1) Dokumen tersebut membahas tentang aksiologi sebagai ilmu tentang nilai, pengertian ilmu dan kebudayaan, serta perkembangan ilmu dan kebudayaan nasional.
2) Ilmu dijelaskan sebagai bagian dari pengetahuan yang memiliki ciri-ciri tertentu seperti berobjek, bermetode, dan bersistem, sedangkan kebudayaan adalah hasil cipta manusia yang bersumber dari akal, rasa, dan kehendak manusia.
3)
2. Apa Itu Aksiologis ????
Berasal dari bahasa Yunani
Axios : bernilai
Logos : Ilmu atau teori
Aksiologis adalah teori tantang nilai.
Nilai yang dimaksud adalah sesuatu yang dimiliki manusia
untuk melakukan berbagai pertimbangan tentang apa yang di
nilai.
Aksiologi : membicarakan untuk apa dan untuk siapa.
3. ILMU DAN KEBUDAYAAN
Apa ilmu itu??
Pengertian Ilmu Secara Etimologis
ilmu: science <-- scio, scire (Latin) = tahu
: ‘alima (Arab) = tahu
: ngelmu (Jawa)
Ilmu tidak sama dengan pengetahuan (knowledge)
Jadi : ilmu = bagian dari pengetahuan yang memiliki ciri-ciri tertentu.
a. berobjek
b. bermetode
c. bersistem
d. empiris-rasional
e. mengejar objektivitas dan intersubjektivitas
f. dapat diverifikasi atau difalsifikasi
4. HAKIKAT
ILMU
Ilmu Sebagai Suatu Cara Berpikir
Ilmu menghasilkan suatu kesimpulan pengetahuan yang berupa
pengetahuan yang dapat di andalkan. Sedangkan proses berfikir dengan
langkah-langkah tertentu disebut sebagai berpikir ilmiah.
Menurut Suriasumantri (2005:274) karakteristik ilmu yaitu:
Ilmu mempercayai rasio sebagai alat untuk mendapatkan pengetahuan
yang benar.
Ilmu memiliki jalan pikiran yang logis dan konsisten dengan pengetahuan
yang telah ada.
Memperoleh ilmu dilakukan pengujian secara empiris sebagai kriteria
kebenaran objektif.
Ilmu memiliki mekanisme yang terbuka terhadap koreksi.
1.
Maka manfaat nilai yang dapat ditarik dari karakteristik ilmu adalah
sifat rasional, logis, objektif dan terbuka.
5. 2. Ilmu Sebagai Asas Moral
Ilmu merupakan proses berpikir untuk mendapatkan
pengetahuan yang benar, atau secara sederhana.
Ilmu bertujuan untuk mendapatkan kebenaran.
Benar dalam arti jelas sesuai dengan karakteristik ilmu yaitu:
rasional, logis, objektif dan terbuka.
Dalam menetapakan suatu pernyataan benar atau tidak, suatu
kesimpulan dilihat dari argumentasi yang ada, bukan adanya
pengaruh yang berbentuk kekuasaan dari kelembagaan yang
mengeluarkan pernyataan itu.
6. Apa Kebudayaan itu?
Berasal dari bahasa Sanskerta yaitu buddhayah, yang merupakan
bentuk jamak dari buddhi (budi atau akal) diartikan sebagai halhal yang berkaitan dengan budi dan akal manusia.
Dalam bahasa Inggris, kebudayaan disebut culture, yang berasal
dari kata Latin Colere, yaitu mengolah atau mengerjakan.
Taylor dikutip Suriasumantri (2005:261) menyatakan kebudayaan
diartikan sebagai keseluruhan yang mencakup pengetahuan,
kepercayaan, seni, moral, hukum, adat serta kemampuan dan
kebiasaan lainnya yang diperoleh manusia sebagai anggota
masyarakat.
Kebudayaan adalah hasil cipta, karya dari manusia, yang
bersumber dari akal, rasa dan kehendak manusia
7. Kebudayaan dan Pendidikan
Menurut Aliport, Vermon, dan Lindzey nilai dasar dalam
kebudayaan yakni: nilai teori, ekonomi, estetika, sosial, politik,
dan agama.
Masalah yang dihadapi pendidikan adalah menetapkan nilai-nilai
budaya apa yang harus dikembangkan pada diri generasi muda
(anak kita).
Pendidikan sebagai usaha sadar dan sistematis dalam membantu
mengembangkan pikiran, kepribadian dan fisiknya (peserta
didik).
Nilai budaya harus dikembangkan sesuai dengan perkembangan
zaman dan kebutuhan.
Nilai budaya harus terintegrasi dalam setiap mata pelajaran.
8. Perkembangan Ilmu Dan Kebudayaan Nasional
Ilmu dan kebudayaan berada dalam posisi yang saling tergantung dan saling
mempengaruhi.
Ilmu merupakan bagian dari pengetahuan dan pengetahuan merupakan unsur dari
kebudayaan.
Kebudayaan merupakan seperangkat sistem nilai, tata hidup dan sarana bagi manusia
dalam kehidupannya.
Kebudayaan Nasional merupakan kebudayaan yang mencerminkan aspirasi dan citacita suatu bangsa yang diwujudkan dengan kehidupan bernegara.
Pengembangan kebudayaan nasional merupakan bagian dari kegiatan suatu bangsa.
Suriasumantri (2005:272) menyatakan pada satu pihak perkembangan ilmu dalam
suatu masyarakat tergantung dari kondisi kebudayaann.
Peranan ilmu dalam pengembangan kebudayaan, yaitu:
a. ilmu merupakan sumber nilai yang mendukung terselenggaranya perkembangan
kebudayaan nasional.
b. ilmu merupakan sumber nilai yang mengisi pembentukan watak suatu bangsa. Pada
kenyataannya kedua fungsi ini terpadu satu sama lain dan sukar dibedakan .
9. Berikut secara rinci Suriasumantri (2005:278—280) menjelaskan mengenai
nilai-nilai ilmiah pada pengembangan kebudayaan nasional yang didasarkan ke arah
peningkatan peranan keilmuan.
1) Nilai-nilai Ilmiah dan Pengembangan Kebudayaan Nasional
2) Peningkatan Peranan Keilmuan
Peranan dan kegiatan keilmuan mengandung beberapa pemikiran dibawah ini:
a) Ilmu merupakan bagian dari kebudayaan dan oleh sebab itu langkah-langkah ke
arah peningkatan peranan dan kegiatan keilmuan harus memperhatikan situasi
kebudayaan masyarakat kita.
b) Ilmu merupakan salah satu cara dalam menemukan kebenaran.
c) Asumsi dasar dari semua kegiatan dalam menemukan kebenaran adalah rasa percaya
terhadap metode yang dipergunakan dalam kegiatan tersebut.
d) Pendidikan keilmuan harus sekaligus dikaitkan dengan pendidikan moral. Makin
pandai seseorang dalam bidang keilmuan dianggap harus makin luhur landasan
moralnya.
e) Pengembangan bidang keilmuan harus disertai dengan pengembangan bidang
filsafat terutama yang menyangkut keilmuan.
f) Kegiatan ilmiah harus bersifat otonom yang terbebas dari kekangan struktur
kekuasaan.
10. Pola Kebudayaan
Pola kebudayaan dibedakan menjadi ilmu-ilmu sosial dan ilmu-ilmu
alam.
Ilmu alam mempelajari dunia fisik yang relative tetap dan mudah
dikontrol.
Ilmu sosial mempelajari tentang manusia sebagai objeknya.
Manusia mempunyai kemampuan untuk belajar yang
disebabkan oleh factor belajar, sehingga kebudayaan dapat terus
berkembang dalam arus dan kurun waktu, dan dari satu tempat
ke tempat lain.
Pola kebudayaan muncul berdasarkan sistem suatu masyarakat.
11. Ilmu hanya dapat maju apabila masyarakat berkembang dan
berperadaban.
Ibnu kaldun (1332-1406) dalam Muqaddimah