SlideShare une entreprise Scribd logo
1  sur  9
BAB I

                                    PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

       Dewasa ini, penggerak utama kondisi perekonomian negara adalah dari sektor

UMKM. Semakin banyaknya sektor-sektor industri di Indonesia maka semakin menuntut

suatu perusahaan untuk lebih memperhatikan kondisi perusahaannya dan tanggap akan

perubahan-perubahan yang terjadi diluar sana.

       Menurut Undang-undang Nomor 20 Tahun 2008 tentang Usaha Mikro, Kecil dan

Menengah (UMKM), Usaha Mikro adalah usaha produktif milik orang perorangan dan

badan usaha perorangan yang memenuhi kriteria Usaha Mikro. Dalam suatu usaha yang

berskala kecil Aset tetap sangat diperlukan dalam menunjang kegiatan operasional usaha

tersebut. Aset tetap dapat diperolaeh melalui berbagai cara, seperti :

 1. Perolehan dengan pembelian tunai (Acquisition br Purchase for cash)

 2. Perolehan dengan pembelian angsuran (Acquisition by purchase on long term contract)

 3. Perolehan dengan pertukaran (Acquisition by exchange)

 4. Perolehan dengan Surat Berharga (Acquisition by Issued for Securities)

 5. Hibah/sumbangan

       Dalam melakukan pelaporan keuangan para pengguna UMKM hanya mengetahui

cara pelaporan tersebut tanpa mengetahui metode yang digunakan dalam pelaporan atau

tanpa menggunakan standar pelaporan keuangan yang ada khususnya SAK ETAP. Oleh

karena itu penulis ingin melakukan penelitian apakah UMKM yang ada saat ini melaporkan

aktiva tetap sesuai dengan SAK ETAP.




                                              1
B. Rumusan Masalah

    Apakah akuntansi perolehan aktiva tetap pada Usaha Mikro, Kecil dan Menengah

(UMKM) sudah sesuai dengan SAK ETAP ?



C. Tujuan Penelitian

   Tujuan dari penelitian ini adalah akuntansi perolehan aktiva tetap pada Usaha Kecil,

Mikro dan Menengah (UMKM) apakah sudah sesuai dengan SAK ETAP.



D. Manfaat Penelitian

       Manfaat dari penelitian ini adalah sebagai bahan informasi tambahan bagi Usaha

Kecil, Mikro dan Menengah (UMKM) apabila diperlukan koreksi akibat tidak sesuai

dengan SAK ETAP serta menambah wawasan penulis dalam penerapan perolehan aktiva

tetap pada Usaha Kecil, Mikro dan Menengah (UMKM).




                                          2
BAB II

                                      DASAR TEORI



A. Definisi Usaha Kecil Menengah

       Dengan berkembangnya perekonomian nasional, maka pada tahun 1991 Departemen

Perindustrian melakukan penyesuaian rumusan pengelompokan industri yaitu untuk industri

kecil dan kerajinan didefinisikan sebagai kelompok perusahaan yang dimiliki penduduk

Indonesia dengan jumlah nilai aset kurang dari Rp. 600 juta di luar nilai tanah dan bangunan

yang digunakannya. Sedangkan Bank Indonesia menentukan batas tertinggi dari investasi, di

luar tanah dan bangunan, sebesar Rp. 600 juta bagi pengertian industri kecil.

       Mengacu pada Undang-Undang Nomor 9 Tahun 1995, kriteria usaha kecil dilihat dari

segi keuangan dan modal yang dimilikinya adalah:

   1. Memiliki kekayaan bersih paling banyak Rp. 200 juta (tidak termasuk tanah dan

       bangunan tempat usaha), atau

   2. Memiliki hasil penjualan paling banyak Rp. 1 miliar/tahun.

Untuk kriteria usaha menengah :

   1. Untuk sektor industri, memiliki total aset paling banyak Rp. 5 miliar, dan

   2. Untuk sektor non-industri, memiliki kekayaan bersih paling banyak Rp. 600 juta tidak

       termasuk tanah dan bangunan tempat usaha; memiliki hasil penjualan tahunan paling

       banyak Rp. 3 miliar.

       Partomo dan Soejoedono (2002) menyatakan INPRES No.10 Tahun 1999

mendefinisikan usaha menengah adalah unit kegiatan yang memiliki kekayaan bersih lebih

besar dari Rp. 200 juta sampai maksimal Rp. 10 miliar (tidak termasuk tanah dan bangunan

tempat usaha).




                                              3
Definisi atau kriteria yang digunakan untuk usaha kecil dan menengah di Indonesia

sampai saat ini dirasakan sudah tidak sesuai lagi dengan kondisi dunia usaha, serta kurang

dapat digunakan sebagai acuan oleh instansi atau intitusi lain, sehingga masing-masing

institusi menggunakan definisi yang berbeda.

Kriteria umum UKM dilihat dari ciri-cirinya pada dasarnya bisa dianggap sama, yaitu sebagai

berikut:

  1. Struktur organisasi yang sangat sederhana.

  2. Tanpa staf yang berlebihan.

  3. Pembagian kerja yang “longgar”.

  4. Memiliki hirarki manajerial yang pendek.

  5. Aktivitas yang formal sedikit, dan sedikit menggunakan proses perencanaan.

  6. Kurang membedakan aset pribadi dari aset perusahaan.



B. Definisi Aktiva

      Menurut Al Haryono Jusuf (2001:22) “Aktiva adalah sumber-sumber ekonomi yang

dimiliki perusahaan yang biasanya dinyatakan dalam satuan uang”.

      Klasifikasi Aktiva

           Pada Kebanyakan perusahaan, baik itu perusahaan jasa ataupun dagang. Aktiva

      dibagi menjadi dua kelompok yaitu aktiva lancar dan aktiva tetap.

      Pengertian Aktiva Tetap

           Menurut Lli M. Sadeli (2002:20) Aktiva Tetap adalah “ Kekayaan yang dimiliki

      perusahaan yang fisiknya konkret dan digunakan dalam operasi perusahaan secara

      permanen (lebih dari satu periode akuntansi/tahun).

           Sedangkan menurut SAK ETAP, Aset tetap adalah aset berwujud yang dimiliki

      untuk digunakan dalam produksi atau penyediaan barang atau jasa, untuk disewakan ke


                                               4
pihak lain, atau untuk tujuan administratif, dan diharapkan akan digunakan lebih dari

satu periode.

Pengakuan

        Entitas harus menerapkan kriteria pengakuan dalam menentukan pengakuan

aset tetap. Oleh karena itu, entitas harus mengakui biaya perolehan aset tetap sebagai

aset tetap jika:

a. kemungkinan bahwa manfaat ekonomi yang terkait dengan pos tersebut akan

    mengalir dari atau ke dalam entitas; dan

b. pos tersebut mempunyai nilai atau biaya yang dapat diukur dengan andal.

        Tanah dan bangunan adalah aset yang dapat dipisahkan dan harus dicatat secara

terpisah, meskipun tanah dan bangunan tersebut diperoleh secara bersamaan.

Pengukuran pada saat Pengakuan

Pada saat pengakuan awal, aset tetap harus diukur sebesar biaya perolehan.

Unsur Biaya Perolehan

Biaya perolehan aset tetap meliputi:

 harga beli, termasuk termasuk biaya hukum dan broker, bea impor dan pajak

    pembelian yang tidak boleh dikreditkan, setelah dikurangi diskon pembelian dan

    potongan lainnya;

 biaya-biaya yang dapat diatribusikan langsung untuk membawa aset ke lokasi dan

    kondisi yang diinginkan agar aset siap digunakan sesuai dengan maksud

    manajemen. Biaya-biaya ini termasuk biaya penyiapan lahan untuk pabrik, biaya

    penanganan dan penyerahan awal, biaya instalasi dan perakitan, dan biaya

    pengujian fungsionalitas;

 estimasi awal biaya pembongkaran aset, biaya pemindahan aset dan biaya restorasi

    lokasi. Kewajiban atas biaya tersebut timbul ketika aset tersebut diperoleh atau


                                        5
karena entitas menggunakan aset tersebut selama periode tertentu bukan untuk

    menghasilkan persediaan.

     Biaya-biaya berikut ini bukan merupakan biaya perolehan aset tetap dan harus

diakui sebagai beban ketika terjadi:

a) biaya pembukaan fasilitas baru;

b) biaya pengenalan produk atau jasa baru (termasuk biaya aktivitas iklan dan

    promosi);

c) biaya penyelenggaran bisnis di lokasi baru atau kelompok pelanggan baru

    (termasuk biaya pelatihan staf);

d) biaya administrasi dan overhead umum lainnya.

     Pendapatan dan beban yang terkait dengan kegiatan insidental selama masa

konstruksi atau pengembangan aset tetap diakui dalam laporan laba rugi jika

operasional tersebut tidak diperlukan untuk membawa aset tetap ke lokasi dan kondisi

operasi yang dimaksud.

Pengukuran Biaya Perolehan

     Biaya perolehan aset tetap adalah setara harga tunainya pada tanggal pengakuan.

Jika pembayaran ditangguhkan lebih dari waktu kredit normal, maka biaya perolehan

adalah nilai tunai semua pembayaran masa akan datang.

Pertukaran Aset

       Jika aset tetap diperoleh melalui pertukaran dengan aset nonmoneter atau

kombinasi aset moneter dan aset nonmoneter, maka biaya perolehan diukur pada nilai

wajar, kecuali

a) transaksi pertukaran tidak memiliki substansi komersial, atau




                                       6
b) nilai wajar aset yang diterima atau aset yang diserahkan tidak dapat diukur secara

    andal. Dalam kasus tersebut, biaya perolehan diukur pada jumlah tercatat aset yang

    diserahkan.

Pengeluaran Setelah Pengakuan Awal

       Pengeluaran setelah pengakuan awal suatu aset tetap yang memperpanjang

umur manfaat atau yang kemungkinan besar memberi manfaat ekonomi di masa yang

akan datang dalam bentuk peningkatan kapasitas, mutu produksi, atau peningkatan

standar kinerja, harus ditambahkan pada jumlah tercatat aset tetap tersebut.

       Pengeluaran setelah pengakuan awal aset hanya diakui sebagai suatu aset jika

pengeluaran meningkatkan kondisi aset melebihi standar kinerja semula. Contoh

peningkatan yang menghasilkan peningkatan manfaat keekonomian masa yang akan

datang mencakup:

a) modifikasi suatu pos sarana pabrik untuk memperpanjang usia manfaatnya,

    termasuk suatu peningkatan kapasitasnya;

b) peningkatan kemampuan mesin untuk mencapai peningkatan besar dalam kualitas

    keluaran;

c) penerapan proses produksi baru yang memungkinkan suatu pengurangan besar

    biaya operasi.

Pengukuran setelah pengakuan awal

       Entitas harus mengukur seluruh aset tetap setelah pengakuan awal pada biaya

perolehan dikurang akumulasi penyusutan dan akumulasi kerugian penurunan nilai.

Entitas harus mengakui biaya pemeliharaan dan reparasi sehari-hari (cost of day-to-day

servicing) dari aset tetap sebagai beban dalam laporan laba rugi pada periode

terjadinya.




                                         7
Penilaian kembali atau revaluasi aset tetap pada umumnya tidak diperkenankan

karena SAK ETAP menganut penilaian aset berdasarkan biaya perolehan atau harga

pertukaran. Penyimpangan dari ketentuan ini mungkin dilakukan berdasarkan ketentuan

pemerintah. Dalam hal ini laporan keuangan harus menjelaskan mengenai

penyimpangan dari konsep biaya perolehan di dalam penyajian aset tetap serta

pengaruh dari penyimpangan tersebut terhadap gambaran keuangan entitas.

Pengungkapan

    Entitas harus mengungkapkan untuk setiap kelompok aset tetap:

a) dasar pengukuran yang digunakan untuk menentukan jumlah tercatat bruto;

b) metode penyusutan yang digunakan;

c) umur manfaat atau tarif penyusutan yang digunakan;

d) jumlah tercatat bruto dan akumulasi penyusutan (agregat dengan akumulasi

    kerugian penurunan nilai) pada awal dan akhir periode; dan

e) rekonsiliasi jumlah tercatat pada awal dan akhir periode yang menunjukkan:

        penambahan;

        pelepasan;

        kerugian penurunan nilai yang diakui atau dipulihkan dalam laporan laba rugi

        sesuai dengan Bab 22 Penurunan Nilai Aset;

        penyusutan;

        perubahan lainnya.

Entitas juga harus mengungkapkan:

    keberadaan dan jumlah pembatasan atas hak milik, dan aset tetap yang dijaminkan

    untuk utang;

    jumlah komitmen kontrak untuk memperoleh aset tetap.




                                       8
BAB III

                                METODOLOGI PENELITIAN



A. Ruang Lingkup Penelitian

          Penelitian ini dilakukan pada Usaha Kecil, Mikro dan Menengah (UMKM).

    Adapun subjek yang diteliti adalah mengenai cara perolehan aktiva tetap pada Usaha

    Kecil, Mikro dan Menengah (UMKM)



B. Teknik Pengumpulan Data

          Untuk dapat memperoleh semua data yang dibutuhkan dalam penulisan ini, maka

    selama penulisan digunakan metode Penelitian Kepustakaan (library research) yakni

    pengumpulan data dengan cara mempelajari buku-buku yang ada kaitannya dengan

    penulisan penelitian ini.



C. Alat Analisis yang Digunakan

          Metode analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode

   kualitatif dengan analisis deskriptif yang dilakukan dengan cara membaca laporan

   keuangan sederhana UMKM




                                          9

Contenu connexe

Tendances

Akuntansi Keuangan Lanjutan II "Laporan Keuangan Konsolidasi"
Akuntansi Keuangan Lanjutan II "Laporan Keuangan Konsolidasi"Akuntansi Keuangan Lanjutan II "Laporan Keuangan Konsolidasi"
Akuntansi Keuangan Lanjutan II "Laporan Keuangan Konsolidasi"Hendie Cahya Maladewa
 
Pengantar Akuntansi
Pengantar AkuntansiPengantar Akuntansi
Pengantar AkuntansiMuhamad Yogi
 
Psak 22-kombinasi-bisnis-ifrs-3-240712-short
Psak 22-kombinasi-bisnis-ifrs-3-240712-shortPsak 22-kombinasi-bisnis-ifrs-3-240712-short
Psak 22-kombinasi-bisnis-ifrs-3-240712-shortSri Apriyanti Husain
 
Kunci jawaban bab 8 teori akuntansi suwardjono
Kunci jawaban bab 8 teori akuntansi suwardjonoKunci jawaban bab 8 teori akuntansi suwardjono
Kunci jawaban bab 8 teori akuntansi suwardjonoHerna Ferari
 
Bab 2 Asumsi dan Prinsip Dasar Akuntansi (Pengantar Akuntansi)
Bab 2 Asumsi dan Prinsip Dasar Akuntansi (Pengantar Akuntansi)Bab 2 Asumsi dan Prinsip Dasar Akuntansi (Pengantar Akuntansi)
Bab 2 Asumsi dan Prinsip Dasar Akuntansi (Pengantar Akuntansi)Fajar Sandy
 
Kuliah Kewirausahaan 2 - Manajemen keuangan
Kuliah Kewirausahaan 2 - Manajemen keuanganKuliah Kewirausahaan 2 - Manajemen keuangan
Kuliah Kewirausahaan 2 - Manajemen keuanganYusuf Ahmad
 
Mengenal akun dalam akuntansi
Mengenal akun dalam akuntansiMengenal akun dalam akuntansi
Mengenal akun dalam akuntansimmfraghh
 
Pb15 keuangan dan akuntansi.ppt
Pb15 keuangan dan akuntansi.pptPb15 keuangan dan akuntansi.ppt
Pb15 keuangan dan akuntansi.pptDeby Andriana
 
Psak 65-laporan-keuangan-konsolidasian-ifrs-10-consolidated-fs-22012014
Psak 65-laporan-keuangan-konsolidasian-ifrs-10-consolidated-fs-22012014Psak 65-laporan-keuangan-konsolidasian-ifrs-10-consolidated-fs-22012014
Psak 65-laporan-keuangan-konsolidasian-ifrs-10-consolidated-fs-22012014Sri Apriyanti Husain
 
RESUME BAB 15 BUKU INTRODUCTION TO BUSINESS JEFF MADURA
RESUME BAB 15 BUKU INTRODUCTION TO BUSINESS JEFF MADURARESUME BAB 15 BUKU INTRODUCTION TO BUSINESS JEFF MADURA
RESUME BAB 15 BUKU INTRODUCTION TO BUSINESS JEFF MADURAfiqifazriana
 
Slide kombinasi bisnis m bayu anggara
Slide kombinasi bisnis   m bayu anggaraSlide kombinasi bisnis   m bayu anggara
Slide kombinasi bisnis m bayu anggaraBAYU ANGGARA
 
Psak 19-aset-tidak-berwujud-ias-38
Psak 19-aset-tidak-berwujud-ias-38Psak 19-aset-tidak-berwujud-ias-38
Psak 19-aset-tidak-berwujud-ias-38Sri Apriyanti Husain
 
Expense (beban)
Expense (beban)Expense (beban)
Expense (beban)Icha Icha
 
Presentasi aktiva dan pengukurannya
Presentasi aktiva dan pengukurannyaPresentasi aktiva dan pengukurannya
Presentasi aktiva dan pengukurannyaDanz Wadezig
 
Konsep Ekuitas (Teori Akuntansi)
Konsep Ekuitas (Teori Akuntansi)Konsep Ekuitas (Teori Akuntansi)
Konsep Ekuitas (Teori Akuntansi)Dyah A Fitria
 

Tendances (20)

Akuntansi Keuangan Lanjutan II "Laporan Keuangan Konsolidasi"
Akuntansi Keuangan Lanjutan II "Laporan Keuangan Konsolidasi"Akuntansi Keuangan Lanjutan II "Laporan Keuangan Konsolidasi"
Akuntansi Keuangan Lanjutan II "Laporan Keuangan Konsolidasi"
 
Teori Akuntansi: Pendapatan
Teori Akuntansi: PendapatanTeori Akuntansi: Pendapatan
Teori Akuntansi: Pendapatan
 
Pengantar Akuntansi
Pengantar AkuntansiPengantar Akuntansi
Pengantar Akuntansi
 
Aset tak berujud
Aset tak berujudAset tak berujud
Aset tak berujud
 
Teori Pendapatan
Teori PendapatanTeori Pendapatan
Teori Pendapatan
 
Psak 22-kombinasi-bisnis-ifrs-3-240712-short
Psak 22-kombinasi-bisnis-ifrs-3-240712-shortPsak 22-kombinasi-bisnis-ifrs-3-240712-short
Psak 22-kombinasi-bisnis-ifrs-3-240712-short
 
Kunci jawaban bab 8 teori akuntansi suwardjono
Kunci jawaban bab 8 teori akuntansi suwardjonoKunci jawaban bab 8 teori akuntansi suwardjono
Kunci jawaban bab 8 teori akuntansi suwardjono
 
Bab 2 Asumsi dan Prinsip Dasar Akuntansi (Pengantar Akuntansi)
Bab 2 Asumsi dan Prinsip Dasar Akuntansi (Pengantar Akuntansi)Bab 2 Asumsi dan Prinsip Dasar Akuntansi (Pengantar Akuntansi)
Bab 2 Asumsi dan Prinsip Dasar Akuntansi (Pengantar Akuntansi)
 
KOMBINASI BISNIS
KOMBINASI BISNISKOMBINASI BISNIS
KOMBINASI BISNIS
 
Kuliah Kewirausahaan 2 - Manajemen keuangan
Kuliah Kewirausahaan 2 - Manajemen keuanganKuliah Kewirausahaan 2 - Manajemen keuangan
Kuliah Kewirausahaan 2 - Manajemen keuangan
 
Mengenal akun dalam akuntansi
Mengenal akun dalam akuntansiMengenal akun dalam akuntansi
Mengenal akun dalam akuntansi
 
Pb15 keuangan dan akuntansi.ppt
Pb15 keuangan dan akuntansi.pptPb15 keuangan dan akuntansi.ppt
Pb15 keuangan dan akuntansi.ppt
 
Psak 65-laporan-keuangan-konsolidasian-ifrs-10-consolidated-fs-22012014
Psak 65-laporan-keuangan-konsolidasian-ifrs-10-consolidated-fs-22012014Psak 65-laporan-keuangan-konsolidasian-ifrs-10-consolidated-fs-22012014
Psak 65-laporan-keuangan-konsolidasian-ifrs-10-consolidated-fs-22012014
 
RESUME BAB 15 BUKU INTRODUCTION TO BUSINESS JEFF MADURA
RESUME BAB 15 BUKU INTRODUCTION TO BUSINESS JEFF MADURARESUME BAB 15 BUKU INTRODUCTION TO BUSINESS JEFF MADURA
RESUME BAB 15 BUKU INTRODUCTION TO BUSINESS JEFF MADURA
 
Slide kombinasi bisnis m bayu anggara
Slide kombinasi bisnis   m bayu anggaraSlide kombinasi bisnis   m bayu anggara
Slide kombinasi bisnis m bayu anggara
 
Psak 19-aset-tidak-berwujud-ias-38
Psak 19-aset-tidak-berwujud-ias-38Psak 19-aset-tidak-berwujud-ias-38
Psak 19-aset-tidak-berwujud-ias-38
 
Expense (beban)
Expense (beban)Expense (beban)
Expense (beban)
 
Akuntansi Dasar
Akuntansi DasarAkuntansi Dasar
Akuntansi Dasar
 
Presentasi aktiva dan pengukurannya
Presentasi aktiva dan pengukurannyaPresentasi aktiva dan pengukurannya
Presentasi aktiva dan pengukurannya
 
Konsep Ekuitas (Teori Akuntansi)
Konsep Ekuitas (Teori Akuntansi)Konsep Ekuitas (Teori Akuntansi)
Konsep Ekuitas (Teori Akuntansi)
 

Similaire à Perolehan aset tetap berdasar psak

PENGANTAR BISNIS 10
PENGANTAR BISNIS 10PENGANTAR BISNIS 10
PENGANTAR BISNIS 10harjunode
 
Perkuliahan 11 - Manajemen Keuangan.pdf
Perkuliahan 11 - Manajemen Keuangan.pdfPerkuliahan 11 - Manajemen Keuangan.pdf
Perkuliahan 11 - Manajemen Keuangan.pdfssuser4522cc
 
Akuntansi Pajak atas Aktiva Tetap Berwujud
Akuntansi Pajak atas Aktiva Tetap BerwujudAkuntansi Pajak atas Aktiva Tetap Berwujud
Akuntansi Pajak atas Aktiva Tetap BerwujudWawan Dwi Hadisaputro
 
Rangkuman properti investasi
Rangkuman properti investasiRangkuman properti investasi
Rangkuman properti investasiIntan Diliyana
 
Rangkuman properti investasi
Rangkuman properti investasiRangkuman properti investasi
Rangkuman properti investasiIntan Diliyana
 
01 aspek keuangan
01 aspek keuangan01 aspek keuangan
01 aspek keuanganstiemberau2
 
Manajemen Law Firm BAB 8 Muhammad Wahyu
Manajemen Law Firm BAB 8 Muhammad WahyuManajemen Law Firm BAB 8 Muhammad Wahyu
Manajemen Law Firm BAB 8 Muhammad WahyuMuhammadWahyu60
 
Accounting pengantar akuntansi
Accounting pengantar akuntansiAccounting pengantar akuntansi
Accounting pengantar akuntansiJihan Putri
 
Accounting pengantar akuntansi
Accounting pengantar akuntansiAccounting pengantar akuntansi
Accounting pengantar akuntansiJihan Putri
 
Teori Akuntansi - Aset Tak Berwujud dan Investasi Jangka Panjang
Teori Akuntansi - Aset Tak Berwujud dan Investasi Jangka PanjangTeori Akuntansi - Aset Tak Berwujud dan Investasi Jangka Panjang
Teori Akuntansi - Aset Tak Berwujud dan Investasi Jangka PanjangAnnisa V
 
aset-tetap-dan-properti-investasi
aset-tetap-dan-properti-investasiaset-tetap-dan-properti-investasi
aset-tetap-dan-properti-investasiNovi Lestara
 
Ringkasan akl
Ringkasan aklRingkasan akl
Ringkasan aklvondez
 
KELOMPOK 1 ANALISA LAPORA N KEUANGAN BAB 1 & 2.pptx
KELOMPOK 1 ANALISA LAPORA N KEUANGAN BAB 1 & 2.pptxKELOMPOK 1 ANALISA LAPORA N KEUANGAN BAB 1 & 2.pptx
KELOMPOK 1 ANALISA LAPORA N KEUANGAN BAB 1 & 2.pptxFeriNugroho11
 
Alk bab 3 analisis aktivitas investasi
Alk bab 3   analisis aktivitas investasiAlk bab 3   analisis aktivitas investasi
Alk bab 3 analisis aktivitas investasiilhamka4
 

Similaire à Perolehan aset tetap berdasar psak (20)

Bab II - Landasan Teori - SAK ETAP
Bab II - Landasan Teori - SAK ETAPBab II - Landasan Teori - SAK ETAP
Bab II - Landasan Teori - SAK ETAP
 
PENGANTAR BISNIS 10
PENGANTAR BISNIS 10PENGANTAR BISNIS 10
PENGANTAR BISNIS 10
 
DEVINISI AKUNTANSI
DEVINISI AKUNTANSIDEVINISI AKUNTANSI
DEVINISI AKUNTANSI
 
Perkuliahan 11 - Manajemen Keuangan.pdf
Perkuliahan 11 - Manajemen Keuangan.pdfPerkuliahan 11 - Manajemen Keuangan.pdf
Perkuliahan 11 - Manajemen Keuangan.pdf
 
Psak02
Psak02Psak02
Psak02
 
Akuntansi Pajak atas Aktiva Tetap Berwujud
Akuntansi Pajak atas Aktiva Tetap BerwujudAkuntansi Pajak atas Aktiva Tetap Berwujud
Akuntansi Pajak atas Aktiva Tetap Berwujud
 
Rangkuman properti investasi
Rangkuman properti investasiRangkuman properti investasi
Rangkuman properti investasi
 
Rangkuman properti investasi
Rangkuman properti investasiRangkuman properti investasi
Rangkuman properti investasi
 
01 aspek keuangan
01 aspek keuangan01 aspek keuangan
01 aspek keuangan
 
Pengantar Akuntansi
Pengantar AkuntansiPengantar Akuntansi
Pengantar Akuntansi
 
Revaluasi Aktiva Tetap
Revaluasi Aktiva TetapRevaluasi Aktiva Tetap
Revaluasi Aktiva Tetap
 
Manajemen Law Firm BAB 8 Muhammad Wahyu
Manajemen Law Firm BAB 8 Muhammad WahyuManajemen Law Firm BAB 8 Muhammad Wahyu
Manajemen Law Firm BAB 8 Muhammad Wahyu
 
Accounting pengantar akuntansi
Accounting pengantar akuntansiAccounting pengantar akuntansi
Accounting pengantar akuntansi
 
Accounting pengantar akuntansi
Accounting pengantar akuntansiAccounting pengantar akuntansi
Accounting pengantar akuntansi
 
Teori Akuntansi - Aset Tak Berwujud dan Investasi Jangka Panjang
Teori Akuntansi - Aset Tak Berwujud dan Investasi Jangka PanjangTeori Akuntansi - Aset Tak Berwujud dan Investasi Jangka Panjang
Teori Akuntansi - Aset Tak Berwujud dan Investasi Jangka Panjang
 
aset-tetap-dan-properti-investasi
aset-tetap-dan-properti-investasiaset-tetap-dan-properti-investasi
aset-tetap-dan-properti-investasi
 
Ringkasan akl
Ringkasan aklRingkasan akl
Ringkasan akl
 
Bab i
Bab iBab i
Bab i
 
KELOMPOK 1 ANALISA LAPORA N KEUANGAN BAB 1 & 2.pptx
KELOMPOK 1 ANALISA LAPORA N KEUANGAN BAB 1 & 2.pptxKELOMPOK 1 ANALISA LAPORA N KEUANGAN BAB 1 & 2.pptx
KELOMPOK 1 ANALISA LAPORA N KEUANGAN BAB 1 & 2.pptx
 
Alk bab 3 analisis aktivitas investasi
Alk bab 3   analisis aktivitas investasiAlk bab 3   analisis aktivitas investasi
Alk bab 3 analisis aktivitas investasi
 

Dernier

power point tentang koperasi simpan pinjam di indonesia
power point tentang koperasi simpan pinjam di indonesiapower point tentang koperasi simpan pinjam di indonesia
power point tentang koperasi simpan pinjam di indonesiaMukhamadMuslim
 
V5_Petunjuk teknis Pengisian Usulan Alat Kesehatan melalui aplikasi.pptx
V5_Petunjuk teknis Pengisian Usulan Alat Kesehatan melalui aplikasi.pptxV5_Petunjuk teknis Pengisian Usulan Alat Kesehatan melalui aplikasi.pptx
V5_Petunjuk teknis Pengisian Usulan Alat Kesehatan melalui aplikasi.pptxBayuUtaminingtyas
 
Konsep Dasar Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya.ppt
Konsep Dasar Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya.pptKonsep Dasar Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya.ppt
Konsep Dasar Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya.pptAchmadHasanHafidzi
 
mengidentifikasi risiko xxxxxxxxxxxx.ppt
mengidentifikasi risiko xxxxxxxxxxxx.pptmengidentifikasi risiko xxxxxxxxxxxx.ppt
mengidentifikasi risiko xxxxxxxxxxxx.pptharis916240
 
MENCIPTAKAN HUBUNGAN DAN NILAI PELANGGAN
MENCIPTAKAN HUBUNGAN DAN NILAI PELANGGANMENCIPTAKAN HUBUNGAN DAN NILAI PELANGGAN
MENCIPTAKAN HUBUNGAN DAN NILAI PELANGGANGallynDityaManggala
 
SIKLUS Akuntansi Perusahaan Dagang (1).ppt
SIKLUS Akuntansi Perusahaan Dagang (1).pptSIKLUS Akuntansi Perusahaan Dagang (1).ppt
SIKLUS Akuntansi Perusahaan Dagang (1).pptDenzbaguseNugroho
 
Menganalisis Pasar Konsumen dan Pasar Bisnis
Menganalisis Pasar Konsumen dan Pasar BisnisMenganalisis Pasar Konsumen dan Pasar Bisnis
Menganalisis Pasar Konsumen dan Pasar BisnisGallynDityaManggala
 
manajemen_keuangan_&_investasi_06.15pptx
manajemen_keuangan_&_investasi_06.15pptxmanajemen_keuangan_&_investasi_06.15pptx
manajemen_keuangan_&_investasi_06.15pptxMyusuf852079
 
BAB 4 C IPS KLS 9 TENTANG MASA DEMOKRASI TERPIMPIN.pptx
BAB 4 C IPS KLS 9 TENTANG MASA DEMOKRASI TERPIMPIN.pptxBAB 4 C IPS KLS 9 TENTANG MASA DEMOKRASI TERPIMPIN.pptx
BAB 4 C IPS KLS 9 TENTANG MASA DEMOKRASI TERPIMPIN.pptxTheresiaSimamora1
 
Pengenalan Quotex Trading untuk Pemula - dan panduan login ke quotex
Pengenalan Quotex Trading untuk Pemula - dan panduan login ke quotexPengenalan Quotex Trading untuk Pemula - dan panduan login ke quotex
Pengenalan Quotex Trading untuk Pemula - dan panduan login ke quotexquotex
 
BAB 1 Pengantar_e-commerce dalam peekonomian indonesia
BAB 1 Pengantar_e-commerce dalam peekonomian indonesiaBAB 1 Pengantar_e-commerce dalam peekonomian indonesia
BAB 1 Pengantar_e-commerce dalam peekonomian indonesiaTriskaDP
 
MATERI PENGUNGKAPAN LAPORAN KEUANGAN.pptx
MATERI PENGUNGKAPAN LAPORAN KEUANGAN.pptxMATERI PENGUNGKAPAN LAPORAN KEUANGAN.pptx
MATERI PENGUNGKAPAN LAPORAN KEUANGAN.pptxDenzbaguseNugroho
 

Dernier (13)

power point tentang koperasi simpan pinjam di indonesia
power point tentang koperasi simpan pinjam di indonesiapower point tentang koperasi simpan pinjam di indonesia
power point tentang koperasi simpan pinjam di indonesia
 
V5_Petunjuk teknis Pengisian Usulan Alat Kesehatan melalui aplikasi.pptx
V5_Petunjuk teknis Pengisian Usulan Alat Kesehatan melalui aplikasi.pptxV5_Petunjuk teknis Pengisian Usulan Alat Kesehatan melalui aplikasi.pptx
V5_Petunjuk teknis Pengisian Usulan Alat Kesehatan melalui aplikasi.pptx
 
ANALISIS SENSITIVITAS METODE GRAFIK.pptx
ANALISIS SENSITIVITAS METODE GRAFIK.pptxANALISIS SENSITIVITAS METODE GRAFIK.pptx
ANALISIS SENSITIVITAS METODE GRAFIK.pptx
 
Konsep Dasar Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya.ppt
Konsep Dasar Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya.pptKonsep Dasar Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya.ppt
Konsep Dasar Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya.ppt
 
mengidentifikasi risiko xxxxxxxxxxxx.ppt
mengidentifikasi risiko xxxxxxxxxxxx.pptmengidentifikasi risiko xxxxxxxxxxxx.ppt
mengidentifikasi risiko xxxxxxxxxxxx.ppt
 
MENCIPTAKAN HUBUNGAN DAN NILAI PELANGGAN
MENCIPTAKAN HUBUNGAN DAN NILAI PELANGGANMENCIPTAKAN HUBUNGAN DAN NILAI PELANGGAN
MENCIPTAKAN HUBUNGAN DAN NILAI PELANGGAN
 
SIKLUS Akuntansi Perusahaan Dagang (1).ppt
SIKLUS Akuntansi Perusahaan Dagang (1).pptSIKLUS Akuntansi Perusahaan Dagang (1).ppt
SIKLUS Akuntansi Perusahaan Dagang (1).ppt
 
Menganalisis Pasar Konsumen dan Pasar Bisnis
Menganalisis Pasar Konsumen dan Pasar BisnisMenganalisis Pasar Konsumen dan Pasar Bisnis
Menganalisis Pasar Konsumen dan Pasar Bisnis
 
manajemen_keuangan_&_investasi_06.15pptx
manajemen_keuangan_&_investasi_06.15pptxmanajemen_keuangan_&_investasi_06.15pptx
manajemen_keuangan_&_investasi_06.15pptx
 
BAB 4 C IPS KLS 9 TENTANG MASA DEMOKRASI TERPIMPIN.pptx
BAB 4 C IPS KLS 9 TENTANG MASA DEMOKRASI TERPIMPIN.pptxBAB 4 C IPS KLS 9 TENTANG MASA DEMOKRASI TERPIMPIN.pptx
BAB 4 C IPS KLS 9 TENTANG MASA DEMOKRASI TERPIMPIN.pptx
 
Pengenalan Quotex Trading untuk Pemula - dan panduan login ke quotex
Pengenalan Quotex Trading untuk Pemula - dan panduan login ke quotexPengenalan Quotex Trading untuk Pemula - dan panduan login ke quotex
Pengenalan Quotex Trading untuk Pemula - dan panduan login ke quotex
 
BAB 1 Pengantar_e-commerce dalam peekonomian indonesia
BAB 1 Pengantar_e-commerce dalam peekonomian indonesiaBAB 1 Pengantar_e-commerce dalam peekonomian indonesia
BAB 1 Pengantar_e-commerce dalam peekonomian indonesia
 
MATERI PENGUNGKAPAN LAPORAN KEUANGAN.pptx
MATERI PENGUNGKAPAN LAPORAN KEUANGAN.pptxMATERI PENGUNGKAPAN LAPORAN KEUANGAN.pptx
MATERI PENGUNGKAPAN LAPORAN KEUANGAN.pptx
 

Perolehan aset tetap berdasar psak

  • 1. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dewasa ini, penggerak utama kondisi perekonomian negara adalah dari sektor UMKM. Semakin banyaknya sektor-sektor industri di Indonesia maka semakin menuntut suatu perusahaan untuk lebih memperhatikan kondisi perusahaannya dan tanggap akan perubahan-perubahan yang terjadi diluar sana. Menurut Undang-undang Nomor 20 Tahun 2008 tentang Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM), Usaha Mikro adalah usaha produktif milik orang perorangan dan badan usaha perorangan yang memenuhi kriteria Usaha Mikro. Dalam suatu usaha yang berskala kecil Aset tetap sangat diperlukan dalam menunjang kegiatan operasional usaha tersebut. Aset tetap dapat diperolaeh melalui berbagai cara, seperti : 1. Perolehan dengan pembelian tunai (Acquisition br Purchase for cash) 2. Perolehan dengan pembelian angsuran (Acquisition by purchase on long term contract) 3. Perolehan dengan pertukaran (Acquisition by exchange) 4. Perolehan dengan Surat Berharga (Acquisition by Issued for Securities) 5. Hibah/sumbangan Dalam melakukan pelaporan keuangan para pengguna UMKM hanya mengetahui cara pelaporan tersebut tanpa mengetahui metode yang digunakan dalam pelaporan atau tanpa menggunakan standar pelaporan keuangan yang ada khususnya SAK ETAP. Oleh karena itu penulis ingin melakukan penelitian apakah UMKM yang ada saat ini melaporkan aktiva tetap sesuai dengan SAK ETAP. 1
  • 2. B. Rumusan Masalah Apakah akuntansi perolehan aktiva tetap pada Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) sudah sesuai dengan SAK ETAP ? C. Tujuan Penelitian Tujuan dari penelitian ini adalah akuntansi perolehan aktiva tetap pada Usaha Kecil, Mikro dan Menengah (UMKM) apakah sudah sesuai dengan SAK ETAP. D. Manfaat Penelitian Manfaat dari penelitian ini adalah sebagai bahan informasi tambahan bagi Usaha Kecil, Mikro dan Menengah (UMKM) apabila diperlukan koreksi akibat tidak sesuai dengan SAK ETAP serta menambah wawasan penulis dalam penerapan perolehan aktiva tetap pada Usaha Kecil, Mikro dan Menengah (UMKM). 2
  • 3. BAB II DASAR TEORI A. Definisi Usaha Kecil Menengah Dengan berkembangnya perekonomian nasional, maka pada tahun 1991 Departemen Perindustrian melakukan penyesuaian rumusan pengelompokan industri yaitu untuk industri kecil dan kerajinan didefinisikan sebagai kelompok perusahaan yang dimiliki penduduk Indonesia dengan jumlah nilai aset kurang dari Rp. 600 juta di luar nilai tanah dan bangunan yang digunakannya. Sedangkan Bank Indonesia menentukan batas tertinggi dari investasi, di luar tanah dan bangunan, sebesar Rp. 600 juta bagi pengertian industri kecil. Mengacu pada Undang-Undang Nomor 9 Tahun 1995, kriteria usaha kecil dilihat dari segi keuangan dan modal yang dimilikinya adalah: 1. Memiliki kekayaan bersih paling banyak Rp. 200 juta (tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usaha), atau 2. Memiliki hasil penjualan paling banyak Rp. 1 miliar/tahun. Untuk kriteria usaha menengah : 1. Untuk sektor industri, memiliki total aset paling banyak Rp. 5 miliar, dan 2. Untuk sektor non-industri, memiliki kekayaan bersih paling banyak Rp. 600 juta tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usaha; memiliki hasil penjualan tahunan paling banyak Rp. 3 miliar. Partomo dan Soejoedono (2002) menyatakan INPRES No.10 Tahun 1999 mendefinisikan usaha menengah adalah unit kegiatan yang memiliki kekayaan bersih lebih besar dari Rp. 200 juta sampai maksimal Rp. 10 miliar (tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usaha). 3
  • 4. Definisi atau kriteria yang digunakan untuk usaha kecil dan menengah di Indonesia sampai saat ini dirasakan sudah tidak sesuai lagi dengan kondisi dunia usaha, serta kurang dapat digunakan sebagai acuan oleh instansi atau intitusi lain, sehingga masing-masing institusi menggunakan definisi yang berbeda. Kriteria umum UKM dilihat dari ciri-cirinya pada dasarnya bisa dianggap sama, yaitu sebagai berikut: 1. Struktur organisasi yang sangat sederhana. 2. Tanpa staf yang berlebihan. 3. Pembagian kerja yang “longgar”. 4. Memiliki hirarki manajerial yang pendek. 5. Aktivitas yang formal sedikit, dan sedikit menggunakan proses perencanaan. 6. Kurang membedakan aset pribadi dari aset perusahaan. B. Definisi Aktiva Menurut Al Haryono Jusuf (2001:22) “Aktiva adalah sumber-sumber ekonomi yang dimiliki perusahaan yang biasanya dinyatakan dalam satuan uang”. Klasifikasi Aktiva Pada Kebanyakan perusahaan, baik itu perusahaan jasa ataupun dagang. Aktiva dibagi menjadi dua kelompok yaitu aktiva lancar dan aktiva tetap. Pengertian Aktiva Tetap Menurut Lli M. Sadeli (2002:20) Aktiva Tetap adalah “ Kekayaan yang dimiliki perusahaan yang fisiknya konkret dan digunakan dalam operasi perusahaan secara permanen (lebih dari satu periode akuntansi/tahun). Sedangkan menurut SAK ETAP, Aset tetap adalah aset berwujud yang dimiliki untuk digunakan dalam produksi atau penyediaan barang atau jasa, untuk disewakan ke 4
  • 5. pihak lain, atau untuk tujuan administratif, dan diharapkan akan digunakan lebih dari satu periode. Pengakuan Entitas harus menerapkan kriteria pengakuan dalam menentukan pengakuan aset tetap. Oleh karena itu, entitas harus mengakui biaya perolehan aset tetap sebagai aset tetap jika: a. kemungkinan bahwa manfaat ekonomi yang terkait dengan pos tersebut akan mengalir dari atau ke dalam entitas; dan b. pos tersebut mempunyai nilai atau biaya yang dapat diukur dengan andal. Tanah dan bangunan adalah aset yang dapat dipisahkan dan harus dicatat secara terpisah, meskipun tanah dan bangunan tersebut diperoleh secara bersamaan. Pengukuran pada saat Pengakuan Pada saat pengakuan awal, aset tetap harus diukur sebesar biaya perolehan. Unsur Biaya Perolehan Biaya perolehan aset tetap meliputi:  harga beli, termasuk termasuk biaya hukum dan broker, bea impor dan pajak pembelian yang tidak boleh dikreditkan, setelah dikurangi diskon pembelian dan potongan lainnya;  biaya-biaya yang dapat diatribusikan langsung untuk membawa aset ke lokasi dan kondisi yang diinginkan agar aset siap digunakan sesuai dengan maksud manajemen. Biaya-biaya ini termasuk biaya penyiapan lahan untuk pabrik, biaya penanganan dan penyerahan awal, biaya instalasi dan perakitan, dan biaya pengujian fungsionalitas;  estimasi awal biaya pembongkaran aset, biaya pemindahan aset dan biaya restorasi lokasi. Kewajiban atas biaya tersebut timbul ketika aset tersebut diperoleh atau 5
  • 6. karena entitas menggunakan aset tersebut selama periode tertentu bukan untuk menghasilkan persediaan. Biaya-biaya berikut ini bukan merupakan biaya perolehan aset tetap dan harus diakui sebagai beban ketika terjadi: a) biaya pembukaan fasilitas baru; b) biaya pengenalan produk atau jasa baru (termasuk biaya aktivitas iklan dan promosi); c) biaya penyelenggaran bisnis di lokasi baru atau kelompok pelanggan baru (termasuk biaya pelatihan staf); d) biaya administrasi dan overhead umum lainnya. Pendapatan dan beban yang terkait dengan kegiatan insidental selama masa konstruksi atau pengembangan aset tetap diakui dalam laporan laba rugi jika operasional tersebut tidak diperlukan untuk membawa aset tetap ke lokasi dan kondisi operasi yang dimaksud. Pengukuran Biaya Perolehan Biaya perolehan aset tetap adalah setara harga tunainya pada tanggal pengakuan. Jika pembayaran ditangguhkan lebih dari waktu kredit normal, maka biaya perolehan adalah nilai tunai semua pembayaran masa akan datang. Pertukaran Aset Jika aset tetap diperoleh melalui pertukaran dengan aset nonmoneter atau kombinasi aset moneter dan aset nonmoneter, maka biaya perolehan diukur pada nilai wajar, kecuali a) transaksi pertukaran tidak memiliki substansi komersial, atau 6
  • 7. b) nilai wajar aset yang diterima atau aset yang diserahkan tidak dapat diukur secara andal. Dalam kasus tersebut, biaya perolehan diukur pada jumlah tercatat aset yang diserahkan. Pengeluaran Setelah Pengakuan Awal Pengeluaran setelah pengakuan awal suatu aset tetap yang memperpanjang umur manfaat atau yang kemungkinan besar memberi manfaat ekonomi di masa yang akan datang dalam bentuk peningkatan kapasitas, mutu produksi, atau peningkatan standar kinerja, harus ditambahkan pada jumlah tercatat aset tetap tersebut. Pengeluaran setelah pengakuan awal aset hanya diakui sebagai suatu aset jika pengeluaran meningkatkan kondisi aset melebihi standar kinerja semula. Contoh peningkatan yang menghasilkan peningkatan manfaat keekonomian masa yang akan datang mencakup: a) modifikasi suatu pos sarana pabrik untuk memperpanjang usia manfaatnya, termasuk suatu peningkatan kapasitasnya; b) peningkatan kemampuan mesin untuk mencapai peningkatan besar dalam kualitas keluaran; c) penerapan proses produksi baru yang memungkinkan suatu pengurangan besar biaya operasi. Pengukuran setelah pengakuan awal Entitas harus mengukur seluruh aset tetap setelah pengakuan awal pada biaya perolehan dikurang akumulasi penyusutan dan akumulasi kerugian penurunan nilai. Entitas harus mengakui biaya pemeliharaan dan reparasi sehari-hari (cost of day-to-day servicing) dari aset tetap sebagai beban dalam laporan laba rugi pada periode terjadinya. 7
  • 8. Penilaian kembali atau revaluasi aset tetap pada umumnya tidak diperkenankan karena SAK ETAP menganut penilaian aset berdasarkan biaya perolehan atau harga pertukaran. Penyimpangan dari ketentuan ini mungkin dilakukan berdasarkan ketentuan pemerintah. Dalam hal ini laporan keuangan harus menjelaskan mengenai penyimpangan dari konsep biaya perolehan di dalam penyajian aset tetap serta pengaruh dari penyimpangan tersebut terhadap gambaran keuangan entitas. Pengungkapan Entitas harus mengungkapkan untuk setiap kelompok aset tetap: a) dasar pengukuran yang digunakan untuk menentukan jumlah tercatat bruto; b) metode penyusutan yang digunakan; c) umur manfaat atau tarif penyusutan yang digunakan; d) jumlah tercatat bruto dan akumulasi penyusutan (agregat dengan akumulasi kerugian penurunan nilai) pada awal dan akhir periode; dan e) rekonsiliasi jumlah tercatat pada awal dan akhir periode yang menunjukkan: penambahan; pelepasan; kerugian penurunan nilai yang diakui atau dipulihkan dalam laporan laba rugi sesuai dengan Bab 22 Penurunan Nilai Aset; penyusutan; perubahan lainnya. Entitas juga harus mengungkapkan: keberadaan dan jumlah pembatasan atas hak milik, dan aset tetap yang dijaminkan untuk utang; jumlah komitmen kontrak untuk memperoleh aset tetap. 8
  • 9. BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Ruang Lingkup Penelitian Penelitian ini dilakukan pada Usaha Kecil, Mikro dan Menengah (UMKM). Adapun subjek yang diteliti adalah mengenai cara perolehan aktiva tetap pada Usaha Kecil, Mikro dan Menengah (UMKM) B. Teknik Pengumpulan Data Untuk dapat memperoleh semua data yang dibutuhkan dalam penulisan ini, maka selama penulisan digunakan metode Penelitian Kepustakaan (library research) yakni pengumpulan data dengan cara mempelajari buku-buku yang ada kaitannya dengan penulisan penelitian ini. C. Alat Analisis yang Digunakan Metode analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kualitatif dengan analisis deskriptif yang dilakukan dengan cara membaca laporan keuangan sederhana UMKM 9