1. 1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Perkembangan ilmu dan teknologi merupakan salah satu produk dari
manusia yang terdidik, dan pada giliranya manusia-manusia itu perlu lebih
mendalami dan mampu mengambil manfaat dan bukan menjadi korban
dari perkembangan ilmu dan teknologi sendiri.
Pendidikan sebagai suatu ilmu teknologi tidak luput dari gejala
perkembangan itu. Kalau semula orang tua yang bertindak sebagai
pendidik kemudian kita kenal profesi guru yang diberi tanggung jawab
pendidik. Sekarang ini secara konseptual maupun secara legal telah
dikenal dan ditentukan sejumlah keahlian khusus jabatan dan atau profesi
yang termasuk dalam kategori tenaga kependidikan.
Mengapa terjadi revolusi dalam pendidikan? kerena adanya masalah-
masalah pendidikan yang tidak terselesaikan karena beberapa factor media
pembelajaran, revolusi juga mengakibatkan atau menimbulkan adanya
masalah-masalah baru. Masalah belajar itu dialami oleh siapa saja
sepanjang hidupnya, dimana-mana: di rumah-rumah, di sekolah, di tempat
kerja, di tempat ibadah dan dimasyarakat,serta berlangsung dengan cara
apa aja dan dari apa dan siapa saja. Berkembangnya teknologi pendidikan
itu tentu saja tentu saja berbeda-beda sesuai dengan kondisi dan
kebutuhan. Teknologi pendidikan telah berkembang sebagai suatu disiplin
keilmuan yang berdiri sendiri. Perkembangan tersebut dilandasi oleh
serangkaian kaidah atau dasar yang dijadikan patokan pembenaran.
2. 2
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah di atas maka diperoleh rumusan
masalah dalam makalah ini yaitu:
1. Apa pengertian Teknologi Pendidikan ?
2. Apa pengertian Landasan Filosofi ?
3. Apa saja macam – macam Landasan Filosofi Teknologi Pendidikan ?
C. Tujuan Penulisan
Untuk mengetahui dan memahami landasan filosofi dan rasional
teknologi pendidikan.
3. 3
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian
Istilah “teknologi” berasal dari bahasa Yunani yaitu technologis.
Technie berarti seni, keahlian atau sains dan logos yang berarti ilmu.
Teknologi menurut Gaibraith dapat diartikan sebagai penerapan
sistematik dari pengetahuan ilmiah atau terorganisasikan dalam hal-hal
yang praktis.
Sedang dalam arti luas menurut Association for Educational
Communication and Technology (AECT) adalah proses yang kompleks
dan terpadu yang melibatkan orang, prosedur, ide, peralatan dan
organisasi untuk menganalisis masalah, mencari problem solving,
melaksanakan evaluasi dan mengelola pemacahan masalah yang
menyangkut semua aspek belajar manusia.
Di lain pihak ada pendapat bahwa teknologi pendidikan adalah
pengembangan, penerapan dan penilaian sistem-sistem, teknik dan alat
bantu untuk memperbaiki dan meningkatkan proses belajar manusia. Di
sini diutamakan proses belajar itu sendiri di samping alat-alat yang dapat
membantu proses belajar itu.
Dengan demikian secara umum teknologi pendidikan diartikan
sebagai media yang lahir dari revolusi teknologi komunikasi yang dapat
digunakan untuk tujuan-tujuan pengajaran disamping guru, buku, ide,
peralatan dan organisasi yang dikaji secara sistematis, logis dan ilmiah.
Pengertian ini mengandung asumsi bahwa sebanarnya media teknologi
tertentu tidak secara khusus dibuat untuk teknologi yang dimanfaatkan
untuk tujuan-tujuan pendidikan.
4. 4
B. Landasan Teknologi Pendidikan
Beberapa landasan pendidikan yang sangat memegang peranan penting
dalam menentukan tujuan pendidikan adalah landasan filosofis,
sosiologis, dan kultural, Selanjutnya landasan ilmiah dan teknologi akan
mendorong pendidikan untuk menjemput masa depan.
1. Landasan filosofis teknologi pendidikan
Landasan filosofis adalah landasan yang berdasarkan atau
bersifat atau filsafat (falsafah, falsafah). Kata filsafat (philosophy)
bersumber dari bahasa Yunani, philien berarti mencintai, dan sophos
atau sophis berarti hikmah, arif, atau bijaksana. Filsafat menelaah
sesuatu secara radikal, menyeluruh, dan konseptual yang
menghasilkan konsepsi-konsepsi mengenai kehidupan dan dunia.
Tujuannya adalah untuk memperoleh pembenaraan sebagai
suatu disiplin pengetahuan terapan yang berdiri sendiri dan
mengumpulkan pengetahuan manusia sebanyak mungkin dan
menerbitkan serta mengatur semua itu dalam bentuk sistematik.
Dengan demikian filsafat memerlukan analisa secara hati-hati
terhadap penalaran-penalaran sudut pandangan yang menjadi dasar
suatu tindakan. Semua ilmu baik ilmu sosial maupun ilmu alam
bertolak dari pengembangannya yaitu filsafat. Pada awalnya filsafat
terdiri dari tiga segi yaitu (1) apa yang disebut benar dan apa yang
disebut salah (logika); (2) mana yang dianggap baik dan mana yang
dianggap buruk (etika); (3) apa yang termasuk indah dan apa yang
termasuk jelek (estetika).
Filsafat dalam teknologi pendidikan dapat diartikan juga upaya
mengembangkan potensi-potensi manusiawi peserta didik baik potensi
fisik potensi cipta, rasa, maupun karsanya, agar potensi itu menjadi
nyata dan dapat berfungsi dalam perjalanan hidupnya.
5. 5
Landasan falsafah penelitian teknologi pendidikan terdiri atas 3
komponen seperti yang diungkapkan oleh Suriasumantri dalam
Miarso. Ada 3 jenis komponen dalam teknologi pendidikan yaitu :
a. Ontology
Merupakan bidang kajian ilmu itu apa, jika teknologi pendidikan
sebagai ilmu maka bidang kajiannya apa, apa hakekat gejala yang
dikaji. Landasan ontologi teknologi pendidikan berdasarkan
(Miarso, 2007 : 116) adalah sebagai berikut :
1) Adanya sejumlah besar orang belum terpenuhi kesempatan
belajarnya, baik yang diperoleh melalui suatu lembaga khusus,
maupun yang dapat diperoleh secara mandiri.
Misalnya Di sekolah dari 40 siswa dengan hanya satu orang
guru, hanya beberapa orang saja yang mendapatkan kesempatan
belajar dengan baik. Bagaimana meningkatkan keterlibatan
belajar semua siswa secara efektif, efisien dan menarik di
kelas? Disinilah perlunya teknologi pendidikan.
2) Adanya berbagai sumber baik yang telah tersedia maupun yang
dapat direkayasa, tapi belum dimanfaatkann untuk keperluan
belajar. Artinya, banyak sumber baik orang, pesan, alat, teknik,
maupun lingkungan yang sebenarnya dapat dimanfaatkan atau
dioptimalkan secara tepat dan relevan tapi belum atau bahkan
tidak sepenuhnya seperti itu.
Misal, teknologi informasi dan komunikasi seperti radio,
televisi, internet dan lain-lain memiliki potensi yang luar biasa
untuk dimanfaatkan dalam rangka meningkatkan efektifitas,
efisiensi dan kemenarikan proses pembelajaran. Dalam konteks
pendidikan saat ini, masih banyak sekolah, katakanlah yang
bersifat teacher-centered, dimana guru adalah satu-satunya
sumber belajar. Disinilah letak peran penting atau perlu adanya
disiplin ilmu teknologi pendidikan yang berperan dalam
mengidentifikasi, merancang, mengembangkan, memanfaatkan
6. 6
dan mengevaluasi sumber-sumber yang relevan dan tepat untuk
kondisi pembelajaran tertentu.
3) Perlu adanya suatu proses atau usaha khusus yang terarah dan
terencana untuk menggarap sumber-sumber tersebut agar dapat
terpenuhi hasrat belajar setiap orang dan organisasi. Artinya,
pemanfaatan berbagai sumber seperti dicontohkan di atas
memerlukan suatu pendekatan yang terencana, sistematis dan
sistemik. Oleh karenanya, harus dipelajari atau dikuasai
ilmunya. Teknologi pendidikan, memperdalam hal ini dan
mengembangkan berbagai bentuk penerapannya. Oleh karena
itu, pendekatan isomorfis, yaitu menggabungkan hal-hal yang
sesuai dari berbagai kajian bidang kedalam bentuk suatu
kebulatan tersendiri untuk memecahkan masalah belajar dengan
memanfaatkan berbagai sumber tersebut.
4) Perlu adanya keahlian dan pengelolaan atas kegiatan khusus
dalam mengembangkan dan memanfaatkan sumber untuk
belajar tersebu secara efektif efisien, dan selaras. Disinilah
perlunya dicetak tenaga-tenaga yang memiliki keahlian dalam
bidang desain, pengembangan, pengelolaan, pemanfaatan, dan
evaluasi baik proses maupun sumber belajar yang tepat dan
relevan untuk kondisi kebutuhan pembelajaran tertentu. Upaya
pemecahan masalah belajar tidak hanya terjadi dalam dunia
persekolahan saja, tapi terjadi dalam konteks masyarakat,
organisasi dan industri kerja (perusahaan).
b. Epistemology
Pendekatan yang digunakan dalam suatu ilmu itu bagaimana atau
bagaimana cara mengkajinya, mencakup :
1) Isomeristik merupakan penggabungan berbagai disiplin menjadi
kebulatan tersendiri
2) Sistematik, yang berurutan, terencana dan terarah
3) Sinergistik, mempunyai nilai tambah
4) Sistemik, yang menyeluruh / holistic
7. 7
5) Inovatif, adanya perubahan / pembaharuan
6) Integratif, terjalin dalam semua bidang
c. Aksiology
Menelaah tentang nilai guna baik secara umum maupun secara
khusus, baik secara kasat mata atau secara abstrak atau apa nilai /
manfaat pengkajian yang bisa diaplikasikan dalam beberapa hal,
antara lain :
1) Peningkatan mutu pendidikan (menarik, efektif, efisien, relevan)
2) Penyempurnaan system Pendidikan
3) Meluas dan meratanya kesempatan serta akses pendidikan
4) Penyesuaian dengan kondisi pembelajaran
5) Penyelarasan dengan perkembangan lingkungan
6) Peningkatan partisipasi masyarakat
Sedangkan M. Arif menyatakan bahwa Aksiologi (untuk apa) yaitu
merupakan asas dalam menggunakan pengetahuan yang telah
diperoleh dan disusun dalam tubuh pengetahuan tersebut. Landasan
pembenaran atau landasan aksiologis teknologi pendidikan perlu
dipikirkan dan dibahas terus menerus karena adanya kebutuhan riil
yang mendukung pertumbuhan dan perkembangannya.
Menurutnya, landasan aksiologis teknologi pendidikan saat ini
adalah :
1) Tekad mengadakan perluasan dan pemerataan kesempatan
belajar.
2) Keharusan meningkatkan mutu pendidikan berupa, antara lain:
Dalam hal ini Teknologi Pembelajaran secara aksiologis akan
menjadikan pendidikan menjadi:
Produktif
Ilmiah
Individual
Serentak / actual
Merata
Berdaya serap tinggi
8. 8
Teknologi pendidikan memberikan pendekatan yang sistematis
dan kritis tentang proses belajar mengajar. Teknologi pendidikan
memandangnya sebagai suatu masalah yang harus dihadapi secara
rasional dengan menerapkan metode pemecahan masalah.
Di samping itu perkembangan teknologi pendidikan didukung
oleh perkembangan yang pesat dalam media komunikasi seperti radio,
televisi, video, komputer, internet dan lain-lain yang dapat
dimanfaatkan bagi tujuan instruksional pendidikan. Dengan
mempelajari teknologi pendidikan, guru akan memilki pegangan yang
lebih mantap dan pedoman yang lebih dapat dipercaya untuk memberi
pengajaran yang efektif.
Sikap ilmiah terhadap proses belajar mengajar akan memberi
sikap yang lebih kritis terhadap cara mengajar dan mendorong untuk
mencari cara yang lebih menjamin keberhasilannya. Dengan
mendalami teknologi pendidikan, guru dapat meningkatkan profesinya
sebagai guru dan meningkatkan keguruan menjadi suatu profesi dalam
arti yang sebenarnya. Setelah mendalami diharapkan guru mampu
menerapkannya dalam pembelajaran karena memiliki nilai yang
sangat penting dalam upaya peningkatan mutu pendidikan.
2. Landasan psikologi teknologi pendidikan
Dalam pandangan modern, belajar adalah proses perubahan tingkah
laku berkat interaksi dengan lingkungan. Seseorang dianggap
melakukan kegiatan belajar setelah ia memperoleh hasil yakni
terjadinya perubahan tingkah laku misalnya dari tidak tahu menjadi
tahu. Pola tingkah laku tersebut meliputi aspek rohani dan jasmani.
Menyangkut perubahan yang bersifat pengetahuan, keterampilan dan
menyangkut sikap nilai.
Siswa yang belajar dipandang sebagai organisme yang hidup sebagai
satu keseluruhan yang bulat. Ia bersifat aktif dan senantiasa
9. 9
mengadakan interaksi dengan lingkungannya, memerima, menolak,
mencari sendiri dapat pula mengubah lingkungannya.
Pembelajaran pada hakekatnya mempersiapkan peserta didik untuk
dapat menampilkan tingkah laku hasil belajar dalam kondisi yang
nyata, atau untuk memecahkan masalah yang dihadapi dalam
kehidupannya. Untuk itu, pengembang program pembelajaran selalu
menggunakan teknik analisis kebutuhan belajar untuk memperoleh
informasi mengenai kemampuan yang diperlukan peserta didik.
Bahkan setelah peserta didik menyelesaikan kegiatan belajar selalu
dilakukan analisis umpan balik untuk melihat kesesuaian hasil belajar
dengan kebutuhan belajar.
3. Landasan sosiologis teknologi pendidikan
Peranan teknologi dalam belajar yang dirancang sebagai tujuan
pengajaran yang lebih efektif dan ekonomis merupakan peranan
komunikasi yang sangat penting sebab hakikat teknologi pengajaran
adalah upaya mempengaruhi siswa agar dapat mencapai tujuan
pendidikan. Oleh sebab itu landasan sosial teknologi pengajaran ada
pada komunikasi insani. Seorang ahli komunikasi dari Amerika
Wilbur schramm menjabarkan pengertian ilmu komunikasi itu
kedalam 3 kategori pokok dengan berbagai istilah yaitu :
a. Encoder yaitu komunikasi, guru mempunyai informasi tertentu dan
benar, kecepatan yang optimal dan sampai pada penerima
informasi yaitu para siswa. Signal yaitu pesan, berita pernyataan
yang ditujukan kepada dan diterima oleh seseorang atau kelompok
orang penerima pesan itu yang dilukiskan dalam bentuk gerak
tangan, mimic, wajah, gambaran, foto, grafik, peta, diagram dll.
b. Decodes yaitu komunikasi yang dalam konteks pendidikan adalah
siswa yang menerima pesan tertentu, mampu memahami isi pesan
yang diterimanya.
10. 10
4. Landasan religius teknologi pendidikan
Dalam proses pembelajarn yang mengacu pada landasan keagamaan,
seorang guru diharapkan bisa mengubah moral peserta didiknya, agar
dalam pembelajaran nantinya bisa berjalan sesuai yang diharapkan.
Maka disini seorang guru, ketika ada seorang peserta didiknya yang
tidak memahami apa yang disampaikan, guru dapat menggunakan
teknik atau cara pembelajaran lain dengan tanpa mempersulit caranya
tersebut agar pemahaman peserta didiknya tidak menyimpang, yang
nantinya dapat mempengaruhi moral peserta didiknya.
Selain itu, pesan yang disampaikan lewat interaksi antara guru dan
peserta didiknya harus bisa mengimbangi keadaan peserta didiknya,
sehingga bisa diterima materinya. Dengan kata lain guru harus bisa
mengajarkan materinya sesuai dengan ukuran akal peserta
11. 11
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari uraian yang tekah dijelaskan dapat diambil kesimpulan bahwa
pengertian teknologi pendidikan adalah menekankan fungsi utama
teknologi pendidikan yaitu meningkatkan efesiensi belajar. Teknologi
pendidikan telah nerkembang sebagai suatu disiplin keilmuan yang
berdidri sendiri. Perkembangan tersebut dilandasi oleh serangkaian kaidah
atau dasar yang dijadikan patokan pembenaran.
Secara umum teknologi pendidikan diartikan sebagai media yang lahir dari
revolusi teknologi komunikasi yang dapat digunakan untuk tujuan-tujuan
pengajaran disamping guru, buku, ide, peralatan dan organisasi yang dikaji
secara sistematis, logis dan ilmiah.
Landasan-landasan teknologi pendidikan ada empat macam yaitu landasan
filosofis, landasan psikologi, landasan sosiologi, landasan religius Peran
teknologi pendidikan sangat bermanfaat bagi manusia dalam pendidikan.
Dalam pendidikan akan melibatkan prosedur, ide, peralatan dan organisme
untuk menganalisis masalah pendidikan mencari problem solving,
melaksanakan evaluasi dan mengelola pemecahan masalah yang
menyangkut semua aspek pembelajaran dalam pendidikan.
B. Saran
Demikianlah makalah ini kami buat semoga bisa bermanfaat pada
umumnya dan bagi penulis pada khususnya, kami menyadari dalam
pembuatan makalah ini masih jauh dari kesempurnaan oleh karena itu
kami mengharapkan kritik dan saran yang konstruktif dari pembaca guna
pembuatan makalah kami selanjutnya.