SlideShare une entreprise Scribd logo
1  sur  244
Télécharger pour lire hors ligne
PERBEDAAN PENGGUNAAN MODEL PICTURE AND PICTURE
DENGAN EXAMPLE NON EXAMPLES TERHADAP HASIL BELAJAR
BAHASA INDONESIA SISWA KELAS III SDN KEBON MANGGIS 08
PAGI JAKARTA TIMUR
SKRIPSI
Diajukan untuk Melengkapi dan Memenuhi
Salah Satu Persyaratan untuk Memperoleh
Gelar Sarjana Pendidikan
Oleh
Ria Ramadhinny Rahesa
1101045253
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PROF. DR. HAMKA
JAKARTA
2015
ii
HALAMAN PENGESAHAN
Judul Skripsi : PERBEDAAN PENGGUNAAN MODEL PICTURE
AND PICTURE DENGAN EXAMPLE NON
EXAMPLE TERHADAP HASIL BELAJAR BAHASA
INDONESIA SISWA KELAS III SDN KEBON
MANGGIS 08 PAGI JAKARTA TIMUR.
Nama : Ria Ramadhinny Rahesa
Nim : 1101045253
Telah diuji, dipertahankan di hadapan Tim Penguji Skripsi, dan direvisi sesuai
saran Penguji
Program Studi : Pendidikan Guru Sekolah Dasar
Fakultas : Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas : Muhammadiyah Prof. DR. HAMKA
Hari : Senin
Tanggal : 31 Agustus 2015
Tim Penguji
Nama Tanda Tangan
Ketua : Drs. H. Kusmadjid Abdullah, M.Pd ......................
Sekretaris : Ika Yatri, M. Pd ......................
Penguji I : Drs. Engkus Kusnadi, M.Pd ……………..
Penguji II : Drs. H. Susilo Wardoyo, M.Pd ……………..
Disahkan oleh,
Dekan,
Dr. H. Sukardi, M.Pd
iii
HALAMAN PERSETUJUAN
Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas Muhammadiyah Prof. DR. HAMKA
Judul Skripsi : PERBEDAAN PENGGUNAAN MODEL PICTURE
AND PICTURE DENGAN EXAMPLE NON
EXAMPLE TERHADAP HASIL BELAJAR
BAHASA INDONESIA SISWA KELAS III SDN
KEBON MANGGIS 08 PAGI JAKARTA TIMUR.
Nama : Ria Ramadhinny Rahesa
Nim : 1101045253
Setelah diuji dan diperbaiki sesuai dengan saran dosen penguji, maka dosen
pembimbing dengan ini menyatakan setuju terhadap skripsi ini.
Jakarta, September 2015
Pembimbing I Pembimbing II
Dr. Tri Wintolo Apoko, M.Pd Ika Yatri, M.Pd
iv
ABSTRAK
RIARAMADHINNYRAHESA.“PerbedaanPenggunaanModel Pictureand
Picture dengan Examples non Examples Terhadap Hasil Belajar Bahasa Indonesia
Siswa Kelas III SDN. Kebon Manggis 08 Pagi Jakarta Timur”. Skripsi: Program Studi
Pendidikan Guru Sekolah Dasar Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas
Muhammadiyah Prof. DR. HAMKA,2015.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah terdapat perbedaan
penggunaan model Picture and Picture dengan Examples non Examples terhadap hasil
belajar siswa Bahasa Indonesia siswa kelas III SDN. Kebon Manggis 08 Jakarta Timur
semester IItahun ajaran2014/2015.Populasi adadua kelas III A dan IIIB denganjumlah
siswa masing-masing 30 jadi 60 siswa. Sample diambil secara random sampling atau
acak, karena kemampuan siswa III A dan III B diasumsikan sama, maka peneliti
menentukan sample kelas III A sebagai kelas sample dengan mendapat perlakukan
Picture and Picture sedangkan kelas III B sebagai kelas sample dengan perlakukan
Examples non Examples. Pilihan ganda dengan 4 opsi yang berjumlah 20 soal.
Instrumen Penelitian ini sebelum diberikan kepada objek penelitian untuk
dilakukan uji coba instrumen yaitu uji validitas dan uji reliabilitas jumlah soal yang diuji
cobakan sebanyak 30 soal. Uji Validitas dengan rumus Point Biserial didapat 20 soal
yang valid dan 10 soal yang tidak valid, sedangkan uji reliabilitas dengan rumus K-R 20
dengan hasil rhitung 0,834 lebih besar dari rtabel 0,361 H0 ditolak dan Hi diterima maka
dapat disimpulkan soal reliabel. Setelah soal dinyatakan valid dan reliabel maka
soal tersebut dapat digunakan jadi instrumen penelitian. Instrumen penelitian
digunakan alat tes pada posttest, setelah perlakuan di kelas III A dan kelas III B,
setelah dijawab siswa data harus dilakukan uji prasyaratan terlebih dahulu yaitu uji
Normalitas dan uji Homogenitas. Uji Normalitas untuk kelas eksperimen I didapat
Lhitung = 0,037 < 0,161= Ltabel sedangkan untuk kelas eksperimen II Lhitung = 0,034 <
0,161 = Ltabel, maka dapat disimpulkan bahwa kedua sample berasal dari populasi yang
berdistribusi normal. Hasil perhitungan homogenitas diperoleh Fhitung = 1,28 < 1,86 =
Ftabel, hal ini berarti populasi dua data tersebut mempunyai varian yang sama atau
homogen. Pengujian statistik dengan menggunakan uji-t didapat thitung = 2,115 dan ttabel
=2,002 dengan taraf signifikan  = 0,05. Hal ini berarti H0 ditolak dan Hi diterima.
Maka hasil penelitian ini disimpulkan bahwa hasil belajar Bahasa Indonesia siswa
kelas IIIA melalui pembelajaran dengan model Picture and Picture lebih tinggi
dibandingkan dengan Kelas III Bmenggunakan model Example non Examples.
Dengan demikian hasil penelitian ini disimpulkan bahwa terdapat Perbedaan
PenggunaanModel PictureandPicturedengan Examples nonExamples TerhadapHasil
Belajar Bahasa Indonesia Siswa Kelas III SDN Kebon Manggis 08 Pagi Jakarta Timur.
Kata Kunci : Model Pembelajran Penggunaan Picture and Picture dan Model
Pembelajaran Penggunaan Example non Example, hasil belajar,
pembelajaran Bahasa Indonesia.
v
ABSTRACT
RIA RAMADHINNY RAHESA. “The difference of using Picture and
Picture with Examples non Examples model to the learning outcomes of Bahasa
Indonesia for the third grade students, SDN Kebon Manggis 08 Pagi, In east
Jakarta.” The Study Programme of Elementary School Teacher Eduction, the
School of Teacher Traning and Eduction, the University of Muhammadiyah Prof.
DR. Hamka. 2015.
This study aims to determine whether there are the difference of using
Picture and Picture with Exmaples non Examples model to the learning outcomes
of Bahasa Indonesia for the third grade students SDN. Kebon Manggis 08 Pagi in
east jakarta second semster of academic year 2014/2015. Population of the
researchare two classes, there are III A and III B. Each class consists of 30 students,
so total student are 60 students. The writer assumes that the everage ability students
of the two classes are quite the same, so this sample is taken randomly. The III A
class as a class sample which uses Picture and Picture model treatment and III B
class as a class sample which uses Examples non Examples model treatment. The
test instrument used is multiple choice item test which uses 4 options the total
number of test are 20 test items.
This research instrument before it is given to the research object to be tested
instrument that is validity and reliability test number of questions that tested as
many as 30 questions. Validity of formula Point Biserial obtained 20 valid questions
and 10 questions were invalid, while the reliability test with the formula KR 20 with
0.834 rhitung results greater than 0,361 rtabel Ho is rejected and Hi is received it can
be concluded about reliable. Once the matter is declared valid and reliable then sola
can be used so the research instruments. The research instrument used assay in the
post test, after treatment in class III A and III B class, after the student's sole
prerequisite test data should be done first is a test of normality and homogeneity
test. Normality test for the III A class obtained Lhitung = 0.037 <0.161 = Ltabel while
for the III B class Lhitung = 0.034 <0.161 = Ltabel, it can be concluded that those two
classe samples come from populations which are normalty distributed. Those are
Fo< Ft, 1,28<1,86 so it can be concluded that those sample data come from the
populations which have the same varians or homogenous. Statistical testing using
t-test obtained Thitung = 2.115 and Ttabel = 2,002 with significance level  = 0.05.
This means that H0 is rejected and Hi accepted. The results of this study concluded
that the Indonesian learning outcomes third grade students through the learning
model Picture and Picture is higher compared to using Examples non Example
models.
Thus the results of this study concluded that there are the difference of using
Picture and Picture with Examples non Examples model to the learning outcomes
of Bahasa Indonesia for the third grade students, SDN Kebon Manggis 08 Pagi, In
east Jakarta..
Keywords: of using Picture and Picture with Examples non Examples model to
the learning outcomes of Bahasa Indonesia.
vi
SURAT PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ILMIAH
Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi dengan judul
PERBEDAAN PENGGUNAAN MODEL PICTURE AND PICTURE DENGAN
EXAMPLES NON EXAMPLES TERHADAP HASIL BELAJAR BAHASA
INDONESIA SISWA KELAS III SDN KEBON MANGGIS 08 PAGI JAKARTA
TIMUR.
Merupakan hasil karya sendiri dan sepanjang pengetahuan dan keyakinan
saya bukan plagiat dari karya ilmih yang telah dipublikasikan sebelumnya atau
ditulis orang lain. Semua sumber baik yang dikutip maupun yang dirujuk telah saya
tulis dengan benar sesuai dengan pedoman dan tata cara pengutipan yang berlaku.
Apabila ternyata di kemudian hari skripsi ini, baik sebagian maupun keseluruhan
merupakan hasil plagiat atau penjiplakan terhadap karya orang lain, maka saya
bersedia mempetanggungjawabkan sekaligus bersedia menerima sanksi
berdasarkan aturan yang berlaku di Universitas Muhammadiyah Prof. DR.
HAMKA.
Jakarta, September 2015
Ria Ramadhinny Rahesa
1101042523
Materai
Rp.6.000
vii
Motto
Everybody will
be succes
But sometimes
the procces
not easy to do
viii
Lembar persembahan
Skripsi ini saya persembahan khusus untuk :
Ibu dan bapak tercinta yang tak pernah berhenti
mendoakan, mengorbankan segalanya, memotivasi,
agar putrinya mencapai sebuat cita-cita yang dia
inginkan
Kakak-kakaku(Dhany, Nike, Anggi dan Asma) yang
selalu memberikan doa, semangat dan materi selama
ini.
M. Zakhroffi Hasan yang tidak ada habisnya selalu
semangatin dan motavasi.
ix
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT, yang senantiasa melimpahkan rahmat dan
hidayah sehingga peneliti dapat menyusun skripsi yang berjudul Perbedaan Model
Picture and Picture dengan Example non Examples Terhadap Hasil Belajar Bahasa
Indonesia Siswa Kelas III SDN. Kebon Manggis 08 Pagi Jakarta Timur yang ditulis
serta ditunjukan sebagai salah satu syarat dalam memperoleh gelar akademik.
Shalawat dan salam semoga tercurah kepada Rasulullah Muhammad SAW,
yang telah membawa risalah islamiah sehingga kita berada pada zaman yang
tercerahkan dan berkeadaban.
Pada kesempatan ini, peneliti menyampaikan penghargaan dan ucapan
terima kasih kepada pihak-pihak yang telah membantu selama proses penyusunan
skripsi ini.
1. Dr. H. Sukardi, M.Pd sebagai Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas Muhammadiyah Prof. DR. HAMKA.
2. Drs. H. Kusmadjid Abdullah, M.Pd sebagai Ketua Program Studi PGSD
3. Ika Yatri, M.Pd sebagai Sekretaris Program Studi PGSD sekaligus dosen
Pembimbing II yang telah banyak membantu memberikan arahan dan
pandangan dalam penulisan sehingga skripsi ini dapat disusun dengan baik.
4. Dr. Tri Wintolo Apoko, M. Pd, sebagai dosen Pembimbing I yang telah
memberikan arahan, kritik dan saran sehingga penulis dapat menyelesaikan
skripsi ini dengan baik.
5. Drs. Engkus Kusnadi M.Pd, sebagai dosen penguji I yang telah memberikan
arahan, kritikan dan saran sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi
dengan baik.
6. Drs. H. Susilo Wardoyo M.Pd, sebagai dosen penguji II yang telah
memberikan arahan, kritikan, dan saran sehingga penulis dapat menyelesaikan
skripsi dengan baik.
7. Djamding, S.Pd, sebagai kepala sekolah Kebon Manngis 08 Pagi Jakarta Timur
yang telah mengijinkan peneliti melakukan penelitian.
x
8. Warsiti, S.Pd, sebagai guru kelas III SDN. Kebon Manggis 08 Pagi Jakarta
Timur yang telah banyak membantu dan memberi saran saat melakukan
penelitian.
9. Dra. Hendrika. M, sebagai guru kelas III SDN. Kebon Manggis 08 Pagi Jakarta
Timur yang telah banyak membantu dan memberi saran saat melakukan
penelitian.
10. Ayah ku Tercinta Eko Yanto dan Mama ku Tercinta Titin Supriyati yang telah
memberikan kasih sayangnya tanpa batas, dukungan moril dan matril serta doa
agar peneliti lancar dalam menjalani perkuliahan sehingga peneliti dapat
menyelesaikan skripsi ini dan meraih gelar Sarjana Pendidikan. Semua ini
peneliti persembahkan buat kedua orang tua.
11. M. Zakhroffi Hasan yang senantiasa selalu mendukung dan memotivasi, serta
mendoakanku tanpa putus asa.
12. Nur Anggrayini dan Asma Nurlita yang selalu memberikan semangat, motivasi
dan dukungan yang tidak pernah lelah.
13. Segenap Dosen serta Staf Fakultas Ilmu Pendidikan Guru Sekolah Dasar yang
telah memberikan ilmu yang bermanfaat bagi peneliti selama ini.
Peneliti menyadari bahwa penulis skripsi ini belum begitu lengkap dan
sempurna dalam penulisan.
Hasil penelitian ini adalah adanya perbedaaan penggunaan model Picture
and Picture dengan Example non Examples terhadap hasil belajar Bahasa
Indonesia siswa kelas III SDN. Kebon Manggis 08 Pagi.
Semoga jasa dan kebaikan Bapak/Ibu tercatat sebagai amal baik yang akan
mendapat balasan dar Allah SWT. Semoga skripsi ini meberikan manfaat baik
bagi peneliti, pembaca, dan pengembangan ilmu.
Jakarta, September 2015
Ria Ramadhinny Rahesa
xi
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN PENGESAHAN........................................................................ i
HALAMAN PERSETUJUAN ...................................................................... ii
ABSTRAK ...................................................................................................... iii
ABSTRACT.................................................................................................... iv
SURAT PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ILMIAH......................... v
MOTTO .......................................................................................................... vi
LEMBAR PERSEMBAHAN........................................................................ vii
KATA PENGANTAR.................................................................................... viii
DAFTAR ISI................................................................................................... x
DAFTAR TABEL .......................................................................................... xiii
DAFTAR GAMBAR...................................................................................... xiv
DAFTAR LAMPIRAN.................................................................................. xv
BAB I PENDAHULUAN............................................................................... 1
A. Latar Belakang Masalah .................................................................. 1
B. Identifikasi Masalah ........................................................................ 3
C. Batasan Masalah.............................................................................. 3
D. Rumusan Masalah ........................................................................... 4
E. Tujuan Penelitian............................................................................ 4
F. Manfaat Penelitian........................................................................... 4
BAB II KAJIAN TEORI, KERANGKA BERPIKIR DAN PENGAJUAN
HIPOTESIS...................................................................................... 7
A. Deskripsi Teori ................................................................................ 7
1. Belajar.............................................................................................. 7
a.Belajar......................................................................................... 7
b.Prinsip-Prinsip Belajar................................................................ 11
2. Hasil Belajar .................................................................................... 12
a.Pengertian Hasil Belajar ............................................................. 12
xii
3. Pembelajaran Bahasa Indonesia Sekolah Dasar .............................. 15
4. Pengertian Model Pembelajaran...................................................... 18
5. Model Pembelajaran Picture and Picture ....................................... 19
a. Pengertian Model Pembelajaran Picture and Picture................. 19
b. Langkah – Langkah Model Pembelajaran Picture and Picture.. 21
c. Kelebihan dan Kekurangan Model Pembelajaran
Picture and Picture..................................................................... 22
6. Model Pembelajaran Example non Examples ................................. 23
a. Pengertian Model Pembelajaran Example Non Examples.......... 23
b. Langkah – Langkah Model Pembelajaran
Example Non Examples .............................................................. 25
c. Kelebihan dan Kekurangan Model Pembelajaran
Example Non Examples .............................................................. 26
B. Hasil Penelitian yang Relevan......................................................... 27
C. Kerangka Berpikir ........................................................................... 31
D. Hipotesis Penelitian......................................................................... 33
BAB III METODOLOGI PENELITAN...................................................... 34
A. Tempat dan Waktu Penelitian ......................................................... 34
1. Tempat Penelitian ....................................................................... 34
2. Waktu Penelitian......................................................................... 34
B. Populasi dan Sampel Penelitian....................................................... 35
1. Populasi Penelitian...................................................................... 35
2. Sampel ........................................................................................ 36
C. Metode Penelitian............................................................................ 36
D. Teknik Pengumpulan Data .............................................................. 37
1. Definisi Konseptual .................................................................... 38
2. Definisi Operasional ................................................................... 39
3. Kisi-Kisi Instrumen Penelitian.................................................... 40
4. Pengujian Validitas dan Penghitungan Reliabilitas.................... 41
a. Pengujian Validitas.............................................................. 41
xiii
b. Pengujian Reliabilitas .......................................................... 42
E. Teknik Analisis Data ....................................................................... 43
1. Uji Persyaratan Analisis.............................................................. 43
a. Uji Normalitas ..................................................................... 43
b. Uji Homogenitas.................................................................. 44
2. Uji Hipotesis ............................................................................... 45
F. Hipotesis Statistik............................................................................ 46
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN.............................. 47
A. Deskripsi Data ................................................................................. 47
B. Uji Persyaratan Analisis .................................................................. 53
1. Uji Normalitas............................................................................. 53
2. Uji Homogenitas......................................................................... 56
3. Uji Hipotesis ............................................................................... 59
C. Analisis Data Uji Coba Instrumen Penelitian................................. 62
1. Uji Validitas................................................................................ 62
2. Uji Reliabilitas............................................................................ 66
D. Pembahasan Hasil Penelitian........................................................... 68
BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN ................................. 71
A. Kesimpulan...................................................................................... 71
B. Implikasi.......................................................................................... 72
C. Saran................................................................................................ 73
DAFTAR PUSTAKA .......................................................................... 74
LAMPIRAN – LAMPIRAN ................................................................ 77
DAFTAR RIWAYAT HIDUP............................................................. 184
xiv
DAFTAR TABEL
Halaman
Tebel 3.1 Daftar Jadwal Penelitian 2015................................................ 34
Tabel 3.2 Desain Penelitian.................................................................... 37
Tabel 3.3 Kisi-Kisi Instrument Penelitian .............................................. 40
Tabel 4.1 Data Hasil Belajar Kelas Eksperimen I.................................. 47
Tabel 4.1 Distribusi Frekuensi Hasil Belajar Bahasa Indonesia siswa Kelas
III A Kelas Eksperimen I SDN Kebon Manggis 08 Pagi ...... 48
Tabel 4.2 Data Hasil Belajar Kelas Eksperimen II................................. 50
Tabel 4.2 Distribusi Frekuensi Hasil Belajar Bahasa Indonesia siswa Kelas
III B Kelas Eksperimen II SDN Kebon Manggis 08 Pagi ..... 50
Tabel 4.3 Perbedaan Data Hasil Belajar Bahasa Indonesia Siswa
Kelas Eksperimen I dengan Kelas Eksperimen ..................... 52
Tabel 4.4 Uji Normalitas Kelas Ekperimen I dan Eksperimen II........... 53
Tabel 4.5 Uji Homogenitas..................................................................... 56
Tabel 4.6 Hasil Perbedaan Uji Hipotesis................................................ 60
Tabel 4.7 Klasifikasi Butir Soal Uji Coba Instrumen Penelitian............ 62
xv
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 2.1 Bagan Kerangka Berpikir...................................................... 32
Gambar 4.1 Grafik Histrogram dan Poligon Frekuensi Hasil Belajar
Bahasa Indoensia Kelas Eksperimen I................................. 49
Gambar 4.2 Grafik Histrogram dan Poligon Frekuensi Hasil Belajar
Bahasa Indoensia Kelas Eksperimen II ............................... 51
Gambar 4.3 Perbedaan Data Hasil Belajar Bahasa Indonesia Siswa
Kelas Eksperimen I dengan Eksperimen II ......................... 52
Gambar 4.4 Kurva Distribusi Normal Hasil Belajar Bahasa Indonesia
Kelas Eksperimen I.............................................................. 54
Gambar 4.4 Kurva Distribusi Normal Hasil Belajar Bahasa Indonesia
Kelas Eksperimen II ............................................................ 55
Gambar 4.5 Kurva Homogenitas Hasil Belajar Bahasa Indonesia ........... 58
Gambar 4.6 Kurva Distribusi T ................................................................ 61
Gambar 4.7 Kurva Validitas Hasil Belajar Bahasa Indonesia ................. 64
Gambar 4.7 Kurva Validitas Hasil Belajar Bahsa Indonesia.................... 66
Gambar 4.8 Kurva Reliabilitas Hasil Belajar Bahasa Indonesia .............. 67
xvi
LAMPIRAN – LAMPIRAN
Halaman
Lampiran 1 Silabus Pembelajaran Tematik Sekolah Dasar Kelas III
Semester 2 (Tema Kegemaran).............................................. 77
Lampiran 2 Kisi-Kisi dan Instrumen Penelitian Sebelum Uji Coba......... 80
Lampiran 3 Soal Instrumen Penelitian Sebelum Uji Coba ....................... 81
Lampiran 4 Kunci Jawaban Soal Instrumen Penelitian Sebelum Uji Coba 90
Lampiran 5 Kisi-Kisi dan Instrumen Penelitian Sesudah Uji Coba ......... 91
Lampiran 6 Soal Instrumen Penelitian Sesudah Uji Coba........................ 92
Lampiran 7 Kunci Jawaban Instrumen Penelitian Sesudah Uji Coba ...... 98
Lampiran 8 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (Kelas Eksperimen I)... 99
Lampiran 9 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (Kelas Eksperimen II) . 114
Lampiran 10 Analisis Validitas Butir Soal Istrumen Tes Uji Coba.......... 127
Lampiran 11 Uji Validitas ........................................................................ 128
Lampiran 12 Analisis Reliabilitas Butir Soal Instrumen Tes Uji Coba.... 132
Lampiran 13 Uji Reliabilitas..................................................................... 133
Lampiran 14 Daftar Nilai Hasil Belajar Bahasa Indonesia Siswa Kelas III
SDN Kebon Manggis 08 (Kelas Eksperimen I) .................. 135
Lampiran 15 Perhitungan Distribusi Frekuensi Kelas Eksperimen I........ 136
Lampiran 16 Perhitungan Mean, Modus, Median, Varians dan Standar
Deviasi Kelas Eksperimen I................................................. 138
Lampiran 17 Tabel Perhitungan Uji Normalitas Hasil Belajar Bahasa
Indomesia Kelas Eksperimen I ............................................ 142
Lampiran 18 Perhitungan Uji Normalitas Hasil Belajar Bahasa Indomesia
Kelas Eksperimen I.............................................................. 144
Lampiran 19 Daftar Nilai Hasil Belajar Bahasa Indonesia Siswa Kelas III
SDN Kebon Manggis 08 (Kelas Eksperimen II) ................. 148
Lampiran 20 Perhitungan Distribusi Frekuensi Kelas Eksperimen II ...... 149
Lampiran 21 Perhitungan Mean, Modus, Median, Varians dan Standar
Deviasi Kelas Eksperimen II ............................................... 151
xvii
Lampiran 22 Tabel Perhitungan Uji Normalitas Hasil Belajar Bahasa
Indomesia Kelas Eksperimen II........................................... 155
Lampiran 23 Perhitungan Uji Normalitas Hasil Belajar Bahasa Indomesia
Kelas Eksperimen II ............................................................ 157
Lampiran 24 Perbedaan Data Hasil Belajar Bahasa Indonesia Siswa Kelas
Eksperimen I dengan Kelas Eksperimen II ......................... 161
Lampiran 25 Uji Homogenitas di Kelas III A dan Kelas III B SDN. Kebon
Manngis 08 Pagi Jakarta Timur........................................... 162
Lampiran 26 Analisis Dengan Uji- T........................................................ 165
Lampiran 27 Tabel Nilai Kritis dari r Product Moment ........................... 169
Lampiran 28 Tabel Luas di Bawah Lengkungan Normal Standar ........... 170
Lampiran 29 Tabel Nilai Kritis L untuk Uji Lillifors ............................... 171
Lampiran 30 Tabel Daftar Distribusi F..................................................... 172
Lampiran 31 Nilai Persentil untuk Distribusi T........................................ 176
Lampiran 32 Dokumentasi........................................................................ 177
Lampiran 33 Surat Keterangan Penelitian dari FKIP UHAMKA ............ 178
Lampiran 34 Surat Keterangan Telah Melakukan Penelitian Sekolah ..... 179
Lampiran 35 Surat Keterangan Uji Validitas dari FKIP UHAMKA........ 180
Lampiran 36 Surat Keterangan Telah Melakukan Uji Validitas Sekolah. 181
Lampiran 37 Kartu Bimbingan Skripsi Pembimbing I............................. 182
Lampiran 38 Kartu Bimbingan Skripsi Pembimbing II............................ 183
Lampiran 39 Daftar Riwayat Hidup ......................................................... 184
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Model pembelajaran merupakan sebagai prosedur sistematis dalam
mengorganisasikan pengalaman belajar atau sebagai teknik untuk guru
mencapai tujuan pembelajaran yang baik, maka guru harus dapat mampu
mengikuti tuntutan perkembangan dunia pendidikan terkini. Pendidikan
merupakan suatu hal yang dikemas sedemikian rupa oleh orang yang lebih
dewasa dan diberikan kepada orang yang lebih muda dengan tujuan
menanamkan rasa tanggung jawab secara moril dari perbuatan yang
dilakukannya. Dalam kehidupan manusia, pendidikan merupakan suatu
kebutuhan yang harus dimilikinya. Pendidikan itu penting untuk
peningkatan sumber daya manusia, namun kesempatan memperoleh
pendidikan di Indonesia masih terbatas.
Fakta yang terdapat di lapangan, pada salah satu mata pelajaran yang
diajarkan di sekolah dasar adalah Bahasa Indonesia. Nampak beberapa
kendala khususnya di SDN. Kebon Manggis 08 pagi Jakarta Timur yaitu
hasil belajar Bahasa Indonesia yang rendah. Bahasa Indonesia pada sekolah
dasar sangat penting dalam menumbuhkan dan mengembangkan
pengetahuan dan kreativitas pada saat belajar di kelas.
Pembelajaran Bahasa Indonesia adalah sebuah pelajaran yang
menyiratkan banyak makna, dan tentunya setiap anak Indonesia haruslah
2
memahami namun sebaliknya peserta didik kurang menguasai atau
mengerti materi Bahasa Indonesia karena guru hanya menggunakan model
ceramah saja yang membuat perseta didik bosan dan menakutkan, tidak
menggunakan model pembelajaran yang menarik peserta didik agar
termotivasi dalam mata pelajarn Bahasa Indonesia.
Banyak model yang dapat digunakan dalam pembelajaran Bahasa
Indonesia diantaranya Picture and Picture dengan Example non Examples,
peneliti memilih model pembelajaran tersebut karena sangat cocok untuk
diuji coba sekolah dasar agar peserta didik dapat aktif di kelas dan bisa
berpikir kritis dalam keadaan disektiranya dan termotivasi dalam mata
pelajaran Bahasa Indonesia.
Menurut Aris Shoimin, model pembelajaran Picture and Picture
adalah model pembelajaran yang memasangkan atau mengurutkan
gambar secara logis, sedangkan model pembelajaran Example non
Examples adalah model pembelajaran yang menganalisis
permasalahan di sekitar kita dengan menggunakan gambar dan foto.1
Dari uraian di atas menarik untuk dilakukan suatu penelitian
penggunaan model Picture and Picture dengan model Example non
Examples dalam pembelajaran Bahasa Indonesia, sehingga nantinya dapat
pula dilihat sejauh mana perbedaan model tersebut dalam pembelajaran
Bahasa Indonesia terhadap hasil belajar. Karenanya peneliti memilih judul
1
Aris Shoimin. 2014. 68 Model Pembelajaran Inovasi dalam Kurikulum 2013. Yogyakarta:
Ar-Ruzz Media. hal: 122 & 73.
3
“Perbedaan model Picture and Picture dengan Example non Examples
Terhadap Hasil Belajar Bahasa Indoensia Siswa kelas III SDN Kebon
Manggis 08 Pagi”.
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan di atas,
maka dapat diidentifikasikan masalah sebagai berikut:
1. Penggunaan model yang tidak variatif dalam pembelajaran Bahasa
Indonesia dapat menimbulkan kebosanan peserta belajar.
2. Model pembelajaran yang tidak tepat dapat berpengaruh terhadap
pada hasil belajar Bahasa Indonesia siswa rendah.
3. Guru kurang menggunakan model yang aktif dalam pembelajaran
Bahasa Indonesia membuat peserta didik menjadi menakutkan.
4. Model pembelajaran yang menarik peserta didik agar termotivasi
dalam mata pelajaran Bahasa Indonesia.
5. Model pembelajaran Picture and Picture dan Example non Examples
sangat cocok diterapkan dalam pembelajaran Bahasa Indonesia kelas
III SDN Kebon Manggis 08 Pagi.
C. Batasan Masalah
Berdasarkan identifikasi masalah yang telah dikemukakan, peneliti
membatasi ruang lingkup permasalahan, agar peneliti lebih terarah yaitu
pada perbedaan penggunaan model Picture and Picture dengan model
Example non Examples terhadap Hasil Belajar Bahasa Indonesia siswa kelas
III SDN Kebon Manggis 08 Pagi Jakarta Timur.
4
D. Rumusan Masalah
Berdasarkan pembatasan masalah yang sudah dijelaskan, maka
permasalahan ini dirumuskan sebagai berikut: “Apakah terdapat perbedaan
siswa yang diajarkan model Picture and Picture dengan yang diajarkan
Example non Examples terhadap Hasil Belajar Bahasa Indonesia Siswa
kelas III SDN Kebon Manggis 08 Pagi?”
E. Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah terdapat
perbedaan siswa yang diajarkan model Picture and Picture dengan yang
diajarkan model Example non Examples Terhadap Hasil Belajar Bahasa
Indonesia Siswa kelas III di SDN Kebon Manggis 08 Pagi.
F. Manfaat Penelitian
Dari hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat
secara:
1. Manfaat secara teoritis
Agar penelitian ini dapat menambah pengetahuan, khususnya dalam
pelajaran Bahasa Indonesia. Hasil penelitian ini diharapkan dapat
memberikan ide dan manfaat untuk menerapkan model Picture and
Picture dengan model Example non Examples di dalam proses
pembelajaran.
5
2. Manfaat secara praktis
a. Bagi siswa, diharapkan siswa menjadi aktif belajar di kelas dan
dapat membentuk sikap kerjasama yang baik dengan teman
sekelompok serta meningkatkan hasil belajar Bahasa Indonesia.
b. Bagi guru, diharapkan dapat memperluas wawasan guru terhadap
model Picture and Picture dengan model Example non Examples
serta dapat menjadi alternatif model pembelajaran yang dapat
dilaksanakan di kelas sehingga proses belajar Bahasa Indonesia di
kelas menjadi bermakna bagi siswa.
c. Bagi sekolah, dengan adanya penelitian ini diharapkan dapat
meningkatkan kualitas sekolah dalam hal penerapan kegiatan
pembelajaran yang berpusat pada siswa sehingga siswa akan lebih
aktif dalam proses pembelajaran.
d. Bagi peneliti, dapat mengetahui lebih lanjut lagi model yang dapat
digunakan untuk siswa kelas III dan sejauh mana model Picture and
Picture dengan model Example non Examples meningkatkan hasil
belajar Bahasa Indonesia.
e. Bagi peneliti selanjutnya, dapat memberikan gambaran yang lebih
jelas tentang pembelajaran Bahasa Indonesia dengan menggunakan
model Picture and Picture dengan model Example non Examples,
serta mengaplikasikan kemampuan yang telah diperoleh selama
menjalani perkuliahan dan mempelajari cara untuk memecahkan
6
f. masalah yang dihadapi ketika proses belajar Bahasa Indonesia di
kelas.
7
BAB II
KAJIAN TEORI
A. Deskripsi Teori
1. Belajar
a. Belajar
Belajar merupakan suatu proses perubahan tingkah laku
sebagai hasil dari interaksi dengan lingkungannya dalam memenuhi
kebutuhan hidupnya. Perubahan-perubahan tersebut akan nyata
dalam seluruh aspek tingkah laku.
“Belajar ialah suatu proses usaha yang dilakukan seseorang
untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara
keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi
dengan lingkungan”. 2
Perubahan yang terjadi dalam diri seseorang banyak sekali
baik sifat maupun jenisnya karena itu sudah tentu tidak setiap
perubahan dalam diri seseorang merupakan perubahan dalam arti
belajar.
Menurut H.C. Witherington dalam Eveline Siregar dan
Hartini,“belajar sebagai suatu perubahan di dalam kepribadian yang
menyatakan diri sebagai suatu pola baru
2
Slameto. 2010. Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta: Rineka
Cipta. hal.2
8
menyatakan diri sebagai suatu pola baru dari reaksi berupa
kecakapan, sikap, kebiasaan kepribadian atau suatu pengertian”.3
Berdasarkan definisi di atas, dapat disimpulkan belajar
merupakan sebuah proses interaksi antara pendidik dan peserta didik
untuk mencapai suatu perubahan yang tadinya tidak tahu menjadi
tahu, agar tercapai suatu cita-cita yang diinginkan. Dalam kegiatan
belajar yang terpenting bukanlah hasil yang diperolehnya saja, tetapi
juga proses bagaimana kegiatan belajar itu berlangsung. Artinya
belajar harus diperoleh dari usaha sendiri, adapun seorang guru
hanya sebagai perantara atau penunjang dalam kegiatan belajar agar
belajar dapat berhasil dengan baik.
Menurut Skinner dalam Dimyati dan Mudjiono,“belajar
adalah suatu perilaku saat orang belajar maka responsnya menjadi
lebih baik sebaliknya bila ia tidak belajar maka responsnya
menurun”.4
Belajar merupakan suatu perilaku yang mendapatkan
meresponsnya dari pebelajar yang lebih baik jika seseorang
melakukan belajar dan sebaliknya jika tidak belajar mendapatkan
tanggapan yang menurun. Proses belajar dapat dilihat dari perubahan
tingkah laku pada setiap diri atau individu karena dari tidak tahu
3
Eveline Siregar dan Hartini Nara. 2010. Teori Belajar dan Pembelajaran. Bogor: Ghalia
Indonesia. hal. 4
4
Dimyati dan Mudjiono. 2006. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Rineka. hal. 9
9
menjadi tahu dan terjadi interaksi antara individu yang lain mampu
berinteraksi dengan lingkungan.
Menurut Harold Spears dalam Agus Suprijono,“belajar adalah
mengamati, membaca, meniru, mencoba sesuatu, mendengar dan
mengikuti arah tertentu”.5
Guru berperan sebagai pengajar yang
berusaha memberikan ilmu pengetahuan sebanyak-banyaknya
kepada siswa dan siswa giat mengumpulkan dan menerimanya.
Dalam proses belajar mengajar banyak didominasi dengan aktivitas
menghafal. Tetapi kebanyakan siswa merasa malas belajar jika
hanya menghafal saja. Oleh karena itu, guru haruslah menciptakan
suasana belajar yang menyenangkan agar siswa tidak merasa bosan
dalam kegiatan belajar mengajar.
Menurut James O. Whittaker dalam Aunurrahman,“belajar
proses dimana tingkah laku ditimbulkan atau diubah melalui latihan
atau pengalaman”.6
Belajar adalah suatu proses usaha sadar yang
dilakukan oleh individu untuk memperoleh suatu perubahan tingkah
laku baik yang baru secara keseluruhan sebagai latihan dan
pengalaman individu dan menyangkut aspek-aspek kognitif, afektif,
dan psikomotorik untuk memperoleh tujuan tertentu.
5
Agus Suprijono. 2013. Cooperative Learning Teori & Aplikasi PAIKEM. Yogyakarta:
Pustaka Pelajar. hal. 2
6
Aunurrahman. 2010. Belajar dan Pembelajaran. Bandung: Alfabeta. hal.35
10
Menurut Singer dalam Eveline Siregar dan Hartini
Nara,“belajar adalah sebagai perubahan perilaku yang relatif tetap
yang disebabkan pratik atau pengalaman yang sampai dalam situasi
tertentu”.7
Suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk
memperoleh suatu perubahan tingkah laku dan pola pikir yang baru
secara menyeluruh, sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam
interaksi dengan lingkungannya. Hal ini menjelaskan betapa
besarnya pengaruh lingkungan terhadap perubahan tingkah laku
yang diperoleh dari hasil pengalaman yang didapatkan selama
berinteraksi dengan lingkungan. Perubahan perilaku yang relatif
menetap yang dihasilkan dari pengalaman masa lalu ataupun dari
pembelajaran yang bertujuan atau direncanakan, Pengalaman
diperoleh individu dalam interaksinya dengan lingkungan, baik yang
tidak direncanakan maupun yang direncanakan, sehingga
menghasilkan perubahan yang bersifat relatif menetap.
Menurut Gagne dalam Ratna Wilis Dahar, “belajar adalah
sebagai suatu proses di mana suatu organisasi berubah perilakunya
sebagai akibat pengalaman”.8
Pengalaman diperoleh individu dalam
interaksinya dengan lingkungan baik yang tidak direncanakan
7
Eveline Siregar dan Hartini Nara.Loc.Cit. hal. 4
8
Ratna Wilis Dahar. 2011. Teori-Teori Belajar & Pembelajaran. Bandung: PT. Gelora
Aksara Pratama. hal. 2
11
maupun yang direncanakan sehingga menghasilkan perubahan
yang bersifat relatif menetap.
Dari berbagai definisi di atas yang telah diungkapkan oleh para
ahli dapat disimpulkan bahwa belajar merupakan suatu aktivitas
mental yang berlangsung dalam interaksi dengan lingkungan yang
menghasilkan perubahan tingkah laku atau proses awal yang
mengarahkan kita pada suatu pengetahuan baru yang dimiliki
seseorang sebagai akibat dari hasil pengalaman sehingga
menghasilkan perubahan tingkah laku. Perubahan tersebut bisa
berupa: dari tidak tahu menjadi tahu, tidak bisa menjadi bisa, tidak
mampu menjadi mampu, dari caranya memberikan respon ke arah
yang positif ataukah ke arah yang negatif dan menetap sebagai hasil
dari sebuah pengalaman. Belajar juga menyangkut aktivitas yang
dilakukan secara terus-menerus selama manusia tersebut masih
hidup.
b. Prinsip–Prinsip belajar
Menurut Slameto, prinsip-prinsip belajar dapat dilaksanakan
dalam situasi dan kondisi yang berbeda, dan karenanya setiap siswa
secara individual memiliki prasyarat yang diperlukan untuk belajar
diantaranya:
1. Dalam belajar setiap siswa harus diusahakan partisipasi aktif,
meningkatkan minat dan membimbing untuk mencapai
tujuan instruksional,
12
2. Belajar harus dapat menimbulkan reinforcerment dan
motivasi yang kuat pada siswa untuk mencapai tujuan
instruksional,
3. Belajar perlu lingkungan yang menantang di mana anak
dapat mengembangkan kemampuannya berekspiorasi dan
belajar dengan efektif,
4. Belajar perlu ada interasi siswa dengan lingkungannya. 9
2. Hasil Belajar
a. Pengertian Hasil Belajar
Hasil belajar merupakan untuk mengetahui tingkat keberhasilan
yang dicapai oleh siswa setelah mengikuti suatu kegiatan pembelajaran
dimana tingkat keberhasilan kemudian diperoleh dengan nilai.
Menurut Gagne dalam Agus Suprijono,hasil belajar adalah
pola-pola perbuatan, nilai-nilai, pengertian-pengertian, sikap-sikap,
apresiasi dan keterampilan sebagai berikut:
a. Informasi verbal yaitu kapabilitas mengungkapkan pengetahuan
dalam bentuk bahasa, baik lisan maupun tertulis.
b. Keterampilan intelektual yaitu kemampuan mempresentasikan
kinsep dan lambang.
c. Strategi kognitif yaitu kecakapan menyalurkan dan mengarahkan
aktivitas kognitifinya sendiri.
d. Keterampilan motorik yaitu kemampuan melakukan searngkaian
gerak jasmani dalam urusan dan koordinasi sehingga terwujud
otomatisme gerak jasmani.
e. Sikap adalah kemampuan menerima atau menolak objek
berdasarkan penilaian terhadap objek tersebut. 10
Berhasil tidaknya suatu proses belajar mengajar di sekolah
dapat dilihat dari hasil belajar yang diraih oleh siswa tersebut.
Efektif atau tidaknya sebuah pembelajaran dapat diketahui dari hasil
9
Slameto. Op. Cit. hal.27
10
Agus Suprijono. 2013. Cooperative Learning Teori dan Aplikasi PAIKEM. Yogyakarta:
Pustaka Pelajar. hal. 5-6
13
belajar siswa. Meski melalui proses belajar yang sama, hasil belajar
yang dicapai oleh setiap siswa pasti berbeda-beda. Sebab proses
belajar dipengaruhi oleh beberapa kemampuan yang bisa
menyebabkan pencapaian hasil belajar menjadi beragam.
Menurut Sudjana “hasil belajar adalah kemampuan-
kemampuan yang dimiliki siswa setelah ia menerima pengalaman
belajarnya”.11
Bahwa seseorang yang sudah belajar tidak sama
keadaannya dengan saat ketika dia belum belajar. Kegiatan belajar
bermula dari awal belajar, proses belajar dan akhir, setiap langkah
dan prosesnya mempunyai tujuan masing-masing demi pencapaian
hasil belajar siswa yang dikehendaki. Perubahan tesebut dapat
diartikan terjadinya peningkatan yang lebih baik sebelum melakukan
kegiatan belajar. Dalam hasil belajar, seperti dalam belajar Bahasa
Indonesia perubahan yang terjadi, misalnya siswa yang tadinya
belum paham menjadi paham materi dalam Bahasa Indonesia.
Menurut Winkel dalam Purwanto,“hasil belajar adalah
perubahan yang mengakibatkan manusia berubah dalam sikap dan
tingkah lakunya”.12
Perubahan perilaku disebabkan karena dia
mencapai penguasaan atas sejumlah bahan yang diberikan dalam
proses belajar mengajar. Lebih lanjut lagi ia mengatakan bahwa hasil
11
Nana Sudjana. 2004. Penelitian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung: PT.
Rosdakarya. hal. 22
12
Purwanto. 2011. Evaluasi Hasil Belajar. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. hal. 45
14
belajar dapat berupa perubahan dalam aspek kognitif, afektif
dan psikomotorik.
Hasil belajar tidak hanya dapat dilihat dari nilai evaluasi
setelah proses pembelajaran, peristiwa belajara dapat muncul dalam
berbagai jenis perubahan atau pembuktian tingkah laku peserta
didik. Menurut Sudjana dalam Asep Jihad dan Abdul Haris, “hasil
belajar adalah kemampuan-kemampuan yang dimiliki siswa setelah
ia menerima pengelaman belajarnya”. 13
Menurut Slameto dalam Syarifudin dkk,“hasil Belajar
merupakan perubahan tingkah laku individu yang mempunyai
cita-cita: a) Perubahan dalam belajar terjadi secara sadar, b)
Perubahan dalam belajar mempunyai tujuan, c) Perubahan
belajar secara positif, d) Perubahan dalam belajar bersifat
kontinu, e) Perubahan dalam belajara bersifat permanen
(langgeng)”.14
Hasil belajar itu sendiri merupakan suatu proses
dari seseorang yang berusaha untuk memperoleh perubahan
perilaku yang relatif menetap pada siswa. Kemampuan perseta
didik yang berupa keterampilan yang melakukan perilaku baru
sesuai dengan pengalaman.
Menurut Bloom dalam Etin Solihatin,
“hasil
belajar merupakan suatu
kemampuan yang berupa keterampilan dan perilaku baru sebagai
akibat latihan atau pengalaman”.15
Anak yang berhasil dalam belajar
mencapai tujuan-tujuan pembelajaran untuk mengetahui apakah
hasil belajar yang dicapai oleh peserta didik telah sesuai dengan
tujuan yang dikendaki dapat diketahui melalui evaluasi.
13
Asep Jihad & Abdul Haris.2013. Evaluasi Pembelajaran.Yogyakarta:Multi Pressindo.
hal. 15
14
H.E. Syarifudin, dkk. 2010. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Diadit Media. hal. 33
15
Etin Solihatin. 2012. Strategi Pembelajaran PPKN. Jakarta: Bumi Aksara. hal. 5
15
Menurut Nawawi dalam Ahmad Susanto,“hasil belajar adalah
sebagai tingkat keberhasilan siswa dalam mempelajari materi
pelajaran di sekolah yang dinyatakan dalam skor yang diperoleh dari
hasil tes mengenal sejumlah materi pelajaran teretentu”.16
Dari definisi pengertian hasil belajar yang telah diuraikan,
dapat disimpulkan bahwa hasil belajar adalah perubahan tingkah
laku dan pola berpikir secara keseluruhan yang ditandai dengan
kedewasaan logika dan terstrukturnya pemikiran setelah mendapat
pengalaman belajar yang dapat dilihat dari penyelesaian-
penyelesaian masalah yang dihadapi, dapat berupa perubahan dalam
aspek kognitif, afektif dan psikomotorik. Hasil belajar merupakan
suatu hasil nyata yang dicapai oleh siswa dalam usaha menguasai
pembelajaran yang telah diajarkan di sekolah yang diwujudkan
dalam bentuk raport pada setiap semester.
3. Pembelajaran Bahasa Indonesia Sekolah Dasar
Bahasa merupakan alat komunikasi manusia dalam kehidupan
sehari-hari, dengan bahasa seseorang dapat menyampaikan ide, pikiran,
perasaan atau informasi kepada orang lain, baik secara lisan maupun
tulisan. Bahasa adalah alat komunikasi antaranggota masyarakat berupa
simbol bunyi yang dihasilkan oleh alat uacapan manusia.
16
Ahmad Susanto. 2013. Teori Belajar dan Pembelajaran di Sekolah Dasar. Jakarta:
Prenadamedia Group. hal. 5
16
Bahasa dipergunakan pada sebagai besar aktivitas manusia tanpa
bahasa manusia tidak dapat mengungkapkan perasaannya,
menyampaikan keinginan, memberikan saran dan pendapaat, bahkan
sampai tingkat pemikiran sesorang yang berkaitan dengan bahasa.
Semakin tinggi tingkat penguasaan bahasa seseorang, semakin baik
pula penggunaan bahasa dalam berkomunikasi.
Menurut Nursisto dalam Isriani Hardini dan Dewi
Puspitasari,“penggunaan berbagai teknik dan metode yang
inovatif dapat menciptakan situasi pembelajaran yang kondusif.
Peserta didik terlibat secara langsung dalam menyerap informasi
dan menyatakan kembali hasil rekaman informasi yang
diperolehnya sesuai dengan kemampuan individu peserta didik.
Melalui proses pembelajaran yang dinamis diharapkan akan
tercipta suatu bentuk komunikasi lisan antara peserta didik
dengan peserta normal adalah menyimak, berbicara, membaca,
dan menulis. Keempatnya tumbuh dalam diri setiap individu,
pada tingkatan paling sederhana yaitu dalam wujud kemampuan
berkomunikasi langsung dengan bahasa lisan, memiliki
kemampuan menyimak dan berbicara, tahapan yang setingkat
lebih tinggi adalah membaca, dan yang paling rumit adalah
menulis dalam bentuk bahasa tulis”.17
Kemampuan berbicara dan kemampuan menulis mengandalkan
kemampuan berbahasa yang bersifat aktif dan produktif. Kedua
keterampilan berbahasa merupakan usaha untuk mengungkapkan
pikiran dan perasaan yang ada pada diri seorang pemakai bahasa
melalui bahasa. Peserta didik memerlukan alat untuk mengungkapkan
informasi yang ada di dalam pemikirannya, baik berupa ide, aspirasi,
17
Isriani Hardini dan Dewi Puspitasari. 2012.Strategi Pembelajaran Terpadu (teori, konsep
& implementasi). Yogyakarta: Familia (Group Relasi Inti Media). hal. 183
17
inspirasi, pendapat, gagsan, hasil kreasi seni, budaya, religi dan
teknologi.
Menurut Harimukti Kridalaksana dalam Yusri Rosdiana
dkk,“bahasa adalah sistem lambang bunyi yang arbitrer yang
dipergunakan oleh para anggota kelompok sosial untuk bekerja sama,
berkomunikasi dan mengidentifikasi diri”.18
Menurut Depdikbud dalam Nini Ibrahim,“ragam bahasa adalah
variasi bahasa menurut pemakaian yang berbeda-beda menurut topik
yang dibicarakan, menurut hubungan pembicaraan, dan orang yang
dibicarakan, serta menurut medium pembicaraan”.19
Kedudukan bahasa Indonesia terbagi menjadi dua, yakni sebagai
bahasa nasional dan bahasa negara. “Sebagai bahasa nasional,
bahasa Indonesia berfungsi sebagai lambang kebanggan Nasional,
lambang identitas nasional, alat pemersatu, dan alat penghubung
antarbudaya antardaerah. Sebagai bahasa Negara, bahasa Indonesia
berfungsi sebagai bahasa resmi kenegaraan, bahasa pengantar
resmi di lembaga-lembaga pendidikan, bahasa resmi dalam
perhubungan pada tingkat nasional untuk kepentingan perencanaan
dan pelaksanaan pembangunan serta pemerintah, dan bahasa resmi
dalam pengembangan kebudayaan dan pemanfaatan ilmu
pengetahuan serta teknologi modern”.20
Pembelajaran Bahasa Indonesia Sekolah Dasar sebagai alat
pemahaman dalam melaksanakan pembelajaran secara benar. Bahasa
adalah hasil budaya yang hidup dan berkembangan dan harus dipelajari.
Menurut Teilhard dalam Zulela, bahasa “pada diri manusia ada
18
Yusi Rosdiana, dkk. 2008. Bahasa dan Sastra Indonesia di SD. Jakarta: Universitas
Terbuka. hal. 1.4
19
Nini Ibrahim. 2011. Bahasa Indonesia untuk perguruan tinggi. Jakarta: UHAMKA
PRESS. hal. 8
20
Ade Hikmat & Nani Solihati. 2013. Bahasa Indonesia (untuk Mahasiswa S1 &
pascasarjana, Guru, Dosen, Praktis, dan Umum). Jakarta: PT Grasindo. hal.15
18
kemampuan otak yang kodrati untuk melaksanakan refleksi dan
kebebasan, kemampuan ini akan berkembang apabila dibudayakan
melalui lingkungan”.21
Dari definisi pengertian bahasa yang telah diuraikan diatas maka
dapat disimpulkan bahwa Bahasa adalah kunci pokok bagi kehidupan
manusia di atas dunia ini atau sistem yang teratur berupa lambang-
lambang bunyi yang digunakan untuk mengekspresikan perasaan dan
pikiran bahasa tersebut, karena dengan bahasa orang bisa berinteraksi
dengan sesamanya dan bahasa merupakan sumber daya bagi kehidupan
bermasyarakat. Adapun bahasa dapat digunakan apabila saling
memahami atau saling mengerti erat hubungannya dengan penggunaan
sumber daya bahasa yang kita miliki.
4. Pengertian Model Pembelajaran
Model pembelajaran adalah cara atau teknik penyajian yang
digunakan guru dalam proses pembelajaran agar tercapai tujuan
pembelajaran untuk menyajikan pesan kepada siswa yang harus
diketahui, dimengerti dan dipahami dengan cara membuat suatu pola
atau contoh bahan-bahan yang dipilih oleh guru sesuai dengan materi
yang diberikan dan kondisi dalam kelas.
Menurut Yojce dalam Hamruni,“model pembelajaran merupakan
suatu perencanaan atau suatu pola yang digunakan sebagai
pedoman dalam merencanakan pembelajaran di kelas atau
21
Zulela. 2012. Pembelajaran Bahasa Indonesia Apresiasi Sastra di Sekolah Dasar.
Bandung: PT Remaja Rosdakarya. hal. 3
19
pembelajaran untuk menentukan perangkat-perangkat
pembelajaran”.22
Model pembelajaran mengarah kepada desain pembelajaran yang
membantu peserta didik untuk memudahkan proses belajar sesuai
dengan tujuan pembelajaran yang tercapai.
Menurut Soekamto, dkk dalam Trianto,”model pembelajaran
adalah kerangka konseptual yang melukiskan prosedur yang
sistematis dalam mengorganisasikan pengalaman belajar
untuk mencapai tujuan belajar tertentu dan berfungsi sebagai
pedoman bagi para perancang pembelajaran dan para pengajar
dalam merencanakan aktivitas belajar mengajar”. 23
Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa model
pembelajaran sebagai suatu rencana mengajar yang memperlihatkan
pola pembelajaran tertentu dalam mewujudkan kondisi belajar atau
sistem lingkungan yang menyebabkan terjadinya belajar pada
peserta didik.
5. Model Pembelajaran Picture and Picture
a. Pengertian Model Pembelajaran Picture and Picture
Model pembelajaran Picture and Picture merupakan suatu
model belajar yang menggunakan gambar dan dipasangkan atau
diurutkan menjadi urutan logis. Model pembelajaran ini
mengandalkan gambar sebagai media dalam proses pembelajaran,
gambar-gambar ini menjadi faktor utama dalam proses
pembelajaran.
22
Hamruni. 2012. Strategi Pembelajaran. Yogjakarta: Insan madani. hal.5
23
Trianto. 2010. Mengembangkan Model Pembelajaran Tematik. Jakarta: Prestasi Pustaka.
hal.74
20
Menurut Aris Shoimin model pembelajaran Picture and
Picture adalah suatu model belajar menggunakan gambar dan
dipasangkan atau diurutkan menjadi urutan logis, model
pembelajaran ini mengandalkan gambar yang menjadi faktor
utama dalam proses pembelajaran. 24
Model pembelajaran ini memiliki ciri aktif, inovatif, kraetif
dan menyenangkan digunakan selalu menekankan aktifnya peserta
didik dalam setiap proses pembelajaran. Model pembelajaran
Picture and Picture merupakan sebuah model pembelajaran seorang
guru menggunakan alat bantu atau media gambar untuk
menerangkan sebuah materi atau memfasilitasi siswa untuk aktif
belajar dan siswa tidak hanya di suapin ilmu kepada guru.
Menurut Bidan Dian, Model pembelajaran Picture and Picture
adalah suatu model belajar yang menggunakan gambar dan
dipasangkan / diurutkan menjadi urutan logis. 25
Model pembelajaran Picture and Picture adalah seluruh
rangkaian penyajian materi ajar yang meliputi segala aspek sebelum,
sedang dan sesudah pembelajaran yang dilakukan guru serta segala
fasilitas yang terkait yang digunakan secara langsung atau tidak
langsung dalam proses belajar mengajar.
Menurut Hamdayama, Model pembelajaran Picture and
Picture merupakan sebuah model pembelajaran dimana guru
24
Aris Shoimin. Aris Shoimin. 2014. 68 Model Pembelajaran Inovatif dalam Kurikulum
2013. Yogyakarta: AR-RUZZ MEDIA.hal.122
25
http://jurnalbidandiah.blogspot.com/2012/04/model-pembelajaran-picture-and-
picture.html#ixzz3VJ9Oe2HU/ diunduh pada tanggal 23 Maret 2015 pukul 22:17
21
menggunakan alat bantu atau media gambar untuk menerapkan
sebuah materi atau memfasilitasi siswa untuk aktif belajar. 26
Dari uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa model
pembelajaran Picture and Picture merupakan salah satu model
pembelajaran yang dapat menjawab persoalan bagimana belajar itu
bermakna, menyenangkan dan sesuai dengan realita yang ada serta
lebih melibatkan siswa aktif belajar, baik secara mental maupun
sosial.
b. Langkah-Langkah Model Pembelajaran Picture and Picture
Model pembelajaran memiliki langkah-langkah untuk
mencapai hasil belajar, begitu juga juga dengan model pembelajaran
Picture and Picture.
Menurut Turkiran Taniredja dkk, langkah–langkah dalam
model pembelajaran Picture and Picture sebagai berikut:
a) Guru menyampaikan kompetensi yang ingin di capai,
b) Menyajikan materi sebagai pengantar,
c) Guru menunjukkan atau memperlihatkan gambar-
gambar kegiatan berkaitan dengan materi,
d) Guru menunjuk atau memanggil siswa secara bergantian
memasang atau mengurutkan gambar-gambar menjadi
urutan yang logis,
e) Guru menanyakan alasan atau dasar pemikiran urutan
gambar tersebut,
f) Dari alasan ururtan gambar tersebut guru memulai
menanamkan konsep atau materi sesuai dengan
kompetensi yang ingin dicapai,
g) Kesimpulan dan rangkuman. 27
26
Jumanta Hamdayaman. 2014. Model dan Metode Pembelajaran Kreatif dan Berkarakter.
Bogor:Ghalia Indonesia. hal. 229
27
Tukiran Taniredja, dkk. 2011. Model-Model Pembelajaran Inovatif. Bandung: Alfabeta.
hal.100
22
Dari uraian langkah-langkah model pembelajaran Picture and
Picture diatas dapat disimpulkan bahwa guru lebih berperan aktif
dari pada peserta didik, di sini peserta didik hanya di tunjuk guru
untuk mengurutkan gambar menjadi urutan yang sesuai atau logis,
lalu guru menanyakan alasan dari dasar pemikiran urutan gambar
tersebut, setelah itu guru menanamkan konsep pada gambar sesuai
dengan kompetensi yang ingin dicapai dan memberikan kesimpulan
atau rangkuman.
c. Kelebihan dan Kekurangan Model Pembelajaran Picture and
Picture
Menurut Istarani dalam buku Jumanta Hamdayama,
kelebihan model pembelajaran Picture and Picture
diantaranya:
a) Materi yang diajarkan lebih terarah karena pada awal
pembelajaran guru menjelaskan kompetensi yang harus
dicapai dan materi secara singkat terlebih dahulu.
b) Siswa lebih cepat menangkap materi ajar karena guru
menunjukkan gambar-gambar mengenai materi yang
dipelajari.
c) Dapat meningkatkan daya nalar atau daya pikir siswa
karena siswa disuruh guru untuk menganalisis gambar
yang ada.
d) Dapat meningkatkan tanggung jawab siswa, sebab guru
menanyakan alasan siswa mengurutkan gambar.
e) Pembelajaran lebih berkesan sebab siswa dapat mengamati
langsung gambar yang telah dipersiapkan oleh guru.
Kekurangan model pembelajaran Picture and Picture
diantaranya:
a) Sulit menemukan gambar-gambar yang bagus dan
berkulitas serta sesuai dengan materi pelajaran.
b) Sulit menemukan gambar-gambar yang sesuai dengan daya
nalar atau kompetensi siswa yang dimiliki.
c) Baik guru ataupun siswa kurang terbiasa dalam
menggunakan gambar sebagai bahan utama dalam
membahasa suatu materi pelajaran.
23
d) Tidak tersedianya dana khusus untuk menemukan atau
mengadakan gambar-gambar yang diinginkan. 28
Dari uraian kelebihan model pembelajaran Picture and Picture
diatas dapat disimpulkan bahwa materi yang di ajarkan lebih terarah
dan memudahkan siswa untuk belajar, guru lebih mengetahui
kemampuan masing-masing siswa, melatih berpikir logis, kritis dan
sistematis, siswa lebih kritis dalam menganalisis gambar tersebut,
siswa mengetahui aplikasi dari materi berupa gambar dan siswa
diberi kesempatan untuk mengemukakan pendapatnya. Memakan
banyak waktu, sulit sekali menemukan gambar yang bagus dan
berkulaitas, banyak siswa yang pasif dan susah menemukan gambar
yang sesuai dengan daya nalar peserta didik, banyak siswa tidak
senang atau malas apabila disuruh bekerja sama dengan yang lain,
dibutuhkan dukungan fasilitas alat dan biaya.
6. Model Pembelajaran Example non Examples
a. Pengertian Model Pembelajaran Example Non Examples
Model Pembelajaran Example non Examples merupakan
model pembelajaran yang menggunakan gambar sebagai media
pembelajaran. Penggunaan media gambar ini disusun dan dirancang
agar anak dapat menganalisis gambar tersebut menjadi sebuah
bentuk diskripsi singkat mengenai apa yang ada didalam gambar.
28
Jumanta Hamdayama. Op.cit. hal.231
24
Menurut Hamdayama,“Model Pembelajaran Example non
Example merupakan salah satu contoh model pembelajaran yang
menggunakan media”. 29
Penggunaan Model Pembelajaran Example
non Examples ini lebih menekankan pada konteks analisis siswa.
Biasa yang lebih dominan digunakan di kelas tinggi, namun dapat
juga digunakan di kelas rendah dengan menenkankan aspek
psikoligis dan tingkat perkembangan siswa kelas rendah seperti :
kemampuan berbahasa tulis dan lisan, kemampuan analisis ringan,
dan kemampuan berinteraksi dengan siswa lainnya.
Menurut Komalasari dalam Aris Shoimin,“model
Pembelajaran Example non Examples adalah model
pembelajaran yang membelajarkan murid terhadap
permasalahan yang ada di sekitarnya melalui analisis berupa
gambar-gambar, foto dan kasus yang bermuatan masalah.
Murid diarahkan untuk mengindetifikasi masalah, mencari
alternatif pemecahan masalah, dan menentukan cara
pemecahan masalah yang paling efektif, serta melakukan
tindak lanjut”. 30
Model pembelajaran Example non Examples adalah taktik
yang dapat digunakan untuk mengajarkan definsi konsep, taktik ini
bertujuan untuk mempersiapkan siswa secara cepat dengan
menggunakan 2 hal yang terdiri dari Example non Examples dari
suatu definsi konsep yang ada, dan meminta siswa untuk
mengklasifikasikan keduanya sesuai dengan konsep yang ada.
29
Jumanta Hamdayama.Ibid. hal. 98
30
Aris Shoimin. 2014. Op.Cit. hal. 73
25
Menurut Bidan Diah,“Model Pembelajaran Example non
Examples atau juga biasa di sebut example and non-example
merupakan model pembelajaran yang menggunakan gambar sebagai
media pembelajaran”. 31
Pembelajaran model Example non Examples memberi ruang
dan kesempatan yang luas kepada setiap anggota kelompok untuk
bertatap muka saling memberikan informasi dan saling
membelajarkan, interaksi tatap muka akan memberikan pengalaman
yang berharga kepada setiap anggota kelompok untuk bekerja sama,
menghargai setiap perbedaan, memanfaatkan kelebihan masing-
masing anggota, dan mengisi kekurangan masing-masing.
b. Langkah-Langkah Model Pembelajaran Example Non
Examples
Model pembelajaran memiliki langkah-langkah untuk
mencapai hasil belajar diantaranya model pembelajaran Example
non Example.
Menurut Tukiran dkk, langkah-langkah model pembelajaran
Example non Examples sebagai berikut:
a) Guru mempersiapkan gambar-gambar sesuai dengan
tujuan pembelajaran.
b) Guru menempelkan gambar di papan, atau ditanyangkan
melalui LCD atau OHP, atau dapat pula menggunakan
Proyektor.
31
http://jurnalbidandiah.blogspot.com/2012/04/model-pembelajaran-example-non-
example.html#ixzz3VDoFLk2y/ diunduh pada tanggal 23 Maret 2015 pukul 22:17
26
c) Guru memberi petunjuk dan memberi kesempatan
kepada peserta didik untuk memerhatikan atau
menganalisis gambar.
d) Melalui diskusi kelompok 2-3 orang peserta didik, hasil
diskusi dari analisis gambar tersebut dicatat pada kertas.
e) Tiap kelompok diberi kesempatan membacakan hasil
diskusinya.
f) Setelah memahami hasil dari analisis yang dilakukan
siswa, guru mulai menjelaskan materi sesuai tujuan
pembelajaran yang ingin dicapai.
g) Guru dan peserta didik menyimpulkan materi sesuai
dengan tujuan pembelajaran.32
Dari uraian diatas langkah-langkah model pembelajaran
Example non Examples dapat disimpulkan bahwa guru
mempersiapkan gambar yang sesuai dengan materi diajarkan, lalu
guru menempelkan gambar di papan tulis atau ditayangkan melalui
LCD, guru memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk
memperhatikan gambar tersebut dan menganalisis, guru membuat
kelompok 2-3 orang peserta didik, setelah itu setiap kelompok
membaca hasil diskusinya di depan kelas, lalu menjelaskan hasil
setiap kelompok yang memberikan hasil diskusinya, guru dan
peserta didik bersama memberikan kesimpulan.
c. Kelebihan dan Kekurangan Model Pembelajaran Example non
Examples
Model pembelajaran mempunyai kelebihan dan kekurangan
masing-masing, begitu juga dengan kelebihan dan kekurangan
model pembelajaran Example non Example.
32
Tukiran Taniredja, dkk. 2011. Op.Cit.hal. 99-100
27
Menurut Jumanta Handayana,” Kelebihan model
pembelajaran Example non Examples, siswa lebih kritis dalam
menganalisis gambar, siswa mengetahui aplikasi dari materi
berupa contoh gambar, siswa diberi kesempatan untuk
mengemukakan pendapatnya. Sedangkan Kekurangan model
pembelajaran Example non Examples, tidak semua materi
dapat disajikan dalam bentuk gambar dan memakan waktu
yang cukup lama”.33
Dari uraian di atas kelebihan dan kekurangan model
pembelajaran Example non Examples dapat disimpulkan bahwa
siswa lebih kritis dalam menganalisis gambar yang disediakan,
mengetahui aplikasi dan materi berupa contoh gambar, sketsa dll,
siswa lebih aktif dalam pembelajaran dan tidak pasif, memberikan
kesempatan untuk mengemukakan pendapatnya. model
pembelajaran ini tidak semua materi dapat menggunakan gambar,
memiliki waktu yang cukup lama, dan susah mencari gambar yang
bagus untuk materi yang diajarkan.
B. Hasil Penelitian yang Relevan
Hasil penelitian yang relevan dengan model pembelajaran Picture
and Picture dan Example non Examples yang pernah dilakukan antara lain:
1. Rahayu (2010) dengan judul “ Penerapan Model Pembelajaran
Picture and Picture Untuk Meningkatkan Motivasi dan Aktivitas
Belajar Siswa Kelas XI IPA3 SMAN 8 Surakarta Pada Tahun
Pelajaran 2009/2010”. Persentase rata-rata dari indikator motivasi
belajar siswa berdasarkan data lembar observasi pada pra siklus
33
Jumanta Handayama. Op.Cit.hal. 101
28
sebesar 46,49%, siklus I sebesar 84,31% dan siklus II sbesar
85,13%. Prsentase rata-rata dari indikator aktivitas belajar siswa
berdasarkan data lembar observasi pada pra siklus sebesar 30,72%,
siklus I sebesar 79,14% dan siklus II sebesar 86,87%. Persentase
rata-rata dari indicator aktivitas belajar siswa berdasarkan data
angket pada pra siklus sebesar 67,73%, siklus I sebesar 80,89% dan
siklus II sebesar 80,45%.34
2. Indana Zulfa pada tahun 2010 yang berjudul “Model Pembelajaran
Kooperatif Tipe Picture and Picture Dalam Meningkatkan Aktivitas
Belajar Biologi Peserta Didik Kelas XI MAN 2 Pekalongan”yang
menyimpulkan bahwa pembelajaran Biologi kelas XI dengan
menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Picture and
Picture membawa dampak positif terhadap aktivitas belajar yang
rendah menjadi meningkat. 35
3. Devi Nurvita Dianawati,yang berjudul “Peningkatan
Pembelajaran Matematika Menghitung Luas Bangun Datar
Melalui Model Examples Non Examples Siswa Kelas IV SDN
Selokajang 01 Kabupaten Blitar”. Berdasar hasil penelitian
yang dilakukan terhadap 21 orang siswa, rata-rata mengalami
peningkatan ketuntasan belajar. Presentase ketuntasan belajar
siswa pada pratindakan adalah 38%, pada siklus I pertemuan 1
34
Rahayu. 2010. Penerapan Model Pembelajaran Picture And Picture Untuk
Meningkatkan Motivasi dan Aktivitas Belajar Siswa Kelas XI IPA3 SMAN 8 Surakarta
35
Indana Zulfa. 2010. Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Picture and Picture Dalam
Meningkatkan Aktivitas Belajar Biologi Peserta Didik Kelas XI MAN 2 Pekalongan.
29
4. sebesar 57%, siklus I pertemuan 2 sebesar 57%, siklus II pertemuan
1 sebesar 71%, dan siklus II pertemuan 2 sebesar 81%. Dapat
disimpulkan bahwa model Example non Examples dapat
meningkatkan pembelajaran matematika dalam mencapai
ketuntasan belajar.36
5.
Rini Yuliati dengan judul “Peningkatan Minat Belajar Kompetensi
Menjahit Melalui Model Pembelajaran Examples Non Examples
di SMP Muhammadiyah 2 Bambanglipuro Bantul Yogyakarta”.
Penelitian yang dilakukan terhadap 20 orang siswa ini, menunjuan
bahwa kebanyakan siswa mengalami peningkatan minat
terhadap keterampilan menjahit. Hasil penelitian tindakan
kelas pada tiap siklus berdasarkan pengamatan proses
pembelajaran menunjukkan bahwa siswa turut serta dalam
kegiatan belajar, lebih aktif dan terlibat langsung dalam pemecahan
masalah membuat macam-macam tusuk dasar menjahit. Minat
belajar siswa bersadar observasi dalam membuat macam-macam
tusuk dasar menjahit melalui model pembelajaran examples non
examples pada siklus I mengalami peningkatan 17.06% terbukti
dengan nilai rata-rata yang dicapai pada pra siklus 74.44 dan nilai
rata-rata yang dicapai pada siklus I meningkat menjadi 83.27.
Pembelajaran menjahit dengan tusuk festoon melalaui model
36
Devi Nurvita Dianawati. Peningkatan Pembelajaran Matematika Menghitung Luas
Bangun Datar Melalui Model Examples Non Examples siswa kelas IV SDN Selokajang 01
Kabupaten Blitar.
30
pembelajaran Example non Examples dapat mengaktifan dan
meningkatkan minta belajar siswa dibuktikan dengan tidak adanya
siswa yang mendapat nilai di bawah 70. 37
Berdasarkan hasil penelitian yang diuraikan di atas, penggunaan
model Picture and Picture dan Example non Examples pada dasarnya dapat
meningkatkan hasil belajar siswa secara berkala. Hal itu menunjukkan
adanya perubahan pada hasil belajar siswa dan tingkat ketuntasan belajar
siswa yang penyajikan materi pelajaran oleh guru dengan menggunuakan
model Picture and Picture dan Example non Examples. Dari hasil penelitian
yang telah dilakukan sebelumnya peneliti muncul suatu pertanyaan apakah
penggunaan alat peraga pada pelajaran itu menunjukkan perubahan yang
signifikan karena yang dilakukan pada penelitian sebelumnya adalah
dilakukannya pembelajaran secara bertahap (bersiklus) sampai benar-benar
meningkat. Oleh karena itu, peneliti akan signifikan pada hasil belajar siswa
dengan menggunakan model Picture and Picture dan Example non
Examples dalam penelitian eksperimen.
37
Kanthi Dewi Sayekti. Upaya Meningkatkan Pemahaman Materi Fungsi Komposisi
Melalui Model Pembelajaran Example Non Examples pada Kelas XI IPS-2 MAN 1 Tulungagung.
31
C. Kerangka Berpikir
Proses belajar mengajar yang terjadi di dalam kelas, pada umumnya
masih sering didominasi oleh guru. Dominasi yang dimaksud disini adalah
guru masih “menyuapi” siswa sehingga cenderung membuat siswa menjadi
pasif, oleh karena itu hasil belajar Bahasa Indonesia rendah mereka
menganggap semua pelajaran sudah diberikan guru tanpa harus susah payah
mencarinya. Selain itu, siswa yang pasif tidak akan membuatnya untuk lebih
kreatif atau mengembangkan bakat serta kemampuannya. Guru juga belum
menerapkan model pembelajaran yang tepat dalam proses pembelajaran.
Model pembelajaran adalah suatu alat peraga untuk memudahkan
siswa dalam menerima pelajaran diantaranya banyak model pembelajaran
yang dapat digunakan seperti Picture and Picture dengan Example non
Examples.
Selain itu pembelajaran dengan signifikan model Picture and
Picture dengan Example non Examples membuat siswa lebih bersosialisasi
dengan teman sekelompoknya maupun bukan teman sekelompoknya.
Sehingga siswa tidak hanya mendapatkan ilmu dari guru, tetapi mereka juga
akan saling bertukar pengetahuan dan informasi dengan teman-temannya.
Dengan demikian gambar sebagai subyek dalam aktivitas kegiatan
pembelajaran siswa dapat mengembangkan potensinya secara maksimal.
Bagan kerangka berpikir dapat digunakan sebagai berikut :
32
Gambar 2.1
Bagan Kerangka Berpikir
INPUT
 Hasil Belajar Bahasa Indonesia siswa kelas III
rendah
 Guru belum menerapkan model pembelajaran
yang tepat
PROSES
Model Pembelajaran Picture and Picture
Langkah-langkah :
a) Guru menyampaikan kompetensi
yang ingin dicapai.
b) Menyajikan materi sebagai
pengantar.
c) Guru menunjukkan gambar
kegiatan berkaitan dengan materi.
d) Guru menunjuk siswa secara
bergantian untuk memasang atau
mengurutkan gambar menjadi
urutan yang logis.
e) Guru menanyakan alasan pemikiran
urutan gambar tersebut.
f) Guru memulai menanamkan
konsep sesuai dengan kompetensi
yang dicapai.
g) Kesimpulan atau rangkuman.
Model Pembelajaran Example non
Examples
Langkah-langkah :
a) Guru mempersiapkan gambar-
gambar sesuai dengan tujuan.
b) Guru menempelkan gambar di
papan tulis.
c) Guru memberikan kesempatan
kepada siswa untuk menganalisis
gambar.
d) Membuat kelompok 2-3 org,
untuk menganalisis gambar
tesebut.
e) Tiap kelompok di beri kesempatan
utnuk membaca hasil diskusi.
f) Guru menjelaskan materi sesuai
tujuan dan memberikan
kesimpulan.
OUTPUT
 Hasil Belajar Bahasa Indonesia siswa kelas III sudah meningkat
 Ada perbedaan hasil belajar Bahasa Indonesia pada siswa kelas
III antara penggunaan model Picture and Picture dengan
Example non Examples.
33
Dari pemaparan di atas diduga bahwa hasil belajar Bahasa Indonesia
siswa yang menggunakan model Picture and Picture lebih tinggi
dibandingkan dengan siswa yang menggunakan model Example non
Examples.
D. Hipotesis Penelitian
Berdasarkan kajian teori dan kerangka berpikir yang telah
dikemukakan diatas, maka dirumuskan hipotesis sebagai berikut:
H0 : Tidak ada perbedaan yang signifikan model Picture and Picture
dengan Example non Examples terdapat hasil belajar
Bahasa Indoensia siswa kelas III SDN Kebon Manggis 08 pagi
Jakarta Timur.
H1 : Ada perbedaan yang signifikan signifikan model Picture and
Picture dengan Example non Examples terdapat hasil belajar
Bahasa Indonesia siswa kelas III SDN Kebon Manggis 08 pagi
Jakarta Timur.
34
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Tempat dan Waktu Penelitian
1. Tempat penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di Sekolah Dasar Kebon Manggis 08
Pagi yang beralamat di Kebon Manggis I No 28 Kel. Kebon Manggis Kec.
Matraman Jakarta Timur. Peneliti memilih sekolah ini karena sekolah SDN
Kebon Manggis 08 itu representatif untuk dijadikan penelitian serta belum
adanya penelitian sejenis di sekolah ini.
2. Waktu penelitian
Penelitian ini dilaksanakan pada semester genap Tahun Ajaran
2014/2015 yang dimulai dari bulan Februari 2015 sampai dengan bulan Juli
2015, dapat dilihat dari tabel di bawah ini :
Tabel 3.1
Daftar Jadwal Penelitian 2015
No Jadwal
Kegiatan
Feb Maret April Mei Juni Agustus
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
1
Observasi
awal
2
konsultasi
Judul
3 Acc judul ˅
4
penyusunan
Bab 1
˅ ˅
5 Revisi bab 1 ˅ ˅
6
penyusunan
Bab2
˅
7 Revisi Bab2 ˅ ˅
35
8
Penyusunan
Outline
˅
9
penyusunan
Bab 3
˅
10 Revisi Bab 3 ˅
11
Membuat
Perangkat
Pembelajaran
˅
12
Penelitian
Lapangan
˅ ˅ ˅
13
Tabulasi
Data
˅ ˅
14 Analisis ˅ ˅
15
Penyusunan
Bab 4
˅
16 Revisi Bab 4 ˅
17
Penyusunan
Bab 5
˅
18 Revisi Bab 5 ˅
19
Penyerahan
Skripsi
20 Sidang
B. Populasi dan sampel penelitian
1. Populasi Penelitian
Menurut Sugiyono “Populasi adalah wilayah generalisasi yang
terdiri atas obyek/subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik
tertentu yang di tetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian di tarik
kesimpulannya”. 38
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas III SDN
Kebon Manggis 08 dengan jumlah sebanyak 60 siswa yang terdiri dari 2
38
Sugiyono. 2011. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, R&D (Bandung: Alfabeta),
hal. 80.
36
kelas yaitu kelas III-A yang berjumlah 30 siswa dan III-B yang berjumlah
30 siswa.
kelas yaitu kelas III-A yang berjumlah 30 siswa dan III-B yang berjumlah
30 siswa.
2. Sampel
Menurut Suharsimi Arikunto “Sampel adalah sebagian atau wakil
populasi yang diteliti”.39
Sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah
sampel jenuh, lebih lanjut Sugiyono “Sampel adalah bagian dari jumlah dan
karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut”.40
yaitu dengan menentukan
Kelompok eksperimen-1 yaitu kelompok siswa di kelas III-A yang diberikan
perlakuan dengan Model Pembelajaran Picture and Picture, dan kelompok
eksperimen-2 adalah kelompok siswa di kelas III-B yang diberikan perlakuan
dengan Model Pembelajaran Example Non Example, Dari kedua kelas tersebut
peneliti menentukan kelas III-A yang berjumlah 30 siswa terpilih sebagai kelas
eksperimen-1 dan kelas III-B yang berjumlah 30 siswa sebagai kelas
eksperimen-2.
C. Metode penelitian
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode
Ekspeimen Kuasi (quasi experimental), Menurut Zainal Arifin “Metode
ekspeimen kuasi (quasi experimental) eksperimen ini disebut juga eksperimen
semu, tujuannya adalah memprediksi keadaan yang dapat dicapai melalui
39
Suharsimi Arikunto. 2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik (Jakarta: PT
Rineka Cipta), hal. 131.
40
Sugiyono. Op cit., hal. 81
37
eksperimen yang sebenarnya, tetapi tidak ada dan atau manipulasi terhadap
seluruh variabel yang relevan”.41
Kelompok eksperimen-1 yaitu kelompok siswa yang diberikan
perlakuan dengan Model Picture and Picture dan kelompok eksperimen-2
adalah kelompok siswa yang diberikan perlakuan dengan Model Example Non
Example. Dari kedua kelas tersebut peneliti menentukan kelas III-A terpilih
sebagai kelas eksperimen-1 dan kelas III-B sebagai kelas eksperimen-2.
Desain penelitian yang digunakan adalah Pretest-Posttest Control
Group Design.
Tabel 3.2
Desain Penelitian
Kelompok Pretest Perlakuan Posttest
R1 O1R1 (X) O2 R1
R2 O1R2 O2 R2
Keterangan :
R1 : Kelompok pertama yang dipilih secara random
R2 : Kelompok kedua yang dipilih secara random
X : Perlakuan
O1 R1 : Hasil penilaian pretest terhadap kelompok pertama
O1 R2 : Hasil penilaian pretest terhadap kelompok pertama
O2 R1 : Hasil penilaian posttest terhadap kelompok pertama
O2 R2 : Hasil penilaian posttest terhadap kelompok pertama42
41
Zainal Arifin. 2012. Penelitian Pendidikan (Bandung : PT. Remaja Rosdakarya), hal.74.
42
Erwan agus purwanto dan Dyah ratih sulistyastuti. 2011. Metode penelitian kuantitatif
(Yogyakarta: Gava media), hal. 90.
38
D. Teknik Pengumpulan Data
Pengumpulan data dilakukan melalui tes hasil belajar yang diberikan
setelah seluruh proses belajar mengajar dilaksanakan (test) yang dibatasi pada
hasil belajar Bahasa Indonesia. Kelas eksperimen-1 yaitu kelas siswa yang
diberikan perlakuan dengan Model Picture and Picture dan kelas eksperimen-
2 adalah kelas siswa yang diberikan perlakuan dengan Model Example Non
Example. Tes ini di susun dalam bentuk tes objektif (pilihan ganda) yang
berjumlah 30 soal dengan 4 pilihan jawaban (a, b, c dan d).
1. Definisi Konseptual
Model pembelajaran yang digunakan peneliti dalam penelitian ini
adalah model pembelajaran Picture and Picture Example Non Example dan
Example Non Example, model pembelajaran ini dirancang guna menjadikan
siswa berpikir kritis dalam mengamati gambar dan keadaan serta siswa lebih
aktif dalam proses pembelajaran.
Pada tema Kegemaran, media yang peneliti gunakan dalam Picture
and Picture yaitu gambar dengan cara mengurutkan secara logis sesuai
materi kegemaran. Gambar sesuai dengan materi kegemaran dan model
Example Non Example adalah sebuah gambar yang menggambarkan
tentang kegemaran.
Pembelajaran ini diawali dengan penyampaian materi yang akan
diajarkan kepada siswa dalam Model Picture and Picture guru membuat
gambar sesuai dengan materi, peserta didik disuruh maju untuk
39
mengurutkan gambar secara logis dan memberikan alasan sesuai
dengan urutannya, akhiri proses ini dengan membuat klasifikasi dan
kesimpulan.
Dalam Model Example Non Example guru menjelaskan materi
pelajaran kepada para siswa, guru melakukan ekpserimen (percobaan)
kegemaran dengan menggunakan gambar sudah disediakan, tugas ini
dilakukan secara kelompok, guru memberikan latihan soal secukupnya,
siswa diminta mengajukan 1 atau 2 kelompok untuk menyimpulkan hasil
kelompoknya.
Proses pembelajaran Picture and Picture dan Example Non
Example diharapkan akan merangsang siswa berfikir kritis melalui
menganalisis gambar dan membuat siswa menjadi aktif, proses belajar
mengajar akan terasa menyenangkan, tidak membosankan sehingga siswa
termotivasi dan berminat dalam belajar khususnya pada pelajaran Bahasa
Indonesia.
40
2. Definisi Operasional
Definisi Operasional merupakan deskripsi tentang variabel yang
diteliti. Variabel penelitian terdiri dari variabel bebas dan variabel terikat.
Variabel bebas (X) : Model Pembelajaran Picture and Picture dan
Example Non Example.
Variabel Terikat(Y) : Hasil Belajar Bahasa Indonesia.
Model Picture and Picture adalah model pembelajaran yang
menggunakan gambar dan dipasangkan atau diurutkan gambar secara
urutan logis dan memberikan alasannya.
Model Example Non Example adalah model pembelajaran yang
membelajarkan murid terhadap permasalahan yang ada disekitarnya melalui
analisis berupa gambar dan kasus.
Hasil belajar Bahasa Indonesia adalah hasil yang diperoleh
seseorang dalam bentuk angka berdasarkan soal tes yang di berikan pada
mata pelajaran Bahasa Indonesia dalam interaksi pembelajaran pada
penelitian ini adalah menggunakan Model Picture and Picture pada kelas
eksperimen-1 dan Model Example Non Example pada kelas eksperimen-2.
41
3. Kisi-Kisi Instrumen Penelitian
Judul : Kegemaran
Tabel 3.3 Kisi-Kisi Instrumen Penelitian
4. Pengujian Validitas dan penghitungan Reliabilitas
a. Pengujian Validitas
Menurut Suharsimi Arikunto “Validitas adalah suatu ukuran yang
menunjukan tingkat-tingkat kevalidan atau kesahihan suatu instrument.
Suatu instrument yang valid atau sahih mempunyai validitas yang tinggi.
Sebaliknya instrument yang kurang valid berarti memiliki validitas yang
rendah”.43
Rumus yang digunakan untuk menguji validitas adalah rumus
Korelasi Point Biserial, rumus tersebut adalah sebagai berikut :
43
Suharsimi Arikunto. 2010. Op.cit., hal. 211
SK KD INDIKATOR BUTIR SOAL JUMLAH SOAL
Menulis
8.
Mengungkapkan
pikiran, perasaan
dan informasi
dalam karangan
sederhana dan
puisi.
Menulis
8.1 Menulis
Karangan
Sederhana
bersadarkan
gamabar seri,
menggunakan
pilihan kata dan
kalimat yang tepat
dengan
memperhatikan
penggunaan
ejaan, huruf
capital dan tanda
titik.
Mengamati dan
mengurutkan gambar.
1, 16, 20, 21,22 5
Menggunakan tanda
hubung (-) untuk
menulis kata ulang.
2, 17, 25 3
Membuat kalimat yang
di dalamnya terdapat
kata ulang
11, 12, 13, 14,
15, 26, 28, 30
8
Menulis tegak
bersambung
4, 18, 23, 29 4
Membuat karangan
sederhana
5, 6, 7, 8, 9, 10 6
Menggunakan tanda
koma(,) untuk
menandai tempat dan
tanggal lahir yang
ditulis.
3, 19, 24, 27 4
Jumlah 30 30
42
𝑟𝑝𝑏𝑖 =
𝑀 𝑝 − 𝑀𝑡
𝑆𝑡
√
𝑝
𝑞
Keterangan :
𝑟𝑝𝑏𝑖: Koefisien korelasi poin biserial.
𝑀 𝑝 : Mean skor dari subjek-subjek yang menjawab benar bagi item yang
dicari korelasinya dengan tes.
𝑀𝑡 : Skor rata-rata dari skor soal.
𝑆𝑡 : Standar deviasi skor total.
𝑝 : Proporsi subjek yan menjawab benar item tersebut.
𝑞 : Proporsi siswa yang menjawab salah (q = 1 – p).
Kriteria pengujian validitas :
𝑟𝑝𝑏𝑖hitung> 𝑟𝑝𝑏𝑖table = valid.
𝑟𝑝𝑏𝑖hitung ≤ 𝑟𝑝𝑏𝑖table = tidak valid.
b. Penghitungan Reliabilitas
Menurut Suharsimi Arikunto “Reliabilitas mengandung pengertian
bahwa suatu instrument cukup dipercaya untuk digunakan sebagai alat
pengumpul data karena instrument tersebut sudah baik”.44
Uji reliabilitas
44
Ibid., hal. 221
43
tes dilakukan dengan menggunakan rumus Kuder dan Richardson atau
K-R 20, rumus tersebut adalah sebagai berikut :
𝑟11 = (
𝑘
𝑘 − 1
) (
𝑆² − (∑ 𝑝𝑞)
𝑆²
)
Keterangan :
𝑟11 : Reliabilitas instrument
𝑝 : Proporsi subjek yang menjawab benar pada sesuatu butir.
p =
banyaknya subjek yang skornya 1
N
q : Proporsi siswa yang menjawab salah.
(q = q – p)
∑ 𝑝𝑞 : Jumlah hasil perkalian p dan q
𝑘: Banyaknya item
𝑠 : Standar deviasi dari tes
Jika sudah dapat rhitung maka dibandingkan dengan rtabel dengan
ketentuan : jika rhitung> rtabel berarti reliabel dan jika rhitung ≤ rtabel berarti tidak
reliabel.
44
E. Teknik Analisis Data
1. Uji Persyaratan Analisis
Sesuai dengan persyaratan analisis, maka sebelum uji hipotesis, data
yang diperoleh terlebih dahulu dilakukan uji normalitas dan uji homogenitas
sebagai uji persyaratan analisis, hal-hal tersebut diantaranya sebagai
berikut:
a. Uji Normalitas
Uji normalitas digunakan untuk mengetahui kenormalan populasi.
Uji normalitas diakukan dengan menggunakan rumus uji liliefors.
Zi =
𝑋𝑖− 𝑋̅
𝑆
Keterangan :
Zi : bilangan baku
𝑋̅ : rata-rata
S : simpangan baku
Untuk tiap bilangan baku ini menggunakan daftar distribusi normal
baku, kemudian dihitung peluang F(Zi) = P (Z≤Zi).
Selanjutnya dihitung proporsi Z1, Z2 …, Zn yang lebih kecil atau sama
dengan Zi. Jika proporsi ini dinyatakan oleh S(Zi) maka :
S(Zi) =
banyaknya Z1Z2,…Zn
n
atau S(Zi) =
Fki
n
Keterangan :
S : simpangan baku
Zi : bilangan baku
45
𝐹𝑘𝑖 : Frekuensi kumulatif ke-i.
Hitung selisih F(Zi) – S(Zi), kemudian tentukan harga mutlaknya.
Ambil harga yang paling besar diantara harga mutlak selisih tersebut
harga mutlak inilah yang disebut Lhitung (Lo) kemudian dibandingkan
dengan Ltabel.
Kriteria Pengujian :
 Terima Ho bila Lo< Ltabel, maksudnya data berdistibusi normal.
 Tolak Ho bila Lo ≥ Ltabel, maksudnya data berdistribusi tidak normal.
b. Uji Homogenitas
Untuk pengujian homogenitas dapat diuji menggunakan rumus
Fisher atau disebut juga perhitungan dengan uji Fisher. Dengan rumus
Langkah-langkah perhitungannya adalah sebagai berikut :
1) F hitung =
Varians Terbesar
Varians Terkecil
Keterangan :
Varians Terbesar :Variansi terbesar dari kedua kelompok data.
Varians Terkecil :Variansi terkecil dari kedua kelompok data
2) Menentukan derajat kebebasan (dk) dengan ketentuan dk₁ = (n₁ - 1 )
dan dk₂ = (n₂ - 2)
3) Mencari Ftabel dengan ketentuan F (dk₁, dk₂) pada α = 0,0
46
4) Penetuan homogenitas jika Fhitung< Ftabel, maka kedua kelas tersebut
homogen. jika Fhitung ≥ Ftabel, maka kedua kelas tersebut tidak
homogen.
2. Uji Hipotesis
Data yang diujikan dalam penelitian ini, selanjutnya di analisis
dengan uji-t. Uji-t dilakukan untuk mengetahui dan memeriksa efektifitas
perlakuan. Pada uji-t digunakan rata-rata (mean) dari dua kelas yaitu kelas
eksperimen1 dan kelas eksperimen2. Rumus uji-t yang digunakan adalah
sebagai berikut :
t =
𝑋̅1− 𝑋̅2
√
1
𝑛1
+
1
𝑛2
𝑆
dengan S2 =
(𝑛1−1)(𝑠𝑥1
2)+(𝑛2−1)(𝑠2
2)
𝑛1+ 𝑛2−2
Keterangan :
X1 : Rata-rata hasil belajar Bahasa Indonesia pada kelas eksperimen1
yang pembelajarannya menggunakan model Picture and Picture.
X2 : Rata-rata hasil belajar Bahasa Indonesia pada kelas eksperimen2
yang pembelajarannya menggunakan model Example Non
Example.
n1 : Banyaknya siswa pada kelas eksperimen1yang pembelajarannya
menggunakan model Picture and Picture.
47
n2 : Banyaknya siswa pada kelas eksperimen2 yang pembelajarannya
menggunakan model Example Non Example
Untuk menguji hipotesis digunakan derajat kebebasan pada taraf
signifikasi = 0,05 dengan kriteria sebagai berikut :
Tolak H0, jika thitung ≥ ttabel, maka ada perbedaan hasil belajar Bahasa
Indonesia.
Tolak H0, jika thitung< ttabel, maka tidak ada perbedaan hasil belajar Bahasa
Indonesia.
F. Hipotesis Statistik
210 :  H
21:  aH
48
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Deskripsi Data
1. Deskripsi Data Kelas Eksperimen
Berdasarkan hasil penelitian, diperoleh data tentang hasil belajar
Bahasa Indonesia siswa kelas eksperimen I (kelas yang diajarkan dengan
menggunakan model pembelajaran Picture and Picture) instrumen
penelitian siswa pada kelas III A dengan nilai tertinggi 100 dan nilai
terendah 35. Nilai rata-rata 71,16, simpangan baku 15,84, median 74,1 dan
modus 74. Untuk lebih jelasnya data disajikan dalam bentuk distribusi
berkelompok sebagai berikut:
Tabel 4.1
Data Hasil Belajar Kelas Eksperimen 1
Hasil Data Kelas Eksperimen 1
Nilai tertinggi 100
Nilai terendah 35
Rerata 71,16
Median 74,1
Modus 74
Simpangan Baku 15,84
Data hasil penelitian pada kelas eksperimen dengan
mengimplementasikan model pembelajaran Picture and Picture, maka
dibuat dalam bentuk daftar distribusi frekuensi pada tabel berikut:
49
Tabel 4.1
Distribusi Frekuensi Hasil Belajar Bahasa Indonesia Siswa
Kelas III A (Kelas Eksperimen I) SDN Kebon Manggis 08 Pagi
No Kelas
Interval
Nilai
Tengah
(Xi)
Batas
Nyata
Frekuensi
Absolut Kumulatif Relatif ( %)
1 35 – 45 40 34, 5 – 45,5 2 2 6,66%
2 46 – 56 51 45,5 – 56,5 4 6 13,33%
3 57 – 67 62 56,5 – 67,5 5 11 16,66%
4 68 – 78 73 67,5 – 78,5 9 20 30%
5 79 – 89 84 78,5 – 89,5 6 26 20%
6 90 – 100 95 89,5 – 100,5 4 30 13,33%
Jumlah 30 100 %
Berdasarkan tabel 4.2 di atas dapat dikatakan sebagian besar siswa
memperoleh nilai hasil belajar Bahasa Indonesia antara 67,5 – 78,5
sebanyak 9 siswa atau sebesar 30 %, nilai tertinggi antara 89,5 – 100,5
sebanyak 6 siswa atau sebesar 13,33 %, sedangkan nilai terendah antara
34,5 – 45,5 sebanyak 2 siswa atau sebesar 6,66 % dan dapat dibuat
histogram dan poligon frekuensi hasil belajar Bahasa Indonesia siswa pada
materi masalah sosial dengan model Picture and Picture seperti terlihat
pada gambar berikut:
50
Gambar 4.1
Grafik Histogram dan Poligon Frekuensi Hasil Belajar Bahasa Indonesia
Kelas Eksperimen I
Dari gambar 4.2 dapat dikatakan bahwa yang memperoleh nilai
tengah 40 sebanyak 2 siswa, nilai tengah 51 sama banyaknya yaitu 4
siswa, yang memperoleh nilai tengah 62 sebanyak 5 siswa, yang
memperoleh nilai tengah 73 sebanyak 9 siswa, dan yang memperoleh nilai
tengah 84 sebanyak 6 siswa dan nilai tengah 95 sama banyaknya yaitu 4
siswa.
2. Deskripsi Data Kelas Eksperimen 2
Berdasarkan hasil penelitian, diperoleh data tentang hasil belajar
Bahasa Indonesia siswa kelas eksperimen II (kelas yang diajarkan dengan
menggunakan model pembelajaran Example non Example) instrumen
penelitian siswa kelas III B dengan skor tertinggi 95 dan terendah 20. Nilai
rata-rata 62, simpangan baku 17,98, median 70 dan modus 64. Untuk lebih
jelasnya data disajikan dalam bentuk distribusi berkelompok sebagai
berikut :
0
2
4
6
8
10
2
4
5
9
6
4
35 – 45 46 – 56 57 – 67 68 – 78 79 – 89 90 – 100
Kelas Eksperimen I Model Picture and Picture
51
Tabel 4.2
Data Hasil Belajar Kelas Eksperimen II
Hasil Data Kelas Eksperimen II
Skor tertinggi 95
Skor terendah 20
Rerata 62
Median 70
Modus 64
Simpangan Baku 17,98
Data hasil penelitian pada kelas eksperimen dengan
mengimplementasikan model pembelajaran Example non Examples, maka
dibuat dalam bentuk daftar distribusi frekuensi pada tabel berikut:
Tabel 4.2
Distribusi Frekuensi Hasil Belajar Bahasa Indonesia Siswa Kelas
Eksperimen II
No Kelas
Interval
Nilai
Tengah
(Xi)
Batas
Nyata
Frekuensi
Absolut Kumulatif Relatif (%)
1 20-33 26 19,5 – 33,5 2 2 6,66 %
2 34-46 40 33,5 – 46,5 4 6 13,33 %
3 47-59 53 46,5 – 59,5 7 13 23,33 %
4 60-72 66 59,5 – 72,5 9 22 30 %
5 73-85 79 72,5 – 85,5 5 27 16,66 %
6 86-98 92 85,5 – 98,5 3 30 10 %
Jumlah 30 100 %
Berdasarkan tabel di atas dapat dikatakan sebagian besar siswa
memperoleh nilai Bahasa Indonesia antara 59,5 – 72,5 sebanyak 9 siswa
atau sebesar 30%, skor tertinggi antara 85,5 – 98,5 sebanyak 3 siswa atau
sebesar 10%, sedangkan skor terendah antara 19,5 – 33,5 sebanyak 2 siswa
atau sebesar 6,66% dan dapat dibuat histogram dan poligon frekuensi hasil
belajar Bahasa Indonesia siswa pada materi masalah sosial dengan model
Examples non Examples seperti terlihat pada gambar berikut
52
Gambar 4.2
Grafik Histogram dan Poligon Frekuensi Hasil Belajar Bahasa
Indonesia Kelas EksperimenII
Dari gambar 4.3 dapat dikatakan bahwa siswa yang memperoleh
nilai tengah 26 terendah sebanyak 2, siswa yang memperoleh nilai tengah
40 sama banyaknya yaitu 4, siswa yang memperoleh nilai tengah 53
sebanyak 7 siswa, yang memperoleh nilai tengah 66 sebanyak 9 siswa, dan
yang memperoleh nilai tengah 79 sebanyaknya yaitu 5 siswa dan nilai
tengah 92 banyaknya yaitu 3 siswa.
3. Data Perbandingan Hasil Belajar Bahasa Indonesia Siswa Kelas
Eksperimen I dengan Kelas Eksperimen II.
Berdasarkan penjelasan di atas, berikut ini merupakan tabel
perbandingan hasil belajar Bahasa Indonesia siswa kelas eksperimen I
dengan eksperimen II:
0
2
4
6
8
10
20-33 34-46 47-59 60-72 73-85 86-98
Kelas Eksperimen II Model Example non Examples
53
Tabel 4.3
Perbandingan Data Hasil Belajar Bahasa Indonesia Siswa
Kelas Eksperimen I dengan Kelas Eksperimen II
Hasil Data Eksperimen I Eksperimen II
Nilai Terendah 35 20
Nilai Tertinggi 100 95
Rerata 71,16 62
Simpangan Baku 15,84 17,98
Selisih Nilai Terendah 15
(35 – 20 = 15)
Selisih Nilai Tertinggi 5
(100 – 95= 5)
Dari tabel di atas dapat dilihat perbedaan rerata hasil belajar Bahasa
Indonesia kelas eksperimen I dan kelas eksperimen II. Terlihat dari data
terendah lebih dominan pada data kelas eksperimen II yang menggunakan
model pembelajaran Examples non Examples dibandingkan data kelas
eksprimen I yang mengimplementasikan model pembelajaran Picture and
Picture. Berikut grafik perbandingan hasil belajar Bahasa Indonesia kelas
eksperimen I dan kelas eksperimen II.
Gambar 4.3
Perbedaan Data Hasil Belajar Bahasa Indonesia Siswa Kelas Eksperimen I
dengan Kelas Eksperimen II
0
20
40
60
80
100
Nilai
Terendah
Nilai
Tertinggi
Rerata Simpangan
Baku
Selisih
Nilai
Terendah
Selisih
Nilai
Tertinggi
35
100
71.16
15.84 15
5
20
95
62
17.98
Eksperimen I Eksperiment II
54
B. Uji Persyaratan Analisis
1. Uji Normalitas
Pengujian normalitas skor hasil belajar dilakukan dengan uji
Lilliefors. Dari hasil perhitungan diperoleh harga Lo(Lhitung) untuk kelas
eksperimen I sebesar 0,037, sedangkan untuk kelas eksperimen II
diperoleh harga Lo(Lhitung) sebesar 0,034. Harga pada Ltabel taraf
signifikansi α = 0,05 untuk n = 30, maka L(0,05;30) adalah 0,161 untuk kelas
eksperimen I, sedangkan pada kelas eksperimen II harga L(0,05;30) pada taraf
signifikansi α = 0,05 untuk n = 30, maka adalah 0,161. Berikut tabel Uji
Normalitas menggunakan uji Liliefors:
Tabel 4.4
Uji Normalitas Kelas Eksperimen I dan Kelas Eksperimen II:
Kelas Lhitung (Lo) Ltabel Kriteria Keterangan
Eksperimen I 0,037 0, 161
Lo< Ltabel Normal
Eksperimen II 0,034 0,161
Perhitungan Normalitas Kelas Eksperimen I:
Rerata= 71.16
S = 16.24
Zi =
𝑋𝑖− 𝑥̅
𝑠
=
100 – 71.16
16.24
= 1,77
F (1,77) = 0,5 + 0,4616 = 0,9620
S (Zi) =
𝐹𝑘
𝑛
=
30
30
= 1
|F(Zi) – S (Zi)| = 0,9620 - 1 = 0,037
55
Mencari Ltabel:
Mencari Lo =
0,886
√ 𝑛
=
0,886
√30
=
0,886
5.477
= 0,161
-3 -2 -1 0 1 2 3
Gambar 4.4
Kurva Distribusi Normal Hasil Belajar Bahasa
Indonesia Kelas Eksperimen I
Kesimpulan:
1. Lh lebih kecil dari pada Lt (0,037<0,161).
2. Lh berada di daerah peneriman H0, maka H0 diterima.
3. H0 diterima, maka dapat dikatakan bahwa data berdistribusi normal.
Perhitungan Normalitas Kelas Eksperimen II:
Rerata = 62
S = 18,13
Daerah penolakan
Ho atau daerah
penerimaan Hi
Lh = 0,037
Daerah penerimaan Ho
L t = 0,161
56
Zi =
𝑋𝑖− 𝑥̅
𝑠
=
95 – 62
18.13
= - 1.81
F (1,81) = 0,5 +0,4649 = 0,9656
S (Zi) =
𝐹𝑘
𝑛
=
30
30
= 1,0000
|F(Zi) – S (Zi)| = 0,9656 – 1,0000 = 0,034
Mencari Ltabel:
Mencari Lo =
0,886
√ 𝑛
=
0,886
√30
=
0,886
5,477
= 0,161
-3 -2 -1 0 1 2 3
Gambar 4.4
Kurva Distribusi Normal Hasil Belajar Bahasa Indonesia Kelas
Eksperimen II
Kesimpulan:
1. Lh lebih kecil dari pada Lt 0,034< 0,161.
2. Lh berada di daerah peneriman H0, maka H0 diterima.
3. H0 diterima, maka dapat dikatakan bahwa data berdistribusi normal.
Daerah penolakan
Ho atau daerah
penerimaan Hi
Daerah penerimaan Ho
Lh = 0,034 L t = 0,161
57
Karena hasil pengujian di atas lebih kecil dari pada L(0,05;30), maka
dapat disimpulkan bahwa data kelas eksperimen I berdistribusi normal Lo
= 0,0379 < 0,161 = L(0,05;30), dan eksperimen II karena pada hasil
pengujian di atas lebih kecil dari maka dapat disimpulkan bahwa data
kelas eksperimen II juga berdistribusi normal Lo = 0,034 < 0,161 =
L(0,05;30)
2. Uji Homogenitas
Uji homogenitas kedua kelas dilakukan dengan uji Fisher. Dari hasil
perhitungan uji homogenitas diperoleh harga Fhitung= 1,28. Sedangkan
harga F(0,05, 29, 29) = 1,86 diperoleh dengan cara interpolasi. Pada taraf
signifikansi α = 0,05 dengan dk pembilang = 29 dan dk penyebut = 29
Tabel 4.5
Uji Homogenitas
Cara perhitungan homogenitas:
Mencari nilai varians terbesar dan varians terkecil dengan rumus
Varians kelas eksperimen I:
S2
=
𝑛 . ∑ 𝐹.𝑋2− (∑ 𝐹𝑋)
2
𝑛 (𝑛−1)
=
30 .159221−(2135)2
30(30−1)
Nilai
Varian
Sampel
Perbandingan Hasil Belajar IPS Siswa
Model Picture and
Picture
Model Example Non Examples
S2
251.04 323.42
N 30 30
58
=
4776630 –4558225
870
=
218405
870
= 251,04
Varians kelas eksperimen II:
S2
=
𝑛 . ∑ 𝐹.𝑋2− (∑ 𝐹𝑋)
2
𝑛 (𝑛−1)
=
30 .123216 − (1848)2
30(30−1)
=
3696480−34151104
870
=
281376
870
= 323,42
Fhitung =
𝑉𝑎𝑟𝑖𝑎𝑛𝑠 𝑇𝑒𝑟𝑏𝑒𝑠𝑎𝑟
𝑉𝑎𝑟𝑖𝑎𝑛𝑠 𝑇𝑒𝑟𝑘𝑒𝑐𝑖𝑙
=
323,42
251,04
= 1,28
Membandingkan nilai Fhitung dengan Ftabel, dengan rumus :
dk pembilang = n – 1 = 30 – 1 = 29
dk penyebut = n – 1 = 30 – 1 = 29
Untuk a = 0,05 diperoleh Fhitung<F0,05(29,29), dengan menggunakan cara
interpolasi maka didapatkan:
Ftabel(0,05(29,24)) = 1,90
Ftabel(0,05(29,30)) = 1,85
59
F0,05(36,34)= 1,90 + {
1,85−1,90
(30−24)
(29 – 24)}
= 1,90 + {
−0,05
6
(5)}
= 1,90 +{-0,0083 x 5}
= 1,90 + (-0,0415)
= 1,86
-3 -2 -1 0 1 2 3
Gambar 4.5
Kurva Homogenitas Hasil Belajar Bahasa Indonesia
Kesimpulan:
1. Fh lebih kecil dari pada Ft (1,28<1,86).
2. Fh berada di daerah peneriman H0, maka H0 diterima.
3. H0 diterima, maka dapat dikatakan bahwa data Homogen.
4. Bahwa uji homogenitas pada kelas eksperimen I dan kelas
eksperimen II varian yang sama atau homogeny, karena Fhitung < Ftabel
(0,05(29, 29)), yaitu 1,28<1,86.
3. Uji Hipotesis
Uji t-test menggunakan data dua sampel, yaitu kelas eksperimen I
atau kelas yang menggunakan model pembelajaran Picture and Picturedan
Daerah penolakan
Ho atau daerah
penerimaan Hi
Daerah penerimaan Ho
Fh= 1,28
Ft = 1,86
60
kelas eksperimen II atau kelas yang menggunakan model pembelajaran
Example non Examples.
a. Hipotesis yang diuji adalah:
H0 = Tidak terdapat perbedaan hasil belajar Bahasa Indonesia siswa
kelas III dengan model Picture and Picture dan model example
non examples.
H1= Terdapat perbedaan hasil belajar Bahasa Indonesia siswa kelas III
dengan model Picture and Picture dan model example non
examples.
b. Pengujian Hipotesis
Teima H0 dan tolak H1 jika tHitung< ttabel
Tolak H0 dan terima H1 jika tHitung> ttabel
Pengujian hipotesis menggunakan uji t-test, hasil perhitungan uji
t-test terdapat pada tabel berikut:
Tabel 4.6
Hasil Perbandingan Uji Hipotesis
thitung ttabel Dk Kriteria Keterangan
2,115 2,002 58 thitung> ttabel Signifikan
Cara Perhitungan :
1) Berdasarkan perhitungan diperoleh:
𝑥̅1 :71,16 𝑥̅2 : 62
S2
1 :251,04 S2
2 :323,42
61
2) Dari data di atas maka dapat didistribusikan ke dalam rumus uji-t
sebagai berikut:
t =
𝑋̅
1− 𝑋̅
2
√(
( 𝑛1−1) 𝑆1
2
+ ( 𝑛2−1)S2
2
𝑛1+𝑛2−2
)(
1
𝑛1
+
1
𝑛2
)
=
71.16− 62
√(
(30−1)251,04+ (30−1)323,42
30+30−2
)(
1
30
+
1
30
)
=
9,16
√(
(29)251,04+ (29)323,42
58
)(0,033+ 0,033)
=
9,16
√(
7280,16+9379,18
58
)(0,066)
=
10.93
√(
16659,34
58
)(0,066)
=
9,16
√(287,23)(0,066)
=
9,16
(16,947)(0,256)
=
9,16
4,33
= 2,115
3) Menghitung ttabel dengan menggunakan rumus interpolasi
B = 58
B0= 40 C0 = 2,021
B1= 60 C1 = 2,000
C = C0+
(𝐶1− 𝐶0)
(𝐵1− 𝐵0)
. (B – B0)
= 2,021+ (
(2,000− 2,021)
(60− 40)
. (58 – 40))
= 2,021+ (
(−0,021)
20
. (18))
= 2,021+ (-0,00105) . (18))
= 2,021 + (-0,0189)
62
= 2,002
-3 -2 -1 0 1 2 3
Gambar 4.6
Kurva Distribusi t
Kesimpulan:
1. th lebih besar dari pada tt (2,115 > 2,002).
2. th berada di daerah penolakan H0, maka H0 ditolak dan Hi diterima.
3. Hi diterima, maka penggunaan model Picture and Picture lebih tinggi
dari model Examples non Examples.
Hasil perhitungan uji t-test yang ditampilkan pada tabel di atas
menunjukkan thitung = 2,115> ttabel = 2,002. Maka berdasarkan kriteria
pengujian H0 ditolak dan H1 diterima. Simpulannya adalah hipotesis
penelitian diterima, yang menyatakan adanya perbedaan antara Model
Pembelajaran Picture and PictureDengan Model Pembelajaran
Example Non Examples Terhadap Hasil Belajar Bahasa Indonesia
Siswa Kelas III SDN. Kebon Manggis 08 Pagi Jakarta.
Daerah penolakan
Ho atau daerah
penerimaan Hi
Daerah penerimaan Ho
th = 2,115t t = 2,002
63
C. Analisis Data Uji Coba Instrumen Penelitian
1. Uji Validitas
Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini merupakan tes hasil
belajar Bahasa Indonesia sebanyak 30 butir soal pada pokok bahasan
masalah sosial dalam bentuk pilihan ganda dengan 4 pilihan A, B, C, dan
D. Jika jawaban benar maka mendapat nilai satu (1) dan jika jawaban salah
maka mendapat nilai nol (0).
Jawaban soal tersebut dihitung validitasnya dengan korelasi point
biserial. Dari 30 soal tersebut, terdapat 10 soal yang tidak valid. Jadi, soal
yang digunakan dalam penelitian sebanyak 20 soal.
Tabel 4.7
Klasifikasi Butir Soal Uji Coba Instrumen Penelitian
Klasifikasi Jumlah Item No item
Valid 20 1, 2, 5, 7, 8, 9, 10, 11, 12, 13, 15, 16,
18, 19, 21, 25, 26, 28, 29,30
Tidak Valid 10 3, 4, 6, 14, 17, 20, 22, 23, 24, 27
Perhitungan Validitas :
Mt =
20+26+24+18+23+29+23+23+25+27+19+29+20+26+26+23+
25+23+23+26+17+19+23+28+23+20+23+19+14+8
30
=
672
30
= 22,4
St =√∑ 𝑥2
𝑛
− (
∑ 𝑋
𝑛
)
2
64
= √15642
30
− (
672
30
)
2
= √521,4 − (22,4)2
=√521,4 − 501,76
= √19,64 = 4,432
Soal nomor 1:
Mp =
20+26+24+18+23+29+23+23+25+27+19+29+20+26+26+23+
25+23+23+26+17+19+28+23+20+23
26
=
608
26
= 23,385
P =
𝑏𝑎𝑦𝑎𝑘𝑛𝑦𝑎𝑠𝑖𝑠𝑤𝑎𝑦𝑎𝑛𝑔𝑚𝑒𝑛𝑗𝑎𝑤𝑎𝑏𝑏𝑒𝑛𝑎𝑟
𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑠𝑒𝑙𝑢𝑟𝑢ℎ 𝑠𝑖𝑠𝑤𝑎
=
26
30
= 0.8667
q = 1 – P
= 1 - 0.8667
= 0.1333
γpbi =
𝑀𝑝−𝑀𝑡
𝑆𝑡
√
𝑝
𝑞
=
23,385–22,4
4,432
√
0.8667
0.1333
=
0,985
4.432
√6,5018
= 0,2222 X 2,5495
65
= 0,5664
Dari tabel diperoleh, 𝒓𝒕(0,05,35) = 0,361. Karena γpbi = 0,5664>0,361
-3 -2 -1 0 1 2 3
Gambar 4. 7
Kurva Validitas Hasil Belajar Bahasa Indonesia
Soal Nomor 1
Kesimpulan :
1. γpbi lebih besar dari 𝒓t (0,566>0,361)
2. γpbi berada di daerah penolakan H0, maka H0 ditolak dan Hi diterima.
3. Hi diterima, maka dapat dikatakan bahwa soal nomor 1 dinyatakan valid.
Soal nomor 3:
Mp =
20+26+24+18+23+29+23+23+25+27+19+29+20+26+26+23+
25+23+23+26+17+19+23+28+23+20+23+19+8
29
=
658
29
= 22,69
P =
𝑏𝑎𝑦𝑎𝑘𝑛𝑦𝑎𝑠𝑖𝑠𝑤𝑎𝑦𝑎𝑛𝑔𝑚𝑒𝑛𝑗𝑎𝑤𝑎𝑏𝑏𝑒𝑛𝑎𝑟
𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑠𝑒𝑙𝑢𝑟𝑢ℎ 𝑠𝑖𝑠𝑤𝑎
=
29
30
Daerah penolakan
Ho atau daerah
penerimaan Hi
Daerah penerimaan Ho
γpbi = 0,566rt = 0,361
Pembelajaran
Pembelajaran
Pembelajaran
Pembelajaran
Pembelajaran
Pembelajaran
Pembelajaran
Pembelajaran
Pembelajaran
Pembelajaran
Pembelajaran
Pembelajaran
Pembelajaran
Pembelajaran
Pembelajaran
Pembelajaran
Pembelajaran
Pembelajaran
Pembelajaran
Pembelajaran
Pembelajaran
Pembelajaran
Pembelajaran
Pembelajaran
Pembelajaran
Pembelajaran
Pembelajaran
Pembelajaran
Pembelajaran
Pembelajaran
Pembelajaran
Pembelajaran
Pembelajaran
Pembelajaran
Pembelajaran
Pembelajaran
Pembelajaran
Pembelajaran
Pembelajaran
Pembelajaran
Pembelajaran
Pembelajaran
Pembelajaran
Pembelajaran
Pembelajaran
Pembelajaran
Pembelajaran
Pembelajaran
Pembelajaran
Pembelajaran
Pembelajaran
Pembelajaran
Pembelajaran
Pembelajaran
Pembelajaran
Pembelajaran
Pembelajaran
Pembelajaran
Pembelajaran
Pembelajaran
Pembelajaran
Pembelajaran
Pembelajaran
Pembelajaran
Pembelajaran
Pembelajaran
Pembelajaran
Pembelajaran
Pembelajaran
Pembelajaran
Pembelajaran
Pembelajaran
Pembelajaran
Pembelajaran
Pembelajaran
Pembelajaran
Pembelajaran
Pembelajaran
Pembelajaran
Pembelajaran
Pembelajaran
Pembelajaran
Pembelajaran
Pembelajaran
Pembelajaran
Pembelajaran
Pembelajaran
Pembelajaran
Pembelajaran
Pembelajaran
Pembelajaran
Pembelajaran
Pembelajaran
Pembelajaran
Pembelajaran
Pembelajaran
Pembelajaran
Pembelajaran
Pembelajaran
Pembelajaran
Pembelajaran
Pembelajaran
Pembelajaran
Pembelajaran
Pembelajaran
Pembelajaran
Pembelajaran
Pembelajaran
Pembelajaran
Pembelajaran
Pembelajaran
Pembelajaran
Pembelajaran
Pembelajaran
Pembelajaran
Pembelajaran
Pembelajaran
Pembelajaran
Pembelajaran
Pembelajaran
Pembelajaran
Pembelajaran
Pembelajaran
Pembelajaran
Pembelajaran
Pembelajaran
Pembelajaran
Pembelajaran
Pembelajaran
Pembelajaran
Pembelajaran
Pembelajaran
Pembelajaran
Pembelajaran
Pembelajaran
Pembelajaran

Contenu connexe

Tendances

Contoh instrumen dan rubrik penilaian
Contoh instrumen dan rubrik penilaianContoh instrumen dan rubrik penilaian
Contoh instrumen dan rubrik penilaianNarto Wastyowadi
 
Perbedaan Research & Development (R&D) dan Development Research (DR)
Perbedaan Research & Development (R&D) dan Development Research (DR)Perbedaan Research & Development (R&D) dan Development Research (DR)
Perbedaan Research & Development (R&D) dan Development Research (DR)Rahma Siska Utari
 
Pembelajaran PKn di SD
Pembelajaran PKn di SDPembelajaran PKn di SD
Pembelajaran PKn di SDYuns Saragih
 
Contoh rpp kurikulum 2013
Contoh rpp kurikulum 2013Contoh rpp kurikulum 2013
Contoh rpp kurikulum 2013Nia Piliang
 
Laporan hasil observasi dan wawancara peserta didik di sma
Laporan hasil observasi dan wawancara peserta didik di smaLaporan hasil observasi dan wawancara peserta didik di sma
Laporan hasil observasi dan wawancara peserta didik di smaSiti Khoirunika
 
Format Penilaian Keterampilan Peserta Didik Diskusi dan Presentasi
Format Penilaian Keterampilan Peserta Didik Diskusi dan PresentasiFormat Penilaian Keterampilan Peserta Didik Diskusi dan Presentasi
Format Penilaian Keterampilan Peserta Didik Diskusi dan PresentasiMuhamad Yogi
 
Tt2 perspektif-sri sulastri-857428482 (1)
Tt2 perspektif-sri sulastri-857428482 (1)Tt2 perspektif-sri sulastri-857428482 (1)
Tt2 perspektif-sri sulastri-857428482 (1)elissugiharti1
 
Lembar wawancara siswa
Lembar wawancara siswaLembar wawancara siswa
Lembar wawancara siswaAna Fitriana
 
Angket minat belajar siswa
Angket minat belajar siswaAngket minat belajar siswa
Angket minat belajar siswaYati Rostiati
 
Angket kedisiplinan siswa disekolah
Angket kedisiplinan siswa disekolahAngket kedisiplinan siswa disekolah
Angket kedisiplinan siswa disekolah28DEKY
 
Belajar Sebagai Perubahan Tingkah Laku (Makalah Belajar dan Pembelajaran)
Belajar Sebagai Perubahan Tingkah Laku (Makalah Belajar dan Pembelajaran)Belajar Sebagai Perubahan Tingkah Laku (Makalah Belajar dan Pembelajaran)
Belajar Sebagai Perubahan Tingkah Laku (Makalah Belajar dan Pembelajaran)Mayawi Karim
 
Pelaksanaan remedial
Pelaksanaan remedialPelaksanaan remedial
Pelaksanaan remedialTri Widodo
 
Penilaian Unjuk Kerja Siswa
Penilaian Unjuk Kerja SiswaPenilaian Unjuk Kerja Siswa
Penilaian Unjuk Kerja SiswaHildaNuraeni
 
rubrik-penilaian-format-lembar-penilaian-diskusi-kelompok (1).docx
rubrik-penilaian-format-lembar-penilaian-diskusi-kelompok (1).docxrubrik-penilaian-format-lembar-penilaian-diskusi-kelompok (1).docx
rubrik-penilaian-format-lembar-penilaian-diskusi-kelompok (1).docxAyiRatnawati
 
Makalah modifikasi perilaku
Makalah modifikasi perilakuMakalah modifikasi perilaku
Makalah modifikasi perilakuTiya Widiyanti
 
teknik dan Instrumen Penilaian NON TES
teknik dan Instrumen Penilaian NON TES teknik dan Instrumen Penilaian NON TES
teknik dan Instrumen Penilaian NON TES Andina Aulia Rachma
 

Tendances (20)

Contoh instrumen dan rubrik penilaian
Contoh instrumen dan rubrik penilaianContoh instrumen dan rubrik penilaian
Contoh instrumen dan rubrik penilaian
 
Perbedaan Research & Development (R&D) dan Development Research (DR)
Perbedaan Research & Development (R&D) dan Development Research (DR)Perbedaan Research & Development (R&D) dan Development Research (DR)
Perbedaan Research & Development (R&D) dan Development Research (DR)
 
Pembelajaran PKn di SD
Pembelajaran PKn di SDPembelajaran PKn di SD
Pembelajaran PKn di SD
 
Contoh rpp kurikulum 2013
Contoh rpp kurikulum 2013Contoh rpp kurikulum 2013
Contoh rpp kurikulum 2013
 
Laporan hasil observasi dan wawancara peserta didik di sma
Laporan hasil observasi dan wawancara peserta didik di smaLaporan hasil observasi dan wawancara peserta didik di sma
Laporan hasil observasi dan wawancara peserta didik di sma
 
Format Penilaian Keterampilan Peserta Didik Diskusi dan Presentasi
Format Penilaian Keterampilan Peserta Didik Diskusi dan PresentasiFormat Penilaian Keterampilan Peserta Didik Diskusi dan Presentasi
Format Penilaian Keterampilan Peserta Didik Diskusi dan Presentasi
 
Tt2 perspektif-sri sulastri-857428482 (1)
Tt2 perspektif-sri sulastri-857428482 (1)Tt2 perspektif-sri sulastri-857428482 (1)
Tt2 perspektif-sri sulastri-857428482 (1)
 
Contoh angket
Contoh angketContoh angket
Contoh angket
 
Lembar wawancara siswa
Lembar wawancara siswaLembar wawancara siswa
Lembar wawancara siswa
 
Rubrik penilaian
Rubrik penilaianRubrik penilaian
Rubrik penilaian
 
Angket minat belajar siswa
Angket minat belajar siswaAngket minat belajar siswa
Angket minat belajar siswa
 
Cover RPP KTSP BAHASA INDONESIA KELAS 8
Cover RPP KTSP BAHASA INDONESIA KELAS 8Cover RPP KTSP BAHASA INDONESIA KELAS 8
Cover RPP KTSP BAHASA INDONESIA KELAS 8
 
Angket kedisiplinan siswa disekolah
Angket kedisiplinan siswa disekolahAngket kedisiplinan siswa disekolah
Angket kedisiplinan siswa disekolah
 
Belajar Sebagai Perubahan Tingkah Laku (Makalah Belajar dan Pembelajaran)
Belajar Sebagai Perubahan Tingkah Laku (Makalah Belajar dan Pembelajaran)Belajar Sebagai Perubahan Tingkah Laku (Makalah Belajar dan Pembelajaran)
Belajar Sebagai Perubahan Tingkah Laku (Makalah Belajar dan Pembelajaran)
 
Pelaksanaan remedial
Pelaksanaan remedialPelaksanaan remedial
Pelaksanaan remedial
 
Penilaian Unjuk Kerja Siswa
Penilaian Unjuk Kerja SiswaPenilaian Unjuk Kerja Siswa
Penilaian Unjuk Kerja Siswa
 
rubrik-penilaian-format-lembar-penilaian-diskusi-kelompok (1).docx
rubrik-penilaian-format-lembar-penilaian-diskusi-kelompok (1).docxrubrik-penilaian-format-lembar-penilaian-diskusi-kelompok (1).docx
rubrik-penilaian-format-lembar-penilaian-diskusi-kelompok (1).docx
 
Makalah modifikasi perilaku
Makalah modifikasi perilakuMakalah modifikasi perilaku
Makalah modifikasi perilaku
 
Template MODUL AJAR.docx
Template MODUL AJAR.docxTemplate MODUL AJAR.docx
Template MODUL AJAR.docx
 
teknik dan Instrumen Penilaian NON TES
teknik dan Instrumen Penilaian NON TES teknik dan Instrumen Penilaian NON TES
teknik dan Instrumen Penilaian NON TES
 

Similaire à Pembelajaran

Skripsi ria ramadhinny rahesa
Skripsi ria ramadhinny rahesaSkripsi ria ramadhinny rahesa
Skripsi ria ramadhinny rahesaria ramadhinny
 
Jurnal penelitian ria ramadhinny rahesa
Jurnal penelitian ria ramadhinny rahesaJurnal penelitian ria ramadhinny rahesa
Jurnal penelitian ria ramadhinny rahesaria ramadhinny
 
Pengaruh model pembelajaran kooperatif tipe stad berbantua media gambar terha...
Pengaruh model pembelajaran kooperatif tipe stad berbantua media gambar terha...Pengaruh model pembelajaran kooperatif tipe stad berbantua media gambar terha...
Pengaruh model pembelajaran kooperatif tipe stad berbantua media gambar terha...FitriLoVeIMyuecth
 
PTT ANCESIDANGG.pptx
PTT ANCESIDANGG.pptxPTT ANCESIDANGG.pptx
PTT ANCESIDANGG.pptxribkarohani
 
PPT Pendidikan Matematika Model Treffinger
PPT Pendidikan Matematika Model TreffingerPPT Pendidikan Matematika Model Treffinger
PPT Pendidikan Matematika Model Treffingeramnaaah94
 
Paper Sugama (Metode Penugasan Terbimbing)
Paper Sugama (Metode Penugasan Terbimbing)Paper Sugama (Metode Penugasan Terbimbing)
Paper Sugama (Metode Penugasan Terbimbing)Sugama Maskar
 
PPT SEMHAS Renaldi geografi 18045121.pptx
PPT SEMHAS Renaldi geografi 18045121.pptxPPT SEMHAS Renaldi geografi 18045121.pptx
PPT SEMHAS Renaldi geografi 18045121.pptxRenaldi219
 
Tugas 1 pak zulkardi
Tugas 1 pak zulkardiTugas 1 pak zulkardi
Tugas 1 pak zulkardirennymarlina
 
7667-16141-1-SM.pdf
7667-16141-1-SM.pdf7667-16141-1-SM.pdf
7667-16141-1-SM.pdframlanmala
 
1247-2601-1-SM.pdf Penerapan problem bas
1247-2601-1-SM.pdf Penerapan problem bas1247-2601-1-SM.pdf Penerapan problem bas
1247-2601-1-SM.pdf Penerapan problem basHerawatiHerawati23
 
[Jurnal] 07520244086 bisono indra cahya
[Jurnal] 07520244086 bisono indra cahya[Jurnal] 07520244086 bisono indra cahya
[Jurnal] 07520244086 bisono indra cahyaindraf13
 
PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN INVESTIGASI KELOMPOK TERHADAP HASIL BEL...
PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN INVESTIGASI KELOMPOK TERHADAP HASIL BEL...PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN INVESTIGASI KELOMPOK TERHADAP HASIL BEL...
PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN INVESTIGASI KELOMPOK TERHADAP HASIL BEL...Fela Aziiza
 
Penerapan Teknik Pembelajaran Spotlight Disertai Kartu Panggilan Untuk Mening...
Penerapan Teknik Pembelajaran Spotlight Disertai Kartu Panggilan Untuk Mening...Penerapan Teknik Pembelajaran Spotlight Disertai Kartu Panggilan Untuk Mening...
Penerapan Teknik Pembelajaran Spotlight Disertai Kartu Panggilan Untuk Mening...Ira Asyura
 
Aplikom_UNSRI_2.Skripsi dengan Bulkona_Sahala Martua Ambarita
Aplikom_UNSRI_2.Skripsi dengan Bulkona_Sahala Martua AmbaritaAplikom_UNSRI_2.Skripsi dengan Bulkona_Sahala Martua Ambarita
Aplikom_UNSRI_2.Skripsi dengan Bulkona_Sahala Martua Ambaritasahala_ambarita7
 

Similaire à Pembelajaran (20)

Skripsi ria ramadhinny rahesa
Skripsi ria ramadhinny rahesaSkripsi ria ramadhinny rahesa
Skripsi ria ramadhinny rahesa
 
Jurnal penelitian ria ramadhinny rahesa
Jurnal penelitian ria ramadhinny rahesaJurnal penelitian ria ramadhinny rahesa
Jurnal penelitian ria ramadhinny rahesa
 
Pengaruh model pembelajaran kooperatif tipe stad berbantua media gambar terha...
Pengaruh model pembelajaran kooperatif tipe stad berbantua media gambar terha...Pengaruh model pembelajaran kooperatif tipe stad berbantua media gambar terha...
Pengaruh model pembelajaran kooperatif tipe stad berbantua media gambar terha...
 
Cover Skripsi
Cover SkripsiCover Skripsi
Cover Skripsi
 
PTT ANCESIDANGG.pptx
PTT ANCESIDANGG.pptxPTT ANCESIDANGG.pptx
PTT ANCESIDANGG.pptx
 
15924 43587-2-pb
15924 43587-2-pb15924 43587-2-pb
15924 43587-2-pb
 
PPT Pendidikan Matematika Model Treffinger
PPT Pendidikan Matematika Model TreffingerPPT Pendidikan Matematika Model Treffinger
PPT Pendidikan Matematika Model Treffinger
 
Proposal spi ronul
Proposal spi ronulProposal spi ronul
Proposal spi ronul
 
Paper Sugama (Metode Penugasan Terbimbing)
Paper Sugama (Metode Penugasan Terbimbing)Paper Sugama (Metode Penugasan Terbimbing)
Paper Sugama (Metode Penugasan Terbimbing)
 
Ppt
PptPpt
Ppt
 
PPT SEMHAS Renaldi geografi 18045121.pptx
PPT SEMHAS Renaldi geografi 18045121.pptxPPT SEMHAS Renaldi geografi 18045121.pptx
PPT SEMHAS Renaldi geografi 18045121.pptx
 
Tugas 1 pak zulkardi
Tugas 1 pak zulkardiTugas 1 pak zulkardi
Tugas 1 pak zulkardi
 
Abstrak
AbstrakAbstrak
Abstrak
 
7667-16141-1-SM.pdf
7667-16141-1-SM.pdf7667-16141-1-SM.pdf
7667-16141-1-SM.pdf
 
1247-2601-1-SM.pdf Penerapan problem bas
1247-2601-1-SM.pdf Penerapan problem bas1247-2601-1-SM.pdf Penerapan problem bas
1247-2601-1-SM.pdf Penerapan problem bas
 
[Jurnal] 07520244086 bisono indra cahya
[Jurnal] 07520244086 bisono indra cahya[Jurnal] 07520244086 bisono indra cahya
[Jurnal] 07520244086 bisono indra cahya
 
PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN INVESTIGASI KELOMPOK TERHADAP HASIL BEL...
PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN INVESTIGASI KELOMPOK TERHADAP HASIL BEL...PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN INVESTIGASI KELOMPOK TERHADAP HASIL BEL...
PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN INVESTIGASI KELOMPOK TERHADAP HASIL BEL...
 
Penerapan Teknik Pembelajaran Spotlight Disertai Kartu Panggilan Untuk Mening...
Penerapan Teknik Pembelajaran Spotlight Disertai Kartu Panggilan Untuk Mening...Penerapan Teknik Pembelajaran Spotlight Disertai Kartu Panggilan Untuk Mening...
Penerapan Teknik Pembelajaran Spotlight Disertai Kartu Panggilan Untuk Mening...
 
Demostratos
DemostratosDemostratos
Demostratos
 
Aplikom_UNSRI_2.Skripsi dengan Bulkona_Sahala Martua Ambarita
Aplikom_UNSRI_2.Skripsi dengan Bulkona_Sahala Martua AmbaritaAplikom_UNSRI_2.Skripsi dengan Bulkona_Sahala Martua Ambarita
Aplikom_UNSRI_2.Skripsi dengan Bulkona_Sahala Martua Ambarita
 

Pembelajaran

  • 1. PERBEDAAN PENGGUNAAN MODEL PICTURE AND PICTURE DENGAN EXAMPLE NON EXAMPLES TERHADAP HASIL BELAJAR BAHASA INDONESIA SISWA KELAS III SDN KEBON MANGGIS 08 PAGI JAKARTA TIMUR SKRIPSI Diajukan untuk Melengkapi dan Memenuhi Salah Satu Persyaratan untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Oleh Ria Ramadhinny Rahesa 1101045253 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PROF. DR. HAMKA JAKARTA 2015
  • 2. ii HALAMAN PENGESAHAN Judul Skripsi : PERBEDAAN PENGGUNAAN MODEL PICTURE AND PICTURE DENGAN EXAMPLE NON EXAMPLE TERHADAP HASIL BELAJAR BAHASA INDONESIA SISWA KELAS III SDN KEBON MANGGIS 08 PAGI JAKARTA TIMUR. Nama : Ria Ramadhinny Rahesa Nim : 1101045253 Telah diuji, dipertahankan di hadapan Tim Penguji Skripsi, dan direvisi sesuai saran Penguji Program Studi : Pendidikan Guru Sekolah Dasar Fakultas : Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas : Muhammadiyah Prof. DR. HAMKA Hari : Senin Tanggal : 31 Agustus 2015 Tim Penguji Nama Tanda Tangan Ketua : Drs. H. Kusmadjid Abdullah, M.Pd ...................... Sekretaris : Ika Yatri, M. Pd ...................... Penguji I : Drs. Engkus Kusnadi, M.Pd …………….. Penguji II : Drs. H. Susilo Wardoyo, M.Pd …………….. Disahkan oleh, Dekan, Dr. H. Sukardi, M.Pd
  • 3. iii HALAMAN PERSETUJUAN Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Prof. DR. HAMKA Judul Skripsi : PERBEDAAN PENGGUNAAN MODEL PICTURE AND PICTURE DENGAN EXAMPLE NON EXAMPLE TERHADAP HASIL BELAJAR BAHASA INDONESIA SISWA KELAS III SDN KEBON MANGGIS 08 PAGI JAKARTA TIMUR. Nama : Ria Ramadhinny Rahesa Nim : 1101045253 Setelah diuji dan diperbaiki sesuai dengan saran dosen penguji, maka dosen pembimbing dengan ini menyatakan setuju terhadap skripsi ini. Jakarta, September 2015 Pembimbing I Pembimbing II Dr. Tri Wintolo Apoko, M.Pd Ika Yatri, M.Pd
  • 4. iv ABSTRAK RIARAMADHINNYRAHESA.“PerbedaanPenggunaanModel Pictureand Picture dengan Examples non Examples Terhadap Hasil Belajar Bahasa Indonesia Siswa Kelas III SDN. Kebon Manggis 08 Pagi Jakarta Timur”. Skripsi: Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Muhammadiyah Prof. DR. HAMKA,2015. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah terdapat perbedaan penggunaan model Picture and Picture dengan Examples non Examples terhadap hasil belajar siswa Bahasa Indonesia siswa kelas III SDN. Kebon Manggis 08 Jakarta Timur semester IItahun ajaran2014/2015.Populasi adadua kelas III A dan IIIB denganjumlah siswa masing-masing 30 jadi 60 siswa. Sample diambil secara random sampling atau acak, karena kemampuan siswa III A dan III B diasumsikan sama, maka peneliti menentukan sample kelas III A sebagai kelas sample dengan mendapat perlakukan Picture and Picture sedangkan kelas III B sebagai kelas sample dengan perlakukan Examples non Examples. Pilihan ganda dengan 4 opsi yang berjumlah 20 soal. Instrumen Penelitian ini sebelum diberikan kepada objek penelitian untuk dilakukan uji coba instrumen yaitu uji validitas dan uji reliabilitas jumlah soal yang diuji cobakan sebanyak 30 soal. Uji Validitas dengan rumus Point Biserial didapat 20 soal yang valid dan 10 soal yang tidak valid, sedangkan uji reliabilitas dengan rumus K-R 20 dengan hasil rhitung 0,834 lebih besar dari rtabel 0,361 H0 ditolak dan Hi diterima maka dapat disimpulkan soal reliabel. Setelah soal dinyatakan valid dan reliabel maka soal tersebut dapat digunakan jadi instrumen penelitian. Instrumen penelitian digunakan alat tes pada posttest, setelah perlakuan di kelas III A dan kelas III B, setelah dijawab siswa data harus dilakukan uji prasyaratan terlebih dahulu yaitu uji Normalitas dan uji Homogenitas. Uji Normalitas untuk kelas eksperimen I didapat Lhitung = 0,037 < 0,161= Ltabel sedangkan untuk kelas eksperimen II Lhitung = 0,034 < 0,161 = Ltabel, maka dapat disimpulkan bahwa kedua sample berasal dari populasi yang berdistribusi normal. Hasil perhitungan homogenitas diperoleh Fhitung = 1,28 < 1,86 = Ftabel, hal ini berarti populasi dua data tersebut mempunyai varian yang sama atau homogen. Pengujian statistik dengan menggunakan uji-t didapat thitung = 2,115 dan ttabel =2,002 dengan taraf signifikan  = 0,05. Hal ini berarti H0 ditolak dan Hi diterima. Maka hasil penelitian ini disimpulkan bahwa hasil belajar Bahasa Indonesia siswa kelas IIIA melalui pembelajaran dengan model Picture and Picture lebih tinggi dibandingkan dengan Kelas III Bmenggunakan model Example non Examples. Dengan demikian hasil penelitian ini disimpulkan bahwa terdapat Perbedaan PenggunaanModel PictureandPicturedengan Examples nonExamples TerhadapHasil Belajar Bahasa Indonesia Siswa Kelas III SDN Kebon Manggis 08 Pagi Jakarta Timur. Kata Kunci : Model Pembelajran Penggunaan Picture and Picture dan Model Pembelajaran Penggunaan Example non Example, hasil belajar, pembelajaran Bahasa Indonesia.
  • 5. v ABSTRACT RIA RAMADHINNY RAHESA. “The difference of using Picture and Picture with Examples non Examples model to the learning outcomes of Bahasa Indonesia for the third grade students, SDN Kebon Manggis 08 Pagi, In east Jakarta.” The Study Programme of Elementary School Teacher Eduction, the School of Teacher Traning and Eduction, the University of Muhammadiyah Prof. DR. Hamka. 2015. This study aims to determine whether there are the difference of using Picture and Picture with Exmaples non Examples model to the learning outcomes of Bahasa Indonesia for the third grade students SDN. Kebon Manggis 08 Pagi in east jakarta second semster of academic year 2014/2015. Population of the researchare two classes, there are III A and III B. Each class consists of 30 students, so total student are 60 students. The writer assumes that the everage ability students of the two classes are quite the same, so this sample is taken randomly. The III A class as a class sample which uses Picture and Picture model treatment and III B class as a class sample which uses Examples non Examples model treatment. The test instrument used is multiple choice item test which uses 4 options the total number of test are 20 test items. This research instrument before it is given to the research object to be tested instrument that is validity and reliability test number of questions that tested as many as 30 questions. Validity of formula Point Biserial obtained 20 valid questions and 10 questions were invalid, while the reliability test with the formula KR 20 with 0.834 rhitung results greater than 0,361 rtabel Ho is rejected and Hi is received it can be concluded about reliable. Once the matter is declared valid and reliable then sola can be used so the research instruments. The research instrument used assay in the post test, after treatment in class III A and III B class, after the student's sole prerequisite test data should be done first is a test of normality and homogeneity test. Normality test for the III A class obtained Lhitung = 0.037 <0.161 = Ltabel while for the III B class Lhitung = 0.034 <0.161 = Ltabel, it can be concluded that those two classe samples come from populations which are normalty distributed. Those are Fo< Ft, 1,28<1,86 so it can be concluded that those sample data come from the populations which have the same varians or homogenous. Statistical testing using t-test obtained Thitung = 2.115 and Ttabel = 2,002 with significance level  = 0.05. This means that H0 is rejected and Hi accepted. The results of this study concluded that the Indonesian learning outcomes third grade students through the learning model Picture and Picture is higher compared to using Examples non Example models. Thus the results of this study concluded that there are the difference of using Picture and Picture with Examples non Examples model to the learning outcomes of Bahasa Indonesia for the third grade students, SDN Kebon Manggis 08 Pagi, In east Jakarta.. Keywords: of using Picture and Picture with Examples non Examples model to the learning outcomes of Bahasa Indonesia.
  • 6. vi SURAT PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ILMIAH Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi dengan judul PERBEDAAN PENGGUNAAN MODEL PICTURE AND PICTURE DENGAN EXAMPLES NON EXAMPLES TERHADAP HASIL BELAJAR BAHASA INDONESIA SISWA KELAS III SDN KEBON MANGGIS 08 PAGI JAKARTA TIMUR. Merupakan hasil karya sendiri dan sepanjang pengetahuan dan keyakinan saya bukan plagiat dari karya ilmih yang telah dipublikasikan sebelumnya atau ditulis orang lain. Semua sumber baik yang dikutip maupun yang dirujuk telah saya tulis dengan benar sesuai dengan pedoman dan tata cara pengutipan yang berlaku. Apabila ternyata di kemudian hari skripsi ini, baik sebagian maupun keseluruhan merupakan hasil plagiat atau penjiplakan terhadap karya orang lain, maka saya bersedia mempetanggungjawabkan sekaligus bersedia menerima sanksi berdasarkan aturan yang berlaku di Universitas Muhammadiyah Prof. DR. HAMKA. Jakarta, September 2015 Ria Ramadhinny Rahesa 1101042523 Materai Rp.6.000
  • 7. vii Motto Everybody will be succes But sometimes the procces not easy to do
  • 8. viii Lembar persembahan Skripsi ini saya persembahan khusus untuk : Ibu dan bapak tercinta yang tak pernah berhenti mendoakan, mengorbankan segalanya, memotivasi, agar putrinya mencapai sebuat cita-cita yang dia inginkan Kakak-kakaku(Dhany, Nike, Anggi dan Asma) yang selalu memberikan doa, semangat dan materi selama ini. M. Zakhroffi Hasan yang tidak ada habisnya selalu semangatin dan motavasi.
  • 9. ix KATA PENGANTAR Puji syukur kehadirat Allah SWT, yang senantiasa melimpahkan rahmat dan hidayah sehingga peneliti dapat menyusun skripsi yang berjudul Perbedaan Model Picture and Picture dengan Example non Examples Terhadap Hasil Belajar Bahasa Indonesia Siswa Kelas III SDN. Kebon Manggis 08 Pagi Jakarta Timur yang ditulis serta ditunjukan sebagai salah satu syarat dalam memperoleh gelar akademik. Shalawat dan salam semoga tercurah kepada Rasulullah Muhammad SAW, yang telah membawa risalah islamiah sehingga kita berada pada zaman yang tercerahkan dan berkeadaban. Pada kesempatan ini, peneliti menyampaikan penghargaan dan ucapan terima kasih kepada pihak-pihak yang telah membantu selama proses penyusunan skripsi ini. 1. Dr. H. Sukardi, M.Pd sebagai Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Prof. DR. HAMKA. 2. Drs. H. Kusmadjid Abdullah, M.Pd sebagai Ketua Program Studi PGSD 3. Ika Yatri, M.Pd sebagai Sekretaris Program Studi PGSD sekaligus dosen Pembimbing II yang telah banyak membantu memberikan arahan dan pandangan dalam penulisan sehingga skripsi ini dapat disusun dengan baik. 4. Dr. Tri Wintolo Apoko, M. Pd, sebagai dosen Pembimbing I yang telah memberikan arahan, kritik dan saran sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan baik. 5. Drs. Engkus Kusnadi M.Pd, sebagai dosen penguji I yang telah memberikan arahan, kritikan dan saran sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan baik. 6. Drs. H. Susilo Wardoyo M.Pd, sebagai dosen penguji II yang telah memberikan arahan, kritikan, dan saran sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan baik. 7. Djamding, S.Pd, sebagai kepala sekolah Kebon Manngis 08 Pagi Jakarta Timur yang telah mengijinkan peneliti melakukan penelitian.
  • 10. x 8. Warsiti, S.Pd, sebagai guru kelas III SDN. Kebon Manggis 08 Pagi Jakarta Timur yang telah banyak membantu dan memberi saran saat melakukan penelitian. 9. Dra. Hendrika. M, sebagai guru kelas III SDN. Kebon Manggis 08 Pagi Jakarta Timur yang telah banyak membantu dan memberi saran saat melakukan penelitian. 10. Ayah ku Tercinta Eko Yanto dan Mama ku Tercinta Titin Supriyati yang telah memberikan kasih sayangnya tanpa batas, dukungan moril dan matril serta doa agar peneliti lancar dalam menjalani perkuliahan sehingga peneliti dapat menyelesaikan skripsi ini dan meraih gelar Sarjana Pendidikan. Semua ini peneliti persembahkan buat kedua orang tua. 11. M. Zakhroffi Hasan yang senantiasa selalu mendukung dan memotivasi, serta mendoakanku tanpa putus asa. 12. Nur Anggrayini dan Asma Nurlita yang selalu memberikan semangat, motivasi dan dukungan yang tidak pernah lelah. 13. Segenap Dosen serta Staf Fakultas Ilmu Pendidikan Guru Sekolah Dasar yang telah memberikan ilmu yang bermanfaat bagi peneliti selama ini. Peneliti menyadari bahwa penulis skripsi ini belum begitu lengkap dan sempurna dalam penulisan. Hasil penelitian ini adalah adanya perbedaaan penggunaan model Picture and Picture dengan Example non Examples terhadap hasil belajar Bahasa Indonesia siswa kelas III SDN. Kebon Manggis 08 Pagi. Semoga jasa dan kebaikan Bapak/Ibu tercatat sebagai amal baik yang akan mendapat balasan dar Allah SWT. Semoga skripsi ini meberikan manfaat baik bagi peneliti, pembaca, dan pengembangan ilmu. Jakarta, September 2015 Ria Ramadhinny Rahesa
  • 11. xi DAFTAR ISI Halaman HALAMAN PENGESAHAN........................................................................ i HALAMAN PERSETUJUAN ...................................................................... ii ABSTRAK ...................................................................................................... iii ABSTRACT.................................................................................................... iv SURAT PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ILMIAH......................... v MOTTO .......................................................................................................... vi LEMBAR PERSEMBAHAN........................................................................ vii KATA PENGANTAR.................................................................................... viii DAFTAR ISI................................................................................................... x DAFTAR TABEL .......................................................................................... xiii DAFTAR GAMBAR...................................................................................... xiv DAFTAR LAMPIRAN.................................................................................. xv BAB I PENDAHULUAN............................................................................... 1 A. Latar Belakang Masalah .................................................................. 1 B. Identifikasi Masalah ........................................................................ 3 C. Batasan Masalah.............................................................................. 3 D. Rumusan Masalah ........................................................................... 4 E. Tujuan Penelitian............................................................................ 4 F. Manfaat Penelitian........................................................................... 4 BAB II KAJIAN TEORI, KERANGKA BERPIKIR DAN PENGAJUAN HIPOTESIS...................................................................................... 7 A. Deskripsi Teori ................................................................................ 7 1. Belajar.............................................................................................. 7 a.Belajar......................................................................................... 7 b.Prinsip-Prinsip Belajar................................................................ 11 2. Hasil Belajar .................................................................................... 12 a.Pengertian Hasil Belajar ............................................................. 12
  • 12. xii 3. Pembelajaran Bahasa Indonesia Sekolah Dasar .............................. 15 4. Pengertian Model Pembelajaran...................................................... 18 5. Model Pembelajaran Picture and Picture ....................................... 19 a. Pengertian Model Pembelajaran Picture and Picture................. 19 b. Langkah – Langkah Model Pembelajaran Picture and Picture.. 21 c. Kelebihan dan Kekurangan Model Pembelajaran Picture and Picture..................................................................... 22 6. Model Pembelajaran Example non Examples ................................. 23 a. Pengertian Model Pembelajaran Example Non Examples.......... 23 b. Langkah – Langkah Model Pembelajaran Example Non Examples .............................................................. 25 c. Kelebihan dan Kekurangan Model Pembelajaran Example Non Examples .............................................................. 26 B. Hasil Penelitian yang Relevan......................................................... 27 C. Kerangka Berpikir ........................................................................... 31 D. Hipotesis Penelitian......................................................................... 33 BAB III METODOLOGI PENELITAN...................................................... 34 A. Tempat dan Waktu Penelitian ......................................................... 34 1. Tempat Penelitian ....................................................................... 34 2. Waktu Penelitian......................................................................... 34 B. Populasi dan Sampel Penelitian....................................................... 35 1. Populasi Penelitian...................................................................... 35 2. Sampel ........................................................................................ 36 C. Metode Penelitian............................................................................ 36 D. Teknik Pengumpulan Data .............................................................. 37 1. Definisi Konseptual .................................................................... 38 2. Definisi Operasional ................................................................... 39 3. Kisi-Kisi Instrumen Penelitian.................................................... 40 4. Pengujian Validitas dan Penghitungan Reliabilitas.................... 41 a. Pengujian Validitas.............................................................. 41
  • 13. xiii b. Pengujian Reliabilitas .......................................................... 42 E. Teknik Analisis Data ....................................................................... 43 1. Uji Persyaratan Analisis.............................................................. 43 a. Uji Normalitas ..................................................................... 43 b. Uji Homogenitas.................................................................. 44 2. Uji Hipotesis ............................................................................... 45 F. Hipotesis Statistik............................................................................ 46 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN.............................. 47 A. Deskripsi Data ................................................................................. 47 B. Uji Persyaratan Analisis .................................................................. 53 1. Uji Normalitas............................................................................. 53 2. Uji Homogenitas......................................................................... 56 3. Uji Hipotesis ............................................................................... 59 C. Analisis Data Uji Coba Instrumen Penelitian................................. 62 1. Uji Validitas................................................................................ 62 2. Uji Reliabilitas............................................................................ 66 D. Pembahasan Hasil Penelitian........................................................... 68 BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN ................................. 71 A. Kesimpulan...................................................................................... 71 B. Implikasi.......................................................................................... 72 C. Saran................................................................................................ 73 DAFTAR PUSTAKA .......................................................................... 74 LAMPIRAN – LAMPIRAN ................................................................ 77 DAFTAR RIWAYAT HIDUP............................................................. 184
  • 14. xiv DAFTAR TABEL Halaman Tebel 3.1 Daftar Jadwal Penelitian 2015................................................ 34 Tabel 3.2 Desain Penelitian.................................................................... 37 Tabel 3.3 Kisi-Kisi Instrument Penelitian .............................................. 40 Tabel 4.1 Data Hasil Belajar Kelas Eksperimen I.................................. 47 Tabel 4.1 Distribusi Frekuensi Hasil Belajar Bahasa Indonesia siswa Kelas III A Kelas Eksperimen I SDN Kebon Manggis 08 Pagi ...... 48 Tabel 4.2 Data Hasil Belajar Kelas Eksperimen II................................. 50 Tabel 4.2 Distribusi Frekuensi Hasil Belajar Bahasa Indonesia siswa Kelas III B Kelas Eksperimen II SDN Kebon Manggis 08 Pagi ..... 50 Tabel 4.3 Perbedaan Data Hasil Belajar Bahasa Indonesia Siswa Kelas Eksperimen I dengan Kelas Eksperimen ..................... 52 Tabel 4.4 Uji Normalitas Kelas Ekperimen I dan Eksperimen II........... 53 Tabel 4.5 Uji Homogenitas..................................................................... 56 Tabel 4.6 Hasil Perbedaan Uji Hipotesis................................................ 60 Tabel 4.7 Klasifikasi Butir Soal Uji Coba Instrumen Penelitian............ 62
  • 15. xv DAFTAR GAMBAR Halaman Gambar 2.1 Bagan Kerangka Berpikir...................................................... 32 Gambar 4.1 Grafik Histrogram dan Poligon Frekuensi Hasil Belajar Bahasa Indoensia Kelas Eksperimen I................................. 49 Gambar 4.2 Grafik Histrogram dan Poligon Frekuensi Hasil Belajar Bahasa Indoensia Kelas Eksperimen II ............................... 51 Gambar 4.3 Perbedaan Data Hasil Belajar Bahasa Indonesia Siswa Kelas Eksperimen I dengan Eksperimen II ......................... 52 Gambar 4.4 Kurva Distribusi Normal Hasil Belajar Bahasa Indonesia Kelas Eksperimen I.............................................................. 54 Gambar 4.4 Kurva Distribusi Normal Hasil Belajar Bahasa Indonesia Kelas Eksperimen II ............................................................ 55 Gambar 4.5 Kurva Homogenitas Hasil Belajar Bahasa Indonesia ........... 58 Gambar 4.6 Kurva Distribusi T ................................................................ 61 Gambar 4.7 Kurva Validitas Hasil Belajar Bahasa Indonesia ................. 64 Gambar 4.7 Kurva Validitas Hasil Belajar Bahsa Indonesia.................... 66 Gambar 4.8 Kurva Reliabilitas Hasil Belajar Bahasa Indonesia .............. 67
  • 16. xvi LAMPIRAN – LAMPIRAN Halaman Lampiran 1 Silabus Pembelajaran Tematik Sekolah Dasar Kelas III Semester 2 (Tema Kegemaran).............................................. 77 Lampiran 2 Kisi-Kisi dan Instrumen Penelitian Sebelum Uji Coba......... 80 Lampiran 3 Soal Instrumen Penelitian Sebelum Uji Coba ....................... 81 Lampiran 4 Kunci Jawaban Soal Instrumen Penelitian Sebelum Uji Coba 90 Lampiran 5 Kisi-Kisi dan Instrumen Penelitian Sesudah Uji Coba ......... 91 Lampiran 6 Soal Instrumen Penelitian Sesudah Uji Coba........................ 92 Lampiran 7 Kunci Jawaban Instrumen Penelitian Sesudah Uji Coba ...... 98 Lampiran 8 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (Kelas Eksperimen I)... 99 Lampiran 9 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (Kelas Eksperimen II) . 114 Lampiran 10 Analisis Validitas Butir Soal Istrumen Tes Uji Coba.......... 127 Lampiran 11 Uji Validitas ........................................................................ 128 Lampiran 12 Analisis Reliabilitas Butir Soal Instrumen Tes Uji Coba.... 132 Lampiran 13 Uji Reliabilitas..................................................................... 133 Lampiran 14 Daftar Nilai Hasil Belajar Bahasa Indonesia Siswa Kelas III SDN Kebon Manggis 08 (Kelas Eksperimen I) .................. 135 Lampiran 15 Perhitungan Distribusi Frekuensi Kelas Eksperimen I........ 136 Lampiran 16 Perhitungan Mean, Modus, Median, Varians dan Standar Deviasi Kelas Eksperimen I................................................. 138 Lampiran 17 Tabel Perhitungan Uji Normalitas Hasil Belajar Bahasa Indomesia Kelas Eksperimen I ............................................ 142 Lampiran 18 Perhitungan Uji Normalitas Hasil Belajar Bahasa Indomesia Kelas Eksperimen I.............................................................. 144 Lampiran 19 Daftar Nilai Hasil Belajar Bahasa Indonesia Siswa Kelas III SDN Kebon Manggis 08 (Kelas Eksperimen II) ................. 148 Lampiran 20 Perhitungan Distribusi Frekuensi Kelas Eksperimen II ...... 149 Lampiran 21 Perhitungan Mean, Modus, Median, Varians dan Standar Deviasi Kelas Eksperimen II ............................................... 151
  • 17. xvii Lampiran 22 Tabel Perhitungan Uji Normalitas Hasil Belajar Bahasa Indomesia Kelas Eksperimen II........................................... 155 Lampiran 23 Perhitungan Uji Normalitas Hasil Belajar Bahasa Indomesia Kelas Eksperimen II ............................................................ 157 Lampiran 24 Perbedaan Data Hasil Belajar Bahasa Indonesia Siswa Kelas Eksperimen I dengan Kelas Eksperimen II ......................... 161 Lampiran 25 Uji Homogenitas di Kelas III A dan Kelas III B SDN. Kebon Manngis 08 Pagi Jakarta Timur........................................... 162 Lampiran 26 Analisis Dengan Uji- T........................................................ 165 Lampiran 27 Tabel Nilai Kritis dari r Product Moment ........................... 169 Lampiran 28 Tabel Luas di Bawah Lengkungan Normal Standar ........... 170 Lampiran 29 Tabel Nilai Kritis L untuk Uji Lillifors ............................... 171 Lampiran 30 Tabel Daftar Distribusi F..................................................... 172 Lampiran 31 Nilai Persentil untuk Distribusi T........................................ 176 Lampiran 32 Dokumentasi........................................................................ 177 Lampiran 33 Surat Keterangan Penelitian dari FKIP UHAMKA ............ 178 Lampiran 34 Surat Keterangan Telah Melakukan Penelitian Sekolah ..... 179 Lampiran 35 Surat Keterangan Uji Validitas dari FKIP UHAMKA........ 180 Lampiran 36 Surat Keterangan Telah Melakukan Uji Validitas Sekolah. 181 Lampiran 37 Kartu Bimbingan Skripsi Pembimbing I............................. 182 Lampiran 38 Kartu Bimbingan Skripsi Pembimbing II............................ 183 Lampiran 39 Daftar Riwayat Hidup ......................................................... 184
  • 18.
  • 19. 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Model pembelajaran merupakan sebagai prosedur sistematis dalam mengorganisasikan pengalaman belajar atau sebagai teknik untuk guru mencapai tujuan pembelajaran yang baik, maka guru harus dapat mampu mengikuti tuntutan perkembangan dunia pendidikan terkini. Pendidikan merupakan suatu hal yang dikemas sedemikian rupa oleh orang yang lebih dewasa dan diberikan kepada orang yang lebih muda dengan tujuan menanamkan rasa tanggung jawab secara moril dari perbuatan yang dilakukannya. Dalam kehidupan manusia, pendidikan merupakan suatu kebutuhan yang harus dimilikinya. Pendidikan itu penting untuk peningkatan sumber daya manusia, namun kesempatan memperoleh pendidikan di Indonesia masih terbatas. Fakta yang terdapat di lapangan, pada salah satu mata pelajaran yang diajarkan di sekolah dasar adalah Bahasa Indonesia. Nampak beberapa kendala khususnya di SDN. Kebon Manggis 08 pagi Jakarta Timur yaitu hasil belajar Bahasa Indonesia yang rendah. Bahasa Indonesia pada sekolah dasar sangat penting dalam menumbuhkan dan mengembangkan pengetahuan dan kreativitas pada saat belajar di kelas. Pembelajaran Bahasa Indonesia adalah sebuah pelajaran yang menyiratkan banyak makna, dan tentunya setiap anak Indonesia haruslah
  • 20.
  • 21. 2 memahami namun sebaliknya peserta didik kurang menguasai atau mengerti materi Bahasa Indonesia karena guru hanya menggunakan model ceramah saja yang membuat perseta didik bosan dan menakutkan, tidak menggunakan model pembelajaran yang menarik peserta didik agar termotivasi dalam mata pelajarn Bahasa Indonesia. Banyak model yang dapat digunakan dalam pembelajaran Bahasa Indonesia diantaranya Picture and Picture dengan Example non Examples, peneliti memilih model pembelajaran tersebut karena sangat cocok untuk diuji coba sekolah dasar agar peserta didik dapat aktif di kelas dan bisa berpikir kritis dalam keadaan disektiranya dan termotivasi dalam mata pelajaran Bahasa Indonesia. Menurut Aris Shoimin, model pembelajaran Picture and Picture adalah model pembelajaran yang memasangkan atau mengurutkan gambar secara logis, sedangkan model pembelajaran Example non Examples adalah model pembelajaran yang menganalisis permasalahan di sekitar kita dengan menggunakan gambar dan foto.1 Dari uraian di atas menarik untuk dilakukan suatu penelitian penggunaan model Picture and Picture dengan model Example non Examples dalam pembelajaran Bahasa Indonesia, sehingga nantinya dapat pula dilihat sejauh mana perbedaan model tersebut dalam pembelajaran Bahasa Indonesia terhadap hasil belajar. Karenanya peneliti memilih judul 1 Aris Shoimin. 2014. 68 Model Pembelajaran Inovasi dalam Kurikulum 2013. Yogyakarta: Ar-Ruzz Media. hal: 122 & 73.
  • 22. 3 “Perbedaan model Picture and Picture dengan Example non Examples Terhadap Hasil Belajar Bahasa Indoensia Siswa kelas III SDN Kebon Manggis 08 Pagi”. B. Identifikasi Masalah Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan di atas, maka dapat diidentifikasikan masalah sebagai berikut: 1. Penggunaan model yang tidak variatif dalam pembelajaran Bahasa Indonesia dapat menimbulkan kebosanan peserta belajar. 2. Model pembelajaran yang tidak tepat dapat berpengaruh terhadap pada hasil belajar Bahasa Indonesia siswa rendah. 3. Guru kurang menggunakan model yang aktif dalam pembelajaran Bahasa Indonesia membuat peserta didik menjadi menakutkan. 4. Model pembelajaran yang menarik peserta didik agar termotivasi dalam mata pelajaran Bahasa Indonesia. 5. Model pembelajaran Picture and Picture dan Example non Examples sangat cocok diterapkan dalam pembelajaran Bahasa Indonesia kelas III SDN Kebon Manggis 08 Pagi. C. Batasan Masalah Berdasarkan identifikasi masalah yang telah dikemukakan, peneliti membatasi ruang lingkup permasalahan, agar peneliti lebih terarah yaitu pada perbedaan penggunaan model Picture and Picture dengan model Example non Examples terhadap Hasil Belajar Bahasa Indonesia siswa kelas III SDN Kebon Manggis 08 Pagi Jakarta Timur.
  • 23. 4 D. Rumusan Masalah Berdasarkan pembatasan masalah yang sudah dijelaskan, maka permasalahan ini dirumuskan sebagai berikut: “Apakah terdapat perbedaan siswa yang diajarkan model Picture and Picture dengan yang diajarkan Example non Examples terhadap Hasil Belajar Bahasa Indonesia Siswa kelas III SDN Kebon Manggis 08 Pagi?” E. Tujuan Penelitian Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah terdapat perbedaan siswa yang diajarkan model Picture and Picture dengan yang diajarkan model Example non Examples Terhadap Hasil Belajar Bahasa Indonesia Siswa kelas III di SDN Kebon Manggis 08 Pagi. F. Manfaat Penelitian Dari hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat secara: 1. Manfaat secara teoritis Agar penelitian ini dapat menambah pengetahuan, khususnya dalam pelajaran Bahasa Indonesia. Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan ide dan manfaat untuk menerapkan model Picture and Picture dengan model Example non Examples di dalam proses pembelajaran.
  • 24.
  • 25. 5 2. Manfaat secara praktis a. Bagi siswa, diharapkan siswa menjadi aktif belajar di kelas dan dapat membentuk sikap kerjasama yang baik dengan teman sekelompok serta meningkatkan hasil belajar Bahasa Indonesia. b. Bagi guru, diharapkan dapat memperluas wawasan guru terhadap model Picture and Picture dengan model Example non Examples serta dapat menjadi alternatif model pembelajaran yang dapat dilaksanakan di kelas sehingga proses belajar Bahasa Indonesia di kelas menjadi bermakna bagi siswa. c. Bagi sekolah, dengan adanya penelitian ini diharapkan dapat meningkatkan kualitas sekolah dalam hal penerapan kegiatan pembelajaran yang berpusat pada siswa sehingga siswa akan lebih aktif dalam proses pembelajaran. d. Bagi peneliti, dapat mengetahui lebih lanjut lagi model yang dapat digunakan untuk siswa kelas III dan sejauh mana model Picture and Picture dengan model Example non Examples meningkatkan hasil belajar Bahasa Indonesia. e. Bagi peneliti selanjutnya, dapat memberikan gambaran yang lebih jelas tentang pembelajaran Bahasa Indonesia dengan menggunakan model Picture and Picture dengan model Example non Examples, serta mengaplikasikan kemampuan yang telah diperoleh selama menjalani perkuliahan dan mempelajari cara untuk memecahkan
  • 26.
  • 27. 6 f. masalah yang dihadapi ketika proses belajar Bahasa Indonesia di kelas.
  • 28.
  • 29. 7 BAB II KAJIAN TEORI A. Deskripsi Teori 1. Belajar a. Belajar Belajar merupakan suatu proses perubahan tingkah laku sebagai hasil dari interaksi dengan lingkungannya dalam memenuhi kebutuhan hidupnya. Perubahan-perubahan tersebut akan nyata dalam seluruh aspek tingkah laku. “Belajar ialah suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungan”. 2 Perubahan yang terjadi dalam diri seseorang banyak sekali baik sifat maupun jenisnya karena itu sudah tentu tidak setiap perubahan dalam diri seseorang merupakan perubahan dalam arti belajar. Menurut H.C. Witherington dalam Eveline Siregar dan Hartini,“belajar sebagai suatu perubahan di dalam kepribadian yang menyatakan diri sebagai suatu pola baru 2 Slameto. 2010. Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta: Rineka Cipta. hal.2
  • 30.
  • 31. 8 menyatakan diri sebagai suatu pola baru dari reaksi berupa kecakapan, sikap, kebiasaan kepribadian atau suatu pengertian”.3 Berdasarkan definisi di atas, dapat disimpulkan belajar merupakan sebuah proses interaksi antara pendidik dan peserta didik untuk mencapai suatu perubahan yang tadinya tidak tahu menjadi tahu, agar tercapai suatu cita-cita yang diinginkan. Dalam kegiatan belajar yang terpenting bukanlah hasil yang diperolehnya saja, tetapi juga proses bagaimana kegiatan belajar itu berlangsung. Artinya belajar harus diperoleh dari usaha sendiri, adapun seorang guru hanya sebagai perantara atau penunjang dalam kegiatan belajar agar belajar dapat berhasil dengan baik. Menurut Skinner dalam Dimyati dan Mudjiono,“belajar adalah suatu perilaku saat orang belajar maka responsnya menjadi lebih baik sebaliknya bila ia tidak belajar maka responsnya menurun”.4 Belajar merupakan suatu perilaku yang mendapatkan meresponsnya dari pebelajar yang lebih baik jika seseorang melakukan belajar dan sebaliknya jika tidak belajar mendapatkan tanggapan yang menurun. Proses belajar dapat dilihat dari perubahan tingkah laku pada setiap diri atau individu karena dari tidak tahu 3 Eveline Siregar dan Hartini Nara. 2010. Teori Belajar dan Pembelajaran. Bogor: Ghalia Indonesia. hal. 4 4 Dimyati dan Mudjiono. 2006. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Rineka. hal. 9
  • 32. 9 menjadi tahu dan terjadi interaksi antara individu yang lain mampu berinteraksi dengan lingkungan. Menurut Harold Spears dalam Agus Suprijono,“belajar adalah mengamati, membaca, meniru, mencoba sesuatu, mendengar dan mengikuti arah tertentu”.5 Guru berperan sebagai pengajar yang berusaha memberikan ilmu pengetahuan sebanyak-banyaknya kepada siswa dan siswa giat mengumpulkan dan menerimanya. Dalam proses belajar mengajar banyak didominasi dengan aktivitas menghafal. Tetapi kebanyakan siswa merasa malas belajar jika hanya menghafal saja. Oleh karena itu, guru haruslah menciptakan suasana belajar yang menyenangkan agar siswa tidak merasa bosan dalam kegiatan belajar mengajar. Menurut James O. Whittaker dalam Aunurrahman,“belajar proses dimana tingkah laku ditimbulkan atau diubah melalui latihan atau pengalaman”.6 Belajar adalah suatu proses usaha sadar yang dilakukan oleh individu untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku baik yang baru secara keseluruhan sebagai latihan dan pengalaman individu dan menyangkut aspek-aspek kognitif, afektif, dan psikomotorik untuk memperoleh tujuan tertentu. 5 Agus Suprijono. 2013. Cooperative Learning Teori & Aplikasi PAIKEM. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. hal. 2 6 Aunurrahman. 2010. Belajar dan Pembelajaran. Bandung: Alfabeta. hal.35
  • 33. 10 Menurut Singer dalam Eveline Siregar dan Hartini Nara,“belajar adalah sebagai perubahan perilaku yang relatif tetap yang disebabkan pratik atau pengalaman yang sampai dalam situasi tertentu”.7 Suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku dan pola pikir yang baru secara menyeluruh, sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya. Hal ini menjelaskan betapa besarnya pengaruh lingkungan terhadap perubahan tingkah laku yang diperoleh dari hasil pengalaman yang didapatkan selama berinteraksi dengan lingkungan. Perubahan perilaku yang relatif menetap yang dihasilkan dari pengalaman masa lalu ataupun dari pembelajaran yang bertujuan atau direncanakan, Pengalaman diperoleh individu dalam interaksinya dengan lingkungan, baik yang tidak direncanakan maupun yang direncanakan, sehingga menghasilkan perubahan yang bersifat relatif menetap. Menurut Gagne dalam Ratna Wilis Dahar, “belajar adalah sebagai suatu proses di mana suatu organisasi berubah perilakunya sebagai akibat pengalaman”.8 Pengalaman diperoleh individu dalam interaksinya dengan lingkungan baik yang tidak direncanakan 7 Eveline Siregar dan Hartini Nara.Loc.Cit. hal. 4 8 Ratna Wilis Dahar. 2011. Teori-Teori Belajar & Pembelajaran. Bandung: PT. Gelora Aksara Pratama. hal. 2
  • 34.
  • 35. 11 maupun yang direncanakan sehingga menghasilkan perubahan yang bersifat relatif menetap. Dari berbagai definisi di atas yang telah diungkapkan oleh para ahli dapat disimpulkan bahwa belajar merupakan suatu aktivitas mental yang berlangsung dalam interaksi dengan lingkungan yang menghasilkan perubahan tingkah laku atau proses awal yang mengarahkan kita pada suatu pengetahuan baru yang dimiliki seseorang sebagai akibat dari hasil pengalaman sehingga menghasilkan perubahan tingkah laku. Perubahan tersebut bisa berupa: dari tidak tahu menjadi tahu, tidak bisa menjadi bisa, tidak mampu menjadi mampu, dari caranya memberikan respon ke arah yang positif ataukah ke arah yang negatif dan menetap sebagai hasil dari sebuah pengalaman. Belajar juga menyangkut aktivitas yang dilakukan secara terus-menerus selama manusia tersebut masih hidup. b. Prinsip–Prinsip belajar Menurut Slameto, prinsip-prinsip belajar dapat dilaksanakan dalam situasi dan kondisi yang berbeda, dan karenanya setiap siswa secara individual memiliki prasyarat yang diperlukan untuk belajar diantaranya: 1. Dalam belajar setiap siswa harus diusahakan partisipasi aktif, meningkatkan minat dan membimbing untuk mencapai tujuan instruksional,
  • 36. 12 2. Belajar harus dapat menimbulkan reinforcerment dan motivasi yang kuat pada siswa untuk mencapai tujuan instruksional, 3. Belajar perlu lingkungan yang menantang di mana anak dapat mengembangkan kemampuannya berekspiorasi dan belajar dengan efektif, 4. Belajar perlu ada interasi siswa dengan lingkungannya. 9 2. Hasil Belajar a. Pengertian Hasil Belajar Hasil belajar merupakan untuk mengetahui tingkat keberhasilan yang dicapai oleh siswa setelah mengikuti suatu kegiatan pembelajaran dimana tingkat keberhasilan kemudian diperoleh dengan nilai. Menurut Gagne dalam Agus Suprijono,hasil belajar adalah pola-pola perbuatan, nilai-nilai, pengertian-pengertian, sikap-sikap, apresiasi dan keterampilan sebagai berikut: a. Informasi verbal yaitu kapabilitas mengungkapkan pengetahuan dalam bentuk bahasa, baik lisan maupun tertulis. b. Keterampilan intelektual yaitu kemampuan mempresentasikan kinsep dan lambang. c. Strategi kognitif yaitu kecakapan menyalurkan dan mengarahkan aktivitas kognitifinya sendiri. d. Keterampilan motorik yaitu kemampuan melakukan searngkaian gerak jasmani dalam urusan dan koordinasi sehingga terwujud otomatisme gerak jasmani. e. Sikap adalah kemampuan menerima atau menolak objek berdasarkan penilaian terhadap objek tersebut. 10 Berhasil tidaknya suatu proses belajar mengajar di sekolah dapat dilihat dari hasil belajar yang diraih oleh siswa tersebut. Efektif atau tidaknya sebuah pembelajaran dapat diketahui dari hasil 9 Slameto. Op. Cit. hal.27 10 Agus Suprijono. 2013. Cooperative Learning Teori dan Aplikasi PAIKEM. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. hal. 5-6
  • 37. 13 belajar siswa. Meski melalui proses belajar yang sama, hasil belajar yang dicapai oleh setiap siswa pasti berbeda-beda. Sebab proses belajar dipengaruhi oleh beberapa kemampuan yang bisa menyebabkan pencapaian hasil belajar menjadi beragam. Menurut Sudjana “hasil belajar adalah kemampuan- kemampuan yang dimiliki siswa setelah ia menerima pengalaman belajarnya”.11 Bahwa seseorang yang sudah belajar tidak sama keadaannya dengan saat ketika dia belum belajar. Kegiatan belajar bermula dari awal belajar, proses belajar dan akhir, setiap langkah dan prosesnya mempunyai tujuan masing-masing demi pencapaian hasil belajar siswa yang dikehendaki. Perubahan tesebut dapat diartikan terjadinya peningkatan yang lebih baik sebelum melakukan kegiatan belajar. Dalam hasil belajar, seperti dalam belajar Bahasa Indonesia perubahan yang terjadi, misalnya siswa yang tadinya belum paham menjadi paham materi dalam Bahasa Indonesia. Menurut Winkel dalam Purwanto,“hasil belajar adalah perubahan yang mengakibatkan manusia berubah dalam sikap dan tingkah lakunya”.12 Perubahan perilaku disebabkan karena dia mencapai penguasaan atas sejumlah bahan yang diberikan dalam proses belajar mengajar. Lebih lanjut lagi ia mengatakan bahwa hasil 11 Nana Sudjana. 2004. Penelitian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung: PT. Rosdakarya. hal. 22 12 Purwanto. 2011. Evaluasi Hasil Belajar. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. hal. 45
  • 38.
  • 39. 14 belajar dapat berupa perubahan dalam aspek kognitif, afektif dan psikomotorik. Hasil belajar tidak hanya dapat dilihat dari nilai evaluasi setelah proses pembelajaran, peristiwa belajara dapat muncul dalam berbagai jenis perubahan atau pembuktian tingkah laku peserta didik. Menurut Sudjana dalam Asep Jihad dan Abdul Haris, “hasil belajar adalah kemampuan-kemampuan yang dimiliki siswa setelah ia menerima pengelaman belajarnya”. 13 Menurut Slameto dalam Syarifudin dkk,“hasil Belajar merupakan perubahan tingkah laku individu yang mempunyai cita-cita: a) Perubahan dalam belajar terjadi secara sadar, b) Perubahan dalam belajar mempunyai tujuan, c) Perubahan belajar secara positif, d) Perubahan dalam belajar bersifat kontinu, e) Perubahan dalam belajara bersifat permanen (langgeng)”.14 Hasil belajar itu sendiri merupakan suatu proses dari seseorang yang berusaha untuk memperoleh perubahan perilaku yang relatif menetap pada siswa. Kemampuan perseta didik yang berupa keterampilan yang melakukan perilaku baru sesuai dengan pengalaman. Menurut Bloom dalam Etin Solihatin, “hasil belajar merupakan suatu kemampuan yang berupa keterampilan dan perilaku baru sebagai akibat latihan atau pengalaman”.15 Anak yang berhasil dalam belajar mencapai tujuan-tujuan pembelajaran untuk mengetahui apakah hasil belajar yang dicapai oleh peserta didik telah sesuai dengan tujuan yang dikendaki dapat diketahui melalui evaluasi. 13 Asep Jihad & Abdul Haris.2013. Evaluasi Pembelajaran.Yogyakarta:Multi Pressindo. hal. 15 14 H.E. Syarifudin, dkk. 2010. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Diadit Media. hal. 33 15 Etin Solihatin. 2012. Strategi Pembelajaran PPKN. Jakarta: Bumi Aksara. hal. 5
  • 40. 15 Menurut Nawawi dalam Ahmad Susanto,“hasil belajar adalah sebagai tingkat keberhasilan siswa dalam mempelajari materi pelajaran di sekolah yang dinyatakan dalam skor yang diperoleh dari hasil tes mengenal sejumlah materi pelajaran teretentu”.16 Dari definisi pengertian hasil belajar yang telah diuraikan, dapat disimpulkan bahwa hasil belajar adalah perubahan tingkah laku dan pola berpikir secara keseluruhan yang ditandai dengan kedewasaan logika dan terstrukturnya pemikiran setelah mendapat pengalaman belajar yang dapat dilihat dari penyelesaian- penyelesaian masalah yang dihadapi, dapat berupa perubahan dalam aspek kognitif, afektif dan psikomotorik. Hasil belajar merupakan suatu hasil nyata yang dicapai oleh siswa dalam usaha menguasai pembelajaran yang telah diajarkan di sekolah yang diwujudkan dalam bentuk raport pada setiap semester. 3. Pembelajaran Bahasa Indonesia Sekolah Dasar Bahasa merupakan alat komunikasi manusia dalam kehidupan sehari-hari, dengan bahasa seseorang dapat menyampaikan ide, pikiran, perasaan atau informasi kepada orang lain, baik secara lisan maupun tulisan. Bahasa adalah alat komunikasi antaranggota masyarakat berupa simbol bunyi yang dihasilkan oleh alat uacapan manusia. 16 Ahmad Susanto. 2013. Teori Belajar dan Pembelajaran di Sekolah Dasar. Jakarta: Prenadamedia Group. hal. 5
  • 41. 16 Bahasa dipergunakan pada sebagai besar aktivitas manusia tanpa bahasa manusia tidak dapat mengungkapkan perasaannya, menyampaikan keinginan, memberikan saran dan pendapaat, bahkan sampai tingkat pemikiran sesorang yang berkaitan dengan bahasa. Semakin tinggi tingkat penguasaan bahasa seseorang, semakin baik pula penggunaan bahasa dalam berkomunikasi. Menurut Nursisto dalam Isriani Hardini dan Dewi Puspitasari,“penggunaan berbagai teknik dan metode yang inovatif dapat menciptakan situasi pembelajaran yang kondusif. Peserta didik terlibat secara langsung dalam menyerap informasi dan menyatakan kembali hasil rekaman informasi yang diperolehnya sesuai dengan kemampuan individu peserta didik. Melalui proses pembelajaran yang dinamis diharapkan akan tercipta suatu bentuk komunikasi lisan antara peserta didik dengan peserta normal adalah menyimak, berbicara, membaca, dan menulis. Keempatnya tumbuh dalam diri setiap individu, pada tingkatan paling sederhana yaitu dalam wujud kemampuan berkomunikasi langsung dengan bahasa lisan, memiliki kemampuan menyimak dan berbicara, tahapan yang setingkat lebih tinggi adalah membaca, dan yang paling rumit adalah menulis dalam bentuk bahasa tulis”.17 Kemampuan berbicara dan kemampuan menulis mengandalkan kemampuan berbahasa yang bersifat aktif dan produktif. Kedua keterampilan berbahasa merupakan usaha untuk mengungkapkan pikiran dan perasaan yang ada pada diri seorang pemakai bahasa melalui bahasa. Peserta didik memerlukan alat untuk mengungkapkan informasi yang ada di dalam pemikirannya, baik berupa ide, aspirasi, 17 Isriani Hardini dan Dewi Puspitasari. 2012.Strategi Pembelajaran Terpadu (teori, konsep & implementasi). Yogyakarta: Familia (Group Relasi Inti Media). hal. 183
  • 42.
  • 43. 17 inspirasi, pendapat, gagsan, hasil kreasi seni, budaya, religi dan teknologi. Menurut Harimukti Kridalaksana dalam Yusri Rosdiana dkk,“bahasa adalah sistem lambang bunyi yang arbitrer yang dipergunakan oleh para anggota kelompok sosial untuk bekerja sama, berkomunikasi dan mengidentifikasi diri”.18 Menurut Depdikbud dalam Nini Ibrahim,“ragam bahasa adalah variasi bahasa menurut pemakaian yang berbeda-beda menurut topik yang dibicarakan, menurut hubungan pembicaraan, dan orang yang dibicarakan, serta menurut medium pembicaraan”.19 Kedudukan bahasa Indonesia terbagi menjadi dua, yakni sebagai bahasa nasional dan bahasa negara. “Sebagai bahasa nasional, bahasa Indonesia berfungsi sebagai lambang kebanggan Nasional, lambang identitas nasional, alat pemersatu, dan alat penghubung antarbudaya antardaerah. Sebagai bahasa Negara, bahasa Indonesia berfungsi sebagai bahasa resmi kenegaraan, bahasa pengantar resmi di lembaga-lembaga pendidikan, bahasa resmi dalam perhubungan pada tingkat nasional untuk kepentingan perencanaan dan pelaksanaan pembangunan serta pemerintah, dan bahasa resmi dalam pengembangan kebudayaan dan pemanfaatan ilmu pengetahuan serta teknologi modern”.20 Pembelajaran Bahasa Indonesia Sekolah Dasar sebagai alat pemahaman dalam melaksanakan pembelajaran secara benar. Bahasa adalah hasil budaya yang hidup dan berkembangan dan harus dipelajari. Menurut Teilhard dalam Zulela, bahasa “pada diri manusia ada 18 Yusi Rosdiana, dkk. 2008. Bahasa dan Sastra Indonesia di SD. Jakarta: Universitas Terbuka. hal. 1.4 19 Nini Ibrahim. 2011. Bahasa Indonesia untuk perguruan tinggi. Jakarta: UHAMKA PRESS. hal. 8 20 Ade Hikmat & Nani Solihati. 2013. Bahasa Indonesia (untuk Mahasiswa S1 & pascasarjana, Guru, Dosen, Praktis, dan Umum). Jakarta: PT Grasindo. hal.15
  • 44. 18 kemampuan otak yang kodrati untuk melaksanakan refleksi dan kebebasan, kemampuan ini akan berkembang apabila dibudayakan melalui lingkungan”.21 Dari definisi pengertian bahasa yang telah diuraikan diatas maka dapat disimpulkan bahwa Bahasa adalah kunci pokok bagi kehidupan manusia di atas dunia ini atau sistem yang teratur berupa lambang- lambang bunyi yang digunakan untuk mengekspresikan perasaan dan pikiran bahasa tersebut, karena dengan bahasa orang bisa berinteraksi dengan sesamanya dan bahasa merupakan sumber daya bagi kehidupan bermasyarakat. Adapun bahasa dapat digunakan apabila saling memahami atau saling mengerti erat hubungannya dengan penggunaan sumber daya bahasa yang kita miliki. 4. Pengertian Model Pembelajaran Model pembelajaran adalah cara atau teknik penyajian yang digunakan guru dalam proses pembelajaran agar tercapai tujuan pembelajaran untuk menyajikan pesan kepada siswa yang harus diketahui, dimengerti dan dipahami dengan cara membuat suatu pola atau contoh bahan-bahan yang dipilih oleh guru sesuai dengan materi yang diberikan dan kondisi dalam kelas. Menurut Yojce dalam Hamruni,“model pembelajaran merupakan suatu perencanaan atau suatu pola yang digunakan sebagai pedoman dalam merencanakan pembelajaran di kelas atau 21 Zulela. 2012. Pembelajaran Bahasa Indonesia Apresiasi Sastra di Sekolah Dasar. Bandung: PT Remaja Rosdakarya. hal. 3
  • 45. 19 pembelajaran untuk menentukan perangkat-perangkat pembelajaran”.22 Model pembelajaran mengarah kepada desain pembelajaran yang membantu peserta didik untuk memudahkan proses belajar sesuai dengan tujuan pembelajaran yang tercapai. Menurut Soekamto, dkk dalam Trianto,”model pembelajaran adalah kerangka konseptual yang melukiskan prosedur yang sistematis dalam mengorganisasikan pengalaman belajar untuk mencapai tujuan belajar tertentu dan berfungsi sebagai pedoman bagi para perancang pembelajaran dan para pengajar dalam merencanakan aktivitas belajar mengajar”. 23 Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa model pembelajaran sebagai suatu rencana mengajar yang memperlihatkan pola pembelajaran tertentu dalam mewujudkan kondisi belajar atau sistem lingkungan yang menyebabkan terjadinya belajar pada peserta didik. 5. Model Pembelajaran Picture and Picture a. Pengertian Model Pembelajaran Picture and Picture Model pembelajaran Picture and Picture merupakan suatu model belajar yang menggunakan gambar dan dipasangkan atau diurutkan menjadi urutan logis. Model pembelajaran ini mengandalkan gambar sebagai media dalam proses pembelajaran, gambar-gambar ini menjadi faktor utama dalam proses pembelajaran. 22 Hamruni. 2012. Strategi Pembelajaran. Yogjakarta: Insan madani. hal.5 23 Trianto. 2010. Mengembangkan Model Pembelajaran Tematik. Jakarta: Prestasi Pustaka. hal.74
  • 46.
  • 47. 20 Menurut Aris Shoimin model pembelajaran Picture and Picture adalah suatu model belajar menggunakan gambar dan dipasangkan atau diurutkan menjadi urutan logis, model pembelajaran ini mengandalkan gambar yang menjadi faktor utama dalam proses pembelajaran. 24 Model pembelajaran ini memiliki ciri aktif, inovatif, kraetif dan menyenangkan digunakan selalu menekankan aktifnya peserta didik dalam setiap proses pembelajaran. Model pembelajaran Picture and Picture merupakan sebuah model pembelajaran seorang guru menggunakan alat bantu atau media gambar untuk menerangkan sebuah materi atau memfasilitasi siswa untuk aktif belajar dan siswa tidak hanya di suapin ilmu kepada guru. Menurut Bidan Dian, Model pembelajaran Picture and Picture adalah suatu model belajar yang menggunakan gambar dan dipasangkan / diurutkan menjadi urutan logis. 25 Model pembelajaran Picture and Picture adalah seluruh rangkaian penyajian materi ajar yang meliputi segala aspek sebelum, sedang dan sesudah pembelajaran yang dilakukan guru serta segala fasilitas yang terkait yang digunakan secara langsung atau tidak langsung dalam proses belajar mengajar. Menurut Hamdayama, Model pembelajaran Picture and Picture merupakan sebuah model pembelajaran dimana guru 24 Aris Shoimin. Aris Shoimin. 2014. 68 Model Pembelajaran Inovatif dalam Kurikulum 2013. Yogyakarta: AR-RUZZ MEDIA.hal.122 25 http://jurnalbidandiah.blogspot.com/2012/04/model-pembelajaran-picture-and- picture.html#ixzz3VJ9Oe2HU/ diunduh pada tanggal 23 Maret 2015 pukul 22:17
  • 48. 21 menggunakan alat bantu atau media gambar untuk menerapkan sebuah materi atau memfasilitasi siswa untuk aktif belajar. 26 Dari uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa model pembelajaran Picture and Picture merupakan salah satu model pembelajaran yang dapat menjawab persoalan bagimana belajar itu bermakna, menyenangkan dan sesuai dengan realita yang ada serta lebih melibatkan siswa aktif belajar, baik secara mental maupun sosial. b. Langkah-Langkah Model Pembelajaran Picture and Picture Model pembelajaran memiliki langkah-langkah untuk mencapai hasil belajar, begitu juga juga dengan model pembelajaran Picture and Picture. Menurut Turkiran Taniredja dkk, langkah–langkah dalam model pembelajaran Picture and Picture sebagai berikut: a) Guru menyampaikan kompetensi yang ingin di capai, b) Menyajikan materi sebagai pengantar, c) Guru menunjukkan atau memperlihatkan gambar- gambar kegiatan berkaitan dengan materi, d) Guru menunjuk atau memanggil siswa secara bergantian memasang atau mengurutkan gambar-gambar menjadi urutan yang logis, e) Guru menanyakan alasan atau dasar pemikiran urutan gambar tersebut, f) Dari alasan ururtan gambar tersebut guru memulai menanamkan konsep atau materi sesuai dengan kompetensi yang ingin dicapai, g) Kesimpulan dan rangkuman. 27 26 Jumanta Hamdayaman. 2014. Model dan Metode Pembelajaran Kreatif dan Berkarakter. Bogor:Ghalia Indonesia. hal. 229 27 Tukiran Taniredja, dkk. 2011. Model-Model Pembelajaran Inovatif. Bandung: Alfabeta. hal.100
  • 49. 22 Dari uraian langkah-langkah model pembelajaran Picture and Picture diatas dapat disimpulkan bahwa guru lebih berperan aktif dari pada peserta didik, di sini peserta didik hanya di tunjuk guru untuk mengurutkan gambar menjadi urutan yang sesuai atau logis, lalu guru menanyakan alasan dari dasar pemikiran urutan gambar tersebut, setelah itu guru menanamkan konsep pada gambar sesuai dengan kompetensi yang ingin dicapai dan memberikan kesimpulan atau rangkuman. c. Kelebihan dan Kekurangan Model Pembelajaran Picture and Picture Menurut Istarani dalam buku Jumanta Hamdayama, kelebihan model pembelajaran Picture and Picture diantaranya: a) Materi yang diajarkan lebih terarah karena pada awal pembelajaran guru menjelaskan kompetensi yang harus dicapai dan materi secara singkat terlebih dahulu. b) Siswa lebih cepat menangkap materi ajar karena guru menunjukkan gambar-gambar mengenai materi yang dipelajari. c) Dapat meningkatkan daya nalar atau daya pikir siswa karena siswa disuruh guru untuk menganalisis gambar yang ada. d) Dapat meningkatkan tanggung jawab siswa, sebab guru menanyakan alasan siswa mengurutkan gambar. e) Pembelajaran lebih berkesan sebab siswa dapat mengamati langsung gambar yang telah dipersiapkan oleh guru. Kekurangan model pembelajaran Picture and Picture diantaranya: a) Sulit menemukan gambar-gambar yang bagus dan berkulitas serta sesuai dengan materi pelajaran. b) Sulit menemukan gambar-gambar yang sesuai dengan daya nalar atau kompetensi siswa yang dimiliki. c) Baik guru ataupun siswa kurang terbiasa dalam menggunakan gambar sebagai bahan utama dalam membahasa suatu materi pelajaran.
  • 50.
  • 51. 23 d) Tidak tersedianya dana khusus untuk menemukan atau mengadakan gambar-gambar yang diinginkan. 28 Dari uraian kelebihan model pembelajaran Picture and Picture diatas dapat disimpulkan bahwa materi yang di ajarkan lebih terarah dan memudahkan siswa untuk belajar, guru lebih mengetahui kemampuan masing-masing siswa, melatih berpikir logis, kritis dan sistematis, siswa lebih kritis dalam menganalisis gambar tersebut, siswa mengetahui aplikasi dari materi berupa gambar dan siswa diberi kesempatan untuk mengemukakan pendapatnya. Memakan banyak waktu, sulit sekali menemukan gambar yang bagus dan berkulaitas, banyak siswa yang pasif dan susah menemukan gambar yang sesuai dengan daya nalar peserta didik, banyak siswa tidak senang atau malas apabila disuruh bekerja sama dengan yang lain, dibutuhkan dukungan fasilitas alat dan biaya. 6. Model Pembelajaran Example non Examples a. Pengertian Model Pembelajaran Example Non Examples Model Pembelajaran Example non Examples merupakan model pembelajaran yang menggunakan gambar sebagai media pembelajaran. Penggunaan media gambar ini disusun dan dirancang agar anak dapat menganalisis gambar tersebut menjadi sebuah bentuk diskripsi singkat mengenai apa yang ada didalam gambar. 28 Jumanta Hamdayama. Op.cit. hal.231
  • 52. 24 Menurut Hamdayama,“Model Pembelajaran Example non Example merupakan salah satu contoh model pembelajaran yang menggunakan media”. 29 Penggunaan Model Pembelajaran Example non Examples ini lebih menekankan pada konteks analisis siswa. Biasa yang lebih dominan digunakan di kelas tinggi, namun dapat juga digunakan di kelas rendah dengan menenkankan aspek psikoligis dan tingkat perkembangan siswa kelas rendah seperti : kemampuan berbahasa tulis dan lisan, kemampuan analisis ringan, dan kemampuan berinteraksi dengan siswa lainnya. Menurut Komalasari dalam Aris Shoimin,“model Pembelajaran Example non Examples adalah model pembelajaran yang membelajarkan murid terhadap permasalahan yang ada di sekitarnya melalui analisis berupa gambar-gambar, foto dan kasus yang bermuatan masalah. Murid diarahkan untuk mengindetifikasi masalah, mencari alternatif pemecahan masalah, dan menentukan cara pemecahan masalah yang paling efektif, serta melakukan tindak lanjut”. 30 Model pembelajaran Example non Examples adalah taktik yang dapat digunakan untuk mengajarkan definsi konsep, taktik ini bertujuan untuk mempersiapkan siswa secara cepat dengan menggunakan 2 hal yang terdiri dari Example non Examples dari suatu definsi konsep yang ada, dan meminta siswa untuk mengklasifikasikan keduanya sesuai dengan konsep yang ada. 29 Jumanta Hamdayama.Ibid. hal. 98 30 Aris Shoimin. 2014. Op.Cit. hal. 73
  • 53. 25 Menurut Bidan Diah,“Model Pembelajaran Example non Examples atau juga biasa di sebut example and non-example merupakan model pembelajaran yang menggunakan gambar sebagai media pembelajaran”. 31 Pembelajaran model Example non Examples memberi ruang dan kesempatan yang luas kepada setiap anggota kelompok untuk bertatap muka saling memberikan informasi dan saling membelajarkan, interaksi tatap muka akan memberikan pengalaman yang berharga kepada setiap anggota kelompok untuk bekerja sama, menghargai setiap perbedaan, memanfaatkan kelebihan masing- masing anggota, dan mengisi kekurangan masing-masing. b. Langkah-Langkah Model Pembelajaran Example Non Examples Model pembelajaran memiliki langkah-langkah untuk mencapai hasil belajar diantaranya model pembelajaran Example non Example. Menurut Tukiran dkk, langkah-langkah model pembelajaran Example non Examples sebagai berikut: a) Guru mempersiapkan gambar-gambar sesuai dengan tujuan pembelajaran. b) Guru menempelkan gambar di papan, atau ditanyangkan melalui LCD atau OHP, atau dapat pula menggunakan Proyektor. 31 http://jurnalbidandiah.blogspot.com/2012/04/model-pembelajaran-example-non- example.html#ixzz3VDoFLk2y/ diunduh pada tanggal 23 Maret 2015 pukul 22:17
  • 54.
  • 55. 26 c) Guru memberi petunjuk dan memberi kesempatan kepada peserta didik untuk memerhatikan atau menganalisis gambar. d) Melalui diskusi kelompok 2-3 orang peserta didik, hasil diskusi dari analisis gambar tersebut dicatat pada kertas. e) Tiap kelompok diberi kesempatan membacakan hasil diskusinya. f) Setelah memahami hasil dari analisis yang dilakukan siswa, guru mulai menjelaskan materi sesuai tujuan pembelajaran yang ingin dicapai. g) Guru dan peserta didik menyimpulkan materi sesuai dengan tujuan pembelajaran.32 Dari uraian diatas langkah-langkah model pembelajaran Example non Examples dapat disimpulkan bahwa guru mempersiapkan gambar yang sesuai dengan materi diajarkan, lalu guru menempelkan gambar di papan tulis atau ditayangkan melalui LCD, guru memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk memperhatikan gambar tersebut dan menganalisis, guru membuat kelompok 2-3 orang peserta didik, setelah itu setiap kelompok membaca hasil diskusinya di depan kelas, lalu menjelaskan hasil setiap kelompok yang memberikan hasil diskusinya, guru dan peserta didik bersama memberikan kesimpulan. c. Kelebihan dan Kekurangan Model Pembelajaran Example non Examples Model pembelajaran mempunyai kelebihan dan kekurangan masing-masing, begitu juga dengan kelebihan dan kekurangan model pembelajaran Example non Example. 32 Tukiran Taniredja, dkk. 2011. Op.Cit.hal. 99-100
  • 56. 27 Menurut Jumanta Handayana,” Kelebihan model pembelajaran Example non Examples, siswa lebih kritis dalam menganalisis gambar, siswa mengetahui aplikasi dari materi berupa contoh gambar, siswa diberi kesempatan untuk mengemukakan pendapatnya. Sedangkan Kekurangan model pembelajaran Example non Examples, tidak semua materi dapat disajikan dalam bentuk gambar dan memakan waktu yang cukup lama”.33 Dari uraian di atas kelebihan dan kekurangan model pembelajaran Example non Examples dapat disimpulkan bahwa siswa lebih kritis dalam menganalisis gambar yang disediakan, mengetahui aplikasi dan materi berupa contoh gambar, sketsa dll, siswa lebih aktif dalam pembelajaran dan tidak pasif, memberikan kesempatan untuk mengemukakan pendapatnya. model pembelajaran ini tidak semua materi dapat menggunakan gambar, memiliki waktu yang cukup lama, dan susah mencari gambar yang bagus untuk materi yang diajarkan. B. Hasil Penelitian yang Relevan Hasil penelitian yang relevan dengan model pembelajaran Picture and Picture dan Example non Examples yang pernah dilakukan antara lain: 1. Rahayu (2010) dengan judul “ Penerapan Model Pembelajaran Picture and Picture Untuk Meningkatkan Motivasi dan Aktivitas Belajar Siswa Kelas XI IPA3 SMAN 8 Surakarta Pada Tahun Pelajaran 2009/2010”. Persentase rata-rata dari indikator motivasi belajar siswa berdasarkan data lembar observasi pada pra siklus 33 Jumanta Handayama. Op.Cit.hal. 101
  • 57. 28 sebesar 46,49%, siklus I sebesar 84,31% dan siklus II sbesar 85,13%. Prsentase rata-rata dari indikator aktivitas belajar siswa berdasarkan data lembar observasi pada pra siklus sebesar 30,72%, siklus I sebesar 79,14% dan siklus II sebesar 86,87%. Persentase rata-rata dari indicator aktivitas belajar siswa berdasarkan data angket pada pra siklus sebesar 67,73%, siklus I sebesar 80,89% dan siklus II sebesar 80,45%.34 2. Indana Zulfa pada tahun 2010 yang berjudul “Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Picture and Picture Dalam Meningkatkan Aktivitas Belajar Biologi Peserta Didik Kelas XI MAN 2 Pekalongan”yang menyimpulkan bahwa pembelajaran Biologi kelas XI dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Picture and Picture membawa dampak positif terhadap aktivitas belajar yang rendah menjadi meningkat. 35 3. Devi Nurvita Dianawati,yang berjudul “Peningkatan Pembelajaran Matematika Menghitung Luas Bangun Datar Melalui Model Examples Non Examples Siswa Kelas IV SDN Selokajang 01 Kabupaten Blitar”. Berdasar hasil penelitian yang dilakukan terhadap 21 orang siswa, rata-rata mengalami peningkatan ketuntasan belajar. Presentase ketuntasan belajar siswa pada pratindakan adalah 38%, pada siklus I pertemuan 1 34 Rahayu. 2010. Penerapan Model Pembelajaran Picture And Picture Untuk Meningkatkan Motivasi dan Aktivitas Belajar Siswa Kelas XI IPA3 SMAN 8 Surakarta 35 Indana Zulfa. 2010. Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Picture and Picture Dalam Meningkatkan Aktivitas Belajar Biologi Peserta Didik Kelas XI MAN 2 Pekalongan.
  • 58.
  • 59. 29 4. sebesar 57%, siklus I pertemuan 2 sebesar 57%, siklus II pertemuan 1 sebesar 71%, dan siklus II pertemuan 2 sebesar 81%. Dapat disimpulkan bahwa model Example non Examples dapat meningkatkan pembelajaran matematika dalam mencapai ketuntasan belajar.36 5. Rini Yuliati dengan judul “Peningkatan Minat Belajar Kompetensi Menjahit Melalui Model Pembelajaran Examples Non Examples di SMP Muhammadiyah 2 Bambanglipuro Bantul Yogyakarta”. Penelitian yang dilakukan terhadap 20 orang siswa ini, menunjuan bahwa kebanyakan siswa mengalami peningkatan minat terhadap keterampilan menjahit. Hasil penelitian tindakan kelas pada tiap siklus berdasarkan pengamatan proses pembelajaran menunjukkan bahwa siswa turut serta dalam kegiatan belajar, lebih aktif dan terlibat langsung dalam pemecahan masalah membuat macam-macam tusuk dasar menjahit. Minat belajar siswa bersadar observasi dalam membuat macam-macam tusuk dasar menjahit melalui model pembelajaran examples non examples pada siklus I mengalami peningkatan 17.06% terbukti dengan nilai rata-rata yang dicapai pada pra siklus 74.44 dan nilai rata-rata yang dicapai pada siklus I meningkat menjadi 83.27. Pembelajaran menjahit dengan tusuk festoon melalaui model 36 Devi Nurvita Dianawati. Peningkatan Pembelajaran Matematika Menghitung Luas Bangun Datar Melalui Model Examples Non Examples siswa kelas IV SDN Selokajang 01 Kabupaten Blitar.
  • 60. 30 pembelajaran Example non Examples dapat mengaktifan dan meningkatkan minta belajar siswa dibuktikan dengan tidak adanya siswa yang mendapat nilai di bawah 70. 37 Berdasarkan hasil penelitian yang diuraikan di atas, penggunaan model Picture and Picture dan Example non Examples pada dasarnya dapat meningkatkan hasil belajar siswa secara berkala. Hal itu menunjukkan adanya perubahan pada hasil belajar siswa dan tingkat ketuntasan belajar siswa yang penyajikan materi pelajaran oleh guru dengan menggunuakan model Picture and Picture dan Example non Examples. Dari hasil penelitian yang telah dilakukan sebelumnya peneliti muncul suatu pertanyaan apakah penggunaan alat peraga pada pelajaran itu menunjukkan perubahan yang signifikan karena yang dilakukan pada penelitian sebelumnya adalah dilakukannya pembelajaran secara bertahap (bersiklus) sampai benar-benar meningkat. Oleh karena itu, peneliti akan signifikan pada hasil belajar siswa dengan menggunakan model Picture and Picture dan Example non Examples dalam penelitian eksperimen. 37 Kanthi Dewi Sayekti. Upaya Meningkatkan Pemahaman Materi Fungsi Komposisi Melalui Model Pembelajaran Example Non Examples pada Kelas XI IPS-2 MAN 1 Tulungagung.
  • 61. 31 C. Kerangka Berpikir Proses belajar mengajar yang terjadi di dalam kelas, pada umumnya masih sering didominasi oleh guru. Dominasi yang dimaksud disini adalah guru masih “menyuapi” siswa sehingga cenderung membuat siswa menjadi pasif, oleh karena itu hasil belajar Bahasa Indonesia rendah mereka menganggap semua pelajaran sudah diberikan guru tanpa harus susah payah mencarinya. Selain itu, siswa yang pasif tidak akan membuatnya untuk lebih kreatif atau mengembangkan bakat serta kemampuannya. Guru juga belum menerapkan model pembelajaran yang tepat dalam proses pembelajaran. Model pembelajaran adalah suatu alat peraga untuk memudahkan siswa dalam menerima pelajaran diantaranya banyak model pembelajaran yang dapat digunakan seperti Picture and Picture dengan Example non Examples. Selain itu pembelajaran dengan signifikan model Picture and Picture dengan Example non Examples membuat siswa lebih bersosialisasi dengan teman sekelompoknya maupun bukan teman sekelompoknya. Sehingga siswa tidak hanya mendapatkan ilmu dari guru, tetapi mereka juga akan saling bertukar pengetahuan dan informasi dengan teman-temannya. Dengan demikian gambar sebagai subyek dalam aktivitas kegiatan pembelajaran siswa dapat mengembangkan potensinya secara maksimal. Bagan kerangka berpikir dapat digunakan sebagai berikut :
  • 62.
  • 63. 32 Gambar 2.1 Bagan Kerangka Berpikir INPUT  Hasil Belajar Bahasa Indonesia siswa kelas III rendah  Guru belum menerapkan model pembelajaran yang tepat PROSES Model Pembelajaran Picture and Picture Langkah-langkah : a) Guru menyampaikan kompetensi yang ingin dicapai. b) Menyajikan materi sebagai pengantar. c) Guru menunjukkan gambar kegiatan berkaitan dengan materi. d) Guru menunjuk siswa secara bergantian untuk memasang atau mengurutkan gambar menjadi urutan yang logis. e) Guru menanyakan alasan pemikiran urutan gambar tersebut. f) Guru memulai menanamkan konsep sesuai dengan kompetensi yang dicapai. g) Kesimpulan atau rangkuman. Model Pembelajaran Example non Examples Langkah-langkah : a) Guru mempersiapkan gambar- gambar sesuai dengan tujuan. b) Guru menempelkan gambar di papan tulis. c) Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk menganalisis gambar. d) Membuat kelompok 2-3 org, untuk menganalisis gambar tesebut. e) Tiap kelompok di beri kesempatan utnuk membaca hasil diskusi. f) Guru menjelaskan materi sesuai tujuan dan memberikan kesimpulan. OUTPUT  Hasil Belajar Bahasa Indonesia siswa kelas III sudah meningkat  Ada perbedaan hasil belajar Bahasa Indonesia pada siswa kelas III antara penggunaan model Picture and Picture dengan Example non Examples.
  • 64.
  • 65. 33 Dari pemaparan di atas diduga bahwa hasil belajar Bahasa Indonesia siswa yang menggunakan model Picture and Picture lebih tinggi dibandingkan dengan siswa yang menggunakan model Example non Examples. D. Hipotesis Penelitian Berdasarkan kajian teori dan kerangka berpikir yang telah dikemukakan diatas, maka dirumuskan hipotesis sebagai berikut: H0 : Tidak ada perbedaan yang signifikan model Picture and Picture dengan Example non Examples terdapat hasil belajar Bahasa Indoensia siswa kelas III SDN Kebon Manggis 08 pagi Jakarta Timur. H1 : Ada perbedaan yang signifikan signifikan model Picture and Picture dengan Example non Examples terdapat hasil belajar Bahasa Indonesia siswa kelas III SDN Kebon Manggis 08 pagi Jakarta Timur.
  • 66. 34 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian 1. Tempat penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Sekolah Dasar Kebon Manggis 08 Pagi yang beralamat di Kebon Manggis I No 28 Kel. Kebon Manggis Kec. Matraman Jakarta Timur. Peneliti memilih sekolah ini karena sekolah SDN Kebon Manggis 08 itu representatif untuk dijadikan penelitian serta belum adanya penelitian sejenis di sekolah ini. 2. Waktu penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada semester genap Tahun Ajaran 2014/2015 yang dimulai dari bulan Februari 2015 sampai dengan bulan Juli 2015, dapat dilihat dari tabel di bawah ini : Tabel 3.1 Daftar Jadwal Penelitian 2015 No Jadwal Kegiatan Feb Maret April Mei Juni Agustus 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 Observasi awal 2 konsultasi Judul 3 Acc judul ˅ 4 penyusunan Bab 1 ˅ ˅ 5 Revisi bab 1 ˅ ˅ 6 penyusunan Bab2 ˅ 7 Revisi Bab2 ˅ ˅
  • 67. 35 8 Penyusunan Outline ˅ 9 penyusunan Bab 3 ˅ 10 Revisi Bab 3 ˅ 11 Membuat Perangkat Pembelajaran ˅ 12 Penelitian Lapangan ˅ ˅ ˅ 13 Tabulasi Data ˅ ˅ 14 Analisis ˅ ˅ 15 Penyusunan Bab 4 ˅ 16 Revisi Bab 4 ˅ 17 Penyusunan Bab 5 ˅ 18 Revisi Bab 5 ˅ 19 Penyerahan Skripsi 20 Sidang B. Populasi dan sampel penelitian 1. Populasi Penelitian Menurut Sugiyono “Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek/subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang di tetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian di tarik kesimpulannya”. 38 Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas III SDN Kebon Manggis 08 dengan jumlah sebanyak 60 siswa yang terdiri dari 2 38 Sugiyono. 2011. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, R&D (Bandung: Alfabeta), hal. 80.
  • 68.
  • 69. 36 kelas yaitu kelas III-A yang berjumlah 30 siswa dan III-B yang berjumlah 30 siswa. kelas yaitu kelas III-A yang berjumlah 30 siswa dan III-B yang berjumlah 30 siswa. 2. Sampel Menurut Suharsimi Arikunto “Sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang diteliti”.39 Sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah sampel jenuh, lebih lanjut Sugiyono “Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut”.40 yaitu dengan menentukan Kelompok eksperimen-1 yaitu kelompok siswa di kelas III-A yang diberikan perlakuan dengan Model Pembelajaran Picture and Picture, dan kelompok eksperimen-2 adalah kelompok siswa di kelas III-B yang diberikan perlakuan dengan Model Pembelajaran Example Non Example, Dari kedua kelas tersebut peneliti menentukan kelas III-A yang berjumlah 30 siswa terpilih sebagai kelas eksperimen-1 dan kelas III-B yang berjumlah 30 siswa sebagai kelas eksperimen-2. C. Metode penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode Ekspeimen Kuasi (quasi experimental), Menurut Zainal Arifin “Metode ekspeimen kuasi (quasi experimental) eksperimen ini disebut juga eksperimen semu, tujuannya adalah memprediksi keadaan yang dapat dicapai melalui 39 Suharsimi Arikunto. 2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik (Jakarta: PT Rineka Cipta), hal. 131. 40 Sugiyono. Op cit., hal. 81
  • 70. 37 eksperimen yang sebenarnya, tetapi tidak ada dan atau manipulasi terhadap seluruh variabel yang relevan”.41 Kelompok eksperimen-1 yaitu kelompok siswa yang diberikan perlakuan dengan Model Picture and Picture dan kelompok eksperimen-2 adalah kelompok siswa yang diberikan perlakuan dengan Model Example Non Example. Dari kedua kelas tersebut peneliti menentukan kelas III-A terpilih sebagai kelas eksperimen-1 dan kelas III-B sebagai kelas eksperimen-2. Desain penelitian yang digunakan adalah Pretest-Posttest Control Group Design. Tabel 3.2 Desain Penelitian Kelompok Pretest Perlakuan Posttest R1 O1R1 (X) O2 R1 R2 O1R2 O2 R2 Keterangan : R1 : Kelompok pertama yang dipilih secara random R2 : Kelompok kedua yang dipilih secara random X : Perlakuan O1 R1 : Hasil penilaian pretest terhadap kelompok pertama O1 R2 : Hasil penilaian pretest terhadap kelompok pertama O2 R1 : Hasil penilaian posttest terhadap kelompok pertama O2 R2 : Hasil penilaian posttest terhadap kelompok pertama42 41 Zainal Arifin. 2012. Penelitian Pendidikan (Bandung : PT. Remaja Rosdakarya), hal.74. 42 Erwan agus purwanto dan Dyah ratih sulistyastuti. 2011. Metode penelitian kuantitatif (Yogyakarta: Gava media), hal. 90.
  • 71. 38 D. Teknik Pengumpulan Data Pengumpulan data dilakukan melalui tes hasil belajar yang diberikan setelah seluruh proses belajar mengajar dilaksanakan (test) yang dibatasi pada hasil belajar Bahasa Indonesia. Kelas eksperimen-1 yaitu kelas siswa yang diberikan perlakuan dengan Model Picture and Picture dan kelas eksperimen- 2 adalah kelas siswa yang diberikan perlakuan dengan Model Example Non Example. Tes ini di susun dalam bentuk tes objektif (pilihan ganda) yang berjumlah 30 soal dengan 4 pilihan jawaban (a, b, c dan d). 1. Definisi Konseptual Model pembelajaran yang digunakan peneliti dalam penelitian ini adalah model pembelajaran Picture and Picture Example Non Example dan Example Non Example, model pembelajaran ini dirancang guna menjadikan siswa berpikir kritis dalam mengamati gambar dan keadaan serta siswa lebih aktif dalam proses pembelajaran. Pada tema Kegemaran, media yang peneliti gunakan dalam Picture and Picture yaitu gambar dengan cara mengurutkan secara logis sesuai materi kegemaran. Gambar sesuai dengan materi kegemaran dan model Example Non Example adalah sebuah gambar yang menggambarkan tentang kegemaran. Pembelajaran ini diawali dengan penyampaian materi yang akan diajarkan kepada siswa dalam Model Picture and Picture guru membuat gambar sesuai dengan materi, peserta didik disuruh maju untuk
  • 72.
  • 73. 39 mengurutkan gambar secara logis dan memberikan alasan sesuai dengan urutannya, akhiri proses ini dengan membuat klasifikasi dan kesimpulan. Dalam Model Example Non Example guru menjelaskan materi pelajaran kepada para siswa, guru melakukan ekpserimen (percobaan) kegemaran dengan menggunakan gambar sudah disediakan, tugas ini dilakukan secara kelompok, guru memberikan latihan soal secukupnya, siswa diminta mengajukan 1 atau 2 kelompok untuk menyimpulkan hasil kelompoknya. Proses pembelajaran Picture and Picture dan Example Non Example diharapkan akan merangsang siswa berfikir kritis melalui menganalisis gambar dan membuat siswa menjadi aktif, proses belajar mengajar akan terasa menyenangkan, tidak membosankan sehingga siswa termotivasi dan berminat dalam belajar khususnya pada pelajaran Bahasa Indonesia.
  • 74. 40 2. Definisi Operasional Definisi Operasional merupakan deskripsi tentang variabel yang diteliti. Variabel penelitian terdiri dari variabel bebas dan variabel terikat. Variabel bebas (X) : Model Pembelajaran Picture and Picture dan Example Non Example. Variabel Terikat(Y) : Hasil Belajar Bahasa Indonesia. Model Picture and Picture adalah model pembelajaran yang menggunakan gambar dan dipasangkan atau diurutkan gambar secara urutan logis dan memberikan alasannya. Model Example Non Example adalah model pembelajaran yang membelajarkan murid terhadap permasalahan yang ada disekitarnya melalui analisis berupa gambar dan kasus. Hasil belajar Bahasa Indonesia adalah hasil yang diperoleh seseorang dalam bentuk angka berdasarkan soal tes yang di berikan pada mata pelajaran Bahasa Indonesia dalam interaksi pembelajaran pada penelitian ini adalah menggunakan Model Picture and Picture pada kelas eksperimen-1 dan Model Example Non Example pada kelas eksperimen-2.
  • 75. 41 3. Kisi-Kisi Instrumen Penelitian Judul : Kegemaran Tabel 3.3 Kisi-Kisi Instrumen Penelitian 4. Pengujian Validitas dan penghitungan Reliabilitas a. Pengujian Validitas Menurut Suharsimi Arikunto “Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukan tingkat-tingkat kevalidan atau kesahihan suatu instrument. Suatu instrument yang valid atau sahih mempunyai validitas yang tinggi. Sebaliknya instrument yang kurang valid berarti memiliki validitas yang rendah”.43 Rumus yang digunakan untuk menguji validitas adalah rumus Korelasi Point Biserial, rumus tersebut adalah sebagai berikut : 43 Suharsimi Arikunto. 2010. Op.cit., hal. 211 SK KD INDIKATOR BUTIR SOAL JUMLAH SOAL Menulis 8. Mengungkapkan pikiran, perasaan dan informasi dalam karangan sederhana dan puisi. Menulis 8.1 Menulis Karangan Sederhana bersadarkan gamabar seri, menggunakan pilihan kata dan kalimat yang tepat dengan memperhatikan penggunaan ejaan, huruf capital dan tanda titik. Mengamati dan mengurutkan gambar. 1, 16, 20, 21,22 5 Menggunakan tanda hubung (-) untuk menulis kata ulang. 2, 17, 25 3 Membuat kalimat yang di dalamnya terdapat kata ulang 11, 12, 13, 14, 15, 26, 28, 30 8 Menulis tegak bersambung 4, 18, 23, 29 4 Membuat karangan sederhana 5, 6, 7, 8, 9, 10 6 Menggunakan tanda koma(,) untuk menandai tempat dan tanggal lahir yang ditulis. 3, 19, 24, 27 4 Jumlah 30 30
  • 76.
  • 77. 42 𝑟𝑝𝑏𝑖 = 𝑀 𝑝 − 𝑀𝑡 𝑆𝑡 √ 𝑝 𝑞 Keterangan : 𝑟𝑝𝑏𝑖: Koefisien korelasi poin biserial. 𝑀 𝑝 : Mean skor dari subjek-subjek yang menjawab benar bagi item yang dicari korelasinya dengan tes. 𝑀𝑡 : Skor rata-rata dari skor soal. 𝑆𝑡 : Standar deviasi skor total. 𝑝 : Proporsi subjek yan menjawab benar item tersebut. 𝑞 : Proporsi siswa yang menjawab salah (q = 1 – p). Kriteria pengujian validitas : 𝑟𝑝𝑏𝑖hitung> 𝑟𝑝𝑏𝑖table = valid. 𝑟𝑝𝑏𝑖hitung ≤ 𝑟𝑝𝑏𝑖table = tidak valid. b. Penghitungan Reliabilitas Menurut Suharsimi Arikunto “Reliabilitas mengandung pengertian bahwa suatu instrument cukup dipercaya untuk digunakan sebagai alat pengumpul data karena instrument tersebut sudah baik”.44 Uji reliabilitas 44 Ibid., hal. 221
  • 78. 43 tes dilakukan dengan menggunakan rumus Kuder dan Richardson atau K-R 20, rumus tersebut adalah sebagai berikut : 𝑟11 = ( 𝑘 𝑘 − 1 ) ( 𝑆² − (∑ 𝑝𝑞) 𝑆² ) Keterangan : 𝑟11 : Reliabilitas instrument 𝑝 : Proporsi subjek yang menjawab benar pada sesuatu butir. p = banyaknya subjek yang skornya 1 N q : Proporsi siswa yang menjawab salah. (q = q – p) ∑ 𝑝𝑞 : Jumlah hasil perkalian p dan q 𝑘: Banyaknya item 𝑠 : Standar deviasi dari tes Jika sudah dapat rhitung maka dibandingkan dengan rtabel dengan ketentuan : jika rhitung> rtabel berarti reliabel dan jika rhitung ≤ rtabel berarti tidak reliabel.
  • 79. 44 E. Teknik Analisis Data 1. Uji Persyaratan Analisis Sesuai dengan persyaratan analisis, maka sebelum uji hipotesis, data yang diperoleh terlebih dahulu dilakukan uji normalitas dan uji homogenitas sebagai uji persyaratan analisis, hal-hal tersebut diantaranya sebagai berikut: a. Uji Normalitas Uji normalitas digunakan untuk mengetahui kenormalan populasi. Uji normalitas diakukan dengan menggunakan rumus uji liliefors. Zi = 𝑋𝑖− 𝑋̅ 𝑆 Keterangan : Zi : bilangan baku 𝑋̅ : rata-rata S : simpangan baku Untuk tiap bilangan baku ini menggunakan daftar distribusi normal baku, kemudian dihitung peluang F(Zi) = P (Z≤Zi). Selanjutnya dihitung proporsi Z1, Z2 …, Zn yang lebih kecil atau sama dengan Zi. Jika proporsi ini dinyatakan oleh S(Zi) maka : S(Zi) = banyaknya Z1Z2,…Zn n atau S(Zi) = Fki n Keterangan : S : simpangan baku Zi : bilangan baku
  • 80.
  • 81. 45 𝐹𝑘𝑖 : Frekuensi kumulatif ke-i. Hitung selisih F(Zi) – S(Zi), kemudian tentukan harga mutlaknya. Ambil harga yang paling besar diantara harga mutlak selisih tersebut harga mutlak inilah yang disebut Lhitung (Lo) kemudian dibandingkan dengan Ltabel. Kriteria Pengujian :  Terima Ho bila Lo< Ltabel, maksudnya data berdistibusi normal.  Tolak Ho bila Lo ≥ Ltabel, maksudnya data berdistribusi tidak normal. b. Uji Homogenitas Untuk pengujian homogenitas dapat diuji menggunakan rumus Fisher atau disebut juga perhitungan dengan uji Fisher. Dengan rumus Langkah-langkah perhitungannya adalah sebagai berikut : 1) F hitung = Varians Terbesar Varians Terkecil Keterangan : Varians Terbesar :Variansi terbesar dari kedua kelompok data. Varians Terkecil :Variansi terkecil dari kedua kelompok data 2) Menentukan derajat kebebasan (dk) dengan ketentuan dk₁ = (n₁ - 1 ) dan dk₂ = (n₂ - 2) 3) Mencari Ftabel dengan ketentuan F (dk₁, dk₂) pada α = 0,0
  • 82.
  • 83. 46 4) Penetuan homogenitas jika Fhitung< Ftabel, maka kedua kelas tersebut homogen. jika Fhitung ≥ Ftabel, maka kedua kelas tersebut tidak homogen. 2. Uji Hipotesis Data yang diujikan dalam penelitian ini, selanjutnya di analisis dengan uji-t. Uji-t dilakukan untuk mengetahui dan memeriksa efektifitas perlakuan. Pada uji-t digunakan rata-rata (mean) dari dua kelas yaitu kelas eksperimen1 dan kelas eksperimen2. Rumus uji-t yang digunakan adalah sebagai berikut : t = 𝑋̅1− 𝑋̅2 √ 1 𝑛1 + 1 𝑛2 𝑆 dengan S2 = (𝑛1−1)(𝑠𝑥1 2)+(𝑛2−1)(𝑠2 2) 𝑛1+ 𝑛2−2 Keterangan : X1 : Rata-rata hasil belajar Bahasa Indonesia pada kelas eksperimen1 yang pembelajarannya menggunakan model Picture and Picture. X2 : Rata-rata hasil belajar Bahasa Indonesia pada kelas eksperimen2 yang pembelajarannya menggunakan model Example Non Example. n1 : Banyaknya siswa pada kelas eksperimen1yang pembelajarannya menggunakan model Picture and Picture.
  • 84. 47 n2 : Banyaknya siswa pada kelas eksperimen2 yang pembelajarannya menggunakan model Example Non Example Untuk menguji hipotesis digunakan derajat kebebasan pada taraf signifikasi = 0,05 dengan kriteria sebagai berikut : Tolak H0, jika thitung ≥ ttabel, maka ada perbedaan hasil belajar Bahasa Indonesia. Tolak H0, jika thitung< ttabel, maka tidak ada perbedaan hasil belajar Bahasa Indonesia. F. Hipotesis Statistik 210 :  H 21:  aH
  • 85. 48 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Data 1. Deskripsi Data Kelas Eksperimen Berdasarkan hasil penelitian, diperoleh data tentang hasil belajar Bahasa Indonesia siswa kelas eksperimen I (kelas yang diajarkan dengan menggunakan model pembelajaran Picture and Picture) instrumen penelitian siswa pada kelas III A dengan nilai tertinggi 100 dan nilai terendah 35. Nilai rata-rata 71,16, simpangan baku 15,84, median 74,1 dan modus 74. Untuk lebih jelasnya data disajikan dalam bentuk distribusi berkelompok sebagai berikut: Tabel 4.1 Data Hasil Belajar Kelas Eksperimen 1 Hasil Data Kelas Eksperimen 1 Nilai tertinggi 100 Nilai terendah 35 Rerata 71,16 Median 74,1 Modus 74 Simpangan Baku 15,84 Data hasil penelitian pada kelas eksperimen dengan mengimplementasikan model pembelajaran Picture and Picture, maka dibuat dalam bentuk daftar distribusi frekuensi pada tabel berikut:
  • 86.
  • 87. 49 Tabel 4.1 Distribusi Frekuensi Hasil Belajar Bahasa Indonesia Siswa Kelas III A (Kelas Eksperimen I) SDN Kebon Manggis 08 Pagi No Kelas Interval Nilai Tengah (Xi) Batas Nyata Frekuensi Absolut Kumulatif Relatif ( %) 1 35 – 45 40 34, 5 – 45,5 2 2 6,66% 2 46 – 56 51 45,5 – 56,5 4 6 13,33% 3 57 – 67 62 56,5 – 67,5 5 11 16,66% 4 68 – 78 73 67,5 – 78,5 9 20 30% 5 79 – 89 84 78,5 – 89,5 6 26 20% 6 90 – 100 95 89,5 – 100,5 4 30 13,33% Jumlah 30 100 % Berdasarkan tabel 4.2 di atas dapat dikatakan sebagian besar siswa memperoleh nilai hasil belajar Bahasa Indonesia antara 67,5 – 78,5 sebanyak 9 siswa atau sebesar 30 %, nilai tertinggi antara 89,5 – 100,5 sebanyak 6 siswa atau sebesar 13,33 %, sedangkan nilai terendah antara 34,5 – 45,5 sebanyak 2 siswa atau sebesar 6,66 % dan dapat dibuat histogram dan poligon frekuensi hasil belajar Bahasa Indonesia siswa pada materi masalah sosial dengan model Picture and Picture seperti terlihat pada gambar berikut:
  • 88. 50 Gambar 4.1 Grafik Histogram dan Poligon Frekuensi Hasil Belajar Bahasa Indonesia Kelas Eksperimen I Dari gambar 4.2 dapat dikatakan bahwa yang memperoleh nilai tengah 40 sebanyak 2 siswa, nilai tengah 51 sama banyaknya yaitu 4 siswa, yang memperoleh nilai tengah 62 sebanyak 5 siswa, yang memperoleh nilai tengah 73 sebanyak 9 siswa, dan yang memperoleh nilai tengah 84 sebanyak 6 siswa dan nilai tengah 95 sama banyaknya yaitu 4 siswa. 2. Deskripsi Data Kelas Eksperimen 2 Berdasarkan hasil penelitian, diperoleh data tentang hasil belajar Bahasa Indonesia siswa kelas eksperimen II (kelas yang diajarkan dengan menggunakan model pembelajaran Example non Example) instrumen penelitian siswa kelas III B dengan skor tertinggi 95 dan terendah 20. Nilai rata-rata 62, simpangan baku 17,98, median 70 dan modus 64. Untuk lebih jelasnya data disajikan dalam bentuk distribusi berkelompok sebagai berikut : 0 2 4 6 8 10 2 4 5 9 6 4 35 – 45 46 – 56 57 – 67 68 – 78 79 – 89 90 – 100 Kelas Eksperimen I Model Picture and Picture
  • 89. 51 Tabel 4.2 Data Hasil Belajar Kelas Eksperimen II Hasil Data Kelas Eksperimen II Skor tertinggi 95 Skor terendah 20 Rerata 62 Median 70 Modus 64 Simpangan Baku 17,98 Data hasil penelitian pada kelas eksperimen dengan mengimplementasikan model pembelajaran Example non Examples, maka dibuat dalam bentuk daftar distribusi frekuensi pada tabel berikut: Tabel 4.2 Distribusi Frekuensi Hasil Belajar Bahasa Indonesia Siswa Kelas Eksperimen II No Kelas Interval Nilai Tengah (Xi) Batas Nyata Frekuensi Absolut Kumulatif Relatif (%) 1 20-33 26 19,5 – 33,5 2 2 6,66 % 2 34-46 40 33,5 – 46,5 4 6 13,33 % 3 47-59 53 46,5 – 59,5 7 13 23,33 % 4 60-72 66 59,5 – 72,5 9 22 30 % 5 73-85 79 72,5 – 85,5 5 27 16,66 % 6 86-98 92 85,5 – 98,5 3 30 10 % Jumlah 30 100 % Berdasarkan tabel di atas dapat dikatakan sebagian besar siswa memperoleh nilai Bahasa Indonesia antara 59,5 – 72,5 sebanyak 9 siswa atau sebesar 30%, skor tertinggi antara 85,5 – 98,5 sebanyak 3 siswa atau sebesar 10%, sedangkan skor terendah antara 19,5 – 33,5 sebanyak 2 siswa atau sebesar 6,66% dan dapat dibuat histogram dan poligon frekuensi hasil belajar Bahasa Indonesia siswa pada materi masalah sosial dengan model Examples non Examples seperti terlihat pada gambar berikut
  • 90.
  • 91. 52 Gambar 4.2 Grafik Histogram dan Poligon Frekuensi Hasil Belajar Bahasa Indonesia Kelas EksperimenII Dari gambar 4.3 dapat dikatakan bahwa siswa yang memperoleh nilai tengah 26 terendah sebanyak 2, siswa yang memperoleh nilai tengah 40 sama banyaknya yaitu 4, siswa yang memperoleh nilai tengah 53 sebanyak 7 siswa, yang memperoleh nilai tengah 66 sebanyak 9 siswa, dan yang memperoleh nilai tengah 79 sebanyaknya yaitu 5 siswa dan nilai tengah 92 banyaknya yaitu 3 siswa. 3. Data Perbandingan Hasil Belajar Bahasa Indonesia Siswa Kelas Eksperimen I dengan Kelas Eksperimen II. Berdasarkan penjelasan di atas, berikut ini merupakan tabel perbandingan hasil belajar Bahasa Indonesia siswa kelas eksperimen I dengan eksperimen II: 0 2 4 6 8 10 20-33 34-46 47-59 60-72 73-85 86-98 Kelas Eksperimen II Model Example non Examples
  • 92. 53 Tabel 4.3 Perbandingan Data Hasil Belajar Bahasa Indonesia Siswa Kelas Eksperimen I dengan Kelas Eksperimen II Hasil Data Eksperimen I Eksperimen II Nilai Terendah 35 20 Nilai Tertinggi 100 95 Rerata 71,16 62 Simpangan Baku 15,84 17,98 Selisih Nilai Terendah 15 (35 – 20 = 15) Selisih Nilai Tertinggi 5 (100 – 95= 5) Dari tabel di atas dapat dilihat perbedaan rerata hasil belajar Bahasa Indonesia kelas eksperimen I dan kelas eksperimen II. Terlihat dari data terendah lebih dominan pada data kelas eksperimen II yang menggunakan model pembelajaran Examples non Examples dibandingkan data kelas eksprimen I yang mengimplementasikan model pembelajaran Picture and Picture. Berikut grafik perbandingan hasil belajar Bahasa Indonesia kelas eksperimen I dan kelas eksperimen II. Gambar 4.3 Perbedaan Data Hasil Belajar Bahasa Indonesia Siswa Kelas Eksperimen I dengan Kelas Eksperimen II 0 20 40 60 80 100 Nilai Terendah Nilai Tertinggi Rerata Simpangan Baku Selisih Nilai Terendah Selisih Nilai Tertinggi 35 100 71.16 15.84 15 5 20 95 62 17.98 Eksperimen I Eksperiment II
  • 93. 54 B. Uji Persyaratan Analisis 1. Uji Normalitas Pengujian normalitas skor hasil belajar dilakukan dengan uji Lilliefors. Dari hasil perhitungan diperoleh harga Lo(Lhitung) untuk kelas eksperimen I sebesar 0,037, sedangkan untuk kelas eksperimen II diperoleh harga Lo(Lhitung) sebesar 0,034. Harga pada Ltabel taraf signifikansi α = 0,05 untuk n = 30, maka L(0,05;30) adalah 0,161 untuk kelas eksperimen I, sedangkan pada kelas eksperimen II harga L(0,05;30) pada taraf signifikansi α = 0,05 untuk n = 30, maka adalah 0,161. Berikut tabel Uji Normalitas menggunakan uji Liliefors: Tabel 4.4 Uji Normalitas Kelas Eksperimen I dan Kelas Eksperimen II: Kelas Lhitung (Lo) Ltabel Kriteria Keterangan Eksperimen I 0,037 0, 161 Lo< Ltabel Normal Eksperimen II 0,034 0,161 Perhitungan Normalitas Kelas Eksperimen I: Rerata= 71.16 S = 16.24 Zi = 𝑋𝑖− 𝑥̅ 𝑠 = 100 – 71.16 16.24 = 1,77 F (1,77) = 0,5 + 0,4616 = 0,9620 S (Zi) = 𝐹𝑘 𝑛 = 30 30 = 1 |F(Zi) – S (Zi)| = 0,9620 - 1 = 0,037
  • 94.
  • 95. 55 Mencari Ltabel: Mencari Lo = 0,886 √ 𝑛 = 0,886 √30 = 0,886 5.477 = 0,161 -3 -2 -1 0 1 2 3 Gambar 4.4 Kurva Distribusi Normal Hasil Belajar Bahasa Indonesia Kelas Eksperimen I Kesimpulan: 1. Lh lebih kecil dari pada Lt (0,037<0,161). 2. Lh berada di daerah peneriman H0, maka H0 diterima. 3. H0 diterima, maka dapat dikatakan bahwa data berdistribusi normal. Perhitungan Normalitas Kelas Eksperimen II: Rerata = 62 S = 18,13 Daerah penolakan Ho atau daerah penerimaan Hi Lh = 0,037 Daerah penerimaan Ho L t = 0,161
  • 96. 56 Zi = 𝑋𝑖− 𝑥̅ 𝑠 = 95 – 62 18.13 = - 1.81 F (1,81) = 0,5 +0,4649 = 0,9656 S (Zi) = 𝐹𝑘 𝑛 = 30 30 = 1,0000 |F(Zi) – S (Zi)| = 0,9656 – 1,0000 = 0,034 Mencari Ltabel: Mencari Lo = 0,886 √ 𝑛 = 0,886 √30 = 0,886 5,477 = 0,161 -3 -2 -1 0 1 2 3 Gambar 4.4 Kurva Distribusi Normal Hasil Belajar Bahasa Indonesia Kelas Eksperimen II Kesimpulan: 1. Lh lebih kecil dari pada Lt 0,034< 0,161. 2. Lh berada di daerah peneriman H0, maka H0 diterima. 3. H0 diterima, maka dapat dikatakan bahwa data berdistribusi normal. Daerah penolakan Ho atau daerah penerimaan Hi Daerah penerimaan Ho Lh = 0,034 L t = 0,161
  • 97. 57 Karena hasil pengujian di atas lebih kecil dari pada L(0,05;30), maka dapat disimpulkan bahwa data kelas eksperimen I berdistribusi normal Lo = 0,0379 < 0,161 = L(0,05;30), dan eksperimen II karena pada hasil pengujian di atas lebih kecil dari maka dapat disimpulkan bahwa data kelas eksperimen II juga berdistribusi normal Lo = 0,034 < 0,161 = L(0,05;30) 2. Uji Homogenitas Uji homogenitas kedua kelas dilakukan dengan uji Fisher. Dari hasil perhitungan uji homogenitas diperoleh harga Fhitung= 1,28. Sedangkan harga F(0,05, 29, 29) = 1,86 diperoleh dengan cara interpolasi. Pada taraf signifikansi α = 0,05 dengan dk pembilang = 29 dan dk penyebut = 29 Tabel 4.5 Uji Homogenitas Cara perhitungan homogenitas: Mencari nilai varians terbesar dan varians terkecil dengan rumus Varians kelas eksperimen I: S2 = 𝑛 . ∑ 𝐹.𝑋2− (∑ 𝐹𝑋) 2 𝑛 (𝑛−1) = 30 .159221−(2135)2 30(30−1) Nilai Varian Sampel Perbandingan Hasil Belajar IPS Siswa Model Picture and Picture Model Example Non Examples S2 251.04 323.42 N 30 30
  • 98.
  • 99. 58 = 4776630 –4558225 870 = 218405 870 = 251,04 Varians kelas eksperimen II: S2 = 𝑛 . ∑ 𝐹.𝑋2− (∑ 𝐹𝑋) 2 𝑛 (𝑛−1) = 30 .123216 − (1848)2 30(30−1) = 3696480−34151104 870 = 281376 870 = 323,42 Fhitung = 𝑉𝑎𝑟𝑖𝑎𝑛𝑠 𝑇𝑒𝑟𝑏𝑒𝑠𝑎𝑟 𝑉𝑎𝑟𝑖𝑎𝑛𝑠 𝑇𝑒𝑟𝑘𝑒𝑐𝑖𝑙 = 323,42 251,04 = 1,28 Membandingkan nilai Fhitung dengan Ftabel, dengan rumus : dk pembilang = n – 1 = 30 – 1 = 29 dk penyebut = n – 1 = 30 – 1 = 29 Untuk a = 0,05 diperoleh Fhitung<F0,05(29,29), dengan menggunakan cara interpolasi maka didapatkan: Ftabel(0,05(29,24)) = 1,90 Ftabel(0,05(29,30)) = 1,85
  • 100. 59 F0,05(36,34)= 1,90 + { 1,85−1,90 (30−24) (29 – 24)} = 1,90 + { −0,05 6 (5)} = 1,90 +{-0,0083 x 5} = 1,90 + (-0,0415) = 1,86 -3 -2 -1 0 1 2 3 Gambar 4.5 Kurva Homogenitas Hasil Belajar Bahasa Indonesia Kesimpulan: 1. Fh lebih kecil dari pada Ft (1,28<1,86). 2. Fh berada di daerah peneriman H0, maka H0 diterima. 3. H0 diterima, maka dapat dikatakan bahwa data Homogen. 4. Bahwa uji homogenitas pada kelas eksperimen I dan kelas eksperimen II varian yang sama atau homogeny, karena Fhitung < Ftabel (0,05(29, 29)), yaitu 1,28<1,86. 3. Uji Hipotesis Uji t-test menggunakan data dua sampel, yaitu kelas eksperimen I atau kelas yang menggunakan model pembelajaran Picture and Picturedan Daerah penolakan Ho atau daerah penerimaan Hi Daerah penerimaan Ho Fh= 1,28 Ft = 1,86
  • 101. 60 kelas eksperimen II atau kelas yang menggunakan model pembelajaran Example non Examples. a. Hipotesis yang diuji adalah: H0 = Tidak terdapat perbedaan hasil belajar Bahasa Indonesia siswa kelas III dengan model Picture and Picture dan model example non examples. H1= Terdapat perbedaan hasil belajar Bahasa Indonesia siswa kelas III dengan model Picture and Picture dan model example non examples. b. Pengujian Hipotesis Teima H0 dan tolak H1 jika tHitung< ttabel Tolak H0 dan terima H1 jika tHitung> ttabel Pengujian hipotesis menggunakan uji t-test, hasil perhitungan uji t-test terdapat pada tabel berikut: Tabel 4.6 Hasil Perbandingan Uji Hipotesis thitung ttabel Dk Kriteria Keterangan 2,115 2,002 58 thitung> ttabel Signifikan Cara Perhitungan : 1) Berdasarkan perhitungan diperoleh: 𝑥̅1 :71,16 𝑥̅2 : 62 S2 1 :251,04 S2 2 :323,42
  • 102.
  • 103. 61 2) Dari data di atas maka dapat didistribusikan ke dalam rumus uji-t sebagai berikut: t = 𝑋̅ 1− 𝑋̅ 2 √( ( 𝑛1−1) 𝑆1 2 + ( 𝑛2−1)S2 2 𝑛1+𝑛2−2 )( 1 𝑛1 + 1 𝑛2 ) = 71.16− 62 √( (30−1)251,04+ (30−1)323,42 30+30−2 )( 1 30 + 1 30 ) = 9,16 √( (29)251,04+ (29)323,42 58 )(0,033+ 0,033) = 9,16 √( 7280,16+9379,18 58 )(0,066) = 10.93 √( 16659,34 58 )(0,066) = 9,16 √(287,23)(0,066) = 9,16 (16,947)(0,256) = 9,16 4,33 = 2,115 3) Menghitung ttabel dengan menggunakan rumus interpolasi B = 58 B0= 40 C0 = 2,021 B1= 60 C1 = 2,000 C = C0+ (𝐶1− 𝐶0) (𝐵1− 𝐵0) . (B – B0) = 2,021+ ( (2,000− 2,021) (60− 40) . (58 – 40)) = 2,021+ ( (−0,021) 20 . (18)) = 2,021+ (-0,00105) . (18)) = 2,021 + (-0,0189)
  • 104. 62 = 2,002 -3 -2 -1 0 1 2 3 Gambar 4.6 Kurva Distribusi t Kesimpulan: 1. th lebih besar dari pada tt (2,115 > 2,002). 2. th berada di daerah penolakan H0, maka H0 ditolak dan Hi diterima. 3. Hi diterima, maka penggunaan model Picture and Picture lebih tinggi dari model Examples non Examples. Hasil perhitungan uji t-test yang ditampilkan pada tabel di atas menunjukkan thitung = 2,115> ttabel = 2,002. Maka berdasarkan kriteria pengujian H0 ditolak dan H1 diterima. Simpulannya adalah hipotesis penelitian diterima, yang menyatakan adanya perbedaan antara Model Pembelajaran Picture and PictureDengan Model Pembelajaran Example Non Examples Terhadap Hasil Belajar Bahasa Indonesia Siswa Kelas III SDN. Kebon Manggis 08 Pagi Jakarta. Daerah penolakan Ho atau daerah penerimaan Hi Daerah penerimaan Ho th = 2,115t t = 2,002
  • 105. 63 C. Analisis Data Uji Coba Instrumen Penelitian 1. Uji Validitas Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini merupakan tes hasil belajar Bahasa Indonesia sebanyak 30 butir soal pada pokok bahasan masalah sosial dalam bentuk pilihan ganda dengan 4 pilihan A, B, C, dan D. Jika jawaban benar maka mendapat nilai satu (1) dan jika jawaban salah maka mendapat nilai nol (0). Jawaban soal tersebut dihitung validitasnya dengan korelasi point biserial. Dari 30 soal tersebut, terdapat 10 soal yang tidak valid. Jadi, soal yang digunakan dalam penelitian sebanyak 20 soal. Tabel 4.7 Klasifikasi Butir Soal Uji Coba Instrumen Penelitian Klasifikasi Jumlah Item No item Valid 20 1, 2, 5, 7, 8, 9, 10, 11, 12, 13, 15, 16, 18, 19, 21, 25, 26, 28, 29,30 Tidak Valid 10 3, 4, 6, 14, 17, 20, 22, 23, 24, 27 Perhitungan Validitas : Mt = 20+26+24+18+23+29+23+23+25+27+19+29+20+26+26+23+ 25+23+23+26+17+19+23+28+23+20+23+19+14+8 30 = 672 30 = 22,4 St =√∑ 𝑥2 𝑛 − ( ∑ 𝑋 𝑛 ) 2
  • 106.
  • 107. 64 = √15642 30 − ( 672 30 ) 2 = √521,4 − (22,4)2 =√521,4 − 501,76 = √19,64 = 4,432 Soal nomor 1: Mp = 20+26+24+18+23+29+23+23+25+27+19+29+20+26+26+23+ 25+23+23+26+17+19+28+23+20+23 26 = 608 26 = 23,385 P = 𝑏𝑎𝑦𝑎𝑘𝑛𝑦𝑎𝑠𝑖𝑠𝑤𝑎𝑦𝑎𝑛𝑔𝑚𝑒𝑛𝑗𝑎𝑤𝑎𝑏𝑏𝑒𝑛𝑎𝑟 𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑠𝑒𝑙𝑢𝑟𝑢ℎ 𝑠𝑖𝑠𝑤𝑎 = 26 30 = 0.8667 q = 1 – P = 1 - 0.8667 = 0.1333 γpbi = 𝑀𝑝−𝑀𝑡 𝑆𝑡 √ 𝑝 𝑞 = 23,385–22,4 4,432 √ 0.8667 0.1333 = 0,985 4.432 √6,5018 = 0,2222 X 2,5495
  • 108. 65 = 0,5664 Dari tabel diperoleh, 𝒓𝒕(0,05,35) = 0,361. Karena γpbi = 0,5664>0,361 -3 -2 -1 0 1 2 3 Gambar 4. 7 Kurva Validitas Hasil Belajar Bahasa Indonesia Soal Nomor 1 Kesimpulan : 1. γpbi lebih besar dari 𝒓t (0,566>0,361) 2. γpbi berada di daerah penolakan H0, maka H0 ditolak dan Hi diterima. 3. Hi diterima, maka dapat dikatakan bahwa soal nomor 1 dinyatakan valid. Soal nomor 3: Mp = 20+26+24+18+23+29+23+23+25+27+19+29+20+26+26+23+ 25+23+23+26+17+19+23+28+23+20+23+19+8 29 = 658 29 = 22,69 P = 𝑏𝑎𝑦𝑎𝑘𝑛𝑦𝑎𝑠𝑖𝑠𝑤𝑎𝑦𝑎𝑛𝑔𝑚𝑒𝑛𝑗𝑎𝑤𝑎𝑏𝑏𝑒𝑛𝑎𝑟 𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑠𝑒𝑙𝑢𝑟𝑢ℎ 𝑠𝑖𝑠𝑤𝑎 = 29 30 Daerah penolakan Ho atau daerah penerimaan Hi Daerah penerimaan Ho γpbi = 0,566rt = 0,361