SlideShare une entreprise Scribd logo
1  sur  5
Télécharger pour lire hors ligne
Prospek dan Arah Pengembangan
 AGRIBISNIS TEBU




 Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian
 Departemen Pertanian
 2005
MENTERI PERTANIAN
                       REPUBLIK INDONESIA


                       SAMBUTAN
                   MENTERI PERTANIAN

      Atas perkenan dan ridho Allah subhanahuwataala, seri buku
tentang prospek dan arah kebijakan pengembangan komoditas
pertanian dapat diterbitkan. Buku-buku ini disusun sebagai tindak
lanjut dan merupakan bagian dari upaya mengisi “Revitalisasi
Pertanian, Perikanan, dan Kehutanan” (RPPK) yang telah dicanangkan
Presiden RI Bapak Dr. H. Susilo Bambang Yudhoyono pada tanggal
11 Juni 2005 di Bendungan Jatiluhur, Kabupaten Purwakarta, Propinsi
Jawa Barat.
      Keseluruhan buku yang disusun ada 21 buah, 17 diantaranya
menyajikan prospek dan arah pengembangan komoditas, dan empat
lainnya membahas mengenai bidang masalah yaitu tentang investasi,
lahan, pascapanen, dan mekanisasi pertanian. Sementara
17 komoditas yang disajikan meliputi: tanaman pangan (padi/beras,
jagung, kedelai); hortikultura (pisang, jeruk, bawang merah, anggrek);
tanaman perkebunan (kelapa sawit, karet, tebu/gula, kakao, tanaman
obat, kelapa, dan cengkeh); dan peternakan (unggas, kambing/
domba, dan sapi).
      Sesuai dengan rancangan dalam RPPK, pengembangan produk
pertanian dapat dikategorikan dan berfungsi dalam : (a) membangun
ketahanan pangan, yang terkait dengan aspek pasokan produk, aspek
pendapatan dan keterjangkauan, dan aspek kemandirian; (b) sumber
perolehan devisa, terutama terkait dengan keunggulan komparatif dan
keunggulan kompetitif di pasar internasional; (c) penciptaan lapangan
usaha dan pertumbuhan baru, terutama terkait dengan peluang
pengembangan kegiatan usaha baru dan pemanfaatan pasar
domestik; dan (d) pengembangan produk-produk baru, yang terkait
dengan berbagai isu global dan kecenderungan perkembangan masa
depan.
                                                                     i
Sebagai suatu arahan umum, kami harapkan seri buku tersebut                          KATA PENGANTAR
dapat memberikan informasi mengenai arah dan prospek
pengembangan agribisnis komoditas tersebut bagi instansi terkait
lingkup pemerintah pusat, instansi pemerintah propinsi dan                 Kabinet Indonesia Bersatu telah menetapkan program
kabupaten/kota, dan sektor swasta serta masyarakat agribisnis pada   pembangunan dengan menggunakan strategi tiga jalur (triple track
umumnya. Perlu kami ingatkan, buku ini adalah suatu dokumen yang     strategy) yang berazas pro-growth, pro-employment, dan pro-poor. Di
menyajikan informasi umum, sehingga dalam menelaahnya perlu          antara ketiga jalur tersebut, salah satunya adalah revitalisasi sektor
disertai dengan ketajaman analisis dan pendalaman lanjutan atas      pertanian dan pedesaan untuk berkontribusi pada pengentasan
aspek-aspek bisnis yang sifatnya dinamis.                            kemiskinan. Untuk mewujudkan revitalisasi pertanian tersebut,
                                                                     peningkatan investasi yang langsung ataupun tidak langsung berkaitan
     Semoga buku-buku tersebut bermanfaat bagi upaya kita
                                                                     dengan sektor pertanian merupakan suatu syarat keharusan.
mendorong peningkatan investasi pertanian, khususnya dalam
pengembangan agribisnis komoditas pertanian.                               Sejalan dengan upaya tersebut, buku yang berjudul Prospek
                                                                     dan Arah Pengembangan Agribisnis Tebu ini, dimaksudkan untuk
                                                                     menjadi salah satu kontribusi Badan Penelitian dan Pengembangan
                                                                     Pertanian dalam memacu investasi di sektor pertanian, khususnya
                                         Jakarta,   Juli 2005        pada bidang usaha berbasis tebu. Di samping menerangkan berbagai
                                          Menteri Pertanian,         aspek kondisi terkini, buku tersebut memberi ulasan tentang peluang
                                                                     investasi industri berbasis tebu, baik pada usaha hulu, hilir, produk
                                                                     samping, serta infrastruktur yang mendukung bisnis tersebut. Dalam
                                                                     membahas peluang investasi tersebut, diuraikan industri-industri yang
                                     Dr. Ir. Anton Apriyantono, MS   prospektif untuk dikembangkan, lokasi industri, serta perkiraan
                                                                     besarnya investasi yang dibutuhkan, baik oleh masyarakat maupun
                                                                     pemerintah.
                                                                           Kami berharap buku tersebut dapat menjadi sumber informasi,
                                                                     acuan, serta pemacu para investor untuk melakukan investasi pada
                                                                     industri yang berbasis tebu di Indonesia. Di samping itu, buku ini juga
                                                                     dapat menjadi masukan bagi pemerintah dalam merumuskan berbagai
                                                                     kebijakan guna memacu investasi pada usaha berbasis tebu.


                                                                                                                 Jakarta,   Juni 2005
                                                                                                           Kepala Badan Litbang Pertanian



                                                                                                              Dr. Ir. Achmad Suryana


ii                                                                                                                                        iii
TIM PENYUSUN                                                   RINGKASAN EKSEKUTIF

Penanggung Jawab    :   Dr. Ir. Achmad Suryana
                                                                           Gula merupakan salah satu komoditas strategis dalam
                        Kepala Badan Litbang Pertanian
                                                                    perekonomian Indonesia. Dengan luas areal sekitar 350 ribu ha pada
                                                                    periode 2000-2005, industri gula berbasis tebu merupakan salah satu
Ketua               :   Dr. Ir. Didiek Hadjar Goenadi, M.Sc., APU
                                                                    sumber pendapatan bagi sekitar 900 ribu petani dengan jumlah
                        Direktur Eksekutif LRPI
                                                                    tenaga kerja yang terlibat mencapai sekitar 1,3 juta orang. Gula juga
                                                                    merupakan salah satu kebutuhan pokok masyarakat dan sumber kalori
Anggota             :   Dr. Ir. Wayan Reda Susila, M.Sc., APU
                                                                    yang relatif murah. Karena merupakan kebutuhan pokok, maka
                        Ir. Nahdodin, MS.
                                                                    dinamika harga gula akan mempunyai pengaruh langsung terhadap
                        Dr. Ir. Husni Malian
                                                                    laju inflasi.
                                                                          Walaupun pada dua tahun terakhir, kinerja industri gula nasional
                                                                    menunjukkan peningkatan, pada dekade terakhir secara umum
                                                                    kinerjanya mengalami penurunan, baik dari sisi areal, produksi
                                                                    maupun tingkat efisiensi. Sejalan dengan revitalisasi sektor pertanian,
                                                                    industri gula nasional, atau industri gula berbasis tebu secara umum,
                                                                    harus melakukan revitalisasi. Untuk mewujudkan hal tersebut,
                                                                    peningkatan investasi merupakan suatu syarat keharusan.
Badan Litbang Pertanian
Jl. Ragunan No. 29 Pasarminggu                                            Investasi di industri gua berbasis tebu cukup prospektif. Dari sisi
Jakarta Selatan                                                     pasar, permintaan gula dari dalam negeri masih terbuka sekitar
Telp.         : (021) 7806202                                       1,4 juta ton per tahun. Pemerintah dengan berbagai kebijakan promotif
Faks.         : (021) 7800644                                       dan protektifnya telah menciptakan iklim investasi yang kondusif untuk
Em@il         : kabadan@litbang.deptan.go.id                        pengembangan industri gula berbasis tebu. Pasar internasional yang
                                                                    dalam tiga tahun terakhir mengalami defisit sebagai akibat tekanan
Lembaga Riset Perkebunan Indonesia                                  yang dihadapi oleh produsen utama gula dunia juga mengindikasikan
Jl. Salak No.1A, Bogor, 16151                                       investasi pada bidang ini cukup prospektif. Di gula, beberapa produk
Jawa Barat                                                          derivat tebu (PDT) seperti ethanol, ragi roti, inactive yeast, wafer pucuk
Telp.          : (0251) 333382                                      tebu, papan partikel, papan serat, pulp, kertas, Ca-sitrat dan listrik
Faks.          : (0251) 315985                                      mempunyai peluang pasar yang cukup terbuka, baik di pasar domestik
Em@il          : ipardboo@indo.net.id                               maupun internasional.
                                                                          Guna mewujudkan sasaran pembangunan industri gula berbasis
                                                                    tebu, maka diperlukan investasi baik pada usahatani, pabrik gula dan
                                                                    produk derivatnya, serta investasi pemerintah. Secara keseluruhan,
                                                                    total investasi yang dibutuhkan mencapai sekitar Rp 8,25 triliun.
                                                                    Berdasarkan jenis investasi, total investasi untuk usaha primer

iv                                                                                                                                          v
mencapai lebih dari       Rp 1 triliun. Investasi yang sangat besar                                          DAFTAR ISI
diperlukan di bidang usaha industri hilir yang mencapai sekitar
Rp 6.817 triliun. Investasi untuk infrastruktur diperkirakan mencapai
                                                                                                                                                      Halaman
sekitar Rp 408 miliar. Investasi tertinggi berpeluang dilakukan di
Propinsi Papua, Merauke dengan nilai investasi sekitar Rp. 3,437 triliun.   Sambutan Menteri Pertanian ...........................................              i
Di Jawa Timur, nilai investasi diperkirakan sekitar Rp 3 trliun.Di          Kata Pengantar ............................................................       iii
Lampung, Jawa Tengah, dan Jawa Barat, investasi yang dibutuhkan             Tim Penyusun ............................................................         iv
adalah antara Rp 0,4-0,7 triliun. Untuk mewujudkan hal tersebut,
dukungan kebijakan pemerintah yang diperlukan mencakup                      Ringkasan Eksekutif ......................................................         v
(i) Konsistensi kebijakan pemerintah; (ii) Penciptaan medan persaingan      Daftar Isi ...................................................................    vii
yang adil (level playing ground); (iii) Pemberian insentif untuk            I.       PENDAHULUAN ...................................................           1
pengembangan industri di luar jawa dan produk derivatif gula;
(iv) Dukungan pendanaan untuk rehabilitasi atau konsolidasi PG;             II.      KONDISI PERGULAAN SAAT INI..............................                  2
(iv) Dukungan untuk memudahkan privatisasi (spin off dan SBU).                       A. Usaha pertanian Primer ...................................             2
                                                                                     B.   Usaha Agribisnis Hulu .....................................          5
                                                                                     C. Usaha Agribisnis Hilir ......................................          7
                                                                                     D. Pasar dan Harga............................................           10
                                                                                     E.   Infrastruktur .................................................     12
                                                                                     F.   Kebijakan Harga, Perdagangan, dan Investasi .......                 12
                                                                            III.     PROSPEK, POTENSI DAN ARAH PENGEMBANGAN .......                           21
                                                                            IV.      TUJUAN DAN SASARAN ........................................              24
                                                                            V.       KEBIJAKAN, STRATEGI, DAN PROGRAM....................                     25
                                                                                     A. Strategi Dasar...............................................         25
                                                                                     B.   Program Utama .............................................         25
                                                                                     C. Program Pendukung .......................................             26
                                                                            VI.      KEBUTUHAN INVESTASI .......................................              27
                                                                            VII.     DUKUNGAN KEBIJAKAN .......................................               31
                                                                            LAMPIRAN        ...............................................................   33




vi                                                                                                                                                              vii

Contenu connexe

Similaire à Tebu

Bone Fish Burger
Bone Fish BurgerBone Fish Burger
Bone Fish Burger
Tri Cahyono
 
Sukma, peranan sektor pertanian
Sukma, peranan sektor pertanianSukma, peranan sektor pertanian
Sukma, peranan sektor pertanian
Sukma Wijaya
 
Analisis usaha industri emping melinjo
Analisis usaha industri emping melinjoAnalisis usaha industri emping melinjo
Analisis usaha industri emping melinjo
Titan Net
 
Pengembangan sektor pertanian dan industri
Pengembangan sektor pertanian dan industriPengembangan sektor pertanian dan industri
Pengembangan sektor pertanian dan industri
SyntyaJr
 
1.4. pedoman budidaya pel peng kws agri unggas lokal
1.4. pedoman budidaya pel peng kws agri unggas lokal1.4. pedoman budidaya pel peng kws agri unggas lokal
1.4. pedoman budidaya pel peng kws agri unggas lokal
Vonny Soru
 
Ringkasan perkuliahan semester 2 pengantar teknologi pertanian (bagian 13)
Ringkasan perkuliahan semester 2 pengantar teknologi pertanian (bagian 13)Ringkasan perkuliahan semester 2 pengantar teknologi pertanian (bagian 13)
Ringkasan perkuliahan semester 2 pengantar teknologi pertanian (bagian 13)
Bondan the Planter of Palm Oil
 
MAKALAH PENGANTAR BISNIS .pdf
MAKALAH PENGANTAR BISNIS .pdfMAKALAH PENGANTAR BISNIS .pdf
MAKALAH PENGANTAR BISNIS .pdf
Syahdikin20
 

Similaire à Tebu (20)

Pengembangan usaha agribisnis beras
Pengembangan usaha agribisnis beras Pengembangan usaha agribisnis beras
Pengembangan usaha agribisnis beras
 
Pengembangan usaha agribisnis beras Dian Dwi wijaksana
Pengembangan usaha agribisnis beras  Dian Dwi wijaksana Pengembangan usaha agribisnis beras  Dian Dwi wijaksana
Pengembangan usaha agribisnis beras Dian Dwi wijaksana
 
Charisma 11140935 peranan sektor pertanian
Charisma 11140935 peranan sektor pertanianCharisma 11140935 peranan sektor pertanian
Charisma 11140935 peranan sektor pertanian
 
Bone Fish Burger
Bone Fish BurgerBone Fish Burger
Bone Fish Burger
 
Sukma, peranan sektor pertanian
Sukma, peranan sektor pertanianSukma, peranan sektor pertanian
Sukma, peranan sektor pertanian
 
Rdhp pendampingan kwsn jagung 2018
Rdhp pendampingan kwsn jagung  2018Rdhp pendampingan kwsn jagung  2018
Rdhp pendampingan kwsn jagung 2018
 
Strategi kemandirian pangan indonesia
Strategi kemandirian pangan indonesiaStrategi kemandirian pangan indonesia
Strategi kemandirian pangan indonesia
 
Analisis usaha industri emping melinjo
Analisis usaha industri emping melinjoAnalisis usaha industri emping melinjo
Analisis usaha industri emping melinjo
 
Pengembangan sektor pertanian dan industri
Pengembangan sektor pertanian dan industriPengembangan sektor pertanian dan industri
Pengembangan sektor pertanian dan industri
 
1.4. pedoman budidaya pel peng kws agri unggas lokal
1.4. pedoman budidaya pel peng kws agri unggas lokal1.4. pedoman budidaya pel peng kws agri unggas lokal
1.4. pedoman budidaya pel peng kws agri unggas lokal
 
Manajemen Agro industri
Manajemen Agro industriManajemen Agro industri
Manajemen Agro industri
 
(8)peranan sektor pertanian
(8)peranan sektor pertanian(8)peranan sektor pertanian
(8)peranan sektor pertanian
 
Peran sektor pertanian
Peran sektor pertanianPeran sektor pertanian
Peran sektor pertanian
 
Ringkasan perkuliahan semester 2 pengantar teknologi pertanian (bagian 13)
Ringkasan perkuliahan semester 2 pengantar teknologi pertanian (bagian 13)Ringkasan perkuliahan semester 2 pengantar teknologi pertanian (bagian 13)
Ringkasan perkuliahan semester 2 pengantar teknologi pertanian (bagian 13)
 
Week 10 peranan sektor pertanian yusinadia sekar sari 11140023 5 vma
Week 10 peranan sektor pertanian yusinadia sekar sari 11140023 5 vmaWeek 10 peranan sektor pertanian yusinadia sekar sari 11140023 5 vma
Week 10 peranan sektor pertanian yusinadia sekar sari 11140023 5 vma
 
Pertanian bioindustri berbasis padi
Pertanian bioindustri berbasis padiPertanian bioindustri berbasis padi
Pertanian bioindustri berbasis padi
 
MAKALAH PENGANTAR BISNIS .pdf
MAKALAH PENGANTAR BISNIS .pdfMAKALAH PENGANTAR BISNIS .pdf
MAKALAH PENGANTAR BISNIS .pdf
 
Pembangunan Industri (Perekonomian Indonesia BAB 5)
Pembangunan Industri (Perekonomian Indonesia BAB 5)Pembangunan Industri (Perekonomian Indonesia BAB 5)
Pembangunan Industri (Perekonomian Indonesia BAB 5)
 
Tantangan dan arah pembangunan pertanian dalam era SDGs
Tantangan dan arah pembangunan pertanian dalam era SDGsTantangan dan arah pembangunan pertanian dalam era SDGs
Tantangan dan arah pembangunan pertanian dalam era SDGs
 
Subsidi Pertanian Terpadu
Subsidi Pertanian TerpaduSubsidi Pertanian Terpadu
Subsidi Pertanian Terpadu
 

Tebu

  • 1. Prospek dan Arah Pengembangan AGRIBISNIS TEBU Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian Departemen Pertanian 2005
  • 2. MENTERI PERTANIAN REPUBLIK INDONESIA SAMBUTAN MENTERI PERTANIAN Atas perkenan dan ridho Allah subhanahuwataala, seri buku tentang prospek dan arah kebijakan pengembangan komoditas pertanian dapat diterbitkan. Buku-buku ini disusun sebagai tindak lanjut dan merupakan bagian dari upaya mengisi “Revitalisasi Pertanian, Perikanan, dan Kehutanan” (RPPK) yang telah dicanangkan Presiden RI Bapak Dr. H. Susilo Bambang Yudhoyono pada tanggal 11 Juni 2005 di Bendungan Jatiluhur, Kabupaten Purwakarta, Propinsi Jawa Barat. Keseluruhan buku yang disusun ada 21 buah, 17 diantaranya menyajikan prospek dan arah pengembangan komoditas, dan empat lainnya membahas mengenai bidang masalah yaitu tentang investasi, lahan, pascapanen, dan mekanisasi pertanian. Sementara 17 komoditas yang disajikan meliputi: tanaman pangan (padi/beras, jagung, kedelai); hortikultura (pisang, jeruk, bawang merah, anggrek); tanaman perkebunan (kelapa sawit, karet, tebu/gula, kakao, tanaman obat, kelapa, dan cengkeh); dan peternakan (unggas, kambing/ domba, dan sapi). Sesuai dengan rancangan dalam RPPK, pengembangan produk pertanian dapat dikategorikan dan berfungsi dalam : (a) membangun ketahanan pangan, yang terkait dengan aspek pasokan produk, aspek pendapatan dan keterjangkauan, dan aspek kemandirian; (b) sumber perolehan devisa, terutama terkait dengan keunggulan komparatif dan keunggulan kompetitif di pasar internasional; (c) penciptaan lapangan usaha dan pertumbuhan baru, terutama terkait dengan peluang pengembangan kegiatan usaha baru dan pemanfaatan pasar domestik; dan (d) pengembangan produk-produk baru, yang terkait dengan berbagai isu global dan kecenderungan perkembangan masa depan. i
  • 3. Sebagai suatu arahan umum, kami harapkan seri buku tersebut KATA PENGANTAR dapat memberikan informasi mengenai arah dan prospek pengembangan agribisnis komoditas tersebut bagi instansi terkait lingkup pemerintah pusat, instansi pemerintah propinsi dan Kabinet Indonesia Bersatu telah menetapkan program kabupaten/kota, dan sektor swasta serta masyarakat agribisnis pada pembangunan dengan menggunakan strategi tiga jalur (triple track umumnya. Perlu kami ingatkan, buku ini adalah suatu dokumen yang strategy) yang berazas pro-growth, pro-employment, dan pro-poor. Di menyajikan informasi umum, sehingga dalam menelaahnya perlu antara ketiga jalur tersebut, salah satunya adalah revitalisasi sektor disertai dengan ketajaman analisis dan pendalaman lanjutan atas pertanian dan pedesaan untuk berkontribusi pada pengentasan aspek-aspek bisnis yang sifatnya dinamis. kemiskinan. Untuk mewujudkan revitalisasi pertanian tersebut, peningkatan investasi yang langsung ataupun tidak langsung berkaitan Semoga buku-buku tersebut bermanfaat bagi upaya kita dengan sektor pertanian merupakan suatu syarat keharusan. mendorong peningkatan investasi pertanian, khususnya dalam pengembangan agribisnis komoditas pertanian. Sejalan dengan upaya tersebut, buku yang berjudul Prospek dan Arah Pengembangan Agribisnis Tebu ini, dimaksudkan untuk menjadi salah satu kontribusi Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian dalam memacu investasi di sektor pertanian, khususnya Jakarta, Juli 2005 pada bidang usaha berbasis tebu. Di samping menerangkan berbagai Menteri Pertanian, aspek kondisi terkini, buku tersebut memberi ulasan tentang peluang investasi industri berbasis tebu, baik pada usaha hulu, hilir, produk samping, serta infrastruktur yang mendukung bisnis tersebut. Dalam membahas peluang investasi tersebut, diuraikan industri-industri yang Dr. Ir. Anton Apriyantono, MS prospektif untuk dikembangkan, lokasi industri, serta perkiraan besarnya investasi yang dibutuhkan, baik oleh masyarakat maupun pemerintah. Kami berharap buku tersebut dapat menjadi sumber informasi, acuan, serta pemacu para investor untuk melakukan investasi pada industri yang berbasis tebu di Indonesia. Di samping itu, buku ini juga dapat menjadi masukan bagi pemerintah dalam merumuskan berbagai kebijakan guna memacu investasi pada usaha berbasis tebu. Jakarta, Juni 2005 Kepala Badan Litbang Pertanian Dr. Ir. Achmad Suryana ii iii
  • 4. TIM PENYUSUN RINGKASAN EKSEKUTIF Penanggung Jawab : Dr. Ir. Achmad Suryana Gula merupakan salah satu komoditas strategis dalam Kepala Badan Litbang Pertanian perekonomian Indonesia. Dengan luas areal sekitar 350 ribu ha pada periode 2000-2005, industri gula berbasis tebu merupakan salah satu Ketua : Dr. Ir. Didiek Hadjar Goenadi, M.Sc., APU sumber pendapatan bagi sekitar 900 ribu petani dengan jumlah Direktur Eksekutif LRPI tenaga kerja yang terlibat mencapai sekitar 1,3 juta orang. Gula juga merupakan salah satu kebutuhan pokok masyarakat dan sumber kalori Anggota : Dr. Ir. Wayan Reda Susila, M.Sc., APU yang relatif murah. Karena merupakan kebutuhan pokok, maka Ir. Nahdodin, MS. dinamika harga gula akan mempunyai pengaruh langsung terhadap Dr. Ir. Husni Malian laju inflasi. Walaupun pada dua tahun terakhir, kinerja industri gula nasional menunjukkan peningkatan, pada dekade terakhir secara umum kinerjanya mengalami penurunan, baik dari sisi areal, produksi maupun tingkat efisiensi. Sejalan dengan revitalisasi sektor pertanian, industri gula nasional, atau industri gula berbasis tebu secara umum, harus melakukan revitalisasi. Untuk mewujudkan hal tersebut, peningkatan investasi merupakan suatu syarat keharusan. Badan Litbang Pertanian Jl. Ragunan No. 29 Pasarminggu Investasi di industri gua berbasis tebu cukup prospektif. Dari sisi Jakarta Selatan pasar, permintaan gula dari dalam negeri masih terbuka sekitar Telp. : (021) 7806202 1,4 juta ton per tahun. Pemerintah dengan berbagai kebijakan promotif Faks. : (021) 7800644 dan protektifnya telah menciptakan iklim investasi yang kondusif untuk Em@il : kabadan@litbang.deptan.go.id pengembangan industri gula berbasis tebu. Pasar internasional yang dalam tiga tahun terakhir mengalami defisit sebagai akibat tekanan Lembaga Riset Perkebunan Indonesia yang dihadapi oleh produsen utama gula dunia juga mengindikasikan Jl. Salak No.1A, Bogor, 16151 investasi pada bidang ini cukup prospektif. Di gula, beberapa produk Jawa Barat derivat tebu (PDT) seperti ethanol, ragi roti, inactive yeast, wafer pucuk Telp. : (0251) 333382 tebu, papan partikel, papan serat, pulp, kertas, Ca-sitrat dan listrik Faks. : (0251) 315985 mempunyai peluang pasar yang cukup terbuka, baik di pasar domestik Em@il : ipardboo@indo.net.id maupun internasional. Guna mewujudkan sasaran pembangunan industri gula berbasis tebu, maka diperlukan investasi baik pada usahatani, pabrik gula dan produk derivatnya, serta investasi pemerintah. Secara keseluruhan, total investasi yang dibutuhkan mencapai sekitar Rp 8,25 triliun. Berdasarkan jenis investasi, total investasi untuk usaha primer iv v
  • 5. mencapai lebih dari Rp 1 triliun. Investasi yang sangat besar DAFTAR ISI diperlukan di bidang usaha industri hilir yang mencapai sekitar Rp 6.817 triliun. Investasi untuk infrastruktur diperkirakan mencapai Halaman sekitar Rp 408 miliar. Investasi tertinggi berpeluang dilakukan di Propinsi Papua, Merauke dengan nilai investasi sekitar Rp. 3,437 triliun. Sambutan Menteri Pertanian ........................................... i Di Jawa Timur, nilai investasi diperkirakan sekitar Rp 3 trliun.Di Kata Pengantar ............................................................ iii Lampung, Jawa Tengah, dan Jawa Barat, investasi yang dibutuhkan Tim Penyusun ............................................................ iv adalah antara Rp 0,4-0,7 triliun. Untuk mewujudkan hal tersebut, dukungan kebijakan pemerintah yang diperlukan mencakup Ringkasan Eksekutif ...................................................... v (i) Konsistensi kebijakan pemerintah; (ii) Penciptaan medan persaingan Daftar Isi ................................................................... vii yang adil (level playing ground); (iii) Pemberian insentif untuk I. PENDAHULUAN ................................................... 1 pengembangan industri di luar jawa dan produk derivatif gula; (iv) Dukungan pendanaan untuk rehabilitasi atau konsolidasi PG; II. KONDISI PERGULAAN SAAT INI.............................. 2 (iv) Dukungan untuk memudahkan privatisasi (spin off dan SBU). A. Usaha pertanian Primer ................................... 2 B. Usaha Agribisnis Hulu ..................................... 5 C. Usaha Agribisnis Hilir ...................................... 7 D. Pasar dan Harga............................................ 10 E. Infrastruktur ................................................. 12 F. Kebijakan Harga, Perdagangan, dan Investasi ....... 12 III. PROSPEK, POTENSI DAN ARAH PENGEMBANGAN ....... 21 IV. TUJUAN DAN SASARAN ........................................ 24 V. KEBIJAKAN, STRATEGI, DAN PROGRAM.................... 25 A. Strategi Dasar............................................... 25 B. Program Utama ............................................. 25 C. Program Pendukung ....................................... 26 VI. KEBUTUHAN INVESTASI ....................................... 27 VII. DUKUNGAN KEBIJAKAN ....................................... 31 LAMPIRAN ............................................................... 33 vi vii