengan material muka bumi berupa
tanah, batuan, pasir, dan air sehingga membentuk lumpur. Berdasarkan kondisi suhunya,
kita mengenal lahar panas dan dingin. Sebuah gunungapi yang akan meletus pada
umumnya memperlihatkan tanda-tanda yang dapat diamati oleh penduduk di sekitarnya.

Gejala alam yang menjadi indikasi gunungapi akan meletus antara lain:
1.
2.
3.
4.

suhu di sekitar kawah mengalami peningkatan dari rata-rata suhu normal;
sumber air yang terletak di sekitar wilayah tersebut banyak yang tiba-tiba kering;
banyak pohon-pohon yang tumbuh di sekitar areal gunung mengering dan mati;
sering terjadi getaran-getaran gempa, baik yang skalanya kecil maupun besar yang
kadang-kadang disertai suara gemuruh;
5. binatang-binatang liar yang hidup di sekitar gunungapi banyak yang mengungsi ke
wilayah lain.
Untuk menghindari bencana dan kerugian yang mungkin timbul akibat erupsi gunungapi,
pemerintah membangun pos-pos pengamatan gunungapi dibawah naungan Direktorat
Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi. Tugas pos pengamatan adalah mengamati dan
mencatat aktivitas gunungapi dan melaporkannya. Berdasarkan pengamatan dan laporan
tersebut, lalu ditentukan status gunungapi itu untuk memberikan peringatan kepada
masyarakat akan bahaya letusan gunungapi.
Berdasarkan sifat dan kekuatannya, erupsi dibedakan menjadi dua jenis, yaitu sebagai
berikut.
Efusif yaitu proses erupsi berupa lelehan lava melalui retakan-retakan yang terdapat
pada tubuh gunungapi. Efusif biasanya terjadi jika magma yang terkandung dalam
gunungapi sifatnya encer serta kandungan gasnya relatif sedikit.

Eksplosif yaitu erupsi gunungapi berupa ledakan yang memuntahkan bahan-bahan
piroklastik di samping lelehan lava.

Eksplosif dapat terjadi jika magma yang terdapat dalam tubuh gunungapi sifatnya kental
dengan kandungan gas yang tinggi sehingga tekanannya sangat kuat.
Erupsi juga dapat dibedakan berdasarkan bentuk lubang kepundan tempat keluarnya
magma dari tubuh gunungapi. Berdasarkan hal ini kita mengenal tiga jenis erupsi, yaitu
sebagai berikut.
1. Erupsi Linear yaitu peristiwa letusan gunungapi, ketika magma yang dikandungnya
keluar melalui retakan yang meman jang seperti sebuah garis. Fenomena alam yang
tampak di muka Bumi akibat erupsi linear adalah deretan gunungapi yang
memanjang, seperti terdapat di Laki Spleet (Islandia) dengan panjang rekahan
mencapai 30 kilometer.
2. Erupsi Areal yaitu jenis erupsi ketika dapur magma letaknya sangat dekat dengan
permukaan bumi sehingga mampu membakar dan melelehkan lapisan batuan di
sekitarnya sampai membentuk lubang yang sangat besar. Lava yang keluar melalui
lubang kepundan yang sangat besar ini kemudian mengalir ke wilayah yang sangat
luas di sekitarnya. Contohnya antara lain wilayah antara Argentina sampai Paraguay
di Amerika Selatan.
3. Erupsi Sentral yaitu jenis erupsi ketika material gunungapi keluar melalui sebuah
lubang atau pusat erupsi sehingga membentuk kerucut gunungapi yang berdiri
sendiri (single volcano). Erupsi sentral merupakan tipe letusan yang paling banyak
dijumpai di muka bumi. Hampir semua gunungapi yang ada di Indonesia merupakan
hasil erupsi sentral.
Letusan gunungapi berupa eksplosif dapat mengakibatkan terbentuk nya kawah (lubang
kepundan) di ujung pipa gunungapi (diatrema) sebagai sisa tempat keluarnya material yang
dimuntahkan saat erupsi. Ukuran lubang kepundan ini sangat ber variasi. Ada yang hanya
beberapa meter saja, namun ada pula yang diameternya sangat luas dengan dinding kawah
yang curam. Kawah yang ukurannya sangat luas ini dinamakan kaldera.
Menurut seorang ahli ilmu kebumian Arthur L. Bloom, panjang diameter suatu kaldera
minimal 1,6 kilometer. Beberapa contoh gunungapi di Indonesia yang memiliki kaldera
antara lain sebagai berikut.
1.
2.
3.
4.

Gunung Krakatau (Selat Sunda) dengan diameter kaldera sekitar 7 km.
Gunung Batur (Bali) dengan diameter kaldera sekitar 10 km.
Gunung Ijen (Jawa Timur) dengan diameter kaldera sekitar 11 km.
Gunung Tambora (Pulau Sumbawa, Nusa Tenggara) dengan diameter kaldera
sekitar 6 km

Gempa
Gejala alam yang juga sering kali dirasakan sebagai akibat dinamika litosfer adalah
gempa. Dalam ilmu kebumian gempa dikenal dengan getaran seismik.
b. Tenaga Eksogen
Proses eksogenik bekerja di permukaan Bumi, berupa pelapukan, pengikisan atau
erosi, masswasting, dan sedimentasi. Tenaga yang bekerja antara lain perubahan
dinamika suhu, massa air, angin, serta aktivitas organisme termasuk manusia.
Seperti halnya tenaga endogen, proses eksogenik juga mengakibatkan adanya
bentukan-bentukan muka Bumi.
Pelapukan
Pelapukan merupakan proses penghancuran massa batuan pembentuk litosfer menjadi
bagian-bagian yang lebih kecil. Berdasarkan prosesnya, secara umum pelapukan dibedakan
menjadi dua macam, yaitu pelapukan mekanik dan pelapukan kimiawi.

a) Pelapukan Mekanik
Pelapukan mekanik adalah proses penghancuran batuan menjadi bagian-bagian yang lebih
kecil tanpa mengubah struktur kimianya. Pelapukan mekanik dinamakan pula pelapukan
fisika atau desintegrasi. Jenis pelapukan ini dapat terjadi karena hal-hal berikut.
Perubahan Suhu secara Tiba-Tiba
Gejala perubahan suhu secara tiba-tiba sering terjadi di daerah iklim kering atau gurun. Pada
siang hari, suhu udara sangat tinggi akibat intensitas penyinaran matahari yang kuat,
akibatnya massa batuan mengalami pemuaian. Pada malam hari suhu menjadi sangat rendah
bahkan di bawah titik beku, sehingga batuan mengalami pengerutan secara tiba-tiba. Proses
pemuaian dan pengerutan ini terus-menerus berlangsung. Akibatnya, bongkah batuan dapat
pecah menjadi bagian-bagian yang lebih kecil.
Pembekuan Air Menjadi Kristal-kristal Es pada Celah Batuan
Proses ini banyak terjadi di daerah iklim dingin atau di gurun. Pada waktu hujan, titik-titik air
dapat masuk ke celah-celah atau retakan batuan. Pada malam hari saat udara menjadi sangat
dingin, air di celah batuan tersebut membeku menjadi kristal es. Akibat adanya gejala
anomali air, yaitu pada saat membeku, volumenya meningkat sekitar 0,6 m3 dan massa es
tersebut akan menekan celah-celah batuan. Proses penekanan itu dapat memecahkan massa
batuan.
Kegiatan Organisme (Makhluk Hidup)
Proses pelapukan oleh makhluk hidup dapat berupa penembusan akar tetumbuhan ke celahcelah batuan ataupun kegiatan mikro organisme, seperti cacing, jamur, dan bakteri di dalam
tanah.

Pergerakan Air
Pergerakan air juga dapat menyebabkan batuan yang dilaluinya pecah atau batuan yang
dibawanya menjadi hancuran yang lebih kecil. Contoh batu kerikil yang diangkut air sungai,
sudut batuannya yang semula tajam menjadi bulat.
Pergerakan Air Laut
Gelombang laut yang menghempas pantai merusakan batuan yang ada di pantai.
Pergerakan Gletser
Gletser yang bergerak lambat menggerus material batuan yang dilaluinya.

b) Pelapukan Kimiawi
Pelapukan kimiawi atau dekomposisi adalah proses penghancuran massa batuan yang disertai
dengan perubahan struktur kimianya. Pada gejala dekomposisi terjadi reaksi kimia antara
massa batuan dengan zat pelapuk, seperti air, karbon dioksida, atau oksigen. Secara umum,
pelapukan dibedakan menjadi proses oksidasi, hidrasi (hidrolisa), dan karbonasi.
Proses oksidasi merupakan reaksi kimiawi antara mineral batuan dan oksigen dan air sebagai
zat pelarut. Gejala ini sangat jelas terlihat pada proses pelapukan batuan yang banyak
mengandung unsur besi. Reaksi oksidasi terhadap batuan yang banyak mengandung besi
menghasilkan karat besi (oksida besi) yang terlihat sebagai warna merah kecoklatan di
sekeliling batuan. Contoh proses oksidasi antara lain sebagai berikut.
Pelapukan mineral Pirit menghasilkan Besi Sulfat
FeS2 + 8 H2O + 7 O FeSO4 + 7 H2O + H2SO4
pirit, air sebagai pelarut, oksigen, besi sulfat, air, dan asam sulfat.
Pelapukan Oksida Besi menghasilkan mineral Limonit
4 FeO + 3 H2O + O2 => 2 Fe2O3 + 3 H2O
oksida besi, air, oksigen, limonit. Hidrasi adalah bentuk reaksi kimia di mana air sebagai zat
pelapuk teradsorpsi (tertarik atau tertangkap) oleh suatu mineral.
Adapun hidrolisa adalah reaksi kimia suatu mineral (batuan) dengan air yang berfungsi
sebagai zat pelapuk, di mana air terurai menjadi ion hidrogen (H+) dan hidroksil (OH-).
Sebagai contoh, perhatikan proses pelapukan batuan berikut.
(1) Proses hidrasi, misalnya:
Pembentukan mineral Gips (CaSO4. 2 H2O) seagai hasil hidrasi batuan yang mengandung
mineral anhidrit (CaSO4).
CaSO4 + 2 H2O CaSO4. 2 H2O
(2) Proses hidrolisa, misalnya:
Reaksi mineral olivin (Mg2.SiO4) dengan air (H2O) yang mengandung gas karbon dioksida
(CO2) menghasilkan ion-ion magnesium (Mg+), bikarbonat (HCO3-), dan larutan asam
silisik (H2SiO4).Mg2 .
SiO4 + 4 H2O + 4 CO2 => 2 Mg2++ + 4 HCO3-+ H4SiO4
Dalam proses tersebut, empat molekul air (4 H2O) terurai menjadi 4 H+ dan 4 OH –.
Pada proses pelapukan karbonasi, yang berperan sebagai zat pelapuk adalah karbon dioksida
(CO2). Contoh pelapukan ini antara lain proses pembentukan kalsium bikarbonat atau
Ca(HCO3)2 dari mineral kalsit atau batu kapur (CaC3) dengan bantuan air. Adapun
reaksinya adalah sebagai berikut.
CaCO3 + H2O + CO2 => Ca(HCO3)2
Bentukan-bentukan alam yang sering ditemui di gua-gua kapur seperti stalaktit dan stalagmit
merupakan fenomena muka Bumi hasil proses karbonasi.

c) Pelapukan Organis
Pelapukan organis adalah proses penghancuran massa batuan dengan bantuan organisme
makhluk hidup dan tumbuhan. Pada umumnya, pelapukan organis dipengaruhi oleh:
1. membusuknya sisa tumuhan dapat membentuk asam gambut yang berakibat rusaknya
batuan tersebut;
2. pengrusakan batuan oleh binatang-binatang kecil di dalam tanah:
3. pengrusakan batuan oleh aktivitas manusia dengan segala peralatannya baik alat
tradisional maupun mekanik.
Erosi
Erosi adalah gejala alam yang sering kita dengar dan baca, baik di media cetak maupun
elektronik. Istilah ini kerap kali dihubungkan dengan kerusakan tanah pertanian, hutan, atau
meluasnya lahan kritis. Pernyataan ini tidak seluruhnya benar sebab dalam batas-batas
tertentu proses erosi tidak menimbulkan kerusakan alam.
Secara sederhana, erosi dapat diartikan sebagai proses pelepasan dan pemindahan massa
batuan dari suatu wilayah ke wilayah lainnya. Erosi terdiri atas tiga tahapan antara lain
sebagai berikut:
1. detachment yaitu pelepasan batuan dari massa induknya;
2. transportasi yaitu pemindahan batuan yang terkikis dari suatu tempat ke tempat lain;
3. sedimentasi yaitu pengendapan massa batuan yang terkikis.

Berdasarkan kecepatannya, erosi dibedakan menjadi dua jenis, yaitu erosi geologi dan erosi
tanah. Erosi geologi adalah bentuk pengikisan proses pengikisan atau penghancuran tanahnya
relatif seimbang dengan proses pembentukannya. Gejala alam ini dapat dikatakan tidak
menimbulkan kerusakan lingkungan.
Erosi tanah atau dinamakan pula erosi yang dipercepat (accelerated erosion) yaitu bentuk
erosi yang proses penghancuran tanah (batuan) jauh lebih cepat dibandingkan dengan pem
bentukannya. Erosi tanah biasanya dipercepat oleh aktivitas manusia dalam menge lola lahan
tanpa memperhatikan unsur-unsur kelestarian alam. Erosi jenis inilah yang sering kali
menimbulkan permasalahan kerusakan sumberdaya lahan.
Selain berdasarkan kecepatannya, erosi dapat pula diklasifikasikan berdasarkan zat pelaku
atau pengikisnya, yaitu erosi air, erosi angin, erosi gelombang laut, dan erosi glasial.

a) Erosi Air
Massa air yang mengalir, baik gerakan air di dalam tanah maupun di permukaan Bumi berupa
sungai atau air larian permukaan selamban apapun pasti memiliki daya kikis. Sedikit demi
sedikit, air yang mengalir itu mengerosi batuan atau tanah yang dilaluinya. Semakin cepat
gerakan air mengalir, semakin tinggi pula daya kikisnya. Oleh karena itu, sungai-sungai di
wilayah perbukitan atau pegunungan yang alirannya deras memiliki lembah yang lebih curam
dan dalam dibandingkan dengan sungai di wilayah dataran yang alirannya relatif tenang.
Secara umum dilihat dari tahapan kerusakan tanah yang terkikis, erosi air terdiri atas empat
tingkatan, yaitu sebagai berikut.
Erosi Percik (Splash Erosion)
Erosi percik merupakan bentuk pengikisan tanah oleh percikan air hujan. Pada saat titik air
hujan memercik ke permukaan tanah, butiran-butiran air akan menumbuk kemudian mengikis
partikel tanah serta memindahkannya ke tempat lain di sekitarnya.
Erosi Lembar (Sheet Erosion)
Erosi lembar merupakan tahapan kedua dari erosi air. Pada tahapan ini, lapisan tanah paling
atas (top soil) yang kaya akan bahan humus penyubur tanah hilang terkikis sehingga tingkat
kesuburan dan produktivitasnya mengalami penurunan. Ciri-ciri tanah yang telah mengalami
erosi lembar antara lain:
1. air yang mengalir di permukaan berwarna keruh (kecokelatan) karena banyak
mengandung partikel tanah;
2. warna tanah terlihat pucat karena kadar humus (bahan organik) rendah;
3. tingkat kesuburan tanah sangat rendah.
Erosi Alur (Riil Erosion)
Jika proses erosi lembar terus berlangsung maka pada permukaan tanah akan terbentuk aluralur yang searah dengan kemiringan lereng. Alur-alur erosi ini merupakan tempat air
mengalir dan mengikis tanah.
Erosi Parit (Gully Erosion)
Pada tahap ini alur-alur erosi berkembang menjadi parit-parit atau lembah yang dalam
berbentuk huruf U atau V. Erosi parit banyak terjadi di wilayah yang memiliki kemiringan
tinggi dengan tingkat penutupan vegetasi (tetumbuhan) sangat sedikit. Untuk mengem
balikan kesuburan tanah kritis yang telah mengalami erosi parit diperlukan biaya yang sangat
mahal.
Di sepanjang aliran sungai terjadi pula proses erosi oleh arus air. Proses pengikisan yang
mungkin terjadi sepanjang aliran sungai antara lain sebagai berikut.
1. Erosi Tebing Sungai, yaitu erosi yang bekerja pada dinding badan sungai sehingga
lembah sungai bertambah lebar.
2. Erosi Mudik, yaitu erosi yang terjadi pada dinding air terjun (jeram). Akibat erosi
mudik, lama-kelamaan lokasi air terjun akan mundur ke arah hulu.
3. Erosi Badan Sungai, yaitu erosi yang berlangsung ke arah dasar sungai (badan
sungai) sehingga lembah sungai menjadi semakin dalam. Jika erosi badan sungai ini
berlangsung dalam waktu geologi yang sangat lama maka akan terbentuk ngaraingarai yang sangat dalam, seperti Grand Canyon di Sungai Colorado (Amerika
Serikat).
b) Erosi Angin
Erosi oleh pengerjaan angin (deflasi) banyak terjadi di daerah gurun beriklim kering yang
sering terjadi badai pasir yang dikenal dengan istilah harmattan atau chamsina. Pada saat
kejadian angin kencang tersebut, butiran-butiran kerikil dan pasir yang terbawa angin akan
mengikis bongkah batuan yang dilaluinya.

c) Erosi Gelombang Laut
Erosi oleh gelombang laut dinamakan pula abrasi atau erosi marin. Gelombang laut yang
bergerak ke arah pantai mampu mengikis bahkan memecahkan batu-batu karang di pantai,
kemudian diangkut ke tempat-tempat lain di sekitarnya atau ke arah laut dan samudra.
Faktor-faktor yang dapat mempengaruhi kekuatan abrasi antara lain sebagai berikut.
1. Kekerasan batuan, semakin keras jenis batuan yang ada di pantai, semakin tahan
terhadap erosi.
2. Gelombang laut, semakin besar gelombang yang bergerak ke arah pantai, semakin
besar kemungkinannya untuk mengerosi wilayah pantai.
3. Kedalaman laut di muka pantai, jika laut yang terletak di muka pantai merupakan laut
dalam, gelombang laut yang terjadi lebih besar dibandingkan dengan laut yang
dangkal, sehingga kekuatan erosi akan lebih besar.
4. Jumlah material yang dibawa gelombang terutama kerikil dan pasir, semakin banyak
material yang diangkut semakin kuat daya abrasinya.
Bentang alam khas yang sering kita jumpai sebagai akibat adanya abrasi antara lain sebagai
berikut.
1. Cliff, yaitu pantai yang berdinding curam sampai tegak.
2. Relung, yaitu cekungan-cekungan yang terdapat pada dinding cliff.
3. Dataran Abrasi, yaitu hamparan wilayah dataran akibat abrasi. yang dapat dilihat
dengan jelas saat air laut surut.
4. Gua laut (Sea Cave).

d) Erosi Glasial
Erosi glasial adalah bentuk pengikisan massa batuan oleh gletser, yaitu massa es yang
bergerak. Gletser terdapat di wilayah kutub atau di pegunungan tinggi yang puncaknya
senantiasa tertutup oleh lembaran salju dan es, seperti Pegunungan Jayawijaya, Rocky, dan
Himalaya. Massa gletser yang bergerak menuruni lereng pegunungan akibat gaya berat
maupun pencairan es akan mengikis daerah-daerah yang dilaluinya. Massa batuan hasil
pengikisan yang diangkut bersama-sama dengan gerakan gletser dinamakan morain.
Ciri khas bentang alam akibat erosi glasial adalah adanya alur-alur yang arahnya relatif
sejajar pada permukaan batuan sebagai akibat torehan gletser. Jika erosi gletser ini terusmenerus berlangsung dalam waktu yang sangat lama, akan terbentuk lembah-lembah yang
dalam, memanjang, dan searah dengan gerakan gletser
Masswasting
Masswasting adalah pemindahan massa batuan atau tanah karena gaya berat. Masswasting
dinamakan pula gerakan tanah. Bentuk-bentuk gerakan tanah yang biasa kita jumpai antara lain
sebagai berikut:
1. tanah longsor (land slide);
2. tanah amblas atau ambruk (subsidence);
3. tanah nendat (slumping), yaitu proses longsoran tanah yang gerakan nya terputus-putus
sehingga hasil memperlihatkan bentukan seperti teras;
4. tanah mengalir (earth flow), yaitu gerakan tanah yang jenuh oleh air pada lereng-lereng yang
landai;
5. lumpur mengalir (mud flow), yaitu sejenis tanah mengalir namun kadar airnya lebih tinggi;
6. rayapan tanah (soil creep), yaitu gerakan tanah yang sangat lambat pada lereng yang landai.

Sedimentasi

Sedimentasi
Proses terakhir dari aktivitas eksogenik adalah pengendapan massa batuan atau tanah di suatu
tempat setelah mengalami erosi dan transportasi. Proses ini dikenal dengan sedimentasi, baik terjadi
di wilayah darat maupun perairan, seperti danau, sungai dan sekitar pantai. Sedimentasi dapat
terjadi jika massa zat yang mengangkut batuan atau tanah mengalami penurunan kecepatan atau
bahkan berhenti sama sekali. Berdasarkan zat pengangkutnya, proses pengendapan dibedakan atas
sedimentasi fluvial, eolin, dan marin
a) Sedimentasi Fluvial
Sedimetasi fluvial adalah proses pengendapan materi-materi yang diangkut oleh air sepanjang aliran
sungai. Wilayah-wilayah yang biasa menjadi tempat pengendapan antara lain di dasar badan sungai,
pinggir sungai, danau, atau muara.
Proses pengendapan yang terjadi di sepanjang aliran sungai memperlihatkan sifat yang khas, yaitu
perbedaan butiran secara horizontal. Pada bagian hulu sungai, batuan yang diendapkan adalah
bongkah-bongkah ukuran besar. Semakin ke hilir, semakin kecil ukuran butiran batuan yang
diendapkan. Bahkan di daerah muara, material yang diendapkan biasanya berupa pasir halus dan
lumpur.
Bentukan-bentukan alam yang sering kita jumpai sebagai hasil sedimentasi fluvial antara lain sebagai
berikut.
1. Delta. Endapan di muara sungai baik sungai yang bermuara ke danau ataupun laut. Delta
dapat terbentuk jika material yang diendapkan cukup banyak, serta arus air tidak terlalu
cepat. Berdasarkan bentuknya, kita mengenal beberapa macam delta, yaitu delta runcing,
cembung, pengisi estuarium, dan delta berbentuk kaki burung.
2. Bantaran sungai. Dataran yang terdapat di tengah-tengah badan sungai atau pada kelokan
dalam sungai sebagai hasil pengendapan. Bantaran sungai dapat dijumpai di daerah hilir
sungai yang arusnya sangat lambat.
3. Kipas aluvial. Endapan pasir yang terangkut oleh gerakan air mengalir yang biasa dijumpai di
lereng bawah perbukitan.

b) Sedimentasi Eolin
Sedimentasi eolin adalah proses pengendapan material yang dibawa oleh angin. Proses
pengendapan ini banyak terjadi di wilayah gurun. Bentang alam yang sering kali kita jumpai sebagai
akibat sedimentasi angin antara lain guguk pasir (sand dunes), yaitu gundukan pasir yang terdapat di
wilayah gurun atau di pantai.
Bentuk dan ukuran sand dunes bermacam-macam. Ada yang berukuran kecil, namun ada pula yang
sangat besar menyerupai bukit pasir. Dilihat dari dari bentuknya, kita mengenal guguk pasir yang
menyerupai bulan sabit yang dinamakan Barchan, dan memanjang menyerupai punggung paus
(Whale Back). Di negara kita, sand dunes dalam ukuran cukup besar banyak kita jumpai di pantai
Parang Tritis (Yogyakarta) dan Pameungpeuk (Jawa Barat).

c) Sedimentasi Marin
Material hasil abrasi biasanya diangkut dan diendapkan di sepanjang pantai. Proses pengendapan
semacam ini dinamakan sedimentasi marin. Hamparan pasir dan kerikil di sepanjang pantai
merupakan salah satu hasil sedimentasi marin.
Secara lebih khusus, bentukan alam yang biasa kita jumpai akibat sedimentasi marin adalah sebagai
berikut.
1. Beach. Timbunan puing-puing batu karang yang terdapat di sekitar cliff sebagai akibat
pemecahan gelombang.
2. Bar. Yaitu gosong pasir di pantai yang arahnya memanjang sebagai hasil proses pengerjaan
air laut.
3. Tombolo. Gosong pasir yang menghubungkan suatu pulau karang (atol) dengan pulau
utama.

.
SIKLUS LITOSFER BUMI
Siklus litosfer yang terjadi di bumi dapat digambarkan lewat skema berikut:
Skema siklus litosfer, dengan keterangan sbb.:
1: Magma
(a): pendinginan, magma memadat
2: batuan beku
(b): perusakan batuan beku oleh tenaga eksogen, diangkut, dan diendapkan
3: sedimen klastis (oleh curah hujan)
(c1): larutan dalam air diendapkan
4a: batuan sedimen kimiawi
(c2): larutan dalam air diambil organisme
4b: batuan sedimen organis
(d): tingginya suhu dan tekanan serta waktu lama mengubah batuan sedimen
5: batuan metamorf
(e): jika keseimbangan suhu dan tekanan menurun mungkin mengubah batuan
metamorf

Gambar: Siklus Batuan

·

·

·
·

Terjadinya kulit bumi dapat digambarkan sebagai berikut:
Magma cair bersuhu tinggi keluar dari dapur magma dengan gas terlarut di
dalamnya. Karena di sekitar mulut magma dingin, magma membeku.
Proses pembekuan dapat terjadi di lapisan dalam, korok, atau di permukaan bumi.
Hasilnya tentu akan berbeda-beda.
Adanya pengaruh atmosfer, batuan beku akan rusak dan terbawa aliran air,
hembusan angin, gletser, gravitasi, dan diendapkan di tempat baru. Hasilnya
menjadi batuan sedimen.
Batuan klastik mengalami perubahan oleh tenaga endogen dan eksogen. Menjadi
batuan metamorf.
Batuan metamorf akan kembali ke dalam magma dan ada yang berubah sendiri
karena alam. Yang kembali dalam magma melebur menjadi magma, kemudian
siklus kembali seperti semula.
 Hidrosfer
Air adalah senyawa gabungan dua atom hidrogen dengan satu atom oksigen
menjadi H2O. Sekitar 71% permukaan bumi merupakan wilayah perairan. Lapisan
air yang menyelimuti permukaan bumi disebut hidrosfer.
Energi matahari yang datang di permukaan bumi menyebabkan penguapan air ke
bagian atmosfer. Kemudian di atmosfer uap air ini mengalami kondensasi dan
selanjutnya akan jatuh sebagai hujan.
Hidrosfer meliputi samudera, laut, sungai, danau, gletser, salju, air tanah, serta uap
air di atmosfer.
 . Samudera-samudera dan laut-laut
Samudera-samudera dan laut-laut menempati 71% permukaan bumi. Tubir
samudera yang paling dalam 10 km, dengan rata-ratanya 4 km. Bila semua air ini
diratakan di permukaan bumi dapat mencapai dalamnya 2,84 km.
Pada dasarnya yang dimaksud dengan laut adalah masa air asin yang menggenangi
sebagian besar permukaan bumi.
Wilayah laut dapat dibedakan menjadi tiga kelompok, yaitu :
a. Berdasarkan letaknya, terbagi menjadi laut tepi yang terletak di antara tepi benua
dan kepulauan yang memisahkannya dengan samudera, contohnya laut Jepang
yang terletak antara Kepulauan Jepang dan Benua Asia yang memisahkannya
dnegan Samudera Pasifik; Laut Tengah yang terletak di antara dua benua,
misalnya Laut Karibia yang terletak di antara Benua Amerika Utara dan Amerika
Selatan; serta Laut Pedalaman, yang hampir seluruhnya dikelilingi daratan,
seperti Laut Hutam, Laut Baltik dan Laut Kaspia.
b. Berdasarkan proses terjadinya, terbagi menjadi laut transgresi yang terjadi karena
naiknya permukaan laut; laut ingresi yang terjadi karena turunnya daratan akibat
proses patahan; serta laut regresi yang terjadi karena turunnya permukaan laut.
c. Berdasarkan kedalamannya, terbagi menjadi zona litoralyang merupakan wilayah
laut yang terletak antara zona pasang naik dan pasang surut; zona neritik yang
terletak dari wilayah pasang surut sampau kedalaman 200 meter; zona batial
yang terletak pada kedalaman antara 200 – 2.000 meter di bawah permukaan laut
serta zona abisal yang merupakan wilayah laut yang terletak pada kedalaman
lebih dari 2.000 meter di bawah permukaan laut.
 Sungai
Sungai adalah aliran air tawar melalui suatu saluran menuju laut, danau dan atau
sungai lain yang lebih besar. Air sungai dapat berasal dari gletser (es), danau yang
meluap atau mata air pegunungan. Dalam perjalanannya, aliran air sungai
mempunyai tiga aktivitas, ayitu melakukan erosi, transportasi dan sedimentasi.
Beberapa manfaat sungai bagi kehidupan kita adalah :
a. Sebagai sarana transportasi.
b. Sebagai sumber air irigasi.
c. Aliran sungai dapat digunakan untuk pembangkit tenaga listrik.
d. Sebagai prasarana oleh raga.
e. Sebagai tempat budidaya perikanan.
 Danau
Danau adalah masa air dalam jumlah besar yang berada dalam satu cekungan atau
basin diwilayah daratan. Berdasarkan proses terjadinya, danau terbagi menjadi :
a. Danau alam; terbentuk secara alami tanpa campur tangan manusia.
b. Danau buatan (waduk) yang merupakan buatan manusia untuk keperluan tertentu.
Misalnya waduk Jatiluhur dan Saguliang di Jawa Barat. Waduk ini antara lain
manfaatkan untuk pembangkit listrik, pengairan lahan pertanian, pengendali
banjir, rekreasi dan budidaya ikan.
 Rawa
Rawa adalah tanah rendah yang selalu tergenang air karena tidak ada pelepasan air
(drainase). Oleh karena itu, air rawa bersifat asam. Berdasarkan sifatnya, rawa
dapat dibedakan menjadi :
a. Rawa air asin, yaitu rawa yang terdapat di daerah pantai.
b. Rawa air payau, yang terdapat di sekitar muara air sungai di dekat laut.
c. Rawa air tawar, yang terdapat di sekitar sungai-sungai besar.
 Air Tanah
Merupakan air yang terdapat di lapisan tanah di bawah permukaan bumi, berasal ari
air hujan yang meresap ke dalam tanah. Semakin banyak air hujan yang meresap ke
dalam tanah, semkain banyak pula air yang tersimpan di dalam tanah.
Secara umum air tanah dibedakan menjadi dua, yaitu :
a. Air tanah dangkal, yang terdapat di atas lapisan batuan kedap air.
b. Air tanah dalam, yang terletak di antara dua lapisan batuan kedap air.
Air tanah dapat juga keluar ke permukaan bumi dalam bentuk sumber air panas
yang disebut geyser. Geyser merupakan sumber air panas yang erat hubungannya
dengan aktivitas vulkanisme.

Gambar: Siklus Hidrosfer
 Atmosfer
Atmosfer adalah lapisan udara yang menyelimuti bumi secara menyeluruh dengan
ketebalan lebih dari 650 km. Gerakan udara dalam atmosfer terjadi terutama karena
adanya pengaruh pemanasan sinar matahari serta perputaran bumi. Perputaran
bumi ini akan mengakibatkan bergeraknya masa udara, sehingga terjadilah
perbedaan tekanan udara di berbagai tempat di dalam atmosfer yang dapat
menimbulkan arus angin.
Keberadaan atmosfer yang menyelimuti seluruh permukaan bumi memiliki arti yang
sangat penting bagi kelangsungan hidup berbagai organisme di muka bumi. Fungsi
atmosfer antara lain :
1. Mengurangi radiasi matahari yang sampai ke permukaan bumi pada siang hari
dan hilangnya panas yang berlebihan pada malam hari.
2. Mendistribusikan air ke berbagai wilayah permukaan bumi
3. Menyediakan okisgen dan karbon dioksida.
4. Sebagai penahan meteor yang akan jatuh ke bumi.
.
Selain itu, atmosfer dapat menyediakan oksigen bagi mahluk hidup. Kebutuhan
tumbuhan akan CO2 juga dapat diperoleh dari atmosfer.
Berdasarkan perbedaan suhu vertikal, atmosfer bumi dapat dibagi menjadi lima
lapisan, yaitu :
1). Troposfer
Lapisan ini merupakan lapisan yang paling bawah, berada antara permukaan bumi
sampai pada ketinggian 8 km pada posisi kutub dan 18 – 19 km pada daerah
ekuator. Pada lapisan ini suhu udara akan menurun dengan bertambahnya
ketinggian. Setiap kenaikan 100 meter temperaturnya turun turun 0,5 oC. Lapisan ini
dianggap sebagai bagian atmosfer yang paling penting, karena berhubungan
langsung dengan permukaan bumi yang merupakan habitat dari berbagai jenis
mahluk hidup termasuk manusia, serta karena sebagain besar dinamika iklim
berlangsung pada lapisan troposfer.
Troposfer terbagi lagi ke dalam empat lapisan, yaitu :
1. Lapisan Udara Dasar
Tebal lapisan udara ini adalah 1 – 2 meter di atas permukaan bumi. Keadaan di
dalam lapisan udara ini tergantung dari keadaan fisik muka bumi, dari jenis
tanaman, ketinggian dari permukaan laut dan lainnya. Keadaan udara dalam
lapisan inilah yang disebut sebagai iklim mikro, yang memperngaruhi kehidupan
tanaman dan juga jasad hidup di dalam tanah.
2. Lapisan Udara Bawah
Lapisan udara ini dinamakan juga lapisan-batasan planiter (planetaire
grenslag,planetary boundary layer). Tebal lapisan ini 1 – 2 km. Di sini berlangsung
berbagai perubahan suhu udara dan juga menentukan iklim.
3. Lapisan Udara Adveksi (Gerakan Mendatar)
Lapisan ini disebut juga lapisan udara konveksi atau lapisan awan, yang tebalnya 2
– 8 km. Di dalam lapisan udara ini gerakan mendatar lebih besar daripada gerakan
tegak. Hawa panas dan dingin yang beradu di sini mengakibatkan kondisi suhu
yang berubah-ubah.
4. Lapisan Udara Tropopouse
Merupakan lapisan transisi antara lapisan troposfer dan stratosfer terletak antara 8
– 12 km di atas permukaan laut (dpl). Pada lapisan ini terdapat derajat panas yang
paling rendah, yakni antara - 46 o C sampai - 80o C pada musim panas dan antara 57 o C sampai - 83 o C pada musim dingin. Suhu yang sangat rendah pada
tropopouse inilah yang menyebabkan uap air tidak dapat menembus ke lapisan
atmosfer yang lebih tinggi, karena uap air segera mengalami kondensasi sebelum
mancapai tropopouse dan kemudian jatuh kembali ke bumi dalam bentuk cair
(hujan) dan padat (salju, hujan es).
2). Stratosfer
Merupakan bagian atmosfer yang berada di atas lapisan troposfer sampai pada
ketinggian 50 – 60 km, atau lebih tepatnya lapisan ini terletak di antara lapisan
troposfer dan ionosfer.
3). Mesosfer
Mesosfer terletak di atas stratosfer pada ketinggian 50 – 70 km. Suhu di lapisan ini
akan menurun seiring dengan meningkatnya ketinggian. Suhunya mula-mula naik,
tetapi kemudian turun dan mencapai -72 oC di ketinggian 75 km. Suhu terendah
terukur pada ketinggian antara 80 – 100 km yang merupakan batas dengan lapisan
atmosfer berikutnya, yakni lapisan mesosfer. Daerah transisi antara lapisan
mesosfer dan termosfer disebut mesopouse dengan suhu terendah - 110o C .
4). Lapisan Termosfer
Berada di atas mesopouse dengan ketinggian sekitar 75 km sampai pada ketinggian
sekitar 650 km. Pada lapisan ini, gas-gas akan terionisasi, oleh karenanya lapisan ini
sering juda disebut lapisan ionosfer. Molekul oksigen akan terpecah menjadi
oksegen atomik di sini. Proses pemecahan molekul oksigen dan gas-gas atmosfer
lainnya akan menghasilkan panas, yang akan menyebabkan meningkatnya suhu
pada lapisan ini.
.
5). Ekosfer atau atmosfer luar
Merupakan lapisan atmosfer yang paling tinggi. Pada lapisan ini, kandungan gasgas atmosfer sangat rendah. Batas antara ekosfer (yang pada dasarnya juga adalah
batas atmosfer) dengan angkasa luar tidak jelas. Daerah yang masih termasuk
ekosfer adalah daerah yang masih dapat dipengaruhi daya gravitasi bumi. Garis
imajiner yang membatasi ekosfer dengan angkasa luar disebut magnetopause.

Gambar: Atmosfer
 Biosfer
Biosfer merupakan sistem kehidupan paling besar karena terdiri dari gabungan
ekosistem yang ada di planet bumi. Sistem ini mencakup semua mahluk hidup yang
berinteraksi dengan lingkungannya sebagai kesatuan utuh.
Biosfer adalah lapisan tempat tinggal mahluk hidup. Termsuk semua bisofer adalah
semua bagian permukaan bumi yang dapat dihuni oleh mahluk hidup.
Organisme hidup tersusun oleh berbagai unsur yang berasal dari biosfer, baik air,
mineral maupun komponen-komponen penyusun atmosfer. Secara fisik biosfre ini
terbagi tiga, yaitu litosfer, hidrosfer dan atmosfer.
Salah satu bentuk dari lingkungan hidrosfer adalah terbentuknya gambut. Gambut
terletak di antara atosfre dan litosfer, pada lain pihak tumbuh juga dalam hidrosfer.
Gambut merupakan suatu bentuk organis sebagai asal mula pembentukan batu
bara. Di dalamnya hidup beraneka ragam mikro-plankton yang amat cepat
pertumbuhannya, sedangkan umur jasad-jasad tersebut sangat pendek dan ketika
mati akan terendap dalam rawa.
Lapisan gambut mengandung semua macam garam makanan tanaman yang terlarut
dalam air tanah. Gambut dibagi menjadi beberapa daerah, yaitu :
a. Gambut ombrogin, sebagai gambut pantai, terdapat di dataran tanah Sumatera,
Kalimantan dan Irian.
b. Gambut topogin, terdapat pada tanah dataran Jawa (Pangandaran) dan Sumatera
serta di tanah pegunungan Jawa dan Sulawesi.
Gambar: Biosfer

SIAL dan SIMA

Pengertian SIAL dan SIMA

SIAL adalah lapisan batuan yang berada di bawah continent, terdiri dari granitic
dibagian atas dan gabbroic dilapisan bawah. Ketbalannya bervariasi antara 30 km
sampai 35 km. Nama sial berasal dari nama unsure utama yang terkandung
didalamnya, yaitu silica dan alumina. Mempunyai nilai specific gravity sekitar 2.7.
Sedangkan pengertian secara petrology, sial merupakan nama dari bagian atas
crust yang terdiri dari batuan kaya akan silica dan alumina, sumber dari granitic
magma. Merupakan cirri continental crust bagian atas.
SIMA ; silica + magnesia = Basaltic  Oceanic Crust
SIMA; adalah lapisan batuan yang berada dibawah samudera terdiri dari lapisan
basaltic. Mempunyai nilai specific gravity sekitar 3.0. Ada yang beranggapan bahwa
sima bersifat peridotitic dan memiliki specific gravity sekitar 3.3. Sedangkan
pengertian secara petrology, sima merupakan lapisan bawah dari crust terdiri dari
batuan yang kaya akan unsure silica dan magnesia. Sima sama dengan oceanic
crust dan merupakan bagian bawah dari continental crust.
SIAL ; silica + Alumina = Granitic  Continental Crus

Granitic adalah istilah yang digunakan untuk batuan yang mempunyai sifat granite.
Granite adalah batuan beku plutonic (plutonic igneous rock) yang terdiri dari mineral
felsic yaitu quartz (10%-50%) dan mineral alkali yaitu feldspar (65%-90%).
Gabbroic adalah istilah yang digunakan untuk batuan yang mempunyai sifat gabbro.
Gabbro adalah batuan beku intrusive (intrusive igneous rock) yang terdiri dari
mineral plagioclase (biasanya labradorite atau bytownite) dan clinopyroxene (augite);
dengan atau tanpa olivine dan orthopyroxene; dan juga semua mineral dalam
grupnya.

Basaltic adalah istilah yang digunakan untuk batuan yang mempunyai sifat basalt.
Basalt adalah batuan beku extrusive yang berwarna gelap (mafic extrusive igneous
rock), tapi juga terkadang intrusive (seperti dikes). Terdiri dari calcic plagioclase dan
clinopyroxene. Terkadang hadir juga nepheline, olivine, orthopyroxene dan quartz.

Contenu connexe

Tendances

Materi Tentang Samudera, Arus Laut, Sirkulasi Laut & Salinitas
Materi Tentang Samudera, Arus Laut, Sirkulasi Laut & SalinitasMateri Tentang Samudera, Arus Laut, Sirkulasi Laut & Salinitas
Materi Tentang Samudera, Arus Laut, Sirkulasi Laut & SalinitasSatriyo Unggul Wicaksono
 
BAB 3 (Geologi Struktur)
BAB 3 (Geologi Struktur)BAB 3 (Geologi Struktur)
BAB 3 (Geologi Struktur)Riadi
 
Geografi- Tenaga Eksogen & Endogen
Geografi- Tenaga Eksogen & EndogenGeografi- Tenaga Eksogen & Endogen
Geografi- Tenaga Eksogen & EndogenIchi Debbora
 
Kekar dan sesar dan lipatan
Kekar dan sesar dan lipatanKekar dan sesar dan lipatan
Kekar dan sesar dan lipatanMario Yuven
 
Materi Kuliah Teknik Pertambangan ; Geologi Struktur Semester III STTNAS Yogy...
Materi Kuliah Teknik Pertambangan ; Geologi Struktur Semester III STTNAS Yogy...Materi Kuliah Teknik Pertambangan ; Geologi Struktur Semester III STTNAS Yogy...
Materi Kuliah Teknik Pertambangan ; Geologi Struktur Semester III STTNAS Yogy...Mario Yuven
 
Kelompok 2 (lempeng tektonik)
Kelompok 2 (lempeng tektonik)Kelompok 2 (lempeng tektonik)
Kelompok 2 (lempeng tektonik)Nanda Reda
 
1. Fenomena Geosfer.pptx
1. Fenomena Geosfer.pptx1. Fenomena Geosfer.pptx
1. Fenomena Geosfer.pptxNunungJuniarti2
 
Pedosfer, Tanah (Geografi Kelas X)
Pedosfer, Tanah (Geografi Kelas X)Pedosfer, Tanah (Geografi Kelas X)
Pedosfer, Tanah (Geografi Kelas X)Rifki Ristiovan
 
Kuliah rekahan (tambang)
Kuliah rekahan (tambang)Kuliah rekahan (tambang)
Kuliah rekahan (tambang)JeudiJeudi1
 
STUDI MIKROFASIES DAN DIAGENESIS BATUAN KARBONAT DI DAERAH NAWUNGAN DAN SEKIT...
STUDI MIKROFASIES DAN DIAGENESIS BATUAN KARBONAT DI DAERAH NAWUNGAN DAN SEKIT...STUDI MIKROFASIES DAN DIAGENESIS BATUAN KARBONAT DI DAERAH NAWUNGAN DAN SEKIT...
STUDI MIKROFASIES DAN DIAGENESIS BATUAN KARBONAT DI DAERAH NAWUNGAN DAN SEKIT...Hidayat Muhammad
 

Tendances (20)

Bentuk asal fluvial
Bentuk asal fluvialBentuk asal fluvial
Bentuk asal fluvial
 
Materi Tentang Samudera, Arus Laut, Sirkulasi Laut & Salinitas
Materi Tentang Samudera, Arus Laut, Sirkulasi Laut & SalinitasMateri Tentang Samudera, Arus Laut, Sirkulasi Laut & Salinitas
Materi Tentang Samudera, Arus Laut, Sirkulasi Laut & Salinitas
 
Struktur lapisan bumi chul
Struktur lapisan bumi chulStruktur lapisan bumi chul
Struktur lapisan bumi chul
 
Geologi Irian Jaya (Papua)
Geologi Irian Jaya (Papua)Geologi Irian Jaya (Papua)
Geologi Irian Jaya (Papua)
 
BAB 3 (Geologi Struktur)
BAB 3 (Geologi Struktur)BAB 3 (Geologi Struktur)
BAB 3 (Geologi Struktur)
 
Geografi- Tenaga Eksogen & Endogen
Geografi- Tenaga Eksogen & EndogenGeografi- Tenaga Eksogen & Endogen
Geografi- Tenaga Eksogen & Endogen
 
Batuan sedimen
Batuan sedimenBatuan sedimen
Batuan sedimen
 
The Geology of Sumatra
The Geology of SumatraThe Geology of Sumatra
The Geology of Sumatra
 
lempeng-tektonik
lempeng-tektoniklempeng-tektonik
lempeng-tektonik
 
Kekar dan sesar dan lipatan
Kekar dan sesar dan lipatanKekar dan sesar dan lipatan
Kekar dan sesar dan lipatan
 
Materi Kuliah Teknik Pertambangan ; Geologi Struktur Semester III STTNAS Yogy...
Materi Kuliah Teknik Pertambangan ; Geologi Struktur Semester III STTNAS Yogy...Materi Kuliah Teknik Pertambangan ; Geologi Struktur Semester III STTNAS Yogy...
Materi Kuliah Teknik Pertambangan ; Geologi Struktur Semester III STTNAS Yogy...
 
Kelompok 2 (lempeng tektonik)
Kelompok 2 (lempeng tektonik)Kelompok 2 (lempeng tektonik)
Kelompok 2 (lempeng tektonik)
 
1. Fenomena Geosfer.pptx
1. Fenomena Geosfer.pptx1. Fenomena Geosfer.pptx
1. Fenomena Geosfer.pptx
 
Presentasi karst
Presentasi karstPresentasi karst
Presentasi karst
 
Pedosfer, Tanah (Geografi Kelas X)
Pedosfer, Tanah (Geografi Kelas X)Pedosfer, Tanah (Geografi Kelas X)
Pedosfer, Tanah (Geografi Kelas X)
 
Lempeng Tektonik
Lempeng TektonikLempeng Tektonik
Lempeng Tektonik
 
Persebaran fauna di dunia
Persebaran fauna di duniaPersebaran fauna di dunia
Persebaran fauna di dunia
 
Kuliah rekahan (tambang)
Kuliah rekahan (tambang)Kuliah rekahan (tambang)
Kuliah rekahan (tambang)
 
STUDI MIKROFASIES DAN DIAGENESIS BATUAN KARBONAT DI DAERAH NAWUNGAN DAN SEKIT...
STUDI MIKROFASIES DAN DIAGENESIS BATUAN KARBONAT DI DAERAH NAWUNGAN DAN SEKIT...STUDI MIKROFASIES DAN DIAGENESIS BATUAN KARBONAT DI DAERAH NAWUNGAN DAN SEKIT...
STUDI MIKROFASIES DAN DIAGENESIS BATUAN KARBONAT DI DAERAH NAWUNGAN DAN SEKIT...
 
Ppt lempeng tektonik2003
Ppt lempeng tektonik2003Ppt lempeng tektonik2003
Ppt lempeng tektonik2003
 

Similaire à TEORI BUMI

Teori pembentukan bumi
Teori pembentukan bumi Teori pembentukan bumi
Teori pembentukan bumi SDIT Al-Qudwah
 
Teori pembentukan kerak bumi
Teori pembentukan kerak bumiTeori pembentukan kerak bumi
Teori pembentukan kerak bumiYudha43
 
Mengenal Bumi
Mengenal BumiMengenal Bumi
Mengenal BumiDonarin
 
Tata surya dan jagad raya (lgp)
Tata surya dan jagad raya (lgp)Tata surya dan jagad raya (lgp)
Tata surya dan jagad raya (lgp)AnggraRA
 
Ppt teori bumi dan atmosfer
Ppt teori bumi dan atmosferPpt teori bumi dan atmosfer
Ppt teori bumi dan atmosferrikaomamih
 
Tectonic Plate
Tectonic PlateTectonic Plate
Tectonic PlateSoya Odut
 
13988591 jagad-raya-tata-surya-dan-bumi
13988591 jagad-raya-tata-surya-dan-bumi13988591 jagad-raya-tata-surya-dan-bumi
13988591 jagad-raya-tata-surya-dan-bumiputu micana
 
Wandia Mellani Trihapsari_427566_Tugas Essay Topik TI1 dan TI2.pdf
Wandia Mellani Trihapsari_427566_Tugas Essay Topik TI1 dan TI2.pdfWandia Mellani Trihapsari_427566_Tugas Essay Topik TI1 dan TI2.pdf
Wandia Mellani Trihapsari_427566_Tugas Essay Topik TI1 dan TI2.pdfWandiaMellaniTrihaps
 
BAB 2. LAPISAN BUMI (PART 2) KELAS 7.ppt
BAB 2. LAPISAN BUMI (PART 2) KELAS 7.pptBAB 2. LAPISAN BUMI (PART 2) KELAS 7.ppt
BAB 2. LAPISAN BUMI (PART 2) KELAS 7.pptElisabethRisaHeriani
 
Posisi geologis
Posisi geologisPosisi geologis
Posisi geologiszhubila
 
Sejarah pembentukan bumi
Sejarah pembentukan bumiSejarah pembentukan bumi
Sejarah pembentukan bumiIndah Maharani
 
Pemekeran lantai dasar samudra
Pemekeran lantai dasar samudraPemekeran lantai dasar samudra
Pemekeran lantai dasar samudra4211410001
 

Similaire à TEORI BUMI (20)

Teori pembentukan bumi
Teori pembentukan bumi Teori pembentukan bumi
Teori pembentukan bumi
 
Teori pembentukan bumi
Teori pembentukan bumiTeori pembentukan bumi
Teori pembentukan bumi
 
Teori pembentukan kerak bumi
Teori pembentukan kerak bumiTeori pembentukan kerak bumi
Teori pembentukan kerak bumi
 
Mengenal Bumi
Mengenal BumiMengenal Bumi
Mengenal Bumi
 
Bab 4 Bumi Sebagai Ruang Kehidupan
Bab 4 Bumi Sebagai Ruang KehidupanBab 4 Bumi Sebagai Ruang Kehidupan
Bab 4 Bumi Sebagai Ruang Kehidupan
 
Pertemuan 6
Pertemuan 6Pertemuan 6
Pertemuan 6
 
Geo litosfer
Geo litosferGeo litosfer
Geo litosfer
 
BUMI
BUMIBUMI
BUMI
 
Tata surya dan jagad raya (lgp)
Tata surya dan jagad raya (lgp)Tata surya dan jagad raya (lgp)
Tata surya dan jagad raya (lgp)
 
Ppt teori bumi dan atmosfer
Ppt teori bumi dan atmosferPpt teori bumi dan atmosfer
Ppt teori bumi dan atmosfer
 
Bumi.ppt
Bumi.pptBumi.ppt
Bumi.ppt
 
Tectonic Plate
Tectonic PlateTectonic Plate
Tectonic Plate
 
13988591 jagad-raya-tata-surya-dan-bumi
13988591 jagad-raya-tata-surya-dan-bumi13988591 jagad-raya-tata-surya-dan-bumi
13988591 jagad-raya-tata-surya-dan-bumi
 
Wandia Mellani Trihapsari_427566_Tugas Essay Topik TI1 dan TI2.pdf
Wandia Mellani Trihapsari_427566_Tugas Essay Topik TI1 dan TI2.pdfWandia Mellani Trihapsari_427566_Tugas Essay Topik TI1 dan TI2.pdf
Wandia Mellani Trihapsari_427566_Tugas Essay Topik TI1 dan TI2.pdf
 
Jagad raya, tata surya, dan bumi
Jagad raya, tata surya, dan bumiJagad raya, tata surya, dan bumi
Jagad raya, tata surya, dan bumi
 
BAB 2. LAPISAN BUMI (PART 2) KELAS 7.ppt
BAB 2. LAPISAN BUMI (PART 2) KELAS 7.pptBAB 2. LAPISAN BUMI (PART 2) KELAS 7.ppt
BAB 2. LAPISAN BUMI (PART 2) KELAS 7.ppt
 
Posisi geologis
Posisi geologisPosisi geologis
Posisi geologis
 
Sejarah pembentukan bumi
Sejarah pembentukan bumiSejarah pembentukan bumi
Sejarah pembentukan bumi
 
Pemekeran lantai dasar samudra
Pemekeran lantai dasar samudraPemekeran lantai dasar samudra
Pemekeran lantai dasar samudra
 
Presentasi lempeng tektonik
Presentasi lempeng tektonikPresentasi lempeng tektonik
Presentasi lempeng tektonik
 

Plus de Polytechnic State Semarang

Laporan Percobaan praktikum Hukum superposisi dan loop
Laporan Percobaan praktikum Hukum superposisi dan loopLaporan Percobaan praktikum Hukum superposisi dan loop
Laporan Percobaan praktikum Hukum superposisi dan loopPolytechnic State Semarang
 
Laporan praktikum rangkaian listrik hukum ohm121
Laporan praktikum rangkaian listrik hukum ohm121Laporan praktikum rangkaian listrik hukum ohm121
Laporan praktikum rangkaian listrik hukum ohm121Polytechnic State Semarang
 

Plus de Polytechnic State Semarang (20)

Bab 2 Laporan Pembangkitan Sinyal Kontinyu
Bab 2 Laporan Pembangkitan Sinyal KontinyuBab 2 Laporan Pembangkitan Sinyal Kontinyu
Bab 2 Laporan Pembangkitan Sinyal Kontinyu
 
Operasi dasar matlab job 1
Operasi dasar matlab job 1Operasi dasar matlab job 1
Operasi dasar matlab job 1
 
Pengenalan Mathlab
Pengenalan MathlabPengenalan Mathlab
Pengenalan Mathlab
 
Gelombang FM dan AM
Gelombang FM dan AMGelombang FM dan AM
Gelombang FM dan AM
 
gambar tugas
gambar tugasgambar tugas
gambar tugas
 
Job 11 sebenarnya
Job 11 sebenarnyaJob 11 sebenarnya
Job 11 sebenarnya
 
Laporan praktikum jawaban 10 algoritma(1)
Laporan praktikum jawaban 10 algoritma(1)Laporan praktikum jawaban 10 algoritma(1)
Laporan praktikum jawaban 10 algoritma(1)
 
Kumpulan analisa
Kumpulan analisaKumpulan analisa
Kumpulan analisa
 
laporan praktikum jembatanwheatstone
laporan praktikum jembatanwheatstonelaporan praktikum jembatanwheatstone
laporan praktikum jembatanwheatstone
 
Laporan delta star milik rais 3.33.16.0.19
Laporan delta star milik rais 3.33.16.0.19Laporan delta star milik rais 3.33.16.0.19
Laporan delta star milik rais 3.33.16.0.19
 
Jobsheet 4 LOOPING( PENGULANGAN)
Jobsheet 4 LOOPING( PENGULANGAN)Jobsheet 4 LOOPING( PENGULANGAN)
Jobsheet 4 LOOPING( PENGULANGAN)
 
Laporan praktikum superposisi
Laporan praktikum superposisiLaporan praktikum superposisi
Laporan praktikum superposisi
 
Laporan Percobaan praktikum Hukum superposisi dan loop
Laporan Percobaan praktikum Hukum superposisi dan loopLaporan Percobaan praktikum Hukum superposisi dan loop
Laporan Percobaan praktikum Hukum superposisi dan loop
 
Transistor ( Versi sumber lain )
Transistor ( Versi sumber lain )Transistor ( Versi sumber lain )
Transistor ( Versi sumber lain )
 
Kelebihan dan kekurangan amplifier
Kelebihan dan kekurangan amplifierKelebihan dan kekurangan amplifier
Kelebihan dan kekurangan amplifier
 
Laporan Praktikum Hukum Loop
Laporan Praktikum Hukum LoopLaporan Praktikum Hukum Loop
Laporan Praktikum Hukum Loop
 
Percobaan Modulasi Frequensi
Percobaan Modulasi FrequensiPercobaan Modulasi Frequensi
Percobaan Modulasi Frequensi
 
Percobaan Praktikum Hukum kirchoff
Percobaan Praktikum Hukum kirchoff Percobaan Praktikum Hukum kirchoff
Percobaan Praktikum Hukum kirchoff
 
Laporan praktikum rangkaian listrik hukum ohm121
Laporan praktikum rangkaian listrik hukum ohm121Laporan praktikum rangkaian listrik hukum ohm121
Laporan praktikum rangkaian listrik hukum ohm121
 
Laporan praktikum rangkaian listrik hukum ohm
Laporan praktikum rangkaian listrik hukum ohmLaporan praktikum rangkaian listrik hukum ohm
Laporan praktikum rangkaian listrik hukum ohm
 

Dernier

Asi Eksklusif Dong - buku untuk para ayah - Robin Lim
Asi Eksklusif Dong - buku untuk para ayah - Robin LimAsi Eksklusif Dong - buku untuk para ayah - Robin Lim
Asi Eksklusif Dong - buku untuk para ayah - Robin LimNodd Nittong
 
Diagram Fryer Pembelajaran Berdifferensiasi
Diagram Fryer Pembelajaran BerdifferensiasiDiagram Fryer Pembelajaran Berdifferensiasi
Diagram Fryer Pembelajaran BerdifferensiasiOviLarassaty1
 
Modul persamaan perakaunan prinsip akaun
Modul persamaan perakaunan prinsip akaunModul persamaan perakaunan prinsip akaun
Modul persamaan perakaunan prinsip akaunnhsani2006
 
materi pembelajaran tentang INTERNET.ppt
materi pembelajaran tentang INTERNET.pptmateri pembelajaran tentang INTERNET.ppt
materi pembelajaran tentang INTERNET.pptTaufikFadhilah
 
Berikut adalah aksi nyata dalam merancang modul projek dengan tema kearifan l...
Berikut adalah aksi nyata dalam merancang modul projek dengan tema kearifan l...Berikut adalah aksi nyata dalam merancang modul projek dengan tema kearifan l...
Berikut adalah aksi nyata dalam merancang modul projek dengan tema kearifan l...YulfiaFia
 
SKPM Kualiti @ Sekolah 23 Feb 22222023.pptx
SKPM Kualiti @ Sekolah 23 Feb 22222023.pptxSKPM Kualiti @ Sekolah 23 Feb 22222023.pptx
SKPM Kualiti @ Sekolah 23 Feb 22222023.pptxg66527130
 
Aksi Nyata PERENCANAAN BERBASIS DATA.pptx
Aksi Nyata PERENCANAAN BERBASIS DATA.pptxAksi Nyata PERENCANAAN BERBASIS DATA.pptx
Aksi Nyata PERENCANAAN BERBASIS DATA.pptxdonny761155
 
PERTEMUAN 9 KESEIM 3 SEKTOR.............
PERTEMUAN 9 KESEIM 3 SEKTOR.............PERTEMUAN 9 KESEIM 3 SEKTOR.............
PERTEMUAN 9 KESEIM 3 SEKTOR.............SenLord
 
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 1 Fase A - [abdiera.com]
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 1 Fase A - [abdiera.com]Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 1 Fase A - [abdiera.com]
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 1 Fase A - [abdiera.com]Abdiera
 
Modul Ajar Informatika Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Informatika Kelas 11 Fase F Kurikulum MerdekaModul Ajar Informatika Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Informatika Kelas 11 Fase F Kurikulum MerdekaAbdiera
 
Sejarah Perkembangan Teori Manajemen.ppt
Sejarah Perkembangan Teori Manajemen.pptSejarah Perkembangan Teori Manajemen.ppt
Sejarah Perkembangan Teori Manajemen.pptssuser940815
 
Adab bjjkkkkkkk gggggggghhhhywq dede dulu ya itu yg kamu
Adab bjjkkkkkkk gggggggghhhhywq dede dulu ya itu yg kamuAdab bjjkkkkkkk gggggggghhhhywq dede dulu ya itu yg kamu
Adab bjjkkkkkkk gggggggghhhhywq dede dulu ya itu yg kamuKarticha
 
hentikan buli danGANGGUAN SEKSUAL UNTUK MURID.pptx
hentikan buli danGANGGUAN SEKSUAL UNTUK MURID.pptxhentikan buli danGANGGUAN SEKSUAL UNTUK MURID.pptx
hentikan buli danGANGGUAN SEKSUAL UNTUK MURID.pptxKalpanaMoorthy3
 
704747337-Ppt-materi-Presentasi-Program-Kerja-Organisasi-kangguru.pptx
704747337-Ppt-materi-Presentasi-Program-Kerja-Organisasi-kangguru.pptx704747337-Ppt-materi-Presentasi-Program-Kerja-Organisasi-kangguru.pptx
704747337-Ppt-materi-Presentasi-Program-Kerja-Organisasi-kangguru.pptxHalomoanHutajulu3
 
rpp bangun-ruang-sisi-datar kelas 8 smp.pdf
rpp bangun-ruang-sisi-datar kelas 8 smp.pdfrpp bangun-ruang-sisi-datar kelas 8 smp.pdf
rpp bangun-ruang-sisi-datar kelas 8 smp.pdfGugunGunawan93
 
Tidak ada abstraksi dalam memori sistem operasi .pdf
Tidak ada abstraksi dalam memori sistem operasi .pdfTidak ada abstraksi dalam memori sistem operasi .pdf
Tidak ada abstraksi dalam memori sistem operasi .pdfAnggaaBaraat
 
AKSI NYATA MODUL 1.3 VISI GURU PENGGERAK.pptx
AKSI NYATA MODUL 1.3 VISI GURU PENGGERAK.pptxAKSI NYATA MODUL 1.3 VISI GURU PENGGERAK.pptx
AKSI NYATA MODUL 1.3 VISI GURU PENGGERAK.pptxHeriyantoHeriyanto44
 
Panduan Mengisi Dokumen Tindak Lanjut.pdf
Panduan Mengisi Dokumen Tindak Lanjut.pdfPanduan Mengisi Dokumen Tindak Lanjut.pdf
Panduan Mengisi Dokumen Tindak Lanjut.pdfandriasyulianto57
 
Workshop penulisan buku (Buku referensi, monograf, BUKU...
Workshop penulisan buku                       (Buku referensi, monograf, BUKU...Workshop penulisan buku                       (Buku referensi, monograf, BUKU...
Workshop penulisan buku (Buku referensi, monograf, BUKU...Riyan Hidayatullah
 
Pembuktian rumus volume dan luas permukaan bangung ruang Tabung, Limas, Keruc...
Pembuktian rumus volume dan luas permukaan bangung ruang Tabung, Limas, Keruc...Pembuktian rumus volume dan luas permukaan bangung ruang Tabung, Limas, Keruc...
Pembuktian rumus volume dan luas permukaan bangung ruang Tabung, Limas, Keruc...NiswatuzZahroh
 

Dernier (20)

Asi Eksklusif Dong - buku untuk para ayah - Robin Lim
Asi Eksklusif Dong - buku untuk para ayah - Robin LimAsi Eksklusif Dong - buku untuk para ayah - Robin Lim
Asi Eksklusif Dong - buku untuk para ayah - Robin Lim
 
Diagram Fryer Pembelajaran Berdifferensiasi
Diagram Fryer Pembelajaran BerdifferensiasiDiagram Fryer Pembelajaran Berdifferensiasi
Diagram Fryer Pembelajaran Berdifferensiasi
 
Modul persamaan perakaunan prinsip akaun
Modul persamaan perakaunan prinsip akaunModul persamaan perakaunan prinsip akaun
Modul persamaan perakaunan prinsip akaun
 
materi pembelajaran tentang INTERNET.ppt
materi pembelajaran tentang INTERNET.pptmateri pembelajaran tentang INTERNET.ppt
materi pembelajaran tentang INTERNET.ppt
 
Berikut adalah aksi nyata dalam merancang modul projek dengan tema kearifan l...
Berikut adalah aksi nyata dalam merancang modul projek dengan tema kearifan l...Berikut adalah aksi nyata dalam merancang modul projek dengan tema kearifan l...
Berikut adalah aksi nyata dalam merancang modul projek dengan tema kearifan l...
 
SKPM Kualiti @ Sekolah 23 Feb 22222023.pptx
SKPM Kualiti @ Sekolah 23 Feb 22222023.pptxSKPM Kualiti @ Sekolah 23 Feb 22222023.pptx
SKPM Kualiti @ Sekolah 23 Feb 22222023.pptx
 
Aksi Nyata PERENCANAAN BERBASIS DATA.pptx
Aksi Nyata PERENCANAAN BERBASIS DATA.pptxAksi Nyata PERENCANAAN BERBASIS DATA.pptx
Aksi Nyata PERENCANAAN BERBASIS DATA.pptx
 
PERTEMUAN 9 KESEIM 3 SEKTOR.............
PERTEMUAN 9 KESEIM 3 SEKTOR.............PERTEMUAN 9 KESEIM 3 SEKTOR.............
PERTEMUAN 9 KESEIM 3 SEKTOR.............
 
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 1 Fase A - [abdiera.com]
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 1 Fase A - [abdiera.com]Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 1 Fase A - [abdiera.com]
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 1 Fase A - [abdiera.com]
 
Modul Ajar Informatika Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Informatika Kelas 11 Fase F Kurikulum MerdekaModul Ajar Informatika Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Informatika Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka
 
Sejarah Perkembangan Teori Manajemen.ppt
Sejarah Perkembangan Teori Manajemen.pptSejarah Perkembangan Teori Manajemen.ppt
Sejarah Perkembangan Teori Manajemen.ppt
 
Adab bjjkkkkkkk gggggggghhhhywq dede dulu ya itu yg kamu
Adab bjjkkkkkkk gggggggghhhhywq dede dulu ya itu yg kamuAdab bjjkkkkkkk gggggggghhhhywq dede dulu ya itu yg kamu
Adab bjjkkkkkkk gggggggghhhhywq dede dulu ya itu yg kamu
 
hentikan buli danGANGGUAN SEKSUAL UNTUK MURID.pptx
hentikan buli danGANGGUAN SEKSUAL UNTUK MURID.pptxhentikan buli danGANGGUAN SEKSUAL UNTUK MURID.pptx
hentikan buli danGANGGUAN SEKSUAL UNTUK MURID.pptx
 
704747337-Ppt-materi-Presentasi-Program-Kerja-Organisasi-kangguru.pptx
704747337-Ppt-materi-Presentasi-Program-Kerja-Organisasi-kangguru.pptx704747337-Ppt-materi-Presentasi-Program-Kerja-Organisasi-kangguru.pptx
704747337-Ppt-materi-Presentasi-Program-Kerja-Organisasi-kangguru.pptx
 
rpp bangun-ruang-sisi-datar kelas 8 smp.pdf
rpp bangun-ruang-sisi-datar kelas 8 smp.pdfrpp bangun-ruang-sisi-datar kelas 8 smp.pdf
rpp bangun-ruang-sisi-datar kelas 8 smp.pdf
 
Tidak ada abstraksi dalam memori sistem operasi .pdf
Tidak ada abstraksi dalam memori sistem operasi .pdfTidak ada abstraksi dalam memori sistem operasi .pdf
Tidak ada abstraksi dalam memori sistem operasi .pdf
 
AKSI NYATA MODUL 1.3 VISI GURU PENGGERAK.pptx
AKSI NYATA MODUL 1.3 VISI GURU PENGGERAK.pptxAKSI NYATA MODUL 1.3 VISI GURU PENGGERAK.pptx
AKSI NYATA MODUL 1.3 VISI GURU PENGGERAK.pptx
 
Panduan Mengisi Dokumen Tindak Lanjut.pdf
Panduan Mengisi Dokumen Tindak Lanjut.pdfPanduan Mengisi Dokumen Tindak Lanjut.pdf
Panduan Mengisi Dokumen Tindak Lanjut.pdf
 
Workshop penulisan buku (Buku referensi, monograf, BUKU...
Workshop penulisan buku                       (Buku referensi, monograf, BUKU...Workshop penulisan buku                       (Buku referensi, monograf, BUKU...
Workshop penulisan buku (Buku referensi, monograf, BUKU...
 
Pembuktian rumus volume dan luas permukaan bangung ruang Tabung, Limas, Keruc...
Pembuktian rumus volume dan luas permukaan bangung ruang Tabung, Limas, Keruc...Pembuktian rumus volume dan luas permukaan bangung ruang Tabung, Limas, Keruc...
Pembuktian rumus volume dan luas permukaan bangung ruang Tabung, Limas, Keruc...
 

TEORI BUMI

  • 1. TEORI PERKEMBANGAN BUMI & SUSUNAN BUMI Teori Perkembangan Muka Bumi a. Teori Kontraksi (Contraction Theory) Teori ini dikemukakan kali pertama oleh Descrates (1596–1650). Ia menyatakan bahwa bumi semakin lama semakin susut dan mengerut disebabkan terjadinya proses pendinginan sehingga di bagian permukaannya terbentuk relief berupa gunung, lembah, dan dataran. Teori Kontraksi didukung pula oleh James Dana (1847) dan Elie de Baumant (1852). Keduanya berpendapat bahwa bumi mengalami pengerutan karena terjadi proses pendinginan pada bagian dalam bumi yang mengakibatkan bagian permukaan bumi mengerut membentuk pegunungan dan lembah-lembah.
  • 2. b. Teori Pengapungan Benua (Continental Drift Theory) Teori pengapungan benua dikemukakan oleh Alfred Wegener pada 1912. Ia menyatakan bahwa pada awalnya di bumi hanya ada satu benua maha besar disebut Pangea. Menurutnya benua tersebut kemudian terpecah-pecah dan terus mengalami perubahan melalui pergerakan dasar laut. Gerakan rotasi bumi yang sentripugal, mengakibatkan pecahan benua tersebut bergerak ke arah barat menuju ekuator. Teori ini didukung oleh bukti-bukti berupa kesamaan garis pantai Afrika bagian barat dengan Amerika Selatan bagian timur, serta adanya kesamaan batuan dan fosil di kedua daerah tersebut. c. Teori Dua Benua (Laurasia-Gondwana Theory) Teori ini menyatakan bahwa pada awalnya bumi terdiri atas dua benua yang sangat besar, yaitu Laurasia di sekitar kutub utara dan Gondwana di sekitar kutub selatan bumi. Kedua benua tersebut kemudian bergerak perlahan ke arah equator bumi sehingga pada akhirnya terpecahpecah menjadi benua-benua yang lebih kecil. Laurasia terpecah menjadi Asia, Eropa, dan Amerika Utara, sedangkan Gondwana terpecah menjadi Afrika, Australia, dan Amerika Selatan. Teori Laurasia-Gondwana kali pertama dikemukakan oleh Edward Zuess pada 1884.
  • 3. d. Teori Konveksi (Convection Theory) Menurut Teori Konveksi yang dikemukakan oleh Arthur Holmes dan Harry H. Hess dan dikembangkan lebih lanjut oleh Robert Diesz, dikemukakan bahwa di dalam bumi yang masih dalam keadaan panas dan berpijar terjadi arus konveksi ke arah lapisan kulit bumi yang berada di atasnya. Ketika arus konveksi yang membawa materi berupa lava sampai ke permukaan bumi di mid oceanic ridge (punggung tengah samudra), lava tersebut akan membeku membentuk lapisan kulit bumi yang baru sehingga menggeser dan menggantikan kulit bumi yang lebih tua. Bukti dari adanya kebenaran Teori Konveksi yaitu terdapatnya mid oceanic ridge, seperti mid Atlantic Ridge, dan Pasific-Atlantic Ridge di permukaan bumi. Bukti lainnya didasarkan pada penelitian umur dasar laut yang membuktikan semakin jauh dari punggung tengah samudra, umur batuan semakin tua. Artinya, terdapat gerakan yang berasal dari mid oceanic ridge ke arah yang berlawanan disebabkan oleh adanya arus konveksi dari lapisan di bawah kulit bumi. Teori Lempeng Tektonik (Tectonic Plate Theory) Teori Lempeng Tektonik dikemukakan oleh Tozo Wilson. Berdasarkan Teori Lempeng Tektonik, kulit bumi terdiri atas beberapa lempeng tektonik yang berada di atas lapisan astenosfer yang berwujud cair kental. Lempeng-lempeng tektonik pembentuk kulit bumi selalu bergerak karena adanya pengaruh arus konveksi yang terjadi pada lapisan astenosfer dengan posisi berada di bawah lempeng tektonik kulit bumi. Teori lempeng tektonik muncul setelah Alfred Lothar Wagener, seorang ahli meteorologi dan geologi dari Jerman dalam buku The Origin of Continents an Oceans (1915), mengemukakan bahwa benua yang padat sebenarnya terapung dan bergerak di atas massa yang relatif lembek (continental drift). Selain itu, berdasarkan hasil pengamatannya beberapa bagian benua terdapat kesamaan bentuk pantai antara benua satu dengan lainnya. Ia juga mendapati kesamaan geologi dan kesamaan makhluk yang hidup di pantai seberang. Inti dari teori lempeng tektonik adalah kerak Bumi sebetulnya terdiri atas lempenganlempengan besar yang seolah mengapung dan bergerak pada lapisan inti Bumi yang lebih cair. Teori ini dibuktikan oleh pakar-pakar geologi dengan waktu hampir setengah abad dan diterima sejak tahun 1960-an. Hingga kini teori ini telah berhasil menjelaskan berbagai peristiwa geologis, seperti gempa bumi, tsunami, dan meletusnya gunung berapi, serta bagaimana terbentuknya gunung, benua, dan samudra. Teori ini juga membuktikan bahwa benua-benua selalu bergeser.
  • 4. Berdasarkan arahnya, gerakan lempeng-lempeng tektonik dapat dibedakan menjadi tiga jenis, yaitu sebagai berikut: a) Konvergen, yaitu gerakan saling bertumbukan antarlempeng tektonik. Tumbukan antarlempeng tektonik dapat berupa tumbukan antara lempeng benua dan benua, atau antara lempeng benua dan lempeng dasar samudra. Pada bidang batas pertemuan akan terjadi palung laut atau lipatan. Zona atau tempat terjadinya tumbukan antara lempeng tektonik benua dan benua disebut zona konvergen. Contohnya tumbukan antara lempeng India dan lempeng benua Eurasia yang menghasilkan terbentuknya pegunungan lipatan muda Himalaya dan merupakan pegunungan tertinggi di dunia dengan puncak tertingginya, Mount Everest. Contoh lainnya, tumbukan lempeng Italia dengan Eropa yang menghasilkan terbentuknya jalur Pegunungan Alpen. Zona berupa jalur tumbukan antara lempeng benua dan lempeng dasar samudra, disebut zona subduksi (subduction zone), contohnya, tumbukan antara lempeng benua Amerika dan lempeng dasar Samudra Pasifik yang menghasilkan terbentuknya Pegunungan Rocky dan Andes. Di wilayah ini umumnya rawan terhadap gempa bumi dan banyak ditemui gunung api b) Divergen Divergen yaitu gerakan saling menjauh antarlempeng tektonik, contohnya gerakan saling menjauh antara lempeng Afrika dan Amerika bagian selatan. Zona berupa jalur tempat berpisahnya lempeng-lempeng tektonik disebut zona divergen (zona sebar pisah). Lempeng bergerak saling menjauh ( berlawanan ). Pada batas pergerakan akan terbentuk kerak bumi yang baru karena naiknya materi dari lapisan mantel ( magma ) ke permukaan bumi dan membeku sehingga membentuk punggung laut.
  • 5. c) Sesar Mendatar (Transform), yaitu gerakan saling bergesekan (berlawanan arah) antarlempeng tektonik. Contohnya gesekan antara lempeng Samudra Pasifik dan lempeng daratan Amerika Utara yang mengakibatkan terbentuknya Sesar San Andreas yang membentang sepanjang kurang lebih 1.200 km dari San Francisco di utara sampai Los Angeles di selatan Amerika Serikat. Zona berupa jalur tempat bergesekan lempeng-lempeng tektonik disebut Zona Sesar Mendatar (zona transform). Terjadi pergeseran dua lempeng dengan arah yang berlawanan Pergersaran tidak menimbulkan penghilang atau pemunculan kerak bumi, tetapi akan terjadi patahan ( sesar ) Gerakan ini akan menimbulkan terjadi gempa tektonik Suess dan Wiechert mengadakan pembagian perlapisan bagian dalam Bumi sebagai berikut. Susunan Bumi A. Secara struktur bumi tersusun atas tiga lapisan. Lapisan Bumi mulai dari lapisan terluar sampai terdalam yaitu kerak, selubung, dan inti. Inti terdiri atas inti luar dan inti dalam. Gambar : Lapisan-Lapisan Bumi secara umum(kiri); menurut suess & wiechert(kanan) a). Kerak Bumi (crust) 1. Bagian ini memiliki ketebalan 30–70 km, terdiri atas batuan-batuan basa dan masam yang memiliki berat jenis kira-kira 2,7 gram/cm3. 2. Bagian atas dan bagian tengah kerak Bumi disebut lapisan sial karena sebagian besar terdiri atas zat-zat silisium dan aluminium, sedangkan bagian bawah disebut sima karena sebagian besar terdiri atas zat-zat silisium dan magnesium.
  • 6. 3. Kerak Bumi dibagi menjadi dua, yaitu kerak benua dan kerak samudra. Kerak benua memiliki ketebalan lebih besar dibandingkan dengan kerak samudra. Kesimpulan Merupakan lapisan terluar permukaan bumi yang berupa batuan keras dan dingin setebal 15–60 km. Pada lapisan kerak bagian atas, batuan telah mengalami pelapukan membentuk tanah. Daratan terbentuk dari kerak benua yang terbentuk dari granit. Dasar samudra terbentuk dari kerak samudra yang sebagian terbentuk dari batuan basal b). Selubung atau Mantel (Pyrosphere) 1. Lapisan ini memiliki ketebalan kira-kira 1.200 km dan memiliki berat jenis 3,4–4 gram/cm3. 2. Kerak Bumi dan selubung Bumi ini merupakan lapisan litosfer. Kesimpulan Selubung atau mantel Merupakan lapisan di bawah kerak yang tebalnya mencapai 2.900 kilometer. Lapisan mantel merupakan lapisan yang paling tebal. Lapisan ini terdiri atas magma kental yang bersuhu 1.400°C–2.500°C. Terdiri dari besi dan mineral SIMA. Density sekitar 3.5 SG. Tekanan dari lapisan diatasnya membuat lapisan ini selalu dalam kondisi solid, tapi tetap bisa melelehkan batuan. Lapisan mantle paling luar sekitar 200 km dinamai dengan asthenosphere. Pada lapisan ini tekanan dan suhu berada pada kondisi berimbang sehingga lapisan ini bersifat plastis. Asthenosphere merupakan sumber dari aktivitas volkanik dan seismik (gempa). c) Lapisan antara atau Chalkosfera  Lapisan ini memiliki ketebalan kira-kira 1.700 km dengan berat jenis kira-kira 6,4 gram/cm3.  Lapisan ini sebagian besar merupakan sisik oksida dan sulfida. d) Inti Besi-Nikel atau Barisfera (Core)  Barisfer adalah lapisan inti bumi yang merupakan bagian bumi paling dalam tersusun atas lapisan Nife (Niccolum atau nikel dan ferrum atau besi).  Lapisan ini dapat pula dibedakan atas dua bagian, yaitu :
  • 7. 1) Lapisan inti luar (Outer Core) adalah inti bumi yang ada di bagian luar. Tebal lapisan mencapai 2.200 km, tersusun dari besi dan nikel yang bersifat cair, kental, dan panas yang berpijar dengan suhu sekitar 3.9000 2) Lapisan inti dalam (Inner Core) adalah inti bumi yang ada di lapisan dalam dengan ketebalan sekitar 2.500 km. Inti dalam tersusun atas besi dan nikel pada suhu yang sangat tinggi, yaitu sekitar 4.800° C, akan tetapi tetap dalam keadaan padat dengan densitas sekitar 10 gram/cm3 B.Komposisi di Permukaan Berdasarkan susunan kimianya, komposis permukaan dapat dibagi empat, yakni bagian padat (lithosfer) yang terdiri dari tanah dan batuan; bagian cair (hidrosfer) yang terdiri dari berbagai bentuk ekosistem perairan seperti laut, danau dan sungai; bagian udara (atmosfer) yang menyelimuti seluruh permukaan bumi serta bagian yang ditempati oleh berbagai jenis organisme (biosfer).  Litosfer Litosfer: lapisan kulit bumi paling luar berupa batuan padat. Tebal umumnya 20-50 km di bawah benua, 10-12 km di bawah samudra. Kerak bumi disusun oleh:  Silikat aluminium (atau si-al)  Silikat magnesium (atau si-ma) Lapisan si-al ada di atas kerak bumi, si-ma di bagian bawah kerak bumi. Lapisan-lapisan bumi dapat dibagi dalam tiga bagian:  Barisfer (inti bumi), terdiri atas lapisan nikel dan besi.  Pirosfer (peralihan), disebut juga mantel.  Litosfer (kulit bumi). Penampang litosfer dapat digambarkan sebagai berikut: BATUAN PEMBENTUK LITOSFER Secara garis besar dapat dibagi 3: 1. BATUAN BEKU Adalah batuan yang terbentuk dari lapisan magma yang membeku. Ciri umumnya homogen, kompak, tak ada pelapisan, tidak mengandung fosil. Berdasarkan tempat pembekuannya batuan beku dibagi 3: a. Batuan beku dalam: terbentuknya jauh di dalam permukaan bumi, pada kedalaman 15-50 km. Pendinginan yang terjadi sangat lambat, batuannya besar-besar dan berstruktur holokristalin atau terbentuk dari kristal sempurna (karena dekat astenosfer). Ciri-cirinya berbutir kasar dibanding batuan beku luar, jarang ada lubang gas. Contohnya granit. b. Batuan beku korok/gang: adalah batuan beku yang terbentuk di korok atau celah kerak bumi sebelum magma sampai ke permukaan bumi. Prosesnya agak cepat, sehingga struktur kristalnya kurang sempurna. Contohnya granit porfiri.
  • 8. c. Batuan beku luar: batuan beku yang terbentuk di permukaan bumi. Proses pembukuan sangat cepat sehingga tidak menghasilkan kristal-kristal batuan. Contohnya riolit dan basalt. 2. BATUAN SEDIMEN Adalah batuan yang terbentuk karena adanya proses pengendapan. Butiran batuan sedimen berasal dari macam-macam batuan lewat proses pelapukan, lewat air ataupun angin. Proses terbentunya disebut diagenesis, yang artinya menyatakan terjadinya perubahan bentuk atau transformasi dari bahan deposit menjadi batuan endapan. Pengendapan bahan-bahan yang tidak larut air menyebabkan keterikatan butiran secara bersama-sama karena adanya proses sementasi. Jenis-jenis semen ini adalah kalsium karbonat dan silikat. Berdasarkan tenaga yang mengendapkan batuan sedimen dibagi 3: a· Batuan sedimen akuatis: berasal dari pengendapan butir-butir batuan oleh air sungai, danau, atau air hujan. b· Batuan sedimen aeolis (aeris): berasal dari pengendapan butir-butir batuan oleh angin. c· Batuan sedimen glasial: berasal dari pengendapan butir-butir batuan oleh gletser. Berdasarkan tempat pengendapannya batuan sedimen dibagi 5: 1· Batuan sedimen teristris: diendapkan di darat. 2· Batuan sedimen marine: diendapkan di laut. 3· Batuan sedimen limnis: diendapkan di danau. 4· Batuan sedimen fluvial: diendapkan di sungai. 5· Batuan seidmen glasial: diendapkan di daerah es/gletser. Berdasarkan cara pengendapannya batuan sedimen dibagi 3: · Batuan sedimen mekanis: diendapkan secara mekanik tanpa mengubah susunan kimianya. Contohnya batu pasir, tanah liat, konglomerat, breksi. · Batuan sedimen kimiawi: diendapkan secara kimiawi, artinya terjadi perubahan struktur kimia. Contohnya batu kapur, gipsum, gamping. · Batuan sedimen organis: diendapkan lewat kegiatan organik (makhluk hidup). Contohnya terumbu karang. 3 .BATUAN MALIHAN/METAMORF Adalah batuan yang telah mengalami perubahan, baik secara fisik maupun kimiawi, sehingga berbeda dari batuan induknya. Faktor-faktor yang mempengaruhi proses perubahannya antara lain suhu tinggi, tekanan kuat, dan waktu lama. Batuan metamorf dapat dibagi tiga: 1. Batuan metamorf kontak (metamorf termal) berubah karena pengaruh suhu tinggi. Suhu tinggi karena letaknya dekat magma, atau ada di sekitar batuan intrusi. Contohnya batolit, lakolit, sill. Pada zona ini banyak ditemukan mineralmineral bahan galian yang letaknya relatif teratur, contohnya besi, timah, seng yang dihasilkan dari limestone dan calcareous shale.
  • 9. 2. Batuan metamorf dinamo (metamorf kinetis) berubah karena tekanan yang tinggi, dalam waktu yang lama, dan dihasilkan proses pembentukan kulit bumi oleh tenaga endogen. Adanya tekanan dari arah berlawanan menyebabkan butirbutir mineral menjadi pipih dan ada yang mengkristal kembali. Contohnya batu lumpur menjadi batu tulis (slate). 3. Batuan metamorf pneumatolitis kontak berubah karena pengaruh gas-gas dari magma. Contohnya kuarsa dan gas borium berubah menjadi turmalin, dengan gas florin menjadi topas (permata kuning). Notes:  Batuan beku: terjadi karena pembekuan magma  Batuan sedimen: terjadi karena proses pengendapan  Batuan metamorf: terjadi karena perubahan perlahan-lahan TENAGA PEMBENTUK LITOSFER Permukaan Bumi bukanlah merupakan suatu hamparan yang datar, melainkan memperlihatkan adanya bentukan-bentukan yang sangat bervariasi. Di wilayah daratan dapat ditemukan bagian-bagian yang tinggi, seperti perbukitan, dataran tinggi, dan gunung, serta bagian yang rendah, misalnya lembah dan ngarai. Demikian pula bentuk muka Bumi di wilayah laut terdapat bentukan-bentukan alam berupa paparan, tebing dasar laut (continental slope), palung, dan lubuk laut. Tinggi rendah muka Bumi ini dinamakan relief. Bentukan-bentukan muka Bumi seperti dijelaskan sebelumnya tidak terjadi dengan sendirinya, tetapi akibat adanya dinamika litosfer yang mengubah raut muka Bumi. Secara umum, tenaga pembentuk litosfer dibedakan atas proses endogen dan eksogen. Proses endogen merupakan tenaga-tenaga yang bekerja di dalam litosfer, dapat berupa tektonisme, vulkanisme, dan gempa, sedangkan proses eksogen adalah tenaga-tenaga yang bekerja di atas per mukaan Bumi, berupa pelapukan, erosi, masswasting, dan sedimen tasi.
  • 10. a. Tenaga Endogen Proses endogen merupakan dinamika di dalam litosfer sebagai akibat proses fisika dan kimia, berupa tekanan terhadap lapisan-lapisan batuan pembentuk litosfer atau aktivitas magma. Tenaga endogen berupa tekanan yang arahnya vertikal dapat mengakibatkan tonjolan di permukaan Bumi seperti kubah, sedangkan yang arahnya mendatar mengakibatkan lipatan-lipatan muka Bumi (jalur pegunungan lipatan), retakan bahkan pematahan lapisan-lapisan litosfer sehingga terbentuk sesar. Secara umum, proses endogen dapat dibedakan menjadi tiga, yaitu tektonisme, vulkanisme, dan gempa. Sebenarnya ketiga tenaga tersebut merupakan rangkaian proses alamiah yang saling berhubungan satu sama lain, yang dapat dijelaskan oleh salah satu teori dinamika Bumi yang dikenal dengan Teori Tektonik Lempeng (Plate Tectonic Theory). Tektonisme Tektonisme adalah tenaga yang bekerja di dalam litosfer berupa tekanan dengan arah vertikal maupun mendatar yang mengakibatkan perubahan letak (dislokasi) lapisan-lapisan batuan. Dilihat dari bentukan-bentukan yang tampak di muka Bumi, tenaga tektonik dibedakan atas morfologi lipatan (folded) dan patahan (fault). a) Morfologi Lipatan Bentuk muka Bumi lipatan terjadi sebagai akibat dari adanya tenaga endogen berupa tekanan yang arahnya mendatar dari dua arah yang berhadapan dalam waktu yang relatif lama, sehingga lapisan-lapisan batuan dalam litosfer mengalami pelipatan, membentuk puncak dan lembah lipatan. Dalam ilmu kebumian, puncak sebuah lipatan dinamakan antiklin, sedangkan lembah lipatan disebut sinklin. Berdasarkan ketegakan posisi sumbu dan bentuk pelipatannya, jenis lipatan dibedakan atas lipatan tegak, lipatan miring, lipatan meng gantung, lipatan monoklin, lipatan rebah, yang berubah menjadi sesar sungkup, dan lipatan isoklin.
  • 11. Teori tektonik lempeng merupakan pengembangan dan penyempurnaan dari teori pembentukan Bumi sebelumnya, yaitu Teori Pergerakan Benua (Continental Drift Theory) yang dikembangkan oleh Alfred Wegener. Menurut teori tektonik lempeng, kulit Bumi atau litosfer dibentuk oleh lempengan-lempengan batuan yang kaku (solid) dengan bentuk tidak beraturan, dinamakan lempeng tektonik. Ukuran setiap lempeng litosfer ini berbeda-beda. Pergerakan Lempeng Dunia Semua permukaan Bumi bergerak baik benua maupun lantai samudra. Permukaan luar Bumi tersusun atas 20 lempengan yang disebut lempeng tektonik. Sembilan di antaranya berukuran sangat besar. Secara umum, lempengan-lempengan litosfer dibedakan menjadi dua jenis, yaitu sebagai berikut. 1. Lempeng Benua dengan rata-rata ketebalan sekitar 40 km. Kulit benua terdiri atas batuan granitis dengan berat jenis rata-rata sekitar 2,7 yang meliputi Eurasia, Afrika, Amerika Utara, Amerika Selatan, dan lempeng-lempeng kecil di sekitarnya. 2. Lempeng Samudra dengan rata-rata ketebalan antara 5-10 km. Kulit samudra terdiri atas batuan basaltis dengan berat jenis rata-rata mencapai 3,3. Adapun yang termasuk lempeng samudra antara lain Pasifik, Atlantik, dan IndoAustralia (Hindia). Lempengan litosfer terletak di atas lapisan astenosfer (mantel Bumi bagian atas) yang sifatnya cair, bersuhu tinggi, dan senantiasa
  • 12. bergerak. Akibat gerakan konveksional, astenosfer turut bergerak dengan arah tidak beraturan. Berdasarkan hasil penelitian geologi, kecepatan gerak litosfer berkisar antara 1-10 cm/tahun. Pergerakan litosfer berakibat terhadap fenomena pembentukan muka Bumi yaitu sebagai berikut. Jika dua buah lempeng benua dan samudra saling bertubrukan maka lempeng samudra yang lebih berat akan menunjam (menyusup) ke bawah benua yang lebih ringan. Pada bidang per temuannya (zone subduksi), terjadi gejala alam antara lain sebagai berikut. 1. Proses pelipatan dan patahan lempeng benua, mengakibatkan terbentuk jalur pegunungan lipatan dan patahan, seperti pegunungan Sirkum Mediterania sebagai akibat pertemuan lempeng Eurasia dan Indo-Australia. 2. Penyusupan lempeng samudra, terbentuk palung laut yang sangat dalam. 3. Sepanjang bidang gesek pertemuan kedua lempeng litosfer tersebut merupakan jalur pusat gempa (hiposentrum). 4. Penyusupan lempeng samudra ke dalam astenosfer yang bersuhu tinggi mengakibatkan pencairan massa litosfer yang menimbulkan aktivitas gunungapi (vulkanisme). Jika lempeng benua dan benua yang relatif sama berat jenisnya saling bertubrukan, pada daerah pertemuannya akan terbentuk pelipatan litosfer arah ke atas sehingga membentuk pegunungan lipatan yang tinggi. Contohnya adalah rantai Pegu nungan Himalaya sebagai akibat tumbukan antara lempeng Benua Eurasia dengan Subbenua India. Jika lempeng samudra dengan samudra saling menjauh pada zone pemisahannya akan keluar magma basaltis yang kaya akan mineral besi dan magnesium. Akibat proses pendinginan oleh air laut lava basaltis tersebut akan membeku membentuk litosfer baru. Wilayah perekahan (zone divergen), ditandai dengan: 1. pematang tengah samudra (oceanic ridge), seperti pematang tengah Samudra Pasifik dan Atlantik;
  • 13. 2. lava bantal (pillow lava) yang bersifat basaltis. Jika dua buah lempeng litosfer saling bergesekan, pada bidang geseknya akan terbentuk sesar mendatar, misalnya Sesar San Andreas (San Andreas Fault) di Amerika Serikat. Pada pembahasan mengenai teori tektonik lempeng telah dijelaskan bahwa salah satu akibat adanya pertemuan dua buah lempeng litosfer yaitu ditemukannya pelipatan kulit Bumi yang dikenal dengan jalur pegunungan lipatan. Dikenal tiga jalur pegunungan lipatan muda yang terdapat di muka Bumi, yaitu sebagai berikut. (1) Jalur Pegunungan Sirkum Mediteran Rangkaian pegunungan ini memanjang mulai dari pegunungan Atlas di Maroko Afrika Utara, bersambung dengan Pegunungan Alpen di Swiss Eropa, kemudian masuk ke wilayah Asia membentuk jalur pegunungan Asia Sentral seperti Zagros, Elbruz, Sulaeman, Kunlun, Nan Shan, Altyn Tagh, dan Himalaya. Akhirnya jalur pegunungan tersebut berbelok ke selatan dan berangkai dengan sistem pegunungan lipatan di Indonesia. Di wilayah kepulauan Nusantara, kelanjutan rangkaian Sirkum Mediteran ini terbagi menjadi dua busur pegunungan, yaitu sebagai berikut. 1. Busur Luar bersifat nonvulkanik artinya tidak menampakkan sifat-sifat kegunungapian. Jalur pegunungan busur luar berpangkal di Pulau Simeleu, kemudian bersambung dengan Pulau Nias, Kepulauan Mentawai, dan Pulau Enggano. Selanjutnya jalur pegunungan nonvulkanik ini tenggelam membentuk jalur pegunungan dasar laut di sepanjang pantai barat Pulau Sumatra dan pantai selatan Jawa, kemudian muncul kembali ke wilayah darat sebagai Pulau Sawu, Rote, Timor, Babar, Kepulauan Kei, Pulau Seram, dan berakhir di Pulau Buru. 2. Busur Dalam bersifat vulkanik artinya memperlihatkan tanda-tanda kegunungapian. Rangkaian gunungapi ini membujur sepanjang Bukit Barisan (Pulau Sumatra), kemudian menyambung dengan jalur gunungapi di Pulau Jawa, Bali, Lombok, Sumbawa, Flores, Alor, Solor, Wetar, Kepulauan Banda, dan berakhir di Pulau Saparua. (2) Jalur Pegunungan Sirkum Pasifik Rangkaian pegunungan lipatan muda ini dimulai dari Pegunungan Andes di Amerika Selatan, bersambung dengan Pegunungan Rocky (Rocky Mountains) di Amerika Utara, kemudian berbelok ke Kepulauan Jepang, dan bersambung dengan Pegunungan di Filipina. Akhirnya, jalur Sirkum Pasifik ini bercabang dua di wilayah Indonesia. 1. Cabang pertama dimulai dari Pulau Luzon bersambung dengan pegunungan di Kalimantan melalui Pulau Pahlawan dan Kepulauan Sulu. 2. Cabang kedua dimulai dari Pulau Luzon, Samar, Mindanao, Kepulauan Sangihe, dan berakhir di Pulau Sulawesi.
  • 14. (3) Jalur Pegunungan Lipatan Busur Australia (Busur Papua) Rangkaian ini dimulai dari Pegunungan Alpen Australia, kemudian menyeberang ke Papua melalui ekor pulau tersebut (Papua New Guinea), melalui pantai utara Papua berakhir di Pulau Halmahera, dan pulau-pulau kecil di sekitarnya. b) Morfologi Patahan Proses tektonik kedua yang membentuk raut muka Bumi adalah tekanan terhadap lapisan-lapisan litosfer yang mengakibatkan pematahan dan dislokasi lapisan batuan. Tenaga tektonik ini dikenal dengan istilah proses patahan (fault process). Tenaga endogen yang bekerja di sini biasanya relatif cepat sehingga lapisan batuan yang terkena tekanan tidak sempat melipat, melainkan retak-retak sampai akhirnya patah. Akibat pematahan massa batuan tersebut, terdapat bagian muka Bumi yang mengalami penurunan atau pemerosotan membentuk lembah patahan. Bagian yang mengalami pemerosotan ini dinamakan graben (slenk), sedangkan bagian yang tidak mengalami penurunan membentuk punggung (puncak) patahan yang disebut horst. Berdasarkan arah datangnya tekanan yang bekerja pada lapisan batuan, morfologi patahan dapat dibedakan menjadi tiga, yaitu sebagai berikut. 1. Patahan akibat dua tekanan yang arahnya bersifat horizontal dan saling menjauh. Pada kasus ini, dua buah tekanan yang arahnya mendatar dan menjauh satu sama lain mengakibatkan adanya retakan yang cukup besar pada lapisan-lapisan batuan. Salah satu massa batuan yang telah retak itu mengalami pemerosotan membentuk lembah patahan atau graben. 2. Patahan akibat tekanan yang arahnya vertikal. Adakalanya tenaga endogen yang bekerja pada lapisan litosfer arahnya vertikal dalam waktu yang relatif cepat. Bagian yang mengalami tekanan akan membumbung disertai dengan retakan-retakan. Karena adanya gaya berat, salah satu dari massa batuan akan mengalami penurunan lokasi membentuk graben, sedangkan bagian lainnyamembentuk horst. 3. Patahan akibat dua tekanan horizontal yang berlawanan arah. Dalam pembahasan teori tektonik lempeng telah dipelajari bahwa jika terdapat tenaga endogen yang bekerja pada lapisan litosfer dengan arah mendatar dan saling berlawanan arah, akan terbentuk sesar mendatar (strike slip fault). Vulkanisme Proses endogenik kedua yang dapat mengubah morfologi atau raut muka Bumi adalah gejala vulkanisme. Vulkanisme terjadi akibat adanya aktivitas magma di dalam litosfer, sampai keluar permukaan Bumi. Magma adalah bahan silikat cair pijar, terdiri atas bahanbahan padat (batuan dan logam), cairan, dan gas, antara lain uap air (H2O), oksida belerang (SO2), asam khlorida (HCl), dan asam sulfat (H2SO4). Rata-rata suhu magma berkisar antara 900°C–1.200°C. Berdasarkan kandungan silikanya, dikenal magma asam (granitis), intermediet (andesitis), dan basa (basaltis). Erupsi Gunungapi Jika tekanan dari berbagai macam gas yang dikandung magma di dalam litosfer sudah sangat kuat, akan keluar ke permukaan Bumi. Media ke luarnya dapat melalui retakan-
  • 15. retakan pada tubuh gunungapi, cerobong gunungapi (diatrema) ataupun dengan men desak tubuh gunungapi sehingga sebagian badan gunungapi tersebut hancur. Proses keluarnya magma dinamakan erupsi atau letusan gunungapi. Magma yang keluar melalui letusan dinamakan lava. Selain lava, material gunungapi yang dimuntahkan saat erupsi berupa eflata atau bahan piroklastik. Bahan piroklastik merupakan material-material lepas dengan berbagai ukuran, mulai dari bom (bongkah batuan besar), lapilli, kerikil, pasir vulkanis, sampai ukuran yang sangat halus yaitu debu vulkanis. Istilah lain yang juga berhubungan dengan material gunungapi adalah lahar. Secara umum, lahar dapat diartikan sebagai campuran lava atau eflata dengan material muka bumi berupa tanah, batuan, pasir, dan air sehingga membentuk lumpur. Berdasarkan kondisi suhunya, kita mengenal lahar panas dan dingin. Sebuah gunungapi yang akan meletus pada umumnya memperlihatkan tanda-tanda yang dapat diamati oleh penduduk di sekitarnya. Gejala alam yang menjadi indikasi gunungapi akan meletus antara lain: 1. 2. 3. 4. suhu di sekitar kawah mengalami peningkatan dari rata-rata suhu normal; sumber air yang terletak di sekitar wilayah tersebut banyak yang tiba-tiba kering; banyak pohon-pohon yang tumbuh di sekitar areal gunung mengering dan mati; sering terjadi getaran-getaran gempa, baik yang skalanya kecil maupun besar yang kadang-kadang disertai suara gemuruh; 5. binatang-binatang liar yang hidup di sekitar gunungapi banyak yang mengungsi ke wilayah lain. Untuk menghindari bencana dan kerugian yang mungkin timbul akibat erupsi gunungapi, pemerintah membangun pos-pos pengamatan gunungapi dibawah naungan Direktorat
  • 16. Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi. Tugas pos pengamatan adalah mengamati dan mencatat aktivitas gunungapi dan melaporkannya. Berdasarkan pengamatan dan laporan tersebut, lalu ditentukan status gunungapi itu untuk memberikan peringatan kepada masyarakat akan bahaya letusan gunungapi. Berdasarkan sifat dan kekuatannya, erupsi dibedakan menjadi dua jenis, yaitu sebagai berikut. Efusif yaitu proses erupsi berupa lelehan lava melalui retakan-retakan yang terdapat pada tubuh gunungapi. Efusif biasanya terjadi jika magma yang terkandung dalam gunungapi sifatnya encer serta kandungan gasnya relatif sedikit. Eksplosif yaitu erupsi gunungapi berupa ledakan yang memuntahkan bahan-bahan piroklastik di samping lelehan lava. Eksplosif dapat terjadi jika magma yang terdapat dalam tubuh gunungapi sifatnya kental dengan kandungan gas yang tinggi sehingga tekanannya sangat kuat. Erupsi juga dapat dibedakan berdasarkan bentuk lubang kepundan tempat keluarnya magma dari tubuh gunungapi. Berdasarkan hal ini kita mengenal tiga jenis erupsi, yaitu sebagai berikut. 1. Erupsi Linear yaitu peristiwa letusan gunungapi, ketika magma yang dikandungnya keluar melalui retakan yang meman jang seperti sebuah garis. Fenomena alam yang tampak di muka Bumi akibat erupsi linear adalah deretan gunungapi yang memanjang, seperti terdapat di Laki Spleet (Islandia) dengan panjang rekahan mencapai 30 kilometer.
  • 17. 2. Erupsi Areal yaitu jenis erupsi ketika dapur magma letaknya sangat dekat dengan permukaan bumi sehingga mampu membakar dan melelehkan lapisan batuan di sekitarnya sampai membentuk lubang yang sangat besar. Lava yang keluar melalui lubang kepundan yang sangat besar ini kemudian mengalir ke wilayah yang sangat luas di sekitarnya. Contohnya antara lain wilayah antara Argentina sampai Paraguay di Amerika Selatan. 3. Erupsi Sentral yaitu jenis erupsi ketika material gunungapi keluar melalui sebuah lubang atau pusat erupsi sehingga membentuk kerucut gunungapi yang berdiri sendiri (single volcano). Erupsi sentral merupakan tipe letusan yang paling banyak dijumpai di muka bumi. Hampir semua gunungapi yang ada di Indonesia merupakan hasil erupsi sentral. Letusan gunungapi berupa eksplosif dapat mengakibatkan terbentuk nya kawah (lubang kepundan) di ujung pipa gunungapi (diatrema) sebagai sisa tempat keluarnya material yang dimuntahkan saat erupsi. Ukuran lubang kepundan ini sangat ber variasi. Ada yang hanya beberapa meter saja, namun ada pula yang diameternya sangat luas dengan dinding kawah yang curam. Kawah yang ukurannya sangat luas ini dinamakan kaldera. Menurut seorang ahli ilmu kebumian Arthur L. Bloom, panjang diameter suatu kaldera minimal 1,6 kilometer. Beberapa contoh gunungapi di Indonesia yang memiliki kaldera antara lain sebagai berikut. 1. 2. 3. 4. Gunung Krakatau (Selat Sunda) dengan diameter kaldera sekitar 7 km. Gunung Batur (Bali) dengan diameter kaldera sekitar 10 km. Gunung Ijen (Jawa Timur) dengan diameter kaldera sekitar 11 km. Gunung Tambora (Pulau Sumbawa, Nusa Tenggara) dengan diameter kaldera sekitar 6 km Gempa Gejala alam yang juga sering kali dirasakan sebagai akibat dinamika litosfer adalah gempa. Dalam ilmu kebumian gempa dikenal dengan getaran seismik. b. Tenaga Eksogen Proses eksogenik bekerja di permukaan Bumi, berupa pelapukan, pengikisan atau erosi, masswasting, dan sedimentasi. Tenaga yang bekerja antara lain perubahan dinamika suhu, massa air, angin, serta aktivitas organisme termasuk manusia. Seperti halnya tenaga endogen, proses eksogenik juga mengakibatkan adanya bentukan-bentukan muka Bumi. Pelapukan Pelapukan merupakan proses penghancuran massa batuan pembentuk litosfer menjadi bagian-bagian yang lebih kecil. Berdasarkan prosesnya, secara umum pelapukan dibedakan menjadi dua macam, yaitu pelapukan mekanik dan pelapukan kimiawi. a) Pelapukan Mekanik
  • 18. Pelapukan mekanik adalah proses penghancuran batuan menjadi bagian-bagian yang lebih kecil tanpa mengubah struktur kimianya. Pelapukan mekanik dinamakan pula pelapukan fisika atau desintegrasi. Jenis pelapukan ini dapat terjadi karena hal-hal berikut. Perubahan Suhu secara Tiba-Tiba Gejala perubahan suhu secara tiba-tiba sering terjadi di daerah iklim kering atau gurun. Pada siang hari, suhu udara sangat tinggi akibat intensitas penyinaran matahari yang kuat, akibatnya massa batuan mengalami pemuaian. Pada malam hari suhu menjadi sangat rendah bahkan di bawah titik beku, sehingga batuan mengalami pengerutan secara tiba-tiba. Proses pemuaian dan pengerutan ini terus-menerus berlangsung. Akibatnya, bongkah batuan dapat pecah menjadi bagian-bagian yang lebih kecil. Pembekuan Air Menjadi Kristal-kristal Es pada Celah Batuan Proses ini banyak terjadi di daerah iklim dingin atau di gurun. Pada waktu hujan, titik-titik air dapat masuk ke celah-celah atau retakan batuan. Pada malam hari saat udara menjadi sangat dingin, air di celah batuan tersebut membeku menjadi kristal es. Akibat adanya gejala anomali air, yaitu pada saat membeku, volumenya meningkat sekitar 0,6 m3 dan massa es tersebut akan menekan celah-celah batuan. Proses penekanan itu dapat memecahkan massa batuan. Kegiatan Organisme (Makhluk Hidup) Proses pelapukan oleh makhluk hidup dapat berupa penembusan akar tetumbuhan ke celahcelah batuan ataupun kegiatan mikro organisme, seperti cacing, jamur, dan bakteri di dalam tanah. Pergerakan Air Pergerakan air juga dapat menyebabkan batuan yang dilaluinya pecah atau batuan yang dibawanya menjadi hancuran yang lebih kecil. Contoh batu kerikil yang diangkut air sungai, sudut batuannya yang semula tajam menjadi bulat. Pergerakan Air Laut Gelombang laut yang menghempas pantai merusakan batuan yang ada di pantai.
  • 19. Pergerakan Gletser Gletser yang bergerak lambat menggerus material batuan yang dilaluinya. b) Pelapukan Kimiawi Pelapukan kimiawi atau dekomposisi adalah proses penghancuran massa batuan yang disertai dengan perubahan struktur kimianya. Pada gejala dekomposisi terjadi reaksi kimia antara massa batuan dengan zat pelapuk, seperti air, karbon dioksida, atau oksigen. Secara umum, pelapukan dibedakan menjadi proses oksidasi, hidrasi (hidrolisa), dan karbonasi. Proses oksidasi merupakan reaksi kimiawi antara mineral batuan dan oksigen dan air sebagai zat pelarut. Gejala ini sangat jelas terlihat pada proses pelapukan batuan yang banyak mengandung unsur besi. Reaksi oksidasi terhadap batuan yang banyak mengandung besi menghasilkan karat besi (oksida besi) yang terlihat sebagai warna merah kecoklatan di sekeliling batuan. Contoh proses oksidasi antara lain sebagai berikut. Pelapukan mineral Pirit menghasilkan Besi Sulfat FeS2 + 8 H2O + 7 O FeSO4 + 7 H2O + H2SO4 pirit, air sebagai pelarut, oksigen, besi sulfat, air, dan asam sulfat. Pelapukan Oksida Besi menghasilkan mineral Limonit 4 FeO + 3 H2O + O2 => 2 Fe2O3 + 3 H2O oksida besi, air, oksigen, limonit. Hidrasi adalah bentuk reaksi kimia di mana air sebagai zat pelapuk teradsorpsi (tertarik atau tertangkap) oleh suatu mineral. Adapun hidrolisa adalah reaksi kimia suatu mineral (batuan) dengan air yang berfungsi sebagai zat pelapuk, di mana air terurai menjadi ion hidrogen (H+) dan hidroksil (OH-). Sebagai contoh, perhatikan proses pelapukan batuan berikut. (1) Proses hidrasi, misalnya: Pembentukan mineral Gips (CaSO4. 2 H2O) seagai hasil hidrasi batuan yang mengandung mineral anhidrit (CaSO4). CaSO4 + 2 H2O CaSO4. 2 H2O (2) Proses hidrolisa, misalnya: Reaksi mineral olivin (Mg2.SiO4) dengan air (H2O) yang mengandung gas karbon dioksida (CO2) menghasilkan ion-ion magnesium (Mg+), bikarbonat (HCO3-), dan larutan asam silisik (H2SiO4).Mg2 . SiO4 + 4 H2O + 4 CO2 => 2 Mg2++ + 4 HCO3-+ H4SiO4 Dalam proses tersebut, empat molekul air (4 H2O) terurai menjadi 4 H+ dan 4 OH –.
  • 20. Pada proses pelapukan karbonasi, yang berperan sebagai zat pelapuk adalah karbon dioksida (CO2). Contoh pelapukan ini antara lain proses pembentukan kalsium bikarbonat atau Ca(HCO3)2 dari mineral kalsit atau batu kapur (CaC3) dengan bantuan air. Adapun reaksinya adalah sebagai berikut. CaCO3 + H2O + CO2 => Ca(HCO3)2 Bentukan-bentukan alam yang sering ditemui di gua-gua kapur seperti stalaktit dan stalagmit merupakan fenomena muka Bumi hasil proses karbonasi. c) Pelapukan Organis Pelapukan organis adalah proses penghancuran massa batuan dengan bantuan organisme makhluk hidup dan tumbuhan. Pada umumnya, pelapukan organis dipengaruhi oleh: 1. membusuknya sisa tumuhan dapat membentuk asam gambut yang berakibat rusaknya batuan tersebut; 2. pengrusakan batuan oleh binatang-binatang kecil di dalam tanah: 3. pengrusakan batuan oleh aktivitas manusia dengan segala peralatannya baik alat tradisional maupun mekanik. Erosi Erosi adalah gejala alam yang sering kita dengar dan baca, baik di media cetak maupun elektronik. Istilah ini kerap kali dihubungkan dengan kerusakan tanah pertanian, hutan, atau meluasnya lahan kritis. Pernyataan ini tidak seluruhnya benar sebab dalam batas-batas tertentu proses erosi tidak menimbulkan kerusakan alam. Secara sederhana, erosi dapat diartikan sebagai proses pelepasan dan pemindahan massa batuan dari suatu wilayah ke wilayah lainnya. Erosi terdiri atas tiga tahapan antara lain sebagai berikut: 1. detachment yaitu pelepasan batuan dari massa induknya;
  • 21. 2. transportasi yaitu pemindahan batuan yang terkikis dari suatu tempat ke tempat lain; 3. sedimentasi yaitu pengendapan massa batuan yang terkikis. Berdasarkan kecepatannya, erosi dibedakan menjadi dua jenis, yaitu erosi geologi dan erosi tanah. Erosi geologi adalah bentuk pengikisan proses pengikisan atau penghancuran tanahnya relatif seimbang dengan proses pembentukannya. Gejala alam ini dapat dikatakan tidak menimbulkan kerusakan lingkungan. Erosi tanah atau dinamakan pula erosi yang dipercepat (accelerated erosion) yaitu bentuk erosi yang proses penghancuran tanah (batuan) jauh lebih cepat dibandingkan dengan pem bentukannya. Erosi tanah biasanya dipercepat oleh aktivitas manusia dalam menge lola lahan tanpa memperhatikan unsur-unsur kelestarian alam. Erosi jenis inilah yang sering kali menimbulkan permasalahan kerusakan sumberdaya lahan. Selain berdasarkan kecepatannya, erosi dapat pula diklasifikasikan berdasarkan zat pelaku atau pengikisnya, yaitu erosi air, erosi angin, erosi gelombang laut, dan erosi glasial. a) Erosi Air Massa air yang mengalir, baik gerakan air di dalam tanah maupun di permukaan Bumi berupa sungai atau air larian permukaan selamban apapun pasti memiliki daya kikis. Sedikit demi sedikit, air yang mengalir itu mengerosi batuan atau tanah yang dilaluinya. Semakin cepat gerakan air mengalir, semakin tinggi pula daya kikisnya. Oleh karena itu, sungai-sungai di wilayah perbukitan atau pegunungan yang alirannya deras memiliki lembah yang lebih curam dan dalam dibandingkan dengan sungai di wilayah dataran yang alirannya relatif tenang. Secara umum dilihat dari tahapan kerusakan tanah yang terkikis, erosi air terdiri atas empat tingkatan, yaitu sebagai berikut. Erosi Percik (Splash Erosion)
  • 22. Erosi percik merupakan bentuk pengikisan tanah oleh percikan air hujan. Pada saat titik air hujan memercik ke permukaan tanah, butiran-butiran air akan menumbuk kemudian mengikis partikel tanah serta memindahkannya ke tempat lain di sekitarnya. Erosi Lembar (Sheet Erosion) Erosi lembar merupakan tahapan kedua dari erosi air. Pada tahapan ini, lapisan tanah paling atas (top soil) yang kaya akan bahan humus penyubur tanah hilang terkikis sehingga tingkat kesuburan dan produktivitasnya mengalami penurunan. Ciri-ciri tanah yang telah mengalami erosi lembar antara lain: 1. air yang mengalir di permukaan berwarna keruh (kecokelatan) karena banyak mengandung partikel tanah; 2. warna tanah terlihat pucat karena kadar humus (bahan organik) rendah; 3. tingkat kesuburan tanah sangat rendah. Erosi Alur (Riil Erosion) Jika proses erosi lembar terus berlangsung maka pada permukaan tanah akan terbentuk aluralur yang searah dengan kemiringan lereng. Alur-alur erosi ini merupakan tempat air mengalir dan mengikis tanah. Erosi Parit (Gully Erosion) Pada tahap ini alur-alur erosi berkembang menjadi parit-parit atau lembah yang dalam berbentuk huruf U atau V. Erosi parit banyak terjadi di wilayah yang memiliki kemiringan tinggi dengan tingkat penutupan vegetasi (tetumbuhan) sangat sedikit. Untuk mengem balikan kesuburan tanah kritis yang telah mengalami erosi parit diperlukan biaya yang sangat mahal. Di sepanjang aliran sungai terjadi pula proses erosi oleh arus air. Proses pengikisan yang mungkin terjadi sepanjang aliran sungai antara lain sebagai berikut. 1. Erosi Tebing Sungai, yaitu erosi yang bekerja pada dinding badan sungai sehingga lembah sungai bertambah lebar. 2. Erosi Mudik, yaitu erosi yang terjadi pada dinding air terjun (jeram). Akibat erosi mudik, lama-kelamaan lokasi air terjun akan mundur ke arah hulu. 3. Erosi Badan Sungai, yaitu erosi yang berlangsung ke arah dasar sungai (badan sungai) sehingga lembah sungai menjadi semakin dalam. Jika erosi badan sungai ini berlangsung dalam waktu geologi yang sangat lama maka akan terbentuk ngaraingarai yang sangat dalam, seperti Grand Canyon di Sungai Colorado (Amerika Serikat).
  • 23. b) Erosi Angin Erosi oleh pengerjaan angin (deflasi) banyak terjadi di daerah gurun beriklim kering yang sering terjadi badai pasir yang dikenal dengan istilah harmattan atau chamsina. Pada saat kejadian angin kencang tersebut, butiran-butiran kerikil dan pasir yang terbawa angin akan mengikis bongkah batuan yang dilaluinya. c) Erosi Gelombang Laut Erosi oleh gelombang laut dinamakan pula abrasi atau erosi marin. Gelombang laut yang bergerak ke arah pantai mampu mengikis bahkan memecahkan batu-batu karang di pantai, kemudian diangkut ke tempat-tempat lain di sekitarnya atau ke arah laut dan samudra. Faktor-faktor yang dapat mempengaruhi kekuatan abrasi antara lain sebagai berikut. 1. Kekerasan batuan, semakin keras jenis batuan yang ada di pantai, semakin tahan terhadap erosi. 2. Gelombang laut, semakin besar gelombang yang bergerak ke arah pantai, semakin besar kemungkinannya untuk mengerosi wilayah pantai. 3. Kedalaman laut di muka pantai, jika laut yang terletak di muka pantai merupakan laut dalam, gelombang laut yang terjadi lebih besar dibandingkan dengan laut yang dangkal, sehingga kekuatan erosi akan lebih besar. 4. Jumlah material yang dibawa gelombang terutama kerikil dan pasir, semakin banyak material yang diangkut semakin kuat daya abrasinya. Bentang alam khas yang sering kita jumpai sebagai akibat adanya abrasi antara lain sebagai berikut. 1. Cliff, yaitu pantai yang berdinding curam sampai tegak. 2. Relung, yaitu cekungan-cekungan yang terdapat pada dinding cliff. 3. Dataran Abrasi, yaitu hamparan wilayah dataran akibat abrasi. yang dapat dilihat dengan jelas saat air laut surut.
  • 24. 4. Gua laut (Sea Cave). d) Erosi Glasial Erosi glasial adalah bentuk pengikisan massa batuan oleh gletser, yaitu massa es yang bergerak. Gletser terdapat di wilayah kutub atau di pegunungan tinggi yang puncaknya senantiasa tertutup oleh lembaran salju dan es, seperti Pegunungan Jayawijaya, Rocky, dan Himalaya. Massa gletser yang bergerak menuruni lereng pegunungan akibat gaya berat maupun pencairan es akan mengikis daerah-daerah yang dilaluinya. Massa batuan hasil pengikisan yang diangkut bersama-sama dengan gerakan gletser dinamakan morain. Ciri khas bentang alam akibat erosi glasial adalah adanya alur-alur yang arahnya relatif sejajar pada permukaan batuan sebagai akibat torehan gletser. Jika erosi gletser ini terusmenerus berlangsung dalam waktu yang sangat lama, akan terbentuk lembah-lembah yang dalam, memanjang, dan searah dengan gerakan gletser Masswasting Masswasting adalah pemindahan massa batuan atau tanah karena gaya berat. Masswasting dinamakan pula gerakan tanah. Bentuk-bentuk gerakan tanah yang biasa kita jumpai antara lain sebagai berikut: 1. tanah longsor (land slide); 2. tanah amblas atau ambruk (subsidence); 3. tanah nendat (slumping), yaitu proses longsoran tanah yang gerakan nya terputus-putus sehingga hasil memperlihatkan bentukan seperti teras; 4. tanah mengalir (earth flow), yaitu gerakan tanah yang jenuh oleh air pada lereng-lereng yang landai; 5. lumpur mengalir (mud flow), yaitu sejenis tanah mengalir namun kadar airnya lebih tinggi; 6. rayapan tanah (soil creep), yaitu gerakan tanah yang sangat lambat pada lereng yang landai. Sedimentasi Sedimentasi Proses terakhir dari aktivitas eksogenik adalah pengendapan massa batuan atau tanah di suatu tempat setelah mengalami erosi dan transportasi. Proses ini dikenal dengan sedimentasi, baik terjadi di wilayah darat maupun perairan, seperti danau, sungai dan sekitar pantai. Sedimentasi dapat terjadi jika massa zat yang mengangkut batuan atau tanah mengalami penurunan kecepatan atau bahkan berhenti sama sekali. Berdasarkan zat pengangkutnya, proses pengendapan dibedakan atas sedimentasi fluvial, eolin, dan marin
  • 25. a) Sedimentasi Fluvial Sedimetasi fluvial adalah proses pengendapan materi-materi yang diangkut oleh air sepanjang aliran sungai. Wilayah-wilayah yang biasa menjadi tempat pengendapan antara lain di dasar badan sungai, pinggir sungai, danau, atau muara. Proses pengendapan yang terjadi di sepanjang aliran sungai memperlihatkan sifat yang khas, yaitu perbedaan butiran secara horizontal. Pada bagian hulu sungai, batuan yang diendapkan adalah bongkah-bongkah ukuran besar. Semakin ke hilir, semakin kecil ukuran butiran batuan yang diendapkan. Bahkan di daerah muara, material yang diendapkan biasanya berupa pasir halus dan lumpur. Bentukan-bentukan alam yang sering kita jumpai sebagai hasil sedimentasi fluvial antara lain sebagai berikut. 1. Delta. Endapan di muara sungai baik sungai yang bermuara ke danau ataupun laut. Delta dapat terbentuk jika material yang diendapkan cukup banyak, serta arus air tidak terlalu cepat. Berdasarkan bentuknya, kita mengenal beberapa macam delta, yaitu delta runcing, cembung, pengisi estuarium, dan delta berbentuk kaki burung. 2. Bantaran sungai. Dataran yang terdapat di tengah-tengah badan sungai atau pada kelokan dalam sungai sebagai hasil pengendapan. Bantaran sungai dapat dijumpai di daerah hilir sungai yang arusnya sangat lambat. 3. Kipas aluvial. Endapan pasir yang terangkut oleh gerakan air mengalir yang biasa dijumpai di lereng bawah perbukitan. b) Sedimentasi Eolin Sedimentasi eolin adalah proses pengendapan material yang dibawa oleh angin. Proses pengendapan ini banyak terjadi di wilayah gurun. Bentang alam yang sering kali kita jumpai sebagai akibat sedimentasi angin antara lain guguk pasir (sand dunes), yaitu gundukan pasir yang terdapat di
  • 26. wilayah gurun atau di pantai. Bentuk dan ukuran sand dunes bermacam-macam. Ada yang berukuran kecil, namun ada pula yang sangat besar menyerupai bukit pasir. Dilihat dari dari bentuknya, kita mengenal guguk pasir yang menyerupai bulan sabit yang dinamakan Barchan, dan memanjang menyerupai punggung paus (Whale Back). Di negara kita, sand dunes dalam ukuran cukup besar banyak kita jumpai di pantai Parang Tritis (Yogyakarta) dan Pameungpeuk (Jawa Barat). c) Sedimentasi Marin Material hasil abrasi biasanya diangkut dan diendapkan di sepanjang pantai. Proses pengendapan semacam ini dinamakan sedimentasi marin. Hamparan pasir dan kerikil di sepanjang pantai merupakan salah satu hasil sedimentasi marin. Secara lebih khusus, bentukan alam yang biasa kita jumpai akibat sedimentasi marin adalah sebagai berikut. 1. Beach. Timbunan puing-puing batu karang yang terdapat di sekitar cliff sebagai akibat pemecahan gelombang. 2. Bar. Yaitu gosong pasir di pantai yang arahnya memanjang sebagai hasil proses pengerjaan air laut. 3. Tombolo. Gosong pasir yang menghubungkan suatu pulau karang (atol) dengan pulau utama. .
  • 27. SIKLUS LITOSFER BUMI Siklus litosfer yang terjadi di bumi dapat digambarkan lewat skema berikut: Skema siklus litosfer, dengan keterangan sbb.: 1: Magma (a): pendinginan, magma memadat 2: batuan beku (b): perusakan batuan beku oleh tenaga eksogen, diangkut, dan diendapkan 3: sedimen klastis (oleh curah hujan) (c1): larutan dalam air diendapkan 4a: batuan sedimen kimiawi (c2): larutan dalam air diambil organisme 4b: batuan sedimen organis (d): tingginya suhu dan tekanan serta waktu lama mengubah batuan sedimen 5: batuan metamorf (e): jika keseimbangan suhu dan tekanan menurun mungkin mengubah batuan metamorf Gambar: Siklus Batuan · · · · Terjadinya kulit bumi dapat digambarkan sebagai berikut: Magma cair bersuhu tinggi keluar dari dapur magma dengan gas terlarut di dalamnya. Karena di sekitar mulut magma dingin, magma membeku. Proses pembekuan dapat terjadi di lapisan dalam, korok, atau di permukaan bumi. Hasilnya tentu akan berbeda-beda. Adanya pengaruh atmosfer, batuan beku akan rusak dan terbawa aliran air, hembusan angin, gletser, gravitasi, dan diendapkan di tempat baru. Hasilnya menjadi batuan sedimen. Batuan klastik mengalami perubahan oleh tenaga endogen dan eksogen. Menjadi batuan metamorf. Batuan metamorf akan kembali ke dalam magma dan ada yang berubah sendiri karena alam. Yang kembali dalam magma melebur menjadi magma, kemudian siklus kembali seperti semula.  Hidrosfer Air adalah senyawa gabungan dua atom hidrogen dengan satu atom oksigen menjadi H2O. Sekitar 71% permukaan bumi merupakan wilayah perairan. Lapisan air yang menyelimuti permukaan bumi disebut hidrosfer. Energi matahari yang datang di permukaan bumi menyebabkan penguapan air ke bagian atmosfer. Kemudian di atmosfer uap air ini mengalami kondensasi dan selanjutnya akan jatuh sebagai hujan.
  • 28. Hidrosfer meliputi samudera, laut, sungai, danau, gletser, salju, air tanah, serta uap air di atmosfer.  . Samudera-samudera dan laut-laut Samudera-samudera dan laut-laut menempati 71% permukaan bumi. Tubir samudera yang paling dalam 10 km, dengan rata-ratanya 4 km. Bila semua air ini diratakan di permukaan bumi dapat mencapai dalamnya 2,84 km. Pada dasarnya yang dimaksud dengan laut adalah masa air asin yang menggenangi sebagian besar permukaan bumi. Wilayah laut dapat dibedakan menjadi tiga kelompok, yaitu : a. Berdasarkan letaknya, terbagi menjadi laut tepi yang terletak di antara tepi benua dan kepulauan yang memisahkannya dengan samudera, contohnya laut Jepang yang terletak antara Kepulauan Jepang dan Benua Asia yang memisahkannya dnegan Samudera Pasifik; Laut Tengah yang terletak di antara dua benua, misalnya Laut Karibia yang terletak di antara Benua Amerika Utara dan Amerika Selatan; serta Laut Pedalaman, yang hampir seluruhnya dikelilingi daratan, seperti Laut Hutam, Laut Baltik dan Laut Kaspia. b. Berdasarkan proses terjadinya, terbagi menjadi laut transgresi yang terjadi karena naiknya permukaan laut; laut ingresi yang terjadi karena turunnya daratan akibat proses patahan; serta laut regresi yang terjadi karena turunnya permukaan laut. c. Berdasarkan kedalamannya, terbagi menjadi zona litoralyang merupakan wilayah laut yang terletak antara zona pasang naik dan pasang surut; zona neritik yang terletak dari wilayah pasang surut sampau kedalaman 200 meter; zona batial yang terletak pada kedalaman antara 200 – 2.000 meter di bawah permukaan laut serta zona abisal yang merupakan wilayah laut yang terletak pada kedalaman lebih dari 2.000 meter di bawah permukaan laut.  Sungai Sungai adalah aliran air tawar melalui suatu saluran menuju laut, danau dan atau sungai lain yang lebih besar. Air sungai dapat berasal dari gletser (es), danau yang meluap atau mata air pegunungan. Dalam perjalanannya, aliran air sungai mempunyai tiga aktivitas, ayitu melakukan erosi, transportasi dan sedimentasi. Beberapa manfaat sungai bagi kehidupan kita adalah : a. Sebagai sarana transportasi. b. Sebagai sumber air irigasi. c. Aliran sungai dapat digunakan untuk pembangkit tenaga listrik. d. Sebagai prasarana oleh raga. e. Sebagai tempat budidaya perikanan.  Danau Danau adalah masa air dalam jumlah besar yang berada dalam satu cekungan atau basin diwilayah daratan. Berdasarkan proses terjadinya, danau terbagi menjadi : a. Danau alam; terbentuk secara alami tanpa campur tangan manusia. b. Danau buatan (waduk) yang merupakan buatan manusia untuk keperluan tertentu. Misalnya waduk Jatiluhur dan Saguliang di Jawa Barat. Waduk ini antara lain manfaatkan untuk pembangkit listrik, pengairan lahan pertanian, pengendali banjir, rekreasi dan budidaya ikan.
  • 29.  Rawa Rawa adalah tanah rendah yang selalu tergenang air karena tidak ada pelepasan air (drainase). Oleh karena itu, air rawa bersifat asam. Berdasarkan sifatnya, rawa dapat dibedakan menjadi : a. Rawa air asin, yaitu rawa yang terdapat di daerah pantai. b. Rawa air payau, yang terdapat di sekitar muara air sungai di dekat laut. c. Rawa air tawar, yang terdapat di sekitar sungai-sungai besar.  Air Tanah Merupakan air yang terdapat di lapisan tanah di bawah permukaan bumi, berasal ari air hujan yang meresap ke dalam tanah. Semakin banyak air hujan yang meresap ke dalam tanah, semkain banyak pula air yang tersimpan di dalam tanah. Secara umum air tanah dibedakan menjadi dua, yaitu : a. Air tanah dangkal, yang terdapat di atas lapisan batuan kedap air. b. Air tanah dalam, yang terletak di antara dua lapisan batuan kedap air. Air tanah dapat juga keluar ke permukaan bumi dalam bentuk sumber air panas yang disebut geyser. Geyser merupakan sumber air panas yang erat hubungannya dengan aktivitas vulkanisme. Gambar: Siklus Hidrosfer  Atmosfer Atmosfer adalah lapisan udara yang menyelimuti bumi secara menyeluruh dengan ketebalan lebih dari 650 km. Gerakan udara dalam atmosfer terjadi terutama karena adanya pengaruh pemanasan sinar matahari serta perputaran bumi. Perputaran bumi ini akan mengakibatkan bergeraknya masa udara, sehingga terjadilah perbedaan tekanan udara di berbagai tempat di dalam atmosfer yang dapat menimbulkan arus angin. Keberadaan atmosfer yang menyelimuti seluruh permukaan bumi memiliki arti yang sangat penting bagi kelangsungan hidup berbagai organisme di muka bumi. Fungsi atmosfer antara lain : 1. Mengurangi radiasi matahari yang sampai ke permukaan bumi pada siang hari dan hilangnya panas yang berlebihan pada malam hari. 2. Mendistribusikan air ke berbagai wilayah permukaan bumi 3. Menyediakan okisgen dan karbon dioksida. 4. Sebagai penahan meteor yang akan jatuh ke bumi.
  • 30. . Selain itu, atmosfer dapat menyediakan oksigen bagi mahluk hidup. Kebutuhan tumbuhan akan CO2 juga dapat diperoleh dari atmosfer. Berdasarkan perbedaan suhu vertikal, atmosfer bumi dapat dibagi menjadi lima lapisan, yaitu : 1). Troposfer Lapisan ini merupakan lapisan yang paling bawah, berada antara permukaan bumi sampai pada ketinggian 8 km pada posisi kutub dan 18 – 19 km pada daerah ekuator. Pada lapisan ini suhu udara akan menurun dengan bertambahnya ketinggian. Setiap kenaikan 100 meter temperaturnya turun turun 0,5 oC. Lapisan ini dianggap sebagai bagian atmosfer yang paling penting, karena berhubungan langsung dengan permukaan bumi yang merupakan habitat dari berbagai jenis mahluk hidup termasuk manusia, serta karena sebagain besar dinamika iklim berlangsung pada lapisan troposfer. Troposfer terbagi lagi ke dalam empat lapisan, yaitu : 1. Lapisan Udara Dasar Tebal lapisan udara ini adalah 1 – 2 meter di atas permukaan bumi. Keadaan di dalam lapisan udara ini tergantung dari keadaan fisik muka bumi, dari jenis tanaman, ketinggian dari permukaan laut dan lainnya. Keadaan udara dalam lapisan inilah yang disebut sebagai iklim mikro, yang memperngaruhi kehidupan tanaman dan juga jasad hidup di dalam tanah. 2. Lapisan Udara Bawah Lapisan udara ini dinamakan juga lapisan-batasan planiter (planetaire grenslag,planetary boundary layer). Tebal lapisan ini 1 – 2 km. Di sini berlangsung berbagai perubahan suhu udara dan juga menentukan iklim. 3. Lapisan Udara Adveksi (Gerakan Mendatar) Lapisan ini disebut juga lapisan udara konveksi atau lapisan awan, yang tebalnya 2 – 8 km. Di dalam lapisan udara ini gerakan mendatar lebih besar daripada gerakan tegak. Hawa panas dan dingin yang beradu di sini mengakibatkan kondisi suhu yang berubah-ubah. 4. Lapisan Udara Tropopouse Merupakan lapisan transisi antara lapisan troposfer dan stratosfer terletak antara 8 – 12 km di atas permukaan laut (dpl). Pada lapisan ini terdapat derajat panas yang paling rendah, yakni antara - 46 o C sampai - 80o C pada musim panas dan antara 57 o C sampai - 83 o C pada musim dingin. Suhu yang sangat rendah pada tropopouse inilah yang menyebabkan uap air tidak dapat menembus ke lapisan atmosfer yang lebih tinggi, karena uap air segera mengalami kondensasi sebelum mancapai tropopouse dan kemudian jatuh kembali ke bumi dalam bentuk cair (hujan) dan padat (salju, hujan es). 2). Stratosfer Merupakan bagian atmosfer yang berada di atas lapisan troposfer sampai pada ketinggian 50 – 60 km, atau lebih tepatnya lapisan ini terletak di antara lapisan troposfer dan ionosfer. 3). Mesosfer Mesosfer terletak di atas stratosfer pada ketinggian 50 – 70 km. Suhu di lapisan ini akan menurun seiring dengan meningkatnya ketinggian. Suhunya mula-mula naik,
  • 31. tetapi kemudian turun dan mencapai -72 oC di ketinggian 75 km. Suhu terendah terukur pada ketinggian antara 80 – 100 km yang merupakan batas dengan lapisan atmosfer berikutnya, yakni lapisan mesosfer. Daerah transisi antara lapisan mesosfer dan termosfer disebut mesopouse dengan suhu terendah - 110o C . 4). Lapisan Termosfer Berada di atas mesopouse dengan ketinggian sekitar 75 km sampai pada ketinggian sekitar 650 km. Pada lapisan ini, gas-gas akan terionisasi, oleh karenanya lapisan ini sering juda disebut lapisan ionosfer. Molekul oksigen akan terpecah menjadi oksegen atomik di sini. Proses pemecahan molekul oksigen dan gas-gas atmosfer lainnya akan menghasilkan panas, yang akan menyebabkan meningkatnya suhu pada lapisan ini. . 5). Ekosfer atau atmosfer luar Merupakan lapisan atmosfer yang paling tinggi. Pada lapisan ini, kandungan gasgas atmosfer sangat rendah. Batas antara ekosfer (yang pada dasarnya juga adalah batas atmosfer) dengan angkasa luar tidak jelas. Daerah yang masih termasuk ekosfer adalah daerah yang masih dapat dipengaruhi daya gravitasi bumi. Garis imajiner yang membatasi ekosfer dengan angkasa luar disebut magnetopause. Gambar: Atmosfer  Biosfer Biosfer merupakan sistem kehidupan paling besar karena terdiri dari gabungan ekosistem yang ada di planet bumi. Sistem ini mencakup semua mahluk hidup yang berinteraksi dengan lingkungannya sebagai kesatuan utuh. Biosfer adalah lapisan tempat tinggal mahluk hidup. Termsuk semua bisofer adalah semua bagian permukaan bumi yang dapat dihuni oleh mahluk hidup. Organisme hidup tersusun oleh berbagai unsur yang berasal dari biosfer, baik air, mineral maupun komponen-komponen penyusun atmosfer. Secara fisik biosfre ini terbagi tiga, yaitu litosfer, hidrosfer dan atmosfer. Salah satu bentuk dari lingkungan hidrosfer adalah terbentuknya gambut. Gambut terletak di antara atosfre dan litosfer, pada lain pihak tumbuh juga dalam hidrosfer. Gambut merupakan suatu bentuk organis sebagai asal mula pembentukan batu bara. Di dalamnya hidup beraneka ragam mikro-plankton yang amat cepat pertumbuhannya, sedangkan umur jasad-jasad tersebut sangat pendek dan ketika mati akan terendap dalam rawa. Lapisan gambut mengandung semua macam garam makanan tanaman yang terlarut dalam air tanah. Gambut dibagi menjadi beberapa daerah, yaitu : a. Gambut ombrogin, sebagai gambut pantai, terdapat di dataran tanah Sumatera, Kalimantan dan Irian. b. Gambut topogin, terdapat pada tanah dataran Jawa (Pangandaran) dan Sumatera serta di tanah pegunungan Jawa dan Sulawesi.
  • 32. Gambar: Biosfer SIAL dan SIMA Pengertian SIAL dan SIMA SIAL adalah lapisan batuan yang berada di bawah continent, terdiri dari granitic dibagian atas dan gabbroic dilapisan bawah. Ketbalannya bervariasi antara 30 km sampai 35 km. Nama sial berasal dari nama unsure utama yang terkandung didalamnya, yaitu silica dan alumina. Mempunyai nilai specific gravity sekitar 2.7. Sedangkan pengertian secara petrology, sial merupakan nama dari bagian atas crust yang terdiri dari batuan kaya akan silica dan alumina, sumber dari granitic magma. Merupakan cirri continental crust bagian atas. SIMA ; silica + magnesia = Basaltic  Oceanic Crust
  • 33. SIMA; adalah lapisan batuan yang berada dibawah samudera terdiri dari lapisan basaltic. Mempunyai nilai specific gravity sekitar 3.0. Ada yang beranggapan bahwa sima bersifat peridotitic dan memiliki specific gravity sekitar 3.3. Sedangkan pengertian secara petrology, sima merupakan lapisan bawah dari crust terdiri dari batuan yang kaya akan unsure silica dan magnesia. Sima sama dengan oceanic crust dan merupakan bagian bawah dari continental crust. SIAL ; silica + Alumina = Granitic  Continental Crus Granitic adalah istilah yang digunakan untuk batuan yang mempunyai sifat granite. Granite adalah batuan beku plutonic (plutonic igneous rock) yang terdiri dari mineral felsic yaitu quartz (10%-50%) dan mineral alkali yaitu feldspar (65%-90%).
  • 34. Gabbroic adalah istilah yang digunakan untuk batuan yang mempunyai sifat gabbro. Gabbro adalah batuan beku intrusive (intrusive igneous rock) yang terdiri dari mineral plagioclase (biasanya labradorite atau bytownite) dan clinopyroxene (augite); dengan atau tanpa olivine dan orthopyroxene; dan juga semua mineral dalam grupnya. Basaltic adalah istilah yang digunakan untuk batuan yang mempunyai sifat basalt. Basalt adalah batuan beku extrusive yang berwarna gelap (mafic extrusive igneous rock), tapi juga terkadang intrusive (seperti dikes). Terdiri dari calcic plagioclase dan clinopyroxene. Terkadang hadir juga nepheline, olivine, orthopyroxene dan quartz.