1. Kuliah 2 – ETIKA PROFESI
ETIKA PROFESI
SARJANA/AHLI TEKNIK
2. Kuliah 2 – ETIKA PROFESI
PRESENTASI HASIL LATIHAN :
Dampak positif dan negatif perkembangan Karya
sarjana teknik dibidang teknologi
diberbagai bidang.
1.
2.
3.
4.
5.
Bidang Informasi dan komunikasi oleh kelompok A.
Bidang ekonomi dan industri oleh kelompok B.
Bidang sosial dan budaya oleh kelompok C.
Bidang Pendidikan oleh kelompok D.
Bidang Politik oleh Kelompok E.
3. Kuliah 2 – ETIKA PROFESI
Dampak positif dan negatif perkembangan Karya
sarjana teknik dibidang teknologi
diberbagai bidang.
KELOMPOK
BIDANG
DAMPAK POSITIF
DAMPAK NEGATIF
A
INFORMASI DAN
KOMUNIKASI
1.
2.
3.
1.
2.
3.
B
EKONOMI DAN
INDUSTRI
1.
2.
3.
1.
2.
3.
C
SOSIAL DAN
BUDAYA
1.
2.
3.
1.
2.
3.
D
PENDIDIKAN
1.
2.
3.
1.
2.
3.
E
POLITIK
1.
2.
3.
1.
2.
3.
4. Kuliah 2 – ETIKA PROFESI
DASAR DASAR DAN PENGERTIAN
ETIKA PROFESI
5. Kuliah 2 – ETIKA PROFESI
Pendahuluan.
Dalam pergaulan hidup bermasyarakat, bernegara maupun
tingkat internasional perlu ada sistem yang mengatur
bagaimana seharusnya manusia bergaul.
Sistem yang mengatur pergaulan menjadi saling
menghormati adalah sopan santun, tata krama, protokoler
dan lain-lain.
Pedoman pergaulan dimaksudkan untuk menjaga
kepentingan masing-masing yang terlibat agar mereka
senang, tenang, tentram, terlindung tanpa merugikan dan
dirugikan kepentingannya serta terjamin agar perbuatannya
sesuai dengan adat kebiasaan yang berlaku dan tidak
bertentangan dengan hak-hak asasi umumnya.
Hal-hal diatas mendasari tumbuh kembangnya etika di
masyarakat.
6. Kuliah 2 – ETIKA PROFESI
Etika berasal dari kata ethos (bahasa
Yunani) yang berarti karakter, watak
kesusilaan atau adat.
Etika berkaitan dengan konsep yang
dimiliki oleh individu ataupun kelompok
untuk menilai apakah tindakan-tindakan
yang telah dikerjakannya itu salah atau
benar, buruk atau baik.
7. Kuliah 2 – ETIKA PROFESI
Definisi Etika : “the discipline which can act as the
performance index or reference for our control
system” (Martin 1993).
Etika : batasan atau standar yang mengatur
pergaulan manusia di dalam kelompok sosialnya.
Etika sebagai seni pergaulan manusia, diwujudkan
dalam bentuk aturan (kode etik) tertulis sistematik
berdasarkan prinsip moral yang berlaku di
masyarakat dan berfungsi sebagai alat untuk
menghakimi segala macam tindakan yang secara
logika-rasional umum (common sense) dinilai
menyimpang dari kode etik.
Etika merupakan “self control”
yang dibuat dan diterapkan
dari dan untuk kepentingan
kelompok profesi itu sendiri.
8. Kuliah 2 – ETIKA PROFESI
PENGERTIAN ETIKA
Ilmu yang membahas perbuatan baik dan
perbuatan buruk manusia sejauh yang dapat
dipahami oleh pikiran manusia
TUJUAN MEMPELAJARI ETIKA
Untuk mendapatkan konsep yang sama
mengenai penilaian baik dan buruk bagi semua
manusia dalam ruang dan waktu tertentu
9. Kuliah 2 – ETIKA PROFESI
PENGERTIAN BAIK
Sesuatu hal dikatakan baik bila ia mendatangkan
rahmat, dan memberikan perasaan senang, atau
bahagia (Sesuatu dikatakan baik bila ia dihargai
secara positif)
PENGERTIAN BURUK
Segala yang tercela. Perbuatan buruk berarti
perbuatan
yang
bertentangan
dengan
norma‐norma masyarakat yang berlaku.
10. Kuliah 2 – ETIKA PROFESI
Pengertian Baik dan Buruk
Dari segi bahasa baik adalah terjemahan dari kata khayr (dalam bahasa
Arab) yang artinya “ yang baik”.
Good; best (dalam bahasa Inggris), good = that which is morally right or
acceptable.
Sedangkan kebalikan kata baik adalah buruk, kata buruk sepadan
dengan kata syarra, kobikh dalam bahasa Arab dan evil ; bad dalam
bahasa Inggris .
Dikatakan bahwa yang disebut baik adalah sesuatu yang menimbulkan
rasa keharuan dan kepuasan, kesenangan, persesuaian, dan seterusnya.
Perilaku yang baik adalah perilaku yang memiliki tujuan baik dan selaras
dengan alam manusia
11. Kuliah 2 – ETIKA PROFESI
MENILAI BAIK DAN BURUK
Penilaian baik dan buruk, dipengaruhi oleh berbagai hal
yaitu : menurut Ajaran Agama, Adat Kebiasaan, Bisikan Hati
(Intuisi),Rasio,
pandangan individu, paham berbagai
kelompok aliran seperti : faham kebahagiaan, Utilitarisme,
Paham Eudaemonisme, Aliran Pragmatisme, Aliran
Positivisme, Aliran Naturalisme, Aliran Vitalisme, Aliran
Idealisme, Aliran Eksistensialisme, Aliran Marxisme, Aliran
Komunisme, dsbnya.
Kriteria perbuatan baik atau buruk menurut agama, adat
kebiasaan dan kebudayaan , serta berbagai aliran atau
faham yang pernah dan terus berkembang sampai saat ini,
sebagai berikut :
12. Kuliah 2 – ETIKA PROFESI
1. Bisikan Hati (Nurani)
Jiwa manusia memiliki kekuatan yang mampu membedakan
mana yang baik dan mana yang buruk. Kekuatan tersebut dapat
mendorongnya berbuat baik dan mencegahnya berbuat buruk.
Jiwanya akan merasa bahagia jika telah berbuat baik dan merasa
tersiksa jika telah berbuat buruk. Kekuatan ini disebut nurani.
Masing – masing individu memiliki kekuatan yang berbeda satu
sama lain. Perbedaan kekuatan ini dapat menyebabkan
perbedaan persepsi tentang sesuatu yang dianggap baik dan
yang dianggap buruk.
Bisikan hati adalah “kekuatan batin yang dapat mengidentifikasi
apakah sesuatu perbuatan itu baik atau buruk tanpa terlebih
dahulu melihat akibat yang ditimbulkan perbuatan itu”.
Tujuan utama dari aliran ini adalah keutamaan, keunggulan,
keistimewaan yang dapat juga diartikan sebagai “kebaikan budi
pekerti”
13. Kuliah 2 – ETIKA PROFESI
2. Rasio.
Rasio merupakan anugerah Tuhan yang diberikan kepada manusia, yang
membedakannya dengan makhluk lain. Dengan rasio yang dimiliki,manusia
dapat menimbang mana perkara yang baik dan yang buruk. Dengan akalnya
manusia dapat menilai bahwa perbuatan yang berakibat baik layak disebut
baik dan dilestarikan, dan begitu sebaliknya. Penilaian rasio manusia akan
terus berkembang dan mengalami perubahan sesuai dengan pengalaman –
pengalaman yang mereka miliki.
3. Pandangan Individu.
Kelompok atau masyarakat tertentu memiliki anggota kelompok atau
masyarakat yang secara individual memiliki pandangan atau pemikiran yang
berbeda dengan kebanyakan orang di kelompoknya. Masing–masing individu
memiliki kemerdekaan untuk memiliki pandangan dan pemikiran tersendiri
meski harus berbeda dengan kelompok atau masyarakatnya. Masing–masing
individu memiliki hak untuk menentukan mana yang dianggapnya baik untuk
dilakukan dan mana yang dianggapnya buruk. Tidak mustahil apa yang
semula dianggap buruk oleh masyarakat, akhirnya dianggap baik, karena
terdapat seseorang yang berhasil meyakinkan kelompoknya bahwa apa yang
dianggapnya buruk adalah baik.
14. Kuliah 2 – ETIKA PROFESI
4. Adat Istiadat.
Adat istiadat yang berlaku dalam kelompok ataupun masyarakat tertentu menjadi salah
satu ukuran baik dan buruk anggotanya dalam berperilaku.
Melakukan sesuatu yang tidak menjadi kebiasaan masyarakat sekitarnya ataupun
kelompoknya akan menjadi masalah dalam berinteraksi.
Masing – masing kelompok atau masyarakat tertentu memiliki batasan – batasan
tersendiri tentang hal – hal yang harus diikuti dan yang harus dihindari.
Sesuatu yang dianggap baik oleh masyarakat satu belum tentu demikian menurut
masyarakat yang lain. Mereka akan mendidik dan mengajarkan anak-anak mereka
untuk melakukan kebiasaan–kebiasaan yang mereka anggap baik dan melarang
melakukan sesuatu yang tidak menjadi kebiasaan mereka.
Tiap umat manusia mempunyai adat / tradisi dan peraturan tertentu yang dianggap
baik untuk dilaksanakan. Dengan demikian, maka terjadilah bermacam-macam
perbedaan adat / kebiasaan diantara bangsa-bangsa, bahkan perbedaan antar suku.
Adapun sumber daripada adat kebiasaan antara lain :
1.
Perbuatan-perbuatan yang dilakukan oleh nenek moyangnya yang dianggap
baik, yang kemudian diwariskan turun temurun.
2.
Perbuatan / peristiwa secara kebetulan, meskipun tidak berdasarkan kepada
akal.
3.
Perbuatan orang-orang terdahulu.
15. Kuliah 2 – ETIKA PROFESI
5. Norma Agama.
Seluruh agama di dunia ini mengajarkan kebaikan.
Ukuran baik dan buruk menurut norma agama lebih bersifat tetap, bila
dibandingkan dengan ukuran baik dan buruk dimata nurani, rasio,
pandangan individu dan adat istiadat.
Keempat ukuran tersebut bersifat relatif dan dapat berubah sesuai
dengan ruang dan waktu.
Ukuran baik dan buruk yang berlandaskan norma agama kebenarannya
lebih dapat dipercaya dan dapat dipertanggungjawabkan, karena
norma agama merupakan ajaran Tuhan Yang Maha Suci dimana
perbuatan itu diperintahkan/dilarang oleh-Nya.
Disamping itu, ajaran Tuhan lebih bersifat universal, lebih terhindar
dari subyektifitas individu maupun kelompok.
16. Kuliah 2 – ETIKA PROFESI
Aliran – aliran tentang Baik dan Buruk
Penentuan dan karakternya baik dan buruk perbuatan manusia dapat diukur
melalui fitrah manusia.
Perkembangan pemikiran manusia dengan pandangan filsafat tentang
manusia, maka aliran-aliran filsafat yang mempengaruhi dalam penentuan
baik dan buruk diantaranya adalah :
Faham Kebahagiaan (Hedonisme)
“Tingkah laku atau perbuatan yang melahirkan kebahagiaan dan
kenikmatan/kelezatan”.
Ada tiga sudut pandang dari faham ini yaitu:
(1) hedonisme individualistik/egostikhedonism yang menilai bahwa jika
suatu keputusan baik bagi pribadinya maka disebut baik, sedangkan
jika keputusan tersebut tidak baik maka itulah yang buruk;
(2) hedonismerasional/rationalistic hedonism yang berpendapat bahwa
kebahagiaan atau kenikmatan individu haruslah berdasarkan
pertimbangan akal sehat; dan
(3) universalistic hedonism yang menyatakan bahwa yang menjadi tolok ukur
apakah suatu perbuatan itu baik atau buruk adalah mengacu kepada akibat
perbuatan itu melahirkan kesenangan atau kebahagiaan kepada seluruh
makhluk.
17. Kuliah 2 – ETIKA PROFESI
Paham Eudaemonisme
Prinsip pokok faham ini adalah kebahagiaan bagi diri sendiri
dan kebahagiaan bagi orang lain.
Menurut Aristoteles, untuk mencapai eudaemonia ini diperlukan
4 hal yaitu (1) kesehatan, kebebasan, kemerdekaan, kekayaan
dan kekuasaan, (2) kemauan, (3) perbuatan baik, dan (4)
pengetahuan batiniah.
Aliran Pragmatisme
Aliran ini menitikberatkan pada hal‐hal yang berguna dari
diri sendiri baik yang bersifat moral maupun material. Yang
menjadi titik beratnya adalah pengalaman, oleh karena itu
penganut faham ini tidak mengenal istilah kebenaran sebab
kebenaran bersifat abstrak dan tidak akan diperoleh dalam
dunia empiris.
18. Kuliah 2 – ETIKA PROFESI
Aliran Naturalisme
Yang menjadi ukuran baik atau buruk adalah :”apakah sesuai dengan
keadaan alam”, apabila alami maka itu dikatakan baik, sedangkan
apabila tidak alami dipandang buruk. Jean Jack Rousseau
mengemukakan bahwa kemajuan, pengetahuan dan kebudayaan adalah
menjadi perusak alam semesta.
Aliran Vitalisme
Aliran ini merupakan bantahan terhadap aliran naturalisme sebab
menurut faham vitalisme yang menjadi ukuran baik dan buruk itu bukan
alam tetapi “vitae” atau hidup (yang sangat diperlukan untuk hidup).
Aliran ini terdiri dari dua kelompok yaitu:
(1) vitalisme pessimistis (negative vitalistis) dan
(2) vitalisme optimistis.
Kelompok pertama terkenal dengan ungkapan “homo homini lupus”
artinya “manusia adalah serigala bagi manusia yang lain”.
Sedangkan menurut aliran kedua “perang adalah halal”, sebab orang
yang berperang itulah (yang menang) yang akan memegang kekuasaan.
Tokoh terkenal aliran vitalisme adalah F. Niettsche yang banyak
memberikan pengaruh terhadap Adolf Hitler.
19. Kuliah 2 – ETIKA PROFESI
Aliran Gessingnungsethik
Diprakarsai oleh Albert Schweitzer, seorang ahli Teolog,Musik,
Medik, Filsuf, dan Etika. Yang terpenting menurut aliran ini
adalah “penghormatan akan kehidupan”, yaitu sedapat
mungkin setiap makhluk harus saling menolong dan berlaku
baik. Ukuran kebaikannya adalah “pemelihataan akan
kehidupan”, dan yang buruk adalah setiap usaha yang
berakibat kebinasaan dan menghalangi‐halangi hidup.
Aliran Idealisme
Sangat mementingkan eksistensi akal pikiran manusia sebab
pikiran manusialah yang menjadi sumber ide.
Ungkapan terkenal dari aliran ini adalah “segala yang ada
hanyalah yang tiada” sebab yang ada itu hanyalah
gambaran/perwujudan dari alam pikiran (bersifat tiruan).
Sebaik apapun tiruan tidak akan seindah aslinya (yaitu ide).
Jadi yang baik itu hanya apa yang ada di dalam ide itu sendiri.
20. Kuliah 2 – ETIKA PROFESI
Aliran Eksistensialisme
Etika Eksistensialisme berpandangan bahwa eksistensi di atas dunia
selalu terkait pada keputusan‐keputusan individu, Artinya, andaikan
individu tidak mengambil suatu keputusan maka pastilah tidak ada yang
terjadi. Individu sangat menentukan terhadao sesuatu yang baik,
terutama sekali bagi kepentingan dirinya. Ungkapan dari aliran ini adalah
“Truth is subjectivity” atau kebenaran terletak pada pribadinya maka
disebutlah baik, dan sebaliknya apabila keputusan itu tidak baik bagi
pribadinya maka itulah yang buruk.
Aliran Marxisme
Berdasarkan “Dialectical Materialsme” yaitu segala sesuatu yang ada
dikuasai oleh keadaan material dan keadaan material pun juga harus
mengikuti jalan dialektikal itu. Aliran ini memegang motto “segala
sesuatu jalan dapatlah dibenarkan asalkan saja jalan dapat ditempuh
untuk mencapai sesuatu tujuan”. Jadi apapun dapat dipandang baik
asalkan dapat menyampaikan/menghantar kepada tujuan.
21. Kuliah 2 – ETIKA PROFESI
Evolusi
Paham ini berpendapat bahwa segala sesuatu yang ada di alam ini
selalu (secara berangsur‐angsur) mengalami perubahan yaitu
berkembang menuju kearah kesempurnaan (mengadopsi teori
Darwin yaitu konsep selection of nature, struggle for life, dan survival
for the fittest). Paham ini meyakini bahwa nilai moral harus selalu
berkompetisi dengan nilai yang lainnya, bahkan dengan segala yang
ada di alam ini, dan nilai moral yang bertahanlah (tetap) yang
dikatakan dengan baik, dan nilai‐nilai yang tidak bertahan (kalah
dengan perjuangan antar nilai) dipandang sebagai buruk.
22. Kuliah 2 – ETIKA PROFESI
MORAL
Kata Moral berasal dari kata latin “mos” yang berarti kebiasaan.
Moralitas adalah istilah manusia menyebut ke manusia atau orang
lainnya dalam tindakan yang mempunyai nilai positif. Manusia yang
tidak memiliki moral disebut amoral artinya dia tidak bermoral dan tidak
memiliki nilai positif di mata manusia lainnya.
Moral adalah hal mutlak yang harus dimiliki oleh manusia.
Moral adalah perbuatan/tingkah laku/ucapan seseorang dalam
berinteraksi dengan manusia. apabila yang dilakukan seseorang itu
sesuai dengan nilai rasa yang berlaku di masyarakat tersebut dan dapat
diterima serta menyenangkan lingkungan masyarakatnya, maka orang
itu dinilai mempunyai moral yang baik, begitu juga sebaliknya.
Moral adalah produk dari budaya dan Agama.
Menurut Immanuel Kant, moralitas adalah hal kenyakinan dan sikap
batin dan bukan hal sekedar penyesuaian dengan aturan dari luar, entah
itu aturan hukum negara, agama atau adat-istiadat. Dikatakannya
bahwa, kriteria mutu moral seseorang adalah hal kesetiaannya pada
hatinya sendiri.
23. Kuliah 2 – ETIKA PROFESI
Pluralisme moral
1. Pandangan moral yang berbeda-beda karena adanya
perbedaan suku, daerah, budaya dan agama yang hidup
berdampingan;
2. Modernisasi membawa perubahan besar dalam struktur
dan nilai kebutuhan masyarakat yang akibatnya
menantang pandangan moral tradisional;
3. Berbagai ideologi menawarkan diri sebagai penuntun
kehidupan, masing-masing dengan ajarannya sendiri
tentang bagaimana manusia harus hidup.
24. Kuliah 2 – ETIKA PROFESI
Ajaran Moral dan Etika.
Ajaran moral perlu dibedakan dengan Etika.
Ajaran moral memuat pandangan tentang nilai dan norma
moral yang terdapat pada sekelompok manusia.
Ajaran moral mengajarkan bagaimana orang harus hidup.
Ajaran moral merupakan rumusan sistematik terhadap
anggapan tentang apa yang bernilai serta kewajiban
manusia.
Etika merupakan ilmu tentang norma, nilai dan ajaran
moral. Etika merupakan filsafat yang merefleksikan ajaran
moral.
Pemikiran filsafat mempunyai 5 ciri yaitu bersifat rasional,
kritis, mendasar, sistematik dan normatif .
25. KONSEP TEKNOLOGI
Etika
ETIKA UMUM
ETIKA KHUSUS
Mengenai prinsip dan
moral dasar
Etika terapan yang
berlaku khusus
Moral adalah ajaran baik buruk yang diterima umum
mengenai perbuatan, sikap, kewajiban dsb.
Etika selalu dikaitkan dengan moral.
26. Kuliah 2 – ETIKA PROFESI
ETIKA UMUM.
Adalah kondisi-kondisi dasar bagaimana manusia bertindak
secara etis, bagaimana manusia mengambil keputusan etis.
Prinsip-prinsip moral dasar dan teori-teori etika menjadi
pegangan bagi manusia dalam bertindak serta tolok ukur
dalam menilai baik atau buruknya suatu tindakan.
Etika umum dapat dianalogkan dengan ilmu pengetahuan,
yang membahas mengenai pengertian umum dan teoriteori.
27. Kuliah 2 – ETIKA PROFESI
ETIKA KHUSUS.
Adalah penerapan prinsip-prinsip moral dasar dalam bidang kehidupan
yang khusus.
Penerapan ini dapat berwujud :
1. Bagaimana kita mengambil keputusan dan bertindak dalam
kehidupan dan kegiatan khusus yang kita lakukan, yang didasari oleh
teori dan prinsip-prinsip moral dasar.
2. Bagaimana kita menilai perilaku kita sendiri dan orang lain dalam
kehidupan dan kegiatan khusus , dengan dasar bertindak etis
Dengan kata lain, cara bagaimana manusia mengambil suatu keputusan
atau tindakan, dengan berlatar belakang prinsip moral dasar.
28. KONSEP TEKNOLOGI
ETIKA KHUSUS :
Etika individual
Etika sosial
yaitu menyangkut kewajiban
dan sikap manusia terhadap
dirinya sendiri.
yaitu terkait dengan kewajiban,
sikap dan pola perilaku manusia
sebagai anggota umat manusia
Etika individual dan etika sosial tidak dapat dipisahkan, karena
kewajiban manusia terhadap diri sendiri dan sebagai bagian umat
manusia saling berkaitan.
Etika sosial menyangkut :
a. hubungan manusia dengan manusia baik secara langsung maupun
secara kelembagaan (keluarga, masyarakat, negara), dan
b. sikap kritis terhadap pandangan-pandangan dunia dan idiologi-idiologi
maupun tanggung jawab umat manusia terhadap lingkungan hidup.
29. Kuliah 2 – ETIKA PROFESI
Etika sosial terbagi dalam banyak bidang :
1. Sikap terhadap sesama
2. Etika keluarga
3. Etika profesi
4. Etika politik
5. Etika lingkungan
6. Etika idiolog.
30. Kuliah 2 – ETIKA PROFESI
Etika berkaitan dengan konsep yang di miliki
oleh individu ataupun kelompok untuk
menilai apakah tindakan yang telah di
kerjakan itu salah atau benar, buruk atau
baik.
Etika tidak mempersoalkan keadaan
manusia, melainkan mempersoalkan
bagaimana manusia harus bertindak.
31. Kuliah 2 – ETIKA PROFESI
Tindakan manusia ini ditentukan oleh bermacam-macam norma.
Norma meliputi : norma hukum, norma moral, norma agama dan
norma sopan santun.
1.
2.
3.
4.
Norma hukum berasal dari hukum dan perundang- undangan,
Norma agama berasal dari agama,
Norma moral berasal dari suara batin.
Norma sopan santun berasal dari kehidupan sehari-hari.
32. Kuliah 2 – ETIKA PROFESI
FUNGSI ETIKA
1.
2.
3.
Sarana untuk memperoleh orientasi kritis
berhadapan dengan pelbagai moralitas yang
membingungkan.
Etika ingin menampilkan ketrampilan intelektual
yaitu ketrampilan untuk berargumentasi secara
rasional dan kritis.
Orientasi etis ini diperlukan dalam mengambil
sikap yang wajar dalam suasana pluralisme.
33. Kuliah 2 – ETIKA PROFESI
PERAN ETIKA
Diperlukan dalam :
1. Kegiatan analisis fungsi, sebagai dasar dalam menganalisa
apakah langkah-langkah yang telah diterapkan sesuai dengan
aturan yang terdapat dalam hukum.
2. Kegiatan proses pembangkitan ide, sebagai dasar dalam
konsep pengembangan. Konsep pengembangan harus murni
dari konsep pribadi, bukan plagiat.
3. Kegiatan menetapkan alternatif, sebagai dasar pertimbangan
dalam memilih alternatif (misal produk telah sesuai dengan
normal moral dan asusila yang berlaku). Menentukan berbagai
alternatif, sangat dibutuhkan, dimana alternatif produk yang
dipilih telah memenuhi persyaratan, seperti sesuai kebutuhan
dan tidak merugikan konsumen, harga terjangkau, biaya
investasi mesin rendah, serta meningkatkan keuntungan, dll.
4. Proses membuat prototype , sebagai dasar pemikiran dalam
pembuatan produk yang aman bagi konsumen. Misalnya
menghindari bahan baku tidak aman (dari melamin, timbal
karena berbahaya bagi konsumen).
34. Kuliah 2 – ETIKA PROFESI
TEORI-TEORI ETIKA
A. Utilitarianisme
Utilitarianisme menyatakan bahwa suatu tindakan dianggap baik bila
tindakan ini meningkatkan derajat manusia.
B. Etika Kewajiban dan Etika Hak
Etika kewajiban (duty ethics) menyatakan bahwa ada tugas-tugas yang
harus dilakukan tanpa mempedulikan apakah tindakan itu adalah
tindakan terbaik.
Sedangkan” etika hak (right-ethics) “ menekankan bahwa kita semua
mempunyai hak moral, dan semua tindakan yang melanggar hak ini
tidak dapat diterima secara etika.
C. Etika Moralitas
Etika moralitas berwacana untuk menentukan kita sebaiknya menjadi
orang seperti apa.
Dalam etika moralitas, suatu tindakan dianggap tidak benar jika
tindakan itu mendukung perilaku karakter yang buruk (tidak bermoral).
Etika moral lebih bersifat pribadi, namun moral pribadi akan berkaitan
erat dengan moral bisnis. Jika perilaku seseorang dalam kehidupan
pribadinya bermoral, maka perilakunya dalam kehidupan bisnis juga
akan bermoral.
35. Kuliah 2 – ETIKA PROFESI
ISTILAH TERKAIT
Kata etika sering dirancukan dengan istilah etiket, etis, ethos, itikad dan kode etik atau
kode etika.
Etika adalah ilmu yang mempelajari apa yang baik dan buruk.
Etiket adalah ajaran sopan santun yang berlaku bila manusia bergaul atau berkelompok
dengan manusia lain. Etiket tidak berlaku bila seorang manusia hidup sendiri misalnya
hidup di sebuah pulau terpencil atau di tengah hutan.
Etis artinya sesuai dengan ajaran moral, misalnya tidak etis menanyakan usia pada
seorang wanita.
Ethos artinya sikap dasar seseorang dalam bidang tertentu. Maka ada ungkapan ethos
kerja artinya sikap dasar seseorang dalam pekerjaannya, misalnya ethos kerja yang
tinggi artinya dia menaruh sikap dasar yang tinggi terhadap pekerjaannya.
Itikad artinya niat atau keinginan yang timbul dalam hati manusia.
Kode Etika atau kode etik artinya daftar kewajiban dalam menjalankan tugas sebuah
profesi yang disusun oleh anggota profesi dan mengikat anggota dalam menjalankan
tugasnya
36. Kuliah 2 – ETIKA PROFESI
Referensi:
1. Sukrisno Agoes, I Cenik ArdaNA, Etika Bisnis dan Profesi, Salemba Empat, 2011
2. Etika Profesi, R.Rizal Isnanto, ST, MM, MT, Univ. Diponegoro, 2009
3. Etika & Profesi Teknik Informatika oleh Dr. Budi Hermana.
4. Nurdiansyah. 2012. Etika profesi. Pdf. Jakarta
5. Drs. O.P. SIMORANGKIR, etika atau etik sebagai pandangan manusia
dalam berprilaku menurut ukuran dan nilai yang baik.
37. Kuliah 2 – ETIKA PROFESI
SELAMAT BELAJAR DENGAN TEKUN
TERIMA KASIH